Upload
truongthu
View
263
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK
WRITE (TTW) BERBASIS KONTEKSTUAL TERHADAP
HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA
(Kuasi Eksperimen di Kelas X IPA MAN Bayah)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruanuntuk Memenuhi Salah Satu Syaratan Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
FITHRIA ANIATUZZAHROH
NIM: 109016100004
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
i
ABSTRAK
Fithria Aniatuzzahroh, 109016100004. Pengaruh Strategi PembelajaranThink Talk Write Berbasis Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa(Kuasi Eksperimen di Kelas X IPA MAN Bayah). Skripsi, Program StudiPendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas IlmuTarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi pembelajaran ThinkTalk Write berbasis kontekstual terhadap hasil belajar biologi siswa pada konseppencemaran lingkungan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – April2014 di MAN Bayah. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimendengan desain penelitian randomized subjects pretest-postest control group design.Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling. Terdapat 63siswa yang dilibatkan dalam penelitian ini. Mereka dibagi menjadi 2 kelompok,yaitu kelompok eksperimen (n = 32) dan kelompok kontrol (n = 31). Instrumenpenelitian yang digunakan adalah tes hasil belajar, berupa tes pilihan ganda danangket. Analisis data kedua kelompok menggunakan uji-t, diperoleh hasil thitung
sebesar 4.53 dan ttabel 1.658, maka thitung > ttabel. Hal ini menunjukkan bahwaterdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompokkontrol. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh strategipembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual terhadap hasil belajar biologisiswa pada konsep pencemaran lingkungan.
Kata Kunci : Think Talk Write, Kontekstual, Hasil Belajar.
ii
ABSTRACT
Fithria Aniatuzzahroh, 109016100004. The Influence of Think Talk WriteLearning Strategy Based On Contextual Learning in Biology Achievement(Quasi Experimental study in the first grade of senior high school at MANBayah). BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of NaturalSciences Education, the Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, SyarifHidayatullah State Islamic University Jakarta.
The research aimed to find out the influence of Think Talk Write strategy throughcontextual based learning to student’s learning outcomes on environmentpollution concept. This research was conducted in March - April 2014 at MANBayah. The method used in this research was the quasi-experimental method withrandomized subjects pretest-posttest control group design. The samplingtechnique used in this research was a Simple Random Sampling. About 63students were involved in this research. They were separated in two groups i.e.group of experimental (n = 32) and group of control (n = 31). The instrumentsused in this research were the multiple-choice test and questionnaire. A t-test wasapplied in the data analysis this obtained tcount 4.53 and ttable 1.658 in thesignificant level α = 0.05, the tcount > ttable, It shown that there was significantdistinction between the experimental group and the control group. Therefore, itcan be concluded that there was influence of Think Talk Write strategy throughcontextual based learning to student’s learning outcomes on environmentpollution concept.
Keyword : Think Talk Write, Contextual, Learning Achievement.
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala
nikmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan
salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang
telah menghubungkan ke jalan yang benar, semoga rahmat dan kesejahteraan
senantiasa terlimpahkan kepada beliau dan kepada Nabi-nabi lain serta keluarga
dan orang-orang yang saleh.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi
pembelajaran Think-Talk-Write (TTW), sehingga strategi TTW dapat
diaplikasikan oleh guru dalam proses pembelajaran biologi. Dengan asumsi
tersebut, maka terlaksanalah penelitian ini, walaupun dengan segala keterbatasan
dan kekurangannya.
Laporan ini berisi tentang hasil penelitian pendidikan yang berjudul
“Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Berbasis
Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”. Apresiasi dan ucapan
terima kasih yang setinggi-tingginya penulis sampaikan kepada semua pihak yang
telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan ucapan
terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam.
3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Biologi.
4. Bapak Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd, selaku dosen pembimbing I, yang telah
dengan sabar mengarahkan serta memberikan ilmu nya dalam penulisan skripsi
ini.
5. Ibu Meiry Fadilah Noor, M.Si., selaku pembimbing II, yang telah dengan sabar
mengarahkan serta memberikan ilmu nya dalam penulisan skripsi ini.
iv
6. Dosen Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam yang tidak bisa penulis
sebutkan satu persatu, terimakasih atas semua ilmu yang telah diberikan.
7. Bapak Aep Syamsul maarif, S.Pd selaku guru pamong selama penelitian.
Terimakasih atas bimbingannya.
8. Semua guru dan staf karyawan di MAN Bayah. Terimakasih atas dukungan
dan doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian di MAN Bayah.
9. Ayahanda Hadromi dan Ibunda Masadah tercinta, yang telah mendidik, dan
membesarkan penulis dengan penuh cinta dan kasih sayang, juga selalu
memberikan bantuan moril, materil, yang dengan sabar membina, dan
mendo’akan penulis.
10. Kakak Silahudin dan kak Ikhwanudin serta adik Eka yang selalu memberikan
do’a dan motivasi kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
11. Semua teman Pendidikan Biologi angkatan 2009. Terima kasih atas canda
tawa riang di hari-hari yang melelahkan, kebersamaan selama 5 tahun
berteman akan menjadi kenangan di masa depan. Semoga tali silahturahmi
kita tetap terjalin.
12. Serta pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan laporan skripsi
ini.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penulisan skripsi ini, untuk itu saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
penulis harapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak terutama bagi para pengembang pendidikan dalam rangka
meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di sekolah.
Jakarta, Agustus 2014
Penulis
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRAK................................................................................................... i
ABSTRACT.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................... v
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. ....... 1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................... 5
C. Batasan Masalah ............................................................................... 5
D. Perumusan Masalah........................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .............................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
BAB II DESKRIPSI DAN KERANGKA PIKIR
A. Deskripsi Teoritis .............................................................................. 7
1. Strategi Pembelajaran Kooperatif ................................................ 7
2. Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) ........................... 11
a. Think....................................................................................... 12
b. Talk......................................................................................... 13
c. Write ...................................................................................... 15
3. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning) .. 19
a. Konsep Dasar Pembelajaran CTL........................................... 19
b. Unsur CTL............................................................................. 22
c. Komponen Kontekstual.......................................................... 23
iv
d. Hubungan Kontekstual dengan Think Talk Write (TTW)........ 24
4. Hasil Belajar Biologi Siswa ......................................................... 25
a. Pengertian Belajar ................................................................... 25
b. Definisi Hasil Belajar .............................................................. 27
5. Kajian Materi Pencemaran Lingkungan ............................................ 30
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................... 30
C. Kerangka Berfikir.............................................................................. 32
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................ 34
B. Metode Penelitian dan Desain Penelitian ........................................... 34
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 35
D. Variabel Penelitian ............................................................................ 36
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 36
F. Instrumen Penelitian.......................................................................... 37
G. Kalibrasi Instrumen........................................................................... 39
1. Validitas ...................................................................................... 40
2. Uji Reliabilitas ............................................................................ 41
3. Tingkat kesukaran ....................................................................... 42
4. Daya pembeda............................................................................. 43
H. Teknik Analisis Data ......................................................................... 44
1. Pengujian Prasyarat Penelitian..................................................... 44
a. Uji Normalitas ....................................................................... 44
b. Uji Homogenitas.................................................................... 45
c. Uji N-Gain............................................................................. 45
d. Angket................................................................................... 46
2. Uji Hipotesis ............................................................................... 47
3. Hipotesis Statistik ....................................................................... 49
v
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................... 50
1. Deskripsi Hasil Data Eksperimen .............................................. 50
a. Hasil Pretest ........................................................................ 50
b. Hasil Posttest....................................................................... 50
c. Hasil uji N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol ............ 56
d. Analisis Data Angket ........................................................... 56
e. Hasil Perhitungan LKS Strategi Pembelajaran Think Talk Write
(TTW) Berbasis Kontekstual ............................................... 57
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data .................................................... 58
1. Normalitas.................................................................................. 59
2. Homogenitas .............................................................................. 60
3. Pengujian hipotesis sampel ......................................................... 62
C. Pembahasan ..................................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................... 69
B. Saran................................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN........................................................................ 74
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok Belajar
Tradisional.................................................................................... 8
Tabel 2.3 Tingkatan Domain Kognitif, Afektif, dan Psikomotor.................... 29
Tabel 3.1 Pretest-Postest Control Group Design................................................. 34
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes ................................................................ 38
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Respon Siswa ................................................ 39
Tabel 3.4 Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment ............... 41
Tabel 3.5 Klasifikasi dan Indeks Tingkat Kesukaran ..................................... 42
Tabel 3.6 Klasifikasi dan Indeks Daya Pembeda ........................................... 43
Tabel 3.7 Klasifikasi dan Indeks N-Gain....................................................... 46
Tabel 4.1 Hasil Pretest.................................................................................. 51
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Siswa Kelas Eksperimen .......... 52
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Siswa Kelas Kontrol.................. 53
Tabel 4.4 Hasil Posttest ................................................................................ 53
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Postest Siswa Kelas Eksperimen........... 54
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Postest Siswa Kelas Kontrol ................ 55
Tabel 4.7 Kategori Skor N-Gain Siswa Berdasarkan Hasil Pretest dan
Posttest ......................................................................................... 56
Tabel 4.8 Persentase Indikator Angket .......................................................... 57
Tabel 4.9 Persentase Perhitungan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan
Menggunkan Strategi Pembelajaran Think Talk Write Berbasis
Kontekstual................................................................................... 58
Tabel 4.10 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
..................................................................................................... 59
Tabel 4.11 Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan kelas kontrol
..................................................................................................... 60
Tabel 4.12 Data Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ....................................................................................... 61
vii
Tabel 4.13 Data Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ....................................................................................... 61
Tabel 4.14 Data Uji Hipotesis Pretest Sampel Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ....................................................................................... 62
Tabel 4.15 Uji Hipotesis Penelitian Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ....................................................................................... 63
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Desain Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write............. 18
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen.... 80
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol .......... 97
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen........................... 109
Lampiran 4 Kunci jawaban LKS Kelas Eksperimen...................................... 119
Lampiran 5 Rubrik Penilaian LKS Kelas Eksperimen ................................... 127
Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ................................. 131
Lampiran 7 Kunci Jawaban LKS Kelas Kontrol. ........................................... 135
Lampiran 8 Rubrik Penilaian LKS Kelas Kontrol.......................................... 137
Lampiran 9 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................... 139
Lampiran 10 Kisi-kisi Instrumen Respon Siswa ............................................ 174
Lampiran 11 Angket ..................................................................................... 175
Lampiran 12 Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Validitas .............................. 180
Lampiran 13 Soal Pretest dan Posttest .......................................................... 182
Lampiran 14 Kunci Jawaban......................................................................... 191
Lampiran 15 Lembar Jawaban ..................................................................... 192
Lampiran 16 Nilai Pretest dan Posttest Uji N-Gain Kelas Eksperimen.......... 194
Lampiran 17 Nilai Pretest dan Posttest Uji N-Gain Kelas Kontrol ................ 196
Lampiran 18 Skor LKS Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) ....... 198
Lampiran 19 Skor LKS Kelas Kontrol .......................................................... 199
Lampiran 20 Skor Angket Pernyataan Positif dan Negatif ............................. 202
Lampiran 21 Langkah-Langkah Perhitungan Angket .................................... 210
Lampiran 22 Langkah-Langkah Uji Normalitas Pretest dan Posttest............. 211
Lampiran 23 Perhitungan Normalitas Pretest Kelas Eksperimen................... 212
Lampiran 24 Perhitungan Normalitas Pretest Kelas Kontrol ......................... 213
Lampiran 25 Perhitungan Uji Homogenitas Pretest....................................... 216
Lampiran 26 Perhitungan Uji Hipotesis Pretest............................................. 218
Lampiran 27 Perhitungan Normalitas Posttest Kelas Eksperimen.................. 219
Lampiran 28 Perhitungan Normalitas Posttest Kelas Kontrol ........................ 221
x
Lampiran 29 Perhitungan Uji Homogenitas Posttest ..................................... 223
Lampiran 30 Perhitungan Uji Hipotesis Posttest ........................................... 225
Lampiran 31 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas
Eksperimen ................................................................................ 226
Lampiran 32 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol
............................................................................................................. 231
Lampiran 33 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas
Eksperimen .......................................................................................... 234
Lampiran 34 Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
................................................................................................. 238
Lampiran 35 Dokumentasi Kegiatan Siswa Selama Proses Pembelajaran...... 242
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Penelitian
Pendidikan merupakan hal penting dalam proses pembentukan sumber daya
manusia. Melalui pendidikan, manusia memperoleh ilmu pengetahuan dan
pengalaman empirik yang sangat berguna bagi kehidupannya, serta dapat
mengembangkan diri manusia sesuai dengan potensinya masing-masing. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
tercantum dalam UU RI tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 No.20 tahun
2003.
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan danmembentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangkamencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensipeserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepadaTuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab”.1
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung
pada proses belajar yang di alami siswa, baik ketika ia berada disekolah maupun
dilingkungan rumah atau keluarganya sendiri.2
Belajar dengan jalan mengalami artinya pengalaman diperoleh berkat
interaksi antara individu dengan lingkungan sebagai sumber pengetahuan dan
keterampilan, bersifat pendidikan, yang merupakan satu kesatuan di sekitar tujuan
1 Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003, Tentang Sistem PendidikanNasional, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h.7.
2Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2010), cet. XV, h. 87.
2
murid, pengalaman pendidikan bersifat kontinu dan interaktif, membantu integrasi
pribadi murid.3
Mengelola kegiatan pembelajaran, guru perlu merencanakan tugas dan alat
belajar yang menantang, pemberian umpan balik, belajar kelompok dan
menyediakan program penilaian yang memungkinkan semua siswa mampu unjuk
kemampuan/mendemonstrasikan kinerja (performance) sebagai hasil belajar. Inti
dari tugas menantang ini menyediakan seperangkat pertanyaan yang mendorong
siswa berfikir kemudian menuliskannya untuk melatih siswa menguraikan
pendapatnya, kemudian berbicara atau diungkapkan mengenai pendapat yang
telah diuraikan, agar semua yang difikirkan itu terkonsep dengan sangat baik.
Karena itu, dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran ini memiliki kemampuan
merancang pertanyaan produktif dan mampu menyajikan pertanyaan sehingga
memungkinkan siswa terlibat baik secara mental maupun secara fisik,4 maka dari
itu dengan menggunakan strategi Think Talk Write (TTW) untuk mengelola
kegiatan pembelajaran ini siswa bisa lebih aktif berfikir dengan memberikan
pertanyaan kepada siswa oleh guru.
Sebagai seorang guru kita harus mengetahui perkembangan peserta didik
dalam belajar, dimana siswa terlibat aktif dalam proses belajar. Perkembangan itu
sendiri adalah proses atau tahapan pertumbuhan sehingga kearah yang lebih maju.
Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal
jumlah, ukuran dan arti pentingnya. Agar terjadinya perubahan demikian maka
guru perlu mengelola kegiatan pembelajaran. Strategi Think Talk Write (TTW)
perlu dikuasai guru karena, (1) menyediakan kepada siswa pertanyaan yang
mendorong berfikir dan berproduksi, (2) menyediakan kepada siswa umpan balik
yang bermakna, (3) membuat susunan belajar secara kelompok, dan (4)
menyediakan penilaian kepada siswa yang memberi peluang semua siswa mampu
melakukan unjuk perbuatan.5
3 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), cet. IV, h. 29.4 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individu Siswa,
(Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2008), cet. I, h. 30-31.5 Ibid., h. 31.
3
Hal ini mengacu pada konsep Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995
Tentang Standar Nasional Pendidikan, “bahwa proses pembelajaran pada satuan
pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan pendidikan
suatu bangsa memerlukan proses dan waktu secara bertahap.”6 Dari uraian diatas
dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pembelajaran perlu dipilih strategi yang
tepat agar tujuan dapat dicapai. Strategi pembelajaran adalah suatu cara atau
metode yang dilakukan oleh pendidik (guru) terhadap peserta didik (murid) yang
lain dalam upaya terjadinya perubahan pada aspek kognitif, afektif, dan motorik
secara berkesinambungan.7
Strategi Think Talk Write (TTW) yang dapat ditunjukkan dengan mendorong
siswa untuk berfikir, aktif berpartisipasi dalam pembelajaran, berkomunikasi
dengan baik, siap mengemukakan pendapatnya, menghargai orang lain dan
melatih siswa untuk menuliskan hasil diskusinya ke dalam bentuk tulisan secara
sistematis.8 Melalui penerapan strategi Think Talk Write dalam pembelajaran
biologi, siswa diajak untuk berpikir melalui bahan bacaan berupa buku referensi
secara individual kemudian membuat catatan kecil mengenai materi yang telah
dibaca. Hasil bacaan dikomunikasikan dengan talk yaitu diskusi kelompok yang
dapat meningkatkan aktivitas lisan siswa. Diskusi merupakan proses tatap muka
interaktif dimana siswa menukar ide tentang persoalan dalam rangka pemecahan
masalah, menjawab pertanyaan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman atau
membuat keputusan. Tahap terakhir dalam strategi ini adalah write yaitu
mengkonstruksi pengetahuan hasil dari think dan talk secara individual yang dapat
meningkatkan aktivitas menulis.
Namun berdasarkan observasi yang telah dilakukan di MAN Bayah,
pembelajaran biologi yang dilakukan guru masih menggunakan metode
6 Sofan Amri dan Iif Khoiru Ahmad, Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif dalam Kelas(Metode, Landasan Teori-Praktis dan Penerapannya), (Jakarta: PT Prestasi Pustakaraya, 2010),cet 1, h 1.
7 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: RinekaCipta, 2008),h. 267.
8 Dwitya Nadia Fatmawati, “Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write UntukMeningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 Sma Al Islam 1 Surakarta”, SkripsiUniversitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2010, h. 11.
4
pembelajaran konvensional yang dilakukan sangat membosankan dan sangat
monoton sehingga para siswa menjadi kurang antusias, cenderung pasif, dan
kurang tertarik dalam kegiatan belajar mengajar. Selain itu dalam pembelajaran
guru juga tidak menggunakan metode yang menarik.
Pembelajaran biologi banyak dilakukan dengan hanya memberi konsep-
konsep materi biologi semata dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa ada
pengolahan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan lingkungan yang
ada disekitarnya. Hal ini sesuai dengan pernyataan beberapa siswa mengenai
pelajaran biologi yang umumnya mengaku bahwa pelajaran biologi itu sulit,
karena banyak materi yang harus dihafalkan dan juga pelajaran biologi sangat
membosankan dan membuat para siswa merasa ngantuk karena harus
mendengarkan ceramah saja dari guru biologi yang bersangkutan.dalam hal ini
membuat pembelajaran biologi kurang kondusif karena kurangnya interaksi antara
guru dan siswa. Hal inilah yang menyebabkan hasil belajar yang dicapai sebagian
siswa cenderung rendah, tidak mencapai KKM yang telah ditetapkan. Kenyataan
dilapangan, guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang
tepat untuk pelajaran biologi karena guru sudah terbiasa dengan metode ceramah
yang dirasa paling mudah dilaksanakan.
Pendekatan pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu
guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata
siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari9, dengan
melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran, yakni konstruktivisme,
bertanya, menemukan, masyarakat belajar, permodelan, refleksi, dan penilaian
autentik. Dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontektual ini, dimungkinkan siswa tidak merasa jenuh dengan
pembelajaran biologi, dan dengan metode ini siswa bisa mengkaitkan
pembelajarannya dengan kehidupan sehari-hari yang telah siswa alami
9 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 95.
5
dikehidupan nyata dengan bantuan pendekatan kontekstual sehingga pembelajaran
biologi ini akan lebih mudah difahami.10
Berdasarkan uraian tersebut maka akan dilakukan penelitian dengan judul :
“Pengaruh Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW) Berbasis
Kontekstual Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa “
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan dapat
diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Kemunculan rasa bosan siswa akibat metode belajar yang monoton dan
kurang menarik.
2. Pembelajaran bersifat teacher-centered dengan tidak memunculkan
partisipasi siswa dan komunikasi siswa.
3. Beberapa siswa menganggap bahwa pelajaran biologi itu sulit, karena
banyak hafal.
4. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan belajar di kelas karena tidak
menuntun siswa membiasakan menulis.
5. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk memahami serta mengenali
konsep-konsep dasar biologi.
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah dan mengingat permasalahan yang cukup luas,
maka perlu dilakukan pembatasan masalah. Masalah akan dibatasi pada:
1. Pengaruh strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbasis
kontekstual terhadap hasil belajar siswa pada materi pencemaran
lingkungan.
2. Hasil belajar yang diukur adalah ranah kognitif dan afektif. Ranah kognitif
diukur dengan menggunakan tes hasil belajar Biologi di sekolah MAN
Bayah kelas X semester II dan ranah afektif diukur dengan menggunakan
angket.
10 Dwi Untari Ningsih dkk, “Implementation of Think Talk Write Strategy Based OnContextual Learning To Improve Biologi’s Science Skill Processtowards Students Of Class X-8SMA Negeri 1 Sukoharjo”, Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Biologi, Surakarta, 2012, h. 13.
6
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah yang disajikan dalam penelitian ini adalah:
“Adakah pengaruh strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbasis
kontekstual terhadap hasil belajar biologi siswa?”
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pembelajaran Think Talk
Write (TTW) berbasis kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar biologi siswa
pada pokok bahasan pencemaran lingkungan.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Bagi peneliti, menyampaikan informasi tentang pengaruh strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW) berbasis kontekstual terhadap hasil belajar biologi
siswa.
2. Bagi siswa dapat memberikan motivasi belajar, mengembangkan kemampuan
berfikir, berkomunikasi, dan menguraikan pendapat melalui tulisan.
3. Bagi guru bidang studi khususnya Biologi dapat menjadikan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbasis kontekstual tersebut sebagai
salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar.
4. Sebagai masukan dalam strategi pembelajaran di sekolah, sehingga proses serta
hasil kegiatan belajar mengajar optimal.
5. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam hal metode pembelajaran yang
tepat untuk menyajikan mata pelajaran biologi sekolah.
7
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Deskripsi Teoritis
1. Strategi Pembelajaran Kooperatif (SPK)
a. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif bisa dimulai dengan sebuah pertemuan seluruh
anggota kelas untuk memberikan perspektif yang menyeluruh. Ini bisa meliputi
persentasi guru atas materi baru, diskusi kelas, pemberian masalah atau
pertanyaan untuk diselidiki, dan menjelaskan petunjuk untuk menjalankan
aktivitas kelompok.1
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam SPK, yaitu:
1. Adanya peserta dalam kelompok; 2. Adanya aturan kelompok; 3. Adanya upaya
belajar setiap anggota kelompok; dan 4. Adanya tujuan yang harus dicapai.2
Ciri-ciri pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:3
1) Setiap anggota mempunyai peran
2) Terjadi interaksi langsung diantara siswa
3) Setiap anggota kelompok bertanggungjawab atas belajarnya dan juga teman-
teman sekelompoknya
4) Peran guru adalah membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan-
keterampilan interpersonal kelompok.
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
1 Shlomo Sharan, The Handbook of Cooperative Learning, (Yogyakarta: Familia, 2012), cet.I, h. 414.
2 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2006), h. 241.
3 Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 132.
8
Tabel 2.1. Perbedaan Kelompok Belajar Kooperatif dengan Kelompok
Belajar Tradisional4
Kelompok Belajar kooperatif Kelompok Belajar Tradisional
1 Kepemimpinan bersama 1 Satu pemimpin
2 Saling ketergantungan positif 2 Tidak saling bergantung
3 Kelompok heterogen 3 Kelompok homogen
4 Mempelajari keterampilan
kooperatif
4 Asumsi adanya keterampilan sosial
5 Sama-sama bertanggungjawab 5 Tanggungjawab hanya untuk diri
sendiri
6 Menekankan pada penyelesaian
tugas dan mempertahankan
hubungan
6 Hanya menekankan pada
penyelesaian tugas
7 Guru memperhatikan proses
kelompok belajar sehingga efektif
7 Guru tidak memperhatikan proses
kelompok belajar
8 Satu hasil kelompok 8 Beberapa hasil kelompok
9 Evaluasi kelompok 9 Evaluasi individual
Metode pembelajaran kooperatif telah menunjukan bahwa penghargaan
kelompok dan tanggung jawab perseorangan merupakan unsur mendasar bagi
pengaruh kerjasama berdasarkan pada pencapaian keterampilan.Tidaklah cukup
hanya dengan memberitahu siswa untuk bekerja bersama. Selain itu, ada alasan
bagus untuk percaya bahwa jika para siswa diberi penghargaan setelah melakukan
pekerjaan yang lebih baik dari pada sebelumnya, mereka akan lebih terpacu untuk
belajar dari pada jika mereka diberi penghargaan berdasarkan prestasi yang lebih
baik dari teman mereka, karena penghargaan atas kemajuan yang dicapai bisa
memberi keberhasilan dan tidak terlalu sulit maupun terlalu mudah untuk dicapai
siswa.
4Ibid., 135.
9
Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan dalam belajar yang
dilakukan oleh siswa secara berkelompok-kelompok tertentu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan, ada empat unsur yang penting dalam
SPK , yaitu;
1) Adanya peserta dalam kelompok
2) Adanya aturan kelompok
3) Adanya upaya belajar dari setiap kelompok
4) Adanya tujuan yang harus dicapai
Aspek tujuan dimaksudkan untuk memberikan perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi. Melalui tujuan yang jelas, setiap anggota kelompok dapat memahami
sasaran setiap anggota belajar.5
Dalam pembelajaran kooperatif, siswa tidak hanya mempelajarai materi
pelajaran. Mereka juga harus mempelajari keterampilan interpersonal agar dapat
bekarja bersama secara produktif.Keterampilan ini dikenal sebagai keterampilan
kooperatif. Lundgren membagi keterampilan kooperatif dalam tiga tingkatan,
yaitu keterampilan kooperatif tingkat awal, menengah dan mahir.6
1) Keterampilan kooperatif tingkat awal meliputi berbagai tugas, mendorong
partisipasi dan mengundang orang lain untuk berbicara.
2) Keterampilan kooperatif tingkat menengah, meliputi mendengarkan dengan
aktif, bertanya, membuat ringkasan dan menerima tanggungjawab.
3) Keterampilan kooperatif tingkat mahir, meliputi mengelaborasi, memeriksa
ketepatan dan menetapkan tujuan.
Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang
terdiri dari 4-6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, baik dari kemampuan,
jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membant. Tujuan dibentuknya
kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan pada semua siswa untuk
dapat terlibat aktif dalam proses berfikir dan kegiatan pembelajaran.7
5 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:Kencana, 2006), h. 239-240.
6 Zulfiani, Tonih Feronika, Op. cit., h. 133.7 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, (Jakarta; Prenada Media
Group, 2010), h. 56.
10
Jadi, hal yang menarik dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah adanya
harapan selain memiliki dampak pembelajaran, berupa peningkatan prestasi
belajar peserta didik (student archievment) juga mempunya dampakpengiring
seperti relasi sosial, penerimaan peserta didik yang dianggap lemah, harga diri,
norma akademik, penghargaan terhadap waktu, dan suka memberi pertolongan
pada kawan yang lain.8
Model kooperatif adalah sebuah model yang maksimal yang harus
diimplementasikan dalam sebuah pembelajaran karena strategi ini tidak hanya
berdampak pada sistem nilai angka-angka saja saja tetapi juga berdampak pada
nilai sosial dalam pembelajaran, sehingga menghasilkan peserta didik yang tidak
hanya berkemampuan secara kognitif tetapi juga santun dalam bertingkah laku
(afektif) juga tidak ketinggalan aspek psikomotor.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar dengan belajar dalam
kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan
pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar
pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru
mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses
pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling
membelajarkan sesama siswa lainnya.9
Guru yang menjalankan metode pembelajaran kooperatif diminta untuk
membantu kelompok-kelompok siswa menyusun tujuan mereka untuk
mengarahkan upaya kognitif dan individual mereka. Penjelasan tujuan adalah
salah satu cara paling konstruktif yang bias dilakukan guru untuk memfasilitasi
kerja produktif oleh kelompok-kelompok siswa. Tujuan kelompok juga
menentukan hubungan antara anggotanya dalam artian siapa melakukan apa dan
kapan, dan juga menyusun kriteria yang biasa digunakan kelompok-kelompok
untuk menilai kemajuan meraka sendiri.10
8 Wina Sanjaya, Op. cit., h. 243.9 Rusman, Model-model Pembelajaran Mengembangkan profesionalisme Guru, (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada, 2012), cet. X, h. 203.10 Shlomo Sharan, Op. cit., h. 571-572
11
2. Strategi Pembelajaran Think Talk Write (TTW)
Strategi pembelajaran TTW, merupakan suatu strategi yang didasarkan pada
banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni
penyelidikan membutuhkan penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata.
Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi yang sudah jadi
dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial
dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar
maupun kompleks.11
Strategi pembelajaran TTW yang diperkenalkan oleh Huinker dan Laughlin
ini pada dasarnya dibangun melalui berfikir, berbicara dan menulis12. TTW ini
termasuk kedalam tipe kooperatif adalah strategi pembelajaran yang berusaha
membangun pemikiran, merefleksi, dan mengorganisasi ide, kemudian menguji
ide tersebut sebelum siswa diharapkan untuk menulis ide-ide tersebut13. Terdapat
lima komponen strategi pembelajaran yaitu kegiatan pembelajaran pendahuluan,
penyampaian informasi, partisipasi peserta didik, tes dan kegiatan lanjutan.14
Pembelajaran TTW meningkatkan hasil belajar, dapat mengaktifkan seluruh
siswa dan memberi kesempatan kepada siswa untuk mengungkap gagasan yang
ada dalam pikiran siswa sehingga siswa berani berargumen, percaya diri, dan
kreatif dalam pembelajaran.15
Alur dari TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau mengalami
dialog dengan diri mereka sendiri setelah proses membaca. Kemudian, mereka
berbicara dan saling bertukar informasi dengan temannya sebelum
menuliskannya. Suasana ini lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok
heterogen yang terdiri dari 3-5 siswa. Dalam kelompok ini, siswa diminta untuk
11 Bonar Sembiring, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran ThinkTalk Write Di SMKN 1 Kabanjahe”, Jurnal Saintech, Vol. 03, No.03, 2007, h. 2.
12 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individu Siswa,Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2008, cet. I, h. 84.
13 Asep I. Sugandi, Op. cit., h. 2.14 Dwitya Nadia Fatmawati, “Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Write untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 SMA AL Islam 1 Surakarta”, SkripsiUniversitas Sebelas Maret Surakarta, Surakarta, 2010, H. 4.
15 Yuniar Prasasti, Muzayyinah, Maridi, “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran ThinkTalk Write Disertai Modul Hasil Penelitian Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negri 2Sukoharjo”, Jurnal Pendidikan Biologi, 2011, Vol. 3, No. 2, h. 4.
12
membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengarkan, berbagi dengan
teman-teman, dan untuk mengekspresikan ide-ide melalui tulisan.16
Tahapan dalam pembelajaran Think Talk Write (TTW) diantaranya:
a. Think
Bahan ajar yang disajikan dalam bentuk LKS yang berisi informasi ataupun
permasalahan, memungkinkan siswa untuk memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan konsep, prosedur, serta prinsip dalam biologi melalui suatu
aktivitas belajar yaitu membaca. Pada tahap ini siswa, siswa akan membaca
sejumlah persoalan yang disajikan dalam LKS. Setelah membaca LKS siswa akan
membuat catatan kecil berupa apa yang akan diketahui dan apa yang ditanyakan.17
Pembelajaran TTW dimulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau
berdialog dengan dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara
dan membagi ide dengan temannya sebelum menulis. Siswa diminta membaca,
membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar, dan membagi ide bersama
teman dalam kelompok kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.18Suatu
strategi pembelajaran yang diharapkan dapat menumbuhkembangkan kemampuan
hasil belajar siswa adalah strategi pembelajaran TTW.
Jika mengacu pada definisi tersebut, maka strategi pembelajaran TTW
termasuk kedalam jenis pendekatan yang berpusat pada siswa karena dalam
strategi ini siswa terlibat langsung dalam pembelajaran, sedangkan guru berperan
sebagai fasilitator pembelajaran. Dalam pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan kelompok.
Aktivitas berpikir atau think yang dapat dilihat dari proses membaca suatu
teks kemudian membuat catatan apa yang telah dibaca. Menurut Wiederhold
membuat catatan berarti menganalisiskan tujuan isi teks dan memeriksa bahan-
bahan yang ditulis. Belajar rutin membuat atau menulis catatan sebelum membaca
16 Supriyono, “Developing Mathematical Learning Device Using Ttw (Think Talk-Write)Strategy Assisted By Learning Cd To Foster Mathematical Communication”, Makalah presentedat International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education,Purworejo, 2011, h. 2.
17 Asep I. Sugandi, op. cit., h. 6.18 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, op. cit., h. 84.
13
akan merangsang aktivitas berpikir sebelum, selama dan setelah membaca19.
Berpikir adalah suatu kemampuan untuk menganalisa, mengkritik, dan menarik
kesimpulan berdasar pada inferensi atau pendapat. Seseorang perlu berpikir agar
dapat menggunakan informasi yang dimiliki dengan baik jika informasi yang
diperoleh tidak lengkap.20
Kemampuan membaca, dan membaca secara komprehensif secara umum
dianggap berfikir, meliputi membaca baris-demi baris atau membaca yang penting
saja. Seringkali suatu teks bacaan diikuti oleh panduan, bertujuan untuk
mempermudah diskusi dan mengembangkan hasil belajar biologi siswa. Dalam
strategi ini teks bacaan selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual (contextual
problems) artinya proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan
materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata
yang diberi sedikit panduan sebelum siswa membuat catatan kecil.21
Learning is reciting. If we recite it then think it over, think it over then reciteit, naturally it’ll become meaningful to us. If we recite it but don’t thinkover, we still won’t appreciate its meaning. If we think it over but don’trecite it, even though we might understand it, our understanding will beprecarious.22
Jadi belajar adalah mengulang. Jika kita mengulang apa yang telah kita
pelajari kemudian memikirkannya kembali secara alami, hal ini akan mengandung
arti tertentu bagi kita. kalau membaca tapi tidak berfikir tentang apa yang kita
baca maka kita tidak akan memperoleh pemahaman apapun. Jika kita berfikir tapi
tidak membacanya, walaupun mungkin kita sudah mengerti maka pemahaman
kita pun akan sulit.
b. Talk
Kata komunikasi berasal dari bahasa latin yaitu communicare yang berarti
sama. Sama disini maksudnya adalah sama dalam hal pengertian dan pendapat
19 Ibid., h. 85.20 Dwitya Nadia Fatmawati, op. cit., h. 5.21 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, op. cit., h. 85.22 Diah Ayu Kurniasih, “Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran Think Talk Write
terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Ditinjau dariKemandirian Belajar Siswa pada Siswa SMK Jurusan Bisnis Manajemen Kota Madya Surakarta”,Tesis Pendidikan Matematika, Surakarta, 2010, h. 34.
