Upload
phamdieu
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS V B
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Desy Riska Martyassanti
NIM: 131134056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN
MODEL CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS V B
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Desy Riska Martyassanti
NIM: 131134056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada:
1. Allah SWT yang senantiasa memberikan kelancaran dalam setiap
langkah bagi hamba-Nya.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Bapak Sunar dan Ibu Sumarni yang
selalu memberikan doa, dukungan, kasih sayang, semangat, serta
motivasi.
3. Teman-temanku Adel, Paul, Tia, Marta, Itri, Rahma, One, Farida, dan
Alimah yang memberikan dukungan, motivasi, semangat, dan
membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi.
4. Almamater peneliti Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Dua pejuang yang paling kuat adalah kesabaran dan waktu
(Leo Tolstoy)
Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
(Q.S. Al-Insyirah:5-6)
Teruslah mencoba!
Usaha dan kerja kerasmu akan membuahkan hasil
(Desy Riska Martyassanti)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
Menggunakan Model Conservation Scout untuk Siswa Kelas V B
SD N Jetis 1 Yogyakarta
Desy Riska Martyassanti
Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini berdasarkan dari hasil observasi bahwa
kurangnya sikap kesadaran dan kepedulian siswa kelas V B terhadap lingkungan
dan wawancara untuk menganalisis kebutuhan kepada 5 siswa, guru, serta kepala
sekolah menunjukkan membutuhkan materi eksperimen. Penelitian ini bertujuan
untuk (1) mengetahui prosedur pengembangan materi pendidikan kesadaran dan
kepedulian lingkungan menggunakan model Conservation Scout untuk siswa
kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta, (2) mengetahui kualitas materi pendidikan
kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan model Conservation Scout
untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Jenis penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and
Development). Prosedur yang digunakan yaitu 5 langkah pengembangan materi
menurut Tomlinson (Harsono, 2015) yaitu analisis kebutuhan, desain,
implementasi, evaluasi, dan revisi. Materi yang dikembangkan diimplementasikan
di kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta selama 2 hari dengan 23 siswa. Sebelum
implementasi materi divalidasi oleh ahli IPA, ahli bahasa dan guru kelas V dan
panduan eksperimen juga divalidasi oleh siswa dengan wawancara.
Hasil dari validasi materi diperoleh skor rata-rata 3,52 termasuk dalam
kategori “sangat layak” untuk diimplementasikan. Panduan eksperimen dapat
dikategorikan layak digunakan, karena sebanyak 21 siswa dapat melakukan
eksperimen dengan menggunakan panduan. Sebanyak 23 siswa tertarik terhadap
isi panduan hal ini terlihat bahwa mereka membaca panduan, memperhatikan, dan
berpartisipasi aktif dalam melakukan kegiatan demonstrasi. Saat melaksanakan
kegiatan implementasi berlangsung siswa menghadirkan senyuman dan tawa yang
memberikan kesan bahwa siswa merasa nyaman dan senang. 5 kelompok berhasil
melaksanakan eksperimen dibuktikan bahwa mereka dapat bekerja secara individu
dan kelompok untuk melaksanakan eksperimen “Uji Amilum” dan kebun
konservasi “Teknik Menanam Vertikultur” berdasarkan panduan.
Kata Kunci: pengembangan materi, pendidikan kesadaran dan kepedulian
lingkungan, Model Conservation Scout.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
Development of Educational Materials of Awareness and Care about
The Environment by using Conservation Scout Model for Grade V B Students
SD N Jetis 1Yogyakarta
Desy Riska Martyassanti
Sanata Dharma University
2017
The background of this study was based on results from the observation
that the lack of awareness and caring attitude of grade V B on the environment
and the need to analyze the interview to 5 students, teachers, and principals
demonstrating needs material experiments. This research aimed to (1) find out the
procedure for the development of educational Material of Awareness and Care
about the Environment by using Conservation Scout model for grade V B SD N
Jetis 1 Yogyakarta (2) knowing the quality of the educational Material of
Awareness and Care about the Environment by using Conservation Scout model
for grade V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
The type of research used is R&D (Research and Development). This
research used 5 steps development of material according to Tomlinson (Harsono,
2015), namely requirements analysis, design, implementation, evaluation, and
revision. The materials developed are implemented in the class V B SD N Jetis 1
Yogyakarta for 2 days with 23 students. Prior to implementation of material
validated by Natural Science expert, Linguists and Teachers of Grade V and
guide the experiment also validated by interviews with students.
The result of the validation material obtained an average score of 3.52
belongs in the category of "very proper" to be implemented. The experiment can
be categorized guide worthy of use, because 21 students could experiment with
the use of the Guideline. There were 23 students gravitated towards the content of
the guidelines it was seen that they read the Guideline, paying attention to, and
participate actively in the conduct of demonstration activities. When carrying out
the activities of the implementation progress of the students brought a smile and
laughter that gave the impression that the students felt comfortable and happy. 5
group successfully carried out experiments proved that they could work for
individually and groups to implement the "Starch Test" and the "Engineering
Plant Conservation Vertikultur" based on the guidelines.
Keywords: Materials development, educational of awareness and care about
the environment, Conservation Scout Model.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT atas segala anugerah, hidayah, dan inayah-
Nya kepada peneliti, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:
PENGEMBANGAN MATERI PENDIDIKAN KESADARAN DAN
KEPEDULIAN LINGKUNGAN MENGGUNAKAN MODEL
CONSERVATION SCOUT UNTUK SISWA KELAS V B SD N JETIS 1
YOGYAKARTA. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, peneliti
mendapatkan bimbingan, bantuan, dukungan dan motivasi dari berbagai pihak
sehingga penyusunan skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu, peneliti ingin
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rohandi, Ph. D. selaku Dekan Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Ibu Christyanti
Aprinastuti., S.Si., M.Pd. selaku Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Universitas Sanata Dharma, Bapak Apri Damai Sagita Krissandi, S.S.,
M.Pd. selaku Wakil Kepala Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma, Ibu Eny Winarti, S.Pd, M.Hum., Ph.D dan Ibu
Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech selaku Dosen Pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, masukan, dan memotivasi dalam menyelesaikan skripsi,
Seluruh dosen dan karyawan PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah
memberi bantuan, dukungan dalam proses perkuliahan dan skripsi.
