14
PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH Oleh ANTOK DWI PRAMONO NIM : Q 100100162 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Oleh

ANTOK DWI PRAMONO

NIM : Q 100100162

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 2: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN

DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI

TELAH DISETUJUI OLEH:

PEMBIMBING I PEMBIMBING II

Prof. Dr. BUDI MURTIYASA, M.Kom. Dr. HARYOTO, M.Sc.

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

Page 3: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

1

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DI MAN PARON KABUPATEN NGAWI

Oleh Antok Dwi Pramono1, Budi Murtiyasa2, dan Haryoto3

1Guru MAN Paron kabupaten Ngawi, [email protected] 2Staf Pengajar UMS Surakarta, [email protected]

3Staf Pengajar UMS Surakarta, [email protected] Abstract

There are three research objectives to be achieved. 1. Describe the physical characteristics of the study using an experimental method in Paron MAN Ngawi. 2. Describe the characteristics of the activity of physics teachers in learning to use an experimental method in MAN Paron Ngawi, 3. Describe the characteristics of the student activity in learning physics using an experimental method in MAN Paron Ngawi. The research was conducted in MAN Paron Ngawi. This type of research uses a qualitative research approach to the design of applied research in this study is an ethnographic study. Techniques of data analysis consists of three flow events occurring simultaneously, namely: 1) data reduction, 2) data display 3) conclusion drawing / verification. In this study the data is presented in descriptive form, which is taken from observations, interviews, documentation studies. From these data sources the researcher conducted triangulation techniques. There are three things that produced this research are: 1. The main equipment in the physics laboratory at the SMA / MA consists of kit equipment, namely: mechanics kit, optics kit, electricity and magnetism kit, hydrostatics and heat kit. 2. Learning physics using the experimental method, begins with demonstration activities, in order to facilitate students in conducting experiments. 3. Learning physics experimental methods can increase student motivation, and can instill the values of strong character education on students, among other things: responsibility and cooperation. Key words: learning physics, experimental methods

Pendahuluan

Dalam usaha membantu siswa untuk memperoleh kemudahan belajarnya, ada banyak

unsur atau elemen yang harus diperhatikan. Unsur-unsur itu adalah tujuan yang ingin dicapai,

karakteristik siswa, isi bahan yang dipelajari, cara atau metode atau strategi yang digunakan,

alat ukur atau evaluasi, serta balikan. Walaupun semua unsur telah diseleksi pada dasarnya kita

kembali pada tujuan yang ingin dicapai (Setyosari, 2009: 11).

Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Paron telah memiliki laboratorium fisika cukup baik

guna menunjang proses pembelajaran, di mana laboratorium fisika tersebut merupakan

laboratorium yang direncanakan dan diadakan dari bantuan pemerintah melalui program MEDP

(Madrasah Education Development Program), pengadaan laboratorium fisika merupakan usaha

madrasah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan di MAN Paron kabupaten Ngawi.

Namun berdasarkan pengamatan sementara, pembelajaran fisika di laboratorium tersebut

belum dapat dilaksanakan secara optimal.

Page 4: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

2

Metode pembelajaran dapat diartikan benar-benar sebagai metode, tetapi dapat pula

diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik

pendekatan dan/ atau strategi yang dipilih, misalnya metode tanya jawab, diskusi, eksperimen,

dan pendekatan beberapa model pembelajaran. Maksud pendekatan dalam kajian ini adalah

pendekatan seluruh unsur yang terkait dalam pembelajaran (Sumiati dan Asra, 2008: xiii).