14
antara komunikator dan komunikan. Jadi, apabila kita akan berkomunikasi dengan
orang lain, sebaiknya terlebih dahulu harus menentukan suatu sasaran sebagai
dasar untuk memperoleh pengertian yang sama. Kalau kesamaan pengertian dan
pendapat telah dapat dicapai maka komunikasi akan berlangsung dengan lancer
dan baik.23
Tahap kedua setelah think adalah talk yaitu berkomunikasi dengan
menggunakan kata-kata dan bahasa yang mereka pahami. Talking juga dapat
membantu guru untuk mengetahui pemahaman siswa dalam belajar, sehingga
dapat mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan.24
Pada tahap talk siswa diberi kesempatan untuk merefleksikan, menyusun, dan
menguji ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok, pada tahap ini siswa dapat
mendidkusikan pengetahuan mereka dan menguji ide-ide baru mereka, sehingga
mereka mengetahui apa yang sebenarnya mereka tahu dan apa yang sebenarnya
mereka butuhkan untuk dipelajari.25
Komunikasi dalam strategi TTW memungkinkan siswa untuk terampil
berbicara. Proses komunikasi dipelajari siswa dalam kehidupan sebagai individu
yang berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. Proses komunikasi dapat
dibangun di kelas secara alami dan mudah serta dapat dimanfaatkan sebagai alat
sebelum menulis. Komunikasi dalam suatu diskusi dapat membantu kolaborasi
dan meningkatkan aktivitas belajar dalam kelas, hal ini dapat terjadi karena ketika
siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi sekaligus dapat berpikir bagaimana
cara mengungkapkannya dalam tulisan. Selain itu, komunikasi dapat
meningkatkan pemahaman karena ketika siswa diberi kesempatan untuk berbicara
atau dialog, maka siswa dapat sekaligus mengkostruksikan berbagai ide untuk
dikemukakan melalui dialog.26
Komunikasi merupakan kemampuan yang terdiri atas: (1) kemampuan
menyatakan ide biologi melalui lisan, tulisan, demonstrasi, dan
23 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: RinekaCipta, 2008), h. 96.
24 Ibid., 47.25 Asep I. Sugandi, op. cit., h 7.26 Diah Ayu Kurniasih, Op. cit., 47.
15
mengungkapkannya secara berbeda dalam bentuk visual; (2) kemampuan
memahami, menafsirkan, dan menilai ide yang disajikan secara lisan, tulisan, atau
dalam bentuk visual; (3) kemampuan mengkonstruk, menafsirkan dan membuat
hubungan dari bermacam-macam representasi ide. Di dalam pembelajaran biologi,
guru diharapkan dapat membantu peserta didik mengkomunikasikan ide biologi
melalui lima aspek komunikasi yaitu representasi, mendengarkan, membaca,
diskusi, dan menulis.27
c. Write
Tahap ketiga dalam strategi TTW adalah write yaitu menuliskan hasil diskusi
secara individual. Menulis membantu peserta didik merealisasikan salah satu
tujuan pembelajaran, yaitu pemahaman siswa tentang materi yang ia pelajari.
Aktifitas menulis akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga
memungkinkan guru melihat pengembangan konsep siswa, selain itu juga dapat
membantu guru memantau kesalahan siswa, miskonsepsi, dan konsepsi siswa
terhadap ide yang sama.28
Aktivitas siswa selama fase ini adalah (1) menulis solusi terhadap masalah
atau pertanyaan yang diberikan termasuk perhitungan, (2) mengorganisasikan
semua pekerjaan langkah demi langkah, baik penyelesaiannya ada yang
menggunakan diagram, grafik ataupun tabel agar mudah dibaca dan
ditindaklanjuti, (3) mengoreksi semua pekerjaan sehingga yakin tidak ada
pekerjaan ataupun perhitungan yang ketinggalan, (4) meyakini bahwa
pekerjaannya yang terbaik yaitu lengkap, mudah dibaca dan terjamin
keasliannya.29 Ketika anda menulis untuk mengingat, anda sedang
27 L. Winayawati, S.B. Waluya, dan I. Junaedi, “Implementasi Model PembelajaranKooperatif dengan Strategi Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Menulis Rangkuman danPemahaman Matematis Materi Integral”, Unnes Journal of Research Mathematics Education,2012, h. 2.
28 Diah Ayu Kurniasih, op. cit., 47.29Ibid., h. 47-48.
16
mengembangkan mata mental anda dengan merekam indra, emosi, dan tindakan
anda di sepanjang hari.30
Pada tahap ini siswa akan belajar untuk melakukan koneksi biologi secara
tertulis. Berdasarkan hasil diskusi, siswa diminta untuk menuliskan penyelesaian
dan kesimpulan dari masalah yang telah diberikan. Apa yang siswa tuliskan pada
tahap ini mungkin berbeda dengan apa yang siswa tuliskan pada catatan individual
(tahapan think) hal ini terjadi karena setelah siswa berdiskusi ia akan memperoleh
ide baru untuk menyelesaikan masalah yang telah diberikan.31
Peranan guru dalam metode pembelajaran TTW adalah mengajukan
pertanyaan dan tugas yang mendatangkan keterlibatan dan menantang siswa untuk
berpikir, mendengar secara hati-hati ide siswa, menyuruh siswa mengungkapkan
ide secara lisan dan tertulis. Guru juga memutuskan apa yang digali dan dibawa
siswa dalam diskusi, memutuskan kapan memberi informasi, mengklarifikasikan
persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing, dan membiarkan siswa
berjuang dengan kesulitan serta memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam
diskusi dan memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk
berpartisipasi.
Karakteristik pembelajaran TTW yang membedakan dengan strategi
pembelajaran yang lain, diantaranya32:
1) Melibatkan siswa secara aktif dalam melakukan eksplorasi suatu konsep
biologi.
2) Mengkonstruksi dengan benar pengetahuan awal siswa baik dari
pengalaman maupun informasi yang diterima.
3) Termasuk strateg pembelajaran yang dilakukan secara kooperatif.
4) TTW dibangun oleh kemampuan berpikir, berbicara, dan menulis siswa
yang dikelompokkan secara heterogen kemudian diberikan permasalahan
30 Scott Hagwood, Rahasia Melejitkan Daya Ingat Otak hanya dalam 7 Hari, (Jogjakarta:Think, 2011), h. 60.
31 Asep I. Sugandi, op. cit., h. 7-8.32 Maesaroh, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk- Write (TTW) terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa Kuasi Eksperimen di SMA 3 Rangkasbitung”, Skripsi Pendidikan Fisika,2010, h. 29.
17
untuk dipikirkan, didiskusikan dalam kelompok dan kelasnya yang
kemudian dicari solusi.
5) Karena terdapat langkah diskusi maka guru dengan mudah mengetahui
miskonsepsi siswa dan dengan diskusi juga dapat diarahkan untuk merubah
konsepnya.
TTW memberikan keuntungan kepada guru, diantaranya33:
1) Guru dapat mengajukan pertanyaan dan tugas yang mendatangkan
keterlibatan dan menantang siswa untuk berpikir.
2) Guru dapat mendengarkan dengan hati-hati ide atau gagasan siswa.
3) Guru dapat menyuruh siswa mengemukakan ide secara lisan maupun
tulisan.
4) Guru dapat memutuskan apa yang akan digali dan dibawa siswa dalam
diskusi.
5) Guru dapat memutuskan kapan memberikan informasi, mengklarifikasi
persoalan-persoalan, menggunakan model, membimbing, dan membiarkan
siswa berjuang untuk memecahkan soal.
6) Guru dapat memonitoring dan menilai partisipasi siswa dalam diskusi, dan
memutuskan kapan dan bagaimana mendorong setiap siswa untuk
berpartisipasi.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
TTW adalah suatu strategi pembelajaran yang mengacu pembelajaran kooperatif
dimana tahapannya yaitu think (berpikir, siswa melakukan demonstrasi,
pengamatan, membaca buku paket atau artikel biologi yang berkaitan dengan
konsep, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari), talk (berbicara, siswa
berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi), dan write (menulis, siswa
menuliskan hasil diskusi dan presentasi dalam bentuk laporan).
33 Ibid., h. 29-30
18
Gambar 2.1. Desain Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write34
Langkah-langkah yang lebih rincinya adalah:35
a. Guru membagi teks bacaan berupa lembar aktivitas siswa yang memuat
situasi masalah.
b. Siswa membaca teks dan membuat catatan dari hasil bacaan secara
individual, untuk dibawa ke forum diskusi (think).
c. Siswa berinteraksi dan berkolaborasi dengan teman untuk membahas isi
catatan, dilanjutkan presentasi dari perwakilan kelompok dan ditanggapi oleh
kelompok lain (talk). Guru berperan sebagai fasilitator lingkungan belajar.
d. Siswa mengkonstruksi pengetahuan secara individual (write).
34 Ibid.,h. 87.35 Dwitya Nadia Fatmawati, op. cit., h. 7.
19
3. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) merupakan
konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam
kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat36.Untuk memperkuat
dimilikinya pengalaman belajar yang aplikatif bagi siswa, tentu saja diperlukan
pembelajaran yang lebih banyak memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan, mencoba dan mengalami sendiri, dan bahkan sekedar pendengar yang
pasif.
a. Konsep Dasar Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL)
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran yang
memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah dan
menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan
kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan,
dan mengalami sendiri. Dengan demikian, pembelajaran tidak sekedar dilihat dari
sis produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses.37
“CTL memungkinkan siswa menghubungkan isi mata pelajaran akademikdengan konteks kehidupan sehari-hari untuk menemukan makna. CTLmemperluas konteks pribadi siswa lebih lanjut melalui pemberianpengalaman segar yang akan merangsang otak guna menjalin hubunganbaru untuk menemukan makna yang baru”.38
Beberapa pakar mengemukakan CTL yang pada umumnya hampir sama
kecuali ada beberapa perbedaan penekanan.39
1) Menekankan pentingnya pemecahan masalah
2) Mengakui perlunya kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam berbagai
konteks seperti rumah, masyarakat dan tempat kerja.
36 Rusman, op. cit., h. 190.37 Ibid., h. 190.38 Ibid., h. 189.39 Kasihani E.S, “Contextual Learning And Teaching (CTL) Pengajaran dan Pembelajaran
Kontekstual, Jurnal Prosiding Seminar Akademik”, Vol. 2, 2002, h. 4-5.
20
3) Mengajar siswa memantau dan mengarahkan pembelajaran mereka agar
menjadi siswa yang dapat belajar sendiri.
4) Menekankan pelajaran pada konteks kehidupan siswa yang berbeda-beda.
5) Mendorong siswa belajar dari sesama teman dan belajar bersama.
6) Menggunakan penilaian otentik.
Sedangkan COR, yaitu dari Center for Occupational Research diAmerika
menyingkat kelima konsep Contextual Teaching and Learningdalam akronim
REACT yang jabarannya adalah sebagai berikut.40
Relating : belajar dalam konteks kehidupan nyata
Experiencing : belajar dalam konteks eksplorasi, penemuan danpenciptaan
Applying : belajar dengan memadahkan pengetahuan dengankegunaannya
Cooperating : belajar dalam konteks interaksi kelompok
Transfering : belajar dengan menggunakan pengetahuan dalamkonteks
baru/lain.
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami.41
Pertama, CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk
menemukan materi, artinya proses belajar diorintasikan pada proses pengalaman
langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa
hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri
materi belajar.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara
materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut
untuk menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan
kehidupan nyata. Hal ini sangat penting, sebab dengan dapat mengorelasikan
materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu
akan bermakna secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan
tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
Ketiga, CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan,
artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat mempelajari materi yang
40Ibid., h. 5.41 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Jakarta:
Kencana, 2006, cet. I, h. 255.
21
dipahami, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya
dalam kehidupan sehari-hari.
Tampak bahwa pembelajaran kontekstual dan praktek pembelajaran
berlangsung secara teratur dalam sebagian besar keluarga dan pembelajaran di
kelas. Hal ini terutama terjadi dengan praktek karena siswa terlibat secara aktif,
pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan nyata, dan belajar satu sama
lain.42
Menurut Piaget pengetahuan itu terbentuk dalam struktur kognitif anak,
sangat berpengaruh terhadap beberapa model pembelajaran, diantaranya model
pembelajaran kontekstual. Menurut pembelajaran kontekstual, pengetahuan itu
akan bermakna manakala ditemukan dan dibangun sendiri oleh siswa.
Pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemberitahuan orang lain, tidak akan
menjadi pengetahuan yang bermakna. Pengetahuan yang demikian akan mudah
dilupakan dan tidak fungsional.43
Ada tiga tipe gaya belajar siswa, yaitu tipe visual, tipe auditorial, dan
kinestetis, dalam proses pembelajaran kontekstual, sertiap guru perlu memahami
tipe belajar dalam dunia siswa, artinya guru perlu menyesuaikan gaya mengajar
terhadap gaya belajar siswa.44 Guru perlu memandang siswa sebagai subjek
belajar dengan segala keunikannya. Siswa adalah oranisme yang aktif yang
memiliki potensi untuk membangun pengetahuannya sendiri.Kalaupun guru
memberikan informasi kepada siswa, guru harus member kesempatan untuk
menggali informasi itu agar lebih bermakna untuk kehidupan mereka.
Untuk itu ada beberapa catatan dalam penerapan CTL sebagai suatu strategi
pembelajaran, yaitu sebgai berikut:45
1) CTL adalah model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa
secara penuh, baik fisik maupun mental.
42 Bettye P. Smith, “Contextual Teaching and Learning Practicel in the Family and ConsumerSciences Curriculum”, Journal of Family and Consumer Sciences Education, Vol. 24, No. 1, 2006:h. 7.
43 Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Kencana, 2005), cet. IV, h. 113.
44 Wina Sanjaya, op. cit., 2006, h. 262.45 Ibid., h. 272.
22
2) CTL memandang bahwa belajar bukan menghafal, akan tetapi proses
berpengalaman dalam kehidupan nyata.
3) Kelas dalam pembelajaran CTL bukan sebagai tempat untuk memperoleh
informasi, akan tetapi sebagai tempat untuk menguji data hasil temuan
mereka di lapangan.
4) Materi pelajaran ditemukan oleh siswa sendiri, bukan hasil pemberian dari
orang lain.
b. Unsur Contextual Teaching and Learning
Selain itu telah diidentifikasi enam unsur penting CTL, sebagai berikut:46
1) Pembelajaran bermakna: pemahaman, relevansi dan penghargaan pribadi
siswa bahwa dia berkepentingan terhadap isi pelajaran dan pembelajaran
dirasakan penting dan relevan dengan kehidupannya.
2) Penerapan pengetahuan: kemampuan untuk melihat bagaimana dan apa
yang dipelajari diterapkan dalam tatanan-tatanan lain dan berfungsi pada
masa sekarang dan akan datang.
3) Berfikir tingkat lebih tinggi: siswa dilatih untuk berfikir kritis dan kreatif
dalam pengumpulan data, memahami suatu isu, atau memecahkan suatu
masalah.
4) Kurikulum yang dikembangkan berdasarkan standar: isi pengajaran
berhubungan dengan suatu rentang dan beragam standar lokal, Negara
bagian, nasional, asosiasi, dan atau industri.
5) Responsive terhadap budaya: pendidik harus memahami dan menghormati
nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan siswa, sesama
rekan pendidik dan masyarakat tempat mereka mendidik. Berbagai macam
budaya perorangan dan kelompok mempengaruhi pembelajaran. Budaya
budaya ini, dan hubungan antar budaya ini mempengaruhi bagaimana
pendidik mengajar. Paling tidak empat perspektif seharusnya
dipertimbangkan: individu siswa, kelompok siswa (sepertti tim atau
46 Kasihani E.S, op. cit., h. 5-6.
23
keseluruhan kelas), tatanan sekolah, dan tatanan masyarakat yang lebih
besar.
6) Penilaian autentik: penggunaan berbagai macam strategi penilaian yang
secara valid mencerminkan hasil belajar sesungguhnya yang diharapkan dari
siswa. Strategi-strategi ini dapat meliputi penilaian atas proyek dan kegiatan
siswa, penggunaan portofolio, rubriks, ceklis, dan panduan pengamatan di
samping memberikan kesempatan kepada siswa ikut aktif berperan serta
dalam menilai pembelajaran mereka sendiri dan penggunaan tiap-tiap
penilaian untuk memperbaiki keterampilan menulis mereka.
c. Komponen Pembelajaran Kontekstual
Komponen pembelajaran kontekstual meliputi: (1) menjalin hubungan-
hubungan yang bermakna; (2) mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang berarti; (3)
melakukan proses belajar yang diatur sendiri; (4) mengadakan kolaborasi; (5)
berfikir kritis dan kreatif; (6) memberikan layanan secara individu; (7)
mengupayakan pencapaian standar yang tinggi; dan (8) menggunakan asesmen
yang autentik.47
Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL, tentu saja
terlebih dahulu guru harus membuat desain/skenario pembelajarannya, sebagai
pedoman umum dan sekaligus sebagai alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada
intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat
dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut.48
1) Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih
bermakna, apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan
mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang akan
dimilikinya.
2) Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang
diajarkan.
47 Rusman, dkk, op. cit., h. 192.48 Ibid., h. 191-192.
24
3) Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-
pertanyaan.
4) Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok
berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya.
5) Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi,
model, bahkan media yang sebenarnya.
6) Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.
7) Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang
sebenarnya pada setiap siswa.
d. Hubungan Kontekstual dengan Think Talk Write (TTW)
Pengajaran dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep yang
membantu guru mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
memotivasi siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannnya
dalam kehidupan sehari-hari49. Berkaitan dengan pengertian diatas dalam strategi
pembelajaran TTW dituntut pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan
penyelidikan autentik yakni penyelidikan membutuhkan penyelesaian nyata dari
permasalahan yang nyata50, dalam strategi TTW ini teks bacaan yang digunakan
selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual artinya proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan
situasi kehidupan nyata yang diberi sedikit panduan sebelum siswa membuat catatan
kecil51. Dengan kata lain konteksual erat kaitannya dengan strategi Think Talk
Write, yang berhubungan dalam proses pembelajarannya.
Dalam penelitian Dwi utari ningsih
Dalam penelitian Betty P. smith menunjukan para guru yang memiliki 31
sampai 40 tahun pengalaman mengajar memiliki rata-rata keseluruhan paling
tinggi pada pengetahuan pengajaran dan pembelajaran kontekstual itu unik dan
49 Trianto, op. cit., h. 104.50 Bonar Sembiring, op. cit., h. 2.51 Martinus Yamin dan Bansu I, op. cit., h. 85.
25
menarik52. Dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual mendorong siswa berlatih diskusi dan bekerja sama secara
kelompok dalam hal penyelesaian masalah-masalah tertentu yang berkaitan
dengan materi pembelajaran dengan mengaitkannya pada kehidupan sehari-hari
yang bersifat kontekstual.53
4. Hasil Belajar Biologi Siswa
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah memperoleh pengetahuan melalui alat indra yang disampaikan
dalam bentuk perangsang-perangsang dari luar. Pengalam-pengalam berasosiasi
dan bereproduksi. Karena itu latihan memegang peranan penting. Lebih banyak
ulangan latihan maka lebih banyak dan lebih lama pengalaman dan pengetahuan
itu tinggal dalam kesadaran dan ingatan seseorang, dan sebaliknya apabila kurang
ulangan dan latihan maka pengalaman dan pengetahuan akan cepat dilupakan.
Dalam pengajarannya sangata mempengaruhi dengan metodenya yang disebut
Formal Step.54
Proses belajar bersifat individual dan kontekstual, artinya proses belajar
terjadi dalam diri peserta didik sesuai dengan perkembangan dan lingkungannya.
Peserta didik seharusnya tidak hanya belajar dari guru atau pendidik saja, tetapi
dapat pula belajar dengan berbagai sumber belajar yang tersedia
dilingkungannya.55 Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu
proses interaksi antar diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya,
yang mungkin berwujud pribad, fakta, konsep, maupun teori.
Karena belajar itu merupakan aktivitas yang berproses, sudah tentu di
dalamnya terjadi perubahan-perubahan yang bertahap.Perubahan-perubahan
tersebut timbul melalui fase-fase yang antara satu dengan lainnya bertalian secara
berurutan dan fungsional. Menurut jerom S. Bruner, salah seorang penentang teori
52 Bettye P. Smith, op. cit., h. 11.53 Dwi Untari Ningsih dkk, “Implementation of Think Talk Write Strategy Based On
Contextual Learning To Improve Biologi’s Science Skill Processtowards Students Of Class X-8SMA Negeri 1 Sukoharjo”, Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Biologi, Surakarta, 2012, h. 10.
54 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2005), cet. IV, h. 37.55 Bambang Warsita, op. cit., h. 62
26
S-R Bond (Barlow, 1985 yang ditulis oleh Muhibbin Syah), dalam proses belajar,
siswa menempuh tiga episode atau fase, yakni:56
1) Fase informasi (tahap penerimaan materi).
2) Fase transformasi (tahap pengubahan materi).
3) Fase evaluasi (tahap penilaian materi).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, maka belajar dapat diartikan sebagai
perubahan tingkah laku atau ilmu yang dimiliki dari tidak tahu menjadi tahu
akibat dari latihan dan pengalaman.
Selain itu berdasarkan pengertian belajar menurut para ahli memiliki satu inti
yaitu dalam proses belajar terjadi perubahan dalam diri individu. Namun
perubahan yang terjadi akibat belajar merupakan perubahan yang bersentuhan
dengan aspek kejiwaan dan mempengaruhi tingkah laku. Sehingga tidak semua
perubahan yang terjadi pada seseorang dikatakan belajar. Perubahan yang
dikatakan belajar adalah: 57
1) Perubahan yang terjadi secara sadar
Perubahan tersebut terjadi secara sadar. Individu yang belajar akan menyadari
terjadinya perubahan tersebut atau sekurang-kurangnya individu merasakan
telah terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya.
2) Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Perubahan yang terjadi dalam diri individu berlangsung terus menerus dan
tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi akan menyebabkan perubahan
berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan ataupun proses belajar
berikutnya. Misalnya, jika seseorang anak belajar menulis, maka ia akan
mengalami perubahan dari tidak menulis menjadi dapat menulis.
3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif
Perubahan dalam belajar selalu bertambah dan tertuju untuk memperoleh
suatu yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan perubahan bersifat aktif
artinya perubahan tersebut tidak terjadi dengan sendirinya melainkan karena
usaha individu sendiri.
56 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2010), cet. XV, h. 111.
57 Ibid., h. 15.
27
4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara
Perubahan dalam belajar bersifat tetap atau permanen. Sehingga tingkah laku
yang terjadi karena proses belajar akan bersifat permanen.
5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah
Perubahan tingkah laku terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai.
Perubahan belajar terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar
disadari.
6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku
Perubahan yang diperoleh individu setelah melalui suatu proses belajar
meliputi perubahan keseluruhan tingkah laku. Jika seseorang belajar sesuatu,
sebagai hasilnya ia akan mengalami perubahan tingkah laku secara
menyeluruh dalam sikap kebiasaan, keterampilan, pengetahuan, dan
sebagainya.
b. Definisi Hasil belajar biologi
Dalam proses pembelajaran, guru akan mengatur seluruh rangkaian kegiatan
pembelajaran, mulai dari membuat desain pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, bertindak mengajar atau membelajarkan, melakukan evaluasi
pembelajaran termasuk proses dan hasil belajar yang berupa “dampak
pengajaran”. Peran peserta didik adalah bertindak belajar, yaitu mengalami proses
belajar, mencapai hasil belajar, dan menggunakan hasil belajar yang digolongkan
sebagai “dampak pengiring”.58 Hasil belajar merupakan tujuan yang ingin dicapai
oleh siswa melalui proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar.59
Indikator digunakan sebagai tolak ukur untuk mengetaui sejauh mana tingkat
keberhasilan siswa, ditentukan dari tercapai tidaknya tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan.
58 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2011), h. 12.
59 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosda Karya,2009), hal 22.
28
Indikator haslil belajar adalah target pencapaian kompetensi secara operasional dari
kompetensi dasar dan standar kompetensi.60 Untuk melihat penguasaan materi terdapat
tiga aspek, yaitu: penguasaan materi akademik (kognitif), hasil belajar yang bersifat
proses normatif (afektif), dan aplikatif produk (psikomotor). Aspek kognitif meliputi,
kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari. Aspek afektif
meliputi, pemilikan minat, sikap, dan nilai yang ditanamkan melalui proses belajar
mengajar. Sedangkan aspek psikomotor meliputi, kemampuan yang berupa keterampilan
fisik (motorik) atau keterampilan manipulatif.61
Penilaian hasil belajar yang berupa penguasaan materi bertujuan untuk
mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives)
berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama. Menurut
taksonomi Bloom kemampuan-kemampuan yang termasuk domain kognitif
memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu hafalan (ingatan) (C1), pemahaman
(C2), penerapan (C3), analisis (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6).62
Adapun hasil belajar afektif berkaitan dengan sikap dan nilai. Ciri-ciri dari
hasil belajar tersebut dapat dilihat dari berbagai tingkah laku siswa, misalkan
perhatian terhadap mata pelajaran, kedisiplinan, motivasi belajar, rasa hormat
kepada guru, dan lain-lain. Ranah afektif menurut Krathwohl, dkk dibagi menjadi
lima jenjang, yaitu perhatian atau penerimaan (receiving), tanggapan
(responding), penilaian atau penghargaan (valuing), pengorganisasian
(organization), dan karakterisasi terhadap suatu atau beberapa nilai
(characterization by a value or value complex). 63
Hasil belajar psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan
(skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu. Ranah psikomotor dibagi menjadi tujuh tingkatan, yaitu persepsi
(perception), kesiapan (set), gerakan terbimbing (guided response), gerakan
60 Ahmad Sofyan, dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: LembagaPenelitian UIN Jakarta, 2006), h.13.
61 Ibid., h.13-14.62 Ibid., h. 14-15.63 Ibid., h. 19-20.
29
terbiasa (mechanism), gerakan kompleks (complex overt response), penyesuaian
pola gerakan (adaptation), dan kreatifitas atau keaslian (creativity/origination).64
Berdasarkan uaraian tersebut hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotor
dapat diuraikan sebagai berikut:
Tabel 2.3 Tingkatan Domain Kognitif, Afektif, dan Psikomotor
Jenis Hasil Belajar Deskripsi kompetensiKoginitif
1. Hafalan (C1)
2. pemahaman (C2),
3. penerapan (C3),
4. analisis (C4),
5. sintesis (C5),
6. evaluasi (C6
Pengetahuan terhadap fakta, konsep, definisi, namaperistiwa, tahun, daftar, rumus, teori, dan kesimpulan.Hubungan antar faktor, antar konsep, antar data, sebab-akibat, dan penarikan kesimpulan.Menggunakan pengetahuan untuk memecahkan masalahdan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.Menentukan bagian-bagian dari suatu masalah,penyelesaian atau gagasan, menunjukkan hubungan antarbagian.Menggabungkan berbagai informasi menjadi satukumpulan atau konsep, meramu/merangkai berbagaigagasan menjadi sesuatu yang baru.Mempertimbangkan dan menilai benar-salah, baik-buruk,bermanfaat-tidak bermanfaat.
Afektif1. receiving
2. responding
3. valuing4. organization5. characterization by a
value or value complex.
Penerimaan secara pasif terhadap suatu nilai dankeyakinan.Keinginan dan kesenangan menanggapi ataumerealisasikan sesuatu yang sesuai dengan nilai-nilaiyang dianut masyarakat.Pemilikan serta pelekatan pada suatu nilai tertentu.Konseptualisasi nilai-nilai menjadi suatu sistem nilai.Mencakup pengembangan nilai-nilai menjadi karakterpribadi.
Psikomotor1. persepsi (perception),
2. kesiapan (set),
3. gerakan terbimbing(guided response),
4. gerakan terbiasa(mechanism),
5. gerakan kompleks(complex overt response),
6. penyesuaian pola gerakan(adaptation),
7. kreatifitas atau keaslian(creativity/originatio).
Mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadaprangsangan, menyeleksi obyek.Mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik,emosi, dan mental.Mampu meniru contoh, mencoba-coba, pengembanganrespon baru.Berpegang pada pola, respon baru muncul dengansendirinya.Sangat terampil secara lancar, luwes, supel, gesit, lincah.
Mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemecahanmasalah.Mampu menciptakan yang baru, berinisiatif.
64 Ibid., h. 23-24.
30
Oleh karena itu keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
biologi di sekolah dapat diukur dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes,
dan dapat juga dilakukan dengan nontes pada aspek afektif dan psikomotor. Hal
tersebut yang dapat digunakan untuk menilai hasil proses belajar mengajar siswa.
5. Kajian Materi Pencemaran Lingkungan
Pengertian Pencemaran itu sendiri adalah masuknya atau dimasukkannya
makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau
berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam
sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Permasalahan pencemaran lingkungan yang harus diatasi bersama
diantaranya pencemaran air, tanah,udara, dan suara. Untuk menyelesaikan
masalah pencemaran lingkungan ini, tentunya kita harus mengetahui sumber
pencemar, bagaimana proses pencemaran itu terjadi, dan bagaimana langkah
penyelesaian pencemaran lingkungan itu sendiri.
6. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian Dwi Untari Ningsih diperoleh kesimpulan bahwa keterampilan
proses sains siswa kelas X-8 SMA Negeri 1 Sukoharjo tahun pelajaran 2010/ 2011
dapat ditingkatkan dengan penggunaan strategi pembelajaran Think Talk Write
Berbasis Kontekstual.65
Penelitian Bonar Sembiring diperoleh kesimpulan bahwa secara keseluruhan
hasil belajar siswa dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) mengalami peningkatan hasil belajar siswa yang mengindikasikan
kemampuan kritis dan kreatif siswa di kelas II Ap2 SMK Negeri 1 Kabanjahe
tahun pelajaran 2010/2011.66
65 Dwi Untari Ningsih dkk, “Implementation of Think Talk Write Strategy Based OnContextual Learning To Improve Biologi’s Science Skill Processtowards Students Of Class X-8SMA Negeri 1 Sukoharjo”, Skripsi S1 Jurusan Pendidikan Biologi, Surakarta, 2012, h. 13.
66 Bonar Sembiring, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran ThinkTalk Write Di Smkn 1 Kabanjahe”, Jurnal Saintech, 2011, h. 52.
31
Penelitian Dwitya Nadia Fatmawati berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang dilakukan dalam dua siklus dapat disimpulkan bahwa penerapan
strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dalam pembelajaran biologi kelas X-1 SMA Al Islam 1 Surakarta
tahun pelajaran 2009/2010.67
Penelitian Supriyono skor hasil percobaan menunjukkan bahwa pembelajaran
matematika menggunakan strategi TTW menunjukan bahwa kriteria proses
pembelajaran adalah 3.80, respon para siswa adalah 93,85%, skor guru adalah
3,91, artinya itu adalah perangkat praktis. Belajar menggunakan perangkat
menghasilkan penguasaan belajar klasikal, dan tes hasil belajar dari kelas
eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Selain itu, aktivitas siswa memiliki
pengaruh positif terhadap prestasi, jadi perangkat ini sangat efektif.68
Penelitian Intan satriani hasil temuan penelitian ini menyatakan bahwa
program pembelajaran menulis berhasil meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis teks recount. Secara khusus, mereka menunjukkan beberapa peningkatan
pada penggunaan tata bahasa dan struktur penulisan.Selain itu, data yang
diperoleh dari observasi, wawancara, dan dokumentasi teks siswa menunjukkan
beberapa kelebihan dalam menggunakan CTL. Kelebihan tersebut yaitu (1)
mendorong siswa dalam menulis; (2) meningkatkan motivasi siswa untuk
berpartisipasi secara aktif dalam kelas menulis; (3) membantu siswa
mengembangkan tulisan mereka; (4) membantu siswa memecahkan masalah
mereka; (5) menyediakan cara untuk siswa berdiskusi dan berinteraksi dengan
teman mereka; dan (6) membantu siswa merangkum dan merefleksikan pelajaran.
Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini merekomendasikan CTL dapat di
implementasikan dalam pengajaran menulis bahasa inggris.69
67 Dwitya Nadia Fatmawati, op. cit., h. 15.68 Supriyono, “Developing Mathematical Learning Device Using Ttw (Think Talk-Write)
Strategy Assisted By Learning Cd To Foster Mathematical Communication”, Makalah presentedat International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education, 2011, h.1.
69 Intan Satriani dkk, “Kontekstual Mengajar dan Belajar Pendekatan Pengajaran Menulis”,Indonesian Journal of Applied Linguistics, 2012, h. 1.
32
Penelitian Bettye P. Smith dari penemuan ini, tampak bahwa pembelajaran
kontekstual dan praktik pembelajaran berlangsung secara teratur dalam sebagian
besar keluarga dan pembelajaran di kelas. Hal ini terutama terjadi dengan praktik
karena siswa terlibat secara aktif, pembelajaran yang berkaitan dengan kehidupan
nyata, dan belajar dari satu sama lain.70
B. Kerangka Berfikir
Pembelajaran yang biasa digunakan (konvensional) bisa diindikasikan
sebagai salah satu faktor yang dapat menghambat proses pemahaman siswa
terhadap konsep yang diajarkan .sehingga hasil belajar biologi masih rendah.
Pemberian materi sering kali diajarkan dengan menggunakan metode ceramah.
Keberhasilan pembelajaran juga salah satunya ditentukan oleh pemilihan atau
penerapan metode yang tepat oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan belajar. Hal
ini akan sangat membantu guru dalam mengelola situasi kegiatan belajar mengajar
di kelas. Oleh karena itu guru dituntut agar mampu (kreatif) menerapkan berbagai
metode yang sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan.
Guru memegang peranan penting sebagai pelaksanaan pembelajaran di kelas,
guru berperan sebagai fasilitator, organisator, motivator dan model bagi siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam hal ini semua faktor
berkaitan antara yang satu dengan yang lain, semuanya sangat menentukan
keberhasilan siswa sebagai hasil dari proses belajar mengajar dikelas.
Oleh Think Talk Write (TTW) merupakan gebrakan baru dalam strategi
pembelajaran yang diharapkan memiliki pengaruh baik terhadap hasil belajar
bilogi siswa yang dikembangkan dari model kooperatif, sehingga dalam
pelaksanaannya strategi ini membagi sejumlah siswa kedalam kelompok-
kelompok kecil (terdiri dari 5 – 6 siswa) secara heterogen untuk saling membantu
satu sama lain dalam mencapai tujuan bersama. Tahap pembelajaran ini yaitu:
berfikir (think), guru atau siswa melakukan demonstrasi, membaca buku paket
atau artikel biologi yang berkaitan dengan konsep pencemaran lingkungan, atau
70 Bettye P. Smith, “Contextual Teaching and Learning Practices in the Family and ConsumerSciences Curriculum, Journal of Family and Consumer Sciences Education”, 2006, h. 1.