Peneliti juga mengucapkan terimakasih kepada validator yang telah
berkenan memvalidasi dan memberikan komentar dan saran, Kepala Sekolah SD
N Jetis 1 Yogyakarta yang telah mengijinkan peneliti dalam melakukan penelitian
demi terselesaikannya skripsi ini, Guru Kelas V yang senantiasa telah
memberikan bantuan, bimbingan, dan arahan selama melaksanakan kegiatan
penelitian, siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta yang telah berpartisipasi ikut
serta dalam proses penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 10
1.3 Batasan Masalah......................................................................................... 10
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 11
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 11
1.6 Definisi Operasional................................................................................... 12
1.7 Spesifikasi yang dikembangkan ................................................................. 13
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................................ 15
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development) ................. 15
2.1.2 Pengembangan Materi ............................................................................. 16
2.1.3 Pendidikan ............................................................................................... 18
2.1.4 Lingkungan ............................................................................................. 23
2.1.5 Kesadaran dan Kepedulian ...................................................................... 24
2.1.6 Model Conservation Scout ...................................................................... 28
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................... 33
2.2.1 Penelitian Kesadaran Lingkungan........................................................... 33
2.2.2 Penelitian Kepedulian Lingkungan ......................................................... 34
2.2.3 Model Conservation Scout ...................................................................... 35
2.3 Kerangka Berpikir ...................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 40
3.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 40
3.2 Setting Penelitian ....................................................................................... 40
3.2.1 Subjek Penelitian ..................................................................................... 40
3.2.2 Objek Penelitian ...................................................................................... 41
3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................. 41
3.3 Prosedur Penelitian..................................................................................... 41
3.3.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................. 42
3.3.2 Desain ...................................................................................................... 43
3.3.3 Implementasi ........................................................................................... 45
3.3.4 Evaluasi ................................................................................................... 45
3.3.5 Revisi ...................................................................................................... 45
3.4 Instrumen Penelitian................................................................................... 45
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 49
3.6 Teknik Analisis Data .................................................................................. 50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif .............................................................. 50
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif ............................................................ 50
BAB IV PEMBAHASAN ............................................................................... 54
4.1 Kajian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
dan Materi Pembelajaran .......................................................................... 54
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................................... 54
4.2.1 Analisis Kebutuhan ................................................................................. 55
4.2.2 Desain ...................................................................................................... 67
4.2.3 Implementasi ........................................................................................... 88
4.2.4 Evaluasi ................................................................................................... 105
4.2.5 Revisi ...................................................................................................... 108
4.3 Deskripsi Kualitas Materi .......................................................................... 112
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 115
5.1 Kesimpulan ................................................................................................ 115
5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 117
5.3 Saran ........................................................................................................... 118
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 119
LAMPIRAN................................................................................................... 122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Metode dalam model Conservation Scout ...................................... 29
Bagan 2.2 Literatur map ................................................................................... 36
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan ................................................................. 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Anak menurut Piaget .................... 31
Tabel 3.1 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan kepala sekolah ................. 46
Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan guru ................................. 46
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan siswa ............................... 47
Tabel 3.4 Kisi-kisi wawancara validasi materi eksperimen oleh siswa .......... 47
Tabel 3.5 Komponen penilaian validasi instrumen wawancara ...................... 48
Tabel 3.6 Hasil Validasi Instrumen Wawancara dari Ahli IPA dan
Ahli Bahasa .................................................................................... 48
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian ideal ................................................................... 51
Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Empat .............................................................. 53
Tabel 4.1 Saran dan Komentar dari Ahli IPA serta Revisi ............................. 78
Tabel 4.2 Saran dan Komentar dari Ahli bahasa serta Revisi ......................... 82
Tabel 4.3 Saran dan Komentar dari Guru Kelas V B serta Revisi .................. 84
Tabel 4.4 Saran dan Komentar dari Guru Kelas V A serta Revisi .................. 85
Tabel 4.5 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA, Ahli bahasa,
serta Guru ....................................................................................... 112
Tabel 4.6 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Eksperimen “Uji Amilum”
oleh Siswa Kelas V B ..................................................................... 113
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Kebun Konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” oleh Siswa Kelas V B .................. 114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan untuk Kelas V ....................................................... 71
Gambar 4.2 Silabus Pertemuan Pertama dan Kedua .................................... 75
Gambar 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pertemuan Pertama ................................................................... 75
Gambar 4.4 Materi Eksperimen “Uji Amilum” untuk Guru dan Siswa ....... 76
Gambar 4.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pertemuan Kedua ...................................................................... 76
Gambar 4.6 Materi Kebun Konservasi “Teknik Menanam Vertikultur”
untuk Guru dan Siswa ............................................................... 77
Gambar 4.7 Poin H pada RPP Hari Pertama (sebelum direvisi) .................. 79
Gambar 4.8 Poin H pada RPP Hari Pertama (setelah direvisi) ..................... 79
Gambar 4.9 Alat yang digunakan kegiatan eksperimen “Uji Amilum”
(sebelum direvisi) ..................................................................... 80
Gambar 4.10 Alat yang digunakan kegiatan eksperimen
“Uji Amilum” (setelah direvisi) ................................................ 80
Gambar 4.11 Poin A lampiran materi pada RPP Hari Kedua
(sebelum direvisi) ...................................................................... 80
Gambar 4.12 Poin A lampiran materi pada RPP Hari Kedua
(setelah direvisi) ........................................................................ 81
Gambar 4.13 Alat yang digunakan kegiatan eksperimen “Uji Amilum”
(sebelum direvisi) ...................................................................... 82
Gambar 4.14 Alat yang digunakan kegiatan eksperimen “Uji Amilum”
(setelah direvisi) ........................................................................ 82
Gambar 4.15 Alat yang digunakan kegiatan kebun konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” (sebelum direvisi) ................... 83
Gambar 4.16 Alat yang digunakan kegiatan kebun konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” (setelah direvisi) ..................... 83
Gambar 4.17 Poin H pada RPP hari pertama (sebelum direvisi) .................... 84
Gambar 4.18 Poin H pada RPP hari pertama (setelah direvisi) ...................... 85
Gambar 4.19 Alat yang digunakan kegiatan kebun konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” (sebelum direvisi) .................. 86
Gambar 4.20 Alat yang digunakan kegiatan kebun konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” (setelah direvisi) .................... 86
Gambar 4.21 Proses Implementasi hari pertama............................................. 95
Gambar 4.22 Proses Implementasi hari kedua ................................................ 101
Gambar 4.23 Rincian Kegiatan Inti RPP hari pertama nomor 5 dan 6
(sebelum direvisi) ..................................................................... 109
Gambar 4.24 Rincian Kegiatan Inti RPP hari pertama nomor 5 dan 6
(setelah direvisi) ........................................................................ 109
Gambar 4.25 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua nomor 6
(sebelum direvisi) ..................................................................... 110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Gambar 4.26 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua nomor 6
(setelah direvisi) ........................................................................ 110
Gambar 4.27 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua nomor 1
(sebelum direvisi) ..................................................................... 110
Gambar 4.28 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua nomor 1
(setelah direvisi) ........................................................................ 111
Gambar 4.29 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua nomor 8
(sebelum direvisi) ..................................................................... 111
Gambar 4.30 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua nomor 8
(setelah direvisi) ........................................................................ 112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ................................................................... 123
Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ........................ 124
Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ......................... 126
Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ........ 127
Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa ...................... 128
Lampiran 6. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ............................ 129
Lampiran 7. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ............................. 133
Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah ............ 134
Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi oleh Siswa .......................... 136
Lampiran 10. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran ............................. 139
Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen ..................................... 142
Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
oleh Ahli IPA ............................................................................. 145
Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksprimen
oleh Ahli IPA ............................................................................. 146
Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
oleh Ahli bahasa ......................................................................... 147
Lampiran 15. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen
oleh Ahli bahasa ......................................................................... 148
Lampiran 16. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
oleh Guru Kelas V B ................................................................. 149
Lampiran 17. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen
oleh Guru Kelas V B .................................................................. 150
Lampiran 18. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
oleh Guru Kelas V A ................................................................ 151
Lampiran 19. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen
oleh Guru Kelas V A ................................................................. 152
Lampiran 20. Hasil Pekerjaan Siswa ............................................................... 153
Lampiran 21. Curriculum Vitae ....................................................................... 157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, dan
spesifikasi yang dikembangkan.
