Upload
phamkhuong
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
(SKRIPSI)
Oleh :
Iqbal Saputra
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2019
ABSTRAK
PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF
TERHADAP KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA DAN
KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
Oleh
Iqbal Saputra
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari sistem pengukuran kinerja
interaktif terhadap kinerja karyawan melalui variabel motivasi kerja dan kepuasan
kerja. Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian ini dilakukan dengan
memberikan sebanyak 100 kuesioner ke responden di Bank Republik Indonesia
kantor cabang Pringsewu, Provinsi Lampung. Penentuan sampel menggunakan
purposive sampling dengan tujuan agar data yang diperoleh nantinya lebih
repesentatif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa penggunaan sistem
pengukuran kinerja interaktif berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
secara tidak langsung melalui motivasi kerja dan kepuasan kerja. Penelitian ini
memberikan manfaat bagi pengembangan kinerja karyawan dan berkontribusi
dalam aspek pengembangan literatur akuntansi manajemen khususnya pada
penggunaan sistem pengukuran kinerja.
Kata kunci: Sistem pengukuran kinerja interaktif, Kinerja Karyawan, Motivasi
kerja, Kepuasan kerja
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INTERACTIVE USE OF PERFORMANCE
MEASURMENT SYSTEM TOWARD EMPLOYEE PERFORMANCE WITH
WORK MOTIVATION AND JOB SATISFACTION AS MEDIATING VARIABEL
By
Iqbal Saputra
This study aims to examine the effect of an interactive performance measurement
system on employee performance through work motivation and job satisfaction
variables. To achieve the research objectives, this research was conducted by
giving 100 questionnaires to respondents at Bank Republik Indonesia Pringsewu
branch office, Lampung Province. Determination of the sample using purposive
sampling with the aim that the data obtained later is more representative. The
results of this study found that the use of an interactive performance measurement
system has a positive effect on employee performance indirectly through work
motivation and job satisfaction. This research provides benefits for the
development of employee performance and contributes to the aspects of
developing the management accounting literature especially in the use of
performance measurement systems.
Keywords: Interactive use of performance measurement system, Employee
performance, Work motivation, Job satisfaction
PENGARUH SISTEM PENGUKURAN KINERJA INTERAKTIF TERHADAP
KINERJA KARYAWAN DENGAN MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA
SEBAGAI VARIABEL MEDIASI
Oleh
Iqbal Saputra
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDARLAMPUNG
2019
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandarlampung, Lampung, pada tanggal 17
November 1994 dan merupakan anak ketiga dari pasangan Bapak M.
Juana (Alm) dan Ibu Gunawati. Penulis menempuh Pendidikan
Taman Kanak Kanak (TK) di Kartika II Bandarlampung. Pendidikan
Sekolah Dasar (SD) diselesaikan oleh penulis di SDN 2 Langkapura Bandarlampung.
Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh oleh penulis di SMPN 29
Bandarlampung dan diselesaikan pada tahun 2012. Pada tahun yang sama, penulis
melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAN 5 Bandarlampung
hingga tahun 2012.
Selanjutnya, penulis terdaftar sebagai mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Masuk Bersama Perguruan
Tinggi Negeri (SBMPTN) pada tahun 2014. Penulis pernah aktif sebagai anggota
HIMAKTA (Himpunan Mahasiswa Akuntansi), EEC (Economic English Club) pada
awal perkuliahan di tahun 2014, dan mengikuti beberapa kegiatan yang
diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Selain itu, pada tahun 2015 penulis terpilih menjadi OC (Organizing Committee) pada
kegiatan YCD 2.0 (Youth Can Do 2.0) yang di selenggarakan oleh AIESEC
(Association Internationale des Etudiants en Sciences Economiques et Commerciales).
Di tahun 2016 penulis terpilih sebagai Liaison Officer dalam kegiatan Simposium
Nasional Akuntansi (SNA) yang merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan
Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) sebagai wujud kepedulian akuntan terhadap
pembangunan bangsa dan negara. Pada tahun 2017, penulis kembali terpilih untuk
menjadi panitia Dokumentasi dalam acara Seminar Nasional dan Sidang Pleno Ikatan
Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) XIX dengan tema “Terobosan Mengatasi
Kesenjangan Sosial Ekonomi”.
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan nikmat yang begitu besar
kepada penulis.
Karya ini kupersembahkan kepada :
Kedua orang tuaku
Papi M. Juana (Alm.) dan Mami Gunawati
Saudara-saudariku
Putri Anggraini dan Reza Patriansah
Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan motivasi dan doa.
Seluruh sahabat dan teman-teman yang telah memberikan semangat.
Almamaterku tercinta Universitas Lampung.
MOTTO
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu
telah selesai dari (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap”
(Qs. Al-Insyirah: 5-6)
“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi dari satu
kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan semangat”
(Winston Chuchill)
Its okay to take some break, and looking at your back. People have there own pace.
(Anonymous)
There is no coincidence. Only the illusion of coincidence.
(V For Vendetta)
SANWACANA
Salam sejahtera untuk kita semua,
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan
judul “Pengaruh SIstem Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja
Karyawan Dengan Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Mediasi”.Penyusunan skripsi ini dimaksudkan guna melengkapi dan memenuhi
sebagian persyaratan untuk meraih gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi di
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
Penulisan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan berupa pengarahan,
bimbingan, dan kerja sama semua pihak yang telah turut membantu dalam proses
penyelesaian skripsi ini. Untuk itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. Farichah, S.E., M.Si., Akt. selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuztitya Asmaranti, S.E., M.Si., Akt. selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
4. Bapak Yuliansyah, S.E., M.S.A., Ph.D., Akt., CA. selaku Pembimbing Utama,
atas kesediaannya memberikan bimbingan dan pengarahan yang sangat
berharga dalam proses penyelesaian skripsi ini, dan untuk bantuan, serta
waktu yang telah Bapak berikan.
5. Ibu Dewi Sukmasari, S.E., M.S.A., Akt. selaku Pembimbing Pendamping,
atas bimbingannya yang telah diberikan selama ini dalam proses penyelesaian
penulisan skripsi ini.
6. Bapak Dr. Tri Joko Prasetyo, S.E., M.Si., Akt. selaku Penguji Utama yang
telah memberikan kritik dan saran yang membangun terhadap skripsi ini, serta
untuk segala arahan, bantuan, dan kemudahan yang telah Bapak berikan.
7. Ibu Yenni Agustina, S.E., M.Si., Akt. selaku Pembimbing Akademik, untuk
nasihat dan bimbingannya selama proses perkuliahan ini.
8. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah memberikan ilmunya
selama proses perkuliahan berlangsung.
9. Seluruh staf Akademik, Administrasi, Tata Usaha, para pegawai serta staf
keamanan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung yang telah
banyak membantu baik selama proses perkuliahan maupun penyusunan
skripsi, terima kasih atas segala kesabaran dan bantuan yang telah diberikan.
10. Seluruh keluarga terutama kedua orang tua penulis yang telah mendoakan dan
memberikan bantuan secara moral dan material kepada penulis, serta saudara-
saudara yang juga selalu memberikan bantuannya dalam membantu selesainya
penulisan skripsi ini.
11. Seluruh sahabat terbaik Yurediq yaitu Yuda Aditya Prakoso, Reggy Indrawan,
Renaldo, dan Dicky Nathaniel. Terima kasih untuk dukungan, keceriaan,
lawakan. Terima kasih atas kisah yang penuh warna selama perkuliahan.
12. Teman-teman seperjuangan saat di Bandung Fuaedi, Arif Wibowo, Riko, dan
Nur Cahyo. Terima kasih untuk dukungannya selama ini.
13. Seluruh anggota OC YCD 2.0 Sekar Arum, Cindy Caroline, Gilda, Isabella,
Fajar, dan Probo. Terima kasih atas pembelajaran tentang ketepatan waktu
dan dukungan selama aku menyelesaikan skripsi ini.
14. Seluruh teman terbaik yaitu Arini Mega Puspita, Niken Angraini, Agustina
Sukalih Sukawati, Chatia Dzata Amani, Robert Trisnayandi dan teman-teman
lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih banyak atas
dukungan, doa, semangat, dan keceriaannya selama perkuliahan.
