Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
SMK NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh :
Muhammad Tsaqif
NIM. 11140182000029
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
SMK NEGERI 3 KOTA TANGERANG SELATAN
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi gelar sarjana pendidikan (S.Pd) pada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan
Oleh:
Muhammad Tsaqif
NIM. 11140182000029
Pembimbing
Dr. Zainul Arifin Yusuf, M. Pd.
NIP. 19560712 198103 1 003
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2021
LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING
Skripsi berjudul “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan”. Disusun oleh Muhammad Tsaqif, NIM 11140182000029,
Jurusan Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai
karya ilmiah yang berhak diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh pihak fakultas.
Jakarta, 03 Februari 2021
Pembimbing
Dr. Zainul Arifin Yusuf, M. Pd.
NIP. 19560712 198103 1 003
UJI REFERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi tentang Pengelolaan
Pembiayaan Pendidikan SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan disusun oleh
Muhammad Tsaqif, NIM. 11140182000029, Program Studi Manajemen Pendidikan,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullag
Jakarta, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi pada tanggal 03
Februari 2021.
Jakarta, 03 Februari 2021
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Zainul Arifin Yusuf, M. Pd.
NIP. 19560712 198103 1 003
i
ABSTRAK
Muhammad Tsaqif (NIM 11140182000029), Pengelolaan Pembiayaan
Pendidikan Di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Skripsi Program
Strata Satu (S-1) Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji mengenai pengelolaan
pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan. Metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
wawancara, observasi, dan studi dokumen, dengan hasil penelitian dari kepala
sekolah, bendahara, dan satu orang guru. Hasil penelitian menunjukan bahwa
dalam proses penyusunan RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)
dilakukan oleh kepala sekolah dan bendahara dan dibantu oleh tim manajemen
sekolah.
Pengelolaan pembiayaan pendidikan yang dilakukan melalui tiga cara
yaitu, 1), perencanaan, dimana kegiatan yang berhubungan dengan sekolah sudah
disusun dalam RKAS yang disusun oleh sekolah setiap tahunnya pada awal tahun
ajaran.2), Pelaksanaan, dimana untuk pelaksanaan pembiayaan adanya
penerimaan seperti, BOS (Bantuan Operasional Sekolah) pemerintah pusat,
BOSDA (Bantuan Operasional Sekolah) pemerintah daerah, dan sumbangan
sukarela. Pengeluaran, seperti untuk gaji, guru, gaji tenaga kependidikan,
transport, pemeliharaan sarana prasarana, kurikulum, kegiatan kesiswaan, dan
langganan daya dan jasa. 3), Evaluasi, hal ini dilakukan oleh SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan dua kali setiap tahunnya, dipertengahan dan diakhir tahun
ajaran, dengan mengadakan rapat kepada pihak yang terkait. Dan dari hasil
evaluasi dijadikan acuan oleh sekolah untuk kedepannya.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, direkomendasikan bahwa pada
pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan,
kepala sekolah harus lebih tegas untuk mengarahkan komite sekolah agar lebih
aktif dalam setiap kegiatan sekolah, mengoptimalkan lagi pengelolaan
pembiayaan pendidikan.
Kata Kunci: Pengelolaan Pembiayaan
Pembiayaan Pendidikan
Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
ii
ABSTRACT
Muhammad Tsaqif (NIM 11140182000029), Management of Education
Financing in SMK Negeri 3 South Tangerang City. Minithesis Strata 1 (S-1)
Faculty of Teacher Training Science, Islamic State University Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2021.
This study aims to determine the management of education financing in
SMK Negeri 3 South Tangerang City. The research method used in this study is a
qualitative descriptive research method. Data collection techniques used were
interviews, observation, and documentation. Then analyze the data through data
reduction techniques, data presentation and conclusion drawing.
The results of the study show that in the process of preparing the RKAS it
was carried out by the principal and treasurer only and also with management
team. Management of education cost is carried out in three ways: 1). Planning,
all school planning activities are related to KBM and are listed in the RKAS,
which is prepared by the school at the beginning of the new school year. 2).
Implementation, implementation activities include income and expenditure. Every
school income and expenditure must be accompanied by proof of payment, so that
there is no confusion in the cost of education. 3). Evaluation, this activity is held
twice in one year, in the middle of the school year and at the end of the school
year, hold meetings with parties related to education financing during the KBM
(Teaching and learning activities) period. And the evaluation results are used as
references by schools for the future.
Based on the results of these studies, it is recommended that in the
management of education funding at SMK Negeri 3 South Tangerang City, the
principal must be more firm in inviting school committees to be more active in
each school activity, optimizing the management of education funding.
Keyword : Management Financing
Education financing
Management of Education Financing
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT,
satu-satunya Dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat, salam
sejahtera kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW berserta
keluarganya dan para sahabatnya. Atas berkat rahmat dan karunia-
Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini pada Jurusan Manajemen
Pendidikan dengan judul Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan DI
SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis sedikit banyak
mengalami kesulitan. Hal ini tidak lain disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari betul bahwa Skripsi
ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari segi
penyajian, pengkajian materi, bahasa maupun tata cara penulisan,
karenanya penulis dengan lapang hati menanti kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sehingga dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhirnya Penulis berharap Skripsi dapat berguna dan
memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi lingkungan akademik
dimana Penulis selama ini menutut ilmu, maupun pihak lain yang
membutuhkan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya yang tiada henti-hentinya kepada kita semua. Amin
Yaarabbal Alamin. Kemudian penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Sururin, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Mu’arif SAM, M.Pd Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
3. Dr. Salman Tumanggor M.Pd. dosen pembimbing akademik
penulis. Terimakasih telah memberikan saran dan nasehat selama
perkuliahan ini.
4. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan
bimbingan, dorongan dan pengarahan kepada penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
mendidik dan membina selama perkuliahan berlangsung.
6. Bapak/Ibu dosen Manjamen Pendidikan yang telah sabar mendidik
dan membina selama perkuliahan berlangsung.
7. Bapak/Ibu Kepala urusan Perpustakaan Pusat dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Kepala SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan beserta jajaran guru
dan tenaga kepandidikan yang telah membantu penulis dalam
melakukan penelitian.
Akhirnya hanya kepada Allah Subhanahu Wata’ala penulis
memohon, semoga jasa dan amal baik yang telah mereka
sumbangkan mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah
Subhanahu Wata’ala, Aamiin.
Jakarta, 03 Februari 2021
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................... i
ABSTRACT ........................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 7
C. Pembatasan Masalah ....................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ........................................................................... 8
E. Tujuan Penelitian ............................................................................ 8
F. Manfaat Penelitian .......................................................................... 8
1. Manfaat Teoritis ........................................................................ 8
2. Manfaat Praktik ......................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................ 10
A. Konsep Pembiayaan Pendidikan .................................................... 10
1. Pengertian Pembiayaan ........................................................... 10
2. Pengertian Pendidikan ............................................................ 10
3. Definisi Pembiayaan Pendidikan ............................................ 12
4. Prinsip-Prinsip Model Pembiayaan ........................................ 13
5. Jenis-Jenis Pembiayaan Pendidikan ........................................ 14
6. Sumber-Sumber Biaya Pendidikan ......................................... 17
7. Model Biaya Pendidikan ......................................................... 20
B. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan ............................................. 23
1. Perencanaan Pembiayaan ......................................................... 24
2. Pelaksanaan Pembiayaan ......................................................... 30
3. Evaluasi Pembiayaan ............................................................... 33
vi
C. Hasil Penelitian Yang Relavan ...................................................... 37
D. Kerangka Berfikir.......................................................................... 39
E. Skema Kerangka Befikir ............................................................... 40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 41
A. Tujuan Penelitian .......................................................................... 41
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ....................................................... 41
1. Tempat Penelitian .................................................................... 41
2. Waktu Penelitian ..................................................................... 41
C. Metode Penelitian.......................................................................... 42
D. Sumber Data Penelitian ................................................................. 42
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 43
F. Teknik Analisis Data ..................................................................... 46
1. Reduksi Data .......................................................................... 46
2. Penyajian Data ........................................................................ 47
3. Penarikan Kesimpulan ............................................................. 47
BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 49
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................... 49
1. Sejarah Berdirinya SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan .... 49
2. Profil Sekolah ......................................................................... 50
3. Visi, Misi Dan Tujuan SMK Negeri 3 Tangerang Selatan ....... 51
4. Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ....................................... 52
5. Keadaan Siswa ....................................................................... 54
6. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan ................................................................................... 55
7. Struktur Organisasi ................................................................. 56
B. Deskripsi Dan Analisis Data Penelitian ......................................... 56
1. Pembiayaan Pendidikan SMK Negeri 3 Tangerang Selatan .... 56
a. Perencanaan ..................................................................... 57
b. Pelaksanaan .................................................................... 64
c. Evaluasi ........................................................................... 72
vii
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 74
BAB V PENUTUP ........................................................................................... 76
A. Kesimpulan ................................................................................... 76
B. Saran ............................................................................................. 76
1. Bagi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ........................... 76
2. Bagi Peneliti Lain .................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian ............................................................................ 39
Tabel 3.2 Daftar Ceklis Dokumen ...................................................................... 44
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Wawancara ......................................................... 45
Tabel 4.1 Keadaan Pendidik Dan Tenaga Kependidikan ................................... 51
Tabel 4.2 Keadaan Siswa SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan ..................... 53
Tabel 4.3 Keadaan Sarana Dan Prasarana .......................................................... 54
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Sumber-Sumber Dana Untuk Pendidikan ......................... 19
Gambar 2.2 Proses Penyusunan RAPBS yang partisipatif .................................. 26
Gambar 2.3 Skema Krangka Berfikir ................................................................. 38
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ......................................................................... 55
x
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 - LEMBAR UJI REFERENSI
LAMPIRAN 2 - SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
LAMPIRAN 3 - SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
LAMPIRAN 4 - SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN
LAMPIRAN 5 - PEDOMAN WAWANCARA
LAMPIRAN 6 - HASIL WAWANCARA
LAMPIRAN 7 - RKAS BOSNAS SMKN 3 KOTA TANGERANG SELATAN
LAMPIRAN 8 - LPJ DANA BOS
LAMPIRAN 9 - RKAS BOSDA SMKN 3 KOTA TANGERANG SELATAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan faktor penting untuk mencapai tujuan
nasional Negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945 pada pasal 31 ayat 1 s/d 3
dinyatakan bahwa: (1) setiap warga Negara berhak mendapatkan
pendidikan; (2) setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membiayai; (3) pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan
keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdasakan
kehidupan bangsa. Menyadari betapa pentingnya pendidikan sebagai salah
satu upaya dalam mewujudkan tujuan nasional, maka wajib bagi
pemerintah untuk terus berupaya meningkatkan mutu pendidikan bangsa
Indonesia.
Saat ini pendidikan sangat penting karena merupakan salah satu
aspek fundamental yang menjadi faktor penggerak dalam hampir semua
aspek yang ada, mulai dari aspek ekonomi, sosial, hukum, dan aspek
lainnya. Pendidikan pasti ikut andil dalam kemajuan aspek-aspek lainnya,
sebagaimana kita ketahui bahwa pendidikan merupakan media investasi
untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Hal
ini sesuai dengan hasil studi Bank Dunia yang menunjukan bahwa
“investasi pendidikan sebagai kegiatan inti pengembangan SDM terbukti
telah memiliki sumbangan yang sangat signifikan terhadap tingkat
keuntungan ekonomi.1
Melihat pentingnya aspek pendidikan bagi kemajuan suatu bangsa,
Indonesia sebagai bangsa yang terus berkembang sudah tentu harus
1Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2002), Cet. II, h. 79
2
menjadikan pendidikan ini sebagai hal yang sangat diperhatikan dalam
rangka menwujudkan manusia-manusia indonesia yang berkualitas. Sesuai
dengan UU. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas) Bab II Pasal 3, menjelaskan bahwa :
Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahklak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.2
Pemerintahan memiliki delapan standar untuk menciptakan
pendidikan yang berkualitas, delapam standar pendidikan yaitu: standar
isi, standar proses, standar kopetensi kelulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan,
standar pembiayaan, dan standar penilaian. salah satunya yaitu standar
pembiayaan pendidikan. Dalam pencapaian tujuan pendidikan standar
pembiayaan memiliki peran yang sangat penting, yang masuk dalam
kategori delapan standar pendidikan pemerintah.
Pembiayaan pendidikan (financing of education) merupakan salah
satu isu penting dalam pembangunan pendidikan dihampir semua negara
di dunia. Negara-negara berkembang umumnya membelanjakan dananya
untuk pendidikan relatif lebih rendah dibanding negara-negara maju.
Rendahnya pembiayaan pendidikan di negara berkembang tersebut sudah
menjadi wacana public (public discourse) yang setiap saat selalu ingin
dicarikan jalan keluar. Pentingnya pembiayaan pendidikan jelas seagai
salah satu hal fundamental dalam menjalankan seluruh kegiatan belajar
mengajar di sekolah, tanpa adanya pembiayaan yang dikelola dengan baik
akan menghambat seluruh lini kegiatan di sekolah seperti pengadaan
sarana dan prasarana, honor guru dan tenaga pendidikan, serta bangunan.
2 Anwar Arifin, Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Undang-
Undamg SISDIKNAS, (Jakarta : DEPAG, 2003), h. 37
3
Sebagaimana kita ketahui bahwa, biaya pendidikan merupakan
komponen sangat penting dalam penyelenggaraan pedidikan. Dapat
dikatakan bahwa proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa adanya
dukungan biaya.3 Hal ini sudah menjadi fakta dimana pembiayaan
pendidikan menjadi salah satu faktor disamping faktor-faktor lainnya
dalam mencapai tujuan pelaksanaan pendidikan. Demi mencapai kemajuan
bagi bangsa Indonesia, peran pemerintah sangat penting dan berpengaruh
terhadap pelaksanaan pendidikan di Indonesia dimana saat ini pemerintah
sudah menerapkan sistem wajib belajar 12 tahun bagi masyarakat
Indonesia dan jelas bahwa dalam PP No. 47 Tahun 2008 Bab VI Pasal 9
Ayat 1: “Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya
program wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa
memungut biaya”. Akan tetapi amanat tersebut masih belum dapat
terimplementasi dengan baik karena terbatasnya anggaran dan belum
meratanya anggaran tersebut. walaupun “pemerintah telah menyisihkan
anggaran 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Daerah
(APBN dan APBD) untuk pendidikan tetapi itu masih perlu dijabarkan
lebih rinci.4
Sedangkan anggaran pendidikan di Indonesia sampai tahun 2010-
an termasuk yang paling kecil di antara negara-negara Asia Tenggara dan
Timur, memperlihatkan bahwa pembangunan pendidikan lebih dianggap
sebagai sektor pelayanan umum dan belum dianggap sebagai investasi
produktif. Rendahnya biaya pendidikan tersebut semakin tampak nyata
dari laporan Human Development oleh UNDP yang dikeluarkan setiap
tahun. Laporan UNDP tahun 2001 berkaitan dengan proporsi alokasi
belanja pendidikan terhadap GNP di Indonesia tahun 1995-1997
dilaporkan masih sangat rendah, atau 1,4% dari total GNP. Sementara
negara-negara tetangga mengalokasikan dana pendidikan lebih tinggi.
3Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung : PT Remaja
Rosdakarya, 2003), h. 3 4 Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta : PT. Erlangga, 2006), h. 162
4
Antara lain Malaysia (4,9%), Thailand (4,8%), Philipina (3,4%), Srilanka
(3,4%), India (3,2%), dan Vietnam (3%). Sementara proporsi alokasi biaya
pendidikan terhadap APBN sebesar 7,9%, sedangkan negara lain seperti
Thailand (20,1%), Iran (17,8%), Philipina (15,7%), Malaysia (15,4%),
Cina (12,2%), India (11,6%), dan Srilanka (8,9%). Untuk konteks
Indonesia, rendahnya anggaran pada tingkat nasional secara langsung
dapat memengaruhi rendahnya anggaran pendidikan di tingkat daerah.
Mengingat sebagian sumber biaya pendidikan di daerah berasal dari
pusat.5
Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa tanpa adanya biaya
kegiatan tidak akan berjalan secara maksimal. Terlebih pada proses
pendidikan di sekolah. Biaya yang berasal dari pemerintah pusat, daerah,
ataupun orang tua harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Yang
dimaksudkan adalah segala biaya yang ada harus dipergunakan secara
tepat, sesuai dengan tingkat kebutuhan dalam mewujudkan proses
pendidikan yang bermutu sehingga dapat menghasilkan output yang
berkualitas sesuai dengan kompetensi yang diharapkan pada setiap jenjang
pendidikan. Pendidikan tanpa di dukung dengan biaya yang memadai,
maka proses pendidikan di sekolah tidak akan berjalan sesuai dengan
harapan. Pendidikan yang diharapkan hanyalah sebuah impian jika tidak di
dukung dengan biaya yang memadai.
Pada dasarnya tujuan pengelolaan pembiayaan pendidikan adalah
bagaimana pembiayaan pendidikan ini dapat menghasilkan produktifitas
yang bermutu dengan proses belajar mengajar. Sebagaimana untuk
mencapai tujuan yang bermutu harus diseimbangkan dengan biaya yang
mencukupi. Karena dalam meningkatkan kualitas sumber daya maupun
sarana dan prasarana harus didukung dengan biaya yang tidak sedikit.
Lain halnya, tanpa adanya sumber daya manusia yang kompenten
dalam mengelola biaya juga dapat berpengaruh dalam mengelola/
manajemen biaya, maka yang terjadi adalah pengelolaan keuangan yang
5 Hasbullah, Kebijakan Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), hal. 23
5
tidak tepat sasaran dan pemborosan semata. Pembiayaan pendidikan harus
mengacu pada prinsip tranparansi. Kejelasan mengenai hal yang
menyangkut tentang pembiayaan harus dapat dilaporkan dan
dipertanggungjawabkan secara jelas. Tidak hanya sebatas pada proses
pelaksanaan kegiatan saja, akan tetapi perlu adanya penyajian laporan
yang jelas untuk nantinya dipertanggung jawabkan. Segala hal yang
menyangkut tentang pendapatan dan pengeluaran anggaran biaya dapat
dijelaskan secara mendetail melalui laporan yang dibuat. Kalaupun
memang dikeluarkan untuk pelaksanakan program, harus jelas program
yang mengarah pada pencapaian tujuan pendidikan yang bermutu.
Oleh karena itu, kepala sekolah harus melihat dengan sangat jeli
bagaimana staf yang berperan sebagai administrator dalam
memberdayakan dana yang ada, demi kepentingan sekolah dan pencapaian
tujuan sekolah seperti apa yang diharapkan oleh seluruh pelanggan
pendidik (stakeholder). Tanggung jawab pembiayaan pendidikan dalam
manajemen keuangan pada satuan pendidikan baik tingkat dasar maupun
menengah mengakomodasi tuntutan eksternal dan internal dalam
pengelolaan pembiayaan pendidikan. Hal yang penting adalah
menempatkan fungsi pengelolaan keuangan benar-benar menunjukan
sasaran pembelajaran yang berimplikasi pada mutu pendidikan yang
kompetitif. Oleh karena itu, strategi penggunaan anggaran sekolah menjadi
penting untuk menjamin perolehan mutu.
Berdasarkan permendiknas No. 19 tahun 2007 tentang standar
pengelolaan setiap sekolah pada jenjang pendidikan termasuk di SMA/K,
harus menyusun Rencana Kerja Sekolah (RKS) dan Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS). Rencana Aanggran Pendapatan Belanja
Sekolah (RAPBS) berubah menjadi RKAS.
Dalam hal ini, merencanakan, melaksanakan, dan mengevalusi
biaya yang ada, dituangkan dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS). Dibuktikan dengan bukti fisik yang berbentuk laporan
keuangan yang jelas, dalam kurun jangka waktu yang telah ditentukan.
6
Semua pengeluaran yang dilakukan oleh lembaga pendidikan baik berupa
uang maupun barang harus jelas susunannya tertulis di dalam RKAS.
SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan merupakan salah satu
sekolah kejuruan terbaik di Kota Tangerang Selatan yang berdiri sejak
tahun 2010 dengan status sekolah negeri yang berada di Perum Puri
Serpong Kelurahan Setu Tangerang Selatan dengan akreditasi A, sudah
memiliki lebih dari 2000 lulusan yang terbagi ke dalam tiga jurusan yaitu
Teknik Sepeda Motor, Animasi, dan Administrasi Perkantoran. Terdiri
dari 48 tenaga pendidik yang di pimpin oleh Dwi Novy Hardani, S. Pd
sebagai Plt Kepala Sekolah saat ini.
Berdasarkan hasil observasi awal dengan pihak sekolah, dapat
peneliti ketahui bahwa SMKN 3 Kota Tangerang Selatan mendapatkan
biaya pendidikan atau dana BOS langsung dari Pemerintah Daerah
Provinsi Banten melalui Dinas Pendidikan Provinsi Banten, sehingga
semua pengelolaan biaya pendidikan langsung berkoordinasi dengan dinas
provinsi. Layakanya sekolah pada umumnya, SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan memiliki RKAS yang disusun tiap tahunnya sebagai acuan dalam
penggunaan biaya pendidikan yaitu dana BOS yang diberikan oleh
pemerintah sebagai satu-satunya sumber pembiayaan.
Berdasarkan informasi dari observasi awal. Peneliti juga
menemukan beberapa permasalahan terkait pembiayaan pendidikan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan. Permasalahan utama yaitu terletak pada
pendanaan dari pemerintah yang cenderung tidak stabil, sehingga
berdampak pada pembangunan sarana sekolah yang pastinya bergantung
pada dana tersebut, tak jarang pembangunan gedung atau fasilitas sekolah
terlambat bahkan terhenti sementara diakibatkan karena tidak adanya
pembiayaan di tengah pelaksanaan program pembangunan tersebut. Selain
itu, masalah utama lainnya yaitu tentang keterlibatan komite sekolah
dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan, mulai dari perencanaan hingga evaluasi serta pengawasan
7
pembiayaan pendidikan. Sehingga hal ini menyebabkan kurang selarasnya
antara pihak sekolah dan komite dalam mendukung pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar yang terbaik. Masalah ini pun menimbulkan
permasalahan baru lainnya yaitu kurang tranparansinya proses
perencanaan dan pengelolaan pembiayaan pendidikan di sekolah, sehingga
hanya internal pengelola sekolah saja yang mengetahui prosedur dan
produk dari pengelolaan pembiayaan pendidikan yang sudah dilakukan.
Peneliti juga mengidentifikasi adanya masalah dalam pengelolaan
administrasi biaya pendidikan, khususnya pada laporan pembiayaan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan yang masih perlu ditingkatkan di setiap
aspeknya, dari kelengkapan berkas, efektifitas pelaporan. Hal ini
menimbulkan masalah lainnya yaitu pada evaluasi pembiayaan yang tidak
efektif dikarena laporan pembiayaan yang tidak lengkap. Permasalahan
lainnya yaitu pada pengelolaan dan pemanfaatan biaya pendidikan yang
belum sepenuhnya sesuai dengan prinsip-prinsip pembiayaan pendidikan
yang baik.
Dengan banyaknya permasalahan ditengah kesadaran akan
pentingnya manajemen pembiayaan pendidikan dalam menjalankan
aktivitas sekolah menjadi latar belakang dan alasan penulis untuk
melakukan penelitian dengan judul “Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasaran uraian latar belakang di atas penulis mengidentifikasi
permasalahan pengelolaan pembiayaan pendidikan pada sektor:
1. Sumber pembiayaan pendidikan tidak stabil dan pencairan anggaran yang
masih kurang tepat dalam menunjang setiap program pembangunan di
SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
8
2. Kurangnya peran komite sekolah sebagai audit internal sekolah terhadap
perencanaan pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan
3. Belum efektifnya penatausahaan laporan pengelolaan pembiayaan
pendidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan karena terbentur
dan terbatas dengan Juknis dan pagu yang sudah ditentukan.
4. Belum terlaksana dengan efektif agenda evaluasi pembiayaan pendidikan
di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah mengenai pengelolaan pembiayaan
pendidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan diatas agar dapat
mempertajam dan mempermudah analisa dan kajian penelitian, serta agar
penelitian yang dilakukan lebih terfokus dan terarah, peneliti memberikan
batasan masalah yatu: Pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 3
Kota Tangerang Selatan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang sudah dipaparkan diatas, maka penulis
merumuskan masalah penelitian ini yaitu: Bagaimana pengelolaan
pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang?
E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan atau aktivitas yang didasari pasti punya tujuan yang hendak
dicapai. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana
pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, diantaranya:
1. Manfaat teoritis.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah kepustakaan
FITK jurusan Manajemen Pendidikan serta menjadi masukan atau
9
dijadikan rujukan bagi penelitian-penelitian berikutnya yang terkait
pengelolaan pembiayaan pendidikan di sekolah.
2. Secara praktik.
a. Menambah wawasan pengetahuan mengenai manajemen pembiayaan
pendidikan
b. Penelitian ini dapat dijadikan masukan oleh kepala sekolah terkhusus
bendahara sekolah dalam meningkatkan tujuan pendidikan yang
bermutu melalui manajemen pembiayaan sekolah.
10
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Pembiayaan Pendidikan
1. Pengertian Pembiayaan Pendidikan
Asal kata pembiayaan adalah ‘biaya’, yang artinya uang yang
dikeluarkan untuk mengadakan, mendirikan, melakukan, sesuatu.1 Dengan
kata lain biaya adalah keseluruhan pengeluaran baik yang bersifat uang
maupun bukan uang sebagai ungkapan rasa tanggung jawab semua pihak
terhadap upaya pencapaian tujuan yang sudah ditentukan.
Menurut Ensiklopedia Nasional Indonesia, mendefinisikan bahwa
biaya adalah nilai barang dan jasa yang dipakai untuk melaksanakan
kegiatan atau pendapatan.2
Pembiayaan merupakan salah satu kebutuhan pendidikan yang dapat
menunjang segala aktivitas pendidikan baik formal maupun informal.
Pembiayaan menjadi komponen pendidikan yang mempunyai peran
penting atas berjalannya proses pembelajaran. Penyelenggaraan
pendidikan yang didukung dengan pembiayaan memadai akan berakibat
pada berlangsungnya pembelajaran yang maksimal.
Dapat disimpulkan bahwa dalam setiap upaya pencapaian tujuan, biaya
memiliki peranan yang menentukan. Penentuan biaya akan memengaruhi
tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam suatu organisasi yang akan
mencapai suatu tujuan tertentu. Kegiatan yang dilaksanakan dengan biaya
yang rendah dan hasilnya mempunyai kualitas yang baik dapat dikatakan
kegiatan tersebut dilaksanakan secara efektif dan efisien.
2. Pengertian Pendidikan
1 Qonita Alya, Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar: (Jakarta:PT
Indahjaya Adipratama,2009).h.79 2 Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan: ( Jogjakarta: Ar-ruzz media, 2010), Cet. 1
h. 89
11
Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sidiknas dijelakan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.3
Pendidikan yang tidak direncanakan dengan baik akan mempengaruhi
mutu proses pembelajaran yang berjuang pada ketidakcapaian tujuan
pendidikan. Selain kelemahan dalam perencanaan pendidikan kita juga
lemah dalam pelaksanaan. Apa yang sudah direncanakan dengan baik
mudah dilanggar begitu saja, dan tidak adanya sanksi terhadap pelanggar
tersebut.
Pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan akhlak,
keterampilan, dan pengetahuan anak dan pemuda di sekolah atau rumah,
agar hidup mereka bahagia dan bermanfaat bagi masyarakat dan bangsa.4
Dalam Dictionary of Education, pendidikan merupakan: (1) proses
dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk
tingkah laku lainnya dalam masyarakat dimana dia hidup, (2) proses sosial
dimana orang dihadapkan pada pengaruh lingkungan yang terpilih dan
terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah), sehingga mereka dapat
memperoleh dan mengalami perkembangan kemampuan sosial dan
kemampuan individual yang optimum.5
Pelaksanaan pendidikan untuk mencapai tujuan dari pendidikan itu
sendiri tidaklah mudah untuk diimplementasikan karena beberapa
permasalahan-permasalahan yang muncul sehingga pendidikan itu sendiri
sulit menjalankan fungsinya dan mencapai tujuannya, dari sekian masalah
3 Jejen Musfah, manajemen pendidikan teori, kebijakan dan praktik. (Jakarta,
Prenadamedia Grup, 2015), h. 9 4 Ibid h.11 5 Udin Syaefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005), hal. 6
12
pendidikan tersebut diantaranya yaitu masalah Sumber Daya Manusia
(SDM) pendidikan yang professional, pemerataan mutu pendidikan
bangsa, dan kurangnya kemampuan pembiayaan pendidikan.
3. Definisi Pembiayaan Pendidikan
Biaya pendidikan merupakan komponen yang masukan instrumental
(instrumental input) yang sangat penting dalam suatu penyeleggaran
pendidikan disekolah. Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan
baik tujuan-tujuan yang bersifat kuantitatif atau kualitatif biaya pendidikan
memiliki perenan yang sangat menentukan. Hampir tidak adanya upaya
pendidikan yang dapat mengabaikan peranan biaya.6
Dalam penyelenggaraan pendidikan, pembiayaan pendidikan suatu
hal yang berperan dalam menentukan agar pendidikan berjalan lancar
sesuai tujuan. Maka dari itu, pembiayaan pendidikan adalah pengorbanan
ekonomis yang dikeluarkan oleh sebuah lembaga pendidikan, baik itu
pendidikan formal, informal, maupun nonformal untuk mencapai tujuan
pendidikan, guna memberikan manfaat dimasa yang akan datang bagi
peserta didik. Segala kegiatan pendidikan memerlukan biaya.
