78
PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR MALONDIALDEHIDA SERUM Laporan Penelitian Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran Oleh Annisa Nadia Utami NIM : 11141030000049 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

  • Upload
    docong

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR

MALONDIALDEHIDA SERUM

Laporan Penelitian

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Kedokteran

Oleh

Annisa Nadia Utami

NIM : 11141030000049

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

ii

Page 3: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

iii

Page 4: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

iv

Page 5: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT atas berkah dan rahmat-

Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan laporan penelitian ini. Peneliti

menyadari tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka penelitian ini

tidak akan terselesaikan. Oleh karena itu, ucapan terima kasih peneliti hanturkan

kepada :

1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, S.KM, M.Kes selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Nouval Shahab, SpU, PhD, FICS, FACS selaku ketua Program Studi

Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. dr. Risahmawati, PhD selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberikan

masukan dan nasihat, serta meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam

melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini.

4. dr. Muniroh, SpPK selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan

masukan dan nasihat, serta meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam

melakukan penelitian dan menyusun laporan penelitian ini.

5. Pak Chris Adhiyanto, M.Biomed, PhD selaku penanggung jawab modul

riset yang selalu mengarahkan dan mengingatkan peneliti untuk segera

menyelesaikan penelitian.

6. dr. Erike Anggraini S, M.Pd, SpMK dan Pak Chris Adiyanto, M.Biomed,

PhD selaku penguji 1 dan penguji 2 yang telah bersedia untuk menguji dan

memberi saran dalam penulisan laporan hasil penelitian ini.

7. Kedua orang tua peneliti, Ibunda Nelawati dan Ayahanda Abandi yang

senantiasa mendoakan, memberikan dukungan, kasih sayang, dan motivasi

sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian dengan lancar.

8. Adik peneliti, Naufal yang telah memberikan doa dan dukungan untuk

peneliti dalam menyelesaikan penelitian.

9. Ibu Ayi selaku laboran di Laboratorium Biokimia FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah membantu peneliti selama melakukan

penelitian dan pengambilan data.

Page 6: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

vi

10. Ibu Rani dan Ibu Sur, selaku laboran di Laboratorium PNA dan

Laboratorium Biologi yang telah membantu peneliti selama melakukan

penelitian dan pengambilan data.

11. Aufa dan Reza selaku teman satu kelompok penelitian yang telah

bekerjasama dan saling mendoakan sehingga penelitian ini dapat berjalan

dengan baik.

12. Farrah, Neti, Yufi, Widya, Carin, Pandu, Hafiez yang telah memberikan

dukungan, bantuan, dan motivasi pada peneliti agar dapat menyelesaikan

penelitian tepat waktu.

13. Bangi, Dewi, Diana, Ulay, dan Enjang, selaku sahabat yang selalu ada

dalam susah maupun senang, mengingatkan dalam kebaikan, dan selalu

memberikan dukungan dari jauh sehingga peneliti tetap bersemangat

dalam menyelesaikan penelitian .

14. Keluarga SCOPE dan official CIMSA UIN periode 2016-2017 yang telah

memberikan doa dan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini.

15. Dila, Ayun, Angel, Fauziah, Arief, Ardhy, Rian, Galih, selaku teman yang

memberikan doa dan dukungan kepada peneliti dalam menyelesaikan

penelitian ini.

16. Teman-teman PSKPD angkatan 2014 yang telah meberikan bantuan dan

semangat kepada penelti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian

tepat waktu.

Peneliti menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari kata

sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat peneliti

harapkan. Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

sumbangsih bagi kemajuan ilmu pengetahuan

Ciputat, 25 Oktober 2017

Peneliti

Page 7: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

vii

ABSTRAK

Annisa Nadia Utami, Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter. Pengaruh

Puasa Ramadan terhadap Kadar Malondialdehida Serum.

Latar Belakang/Tujuan: Puasa ramadan merupakan salah satu kewajiban umat

Islam yang dilakukan selama satu bulan. Selama berpuasa seseorang tidak makan,

minum, maupun merokok kurang lebih selama 14 jam. Perubahan yang terjadi

pada saat puasa membuat peneliti ingin mengetahui mengenai pengaruh puasa

terhadap kadar MDA serum. MDA merupakan produk peroksidasi

polyunsaturated fatty acid (PUFA) yang digunakan sebagai biomarker stres

oksidatif pada sel dan jaringan. Peningkatan kadar MDA menandakan adanya

peningkatan proses peroksidasi lemak yang berpotensi menyebabkan komplikasi

mikro maupaun makrovaskular. Metode: Enam belas subyek yang memenuhi

kriteria diambil sampel darah sebelum dan setelah puasa ramadan pada hari ke-17.

Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan uji asam tiobarbiturat (TBA) yang

diukur secara spektrofotometri. Hasil: Terdapat penurunan kadar MDA serum

setelah puasa ramadan pada hari ke-17, namun tidak cukup signifikan (p value

>0,05). Kesimpulan: Puasa ramadan tidak menyebabkan perubahan yang

signifikan pada biomarker stres oksidatif.

Kata Kunci : Puasa ramadan, stres oksidatif, MDA serum

ABSTRACT

Annisa Nadia Utami. Medical Studies and Medical Education Program. Effect of

Ramadan Fasting to Malondialdehyde Serum level.

Background/Aims: Ramadan fasting is one of the obligations of Muslims

conducted within a month. During fasting a person is not allowed to eat, drink,

and smoke about 14 hours. The alteration occured during fasting made

researcher want to discover about the effect of ramadan fasing to MDA serum

level. MDA is PUFA peroxidation product as oxidative stress biomarker in cells

and tissues. Increasing of MDA defined as increasing of lipid peroxidation which

is potential to become micro and macrovascular complications. Methods: Sixteen

subject cordant to criteria were taken their blood samples before and after

ramadan fasting on 17th day. Measurement of MDA is using TBA test which is

measured by spectrophotometry. Result: There are lower MDA serum level after

ramadan fasting on 17th day, but not significantly showed (p value>0,05).

Conclusion: Ramadan fasting didn’t alter biomarker of oxidative stress

significantly.

Key words: Ramadan fasting, oxidative stress, MDA serum.

Page 8: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .................................................................................................. i

LEMBAR PERSYARATAN KEASLIAN KARYA .............................................. ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii

DAFTAR BAGAN............................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ....................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 2

1.3 Hipotesis ................................................................................................. 2

1.4 Tujuan .................................................................................................... 2

1.5 Manfaat Penelitian ................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ....................................................................................... 4

2.1.1 Metabolisme ........................................................................................ 4

2.1.2 Bahan Bakar Metabolisme .................................................................. 4

2.1.2.1 Karbohidrat .......................................................................... 5

2.1.2.2 Lipid ..................................................................................... 7

2.1.2.3 Protein .................................................................................. 9

2.1.3 Proses Metabolisme ......................................................................... 10

2.1.3.1 Metabolisme Karbohidrat................................................... 11

2.1.3.2 Metabolisme Protein .......................................................... 17

2.1.3.3 Metabolisme Lemak ........................................................... 20

Page 9: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

ix

2.1.3.4 Jalur Metabolisme Bersama ............................................... 23

2.1.4 Stres Oksidatif .................................................................................. 28

2.1.5 Malondiladehida ............................................................................... 29

2.1.5.1 Pengukuran Kadar MDA.................................................... 30

2.1.6 Puasa ................................................................................................. 32

2.1.6.1 Definisi Puasa..................................................................... 32

2.1.6.3 Puasa Ramadan .................................................................. 32

2.1.6.4 Perubahan Metabolisme Puasa ........................................... 33

2.2 Kerangka Teori..................................................................................... 35

2.3 Kerangka Konsep ................................................................................. 36

2.4 Definisi Operasional............................................................................. 37

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 38

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .............................................................. 38

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................... 38

3.3.1 Populasi ................................................................................. 38

3.3.2 Populasi Terjangkau .............................................................. 38

3.3.3 Sampel ................................................................................... 38

3.4 Kriteria Penelitian ................................................................................ 39

3.4.1 Kriteria Inklusi ...................................................................... 39

3.4.2 Kriteria Eksklusi.................................................................... 39

3.5 Jumlah Sampel Penelitian .................................................................... 39

3.6 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian............................................... 40

3.7 Alat dan Bahan ..................................................................................... 41

3.8 Alur Kerja Penelitian............................................................................ 42

3.9 Cara Kerja Penelitian ........................................................................... 42

3.10 Identifikasi Variabel ........................................................................... 44

3.10.1 Variabel Terikat (dependen) ............................................... 44

3.10.2 Variabel Bebas (independen) .............................................. 44

3.11 Pengolahan dan Analisis Data ........................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Sampel ............................................................................ 45

Page 10: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

x

4.1.1 Usia ....................................................................................... 45

4.1.2 Jenis Kelamin ........................................................................ 46

4.2 Pengukuran Laboratorium Kadar MDA Serum .................................. 45

4.2.1 Kadar MDA Serum sebelum Puasa....................................... 47

4.2.2 Kadar MDA Serum setelah Puasa ......................................... 47

4.3 Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 51

5.2 Saran ..................................................................................................... 51

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 52

LAMPIRAN ........................................................................................................... 56

Page 11: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

xi

DAFTAR SINGKATAN

MDA : Malondialdehida

ROS : Reactive Oxygen Species

PUFA : Polyunsaturated Fatty Acid

FOS : Frukto-oligosakarida

GOS : Galakto-oligosakarida

MOS : Mannan-oligosakarida

NADH : Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen

ATP : Adenosine Thiophospat

AMP : Adenosine Monophospat

ADP : Adenosine Diphospat

cAMP : Cyclic Adenosine Monophospat

GLUT : Glucose Transporter

ACTH : Adeno-corticotropin Hormone

FFA : Free Fatty Acid

FADH2 : Flavin Adenina Dinukleotida Hidrogen

RNA : Ribonucleic Acid

DNA : Deoxyribonucleic Acid

TBA : Thiobarbituric Acid

TBARS : Thiobarbituric Acid-Reactives Substances

NMPI : N-methyl-2-phenylindole

ELISA : Enzymelinked Immunoassay

TCA : Thiochloroacetic Acid

HLPC : High-Perfomance Liquid Chromatography

TEP : Tetraetoksipropan

SPSS : Statistical Package for Social Science

Page 12: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Asam amino-ʟ-α pada manusia ............................................................... 9

Tabel 2.2 Zat-zat antara amfibolik ......................................................................... 18

Tabel 4.1 Distribusi sampel berdasarkan usia ........................................................ 45

Tabel 4.2 Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin ......................................... 46

Tabel 4.3 Gambaran hasil pengukuran kadar MDA serum sebelum puasa ........... 47

Tabel 4.4 Kadar MDA serum setelah puasa........................................................... 48

Tabel 4.5 Hasil uji Wilcoxon kadar MDA serum sebelum dan setelah puasa. ..... 48

Page 13: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jalur glikolisis .................................................................................... 12

Gambar 2.2 Alur glikogenesis dan glikogenolisis ................................................. 13

Gambar 2.3 Jalur utama pengaturan glikolisis dan glukoneogenesis .................... 16

Gambar 2.4 Pengaturan hormonal pada kadar glukosa darah ................................ 17

Gambar 2.5 Zat-zat antara amfibolik yang dibentuk dari katabolisme asam-asam

amino umum ...................................................................................... 19

Gambar 2.6 Reaksi pengaktifan asam lemak dan peram asilkarnitin .................. ..21

Gambar 2.7 Alur reaksi peroksidasi lipid .............................................................. 23

Gambar 2.8 Jalur untuk katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak .................. 24

Gambar 2.9 Jalur katabolisme karbohidrat ........................................................... 25

Gambar 2.10 Jalur katabolisme lemak ................................................................... 26

Gambar 2.11 Jalur katabolisme portein ................................................................. 27

Gambar 2.12 Pembentukan MDA dari asam arakidonat ....................................... 29

Gambar 2.13 Reaksi MDA terhadap DNA ............................................................ 30

Gambar 2.14 Reaksi MDA terhadap TBA ............................................................. 31

Page 14: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

xiv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka teori ....................................................................................... 35

Bagan 2.2 Kerangka konsep ................................................................................... 36

Bagan 3.1 Alur penelitian ...................................................................................... 42

Page 15: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Informed Consent ............................................................................................... 56

2. Lembar Persetujuan Etik .................................................................................... 59

3. Dokumentasi Penelitian ..................................................................................... 60

4. Grafik Standar TEP ............................................................................................ 61

5. Riwayat Hidup ................................................................................................... 63

Page 16: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Puasa ramadan merupakan salah satu kewajiban umat Islam yang dilakukan

selama satu bulan penuh di setiap tahun Hijriah. Puasa ramadan dilaksanakan dari

awal hingga akhir bulan Ramadan. Perintah dan ketentuan berpuasa pada bulan

Ramadan terdapat pada Quran Surat Al-Baqarah ayat 183-184.