Langkah-langkah dalam melakukan eksperimen adalah: merumuskan tujuan yang jelas

tentang kemampuan apa yang akan dicapai siswa, mempersiapkan semua peralatan yang

dibutuhkan, memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi atau tidak,

menetapkan langkah pelaksanaan agar efisien, memperhitungkan / menetapkan alokasi waktu.

mengatur tata ruang yang memungkinkan seluruh siswa dapat memperhatikan pelaksanaan

demonstrasi, menetapkan kegiatan yang dilakukan selama pelaksanaan, seperti: apakah perlu

memberi penjelasan panjang lebar sehingga siswa dapat memperoleh pemahaman luas,

apakah siswa diberi kesempatan mengajukan pertanyaan, apakah siswa diharuskan membuat

catatan tertentu, memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan dalam

eksperimen, membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh, materi

pembelajaran yang diperlukan, variabel yang perlu diamati dan hal yang perlu dicatat,

menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimen, menetapkan

apa follow-up (tindak lanjut) eksperimen (Sumiati dan Asra, 2008: 102).

Menurut Rusyan dalam Sagala (2006: 220) orang mengaburkan pengertian eksperimen

dengan kerja laboratorium, meskipun kedua pengertian ini mengandung prisnsip yang hampir

sama, namun berbeda dalam konotasinya. Eksperimen adalah percobaan untuk membuktikan

suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu. Eksperimen bisa dilakukan pada suatu laboratorium

atau di luar laboratorium, pekerjaan eksperimen mengandung makna belajar untuk berbuat,

karena itu dapat dimasukkan ke dalam metode pembelajaran.

Metode eksperimen mempunyai kebaikan sebagai berikut: (1) metode ini membuat

siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri

daripada hanya menerima kata guru atau buku saja, (2) dapat mengembangkan sikap untuk

mengadakan eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan

(3) metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern, antara lain: (a) siswa belajar dengan

mengalami dan mengamati sendiri suatu proses atau kejadian (b) siswa terhindar jauh dari

verbalisme, (c) memperkaya pengalaman dengan hal-hal yang bersifat obyektif dan realistis,

Page 5: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

3

(d) mengembangkan sikap berpikir ilmiah, dan (e) hasil belajar akan tahan lama dan

internalisasi (Sagala, 2006: 220-221).

Selain kebaikan tersebut, metode eksperimen mengandung beberapa kelemahan

sebagai berikut: (1) pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan

bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah, (2) setiap eksperimen tidak selalu

memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di

luar jangkauan kemampuan atau pengendalian, dan (3) sangat menuntut penguasaan

perkembangan materi, fasilitas peralatan dan bahan mutakhir (Sagala, 2006: 221).

Pembelajaran dan pengajaran kontekstual melibatkan para siswa dalam aktivitas

penting yang membantu mereka mengaitkan pelajaran akademis dengan konteks kehidupan

nyata yang mereka hadapi. Dengan mengaitkan keduanya, para siswa melihat makna di dalam

tugas sekolah. (Johnson, 2010 : 35).

Menurut kamus, laboratorium berarti tempat untuk mengadakan percobaan

(penyelidikan, dan sebagainya segala sesuatu yang berhubungan dengan ilmu fisika, kimia, dan

sebagainya. Sedangkan menurut Emha dalam Sugiharto (2008) laboratorium sekolah

merupakan suatu tempat atau lembaga tempat peserta didik belajar serta mengadakan

percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika dan lain-lain.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Karelina dan Etkina (2007) di laboratorium ISLE

(Investigative Science Learning Environment), peneliti meneliti perilaku siswa di laboratorium.

Siswa memperoleh kemampuan ilmiah, seperti kemampuan merancang percobaan untuk

memecahkan masalah, kemampuan mengumpulkan dan menganalisis data, kemampuan

berkomunikasi dalam diskusi dan bertindak seperti ilmuwan dalam melakukan eksperimen.