1.1 Latar Belakang
SD N Jetis 1 Yogyakarta merupakan salah satu sekolah negeri yang ada di
Yogyakarta. SD N Jetis 1 Yogyakarta berada di daerah kota Yogyakarta. Sekolah
ini beralamat di Jl. Pasiraman No 02, Cokrokusuman, Cokrodiningratan,
Gondokusuman, Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Di SD N
Jetis 1 Yogyakarta terdapat tanaman dengan kondisi yang cukup baik dan terlihat
terawat dengan baik. Sehingga tanaman yang ada di lingkungan sekolah terlihat
segar. Tanaman yang berada di lingkungan sekolah tersebut dirawat oleh penjaga
sekolah. Selama observasi peneliti belum melihat siswa yang merawat tanaman
yang ada di lingkungan sekolah.
Di SD N Jetis 1 Yogyakarta juga menerapkan program “SEMUTLIS”
yang artinya sepuluh menit untuk lingkungan sekolah, salah satu dari program
tersebut yaitu mengingatkan siswa agar setiap hari sepuluh menit sebelum masuk
kelas merawat tanaman terlebih dahulu. Tulisan “SEMUTLIS” tersebut
ditempelkan di setiap pintu kelas dari kelas 1-6. Namun, program ini nampaknya
belum berjalan secara efektif. Siswa hanya melakukan kegiatan merawat tanaman
saat ada perintah dan arahan dari guru, ketika guru tidak memberikan perintah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
arahan beberapa siswa kelas V B tidak merawat tanaman yang berada di
lingkungan sekolah.
Lingkungan sekitar SD N Jetis 1 Yogyakarta yaitu di daerah perkotaan
dimana sekitar sekolah ramai dan dikelilingi oleh gedung-gedung kantor, toko,
maupun hotel. Di daerah ini jarang terdapat tanaman atau pohon-pohon rindang.
Di samping sekolah juga terdapat pemukiman penduduk yang cukup padat. Selain
itu, rata-rata tidak memiliki tanah yang cukup luas, dan sedikit terlihat kumuh.
Selama observasi, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru kelas
V B mengenai latar belakang ekonomi dan sosial siswa kelas V B. Hasil dari
wawancara dengan Guru Kelas V B diperoleh data bahwa sebagian besar siswa
kelas V B bertempat tinggal di pemukiman yang terletak di samping sekolah
dengan rata-rata tidak memiliki tanah yang cukup luas, dan jarang ditemukan
tanaman. Mengenai data sosial ekonomi siswa kelas V B bahwa pekerjaan orang
tua dari siswa kelas V B yaitu karyawan swasta, wiraswasta, buruh, dan pegawai
negeri sipil.
Kegiatan observasi dilaksanakan di luar kelas pada saat jam istirahat untuk
melihat perilaku siswa terhadap lingkungan yang difokuskan pada tanaman yang
ada di lingkungan sekolah. Ketika jam istirahat ada beberapa siswa kelas V B
bermain sepak bola dan bola tersebut masuk ke dalam area taman sehingga
mengenai tanaman. Tanaman yang berada di area taman yaitu tanaman singkong
yang masih kecil, bibit tanaman pepaya, dan bibit tanaman mangga. Siswa ketika
mengambil bola yang mengenai tanaman tersebut dengan cara berebutan dan
mereka sengaja menginjak-injak tanaman tersebut, sehingga tanaman yang berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
di area taman menjadi rusak. Ada juga siswa saat jam istirahat melihat permainan
sepak bola dengan sengaja duduk di atas tanaman yang berada di teras sekolah.
Selain itu, ada juga siswa dengan sengaja memetik daun tanaman srikaya yang
ada di lingkungan sekolah, sehingga menyebabkan tanaman srikaya menjadi
rusak.
Siswa kelas V B membutuhkan lingkungan sekitar dalam melaksanakan
kehidupan sehari-hari, tetapi mereka justru merusaknya. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa kurang menanamkan sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan
sekitar khususnya tanaman. Lingkungan menurut Gustavo (dalam Hamzah, 2013:
5) adalah semua kondisi yang mempengaruhi eksistensi, pertumbuhan dan
kesejahteraan suatu organisme yang ada di bumi. Segala yang ada pada
lingkungan dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya (Soemarwoto dalam Hamzah, 2013: 14). Lingkungan digunakan sebagai
pemenuh kebutuhan manusia yang tidak dapat dipisahkan. Anak dapat menjalani
kehidupan sehari-hari dengan membutuhkan peran lingkungan sekitarnya.
Pada zaman sekarang ini manusia dalam memenuhi kebutuhan berkaitan
dengan lingkungan menggunakan teknologi. Adanya perkembangan teknologi
yang semakin pesat mendorong manusia untuk memanfaatkan teknologi
semaksimal mungkin guna melestarikan lingkungan. Manusia memiliki kebebasan
dalam menggunakan teknologi untuk kemajuan lain. Akan tetapi dalam
memanfaatkan teknologi dengan berlebihan dan disalahgunakan oleh manusia
mengakibatkan dapat mempengaruhi sikap dan perilaku manusia terhadap
lingkungan. Di tahun 2015, terjadi penebangan pohon secara liar di area situs
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
budaya makam Ratu malang di Dusun Gunung Kelir, Desa Pleret, Kecamatan
Pleret Bantul. Ratusan batang pohon yang ada di hutan gunung Sentono (lokasi
makam Ratu Malang) ditebangi oleh puluhan warga. Penebangan tersebut
menggunakan mesin gergaji dengan luas 2.5 hektare. Kayu-kayu yang ditebangi
akan dijual kepada pengusaha kayu. Dengan adanya peristiwa penebangan
tersebut, Winardi selaku warga mendengar kabar bahwa akan ada penanaman
tanaman kembali. Namun, Camat Pleret Walkodri masih mempertanyakan
penanaman tanaman kembali belum ada surat yang masuk ke beliau (Suryani,
2015). Adanya peristiwa penebangan pohon secara liar tersebut dan belum ada
penanaman kembali dapat menjadikan lahan hijau semakin sempit.
Adapun peristiwa mengenai lahan hijau yang semakin sempit terjadi di
Yogyakarta pada hari Rabu, 22 April 2015. Di Yogyakarta memiliki lahan hijau
yang semakin sempit, dikarenakan ruangan yang ada di Yogyakarta didirikan
bangunan. Hal ini dapat mengalami kondisi yang sangat mengherankan bagi
sejumlah warga. Akibatnya air hujan meluap sehingga terjadi terendamnya
sejumlah pemukiman warga. Djah Mardianto, Kepala Pusat Studi (PSBA) UGM,
mengatakan bahwa hal tersebut dapat terjadi di kota besar seperti Yogyakarta.
