14
PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, FINANCIAL DISTRESS DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN (Studi Pada Perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014) NASKAH PUBLIKASI Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Falkutas Ekonomi dan Bisnis oleh : WIDHY HASTORO BAYU PRASETYO B 200 120 141 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2016

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS,

FINANCIAL DISTRESS DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

(Studi Pada Perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2010-2014)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan

Akuntansi Falkutas Ekonomi dan Bisnis

oleh :

WIDHY HASTORO BAYU PRASETYO

B 200 120 141

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

i

Page 3: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

ii

Page 4: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

iii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam naskah publikasi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan disuatu perguruan tinggi dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau

diterbitkan orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar

pustaka.

Apabila kelak terbukti ada ketidak benaran dalam pernyataan saya diatas, maka akan

saya pertanggung jawabkan sepenuhnya.

Surakarta, 10 Agustus 2016

Yang Menyatakan

WIDHY HASTORO BAYU PRASETYO

B200120141

Page 5: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

1

PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS,

FINANCIAL DISTRESS DAN OPINI AUDIT TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP

PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING CONCERN

(Studi Pada Perusahaaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode

2010-2014)

WIDHY HASTORO BAYU PRASETYO

B 200 120 141

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Email:

[email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh reputasi auditor, ukuran

perusahaan, likuiditas, financial distress dan opini audit tahun sebelumnya terhadap

penerimaan opini audit going concern.

Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Melalui teknik

analisis regresi logistik jumlah sampel dari penelitian ini sebanyak 24 perusahaan sesuai

dengan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.data yang digunakan adalah perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI yahun 2010-2014.

Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel opini audit tahun sebelumnya

secara signifikan berpengaruh positif pada penerimaan opini audit going concern. Sedangkan

untuk variable reputasi auditor, ukuran perusahaan, likuiditas, dan financial distress tidak

berpengaruh signifikan pada penerimaan opini audit going concern.

Kata Kunci: Reputasi auditor, Ukuran perusahaan, Likuiditas, Financial distress, Opini

Audit Tahun Sebelumnya dan Opini Audit Going Concern.

ABSTRACT

Going concern auditing opinion could become one thing to be considered by the

financial repport users to make decisions before making investment. Going concern

auditing opinion accepted by a company indicates the auditor’s scepticism occurs about

the life sustainability of the company. The purpose of the study is to determine the impact

of audit tenure, growth’s company, opinion shopping and prior year’s opinion on

receiving a going concern audit opinion. This research was conducted at the property and

real estate and consumption industry companies listed in Indonesia Stock Exchange 2010-

2014.

The samples are selected by purposive sampling method. Amount of this sample

research is 33 companies with a purposive sampling method. Data analysis techniques used

in this research is logistic regression analysis.

Based on the result, prove that the prior year’s opinion variables significantly

positive on receiving a going concern audit opinion. As for the variable audit tenure,

growth of the company and opinion shopping where not significantly impact on receiving a

going concern audit opinion.

Keywords: audit tenure, corporate growth, opinion shopping, prior year’s opinion and

Going concern audit opinion.

Page 6: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

2

1. PENDAHULUAN

Dalam dunia usaha salah satu tujuan utama dari sebuah keberadaan entitas ketika

didirikan adalah untuk menghasilkan laba yang optimal berdasarkan pada prinsip akuntan

yang berlaku merupakan tujuan jangka panjang perusahaan dalam mempertahankan

kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern. Auditor mempunyai tanggung jawab

untuk menilai apakah terdapat kesangsian terhadap kemampuan perusahaan dalam

mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui opini audit going concern.

Opini audit going concern merupakan opini yang dikeluarkan auditor karena terdapat

keraguan yang besar tentang kemampuan perusahaan untuk terus going concern. opini audit

going concern dapat meliputi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan

berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat

tidak wajar, dan tidak memberikan pendapat selama terkait penjelasan going concern.

