Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH TATA RUANG PERPUSTAKAAN SEKOLAH
TERHADAP MINAT BACA SISWA DI SMAN 4 TANGERANG
SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu
Pendidikan
ZIA UL HAQ UTANYA
11140182000065
SEMESTER XI
MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan menjadi salah satu cara dalam pembentukan karakter
bangsa. Sekolah menjadi salah satu lokasi penting dimana para penerus
bangsa Indonesia diharapkan dapat berjuang membawa persaingan di
kancah global. Seiring dengan derasnya tantangan global, tantangan dunia
pendidikan menjadi semakin besar, hal ini yang mendorong para
stakeholder terutama para siswa mendapatkan prestasi terbaik.
Dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dijelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahlak mulia, serta
keterampilan yang di perlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.1
“Pendidikan mencangkup tiga aspek. Pertama, usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran.
Kedua, potensi berupa sikap, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga, ilmu
yang bermanfaat bagi individu, masyarakat dan bangsa. Tujuan akhir dari
sekolah dan kuliah yaitu agar manusia bisa hidup bahagia dan
membahagiakan orang lain.”2 Dengan kata lain pendidikan itu sendiri
merupakan faktor penting dalam menciptakan sumber daya manusia yang
cerdas, terampil, dan sesuai dengan standar untuk memajukan bangsa baik
dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik serta menjungjung nilai
bangsa Indonesia.
Pendidikan harus dipersiapkan dengan matang mulai dari mutu
pengajar, kelas, media, metode, evaluasi, sarana dan prasarana pendukung
keberhasilan pendidikan. Persiapan yang matang ini akan menentukan
1 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional, 2003, 3. 2 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), hal 9.
2
keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan disemua level. Tujuan umum
pendidikan Indonesia sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD
1945 yaitu untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, kemudian ditafsirkan
secara rinci dengan banyak indikator keberhasilan pendidikan, salah
satunya yaitu menanamkan karakter dan budaya kepada peserta didik yang
nantinya menjadi anggota masyarakat. Salah satu karakter dan budaya
yang menjadi keberhasilan pendidikan adalah budaya minat baca, karena
dengan membaca masyarakat Indonesia akan memahami semua ilmu yang
ada di dunia.
Sebagaimana kita ketahui sebagian besar kegiatan utama dalam
proses pembelajaran adalah membaca, baik membaca buku, artikel,
ataupun sumber informasi lainnya, membaca merupakan hal penting yang
menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan. Namun, bertolak
belakang dengan pentingnya membaca, kini budaya membaca di Indonesia
menjadi begitu sangat rendah ditengah semakin meningkatnya kebutuhan
masyarakat. Kemajuan IPTEK yang cepat membuat manusia kian
bermalas-malasan dengan kebutuhan pribadi nya. Jika kita berkaca dengan
negara-negara maju, membaca menjadi prasyarat mutlak demi kemajuan
suatu bangsa. Dengan membaca berarti kita menuju proses kemajuan.
“Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat indonesia sangat
memprihatinkan, hanya 0,001% Artinya, dari 1000 orang Indonesia, Cuma
1 orang yang rajin membaca. Riset berbeda bertajuk World’s Most Literate
Nations Rangked yang dilakukan oleh Central Connecticut State
University pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki
peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat baca.”3 Jelas berdasarkan hasil
riset di atas Indonesia tidak akan menjadi negara maju dengan minat baca
masyarakat yang masih sangat rendah ditambah perkembangan teknologi
saat ini, dimana hampir seluruh masyarakat menggunakan gadget dan
3 Evita Devega, Teknologi Masyarakat Indonesia : Malas Baca Tapi Cerewet di Medsos,
(https://kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-
cerewet-di-medsos/0/sorotan_media, Oktober 2017) di akses pada 31 Juli 201 pukul 13.03
3
banyak menghabiskan waktu dengan gadget masing-masing sehingga
budaya membaca menjadi tergeser ke ruang lingkup digital.
Keberhasilan program pendidikan di sekolah melalui proses belajar
mengajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor yang
mempengaruhi proses kegiatan belajar dan mengajar adalah sarana dan
prasarana pendidikan yang menunjang kegiatan belajar dan mengajar baik
secara langsung maupun tidak langsung. Diantara sarana dan prasarana
pendidikan yang penting terdapat satu sarana pendidikan utama dalam
menunjang secara lansung aktivitas pendidikan yaitu perpustakaan
sekolah, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh aktivitas pendidikan
adalah membaca dan tentunya menggunakan buku baca atau media lainnya
dan ini semua masuk dalam ruang lingkup perpustakaan. Oleh karena itu
perpustakaan penting dan harus ada di dalam sekolah atau lembaga
pendidikan lainnya, bahkan diluar dunia pendidikan pun perpustakaan dan
kegiatan mambaca dinilai sangat penting karena buku merupakan jendela
untuk mengenal dunia.
Perpustakaan pada umumnya merupakan jantung atau urat nadi
bagi suatu sekolah/instansi/institusi/universitas/badan korporasi lainnya.
Perpustakaan saat ini, tidak lagi hanya menjadi tempat menyimpan dan
mencari buku, tetapi lebih dari itu yaitu menjadi sumber atau tempat
mencari informasi. Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana
dalam mengembangkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para murid.
Dalam penyelenggaraannya, perpustakaan memerlukan ruang tersendiri
beserta berbagai pelengkapannya. Semakin lengkap perlengkapannya
semakin menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah tersebut.
Perpustakaan sekolah didirikan dengan berbagai tujuan. Di antara
tujuan tersebut adalah agar perpustakaan mampu menjelma sebagai
lembaga yang mampu membina minat baca siswa. Untuk dapat melakukan
pembinaan minat baca siswa yang pastinya sangat tergantung pada
eksistensi koleksi dan pelayanan yang dimiliki oleh perpustakaan. Tanpa
keberadaan koleksi tentu perpustakaan tidak akan mampu melakukan
4
pembinaan serta memenuhi kebutuhan informasi siswa dalam hal
memperoleh pembelajaran ataupun sebagian tambahan pengetahuan. Akan
tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak sekolah yang
perpustakaan sekolahnya tidak berjalan dengan baik, bahkan dapat
dikatakan masih banyak perpustakaan sekolah yang kondisinya tidak
sesuai dengan standar. “Menurut Fuad Hasan dalam Dian Wulandari
(2012), (1) dari 200.000 Sekolah Dasar hanya sekitar 1% yang memiliki
perpustakaan standar, (2) dari sekitar 70.000 Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) baru 34% yang memiliki perpustakaan standar, (3) dari
sekitar 14.000 Sekolah Menengah Umum hanya sekitar 54% yang
memiliki perpustakaan standar.”4 Sehingga masih perlu di tingkatkan
upaya pengembangan perpustkaan yang memenuhi standar di setiap
sekolah, karena dengan kondisi perpustakaan yang tidak memenuhi
standar akan sulit mengembangkan budaya minat baca siswa di sekolah.
Minat baca bila dikaitkan dengan perpustakaan maka akan terlihat
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi antara lain: pertama, koleksi
yang sesuai dengan pemakai (pembaca); kedua, tingkat pelayanan dari
petugas pelayanan; ketiga, sikap petugas perpustakaan; keempat,
pengaturan tata ruang yang nyaman; kelima, tentu saja faktor dana.5 Dapat
kita pahami bahwa selain sarana dan prasarana yang menjadikan
kebutuhan penting, didalam perpustakaan harus dibantu dengan bentuk
tata ruang yang baik dan sesuai standar perpustakaan sekolah. sekolah
harus mengikuti standar perpustakaan sekolah agar menjadi kenyamanan
bagi pengunjung atau pelanggan ketika membaca dan mencari buku yang
telah disediakan sekolah.
4 Dian Wulandar, Sinergi Perpustakaan Umum dengan Perpustakaan Sekolah : Sebuah
Wacana Mewujudkan Siswa Melek Informasi, (https://www.perpusnas.go.id/magazine-
detail.php?lang=en&id=8174, Media Pustakawan Edisi Vol. 19 No. 2 – April 2012) di akses pada
31 Juli 2019 pukul 13.46 WIB 5 Sudarmoto Abdul Hakim, dkk, Perpustakaan Sebagai Center Of Learning Society:
Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrasah, (Jakarta: Fakultas Adab dan humaniora
UIN jakarta, 2005), h. 27
5
Tata ruang perpustakaan salah satu cara untuk menciptakan
suasana kondusif dan menyenangkan dalam perpustakaan dengan upaya
penyusunan perabot dan perlengkapan perpustakaan pada tata letak dan
susunan yang tepat serta pengaturan tempat kerja sehingga memberi
kepuasan kerja para pustakawan dan pengguna perpustakaan secara efisien
dan efektif disebuah perpustakaan. Dari tata ruang perpustakaan yang baik
maka akan menampilkan kenyamanan bagi pengunjung untuk membaca
dan meningkatkan dalam minat baca siswa di sekolah. Ruang
perpustakaan yang tertata dengan baik berpotensi meningkatkan minat
baca siswa sehingga singgah di perpustakanan tersebut. Maka dari itu tata
ruang dari sebuah perpustakaan sekolah tidak boleh diabaikan karena
dapat berpengaruh pada kenyamanan dan minat baca di perpustakaan
tersebut.
Perpustakaan dapat menjadi alat untuk menumbuhkan dan
meningkatkan minat baca bila perpustakaan dapat berfungsi sebagai
wadah minat baca yang nyaman, ramah dan menyenangkan bagi para
pengguna perpustakaan disekolah. Membaca merupakan kegiatan komplek
dan disengaja, dalam hal ini berupa proses berfikir yang di dalamnya
terdiri dari berbagai aksi fikir yang bekerja secara terpadu mengarah
kepada suatu tujuan yaitu memahami makna paparan tertulis secara
keseluruhan. Nilai suatu sekolah juga bergantung pada perpustakaannya.
Hal ini di karenakan fungsi perpustakaan pada sekolah sebagai unsur agar
lebih meningkatkan minat baca siswa. Karena perpustakaan sekolah salah
satu alat yang dapat meningkatkan minat baca siswa dengan keadaan
sarana prasarana dan tata ruang yang baik.
Salah satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan perpustakaan
adalah sarana dan prasarana dan untuk meningkatkan siswa membaca itu
dengan tata ruang perpustakaan yang membuat nyaman pembaca. Adapun
standar pengelolaan perpustakaan yang baik dapat tergambar dari sarana
prasarana yang mendukung, serta tata ruang perpustakaan yang baik,
karena dengan penataan ruangan perpustakaan yang baik dapat
6
mengoptimalkan segala kegiatan yang ada di perpustakaan. Tata ruang
perpustakaan yang baik tentunya memiliki tata ruang sirkulasi yang terdiri
dari tata sekat, tata parak, dan tata baur. Hal-hal tersebut haruslah
terorganisir, sehingga siswa-siswi merasa nyaman ketika datang di
perpustakaan. Selain hal-hal tersebut ruang perpustakaan yang memiliki
lay-out, perabot, pengkondisian ruang, penghawaan, pencahayaan serta
penggunaan warna cat dinding berkarakter dan nyaman akan menarik
orang untuk singgah.
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu
sekolah terbaik yang dimiliki oleh Kota Tangerang Selatan, dan
merupakan sekolah terluas di Kota Tangerang Selatan dengan memiliki
taman buah, taman burung, kolam ikan, serta sarana dan prasarana utama
lainnya. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa SMA Negeri 4 Kota
Tangerang Selatan ini termasuk sekolah yang memiliki sarana dan
prasarana pendidikan yang memadai. Salah satu indikator visinya ialah
sekolah memenuhi standar nasional pendidikan diperkaya dengan standar
internasional pendidikan dari negara maju (salah satu negara OECD),
dengan melalui dua program jurusan yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
dan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa SMAN 4 Kota Tangerang
Selatan didorong untuk memiliki pengetahuan, keterampilan, dan wawasan
yang luas baik dalam lingkup nasional dan internasional, oleh karena itu
hal ini harus di dukung oleh sarana dan prasarana pendidikan yang baik,
salah satu sarana penunjang proses pembelajaran yang dimiliki yaitu
Perpustakaan Sekolah dengan luas yang sesuai standar perpustakaan
sekolah dan dilengkapi dengan beberapa koleksi serta memiliki BI Corner
di dalam perpustakaannya.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengobservasi perpustakaan SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
dan mewawancarai kepala perpustakaan mengenai kondisi perpustakaan
dan minat baca siswa SMAN 4 Kota Tangerang Selatan. peneliti
menemukan beberapa permasalahan, pertama antusias siswa-siswi SMAN
7
4 Kota Tangerang Selatan masih sangat rendah untuk mengunjungi dan
meminjam buku di perpustakaan, hal ini dapat dilihat dari rata-rata siswa
yang berkunjung ke perpustakaan dalam seminggu hanya lima anak.
Permasalahan selanjutnya yaitu minat baca siswa-siswi yang masih
rendah, sangat jarang kepala perpustakaan melihat siswa-siswi mengisi
waktu untuk membaca buku melainkan disibukan dengan aktivitas lain
dan mayoritas bermain dengan gadget masing-masing, hal inilah yang
menjadi faktor rendahnya antusias untuk berkunjung ke perpustakaan.
Disisi lain terdapat permasalahan juga diruang lingkup tata ruang
perpustakaan, pertama,dekorasi dan suasana perpustakaan masih monoton
dan mudah membuat siswa bosan sehingga tidak menciptakan rasa
nyaman siswa ketika berada di perpustakaan, selain itu masih terdapat
perabotan yang belum memenuhi standar nasional perpustakaan (SNP)
yaitu tidak ada meja dan kursi baca yang memadai, tidak ada lemari dan
rak majalah, serta tidak ada alat penyejuk ruangan yang dapat digunakan
seperti kipas angina atau air conditioner. Kemudian terkait pengadaan
buku koleksi yang tidak menentu karena lebih sering menunggu bantuan
dan sanksi denda siswa sehingga koleksi perpustakaan hanya sedikit yang
menarik siswa-siswi untuk meminjamnya. Perpustakaan SMAN 4
Tangerang Selatan hanya tirdiri dari satu ruangan terbuka jadi tidak ada
ruang khusus baca dan untuk lainnya. Masalah lainnya yaitu petugas
perpustakaan belum terlalu memahami terkait standar nasional
perpustakaan karena petugas tersebut bukan lulusan ilmu perpustakaan,
serta hingga saat ini tidak ada program untuk meningkatkan minat baca
baik dari sekolah maupun petugas perpustakaan. .6
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti
tertarik untuk meneliti mengenai “Pengaruh Tata Ruang Perpustakaan
Sekolah terhadap Minat Baca Siswa di SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatan”. Untuk memberikan gambaran yang sebenarnya mengenai
6 Nina Herlina, Wawancara Studi Pendahuluan Kepala Perpustakaan SMAN 4
Tangerang Selatan, pada tanggal 30 Juli 2019 di Perpustakaan SMAN 4 Tangerang Selatan pukul
09.30 WIB
8
pengaruh Tata Ruang Perpustakaan Sekolah terhadap Minat Baca Siswa di
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas maka peneliti dapat
mengidentifikasi sejumlah masalah yaitu sebagai berikut
1. Dekorasi dan suasana perpustakaan monoton dan membosankan
sehingga tidak membuat siswa nyaman berada di perpustakaan
2. Antusias siswa SMAN 4 Kota Tangerang Selatan untuk mengunjungi
perpustakaan sekolah masih rendah
3. Siswa cenderung sering menggunakan gadget sehingga minat baca
buku siswa tergolong masih sangat rendah
4. Perabotan perpustakaan masih belum lengkap dan belum memenuhi
standar nasional perpustakaan
5. Tidak adanya program khusus untuk meningkatkan minat baca siswa
baik dari sekolah ataupun dari perpustakaan
6. Pengadaan buku koleksi yang tidak menentu sehingga koleksi yang ada
sedikit yang menarik bagi siswa-siswi
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan hasil identifikasi masalah diatas, memungkinkan
kesinambungan antara satu masalah dan masalah lain, sehingga peneliti
membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu tentang “Pengaruh tata
ruang perpustakaan terhadap minat baca siswa SMA Negeri 4 Kota
Tangerang Selatan serta pengaruh diantara keduanya”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah sebelumnya, maka rumusan
masalah yang diteliti yaitu :
1. Apakah terdapat pengaruh tata ruang perpustakaan terhadap minat
baca siswa di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan?
2. Bagaimana tingkat pengaruh tata ruang perpustakaan terhadap minat
baca siswa di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan?
9
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, penelitian ini memiliki
beberapa tujuan, yaitu :
1. Untuk mendeskripsikan pengaruh tata ruang perpustakaan terhadap
minat baca siswa di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
2. Untuk mengkaji tingkat perngaruh tata ruang perpustakaan terhadap
minat baca siswa di SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian yang dilaksanakan nantinya diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada berbagai pihak, baik secara teoritis maupun
praktis. Adapun manfaat yang dimaksud yaitu sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi salah satu bahan referensi bagi
peneliti lain yang akan mengadakan penelitian yang berhubungan
dengan masalah yang sama, sehingga dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan segabai referensi atau titik tolak
tambahan bila diadakan penelitian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktik
a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai
masukan sekolah dalam pengelolaan perpustakaan sekolah untuk
meningkatkan minat baca siswa
b. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai
masukan guna mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Minat Baca
1. Pengertian Minat
Sering sekali kita mendengar istilah minat dalam kehidupan sehari-
hari ataupun di lingkungan pendidikan, secara umum kita mengartikan
minat sebagai sebuah keinginan atau ketertarikan seseorang baik terhadap
benda, seseorang, atau yang lainnya, ada beberapa teori yang
mengemukakan definisi dari minat itu sendiri
“Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, Minat adalah
kecendrungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah, keinginan.”7
Dengan kata lain jika seseorang memeiliki kecenderungan hati yang
kemudian di ekspresikan baik melalui perhatian ataupun tindakan terhadap
sesuatu maka dia dapat dikatakan sudah memiliki minat.
Menurut “Slameto minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan
pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh.”8 Dapat kita
artikan bahwa minat merupakan sebuah rasa seseorang yang lebih
menyukai atau tertarik pada sesuatu dengan setiap alasan yang dimiliki
oleh masing-masing orang.
Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang
menunjukkan bahwa kita lebih menyukai suatu hal daripada yang lainnya,
dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam bentuk aktivitas.