Menurut beliau, Yogyakarta seharusnya memiliki 30 persen ruang terbuka hijau
(RTH). Namun, sampai saat ini Yogyakarta belum memenuhi syarat tersebut.
Justru ruang-ruang yang ada dipersempit dengan munculnya bangunan-bangunan
(Kusuma, 2015).
Peristiwa tersebut merupakan fakta akibat ulah manusia mengenai
rendahnya sikap sadar dan peduli terhadap lingkungan. Perilaku manusia dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
penebangan pohon secara liar masih sering terjadi, apalagi dengan semakin
sempitnya lahan hijau yang digunakan sebagai ruang-ruang untuk bangunan.
Fakta tersebut berakibat buruk bagi manusia. Akibatnya akan menjadikan suasana
kurang sejuk, karena akan berkurangnya oksigen yang dihasilkan oleh tanaman.
Apalagi tanaman tidak hanya menghasilkan oksigen saja, melainkan ada beberapa
tanaman yang menghasilkan karbohidrat yang dapat dimanfaatkan oleh manusia.
Sikap tersebut jika semakin dibiarkan akan berdampak buruk bagi kelangsungan
hidup.
Dengan adanya peristiwa mengenai kurangnya sikap kesadaran dan
kepedulian terhadap lingkungan khususnya tanaman dan hasil observasi mengenai
perilaku siswa kelas V B terhadap tanaman. Peneliti akan mencoba memberikan
pendidikan lingkungan. Pendidikan lingkungan menurut Hamzah, (2013: 35)
menjelaskan bahwa memberikan pengetahuan tentang lingkungan dapat
mengembangkan kesadaran terhadap lingkungan dan kepeduliannya dengan
kondisi lingkungan. Tblisi (dalam Hamzah, 2013: 48) mengatakan bahwa tujuan
diberikan pendidikan lingkungan untuk dapat membantu menjelaskan masalah
kepedulian serta perhatian tentang saling keterkaitan antara ekonomi, sosial,
politik, teknologi dan ekologi.
Pendidikan lingkungan yang diberikan kepada siswa kelas V B yaitu
pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan yang seharusnya ditanamkan
dalam diri mereka berupa materi eksperimen. Materi eksperimen yang peneliti
kembangkan menggunakan model Conservation Scout. Model Conservation Scout
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
yaitu model pembelajaran yang mengajak siswa memelihara lingkungan dengan
melakukan konservasi untuk memberikan pendidikan lingkungan.
Pembelajaran yang digunakan dalam materi eksperimen sesuai kurikulum di
SD N Jetis 1 Yogyakarta yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP),
mata pelajaran yang digunakan IPA dengan Standar Kompetensi (SK) 2.
memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan, Kompetensi Dasar (KD) 2.1
mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Pemilihan SK dan KD
tersebut, untuk mengajarkan kepada siswa bahwa tumbuhan melakukan proses
fotosintesis menghasilkan oksigen dan karbohidrat. Dalam memberikan
pembelajaran menggunakan model Conservation Scout. Kegiatan dalam model
Conservation Scout yang peneliti gunakan yaitu eksperimen sederhana serta
teknik peer tutoring dan kampanye.
Peneliti menggunakan eksperimen sederhana “Uji Amilum” sesuai dengan
standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ditentukan. Eksperimen
sederhana “Uji Amilum” digunakan untuk mengajak siswa membuktikan bahwa
beberapa tanaman yang ada di lingkungan sekitarnya melalui proses fotosintesis
menghasilkan karbohidrat yang bermanfaat bagi manusia sebagai sumber
makanan. Peneliti juga mengajarkan kepada siswa menyampaikan pembelajaran
yang sudah dipelajari kepada orang yang berada di sekitarnya dalam model
Conservation Scout ini disebut dengan peer tutoring dan kampanye. Hal ini
diharapkan agar siswa akan paham dengan topik dan bisa membuktikan serta
melakukannya dengan sendiri. Selain itu, penggunaan materi eksperimen dalam
melakukan kegiatan eksperimen menurut guru kelas V B agar siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
melakukan eksperimen sesuai dengan prosedur dalam materi yang sudah
disediakan.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas V B bahwa
siswa akan antusias dalam kegiatan eksperimen yang berkaitan terhadap
lingkungan dan jika guru dapat memberikan pembelajaran dengan cara mengemas
metode dan model pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman bagi siswa
akan membuat siswa mudah memahami materi pembelajaran. Beliau mengatakan
kesulitan yang dirasakan dalam melaksanakan kegiatan eksperimen yaitu
ketersediaan sumber dan media pembelajaran yang masih kurang salah satunya
adalah panduan khusus yang digunakan dalam eksperimen belum ada, panduan
yang digunakan oleh siswa berupa buku paket dari sekolah dan siswa masih
merasa kebingungan dalam memahami materi dari buku tersebut.
Peneliti juga melakukan wawancara dengan lima siswa kelas V B yang
direkomendasi dari guru kelas berdasarkan dari kemampuan akademik yang tinggi
sampai rendah. Siswa masih merasa kesulitan dalam melaksanakan kegiatan
eksperimen, karena media dan bahan yang digunakan masih terbatas. Selain itu,
panduan yang digunakan dalam melakukan eksperimen kurang mudah untuk
dipahami. Panduan eksperimen dibutuhkan oleh siswa dengan harapan dapat lebih
mudah memahami materi pembelajaran.
Selain dengan guru dan siswa, peneliti juga melakukan wawancara dengan
Kepala Sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta. Beliau mengatakan bahwa bapak dan
ibu guru di SD N Jetis 1 Yogyakarta pernah melaksanakan kegiatan eksperimen.
Selama melaksanakan kegiatan eksperimen kendala yang dihadapi adalah alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
yang digunakan untuk melakukan kegiatan eksperimen. Ada beberapa yang sudah
rusak dan tidak bisa digunakan kembali. Dalam melaksanakan kegiatan
eksperimen guru menggunakan panduan buku paket yang diberikan oleh
pemerintah. Beliau juga mengatakan bahwa guru dan siswa membutuhkan materi
eksperimen sebagai media pembelajaran. Karena tanpa adanya materi eksperimen,
kegiatan eksperimen tidak berjalan sesuai dengan tujuan.
Dalam menyusun dan mengembangkan materi eksperimen peneliti
menggunakan teori pengembangan materi menurut Tomlinson. Materi adalah
segala bentuk yang dapat digunakan untuk membantu dalam kegiatan belajar
(Tomlinson dalam Harsono, 20015: 1). Materi yang diberikan dapat berbentuk
buku teks, LKS, kaset, dan paragraf yang ditulis di papan tulis. Materi yang
dikembangkan menggunakan prinsip-prinsip pengembangan materi menurut
Tomlinson terdapat 16 (Tomlinson, 2005:7-22). Tetapi peneliti akan berfokus
dalam 10 prinsip, yaitu: memberikan pengaruh yang nyata, membantu siswa
merasa senang dan nyaman, membantu mengembangkan kepercayaan diri,
relevan bagi siswa, memberikan daya tarik siswa, memberikan penjelasan,
memperhatikan gaya belajar yang berbeda, memperhatikan sikap afektif yang
berbeda, memberikan kemampuan intelektual dan estetika, serta memberikan
kesempatan untuk terwujudnya feedback.