33
peristiwa dalam kehidupan sehari-hari. Bicara (talk), siswa melakukan
komunikasi dengan rekan sekelompok dalam diskusi kelompok yang membahas
kemungkinan jawaban atau solusi dari permasalahan sehingga diperoleh solusi
kelompok untuk didiskusikan kembali dalam diskusi kelas. Tulis (write), siswa
menuliskan hasil diskusi itu dalam catatannya (buku catatan dan atau Lembar
Kerja Siswa/ LKS) baik berupa definisi istilah maupun kejadian-kejadian dalam
kehidupan sehari-hari. Dengan memilih strategi Think Talk Write (TTW) berbasis
kontekstual ini diharapkan hasil belajar biologi siswa dapat meningkat.
C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapatlah diputuskan untuk dijadikan
hipotesis penelitian yang dirumuskan sebagai berikut: “Terdapat pengaruh positif
strategi pembelajaran Think Talk Write terhadap hasil belajar biologi siswa”.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MAN Bayah yang beralamat di Jalan Raya
Cikotok Kecamatan Bayah Kabupaten Lebak Provinsi Banten. Penelitian
dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian quasi
eksperimen. Metode ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.1
Penelitian akan menguji coba strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis Kontekstual untuk meningkatkan hasil belajar biologi siswa, kemudian
membandingkan hasil belajar biologi siswa yang dalam pembelajarannya
menggunakan strategi pembelajaran TTW berbasis Kontekstual (kelompok
eksperimen) dengan siswa yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi
pembelajaran konvensional (kelompok kontrol).
Desain penelitian yang digunakan adalah Pretest-Posttest Control Group
Design2, yang telah dimodifikasi dengan pola sebagai berikut:
Tabel 3.1. Pretest-Postest Control Group Design
Grup Pre-test Variabel Bebas Post-test
(R) Eksperimen T1 XE T2
(R) Kontrol T1 XK T2
1 Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D)(Bandung: Alfabeta, 2010), cet. X, h.114
2 Ibid., h. 112-113.
35
Keterangan:
R : Random
T1 : Pre-test (tes hasil belajar sebelum mendapatkan perlakuan)
XE : Perlakuan pada kelas eksperimen yaitu menggunakan strategi pembelajaran TTW
berbasis kontekstual.
XK : Perlakuan pada kelas kontrol yaitu menggunakan pembelajaran konvensional.
T2 : Post-test (tes hasil belajar sesudah mendapatkan perlakuan)
Berdasarkan desain penelitian di atas, digunakan dua kelompok dalam
penelitian, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kedua kelompok
tersebut dalam proses belajar mengajar menerapkan pendekatan pembelajaran
yang sama. Perbedaannya, kelompok kontrol tanpa adanya penggunaan strategi
pembelajaran TTW berbasis kontekstual, sedangkan kelompok eksperimen
dengan penggunaan strategi pembelajaran TTW berbasis kontekstual.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3
1. Populasi Target
Seluruh siswa MAN Bayah.
2. Populasi Terjangkau
Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah siswa kelas X semester genap
tahun ajaran 2013/2014 yang terbagi ke dalam lima kelas.
3. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi.4 Sampel penelitian dalam penelitian ini sebanyak dua kelompok
yang diambil dari populasi terjangkau. Satu kelompok sebagai kelompok
kontrol, yaitu kelas X IPA 2 yang terdiri dari 31 siswa dan satu kelompok lagi
sebagai kelompok eksperimen, yaitu kelas X IPA 1 yang terdiri dari 32 siswa.
3 Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung: CV ALFABETA, 2010), cet. XVII, h. 61.4 Ibid., h. 62.
36
Teknik pengambilan sampel yang diterapkan adalah simple random sampling,
yaitu pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi.5 Sehingga peneliti memberi
hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan menjadi
anggota sampel. Oleh karena itu, peneliti terlepas dari perasaan ingin
mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan anggota sampel.
D. Variabel penelitian
Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel tersebut sebagai berikut:
1. Variabel independent atau variabel bebas (X) adalah strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW) berbasis Kontekstual.
2. Variabel dependent atau variabel terikat (Y) adalah hasil belajar biologi
siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, menggunakan tes yang berupa
tes objektif dalam bentuk pilihan ganda dan nontes yang berupa angket. Adapun
hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut sebagai berikut:
1. Diberikan tes kemampuan awal (pretest) tentang konsep pencemaran
lingkungan di dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian
treatment (perlakuan) kepada kelas yang dijadikan subjek penelitian pada
pembahasan pencemaran lingkungan, dengan perlakuan menggunakan
strategi pembelajaran TTW berbasis kontekstual. Instrumen yang digunakan
adalah sama, dalam artian mengandung soal yang sama.
2. Angket diberikan di akhir seluruh kegiatan pembelajaran. Angket tersebut
diberikan untuk melihat respon siswa terhadap penggunaan strategi
pembelajaran TTW berbasis kontekstual pada kelompok eksperimen.
3. Sumber Data
5Ibid., h. 64.
37
Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel
penelitian, guru, dan peneliti.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tes objektif pilihan ganda
Tes objektif yang digunakan dalam penelitian ini berupa pilihan ganda. Tes
pilihan ganda merupakan pokok uji yang terdiri dari satu pertanyaan yang belum
lengkap dan untuk melengkapinya disediakan beberapa pernyataan sambungan
yang diantaranya adalah jawaban benar.6 Pilihan ganda terdiri dari 5 pilihan yaitu
a, b, c, d, dan e. Ranah kognitif yang digunakan dalam tes ini meliputi aspek
mengingat/remember (C1), memahami/understand (C2), mengaplikasikan/apply
(C3), menganalisis/analyze (C4), mengevaluasi/evaluate (C5), dan
mencipta/create (C6) dalam taksonomi Bloom revisi.7 Tes ini diberikan sebelum
pembelajaran (pretest), dan sesudah pembelajaran (posttest),
6 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPABerbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. I, h. 56.
7 Ibid., h. 14.
38
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Instrumen Tes8
Indikator PembelajaranTingkat Kognitif
JumlahSoal
JumlahSoal yangDigunakanC1 C2 C3 C4 C5 C6
Menjelaskan pengertianpencemaran lingkungan.
1 2* 2 1
Menyebutkan ciri-cirilingkungan tercemar
3* 4* 5 3 2
Menyebutkan sumber-sumber pencemaranlingkungan
6 7* 8* 3 2
Menyebutkan ciri-cirilingkungan alami
9*,10
11* 3 2
Membedakan lingkunganalami dan lingkungantercemar
12* 13* 14 3 2
Menjelaskan faktor-faktorpenyebab terjadinyapencemaran
15*16,17
18 19* 20 5 2
Membedakan jenis-jenispencemaran lingkungan
21,22*
23* 24* 4 3
Menjelaskan pengertianpencemaran air
25* 26 27 3 1
Menjelaskan sumber-sumber pencemaran air
28,29
30,31*
4 1
Menjelaskan pengertianpencemaran udara
32* 33 34* 3 2
Menyebutkan bahan-bahanpencemar udara
35 36*37,38*
4 2
Menjelaskan pengertianpencemaran tanah
39* 40* 41 3 2
Menjelaskan akibat yangditimbulkan olehpencemaran tanah
42* 43* 44* 3 3
Menjelaskan pengertianpencemaran suara
45 46 47 3 -
Menyebutkan sumber-sumber pencemaran suara
48 49* 50* 3 2
Menjelaskan upayapelestarian lingkungan
51*,52,53*
54,55*
56,57
58*59*,60*
10 5
Jumlah Soal 60 33
Keterangan:*soal yang digunakan sebagai alat test (pretest-postest)9
8 Lampiran 99 Lampiran 13
39
2. Angket
Angket atau questioner termasuk alat untuk mengumpulkan dan mencatat
data atau informasi, pendapat, dan paham dalam hubungan kausal.10 Adapun
instrument nontes yang penulis gunakan adalah berbentuk angket. Jenis angket
yang digunakan adalah angket yang berstruktur angket yang menyediakan
beberapa kemungkinan jawaban, dengan bentuk jawaban yang tertutup yaitu
angket yang setiap pertanyaannya sudah tersedia berbagai alternatif jawaban.11
Angket yang digunakan terdiri dari 30 butir pernyataan yang disebarkan kepada
32 orang siswa. Adapun kisi-kisi instrumen penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Respon Siswa
Variabelpenelitian
Dimensi IndikatorNomor butir
(+) (-)
Respon
ValuingMeningkatkan penguasaan
konsep
18,19,2
1
17,20,2
2
Respinding
Meningkatkan penguasaan
konsep
1,3,5,7 2,4,6,8
Menarik minat belajar siswa 9,11,13
,15
10,12,1
4,16
Menumbuhkan motivasi belajarsiswa
23,25,2
7
24,26,2
8
ComplyingMeningkatkan partisipasi aktif
belajar siswa
29 30
Jumlah 15 15
3. Kalibrasi Instrumen
Instrumen yang baik ialah instrumen yang diuji cobakan terlebih dahulu
sebelum digunakan. Uji coba ini dimaksudkan untuk memperoleh validitas,
reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda instrumen.
10 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT RemajaRosdakarya, 2012), cet. IV, h. 166.
11 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, teknik, Prosedur. Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009, h. 166-167.
40
1. Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang bermakna tepat atau sahih.12 Validitas
(kesahihan) dapat diartikan sebagai suatu kualitas yang menunjukkan hubungan
antara suatu pengukuran (diagnosis) dengan arti atau tujuan kriteria belajar atau
tingkah laku.13 Tes yang digunakan dalam penelitian perlu dilakukan uji validitas
agar ketepatan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sesuai, sehingga betul-
betul menilai apa yang seharusnya dinilai.
Untuk mengukur validitas butir soal atau validitas item pada tes hasil belajar
biologi digunakan korelasi product moment pearson sebagai berikut:14
Keterangan:
Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
Banyaknya subjek
Skor item
Skor total
Setelah diperoleh harga rxy, kita lakukan pengujian validitas dengan
membandingkan harga rxy dan rtabelproduct moment, dengan terlebih dahulu
menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus dk
= n – 2. Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga rtabel product moment
pada taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah jika rxy≥ rtabel, maka soal
tersebut valid dan jika rxy<rtabel maka soal tersebut tidak valid.
Berdasarkan hasil uji coba instrumen yang dilakukan di kelas XI, dari 60
butir soal diperoleh 33 butir soal yang valid dan 27 butir soal yang tidak valid.15
Soal yang valid tersebut akan digunakan sebagai instrumen tes untuk ranah
kognitif. Hasil perhitungan menggunakan program ANATES.
12 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPABerbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), cet. I, h. 105.
13 Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PTREMAJA ROSDAKARYA, 2006), cet. XIII, h. 137.
14 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),Cet.VI, h. 87.
15 Lampiran 12.
41
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas (rely + ability = reliability) memilki makna keterpercayaan,
keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi.16 Sehingga, reliabilitas adalah
kualitas yang menunjukkan kemantapan (consistency) ekuivalensi atau stabilitas
suatu pengukuran yang dilakukan.17 Suatu tes dapat dikatakan reliabel apabila
selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada kelompok yang sama pada
waktu atau kesempatan yang berbeda.18 Rumus reliabilitas pada penelitian ini
menggunakan K-R. 20 sebagai berikut:19
= − 1 − ∑Keterangan:r11 : reliabilitas tes secara keseluruhanp : proporsi subjek yang menjawab item dengan benarq : proporsi subjek yang menjawab item dengan salah ( = 1 − )∑pq : jumlah hasil perkalian antara p dan qn : banyaknya itemS : standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Tabel 3.4. Interpretasi Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment20
Besarnya “r” Interpretasi
0.00 – 0.20 Sangat Rendah
0.21 – 0.40 Rendah
0.41 – 0.70 Sedang
0.71 – 0.90 Tinggi
0.91-1.00 Sangat Tinggi
16 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Op. cit., h. 105.17 Ngalim Purwanto, loc. cit.18 Zainal Arifin, op. cit., h. 258.19 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 115.20 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), cet. XXIV,
h. 193.
42
Berdasarkan hasil penghitungan diperoleh hasil reliabilitas tes sebesar 0.76,
yang memiliki interpretasi tinggi.21 Perhitungan dilakukan dengan menggunakan
aplikasi ANATES.
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk menjawab benar suatu soal pada
tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks.22 Perhitungan
tingkat kesukaran soal merupakan pengukuran seberapa besar derajat kesukaran
suatu soal. Soal tes dapat dikatakan baik apabila soal memiliki tingkat kesukaran
seimbang (proporsional). Suatu soal tes hendaknya tidak terlalu sukar dan tidak
pula terlalu mudah.23 Rumus tingkat kesukaran adalah sebagai berikut:24
=Keterangan:P : proporsi (indeks kesukaran)B : jumlah siswa yang menjawab benarN : jumlah peserta tes
Tabel 3.5. Klasifikasi dan Indeks Tingkat Kesukaran25
Klasifikasi Tingkat Kesukaran Indeks Tingkat Kesukaran
P = 0 – 0.25 Sukar
P = 0.26 – 0.75 Sedang
P = 0.76 – 1 Mudah
Adapun berdasarkan hasil perhitungan Anates dari 33 soal yang valid
diperoleh bahwa terdapat 7 soal kategori mudah terdiri dari nomor (10, 26, 32, 33,
48, 58, 60) diperoleh 21,2%, 21 kategori sedang terdiri dari nomor (2, 4, 8, 9, 12,
13, 22, 27, 29, 30, 28, 35, 36, 40, 41, 43, 45, 47, 51, 52, dan 59) diperoleh 63,6%,
1 soal kategori sukar terdiri dari nomor (15) diperoleh 3%, dan 4 soal kategori
21 Lampiran 12.22 Zainal Arifin, op. cit., h. 134.23Ibid., h. 266.24 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, op. cit., h. 103.25 Ibid., h. 103-104.
43
sangat mudah terdiri dari nomor (7, 34, 55, 56) diperoleh 12,1%. Hasil
perhitungan program ANATES.26
4. Daya Pembeda
Perhitungan daya pembeda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal
mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan
peserta didik yang belum/kurang menguasai kompetensi.27 Rumus pengukuran
daya beda adalah sebagai berikut:28
= −0,5 ×Keterangan:D = daya bedaBa = jumlah yang menjawab benar pada kelompok atasBb = jumlah yang menjawab benar pada kelompok bawahN = jumlah peserta tes
Tabel 3.6. Klasifikasi dan Indeks Daya Pembeda29
Klasifikasi Daya Pembeda Indeks Daya Pembeda
0.00 – 0.20 Jelek (poor)
0.21 – 0.40 Cukup (satisfactory)
0.41 – 0.70 Baik (good)
0.71 – 1.00 Baik sekali (excellent)
< 0.00 (negatif) Tidak baik (diabaikan)
Adapun daya pembeda yang diperoleh dari 33 soal yang valid diperoleh
bahwa terdapat 12 butir soal yang memiliki daya pembeda cukup terdiri dari
nomor (55, 56, 10, 33, 58, 4, 13, 22, 27, 29, 41, 45) diperoleh 36,4%, 3 butir soal
jelek terdiri dari nomor (7, 9, 28) diperoleh 9,1%, 17 butir soal baik terdiri dari
nomor (26, 32, 48, 60, 2, 8, 12, 30, 35, 3, 40, 43, 47, 51, 52, 59, 15) diperoleh
26 Lampiran 12.27 Zainal Arifin, op. cit., h. 273.28 Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, op. cit., h. 104.29 Suharsimi Arikunto, op. cit., h. 232.
44
diperoleh 45,5%, 1 butir soal tidak baik terdiri dari nomor (34) diperoleh 3%.
Hasil perhitungan ANATES.30
4. Teknik Analisis Data
Untuk menganalisis data, dipakai kesamaan dua rata-rata dan uji statistik
yang digunakan adalah uji-t. namun sebelum menggunakan uji-t, terlebih dahulu
dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas sebagai syarat dapat dilakukannya
analisis data.
1. Pengujian Prasyarat Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data pada dua kelompok
sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak.
Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji Lilliefors.31
Uji kenormalan secara nonparametrik dikenal dengan nama uji liliefors.
Misalnya kita mempunyai sample acak dengan hasil Pengamatan nxxx ,...,, 21
dijadikan bilangan baku nzzz ,...,, 21 dengan menggunakan rumuss
xxz i
dimana x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku
sample, untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian menghitung peluang F (zi) = P (z < zi). Selanjutnya menghitung
proporsi nzzz ,...,, 21 yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika proporsi ini
dinyatakan oleh S (zi), maka S (zi) =n
zyangzzzbanyaknya in ,...,, 21
,Hitung
selisih F (zi) - S (zi) kemudian tentukan harga mutlaknya. Ambil harga yang
paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut. Sebutlah harga terbesar
ini L0. Berdasarkan sample ini akan diuji hipotesis nihil bahwa sample tersebut
30 Lampiran 12.31 Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010),
Cet.I, h. 107.
45
berasal dari populasi berdistribusi normal melawan hipotesis alternatif bahwa
populasi yang berdistribusi tidak normal.32
Untuk menerima atau manolak hipotesis nol, kita bandingkan L0 ini dengan
nilai kritis L yang diambil dari daftar nilai kritis untuk Uji Lilliefors untuk taraf
nyata yang dipilih. Kriterianya adalah: tolak hipotesis nol bahwa populasi
berdistribusi normal jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan melebihi L dari
daftar. Dalam hal lainnya hipotesis nol diterima. Adapun langkah-langkah dalam
menghitung uji normalitas data pretest dan posttest terlampir.33
b. Uji Homogenitas
Setelah diketahui data hasil penelitian berdistribusi normal, selanjutnya
dilakukan pengujian homogenitas. Pengujian homogenitas diperlukan untuk
mengetahui apakah kedua kelompok populasi homogen atau heterogen. Teknik uji
homogenitas yang digunakan pada penelitian ini adalah uji Fisher pada taraf
signifikan α = 0.05 dengan rumus sebagai berikut:34
=Apabila Fhitung < Ftabel maka data berasal dari populasi yang homogen. Namun,
jika Fhitung > Ftabel maka data tidak berasal dari populasi yang homogen.
Bandingkan dengan Ftabel pada σ = 0,05 dan derajat bebas (db) pembilang dan
derajat bebas penyebut. Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka HO diterima. Jadi
distribusi populasi mempunyai varians yang sama atau homogen.35
c. Uji N-Gain
Gain adalah perubahan skor antara tes sebelum perlakuan dan sesudah
perlakuan.36 Hasil gain yang diperoleh dinormalkan untuk menghindari kesalahan
32 Ibid., h. 107-108.33 Lampiran 22.34 Kadir, Op. cit., h. 118.35 Kadir. Op. cit., h. 120.36Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, h. 1,
(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf).
46
dalam menginterpretasi perolehan gain seorang siswa.37 Hal tersebut diistilahkan
sebagai Normalized Gain yang memiliki rumus:38
= %% = % − %100 − %Keterangan:
g : Normalized Gain
%posttest : skor posttest
%pretest : skor pretest
Tabel 3.7. Klasifikasi dan Indeks N-Gain39
Klasifikasi N-Gain Indeks N-Gain
g ≤ 0.30 Rendah
0.30 < g ≤ 0.70 Sedang
g > 0.70 Tinggi
d. Angket
Skor angket terlebih dahulu dihitung pada setiap butir pernyataan, baik pernyataan
positif maupun pernyataan negatif. Kemudian dicari rata-rata sehingga menghasilkan skor
setiap indikator. Persentase respon setiap butir pada angket tertutup dapat diperoleh
dengan menggunakan rumus berikut:40
Respon = ∑ siswa yang menjawab sama∑ siswa × 100%
37 R. Ariesta dan Supartono, “Pengembangan Perangkat Perkuliahan Kegiatan LaboratoriumFisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing untuk Meningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa”,Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7, 2011, h. 63.
38 Richard R. Hake, “Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics Covrses”, American Journal ofPhysics Vol. 66 No.1, 1998, h. 65.
39 Ibid.40 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2002), cet. VIII, h. 131.
47
2. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan uji normalitas
dan homogenitas, maka apabila data populasi berdistribusi normal dan data
populasi homogen maka dilakukan uji-t. Rumus yang digunakan, yaitu :
a. Untuk sampel yang homogen41
Dengan dan
Sedangkan
Keterangan :
: harga t hitung
: nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
: nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol
: varians data kelompok eksperimen
: varians data kelompok control
: simpa ngan baku kedua kelompok
: jumlah siswa pada kelompok eksprimen
: jumlah siswa pada kelompok control
Setelah harga t hitung diproleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua
hipotesis dengan membandingkan besarnya dengan , dengan
terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya,
dengan rumus:
41 Kadir. op. cit., h. 195.
48
Dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga pada taraf
kepercayaan 5% atau taraf signifikansi 5%. Kriteria pengujiannya adalah
sebagai berikut :
Jika maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika maka H1 diterima dan H0 ditolak.
Adapun hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut:
: Rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelompok eksperimen sama
dengan rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelompok kontrol
: Rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelompok eksperimen lebih
tinggi dari rata-rata hasil belajar biologi siswa pada kelompok control
Sedangkan untuk menghitung harga “t” observasi atau “thitung” untuk sampel
yang tak homogen dengan rumus:42
2
22
1
21
21
n
s
n
s
YYthitung
dengan kriteria pengujian:
2
22
1
21
22
2212
11)(
/)(/)('
n
s
n
s
nstnstt
Keterangan :
hitumgt : harga t hitung
1Y : nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen
2Y : nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol21s : varians data kelompok eksperimen22s : varians data kelompok kontrol
gabS : simpangan baku kedua kelompok
1n : jumlah siswa pada kelompok eksprimen
2n : jumlah siswa pada kelompok control
42 Kadir, op. cit., h. 200-201.
49
3. Hipotesis Statistik
Adapun hipotesis statistik yang akan diuji adalah sebagai berikut :
H0 : µ1 = µ2 (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)
H1 : (nilai rata-rata berbeda nyata)
Keterangan :
Ho : Tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran Think Talk Write
(TTW) berbasis kontekstual terhadap hasil belajar biologi siswa.
Ha : Terdapat pengaruh metode pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual terhadap hasil belajar siswa.
50
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan data yang telah terkumpul, meliputi data skor pretest dan skor
postest dari kedua kelas terdiri atas kelompok eksperimen dengan strategi
pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual sebanyak 32 siswa dan
kelompok kontrol dengan metode ceramah sebanyak 31 siswa. Pemberian pretest
ini dilakukan dengan maksud untuk mengukur pengetahuan awal siswa mengenai
konsep pencemaran lingkungan. Kemudian pemberian postest bertujuan untuk
mengukur sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami konsep
tersebut.
Instrumen soal yang diberikan pada masing-masing siswa tersebut berupa
pilihan ganda sebanyak 33 soal dengan empat option, setelah dilakukan uji coba
instrumen yang bertujuan untuk mengetahui jumlah butir soal yang valid dan
tingkat reliabilitasnya. Adapun instrumen soal yang diujicobakan sebanyak 60
soal dan dilakukan di sekolah MAN Bayah. Hasil pretest dan postest diperoleh
nilai N-gain untuk mengetahui adanya peningkatan pemahaman konsep siswa.
Untuk selanjutnya data-data yang terkumpul dilakukan pengolahan data.
1. Deskripsi Hasil Data Eksperimen
a. Hasil pretest
Berdasarkan data yang diperoleh sebelum melakukan penelitian terhadap
kelas eksperimen (X IPA 1) dan kelas kontrol (X IPA 2) dilakukan pretest yang
bertujuan untuk mengukur pengetahuan awal siswa mengenai konsep pencemaran
lingkungan. Hasil pretest dari kedua kelas adalah sebagai berikut:
51
Tabel 4.1 Hasil Pretest
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai maksimum 63 53
Nilai minimum 24 24
Mean 44.7 45.5
Standar deviasi (SD) 10.40 9.49
Berdasarkan tabel 4.1 dari data yang diperoleh hasil pretest kelas eksperimen
nilai maksimum lebih tinggi dari kelas kontrol, sedangkan nilai minimum kelas
eksperimen tidak jauh berbeda dari kelas kontrol. Skor rata-rata nilai pretest kelas
eksperimen dan kontrol juga tidak jauh berbeda dengan standar deviasi selisih
atau simpangan dari masing-masing skor atau interval. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa nilai pretest eksperimen dan pretest kontrol tidak jauh berbeda.
1) Hasil Data Pretest Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan
ganda sebanyak 33 butir, nilai pretest kelas eksperimen memiliki rentang atau
sebaran 39 dengan nilai tertinggi yaitu 63 dan nilai terendah adalah 24, dengan
banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 7 sehingga diperoleh skor rata-rata 44.28,
Modus 42.17, dan median 47.6.1 Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
1 Lampiran 31.
52
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Siswa Kelas Eksperimen
Interval
Kelas
Batas
nyata
Nilai
Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi)
Frekuensi
Relatif
24 - 30 23,5 27 3 9.38 %
31 - 37 30,5 34 6 18.75 %
38 - 44 37,5 41 8 25 %
45 - 51 44,5 48 7 21.88 %
52 - 58 51,5 55 4 12.5 %
59 - 65 58,5 62 4 12.5 %
Jumlah 32 100.01
Berdasarkan distribusi frekuensi relatif hasil belajar biologi diketahui bahwa
berdasarkan rentang nilai yang diperoleh pada kelas eksperimen terbagi menjadi
enam kelas interval. Pada kelas eksperimen frekuensi terbesar terdapat pada kelas
interval 38-44 yaitu sebanyak 8 siswa. Frekuensi terendah terdapat pada kelas
interval 24-30 yaitu sebanyak 3 siswa.
2) Hasil Data Pretest Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Dari data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda
sebanyak 33 butir, nilai Pretest kelas kontrol memiliki rentang atau sebaran 39
dengan nilai tertinggi yaitu 63 dan nilai terendah adalah 24, dengan banyaknya
kelas 6 dan panjang kelas 7 sehingga diperoleh skor rata-rata 45.97, Modus
52.77 dan median 59.55.2 Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel distribusi
frekuensi.
2 Lampiran 32.
53
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Skor Pretest Siswa Kelas Kontrol
Interval
Kelas
BatasKelas
NilaiTengah
(xi)
FrekuensiFrekuensi
Relatif
24 - 30 23,5 27 2 5.26 %
31 - 37 30,5 34 5 21.05 %
38 - 44 37,5 41 5 13.16 %
45 - 51 44,5 48 8 28.95 %
52 - 58 51,5 55 10 15.79 %
59 - 65 58,5 62 1 15.79 %
Jumlah (∑) 31 100
Berdasarkan distribusi frekuensi relatif hasil belajar biologi diketahui bahwa
berdasarkan rentang nilai yang diproleh pada kelas kontrol terbagi menjadi enam
kelas interval. Pada kelas kontrol frekuensi terbesar terdapat pada kelas interval
52-58 yaitu sebanyak 10 siswa. Frekuensi terendah terdapat pada kelas interval
59-65 yaitu sebanyak 1 siswa.
b. Hasil posttest
Dari data yang diperoleh setelah melakukan penelitian terhadap kelas
eksperimen (X IPA 1) dengan menggunakan strategi pembelajaran Think Talk
Write berbasis kontekstual dan kelas kontrol (X IPA 2) dengan menggunakan
metode ceramah maka dilakukan posttest yang bertujuan untuk mengukur sejauh
mana peningkatan hasil belajar siswa dalam memahami konsep pencemaran
lingkungan. Hasil posttest dari kedua kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.4 Hasil Posttest
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai maksimum 93 87
Nilai minimum 60 51
Mean 77.4 68.3
Standar deviasi (SD) 10.43 10.36
54
Berdasarkan tabel 4.4 dari data yang diperoleh hasil posttest kelas eksperimen
nilai maksimum lebih tinggi dari kelas kontrol, sedangkan nilai minimum kelas
eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol. Skor rata-rata nilai posttest kelas
eksperimen dan kontrol juga tidak jauh berbeda dengan standar deviasi selisih
atau simpangan dari masing-masing skor atau interval. Dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa nilai posttest eksperimen dan posttest kontrol jauh berbeda.
1) Hasil Data Postest Eksperimen Distribusi Frekuensi Kelas Eksperimen
Dari data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda
sebanyak 33 butir, nilai postest kelas eksperimen memiliki rentang atau
sebaran 33 dengan nilai tertinggi yaitu 93 dan nilai terendah adalah 60, dengan
banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 6 sehingga diperoleh skor rata-rata 78.06,
Modus 79,14 dan median 84.4.3 Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Postest Siswa Kelas Eksperimen
Interval
Kelas
Batas
Kelas
Nilai
Tengah
(xi)
FrekuensiFrekuensi
Relatif
60 - 65 59,5 62,5 4 12.5 %
66 - 71 65,5 68,5 5 15.63 %
72 - 77 71,5 74,5 6 18.75 %
78 - 83 77,5 80,5 9 28.13 %
84 - 89 83,5 86,5 1 3.13 %
90 - 95 89,5 92,5 7 21.88 %
Jumlah (∑) 32 100.02
3 Lampiran 33.
55
Berdasarkan distribusi frekuensi relatif hasil belajar biologi diketahui bahwa
berdasarkan rentang nilai yang diproleh pada kelas eksperimen terbagi menjadi
enam kelas interval. Pada kelas eksperimen frekuensi terbesar terdapat pada kelas
interval 78-83 yaitu sebanyak 9 siswa. Frekuensi terendah terdapat pada kelas
interval 84-89 yaitu sebanyak 1 siswa.
2) Hasil Data Postest Eksperimen Distribusi Frekuensi Kelas Kontrol
Dari data yang diperoleh melalui tes yang berbentuk soal pilihan ganda
sebanyak 33 butir, nilai postest kelas eksperimen memiliki rentang atau
sebaran 36 dengan nilai tertinggi yaitu 87 dan nilai terendah adalah 51, dengan
banyaknya kelas 6 dan panjang kelas 6 sehingga diperoleh skor rata-rata 68,
Modus 60.5 dan median 66.17.4 Data tersebut disajikan dalam bentuk tabel
distribusi frekuensi.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Skor Postest Siswa Kelas Kontrol
Interval
Kelas
Batas
Kelas
Nilai
Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi)Frekuensi
Relatif
51 - 57 50,5 54 5 16.13 %
58 - 64 57,5 61 9 29.03 %
65 - 71 64,5 68 5 16.13 %
72 - 78 71,5 75 6 19.35 %
79 - 85 78,5 82 5 16.13 %
86 - 92 85,5 89 1 3.23 %
Jumlah
(∑)31 100
Berdasarkan distribusi frekuensi relatif hasil belajar biologi diketahui bahwa
berdasarkan rentang nilai yang diproleh pada kelas eksperimen terbagi menjadi
enam kelas interval. Pada kelas eksperimen frekuensi terbesar terdapat pada kelas
4 Lampiran 34.
56
interval 58-64 yaitu sebanyak 9 siswa. Frekuensi terendah terdapat pada kelas
interval 86-92 yaitu sebanyak 1 siswa.
c. Hasil uji N-gain kelas eksperimen dan kelas kontrol
Berdasarkan penelitian, diperoleh data hasil pretest dan posttes kelompok
eksperimen dengan rata-rata N-Gain adalah sebesar 0.59. sedangkan rata-rata nilai
N-Gain pada kelompok kontrol adalah sebesar 0.38. Berdasarkan rata-rata
tersebut dapat disimpulkan bahwa rata-rata nilai N-gain kelas eksperimen dan
kelas kontrol adalah sedang.
Tabel 4.7 Kategori Skor N-Gain Siswa Berdasarkan Hasil Pretest dan Posttest
Kategori N-Gain
Kelompok EksperimenKelompok Kontrol
Frekuensi
N-GainPersentase
Frekuensi
N-GainPresentase
Tinggi 9 28.1% - -
Sedang 21 65.6% 22 68.7%
Rendah 2 6.25% 9 28.1%
Hasil gambaran subjek yang ada maka ditentukan nilai N-gain masing-
masing kelas berdasarkan rata-rata skor pretest dan postest. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa siswa pada kelas eksperimen mempunyai hasil kategori N-
gain yang sangat baik.
d. Analisis data angket
Angket diberikan kepada siswa yang termasuk kedalam kelas eksperimen di
akhir pertemuan setelah posttest. Pengisian angket oleh siswa ini bertujuan untuk
mengetahui respon siswa terhadap strategi pembelajaran Think Talk Write
berbasis kontekstual. Jumlah angket yang terkumpul dan dianalisis sebanyak 30
angket. Setiap butir pertanyaan dihitung total skornya lalu dipresentasikan
sehingga dapat menginterpreasikan pernyataan setiap butir soal. Data
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.
Angket ini terdiri dari beberapa indikator yaitu meningkatkan penguasaan
konsep, menarik minat belajar siswa, menumbuhkan motivasi belajar siswa,
57
meningkatkan partisipasi aktif belajar siswa, sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Akan dilihat respon siswa terhadap masing-masing indicator tersebut unuk
memudahkan pembahasan.
Tabel 4.8. Persentase Indikator Angket
No. Indikator Angket Persentase (%)
1 Meningkatkan penguasaan konsep 79%
2 Menarik minat belajar siswa 81%
3 Menumbuhkan motivasi belajar siswa 79%
4 Meningkatkan partisipasi aktif belajar siswa 82%
5 Sesuai dengan tujuan pembelajaran 81%
Dilihat dari kelima indikator di atas, semuanya mendapatkan respon lebih dari
75% positif dari para siswa dengan kategori tinggi. Berdasarkan uraian di atas
mengenai strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbasis kontekstual
pada konsep pencemaran lingkungan secara keseluruhan dapat disimpulkan
bahwa strategi pembelajaran ini dapat diterima dan dapat membantu siswa yang
dilihat dari respon positif yang diberikan siswa dengan berpedoman pada kelima
indikator yang telah diuraikan.
e. Hasil perhitungan LKS strategi pembelajaran Think Talk Write berbasis
kontekstual
Berdasarkan hasil perhitungan lembar kerja siswa (LKS) dengan menggunkan
strategi pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual sebagai berikut:
58
Tabel 4.9 Persentase Perhitungan Lembar Kerja Siswa (LKS) denganStrategi Pembelajaran Think Talk Write Berbasis Kontekstual
No. TTW Persentase % Kriteria
1.Rumusanmasalah
100% Sangat baik
2. Hipotesis 100% Sangat baik
3.Analisis danInterpretasi Data(Think)
85% Sangat baik
4.Komunikasi(Talk)
100% Sangat baik
5.Menafsirkanhasil pengamatan(Write)
70 Baik
6. Menyimpulkan 97.5% Sangat baik
Berdasarkan tabel 4.9 persentase perhitungan lembar kerja siswa (LKS)
dengan menggunkan strategi pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual
memiliki rata-rata kriteria yang sangat baik. Dilihat per aspek dari LKS didapat
bahwa hipotesis, rumusan masalah, dan komunikasi kelas eksperimen memiliki
persentase yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Tingginya
persentase tersebut dikarenakan LKS berbasis keterampilan proses menuntun
siswa untuk berfikir, membuat catatan dan berkomunikasi. Sehingga dapat
dikatakan bahwa strategi pembelajaran (TTW) berbasis kontekstual kelas
eksperimen dengan menggunakan LKS adalah tinggi atau sangat baik.
B. Pengujian Prasyarat Analisis Data
Adapun untuk menghitung prasyarat pengambilan sampel membutuhkan data
pretest dari kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest kelas
eksperimen 44.7 dan kelas kontrol 45.5 sedangkan rata-rata posttes kelas
eksperimen 77.4 dan kelas control 68.3. Pretest dilakukan sebelum diberikan
perlakuan. Untuk melakukan uji prasyarat sampel maka dilakukan uji normalitas
dan homogenitas.