Kita memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk
memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek tersebut, karena
pemusatan perhatian yang intensif terhadap suatu materi dapat
memungkinkan kita untuk belajar lebih giat dan akhirnya mencapai
prestasi yang diinginkan.
7 Qonita Alya, Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar: (Jakarta: PT
Indahjaya Adipratama, 2009). H, 245 8 Gallint Rahadian, Rohanda, Rully Khairul Anwar. Peranan Perpustakaan Sekolah
dalam Meningkatkan Budaya Gemar Membaca. (Jurnal Kajian Informasi & Perpustakaan,
Vol.2/no.1, Juni 2014) hal. 27-36
11
2. Pengertian Baca
“Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, baca adalah melihat serta
memahami isi dari apa yang tertulis (dengan melisankan atau hanya dalam
hati).”9 Dengan kata lain dapat diartikan baca adalah melihat dan
memahami buku yang dibaca dan berbagai macam yang dapat dibaca
dengan melihat dan memahami bacaan.
“Nurhadi menyatakan bahwa Membaca adalah suatu proses yang
dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan,
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata secara
individu akan dapat diketahui.”10
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian membaca
adalah proses penyadian kembali bahasa tulisan yang tujuan untuk
memperoleh pesan dari penulis yang dipengaruhi oleh beberapa faktor
baik internal maupun eksternal.
a. Tujuan Membaca
Tujuan umum pada membaca adalah untuk mendapatkan informasi
baru. Dalam kenyataannya terdapat tujuan yang lebih khusus dari
kegiatan membaca, yaitu:
1) Membaca untuk tujuan kesenangan. Termasuk dalam kategori ini
adalah membaca novel, surat kabar, majalah, dan komik. Menurut
David Eskey dalam Darmono tujuan membaca semacam ini adalah
reading for pleasure. Bacaan yang dijadikan objek kesenangan
menurut David adalah sebagai “bacaan ringan”
2) Membaca untuk meningkatkan pengetahuan seperti pada membaca
buku-buku pelajaran buku ilmu pengetahuan. Kegiatan membaca
untuk meningkatkan pengetahuan disebut juga dengan reading for
intelectual profit.
3) Membaca untuk melakukan suatu pekerjaan, misalnya para
mekanik perlu mebaca buku petunjuk, ibu-ibu membaca booklet
tentang resep masakan, membaca prosedur kerja dari pekerja
9 Ibid h. 123
10 Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual (Jakarta: Gramedia Widia Sarana, 2003), 13.
12
tertentu. Kegiatan mebaca semacam ini dinamakan dengan reading
for work. 11
Dengan demikian tujuan dari membaca terbagi menjadi 3 tujuan yaitu
membaca untuk kesenangan, membaca untuk pengetahuan dan membaca
untuk melakukan suatu pekerjaan.
3. Pengertian Minat Baca
Minat baca adalah keinginan orang perorang pada bacaan yang dapat
memberikan manfaat dan berhasil guna serta dapat berdaya guna pada diri
pribadi, sehingga menimbulkan aktivitas untuk membaca. Dalam
memahami pengertian minat membaca akan diuraikan dari beberapa
pendapat di bawah ini:
Menurut Idris Kamah Minat membaca adalah“ perhatian atau
kesukaan (kecenderungan hati untuk membaca) yang mana minat akan
membaca perlu dipupuk, dibina, diarahkan, dan dikembangkan dari sejak
usia dini, remaja, sampai usia dewasa yang melibatkan peranan orang tua,
masyarakat, dan sekolah”.12
Menurut Koko Srimulyo yang dikutip oleh Ali Rohmad menyatakan
bahwa minat membaca adalah“kecenderungan hati yang tinggi terhadap
aktivitas membaca, atau sebagai keinginan atau kegairahan yang tinggi
terhadap aktivitas membaca, bahkan ada pendapat yang menyatakan
bahwa minat membaca itu bisa di identikkan dengan kegemaran membaca
(the love for reading)”.13
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan minat membaca adalah
kecendrungan hati dan perasaan untuk melihat, melisankan, mengerti, dan
memahami isi dari apa yang tertulis serta adanya keinginan yang kuat
disertai usaha-usaha seseorang untuk membaca yang mengandung aspek
kognitif dan afektif.
11
Darmono, Opchit, h. 183 12
Idris Kamah, Pedoman Pembinaan Minat Baca, (Jakarta: Perpustakaan Republik
Indonesia, 2002), 5. 13
Ali Rohmad, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), 283.
13
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
Secara umum terdapat dua foktor yang mempengaruhi tinggi
rendahnya minat baca siswa yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal dapat dikatakan faktor yang terdapat dalam diri siswa,
seperti pembawaan, kebiasaan dan ekspresi diri. Sementara faktor
eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan, baik itu dari lingkungan keluarga, tetangga, maupun
lingkungan sekolah. Faktor internal diakatakan dapat mempengaruhi
adanya motivasi, kemauan, dan kecenderungan selalu membaca.
“Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan aktifitas
membaca,yaitu minat atau dorongan, waktu dan kecepatan membaca. Jika
kita mampu memecahkan persoalan dari ketiga factor tersebut, ditambah
dengan niat sungguh-sungguh kemungkinan besar kita akan segera bisa
berada di jalur “aktif membaca”.”14
Selain itu, guru juga memiliki peran penting untuk menumbuhkan
minat baca pada siswa, Karena hampir separuh waktu anak dihabiskan di
sekolah. Namun guru terlalu sibuk dengan tugas di kelas dan tugas yang
lain, sehingga tidak memikliki usaha yang serius untuk menumbuhkan
kebiasaan tersebut. Perpustakaan sebagai suatu sarana yang semestinya
mendukung terlaksanannya proses belajar mengajar yang efektif juga
mempunyai andil yang sangat besar dalam menumbuhkan kebiasaan
membaca pada diri siswa.
Dalam hal ini faktor-faktor minat baca dari internal dan eksternal
yang juga dapat menjadi manfaat bagi siswa agar dapat meningkatkan
minat baca. Baik itu minat membaca buku pelajaran atau lainnya.
5. Indikator Minat Baca
Minat membaca merupakan suatu kondisi atau situasi seseorang yang
memiliki ketertarikan dan perhatian lebih dalam membaca, kondisi
tersebut tidak semua orang miliki atau lakukan, sehingga tentu ada
14
Kukuh fadliyatis.,”hubungan minat baca siswa dengan paragraph argumentasi siswa
SMAN 8 Malang”, (Tesis pada Universitas Negeri Malang)
14
perbedaan yang jelas antara orang biasa dengan orang yang memiliki
minat dalam membaca. Dengan kata lain seseorang dapat dikatakan
memiliki minat membaca ketika dia memiliki beberapa aspek atau
karakteristik yang mengindikasikan dia memiliki perhatian atau
ketertarikan dalam membaca, hal-hal tersebut bisa disebut sebagai
indikator minat membaca.
“Indikator minat baca dibagi menjadi empat aspek, ykni (1) kesukaan
yang indikatornya gairah dan inisiatif, (2) ketertarikan yang indikatornya
responsif dan kesegeraan, (3) perhatian yang indikatornya konsentrasi dan
ketelitian, (4) keterlibatan yang indikatornya kemauan dan keuletan (Safari
2003)”15
“Bastiano (2010: 427) yang mengemukakan empat indikator minat
baca yaitu : (1) Kesenangan Membaca (2) Kesadaran akan manfaat
membaca (3) Frekuensi membaca, dan (4) Jumlah buku yang pernah
dibaca”16
Berdasarkan beberapa teori tentang indikator minat baca di atas, dapat
peneliti simpulkan bahwa seseorang dapat dikatakan minat baca ketika dia
terindikasikan beberapa aspek, yaitu : (1) Perasaan Senang/Kesenangan
dalam Membaca (2) Pemusatan Perhatian (3) penggunaan waktu, (4)
motivasi untuk membaca, (5) emosi dalam membaca, dan (6) usaha untuk
membaca
6. Peran Perpustakaan Dalam Membina Minat Baca di Sekolah
Peran perpustakaan di sekolah sangat penting dalam membina dan
menumbuhkan kesadaran membaca pera siswa. Kegiatan membaca tidak
bisa dilepaskan dari keberadaan dan tersedianya bahan bacaan yang
memadai baik dalam segi jumlah maupun dalam kualitas bacaan di
perpustakaan. Dilingkungan anak usia sekolah usaha pengembangan minat
15
Ony Dina Maharani Dkk, Minat Baca Anak-anak di Kampoeng Baca Kabupaten
Jember, (Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Review Pendidikan Dasar, Vol 3, No 1, Januari
2017) hal. 321 16
Ade Hendrayani, Peningkatan Minat Baca dan Kemampuan Membaca Peserta Didik
Kelas Rendah Melalui Penggunaan Reading Corner, (Jurnal Penelitian Pendidikan, ISSN 1412-
565, e-ISSN 2541-4135) hal. 246
15
baca dapat dilakukan dengan dua prinsip yaitu, prinsip jenjang dan pikat.
Prinsip pertama perlu adanya usaha untuk memikat siswa untuk memulai
menyenangi kegiatan membaca. Prinsip kedua adanya upaya untuk
mengkondisikan perlunya penyediaan materii bacaan yang sesuai dengan
perkembangan siswa yang dapat memperkuat minat baca siswa, yang
senantiasa terus mendorong siswa untuk maju menuju pada kegiatan
membaca yang berkualitas.
Dalam hal ini peran yang dapat dilakukan oleh perpustakaan dalam
menciptakan tumbuhnya kondisi minat baca dilingkungan sekolah adalah
sebagai berikut.
a) Memilih bahan bacaan yang menarik bagi pengguna perpustakaan.
b) Menganjurkan berbagai cara penyajian pelajaran (di sekolah) dikaitkan
dengan tugas-tugas perpustakaan.
c) Memberikan berbagai kemudahan dalam mendapatkan bacaan yang
menarik untuk pengguna perpustakaan.
d) Memberikan kebebasan membaca secara leluasa kepada pengguna
perpustakaan. Hal ini dimaksudkan agar merangsang anak dalam
mencari dan menemukan sendiri bacaan yang sesuai dengan minatnya.
Cara ini sekaligus juga dapat menumbuhkan kebiasaan anak untuk
melakukan penelusuran bahan bacaan yang diminatinya.
e) Perpustakaan perlu dikelola dengan baik agar pengguna merasa betah
dan berkesan berkunjung ke perpustakaan. Pengelolaan ini tentunya
meliputi semua aspek mulai dari SDM (Sumber Daya Manusia) sampai
pada anggaran, dan koleksi yang disajikan, sampai pada tata ruang
perpustakaan.
f) Perpustakaan perlu melakukan berbagai promosi agar masyarakat
berkaitan dengan suatu pemanfaatan perpustakaan dan berkaitan dengan
peningkatan minat dan kegemaran membaca siswa.
g) Menanamkan kesadaran dalam diri pemakai perpustakaan bahwa
membaca sangat penting dalam suatu kehidupan, terutama dalam
mencapai keberhasilan sekolah.
h) Melakukan berbagai kegiatan seperti loma minat dan kegemaran
membaca untuk siswa sekolah. Lomba ini bisa diakukan oleh
perpustakaan sekolah bekerjasama dengan Departemen Pendidikan
Nasional, atau dengan Perpustakaan Umum. Lomba minat baca
merupakan kegiatan yang selalu dilaksanakan oleh Perpustakaan
Nasional maupun Perpustakaan Nasional Provinsi. Kegiatan ini
dilakukan secara rutin setiap tahun sekitar bulan Mei bertepatan dengan
Bulan Buku Nasional.
16
i) Mengkaitkan bulan mei setiap tahun sebagai Bulan Buku Nasional.
Dalam kesempatan ini perpustakaan bisa melakukan pameran buku atau
kegiatan lain yang menunjang Bulan Buku Nasional.
j) Memberikan penghargaan kepada siswa yang paling banyak meminjam
buku di perpustakaan dalam kurun waktu tertentu misalnya setiap
caturwulan atau sekali dalam satu tahun.17
Perpustakaan memiliki peran yang sangat penting bagi pelaksanaan
pendidikan di sekolah, sebagai sarana penambahan sumber ilmu
pengetahuan dan infomasi, peran penting ini harus diiringi dengan
pengadaan bahan bacaan dan koleksi yang lengkap dan menarik agar siswa
dapat membaca sesuai dengan keinginannya
B. Tata Ruang Perpustakaan Sekolah
1. Pengertian Tata Ruang
Sering kali ketika kita masuk ke sebuah kantor, kita melihat penataan
ruangan yang demikian menarik dan menimbulkan kesan bahwa kantor di
tata secara fungsional. Sama hal nya dengan penataan ruang untuk
perpustakaan supaya dapat memikat mereka agar mau datang ke
perpustakaan, maka salah satu cara yang bisa dilakukan oleh perpustakaan
adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional.
“Menurut KBBI arti tata yaitu aturan (biasanya dipakai dalam kata
majemuk); kaidah, aturan, dan susunan; cara menyusun; sistem. Dan arti
ruang yaitu sela-sela antara dua deret) tiang atau sela-sela antara empat
tiang (di bawah kolong rumah)”18
dari arti kata tersebut dapat dipahami
bahwa tata ruang berdasarkan kata asalnya merupakan suatu pengaturan
atau proses penyusunan sebuah ruangan beserta segala isinya yang ada
dalam ruangan tersebut sehingga ruangan tersebut dapat berfungsi
sebagaimana mestinya.
Beberapa ahli telah mengemukakan teori mengenai tata ruang salah
satunya yaitu “Menurut Sedarmayanti tata ruang adalah pengaturan dan
17
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah (Jakarta : PT.Grasindo, Anggota
Ikapi, 2001) h.188-189 18
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, https:kbbi.web.id/tata &
https:kbbi.web.id/ruang, (tanggal 31 Juli 2019) pada pukul 16.38 WIB
17
penyusunan seluruh mesin kantor, alat perlengkapan kantor, serta perabot
kantor pada tempat yang tepat sehingga pegawai dapat bekerja dengan
baik, nyaman leluasa dan bebas bergerak, sehingga tercapai efisiensi
kerja.”19
Memiliki makna yang tidak jauh berbeda khairul umam dalam konteks
perkantoran menjelaskan pengertian tata ruang dimana menurutnya “tata
ruang kantor adalah pengaturan ruang kantor serta penyusunan alat-alat
dan perabotan kantor pada luas lantai dan ruang kantor yang tersedia untuk
memberikan sarana bagi pekerja”20
sejalan dengan apa yang disampaikan
oleh Moekijat bahwa “tata ruang kantor menunjukan penentuan syarat-
syarat ruang dan penggunaannya secara terinci daripada ruang ini untuk
memberikan susunan perabot dan perlengkapan yang paling praktis yang
diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan kantor.”21
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tata ruang merupakan
pengaturan atau penyusunan peralatan dan perabotan yang ada dalam
ruang dan disesuaikan dengan kegunan dan kondisi ruang guna untuk
memudahkan pelaksanaan tugas atau pemanfaatan ruang tersebut,
sehingga ruangan tersebut dapat lebih efesien dan efektif digunakan.
2. Pengertian Perpustakaan Sekolah
a. Definisi Perpustakaan Sekolah
Sekolah sebagai lembaga pendidikan berperan menjadi sumber
pengetahuan, wawasan, dan informasi bagi siswa dalam melaksanakan
proses pendidikan dalam mencapai tujuan utama pendidikan yaitu untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa maka sekolah dituntut harus mampu
memenuhi kebutuhan siswa dalam mengembangkan pengetahuan dan
informasi secara meluas, maka dari itu perpustakaan sekolah menjadi
19
M. Azwar & Agung Nugraha, “Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren Madani
Alauddin Pao-Pao Makassar”, (Jurnal Al-Maktabah, Vol 15, 2016) hal.50 20
Khaerul Umam, Manajemen Perkantoran (Referensi untuk Para Akademisi dan
Praktisi), (Bandung: CV Pustaka Setia, 2014) hal. 157 21
Moekijat, Administrasi Perkantoran, (Bandung : CV. Mandar Maju, 2008) hal. 15
18
penting dan harus dimiliki oleh setiap sekolah dalam menjalankan peran
dan mencapai tujuan pendidikan
“Perpustakaan sekolah menunjang proses pendidikan dengan
menyediakan bahan-bahan bacaan yang sesuai dengan kurikulum sekolah
dan ilmu pengetahuan tambahan yang lain, agar peroses pendidikan dapat
berlangsung lancar dan berhasil baik.”22
Dengan kata lain perpustakaan
sekolah merupakan wahana sumber belajar, sumber informasi, dan sumber
pengetahuan bagi para siswa di sekolah untuk memudahkan siswa dalam
proses pembelajaran.
Menurut Mbulu yang di kutip oleh Darmono pada bukunya
menjelaskan perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar di
lingkungan sekolah, perpustakaan sekolah merupakan salah satu
sistem pengajaran,sumber untuk menunjang kualitas pendidikan dan
pengajaran, dan perpustakaan sekolah sebagai laboratorium belajar
yang memungkinkan peserta didik dapat mempertajam dan
memperluas kemampuan untuk membaca, menulis, berpikir dan
berkomunikasi.23
Selanjutnya menurut Baffadal perpustakaan sekolah
merupakan salah satu sarana dalam mengembangkan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap para murid. Dalam penyelenggaraannya,
perpustakaan memerlukan ruang tersendiri beserta berbagai
pelengkapannya. Semakin lengkap perlengkapannya semakin
menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah tersebut. Ruang
dan perlengkapan yang tersedia harus ditata dan dirawat dengan baik
sehingga dapat menunjang penyelenggaraan perpustakaan sekolah
secara efektif dan efisien.24
“School libraries are definitely in the picture. School librarians are
vital partners in creating schools that enable students to learn through
vast resources and multiple communication channels. School libraries are
dynamic learning centers in information age schools with school
librarians as primary agents for designing schools for 21st century
22
Sutarno Ns, Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Samitra
Media Utama,2004) h.31-32 23
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : PT.Grasindo,
Anggota Ikapi, 2001) hal.2 24
M. Azwar & Agung Nugraha, Opchit, h.57
19
learners”25
Perpustakan sekolah adalah mitra penting dalam menciptakan
sekolah yang memungkinkan siswa belajar melalui sumber daya yang luas
dan berbagai saluran komunikasi, perpustakaan sekolah adalah pusat
pembelajaran yang dinamis di sekolah zaman informasi dengan
pustakawan sebagai agen utama untuk merancang sekolah yang belajar
pada abad ke-21.