Materi yang dikembangkan terdiri dari Silabus Pertemuan Pertama,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pertemuan Pertama, Materi Eksperimen “Uji
Amilum” dengan Kompetensi Dasar (KD) 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan
hijau membuat makanan. Kegiatan ini digunakan untuk membuktikan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
beberapa tanaman yang ada di lingkungan sekitar melalui proses fotosintesis
menghasilkan karbohidrat yang bermanfaat bagi manusia sebagai sumber
makanan karya peneliti. Selain itu, Silabus Pertemuan Kedua, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaraan Pertemuan kedua serta Materi Kebun Konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” dengan Kompetensi Dasar (KD). 2.2
Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau
sebagai sumber makanan.
Kegiatan tersebut digunakan untuk mengajarkan kepada siswa bahwa
manusia dan hewan membutuhkan tumbuhan hijau sebagai sumber makanan,
dengan mengetahui hal tersebut diajak untuk memelihara tanaman dengan
melakukan salah satu teknik bertanam menggunakan barang-barang sederhana
dengan cara disusun secara bertingkat. Teknik ini bisa digunakan untuk menanam
tanaman yang menghasilkan karbohidrat sebagai sumber makanan bagi manusia,
seperti daun bawang, tomat, seledri, sawi, dan sejenisnya. Silabus hari kedua,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua, dan materi kebun
konservasi “Teknik Menanam Vertikultur” tersebut merupakan karya teman
peneliti yaitu Adiktia Kurniawati. Kebun konservasi juga merupakan salah satu
metode dalam kegiatan model Conservation Scout yaitu dengan cara
memanfaatkan lahan sempit untuk melakukan konservasi sederhana. Kegiatan
konservasi ini digunakan untuk melakukan penanaman secara sederhana dengan
cara vertikultur.
Berdasarkan analisis kebutuhan kelas V B dan V A serta tujuan beserta
harapan yang sama untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
V B dan V A agar menumbuhkan sikap kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan, maka peneliti bersepakat menggabungkan karya menjadi satu yang
berjudul “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas
V”. Karena materi ini saling berkaitan dan digunakan untuk saling melengkapi
karya masing-masing. Materi tersebut digunakan oleh guru dan siswa untuk dapat
belajar mengenai kesadaran dan kepedulian lingkungan. Serta peneliti dapat
melakukan penelitian dan pengembangan dengan judul “Pengembangan Materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model
Conservation Scout untuk Siswa Kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan materi pendidikan kesadaran
dan kepedulian lingkungan menggunakan model Conservation
Scout untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta?
1.2.2 Bagaimana kualitas materi pendidikan kesadaran dan kepedulian
lingkungan menggunakan model Conservation Scout untuk siswa
kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta?
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah ini digunakan untuk lebih mengarah pada tujuan
penelitian. Adapun batasan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1.3.1 Materi yang dikembangkan berupa “ Materi Pendidikan Kesadaran
dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V” sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
kurikulum tingkat satuan pendidikan menggunakan model
Conservation Scout pada materi mengidentifikasi cara tumbuhan
hijau membuat makanan dan mendeskripsikan ketergantungan
manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan.
1.3.2 Materi yang dikembangkan bertujuan untuk membentuk kesadaran
dan kepedulian siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta terhadap
lingkungan.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian pengembangan materi berupa materi pendidikan
kesadaran dan kepedulian lingkungan untuk kelas V B dapat dirumuskan
sebagai berikut:
1.4.1 Mengetahui prosedur pengembangan materi pendidikan kesadaran
dan kepedulian lingkungan menggunakan model Conservation
Scout untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
1.4.2 Mengetahui kualitas materi pendidikan kesadaran dan kepedulian
lingkungan menggunakan model Conservation Scout untuk siswa
kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat untuk dilakukannya penelitian dan pengembangan ini sebagai
berikut:
1.5.1 Bagi Siswa
Siswa dapat mempermudah memahami materi eksperimen, karena
materi ini memberikan pendidikan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
1.5.2 Bagi Guru
Guru mendapatkan wawasan dan pengetahuan materi “Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V” yang dapat
digunakan dalam pembelajaran untuk memberikan pendidikan
lingkungan bagi siswa.
1.5.3 Bagi Sekolah
Adanya materi “Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan untuk Kelas V” dapat menambah sumber belajar dan
untuk memberikan pendidikan lingkungan bagi siswa.
1.5.4 Bagi Peneliti
Peneliti dapat melakukan penelitian untuk mengembangkan materi
pembelajaran yang memberikan pendidikan lingkungan.
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Lingkungan adalah suatu kondisi yang memiliki hubungan timbal-
balik dengan manusia dan memiliki peran dalam kehidupan untuk
memenuhi kebutuhan manusia.
1.6.2 Pendidikan lingkungan adalah pengetahuan yang diberikan untuk
mewujudkan kesadaran dan kepedulian dengan cara
mengembangkan keterampilan dan sikap ramah terhadap
lingkungan.
1.6.3 Kesadaran lingkungan adalah kegiatan berpikir seseorang dalam
mengatur perilaku dan tindakan untuk menentukan pilihan yang
berguna dan kurang berguna terhadap lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
1.6.4 Kepedulian lingkungan adalah cara seseorang untuk memelihara
dan tanggung jawab ditunjukkan kepada orang lain dengan
memberikan kekuatan dan motivasi dalam melakukan tindakan
yang memiliki pengaruh positif terhadap lingkungan.
1.6.5 Model Conservation Scout adalah model pembelajaran yang
mengajak siswa memelihara lingkungan dengan melakukan
konservasi untuk memberikan pendidikan lingkungan.
1.7 Spesifikasi yang Dikembangkan
Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian dan
pengembangan ini sebagai berikut:
1.7.1 Produk yang dikembangkan yakni materi eksperimen sesuai
dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) menggunakan
model Conservation Scout.
1.7.2 Materi berisi pengembangan langkah-langkah eksperimen dan
kebun konservasi kelas V semester 1 mengidentifikasi cara
tumbuhan hijau membuat makanan dan mendeskripsikan
ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai
sumber makanan.
1.7.3 Materi ini terdiri dari Silabus pertemuan pertama, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan pertama dan Materi
Eksperimen “Uji Amilum” karya peneliti serta Silabus pertemuan
kedua, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pertemuan kedua dan
Materi Kebun Konservasi “Teknik Menanam Vertikultur” karya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
teman peneliti yaitu Adiktia Kurniawati. Berdasarkan analisis
kebutuhan siswa kelas V B dan V A serta tujuan yang sama
beserta harapan yang sama untuk memberikan pendidikan
lingkungan, maka peneliti dan teman peneliti sepakat untuk
menggabungkan karya menjadi satu dengan judul “Materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas
V”.