Penelitian di MAN Paron, peneliti berasumsi siswa berpikir dan bertindak seperti ilmuwan, akan

tetapi siswa dalam merancang percobaan dan memecahkan masalah perlu pengamatan lebih

mendalam, sehingga penelitian di MAN Paron layak untuk dilaksanakan.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Claudia dan Stefan (2007) membahas tentang

kegiatan siswa dalam berpikir dan belajar selama melakukan eksperimen di laboratorium. Siswa

diharapkan dapat memahami fenomena melalui kegiatan ilmiah. Salah satu tujuan

pembelajaran fisika di laboratorium fisika adalah menghubungkan teori dan praktik, sehingga

eksperimen sering dipilih untuk menunjukkan konsep-konsep tertentu. Hasil penelitian ini

menunjukkan selama di laboraratorium siswa jarang mengungkapkan pengetahuan konseptual

Page 6: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

4

secara eksplisit, eksperimen yang dilakukan sebatas menemukan dan menstabilkan

pemahaman konseptual ketika belajar fisika. Selanjutnya siswa dapat mengembangkan konsep

yang berhubungan dengan kejadian-kejadian serupa, daripada konsep-konsep yang muncul dari

teori. Penelitian ini dilakukan di Universitas Hannover Jerman. Penelitian di MAN Paron

kabupaten Ngawi, peneliti menggunakan jurnal ini untuk membandingkan adanya persamaan,

seperti aktivitas siswa selama kegiatan di laboratorium. Akan tetapi juga terdapat perbedaan,

sehingga dapat ditemukan pengembangan teori yang ada.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan Thornton (2007) di Amerika

Serikat. Penelitian ini mendeskripsikan kurikulum laboratorium Real Time Physics (RTP), dengan

melengkapi panduan kurikulum berupa modul, yakni: Modul 1: Mekanika; Modul 2: Panas dan

Termodinamika; Modul 3: Sirkuit Listrik; Modul 4: Cahaya dan Optik. Tujuan utama dari RTP ini

adalah: 1 Siswa memperoleh pemahaman konsep-konsep fisika yang terkait. 2 Siswa memiliki

pengalaman dunia fisik secara langsung melalui mengumpulkan, menampilkan dan

menganalisis data. 3 Siswa mengembangkan kempetensi keterampilan laboratorium

tradisional. 4 Siswa menguasai topik yang dibahas di kelas. Alat dan bahan yang berada di

laboratorium ini cukup lengkap, sehingga siswa dapat menggunakan secara efektif. Peneliti

mengacu jurnal ini, berkaitan dengan karakteristik tempat pembelajaran laboratorium.

Penelitian di MAN Paron terdapat persamaan peralatan yang digunakan di laboratorium fisika,

akan tetapi juga terdapat perbedaan berkaitan kurikulum yang diterapkan, sehingga temuan

penelitian di MAN Paron dapat mengembangkan teori.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ng dan Nguyen (2006) di beberapa sekolah tinggi

Vietnam. Penelitian ini membahas integrasi fenomena sehari-hari dan kegiatan praktik

(demonstrasi dan kegiatan laboratorium). Hasilnya sebagian besar guru memberikan contoh

fenomena sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran, namun tidak membahasnya secara

mendalam konsep-konsep atau teori yang berkaitan dengan fenomena tersebut. Sebagian

besar dari guru berpikir bahwa menggunakan konteks sehari-hari membantu siswa memahami

konsep-konsep fisika yang lebih baik dan pembelajaran fisika menjadi bermakna. Semua guru

yang berpartisipasi dalam penelitian ini, melakukan demonstrasi sebagai bagian pengajaran

mereka. Sebagian besar guru percaya bahwa melakukan eksperimen yang diawali dengan

kegiatan demonstrasi membantu pemahaman siswa dalam pemahaman konseptual. Hanya tiga

guru yang mengatakan bahwa mereka mengintegrasikan eksperimen melalui demonstrasi

Page 7: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

5

untuk meningkatkan keterampilan praktis siswa. Siswa tidak melakukan kegiatan laboratorium

atau eksperimen disebabkan sebagian besar guru memberikan alasan karena fasilitas tidak

lengkap. Alasan lainnya para guru tidak melaksanakan eksperimen dalam pembelajaran adalah

kendala waktu, tidak ada laboran di sekolah-sekolah dan pekerjaan eksperimen tidak dinilai.