59
1. Uji Normalitas
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai
pretes Kelas X IPA 1 sebagai kelompok eksperimen dan data nilai pretest Kelas X
IPA 2 sebagai kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan
rumus Uji Liliefors. Perhitungan uji normalitas ini disajikan pada Lampiran, data
dikatakan berdistribusi normal jika Lhitung < Ltabel. Berikut ini adalah hasil yang
diperoleh dari perhitungan tersebut.
a. Uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Adapun hasil uji normalitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol Untuk
menguji normalitas kedua data digunakan rumus Lilliefors adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10 Data Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Kelompok Test N Lhitung Ltabel
Kelas
eksperimenpretest 32 0.134 0.166
Kelas
kontrolpretest 31 0.069 0.169
Berdasarkan tabel 4.10 tersebut pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh bahwa nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi
lilliefors pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 32. Kolom keputusan
dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika Lhitung
< Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lhitung > Ltabel
maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat
bahwa nilai Lhitung kedua data pretest lebih kecil dari nilai Ltabel. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.
b. Uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Adapun hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kontrol Untuk
menguji normalitas kedua data digunakan rumus Lilliefors adalah sebagai berikut:
60
Tabel 4.11 Data Uji Normalitas Posttest Kelas Eksperimen dan kelas
kontrol
Kelompok Test N Lhitung Ltabel
Kelas
eksperimenposttest 32 0.115 0.166
Kelas
kontrolposttest 31 0.147 0.169
Berdasarkan tabel 4.11 tersebut posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
diperoleh bahwa nilai Ltabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi
lilliefors pada taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan 32. Kolom keputusan
dibuat didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis normalitas yaitu jika Lhitung
< Ltabel maka dinyatakan data berdistribusi normal. Sebaliknya jika Lhitung > Ltabel
maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat
bahwa nilai Lhitung kedua data posttest lebih kecil dari nilai Ltabel. Sehingga dapat
dinyatakan bahwa kedua data berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas yang berdistribusi normal,
uji homogenitas juga diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap
kedua data nilai pretest. Pengujian homogenitas terhadap kedua data
menggunakan Uji Fisher yang disajikan pada Lampiran. Berikut ini adalah
hasilnya.
a. Uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Adapun hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kontrol adalah
sebagai berikut:
61
Tabel 4.12 Data Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan KelasKontrol
Data Kelas eksperimen Kelas kontrol
N 32 31
SD 9.90 10.18
Fhitung 1.01
Ftabel 1.79
Kesimpulan Berdistribusi homogen
Berdasarkan tabel 4.12 uji homogenitas data pretest kelas eksperimen dan
kelas kontrol sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada
uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas
yaitu jika nilai Lhitung < Ltabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians
yang homogen, sebaliknya jika nilai Lhitung > Ltabel maka dinyatakan bahwa kedua
data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan
tersebut nilai Lhitung < Ltabel l sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki
varians yang homogen.
b. Uji homogenitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol
Adapun hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kontrol adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.13 Data Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan KelasKontrol
Data Kelas eksperimen Kelas kontrol
N 32 31
SD 10.43 10.36
Fhitung 1.01
Ftabel 1.79
Berdasarkan tabel 4.13 uji homogenitas data posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada
uji homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas
yaitu jika nilai Lhitung < Ltabel pada derajat kebebasan 61 dari n1+n2-2 sedangkan n1
= 32 dan n2 = 31 maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang
62
homogen, sebaliknya jika nilai Lhitung > Ltabel maka dinyatakan bahwa kedua data
tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan tersebut
nilai Lhitung < Ltabel l sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians yang
homogen.
C. Pengujian hipotesis sampel
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara
pengaruh strategi pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual terhadap
hasil belajar biologi siswa. Pengujjian hipotesis pretest dilakukan dengan
menggunakan rumus uji-t dengan kriteria sebagai berikut:
Ho : (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)
H1 : (nilai rata-rata berbeda nyata)
1. Uji hipotesis pretest
Hasil pengujian hipotesis kedua kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.14 Data Uji Hipotesis Pretest Sampel Kelas Eksperimen dan KelasKontrol
Data Kelas eksperimen Kelas kontrol
N 32 31
SD 10.40 9.49
thitung 0.412
ttabel 2,00
Kesimpulan Ho diterima maka tidak terdapat perbedaan signifikan rata-rata skor
pretest kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Berdasarkan tabel 4.14 uji “t” dari data pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata pretest dari kedua
kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata pretest kelas eksperimen
dengan standar deviasi yang tidak jauh berbeda dengan kelas kontrol. Kemudian
nilai dari standar deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan mencari
standar deviasi gabungan dengan hasil.
63
Adapun Untuk memperoleh nilai thitung dilakukan perhitungan dengan
menggunakan uji t” pretest diperoleh bahwa thitung > ttabel dengan df = (32 + 31) –
2 = 61 pada derajat signifikan 95% pada satu arah. Dengan demikian dapat
disimpulkan pengujian hipotesis uji-t nilai pretest pada kelas kontrol dan
eksperimen menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
pretest kelas kontrol dengan pretest kelas eksperimen karena belum ada perlakuan
dari kedua kelas tersebut.
2. Uji hipotesis posttest
Ho : tidak terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan strategi
pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual terhadap hasil belajar
biologi siswa pada konsep pencemaran lingkungan.
H1 : terdapat pengaruh yang signifikan dalam penggunaan strategi
pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual terhadap hasil belajar
biologi siswa pada konsep pencemaran lingkungan.
Hasil pengujian hipotesis kedua kelas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15 Uji Hipotesis Penelitian Posttest Kelas Eksperimen dan KelasKontrol
Data Kelas eksperimen Kelas kontrol
N 40 41
SD 10.43 10.36
thitung 4.53
ttabel 1.658
Kesimpulan Ho ditolak terdapat perbedaan signifikan rata-rata skor
posttest kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Berdasarkan tabel 4.15 uji “t” dari data postest kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata postest dari kedua
kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata postest kelas eksperimen
dengan standar deviasi yang tidak jauh berbeda dengan kelas kontrol. Kemudian
nilai dari standar deviasi masing-masing kelas digabungkan dengan mencari
standar deviasi gabungan dengan hasil.
64
Adapun Untuk memperoleh nilai thitung dilakukan perhitungan dengan
menggunakan uji t” postest diperoleh bahwa thitung > ttabel dengan df = (32 + 31) –
2 = 61 pada derajat signifikan 95% pada satu arah. Karena didapat perhitungan
postest kelompok eksperimen dan kontrol thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha
diterima, artinya terdapat pengaruh penggunaan strategi pembelajaran Think Talk
Write berbasis kontekstual terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep
pencemaran lingkungan.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan metode pembelajaran kooperatif
dimana siswa belajar bersama dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang
siswa yang sederajat tetapi heterogen, baik dari kemampuan, jenis kelamin,
suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok
tersebut adalah untuk memberikan kesempatan pada semua siswa untuk dapat
terlibat aktif dalam proses berfikir dan kegiatan pembelajaran.5 Dalam
pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan
komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan
siswa dengan guru (multi way traffic comunication).6
Kemudian peneliti menggunakan pendekatan kontekstual dalam pengajaran
dan pembelajaran kontekstual merupakan suatu konsep yang membantu guru
mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi
siswa membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannnya dalam
kehidupan sehari-hari7. Berkaitan dengan pengertian diatas dalam strategi
pembelajaran TTW prosedur yang dijalankan terlebih dahulu diawali dengan
(Think) pemberian pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa dalam bentuk LKS
yang berisi informasi yang dituntut pada banyaknya permasalahan yang
membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan membutuhkan
5 Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif, (Jakarta; Prenada MediaGroup, 2010), h. 56.
6 Ibid., h. 202.7 Ibid., h. 104.
65
penyelesaian nyata dari permasalahan yang nyata8. Tahapan (Talk) yaitu siswa
diberi kesempatan untuk merefleksikan, menyusun, dan menguji ide-ide dalam
kegiatan diskusi kelompok, pada tahap ini siswa dapat mendidkusikan
pengetahuan mereka dan menguji ide-ide baru mereka. Aktivitas menulis (Write)
akan membantu siswa dalam membuat hubungan dan juga memungkinkan guru
melihat pengembangan konsep siswa dalam strategi TTW ini, teks bacaan yang
digunakan selalu dimulai dengan soal-soal kontekstual yang diberi sedikit
panduan sebelum siswa membuat catatan kecil9. Dengan kata lain konteksual erat
kaitannya dengan strategi TTW, yang berhubungan dalam proses
pembelajarannya.
Aktivitas peserta didik dalam menulis, seperti menulis jawaban soal yang
berbentuk uraian atau menuliskan kembali konsep, memberikan penjelasan, dan
sebagainya memungkinkan guru untuk memantau perkembangan peserta didik.
Dalam penelitian ini kesalahan yang sering dibuat peserta didik pada saat
merangkum biasanya adalah kesalahan dalam menggunakan simbol, tanda baca,
peserta didik kurang memperhatikan kapan penggunaan huruf kapital digunakan
kapan tidak, dalam menggambar tidak menggunakan penggaris. Kegiatan berfikir
(think), berbicara (talk), menulis rangkuman (write) mendorong peserta didik
memahami konsep-konsep dan menggunakan konsep untuk menyelesaikan
tugas.10
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran
TTW berbasis kontekstual adalah suatu strategi pembelajaran yang mengacu
pembelajaran kooperatif dimana tahapannya yaitu think (berpikir, siswa
melakukan demonstrasi, pengamatan, membaca buku paket atau artikel biologi
yang berkaitan dengan konsep, atau peristiwa dalam kehidupan sehari-hari), talk
8 Bonar Sembiring, “Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran ThinkTalk Write Di SMKN 1 Kabanjahe”, Jurnal Saintech, Vol. 03, No.03, 2007: h. 2.
9 Martinis Yamin dan Bansu I. Ansari, Taktik Mengembangkan Kemampuan Individu Siswa,Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, 2008, cet. I, h. 85.
10 L. Winayawati, S.B. Waluya, dan I. Junaedi, “Implementasi Model PembelajaranKooperatif dengan Strategi Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Menulis Rangkuman danPemahaman Matematis Materi Integral,” Unnes Journal of Research Mathematics Education,Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2012, h. 5.
66
(berbicara, siswa berdiskusi dan mempresentasikan hasil diskusi), dan write
(menulis, siswa menuliskan hasil diskusi dan presentasi dalam bentuk laporan).
Pertemuan pertama untuk kelompok eksperimen, aktivitas siswa
melakukan pengamatan dua buah daun yang sebelumnya sudah diperintahkan
oleh guru untuk membawa daun masing-masing siswa, daun pertama berasal dari
pinggir jalan dan daun kedua berasal dari sungai . dari proses pengamatan tersebut
siswa bisa berfikir perbedaan daun baik dari bentuk nya,ukuran dan jenis daun
tersebut. Kemudian siswa bisa mengungkapkan perbedaannya didepan siswa lain
dan siswa bisa saling berkomunikasi dan proses selanjutnya siswa membuat
catatan perbedaan tersebut lebih spesifik kemudian daun tadi di buat gambarnya.
Pertemuan ke dua, aktivitas siswa mengerjakan LKS secara berkelompok
Guru memberikan LKS 1 berupa wacana tentang pencemaran air serta
membimbing siswa untuk membaca sejumlah persoalan yang disajikan dalam
LKS didapat dari proses berfikir (Think), Siswa diberi kesempatan untuk
merefleksikan, menyusun, dan menguji ide-ide dalam kegiatan diskusi kelompok
guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang wacana di
LKS I proses (Talk). menuliskan hasil diskusi secara individual. Menulis
membantu peserta didik merefleksikan pengalaman-pengalaman yang mereka
alami”berdasarkan hasil pengamatan, terdapat berbagai masalah dalam wacana
(write).
Pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran Think Talk Write hasil
penelitian ternyata mampu mengubah perilaku dan sikap siswa. Hal tersebut dapat
dilihat dari perubahan sikap pada siswa antara lain siswa dapat berperan aktif
dalam kegiatan kelompok, munculnya keberanian siswa dalam mengeluarkan
pendapat, ide dan gagasan11. Strategi pembelajaran TTW bisa dijadikan sebagai
alternatif dalam pembelajaran biologi, jika peneliti/pengajar mampu menguasai
teknik dan strategi pembelajaran TTW ini dengan baik, dan jika konsep yang
diajarkan sesuai dengan karakteristik strategi pembelajaran TTW. Sehingga dapat
tercapainya tujuan pembelajaran dan hasil belajar biologi siswa mencapai hasil
11 Yuniar Prasasti, Muzayyinah, Maridi, “Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran ThinkTalk Write Disertai Modul Hasil Penelitian Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Sma Negri 2Sukoharjo,” jurnal pendidikan biologi, Sukaharjo: universitas Sukaharjo, 2011, Vol. 3, No. 2, h. 6.
67
yang maksimal. Selain itu guru menyajikan materi yang berkenaan dengan
kehidupan sehari-hari, hal ini menyajikan materi yang membuat siswa tertarik
dengan konsep yang diberikan guru, sehingga siswa mampu mengolah dan
menggabungkan apa yang dipelajari dengan apa yang mereka alami di kehidupan
sehari-hari. Begitu sebaliknya siswa akan mudah lupa bila konsep yang
disampaikan masih bersifat abstrak. Dengan demikian siswa belajar dengan
bermakna tidak mudah melupakan materi, sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
Berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa tidak
diberikan perlakuan, pada pertemuan pertama siswa hanya diberikan penjelasan
secara konvensional mengenai perbedaan daun dalam bentuk gambar, tidak
berdiskusi kelompok dan hanya guru yang menjadi sumber pembelajaran. Pada
pertemuan kedua siswa diberikan LKS biasa, Dimana guru hanya berperan
sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa sedangkan siswa sebagai pusat
pembelajaran (student center).
Berdasarkan perolehan nilai N-gain pada kelompok kontrol rata - rata
pretest 45,5; rata-rata postest 68.3 dan N-gain 0.38. Sedangkan pada eksperimen
rata-rata pretest 44.7; rata-rata postest 77.4 dan N-gain 0,59. Jadi hasil nilai akhir
yang diperoleh setelah diberikan proses pembelajaran, kelompok eksperimen yang
menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual
memiliki rata-rata jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan metode
ceramah pada kelompok kontrol.
Sedangkan proses pembelajaran pada penelitian ini yang menggunakan
strategi pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual pada kelas
eksperimen dan pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional. Setelah
dilakukan proses pembelajaran maka dilakukan posttest. Data posttest yang telah
diperoleh dihitung normalitas, homogenitas, dan uji hipotesis atau uji-t. Hasil
perhitungan posttest baik normalitas dan homogenitas pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen (tabel 4.10
sampai dengan 4.13). Maka dapat dilakukan uji-t. Hasil uji-t menunjukkan bahwa
thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan H1 diterima (tabel 4.15). Dengan demikian hasil
68
uji-t menunjukkan terdapatnya pengaruh yang signifikan antara kelas kontrol
dengan kelas eksperimen yang menggunakan strategi pembelajaran Think Talk
Write berbasis kontekstual terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep
pencemaran lingkungan.
Berdasarkan hasil dari kelima indikator angket respon siswa di atas,
semuanya mendapatkan respon lebih dari 75% positif dari para siswa. Indikator
tersebut meliputi meningkatkan penguasan konsep, menarik minat belajar siswa,
menumbuhkan motivasi belajar siswa, meningkatkan partisipasi aktif belajar
siswa, dan kesesuaian dengan tujuan pembelajaran (tabel 4.8). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran ini dapat diterima dan dapat
membantu siswa yang dilihat dari respon positif yang diberikan siswa dengan
berpedoman pada kelima indikator yang telah diuraikan di atas.
Berdasarkan data yang diperoleh, pelaksanaan pembelajaran biologi dengan
menggunakan strategi pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual
berjalan lancar. Walaupun banyak kendala yang dihadapi oleh peneliti baik dalam
penyusunan bahan ajar maupun dalam pengelola kondisi kelas pada saat
pembelajaran berlangsung langkah-langkah dalam strategi pembelajaran Think
Talk Write berbasis kontekstual sudah terlaksanakan pada setiap pertemuannya.
Dengan demikian dari uraian diatas menunjukan bahwa strategi pembelajaran
Think Talk Write berbasis kontekstual lebih baik dari pada siswa yang
memperoleh pembelajaran dengan model konvensional.
69
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Hasil rata-rata nilai postest kelas eksperimen (77.4) dan kelas kontrol (68.3),
rata-rata N-gain kelas eksperimen (0,59) dan kelas kontrol (0,38), dan uji-t
diperoleh thitung > ttabel, yaitu 4.53 > 1.658 dengan taraf signifikansi 5 % dan derajat
kebebasan 61. Maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat dinyatakan
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dengan menggunakan strategi
pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual terhadap hasil belajar biologi
siswa pada konsep pencemaran lingkungan. Selain itu hasil data angket yang
dilakukan pada kelas eksperimen di akhir pertemuan setelah posttest dilhat dari
respon positif mengenai strategi pembelajaran Think Talk Write berbasis
kontekstual yang diberikan siswa dengan berpedoman pada kelima indikator
dengan diperoleh nilai di atas 75% strategi pembelajaran ini dapat diterima dan
membantu siswa dalam proses belajar mengajar.
B. Saran
Saran-saran agar proses pembelajaran dengan strategi pembelajaran Think
Talk Write berbasis kontekstual dapat berhasil dengan baik, yakni :
1. Penelitian mengenai strategi pembelajaran TTW ini dapat dikembangkan
lebih luas lagi khususnya mengenai kreativitas siswa, keaktifan siswa, dan
kemampuan siswa dalam komunikasi.
2. Untuk penelitian selanjutnya disarankan mengambil konsep lain yang sesuai
dengan strategi TTW yang diterapkan, supaya dapat diketahui apakah strategi
pembelajaran ini dapat berpengaruh terhadap hasil belajar biologi siswa
dengan konsep yang berbeda selain pencemaran lingkungan.
70
DAFTAR PUSTAKA
Amri, Sofan dan Iif Khoiru Ahmadi. konstruksi pengembangan pembelajaranPengaruhnya Terhadap Mekanisme dan Praktik Kurikulum. Jakarta:Prestasi Pustakarya, 2010.
Ariesta R. dan Supartono. Pengembangan Perangkat Perkuliahan KegiatanLaboratorium Fisika Dasar II Berbasis Inkuiri Terbimbing untukMeningkatkan Kerja Ilmiah Mahasiswa, Jurnal Pendidikan FisikaIndonesia, 7, 2011.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.2006.
Bahri, Syaiful. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.
E.S, Kasihani. Contextual Learning And Teaching (CTL) (Pengajaran DanPembelajaran Kontekstual. Jurnal Prosiding Seminar Akademik. Vol. 2,2002.
Fatmawati, Dwitya, Nadia. Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk Writeuntuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Biologi Siswa Kelas X-1 SMA ALIslam 1 Surakarta. Jurnal Pendidikan Biologi, 2010.
Hagwood Scott. Rahasia Melejitkan Daya Ingat Otak hanya dalam 7 Hari.Jogjakarta: Think. 2011.
Hamalik, Oemar. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2005.
Kadir. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sampurna.2010.
Kurniasih, Diah, Ayu. “Pengaruh Implementasi Strategi Pembelajaran Think TalkWrite terhadap Prestasi Belajar Matematika Siswa dalam MenyelesaikanSoal Cerita ditinjau dari Kemandirian Belajar Siswa pada Siswa SMKJurusan Bisnis Manajemen Kota Madya Surakarta”. Tesis PendidikanMatematika, 2010.
Maesaroh. Pengaruh Strategi Pembelajaran Think-Talk- Write (TTW) terhadapHasil Belajar Fisika Siswa Kuasi Eksperimen di SMA 3 Rangkasbitung.Skripsi Pendidikan Fisika. 2010.
71
Ningsih, Dwi, Untari. Penerapan Strategi Pembelajaran Think Talk WriteBerbasis Kontekstual Untuk Meningkatkan Keterampilan Proses SainsSiswa Kelas X-8 Sma Negeri 1. Skripsi, 2012.
Prasasti, Yuniar, dkk. Pengaruh Penggunaan Strategi Pembelajaran Think TalkWrite disertai Modul Hasil Penelitian terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XSma Negri 2 Sukoharjo. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 3, No. 2, 2011.
Ramayulis. Metodologi Pendidikan Agama Islam. Jakarta : Kalam Mulia. 2005
Richard R. Hake. Interactive-Engagement Versus Traditional Methods: A Six-Thousand-Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory PhysicsCovrses. American Journal of Physics Vol. 66 No.1. 1998.
------------. Analyzing Change/Gain Scores,(http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf).
Rusman. Model-model Pembelajaran Mengembangkan profesionalisme Guru.Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2012.
Sanjaya, Wina. Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum BerbasisKompetensi. Jakarta: Kencana. 2008.
------------. Strategi Pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.Jakarta: Kencana. 2006.
Sardiman. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada. 2011.
Satriani, Intan, dkk. Kontekstual Mengajar dan Belajar Pendekatan PengajaranMenulis. Indonesian Journal of Applied Linguistics, 2012.
Sembiring, Bonar. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui ModelPembelajaran Think Talk Write Di Smkn 1 Kabanjahe. Jurnal Saintech. vol.03, no.03, 2011.
Shaleh R. Abdul dan Muhbid A Wahab. Psikologi Suatu Pengantar dalamPerspektif Islam. Jakarta: Kencana. 2004.
Sharan, Shlomo. The Handbook of Cooperative Learning. Yogyakarta: Familia.2012.
72
Smith Bettye P. Contextual Teaching and Learning Practicel in the Family andConsumer Sciences Curriculum. Journal of Family and Consumer SciencesEducation. Vol. 24, No. 1, 2006.
Sofyan, Ahmad, dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta:Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2006.
Sudjana, Metoda Statistika. Bandung : Tarsito. 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: RemajaRosda Karya, 2009.
Sugandi, Asep Ikin. “Pengaruh Model Pembelajaran Koperatif Tipe Think TalkWrite Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Dan Koneksi Matematis”.Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Matematika danPendidikan Matematika. (Siliwangi: STKIP Siliwangi 2011).
Sugiyono. Metodologi Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatifdan R&D). Bandung: Alfabeta. 2010.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2012.
Supriyono. “Developing Mathematical Learning Device Using Ttw (Think Talk-Write) Strategy Assisted By Learning Cd To Foster MathematicalCommunication”. Makalah presented at International Seminar and theFourth National Conference on Mathematics Education. Purworejo:Muhammadiyah University of Purworejo 2011.
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru. Bandung:Remaja Rosdakarya. 2010.
Trianto. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif dan Progresif. Jakarata:Prenada Media group. 2010.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003, Tentang SistemPendidikan Nasional, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan IslamDepartemen Agama RI, 2006.
Warsita Bambang. Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta:Rineka Cipta. 2008.
Winayawati, L., dkk. Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif denganStrategi Think-Talk-Write Terhadap Kemampuan Menulis Rangkuman dan
73
Pemahaman Matematis Materi Integral. Unnes Journal of ResearchMathematics Education. Semarang: Universitas Negeri Semarang, 2012.
Yamin, Martinis, dan Ansari, I. Bansu. Taktik Mengembangkan KemampuanIndividu Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta. 2008.
Zulfiani, Tonih Feronika, Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains. Jakarta:PT Lembaga Penelitian UIN Jakarta. 2009.
74
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : MA Negeri Bayah
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X Eksperimen/1I
Pertemuan : I
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponenekosistem, perubahan materi dan energi sertaperanan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatanmanusia dengan masalah perusakan/pencemaranlingkungan dan pelestarian lingkungan
I. Indikator
1. Menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan.
2. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan alami.
3. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tercemar.
4. Membedakan lingkungan alami dan lingkungan tercemar
5. Menyebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan.
II. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan.
2. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan alami.
3. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan tercemar.
4. Siswa dapat membedakan lingkungan alami dan lingkungan tercemar.
5. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan.
Karakter yang diharapkan :
Religius, jujur, disiplin, rasa ingin tahu, perhatian, berani, komunikatif, dan
tanggung jawab
75
III. Materi Ajar
Pencemaran lingkungan
1. Pengertian pencemaran lingkungan
2. Ciri-ciri lingkungan alami
3. Ciri-ciri lingkungan tercemar
4. Sumber-sumber pencemaran lingkungan
IV. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Think Talk Write (TTW)
2. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
V. Langkah-langkah pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter Waktu
A. Kegiatan awal
1. Menciptakan suasana kelasyang religius denganmengucapkan salam.
2. Memulai pelajaran denganberdoa bersama.
3. Menanyakan kabar siswa.
4. Mengabsen siswa denganmemanggil nama siswa satupersatu.
5. Guru memberitahukanmateri yang akan di pelajariyaitu pencemaranlingkungan serta menulisjudul materi di papan tulis.
1. Menjawab salam.
2. Berdoa bersama.
3. Menjawabpertanyaan guru.
4. Mengacungkantangan ketikadipanggil namanyadan menjawab“hadir”.
5. Siswa menyiapkanmateri yang akandipelajari
Religius
Religius
Perhatian dan rasaingin tahu
Rasa ingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu.
3’
Motivasi dan Apersepsi
1. Bertanya Kepada SiswaMateri yang akan di bahasyaitu tentang Pencemaranlingkungan. Apakah ciri-ciri lingkungan tercemar?
2. Menjelaskan tujuan
Siswa menjawabpertanyaan yang diajukan guru
Menyimak tujuan
Perhatian dan rasaingin tahu.
Perhatian dan rasa3’
76
pembelajaran hari ini.
3. Melakukan tahapinforming:Menjelaskan secara singkatsumber-sumberpencemaran lingkungan.
pembelajaran yangdijelaskan guru
Siswa memperhatikanpenjelasan guru.
ingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu.
B. Kegiatan inti
1. Think Guru menunjukkan siswa
dua daun yang didapat daritempat yang berbeda, daripinggir jalan dan daripinggir sungai. Kemudianguru memberikan instruksikepada siswa untukmengamati dua daun yangsudah dibawa oleh siswa,”apa yang anda lihat dananda ketahui dari hasilpengamatan?””menurut kalian perbedaan
apa yang mendasar daridua daun tersebut?”
Guru meminta siswa untukmenghubungkanpengamatan dengankehidupan sehari-hari.
2. TalkGuru memberikankesempatan kepada siswauntuk merefleksikan,menyusun, dan menguji ide-ide dalam kelompok agarmemberikan pendapat darihasil pengamatan dengancara memberikan pertanyaan“menurut kalian perbedaanapa yang mendasar dari duadaun tersebut?”.
3. WriteGuru meminta siswa untukmengemukakan hasilpengamatannya secaratertulis, dengan membimbingsiswa untuk mencari dasarpengelompokkan hasil
Mengamati dua daundari tempat yangberbeda, menggunakansebanyak mungkininderanya untukmelakukan pengamatan,dan menjawabpertanyaan (Think).
Siswa menghubungkanpengamatan dengankehidupan sehari-hari.
Siswa mencariperbedaan danmembandingkan hasilpengamatan denganberdiskusi dengan temansebangkunya (Talk).
Siswa menyampaikanhasil pengamatannyasecara tertulis (Write).
Perhatian dan rasaingin tahu
Berani, komunikatif,bekerjasama.
Bertanggung jawab,rasa ingin tahu.
Bertanggung jawab.
10’
10’
10’
77
pengamatan, ”berdasarkanhasil pengamatan, dapatkahkalian mengelompokkan ciridaun yang beradadilingkungan alami dan ciridaun yang beradadilingkungan tercemar?”.
C. Kegiatan akhir/penutup
1. Memberikan penguatankepada siswa baik secaratertulis maupun lisan tentangkonsep yang telah dipelajari.
2. Guru memberi kesempatanpada siswa untukmenanyakan hal-hal yangbelum dipahami.
3. Guru memberikanpertanyaan secara lisan untukmengevaluasi tingkatpemahaman konsep siswa.
4. Membimbing siswa dalammenyimpulkan materi yangtelah dipelajari.
5. Menutup pelajaran denganmengucapkan salam.
1. Menyimakpenjelasan guru.
2. Bertanya kepadaguru tentang materiyang belumdipahami.
3. Menjawabpertanyaan guru.
4. Menyimpulkanmateri yang telahdipelajari.
5. Menjawab salam.
Cinta ilmu dankomunikatif
Berani dan rasaingin tahu.
Berani dankomunikatif.
Cinta ilmu, beranidan komunikatif
Religious
2’
2’
2’
2’
1’
Jumlah 45’
VI. Alat dan Sumber Belajar
1. Pratiwi,A.D,dkk.2007.Boilogi SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
2. Saktiyono 2008. seribu pena Biologi Untuk SMA/MA kelas X
3. Bagod Sudjalidkk.2007.Biologi 1.Jakarta: Yudistira
4. Campbell, Neil A., dkk. Biologi Jilid II Edisi kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2002.
5. Ikan sebagai bahan untuk pengamatan.
6. Laboratorium, peralatan praktikum berupa gelas kimia 250 ml.
7. LKS Think Talk Write (TTW) berbasis Kontekstual.
78
VI. Penilaian1. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Tes tertulis Pretest dan posttest
Portofolio Lembar kerja siswa dan rubrik
.......................,.........................Mengetahui,Guru Bidang Studi, Peneliti,
Aep Syamsul Ma’arif Fithria AniatuzzahrohNIP. NIM. 109016100004
79
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : MA Negeri Bayah
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X Eksperimen/1I
Pertemuan : II
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponenekosistem, perubahan materi dan energi sertaperanan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan
manusia dengan masalah perusakan/pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan
VII. Indikator
6. Menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
7. Membedakan jenis-jenis pencemaran lingkungan
8. Menjelaskan pengertian pencemaran air
9. Menjelaskan sumber-sumber pencemaran air
10. Menjelaskan pengertian pencemaran udara
11. Menyebutkan bahan-bahan pencemar udara
12. Menjelaskan pengertian pencemaran tanah
13. Menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah
14. Menjelaskan pengertian pencemaran suara
15. Menyebutkan sumber-sumber pencemaran suara
16. Menjelaskan upaya pelestarian lingkungan
VIII. Tujuan Pembelajaran
6. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
7. Siswa dapat membedakan jenis-jenis pencemaran lingkungan
8. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran air
9. Siswa dapat menjelaskan sumber-sumber pencemaran air
80
10. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran udara
11. Siswa dapat menyebutkan bahan-bahan pencemar udara
12. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran tanah
13. Siswa dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah
14. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran suara
15. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber pencemaran suara
16. Siswa dapat menjelaskan upaya pelestarian lingkungan
Karakter yang diharapkan :
Religius, jujur, disiplin, rasa ingin tahu, perhatian, berani, komunikatif, dan
tanggung jawab
IX. Materi Ajar
Pencemaran lingkungan
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
2. Jenis-jenis pencemaran lingkungan
3. Pengertian pencemaran air, udara, tanah dan suara serta menyebutkan sumber
pencemarnya.
4. Menjelaskan upaya pelestariannya.
X. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Think Talk Write (TTW)
2. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
XI. Langkah-langkah pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter Waktu
D. Kegiatan awal
6. Menciptakan suasana kelasyang religius denganmengucapkan salam.
7. Memulai pelajaran denganberdoa bersama.
8. Menanyakan kabar siswa.
6. Menjawab salam.
7. Berdoa bersama.
8. Menjawab
Religius
Religius
Perhatian dan rasaingin tahu
5’
81
9. Mengabsen siswa denganmemanggil nama siswa satupersatu.
10.Guru memberitahukanmateri yang akan di pelajariyaitu pencemaranlingkungan serta menulisjudul materi di papan tulis.
pertanyaan guru.
9. Mengacungkantangan ketikadipanggil namanyadan menjawab“hadir”.
10.Siswa menyiapkanmateri yang akandipelajari
Rasa ingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu.
Motivasi dan Apersepsi
4. Bertanya kepada siswamateri yang akan di bahasyaitu tentang Pencemaranlingkungan. sebutkanfaktor-faktor penyebabterjadinya pencemaran?
5. Menjelaskan tujuanpembelajaran hari ini
6. Melakukan tahapinforming:Menjelaskan secara singkatjenis-jenis pencemaranlingkungan serta upayapelestariannya.
7. Guru membagi siswamenjadi 10 kelompok danmembagikan LKS kemasing-msing siswa.
Siswa menjawabpertanyaan yang diajukan guru
Menyimak tujuanpembelajaran yangdijelaskan guru.Siswa menyimakpenjelasan guru.
Siswa berkelompok
Perhatian dan rasaingin tahu.
Perhatian dan rasaingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu
15’
E. Kegiatan inti
1. Think Guru memberikan LKS 1
berupa wacana tentangpencemaran air sertamembimbing siswa untukmembaca sejumlahpersoalan yang disajikandalam LKS
Setelah membaca LKSsiswa akan membuatcatatan kecil berupa apayang akan diketahui danapa yang ditanyakan”sebutkan sumber-sumberpencemaran air danakibatnya?”
1. Siswa membacaLKS.
2. Siswa mengamatikonteks wacana sertamembaca, danberfikir tentangsumber-sumberpencemaran air.
Perhatian dan rasaingin tahu
20’
82
Guru membimbing siswadalam merumuskanmasalah dari kontekswacana.
Guru membimbing siswadalam mengajukanhipotesis berdasarkanrancangan percobaan.
Guru meminta siswa untukmenghubungkan rancanganpercobaan dengankehidupan sehari-hari.
2. Talk Siswa diberi kesempatan
untuk merefleksikan,menyusun, dan mengujiide-ide dalam kegiatandiskusi kelompok
Tahap ini siswa dapatmendidkusikanpengetahuan mereka danmenguji ide-ide barumereka, sehingga merekamengetahui apa yangsebenarnya mereka tahudan apa yang sebenarnyamereka butuhkan untukdipelajari
Guru memberikankesempatan kepada siswauntuk bertanya tentangwacana di LKS I.
3. Write menuliskan hasil diskusi
secara individual. Menulismembantu peserta didikmerefleksikan pengalaman-pengalaman yang merekaalami”berdasarkan hasilpengamatan, terdapatberbagai masalah dalamwacana dapatkah kalianmenyebutkan solusipenanggulangannya?”
3. Siswa mencarirumusan masalahdari konteks wacana.
4. Siswa mengajukanhipotesis berdasarkankonteks wacana.
5. Siswamenghubungkankonteks wacanadengan kehidupansehari-hari
6. Siswa berdiskusidengankelompoknya
7. Siswa menguji ide-ide baru dalamkelompoknya.
8. Siswa mengajukanpertanyaan tentangrancangan percobaanyang telah dibuat.
9. Siswa menuliskanhasil daripengamatan.
.
Berani, komunikatifbertanggung jawab,dan kerjasama
20’
20’
F. Kegiatan akhir/penutup6. Memberikan penguatan
kepada siswa baik secara 6. Menyimak Cinta ilmu dan
83
tertulis maupun lisan tentangkonsep yang telah dipelajari.