15. Seluruh teman-teman Akuntansi 2014 yang juga ikut membantu penulis
dengan memberikan masukan ide untuk memperlancar penulisan skripsi ini
yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
16. Terima kasih untuk seseorang special yang telah menjadi motivasi terbesar
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih untuk motivasi yang
tidak akan pernah mampu diberikan oleh orang lain, sehingga pada akhirnya
skripsi ini bisa selesai. Semoga kita dapat sukses Bersama.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam proses penulisan skripsi ini,
maka penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran yang dapat membantu
penulis dalam menyempurnakan skripsi ini.Penulis juga berharap semoga skripsi ini
dapat berguna untuk para pembaca semuanya dan berharap semoga Tuhan membalas
kebaikan mereka yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Bandarlampung, Januari 2019
Penulis,
Iqbal Saputra
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL................................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
1.2 Masalah Penelitian ......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
BAB II STUDI PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka ............................................................................ 5
2.1.1 Teori Kontijensi .................................................................. 5
2.1.2 Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif ................................ 6
2.1.2.1 Manfaat Pengukuran Kinerja Interaktif .................. 6
2.1.3 Motivasi Kerja .................................................................... 7
2.1.3.1 Teknik Memotivasi Karyawan ............................... 7
2.1.4 Kepuasan Kerja .................................................................. 8
2.1.4.1 Faktor yang Menentukan Kepuasan Kerja ............. 8
2.1.5 Kinerja Karyawan ............................................................ 10
2.1.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan ... 11
2.1.5.2 Penilaian Kinerja .................................................. 11
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................................... 13
2.3 Model Penelitian .......................................................................... 17
2.4 Pengembangan Hipotesis ............................................................. 18
2.4.1 Pengaruh SPKI Terhadap Kepuasan Kerja ....................... 18
2.4.2 Pengaruh SPKI Terhadap Motivasi Kerja ......................... 19
2.4.3 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan .... 19
2.4.4 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan .... 20
2.4.5 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja ........ 20
2.4.6 Pengaruh SPKI Terhadap Kinerja Karyawan ................... 20
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ................................................... 22
3.2 Data Penelitian ............................................................................. 23
3.2.1 Jenis dan Sumber Data ...................................................... 23
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 23
3.3 Operasional Variabel Penelitian ................................................... 24
3.3.1 Variabel Terikat (Dependent Variabel) ............................ 24
3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variabel) ........................... 26
3.3.3 Variabel Intervening ......................................................... 27
3.3.3.1 Variabel Kepuasan Kerja ...................................... 27
3.3.3.2 Variabel Motivasi Kerja ....................................... 28
3.4 Analisis Data ................................................................................ 30
3.4.1 Pengujian Model Pengukuran (Outer Model) ................... 30
3.4.1.1 Uji Validitas .......................................................... 31
3.4.1.2 Uji Reliabilitas ...................................................... 32
3.5 Pengukuran Struktural Model (Inner Model) ............................... 32
3.5.1 Coefecient of Determination (R2) ...................................... 32
3.5.2 Path Coefficients (β) ........................................................ 33
3.6 Pengujian Hipotesis ...................................................................... 33
3.6.1 Uji t.................................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Analisis Deskriptif .............................................................. 35
4.1.1 Analisis Deskriptif Data .................................................... 35
4.1.2 Karakteristik Responden ................................................... 36
4.2 Hasil Penelitian ............................................................................ 38
4.2.1 Statistik Deskriptif Tanggapan Responden ...................... 38
4.2.2 Uji Outer Model ............................................................... 46
4.2.2.1 Validity Convergent ............................................. 46
4.2.3 Discriminant Validity ....................................................... 50
4.3 Uji Inner Model ............................................................................. 53
4.4 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 55
4.4.1 Hasil Uji Hipotesis I ......................................................... 55
4.4.2 Hasil Uji Hipotesis II ....................................................... 56
4.4.3 Hasil Uji Hipotesis III ...................................................... 57
4.4.4 Hasil Uji Hipotesis IV ...................................................... 58
4.4.5 Hasil Uji Hipotesis V ....................................................... 59
4.4.6 Hasil Uji Hipotesis VI ...................................................... 59
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ...................................................................................... 62
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 63
5.3 Saran ............................................................................................. 64
LAMPIRAN ........................................................................................................ xix
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.3 Pengembangan Kerangka Berfikir ..................................................... 17
Gambar 4.2 Gambar Outer Loading ...................................................................... 47
Gambar 4.3 Output Model Struktural..................................................................... 53
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .............................................................................. 14
Tabel 3.1 Indikator dan Pernyataan Variabel Terikat Kinerja Karyawan .............. 25
Tabel 3.2 Indikator dan Pernyataan Variabel Bebas SPKI .................................... 26
Tabel 3.3 Indikator dan Pernyataan Variabel Intervening Kepuasan Kerja........... 28
Tabel 3.4 Indikator dan Pernyataan Variabel Intervening Motivasi Kerja ............ 29
Tabel 4.1 Presentase Penyebaran dan Pengembalian Kuesioner ........................... 35
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ...................................................................... 36
Tabel 4.3 Usia Responden...................................................................................... 36
Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden ............................................................ 37
Tabel 4.5 Lama Bekerja Responden ...................................................................... 37
Tabel 4.6 Jabatan Responden ................................................................................. 38
Tabel 4.7 Hasil Deskriptif Variabel SPKI.............................................................. 39
Tabel 4.8 Hasil Presentase pilihan Responden terhadap SPKI .............................. 39
Tabel 4.9 Hasil Deskriptif Variabel Kepuasan Kerja............................................. 41
Tabel 4.10 Hasil Presentase pilihan responden terhadap Kepuasan Kerja ............ 41
Tabel 4.11 Hasil Desriptif Variabel Motivasi Kerja .............................................. 42
Tabel 4.12 Hasil Presentase pilihan responden terhadap Motivasi Kerja .............. 42
Tabel 4.13 Hasil Deskriptif Variabel Kinerja Karyawan ....................................... 44
Tabel 4.14 Hasil Presentase pilihan responden terhadap Kinerja Karyawan......... 44
Tabel 4.15 Hasil Outer Loading Variabel SPKI .................................................... 47
Tabel 4.16 Hasil Outer Loading Variabel Kepuasan Kerja ................................... 48
Tabel 4.17 Hasil Outer Loading Variabel Motivasi Kerja ..................................... 48
Tabel 4.18 Hasil Outer Loading Variabel Kinerja Karyawan ............................... 49
Tabel 4.19 Skor Average Variance Ekstracted ...................................................... 49
Tabel 4.20 Nilai Cross Loading ............................................................................. 50
Tabel 4.21 Nilai Fornell Lacker Criterium ............................................................ 52
Tabel 4.22 Cronbach’s Alpha dan Composite Reliability ...................................... 52
Tabel 4.23 Nilai Coefficient of Determinant (R²) ................................................. 53
Tabel 4.24 Nilai Path Coefficients (Mean, STEDV, t-Values) .............................. 54
Tabel 4.25 Rangkuman Hasil Hipotesis ................................................................. 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 2 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 3 : Surat Keterangan Penelitian
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara umum kinerja merupakan kemampuan kerja yang ditunjukkan dengan
hasil kerja. Kinerja karyawan adalah hasil akhir kerja karyawan yang maksimal
untuk mencapai sasaran dan tujuan perusahaan demi kemajuan dan mencapai cita
- cita perusahaan tersebut (Mahardika et al., 2013). Salah satu langkah untuk
mempertahankan atau meningkatkan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan
mengevaluasi kinerja karyawan dan melakukan serangkaian perbaikan agar selalu
meningkatkan kualitas karyawan tersebut sehingga perusahaan tumbuh dan
unggul dalam persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan. Banyak alat ukur
yang dipakai untuk evaluasi kerja, salah satu nya adalah sistem pengukuran
kinerja interaktif. Menurut Hogman (2011) bahwa sistem pengukuran kinerja
interaktif mempunyai fungsi penting untuk mengevaluasi pencapaian tujuan
organisasi serta dapat mengubah perilaku karyawan atau Sumber Daya Manusia
(SDM). SDM harus dikelola secara optimal, continue dan diberi ekstra perhatian
dan memenuhi hak-haknya. SDM juga senantiasa harus ditingkatkan
kompetensinya, seiring dengan perkembangan era globalisasi (Ambarita, 2012).
Sumber daya manusia (karyawan) yang kurang diperhatikan oleh organisasi dapat
menyebabkan ketidakpuasan pada karyawan tersebut yang pada akhirnya
2
menyebabkan penurunan kinerja karyawan yang berdampak pada kelangsungan
hidup suatu perusahaan.
Simons (1995) dalam penelitiannya mengklaim bahwa penggunaan sistem
pengukuran kinerja interaktif memiliki potensi yang bertujuan untuk
mempengaruhi kinerja karyawan dan organisasi. Selama beberapa dekade, Sistem
pengukuran kinerja menjadi pusat perhatian bagi para praktisi maupun akademisi
khususnya dibidang akuntansi manajeman (Sholihin & Pike, 2010). Sistem
pengukuran kinerja interaktif merupakan sistem pengukuran kinerja yang dimana
manajer secara aktif dan teratur melibatkan diri ke dalam pengambilan keputusan
dari aktifitas karyawan (Bisbe & Otley, 2004; Simons, 1995). Penggunaan sistem
pengukuran kinerja interaktif ini pun memotivasi karyawan untuk mencapai
perilaku yang terarah. Sehingga apabila karyawan termotivasi maka karyawan
memiliki perilaku yang terarah dan apabila perilaku karyawan terarah maka
kinerja karyawan pun akan baik.
Motivasi karyawan merupakan faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan
yang harus diperhatikan. motivasi adalah kemauan untuk memberikan upaya
lebih untuk meraih tujuan organisasi, yang disebabkan oleh kemauan untuk
memuaskan kebutuhan individual (Robbins, 1996). Dengan motivasi yang tinggi
akan menciptakan sebuah komitmen terhadap apa yang menjadi tanggung
jawabnya dalam menyelesaikan setiap pekerjaan (McNeese Smith et al, 1995).
Penelitian yang dilakukan oleh Riyadi (2011) menyatakan bahwa motivasi kerja
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Dari penelitian
terdahulu, hubungan antara motivasi dan kinerja berbanding lurus, artinya bahwa
3
semakin tinggi motivasi karyawan dalam bekerja maka kinerja yang dihasilkan
juga tinggi.
Kinerja yang tinggi juga diperkuat dengan adanya dimensi-dimensi kepuasan
kerja. Luthans (2006) menyatakan bahwa lima dimensi yang telah
diidentifikasi untuk merepresentasikan karakterisitik pekerjaan
yang paling penting dimana karyawan memiliki respons afektif dan
positif yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan promosi,
pengawasan dan rekan kerja. Kelima dimensi tersebut dirumuskan dan
digunakan untuk mengukur kepuasan kerja. Menurut Kreitner dan
Kinicki (2005) kepuasan kerja adalah suatu efektivitas atau respon
emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Kepuasaan kerja
sangat diperlukan dan penting artinya bagi organisasi, karena
setiap pegawai yang merasa puas diharapkan akan dapat bekerja pada
kapasitas penuh (full capacity), sehingga akan meningkatkan
kinerja organisasi. Sebaliknya jika pegawai tidak merasa puas
dalam kinerjanya maka akan terjadi kondisi penurunan kinerja
mereka.
Penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu Murti dan Veronika (2013) yang
berjudul Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan Variabel
Pemediasi Kepuasan Kerja Pada PDAM Kota Madiun, yang menggunakan
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai sampel dan hasil penelitian
menunjukan 1) Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasaan kerja
4
pegawai. 2) Motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
pegawai. 3) Kepuasaan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
pegawai. 4) Kepuasaan kerja merupakan variabel pemediasi antara motivasi
dengan kinerja pegawai. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu
adalah terletak pada penggunaan sampel yang penulis teliti yang merupakan
perusahaan perbankan dan penulis menambahkan satu variabel baru yaitu sistem
pengukuran kinerja interaktif sebagai faktor lain yang mempengaruhi kinerja
karyawan, dan menjadikan variabel motivasi sebagai variabel mediasi.
Berdasarkan latar belakang tersebut, judul penelitian ini adalah “Pengaruh
Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Karyawan Dengan
Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis dapat merumuskan
berbagai permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh antara sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap
kepuasan kerja ?
2. Apakah terdapat pengaruh antara sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap
motivasi kerja ?
3. Apakah terdapat pengaruh antara kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan ?
4. Apakah terdapat pengaruh antara motivasi kerja terhadap kinerja karyawan ?
5. Apakah terdapat pengaruh antara kepuasan kerja terhadap motivasi kerja ?
6. Apakah terdapat pengaruh antara sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap
kinerja karyawan ?