Puasa merupakan ibadah yang dilakukan untuk Allah yang memiliki banyak

hikmah. Hikmah berpuasa diantaranya ialah menjadikan seorang hamba lebih dekat

dengan Tuhannya dengan meninggalkan hal-hal yang dicintai dan diinginkannya,

seperti makan, minum, dan merokok. Hal ini dilakukan dalam rangka meraih rida

dan taufik Allah untuk meraih ketakwaan. Selain itu, telah dilakukan beberapa

penelitian mengenai efek metabolik puasa menyatakan berbagai manfaat baik

puasa untuk kesehatan. 1

Salah satu penelitian penting mengenai manfaat puasa ramadan yaitu

terhadap parameter stres oksidatif dan parameter kerusakan selular pada objek yang

sehat. Stres oksidatif merupakan salah satu komponen kerusakan jaringan pada

manusia yang merefleksikan ketidakseimbangan antara produksi reactive oxygen

species (ROS) dengan pertahanan antioksidan.3, 4 Stres oksidatif memiliki peran

dalam berbagai penyakit manusia, termasuk kanker, kardiovaskular, paru, saraf,

ginjal, dan penyakit hati, bahkan proses penuaan fisiologis.4

Salah satu parameter yang dapat menunjukkan tingkat stres oksidatif tubuh

yaitu MDA. MDA merupakan produk radikal bebas (radikal hidrosil) dengan poly

unsaturated fatty acid (PUFA) yang dihasilkan dari peroksidasi lipid membran sel

dan dapat juga dihasilkan selama sintesis prostaglandin di sel. Peningkatan MDA

dapat menandakan adanya peningkatan proses peroksidasi lemak yang berpotensi

besar pada komplikasi mikro maupun makrovaskular. 3, 17

Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim, dkk mengenai efek dari puasa

ramadan terhadap parameter stres oksidatif dan parameter kerusakan selular pada

objek yang sehat mendapatkan hasil terdapat penurunan yang signifikan pada

Page 17: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

2

malondialdehidaa (MDA) eritrosit, glukosa serum, trigliserid, dan karotenoid

plasma total pada hari ke-28 Ramadan dibandingkan dengan sebelum Ramadan.

Akan tetapi, puasa ramadan tidak memengaruhi kadar MDA serum dan protein-

bound carbonyls plasma secara signifikan.2 Penelitian yang telah dilakukan oleh

Fifin Afriyanti pada tahun 2013 mengenai pengaruh puasa ayyaumul bidh terhadap

kadar MDA mendapatkan penuruan kadar MDA plasma yang signifikan.5 Oleh

karena terdapat perbadaan hasil mengenai pengaruh puasa terhadap kadar MDA,

peneliti tertarik untuk melakukan eksperimen mengenai pengaruh puasa ramadan

terhadap proses peroksidasi lipid yang diukur melalui perubahan kadar MDA

serum.

1.2. Rumusan Masalah

Apakah pengaruh puasa ramadan terhadap kadar malondialdehida serum?

1.3. Hipotesis

Puasa ramadan menyebabkan penurunan kadar malondialdehida serum.

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh puasa ramadan terhadap kadar MDA serum.

1.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Bagi Institusi

Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya terkait pengaruh

puasa ramadan terhadap tingkat stres oksidatif khususnya kadar

MDA serum.

1.5.2. Bagi Masyarakat

a. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat terkait manfaat puasa

ramadan.

b. Memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya tentang

pengaruh puasa ramadan terhadap tingkat stres oksidatif khususnya

kadar MDA serum yang memiliki peran dalam berbagai penyakit.

Page 18: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

3

1.5.3. Bagi Peneliti

a. Memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian

eksperimental kuasi.

b. Meningkatkan keilmuan peneliti mengenai pengaruh puasa ramadan

terhadap tingkat stres oksidatif khususnya kadar MDA serum.

c. Meningkatkan keimanan dan pengetahuan peneliti mengenai

manfaat puasa ramadan.

d. Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana

Kedokteran.

Page 19: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Metabolisme

Metabolisme adalah pertukaran zat pada organisme yang meliputi proses

fisika dan kimia, pembentukan (anabolisme) dan penguraian (katabolisme) zat di

dalam badan yang memungkinkan berlangsungnya hidup.6

Istilah metabolisme

menjelaskan interkonversi senyawa kimia, jalur yang dilalui tiap molekul,

hubungan antar molekul, dan mekanisme yang mengatur aliran metabolit melalui

jalur-jalur metabolisme di tubuh. Jalur metabolik digolongkan menjadi tiga

kategori, yaitu jalur anabolik, jalur katabolik, dan jalur amfibolik. Jalur anabolik

merupakan jalur yang bersifat endotermik yang berperan dalam sintesis senyawa

yang lebih besar dan kompleks dari prekusor yang lebih kecil. Jalur katabolik

adalah jalur yang berperan dalam penguraian molekul besar yang bersifat

eksotermik dan sering melibatkan reaksi oksidatif. Sedangkan, jalur penghubung

antara jalur anabolik dan katabolik disebut jalur amfibolik.10

Berbagai faktor berperan dalam pengaturan metabolisme tubuh

untuk

dapat bertahan hidup. Perubahan kadar hormon, konsentrasi bahan bakar, dan

kebutuhan energi merupakan faktor yang memengaruhi aktivitas enzim kunci

dalam jalur utama metabolisme. Jalur metabolisme memiliki banyak titik kontrol

dan banyak pengatur di setiap titik kontrolnya. Mekanisme kompleks ini berfungsi

untuk menghasilkan respons bertahap terhadap stimulus dan menimbulkan

sensitivitas terhadap aneka ragam stimuli sehingga tercipta keseimbangan antara

kebutuhan dan pemakaian produk metabolisme.7

2.1.2 Bahan Bakar Metabolisme

Bahan bakar metabolisme terdiri dari karbohidrat, lemak, dan protein.

Masing-masing bahan ini diperlukan untuk mencapai keseimbangan metabolisme

tubuh. Kebutuhan akan bahan bakar metabolik relatif konstan sepanjang hari,

karena aktivitas fisik rerata meningkatkan laju metabolik hanya sekitar 40-50%.

Kebutuhan ini terpenuhi dari 40-60% karbohidrat, 30-40% lipid (terutama

Page 20: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

5

triasilgliserol), dan protein sebanyak 10-15% dari total kebutuhan bahan bakar

metabolik.7

2.1.2.1 Karbohidrat

Bahan pertama yang dibutuhkan sebagai bahan bakar metabolisme adalah

karbohidrat. Karbohidrat merupakan senyawa yang terdiri dari karbon, hidrogen,

dan oksigen dengan rumus empiris umum Cn(H2O)n, tetapi tidak semua struktur

karbohidrat memiliki kesesuaian dengan rumus ini. Karbohidrat dibentuk dari

sekumpulan sakarida membentuk polimer melalui reaksi pelepasan molekul air.

Berbagai jenis rangkaian sakarida yang membentuk karbohidrat yakni

monosakarida, disakarida, oligosakarida, dan polisakarida.8, 9

Monosakarida merupaakan sakarida tunggal yang dapat memiliki tiga

hingga enam atom karbon penyusun. Satu-satunya sakarida yang memiliki tiga

atom karbon yaitu gliseraldehid yang memiliki dua gugus fungsi alkohol dan satu

gugus fungsi aldehid. Selanjutnya, sakarida dengan empat atom karbon yakni

eritrosa dan treosa. Eritrosa dan treosa masing-masing memiliki tiga gugus fungsi

alkohol dan dan satu gugus aldehid dengan perbedaan pada letak gugus OH.

Letak gugus OH pada eritrosa terletak sejajar, sedangkan pada treosa terletak

berseberangan.9

Monosakarida yang memiliki lima atom karbon yaitu ribosa, arabinosa,

xilosa, dan liksosa masing-masing memiliki empat gugus OH dan satu gugus

aldehid. Perbedaan antara ribosa dan arabinosa terletak pada gugus OH yaitu,

salah satu gugus OH pada arabinosa terletak berseberangan, sedangkan pada

ribosa semua gugus OH terletak sejajar. Sedangkan,perbedaan antara xilosa dan

liksosa adalah posisi gugus OH yang berseberangan dengan gugus OH lainnya.9

Monosakarida dengan enam atom karbon yakni allosa, altrosa, glukosa,

mannosa, gulosa, idosa, galaktosa, dan talosa yang masing-masing memiliki lima

gugus OH dan satu gugus aldehid. Gula yang memiliki lima atau enam karbon

biasanya membentuk rangkaian rantai tertutup (siklis) yang terjadi akibatb

interaksi antar gugus fungsi yang terletak pada atom karbon nomor 1 dan 5 atau

pada atom karbon nomor 2 dan 6.9

Page 21: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

6

Dua molekul monosakarida dapat membentuk satu molekul disakarida

melalui ikatan glikosidik. Ikatan ini terjadi melalui sintesis dehidrasi dengan

melepaskan satu atom hidrogen dari salah satu monomer sakarida dan satu gugus

hidroksil (OH) dari monomer sakarida lain yang akan menghasilkan air. Ikatan ini

dapat diuraikan melalui reaksi hidrolisis, yaitu reaksi dengan penambahan

molekul air. Sukrosa, laktosa dan maltosa merupakan contoh yang umum dari

disakarida.9

Sukrosa adalah disakarida yang paling mudah dikenali, yakni pada gula

tebu dan hanya diperoleh dari tanaman. Sukrosa terdiri dari satu molekul glukosa

dan satu molekul fruktosa dengan rumus umum C12H22O11 dan massa molekul

relatif 342,30 g/mol. Disakarida yang terbentuk dari satu molekul glukosa dan

satu molekul galaktosa dengan rumus kimia sama dengan sukrosa adalah laktosa.

Massa molekul relatif dari laktosa pun sama dengan sukrosa, namun laktosa

ditemukan pada susu. Selanjutnya, terdapat disakarida yang terdiri dari dua unit

glukosa yang terbentuk dari reaksi kondensasi yaitu maltosa. Maltosa berbentuk

bubuk atau kristal putih dengan rumus kimia dan massa molekul relatif yang

sama dengan sukrosa dan laktosa. Maltosa dihasilkan dari pemecahan pati oleh

enzim amilase.8,9

Polimer karbohidrat yang terdiri dari tiga sampai sepuluh monosakarida

yang kebanyakan dihubungkan oleh ikatan O-glikosidik melalui reaksi kondensasi

disebut oligosakarida. Oligosakarida juga dapat membentuk ikatan N-glikosidik

pada suasana tertentu. Oligosakarida adalah salah satu komponen serat yang

dapat berbentuk rantai lurus maupun bercabang. Senyawa ini sering ditemukan

sebagai komponen glikoprotein dan glikolipid. Beberapa contoh oligosakarida

yakni, frukto-oligosakarida (FOS), galakto-oligosakarida (GOS), Mannan-

oligosakarida (MOS). 9

Polimer karbohidrat yang terdiri dari banyak monosakarida selanjutnya

adalah polisakarida. Polisakarida yang terbentuk dari sejenis monosakarida

disebut homopolisakarida, sedangkan polisakarida yang terbentuk dari berbagai

monosakarida yang tidak sejenis disebut heteropolisakarida. Pati, glikogen,

agarosa, pektin, amilopektin dan selulosa merupakan contoh-contoh senyawa

homopolisakarida tanpa tambahan nitrogen. Polisakarida dengan tambahan atom

Page 22: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

7

nitrogen, misalnya kitin, lignin, heparin, asam hialuronat, dan asam kondroitin

sulfat. Semua senyawa polisakarida dengan tambahan atom nitrogen tersebut

merupakan senyawa heteropolisakarida, kecuali kitin. Polisakarida berperan

sebagai bahan makanan pembentuk energi bagi organisme. Amilum dan glikogen

merupakan contoh polisakarida yang berfungsi sebagai bahan makanan. 8,9

Pati merupakan polimer dari α-D-glukosa yang berbagai jenisnya

dibedakan berdasarkan rantai percabangannya. Pati atau amilum merupakan suatu

glukosan cadangan persediaan makanan bagi tumbuhan. Contoh senyawa yang

merupakan pati adalah amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polimer

glukosa linear yang larut air, sedangkan amilopektin merupakan rantai polimer

bercabang yang tidak larut air. Polisakarida ini merupakan sumber kalori yang

sangat penting bagi tubuh dan terdapat antara lain pada ubi, kentang, sagu, dan

gandum. 8,9

Polisakarida bercabang yang juga berasal dari rantai α-D-glukosa dan

merupakan glukosan adalah glikogen. Struktur kimia glikogen identik dengan

struktur kimia amilopektin, namun cabang glikogen lebih banyak dan lebih

pendek. Glikogen larut pada air dan ada terdapat bagian yang membentuk dispersi

koloid. Makromolekul ini merupakan karbohidrat cadangan pada hewan yang

banyak tersimpan pada hati dan otot.8,9

2.1.2.2 Lipid

Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak,

steroid, malam (wax), dan senyawa terkait, yang lebih berkaitan karena sifat

fisiknya daripada sifat kimianya.10

Lipid merupakan senyawa nonpolar, sehingga

lipid larut dalam lingkungan nonpolar seperti eter dan kloroform, dan relatif tidak

larut terhadap air. 10, 11

Senyawa ini memiliki peran penting dalam tubuh, karena

memiliki nilai energi yang tinggi, dan vitamin larut-lemak dan asam lemak

esensial yang terkandung dalam lemak makanan. Lemak disimpan pada jaringan

adiposa, tempat senyawa ini menjadi insulator panas. Lemak juga berfungsi

sebagai insulator listrik pada sel saraf dengan membentuk mielin. Lipid juga dapat

berikatan dengan protein membentuk lipoprotein yang berfungsi sebagai

pengangkut lipid dalam darah.10

Page 23: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

8

Lipid diklasifikasikan menjadi lipid sederhana dan lipid kompleks. Lipid

sederhana merupakan ester asam lemak dengan berbagai alkohol. Contoh lipid

sederhana adalah lemak yang terbentuk dari ester asam lemak dengan gliserol, dan

malam (wax) yang terbentuk dari ester asam lemak dengan alkohol monohidrat.