1.7.4 Materi yang dikembangkan menggunakan 10 prinsip
pengembangan materi menurut Brian Tomlinson.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab ini berisi kajian pustaka mengenai penelitian dan
pengembangan (Research and Development), pengembangan materi, pendidikan,
lingkungan, kesadaran dan kepedulian, model Conservation Scout. Hasil
Penelitian yang relevan yang berisi tentang hasil penelitian yang sudah pernah
dilakukan sebelumnya berkaitan dengan penelitian dan kerangka berpikir.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Penelitian dan Pengembangan (Research and Development)
Menurut Borg & Gall (dalam Setyosari, 2003: 222) bahwa penelitian dan
pengembangan (R&D) adalah suatu proses yang digunakan untuk
mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Tujuan dari metode R&D
yaitu menghasilkan produk yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan. Produk
yang dihasilkan dari penelitian dan pengembangan menurut Borg & Gall (dalam
Sanjaya, 2013: 131) antara lain: buku, modul pembelajaran, alat, dan prosedur.
Terdapat berbagai macam desain metode penelitian dan pengembangan.
Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian dan
pengembangan menurut Brian Tomlinson. Penelitian dan pengembangan yang
dikembangkan yakni pengembangan materi. Peneliti menggunakan metode
pengembangan menurut Brian Tomlinson karena lebih fokus ke pengembangan
materi pembelajaran. Prosedur pengembangan materi menurut Tomlinson (dalam
Harsono, 2015) sebagai berikut: Pertama, analisis kebutuhan yaitu digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
untuk mengidentifikasi latar belakang siswa dan kebutuhan siswa terlebih dahulu
dengan tujuan mengetahui apa yang perlu dipelajari atau tidak.
Kedua, desain yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan desain
pengembangan materi sesuai dengan kebutuhan dan prinsip-prinsip
pengembangan materi, serta materi pembelajaran disusun dengan
mempertimbangkan silabus dan kebutuhan siswa. Ketiga, implementasi yaitu
materi yang sudah disusun oleh guru harus diimplementasikan dalam kegiatan
belajar mengajar yang nyata. Keempat, evaluasi yaitu hasil dari kegiatan
implementasi materi dalam belajar mengajar perlu dianalisis kelemahan dan
kelebihannya. Kelima, revisi digunakan untuk melihat hasil evaluasi apakah
materi yang dikembangkan dan diimplementasi dapat dijadikan sebagai refleksi
dan referensi untuk diperbaiki atau diubah dan merevisi kembali agar materi yang
dikembangkan lebih baik.
2.1.2 Pengembangan Materi
Tomlinson, (dalam Harsono, 2015: 1) menyatakan bahwa materi adalah
segala sesuatu yang digunakan untuk membantu dalam kegiatan belajar. Materi
yang digunakan untuk memfasilitasi dalam belajar dapat berbentuk buku teks,
LKS, kaset, video, dan surat kabar. Dalam mengembangkan materi ada 16 prinsip
yang diringkas oleh Tomlinson (2005: 7-22). Tetapi dalam pengembangan materi
ini peneliti akan berfokus menggunakan 10 prinsip pengembangan materi dari 16
prinsip yang diringkas oleh Tomlinson.
Prinsip pertama yakni materi memberikan pengaruh yang nyata bagi
pembelajar adalah materi yang disusun dapat memberikan rasa keingintahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
pembelajar, ketertarikan, dan saat sudah tertarik akan ada kesempatan yang baik
untuk pembelajar yang nanti akan diproses sebagai kegiatan berpikir. Kedua,
membuat pembelajar merasa nyaman, senang, dan bahagia adalah materi yang
disusun dapat membantu pembelajar untuk merasakan senang dan nyaman dengan
kriteria antara lain memiliki isi berupa teks, gambar, dan bahasa yang digunakan
mudah dipahami oleh pembelajar dan berisi contoh serta petunjuk. Ketiga,
mengembangkan kepercayaan diri adalah banyak pembelajar merasa nyaman dan
percaya diri jika materi yang mereka pelajari mudah untuk dipelajari.
Keempat, relevan untuk pembelajar adalah materi yang dikembangkan
harus memperhatikan latar belakang, kemampuan kognitif, afektif, psikomotor
dan ekonomi siswa, serta materi berguna untuk kehidupan sehari-hari siswa.
Kelima, membuat pembelajar tertarik adalah pembelajar akan tertarik untuk
mempelajari materi dengan diri mereka sendiri. Keenam, memberikan penjelasan
adalah materi yang disusun dapat memberikan penjelasan yang jelas bagi
pembelajar dengan memberikan petunjuk kegiatan sehingga dapat memudahkan
pembelajar untuk memahami. Ketujuh, memperhatikan gaya belajar yang berbeda
dari masing-masing pembelajar adalah materi yang dikembangkan dapat
memberikan dan mengupayakan perkembangan seluruh kemampuan kognitif,
afektif, dan psikomotor. Kedelapan, memperhatikan sikap afektif yang berbeda
dalam masing-masing pembelajar adalah materi yang disusun dapat
memperhatikan sikap afektif yang dimiliki oleh bermacam pembelajar. Karena itu,
sebaiknya materi yang dapat memberikan bentuk kegiatan secara individu
maupun kelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Kesembilan, memberikan kemampuan intelektual dan estetika adalah
materi yang dikembangkan dapat membantu pembelajar untuk mengembangkan
kemampuan berpikir dalam mengolah emosi, seni dan memberikan kegiatan yang
melatih otak kanan dan kiri pembelajar. Kesepuluh, memberikan kesempatan
untuk terwujudnya feedback . Materi yang diberikan dapat mendorong pembelajar
untuk memberikan timbal balik yang positif atas kegiatan yang disudah dipelajari.
Sepuluh prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson tersebut digunakan
oleh peneliti dengan harapan dapat membantu dalam melaksanakan pembelajaran
dengan mewujudkan proses pendidikan yang efektif.
2.1.3 Pendidikan
Pendidikan menurut Dale (dalam Hardiyanti, 2011: 9) merupakan usaha
secara sadar yang dilakukan untuk mempersiapkan siswa agar dapat memainkan
peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tetap untuk masa yang akan
datang, melalui bimbingan, pengajaran, dan pelatihan yang didapatkan dari
sekolah dan luar sekolah. Pada dasarnya pendidikan memberikan bimbingan dan
ajaran dengan cara memberikan kebebasan manusia dari berbagai persoalan hidup
yang melingkupinya (Freire dalam Yunus, 2004: 1). Menurut Freire (dalam
Yunus, 2004: 1) pendidikan merupakan usaha untuk mengembalikan manusia
untuk menjadi manusia agar terhindar dari berbagai bentuk penindasan,
kebodohan sampai kepada ketertinggalan.
