135
i PENGARUH VARIASI KONSENTRASI PERISA SARI JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava L.) TERHADAP TINGKAT KESUKAAN PANELIS DAN KANDUNGAN VITAMIN C PADA YOGHURT SUSU UHT (Ultra High Temperature) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Oleh : Fransiska Awang Nilamaya NIM : 141434026 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGARUH VARIASI KONSENTRASI PERISA SARI JAMBU …repository.usd.ac.id/31573/2/141434026_full.pdfyoghurt. Rasa yoghurt yang asam dan biasanya konsumen kurang menyukai rasa asam tersebut

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • i

    PENGARUH VARIASI KONSENTRASI PERISA SARI JAMBU BIJI MERAH

    (Psidium guajava L.) TERHADAP TINGKAT KESUKAAN PANELIS DAN

    KANDUNGAN VITAMIN C PADA YOGHURT SUSU UHT (Ultra High

    Temperature)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Biologi

    Oleh :

    Fransiska Awang Nilamaya

    NIM : 141434026

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU

    PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    “Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah

    takut dan jangan gemetar karena mereka, sebab

    TUHAN, Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai

    engkau; Ia tidak akan membiarkan engkau dan tidak

    akan meninggalkan engkau.”

    (Ulangan 31:6)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya,penulis

    dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGARUH VARIASI

    KONSENTRASI PERISA SARI JAMBU BIJI MERAH (Psidium guajava L.)

    TERHADAP TINGKAT KESUKAAN PANELIS DAN KANDUNGAN

    VITAMIN C PADA YOGHURT SUSU UHT (Ultra High Temperature)”.

    Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

    sarjana pada program studi Pendidikan Biologi.

    Dalam penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan,

    dukungan, semangat dan doa. Oleh sebab itu penulis mengucapkan terima kasih

    kepada:

    1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    2. Program Studi Pendidikan Biologi yang telah menjadi wadah bagi penulis

    untuk mencari serta mengembangkan ilmu

    3. Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.Sc. selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Biologi dan para Dosen Pendidikan Biologi yang telah

    meluangkan waktu untuk membagi ilmu dan belajar bersama di dalam

    perkuliahan maupun di luar perkuliahan.

    4. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah

    membimbing penulis dengan penuh semangat, kesabaran dan juga selalu

    membantu dalam menyelesaikan tugas akhir.

    5. Orang tuaku Ibu Maria Goreti Ruswati dan Bapak Rudlof Sugianto yang

    selalu memberikan bantuan dalam bentuk moril maupun materiil, memberikan

    semangat, dorongan, dan kasih sayang sehingga penulis dapat menyelesaikan

    tigas akhir ini dengan baik.

    6. Adikku Brigita Dwi Indah Sari yang selalu menyemangati dan menghibur

    dalam mengerjakan tugas akhir.

    7. Keluargaku, terimakasih atas doa dan juga semangat yang selalu diberikan

    kepada penulis

    8. Teman – teman Pendidikan Biologi angkatan 2014 yang telah membantu

    dengan caranya masing – masing, selalu memberikan semangat bagi penulis

    serta menjadi teman – teman seperjuangan selama menempuh perkuliahan di

    Program Studi Pendidikan Biologi Sanata Dharma, khususnya untuk sahabat –

    sahabatku Elisabet Resti Dianningsih, Yulia Wulandari, Theresia Resty,

    Chretovora Vera Salve Rosari yang banyak membantu penulis selama

    melakukan penelitian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRAK

    Nilamaya, Fransiska Awang. 2018. “Pengaruh Variasi Konsentrasi Perisa Sari Jambu

    Biji Merah (Psidium Guajava L.) Terhadap Tingkat Kesukaan Panelis Dan

    Kandungan Vitamin C Pada Yoghurt Susu UHT (Ultra High Temperature)”.

    Skripsi Strata Satu (S-1). Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

    Jambu biji merah biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar, selain itu dapat

    pula diolah menjadi jus dan sirup. Namun karena variasi pengolahan jambu biji

    merah masih terbatas, guna meningkatkan produk pangan serta meningkatkan nilai

    ekonomi jambu biji merah, maka dilakukan alternatif pengolahan sebagai bahan

    dalam pembuatan yoghurt dalam bentuk sari buah. Sari buah jambu biji merah

    digunakan karena selain bermanfaat bagi kesehatan yaitu memiliki kandungan

    vitamin C yang tinggi, sehingga diketahui baik untuk memelihara kesehatan seperti

    anti kanker, menambah dan memperbaiki daya tahan tubuh serta memperlancar

    saluran pencernaan dan sembelit. Jambu biji juga dapat meningkatkatkan sifat

    organoleptik yoghurt meliputi tingkat kesukaan terhadap rasa, aroma dan warna pada

    yoghurt. Rasa yoghurt yang asam dan biasanya konsumen kurang menyukai rasa

    asam tersebut sehingga perlu penambahan perisa untuk menarik minat konsumen .

    Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan

    Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan konsentrasi ( 0 (kontrol), 10ml, 15ml dan 20

    ml).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi K = 0 (Kontrol), PG1

    =10ml, PG2= 15ml dan PG3= 20ml) memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

    rasa yoghurt jambu biji merah yang paling disukai pada 15ml (PG2) rerata

    sebanyak 2,7. Pada aroma yoghurt jambu biji merah yang paling disukai 20ml (PG3)

    rerata sebanyak 3,67. Pada aroma yoghurt jambu biji merah yang paling disukai pada

    15ml (PG2) rerata sebanyak 3,3 dan kandungan vitamin C pada yoghurt yang

    paling tinggi pada perlakuan (PG3) rerata sebanyak 48,92 mg/100g.

    Kata kunci : Jambu biji merah, Rasa, Aroma, Tekstur, Kandungan Vitamin C

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    ABSTRACT

    THE FLAVOR OF VARIATION OF RED GUAVA (PSIDIUM GUAJAVA L.)

    FLAVOR CONCENTRATION TO PANELIS’S FAVORITE LEVEL AND

    VITAMIN C CONTENT ON MILK UHT (ULTRA HIGH TEMPERATURE)

    YOGHURT

    Fransiska Awang Nilamaya

    141434026

    Sanata Dharma University

    Red guava is usually consumed in fresh form, besides it can be processed into

    juice and syrup. However, variation of red guava procesing is still limited. To

    improving food products and economic value of red guava, therefore, this research

    made a processing alternative as an ingredient on yoghurt making in a juice form.

    Guava just has high vitamin C, useful for anti-cancer, and increase endurance and

    fitness. Guava can also increase the organoleptic properties of yoghurt including the

    level of fondness in flavor, aroma and color. Usually the costumers do not like its

    sour flavor, therefore the addittional flavor is needed that can attract the costumers.

    The design that was used in this research is Completely Randomized Design

    (CRD) with concentration red guava 0 (control), 10ml, 15ml and 20 ml).

    The results shows that the concentrations of K = 0 (Control), PG1 = 10 ml, PG2 = 15

    ml and PG3 = 20 ml) gave a different effects to the most favorite guava yoghurt on

    15ml (PG2) which was 2,7. The most favorite aroma of guava yoghurt 20ml (PG3)

    which was 3.67 and 15 ml (PG2) which was 3,3 and the high vitamin C on yoghurt

    20ml (PG3) which was 48.92 mg / 100g.

    Keywords: Red Guava, Flavor, Aroma, Texture, Vitamin C Content

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING........................................................... ii

    HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. ........iii

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................ iv

    HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................................................................v

    HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................................................vi

    KATA PENGANTAR.................................................................................................vii

    ABSTRAK.................................................................................................................viii

    ABSTRACT................................................................................................................ ix

    DAFTAR ISI....................................................................................................... ..... ...x

    DAFTAR GAMBAR....................................................................................................xi

    BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................1

    1.1 Latar Belakang ........................................................................................................1

    1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................1

    1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................4

    1.4 Manfaat Hasil Penelitian ........................................................................................4

    1.4.1 Bagi Peneliti................................................................................................4

    1.4.2 Bagi Pendidikaan........................................................................................5

    1.4.3 Bagi Masyarakat.........................................................................................5

    BAB II TINJAUAN

    PUSTAKA......................................................................................................6

    2.1 Jambu Biji Merah....................................................................................................6

    2.1.1 Morfologi Tanaman.......................................................................................6

    2.1.2 Klarifikasi Tanaman.....................................................................................7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    2.1.3 Kandungan Kimia Jambu Merah..................................................................8

    2.1.4 Zat Warna Pada Jambu Biji Merah..............................................................8

    2.1.5 Vitamin C......................................................................................................9

    2.1.6 Khasiat dan Kegunaan.................................................................................10

    2.2 Yoghurt .................................................................................................................11

    2.2.1 Pengertian Yoghurt......................................................................................11

    2.2.2 Komponen Yoghurt.....................................................................................11

    2.2.3 Manfaat Yoghurt..........................................................................................13

    2.2.4 Susu UHT ...................................................................................................15

    2.2.5 Organoleptik................................................................................................17

    2.2.6 Penelitian Relevan.......................................................................................18

    2.2.8 Hipotesis......................................................................................................21

    BAB III METODE PENELITIAN..........................................................................22

    3.1 Jenis Penelitian......................................................................................................22

    3.2 Variabel Penelitian.................................................................................................22

    3.3 Batasan Penelitian..................................................................................................23

    3.4 Alat dan Bahan......................................................................................................24

    3.5 Cara Kerja..............................................................................................................24

    3.6 Uji Organoleptik...................................................................................................27

    3.7 Uji Vitamin C........................................................................................................29

    3.8 Tenik Pengambilan Data.......................................................................................30

    3.9 Metode Analisis Data............................................................................................31

    3.10 Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian Dalam Pembelajaran.........................32

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil.......................................................................................................................33

    4.2 Pembahasan...........................................................................................................42

    1. Rasa..................................................................................................................43

    2. Aroma...............................................................................................................45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    3. Warna................................................................................................................46

    4. Tekstur..............................................................................................................49

    5. Kandungan Vitamin C......................................................................................50

    BAB V I IMPELEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK

    PEMBELAJARAN......................................................................................52

    5.1 Kompetensi Inti.....................................................................................................52

    5.2 Kompetensi Dasar..................................................................................................53

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    6.1 Kesimpulan............................................................................................................54

    6.2 Saran......................................................................................................................54

    DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... ......55

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Komponen Gizi..............................................................................................8

    Tabel 2.2 Kandungan Gizi dalam 100 g Yoghurt........................................................12

    Tabel 2.3 Badan Standardisasi Pada Tahun 2009 Mengenai Yoghurt........................15

    Tabel 2.4 Perandingan Komposisi Susu......................................................................15

    Tabel 3.1 Skala Hedonic Untuk Uji Organoleptik.......................................................15

    Tabel 4.1 Data Hasil Uji Organoleptik Rasa...............................................................33

    Tabel 4.2 Data Hasil Uji Organoleptik Aroma...........................................................36

    Tabel 4.3 Data Hasil Uji Organoleptik Warna............................................................37