Lipid kompleks merupakan senyawa yang terdiri dari ester asam lemak yang

mengandung gugus-gugus selain alkohol dan asam lemak. Senyawa lipid

kompleks meliputi fosfolipid, glikolipid, sulfolipid, dan aminolipid. Fosfolipid

merupakan salah satu lipid kompleks yang merupakan komponen utama membran

sel yang mengandung residu asam fosfor. Terdapat pula prekursor dan turunan

lipid yang mencakup asam lemak, gliserol, steroid, aldehid lemak, badan keton,

hidrokarbon, vitamin larut-lemak, dan hormon. Kolesterol, gliserida, dan ester

kolesteril merupakan lipid netral yang tidak bermuatan.10, 11

Asam lemak merupakan turunan trigliserida maupun fosfolipid yang yang

berperan penting sebagai sumber bahan bakar metabolisme. Asam lemak di dalam

tubuh terutama terdapat sebagai ester dalam minyak dan lemak alami, tetapi di

dalam plasma dalam bentuk asam lemak bebas yang tak-teresterifikasi.

Berdasarkan jenis ikatan pada rantai atom karbon, asam lemak dibedakan menjadi

dua, yaitu asam lemak jenuh dan tidak jenuh. Asam lemak jenuh tidak

mengandung ikatan rangkap, sedangkan asam lemak tidak jenuh mengandung satu

atau lebih ikatan rangkap. 10, 12

Senyawa asam lemak jenuh antara lain asetat,

butirat, valerat, kaproat, palmitat, dan stearat. Asam lemak tak-jenuh dapat dibagi

lagi menjadi asam tidak-jenuh tunggal, asam tidak-jenuh ganda, dan eikosanoid.

Beberapa senyawa yang berperan penting dalam aktivitas fisiologis tubuh seperti

prostanid, leukotrien, dan lipoisin merupakan senyawa eikosanoid.10

Rantai karbon asam lemak jenuh membentuk suatu pola zigzag jika

direntangkan pada suhu rendah, sedangkan pada asam lemak tak-jenuh ditemukan

tipe isomerisme geometrik yang bergantung pada orientasi atom atau gugus di

sekitar sumbu ikatan rangkap yang tidak memungkinkan rotasi. Jika rantai asil

terletak di sisi yang sama dengan ikatan maka terbentuk ikatan cis-, namun jika

rantai asil terletak di sisi berlawanan maka terbentuk ikatan trans-. Asam lemak

yang memiliki peran penting sebagai sumber bahan bakar metabolisme dapat

disimpan dalam tubuh, terutama dalam bentuk triasilgliserol.7, 10, 11

Page 24: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

9

2.1.2.3 Protein

Protein merupakan makromolekul yang dibangun dari unit monomer asam

amino yang memiliki berbagai fungsi penting dalam kehidupan organisme.

Jumlah dan urutan asam amino dalam suatu peptida menentukan struktur

primernya. Di alam terdapat lebih dari 300 asam amino, 20 diantaranya menyusun

satuan satuan monomer protein utama. Protein manusia hanya mengandung asam

yang ada dalam tabel 2-1. Manusia dan hewan tingkat tinggi tidak mampu

mensintesis 10 dari 20 asam amino-ʟ-α yang lazim dalam jumlah yang cukup

untuk mendukung pertumbuhan pada bayi dan mempertahankan kesehatan pada

dewasa. Terdapat 8 asam amino yang esensial secara nutrisional, karena harus

diperoleh dari makanan. Asam amino dapat bermuatan positif, negatif, atau nol.

Muatan dari gugus fungsional disosiasi pada asam amino memastikan bahwa

mereka mudah dilarutkan oleh pelarut polar seperti air dan etanol, tetapi tidak

larut pada pelarut yang bersifat nonpolar seperti benzena, heksana, atau eter.10

Tabel 2.1 Asam amino-ʟ-α pada manusia.7

Page 25: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

10

Protein berfungsi sebagai katalis, mengangkut dan menyimpan molekul

lain seperti oksigen, mengontrol pertumbuhan dan diferensiasi sel, menjadi

kekuatan gerakan sel, dan menyusun struktur pada rambut, gigi dan tulang, dan

tendon.10,13

Protein melakukan fungsi fisik dan katalitik yang rumit dengan

meletakkan gugus kimia khusus dalam susunan tiga dimensi yang tepat.

Rangkaian polipeptida yang menyusun protein harus memiliki konformasi yang

efisien secara fungsional dan kuat secara struktural. Terdapat empat urutan

struktur protein, yaitu struktur primer, sekunder, tersier, dan kuartener. Struktur

primer merupakan urutan asam amino dalam suatu rantai peptida, sedangkan

struktur sekunder merupakan pelipatan suatu segmen pendek polipetida yang

berdekatan menjadi satuan yang tersusun geometrik. Perakitan dari struktur

sekunder menjadi satuan fungsional yang lebih besar merupakan struktur tersier.

Sedangkan, jumlah dan jenis satuan polipeptida dari protein oligomerik dan

penyusunan ruangnya disebut struktur kuartener.10

Ikatan peptida membatasi konformasi sekunder yang mungkin terjadi.

Struktur sekunder dapat membentuk rangka polipeptida berbentuk heliks alfa,

lembar beta, dan dapat berupa lengkungan, belokan, tekukan dan konformasi

panjang lainnya. Selanjutnya, struktur tersier dan kuartener menunjukkan

keseluruhan konformasi tiga dimensi yang membentuk domain, yang memiliki

tugas fisik atau kimia tertentu seperti pengikatan substrat. Struktur tersier dan

kuartener ini distabilkan oleh antara lain, ikatan non-kovalen, ikatan hidrogen,

ikatan disulfida pada rantai protein.10

Salah satu protein yang paling banyak menyusun massa protein tubuh

adalah kolagen yakni, lebih dari 25% massa protein tubuh. Selain kolagen,

protein fibrosa lain yang cukup banyak terdapat dalam tubuh adalah keratin dan

miosin. Protein-protein ini mewakili sumber utama kekuatan struktural sel-sel dan

jaringan.10

2.1.3 Proses Metabolisme

Bahan bakar metabolisme yang berasal dari karbohidrat, lipid, dan protein

makanan perlu diolah melalui sistem pencernaan. Masing-masing dari produk

tersebut terutama adalah glukosa, asam lemak dan gliserol, dan asam amino.7, 10, 14

Page 26: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

11

Semua produk pencernaan tersebut selanjutnya dimetabolisme menjadi produk

umum yaitu, asetil-KoA yang kemudian dioksidasi oleh siklus asam sitrat.

Sebagian dari sumber makanan tersebut akan digunakan untuk menghasilkan

adenosine thiophospat (ATP) dan kelebihannya akan disimpan ke tempat

penyimpanan bahan bakar masing-masing.7, 10

2.1.3.1 Metabolisme Karbohidrat

Sumber karbohidrat yang umumnya tersusun dari polisakarida dan

disakarida dikonversikan menjadi bentuk monosakarida oleh reaksi enzimatik

pada sistem pencernaan.7

Glukosa merupakan bentuk monosakarida yang menjadi

bahan bakar utama bagi kebanyakan jaringan. Glukosa dimetabolisme menjadi

piruvat melalui jalur glikolisis yang selanjutnya menjadi asetil-KoA bila terdapat

oksigen pada jaringan tersebut. Asetil-KoA kemudian memasuki siklus asam sitrat

membentuk CO2 dan H2O melalui proses oksidasi. CO2 dan H2O yang

dihasilkan tersebut akan berlanjut pada proses fosforilasi oksidatif yang akan

menghasilkan lebih banyak ATP. Namun, jika tidak terdapat oksigen jaringan

yang mencukupi maka glikolisis berlangsung secara anaerob dengan produk akhir

berupa asam laktat. Glikolisis merupakan jalur utama metabolisme glukosa yang

terfjadi di sitosol semua sel. Glikolisis juga merupakan rute utama bagi

netabolisme fruktosa, galaktosa, dan karbohidrat lain yang berasal dari makanan.10

Jalur glikolisis dapat dilihat pada gambar 2.1.

Piruvat yang terbentuk di sitosol diangkut ke mitokondria oleh suatu

simporter proton dan akan mengalami dekarboksilasi oksidatif menjadi asetil-

KoA melalui reaksi multienzim membran mitokondria. Piruvat mengalami

dekarboksilasi oleh komponen piruvat dehidrogenase. Sebaliknya, piruvat

dehidrogenase dihambat oleh produknya, yaitu asetil-KoA dan NADH. Selain itu,

reaksi fosforilasi yang dikatalisis kinase juga akan menurunkan aktivitas enzim

ini, sedangkan reaksi defosforilasi yang dikatalisis fosfatase menyebabkan

peningkatan aktivitas enzim. Oleh karena kinase diaktifkan ketika terjadi

peningkatan rasio [ATP]/[ADP], [asetil-KoA]/[KoA], dan [NADH]/[NAD+].

Oleh sebab itu, piruvat dehidrogenase, dan dengan demikian glikolisis, dihambat

jika tersedia ATP dalam jumlah memadai dan jika asam lemak teroksidasi.

Page 27: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

12

Sebagian besar ATP yang dihasilkan selama fosforilasi oksidatif terjadi akibat

reoksidasi koenzim-koenzim yang tereduksi oleh rantai respiratorik dan sisanya

dibentuk oleh fosforilasi tingkar substrat. Oleh akarena itu, oksidasi glukosa akan

menghasilkan 32 mol ATP dalam kondisi aerob, sedangkan dalam kondisi

anaerob hanya menghasilkan 2 mol ATP.7, 10

Gambar 2.1 Jalur glikolisis.10

Page 28: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

13

Glukosa yang notabene merupakan sumber energi utama dalam tubuh

dapat disimpan dalam bentuk glikogen. Glikogen paling banyak tersimpan di hati

dan otot. Sebaliknya, glukosa juga dapat dihasilkan dari pemecahan glikogen

untuk memenuhi kebutuhan energi maupun untuk mempertahankan kadar gula

darah. Gambar 2.2 menjelaskan alur glikogenesis dan glikogenolisis. Metabolisme

glikogen yang terutama dikendalikan oleh enzim glikogen fosforilase dan

glikogen sintase diatur melalui rasio insulin/glukagon dan oleh kadar gula dalam

darah. 7, 10

Gambar 2.2 Alur glikogenesis dan glikogenolisis.10

Page 29: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

14

Glikogenolisis yang terjadi di hati dan di otot memiliki tujuan yang

berbeda. Glikogenolisis otot berperan sebagai sumber energi untuk kontraksi otot,

sedangkan glikogen hati berperan dalam mempertahankan glukosa darah. Di

kedua jaringan, enzim diaktifkan oleh fosforilasi yang dikatalisis oleh fosforilase

kinase dan diinaktifkan oleh defosforilasi yang dikatalisis oleh fosfoprotein

fosfatase, sebagai respons terhadap sinyal hormon dan sinyal lain. Fosforilase di

otot memiliki perbedaan dengan fosforilasi di hati, karena perbedaan isozim.

Isozim di otot memiliki tempat pengikatan untuk 5’adenosine monophospat

(5’AMP) yang terbentuk sewaktu konsentrasi adenosine diphospat (ADP) mulai

meningkat (menandakan perlunya peningkatan metabolisme substrat agar ATP

dapat terbentuk). Peningkatan cyclic adenosine monophosphat (cAMP) juga akan

mengaktifkan jalur fosforilase melalui pengaktifan protein kinase dependent-

cAMP. Di hati cAMP dibentuk sebagai respons terhadap glukagon, sedangkan

otot kurang peka terhadap glukagon. Peningkatan pembentukan cAMP di otot

merupakan efek norepinefrin yang disekresikan terhadap rasa takut atau cemas.