Pengeluaran opini audit going concern ini tentu sangat berguna bagi pemegang saham

maupun pengguna laporan keuangan lainnya membutuhkan informasi tentang kemampuan

perusahaan untuk melanjutkan usahanya melalui opini auditor. Hal ini dikarenakan auditor

independen memiliki akses untuk mengetahui operasi perusahaan dan rencana yang akan

datang. Opini audit going concern membantu investor untuk memutuskan akan berinvestasi

atau tidak ke dalam perusahaan auditee yang terkena opini audit going concern.

2. KAJIAN LITERASI

a. Teori agensi

Teori keagenan sebagai suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (prinsipal)

meminta pihak lainnya (agen) untuk melaksanakan sejumlah pekerjaan atas nama prinsipal

yang melibatkan pendelegasian beberapa wewenang pembuatan keputusan kepada agen. Jika

kedua pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut berusaha untuk memaksimalkan utilitas

mereka maka ada kemungkinan bahwa agen tidak akan selalu bertindak untuk kepentingan

terbaik prinsipal. Dengan tujuan memotivasi agen maka prinsipal merancang kontrak

sedemikan rupa sehingga mampu mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat

dalam kontrak keagenan.

Namun, pada kenyataannya agen sebagai pengelola perusahaan umumnya memiliki

informasi yang lebih banyak mengenai kondisi perusahaan dibandingkan dengan prinsipal

sebagai pemilik perusahaan sehingga menimbulkan terjadinyaasimetri informasi, sehingga,

dibutuhkan pihak ketiga yang independen sebagai mediator pada hubungan antara prinsipal

dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitori perilaku manajer (agen) apakah sudah

bertindak sesuai dengan peraturan yang ada

Auditor adalah pihak yang dianggap mampu menjembatani kepentingan pihak

prinsipal (shareholders) dengan pihak manajer (prinsipal) dalam mengelola keuangan

perusahaan Setiawan (2006) dalam Susanto (2009). Auditor melakukan fungsi monitoring

pekerjaan manajer melalui sebuah sarana yaitu laporan tahunan. Tugas auditor adalah

memberikan opini atas laporan keuangan tersebut, mengenai kewajarannya. Selain itu,

auditor saat ini juga harus mempertimbangkan akan kelangsungan hidup perusahaan.

3. PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Hubungan antara reputasi auditor dan opini audit going concern

Page 7: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

3

Auditor bertanggung jawab untuk menyediakan informasi yang berkualitas tinggi

yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan. Auditor yang bereputasi baik cenderung akan

menerbitkan opini audit going concern jika klien terdapat masalah berkaitan going concern

perusahaan. Menurut krisdiantuti dan Rasmini (2016) KAP big four dalam memberikan opini

audit going concern lebih berhati-hati karena pihak. KAP ingin memberikan hasil yang

terbaik untuk perusahaan tersebut. Auditor yang berasal dari KAP besar memiliki reputasi

yang baik sehingga kualitas audit dan pemberian opini akan sesuai dengan kondisi

perusahaan.

H1 : Reputasi auditor berpengaruh terhadap opini audit going concern.

Hubungan antara ukuran perusahaan dan opini audit going concern

Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aktiva yang dimiliki. Perusahaan dengan

total aktiva yang besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap

kedewasaan karena dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki

prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif panjang. Sari (2011) menemukan bukti

bahwa KAP berpengaruh terhadap ukuran perusahaan yang mungkin memberikan fee yang

lebih besar dibandingkan perusahaan yang kecil.Setiap aset yang dimiliki oleh perusahaan

(hasil dari keputusan investasi) mampu mendukung usaha perusahaan dalam memperoleh

penghasilan yang menguntungkan. Laba yang diperoleh pada akhirnya dapat digunakan

untuk memberikan imbalan kepada para pemilik dana dan merupakan sumber pendanaan bagi

usaha ekspansi perusahaan di masa datang sehingga memiliki sedikit kemungkinan untuk

gagal dalam melangsungkan usahanya.