    Tabel 4.4 Data Hasil Uji Organoleptik Tekstur...........................................................39

    Tabel 4.5 Data Hasil Uji Organoleptik Uji Vitamin C................................................41

    Tabel 4.6 Hasil Uji Anova Rasa.................................................................................43

    Tabel 4.7 Hasil Uji Anova Aroma..............................................................................45

    Tabel 4.8 Hasil Uji Anova Warna..............................................................................47

    Tabel 4.9 Hasil Uji Anova Teksur..............................................................................49

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1Jambu Biji Merah........................................................................................1

    Gambar 2.2 Susu UHT................................................................................................16

    Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berfikir.........................................................................20

    Gambar 3.1 Proses Pembuatan Jambu Biji Merah......................................................25

    Gambar 3.2 Proses Pembuatan Jambu Biji Merah......................................................27

    Gambar 3.3 Proses Uji Organoleptik Panelis..............................................................29

    Gambar 4.1 Rata-rata Kesukaan Rasa Yoghurt...........................................................33

    Gambar 4.2 Rata-rata Kesukaan Aroma Yoghurt........................................................35

    Gambar 4.3 Rata-rata Kesukaan Warna Yoghurt........................................................38

    Gambar 4.4 Rata-rata Kesukaan Tekstur Yoghurt......................................................40

    Gambar 4.5 Rata-rata Kesukaan Uji Vitamin C Yoghurt............................................42

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Jambu biji merah merupakan salah satu buah yang tidak asing bagi

    masyarakat Indonesia. Jambu biji ini sangat populer karena mudah didapat dan

    memiliki harga yang cukup murah dibanding dengan buah yang lainnya.

    Jambu biji merah memiliki keunggulan antara lain daging buahnya merah

    menyala atau merah cerah, berdaging lunak, tebal, harum dan segar (Alfian,

    2013).

    Jambu biji merah memiliki masa simpan buah yang sangat singkat kurang

    lebih hanya 1-2 minggu setelah panen. Jambu biji merah diketahui sangat

    mudah mengalami kerusakan fisik seperti memar, busuk, dan layu. Proses

    respirasi jambu biji merah dapat dibagi dalam 3 tahap, yaitu klimakterik

    menaik, puncak klimakterik dan klimakterik menurun. Awal respirasi

    klimakterik dimulai pada fase pematangan, bersamaan dengan pertumbuhan

    buah mencapai konstan. Selama proses tersebut, terjadi perubahan khususnya

    pola respirasi yang mendadak meningkat mencapai klimaks. Selama periode

    praklimakterik laju respirasi rendah, lalu periode klimakterik laju respirasi

    meningkat cepat sampai maksimum dan pemasakan buah dimulai, sedangkan

    periode pasca klimakterik laju respirasi menurun, proses pemasakan buah

    sudah terbentuk, proses biosintesis praktis terhenti, proses dekomposisi

    menjadi efektif dan buah mulai rusak. Respirasi membawa dampak kurang

    menguntungkan pada sawo yang telah dipanen. Dalam proses respirasi akan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    terjadi penguraian glukosa dengan bantuan O2 menjadi CO2, H2O dan energi.

    Jika reaksi ini berlangsung dalam waktu tertentu dalam kondisi normal, maka

    akan terjadi perubahan struktur dan turunnya mutu jambu biji merah.

    Perubahan struktur bisa secara fisik maupun kimia, contohnya perubahan

    tekstur, warna, aroma, rasa dan terjadinya pematangan yang dilanjutkan

    dengan pembusukan. Hal tersebut menunjukkan perlu adanya pengolahan

    pasca panen untuk dapat meningkatkan nilai waktu jual dan nilai tambah dari

    produk jambu biji merah (Alfian, 2013).

    Jambu biji biasanya dikonsumsi dalam bentuk segar, selain itu dapat pula

    diolah menjadi jus. Namun biasanya konsumen menambahkan gula pada

    pembuatan jus jambu biji merah, padahal hal ini dapat meningkatkan resiko

    resiko diabetes. Guna meningkatkan produk pangan serta meningkatkan nilai

    ekonomi jambu biji merah, maka dilakukan alternatif pengolahan sebagai

    bahan dalam pembuatan yoghurt dalam bentuk sari buah.

    Jambu biji merah dapat digunakan sebagai pewarna alami dalam

    pembuatan yoghurt, karena jambu biji merah mengandung likopen yang dapat

    mengasilkan warna merah. Kandungan nutrisi pada jambu biji merah yaitu

    kalori 49 kkal, fosfor 28 mg, karbohidrat 12,20 g, besi 1,1 mg, vitamin A 5 SI,

    serat 5,60 gr, vitamin C 80 mg/100 gr, dan air 86 gr. Nutrisi yang terkandung

    pada buah jambu biji merah tersebut dapat digunakan sebagai sumber energi

    agar mikroba dapat tumbuh baik (Bahar,2008). Jambu biji dapat

    meningkatkatkan sifat organoleptik yoghurt meliputi tingkat kesukaan

    terhadap rasa, aroma dan warna pada yoghurt.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Jambu biji merah memiliki kandungan vitamin C yang tinggi, sehingga

    baik untuk memelihara kesehatan seperti antioksidan dan antikanker yang

    berguna bagi kesehatan diantaranya menurunkan kadar kolesterol darah,

    mengobati infeksi, mengobati sariawan, memperlancar peredaran darah,

    melancarkan saluran pencernaan, mencegah kontipasi dan menyembuhkan

    penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Kebutuhan vitamin C per orang

    per hari (yaitu 30-60 mg) telah dapat dipenuhi hanya dengan mengonsumsi

    buah jambu biji merah (Eniza, 2004).

    Yoghurt merupakan produk susu fermentasi berbentuk semi solid yang

    dihasilkan melalui proses fermentasi susu dengan menggunakan bakteri asam

    laktat. Bakteri asam laktat yang digunakan adalah Lactobacillus bulgaricus

    dan Streptococcus thermophillus (Surajudin dan Purnomo, 2005).

    Fermentasi merupakan tahap menginokulasi bakteri (starter) pembentuk

    asam laktat (BAL). Dalam proses fermentasi, laktosa dipecah oleh BAL

    menjadi asam laktat, diasetil, dan CO2 sehingga dihasilkan susu dengan aroma

    asam, segar, dan memiliki viskositas yang agak kental. Tujuan utama dari

    fermentasi susu adalah untuk memperpanjang daya simpan susu karena

    mikroorganisme perusak sulit tumbuh pada suasana asam dan kondisi kental.

    Pada dasarnya fermentasi merupakan perombakan senyawa sederhana melalui

    reaksi kimia dengan bantuan mikroba sebagai starternya (Susilorini dan

    Manik, 2006).

    Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus merupakan dua

    bakteri yang bekerja secara simbiotis. Bakteri Streptococcus thermophillus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    akan bekerja lebih dahulu dengan memfermentasi laktosa susu dan

    menghasilkan asam laktat dan gas CO2. Hasil metabolisme bakteri

    Streptococcus thermophillus menstimulasi pertumbuhan bakteri Lactobacillus

    bulgaricus yang toleran pada kondisi asam. Pada sisi lain, hasil metabolisme

    bakteri Lactobacillus bulgaricus, yaitu asam amino dan peptida, akan

    menstimulasi perkembangan bakteri Streptococcus thermophillus.Kerjasama

    kedua bakteri ini akan membentuk cita rasa dan karakteristik yoghurt. Hasil

    metabolisme kedua bakteri yang berperan membentuk cita rasa yoghurt adalah

    asam laktat, asetal dehida, asam asetat, dan diasetil (Bahar, 2008).

    Yoghurt biasanya memiliki rasa yang terlalu asam membuat konsumen

    kurang menyukai, sehingga perlu ditambahkan variasi rasa untuk menarik

    minat konsumen. Perasa alami yang bisa ditambahkan berupa buah jambu biji

    merah yang memiliki rasa ,warna yang menarik dan memiliki aroma yang

    khas. Mutu yoghurt dapat dinilai dari beberapa parameter, di antaranya adalah

    pH, kekentalan, citarasa, dan kesukaan. Nilai pH adalah derajat keasaman

    yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau kebasaan yang

    dimiliki oleh suatu larutan. Nilai pH dipengaruhi oleh pertumbuhan bakteri

    asam laktat dalam proses fermentasi yoghurt . Bahan utama pembuatan

    yoghurt yang digunakan biasanya yaitu susu kambing ataupun susu sapi

    (Hasruddin dan Pratiwi, 2015).

    Pada penelitian ini, bahan pembuatan yoghurt menggunakan susu sapi

    yang sudah disterilkan dengan cara UHT (Ultra High Temperature) dari PT.

    Ultrajaya. Ide (2008) menjelaskan bahwa susu UHT yaitu susu yang diolah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi (135-1450C) dalam waktu

    singkat selama 2-5 detik. Pemanasan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh

    seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen). Waktu pemanasan

    yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta

    untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah, seperti

    susu segarnya. Kelebihan dari susu UHT adalah umur simpan yang sangat

    panjang pada suhu kamar, yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet

    dan tidak perlu dimasukan ke lemari pendingin . Selain itu penggunaan susu

    UHT juga dapat mengurangi resiko kontaminasi, karena perlakuan susu UHT

    yang sudah disterilkan sebelumnya. Pemanfaatan susu UHT PT Ultrajaya ini

    karena susu UHT mudah diperoleh, sehingga memberikan kemudahan bagi

    masyarakat apabila ingin membuat yoghurt sendiri (Sopandi dan Wardana,

    2014).

    Pada penelitian ini menggunakan perisa sari jambu biji yang berbeda-beda

    (0 (kontrol), 10 ml, 15 ml, 20 ml). Uji organoleptik akan dilakukan oleh 20

    orang panelis yang diminta untuk melakukan uji dengan indera seperti

    penglihatan, penciuman dan pengecapan terhadap yoghurt perisa sari jambu

    biji merah dan mengetahui apakah sediaan yoghurt sari jambu biji merah yang

    dibuat berpengaruh terhadap tingkat kesukaan panelis dan kandungan vitamin

    C pada yoghurt. Berdasarkan latar belakang diatas maka akan dilakukan

    penelitian dengan Judul “Pengaruh Variasi Konsentrasi Perisa Sari Jambu Biji

    Merah (Psidium Guajava L.) Terhadap Tingkat Kesukaan Panelis Dan

    KandunganVitamin C Pada Yoghurt Susu UHT (Ultra High Temperature).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    1. Bagaimana pengaruh variasi pemberian perisa sari jambu biji merah

    terhadap tingkat kesukaan pada yoghurt susu UHT ?

    2. Berapakah penambahan konsentrasi perisa sari jambu biji merah yang

    memiliki kadungan vitamin C paling tinggi pada yoghurt?

    1.3 TUJUAN PENELITIAN

    1. Mengetahui pengaruh pemberian variasi perisa buah jambu biji merah

    terhadap tingkat kesukaan pada yoghurt susu UHT .