Penindasan yang menimpa manusia disebabkan oleh rendah pendidikan
yang dimilikinya. Untuk melepas adanya berbagai bentuk penindasan harus
melalui pendidikan (Mangunwijaya dalam Yunus, 2004: 83). Pendidikan diawali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
dengan menghormati kebebasan, hak, dan kekuasaan pribadi. Oleh karena itu,
guru selaku pelaku dalam pendidikan harus memberikan kebebasan dan hak yang
dimiliki oleh peserta didik (J. Drost dalam Yunus, 2004: 16). Menurut Freire
(dalam Yunus, 2004: 12) titik tolak pendidikan yang memberikan kebebasan
dengan cara pemecahan kontradiksi antara guru dengan peserta didik. Pemecahan
kontradiksi tersebut dimulai dengan pendekatan komunikasi dan dialog. Adanya
dialog tersebut peserta didik diperbolehkan berpikir dan berkreasi dalam
mengembangkan dirinya dengan bebas.
Dalam pendidikan, manusia sebagai pembelajar, Sastrapratedja (2013: 35-
41) (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015: 50) menjelaskan bahwa pendidikan
dapat dilakukan dari empat sudut pembelajaran. Empat sudut pandang tersebut
menurut yaitu: pertama, teori fungsionalis yakni pendidikan sebagai tempat bagi
pembelajar untuk melakukan proses menurunkan berbagai kebudayaan kepada
generasi yang baru. Kedua, teori konflik yakni pendidikan berfungsi sebagai
pelayanan kepentingan kelompok dominan dengan cara kesenjangan sosio-
ekonomis melalui pengetahuan dan sikap yang sesuai dengan karakter masing-
masing.
Ketiga, teori kritis yakni pendidikan berfungsi sebagai membantu
pembelajar dalam mengkritisi segala sesuatu yang terjadi di dunia dan menyadari
keberadannya serta menentukan tindakan yang harus dilakukan. Keempat, teori
interpretif yakni pendidikan merupakan suatu tempat bagi pembelajar dalam
mempelajari aturan permainan hidup dengan menafsirkan makna dari berbagai
perilaku sanksi, dan cara hidupnya melalui pola berkomunikasi. Manusia dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
menempuh pendidikan untuk belajar tidak dapat dipisahkan dengan
lingkungannya dengan cara memberikan kebebasan dan haknya. Berdasarkan
pendapat beberapa ahli diatas, pendidikan adalah usaha untuk memberikan
pelatihan dengan cara memberikan kebebasan terhadap manusia agar tidak
tertindas dengan adanya dialog antara guru dan siswa untuk mengembangkan
kreativitas.
Pendidikan yang memberikan kebebasan manusia, hak dan agar tidak
tertindas yaitu pendidikan emansipatoris. Pendidikan ini dianggap sebagai
pendidikan yang menekankan adil dan demokratis. Pendidikan emansipatoris
diartikan sebagai proses pembebasan kehidupan dari unsur-unsur penindasan
(Freire dalam Suprijono, 2016: 41). Terdapat tiga kunci menurut Giroux (2001)
(dalam Winarti dan Anggadewi, 2015: 53) yakni: pertama, humanisasi dapat
dipahami sebagai pemberdayaan pemahaman kritis antara guru dan siswa dan
untuk menciptakan humanis dengan diperlukannya cinta, kerendahan hati, iman,
kepercayaan, harapan dan pemikiran kritis. Kedua, kesadaran kritis yakni belajar
menerima keadaan sosial, ekonomi, dan melawan arus penindasan realitas.
Ketiga, mempertanyakan sistem yakni menjadi pemikir yang kritis, perlu adanya
dialog dalam bentuk mempertanyakan sistem untuk menemukan realitas.
Menurut pendapat Freire (1970) (Nouri dan Sajjadi, 2014) (dalam Winarti
dan Anggadewi, 2015: 54) bahwa pendidikan emansipatoris adalah siswa dan
guru merupakan pembelajar, guru dan siswa saling belajar. Hal tersebut dimaksud
bahwa guru dan siswa sebagai subyek yang sedang mempelajari materi
pembelajaran. Adanya dialog yang dilakukan antara guru dan siswa dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
memberikan pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman keduanya berkembang.
Dari pemahaman yang baru, maka guru dan siswa menjadi teman yang bersama-
sama memberdayakan satu sama lain. Dalam dialog pendidikan emansipatoris ini
dapat mengambil tema nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan siswa.
Menurut Winarti dan Anggadewi, (2015: 54) bahwa Pedagogi Ignasian
atau Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) merupakan salah satu model pendidikan
emansipatoris yang menekankan refleksi untuk menemukan solusi dalam proses
pendidikan dengan menentukan sikap atau perilaku yang memiliki pengaruh
positif. Pendekatan PPR ini menekankan pada aktivitas siswa dalam mempelajari
materi. Tujuan dari PPR adalah untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam
menanggapi berbagai hal yang ada di sekitar secara kritis dalam upaya untuk
memperdalam pemahaman pembelajaran yang diterima di sekolah dan lingkungan
(Subagya, 2010: 22). Ada lima kegiatan yang saling berkaitan sebagai siklus
dalam Pedagogi Ignasian atau PPR, yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan
evaluasi (Peterson dan Nielson, 2012 dalam Winarti dan Anggadewi, 2015: 55).
Tahapan PPR yang pertama adalah konteks. Peserta didik akan melakukan
kegiatan mengidentifikasi keberadaan peserta didik dalam konteks dunia. Guru
memiliki peran sebagai penggali konteks kehidupan yang ada didalam diri siswa
dan mengamati pencapaian siswa akan perkembangan pribadi yang utuh pada
materi yang akan dipelajari (Subagya, 2010: 43). Kegiatan konteks digunakan
untuk mengali dan mengetahui pemahaman awal siswa. Dalam tahapan
pengalaman ini siswa akan memahami konteksnya dengan harapan mendapatkan
pengalaman (Winarti dan Anggadewi, 2015: 55). Pengalaman yang digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
siswa untuk dapat memahami materi yang dipelajari secara dalam dengan
melibatkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam pengalaman
memungkinkan siswa menyadari akan pribadi dirinya (Subagya, 2010: 50).
Proses pelaksanaan menyadari dan refleksi dengan mempertimbangkan
dengan seksama menggunakan daya ingat, pemahaman, imajinasi, pengalaman,
dan ide-ide atau tujuan yang diinginkan (Subagya, 2010: 55). Proses refleksi
dilakukan untuk mendorong siswa dalam menggali dan memunculkan makna dari
pengalaman mereka. Setelah melakukan refleksi, siswa dapat menentukan aksi
yang akan dilakukan sesuai dengan pilihannya. Aksi yang ditentukan berasal dari
hasil refleksi yang telah dilakukan oleh siswa (Subagya, 2010: 61). Aksi yang
dilakukan oleh pembelajar diharapkan untuk bersikap dengan merubah
kepribadiannya menjadi lebih baik. Tahapan akhir dari PPR adalah evaluasi
merupakan untuk membentuk manusia dengan memiliki kepribadian yang utuh,
kompeten dalam kognitif atau intelektual dan bersedia untuk semakin berkembang
(Subagya, 2010: 63).