H2 : ukuran perusahaan berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern

Hubungan antara likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern

Kemampuan perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar dalam penyelesaian

kewajiban jangka pendeknya ditunjukan dengan likuiditas. Data laporan keuangan yang

berisi kewajiban dan aktiva lancar ini bisa saja di manipulasi oleh pihak agen yang

hanya focus untuk kepentingannya saja. Sehingga jika data tersebut dimanipulasi maka

hasilnya pun akan tidak sesuai dengan kondisi keuangan dan investor akan dalam

pengambilan keputusan investasinya. Dalam penelitian sebelumnya, Kristiana (2012)

menemukan bukti bahwa semakin besar likuiditas maka perusahaan dinilai mampu untuk

memenuhi kewajiban jangka pendeknya sehingga auditor tidak memiliki keraguan terhadap

kelangsungan hidup perusahaan.

H3 : Likuiditas berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern

Hubungan antara financial distress terhadap penerimaan opini audit going

concern.

Financial distress merupakan faktor perusahaan yang banyak dipakai untuk

memprediksi going concern atau keberlangsungan hidup perusahaan dan kebangkrutan yang

akan terjadi. Dewayanto (2011) menemukan bukti bahwa semakin baik kondisi keuangan

perusahaan maka semakin kecil kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini audit

going concern. Seorang auditor akan sangat memperhatikan kondisi keuangan perusahaan

dalam menerbitkan opini audit going concern. Perusahaan yang tidak mempunyai

permasalahan yang serius kemungkinan besar tidak akan menerima opini audit going

concern. Berbeda dengan perusahaan yang mengalami permasalahan keuangan secara terus-

Page 8: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

4

menerus yang mengakibatkan nilai rasio Z Score rendah sehingga akan berpeluang besar

untuk menerima opini audit going concern.

H4 : financial distress berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.

Hubungan antara opini audit going concern dan penerimaan opini audit going

concern.

Auditee yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan

dianggap memiliki masalah kelangsungan hidupnya, sehingga semakin besar kemungkinan

bagi auditor untuk mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan. Perusahaan

yang bermasalah akan mengalami permasalahan seperti, hilangnya kepercayaan publik

sehingga akan semakin mempersulit manajemen perusahaan untuk mengatasi kesulitan yang

ada. Santoso dan Wedari (2008) menemukan bukti bahwa pada perusahaan yang mengalami

peningkatan kondisi keuangan auditor yang semula memberikan ke opini audit going concern

mengubah opini yang diberikan ditahun berikutnya menjadi tidak memberikan opini going

concern.

H5 : opini audit tahun sebelumnyaberpengaruh terhadap penerimaan opini audit going

concern

4. METODE

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang tercatat di Bursa

Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014. Jumlah perusahaan yang mempengaruhi kriteria

untuk menjadi sampel dalam penelitian ini yang ditentukan dengan metode purposive

sampling adalah 24 perusahaan. Data yang digunakan berupa anual report, laporan keuangan

tahunan dan laporan auditor independen.

4.1 Variabel dependen

Opini audit going concern

Opini audit going concern merupakan opini audit modifikasi yang dalam

pertimbangan auditor terdapat ketidakmampuan atau ketidakpastian signifikan atas

kelangsungan hidup perusahaan dalam menjalankan operasinya di masa mendatang. Opini

audit going concern diukur dengan menggunakan variabel dummy. Opini audit going concern

diberi kode 1, apabila auditor menemukan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup

suatu perusahaan dengan menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa

penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak

memberikan pendapat. Sedangkan, opini audit non going concern diberi kode 0, apabila

auditor tidak menemukan ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup suatu perusahaan

dengan menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian.

4.2 Variabel Independen

Reputasi auditor

Variabel ini diukur dengan menggunakan variabel dummy. Dimana KAP yang

mengaudit laporan keuangan perusahaan dinilai berdasarkan reputasi KAP tersebut. Peneliti

memberikan nilai 1 jika KAP tersebut termasuk dalam the big four, dan 0 jika tidak termasuk

dalam big four accounting firm. Dimana yang termasuk dalam kategori KAP The Big Four,

yaitu:

Page 9: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

5

1). KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja dan KAP KAP Purwantono, Suherman &

Surja -- affiliate of Ernst & Young.

2). KAP Osman Bing Satrio – affiliate of Deloitte.

3). KAP Sidharta, dan Widjaja – affiliate of KPMG.

