154
PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI TERHADAP KEBAHAGIAAN PADA WANITA BERCADAR DI JABODETABEK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh: Amalia Ridha Sudirman NIM: 11140700000103 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/ 2018 M

PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI

TERHADAP KEBAHAGIAAN PADA WANITA BERCADAR

DI JABODETABEK

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar

Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh:

Amalia Ridha Sudirman

NIM: 11140700000103

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1440 H/ 2018 M

Page 2: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal
Page 3: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

iii

Page 4: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

iv

Page 5: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

v

MOTTO

“Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan jadilah

engkau diantara orang yang bersujud (sholat), dan sembahlah

Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu.”

[Qs. Al-Hijr, 15: 98-99]

Faidza ‘azamta fatawakkal ‘alallah

Man purposes, Allah disposes

“One would be much happier to meet the King of a

country than its Prime Minister.

One should be much happier to discover the Ultimate

Reality than some conditional lesser truth.”

[The Alchemy of Happiness, Abu Hamid al-Ghazali]

Page 6: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

vi

ABSTRAK

(A) Fakultas Psikologi

(B) Oktober 2018

(C) Amalia Ridha Sudirman

(D) Pengaruh Spiritualitas Islam dan Lokus Kendali terhadap Kebahagiaan pada

Wanita Bercadar di Jabodetabek

(E) xv + 118 halaman + lampiran

(F) Mulai terjadi peningkatan wanita yang menggunakan cadar pada tahun 2017

di kota-kota besar Indonesia. Di saat yang bersamaan persepsi yang tinggi

dan diskriminasi perilaku masih dialami beberapa wanita pengguna cadar

dalam kehidupan bermasyarakat. Padahal hal tersebut dapat meresahkan

kebahagiaan yang merupakan kondisi psikologis penting dan menjadi impian

bagi setiap individu, termasuk diantaranya bagi wanita bercadar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari spiritualitas Islam

dan lokus kendali terhadap kebahagiaan pada wanita bercadar. Melalui

sampel 199 partisipan wanita dewasa awal yang menggunakan cadar dari

wilayah Jabodetabek, penulis melakukan adaptasi skala utuk mengukur

kebahagiaan dengan OHQ (Hills & Argyle, 2002), spiritualitas Islam dengan

MMS (Dasti & Sitwat, 2014), dan lokus kendali dengan IPC (Levenson,

1981). Uji validitas terlebih dahulu dilakukan dengan metode CFA

menggunakan software Lisrel. Kemudian dilakukan metode analisis berganda

untuk menguji pengaruh tersebut dengan bantuan software SPSS.

Hasil analisis penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan dari spiritualitas Islam dan lokus kendali terhadap kebahagiaan

pada wanita bercadar yang berada di wilayah Jabodetabek, sebesar 55,1%.

Berdasarkan hasil uji koefisienregresi ditemukan bahwa empat variabel yang

menyumbang pengaruh signifikan tersebut, yaitu perilaku disiplin, perasaan

kedekatan dengan Allah, perilaku kedermawanan, dan lokus internal.

(G) Bahan bacaan: 20 buku + 56 jurnal + 11 artikel + 3 skripsi

Page 7: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

vii

ABSTRACT

(A) Faculty of Psychology

(B) October, 2018

(C) Amalia Ridha Sudirman

(D) Effect of Islamic Spirituality and Locus of Control towards Happiness

Among Full-Veiled Women in Jabodetabek

(E) xv + 118 pages + attachments

(F) There has been an increase in women using veils in Indonesia's major cities in

2017. At the same time, high perceptions and behavioral discriminations are

still experienced by most full-veiled women on their social life. Though this

can lower happiness which is an important psychological condition and a

dream for every individual, including for full-veiled women.

This study aims to determine the influence of Islamic spirituality and locus of

control towards happiness among full-veiled women. Through a sample of

199 early adult women participants who used full-veil in their daily life from

Jabodetabek area, researcher adapting scales to measure happiness by OHQ

(Hills & Argyle, 2002), Islamic spirituality by MMS (Dasti & Sitwat, 2014),

and locus of control by IPC (Levenson, 1981). Validity test is done first with

the CFA method using Lisrel software. Then a multiple regression analysis

method is used to test the effect by using SPSS software.

The analysis results of this study indicate that there is a significant influence

of Islamic spirituality and locus of control towards happiness among full-

veiled women in Jabodetabek area, valued at 55.1%. Based on the results of

coefficient regression test, it is found that the four variables that contribute to

these significant effects are self-discipline, feeling of connectedness with

Allah, meanness-generosity, and internal locus.

(G) Reading materials: 20 books + 56 journals + 11 articles + 3 thesis

Page 8: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

viii

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah subhanallah wa ta’la yang tak henti-hentinya memberikan

nikmat dan berkah yang senantiasa dirasakan oleh penulis. Salah satu dari nikmat

dan berkah tersebut adalah penulis dapat melanjutkan pendidikan hingga tingkat

perkuliahan, menerima pembelajaran dan pengalaman dari para ahli dan diberikan

berbagai petunjuk serta pertolongan sampai dapat menyelesaikan tugas akhir

dalam menempuh strata satu ini. Tercurah shalawat serta salam untuk manusia

terbaik sepanjang zaman dan role model sempurna untuk seluruh umat, Baginda

Rasulullah Muhammad Salallahu ‘alaihi wa salam, beserta keluarga dan para

sahabatnya. Semoga penulis dapat berkumpul bersama beliau kelak di Hari

Perhitungan hingga Surga-Nya.

Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik tak lepas dari bantuan berbagai

pihak yang telah mendukung penulis, baik secara moril, materiil dan do’a. Oleh

karena itu, dengan segala kerendahan hati dan penuh ketulusan, penulis berterima

kasih kepada:

1) Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M.Ag, M.Si., Dekan Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta periode 2014-2019, beserta jajarannya.

2) Ibu Dr. Rena Latifa, M.Psi., selaku dosen pembimbing skripsi. Penulis

sangat berterima kasih atas segala waktu dan usaha yang telah diluangkan

ditengah kesibukan beliau untuk tetap dapat memberikan berbagai

bimbingan, saran, dan nasihat kepada penulis selama proses pengerjaan

skripsi ini.

Page 9: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

ix

3) Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat dan Ibu Puti Febrayosi, M.Si.,

sebagai dosen penguji sekaligus pembimbing atas setiap saran dan

masukannya yang membangun untuk perbaikan karya literasi pertama

yang berharga bagi penulis.

4) Bapak Drs. Rachmat Mulyono, M.Si, Psi., beserta seluruh dosen lainnya di

Fakultas Psikologi UIN Jakarta, atas segala ilmu, pengajaran dan

bimbingan yang selama ini telah diberikan.

5) Kedua orang tua yang sangat penulis cintai, Bapak Hadi Sudirman dan Ibu

Florida. Terima kasih tak terkirakan untuk setiap kasih sayang dan

pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis sejak dari kandungan.

Dukungan dan do’a yang tiada henti dicurahkan. Papa mama adalah

orangtua terbaik yang telah berhasil membesarkan anaknya hingga di

tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

6) Kedua adik tersayang, mbak Ira Farenda Sudirman dan adik Arya Darma

Sudirman. Terima kasih untuk selalu bisa jadi adik yang kak andalkan.

Kalian berdua adalah harapan yang menjadi penyemangat bagi kak di

setiap kondisi.

7) Seluruh saudara yang telah menjadi wali dan keluarga yang telah merawat

penulis selama merantau di tanah ini. (Alm) Ayah Yogi, ibu Yuni, Aldi,

mbak Dini dan keluarga, Ayu’ Ine dan keluarga, Ayu’ Neni dan keluarga,

serta Ayu’ Uti dan keluarga, dan keluarga besar di Medan. Semoga Allah

membalas dengan kebaikan berlimpah.

Page 10: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

x

8) Sahabat terbaik yang telah mewarnai hampir setiap hari empat tahun masa

pembelajaran ini: Dyah, Rivera, Atina, Sarah, Ima, Liyesra, Nur Azizah,

Nur Ana, seluruh skuad; AYO! (Lim Na Jil Da), Psi Katanya mau Diet!

(semut psikologi), HMBL21, dan koorwat super. Dua kata yang tidak akan

pernah cukup, maaf dan terima kasih, atas segala kebersamaan ini.

9) Teman-teman Psikologi angkatan 2014, Forkat An Naml dan kakak-adik

forkat lainnya, LDK Syahid, KAMMI MEDSOS, FRESH, dan skuad

Cekaha. Umi Ella serta seluruh saudari ku di Halaqah Cinta. Terima kasih

telah banyak membantu dan membimbing penulis selama ini.

10) Dan, seluruh pihak yang tidak dapat dituliskan satu persatu, atas semua

bantuan dan doanya. Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik

kebaikan untuk kita semua.

Terakhir, penulis berharap semoga karya ini dapat memberikan manfaat

untuk banyak pihak. Namun karya ini mungkin masih memiliki berbagai

kekurangan dan keterbatasan. Penulis menerima kritik dan saran yang dapat

membangun untuk meningkatkan literasi dalam khazanah pengetahuan ini.

Jakarta, 18 Oktober 2018

Penulis

Page 11: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

xi

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL ................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN .............................................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN .................................................................. iii

LEMBAR PERNYATAAN .................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................... v

ABSTRAK ............................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1 – 15

1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah ........................................ 12

1.2.1. Pembatasan Masalah ..................................................... 12

1.2.2. Perumusan Masalah ...................................................... 13

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................... 14

1.4. Manfaat Penelitian .................................................................... 15

1.4.1. Manfaat Teoritis ............................................................ 15

1.4.2. Manfaat Praktis ............................................................. 15

BAB 2 LANDASAN TEORI ........................................................ 16 – 54

2.1. Kebahagiaan ............................................................................... 16

2.1.1. Definisi Kebahagiaan .................................................... 16

2.1.2. Dimensi Kebahagiaan ................................................... 20

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan .................... 23

2.1.4. Pengukuran Kebahagiaan .............................................. 26

2.2. Spiritualitas Islam ..................................................................... 27

2.2.1. Definisi Spiritualitas Islam ............................................ 27

2.2.2. Dimensi Spiritualitas Islam ........................................... 31

2.2.3. Pengukuran Spiritualitas Islam ..................................... 34

2.3. Lokus Kendali .......................................................................... 36

2.3.1. Definisi Lokus Kendali ................................................. 36

2.3.2. Dimensi Lokus Kendali ................................................. 38

2.3.3. Pengukuran Lokus Kendali ........................................... 40

2.4. Wanita Bercadar ........................................................................ 42

2.4.1. Definisi wanita bercadar .............................................. 42

2.4.2. Hukum penggunaan cadar ............................................ 43

2.5. Kerangka Berpikir ..................................................................... 45

2.6. Hipotesis Penelitian ................................................................... 53

BAB 3 METODE PENELITIAN ................................................. 55 – 78

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ............... 55

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................... 56

3.3. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 58

3.3.1. Teknik Pengumpulan Data ............................................ 58

Page 12: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

xii

3.3.2. Instrumen Penelitian ...................................................... 59

3.4. Uji Validitas Konstruk .............................................................. 62

3.4.1. Uji Validitas Konstruk Kebahagiaan ............................ 64

3.4.2. Uji Validitas Konstruk Spiritualitas Islam ............ 66 – 72

3.4.3. Uji Validitas Konstruk Lokus Kendali .................. 73 – 75

3.5. Teknik Analisa Data .................................................................. 76

BAB 4 HASIL PENELITIAN ...................................................... 79 – 96

4.1. Gambaran Subjek Penelitian ..................................................... 79

4.2. Hasil Analisis Deskriptif ........................................................... 81

4.3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ...................................... 83

4.4. Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 88

4.5. Pengujian Proporsi Varians ....................................................... 94

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN .................. 97 – 109

5.1. Kesimpulan ............................................................................... 97

5.2. Diskusi ...................................................................................... 98

5.3. Saran ........................................................................................ 105

5.3.1. Saran Teoritis ............................................................... 106

5.3.2. Saran Praktis ................................................................ 107

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 110

LAMPIRAN ........................................................................................ 117

Page 13: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

xiii

DAFTAR TABEL Halaman

Tabel 3.1 Skor Item Skala Kebahagiaan dan Skala Lokus Kendali ....... 59

Tabel 3.2 Skor Item Skala Spiritualitas Islam ........................................ 59

Tabel 3.3 Blueprint Skala Kebahagiaan ................................................. 60

Tabel 3.4 Blueprint Skala Spiritualitas Islam ........................................ 61

Tabel 3.5 Blueprint Skala Lokus Kendali .............................................. 62

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item untuk Kebahagiaan ................................ 65

Tabel 3.7 –3.14 Muatan Faktor Item untuk Spiritualitas Islam ..... 66 – 73

Tabel 3.15 – 3.17 Muatan Faktor Item untuk Lokus Kendali ........ 74 – 76

Tabel 4.1 Gambaran Umum Subjek ....................................................... 80

Tabel 4.2 Analisis Deskriptif ................................................................. 83

Tabel 4.3 Norma Skor Variabel ............................................................. 84

Tabel 4.4 Kategorisasi Skor Variabel .................................................... 85

Tabel 4.5 Hasil R Square ....................................................................... 90

Tabel 4.6 ANOVA Pengaruh Keseluruhan IV terhadap DV ................. 91

Tabel 4.7 Koefisien Regresi ................................................................... 91

Tabel 4.8 Proporsi Varians Sumbangan masing-masing IV .................. 95

Page 14: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

xiv

DAFTAR GAMBAR Halaman

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir .................................................. 52

Gambar 3.1 Model CFA dari Variabel Kebahagiaan ........................... 128

Gambar 3.2 – 3.9 Model CFA dari Variabel Spiritualitas Islam 129 – 133

Gambar 3.10 – 3.12 Model CFA dari Variabel Lokus Kendali . 134 – 135

Page 15: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

xv

DAFTAR LAMPIRAN Halaman

Lampiran 1 Surat izin penelitian .......................................................... 118

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ......................................................... 119

Lampiran 3 Syntax dan Path Diagram ................................................. 127

Lampiran 4 Output Hasil Uji Regresi .................................................. 136

Lampiran 5 Output Analisis Deskriptif ................................................ 138

Page 16: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kurun waktu terakhir, wanita yang menggunakan cadar menjadi suatu hal

yang sudah tidak terlalu asing lagi untuk ditemui di masyarakat. Penggunanya kini

telah mengalami peningkatan, terutama di kota-kota besar di Indonesia seperti

Aceh, Pekanbaru, Jakarta, Bandung, hingga Poso (Novri, 2016). Sebagaimana

ditandai dengan berdirinya komunitas Niqab Squad, yaitu komunitas yang

mewadahi para wanita yang menggunakan cadar (Yulistara, 2017b).

Terbukti saat pertemuan komunitas (gathering) pertama kali diadakan,

dihadiri oleh lebih dari 500 orang wanita bercadar yang berasal dari Jabodetabek

(Yulistara, 2017a). Lalu bentuk lain dari tanda meningkatnya fenomena wanita

bercadar adalah dampak terhadap desain pemesanan pakaian. Gaun pengantin

muslim dengan cadar dilaporkan meningkat di tahun 2017 padahal sebelumnya

jarang ada pemesanan dengan desain tersebut (Yulistara, 2017b).

Cadar sendiri merupakan suatu bentuk pakaian yang menutupi seluruh

wajah dengan hanya memperlihatkan mata atau daerah di sekitar mata (Ratri,

2011). Terdapat beberapa pendapat (khilafiyah) diantara ulama mengenai hukum

penggunaan cadar. Shalih (2001) merujuk pada Surah An-Nur ayat 31 dengan

penjelasan bila menutup wajah termasuk perintah yang merujuk pada menjaga

kemaluan, sedangkan membuka wajah berarti mebiarkannya untuk dilihat yang

dapat mengarah pada perzinahan. Sehingga hukum penggunaannya adalah

dianjurkan (Shalih, 2001).

Page 17: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

2

Sedangkan Albani (2016) dalam menafsirkan surah An-Nur ayat 31

dengan merujuk pada kalimat “kecuali perhiasan yang biasa nampak” dimana

Ibnu Abbas (dalam Albani, 2016) menyatakan jika wajah termasuk dalam hal

yang biasa tampak. Selain itu Albani (2016) juga menyertakan hadits riwayat dari

Abu Dawud yang berbunyi jika “Sesungguhnya seorang wanita apabila telah

baligh tidak boleh lagi tampak dari tubuhnya kecuali ini dan ini (seraya menunjuk

muka dan telapak tangannya)” (h. 58). Sehingga penggunaan cadar tidak dianggap

berhukum wajib (Albani, 2016).

Dalam menyikapi persoalan memakai cadar, mayoritas ulama lebih

mengedepankan kondisi dan situasi dalam menetapkan hukumnya bagi para

wanita. Hidayat (2018) menjelaskan bila individu beragama Islam dapat memilih

hukum mana yang menjadi rujukan dengan mempertimbangkan keutamaan

manfaat (hukum yang menganjurkan bercadar) atau kendala yang mungkin

dihadapi ketika mengambil keutamaan tersebut, sehingga dapat memilih hukum

yang lebih ringan yaitu hukum sunnah (tidak mengutamakan) dalam penggunaan

cadar.

Amanda dan Mardianto (2014) menemukan jika penggunaan cadar di

Indonesia belum sepenuhnya diterima oleh masyarakat secara umum, meskipun

mayoritas penduduknya individu beragama Islam. Hal ini di karenakan cara

pandang masyarakat mengenai penggunaan cadar masih menghadirkan persepsi

yang berbeda-beda dan menimbulkan prasangka yang tidak baik, seperti

diidentikkannya penggunaan cadar dengan pemahaman radikalisme dan teorisme

(Nirawati, 2016; Muliono, 2017).

Page 18: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

3

Hal ini muncul tidak lepas disebabkan dari berbagai pemberitaan di media

massa tentang terorisme yang disandingkan dengan teks atau visual wanita

bercadar, sehingga menumbuhkan stigma pada pola berpikir masyarakat (Rahman

& Syafiq, 2017). Salah satu contohnya dirasakan oleh para wanita bercadar di

Kecamatan Riau yang masih mendengar sebutan negatif dari beberapa individu di

masyarakat (Novri, 2016).

Ancaman lainnya yang juga masih dihadapi wanita bercadar adalah

diskriminasi pelayanan publik (Amanda & Mardianto, 2014). Contohnya ialah

larangan penggunaan cadar yang melibatkan salah satu institusi pendidikan

(Hambali, 2017a). Sebagian larangan tersebut beralasan jika adanya cadar

menjadikan hambatan komunikasi di antara pengguna cadar dengan individu lain

(Hanurawan, 2010). Karena individu secara naluriah akan lebih mengalami

kesulitan untuk mengenali wajah dan emosi yang tertutup (Kret & Fischer, 2017).

Terutama yang hanya memperlihatkan mata dengan transparansi 20% akan

cenderung diatribusikan dengan emosi marah dan takut. Karena ekspresi senyum

yang menjadi sinyal perasaan positif tertutup oleh cadar, sehingga lebih sedikit

emosi bahagia yang akan dipersepsikan individu lain (Kret & de Gelder, 2012).

Hal ini membuat masyarakat cenderung memberikan persepsi yang lebih negatif

pada individu yang pakaiannya lebih tertutup (Everett, et al., 2015). Semakin

besar persepsi negatif ini berdampak pada semakin besar sikap negatif individu

pada wanita yang menutup wajahnya seperti wanita bercadar (Fischer, Gillebaart,

Rotteveel, Becker, & Vilek, 2012).

Page 19: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

4

Salah satu contohnya terjadi di Kabupaten Luwu, di mana para wanita

bercadar mendapat perlakuan seperti dikucilkan hingga tidak dianggap oleh

masyarakat setempat (Nursalam & Syarifuddin, 2015) atau seperti yang dialami

mahasiswi yang mendapat diskriminasi dari staf akademik hingga dosennya

(Ghonimah, 2017). Masih adanya berbagai prasangka tinggi hingga diskriminasi

perilaku dari sebagian masyarakat membuat wanita bercadar merasa terganggu,

risih, dan perasaan kepasrahan (Rahman & Syafiq, 2017) hingga diantaranya

merasa terancam secara psikologis (Hambali, 2017b).

Berbagai kondisi psikologis yang meresahkan ini dapat menjadi penyabab

timbulnya stres dalam diri (Taylor, Peplau, & Sears, 2009). Adanya ancaman

kebebasan pribadi dan tekanan stres dapat mempengaruhi penurunan tingkat

kebahagiaan individu (Alavi, 2007). Kontak sosial yang baik yang menjadi esensi

utama dari kebahagiaan pada wanita menjadi terancam bila masih adanya

diskriminasi respon dari masyarakat terhadap wanita bercadar (Diener & Biswas-

Diener, 2008).

Padahal kebahagiaan merupakan hal yang penting bagi setiap individu,

tidak terkecuali pada wanita bercadar. Kebahagiaan merupakan hal yang

diimpikan setiap individu melebihi harta dan popularitas (Boniwell, 2008).

Aristoteles melalui observasinya menyatakan jika kebahagiaan adalah keseluruhan

dan akhir tujuan dari eksistensi individu (dalam Lopez, 2008). Kebahagiaan

merupakan pengalaman individu bersifat universal, kemudian dipandang menjadi

sebuah nilai yang perlu dimiliki dan sebuah tujuan yang perlu dicapai (Altiner,

2015).

Page 20: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

5

Banyak ahli yang mencoba membuat rumusan mengenai kebahagiaan.

Mulai dari Aristoteles yang memunculkan ide mengenai jenis-jenis kebahagiaan

yaitu eudaimonia dan hedonia (Lopez, 2008). Serupa dengan pandangan sosiolog

yang mengacu pada filsafat dan keagamaan mengenai kebahagiaan sebagai emosi

tertinggi yang berkaitan dengan nilai-nilai dan kebajikan-kebajikan bersifat

vertikal dan horizontal (Altiner, 2015). Hingga rumusan terkini yang memandang

kebahagiaan sebagai hal yang tidak terbatas pada pengalaman (emosi) tetapi juga

merupakan hasil dari pikiran setiap individu (kognisi) atau kemudian dikenal

sebagai subjective happiness (Altiner, 2015).

Dari luasnya pandangan mengenai kebahagiaan, terdapat pula berbagai

rumusan dari pandangan para psikolog. Diantaranya Seligman dengan authentic

happiness (Lopez, 2009) atau Diener dengan subjective well-being (Diener &

Biswas-Diener, 2008). Sedangkan dalam penelitian ini, penulis akan mengacu

pada rumusan Hills dan Argyle (2002) yang dianggap lebih memudahkan untuk

diukur. Kebahagiaan adalah ketika wanita bercadar mampu merasakan dan

menerima kepuasan hidup dan emosi positif yang tinggi serta disaat yang

bersamaan juga merasakan emosi negatif yang rendah (Hills & Argyle, 2002).

Mulai meningkatnya rumusan mengenai kebahagiaan dalam beberapa

periode waktu ini, disebabkan karena kebahagiaan memiliki banyak manfaat yang

dapat dirasakan individu. Salah satunya adalah peningkatan kesehatan fisik

(Boniwell, 2008). Hasil penelitian Cohen menemukan jika keadaan jasmani

individu yang bahagia menjadi lebih sehat, lebih cepat sembuh dan lebih tahan

menghadapi penyakit dibandingkan individu yang tidak bahagia (Boniwell, 2008).

Page 21: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

6

Selain itu kebahagiaan juga berperan penting terhadap peningkatan

kualitas kesehatan mental (Boniwell, 2008). Menurut Menninger, individu yang

sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri,

menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menyenangkan perasaan orang lain,

serta memiliki sikap hidup yang bahagia (Boniwell, 2008). Kebahagiaan memang

banyak disamakan dengan perasaan positif atau perasaan baik yang hadir dalam

melaksanakan suatu aktivitas (Hurlock, 2003). Berdasarkan Estrada, Isen, dan

Young (dalam Snyder & Lopez, 2007), individu yang memiliki perasaan positif

dapat membantunya dalam menghadapi berbagai pilihan pemecahan masalah dan

menemukan jawaban yang tepat untuk mengambil suatu keputusan.

Itu mengapa kebahagiaan juga memiliki peran pada kesuksesan individu.

Tidak sekedar karena sukses dapat membuat individu menjadi bahagia, namun

juga perasaan positif yang dimilikinya akan menyebabkan kesuksesan

(Lyubomirsky, King & Diener, 2005). Lebih lanjut penelitian yang dilakukan

dengan menggunakan teknik meta-analisis melalui kajian terhadap 225 makalah

mengungkapkan bahwa kebahagiaan memiliki hubungan dengan berbagai hasil

akhir yang sukses, sebagaimana perilaku berbanding lurus dengan kesuksesan.

Hal ini dilatarbelakangi oleh suasana hati dan emosi positif yang mengarahkan

individu untuk berpikir, merasa, dan bersikap yang sejalan dengan tujuan yang

hendak dicapai (Lyubomirsky, et al., 2005).

Singkatnya, Martin (dalam Alavi, 2007) menyatakan jika individu akan

berfungsi lebih baik, mental maupun fisik, ketika individu merasa bahagia.

Menjadi lebih bersemangat, lebih sukses, lebih kreatif, lebih sehat dan hidup lebih

Page 22: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

7

lama. Banyaknya manfaat berarti dengan memiliki kebahagiaan, menjadikan

kebahagiaan sebagai sarana emosi yang penting untuk dirasakan dan dijaga

kestabilannya nya bagi setiap individu.

Menyadari akan pentingnya kebahagiaan, para ahli kemudian mencari tahu

kondisi atau keadaan kebahagiaan di setiap individu. Diantaranya berpendapat

jika kebahagiaan bukan merupakan suatu karakteristik yang menetap, melainkan

dapat menurun atau meningkat (Lopez, 2008). Terdapat tiga kerangka model

mengenai pembentuk kebahagiaan pada setiap individu yang dirumuskan oleh

Lyubomirsky, Sheldon dan Schkade. Pertama, the set point, memiliki porsi

sebesar 50%, yaitu mengenai nilai rentangan kebahagiaan yang dimiliki masing-

masing individu. Para ahli kemudian memperkirakan faktor ini dikarenakan

genetika turunan (Lopez, 2008).

Kedua, circumatances, memiliki porsi sebesar 10%, yaitu mengenai

keadaan yang meliputi lingkungan, pengalaman pribadi, status sosial, penampilan

fisik, hingga kondisi fisik tempat tinggal (Lopez, 2008). Ketiga, intentional

activity, memiliki porsi sebesar 40%, yaitu mengenai tindakan atau pilihan yang

ditentukan oleh individu sendiri. Dapat berupa perilaku (contohnya melakukan

kebaikan) atau pikiran (contoh menghitung rasa syukur) (Lopez, 2008). Sehingga

model ini menyatakan bila persentase kebahagiaan ditentukan oleh kesadaran diri

sendiri, aktifitas yang diusahakan, dan kemungkinan untuk meningkatkannya

dapat tercapai (Lyubomirsky dalam Lopez, 2008).

Maka untuk mengimbangi kondisi masyarakat (termasuk dalam

circumstances) yang masih belum menerima kehadiran wanita bercadar, maka

Page 23: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

8

perlu untuk dicari tahu mengenai faktor-faktor apa saja (termasuk dalam

intentional activities) yang berpengaruh terhadap peningkatan kebahagiaan.

Diantara aktifitas yang termasuk dalam intentional activity ini, dirumuskan oleh

Alavi (2007) dari penelitiannya terhadap 573 mahasiswa. Faktor-faktor tersebut

yaitu, mulai dari faktor personal seperti kondisi keagamaan yang dijalani, persepsi

yang dimiliki individu, hingga faktor sosial seperti terlibat dalam kerelawanan,

hubungan pernikahan, dan lainnya (Alavi, 2007).

Dari sekian banyak faktor penentu yang berperan untuk mengindikasikan

tingkat kebahagiaan individu, penulis melakukan studi pendahuluan terlebih

dahulu untuk memperkirakan faktor-faktor mana saja yang memiliki pengaruh

signifikan pada wanita bercadar. Studi pendahuluan dilakukan pada bulan

November 2017 dalam rentang waktu tiga minggu, sebanyak tujuh partisipan,

rentang usia 19-26 tahun, dan berada di wilayah tinggal Tangerang. Hasil studi

pendahuluan menunjukkan salah satu penyebab kebahagiaan adalah dikarenakan

oleh perasaan kedekatan lebih dengan Tuhan.

Perasaan kedekatan dengan Tuhan merupakan salah satu refleksi dari

adanya nilai-nilai keagamaan yang melekat pada wanita bercadar. Dalam istilah

psikologi, hal ini disebut juga dengan kondisi spiritualitas. Spiritualitas ini secara

lebih spesifik mengacu kepada spiritualitas Islam, dimana perasaan kedekatan

tersebut ditunjukkan kepada Tuhan yaitu Allah SWT, yang merupakan bagian dari

ajaran agama Islam. Spiritualitas Islam sendiri adalah manifestasi dan ekspresi

dari kesadaran akan Allah, pengetahuan, praktik-praktik ibadah, dan berbagai nilai

yang disyari’atkan dalam agama Islam (Dasti & Sitwat, 2014).

Page 24: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

9

Wanita bercadar menyatakan bila keputusan bercadarnya telah diniatkan

sebagai salah satu bentuk ibadah dari agamanya (agama Islam). Melalui cadar

yang digunakannya, wanita berharap akan balasan dari rido Allah, untuk

mendapatkan keselamatan di Hari Akhir. Keyakinan akan akhirat sebagai

kebahagiaan abadi telah membantu banyak individu untuk menemukan tujuan

hidup dan untuk menjaga keberanian dan kebaikan moral ketika individu

menghadapi kesulitan dan bencana (Alavi, 2007).

Menurut Diener dan Biswas-Diener (2008), agama memang merupakan

pusat dari kehidupan miliaran individu, sehingga individu akan cenderung

menggunakan busana dan perhiasan yang berkaitan dengan agamanya. Sesuai

dengan temuan dari studi pendahuluan (wawancara pribadi, November 2017),

wanita bercadar menjadikan penggunaan cadar sebagai identitas busana dari

ajaran agama Islam yang diyakininya.