Bray mengungkapkan dalam buku Nurochim bahwa pembiayaan
pendidikan menyangkut sumber-sumber biaya baik dari pemerintah
maupun dari masyarakat, dan alokasi belanja untuk gaji dan berbagai
pelayanan disetiap jenis sekolah. Dengan kata lain, pembiayaan
pendidikan menyangkut sumber-sumber dan alokasi dana untuk
penyelenggaran pendidikan. 7
Sekolah memberikan pelayanan secara maksimal dengan cara
memanfaatkan segala sumber bantuan yang ada, baik berupa uang ataupun
barang yang telah diterima dipergunakan sesuai dengan kebutuhan di
sekolah, dalam pelaksanaan program untuk meningkatkan sumber daya
manusia yang lebih berkualitas.
6Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung, PT. Remaja
Rosdakarya, 2006), h. iii 7 Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi, Gramata Publishing Anggota IKAPI,
2016), h. 255
13
Dalam hal ini konsep pembiayaan pendidikan tidak hanya
sebatas seberapa besar pengeluaran yang akan dikeluarkan, akan tetapi
segala hal yang dikeluarkan harus sesuai dengan kebutuhan. Jangan
sampai terjadi pemborosan dalam hal pengeluaran biaya yang
dikeluarkan/belanjakan karena pada dasarnya konsep pembiayaan yang
baik ialah penggunaan biaya secara minim, akan tetapi mencapai hasil
yang maksimal.
4. Prinsip-prinsip pembiayaan pendidikan
Dalam upaya mengembangkan model pengelolaan pembiayaan
disuatu sekolah khususnya sekolah dasar, yaitu ditetapkan prinsip-prinsip
yang dapat menjadi pedoman bertindak dalam pengelolaan pembiayaan
pendidikan. Berikut dibawah ini prinsip-prinsip model pengelolaan
pembiayaan pendidikan sekolah dasar berdasarkan kebutuhan belajar.
a. Objektivitas, pengelolaan pembiayaan sekolah dasar merujuk pada
program atau kegiatan yang menjadi beban biaya dalam melaksanakan
PBM agar alokasi dana yang ditetapkan mampu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik.
b. Kesatuan usaha, penggunaan dana tidak boleh dicampurkan dengan
kepentingan pribadi dalam pengelola sekolah yang tidak mendukung
kebutuhan belajar peserta didik, tetapi harus difokuskan pada
peningkatan PBM agar peserta didik memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan kecakapan dasar untuk tumbuh berkembang
secara total.
c. Tarif harga, pengeluaran dana yang dilakukan sekolah untuk
membiayai program atau kegiatan proses pendidikan yang telah
ditetapkan harus dicatat berdasarkan tarif hraga yang sesungguhnya
saat itu berlaku.
d. Transparan, penerimaan dan pengeluaran dana dilakukan secara
mendetail dan terbuka dalam membiayai program atau kegiatan yang
ditetapkan sesuai dengan kesepakatan pengelola sekolah, orang tua
siswa dan masyarakat.
e. Kondisi sekolah, pengelolaan pembiayaan yang dilakukan sekolah
perlu memerhatikan lingkungan internal dan eksternal sekolah. Hal ini
bertujuan untuk mengetahui program atau kegiatan apa saja yang
diperlukan sehingga sekolah dapat mengurangi alokasi biaya yang
berkurang mendukung terciptanya PBM sesuai dengan kebutuhan
belajar peserta didik.
f. Akuntabel, penggunaan dana oleh sekolah harus dapat dipertanggung
jawabkan sesuai dengan peraturan yang berlaku agar dana yang
diterima oleh sekolah memang benar dipergunakan untuk kepentingan
14
kebutuhan belajar peserta didik, besaran biaya yang dikeluarkan
memang wajar.8
Dalam hal ini, prinsip-prinsip model pembiayaan pendidikan
sekolah dasar mencakup objektivitas, kesatuan usaha, tarif harga,
transparan, kondisi sekolah dan akuntabel, dari beberapa prinsip-
prinsip yang telah dijelaskan diatas bahwa dalam pembiayaan
pendidikan di sekolah dasar yang efektif dan efisien. Setiap sekolah
harus lebih menekankan kembali mengenai prinsip-prinsip yang telah
ditetapkan dalam pembiayaan pendidikan.
5. Jenis-Jenis Pembiayaan Pendidikan
Konsep penting dalam pembiayaan pendidikan adalah masalah biaya
(cost) pendidikan yang sangat diperlukan dalam penyelenggaraan
pendidikan. Biaya pada lembaga pendidikan meliputi:
a. Direct cost dan indirect cost. Direct cost (biaya langsung) yaitu biaya
yang langsung berproses dalam produksi pendidikan dimana biaya
pendidikan ini secara langsung dapat meningkatkan mutu pendidikan.
Biaya langsung akan berpengaruh terhadap output pendidikan. Biaya
langsung ini meliputi gaji guru dan personil lainnya, fasilitas kegiatan
belajar mengajar, alat laboratorium, buku pelajaran, buku
perpustakaan, juga untuk pengajaran, biaya langsung harus memenuhi
unsur sebagai berikut: interen pada hasil, kuantitatif dapat dihitung,
tidak dapat dihindarkan, indirect dapat melaksanakan pendidikan.
Indirect cost (biaya tidak langsung) meliputi biaya hidup, transportasi,
dan biaya-biaya lainnya.
b. Social cost dan private cost. Social cost dapat dikatakan sebagai biaya
publik, yaitu sejumlah biaya sekolah yang harus dibayar oleh
masyarakat. Dana masyarakat adalah dana yang dikeluarkan oleh
masyarakat untuk pendidikan baik melalui sekolah maupun melalui
pajak yang dihimpun oleh pemerintah Sedangkan private cost adalah
biaya yang dikeluarkan oleh keluarga untuk membiayai sekolah
8 Prof.DR.Akdon, dkk, Manajemen pembiayaan pendidikan: (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015).h.143
15
anaknya, dan termasuk di dalamnya forgone opportunities (biaya
kesempatan yang hilang).9
Dari berapa pengertian di atas bahwasanya biaya Langsung (direct
cost) ialah segala pengeluaran yang secara langsung menunjang
penyelenggaraan pendidikan. Terdiri dari biaya -biaya yang
dikeluarkan untuk keperluan pelaksanaan pengajaran dan kegiatan
belajar siswa berupa pembelian alat-alat pelajaran, sarana belajar, biaya
transfortasi, gaji guru, baik yang dikeluarkan oleh pemerintah, orang
tua, maupun siswa sendiri. Biaya Tidak Langsung (indirect cost) ialah
pengeluaran yang tidak secara langsung menunjang proses pendidikan
tetapi memungkinkan proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah.
Berupa keuntungan yang hilang dalam bentuk biaya kesempatan yang
hilang yang dikorbankan oleh siswa selama belajar. Misalnya, biaya
hidup siswa, biaya transportasi ke sekolah, biaya jajan, biaya
kesehatan dan harga kesempatan. Social cost dapat dikatakan biaya
dari masyarakat yang membantu dalam keuangan sekolah dan private
cost ialah seperti wali siswa membayar uang administrasi awal ketika
mendaftarkan anaknya di sekolah dan membayar spp.
Sementara itu, Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 Pasal
3 Ayat 1, menjelaskan jenis-jenis biaya pendidikan meliputi:
1) Biaya satuan pendidikan, di antaranya:
a) Biaya investasi, yang terdiri atas biaya investasi lahan
pendidikan dan biaya investasi selain lahan pendidikan;
b) Biaya operasi, yang terdiri atas biaya personalia dan biaya
nonpersonalia;
c) Bantuan biaya pendidikan; dan
d) Beasiswa (PP No. 40 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 2).
2) Biaya penyelenggaraan dana atau pengelolaan pendidikan,
meliputi:
9 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Revika Aditama, 2010), hal.
26-262
16
a) Biaya investasi, yang terdiri atas biaya investasi lahan
pendidikan dan biaya investasi selain lahan pendidikan;
b) Biaya operasi, yang terdiri atas biaya personalia dan
nonpersonalia (PP No. 40 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 3).
3) Biaya pribadi peserta didik, meliputi:
a) Biaya personalia satuan pendidikan, yang terdiri atas gaji
pokok bagi pegawai pada satuan pendidikan, tunjangan yang
melekat pada gaji bagi pegawai pada satuan pendidikan,
tunjangan struktural bagi pejabat struktural pada satuan
pendidikan, tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional di
luar guru dan dosen, tunjangan fungsional atau subsidi
tunjangan fungsional bagi guru dan dosen, tunjangan profesi
bagi guru dan dosen, tunjangan khusus bagi guru dan dosen,
maslahat tambahan bagi guru dan dosen, dan tunjangan
kehormatan bagi dosen yang memiliki jabatan profesor atau
guru besar;
b) Biaya personalia penyelenggaraan dan atau pengelolaan
pendidikan, yang terdiri atas gaji pokok, tunjangan yang
melekat pada gaji, tunjangan struktural bagi pejabat struktural,
dan tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional (PP No. 40
Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 4).10
Berdasarkan uraian jenis-jenis biaya pendidikan dijelaskan
bahwa biaya pendidikan memiliki pengertian luas. Hampir segala
pengeluaran yang bersangkutan dengan penyelenggaraan pendidikan
dianggap sebagai biaya. Oleh karena itu, pembiayaan menjadi masalah
sentral dalam pengelolaan penyelenggaraan pendidikan yang harus
disikapi dan dicarikan berbagai alternatif solusinya. Ketidakmampuan
lembaga penyelenggara pendidikan untuk menyediakan pendanaan
pendidikan akan menghambat proses operasionalisasi penyelenggaraan
10 Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), hal. 257-258
17
pendidikan itu sendiri sehingga diperlukan kebijaksanaan dalam
melakukan klasifikasi biaya pendidikan untuk mencapai tujuan yang
dituju semua pihak yaitu kesuksesan pelaksanaan pendidikan.
6. Sumber-Sumber Biaya Pendidikan
Operasi program pendidikan suatu sekolah memerlukan dana untuk
berbagai macam keperluan, pembiayaan gaji, pengadaan sumber daya
material yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan program pengajaran
sekolah. Disamping untuk keperluan gaji dan pengadaan material, masih
banyak lagi dana yang harus dikeluarkan untuk jenjang karier para guru,
melaksanakan program pengajaran individual yang didasarkan pada
kebutuhan para siswa.
Sumber pembiayaan pendidikan berasal dari pemerintah, orang tua dan
masyarakat (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, 2003). Hakikat
sumber pembiayaan mencerminkan bahwa pembiayaan pendidikan
merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu, peran serta orang
tua, masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan dalam menunjang
proses pendidikan.
Menurut Umberto Sihombing dan Indardjo, sumber pembiayaan
pendidikan itu tidak bisa dipisahkan dari tiga faktor yang saling berkaitan
yaitu peran orang tua, masyarakat dan pemerintah. sebagaimana dijelaskan
di bawah ini:
a. Peran orang tua
Peran orang tua siswa sebagai sumber pembiayaan pendidikan
cukup potensial di luar pemerintah. orang tua siswa pada umumnya
tidak keberatan menyediakan sebagian biaya penyelenggaraan
pendidikan dengan harapan bahwa anaknya akan memperoleh
pelayanan pendidikan yang layak dengan kualitas baik. Sikap orang
tua siswa yang demikian dapat membantu pemerintah dalam
pembiayaan pendidikan, mengingat pemerintah memiliki banyak
keterbatasan dalam hal pembiayaan pendidikan.
18
b. Peran masyarakat
Peran serta masyarakat yaitu ikut memelihara, menumbuhkan,
meningkatkan dan mengembangkan pendidikan nasional. Bentuk peran
serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dapat
dikategorikan antara lain: (a) penyelenggaraan: pendirian dan
pengelolaan satuan pendidikan pada jalur sekolah (pendidikan formal),
jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan non-formal) dan jalur
keluarga (informal), pada semua jenis sekolah kecuali sekolah
kedinasan; (b) ketenagaan bantuan tenaga kependidikan dan tenaga
pendidik dan bimbingan, bantuan tenaga ahli dalam pengelolaan; (c)
pengadaan: pembangunan gedung, ruang kelas, bahan-bahan bacaan
dan bahan praktik; (d) pengadaan bantuan dana dalam bentuk
sumbangan, pinjaman, beasiswa; (e) praktik: pemberian kesempatan
kepada para peserta didik untuk praktik kerja, magang, dana tau latihan
kerja; (f) bantuan teknis: pemberian pemikiran dan pertimbangan
berkenaan dengan penentuan kebijaksanaan dana tau penyelenggaraan
pendidikan, pemberian bantuan dan kerja sama dalam kegiatan
penelitian dan pengembangan.
c. Peran pemerintah
Amanat rakyat yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar
1945 menekankan bahwa pemerintah bertanggung jawab atas
pendidikan bangsa, dalam hal ini Departemen Pendidikan Nasional.
Dalam mengembang tugas ini, pemerintah menyusun satu sistem
pendidikan, yang menjadi acuan bagi setiap pengembang dan
pelaksana pendidikan. Dalam amandemen UUD 1945, kemudian
didukung dengan UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 49 ayat 1 dengan
tegas dikatakan bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya
pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan
minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
19
Pada tingkat sekolah, biaya pendidikan diperoleh dari subsidi
pemerintah pusat, pemerintah daerah, iuran siswa, dan sumbangan
masyarakat. Dalam hal ini yang tercatat dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS), sebagian besar biaya pendidikan ditingkat
sekolah berasal dari pemerintahan pusat, sedangkan bagi sekolah
swasta berasal dari para siswa atau yayasan. Pada tahun 1991/1992,
sebanyak 92,39% penerimaan biayan pendidikan di Sekolah Dasar
(SD) berasal dari pemerintahan pusat, hanya 0,23% dari pemerintahan
daerah, 6,98% dari iuran siswa yang ditampung melalui BP3 (Badan
Bantuan Penyelenggaraan Pendiddikan) 0,20% dari masyarakat, 0,20%
dari sumber-sumber lain.11
Dilihat dari tingkat makro (nasional), sumber-sumber biaya
pendidikan berasal dari:
1) Pendapatan negara dari sektor pajak (yang beragam jenisnya).
2) Pendapatan dari sektor non-pajak, misalnya dari pemanfaatan
sumber daya alam dan produksi nasional lainnya yang lazim
dikategorikan ke dalam “gas” dan “non-migas”.
3) Keuntungan dari ekspor barang dan jasa.
4) Usaha-usaha negara lainnya, termasuk dari investasi saham pada
perusahaan negara (BUMN).
5) Bantuan dalam bentuk hibah (grant) dan pinjaman luar negeri
(loan) baik dari lembaga-lembaga keuangan internasional (seperti
Bank Dunia, ADB, IMF, IDB, JICA) maupun pemerintah, baik
melalui kerjasama multilateral maupun bilateral.12
Kemudian sebagaimana yang dirumuskan oleh Nanang
Fattah sumber-sumber keuangan sekolah juga dapat bersumber
dari orang tua, pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dunia
usaha, dan alumni. Sumber-sumber dana untuk sekolah tersebut
dapat digambarkan sebagai berikut.
11 Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 6-7 12 Ibid h.5
20
Gambar 2.1
Sumber-Sumber Dana Untuk Pendidikan
Dengan demikian, sumber pembiayaan pendidikan pada
suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan atas tiga
sumber, yaitu:
a) Pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah maupun kedua-
duanya yang bersifat umum atau khusus dan diperuntukkan
bagi kepentingan pendidikan;
b) Orang tua atau peserta didik;
c) Masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.
Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan
kebutuhan dana pendidikan dan tanggung jawab atas
pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung
jawab bersama antara pemerintah, orang tua, dan masyarakat.13
7. Model Biaya Pendidikan
13 Nanang Fattah, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017) hal. 47
Sumber
Dana
Sekolah
Dunia usaha/
industri
Swasta
Alumni & Lain-
lain
Pemerintah Daerah
Kelompok Masyaraka
t
Pemerintah Pusat
Orang tua
21
Menurut John dan Morphet bentuk prinsip dari model biaya sekolah
(pendidikan) seperti berikut :
a. Flat Grant Model, model bantuan flat grant (hibah bagi rata)
merupakan kesempatan yang baik bagi sekolah sebab dapat
menerima bantuan sebesar pajak yang diperoleh oleh wilayah/
daerah.
b. Full state funding, Merupakan rencana yang dimungkinkan untuk
menghapus semua perbedaan dari masing- masing daerah, baik
dalam penggunaan dana maupun perolehannya.
c. Foundation plan, model ini menentukan tarif pajak minimum dari
tingkat pembelajaran minimal di setiap sekolah pada setiap wilayah.
Setiap sekolah diizinkan untuk melewati batas minimal jika
diperlukan. Foundation plan dirancang untuk mengkali 4 masalah
besar dalam keuangan dalam bidang pendidikan, yaitu, 1). Untuk
menyamaratakan pembelanjaan dalam kondisi negara yang langka
sumber daya, 2). Sebagai penetapan standarisasi pajak bagi
keperluan minimal sekolah, 3). Untuk memisah wewenang
pengaturan sekolah antara pusat dan daerah, 4). Untuk menetapkan
provisi dalam perbaikan yang berkesinambungan.
d. Guaranted tax base (GTB), model ini adalah model yang mengatur
pembagian keuangan bagi dana pendidikan dimana membedakan
persentase dana yang diterima. Wilayah yang kurang makmur
menerima dana yang lebih banyak dibanding wilayah yang
makmur.
e. Precentage equalizing, model ini menyoroti sisi pengeluaran
pendidikan yang harus digunakan.
f. Power equalizing, model ini memerintahkan wilayah yang lebih
kaya untuk membayarkan sebagian yang diterima sekolah untuk
22
dikembalikan kepada negara, kemudian di atur untuk diserahkan
kepada wilayah yang berpendapatan kurang. 14
Dapat kita pahami bahwa dalam proses pembiayaan pendidikan
terdapat beberapa model pembiayaan yang bisa kita terapkan disuatu
wilayah atau negara, hal ini bisa kita sesuaikan berdasarkan kondisi
perekonomian negara. Apabila kita melihat kondisi pendidikan di
Indonesia, model pembiayaan pendidikan yang diterapkan di sekolah-
sekolah saat ini yang ada di Indonesia yaitu model Flat Grant Model
dengan pendekatan Makro yaitu mendapatkan sumber biaya utama dari
pemerintah yang bersifat merata seluruh wilayah dengan menghitung
jumlah peserta didik sebagai acuan dalam mengalokasikan pengeluaran.
Didalam pendidikan mengenal dua pendekatan yang biasa
digunakan dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan, yaitu:
1) Pendekatan Makro
Pendekatan makro adalah pendekatan analisis biaya yang
berdasarkan pada perhitungan keseluruhan pengeluaran
pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana yang
kemudian jumlah pengeluaran itu dibagi oleh jumlah siswa.
Pendekatan ini diperlukan pemerintah untuk mengalokasikan dana
sesuai dengan kebutuhan real di sekolah. Karena itu, Melalui
pendekatan ini analisis biaya dapat memperoleh besaran- besaran
biaya dalam cakupan yang luas dengan melibatkan komponen-
komponen biaya yang banyak dan variatif.
2) Pendekatan mikro
Pendekatan mikro adalah pendekatan analisis biaya yang
berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang
digunakn oleh siswa. Analisis biaya ini digunakan untuk
14 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, ( Bandung: PT. Refika Aditama, 2010 ),
h. 262-264.
23
memperoleh kejelasan mengenai unsur- unsur terkecil dalam
biaya pendidikan dengan lingkup keperluan yang sangat sempit,
sedangkan analisi biaya makro diperlukan untuk mengambil
kesimpulan- kesimpulan umum (generalisasi) yang tepat untuk
keperluan pengambilan kebijakan tentang pembiayaan
pendidikan.
B. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengelolaan adalah proses
melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang lain. Proses
yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi.15
Selanjutnya mengenai pengelolaan menurut Winarto Haiseno didalam
buku Suharsimi Arikunto menjelaskan, pengelolaan adalah substantif dari
mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari
merencanakan, pengorganisasian, melaksanakan sampai dengan pengawasan
dan penilaian. Dijelaskan selanjutnya pengelolaan menghasilkan suatu dan
sesuatu itu dapat merupakan sumber penyempurnaan dan peningkatan
pengelolaan selanjutnya.16
Menurut buku Manajemen sekolah karangan Rohiat, manajemen
keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan, pencatatan data,
pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana sesuai yang
direncanakan.17
Menurut Jones, pengelolaan pembiayaan meliputi; pertama,
perencanaan, yaitu kegiatan mengkoordinir semua sumber daya yang tersedia
untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa efek
samping yang merugikan. Kedua, pelaksanaan, (implementation involves
15 Qonita Alya, Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar: (Jakarta:PT
Indahjaya Adipratama,2009).h.332 16 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif, (
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996), h.8. 17 Rohiat, Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik).(Bandung: PT. Refika Aditama, 2009). H 27.
24
acconting), yaitu kegiatan berdasarkan rencana yang telah dibuat. Ketiga,
evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.
Dapat disimpulkan bahwa pengelolaan pembiayaan sama dengan
manajemen pembiayaan, dan kegiatan yang dilakukan di tempat dengan
menggerakan tenaga orang lain. Dalam kegiatan pengelolaan di tempat
dimulai dengan perencanaan pembiayaan pendidikan, pelaksanaan
pembiayaan pendidikan dan evaluasi pembiayaan pendidikan.
1. Perencanaan Pembiayaan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rencana ialah rangka
sesuatu yang akan dikerjakan.18 Perencanaan ialah proses, cara, atau
perbuatan merencanakan. Perencanaan sebagai proses manajemen yang
pertama hendaknya benar-benar mapan. Perencanaan merupakan masalah
memilih, yaitu memilih tujuan dan cara terbaik untuk mencapai tujuan
tersebut dari beberapa alternatif yang ada, tanpa alternatif, perencanaan
pun tak ada.19 Zaidi menjelaskan dalam buku Manahan Tampubulon
Perencanaan adalah sebagai pengambilan keputusan untuk masa depan
dalam mencapai tujuan dalam jangka waktu tertentu melalui penggunaan
sumber daya yang terbatas secara optimum. 20
Planning dapat dirumuskan oleh Piet Sahertian sebagai langkah
persiapan yang diarahkan kepada tujuan dan bertitik kulminasi pada suatu
keputusan yang berfungsi sebagai landasan bagi langkah tindakan
selanjutnya.21
Pada sebuah organisasi atau lembaga apapun bentuk dan namanya,
sebelum melangkah untuk mencapai tujuan, maka terlebih dahulu adanya
perencanaan. Perencanaan pada sebuah lembaga sangat esensial, karena
18 Qonita Alya, Opcit, h.620 19 Made Pidarta, Manajemen Pendidikan Indonesia, (Jakarta: PT.Bina Aksara, 2011),
cet.I, hal.21 20 Manahan Tampubolon, Perencanaan dan Keuangan Pendidikan, (Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2015), h. 5 21 Sehartian, A, Piet, Dimensi Administrasi Pendidikan, (Surabaya;Usaha Nasional,
1994), h;254
25
pada kenyataannya, perencanaan memang peranan yang lebih penting
dibandingkan dengan fungsi-fungsi lainnya. Tanpa ada perencanaan maka
hasil akan sulit untuk dicapai atau mencapai tujuan.
Seorang perencana pendidikan dituntut untuk memiliki
kemampuan dan wawasan yang luas agar dapat menyusun sebuah
rancangan yang dapat dijadikan pegangan pada pelaksanaan proses
pendidikan selanjutnya. 22
Rencana-rencana dibutukan untuk memberikan kepada organisasi
tujuan-tujuannya dan menetapkan prosedur terbaik untuk pencapaian
tujuan-tujuan itu. Disamping itu, rencana memungkinkan;
a. organisasi bisa memperoleh dan mengikat sumber daya yang
diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuan.
b. para anggota organisasi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatanyang
konsisten dengan berbagai tujuan dan prosedur terpilih, dan
c. kemajuan dapat terus dimonitor dan diukur, sehingga tindakan korektif
dapat diambil bila tingkatan kemajuan tidak memuaskan.
Prinsip dalam perencanaan anggaran menurut nanang fattah yaitu
sebagai berikut: Pertama, adanya pembagian wewenang dan tanggung
jawab yang jelas dalam sistem manajemen dan organisasi. kedua,
adanya sistem akuntasi yang memadai dalam melaksanakan anggaran
atau pembiayaan.ketiga, adanya penelitian dan analisis untuk menilai
kinerja organisasi. Keempat, adanya dukungan dari pelaksanaan mulai
dari tingkat atas sampai yang paling bawah. 23
Dari prinsip di atas dapat dikatakan bahwa penyusunan
anggaran melibatkan beberapa sumber daya manusia dalam
perencanaannya. Dilain hal, dukungan akuntasi/pembukuan sangat
diperlukan sekali dalam penyusunan anggaran. Hal ini bertujuan
untuk mengidentifikasi segala pengeluaran ataupun pemasukan biaya
22 Udin Syaefudin Sa’ud, Abin Syamsudin Makmum, Perencanaan Pendidikan Suatu
Pendekatan Komprehensif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), h . 46 23 Nanang Fattah, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan..(Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2006) Cet.4 h.49-50
26
yang disajikan dalam bentuk laporan tertulis.
Dalam membuat suatu perencanaan, orang menghadapi
berbagai hambatan.
Hambatan- hambatan sebagai berikut:
1) Kesulitan dalam meramalkan.
2) Kesulitan dalam pembiayaan.
3) Kesulitan dalam memperoleh data dan informasi.
4) Kurang jelasnya tujuan24
Jika suatu saat ditemukan permasalahan diatas dalam
merencanakan suatu program atau kegiatan harus segera dicari
alternatif jalan keluarnya. Dengan cara dimusyawarahkan bersama-
sama mencari jalan penyelesaian atau jalan keluar masalah yang baik.
Dalam sebuah perencanaan pembiayaan pendidikan, perlu
adanya penyusunan anggaran yang merupakan langkah-langkah positif
untuk merealisasikan rencana yang telah disusun. Pada dasarnya,
penyusunan anggaran merupakan negosiasi atau kesepakatan antara
puncak pimpinan yang dalam hal ini adalah kepala sekolah dengan
bawahan dalam menentukan besarnya alokasi biaya suatu
penganggaran pada sekolah, perencanaan anggaran itu tertuang pada
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
Pada suatu lembaga pendidikan hal yang harus dilakukan dalam
mengelola pembiayaan di sekolah adalah dengan membuat perencanaan
anggaran atau biasa disebut sebagai Rencana Kegiatan dan Anggaran
Sekolah (RKAS). Kepala sekolah dan seluruh bawahan bersama-
sama menyusun RKAS. Hal ini dilakukan untuk memastikan pendapatan
dan pengeluaran yang akan dijalankan selama satu tahun, sehingga suatu
kegiatan yang direncanakan dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan
yang ada.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perencanaan
keuangan sekolah atau anggaran belanja sekolah menurut Morphet sebagai
berikut :
1. Mengganti beberapa peraturan dan prosedur yang tidak efektif sesuai
24 M. Sobry Sutikno “Manajemen Pendidikan” (Lombok: Holistica, 2012), h. 30
27
dengan perkembangan kebutuhan masyarakat akan pendidikan.
2. Melakukan perbaikan terhadap peraturan dan input lain yang relevan
dengan merancang pengembangan sistem secara efektif.
3. Melakukan pengawaasan dan penilaian terhadap proses dan hasil secara
terus- menerus dan berkesinambungan sebagai bahan perencanaan
tahap berikutnya.25
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) harus
berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan
suatu bagian dari rencana operasional tahunan. RKAS meliputi
penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan
provesi guru, renovasi pembangunan sekolah, pemeliharaan buku,
meja dan kursi. Penyusunan RKAS tersebut harus melibatkan kepala
sekolah, pendidik, komite sekolah, staf TU, dan komunitas sekolah.
RKAS perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan
memastikan bahwa alokasi anggaran dapat memenuhi kebutuhan
sekolah secara optimal. 26
Proses penyusunsn RKAS yang partisipatif dapat dilihat pada
gambar sebagai berikut:
Gambar 2.2
Proses Penyusunan RKAS Yang Partisipatif
25 Mulyono, Opcit,. hal. 164-165
26 Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h. 262
28
Secara lebih rinci langkah penyusunan RKAS adalah sebagai
berikut: pertama, inventarisasi kegiatan untuk tahun yang akan datang,
baik kegiatan ruyin maupun kegiatan pembanguan/ pengembangan
berdasarkan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada tahun sebelumnya,
analisis kebutuhan berikutnya, dan masukan dari seluruh warga
sekolah maupun komite sekolah, kedua, inventarisasi sumber
pembiayaan baik dari rutin maupun pengembangan, ketiga,
penyusunan RKS yang lengkap berdasarkan langkah ponn (1). Dam
(2). Kepala sekolah membuat tabel RKS yang terdiri dari kolom-kolom
nomor urut, uraian kegiatan, sasaran, kolom-kolom perincian dana dari
berbagai sumber dan kolom jumlah.27
RKAS mencerminkan kekuatan sekolah dalam membiayai
penyelenggaraan pendidikannya sekaligus menggambarkan rata-rata
status sosial ekonomi keluarga para siswa. RKAS terdiri atas rencana
pendapatan dan pengeluaran atau belanja sekolah. Dalam rencana
pendapatan, terdapat komponen sumber dari pemerintah, siswa
(terutama dari iuran rutin sekolah, atau lazim disebut iuran BP3) dan
sumbangan masyarakat lainnya. Sementara itu untuk pengeluaran
terdapat komponen gaji guru (pegawai) yang biasanya paling dominan
dan non gaji (pemeliharaan dan pengadaan sarana penunjang).