Respons terhadap norepinefrin dan epinefrin pada hati melalui mobilisasi Ca2+ ke

dalam sitosol yang diikuti oleh stimulasi fosforilase kinase peka

Ca2+/kalmodulin., sedangkan peningkatan konsentrafsi Ca2+ di sitosol akibat

dimulainya kontraksi otot akan berikatan dengan subunit γ dari fosforilase kinase

yang selanjutnya akan mengaktifan glikogen fosforilase.10

Pasokan glukosa merupakan hal yang esensial terutama bagi sistem saraf

dan eritrosit. Hal ini mendorong terjadinya proses yang disebut dengan

glukoneogenesis. Glukoneogenesis merupakan proses sintesis glukosa atau

glikogen dari prekursos non karbohidrat. Substrat utamanya berasal dari asam-

asam amino glukogenik, laktat, gliserol, propionat. Glukoneogenesis merupakan

reaksi kebalikan dari glikolisis yang diatur secara timbal balik. Jalur utama dan

pengaturan glikolisis dan glukoneogenesis dijelaskan pada gambar 2.3. Kadar

glukosa dalam darah dipelihara stabil pada melalui mekanisme homeostatik yang

ketat melibatkan hati,jaringan ekstrahepatik, dan beberapa hormon. Sel hati

bersifat permeabel terhadap glukosa melalui transproter glukosa (GLUT-2),

sedangkan sel jaringan ekstrahepatik (kecuali sel-β pankreas) relatif impermeabel

dan pengangkut glukosa pada jaringan ini diatur oleh insulin. 7, 10

Page 30: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

15

Insulin berperan sentral dalam mengatur glukosa darah dengan

meningkatkan pemindahan pemindahan glukosa ke dalam jaringan adiposa dan

otot melalui perekrutan GLUT-4. Selain itu, penyerapan glukosa juga di hati juga

diatur oleh perubahan kadar glukosa darah, yaitu hiperglikemia dan hipoglikemia.

Hiperglikemia merangsang sekresi insulin, sedangkan hipoglikemia merangsang

sekresi glukagon. Glukagon merangsang glikogenolisis dan juga meningkatkan

glukoneogenesis dari asam amino dan laktat. Hormon lain yang juga mengatur

kadar glukosa adalah hormon pertumbuhan, adreno-corticotropin hormone

(ACTH), dan mungkin hormon diabetogenik lain.10

Pengaturan hormonal pada

kadar glukosa darah dapat dilihat pada Gambar 2.4.

Page 31: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

16

Gambar 2.3 Jalur utama dan pengaturan glikolisis dan glukoneogenesis.10

Page 32: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

17

Gambar 2.4 Pengaturan hormonal pada kadar glukosa darah.10

2.1.3.2 Metabolisme Protein

Penguraian dan sintesis protein sel berlangsung terus-menerus di berbagai

jaringan tubuh manusia. Setiap hari 1-2% protein tubuh total mengalami

penggantian, yang terjadi terutama pada protein otot. Sekitar 75% asam-asam

amino yang dibebaskan dari penguraian protein akan digunakan kembali.

Kelebihan asam amino tidak dapat disimpan dan akan segera diuraikan menjadi

urea, yang selanjutnya akan disekresikan melalui urin dan keringat.10

Pengubahan nitrogen asam amino menjadi menjadi urea bertujuan untuk

mempertahankan keseimbangan nitrogen dalam tubuh. Pada manusia dewasa

normalnya sekresi nitrogen sesuai dengan asupannya. Proses penguraian protein

dimulai oleh protease intraselular dengan menghidrolisis ikatan-ikatan peptida

internal. Peptida-peptida yang terbentuk kemudian diuraikan menjadi asam amino

oleh endopeptidase yang memutuskan iktan-ikatan internal peptida. Selanjutnya,

Page 33: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

18

aminopeptidase dan karboksipeptidase yang akan menguraikan asam amino secara

sekuensial dari terminal amino dan karboksil. Pengeluaran nitrogen α-amino

melalui transaminasi yang dikatalisis oleh enzim transaminase atau

aminotransferase. Reaksi ini adalah reaksi katabolik pertama pada semua asam

amino umum, kecuali prolin, hidroksiprolin, treolin, atau lisin.10

Sisa rangka

hidrokarbon dari penguraian tersebut kemudian diuraikan menjadi zat-zat antara

amfibolik seperti yang diringkaskan pada Tabel 2.2. Gambaran umum zat-zat

antara amfibolik yang dibentuk dari katabolisme asam-asam amino umum

dijelaskan pada gambar 2.5.

Tabel 2.2 Zat-zat antara amfibolik.10

Diubah Menjadi Zat-zat Antara Amfibolik yang Membentuk

Karbohidrat

(Glikogenik)

Lemak

(Ketogenik)

Glikogen dan Lemak

(Glikogenik dan

Ketogenik)

Ala Leu Ile

Arg Lys

Asp Phe

Cys Trp

Glu Tyr

Gly

His

Hyp

Met

Pro

Ser

Thr

Page 34: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

19

Gambar 2.5 Zat-zat antara amfibolik yang dibentuk dari katabolisme asam-asam

amino umum.10

Penguraian protein-protein ekstraselular, protein yang terikat membran,

dan protein intraselular yang berumur panjang terjadi di lisosom melalui proses

yang tidak memerlukan ATP. Sedangkan, penguraian protein regulatorik yang

berumur pendek dan abnormal atau terlipat salah (misfolded) terjadi di sitosol

serta memerlukan ATP dan ubikuitin. Kelebihan nitrogen dari penguraian asam

amino dapat dikeluarkan dalam bentuk amonia, asam urat, atau urea tergantung

pada fisiologi dan lingkungan ekologinya. Amonia bersifat sangat toksik pada

manusia, sehingga jaringan mengubah amonia menjadi nitrogen amida asam

amino glutamin yang nontoksik. Amonia diubah menjadi urea nontoksik di hati

melalui proses deaminasi oksidatif glutamat, transpor amonia, dan reaksi siklus

urea.10

Pemeliharaan konsentrasi asam amino plasma dalam keadaan mantap

diantara waktu makan tergantung pada keseimbangan netto antara pelepasan dari

simpanan protein endogen dan penggunaan oleh berbagai jaringan. Selain

menyediakan peran struktural dan fungsional dalam protein, asam amino juga

Page 35: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

20

berperan dalam berbagai proses biosintesis zat lain. Beberapa asam amino

berfungsi sebagai perkursor materi biolosgis seperti heme, purin, pirimidin,

hormon, neurotransmiter, dan peptida yang aktif secara biologis.7, 10, 13

2.1.3.3 Metabolisme Lemak

Asam lemak dan gliserol yang merupakan hasil akhir dari pencernaan

lipid, selanjutnya akan mengalami metabolisme. Gliserol yang dapat larut dalam

air masuk ke sirkulasi portal menuju hati, sedangkan asam lemak yang tidak dapat

larut dalam air akan diubah menjadi kilomikron di sel epitel usus. Kilomikron

kemudian ditransportasikan melalui sirkulasi ke hati dan jaringan adiposa.

Kilomikron selanjutnya dipecah menjadi asam lemak dan gliserol, yang kemudian

akan mengalami esterifikasi membentuk trigliserida sebagai simpanan energi

jangka panjang. Ketika sumber energi dari karbohidrat tidak mencukupi

kebutuhan, maka cadangan trigliserida jaringan akan dipecah. Proses pemecahan

cadangan trigliserida disebut lipolisis, sedangkan proses pembentukannya disebut

lipogenesis.14

Lipogenesis terjadi di kompartemen sitosol, sedangkan lipolisis

terjadi di mitokondria.10

Katabolisme asam lemak di mitokondria untuk memperoleh energi terjadi

melalui reaksi oksidasi yang disebut reaksi oksidasi-β. Asam lemak mula-mula

diaktifkan menjadi asil-KoA oleh enzim asil-KoA sintetase (tiokinase) dengan

adanya ATP dan koenzim A. Asil-KoA rantai panjang (atau FFA) tidak dapat

menembus membran dalam mitokondria, kecuali melalui produk metaboliknya,

yaitu asilkarnitin. Asilkarnitin mampu menembus membran dalam dan

memperoleh akses ke sistem oksidasi-β.10 Reaksi pengaktifan asam lemak dan

peran asilkarnitin dijelaskan pada gambar 2.6.

Page 36: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

21

Gambar 2.6 Reaksi pengaktifan asam lemak dan peran asilkarnitin.10

Reaksi oksidasi- β diawali dengan pemutusan dua atom hidrogen dari atom

karbon-2(α) dan -3(β) yang dikatalisis oleh asil-KoA dehidrogenase dan

memerlukan flavin adenin dinukleotida (FAD), sehingga membentuk ∆2-trans-

enoil-KoA dan FADH2. FADH2 selanjutnya akan mengalami reaksi reoksidasi

oleh rantai respiratorik sehingga terjadi pemindahan rantai elektron yang

menyebabkan terbentuknya empat fosfat berenergi tinggi. ∆2-trans-enoil-KoA

selanjutnya akan diubah menjadi ʟ(+)-3-hidroksiasil-KoA yang kemudian akan

diubah menjadi 3-ketoasil-KoA yang dikatalisis oleh enzim ∆2-enoil-KoA

hidratase dan ʟ(+)-3-hidroksiasil-KoA secara berurutan. Nikotamida adenin

dinukleotida (NAD+) yang terlibat sebagai koenzim akan membentuk fosfat

berenergi-tinggi melalui rantai repiratorik. Akhirnya, 3-ketoasil-KoA akan

dipecah oleh tiolase membentuk asetil-KoA dan molekul asil-KoA yang lebih

pendek dua karbon dibanding asil-KoA semula. Asil-KoA ini kemudian akan

kembali masuk ke jalur oksidasi-β, sedangkan asetil-KoA akan memasuki siklus

asam sitrat membentuk CO2 dan air. Reaksi oksidasi yang telah dijelaskan

Page 37: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

22

merupakan reaksi oksidasi asam lemak jenuh, sedangkan pada asam lemak tak-

jenuh memiliki modifikasi pada jalur oksidasi-β.10

Oksidasi asam lemak menghasilkan banyak ATP. Sebagai contoh, oksidasi

asam palmitat yang memiliki 16 rantai karbon yang membutuhkan tujuh siklus

agar terurai sempurna. Tiap siklus menghasilkan 4 molekul ATP, dan pada tiap

siklus dihasilkan 8 mol asetil-KoA yang masing masing akan menghasilkan 10

mol ATP dari siklus asam sitrat. Sehingga pada oksidasi sempurna asam palmitat

ATP yang dihasilkan yaitu, (4 x 7) + (8 x 10) = 108 ATP. Akan tetapi, hasil

tersebut perlu dikurangi dengban 2 ATP yang digunakan untuk pengaktifan asam

lemak, sehingga total bersih ATP yang dihasilkan adalah 106 mol.10

Pada keadaan laju oksidasi asam lemak tinggi, hati menghasilkan banyak

asetoasetat, β-hidroksibutirat aseton. Ketiga zat ini secara kolektif disebut badan

keton, yang digunakan sebagai substrat respirasi pada jaringan ekstrahepatik.

Kadar badan keton dalam darah meningkat ketika terjadi peningkatan

pembentukan di hati (ketogenesis) dan tingkat pemakaian yang rendah. Keadaan

ini disebut ketonemia, yang lebih sering terjadi karena meningkatnya sintesis

badan keton oleh hati.10

Kelebihan asetil-KoA pada sitosol akan dikonversi menjadi ester asam

lemak, yang selanjutnya dapat digunakan sebagai cadangan energi jangka panjang

dan sebagai penyusun struktur membran. Asetil-KoA akan diubah menjadi

malonil-KoA dengan bantuan bikarbonat sebagai sumber CO2, ATP, dan asetil-

KoA karboksilase dan biotin. Reaksi ini berlangsung dalam dua tahap, yaitu

karboksilasi biotin yang melibatkan ATP dan pemindahan gugus karboksil ke

asetil-KoA untuk membentuk malonil-KoA. Malonil-KoA yang dihasilkan

kemudian akan mengalami reaksi biosintesis asam lemak rantai panjang. Sistem

ekstramitokondria bertanggungjawab dalam sintesis asam lemak.10

Jaringan pada hewan memiliki keterbatasan kapasitas untuk

mendesaturasi asam lemak, sehingga memerlukan asam lemak tak-jenuh dari

makanan yang berasal dari tumbuhan untuk membentuk struktur fosfolipid

membran sel. Asam lemak esensial ini digunakan untuk membentuk asam lemak

eikosanoik, yang menghasilkan eikosanoid prostaglandin, tromboksan, leukotrien,

dan lipoksin. Asam lemak tak-jenuh ganda penyusun membran sel ini dapat

Page 38: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

23

bereaksi dengan senyawa oksigen reaktif menghasilkan hidroperoksida.15

Reaksi

kompleks ini disebut dengan reaksi peroksidasi lipid. Peroksidasi lipid yang

terpajan oleh oksigen bertanggung jawab terhadap kerusakan jaringan in vivo.

Alur reaksi peroksidasi lipid dapat dilihat pada gambar 2.7. Aktivitas peroksidasi

lipid diatur dan dikurangi oleh antioksidan. Antioksidan terbagi menjadi dua kelas

yaitu, antioksidan preventif yang mengurangi laju inisiasi reaksi berantai dan

antioksidan pemutus rantai yang mengganggu propagasi reaksi berantai.10, 15

Gambar 2.7 Alur reaksi peroksidasi lipid.10

Peroksidasi lipid terjadi selama stres oksidatif, dimana terjadi

ketidakseimbangan antara reactive oxygen spacies (ROS) dengan kemampuan

sistem biologis dalam mendetoksifikasinya. Reaksi dimulai oleh suatu radikal

bebas yang sudah ada (X*) oleh sinar atau ion logam. Peroksidasi asam lemak

dengan tiga atau lebih ikatan rangkap akan membentuk malondialdehida, yang

digunakan sebagai ukuran peroksidasi lipid.3, 4, 10

2.1.3.4 Jalur Metabolisme Bersama

Karbohidrat, protein, dan lemak yang telah mengalami proses pencernaan

akan dimetabolisme menjadi suatu produk metabolit umum, yaitu asetil-KoA.