Sedangkan International Bureau of Education UNESCO
mengemukakan definisi perpustakaan sekolah (school library) dalam Rizal
saiful Haq yaitu “Full and unified range of carefully selected printed and
audio-visual materials, organized and indexed by subject for sufficient
retrieval and use, together with effective advisory and distribution services
and the essential equipment needed to instruction, and stimulate and assist
both group study and individualized learning and self-instruction.”26
Dalam bahasa Indonesia yaitu merupakan kumpulan koleksi dengan ragam
yang luas yang menyatu dari bahan-bahan tercetak dan bahan pandang
dengar yang diseleksi dengan penuh hati-hati, di organisasi dan di indeks
menurut subjek agar dapat dengan mudah ditemukan kembali dan
digunakan, bersama dengan penyediaan layanan konsultasi, dan distribusi,
penyediaan peralatan pokok yang dibutuhkan dalam proses belajar-
mengajar, merangsang dan membantu belajar kelompok, belajar
perorangan dan belajar mandiri.
Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh beberapa ahli di
atas dapat kita pahami bahwa perpustakaan sekolah adalah perpustakaan
yang berada di lingkungan sekolah yang bertujuan untuk menunjang
proses belajar siswa dan menambah wawasan dalam bidang ilmu
pengetahuan baik melalui sumber buku referensi atau layanan
25
Carol Collier Kuhlthau, Guided Inquiry : School Libraries in the 21 Century, (USA :
School Libraries Worldwide, 2010 Vol. 16, No. 1) hal. 26 26
Rizal Saiful Haq, dkk., Pengantar Manajemen Perpustakan Madrasah, (Jakarta :
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006) hal. 33
20
perpustakaan lainnya sehinggan dapat memudahkan dalam proses
pendidikan dan pencapaian tujuan pendidikan di sekolah tersebut.
b. Fungsi Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah memiliki peran yang sangat penting di
sekolah sebagaimana yang sudah dijelaskan di atas, hal ini dapat kita lihat
dari fungsi perpustakaan sekolah itu sendiri. “Menurut Opong Sumiati
perpustakaan sekolah memiliki fungsi sebagai berikut 1) Pusat
penyimpanan dan pelestarian, 2) Pusat pendidikan, 3) Pusat penyedia
materi penelitian, 4) Pusat informasi, 5) Pusat atau sarana rekreasi dan
kulturasi”27
Kemudian dengan bahasa lain namun tetap memiliki makna yang
tidak jauh berbeda dengan fungsi di atas “Darmono menyatakan bahwa
secara umum perpustakaan mengemban beberapa fungsi umum sebagai
berikut : 1) fungsi informasi 2) fungsi pendidikan 3) fungsi kebudayaan 4)
fungsi rekreasi 5) fungsi penelitian 6) fungsi deposit.”28
Sedangkan Pawit M. Yusuf, dkk. Menyatakan bahwa
“Perpustakaan sekolah mempunyai empat fungsi umum, yaitu edukatif,
informatif, kreasi, dan riset atau penelitian sederhana.”29
Dari beberapa fungsi yang telah di sebutkan bahwa perpustakaan
merupakan suatu kesatuan yang terpadu yang diharapkan membantu siswa
memperluas ilmu pengetahuan.
c. Tujuan Perpustakaan Sekolah
Penyelenggaraan perpustakaan sekolah memiliki tujuan utama
yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah serta menunjang
kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler di sekolah sehingga dapat
meningkatkan strategi kegiatan belajar mengajar.
27
Opong Sumiati, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, Op Cit hal. 1.9-1.10 28
Darmono, Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja, (Jakarta
: PT. Grasindo, 2007) hal. 3-5 29
Pawit M. Yusuf, & Yaya Suhendar, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah,
(Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2007) Cet.2 hal. 4
21
Menurut Pawit dan yaya suhendar, dalam bukunya di jelaskan
tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut : 1) mendorong dan
mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa 2) membantu
menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan 3)
menumbuhkembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa 4)
meyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan
pelaksanaan kurikulum 5) mendorong, menggairahkan, memelihara, dan
memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa 6)
memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para
siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu
pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan 7)
memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui
kegiatan membaca, khususnya buku-buku dan sumber bacaan lain yang
bersifat kreatif dan ringan, seperti fiksi, cerpen, dan lainnya.30
Dari beberapa tujuan yang telah di jelaskan dapat disimpulkan
bahwa tujuan didirikannya perpustakaan sekolah adalah untuk
memberikan dasar-dasar pengetahuan bagi para siswa dan menjadi modal
awal dalam melanjutkan pendidikan ketingkat selanjutnya.
d. Tugas Perpustakaan Sekolah
Sebagai lembaga pendidikan yang menjadi tempat dan wahana
pengembangan siswa, pastinya setiap sarana dan prasarana memiliki
fungsi dan tugas masing-masing dalam mendukung pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah tersebut, begitu juga dengan perpustakaan sekolah
memiliki tugas dalam menunjang kegiatan pembelajaran di sekolah.
“Tugas pokok perpustakaan adalah menghimpun, menyediakan,
mengolah, memelihara dan mendayagunakan semua koleksi bahan
pustaka, menyediakan sarana pemanfaatannya, dan melayani masyarakat
pengguna yang membutuhkan informasi dan bahan bacaan.”31
30
Ibid, hal. 3 31
Sutarno Ns, Opchit, hal .42
22
Agar perpustakaan sekolah dapat berjalan sesuai dengan kegiatan
utama yaitu penghimpunan, pengolahan, dan penyebarluasan segala
macam informasi pendidikan kepada para pengguna perpustakaan sekolah,
maka perpustakaan sekolah memiliki tugas sebagai berikut :
1) Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan
membina secara terus-menerus bahan koleksi atau sumber informasi
(bahan pustaka) dalam bentuk apa saja, seperti misalnya buku,
majalah, surat kabar, dan jenis koleksi lainnya.
2) Mengolah sumber informasi tersebut pada nomor 1) di atas dengan
menggunakan sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut
datang ke perpustakaan sampai kepada siap untuk disajikan atau
dilayankan kepada para penggunanya yakni para siswa dan guru
dilingkungan sekolah yang bersangkutan. Kegiatan ini antara lain
meliputi pekerjaan pengiventarisasian, pengklasifikasian atau
penggolongan koleksi, pengkatalogan, pelabelan, pembuatan alat
pinjam, dan lain-lain.
3) Menyebarluaskan sumber informasi atau bahan-bahan pustaka kepada
segenap anggota yang membutuhkannya sesuai dengan
kepentingannya yang berbeda satu dengan yang lainnya. Termasuk
dalam kegiatan ini adalah pelayanan referensi dan informasi,
pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan koleksi, pelayanan promosi,
pelayanan bimbingan kepada pembaca, dan sebagainya, termasuk
pelayanan kepada para siswa dan guru dalam rangka mencari informasi
yang berkaitan dengan bidang minatnya.32
Dengan kata lain perpustakaan sekolah bukan hanya sekedar
tempat atau gudang penyimpanan buku saja, melainkan sebagai tempat
manajemen sumber informasi dan koleksi. Perpustakaan sekolah selain
tugas utamanya tempat menghimpun sumber informasi tapi bertugas
juga untuk menyebarluaskan informasi tersebut kemudian memlihara
dan mengembangkan sumber informasi dan koleksi.
32
Pawit M. Yusuf, & Yaya Suhendar, Opchit , h.7
23
3. Tata Ruang Perpustakaan Sekolah
a. Pengertian Tata Ruang Perpustakaan Sekolah
Penataan ruang perpustakaan sekolah sangat dibutuhkan untuk
memaksimalkan semua kegiatan di perpustakaan sekolah baik untuk aspek
layanan maupun kegiatan penyiapan semua sarana dan prasarana
pendukung layanan perpustakaan.
“Tata ruang perpustakaan sekolah adalah pengaturan ruangan dan
bagian-bagian yang berada didalamnya seperti perabotan dan peralatan
perpustakaan sekolah harus ditata secara rapi dan sesuai dengan fungsinya
masing-masing serta dapat memudahkan proses kegiatan pelayanan di
perpustakaan.”33
“Menurut bafadal tata ruang perpustakaan sekolah adalah penataan
atau penyusunan segala fasilitas perpustakaan sekolah di ruang atau
gedung yang tersedia.”34
Berdasarkan beberapa teori yang telah dikemukakan diatas dapat
kita pahami bahwa tata ruang perpustakaan sekolah adalah pengaturan atau
penyusunan peralatan dan perabotan perpustakaan sekolah agar sesuai dan
menunjangn proses pembelajaran di suatu lembaga pendidikan atau
sekolah, dengan tujuan untuk mempermudah siswa atau pengguna
perpustakaan untuk mencari maupun membaca buku serta layanan
perpustakaan sekolah lainnya
b. Tujuan Tata Ruang Perpustakaan Sekolah
Pelaksanaan tugas dan fungsi perpustakaan dapat diatur secara
tertib dan lancar. Dengan demikian komunikasi baik antar petugas
perpustakaan (pustakawan) maupun pengguna perpustakaan akan semakin
lancar, sehingga koordinasi dan pengawasan semakin mudah serta
mendapatkan pencapaian efisiensi dan kenyamanan kerja. Tata atau
penataan ruang perpustakaan bertujuan untuk :
33
Pawit M. Yusuf, & Yaya Suhendar, Opchit , h.98 34
Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : PT Bumi Aksara 2016)
Cet.11 h.163
24
1) Memperoleh efektivitas kegiatan dan efisiensi waktu, tenaga dan
anggaran.
2) Menciptakan lingkungan yang aman suara, nyaman cahaya, nyaman
udara dan nyaman warna.
3) Meningkatkan kualitas pelayanan.
4) Meningkatkan kinerja petugas perpustakaan.35
“Tujuan didirikannya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari
tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhan, yaitu
untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa
atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan
menengah”36
Dapat dipahami secara umum perpustakaan sekolah bertujuan
untuk menunjang ketercapaian tujuan pendidikan di sekolah, dengan
memberikan fasilitas untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
wawasan, dengan demikian tujuan tata ruang perpustakaan sendiri untuk
memudahkan pelaksanaan fungsi dan tujuan perpustakaan sekolah
tersebut, dengan meminimalisir aktivitas yang sia-sia karena masalah jarak
atau tata letak yang tidak efesien dan sebagainya
c. Asas-asas Tata Ruang Perpustakaan Sekolah
Di samping tujuan tata ruang perpustakaan yang harus dicapai,
perlu juga diperhatikan asas-asas tata ruang, agar penataan dan
pemanfaatan ruangan dapat tertata dengan baik. Adapun asas– asas tata
ruang antara lain:
1) Asas jarak yaitu suatu susunan tata ruang yang memungkinkan proses
penyelesaian pekerjaan dengan menempuh jarak yang paling pendek.
Artinya setiap perabotan dan peralatan yang di tata dalam perpustakaan
harus saling terintegrasi atau terhubung dengan jarak yang paling
efektif, sehingga pengunjung tidak kesulitan dalam memanfaatkan
35
M. Azwar & Agung Nugraha, Opchit, h.60 36
Rizal Saiful Haq dkk. Opchit, hal. 3
25
layanan perpustakaan. Jarak antara rak buku dengan meja baca harus
dekat, pintu masuk dan tempat penyimpanan barang harus terhubung
dan sebagainya
2) Asas rangkaian karya yaitu suatu tata ruang yang menempatkan tenaga
dan alat dalam suatu rangkaian yang sejalan dengan urutan
penyelesaian pekerjaan yang bersangkutan. Dengan kata lain
penyusunan tata ruang perpustakaan harus sesuai dengan pelayanan
yang ada dan harus sesuai rangkaian layanan. Dimulai dari pintu
masuk kemudian ke meja petugas perpustakaan menuju rak buku
kemudian meja baca hingga tempat peminjaman buku.
3) Asas pemanfataan yaitu tata susunan ruang yang memanfaatkan
sepenuhnya ruang yang ada.37
Penataan ruang perpustakaan harus
seefesien mungkin sehingga tidak ada ruang yang tidak digunakan.
Dengan kata lain, kita sebagai pustakawan atau orang yang memiliki
kebijakan dalam mengatur tata ruang perpustakaan tidaklah sembarangan
dalam menentukan tata ruang, melainkan harus sesuai dengan dasar atau
asas penataan. Seperti jaraka antara satu rak dengan rak lain atau dengan
meja sirkulasi harus efesien, kemudian dimulai dari pintu masuk hingga
keluar kembali harus satu rangkaian sehingga pengunjung tidak bingung
dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan sekolah, dan terakhir tentunya
jangan sampai ada ruangan yang tidak dimanfaatkan dengan baik, karena
semua ruangan di perpustakaan pasti dapat digunakan sepertu untuk ruang
baca atau ruang lainnya.
d. Aspek Penataan Ruang Perpustakaan
Agar perpustakaan dapat menghasilkan penataan ruang yang
optimal dan dapat menunjang kelancaran tugas perpustakaan dalam
memberikan pelayanan, sebaiknya pustakawan perlu memperhatikan aspek
penataan ruang perpustakaan berikut ini :
1) Aspek fungsional
37
M. Azwar & Agung Nugraha, Opchit, h.60
26
Artinya bahwa penataan ruang harus mampu mendukung kinerja
perpustakaan secara keseluruhan baik bagi petugas perpustakaan
maupun bagi pemakai perpustakaan. Penataan yang fungsional dapat
tercipta jika antar ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan
arus barang (bahan pustaka) dan peralatan lainnya serta arus dan
pergerakan pemakai perpustakaan dapat mengalir dengan lancar. Antar
ruang saling mendukung sehingga betul-betul tercipta fungsi penataan
ruangan secara optimal. Kesan antar ruang yang saling mendukung
jika alur antar ruangan tersebut putus yang disebabkan oleh bagian titik
layanan dan titik kegiatan tidak sinkron dengan pergerakan arus buku
(bahan pustaka) ataupun arus pengguna, sebagai konsekuensi dari
kegiatan perpustakaan.
2) Aspek psikologis pengguna
Psikologis pengguna perlu diperhatikan. Penataan ruangan bisa
mempengaruhi aspek psikologi pengguna perpustakaan. Dilihat dari
aspek ini tujuan penataan ruangan adalah agar pengguna perpustakaan
bisa nyaman, leluasa bergerak di perpustakaan, merasa tenang. Kondisi
ini dapat diciptakan melalui penataan ruangan yang harmonis dan
serasi, termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan. Pilihan
warna dinding juga dapat mempengaruhi rasa tenang. Karena
perpustakaan memerlukan susasana yanh tenang, maka pilihan warna
dasar ruangan hendaknya jangan terlalu tajam dan menyolok. Warna
yang netral dan tenang sangat menunjang suasana tenang di
perpustakaan.
3) Aspek estetika
Aspek estetika perlu mendapat perhatian. Keindahan penataan
ruangan salah satunya bisa melalui penataan ruang dan perabot yang
digunakan. Penataan ruang yang serasi, bersih dan tenang bisa
mempengaruhi kenyamanan pengguna perpustakaan untuk berlama-
lama berada di perpustakaan.
27
4) Aspek keamanan bahan pustaka
Dalam kaitan penataan ruangan, keamanan bahan pustaka bisa
dikelompokkan dalam dua bagian. Pertama faktor keamanan bahan
pustaka dari akibat kerusakan secara alamiah, dan kedua adalah faktor
kerusakan atau kehilangan bahan pustaka karena faktor manusia.
Penataan ruang perpustakaan harus memperhatikan kedua faktor
tersebut. Hindari masuknya sinar matahari secara langsung dengan
intensitas cahaya yang tinggi, apalagi bila sampai mengenai koleksi
perpustakaan. Demikian juga penataan ruangan yang fungsional
mampu menciptakan peengawasan terhadap keamanan koleksi
perpustakaan secara tidak langsung dari keruskan faktor manusia.38
e. Dekorasi, Penerangan dan Ventilasi
Selain kondisi tata ruang yang dapat mempengaruhi keberhasilan
perpustakaan sekolah, dekorasi perpustakaan sekolah juga sangat penting
keberadaannya sehingga dapat membuat pemustaka menghabiskan waktu
yang lama di dalam perpustakaan.
Sekadar gambaran nilai dekoratif dari ruangan perpustakaan
sekolah yang baik antara lain mensyaratkan hal-hal sebagai berikut :
1) Warna cat untuk ruangan tidak menyilaukan mata, namun juga tidak
suram.
2) Dekorasi dibuat dengan sederhana namun tetap menarik atau
mempunyai nilai estetika yang tinggi.
3) Sejumlah lukisan dinding yang bagus, penempatan globe yang ditata
indah, dan rapih di tenpat, juga bisa menambah nilai artistic ruang
perpustakaan.
Selain dekorasi, penerangan juga perlu diperhatikan sehingga tidak
terjadi penurunan gairah membaca atau membuat silau. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara menghindari sinar matahari langsung serta memilih
jenis lampu yang dapat memberikan sifat dan taraf penerangan yang tepat
dengan kebutuhan, misalnya lampu pijar dapat memberikan cahaya
38
Darmono, Opchit, h. 234-235
28
setempat, lampu TL/PL/Fluorescent memberikan cahaya yang merata dan
lampu sorot yang memberikan cahaya yang terfokus pada obyek tertentu
Adapun mengenai velintasi udara, yang penting diusahakan agar
ruangan tidak engap. Lubang-lubang angin perlu dibuat dengan jumlah
yang cukup sehingga udara bisa masuk secarac leluasa. Melalui lubang
angin ini juga perputaran oksigen di dalam ruangan perpustakaan dengan
di luar bisa lebih lancar.39
Ventilasi dalam perpustakaan harus diperhatikan selain untuk
petugas juga diperlukan untuk bahan pustaka. Ada 2 macam sistem
ventilasi, yaitu sebagai berikut :
1) Ventilasi Pasif
Ventilasi yang didapat dari alam caranya membuat lubang angin
atau jendela pada sisi dinding yang berhadapan serta sejajar dengan
arah angin local. Luas lubang angin atau jendela diusahakan sebanding
persyaratan dan fasilitas ruang (10 % dari luas ruang yang
bersangkutan). Bila menggunkan ventilasi pasif seperti ini sebaiknya
rak tidak ditempatkan dekat jendela demi keamanan koleksi dan
terhindar dari sinar matahari langsung.