4). KAP Haryanto Sahari & Rekan dan KAP Tanudiredja, Wibisana & Rekan – affiliate

of Price Waterhouse Cooper (PwC).

Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan adalah variabel untuk mengukur seberapa besar, menengah atau

kecilnya perusahaan sampel. Pengukuran variabel diukur melalui natural logaritma dari total

asset ( Ln total aktiva ). Karena total asset perusahaan bernilai milyaran rupiah maka hal ini

disederhanakan dengan mentransformaikan ke dalam logaritma natural.

UP = LogNatural (Nilai Buku Total Aset Pada Akhir Periode)

Likuiditas

Rasio likuiditas digunakan karena rasio ini mengukur kemampuan perusahaan di

dalam memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo segera (kewajiban jangka pendek).

Sebagai parameter dari rasio likuiditas, penulis menggunakan Current Ratio yang

dirumuskan sebagai berikut :

Current Ratio : Aktiva lancar

Hutang lancer

Financial distress

Financial distress diukur dengan menggunakan model prediksi kebangkrutan Revised

Altman, yang terkenal dengan istilah Z score. Z score yang merupakan suatu formula yang

dikembangkan oleh Altman untuk pendeteksi kebangkrutan perusahaan pada beberapa

perioda sebelum terjadinya kebangkrutan formulanya adalah :

Z’ = 0.717Z1 +0.874Z2 + 3.107Z3 + 0.420Z4+ 0.998Z5

Dalam hal ini :

Z1 = net working capital / total asset

Z2 = retained earnings / total asset

Z3 = earning before interest and taxes / total asset

Z4 = book value of equity/ book value of debt

Z5 =sales/total asset

Opini audit tahun sebelumnya

Opini audit tahun sebelumnya didefinisikan sebagai opini audit yang diterima oleh

auditee pada tahun sebelumnya, yang diukur dengan menggunakan variabel dummy yaitu

diberikan kode 1 apabila auditee menerima mendapat opini audit going concern pada tahun

Page 10: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

6

sebelumnya. Sedangkan, apabila auditee menerima tidak menerima opini audit going concern

pada hasil audit tahun sebelumnya diberikan kode 0.

5. Metode analisis data

Analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Logistik. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan analisis multivariat dengan menggunakan regresi logistik (logistic

regression) yang variabel bebasnya merupakan kombinasi antara kontinyu (metrik) dan

kategorikal (non metrik) Regresi Logistik adalah regresi yang digunakan untuk menguji

apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya).

Persamaan model regresi logistik yang digunakan adalah sebagai berikut:

Log

= α + β1RA + β2SIZE + β3LKD +β4FD + β5OTS + e

Keterangan :

DGC = Variabel Dummy opini audit,

α = Konstanta

β1 – β5 = Koefisien Regresi

RA = Reputasi Auditor

SIZE = Ukuran perusahaan

LKD = Likuiditas

FD = Finansial distress

DPO = Opini audit tahun sebelumnya ( Varisbel dummy, 1 jika

mendapatkan opini audit going concern pada tahun

sebelumnya, 0 jika tidak mendapatkan opini audit going

concern pada tahun sebelumnya)

e = Kesalahan Residual

6. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil perhitungan statistik deskriptif diperoleh nilai minimum reputasi

auditor adalah 0,000; nilai maksimum adalah 1,00;standart deviasi adalah 0,45644 dan rata

rata adalah 0,2917; Sehingga dapat diketahui bahwa rata rata perusahaan sector manufaktur

di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 mendapatkan opini going concern oleh auditor

yang besar.variabel ukuran perusahaan memiliki nilai minimum sebesar 23,08; nilai

maksimum adalah 30,79; standar deviasi adalah 1,35474 dan rata-rata adalah 27,6768;

sehingga dapat diketahui bahwa rata-rata perusahaan sector manufaktur di Bursa Efek

Indonesia tahun 2010-2014 merupakan perusahaan sampel dalam penelitian lebih banyak

yang ukuranya tergolong besar. Variabel likuiditas memiliki nilai minimum likuiditas sebesar