Asetil-KoA selanjutnya akan dioksidasi menjadi CO2 dalam siklus asam sitrat.10

Garis besar jalur-jalur untuk katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak

dijelaskan pada gambar 2.8. Gambaran umum jalur-jalur utama metabolisme

karbohidrat, asam lemak, dan asam amino dan produk-produk akhirnya dijelaskan

melalui gambar 2.9, 2.10, 2.11.

Page 39: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

24

Gambar 2.8. Jalur untuk katabolisme karbohidrat, protein, dan lemak.10

Page 40: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

25

Gambar 2.9 Jalur katabolisme karbohidrat. 10

Page 41: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

26

Gambar 2.10 Jalur katabolisme lemak. 10

Page 42: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

27

Gambar 2.11 Jalur katabolisme protein. 10

Aliran metabolisme senyawa-senyawa ini bergantung pada pasokannya

dari darah yang selanjutnya bergantung pada asupan makanan, reaksi-reaksi kunci

yang membebaskan substrat dari cadangan di jaringan ke aliran darah, transport

substrat ke dalam sel, pengeluaran produk akhir, dan ketersediaan kosubstrat dan

kofaktor. Selain itu, laju metabolisme diatur oleh enzim-enzim yang mengatalisis

reaksi dan juga oleh hormon yang berespons terhadap kebutuhan tubuh secara

keseluruhan.7, 8, 10

Produk suatu jalur biosintetik sering kali menghambat enzim

yang mengatalisis reaksi pertama di jalur tersebut, sedangkan hormon dapat

bekerja cepat dengan mengubah aktivitas enzim yang sudah ada atau lambat

dengan mengubah laju sintesis enzim.10

Pasokan bahan bakar metabolik melimpah selama beberapa jam setelah

makan, yaitu ketika produk-produk pencernaan diabsorbsi.10

Glukosa adalah

bahan bakar utama yang dioksidasi di sebagian besar jaringan. Ambilan glukosa

oleh otot dan jaringan adiposa diatur oleh hormon insulin sebagai respons

peningkatan kadar glukosa darah.14

Ambilan glukosa oleh hati tidak bergantung

pada insulin, karena hati memiliki isoenzim heksokinase (glukokinase) yang

berespons terhadap peningkatan kadar glukosa yang masuk ke hati. Kadar yang

melebihi kebutuhan hati dalam pembentukan energi sehingga akan dibentuk

Page 43: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

28

glikogen. Sebagian glukosa yang masuk ke hati juga digunakan untuk

lipogenesis.7, 10,14

Kilomikron yang merupakan lipoprotein produk pencernaan lipid akan

dipecah oleh lipoprotein lipase ekstrasel yang diaktifkan oleh insulin. Asam lemak

tak teresterifikasi yang terbentuk akan diserap dan digunakan oleh jaringan

adiposa dan otot untuk membentuk triasilgliserol. Gliserol yang masih berada

dalam darah selanjutnya akan diserap oleh hati dan digunakan untuk

glukoneogenesis dan sintesis glikogen atau lipogenesis. Asam lemak yang tersisa

dalam darah akan diserap dan diesterifikasi di hati.10

Protein dikatabolisme dengan laju yang relatif konstan sepanjang hari

dalam keadaan normal, sedangkan laju sintesis protein berrespons terhadap

peningkatan pasokan asam amino dan insulin.10

2.1.4 Stres Oksidatif

Stres oksidatif merupakan keadaan ketidakseimbangan antara radikal

bebas dengan antioksidan dalam tubuh. Radikal bebas adalah senyawa reaktif

yang terdiri dari atom atau molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan.

Radikal bebas dapat terbentuk dalam tubuh dan dapat berasal dari luar tubuh.

Pembentukan radikal bebas dalam tubuh terjadi dalam proses metabolisme ketika

terjadi kebocoran elektron, dan saat proses peradangan. Radikal bebas yang dapat

dibentuk oleh tubuh contohnya adalah superoksida (O2*), hidroksil (*OH),

peroksida (ROO*), dan hidrogen peroksida (H2O2). Sedangkan, radikal bebas

yang berasal dari luar tubuh contohnya adalah sinar UV, asap rokok, dan bahan

kimia tambahan yang terdapat dalam makanan.39, 40

Antioksidan adalah senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan

mencegah reaksi oksidasi radikal bebas dalam oksidasi lipid dengan cara

mendonorkan satu elektronnya. Terdapat dua macam antioksidan berdasarkan

sumber pembentukannya, yaitu antioksidan endogen dan antioksidan eksogen.

Antioksidan endogen merupakan antioksidan yang secara alami dapat dibentuk

oleh tubuh, contohnya adalah enzim katalase, glutation peroksidase, dan

superoksida dismutase. Ketika jumlah radikal bebas yang terdapat dalam tubuh

melebihi batas kemampuan proteksi antioksidan endogen, maka tubuh

Page 44: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

29

membutuhkan antioksidan eksogen. Antioksidan eksogen dibagi menjadi

antioksidan alami dan antioksidan sintetis. Vitamin A, vitamin C, vitamin E, dan

karotenoid merupakan beberapa antioksidan alami yang banyak terkandung dalam

buah dan sayur. sedangkan, antioksidan sintetis seperti butil hidroksi anisol dan

butil hidroksi toluen merupakan antioksidan yang banyak dimanfaatkan pada

industri pangan. Keseimbangan antara jumlah radikal bebas dan antioksidan

merupakan keadaan yang penting untuk dipertahankan tubuh, karena radikal

bebas dapat merusak komponen membran sel dalam tubuh.39, 40

2.1.5 Malondialdehida

Malondialdehida adalah senyawa aldehida reaktif yang terdiri dari tiga

atom karbon dengan berat molekul 164,2 yang merupakan produk dari peroksidasi

polyunsaturated fatty acid (PUFA) dan juga terbentuk dari metabolisme asam

arakidonat selama pembentukan prostaglandin.16, 17

Peroksidasi lipid merupakan

mekanisme cedera selular pada hewan dan tumbuhan dan digunakan sebagai

indikator stres oksidatif pada sel dan jaringan. Kadar senyawa dengan rumus

molekul C7H16O4 ini dapat digunakan sebagai indikator penting dari peroksidasi

lipid secara in vitro dan in vivo.17

Pembentukan MDA dari peroksidasi lipid

dijelaskan pada gambar 2.7 dan pembentukan MDA dari asam arakidonat

dijelaskan pada gambar 2.12.

Gambar 2.12 Pembentukan MDA dari asam arakidonat.17

Page 45: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

30

MDA dapat berkombinasi dengan beberapa molekul seperti protein,

lipoprotein, asam ribonukleat (RNA) dan asam deoksiribonukleat (DNA).

Senyawa dengan titik didih 183oC dan titik beku 130

oC ini berikatan pada protein

plasma dan hanya sedikit kadar MDA dalam plasma yang dapat diukur dibawah

kondisi standar assay. MDA yang berikatan dengan basa-basa pada untai DNA

akan menimbulkan blokade pada regio tertentu yang menghasilkan DNA

mutagenik. Penelitian terbaru melaporkan bahwa MDA dapat memblokade

translokasi enzim RNA polimerase II dan dihapus dari DNA melalui

trancription-coupled repair.17

Reaksi MDA terhadap DNA dijelaskan pada

gambar 2.13.

Gambar 2.13 Reaksi MDA terhadap DNA.17

2.1.5.1 Pengukuran Kadar MDA

Pengukuran kadar MDA, produk antara pada reaksi proses peroksidasi

lipid, cukup meyakinkan dan sensitif untuk memperkirakan kadar peroksidasi

Page 46: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

31

lipid yang terjadi pada jaringan secara keseluruhan. Kadar MDA plasma

merupakan salah satu biomarker yang sering digunakan. Metode yang paling

sering digunakan untuk mengukur kadar MDA yaitu berdasarkan reaksi yang

terjadi antara 1 mol MDA dengan 2 mol thiobarbituric acid (TBA). MDA

bereaksi dengan TBA dalam temperatur 90-100oC dan pada suasana pH asam.

TBA-reactive substances (TBARS) terbentuk dalam plasma, urin, dan sampel

jaringan setelah kalibrasi sampel. Satu mol MDA yang bereaksi dengan dua mol

TBA menghasilkan MDA-TBA2 yang akan menimbulkan warna merah.

Kompleks yang terwarnai ini dapat diekstraksi dengan pelarut organik, seperti

butanol, dan selanjutnya dapat diukur dengan fluorometri atau spektofotometri

pada panjang gelombang 532 nm. 17, 18

Gambar 2.14 merupakan reaksi yang

terjadi antara MDA dan TBA.

Gambar 2.14 Reaksi antara MDA dan TBA.17

Pengukuran MDA dengan metode lain adalah berdasarkan reaksi MDA

dengan reagen khromogenik, yaitu N-methyl-2-phenylindole (NMPI). Satu

molekul MDA akan bereaksi dengan dua molekul NMPI membentuk karbosianin

yang terwarnai dengan absorbsi maksimum pada gelombang 586 nm. Pengukuran

MDA yang lebih spesifik pun telah dilaporkan. Pengukuran ini berdasarkan reaksi

antara antibodi monoklonal spesifik untuk MDA denga MDA-basa termodifikasi

pada asam nukleat secara in vivo. Metode immunoassay ini sensitif terhadap

MDA-DNA dan MDA-RNA dengan teknik enzymelinked immunoassay (ELISA),

analisis western-blot dan imunohistobiokimia.17

TBA assay memiliki keterbatasan dikarenakan reaksi yang terjadi antara

TBA dengan TBARS, yang akan memengaruhi hasil uji sampel sehingga akan

memberikan hasil yang lebih tinggi.19

Metode analisis baru telah dikembangkan

untuk isolasi dan kuantifikasi MDA-TBA. Metode yang memperbaiki selektivitas

dari substansi-substansi dalam plasma yang tidak teridentifikasi ini menggunakan

Page 47: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

32

teknik high-performance liquid chromatography (HPLC).18

Pengukuran MDA

dengan metode ini direkomendasikan, karena sensitivitas dan spesifisitasnya yang

tinggi terutama untuk penelitian dengan subyek manusia.17, 18, 19

2.1.6 Puasa

2.1.6.1 Definisi Puasa

Puasa merupakan rukun islam yang ke-4 yang dilakukan umat muslim

untuk menyempurnakan keislamannya. Puasa merupakan salah satu ibadah yang

dilakukan dengan menahan hawa nafsu sejak terbit fajar sampai tenggalam

matahari. Hawa nafsu meliputi nafsu makan, minum, berhubungan seksual,

amarah, dan segala yang membatalkan puasa. Puasa dilakukan semata-mata untuk

mencari ridho Allah dan mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan

perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.1, 20

Perintah berpuasa terdapat dalam

Al-Quran pada surat Al-Baqarah (2) ayat 183, sebagaimana firman Allah, “Hai

orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Puasa dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu puasa wajib dan puasa sunnah.

Puasa wajib merupakan puasa yang hukumnya wajib dilaksakan oleh seorang

muslim yang memenuhi syarat wajib puasa, sehingga apabila melaksanakannya

akan mendapat pahal dan apabila meninggalkannya akan mendapat dosa.

Sedangkan, puasa sunnah adalah puasa yang hukumnya tidak wajib untuk

dilaksanakan, namun apabila dilakukan akan mendapat pahala.1

Puasa memiliki berbagai manfaat bagi seseorang yang melaksanakannya,

seperti meningkatkan ketakwaan, mendapat ampunan dan pahala yang besar, doa

yang akan dikabulkan, dan dijauhkan dari neraka. Selain itu, puasa juga dapat

menjadi sarana perbaikan akhlak, menahan dan mengontrol hawa nafsu, dan lebih

mensyukuri nikmat yang telah didapatkan dalam hidup. 1, 20

2.1.6.2 Puasa ramadan

Puasa ramadan merupakan salah satu kewajiban bagi umat Islam yang

terdapat dalam Al-Quran surat Al-Baqarah (2) ayat 183-185 yang berbunyi, “Hai

orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa. (Yaitu) dalam

Page 48: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

33

beberapa hari yang tertentu. (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan

Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai

petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan

pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara

kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, makan hendaklah ia

berpuasa pada bulan itu.”

Puasa ramadan hukumnya wajib dilakukan selama satu bulan penuh bagi

umat muslim yang telah baliq dan memiliki akal sehat. Adapun dispensasi bagi

orang yang sedang sakit, sedang bepergian, dan wanita yang sedang haid dan

nifas. Namun, wajib untuk mengganti puasa dihari lain atau membayar denda.20

2.1.6.3 Perubahan Metabolisme Puasa

Pada keadaan puasa, terjadi penurunan asupan sumber karbohidrat,

protein, dan lemak. Kadar glukosa dalam darah porta menurun sehingga sekresi

insulin oleh sel β-pankreas menurun. Penurunan sekresi insulin menyebabkan

penyerapan glukosa pada jaringan otot dan asam lemak mengalami penurunan.