Seorang guru mengatakan ia belum dilatih untuk mengajarkan eksperimen. Peneliti di MAN

Paron menggunakan jurnal ini, untuk membandingkan persamaan aktivitas guru dalam

pembelajaran menggunakan metode eksperimen. Akan tetapi, penelitian yang dilakukan Ng

dan Nguyen menggunakan investigasi berkaitan fenomena dengan metode demonstrasi dan

metode eksperimen.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Keban dan Erol (2011) di Dokuz Eylul University,

Turkey. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah IPLAT (Introductory Physics

Laboratory Achievement Test) dengan topik Listrik Magnet. Peneliti membahas pentingnya

strategi pembelajaran dalam kegiatan laboratorium fisika. Tujuan kegiatan laboratorium dalam

pendidikan sains adalah membantu siswa belajar ilmu pengetahuan melalui pendekatan

konseptual dan teoritis. Siswa dapat melakukan penyelidikan ilmiah dalam kegiatan

laboratorium, dan kegiatan laboratorium memberikan kontribusi efektif pada pembelajaran

fisika. Untuk menginternalisasi konsep dan hukum-hukum listrik dan magnet, membangkitkan

kemampuan membuat asumsi-asumsi sebelumnya, serta merencanakan langkah-langkah

kegiatan laboratorium sampai membuat kesimpulan. Peneliti di MAN Paron menggunakan

jurnal ini untuk membandingkan perbedaan topik yang dibahas, dalam penelitian Keban dan

Erol menggunakan metode IPLAT berkaitan topik listrik dan magnet saja, sedangkan penelitian

yang dilakukan di MAN Paron berkaitan dengan semua konsep fisika yang menggunakan

metode eksperimen, sehingga peneliti dapat mengembangkan teori-teori yang ada.

Fokus pada penelitian ini adalah: “Pengelolaan pembelajaran fisika menggunakan

metode eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi”. Fokus penelitian ini dirinci menjadi tiga

sub fokus sebagai berikut: 1) Bagaimana karakteristik tempat pembelajaran fisika menggunakan

metode eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi? 2) Bagaimana karakteristik aktivitas guru

dalam pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi?

3) Bagaimana karakteristik aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan metode

eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi?

Page 8: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

6

Sesuai dengan fokus penelitian tersebut di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai

berikut: 1. Mendeskripsikan karakteristik tempat pembelajaran fisika menggunakan metode

eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi. 2. Mendeskripsikan karakteristik aktivitas guru

dalam pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi.

3. Mendeskripsikan karakteristik aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan

metode eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi.

Metode Penelitian

Sesuai dengan pembelajaran yang akan diteliti, yaitu menyangkut masalah pengelolaan

pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen, maka desain penelitian yang diterapkan

dalam penelitian ini adalah studi etnografi.

Pemilihan latar penelitian ini di dasarkan pada data awal dari subyek yang

direkomendasi memiliki laboratorium fisika baru dan penambahan peralatan fisika serta

prestasi akademik yang cukup baik. Waktu yang dibutuhkan untuk pengumpulan data di MAN

Paron kabupaten Ngawi adalah tiga bulan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) observasi

partisipasi/ berperan (participant observation); (2) wawancara mendalam (in depth interview),

dan (3) dokumentasi (documentation). Jenis observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi partisipatif atau berperan serta. Wawancara semi terstruktur menurut

Sugiyono (2011: 320), jenis wawancara ini sudah termasuk in-depth interview, dimana dalam

pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Dokumen dalam

penelitian ini berupa rencana pelaksanaan pembelajaran, jurnal pembelajaran di laboratorium,

foto peralatan dan tata ruang laboratorium, foto kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran.

Analisis data kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu analisis berdasarkan data

yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan pola hubungan tertentu atau menjadi hipotesis.

Analisis dalam penelitian ini dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan,

dan setelah selesai di lapangan (Sugiyono,2011:335-336). Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan

yang terjadi secara bersamaan yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data 3) penarikan kesimpulan

verifikasi (Miles and Huberman, 2011: 15-16).