5
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis terdapat atau tidak nya pengaruh sistem pengukuran kinerja
interaktif, motivasi kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
BAB II
STUDI PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Teori Kontijensi
Teori kontinjensi adalah teori yang digunakan dalam menganalisis desain sistem
akuntansi manajemen guna memberikan informasi yang dapat digunakan
perusahaan untuk berbagai macam tujuan, termasuk menghadapi persaingan
(Otley, 1995). Penggunaan teori kontijensi berkembang sangat cepat dalam
bidang akuntansi manajemen (Otley, 1980). Premis dari teori kontinjensi adalah
tidak terdapat sistem pengendalian yang secara universal selalu tepat untuk bisa
diterapkan pada seluruh organisasi dalam setiap keadaan (Otley, 1978). Sistem
pengendalian berbeda-beda ditiap organisasi, berdasarkan pada faktor
organisatoris dan faktor situasional. Para peneliti dibidang akuntansi
menggunakan teori kontinjensi saat mereka menelaah hubungan antara faktor
organisatoris dan pembentukan sistem pengendalian manajemen.
Berdasarkan teori kontinjensi, sistem pengukuran kinerja perlu digeneralisasi
dengan mempertimbangkan faktor organisatoris dan situasional seperti perilaku
individu (motivasi dan kepuasan kerja) agar dapat diterapkan secara efektif pada
perusahaan.
6
2.1.2 Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif
Sistem pengukuran kinerja interaktif merupakan sistem pengukuran kinerja yang
digunakan dengan memperhatikan informasi internal dan eksternal perusahaan.
Informasi tersebut dapat digunakan secara berkesinambungan oleh manajer guna
merumuskan strategi perusahaan dan pengambilan keputusan (Bisbe & Otley,
2004; Simons, 1995).
Sistem pengukuran kinerja interaktif membuka saluran komunikasi antara atasan
dan bawahan yang bertujuan untuk menggali gagasan serta informasi yang
berharga dari karyawan. Penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif ini pun
memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan perilaku yang terarah, memberikan
karyawan hak suara, mempromosikan sikap positif terhadap pengawasan
pelaksanaan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan (Bisbe et al.,
2006).
2.1.2.1 Manfaat Pengukuran Kinerja Interaktif
Menurut Halim dan Tjahjono (2000) manfaat pengukuran kinerja bagi manajemen
maupun karyawan adalah sebagai berikut:
a. Mengelola operasi secara efektif dan efisien melalui pemotivasian karyawan
secara maksimum.
b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan,
seperti promosi, transfer dan pemberhentian.
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan, pengembangan karyawan, menyediakan
kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan karyawan.
d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana atasan menilai
kinerja.
7
e. Menjadi dasar bagi distribusi reward.
2.1.3 Motivasi Kerja
Robbin (2002) mengemukakan bahwa motivasi adalah keinginan untuk
melakukan sebagai kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi
untuk tujuan-tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu
untuk memenuhi suatu kebutuhan individual. Radig (1998), Soegiri (2004) dalam
Antoni (2006) mengemukakan bahwa pemberian dorongan sebagai salah satu
bentuk motivasi, penting dilakukan untuk meningkatkan gairah kerja karyawan
sehingga dapat mencapai hasil yang dikehendaki oleh manajemen. Hubungan
motivasi, gairah kerja dan hasil optimal mempunyai bentuk linear dalam arti
dengan pemberian motivasi kerja yang baik, maka gairah kerja karyawan akan
meningkat dan hasil kerja akan optimal sesuai dengan standar kinerja yang
ditetapkan. Gairah kerja sebagai salah satu bentuk motivasi dapat dilihat antara
lain dari tingkat kehadiran karyawan, tanggung jawab terhadap waktu kerja yang
telah ditetapkan.
2.1.3.1 Teknik Memotivasi Karyawan
Mangkunegara (2005) mengemukakan bahwa terdapat 2 (dua) teknik memotivasi
kerja pegawai yaitu: (1) Teknik pemenuhan kebutuhan pegawai, artinya bahwa
pemenuhan kebutuhan pegawai merupakan fundamen yang mendasari perilaku
kerja. (2) Teknik komunikasi persuasif, adalah merupakan salah satu teknik
memotivasi kerja pegawai yang dilakukan dengan cara mempengaruhi pegawai
secara ekstra logis. Teknik ini dirumuskan dengan istilah “AIDDAS” yaitu
Attention (perhatian), Interest (minat), Desire (hasrat), Decision (keputusan),
Action (aksi atau tindakan), dan Satisfaction (kepuasan). Penggunaannya, pertama
8
kali pemimpin harus memberikan perhatian kepada pegawai tentang pentingnya
tujuan dari suatu pekerjaan agar timbul minat pegawai terhadap pelaksanaan
kerja, jika telah timbul minatnya maka hasratnya akan menjadi kuat untuk
mengambil keputusan dan melakukan tindakan kerja dalam mencapai tujuan yang
diharapkan oleh pemimpin. Dengan demikian, pegawai akan bekerja dengan
motivasi tinggi dan merasa puas terhadap hasil kerjanya.
2.1.4 Kepuasan Kerja
Seorang karyawan akan merasa nyaman dan tinggi loyalitasnya pada perusahaan
apabila memperoleh kepuasan kerja sesuai dengan apa yang diinginkan. Menurut
Dole and Schroeder (2001), kepuasan kerja dapat didefinisikan sebagai perasaan
dan reaksi individu terhadap lingkungan pekerjaannya, sedangkan Testa (1999)
mendefinisikan kepuasan kerja merupakan kegembiraan atau pernyataan emosi
yang positif hasil dari penilaian salah satu pekerjaan atau pengalaman–
pengalaman pekerjaan. Kegembiraan yang dirasakan oleh karyawan akan
memberikan dampak sikap yang positif bagi karyawan.
2.1.4.1 Faktor yang Menentukan Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja tergantung kesesuaian atau keseimbangan antara yang diharapkan
dengan kenyataan. Faktor – faktor yang menentukan kepuasan kerja yaitu
(Robbins, 1996):
1. Pekerjaan yang secara mental menantang karyawan cenderung lebih menyukai
pekerjaan yang memberi mereka kesempatan untuk menggunakan ketrampilan
dan kemampuan mereka dan menawarkan beragam tugas, kebebasan, dan
umpan balik. Pekerjaan yang terlalu kurang menantang akan menciptakan
kebosanan, tetapi pekerjaan yang terlalu banyak menantang akan menciptakan
9
frustasi dan perasaan gagal. Pada kondisi tantangan yang sedang, kebanyakan
karyawan akan mengalami kesenangan dan kepuasan.
2. Gaji atau upah yang pantas
Para karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi yang
mereka persepsikan sebagai adil dan segaris dengan pengharapan mereka. Bila
upah dilihat sebagai adil yang didasarkan pada tuntutan pekerjaan, tingkat
ketrampilan individu, dan standar pengupahan komunitas, kemungkinan besar
akan dihasilkan kepuasan. Promosi memberikan kesempatan untuk
pertumbuhan pribadi, tanggung jawab yang lebih banyak dan status sosial
yang ditingkatkan. Oleh karena itu, individu–individu yang mempersepsikan
bahwa keputusan promosi dibuat secara adil, kemungkinan besar karyawan
akan mengalami kepuasan dalam pekerjaannya.
3. Kondisi kerja yang mendukung
Karyawan peduli akan lingkungan yang baik untuk kenyamanan pribadi
maupun untuk mempermudah mengerjakan tugas yang baik. Studi–studi
membuktikan bahwa karyawan lebih menyukai keadaan sekitar yang aman,
tidak berbahaya dan tidak merepotkan. Di samping itu, kebanyakan karyawan
lebih menyukai bekerja dekat dengan rumah, dalam fasilitas yang bersih dan
relatif modern, dan dengan alat-alat yang memadai.
4. Rekan sekerja yang mendukung
Bagi kebanyakan karyawan, bekerja juga mengisi kebutuhan akan interaksi
sosial. Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan apabila mempunyai rekan
sekerja yang ramah dan mendukung akan mengarah ke kepuasan kerja yang
meningkat. Perilaku atasan juga merupakan determinan utama dari kepuasan.
10
5. Kesesuaian kepribadian dengan pekerjaan
Teori “kesesuaian kepribadian–pekerjaan” Holland menyimpulkan bahwa
kecocokan yang tinggi antara kepribadian seorang karyawan dan okupasi akan
menghasilkan seorang individu yang lebih terpuaskan. Orang–orang dengan
tipe kepribadian yang sama dengan pekerjaannya memiliki kemungkinan yang
besar untuk berhasil dalam pekerjaannya, sehingga mereka juga akan
mendapatkan kepuasan yang tinggi.
2.1.5 Kinerja Karyawan
Kinerja adalah hasil atas yang dilakukan atau tidak dilakukan pegawai (Mathis
dan Jackson, 2002). Kinerja pegawai adalah seberapa banyak para pegawai
memberi konstribusi kepada perusahaan meliputi kuantitas output, kualitas
output ̧jangka waktu, kehadiran ditempat kerja dan sikap kooperatif. Kinerja
pegawai menunjuk pada kemampuan pegawai dalam melaksanakan keseluruhan
tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya (Mathis dan Jackson, 2002).
Sedangkan menurut Dessler (2000), kinerja merupakan prestasi kerja, yaitu
perbandingan antara hasil kerja yang secara nyata dengan standar kerja yang
ditetapkan.
Darden dan Babin (1994) mengatakan kinerja karyawan adalah sistem penilaian
yang digunakan di banyak perusahaan untuk menentukan kemampuan dan output
dari seorang karyawan. Mengidentifikasikan kinerja karyawan berdasarkan 4
dimensi yaitu: Task Performance, Contextual Performance, Adaptive
Performance, dan Counterproductive Work Performance. Untuk penelitian ini
kinerja karyawan didefinisikan sebagai Task Performance” sebab Task
Performance Received Full Attention” (Koopmans et al, 2013). Dengan kata lain,
11
kinerja tugas merupakan priaku in-role yang merujuk kepada hasil dari upaya
individu, dan hasil secara langsung terkait dengan harapan organisasi atau tugas
yang diberikan (Borman & Motowidlo,1997). Dari beberapa pengertian mengenai
kinerja karyawan terlihat bahwa kinerja merupakan suatu proses bagaimana
sesuatu dilakukan. sehingga, pengukuran kinerja dilihat dari baik atau tidaknya
aktivitas tertentu agar mendapatkan hasil yang diinginkan.
2.1.5.1 Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Di sebagian besar organisasi, kinerja para karyawan individual merupakan faktor
utama yang menentukan keberhasilan organisasi. Faktor yang mempengaruhi
kinerja karyawan individual menurut Mathis dan Jackson (2009) yaitu :
1. Faktor individual: kemampuan individual, terdiri dari beberapa komponen
yaitu bakat, minat dan faktor kepribadian.