Individu yang mempraktikan ajaran agama sering dikaitkan dengan

perilaku religius dan nilai spiritualitas. Religiusitas dan spiritualitas memang

dapat membantu mengintegrasi keinginan dan kebutuhan individu, kemudian

secara bermakna diatur menjadi arah tujuannya (Franklin, 2010). Karena pada

dasarnya seluruh individu membutuhkan sesuatu diatas (diluar) dirinya untuk

diyakini, sesuatu yang dapat menjadi tujuan hidup dan matinya (Myers dalam

Franklin, 2010). Sehingga individu yang spiritualis ditemukan lebih menunjukkan

kesejahteraan hidup dan kebahagiaan yang lebih tinggi dibanding individu non-

spiritualis (Diener & Biswas-Diener, 2008).

Page 25: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

10

Selain faktor agama, faktor lain yang berperan dalam mempengaruhi

kebahagiaan adalah lokus kendali, yaitu gambaran keyakinan individu mengenai

sumber kendali atas peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam hidupnya (Levenson,

1974). Argyle (dalam Pannells & Claxton, 2008) mengungkapkan jika lokus

kendali menjadi satu dari empat karakteristik yang berperan tinggi terhadap

kebahagiaan. Karena lokus kendali dianggap sebagai salah satu aspek kognitif dari

kepribadian individu yang berkaitan dengan gaya berpikirnya sehingga

karakteristik ini dapat bermanipulasi untuk meningkatkan berbagai emosi,

termasuk kebahagiaan (Pannells & Claxton, 2008).

Sumber-sumber kendali ini, secara umum terbagi atas dua sumber, yaitu

sumber internal (lokus internal) dan sumber eksternal (lokus kesternal). Menurut

Rotter (dalam Pannells & Claxton, 2008) bila individu berkecenderungan lokus

internal, cenderung meyakini bahwa yang mengatur segala perilakunya di

sepanjang waktu adalah dirinya sendiri. Sedangkan individu yang

berkecenderungan lokus eksternal, cenderung meyakini situasi yang terjadi

padanya, segala perilakunya merupakan bagian dari takdir atau disebabkan

dorongan dari individu lain.

Karena itu individu dengan kecenderungan lokus internal memiliki tingkat

kebahagiaan yang lebih secara signifikan (Devin et al., 2012). Disebabkan karena

individu ini cenderung untuk lebih fokus mencari tindakan baru yang dapat

dilakukannya ketika hal yang tidak sesuai harapannya terjadi, daripada

menghabiskan waktu dengan menyalahkan keadaan disekitarnya (Devin et al.,

Page 26: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

11

2012). Individu berlokus internal akan lebih mengingat hal-hal positif dalam

hidup dan mencoba merepresi kegagalannya.

Hal ini berkebalikan pada individu dengan kecenderungan lokus eksternal

yang cenderung merasa kesulitan untuk melakukan perubahan karena memandang

hal tersebut dipengaruhi dari faktor eksternal, seperti orang lain atau

keberuntungan. Sehingga individu merasa tidak memiliki kemampuan untuk

mengubah hidupnya (Pannells & Claxton, 2008). Hal ini menjadikan individu

berlokus eksternal menggantungkan sebab-sebab kebahagiaan nya dari luar

dirinya, sehingga bila sebab-sebab itu tidak muncul, dapat mengakibatkan

individu merasa tidak memiliki kebahagiaan.

Sejalan dengan Fitriani dan Astuti (2012) yang menemukan bila terjadi

perubahan kecenderungan lokus pada wanita bercadar. Hal ini dijelaskan melalui

motivasi rasa malu, mengindikasikan salah satu bentuk dari kecenderungan lokus

internal. Wanita bercadar yang semula merasa resah dan sedih akibat adanya

persepsi tinggi dari orang sekitarnya (Fitriani & Astuti, 2012), melalui lokus

internal, perasaan resah dan sedih ini bermanipulasi dengan meningkatkan respon

emosi yang lain, yaitu kenyamanan dan keyakinan, bila cadar yang digunakannya

adalah bentuk penjagaan bagi dirinya sendiri yang dapat membuatnya terhindar

dari bahaya yang lebih besar (dalam konteks ini adalah tindak asusila dari lawan

jenis). Sehingga emosi negatif menjadi menurun bermanipulasi dengan

meningkatkan emosi positif.

Dengan dilandasi sejumlah teori mengenai kebahagiaan, manfaat dan

faktor-faktor yang menyebabkannya serta kondisi lapangan yang tidak sesuai

Page 27: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

12

harapan yang dialami wanita bercadar, menjadi dasar penulis ingin meneliti lebih

lanjut mengenai bagaimana kondisi kebahagiaan yang dimiliki wanita bercadar,

seberapa besar tingkat kebahagiaan yang dirasakan dan seberapa besar dukungan

spiritualitas dan lokus kendali akan berperan dalam mempengaruhi kebahagiaan

pada wanita bercadar tersebut.

Selain itu konteks penelitian mengenai kebahagiaan dengan subjek wanita

bercadar juga masih minim literatur yang ditemukan, disisi lain mulai terjadi

peningkatan terhadap perilaku wanita yang memutuskan untuk menggunakan

cadar. Padahal prasangka tinggi hingga diskriminasi perilaku yang berbeda

terhadap wanita bercadar masih banyak ditemukan terjadi di masyarakat. Hal ini

dapat memungkinkan terjadinya keresahan pada kebahagiaan yang dimiliki wanita

bercadar dan lebih lanjut juga dapat menjadi isu kesehatan mental pada individu.

1.2 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.2.1 Pembatasan masalah

Untuk menghindari kesalahan persepsi, lebih terarah, dan tidak

melebarnya pembahasan dalam penelitian, maka dari itu penulis membatasi

permasalahan sesuai dengan variabel-variabel dan sampel yang ingin diteliti,

berikut pembatasan masalah yang dilakukan.

Tema dalam penelitian ini adalah kebahagiaan. Kebahagiaan yang

dimaksud dalam penelitian mengacu kepada definisi yang dirumuskan oleh Hills

dan Argyle (2002) yaitu tingkat kondisi dan kemampuan individu untuk

merasakan tingginya emosi positif, rendahnya emosi negatif, dan tingginya

Page 28: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

13

kepuasan hidup. Kebahagiaan membawa pengaruh terhadap kesehatan fisik,

kesehatan mental maupun kesuksesan pada individu (Boniwell, 2008).

Kebahagiaan dalam penelitian ini lebih spesifik lagi ditunjukkan kepada

kondisi psikologis bahagia yang dimiliki oleh wanita bercadar yang ada di

wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Kebahagiaan pada wanita bercadar dapat terjadi karena beberapa faktor penyebab

yaitu spiritulitas Islam (perilaku disiplin, pencarian makna Ketuhanan, perilaku

ekspansif, perilaku membanggakan diri, perasaan kedekatan dengan Allah,

perilaku kedermawanan, perilaku toleransi, dan praktik ibadah Islam) dan lokus

kendali (lokus internal, lokus orang lain, lokus situasi).

1.2.2 Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Apakah ada pengaruh spiritualitas Islam dan lokus kendali terhadap

kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

2) Apakah ada pengaruh dimensi perilaku kedisiplinan dari variabel

spiritualitas Islam terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

3) Apakah ada pengaruh dimensi pencarian makna ketuhanan dari variabel

spiritualitas Islam terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

4) Apakah ada pengaruh dimensi perilaku ekspansif dari variabel spiritualitas

Islam terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

5) Apakah ada pengaruh dimensi perilaku membanggakan diri dari variabel

spiritualitas Islam terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

Page 29: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

14

6) Apakah ada pengaruh dimensi perasaan kedekatan dengan Allah dari

variabel spiritualitas Islam terhadap kebahagiaan wanita bercadar di

Jabodetabek?

7) Apakah ada pengaruh dimensi perilaku kedermawanan dari variabel

spiritualitas Islam terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

8) Apakah ada pengaruh dimensi perilaku toleransi dari variabel spiritualitas

Islam terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

9) Apakah ada pengaruh dimensi praktik ibadah Islam dari variabel

spiritualitas Islam terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

10) Apakah ada pengaruh dimensi lokus internal dari variabel lokus kendali

terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

11) Apakah ada pengaruh dimensi lokus orang lain dari variabel lokus kendali

terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

12) Apakah ada pengaruh dimensi lokus situasi dari variabel lokus kendali

terhadap kebahagiaan wanita bercadar di Jabodetabek?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran mengenai

pengaruh faktor-faktor psikologis, yang dalam penelitian ini yaitu spiritualitas

Islam dan lokus kendali, terhadap kebahagiaan pada wanita bercadar di wilayah

Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Page 30: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

15

1.4 Manfaat penelitian

1.4.1 Manfaat teorittis

Literasi mengenai kebahagiaan pada kelompok khusus seperti wanita

bercadar, minim ditemukan sebelum penelitian ini. Sehingga penulis

mengharapkan jika penelitian ini dapat memberikan sumbangan yang berarti

untuk memperkaya khazanah pengetahuan dan pengembangan ilmu terutama pada

bidang psikologi positif dan kesehatan mental untuk mengetahui faktor-faktor apa

saja yang dapat menjadi penyebab kebahagiaan pada kelompok khusus tertentu.

Serta penelitian ini diharapkan pula dapat memberikan sumbangan literasi

untuk pengembangan dalam bidang Psikologi Agama. Terdapat variabel yang

bernuansa keagamaan dalam penelitian ini, yaitu spiritualitas Islam dan wanita

muslimah bercadar. Sumber literasi ini diharapkan dapat memperkaya informasi,

dimana salah satu skala penelitian yang digunakan, skala spiritualitas Islam,

merupakan skala konstruk psikologis yang dianggap komprehensif dalam

menggambarkan spiritualitas pada kelompok muslim atau individu dengan

keyakinan agama Islam, sebagaimana kesesuaiannya dengan penelitian ini,

sehingga skala yang digunakan dapat dianggap merepresentasikan populasi yang

dimaksud.

1.4.2 Manfaat praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan rujukan untuk

perencanaan program konseling, psikoterapi, kesehatan mental maupun

pengembangan potensi positif lainnya dengan responden penelitian khusus yang

dalam penelitian ini merujuk pada wanita pengguna cadar atau wanita bercadar.

Page 31: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

16

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kebahagiaan

2.1.1 Definisi kebahagiaan

Kebahagiaan adalah hal yang unik bagi setiap individu (Franklin, 2010). Pada

dasarnya kebahagiaan merupakan suatu fenomena subjektif, dimana kebahagiaan

akan didefinisikan kembali oleh setiap individu yang mengalaminya (Myers dan

Diener dalam Lopez, 2009).

Tetapi secara umum, kebahagiaan diartikan sebagai perasaan baik yang

hadir dalam melakukan suatu aktivitas. Hurlock (2003) menyatakan jika

kebahagiaan adalah kepuasan yang menyenangkan yang timbul bila kebutuhan

dan harapan tertentu individu terpenuhi. Maka adanya kombinasi antara perasaan

baik atau positif dengan kepuasan hidup akan menghasilkan kesejahteraan atau

kebahagiaan (Diener dalam Snyder & Lopez, 2007). Ahuvia (dalam Modabber, et

al., 2016) kemudian menambahkan sisi pemaknaan didalam penjelesannya.

Kebahagiaan didefinisikannya sebagai makna dari kegembiraan dan kepuasan

individu pada keadaan yang terjadi.

Secara lebih rinci, Argyle (dalam Liaghatdar, et al., 2008) mengaitkan

kebahagiaan kedalam tiga hal, yaitu, frekuensi kehadiran perasaan positif atau

kesenangan, tingginya tingkat kepuasa hidup dari waktu ke waktu, dan frekuensi

ketidakhadiran perasaan negatif seperti depresi dan kecemasan. Individu yang

merasa bahagia, dijelaskan dengan tidak hanya sekedar hadirnya rasa senang saja,

namun juga didukung dengan ketidakhadiran perasaan cemas. Karena munculnya

Page 32: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

17

emosi positif yang dirasakan individu, tidak serta merta menjadikan emosi negatif

tiada. Keduanya meskipun bersifat bertentangan, tetapi dapat dirasakan dalam

kondisi atau situasi yang bersamaandi satu waktu yang sama.

Menurut Snyder dan Lopez (2007) berbagai macam komponen dapat saja

dimasukkan sebagai bagian untuk mendefinisikan kebahagiaan, namun tetap harus

menyisihkan ruang bagi kemauan dan tujuan individu itu sendiri, agar membawa

pada tercapainya kegembiraan, kebermaknaan, dan kesehatan yang baik. Karena

berdasarkan Franklin (2010) kebahagiaan dianggap tidak hanya sebatas merasa

senang, memiliki kekayaan atau menjadi suci, tetapi lebih kepada memenuhi

kemungkinan potensi yang dimiliki individu. Menjadi segala apa yang individu

bisa untuk dicapai. Sehingga meskipun kesenangan tidak hadir, namun

kebahagiaan masih tetap dapat dirasakannya.

Senada dengan Aristoteles (dalam White, 2006) yang mendeskripsikan

kebahagiaan sebagai kesatuan potensi yang dimiliki individu. Kebahagiaan adalah

aktivitas dari jiwa individu yang sesuai dengan keunggulan yang dimilikinya

masing-masing atau jika ia memiliki lebih dari satu kemampuan, maka ia

melakukan yang paling terbaik dari setiap kemampuannya itu. Aristoteles

menganggap jika sebenarnya hanya ada satu hal saja yang dapat disebut sebagai

kebahagiaan, meskipun ia juga mengakui jika defenesi akan berbeda-beda sejauh

keunggulan yang individu miliki.

Masih kaitannya dengan sesuatu yang dimiliki individu, menurut Seligman

(dalam Lopez, 2009) kebahagiaan dapat dicapai dengan mengidentifikasi dan

mengelolah potensi kekuatan individu (seperti rasa ingin tahu, daya tahan hidup,

Page 33: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

18

rasa syukur) dalam kesehariannya baik saat kondisi kerja, bermain (relasi sosial)

dan dalam relasi romantis. Kondisi dan kemampuan individu ini digunakan untuk

merasakan emosi positif dimasa lalu, masa depan, dan masa sekarang (Seligman,

2002).

Sejalan dengan Mohammadi (dalam Alimardani et al., 2014) yang

menyatakan jika kebahagiaan tidak dicapai dengan hanya memenuhi keinginan,

tetapi dengan melakukan kegiatan yang berarti untuk ditampilkan. Secara lebih

lengkap Mohammadi juga nenjelaskan bentuk kegiatan yang dimaksudkan.

Dimana kegiatan tersebut merupakan manifestasi dari sejumlah nilai yang

diyakini individu. Maka kebahagiaan berarti nilai-nilai positif yang dipandang

oleh individu itu sendiri.

Hasil penelitian terbaru (The pursuit, 2015) menunjukkan kini terjadinya

perubahan konstruksi sosial dari definisi kebahagiaan. Kebahagiaan kini tidak

hanya berupa emosi yang dirasakan tetapi juga merupakan keterampilan yang

perlu dikuasai. Kebahagiaan diartikan sebagai mampu mengapresiasi atas apa

yang telah diberikan dalam kehidupan untuk kemudian dipenuhi atau ditunaikan.

Maka dalam upaya untuk memenuhinya, individu perlu untuk mengidentifikasi

terlebih dahulu hal apa yang sangat penting dan bermanfaat bagi dirinya.

Menurut Boniwell (2008), salah satu penulis dalam situs Positive

Psychology, kebahagiaan kini menjadi hal yang sangat didambakan melebihi harta

dan popularitas. Tercatat selama 40 tahun ini, terutama sejak mulai

berkembangnya ranah psikologi positif, para psikolog juga mulai ikut

Page 34: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

19

mengalihkan perhatiannya untuk mempelajari lebih dalam mengenai kebahagiaan

dan kesejahteraan.

Salah satunya disebabkan karena kebahagiaan memiliki manfaat dalam

meningkatkan kualitas kesehatan fisik (Boniwell, 2008). Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Cohen, ditemukan jika keadaan jasmani individu yang bahagia

menjadi lebih sehat, lebih cepat sembuh dan lebih tahan menghadapi penyakit

dibandingkanindividu yang tidak bahagia (Boniwell, 2008).

Tidak hanya kualitas kesehatan fisik, kebahagiaan juga bermanfaat

terhadap peningkatan kualitas kesehatan mental (Boniwell, 2008). Kesehatan

mental sendiri merupakan hal yang sangat penting bagi individu sama halnya

seperti kesehatan fisik. Dengan kesehatan mental, aspek kehidupan yang lain

dalam dirinya akan bekerja secara lebih maksimal (Putri, Wibhawa & Gutama,

2015). Sebab kondisi kesehatan mental yang rendah dapat mengakibatkan

munculnya gangguan mental.

Indonesia sendiri pada tahun 2015 tercatat menempati urutan ke-enam dari

daftar negara terbesar yang penduduknya mengalami gangguan mental secara

menyuluruh dan berada dalam urutan ke-empat secara spesifik untuk gangguan

depresi (McPhillips, 2016). Melalui data hasil Riset Kesehatan Dasar pada tahun

2013, dikombinasi dengan data rutin dari Pusat Data dan Informasi Kementrian

Kesehatan dengan waktu yang disesuaikan, prevalensi gangguan mental

emosional untuk individu usia 15 tahun keatas adalah sebesar enam persen dari

total penduduk di Indonesia (Matta, 2016).

Page 35: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

20

Maka dari itu, salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan mental yang

baik adalah dengan memperhatikan kebahagiaan pada setiap individu. Menurut

Menninger (Boniwell, 2008) individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang

memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku

dengan menyenangkan perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang

bahagia.

Manfaat lain yang didapat dari individu yang bahagia adalah kesuksesan.

Tidak sekedar karena sukses dapat membuat individu menjadi bahagia, namun

juga perasaan positif (bagian dari kebahagiaan) yang dimilikinya akan

menyebabkan kesuksesan (Lyubomirsky, King & Diener, 2005). Maka dari itu

penting bagi setiap individu untuk menjaga kebahagiaannya, agar baik kualitas

kesehatan fisik maupun kesehatan mentalnya terjaga, serta dapat mencapai apa

yang menjadi tujuannya.

Dari berbagai pengertian diatas, penulis dalam penelitian ini akan

menggunakan definisi kebahagiaan menurut acuan Hills dan Argyle (2002), yaitu

kondisi dan kemampuan individu untuk merasakan tingginya kepuasan hidup,

tingginya emosi positif dan rendahnya emosi negatif. Karena dalam definisi ini

telah mencakup dua aspek kebahagiaan, yaitu tidak hanya kondisi (hadirnya emosi

positif) tetapi juga kemampuan atau keunggulan yang dipenuhi dan diusahakan

individu.

2.1.2 Dimensi kebahagiaan

Seligman (dalam Lopez, 2009) menyatakan terdapat tiga aspek berbeda

yang membentuk kebahagiaan. Ketiga aspek ini dapat meningkatkan kelekatan

Page 36: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

21

pada sesuatu yang lebih besar dari dirinya dan berujung pada terbentuknya

kesadaran yang kuat akan tujuan hidup. Lebih lanjut Seligman (2002)

menjelaskan bagaimana dimensi kebahagiaan dalam ketiga aspek tersebut, yaitu:

1) Penerimaan masa lalu, berbagai emosi dan kenangan yang pernah dialami

dan dirasakan, baik perasaan marah, malu, rasa bersalah, benci dan

lainnya, yang terjadi di masa lalu akan tersimpan dalam memori. Bila

masih terdapat berbagai masalah yang belum terselesaikan (unfinished

business) kemungkinan akan memunculkan emosi negatif dikemudian hari

yag dapat memicu tekanan stresor. Karena perasaan seseorang terhadap

masa lalu tergantung sepenuhnya pada ingatan yang dimilikinya.

2) Kebahagiaan masa sekarang, terdiri dari dua hal yang sangat berbeda yaitu

kenikmatan (pleasure) dan gratifikasi (gratification). Kenikmatan adalah

kesenangan yang memiliki komponen inderawi yang jelas dan komponen

emosi yang kuat. Sifatnya sementara dan sedikit yang melibatkan pikiran.

Sedangkan gratifikasi adalah kegiatan yang sangat disukai oleh individu

namun tidak selalu melibatkan perasaan tertentu dan durasinya lebih lama.

Gratifikasi lebih banyak berhubungan dengan pemikiran serta interpretasi.

3) Optimisme masa depan, emosi positif mengenai masa depan mencakup

keyakinan (faith), kepastian (confidence), harapan dan optimisme.

Menurut Seligman, optimisme dan harapan memberikan daya tahan yang

lebih baik dalam menghadapi depresi ketika masalah dialami oleh

individu, kinerja akan menjadi lebih tinggi di tempat kerja terutama pada

Page 37: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

22

tugas-tugas yang menantang, dan kesehatan fisik dapat menjadi lebih baik

dengan adanya kedua hal ini.

Lebih rinci, menurut Hills dan Argyle (2002) terdapat enam aspek yang

membentuk kebahagiaan, yaitu:

1) Kepuasan hidup (life satisfaction), yaitu hadirnya rasa kepuasan dalam

hidup baik dengan masa lalu, masa sekarang maupun masa depan, berupa

perasaan penerimaan baik dalam kehidupan dan diri sendiri, membuka diri

dengan individu lain, menemukan keindahan dalam hidup, makna dan

tujuannya (Liaghatdar, Jafari, Abedi, & Samiee, 2008).

2) Kegembiraan (joy), yaitu hadirnya rasa gembira dalam hidup seperti

merasa senang, optimis, kegirangan, mampu mengatur waktu dan terlibat

perasaan senang dengan orang lain secara timbal balik (Liaghatdar, et al.,

2008).

3) Harga diri (self esteem), yaitu hadirnya perasaan berharga pada diri

sendiri, yang menimbulkan rasa semangat, persepsi sehat, dan merasa

tetap menarik (Liaghatdar, et al., 2008).

4) Ketenangan (calm), yaitu merasa tenang dan aman sehingga dapat bangun

dengan segar di pagi hari, mendapatkan ketenangan mental, dan memiliki

kenangan bahagia (Liaghatdar, et al., 2008).

5) Pengawasan (control), yaitu merasa dapat mengontrol diri dalam

pembuatan keputusan secara bebas tanpa paksaan dari pihak lain

(Liaghatdar, et al., 2008).

Page 38: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

23

6) Efikasi (efficacy), yaitu melakukan apapun tanpa ada larangan berupa

diskriminasi (Liaghatdar, et al., 2008).

Dalam penelitian, penulis akan menggunakan dimensi kebahagiaan

menurut Hills dan Argyle (2002), karena telah banyak penelitian sebelumnya yang

menggunakan teori kebahagiaan menurut Hills dan Argyle (2002) sebagai

acuannya dan selaras dengan independent variable yang digunakan pula dalam

penelitian ini serta telah banyak di gunakan di berbagai negara dan budaya

(Liaghatdar, et al., 2008; Holder, et al., 2010; Alimardani, et al., 2014; Modabber,

et al., 2016; Jun & Jo, 2016).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagiaan

Dalam penelitian Boehm dan Lyubomirsky (2009) memberikan sejumlah

kerangka model mengenai sejumlah hal yang berpengaruh pada kebahagiaan

secara umum, yaitu:

1) Adanya faktor individu (one’s set point), diperkirakan berpengaruh dalam

kisaran sebesar 50%. Namun dengan mempertimbangkan adanya kondisi

psikodinamika dalam setiap individu, besaran nilai faktor ini juga

cenderung berubah-ubah.

2) Lingkungan (one’s circumtances), diantaranya budaya bangsa dan

identitas kewarganegaraan individu.

3) Aktivitas positif (intentional activities in which one engages), diantaranya

memberikan pelayanan terbaik, mengekspresikan rasa syukur, dan

melakukan tindakan baik (memberikan pertolongan).

Page 39: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

24

Sejalan dengan ini, Alavi (2007) menyebutkan secara lebih rinci mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi kebahagian, diantaranya ialah:

1) Agama, penelitian terbaru menunjukkan jika individu dengan kepercayaan

agama ditemukan lebih memiliki kepuasan hidup dan emosi positif

terhadap hidupnya. Individu dengan kepercayaan agama juga dilaporkan

pada tingkatan rendah pada kasus bunuh diri dan cenderung memiliki

hidup yang lebih panjang (Nettle dalam Alavi, 2007).

2) Relawan, terlibat dalam kegiatan yang positif akan memunculkan perasaan

bahagia sebanyak dua kali lipat dari yang biasa dialami individu, lebih

lanjut akan dapat memperpanjang umur kehidupan individu (Thoits dan

Hewitt dalam Alavi, 2007)

3) Hubungan personal, terutama pada figur terdekat, sangat berpengaruh pada

kebahagiaan individu. Bahkan melebihi pengaruh dari faktor kekayaan,

popularitas, kesuksesan konvensional, kepemilikan barang yang banyak,

intelektual, bahkan kesehatan (Alavi, 2007).

4) Pernikahan, melalui penelitian ditemukan bila individu yang menikah

menyatakan sangat bahagia, sedangkan hanya 24% dari orang yang tidak

menikah, bercerai, berpisah, dan ditinggal mati pasangannya yang

menyatakan mereka bahagia (Alavi, 2007).

5) Usia, kepuasan hidup sedikit meningkat sejalan dengan bertambahnya

usia, disebabkan perasaan mencapai puncak dunia dan terpuruk dalam

keputusasaan menjadi berkurang dengan bertambahnya pengalaman

(Alavi, 2007).

Page 40: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

25

6) Jenis kelamin, tingkat emosi pria dan wanita rata-rata tidak banyak

berbeda, yang membedakannya ialah wanita cenderung lebih bahagia,

cepat merasa sedih, dan lebih mudah terkena depresi dibandingkan dengan

pria (Alavi, 2007).

7) Persepsi terhadap kesehatan, kesehatan yang objektif tidak selalu berkaitan

dengan kebahagiaan. Bagaimana kesehatan dapat membawa diri kita

kepada kebahagiaan tergantung persepsi subjektif individu sendiri

mengenai seberapa baik (sehat) dirinya (Alavi, 2007).

8) Harga diri, harga diri yang positif akan meningkatkan kebahagian pada

anak-anak secara keseluruhan. Terutama pada harga diri akademik yang

dimilikinya. Martin (dalam Alavi, 2007) menyatakan meskipun hal ini

tidak memiliki pengaruh yang besar pada peningkatan nilai akademik di

sekolah.

9) Negara yang berada dalam kondisi stabil, finansial dan kestabilan sosial

juga berperan dalam kebahagiaan. Peningkatan kemakmuran ekonomi

tidak bisa menghasilkan kebahgiaan yang lebih jika terjadi ketimpangan

dalam sosial kemasyarakatan (Alavi, 2007).

Rumusan lain terkait faktor-faktor yang menyumbang peran dalam

membentuk kebahagiaan disusun oleh Modabber et al (2016). Dalam

penelitiannya terhadap kebahagian pada mahasiswa tingkat universitas,

dirumuskan sejumah faktor yang berpengaruh untuk mengukur kebahagiaan

tersebut. Faktor-faktor itu ialah temperamen, kepribadian, budaya, agama dan

sikap beragama, kemampuan sosial, tingkat optimisme dan pesimisme, daya tahan

Page 41: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

26

hidup, serta dukungan sosial (Modabber, et al., 2016). Hoggard (dalam Alavi,

2007) juga menambahkan adanya peran kebebasan pribadi dan nilai moral yang

turut mempengaruhi kebahagiaan.

2.1.4 Pengukuran kebahagiaan

Terdapat beberapa alat ukur yang sering digunakan untuk mengukur

kebahagiaan diantaranya skala PANAS (Positive Affective and Negative Affect

Schedule) oleh Watson et al. yang pertama kali dikembangkan pada tahun 1988,

terdiri atas 20 item yang menguraikan tentang afek positif dan afek negatif

(Seligman, 2002). Terdapat juga skala OTH (Orinetation to Happiness) yang

dikembangkan oleh Seligman et al. pada tahun 2005, berdasarkan tiga dimensi

yang berorientasi sebagai pembentuk kebahagiaan, yaitu emosi positif (positive

emotion), hubungan atau kelekatan (engagement), dan pemaknaan (meaning).

Namun pengukuran kebahagiaan dalam penelitian ini menggunakan skala

OHQ, yang merupakan akronim dari Oxford Happiness Questionnaire, karya

Hills dan Argyle (2002). OHQ merupakan lanjutan pengembangan dari alat ukur

terdahulunya yaitu OHI (Oxford Happiness Inventory) yang juga disusun oleh

Argyle, Martin dan Crossland, pada tahun 1989 dengan sejumlah 29 item. OHQ

digunakan sebagai pengukuran kebahagiaan secara umum. Dimana kebahagiaan

terbentuk melalui enam komponen, yaitu kepuasan hidup (life satisfaction),

kegembiraan (joy), harga diri (self esteem), ketenangan (calm), kontrol diri

(control), dan efikasi (efficacy).

Setiap item dalam skala ini berisi enam alternatif jawaban. Dimana

responden diminta untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap item-

Page 42: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

27

item yang tersedia yang paling mendeskripsikan atau menjelaskan apa yang

dirasakannya selama seminggu sebelumnya, termasuk dimana hari jawaban

tersebut diambil secara langsung (Liaghatdar, et al., 2008). Selain itu pengukuran

kebahagiaan dengan skala OHQ juga sesuai dengan yang penulis butuhkan dalam

mengukur kebahagiaan yang dimaksud dalam penelitian ini, karena skala OHQ

juga mencakup unsur kondisi kesenangan saat ini, kepuasan hidup dimasa lalu dan

harapan di masa depan.

2.2 Spiritualitas Islam

2.2.1 Definisi spiritualitas islam

Publikasi mengenai spiritualitas telah meningkat sebanyak hampir 68%

dalam 30 tahun terakhir, termasuk dalam ranah psikologi (Meezenbroek, et al.,

2012). Hal ini diinspirasi dari hasil kerja Allport mengenai orientasi keagamaan

individu (Hardt, et al., 2012). Dimana orientasi ekstrinsik dianggap memotivasi

individu melalui praktik maupun ritual keagamaan, sedangkan orientasi intrinsik

dimotivasi dari kesadaran individu sendiri atau yang kemudian disamakan dengan

spiritualitas (Hardt, et al., 2012).

Penjelasan mengenai spiritualitas sendiri sebenarnya dapat dijelaskkan dari

berbagai pandangan (Fisher, 2011). Mulai dari pandangan tradisional yang

mendefinisikan spiritualitas sebagai ekspresi dari religiusitas atau pencarian

terhadap sesuatu yang suci (Vaughan, 1991) sampai pandangan humanis yang

tidak lagi mengaitkan spiritualitas dengan agama atau kereligiusan (Fisher, 2011).