2) Ventilasi aktif
Ventilasi aktif adalah menggunakan sistem penghawaan buatan
yaitu menggunakan AC ( Air Conditioning). Karena temperature dan
kelembaban ruang perpustakaan yang kontans maka dapat menjaga
keawetan koleksi dan peralatan tertentu seperti koleksi langka, pandang
dengan dan computer.40
Untuk meningkatkan minat dan antusias siswa agar berkunjung ke
perpustakaan sekolah, kita bisa memberikan daya tarik tersendiri dari
dekorasi dan hal detail lainnya di perpustakaan. Dekorasi perpustakaan
yang monoton dan membosankan tidak akan membuat siswa merasa
39
Pawit dan M. Yusuf, Opchit, hal. 101 40
Aa Kosasih, “Tata Ruang, perabot dan Perlengkapan Sekolah”, Artikel Pustakawan
Universitas Negri Malang UM (November 2009) h.9-10
29
nyaman di perpustakaan sehingga perlu dekorasi perpustakaan yang kreatif
dan menarik, kemudian hal detail seperti penerangan dan ventilasi harus
diperhatikan dengan baik karena kita bertujuan untuk memuaskan
pengunjung perpustakaan, penerangan dan ventilasi udara dapat
disesuaikan dengan kondisi wilayah sekolah berada, apakah cuacanya
panas atau dingin dan sebagainya.
f. Penataan Ruang Perpustakaan Sekolah
Penataan ruang ruangan perpustakaan sangat di butuhkan untuk
mengoptimalkan segala bentuk kegiatan dan pelayanan yang ada di dalam
perpustakaan. Pemanfaatan yang diharapkan dicapai melalui penataan
ruang perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut.
1) Dapat menciptakan suasana aman, nyaman, dan menyenangkan untuk
belajar, baik bagi siswa, guru, dan pengunjung lainny.
2) Mempermudah siswa, guru, dan pengunjung lainnya dalam
memperoleh bahan-bahan pustaka yang diinginkan.
3) Petugas perpustakaan sekolah mudah memproses bahan pustaka,
memberikan pelayanan, dan melakukan pengawasan.
4) Bahan-bahan pustaka aman dari segala sesuatu yang dapat
merusaknya.
5) Memudahkan petugas perpustakaan sekolah dalam melakukan
perawatan terhadap semua perlengkapan perpustakaan sekolah.41
Penataan ruang perpustakaan sekolah merupakan salah satu hal yang
harus dilakukan dalam konsep tata ruang perpustakaan, ruangan-ruangan
yang ada diperpustakaan tidak bisa ditentukan dengan sembarang,
melainkan harus berdasarkan asas fungsional dari ruangan tersebut. karena
penataan ruang perpustakaan yang baik akan memudahkan semua pihak,
baik siswa sebagai pengunjung, guru dan pustakawan sendiri.
41
Ibid,h.210
30
g. Sarana dan Prasarana Perpustakaan
Pada saat membahas tata ruang sebuah perpustakaan maka tidak
terpisahkan dengan pembahasan aspek peralatan dan perlengkapan yang
akan digunakan perpustakaan tersebut. Penataan ruang perpustakaan yang
memenuhi syarat estetika yang nyaman dan baik harus didukung oleh
peralatan dan perlengkapan yang ergonomis. Meskipun tata ruangnya
bagus namun bila dalam melaksanakan tugasnya menggunakan
perlengkapan yang tidak sesuai, maka tujuan penataan ruang untuk
mewujudkan ruangan yang fungsional tidak akan tercapai. Demikian pula
sebaliknya, apabila perlengkapan yang dipakai tidak sesuai dengan desain
tata ruangnya maka pengguna tidak merasa nyaman berada didalam
perpustakaan.
Faktor kenyamanan dan fasilitas yang baik harus benar-benar
diperhatikan sehingga dapat mempengaruhi psikolgi pengguna
perpustakaan agar minat bacanya meningkat42
Penyediaan sarana dan prasarana di perpustakaan merupakan hal
yang penting karena dapat menunjang kelancaran kegiatan perpustakaan
secara optimal sehingga tugas dan fungsi perpustakaan sekolah dapat
terlaksana dengan baik.
1) Gedung/ruang perpustakaan
Gedung atau ruangan perpustakaan adalah bangunan yang
sepenuhnya diperuntukkan bagi seluruh aktivitas sebuah
perpustakaan. Disebut gedung apabila merupakan bangunan besar dan
permanen, terpisah pergerakan manusia sebagai pengguna
perpustakaan, daerah konsentrasi manusia, daerah konsentrasi
buku/barang, dan titik-titik layanan yang diberikan oleh perpustakaan.
Perpustakaan sekolah yang dilengkapi secara tepat hendaknya
memiliki karakteristik sebagai berikut: (a) rasa aman (b) pencahayaan
yang baik (c) didisain untuk mengakomodasi perabotan yang kokoh,
42
Eka susanti dan budiono, “Desain Interior Perpustakaan sebagai Sarana Edukasi dan
Hiburan dengan Konsep Post Modern”, Jurnal Sains dan Pomits, Vol. 3, No.1
31
tahan lama dan fungsional, serta memenuhi persyaratan ruang,
aktivitas dan pengguna perpustakaan (d) didisain untuk menampung
persyaratan khusus populasi sekolah dalam arti cara paling restriktif.
(e) didisain untuk mengakomodasi perubahan pada program sekolah,
program pengajaran , serta perkembangan teknologi audio, video dan
data yang muncul. (f) didisain untuk memungkinkan penggunaan,
pemeliharaan serta pengamanan yang sesuai menyangkut perabotan,
peralatan, alat tulis kantor dan materi. (g) dirancang dan dikelola
untuk menyediakan akses yang cepat dan tepat waktu ke aneka ragam
koleksi sumber daya yang terorganisasi. (h) dirancang dan dikelola
sehingga secara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalam hiburan
serta pembelajaran, dengan panduan dan tanda tanda yang jelas dan
menarik.43
Perpustakaan menyediakan gedung/ruang yang cukup untuk
koleksi, staf dan pemustakanya dengan ketentuan bila 3 sampai 6
rombongan belajar seluas 112 M2, 7 sampai 12 rombongan belajar
seluas 168 M2, 13 sampai 18 rombongan belajar seluas 224 M2, 19
sampai 24 rombongan belajar seluas 280 M2. Lebar minimal ruang
perpustakaan 5 M2.
Perpustakaan menyediakan sarana perpustakaan
sekurangkurangnya meliputi ; Rak buku (10 buah), Rak majalah (1
buah), Rak majalah (1 buah), Rak surat Kabar (1 buah), Meja baca
(10 buah), Kursi baca (20 buah), Kursi kerja (3 buah), Meja kerja (3
buah), Lemari katalog (1 buah), Lemari (1 buah), Papan pengumuman
(1 buah), Meja sirkulasi (1 buah), Majalah dinding (1 buah), Rak
buku referensi (1 buah), Perangkat komputer dan mejanya untuk
keperluan administrasi (1 buah), Perangkat komputer, meja dan
fasilitas akses internet untuk keperluan pemustaka (1 buah), Perangkat
komputer, meja dan fasilitas katalog publik online untuk keperluan
43
Aa Kosasih, “Tata Ruang, perabot dan Perlengkapan Sekolah”, Artikel Pustakawan
Universitas Negri Malang UM (November 2009) h.3-4
32
pemustaka (1 buah), TV (1 buah), Pemutar VCD/DVD (1 buah),
Tempat sampah (3 buah), Jam dinding (2 buah)44
2) Perlengkapan Ruang Perpustakaan Sekolah
Dalam upaya menjalankan fungsi dan mencapai tujuan
perpustakaan secara optimal maka selain peralatan, dibutuhkan pula
beberapa jenis perlengkapan. Perlengkapan perpustakaan adalah
barang-barang yang diperlukan staf dan pustakawan didalam
perpustakaan sebagai penunjang fungsi perpustakaan. Guna
mendapatkan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan staf dan
pengguna perpustakaan maka dimungkinkan dalam kegiatan
pengadaan perlengkapan perpustakaan mempergunakan jasa seorang
konsultan interior. Adapun peranan konsultan interior tersebut dapat
membatu pihak perpustakaan dalam menentukan beberapa hal berikut
ini:
a) Inventarisasi perlengkapan/perabot yang ada dan masih dapat
dimanfaatkan
b) Kapasitas ruang yang tersedia
c) Spesifikasi perlengkapan yang dibutuhkan
d) Rencana tata ruang perpustakaan
e) Membantu memilih perlengkapan yang ditawarkan pihak luar
Peralatan perpustakaan merupakan barang-barang yang
diperlukan secara langsung dalam mengerjakan segala tugas/kegiatan
di perpustakaan. Yang termasuk dalam perlengkapan perpustakaan
seperti : buku pedoman perpustakaan, buku klasifikasi, kartu katalog,
buku induk, kantong buku, lembar tanggal kembali, label, cap
inventaris, cap perpustakaan, bak stempel, kartu pemesanan, mesin
ketik/komputer, ATK, selotip, lem, dll.
3) Perabotan Perpustakaan Sekolah
Perabot perpustakaan adalah sarana pendukung atau perlengkapan
perpustakaan sekolah yang digunakan di perpustakaan. Untuk
44
Standar Nasional Perpustakaan Sekolah 2011
33
mendukung fungsi dan tujuan perpustakaan agar dapat optimal
dibutuhkan perabotan sebagai berikut:
a) Perabot Penyimpanan Koleksi
Beberapa perabot yang biasa digunakan untuk menyimpan koleksi
perpustakaan antara lain, rak buku, rak majalah, rak surat kabar,
meja/rak atlas.
Ada tiga macam rak buku yang perlu disediakan oleh perpustakaan
sekolah, yakni; rak buku satu muka, rak buku dua muka, dan rak
buku rendah
I. Rak buku satu muka
Tinggi rak ; 185 cm terdiri atas 6 papan rak; Lebar 100 cm;
Dalam : 20-21 cm untuk rak buku biasa; atau 25 cm untuk
buku-buku referensi.
II. Rak buku dua muka
Tinggi: 18 cm; Lebar: 100 cm; Dalam 40 cm (untuk
menyimpan buku dari dua muka; Tebal: 2 cm
III. Rak buku Rendah
Tinggi : 130 cm terdiri atas 4 papan rak ; Lebar : 100 cm;
Dalam : 20-21 cm; Tebal : 2,5 cm
b) Perabot Area Membaca dan Mengakses Informasi
Beberapa perabot untuk membaca dan memperoleh informasi
antara lain, meja baca di mana pemilihan jenis meja sangat
tergantung dari luas ruangan perpustakaan dan papan-display yang
dapat digunakan untuk memamerkan informasi buku yang baru
datang.
c) Perabot Area Layanan
Pada area ini dibutuhkan meja dan kursi yang nyaman, untuk
menyimpan peralatan administrasi dan untuk menyimpan koleksi
yang baru dating yang belum diolah. Perabot area layanan antara
34
lain, meja sirkulasi, meja kerja pepustakaan, almari kabinet, almari
katalog, kereta buku45
Yang terpenting dari adanya tata ruang perpustakaan
sekolah adalah sebagai berikut:
a) Pintu masuk dan keluar yang digunakan untuk lalu lintas
pengunjung perpustakaan hanya satu.
b) Meja peminjaman perlu ditempatkan dekat pintu masuk.
c) Lemari katalog ditempatkan di samping atau di depan meja
peminjaman.
d) Rak-rak buku berada di pinggir, bergandengan dengan dinding
sehingga pengamatan kepadanya dapat dijangkau dari meja
peminjaman.
e) Di sekitar rak buku perlu disediakan meja baca atau meja
belajar
f) Ruang referensi sebaiknya terpisah dengan ruangan koleksi
yang dipinjamkan.
g) Penempatan perabot dan peralatan perpustakaan yang lainnya
disesuaikan dengan kondisi dan fungsinya masing-masing.46
Jenis perabotan dan perlengkapan yang perlu disediakan oleh
perpustakaan sekolah sebagaimana ditetapkan oleh Perpustakaan
Nasional RI (1998/1990) meliputi sepuluh jenis, yakni; rak buku, rak
majalah, lemari katalog, meja dan kursi sirkulasi, meja dan kursi baca,
meja kerja dan kursi kerja petugas, rak surat kabar, rak atlas, dan
kamus papan pengumuman, dan laci tempat penitipan barang.
h. Kegiatan Perpustakaan Sekolah
Fungsi perpustakaan harus dapat benar-benar sejalan dengan
lembaga penaungnya. Perannya harus lebih aktif dan dinamis serta
servisnya harus dapat memuaskan pemustaka. Penataan ruang yang
diciptakan memiliki keterkaitan dengan kegiatan perpustakaan sekolah.
Sebagaimana yang sudah disebutkan dalam aspek fungsional, bahwa
penataan ruang harus mampu mendukung kinerjaperpustakaan secara
keseluruhan baik dalam kegiatan teknis mupun kegiatan pemustaka.
45
Darmono, Opchit, h. 248. 46
Pawit M, Yusuf dan Yaya Suhendar, Opchit, h. 99.
35
Perpustakaan merupakan pemberi jasa yang bergerak pada kegiatan
pelayanan. Dalam kegiatan pelayanan yang diberikan oleh perpustakaan
dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) Kelompok kegiatan kerja pelayanan teknis, yaitu kegiatan kerja yang
dilakukan untuk melaksanakan pelayanan informasi dalam program
pelayanan teknis, yang terdiri atas kegiatan kerja pengadaan,
inventarisasi, klasifikasi, katalogisasi, dan pemeliharaan koleksi.
2) Kelompok kegiatan kerja pelayanan pemakai, yaitu kegiatan kerja
yang dilakukan untuk melaksanakan pelayanan informasi dalam
program pelayanan pemakai, yang terdiri atas kegiatan kerja sirkulasi
koleksi, pelayanan referensi, pendidikan pemakai, dan penyebarluasan
informasi.
3) Kelompok kegiatan kerja pelayanan admisistrasi, kegiatan-kegiatan
kerja yang dilaksanakan untuk mendukung secara administrasi
kelancaran seluruh kelompok kegiatan kerja di perpustakaan perguruan
tinggi, kelompok kegiatan meliputi kegiatan administrasi
ketatausahaan, administrasi perlengkapan, administrasi keuangan,
administrasi kerumahtanggaan dan administrasi kepegawaian
4) Kelompok kegiatan kerja pengelolaan, yaitu kegiatan kerja yang
dilakukan untuk menyelaraskan semua kelompok kegiatan kerja
sehingga berjalan harmonis dan terpadu.47
Perpustakaan sekolah harus mencakup berbagai kegiatan secara
luas dan harus berperan penting guna mencapai misi dan visi sekolah.
Semuanya harus ditujukan untuk melayani pengguna potensial di dalam
komunitas sekolah dan guna memenuhi kebutuhan tertentu dan berbeda-
beda dari berbagai kelompok sasaran. Kepuasan para pengguna
perpustakaan tergantung pada kemampuan perpustakaan sekolah dalam
mengdentifikasi kebutuhan pengguna perorangan maupun kelompok, serta
kemampuan perpustakaan sekolah untuk mengembangkan berbagai jasa
47
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Perpustakaan Sekolah, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 1979), h, 4.
36
perpustakaan yang mencerminkan kebutuhan perubahan di komunitas
sekolah.48
Siswa dapat menggunakan perpustakaan untuk berbagai keperluan.
Perpustakaan harus dapat dirasa sebagai lingkungan pembelajaran yang
tidak menakutkan, bebas, terbuka tempat murid dapat mengerjakan semua
tugas, baik perorangan maupun perkelompok. Aktifitas siswa di
perpustakaan pada umumnya sebagai berikut : a) pekerjaan rumah
tradisional, b) pekerjaan proyek dan tugas pemecahan masalah, c) mencari
dan menggunakan informasi, d) membuat laporan dan karya untuk
disajikan di depan guru atau murid.49
Semua jenis kegiatan yang perlu ditampung, merupakan suatu
interpretasi dari program perpustakaan dalam hubungannya dengan
kebutuhan/persyaratan ruangan yang harus disediakan oleh perpustakaan
sekolah. Para siswa dalam kegiatan proses belajar akan melakukan
berbagai kegiatan penyelidikan, seperti eksperimen, berdiskusi dan
kegiatan lainnya baik di dalam kelas maupun di luar kelas yang
mendorong ke arah pemikiran yang produktif dan kritis. Untuk itu
penataan ruangan perpustakaan sangat dibutuhkan dalam mengoptimalkan
semua kegiatan di perpustakaan. Berorientasi pada kepentingan dan
kepuasan pemustaka, di mana layanan perpustakaan agar dapat dilakukan
secara prima mulai dari penyiapan sampai penyajian informasi sehingga
pemustaka dapat memperoleh informasi yang diperlukan.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian pustaka yang telah penulis paparkan mengenai
pengaruh tata ruang perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa, dapat
dipahami bahwa minat baca sangat penting untuk meningkatkan pengetahuan
dan pencapaian tujuan pendidikan, perpustakaan dapat menjadi wahana
peningkatan minat baca siswa di sekolah. Agar peserta didik lebih antusias
48
IFLA/UNESCO, “Pedoman Perpustakaan Sekolah.” h. 19. 49
Ibid, h.21
37
dan minat untuk membaca harus didukung oleh perpustakaan yang sesuai
standar. Karena dengan meningkatkan minat baca siswa dari salah satu foktor
yang mendukung seperti perpustakaan siswa melihat tata ruang yang
disiapkan oleh perpustakaan baik sarana prasarana maupun lainnya.
Dalam tata ruang perpustakaan jika tertata dengan rapih sesuai dengan
prosedur perpustakaan sekolah baik disarana prasarana, dan lain-lain, agar
menciptakan suasana yang kondusif dan nyaman bagi pembaca agar pembaca
merasa tidak bosan dengan membaca didalam perpusatakaan yang tata
ruangnya tersusun dengan baik dan sesuai dengan standar perpustakaan
sekolah. Tujuan umum perpustakaan yaitu menjadikan perpustakaan nyaman,
tidak bising dari lingkungan sekitar dan lain-lain. Dimana dalam tujuan tata
ruang perpustakaan didukung dengan berbagai asas-asas tata ruang
perpustakaan dan aspek-aspek tata ruang perpustakaan, dari berbagai macam
asas dan aspek yang bertujuan untuk menjadikan perpustakaan yang baik agar
dapat meingkatkan minat baca siswa. Minat baca siswa dapat dikatakan seperti
kecenderungan hati dan perasaan untuk melihat, melisankan, mengerti, dan
memahami isi dari apa yang tertulis serta adanya keinginan yang kuat disertai
usaha-usaha seseorang untuk membaca yang mengandung aspek kognitif dan
afektif.