Selanjutnya dalam menguji keabsahan data dalam penelitian ini mengarah pada

triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2011: 373), triangulasi sumber

Page 9: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

7

untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh

melalui beberapa sumber.

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan mengecek data

kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan

wawancara , lalu dicek dengan observasi, dokumentasi. Untuk melengkapi atau merevisi data

yang baru, maka data yang ada tersebut diangkat dan dilakukan audit trail yaitu mencek

keabsahan data sesuai dengan sumber aslinya (Sugiyono, 2011: 373-374).

Tempat pembelajaran fisika mengunakan metode eksperimen adalah laboratorium

fisika. Laboratorium fisika memiliki ukuran 7 m x 15 m, memiliki peralatan yang cukup

memadai, tetapi mengalami kendala teknis dalam pemeliharaannya. Laboratorium ini memiliki

jurnal pelaksanaan pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen. Laboratorium ini

memiliki utama berupa kit-kit, yaitu: kit mekanika, kit optika, kit listrik dan magnet, serta kit

hidrostatika dan panas, serta peralatan penunjang lainnya seperti power supply, generator dan

neraca Ohauss. Laboratorium fisika belum memiliki tenaga laboran yang bertugas menyiapkan

alat dan bahan eksperimen, serta memelihara peralatan yang ada.

Langkah-langkah guru dalam pelaksanaan eksperimen sebagai berikut: membentuk

siswa berkelompok, mendemonstrasikan di depan ruang, membimbing pelaksanaan

eksperimen, membimbing penyusunan laporan, membimbing presentasi hasil laporan dan

membantu siswa menyimpulkan hasil eksperimen. Guru merencanakan pembelajaran dalam

bentuk RPP di awal semester, sesuai dengan silabus pembelajaran yang mengacu pada KTSP

2006 dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa 2010. Guru memulai pelaksanaan

eksperimen dengan demonstrasi, agar siswa mempunyai bekal eksperimen, sehingga siswa

lebih jelas dan mudah melaksanakan eksperimen. Guru mengaitkan materi fisika yang akan

dieksperimenkan dengan fenomena alam yang ada. Guru menggabungkan metode eksperimen

dengan metode-metode pembelajaran lainnya, seperti metode informasi, demonstrasi, Tanya

jawan dan penugasan. Guru fisika telah mendapatkan pelatihan penggunaan peralatan yang

berada di laboratorium fisika.

Siswa dibagi dalam kelompok kerja, diberi tugas membuat laporan kegiatan hasil

eksperimen, dilatih membuat kesimpulan setelah eksperimen selesai dan hasil laporan

dikumpulkan. Siswa selama melakukan eksperimen terlihat seperti peneliti. Siswa dapat

bersikap ilmiah dengan mengamati secara obyektif, mengumpulkan data, mendiskusikan

Page 10: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

8

dengan teman, dan mengkomunikasukan hasil dengan guru. Siswa dapat meningkatkan

motivasi belajarnya. Siswa memperoleh nilai-nilai pendidikan karakter yang kuat, antara lain:

tanggung jawab dan kerjasama. Di samping itu juga nilai-nilai teliti, jujur, disiplin, sabar,

kreativitas, menghargai proses, terampil dan rasa ingin tahu.

Hasil dan Pembahasan

Temuan - temuan penelitian; Laboratorium fisika Temuan penelitian menunjukkan

laboratorium fisika MAN Paron kabupaten Ngawi memiliki ukuran 7 m x 15 m, laboratorium ini

berfungsi untuk pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen. Hal ini memperkuat

teori Emha dalam Sugiharto (2008), laboratorium sekolah merupakan suatu tempat atau

lembaga tempat peserta didik belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan) dan

sebagainya yang berhubungan dengan ilmu fisika dan lain-lain. Hal ini mendukung hasil

penelitian yang dilakukan oleh Karelina dan Etkina (2007), hasil penelitian yang dilakukan oleh

Claudia A. dan Stefan A. (2007), hasil penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan

Thornton (2007). Dari ketiga jurnal international tersebut mengindikasikan persamaan-

persamaan yaitu tempat pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen adalah

laboratorium.