Namun kemudian para ahli bersepakat jika keterhubungan (connectedness)

merupakan faktor utama untuk merumuskan konstruk dari spiritualitas

Page 43: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

28

(Meezenbroek, et al., 2012). Seawerd (dalam Fisher, 2011) menegaskan jika

spiritualitas melibatkan keterhubungan ke sumber yang dianggap suci, terlepas

dari apapun penyebutannya. Lebih rinci, berdasarkan Reed (1992), keterhubungan

tersebut dapat dialami secara intrapersonal (sebagai keterhubungan dalam diri

sendiri), interpersonal (dalam konteks keterhubungan dengan orang lain dan

lingkungan alam) maupun transpersonal (mengacu pada rasa keterhubungan

dengan yang tak terlihat, seperti Tuhan atau sesuatu yang lebih besar).

Meezenbroek et al (2012) kemudian menyatakan bila spiritualitas adalah

upaya dan pengalaman dari hubungan dengan diri sendiri, keterhubungan dengan

orang lain dan alam, serta keterhubungan dengan sesuatu yang transenden. Sejalan

dengan Sharma dan Sharma (2016) yang menjelaskan spiritualitas sebagai

perasaan keterhubungan dengan sesuatu yang lebih besar dari individu dan

biasanya melibatkan pencarian makna dalam hidup. Pengalaman spiritualitas yang

individu alami dapat berupa keterhubungan dengan suatu realita yang besar,

membentuk menjadi individu yang komprehensif, terlibat dengan komunitas

sosial, atau sesuatu seperti dunia yang suci (Sharma & Sharma, 2016).

Definisi lainnya juga dirumuskan oleh Muldoon dan King (1995) yang

menyatakan spiritualitas sebagai cara di mana individu memahami dan menjalani

hidupnya dalam pandangan makna dan nilai tertinggi yang diyakininya. Hardt et

al. (2012) berpendapat jika pencarian terhadap makna merupakan pertanyaan

utama untuk merefleksikan diri sendiri.

Fisher (2011) juga memberikan rumusan yang serupa, spiritualitas

dianggap sebagai kesadaran individu akan keberadaan dan pengalaman dari

Page 44: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

29

perasaan dan keyakinan batin yang memberikan tujuan, makna, dan nilai bagi

kehidupannya. Spiritualitas akan membantu individu untuk menerima dirinya

sendiri, untuk mencintai Tuhan dan kerabat-kerabatnya, dan untuk hidup

berdampingan dengan lingkungan (Fisher, 2011).

Menurut Parsian dan Dunning (2009) spiritualitas dapat memberikan

makna untuk kehidupan individu hingga menjadi sumber penyelesaian masalah

yang penting. Lebih lanjut, spiritualitas dianggap sebagai pokok bagi individu

untuk menemukan makna, kenyamanan dan ketenangan batin. Karena itu

spiritualitas dianggap berbeda dengan religiusitas yang dirumuskan sebatas pada

ritual-ritual dan praktik-praktik suatu agama semata (dalam Parsian & Dunning,

2009).

Sedangkan menurut Rassool (dalam Weathers, 2018) dalam konteks

kehidupan pemeluk agama Islam atau muslim, tidak ada perbedaan antara

spiritualitas dan religiusitas. Ahmad dan Khan (2015) berpendapat jika

spiritualitas pada perspektif muslim tidak akan berkembang dengan perhatian

pada Tuhan atau hal suci manapun, kecuali hanya kepada Allah semata sebagai

Yang Maha Esa. Penyembahan terhadap Allah, termasuk dalam mengikuti

perintah-Nya dan menjalankan tuntunan nabi-Nya yang sebagian terwujud dalam

serangkaian ritual (religiusitas), dipandang sebagai intisari dari spiritualitas Islam

(Ahmad & Khan, 2015).

Sejalan dengan Ghorbani et al. (2014) menyatakan pokok dari spiritualitas

Islam adalah pengabdian penuh kasih dan kedekatan dengan Allah. Lebih lanjut,

pengabdian dari keterbatasan individu harus menunjukkan kedekatan dengan

Page 45: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

30

Tuhan yang Maha Luas, lalu kedekatan ini diiringi dengan kasih sayang sebagai

inti dari pengalaman subjektif, kemudian rasa kasih sayang akan memotivasi

pengabdian yang lebih jauh lagi dalam suatu siklus untuk memperdalam iman

seiring waktu (Ghorbani, et al., 2014). Pengalaman seperti ini lah yang dianggap

sebagai wujud dari spiritualitas muslim yang ideal (Ghorbani, et al., 2014).

Lalu Dasti dan Sitwat (2014) ikut menyertakan sisi religiusitas dalam

rumusan definisinya. Spiritualitas Islam tidak hanya identik dengan kedekatan

kepada Allah (sebagai Tuhan satu-satunya) namun juga dimanifestasikan melalui

tindakan yang berfokus pada mencari keridaan Allah (tindakan-tindakan religius).

Spiritualitas Islam adalah konstruksi implisit yang dapat diukur melalui

manifestasi dan ekspresi dari kesadaran akan Allah (perasaan keterhubungan),

pengetahuan (pencarian makna keilahian), kedisiplinan, moralitas dan berbagai

keyakinan, kewajiban, tanggungjawab, serta praktik-praktik Islam (praktik

religius) yang diperintahkan kepada setiap muslim (Dasti & Sitwat, 2014).

Serupa Ahmad dan Khan (2015) menjelaskan spiritualitas Islam sebagai

pengalaman dan pengetahuan tentang Keesaan Allah dan realisasinya dalam

pikiran, kata-kata, tindakan, dan perbuatan. Melalui spiritualitas individu akan

merasakan keterbukaan hati dan pikiran dengan kesadaran akan Allah Yang Maha

Kekal dan juga mengubah, memperkaya, mengangkat pengetahuan serta

kebijaksanaan tentang makna kehidupannya (Ahmad & Khan, 2015).

Dari berbagai definisi yang telah dijelaskan, maka penulis akan

menggunakan definisi menurut Dasti dan Sitwat (2014). Karena rumusan ini

dianggap lengkap dalam menjelaskan spiritualitas pada perspektif Islam,

Page 46: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

31

sebagaimana mayoritas partisipan dalam penelitian ini merupakan muslimah atau

wanita beragama Islam. Berdasarkan Dasti dan Sitawat (2014) spiritualitas Islam

tidak hanya melibatkan sisi pemaknaan akan hidup dan pencarian terhadap

sesuatu yang suci namun juga termanifestasikan dan terekspresikan dalam

perilaku keseharian individu tersebut. Spiritualitas Islam dalam penelitian ini

adalah manifestasi dan ekspresi dari kesadaran akan Allah (perasaan kedekatan),

pengetahuan (pencarian makna ketuhanan), kedisiplinan, kedermawanan dan

berbagai kewajiban, tanggungjawab, serta praktik-praktik Islam (praktik religius)

lainnya dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.1 Dimensi spiritualitas islam

Hardt et al. (2012) melalui hasil penelitiannya merumuskan empat dimensi

yang membentuk spiritualitas, dalam pandangan umum, yaitu:

1) Keyakinan akan Tuhan (belief in God), adalah pokok utama dari dimensi

spiritualitas. Mengacu pada budaya barat (umumnya), berbagai rumusan

keyakinan ini tidak merujuk pada satu agama manapun (Hardt, et al.,

2012).

2) Pencarian akan makna (search for meaning), adalah pengalaman mencari

pemaknaan dalam hidup. Dimana hal ini merupakan pertanyaan penting

untuk merefleksikan kehidupan yang dijalani setiap individu. Adanya

pemaknaan dalam hidup, individu akan mampu untuk mengatasi berbagai

permasalahan yang terjadi (Hardt, et al., 2012).

3) Kesadaran (mindfulness), adalah penilaian terhadap persepsi kesadaran

akan hubungan dengan orang lain dan lingkungannya. Lebih lanjut aspek

Page 47: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

32

ini menggambarkan keseimbangan batin, keramahan, toleransi,

kelembutan, ketenangan, penerimaan, dan perhatian terhadap hal disekitar

individu (Hardt, et al., 2012).

4) Perasaan keamanan (feeling of security), adalah aspek yang mencirikan

perasaan aman dan percaya terhadap dunia, seperti perasaan nyaman

dengan memandang dunia sebagai rumahnya (Hardt, et al., 2012).

Sebagaimana terdapat perbedaan dalam perumusan definisi antara

spiritualitas secara umum dengan spiritualitas Islam, maka terdapat sedikit

perbedaan pula dalam perumusan dimensi-dimensi yang membentuknya. Seperti

keyakinan akan Tuhan yang merujuk spesifik pada Allah sebagai Yang Maha Esa

ataupun budaya budaya lainnya. Salah satunya adalah Dasti dan Sitwat (2014)

yang merumuskan kedalam delapan dimensi, yaitu:

1) Pencarian makna Ketuhanan (quest and search for divinity), adalah

perilaku yang dilakukan untuk mengungkap makna keberadaan dan

pencarian individu terhadap Yang Maha Kuasa atau Pencipta Alam

Semesta. Termasuk juga perasaan yang dialami terkait makna dan tujuan

hidup individu (Dasti & Sitwat, 2014).

2) Perasaan kedekatan dengan Allah (feeling of connectedness with Allah),

adalah perilaku yang berbentuk perasaan keterhubungan dengan Sang

Pencipta yang memunculkan sukacita, takut, harapan, dan pengampunan

atas dosa-dosa (Dasti & Sitwat, 2014).

3) Perilaku Disiplin (self discipline), adalah perilaku pengontrolan pribadi

muslim dalam kesehariannya seperti makan, tidur, berbicara, bersikap

Page 48: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

33

gigih, bersemangat mencapai tujuan, dan lain sebagainya (Dasti & Sitwat,

2014).

4) Perilaku ekspansif (anger and expansive behavior), adalah perilaku-

perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai individu muslim yang

berkaitan dengan kemarahan maupun perilaku ekspansif lainnya, seperti

mengumpat, bergosip, pemborosan, dan lainnya (Dasti & Sitwat, 2014).

5) Perilaku membanggakan diri (self aggrandizement), adalah perilaku-

perilaku yang bertentangan dengan nilai-nilai individu muslim yang

berkaitan dengan keikhlasan dan pemenuhan hawa nafsu (Dasti & Sitwat,

2014).

6) Perilaku kedermawanan (meanness-generosity), adalah perilaku untuk

melaksanakan kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas yang dimiliki

individu muslim baik kepada orangtua, tetangga, maupun anggota

kerabatnya dsb (Dasti & Sitwat, 2014).

7) Perilaku toleransi (tolerance-intolerance), adalah perilaku untuk

melaksanakan kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas yang dimiliki

individu muslim terkait sikap toleransinya dengan individu lainnya (Dasti

& Sitwat, 2014).

8) Praktik ibadah Islam (Islamic practices), adalah perilaku untuk

melaksanakan serangkaian praktik-praktik atau hokum-hukum dalam

agama Islam (praktik ibadah), seperti solat, sedekah, puasa, membaca

Qur’an dan lain sebagainya (Dasti & Sitwat, 2014).

Page 49: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

34

Maka dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dimensi

spiritualitas menurut Dasti dan Sitwat (2014), karena kompleksitas rumusan

dimensi-dimensinya yang diangap lengkap dalam menggambarkan spiritualitas

Islam yang luas dan individual.

2.2.2 Pengukuran spiritualitas islam

Berbagai skala telah dikembangkan untuk mengukur spiritualitas.

Diantaranya ada yang merumuskannya sebagai konstruk yang satu dimensi,

sedangkan lainnya menggunakan pendekatan multidimensi. Salah satunya adalah

skala Muslim Experiential Religiousness (MER) yang disusun oleh Ghorbani,

Watson, Madani dan Chen (2016). Alat ukur ini mengukur spiritualitas

berdasarkan perspektif muslim. Terdiri atas 15 item dengan acuan konstruk

indikator spiritualitas yang dirumuskan pula oleh Ghorbani et al (2016) yaitu

indikator kepatuhan (submission), indikator kedekatan (closeness), dan indikator

kasih sayang (love). Alat ukur ini juga telah dilakukan analisis dan sesuai dengan

alat ukur spiritualitas/religiusitas lainnya, seperti alat ukur Muslim Attitudes

toward Religion dan alat ukur I-E Personal Religious Orientation.

Namun alat ukur ini tidak mengikutkan unsur religiusitas seperti praktik

ibadah, mengingat berdasarkan sebagian ilmuwan muslim dalam perspektif

hukum Islam, tidak mengenal pemisahan antara religiusitas dan spiritualitas

(Fridayanti, 2015) dan diakui bersifat unidimensional (Ghorbani, et al., 2016).

Padahal karakteristik spiritualitas merupakan hal yang luas bagi setiap individu,

sehingga alat ukur dengan pendekatan multidimensional diperlukan untuk

mengukur berbagai aspek spiritualitas secara memadai (Hardt, et al., 2012).

Page 50: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

35

Dalam penelitian ini skala yang digunakan adalah Multidimensional

Measure of Islamic Spirituality (MMS) yang disusun oleh Dasti dan Sitwat

(2014). Alat ukur ini dianggap cukup komprehensif dan berbeda dari alat ukur

orientasi islami lainnya karena berisi delapan dimensi yang spesifik, yaitu perilaku

disiplin, pencarian makna ketuhanan, perilaku ekspansif, perilaku membanggakan

diri, perasaan kedekatan dengan Allah, perilaku kedermawanan, perilaku

toleransi, dan praktik ibadah Islam.

Alat ukur ini berisi 75 item dengan lima pilihan jawaban likert yang telah

melewati tiga tahap perumusan, mulai dari dari perumusan awal melalui pendapat

para ilmuwan dalam bidang agama (spiritualitas), kemudian penyeleksian kembali

rumusan melalui pendapat para ahli psikologi, dan terakhir adalah tahap pengujian

secara statistik (Dasti & Sitwat, 2014). Namun dalam penelitian ini, penulis hanya

menggunakan 46 butir item saja, dengan alasan beberapa item yang tidak dipilih

telah diwakili oleh item-item lain yang dipertahankan dan untuk menghindari pula

subjek penelitian merasa kelelahan dengan banyaknya butir item, sebagaimana

telah melewati proses adaptasi dengan persetujuan dan pertimbangan dari expert

judgement (dosen pembimbing).

Alasan lain dari pemilihan skala ini adalah karena bersifat

multidimensional yang dianggap dapat mewakili karakteristik spiritualitas yang

komprehensif dan banyaknya butir item yang dimiliki diharapkan dapat mengukur

lebih mengenai individual differences pada setiap subjek mengingat bila subjek

dalam penelitian ini merupakan subjek dengan kriteria khusus, yaitu wanita

bercadar.

Page 51: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

36

2.3 Lokus kendali

2.3.1 Definisi lokus kendali

Berdasarkan Ghufron dan Risnawati (2014), locus of control merupakan

suatu konstruk psikologi yang pertama kali dicetuskan oleh J.B. Rotter pada tahun

1950-an. Rotter memulai konstruk ini berdasarkan teori belajar sosial miliknya

sendiri. Dalam istilah Indonesia, locus of control juga dikenal dengan istilah lokus

kendali. Rotter (1966) mendefinisikan lokus kendali sebagai gambaran tentang

keyakinan setiap individu terhadap sumber penentu perilakunya.

Karena itu menurut Rotter (1966), lokus kendali juga menjadi salah satu

faktor yang sangat penting dalam menentukan setiap tingkah laku individu.

Sehingga setiap orang akan memiliki perbedaan dalam bagaimana dan seberapa

besar kontrol dirinya terhadap perilaku dengan orang lain dan lingkungan. Lebih

lanjut, Rotter (1966) menjelaskan bila lokus kendali adalah suatu hal mengenai

tingkat sejauh mana seseorang mengharapkan bahwa penguatan atau hasil

dariperilaku dirinya bergantung pada penilaiannya sendiri (karakteristik pribadi)

atau dari hal-hal diluar dirinya.

Sejalan dengan ini, Lefcourt (dalam Smet, 1994) menyatakan jika lokus

kendali mengacu pada derajat dimana individu memandang peristiwa-peristiwa

dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatannya. Dengan demikian

individu memandang suatu peristiwa itu dapat dikontrol (control internal) oleh

dirinya sendiri, atau justru sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan

perilakunya sehingga di luar kontrol pribadinya (control eksternal).

Page 52: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

37

Levenson (1974) juga berpendapat bila lokus kendali adalah keyakinan

individu mengenai sumber-sumber penyebab dari peristiwa-peristiwa yang terjadi

dalam hidupnya. Lebih lanjut, Levenson (1974) menjelaskan bahwa individu

dapat memiliki keyakinan berupa ia mampu mengatur kehidupannya, atau

individu lainlah yang mengatur kehidupannya, atau pula faktor nasib,

keberuntungan, kesempatan yang justru lebih memiliki pengaruh besar terhadap

hidupnya. Sehingga lokus kendali juga dapat disebut sebagai kecenderungan arah

atribusi atau kecenderungan pusat kendali individu.

Sedangkan menurut Larsen dan Buss (2002), lokus kendali adalah satu

konsep yang menjelaskan persepsi individu mengenai tanggungjawabnya atas

kejadian-kejadian dalam hidupnya. Lokus kendali menggambarkan seberapa jauh

individu memandang hubungan antara perbuatan yang dilakukannya dengan

akibat atau hasil yang akan diraih olehnya. Kourmousi et al. (2015) juga

mengaitkan lokus kendali dengan tingkat persepsi individu, yaitu mengacu pada

kecenderungan individu dalam menempatkan persepsinya atas suatu kejadian atau

hasil yang didapat dalam hidup. Hasil ini apakah didapat dari dirinya sendiri atau

karena dari sumber-sumber lain diluar dirinya seperti takdir atau bantuan dan lain

sebagainya.

Weiten (dalam Ghufron & Risnawati, 2014) menjelaskan bahwa orientasi

lokus kendali bukan dipandang sebagai sesuatu yang tipologik, melainkan

kontinum, yaitu dari mulai internaltinggi sampai eksternal rendah. Pada dasarnya

ada dua tipe lokus kendali, yaitu internal dan eksternal. Namun dalam

kenyataannya tidak satupun individu yang mempunyai tipe lokus kendali internal

Page 53: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

38

dan eksternal secara murni. Sehingga lokus kendali dapat dikatakan sebagai hal

yang kontinum, berarti setiap individu bisa memiliki keduanya pada sisi yang

berlainan. Misalnya semakin dominan lokus kendali internal yang dimiliki

individu, maka akan semakin lemah lokus kendali eksternalnya, demikianpula bila

sebaliknya.

Dari berbagai definisi yang telah dirumuskan para ahli ini, tidak terdapat

perbedaan yang signifikan dalam menjelaskan definisi dari lokus kendali.

Sehingga penulis menyimpulkan bila lokus kendali merupakan tingkat keyakinan

individu mengenai sumber-sumber penyebab dari berbagai pengalaman yang

terjadi dalam hidup.

Maka dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan definisi utama

berdasarkan pendapat Levenson (1974). Karena pada kategori ekstenal, lokus

kendali dipisah lagi kedalam dua tipe yaitu powerful others dan chance. Dimana

penulis ingin mengetahui lebih spesifik lagi apa yang menjadi faktor penyebab

kebahagiaan pada wanita bercadar, apakah karena peran dirinya sendiri atau orang

tua dan tokoh penting lainnya (significant others) atau karena bergantung kondisi

lingkungan masyarakat.

2.3.2 Dimensi lokus kendali

Berdasarkan definisi yang telah dijelaskan oleh Rotter (1966), secara garis

besar, maka dapat diklasifikasikan bila terdapat dua dimensi yang ada dalam

merumuskan lokus kendali, yaitu:

1) Lokus internal (internal control), adalah individu yang memiliki

keyakinan terhadap dirinya, bila dirinya memiliki kemampuan untuk

Page 54: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

39

mewujudkan keinginannya (Rotter, 1966). Individu dengan lokus internal

memiliki keyakinan bahwa ia mampu mengendalikan kehidupannya

sendiri. Individu bertindak berdasarkan keputusan, kemampuan dan usaha

pribadinya. Cenderung meyakini bahwa dirinya sendiri yang

bertanggungjawab terhadap berbagai peristiwa dalam hidupnya, dan lebih

berorientasi pada keberhasilan karena akan menganggap perilaku dirinya

dapat menghasilkan efek positif (Holt, et al., 2007).

2) Lokus eksternal (external control), adalah individu yang memiliki

keyakinan bahwa apapun yang terjadi pada dirinya dikendalikan oleh

kekuatanseperti keberuntungan, kesempatan dan kekuatan orang lain

(Rotter, 1966). Individu dengan lokus eksternal meyakini bahwa setiap

kejadian dalam kehidupannya dipengaruhi faktor lain diluar dirinya.

Individu percaya bahwa tindakannya dikendalikan oleh nasib,

keberuntungan, orang lain atau kekuatan lain diluar dirinya (Holt, et al.,

2007). Individu merasa bahwa apa yang dialaminya diluar kendali dirinya

sendiri. Individu yang cenderung memiliki kontrol eksternal berpikir

bahwa penerimaannya atas penguatan berada di tangan individu lain, baik

takdir atau keberuntungan, individu merasa tidaklah begitu berdaya

berhubungan dengan kekuatan-kekuatan diluar tersebut (Holt, et al., 2007).

Tidak hanya Rotter, mayoritas para ahli seperti yang telah dipaparkan

sebelumnya, sependapat bila terdapat dua klasifikasi dalam menjelaskan lokus

kendali, apakah kendali itu berasal dari dirinya sendiri (internal) atau justru

dirinyalah yang dikendalikan oleh hal lain (eksternal).

Page 55: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

40

Namun Levenson (1974) kemudian mengembangkan lebih lanjut konsep

dari Rotter ini, dan membagi lokus kendali kedalam tiga dimensi, yaitu

internality, powerful others, dan chance. Pada dasarnya, internality merupakan

lokus internal. Keduanya memiliki perumusan yang sama. Perbedaannya hanya

pada lokus eksternal, Levenson (1974) lebih menspesifikkan perumusannya

dengan membaginya kembali dalam dua jenis, yaitu:

1) Lokus orang lain (powerful others), adalah individu yang meyakini bahwa

kehidupan dan peristiwa yang dialaminya ditentukan oleh individu-

individu lain yang lebih berkuasa yang berada disekitarnya.

2) Lokus situasi (chances), adalah individu yang meyakini bahwa kehidupan

yang dialaminya ditentukan oleh takdir, nasib keberuntungan, serta adanya

kesempatan.

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan dimensi dari konstruk

lokus kendali menurut rumusan Levenson (1974), karena pada dasarnya rumusan

ini dikembangkan sesuai dengan rumusan yang telah disusun oleh Rotter (1966),

namun rumusan menurut Levenson (1974) membagi lebih banyak disisi eksternal

dan bersifat multidimensional, sebagaimana sesuai dengan kebutuhan dalam

penelitian ini.

2.3.3 Pengukuran lokus kendali

I-E scale (Internal-Eksternal) adalah skala awal atau skala pertama kali

yang dibuat mengenai lokus kendali yang dikembangkan sendiri oleh pencetus

teorinya, yaitu Rotter pada tahun 1966. Skala ini diklaim bersifat unidimensional

(Hendriyadi, 2017). I-E Scale atau yang juga dikenal dengan RLOC (Rotter’s

Page 56: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

41

Locus of Control) awalnya terdiri atas 23 item yang bersifat pilihan pernyataan

(berpasangan), yaitu internal atau eksternal. Cara pengerjaan alat ukur awal ini

ialah dengan memilih salah satu dari dua pilihan jawaban yang ada, apakah ya

atau tidak dari setiap pernyataan yang tersedia yang mengacu berdasarkan

dimensi-dimensi lokus kendali menurut Rotter sendiri (Hendriyadi, 2017).

Sedangkan skala lainnya adalah IPC LOC-Scale, merupakan skala

pengukuran locus of control yang dibuat oleh Levenson (1981). Sama seperti

pengembangan teori acuannya, skala ini juga dibuat dalam rangka untuk

membedakan banyak dimensi disisi eksternal, sehingga menjadi lokus internal

(internality), lokus oran lain (powerful others), dan lokus situasi (chance)

(Kourmousi, et al., 2015). Alat ukur ini memiliki 24 item dan merupakan

pengembangan dari skala lokus kendali yang telah lebih dahulu dibuat oleh

Rotter. Sebagaimana teori asalnya, skala ini dibuat sesuai kebutuhan untuk

membedakan lebih banyak dimensi dari sisi eksternal. Apakah eksternalitas ini

berasal dari kesempatan dan keberuntungan atau dari tokoh berkuasa seperti

pemimpin dan orangtua (Kourmousi, et al., 2015).

Dalam penelitian ini, penulis akan menggunakan skala lokus kendali

menurut Levenson (1981), yaitu IPC LOC-Scale. Karena alat ukur ini bersifat

multidimensi, telah menggunakan skala likert sehingga memudahkan untuk

memporelah nilai lokus kendali dari masing-masing subjek, item-itemnya lebih

bersifat spesifik dan tidak seumum seperti skala Rotter (1966), dan dianggap

memiliki efek bias social desirability yang rendah (Halpert & Hill, 2011).

Page 57: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

42

2.4 Wanita Bercadar

2.4.1 Definisi wanita bercadar

Wanita muslimah memiliki adab-adab syar’i yang harus dijalankan dan

ditunaikan sepanjang waktu. Di antara adab-adab tersebut ialah memanjangkan

pakaian hingga telapak kaki dan memakai penutup kepala hingga rambut tidak

terlihat. Hal ini dilakukan terutama saat wanita berada diantara para individu yang

tidak termasuk sebagai mahram-nya (Allawi, 2008). Sebagai salah satu cara untuk

menunaikan adab ini diantaranya adalah dengan menggunakan cadar.

Cadar adalah suatu bentuk jilbab yang tebal dan longgar yang menutupi

seluruh aurat, termasuk wajah dan telapak tangan (Ratri, 2011). Maka wanita

bercadar adalah wanita muslimah yang menggunakan baju panjang sejenis jubah

dan menutup semua badan hingga kepalanya serta memakai penutup muka atau

cadar sehingga yang nampak hanya kedua matanya (Puspanegara, 2016).

Melalui hasil penelitian kualitatif Nirawati (2016), menggunakan teknik

wawancara terhadap para mahasiswi terkait keputusannya untuk menggunakan

cadar, hal ini didasari oleh dua faktor sosiologis. Pertama karena keinginan

sendiri dan yang kedua karena faktor keluarga serta lingkungan kampus yang

agamis sehingga memunculkan niat dalam dirinya untuk lebih agamis yakni

dengan menggunakan cadar. Hasil studi pendahuluan (wawancara pribadi,

November 2016) juga menemukan jika diantara wanita bercadar menyatakan jika

alasan cadar yang digunakannya sebagai anjuran yang diberikan oleh suami atau

kebiasaan yang telah dimiliki oleh lingkungan keluarga.

Page 58: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

43

Sedangkan melalui hasil penelitian Novri (2016) yang juga menggunakan

teknik wawancara terhadap anggota pengajian yang bercadar di Masjid Umar bin

Khattab, kecamatan Riau. Diketahui bila alasan terhadap penggunaan cadar adalah

sebagai alasan psikologis, yaitu kebutuhan serta kenyamanan psikologis dimana

cadar dianggap menjadi media atau alat untuk pengontrol diri dari segala macam

perbuatan yang akan menjermuskan wanita pada kemaksiatan dan bentuk dosa

lainnya (Novri, 2016). Wanita menjadikan penggunaan cadarnya sebagai bentuk

pengontrolan diri dalam berperilaku dan memberikan rasa nyaman untuk

beraktifitas (feeling secured) (Novri, 2016). Motivasi ini muncul karena

keyakinan berpikirnya akan batasan pergaulan (interaksi sosial) yang seharusnya

dijaga antara wanita dan pria untuk meminimalisir penyebab pria melakukan

tindak asusila (Fitriani & Astuti, 2012).

Selain itu faktor penggunaan cadar juga dapat disebabkan sebagai alasan

teologis, yaitu berupa anjuran agama (Novri, 2016). Lebih lanjut Novri (2016)

menjelaskan keadaan ini kedalam dua motivasi. Pertama motivasi dasar, bahwa

motif ketuhanan memainkan peran penting dimana wanita bercadar meyakini bila

merupakan suatu kewajiban untuk menjauhkan diri (wajah) dari pandangan pria

yang tidak bermahram dengannya. Kedua merupakan motif harapan, dimana

mereka mengharapkan bila keputusan perilaku ini akan mendapatkan balasan

berupa keyakinan akan karunia dari Allah swt dan menjadi wanita yang salihah.

2.4.2 Hukum penggunaan cadar

Terdapat beberapa pendapat (khilafiyah) diantara ulama mengenai hukum

penggunaan cadar. Diantaranya ada yang manganjurkan dan ada yang tidak

Page 59: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

44

menganjurkan penggunaannya, hanya menjadi keutamaan bila digunakan. Shalih

(2001) merujuk pada Surah An-Nur ayat 31 dengan penjelasan bila menutup

wajah termasuk perintah yang merujuk pada menjaga kemaluan, sedangkan

membuka wajah berarti mebiarkannya untuk dilihat yang dapat mengarah pada

perzinahan. Sehingga hukum penggunaan cadar adalah dianjurkan (Shalih, 2001).

Sedangkan Albani (2016) dalam menafsirkan surah An-Nur ayat 31

dengan merujuk pada kalimat “kecuali perhiasan yang biasa nampak” dimana

Albani (2016) mengutip dari pendapat Ibnu Abbas yang menyebutkan jika wajah

termasuk dalam hal yang biasa tampak. Selain itu Albani (2016) juga

menyertakan hadits riwayat dari Abu Dawud yang berbunyi jika “Sesungguhnya

seorang wanita apabila telah baligh tidak boleh lagi tampak dari tubuhnya kecuali

ini dan ini (seraya menunjuk muka dan telapak tangannya)” (h. 58). Sehingga

berdasarkan rujukan-rujukan ini, penggunaan cadar tidak dianggap berhukum

wajib (Albani, 2016).