2. Faktor psikologi: Usaha yang dicurahkan yaitu terdiri dari motivasi, etika
kerja, tantangan kerja, kehadiran dan rancangan tugas.
3. Faktor organisasi: Dukungan organisasi yang diterimanya terdiri dari
pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, standar kinerja,
manajemen dan rekan kerja.
Hubungan ketiga faktor ini diakui secara luas dalam literatur manajemen sebagai:
Kinerja (Performance) = Kemampuan (Ability) x Usaha (Effort) x Dukungan
(Support). Kinerja individual ditingkatkan sampai tingkat dimana ketiga
komponen tersebut ada dalam diri karyawan.
2.1.5.2 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance appraisal) memainkan peranan yang sangat
penting dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan menginginkan dan
12
memerlukan balikan berkenan dengan prestasi mereka dan penilaian menyediakan
kesempatan untuk memberikan balikan kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai
dengan standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau
kemajuan karyawan dan untuk menyusun rencana peningkatan kinerja. Penilaian
kinerja merupakan upaya membandingkan prestasi aktual karyawan dengan
prestasi kerja dengan yang diharapkan darinya (Dessler 2000). Dalam penilaian
kinerja karyawan tidak hanya menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan
secara keseluruhan yang menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja,
kerajinan, kedisiplinan, hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang
dan level pekerjaan yang dijabatnya. Menurt Dessler (2000) ada lima faktor dalam
penilaian kinerja yang populer, yaitu:
1. Prestasi pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan penerimaan
keluaran.
2. Kuantitas pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi.
3. Kepemimpinan yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan atau
Perbaikan.
4. Kedisiplinan, meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat
dipercaya/diandalkan dan ketepatan waktu.
5. Komunikasi, meliputi: hubungan antar karyawan maupun dengan pimpinan,
media komunikasi.
Menurut Handoko (2002) pengukuran kinerja adalah usaha untuk merencanakan
dan mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan sesuai
tujuan yang telah ditetapkan, penilaian prestasi kerja juga merupakan proses
mengevaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan diwaktu yang lalu atau untuk
13
memprediksi prestasi kerja di waktu yang akan datang dalam suatu organisasi.
Kinerja karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama periode
tertentu. Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target/ sasaran yang telah
disepakati bersama. Tentunya dalam penilaian tetap mempertimbangkan berbagai
keadaan dan perkembangan yang mempengaruhi kinerja tersebut. Handoko
(2002) menyebutkan bahwa penilaian kinerja terdiri dari 3 kriteria, yaitu :
1. Penilaian berdasarkan hasil yaitu penilaian yang didasarkan adanya target dan
ukurannya spesifik serta dapat diukur.
2. Penilaian berdasarkan perilaku yaitu penilaian perilaku-perilaku yang
berkaitan dengan pekerjaan.
3. Penilaian berdasarkan judgement yaitu penilaian yang berdasarkan kualitas
pekerjaan, kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan pekerjaan dan
ketrampilan, kreativitas, semangat kerja, kepribadian, keramahan, intregitas
pribadi serta kesadaran dan dapat dipercaya dalam menyelesaikan tugas.
2.2 Penelitian Terdahulu
Dalam tabel 2.2, dirangkum beberapa penelitian terdahulu yang menggambarkan
sistem pengukuran kinerja interaktif, motivasi kerja , kepuasan kerja dan kinerja
karyawan.
14
Table 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Sampel Hasil
Analisis
Hasil
1. Murti, Harry & Veronika.
2013. Vol. 1 No. 1,
Februari 2013. Program
Studi Manajemen,
Universitas Katolik
Widya Mandala Madiun
Pengaruh Motivasi Terhadap
Kinerja Pegawai Dengan Variabel
Pemediasi Kepuasan Kerja Pada
PDAM Kota Madiun
Populasi dari penelitian ini
adalah pegawai tetap di PDAM
Madiun yang berjumlah 156
tidak termasuk direksi.
Penentuan pengambilan
sampel menggunakan metode
non probability sampling.
Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini
menggunakan sampling jenuh.
SmartPls
2.0
1. Motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasaan
kerja pegawai.
2. Motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
pegawai.
3. Kepuasaan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja pegawai.
4. Kepuasaan kerja merupakan variabel pemediasi antara
motivasi dengan kinerja pegawai.
2. Lau, Chong M. & Solihin.
2005. Department of
Accounting and Finance
(M250), UWA Business
School, The University of
Western Australia,35,
Stirling
Financial and nonfinancial
performance measures: How do
they affect job satisfaction?
Sampel terdiri dari manajer
organisasi manufaktur yang
terdaftar di Pasar Modal
Indonesia
Direktori (Institut Ekonomi
dan Riset Keuangan, 2000)
SPLS Desain MAS pada hubungan antara: (1) prioritas strategis
organisasi dan kinerja SBU dan (2) ketidakpastian lingkungan yang
dirasakan dan kinerja SBU. Hasil kami menunjukkan bahwa strategi
SBU dan PEU adalah anteseden penting dari desain MAS.
Dukungan juga ditemukan untuk informasi broad scope MAS untuk
menjadi hal yang penting dari kinerja SBU. Dalam hal ini, hasil kami
yang berkaitan dengan strategi SBU, manajer menggunakan
15
No Peneliti Judul Sampel Hasil
Analisis
Hasil
Highway,Crawley, WA
6009, Australia,
Gadjah Mada University,
Indonesia
informasi broad scope MAS dan kinerja SBU konsisten dengan
penelitian sebelumnya (e.g Abernathy and Guthrie, 1994).
3.
Brahmasari, Ida Ayu &
Agus. 2008. Jurnal
Manajemen dan
Kewirausahaan, Vol. 10,
No.2, September 2008.
Pengaruh Motivasi Kerja,
Kepemimpinan dan Budaya
Organisasi Terhadap Kepuasan
Kerja Karyawan Serta Dampaknya
pada Kinerja Perusahaan ( Studi
Kasus pada PT. Pei Hai
International Wiratama Indonesia)
Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh karyawan PT.
Pei Hai International Wiratama
Indonesia di Surabaya dan
Jombang sejumlah 1.737 orang
pegawai. Penelitian ini
menarik sampel dengan
menggunakan metode atau
teknik simple random
sampling (teknik sampel
sederhana), sehingga besarnya
sampel adalah sebanyak 325
orang pegawai.
SPLS
beberapa hal penting
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1) Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan
2) Kepemimpinan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap kepuasan kerja karyawan
3) Budaya organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan
4) Motivasi kerja tidak berpengaruh signifikan
terhadap kinerja perusahaan
5) Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja perusahaan
6) Budaya organisasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan
7) Kepuasan kerja karyawan berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja perusahaan
16
No Peneliti Judul Sampel Hasil
Analisis
Hasil
4.
Yuliansyah, Yuliansyah &
Mohd Shahril Ahmad
Razimi. 2015. Problems
and Prespective In
Management, Volume 13,
Issue 4, 2015.
Non-financial performance
measures and managerial
performance: the mediation role
of innovation in an Indonesian
stock exchangelisted organization.
Problems and Perspectives in
Management
Manajer yang bekerja di
kantor pusat perusahaan yang
terdaftar di Bursa Indonesia,
disertakan dengan survei yang
dikelola sendiri.
SPLS
Dalam analisis jalur hubungan antara NFPM dan
kinerja manajerial secara langsung dan tidak langsung
melalui inovasi, pada gambar menunjukkan inovasi itu
secara signifikan memediasi hubungan. Hal ini karena
hubungan tidak langsung antara mereka kuat. Tampaknya tidak ada
hubungan langsung di antara keduanya yaitu NFPM dan kinerja
manajerial.
17
2.3 Model Penelitian
Sebelum dijelaskan mengenai hipotesis dalam penelitian ini, terlebih dahulu akan
dijelaskan kerangka pemikiran dari model penelitian ini. Pada dasarnya, apabila
suatu perusahaan menerapkan sistem pengukuran kinerja interaktif, tentunya
terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan berjalannya penerapan sistem
pengukuran kinerja interaktif beberapa diantaranya:
1. Meningkatkan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan mengevaluasi kinerja
karyawan dan melakukan serangkaian perbaikan agar selalu meningkatkan
kualitas karyawan tersebut sehingga perusahaan tumbuh dan unggul dalam
persaingan, atau minimal tetap dapat bertahan, yaitu dengan sistem pengukuran
kinerja interaktif.
2. Penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif ini dapat memotivasi
karyawan untuk mencapai tujuan perilaku yang terarah.
H1 H3
H5
H6
H4
H2
Gambar 2.3 : Pengembangan Kerangka Berfikir
Sistem
pengukuran
kinerja
interaktif
Motivasi Kerja
Kepuasan Kerja
Kinerja
Karyawan
18
2.4 Pengembangan Hipotesis
2.4.1 Pengaruh SPKI Terhadap Kepuasan Kerja
Lau and Sholihin (2005) berargumen penggunaan pengukuran non-keuangan
jangka panjang cenderung menghasilkan perilaku karyawan yang lebih positif dari
pada yang dihasilkan oleh penggunaan pengukuran keuangan jangka pendek.
Secara khusus, bahwa penggunaan ukuran non finansial dalam evaluasi kinerja
manajerial berhubungan positif dengan kepuasan kerja. Pengukuran terhadap
kinerja adalah suatu hal yang penting dilakukan agar diketahui apakah selama
pelaksanaan kinerja terdapat kesenjangan dari rencana yang telah ditentukan atau
apakah kinerja dapat dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sistem
pengukuran kinerja yang dilakukan oleh perusahaan akan memotivasi karyawan
untuk bekerja lebih baik karena prestasi kerjanya sangat diperlukan perusahaan.