    2. Mengetahui penambahan perisa sari jambu biji merah yang memiliki

    kandungan vitamin C paling tinggi pada yoghurt.

    1.4 MANFAAT PENELITIAN

    1.4.1 Bagi Peneliti

    Dapat menambah wawasan,pengetahuan, maupun keterampilan peneliti

    dibidang biologi konvesional,khususnya dibidang pangan tentang pengaruh

    pemberian variasi perisa buah jambu biji merah terhadap hasil uji organoleptik

    dan kandungan vitamin C pada yoghurt susu UHT.

    1.4.2 Bagi Pendidikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    Sebagai persembahan pengetahuan ilmiah bagi dunia pendidikan

    khususnya dibidang dibidang bioteknologi konvensional bidang pangan. Selain

    itu, sebagai kontribusi untuk memperluas referensi bagi peserta didik yang

    berminat melakukan riset penelitian yang lebih lanjut.

    1.4.3 Bagi Masyarakat

    Menambah pengetahuan dan informasi kepada masyarakat untuk

    mengetahui keanekaragaman pangan melalui pembuatan yoghurt.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Jambu Biji Merah

    2.1.1 Morfologi Tanaman

    Tanaman jambu biji merah dikenal dengan bahasa latin Psidium guajava

    Linn., termasuk suku Myrtaceae. Tanaman jambu biji berbentuk perdu, memiliki

    banyak cabang. Tinggi tanaman mencapai lima meter, batang berkulit cokelat dan

    licin. Pada kulit yang mengelupas akan terlihat kulit yang terkesan basah. Daun

    tanaman berbentuk oval, agak kaku, panjang sekitar 10 cm dan lebar sekitar 6 cm.

    Bunga kecil, berwarna putih, muncul dari ketiak daun. Buah jambu biji berukuran

    sebesar telur itik, berdaging buah tebal, berkulit tipis, selagi muda berwarna hijau,

    dan setelah tua menjadi kekuning-kuningan. Buah muda berasa sepat dan setelah

    masak berasa manis. Biji berjumlah banyak, berbentuk kecil, keras dan terdapat di

    dalam daging buah (Parimin,2005). Jambu biji merah dapat dilihat pada Gambar

    2.1.

    Gambar 2.1 jambu biji merah

    Sumber : Pribadi (2018)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    2.1.2 Klasifikasi Tanaman

    Sistematika tanaman (taksonomi) tanamn jambu biji menurut Parimin

    (2005) diklasifikasikan sebagai berikut :

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Spermatophyta

    Sub divisi : Angiospermae

    Kelas : Dicotyledonae

    Ordo : Myrtales

    Famili : Myrtaceae

    Genus : Psidium

    Spesies : Psidium guajava L.

    Jambu biji merah adalah tumbuhan dengan batang yang berkayu,

    mengelupas, bercabang, dan berwarna cokelat, kulit batang licin,. Daun berwarna

    hijau dan tunggal, ujung tumpul, pangkal membulat, tepi rata berhadapan,

    petulangan daun menyirip berwarna hijau kekuningan. Bunganya termasuk bunga

    tunggal, terletak di ketiak daun, bertangkai, kelopak bunga berbentuk corong.

    Pada mahkota bunga berbentuk bulat telur, benang sari pipih berwarna putih atau

    putih kekuningan. Berbentuk bulat seperti telur dan bijinya kecil-kecil, keras, dan

    dalam nya berwarna merah pada jambu biji merah (Venant, 2004).

    Pada Jambu biji merah memiliki daun berbentuk panjang, langsing, bulat oval

    dengan ujung tumpul dan lancip. Daun saling berhadapan dan tumbuh tunggal.

    Warna beragam hijau tua, hijau muda, merah tua, 12 dan hijau berbelang kuning.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Permukaan daun ada yang halus mengilap dan halus biasa (Widiaty, 2008).

    Kandungan nutrisi atau komposisi jambu biji merah dapat dilihat pada Tabel 2.1

    Tabel 2.1. Komposisi gizi dalam 100 g buah jambu biji merah

    Sumber : Widiaty, 2008

    2.1.3 Zat warna pada jambu biji merah

    Jambu biji merah mengandung likopen. Likopen adalah pigmen utama

    pemberi warna merah pada beberapa buah-buahan seperti tomat, semangka, jambu

    merah. Likopen tahan terhadap proses pemasakan dan tidak cepat rusak sehingga

    baik untuk digunakan sebagai pewarna alami pada yoghurt. Likopen tidak hanya

    penting sebagai pigmen karotenoid pemberi warna merah, tetapi juga dapat

    bersinergi dengan vitamin C untuk mencegah berbagai jenis kanker, antioksidan

    dan mengatasi diabetes. Likopen lebih stabil pada perlakuan asam dibandingkan

    pada perlakuan basa atau netral.

    Komposisi Jumlah

    Air (g) 50,00

    Kalori (kal) 49,00

    Protein (g) 0,90

    Lemak (g) 0,30

    Karbohidrat (g) 12,20

    Kalsium (mg) 14,00

    Fosfor (mg) 28,00

    Besi (mg) 1,10

    Vitamin A (SI) 25,00

    Vitamin BI (mg) 0,05

    Vitamin B2 (mg) 0,04

    Serat (gr) 5,60

    Vitamin C (mg/100 g

    bahan)

    80,00

    Bagian yang dimakan 82 %

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    2.1.4 Vitamin C

    Asam askorbat atau vitamin C (Gambar 2.2) adalah antioksidan monosakarida

    yang ditemukan pada tumbuhan. Asam askorbat adalah komponen yang dapat

    mengurangi dan menetralkan oksigen reaktif, seperti hidrogen peroksida

    (Inggrid,2014)

    Gambar 2.2 Struktur kimia vitamin C (Akhilender, 2003).

    2.1.5 Khasiat dan Kegunaan

    Jambu biji berfungsi memperlancar sistem pencernaan, sirkulasi darah dan

    berguna untuk menyerang virus. Jambu biji juga mengandung kalium yang

    berfungsi meningkatkan keteraturan denyut jantung, mengaktifkan kontraksi otot.

    mengatur pengiriman zat-zat gizi lainnya ke sel-sel tubuh.

    Konsumsi jambu biji merah dalam jumlah banyak dapat melindungi tubuh

    dari serangan kanker. Disamping manfaat jambu biji merah untuk menjaga

    kesehatan jantung dan pembuluh darah serta mencegah munculnya kanker,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    memperkuat daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Fungsi Vitamin C

    yang terkandung dalam buah jambu biji cukup banyak, yaitu:

    1. Sebagai antioksidan.

    2. Menjaga dan memacu kesehatan pembuluh kapiler.

    3. Mencegah anemia gizi, sariawan, gusi bengkak dan berdarah (penyakit

    skorbut) mencegah tanggalnya gigi.

    4. Vitamin C dosis tinggi dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh dalam

    melawan berbagai infeksi.

    5. Membantu penyerapan zat besi dan dapat menghambat produksi

    nitrosamin, suatu zat permicu kanker.

    6. Berperan untuk pembentukan kolagen yang sangat bermanfaat untuk

    penyembuhan luka.

    2.2 Yoghurt

    2.2.1 Pengertian Yoghurt

    Yoghurt merupakan produk yang diperoleh dari fermentasi susu dan atau susu

    rekonstitusi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricu sdan

    Streptococcus thermophillus dan atau bakteri asam laktat lain yang sesuai,

    denganatau tanpa penambahan bahan pangan lain dan bahan tambahan pangan

    yang diizinkan (BSN, 2009). Hasil fermentasi oleh bakteri asam laktat tersebut

    menjadikan cita rasa susu menjadi asam . Kata yoghurt berasal dari bahasa Turki,

    yaitu “jugurt” yang berarti susu asam. Yoghurt umumnya adalah sejenis produk

    susu terkoagulasi, diperoleh dari fermentasi asam laktat melalui aktivitas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Lactobacillus acidhopilus,Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

    thermophilus, dimana mikroorganisme dalam produk akhir harus hidup-aktif dan

    berlimpah (Harjiyanti et al.,2013).

    Fermentasi yoghurt termasuk dalam ferementasi asam laktat. Bakteri asam

    laktat memfermentasikan gula melalui jalur-jalur tertentu yang dikenal sebagai

    homofermentatif. Homofermentatif adalah fermentasi yang produk akhirnya

    berupa asam laktat dan etanol. Fermentasi yang dibantu bakteri homofermentatif

    yang nantinya menghasilkan produk asam laktat saja. Adapun proses asam laktat

    yang terjadi yaitu:

    1. Glukosa —> 2 piruvat (proses Glikolisis).

    C6H12O6 —> 2 C3H6O3 (proses glikolisis)

    2. Dehidrogenase asam piruvat akan terbentuk asam laktat

    ( 2 C3H4O6 + 2NADH2 —> 2 C3H6O3 + 2 NAD )

    2.2.2 Bakteri Asam Laktat

    Bakteri asam laktat kelompok bakteri yang dapat memproduksi asam laktat

    dalam jumlah dari karbohidrat.

    1. Lactobacillus

    Genus Lactobacillus meliputi bakteri gram positif yang heterogen, berbentuk

    batang bulat, tidak membentuk spora, spesies fakultatif anaerobik. Bentuk sel

    sangat bervariasi dari batang pendek atau hampir bulat hingga batang pajang.

    Tipis atau agak tebal, dapat berbentuk sel tunggal atau rantai pendek hingga

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    pajang. Pertumbuhan bakteri ini dalam glukosa dapat menghasilkan asam laktat

    atau campuran asam laktat, etanol, asam asetat dan C02 bergantung pada spesies.

    Banyak spesies dari bakteri. Banyak spesies dari bakteri ini memanfaatkan

    laktosa, sukrosa, fruktosa, atau galaktosa dan beberapa spesies dapat

    memfermentasi pentosa. Lactobacillus tumbuh baik pada suhu 25-40oC, dan untuk

    beberapa jenis pangan pada suhu rendah dan dapat tumbuh baik pada suhu 10-

    25oC, dan untuk beberapa jenis pangan pada suhu rendah dan tumbuh baik pada

    suhu 10-25oC. Pertumbuhan dalam karbohidrat dapat menurun pH media hingga

    3,5-5,0 (Sopandi dan Wardah,2014).

    Bakteri Lactocillus berdistribusi luas dan dapat ditemukan pada tanaman,

    sayuran, biji, dan susu olahan; daging, daging olahan dan daging fermentasi.

    Beberapa jenis bakteri Lactobacillus ditemukan dalam saluran pencernaan

    manusia, hewan, dan unggas.

    2. Lactobacillus acidophilus

    Lactobacillus acidophilus adalah salah satu bakteri asam laktat (BAL)

    Lactobacillus acidophilus dapat tumbuh baik dengan oksigen ataupun tanpa

    oksigen, bakteri dapat hidup pada lingkungan yang asam sekalipun, seperti pH

    4-5 atau di bawahnya dan bakteri ini merupakan bakteri homofermentatif yaitu

    bakteri yang memproduksi asam laktat sebagai satu-satunya produk akhir.