RKAS juga ditentukan oleh sejumlah siswa sekolah yang jumlah
siswanya besar akan mendapatkan dana yang lebih besar pula dari
iuran siswa yang dikelola oleh sekolah bersama BP3 atau komite
sekolah.
Kemudian proses penyususnan anggaran umumnya menempuh
langkah-langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut;
1) Pada tingkat kelompok kerja, pada tingkat sekolah kelompok kerja
terdiri dari para pembantu kepala sekolah memiliki tugas antara
lain melakukan identifikasi kebutuhan-kebutuhan biaya yang harus
27 Minarti, Sri. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,
(Jogjakarta, AR-RUZZ MEDIA, 2011) h. 231-232
29
dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan
perhitungan sesuai dengan kebutuhan.
2) Pada tingkat kerjasama dengan komite sekolah, kemudian
melakukan rapat pengurus dan rapat anggota dalam rangka
mengembangkan kegiatan yang harus dilakukan sehubungan
dengan pengembangan RKAS.
3) Sosialisasi dan legalitas, pada tahap ini kelompok kerja melakukan
konsultasi dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan
usulan RKAS kepada kantor Inspeksi Pendidikan untuk mendapat
pertimbangan dan pengesahan.28
Dalam buku dasar-dasar perencanaan pendidikan
dijelaskan bahwa ada beberapa komponen yang perlu
dibiayai pada penyelenggaraan pendidikan di sekolah,
komponen-komponen itu antara lain;
a) Untuk pelaksanaan pelajaran per-murid atau perkelas
b) Untuk tata usaha sekolah
c) Untuk kesejahteraan pegawai
d) Untuk porseni (pekan olahraga dan seni) sekolah
e) Untuk penyediaan buku laporan pendidikan
f) Untuk penyelenggaraan UAN
g) Untuk pengadaan STTB
h) Untuk supervise
i) Untuk pembinaan pengelolaann subsidi atau bantuan
j) Untuk pendataan.29
Didalam menyusun rencana anggaran, harus ada seseorang
yang bertanggungjawab untuk menarahkan dan mengkoordinasikan
seluruh proses penganggaran organisasi yang bekerja di bawah
arahan tim anggaran. Penyusunan anggaran dalam suatu organisasi
biasanya dikoordinasikan oleh tim anggaran dan departemen
anggaran. Tim atau komite anggaran anggotanya terdiri atas
manajer divisi dan manajer lainnya yang melaksanakan fungsi-
fungsi pokok kegiatan suatu organisasi atau unit organisasi. Tim
28 Mulyasa, E, Dr.M.Pd, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung;
PT. Remaja Rosdakarya, 2006). h.200-201
29 Enoch, Jusuf, Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan, (Jakarta; Bumi Aksara, 1995), Hal;
192
30
anggaran berperan dalam pemeriksaan anggaran yang dibuat,
memberikan tuntutan kebijakan dan tujuan anggaran,
mengasistensi unit-unit penyusunan anggaran, menyelesaikan
berbagai konflik anggaran, menyetujui anggaran final (sebelum
disetujui oleh dewan komisaris), serta memonitor kerja aktual dari
pelaksanaan anggaran.
Dari uraian diatas dapat di ambil sebuah kesimpulan
bahwa perencanaan pembiayaan pendidikan/ Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah (RKAS) yaitu proses pengumpulan
berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang telah
ditentukan terkait dengan pendapatan biaya dan pengeluaran yang
akan dilakukan.
2. Pelaksanaan Pembiayaan
Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah
rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi
biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap siap. Secara
sederhana pelaksanaan bisa diartikan penerapan. Pelaksanaan kegiatan
pembelanjaan keuangan mengacu kepada perencanaan yang telah
ditetapkan. Mekanisme yang ditempuh didalam pelaksanaan kegiatan
harus benar, efektif, dan efisien. 30
Setelah perencanaan pembiayaan pendidikan selesai dan disetujui
oleh semua komponen yang terlibat, dan menghasilkan sebuah
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS), tahapan pengelolaan
selanjutnya yaitu pelaksanaan pembiayaan pendidikan. Kegiatan
pelaksanaan pembiayaan madrasah meliputi dua kegiatan yakni
penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan dan pengeluaran dari sumber-
sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang
selaras dengan kesepakatan yang telah disepakati, baik berupa konsep
teoritis maupun peraturan pemerintah.
30 Sri Minarti, Manajemen Sekolah, Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri,
(Jogjakarta, Ar-Ruzz Media, 2011), h. 239
31
Kegiatan dari pengelolaan yang kedua adalah pelaksanaan atau
kegiatan pengurusan keuangan atau pembiayaan. Pengurusan ini
meliputi dua hal yaitu pertama pengurusan yang menyangkut
kewenangan menentukan kebijakan menerima atau megeluarkan uang.
Pengurusan ini dikenaldengan istilah ketatausahaan. Pengurusan kedua
menyangkut urusan tindak lanjut dari urusan pertama yaitu penerimaan,
menyimpan dan mengeluarkan uang. E.Mulyasa juga mengatakan bahwa
pelaksanaan pengelolaan pembiayaan pendidikan dalam garis besarnya
dikelompokan dua kegiatan yaitu penerimaan dan pengeluaran. 31
Sebelum biaya didistribusikan, sekolah membuat Prosedur
pembukuan penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah
memadukan antara aturan pemerintah pusat dan sekolah. Artinya ada
beberapa kebijakan pemerintah yang tidak bisa dirubah oleh pihak
sekolah dalam hal pengalokasian anggaran. Dalam hal ini pihak sekolah
hanya beritindak sebagai pelaksana pengguna.
Pembukuan mencakup dua hal, yaitu : pengurus yang menyangkut
kewenangan menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang,
serta tindak lanjutnya, yakni menerima, menyimpan dan mengeluarkan
uang. Jenis pengurus kedua disebut juga dengan pengurus
bendaharawan.
Lain hal, fungsi kepala sekolah dapat dikatakan sebagai manajerial
yang berwenang dalam segi hal penggunaan dana yang telah diperoleh,
yang kemudian menunjuk satu bendaharawan untuk mebuat laporan
anggaran untuk nantinya dipertanggungjawabkan.
Dapat dikatakan, pengelolaan pembiayaan di sekolah dibebankan
kepada kepala sekolah. Karena memang kepala sekolah berperan
sebagai pemberi wewenang sekaligus penanggungjawab penuh terhadap
anggaran yang telah diterima ataupun yang telah dikeluarkan. Untuk
operasional, manajemen pembiayaan di sekolah biasa dikelola oleh
31 Mulyasa, op.cit.,h.201.
32
bendaharawan yang melakukan pembukuan sesuai dengan aturan yang
berlaku.
Dalam prosedur penerimaan dan pengeluaran dijelaskan dibawah ini:
a. Penerimaan
Penerimaan terhadap biaya pendidikan ditentukan oleh besarnya
biaya yang diterima oleh sekolah atau madrasah dari setiap sumber
pendanaan. Sedangkan penerimaan pembiayaan pendidikan sumber-
sumber dana meliputi anggaran rutin, anggaran pembangunan,
anggaran penunjang pendidikan, dana masyarakat, donatur dan lain-
lain. 32
Pembukuan terhadap penerimaan atau pendapatan biaya
pendidikan pada umumnya didasarkan pada prosedur pembukuan yang
selaras dengan ketetapan yang disepakati, baik berupa konsep teoritis
maupun peraturan pemerintah. Penanggung jawab terhadap segala
penerimaan/pendapatan biaya pendidikan dan juga pembukuannya
dipegang sepenuhnya oleh bendahara lembaga pendidikan yang
bersangkutan dengan diketahui oleh kepala sekolah.
Dapat disimpulkan bahwa dalam penerimaan ini dari pihak sekolah
harus siap membukukan apa saja yang menjadi masukan agar tidak
adanya penyimpangan dari apa yang menjadi petunjuk penggunaan
dan pengeluarannya, dan kepala sekolah harus selalu memeriksa
pembukuan sekolah sesuai dengan RKAS malah melenceng.
b. Pengeluaran
Kegiatan pengeluaran biaya pendidikan tentunya tidak
menyimpang dari Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS).
Pengeluaran biaya pendidikan dipergunakan secara efektif dan efisien,
artinya setiap penerimaan/ pendapatan dana, untuk pengeluarannya
harus didasarkan pada kebutuhan- kebutuhan yang telah direncanakan.
Pengeluaran biaya pendidikan biasanya berupa biaya langsung dan
tidak langsung. Dalam hal ini sekolah dalam penyusunan anggaran
32 Ibid, h.239-240
33
belanja sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah dibantu dengan para
wakilnya yang ditetapkan oleh kebijakan sekolah-serta komite sekolah
dibawah pengawasan pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM).
Dalam hal pengeluaran pun tidak lepas dari pembukuan berapa saja
yang dikeluarkan untuk kebutuhan sekolah agar tidak terjadinya
pemborosan dalam mengeluarkan anggaran pendidikan.
3. Evaluasi Pembiayaan
Beberapa pengertian yang membahas mengenai evaluasi secara
terperinci. Evaluasi berasal dari bahasa Inggis yaitu “Evaluation” yang
berarti penilaian.33 Menurut Suharsimi, “Evaluasi adalah kegiatan untuk
mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya
informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternatif yang
tepat dalam mengambil keputusan”.34
Evaluasi didefinisikan oleh Nanang Fattah dalam buku landasan
manajemen pendidikan yaitu sebagai proses pembuatan pertimbangan
menurut suatu perangkat kriteria yang disepakati dan dapat
dipertanggungjawabkan. Nanang Fattah juga mengemukakan bahwa
diantara tujuan evaluasi adalah untuk;
a. Memperolah dasar bagi pertimbangan akhir suatu periode kerja, apa
yang telah dicapai, dan apa yang perlu mendapat perhatian khusus.
b. Menjamin cara kerja yang efektif dan efisien yang membawa organisasi
kepada penggunaan sumber daya pendidikan (manusia atau tenaga,
sarana atau prasana, biaya) secara efisien dan ekonomis.
c. Memperoleh fakta tentang kesulitan, hambatan, penyimpangan dilihat
dari aspek tertentu seperti program tahunan, kemajuan belajar.35
33 John M. Echols, Kamus Inggris – Indonesia, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,
2016), h. 220 34 Suharsimi Arikunto dan Cepi Syafruddin Abdul Jabar, Evaluasi Program Pendidikan –
Pedoman Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2 35Nanang Fattah, landasan Manajemen Pendidikan ( Bandung, PT Remaja Rosdakarya,
2009), h.107-108
34
Tahap evaluasi anggaran dimaksudkan untuk melihat efektivitas
anggaran dalam membiayai berbagai kegiatan dan aktiva yang ada.
Evaluasi bukan dimaksudkan untuk menemukan gagasan baru atau
mekanisme keuangan, akan tetapi untuk menganalisis hasil dan
melakukan perbaikan gagasan pada periode berikutnya, terutama yang
berkenaan dengan peserta didik, program pengajaran, dan personalia.36
Evaluasi dapat disebut pula merupakan elemen kunci dalam
perencanaan. Jika sebuah sekolah mau belajar dari pengalaman dan
tidak statis, maka proses evaluasi dan umpan balik harus menjadi
elemen yang esensial dalam kulturnya. Proses evaluasi harus focus pada
pelanggan, dan mengeksplorasi dua isu; pertama, tingkatan dimana
sekolah mampu memenuhi kebutuhan individual para pelanggannya,
baik internal maupun eksternal, dan kedua, sejauh mana sekolah
mampu mencapai misi dan tujuan strategisnya. Untuk memastikan
bahwa sebuah proses evaluasi mampu mengawasi tujuan individual dan
sekolah tersebut, maka evaluasi tersebut harus dilakukan dalam tiga
level evaluasi, diantaranya;
1) Segera, yaitu melibatkan pemeriksaan harian. Tipe evaluasi ini
biasanya berlangsung secara informal dan dilakukan oleh individu
guru atau pada tingkat tim.
2) Jangka pendek, yaitu membutuhkan cara yang lebih terstruktur dan
lebih spesifik, yang menjamin bahwa pelajar sudah berada dalam
jalur yang seharusnyadan sedang meraih potensinya. Tujuannya
evaluasi pada tingkatan ini adalah untuk memastikan perbaikan bagi
segala sesuatu yang harus diperbaiki. Evaluasi jangka pendek dapat
digunakan sebagai sebuah metode control mutu yang menyoroti
kesalahan dan masalah.
3) Jangka panjang, yaitu sebuah evaluasi terhadap kemajuan dalam
mencapai tujuan strategis. Evaluasi ini merupakan evaluasi yang
dipimpin langsung oleh institusi secara keseluruhan. Tipe evaluasi
36Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), h. 264
35
ini dilakukan sebagai sebuah usaha pembuka dalam memperbaharui
rencana strategis. Tujuan terpenting dari evaluasi ini adalah
pencegahan.37
Evaluasi sering dilihat sebagai sebuah upaya pencegahan. Ia
bertujuan untuk menemukan apa yang benar dan apa yang salah,
serta meggunakan hasil evaluasi untuk meningkatkan kinerja di masa
yang akan datang. Pencegahan dari kesalahan agar tidak terulang
kembali merupakan fungsi evaluasi yang valid, namun ia memiliki
kekurangan yang mendasar.
Adapun faktor-faktor yang harus dimasukan dalam fungsi
manajemen keuangan dalam pembiayaan pendidikan adalah sebagai
berikut: 1).mengusahakan suatu struktur yang terorganisasi dengan
baik dan sederhana untuk menghilangkan salah pengertian antara
komponen dalam manajemen sekolah, 2). Mengusahakan supervisi
yang kuat untuk menghilangkan gap yang terjadi dalam keseluruhan
program sekolah yang menyangkut penganggaran, 3). Mengusahakan
informasi yang akurat dalam rangka pembuatan keputusan dan
penilaian terhadap pelaksanaan kerja yang ada korelasinya dengan
keuangan sekolah. 38
Dalam hal ini setiap pelaksanaan evaluasi pembiayaan faktor-
faktor yang harus dimasukan dalam sertiap kegiatan ebaluasi dengan
struktor yang terorganisasi agar menghilangkan salah faham mengenai
keuangan sekolah, adanya supervisi untuk mengecek agar tidak adanya
kesalahan yang terjadi dalam kegiatan sekolah mengenai anggran, dan
harus selalu memberika informasi mengenai pelaksanaan pembiayaan
pendidikan di sekolah.
Tujuan evaluasi pembiayaan pendidikan ialah untuk mengetahui
berapa besar dana yang telah dihabiskan dalam anggaran tersebut serta
untuk mengetahui apakah program pendidikan yang telah direncanakan
dan yang telah diselenggarakan telah sesuai dengan harapan, dan dengan
37 Sallis Edward, Total Quality Management in Education (Manajemen Mutu Pendidikan),
(Jogjakarta; IRCISoD, 2006), Hal;236-237 38 Sri Minarti, Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri
(jogjakarta: AR-Ruz z Media: 2011),h.245-246
36
evaluasi tersebut semua pembiayaan yang disalurkan di dunia
pendidikan akan berjalan dengan semestinya.
Pertanggungjawaban pembiayaan proses pembuktian dan
penentuan bahwa apa yang dilaksanakan sesuai dengan apa yang
direncanakan, hal ini meliputi pertanggung jawaban penerimaan dana,
penyimpanan dan pengeluaran sesuai dengan perencanaan. Atau dapat
secara lebih rinci bisa ditegaskan bahwa pertanggung jawaban keuangan
lembaga pendidikan yaitu yang berkaitan dengan pelaksanaan
pembiayaan proses pendidikan apakah sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat dan sejauh mana tingkat pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
pendidikan berbasis sekolah dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan
dan triwulan kepada dinas pendidikan.
Evaluasi dan pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan berbasis
sekolah dapat diitentifikasi kedalam tiga hal yaitu: pengendalian
penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggung jawaban dana pendidikan,
dan keterlibatan pengawas eksternal.
4. Pengawasan Pembiayaan
Pengawasan adalah aktivitas menilai, baik catatan (record) dan
menentukan prosedur-prosedur dalam mengimplementasikan anggaran,
apakah sesuai dengan peraturan, kebijakan, dan standar-standar yang berlaku.
Tujuan dari pengawasan adalah mengukur, membandingkan, menilai alokasi
biaya dan tingkat penggunaannya, artinya pengawasan pembiayaan
pendidikan diharapkan dapat mengetahui tingkat efektifitas dan efisiensi dari
penggunaan sumber-sumber dana yang tersedia dan membantu
mempertahankan hasil atau output yang sesuai syarat-syarat sistem. Proses
pengawasan terdiri dari tiga kegiatan pokok, yaitu : memantau (monitoring),
37
menilai, dan melaporkan hasil-hasil temuan kegiatan atau monitoring
dilakukan terhadap kinerja aktual baik dalam proses maupun hasilnya. Dalam
proses pengawasan terdapat beberapa unsur yang perlu mendapat perhatian,
yaitu :
a. Unsur proses , yaitu usaha yang bersifat kontinu terhadap suatu
tindakan yang dimiliki dari pelaksanaan suatu rencana sampai dengan
hasil akhir yang diharapkan.
b. Unsur adanya objek pengawasan, yaitu sesuatu yang menjadi sasaran
pengawasan , baik penerimaan atau pengeluaran.
c. Ukuran dan standarisasi dari pengawasan
d. Teknik-teknik pengawasan.
Menurut Akdon langkah-langkah yang harus dilakukan dalam proses
pengawasan pembiayaan pendidikan adalah
a. Penetapan standar yang dipergunakan berupa kuantitas, kualitas, biaya
dan waktu.
b. Mengukur dan membandingkan antara kenyataan dan sebenarnya
dengan standar yang telah ditetapkan.
c. Mengidentifikasikan penyimpangan (deviasi).
d. Menentukan tindakan perbaikan atau koreksi yang kemudian menjadi
materi rekomendasi.
C. Hasil Penelitian Yang Relevan
Berikut penelitian-penelitian yang sebelumnya pernah dilakukan yang
masih memiliki relevansi dan keterkaitan dengan variabel pada penelitian ini,
antara lain.
1. Ahmad Faizal Fahmi pada tahun 2014 dengan judul penelitian
“Implementasi Manajemen Pembiayaan di Madrasah Aliyah (MA)
Pembaharuan. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa perencanaan pada
madrasah aliyah pembaharuan sudah berjalan dengan sangat baik, mulai
dari tahap sekolah memberikan arahan sebelum melaksanakan tugas,
38
kemudian pelaksanaannya pun sudah baik dilihat dari pengalokasian yang
mengacu pada RKAS, dan sumber pembiayaan pada madrasah aliyah
pembaharuan sudah berjalan dengan baik mulai dari proses perolehan
sumber dana dan pengalokasiannya.
2. Siti Khodijah dengan judul penelitian “Manajemen Pembiayaan
Pendidikan di Sekolah Dasar Juara Rumah Kebagusan” dari hasil
penelitian tersebut diketahui bahwa pelaksanaan manajemen pembiayaan
pendidikan di SD Juara Jakarta selatan telah sesuai dengan teori
manajemen pembiayaan yaitu meliputi: perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan. Dan sumber dana SD Juara Jakarta Selatan
hanya mengandalkan dana dari yayasan rumah juara Indonesia yang
bermitra dengan Rumah Zakat.
3. Ana Fitriana dengan judul penelitian “pembiayaan pendidikan di MA AN-
Najah Petukangan Selatan Jakarta” dari hasil penelitian tersebut diketahui
bahwa dalam pelaksanaan pembiayaan di sekolah ini belum efektif
dikarenakan dalam langkah-langkah pelaksanaan masih ada beberapa
kegiatan yang belum maksimal dilakukan, yaitu dalam perencanaan
RKAS, suber-sumber dana, distribusi, pengawasam dan evaluasi
pembiayaan pendidikan di sekolah meliputi: keterlibatan guru dan komite
dalam penyusunan RKAS, kurang kreatifnya sekolah dalam pengelolaan
sumber dana pendidikan, evaluasi tehadap penggunaan dana pendidikan
meliputi: kurangnya keterlibatan pengawas eksternal seperti komite
sekolah agar terciptanya transparansi pembiayaa sekolah.
4. Muhammad Tsaqif dengan judul penelitian “Pengelolaan pembiayaan
pendidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan”
39
D. Kerangka Berfikir
Berdasarkan tinjauan pustaka yang sudah dipaparkan penulis
mengenai pembiayaan pendidikan di atas, dapat dipahami pembiayaan
pendidikan sangatlah penting melihat pendidikan itu sendiri merupakan
penggerak dan pencipta Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas yang
menunjang terciptannya aspek atau bidang lain yang berkualitas pula. Karena
pendidikan dan pembiayaan pendidikan merupakan tanggung jawab bersama
guna memajukan bangsa Indonesia dan untuk meningkatkan mutu pendidikan
di indonesia.
Dalam pembiayaan pendidikan yang terbagi menjadi Direct Cost atau
pembiayaan langsung dan Indirect Cost atau pembiayaan tidak langsung
semua jenis pembiayaan ini pastinya memerlukan dan mengalami proses
pengalokasian dan pendistribusian dari sumber dana menuju unit-unit yang
ditentukan. Berbicara pengalokasian dan pendistribusian ditengah minimnya
anggaran dan kurangnya penunjang lainnya, sangat diperlukan suatu
pengelolaan pembiayaan yang sangat baik agar dalam mengelola pembiayaan
di sekolah tidak menyimpang atau terjadinya pemborosan dana. Dari beberapa
sumber-sumber pembiayaan yang di dapatkan oleh sekolah yaitu dari
pemerintah, masyarakat dan orang tua. model pembiayaan yang menjadi acuan
atau alur prosedur dalam kegiatan pendistribusian dan pengalokasian. Dimana
model pembiayaan pendidikan terbagi menjadi beberapa model yang masing-
masing model memiliki sistem dan pertimbangan tersendiri dalam pembiayaan
baik dengan menyesuaikan kemampuan tiap daerah, atau melihat jumlah rata
pembagian biaya, atau lainnya. Dengan adanya model pembiayaan ini akan
terciptanya pemerataan dalam pembiayaan pendidikan dan berujung pada
pemerataan penyelenggaraan dan mutu pendidikan. Dari jenis-jenis dan
beberapa model yang telah dipaparkan sudah cukup baik bagaimana dengan
mengelola pembiayaan maka diperlukannya sistem pengelolaan pembiayaan
yang menjadikan pembiayaan yang dikeluarkan oleh sekolah tidak cuma-cuma
dan tidak terjadinya pemborosan, dimana dalam mengelola pembiayaan
diperlukan ketelitian dan kejujuran, maka dari dimulainya perencanaan,
40
pelaksanaan sampai kepada evaluasi ini dapat melihat bagaimana pengelolaan
yang dilakukan sekolah itu sudah baik atau belumnya.
Penulis beranggapan bahwa setelah direalisasikannya dan dikelola
secara baik mengenai pembiayaan yang ada di sekolah ini untuk menunjang
mutu pendidikan yang baik, baik untuk siswa atau sekolah itu sendiri. Akan
tetapi biaya yang diberikan oleh pemerintah kota ini masih sangat minim dan
belum sepenuhnya dapat menunjang mutu pendidikan atau mutu sekolah itu
sendiri, jadi dengan inisiatif sekolah bahwa sekolah masih mengandalkan uang
infaq dari setiap wali murid. kemudian dari penelitian apabila diketahui
pengelolaan pembiayaan pendidikan belum efektif maka perlu ada tindak
lanjut untuk menilai dan mengevaluasi pengelolaan pembiayaan pendidikan
di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
E. Skema Kerangka Berfikir
Gambar 2.3
Skema kerangka berfikir
Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
41
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara jelas
bagaimana pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 3 Kota
Tangerang.
B. Tempat dan waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK Negeri 3 Kota yang beralamat di
Jalan Raya Pusiptek Perum Puri Serpong I Kelurahan Setu, Kec. Setu Kota
Tangerang Selatan, dimulai sejak bulan Oktober 2020. Penelitian ini
dilaksanakan untuk melihat pengelolaan pembiayaan pendidikan SMK
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan.
2. Waktu Penelitian
Tabel 3.1
Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan
Waktu
Oktober
2020
November
2020
Desember
2020
Januari
2021
Februari
2021
1. Penyelesaian
Proposal Skripsi
2. Perbaikan Bab 1
s/d Bab 3
3. Pendekatan &
Pengumpulan
Data
5. Pengolahan Data
6. Penyelesaian &
42
Laporan Skripsi
7. Sidang Skripsi
8. Wisuda
C. Metode Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian pengelolaan
pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan adalah
metode kualitatif. Metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis.
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan multi
strategi, Strategi-strategi yang bersifat interaktif, seperti observasi langsung,
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dokumen-dokumen, teknik-
teknik pelengkap seperti foto, rekaman dan lain-lain. Strategi penelitian
bersifat fleksibel, menggunakan aneka kombinasi dari teknik-teknik untuk
mendapatkan data yang valid. Kenyataan yang berdimensi jamak merupakan
sesuatu yang kompleks tidak dapat dilihat secara apriori dengan satu metode
saja.1 Artinya, penelitian kualitatif merupakan pendekatan yang tepat untuk
mengungkapkan kenyataan yang ada disuatu (lingkungan, sekolah, perguruan
tinggi atau kantor). Alasan penulis memilih metode pendekatan kualitatif
karena penulis bertujuan untuk menggambarkan kondisi, situasi atau
kenyataan yang terjadi secara sistematis, aktual dan akurat. Sehingga penulis
sendiri dapat lebih mudah dalam mengetahui gambaran dari objek penelitian.
D. Sumber Data Penelitian
Menurut Lofland sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah
kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain.2 Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), h.95 2 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2009), Cet ke-26, h. 157
43
benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa/gejala baik secara kuantitatif
ataupun kualitatif.3
Sumber data merupakan segala sesuatu yang menunjuk pada asal
data diperoleh. Sumber data dalam penelitian ini berupa Person, Paper dan
Place.4
1. Person merupakan sumber data yang diperoleh melalui angket berupa
jawaban tertulis dan wawancara berupa jawaban lisan. Adapun sumber
data person dalam penelitian ini terdiri dari Kepala Sekolah, bendahara
dan guru yang berkecimbung dalam mengelola pembiayaan di sekolah.
2. Paper merupakan sumber data yang diperoleh dari segala bentuk simbol
berupa grafis, tulisan, gambar, tabel, denah, dokumen dan lain-lain.
3. Place merupakan sumber data yang diperoleh dari tempat terjadinya
sebuah peristiwa.5
Untuk memperoleh data adapun sumber data seperti; person,paper,
place. Data dalam penelitian ini yakni;
a. Data primer merupakan data yang diperoleh dari sumber data pertama
dan ketiga yakni person dan place dengan menggunakan teknik
pengumpulan data wawancara dan observasi.
b. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber data kedua
yaitu paper dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi
dokumentasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Mengumpulkan data berarti mencatat peristiwa, karakteristik, elemen,
nilai atau suatu variabel. Hasil pencatatan ini menghasilkan data mentah yang
kegunaannya masih terbatas.6 Untuk memperoleh data digunakan teknik
wawancara, dan dokumentasi. Wawancara digunakan untuk mendapat data
3 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian Pemula,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), Cet ke-4, h. 44 4Arikunto dan Jabar, Evaluasi Program Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara,2006), Cet.
V, h. 88. 5 ibid 6 Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatuulah Jakarta, (Jakarta, UIN JKT, 2013), h.65
44
dari kepala sekolah, bendahara sekolah, guru yang berkecimbung dalam
mengelola pembiayaan pendidikan sekolah. Observasi digunakan untuk
memperoleh data pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Negeri 3 Kota
Tangerang Selatan. Studi dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari
sumber dokumen.
Data yang didapatkan dalam proses pengumpulan data dalam
penelitian tidak dapat langsung digunakan, melainkan perlu dilakukan
pengumpulan data sehingga data dapat mudah dipahami dan hasil penelitian
dapat diinformasikan kepada orang lain. Penulis dalam mengumpulkan data
menggunakan metode kualitatif deskriptif yang terdiri dari dua kegiatan
analisis data, yaitu :
1. Teknik Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang
berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap muka
mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan.7 Teknik wawancara ialah kegiatan pengumpulan data melalui
tanya jawab secara langsung, bertatap muka antara penanya dengan
responden.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
responden sedikit/ kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi.8 Untuk memperoleh data
dan informasi yang akurat dan tepat penulis melakukan beberapa tanya
jawab dengan pihak terkait guna menggali perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan yang dilakukan.