7. Guru memberi kesempatanpada siswa untukmenanyakan hal-hal yangbelum dipahami.
8. Guru memberikanpertanyaan secara lisan untukmengevaluasi tingkatpemahaman konsep siswa.
9. Membimbing siswa dalammenyimpulkan materi yangtelah dipelajari.
10. Menutup pelajarandengan mengucapkan salam.
penjelasan guru.
7. Bertanya kepadaguru tentang materiyang belumdipahami.
8. Menjawabpertanyaan guru.
9. Menyimpulkanmateri yang telahdipelajari.
10. Menjawab salam.
komunikatif
Berani dan rasaingin tahu
Berani dankomunikatif.
Cinta ilmu, beranidan komunikatif
Religious
10’
Jumlah 90’
VII.Alat dan Sumber Belajar3. Pratiwi,A.D,dkk.2007.Boilogi SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
4. Saktiyono 2008. seribu pena Biologi Untuk SMA/MA kelas X
5. Bagod Sudjalidkk.2007.Biologi 1.Jakarta: Yudistira
6. Campbell, Neil A., dkk. Biologi Jilid II Edisi kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2002.
7. Ikan sebagai bahan untuk pengamatan.
8. Laboratorium, peralatan praktikum berupa gelas kimia 250 ml.
9. LKS Think Talk Write (TTW) berbasis Kontekstual.
VIII. Penilaian2. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Tes unjuk kerja Lembar angket
Tes tertulis Pretest dan posttest
Portofolio Lembar kerja siswa dan rubrik
84
......................,.........................Mengetahui,Guru Bidang Studi, Peneliti,
Aep Syamsul Ma’arif Fithria AniatuzzahrohNIP. NIM. 109016100004
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : MA Negeri Bayah
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X Eksperimen/1I
Pertemuan : III
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponenekosistem, perubahan materi dan energi sertaperanan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan
manusia dengan masalah perusakan/pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan
XII. Indikator
17. Menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
18. Membedakan jenis-jenis pencemaran lingkungan
19. Menjelaskan pengertian pencemaran air
20. Menjelaskan sumber-sumber pencemaran air
21. Menjelaskan pengertian pencemaran udara
22. Menyebutkan bahan-bahan pencemar udara
23. Menjelaskan pengertian pencemaran tanah
24. Menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah
25. Menjelaskan pengertian pencemaran suara
26. Menyebutkan sumber-sumber pencemaran suara
27. Menjelaskan upaya pelestarian lingkungan
XIII. Tujuan Pembelajaran
17. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
18. Siswa dapat membedakan jenis-jenis pencemaran lingkungan
19. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran air
20. Siswa dapat menjelaskan sumber-sumber pencemaran air
86
21. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran udara
22. Siswa dapat menyebutkan bahan-bahan pencemar udara
23. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran tanah
24. Siswa dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah
25. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran suara
26. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber pencemaran suara
27. Siswa dapat menjelaskan upaya pelestarian lingkungan
Karakter yang diharapkan :
Religius, jujur, disiplin, rasa ingin tahu, perhatian, berani, komunikatif, dan
tanggung jawab
XIV. Materi Ajar
Pencemaran lingkungan
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
2. Jenis-jenis pencemaran lingkungan
3. Pengertian pencemaran air, udara, tanah dan suara serta menyebutkan sumber
pencemarnya.
4. Menjelaskan upaya pelestariannya.
XV. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran : Think Talk Write (TTW)
2. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
XVI. Langkah-langkah pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter Waktu
G. Kegiatan awal
11.Menciptakan suasana kelasyang religius denganmengucapkan salam.
12. Memulai pelajaran denganberdoa bersama.
13.Menanyakan kabar siswa.
11.Menjawab salam.
12.Berdoa bersama.
13.Menjawab
Religius
Religius
Perhatian dan rasaingin tahu
3’
87
14.Mengabsen siswa denganmemanggil nama siswa satupersatu.
15.Guru memberitahukanmateri yang akan di pelajariyaitu pencemaranlingkungan serta menulisjudul materi di papan tulis.
pertanyaan guru.
14.Mengacungkantangan ketikadipanggil namanyadan menjawab“hadir”.
15.Siswa menyiapkanmateri yang akandipelajari
Rasa ingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu.
Motivasi dan Apersepsi
8. Bertanya kepada siswamateri yang akan di bahasyaitu tentang Pencemaranlingkungan. sebutkanfaktor-faktor penyebabterjadinya pencemaran?
9. Menjelaskan tujuanpembelajaran hari ini
10. Melakukan tahapinforming:Menjelaskan secara singkatjenis-jenis pencemaranlingkungan serta upayapelestariannya.
11. Guru membagi siswamenjadi 10 kelompokuntuk mengadakanpercobaan danmembagikan LKS kemasing-msing siswa.
Siswa menjawabpertanyaan yang diajukan guru
Menyimak tujuanpembelajaran yangdijelaskan guru.Siswa menyimakpenjelasan guru.
Siswa berkelompok
Perhatian dan rasaingin tahu.
Perhatian dan rasaingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu
3’
H. Kegiatan inti
4. Think Guru memberikan LKS 2
yang berisi informasi carapenanggulangan dariwacana di LKS I berupapermasalahan,memungkinkan siswauntuk memperolehkesempatan untukmengembangkan konsep,prosedur, serta prinsipdalam biologi melaluisuatu aktivitas belajar yaitu
10. Siswa membacaLKS sertamenentukan alat danbahan yang akandigunakan serta hal-hal apa saja yangakan diamati.
Perhatian dan rasaingin tahu
10’
88
membaca. tahap talk siswa diberi
kesempatan untukmerefleksikan, menyusun,dan menguji ide-ide dalamkegiatan diskusi kelompok,”bagaimana dampakpencemaran lingkunganbagi kehidupan biota alamlainya?”
Guru meminta siswa untukmenghubungkan percobaandengan kehidupan sehari-hari.
5. Talk Siswa dalam kelompok
mendiskusikan pengaruhkeberadaan detergen dalamair terhadap gerakoperkulum ikan.
Guru meminta masing-masing kelompok untukmengemukakan hasilpelaksanaan percobaansecara lisan di depankelompok lain danmendiskusikannya
Guru memberikankesempatan kepada siswauntuk bertanya tentangpelaksanaan percobaan.
6. Write Guru membimbing siswa
menulis membantu pesertadidik merefleksikanpengalaman-pengalamanyang mereka alami dalambentuk tabel di LKS,”berdasarkan hasilpengamatan, dapatkahkalian menuliskanpenyebab pencemaran airdan carapenanggulangannya?”.
Guru membimbing siswadari LKS 3 untukmenuliskan jawaban daripertanyaan mengenai
11. Siswa melaksanakanpercobaan danmencari jawabannya
.
12. Siswamenghubungkanpercobaan dengankehidupan sehari-hari
13. Siswa melakukanpercobaan danberdiskusi denganteman kelompoknya.
14. Siswamenyampaikan hasilpercobaannya secaralisan (komunikasi).
15. Siswa mengajukanpertanyaan tentangpercobaan yang telahdilakukan.
16. Siswamenuliskan hasil daripengamatanberdasarkan wacanadalam bentuk tabel.
17. Masing-masingsiswa menjawabpertanyaan yang ada
Berani, komunikatifbertanggung jawab,dan kerjasama
Bertanggung jawab,berani dan rasa ingintahu.
10’
10’
89
pengamatan yang telahdilakukan dalammengembangkankesimpulan, dilakukan olehmasing-masing siswa.
di LKS 3 dalammengembangkankesimpulan.
I. Kegiatan akhir/penutup11. Memberikan penguatan
kepada siswa baik secaratertulis maupun lisan tentangkonsep yang telah dipelajari.
12. Guru memberikesempatan pada siswa untukmenanyakan hal-hal yangbelum dipahami.
13. Guru memberikanpertanyaan secara lisan untukmengevaluasi tingkatpemahaman konsep siswa.
14. Membimbing siswadalam menyimpulkan materiyang telah dipelajari.
15. Menutup pelajarandengan mengucapkan salam.
11. Menyimakpenjelasan guru.
12. Bertanya kepadaguru tentang materiyang belumdipahami.
13. Menjawabpertanyaan guru.
14. Menyimpulkanmateri yang telahdipelajari.
15. Menjawab salam.
Cinta ilmu dankomunikatif
Berani dan rasaingin tahu
Berani dankomunikatif.
Cinta ilmu, beranidan komunikatif
Religious
2’
2’
2’
2’
1’
Jumlah 45’
IX. Alat dan Sumber Belajar3. Pratiwi,A.D,dkk.2007.Boilogi SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
4. Saktiyono 2008. seribu pena Biologi Untuk SMA/MA kelas X
5. Bagod Sudjalidkk.2007.Biologi 1.Jakarta: Yudistira
6. Campbell, Neil A., dkk. Biologi Jilid II Edisi kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2002.
7. Ikan sebagai bahan untuk pengamatan.
8. Laboratorium, peralatan praktikum berupa gelas kimia 250 ml.
9. LKS Think Talk Write (TTW) berbasis Kontekstual.
90
X. Penilaian3. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Tes tertulis Pretest dan posttest
Portofolio Lembar kerja siswa dan rubrik
.......................,.........................Mengetahui,Guru Bidang Studi, Peneliti,
Aep Syamsul Ma’arif Fithria AniatuzzahrohNIP. NIM. 109016100004
91
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Sekolah : MA Negeri Bayah
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X Kontrol/1I
Pertemuan : I
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponenekosistem, perubahan materi dan energi sertaperanan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatanmanusia dengan masalah perusakan/pencemaranlingkungan dan pelestarian lingkungan
I. Indikator
1. Menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan.
2. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan alami.
3. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tercemar.
4. Membedakan lingkungan alami dan lingkungan tercemar
5. Menyebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan.
II. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan.
2. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan alami.
3. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri lingkungan tercemar.
4. Siswa dapat membedakan lingkungan alami dan lingkungan tercemar.
5. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan.
Karakter yang diharapkan :
Religius, jujur, disiplin, rasa ingin tahu, perhatian, berani, komunikatif, dan
tanggung jawab
92
III. Materi Ajar
Pencemaran lingkungan
1. Pengertian pencemaran lingkungan
2. Ciri-ciri lingkungan alami
3. Ciri-ciri lingkungan tercemar
4. Sumber-sumber pencemaran lingkungan
IV. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Direct Intraction (DI)
2. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
V. Langkah-langkah pembelajaran
TATAP MUKA (90 menit)
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter Waktu
A. Kegiatan awal
1. Menciptakan suasana kelasyang religius denganmengucapkan salam.
2. Memulai pelajaran denganberdoa bersama.
3. Menanyakan kabar siswa.
4. Mengabsen siswa denganmemanggil nama siswa satupersatu.
5. Guru memberitahukanmateri yang akan di pelajariyaitu pencemaranlingkungan serta menulisjudul materi di papan tulis.
1. Menjawab salam.
2. Berdoa bersama.
3. Menjawabpertanyaan guru.
4. Mengacungkantangan ketikadipanggil namanyadan menjawab“hadir”.
5. Siswa menyiapkanmateri yang akandipelajari
Religius
Religius
Perhatian dan rasaingin tahu
Rasa ingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu.
5’
Motivasi dan Apersepsi
- Bertanya Kepada Siswa Siswa menjawab Perhatian dan rasa 15’
93
Materi yang akan di bahasyaitu tentang Pencemaranlingkungan. Apakah ciri-ciri lingkungan tercemar?
- Menjelaskan tujuanpembelajaran hari ini.
- Melakukan tahapinforming:Menjelaskan secara singkatsumber-sumberpencemaran lingkungan.
pertanyaan yang diajukan guru
Menyimak tujuanpembelajaran yangdijelaskan guru
Siswa memperhatikanpenjelasan guru.
ingin tahu.
Perhatian dan rasaingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu.
A. Kegiatan inti
Eksplorasi Guru menunjukkan siswa
dua daun yang didapat daritempat yang berbeda, daripinggir jalan dan daripinggir sungai. Kemudianguru memberikan instruksikepada siswa untukmengamati dua daun yangsudah dibawa oleh siswa,”apa yang anda lihat dananda ketahui dari hasilpengamatan?””menurut kalian perbedaan
apa yang mendasar daridua daun tersebut?”
Guru meminta siswa untukmenghubungkanpengamatan dengankehidupan sehari-hari.
ElaborasiGuru meminta siswa untukmengemukakan hasilpengamatannya secaralisan, dengan membimbingsiswa untuk mencari dasarpengelompokkan hasilpengamatan, ”berdasarkanhasil pengamatan, dapatkahkalian mengelompokkanciri daun yang beradadilingkungan alami dan ciridaun yang beradadilingkungan tercemar?”.
Mengamati dua daundari tempat yangberbeda, menggunakansebanyak mungkininderanya untukmelakukan pengamatan,dan menjawabpertanyaan.
Siswa menghubungkanpengamatan dengankehidupan sehari-hari.
Siswa berdiskusi danmenyampaikan hasilpengamatannya secaralisan.
Perhatian dan rasaingin tahu
Berani, komunikatif,bekerjasama.
Bertanggung jawab,berani, komunikatif.
20’
20’
94
- Konfirmasi- Guru mengklarifikasi
hasil kerja dari masing-masing kelompok siswa.
- Memberikan kesempatankepada siswa untukbertanya mengenai hal-hal yang belumdipahami.
Siswa mendengarkandan menyimak
Menanyakan hal-halyang belum dipahami
Perhatian dan rasaingin tahu
Tekun dan salingmenghargai.
20’
B. Kegiatan akhir/penutup
1. Memberikan penguatankepada siswa baik secaratertulis maupun lisan tentangkonsep yang telah dipelajari.
2. Guru memberi kesempatanpada siswa untukmenanyakan hal-hal yangbelum dipahami.
3. Guru memberikanpertanyaan secara lisan untukmengevaluasi tingkatpemahaman konsep siswa.
4. Membimbing siswa dalammenyimpulkan materi yangtelah dipelajari.
5. Menutup pelajaran denganmengucapkan salam.
1. Menyimakpenjelasan guru.
2. Bertanya kepadaguru tentang materiyang belumdipahami.
3. Menjawabpertanyaan guru.
4. Menyimpulkanmateri yang telahdipelajari.
5. Menjawab salam.
Cinta ilmu dankomunikatif
Berani dan rasaingin tahu.
Berani dankomunikatif.
Cinta ilmu, beranidan komunikatif
Religious
10’
Jumlah 90’
VI. Alat dan Sumber Belajar3. Pratiwi,A.D,dkk.2007.Boilogi SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
4. Saktiyono 2008. seribu pena Biologi Untuk SMA/MA kelas X
5. Bagod Sudjalidkk.2007.Biologi 1.Jakarta: Yudistira
6. Campbell, Neil A., dkk. Biologi Jilid II Edisi kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2002.
7. Ikan sebagai bahan untuk pengamatan.
8. Laboratorium, peralatan praktikum berupa gelas kimia 250 ml.
9. LKS Think Talk Write (TTW) berbasis Kontekstual.
VII.Penilaian1. Teknik dan Bentuk Instrumen
95
Teknik Bentuk Instrumen
Tes unjuk kerja Lembar angket
Tes tertulis Pretest dan posttest
Portofolio Lembar kerja siswa dan rubrik
.......................,.........................Mengetahui,Guru Bidang Studi, Peneliti,
Aep Syamsul Ma’arif Fithria AniatuzzahrohNIP. NIM. 109016100004
96
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
KELAS KONTROL
Sekolah : MA Negeri Bayah
Mata Pelajaran : Biologi
Kelas/Semester : X Kontrol/1I
Pertemuan : II
Alokasi Waktu : 2 x 45 menit
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponenekosistem, perubahan materi dan energi sertaperanan manusia dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan
manusia dengan masalah perusakan/pencemaran
lingkungan dan pelestarian lingkungan
VI. Indikator
6. Menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
7. Membedakan jenis-jenis pencemaran lingkungan
8. Menjelaskan pengertian pencemaran air
9. Menjelaskan sumber-sumber pencemaran air
10. Menjelaskan pengertian pencemaran udara
11. Menyebutkan bahan-bahan pencemar udara
12. Menjelaskan pengertian pencemaran tanah
13. Menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah
14. Menjelaskan pengertian pencemaran suara
15. Menyebutkan sumber-sumber pencemaran suara
16. Menjelaskan upaya pelestarian lingkungan
VII. Tujuan Pembelajaran
6. Siswa dapat menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
7. Siswa dapat membedakan jenis-jenis pencemaran lingkungan
8. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran air
9. Siswa dapat menjelaskan sumber-sumber pencemaran air
97
10. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran udara
11. Siswa dapat menyebutkan bahan-bahan pencemar udara
12. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran tanah
13. Siswa dapat menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah
14. Siswa dapat menjelaskan pengertian pencemaran suara
15. Siswa dapat menyebutkan sumber-sumber pencemaran suara
16. Siswa dapat menjelaskan upaya pelestarian lingkungan
Karakter yang diharapkan :
Religius, jujur, disiplin, rasa ingin tahu, perhatian, berani, komunikatif, dan
tanggung jawab
VIII. Materi Ajar
Pencemaran lingkungan
1. Faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
2. Jenis-jenis pencemaran lingkungan
3. Pengertian pencemaran air, udara, tanah dan suara serta menyebutkan sumber
pencemarnya.
4. Menjelaskan upaya pelestariannya.
IX. Pendekatan dan Strategi Pembelajaran
1. Metode Pembelajaran : Think Talk Write (TTW)
2. Pendekatan Pembelajaran : Kontekstual
X. Langkah-langkah pembelajaran
Aktivitas Guru Aktivitas Siswa Nilai Karakter Waktu
C. Kegiatan awal
6. Menciptakan suasana kelasyang religius denganmengucapkan salam.
7. Memulai pelajaran denganberdoa bersama.
6. Menjawab salam.
7. Berdoa bersama.
Religius
Religius
5’
98
8. Menanyakan kabar siswa.
9. Mengabsen siswa denganmemanggil nama siswa satupersatu.
10.Guru memberitahukanmateri yang akan di pelajariyaitu pencemaranlingkungan serta menulisjudul materi di papan tulis.
8. Menjawabpertanyaan guru.
9. Mengacungkantangan ketikadipanggil namanyadan menjawab“hadir”.
10.Siswa menyiapkanmateri yang akandipelajari
Perhatian dan rasaingin tahu
Rasa ingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu.
Motivasi dan Apersepsi
- Bertanya kepada siswamateri yang akan di bahasyaitu tentang Pencemaranlingkungan. sebutkanfaktor-faktor penyebabterjadinya pencemaran?
- Menjelaskan tujuanpembelajaran hari ini
- Melakukan tahapinforming:Menjelaskan secara singkatjenis-jenis pencemaranlingkungan serta upayapelestariannya.
- Guru membagi siswamenjadi 7 kelompok danmembagikan LKS kemasing-msing siswa.
Siswa menjawabpertanyaan yang diajukan guru
Menyimak tujuanpembelajaran yangdijelaskan guru.Siswa menyimakpenjelasan guru.
Siswa berkelompok
Perhatian dan rasaingin tahu.
Perhatian dan rasaingin tahu
Perhatian dan rasaingin tahu
15’
B. Kegiatan inti Eksplorasi Guru memberikan LKS
berupa wacana tentangpencemaran air sertamembimbing siswa untukmembaca sejumlahpersoalan yang disajikandalam LKS
Setelah membaca LKSsiswa akan membuatcatatan kecil berupa apayang akan diketahui danapa yang ditanyakan”sebutkan sumber-sumberpencemaran air danakibatnya?”
Siswa membacaLKS.
Siswa mengamatikonteks wacana sertamembaca, danberfikir tentangsumber-sumberpencemaran air.
Perhatian dan rasaingin tahu
30’
99
Guru meminta siswa untukmenghubungkan percobaandengan kehidupan sehari-hari.
Elaborasi Siswa diberi kesempatan
untuk merefleksikan,menyusun, dan mengujiide-ide dalam kegiatandiskusi kelompok
Tahap ini siswa dapatmendidkusikanpengetahuan mereka danmenguji ide-ide barumereka, sehingga merekamengetahui apa yangsebenarnya mereka tahudan apa yang sebenarnyamereka butuhkan untukdipelajari
Guru memberikankesempatan kepada siswauntuk bertanya tentangwacana di LKS I.
menuliskan hasil diskusisecara individual. Menulismembantu peserta didikmerefleksikan pengalaman-pengalaman yang merekaalami”berdasarkan hasilpengamatan, terdapatberbagai masalah dalamwacana dapatkah kalianmenyebutkan solusipenanggulangannya?”
.
Siswa berdiskusidengankelompoknya
Siswa menguji ide-ide baru dalamkelompoknya.
Siswa mengajukanpertanyaan tentangrancangan percobaanyang telah dibuat.
Siswa menuliskanhasil daripengamatan.
Berani, komunikatifbertanggung jawab,dan kerjasama
30’
D. Kegiatan akhir/penutup6. Memberikan penguatan
kepada siswa baik secaratertulis maupun lisan tentangkonsep yang telah dipelajari.
7. Guru memberi kesempatanpada siswa untukmenanyakan hal-hal yangbelum dipahami.
8. Guru memberikan
6. Menyimakpenjelasan guru.
7. Bertanya kepadaguru tentang materiyang belumdipahami.
8. Menjawab
Cinta ilmu dankomunikatif
Berani dan rasaingin tahu
Berani dan
10’
100
pertanyaan secara lisan untukmengevaluasi tingkatpemahaman konsep siswa.
9. Membimbing siswa dalammenyimpulkan materi yangtelah dipelajari.
10. Menutup pelajarandengan mengucapkan salam.
pertanyaan guru.
9. Menyimpulkanmateri yang telahdipelajari.
10. Menjawab salam.
komunikatif.
Cinta ilmu, beranidan komunikatif
Religious
Jumlah 90’
VIII. Alat dan Sumber Belajar3. Pratiwi,A.D,dkk.2007.Boilogi SMA kelas X. Jakarta : Erlangga
4. Saktiyono 2008. seribu pena Biologi Untuk SMA/MA kelas X
5. Bagod Sudjalidkk.2007.Biologi 1.Jakarta: Yudistira
6. Campbell, Neil A., dkk. Biologi Jilid II Edisi kelima. Jakarta: Penerbit
Erlangga, 2002.
7. Ikan sebagai bahan untuk pengamatan.
8. Laboratorium, peralatan praktikum berupa gelas kimia 250 ml.
9. LKS Think Talk Write (TTW) berbasis Kontekstual.
IX. PenilaianX. Penilaian
2. Teknik dan Bentuk Instrumen
Teknik Bentuk Instrumen
Tes tertulis Pretest dan posttest
Portofolio Lembar kerja siswa dan rubrik
101
.......................,.........................Mengetahui,Guru Bidang Studi, Peneliti,
Aep Syamsul Ma’arif Fithria AniatuzzahrohNIP. NIM. 109016100004
102
Lampiran 3
LEMBAR KERJA SISWA 1
Petunjuk: - Kerjakan LKS secara berkelompok dan bekerjasama
- Kerjakan secara berurutan
- Jika ada hal yang kurang jelas segera sampaikan ke guru
A. Tujuan
1. Mengetahui dampak pencemaran dan upaya penanggulangannya.
2. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan alami.
3. Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tercemar.
4. Membedakan lingkungan alami dan lingkungan tercemar
5. Menyebutkan sumber-sumber pencemaran lingkungan.
6. Menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya pencemaran
7. Membedakan jenis-jenis pencemaran lingkungan
Bacalah wacana dibawah ini dan perhatikan gambar-gambar yang
ditampilkan di dalam LKS!
Rabu, 5 Februari 2014 | 16:42 WIB
Penulis : Galih Prasetyo
Editor : Ana Shofiana Syatiri
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/08/09/21215490/Jerit.Nelayan.Muara.
Angke.Terbunuh.Limbah
Jerit Nelayan Muara Angke Terbunuh Limbah
JAKARTA, KOMPAS.com - Selama Ramadan, terlebih menjelang Idul
Fitri atau Lebaran, kondisi para nelayan kecil di wilayah Pelabuhan Muara
Angke, Jakarta Utara, tidak lantas berubah menjadi lebih baik. Sudah hampir 3-4
bulan terakhir tangkapan ikan para nelayan di sana malah menurun.
PENCEMARAN LINGKUNGAN(Think)
103
Ada beberapa hal penyebabnya. Pertama, iklim yang kurang mendukung,
yakni cuaca yang buruk, seperti ombak yang besar, menghambat nelayan kecil
untuk mencari buruan. Kedua, karena limbah yang mengotori laut, yang
tentunya mempengaruhi kehidupan ikan. Tak jarang ditemukan berton-ton ikan
mati karena tak mampu bertahan hidup dengan limbah.
"Kalau nelayan besar sih lewat-lewat saja ke laut. Ikan susah ditangkap
akibat iklim itu. Sehingga pada tempat-tempat tertentu (ikan) pindah. Akhirnya
nelayan mencari di tempat-tempat biasa, jelas menurun hasilnya. Terutama ikan-
ikan besar sulit didapat. Pendapatan nelayan semakin turun," kata Ketua Umum
DPD Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) DKI Jakarta Yan
Wirasasmita Kepada KOMPAS.com, di Penjaringan, Jakarta Utara, Kamis
(9/8/2012).
Nelayan dalam skala kecil memang merasakan kesulitan. Terlebih,
menurut Yan, Jakarta bisa dikatakan tempat buang sampah terbesar di dunia.
Dengan kata lain, Jakarta seolah-seolah 'tong sampah'. Tiga belas sungai
mengalir ke teluk Jakarta tanpa ada penyaring atau tata kelola yang jelas. Pada
musim penghujan dan banjir, segalanya bermuara ke laut, termasuk sampah.
Yan menuturkan, di tengah laut, kurang lebih 4-5 mil dari bibir pantai, kerap
ditemukan 2-3 hektar hamparan sampah yang terapung. Belum lagi dengan
sampah yang tenggelam. Tentu jumlahnya bisa ditaksir mengerikan.
"Inilah yang menjadikan para nelayan, terutama nelayan kecil, menerima
imbasnya karena kehidupan ikan sudah berkurang. Kondisi sekarang dari pantai
sampai kira-kira 1 mil, warna air laut sudah berubah berwarna hitam membiru,
penuh dengan sampah. Sehingga tidak memungkinkan ikan itu hidup," ujar Yan.
Kerang Hijau pun Jadi Korban
Apabila dijumlahkan setiap tahunnya, bisa ribuan ikan mati akibat laut
yang ternoda limbah. Bahkan menurut Yan, kerang hijau yang terkenal tahan
limbah pun turut terkena dampak limbah yang menggila. "Sekarang kerang hijau
yang terkenal tahan limbah kena juga. Mati juga. Kalau tidak mati bentuk kerang
hijau mengecil,"tutur Yan.
104
Limbah di laut berangkat mulai dari Bogor masuk ke laut Jakarta. Yan
membagi limbah minimal ke dalam tiga hal yang dinilai belum terselesaikan.
Pertama, limbah sampah. Kebiasaan buruk orang membuang sampah ke sungai
berkontribusi terhadap pencemaran laut. Membuang sampah ke sungai atau kali
seolah sesuatu yang wajar. Kedua, limbah pupuk petani. Disinyalir limbah
model ini baru akan terurai setelah 60 tahun. Ketiga, limbah yang berasal dari
tempat pembuangan hajat atau kotoran warga pemukiman (kotoran rumah
tangga), barangkali semacam E.Coli.
Berdasarkan pantauan KOMPAS.com di wilayah komunitas nelayan di
Kali Adem, Muara Angke, tampak hasil penangkapan para nelayan tak terlalu
meriah, termasuk untuk kerang hijau. Bahkan Kali Adem yang terkenal dengan
kampung nelayan, sebagian penguninya sudah tidak lagi berprofesi sebagai
nelayan. Misalnya penghuni Kali Adem bagian Blok M, mereka sudah beralih
profesi menjadi tukang ojek, tukang bakso dan lain sebagainya. Begitulah nasib
nelayan Muara Angke kini.
1. Berdasarkan wacana dan tujuan, buatlah rumusan masalah dan hipotesis dari
wacana diatas!
Rumusan masalah:
2. Berdasarkan rumusan masalah yang telah kalian buat, Susunlah hipotesis?
Hipotesis :
105
Perintah/Pertanyaan Pengarah
1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan terkandung di
dalamnya!
2. Dari tiap pokok permasalahan yang Anda temukan itu, rumuskan menjadi
pertanyaan-pertanyaan atau rumusan-rumusan masalah yang memudahkan
Anda untuk menemukan jawabannya!
3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan
dugaan, atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut.
Rumuskan jawabanjawaban sementara Anda ini menjadi langkah-langkah
solusi, yang kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah
Anda rumuskan tersebut!
4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang
kemungkinan paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut!
5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang Anda miliki, temukan
jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah Anda rumuskan pada
nomer 2 tersebut. Ingat, gunakan waktu yang disediakan!
6. Tuliskan jawaban-jawaban Anda di tempat yang disediakan!
Hasil Kegiatan Pemecahan Masalah
1. Pokok Permasalahan/Persoalan yang Teridentifikasi:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Kemungkinan-kemungkinan langkah pemecahan (solusi) untuk tiap pokok
permasalahan/persoalan.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
106
3. Kemungkinan langkah-langkah solusi yang terpilih.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
107
LEMBAR KERJA SISWA 2
1. Berdasarkan kegiatan yang telah kalian buat, tabulasikan hasil pengamatan
kalian pada tabel ini sebagai berikut!
Bacalah penanggulangan terhadap terjadinya pencemaran air dan
pengolahan limbah berdasarkan wacana di atas!
Rabu, 5 Februari 2014 | 16:42 WIB
Ditulis oleh Achmad Lutfi
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-lingkungan/pencemaran-
air/penanggulangan-terhadap-terjadinya-pencemaran-air-dan-pengolahan-limbah/
Penanggulangan terjadinya pencemaran air
Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita
dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan
pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah
sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air
sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan
pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air
di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena
senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok
yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.
PENCEMARAN LINGKUNGAN(Talk)
108
Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah
logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam
berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan
tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam
jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-
tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi
agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri
hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan.
Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik dari pada proses
penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi. Pengelolaan air di sini
termasuk pengelolaan perairan pantai dan ekosistem danau. Pengelolaan air
meliputi strategi sebagai berikut:
1. melindungi perairan agar terjaga kebersihannya sehingga dapat menjaga
kelangsungan flora dengan menjaga perakaran tanaman dari gangguan
fisik maupun kimiawi;
2. mengusahakan cahaya matahari dapat menembus dasar perairan, sehingga
proses fotosintesa dapat berjalan lancar
3. menjaga agar fauna memangsa dan predator selalu seimbang dengan
mempertahankan rantai makanan
4. mempergunakan sumberdaya berupa air seefisien mungkin, sehingga zat
hara yang ada dapat tersimpan dengan baik yang juga berarti sebagai
penimpan energi dan materi;
109
Pada prinsipnya pengelolaan sumber daya alam air ini, sangat bergantung
pada bagaimana kita mempergunakan dan memelihara serta memperlakukan
sumber air itu menjadi seoptimal mungkin, tetapi tanpa merusak ataupun
mencemarinya dan juga mempertahankan keadaan lingkungan sebaik-baiknya.
Usaha Mencegah Pencemaran Air
Usaha pencegahan pencemaran air ini bukan merupakan proses yang
sederhana, tetapi melibatkan berbagai faktor sebagai berikut:
1. Air limbah ang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih dahulu
sehingga memenuhi standar air limbah yang telah ditetapkan pemerintah.
2. Menentukan dan mencegah terjadinya interaksi sinergisma antarpolutan
pemerintah.
3. Menggunakan bahan yang dapat mencegah dan menyerap minyak yan
gtumpah di perairan
4. Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke dalam perairan.
Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh bakteri.
5. Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak mengandung bahaya
radiasi dan barulah dibuang di perairan.
6. Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia lain dengan
menggunakan aktifitas mikroba tertentu sebelum dibuang ke dalam
perairan umum.
Pengolahan limbah
Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke
sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan,
kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan
terjadinya pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke
sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.
Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang
tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi
bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik
yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah,
kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.
110
Tabel 1:
Penyebab
pencemaran airCara Penanggulangan
1.
2.
3.
4.
5.
Tabel 2:
Pencemaran Air Tanda-tanda
Pencemaran Air
Akibat pencemaran air
Air yang belum
tercemar
Fisis
Kimia
Biologi
Air yang tercemar Fisis
Kimia
Biologi
111
LEMBAR KERJA SISWA 3
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah kalian dapatkan, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut untuk mengembangkan kesimpulan!
1. Berdasarkan tempat terjadinya dan berdasarkan sifat polutannya, termasuk
jenis pencemaran lingkungan apakah kasus dalam wacana diatas?
2. Kegiatan manusia apakah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan
kasus dalam percobaan kalian, sebutkan minimal 3 kegiatan lain manusia
yang dapat menimbulkan pencemaran/kerusakan lingkungan!
3. Bagaimana dampak pembuangan limbah pebrik yang masuk ke perairan
terhadap kehidupan biota di perairan tersebut dan manusia yang
memanfaatkan biota tersebut ataupun memanfaatkan air dalam perairan?
4. Bagaimanakah cara memanfaatkan limbah yang baik sehingga tidak
menimbulkan pencemaran perairan?
5. Jika sudah terjadi pencemaran pada suatu perairan, bagaimanakah cara
mengatasinya? Sebutkan juga minimal 3 upaya yang dapat dilakukan untuk
mengatasi pencemaran/kerusakan lingkungan!
A. Kesimpulan
Berdasarkan wacana ditas, Bagaimanakah cara menjaga kelestarian alam dan
penanggulangannya?
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
PENCEMARAN LINGKUNGAN(Write)
112
Lampiran 4
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
KELAS EKSPERIMEN
Pencemaran Lingkungan
LEMBAR KERJA SISWA 1
1. Berdasarkan wacana dan tujuan, buatlah rumusan masalah dan hipotesis dari wacana diatas!
Rumusan masalah:
Apakah terdapat perbedaan adanya limbah terhadap pendapatan para nelayan?
2. Berdasarkan rumusan masalah yang telah kalian buat, Susunlah hipotesis?
Hipotesis :
Terdapat perbedaan adanya limbah terhadap pendapatan para nelayan.
Variabel terikat :
Adanya limbah
Variabel bebas :
Pendapatan para nelayan
Hasil Kegiatan Pemecahan Masalah
1. Pokok Permasalahan/Persoalan yang Teridentifikasi:
Iklim yang kurang mendukung, yakni cuaca yang buruk, seperti ombak yang besar,
menghambat nelayan kecil untuk mencari buruan.
Karena limbah yang mengotori laut, yang tentunya mempengaruhi kehidupan ikan. Tak
jarang ditemukan berton-ton ikan mati karena tak mampu bertahan hidup dengan limbah.
113
Limbah sampah. Kebiasaan buruk orang membuang sampah ke sungai berkontribusi
terhadap pencemaran laut. Membuang sampah ke sungai atau kali seolah sesuatu yang
wajar.