Penulis beranggapan bahwa adanya hubungan yang signifikan antara
tata ruang perpustakaan sekolah dengan minat baca siswa. Semakin bagus tata
ruang perpustakaan sekolah maka semakin tinggi minat baca siswa dan
sebaliknya jika semakin kurang tata ruang perpustakaan sekolah maka
semakin rendah minat baca siswa.Gambar bagan kerangka berfikir dapat
dilihat sebagai berikut :
Terhadap
Variabel X Variabel Y
38
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berfikir di atas penulis mengajukan hipotesis
dalam penelitian ini adalah.:
Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang perpustakaan
sekolah dengan minat baca siswa di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara tata ruang perpustakaan
sekolah dengan minat baca siswa di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
E. Penelitian yang Relevan
1. Triyona Febri Guwantoro. Program Studi Ilmu Perpustakaan, Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Dengan judul
penelitian tata ruang perpustakaan Adzkia Islamic School dalam kegiatan
perpustakaan. Penelitian ini membahas tentang kebijakan dan upaya
sekolah dalam mengatur tata ruang perpustakaan untuk menunjang
kegiatan di perpustakaan sekolah. Persamaan dengan penelitian ini terletak
pada varibael yang diteliti yaitu tentang tata ruang perpustakaan sekolah,
kemudia perbedaannya pada metode kualitatif dan tempat penelitian,
karena peneliti menggunakan metode kuantitatif.
2. Ilona Rezky, Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan
Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2011. Dengan judul penelitian
Persepsi Siswa terhadap Tata Ruang Perpustakaan Sekolah di SMA
Labschool Kebayoran. Penelitian ini membahas tentang bagaimana
pengaruh persepsi atau pendapat siswa tentang tata ruang perpustakaan di
SMA Labschool Kebayoran. Penelitian ini dititikberatkan pada persepsi
dan tata ruang perpustakaan sedangkan peneliti akan membahas pengaruhh
tata ruang perpustakaan sekolah terhadap minat baca siswa. Persamaan
penelitian relevan dengan penelitian penulis terletak pada variabel tata
ruang perpustakaan sekolah, dan berbeda pada jumlah variabel dan metode
kuantitatif yang penulis gunakan.
3. Djehan Fitri Safira, Program Studi Manajemen Pendidikan, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2014. Dengan judul penelitian Pengaruh Promosi
Jasa Layanan Perpustakaan terhadap Minat Baca di SMA Negeri 3.
39
Penelitian ini membahas tentang jenis jasa layanan perpustakaan seperti
program-program yang dilakukan perpustakaan dalam menumbuhkan
minat baca siswa, perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti lakukan
yaitu pada variabel tata ruang perpustakaan. Persamaan dengan penelitian
ini terletak pada metode yaitu kuantitatif dan variabel minat baca,
sedangkan perbedaannya pada variabel bebas yaitu persepsi dengan tata
ruang perpustakaan sekolah.
40
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian mengenai pengaruh tata ruang perpustakaan sekolah
terhadap minat baca ini dilaksanakan di SMA Negeri 4 Kota Tangerang
Selatan, jalan WR. Supratman Komp. Pertamina Pondok Ranji, Ciputat Timur,
Kota Tangerang Selatan
2. Waktu Penelitian
Waktu kegiatan penelitian dimulai pada bulan Maret 2019 sampai
dengan November 2019, dengan melalui beberapa proses. Meliputi proses
dari pemilihan judul kemudian dilanjut dengan permohonan observasi di
Sekolah hingga melakukan studi penelitian untuk mendapatkan data yang
dibutuhkan. Kemudian penyebaran angket dan pengumpulan data untuk
mendapatkan data dan peneliti mengolah data tersebut. Tahap terakhir
adalah mendeskripsikan hasil penelitiannya dalam bentuk penelitian
skripsi.
Tabel 3.1 Kegiatan Penyusunan Skripsi
No Kegiatan Bulan
Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov
1 Observasi Pendahuluan
2 Bimbingan dengan
dosen pembimbing
3 Pembuatan instrumen
penelitian
4 Penyebaran angket
5 Pengolahan data dan
Penyusunan laporan
6 Sidang Skripsi
41
B. Variabel Penelitian
“Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”50
Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan, menurut hubungan antara satu variabel dengan
variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian ini yaitu :
1. Variabel Independen: variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, antecedent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai
variabel bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen
(terikat), biasanya dilambangkan dengan variabel X
2. Variabel Dependen: sering disebut sebagai variabel terikat, variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas, biasanya dilambangan dengan variabel Y
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan dikaji yaitu :
1. Variabel X yang biasa dikenal dengan istilah variabel bebas (Independen
Variabel) yaitu “Tata Ruang Perpustakaan Sekolah”.
2. Variabel Y yang biasa dikenal dengan istilah variabel terikat (Dependen
Variabel) yaitu “Minat Baca Siswa”.
C. Metode Penelitian
Penelitian kuantitatif menurut Uhas Saputra adalah “penelitian yang
menggunakan angka-angka yang dijumlahkan sebagai data yang kemudian
dianalisis, metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang
dimaksudkan untuk menjelaskan fenomena dengan menggunakan data-data
numeric, kemudian dianalisis yang umumnya menggunakan statistik.”51
Dalam pengumpulan sebuah data peneliti terjun langsung kelapangan atau
lokasi penelitian untuk mendapatkan data yang diperlukan. Penelitian ini
50
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatana Kuantitatif, Kualitatif, R&D, (Bandung : Alfabeta, 2015) h. 61
51 Uhar Suharsaputra, Metode Penelitian, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2012) h.49
42
menggunakan analisis deksriptif kuantitatif. Setelah disebar, kemudian apabila
data yang butuhkan telah terkumpul, maka data tersebut selanjutnya dianalisa
dengan menggunakan teknik analisa statistik. Analisis masing-masing variabel
akan dihitung menggunakan bantuan program SPSS 23.0 for window.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Sugiyono “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.52
Populasi disini dibagi menjadi 2 yaitu populasi target
dan terjangkau, populasi target dalam penelitian ini adalah seluruh siswa
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan yang berjumlah 990 siswa.
Sedangkan populasi terjangkau adalah siswa kelas XII yang berjumlah
313, dengan tidak dimasukannya siswa kelas X dan XI, karena kondisi
psikologis kelas lebih stabil dibandingkan dengan kelas X yang masih
harus beradaptasi dan kelas XI yang belum sering mengunjungi
perpustakaan. Adapun perincian sebagai berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Siswa SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
Kelas P L Total
X 195 142 338
XI 195 144 339
XII 178 135 313
Jumlah Siswa 568 421 990
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut, Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan
52
Sugiyono, Op Cit, h. 80
43
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang
diambil dari populasi itu.53
Adapun pengambilan sampel penelitian ini dari
jumlah populasi pada penelitian yaitu 313 siswa kelas XII SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan, berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel yang
dikembangkan oleh Isaac dan Michael peneliti menentukan jumlah sampel
dengan tabel tersebut. Yaitu dengan menentukan sampel dengan tingkat
kesalahan 5%, rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang
dikembangkan oleh Isaac dan Michael adalah:
ƛ2 dengan dk = 1, taraf kesalahan 5%
P = Q = 0,5. d = 0,05. s = jumlah sampel
Dari tabel penentuan sampel dengan taraf kesalahan 5% dapat
diketahui jumlah sampel pada penelitian ini yaitu sejumlah 167 siswa
SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan dan sampel untuk uji coba
sejumlah 20 siswa SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan.
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuisioner (Angket)
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.54
Dalam penelitian ini, angket diberikan
kepada siswa sebagai responden yang berjumlah 167 orang.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert sebagai skala
pengukurannya. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat,
dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik
53
Ibid, h. 81 54
Ibid, h. 142
44
tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa pertanyaan
atau pernyataan.55
Dalam skala likert, bobot nilai ada yang memiliki
gradasi yang sangat positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-
kata antara lain:
Tabel 3.3 Skala Penilitian
No Alternatif Jawaban Bobot Skor
(+)
Bobot Skor
(-)
1 Sangat Setuju 5 5
2 Setuju 4 4
3 Kadang-Kadang 3 3
4 Tidak Setuju 2 2
5 Sangat Tidak Setuju 1 1
2. Studi Dokumentasi
Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang
didokumentasikan oleh pihak sekolah. Dokumentasi ini digunakan untuk
memperoleh data yang didokumentasikan oleh pihak Sekolah, data awal
berupa Sejarah, Visi Misi, jumlah siswa penataan ruang perpustakaan
sekolah, kondisi sarana prasarana sekolah, dan lingkungan sekolah.
F. Instrumen Penelitian
1. Variabel Tata Ruang Perpustakaan Sekolah (X)
a. Definisi Konseptual Tata Ruang Perpustakaan Sekolah
Secara konseptual tata ruang perpustakaan sekolah adalah
pengaturan ruangan dan bagian-bagian yang berada didalamnya seperti
perabotan dan peralatan perpustakaan sekolah harus ditata secara rapi
dan sesuai dengan fungsinya masing-masing serta dapat memudahkan
proses kegiatan pelayanan di perpustakaan.
b. Definisi Operasional Tata Ruang Perpustakaan
Secara operasional yang dimaksud tata ruang perpustakaan
sekolah adalah merupakan sebagai salah satu cara untuk menciptakan
suasana kondusif dan menyenangkan dalam perpustakaan dengan
upaya penyusunan perabot dan perlengkapan perpustakaan pada tata
55
Ibid, h. 104
45
letak dan susunan yang tepat serta pengaturan tempat kerja sehingga
memberi kepuasan kerja para pustakawan dan penggunaan
perpustakaan secara efisien dan efektif disebuah perpustakaan.
c. Kisi-kisi Instrumen
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Variabel Tata Ruang Perpustakaan
Variabel Indikator Sub Indikator Item
Tata Ruang
Perpustakaan
1. Aspek Fungsional a. Peletakan ruangan
perpustakaan di sekolah
b. Fungsi penempatan pintu
masuk dan keluar
perpustakaan
c. Fungsi penempatan meja
peminjaman
d. Kemudahan dalam mencari
buku/referensi
e. Penempatan referensi
f. Penempatan perabotan dan
perlengkapan
1, 2, 3
4, 5, 6
7, 8
9, 10, 11
12, 13, 14
15, 16, 17
2. Aspek Estetika a. Variasi warna dinding
b. Dekorasi dinding
c. Hiasan ruangan
18, 19
20, 21, 22
23, 24
3. Aspek Psikologi a. Ruangan yang bersih
b. Pengaturan ventilasi udara
c. Situasi perpustakaan yang
tenang
25, 26
27, 28
29, 30
4. Aspek Keamanan
Bahan Pustaka
a. Keamanan bahan pustaka
dari faktor alam
b. Keamanan bahan pustaka
dari faktor manusia
31, 32, 33
34, 35
46
d. Skala Tata Ruang Pepustakaan
Dalam penelitian ini, skala tata ruang perpustakaan mempunyai
lima alternatif jawaban dan masing-masing jawaban diberi skor
sebagai berikut:
Tabel 3.5
Skor Tata Ruang Perpustakaan
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-Ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
2. Variabel Minat Baca Siswa (Y)
a. Definisi Konseptual Minat Baca Siswa
Minat baca adalah keinginan orang perorang pada bacaan yang
dapat memberikan manfaat dan berhasil guna serta dapat berdaya guna
pada diri pribadi, sehingga menimbulkan aktivitas untuk membaca.
b. Definisi Operasional Minat Baca Siswa
Secara operasional yang dimaksud dengan Minat baca siswa
dalam penelitian ini adalah dorongan yang muncul dari kesadaran
siswa untuk melakukan kegiatan membaca. Dengan demikian, minat
baca siswa dapat dilihat melalui skor total hasil pengukuran yang
diperoleh siswa setelah menjawab pernyataan yang mengukur variabel
minat baca siswa
47
c. Kisi-Kisi Instrumen
Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Variabel Minat Baca Siswa
Variabel Indikator Sub Indikator Item
Minat Baca
Siswa
1. Pemusatan
perhatian
a. Mampu membaca secara
fokus di perpustakaan
b. Mampu melaksanakan
kegiatan aktif di
perpustakaan
1, 2, 3, 4,
5, 6
2. Penggunaan
Waktu
a. Pemanfaatan dan
pengelolaan waktu membaca
7, 8, 9, 10, 11
3. Motivasi
Membaca
a. Mengatasi hambatan dalam
membaca
b. Mendorong diri untuk
memprioritaskan membaca
c. Menunjukan prestasi belajar
12,13
14,15,16,17,
18,19
20, 21
4. Emosi dalam
Membaca
a. Mampu menyimpulkan hasil
dari membaca
b. Melaksanakan kegiatan
dengan rasa senang tanpa
paksaan
22, 23
24, 25, 26
5. Usaha untuk
Membaca
a. Memiliki buku bacaan
b. Meminjam buku bacaan di
perpustakaan
27, 28, 29
30, 31
d. Skala Minat Baca Siswa
Dalam penelitian ini, skala kepuasan siswa mempunyai lima
alternatif jawaban dan masing-masing jawaban diberi skor sebagai
berikut:
48
Tabel 3.7
Skor Minat Baca Siswa
Pilihan Jawaban Skor Pernyataan
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Kadang-kadang 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
G. Analisa Uji Instrumen
Penguji kualitas instrumen angket yang digunakan sebagai alat ukur
dalam penelitian ini, harus diukur tingkat validitas dan reliabilitasnya agar
dapat diandalkan.
1. Uji Validitas
Uji validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat
kevalidan atau keshahihan suatu instrumen.56
Sebuah intrumen dikatakan
valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan atau apa yang
hendak diukur. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Untuk
mengetahui tinggi rendahnya validitas instrumen dapat digunakan rumus
Product Moment yaitu:
Keterangan:
r = Koefisien korelasi
n = jumlah responden
X = skor yang diperoleh subyek dari seluruh item
56
Ibid, h. 144
49
Y = skor total yang diperoleh dari seluruh item
ΣX = jumlah skor dalam distribusi X
ΣY = jumlah skor dalam distribusi Y
ΣX2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi X
ΣY2 = jumlah kuadrat dalam skor distribusi Y
Uji validitas ini dilakukan oleh setiap butir soal. Hasilnya
dibandingkan dengan rtabel | df = n-2 dengan tingkat kesalahan 5%.
Adapun syarat uji validitas, yaitu:
Jika nilai rhitung > rtabel maka valid
Jika nilai rhitung < rtabel maka tidak valid
2. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas dilakukan dengan uji coba Alpha Cronbach. Suatu
instrumen yang reliabel jika memiliki koefisien Cronbach Alpha di atas
0,60. Untuk menghitung reliabilitas menggunakan rumus alpha. Rumus
alpha Cronbach sebagai berikut :
=
}
Dimana :
r11 = Nilai Reliabilitas
Si = Jumlah varians skor tiap-tiap item
St = Varians Total
k = Jumlah Item
Karena uji reliabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas,
maka item yang masuk pengujian hanyalah item yang valid saja. Jika nilai
alpha > 0,60 maka instrumen dikatakan reliabel. Berikut merupakan tabel
interprestasi uji reliabilits instrumen, yaitu:
Tabel 3.8 Tabel Interprestasi Uji Reliabilitas
Internal Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,19 Sangat rendah
50
0,20 – 0,39 Rendah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Tinggi
0,80 – 1,00 Sangat Tinggi
H. Teknik Pengolahan data
Untuk pengolahan data pada penelitian ini digunakan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Memeriksa (Editing)
Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil
dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah
dimasukan tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan, tujuan dilakukan
editing untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang
terdapat pada catatan di lapangan”57
2. Pengkodean (Coding)
Pengkodean adalah kegiatan setelah tahap editing selesai, kegunaannya
untuk memberikan identitas pada data yang telah di edit sehingga data
tersebut memiliki arti tertentu saat di analisis.
3. Proses pembeberan (Tabulating)
Tabulasi adalah bagian terakhir dari pengolahan data. Pada proses ini
merupakan langkah terakhir dalam pengumpulan data yaitu dengan
memasukkan data ke tabel agar dapat mengetahui hasilnya.
4. Mengolah data menggunakan SPSS 23.0
I. Teknik Analisis Data
Data hasil penelitian perlu dianalisis untuk menginterpretasikan data
yang telah terkumpul sekaligus menjawab hipotesis penelitian. Untuk
menganalisis data yang diperoleh selama penelitian, teknik analisis data yang
digunakan yaitu analisis deskriptif :
57
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), cet. 1, h. 86.
51
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk
mendeskripsikan data atau menggambarkan data yang telah terkumpul dari
tiap-tiap variabel yang diteliti sehingga lebih mudah dipahami. Yang
termasuk dalam statistik deskriptif antara lain penyajian data melalui tabel,
grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean
(pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan persentase.58
Deskripsi data yang ditampilkan dalam penelitian ini yaitu:
a. Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi
b. Tabel Distribusi Frekuensi
1) Menentukan rentang atau jarak data dengan rumus:
Rentang Data = Data terbesar – data terkecil
2) Menentukan jumlah kelas interval dengan menggunakan
rumus Sturges yaitu:
K = 1 + 3,3 log n
3) Menghitung panjang kelas interval dengan rumus:
4) Panjang kelas interval =
c. Histogram
Histogram dibuat berdasarkan data dan frekuensi yang telah
disampaikan dalam tabel distribusi frekuensi.
a. Tingkat Kecenderungan Variabel
Kecenderungan masing-masing variabel dilakukan dengan
pengkategorian skor yang diperoleh dari nilai mean dan standar
deviasi dengan pengelompokan pada 3 kategori seperti pada
tabel berikut ini:
58
Sugiyono, op. cit., h. 208.