0,11; nilai maksimum adalah 464,98; standart deviasi adalah 47,73879 dan rata rata adalah

7,5681 ; sehingga dapat diketahui rata rata perusahaan sektor manufaktur di Bursa Efek

Indonesia tahun 2010-2014 berada dalam keadaan likuid. Variabel finansial distress memiliki

nilai minimum pertumbuhan perusahaan perusahaan adalah -2,66; nilai maksimum sebesar

13,10; standar deviasi adalah 2,00334 dan rata-rata adalah 2,0839; sehingga dapat diketahui

Page 11: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

7

bahwa rata-rata perusahaan sector manufaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014

merupakan perusahaan yang tidak mengalami masalah keuangan.variabel opini audit going

concern memiliki nilai minimum sebesar 0,00; nilai maksimum adalah 1,00; standar deviasi

adalah 0,21886 dan rata-rata adalah ; 2,0839, sehingga dapat diketahui bahwa 20,8 %

perusahaan sektor manfaktur di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014 di Bursa Efek

Indonesia tahun 2010-2014 menerima opini audit going concern.

Variabel B Wald Sig

Reputasi auditor

Ukuran perusahaan

Likuiditas

Financial distress

Opini tahun sebelumnya

-20,701

1,461

-1,287

-1,278

2,982

0,000

2,917

1,258

2,305

5,892

0,997

0,088

0,262

0,129

0,015

Hasil analisis menunjukkan nilai koefisien 1 adalah -20,207 dengan parameter

negatif, hal ini menunjukkan bahwa semakin terjadi peningkatan pada Reputasi auditor,

maka potensi terjadinya opini audit going concern semakin menurun. Nilai koefisien 2

adalah sebesar 1,461 dengan parameter positif, hal ini menunjukkan bahwa semakin terjadi

peningkatan pada ukuran perusahaan, maka potensi perusahaan menerima opini audit going

concern akan semakin meningkat.

Nilai koefisien 3 adalah sebesar -1,287 dengan parameter negatif, hal ini

menunjukkan bahwa semakin terjadi peningkatan pada likuiditas, maka potensi perusahaan

menerima opini audit going concern akan semakin menurun. Nilai koefisien 4 adalah

sebesar -1,278 dengan parameter negatif, hal ini menunjukkan bahwa semakin terjadi

peningkatan pada financial distress, maka potensi perusahaan menerima opini audit going

concern akan semakin mengalami penurunan. Nilai koefisien 5 adalah 2,982 dengan

parameter positif, hal ini menunjukkan bahwa apabila pada tahun sebelumnya perusahaan

mendapatkan opini audit going concern, maka potensi perusahaan menerima opini audit

going concern akan semakin meningkat.

7. PEMBAHASAN

Pengaruh reputasi auditor terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern

Berdasarkan analisis di atas nilai Wald untuk variabel reputasi auditor sebesar 0,000

dengan signifikansi 0,997, lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini berarti reputasi auditor tidak

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern Jadi semakin baik reputasi KAP

belum tentu mengeluarkan opini audit going concern pada perusahaan klien yang mengalami

masalah keuangan. Tidak berpengaruhnya reputasi auditor terhadap opini audit going

concern ini dimungkinkan Hal ini dikarenakan sikap obyektif harus dimiliki oleh setiap

auditor tanpa melihat auditor tersebut bekerja pada big four maupun non big four. Justru

reputasi KAP akan menjadi tidak baik bila tidak dapat memberikan opini yang

seharusnya terhadap laporan keuangan yang diaudit.

Page 12: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

8

Pengaruh ukuran perusahaan terhadap penerimaan opini audit going concern

Berdasarkan analisis di atas nilai Wald untuk variabel ukuran perusahaan sebesar

2,917 dengan signifikansi 0,88, lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini berarti bahwa ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern, hal ini

dikarenakan auditor bersikap objektif dalam memberikan opini auditor going concern tidak

hanya melihat dari besar kecilnya perusahaan, melainkan cenderung lebih melihat kondisi

perusahaan secara keseluruhan. Selain itu perusahaan besar dengan total aktiva yang besar

juga belum tentu dapat meningkatkan saldo labanya, dari pengamatan ada beberapa

perusahaan dengan total aktiva besar tetapi mengalami saldo laba negatif dalam beberapa

tahun.