    Karakteristik bakteri Lactobacillus acidophilus diantaranya: (1) tidak tumbuh

    pada suhu 15oC; (2) suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar 35-38oC

    dan pH optimum 5,5 - 6,0.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    3. Streptococcus thermophilus

    Genus Streptocuccus hanya memiliki satu spesies yaitu Streptocuccus

    thermophilus yang digunakan dalam fermentasi susu. Streptocuccus

    thermophilus merupakan gram positif yang berbentuk bulat hingga oval. Sel

    tumbuh baik suhu 37-40oC, tetapi juga tumbuh pada suhu 52oC. Streptocuccus

    thermophilus merupakan fakultatif anaerobik, dapat mereduksi pH media

    glukosa cair hingga 4,0. Memproduksi asam laktat serta dapat memfermentasi

    fruktosa, manosa, dan laktosa, tetapi secara umum tidak dapat memfermentasi

    galaktosa dan sukrosa. Sel dapat bertahan hidup pada suhu 60oC selama 30

    menit. Pada umumnya bakteri Streptocuccus thermophilus ditemukan dalam

    susu (Sopandi dan Wardah, 2014).

    2.2.3 Komponen Yoghurt

    Bakteri asam laktat yang digunakan untuk membuat yoghurt mampu

    memproduksi asam laktat, sehingga produk yang terbentuk berupa susu yang

    mengalami koagulasi protein atau menggumpal dengan rasa asam yang

    mempunyai cita rasa khas. Proses biokimia pada yoghurt adalah selama proses

    fermentasi berlangsung laktosa susu diubah menjadi asam laktat oleh bakteri asam

    laktat, pemecahan laktosa menjadi asam laktat oleh aktivitas bakteri asam laktat

    akan meningkatkan keasaman susu, sehingga menyebabkan yoghurt memiliki rasa

    asam (Jannah et al.,2014).Secara rinci kandungan gizi dalam tiap 100 g yoghurt

    dapat dilihat pada tabel 2.4.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Tabel 2.4 Kandungan Gizi dalam Tiap 100 g Yoghurt

    Sumber : Rukmana, 2007.

    Berikut adalah syarat mutu organoleptik berdasarkan Standar

    Nasional Indonesia (SNI) yang dikeluarkan oleh Badan Standardisasi

    Nasional (BSN) pada tahun 2009 mengenai Yoghurt.

    Tabel 2.5 Badan Standardisasi Nasional (BSN) pada tahun 2009

    mengenai Yoghurt.

    No Kriteria

    Uji

    Yoghurt tanpa perlakuan panas

    setelah fermentasi

    Yoghurt perlakuan panas

    setelah fermentasi

    Yoghurt Yoghurt

    rendah

    lemak

    Yoghurt

    tanpa

    lemak

    Yoghurt Yoghurt

    rendah

    lemak

    Yoghurt

    tanpa

    lemak

    1. Penampak

    an

    Cairan kental-padat Cairan kental-padat

    2. Bau Normal/khas Normal/khas

    3. Rasa Asam/khas Asam/khas

    Sumber : Standar Nasional Indonesia Yoghurt, 2009

    Yoghurt jika didasarkan pada citarasanya, dibedakan menjadi:

    No Kandungan Gizi Proporsi (Banyaknya)

    1. Kalori 52,00 kal

    2. Protein 3,30 g

    3. Lemak 2,50 g

    4. Karbohidrat 4,00 g

    5. Kalsium 120,00 mg

    6. Fosfor 90,00 mg

    7. Zat Besi 0,10 mg

    8. Vitamin A 30,00 SI

    9. Vitamin B 0,05 mg

    10. Vitamin C 40,00 g

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    1. Plain yoghurt, tipe tradisional dengan bau yang tajam dan rasa yang asam

    (tidak manis)

    2. Fruit yoghurt, dibuat dengan penambahan buah dan pemanis terhadap

    plain yoghurt

    3. Flavoured yoghurt, dibuat dengan menambahkan perisa buah dan pewarna

    sintetis

    2.2.3 Manfaat Yoghurt

    Yoghurt dapat dikategorikan salah satu makanan yang multifungsional,

    yaitu makanan yang berfungsi untuk mengatasi berbagai penyakit sehingga dapat

    mendongkrak kesehatan dan kebugaran tubuh. Beberapa peneliti telah

    menunjukkan, mengkonsumsi yoghurt dapat menurunkan kadar kolesterol darah.

    Yoghurt mengandung suatu factor yang dapat menghambat sintesis kolesterol

    sehingga kolesterol menurun dan mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh

    darah(asterosklerosis) penyebab penyakit jantung koroner. Selain itu, yoghurt juga

    bermanfaat untuk :

    2.2.3.1 Meningkatkan pertumbuhan

    Hasil penelitian dengan tikus percobaan menunjukkan bakteri yang hidup

    pada yoghurt terutama Streptococcus thermophilus, memiliki kemampuan untuk

    meningkatkan pertambahan berat badan tikus, yaitu dengan cara meningkatkan

    daya cerna dan absorpsi pada saluran pencernaannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    2.2.3.2 Mengatur saluran pencernaan

    Asam laktat dari yoghurt dapat merangsang gerakan peristaltic hamper pada

    semua bagian dalam saluran pencernaan. Rangsangan gerakan peristaltic tersebut

    dapat memelihara kesehatan tubuh melalui peningkatan proses pencernaan,

    penyerapan, pembuangan feses, dan pembuangan bakteri pathogen dari saluran

    pencernaan.

    2.2.3.3 Antikanker

    Penelitian pada tikus menunjukkan, panggandaan sel-sel kanker pada tikus

    yang diberi makan yoghurt lebih terhambat daripada tikus percobaan tanpa

    yoghurt.7 Bakteri- bakteri yang berperan dalam fermentasi susu dapat mengubah

    zat- zat prekarsinogenik yang ada dalam saluran pencernaan sehingga dapat

    menghambat terjadinya kanker.

    2.2.3.4 Penghambat pertumbuhan bakteri pathogen

    Asam laktat dapat mengurangi atau membunuh bakteri pathogen

    (bakteripenyebab penyakit) dan menekan produksi senyawa-senyawa berbahaya,

    sepertiamin, fenol, skatol, dan H2S yang diproduksi oleh bakteri pathogen.

    Bakteri penghasil asam laktat juga memproduksi antibiotik yang dapat

    menghambat pertumbuhan bakteri pathogen. Oleh karena itu, yoghurt mempunyai

    nilai pengobatan terhadap lambung dan usus yang terluka.

    2.2.3.5 Memperbaiki gerakan perut

    Suatu penelitian yang dilakukan pada sejumlah lansia menunjukkan,

    pemberian kultur Streptococcus thermophilus dapat meningkatkan gerakan perut

    dari 4,8 kali dalam 10 hari menjadi 5,7 kali. Gerakan perut ini diperlukan untuk

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    memperlancar proses pengeluaran feses. Pada saat yoghurt melalui saluran

    pencernaan terjadi peningkatan jumlah bakteri bifidobacterium yang ikut berperan

    dalam menormalkan gerakan perut.

    2.2.3.6 Anti diare

    Yoghurt dapat mencegah aktivitas dan pertumbuhan berbagai bakteri

    pathogen penyebab gastroenteritis pemicu penyakit diare. Lactobacillus bulgaricus

    (salah satu bakteri yang berperan dalam pembentukan yoghurt) dapat

    memproduksi bulgarican, yaitu anti mikroba yang efektif untuk menghambat

    organism pathogen (Tatang dan Wardah,2013).

    2.2.4 Susu UHT

    Susu merupakan bahan makanan yang memiliki nilai gizi yang tinggi, karena

    mengandung unsur kimia yang dibutuhkan oleh tubuh seperti Kalsium, Fosfor,

    Vitamin A, Vitamin B, dan Ribolflavin yang tinggi. Komposisi susu sapi berbeda

    dengan susu kedelai, susu sapi memiliki keunggulan yaitu komposisi susu terdiri

    dari air (87,1%), laktosa (5%), lemak (3,50%), protein (3,20%), dan mineral

    (0,7%). Susu yang rentan akan kontaminasi bakteri memerlukan pengolahan agar

    tidak mudah rusak (Eniza, 2004). Secara rinci perbandingan komposisi susu dan

    susu kedelai dapat dilihat pada tabel 2.6.

    Tabel 2.6 Perbandingan Komposisi Susu

    Komponen Susu Kedelai (nabati) Susu Sapi

    Kalori (Kkal) 41,00 61,00

    Protein (gram) 3,50 3,20

    Lemak (gram) 2,50 3,50

    Karbohidrat (gram) 5,00 4,30

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Kalsium (mg) 50,00 143,00

    Besi (gram) 0,70 1,70

    Vitamin A (SI) 200,00 130,00

    Vitamin B1 (tiamin) 0,08 0,03

    Vitamin C (mgram) 2,00 1,00

    Sumber: Hasim dan Martindah (2008).

    Dari berbagai jenis susu olahan, yang paling disarankan adalah susu UHT.

    Susu yang diproses secara UHT dapat mempertahankan nilai gizi lebih baik

    daripada pengolahan lainnya. Susu UHT disebut juga sterlisasi yaitu susu yang

    dipasteurisasi dengan menggunakan Ultra High Temperature (UHT), 1430C dalam

    detik, diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi (135-1450C) dalam

    waktu singkat selama 2-5 detik. Pemanasan suhu tinggi bertujuan untuk

    membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen). Waktu

    pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu

    serta untuk mendapatkan warna, aroma, dan rasa yang relatif tidak berubah,

    seperti susu segarnya (Ide, 2008). Setelah proses produksi selesai, selanjutnya

    dikemas dalam kemsan yang terdiri dari 6 lapisan karton dengan urutan dari luar

    ke dalam sebagai berikut : polyethlyne, kertas, polyethylene, aluminium foil,

    polyethylene, polyehylene. Lapisan-lapisan tersebut berperan untuk melindungi

    dari sinar ultra violet, udara, dan bakteri yang mungkin akan mengkontiminasi

    susu, pendingin. Contoh produk dapat dilihat pada gambar 2.2.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Gambar 2.2 Susu UHT (Ultra high temperature)

    Sumber : Retno (2017)

    Menurut Ide (2008), kelebihannya susu UHT adalah umur simpannya yang

    sangat panjang pada suhu kamar, yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan

    pengawet dan tidak perlu dimasukkan ke lemari. Susu UHT dapat bertahan selama

    2 tahun tanpa disimpan dalam lemari pendingin. Namun, begitu kemasannya telah

    dibuka, harus disimpan di lemari pendingin dan tidak lebih dari 5 hari. Bila

    dibiarkan dalam suhu ruang, susu akan menjadi asam (rusak) dalam sehari. Susu

    UHT adalah susu yang dibuat menggunakan proses pemanasan yaitu melebihi

    proses pasteurisasi, umunya mengacu pada kombinasi waktu dan suhu tertentu

    dalam rangka memperoleh produk komersil yang steril. Pemilihan kombinasi

    antara waktu dan suhu yang tepat disebut juga teknik sterilisasi UHT (Eniza,

    2004).