Limbah pupuk petani. Disinyalir limbah model ini baru akan terurai setelah 60 tahun.
Limbah yang berasal dari tempat pembuangan hajat atau kotoran warga pemukiman
(kotoran rumah tangga), barangkali semacam E.Coli.
2. Kemungkinan-kemungkinan langkah pemecahan (solusi) untuk tiap pokok
permasalahan/persoalan.
Pengelola industri wajib membuat unit pengelolaan limbah (UPL)
Membuat pupuk buatan dan pestisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan
Di rumah tangga wajib membuat unit pengelolaan sederhana
Melakukan daur ulang sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
Memisahkan sampah plastik dengan non-plastik. Sampah non-plastik ditimbun dijadikan
humus
Jangan membuang sampah di sembarang tempat
3. Kemungkinan langkah-langkah solusi yang terpilih.
Melakukan daur ulang sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
Memisahkan sampah plastik dengan non-plastik. Sampah non-plastik ditimbun dijadikan
humus
Jangan membuang sampah di sembarang tempat
114
LEMBAR KERJA SISWA 2
1. Berdasarkan kegiatan yang telah kalian buat, tabulasikan hasil pengamatan kalian pada tabel
ini sebagai berikut!
Tabel 1:
Penyebab
pencemaran airCara Penanggulangan
1. Membuang
sampah rumah
tangga ke
daerah
perairan.
Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke
dalam perairan. Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh
bakteri.
2. Menggunakan
pupuk dan
pestisida
secara
berlebihan
Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih
dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah
ditetapkan pemerintah.
3. Menggunakan
deterjen fosfat
Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia
lain dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu
sebelum dibuang ke dalam perairan umum.
4. Limbah pabrik
yang langsung
dibuang ke
aliran sungai
Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih
dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah
ditetapkan pemerintah.
5. Limbah radio
aktif yang
langsung
dibuang ke
aliran sungai
Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak
mengandung bahaya radiasi dan barulah dibuang di perairan.
115
Tabel 2:
Pencemaran Air Tanda-tanda Pencemaran Air Dampaknya
Air yang belum
tercemar
Fisis, air tampak jernih atau tidak
keruh, tidak berwarna, rasanya tawar
dan tidak berbau, derajat pH nya
netral sekitar 6,5 - 8,5
Tidak ada.
Kimia, tidak mengandung zat kimia
beracun misalkan adanya senyawa
raksa, senyawa sulfida, nitrat,
perubahan pH, dan kesadahannya
rendah.
Biologi, tidak mengandung
mikroorganisme di dalam air
tersebut.
Air yang tercemar Fisis, Adanya perubahan suhu air. Air
yang panas apabila langsung dibuang
ke lingkungan akan mengganggu
kehidupan hewan air dan
mikroorganisme lainnya.
Adanya perubahan pH atau
konsentrasi ion Hidrogen. Adanya
perubahan warna, bau dan rasa air.
Air dalam keadaan normal dan bersih
pada umumnya tidak akan berwarna,
sehingga tampak bening dan jernih,
tetapi hal itu tidak berlaku mutlak,
seringkali zat-zat beracun justru
terdapat pada bahan buangan industri
yang tidak mengakibatkan perubahan
warna pada air. Timbulnya bau pada
air lingkungan secara mutlak dapat
Jumlah oksigen
terlarut di dalam
air menurun
Kecepatan reaksi
kimia meningkat
Kehidupan ikan
dan hewan air
lainnya terganggu
Jika batas suhu
yang mematikan
terlampaui, ikan
dan hewan air
lainnya mungkin
akan mati
Kandungan bahan
kimia yang
terdapat di dalam
116
dipakai sebagai salah satu tanda
terjadinya pencemaran. Apabila air
memiliki rasa berarti telah terjadi
penambahan material pada air dan
mengubah konsentrasi ion Hidrogen
dan pH air.
air limbah dapat
merugikan
lingkungan melalui
berbagai cara.
Bahan organik
terlarut dapat
menghasilkan
oksigen dalam
limbah serta akan
menimbulkan rasa
dan bau yang tidak
sedap pada
penyediaan air
bersih.
Selain itu akan
lebih berbahaya
apabila bahan
tersebut
merupakan bahan
beracun.
Kimia, Timbulnya endapan, koloidal,
bahan terlarut. Bahan buangan yang
berbentuk padat, sebelum sampai ke
dasar sungai akan melayang di dalam
air besama koloidal, sehingga
menghalangi masuknya sinar
matahari ke dalam lapisan air.
Padahal sinar matahari sangat
diperlukan oleh mikroorganisme
untuk melakukan fotosintesis.
Biologi, Adanya mikroorganisme.
Mikroorganisme sangat berperan
dalam proses degradasi bahan
buangan dari limbah industri ataupun
domestik. Bila bahan buangan yang
harus didegradasi cukup banyak,
maka mikroorganisme akan ikut
berkembangbiak. Pada
perkembangbiakan mikroorganisme
ini tidak tertutup kemungkinan bahwa
mikroba patogen ikut
berkembangbiak pula.
Meningkatnya radioaktivitas air
lingkungan. Zat radioaktif dari
berbagai kegiatan dapat
117
menyebabkan berbagai macam
kerusakan biologis apabila tidak
ditangani dengan benar, baik efek
langsung maupun efek tertunda.
118
LEMBAR KERJA SISWA 3
Berdasarkan hasil kegiatan yang telah kalian dapatkan, jawablah pertanyaan-pertanyaan
berikut kesimpulan!
1. Berdasarkan tempat terjadinya dan berdasarkan sifat polutannya, termasuk jenis pencemaran
lingkungan apakah kasus dalam wacana diatas?
Pencemaran air
2. Kegiatan manusia apakah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan kasus dalam
percobaan kalian, sebutkan minimal 3 kegiatan lain manusia yang dapat menimbulkan
pencemaran/kerusakan lingkungan!
Limbah sampah. Kebiasaan buruk orang membuang sampah ke sungai berkontribusi
terhadap pencemaran laut. Membuang sampah ke sungai atau kali seolah sesuatu yang
wajar.
Limbah pupuk petani. Disinyalir limbah model ini baru akan terurai setelah 60 tahun.
Limbah yang berasal dari tempat pembuangan hajat atau kotoran warga pemukiman
(kotoran rumah tangga), barangkali semacam E.Coli.
3. Bagaimana dampak pembuangan limbah pebrik yang masuk ke perairan terhadap kehidupan
biota di perairan tersebut dan manusia yang memanfaatkan biota tersebut ataupun
memanfaatkan air dalam perairan?
Zat yang bersifat racun contohnya limbah pabrik yang dibuang ke daerah perairan. Karena
limbah pabrik itu sulit diuraikan oleh mikroorganisme. Hal ini akan menyebabkan turunnya
kandungan oksigen dalam air tersebut. Dampak limbah tersebut disebut biological
magnification yaitu pelipatgandaan bahan pencemar pada organism dari organism tingkat
rendah ke organism tingkat tinggi dengan kadar polutannya juga semakin tinggi.
4. Bagaimanakah cara memanfaatkan limbah yang baik sehingga tidak menimbulkan
pencemaran perairan?
Pengelola industri wajib membuat unit pengelolaan limbah (UPL)
Membuat pupuk buatan dan pestisida sesuai dengan dosis yang dianjurkan
Di rumah tangga wajib membuat unit pengelolaan sederhana
Melakukan daur ulang sampah yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme
119
Memisahkan sampah plastik dengan non-plastik. Sampah non-plastik ditimbun dijadikan
humus
5. Jika sudah terjadi pencemaran pada suatu perairan, bagaimanakah cara mengatasinya?
Sebutkan juga minimal 3 upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi
pencemaran/kerusakan lingkungan!
Bergotong royong mengumpulkan sampah yang berada di sekitar perairan
Dengan bioremediasi atau penanaman bakteri yang bisa menguraikan sampah
Remediasi
A. Kesimpulan
Berdasarkan wacana ditas, Bagaimanakah cara menjaga kelestarian alam dan
penanggulangannya?
Pada prinsipnya pengelolaan sumber daya alam air ini, sangat bergantung pada bagaimana
kita mempergunakan dan memelihara serta memperlakukan sumber air itu menjadi seoptimal
mungkin, tetapi tanpa merusak ataupun mencemarinya dan juga mempertahankan keadaan
lingkungan sebaik-baiknya.
121
Lampiran 5
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)EKSPERIMEN
LKS Eksperimen Think Talk Write (TTW)No. Think Talk
Write (TTW)Skor Kriteria
1. Rumusanmasalah
4 Siswa membuat rumusan masalah untuk suatupengamatan dari wacana tentang pencemaranair, rumusan masalah yang dibuat agarmenghasilkan hipotesis, rumusan masalahdapat terselesaikan dengan melakukanpengamatan.
3 Siswa membuat rumusan masalah untuk suaturancangan percobaan dari wacana tentangpencemaran air, rumusan masalah yang dibuatkurang menghasilkan hipotesis, rumusanmasalah dapat terselesaikan dengan melakukanpercobaan.
2 Siswa membuat rumusan masalah untuk suatupengamatan dari wacana tentang pencemaranair, rumusan masalah yang dibuat tidakmenghasilkan hipotesis, rumusan masalahdapat terselesaikan dengan melakukanpengamatan.
1 Siswa membuat rumusan masalah untuk suatupengamatan dari wacana tentang pencemaranair, rumusan masalah yang dibuat tidak untukhipotesis, rumusan masalah tidak terselesaikandengan melakukan pengamatan.
0 Siswa tidak membuat rumusan masalah untuksuatu pengamatan dari wacana tentangpencemaran air.
2. Hipotesis 4 Siswa membuat hipotesis suatu pernyataan(bukan pertanyaan) yang mencerminkanpengamatan, hipotesis yang dibuat sesuaidengan rumusan masalah, hipotesis yang dibuatdapat diuji dengan melakukan pengamatan.
3 Siswa membuat hipotesis suatu pernyataan(bukan pertanyaan) yang mencerminkanpengamatan, hipotesis yang dibuat kurangsesuai dengan rumusan masalah, hipotesis yangdibuat dapat diuji dengan melakukanpengamatan.
2 Siswa membuat hipotesis berupa pernyataan
122
(bukan pertanyaan) yang mencerminkanpengamatan, hipotesis yang dibuat tidak sesuaidengan rumusan masalah, hipotesis yang tidakdibuat dapat diuji dengan melakukanpengamatan.
1 Siswa membuat hipotesis berupa pertanyaanyang mencerminkan pengamatan, hipotesisyang dibuat tidak dengan rumusan masalah,hipotesis yang dibuat tidak dapat diuji denganmelakukan pengamatan.
0 Siswa tidak membuat hipotesis berupapernyataan (bukan pertanyaan) yangmencerminkan pengamatan.
3. Analisis danInterpretasiData (Think)
4 Siswa mampu menganalisis hasil pengamatandengan tepat dan baik, mampu menyebutkanpersoalan yang teridentifikasi, dan mampumemberikan langkah persoalan (solusi) untuksetiap permasalahan.
3 Siswa mampu menganalisis hasil pengamatandengan tepat dan baik, kurang mampumenyebutkan persoalan yang teridentifikasi,dan mampu memberikan langkah persoalan(solusi) untuk setiap permasalahan.
2 Siswa mampu menganalisis hasil pengamatandengan tepat dan baik, kurang mampumenyebutkan persoalan yang teridentifikasi,dan kurang mampu memberikan langkahpersoalan (solusi) untuk setiap permasalahan.
1 Siswa kurang mampu menganalisis hasilpengamatan dengan tepat dan baik, kurangmampu menyebutkan persoalan yangteridentifikasi, dan kurang mampu memberikanlangkah persoalan (solusi) untuk setiappermasalahan.
0 Siswa tidak mampu menganalisis hasilpengamatan dengan tepat dan baik, tidakmenyebutkan persoalan yang teridentifikasi,dan tidak mampu memberikan langkahpersoalan (solusi) untuk setiap permasalahan.
4. Komunikasi(Talk)
4 Siswa mampu mengkomunikasikan hasilpengamatan dengan teman sekelompoknyaselama kegiatan, mampu berdiskusiberdasarkan pengamatan, mampumerealisasikannya secara lisan didepan kelasberdasarkan dari hasil pengamatan.
123
3 Siswa mampu mengkomunikasikan hasilpengamatan dengan teman sekelompoknyaselama kegiatan, kurang mampu berdiskusiberdasarkan pengamatan, mampumerealisasikannya secara lisan didepan kelasberdasarkan dari hasil pengamatan.
2 Siswa mampu mengkomunikasikan hasilpengamatan dengan teman sekelompoknyaselama kegiatan, kurang mampu berdiskusiberdasarkan pengamatan, kurang mampumerealisasikannya secara lisan didepan kelasberdasarkan dari hasil pengamatan.
1 Siswa kurang mampu mengkomunikasikanhasil pengamatan dengan temansekelompoknya selama kegiatan, kurangmampu berdiskusi berdasarkan pengamatan,tidak mampu merealisasikannya secara lisandidepan kelas berdasarkan dari hasilpengamatan.
0 Siswa tidak mengkomunikasikan hasilpengamatan dengan teman sekelompoknyaselama kegiatan, tidak berdiskusi berdasarkanpengamatan, tidak merealisasikannya secaralisan didepan kelas berdasarkan dari hasilpengamatan.
5. Menafsirkanhasilpengamatan(Write)
4 Siswa mencatat seluruh hasil pengamatan,tabulasikan hasil pengamatan pada tabelberdasarkan berdasarkan wacana, siswa mampumenjawab pertanyaan pada LKS II.
3 Siswa mencatat seluruh hasil pengamatan,kurang tepat dalam mentabulasikan hasilpengamatan pada tabel berdasarkanberdasarkan wacana, siswa mampu menjawabpertanyaan pada LKS II.
2 Siswa mencatat seluruh hasil pengamatan, tidakmencatat kondisi ikan dalam mentabulasikanhasil pengamatan pada tabel berdasarkanberdasarkan wacana, siswa mampu menjawabpertanyaan pada LKS II.
1 Siswa mencatat seluruh hasil pengamatan, tidakmencatat kondisi ikan dalam mentabulasikanhasil pengamatan pada tabel berdasarkanberdasarkan wacana, siswa kurang mampumenjawab pertanyaan pada LKS II.
0 Siswa tidak mencatat seluruh hasil pengamatan,tidak tabulasikan hasil pengamatan pada tabel
124
berdasarkan berdasarkan wacana, siswa tidakmampu menjawab pertanyaan pada LKS II.
6. Menyimpulkan 4 Siswa mampu menarik generalisasi dariserangkaian hasil kegiatan pada wacana,kesimpulan bukan merupakan pendapat pribadi.
3 Siswa kurang tepat dalam menarik generalisasidari serangkaian hasil kegiatan pada wacana,kesimpulan bukan merupakan pendapat pribadi.
2 Siswa menarik generalisasi bukan dariserangkaian hasil kegiatan pada wacana,kesimpulan bukan merupakan pendapat pribadi.
1 Siswa menarik generalisasi bukan dariserangkaian hasil kegiatan pada wacana,kesimpulan merupakan pendapat pribadi.
0 Siswa tidak membuat kesimpulan berdasarkanhasil pengamatan.
125
Lampiran 6
LEMBAR KERJA SISWA
Petunjuk: - Kerjakan LKS secara berkelompok dan bekerjasama
- Kerjakan secara berurutan
- Jika ada hal yang kurang jelas segera sampaikan ke guru
A. Tujuan
1. Mengetahui dampak pencemaran dan upaya penanggulangannya.
Bacalah wacana dibawah ini dan perhatikan gambar-gambar yang
ditampilkan di dalam LKS!
550 Kg Sampah Diangkut dari Kali Ciliwung
Sumber: http://www.beritajakarta.com/29 April 2012
Rabu, 5 Februari 2014 | 16:42 WIB
Dengan semangat, puluhan warga yang berasal dari Pejatentimur dan
Pasarminggu, Jakarta Selatan tampak berlomba-lomba mengumpulkan sampah
di aliran Kali Ciliwung. Ratusan kilogram sampah berhasil diangkat oleh warga
untuk kemudian diangkut menuju tempat pembuangan sampah.
“Ini salah satu langkah untuk menyadarkan warga agar bisa menjaga
kebersihan lingkungan di aliran Kali Ciliwung,” ujar Sukesti Martono, Deputi
Gubernur DKI Jakarta Bidang Kebudayaan dan Pariwisata DKI Jakarta, saat
menghadiri Peringatan Hari Air Sedunia Ke-20 yang diselenggarakan Badan
Pengelola Lingkungan Hidup Daerah (DKI) Jakarta, Minggu (29/4). Dari
pembersihan sampah yang dilombakan tersebut, berhasil mengangkat sampah
sebanyak 550 kilogram. Ini membuktikan, aliran Kali Ciliwung yang membelah
kota Jakarta masih belum steril dari sampah.
PENCEMARAN LINGKUNGAN
126
Dikatakan Sukesti, meningkatnya pertumbuhan penduduk dan
pembangunan disegala bidang tentu akan menambah jumlah pemanfaatan air.
Namun begitu jumlah air tawar yang ada didunia sangat sedikit dibandingkan
dengan air asin. “Air tawar tidak lebih dari 2,7 persen, dan yang bisa dikonsumsi
dari jumlah itu hanya 0,003 persen. Untuk itu, seharusnya masyarakat bisa
menjaga kualitas air tanah, terutama di Jakarta,” katanya.
Sesuai Pergub No 68 Tahun 2005 tentang Perubahan Keputusan Gubernur
DKI Jakarta No 115/2001 tentang Pembuatan Sumur Resapan dan Proses Daur
Ulang Air Limbah harus dilakukan secara terencana dan berkelanjutan. “Kita
bisa membuat lubang resapan biopori, sumur resapan, dan kolam resapan. Inilah
beberapa langkah yang bisa kita ambil selain jangan membuang sampah
sembarangan,” kata Sukesti.
Sementara itu, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Jakarta Selatan,
Yusiono Anwar mengatakan, di wilayahnya dari 17 titik pembuangan sampah
dibantaran sungai telah ditutup 4 titik antara lain di daerah Rawajati, Cikoko,
Pejatentimur, serta Pengadegan. Untuk melakukan hal itu, diperlukan proses
yang cukup panjang. “Kali Ciliwung melewati 5 kecamatan, 13 kelurahan, dan
45 RW di Jakarta Selatan. Ini bukan hanya proses menutup, harus dibuat pola
yang baik agar jangan malah mereka membuang langsung ke kali,” ujarnya.
Dalam acara itu, bukan hanya lomba mengumpulkan sampah saja yang
diselenggarakan, tetapi ada juga penanaman seribu bibit pohon pucung, dan
wisata aliran Kali Ciliwung dengan menggunakan perahu.
B. Perintah/Pertanyaan Pengarah
1. Dari wacana tersebut, temukan pokok-pokok permasalahan terkandung di
dalamnya!
2. Dari tiap pokok permasalahan yang Anda temukan itu, rumuskan menjadi
pertanyaan-pertanyaan atau rumusan-rumusan masalah yang memudahkan
Anda untuk menemukan jawabannya!
3. Sebelum menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut, temukan
dugaan, atau kemungkinan jawaban-jawaban atas permasalahan tersebut.
127
Rumuskan jawabanjawaban sementara Anda ini menjadi langkah-langkah
solusi, yang kemungkinannya merupakan jawaban permasalahan yang telah
Anda rumuskan tersebut!
4. Dari sekian kemungkinan jawaban itu, temukan satu jawaban yang
kemungkinan paling tepat untuk pokok-pokok permasalahan tersebut!
5. Menggunakan buku teks atau buku sumber yang Anda miliki, temukan
jawaban-jawaban pertanyaan-pertanyaan yang telah Anda rumuskan pada
nomer 2 tersebut. Ingat, gunakan waktu yang disediakan!
6. Tuliskan jawaban-jawaban Anda di tempat yang disediakan!
C. Hasil Kegiatan Pemecahan Masalah
1. Pokok Permasalahan/Persoalan yang Teridentifikasi:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
2. Kemungkinan-kemungkinan langkah pemecahan (solusi) untuk tiap pokok
permasalahan/persoalan.
.............................................................................................................................
......................................................................................................... ....................
.............................................................................................................................
3. Kemungkinan langkah-langkah solusi yang terpilih.
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
128
D. Hasil wacana
Tuliskan penyebab pencemaran air dalam bentuk tabel berdasarkan wacana
diatas.
Penyebab
pencemaran airCara Penanggulangan
1.
2.
3.
4.
5.
A. Kesimpulan
Berdasarkan wacana ditas, Bagaimanakah cara menjaga kelestarian alam dan
penanggulangannya?
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
...............................................................................................................
129
Lampiran 7
KUNCI JAWABAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) KELAS KONTROL
Pencemaran Lingkungan
Hasil Kegiatan Pemecahan Masalah
1. Pokok Permasalahan/Persoalan yang Teridentifikasi:
Mengumpulkan sampah dialiran kali Ciliwung.
2. Kemungkinan-kemungkinan langkah pemecahan (solusi) untuk tiap pokok
permasalahan/persoalan.
a. Meningkatnya pertumbuhan penduduk dan pembangunan disegala bidang.
b. Pembuatan Sumur Resapan (lubang resapan biopori, sumur resapan, dan kolam resapan)
c. Proses Daur Ulang limbah.
d. penanaman seribu bibit pohon pucung
3. Kemungkinan langkah-langkah solusi yang terpilih.
a. Proses daur ulang limbah
b. Penanaman seribu pohon pacung.
Tabel 1:
Penyebab
pencemaran airCara Penanggulangan
1. Membuang
sampah rumah
tangga ke
daerah
perairan.
Tidak membuang air limbah rumah tangga langsung ke
dalam perairan. Hal ini untuk mencegah pencemaran air oleh
bakteri.
2. Menggunakan
pupuk dan
pestisida
secara
berlebihan
Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih
dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah
ditetapkan pemerintah.
130
3. Menggunakan
deterjen fosfat
Mengeluarkan atau menguraikan deterjen atau bahan kimia
lain dengan menggunakan aktifitas mikroba tertentu
sebelum dibuang ke dalam perairan umum.
4. Limbah pabrik
yang langsung
dibuang ke
aliran sungai
Air limbah yang akan dibuang ke perairan harus diolah lebih
dahulu sehingga memenuhi standar air limbah yang telah
ditetapkan pemerintah.
5. Limbah radio
aktif yang
langsung
dibuang ke
aliran sungai
Limbah radioaktif harus diproses dahulu agar tidak
mengandung bahaya radiasi dan barulah dibuang di perairan.
Kesimpulan
Pada prinsipnya pengelolaan sumber daya alam air ini, sangat bergantung pada bagaimana
kita mempergunakan dan memelihara serta memperlakukan sumber air itu menjadi seoptimal
mungkin, tetapi tanpa merusak ataupun mencemarinya dan juga mempertahankan keadaan
lingkungan sebaik-baiknya.
131
Lampiran 8
RUBRIK PENILAIAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS)KONTROL
LKS KontrolNo. Skor Kriteria
1. Hasil kegiatanpemecahanmasalah
4 Siswa mampu menganalisis hasil pengamatandengan tepat dan baik, mampu menyebutkanpersoalan yang teridentifikasi, dan mampumemberikan langkah persoalan (solusi) untuksetiap permasalahan.
3 Siswa mampu menganalisis hasil pengamatandengan tepat dan baik, kurang mampumenyebutkan persoalan yang teridentifikasi,dan mampu memberikan langkah persoalan(solusi) untuk setiap permasalahan.
2 Siswa mampu menganalisis hasil pengamatandengan tepat dan baik, kurang mampumenyebutkan persoalan yang teridentifikasi,dan kurang mampu memberikan langkahpersoalan (solusi) untuk setiap permasalahan.
1 Siswa kurang mampu menganalisis hasilpengamatan dengan tepat dan baik, kurangmampu menyebutkan persoalan yangteridentifikasi, dan kurang mampu memberikanlangkah persoalan (solusi) untuk setiappermasalahan.
0 Siswa tidak mampu menganalisis hasilpengamatan dengan tepat dan baik, tidakmenyebutkan persoalan yang teridentifikasi,dan tidak mampu memberikan langkahpersoalan (solusi) untuk setiap permasalahan.
2. Hasil wacana 4 Siswa mencatat seluruh hasil pengamatan,tabulasikan hasil pengamatan pada tabelberdasarkan berdasarkan percobaan, siswamampu menjawab pertanyaan pada LKS.
3 Siswa mencatat seluruh hasil pengamatan,kurang tepat dalam mentabulasikan hasilpengamatan pada tabel berdasarkanberdasarkan percobaan, siswa mampumenjawab pertanyaan pada LKS.
2 Siswa mencatat seluruh hasil pengamatan, tidakmencatat kondisi ikan dalam mentabulasikanhasil pengamatan pada tabel berdasarkanberdasarkan percobaan, siswa mampu
132
menjawab pertanyaan pada LKS.1 Siswa mencatat seluruh hasil pengamatan, tidak
mencatat kondisi ikan dalam mentabulasikanhasil pengamatan pada tabel berdasarkanberdasarkan percobaan, siswa kurang mampumenjawab pertanyaan pada LKS.
0 Siswa tidak mencatat seluruh hasil pengamatan,tidak tabulasikan hasil pengamatan pada tabelberdasarkan berdasarkan percobaan, siswa tidakmampu menjawab pertanyaan pada LKS.
3. Menyimpulkan 4 Siswa mampu menarik generalisasi dariserangkaian hasil kegiatan percobaan,kesimpulan bukan merupakan pendapat pribadi.
3 Siswa kurang tepat dalam menarik generalisasidari serangkaian hasil kegiatan percobaan,kesimpulan bukan merupakan pendapat pribadi.
2 Siswa menarik generalisasi bukan dariserangkaian hasil kegiatan percobaan,kesimpulan bukan merupakan pendapat pribadi.
1 Siswa menarik generalisasi bukan dariserangkaian hasil kegiatan percobaan,kesimpulan merupakan pendapat pribadi.
0 Siswa tidak membuat kesimpulan berdasarkanhasil pengamatan.
133
Lampiran 9
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
Jenjang Sekolah : MA Negeri Bayah
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 90 menit
Jumlah Soal : 60 soal
Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia
dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.2 Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan
dan pelestarian lingkungan.
Sub Konsep Indikator PembelajaranTingkat Kognitif
Nomor
Soal
C1 C2 C3 C4 C5 C6
Karakteristik Pencemaran
Lingkungan
Menjelaskan pengertian pencemaran lingkungan. 1 2* 2
Menyebutkan ciri-ciri lingkungan tercemar 3* 4* 5 3
134
Menyebutkan sumber-sumber pencemaran
lingkungan 6 7* 8* 3
Lingkungan Alami
Menyebutkan ciri-ciri lingkungan alami 9*, 10 11* 3
Membedakan lingkungan alami dan lingkungan
tercemar12* 13* 14 3
Macam-macam Pencemaran
dan Penyebabnya
Menjelaskan faktor-faktor penyebab terjadinya
pencemaran15*
16,
1718 19* 20 5
Membedakan jenis-jenis pencemaran lingkungan21,
22*23* 24* 4
Pencemaran Air
Menjelaskan pengertian pencemaran air 25* 26 27 3
Menjelaskan sumber-sumber pencemaran air28,
29
30,
31*4
Pencemaran Udara
Menjelaskan pengertian pencemaran udara 32* 33 34* 3
Menyebutkan bahan-bahan pencemar udara 35 36*37,
38*4
135
Pencemaran Tanah
Menjelaskan pengertian pencemaran tanah 39* 40* 41 3
Menjelaskan akibat yang ditimbulkan oleh
pencemaran tanah42* 43* 44* 3
Pencemaran Suara
Menjelaskan pengertian pencemaran suara 45 46 47 3
Menyebutkan sumber-sumber pencemaran suara 48 49* 50* 3
Upaya Pelestarian Lingkungan Menjelaskan upaya pelestarian lingkungan
51*,
52,
53*
54,
55*
56,
5758*
59*,
60*10
Jumlah soal 11 12 10 7 10 10 60
136
KISI-KISI INSTRUMEN SOAL
Jenjang Sekolah : MA Negeri Bayah
Mata Pelajaran : Biologi
Alokasi Waktu : 90 menit
Jumlah Soal : 60 soal
Bentuk Soal : Tes Objektif Pilihan Ganda
Standar Kompetensi : 4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia
dalam keseimbangan ekosistem.
Kompetensi Dasar : 4.2. Menjelaskan keterkaitan antara kegiatan manusia dengan masalah perusakan/pencemaran lingkungan
dan pelestarian lingkungan.
Sub Konsep Indikator Soal Soal JawabanTingkat
Kognitif
No. Butir
Soal
Karakteristik
Pencemaran
Lingkungan
Menjelaskan
bahan-bahan yang
dapat mengganggu
makhluk hidup.
Masuknya bahan-bahan ke dalam lingkungan yang dapat
mengganggu makhluk hidup di dalamnya disebut
….
a. polutan
b. ozon
c. polusi
A C3 1
137
d. asap
e. efek rumah kaca
Menyimpulkan
pernyataan yang
tepat mengenai zat
yang dikatakan
polutan.
Pernyataan berikut ini yang bukan merupakan ciri
zat yang dikatakan sebagai polutan, adalah ….
a. keberadaannya tidak merugikan
b. jumlahnya melebihi batas normal
c. berada pada saat yang tidak tepat
d. berada pada tempat yang tidak semestinya
e. mengganggu kesehatan dan bisa
menyebabkan penyakit
A C6 2
Menyebutkan
berbagai penyakit
yang disebabkan
oleh pencemaran
air.
Berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air
bawaanadalah ….
a. demam berdarah
b. diabetes
c. pilek
d. hepatitis
e. batuk
A C1 3
Menganalisis efek
rumah kaca sebagai
Efek rumah kaca sebagai masalah lingkungan
global terjadi karena adanya kenaikan ....C C4 4
138
masalah
lingkungan global.
a. kelembaban udara
b. kadar bahan pencemar
c. kadar CO2 di atmosfer
d. suhu lingkungan
e. kadar partikel di udara
Memprediksi hujan
asam yang tidak
terjadi
persenyawaan
unsur.
Hujan asam tidak terjadi dari persenyawaan unsur di bawah
ini, kemungkinan ….
a. SO2
b. O2
c. NO2
d. CO2
e. H2O
E C6 5
Menimbang gas
hsil pembakaran
fosil yang harus
dikurangi.
Gas hasil pembakaran fosil yang harus dikurangi
adalah ….
a. karbon dioksida
b. sulfur dioksida
c. karbon monoksida
d. sulfat
e. oksida nitrogen
A C4 6
139
Mengkategorikan
ciri-ciri alat
yanggunakan CFC.
Kerusakan ozon disebabkan oleh CFC yang
dihasilkan peralatan rumah tangga. Salah satu alat
yang menggunakan CFC adalah ….
a. penyedot debu
b. hair dryer
c. mesin cuci
d. ac
e. detergent
D C5 7
Memprediksi
penyebab
timbulnya
kerusakan
lingkungan karena
CFC
CFC (Chloro Flouro Carbon) yang banyak
digunakan dalam alat pendingin ruangan [AC]
diduga menjadi penyebab timbulnya kerusakan
lingkungan sebab ….
a. merusak lapisan ozon
b. mengurangi preon
c. mengakibatkan hujan asam
d. mengakibatkan efek rumah kaca
e. menyebabkan penyakit emfisema
A C6 8
Lingkungan
Alami
Menyebutkan ciri-
ciri bioremediasi
Berikut ini yang dimaksud dengan bioremidiasi
lingkungan adalah ….C C1 9
140
lingkungan. a. upaya peningkatan mutu lingkungan
b. upaya peningkatan daya dukung
lingkungan
c. upaya pembebasan lingkungan yang
tercemar menggunakan mikroorganisme
d. upaya pembebasan lingkungan yang tercemar
menggunakan teknologi
e. upayapengolahan limbah
Menyebutkan ciri-
ciri remediasi
lingkungan.
Berikut ini yang dimaksud dengan remediasi
lingkungan adalah
a. upaya peningkatan mutu lingkungan
b. upaya peningkatan daya dukung
lingkungan
c. upaya pembebasan lingkungan yang
tercemar menggunakan mikroorganisme
d. upaya pembebasan lingkungan yang tercemar
menggunakan teknologi
e. upaya pengolahan limbah
D C1 10
Mencirikan sifat Polutan yang berupa bahan organik biasanya tidak A C2 11
141
dari polutan bahan
organik.
membahayakan lingkungan, karena mempunyai
sifat ....
a. dapat diuraikan
b. tidak dapat diuraikan
c. tidak dapat berdegradasi
d. tidak menimbulkan pencemaran
e. mengganggu keseimbangan lingkungan
Membedakan ciri
dampak buruk dari
limbah.
Perhatikan pernyataan dibawah ini.
i. Ganguan kesehatan
ii. Menimbulkan keindahan lingkungan
iii. Penurunan kualitas lingkungan
iv. Meningkatnya daya tahan tubuh
Dari pernyataan diatas, manakah yang menjadi ciri
dampak buruk dari air limbah…
a. i dan ii
b. ii dan iv
c. i dan iii
d. i dan iv
e. iii dan iv
C C2 12
142
Menganalisis
gangguan yang
disebabkan karenan
membuang sampah
ke saluran perairan.
Membuang sampah ke saluran perairan dapat mengganggu
lingkungan. Gangguan yang dimaksud adalah
berikut ini, kecuali….
a. berkurangnya kadar karbon dioksida dalam air
b. menurunnya kadar oksigen
c. menimbulkan banjir
d. menimbulkan bau busuk
e. mematikan mikroorganisme air
A C4 13
Mengumpulkan
beberapa materi
yang menjadi
indikator
pencemaran fisik.
Berikut ini adalah beberapa zat / materi yang bisa
kita jumpai di sekitar kita :
i. botol bekas air mineral
ii. nikel
iii. kadmium ( cd )
iv. kaleng roti
v. plastik belanja
Yang menjadi indikator adanya pencemaran fisik,
adalah ….
a. i, ii dan iii
b. i, iii dan v
E C5 14
143
c. i, iv dan v
d. ii, iii dan iv
e. ii, iii dan v
Macam-macam
Pencemaran dan
Penyebabnya
Menyebutkan
dampak dari
eutrofikasi.
Dampak dari eutrofikasi di bawah ini, kecuali ….
a. ledakan tumbuhan air
b. mengurangi oksigen dalam perairan
c. terjadi pendangkalan perairan
d. populasi ikan berkembang pesat
e. karbon dioksida semakin bertambah
D C1 15
Memperkirakan
penyebab
gangguan
lingkungan.
Faktor penyebab gangguan lingkungan terhadap
keseimbanganalam antara lain ….
a. pupuk kimia
b. pupuk hijau
c. pupuk kandang
d. zat kapur pada tanah gambut
e. irigasi
A C2 16
Mendeskripsikan
akibat dari
Adanya peningkatan kadar karbon dioksida di alam
mengakibatkan hal berikut ini, kecuali ….C C2 17
144
peningkatan kadar
karbon dioksida.
a. mencairnya lapisan es di kutub
b. adanya efek pemanasan global atau efek rumah
kaca
c. radiasi sinar ultraviolet ke bumi semakin
kecil
d. membesarnya lubang pada lapisan ozon
e. semakin banyak dijumpai kasus kanker kulit pada
manusia
Menentukan
dampak negatif
akibat penggunaan
pestisida.