Dengan demikian yang diwawancarai adalah Kepala sekolah, bendahara,
7Cholid Narbuko, Metode Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara 2004), h.83
8Sugiyono, Metode Penelitian Administasi Dilengkapi Dengan Metode R&D, (Bandung:
Alfabeta, 2007), cet. Ke.15, h.137-138
45
dan guru yang berkecimbung dalam pembiayaan sekolah SMK Negeri 3
Kota Tangerang Selatan. Informasi yang dibutuhkan antaralain;
a. Perencanaan dalam pembiayaan di sekolah dalam penyusunan RKAS.
b. Pelaksanaan dalam pembiayaan di sekolah meliputi; pengalokasian
dana yang diperoleh dari sumber pemerintah, orang tua dan
masyarakat. Serta pemakaian terhadap dana pendidikan, meliputi;
efektifnya pelaksanaan pembiayaan pendidikan meliputi gaji dan
honor, pengadaan barang dan jasa, kebutuhan lain seperti konsumsi,
rapat, pertanggung jawaban pembiayaan sekolah dan sebagainya.
c. Evaluasi terhadap penggunaan dana pendidikan, meliputi; keterlibatan
pengawas eksternal seperti komite sekolah, agar terciptanya
transparansi pembiayaan sekolah.
2. Teknik Dokumentasi
Teknik terakhir adalah teknik dokumentasi, yaitu “cara mengumpulkan
data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip, termasuk juga buku tentang
teori, pendapat, dalil atau hukum dan lain-lain yang berhubungan dengan
masalah penelitian.9 Teknik ini digunakan untuk menggali data profil
lembaga pengelolaan yang dilakukan di SMK Negeri 3 Kota Tangerang
Selatan.
9 Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta : PT Bumi Aksara,
2007), Cet. II, h. 191
46
Tabel 3.2
Daftar Ceklis Dokumen
No Dokumen
1
Dokumen sejarah dan profil sekolah
2 Visi-misi sekolah
3 Tata tertib sekolah
4 Struktur organisasi
5 Data bendahara
6 Data guru
7 Data siswa
8 Profil komite sekolah
9 Dokumen sarana dan prasarana
10 Dokumen RKAS
F. Teknik Analisis Data
Analisi data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.
Dari rumusan di atas dapatlah kita tarik garis besar bahwa analisis
data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul
banyak sekali dan terdiri dari catatan lapangan, komentar peneliti, gambar,
foto, dokumen berupa laporan, biografi, dan sebagainya.
Data yang didapatkan dalam proses pengumpulan data dalam
peneletian tidak dapat langsung digunakan, melainkan perlu dilakukan
analisis sehingga data dapat mudah dipahami dan hasil penelitian dapat
diinformasikan kepada orang lain. penulis dalam menganalisis data
menggunakan metode kualitatif deskriptif yang terdiri dari tiga kegiatan
analisis data, yaitu :
1. Reduksi Data
47
Kegiatan mereduksi data ialah kegiatan merangkum data, memilah-milah
data kemudian memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal
yang penting. Lalu mencari tema dan pola dengan membuang hal yang
tidak diperlukan. Sehingga setelah data direduksi, data sudah
terfilterisasi menjadi data-data yang akan dianalisis lebih lanjut sesuai
dengan sasaran penelitian.
2. Penyajian Data
Setelah data direduksi, kemudian langkah selanjutnya yaitu
menampilkan atau men-dsiplay data yang sudah tersaring. Sehingga data
sudah siap untuk dipublikasikan dan diinformasikan kepada orang lain.
Maka penelitian metode kualitatif deskriptif penampilan data yang biasa
dilakukan yaitu dengan menampilkan data dalam bentuk tabel data dan
penampilan data secara naratif.
3. Penarikan Kesimpulan
Pada tahap akhir langkah yang dilakukan ialah pengambilan kesimpulan,
dimana dari data-data yang sudah dikumpulkan dan dianalisis
sebelumnya ditemukan suatu hssil penelitian dalm bentuk simpulan data.
Kesimpulan yang diambil dalam penelitian kualitatif sebenarnya sudah
dimulai dari awal yang masih bersifat sementara kemudian seiring
berjalannya proses penelitian, kesimpulan yang didapatkan akan semakin
akurat dan lebih objektif.
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen wawancara
Indikator Sub Indikator Penjelasan Dari Sub
Indikator
Pengelolaan
pembiayaan
pendidikan
1. Perencanaan a. Melakukan identifikasi
kebutuhan-kebutuhan biaya
yang harus dikeluarkan
b. Klasifikasi dan dilakukan
perhitungan sesuai dengan
48
kebutuhan
c. Melakukan rapat kepada
pendidik dan tenaga
kepandidikan dalam rangka
mengembangkan kegiatan
yang harus dilakukan
d. Mengajukan usulan RKAS
kepada kantor inspeksi
pendidikan
2. Pelaksanaan
a. Pelaksaaan penerimaan
pembiayaan
b. Pelaksanaan pengeluaran
pembiayaan
3. Evaluasi a. Pengendalian penggunaan
alokasi dana
b. Bentuk pertanggung
jawaban dana pendidikan
tingkat sekolah
c. Keterlibatan pengawas
pihak eksternal sekolah.
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan berada di Jl. Puspiptek No. 24
Kelurahan Setu, Kecamatan Setu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi
Banten, yang terletak sekitar 8 km dari pusat pemerintahan Kota
Tangerang Selatan. SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan juga
berdekatan dengan Kecamatan Setu Kota Tangerang Selatan Provinsi
Banten, yang mana merupakan pusat pendidikan Kejuruan dibawah binaan
Dinas Provinsi Banten, yang cukup terkenal di Indonesia dengan banyak
prestasi dibidang Akademik, Kompetensi Keahlian dan
Ekstrakokulikulernya.
SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki 3 Kompetensi
Kejuruan yaitu Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM), Animasi (AN),
Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) luas tanah sebesar 7.000
M2 dengan luas bangunan 4.700 M2 yang dilengkapi dengan fasilitas
lapangan, mushola, dan lain-lain.1 Awal mula didirikannya sekolah
tersebut masih menginduk dengan SMKN 1 Kota Tangerang Selatan, yang
dipimpin oleh Bpk. H. Idris, S.Pd.,M.Si., lalu ditahun ke 2 digantikan oleh
Bpk. H. Abu Bakar, S.Pd., MM. SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
berdiri ditahun 2010, pada awalnya memiliki 2 Program studi yaitu Teknik
Sepeda Motor, dan Animasi, lalu ditahun 2012 ada program studi
Administrasi Perkantoran.
1 Profil SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
50
2. Profil Sekolah
a. Identitas Sekolah
1) Nama Sekolah : SMKN 3 KOTA TANGERANG SELATAN
2) NPSN : 20616038
3) Jenjang Pendidikan : SMK
4) Status Sekolah : Negeri
5) Alamat Sekolah : Jl. Raya Puspiptek Perum Puri Serpong 1 Kel.
Setu Kec. Setu - Tangerang Selatan
RT / RW : 2 / 1
Kode Pos : 15343
Kelurahan : Setu
Kecamatan : Kec. Setu
Kabupaten/Kota : Kota Tangerang Selatan
Provinsi : Prov. Banten
Negara : Indonesia
6) Posisi Geografis : -6,3543 Lintang
106,6873 Bujur
b. Data Pelengkap
1) SK Pendirian Sekolah : 800/226-Dispend/2010
2) Tanggal SK Pendirian : 2010-02-16
3) Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah
4) SK Izin Operasional : 800/1697-Dispend/2010
5) Tgl SK Izin Operasional : 2010-10-26
6) Kebutuhan Khusus
Dilayani :
7) Nomor Rekening : 0702000165
8) Nama Bank : BANK BANTEN
9) Cabang KCP/Unit : BSD
10) Rekening Atas Nama : SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
11) MBS : Tidak
12) Memungut Iuran : Tidak
13) Nominal/siswa : 0
14) Nama Wajib Pajak : SMKN 3 KOTA TANGERANG SELATAN
15) NPWP : 300698347411000
c. Kontak Sekolah
1) Nomor Telepon : 02129435151
2) Nomor Fax : 02129435151
3) Email : [email protected]
4) Website : http://smkn3tangsel.sch.id
51
3. Visi, Misi Dan Tujuan SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
Perkembangan dan tantangan masa depan seperti: perkembangan
pengetahuan dan teknologi, globaliosasi yang sangat cepat, era informasi,
dan berubahnya kesadaran masyarakat dan orangtua terhadap pendidikan
memicu sekolah untuk merespon tantangan sekaligus peluang itu. SMK
Negeri 3 Kota Tangerang Selatan memiliki citra moral yang
menggambarkan profil sekolah yang diinginkan di masa datang yang
diwujudkan dalam Visi sekolah sebagai berikut :
a. Visi
1) Visi SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan adalah
“Terwujudnya peserta didik yang mampu bekerja (70%),
berwirausaha (20%) dan melanjutkan ke perguruan tinggi negeri
(10%) sesuai dengan bidangnya dengan memiliki karakter yang
berakhlak mulia”.
b. Misi
1) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif dengan
menerapkan pendekatan saintifik disertai upaya-upaya perbaikan
secara terus menerus;
2) Melaksanakan pembelajaran dan pelatihan yang berorientasi pada
dunia kerja;
3) Mengembangkan sistem pendidikan dan pelatihan sesuai
kebutuhan dunia usaha / dunia industri;
4) Melatih dan membimbing peserta didik untuk berwirausaha;
5) Mewujudkan iklim belajar yang berakar pada norma, nilai-nilai
budaya, agama yang religius dan lingkungan hidup;
6) Mewujudkan budaya bersih, tertib dan disiplin.
c. Tujuan Sekolah
Adapun tujuan sekolah SMK Negeri 3 Kota Tangerang Selatan
sebagai berikut :
52
1) Mengintegritaskan ilmu pengetahuan dengan ilmu agama yang
bermoral religius dimasa yang akan datang.
2) Agar lulusan dapat memiliki kemampuan dalam bidang pendidikan
agama yang religius dan budi pekerti dalam mewujudkan cita-cita
bangsa yang berakhlak mulia.
3) Agar peserta didik dapat memiliki kemampuan bidang Kompetensi
Inti 4 (ketrampilan) sesuai dengan program studinya.
4) Dapat meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut kepada peserta didik baik, diantaranya
adalah sebagai berikut:
a) Meningkatkan kualitas lulusan.
b) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran
c) Meningkatkan kulitas tenaga pendidik
d) Meningkatkan kegiatan keagamaan disekolah
4. Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Guru merupakan faktor yang sangat penting dalam suatu lembaga
pendidikan. Karena figur seorang guru baik dalam ruang geraknya
maupun aktivitasnya selalu diperhatikan oleh siswa. Oleh karena itu, guru
mmerupakan salah satu faktor yang dapat menunjang keberhasilan
program pendidikan dan didukung oleh tenaga kependidikan sebagai
penanggung jawab manejerial.
Tabel 4.1
Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
No Nama Status Kepegawaian Jenis PTK Jenjang
1 Adi Santoso Tenaga Honor Sekolah Laboran SMA / sederajat
2 Adi Wijaya
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
3 Ahmad Rusmanto GTY/PTY Guru Mapel S1
4 Andi Rachmanto PNS Guru Mapel S1
53
5 Aprinia Handayani Guru Honor Sekolah Guru Mapel
6 Budi Ramelan Tenaga Honor Sekolah Laboran SMA / sederajat
7 Caskam PNS Guru Mapel S2
8 Deni Dwi Andrian PNS Guru Mapel S2
9 Didi Sukandi
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S2
10 Dwi Hartati
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
11 Dwi Novy Hardani PNS Kepala Sekolah S2
12 Eka Dwi Karyati PNS Guru Mapel S2
13
Endang Cahaya
Purnama
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
14 Endang Wahyuni PNS Guru Mapel S1
15 Fauziah Winda Safitri
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
16 Hamdani
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
17 Hanika Damayanti Tenaga Honor Sekolah
Tenaga
Administrasi
Sekolah SMA / sederajat
18 Helianti PNS Guru Mapel S2
19 Heny Purwita
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
20 Heri Purnomo GTY/PTY Guru Mapel S1
21 Herni Yunitasari PNS Guru Mapel S2
22 Hudi Murtiyoso GTY/PTY Guru Mapel S1
23 Ika Sartika PNS Guru Mapel S1
24
Ira Puspita Cendra
Kasih GTY/PTY Guru Mapel S2
25 Ismu Gunawan GTY/PTY Guru Mapel S2
26 Jafar Wahid PNS Guru Mapel S1
27 Junizar Eka Susianty PNS Guru Mapel S1
28 Lidya Fery Guru Honor Sekolah Guru Mapel S2
29 Mayzar Ekaningtyas PNS Guru Mapel S1
30 Megawati Sudirman
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
31 Muhamad Nisad PNS Diperbantukan Guru Mapel S1
32 Muhammad Sucipto
Honor Daerah TK.I
Provinsi
Tenaga
Administrasi
Sekolah SMA / sederajat
33
Muhammad Teguh
Nugroho GTY/PTY Guru Mapel S1
54
34 Mulyati PNS Diperbantukan Guru Mapel S1
35 Neny Maryati PNS Guru Mapel S2
36 Nirza Lolianti PNS Guru Mapel S1
37
Nunung Siti
Nurbayani PNS Guru Mapel S1
38 Nurdin Tenaga Honor Sekolah Penjaga Sekolah SMA / sederajat
39 Nurmalia Yunita PNS Guru Mapel S1
40 Nurul Sugiyantoro CPNS Guru Mapel S1
41
Risma Gembira Butar
Butar PNS Guru Mapel S1
42 Roheman PNS Guru Mapel S2
43 Sadeli Tenaga Honor Sekolah Penjaga Sekolah SMA / sederajat
44 Sasih Tenaga Honor Sekolah
Tenaga
Administrasi
Sekolah SMA / sederajat
45 Siti Masitoh
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
46 Suhernih PNS Guru Mapel S1
47 Sumiyati PNS Guru Mapel S1
48 Surya Wedi PNS Guru Mapel S1
49 Toni PNS Guru Mapel S1
50 Usmawati PNS Guru Mapel S2
51 Via Noorlatipah PNS Guru BK S1
52 Vihatmi Vironica
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
53 Widiati Suprobowati
Honor Daerah TK.I
Provinsi Guru Mapel S1
54 Zaki Zainal Arifin Guru Honor Sekolah Guru Mapel S2
5. Keadaan Siswa
Tabel 4.2
Keadaan Siswa SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
No Nama Jurusan Tingkat
Kelas
Jumlah Siswa
L P Total
1 Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 10 27 92 119
2 Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 11 21 97 118
3 Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran 12 14 94 108
4 Animasi 10 62 17 79
5 Animasi 11 49 32 81
6 Animasi 12 43 24 67
55
7 Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 10 78 0 78
8 Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 11 106 5 111
9 Teknik dan Bisnis Sepeda Motor 12 72 2 74
TOTAL 472 363 835
6. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
Sarana prasarana merupakan kebutuhan primer yang keberadaanya
tidak kalah penting dengan unsur-unsur lainnya dalam melangsungkan
proses belajar mengajar.
Tabel 4.3
Keadaan Sarana Dan Prasarana
No. Sarana dan Prasarana Kebutuhan Ada Kurang
1 Tanah 14.000 m2 7.000 m2 7.000 m2
2 Ruang Kelas 21 11 10
3 Bengkel TSM 3 2 1
4 Lab Animasi 3 1 2
5 Lab AP 3 1 2
6 Perpustakaan 1 1 -
7 Ruang BK 1 1 -
8 Ruang OSIS 1 - 1
9 LCD Projector 17 12 5
10 Komputer 100 80 20
11 Lapangan Upacara/Olah
Raga
1 2 1
12 WC Siswa dan Guru 20 8 12
13 Tempat Ibadah / Mesjid 1 - 1
Sarana dan prasarana yang seperti ini kurang lebihnya sangat
memungkinkan guru dapat bekerja untuk menjalankan tugas-tugas
profesinya secara optimal.
56
7. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi
B. Deskripsi dan Analisi Data Penelitian
1. Pembiayaan Pendidikan SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
Dalam mencapai suatu tujuan pendidikan agar berjalan efektif dan efisien
diperlukan pengelolaan yang baik. Salah satu standar pendidikan yang berperan
penting dalam menunjang pelaksanaan pendidikan adalah pengelolaan
pembiayaan, agar kegiatan pendidikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
Pengelolaan pembiayaan adalah salah satu pendukung dalam kegiatan belajar
mengajar di sekolah yang baik, maka perlu adanya petugas khusus dalam
mengelola pembiayaan di sekolah.
pengelolaan pada proses atau kegiatan yang dilakukan, yaitu perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Agar pengelolaan pembiayaan berjalan lancar, maka
bendahara sekolah harus selalu mencatat biaya yang diterima dan dikeluarkan
dilakukan secara efektif dan efisien.
57
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka pengelolaan pembiayaan
pendidikan di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan meliputi beberapa prosedur
yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan
Perencanaan merupakan langkah awal dalam kegiatan pengelolaan
pembiayaan sebelum memasuki tahap-tahap selanjutnya. Untuk terciptanya
sekolah yang bermutu diperlukan adanya perencanaan pembiayaan, agar
pengelolaan pembiayaan sekolah dapat berjalan dengan baik dan benar.
Sekolah di haruskan untuk merencanakan pembiayaan karena perencanaan
menjadi salah satu acuan untuk setiap kegiatan pembiayaan. Dalam hal ini
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan telah melakukan kegiatan perencanaan
pembiayaan yang sudah tersusun, mulai dari rincian kegiatan sampai dengan
harga yang diperuntukan dalam kegiatan belajar mengajar di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan selama satu tahun anggaran.
Keuangan dan pembiayaan SMKN 3 Kota Tangerang Selatan bersifat
desentral, dimana dalam proses perencanaan pembiayaan sekolah dilakukan
oleh seluruh elemen tim manajemen sekolah yang terdiri dari ketua program
studi, wakil kepala sekolah setiap bidang, dan kepala perpustakaan, dan
kemudian rencana yang sudah disusun tersebut akan dibahas dalam rapat
bersama dengan kepala sekolah dan bendahara sekolah. Akan tetapi, proses
perencanaan pembiayaan yang dilakukan oleh SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan masih belum melibatkan peran komite sekolah.
Dari hasil penelitian di lapangan penulis tidak menemukan adanya
keikutsertaan komite dalam penyusunan angaran sekolah. Hal ini dapat
dikatakan bahwa komite sekolah pasif dalam setiap kegiatan apapun yang
dilakukan sekolah. Sedangkan SMKN 3 Kota Tangerang Selatan sudah
menyediakan penunjang komite baik dalam sarana dan prasarana ataupun
yang lainnya.
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan mengidentifikasi kebutuhan-
kebutuhan sekolah dengan mengadakan rapat penyusunan RKAS. Kebutuhan-
kebutuhan yang terkait dengan kegiatan belajar-mengajar setiap program studi
akan disusun oleh ketua program studi masing-masing, untuk kurikulum,
sarana dan prasaran, serta kesiswaan akan disusun oleh wakil kepala sekolah
58
masing-masing bidang, dari kebutuhan-kebutuhan tersebut akan dipilih
kembali yang benar-benar menjadi prioritas sekolah. Seperti hasil wawancara
saya dengan wakil kepala sekolah SMKN 3 Kota Tangerang Selatan Bapak
Surya Wedi, S. Kom.
“Dalam proses perencanaan biaya sekolah disusun oleh tim
manajemen sekolah, mulai dari wakasek, tiga ketua program studi, dan
kepala perpustakaan. Setelah semua sudah menyusun program beserta
anggaran yang dibutuhkan kita akan adakan rapat anggaran bersama
kepala sekolah dan bendara untuk memilah yang menjadi prioritas
tahun ini.” 2
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan dalam menentukan kebutuhan-
kebutuhan melihat keadaan sekolah apa saja yang dapat meningkatkan mutu
sekolah. Dengan adanya pengklasifikasian ini, di harapkan program yang di
susun dapat menunjang dan meningkatkan mutu sekolah itu sendiri. Dengan
demikian perencanaan pembiayaan akan menghasilkan sesuai dengan
kebutuhan sekolah.
Selanjutnya program yang menjadi prioritas di kembangkan melakukan
rapat kepada seluruh guru dan pihak sekolah. Seperti yang dipaparkan oleh
bendahara sekolah ibu Via Noorlatipah, S.Psi. “Setelah kepala sekolah
menetapkan program-program yang menjadi prioritas sekolah, kemudian akan
dilakukan rapat dengan seluruh guru dan pihak sekolah untuk membahas lebih
jelas dan detail akan dikembangkan seperti apa dan bagaimana program
tersebut”3. Hal tersebut juga dibenarkan dari wawancara peneliti dengan salah
satu guru SMKN 3 Kota Tangerang Selatan ibu Heny Purwita, SE..
“Sepengetahuan saya, tiap tahun selalu ada rapat bersama kepala sekolah,
semua guru, dan pihak sekolah lainnya untuk bahas pagu anggaran selama
setahun kedepan, tapi kita tidak menyusun, lebih kepada sosialisasi dan tindak
lanjut dari draft yang sudah ada.”4
2 Hasil wawancara dengan Bpk. Surya Wedi, S. Kom (Kepala Sekolah SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan) 3 Hasil wawancara dengan Ibu Via Noorlatipah, S. Psi (Bendahara SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan) 4Hasil wawancara dengan Ibu Heny Purwita, SE (Guru SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan)
59
Dalam perencanaan pembiayaan, SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
melakukan langkah-langkah penyusunan RKAS, yaitu lebih awal menyusun
apa saja kebutuhan sekolah yang akan ditingkatkan untuk tahun ajaran baru
yang dilakukan oleh masing-masing elemen tim manajemen sekolah. Lalu,
dilakukan pembahasan bersama kepala sekolah sebagai pemegang Kuasa
Pengguna Anggaran (KPA) dan nantinya akan dibahas dan sosialisasikan
kepada seluruh guru. Hal tersebut disampaikan oleh kepala sekolah SMKN 3
Kota Tangerang Selatan ibu Hj. Dwi Novy Hardani, S.Pd. M.Pd.
“Lankah awal masing-masing program studi menyusun
rencana program dan anggaran yang dibutuhkan, begitu
juga dengan wakasek kurikulum, sarpras, dan kesiswaan.
Serta kepala perpustakaan pun ikut menyusun rencana
kebutuhan. Lalu hasil perencanaan mereka dijadikan satu
oleh bendahara untuk nantinya dibahas bersama kepala
sekolah untuk dijadikan draft RKAS. Draft RKAS inilah
yang dijadikan bahan bahasan saat rapat RKAS bersama
guru-guru dan seluruh pihak sekolah.” 5
Dari berbagai langkah yang dilakukan sekolah dalam penyusunan
RKAS, SMKN 3 Kota Tangerang Selatan memprioritaskan biaya yang
dibutuhkan seperti KBM, sarana dan prasarana, dan honor guru. Kepala
sekolah dan bendahara memberikan proporsi untuk kegiatan belajar
mengajar, termasuk kebutuhan dokumen-dekumen seperti RPP, silabus
dan lain-lain.
Selanjutnya di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan dalam menyusun
RKAS atau anggaran, kepala sekolah sangat berperan penting. Hal
tersebut disampaikan oleh bendahara SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
yaitu ibu Via Noorlatipah, S. Psi..
“Kepala sekolah memiliki peran yang sangat penting
dalam proses perencaaan pembiayaan sekolah, selain
sebagai penanggung jawab dan pengambil keputusan,
kepala sekolah harus pandai dalam memilah dan
menganalisis program yang harus dijadikan prioritas
utama, kepala sekolah sebagai pemegang KPA harus
5 Hasil wawancara dengan Ibu Hj. Dwi Novy Hardani, S. Pd., M. Pd. (Kepala Sekolah
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan)
60
mampu mengakomodir semua kebutuhan sekolah yang
tiap tahunnya ada saja kebutuhan yang belum bisa
dipenuhi karena terbatasnya anggaran yang ada.”6
Penyusunan RKAS SMKN 3 Kota Tangerang Selatan disusun setiap
awal tahun ajaran dan untuk satu tahun anggaran. Anggaran di hitung
berdasarkan kegiatan MBS ( Masa Belajar Siswa). MBS dilakukan pada
saat siswa masuk dan siswa diterima di sekolah. Disana mulai dihitung
jumlah siswa, jumlah dana setiap siswa, dan semua yang berhubungan
dengan pengeluaran siswa selama satu tahun. Hal ini diperkuat oleh
pernyataan bendahara sekolah SMKN 3 Kota Tangerang Selatan ibu Via
Noorlatipah, S.Psi.
“setiap satu tahun sekali dan selalu diperbaharuhi karena
setiap tahunnya berbeda pengeluaran dalam dana untuk membiayai
kegiatan yang ada di sekolah pasti berbeda kebutuhannya. Jadi
sekolah ini membuat RKAS baru, tapi tetap mengacu pada hasil
evaluasi RKAS tahun lalu, setiap dipenghujung tahun anggaran,
seluruh tim manajemen harus membuat laporan evaluasi dan
penggunaan RKAS yang akan dijadikan dasar penyusunan RKAS
tahun anggaran selanjutnya.” 7
Setelah semua tersusun didalam RKAS SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan tidak melakukan kosultasi kepada pihak pengawas yang dalam hal
ini seharusnya pihak komite sekolah, seperti yang telah disebutkan diatas
bahwa komite sekolah masih belum berperan aktif dalam mengawal
jalannya proses pembelajaran disekolah. Oleh sebab itu, setelah kepala
sekolah, bendahara, dan seluruh tim manajemen telah final memutuskan
RKAS, maka tim BOS sekolah akan langsung menginput RKAS tersebut
ke Aplikasi Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (ARKAS) kemudian
akan menjadi sebuah laporan RKAS.
Pemasukan biaya di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan didapatkan
dari tiga sumber yaitu anggaran dana BOS Nasional, dana BOS Daerah,
dan dana sukarela siswa. Dapat kita katakan bahwa seluruh kebutuhan
6 Hasil wawancara dengan Ibu Via Noorlatipah, S. Psi (Bendahara Sekolah SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan) 7Ibid
61
anggaran untuk proses belajar mengajar di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
menggunakan pagu anggaran dari ketiga sumber dana tersebut, dan ketiga sumber
pembiayaan diatas memiliki alokasi dan kegunaan masing-masing, artinya tidak
saling tumpang tindih melainkan saling melengkapi karena tidak semua
kebutuhan sekolah dapat dianggarkan dari satu sumber biaya . Hal ini
dijelaskan juga oleh kepala sekolah mengenai sumber biaya yang
didapatkan.
“Sekolah kita ini statusnya negeri, jadi kita hanya memiliki
tiga sumber dana yaitu BOS Nasional, BOS Daerah, dan Dana
Sukarela. Sebenarnya hanya ada BOS saja, tapi kebijakan bersama
wali murid kita ada dana sukarela siswa untuk menutup kebutuhan
sekolah yang tidak ter”cover” oleh dana BOS pemerintah. Masing-
masing sumber dana sudah ada Juknis penggunaannya, sehingga
kami pihak sekolah tidak bisa sembarang mengalokasikan
anggaran dalam menyusun RKAS.”8
Pemasukan pembiayaan pendidikan di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
meliputi:
1) BOS Nasional
Sumber dana utama pembiayaan SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
adalah BOS (Bantuan Operasional Sekolah), dana BOS dibagi menjadi
dua yaitu BOS Nasional yang merupakan anggaran dana BOS dari
pemerintah pusat dan BOS Daerah yang berasal dari pemerintah
daerah. BOS Nasional sudah memiliki Petunjuk Teknis (Juknis)
penggunaan anggaran, yaitu digunakan untuk memenuhi kebutuhan
anggaran untuk program yang sesuai dengan delapan standar nasional
pendidikan yaitu standar isi, proses, penilaian, kompetensi lulusan,
pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan, pembiayaan
pendidikan, dan sarana prasarana. Masing-masing komponen standar
nasional pendidikan memiliki kode rekening tersendiri sehingga dana
BOS Nasional sudah teralokasikan dan dikirim sesuai dengan poin
standar nasional pendidikan tersebut begitu juga untuk pelaporan
8 Hasil wawancara dengan Ibu Dwi Novy Hardani, S.Pd. M.Pd. (kepala sekolah SMKN 3
Kota Tangerang Selatan)
62
nantinya. Untuk tahun anggaran saat ini, besar anggaran BOS Nasional
yaitu sebesar Rp.1.600.000,-/siswa, secara keseluruhan SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan mendapatkan sekitar Rp.1.200.000.000,-
2) BOS Daerah
Selain BOS Nasional, sumber pembiayaan SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan berasal dari BOS Daerah. Sumber biaya yang
berasal dari pemerintah daerah ini hanya digunakan untuk membayar
honorarium tenaga pendidik honorer yang ada di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan. Oleh sebab itu, pihak sekolah tidak bisa
menggunakan anggaran tersebut untuk keperluan lainnya meskipun
memang sedang dibutuhkan, dan tak jarang sekolah harus menunda
beberapa kebutuhan sekolah dikarenakan tidak adanya alokasi dana
dari BOS baik itu dari Nasional maupun Daerah
3) Sumbangan Sukarela
Sumber dana ketiga sekaligus sebagai sumber dana alternatif yaitu
Dana Sumbangan Sukarela yang berasal dari peserta didik.