Laboratorium fisika MAN Paron kabupaten Ngawi telah memiliki peralatan yang cukup

memadai, tetapi mengalami kendala teknis dalam pemeliharaannya. Di MAN Paron kabupaten

Ngawi, belum ada kurikulum khusus yang mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan

pelaksanaan eksperimen di laboratorium, serta pembelajaran fisika di laboratorium telah

didokumentasikan dalam bentuk jurnal pembelajaran. Hal ini sedikit berbeda dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan Thornton (2007).

Peralatan utama yang ada di laboratorium fisika MAN Paron kabupaten Ngawi terdiri

dari kit peralatan, yaitu: kit mekanika, kit optika, kit listrik dan magnet, kit hidrostatika dan

panas, serta peralatan penunjang lainnya, seperti: power supply, generator, dan neraca Ohauss.

Hal ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan Thornton (2007)

Temuan penelitian menunjukkan bahwa Laboratorium ini belum memiliki laboran yang

bertugas menyiapkan alat dan bahan eksperimen, serta memelihara peralatan yang ada. Hal ini

terdapat persamaan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ng dan Nguyen (2006).

Page 11: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

9

Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru mengelola kelas dengan membagi siswa

secara berkelompok, kemudian melakukan langkah-langkah: membuat lembar kerja siswa,

menyiapkan peralatan, mencoba peralatan yang akan digunakan, membentuk siswa

berkelompok, mendemonstrasikan di depan ruangan, membimbing pelaksanaan eksperimen,

membimbing penyusunan laporan, membimbing presentasi hasil laporan dan membantu siswa

menyimpulkan hasil eksperimen. Hal ini peneliti tidak menemukan pada lima jurnal

international yang dikaji, sehingga dapat menjadi pengembangan teori yang ada.

Hal ini mendukung teori Sumiati dan Asra (2008: 102) tentang langkah langkah

eksperimen: merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa yang akan dicapai siswa,

mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan, memeriksa apakah semua peralatan itu

dalam keadaan berfungsi atau tidak, menetapkan langkah pelaksanaan agar efisien,

memperhitungkan / menetapkan alokasi waktu, memberikan penjelasan secukupnya tentang

apa yang harus dilakukan dalam eksperimen, membicarakan dengan siswa tentang langkah

yang ditempuh, materi pembelajaran yang diperlukan, variabel yang perlu diamati dan hal yang

perlu dicatat, menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa selama eksperimen,

menetapkan apa follow-up (tindak lanjut) eksperimen. Hal ini peneliti tidak menemukan pada

lima jurnal international yang dikaji, sehingga dapat menjadi pengembangan teori yang ada.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru merencanakan pembelajaran dalam

bentuk RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) di awal semester, sesuai dengan silabus

pembelajaran dan mengacu pada KTSP 2006 dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa

2010. Hal ini merupakan pengembangan teori Sumiati dan Asra (2008: 102) tentang langkah-

langkah eksperimen.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa memulai pelaksanaan eksperimen dengan

demonstrasi, agar siswa mempunyai bekal eksperimen, sehingga siswa lebih jelas dan mudah

dalam melaksanakan eksperimen. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Ng dan

Nguyen (2006). Di MAN Paron keadaannya sama, salah satu guru menyatakan dalam kegiatan

pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen, mengawalinya dengan kegiatan

demonstrasi, dengan alasan untuk memudahkan siswa dalam melakukan eksperimen.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru mengaitkan eksperimen yang akan

dilaksanakan dengan fenomena-fenomena alam. Hal ini mendukung penelitian yang dilakukan

oleh Ng dan Nguyen (2006).