Para ulama mayoritas berkesimpulan jika hukum penggunaan cadar adalah

anjuran, artinya tidak sampai pada hukum wajib yang berarti haram jika

ditinggalkan. Namun para ulama juga mengakui jika menjadi suatu keutamaan

bila menggunakannya. Dalam menyikapi persoalan memakai cadar ini, ulama

lebih mengedepankan kondisi dan situasi untuk menetapkan hukumnya bagi para

wanita. Hidayat (2018) menjelaskan bila individu beragama Islam dapat memilih

hukum mana yang menjadi rujukan dengan mempertimbangkan keutamaan

manfaat (hukum yang menganjurkan bercadar) atau kendala yang mungkin

dihadapinya ketika mengambil keutamaan tersebut, sehingga dapat memilih

Page 60: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

45

hukum yang lebih ringan yaitu hukum sunnah (tidak mengutamakan) dalam

penggunaan cadar.

Melalui hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis

(wawancara pribadi, November 2017), menghasilkan temuan diantaranya jika

wanita bercadar yang penulis wawancarai menyadari jika keputusannya dalam

menggunakan cadar tidak semata-mata merupakan kewajiban agama. Empat

diantaranya menyatakan secara jelas jika alasannya ialah untuk menunaikan sunah

Rasulullah. Artinya apa yang dilakukannya berhukum sunah, bukan wajib.

Meskipun penggunaan cadar tidak dihukumi wajib, namun penggunaan

cadar tetap mengalami peningkatan terutama di tahun 2017, dikarenakan berbagai

faktor seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Sedangkan disisi lain masih

terdapat respon verbal maupun perilaku yang kurang positif dari masyarakat

terhadap pengguna cadar, yang kemungkinan dikarenakan belum meratanya

informasi terkait cadar dan hukum-hukum pengguanaanya (Amanda & Mardianto,

2014).

2.5 Kerangka Berpikir

Kebahagiaan merupakan hal yang menjadi impian bagi setiap individu,

termasuk diantaranya adalah bagi wanita bercadar. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh Diener (dalam Diener & Biswas-Diener, 2008), diketahui bila

hanya dua persen saja dari seluruh partisipan penelitian yang menyatakan tidak

pernah memikirkan kebahagiaan, sedangkan sisanya menjadikan kebahagiaan

sebagai tujuan hidupnya atau hal yang dicari dalam kehidupan yang dijalaninya.

Page 61: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

46

Karena dengan kebahagiaan, individu dapat menjalani kehidupannya dengan lebih

maksimal.

Kebahagiaan adalah ketika wanita yang menggunakan cadar memiliki

kondisi dan kemampuan untuk merasakan tingginya emosi positif dan tinginya

kepuasan hidup serta rendahnya emosi negatif disaat yang bersamaan (Hills &

Argyle, 2002). Karena munculnya emosi positif yang dirasakan individu, tidak

serta merta menjadikan emosi negatif tiada. Keduanya meskipun bersifat

bertentangan, tetapi dapat dirasakan dalam kondisi atau situasi yang bersamaan di

satu waktu yang sama.

Kebahagiaan memiliki banyak manfaat pada wanita diantaranya adalah

meningkatkan kualitas kesehatan fisik (Boniwell, 2008), meningkatkan kualitas

kesehatan mental (Putri, et al., 2015; Boniwell, 2008), hingga mencapai

kesuksesan dalam hidup (Lyubomirsky, et al., 2005). Kebahagiaan akan

membantu individu untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya dan

meningkatkan produktivitas. Sedangkan ketidakbahagiaan dapat membawa

dampak pada munculnya gangguan kesehatan mental, seperti depresi dan lain

sebagainya. Hal ini mengindikasikan jika kebahagiaan merupakan persoalan yang

perlu mendapat perhatian (Putri, et al., 2015).

Seperti halnya berbagai bentuk emosi yang lain, kebahagiaan dapat dijaga

dan ditingkatkan serta dapat pula menurun bahkan hingga terancam kondisinya.

Diantara hal-hal yang dapat menyebabkan menurunnya kebahagiaan adalah

tekanan secara mental (Taylor, et al., 2009) seperti ancaman kebebasan pribadi

(Alavi, 2007) dan kontak sosial yang rendah (Diener & Biswas-Diener, 2008),

Page 62: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

47

sebagaimana yang saat ini dialami oleh para wanita bercadar. Hal-hal seperti

adanya larangan penggunaan cadar, tingginya persepsi yang masih dimiliki

masyarakat sekitar, hingga diskriminasi perilaku terhadap wanita bercadar dapat

menyebabkan berbagai perasaan resah dan terganggu (Rahman & Syafiq, 2017)

hingga perasaan terancam akan psikologisnya (Hambali, 2017a).

Maka untuk mengimbangi hal ini, perlu ditingkatkan perhatian terhadap

hal-hal yang justru dapat meningkatkan kebahagiaan bagi kelompok wanita

bercadar. Sehingga kebahagiaan sebagaimana yang dirumuskan oleh Hills dan

Argyle (2002) tetap dapat terjaga. Berdasarkan studi awal yang penulis lakukan

(wawancara pribadi, November 2017) diantara faktor-faktor yang dapat

meningkatkan kebahagiaan di kalangan wanita bercadar di wilayah Jabodetabek

adalah spiritualitas dalam beragama (Alavi, 2007) dan lokus kendali (Pannells &

Claxton, 2008).

Agama menjadi faktor pertama yang disebutkan Alavi (2007) dalam

perannya terhadap kebahagiaan. Agama sendiri sering dikaitkan dengan

spiritualitas meskipun bukan merupakan konstruk yang sama (Nelson, 2009;

Holder, Coleman & Wallace, 2010). Namun dalam ajaran agama Islam,

sebagaimana yang diyakini oleh mayoritas wanita bercadar, spiritualitas adalah

bagian yang tidak terpisahkan dari pengalaman beragama (Fridayanti, 2015).

Dikarenakan hal ini maka faktor spiritualitas yang dipilih dalam perannya

terhadap kebahagiaan dalam penelitian ini adalah spiritulitas yang mengacu pada

rumusan spiritualitas Islam. Spiritualitas Islam merupakan manifestasi dan

ekspresi dari kesadaran akan Allah (perasaan kedekatan), pengetahuan (pencarian

Page 63: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

48

makna ketuhanan), berbagai kewajiban serta praktik-praktik Islam (praktik

religius) yang semuanya tampil dalam bentuk perilaku wanita bercadar sehari-hari

(Dasti & Sitwat, 2014).

Pada dasarnya, penggunaan cadar oleh wanita sendiri juga merupakan

salah satu bentuk ekspresi atau penghayatan terhadap ajaran agama, sebagaimana

individu memang cenderung menjadikan busana yang digunakannya sebagai

bagian dari identitas beragama (Diener & Biswas-Diener, 2008). Mayoritas wanita

menyatakan bila alasan dirinya menggunakan cadar sebagai salah satu usaha

baginya untuk mendekatkan diri kepada Allah (Wawancara pribadi, November

2017). Penggunaan cadar tidak dianggap sebatas sebagai paksaan melainkan

sebuah simbol kehormatan, identitas, dan penghargaan terhadap sesuatu yang

lebih tinggi (Ingber, 2015).

Individu yang memiliki kesadaran dan perasaan kedekatan akan Allah

(aspek utama dari spiritualitas Islam) cenderung memandang hal-hal di dunia

sebagai sesuatu yang perlu untuk disyukuri sehingga menggiringnya pada harapan

dan kebahagiaan (Khodayarifard, et al., 2016). Bahkan individu yang memiliki

refleksi nilai-nilai agama (seperti spiritualitas) dalam kesehariannya ditemukan

memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kebahagiaan yang dimiliki

namun sebaliknya tidak terhadap depresi (Abdel-Khalek & Ghada, 2011).

Membangun hubungan dengan Tuhan (spiritualis) akan meningkatkan

kebahagiaan karena hubungan ini menjadikan individu mampu mengurangi stres

melalui berbagai strategi yang diusahakannya dalam mengatasi masalah.

Spiritualitas menggiring individu untuk memberikan makna, koherensi, dan tujuan

Page 64: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

49

dalam hidup. Serta setidaknya pada individu dewasa dapat meningkatkan pilihan

gaya hidup sehat (Holder, et al., 2010).

Sepandapat dengan Seligman (2002) yang terlebih dahulu telah

menyatakan bila orang yang spiritualis lebih berbahagia dan lebih puas terhadap

kehidupan, karena penghayatan terhadap agamanya dianggap dapat memberikan

harapan akan masa depan dan menciptakan makna dalam hidupnya. Sehingga

spiritualitas dianggap sebagai pengaruh yang penting dikarenakan dapat menjadi

sumber daya dan penggerak utama untuk meningkatkan kebahagiaan (Syaiful &

Bahar, 2016).

Secara spesifik Aziz (2011) dalam penelitiannya menemukan jika

spiritulitas dapat memberi sumbangan terhadap kebahagiaan hingga sebesar 14%.

Aziz (2011) menjelaskan jika pengaruh ini tidak hanya berlaku bagi individu

dewasa saja, melainkan juga pada anak-anak. Holder et al. (2010) menemukan

pengaruh spiritualitas secara statistik mencapai 26% signifikan terhadap

kebahagiaan. Sedangkan dalam penelitian yang lain, Affandi dan Diah (2011)

secara khusus menemukan bila bagi penganut agama Islam pengaruh spiritualitas

mencapai daya prediksi sebesar 40,3% terhadap kebahagiaan. Sebagaimana

karakteristik subjek dalam penelitian Affandi dan Diah (2011) dan dalam

penelitian ini hampir serupa, yaitu beragama Islam dan berada dalam rentang usia

18-40 tahun.

Berbagai teori telah menyatakan bila spiritulitas memungkinkan individu

memiliki kebahagiaan yang tinggi. Pengaruh ini berlaku pengaruhnya tidak hanya

pada anak-anak namun juga orang dewasa. Tidak hanya dalam konstruk

Page 65: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

50

spiritualitas secara umum namun juga spiritualitas dalam konstruk khusus yaitu

spiritualitas Islam. Sehingga penulis mengasumsikan bila semakin tinggi tingkat

spiritualitas Islam yang dimiliki wanita bercadar maka semakin tinggi pula tingkat

kebahagiaan yang dimilikinya.

Faktor psikologis lain yang juga berperan dalam mempengaruhi

kebahagiaan pada wanita bercadar berdasarkan hasil studi pendahuluan yang

penulis lakukan adalah lokus kendali (Wawancara pribadi, November 2017).

Lokus kendali menjadi satu dari empat karakteristik individu yang berperan tinggi

terhadap kebahagiaan (Argyle dalam Pannells & Claxton, 2008). Lokus kendali

adalah kondisi besarnya keyakinan individu mengenai sumber penyebab dari

peristiwa yang terjadi dalam hidupnya (Levenson, 1981).

Lokus kendali merupakan salah satu aspek kognitif dari kepribadian

individu yang berkaitan dengan gaya berpikirnya sehingga karakteristik ini

mampu bermanipulasi untuk meningkatkan berbagai emosi, termasuk

kebahagiaan (Pannells & Claxton, 2008). Jika individu mengamati bahwa sumber

penyebab ini adalah hasil dari perilaku dirinya sendiri, maka ia dianggap memiliki

kecenderungan lokus internal (internally). Jika individu mengamati bahwa sumber

penyebabnya karena bantuan atau paksaan dari orang lain, maka ia dianggap

memiliki kecenderungan lokus orang lain (powerful others), sedangkan bila

penyebabnya karena keberuntungan, takdir atau nasib yang sedang dialaminya

maka disebut kecenderungan lokus situasi (chances) (Rockstraw dalam Devin et

al., 2012).

Page 66: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

51

Individu dengan kecenderungan lokus internal akan lebih fokus mencari

tindakan baru yang dapat dilakukannya ketika hal yang tidak sesuai harapannya

terjadi (Devin et al., 2012). Individu ini memiliki cara yang positif dalam

menangani depresi sehingga dengan meningkatnya pengaruh positif ini akan

meningkatkan tingkat kebahagiaannya juga (Omoniyi & Adelowo, 2011).

Sedangkan individu dengan kecenderungan lokus baik orang lain maupun situasi,

keduanya mengandalkan faktor eksternal yang berperan sebagai penyebab dari

berbagai hal yang dialaminya, sehingga bila terjadi ketiadaan dari faktor eksternal

tersebut, individu cenderung kesulitan untuk merasakan kebahagiaan.

Devin et al. (2012) dan Shubina (2017) menemukan jika individu dengan

lokus internal yang tinggi yang akan memiliki tingkat kebahagiaan yang tinggi

pula. Pendapat serupa juga dinyatakan oleh Argyle dan Myers (dalam Shubina,

2017) bila terdapat pengaruh yang bersifat langsung diantara lokus internal dan

kebahagiaan. Sebagaimana melalui studi longitudinal oleh Lu (1999)

membuktikan pengaruh signifikan ini akan terus menguat seiring dengan

pertambahan usia individu.

Sedangkan penelitian oleh Omoniyi dan Adelowo (2011) terhadap 92

wanita, ditemukan bila terdapat hubungan yang signifikan diantara lokus kendali

dan kebahagiaan. Dalam penelitian ini ditemukan bila mayoritas wanita memiliki

lokus eksternal (lokus orang lain dan lokus situasi) yang tinggi sehingga

berpengaruh terhadap tingkat kebahagiaannya yang rendah (Omoniyi & Adelowo,

2011). Berdasarkan Pannells dan Claxton (2008) melalui penelitiannya dengan

teknik one-way analysis yang membandingkan mean-scores dari kedua kelompok

Page 67: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

52

menemukan adanya perbedaan yang signifikan diantara individu dengan lokus

internal dan lokus eksternal (lokus orang lain dan lokus situasi) dalam pengaruh

untuk kebahagiaan dan kreativitas partisipan tersebut. Partisipan dengan

kecenderungan lokus internal menyumbang pengaruh hingga 19,2% sedangkan

partisipan dengan lokus eksternal ditemukan hanya memberikan pengaruh sebesar

6,4%.

Dengan berbagai penelitian sebelumnya yang menyatakan ada pengaruh

dari lokus kendali terhadap kebahagiaan dan pengaruh tersebut bersifat berbeda

bergantung tipe lokus kendali yang dimilikinya. Maka penulis mengasumsikan

dalam penelitian ini bila semakin tinggi kecenderungan lokus internal pada wanita

bercadar maka semakin tinggi pula kebahagiaan yang dimilikinya. Sebaliknya,

semakin tinggi lokus orang lain ataupun lokus situasi (keduanya merupakan lokus

eksternal) pada wanita bercadar maka semakin rendah kebahagiaan yang dimiliki.

Gambar 2.1 Skema kerangka berpikir

Page 68: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

53

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan deskripsi teori di atas, maka penulis merumuskan hipotesis

dalam penelitian ini sebagai berikut:

Hipotesis Mayor

Ha : Ada pengaruh yang signifikan dari spiritualitas Islam (perilaku disiplin,

pencarian makna ketuhanan, perilaku ekspansif, perilaku membanggakan

diri, perasaan kedekatan dengan Allah, perilaku kedermawanan, perilaku

toleransi, dan praktik ibadah Islam) dan lokus kendali (lokus internal,

lokus orang lain, dan lokus situasi) terhadap kebahagiaan pada wanita

bercadar di Jabodetabek.

Hipotesis Minor

Ha1 : Ada pengaruh variabel perilaku disiplin dari spiritualitas Islam terhadap

kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Ha2 : Ada pengaruh variabel pencarian makna ketuhanan dari spiritualitas

Islam terhadap kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Ha3 : Ada pengaruh variabel perilaku ekspansif dari spiritualitas Islam terhadap

kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Ha4 : Ada pengaruh variabel perilaku membanggakan diri dari spiritualitas

Islam terhadap kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Ha5 : Ada pengaruh variabel perasaan kedekatan dengan Allah dari spiritualitas

Islam terhadap kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Ha6 : Ada pengaruh variabel perilaku kedermawanan dari spiritualitas Islam

terhadap kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Page 69: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

54

Ha7 : Ada pengaruh variabel perilaku toleransi dari spiritualitas Islam terhadap

kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Ha8 : Ada pengaruh variabel praktik ibadah Islam dari spiritualitas Islam

terhadap kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Ha9 : Ada pengaruh variabel lokus internal dari lokus kendali terhadap

kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Ha10 : Ada pengaruh variabel lokus orang lain dari lokus kendali terhadap

kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Ha11 : Ada pengaruh variabel lokus orang lain dari lokus kendali terhadap

kebahagiaan pada wanita bercadar di Jabodetabek.

Page 70: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

55

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita yang menggunakan cadar

dalam aktivitas kesehariannya, berada di wilayah tinggal Jakarta, Bogor, Depok,

Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), dan memiliki usia minimal 18 tahun

dengan alasan jika wanita yang berada dalam usia ini telah masuk dalam tahapan

perkembangan dewasa awal (Hurlock, 2003), dimana secara umum dianggap telah

memiliki minimal pengetahuan dasar dan proses berpikir yang matang untuk

dapat mengisi serangkaian kuesioner penelitian.

Kemudian jumlah sampel yang terdapat dalam penelitian adalah sebanyak

199 partisipan wanita menggunakan cadar yang telah sesuai dengan kriteria yang

telah ditentukan dalam populasi. Metode yang digunakan dalam pengambilan

sampel pada penelitian ini adalah metode non-probability sampling, dimana dari

jumlah populasi yang sebenarnya terdapat di lapangan, tidak semuanya mendapat

kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi sampel. Alasan dari pemilihan

metode ini dikarenakan belum terdapatnya data pasti mengenai jumlah populasi di

lapangan, yaitu wanita bercadar.

Adapun pilihan teknik yang digunakan dari metode non-probability adalah

teknik sampel bola salju (snowball sampling), dimana teknik ini meminta

informasi dari sampel pertama untuk mendapatkan informasi mengenai sampel

berikutnya, demikian secara terus menerus hingga seluruh kebutuhan sampel

dapat terpenuhi. Teknik ini tepat untuk penelitian yang melibatkan partisipan

Page 71: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

56

dengan kriteria khusus atau kriteria tertentu yang belum terdapat informasi

mengenai jumlah populasi yang ada di lapangan. Sedangkan durasi pengambilan

data berlangsung mulai dari tanggal 29 Juli 2018 hingga 1 September 2018 yang

dilakukan dengan memberikan kuesioner penelitian kepada seluruh partisipan

secara langsung (offline) maupun secara tidak langsung dengan google document

(online).

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yaitu variabel terikat

(dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Keterangannya

adalah sebagai berikut:

1) Dependent variable : kebahagiaan

2) Independent variable : spiritualitas Islam (perilaku disiplin,

pencarian makna ketuhanan, perilaku ekspansif, perilaku membanggakan

diri, perasaan kedekatan dengan Allah, perilaku kedermawanan, perilaku

toleransi, praktik ibadah Islam) dan lokus kendali (lokus internal, lokus

orang lain, lokus situasi).

Sedangkan definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1) Kebahagiaan adalah tingkat kondisi dan kemampuan individu untuk

merasakan tingginya emosi positif, rendahnya emosi negatif, dan tingginya

kepuasan hidup. Skor diperolah dari pengukuran terhadap dimensi-dimensi

kebahagiaan menurut Hills dan Argyle (2002), yaitu: kepuasan hidup,

kesenangan, harga diri, ketentraman, penguasaan, dan efikasi.

Page 72: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

57

2) Spiritualitas Islam adalah tingkat manifestasi dan ekspresi dari kesadaran

akan Allah (perasaan kedekatan), pengetahuan (pencarian makna

ketuhanan), kedisiplinan, kedermawanan dan berbagai kewajiban,

tanggungjawab, serta praktik-praktik Islam (praktik religius) dalam

kehidupan sehari-hari. Skor diperoleh dari pengukuran terhadap dimensi-

dimensi spiritualitas Islam menurut Dasti dan Sitwat (2014), yaitu:

a. Dimensi perilaku disiplin adalah perilaku keteraturan dan ketepatanam

individu dalam keseharian seperti ketepatan janji dan aktifitas lainnya.

b. Dimensi pencarian makna ketuhanan adalah perilaku yang dilakukan

untuk mengungkap makna keberadaan dan pencarian individu terhadap

Yang Maha Kuasa.

c. Dimensi peilaku ekspansif adalah perilaku yang bertentangan dengan

nilai-nilai individu muslim yang berkaitan dengan kemarahan dan

perilaku ekspansif lainnya, seperti mengumpat, bergosip, pemborosan.

d. Dimensi perilaku membanggakan diri adalah perilaku yang

bertentangan dengan nilai-nilai individu muslim yang berkaitan

dengan sikap pamer dan pemenuhan hawa nafsu.

e. Dimensi perasaan kedekatan dengan Allah adalah perilaku yang

berbentuk perasaan keterhubungan dengan Sang Pencipta yang

memunculkan sukacita, takut, harapan, dan pengampunan atas dosa.

f. Dimensi perilaku kedermawanan adalah perilaku untuk melaksanakan

kewajiban-kewajiban atau tugas-tugas individu muslim dan perilaku

lain yang dapat memberikan manfaat kepada orang disekitarnya.

Page 73: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

58

g. Dimensi perilaku toleransi adalah perilaku memaafkan, menerima, dan

keterbukaan akan perbedaan antar sesama individu lainnya baik

muslim maupun tidak.

h. Dimensi praktik ibadah Islam adalah perilaku untuk melaksanakan

serangkaian praktik-praktik ibadah, seperti solat, membaca Al-Qur’an,

berdzikir, dan berpuasa.

3) Lokus kendali adalah tingkat seberapa besar keyakinan individu mengenai

apa yang menjadi sumber penyebab dari peristiwa yang terjadi dalam

hidupnya. Skor diperoleh dari pengukuran terhadap dimensi-dimensi lokus

kendali menurut Levenson (1981), yaitu:

a. Lokus internal adalah besarnya keyakinan individu bahwa peristiwa

yang dialaminya ditentukan oleh kemauan dan kemampuan dirinya.

b. Lokus orang lain adalah besarnya keyakinan individu bahwa peristiwa

yang dialaminya ditentukan oleh pengaruh dari orang-orang penting

atau orang-orang yang lebih berkuasa atas dirinya.

c. Lokus situasi adalah besarnya keyakinan individu bahwa peristiwa

yang dialaminya ditentukan oleh situasi yang saat itu sedang terjadi,

keberuntungannnya, nasib baik atau nasib buruk yang dimilikinya.

3.3 Instrumen Pengumpulan Data

3.3.1 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, yaitu

teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan memberi seperangkat

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008). Sedangkan

Page 74: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

59

instrumen penelitian yang digunakan adalah skala model likert, dimana variabel

yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator

tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang berupa

pernyataan (Sugiyono, 2008). Dalam menjawab, subjek memilih satu alternatif

jawaban yang paling menggambarkan dirinya dengan memberikan tanda checklist

(√) pada kotak yang disediakan. Selain itu pernyataan terbagi atas kategori positif

(favorable) dan kategori negatif (unfavorable). Skor item pada skala kebahagiaan

dan skala lokus kendali adalah sebagai berikut:

Tabel. 3.1

Format skoring skala kebahagiaan dan skala lokus kendali

Sedangkan skor item pada skala spiritualitas Islam adalah sebagai berikut:

Tabel. 3.2

Format skoring skala spiritualitas Islam

3.3.2 Instrumen penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

berbentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert yang memiliki pola

alternatif jawaban masing-masing sesuai kebutuhan skala tersebut.

1) Instrumen biodata subjek penelitian, terdiri dari pertanyaan mengenai

inisial responden, usia, status pernikahan, status pekerjaan, tingkat

pendidikan akhir, asal wilayah tinggal, lama penggunaan cadar, dan alasan

menggunakan cadar.

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Agak Tidak Setuju Agak Setuju Setuju Sangat Setuju

(STS) (TS) (ATS) (AS) (S) (SS)

Favorable 1 2 3 4 5 6

Unfavorable 6 5 4 3 2 1

Kategori

Respon

Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju

(STS) (TS) (R) (S) (SS)

Favorable 1 2 3 4 5

Unfavorable 5 4 3 2 1

Kategori

Respon

Page 75: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

60

2) Instrumen kebahagiaan, dalam penelitian ini disusun dengan mengacu

pada alat ukur Oxford Happiness Questionnaire (OHQ) yang

dikembangkan oleh Hills dan Argyle (2002). Item-item dalam skala ini

dibuat berdasarkan enam dimensi yaitu kepuasan hidup (life satisfaction),

kesenangan (joy), harga diri (self esteem), ketentraman (calm), penguasaan

(control), dan efikasi (efficacy).

Tabel 3.3

Blueprint skala kebahagiaan

3) Instrumen spiritualitas Islam, dalam penelitian ini disusun dengan

mengacu pada alat ukur Multidimentional Measure of Islamic Spirituality

(MMS) yang disusun oleh Dasti dan Sitwat (2014). Item-tem dalam skala

ini dibuat berdasarkan delapan dimensi, yaitu perilaku disiplin (self-

discipline), pencarian makna ketuhanan (quest and search for divinity),

perilaku ekspansif (anger and expansive behavior), perilaku

Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

- Kepuasan dalam hidup 12 24

- Kebermanfaatan dalam hidup 3

- Memandang positif hidup 9, 16

- Memandang positif diri sendiri 1

- Memandang positif orang lain 2, 4

- Gembira dengan dunia 7 6,1

- Gembira dengan diri sendiri 15, 22

- Gembira dengan orang lain 17 27

- Memiliki pengaruh positif 26

- Memiliki komitmen 8

- Memiliki persepsi sehat 25 28

- Memiliki persepsi menarik 13

- Tersedia kesempatan beristirahat 5

- Merasa memiliki ketenangan 21 29

- Mampu mengontrol diri 19

- Mampu melakukan apapun 18 14

- Membuat keputusan secara nyaman 11 23

6. Efikasi - Mampu menyelesaikan pekerjaan 20 1

16 13 29

1. Kepuasan hidup 8

2. Kegembiraan 7

3. Harga diri 5

4. Ketentraman 3

5. Penguasaan

Total

5

Page 76: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

61

membanggakan diri (self-aggrandizement), perasaan kedekatan dengan

Allah (feeling of connectedness with Allah), perilaku kedermawanan

(meanness-generosity), perilaku toleransi (tolerance-intolerance), dan

praktik ibadah Islam (islamic practices).

Tabel 3.4

Blueprint skala spiritualitas Islam

4) Instrumen lokus kendali, dalam penelitian ini disusun dengan mengacu

pada alat ukur Locus of Control-Internal, Powerful Others, and Chance

(LOC-IPC) yang dikembangkan oleh Levenson (1981). Item-item dalam

skala ini dibuat berdasarkan tiga dimensi yaitu lokus internal, lokus orang

lain, dan lokus situasi.

Tabel 3.5

Dimensi Indikator Fav Unfav Jumlah

- Melaksanakan janji 4 19, 2,

- Ketepatan penyelesaian 7, 34

- Keteraturan pekerjaan 1, 15, 13

- Merenungi Allah dan ciptaan-Nya 6, 9

- Usaha mencari ilmu agama 27, 35, 18, 17

- Makna dari pencarian 33

- Mengumpat 36

- Membeli hal tidak berguna 31, 29

- Membicarakan orang lain 37, 23

- Mencari pujian 28, 16, 24

- Mengikuti trend 5, 38

- Perasaan harapan 11, 22, 26

- Perasaan pengawasan 39, 12

- Perasaan takut 3

- Perbuatan membantu kerabat 32, 42 45

- Kasih sayang terhadap kerabat 41 44

- Sikap terhadap perbedaan pendapat 25, 14

- Sikap terhadap pengampunan 21 46, 43, 8

- Ibadah wajib 10

- Ibadah sunnah 20, 30, 40

22 24 46

1. Perilaku disiplin 8

2. Pencarian makna

ketuhanan

7

3. Perilaku ekspansif 5

4. Perilaku

membanggakan diri

5

5. Perasaan kedekatan

dengan Allah

6

6. Perilaku

kedermawanan

5

7. Perilaku toleransi 6

8. Praktik ibadah islam 4

Total

Page 77: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

62

Blueprint skala lokus kendali

3.4 Uji Validitas Konstruk

Semua instrumen dalam penelitian ini diuji validitasnya terlebih dahulu

untuk mengetahui apakah instrumen tersebut valid atau tidak untuk mengukur apa

yang hendak diukur dengan menggunakan metode analisis faktor, yaitu

Confirmatory Factor Analysis (CFA) melalui bantuan software LISREL 8.70

(Linear Structural Relationship). Teknik CFA ini memiliki beberapa prosedur

menurut Umar (2011), yaitu:

1) Menyusun suatu definisi operasional tentang konsep atau trait yang

hendak diukur. Untuk mengukur trait atau faktor tersebut apakah

diperlukan item (stimulus) sebagai indikatornya.

Dimensi Indikator Fav Jumlah

- Kemampuan memimpin 1

- Kemampuan membuat rencana 5

- Kemampuan melindungi pendapat 19

- Persepsi terhadap kecelakaan 4

- Persepsi terhadap keberhasilan 21

- Persepsi terhadap pertemanan 9

- Persepsi terhadap tanggungjawab 18, 23

- Kemampuan memimpin 16

- Kemampuan membuat rencana 14

- Kemampuan melindungi pendapat 6

- Persepsi terhadap kecelakaan 12

- Persepsi terhadap keberhasilan 7

- Persepsi terhadap pertemanan 24

- Persepsi terhadap tanggungjawab 2, 10

- Kemampuan memimpin 8

- Kemampuan membuat rencana 22

- Kemampuan melindungi pendapat 13

- Persepsi terhadap kecelakaan 20

- Persepsi terhadap keberhasilan 15

- Persepsi terhadap pertemanan 17

- Persepsi terhadap tanggungjawab 11, 3

24 24Total

1. Lokus internal 8

2. Lokus orang lain 8

3. Lokus situasi 8

Page 78: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

63

2) Menyusun hipotesis atau teori bahwa seluruh item yang disusun (dibuat)

adalah valid mengukur konstruk yang didefinisikan. Dengan kata lain

diteorikan (hipotesis) bahwa hanya ada satu faktor yang diukur yaitu

konstruk yang didefinisikan (model unidimensional).

3) Berdasarkan data yang diperoleh kemudian dihitung matriks korelasi antar

item, yang disebut matriks S.

4) Matriks korelasi tersebut digunakan untuk mengestimasi korelasi yang

seharusnya terjadi menurut teori atau model yang ditetapkan. Jika

teori/hipotesis pada butir 2 adalah benar, maka semestinya semua item

hanya mengukur satu faktor saja (unidimensional).