52
Tabel 3.9 Tingkat Kecenderungan Variabel
No Skor Nilai Kategori
1 X < (Mi – Sdi) Rendah
2 (Mi – Sdi) < X < (Mi + Sdi) Sedang
3 X > (Mi + Sdi) Tinggi
Keterangan:
Mi : Mean
Sdi : Standar Deviasi
X : Skor yang dicapai
Pengukuran tendensi sentral dan perhitungan penyebaran
data diambil dari skor total item-item pada angket variabel iklim
organisasi dan angket variabel minat baca yang diolah
menggunakan SPSS versi 23.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah model
regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi
normal atau tidak.59
Untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi
normal atau tidak adalah dengan melihat normal probability plot yang
membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Pengujian
normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov (Analisis
Explore) dan grafik normal Q-Q Plot untuk mengetahui apakah
distribusi data pada tiap-tiap variabel normal atau tidak dengan
menggunakan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
59
Getut Pramesti, Statistika Lengkap secara Teori dan Aplikasi dengan SPSS 23,
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016), h. 67.
53
1) Tests of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov
a) Jika nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka data dinyatakan
berdistribusi normal.
b) Jila nilai signifikansi kurang dari 0,05 maka data
dinyatakan tidak berdistribusi normal.
2) Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak
mengikuti arah diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.60
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
kelinearan antara variabel bebas x dengan variabel respons y, dengan
langkah uji sebagai berikut :
1) Berdasarkan nilai signifikansi
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan
linear antara variabel X dengan variabel Y.
b) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan
linear antara variabel X dengan variabel Y.
2) Berdasarkan nilai F
a) Jika Fhitung < Ftabel maka terdapat hubungan linear
antara variabel X dengan variabel Y.
b) Jika Fhitung > Ftabel maka tidak terdapat hubungan linear
antara variabel X dengan variabel Y.
60
Ruli As’ari, “Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dalam Melestarikan Lingkungan”,
Jurnal GeoEco, Vol. 4, No. 1, 2018, h. 11.
54
c. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model
regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah
heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau
estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan
menjadi sangat tinggi.
Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan
melihat pola titik-titik pada scatterplot regresi. Jika titik-titik
menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y, maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.61
Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas
dengan menggunakan grafik Scatterplot, yaitu :
a. Jika terdapat pola tertentu pada grafik Scatterplot SPSS, seperti
titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang,
menyebar kemudian menyempit), maka dapat disimpulkan
bahwa telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik
menyebar, maka indikasinya adalah tidak terjadi
heteroskedastisitas.
d. Uji Hipotesis
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh satu variabel
bebas terhadap satu variabel terikat. Pengujian hipotesisnya adalah
pengaruh Tata Ruang Perpustakaan (X) terhadap Minat Baca Siswa (Y).
Pengujian regresi sederhana ini dilakukan dengan program SPSS 23.0.
Alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode regresi linear sederhana. Untuk
61
Haslinda dan Jamaluddin M, “Pengaruh Perencanaan Anggaran dan Evaluasi Anggaran
Terhadap Kinerja Organisasi denan Standar Biaya sebaai Variabel Moderating pada Pemerintah
Daerah Kabupaten Wajo”, Jurnal Ilmiah Akuntansi Peradaban,Vol. II, No. 1, 2016, h. 8.
55
membenarkan uji hipotesis, maka peneliti menggunakan uji statistik
terhadap data-data yang diperoleh, yaitu :
a. Analisis Regresi (Regression Analysis)
Analisis regresi sederhana adalah hubungan secara liniear
yang menunjukkan hubungan dua variable, yaitu satu variable bebas
dan satu varabel terikat.62
Analisis ini untuk mengetahui arah
hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen
apakah positif atau negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel
dependen apabila nilai variabel independen mengalami kenaikan
atau penurunan. Data yang digunakan biasanya berskala interval atau
rasio. Adapun rumus regresi linear sederhana sebagi berikut:
Y′= a + bX
Keterangan :
Y′ : Nilai prediksi variabel dependen
a : Konstanta, yaitu nilai Y′ jika X = 0
b : Koefisien regresi
X : Variabel indepen
b. Uji Parsial (uji t)
Untuk menguji koefisien regresi secara parsial guna mengetahui
apakah variabel bebas secara individu berpengaruh terhadap variabel
terikat digunakan uji t.63
Untuk menunjukkan apakah masing-masing variable bebas
berpengaruh terhadap variable terikat, maka perumusan hipotesisnya
seagai berikut:
1) Dengan membandingkan nilai Thitung dengan Ttabel.
Apabia Thitung < Ttabel, maka H0 diterima.
62
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: Relika Aditama,
2010), h. 125. 63
Alfina Dewi Ratnasari, “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Usaha Bisnis Online Shop di Kota Samarinda”, eJournal Administrasi Bisnis, Vol. 5, No. 1, 2017,
h. 123.
56
Apabila Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak.
2) Dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi.
Apabila Sig. > (0, 05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Apabila Sig. < (0, 05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
c. Uji Koefsien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variable
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol sampai satu
(0-1). Jika nilai R2 mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.64
64
Ibid, h. 123
57
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
1. Profil SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
Nama Sekolah : SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan
NIS : 30.1.30.04.10.010
Alamat :Jl. WR. Supratman Komp. Pertamina Pondok Ranji
Ciputat Timur, Kota Tangerang Selatan
Website : www.sman4tangsel.sch.id
e-mail : [email protected]
No. Telp/Faks : (021) 7423962/(021) 7426373
2. Sejarah SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
Berdirinya SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan atas inisiatif para
tokoh masyarakat di komplek PERTAMINA Pd. Ranji Ciputat dengan
alasan bahwa banyak sekali anak-anak di wilayah komplek Pertamina
yang akan melanjutkan ke SMA Negeri terlalu jauh.
Atas dasar pertimbangan tersebut para tokoh masyarakat mengusulkan
ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (DEPDIKBUD) propinsi
Jawa Barat Bandung saat itu , untuk mendirikan Sekolah Menengah Atas
(SMA) Negeri. Namun pihak DEPDIKBUD beralasan bahwa berdasarkan
peraturan yang ada disetiap kecamatan hanya ada satu SMA berstatus
negeri, sementara itu di wiayah Ciputat sudah ada SMA Negeri 1 Ciputat,
sehingga permohonan tersebut ditolak sampai dua kali.
Permohonan yang ke-tiga Kanwil Depdikbud Propinsi Jawa Barat
memberikan ijin dengan syarat harus disediakan lahan untuk pendirian
SMA Untuk merespon ijin tersebut para tokoh masyarakat komplek
Pertamina Pondok Ranji Ciputat mengajukan permohonan ke Pertamina
Pusat.
58
Pada tanggal 10 Januari 1992 pihak Pertamina Pusat menghibahkan
tanah seluas 2 Ha ke Depdikbud propinsi Jawa Barat dengan alokasi tanah
6000m2 untuk SMP Negeri 4 Ciputat , 8000 m
2 untuk SMA Negeri 2
Ciputat dan 6000 m2 untuk mess guru.
Tahun pelajaran 1993/1994 atas nama SMA Negeri 1 Ciputat
dipersiapkan untuk SMA Negeri 2 Ciputat penerimaan Siswa baru
sebanyak 9 kelas dengan catatan 3 kelas dipersiapkan untuk SMA Negeri
2 Ciputat yaitu kelas I-7, I-8 dan kelas I-9 yang berdomisili sementara di
SMA Negeri 1 Ciputat. Seiring dengan penerimaan siswa baru tersebut,
dibangun pula gedung SMA negeri 2 Ciputat yang berdomisili diatas lahan
tanah hibah dari Pertamina di Komplek Pertamina Kelurahan Pondok
Ranji Ciputat, yang terdiri dari 6 ruang kelas, Ruang kepala Sekolah,
ruang Guru serta ruang Tata Usaha (TU).
Tahun pelajaran 1994/1995 siswa SMA Negeri 2 Ciputat sudah dapat
menempati gedung baru bersamaan dengan penerimaan siswa baru
angkatan tahun 1994/1995. Berdasarkan Surat Keputusan (SK) dari
Mendikbud Nomor: 0260/0/1994 tanggal 5 Oktober 1994, tentang
Penegerian dan pembukaan SMA Negeri 2 Ciputat. Oleh karena tanggal 5
Oktober kita peringati sebagai hari jadi SMA Negeri 2 Ciputat.
Pada tahun 2009 Kabupaten Tangerang membentuk Kota Tangerang
Selatan di mana SMA Negeri 2 Ciputat berada di wilayah tersebut. Seiring
dengan berdirinya Kota Tangerang Selatan mengakibatkan terjadinya
penyerahan asset-aset dari Kabupaten Tangerang ke Kota Tangerang
Selatan, termasuk SMA Negeri 2 Ciputat yang berubah nama menjadi
SMA negeri 4 Kota Tangerang Selatan dengan Peraturan Walikota
Tangerang Selatan Nomor: 10 Tahun 2009 tertanggal 25 Mei 2009.65
65
Dokumentasi sekolah SMAN 4 Tangerang Selatan
59
3. Visi SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
“SMA Negeri 4 Kota Tangerang Selatan Menguasai Iptek, Unggul,
Religius,Inovatif , Demokratis , Dan Berwawasan Lingkungan”
a. Indikator Visi
1) Sekolah menggunakan Bahasa Inggris dalam proses pembelajaran.
2) Sekolah memenuhi standar nasional pendidikan diperkaya dengan
standar internasional pendidikan dari negara maju (salah satu
negara OECD).
3) Sekolah membina peserta didik untuk taat beribadat kepada Tuhan
Yang Maha Esa
4) Sekolah membina peserta didik agar memiliki sopan santun, taat
akan tata tertib sekolah, dan taat terhadap norma dan hukum yang
berlaku di masyarakat dan bangsa Indonesia.
5) Sekolah menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing pada
perlombaan-perlombaan tingkat nasional dan internasional baik
yang bersifat akademik maupun non akademik
6) Sekolah dalam kegiatan sehari-hari berbasis teknologi informasi
dan komunikasi.
7) Meningkatkan perilaku yang berwawasan lingkungan
8) Membiasakan pertilaku hemat energy pada warga sekolah
4. Misi SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
a. Meningkatkan keimanan dan ketakwaan.
b. Mengembangkan kemampuan penguasaan bahasa inggris
c. Menjunjung tinggi persamaan hak, kejujuran, demokratis, efektif dan
efisien.
d. Menciptakan gagasan yang cemerlang.
e. Meningkatkan prestasi yang unggul di tingkat nasional dan
internasional.
60
f. Mengembangkan kegiatan pendidikan yang berbasis teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).
g. Meningkatkan perilaku yang berwawasan lingkungan
h. Membiasakan perilaku hemat energi pada warga sekolah
5. Tujuan SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
a. Tujuan Jangka Menengah
1) Menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing di era
globalisasi dengan dilandasi, semangat dan jiwa entrepreneural,
patriotisme dan nasionalisme.
2) Menghasilkan peserta didik yang berkeyakinan kuat terhadap
Tuhan YME, taat beribadah dan beramal sholeh
3) Menghasilkan peserta didik yang mampu menghargai orang lain,
jujur, terbuka, cermat dan tepat dalam bertindak
4) Menghasilkan peserta didik yang kreatif, cerdas, mandiri,
partisipatif, inovatif, berprestasi tinggi di bidang akademik dan non
akademik di tingkat nasional dan internasional
5) Menghasilkan peserta didik yang dapat diterima di perguruan
tinggi ternama baik nasional maupun internasional
6) Menghasilkan peserta didik yang mampu bersaing dalam
perlombaan akademik maupun non akademik, baik tingkat nasional
maupun internasional.
7) Menghasilkan peserta didik yang mampu menerapkan
pendayagunaan iptekdengan optimal dalam hubungannya dengan
lingkungan hidup.
8) Menghasilkan peserta didik yang peduli terhadap lingkungan
dimanapun mereka berada.
9) Menghasilkan peserta didik yang peduli terhadap penghematan
sumber daya alam, energi dan air.
b. Tujuan Jangka Pendek
1) Membudayakan pengamalan 5 S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan,
dan Santun) dan 5 R ( Resik, Rawat, Rajin, Rapih, Ringkas) pada
seluruh warga sekolah.
2) Meningkatkan pengamalan shalat berjamaah (zhuhur) di sekolah
61
3) Meningkatkan prestasi siswa dibidang akademis dan non akademis
ditingkat Kota dan Propinsi
4) Membudayakan kepedulian warga sekolah terhadap kesehatan,
kebersihan, dan keindahan lingkungan.
5) Membudidayakan warga sekolah membuang sampah pada
tempatnya dengan memisahkan sampah organik dan non organik
6) Mencapai rata-rata Ujian Nasional :
i. IPA : 7,90 (Tujuh koma sembilanpuluh)
ii. IPS : 7,60 (Tujuh koma enampuluh)
7) Meningkatkan jumlah lulusan yang diterima di perguruan tinggi
negeri melalui jalur undangan dan tertulis sebesar 25% dari siswa
kelas XII (dua belas).
8) Meningkatkan kemampuan penguasaan berbahasa Inggris aktif
9) Meningkatkan kemampuan penguasaan ICT66
6. Sarana dan Prasara SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
Sarana dan prasarana SMAN 4 Kota Tangerang Selatan tergolong
sudah memenuhi standar, karena SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
merupakan sekolah negeri terluas di Kota Tangerang Selatan dengan luas
lahan 12.000m2 , luas bangunan 3.693 m
2, lapangan olahraga 3 buah, dan
jumlah ruang belajar 27 ruang. Serta dilengkapi dengan beberapa ruangan
fungsional lainnya. Untuk lebih detailnya terlampir. Pada lampiran 1
halaman 81.
7. Tenaga Pendidik SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan memiliki tenaga pendidik yang
cukup dan sesuai kebutuhan, dengan jumlah tenaga pendidik 48 orang.
Mayoritas merupakan lulusan sarjana strata 1, detail nama-nama dan data
tenaga pendidik SMAN 4 Kota Tangerang Selatan terlampir. Pada
lampiran 2 halaman 82.
66
Dokumentasi sekolah SMAN 4 Tangerang Selatan
62
8. Tenaga Kependidikan SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
Selain tenaga pendidikan SMAN 4 Kota Tangerang Selatan juga
memiliki tenaga kependidikan sebagai penunjang pelaksanaan teknis
manajerial pendidikan seperti tenaga Tata Usaha, tenaga kebersihan.
Jumlah tenaga kependidikan SMAN 4 Kota Tangerang Selatan yaitu 18
orang, dengan dafta nama dan data terlampir. Pada lampiran 3 halaman 85
B Hasil Uji Instrumen
Dalam penelitian ini dilakukan pengujian terhadap instrumenm, sebelum
instrumen tersebut dapat digunakan sebagai alat ukur penelitin ini. Adapun uji
instrumen yang dilakukan oleh peneliti yaitu Uji Validitas dan Uji
Reliabelitas. Validitas atau kesahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu
alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur. Reliabilitas adalah suatu
instrumen yang sudah baik sehingga dapat dipercaya atau dapat diterapkan
sebagai alat pengumpul data.
Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 23.0 for windows. Pengujian prasyarat instrumen
ini diberikan kepada 20 siswa kelas XII SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.
Adapun uraian hasil uji pra sayarat analisisnya sebagai berikut:
1. Uji Validitas
a. Variabel Tata Ruang Perpustakaan
Kuesioner ini terdiri dari 44 butir soal yang diperluas dari 4
indikator. Dalam penelitian ini, ketentuan suatu instrumen dikatakan
valid, apabila rhitung > rtabel. Untuk n = 20 dengan α= 0,05, diperoleh
rtabel (0,05,20-2) = 0,468.
63
Hasil uji validitas menggunakan SPSS 23.0 for windows
menunjukkan bahwa dari 44 butir soal, terdapat 9 butir soal (soal
1,10,14,18,27,30,32,36,42) tidak valid karena rhitung < rtabel dan 35 butir
soal lainnya valid karena mempunyai nilai rhitung >rtabel. Butir soal yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu butir soal yang valid sedangkan
soal yang tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian ini. Data
hasil uji validitas secara detail terlampir
b. Variabel Minat Baca
Kuesioner ini terdiri dari 44 butir soal yang diperluas dari 5
indikator. Dalam penelitian ini, ketentuan suatu instrumen dikatakan
valid, apabila rhitung > rtabel. Untuk n = 20 dengan α= 0,05, diperoleh
rtabel (0,05,20-2) = 0,468.
Hasil uji validitas menggunakan SPSS 23.0 for windows
menunjukkan bahwa dari 44 butir soal, terdapat 13 butir soal (soal
2,6,7,10,18,26,29,31,34,35,36,40,42) tidak valid karena rhitung < rtabel
dan 31 butir soal lainnya valid karena mempunyai nilai rhitung >rtabel.
Butir soal yang digunakan dalam penelitian ini yaitu butir soal yang
valid sedangkan soal yang tidak valid tidak akan digunakan dalam
penelitian ini. Data hasil uji validitas secara detail terlampir
1. Uji Reliabelitas
a. Variabel Tata Ruang Perpustakaan
Kuesioner ini terdiri atas 44 butir soal yang diperluas dari 4
indikator. Ketentuan suatu instrumen dikatakan reliabel, apabila
koefisien reliabilitas r11 > 0,6.
Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 23.0 for windows
menunjukkan bahwa dari 44 butir soal mempunyai nilai r11 > 0,6. Jadi,
seluruh butir soal dalam kuesioner ini merupakan butir soal yang
reliabel. Data uji reliabilitas sebagai berikut:
64
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabelitas
Variabel X (Tata Ruang Perpustakaan)
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dikatakan seluruh butir soal
tersebut sudah teruji reliabel. Karena nilai r11 > 0,6, dimana r11 =
0,749. jadi , 0,749 > 0,6.
b. Variabel Minat Baca
Kuesioner ini terdiri atas 44 butir soal yang diperluas dari 5
indikator. Ketentuan suatu instrumen dikatakan reliabel, apabila
koefisien reliabilitas r11 > 0,6.
Hasil uji reliabilitas menggunakan SPSS 23.0 for windows
menunjukkan bahwa dari 44 butir soal mempunyai nilai r11 > 0,6. Jadi,
seluruh butir soal dalam kuesioner ini merupakan butir soal yang
reliabel. Data uji reliabilitas sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabelitas
Variabel Y (Minat Baca)
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat dikatakan seluruh butir soal
tersebut sudah teruji reliabel. Karena nilai r11 > 0,6, dimana r11 =
0,745. jadi , 0,745 > 0,6.