    2.2.5 Organoleptik

    Uji Organoleptik merupakan suatu penilaian yang didasarkan pada indra

    manusia yaitu untuk mengukur flavor, tekstur dan penampakan produk makanan

    ataupun minuman. Pengujian organoletik ini berperan penting dalam menilai

    mutu suatu produk. Uji organolmeptik dibagi menjadi 3 jenis berdasarkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    prinsipnya, yaitu uji deskripsi, uji pembedaan dan uji afektif. Uji deskripsi

    digunakan untuk menentukan intensitas ataupun sifat perbedaan dari suatu produk.

    Uji pembedaan digunakan untuk melihat apakah ada perbedaan diantara contoh-

    contoh produk yang disajikan. Kedua uji tersebut memerlukan panelis yang

    terlatih atau berpengalaman. Uji afektif digunakan untuk melakukan pengukuran

    kesukaan (penerimaan pada suatu produk) atau pengukuran tingkat kesukaan

    relatif. Pengujian afektif ini membutuhkan panelis tidak terlatih atau agak terlatih

    yang dianggap mewakili kelompok konsumen tertentu (Rahayu, 2001). Jumlah

    panelis pada pengujian ini adalah 20 panelis.

    Macam-macam panelis pada uji organoleptik:

    1. Panel Terlatih

    Terdiri dari 15-25 orang yang mempunyai kepekaan cukup baik. Untuk menjadi

    panelis terlatih perlu didahului dengan seleksi dan latihan-latihan. Panelis ini

    dapat menilai beberapa sifat rangsangan, sehingga tidak terlampau spesifik.

    Keputusan diambil setelah data dianalisis secara statistik.

    2. Panel Agak Terlatih

    Terdiri dari 15-25 orang yang sebelumnya dilatih untuk mengetahui sifat sensorik

    tertentu. Panel agak terlatih dapat dipilih dari kalangan terbatas dengan menguji

    kepekaannya terlebih dahulu.

    3. Panel Tidak Terlatih

    Terdiri dari 25 orang awam yang dapat dipilih berdasarkan jenis kelamin, suku

    bangsa, tingkat sosial, dan pendidikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Panel tidak terlatih hanya diperbolehkan menilai sifat-sifat organoleptik yang

    sederhana seperti sifat kesukaan, tetapi tidak boleh digunakan dalam uji

    pembedaan. Untuk itu panel tidak terlatih biasanya terdiri dari orang dewasa

    dengan komposisi panelis pria dengan panelis wanita.

    2.2.6 Penelitian Relevan

    Dibawah ini merupakan beberapa jurnal yang relevan dengan penelitian ini :

    Penelitian terkaitKadar Air, Serat Kasar dan Keasaman Susu Acidophilus

    dengan Penambahan Ekstra Buah Jambu Biji Merah (Okky Muhammad Saputro

    2012), tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kualitas kimia susu Acidophilus

    tanpa penambahan dan penambahan ektrak buah jambu biji merah. Pada

    penelitian ini menggunakan metode rancangan acak lengkap (RAL) pola searah

    dengan lima perlakuaan dan pengulang sebanyak 4 kali (0, 2,5, 5, 7,5 dan 10 % )

    dengan penambahan susu skim sebanyak 100 ml perbotol. Kadar air paling

    optimal dari susu acidophilus dengan ekstrak buah jambu biji merah sebesar 2,5

    % yaitu 7,400 %. Kadar air paling optimal dari susu acidophilus dengan ekstrak

    buah jambu biji merah sebesar 2,5 % yaitu 7,400 %. Serat kasar paling tinggi dari

    susu acidophilus dengan ekstrak buah jambu biji merah sebesar 7,5 % yaitu

    13,230 %. Keasaman paling optimal dari susu acidophilus dengan ekstrak buah

    jambu biji merah sebesar 10 % yaitu 3,638 %.

    Penelitian terkait Pengaruh Pemberian Konsentrasi Perisa Sari Ubi jalar

    Ungu (Ipomoea batatas L.) Terhadap Kualitas Yoghurt Susu UHT ( Ultra High

    Temperature) Secara Uji Organoleptik (Theresia Retno Kristiani 2017). Tujuan

    dari penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian perisa sari ubi jalar ungu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    (Ipomoea batatas L.) terhadap kualitas yoghurt susu UHT, mengetahui

    konsentrasi perisa sari ubi jalar ungu (Ipomoea batatas L.) yang dapat

    menghasilkan yoghurt susu UHT yang disukai oleh panelis. Penelitian ini

    menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dan 3 kali pengulangan terdiri

    dari 3 variasi yaitu 10 ml, 15 ml, dan 20 ml dengan penambahan susu UHT

    sebanyak 100 ml perbotol kaca. Yoghurt dengan perlakuan penambahan sari ubi

    jalar ungu sebanyak 20 ml, merupakan yoghurt yang disukai konsumen/sukai

    panelis. Secara statistik, penambahan sari ubi jalar ungu dengan konsentrasi yang

    berbeda memberikan pengaruh positif terhadap rasa perisa, warna, tekstur, aroma,

    rasa asam dan tingkat kesukaan produk. Pada penelitian ini perlu mengukur pH

    atau derajat keasaman pada yoghurt yang telah dihasilkan menggunakan pH

    meter.

    2.2.7 Kerangka berpikir

    Buah jambu biji merah sudah banyak dikenal mayarakat sebagai buah yang

    biasanya dikonsumsi dalam keadaan segar atau diolah (diproses) lebih lanjut. Di

    Indonesia tanaman jambu biji mudah dikembangkan, namun harganya lebih

    murah dibandingkan dengan harga buah-buahan lain dan diketahui sangat mudah

    mengalami kerusakan fisik seperti memar, busuk, chilling injury dan layu. Hal

    tersebut disebabkan oleh proses respirasi dan transpirasi pada buah jambu biji

    yang tinggi sehingga rentan sekali mengalami kerusakan (Rukmana,1966).Jambu

    biji memiliki banyak manfaat baik untuk kesehatan seperti meningkatkan sistem

    pencernaan, mendukung kesehatan mata, menambah jumlah darah dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    meningkatkan imunitasi tubuh. Jambu biji memiliki gizi yang tinggi seperti

    kandungan vitamin C. Biasanya buah jambu biji merah diolah dalam bentuk sari

    buah, jus, selai, atau bahan pencampur kue. Untuk itu, untuk menambah nilai gizi

    pada buah jambu biji merah dan menambah variasi pengolahan maka

    penelitimembuat olahan yang berbeda, yaitu yoghurt dengan penambahan sari

    buah jambu biji merah.

    Inovasi yogurt tidak hanya pada penambahan variasi bakteri, tetapi juga

    dengan perbaikan citarasa. Citarasa yogurt pada umumnya yaitu asam yang

    kurang disukai olah konsumen. Rasa asam yogurt inilah yang menyebabkan

    produk ini perlu mendapat perlakuan tambahan dalam proses pembuatannya. Saat

    ini sudah banyak inovasi yang dapat dilakukan untuk memperbaiki citarasa yogurt

    yaitu dengan penambahan perisa buah-buahan. Peneliti menggunakan perisa sari

    jambu biji merah untuk menambah citarasa yoghurt.

    Pada pembuatan yoghurt menggunakan susu UHT yang dapat mengurangi

    resiko kontaminasi, karena perlakuan susu UHT yang sudah distrerilkan

    sebelumnya. Pemanfaatan susu UHT PT Ultrajaya ini karena susu UHT mudah

    diperoleh, sehingga memberikan kemudahan bagi masyarakat apabila ingin

    membuat yoghurt sendiri. Pembuatan yoghurt dari sari jambu biji merah dengan

    perlakuan 0 (kontrol), 10 ml, 15 ml, 20 ml kemudian dilakukan uji organoleptik

    dan uji kandungan vitamin C .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Gambar 2.3 Bagan Kerangka Berpikir

    Susu UHT

    Sudah steril dan

    mudah didapat

    Jambu Biji Merah

    Diperlukan konsetrasi

    yang tepat untuk

    menarik minat

    konsumen

    Mengandung vitamin

    C yang tinggi

    Fermentasi yoghurt susu UHT

    dengan konsetrasi (0,

    10ml,15ml dan 20ml)

    Uji Organoleptik

    Aroma, rasa, tekstur

    dan warna

    Uji kandungan vitamin C

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    2.2.8 Hipotesis

    1. Pemberian sari buah jambu biji merah memberikan pengaruh terhadap

    kualiatas yoghurt yang didapatkan, rasa, aroma, tekstur,warna dan vitamin

    C pada yoghurt susu UHT.

    2. Pemberian variasi konsentrasi sari jambu biji merah sebanyak 15 ml,

    banyak digemari atau disukai oleh panelis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    3.1 Jenis Penelitian

    Jenis penelitian yang diterapkan adalah eksperimen laboratorium

    dengan melakukan percobaan pengaruh variasi konsentrasi perisa buah jambu

    biji merah (Psidium guajava L.) terhadap hasil uji organoleptik pada yoghurt

    susu UHT (Ultra High Temperature). Penelitian ini menggunakan Rancangan

    Acak Lengkap (RAL) dan perlakuan 3 kali pengulangan. Penelitian ini

    menguji 3 variasi dan 1 kontrol konsentrasi penambahan sari buah jambu biji

    pada yoghurt susu UHT. Uji organoleptik ini meliputi rasa, aroma, tekstur ,

    warna dan kandungan vitamin C.

    3.2 Variabel Penelitian

    Peneliti menggunakan 3 variabel yaitu : Varibel bebas, variabel terikat dan

    variabel kontrol .

    3.2.1 Variabel Bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah variasi konsentrasi buah jambu

    biji merah sebagai perisa yang ditambahkan ke dalam yoghurt susu UHT.

    Konsentrasi tersebut terdiri dari 3 variasi dan 1 kontrol dengan pengulangan

    masing-masing sebanyak 3 kali pengulangan.Karena penelitian ini merupakan

    Rancangan Acak Lengkap (RAL), sehingga dilakukan randomisasi terhadap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    tata letak wadah fermentasi dengan cara undian. Berikut adalah bahan yang

    digunakan dalam pembuatan yoghurt jambu biji merah.

    Tabel 3.1. bahan yang digunakan dalam pembuatan jambu biji merah

    Perlakuan/Bahan K PG1 PG2 PG3

    Sari jambu biji merah

    (ml)

    0 10 15 20

    Susu UHT (ml) 100 100 100 100

    Starter (ml) 10 10 10 10

    3.2.2 Variabel Terikat

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah uji organoleptik meliputi rasa,

    aroma, tekstur, warna dan kandungan vitamin C.

    3.2.3 Variabel Kontrol

    Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah Susu UHT 100 ml untuk

    setiap toples plastic, lama fermentasi selama 24 jam dan starter Biokul 10

    ml.