Pemungunan sumbangan sukarela ini dilakukan berdasarkan hasil
kesepakatan bersama dengan suluruh wali murid SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan meskipun adanya aturan dari pemerintah untuk
tidak ada pengutan apapun kepada peserta didik. Sumbangan sukarela
ini tidak bersifat memaksa, artinya peserta didik bisa memilih untuk
bayar atau tidak, bagi peserta didik yang ingin membayar, besar
nomina disesuaikan dengan kemampuan ekonomi masing-masing
peserta didik. Hal ini dilakukan karena berangkat dari permsalahan
pembiayaan dari dana BOS yang masih belum mampu menutup semua
kebutuhan sekolah, dengan kata lain Dana Sumbangan Sukarela ini
dialokasikan untuk memenuhi setiap kebutuhan sekolah yang belum
atau tidak bisa dianggarkan dari dana BOS baik Nasional maupun
Daerah.
Hal ini disampaikan langsung oleh bendahara SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan ibu Via Noorlatipah, S.Psi. “Sumber dana kita ada
63
tiga, BOSNas, BOSDa, dan Sumbangan Sukarela. Ketiga sumber ini
saling melengkapi karena tidak semua bisa di”cover” oleh satu
sumber”9
Permasalahan yang timbul dari proses perencanaan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan adalah dalam penyusunan RKAS, komite
sekolah yang harusnya berperan sebagai pengawas namun tidak berperan
aktif, sehingga fungsi kepengawasan tidak berjalan. Masih kurangnya
keterlibatan atau keikutsertaan orang tua siswa dalam mencapai tujuan
proses pembelajaran di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan. Kemudian
masalah lainnya yaitu soal pembiayaan sekolah dimana masih banyak
kebutuhan-kebutuhan sekolah yang sebenarnya sudah direncanakan harus
dianggarkan tapi karena terbatasnya sumber dana jadi harus ditunda.
Solusi dari permasalahan ini adalah sebaiknya sekolah mulai fokus untuk
mengaktifka peran komite sekolah dan mengikut sertakan komite sekolah
disetiap kegiatan yang berhubungan dengan sekolah, salah satunya dalam
penyusunan RKAS. Karena komite mempunyai peranan penting dalam
penyusunan RKAS, karena komite sekolah dapat dikatakan sebagai
pemberi pertimbangan, pendukung bahkan mengontrol, mewadahi,
menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan
kebijakan operasional dan program pendidikan, meningkatkan tanggung
jawab masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan, lalu meningkatkan
partisipasi stakeholders pendidikan pada tingkat sekolah untuk turut serta
merumuskan, menetapkan, dan memonitor pelaksanaan kebijakan sekolah
dan pertanggung jawaban yang terfokus pada kualitas pelayanan
terhadap peserta didik secara proposional dan terbuka. Tujuan lain adanya
komite menciptakan kondisi transparan, akuntabel dan demokratis dalam
penyelenggran atau dalam pembiayaan pendidikan di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan.
Dalam hal ini perencanaan pembiayaan SMKN 3 Kota Tangerang
9 Hasil wawancara dengan Ibu Via Noorlatipah, S. Psi (Bendahara Sekolah SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan)
64
Selatan mengikuti pola atau alur yang dilakukan dalam penyusunan
RKAS sekolah. Dan dalam perencanaan pembiayaan di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan sesuai dengan langkah-langkah penyusunan anggaran
yang dikatan oleh Dr. E. Mulyasa bahwa langkah-langkah penyususnan
anggaran mulai dari penyusunan RKAS serta mengidentifikasikan
kebutuhan-kebutuhan dilanjutkan dengan mengklasifikasi, selanjutnya
mengembangkan apa yang telah menjadi prioritas sampai pada
mengajukan RKAS yang telah rampung. Dalam hal ini semua langkah
tersebut dilaksanakan dengan baik dan tersistem oleh SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan, sehingga memudahkan dalam melaksanakan kegiatan
perencanaan pembiayaan.
b. Pelaksanaan
Terciptanya pelaksanaan pembiayaan sekolah harus sesuai dengan
ketentuan yang telah dirancang dalam RKAS. Pada Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS) sudah terencana biaya yang akan dialokasikan untuk
seluruh kebutuhan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar di sekolah. Bahwa
dalam pelaksanaan pembiayaan mempunyai dua kegiatan inti, yaitu alur
penerimaan dana dan pelaksanaan pembiayaan.
Pelaksanaan pembiayaan di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan sudah
mengacu pada standardisasi yang ditetapkan dalam Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS). Hal ini dapat dibuktikan dengan hasil wawancara
peneliti yang dilakukan pada pihak SMKN 3 Kota Tangerang Selatan. Empat
dari jawaban yang diterima mengatakan bahwa pelaksanaan pembiayaan
sudah sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada Rencana Kegiatan dan
Anggaran Sekolah (RKAS). Salah satunya seperti yang dikatakan oleh ibu Via
Noorlatipah selaku bendahara SMKN 3 Kota Tangerang Selatan , bahwa “Untuk
selama ini sekolah selalu memanfaatkannya bagaimana keadaan yang telah kita
susun ketika tahun ajaran baru. Dan kita mengusahakan sesuai dengan RKAS,
karna jika tidak sesuai dengan RKAS maka hal yang akan terjadi nanti
65
pengeluaran lebih besar dari pemasukan. Presentase kesesuaian pelaksanaan
penggunaan anggaran dengan RKAS 95%.”10
Dalam pelaksanaan pembiayaan sekolah yang bertanggungjawab
yaitu kepala sekolah. Hal ini seperti yang ditegaskan oleh teori
Mulyono yaitu : “Agar dapat mengefektifkan pembuatan anggaran
belanja sekolah, yang harus bertanggungjawab sebagai pelaksana adalah
kepala sekolah ”.11 Konsep teori tersebut sesuai dengan apa yang
dilakukan di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan, dimana kepala sekolah
disini sebagai pemegang Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) bertanggung
jawab penuh atas pengelolaan pembiayaan sekolah .
Pembiayaan yang dikeluarkan semata-mata untuk pencapaian
tujuan pendidikan yang bermutu bagi SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
seperti yang menjadi tujuan utama SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
yaitu untuk terwujudnya sarana dan prasarana belajar dengan nyaman
dan menyenangkan.
Kepala sekolah SMKN 3 Kota Tangerang Selatan sangat
bertanggung jawab atas segala hal yang berkesinambungan dalam
kegiatan sekolah salah satunya pembiayaan pendidikan, pembiayaan
pendidikan menjadi sangat riskan jika adanya kesalahan walau sedikit.
Kepala sekolah SMKN 3 Kota Tangerang Selatan selalu ikut serta dalam
pelaksanaan pembiayaan baik dari penerimaan atau pengeluaran biaya itu
sendiri, agar tidak keluar dari jalur yang di tetapkan dalam penyusunan
RKAS.
Alur pelaksanaan pembiayaan pendidikan di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan dari hasil wawancara peneliti kepada bendahara
sekolah ibu Via Noorlatipah, S. Psi.
“Setelah RKAS sudah diajukan dan disetujui, selanjutnya
setiap penanggung jawab program akan melakukan rapat teknis
program atau kegiatan masuk didalamnya penggunaan anggaran.
10 Hasil wawancara dengan ibu Via Noorlatipah, S. Psi. (Bendahara SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan) 11 Mulyono. Konsep Pembiayaan pendidikan,(Bandung; PT.Remaja Rosdakarya,2010),
h. 165
66
Lalu untuk pembiayaan yang dikeluarkan harus dicatat dan memilii
bukti pembayaran seperti nota pembayaran dari toko untuk laporan
dan berbicara apa saja yang telah dikeluarkan yang penting ada
tanda buktinya.”
Hal tersebut pula diperkuat hasil wawancara saya dengan ibu Heny
Purwita, SE. selaku guru SMKN 3 Kota Tangerang Selatan “Dari dana
pemerintah atau dana BOS alurnya kan untuk keperluan yang berkaitan
sama delapan standar pendidikan, misalnya untuk gaji guru, ATK, dan
konsumsi operasional sekolah pokoknya.”
Bendahara SMKN 3 Kota Tangerang Selatan bertanggung jawab
penuh dalam pelaksanaan pembiayaan baik pengeluaran dan penerimaan.
Namun, setiap dana yang akan keluar untuk pembiayaan harus diketahui
dan disetujui kepala sekolah. Setelah kepala sekolah menyetujui,
bendahara dapat mengeluarkan dana sesuai kebutuhan. Dalam
pengeluaran dana bendahara harus memperhatikan skala prioritas agar
tidak terjadi pemborosan. Selanjutnya dalam pelaksanaan pembiayaan
pendidikan di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan mempunyai dua jenis
kegiatan yaitu penerimaan dan pengeluaran.
1) Penerimaan
Penerimaan yang diterima oleh SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
berasal dari pendapatan rutin yaitu berasal dari: BOS Nasional dari
pemerintah pusat, BOS Daerah dari pemerintah daerah, dan
Sumbangan Sukarla. Anggaran yang digunakan berbeda-beda dalam
penyaluran disetiap pendapatan tersebut. Salah satunya untuk kegiatan
belajar mengajar, gaji guru, extrakulikuler dan operasional kegiatan
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan. Untuk penerimaan pembiayaan
pendidikan langsung dilaporkan kepada kepala sekolah oleh
bendahara lalu di catat dibuku penerimaan pembiayaan.
2) Pengeluaran
Pelaksanaan pengeluaran yang dilakukan oleh SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan meliputi pengeluaran rutin dan pengeluaran non
rutin. Pengeluaran rutin meliputi pengeluaran yang rutin dikeluarkan
67
pada setiap bulannya dan sudah direncanakan. Pengeluaran non rutin
dilaksanakan jika ada kebutuhan mendadak. Dalam setiap
pengeluaran dana di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan sampai pada
pencairan dana tidaklah melalui proses yang sulit.
Dalam pengeluaran pembiayaan sekolah mebedakan setiap
sumber biaya yang akan dikeluarkan. Seperti apa yang telah
disampaikan oleh salah satu yang guru SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan yang telah diwawancarai Ibu Heny Purwita, SE.,
“Untuk sumbangan sukarela itu di peruntukan untuk
penunjang dana BOS sekolah, seperti kegiatan kesiswaan,
ekstrakurikuler itu aja, dan itu untuk kebutuhan yang masih
kurang dari alokasi dana BOS dan untuk dan BOS itu untuk gaji
guru dan ATK. Kedua sumber dan ini di pisah.”12
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan sangat mengetahui apa saja
yang ajan dibutuhkan sekolah untuk kegiatan selama satu tahun dan
sudah tertera didalam RKAS.
Secara teoritik, pengelolaan pembiayaan dari berbagai sumber
manapun, baik dari pemerintah, ataupun orang tua siswa perlu di
dasarkan pada prinsip-prinsip umum dalam pembiayaan pendidikan
yaitu: objektivitas, kesatuan usaha, tarif harga, transparan, kondisi
sekolah, dan akuntabel. 13
Dengan demikian dari hasil penelitian dan teori mengenai
pelaksanaan keuangan di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan sudah
sesuai dengan teori yang ada, seperti sudah transfaran, objektifitas dan
lainnya.
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan memiliki laporan yang jelas,
dalam hal ini tertuang pada Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah
(RKAS). Hal ini dibuktikan dengan hasil perolehan jawaban yang
dilakukan oleh kepala sekolah, bendahara dan guru terkait dengan
pelaporan pembiayaan pada SMKN 3 Kota Tangerang Selatan.
12 Hasil wawancara dengan Bpk.Saefullah S.Pd.I (guru MI Masyarikul Anwar) 13Prof.DR.Akdon, dkk, Manajemen pembiayaan pendidikan: (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015).h.143
68
Pelaporan yang disajikan oleh pihak SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
sudah sesuai standardisasi yang ditetapkan.
Pelaporan pembiayaan sekolah disajikan melalui LPJ (laporan
Pertanggung Jawaban) yang telah di musyawarahkan pada
pertengahan tahun ajaran dan akhir tahun ajaran. Yang melibatkan
kepala sekolah, bendahara dan beberapa guru dalam penuyusunan
LPJ (laporan Pertanggung Jawaban) SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan.
Dana yang telah diperoleh pihak SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan baik dari orang tua siswa ataupun dari pemerintah (BOS)
dialokasikan untuk peningkatan kualitas pendidikan, dalam
bentuk kegiatan yang menunjang proses pendidikan. Yaitu :
a. Gaji guru
Gaji guru yaitu gaji atau hasil yang diberikan kepada tenaga
pendidik dalam bentuk uang setelah selesai melakukan kewajiban
yang telah diberikan oleh SMKN 3 Kota Tangerang Selatan. Gaji
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan diberikan dalam kurun jangka
waktu setiap bulannya dari dana yang telah diberikan oleh
pemerintah seperti BOS (Bantuan Operasional Sekolah). Untuk
gaji guru sendiri terbagi untuk guru PNS yang berasal dari BOS
Nasional dan guru honorer yang dianggarkan dari BOS Daerah.
Untuk nominal besaran gaji guru berbeda-beda berdasarkan status
golongan untuk guru PNS dan lama mengajar untuk guru Honorer
serta beban mengajar tentunya.
b. Gaji tenaga kependidikan
Gaji tenaga kependidikan untuk menggaji operator, bendahara,
dan kepala sekolah dalam bentuk uang. Gaji tenaga kependidikan
diberikan dalam jangka waktu setiap bulan. SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan mengeluarkan gaji yang berbeda-beda bagi
tenaga kependidikan dengan melihat seberapa sulit dalam
pekerjaan disetiap bidang.
69
c. Transport
Transport yaitu upah atau hasil yang diberikan kepada pendidik
ataupun tenaga kependidikan dalam bentuk uang. Uang transport
diberikan ketika pendidik dan tenaga kependidikan mendapatkan
kegiatan-kegiatan diluar sekolah seperti diklat dan lain-lain
d. Pemeliharaan Sarana prasarana sekolah
Pemeliharaan sarana prasarana sekolah merupakan kegiatan rutin
yang dilakukan baik sarana prasarana kantor maupun kelas.
Pemeliharaan sarana dan prasarana tersebut dilakukan untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar agar lebih efektif.
Pembiayaan untuk sarana dan prasarana sekolah dilakukan satu
tahun yang tercantum dalam RKAS. Adapun alokasi dana yang
diberikan untuk prmrliharaan sarana prasarana sekolah berupa
pemeliharaan gedung, pemagaran, pengadaan dan pemeliharaan
meja guru, pengadaan dan pemeliharaan meja siswa dan lain-lain.
Dengan total alokasi dana sebesar Rp.303.425.000,-.
e. Kurikulum
Pembiayaan yang berkaitan dengan kurikulum yaitu pembiayaan
terhadap proses evaluasi belajar peserta didik yaitu proses menilai
atau mengukur pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik
sesuai dengan kurikulum yang ditetapkan. Kegiatan yang
menyangkut evaluasi peserta didik yaitu kegiatan Ujian Tengah
Semester (UTS), Ujian Akhir Semester (UAS), dan Ujian
Nasional (UN). Dengan total alokasi dana pertahun sebesar
Rp.98.620.000,-.
f. Kegiatan kesiswaan
Kegiatan kesiswaan ialah kegiatan yang dilakukan untuk
mengembangkan minat bakat dan keterampilan peserta didik
diluar dari kegiatan belajar mengajar didalam kelas, kegiatan ini
merupakan kegiatan ekstrakulikuler seperti kegiatan porseni, gelar
70
olahraga, gelar seni, kegiatan perkemahan, kegiatan PMR dan lain
sebagainya. Pembiayaan untuk kegiatan kesiswaan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan selama satu tahun sebesar Rp.
334.260.000,-.
g. Langganan daya dan jasa
Biaya langganan daya dan jassa yaitu biaya yang dikeluarkan
untuk pembayaran daya listrik, telepon, internet dan jasa petugas
kebersihan sekolah. Pembiayaan pengalokasian dana untuk setiap
daya dan jasa memiliki besaran yang berbeda-beda. Alokasi biaya
untuk langganan daya dan jasa SMKN 3 Kota Tagerang Selatan
selama satu tahun sebesar Rp. 154.800.000,-.
Pelaksanaan pembiayaan pendidikan yang dilakukan di sekolah
adalah untuk pembiayaan proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
Kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan utama yang dilakukan
dalam proses pendidikan di sekolah. Pengalokasian dana untuk
kegiatan belajar mengajar di sekolah secara tegas diatur oleh SKB
Mendikbud dan Menkeu No.0585/K/1997 dan No.
590/kmk.03/03/1987, tanggal 24-09-1987 tentang peraturan SPP dan
DPP meliputi:
“ Pelaksanaan pelajaran, pengadaan prasarana/sarana, pemeliharaan
sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar,
penyelenggaraan ujian, dan pengiriman/penulisan STTB/NEM,
perjalanan dinas supervise, pengelolaan pelaksanaan pendidikan,
dan pendataan.”14
Dari ketetapan di atas dapat disimpukan bahwa dalam
pengalokasian dana untuk pembiayaan pendidikan disuatu sekolah
sudah jelas diperuntukan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar,
mensejahterakan pendidik dan tenaga kependidikan, pemeliharaan
sarana prasarana dan pelaksanaan proses evaluasi peserta didik serta
kegiatan lainnya yang menunjang dalam pencapaian tujuan pendidikan.
14Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah profesional (Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
2006)., h. 203
71
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh bendahara sekolah ibu
Via Noorlatipah, S. Psi. yang mengatakan.
“Terkadang dana bos itu turun tidak rutin dan tidak
terjadwal jadi itu sangat menghambat kegiatan yang ada disekolah
baik untuk guru ataupun untuk menunjang kegiatan belajar dan
pengajaran, akan tetapi agar sekolah dapat berjalan dengan baik
kita untuk menunjang hambatan-hambatan yang ada itu dengan
menggunakan uang sumbangan suarela dari peserta didik atau dari
anggaran yang ada dulu nanti baru dirembes atau diganti.” 15
Dapat disimpulkan dalam pelaksanaan pembiayaan pendidikan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan sudah sesuai dengan ketetapan yang
diatur dalam SKB Mendikbud dan Menkeu yaitu sudah
mengalokasikan dananya untuk proses belajar mengajar, honor guru,
pemeliharaan sarana prasarana dan lainnya. Namun dalam
pelaksanaannya masih belum maksimal karena masih terdapat beberapa
kendala seperti masih terbatasnya dana yang peroleh, terhambatnya
sumber dana untuk SMKN 3 Kota Tangerang Selatan.
Dapat disimpulkan pula bahwa penerimaan dan pengeluaran,
bahwa dalam pengeluaran pemanfaat pembiayaan yang dilakukan
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan dialokasikan dengan baik . hal ini
dapat dilihat bahwa adanya transfaransi dan pencataan dalam setiap
pemasukan dan pengeluaran yang dilakukan. Menurut Suharsimi
Arikunto, kegiatan penerimaan pembiayaan masuk kedalam bagian dari
acconting atau pembukuan. Dimana penerimaan pembiayaan pendidikan
harus dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan
ketetapan yang disepakati dengan melakukan pencatatandan pembukuan
selama transaksi penggunaan biaya terjadi. Hal ini bertujuan untuk
mengontrol kegiatan selama periode berjalan dan memastikan
penggunaan biaya sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya.
Sedangkan untuk pengeluaran pembiayaan, dilakukan secara tersistem
15 Hasil Wawancara Dengan Ibu Via Noorlatipah, S. Psi. (Bendahara SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan)
72
dengan sangat baik. Hal ini terlihat dari proses pengeluaran yang
dilakukan oleh sekolah dengan kepala sekolah yang mengambil
keputusan setiap biaya yang dikeluarkan dan di cek kembali sesuai
dengan RKAS atau sebaliknya, setiap pencatatan setiap pengeluaran, dan
pelaporan penggunaan biaya, dan harus menyertakan bukti transaksi
seperti Bon, kwitansi, struk dan lain-lain. Menurut Suharsimi Arikunto
kegiatan pengeluaran biaya masuk kedalam kegiatan acconting atau
pembukuan dimana saling berkaitan dengan kegiatan penrimaan biaya.
Kegiatan pengeluaran biaya di sekolah SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
sudah sesuai dengan langkah-langkah yang diungkapkan oleh E.Mulyasa
bahwa kegiatan pengeluaran biaya perlu dicatat dan dibukukan, dan
harus digunakan secara efektif dan efisien sesuai dengan kebutuhan,
sebagaimana yang telah disusun dalam rencana anggaran.
c. Evaluasi
Kegiatan Evaluasi dan pertangungjawaban pembiayaan pendidikan
berbasis sekolah dapat diidentifikasi ke dalam tiga hal, yaitu: 1) pengendalian
penggunaan alokasi dana, 2) bentuk pertanggungjawaban dana pendidikan
sekolah, dan 3) keterlibatan pengawasan. Salah satu kegiatan dalam proses
evaluasi yaitu pengendalian. Dana yang digunakan untuk pembiayaan sekolah
selama satu periode dapat terkendali sesuai dengan kebutuhan.
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan pada pola evaluasi pembiayaan
dilakukan setiap pertengahan tahun ajaran dan diakhir tahun ajaran. Fokus
evaluasi pembiayaan yaitu mengenai pemasukan dan pengeluaran dana. Yang
ditunjuk untuk pelaksanaan belajar dan pembelajaran di sekolah. Dari evaluasi
ini dapat dilihat apakah pengeluaran pembiayaan yang dilakukan sekolah sudah
sesuai dengan RKAS atau sebaliknya.
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan dalam mengevaluasi pembiayaan
dengan cara mengumpulkan informasi dalam rapat yang diikuti seluruh pendidik
dan tenaga kepandidikan SMKN 3 Kota Tangerang Selatan untuk mengetahui
apa saja yang menjadi evaluasi pembiayaan. Hal tersebut dikatakan oleh kepala
sekolah SMKN 3 Kota Tangerang Selatan ibu Dwi Novy Hardani, S.Pd. M,Pd.
73
“Mengadakan rapat kepada seluruh tim manajemen sekolah, staf dan guru yang
ada di sekolah dengan melihat apa saja yang perlu difokuskan dan dievaluasi,
terlebih penting kita lihat kembali RKAS dan kegitan kita serta pembukuan
dalam pengeluaran dan pemasukan apakah sesuai atau belumnya.”16
Dari hasil penelitian dan wawancara di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
untuk kegiatan evaluasi, hasil informasi yang diterima dari berbagai pihak
dianalisis terlebih dahulu sebelum dijadikan evaluasi pembiayaan.
Langkah awal dalam kegiatan evaluasi yaitu pengendalian penggunaan
alokasi dana. SMKN 3 Kota Tangerang Selatan dalam kegiatan pengendalian
alokasi dan memberikan sepenuhnya tanggung jawab kepada bendahara, yang
mana dalam kegiatannya berada dibawah pengawasan kepala sekolah.
Penggunaan alokasi dana SMKN 3 Kota Tangerang Selatan selalu berpedoman
pada RKAS.
Setelah kegiatan pegendalian alokasi dana dilakukan, selanjutnya
membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ). Laporan dibuat oleh orang yang
terlibat dalam kegiatan pengelolaan pembiayaan pendidikan. SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan membuat LPJ (Laporan Pertanggung jawaban) setiap tiga
bulan sekali untuk pencairan dana BOS.
Keterlibatan pengawas di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan dalam
pengelolaan pembiayaan sangat membantu sekolah untuk selalu memperhatikan
kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan. Keterlibatan pengawas bertujuan untuk
melihat ada tidaknyaa pemborosan suatu dana dalam pelaporan tersebut. Orang-
orang yang terlibat dalam pengawasan di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
berasal dari pihak eksternal yaitu Dinas Pendidikan Daerah melalui KCD
(Kantor Cabang Dinas) Pendidikan Kota Tangerang dan Kota Tangerang
Selatan. Kegiatan pengawasan yang dilakukan meliputi pengecekan setiap
pembukuan dan buku kas yang telah dicatat oleh bendahara. Hal tersebut
diperjelas dari pernyataan kepala sekolah SMKN 3 Kota Tangerang Selatan ibu
Dwi Novy Hardani, S.Pd. M.Pd.
“Biasanya yang dilakukan pengawas eksternal dalam evaluasi pembiayaan
itu seperti melihat kembali buku kas keluar, buku kas masuk serta melihat
16 Hasil wawancara dengan ibu Dwi Novy Hardani, S.Pd. M,Pd (kepala sekolah SMKN 3
Kota Tangerang Selatan).
74
LPJ yang diserahkan kepada KCD untuk dana BOS dan juga LPJ tahunan
seskolah, serta dicek mengenai kwitansi-kwitansi dan yang lainnya.” 17
Sudah jelas bahwa seorang pengawas pasti melakukan kegiatan evaluasi
secara detail dalam setiap aspek. Setelah evaluasi dilaporkan oleh pengawas
kemudian ditindak lanjuti hasil evaluasi tersebut oleh SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan dengan melakukan tindakan seperti mempersiapkan lebih baik lagi
dalam menyusun RKAS sesuai dengan rencana. Dalam proses evaluasi
pelaksanaan pembiayaan pendidikan di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
dibawah tanggung jawab kepala sekolah dan bendahara.
Jadi dapat disimpulkan bahwa, kegiatan evaluasi pembiayaan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan sudah cukup baik dan sudah sesuai dengan yang
dipaparkan oleh Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, dimana pengendalian
biaya, termasuk didalamnya auditing dilakukan untuk mendapatkan informasi
mengenai kejadian ekonomi yang terjadi selama satu periode anggaran.
Sehingga nantinya akan memberikan manfaat kepada berbagai pihak, terutama
bagi bendahara dan kepala sekolah yang berhubungan langsung dengan
pengelolaan biaya, dapat bekerja dengan arah yang pasti saat bekerja dalam
target waktu yang telah ditentukan, dan dapat melihat tingkat keterlaksanaan
serta hambatan yang terjadi untuk dilakukan perbaikan untuk tahun berikutnya.
C. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini tidak ada sesuatu yang sempurna, pastinya memiliki
keterbatasan, salah satunya adalah kesulitan yang penulis alami pada saat
melakukan penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Kondisi PSBB atau pandemi, sehingga aktivitas tatap muka terbatas
sehingga peneliti sempat kesulitan mengatur jadwal untuk melakukan
penelitian dan wawancara.
2. Bendahara sekolah masih ragu-ragu untuk trasparan dalam memberikan
jawaban saat wawancara, sehingga peneliti memiliki sedikit kesulitan dalam
17 Hasil wawancara dengan ibu Dwi Novy Hardani, S.Pd. M.Pd (kepala sekolah SMKN 3
Kota Tangerang Selatan).
75
proses penyusunan.
3. Rincian penggunaan dana yang diperoleh peneliti hanya satu tahun anggaran
saja sehingga tidak bisa melakukan perbandingan antar tahun.
4. Sulit mencari informasi pembiayaan secara menyeluruh.
76
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya,
maka dapat ditarik beberapa simpulan dari hasil penelitian ini, antara lain:
yaitu Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan melalui tiga tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan Evaluasi.
Untuk Perencanaan pembiayaan pendidikan di SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan masih terdapat kelemahan. Hal tersebut dapat dilihat dalam
perencanaan, yaitu penyusunan RKAS. Dalam penyusunan RKAS belum
semua pihak dilibatkan, salah satu unsur yang tidak terlibat dalam
penyusunan RKAS yaitu komite sekolah yang cenderung tidak aktif dalam
mengawasi dan mendukung pelaksanaan kegiatan pendidikan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan. Serta Pelaksanaan pembiayaan di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan sudah berjalan cukup baik karena mengikuti dua hal yaitu
kegiatan penerimaan dan pengeluaran, dalam pelaksanaan pembiayaan
sudah mengacu pada RKAS, yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan
pembiayaan yaitu kepala sekolah sebagai pemegang Kuasa Pengguna
Anggaran (KPA) dibantu dengan bendahara. Dan Evaluasi pembiayaan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan, masih belum maksimal. Karena sekolah
hanya mengandalkan pengawas eksternal untuk mengecek buku kas pada
setiap kegiatan yang dicatat. Tidak ada pengawasan dari internal sebagai
bentuk antisipasi permasalahan yang sering terjadi.
B. Saran
Berdasarkan uraian di atas, maka ada beberapa saran yang dapat
dijadikan pertimbangan yang perlu penulis sampaikan, yaitu:
1. Bagi SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
Sebaiknya sekolah selalu mempertahankan transparansi dalam pengelolaan
pembiayaan pendidikan. Kepala sekolah harus lebih tegas lagi untuk
77
mengajak komite sekolah agar lebih aktif dalam setiap kegiatan, salah
satunya dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan. Bendahara yang
menjadi penanggung jawab dalam pembiayaan harus selalu kreatif, dengan
mencatat hasil evaluasi yang telah dilakukan agar menjadi arsip sekolah
dan menjadi pembelajaran untuk kegiatan selanjutnya. Serta untuk lebih
melibatkan guru dalam penyusunan RKAS.
2. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain yang akan meneliti berkaitan dengan pengelolaan
pembiayaan pendidikan, disarankan untuk mengambil sampel masalah dari
sekolah negeri, dan mengambil permasalahan satu aspek saja untuk
memudahkan dalam pengumpulan data dalam penelitian.