Selain itu, dalam keadaan puasa terjadi peningkatan sekresi glukagon yang akan

mengaktifkan glikogen fosforilase di hati sehingga menghasilkan glukosa-6-

fosfat. Glukosa-6-fosfat yang terbentuk selanjutnya akan dihidrollisis

membentuk glukosa yang akan dibebaskan ke aliran darah.10

Penurunan insulin dan peningkatan glukagon yang terjadi saat puasa

menyebabkan terhambatnya lipogenesis, inaktivasi, dan internalisasi lipoprotein

lipase, dan pengaktifan lipase peka-hormon intrasel. Perubahan ini menyebabkan

peningkatan pelepasan gliserol dan asam lemak bebas dari jaringan adiposa yang

akan digunakan sebagai bahan bakar metabolik, sehingga glukosa dapat dihemat.

Metabolisme asam lemak yang terjadi pada otot melalui oksidasi- β tidak dapat

memenuhi kebutuhan energi pada saat puasa, sedangkan hati memiliki kapasitas

oksidasi- β yang lebih besar daripada yang dibutuhkan untuk kebutuhan

energinya sendiri. Ketika keadaan puasa berlanjut, hati membentuk lebih banyak

asetil-KoA daripada yang dapat dioksidasi, sehingga asetil-KoA ini digunakan

untuk membentuk badan keton. Badan keton ini akan digunakan untuk

membentuk energi oleh otot rangka, jantung, dan otak.10

Page 49: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

34

Glukosa membentuk kurang dari 10% energi tubuh dalam keadaan lapar

berkepanjangan. Jika tidak ada sumber glukosa lain, glikogen hati dan otot akan

habis setelah puasa sekitar 18 jam. Ketika puasa berlanjut dan cadangan adiposa

terkuras, maka akan terjadi peningkatan laju katabolisme protein untuk

membentuk asam amino yang akan digunakan sebagai substrat glukoneogenesis

oleh hati dan ginjal, dan juga bahan bakar metabolisme semua jaringan.10

Page 50: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

35

2.2 Kerangka Teori

Bagan 2.1 Kerangka teori

Puasa ramadan

Tidak

merokok ↓ asupan makanan

saat puasa

↓ sumber

radikal bebas

↓ Laju

metabolisme

↓ Pembentukan

MDA

↓ Peroksidasi

lipid

↓ Kadar

MDA

plasma

↓ Stres Oksidatif

↓ aktivitas saat puasa

↓ Kebocoran elektron

Page 51: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

36

2.3 Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka konsep penelitian

Mahasiswa preklinik PSKPD

UIN Syarif Hidayatullah

Sampel darah

setelah puasa

Sampel darah sebelum

melaksanakan puasa

Melaksanakan puasa Ramadan

Pemeriksaan

kadar MDA

serum

sebelum dan

sesudah

puasa

Page 52: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

37

2.4 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Pengukur Alat ukur Cara

pengukuran

Skala

pengukuran

1 Usia Keterangan

umur

kronologis

(dalam tahun)

- KTP Wawancara Numerik

2 Puasa

ramadan

Keterangan

yang

menunjukkan

kegiatan puasa

(tidak makan,

minum, dan m

merokok dari

terbit fajar

sampai

terbenam

matahari)

Ramadan

subyek pada

tahun 2017.

- Informed

Consent

Mengisi

Informed

Consent

Kategorik

(Ya/Tidak)

3 Kadar MDA

serum

Pemeriksaan

kadar MDA

serum sebelum

dan setelah

berpuasa pada

subyek

penelitian yang

didapat dari

sampel darah

pada 1-3 hari

sebelum puasa

ramadan dan

pada hari ke-

17 puasa

ramadan

setelah 10-12

jam berpuasa.*

Peneliti Larutan

TBA

0,67%,

larutan

TCA 20%,

spektrofoto-

meter.

Menambahkan

TCA 20% pada

serum, lalu

dilakukan

sentrifugasi dan

supernatan

direaksikan

dengan larutan

TBA 0,67%

pada suhu 95-

100oC dan

diukur dengan

spektrofoto-

meter.

Numerik

*Hasil uji berbagai penelitian mengenai puasa ramadan pada Recommended

Guidelines for Designing and Interpreting Ramadan Fasting in Medical Research

menjelaskan bahwa terdapat efek puasa ramadan dengan melakukan puasa

setidaknya selama 10 hari berturut-turut.

Page 53: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah eksperimental kuasi dengan rancangan one

group pre and post design yaitu pemeriksaan dilakukan sebelum dan sesudah

puasa pada setiap sampel darah.5

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan dan pemeriksaan sampel darah

dilakukan di laboratorium patologi klinik FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,

Ciputat, Tangerang Selatan. Penelitian dimulai sejak bulan Februari hingga

Oktober 2017.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Mahasiswa preklinik Program Studi Kedokteran dan Pendidikan

Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.3.2 Populasi terjangkau

Mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang berusia 16 – 25 tahun.

3.3.3 Sampel

Darah mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta yang berusia 16 - 25 tahun yang melakukan puasa ramadan dan

secara sukarela melakukan pemeriksaan sebelum dan pada hari ke-17

puasa ramadan.

Page 54: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

39

3.4 Kriteria Penelitian

3.4.1 Kriteria Inklusi

a. Subyek sudah menyetujui informed consent yang telah dibuat

oleh peneliti.

b. Subyek merupakan mahasiswa preklinik PSKPD UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang berusia 16 – 25 tahun.

c. Subyek melakukan puasa ramadan selama 17 hari berturut-

turut.

3.4.2 Kriteria Eksklusi

a. Subyek yang tidak kembali atau tidak berpuasa saat

pengambilan darah pada hari ke-17 Ramadan.

b. Mempunyai riwayat penyakit metabolik atau penyakit kronis

lainnya.

c. Mempunyai kebiasaan merokok atau konsumsi alkohol

d. Mengkonsumsi suplemen antioksidan, vitamin/mineral, atau

sedang dalam pengobatan.

e. Subyek yang memiliki pola makan vegetarian.

3.5 Jumlah Sampel Penelitian

Besar sampel (n) ditentukan dengan menggunakan rumus penelitian

komparatif numerik berpasangan, yaitu21

:

n1 = n2 = ([𝑍𝛼+𝑍𝛽]𝑠

𝑥1−𝑥2)2

n = Jumlah subyek

Zα = nilai standar dari alpha

Zβ = Nilai standar dari beta

s = Simpang selisih

Page 55: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

40

x1 – x2 = Selisih rerata minimal yang dianggap bermakna antara

pengukuran satu dan pengukuran dua.

Kesalahan tipe 1 ditetapkan sebesar 5%, hipotesis 1 arah , sehingga Zα =

1,645. Kesalahan tipe 2 ditetapkan sebesar 10%, maka Zẞ = 1,282. Perbedaan

rerata minimal yang dianggap bermakna ditetapkan sebesar 0,1

n1 = n2 = ([1,645+1,282]0,13

0,1)2

n1 = n2 = ([2,927]0,13

0,1)2

n1 = n2 = 14,47

n1 = n2 = dibulatkan menjadi 15

Jumlah minimal sampel yang dibutuhkan tiap kelompok perlakuan adalah

15 sampel, dengan kedua sampel berasal dari subyek yang sama. Pada penilitian

ini, peneliti mengambil sampel sebanyak 16 orang.

3.6 Teknik Pengambilan Sampel Penelitian

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode random sampling pada mahasiswa preklinik UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Peneliti mengambil subyek secara random pada masing-masing angkatan,

selanjutnya subyek mengisi informed consent yang telah dibuat oleh peneliti. Isi

Informed consent meliputi penjelasan prosedur penelitian yang akan dilakukan,

persetujuan subyek, keterangan kriteria inklusi dan eksklusi, dan riwayat hari

pertama haid terakhir. Data yang didapatkan dari hasil informed consent akan

digunakan peneliti untuk memilih subyek yang sesuai kriteria inklusi dan eksklusi

sampai jumlah sampel terpenuhi.

Page 56: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

41

3.7 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Serum darah

2. Spuit 5 ml

3. Needle G 22

4. Alkohol swab

5. Vaccutainer merah

6. Sentrifugator

7. Microtube

8. Vorteks

9. Spektrofotometer

10. Larutan TCA 20 %

11. Larutan TBA 0,67 %

12. Penangas air

13. Lemari pendingin

14. Pipet mikro

15. Tabung reaksi

Page 57: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

42

3.8 Alur Kerja Penelitian

Bagan 3.1. Alur penelitian

3.9 Cara Kerja Penelitian

Penelitian dimulai dengan mempersiapkan kebutuhan penelitian di

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta. Persiapan penelitian meliputi pengajuan proposal penelitian,

persiapan alat dan bahan yang digunakan, pembuatan informed consent, dan

permohonan izin menggunakan laboratorium. Selanjutnya, peneliti akan memilih

subyek penelitian secara acak dan menyeleksi subyek melalui informed consent

Informed consent

Random sampling

Pengambilan darah

sebelum puasa

Penyajian dan analisis data

Bersedia Tidak bersedia

Memenuhi persyaratan kriteria

inklusi dan kriteria eksklusi

Penyimpanan sampel dalam freezer -20oC

Pengukuran kadar MDA serum sebelum dan

setelah puasa

Pengambilan darah pada hari

ke-17 puasa ramadan

Didiamkan pada suhu ruang selama

10-15 menit (hingga mencair)

Page 58: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

43

dan anamnesis. Subyek yang sesuai dengan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi

akan mengikuti alur penelitian selanjutnya.

Alur penelitian selanjutnya yaitu pengambilan sampel darah subyek.

Pengambilan sampel darah dilakukan sebelum melakukan puasa ramadan dan

setelah melakukan puasa ramadan selama 17 hari berturut-turut. Darah diambil

dari vena cubiti dengan menggunakan spuit 5 ml dan menggunakan jarum 22 G.

Darah yang didapat selanjutnya dimasukkan ke dalam tabung vaccutainer merah

dan dibiarkan selama 15 menit hingga mengalami clotting. Darah selanjutnya

disentrifugasi pada kecepatan 6000 rpm selama 15 menit. Sentrifugasi akan

memisahkan serum dengan komponen padat pada darah. Serum darah segera

dipindahkan ke microtube kosong dan disimpan dalam freezer pada suhu -20oC

untuk selanjutnya dianalisis MDA.23, 24, 27, 28

Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan metode uji asam tiobarbiturat

(TBA) yang dapat diukur secara spektrofotometri pada serapan 515-553 nm. 25

Serum darah yang membeku didiamkan selama 10-15 menit pada suhu ruang

hingga mencair. Selanjutnya, sebanyak 400 ul serum direaksikan dengan larutan

TCA 20% sebanyak 200 ul dan selanjutnya divorteks selama 1 menit agar

homogen. Setelah itu, sentrifugasi sampel pada 5000 rpm selama 10 menit dan

pisahkan supernatan ke tabung reaksi kosong. Supernatan selanjutnya direaksikan

dengan TBA 0,67% dan dipanaskan dalam suhu mendidih (95-100oC) selama 10

menit. Selanjutnya, sampel didingkan dan dipindahkan ke kuvet untuk dibaca

serapannya pada panjang gelombang 530nm. 25,26

Penelitian ini menggunakan tetraetoksipropan (TEP) yang telah

diencerkan 1/80.000x sebagai larutan standar dikarenakan MDA merupakan

senyawa yang bersifat tidak stabil. Larutan standar dibuat dalam 5 konsentrasi

yaitu, 0,3125; 0,625; 1,25; 2,5; 5,0 nmol/ml. Masing-masing larutan standar akan

direaksikan dengan TCA 20% dan TBA 0,67% sesuai prosedur pengukuran MDA

dengan metode Wills. Larutan standar selanjutnya dapat diukur dengan

spektofotometri. 23

Hasil absorbansi larutan standar pada 5 konsentrasi digunakan untuk

mendapatkan persamaan regresi linear y = a + bx, dimana y merupakan

Page 59: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

44

absorbansi spektofometri dan x adalah konsentrasi MDA. Persamaan regresi

linear tersebut digunakan untuk mencari nilai kadar MDA serum sampel. Hasil

pengolahan sampel akan dianalisisdengan menggunakan program SPSS

(statistical package for the social sciences) 22.0.

3.10 Identifikasi Variabel

3.10.1 Variabel terikat (dependen)

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil pengukuran kadar

MDA serum.

3.10.2 Variabel bebas (independen)

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah puasa ramadan.

3.11 Pengolahan dan Analisis Data

Penelitian ini merupakan penelitian komparatif numerik berpasangan dua

kelompok. Analisis untuk menguji distribusi data menggunakan uji Shapiro-

Wilk, karena sampel berjumlah kurang dari 50 orang. Jika sebaran data normal (p

value > 0,05) analisis dilanjutkan dengan uji t berpasangan, namun jika sebaran

data tidak normal (p value < 0,05) maka digunakan uji Wilcoxon menggunakan

software SPSS 22.0.22

Page 60: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

45

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Subyek

4.1.1 Usia

Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data primer pada mahasiswa

preklinik PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berusia 18 - 22 tahun.