Pengaruh likuiditas terhadap penerimaan opini audit going concern

Berdasarkan analisis di atas nilai Wald untuk variabel likuiditas sebesar 1,258 dengan

signifikansi 0,262, lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini berarti bahwa likuiditas tidak

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Perusahaan yang memiliki nilai

likuiditas yang besar belum tentu dapat menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya,

sehingga auditor memiliki keraguan dalam memberi opini audit going concern. Hal ini

disebabkan karena auditor tidak hanya melihat kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban jangka pendeknya, tetapi melihat kemampuan perusahaan secara keseluruhan.

Pengaruh Financial distress terhadap penerimaan opini audit going concern

Berdasarkan analisis di atas nilai Wald untuk variabel financial distress sebesar 2,305

dengan signifikansi 0,129, lebih besar dari alpha 0,05. Hal ini berarti financial distress tidak

berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.Dalam penelitian ini kondisi

financial distress tidak berpengaruh terhadap pemberian opini audit going concern oleh

auditor disebabkan karena dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas auditee

memiliki financial distress yang rendah atau digolongkan kedalam perusahaan bangkrut

namun terdapat beberapa auditee diantaranya yang justru tidak mendapatkan opini audit

going concern dan terdapat auditee yang memiliki kondisi keuangan yang tinggi atau

dikategorikan sehat tetapi mendapatkan opini audit going concern sehingga memperjelas

hasil penelitian ini bahwa kondisi keuangan tidak memiliki pengaruh yang kuat terhadap

pemberian opini audit going concern. Alasan kedua, financial distress yang tinggi belum

tentu menjamin bahwa auditor tidak akan memberikan opini audit going concern karena

meskipun financial distress perusahaan tinggi apabila terdapat hal-hal atau kondisi lain yang

jika dipertimbangkan oleh auditor menimbulkan keraguan mengenai kelangsungan hidup

perusahaan maka auditor akan menerbitkan opini audit going concern.

Pengaruh opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going

concern

Berdasarkan analisis di atas nilai Wald untuk variabel opini tahun sebelumnya sebesar

5,892 dengan signifikansi 0,015, lebih kecil dari alpha 0,05. Hal ini berarti opini tahun

sebelumnya berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern. Auditee yang

menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya akan dianggap memiliki masalah

kelangsungan hidupnya, sehingga semakin besar kemungkinan bagi auditor untuk

mengeluarkan opini audit going concern pada tahun berjalan. Mutchler (1985) dalam

Dewayanto (2011) menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini

audit going concern, dengan menggunakan discriminant analysis yang memasukkan tipe

opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi paling tinggi, yaitu 89,9%.

Page 13: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

9

Apabila tahun sebelumnya perusahaan mendapat opini audit going concern, maka tahun

berikutnya kemungkinan auditor memberi opini audit going concern akan lebih besar

8. DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka

Ardiyos. (2010). Kamus Besar Akuntansi. Jakarta: Citra Harta Prima.

Arens, Alvin A., dan James K. Lobbecke. 1996. Auditing: Pendekatan Terpadu (Auditing

An Integrated Approach), Jilid 1. Edisi Revisi. Jakarta: Salemba Empat.

Carcello, J.V and Neal, T.L. 2000. Audit commitee Composition and Auditor Reporting. The

Accounting Review. Volume 75 No. 4. 453-467

DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981. Auditor Size and Audit Quality. Journal of Accounting

and Economics. Vol. 3: 183-199.

Dewayanto, Totok. 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini

Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Vol. 6. No. : 81-104.

Endri. 2009. Prediksi Kebangkrutan Bank untuk Menghadapi dan Mengelola perubahan

lingkungan bisnis. Analisis model Altman Z -Score. Perbanas Quarterly Review. Vol.

2, No. 1. Maret 2009.