C Deskripsi Data
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.749 45
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.745 45
65
1. Minat Baca (Variabel Y)
Variabel Minat Baca diukur dengan menggunakan angket yang
disebarkan kepada responden sebanyak 167 siswa kelas XII SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan. Angket yang telah diisi oleh responden kemudian
diberi skor, diolah lalu dianalisis. Jumlah skor tertinggi didapat oleh
responden nomor 53 dengan skor 145, sedangkan skor terendah didapat
oleh responden nomor 6 dengan skor 46. Berikut adalah tabel yang
memuat hasil penelitian data statistik deskriptif Minat Baca
Tabel 4.8 Data Statistik Deskriptif
Variabel Minat Baca
Jumlah 16013
Nilai Maksimum 145
Nilai Minimum 46
Mean 95,89
Median 97,00
Modus 95
Standar Deviasi 18,516
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah skor kesuluruhan
yaitu 16013, sedangkan nilai mean 95,89, nilai median 97,00, dan nilai
modus 95. Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata minat baca siswa
dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara
rata-rata skor Minat Baca dikurangi standar deviasi sampai dengan
rata-rata ditambah standar deviasi.
95,89 – 18,516 = 77,374
95,89 + 18,516 = 114,406
Jadi, untuk kategori sedang berada pada rantang nilai 72,618 hingga
92,262
66
b. Menentukan rentang skor untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada
di atas 114,406 sampai dengan skor tertinggi yaitu 145.
c. Menentukan rentang skor untuk kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor berada di bawah 77,374 sampai skor terendah yaitu
45.
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
minat baca siswa (95,89) berada pada kategori sedang. data persentase
hasil angket pada variabel minat baca siswa secara detail terlampir
Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar sebagai berikut :
Gambar 4.1 Diagram Minat Baca
2. Tata Ruang Perpustakaan (Variabel X)
Variabel Tata Ruang Perpustakaan diukur dengan menggunakan
67
angket yang disebarkan kepada responden sebanyak 167 siswa kelas XII
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan. Angket yang telah diisi oleh responden
kemudian diberi skor, diolah lalu dianalisis. Jumlah skor tertinggi didapat
oleh responden nomor 53 dengan skor 172, sedangkan skor terendah
didapat oleh responden nomor 139 dengan skor 81. Berikut adalah tabel
yang memuat hasil penelitian data statistik deskriptif Tata Ruang
Perpustakaan
Tabel 4.10 Data Statistik Deskriptif
Variabel Tata Ruang Perpustakaan
Jumlah 21374
Nilai Maksimum 172
Nilai Minimum 81
Mean 127,99
Median 129
Modus 132
Standar Deviasi 15,174
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa jumlah skor kesuluruhan
yaitu 21374, sedangkan nilai mean 127,99, nilai median 129, dan nilai
modus 132. Untuk menentukan tinggi rendahnya rata-rata nilai Tata Ruang
Perpustakaan dapat diperoleh dengan cara sebagai berikut :
a. Mencari rentang skor untuk kategori sedang diperoleh dengan cara
rata-rata skor Tata Ruang Perpustakaan dikurangi standar deviasi
sampai dengan rata-rata ditambah standar deviasi.
127,99 – 15,174 = 112,816
127,99 + 15,174 = 143,164
Jadi, untuk kategori sedang berada pada rantang nilai 112,816 hingga
143,164
68
b. Menentukan rentang skor untuk kategori tinggi yaitu skor yang berada
di atas 143,164 sampai dengan skor tertinggi yaitu 172.
c. Menentukan rentang skor untuk kategori rendah yaitu dengan
menentukan skor berada di bawah 112,816 sampai skor terendah 81.
Berdasarkan ketentuan di atas dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata
Tata Ruang Perpustakaan (127,99) berada pada kategori sedang. Data
persentase hasil angket pada variabel Tata Ruang Perpustakaan terlampir
Jika digambarkan pada diagram batang, akan tergambar sebagai berikut :
Gambar 4.2 Diagram Tata Ruang Perpustakaan
Berdasarkan diagram batang di atas dapat diketahui bahwa jumlah skor
tertinggi dengan skor 172 sebanyak 1 responden, sedangkan skor terendah
dengan skor 81 sebanyak 1 responden.
69
D Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji
apakah nilai residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara
normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai
residual yang terdistribusi normal. Beberapa metode uji normalitas salah
satunya yaitu dengan dengan uji Kolmogorov-Smirnov pada SPSS versi
23, yaitu :
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov di
atas maka dapat ditarik kesimpulan, data pada variabel x (Tata Ruang
Perpustakaan) dan variabel y (Minat Baca) memiliki nilai signifikansi
kolmogorov-smirnov 0,200. Karena nilai signifikan Kolmogorov-Smirnov
lebih besar dari 0,05, maka data berdistribusi normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 167
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 17.16678188
Most Extreme Differences Absolute .053
Positive .034
Negative -.053
Test Statistic .053
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
70
2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear secara signifikan atau tidak. Berikut ini
adalah hasil uji linearitas pada SPSS versi 23, yaitu :
Tabel 4.13 Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Minat Baca * Tata
Ruang Perpustakaan
Between
Groups
(Combined) 26074.218 56 465.611 1.661 .012
Linearity 7988.904 1 7988.904 28.500 .000
Deviation
from Linearity 18085.315 55 328.824 1.173 .238
Within Groups 30834.620 110 280.315
Total 56908.838 166
Berdasarkan hasil output diatas, maka dasar pengambilan
keputusannya adalah diperoleh nilai signifikansi = 0,238. Yang artinya
0,238 > 0,05 maka terdapat hubungan linear antara variabel X (Tata Ruang
Perpustakaan ) dan variabel Y (Minat Baca).
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas merupakan salah satu bagian dari uji asumsi
klasik dalam model regresi. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dalam sebuah data dan dapat dilakukan dengan
beberapa cara. Berikut ini adalah hasil uji heteroskedastisitas pada SPSS
versi 23, yaitu :
Tabel 4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18.598 6.757 2.752 .007
Tata Ruang Perpustakaan -.038 .052 -.056 -.724 .470
a. Dependent Variable: Abs_RES
71
Berdasarkan perolehan nilai Sig pada tabel diatas, diperoleh nilai
Sig yaitu 0,470. Sehingga 0,470 > 0,005, dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi gejala heteroskedastisitas pada kedua variabel tersebut
E Uji Hipotesis
1. Uji Regresi Sederhana
Berikut ini adalah hasil uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan SPSS versi 23, yaitu :
Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 37.374 11.351 3.293 .001
Tata Ruang Perpustakaan .457 .088 .375 5.191 .000
a. Dependent Variable: Minat Baca
Rumus regresi linear sederhana:
Y’ = a + bX
Berdasarkan hasil output di atas, dapat diketahui bahwa:
Y = 37,374 + 0,457 X
Dimana:
Y = Minat Baca
X = Tata Ruang Perpustakaan
a. a = angka konstan dari unstandardized coefficients. Dari output di
atas, nilainya sebesar 37,374. Angka ini merupakan angka konstan
yang mempunyai arti bahwa jika tidak ada Tata Ruang
Perpustakaan (X), maka nilai konsisten Minat Baca (Y) adalah
sebesar 37,374.
72
b. b = angka koefisien regresi. Nilainya sebesar 0,457. Angka ini
mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Tata
Ruang Perpustakaan (X), maka Minat Baca (Y) akan meningkat
sebesar 0,457.
Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka dengan
demikian dapat dikatakan bahwa Tata Ruang Perpustakaan (X)
berpengaruh positif terhadap Minat Baca (Y). Sehingga persamaan
regresinya adalah Y = 37,374 + 0,457 X.
2. Uji Parsial (Uji t)
Uji hipotesis atau uji pengaruh berfungsi untuk mengetahui apakah
koefisien regresi tersebut signifikan atau tidak. Berdasarkan hasil output
pada Tabel 4.15 diketahui dengan langkah-langkah pengujiannya sebagai
berikut :
a. Membandingkan Thitung dengan Ttabel
1) Penentuan Thitung
Nilai Thitung didapatkan dari hasil output pada tabel 4.15 sebesar
5,191.
2) Penentuan Ttabel
Ttabel dapat dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 =
0,025. Ttabel (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-2 yaitu 167
– 2 = 165. Didapat nilai Ttabel adalah 1,947.
3) Kriteria pengujian
Apabia Thitung < Ttabel, maka H0 diterima.
Apabila Thitung > Ttabel, maka H0 ditolak.
4) Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa Thitung (5,191) > Ttabel (1,947), maka H0
ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara
Tata Ruang Perpustakaan terhadap Minat Baca Sisw.
b. Menggunakan angka probabilitas signifikansi
1) Nilai Signifikansi
73
Nilai signifikansi didapatkan dari hasil output pada tabel 4.15
sebesar 0,000.
2) Kriteria pengujian
Apabila Sig. > (0, 05), maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Apabila Sig. < (0, 05), maka H0 ditolak dan H1 diterima.
3) Kesimpulan
Dapat diketahui bahwa nilai Sig. (0,000) < (0, 05), maka H0
ditolak dan H1 diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara tata ruang perpustakaan terhadap minat baca.
3. Koefesien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh Tata Ruang Perpustakaan
(X) terhadap Minat Baca Siswa (Y) dalam analisis regresi linear
sederhana, bisa dilihat pada nilai R yang terdapat pada output SPSS versi
23 yaitu :
Tabel 4.16 Hasil Perhitungan Koefesien Determinasi
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .375a .140 .135 17.219
a. Predictors: (Constant), Tata Ruang Perpustakaan
Dari hasil output di atas, diketahui nilai koefisien determinasi (R
Square) sebesar 0,140 (nilai 0,140 adalah pengkuadratan dari koefisien
korelasi atau R, yaitu 0,375 x 0,375 = 0,140. Angka tersebut
mengandung arti bahwa tata ruang perpustakaan berpengaruh terhadap
minat baca siswa sebesar 14%. Sedangkan sisanya 100% - 14% = 86%
dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.
F Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini membuktikan adanya pengaruh sebesar 14% antara tata
ruang perpustakaan terhadap minat baca siswa di SMAN 4 Kota Tangerang
Selatan. Dengan demikian dari hasil perhitungan data yang diperoleh dari
74
lapangan, terlihat adanya pengaruh yang signifikan antara tata ruang
perpustakaan terhadap minat baca siswa di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.
Akan tetapi tidak menutupi kekurangan bahwa minat baca siswa tidak hanya
disebabkan atau dipengaruhi oleh tata ruang perpustakaan saja, masih banyak
faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi minat baca.
Untuk mengetahui arah hubungan antara variabel X dengan variabel Y
apakah positif atau negatif, maka dilakukan uji regresi linear sederhana. Dari
hasil penelitian, koefisien regresi memperoleh nilai sebesar 0,457 yang
menunjukkan nilai koefisien regresi bernilai positif (+). Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa tata ruang perpustakaan (X) berpengaruh positif
terhadap minat baca siswa (Y). Sehingga persamaan regresinya adalah Y =
37,374 + 0,457 X.
Kemudian dapat dilihat pada pengujian statistik (uji t), hasil nilai Thitung
sebesar 5,191 dan Ttabel sebesar 1,947, dengan signifikasi sebesar 0,025.
Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika signifikasi < (0, 05),
maka H0 ditolak. Sehingga terdapat pengaruh yang signifikan antara tata ruang
perpustakaan terhadap minat baca.
Dengan demikian, hasil perhitungan data yang diperoleh dari lapangan
terlihat pengaruh yang signifikan antara tata ruang perpustakaan dengan minat
baca siswa di SMAN 4 Kota Tangerang Selatan.
G Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menyadari bahwa masih ada
keterbatasan-kebeterbatasan yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap
hasil penelitian, keterbatasan ini dalam hal sebagai berikut:
1. Penyusunan instrumen dan penyebaran angket memerlukan waktu yang
cukup lama karena sampel yang di ambil adalah siswa kelas XII yang saat
ini sedang banyak program persiapan untuk ujian kelulusan dan ujian
nasional.
75
2. Adanya kemungkinan beberapa angket yang diisi secara asal oleh
responden sehingga menyebabkan hasil yang kurang maksimal.
BAB V
PENUTUP
A Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada hasil penelitian di
atas, maka kesimpulan yang dapat dikemukakan oleh peneliti adalah sebagai
berikut :
1. Terdapat pengaruh yang positif antara tata ruang perpustakaan terhadap
minat baca siswa SMAN 4 Kota Tangerang Selatan, pengaruh positif
disini yaitu terdapat penambahan yang bernilai positif pada minat baca
siswa setiap peningkatan tata ruang perpustakaan di SMAN 4 Kota
Tangerang Selatan
2. Besar pengaruh yang diberikan sebesar 0,457, dapat dilihat dari persamaan
regeri yang diperoleh yaitu Y = 37,374 + 0,457 X setiapk variabel X
meningkat 1% maka variabel Y ikut meningkat sebesar 0,457 dari jumlah
X tersebut.
3. Nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,140, angka tersebut
mengandung arti bahwa tata ruang perpustakaan berpengaruh terhadap
minat baca siswa SMAN 4 Kota Tangerang Selatan sebesar 14% dari
seluruh faktor yang mempengaruhi minat baca siswa itu sendiri.
B Saran
1. Untuk kepala sekolah :
a. Meningkatkan kepengawasan terhadap manajemen perpustakaan
sekolah khususnya penataan ruangan perpustakaan
b. Merencanakan program kerja khusus untuk meningkatkan minat baca
siswa dengan konsep pemberdayaan perpustakaan
76
2. Untuk Petugas Perpustakaan
a. Mempelajari lebih detail ketentuan dan standarisasi pengelolaan
perpustakaan sekolah
b. Mengikuti pelatihan atau bimbingan teknis tentang tata ruang
perpustakaan sekolah
3. Untuk guru
a. Ikut serta dalam membantu kepala sekolah maupun petugas
perpustakaan untuk menumbuhkan minat baca siswa
b. Bekerja sama dengan petugas perpustakaan sekolah untuk
mengkolaborasikan kegiatan belajar mengajar dengan pemberdayaan
perpustakaan sekolah
4. Untuk peneliti selanjutnya
a. Mempersiapkan penelitian dengan matang mulai dari pemilihan tempat
penelitian dan identifikasi permasalah yang diteliti
b. Menggunakan metode mix method kemungkinan lebih efektif untuk
tema penelitian minat baca dan tata ruang perpustakaan sekolah
77
DAFTAR PUSTAKA
Alya, Qonita, Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar: (Jakarta:
Indahjaya Adipratama, 2009).
As’ari, Ruli, Pengetahuan dan Sikap Masyarakat dalam Melestarikan
Lingkungan, Jurnal GeoEco, Vol. 4, No. 1, 2018
Azwar, M. & Agung Nugraha, Manajemen Tata Ruang Perpustakaan Pesantren
Madani Alauddin Pao-Pao Makassar, Jurnal Al-Maktabah, Vol 15, 2016
Bafadal, Ibrahim, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Bumi Aksara
2016)
Darmono, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan Sekolah, (Jakarta : Grasindo,
Anggota Ikapi, 2001)
Darmono, Perpustakaan Sekolah Pendekatan Aspek Manajemen dan Tata Kerja,
(Jakarta : Grasindo, 2007)
Devega, Evita. Teknologi Masyarakat Indonesia : Malas Baca Tapi Cerewet di
Medsos, (https://kominfo.go.id/content/detail/10862/teknologi-
masyarakat-indonesia-malas-baca-tapi-cerewet-di-
medsos/0/sorotan_media, Oktober 2017) akses pada 31 Juli 201 pukul
13.03
Hakim, Sudarmoto Abdul, dkk., Perpustakaan Sebagai Center Of Learning
Society: Gagasan Untuk Pengembangan Perpustakaan Madrassah,
(Jakarta: Fakultas Adab dan humaniora UIN jakarta, 2005)
Haslinda dan Jamaluddin M, Pengaruh Perencanaan Anggaran dan Evaluasi
Anggaran Terhadap Kinerja Organisasi denan Standar Biaya sebaai
Variabel Moderating pada Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo, Jurnal
Ilmiah Akuntansi Peradaban,Vol. II, No. 1, 2016
78
Haq Rizal Saiful, dkk., Pengantar Manajemen Perpustakan Madrasah, (Jakarta :
Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006)
Hendrayani Ade, Peningkatan Minat Baca dan Kemampuan Membaca Peserta
Didik Kelas Rendah Melalui Penggunaan Reading Corner, (Jurnal
Penelitian Pendidikan, ISSN 1412-565, e-ISSN 2541-4135
Kamah Idris, Pedoman Pembinaan Minat Baca, (Jakarta: Perpustakaan Republik
Indonesia, 2002)
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, https:kbbi.web.id/tata &
https:kbbi.web.id/ruang, (tanggal 31 Juli 2019) pada pukul 16.38 WIB
Kosasih Aa, Tata Ruang, perabot dan Perlengkapan Sekolah, (Malang: Artikel
Pustakawan Universitas Negri Malang UM November 2009)
Kuhlthau Carol Collier & Guided Inquiry : School Libraries in the 21 Century,
(USA : School Libraries Worldwide, 2010 Vol. 16, No. 1)
Maharani Ony Dina Dkk, Minat Baca Anak-anak di Kampoeng Baca Kabupaten
Jember, (Universitas Negeri Surabaya, Jurnal Review Pendidikan Dasar,
Vol 3, No 1, Januari 2017)
Moekijat, Administrasi Perkantoran, (Bandung : Mandar Maju, 2008)
Musfah Jejen, Manajemen Pendidikan (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015)
Nurhadi, Pembelajaran Kontekstual (Jakarta: Gramedia Widia Sarana, 2003)
Perpustakaan Nasional RI, Pedoman Umum Perpustakaan Sekolah, (Jakarta:
Perpustakaan Nasional RI, 1979),
Rahadian Gallint, Rohanda, Rully Khairul Anwar. Peranan Perpustakaan Sekolah
dalam Meningkatkan Budaya Gemar Membaca. (Jurnal Kajian Informasi
& Perpustakaan, Vol.2/no.1, Juni 2014)
Republik Indonesia, Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2003
79
Pramesti Getut, Statistika Lengkap secara Teori dan Aplikasi dengan SPSS 23,
(Jakarta: Elex Media Komputindo, 2016)
Ratnasari Alfina Dewi, Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan
Usaha Bisnis Online Shop di Kota Samarinda, eJournal Administrasi
Bisnis, Vol. 5, No. 1, 2017
Rohmad, Ali, Kapita Selekta Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009),
Siregar, Syofian, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan
Perhitungan Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2013)
Susetyo, Budi, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: Relika
Aditama, 2010
Susanti, Eka & budiono, Desain Interior Perpustakaan sebagai Sarana Edukasi
dan Hiburan dengan Konsep Post Modern, Jurnal Sains dan Pomits, Vol. 3, No.1
Sutarno, Manajemen Perpustakaan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:Samitra
Media Utama,2004)
Standar Nasional Perpustakaan Sekolah 2011
Sugiyono, Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatana Kuantitatif, Kualitatif,
R&D, (Bandung : Alfabeta, 2015)
Suharsaputra, Uhar, Metode Penelitian, (Bandung : PT. Refika Aditama, 2012)
Umam, Khaerul, Manajemen Perkantoran (Referensi untuk Para Akademisi dan
Praktisi), (Bandung: Pustaka Setia, 2014)
Wulandari, Dian. Sinergi Perpustakaan Umum dengan Perpustakaan Sekolah :
Sebuah Wacana Mewujudkan Siswa Melek Informasi,
(https://www.perpusnas.go.id/magazine-detail.php?lang=en&id=8174,
Media Pustakawan Edisi Vol. 19 No. 2 – April 2012
80
Yusuf, Pawit M. & Yaya Suhendar, Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan
Sekolah, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group 2007
81
Lampiran 1
Daftar Sarana Prasarana
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
No. Data Sarana Prasarana Keterangan
1. Luas Lahan 12.000 m2
2. Luas Bangunan 3.693 m2
3. Lapangan Olahraga 3 buah
4. Jumlah Ruang Belajar 27 ruang
5. Jumlah Ruang Penunjang :
a. Laboratorium Bahasa
b. Laboratorium Kimia dan Biologi
c. Laboratorium Fisika dan Matematika
d. Laboratorium Komputer
e. Perpustakaan
f. Ruang Seni
g. Ruang BK
h. Ruang Kepala Sekolah
i. Ruang Guru
j. Ruang TU
k. Ruang Wakasek
l. Ruang Piket/Tamu/UKS
m. Ruang Satpam
n. Gudang
o. Ruang Penggandaan
p. Dapur
q. Kamar mandi
r. Kantin
s. Koperasi Siswa
t. Ruang OSIS
u. Ruang Ekskul
v. Tempat Beribadah
w. Garasi
x. Tempat Parkir
y. Taman
z. Kolam ikan
0 ruang
1 ruang
1 ruang
3 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
1 ruang
2 ruang
0 ruang
1 ruang
26 pintu
10 pemilik
1 ruang
1 ruang
0 ruang
1 buah
1 buah
2 buah
2 buah
3 buah
6. Jumlah Peralatan :
a. Alat studio dan komunikasi
b. Alat Kantor dan Rumah tangga
c. Alat laboratorium
d. Mobil Operasional
10 buah
2.432 buah
10.796 buah
1 buah
82
Lampiran 2
Daftar Tenaga Pendidik
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
No Nama Lengkap Nip / Nuptk Pendidikan Tugas Mengajar
(Jabatan)
1 Suhermin, S.Pd, M.Si 19660822 199001 1001 / S.2 Kepala Sekolah
2 Drs. Suyanto 19581112 198803 1 007 /
0444736639200043 S.1 Penjasorkes
3 Drs. Suyarto 19630719 199103 1 001 /
4051741643200043 S.1 Pai / Btq
4 R. Anne Agustiane S, S.Pd 19590819 198501 2 001 /
1151737639300043 S.1 Seni Budaya
5 Dra. Halimah Sa'diah 19611215 198903 2 003 /
2547739644300003 S.1 Bahasa Indonesia
6 Drs. Deni Ahmad Hidayat,
M.Pd
19640324 199203 1 004 /
1656742644200032 S.2 Penjasorkes
7 Dra. Herlina Dwi Rahayu
Budiwati
19650302 199003 2 007 /
3634743643300022 S.1
Pend.