5) Adapun langkah-langkahnya adalah:

a. Dihitung (diestimasi) parameter dari model/teori yang diuji, dimana

hal tersebut terdiri dari koefisien muatan faktor dan varian kesalahan

pengukuran (residual).

b. Setelah nilai parameter diperoleh, kemudian diestimasi (dihitung)

korelasi antar setiap item sehingga diperoleh matriks korelasi antar

item berdasarkan hipotesis/teori yang diuji (matriks korelasi ini disebut

sigma).

6) Uji validitas konstruk dilakukan dengan menguji hipotesis bahwa S = Ʃ

atau dapat dituliskan HO : S – Ʃ = 0. Uji hipotesis ini misalnya dilakukan

menggunakan uji Chi-Square, dimana jika Chi-Square tidak signifikan

(p>0,05) maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (H0) tidak ditolak.

Page 79: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

64

Artinya, teori yang mengatakan bahwa semua item hanya mengukur satu

konstruk saja terbukti sesuai (fit) dengan data.

7) Jika telah terbukti model unidimensional (satu faktor) fit dengan data

maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan dalam

mengukur apa yang hendak diukur, dengan menggunakan t-test. Jika hasil

t-test tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan dalam mengukur

apa yang hendak diiukur, bila perlu item yang demikian didrop dan

sebaliknya. Melihat signifikan atau tidaknya item tersebut mengukur satu

faktor dengan melihat t-value bagi koefisien muatan faktor item.

Perbandingannya adalah jika t>1,96 maka item tersebut signifikan dan

sebaliknya.

8) Selanjutnya, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab, hal ini tidak

sesuai dengan sifat item, dimana item tersebut bersifat positif (favorable).

9) Langkah terakhir adalah apabila kesalahan pengukuran item terlalu banyak

yang berkorelasi, maka item tersebut akan didrop. Karena, item tersebut,

selain mengukur apa yang hendak diukur, juga mengukur hal lain. adapun,

pengujian analisis CFA seperti yang dipaparkan di atas dapat dilakukan

dengan bantuan software LISREL versi 8.70

3.4.1 Uji validitas konstruk kebahagiaan

Pada uji validitas konstruk variabel kebahagiaan, penulis menguji 29 item

apakah bersifat unidimensional, artinya hanya mengukur kebahagiaan saja atau

tidak. Hasil awal uji validitas konstruk kebahagiaan didapatkan model satu faktor

Page 80: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

65

yang tidak fit, dengan Chi-Square = 1890.12, df = 377, P-value = 0.00000, dan

RMSEA = 0.142. Oleh karena itu, maka penulis melakukan modifikasi terhadap

model, di mana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi

satu sama lain. Setelah dilakukan modifikasi sebanyak 122 kali, maka diperolah

model fit dengan Chi-Square = 290.01, df = 255, P-value = 0.06507, dan RMSEA

= 0.026. Model CFA dari variabel kebahagiaan terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Tabel 3.6

Muatan Faktor Item Kebahagiaan

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 1 0,29 0,07 3,92 √

ITEM 2 0,41 0,07 5,54 √

ITEM 3 0,63 0,06 9,76 √

ITEM 4 0,6 0,07 9,12 √

ITEM 5 0,36 0,64 5,12 √

ITEM 6 0,39 0,07 5,66 √

ITEM 7 0,64 0,07 9,73 √

ITEM 8 0,45 0,07 6,5 √

ITEM 9 0,37 0,07 5,35 √

ITEM 10 0,31 0,07 4,3 √

ITEM 11 0,3 0,07 4,12 √

ITEM 12 0,66 0,07 9,76 √

ITEM 13 0,31 0,07 4,37 √

ITEM 14 0,41 0,07 5,8 √

ITEM 15 0,62 0,07 9,17 √

ITEM 16 0,65 0,07 10,05 √

ITEM 17 0,5 0,07 7,31 √

ITEM 18 0,78 0,06 12,77 √

ITEM 19 0,53 0,07 7,87 √

ITEM 20 0,7 0,06 11,13 √

ITEM 21 0,74 0,06 11,96 √

ITEM 22 0,68 0,06 10,52 √

ITEM 23 0,33 0,07 4,72 √

ITEM 24 0,62 0,07 9,35 √

ITEM 25 0,63 0,07 9,63 √

ITEM 26 0,61 0,07 9,12 √

ITEM 27 0,41 0,07 5,85 √

ITEM 28 0,25 0,07 3,55 √

ITEM 29 0,36 0,07 5,1 √

Page 81: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

66

Berdasarkan tabel 3.6 terlihat bahwa dari 29 item yang mengukur kebahagiaan,

semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus didrop.

3.4.2 Uji validitas konstruk spiritualitas Islam

3.4.2.1 Muatan faktor item perilaku disiplin

Pada uji validitas konstruk variabel perilaku disiplin, penulis menguji

validitas 8 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model

satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 47.70, df = 20, P-value =

0.00047, dan RMSEA = 0.084. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain.

Setelah melalui modifikasi sebanyak 3 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-

Square = 20.82, df = 17, P-value = 0.23441, dan RMSEA = 0.034. Model CFA

dari variabel perilaku disiplin terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Tabel 3.7

Muatan Faktor Item Perilaku Disiplin

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 07 0,74 0,06 11,55 √

ITEM 19 0,63 0,07 9,25 √

ITEM 01 0,81 0,06 12,92 √

ITEM 15 0,68 0,07 10,22 √

ITEM 13 0,53 0,07 7,55 √

ITEM 02 0,45 0,07 6,21 √

ITEM 34 0,59 0,07 8,57 √

ITEM 04 0,56 0,07 7,75 √

Page 82: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

67

Berdasarkan tabel 3.7 terlihat bahwa dari 8 item yang mengukur perilaku disiplin,

semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus didrop.

3.4.2.2 Muatan faktor item pencarian makna ketuhanan

Pada uji validitas konstruk variabel pencarian makna ketuhanan, penulis

menguji validitas 7 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan

model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 41.71, df = 14, P-value =

0.00014, dan RMSEA = 0.100. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain.

Setelah melalui modifikasi sebanyak 4 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-

Square = 12.58, df = 10, P-value = 0.24816, dan RMSEA = 0.036. Model CFA

dari variabel pencarian makna ketuhanan terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Tabel 3.8

Muatan Faktor Item Pencarian Makna Ketuhanan

Berdasarkan tabel 3.8 terlihat bahwa dari 7 item yang mengukur pencarian makna

ketuhanan, semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus

didrop.

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 06 0,65 0,07 9,71 √

ITEM 27 0,63 0,07 8,94 √

ITEM 35 0,58 0,07 8,42 √

ITEM 33 0,75 0,07 11,3 √

ITEM 18 0,79 0,06 12,5 √

ITEM 09 0,68 0,07 10,25 √

ITEM 17 0,45 0,08 5,92 √

Page 83: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

68

3.4.2.3 Muatan faktor item perilaku ekspansif

Pada uji validitas konstruk variabel perilaku ekspansif, penulis menguji

validitas 5 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model

satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 18,28.70, df = 5, P-value =

0.00261, dan RMSEA = 0.116. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain.

Setelah melalui modifikasi sebanyak 1 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-

Square = 2.76, df = 4, P-value = 0.59875, dan RMSEA = 0.000. Model CFA dari

variabel perilaku ekspansif terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Tabel 3.9

Muatan Faktor Item Perilaku Ekspansif

Berdasarkan tabel 3.9 terlihat bahwa dari 5 item yang mengukur perilaku

ekspansif, semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus didrop.

3.4.2.4 Muatan faktor item perilaku membanggakan diri

Pada uji validitas konstruk variabel perilaku membanggakan diri, penulis

menguji validitas 5 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan

model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 25.83, df = 5, P-value =

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 36 0,39 0,08 5,05 √

ITEM 31 0,34 0,08 4,33 √

ITEM 37 0,87 0,08 10,26 √

ITEM 23 0,61 0,08 7,78 √

ITEM 29 0,44 0,08 5,62 √

Page 84: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

69

0.00010, dan RMSEA = 0.145. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain.

Setelah melalui modifikasi sebanyak 2 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-

Square = 3.09, df = 3, P-value = 0.37841, dan RMSEA = 0.012. Model CFA dari

variabel perilaku membanggakan diri terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Tabel 3.10

Muatan Faktor Item Perilaku Membanggakan Diri

Berdasarkan tabel 3.10 terlihat bahwa dari 5 item yang mengukur perilaku

membanggakan diri, semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang

harus didrop.

3.4.2.5 Muatan faktor item perasaan kedekatan dengan Allah

Pada uji validitas konstruk variabel perasaan kedekatan dengan Allah,

penulis menguji validitas 6 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji

didapatkan model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 42.09, df = 9,

P-value = 0.00000, dan RMSEA = 0.136. Maka penulis melakukan modifikasi

terhadap model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 28 0,78 0,07 11,16 √

ITEM 16 0,8 0,07 11,49 √

ITEM 05 0,39 0,08 5,18 √

ITEM 24 0,25 0,08 3,05 √

ITEM 38 0,64 0,07 8,96 √

Page 85: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

70

lain. Setelah melalui modifikasi sebanyak 2 kali, maka diperolah model fit dengan

Chi-Square = 7.41, df = 7, P-value = 0.38775, dan RMSEA = 0.017. Model CFA

dari variabel perasaan kedekatan terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Tabel 3.11

Muatan Faktor Item Perasaan Kedekatan dengan Allah

Berdasarkan tabel 3.11 terlihat bahwa dari 6 item yang mengukur perasaan

kedekatan dengan Allah, semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item

yang harus didrop.

3.4.2.6 Muatan faktor item perilaku kedermawanan

Pada uji validitas konstruk variabel perilaku kedermawanan, penulis

menguji validitas 5 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan

model satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 73.23, df = 5, P-value =

0.00000, dan RMSEA = 0.263. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain.

Setelah melalui modifikasi sebanyak 1 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 11 0,88 0,06 15,65 √

ITEM 22 0,92 0,06 16,57 √

ITEM 26 0,75 0,06 12,37 √

ITEM 39 0,74 0,06 11,99 √

ITEM 12 0,87 0,06 14,98 √

ITEM 03 0,63 0,06 9,7 √

Page 86: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

71

Square = 5.21, df = 4, P-value = 0.26615, dan RMSEA = 0.039. Model CFA dari

variabel perilaku kedermawanan terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Tabel 3.12

Muatan Faktor Item Perilaku Kedermawanan

Berdasarkan tabel 3.12 terlihat bahwa dari 5 item yang mengukur perilaku

kedermawanan, semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus

didrop.

3.4.2.7 Muatan faktor item perilaku toleransi

Pada uji validitas konstruk variabel perilaku toleransi penulis menguji

validitas 6 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model

satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 154.17, df = 9, P-value =

0.00000, dan RMSEA = 0.285. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain.

Setelah melalui modifikasi sebanyak 4 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-

Square = 1.94, df = 5, P-value = 0.85800, dan RMSEA = 0.000. Model CFA dari

variabel perilaku toleransi terlampir di lampiran.

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 32 0,6 0,07 8,61 √

ITEM 42 0,84 0,07 12,68 √

ITEM 45 0,44 0,07 6,02 √

ITEM 44 0,38 0,07 5,17 √

ITEM 41 0,83 0,07 12,59 √

Page 87: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

72

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Tabel 3.13

Muatan Faktor Item Perilaku Toleransi

Berdasarkan tabel 3.13 terlihat bahwa dari 6 item yang mengukur perilaku

toleransi, semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus didrop.

3.4.2.8 Muatan faktor item praktik ibadah Islam

Pada uji validitas konstruk variabel praktik ibadah Islam, penulis menguji

validitas 4 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model

satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 4.14, df = 2, P-value = 0.12589,

dan RMSEA = 0.074. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap model ini,

yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain. Setelah melalui

modifikasi sebanyak 1 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-Square = 0.21,

df = 1, P-value = 0.64707, dan RMSEA = 0.000. Model CFA dari variabel praktik

ibadah Islam terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 25 0,19 0,08 2,41 √

ITEM 14 0,2 0,09 2,31 √

ITEM 21 0,45 0,08 5,98 √

ITEM 46 0,84 0,08 10,73 √

ITEM 43 0,76 0,08 9,86 √

ITEM 08 0,34 0,08 4,4 √

Page 88: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

73

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

Tabel 3.14

Muatan Faktor Item Praktik Ibadah Islam

Berdasarkan tabel 3.14 terlihat bahwa dari 4 item yang mengukur praktik ibadah

Islam, semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus didrop.

3.4.3 Uji validitas konstruk lokus kendali

3.4.3.1 Muatan faktor item lokus internal

Pada uji validitas konstruk variabel lokus internal, penulis menguji

validitas 8 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model

satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 51.85, df = 20, P-value =

0.00012, dan RMSEA = 0.090. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain.

Setelah melalui modifikasi sebanyak 3 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-

Square = 17.66, df = 17, P-value = 0.41039, dan RMSEA = 0.014. Model CFA

dari variabel lokus internal terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 10 0,6 0,07 8,41 √

ITEM 20 0,91 0,07 12,81 √

ITEM 30 0,66 0,07 9,04 √

ITEM 40 0,63 0,07 8,61 √

Page 89: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

74

Tabel 3.15

Muatan Faktor Item Lokus Internal

Berdasarkan tabel 3.15 terlihat bahwa dari 8 item yang mengukur lokus internal,

semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus didrop.

3.4.3.2 Muatan faktor item lokus orang lain

Pada uji validitas konstruk variabel lokus orang lain, penulis menguji

validitas 8 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model

satu faktor yang tidak fit, dengan Chi-Square = 74.48, df = 20, P-value =

0.00000, dan RMSEA = 0.117. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap

model ini, yaitu dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain.

Setelah melalui modifikasi sebanyak 5 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-

Square = 16.50, df = 15, P-value = 0.34976, dan RMSEA = 0.022. Model CFA

dari variabel lokus orang lain terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 01 0,39 0,08 5,14 √

ITEM 19 0,61 0,07 8,44 √

ITEM 05 0,58 0,07 8,12 √

ITEM 04 0,64 0,07 8,61 √

ITEM 18 0,65 0,07 9,11 √

ITEM 23 0,63 0,08 8,34 √

ITEM 09 0,35 0,08 4,67 √

ITEM 21 0,63 0,07 8,9 √

Page 90: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

75

Tabel 3.16

Muatan Faktor Item Lokus Orang Lain

Berdasarkan tabel 3.16 terlihat bahwa dari 8 item yang mengukur lokus orang

lain, semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus didrop.

3.4.3.3 Muatan faktor item lokus situasi

Pada uji validitas konstruk variabel lokus situasi, penulis menguji validitas

8 item dengan model CFA first order. Hasil awal uji didapatkan model satu faktor

yang tidak fit, dengan Chi-Square = 68.14, df = 20, P-value = 0.00000, dan

RMSEA = 0.110. Maka penulis melakukan modifikasi terhadap model ini, yaitu

dengan membebaskan item untuk berkorelasi satu sama lain. Setelah melalui

modifikasi sebanyak 6 kali, maka diperolah model fit dengan Chi-Square = 14.14,

df = 14, P-value = 0.43925, dan RMSEA = 0.007. Model CFA dari variabel lokus

situasi terlampir di lampiran.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam

mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan manakah item yang

perlu didrop atau tidak. Pengujiannya dilakukan dengan melihat T-Value dan

muatan faktor, jika nilai t>1,96 artinya item tersebut signifikan dan sebaliknya.

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 08 0,67 0,07 9,74 √

ITEM 13 0,66 0,07 9,8 √

ITEM 22 0,69 0,07 10,43 √

ITEM 11 0,81 0,06 12,81 √

ITEM 03 0,66 0,07 9,64 √

ITEM 20 0,61 0,07 8,68 √

ITEM 15 0,5 0,07 6,82 √

ITEM 17 0,62 0,07 8,92 √

Page 91: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

76

Tabel 3.17

Muatan Faktor Item Lokus Situasi

Berdasarkan tabel 3.17 terlihat bahwa dari 8 item yang mengukur lokus situasi,

semua item signifikan (t>1,96), maka tidak ada item yang harus didrop.

3.5 Teknik Analisa Data

Dalam rangka menguji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan metode

analisis regresi berganda yaitu suatu metode untuk menguji signifikan atau

tidaknya pengaruh sekumpulan variabel independen terhadap variabel dependen.

Berikut ini adalah persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian ini:

Y = a+b1X1+b2X2=b3X3+b4X4+b5X5+b6X6+b7X7+b8X8+b9X9+b10X10+b11X11e Keterangan:

Y = Kebahagiaan

a = Konstanta/Intercept

b = Koefisien regresi

X1 = Perilaku disiplin

X2 = Pencarian makna ketuhanan

X3 = Perilaku ekspansif

X4 = Perilaku membanggakan diri

X5 = Perasaan kedekatan pada Allah

X6 = Perilaku kedermawanan

X7 = Perilaku toleransi

X8 = Parktik ibadah Islam

X9 = Lokus internal

X10 = Lokus orang lain

X11 = Lokus situasi

e = Residu

Adapun data yang dianalisis dengan persamaan diatas adalah hasil dari

pengukuran yang sudah di transformasi ke dalam factor score. Dalam hal ini,

No. Koefisien Standar Eror T-Value Signifikan

ITEM 06 0,47 0,08 5,91 √

ITEM 16 0,72 0,08 9,39 √

ITEM 14 0,45 0,08 5,71 √

ITEM 10 0,32 0,08 3,9 √

ITEM 12 0,5 0,08 6,04 √

ITEM 02 0,19 0,08 2,27 √

ITEM 07 0,63 0,08 8,18 √

ITEM 24 0,52 0,08 6,63 √

Page 92: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

77

factor score adalah faktor yang diukur dengan menggunakan software SPSS 20

dengan menggunakan item yang valid. Tujuan dari factor score adalah agar

koefiesien regresi tidak mengalami atenuasi atau underestimates (koefisien regresi

yang terhitung lebih rendah dari yang seharusnya sehingga tidak signifikan).

Dalam analisis regresi berganda, besarnya proporsi varians kebahagiaan

yang dipengaruhi oleh bervariasinya seluruh IV yang bisa diukur dengan rumus

R2, dimana:

R2

=

Adapun jika R2 signifikan (P<0.05) maka proporsi varians Y yang dipengaruhi

oleh kesebelas faktor (perilaku disiplin, pencarian makna ketuhanan, perilaku

kespansif, perilaku membanggakan diri, perasaan kedekatan dengan Allah,

perilaku kedermawanan, perilaku toleransi, praktik ibadah Islam, lokus internal,

lokus orang lain, dan lokus situasi) secara keseluruhan adalah signifikan.

Jika telah terbukti signifikan, maka peneliti akan menguji variabel mana

dari kesebelas variabel indenpenden tersebut yang signifikan. Dalam hal ini

peneliti menguji signifikan atau tidaknya koefisien regresi (b) dengan t-test. Jika

memiliki skor t > 1.96 maka koefisien regresi variabel tersebut dinyatakan

signifikan (dalam taraf signifikansi 0.05 atau 5%). Dalam regresi analisis

berganda ini dapat diperoleh beberapa informasi, yaitu:

1) R² yang menunjukan proporsi varians dari variabel dependen yang bisa

dijelaskan oleh variabel independen.

Page 93: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

78

2) Uji hipotesis mengenai signifikan atau tidaknya masing-masing koefisien

regresi. Koefisien yang signifikan menunjukkan dampak yang signifikan

dari variabel independen yang bersangkutan.

3) Persamaan regresi yang ditemukan bisa digunakan untuk membuat

prediksi tentang beberapa nilai Y jika nilai variabel independen diketahui.

4) Sumbangan varian dari masing-masing aspek variabel independen yaitu

spiritualitas Islam (perilaku disiplin, pencarian makna ketuhanan, perilaku

ekspansif, perilaku membanggakan diri, perasaan kedekatan dengan Allah,

perilaku kedermawanan, perilaku toleransi, praktik ibadah Islam) dan

lokus kendali (lokus internal, lokus orang lain, dan lokus situasi).

Page 94: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

79

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah 199 orang wanita yang menggunakan cadar

dalam aktifitas kesehariannya dan berada di wilayah tinggal Jakarta, Tangerang,

Depok, Bekasi, dan Bogor (Jabodetabek). Selanjutnya akan dijelaskan gambaran

subjek berdasarkan dari durasi penggunaan cadar, tingkat pendidikan akhir, status

pernikahan, status pekerjaan, usia, dan wilayah tinggal pada tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1

Tabel gambaran umum subjek (N = 199)

Sampel Penelitian Frekuensi (%)

Durasi Penggunaan Cadar

< 1 tahun 73 36,7

1 – 3 tahun 107 53,8

> 3 tahun 19 9,5

Tingkat Pendidikan Akhir

SD/sederajat 1 0,5

SMP/sederajat 4 2

SMA/sederajat 124 62,3

Diploma 20 10,1

Strata 1 50 25,1

Status Pernikahan

Telah Menikah 61 30,7

Belum Menikah 138 69,3

Status Pekerjaan

Telah Bekerja 88 44,2

Belum Bekerja 111 55,8

Usia

18 – 24 tahun 147 73,9

25 – 34 tahun 40 20,1

35 – awal 40 tahun 12 6

Wilayah Tinggal

Jakarta 79 39,7

Bogor 27 13,6

Depok 35 17,6

Tangerang 38 19,1

Bekasi 20 10,1

Page 95: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

80

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui gambaran subjek berdasarkan durasi

penggunaan cadar. Durasi penggunaan cadar adalah lamanya waktu subjek

menggunakan cadar sejak pertama kali digunakan. Informasinya didapatkan

melalui keterangan waktu subjek saat pertama kali menggunakan cadar sampai

terhitung akhir bulan juli 2018. Untuk memudahkan dalam proses penghitungan,

durasi penggunaan cadar dikategorikan menjadi tiga bagian, yaitu subjek yang

menggunakan cadar telah selama kurang dari satu tahun ( < 1 tahun), antara satu

sampai tiga tahun (1 – 3 tahun), hingga selama lebih dari tiga tahun ( > 3 tahun) .

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa subjek paling banyak dalam

penelitian ini adalah yang telah menggunakan cadar dalam rentang waktu satu

sampai tiga tahun (1-3 tahun), yaitu sebesar 53,8%. Sedangkan subjek yang

menggunakan cadar kurang dari satu tahun berjumlah sebebsar 36,7%, dan sisanya

yang telah menggunakan cadar lebih dari tiga tahun, yaitu sebesar 9,5%.

Gambaran selanjutnya ialah mengenai latar belakang pendidikan akhir

subjek. Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bila subjek yang paling banyak dalam

penelitian ini berlatar pendidikan akhir SMA atau sederajatnya, yaitu sebesar

62,3%, kemudian diikuti dengan latar belakang pendidikan Strata 1 sebesar 25,1%.

Sedangkan subjek dengan latar belakang pendidikan tingkat SD, SMP atau

sederajat, dan Diploma, masing-masing sebesar 0,5%, 2%, dan 10,1%.

Gambaran demografis selanjutnya yang dapat diketaui melalui tabel 4.1.

ialah mengenai status pernikahan dan status pekerjaan para subjek dalam penelitian

ini, apakah telah menikah atau belum dan apakah telah bekerja atau sedang tidak

Page 96: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

81

bekerja. Subjek yang terbesar adalah subjek yang belum menikah, yaitu sebesar

69,3% dan subjek yang belum bekerja, yaitu sebesar 55,8%.

Kemudian dijelaskan pula gambaran menganai rentang usia subjek dalam

penelitian ini, yang dibagi kedalam tiga kategori, yaitu 18-24 tahun, 25-34 tahun,

dan 35-awal 40 tahun. Dalam penelitian ini subjek terbanyak berasal dari

kelompok usia antara 18 sampai 24 tahun yaitu sebesar 73,9%, sedangkan yang

terendah berasal dari kelompok usia 35 sampai awal 40 tahun yaitu sebesar 6%.

Gambaran demografis terakhir yang dapat diketahui berdasarkan tabel 4.1

adalah mengenai wilayah tinggal subjek penelitian. Dalam penelitian ini, wilayah

tinggal didominasi terbanyak oleh subjek yang berasal dari wilayah Jakarta, yaitu

sebesar 39,7% dan dominasi terendahnya adalah subjek yang berasal dari Bekasi,

hanya sebesar 10,1%. Sedangkan secara berurutan subjek lainnya yang berasal dari

wilayah Tangerang, Depok, dan Bogor, adalah sebesar 19,1%, 17,6%, dan 13,6%.

4.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis melakukan analisis deskriptif dari seluruh

variabel penelitian yang ada yaitu kebahagiaan, pencarian makna ketuhanan,

perasaan kedekatan dengan Allah, perilaku disiplin, perilaku ekspansif, perilaku

membanggakan diri, perilaku kedermawanan, perilaku toleransi, praktik ibadah

Islam, lokus internal, lokus orang lain, dan lokus situasi, dengan

mengklasifikasikannya menjadi tiga skor, yaitu rendah, sedang, dan tinggi. Berikut

analisis deskriptif yang disajikan dalam tabel 4.2 di bawah ini.

Page 97: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

82

Tabel 4.2

Analisis Deskriptif (N = 199)

Dari tabel 4.2 dapat diketahui deskripsi statistik pada setiap variabel.

Kolom N menjelaskan bahwa sampel pada setiap variabel penelitian berjumlah

199. Kolom Minimum dan kolom Maximum menjelaskan nilai minimum dan

maksimum dari setiap variabel. Pertama, variabel kebahagiaan memiliki nilai

minimum 3,65 dan nilai maksimum 70,48. Kedua, variabel perilaku disiplin

memiliki nilai minimum 24,81 dan nilai maksimum 69,43. Ketiga, variabel

pencarian makna ketuhanan memiliki nilai minimum 13,27 dan nilai maksimum

64,15. Keempat, variabel perilaku ekspansif memiliki nilai minimum 19,22 dan

nilai maksimum 64,81. Kelima, variabel perilaku membanggakan diri memiliki

nilai minimum 22,52 dan nilai maksimum 64,59.

Keenam, variabel perasaan kedekatan dengan Allah memiliki nilai

minimum 3,14 dan nilai maksimum 59,99. Ketujuh, variabel perilaku

kedermawanan memiliki nilai minimum 21,32 dan nilai maksimum 63,36.

Kedelapan, variabel perilaku toleransi memiliki nilai minimum 18,88 dan nilai

maksimum 63,05. Ksembilan, variabel parktik ibadah Islam memiliki nilai

minimum 19,67 dan nilai maksimum 63,39. Kesepuluh, variabel lokus internal

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kebahagiaan 199 3,65 70,48 50,0004 9,5268

Perilaku disiplin 199 24,81 69,43 50,0003 9,04203

Pencarian makna ketuhanan 199 13,27 64,15 50,0001 9,12569

Perilaku ekspansif 199 19,22 64,81 50 8,42378

Perilaku membanggakan diri 199 22,52 64,59 50,0001 8,81388

Perasaan kedekatan dengan Allah 199 3,14 59,99 50,0009 9,41526

Perilaku kedermawanan 199 21,32 63,36 50,0005 8,86235

Perilaku toleransi 199 18,88 63,05 50,0002 8,42265

Praktik ibadah islam 199 19,67 63,39 49,9997 8,94302

Lokus internal 199 21,91 66,06 50,0002 8,89739

Lokus orang lain 199 35,53 84,3 50,0001 9,26422

Lokus situasi 199 32,39 75,07 49,9999 8,62012

Valid N (listwise) 199

Page 98: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

83

memiliki nilai 21,91 dan nilai maksimum 66,06. Kesebelas, variabel lokus orag

lain memiliki nilai minimum 35,53 dan nilai maksimum 84,30. Terakhir, variabel

lokus situasi memiliki nilai minimum 32,39 dan nilai maksimum 75,07.

Berdasarkan penjelasan diatas, dapat terlihat bahwa variabel yang

memiliki sebaran data paling besar adalah variabel kebahagiaan, dimana

rentangan nilai minimum ke nilai maksimumnya sebesar 66,83. Hal ini

membuktikan bahwa jawaban subjek terhadap skala kebahagiaan cukup beragam.

Sedangkan, variabel yang memiliki sebaran data paling kecil adalah variabel

perilaku kedermawanan, dimana rentangan nilai minimum ke maksimumnya

sebesar 42,04. Hal ini membuktikan bahwa jawaban subjek atas skala dimensi

perilaku kedermawanan cenderung seragam. Rentangan skor pada masing-masing

variabel dapat menggambarkan individual differences pada subjek dimana

variabel yang memiliki rentangan skor besar dapat mengukur individual

differences yang baik.

4.3 Kategorisasi Skor Variabel Penelitian

Dengan menggunakan nilai mean dan standar deviasi, maka dapat

ditetapkan norma kategorisasi variabel penelitian seperti yang tertera pada tabel

4.3 berikut:

Tabel 4.3

Norma Skor Variabel

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi

kategori masing-masing variabel penelitian. Masing-masing variabel akan

Kategori Rumus

Rendah X< (M – 1SD)

Sedang (M – 1SD) ≤ X ≤ (M+ 1SD)

Tinggi X > (M+ 1SD)

Page 99: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

84

dikategorisasikan kedalam kategori rendah, sedang dan tinggi. Penjelasannya

seperti tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Kategorisasi Skor Variabel

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, dapat dilihat bahwa :

1) Responden dengan tingkat kebahagiaan rendah berjumlah 31 orang

(15,6%), sedangkan responden dengan tingkat kebahagiaan sedang

berjumlah 136 orang (68,3%) dan tinggi berjumlah 32 orang (16,1%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas kebahagiaan pada wanita

bercadar yang berada di Jabodetabek berada pada tingkat yang sedang

yaitu 136 orang (68,3%). Namun demikian, wanita bercadar dengan

tingkat kebahagiaan yang tinggi (16,1%) lebih dominan daripada wanita

bercadar dengan tingkat kebahagiaan yang rendah (15,6%).