Kepuasan anggota organisasi dapat dihubungkan dengan kinerja dan hasil kerja
mereka serta imbalan dan hukuman yang mereka terima. Oleh karena itu, tingkat
kepuasan kerja dalam organisasi dapat ditunjukkan dengan hasil seperti sikap
anggota organisasi, pergantian pekerjaan anggota organisasi, kemangkiran atau
absensi, keterlambatan, dan keluahan yang biasa terjadi dalam suatu organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H1: Terdapat pengaruh positif sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap
kepuasan kerja
19
2.4.2 Pengaruh SPKI Terhadap Motivasi Kerja
Collins (1982) menyatakan bahwa sistem pengukuran kinerja dapat digunakan
untuk memotivasi seorang individu untuk lebih giat bekerja. Secara khusus
informasi kinerja diyakini dapat memotivasi manajer dengan memberikan umpan
balik terhadap perilaku kerja mereka (Ilgen et al, 1979 dalam Hall, 2004; Collins,
1982; Luckett dan Eggleton, 1991). Teori umpan balik menyatakan bahwa
informasi kinerja dapat meningkatkan motivasi manajer dengan memberikan
informasi tentang target kinerja (Ilgen et al, 1979 dalam Hall, 2004). Berdasarkan
uraian tersebut, penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H2: Terdapat pengaruh positif sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap
motivasi kerja
2.4.3 Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Kepuasan kerja yang diterima dan dirasakan oleh seseorang pegawai akan
berpengaruh terhadap hasil yang diperoleh dari pekerjaannya. Dengan
diperolehnya kepuasan kerja oleh pegawai baik itu dengan pemberian gaji yang
sesuai, pekerjaan yang diberikan sesuai dengan keahliannya, dan hubungan
dengan atasan terjalin dengan baik, hal ini akan meningkatkan kinerja para
pegawainya (Luthans, 2006). Sehingga apabila karyawan merasakan kepuasan
kerja maka kinerja karyawan tersebut akan terus meningkat. Berdasarkan uraian
tersebut penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H3 : terdapat pengaruh positif kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan
20
2.4.4 Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Motivasi merupakan keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan – kegiatan tertentu guna mencapai tujuan.
Motivasi yang ada pada diri seseorang merupakan kekuatan pendorong yang dapat
mewujudkan suatu perilaku guna mencapain tujuan kepuasan dirinya ( Hani,
2003). Jae (2000) menunjukkan bahwa motivasi karyawan sangat efektif untuk
meningkatkan komitmen organisasional dan kinerja karyawan dimana faktor-
faktor motivasi tersebut diukur melalui faktor intrinsik (kebutuhan prestasi dan
kepentingan) dan faktor ekstrinsik (keamanan kerja, gaji, dan promosi).
Berdasarkan uraian tersebut penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H4 : terdapat pengaruh positif motivasi kerja terhadap kinerja karyawan
2.4.5 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Motivasi Kerja
Kеpuаsаn kеrjа kаryаwаn mеrupаkаn sаlаh sаtu pеndorong kаryаwаn dаlаm
mеningkаtkаn motivаsi kеrjа. Hаl ini sеsuаi dеngаn pеndаpаt Dаvis dаlаm
Mаngkunеgаrа (2013) dаn Sаydаm dаlаm Kаdаrismаn (2012) yаng
mеngungkаpkаn bаhwа situаsi kеrjа, kondisi lingkungаn kеrjа, dаn kеpuаsаn
kеrjа mеrupаkаn fаktor-fаktor yаng mеmpеngаruhi motivаsi kеrjа. Berdasarkan
uraian tersebut penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H5: terdapat pengaruh positif kepuasan kerja terhadap motivasi kerja
2.4.6 Pengaruh SPKI Terhadap Kinerja Karyawan
Penelitian yang dilakukan oleh (Wayan, 2014) menemukan bahwa penggunaan
pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja manajerial berpengaruh secara
positif. Henri (2006) menemukan bahwa adanya pengaruh yang tidak langusng
21
antara sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap kinerja individu, dan Simon
(1995;2000) menyatakan bahwa adanya pengaruh sistem pengukuran kinerja
interaktif terhadap kinerja karyawan, meskipun pengaruh tidak langsung.
Berdasarkan uraian tersebut penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut:
H6 : terdapat pengaruh positif sistem pengukuran kinerja interaktif terhadap
kinerja karyawan
.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2005). Populasi dalam
penelitian ini adalah pegawai perusahaan perbankan PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Pringsewu . PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang perbankan milik pemerintah yang
profesional. PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang Pringsewu
memiliki 21 unit cabang yang tersebar di Pringsewu.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan purposive sampling dalam penentuan
sampel. Purposive sampling adalah teknik untuk menentukan sampel penelitian
dengan beberapa pertimbangan tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh
nantinya bisa lebih representatif (Sugiyono, 2010). Pertimbangan yang digunakan
peneliti yaitu merupakan karyawan tetap perusahaan, memiliki masa kerja lebih
dari satu tahun, terlibat dalam proses pengukuran kinerja dan responden dalam
penelitian ini adalah manajer dan non-manajer pada perusahaan. Adapun
pemilihan perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Cabang
23
Pringsewu sebagai objek penelitian dikarenakan perusahaan perbankan tersebut
menarik untuk diteliti dan jarang diadakannya penelitian pada perusahaan
perbankan. Dalam aspek kinerja non keuangan perusahaan lebih menekankan
sumber daya manusia agar memilki kemampuan yang tinggi, karena bagi
perusahaan service sector karyawan merupakan asset terpenting perusahaan. Oleh
karena itu dalam perusahaan perbankan kinerja karyawan dievaluasi dengan
sistem pengukuran kinerja baik interaktif maupun diagnostik guna melihat
peningkatan ataupun penurunan kinerja karyawan. Dalam penelitian ini penulis
tertarik untuk mengkaji penggunaan sistem pengukuran kinerja interaktif serta
mengaitkannya terhadap kinerja karyawan dengan motivasi kerja dan kepuasan
kerja sebagai variabel mediasi.
3.2 Data Penelitian
3.2.1. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif.
Dimana data yang digunakan adalah jenis data primer, yaitu data yang
dikumpulkan secara langsung oleh peneliti dengan metode survei. Survei yang
dilakukan adalah dengan memberikan kuisioner yang berisi daftar pertanyaan
terstruktur yang ditujukan kepada seluruh karyawan perusahaan.
3.2.2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dilakukan dengan
menyebarkan kuisioner kepada para responden baik secara langsung maupun
dengan cara tidak langsung. Pengumpulan data secara langsung dilakukan peneliti
dengan cara mengirimkan secara langsung kuisioner kepada perusahaan yang
menjadi objek penelitian sedangkan secara tidak langsung yaitu dengan meminta
24
bantuan kepada salah satu kolega untuk menyebarkan kuesioner dan
mengumpulkan data.
Sebelum melakukan penyebaran kuisioner tersebut, terlebih dahulu peneliti
melakukan beberapa studi pendahuluan. Dimana tujuan dari dilakukannya studi
pendahuluan ini adalah untuk mengurangi kemungkinan kesalahan maksud
pertanyaan dan data yang diinginkan penulis serta permasalahan yang akan
dialami oleh responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam
kuesioner. Studi pendahuluan yang dilakukan adalah terjemahan dan tata bahasa
kuesioner, karena peneliti mengadopsi kuesioner pada penelitian terdahulu yang
digunakan dalam penelitian ini dan juga dari teori-teori yang sudah ada. Studi ini
dilakukan agar tidak menimbulkan kebingungan responden atas pertanyaan yang
ada dalam kuesioner yang dapat menimbulkan bias dan rendahnya keinginan
responden untuk mengisi kuesioner.
3.3 Operasional Variabel Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tiga jenis variabel penelitian yaitu
variabel terikat,variabel bebas dan variable intervening.
3.3.1. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kinerja karyawan. Deadrick dan
Gardner (1997), kinerja karyawan dapat didefinisikan sebagai catatan dari hasil
yang dicapai, untuk setiap fungsi pekerjaan, selama jangka waktu tertentu. Jika
dilihat dengan cara ini, kinerja direpresentasikan sebagai distribusi hasil yang
dicapai, dan kinerja dapat diukur dengan menggunakan berbagai parameter yang
25
menggambarkan kinerja karyawan dari waktu ke waktu. Pengukuran kinerja
karyawan dalam penelitian ini menggunakan 5 point skala likert. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah task performance yang dikembangkan oleh
Burney et al (2009) yang terdiri dari tujuh item pertanyaan. Instrumen diukur
dengan 5 point skala likert dengan kriteria 1 ( sangat tidak setuju ) sampai dengan
5 ( sangat setuju).
Tabel 3.1
Indikator dan Pernyataan Variabel Terikat Kinerja Karyawan
Variabel dan Konsep Indikator Pernyataan
Kinerja Karyawan
(Burney et al ,2009)
Kualitas 1. Saya memahami
tugas yang diberikan
oleh atasan.
Tanggung jawab 2. Saya mengetahui dan
memenuhi tanggung
jawab atas pekerjaan
yang saya emban
Pelaksanaan tugas 3. Saya selalu
menyelesaikan pekerjaan
sesuai dengan target
yang diharapkan.
Mematuhi peraturan 4. Saya mematuhi
seluruh peraturan resmi
perusahaan.
Aktif terhadap aktivitas 5.Saya mengikuti
seluruh kegiatan pada
unit kerja secara
langsung sebab hal itu
akan mempengaruhi
evaluasi kinerja saya.
Teliti dalam bekerja 6. Saya selalu
Memperhatikan tiap
aspek dalam pekerjaan
yang harus saya lakukan
Keberhasilan menjalankan
tugas
7. penting bagi saya
untuk sukses dalam
menjalankan tugas
pokok saya sebagai
karyawan.
26
3.3.2 Variabel Bebas (Independent Variabel)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain secara simultan
baik secara negatif atau positif. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sistem
pengukuran kinerja interaktif. Sistem pengukuran kinerja interaktif merupakan
sistem pengukuran kinerja yang digunakan dimana manajer secara aktif dan teratur
melibatkan diri dalam pengambilan keputusan dari aktifitas karyawan (Bisbe &
Otley, 2004; Simons, 1995). Sistem pengukuran kinerja interaktif ini menggunakan
kuesioner yang dikembangkan oleh Abernethy dan Brownell (1999) yang terdiri
dari 5 item pertanyaan. Instrumen diukur dengan 5 point skala likert dengan kriteria
1 (sangat tidak penting) sampai dengan 5 (sangat penting).
Tabel 3.2
Indikator dan Pernyataan Variabel Bebas SPKI
Variabel Indikator Pernyataan
Sistem pengukuran
kinerja interaktif
(Abernethy dan
Brownell, 1999)
a. Sistem pengukuran kinerja
interaktif dilakukan secara
berkala melakukan
perencanaan perusahaan
berdasarkan perubahan
informasi pasar dan informasi
karyawan.
1. Penggunaan sistem
pengukuran kinerja biasa
dilakukan dalam rapat
pada unit kerja Saya.
2. Penggunaan sistem
pengukuran kinerja
dilakukan secara berkala
untuk mengevaluasi
keputusan dan rencana
yang berlaku di
perusahaan
b. Sistem pengukuran kinerja
interaktif menghasilkan
informasi yang mudah untuk
dimengerti.