    3.3 Batasan Penelitian

    1. Jenis susu yang digunakan susu UHT dengan merk Ultra Milk,

    diproduksi oleh PT. Ultrajaya milk Industri Tbk.

    2. Jenis jambu biji yang digunakan adalah jambu biji merah (Psidium

    guajava L.)

    3. Pembuatan sari buah jambu biji merah dengan metode penghancuran

    menggunakan blender.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    4. Starter yang digunakan adalah Plain yoghurt merk Biokul mengandung

    Bakteri Asam Laktat (BAL) yaitu bakteri Streptococcus thermophilus

    dan Lactobacilulus bulgaricus.

    5. Kualitas yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada hasil uji

    organoleptik yang meliputi rasa, warna, aroma dan tekstur.

    6. Panelis yang dilibatkan dalam uji organoleptik yoghurt susu UHT

    dengan perisa sari jambu biji merah adalah panelis agak terlatih

    sebanyak 20 orang.

    3.4 Alat dan Bahan

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah termometer ruang,

    toples plastik timbangan analitik Ohaus, alat-alat penyaring blender miyako, gelas

    ukur, kompor, baskom, sendok, pisau, pengaduk, panci stainless, dan lemari

    rak.Bahan yang digunakan adalah susu UHT dengan merk UltraJaya serta jenis

    full cream, serta jambu biji merah yang diperoleh atau dibeli di pasar Stan,

    alkohol 70 %, plastic wrap dan Starter plain yoghurt merk Biokul.

    3.5 Cara kerja

    Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Biologi Kampus III,

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada bulan

    Januari- Juni 2018. Proses penelitian dilakukan sebagai berikut :

    a. Tahap persiapan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Alat-alat yang akan digunakan perlu disterilisasi untuk meminalisir terjadi

    kontaminasi.

    1. Alat-alat seperti blender, gelas beker, panci, sendok pengaduk, gelas arloji,

    batang pengadukdan saringan dicuci menggunakan sabun sunlight dan jika

    sudah dicuci, lalu dikeringkan agar tidak ada air sisa sabun yang masih

    menempel.

    2. Untuk toples plastik direbus menggunakan air mendidihuntuk proses

    sterilisasi.

    3. Alat-alat seperti gelas beker dan batang pengaduk, cukup disterilkan

    menggunakan alkohol 96% yang disemprotkan sesaat sebelum dipakai.

    b. Tahap pembuatan perisa buah jambu biji merah

    1. Dipilih buah jambu biji merah yang masih segar/bagus/tidak cacat yang

    diperoleh dari pasar Stan, Maguwoharjo dan cuci di air mengalir.

    2. Buah jambu biji merah ditimbang sebanyak 270 gram

    3. Buah jambu biji merah dipotong-potong dadu dan ditambahkan air dengan

    perbandingan air 1:1 yaitu ditambahkan air sebanyak 270 ml kemudian

    dihaluskan menggunakan blender selama 5 menit.

    4. Buah jambu biji yang halus dimasukkan kedalam baskom dan disaring

    menggunakan penyaring kelapa, selanjutnya disaring kembali

    menggunakan kain saring .

    5. Diperoleh ekstrak jambu biji merah sebagai perisa yoghurt susu UHT.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    Gambar 3.1 proses pembuatan sari buah jambu biji merah. Keterangan a.

    Penimbangan buah jambu biji merah b. Proses pembelenderan buah jambu

    biji merah c. Proses penyaringan buah jambu biji merah setelah diblender.

    c. Tahap pembuatan yoghurt kontrol (tanpa penambahan jambu biji merah)

    1. Disiapkan susu sebanyak 400 ml

    2. Susu dipanaskan sampai mencapai suhu 800C sambil diaduk.

    3. Setelah itu, susu didiamkan sampai suhu turun menjadi 400C.

    4. Susu dituangkan kedalam 3 wadah fermentasi yaitu toples plastik, masing-

    masing 100 ml

    5. Ditambahkan starter plain yoghurt sebanyak 10% dari volume susu untuk

    setiap toples plastik lalu diaduk dengan batang pengaduk.

    6. Diberi label kemudian diletakkan sesuai tata letak yang telah ditentukan

    sebelumnya.

    7. Inkubasi dilakukan hingga selama 24 jam.

    a b c

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    8. Setelah 24 jam, dilakukan pasteurisasi untuk menghentikan aktivitas

    bakteri.

    d. Yoghurt jambu biji merah siap diuji organoleptik

    3.6 Tahap pembuatan yoghurt dengan penambahan jambu biji merah 10 ml

    1. Disiapkan susu sebanyak 400 ml

    2. Susu dipanaskan sampai mencapai suhu 800C sambil diaduk.

    3. Setelah itu, susu didiamkan sampai suhu turun menjadi 400C.

    4. Susu dituangkan kedalam 3 toples plastik, masing-masing 100 ml

    5. Ditambahkan starter plain yoghurt sebanyak 10% dari volume susu untuk

    setiap toples plastik lalu diaduk dengan batang pengaduk.

    6. Perisa jambu biji ditambahkan kedalam 3 toples plastik sebanyak 10 ml.

    7. Diberi label dan diletakkan sesuai tata letak yang telah ditentukan

    sebelumnya :

    8. Inkubasi dilakukan selama 24 jam.

    9. Setelah 24 jam, dilakukan pasteurisasi untuk menghentikan aktivitas

    bakteri.

    10. Yoghurt jambu biji merah siap diuji organoleptik .

    11. Dilakukan langkah kerja yang sama untuk yoghurt dengan penambahan

    jambu biji merah sebanyak 15 ml dan 20 ml.

    PG2 (2) PG3 (3) PG3 (1) PG1 (1)

    K (1) PG2 (3) PG3 (2) PG1 (2)

    K (3) PG2 (1) PG2 (1) K (2)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    Gambar 3.2 proses pembuatan yoghurt. Keterangan : a. Proses pasteurisasi

    susu sapi b. Susu didinginkan dalam wadah baskom c. Plan yoghurt biokul

    (6 ml). d. Sari buah jambu biji merah f. Susu dan sari buah telah

    dicampurkan dan siap untuk disimpan untuk fermentasi. g. Pengecekan pH

    3.7 Uji Organoleptik

    Uji organoleptik disebut juga penilaian indera atau penilaian sensorik,

    merupakan salah satu cara penilaian dengan memanfaatkan panca indera pada

    manusia terhadap suatu produk makanan, minuman atau obat. Penginderaan

    diartikan sebagai suatu proses fisio-psikologis yaitu kesadaran atau pengenalan

    alat indera akan sifat-sifat benda karena adanya rangsangan yang diterima

    alat,indera yang berasal dari benda tersebut (Fitriyono, 2014). Untuk syarat uji

    organoleptik yaitu :

    a b c

    e f g.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    1. Ruang

    Laboratorium pengujian organoleptik terletak di lokasi yang tenang dan

    bebas dari pencemaran yang dapat mengganggu panelis.

    2. Waktu Pengujian

    Syarat untuk menjadi panelis adalah tertarik terhadap uji organoleptik sensori dan

    bersedia berpartisipasi, konsisten dalam mengambil keputusan, berbadan sehat,

    tidak buta warna serta gangguan psikologis, tidak menolak terhadap makanan

    yang akan diuji (tidak alergi), menunggu minimal 20 menit setelah merokok,

    makan permen karet, makan dan minuman ringan (SNI, 2009). Pelaksaan uji

    organoleptik dilakukan pada saat panelis tidak sedang dalam kondisi lapar atau

    kenyang. Untuk menilai hasil dari yoghurt yang telah dibuat, terdapat berbagai

    aspek yang harus dilakukan oleh panelis saat melakukan uji organoleptik produk

    yoghurt yaitu :

    1. Uji rasa perisa

    Sampel yoghurt diambil sebanyak 1 sendok

    Sampel dirasakan menggunakan indera perasa yaitu lidah

    Dilakukan pengerjaan oleh 20 panelis semi terlatih.

    2. Uji Warna

    Setiap cup yoghurt diambil.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Warna yang terdapat pada cup yoghurt dilihat menggunakan indera

    penglihatan yaitu mata.

    Dilakukan pengerjaan oleh 20 panelis semi terlatih

    3. Uji Aroma Perisa

    Sampel yoghurt diambil sebanyak 1 sendok.

    Sampel dicium menggunakan indera pembau yaitu hidung.

    Dilakukan pengerjaan oleh 20 panelis semi terlatih

    4. Uji Tekstur

    Sampel yoghurt diambil sebanyak 1 sendok.

    Sampel dirasakan menggunakan indera perasa yaitu lidah.

    Dilakukan pengerjaan oleh 20 panelis semi terlatih

    Ketentuan panelis :

    - Menggunakan panelis sebanyak 20 panelis dengan panelis semi terlatih

    dari Mahasiswa Pendidikan Biologi 2014.

    Gambar 3.3 proses uji organoleptik oleh panelis.

    b a

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    3.8 Uji Vitamin C

    Proses pengujian pengujian vitamin C dilakukan di Laboratorium Chem-Mix.

    Menggunakan Vit C test kit.

    1. Disiapkan beaker glass 50ml, dimasukan 10ml sampel yoghurt sari jambu biji

    merah, ditambahkan aquades hingga 50ml.

    2. Diambahkan reagan HI3850A-O sebanyak 1ml, diaduk hingga rata.

    3. Diambahkan 4 tetes starch indicator, diaduk dengan cara mengoyang beaker glass.

    4. Diambahkan reagan HI 3850C menggunakan pipet tetes, tetap digoyang dan

    dihitung jumlah tetesannya hingga terbentuk warna biru tetap.

    5. Rumus hitung tetesan:

    Jumlah tetesan x 10=......Ppm as. Ascorbat

    6. Diamati perubahan warna dan dicatat

    3.9 Teknik Pengambilan Data

    Penelitian ini, menggunakan uji skala hedonic yang terdiri dari 5 nilai berupa

    pertanyaan sangat tidak suka, hingga sangat suka. Pengujian rasa dan aroma

    mengikuti prosedur SNI Yoghurt. Sedangkan uji tekstur dilakukan dengan

    menggunakan indera perasa yaitu lidah, dan pengujian warna dengan

    menggunakan indera penglihatan yaitu mata. Pengujian ini dilakukan oleh 20

    panelis dengan kisaran usia 18-25 tahun yang terdiri dari panelis perempuan dan

    laki-laki. Skala hedonic untuk uji organoleptik terdapat pada tabel 3.1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Tabel 3.1 Skala hedonic untuk uji organoleptik

    Pernyataan 1 2 3 4 5

    Rasa perisa Sangat

    tidak

    berasa

    jambu biji

    merah

    Tidak

    berasa

    jambu biji

    merah

    Kurang

    berasa

    jambu biji

    merah

    Berasa

    jambu biji

    merah

    Sangat

    berasa

    jambu biji

    merah

    Aroma Sangat

    tidak

    beraroma

    jambu biji

    merah

    Tidak

    beraroma

    jambu biji

    merah

    Kurang

    beraroma

    jambu biji

    merah

    Beraroma

    jambu biji

    merah

    Sangat

    beraroma

    jambu biji

    merah

    Warna Sangat

    tidak

    menarik

    Tidak

    menarik

    Kurang

    menarik

    menarik Sangat

    menarik

    Tekstur Sangat

    tidak kental

    Tidak

    kental

    Kurang

    kental

    Kental Sangat

    kental

    Isilah dengan ketentuan pernyatan diatas :

    No. Pertanyaan A B C D E F G H I J K L

    1 Rasa perisa

    2 Warna

    3 Tekstur

    4 Aroma

    Total Skor

    Rata-rata

    3.10 Metode Analisis Data

    Penelitian ini terdiri dari 3 kelompok perlakuan (PG1,PG2,PG3) dan 1

    perlakuan kontrol (tanpa penambahansari jambu biji merah), dengan pengulangan

    masing-masing kelompok sebanyak 3 pengulangan. Selanjutnya, dat yang telah

    diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Varians (analysis of variances) Anova.