Penggunaan pestisida di lahan pertanian secara
terus menerus, selain mencemari lingkungan juga
dapat memberikan dampak negatif lain, yaitu ....
a. meningkatnya hasil panen
b. meluasnya distribusi serangga hama
c. menurunnya populasi serangga
d. meningkatnya resistensi serangga hama
e. menurunnya keanekaragaman jenis
serangga
C C3 18
Menimbang teori
Robert Malthus.
Dalam teori Robert Malthus, kenaikan kebutuhan bahan
pangan sesuai dengan ….A C5 19
145
a. kenaikan jumlah penduduk
b. ledakan penduduk
c. deret hitung
d. pupulasi penduduk
e. deret ukur
Menyimpulkan
pernyataan yang
benar mengenai
dampak dari
pemanasan global.
Suhu lingkungan yang meningkatakan
menyebabkan pemanasan global. Dampak dari
pemanasan global adalah sebagai berikut, kecuali
....
a. mencairnya es di kutub menyebabkan
turunnya permukaan air laut
b. keseimbangan ekosistem menjadi
terganggu
c. berkurangnya keanekaragaman hayati
d. mencairnya es di kutub menyebabkan
pulau-pulau kecil terendam.
e. berkurangnya populasi
B C6 20
Mengkategorikan
jenis gas yang
Gas apakah yang dapat merusak lapisan ozon?
a. CFCA C2 21
146
dapat merusak
lapisan ozon.
b. CO
c. O2
d. Cl
e. NO
Menentukan gas
yang memiliki daya
afinitas tinggi.
Gas berikut yang memiliki daya afinitas tinggi
terhadap Hb sehingga dapat menyebabkan
keracunan adalah ….
a. karbonmonoksida
b. karbondioksida
c. nitrogen
d. oksigen
e. sulfur
A C3 22
Efek rumah kaca terjadi karena peningkatan gas di udara,
gas tersebut adalah ….
a. HC
b. NO2
c. SO2
d. O2
e. CO2
E C3 23
147
Mengkategorikan
peristiwa akibat
tercemar oleh DTT.
Karnivora tiba-tiba mati setelah memakan ular, ular telah
memakan ikan, ikan telah memakan tumbuhan air, dan
karnivora itu mati karena tumbuhan tersebut telah
tercemari DDT. Peristiwa inidisebut ….
a. polusi
b. pencemaran air
c. pemekatan hayati
d. pencemaran udara
e. pencemaran lingkungan
B C5 24
Pencemaran Air
Menyebutkan ciri-
ciri pencemaran
pada sungai.
Sungai yang telah tercemar bahan organik dapat
mengalami pembersihan sendiri yang disebut ….
a. polusi
b. suksesi
c. eutrofikasi
d. self purification
e. waterborne disease
D C1 25
Mendeskripsikan
ciri-ciri
pencemaran air.
Pencemaran air dapat dilihat dari ciri-cirinya baik
secara fisika, biologi dan kimia. Ciri-ciri tersebut
bila dilihat secara fisika antara lain ….
B C2 26
148
a. adanya perubahan ph
b. adanya perubahan suhu
c. adanya mikro organisme di dalam air
d. adanya bahan kimia yang terlarut dalam
air
e. adanya perubahan bentuk
Mendeteksi ciri-ciri
air sungai yang
tercemar.
Pada air sungai yang telah tercemar akan terlihat
tanda-tanda ....
a. air nya jernih dan tidak berwarna
b. terdapat berbagai jenis fauna
c. ditumbuhi eceng gondok yang subur
d. airnya tidak berbau busuk
e. air nya dangkal
C C4 27
Menentukan
sumber dari
pencemaran air.
Dibawah ini yang bukan merupakan sumber
pencemaran air adalah ….
a. infrctiontagen
b. zat anorganik
c. zat radioaktif
d. zooplankton
D C3 28
149
e. pestisida
Menentukan usaha
untuk memperbaiki
fungsi hutan.
Perhatikan pernyataan berikut!
Akibat pemanfaatan hutan secara berlebihan,
maka yang terjadi adalah hilangnya fungsi hutan
sebagai daerah resapan air, sehingga pada musim
kemarau sering terjadi kelangkaan sumber-sumber
mata air. Usaha untuk memperbaiki fungsi hutan
dari kerusakan seperti ditunjukkan pada
pernyataan tersebut adalah ....
a. menjadikan hutan sebagai daerah
pemukiman
b. pemanfaatan tanaman kecil untuk
kerajinan
c. penanaman berbagai jenis tumbuhan di
hutan itu
d. memanfaatkan hutan sebagai sumber kayu
untuk kertas
e. menjadikan hutan sebagai tempat wisata.
C C3 29
Menilai usaha Pencemaran oleh limbah industri dan sampah A C5 30
150
untuk mengatasi
pencemaran
lingkungan air.
rumah tangga menyebabkan biota di sungai
Ciliwung terganggu. Usaha untuk mengatasi
pencemaran lingkungan air tersebut adalah ….
a. melaksanakan program kali bersih
b. membuat peraturan daerah tentang
lingkungan hidup
c. menutup pabrik yang ada disekitar sungai
ciliwung
d. melarang mendirikan rumah di bantaran
sungai ciliwung
e. pemerintah daerah melarang membuang
sampah rumah tangga di sungai
Memprediksi
limbah yang dapat
mencemari air.
Diketahui beberapa limbah sebagai berikut:
1. Plastik
2. Detergen
3. Sampho
4. Kertas
5. Botol
6. Sabun
C C5 31
151
Dari data diatas, manakah limbah kimia yang
dapat mencemari air adalah ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 3 dan 6
d. 2 dan 5
e. 4 dan 1
Pencemaran
Udara
Memberi contoh
mengenai
pencemaran udara
Bau tidak sedap yang dikeluarkan oleh sampah yang
membusuk merupakan salah satu contoh polusi ….
a. air
b. suara
c. tanah
d. sungai
e. udara
E C2 32
Menerapkan ciri-
ciri pencemaran
udara
Emisi tidak dapat dikendalikan dengan cara ….
a. filter udara
b. filter basah
c. pengendap elektrostatika
d. filter asam
E C3 33
152
e. pengendap siklon
Menilai penyebab
terjadinya hujan
asam
Polusi udara dapat menyebabkan terjadinya hujan
asam yang mengakibatkan ....
a. meningkatnya kandungan mineral dalam
tanah
b. memperbaiki sistem pengudaraan tanah
c. rusaknya sistem pertanahan
d. meningkatnya penyerapan nitrogen bagi
tanaman
e. mematikan hama tanaman
D C5 34
Menyebutkan ciri-
ciri penyebab
terjadinya
pencemaran udara
Senyawa berikut ini yang bukan merupakan
penyebab terjadinya pencemaran udara / polusi
udara, adalah ....
a. CO2
b. NO2
c. H2S
d. H2O
e. SO2
D C1 35
Memprediksi Polutan yang paling banyak mencemari udara B C4 36
153
polutan yang
mencemari udara.
perkotaan yang padat kendaraan bermotor adalah
….
a. NO2
b. CO2
c. CFC
d. H2O
e. Fe
Memprediksi
penyebab polusi
udara
Polusi udara terutama disebabkan oleh senyawa
seperti karbondioksida, nitrogen, oksigen
belerang, karbonmonoksida. Polusi yang
disebabkan oleh pembakaran yang kurang
sempurna, kemungkinan ….
a. CO
b. SO3
c. NO2
d. H2O3
e. Debu
E C6 37
Menyimpulkan
pernyataan yang
Berikut ini yang bukan merupakan bentuk-bentuk
partikel adalah ….A C6 38
154
tepat mengenai
bentuk-bentuk
partikel.
a. erosol
b. asap rokok
c. pasir
d. kabut
e. debu
Pencemaran
Tanah
Menyebutkan
usaha
menanggulangi
limbah plastik bagi
pencemaran tanah.
Usaha untuk menanggulangi limbah plastik rumah
tangga agar tidak menjadi polusi bagi tanah adalah
....
a. tidak menerima plastik untuk kantung
belanja
b. melarang pembungkus makanan memakai
plastik
c. mendaur ulang limbah plastik menjadi
kerajinan tangan
d. membuat undang – undang anti
pencemaran plastik
e. menutup pabrik plastik
C C1 39
Memecahkan cara
penanganan
Pembuangan limbah padat secara sembarangan
terutama plastik dan kaca sangat merusakC C4 40
155
pembuangan
limbah padat yang
dapat merusak
ekosistem tanah.
ekosistem tanah. Cara penanganan jenis limbah
tersebut agar tidak mencemari lingkungan adalah
....
a. mengubur limbah tersebut dalam tanah
b. membuang limbah plastik dan kaca ke laut
dalam
c. mendaur ulang atau dibuat hasta karya
d. limbah plastik dibakar, sedangkan kaca
dikubur
e. membakar sampah
Menilai pernyataan
yang salah tentang
penanggulangan
pencemaran tanah.
Penanggulangan yang dapat dilakukan untuk
mencegah pencemaran tanah diantaranya,
kecuali ....
a. menanggulangi sampah plastik
b. sistem tanam monokultur
c. mengelola sisa radioaktif
d. pemakaian pupuk sesuai kebutuhan
e. menimbun sampah organic
E C5 41
Mendeskripsikan Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh B C2 42
156
akibat dari
pencemaran tanah.
sampah organik dan anorganik. Salah satu ciri
penyebab pencemaran tanah tersebut adalah ....
a. anorganik yaitu daun, plastik dan besi
b. anorganik yaitu kaca, kertas dan besi
c. organik yaitu daun, kaca dan sisa
makanan
d. organik yaitu kaca, kertas dan besi
e. organik yaitu plastik, daun dan sisa
makanan
Menerapkan usaha
untuk
menanggulangi
akibat membuang
sampah.
Akibat membuang sampah tidak pada tempatnya
dapat menyebabkan pencemaran lingkungan yang
akan menimbulkan berbagai macam penyakit.
Usaha untuk menanggulanginya adalah ….
a. menimbun sampah plastik dalam tanah
b. dibuang ke sungai agar tidak menumpuk
c. mengolah sampah untuk pupuk kompos
d. mengolah sampah untuk makan ternak
e. membakar sampah
C C3 43
Memilih Perhatikan data berikut! B C6 44
157
pernyataan yang
tepat usaha
penanggulangan
pencemaran tanah.
1. Mengurangi penggunaan pupuk buatan
secara berlebihan
2. Menimbun sampah plastik di dalam tanah
3. Penggunaan pestisida buatan sesuai dosis
4. Mengolah sampah organik untuk makanan
ternak
Usaha penanggulangan pencemaran tanah
yang benar adalah ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 2 dan 4
Pencemaran
Suara
Menjelaskan
pengertian dari
polusi suara
Apa yang dimaksud dengan polusi suara?
a. Gangguan pada lingkungan yang
disebabkan oleh bunyi yang telah
melampaui 50 desibel.
b. Gangguan pada lingkungan yang
disebabkan oleh bunyi yang telah
A C1 45
158
melampaui 60 desibel
c. Gangguan pada lingkungan yang
disebabkan oleh bunyi yang telah
melampaui 70 desibel
d. Gangguan pada lingkungan yang
disebabkan oleh bunyi yang telah
melampaui 80 desibel
e. Gangguan pada lingkungan yang
disebabkan oleh bunyi yang telah
melampaui 90 desibel
Menyebutkan ciri-
ciri pengaruh
pencemaran suara
Apa ciri-ciri dari pengaruh pencemaran suara
terhadap manusia, kecuali …
a. Gangguan psikologis
b. Gangguan fisiologis
c. Gangguan komunikasi
d. Gangguan batin
e. Gangguan terhadap pendengaran
(ketulian)
D C2 46
Memilih Pengukuran tingkat polusi suara dapat dilakukan D C6 47
159
pernyataan alat
pengukuran tingkat
polusi suara yang
dilakukan dengan
cara langsung
melalui dua cara, yaitu cara sederhana dan cara
langsung. Apa alat pengukuran yang dilakukan
dengan cara langsung ….
a. Sound level centi meter
b. Sound level centi meter biasa
c. Sound level meter biasa
d. Sound level meter fasilitas pengukuran
LTM5
e. Pengukuran manual
Menentukan
pernyataan yang
tepat mengenai
cara
menanggulangi
pencemaran suara
Yang manakah diantara cara yang tepat
menanggulangi yang benar mengenai pencemaran
suara …
a. Menghindari suara yang terlalu keras
b. Menanam pohon sebagai peredam suara
c. Tutup telinga jika ada suara yang keras
d. Pindah rumah ketempat pemukiman yang
tenang
e. Tutup pabrik yang menjadi sumber
pencemaran suara
B C3 48
160
Menganalisis
contoh dari
kebisingan impulsif
dan kebisingan
terputus-putus
Pernyataan berikut ini yang benar mengenai
contoh dari kebisingan impulsif dan kebisingan
terputus-putus adalah ….
a. Mesin gergaji
b. Suara mesin tempa
c. Suara pesawat terbang dan suara bom
d. Suara mesin pabrik
e. Suara mesin air
C C4 49
Mengkategorikan
ciri-ciri dari
pengaruh terhadap
manusia tentang
bising yang
merusak
Berdasarkan pengaruh terhadap manusia terdapat
bising yang merusak, yaitu ….
1. Intenistas tidak terlalu keras
2. Bunyi yang menutupi pendengaran yang elas
3. Bunyi yang tidak melampaui NAB
4. Bunyi yang terus-menerus
5. Bunyi yang intenitasnya melampaui NAB
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
E C5 50
161
e. (5)
Upaya
Pelestarian
Lingkungan
Menyebutkan
upaya pencemaran
lingkungan.
Salah satu upaya dalam pengendalian hama yang
tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
adalah ....
a. penggunaan pestisida
b. pengendalian dengan herbisida
c. pengendalian secara biologis
d. penyemprotan dengan insektisida
e. memberikan racun serangga
C C1 51
Menyebutkan
parameter biologi
adanya pencemaran
air.
komponen biotik di alam yang dapat digunakan
sebagai parameter biologi adanya pencemaran air,
adalah ....
a. Escherichia coli
b. Entamoeba coli
c. Salmonella typhosa
d. planton dan nekton
e. ikan besar
D C1 52
Menjelaskan cara
mengatasi cara
Cara untuk mengatasi pencemaran limbah plastik
rumah tangga agar tidak menjadi polusi bagi tanahC C1 53
162
mengatasi limbah
plastik.
adalah....
a. tidak menerima plastik untuk kantung
belanja
b. melarang pembungkus makanan memakai
plastik
c. mendaur ulang limbah plastik menjadi
kerajinan tangan
d. membuat undang-undang anti pencemaran
plastik
e. menutup pabrik plastik
Menjelaskan
daerah yang
ditunjukan gambar
Perhatikan gambar berikut!
Usaha yang dilakukan untuk menjaga agar
A C2 54
163
tidak terjadi bencana longsor adalah ….
a. memanfaatkan daerah tersebut menjadi
daerah pertanian
b. mengembangkan sebagai daerah wisata
pegunungan
c. membuat sengkedan pada daerah yang
posisinya miring
d. menjadikan lahan tersebut sebagai hutan
yang dilindungi
e. mendirikan taman kota
Menjelaskan usaha
mengurangi
pencemaran udara.
Usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi
pencemaran udara akibat aktivitas pabrik dengan
cerobong asap adalah ...
a. membuat jalur hijau
b. mendaur ulang limbah
c. membuat instalasi pembuangan gas yang
baik
d. menggantikan bahan bakar batu bara
e. tidak mendirikan pabrik
C C2 55
164
Menjelaskan alasan
arang dapat
membersihkan air.
Arang dapat digunakan membersihkan air
sehingga menjadi bersih karena ….
a. arang dapat bereaksi
b. arang mengikat partikel-partikel yang ada
di air
c. arang biasadigunakan untuk membersihkan
d. reaksi arang dengan air cepat
e. arang adalah jenis karbon yang dapat menyaring
B C3 56
Menerapkan usaha
untuk mengurangi
pencemaran udara.
Usaha yang harus dilakukan oleh pemerintah
daerah perkotaan untuk mengurangi tingkat
pencemaran udara adalah...
a. membatasi penggunaan kendaraan
bermotor
b. menutup pabrik yang tidak bercerobong
asap
c. menanam pohon dipinggir jalan untuk jalur
hijau
d. membuat undang-undang anti pencemaran
e. mengurangi penggunaan alat-alat CFC
C C3 57
165
Memecahkan untuk
menanggulangi
limbah pada
pncemaran minyak
sampah.
Minyak Sampah merupakan limbah padat
penyebab terganggu keseimbangan tanah. Akibat
membuang sampah tidak pada tempatnya
menimbulkan pencemaran lingkungan. Usaha
menanggulangi limbah pada pencemaran tersebut
adalah... .
a. mengolah sampah untuk makanan ternak
b. menimbun sampah plastik didalam tanah
c. mengolah sampah untuk pupuk kompos
d. membuang sampah ke aliran sungai
e. membuang sampah ke laut
C C4 58
Memprediksi cara
mengatasi kasus
pencemaran yang
ditunjukan pada
gambar.
Perhatikan gambar pencemaran berikut ini! D C6 59
166
Untuk mengatasi kasus pencemaran tersebut
dapat diambil salah satu cara yaitu limbah
pabrik kertas harus ….
a. disalurkan ke laut
b. disalurkan ke sungai
c. disalurkan ke sawah
d. disalurkan ke tempat pengolahan
e. disalurkan dirawa
Memprediksi cara
mengatasiPerhatikan gambar pencemaran berikut ini! D C6 60
167
pencemaran pada
gambar.
Untuk mengatasi kasus pencemaran tersebut dapat
diambil salah satu cara yaitu limbah pabrik tahu
harus ….
a. disalurkan ke laut
b. disalurkan ke sungai
c. disalurkan ke sawah
d. disalurkan ke tempat pengolahan
e. disalurkan ke rawa
168
Lampiran 10
Kisi-Kisi Instrumen Respon Siswa
Variabel
penelitianDimensi Indikator
Nomor butir
(+) (-)
Respon
Valuing Meningkatkan penguasaan konsep 18,19,21 17,20,22
Respind
ing
Menarik minat belajar siswa 1,3,5,7 2,4,6,8
Menumbuhkan motivasi belajar siswa 9,11,13,1
5
10,12,14,1
6
Meningkatkan partisipasi aktif belajar
siswa
23,25,27 24,26,28
Comply
ing
Sesuai dengan tujuan pembelajaran 29 30
169
Lampiran 11
ANGKET RESPON SISWA UNTUK PENGGUNAAN
STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE
BERBASIS KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR
BIOLOGI SISWA”
Nama Sekolah : MAN Bayah
Nama Siswa :
Kelas :
Jenis Kelamin : L/P
PETUNJUK UMUM
A. Tulislah nama, no absen, dan kelas pada lembar wawancara yang telah
disediakan.
B. Bacalah dengan teliti setiap pernyataan, kemudian jawablah dengan jujur
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
C. Pilihlah jawaban yang sesuai dengan pendapat kalian dan berikan tanda
checklist(√) pada kolom jawaban yang kalian pilih, dengan ketentuan sebagai
berikut:
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
D. Angket ini tidak berpengaruh dengan nilai, angket ini hanya dibuat untuk
kepentingan ilmiah dalam rangka menyusun penelitian.
Selamat mengerjakan........
170
No. PERNYATAANAlternatif Jawaban
SS S TS STS
1 Saya senang menggunakan strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW) berbasis kontekstual dalam
pembelajaran biologi
2 Saya tidak suka menggunakan strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW) berbasis kontekstual dalam
pembelajaran biologi
3 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual menarik perhatian saya dalam
belajar
4 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual pada pembelajaran Biologi
membosankan bagi saya
5 Saya merasa perlu menggunakan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbasis
kontekstual dalam membelajari biologi
6 Saya merasa tidak membutuhkan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW) berbasis
kontekstual dalam mempelajari biologi
7 Saya antusias untuk mengikuti pelajaran biologi
dengan menggunakkan strategi pembelajaran Think
Talk Write (TTW) berbasis kontekstual
8 Saya ingin cepat selesai ketika mengikuti pelajaran
biologi dengan menggunakkan strategi pembelajaran
Think Talk Write (TTW) berbasis kontekstual
9 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual dapat membangkitkan semangat
belajar saya
171
10 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual tidak membangkitkan semangat
belajar saya
11 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual menjadikan saya giat belajar
biologi
12 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual menjadikan saya malas belajar
biologi
13 Dengan strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) berbasis kontekstual saya dapat belajar untuk
bekerja sama dengan teman
14 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual hanya akan membuang-buang
waktu dan tenaga
15 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual dapat membatu saya
menyelesaikan masalah bersama
16 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual membuat saya binggung pada
konsep pencemaran lingkungan
17 Saya merasa kesulitan dalam memahami istilah-
istilah konsep pencemaran lingkungan dengan
strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual
18 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual membatu saya memahami
istilah-istilah pada konsep pencemaran lingkungan
19 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual belajar biologi menjadi lebih
172
menarik dan lebih mudah untuk dipahami
20 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual belajar biologi terasa sulit untuk
dipahami
21 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual membatu saya dalam
mengerjakan soal-soal pada konsep pencemaran
lingkungan
22 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual tidak membatu saya dalam
mengerjakan soal-soal pada konsep pencemaran
lingkungan
23 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual membuat saya lebih aktif di
kelas
24 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual membuat saya menjadi pasif di
kelas
25 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual membatu saya untuk
mengemukakan pendapat dalam kelompok
26 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual hanya menurunkan rasa percaya
diri saya dalam mengemukkan pendapat dalam
kelompok
27 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual membuat saya bisa menghargai
pendapat orang lain
28 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual menjadikan saya egois dalam
173
mengemukkan pendapat dalam kelompok
29 Strategi pembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual sesuai untuk belajar konsep
pencemaran lingkungan.
30 Konsep pencemaran lingkungan tidak sesuai jika
dipelajari menggunakan Strategi pembelajaran Think
Talk Write (TTW) berbasis kontekstual.
Pendapat saya mengenai Ibu Fithria Aniatuzzahroh:
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
--------------------------------------------------------------------------------------------------
174
Lampiran 12Rekapitulasi Data Hasil Uji Coba Validitas
Rata2= 28.13
Simpang Baku= 6.22
KorelasiXY= 0.61
Reliabilitas Tes= 0.76
Butir Soal= 60
Jumlah Subyek= 53
No. ButirSoal Asli
D. Permbeda(%)
T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi
1. 1 14.29 Sedang 0.217 -2. 2 57.14 Sedang 0.393 Sangat Signifikan3. 3 21.43 Sukar 0.088 -4. 4 35.71 Sedang 0.389 Sangat Signifikan5. 5 0.00 Sukar 0.049 -6. 6 -21.43 Sukar -0.121 -7. 7 7.14 Sangat Mudah 0.633 Sangat Signifikan8. 8 50.00 Sedang 0.409 Sangat Signifikan9. 9 14.29 Sedang 0.321 Signifikan10. 10 35.71 Mudah 0.505 Sangat Signifikan11. 11 7.14 Sukar 0.116 -12. 12 57.14 Sedang 0.325 Sangat Signifikan13. 13 28.57 Sedang 0.278 Signifikan14. 14 -14.29 Sukar -0.034 -15. 15 42.86 Sukar 0.291 Signifikan16. 16 21.43 Sedang 0.177 -17. 17 -35.71 Sangat Mudah -0.188 -18. 18 0.00 Sukar 0.004 -19. 19 28.57 Sedang 0.160 -20. 20 14.29 Sedang 0.074 -21. 21 -21.43 Sukar 0.065 -22. 22 21.43 Sedang 0.278 Signifikan23. 23 -7.14 Sukar -0.091 -24. 24 -7.14 Sedang 0.005 -25. 25 7.14 Sukar 0.042 -26. 26 50.00 Mudah 0.437 Sangat Signifikan27. 27 35.71 Sedang 0.272 Signifikan28. 28 -7.14 Sukar 0.062 -
175
29. 29 35.71 Sedang 0.308 Signifikan30. 30 50.00 Sedang 0.359 Sangat Signifikan31. 31 0.00 Sukar 0.017 -32. 32 50.00 Mudah 0.451 Signifikan33. 33 28.57 Mudah 0.279 Signifikan34. 34 35.71 Sangat Mudah 0.604 Sangat Signifikan35. 35 50.00 Sedang 0.414 Sangat Signifikan36. 36 64.29 Sedang 0.450 Sangat Signifikan37. 37 -14.29 Sangat Sukar -0.066 -38. 38 0.00 Sangat Sukar 0.002 -39. 39 14.29 Sangat Mudah 0.173 -40. 40 42.86 Sedang 0.379 Sangat Signifikan41. 41 35.71 Sedang 0.314 Signifikan42. 42 7.14 Sangat Sukar 0.099 -43. 43 57.14 Sedang 0.454 Sangat Signifikan44. 44 -7.14 Sedang 0.090 -45. 45 21.43 Sedang 0.281 Signifikan46. 46 -14.29 Sedang -0.063 -47. 47 50.00 Sedang 0.353 Sangat Signifikan48. 48 50.00 Mudah 0.525 Sangat Signifikan49. 49 21.43 Mudah 0.249 -50. 50 21.43 Sedang 0.175 -51. 51 57.14 Sedang 0.425 Sangat Signifikan52. 52 50.00 Sedang 0.395 Sangat Signifikan53. 53 -7.14 Sangat Sukar 0.017 -54. 54 0.00 Sangat Sukar 0.089 -55. 55 28.57 Sangat Mudah 0.452 Sangat Signifikan56. 56 28.57 Sangat Mudah 0.434 Sangat Signifikan57. 57 21.43 Sedang 0.236 -58. 58 28.57 Mudah 0.360 Sangat Signifikan59. 59 64.29 Sedang 0.417 Sangat Signifikan60. 60 42.86 Mudah 0.381 Sangat Signifikan
176
Lampiran 13
Soal Pretest dan Posttest
Jenjang Pendidikan : Sekolah Menengah Atas
Kelas/Semester : X/Ganjil
Mata Pelajaran : Biologi
Materi Pokok : Pencemaran lingkungan
Jumlah Soal : 33
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Pilihlah Jawaban yang Paling Benar dengan Cara Memberi Tanda Silang (X) pada HurufA, B, C, D, atau E di Bawah Ini!
1. Bau tidak sedap yang dikeluarkan oleh sampah yang membusuk merupakan salah satu contoh polusi ….
a. air
b. suara
c. tanah
d. sungai
e. udara
2. Polutan yang paling banyak mencemari udara perkotaan yang padat kendaraan bermotor
adalah ….
a. NO2
b. CO2
c. CFC
d. H2O
e. Fe
3. Polusi udara dapat menyebabkan terjadinya hujan asam yang mengakibatkan ....
a. meningkatnya kandungan mineral dalam tanah
b. memperbaiki sistem pengudaraan tanah
177
c. rusaknya sistem pertanahan
d. meningkatnya penyerapan nitrogen bagi tanaman
e. mematikan hama tanaman
4. Usaha untuk menanggulangi limbah plastik rumah tangga agar tidak menjadi polusi bagi
tanah adalah ....
a. tidak menerima plastik untuk kantung belanja
b. melarang pembungkus makanan memakai plastik
c. mendaur ulang limbah plastik menjadi kerajinan tangan
d. membuat undang – undang anti pencemaran plastik
e. menutup pabrik plastik
5. Pencemaran tanah banyak diakibatkan oleh sampah organik dan anorganik. Salah satu ciri
penyebab pencemaran tanah tersebut adalah ....
a. anorganik yaitu daun, plastik dan besi
b. anorganik yaitu kaca, kertas dan besi
c. organik yaitu daun, kaca dan sisa makanan
d. organik yaitu kaca, kertas dan besi
e. organik yaitu plastik, daun dan sisa makanan
6. Akibat membuang sampah tidak pada tempatnya dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan yang akan menimbulkan berbagai macam penyakit. Usaha untuk
menanggulanginya adalah ….
a. menimbun sampah plastik dalam tanah
b. dibuang ke sungai agar tidak menumpuk
c. mengolah sampah untuk pupuk kompos
d. mengolah sampah untuk makan ternak
e. membakar sampah
7. Pembuangan limbah padat secara sembarangan terutama plastik dan kaca sangat merusak
ekosistem tanah. Cara penanganan jenis limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan
adalah ....
a. mengubur limbah tersebut dalam tanah
b. membuang limbah plastik dan kaca ke laut dalam
c. mendaur ulang atau dibuat hasta karya
178
d. limbah plastik dibakar, sedangkan kaca dikubur
e. membakar sampah
8. Perhatikan data berikut!
1. Mengurangi penggunaan pupuk buatan secara berlebihan
2. Menimbun sampah plastik di dalam tanah
3. Penggunaan pestisida buatan sesuai dosis
4. Mengolah sampah organik untuk makanan ternak
Usaha penanggulangan pencemaran tanah yang benar adalah ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 2 dan 3
d. 2 dan 4
e. 2 dan 4
9. Berikut ini yang dimaksud dengan bioremidiasi lingkungan adalah ….
a. upaya peningkatan mutu lingkungan
b. upaya peningkatan daya dukung lingkungan
c. upaya pembebasan lingkungan yang tercemar menggunakan mikroorganisme
d. upaya pembebasan lingkungan yang tercemarmenggunakan teknologi
e. upaya pengolahan limbah
10. Sungai yang telah tercemar bahan organik dapat mengalami pembersihan sendiri yang
disebut ….
a. polusi
b. suksesi
c. eutrofikasi
d. self purification
e. waterborne disease
11. Berikut ini yang bukan merupakan bentuk-bentuk partikel adalah ….
a. erosol
b. asap rokok
c. pasir
179
d. kabut
e. debu
12. Pernyataan berikut ini yang benar mengenai contoh dari kebisingan impulsif dan kebisingan
terputus-putus adalah ….
a. Mesin gergaji
b. Suara mesin tempa
c. Suara pesawat terbang dan suara bom
d. Suara mesin pabrik
e. Suara mesin air
13. Berdasarkan pengaruh terhadap manusia terdapat bising yang merusak, yaitu ….
1. Intenistas tidak terlalu keras
2. Bunyi yang menutupi pendengaran yang elas
3. Bunyi yang tidak melampaui NAB
4. Bunyi yang terus-menerus
5. Bunyi yang intenitasnya melampaui NAB
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)
e. (5)
14. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh pencemaran air bawaanadalah ….
a. demam berdarah
b. diabetes
c. pilek
d. hepatitis
e. batuk
15. Polutan yang berupa bahan organik biasanya tidak membahayakan lingkungan, karena
mempunyai sifat ....
a. dapat diuraikan
b. tidak dapat diuraikan
180
c. tidak dapat berdegradasi
d. tidak menimbulkan pencemaran
e. mengganggu keseimbangan lingkungan
16. Membuang sampah ke saluran perairan dapat mengganggu lingkungan. Gangguan yang dimaksud
adalah berikut ini, kecuali….
a. berkurangnya kadar karbon dioksida dalam air
b. menurunnya kadar oksigen
c. menimbulkan banjir
d. menimbulkan bau busuk
e. mematikan mikroorganisme air
17. Kerusakan ozon disebabkan oleh CFC yang dihasilkan peralatan rumah tangga. Salah satu
alat yang menggunakan CFC adalah ….
a. penyedot debu
b. hair dryer
c. mesin cuci
d. ac
e. detergent
18. Pernyataan berikut ini yang bukan merupakan ciri zat yang dikatakan sebagai polutan,
adalah ….
a. keberadaannya tidak merugikan
b. jumlahnya melebihi batas normal
c. berada pada saat yang tidak tepat
d. berada pada tempat yang tidak semestinya
e. mengganggu kesehatan dan bisa menyebabkan penyakit
19. CFC (Chloro Flouro Carbon) yang banyak digunakan dalam alat pendingin ruangan [AC]
diduga menjadi penyebab timbulnya kerusakan lingkungan sebab ….
a. merusak lapisan ozon
b. mengurangi preon
c. mengakibatkan hujan asam
181
d. mengakibatkan efek rumah kaca
e. menyebabkan penyakit emfisema
20. Dampak dari eutrofikasi di bawah ini, kecuali ….
a. ledakan tumbuhan air
b. mengurangi oksigen dalam perairan
c. terjadi pendangkalan perairan
d. populasi ikan berkembang pesat
e. karbon dioksida semakin bertambah
21. Karnivora tiba-tiba mati setelah memakan ular, ular telah memakan ikan, ikan telah memakan tumbuhan air,
dan karnivora itu mati karena tumbuhan tersebut telah tercemari DDT. Peristiwa inidisebut ….
a. polusi
b. pencemaran air
c. pemekatan hayati
d. pencemaran udara
e. pencemaran lingkungan
22. Dalam teori Robert Malthus, kenaikan kebutuhan bahan pangansesuai dengan ….
a. kenaikan jumlah penduduk
b. ledakan penduduk
c. deret hitung
d. pupulasi penduduk
e. deret ukur
23. Salah satu upaya dalam pengendalian hama yang tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan adalah ....
a. penggunaan pestisida
b. pengendalian dengan herbisida
c. pengendalian secara biologis
d. penyemprotan dengan insektisida
e. memberikan racun serangga
24. Usaha yang dapat kita lakukan untuk mengurangi pencemaran udara akibat aktivitas pabrik
dengan cerobong asap adalah ...
a. membuat jalur hijau
182
b. mendaur ulang limbah
c. membuat instalasi pembuangan gas yang baik
d. menggantikan bahan bakar batu bara
e. tidak mendirikan pabrik
25. Efek rumah kaca sebagai masalah lingkungan global terjadi karena adanya kenaikan ....
a. kelembaban udara
b. kadar bahan pencemar
c. kadar CO2 di atmosfer
d. suhu lingkungan
e. kadar partikel di udara
26. Perhatikan gambar pencemaran berikut ini!
Untuk mengatasi kasus pencemaran tersebut dapat diambil salah satu cara yaitu limbah
pabrik kertas harus ….
a. disalurkan ke laut
b. disalurkan ke sungai
c. disalurkan ke sawah
d. disalurkan ke tempat pengolahan
e. disalurkan dirawa
27. Efek rumah kaca terjadi karena peningkatan gas di udara, gas tersebut adalah ….
a. HC
b. NO2
c. SO2
183
d. O2
e. CO2
28. Gas berikut yang memiliki daya afinitas tinggi terhadap Hb sehingga dapat menyebabkan
keracunan adalah ….
a. karbonmonoksida
b. karbondioksida
c. nitrogen
d. oksigen
e. sulfur
29. Cara untuk mengatasi pencemaran limbah plastik rumah tangga agar tidak menjadi polusi
bagi tanah adalah....
a. tidak menerima plastik untuk kantung belanja
b. melarang pembungkus makanan memakai plastik
c. mendaur ulang limbah plastik menjadi kerajinan tangan
d. membuat undang-undang anti pencemaran plastik
e. menutup pabrik plastik
30. Perhatikan pernyataan dibawah ini.
i. Ganguan kesehatan
ii. Menimbulkan keindahan lingkungan
iii. Penurunan kualitas lingkungan
iv. Meningkatnya daya tahan tubuh
Dari pernyataan diatas, manakah yang menjadi ciri dampak buruk dari air limbah…
a. i dan ii
b. ii dan iv
c. i dan iii
d. i dan iv
e. iii dan iv
184
31. Minyak Sampah merupakan limbah padat penyebab terganggu keseimbangan tanah. Akibat
membuang sampah tidak pada tempatnya menimbulkan pencemaran lingkungan. Usaha
menanggulangi limbah pada pencemaran tersebut adalah... .
a. mengolah sampah untuk makanan ternak
b. menimbun sampah plastik didalam tanah
c. mengolah sampah untuk pupuk kompos
d. membuang sampah ke aliran sungai
e. membuang sampah ke laut
32. Diketahui beberapa limbah sebagai berikut:
1. Plastik
2. Detergen
3. Sampho
4. Kertas
5. Botol
6. Sabun
Dari data diatas, manakah limbah kimia yang dapat mencemari air adalah ….
a. 1 dan 2
b. 1 dan 3
c. 3 dan 6
d. 2 dan 5
e. 4 dan 1
185
33. Perhatikan gambar pencemaran berikut ini!
Untuk mengatasi kasus pencemaran tersebut dapat diambil salah satu cara yaitu limbah pabrik
tahu harus ….
a. disalurkan ke laut
b. disalurkan ke sungai
c. disalurkan ke sawah
d. disalurkan ke tempat pengolahan
e. disalurkan ke rawa
186
Lampiran 14
KUNCI JAWABAN
1. E2. B3. D4. C5. B6. C7. C8. B9. C10. D11. A12. C13. E14. A15. A16. A17. D18. A19. A20. D21. B22. A23. C24. C25. C26. D27. E28. A29. C30. C31. C32. C33. D
187
Lampiran 15
LEMBAR JAWABAN
Nama :
Kelas :
Petunjuk : Pilihlah Jawaban yang Paling Benar dengan Cara Memberi Tanda Silang
(X) pada Huruf A, B, C, D, atau E di Bawah Ini!