3. Hasil diskusi antara
atasan dan bawahan di
unit kerja saya dapat
dengan mudah
dimengerti dan
27
Variabel Indikator Pernyataan
bermanfaat bagi seluruh
karyawan.
c. Sistem pengukuran kinerja
interaktif tidak hanya
diterapkan untuk senior
manajer saja tetapi diterapkan
juga untuk seluruh level
manajer
4. Interaksi sering terjadi
antara atasan dan
bawahan dalam proses
pengukuran kinerja.
d. Sistem pengukuran kinerja
interaktif dapat memutuskan
secara tepat bentuk
implementasi sebuah
perencanaan strategi
5. Seringkali terdapat
pembahasan atas strategi
perusahaan antara atasan
dan bawahan di unit kerja
Saya
3.3.3 Variabel Intervening
Menurut Sugiyono (2013) menyatakan bahwa, Variabel intervening adalah
variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen
dengan dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati
dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyela/ antara yang terletak antara
variabel independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Maka dalam
penelitian ini, yang menjadi variabel intervening adalah kepuasan kerja dan
motivasi kerja.
3.3.3.1 Variabel Kepuasan Kerja
Pengukuran variabel menggunakan 5 item pernyataan. Instrumen kepuasan kerja
menggunakan variabel yang dikembangkan oleh Riordan,Gatewood dan Bill
(1997) berdasarkan pengukuran dari job description index (JDI) dalam penelitian
Helm (2012). Indikator yang digunakan dalam pengukuran variabel kepuasan
28
kerja adalah pekerjaan itu sendiri, gaji, kesempatan atau promosi, rekan sekerja
dan lingkungan kerja yang terdiri dari 5 point skala likert 1 (sangat tidak puas) ke
5 (sangat puas).
Tabel 3.3
Indikator dan Pernyataan Variabel Intervening Kepuasan Kerja
3.3.3.2 Variabel Motivasi Kerja
Menurut Mc Clelland yang dikutip oleh Mangkunegara (2008), Indikator –
indikator motivasi kerja adalah sebagai berikut :
1. Motif , merupakan suatu prangsang keinginan dan daya penggerak kemauan
bekerja. Setiap motif mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai. Suatu
dorongan di dalam diri setiap orang, tingkatan alasan atau motif – motif yang
menggerakkan tersebut menggambarkan tingkat untuk menempuh sesuatu.
Variabel Indikator Pernyataan
Kepuasan Kerja 1. Tanggung Jawab
2. Kesempatan
3. Rekan Kerja (Kenyamanan)
4. Atasan (Manager)
1. Saya puas dengan
kegiatan professional
saya
2. Saya puas dengan
kondisi tempat kerja saya 3.Saya puas dengan
pengertian yang rekan
kerja saya miliki . 4.Saya puas dengan
tanggung jawab yang
dipercayakan kepada saya
oleh atasan
5.Saya puas dengan
kesamaan pemahaman
yang saya miliki dengan
pihak menejer
29
2. Harapan, merupakan kemungkinana mencapai sesuatu dengan aksi tertentu
seorang karyawan dimotivasi untuk menjalankan tingkat upaya tinggi bila
karyawan meyakini upaya tersebut akan menghantar ke suatu penilaian kinerja
yang baik.
3. Intensif, insentif yang diberikan kepada karyawan sangat berpengaruh
terhadap motivasi dan produktifitas kerja.
Tabel 3.4
Indikator dan Pernyataan Variabel Intervening Motivasi Kerja.
Variabel dan Konsep Indikator Pernyataan
Motivasi Kerja 1. Motif
2. Harapan
3. Insentif
1.Saya merasa dengan bekerja di
tempat ini, kebutuhan pokok saya
dapat terpenuhi
2.Saya merasa tenang dalam bekerja
karena tersedia jaminan kesehatan
serta dapat menjamin hari tua yang
diberikan oleh perusahaan.
3.Saya merasa senang karena
karyawan dan manajer di unit kerja
ini menerima saya sebagai
partner/rekan kerja yang baik
4.Atasan selalu memberikan pujian
apabila saya menjalankan tugas
pekerjaan dengan hasil memuaskan
5.Perusahaan ini memberikan
kesempatan bagi karyawan untuk
mengembangkan potensi yang ada
pada diri mereka untuk lebih maju
3.4 Analisis Data
Dalam penelitian ini data yang akan dianalisis menggunakan model Struktural
Equation Modeling (SEM). Menurut Ghozali (2008) Structural Equation
30
Modelling (SEM) adalah sebuah evolusi dari model persamaan berganda yang
dikembangkan dari prinsip ekonometri dan digabungkan dengan prinsip
pengaturan dari psikologi dan sosiologi, SEM telah muncul sebagai bagian
integral dari penelitian manajerial akademik, dengan data yang akan dianalisis
berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan. Analisis data dalam penelitian ini
dilakukan penulis dengan menggunakan pendekatan Partial Least Square (PLS)
dengan menggunakan software smart PLS dimana PLS merupakan pendekatan
alternatif yang bergeser dari pendekatan SEM berbasis covariance menjadi
berbasis varian (Ghozali, 2006). Penulis memilih menggungakan PLS karena
untuk manganalisis data dalam jumlah kecil yang berjumlah kurang dari 100
software ini sangat efektif (Chin, Marcolin, & Newsted, 2003; Fornell &
Bookstein, 1982).
3.4.1 Pengujian Model Pengukuran (Outer Model)
Pada saat mengumpulkan data untuk penelitian, peneliti menggunakan metode
survey kuisioner. Oleh karena itu data yang dihasilkan melalui survey kuesioner
harus valid dan reliable. Uji validitas dilakukan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sukadji, 2000; Sukardi, 2013) dan uji reliabilitas digunakan
untuk mengukur konsistensi responden dalam menjawab item pertanyaan dalam
kuisioner (Jogiyanto, 2009). Validnya sebuah data jika data yang diperoleh
memiliki ketepatan dan kecermatan yang tinggi dan mampu menjawab tujuan
penelitian yang akan dicapai dengan akurat. Dan data dapat dikatakan reliable jika
instrumen penelitian yang sama bisa stabil dan mampu mengukur gejala yang
sama pada waktu yang berbeda ketika digunakan kembali pada penelitian
selanjutnya.
31
3.4.1.1 Uji Validitas
Dalam penelitian ini pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan Partial
Least Square (PLS) dengan menguji validitas convergent dan discriminant.
Validitas convergent dihitung dengan melihat (1) Jika nilai faktor loading antara
0,5-0,6 maka dikatakan cukup, sedangkan jika nilai faktor loading ≥ 0,7 maka
dikatakan tinggi (Ghozali, 2006), dan (2) melihat skor Average Variance
Ekstracted (AVE), nilai validitas convergent dinyatakan sangat baik apabila skor
AVE diatas 0.5 (Henseler et al, 2009; Yamin dan Kurniawan, 2011). Yang kedua
yaitu validitas discriminant, yang bertujuan untuk melihat apakah suatu item unik
dan tidak sama dengan konstruk lain dalam model (Hulland, 1999).
Validitas diskriminan (discriminant validity) dilakukan dalam dua tahap, yaitu
dengan cara melihat nilai cross loading factor dan membandingkan akar AVE
dengan korelasi antar konstruk/variable laten. Cross loading factor untuk
mengetahui apakah variabel laten memiliki diskriminan yang memadai yaitu
dengan cara membandingkan korelasi indikator dengan variabel latennya harus
lebih besar dibandingkan korelasi antara indikator dengan variabel laten yang lain.
Jika korelasi indikator dengan variabel latennya memiliki nilai lebih tinggi
dibandingkan dengan korelasi indikator tersebut terhadap variabel laten lain,
maka dikatakan variabel laten tersebut memiliki validitas diskriminan yang
tinggi (Indahyanti, 2013). Nilai AVE direkomendasikan ≥ 0,5.
3.4.1.2 Uji Reliabilitas
Untuk pengujian reliabilitas dilakukan dengan Partial Least Square (PLS) agar
dapat menganalisis composite reliability dan diperkuat dengan cronbach’s alpha.
32
Sesuai dengan aturan yang berlaku bahwa apabila composite reliability dan
cronbach’s alpha memiliki nilai lebih dari 0,7, berarti menunjukkan tingkat
reliabilitas yang cukup baik (Hulland, 1999; Yamin dan Kurniawan, 2011;
Indahyanti, 2013). Pengujian reliabilitas dilakukan dengan menghitung korelasi
masing-masing pernyataan pada setiap variabel dengan skor total.
3.5 Pengukuran Struktural Model (Inner Model)
Untuk meneliti struktural model dalam penelitian ini, penulis menggunakan
literatur akuntansi manajemen yaitu dengan mengukur Coefficient of
determination (R2) dan Path Coefficient (β) (Chenhall, 2004; Hall, 2008;
Indahyanti, 2013). Hal ini untuk melihat dan meyakinkan hubungan antar
konstruk adalah kuat.
3.5.1 Coefecient of Determination (R2)
Hubungan antar konstruk pada teknik ini diuji dengan mengevaluasi R2. R2
menunjukkan ukuran hubungan antara variabel laten terhadap total varians.
Apabila nilai R2 lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan jika hubungan antara
konstruk dependen dan independen dapat diterima (Camisón & López (2010) dan
Falk & Miller (1992). Nilai koefisien determinasi (R2 atau R-square) mendekati
nilai 1. Nilai R2 untuk konstruk dependen menunjukkan besarnya
pengaruh/ketepatan konstruk independen dalam mempengaruhi konstruk
dependen. Nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel eksogen yang
dihipotesiskan dalam persamaan mampu menerangkan variabel endogen. Nilai R2
ini dalam PLS disebut juga Q-square predictive relevance. Besarnya R2 tidak
pernah negatif dan paling besar sama dengan satu (0 ≤ R2≤ 1). Semakin besar nilai
R2, berarti semakin baik model yang dihasilkan (Indahyanti, 2013).
33
3.5.1 Path Coefficients (β)
Tes Path Coefficient (β) digunakan untuk meyakinkan bahwa hubungan antar
konstruk adalah kuat. Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan prosedur
bootstrap dengan 500 penggantian (e.g. Hartmann & Slapničar, 2009). Dapat
dikatakan jika antar konstruk memiliki hubungan yang kuat apabila nilai path
coeffecients lebih dari 0.100 (Urbach & Ahlemann, 2010). Serta antara variabel
laten dikatakan memiliki hubungan yang cukup signifikan apabila nilai path
coeffecients di atas 0.050 (Urbach & Ahlemann, 2010).
3.6 Pengujian Hipotesis
Setelah kita mendapatkan data dan mengolah data maka pengujian hipotesis
akan sampai pada membuat kesimpulan menerima atau menolak hipotesis
tersebut. Menurut Arikunto (2013) di dalam menentukan penerimaan dan
penolakan hipotesis maka hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi hipotesis nol
(H0). Menurut Andi Supangat (2007) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan
pengujian hipotesis adalah salah satu cara dalam statistika untuk menguji
“parameter” populasi berdasarkan statistik sampelnya, untuk dapat diterima atau
ditolak pada tingkat signifikansi tertentu.