Sebaran data subyek berdasarkan usia dapat dilihat dalam tabel 4.1.

Tabel 4.1 Distribusi sampel berdasarkan usia

Usia Responden Jumlah Persentase (%)

18 tahun 2 orang 12,50

19 tahun 3 orang 18,75

20 tahun 8 orang 50,00

21 tahun 2 orang 12,50

22 tahun 1 orang 6,25

Tabel 4.1 menjelaskan bahwa subyek terbanyak dalam penelitian berusia

20 tahun yaitu berjumlah 8 orang (50,00%), sedangkan subyek dengan jumlah

paling sedikit dalam penelitian ini adalah subyek dengan usia tertua, yaitu 22

tahun sejumlah 1 orang (6,67%). Sisanya terdiri dari 2 orang (12,50%) subyek

berusia 18 tahun, 3 orang (18,75%) subyek berusia 19 tahun, dan 2 orang

(12,50%) subyek berusia 21 tahun. Pada penelitian ini subyek memiliki beda usia

antara 1- 4 tahun.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim, dkk mengenai efek dari

puasa ramadan terhadap parameter stres oksidatif dan parameter kerusakan selular

di Uni Emirat Arab. subyek penelitian terdiri dari 14 subyek berusia antara 25 –

58 tahun.2 Perbedaan rentang usia ini dapat disebabkan karena perbedaan

demografi dan juga populasi target pada penelitian.2, 31

Pada penelitian lain yang

dilakukan oleh Fifin mengenai pengaruh puasa ayyaumul bidh terhadap kadar

MDA plasma terdapat 33 subyek dengan rentang usia 18 – 23 tahun.5 Rentang

Page 61: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

46

usia subyek perlu dibatasi untuk mengurangi tingkat perbedaan usia yang

merupakan faktor yang memengaruhi kadar MDA, dimana semakin bertambah

usia akan terjadi peningkatan kadar MDA.5, 32, 33, 34

4.1.2 Jenis Kelamin

Dalam penelitian ini didapat subyek berdasarkan jenis kelamin seperti

dijelaskan pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Distribusi sampel berdasarkan jenis kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki-laki 3 orang 18,75

Perempuan 13 orang 81,25

Tabel 4.2 menjelaskan mengenai sebaran subyek penilitian berdasarkan

jenis kelamin, yaitu berjumlah 3 orang (18,75%) laki-laki dan 13 orang (81,25%)

perempuan. Distribusi subyek penelitian cukup menggambarkan proporsi

mahasiswa PSKPD UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim, dkk subyek penelitian

terdiri dari 5 orang perempuan (35,71%) dan 9 orang laki-laki (64,29%).2

Perbedaan distribusi subyek berdasarkan jenis kelamin dapat disebabkan karena

perbedaan demografi pada tempat pengambilan data.2, 31

4.2 Pengukuran Laboratorium Kadar MDA Serum

Pengukuran kadar MDA merupakan salah satu parameter yang dapat

menunjukkan tingkat stres oksidatif tubuh. Stres oksidatif merupakan salah satu

komponen kerusakan jaringan pada manusia yang merefleksikan

ketidakseimbangan antara produksi reactive oxygen species (ROS) dengan

pertahanan antioksidan.3, 4

Pengukuran kadar MDA dilakukan dengan metode uji

asam tiobarbiturat (TBA) yang dapat diukur secara spektrofotometri.

Pengukuran kadar MDA serum dilakukan sebelum dan setelah puasa. Pada

uji normalitas kadar MDA serum sebelum puasa didapatkan distribusi data normal

(p value > 0,05), sedangkan distribusi data kadar MDA serum setelah puasa dan

Page 62: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

47

selisih kadar MDA serum sebelum dan sesudah puasa tidak normal (p value <

0,05).

4.2.1 Kadar MDA Serum sebelum Puasa

Gambaran kadar MDA serum sebelum puasa yang didapatkan dalam

penelitian ini tercantum dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3 Gambaran hasil pengukuran kadar MDA serum sebelum puasa

Variabel Mean ± Standar Deviasi Interval Kepercayaan 95%

Kadar MDA

sebelum

puasa

0,9024 ± 0,5350 0,6273 - 1,1875

Tabel 4.3 mendapat bahwa rerata kadar MDA serum sebelum puasa adalah

0, 90234 ± 0,5350 nmol/ml. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim, dkk

tahun 2008 di Uni Emirat Arab, mendapatkan rerata kadar MDA serum subyek

sebelum berpuasa adalah 1,41 ± 0,13 nmol/ml.2 Pada penelitian lain yang

dilakukan pada 2004 di Turki oleh Hatice, et al mendapatkan nilai rerata kadar

MDA serum subyek sehat adalah 1,52 ± 0,51 nmol/ml.29

Pada penelitian yang

dilakukan di India oleh Bhutia, et al rerata kadar MDA serum yaitu 0,93 ± 0,39

nmol/ml.30

Akan tetapi, penelitian kadar MDA serum yang dilakukan oleh Irianthi

pada 2012 di Indonesia, mendapatkan rerata kadar MDA serum pada subyek sehat

adalah 0,28 ± 0,09 nmol/ml. Perbedaan hasil pengukuran dapat disebabkan oleh

perbedaan pola makan, aktivitas fisik, usia, konsumsi suplemen, paparan sumber

radikal bebas pada subyek penelitian.5, 25, 32, 33, 34, 35, 36, 37

4.2.2 Kadar MDA setelah Puasa

Penelitian ini mendapatkan hasil pengukuran kadar MDA serum setelah

puasa ramadan hari ke-17 mengalami perubahaan dibandingkan dengan kadar

MDA serum sebelum puasa. Gambaran mengenai kadar MDA serum setelah

puasa dan selisihnya terhadap kadar MDA serum sebelum puasa dapat dilihat

pada tabel 4.4.

Page 63: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

48

Tabel 4.4 Kadar MDA serum setelah puasa

No. Variabel Minimum Maksimum Median

1 Kadar MDA

setelah puasa

0,0251 2,7523 0,4315

2 Selisih kadar

MDA

-2,1547* 1,2666 0,2573

*peningkatan kadar MDA serum setelah puasa menyebabkan selisih kadar MDA bernilai

negatif

Kadar MDA setelah puasa mendapatkan nilai median adalah 0,4315

nmol/ml, sedangkan nilai minimum dan maksimumnya adalah 0,0251 dan 2,7523

nmol/ml. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim, dkk mendapatkan hasil

kadar MDA serum pada hari ke-14 dan hari ke-28 puasa ramadan adalah 1,34 ±

0,13 dan 1,31 ± 0,15 nmol/ml.2 Perbedaan kadar MDA serum dapat disebabkan

oleh perbedaan pola makan, aktivitas fisik, dan paparan sumber radikal bebas

pada subyek penelitian selama melaksanakan puasa ramadan.5, 25, 32, 33, 34, 35, 36, 37

Selisih kadar MDA serum antara sebelum dan setelah puasa ramadan

memiliki nilai median 0,2573 nmol/ml. Terdapat nilai penurunan kadar MDA

tertinggi yaitu 1,2666 nmol/ml, namun terdapat peningkatan tertinggi pada kadar

MDA yaitu 2,1547 nmol/ml. Analisis data selisih kadar MDA serum sebelum dan

setelah puasa dengan uji Wilcoxon terdapat pada tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil uji Wilcoxon kadar MDA serum sebelum dan setelah puasa.

No Variabel Meningkat Menurun Menetap P value

1 Kadar MDA post-

puasa terhadap

kadar MDA pre-

puasa

4 sampel 12 sampel 0 sampel 0,179

Hasil uji Wilcoxon pada data kadar MDA serum sebelum dan setelah

puasa adalah terdapat 4 sampel mengalami peningkatan kadar MDA setelah

melakukan puasa dan 12 sampel mengalami penurunan kadar MDA serum setelah

Page 64: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

49

melakukan puasa. Akan tetapi, nilai p value > 0,05 yang berarti penurunan kadar

MDA serum setelah melakukan puasa tidak cukup bermakna. Hal ini dapat

diartikan bahwa puasa ramadan tidak memengaruhi kadar MDA serum secara

signifikan. Penurunan kadar MDA serum yang terjadi kemungkinan karena

retriksi lemak tak-jenuh ganda dan sumber radikal bebas yang terjadi saat puasa,

sedangkan peningkatan yang kadar MDA serum setelah puasa kemungkinan

dikarenakan pola makan tinggi lemak pada saat sahur maupun berbuka, rendahnya

konsumsi sayur dan buah, dan adanya pajanan sumber radikal bebas.

Penelitian yang dilakukan oleh Ibrahim, dkk mengenai efek dari puasa

ramadan terhadap parameter stres oksidatif dan parameter kerusakan selular pada

objek yang sehat mendapatkan hasil bahwa terdapat penurunan yang signifikan

pada malondialdehida (MDA) eritrosit, glukosa serum, trigliserid, vitamin C, dan

karotenoid plasma total pada hari ke-28 Ramadan puasa. Akan tetapi, puasa

ramadan tidak memengaruhi kadar MDA serum dan protein-bound carbonyls

plasma secara signifikan.2

Perbedaan yang terjadi antara kadar MDA eritrosit yang menurun secara

signifikan dan MDA serum yang tidak mengalami penurunan signifikan masih

belum jelas. Berdasarkan penlitian Ibrahim, dkk diduga perbedaan hasil tersebut

dikarenakan penuruan asupan buah dan sayur dan/atau penurunan karotenoid dan

vitamin C plasma yang mengimbangi efek positif dari puasa ramadan terhadap

peroksidasi lipid. Peneltian tersebut menyimpulkan bahwa puasa ramadan tidak

memengaruhi stres oksidatif maupun kerusakan selular. Oleh karena itu, menjaga

asupan nutrisi terutama konsumsi buah dan sayur secara adekuat merupakan hal

yang penting dilakukan saat melaksanakan puasa ramadan .2

4.3 Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan pada penelitian ini yaitu peneliti tidak melakukan pencatatan

dan evaluasi khusus terhadap pola makan, tingkat aktivitas, dan keluhan kesehatan

subyek selama melakukan puasa ramadan sehingga peneliti tidak dapat

menjelaskan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kadar MDA serum

responden. Perbedaan tingkat aktivitas dapat diminimalisasi, karena semua sampel

memiliki tingkat aktivitas yang relatif sama yaitu sebagai mahasiswa. Akan tetapi,

Page 65: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

50

Perbedaan pola makan responden selama berpuasa merupakan faktor yang paling

memengaruhi kadar MDA serum.

Keterbatasan lain pada penelitian ini adalah jumlah sampel yang sedikit

sehingga didapatkan hasil dengan sebaran yang luas, Hal ini berkaitan dengan etik

penelitian dan keterbatasan finansial dalam pelaksanaan penelitian.

Page 66: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

51

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian yang dilakukan pada 16 subyek penelitian dengan mengukur

kadar MDA serum sebelum dan setelah puasa ramadan selama 17 hari

secara berturut-turut mendapatkan simpulan, bahwa :

1. Rerata kadar MDA serum sebelum puasa adalah 0, 90234 ± 0,5350

nmol/ml.

2. Nilai median kadar MDA serum setelah puasa adalah 0,4315 nmol/ml,

dengan rentang antara 0,0251 - 2,7523 nmol/ml.

3. Puasa ramadan menurunkan kadar MDA serum, namun penurunan

yang terjadi pada hari ke-17 puasa ramadan tidak signifikan (p value >

0,05).

4. Terdapat peningkatan kadar MDA serum pada 4 subyek (25%) setelah

puasa ramadan.

5.2 Saran

1. Pada penelitian selanjutnya perlu melengkapi data berupa pola makan,

aktivitas fisik, dan riwayat penyakit degeneratif pada keluarga

responden.

2. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian mengenai

pengaruh puasa ramadan yang diukur secara periodik.

3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh puasa

sunah, retriksi diet, ataupun pola makan terhadap kadar MDA agar

dapat mendorong seseorang untuk menjaga pola makan yang sehat dan

seimbang.

4. Pada penelitian selanjutnya perlu menambahkan jumlah sampel agar

sebaran data yang didapat tidak terlalu luas.

Page 67: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

52

DAFTAR PUSTAKA

1. Al-Utsaimin, Muhammad. Pelajaran Mengenai Puasa, Tarawih, dan Zakat.

Maktabah Raudhah Al-Muhibbin: Jakarta. 2008.

2. Ibrahim WH, Habib HM, Jarrar AH, Al Baz SA. Effect of Ramadan

Fasting on Markers of Oxidative Stress and Serum Biochemical Markers

of Cellular Damage in Healthy Subjects. Annals of Nutrition and

Metabolism. 2008;53(3–4):175–81.

3. Anita, Diyah C. Kadar Glukosa Darah dan Malondialdehid Ginjal Tikus

Diabetes yang Diberi Latihan Fisik. Muhammadiyah Journal of

Nursing.2014:109–16.