No. Jawaban
1. A B C D E
2. A B C D E
3. A B C D E
4. A B C D E
5. A B C D E
6. A B C D E
7 A B C D E
8. A B C D E
9. A B C D E
10. A B C D E
11. A B C D E
12. A B C D E
13. A B C D E
14. A B C D E
15. A B C D E
16. A B C D E
17. A B C D E
188
18. A B C D E
19. A B C D E
20. A B C D E
21. A B C D E
22. A B C D E
23. A B C D E
24. A B C D E
25. A B C D E
26. A B C D E
27. A B C D E
28. A B C D E
29. A B C D E
30. A B C D E
31. A B C D E
32. A B C D E
33 A B C D E
189
Lampiran 16
Uji N-Gain Kelas Eksperimen
NONama Siswa
PRETEST POSTTEST N-Gain Kategori
1ABDUL AZIZ HAKIKI
39 72 0.54 sedang
2ABDUL YAMIN
51 66 0.31 sedang
3AJI FIRDAUS
45 60 0.27 rendah
4
ANISA ROMDIANA
SUJANA 54 75 0.46 Sedang
5ASEP OKTAPIANDI
57 75 0.42 sedang
6DEDE MUKHLIS
30 81 0.73 tinggi
7
DEDE RESTY
YULYARTI 57 90 0.77 tinggi
8
EGA GUMILAR
RAHAYU 36 69 0.52 Sedang
9ENENG RISMAWATI
42 81 0.67 sedang
10FINA FITRIANI
51 75 0.49 sedang
11
GITA PRATAMA
SAPUTRI 36 63 0.42 sedang
12IMAS
42 93 0.88 tinggi
13INDIYANI
36 87 0.80 tinggi
14IRNAWATI SOLIHAH
54 78 0.52 rendah
15KURNIASIH
51 75 0.49 Sedang
16LISDA NURAZIZAH
63 81 0.49 Sedang
17MEGA FEBRIYANTI
30 66 0.51 Sedang
190
18MELI AGUSTIN
51 72 0.43 Sedang
19
MUHAMAD
NURJAMAN 42 81 0.67 Sedang
20NITA ANZANI
39 81 0.69 sedang
21OKTA WIDIAWANTI
42 93 0.88 tinggi
22PIPIH SOLIHAT
33 60 0.40 sedang
23RENI PINASTIKA
60 90 0.75 tinggi
24RISPAL PUJI SUARA
63 93 0.81 tinggi
25SARIYANTI FAHMI
48 81 0.63 sedang
26SITI KHODIJAH
24 69 0.59 Sedang
27ULFA ALAWIAH
36 66 0.47 sedang
28WINI ALFIANI
45 81 0.65 sedang
29Andre Gunawan
39 81 0.69 sedang
30Marlaf
42 93 0.88 tinggi
31Nurarifin
33 60 0.40 sedang
32Eka Aryani
60 90 0.75 tinggi
Rata-rata
44.71875 77.4375 0.59
191
Lampiran 17
Uji N-Gain Kelas Kontrol
NO.Nama Siswa
PRETEST POSTTEST N-Gain kategori
1 Abdul Hanan54 60 0.130435 rendah
2 Agus Sopyan56 78 0.5 sedang
3Alvi Tri Putri
Utami 54 54 0 rendah
4 Annisa Chaerunnisa46 83 0.685185 sedang
5Dede Mita
Purnamasari 36 51 0.234375 rendah
6 Dede Nurwan36 78 0.65625 sedang
7Deska Robiatul
Mustafa 33 60 0.402985 sedang
8 Ega Suyanto54 75 0.456522 sedang
9 Fazar Falahudin45 69 0.436364 sedang
10 Fitri39 81 0.688525 sedang
11 Ike Rengganisih48 54 0.115385 rendah
12 Ina Hajah Listiani24 60 0.473684 sedang
13 Ira Rahayu30 69 0.557143 sedang
14Kirana Tanjung
Sari 48 81 0.634615 sedang
15 Laela Qodriyah56 69 0.295455 rendah
192
16Maya Tri
Anggraeni 44 51 0.125 rendah
17Meila Nurfatwa
Awalia 39 78 0.639344 sedang
18 Mila Diani33 60 0.402985 sedang
19Muhamad Yusup
Gunawan 54 81 0.586957 sedang
20 Nur Febrianti Putri58 63 0.119048 rendah
21Nur Yulia
Kusumawati 33 67 0.507463 sedang
22 Rohayati45 81 0.654545 sedang
23 Samhudin45 68 0.418182 sedang
24 Siti Halimah45 72 0.490909 sedang
25 Suci Martina56 44 -0.27273 rendah
26Winda Widia
Hermawati 54 52 -0.04348 rendah
27 Yesi Lestari54 68 0.304348 sedang
28 Riki Ramdani42 64 0.37931 sedang
29 Bagus Pribadi42 60 0.310345 sedang
30 Windi Firania45 80 0.636364 sedang
31 Syifa Fauziah63 76 0.351351 sedang
Rata-rata
45.51613 67.32258 0.383125
193
Lampiran 18
HASIL PERHITUNGAN LKS STRATEGI PEMBELAJARAN THINK TALK WRITEBERBASIS KONTEKSTUALLKS
No. TTWKelompok
Jumlah Persentase % Kriteria1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1.Rumusanmasalah
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 100% Sangat baik
2. Hipotesis 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 100% Sangat baik
3.Analisis danInterpretasiData (Think)
4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 34 85% Sangat baik
4.Komunikasi(Talk)
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 100% Sangat baik
5.
Menafsirkanhasilpengamatan(Write)
2 4 3 3 2 4 2 3 3 2 28 70 Baik
6. Menyimpulkan 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 97.5% Sangat baik
Skor maksimal = 4 x 10 kelompok
Presentase = 100%
194
Lampiran 19
Nilai Lembar Kerja Siswa Kelas Kontrol
Kelompok Nama Nilai
Kelompok 1
Abdul Hanan
Agus Sopyan
Alvi Tri Putri Utami
70
Kelompok 2
Annisa Chaerunnisa
Dede Mita P
Dede Nurwan
70
Kelompok 3
Deska Robiatul M
Ega Suyanto
Fazar Falahudin
70
Kelompok 4 Fitri 80
195
Ike Rengganisih
Ina Hajah Listiani
Kelompok 5
Ira Rahayu
Kirana Tanjung Sari
Laela Qodriyah
80
Kelompok 6
Maya Tri Anggraeni
Meila Nurfatwa A
Mila Diani
80
Kelompok 7
Muhamad Yusup G
Nur Febrianti Putri
Nur Yulia K
Rohayati
70
196
Kelompok 8
Samhudin
Siti Halimah
Suci Martina
70
Kelompok 9
Winda Widia H
Yesi Lestari
Riki Ramdani
70
Kelompok 10
Bagus Pribadi
Windi Firania
Syifa Fauziah
70
Rata-rata 70
197
Lampiran 20
Skor Angket Pernyataan Positif dan Negatif
1. Meningkatkan Penguasaan Materi
NoButir
Pernyataan Positif SS S TS STSSkorTotal
PersentasePer NoButir
∑ skorPerindikator
Persentase%
Kategori
18
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual membatu saya
memahami istilah-istilah pada konseppencemaran lingkungan
17
102 88%
607 79.00 Tinggi
141
0
19
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual belajar biologi
menjadi lebih menarik dan lebih mudahuntuk dipahami
4
112 73%233
2
21
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual membatu sayadalam mengerjakan soal-soal pada konsep
pencemaran lingkungan.
12
93 84.40%20
00
Pernyataan Negatif
17
Saya merasa kesulitan dalam memahamiistilah-istilah konsep pencemaran
lingkungan dengan strategi pembelajaranThink Talk Write (TTW) berbasis
kontekstual
1
95 79.70%2
19
10
20Strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) berbasis kontekstual belajar biologi1
108 74%4
198
terasa sulit untuk dipahami 225
22
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual tidak membatu
saya dalam mengerjakan soal-soal padakonsep pencemaran lingkungan
0
97 76%3
25
4
199
2. Menarik Minat Belajar Siswa
NoButir
Pernyataan Positif SS S TS STSSkorTotal
PersentasePer NoButir
∑ skorPerindikator
Persentase%
Kategori
1
Saya senang menggunakan strategipembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual dalam pembelajaranbiologi
5
101 78.90%
831 81.00 Tinggi
270
0
3Strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) berbasis kontekstual menarikperhatian saya dalam belajar
1794 73%15
0
5
Saya merasa perlu menggunakan strategipembelajaran Think Talk Write (TTW)berbasis kontekstual dalam membelajari
biologi
5
113 88%24
30
7
Saya antusias untuk mengikuti pelajaranbiologi dengan menggunakkan strategipembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual
8
122 95%19
50
Pernyataan Negatif
2
Saya tidak suka menggunakan strategipembelajaran Think Talk Write (TTW)
berbasis kontekstual dalam pembelajaranbiologi
0
94 77%5
243
4
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual pada
pembelajaran Biologi membosankan bagisaya
0
12277%0
626
6Saya merasa tidak membutuhkan strategi
pembelajaran Think Talk Write (TTW)berbasis kontekstual dalam mempelajari
198 77%2
23
200
biologi 6
8
Saya ingin cepat selesai ketika mengikutipelajaran biologi dengan menggunakkanstrategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) berbasis kontekstual
0
106 83%2
1812
201
3. Menumbuhkan Motivasi Belajar Siswa
NoButir
Pernyataan Positif SS S TS STSSkorTotal
PersentasePer NoButir
∑ skorPerindikator
Persentase%
Kategori
9Strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) berbasis kontekstual dapatmembangkitkan semangat belajar saya
24
95 94%
811 79.00 Tinggi
80
0
11Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual menjadikan
saya giat belajar biologi
7
91 74.00%18
61
13
Dengan strategi pembelajaran Think TalkWrite (TTW) berbasis kontekstual saya
dapat belajar untuk bekerja sama denganteman
4
110 70%18
100
15
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual dapat
membatu saya menyelesaikan masalahbersama
4
107 72.00%21
61
Pernyataan Negatif
10Strategi pembelajaran Think Talk Write
(TTW) berbasis kontekstual tidakmembangkitkan semangat belajar saya
0
89 76.60%6
188
12Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual menjadikan
saya malas belajar biologi.
0101 86.70%3
11
202
18
14Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual hanya akan
membuang-buang waktu dan tenaga
0
102 77%1
274
16
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual membuat saya
binggung pada konsep pencemaranlingkungan
0
85 83%218
12
203
4. Meningkatkan partisipasi Aktif Belajar Siswa
NoButir
Pernyataan Positif SS S TS STSSkorTotal
PersentasePer NoButir
∑ skorPerindikator
Persentase%
Kategori
23Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual membuat
saya lebih aktif di kelas
9
99 80%
628 82.00 Tinggi
203
0
25
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual membatusaya untuk mengemukakan pendapat
dalam kelompok
15
107 86%16
10
27
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual membuatsaya bisa menghargai pendapat orang
lain
23
106 93%9
00
Pernyataan Negatif
24Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual membuat
saya menjadi pasif di kelas
1
91 75%3
235
26
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual hanyamenurunkan rasa percaya diri saya
dalam mengemukkan pendapat dalamkelompok
1
98 75%7
15
9
28
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual menjadikan
saya egois dalam mengemukkanpendapat dalam kelompok
0
108 82%1
2110
204
5. Sesuai dengan Tujuan Pembelajaran
NoButir
Pernyataan Positif SS S TS STSSkorTotal
PersentasePer NoButir
∑ skorPerindikator
Persentase%
Kategori
29Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual sesuai untukbelajar konsep pencemaran lingkungan.
23
106 86.72%
208 81.00 Tinggi
90
0
Pernyataan Negatif
30
Konsep pencemaran lingkungan tidaksesuai jika dipelajari menggunakan
Strategi pembelajaran Think Talk Write(TTW) berbasis kontekstual.
0
108 75.78%1
2110
205
Lampiran 21
Adapun tahapan pada penelitian ini meliputi beberapa langkah, yaitu:
1. Penskoran Data Angket
Adapun pada penelitian ini, peneliti menggunakan mekanisme pengolahan data secara
kualitatif menggunakan rumus persentase kualitatif sebagai berikut:
Keterangan:
P = Persentase respon siswa
Nilai tertinggi dalam angket = 4
Jumlah Responden =
Skor maksimal = (nilai tertinggi x ∑ responden)
Sedangkan untuk analisis rata-rata nilai butir menurut Suharsimi Arikunto adalah sebagai
berikut :
2. Pengkategorian nilai
Adapun untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan Strategi Pembelajaran Think
Talk Write (TTW) dilakukan dengan memberikan nilai persentase yang kemudian dikategorikan
berdasarkan masing-masing persentase yang dicapai, yaitu:
Tabel 2. Kategori nilai
Persentase Kategori
71-100 % Tinggi
41-70 % Sedang
< 40 % Rendah
P = Skor yang diperoleh x 100%Skor maksimal
Nilai pernyataan dalam angket x Jumlah jawaban respondenJumlah Responden
206
Lampiran 22
Adapun langkah-langkah dalam menghitung uji normalitas data pretest dan
posttes dengan menggunakan rumus liliefors adalah sebagai berikut:
1. Pengamatan xi, x2,...xn untuk dijadikan bilangan baku zi, z2,...zn dengan
menggunakan rumus = ̄(̄ merupakan rata-rata dan s merupakan
simpangan baku sampel).
2. Untuk setiap bilangan baku yang telah dihitung digunkanan daftar
distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F (zi) = P (z ≤ zi).
3. Dihitung proporsi zi, z2,..zn yang lebih kecil atau sama dengan zi. Jika
proporsi ini dinyatakan oleh S(zi) maka S(zi) =zi,z2,..zn.
4. Hitung selisih F (zi – S(zi)). Kemudian tentukan harga mutlaknya.
5. Ambil harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak selisih
tersebut.
Lo = F (Zi) – S (Zi)
Keterangan :
Lo/Lobservasi : harga mutlak terbesar
F (Zi) : peluang angka baku
S (Zi) : proporsi angka baku
Kriteria pengujian:
Lhitung < Ltabel, data berdistribusi normal
Lhitung > Ltabel, data tidak berdistribusi normal.
207
Lampiran 23Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Siswa Kelas
Eksperimen
Tabel Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen
X F fixi fi*(xi-x̄)² Z = (xi-x̄)/S F(z) S(z) F(z)-S(z) │F(z) - S (z)│24 1 24 428.49 -1.9899254 0.0233 0.03 -0.01 0.007950430 2 60 432.18 -1.41313543 0.078808 0.09 -0.01 0.014942033 2 66 273.78 -1.12474044 0.13035 0.16 -0.03 0.025900536 4 144 302.76 -0.83634546 0.20148 0.28 -0.08 0.079769739 3 117 97.47 -0.54795047 0.291863 0.38 -0.08 0.083137042 5 210 36.45 -0.25955549 0.397603 0.53 -0.13 0.133646745 2 90 0.18 0.028839499 0.511504 0.59 -0.08 0.082246348 1 48 10.89 0.317234484 0.624467 0.63 0.00 0.000532851 4 204 158.76 0.60562947 0.72762 0.75 -0.02 0.022380454 2 108 172.98 0.894024456 0.814346 0.81 0.00 0.001845657 2 114 302.58 1.182419442 0.88148 0.88 0.01 0.006480360 2 120 468.18 1.470814427 0.929329 0.94 -0.01 0.008170763 2 126 669.78 1.759209413 0.960729 1.00 -0.04 0.0392710
jumlah 32 1431 3354.48
1. Rata-rata nilai pretest kelas eksperimen
x̄ =∑ ∑
=
= 44.7
2. Varians pretest kelas eksperimen
s2 =∑ ( ̄ )²
s2 =.
s2 = 108.209
3. Simpangan baku (standar deviasi)
S =∑ ( ̄ )
208
S = √108.209S = 10.4024
4. Ho = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
5. α = 5%
6. Batas kritis
L tabel = L 0.05, 32
=.√
= 0.166
7. Kesimpulan
L hitung < Ltabel atau 0.134 < 0.166 maka terima Ho artinya data berdistribusi
normal.
209
Lampiran 24Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Pretest Siswa Kelas Kontrol
X F fixi fi*(xi-x̄)² Z = (xi-x̄)/S F(z) S(z) F(z)-S(z) │F(z) - S (z)│24 1 24 462.25 -2.264726754 0.01176473 0.03 -0.02 0.020493330 1 30 240.25 -1.632709986 0.051265 0.06 -0.01 0.0132511
33 3 99 468.75 -1.316701601 0.09396933 0.16 -0.07 0.067321036 2 72 180.5 -1.000693217 0.15848757 0.23 -0.07 0.067318939 2 78 84.5 -0.684684833 0.24677141 0.29 -0.04 0.043551242 2 84 24.5 -0.368676448 0.35618445 0.35 0.00 0.0013457
44 1 44 2.25 -0.158004192 0.43722675 0.39 0.05 0.050130045 5 225 1.25 -0.052668064 0.47899819 0.55 -0.07 0.069388946 1 46 0.25 0.052668064 0.52100181 0.58 -0.06 0.059643448 2 96 12.5 0.26334032 0.60385586 0.65 -0.04 0.041305454 6 324 433.5 0.895357089 0.81470188 0.84 -0.02 0.024007856 3 168 330.75 1.106029345 0.86564309 0.94 -0.07 0.069840858 1 58 156.25 1.316701601 0.90603067 0.97 -0.06 0.061711363 1 63 306.25 1.843382242 0.96736339 1.00 -0.03 0.0326366
jumlah 31 1411 2703.75
1. Rata-rata nilai pretest kelas kontrol
x̄ =∑ ∑
=
= 45.5
2. Varians pretest kelas kontrol
s2 =∑ ( ̄ )²
s2 =.
s2 = 90.125
3. Simpangan baku (standar deviasi)
S =∑ ( ̄ )
S = √90.125
210
S = 9.493419
4. Ho = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
5. α = 5%
6. Batas kritis
L tabel = L 0.05, 31
=.√
= 0.169
7. Kesimpulan
L hitung < Ltabel atau 0.069 < 0.169, maka terima Ho artinya data berdistribusi
normal.
211
Lampiran 25Uji Homogenitas Data
Perhitungan Uji Homogenitas Pretest Kedua Kelas
1. Perhitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua
varians yaitu, uji fisher, dengan rumus:
F = = , s2 =∑ ( ̄ )²
untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
H0 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama
H1 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berbeda
Kriteria pengujian:
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1ditolak (data memiliki varians
homogen).
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1diterima (data tidak memiliki varians
homogen)
2. Menentukan nilai Fhitung
Diketahi varians semua skor pretest kelas eksperimen = 108.209 dan varians
semua skor pretest kelas kontrol = 90.125, maka varians terbesar (Si2) =
108.997 dan varians terkecil (S11) = 91.13346 dengan menggunakan rumus
diatas diperoleh :
F = Si2
Si1
= 108.209
90.125
= 1.200
Fhitung = 1.200
3. Menentukan derajat kebebasan:
db = n-1, dengan varians terbesar sebagai db pembilang dan varians terkecil
sebagai db penyebut.
db1 (penyebut)= 31-1 = 30
212
db2 (pembilang)= 32-1= 31
4. menentukan Ftabel
Ftabel = F (α),(db1/db2) = F(0,05)(30/31) = 1.79
5. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel atau 1.200 < 1.79 berarti Ho diterima, maka memiliki
varians yang homogen.
213
Lampiran 26PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS PRETEST
Uji-t dapat dihitung dengan cara:
t =̄ ̄
dengan dsg =( ) ( )
t =. .. =
( ) . ( ) .t =
.. × . . =. .
t = .. . =.
t =.. = √99.31
t = 0.412 = 9.96
Ho = 1 = 2 (nilai rata-rata tidak berbeda nyata)
H1 = 1 > 2 (nilai rata-rata berbeda nyata)
Berdasarkan uji-t pretest diperoleh bahwa thitung < ttabel atau 0.412 < 2,00
dengan df = (32 + 31) – 2 = 61 pada derajat signifikan 95% pada satu arah. Maka
dapat disimpulkan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak sehingga nilai rata-rata
kelas kontrol dan kelas eksperimen tidak berbeda nyata.
214
Lampiran 27Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Siswa Kelas
Eksperimen
X f fixi fi*(xi-x̄)² Z = (xi-x̄)/S F(z) S(z)F(z)-S(z) │F(z) - S (z)│
60 3 180 908.28 -1.66788083 0.04767 0.09 -0.05 0.046080363 1 63 207.36 -1.38031517 0.083745 0.13 -0.04 0.041255266 3 198 389.88 -1.09274951 0.137252 0.22 -0.08 0.081498169 2 138 141.12 -0.80518385 0.210357 0.28 -0.07 0.070893272 2 144 58.32 -0.51761819 0.302362 0.34 -0.04 0.041387775 4 300 23.04 -0.23005253 0.409025 0.47 -0.06 0.059724578 1 78 0.36 0.057513132 0.522932 0.50 0.02 0.022931881 8 648 103.68 0.345078793 0.634982 0.75 -0.12 0.115017687 1 87 92.16 0.920210115 0.821269 0.78 0.04 0.040018590 3 270 476.28 1.207775775 0.886433 0.88 0.01 0.011433293 4 372 973.44 1.495341436 0.932587 1.00 -0.07 0.0674127
Jumlah 32 2478 3373.92
1. Rata-rata nilai posttest kelas eksperimen
x̄ = ∑ ∑=
= 77.4
2. Varians posttest kelas eksperimen
s2 =∑ ( ̄ )²
s2 =.
s2 = 108.836
3. Simpangan baku (standar deviasi)
S =∑ ( ̄ )
S = √108.836S = 10.4324
215
4. Ho = data berdistribusi normal
H1 = data tidak berdistribusi normal
5. α = 5%
6. Batas kritis
L tabel = L 0.05, 32
=.√
= 0.166
7. Kesimpulan
L hitung < Ltabel atau 0.115 < 0.166 maka terima Ho artinya data berdistribusi
normal.
216
Lampiran 28Perhitungan Uji Normalitas (Uji Liliefors) Data Posttest Siswa Kelas Kontrol
X F Fixi fi*(xi-x̄)² Z = (xi-x̄)/S F(z) S(z) F(z)-S(z) │F(z) - S (z)│51 2 102 598.58 -1.66923968 0.04753494 0.06 -0.02 0.016981254 2 108 408.98 -1.37977615 0.08382779 0.13 -0.05 0.045204557 1 57 127.69 -1.09031262 0.13778773 0.16 -0.02 0.023502660 5 300 344.45 -0.80084909 0.21160951 0.32 -0.11 0.110971163 4 252 112.36 -0.51138557 0.30454055 0.45 -0.15 0.147072469 5 345 2.45 0.06754149 0.52692468 0.61 -0.09 0.085978575 3 225 134.67 0.64646854 0.74101202 0.71 0.03 0.031334678 3 234 282.27 0.93593207 0.82534592 0.81 0.02 0.018894381 4 324 645.16 1.2253956 0.8897869 0.94 -0.05 0.045697083 1 83 216.09 1.41837129 0.9219588 0.97 -0.05 0.045783187 1 87 349.69 1.80432266 0.96440963 1.00 -0.04 0.0355904
31 2117 3222.39
1. Rata-rata nilai posttest kelas kontrol
x̄ =∑ ∑
=
= 68.3
2. Varians posttest kelas kontrol
s2 =∑ ( ̄ )²
s2 =.
s2 = 107.413
3. Simpangan baku (standar deviasi)
S =∑ ( ̄ )
S = √107.413S = 10.364
4. Ho = data berdistribusi normal
217
H1 = data tidak berdistribusi normal
5. α = 5%
6. Batas kritis
L tabel = L 0.05, 31
=.√
= 0.169
7. Kesimpulan
L hitung < Ltabel atau 0.147 < 0.169 maka terima Ho artinya data berdistribusi
normal.
218
Lampiran 29Uji Homogenitas Data
Perhitungan Uji Homogenitas Posttest Kedua Kelas
1. Perhitungan uji homogenitas yang dilakukan adalah uji homogenitas dua
varians yaitu, uji fisher, dengan rumus:
F = = , s2 =∑ ( ̄ )²
untuk menguji homogenitas data pretest menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut :
H0 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama
H1 : kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berbeda
2. Kriteria pengujian:
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima dan H1ditolak (data memiliki varians
homogen).
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1diterima (data tidak memiliki varians
homogen)
3. Menentukan nilai Fhitung
Diketahi varians semua skor posttest kelas eksperimen = 108.836 varians
semua skor posttest kelas kontrol = 107.413, maka varians terbesar (Si2) =
108.836 dan varians terkecil (S11) = 107.413 dengan menggunakan rumus diatas
diperoleh :
F = Si2
Si1
= 108.836
107.413
= 1.01
Fhitung = 1.01
4. Menentukan derajat kebebasan:
db = n-1, dengan varians terbesar sebagai db pembilang dan varians terkecil
sebagai db penyebut.
db1 (penyebut)= 31-1 = 30
219
db2 (pembilang)= 32-1= 31
5. menentukan Ftabel
Ftabel = F (α),(db1/db2) = F(0,05)(30/31) = 1.79
6. Kesimpulan
Karena Fhitung < Ftabel atau 1.01 < 1.79 berarti Ho diterima, maka memiliki
varians yang homogen.
220
Lampiran 30PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS POSTTEST
Uji-t dapat dihitung dengan cara:
t =̄ ̄
dengan dsg =( ) ( )
t =. – .. =
( ) . ( ) .=
.. × . . =. .
= .. . =.
=.. = √108.136
= 4.53 = 10.40
H0 : µ1 = µ2 (tidak adanya pengaruh yang signifikan dengan strategi pembelajaran
Think Talk Write berbasis kontekstual).
H1 : µ1 > µ2 (adanya pengaruh yang signifikan dengan penggunaan strategi
pembelajaran Think Talk Write berbasis kontekstual).
Berdasarkan uji-t posttest diperoleh bahwa thitung > ttabel atau 4.53 > 2,00
dengan df = (32 + 31) – 2 = 61 pada derajat signifikan 95% pada satu arah. Maka
dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga nilai rata-rata
kelas kontrol dan kelas eksperimen berbeda nyata.
221
LAMPIRAN 31
Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen
1. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
24 30 30 33 33 36 36
36 36 39 39 39 42 42
42 42 42 45 45 48 51
51 51 51 54 54 57 57
60 60 63 63
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 63 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 24. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi
frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas
(K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut ini.
b. Rentang (R)
39
2463minmax
XXR
c. Banyaknya Kelas (K)
6
96.5
96.41
505,13,31
32log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
d. Panjang Kelas (P)
7
5.66
39
K
RP
Sehingga panjang kelasnya adalah
7.
222
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut
No KelasBatas
Kelas
Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi)fi . xi x1
2 fi . xi2
1 24 - 30 23.5 3 27 81 729 2187
2 31 - 37 30.5 6 34 204 1156 6936
3 38 - 44 37.5 8 41 328 1681 13448
4 45 - 51 44.5 7 48 336 2304 16128
5 52 - 58 51.5 4 55 220 3025 12100
6 59 - 65 58.5 4 62 248 3844 15376
Jumlah (∑) 32 267 1417 12739 66175
Basarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai rata-
rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
b. Rata-rata ( X )
28.4432
1417
i
ii
f
xfX
c. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 37.5
223
P = panjang kelas = 7
n = banyaknya data = 32
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3 + 6 = 9
f = nilai frekuensi kelas median = 8
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
6.47
06.105.37
44.175.37
8
932.2
1
75.37
Me
a. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 37,5
P = panjang kelas = 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 8 – 6 = 2
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 8 – 7 = 1
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
224
17.42
7.45,37
6.075,37
12
275.37
Mo
b. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
21.20
40.408
31
1266047
31
53.6274675407
3132
20078895.67349
13232
141766175
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
225
Lampiran 32
Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol
2. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
24 30 33 33 33 36 36
39 39 42 42 44 45 45
45 45 45 46 48 48 54
54 54 54 54 54 56 56
56 58 63
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 63 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 24. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi
frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas
(K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut ini.
b. Rentang (R)
39
2463minmax
XXR
c. Banyaknya Kelas (K)
6
92.5
92.41
49,13,31
31log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
d. Panjang Kelas (P)
7
5,66
39
K
RP
Sehingga panjang kelasnya adalah
7.
226
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
KelasBatas
Kelas
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi)fi . xi x1
2 fi . xi2
24 - 30 23,5 27 2 54 729 1458
31 - 37 30,5 34 5 170 1156 5780
38 - 44 37,5 41 5 205 1681 8405
45 - 51 44,5 48 8 384 2304 18432
52 - 58 51,5 55 10 550 3025 30250
59 - 65 58,5 62 1 62 3844 3844
Jumlah (∑) 267 31 1425 12739 68169
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
97.4531
1425
i
ii
f
xfX
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 51.5
P = panjang kelas = 7
n = banyaknya data = 31
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 2 + 5 + 5 + 8 = 20
f = nilai frekuensi kelas median = 10
227
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
55.59
05.85.51
15.175.51
10
2031.2
1
75,51
Me
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 51,5
P = panjang kelas = 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 10 – 8 = 2
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 10 – 1 = 9
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
77.52
27.15,51
)18.07(5.51
92
275,51
Mo
228
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
42.9
83.88
30
97.2664
30
03.6550468169
3030
203062568169
13131
142568169
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
229
Lampiran 33
Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen
3. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
60 60 60 63 66 66 66
69 69 72 72 75 75 75
75 78 81 81 81 81 81
81 81 81 87 90 90 90
93 93 93 93
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 93 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 60. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi
frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas
(K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut ini.
b. Rentang (R)
33
6093minmax
XXR
c. Banyaknya Kelas (K)
6
96.5
96.41
505,13,31
32log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
d. Panjang Kelas (P)
6
5,56
33
K
RP
Sehingga panjang kelasnya adalah
6.
230
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
KelasBatas
Kelas
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi)fi . xi x1
2 fi . xi2
60 - 65 59,5 62,5 4 250 3906.25 15625
66 - 71 65,5 68,5 5 342.5 4692.25 23461.25
72 - 77 71,5 74,5 6 447 5550.25 33301.5
78 - 83 77,5 80,5 9 724.5 6480.25 58322.25
84 - 89 83,5 86,5 1 86.5 7482.25 7482.25
90 - 95 89,5 92,5 7 647.5 8556.25 59893.75
Jumlah (∑) 465 32 2498 36667.5 198086
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
06.7832
2498
i
ii
f
xfX
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 77.5
P = panjang kelas = 6
n = banyaknya data = 32
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 4 + 5 + 6 = 15
f = nilai frekuensi kelas median = 9
231
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
4.84
94.65.77
94.065.77
9
1532.2
1
65.77
Me
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 77,5
P = panjang kelas = 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 9 – 6 = 3
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 9 – 1 = 8
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
14.79
64.15,77
27.065,77
83
365,77
Mo
232
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
94.10`
67.119
31
87.3709
31
13.194376198086
3132
6220036198086
13232
2494198086
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
233
Lampiran 34
Perhitungan Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
4. Menentukan Daftar Distribusi Frekuensi
a. Data Nilai Siswa
51 51 54 54 57 60 60
60 60 60 63 63 63 63
69 69 69 69 69 75 75
75 78 78 78 81 81 81
81 83 87
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 87 dan nilai
minimum (Xmin) adalah 51. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel distribusi
frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R), banyaknya kelas
(K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh berdasarkan perhitungan
berikut ini.
b. Rentang (R)
36
5187minmax
XXR
c. Banyaknya Kelas (K)
6
92.5
92.41
49,13,31
31log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas adalah 6
d. Panjang Kelas (P)
6
66
36
K
RP
Sehingga panjang kelasnya adalah
6.
234
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
KelasBatas
Kelas
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi)fi . xi x1
2 fi . xi2
51 - 57 50,5 54 5 270 2916 14580
58 - 64 57,5 61 9 549 3721 33489
65 - 71 64,5 68 5 340 4624 23120
72 - 78 71,5 75 6 450 5625 33750
79 - 85 78,5 82 5 410 6724 33620
86 - 92 85,5 89 1 89 7921 7921
Jumlah (∑) 429 31 2108 31531 146480
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan nilai
rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai pretest ini.
Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
6831
2108
i
ii
f
xfX
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
FnPbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 57.5
P = panjang kelas = 6
n = banyaknya data = 31
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 5
f = nilai frekuensi kelas median = 9
235
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
17.66
67.85,57
44.165,57
9
531.2
1
65.57
Me
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik berikut ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 57.5
P = panjang kelas = 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 9 – 5 = 4
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 9 – 5 = 4
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari hasil
pretest ini adalah sebagai berikut.
5.60
35.57
5,065.57
44
465,57
Mo
236
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
22,10`
53.104
30
3136
30
143344146480
3031
4443664146480
13131
2108146480
1
..
2
2
2
i
i
iiii
f
f
xfxf
Si
242
Lampiran 35Dokumentasi Kegiatan Siswa Selama Proses Pembelajaran