3.6.1 Uji t
Dalam pengujian hipotesis atas sistem pengukuran kinerja interaktif, motivasi
kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan dilakukan dengan melakukan
perbandingan antara hasil path coeffecient dengan t tabel. Hipotesis dapat
dikatakan sangat signifikan apabila t hitung > t tabel pada derajat kebebasan 1%.
Hipotesis dikatakan signifikan apabila t hitung > t tabel pada derajat kebebasan
5%, dan apabila t hitung > t tabel pada derajat kebebasan 10% maka hipotesis
34
dikatakan lemah. Sedangkan hipotesis dikatakan tidak signifikan apabila t hitung
< t tabel pada derajat kebebasan 10% (Emzir, 2008; Rusman, 2011).
.
BAB V
SIMPULAN & SARAN
5.1 Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh Sistem
Pengukuran Kinerja Interaktif terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi Kerja
dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi pada PT Bank BRI (Persero) Tbk,
Cabang Pringsewu. Berdasarkan hasil dan analisis data maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem Pengukuran Kinerja Interaktif tidak berpengaruh positif terhadap
motivasi kerja pada PT Bank BRI (Persero) Tbk, Cabang Pringsewu. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa dengan adanya suatu sistem pengukuran
kinerja tidak selalu akan menimbulkan motivasi kerja yang lebih baik dari
tenaga kerja untuk bekerja secara lebih profesional.
2. Sistem pengukuran kinerja secara signifikan berpengaruh positif terhadap
kepuasan kerja pada PT Bank BRI (Persero) Tbk. Hal ini didasarkan pada
pemikiran bahwa pengukuran terhadap kinerja adalah suatu hal yang penting
dilakukan agar diketahui apakah selama pelaksanaan kinerja terdapat
kesenjangan dari rencana yang telah ditentukan atau apakah kinerja dapat
dilakukan sesuai dengan yang diharapkan.
63
3. Kepuasan kerja secara signifikan berpengaruh positif terhadap motivasi kerja
pada PT Bank BRI (Persero) Tbk. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
ketika pegawai mendapatkan kepuasaan, karyawan akan termovtivasi untuk
lebih baik dalam bekerja.
4. Motivasi kerja secara signifikan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
pada PT Bank BRI (Persero) Tbk. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa
pegawai suaru perusahaan dapat dimotivasi dengan memberikan apa yang
dibutuhkan dan diinginkan, ketika yang mereka butuhkan dan ingnkan
terpenuhi, mereka akan termotivasi lebih baik dalam bekerja, sehingga kinerja
karyawan meningkat.
5. Kepuasan kerja tidak berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan pada PT
Bank BRI (Persero) Tbk. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa, dengan
terpenuhinya kepuasan kerja pegawai, tidak selalu membuat kinerja karyawan
menjadi lebih baik.
6. Sistem pengukuran kinerja interaktif secara signifikan berpengaruh positif
terhadap kinerja karyawan pada PT Bank BRI (Persero) Tbk. Hal ini
didasarkan pada pemikiran bahwa, dengan adanya sistem pengukuran kinerja
interaktif akan mengetahui kelebihan, kekuranagn maupun rencana perusahaan
kedepan, sehingga dapat mamcu karyawan untuk bekerja lebih baik.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini telah memberikan bukti yang empiris terkait pengaruh Sistem
Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap Kinerja Karyawan dengan Motivasi Kerja
dan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Mediasi pada PT Bank BRI (Persero) Tbk,
Cabang Pringsewu .Namun, dalam penelitian ini masih terdapat keterbatasan
64
antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian ini terbatas hanya pada satu perusahaan perbankan yaitu PT Bank
BRI (Persero) Tbk, Pringsewu, yang memungkinkan adanya perbedaan hasil
penelitian dan kesimpulan jika dilakukan penambahan objek penelitian dan
daerah penelitian yang berbeda.
2. Hanya terdapat satu variabel bebas dan satu variabel terikat dan 2 variabel
mediasi yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu sistem pengukuran
kinerja sebagai variabel bebas, kinerja karyawan, motivasi kerja dan
kepuasan kerja.
3. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.
Kurangnya kepedulian dan keseriusan responden dalam menjawab semua
pertanyaan-pertanyaan yang ada dapat menyebabkan penelitian ini rentan
terhadap biasnya jawaban responden.
4. Kuesioner yang diberikan kepada responden bersifat universal sehingga
hasil yang diperoleh belum dapat mewakili kinerja tiap divisi.
5. Tidak dilakukan pemecahan kuesioner sehingga kuesioner tersebut
menggiring responden untuk menjawab setuju.
5.3 Saran
Berdasarkan keterbatasan peneliti diatas, maka peneliti memberikan beberapa
saran untuk peneliti selanjutnya:
1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan penelitian pada
perusahaan perbankan lain agar dapat menjadi perbandingan untuk
penelitian selanjutnya.
65
2. Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat menambah jumlah sampel
wilayah yang diteliti sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih
komprehensif mengenai pengaruh sistem pengukuran kinerja interaktif,
kinerja karyawan, motivasi kerja, dan kepuasan kerja.
3. Peneliti selanjutnya diharapkan agar dapat menambah variabel yang kiranya
dapat berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
4. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat membuat kuesioner sesuai dengan
divisi yang ada di perusahaan sehingga dapat menghasilkan hasil yang lebih
akurat.
5. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat melakukan pemecahan kuesioner
karena sebaiknya kuesioner tidak menggiring responden untuk menjawab
setuju sehingga hasilnya dapat bias.
6. Untuk menguatkan dan mendukung hasil penelitian ini serta mengurangi
biasnya jawaban responden, maka perlu dilakukan pengujian dan
penyempurnaan kuesioner yang digunakan dalam penelitian.
7. Kepada General Manager PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,
diharapkan dapat terus memberi motivasi terhadap karyawan dan tetap
mempertahankan penerapan sistem pengukuran kinerja yang telah
diterapkan dengan baik.
xii
DAFTAR PUSTAKA
Abernethy, M. A., & Lillis, A. M. 1995. The Impact of Manufacturing Flexibility on
Management Control System Design. Accounting, Organizations and Society,
Vol. 20, No. 4, pp. 241-258.
Abernethy, M. A., and Brownell, P. (1999).“The Role of Budgets In Organisations
Facing Strategic Change: An Exploratory Study”. Accounting, Organizations
and Society, 24 (3):pp. 189–204
Afifah, Thara & M. Al Musadieq. 2017. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap
Kepuasan Kerja dan Dampaknya Pada Kinerja (Studi pada Karyawan PT
Pertamina Geothermal Energy Kantor Pusat Jakarta). Jurnаl Аdministrаsi
Bisnis (JАB)|Vol. 47 No.1 Juni 2017 аdministrаsibisnis.studеntjournаl.ub.аc.id
Ambarita, R. 2012. Anggap Karyawan Aset, Kunci Sukses Perusahaan. 27 September
2012 http://www.kabarbisnis.com/read/2833544. Diakses tanggal 8 Agustus
2018.
Andi Supangat. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensial dan
Nonparametrik. Jakarta:Kencana.
Antoni Feri, 2006. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Orientasi Tugas dan Orientasi
Hubungan terhadap Motivasi Kerja dan Dampaknya pada Prestasi Kerja
Pegawai Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Surabaya, Tesis Universitas 17
Agustus Surabaya.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta
Bisbe, Josep., Batista-Foguet, J. M., & Chenhall, R. H. 2006. “Defining management
accounting constructs: a methodological note on the risks of conceptual
misspecification.” Accounting, Organizations and Society, Elsevier, vol. 32(7-
8), pages 789-820.
Bisbe, Josep., & Otley, D. 2004. The Effects of The Interactive Use of Management
Control Systems on Product Innovation. Accounting, Organizations and
Society, 29(8): 709-737.
Borman,W.C., Motowidlo, S. J, (1997). “Task Performance and Contextual
performance: The Meaning for Personel Selection Research.” Psychology
Faculty Publications. 100. https://scholarcommons.usf.edu/psy_facpub/1100 Brahmasari, Ida Ayu & Agus. 2008. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan dan
Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Serta Dampaknya
xiii
pada Kinerja Perusahaan ( Studi Kasus pada PT. Pei Hai International
Wiratama Indonesia). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 10, No.2,
September 2008.
Burney, L.L., Henle, C.A., Widener, S.K., (2009). A Path Model Examining The
Relations Among Strategic Performance Measurement System CharacTeristics,
Organizational Justice, And Extra- And In-Role Performance. Accounting,
Organizations and Society, 34 (3–4), 305–321
Cadez, S., and Guilding, C. 2008. An Explanatory Investigation of An Integrated
Contingency Model of Strategic Management Accounting.
Accounting,Organization and Society, Vol. 33 No.4, pp. 836-863.
Camison, C., & Lopez, A. V. 2010. An Examination of The Relationship Between
Manufacturing Flexibility And Firm Performance: The Mediating Role of
Innovation. International Journal of Operations and Production
Management. 30(8): 853-878.
Chin, W.W., B.L. Marcolin, and P.R. Newsted, "A Partial Least Squares Latent
Variable Modeling Approach For Measuring Interaction Effects: Results
From A Monte Carlo Simulation Study And An Electronic-Mail
Emotion/Adoption Study," Information Systems Research, 2003, 14:2, pp.
189-217.
Coulter, Marry. 2012. Strategic management in action. 6th edition. Prentice Hall
Darden, William R&Babin, Barry J. 1994., Exploring the Concept of Affective
Quality: Expanding the Concept of Retail Personality. Journal of Business
Research 29 (February 1994): 101-109.
Deadrick, D. L., & Gardner, D. G. 1997. Distributional ratings of performance levels
and variability: An examination of rating validity in a field setting. Group &
Organization Management. Vol. 4, No. 2, pp 225-241.
Dent, J. F. 1990. Strategy, Organization and Control: Some Possibilities for
Accounting Research. Accounting, Organizations and Society, Vol. 15, No. 1-
2, pp. 3-25.
Dessler, Gary. 2000. Human Resource Management 8th Edition. New Jersey:
Prentice-Hall, Inc.