78
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Anwar. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam
Undang-Undang SISDIKNAS. Jakarta : DEPAG, 2003
Arikunto, Suharsimi dan Jabar. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta:
PT Bumi Aksara, Cet. V 2006
Arsyad, Ashar. Pokok Manajemen. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2002
Baharuddin dan Makin, Moh. Manajemen Pendidikan Islam: Tranformasi
Menuju Sekolah/Madrasah Unggul. Malang:UIN Press,2010
Sujanto, Bedjo. Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah. Jakarta:
CV. Sagung Seto: 2007
Supriadi, Dedi. Satuan Biaya Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010
Jusuf, Enoch. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta; Bumi
Aksara, 1995,
Hasbullah. Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015
Narbuko, Holid . Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara 2004
Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta : Erlangga, 2006
Musfah, Jejen. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan Dan Praktik.
Jakarta. Prenadamedia Grup. 2015
M. Echols, John. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama, 2016
Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian Agama RI
“Peningkatan Manajemen Melalui Penguatan Tata Kelola dan
Akuntabilitas di Sekolah/Madrasah” Jakarta: Maret 2011
J. Moleong, Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, , Cet ke-26, 2009
Pidarta, Made. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT.Bina
Aksara, cet.I .2011
Tampubolon, Manahan. Perencanaan dan Keuangan Pendidikan. Jakarta:
Mitra Wacana Media. 2015
79
Mulyasa. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung; PT. Remaja
Rosdakarya, 2006.
Mulyono. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz Media,
Cet. 1, 2010
Sukamadinata, Syaodih, Nana. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya, Cet. 2, 2006
Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya, 2002
landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017
Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2017
Nurochim. Administrasi Pendidikan. Bekasi: Gramata Publishing, 2016
Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta : PT
Bumi Aksara, Cet. II, 2007
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatuulah Jakarta. Jakarta, UIN JKT, 2013
Akdon, dkk. Manajemen pembiayaan pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2015
Alya, Qonita. Kamus Besar Bahasa Indonesia Untuk Pendidikan Dasar.
Jakarta:PT Indahjaya Adipratama,2009
Edward, Sallis. Total Quality Management in Education (Manajemen
Mutu Pendidikan), Jogjakarta; IRCISoD, 2006
A, Piet, Sehartian. Dimensi Administrasi Pendidikan. Surabaya;Usaha
Nasional, 1994
Minarti, Sri. Manajemen Sekolah Mengelola Lembaga Pendidikan Secara
Mandiri. jogjakarta: AR-Ruzz Media: 2011
Sugiyono. Metode Penelitian Administasi Dilengkapi Dengan Metode
R&D. Bandung: Alfabeta, cet. ke.15 2007
Arikunto, Suharsimi dan Syafruddin, Cepi Abdul Jabar. Evaluasi Program
Pendidikan – Pedoman Teoritis Praktis bagi Praktisi Pendidikan.
Jakarta: Bumi Aksara, 2009
80
Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia. Manajemen Pendidikan.
Yogyakarta: Aditya Media, 2008
Arikunto, Suharsimi. Pengelolaan Kelas Dan Siswa Sebuah Pendekatan
Evaluatif. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1996.
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian Petunjuk Praktis Untuk Penelitian
Pemula. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, Cet ke-4, 2012
Sa’ud, Syaefudin, Udin. Makmum, Syamsudin, Abin. Perencanaan
Pendidikan Suatu Pendekatan Komprehensif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005
Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: Revika Aditama,
2010
81
Lampiran
Pedoman Wawancara
Daftar Pertanyaan Wawancara Kepala Sekolah
Pembiayaan Pendidikan
Perencanaan
1. Bagaimana sistem perencanaan pembiayaan pendidikan di SMKN
3 Kota Tangerang Selatan?
2. Apa saja sumber pembiayaan pendidikan di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
3. Apa saja rangkaian rencana biaya yang akan dibutuhkan ?
4. Bagaimana sekolah dalam mengklasifikasi program yang menjadi
prioritas atau bagaimana sekolah dalam mengidentifikasi
kebutuhan yang harus dilakukan?
5. Bagaimana proporsi dana dalam penyusunan RKAS, Apakah
banyak digunakan untuk pelajaran atau sarana dan prasarana?
6. Bagaimana sekolah dalam melakukan konsultasi setiap
perencanaan kepada pengawas?
7. Apakah sekolah membuat/ menyusun RKAS setiap tahunnya?
8. Apakah kepala sekolah berperan penting dalam penyusuna RKAS?
9. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam
penyusunan RKAS di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
10. Kapan penyusunan RKAS dilakukan? Dan Siapa saja yang
bertanggung jawab dalam penyusunan RKAS ?
11. Siapa saja yang terlibat dalam penyusunan RKAS?
12. Siapa saja yang menyetujui jika RKAS telah selesai disusun?
13. Dari mana sajakah sekolah mendapatkan sumber biaya?
14. Berapa sumber biaya yang di dapatkan dari masing-masing
pemberi sumber?
15. Apakah setiap tahunnya pendapatan sekolah berkurang/
bertambah?
82
Evaluasi
1. Apakah ada kegiatan evaluasi mengenai pembiayaan?
2. Bagaimana sekolah mengendalikan alokasi dana?
3. Kapan evaluasi itu dilakukan?
4. Apa saja yang menjadi fokus dalam evaluasi pembiayaan?
5. Bagaimana pengumpulan informasi evaluasi itu sendiri?
6. Apakah setiap informasi itu di analisis dahulu, (di laporkan semua
atau tidak)?
7. Bagaimana pelaporan/pertanggung jawaban hasil evaluasi?
8. Bentuk pertanggung jawaban seperti apa yang dilakukan sekolah
dalam evaluasi pembiayaan?
9. Apakah ada tindak lanjut dari hasil evaluasi?
10. Siapa yang bertanggung jawab atas evaluasi pembiayaan di di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
11. Kegiatan apa saja yang dilakukan pengawas eksternal dalam
evaluasi pembiayaan?
83
Daftar Pertanyaan Wawancara Bendahara Sekolah
Pembiayaan Pendidikan
Perencanaan
1. Bagaimana sistem perencanaan pembiayaan pendidika di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan?
2. Apa saja sumber pembiayaan pendidikan di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
3. Apa saja rangkaian rencana biaya yang akan dibutuhkan?
4. Bagaimana sekolah dalam mengklasifikasi program yang menjadi
prioritas?
5. Bagaimana proporsi dana dalam penyusunan RKAS, Apakah
banyak digunakan untuk pelajaran atau sarana dan prasarana?
6. Bagaimana sekolah dalam mengembangkan kegiatan yang akan
dilakukan?
7. Bagaimana sekolah dalam melakukan konsultasi setiap
perencanaan dan laporan kepada pengawas?
8. Apakah kepala sekolah berperan penting dalam penyusuna RKAS?
9. Apakah sekolah membuat/ menyusun RKAS setiap tahunnya?
10. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam
penyusunan RKAS di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
11. Kapan penyusunan RKAS dilakukan? Dan Siapa saja yang
bertanggung jawab dalam penyusunan RKAS?
12. Siapasaja yang terlibat dalam penyusunan RKAS?
13. Siapa saja yang menyetujui jika RKAS telah selesai disusun?
14. Dari mana sajakah sekolah mendapatkan sumber biaya?
15. Berapa sumber biaya yang di dapatkan dari masing-masing
pemberi sumber?
16. Apakah setiap tahunnya pendapatan sekolah berkurang/
bertambah?
84
Pelaksanaan
1. Bagaimana alur pelaksanaan pembiayaan di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
2. Bagaimana penggunaan dana BOS Nasional yang dilaksanakan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
3. Bagaimana penggunaan dana APBD Provinsi yang dilaksanakan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
4. Bagaimana penggunaan dana sukarela yang dilaksanakan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
5. Apakah ketiga sumber dana ini disatukan atau tidak dalam
pengelolaannya?
6. Bagaimana pembukuan dalam pemasukan dan pengeluaran
pembiayaan di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
7. Adakah petugas khusus memegang pembukuan dam pemasukan
dan pengeluaran pembiayaan?
8. Bagaimana proses dalam pengeluaran biaya di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
9. Seberapa besar keterlibatan guru dalam pelaksanaan pembiayaan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
10. Apakah sumber biaya digunakan sebagaimana mestinya sesuai
dengan alokasi yang telah ditentukan dalam RKAS, atau terdapat
penyesuaian kondisi lapangan?
11. Seberapa penting keberadaan pembiayaan yang ada di sekolah
dalam menunjang kegiatan/program yang ada di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
12. Seberapa besar pengaruh pembiayaan pendidikan dalam
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah?
13. Apa saja yang menjadi hambatan dalam pembiayaan pendidikan ?
14. Bagaimana sekolah dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut?
85
Evaluasi
1. Apakah ada kegiatan evaluasi mengenai pembiayaan?
2. Bagaimana sekolah dalam mengendalikan alokasi dana?
3. Kapan evaluasi itu dilakukan?
4. Apa saja yang menjadi fokus dalam evaluasi pembiayaan?
5. Bagaimana pengumpulan informasi evaluasi itu sendiri? Apakah
setiap informasi itu di analisis dahulu, (di laporkan semua atau
tidak)?
6. Bagaimana pelaporan/pertanggung jawaban hasil evaluasi di
Bagaimana penggunaan dana sukarela yang dilaksanakan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
7. Bentuk pertanggung jawaban seperti apa yang dilakukan sekolah
dalam evaluasi pembiayaan?
8. Apakah ada tindak lanjut dari hasil evaluasi?
9. Siapa yang bertanggung jawab atas evaluasi pembiayaan di
Bagaimana penggunaan dana sukarela yang dilaksanakan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan??
10. Kegiatan apa saja yang dilakukan pengawas eksternal dalam
melakukan evaluasi pembiayaan pendidikan?
86
Daftar Pertanyaan Wawancara Guru
Pembiayaan Pendidikan
Perencanaan
1. Bagaimana sistem perencanaan pembiayaan pendidikan di SMKN
3 Kota Tangerang Selatan?
2. Apa saja rangkaian rencana biaya yang akan dibutuhkan ?
3. Bagaimana sekolah dalam mengklasifikasi program yang menjadi
prioritas?
4. Bagaimana proporsi dana dalam penyusunan RKAS? Apakah
banyak digunakan untuk pelajaran atau sarana dan prasarana?
5. Bagaiman sekolah dalam mengembangkan kegiatan yang akan
dilakukan?
6. Bagaimana sekolah dalam melakukan konsultasi setiap
perencanaan kepada pengawas?
7. Apakah kepala sekolah berperan penting dalam penyusuna RKAS?
8. Apakah sekolah membuat/menyusun RKAS setiap tahunnya?
9. Bagaimana langkah-langkah yang dilakukan sekolah dalam
penyusunan RKAS di SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
10. Kapan penyusunan RKAS dilakukan? Dan Siapa saja yang
bertanggung jawab dalam penyusunan RKAS?
11. Siapasaja yang terlibat dalam penyusunan RKAS?
12. Siapa saja yang menyetujui jika RKAS telah selesai disusun?
87
Pelaksanaan
1. Bagaimana alur pelaksanaan pembiayaan di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
2. Bagaimana penggunaan dana BOS Nasional yang dilaksanakan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
3. Bagaimana penggunaan dana APBD Provinsi yang dilaksanakan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
4. Bagaimana penggunaan dana sukarela siswa yang dilaksanakan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
5. Apakah ketiga sumber dana ini disatukan atau tidak dalam
pengelolaannya?
6. Bagaimana pembukuan dalam pemasukan pembiayaan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan?
7. Apakah bapak/ibu mengetahui bentuk pembukuan yang digunakan
dalam pemasukan dan pengeluaran pembiayaan sekolah?
8. Adakah petugas khusus memegang pembukuan dam pemasukan
dan pengeluaran pembiayaan?
9. Bagaimana proses dalam pengeluaran biaya di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
10. Seberapa besar keterlibatan guru dalam pelaksanaan pembiayaan di
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan?
11. Apakah sumber dana dimanfaatkan sebagaimana mestinya sesuai
dengan alokasi yang telah ditentukan dalam RKAS?
88
HASIL WAWANCARA
Nama Narasumber : Hj. Dwi Novy Hardani, S. Pd.
Jabatan : Kepala Sekolah
Hari, Tanggal : 11 Januari 2021
Tempat : Ruang kepala sekolah
No Pertanyaan Jawaban
Perencanaan
1 Apa saja rangkaian rencana
biaya yang akan
dibutuhkan ?
Biasanya sekolah ini biaya yang sangat di
butuhkan dalam RKAS itu biaya
pembangunan, pengadaan ATK dan honor.
Karna memang dalam hal ini suatu hal
yang rentan apalagi mengenai honor guru
dan tenaga kependidikan seperti operator.
2 Bagaimana sekolah dalam
mengklasifikasi program
yang menjadi prioritas atau
bagaimana sekolah dalam
mengidentifikasi
kebutuhan yang harus
dilakukan?
Saya dan bendahara pertama mengadakat
rapat sederhana untuk melihat apa saja
yang dibutuhkan sekolah, siswa dan guru
serta extrakulikuler. Rapat ini kami lakukan
bersama dengan para kepala program studi
dan wakil kepala sekolah semua bidang.
3 Bagaimana proporsi dana
dalam penyusunan RKAS,
Apakah banyak digunakan
untuk pelajara atau sarana
Proporsiya itu kita gunakan terlebih untuk
kegiatan gaji guru, belajar mengajar, karena
kita ini butuh dokumen, RPP, silabus dll
dan prasarana?
4 Bagaimana sekolah dalam
mengembangkan kegiatan
yang akan dilakukan?
Kita adakan kembali rapat-rapat dengan
guru dan pihak sekolah dalam
mengembangkan kembali dari apa yang
telah dipilih menajdi kegiatan prioritas agar
lebih mengetahui dan tidak asal dalam
menjadikan prioritas saja, tapi mengetahui
bagaimana untuk kegiatan itu dikedepnnya.
Apakah akan menjadi keborosan dalam
biaya pendidikan atau malah menjadkan
sekolah itu semakin bermutu atau
sebaliknya.
5 Bagaimana sekolah dalam
melakukan konsultasi
setiap perencanaan kepada
pengawas?
Sekolah tidak adanya konsultasi mengenai
RKAS yang telah tersusun. Karena memang
dalam penyusunan RKAS itu hanya pihak
sekolah yang mengetahui dalam setiap
detail isi dari RKAS.
6 Apakah kepala sekolah
berperan penting dalam
penyusunan RKAS?
Penting disini saya sebagai kepala sekolah
ini berperan dalam penyusunan RKAS,
karena memang yang menyusun bendahara
tapi kan kita kan dari awal penyusunan
RKAS itu dari kebijakan kepala sekolah
karena dalam penyusunan RKAS ini bukan
main-main. Maka disini yang berperan
bendahara akan tetapi dengan persetujuan
kepala sekolah.
7 Apakah sekolah membuat/
menyusun RKAS setiap
tahunnya?
Iya, setiap satu tahun sekali dan selalu
diperbaharuhi karena setiap tahunnya
berbeda pengeluaran dana berbeda
kebutuhannya. Jadi sekolah ini membuat
RKAS baru walau dengan acuan RKAS
tahun lalu dengan kita perbaharui dari
melihat apa yang dibutuhkan sekolah dan
apa yang menjadi evaluasi ditahun yang
lalu.
8 Bagaimana langkah-
langkah yang dilakukan
sekolah dalam
penyusunan RKAS di
SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan?
Awalnya sekolah SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan menyusun apa saja yang kita
butuhkan untuk kegiatan sekolah selama
satu tahun, lalu diadakannya rapat terlebih
dahulu oleh kepala sekolah, bendahara dan
kepala program guru- guru kelas karena kan
disini guru-guru kelas yang mengetahui
kebutuhanapa saja yang ada di kelas dan
setiap kelas pasti berbeda-beda yang
dibutuhkan.
Selanjutnya langkahnya sehabis rapat dan
mengetahui apa saja yang menjadi ebutuhan
utama sekolah ini mulai kita rangkai biaya
nya dan kemudian dimasukan dalam
menyusun RKAS itu sendiri.
9 Kapan penyusunan RKAS
dilakukan? Dan Siapa saja
yang bertanggung
jawab dalam penyusunan
Diawal tahun ajaran baru, dengan Kepala
sekolah dan bendahara
RKAS ?
10 Siapa saja yang terlibat
dalam penyusunan
RKAS?
Kepala sekolah, bendahara, kepala program
studi, wakasek dan guru. Tetapi guru tidak
terlibat sepenuhnya dalam setiap detail
penyusunan RKAS
11 Siapa saja yang
menyetujui jika RKAS
telah selesai disusun?
Kepala sekolah seharusnya dengan komite
sekolah, akan tetapi di sekolah ini komite
sekolahnya tidak berjalan dengan baik
bahkan “mati” jadi disini saya lah yang
menyutujui RKAS jika telah selesai disusun.
12 Dari mana sajakah
sekolah mendapatkan
sumber biaya?
Sekolah ini mendapatkan sumber biaya itu
dari dana sukarela murid, dan BOS (APBN
dan APBD), Terkadang rutin paling
terhambat dalam setahun itu mandek 1 kali
akan tetapi lebih sering itu rutin dalam tiga
bulan sekali.
13 Berapa sumber biaya yang
di dapatkan dari masing-
masing pemberi sumber?
Untuk tahun anggaran saat ini, besar
anggaran BOS Nasional yaitu sebesar
Rp.1.600.000,-/siswa, secara keseluruhan
SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
mendapatkan sekitar Rp.1.200.000.000
14 Apakah setiap tahunnya
pendapatan sekolah
berkurang/ bertambah?
Bertambah biasanya dan pastinya, kenapa
saya bilang pastinya bahwa dilihat dari
kondisi sekolah dan siswa, dan SMKN 3
Kota Tangerang Selatan selalu adanya
kenaikan siswa baru untuk setiap tahunnya.
Karena dana BOS itu melihat dari jumlah
siswa jadi jelas bahwa sekolah ini untuk
pendapatannya selalu bertambah.
EVALUASI
1 Apakah ada kegiatan
evaluasi mengenai
pembiayaan?
Ada , mengenai evaluasi pembiayaan apa
yang menjadi kekurangan dan kelebihan
dalam pembiayaan pendidikan di sekolah
ini. Biasanya dilakukan dua kali di
pertengahan tahun dan di akhir tahun.
2 Bagaimana sekolah
mengendalikan alokasi
dana?
jelas cara mengendalikannya bagaimana
tugas bendahara itu dengan
mempertanggung jawabkan setiap kegiatan
dengan mengendalikan setiap dana yang
keluar untuk biaya kegiatan sekolah. Agar
tidak adanya pemborosan dalam setiap
kegiatan yang sekolah lakukan.
3 Kapan evaluasi itu
dilakukan?
Kita melakukan kegiatan evaluasi untuk
pembiayaan itu pertengahan tahun dan
diakhir tahun jadi kita lakukan dua kali
untuk evaluasi pembiayaan ini.
4 Apa saja yang menjadi
fokus dalam evaluasi
pembiayaan?
Apa saja, terlebih penting kita lihat kembali
RKAS dan kegitan kita serta pembukuan
dalam pengeluaran dan
pemasukan apakah sesuai atau belumnya.
5 Bagaimana pengumpulan
informasi evaluasi itu
sendiri?
Mengadakan rapat kepada seluruh staf yang
ada di sekolah
6 Apakah setiap informasi
itu di analisis dahulu, (di
laporkan semua atau
tidak)?
Biasanya si kita disini mencari informasi
untuk evaluasi itu sangat singkat tapi disini
mencari apa dulu yang menjadi prioritas
sekolah maka harus di pilah-pilih
terlebih dahulu
7 Bagaimana pelaporan/
pertanggung jawaban hasil
evaluasi di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
Pelaporanya, yaitu dari bendahara ke kepala
sekolah dan setelah itu dikembalikan
kerapat kepada seluruh kepala program,
wakasek, dan guru
8 Bentuk pertanggung
jawaban seperti apa yang
dilakukan sekolah dalam
evaluasi pembiayaan?
LPJ (laporan Pertanggungjawaban). Yang
dikerjakan oleh bendahara dengan melihat
apa sjaa yang sudah dikeluarkan untuk
pembiayaan pendidikan di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan
Nama Narasumber : Via Noorlatipah, S. Psi
Jabatan : Bendahara
Hari, Tanggal : 11 Januari 2021
Tempat : Ruang Bendahara
No Pertanyaan Jawaban
Perencanaan
1. Apa saja rangkaian
rencana biaya yang akan
dibutuhkan?
Untuk SMKN 3 Kota Tangerang Selatan
apa saja yang menjadi rangkaian biasanya
Yaitu untuk sarana dan prasaran,
pembangunan, ATK dan honor guru serta
tendik
2 Bagaimana sekolah dalam
mengklasifikasi program
yang menjadi prioritas?
Melihat keadaan sekolah dan perkembangan
waktu. Agar apa yang akan kita klasifikasi
dalam program yang priortas itu jelas
seperti apa dan
bagaimana.
3 Bagaimana proporsi dana
dalam penyusunan RKAS,
Apakah banyak digunakan
untuk pelajaran atau
sarana dan prasarana?
Jelas memang proporsi dalam penyususnan
RKAS digunakan terlebih dahulu untuk
Pelajaran dan kemudian sarana dan
prasarana sekolah.
4 Bagaimana sekolah dalam
mengembangkan kegiatan
yang akan dilakukan?
Mengembangkan kegiatan yang akan
dilakukan itu dengan cara rapat kepada
seluruh guru dan pihak sekolah untuk lebih
jelas dan tau dikembangkan seperti
apa dan bagaimana.
5 Bagaimana sekolah dalam
melakukan konsultasi
setiap perencanaan dan
laporan
Kalau soal konsultasi sekolah tidak
melakukan konsultasi jika RKAS sudah
tersusun. Kita memang tidak adanya
melibatkan pengawas dalam konsultasi
kepada pengawas? perencanaan yang telah kita susun.
6 Apakah kepala sekolah
berperan penting dalam
penyusuna RKAS?
Sangat, sangat berperan, yang berperan
kepala sekolah dan bendahara.
7 Apakah sekolah membuat/
menyusun RKAS setiap
tahunnya?
Selalu di buat dan diperbaharui
8 Bagaimana langkah-
langkah yang dilakukan
sekolah dalam penyusunan
RKAS di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
Biasanya untuk kepala sekolah dan
bendahara saja, jika sudah tersusun baru
kita sampaikan kepada yang lainnya seperti
guru dan staf yang lainnya.
9 Kapan penyusunan RKAS
dilakukan? Dan Siapa saja
yang bertanggung jawab
dalam penyusunan RKAS
?
Diawal tahun, dan yang bertanggung jawab
hanya kepala sekolah dan bendahara,
harusnya komite juga betanggung jawab
dalam penyusunan RKAS akan tetapi
komite disekolah sini tidak berjalan.
Dikatakan tidak berjalan karena memang
bagi sekolah ini yang sangat berperan
penting dalan RKAS ini hanya kepala
sekolah dan bendahra akan tetapi komite
mengetahui.
10 Siapasaja yang terlibat
dalam penyusunan
RKAS?
Kepsek, bendahara, kepala program,
wakasek dan guru-guru. Akan tetapi untuk
keterlibatan guru hanya seberapa persen
saja.
11 Siapa saja yang
menyetujui jika RKAS
telah selesai
Kepala sekolah
disusun?
12 Dari mana sajakah sekolah
mendapatkan sumber
biaya?
BOS APBN , APBD, dan dana sukarela
siswa
13 Berapa sumber biaya yang
di dapatkan dari masing-
masing pemberi sumber?
anggaran BOS Nasional yaitu sebesar
Rp.1.600.000,-/siswa
14 Apakah setiap tahunnya
pendapatan sekolah
berkurang/ bertambah?
Bertambah. Karena memang untuk SMKN
3 Kota Tangerang Selatan ini untuk setiap
tahunnya siswa selalu bertambah walau
hanya seberapa persen.
Pelaksanaan
1 Bagaimana alur
pelaksanaan pembiayaan
di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan
Dari BOS itu langsung kita rapatkan apa
saja yang akan disalurkan untuk menunjang
kegiatan belajar mengajar di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan. Lalu untuk pembiayaan
yang dikeluarkan untuk hal- hal kecil
biasanya dicatat dan meminta nota
pembayaran dari toko untuk laporan dan
berbicara apa saja yang telah dikeluarkan
yang penting ada tanda buktinya
2 Bagaimana penggunaan
dana BOS yang
dilaksanakan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan?
Pertama yaitu kita gunakan memang di
RKAS kita gunakan untuk honor guru dan
apa saja yang menunjang kegiatan belajar
mengajar didalam kelas ataupun
diluar kelas.
3 Bagaimana penggunaan
uang pangkal yang
dilaksanakan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan?
Penggunaan untuk uang pangkal bahwa
sekolah memperuntukan untuk pembelian
seragam sekolah, seperti kaos olahraga,
batik dan lainnya, lalu di lanjutkan
digunakan untuk rapot dan sisanya untuk
menunjang kegiatan yang ada di sekolah
4 Apakah keempat sumber
dana ini disatukan atau
tidak?
Tentu di pisah, karena memang sekolah ini
pertama tidak bergantung kepada infaq dari
wali murid, jadi jelas akan kami
pisah
5 Bagaimana pembukuan
dalam pemasukan dan
pengeluaran pembiayaan
di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
Kita atau saya sebagai bendahara ini selalu
mencatat apa saja yang dikeluarkan apa apa
saja yang menjadi masukan dana untuk
sekolah, bisa dilihat nanti dilaporan setiap
perbulan yang telah saya atau
sekolah kerjakan.
9 Adakah petugas khusus
memegang pembukuan
Saya sendiri bendahara
Dan pemasukan dan
pengeluaran pembiayaan?
10 Bagaimana proses
dalampengeluaran biaya di
SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan?
Prosesnya itu apabila penyeluaran yang
akan dikeluarkan besar itu saya akan
merapatkannya terlebih dahulu kepada
kepala sekolah agar kepala sekolah
mengatahui dan kepala sekolah dapat pula
mengambil keputusan apakah pengeluaran
yang dikeluarkan itu disetujui atau
sebaliknya.
Akan tetapi jika hanya pengeluaran untuk
biaya yang kecil itu saya memproseskannya
dengan saya yang mengambil keputusan
sendiri, seperti foto copy yang hanya
menghabiskan RP. 50.000 itu tanpa perlu
saya rapatkan kepada kepala sekolah, akan
tetapi ketika foto copy harus dilampirkan
nota nya untuk pembukuan pengeluaran
saya.
11 Seberapa besar
keterlibatan guru dalam
pelaksanaan pembiayaan
di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
Kalau untuk pembiayaan sekolah guru tidak
terlibat
12 Apakah sumber biaya
dimanfaatkan
sebagaimana mestinya
sesuai dengan alokasi
yang telah ditentukan
Untuk selama ini sekolah selalu
memanfaatkannya bagaimana keadaan yang
telah kita susun ketika tahun ajaran baru.
Dan kita mengusahakan sesuai dengan
RKAS, karna jika tidak sesuai
dalam RKAS? dengan RKAS ini maka hal yang akan
terjadi nanti pengeluaran lebih besar dari
pemasukan.
13 Seberapa penting
keberadaan pembiayaan
yang ada di sekolah dalam
menunjang kegiatan/
program yang ada di
SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan?
Penting sekali. Jelas memang bahwa
keberadaan pembiayaan ini sangat
menunjang untuk setiap kegiatan yang
dilakkan sekolah. Masa ada kegiatan tapi
tidak memerlukan biaya.
14 Seberapa besar pengaruh
pembiayaan pendidikan
dalam meningkatkan mutu
pendidikan di sekolah?
Untuk peningkatkan sekolah sangat kita
perhatikan khususnya untuk menunjang di
guru terlebih dahulu dan dalam kegitatan
belajar mengajar, untuk meningkatkan
kegiatan-kegiatan di sekolah, nah biaya itu
digunakan untun di dalam dan diluar
sekolah
15 Apa saja yang menjadi
hambatan dalam
pembiayaan pendidikan?
Terkadang dana bos itu turun tidak rutin
jadi itu sangat menhambat kegiatan yang
ada disekolah baik untuk guru ataupun apa
yang akan menunjang belajar dan
pengajaran
16 Bagaimana sekolah dalam
mengatasi hambatan-
hambatan tersebut?
Kita bisa menggunakan dari uang sukarela
untuk mengatasi kegiatan belajar mebgajjar
sehari-harinya
Evaluasi
1 Apakah ada kegiatan
evaluasi mengenai
pembiayaan?
Ada, kita sekolah selalu melakukan evaluasi
dalam pembiayaan pendidikan ini, agar
sekolah tau apa yang akan diperbaiki
kesalahan apa yang telah sekolah lakukan
dalam pembiayaan pendidikan.
2 Bagaimana sekolah dalam
mengendalikan alokasi
dana?
Mengendalikannya yahh, melihat kembali
kepada RKAS yang telah dibuat pada setiap
tahun ajaran baru.
3 Kapan evaluasi itu
dilakukan?
Biasanya di tengah dan diakhir tahun ajaran
4 Apa saja yang menjadi
fokus dalam evaluasi
pembiayaan?