    Sebelum melakukan pengujian Anova terlebih dahulu dilakukan prasyarat yaitu

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    uji normalitas dan uji homogenitas. Uji prasyarat ini dilakukan untuk melihat

    apakah sebaran data penelitian normal dan homogen atau tidak. Aturan dalam uji

    homogenitas dilakukan apabila data berdistribusi normal, uji homogenitas antara

    kelompok eksperimen dan kontrol harus memiliki rentang variansi yang sama

    (Arifin,2017).

    Uji normalitas dapat dihitung dengan menggunakan Uji Kolmogrov-

    Sminov yang tersedia di aplikasi SPSS 17, sedangkan uji Homogeneity of

    variances langsung ditampilkan pada uji one way Anova (sudah ada di aplikasi

    SPSS). Jika pada hasil analisis data Anova menunjukkan bahwa nilai sign berbeda

    atau signifikan maka dilanjutkan dengan analisis menggunakan Tukey’s HSD.

    Kriteria pengujian normalitas dan kesamaan variansi yaitu:

    a. Hipotesis

    Ho: Tidak ada perbedaan secara signifikan dari beberapa kelompok

    perlakuan.

    Hi: Terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa kelompok pelakuan

    b. Pengambilan keputusan

    Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan hasil statistik.

    Apabila Asymp Sig > 0,05 maka Ho diterima. Artinya tidak ada

    perbedaan yang signifikan dari beberapa kelompok perlakuan.

    Apabila Asymp Sig < 0,05 maka Ho ditolak. Artinya terdapat perbedaan

    yang signifikan dari beberapa kelompok perlakuan (Arifin,2017).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    3.11 Rancangan Pemanfaatan Hasil Peneltian dalam pembelajaran

    Hasil penelitian ini akan dijadikan sebagai referensi tambahan bagi peneliti

    yang kelak akan menjadi seorang tenaga pendidik. Penelitian yoghurt susu

    UHT dengan penambahan sari jambu biji merah erat kaitannya dengan mata

    pelajaran biologi materi bioteknologi di kelas XII SMA, KD, 3.10, 4,10.

    3.10 Memahami tentang prinsip-prinsip bioteknologi yang menerapkan

    bioproses dalam menghasilkan produk baru untuk meningkatkan

    kesejahteraan manusia dalam berbagai aspek kehidupan.

    4.10 Merencanakan dan melakukan percobaan dalam penerapan prinsip-prinsip

    bioteknologi konvensional untuk menghasilkan produk dan mengevaluasi

    produk yang dihasilkan serta prosedur yang dilaksanakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 HASIL

    Setelah melakukan uji organoleptik rasa perisa, warna, aroma dan tekstur

    dari yoghurt susu UHT (Ultra High Temperature) dengan saari jambu biji

    merah menggunakan konsentrasi yang berbeda yaitu 0 (kontrol), 10 ml, 15 ml

    dan 20 ml, diperoleh data sebagai berikut :

    A. Rasa

    Tabel 4.1 Data Hasil Uji Organoleptik Yoghurt susu UHT dengan Sari Jambu

    merah

    Keterangan : K : Kontrol

    PG1 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 10 ml

    PG2 : Psidium guajava L. ( jambu biji merah) konsetrasi 15 ml

    PG3 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 20 ml

    Berdasarkan data perhitungan yang terdapat pada tabel 4.1, hasil rata-rata

    tingkat kesukaan rasa yoghurt sari jambu biji merah yang paling disukai pada

    Perlakuan Rata-rata ulangan Rata-

    rata

    Total 1 2 3

    K 1,25 1,25 1,3 1,27

    PG1 2,4 2,3 2,25 2,32

    PG2 3,45 3,4 3,35 3,4

    PG3 2,75 2,75 2,7 2,7

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    penambahan 15 ml sari jambu merah (PG3) rerata sebanyak 3,4 dan yang paling

    sedikit disukai adalah pada perlakuan kontrol (K) yaitu sebanyak 1,27.

    Tabel 4.2 hasil uji anova rasa

    Sum of

    Squares

    Df Mean

    Square

    F Sig.

    Between

    Groups 47,982 3 15,994 115,705 ,000

    Within Groups 10,506 76 ,138

    Total 58,488 79

    Berdasarkan uji normalitas SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa

    nilai uji Kolmogorov-Smirnov 0,214 > 0,05, maka Ho diterima (dapat dilihat pada

    lampiran 7). Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berasal dari populasi

    yang berdistribusi normal . Berdasarkan data perhitungan yang terdapat pada

    tabel diatas diketahui nilai signifikan uji organoleptik rasa dengan penambahan

    sari jambu biji merah adalah 0,058 > 0,05, artinya data yang ditunjukkan

    mempunyai varian yang sama atau homogen. Pengujian dilanjutkan dengan uji

    Anova One Way, informasi dari tabel adalah angka F hitung 115,705 > F tabel

    0,12 maka Ho ditolak. Pada uji Anova One Way, dengan nilai probabilitas

    adalah sig 0,00 < 0,05, ini menunjukkan bahwa uji organoleptik rasa pada

    konsentrasi sari jambu biji merah berbeda secara signifikan atau ada beda nyata

    diantara ke 4 data. Karena nilai probabilitas variasi konsentrasi sari jambu biji

    merah adalah 0,00 < 0,05, yang berarti H0 ditolak sehingga Hi diterima yang

    berarti variasi konsentrasi sari jambu biji merah sebanyak 10 ml, 15 ml dan 20

    ml pada sampel berbeda secara signifikan, maka dilakukan uji lanjut, yaitu post

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    hoc; uji Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan mana yang sungguh berbeda

    (Suparno, 2011).

    Tabel 4.3 Perbedaan antar perlakuan konsentrasi sari jambu biji merah

    Keterangan:

    PG1 : Konsentrasi sari jambu biji merah 10 ml

    PG2 : Konsentrasi sari jambu biji merah 15 ml

    P3 : Konsentrasi sari jambu biji merah 20 ml

    S : Signifikan

    B. Aroma

    Tabel 4.4 Data Hasil Uji Organoleptik Aroma Yoghurt susu UHT dengan Sari

    Jambu Biji Merah

    Keterangan :

    K : Kontrol

    PG1 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 10 ml

    PG2 : Psidium guajava L. ( jambu biji merah) konsetrasi 15 ml

    PG3 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 20 ml

    KODE K PG1 PG2 PG3

    K - S S S

    PG1 S - S S

    PG2 S S - S

    PG3 S S S -

    Perlakuan Rata-rata ulangan Rata-rata

    Total

    1 2 3

    K 1,45 1,5 1,6 1,52

    PG1 2,45 2,45 2,55 2,48

    PG2 3,2 3,15 3,25 3,2

    PG3 3,25 3,2 3,55 3,55

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Berdasarkan data perhitungan yang terdapat pada tabel 4.2, hasil rata-rata

    tingkat kesukaan aroma yoghurt sari buah jambu biji merah paling banyak disukai

    pada penambahan 20 ml (PG2) rerata sebanyak 3,5. Dan perlakuan yang paling

    sedikit disukai yaitu penambahan sari buah jambu biji merah kontrol rerata

    sebanyak 1,52.

    Berdasarkan uji normalitas SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa

    nilai uji Kolmogorov-Smirnov 4,33 > 0,05, maka Ho diterima (dapat dilihat pada

    lampiran 7). Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berasal dari populasi

    yang berdistribusi normal. Berdasarkan data perhitungan yang terdapat pada

    tabel diatas diketahui nilai signifikan uji organoleptik rasa dengan penambahan

    sari jambu biji merah adalah 0,19 > 0,05, artinya data yang ditunjukkan

    mempunyai varian yang sama atau homogen. Pengujian dilanjutkan dengan uji

    Anova One Way, informasi dari tabel adalah angka F hitung 65,56 > F tabel

    0,12 maka Ho ditolak Pada uji Anova One Way, dengan nilai probabilitas

    adalah sig 0,00 < 0,05 (Lampiran 7). Ini menunjukkan bahwa uji organoleptik

    aroma pada konsentrasi sari jambu biji merah berbeda secara signifikan atau ada

    beda nyata diantara ke 4 data. Karena nilai probabilitas variasi konsentrasi sari

    jambu biji merah adalah 0,00 < 0,05, yang berarti Ho ditolak sehingga Hi

    diterima yang berarti variasi konsentrasi sari jambu biji merah sebanyak 10 ml,

    15 ml dan 20 ml pada sampel berbeda secara signifikan, maka dilakukan uji

    lanjut, yaitu post hoc; uji Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan mana yang

    sungguh berbeda (Suparno, 2011).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    Tabel 4.5 Perbedaan antar perlakuan konsentrasi sari jambu biji merah

    Keterangan:

    PG1 : Konsentrasi sari jambu biji merah 10 ml

    PG2 : Konsentrasi sari jambu biji merah 15 ml

    P3 : Konsentrasi sari jambu biji merah 20 ml

    S : Signifikan

    NS : Tidak signifikan

    C. Warna

    Tabel 4.6 Data Hasil Uji Organoleptik Yoghurt susu UHT dengan Sari Jambu Biji

    Merah

    Keterangan :

    K : Kontrol

    PG1 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 10 ml

    PG2 : Psidium guajava L. ( jambu biji merah) konsetrasi 15 ml

    PG3 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 20 ml

    Dari hasil perhitungan yang terdapat pada gambar 4.3, hasil rata-rata tingkat

    kesukaan warna pada yoghurt sari jambu biji merah paling banyak disukai pada

    KODE K PG1 PG2 PG3

    K - S S S

    PG1 S - S S

    PG2 S S - NS

    PG3 S S NS -

    Perlakuan Rata-rata ulangan Rata-rata

    Total 1 2 3

    K 1,25 1,4 1,4 1,35

    PG1 2,5 2,55 2,4 2,48

    PG2 3,3 3,3 3,75 3,45

    PG3 3,35 2,9 3,05 3,1

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    penambahan 15 ml (PG2) rerata sebanyak 3,45. Dan yang paling sedikit disukai

    yaitu pada penambahan sari buah jambu biji merah kontrol rerata sebanyak 1,35.