Page 12: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

10

Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru menggabungkan metode eksperimen

dengan metode-metode pembelajaran lainnya, seperti metode informasi, demonstrasi, tanya

jawab, dan penugasan. Hal ini peneliti tidak menemukan pada jurnal-jurnal international yang

dikaji, sehingga dianggap sebagai pengembangan teori yang ada.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa guru-guru fisika di MAN Paron kabupaten

Ngawi telah mendapatkan pelatihan penggunaan peralatan yang berada di laboratorium fisika.

Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ng dan Nguyen (2006).

Temuan penelitian menunjukkan bahwa siswa dibagi dalam kelompok kerja, diberi tugas

membuat laporan kegiatan hasil eksperimen setelah eksperimen selesai, dan hasil laporan

dikumpulkan, siswa dilatih membuat kesimpulan dari hasil eksperimen. Hal ini merupakan

pengembangan teori Sumiati dan Asra (2008: 102) yang menyatakan salah satu langkah dalam

metode eksperimen adalah menetapkan apa follow-up (tindak lanjut) eksperimen.

Temuan penelitian menunjukkan siswa selama melakukan eksperimen terlihat seperti

peneliti. Hal ini mendukung teori hasil penelitian Karelina dan Etkina (2007).

Temuan penelitian menunjukkan siswa dapat bersikap ilmiah dengan mengamati secara

obyektif, mengumpulkan data, mendiskusikan dengan teman, dan mengkomunikasikan hasil

dengan guru. Hal ini mendukung teori hasil penelitian yang dilakukan oleh Sokoloff, Lows, dan

Thornton (2007).

Temuan penelitian menunjukkan bahwa siswa dapat meningkatkan motivasi belajarnya,

serta dapat menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter yang kuat pada diri siswa, antara lain:

tanggung jawab dan kerjasama. Di samping itu juga nilai-nilai teliti, jujur, disiplin, sabar,

kreativitas, menghargai proses, terampil, dan rasa ingin tahu. Hal ini merupakan

pengembangan teori, karena peneliti tidak menemukan di jurnal-jurnal international yang

peneliti kaji.

Simpulan

Karakteristik tempat pembelajaran fisika menggunakan metode eksperimen fisika di

MAN Paron kabupaten Ngawi adalah laboratorium fisika. Laboratorium ini memiliki ukuran 7 m

x 15 m, memiliki peralatan yang cukup memadai, tetapi mengalami kendala teknis dalam

pemeliharaan peralatan. Laboratorium ini memiliki dokumen jurnal pembelajaran fisika

Page 13: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

11

menggunakan metode eksperimen. Peralatan utama yang ada di laboratorium fisika MAN

Paron kabupaten Ngawi terdiri dari kit peralatan, yaitu: kit mekanika, kit optika, kit listrik dan

magnet, kit hidrostatika dan panas. Laboratorium ini belum memiliki laboran yang bertugas

menyiapkan alat dan bahan eksperimen, serta memelihara peralatan yang ada.

Karakteristik aktivitas guru dalam pembelajaran fisika menggunakan metode

eksperimen di MAN Paron kabupaten Ngawi adalah Guru mengelola kelas dengan membagi

siswa secara berkelompok, kemudian melakukan langkah-langkah: membuat lembar kerja

siswa, menyiapkan peralatan, mencoba peralatan yang akan digunakan, mendemonstrasikan di

depan ruangan, membimbing pelaksanaan eksperimen, membimbing penyusunan laporan,

membimbing presentasi hasil laporan dan membantu siswa menyimpulkan hasil eksperimen.

Guru merencanakan pembelajaran dalam bentuk RPP di awal semester, sesuai dengan silabus

pembelajaran dan mengacu pada KTSP 2006 dengan pendidikan budaya dan karakter bangsa

2010. Guru memulai pelaksanaan eksperimen dengan demonstrasi, agar siswa mempunyai

bekal eksperimen, sehingga siswa lebih jelas dan mudah dalam melaksanakan eksperimen.