Pemasukan dan pengeluaran saja.karena
dalam tahap ini yang sanggat rentang dalam
setiap kegiatannya. Apakah adanya
kekeliruan dalam pencataan atau
kegiatannya tidak sesuai dengan apa yang
telah direncanakan
5 Bagaimana pengumpulan
informasi evaluasi itu
sendiri?
Biasanya kita rapat bareng untuk
mendengarkan apa saja yang menjadikan
evaluasi
6 Apakah setiap informasi
itu di analisis dahulu, (di
laporkan semua atau
tidak)?
Di catat terlebih dahulu lalu kita pilihpilih
kembali mana yang bener-bener harus kita
evaluasi
7 Bagaimana pelaporan/
pertanggung jawaban hasil
evaluasi?
Pelaporannya akan menjadi acuan di
pembuatan RKAS ditahun yang akan
datang
8 Bentuk pertanggung
jawaban seperti apa yang
dilakukan sekolah dalam
evaluasi pembiayaan?
Bentuk pertanggung jawaban yang
dilakukan mengenai evaluasi pembiayaan
jelas dengan LPJ (Laporan Pertanggung
Jawaban).
LPJ ini kita buat dalam kurun tiga bulan
sekali untuk mencairkan dan BOS,
dengan pencatatan setiap bulannnya
Nama Narasumber : Surya Wedi, S. Kom
Jabatan : Wakil Kepala Sekolah
Hari, Tanggal : 11 Januari 2021
Tempat : Ruang Wakasek
No Pertanyaan Jawaban
Perencanaan
1 Apa saja rangkaian
rencana biaya yang akan
dibutuhkan ?
Pastinya untuk kebutuhan KBM seperti
sarana dan prasarana sekolah, pembanguna,
pengembangan media belajar, dan honor
untuk tenaga honorer yang ada disekolah
2 Bagaimana sekolah dalam
mengklasifikasi program
yang menjadi prioritas?
Prioritas pertama kita untuk menunjang
proses belajar, kemudian kita alokasikan
untuk kegiatan tahunan dan honorarium
tenaga kependidikan, selebihnya
menunjang proses pembangunan sekolah..
3 Bagaimana proporsi dana
dalam penyusunan RKAS?
Apakah banyak digunakan
untuk pelajaran atau sarana
dan prasarana?
Biasanya untuk pelajaran atau KBM.
4 Bagaimana sekolah dalam
mengembangkan kegiatan
yang akan
Pasti diadakannya rapat kambali kepada
semuanya, dari apa yang dijadikan prioritas
dalam pendidikan
dilakukan? dikembangkan kembali agar menjadi jelas
prioritas seperti apa dan bagaimana yang
akan dilakukan sekolah dalam pembiayaan
setiap kegiatannya.
5 Bagaimana sekolah dalam
melakukan konsultasii
setiap perencanaan kepada
pengawas?
Saya sebagai wakasek tidak mengetahui
secara detail konsultasi seperti apa dalam
perencanaan yang dilakukan sekolah
kepada pengawas.
6 Apakah kepala sekolah
berperan penting dalam
penyusuna RKAS?
Sangat penting karena kepala sekolah itu
penanggunng jawab.
7 Apakah sekolah membuat/
menyusun RKAS setiap
tahunnya?
Iya setiap tahun sekali, dilakukan pada awal
tahun ajaran
8 Bagaimana langkah-
langkah yang dilakukan
sekolah dalam penyusunan
RKAS di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
Yahh terutama untuk KBM ya, sarpras, Atk
dan ssebagainya untuk keperluan sekolah,
karena RKAS itu jika tidak dianggarkan
tidak terealisasi, maka di anggarkan dulu
baru di realisasikan
9 Kapan penyusunan RKAS
dilakukan? Dan Siapa saja
yang bertanggung jawab
dalam penyusunan RKAS?
Di awal tahun ajaran, kepala sekolah,
bendahara diketahui oleh kemenag.
10 Siapa saja yang terlibat
dalam penyusunan RKAS?
Kepala sekolah, bendahara, wakasek,
kepala program, dan guru
11 Siapa saja yang
menyetujui jika RKAS
telah selesai disusun?
Disetujui oleh sekolah dan di tandatangani
oleh kepala sekolah
PELAKSANAAN
1 Bagaimana alur
pelaksanaan pembiayaan
di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan
Alurnya pelaksanaan itu yang pertama, kita
terima dari dana bos dulu APBN/APBD
lalu kita belajakan ATK kemudian honor
guru dan sarana prasarana, sebelumnya kita
menyususn RKAS dulu atau menyusun
rencana apa saja atau kegiatan apa saja di
sekolah, nah terutama itu KBM nya.
2 Bagaimana penggunaan
dana BOS yang
dilaksanakan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan?
Bos itu difokuskan untuk sarana dan
prasarana, honor dan ATK
3 Bagaimana penggunaan
uang pangkal yang
dilaksanakan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan?
Uang pangkal untuk seragam siswa masuk
4 Apakah keempat sumber
dana ini disatukan atau
tidak?
Terpisah
Nama Narasumber : Heny Purwita, SE
Jabatan : Guru
Hari, Tanggal : 11 Januari 2021
Tempat : Ruang Guru
No Pertanyaan Jawaban
Perencanaan
1 Apa saja rangkaian
rencana biaya yang akan
dibutuhkan ?
Dlihat dari keadaan sekolah apa yang di
butuhkan dan apa yang harus ditingkatkan
2 Bagaimana sekolah dalam
mengklasifikasi program
yang menjadi prioritas?
Dilihat dari keadaan sekolah apa yang akan
ditingkatkan oleh sekolah,
3 Bagaimana proporsi dana
dalam penyusunan RKAS?
Apakah banyak digunakan
untuk pelajaran atau sarana
dan prasarana?
RKAS itu untuk sarana dan prasarana,
KBM, ATK, dan kebutuhan proses belajar
dikelas ataupun di lab.
4 Bagaiman sekolah dalam
mengembangkan kegiatan
yang akan dilakukan?
Yang saya tau SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan dalam mengembangkan setiap
kegiatan itu dengan mengadakan rapat
kembali agar lebih memperkuat apa yang
sudah menjadi kegiatan yang pasti.
5 Bagaimana sekolah dalam
melakukan
Saya kurang tahu mengenai apa yang
dilakukan sekolah ini kepada pengawas
atas
Konsultasi setiap
perencanaan kepada
pengawas?
perencanaan pembiayaan, saya memang
kurang mengetahui adakah konsultasi
kepada pengawas atau tidaknya.
6 Apakah kepala sekolah
berperan penting dalam
penyusuna RKAS?
Berperan dong, sebenernya yang banyak
mengerjaakan itu operator dan bendahara
jadi kepala sekolah hanya memantau dan
mengetahui saja
7 Apakah sekolah membuat/
menyusun RKAS setiap
tahunnya?
Iya setiap tahunnya, akan tetapi dengan
acuan RKAS ditahun lalu dan melihat
keadaan sekolah apa saja yang di butuhkan
untuk selanjutnya. Dana BOS ini diterima
per triwulan.
8 Bagaimana langkah-
langkah yang dilakukan
sekolah dalam penyusunan
RKAS di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan?
Dilihat dari keadaan sekolah, sekarang apa
yang sekolah kita butuhkan dan apa yang
akan di tingkatkan apakah kuarang atau
tidak, kalau kurang yahh kita tambahkan
lagi atau perbesar lagi dalam penyusunan
RKAS itu.
9 Kapan penyusunan
RKAS dilakukan? Dan
Siapa saja yang
bertanggung jawab dalam
penyusunan RKAS ?
Di awal tahun ajaran baru, yang
bertanggung jawab jelas kepala sekolah dan
bendahara
10 Siapasaja yang terlibat
dalam penyusunan RKAS?
Kepsek, bendahara, wakasek, kaprog dan
guru
11 Siapa saja yang
menyetujui jika RKAS
telah selesai disusun?
Kepala sekolah
PELAKSANAAN
1 Bagaimana alur
pelaksanaan pembiayaan
di SMKN 3 Kota
Tangerang Selatan
Dari dana pemerintah atau dana BOS
alurnya yah untuk gaji guru, ATK, dan
konsumsi operasional sekolah pokoknya.
2 Bagaimana penggunaan
dana BOS yang
dilaksanakan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan?
Bos itu untuk gaji guru dan ATK
110
3 Apakah keempat sumber
dana ini disatukan atau
tidak?
Di pisah, dana sukarela itu tidak
dimaksudkan untuk gaji guru khusus untuk
operasional sekolah infaq ini kan di sebut
pemberian wali murid jadi tidak
diperbolehkan untuk gaji guru atau
konsumsi pun
7 Bagaimana pembukuan
dalam pemasukan
pembiayaan di SMKN 3
Kota Tangerang Selatan?
Di catat dengan bendahara, dicatat
pemasukan per 3 bulan itu dari BOS karena
pemasukan bos ini per 3 bulan, sedangkan
infaq dicatat perbulan tiap masing-masing
kelas, di catat oleh
bendahara.
8 Apakah ibu mengetahui
bentuk pembukuan yang
Digunakan dalam
pemasukan dan
pengeluaran pembiayaan
sekolah?
Guru tidak mengetahui secara detail dalam
pembukuan yang dicatat oleh bendahara
mengenai pemasukan dan pengeluaran
biaya yang ada disekolah
9 Adakah petugas khusus
memegang pembukuan
dam pemasukan dan
pengeluaran pembiayaan?
Bedahara sekolah
10 Bagaimana proses dalam
pengeluaran biaya di
SMKN 3 Kota Tangerang
Selatan?
Dari kepala sekolah, apabila uang sudah
cair di keluarkan oleh bendahara dan di
setujui oleh kepala sekolah, buat gaji ATK
di bukukan terlebih dahulu masing- masing
jumlahnya.
Nam
a S
eko
lah
:
SM
KN
3 T
AN
GS
EL
Kec
amat
an
:
SE
TU
Ko
ta
: T
AN
GE
RA
NG
SE
LA
TA
N
Pro
vin
si
: B
AN
TE
N
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
12
34
56
78=8+6-7
1S
ald
o A
wal
Tah
un
20
20
23
6,6
43
,00
0.0
0R
p
20
3/0
1/2
02
0F
oto
co
py
Ber
kas
19
1,5
00
.00
Rp
23
6,4
51
,50
0.0
0R
p
30
3/0
1/2
02
0P
emb
ayar
an j
asa
Tel
po
n b
ula
n j
anu
ari
55
7,2
50
.00
Rp
23
5,8
94
,25
0.0
0R
p
40
3/0
1/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Sam
pah
jan
uar
i1
,00
0,0
00
.00
Rp
23
4,8
94
,25
0.0
0R
p
50
3/0
1/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Su
rat
Kab
ar6
00
,00
0.0
0R
p
2
34
,29
4,2
50
.00
Rp
60
3/0
1/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
5
,82
6,0
00
.00
Rp
22
8,4
68
,25
0.0
0R
p
70
3/0
1/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
5
,10
4,5
00
.00
Rp
22
3,3
63
,75
0.0
0R
p
80
3/0
1/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n B
ensi
n
20
0,0
00
.00
Rp
22
3,1
63
,75
0.0
0R
p
90
3/0
1/2
02
0P
emb
ayar
an S
nac
k k
egia
tan
gro
om
ing
cla
ss O
TK
P1
,50
0,0
00
.00
Rp
22
1,6
63
,75
0.0
0R
p
10
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Sn
ack
Rap
at P
emb
inaa
n G
uru
, T
u,
Tim
Man
ajem
en d
an K
epal
a S
eko
lah
1
,05
0,0
00
.00
Rp
22
0,6
13
,75
0.0
0R
p
11
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in R
apat
Pem
bin
aan
Gu
ru,
Tu
, T
im
Man
ajem
en d
an K
epal
a S
eko
lah
2
,10
0,0
00
.00
Rp
21
8,5
13
,75
0.0
0R
p
12
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Per
awat
an j
arin
gan
Lis
trik
1
,50
0,0
00
.00
Rp
21
7,0
13
,75
0.0
0R
p
13
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Fo
to c
op
y B
ahan
Aja
r T
BS
M2
50
,00
0.0
0R
p
2
16
,76
3,7
50
.00
Rp
14
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
tra
nsp
ort
Pen
dam
pin
g k
egia
tan
O2
SN
Ko
ta
Tan
gse
l5
00
,00
0.0
0R
p
2
16
,26
3,7
50
.00
Rp
15
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Per
bai
kan
TV
Sek
ola
h
80
0,0
00
.00
Rp
21
5,4
63
,75
0.0
0R
p
16
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
AT
K
3,3
59
,00
0.0
0R
p
2
12
,10
4,7
50
.00
Rp
17
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in p
ersi
apan
Try
Ou
t 1
45
0,0
00
.00
Rp
21
1,6
54
,75
0.0
0R
p
18
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
tra
nsp
ort
Pen
dam
pin
g k
egia
tan
FL
S2
N K
ota
Tan
gse
l5
00
,00
0.0
0R
p
2
11
,15
4,7
50
.00
Rp
19
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Per
awat
an H
alam
an S
eko
lah
2,7
00
,00
0.0
0R
p
2
08
,45
4,7
50
.00
Rp
20
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Sn
ack
Keg
iata
n T
ehn
ical
Mee
tin
g
LK
S4
50
,00
0.0
0R
p
2
08
,00
4,7
50
.00
Rp
21
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Mam
in K
egia
tan
Tec
hn
ical
mee
tin
g L
KS
90
0,0
00
.00
Rp
20
7,1
04
,75
0.0
0R
p
22
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bu
atan
Bu
ku
Ju
rnal
5
00
,00
0.0
0R
p
2
06
,60
4,7
50
.00
Rp
23
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
tra
nsp
ort
PE
RJA
DIN
ko
ord
inas
i k
e p
rov
insi
50
0,0
00
.00
Rp
20
6,1
04
,75
0.0
0R
p
BU
KU
KA
S U
MU
M (
BK
U)
PE
RIO
DE
JA
NU
AR
I -
OK
TO
BE
R
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
24
03
/01
/20
20
Fo
to c
op
y K
ore
spo
nd
ensi
sek
ola
h4
20
,00
0.0
0R
p
2
05
,68
4,7
50
.00
Rp
25
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Ob
at o
bat
an1
,66
9,0
00
.00
Rp
20
4,0
15
,75
0.0
0R
p
25
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
pem
bel
ian
Sn
ack
Pem
bin
aan
TU
dan
Man
ajem
en s
eko
lah
15
0,0
00
.00
Rp
20
3,8
65
,75
0.0
0R
p
26
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
pem
bel
ian
mam
in P
emb
inaa
n T
U d
an
Man
ajem
en s
eko
lah
45
0,0
00
.00
Rp
20
3,4
15
,75
0.0
0R
p
27
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Keg
iata
n T
ry O
ut
13
00
,00
0.0
0R
p
2
03
,11
5,7
50
.00
Rp
28
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in K
egia
tan
Tra
y O
ut
16
00
,00
0.0
0R
p
2
02
,51
5,7
50
.00
Rp
29
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Keg
iata
n T
ry O
ut
13
00
,00
0.0
0R
p
2
02
,21
5,7
50
.00
Rp
30
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in K
egia
tan
Tra
y O
ut
16
00
,00
0.0
0R
p
2
01
,61
5,7
50
.00
Rp
31
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Keg
iata
n T
ry O
ut
13
00
,00
0.0
0R
p
2
01
,31
5,7
50
.00
Rp
32
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in K
egia
tan
Tra
y O
ut
16
00
,00
0.0
0R
p
2
00
,71
5,7
50
.00
Rp
33
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Keg
iata
n D
apo
dik
6
00
,00
0.0
0R
p
2
00
,11
5,7
50
.00
Rp
34
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Per
bai
kan
AC
35
0,0
00
.00
Rp
19
9,7
65
,75
0.0
0R
p
35
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in R
apat
ko
ord
inas
i g
uru
60
X 3
50
00
2,1
00
,00
0.0
0R
p
1
97
,66
5,7
50
.00
Rp
36
03
/01
/20
20
pem
bay
aran
Fo
to c
op
y j
urn
al P
KL
50
0,0
00
.00
Rp
19
7,1
65
,75
0.0
0R
p
37
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Ser
vic
e m
esin
po
ton
g r
um
pu
t 3
50
,00
0.0
0R
p
1
96
,81
5,7
50
.00
Rp
38
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Per
awat
an M
esin
pri
nte
r 1
,50
0,0
00
.00
Rp
19
5,3
15
,75
0.0
0R
p
39
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Bah
an B
akar
2
00
,00
0.0
0R
p
1
95
,11
5,7
50
.00
Rp
40
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Bah
an D
an A
lat
pem
ber
sih
5
,16
5,0
00
.00
Rp
18
9,9
50
,75
0.0
0R
p
41
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
pem
bel
ian
mam
in M
GM
P g
uru
dis
eko
lah
2,4
50
,00
0.0
0R
p
1
87
,50
0,7
50
.00
Rp
42
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
mam
in P
ersi
apan
sim
ula
si U
NB
K 1
4
50
,00
0.0
0R
p
1
87
,05
0,7
50
.00
Rp
43
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K 1
31
5,0
00
.00
Rp
18
6,7
35
,75
0.0
0R
p
44
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
1
63
0,0
00
.00
Rp
18
6,1
05
,75
0.0
0R
p
45
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
18
5,8
05
,75
0.0
0R
p
46
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
18
5,2
05
,75
0.0
0R
p
47
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
1
84
,40
5,7
50
.00
Rp
48
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K 1
31
5,0
00
.00
Rp
18
4,0
90
,75
0.0
0R
p
49
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
1
63
0,0
00
.00
Rp
18
3,4
60
,75
0.0
0R
p
50
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
18
3,1
60
,75
0.0
0R
p
51
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
18
2,5
60
,75
0.0
0R
p
52
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
1
81
,76
0,7
50
.00
Rp
53
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Tra
nsp
ort
Ko
ord
inas
i d
inas
pro
vin
si (
3 o
rg x
2
har
i)1
,50
0,0
00
.00
Rp
18
0,2
60
,75
0.0
0R
p
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
54
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K 1
31
5,0
00
.00
Rp
17
9,9
45
,75
0.0
0R
p
55
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
1
63
0,0
00
.00
Rp
17
9,3
15
,75
0.0
0R
p
56
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
17
9,0
15
,75
0.0
0R
p
57
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
17
8,4
15
,75
0.0
0R
p
58
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
1
77
,61
5,7
50
.00
Rp
59
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K 1
31
5,0
00
.00
Rp
17
7,3
00
,75
0.0
0R
p
60
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
1
63
0,0
00
.00
Rp
17
6,6
70
,75
0.0
0R
p
61
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
17
6,3
70
,75
0.0
0R
p
62
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
17
5,7
70
,75
0.0
0R
p
63
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
1
74
,97
0,7
50
.00
Rp
64
03
/01
/20
20
Pem
bay
aran
tra
nsp
ort
Keg
iata
n d
i K
CD
(2
org
x 3
keg
)3
00
,00
0.0
0R
p
1
74
,67
0,7
50
.00
Rp
68
2/2
0/2
02
0T
erim
a D
ana
BO
SN
AS
3
93
,60
0,0
00
.00
Rp
56
8,2
70
,75
0.0
0R
p
69
2/2
0/2
02
0p
emb
ayar
an j
asa
Lis
trik
7
,10
4,9
60
.00
Rp
56
1,1
65
,79
0.0
0R
p
70
2/2
0/2
02
0p
emb
ayar
an J
asa
Inte
rnet
6
,68
7,0
00
.00
Rp
55
4,4
78
,79
0.0
0R
p
71
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Tel
po
n b
ula
n f
ebru
ari
69
1,2
90
.00
Rp
55
3,7
87
,50
0.0
0R
p
72
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Su
rat
Kab
ar6
00
,00
0.0
0R
p
5
53
,18
7,5
00
.00
Rp
73
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n O
bat
- o
bat
an
1,6
69
,00
0.0
0R
p
5
51
,51
8,5
00
.00
Rp
74
2/2
0/2
02
0P
emb
ayan
Bel
anja
Mam
in r
apat
per
siap
an p
ra U
ko
m
45
0,0
00
.00
Rp
55
1,0
68
,50
0.0
0R
p
75
2/2
0/2
02
0P
eraw
atan
ala
t P
rak
tek
3,0
00
,00
0.0
0R
p
5
48
,06
8,5
00
.00
Rp
82
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Bah
an B
akar
5
00
,00
0.0
0R
p
5
47
,56
8,5
00
.00
Rp
79
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n B
ahan
Pem
ber
sih
5
,16
5,0
00
.00
Rp
54
2,4
03
,50
0.0
0R
p
80
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emel
ihar
aan
AC
3,0
00
,00
0.0
0R
p
5
39
,40
3,5
00
.00
Rp
81
2/2
0/2
02
0P
emb
ayan
Bel
anja
Mam
in K
egia
tan
pra
Uk
om
(3
har
i x
20
Org
)1
,80
0,0
00
.00
Rp
53
7,6
03
,50
0.0
0R
p
82
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an B
elan
ja S
nac
k
90
0,0
00
.00
Rp
53
6,7
03
,50
0.0
0R
p
83
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
lat
pra
kte
k T
SM
4
,69
1,0
00
.00
Rp
53
2,0
12
,50
0.0
0R
p
84
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
lat
pra
kte
k A
nim
asi
4,0
00
,00
0.0
0R
p
5
28
,01
2,5
00
.00
Rp
85
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
lat
Pra
kte
k A
P3
,50
0,0
00
.00
Rp
52
4,5
12
,50
0.0
0R
p
86
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Pen
gu
ji I
nte
rnal
9
,62
5,0
00
.00
Rp
51
4,8
87
,50
0.0
0R
p
87
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an F
oto
co
py
Ber
kas
sek
ola
h
96
2,0
00
.00
Rp
51
3,9
25
,50
0.0
0R
p
88
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n T
inta
Pri
nte
r L
12
0
1,2
00
,00
0.0
0R
p
5
12
,72
5,5
00
.00
Rp
89
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an T
ran
po
rt k
oo
rdin
asi
ke
pro
vin
si (
4 k
egia
tan
)1
,00
0,0
00
.00
Rp
51
1,7
25
,50
0.0
0R
p
90
2/2
0/2
02
0T
ran
spo
rt K
oo
rdin
asi
KC
D (
5 K
egia
tan
)5
00
,00
0.0
0R
p
5
11
,22
5,5
00
.00
Rp
91
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an B
elan
ja A
TK
4
,99
6,0
00
.00
Rp
50
6,2
29
,50
0.0
0R
p
92
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an C
etak
LJK
1
,90
0,0
00
.00
Rp
50
4,3
29
,50
0.0
0R
p
93
2/2
0/2
02
0p
emb
ayar
an T
ran
spo
rt p
erja
lan
an o
per
ato
r D
apo
dik
60
0,0
00
.00
Rp
50
3,7
29
,50
0.0
0R
p
94
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
7
,60
0,0
00
.00
Rp
49
6,1
29
,50
0.0
0R
p
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
95
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emel
ihar
aan
In
stal
asi
Lis
trik
3
,00
0,0
00
.00
Rp
49
3,1
29
,50
0.0
0R
p
96
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n K
un
ci p
intu
dan
gem
bo
k
2,5
00
,00
0.0
0R
p
4
90
,62
9,5
00
.00
Rp
97
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an S
ewa
Bu
s K
egia
tan
Sav
ety
Rid
ing
2,5
00
,00
0.0
0R
p
4
88
,12
9,5
00
.00
Rp
98
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an S
nac
k K
egia
tan
Sav
ety
Rid
ing
75
0,0
00
.00
Rp
48
7,3
79
,50
0.0
0R
p
99
2/2
0/2
02
0P
emb
ayar
an p
emb
elia
n m
akan
min
um
keg
iata
n s
avet
yri
din
g1
,75
0,0
00
.00
Rp
48
5,6
29
,50
0.0
0R
p
10
02
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Fo
to C
op
y J
urn
al P
KL
5
00
,00
0.0
0R
p
4
85
,12
9,5
00
.00
Rp
10
12
/20
/20
20
Pem
bay
aran
mam
in r
apat
per
siap
an S
imu
lasi
II
45
0,0
00
.00
Rp
48
4,6
79
,50
0.0
0R
p
10
22
/20
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K I
I3
15
,00
0.0
0R
p
4
84
,36
4,5
00
.00
Rp
10
32
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
II
63
0,0
00
.00
Rp
48
3,7
34
,50
0.0
0R
p
10
42
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
48
3,4
34
,50
0.0
0R
p
10
52
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
48
2,8
34
,50
0.0
0R
p
10
62
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
4
82
,03
4,5
00
.00
Rp
10
72
/20
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K I
I3
15
,00
0.0
0R
p
4
81
,71
9,5
00
.00
Rp
10
82
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
II
63
0,0
00
.00
Rp
48
1,0
89
,50
0.0
0R
p
10
92
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
48
0,7
89
,50
0.0
0R
p
11
02
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
48
0,1
89
,50
0.0
0R
p
11
12
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
4
79
,38
9,5
00
.00
Rp
11
22
/20
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K I
I3
15
,00
0.0
0R
p
4
79
,07
4,5
00
.00
Rp
11
32
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
II
63
0,0
00
.00
Rp
47
8,4
44
,50
0.0
0R
p
11
42
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
47
8,1
44
,50
0.0
0R
p
11
52
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
47
7,5
44
,50
0.0
0R
p
11
62
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
4
76
,74
4,5
00
.00
Rp
11
72
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in R
apat
Pem
bin
aan
Gu
ru,
Tu
, T
im
Man
ajem
en d
an K
epal
a S
eko
lah
1
,05
0,0
00
.00
Rp
47
5,6
94
,50
0.0
0R
p
11
82
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in R
apat
Pem
bin
aan
Gu
ru,
Tu
, T
im
Man
ajem
en d
an K
epal
a S
eko
lah
2
,10
0,0
00
.00
Rp
47
3,5
94
,50
0.0
0R
p
11
92
/20
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K I
I3
15
,00
0.0
0R
p
4
73
,27
9,5
00
.00
Rp
12
02
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
II
63
0,0
00
.00
Rp
47
2,6
49
,50
0.0
0R
p
12
12
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
47
2,3
49
,50
0.0
0R
p
12
22
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
47
1,7
49
,50
0.0
0R
p
12
32
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
4
70
,94
9,5
00
.00
Rp
12
42
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in R
apat
per
siap
an S
imu
lasi
UN
BK
34
50
,00
0.0
0R
p
4
70
,49
9,5
00
.00
Rp
12
52
/20
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K 3
31
5,0
00
.00
Rp
47
0,1
84
,50
0.0
0R
p
12
62
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
36
30
,00
0.0
0R
p
4
69
,55
4,5
00
.00
Rp
12
72
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
46
9,2
54
,50
0.0
0R
p
12
82
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
46
8,6
54
,50
0.0
0R
p
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
12
92
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
4
67
,85
4,5
00
.00
Rp
13
02
/20
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K 3
31
5,0
00
.00
Rp
46
7,5
39
,50
0.0
0R
p
13
12
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
36
30
,00
0.0
0R
p
4
66
,90
9,5
00
.00
Rp
13
22
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
46
6,6
09
,50
0.0
0R
p
13
42
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
46
6,0
09
,50
0.0
0R
p
13
52