2) Responden dengan tingkat perilaku disiplin rendah berjumlah 32 orang

(16,1%), sedangkan responden dengan tingkat perilaku disiplin sedang

berjumlah 141 orang (70,9%) dan tinggi berjumlah 26 orang (13,1%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas perilaku disiplin pada

wanita bercadar yang berada di Jabodetabek berada pada tingkat yang

Rendah (%) Sedang (%) Tinggi (%)

Kebahagiaan 31 (15,6) 136 (68,3) 32 (16,1)

Perilaku disiplin 32 (16,1) 141 (70,9) 26 (13,1)

Pencarian makna ketuhanan 29 (14,6) 141 (70,9) 29 (14,6)

Perilaku ekspansif 32 (16,1) 131 (65,8) 36 (18,1)

Perilaku membanggakan diri 29 (14,6) 145 (72,9) 25 (12,6)

Perasaan kedekatan dengan Allah 27 (13,6) 139 (69,8) 33 (16,6)

Perilaku kedermawanan 27 (13,6) 138 (69,3) 34 (17,1)

Perilaku toleransi 32 (16,1) 134 (67,3) 33 (16,6)

Praktik ibadah islam 26 (13,1) 132 (66,3) 41 (20,6)

Lokus internal 30 (15,1) 134 (67,3) 35 (17,6)

Lokus orang lain 31 (15,6) 141 (70,9) 27 (13,6)

Lokus situasi 33 (16,6) 131 (65,8) 35 (17,6)

VariabelFrekuensi

Page 100: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

85

sedang yaitu 141 orang (70,9%). Namun demikian, wanita bercadar

dengan tingkat perilaku disiplin yang rendah (16,1%) lebih dominan

daripada tingkat yang tinggi (13,1%).

3) Responden dengan tingkat pencarian makna ketuhanan yang rendah

berjumlah 29 orang (14,6%), sedangkan responden dengan tingkat

pencarian makna ketuhanan yang sedang berjumlah 141 orang (70,9%)

dan yang tinggi berjumlah 29 orang (14,6%). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa mayoritas pencarian makna ketuhanan pada wanita bercadar yang

berada di Jabodetabek berada pada tingkat yang sedang yaitu 141 orang

(70,9%). Serta tidak ada perbedaan jumlah diantara wanita bercadar

dengan tingkat pencarian makna ketuhanan yang rendah maupun yang

tinggi (14,6%).

4) Responden dengan tingkat perilaku ekspansif rendah berjumlah 32 orang

(16,1%), sedangkan responden dengan tingkat perilaku ekspansif sedang

berjumlah 131 orang (65,8%) dan tinggi berjumlah 36 orang (18,1%).

Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas perilaku ekspansif pada

wanita bercadar yang berada di Jabodetabek berada pada tingkat yang

sedang yaitu 131 orang (65,8%). Namun demikian, wanita bercadar

dengan tingkat perilaku ekspansif yang tinggi (18,1%) lebih dominan

daripada yang rendah (16,1%).

5) Responden dengan tingkat perilaku membanggakan diri yang rendah

berjumlah 29 orang (14,6%), sedangkan responden dengan tingkat

perilaku membanggakan diri yang sedang berjumlah 145 orang (72,9%)

Page 101: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

86

dan yang tinggi berjumlah 25 orang (12,6%). Sehingga dapat disimpulkan

bahwa mayoritas perilaku membanggakan diri pada wanita bercadar yang

berada di Jabodetabek berada pada tingkat yang sedang yaitu 145 orang

(72,9%). Namun demikian, wanita bercadar dengan tingkat perilaku

membanggakan diri yang rendah (14,6%) lebih dominan daripada yang

tinggi (12,6%).

6) Responden dengan tingkat perasaan kedekatan dengan Allah yang rendah

berjumlah 27 orang (13,6%), sedangkan responden dengan tingkat

perasaan kedekatan dengan Allah yang sedang berjumlah 139 orang

(69,8%) dan yang tinggi berjumlah 33 orang (16,6%). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa mayoritas perasaan kedekatan dengan Allah pada

wanita bercadar yang berada di Jabodetabek berada pada tingkat yang

sedang yaitu 139 orang (69,8%). Namun demikian, wanita bercadar

dengan tingkat perasaan kedekatan dengan Allah yang tinggi (16,6%)

lebih dominan daripada yang rendah (13,6%).

7) Responden dengan tingkat perilaku kedermawanan rendah berjumlah 27

orang (13,6%), sedangkan responden dengan tingkat perilaku

kedermawanan sedang berjumlah 138 orang (69,3%) dan tinggi berjumlah

34 orang (17,1%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas perilaku

kedermawanan pada wanita bercadar yang berada di Jabodetabek berada

pada tingkat yang sedang yaitu 138 orang (69,3%). Namun demikian,

wanita bercadar dengan tingkat perilaku kedermawanan yang tinggi

(17,1%) lebih dominan daripada yang rendah (13,6%).

Page 102: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

87

8) Responden dengan tingkat perilaku toleransi rendah berjumlah 32 orang

(16,1%), sedangkan responden dengan tingkat perilaku toleransi sedang

berjumlah 134 orang (67,3%) dan tingkat tinggi berjumlah 33 orang

(16,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas perilaku toleransi

pada wanita bercadar yang berada di Jabodetabek berada pada tingkat

yang sedang yaitu 134 orang (67,3%). Namun demikian, wanita bercadar

dengan tingkat perilaku toleransi yang tinggi (16,6%) lebih dominan

daripada yang rendah (16,1%).

9) Responden dengan tingkat praktik ibadah Islam rendah berjumlah 26

orang (13,1%), sedangkan responden dengan tingkat praktik ibadah Islam

sedang berjumlah 132 orang (66,3%) dan tinggi berjumlah 41 orang

(20,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas praktik ibadah

Islam pada wanita bercadar yang berada di Jabodetabek berada pada

tingkat sedang yaitu 132 orang (66,3%). Namun demikian, wanita

bercadar dengan tingkat praktik ibadah Islam yang tinggi (20,6%) lebih

dominan daripada yang rendah (13,1%).

10) Responden dengan tingkat lokus internal yang rendah berjumlah 30 orang

(15,1%), sedangkan responden dengan tingkat lokus internal yang sedang

berjumlah 134 orang (67,3%) dan yang tinggi berjumlah 35 orang

(17,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas kecenderungan

lokus internal pada wanita bercadar yang berada di Jabodetabek berada

pada tingkat yang sedang yaitu 134 orang (67,3%). Namun demikian,

Page 103: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

88

wanita bercadar dengan tingkat kecenderungan lokus internal yang tinggi

(17,6%) lebih dominan daripada yang rendah (15,1%).

11) Responden dengan tingkat lokus orang lain yang rendah berjumlah 31

orang (15,6%), sedangkan responden dengan tingkat lokus orang lain yang

sedang berjumlah 141 orang (70,9%) dan yang tinggi berjumlah 27 orang

(13,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas kecenderungan

lokus orang lain pada wanita bercadar yang berada di Jabodetabek berada

pada tingkat yang sedang yaitu 141 orang (70,9%). Namun demikian,

wanita bercadar dengan tingkat lokus kecenderungan orang lain yang

rendah (15,6%) lebih dominan daripada yang tinggi (13,6%).

12) Responden dengan tingkat lokus situasi yang rendah berjumlah 33 orang

(16,6%), sedangkan responden dengan tingkat lokus situasi yang sedang

berjumlah 131 orang (65,8%) dan yang tinggi berjumlah 35 orang

(17,6%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa mayoritas kecenderungan

lokus situasi pada wanita bercadar yang berada di Jabodetabek berada

pada tingkat yang sedang yaitu 131 orang (65,8%). Namun demikian,

wanita bercadar dengan tingkat kecenderungan lokus situasi yang tinggi

(17,6%) lebih dominan daripada yang rendah (16,6%).

4.4 Hasil Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahapan uji hipotesis penelitian, peneliti menggunakan teknik analisis

regresi dilakukan dengan menggunakan software SPSS 20.0 seperti yang telah

dijelaskan pada bab 3. Dalam regresi ada tiga hal yang perlu dilihat, yaitu

pertama, melihat R Square untuk mengetahui seberapa persen (%) proporsi

Page 104: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

89

varians dependent variable yang dijelaskan oleh seluruh independent variable.

Kedua, apakah keseluruhan independent variable berpengaruh secara signifikan

terhadap dependent variable. Kemudian terakhir, melihat signifikan atau tidaknya

koefisien regresi dari masing-masing independent variable.

Selanjutnya untuk mengetahui nilai R Square, dapat dilihat pada tabel 4.5

sebagai berikut:

Tabel 4.5

Hasil R square

Dari tabel dapat dilihat bahwa perolehan R-Square sebesar 0,551 atau 55,1%.

Artinya proporsi dari kebahagiaan yang dijelaskan oleh variabel spiritualitas Islam

(pencarian makna ketuhanan, perasaan kedekatan dengan Allah, perilaku disiplin,

perilaku ekspansif, perilaku bangga, perilaku kedermawanan, perilaku toleransi,

dan praktik ibadah Islam) dan lokus kendali (lokus internal, lokus orang lain, dan

lokus situasi) adalah sebesar 55,1%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel

lain di luar penelitian ini.

Langkah selanjutnya adalah menganalisis dampak keseluruhan

independent variable terhadap kebahagiaan. Dapat dilihat melalui hasil uji F pada

tabel 4.6 berikut:

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

Sig. F Change

1 ,742a

0,551 0,524 6,57232 0

Model Summary

a. Predictors: (Constant), Lokus_situasi, Plk_dermawan, Plk_ekspansif, Lokus_internal,

Lokus_orglain, Perasaan_dekat, Plk_Disiplin, Plk_toleransi, Plk_Bangga, Prak_ibadah,

Pencarian_makna

b. Dependent variable : kebahagiaan

Page 105: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

90

Tabel 4.6

ANOVA Pengaruh Keseluruhan Independent Variable terhadap Dependent

Variable

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai Sig. dalam penelitian

ini adalah sebesar 0,000. Dengan demikian diketahui bahwa nilai Sig. berada

<0.05, maka hipotesis nol yang menyatakan bahwa “tidak ada pengaruh

spiritualitas Islam dan lokus kendali terhadap kebahagiaan” ditolak. Artinya, ada

pengaruh yang signifikan dari spiritualitas Islam (pencarian makna ketuhanan,

perasaan kedekatan dengan Allah, perilaku disiplin, perilaku ekspansif, perilaku

bangga, perilaku kedermawanan, perilaku toleransi, dan praktik ibadah Islam) dan

lokus kendali (lokus internal, lokus orang lain, dan lokus situasi) terhadap

kebahagiaan.

Langkah terakhir dari analisis regresi adalah melihat koefisien regresi

setiap independent variable. Jika nilai Sig. <0.05 maka koefisien regresi tersebut

signifikan, artinya bahwa independent variable tersebut memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap kebahagiaan. Adapun penyajiannya pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7

Koefisien Regresi

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Regression 9892,924 11 899,357 20,821 ,000b

Residual 8077,544 187 43,195

Total 17970,468 198

ANOVAa

Model

1

Standardized Coefficients

B Std. Error Beta

(Constant) 5,009 6,054 0,827 0,409

Perilaku disiplin 0,285 0,07 0,271 4,072 ,000*

Pencarian makna ketuhanan 0,11 0,094 0,105 1,163 0,246

Perilaku ekspansif -0,062 0,074 -0,055 -0,841 0,402

Perilaku membanggakan diri -0,002 0,078 -0,002 -0,026 0,979

Perasaan kedekatan dengan Allah 0,218 0,083 0,215 2,619 ,010*

Perilaku kedermawanan 0,213 0,066 0,198 3,229 ,001*

Perilaku toleransi 0,096 0,075 0,085 1,267 0,207

Praktik ibadah islam -0,035 0,088 -0,033 -0,398 0,691

Lokus internal 0,226 0,06 0,211 3,765 ,000*

Lokus orang lain -0,068 0,06 -0,066 -1,137 0,257

Lokus situasi -0,081 0,071 -0,074 -1,146 0,253

1

a. Dependent Variable: Kebahagiaan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients t Sig.

Page 106: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

91

Berdasarkan nilai koefisien regresi pada tabel 4.7, maka persamaan regresinya

adalah sebagai berikut (*signifikan):

Kebahagiaan = 5,009 + 0,285* perilaku disiplin + 0,110 pencarian makna

ketuhanan – 0,062 perilaku ekspansif – 0,002 perilaku membanggakan diri +

0,218* perasaan kedekatan dengan Allah + 0,213* perilaku kedermawanan + 0,96

perilaku toleransi – 0,035 praktik ibadah Islam + 0,226* lokus kendali diri sendiri

– 0,068 lokus kendali orang lain – 0,081 lokus kendali situasi.

Dari hasil di atas, koefisien dari variabel perilaku disiplin, perasaan

kedekatan dengan Allah, perilaku kedermawanan dan lokus kendali diri sendiri

adalah signifikan, sedangkan variabel lainnya tidak signifikan. Hal ini menyatakan

bahwa dari 11 variabel hanya 4 independent variable yang signifikan

pengaruhnya terhadap kebahagiaan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi yang

diperoleh pada masing-masing independent variable adalah sebagai berikut:

1) Nilai koefisien regresi pada variabel perilaku disiplin adalah sebesar

+0,285 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (Sig. P< 0,05). Maka

hipotesis nol ditolak, artinya bahwa koefisien regresi dari variabel

perilaku disiplin memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebahagiaan.

Koefisien bertanda positif artinya semakin tinggi kecenderungan individu

dalam berperilaku disiplin, maka semakin tinggi kebahagiaan yang

dimilikinya.

2) Nilai koefisien regresi pada variabel pencarian makna ketuhanan adalah

sebesar +0,110 dengan nilai signifikansi sebesar 0,246 (Sig. P>0,05).

Page 107: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

92

Maka hipotesis nol diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

dari variabel pencarian makna ketuhanan terhadap kebahagiaan.

3) Nilai koefisien regresi pada variabel perilaku ekspansif adalah sebesar –

0,062 dengan nilai signifikansi sebesar 0,402 (Sig. P>0,05). Maka

hipotesis nol diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari

variabel perilaku ekspansif terhadap kebahagiaan.

4) Nilai koefisien regresi pada variabel perilaku membanggakan diri adalah

sebesar –0,002 dengan nilai signifikansi sebesar 0,979 (Sig. P>0,05).

Maka hipotesis nol diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan

dari variabel perilaku membanggakan diri terhadap kebahagiaan.

5) Nilai koefisien regresi pada variabel perasaan kedekatan dengan Allah

adalah sebesar +0,218 dengan nilai signifikansi sebesar 0,010 (Sig.

P<0,05). Maka hipotesis nol ditolak, artinya bahwa koefisien regresi dari

variabel perilaku perasaan kedekatan dengan Allah memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap kebahagiaan. Koefisien bertanda positif artinya

semakin tinggi kecenderungan individu dalam merasakan kedekatan

hubungan dengan Allah, maka semakin tinggi kebahagiaan yang

dimilikinya.

6) Nilai koefisien regresi pada variabel perilaku kedermawanan adalah

sebesar +0,213 dengan nilai signifikansi sebesar 0,001 (Sig. P<0,05).

Maka hipotesis nol ditolak, artinya bahwa koefisien regresi dari variabel

perilaku kedermawanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kebahagiaan. Koefisien bertanda positif artinya semakin tinggi

Page 108: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

93

kecenderungan individu dalam berperilaku dermawan, maka semakin

tinggi kebahagiaan yang dimilikinya.

7) Nilai koefisien regresi pada variabel perilaku toleransi adalah sebesar

+0,096 dengan nilai signifikansi sebesar 0,207 (Sig. P>0,05). Maka

hipotesis nol diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari

variabel perilaku toleransi terhadap kebahagiaan.

8) Nilai koefisien regresi pada variabel praktik ibadah Islam adalah sebesar –

0,035 dengan nilai signifikansi sebesar 0,691 (Sig. P>0,05). Maka

hipotesis nol diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari

variabel praktik ibadah Islam terhadap kebahagiaan.

9) Nilai koefisien regresi pada variabel lokus internal adalah sebesar +0,226

dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 (Sig. P<0,05). Maka hipotesis nol

ditolak, artinya bahwa koefisien regresi dari variabel lokus internal

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebahagiaan. Koefisien

bertanda positif artinya semakin tinggi kecenderungan individu yang

memiliki lokus kendali diri sendiri, maka semakin tinggi kebahagiaan

yang dimilikinya.

10) Nilai koefisien regresi pada variabel lokus orang lain adalah sebesar –

0,068 dengan nilai signifikansi sebesar 0,257 (Sig. P>0,05). Maka

hipotesis nol diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari

variabel lokus orang lain terhadap kebahagiaan.

11) Nilai koefisien regresi pada variabel lokus situasi adalah sebesar –0,081

dengan nilai signifikansi sebesar 0,253 (Sig. P>0,05). Maka hipotesis nol

Page 109: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

94

diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel lokus

situasi terhadap kebahagiaan.

4.5 Pengujian Proporsi Varians

Untuk mengetahui proporsi varians dari masing-masing independent

variable terhadap kebahagiaan, maka peneliti melakukan analisis regresi berganda

dengan cara menambahkan satu independent variable setiap melakukan regresi.

Kemudian, peneliti dapat melihat penambahan dari R2 (R Square Change) setiap

melakukan analisis regresi dan dapat melihat signifikansi dari penambahan R2

tersebut. Hal ini dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut:

Tabel 4.8

Proporsi Varians Sumbangan masing-masing independent variable terhadap

Kebahagiaan

Berdasarkan tabel 4.8, dapat disampaikan informasi sebagai berikut:

1) Variabel perilaku disiplin memberikan sumbangan sebesar 31,9% terhadap

varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,000. Artinya variabel

Model R R Square Adjust R

Square

Std. Error of the

Estimates

R Square

Change

F Change df1 df2 Sig. F

Change

1 ,565a

0,319 0,316 7,88154 0,319 92,292 1 197 ,000*

2 ,655b

0,428 0,423 7,23877 0,109 37,539 1 196 ,000*

3 ,655c

0,429 0,42 7,25682 0 0,026 1 195 0,872

4 ,655d

0,429 0,417 7,27219 0,001 0,177 1 194 0,675

5 ,686e

0,471 0,457 7,02095 0,042 15,133 1 193 ,000*

6 ,713f

0,509 0,493 6,78012 0,038 14,954 1 192 ,000*

7 ,717g

0,514 0,496 6,76234 0,005 2,011 1 191 0,158

8 ,717h

0,514 0,494 6,7801 0 0,001 1 190 0,976

9 ,735i

0,54 0,518 6,61131 0,026 10,825 1 189 ,001*

10 ,740j

0,547 0,523 6,5778 0,007 2,931 1 188 0,089

11 ,742k

0,551 0,524 6,57232 0,003 1,313 1 187 0,253

Model Summary

Change Statistics

a. Predictors: (Constant), perilaku disiplin, pencarian makna ketuhanan, perilaku ekspansif, perilaku membanggakan

diri, perasaan kedekatan dengan Allah, perilaku kedermawanan, perilaku toleransi, praktik ibadah islam, lokus internal,

lokus orang lain, lokus situasi

Page 110: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

95

tersebut memberikan sumbangan dan signifikan secara statistik (Sig.

F<0,05).

2) Variabel pencarian makna ketuhanan memberikan sumbangan sebesar

10,9% terhadap varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,000.

Artinya variabel tersebut memberikan sumbangan dan signifikan secara

statistik (Sig. F<0,05).

3) Variabel perilaku ekspansif memberikan sumbangan sebesar 0% terhadap

varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,872. Artinya variabel

tersebut tidak memberikan sumbangan bagi bervariasinya kebahagiaan

(Sig. F>0,05).

4) Variabel perilaku membanggakan diri memberikan sumbangan sebesar

0,1% terhadap varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,675.

Artinya variabel tersebut memberikan sumbangan namun tidak signifikan

secara statistik (Sig. F>0,05).

5) Variabel perasaan kedekatan dengan Allah memberikan sumbangan

sebesar 4,2% terhadap varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change =

0,000. Artinya variabel tersebut memberikan sumbangan dan signifikan

secara statistik (Sig. F<0,05).

6) Variabel perilaku kedermawanan memberikan sumbangan sebesar 3,8%

terhadap varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,000. Artinya

variabel tersebut memberikan sumbangan dan signifikan secara statistik

(Sig. F<0,05).

Page 111: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

96

7) Variabel perilaku toleransi memberikan sumbangan sebesar 0,5% terhadap

varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,158. Artinya variabel

tersebut memberikan sumbangan namun tidak signifikan secara statistik

(Sig. F>0,05).

8) Variabel praktik ibadah Islam memberikan sumbangan sebesar 0%

terhadap varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,976. Artinya

variabel tersebut tidak memberikan sumbangan bagi bervariasinya

kebahagiaan (Sig. F>0,05).

9) Variabel lokus internal memberikan sumbangan sebesar 2,6% terhadap

varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,001. Artinya variabel

tersebut memberikan sumbangan dan signifikan secara statistik (Sig.

F<0,05).

10) Variabel lokus orang lain memberikan sumbangan sebesar 0,7% terhadap

varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,089. Artinya variabel

tersebut memberikan sumbangan namun tidak signifikan secara statistik

(Sig. F>0,05).

11) Variabel lokus situasi memberikan sumbangan sebesar 0,3% terhadap

varians kebahagiaan dengan nilai sig. F change = 0,253. Artinya variabel

tersebut memberikan sumbangan namun tidak signifikan secara statistik

(Sig. F>0,05).

Page 112: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

97

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, kesimpulan pertama yang diperoleh dari

penelitian ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan dari spiritualitas Islam

(perilaku disiplin, pencarian makna ketuhanan, perilaku ekspansif, perilaku

membanggakan diri, perasaan kedekatan dengan Allah, perilaku kedermawanan,

perilau toleransi, dan praktik ibadah islam) dan lokus kendali (lokus internal,

lokus orang lain, dan lokus situasi) terhadap kebahagiaan pada wanita bercadar

yang berada di Jabodetabek. Kemudian besaran nilai pengaruh dari keseluruhan

independent variable (spiritualitas Islam dan lokus kendali) terhadap dependent

variabe (kebahagiaan) mencapai 55,1%.

Sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji

signifikansi koefisien regresi dari masing-masing independent variable terhadap

dependent variable (kebahagiaan), terdapat empat dari sebelas independent

variable yang signifikan memengaruhi kebahagiaan pada wanita bercadar dan

keempat variabel tersebut memiliki arah hubungan yang positif, yaitu perilaku

disiplin dari spiritualitas Islam, perasaan kedekatan dengan Allah dari spiritualitas

Islam, perilaku kedermawanan dari spiritualitas Islam, dan lokus internal dari

lokus kendali. Prediktor yang paling besar sumbangannya terhadap kebahagiaan

adalah variabel perilaku disiplin dari spiritualitas Islam.

Page 113: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

98

5.2 Diskusi

Fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang

memengaruhi kebahagiaan pada wanita bercadar yang berada di Jabodetabek

(Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi). Berdasarkan hasil penelitian

menunjukkan bila mayoritas wanita bercadar hanya berada pada tingkat

kebahagiaan yang sedang yaitu sebanyak 68,3%. Sedangkan jumlah wanita

bercadar yang memiliki kebahagiaan dengan tingkat tinggi dan tingkat rendah,

tidak berbeda jauh, yaitu sebanyak 16,1% dan 15,6%.

Melalui hasil koefisien regresi dalam penelitian ini, menunjukkan bahwa

perilaku disiplin (self-discipline) dari spiritualitas Islam secara positif memberikan

pengaruh paling besar dan signifikan terhadap kebahagiaan. Artinya, semakin

tinggi perilaku disiplin yang dimiliki wanita bercadar di Jabodetabek, maka

semakin tinggi pula tingkat kebahagiaan yang dimilikinya. Individu yang

menjunjung perilaku disiplin yang tinggi, seperti dalam tuntutan ibadah, makan,

tidur, bersikap gigih, bersemangat mencapai tujuan, dan lain sebagainya,

cenderung memiliki ketabahan, ketekunan, dan pengendalian diri yang baik.

Menurut Hofmann et al. (2013) individu dengan tingkat perilaku disiplin yang

tinggi akan jauh lebih baik dalam mengendalikan aktifitas harian dan rutinnya

sehingga terhindar dari masalah maupun kesulitan yang mungkin terjadi.

Keteraturan dalam setiap rutinitas membantu individu untuk mencapai berbagai

tujuan dalam hidupnya sehingga dirinya dapat merasakan kepuasan hidup dan

membantunya meningkatkan emosi positif.

Page 114: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

99

Sedangkan berdasarkan Dasti dan Sitwat (2014) hal ini mungkin juga

dilatarbelakangi oleh menifestasi dari salah satu ajaran agama Islam, nilai-nilai

spiritualis, dimana individu meyakini jika Allah lebih mencintai tindakan yang

teratur (disiplin) terlepas dari seberapa kecil nilainya (Mawlud dalam Dasti &

Sitwat, 2014). Ajaran dalam agama Islam yang menegaskan bahwa kehidupan

yang dijalani oleh setiap individu pada dasarnya merupakan modal bagi dirinya

untuk mencapai kebahagiaan yang abadi. Kebahagiaan ini sendiri hanya akan

tercapai jika individu disiplin dalam kesehariannya, yaitu membentuk rutinitas

dengan teratur dan kegiatan yang bertujuan (Dasti & Sitwat, 2014).

Penelitian berbeda dan dalam konteks umum, Gorbunovs, Kapenieks dan

Cakula (2016) menjelaskan bila individu dengan perilaku disiplin yang rendah

cenderung akan mengarahkan dirinya ke dalam masalah yang berbeda. Perilaku

disiplin yang tinggi akan mengarahkan individu untuk menolak godaan impulsif

dan bekerja sesuai tujuan jangka panjang. kedisiplinan akan menyebabkan

individu mengorbankan berbagai kesenangan sesaat tetapi memfasilitasinya dalam

mencapai tujuan-tujuan yang lebih penting. Keberhasilan dalam mencapai setiap

tujuan yang lebih penting inilah yang diperkirakan menjadi penyebab

meningkatnya kebahagiaan yang stabil, bukan hanya sekedar kesenangan sesaat.

Kemudian variabel lain yang berpengaruh signifikan positif terhadap

kebahagiaan adalah perasaan kedekatan dengan Allah dari spiritualitas Islam.

Artinya semakin tinggi perasaan keterhubungan yang dekat dengan Allah pada

wanita bercadar yang berada di Jabodetabek maka semakin tinggi pula tingkat

kebahagiaan yang dimiliki olehnya. Pada dasarnya, dalam spiritualitas Islam,

Page 115: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

100

hubungan individu dengan Tuhan didasarkan pada belas kasih-Nya. Penganut

agama Islam meyakini Allah sebagai Tuhan-Nya, percaya pada takdir dan

ketetapan-Nya, serta bersikap optimis terhadap setiap ketetapan tersebut

(Khodayarifard, et al., 2016). Sikap optimis dan harapan akan belas kasih-Nya

inilah yang menggiring individu pada kebahagiaan dan menurunkan kecemasan

(Khodayarifard, et al., 2016).

Beck (dalam Rashidi et al., 2016) menyatakan dalam konteks keagamaan

secara umum, individu yang memiliki hubungan keterdekatan dengan Tuhan yang

tinggi (secure attachment) akan merasakan kebahagiaan yang lebih. Sedangkan

dalam penelitian yang berbeda oleh Bradshaw et al. (2010) ditemukan bila

individu dengan keterhubungan dengan Tuhan yang rendah signifikan

mempengaruhi tingkat stres yang tinggi. Kedua penelitian ini menjelaskan bila

hubungan perasaan dekat dengan Tuhan (attachment to God) sama seperti

perasaan lekat yang aman pada orang tua (secure attachment). Individu yang

memiliki perasaan lekat yang tinggi dan aman terhadap Tuhannya, cenderung

untuk menumbuhkan ketenangan dan ketentraman ketika menghadapi konflik

maupun tantangan. Sikap positif ini yang menjadikan individu bahagia terlepas

kondisi apapun yang dialaminya. Individu cenderung akan mencari cara positif

untuk merespon berbagai kondisi tersebut.

Variabel lainnya yang memiliki signifikansi positif adalah perilaku

kedermawanan dari spiritualitas Islam. Artinya semakin tinggi perilaku dermawan

pada wanita bercadar di Jabodetabek, maka semakin tinggi pula kebahagiaan yang

dimilikinya. Sehubungan dengan keyakinan yang kuat (internal belief system)

Page 116: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

101

akan belas kasih Allah menjadikan individu termotivasi untuk bertindak penuh

belas kasih (dermawan) pula terhadap orang lain.

Melalui berbagai bentuk dari perilaku kedermawanan ini (seperti

membantu menyelesaikan masalah, meringankan urusan saudara) akan menambah

perasaan bermakna atas diri individu lalu meningkatkan kebahagiaan yang

dimilikinya (Khodayarifard, et al., 2016). Lebih lanjut dengan bertindak menjadi

altruis dan relawan (tingkatan selanjutnya dari perilaku dermawan) akan semakin

menambah kebermaknaan dalam hidup dan menjadikan individu lebih sejahtera

dan bahagia dua kali lipat dibandingkan individu lainnya (Holder, et al., 2010;

Alavi, 2007).

Lalu variabel terakhir yang bernilai signifikan positif pengaruhnya

terhadap kebahagiaan adalah lokus internal dari lokus kendali. Artinya semakin

tinggi kecenderungan lokus internal pada wanita bercadar di Jabodetabek, maka

semakin tinggi pula kebahagiaan yang dimiliki. Individu dengan kecenderungan

lokus internal yang tinggi akan mencoba untuk merepresi kegagalan yang pernah

dialami dan mengingat kesuksesan-kesuksesan yang telah didapat (Ramezani &

Gholtash, 2015). Karena individu cenderung akan menyimpulkan jika

kebahagiaan dan kesejahteraan dirinya dapat dimaksimalkan dengan mengerahkan

berbagai upaya terbaik yang dapat dilakukan.

Individu dengan tingkat kecenderungan lokus internal yang tinggi percaya

jika dirinya sendiri yang bertanggungjawab atas perilaku dan setiap keputusannya

(Devin et al., 2012). Melalui gaya berpikir seperti ini, individu cenderung untuk

tidak menghabiskan waktu dengan meratapi kenyataan bahwa sesuatu peristiwa

Page 117: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

102

semisal diluar harapan telah terjadi. Melainkan cenderung untuk mencari peluang

dan tindakan yang dapat membalikkan keadaan peristiwa tersebut. Gaya berpikir

ini memanipulasi emosi negatif yang semula dirasakan menjadi emosi positif,

ketentraman, dan bahagia pada individu (Pannells & Claxton, 2008).

Di dalam penelitian ini terdapat pula beberapa variabel yang tidak terbukti

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kebahagiaan. Adapun variabel

tersebut antara lain pencarian makna ketuhanan, perilaku ekspansif, perilaku

membanggakan diri, perilaku toleransi dan praktik ibadah Islam, lokus orang lain,

dan lokus situasi. Variabel pencarian makna ketuhanan dan perilaku toleransi

memiliki arah positif, sedangkan variabel yang lainnya memiliki arah negatif.