    Berdasarkan uji normalitas SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa

    nilai uji Kolmogorov-Smirnov 0,73 > 0,05, maka Ho diterima (dapat dilihat pada

    lampiran 7). Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berasal dari populasi

    yang berdistribusi normal . Berdasarkan data perhitungan yang terdapat pada

    tabel diatas diketahui nilai signifikan uji organoleptik rasa dengan penambahan

    sari jambu biji merah adalah 0,229 > 0,05, artinya data yang ditunjukkan

    mempunyai varian yang sama atau homogen. Pengujian dilanjutkan dengan uji

    Anova One Way, informasi dari tabel adalah angka F hitung 96,323 > F tabel

    0,12 maka Ho ditolak. Pada uji Anova One Way, dengan nilai probabilitas

    adalah sig 0,00 < 0,05, ini menunjukkan bahwa uji organoleptik warna pada

    konsentrasi sari jambu biji merah berbeda secara signifikan atau ada beda nyata

    diantara ke 4 data. Karena nilai probabilitas variasi konsentrasi sari jambu biji

    merah adalah 0,00 < 0,05, yang berarti Ho ditolak sehingga Hi diterima yang

    berarti variasi konsentrasi sari jambu biji merah sebanyak 10 ml, 15 ml dan 20

    ml pada sampel berbeda secara signifikan, maka dilakukan uji lanjut, yaitu post

    hoc; uji Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan mana yang sungguh berbeda

    (Suparno, 2011).

    Tabel 4.7 Perbedaan antar perlakuan konsentrasi sari jambu biji merah

    KODE K PG1 PG2 PG3

    K - S S S

    PG1 S - S S

    PG2 S S - NS

    PG3 S S NS -

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    Keterangan:

    PG1 : Konsentrasi sari jambu biji merah 10 ml

    PG2 : Konsentrasi sari jambu biji merah 15 ml

    P3 : Konsentrasi sari jambu biji merah 20 ml

    S : Signifikan

    NS : Tidak signifikan

    D. Tekstur

    Tabel 4.8 Data Hasil Uji Organoleptik Yoghurt susu UHT dengan Sari Jambu Biji

    Merah

    Keterangan :

    K : Kontrol

    PG1 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 10 ml

    PG2 : Psidium guajava L. ( jambu biji merah) konsetrasi 15 ml

    PG3 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 20 ml

    Dari hasil perhitungan yang terdapat pada tabel 4.8, hasil rata-rata tingkat

    kesukaan tekstur pada yoghurt sari jambu biji merah paling banyak disukai pada

    penambahan 15 ml (PG2) rerata sebanyak 3,85. Dan yang paling sedikit disukai

    yaitu tanpa penambahan sari jambu biji merah rerata sebanyak 2,3.

    Berdasarkan uji normalitas SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa

    nilai uji Kolmogorov-Smirnov 4,33 > 0,05, maka Ho diterima (dapat dilihat pada

    lampiran 7). Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berasal dari populasi

    Perlakuan Rata-rata ulangan Rata-rata

    Total

    1 2 3

    K 2,1 3 2,5 2,3

    PG1 3 2,95 2,8 3

    PG2 3,75 3,65 4,1 3,8

    PG3 3,75 3,65 3,55 3,6

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    yang berdistribusi normal . Berdasarkan data perhitungan yang terdapat pada

    tabel diatas diketahui nilai signifikan uji organoleptik rasa dengan penambahan

    sari jambu biji merah adalah 0,101 > 0,05, artinya data yang ditunjukkan

    mempunyai varian yang sama atau homogen. Pengujian dilanjutkan dengan uji

    Anova One Way, informasi dari tabel adalah angka F hitung 52,207 > F tabel

    0,12 maka Ho ditolak. Pada uji Anova One Way, dengan nilai probabilitas

    adalah sig 0,00 < 0,05, ini menunjukkan bahwa uji organoleptik warna pada

    konsentrasi sari jambu biji merah berbeda secara signifikan atau ada beda nyata

    diantara ke 4 data. Karena nilai probabilitas variasi konsentrasi sari jambu biji

    merah adalah 0,00 < 0,05, yang berarti H0 ditolak sehingga H1 diterima yang

    berarti variasi konsentrasi sari jambu biji merah sebanyak 10 ml, 15 ml dan 20

    ml pada sampel berbeda secara signifikan, maka dilakukan uji lanjut, yaitu post

    hoc; uji Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan mana yang sungguh berbeda

    (Suparno, 2011).

    Tabel 4.9 Perbedaan antar perlakuan konsentrasi sari jambu biji merah

    Keterangan:

    PG1 : Konsentrasi sari jambu biji merah 10 ml

    PG2 : Konsentrasi sari jambu biji merah 15 ml

    P3 : Konsentrasi sari jambu biji merah 20 ml

    S : Signifikan

    NS : Tidak signifikan

    KODE K PG1 PG2 PG3

    K - S S S

    PG1 S - S S

    PG2 S S - NS

    PG3 S S NS -

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    E. Kandungan Vitamin C

    Tabel 4.10 Data Hasil Uji Vitamin C pada Yoghurt susu UHT dengan Sari jambu

    biji merah

    Keterangan :

    K : Kontrol

    PG1 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 10 ml

    PG2 : Psidium guajava L. ( jambu biji merah) konsetrasi 15 ml

    PG3 : Psidium guajava L. (jambu biji merah) konsetrasi 20 ml

    Berdasarkan uji normalitas SPSS yang dilakukan menunjukkan bahwa

    nilai uji Kolmogorov-Smirnov 0,757 > 0,05, maka Ho diterima (dapat dilihat pada

    lampiran 7). Hal ini menunjukkan bahwa data sampel berasal dari populasi

    yang berdistribusi normal . Berdasarkan data perhitungan yang terdapat pada

    tabel diatas diketahui nilai signifikan uji organoleptik rasa dengan penambahan

    sari jambu biji merah adalah 0,401 > 0,05, artinya data yang ditunjukkan

    mempunyai varian yang sama atau homogen. Pengujian dilanjutkan dengan uji

    Anova One Way, informasi dari tabel adalah angka F hitung 252,2 > F tabel

    0,12 maka Ho ditolak.Pada uji Anova One Way, dengan nilai probabilitas

    adalah sig 0,00 < 0,05, ini menunjukkan bahwa uji kandungan vitamin Cpada

    konsentrasi sari jambu biji merah berbeda secara signifikan atau ada beda nyata

    diantara ke 4 data. Karena nilai probabilitas variasi konsentrasi sari jambu biji

    merah adalah 0,00 < 0,05, yang berarti H0 ditolak sehingga H1 diterima yang

    perlakuan Konsentrasi U1 U2 Rerata

    K 0 20,7728 22,5039 21,63835

    PG1 10 29,9826 31,6483 30,81545

    PG2 15 36,0031 39,0034 37,50325

    PG3 20 47,3466 50,503 48,9248

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    berarti variasi konsentrasi sari jambu biji merah sebanyak 10 ml, 15 ml dan 20

    ml pada sampel berbeda secara signifikan, maka dilakukan uji lanjut, yaitu post

    hoc; uji Tukey HSD untuk mengetahui perlakuan mana yang sungguh berbeda

    (Suparno, 2011).

    Tabel 4.11 Perbedaan antar perlakuan konsentrasi sari jambu biji merah

    Keterangan:

    PG1 : Konsentrasi sari jambu biji merah 10 ml

    PG2 : Konsentrasi sari jambu biji merah 15 ml

    P3 : Konsentrasi sari jambu biji merah 20 ml

    S : Signifikan

    NS : Tidak signifikan

    4.2 PEMBAHASAN

    Uji organoleptik adalah suatu cara penilaian yang melibatkan indera.

    Prinsip uji organoleptik adalah proses penginderaan yang berarti alat indera

    dikenalkan dengan sifat-sifat benda melalui rangsangan yang diterima oleh alat

    indera. Bagian tubuh yang berperan dalam pengujian ini adalah mata (indera

    penglihatan), hidung (indera pembau), dan lidah (indera pengecap).

    1. Rasa

    Uji rasa perisa melibatkan indera pengecapan yaitu lidah. Uji rasa perisa

    merupakan salah satu faktor penting untuk mempengaruhi kesukaan seseorang

    terhadap produk makanan. Berdasarkan data perhitungan yang terdapat pada tabel

    KODE K PG1 PG2 PG3

    K - S S S

    PG1 S - NS S

    PG2 S NS - S

    PG3 S S S -

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    4.1, hasil rata-rata tingkat kesukaan rasa yoghurt sari jambu biji merah yang

    paling disukai pada penambahan 20 ml sari jambu merah (PG2) rerata sebanyak

    2,7 dan yang paling sedikit disukai yaitu pada perlakuan 0 (kontrol) yaitu rerata

    sebanyak 1,27.

    Pada perlakuan (0) kontrol didapatkan dari hasil Proses fermentasi yoghurt

    berlangsung melalui penguraian protein susu. Sel-sel bakteri menggunakan

    laktosa dari susu untuk mendapatkan karbon dan energi dan memecah laktosa

    tersebut menjadi gula sederhana yaitu glukosa dan galaktosa dengan bantuan

    enzim β-galaktosidase. Proses fermentasi akhirnya akan mengubah glukosa

    menjadi produk akhir asam laktat. Adanya asam laktat memberikan rasa asam

    pada yoghurt sehingga pada perlakuan kontrol kurang disukai panelis karena

    rasanya dominan rasa asam yoghurt.

    Hasil penelitian menunjukan yoghurt dengan konsentrasi 15 ml (PG2)

    memiliki rasa asam dengan perpaduan rasa pada jambu biji merah sehingga

    panelis menyukai rasa yoghurt yang ditambahkan sari buah jambu biji merah,

    sedangkan yoghurt penambahan sari buah jambu biji merah dengan konsentrasi 10

    ml (PG1) kurang disukai panelis karena sedikitnya penambahan sari jambu biji

    merah sehingga rasa asam dari yoghurt yang lebih dominan. Pada penambahan

    sari jambu biji merah (PG3) 20 ml rerata sebanyak 2,7 panelis kurang menyukai

    karena semakin banyak penambahan sari jambu biji merah maka rasa sari jambu

    biji merah menjadi lebih sepat dan sangat asam. Rasa sepat pada jambu biji

    merah tersebut karena jambu biji merah mengandung tannin. Lactobacillus sp.

    memiliki enzim tanase yang mampu mendegrasikan tannin yang memiliki cita

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    rasa sepat (Nalahad,2015). Hal ini menyebabkan perlakuan (PG3) 20 ml menjadi

    lebih asam.

    Selama berlangsungnya penelitian ini terdapat faktor-faktor yang

    mempengaruhi cita rasa yoghurt antara lain penambahan starter plain yoghurt

    merk biokul, konsentrasi perisa dan lama ferm