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
4
65
,20
9,5
00
.00
Rp
13
62
/20
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
Sim
ula
si U
NB
K 3
31
5,0
00
.00
Rp
46
4,8
94
,50
0.0
0R
p
13
72
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in S
imu
lasi
UN
BK
36
30
,00
0.0
0R
p
4
64
,26
4,5
00
.00
Rp
13
82
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
ekn
isi
30
0,0
00
.00
Rp
46
3,9
64
,50
0.0
0R
p
13
92
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
rok
tor
60
0,0
00
.00
Rp
46
3,3
64
,50
0.0
0R
p
14
02
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
awas
8
00
,00
0.0
0R
p
4
62
,56
4,5
00
.00
Rp
14
12
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Fo
to c
op
y d
an j
ilid
pel
apo
ran
Keg
iata
n
50
0,0
00
.00
Rp
46
2,0
64
,50
0.0
0R
p
14
22
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in R
apat
Per
siap
an T
rain
ing
Mo
tiv
asi
45
0,0
00
.00
Rp
46
1,6
14
,50
0.0
0R
p
14
32
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Sn
ack
Keg
iata
n T
rain
ing
Mo
tiv
asi
2,2
50
,00
0.0
0R
p
4
59
,36
4,5
00
.00
Rp
14
42
/20
/20
20
Pem
bay
aran
mam
in K
egia
tan
Tra
inin
g M
oti
vas
i 9
00
,00
0.0
0R
p
4
58
,46
4,5
00
.00
Rp
14
52
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Fo
to C
op
y S
ura
t E
dar
an
15
0,0
00
.00
Rp
45
8,3
14
,50
0.0
0R
p
14
62
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Nam
etag
sis
wa
50
0,0
00
.00
Rp
45
7,8
14
,50
0.0
0R
p
14
72
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bu
atan
Sp
and
uk
55
0,0
00
.00
Rp
45
7,2
64
,50
0.0
0R
p
14
82
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Per
awat
an K
ipas
an
gin
(2
5 U
nit
)2
,50
0,0
00
.00
Rp
45
4,7
64
,50
0.0
0R
p
14
92
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Mam
in U
jik
om
45
0,0
00
.00
Rp
45
4,3
14
,50
0.0
0R
p
15
02
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Sn
ack
Keg
iata
n U
jik
om
30
0,0
00
.00
Rp
45
4,0
14
,50
0.0
0R
p
15
12
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in K
egia
tan
Uji
ko
m
60
0,0
00
.00
Rp
45
3,4
14
,50
0.0
0R
p
15
22
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Tra
nsp
ort
pem
bel
ian
bah
an U
jik
om
3
00
,00
0.0
0R
p
4
53
,11
4,5
00
.00
Rp
15
32
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Sn
ack
Keg
iata
n U
jik
om
30
0,0
00
.00
Rp
45
2,8
14
,50
0.0
0R
p
15
32
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in K
egia
tan
Uji
ko
m
60
0,0
00
.00
Rp
45
2,2
14
,50
0.0
0R
p
15
52
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Sn
ack
Keg
iata
n U
jik
om
30
0,0
00
.00
Rp
45
1,9
14
,50
0.0
0R
p
15
62
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in K
egia
tan
Uji
ko
m
60
0,0
00
.00
Rp
45
1,3
14
,50
0.0
0R
p
15
72
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
uji
In
tern
al
9,6
25
,00
0.0
0R
p
4
41
,68
9,5
00
.00
Rp
15
82
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a P
eng
uji
Ek
ster
nal
2
0,6
25
,00
0.0
0R
p
42
1,0
64
,50
0.0
0R
p
Pen
arik
an D
ana
BO
SN
AS
4
21
,06
4,5
00
.00
Rp
15
92
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Sam
pah
Feb
ruar
i1
,00
0,0
00
.00
Rp
42
0,0
64
,50
0.0
0R
p
16
02
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
6,2
17
,00
0.0
0R
p
4
13
,84
7,5
00
.00
Rp
16
12
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an L
ang
gan
an S
ura
t K
abar
60
0,0
00
.00
Rp
41
3,2
47
,50
0.0
0R
p
16
22
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n L
istr
ik T
ok
en
3,0
03
,00
0.0
0R
p
4
10
,24
4,5
00
.00
Rp
16
32
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an f
oto
cop
y d
an P
enji
lid
an P
elap
ora
n
2,8
05
,50
0.0
0R
p
4
07
,43
9,0
00
.00
Rp
16
42
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
8,5
50
,00
0.0
0R
p
3
98
,88
9,0
00
.00
Rp
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
16
52
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n O
bat
ob
atan
3
,04
7,0
00
.00
Rp
39
5,8
42
,00
0.0
0R
p
16
62
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n B
ahan
dan
ala
t P
emb
ersi
h
3,7
60
,00
0.0
0R
p
3
92
,08
2,0
00
.00
Rp
16
72
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
5,3
46
,50
0.0
0R
p
3
86
,73
5,5
00
.00
Rp
16
82
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an P
emel
ihar
aan
Ko
mp
ute
r 4
,00
0,0
00
.00
Rp
38
2,7
35
,50
0.0
0R
p
16
92
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an P
eraw
atan
Keb
un
3,5
00
,00
0.0
0R
p
3
79
,23
5,5
00
.00
Rp
17
02
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
TU
4,1
71
,00
0.0
0R
p
3
75
,06
4,5
00
.00
Rp
17
12
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an S
erv
ice
Lap
top
(3
un
it)
3,0
00
,00
0.0
0R
p
3
72
,06
4,5
00
.00
Rp
17
22
7/0
3/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Sam
pah
b
ula
n m
aret
1,0
00
,00
0.0
0R
p
3
71
,06
4,5
00
.00
Rp
03
/04
/20
20
Pen
arik
an D
ana
BO
SN
AS
3
71
,06
4,5
00
.00
Rp
Pen
arik
an D
ana
BO
SN
AS
3
71
,06
4,5
00
.00
Rp
17
32
1/0
4/2
02
0p
emb
ayar
an j
asa
Lis
trik
7
,43
0,0
00
.00
Rp
36
3,6
34
,50
0.0
0R
p
17
42
1/0
4/2
02
0p
emb
ayar
an J
asa
Inte
rnet
6
,61
8,0
00
.00
Rp
35
7,0
16
,50
0.0
0R
p
17
52
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Tel
po
n
1,4
00
,00
0.0
0R
p
3
55
,61
6,5
00
.00
Rp
17
62
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Su
rat
Kab
ar6
00
,00
0.0
0R
p
3
55
,01
6,5
00
.00
Rp
17
72
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Sam
pah
1,0
00
,00
0.0
0R
p
3
54
,01
6,5
00
.00
Rp
17
82
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n O
bat
ob
atan
2
,14
0,0
00
.00
Rp
35
1,8
76
,50
0.0
0R
p
17
90
3/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
erb
aik
an P
emel
ihar
aan
Ged
un
g4
8,6
16
,37
4.0
0R
p
30
3,2
60
,12
6.0
0R
p
18
02
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
eny
emp
rota
n d
esin
fect
an
6,0
00
,00
0.0
0R
p
2
97
,26
0,1
26
.00
Rp
18
12
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n M
ask
er5
00
,00
0.0
0R
p
2
96
,76
0,1
26
.00
Rp
18
22
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n H
and
san
itiz
er
1,4
25
,00
0.0
0R
p
2
95
,33
5,1
26
.00
Rp
18
32
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n F
aces
hie
led
1,3
00
,00
0.0
0R
p
2
94
,03
5,1
26
.00
Rp
18
42
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n P
uls
a in
tern
et d
an K
uo
ta
10
,00
0,0
00
.00
Rp
2
84
,03
5,1
26
.00
Rp
18
52
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
eraw
atan
LC
D1
0,0
00
,00
0.0
0R
p
27
4,0
35
,12
6.0
0R
p
18
62
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
5,0
66
,00
0.0
0R
p
2
68
,96
9,1
26
.00
Rp
18
72
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
eraw
atan
Ser
vic
e m
esin
Air
dan
par
alo
n
2,0
00
,00
0.0
0R
p
2
66
,96
9,1
26
.00
Rp
18
82
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an S
erv
ice
Lap
top
6
,00
0,0
00
.00
Rp
26
0,9
69
,12
6.0
0R
p
18
92
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
eraw
atan
Mes
in P
rin
ter
2,5
00
,00
0.0
0R
p
2
58
,46
9,1
26
.00
Rp
19
02
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an T
rasp
ort
Ko
ord
inas
i K
e P
rov
insi
(2
org
x 3
keg
)1
,50
0,0
00
.00
Rp
25
6,9
69
,12
6.0
0R
p
19
12
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emel
ihar
aan
Ser
vic
e m
esin
Fo
toco
py
3,0
00
,00
0.0
0R
p
2
53
,96
9,1
26
.00
Rp
19
22
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n D
rum
fo
to c
op
y
8,0
00
,00
0.0
0R
p
2
45
,96
9,1
26
.00
Rp
19
32
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
eng
elo
laan
Pel
apo
ran
BO
S
8,8
00
,00
0.0
0R
p
2
37
,16
9,1
26
.00
Rp
19
42
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n C
hat
rid
ge
pri
nte
r 5
00
,00
0.0
0R
p
2
36
,66
9,1
26
.00
Rp
19
52
1/0
4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n B
oh
lam
2
17
,00
0.0
0R
p
2
36
,45
2,1
26
.00
Rp
Pen
arik
an D
ana
BO
SN
AS
2
36
,45
2,1
26
.00
Rp
19
62
6/0
5/2
02
0p
emb
ayar
an j
asa
Lis
trik
bu
lan
Mei
1,9
14
,00
0.0
0R
p
2
34
,53
8,1
26
.00
Rp
19
72
6/0
5/2
02
0p
emb
ayar
an J
asa
Inte
rnet
3
,30
9,0
00
.00
Rp
23
1,2
29
,12
6.0
0R
p
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
19
82
6/0
5/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Tel
po
n
63
5,8
00
.00
Rp
23
0,5
93
,32
6.0
0R
p
19
92
6/0
5/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n P
uls
a 9
,00
0,0
00
.00
Rp
22
1,5
93
,32
6.0
0R
p
20
02
6/0
5/2
02
0T
ran
spo
rt K
epse
k K
oo
rdin
asi
Ke
KC
D
10
0,0
00
.00
Rp
22
1,4
93
,32
6.0
0R
p
20
12
6/0
5/2
02
0T
ran
spo
rt T
U a
nta
r b
erk
as k
e K
CD
4
0,0
00
.00
Rp
2
21
,45
3,3
26
.00
Rp
20
22
6/0
5/2
02
0P
emb
ayar
an F
oto
co
py
1
,20
0.0
0R
p
2
21
,45
2,1
26
.00
Rp
Pen
erim
aan
Dan
a B
OS
NA
S T
erm
in 2
52
4,8
00
,00
0.0
0R
p
7
46
,25
2,1
26
.00
Rp
20
32
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an j
asa
Lis
trik
1
,91
7,0
00
.00
Rp
74
4,3
35
,12
6.0
0R
p
20
42
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an J
asa
Inte
rnet
3
,30
9,0
00
.00
Rp
74
1,0
26
,12
6.0
0R
p
20
52
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Tel
po
n (
mei
, Ju
ni)
1,3
07
,50
0.0
0R
p
7
39
,71
8,6
26
.00
Rp
20
62
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an s
nac
k p
ersi
apan
keg
iata
n P
PD
B
40
0,0
00
.00
Rp
73
9,3
18
,62
6.0
0R
p
20
72
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an M
amin
per
siap
an p
anit
ia k
egia
tan
PP
DB
1
,00
0,0
00
.00
Rp
73
8,3
18
,62
6.0
0R
p
20
82
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Su
rat
Kab
ar (
mei
, Ju
ni)
1
,20
0,0
00
.00
Rp
73
7,1
18
,62
6.0
0R
p
20
92
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Sam
pah
(m
ei,
jun
i)2
,00
0,0
00
.00
Rp
73
5,1
18
,62
6.0
0R
p
21
02
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an s
nac
k p
anit
ia k
egia
tan
PP
DB
(5
har
i)1
,00
0,0
00
.00
Rp
73
4,1
18
,62
6.0
0R
p
21
12
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an M
amin
pan
itia
keg
iata
n P
PD
B (
5 h
ari)
2,5
00
,00
0.0
0R
p
7
31
,61
8,6
26
.00
Rp
21
22
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n P
uls
a 1
0,0
00
,00
0.0
0R
p
72
1,6
18
,62
6.0
0R
p
21
32
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n T
ok
en L
istr
ik
2,0
12
,00
0.0
0R
p
7
19
,60
6,6
26
.00
Rp
21
42
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an S
ewa
serv
er4
,27
0,0
00
.00
Rp
71
5,3
36
,62
6.0
0R
p
21
52
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an s
nac
k p
anit
ia k
egia
tan
PP
DB
(5
har
i)1
,00
0,0
00
.00
Rp
71
4,3
36
,62
6.0
0R
p
21
62
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an M
amin
pan
itia
keg
iata
n P
PD
B (
5 h
ari)
2,5
00
,00
0.0
0R
p
7
11
,83
6,6
26
.00
Rp
21
72
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n O
bat
ob
atan
5
,68
1,0
00
.00
Rp
70
6,1
55
,62
6.0
0R
p
21
82
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
6
,04
7,0
00
.00
Rp
70
0,1
08
,62
6.0
0R
p
21
92
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n m
ater
ial
4,8
00
,00
0.0
0R
p
6
95
,30
8,6
26
.00
Rp
22
02
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
5
,08
8,5
00
.00
Rp
69
0,2
20
,12
6.0
0R
p
22
12
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
emel
ihar
aan
in
stal
asi
Lis
trik
1
2,7
00
,00
0.0
0R
p
67
7,5
20
,12
6.0
0R
p
22
22
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an b
ahan
dan
ala
t P
emb
ersi
h
1,4
85
,00
0.0
0R
p
6
76
,03
5,1
26
.00
Rp
22
32
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n A
TK
7
,60
0,0
00
.00
Rp
66
8,4
35
,12
6.0
0R
p
22
42
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an s
nac
k p
anit
ia k
egia
tan
PP
DB
(5
har
i)1
,00
0,0
00
.00
Rp
66
7,4
35
,12
6.0
0R
p
22
52
2/0
6/2
02
0p
emb
ayar
an M
amin
pan
itia
keg
iata
n P
PD
B (
5 h
ari)
2,5
00
,00
0.0
0R
p
6
64
,93
5,1
26
.00
Rp
22
62
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
eng
gan
daa
n d
an J
ilid
KT
SP
Do
ku
men
2
,50
0,0
00
.00
Rp
66
2,4
35
,12
6.0
0R
p
22
72
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n T
ok
en L
istr
ik
2,0
12
,00
0.0
0R
p
6
60
,42
3,1
26
.00
Rp
22
82
2/0
6/2
02
0T
ran
spo
rt K
oo
rdin
asi
KC
D
50
,00
0.0
0R
p
66
0,3
73
,12
6.0
0R
p
22
92
2/0
6/2
02
0P
emb
ayar
an F
oto
Co
py
ko
resp
on
den
si S
eko
lah
38
,00
0.0
0R
p
66
0,3
35
,12
6.0
0R
p
23
07
/20
/20
20
pem
bay
aran
jas
a L
istr
ik
1,9
17
,00
0.0
0R
p
6
58
,41
8,1
26
.00
Rp
23
17
/20
/20
20
pem
bay
aran
Jas
a In
tern
et
3,1
68
,00
0.0
0R
p
6
55
,25
0,1
26
.00
Rp
23
27
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a T
elp
on
7
00
,00
0.0
0R
p
6
54
,55
0,1
26
.00
Rp
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
23
47
/20
/20
20
Pem
bay
aran
lan
gg
anan
Su
rat
Kab
ar6
00
,00
0.0
0R
p
6
53
,95
0,1
26
.00
Rp
23
57
/20
/20
20
Jasa
Keb
ersi
han
Sam
pah
1,0
00
,00
0.0
0R
p
6
52
,95
0,1
26
.00
Rp
23
67
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mak
an M
inu
m P
ersi
apan
Ple
no
Ken
aik
an
Kel
as (
8,1
1 J
un
i 5
0 o
rg)
3,5
00
,00
0.0
0R
p
6
49
,45
0,1
26
.00
Rp
23
77
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Pu
lsa
10
,00
0,0
00
.00
Rp
6
39
,45
0,1
26
.00
Rp
23
87
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in D
afta
r U
lan
g P
PD
B
8,7
50
,00
0.0
0R
p
6
30
,70
0,1
26
.00
Rp
23
97
/20
/20
20
Pem
bay
aran
pem
bel
ian
To
ken
Lis
trik
3
,01
8,0
00
.00
Rp
62
7,6
82
,12
6.0
0R
p
24
07
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Cet
ak S
pan
du
k
2,5
00
,00
0.0
0R
p
6
25
,18
2,1
26
.00
Rp
24
17
/20
/20
20
Pem
bay
aran
sn
ack
rap
at p
ersi
apan
MP
LS
2
00
,00
0.0
0R
p
6
24
,98
2,1
26
.00
Rp
24
27
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in R
apat
MP
LS
5
00
,00
0.0
0R
p
6
24
,48
2,1
26
.00
Rp
24
37
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Pen
gg
and
aan
ber
kas
Pem
bag
ian
Rap
ort
98
0,0
00
.00
Rp
62
3,5
02
,12
6.0
0R
p
24
47
/20
/20
20
Pem
bay
aran
mam
in P
eng
elo
laan
Nil
ai R
apo
rt (
12
ju
ni)
2,1
00
,00
0.0
0R
p
6
21
,40
2,1
26
.00
Rp
24
57
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in P
eng
elo
laan
Nil
ai R
apo
rt (
13
ju
ni)
2,1
00
,00
0.0
0R
p
6
19
,30
2,1
26
.00
Rp
24
67
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
mam
in H
aria
n P
egaw
ai
2,3
00
,00
0.0
0R
p
6
17
,00
2,1
26
.00
Rp
24
77
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Aq
ua
gal
on
5
50
,00
0.0
0R
p
6
16
,45
2,1
26
.00
Rp
24
87
/20
/20
20
Pem
bay
aran
Mak
an M
inu
m
Ken
aik
an K
elas
2
,27
5,0
00
.00
Rp
61
4,1
77
,12
6.0
0R
p
24
97
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in M
PL
S
10
,50
0,0
00
.00
Rp
6
03
,67
7,1
26
.00
Rp
25
07
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Sp
and
uk
MP
LS
1,5
00
,00
0.0
0R
p
6
02
,17
7,1
26
.00
Rp
25
17
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Jas
a N
aras
um
ber
4
,50
0,0
00
.00
Rp
59
7,6
77
,12
6.0
0R
p
25
27
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in R
apat
SK
BM
(2
9 J
un
i)1
,40
0,0
00
.00
Rp
59
6,2
77
,12
6.0
0R
p
25
37
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in P
emb
agia
n T
ug
as S
KB
M (
30
jun
i)2
,62
5,0
00
.00
Rp
59
3,6
52
,12
6.0
0R
p
25
47
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in P
eny
usu
nan
Jad
wal
(1
6 j
uli
)1
,40
0,0
00
.00
Rp
59
2,2
52
,12
6.0
0R
p
25
57
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in W
ork
Sh
op
2
,10
0,0
00
.00
Rp
59
0,1
52
,12
6.0
0R
p
25
67
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Cet
ak S
pan
du
k
50
0,0
00
.00
Rp
58
9,6
52
,12
6.0
0R
p
25
77
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Nar
asu
mb
er
1,5
00
,00
0.0
0R
p
5
88
,15
2,1
26
.00
Rp
25
87
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in W
ork
Sh
op
4
,90
0,0
00
.00
Rp
58
3,2
52
,12
6.0
0R
p
25
97
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Per
awat
an M
esin
Air
5
,00
0,0
00
.00
Rp
57
8,2
52
,12
6.0
0R
p
26
07
/29
/20
20
Pem
bay
aran
Per
awat
an A
lat
elek
tro
nik
5,0
00
,00
0.0
0R
p
5
73
,25
2,1
26
.00
Rp
26
18
/4/2
02
0p
emb
ayar
an j
asa
Lis
trik
1
,51
1,4
60
.00
Rp
57
1,7
40
,66
6.0
0R
p
26
28
/4/2
02
0p
emb
ayar
an J
asa
Inte
rnet
3
,16
8,0
00
.00
Rp
56
8,5
72
,66
6.0
0R
p
26
38
/4/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Tel
po
n
64
6,3
98
.00
Rp
56
7,9
26
,26
8.0
0R
p
26
48
/4/2
02
0P
emb
ayar
an M
amin
pik
et (
5 h
ari)
3,5
00
,00
0.0
0R
p
5
64
,42
6,2
68
.00
Rp
26
58
/4/2
02
0P
emb
ayar
an L
ang
gan
an S
ura
t K
abar
60
0,0
00
.00
Rp
56
3,8
26
,26
8.0
0R
p
26
68
/4/2
02
0P
emb
ayar
an j
asa
keb
ersi
han
sam
pah
1
,00
0,0
00
.00
Rp
56
2,8
26
,26
8.0
0R
p
26
78
/4/2
02
0P
emb
ayar
an P
emb
elia
n P
uls
a 1
0,0
00
,00
0.0
0R
p
55
2,8
26
,26
8.0
0R
p
26
88
/4/2
02
0P
emb
ayar
an M
amin
pik
et (
5 h
ari)
3,5
00
,00
0.0
0R
p
5
49
,32
6,2
68
.00
Rp
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
26
98
/18
/20
20
Pem
bay
aran
Per
awat
an t
aman
Sek
ola
h3
5,0
00
,00
0.0
0R
p
51
4,3
26
,26
8.0
0R
p
27
08
/18
/20
20
Pem
bay
aran
Per
awat
an I
nst
alas
i A
ir K
oto
r 1
0,0
00
,00
0.0
0R
p
50
4,3
26
,26
8.0
0R
p
27
18
/26
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in p
iket
(2
har
i)1
,40
0,0
00
.00
Rp
50
2,9
26
,26
8.0
0R
p
27
28
/26
/20
20
Pem
bay
aran
Per
awat
an G
edu
ng
1
9,1
50
,00
0.0
0R
p
48
3,7
76
,26
8.0
0R
p
27
38
/26
/20
20
Pem
bay
aran
Atr
ibu
t P
ask
ibra
1
,05
0,0
00
.00
Rp
48
2,7
26
,26
8.0
0R
p
27
48
/26
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in p
iket
(6
har
i)6
,30
0,0
00
.00
Rp
47
6,4
26
,26
8.0
0R
p
27
58
/26
/20
20
Cet
ak S
amp
ul
izas
ah
5,0
00
,00
0.0
0R
p
4
71
,42
6,2
68
.00
Rp
27
68
/26
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bu
atan
Was
tafe
l 8
,00
0,0
00
.00
Rp
46
3,4
26
,26
8.0
0R
p
27
79
/2/2
02
0p
emb
ayar
an j
asa
Lis
trik
2
,00
7,3
60
.00
Rp
46
1,4
18
,90
8.0
0R
p
27
89
/2/2
02
0p
emb
ayar
an J
asa
Inte
rnet
2
,90
4,0
00
.00
Rp
45
8,5
14
,90
8.0
0R
p
27
99
/2/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Tel
po
n
64
2,0
98
.00
Rp
45
7,8
72
,81
0.0
0R
p
28
09
/2/2
02
0P
emb
ayar
an L
ang
gan
an S
ura
t K
abar
60
0,0
00
.00
Rp
45
7,2
72
,81
0.0
0R
p
28
19
/2/2
02
0P
emb
ayar
an j
asa
keb
ersi
han
sam
pah
1
,00
0,0
00
.00
Rp
45
6,2
72
,81
0.0
0R
p
28
29
/15
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Pu
lsa
10
,00
0,0
00
.00
Rp
4
46
,27
2,8
10
.00
Rp
28
39
/16
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Bu
ku
Pel
ajar
an
29
,85
9,3
00
.00
Rp
4
16
,41
3,5
10
.00
Rp
28
49
/16
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
sn
ack
UT
S (
5 h
ari)
24
-3
0 s
ep7
50
,00
0.0
0R
p
4
15
,66
3,5
10
.00
Rp
28
59
/16
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Mam
in U
TS
(5
har
i)
2,1
00
,00
0.0
0R
p
4
13
,56
3,5
10
.00
Rp
28
69
/16
/20
20
Pem
bay
aran
Tra
nsp
ort
Ko
ord
inas
i D
inas
5
00
,00
0.0
0R
p
4
13
,06
3,5
10
.00
Rp
28
89
/16
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
Tin
ta
1,2
00
,00
0.0
0R
p
4
11
,86
3,5
10
.00
Rp
28
99
/16
/20
20
Pem
bay
aran
Pem
bel
ian
to
ken
Lis
trik
3
,00
9,0
00
.00
Rp
40
8,8
54
,51
0.0
0R
p
29
09
/16
/20
20
Pem
bay
aran
Bia
ya
per
bai
kan
per
awat
an g
edu
ng
4
0,0
00
,00
0.0
0R
p
36
8,8
54
,51
0.0
0R
p
29
19
/16
/20
20
Tra
nsp
ort
Ko
ord
inas
i d
inas
4
,00
0,0
00
.00
Rp
36
4,8
54
,51
0.0
0R
p
29
29
/16
/20
20
Tra
nsp
ort
Ko
ord
inas
i K
CD
5
00
,00
0.0
0R
p
3
64
,35
4,5
10
.00
Rp
29
39
/28
/20
20
Pem
bay
aran
bel
anja
mo
dal
lap
top
dan
in
focu
s 6
9,4
75
,00
0.0
0R
p
29
4,8
79
,51
0.0
0R
p
29
49
/28
/20
20
Pem
bay
aran
Mam
in p
iket
15
har
i x
10
org
5,7
00
,00
0.0
0R
p
2
89
,17
9,5
10
.00
Rp
29
59
/28
/20
20
per
bai
kan
per
awat
an h
alam
an s
eko
lah
dan
tam
an
10
,00
0,0
00
.00
Rp
2
79
,17
9,5
10
.00
Rp
29
69
/28
/20
20
pem
bay
aran
Ser
vic
e A
C3
,00
0,0
00
.00
Rp
27
6,1
79
,51
0.0
0R
p
29
79
/28
/20
20
pem
bay
aran
Ser
vic
e L
apto
p
5,0
00
,00
0.0
0R
p
2
71
,17
9,5
10
.00
Rp
29
89
/28
/20
20
Pem
bay
aran
ser
vic
e p
rin
ter
3,0
00
,00
0.0
0R
p
2
68
,17
9,5
10
.00
Rp
29
99
/28
/20
20
Pem
bay
aran
ko
resp
on
den
si S
eko
lah
1
,10
4,0
00
.00
Rp
26
7,0
75
,51
0.0
0R
p
Pn
ener
imaa
n D
ana
BO
SN
AS
Ter
min
33
69
,12
0,0
00
.00
Rp
63
6,1
95
,51
0.0
0R
p
23
01
0/2
2/2
02
0p
emb
ayar
an j
asa
Lis
trik
2
,00
7,5
00
.00
Rp
63
4,1
88
,01
0.0
0R
p
23
11
0/2
2/2
02
0p
emb
ayar
an J
asa
Inte
rnet
2
,90
4,0
00
.00
Rp
63
1,2
84
,01
0.0
0R
p
23
21
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an J
asa
Tel
po
n
65
0,8
00
.00
Rp
63
0,6
33
,21
0.0
0R
p
23
31
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an l
ang
gan
an S
ura
t k
abar
60
0,0
00
.00
Rp
63
0,0
33
,21
0.0
0R
p
23
41
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an M
amin
pik
et (
5 h
ari)
3,5
00
,00
0.0
0R
p
6
26
,53
3,2
10
.00
Rp
NO
TA
NG
GA
LK
OD
E
RE
KE
NIN
GN
O B
UK
TI
UR
AIA
NP
EN
ER
IMA
AN
PE
NG
EL
UA
RA
NS
AL
DO
23
51
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an j
asa
keb
ersi
han
sam
pah
1
,00
0,0
00
.00
Rp
62
5,5
33
,21
0.0
0R
p
23
61
0/2
2/2
02
0T
ran
spo
rt P
rov
insi
( 1
0 k
eg x
2 o
rg)
5,0
00
,00
0.0
0R
p
6
20
,53
3,2
10
.00
Rp
23
71
0/2
2/2
02
0T
ran
spo
rt K
oo
rdin
asi
dan
rap
at k
e K
CD
2
,00
0,0
00
.00
Rp
61
8,5
33
,21
0.0
0R
p
23
81
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an M
amin
pik
et (
5 h
ari)
3,5
00
,00
0.0
0R
p
6
15
,03
3,2
10
.00
Rp
23
91
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an M
amin
pan
itia
PT
S (
5 H
ari)
7
,87
5,0
00
.00
Rp
60
7,1
58
,21
0.0
0R
p
24
01
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an P
eng
gan
daa
n K
ore
spo
nd
ensi
sek
ola
h
93
9,7
00
.00
Rp
60
6,2
18
,51
0.0
0R
p
24
11
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an M
amin
Pan
itia
LD
KS
(2
har
i )
3,5
00
,00
0.0
0R
p
6
02
,71
8,5
10
.00
Rp
24
21
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an T
ok
en L
istr
ik
3,0
18
,00
0.0
0R
p
5
99
,70
0,5
10
.00
Rp
24
31
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an M
amin
Pan
itia
Pra
mu
ka
1,5
75
,00
0.0
0R
p
5
98
,12
5,5
10
.00
Rp
24
41
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an S
erv
ice
Pri
nte
r 4
,00
0,0
00
.00
Rp
59
4,1
25
,51
0.0
0R
p
24
51
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an c
etak
sp
and
uk
2
,50
0,0
00
.00
Rp
59
1,6
25
,51
0.0
0R
p
24
61
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an p
eng
gan
daa
n l
apo
ran
per
sed
iaan
4
30
,00
0.0
0R
p
5
91
,19
5,5
10
.00
Rp
24
71
0/2
2/2
02
0P
emb
ayar
an s
erv
ice
ko
mp
ute
r 5
,00
0,0
00
.00
Rp
58
6,1
95
,51
0.0
0R
p
248
10
/22
/20
20
Pem
bay
aran
Tra
nsp
ort
Pra
ker
in
5,0
00
,00
0.0
0R
p
5
81
,19
5,5
10
.00
Rp
249
10
/22
/20
20
Pem
bay
aran
Ser
vic
e P
eraw
atan
AC
5
,00
0,0
00
.00
Rp
57
6,1
95
,51
0.0
0R
p
53
9,1
76
,61
6.0
0R
p
5
76
,19
5,5
10
.00
Rp
Sal
do
BK
U S
ebes
ar:
Rp
5
76
,19
5,5
10
.00
Ter
dir
i D
ari
:
Sal
do
Tu
nai
:
3,1
61
,68
4.0
0
Sal
do
Ban
k
:5
73
,03
3,8
26
.00
Men
get
ahu
i,T
ang
eran
g S
elat
an,
20
20
Kep
ala
Sek
ola
h S
MK
N 3
Tan
gse
l,B
end
ahar
a D
ana
BO
S,
DW
I N
OV
I H
AR
DA
NI
S.P
dV
IA N
OO
RL
AT
IPA
H S
.Psi
NIP
. 1
96
81
10
71
99
00
12
00
1N
IP.
19
82
10
10
20
11
01
20
08