Dole, C. and Schroeder, R. G., 2001, “The Impact of Various Factors on The
Personality, Job Satisfaction and Turnover Intention of
ProfesionalAccountants”, Managerial Auditing Journal, Vol. 16, No. 4, p. 234
– 245.
xiv
Duncan, R.B. 1972. Characteristic of Organizational Environments and Perceived
Environmental Uncertainty,’ Administrative Science Quartely,h. 313-327,
dalam Chenhall, Robert H. dan Deign Morris,’The Impact of Structure,
Environment, and Interdependence on Percevied Usefulness of Management
Accounting System, The Accounting Review (Vol.LXI, No. 1,January),h. 16-35.
Fisher, J. 1995. Contingency-Based Research on Management Control Systems:
Categorization By Level Of Complexity. Journal of Accounting Literature, Vol.
14, No. 1, pp. 24-53.
Fornell, C. and F.L. Bookstein, "Two structural equation models: LISREL and
PLS applied to consumer exit-voice theory," Journal of Marketing
Research, 1982, 19, pp. 440-452
Ghozali, Imam.2006. Structural Equation Modeling Metode Alternatif dengan
Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gul, Ferdinand A., 1991. The Effect of Management Accounting System and
Environmental Uncertainty on Small Business Manager’s Performance.
Accounting and Business Research, Vol. 22, No. 85, hal. 57-61
Gul, F.A., Chia, Y. M. 1994. The Effects of Management accounting System,
Pengaruh Intensitas Persaingan Pasar, Strategi ... (Faisal & Trijatmiko Wahyu
Prabowo) 61 Perceived Environmental Uncertainty and Decentralization on
Managerial Performance”. Accounting Organization and Society, Vol. 19, pp.
413-426.
Halim Abdul, Ahmad Tjahjono. 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi
Revisi. Yogyakarta : YKPN.
Hall, M. (2004). “The effect of Comprehensive Performance Measurement Systems
on Role Clarity, Psycological, Empowerment and Managerial Performance”.
Global Management Accounting Research Symposium. Available on www.
ssrn.com
Hani Handoko. 2002. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia.
Yogyakarta: Edisi II. Cetakan Keempat Belas. Penerbit BPFE.
Hartmann, F., & Slapnicar, S. 2009. How Formal Performance Evaluation Affects
Trust of Subordinate Managers in Their Superior. Accounting,
Organizations and Society. 34: 727-725
Helm, Sabrina. 2012. A Matter of Reputation and Pride: Associations between
Perceived External Reputation, Pride in Membership, Job Satisfaction and
Turnover Intentions. British Journal of Management. doi: 10.1111/j.1467-
8551.2012.00827.x
xv
Henri, J.-F. 2006a. Management Control Systems And Strategy: A Resource- Based
Perspective. Accounting, Organizations and Society, 31(6): 529- 558.
Henri, J.-F. 2006b. Organizational Culture And Performance Measurement
Systems. Accounting, Organizations and Society, 31(1): 77-103.
Henseler, J., C.M. Ringle, and R.R. Sinkovics,. 2009., "The Use of Partial Least
Squares Path Modeling In International Marketing," Advances in
International Marketing, 20, pp. 277-320
Högman, Maria. 2011. Employee Performance Measurement Systems and their links
to the Management Control System Package. Stockholm School of Economics
Andrea Moldén, Department of Accounting and Financial Management. Master
Thesis. Stockholm School of Economics Departement of Accounting and
Financial Management. May 16th 2011
Hulland, J. 1999. Use of Partial Least Square (PLS) in Strategic Management
Research: A Review of Four Recent. Strategic Management Journal.
20(2): 195.
Ilgen, N. B., Fisher, C. D., & Taylor, M. S. (1979). Consequences of individual
feedback on behavior in organizations. Journal of Applied Psychology, 64,
349–371.
Jae, Moon M, 2000, “Organizational Commitment Revisited in New Public
Management”, Public Performance & Management Review, Vol. 24, No.2
Jogiyanto. H. M., 2009. Konsep dan Aplikasi PLS ( Partial Least Square) Untuk
Penelitian Empiris. Penerbit: BPFE
Kaplan R.S. & Norton, D.P. 1996. The Balanced Scorecard, Translating Strategy into
Action.
Koopmans, L. Benaards, C. Buuren, S.V., Beek, A., Henrica, C.2013. Development
of An Individual Work Performance Questionnaire. International Journal
Productivity and performnace Management. Vol 62. No.1.2013
Kusnilawati (2013). Effect of discipline, works motivation and organization
commitment to work satisfaction in production division PT. SAMI Car Line
Lamda. Semarang: Universitas Semarang. Retreived March 25, 2013 from
http://eprints.undip.ac.id/view/year/2009.html
Kreitner, Robert and Angelo Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi (Orgazational
Behavior). Jakarta: Salemba Empat.
xvi
Lau, Chong M. & Solihin. 2005. Financial and nonfinancial performance measures:
How do they affect job satisfaction?. Department of Accounting and Finance
(M250), UWA Business School, The University of Western Australia,35, Stirling
Highway,Crawley, WA 6009, Australia,Gadjah Mada University, Indonesia.
The British Accounting Review 37 (2005) 389-413
Luckett, P.F. and Eggleton, I.R.C. 1991. "Feedback and management accounting: a
review\ of research into behavioural consequences." Accounting,
Organizations and Society 16(4): pp. 371-394.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi Kesepuluh. Yogyakarta: ANDI.
Mahardika, R., Hamid, D., Ruhana, I. 2013. Pengaruh Motivasi kerja Terhadap
Kinerja Karyawan. Survei Karyawan pada PT. Axa Financial Indonesia
Sales Office Malang. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya
Malang. Vol. 4, No. 2 (2013)
Mangkunegara Anwar Prabu, 2005. Perilaku dan Budaya Organisasi, Cetakan
Pertama, PT. Refika Aditama, Bandung.
Mathis, Robert L dan John H. Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia
Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Mathis dan Jackson, 2009, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 10, Salemba
Empat, Jakarta.
McNeese –Smith, Donna, 1996, “Increasing Employee Productivity, Job
Satisfaction, and Organizational Commitment ”Hospital & Health Services
Administration, Vol. 41: 2, p. 160-175
Mia, L. & R.L. Chenhall 1994. The Usefulness of Management Accounting System:
Functional Differentation And Managerial Effectiveness. Accounting,
Organizations And Side Fly. 1-13
Miliken, F.J. 1987. Three Types of Perceived Uncertainty About the Environment
State, Effect and Response Uncertainty. Academy of Management Review. Vol.
12, pp.133-143.
Muchamad Syafruddin. 2006. Pengaruh Struktur Kepemilikan Perusahaan pada
Kinerja : Faktor Ketidakpastian Lingkungan Sebagai Pemoderasi. JAAI
VOLUME 10 NO. 1, JUNI 2006: 85 – 99.
Mulyadi. 2001. Balanced Scorecard. Salemba Empat, 2001
xvii
Murti, Harry & Veronia. 2013. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Dengan
Variabel Pemediasi Kepuasan Kerja Pada PDAM Kota Madiun. Jurnal Riset
Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1 No. 1, Februari 2013. Program Studi
Manajemen, Universitas Katolik Widya Mandala Madiun.
Otley, D. 1995. Management control, organization design and accounting
information system. UK: Prentice Hall.
Otley, D. 1980. The Contingency Theory of Management Accounting: Achievements
and Prognosis. Accounting, Organizations and Society, Vol 5, No. 3, pp. 413-
428.
Otley, D.T. 1978, Budget Use and Managerial Performance, Journal of Accounting
Research ,pp. 122-149.
Radig. 1998. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bina Aksara.
Riordan, C. M., R. D. Gatewood., J. B. Bill. 1997. Corporate Image: Employee
Reactions and Implications for Managing Corporate Social Performance.
Journal of Business Ethics. Vol.16, No.4, pp. 401-412.
Riyadi, Slamet. 2011. Pengaruh Kompensasi Finansial, Gaya Kepemimpinan, dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pad Perusahaan Manufaktur di
Jawa Timur.
Robert N.Anthony Vijay Govindarajan. 2005. Management Control System. Salemba
Empat,2005.
Robbins, Stephen P, 1996, “Organizational Behavior Concept, Controversiest,
Application”, Eaglewoods Cliffs, Prentice Hall Inc.
Robbinss Stephen P., 2002. Essentials of Organizational Behavior (Terjemahan),
Edisi Kelima, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sholihin, M & Pike, R., 2010. Organizational Commitment in The Police Service:
Exploring The Effects of Performances Measures, Procedural Justice, and
Interpersonal Trust. Financial Accountability and Management.
Simons, R. 1995. Levers of control: How managers use innovative control systems to
drive strategic renewal. Boston, Massachusetts: Harvard Business School Press
Simons, R. L. 2000. Performance Measurement and Control Systems For
Implementing Strategy. Upper Saddle River, NJ: Pearson.
Soegiri, Ahmad. 2004. Strategi Memotivasi Karyawan. Jakarta : Prenada Kencana
xviii
Subhash, C.J. 1997. Marketing Planning and Strategy : Fifth Edition South-Western
College Publishing, Cincinnati, Ohio, USA.
Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suwarni, M. G. 1998. Strategi Bisnis, Kompensasi Manajer Puncak dan Kinerja
Perusahaan: Studi pada Industri Perhotelan. Unpublished thesis, Universitas
Gadjah Mada.
Testa, M. R., 1999. “Satisfaction with Organizational Vision, Job Satisfaction and
Service Efforts: an Empirical Invetigation”. Leadership & Organization
Development Journal, Vol 20 No.3 pp. 154-161.
Uma, Sekaran. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4, Buku 1, Jakarta:
Salemba Empat.
Urbach, N., & Ahlemann, F. 2010. Structural Equation Modeling in Information
Systems Research Using Partial Least Square. Journal of Information
Technology Theory And Application. 11(2): 5-39
Wayan, N. M. 2014. Pengaruh Penggunaan Pengukuran Kinerja Interaktif Terhadap
Kinerja Manajerial : Pembelajaran Organisasi Sebagai Variabel Intervening.
Wibisono, D. 2006. Manajemen Kinerja, Erlangga, Bandung.
Yuliansyah, Yuliansyah & Mohd Shahril Ahmad Razimi. 2015. Non-financial
performance measures and managerial performance: the mediation role of
innovation in an Indonesian stock exchangelisted organization. Problems and
Perspectives in Management, Volume 13, Issue 4, 2015.
Yuliansyah, Yuliansyah, Rammal G.H, and Rose E. 2016. Bussiness strategy and
performance n Indonesia’s service sector. Journal of Asia Bussiness Studies
Vol.10 No.2
Yuliansyah, Yuliansyah, Erlane K Ghani, Nurazin Tarmezi, Jamaliah Said. 2016. The
effect of risk management and operational information disclosure practices on
public listed firms’ financial performance.