4. Faris MA-IE, Hussein RN, Al-Kurd RA, Al-Fararjeh MA, Bustanji YK,

Mohammad KM. Impact of Ramadan Intermittent Fasting on Oxidative

Stress Measured by Urinary 15-F2t-Isoprostane. J Nutr Metab .

2012;2012(802924).

5. Afriyanti, Fifin. Efek Puasa Sunnah Ayyamul Bidh Terhadap Kadar MDA

(Malondialdehide). Repository UIN Jakarta. 2013.

6. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Definisi

Metabolisme.http://kbbi.web.id/metabolisme.

7. Smith C, Marks AD, Lieberman M. Marks’ Basic Medical Biochemistry A

Clinical Approach 2nd Ed. USA: Lippincott Williams and Wilkins. 2005.

3–550

8. Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia: Buku Panduan Kuliah Mahasiswa

Kedokteran dan Program Strata I Fakultas Bioeksakta. Jakarta: Penerbit

Buku Kedokteran EGC. 2006. 205-11.

9. Sumbono, Aung. Biokimia Pangan Dasar. Yogyakarta: Deepublish. 2016.

40-53.

10. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper 29th Ed.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2014. 18–330.

11. Sherwood, Lauralee. Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem 8th Ed.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2014. 776-92.

Page 68: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

53

12. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi Edisi 5 Jilid 1. Jakarta:

Penerbit Erlangga. 2002. 90-1.

13. Berg JM, Tymoczko JL, Strayer L. Biochemistry 5th Ed. New York: W H

Freeman. 2002.

14. Guyton, Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 12th Ed. Singapura:

Elsevier, 2011. 867-906.

15. Setiawan B, Suhartono E. Peroksidasi Lipid dan Penyakit Terkait Stres

Oksidatif pada Bayi Prematur. Majalah Kedokteran Indonesia.

2017;57(1):10–4.

16. Tüközkan N, Erdamar H, Seven I. HPLC ve TBA Yöntemi ile Plazma ve

Dokularda Total MDA Ölçümü Olgu Sunumu. Fırat Tıp Dergisi.

2006;11(2): 88–92.

17. Suwimol J. Free Radicals in Biology and Medicine. Spring.

2005;77(222):1–10.

18. Nielsen F, Mikkelsen BB, Nielsen JB, Andersen HR, Grandjean P. Plasma

Malondialdehyde as Biomarker for oxidative stress: Reference interval and

effects od life-style factors. Clinical Chemistry. 1997;43(7):1209–14.

19. Karatas F, Karatape M, Baysar A. Determination of Free Malondialdehyde

in human serum by High-performance Liquid Chromatography. Academic

Press. 2002;(311):76–9.

20. Qardhawi, Yusuf. Puasa Bersama Rasulullah, Ulasan Lengkap Ibadah

Puasa (Fiqh Puasa). Jakarta: Firdaus Pressindo. 2016.

21. Dahlan, M Sopiyudin. Besar Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan

Kesehatan, Edisi 4. Jakarta: Epdemiologi Indonesia. 2016. 235-40.

22. Dahlan, M Sopiyudin. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan:

Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat, Dilengkapi Aplikasi Menggunakan

SPSS Edisi 6. Jakarta: Epidemiologi Indonesia. 2014.

23. Panut, Irianthi. Hubungan antara Malondialdehid dengan eLFG pada

Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo.

FMIPA UI; 2012.

24. Arisandi Nasution D. Faktor Risiko Dan Kesamaan Jenis Kuman Jalan

Lahir Ibu Dengan Kultur Darah Pada Sepsis Neonatal Awitan Dini. Master

Page 69: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

54

Program In Biomedical Science; 2008. Tersedia pada:

http://eprints.undip.ac.id/28739/.

25. Asni E, Ismawati I, Arlem BV. Durasi Konsumsi Makanan Digoreng

Dengan Minyak Kelapa Sawit Pemanasan Berulang Terhadap

Malondialdehid Plasma. Majalah Kedokteran Andalas. 2015; 37(1): 14–

18.

26. Andriani A, Prijanti AR, Mudjihartini N, Jusman SWA. Dampak Hipoksia

Sistemik terhadap Malondialdehida, Glial Fibrillary Acidic Protein dan

Aktivitas Asetilkolin Esterase Otak Tikus. eJournal Kedokteran Indonesia.

2016; 112–8.

27. Kumar A, Dhillon BS, Rao DN, Menon G, Shankar H, Dhaliwal K, Maiti.

Temporal Trends of Malondialdehyde in Stored Human Plasma. Indian J

Clin Biochem. 2012; 27(4): 405-9.

28. Fogarasi E, Croitoru MD, Fülöp I, Nemes-Nagy E, Tripon RG, Simon-

Szabo Z, et al. Malondialdehyde levels can be measured in serum and

saliva by using a fast HPLC method with visible detection / Determinarea

printr-o metodă HPLC-VIS rapidă a concentraţiilor serice şi salivare ale

malondialdehidei. Revista Romana de Medicina de Laborator. 2016 ;

24(3).

29. Pasaoglu H, Sancak B, Bukan N. Lipid Peroxidation and Resistance to

Oxidation in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. Tohoku J. Exp. Med.

2004;203(3):211-8.

30. Bhutia Y, Ghosh A, Sherpa ML, Pal Ranabir, Mohanta PK. Serum

Malondialdehyde level: Surrogate stress marker in the Sikkimese

diabetics. J Nat Sci Biol Med. 2011; 2(1): 107-112.

31. De Bel-Air F. Demography, Migration, And The Labour Market In The

UAE. 2015.

32. Junqueira VBC, Barros SBM, Chan SS, Rodrigues L, Giavarotti L, Abud

RL, Et Al. Aging And Oxidative Stress. Molecular Aspects Of Medicine.

2004;25(1–2):5–16.

33. Mutlu-Turkoglu U, Ilhan E, Oztescan C, Kuru A, Aykak-Toker G, Uysal

M. Age-Related Increases In Plasma Malondialdehyde And Protein

Page 70: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

55

Carbonyl Levels And Lymphocyte DNA Damage In Elerly Subject. Clin

Biochem. 2003; 36(5): 397-400.

34. Setiati S, Alwi I, Sudoyo AW, Simadibrata M, Setyohadi B, Syam AF.

Ilmu Penyakit Dalam Edisi VI Jilid III. Interna Publishing: 2014.

35. Afriyanti, Esi. Perbedaan Kadar Malondialdehid Anak Jalanan Yang

Terpajan Udara Tercemar Dengan Anak Yang Tidak Terpajan Udara

Tercemar Di Daerah Istimewa Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada.

2006.

36. Amalia L, Ekayanti I. Pengaruh Suplemen Antioksidan Terhadap Kadar

Malondialdehid Plasma Mahasiswi IPB. Jurnal Gizi Dan Pangan.

2014;9(1).

37. Candrawati S. Pengaruh Aktivitas Fisik Terhadap Stres Oksidatif.

Mandala of Health. 2015;6(1):454–461.

38. Shadman Z, Hedayati M, Larijani B, Akhoudan M, Nikoo MK.

Recommended Guidelines for Designing and Interpreting Ramadan

Fasting in Medical Research. 2015; 3(4): 156-165.

39. Winarsi, Hery. Antioksidan Alami dan Radikal Bebas. Yogyakarta :

Penerbit Kanisius. 2007. 11-9.

40. Sayuti K, Rina Y. Antioksidan Alami dan Sintetik. Padang : Andalas

University Press. 2015.

Page 71: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

56

Lampiran 1

(Informed Consent)

Informed Consent

Saya, Annisa Nadia Utami, mahasiswa program studi kedokteran dan profesi dokter

(PSKPD) angkatan 2014 sedang melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Puasa

Ramadan Terhadap Kadar Malondialdehida Serum”. Saya meminta anda untuk ikut

berpartisipasi dalam penelitian yang saya lakukan. Proses pengambilan data dalam

penelitian ini melalui prosedur pengambilan darah sebelum dan setelah anda melakukan

puasa Ramadan.

Pengambilan darah

Pangambilan darah pada penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum

anda melakukan puasa Ramadan dan pada hari ke-17 puasa Ramadan. Darah akan diambil

dari pembuluh balik pada lengan (vena cubiti) sebanyak 5 ml pada setiap pengambilan.

Darah yang telah diambil akan diperiksa kadar albumin dan protein plasma total.

Risiko dan Usaha penjagaan

Terdapat sedikit risiko infeksi dan terbentuk bekuan darah di bawah kulit pada

proses pengambilan darah. Namun kemungkinan hal ini terjadi sangat kecil karena kulit

anda akan dibersihkan terlebih dahulu dan kami menggunakan jarum yang steril untuk

pengambilan darah. Pengambilan darah akan dilakukan oleh petugas laboratorium yang

telah terlatih.

Kerahasiaan

Identitas dan catatan mengenai pemeriksaan yang anda lakukan akan dirahasiakan.

Kalaupun hasil penelitian ini akan dikaji oleh peneliti lain maka anda hanya akan dikenal

sebagai nomor saja.

Partisipasi Sukarela

Anda tidak akan dipaksa untuk mengikuti penelitian ini. Anda dapat menolak

mengikuti penelitian jika anda tidak menghendakinya.

Page 72: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

57

Lembar Persetujuan Mengikuti Penelitian

Bersama ini saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Alamat :

Telepon :

Setelah mendapat keterangan secukupnya dan mengerti manfaat penelitian tersebut di

bawah ini dengan judul :

Pengaruh Puasa Ramadan Terhadap Kadar Malondialdehida Serum

Saya mengerti tujuan penelitian ini dan mengapa diminta untuk berpartisipasi.Semua

pertanyaan yang saya ajukan telah dijawab peneliti.

Saya mengerti bahwa keiikutsertaan dalam penelitian ini bersifat sukarela dan setiap saat

dapat mengundurkan diri dari penelitian.

Jakarta, 12 Mei 2017

Yang memberi penjelasan Yang menyetujui

( Annisa Nadia Utami ) ( )

Page 73: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

58

Lembar Data Partisipan

Untuk menentukan apakah anda sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, silakan jawab

pertanyaan dibawah ini!

Apakah anda merokok?

Ya

Tidak

Apakah anda mengkonsumsi alkohol?

Ya

Tidak

Apakah anda seorang vegetarian?

Ya

Tidak

Apakah anda memiliki penyakit metabolik atau penyakit kronik lainnya? (contoh : DM,

hipertensi, dislipidemia, dsb)

Ya

Tidak

Apakah anda mengkonsumi suplemen antioksidan, vitamin/mineral, atau sedang dalam

pengobatan?

Ya

Tidak

Apakah menstruasi anda teratur?

Ya

Tidak

Jika teratur, berapa lama siklus nya? _____

Hari pertama haid terakhir anda jatuh pada tanggal ___________

Page 74: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

59

Lampiran 2

(Lembar Persetujuan Etik)

Page 75: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

60

Lampiran 3

(Dokumentasi Penelitian)

Lampiran 4

(Grafik Standar TEP)

Page 76: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

61

y = 0,1086x + 0,0951 R² = 0,9991

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0 1 2 3 4 5 6

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi Standar

Grafik Standar TEP sebelum puasa - 1

Series1

Linear (Series1)

y = 0,0614x + 0,2527 R² = 0,9094

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0 1 2 3 4 5 6

Ab

sorb

ansi

Konsentrasi Standar

Grafik Standar TEP sebelum Puasa - 2

Series1

Linear (Series1)

Page 77: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

62

Lampiran 5

y = 0,057x + 0,2436 R² = 0,9263

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0 1 2 3 4 5 6

Ab

sorb

ansi

Konsetrasi Standar

Grafik Standar TEP setelah Puasa - 1

y

Linear (y)

y = 0,0638x + 0,2164 R² = 0,9853

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0 1 2 3 4 5 6

Axi

s Ti

tle

Axis Title

Grafik Standar TEP setelah Puasa - 2

Series1

Linear (Series1)

Page 78: PENGARUH PUASA RAMADAN TERHADAP KADAR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37288/2/ANNISA... · Demikian laporan penelitian ini peneliti susun, semoga dapat memberi

63

Lampiran 5

(Daftar Riwayat Hidup)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Annisa Nadia Utami

Tempat Tanggal Lahir : Pringsewu, 25 Juni 1996

Alamat : Jalan Balaidesa RT 02 RW 02 Sukoharjo 3 Kecamatan

Sukoharjo, Pringsewu, Lampung

Email : [email protected]

No.Telepon : 089631074939

Riwayat Pendidikan :

TK Islamiyah Sukoharjo 3 (2001-2002)

SDN 2 Sukoharjo 3 (2002-2008)

SMPN 1 Pringsewu (2008-2011)

SMAN 1 Pringsewu (2011-2014)

Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter FKIK UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta (2014-sekarang)

Riwayat Organisasi :

Local Exchange Officer CIMSA UIN Syarif Hidayatullah

periode 2016-2017

Anggota UIN Syahid Medical Rescue periode 2016-2017

Prestasi :

Juara 3 Olimpiade Sains Nasional bidang Kimia tingkat

Kabupaten Pringsewu 2013

Peserta 14th Inter-medical School Physiology Quiz

Universitas Gadjah Mada 2016

Peserta Indonesian Medical Physiology Olympiad

Universitas Airlangga 2017