Berdasarkan acuan penelitian dari Dasti dan Sitwat (2014), butir-butir item

dari variabel perilaku membanggakan diri, perilaku ekspansif, perilaku

kedermawanan, dan perilaku toleransi sebelumnya merupakan kesatuan item yang

berasal dari dimensi moralitas dan dimensi tanggungjawab dalam ajaran agama

Islam. Namun setelah dilakukan analisis faktor, kedua domain ini mengalami

pemisahan menjadi empat faktor dan dikelompokkan sesuai tema utamanya.

Penulis memperkirakan karena masih adanya keterbatasan secara statistik dalam

rumusan keempat variabel ini, menjadi penyebab ditemukannya ketiga variabel,

selain perilaku kedermawanan, adalah tidak signifikan. Sebagaimana Dasti dan

Sitwat (2014) menyatakan jika masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai

apakah keempat variabel ini memang merupakan domain terpisah atau masih

merefleksikan satu sama lain.

Page 118: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

103

Selain itu, tidak signifikannya variabel perilaku ekspansif, perilaku

mambanggakan diri, dan perilaku toleransi serta praktik ibadah Islam yang

menggambarkan aspek moralitas dan tanggungjawab dalam Islam, penulis

menduga hal ini disebabkan pula karena item-item yang ada mungkin masih tidak

cukup luas untuk merepresentasikan maksud dari variabel tersebut. Sebagaimana

ditemukan pada penelitian Raiya et al (2008), meskipun menggunakan nama yang

berbeda, namun variabel Islamic religious duty, obligation dan exclusivism dari

Raiya et al (2008) memiliki kesamaan konstruk dengan variabel perilaku

ekspansif, perilaku membanggakan diri, dan perilaku toleransi, dimana sama-sama

membahas mengenai moralitas dan tanggungjawab dalam ajaran agama Islam.

Penelitian Raiya et al (2008) menemukan bila variabel terkait moralitas dan

tanggungjawab dalam Islam memiliki nilai konsistensi yang rendah, sehingga

Raiya et al (2008) menyatakan bila dibutuhkan lebih banyak item untuk dapat

merefleksikan konstruk ini secara tepat.

Dugaan lain dari penulis adalah perbedaan karakteristik subjek penelitian

yang digunakan, turut kemungkinan mempengaruhi perbedaan hasil penelitian

yang ada. Pada Raiya et al (2008) konstruk mengenai moralitas Islam, diwujudkan

menjadi variabel Islamic religious duty, obligation dan exclusivism, meskipun

memiliki nilai konsistensi yang rendah namun ditemukan tetap signifikan

mempengaruhi kebahagiaan individu muslim. Karakteristik partisipan pada

penelitian Raiya et al (2008) merupakan partsisipan muslim umum, sedangkan

dalam penelitian ini karakteristik partisipan yang digunakan khusus pada

partsisipan muslim wanita yang menggunakan cadar. Sehingga penulis menduga

Page 119: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

104

berdasarkan hasil penelitian jika pada karakteristik khusus, moralitas Islam tidak

mempengaruhi kebahagiaan secara signifikan dikarenakan berbagai faktor lain

yang tidak terungkap dalam penelitian ini.

Variabel lain dari spiritualitas Islam yang memiliki pengaruh rendah

terhadap kebahagiaan adalah pencarian makna ketuhanan. Individu dengan tingkat

usaha pencarian makna ketuhanan yang tinggi diduga akan meningkatkan

kebahagiaan yang dimilikinya, sebagaimana dirumuskan oleh Ghazali (dalam

Dasti & Sitwat, 2014). Individu akan berusaha untuk mencari tahu hal-hal apa saja

yang menjadi tugasnya sebagai seorang yang menganut agama Islam, berbagai

usaha pencarian ini diduga akan semakin meningkatkan pemaknaannya dalam

hidup yang kemudian menghantarkannya pada kebahagiaan. Konstruk ini pada

dasarnya merupakan gambaran dari aspek pengetahuan pada individu. Namun

dalam penelitian ini ditemukan bila variabel pencarian makna ketuhanan

menyumbang pengaruh yang tidak signifikan terhadap kebahagiaan, hanya saja

nilai besarannya merupakan yang paling besar diantara variabel lain yang tidak

signifikan.

Hal serupa juga ditemukan pada penelitian Ghorbani et al. (2014), dimana

rumusan konstruk mengenai pencarian makna ketuhanan ditemukan justru

memiliki pengaruh positif terhadap kecemasan dan depresi yang merupakan

antisendan dari kebahagiaan. Batson dan Ventis (dalam Dover et al, 2007)

menjelaskan bila konstruk pencarian makna ketuhanan lebih mengarah pada

kematangan beragama individu karena menekankan pada nilai keraguan,

mempertanyakan sesuatu, dan pencarian yang religius atas tujuan religius.

Page 120: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

105

Sehingga penulis sependapat dengan pendapat Dover et al. (2007) jika tidak

signifikannya rumusan ini terhadap kebahagiaan dikarenakan individu tidak lagi

mencoba untuk mencari tahu makna ketuhanan akibat dari bertambahnya usia dan

kematangan spiritualnya yang telah didapatkan dari pengalaman sebelumnya.

Selain itu variabel lainnya yang bernilai tidak signifikan pengaruhnya

terhadap kebahagiaan adalah variabel lokus orang lain dan lokus situasi dari lokus

kendali. Pada dasarnya kedua variabel ini sama-sama merupakan kecenderungan

eksternal dari lokus kendali, hanya saja sisi eksternal ini menurut Levenson

(1981) perlu untuk dibagi kembali, untuk dapat melihat sisi mana, situasi atau

orang lain, yang menjadi penentu dari lokus individu. Namun dalam penelitian ini,

kedua lokus eksternal ditemukan memiliki pengaruh yang tidak signifikan secara

statistik. Individu dengan kecenderungan lokus eksternal, baik lokus orang lain

maupun lokus situasi, cenderung untuk menempatkan sumber penyebab dari

berbagai peristiwa yang terjadi yang dialaminya berasal dari luar dirinya.

Sehingga individu cenderung untuk tidak berusaha melupakan kegagalannya

karena hal itu merupakan hasil dari kesalahan orang lain atau situasi. Hal ini dapat

menggiring individu untuk sulit merasakan kebahagiaan (Ramezani & Gholtash,

2015).

5.3 Saran

Pada bagian ini, saran dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu saran

teoritis dan saran praktis. Penulis memberikan saran secara teoritis dengan

harapan dapat memberikan kontribusi untuk penelitian selanjutnya. Selain itu,

penulis juga menguraikan saran secara praktis dengan harapan dapat memberikan

informasi tambahan terutama bagi pembaca yang berniat melakukan penelitian.

Page 121: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

106

5.3.1 Saran Teoritis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran teoritis yang

dapat diajukan sebagai pertimbangan bagi penelitian selanjutnya, diantaranya

yaitu, tiga dari delapan variabel spiritualitas Islam yaitu perilaku disiplin, perilaku

kedermawanan dan perasaan kedekatan dengan Allah serta satu dari variabel

lokus kendali yaitu lokus internal adalah variabel yang memiliki pengaruh

signifikan terhadap kebahagiaan pada wanita bercadar. Peneliti selanjurnya yang

tertarik mengenai topik ini dapat mencari tahu mengenai faktor-faktor apa saja

yang menjadi penyebab dari keempat variabel ini agar dapat memperdalam

informasi mengenai hal-hal yang akan meningkatkan kebahagiaan, terutama pada

kelompok tertentu, seperti wanita bercadar.

Selanjutnya keempat variabel yang signifikan mempengaruhi kebahagiaan

pada wanita bercadar; perilaku disiplin, perasaan kedekatan dengan Allah,

perilaku kedermawanan, dan lokus internal, keseluruhannya merupakan variabel

yang bersifat internal. Sehingga penelitian selanjutnya diharapkan dapat

mengikutsertakan variabel lain yang bersifat eksternal seperti persepsi dukungan

sosial (perceived social support) atau variabel lainnya diluar penelitian ini yang

terkait dengan kebahagiaan pada kelompok tertentu untuk memperluas informasi

yang ada.

Skala spiritualitas Islam yang digunakan dalam penelitian ini, mengacu

kepada Dasti dan Sitwat (2014) meskipun dianggap memiliki rumusan konstruk

yang baik dan komprehensif untuk merepresentasikan spiritualitas pada partisipan

dengan keyakinan agama Islam, namun secara statistik skala ini masih belum

Page 122: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

107

banyak diuji penggunannya. Sehingga penulis menyarankan agar penelitian

selanjutnya dapat menggunakan kembali skala ini untuk memperkuat validitas dan

reliabilitasnya, terutama menyandingkannya dengan berbagai konstruk psikologis

yang lain termasuk salah satunya konstruk kebahagiaan. Penulis selanjutnya

disarankan juga untuk mempertimbangkan penggunaan jumlah item setaip domain

sesuai skala aslinya Dasti dan Sitwat (2014) yang berjumlah 75 item atau

memodifikasi sejauh yang dibutuhkan dalam penelitian mendatang, sebagaimana

yang diterapkan dalam penelitian ini sebanyak 46 item, namun harus tetap dapat

merepresentasikan domain yang dimaksud untuk menghindari seperti halnya yang

menjadi keterbatasan dari hasil diskusi penelitian ini.

Penelitian selanjutnya yang ingin meneliti mengenai partisipan wanita

bercadar disarankan untuk lebih membatasi populasi, seperti kelompok wanita

bercadar yang berafiliasi pada kelompok atau komunitas tertentu. Sehingga hasil

penelitian dianggap dapat dengan tepat merepresentasikan populasi tersebut.

Sebagaimana keterbatasan dalam penelitian ini, penulis menjadikan wilayah

Jabodetabek sebagai acuan batasan penelitian, namun jumlah sampel antar

masing-masing wilayah tidak cukup seimbang. Peneliti selanjutnya diharapkan

dapat lebih membatasi populasi penelitian menjadi partisipan yang berafiliasi pada

kelompok tertentu atau dengan menyamaratakan jumlah sampel di masing-masing

wilayah.

5.3.2 Saran Praktis

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat beberapa saran praktis yang

dapat diajukan kepada pihak-pihak yang berkepentingan berkaitan dengan hasil

Page 123: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

108

penelitian. Diantaranya, terbukti bahwa kebahagiaan dipengaruhi secara signifikan

oleh perilaku disiplin dari spiritualitas Islam dengan signifikansi sebesar 0,000.

Sehingga salah satu cara untuk meningkatkan kebahagiaan pada wanita bercadar

adalah dengan mengaplikasikan nilai-nilai kedisiplinan sebagaimana yang

diajarkan dari agama Islam, jika Allah lebih mencintai perbuatan yang teratur

terlepas berapapun kecil nilainya (Khodayarifard, et al., 2016). Dibutuhkan usaha

untuk dapat menolak stimulus impulsif agar tetap dapat beraktifitas sesuai harapan

dan rencana. Keteraturan dalam mengurus berbagai urusan dan melakukan hal-hal

yang memiliki tujuan penting ini dapat menggiring perasaan berdaya dan berhasil

dalam menjalani hidup sehingga individu akan merasakan kebahagiaan yang lebih

dalam dirinya.

Variabel lain yang terbukti signifikan dapat mempengaruhi peningkatan

kebahagiaan adalah perasaan kedekatan dengan Allah. Sebagaimana dalam ajaran

agama Islam mengarahkan individu untuk selalu mengingat Allah dan meyakini

jika Allah selalu bersamanya (Fridayanti, 2015). Agar dapat meningkatkan

kebahagiaannya, wanita bercadar dapat lebih meningkatkan perasaan

kedekatannya dengan Allah dengan kesadaran yang tinggi akan kehadiran dan

pengawasan Allah dalam setiap perilakunya. Sehingga menjadikan diri untuk

menjaga sikap dari hal-hal yang diyakini dapat membuat kemurkaan Allah yang

kemudian dapat membuatnya terhindar dari perasaan cemas dan perasaan bersalah

apabila melakukan perbuatan tersebut (rendahnya emosi negatif). Disisi yang lain

dengan meningkatkan perasaan kedekatan dengan Allah akan menjaga dirinya

untuk berperilaku sesuai dengan hal-hal yang diyakini dapat menambah kecintaan

Page 124: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

109

Allah yang kemudian akan menentramkan dirinya (tingginya emosi positif) serta

perasaan dekat akan Allah menjadikannya dapat bersyukur atas setiap peristiwa

yang kemudian akan meningkatkan kepuasan dalam hidupnya.

Variabel selanjutnya dari spiritualitas Islam yang terbukti secara signifikan

mempengaruhi kebahagiaan adalah perilaku kedermawanan, dengan signifkansi

0,001. Salah satu bentuk dari spiritualitas adalah merefleksikan nilai ajaran Islam

yaitu dengan berbuat baik dan mempermudah urusan individu lain. Agar dapat

meningkatkan kebahagiaannya, melalui perasaan berdaya dan bermanfaat atas

dirinya, wanita bercadar dapat meingkatkan perilaku kedermawanannya terhadap

sesama individu, baik dengan menjadi relawan, menjadi altruis, bertindak

prososial, maupun hal-hal lainnya terkait tolong-menolong atau kedermawanan.

Terakhir, variabel yang secara signifikan terbukti dapat mempengaruhi

kebahagiaan adalah lokus internal. Memiliki kecenderungan lokus internal yang

tinggi, wanita bercadar dapat memanipulasi perasaan sedih maupun perasaan

negatif lain sebagai respon atas berbagai peritiwa yang dialaminya menjadi

perasaan positif, dengan meyakini bahwa dirinya sendirilah yang menjadi penentu

kebahagiaan yang dimiliki. Mengalihkan perhatian pada hal-hal positif dan lebih

memfokuskan diri untuk mencapai kesuksesan akan menggiring pada kebahagiaan

dibanding hanya meratapi kondisi yang sedang dialami.

Page 125: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

110

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Khalek, A., & Ghada, K. (2011). Religiousity and its association with

subjective well-being and depression among kuwaiti and palestinian

muslim children and adaloscent. Health, Religion & Culture, 14 (2), 117-

127.

Affandi, G.R., & Diah, D.R. (2011). Religiusitas sebagai prediktor terhadap

kesehatan mental: Studi terhadap pemeluk agama islam. Jurnal Psikologi,

6 (1), 383-389.

Ahmad, M., & Khan, S. (2015). A model of spirituality for ageing muslims.

Journal of Religion Health. DOI 10.1007/s10943-015-0039-0.

Alavi, H. R. (2007). Correlatives of happiness in the university students of Iran: A

religious approach. Journal of Religion and Health, 46 (4), 480-499. DOI

10.1007/s10943-007-9115-4.

Albani, S.M.N. (2016). Jilbab wanita muslimah: Menurut qur’an dan sunnah.

Solo: At-tibyan.

Alimardani, A., Alimardani, M., Beni, M. A., & Shajie, K. (2014). Relationship

between religious attitude and happiness of physical education students of

University of Qom. International Journal of Sport Studies, 4 (7), 783-788.

Allawi, M.A. (2008). The great woman: Mengapa wanita harus merasa tidak

lebih mulia. Jakarta: Pena Pundi Aksara.

Altiner, S. (2015). Happiness. Thesis. Holland: University of Leiden.

Amanda, R., & Mardianto. (2014). Hubungan antara prasangka masyarakat

terhadap muslimah bercadar dengan jarak sosial. Jurnal RAP UNP, 5 (1),

72-81.

Aziz, R. (2011). Pengalaman spiritual dan kebahagiaan pada guru agama sekolah

dasar. Proyeksi, 6 (2), 1-11.

Boehm, J. K., & Lyubomirsky, S. (2009). The Promise of sustainable happiness.

Dalam S. J. Lopez, & C. R. Snyder. The Oxford handbook of positive

psychology (hal. 1-21). Oxford: Oxford University Press.

Boniwell, I. (2008). What is happiness and subjective well-being? + 11

interesting facts about happiness. Dikutip 2 Januari 2018, dari Positive

Psychology: http://positivepsychology.org.uk/happiness-and-subjective-

well-being/.

Bradshaw, M., Ellison, C.G., & Marcum, J.P. (2010). Attachment to god, images

of god, and psychological distress in a nationwide sample of Presbyterians.

International Journal of Psychology and Religion, 20 (2), 130-147.

DOI:10.1080/10508611003608049.

Page 126: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

111

Dasti, R., & Sitwat, A. (2014). Development of a multidimensional measure of

islamic spirituality. Journal of Muslim Mental Health, 8 (2), 47-67.

http://dx.doi.org/10.3998/jmmh.10381607.0008.204.

Devin, H. F., et al. (2012). The relationship between locus of control (internal-

external) and happiness in pre-elementary teachers in iran. Procedia-

Social and Behavioral Sciences, 46, 4169-4173. DOI:

10.1016/j.sbspro.2012.06.220.

Diener, E., & Biswas-Diener, R. (2008). Happiness: Unlocking the mysteries of

psychological wealth. Malden: Blackwell Publishing.

Dover, H., Miner, M., & Martin, D. (2007). The nature and structure of muslim

religious reflection. Journal of Muslim Mental Health, 2 (2), 189-210.

DOI: 10.1080/15564900701614858.

Everett, J. A., et al. (2015). Covered in stigma? The impact of differing levels of

islamic head-covering on explicit and implicit biases toward muslim

women. Journal of Applied Social Psychology, (45), 99-104. DOI:

10.1111/jasp.12278.

Fischer, A. H., Gillebaart, M., Rotteveel, M., Becker, D., & Vilek, M. (2012).

Veiled emotions: the effect of covered faces on emotion perception and

attitudes. Social Psychological and Personality Science, 3 (3), 266-273.

DOI: 10.1177/1948550611418534.

Fisher, J. (2011). The four domains model: Connecting spirituality, health and

well-being. Religions, 2, 17-28. DOI:10.3390/rel2010017.

Fitriani, & Astuti, Y. D. (2012). Proses pengambilan keputusan untuk memakai

cadar pada muslimah. Psikologika, 17 (2), 61-68.

Franklin, S. S. (2010). The psychology of happiness: A good human life. New

York: Cambridge University Press.

Fridayanti, F. (2015). Religiusitas, spiritualitas dalam kajian psikologi dan urgensi

perumusan religiusitas islam. Psympathic, 2 (2), 199-208.

Ghonimah. (2017). Identitas kultural mahasiswi bercadar di uiniversitas islam

negeri ampel Surabaya. Surabaya: FISIP UIN Sunan Ampel. Skripsi.

Ghorbani, N., Watson, P.J., Shiva, G., & Zhuo, C. (2014). Measuring muslim

spirituality: Relationships of muslim experiential religiousness with

religious and psychological adjustment in iran. Journal of Muslim Mental

Health, 8 (1), 77-94. http://dx.doi.org/10.3998/jmmh.10381607.0008.105.

Ghorbani, N., Watson, P.J., Madani, M., & Chen, Z.J. (2016). Muslim

experiential religiousness: Spirituality relationships with psychological

and religious adjustment in iran. Journal of Spirituality in Mental Health,

00 (00), 1-16. http://dx.doi.org/10.1080/19349637.2016.1162676.

Page 127: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

112

Ghufron, M. N., & Risnawati, R. (2014). Teori-teori psikologi. Jogjakarta: Ar-

Ruzz Media.

Gorbunovs, A., Kapenieks, A., & Cakula, S. (2016). Self-discipline as a key

indicator to improve learning outcomes in e-learning environment.

Procedia-Social and Behavioral Sciences, 231, 256-262.

Halpert, R., & Hill, R. (2011). The locus of control construct’s various means of

measurement: A researcher’s guide to some of the more commonly used

locus of control scales. NJ: Will to Power Press.

Hambali. (2017a). Waduh! Rektorat universitas pamulang larang mahasiswi

kenakan cadar. Dikutip 17 Desember 2017, dari Okezone News:

https://news.okezone.com/read/2017/08/08/65/1752051/waduh-rektorat-

universitas-pamulang-larang-mahasiswi-kenakan-cadar.

Hambali. (2017b). Waduh! Rektor larang mahasiswa bercadar di kampus,

mahasiswi: kami tertekan secara psikologis. Dikutip 17 Desember 2017,

dari Okezone News: https://news.okezone.com/read/2017/08/09/65/17525/

77/waduh-rektor-larang-mahasiswa-bercadar-di-kampus-mahasiswi-kami-

tertekan-secara-psikologis.

Hanurawan, F. (2010). Psikologi sosial: Suatu pengantar. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Hardt, J., Schultz, S., Xander, C., Becker, G., & Dragan, M. (2012). The

spirituality questionnaire: Core dimensions of spirituality. Psychology, 3

(1), 116-122. http://dx.doi.org/10.4236/psych.2012.31017.

Hendriyadi. (2017). Pengembangan skala locus of control. Jurnal Riset

Manajemen dan Bisnis (JRMB) Fakultas Ekonomi UNIAT, 2 (3), 417-424.

Hidayat, A. (2018). Hukum cadar [video file]. Dikutip dari https://www.youtube

.com/watch?v=64oSxgRapmc

Hills, P., & Argyle, M. (2002). The oxford happiness questionnaire: A compact

scale for the measurement of psychological well-being. Personality and

Individual Differences, 33, 1073-1082.

Hofmann, W., et al. (2013). Yes, but are they happy? Effects of trait self-control

on affective well-being and life satisfaction. Journal of Personality. DOI:

10.1111/jopy.12050.

Holder, M.D., Coleman, B., & Wallace, J.M. (2010). Spirituality, religiousness,

and happiness in children aged 8-12 years. Journal of Happiness Studies,

11, 131-150. DOI 10.1007/s10902-008-9126-1.

Holt, C.L., et al. (2007). Expansion and validating of the spiritual health locus of

control scale: factorial analysis and predictive validity. Journal of Health

Psychology, 12 (4), 597-616.

Page 128: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

113

Hurlock, E. B. (2003). Psikologi perkembangan: Suatu pendekatan sepanjang

rentang kehidupan, edisi ke-5. Jakarta: Erlangga.

Ingber, H. (2015). Muslim women on the veil. Dikutip 4 Januari 2018, dari The

New York Times: https://www.nytimes.com/2015/05/28/world/muslim-

women-on-the-veil.html.

Jun, W.H., & Jo, M.J. (2016). Factor affecting happiness among nursing students

in south korea. Journal of Psychiatric and Mental Health, 23, 419-426.

DOI: 10.1111/jpm.12330.

Khodayarifard, M., et al. (2016). Positive psychology from islamic perspective.

International Journal of Behavioral Science, 10 (2), 77-83.

Kourmousi, N., Xythaly, V., & Koutras, V. (2015). Reliability and validity of the

multidimensional locus of control ipc scale in a sample of 3668 greek

educators. Social Sciences, 4, 1067-1078. DOI:10.3390/socsci4041067.

Kret, M. E., & de Gelder, B. (2012). Islamic headdress influences how emotion is

recognized from the eyes. Frontiers in Psychology , 3 (110), 1-13. DOI:

10.3389/fpsyg.2012.00110.

Kret, M. E., & Fischer, A. H. (2017). Recognition of facial expressions is

moderated by islamic cues. Cognition and Emotion. DOI:

10.1080/02699931.2017.1330253.

Larsen, R.J., & Buss, D.M. (2002). Personality psychology: Domain of knowledge

about human nature. New York: McGraw Hill.

Levenson, H. (1974). Activism and powerful others: Distinctions within the

concept of internal-external control. Journal of personality Assessment, 38

(4), 377-383, DOI: 10.1080/00223891.1974.10119988.

Levenson, H. (1981). Differentiating among internality, powerful others, and

chance. Dalam H.M. Lefcourt. Research with the Locus of Control

Construct, hal. 15-63. New York: Academic Press.

Liaghatdar, M. J., Jafari, E., Abedi, M. R., & Samiee, F. (2008). Reliability and

validity of the oxford happiness inventory among university students in

iran. The Spanish Journal of Psychology, 11 (1), 310-313.

Lopez, S. J. (2009). The encyclopedia of positive psychology. Malden: Blackwell

Publishing Ltd.

Lu, L. (1999). Personal or environmental causes of happiness: A longitudinal

analysis. The Journal of Social Psychology, 139 (1), 79-90.

Lyubomirsky, S., King, L., & Diener, E. (2005). The benefits of frequent positive

affect: Does happiness lead to success?. Psychological Bulletin, 131 (6),

803-855, DOI 10.1037/0033-2909.131.6.803.

Page 129: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

114

Matta, A. (2016). Kesehatan mental di indonesia hari ini. Dikutip 5 Maret 2018,

dari Tirto.ID: https://tirto.id/kesehatan-mental-di-indonesia-hari-ini-b9tw.

McPhillips, D. (2016). U.s. among most depressed countries in the world. Dikutip

8 Maret 2018, dari US News: https://www.usnews.com/news/best-

countries/articles/2016-09-14/the-10-most-depressed-countries.

Meezenbroek, E.J., et al. (2012). Measuring spirituality as a universal human

experience: A review of spirituality questionnaires. Journal of Religion

and Health, 51, 336-354. DOI 10.1007/s10943-010-9376-1.

Modabber, M. H., et al. (2016). Affecting factor on religion and happiness in

medical students. Journal of Novel Applied Sciences, 5 (4), 105-108.

Muldoon, M., & King, N. (1995). Spirituality, health care, and bioethics. Journal

of Religion and Health, 34, 329-349.

Muliono, S. (2017). Spirit cadar dan syndrome terorisme. Dipetik 20 Januari

2017, dari Fokus Islam: http://fokusislam.com/8718-spirit-cadar-dan-

syndrome-terorisme.html.

Nelson, J.M. (2009). Psychology, religion, and spirituality. USA: Springer

Science + Business Media, LLC.

Nirawati. (2016). Dinamika pengambilan keputusan mahasiswi bercadar di iain

antasari Banjarmasin. Banjarmasin: Fakultas Ushuluddin dan Humaniora

UIN Antasari. Skripsi.

Novri, M. S. (2016). Konstruksi makna cadar oleh wanita bercadar jamaah

pengajian masjid umar bin khattab kelurahan delima kecamatan tampan

pekanbaru. JOM FISIP , 3 (1), 1-12.

Nursalam., & Syarifuddin. (2015). Persepsi masyarakat tentang perempuan

bercadar. Jurnal Equilibrium Pendidikan Sosiologi, 3 (1), 116-125.

Omoniyi, M.B.I., & Adelowo, A.I.(2011). Relationship between locus of control,

emotional intelligence, and subjective happiness among widows:

Implications for psychological mental health. British Journal of Arts and

Social Sciences, 119-128.

Pannells, T.C., & Claxton, A.F. (2008). Happiness, creative ideation, and locus of

control. Creativity Research Journal, 20 (1), 67-61, DOI:

10.1080/10400410701842029.

Parsian, N., & Dunning, T. (2009). Developing and validating a questionnaire to

measure spirituality: A psychometric process. Global Journal of Health

Science, 1 (1), 2-11.

Puspanegara, V. A. (2016). Perilaku komunikasi perempuan muslim bercadar di

kota Makassar: Studi fenomenologi. Makassar: FISIP Universitas

Hasanudin. Skripsi.

Page 130: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

115

Putri, A. W., Wibhawa, B., & Gutama, A. S. (2015). Kesehatan mental

masyarakat indonesia: Pengetahuan dan keterbukaan masyarakat terhadap

gangguan kesehatan mental. Prosiding KS: Riset & PKM , 2 (2), 252-258.

Rahman, A.F., & Syafiq, M. (2017). Motivasi, stigma, dan coping stigma pada

perempuan bercadar. Jurnal Psikologi Teori dan Terapan, 7 (2), 103-115.

Raiya, H. A., Pargament, K. I., Mahoney, A., & Stein, C. (2008). A psychological

measure of islamic religiousness: Development and evidence for reliability

and validity. International Journal for the Psychology of Religion, 18,

291-315. DOI: 10.1080/10508610802229270.

Ramezani, S.G., & Gholtash, A. (2015). The relationship between happiness, self-

control and locus of control. International Journal of Educational and

Psychological Researches, 1 (2), 100-104. DOI: 10.4103/2395-2296.152

222.

Rashidi, M., Mousavi, F.S., & Esmaeli, K. (2016). The relationship between

styles of attachment to god and forgiveness and empathy among female

students in the city of qom. Health, Spirituality and Medical Ethics, 3 (1),

18-24.

Ratri, L. (2011). Cadar, media, dan identitas perempuan muslim. FORUM, 39 (2),

29-37.

Reed, P.G. (1992). An emerging paradigm for the investigation of spirituality in

nursing. Research in Nursing and Health, 15, 349-357.

Rotter, J.B. (1966). Generalized expectancies for internal versus external control

of reinforcement. Psychological Monographs: General and Applied, 80

(1), 609-637.

Seligman, M. E. (2002). Authentic happiness: Using the new positive psychology

to realize your potential for lasting fullfilment. New York: Free Press.

Shalih, M. (2001). Hukum Cadar. Solo: At-Tibyan.

Sharma, S.K., & Sharma, O.P. (2016). Spirituality leads to happiness: A

correlative study. The International Journal of Indian Psychology, 3 (2),

50-54.

Shubina, I. (2017). Locus of control, feeling of happiness, and self-esteem:

Interrelation analysis. International Journal of Scientific Research and

Management, 5 (11), 7563-7575. DOI: 10.18535/ijsrm/v5i11.27.

Smet, B. (1994). Psikologi Kesehatan. Jakarta: Grasindo.

Snyder, C. R., & Lopez, S. J. (2007). Positive psychology: The scientific and

practical explorations of human strengths. California: Sage Publications.

Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Page 131: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

116

Syaiful, I.A., & Bahar, R.N.A. (2016). Peran spiritualitas dan kepuasan hidup

terhadap kualitas hidup pada wirausahawan muda. Humanitas, 13 (2), 122-

134.

Taylor, S. E., Peplau, L. A., & Sears, D. O. (2009). Psikologi sosial, edisi ke-12.

Jakarta: Prenadamedia Group.

Umar, J. (2011). Confirmatory factor analysis: Bahan ajar perkuliahan. Jakarta:

Fakultas Psikologi UIN Jakarta.

The Pursuit of happiness: Creating meaningful brand experiences for millennials.

(2015). Dikutip 1 Desember 2017, dari Zenith: https://www.zenithmedia.

com/insights/the-pursuit-of-happiness-creating-meaningful-brand-

experiences-for-millennials/.

Vaughan, F. (1991). Spiritual issues in psychotherapy. Journal of Transpersonal

Psychology, 23, 105-119.