Kewarganeg.
8 Hamidah, S.Pd 19590419 198111 2 001 /
3751737638300000 S.1 Geografi
9 Dra. Rismauli Hartati 19630823 199212 2 001 /
9155741642300053 S.1 Matematika
10 Nyai Umsari, S.Pd 19690130 199403 2 005 /
6462747648300022 S.1 Bahasa Indonesia
11 Dra. Erna Shofiati 19680626 199412 2 003 /
7958746648300082 S.1 Ekonomi
12 Drs. Sutrisno, Mm 19660929 199412 1 003 /
0261744648200013 S.2
Sosiologi
(Wakasek
Sarana)
13 Drs. Dadang Rustandi 19640520 199512 1 001 /
1852742652200002 S.1 Geografi
14 Priono, S.Pd 19700322 199512 1 001 /
6654748650200022 S.1 Fisika
15 Drs. Agus Purwanto 19660612 199412 1 003 /
2944744647200082 S.1
Biologi /
Desain Grafis
16 Drs. Usman 19691210 199412 1 004 /
5542747649200003 S.1
Sosiologi
(Wakasek
Humas)
17 Dra. Ita Rosita 19690514 199501 2 001 /
6846747647300002 S.1 Sosiologi
18 Dra. Sumartini 19671023 199512 2 001 /
1355745648300043 S.1 Sejarah
19 Sukanta, S.Pd 19690220 199702 1 001 /
3552747649200042 S.1
Bahasa Inggris
(Wakasek Kur.)
20 Dra. Sri Handayani, M.Pd 19690218 199802 2 002 /
7550747649300062 S.2 Biologi
83
21 Dra. Wahyu Sri Anggara 19610822 199512 2 001 /
7154739641300043 S.1 Sejarah
22 Dra. Masruroh 19651216 199601 2 002 /
3548743647300013 S.1 Ekonomi
23 Dra. Anita Dardanela 19650320 199702 2 001 /
8652743644300052 S.1 Bahasa Inggris
24 Mimid Indra Kosasih, S.Pd 19651228 199802 1 002 /
5560743646200003 S.1 Matematika
25 Achmad Alwan Fatwani,
M.Pd
19710418 199402 1 001 /
1750749651200042 S.2
Kimia
(Wakasek
Kesisw.)
26 Euis Wastiasih, S.Pd 19710301 199402 2 003 /
0633749651300102 S.1 Fisika
27 Nurtohidah, S.Pd 19650112 199502 2 001 /
3444743644300052 S.1 Kimia
28 Acep, S.Pd 19701201 199803 1 007 /
4533748649200003 S.1
Pend.
Kewarganeg.
29 Umiyati, S.Pd 19701018 199301 2 002 /
5350748649300013 S.1 Kimia
30 Nepo Jumiyati, S.Sos 19631120 200701 2 001 /
5452741643300053 S.1
Bahasa Inggris /
Pend.
Kewarganeg.
31 Siti Rukiah, S.Pd 19690518 200701 2 010 /
2850747651300002 S.1 Bahasa Indonesia
32 Ibni Afan, S.Pd 19650101 200701 1 024 /
5433743646200032 S.1
Bahasa Inggris
(Wakasek
Bangdik)
33 Sopingi, S.Pd 19790615 200801 1 008 /
1947757660200022 S.1
Biologi
(Pembina Osis)
34 Anni Mulyati, S.Pd 19730823 200801 2 002 /
5155751653300003 S.1 Bahasa Indonesia
35 Ida Romauli Sihombing,
S.Pd
19750104 200801 2 005 /
9436753655300022 S.1 Bahasa Jerman
36 Nina Herlina, S.Pd 19770209 200801 2 006 /
3541755656300052 S.1 Bahasa Inggris
37 Dwi Agus Wibowo, S.Pd 19820515 201001 1 013 /
7847760661200052 S.1 Bk
38 Lia Febrima, M.Pd 19840209 201001 2 010 /
3541762663300042 S.2 Matematika
39 M. Muhlis Hudaf - S.1 Tik
40 Nurfaiqoh, S.Psi -
1744759661300012 S.1 Bp/Bk
41 Muh Nafis Panca, S.Pd - S.1 Seni Budaya
42 Ganies Riefaldy, S.Pd - S.1 Penjasorkes
43 Esty M., S.Pd - S.1 Fisika
44 Mukhtashor, S.Pd.I - S.1 Bahasa Arab
45 Ach. Fikri Qureshi, S.Pdi - S.1 Pai
46 Gita Andini Putri, S.Pd. - S.1 Matematika
84
47 Friendska Destrigitama - Sma Seni Budaya
48 Verawati Nur Oktavia R.,
S.Si. - S.1 Matematika
85
Lampiran 3
Daftar Tenaga Kependidikan
SMAN 4 Kota Tangerang Selatan
No Nama NIP Pangkat/Gol Umur/TTL Tugas yang
diampu
Pendidikan
terakhir
1 Siti Aminah 196412291990
032002 III / b
Yogyakarta, 29-12-
1964 Ka. TU SMA
2 Setya Susilawati 197001032014
112001 II /a Nganjuk, 03-01-1970 TU SMA
3 Julih,Se. 197607012014
111002 I / d
Tangerang, 01-07-
1976 TU SMA
4 Amirudin - - Tangerang, 06-05-
1973 TU SMA
5 Ulung Purwanto - - Tangerang, 28-09-
1976 TU SMEA
6 Wawan
Kusnawan - - Ciamis, 05-09-1971 TU SMA
7 Dessy Endiarti - - Sukabumi, 23-12-
1980
Pustakawat
i SMA
8 Rinni Santika
Wijaya - - Jakarta, 13-03-1980, Laboran D3
9 Slamet Gunaedi - - Purworejo, 07-05-
1972 Satpam SMA
10 Suryadi Effendi - - Tangerang, 01-04-
1952 Satpam SMP
11 Moh. Toha - - Tangerang, 02-02-
1962 Kebersihan MTs
12 Saripudin - - Tangerang, 05-03-
1974 Kebersihan SMP
13 Tadih - - Tangerang, 12-01-
1977 Kebersihan SMP
14 Saidi Yusuf - - Aceh, 25-11-1974 Kebersihan SMA
15 Nana Sobana - - Ciamis, 01-12-1967 Kebersihan SD
16 Wawan - - Ciamis, 25-08-1976 Kebersihan SD
86
Hermawan
17 Aan - -
Kebersihan SMP
18 Ngaliyah - - Purworejo, 08-11-
1969 Kebersihan SMP
87
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas
Variabel X (Tata Ruang Perpustakaan)
Nomor Soal rhitung rtabel = 0,468 Keputusan
1 0,384 rtabel Tidak Valid
2 0,507 rtabel Valid
3 0,700 rtabel Valid
4 0,582 rtabel Valid
5 0,662 rtabel Valid
6 0,598 rtabel Valid
7 0,611 rtabel Valid
8 0,565 rtabel Valid
9 0,695 rtabel Valid
10 0,435 rtabel Tidak Valid
11 0,523 rtabel Valid
12 0,636 rtabel Valid
13 0,629 rtabel Valid
14 0,077 rtabel Tidak Valid
15 0,590 rtabel Valid
16 0,894 rtabel Valid
17 0,578 rtabel Valid
18 0,451 rtabel Tidak Valid
19 0,632 rtabel Valid
20 0,678 rtabel Valid
21 0,769 rtabel Valid
22 0,586 rtabel Valid
23 0,828 rtabel Valid
24 0,777 rtabel Valid
25 0,702 rtabel Valid
26 0,723 rtabel Valid
27 0,458 rtabel Tidak Valid
28 0,578 rtabel Valid
29 0,493 rtabel Valid
30 0,173 rtabel Tidak Valid
31 0,538 rtabel Valid
32 0,106 rtabel Tidak Valid
33 0,768 rtabel Valid
34 0,822 rtabel Valid
88
35 0,591 rtabel Valid
36 0,408 rtabel Tidak Valid
37 0,554 rtabel Valid
38 0,508 rtabel Valid
39 0,580 rtabel Valid
40 0,553 rtabel Valid
41 0,685 rtabel Valid
42 0,212 rtabel Tidak Valid
43 0,587 rtabel Valid
44 0,772 rtabel Valid
89
Lampiran 5
Hasil Uji Validitas
Variabel Y (Minat Baca)
Nomor Soal rhitung rtabel = 0,468 Keputusan
1 0,518 rtabel Valid
2 0,355 rtabel Tidak Valid
3 0,777 rtabel Valid
4 0,752 rtabel Valid
5 0,806 rtabel Valid
6 0,003 rtabel Tidak Valid
7 0,132 rtabel Tidak Valid
8 0,589 rtabel Valid
9 0,588 rtabel Valid
10 0,351 rtabel Tidak Valid
11 0,582 rtabel Valid
12 0,772 rtabel Valid
13 0,608 rtabel Valid
14 0,513 rtabel Valid
15 0,612 rtabel Valid
16 0,537 rtabel Valid
17 0,504 rtabel Valid
18 0,031 rtabel Tidak Valid
19 0,800 rtabel Valid
20 0,551 rtabel Valid
21 0,611 rtabel Valid
22 0,770 rtabel Valid
23 0,843 rtabel Valid
24 0,688 rtabel Valid
25 0,545 rtabel Valid
26 0,181 rtabel Tidak Valid
27 0,559 rtabel Valid
28 0,765 rtabel Valid
29 0,208 rtabel Tidak Valid
30 0,559 rtabel Valid
31 0,226 rtabel Tidak Valid
32 0,515 rtabel Valid
33 0,507 rtabel Valid
34 0,213 rtabel Tidak Valid
90
35 0,366 rtabel Tidak Valid
36 0,373 rtabel Tidak Valid
37 0,597 rtabel Valid
38 0,681 rtabel Valid
39 0,609 rtabel Valid
40 0,413 rtabel Tidak Valid
41 0,835 rtabel Valid
42 0,254 rtabel Tidak Valid
43 0,772 rtabel Valid
44 0,551 rtabel Valid
91
Lampiran 6
Tabel Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Minat Baca
Minat Baca
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 46 1 .6 .6 .6
48 1 .6 .6 1.2
50 1 .6 .6 1.8
58 1 .6 .6 2.4
59 1 .6 .6 3.0
63 1 .6 .6 3.6
64 4 2.4 2.4 6.0
65 2 1.2 1.2 7.2
66 1 .6 .6 7.8
67 2 1.2 1.2 9.0
69 2 1.2 1.2 10.2
70 2 1.2 1.2 11.4
71 1 .6 .6 12.0
72 1 .6 .6 12.6
73 1 .6 .6 13.2
74 2 1.2 1.2 14.4
75 1 .6 .6 15.0
77 3 1.8 1.8 16.8
78 1 .6 .6 17.4
79 3 1.8 1.8 19.2
80 4 2.4 2.4 21.6
82 3 1.8 1.8 23.4
83 1 .6 .6 24.0
84 1 .6 .6 24.6
85 2 1.2 1.2 25.7
86 5 3.0 3.0 28.7
87 2 1.2 1.2 29.9
88 2 1.2 1.2 31.1
92
89 3 1.8 1.8 32.9
90 7 4.2 4.2 37.1
91 2 1.2 1.2 38.3
92 3 1.8 1.8 40.1
93 3 1.8 1.8 41.9
94 3 1.8 1.8 43.7
95 8 4.8 4.8 48.5
96 2 1.2 1.2 49.7
97 1 .6 .6 50.3
98 2 1.2 1.2 51.5
99 3 1.8 1.8 53.3
100 2 1.2 1.2 54.5
101 6 3.6 3.6 58.1
102 6 3.6 3.6 61.7
103 8 4.8 4.8 66.5
104 2 1.2 1.2 67.7
105 3 1.8 1.8 69.5
106 3 1.8 1.8 71.3
107 1 .6 .6 71.9
109 4 2.4 2.4 74.3
110 7 4.2 4.2 78.4
111 4 2.4 2.4 80.8
112 4 2.4 2.4 83.2
113 3 1.8 1.8 85.0
114 2 1.2 1.2 86.2
116 2 1.2 1.2 87.4
117 1 .6 .6 88.0
118 1 .6 .6 88.6
120 5 3.0 3.0 91.6
121 2 1.2 1.2 92.8
122 2 1.2 1.2 94.0
123 1 .6 .6 94.6
124 3 1.8 1.8 96.4
125 1 .6 .6 97.0
127 2 1.2 1.2 98.2
93
134 1 .6 .6 98.8
138 1 .6 .6 99.4
145 1 .6 .6 100.0
Total 167 100.0 100.0
94
Lampiran 7
Tabel Distribusi Frekuensi
Hasil Angket Tata Ruang Perpustakaan
Tata Ruang Perpustakaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 81 1 .6 .6 .6
82 1 .6 .6 1.2
87 1 .6 .6 1.8
89 1 .6 .6 2.4
96 2 1.2 1.2 3.6
99 2 1.2 1.2 4.8
101 2 1.2 1.2 6.0
103 2 1.2 1.2 7.2
109 1 .6 .6 7.8
110 4 2.4 2.4 10.2
111 2 1.2 1.2 11.4
112 2 1.2 1.2 12.6
113 1 .6 .6 13.2
114 2 1.2 1.2 14.4
115 3 1.8 1.8 16.2
116 3 1.8 1.8 18.0
117 7 4.2 4.2 22.2
118 3 1.8 1.8 24.0
119 3 1.8 1.8 25.7
120 2 1.2 1.2 26.9
121 4 2.4 2.4 29.3
122 4 2.4 2.4 31.7
123 6 3.6 3.6 35.3
124 4 2.4 2.4 37.7
125 5 3.0 3.0 40.7
126 5 3.0 3.0 43.7
127 4 2.4 2.4 46.1
128 3 1.8 1.8 47.9
129 8 4.8 4.8 52.7
95
130 6 3.6 3.6 56.3
131 4 2.4 2.4 58.7
132 9 5.4 5.4 64.1
133 4 2.4 2.4 66.5
134 6 3.6 3.6 70.1
135 5 3.0 3.0 73.1
136 2 1.2 1.2 74.3
137 3 1.8 1.8 76.0
138 2 1.2 1.2 77.2
139 6 3.6 3.6 80.8
140 3 1.8 1.8 82.6
141 4 2.4 2.4 85.0
142 1 .6 .6 85.6
143 2 1.2 1.2 86.8
144 3 1.8 1.8 88.6
145 1 .6 .6 89.2
146 3 1.8 1.8 91.0
147 1 .6 .6 91.6
148 2 1.2 1.2 92.8
151 3 1.8 1.8 94.6
153 1 .6 .6 95.2
154 2 1.2 1.2 96.4
155 1 .6 .6 97.0
157 1 .6 .6 97.6
159 1 .6 .6 98.2
161 1 .6 .6 98.8
169 1 .6 .6 99.4
172 1 .6 .6 100.0
Total 167 100.0 100.0
96
Lampiran 8