Guru mengaitkan eksperimen yang akan dilaksanakan dengan fenomena-fenomena alam,

menggabungkan pelaksanaan metode eksperimen dengan metode informasi, demonstrasi,

tanya jawab dan penugasan. Guru-guru fisika di MAN Paron kabupaten Ngawi telah

mendapatkan pelatihan penggunaan peralatan yang berada di laboratorium fisika.

Karakteristik aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan metode

eksperimen adalah Siswa dibagi dalam kelompok kerja, diberi tugas membuat laporan kegiatan-

kegiatan hasil eksperimen setelah eksperimen selesai, dan hasil laporan dikumpulkan. Siswa

selama melakukan eksperimen terlihat seperti peneliti. Siswa dapat meningkatkan motivasi

belajarnya, serta memperoleh nilai-nilai pendidikan karakter yang kuat, antara lain: tanggung

jawab dan kerjasama.

Laboratorium fisika sebagai tempat pembelajaran fisika menggunakan metode

eksperimen sebaiknya memiliki tenaga laboran yang bertugas membantu kepala laboratorium,

agar pembelajaran berjalan secara efektif dan efisien. Guru fisika sebaiknya memahami

langkah-langkah penerapan metode eksperimen dalam pembelajarannya, agar pembelajaran

fisika efektif dan efisien. Guru fisika harus cerdas memilih materi, alokasi waktu dan tujuan

pembelajaran dalam mengimplementasikan metode eksperimen.

Page 14: PENGELOLAAN PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN …eprints.ums.ac.id/22194/18/NASKAH_PUBLIKASI.pdfdiartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran, bergantung pada karakteristik pendekatan

12

Siswa sebaiknya benar-benar dapat memanfaatkan fasilitas laboratorium fisika selama

melakukan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, sehingga siswa memiliki

kompetensi kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin

dicapai dan siswa akan memiliki nilai pendidikan karakter yang kuat.

Daftar Pustaka

Aufschnaiter C. & Aufschnaiter S., 2007, Uninersity Students Activities, Thinking And Learning During Laboratory Work, Gerrmany, European Journal Of Physics, Vol. 3, Num. 28, 30 April 2007, p. S51-S60.

Johnson, Elaine B., 2002, CTL (Contextual Teaching & Learning), Terjemahan, Oleh Ibnu Setiawan, Tahun 2010, Bandung: Kaifa Learning.

Karelina A. & Etkina E., 2007, Acting Like A Physicist: Student Approach Study To Experimental Design, Physical Review Special Topics – Physics Education Research, New Jersey, USA, The American Physical Society, Vol. 3, 19 Oktober 2007, p. 1-12.

Miles B. & Huberman M., 1992, Analisis Data Kualitatif, Terjemahan. Oleh Tjetjep Rohendi Rohidi, Tahun 2007, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

Ng W. & Nguyen V.T., 2006, Investigating The Integration Of Everyday Phenomena And Practical Work In Physics Teaching In Vietnamese High Schools, Vietnam, International Education Journal, Vol. 7, Num. 1, p. 36-50.

Sagala, S., 2006, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Setyosari, P., 2009, Pemanfaatan Media, Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 15, Universitas Negeri Malang.

Sokoloff, D.R., Laws P.W., & Thornton R.K., 2007, RealTime Physics: Active Learning Labs Transforming The Introductory Laboratory, USA, European Journal Of Physics, Vol. 3, Num. 28, 30 April 2007, p. S83-S94.

Sugiharto, B., 20 Oktober 2008, Optimalisasi Pengelolaan Laboratorium IPA SMP, http://bowobiologi.blogspot.com/2008/10/optimalisasi-pengelolaan-laboratorium.html, Diakses jam 11.00 tanggal 31 Mei 2012.

Sugiyono, 2011, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta.

Sumiati dan Asra, 2008, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima.

Suyanto, K.E., 2009, Model Pembelajaran, Panitia Sertifikasi Guru (PSG) Rayon 15, Universitas Negeri Malang.