Ghozali, Imam. (2011). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19,

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ikatan Akuntan Indonesia Tahun 2011. Pertimbangan Auditor Atas Kemampuan Satuan

Usaha Dalam Mempertahankan Kelangsungan Hidupnya, PSA No. 30, Standar

Profesional Akuntan Publik (SPAP). Jakarta: Salemba Empat.

Junaidi, dan Jogiyanto Hartono, 2010, Faktor Non Keuagan pada Opini Going Concern, SNA

XIII, Purwokerto.

Kartika,Andi. 2012. Pengaruh Kondisi Keuangan dan Non Keuangan Terhadap Penerimaan

Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Dinamika Akuntansi,

Keuangan dan Perbankan, vol 1 No 1. Mei 2012, Hal 25-40

Krissdiantuti, Monica dan Rasmini, NI Ketut 2016. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Opini

Audit Going Concern. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana. ISSN: 2303-1018.

Vol.14. 1 januari 2016: 451-481

Kristiana,Ira 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas, Pertumbuhan

Perusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Berkala ilmiah mahasiswa akuntansi, Vol.1,

No.1, Januari 2012

Mulyadi.(2002). Auditing. Jakarta: Salemba Empat.

Page 14: PENGARUH REPUTASI AUDITOR, UKURAN PERUSAHAAN, … · 2018. 2. 11. · penjelas, pendapat wajar dengan pengecualian, pendapat tidak wajar, dan pernyatan tidak memberikan pendapat

10

Praptitorini, M. D., dan Januarti I. 2007. Analisis Pengaruh kualitas audit, debt default dan

opinion shopping terhadap penerimaan opini going concern. Simposium Nasional

Akuntansi X. Makasar.

Praptitorini, M. D., dan Januarti I. 2011. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default,

dan Opinion Shopping terhadap Penerimaan Opini Going Concern. Jurnal

Akuntansi dan Keuangan Indonesia.Volume 8 – No.1. Hal 78-93.

Rahayu, Ayu Wilujeng dan Pratiwi, Caecilia Widi 2011. Pengaruh Opini Audit Tahun

Sebelumnya, Pertumbuhan Perusahaan, Leverage dan Reputasi Auditor Terhadap

Penerimaan Opini Audit Going Concern.Vol. 4 oktober 2011, ISSN: 1858-2559

Rahman, Abdul., dan Baldric Siregar. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi

15 Banjarmasin

Ramadhany Alexander. 2004. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini

Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Mengalami Financial

Distries di Bursa Efek Jakarta. Tesis Strata-2. Program Pasca Sarjana. Universitas

Diponegoro. Semarang

Ross, Westerfield, Jaffe. 2005. Corporate Finance. McGraw-Hill, Irwin.

Rudyawan, Arry Pratama dan I Dewa Nyoman Badera. 2008. Opini Audit Going Concern:

Kajian Berdasarkan Model Prediksi Kebangkrutan, Pertumbuhan Perusahaan,

Leverage, dan Reputasi Auditor

Santosa, Arga Fajar dan Linda K, Wedari. 2007. “Analisis Faktor Yang Mempengaruhi

Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern. JAAI, Vol. 11, No. 2,

Desember 2007:141-158.

Sari, Mardiyah Ria dan Soetikno, Idjang (2010). Analisis Faktor Faktor Yang

Mempengaruhi Auditor Dalam Memberikan Opini Going Concern.

Setiawan, Santy. 2006 Jurnal opini going concern dan prediksi kebangkrutan perusahaan.

Ilmiah Akuntansi Volume V No. 1, Mei 2006. 59-67.

Susanto, Yulius Kurnia. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit

Going Concern pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur. Jurnal Bisnis dan

Akuntansi. Vol.11, No.3, Desember : 155-173. STIE Trisakti.

Warnida. 2011. Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Penerimaan Opini Audit Going

Concern (Studi Empiris Pada Perusahaan yang Listing di BEI). Jurnal Akuntansi &

Manajemen, vol 6, no 1, 30-43.

Wulandari, Soliyah 2014, Analisis Faktor Faktor Yang mempengaruhi Auditor Dalam

Memberikan Opini Audit Going Concern. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana

6.3 (2014) : 531-558.