Weathers, E. (2018). Spirituality and health: A middle eastern perspective.

Religions, 9, 33-50. DOI:10.3390/rel9020033.

White, N. (2006). A brief history of happiness. Malden: Blackwell Publishing Ltd.

Yulistara, A. (2017a). Mengenal niqab squad, komunitas para wanita bercadar di

indonesia. Dikutip 17 Desember 2017, dari Wolipop Lifestyle:

https:/m.detik.com/wolipop/read/2017/07/26/160355/3574754/1632/meng

enal-niqab-squad-komunitas-para-wanita-bercadar-di-indonesia.

Yulistara, A. (2017b). Fenomena baru, banyak hijabers yang ingin menikah pakai

cadar di 2017. Dikutip 17 Desember 2017, dari Wolipop Lifestyle:

https://m.detik.com/wolipop/read/2017/09/19/190239/3650279/1632/feno

mena-baru-banyak-hijabers-yang-ingin-menikah-pakai-cadar-di-2017.

Page 132: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

117

LAMPIRAN

Page 133: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

118

118

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Page 134: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

119

119

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Assalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Perkenalkan, saya Amal, mahasiswi di program Strata 1 Fakultas Psikologi

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayaullah Jakarta, sedang mengadakan

penelitian, dengan kriteria responden sbb:

Wanita pengguna cadar.

Berusia minimal 18 tahun.

Berdomisili di wilayah Jabodetabek / pernah berdomisili minimal 6 bulan.

Oleh karena itu saya mengharapkan bantuan dan kesedian Saudari yang

memenuhi ketiga kriteria tersebut untuk mengisi lembaran kuesioner yang

telah saya persiapkan.

Saudari dapat mengisi kuesioner yang ada sesuai dengan pendapat dan keadaan

diri yang sesungguhnya, tanpa perlu dipengaruhi oleh hal-hal lain. Karena tidak

ada jawaban benar atau salah dalam setiap pernyataan yang saudari pilih di

kuesioner ini. Serta semua data pribadi dan respon jawaban yang saudari berikan

akan terjamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk keperluan

penelitian. Selanjutnya saya ucapkan terima kasih banyak atas partisipasi Saudari.

Jazaakunnllah Khayran Katsiran. Semoga Allah membalas dengan sebaik-

baik kebaikan yang ada atas bantuan yang saudari berikan. Allahumma

aamiin.

Wassalamu’alaykum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam Peneliti,

Amalia Ridha Sudirman

Mohon mengisi data dibawah ini sebelum Saudari mengisi skala penelitian

(*lingkari salah satu).

WAJIB ISI.

Inisial (untuk kenyamanan): ………………………………………………………

Usia : ……..………. tahun

Tinggal Saat Ini : Jakarta / Bogor / Depok / Tangerang / Bekasi *

Status Pekerjaan : bekerja / tidak bekerja*

Status Pernikahan : sudah menikah/belum menikah*

Pendidikan Terakhir : SD/SMP/SMA-sederajat /Diploma/S1/S2-S3* Pertama kali menggunakan cadar : tahun……....….bulan………...

Alasan menggunakan cadar : ……………………………………

No. HP / Akun sosmed (tidak wajib) : …………………………..…………

Page 135: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

120

120

PETUNJUK PENGISIAN

Anda dapat menjawab dengan jujur dan nyaman. Karena seluruh jawaban

adalah benar jika sesuai dengan diri anda. Serta respon anda akan terjamin

kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.

Jawab dengan cara memberi tanda centerang (√) pada salah satu pilihan yang

paling mewakili diri anda, keterangannya

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

ATS: Agak Tidak Setuju

AS : Agak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Contoh pengisian:

KUESIONER I

Isi sejumlah pernyataan berikut sesuai keadaan yang anda bayangkan

ketika anda yang mengalaminya. NO PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

1 Akan menjadi pemimpin atau tidaknya saya,

bergantung pada kemampuan saya sendiri.

2 Sebagian besar yang terjadi dalam hidup saya

disebabkan oleh kejadian diluar perencanaan saya.

3 Saya merasa apa yang terjadi dalam hidup ini sangat

ditentukan oleh orang lain yang lebih kuat.

4 Akan mengalami kecelakaan mobil atau tidak,

bergantung pada seberapa baik saya mengemudi.

5 Saat saya membuat rencana, saya hampir yakin

bahwa rencana itu akan terwujud.

6 Seringkali saya tidak dapat mewujudkan keinginan

saya karena nasib buruk.

7 Saat saya mendapat apa yang diinginkan, biasanya

disebabkan karena saya sedang beruntung.

8

Meskipun saya memiliki kemampuan yang cukup,

sulit untuk menjadi pemimpin, tanpa menyenangkan

hati para atasan saya.

9

Seberapa banyak teman yang saya miliki, sangat

bergantung pada seberapa baik saya sebagai

individu.

10 Saya sering mengalami keadaan dimana hari-hari

terjadi begitu saja.

11 Hidup saya sangat ditentukan oleh orang lain yang

lebih kuat.

NO PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

1

Merasa bergantung dengan

orang lain untuk mengambil

keputusan.√

Page 136: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

121

121

12 Saya akan mengalami kecelakaan mobil atau tidak,

tergantung dari keberuntungan saya.

13

Orang-orang seperti saya hanya punya sedikit

kesempatan untuk melakukan sesuatu sesuai

keinginannya, ketika berkonflik dengan kelompok

lain yang lebih kuat.

14

Biasanya saya tidak merencanakan terlalu jauh

karena banyak hal dapat berubah menjadi nasib baik

atau nasib buruk.

15 Agar mendapat apa yang saya inginkan, saya perlu

menyenangkan hati orang lain terlebih dahulu.

16

Akan menjadi pemimpin atau tidaknya saya,

tergantung pada keberuntungan saya saat ada di

tempat dan waktu yang tepat.

17

Jika orang-orang penting bagi saya sudah

memutuskan tidak menyukai saya, bagaimana

mungkin saya dapat punya banyak teman.

18 Saya sangat dapat menentukan apa yang akan terjadi

dalam hidup saya sendiri.

19 Saya biasanya dapat melakukan apapun yang sesuai

dengan keinginan saya.

20 Saya akan mengalami kecelakaan mobil atau tidak,

sangat bergantung pada pengendara lainnya.

21 Saat saya mendapat apa yang saya inginkan,

biasanya disebabkan oleh hasil kerja keras saya.

22

Untuk membuat rencana saya berhasil, saya harus

memastikan jika rencana itu sesuai keinginan orang

lain yang posisinya lebih tinggi dari saya.

23 Hidup saya ditentukan oleh tindakan saya sendiri.

24 Ini merupakan persoalan nasib, apakah saya punya

banyak teman atau tidak.

Page 137: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

122

122

PETUNJUK PENGISIAN

Anda dapat menjawab dengan jujur dan nyaman. Karena seluruh jawaban

adalah benar jika sesuai dengan diri anda. Serta respon anda akan terjamin

kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.

Jawab dengan cara memberi tanda centerang (√) pada salah satu pilihan yang

paling mewakili diri anda, keterangannya

STS : Sangat Tidak Setuju

TS : Tidak Setuju

ATS: Agak Tidak Setuju

AS : Agak Setuju

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Contoh pengisian:

NO PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

1 Merasa dapat beraktifitas dengan bebas selama

menggunakan cadar.

KUESIONER II

Bayangkan kembali kondisi atau perasaan yang anda alami selama

menggunakan cadar untuk menjawab sejumlah pernyataan berikut. NO PERNYATAAN STS TS ATS AS S SS

1 Saya tidak senang dengan apa yang saya jalani saat

ini

2 Saya senang berkumpul dengan orang lain, tetangga,

atau masyarakat di sekitar.

3 Rasanya hidup ini sangat bermanfaat.

4 Saya merasa nyaman berada dengan siapa pun.

5 Saya jarang mendapatkan tidur yang berkualitas.

6 Saya pesimis akan masa depan hidup saya.

7 Saya banyak mengalami hal-hal menyenangkan.

8 Saya merasa dilibatkan dalam berbagai kegiatan

yang diadakan disekitar.

9 Saya merasa hidup ini dipenuhi banyak kesulitan.

10 Menurut saya dunia adalah tempat yang tidak

menyenangkan.

11 Saya sering tertawa saat bahagia

12 Saya merasa cukup puas dengan setiap hal yang

terjadi dalam hidup, baik masa lalu dan masa kini.

13 Saya merasa tidak menarik dengan penampilan saya.

14 Saya merasa tidak bebas melakukan apa yang

menjadi keinginan saya

15 Saya merasa bahagia dengan penampilan saya

16 Saya menemukan keindahan dalam beberapa hal

yang ada di dunia ini.

17 Saya dapat berbagi keceriaan dengan orang lain.

18 Saya dapat melakukan apa yang saya inginkan dalam

Page 138: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

123

123

hidup.

19 Saya tidak mampu mengelolah kehidupan saya

dengan baik.

20 Saya mampu menyelesaikan pekerjaan saya hingga

tuntas

21 Saya dapat mengembangkan potensi-potensi yang

saya miliki dalam keadaan apapun.

22 Saya sering merasakan kegembiraan.

23 Saya sulit untuk mengambil keputusan secara

nyaman.

24 Rasanya saya tidak memiliki tujuan dan pemaknaan

yang berarti di hidup ini.

25 Saya merasa memiliki banyak kekuatan dan

semangat.

26 Dalam menjalankan suatu kegiatan, saya biasanya

dapat memberikan pengaruh yang baik.

27 Saya tidak nyaman ketika bersama orang lain di

tengah masyarakat atau di tempat publik.

28 Sebenarnya saya sering merasa tidak sehat atau

kurang fit.

29 Saya tidak memiliki kenangan bahagia di masa lalu.

Page 139: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

124

124

PETUNJUK PENGISIAN

Anda dapat menjawab dengan jujur dan nyaman. Karena seluruh jawaban

adalah benar jika sesuai dengan diri anda. Serta respon anda akan terjamin

kerahasiaanya dan hanya digunakan untuk keperluan penelitian ini saja.

Jawab dengan cara memberi tanda centerang (√) pada salah satu pilihan yang

paling mewakili diri anda, keterangannya

STS: Sangat Tidak

Setuju

TS: Tidak Setuju

R: Ragu-ragu

S: Setuju

SS: Sangat Setuju

Contoh pengisian:

PERNYATAAN STS TS R S SS

Sulit untuk langsung memaafkan orang yang telah memfitnah

saya.

KUESIONER III

Isi sejumlah pernyataan berikut sesuai keadaan yang dialami atau

dirasakan sesungguhnya saat ini.

PERNYATAAN

STS TS R S SS

Merasa kurang teratur dan rapi dalam menjalani tugas-tugas keseharian.

Dalam keseharian saya tidak selalu mengatakan yang sebenarnya.

Saya selalu memiliki perasaan takut akan Tuhan dalam benak.

Dapat memenuhi setiap janji yang diberikan.

Banyak membeli belajaan membuat saya sering merasa senang.

Saya bermuhasabah setiap malamnya.

Disiplin bukan termasuk sifat keseharian saya.

Saya dapat kehilangan kendali ketika marah.

Merasakan ikatan yang dekat dengan Tuhan.

Saya tidak pernah meninggalkan sholat 5 waktu sehari.

Saya merasa bahwa Allah mendengarkan setiap doa saya.

Dalam setiap aktifitas saya dapat merasakan Allah melihat saya.

Kualitas hasil pekerjaan biasanya tidak terlalu baik.

Saya berhenti menemui orang yang berselisih paham dengan saya.

Cenderung sering merasa ragu-ragu.

Melakukan hal-hal untukmembuat saya mendapat pujian.

Selalu menghadiri acara keagamaan setiap pekan.

Rutin mendengarkan nasihat dari pembimbing spiritual atau ulama.

Sulit untuk menyelesaikan pekerjaan yang dititipkan dengan benar.

Saya membaca Qur’an rutin setiap hari.

Page 140: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

125

125

Dapat memaafkan dengan mudah orang yang telah berbuat jahat kepada

saya.

Saat sedang kesulitan, saya selalu merasa mendapat bimbingan dari

Tuhan.

Saya ikut mendengarkan ketika ada yang membicarakan orang lain.

Sering membantu orang lain sehingga saat dibutuhkan mereka juga akan

membantu saya.

Menghindari bertemu dengan orang yang berbeda pendapat.

Dengan setiap kesalahan yang saya miliki, Allah akan memaafkan saya.

Merasa sangat terdorong untuk mengenal dan mencari tahu tentang

Pencipta saya.

Merasa ingin orang lain melihat kondisi keuangan saya agar saya

dihargai.

Membeli hal-hal yang tidak terlalu dibutuhkan ketika sedang memiliki

uang berlebih.

Saya tidak pernah meninggalkan dzikir harian.

Saat tidak punya uang, saya meminjam terlebih dahulu untuk membeli

hal yang saya sukai.

Mencoba membantu menyelesaikan jika ada perkelahian antar

keluarga/teman.

Perilaku saya sehari-hari telah sesuai dengan Al-Qur’an dan as-Sunnah.

Merasa sulit untuk mencoba kembali ketika sebelumnya mengalami

kegagalan.

Mencari tahu apakah tradisi budaya yang berlaku sesuai dengan syariat

Islam.

Ketika sedang marah saya sering mengumpat (walaupun hanya di dalam

hati).

Saat sedang berkumpul dengan teman, saya membicarakan tentang

orang lain.

Jika melihat sesuatu yang baru/terkini, saya merasa harus segera

mendapatkannya.

Ketika membaca Al-Qur’an, saya merasa seperti sedang berbicara

dengan Tuhan.

Saya tidak pernah meninggalkan puasa sunnah setiap pekan.

Saya selalu menyayangi orang lain sebagaimana saya menyayangi diri

sendiri.

Page 141: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

126

126

Sering menyampaikan informasi kepada orang lain sehingga mereka

dapat memperoleh manfaat darinya.

Terus memikirkan bagaimana cara untuk membalas perbuatan buruk

orang lain.

Merasa sedih ketika melihat orang lain yang mendahului posisi saya.

Agar tidak didahului oleh orang lain saya tidak membagikan informasi

yang saya miliki.

Sulit merasakan ketenangan sampai saya membalas keburukan yang

telah dilakukan orang lain.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Saya ucapkan terimakasih banyak atas kesediannya berpartisipasi dalam

penelitian.

Semoga Allah membalas dengan sebaik-baik kebaikan atas bantuan yang

saudari berikan.

Jazaakunnallah khayran katsiran wa Jazaakunnallah ahsanal jazaa’

Jika ada pertanyaan, saran, dan hal lainnya terkait penelitian,

silahkan hubungi kontak dibawah ini: Amal

[email protected] atau 0813-2105-8827

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Page 142: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

127

127

Lampiran 3 Syntax dan Path Diagram

1) Syntax uji CFA variabel kebahagiaan

UJI VALIDITAS VARIABEL KEBAHAGIAAN DA NI=29 NO=199 MA=PM LA ITEM12 ITEM24 ITEM3 ITEM16 ITEM9 ITEM1 ITEM2 ITEM4 ITEM7

ITEM6 ITEM10 ITEM15 ITEM22 ITEM17 ITEM27 ITEM26 ITEM8 ITEM25

ITEM28 ITEM13 ITEM5 ITEM21 ITEM29 ITEM19 ITEM18 ITEM14 ITEM23

ITEM11 ITEM20 PM SY FI=BAHAGIA.COR MO NX=29 NK=1 LX=FR TD=SY LK BAHAGIA FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 LX 9 1 LX 10 1

LX 11 1 LX 12 1 LX 13 1 LX 14 1 LX 15 1 LX 16 1 LX 17 1 LX 18 1 LX 19 1

LX 20 1 LX 21 1 LX 22 1 LX 23 1 LX 24 1 LX 25 1 LX 26 1 LX 27 1 LX 28 1

LX 29 1 FR TD 27 26 TD 8 7 TD 6 2 TD 17 16 TD 10 5 TD 21 7 TD 29 26 TD 14 4 TD

29 22 TD 15 7 TD 15 8 TD 23 15 TD 10 6 TD 20 10 TD 27 10 TD 11 5 TD 28 25

TD 28 24 TD 21 19 TD 19 7 TD 10 2 TD 26 12 TD 21 5 TD 14 12 TD 7 1 TD 22

9 TD 20 2 TD 6 5 TD 24 15 TD 29 1 TD 5 2 TD 20 5 TD 28 23 TD 10 7 TD 15

10 TD 20 11 TD 11 2 TD 26 2 TD 26 4 TD 16 10 TD 9 8 TD 13 9 TD 25 7 TD 16

4 TD 11 4 TD 25 12 TD 20 12 TD 26 20 TD 27 4 TD 19 18 TD 18 5 TD 25 11

TD 22 1 TD 17 1 TD 2 1 TD 24 14 TD 8 5 TD 12 5 TD 6 1 TD 23 6 TD 23 2 TD

23 14 TD 9 6 TD 11 9 TD 29 4 TD 4 3 TD 26 13 TD 21 13 TD 27 12 TD 8 3 TD

23 10 TD 16 13 TD 16 15 TD 29 28 TD 28 12 TD 14 10 TD 10 4 TD 8 4 TD 22

12 TD 18 16 TD 14 3 TD 23 3 TD 16 5 TD 13 5 TD 23 22 TD 25 5 TD 25 21 TD

19 15 TD 12 8 TD 14 7 TD 10 8 TD 15 12 TD 19 12 TD 27 15 TD 16 3 TD 21 18

TD 28 1 TD 29 27 TD 27 20 TD 27 5 TD 27 21 TD 27 19 TD 25 1 TD 28 11 TD

19 10 TD 8 2 TD 25 2 TD 28 2 TD 4 2 TD 15 6 TD 26 21 TD 26 5 TD 25 6 TD

25 10 TD 7 6 TD 11 6 TD 11 10 TD 15 1 TD 23 11 TD 11 7 TD 18 14 TD 18 12

TD 17 9 TD 17 9 PD

OU TV SS MI

Page 143: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

128

128

Model CFA dari variabel kebahagiaan

2) Syntax uji CFA variabel perilaku disiplin

UJI VALIDITAS VARIABEL PERILAKU DISIPLIN DA NI=8 NO=199 MA=PM LA ITEM7 ITEM19 ITEM1 ITEM15 ITEM13 ITEM2 ITEM34 ITEM4 PM SY FI=SDISIPLIN.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK DISIPLIN FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 5 2 TD 6 2 TD 8 3 PD OU TV SS MI

Page 144: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

129

129

Model CFA dari variabel perilaku disiplin

3) Syntax uji CFA variabel pencarian makna ketuhanan

UJI VALIDITAS VARIABEL PENCARIAN KETUHANAN DA NI=7 NO=199 MA=PM LA ITEM6 ITEM27 ITEM35 ITEM33 ITEM18 ITEM9 ITEM17 PM SY FI=spencarian.cor MO NX=7 NK=1 LX=FR TD=SY LK PENCARIAN FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 FR TD 7 5 TD 7 3 TD 4 2 TD 7 2 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel pencarian makna ketuhanan

4) Syntax uji CFA variabel perilaku ekspansif

Page 145: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

130

130

UJI VALIDITAS VARIABEL PERILAKU EKSPANSIF DA NI=5 NO=199 MA=PM LA ITEM36 ITEM31 ITEM37 ITEM23 ITEM29 PM SY FI=SEKSPANSIF.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK EKSPANSIF FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 5 2 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel perilaku ekspansif

5) Syntax uji CFA variabel perilaku membanggakan diri

UJI VALIDITAS VARIABEL PERILAKU MEMBANGGAKAN DIRI DA NI=5 NO=199 MA=PM LA ITEM28 ITEM16 ITEM05 ITEM24 ITEM38 PM SY FI=SBANGGA.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK BANGGA FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 4 3 TD 4 1 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel perilaku membanggakan diri

Page 146: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

131

131

6) Syntax uji CFA variabel perasaan kedekatan dengan Allah

UJI VALIDITAS VARIABEL PERASAAN KEDEKATAN DENGAN TUHAN DA NI=6 NO=199 MA=PM LA ITEM11 ITEM22 ITEM26 ITEM39 ITEM12 ITEM3 PM SY FI=SDEKAT.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY LK KEDEKATAN FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 5 2 TD 4 3 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel perasaan kedekatan dengan Allah

7) Syntax uji CFA variabel perilaku kedermawanan

UJI VALIDITAS VARIABEL PERILAKU DERMAWAN

Page 147: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

132

132

DA NI=5 NO=199 MA=PM LA ITEM32 ITEM42 ITEM45 ITEM44 ITEM41 PM SY FI=SDERMAWAN.COR MO NX=5 NK=1 LX=FR TD=SY LK DERMAWAN FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 FR TD 4 3 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel perilaku kedermawanan

8) Syntax uji CFA variabel perilaku toleransi

UJI VALIDITAS VARIABEL PERILAKU TOLERANSI DA NI=6 NO=199 MA=PM LA ITEM25 ITEM14 ITEM21 ITEM46 ITEM43 ITEM08 PM SY FI=STOLERANSI.COR MO NX=6 NK=1 LX=FR TD=SY LK TOLERANSI FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 FR TD 2 1 TD 4 2 TD 6 2 TD 6 1 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel perilaku toleransi

Page 148: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

133

133

9) Syntax uji CFA variabel praktik ibadah islam

UJI VALIDITAS VARIABEL PRAKTIK IBADAH DA NI=4 NO=199 MA=PM LA ITEM10 ITEM20 ITEM30 ITEM40 PM SY FI=SPRAKTIK.COR MO NX=4 NK=1 LX=FR TD=SY LK PRAKTIK FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 FR TD 4 3 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel praktik ibadah islam

10) Syntax uji CFA variabel lokus internal

Page 149: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

134

134

UJI VALIDITAS VARIABEL LOKUS INTERNAL DA NI=8 NO=199 MA=PM LA ITEM1 ITEM19 ITEM5 ITEM4 ITEM18 ITEM23 ITEM9 ITEM21 PM SY FI=KDS.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK INTERNAL FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 5 2 TD 6 4 TD 3 1 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel lokus internal

11) Syntax uji CFA variabel lokus orang lain

UJI VALIDITAS VARIABEL LOKUS ORANG LAIN

DA NI=8 NO=199 MA=PM

LA

ITEM8 ITEM13 ITEM22 ITEM11 ITEM3 ITEM20 ITEM15 ITEM17

PM SY FI=KOL.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK ORGLAIN FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 5 4 TD 7 1 TD 8 1 TD 6 1 TD 7 3 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel lokus orang lain

Page 150: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

135

135

12) Syntax uji CFA variabel lokus situasi

UJI VALIDITAS VARIABEL LOKUS SITUASI DA NI=8 NO=199 MA=PM LA ITEM6 ITEM16 ITEM14 ITEM10 ITEM12 ITEM2 ITEM7 ITEM24 PM SY FI=KKB.COR MO NX=8 NK=1 LX=FR TD=SY LK SITUASI FR LX 1 1 LX 2 1 LX 3 1 LX 4 1 LX 5 1 LX 6 1 LX 7 1 LX 8 1 FR TD 6 3 TD 7 5 TD 6 1 TD 6 4 TD 5 3 TD 4 1 PD OU TV SS MI

Model CFA dari variabel lokus situasi

Lampiran 4 Output Hasil Uji Regresi

Page 151: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

136

136

Model Summary

Model R R

Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,742a ,551 ,524 6,57232 ,551 20,821 11 187 ,000

a. Predictors: (Constant), Lokus_situasi, Plk_dermawan, Plk_ekspansif, Lokus_internal, Lokus_orglain, Perasaan_dekat, Plk_Disiplin, Plk_toleransi, Plk_Bangga, Prak_ibadah, Pencarian_makna

ANOVA

a

Model Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 9892,924 11 899,357 20,821 ,000b

Residual 8077,544 187 43,195

Total 17970,468 198

a. Dependent Variable: Kebahagiaan b. Predictors: (Constant), Lokus_situasi, Plk_dermawan, Plk_ekspansif, Lokus_internal, Lokus_orglain, Perasaan_dekat, Plk_Disiplin, Plk_toleransi, Plk_Bangga, Prak_ibadah, Pencarian_makna

Coefficients

a

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5,009 6,054 ,827 ,409

Plk_Disiplin ,285 ,070 ,271 4,072 ,000

Pencarian_makna ,110 ,094 ,105 1,163 ,246

Plk_ekspansif -,062 ,074 -,055 -,841 ,402

Plk_Bangga -,002 ,078 -,002 -,026 ,979

Perasaan_dekat ,218 ,083 ,215 2,619 ,010

Plk_dermawan ,213 ,066 ,198 3,229 ,001

Plk_toleransi ,096 ,075 ,085 1,267 ,207

Prak_ibadah -,035 ,088 -,033 -,398 ,691

Lokus_internal ,226 ,060 ,211 3,765 ,000

Lokus_orglain -,068 ,060 -,066 -1,137 ,257

Lokus_situasi -,081 ,071 -,074 -1,146 ,253

a. Dependent Variable: Kebahagiaan

Model Summary

Model R R Adjusted Std. Change Statistics

Page 152: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

137

137

Square R Square

Error of the

Estimate

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 ,565a ,319 ,316 7,88154 ,319 92,292 1 197 ,000

2 ,655b ,428 ,423 7,23877 ,109 37,539 1 196 ,000

3 ,655c ,429 ,420 7,25682 ,000 ,026 1 195 ,872

4 ,655d ,429 ,417 7,27219 ,001 ,177 1 194 ,675

5 ,686e ,471 ,457 7,02095 ,042 15,133 1 193 ,000

6 ,713f ,509 ,493 6,78012 ,038 14,954 1 192 ,000

7 ,717g ,514 ,496 6,76234 ,005 2,011 1 191 ,158

8 ,717h ,514 ,494 6,78010 ,000 ,001 1 190 ,976

9 10 11

,735i

,740i

,742k

,540 ,547 ,551

,518 ,523 ,524

6,61131 6,57780 6,57232

,026 ,007 ,003

10,825 2,931 1,313

1 1 1

189 188 187

,001 ,089 ,253

a. Predictors: (Constant), Plk_Disiplin

b. Predictors: (Constant), Plk_Disiplin, Pencarian_makna

c. Predictors: (Constant), Plk_Disiplin, Pencarian_makna, Plk_ekspansif

d. Predictors: (Constant), Plk_Disiplin, Pencarian_makna, Plk_ekspansif, Plk_Bangga

e. Predictors: (Constant), Plk_Disiplin, Pencarian_makna, Plk_ekspansif, Plk_Bangga, Perasaan_dekat

f. Predictors: (Constant), Plk_Disiplin, Pencarian_makna, Plk_ekspansif, Plk_Bangga, Perasaan_dekat, Plk_dermawan

g. Predictors: (Constant), Plk_Disiplin, Pencarian_makna, Plk_ekspansif, Plk_Bangga, Perasaan_dekat, Plk_dermawan, Plk_toleransi

h. Predictors: (Constant), Plk_Disiplin, Pencarian_makna, Plk_ekspansif, Plk_Bangga, Perasaan_dekat, Plk_dermawan, Plk_toleransi, Prak_ibadah

i. Predictors: (Constant), Plk_Disiplin, Pencarian_makna, Plk_ekspansif, Plk_Bangga, Perasaan_dekat, Plk_dermawan, Plk_toleransi, Prak_ibadah, Lokus_internal

j. Predictors: (Constant), Plk_ekspansif, Pencarian_makna, Plk_Disiplin, Plk_Bangga, Perasaan_dekat, Plk_dermawan, Plk_toleransi, Prak_ibadah, Lokus_internal, Lokus_orglain k. Predictors: (Constant), Plk_ekspansif, Pencarian_makna, Plk_Disiplin, Plk_Bangga, Perasaan_dekat, Plk_dermawan, Plk_toleransi, Prak_ibadah, Lokus_internal, Lokus_orglain, Lokus_situasi

Page 153: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

138

138

Lampiran 5 Output Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation

Kebahagiaan 199 3,65 70,48 50,0004 9,52680

Plk_Disiplin 199 24,81 69,43 50,0003 9,04203

Pencarian_makna 199 13,27 64,15 50,0001 9,12569

Plk_ekspansif 199 19,22 64,81 50,0000 8,42378

Plk_Bangga 199 22,52 64,59 50,0001 8,81388

Perasaan_dekat 199 3,14 59,99 50,0009 9,41526

Plk_dermawan 199 21,32 63,36 50,0005 8,86235

Plk_toleransi 199 18,88 63,05 50,0002 8,42265

Prak_ibadah 199 19,67 63,39 49,9997 8,94302

Lokus_internal 199 21,91 66,06 50,0002 8,89739

Lokus_orglain 199 35,53 84,30 50,0001 9,26422

Lokus_situasi 199 32,39 75,07 49,9999 8,62012

Valid N (listwise) 199

Durasi_cadar

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid < 1 tahun 73 36,7 36,7 36,7

1 - 3 tahun 107 53,8 53,8 90,5

> 3 tahun 19 9,5 9,5 100,0

Total 199 100,0 100,0

Tk_pend_akhir

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid SD/sederajat 1 ,5 ,5 ,5

SMP/Sederajat 4 2,0 2,0 2,5

SMA/sederajat 124 62,3 62,3 64,8

Diploma 20 10,1 10,1 74,9

Strata 1 50 25,1 25,1 100,0

Total 199 100,0 100,0

St_nikah

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid Menikah 61 30,7 30,7 30,7

Belum Menikah

138 69,3 69,3 100,0

Total 199 100,0 100,0

Page 154: PENGARUH SPIRITUALITAS ISLAM DAN LOKUS KENDALI …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/46123/1/AMALIA RIDHA... · [Qs. Al-Hijr, 15: 98-99] Faidza ‘azamta fatawakkal

139

139

St_kerja

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid Bekerja 88 44,2 44,2 44,2

Tidak Bekerja

111 55,8 55,8 100,0

Total 199 100,0 100,0

Usia

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid 18 - 24 tahun 147 73,9 73,9 73,9

25 - 34 tahun 40 20,1 20,1 94,0

35 - awal 40 tahun

12 6,0 6,0 100,0

Total 199 100,0 100,0

Wilayah

Frequency Percent Valid

Percent Cumulative

Percent

Valid Jakarta 79 39,7 39,7 39,7

Bogor 27 13,6 13,6 53,3

Depok 35 17,6 17,6 70,9

Tangerang 38 19,1 19,1 89,9

Bekasi 20 10,1 10,1 100,0

Total 199 100,0 100,0