Berdasarkan pendapat beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
pendidikan yang memberikan kebebasan dalam pembelajaran adalah pendidikan
emansipatoris dengan menggunakan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif
(PPR). Tahapan dalam PPR ini memberikan pengalaman kepada siswa untuk
menyadari dan refleksi pengalamannya yang telah didapatkan dengan
berkontribusi secara langsung dengan lingkungan sekitar. Setelah melakukan
kegiatan refleksi, siswa melakukan kegiatan aksi untuk menentukan pilihannya
dengan harapan untuk bersikap dapat merubah kepribadiannya lebih baik. Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dapat belajar untuk memperoleh pengalaman dengan berkontribusi dengan
lingkungan yang ada di sekitarnya.
2.1.4 Lingkungan
Lingkungan adalah semua kondisi yang mempengaruhi eksistensi,
pertumbuhan, dan kesejahteraan dari suatu organisme yang ada di bumi (Gustavo
dalam Hamzah, 2013: 5). Lingkungan memiliki peran yang mendukung dalam
berbagai kehidupan manusia. Adanya hubungan timbal balik antara manusia
dengan lingkungan dipengaruhi oleh perilaku manusia. Perilaku manusia terhadap
lingkungan ditandai dengan sikap dan tindakan manusia terhadap alam. Perilaku
manusia dapat menentukan kondisi lingkungan. Manusia memiliki upaya untuk
menyesuaikan pola hidup dengan kondisi lingkungan. Apapun yang dilakukan
oleh manusia terhadap lingkungan, akan berdampak pada perilaku tersebut
terhadap lingkungan akan kembali lagi dalam kehidupan manusia itu sendiri, baik
keuntungan ataupun kerugian (Hamzah, 2013: 1).
Berdasarkan pendapat dari ahli diatas, bahwa lingkungan merupakan suatu
kondisi yang memiliki hubungan timbal-balik dengan manusia dan memiliki
peran dalam kehidupan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kondisi lingkungan
dipengaruhi oleh perilaku manusia. Perilaku tersebut akan digunakan untuk
mencapai tujuan tertentu. Dalam membangun perilaku manusia terhadap
lingkungan melalui proses pendidikan.
Pendidikan harus dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembentukan sikap
dan kepedulian terhadap lingkungan secara efektif (Hamzah, 2013: 14). Informasi
tentang lingkungan dapat diperoleh peserta didik dengan pendidikan formal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
maupun nonformal. Melalui pendidikan yang intensif diharapkan memungkinkan
untuk mengembangkan kualitas sikap dan perilaku yang positif terhadap
lingkungan. Salah satu bentuk untuk mengembangkan sikap dan perilaku positif
terhadap lingkungan dengan diberikan pendidikan lingkungan. Pendidikan
lingkungan adalah memberikan pengetahuan tidak tentang lingkungan saja,
melainkan mengembangkan kesadaran terhadap lingkungan dan kepedulian
dengan kondisi lingkungan (Hamzah, 2013: 35).
Pendidikan lingkungan merupakan proses mengenali nilai-nilai dan
menjelaskan konsep dalam rangka mengembangkan keterampilan, sikap, yang
diperlukan untuk memahami hubungan timbal balik antara manusia, budaya, dan
lingkungan biofisiknya. Pendidikan lingkungan juga membutuhkan eksperimen
dalam hal pengambilan keputusan dan memformulasi sendiri perilaku suatu
bentuk berkenaan dengan isu lingkungan (UNESCO dalam Hamzah, 2013: 39).
Pendidikan lingkungan diharapkan dapat menumbuh kembangkan sikap ramah
terhadap lingkungan untuk membekali individu dalam membentuk perilaku yang
seharusnya ia perbuat terhadap lingkungan. Berdasarkan pendapat dari ahli diatas,
dapat disimpulkan bahwa pendidikan lingkungan adalah pengetahuan yang
diberikan untuk mewujudkan kesadaran dan kepedulian dengan cara
mengembangkan keterampilan dan sikap ramah terhadap lingkungan.
2.1.5 Kesadaran dan Kepedulian
Kesadaran dapat diartikan berpikir. Jika seseorang ingin menghendaki
perubahan maka langkah yang dilakukan yaitu merubah cara berpikir. Seseorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang memiliki hasrat untuk merubah cara berpikirnya terhadap lingkungan berarti
sadar terhadap lingkungan (Neolaka dalam Pius dan Sonia, 2014: 14).
Menurut Freud (dalam Neolaka 2008: 22) menyatakan bahwa kesadaran
merupakan manusia sadar terhadap dirinya dan lingkungannya, sadar akan ruang
dan waktu. Kesadaran akan ruang dan waktu menyebabkan sadar akan
lingkungannya, sadar bahwa lingkungan merupakan salah satu dari bagian
hidupnya. Seseorang yang memiliki hasrat untuk merubah tingkah laku terhadap
lingkungan berarti sadar terhadap lingkungan.
Seseorang dapat dikatakan sadar apabila individu maupun kelompok siaga
(awareness) terhadap peristiwa yang ada di lingkungan dengan peristiwa kognitif
yang meliputi: memori, pikiran, dan perasaan (Solso dalam Pius dan Sonia, 2014:
13). Manusia sadar terhadap lingkungan dengan adanya suatu keadaan yang
tergugah jiwanya terhadap lingkungan hidup yang dapat dilihat dari perilaku dan
tindakan orang yang bersangkutan (Neolaka 2008: 18). Dengan hal ini berarti
manusia dapat menunjukkan perilaku dan tindakan sesuai dengan apa yang
diinginkan.
Soekanto (dalam Jamanti, 2014: 24) menuliskan bahwa kesadaran
memiliki empat indikator antara lain: pengetahuan, pemahaman, sikap, dan pola
perilaku (tindakan). Benyamin Bloom (dalam Jamanti, 2014: 24) membagi
indikator kesadaran menjadi tiga bagian: kognitif, afektif, dan psikomotor.
Notoadmodjo memodifikasi dan meringkas indikator kesadaran menurut Bloom
(dalam Jamanti, 2014: 24) dengan dominan ke 3 ranah yaitu: pengetahuan, sikap,
perilaku (tindakan), ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Pertama, pengetahuan (kognitif) yakni pengetahuan yang didapatkan
setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek. Pengetahuan
manusia sebagian diperoleh melalui indera pengelihatan dan indera pendengaran.
Dalam ranah pengetahuan ini terdiri dari 6 tingkatan domain pengetahuan
(kognitif), yaitu tahu (know), memahami (comprehension), aplikasi (aplication),
analisis (analysis), sintesis (syntesis), evaluasi (evaluation).
Kedua, sikap (afektif) merupakan suatu respon atau tindakan dari
seseorang terhadap objek (Newcomb dalam Jamanti, 2014: 25). Sikap memiliki 4
tingkatan antara lain: tingkatan pertama, menerima (receiving) yakni seseorang
(subyek) dapat memperhatikan stimulus yang diberikan oleh lingkungan.
Tingkatan kedua, merespon (responding) yakni seseorang dapat memberikan
jawaban apabila diberi pertanyaan, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang
diberikan tanpa melihat benar atau salah. Tingkatan ketiga, menghargai (valuing)
yakni suatu hal mengajak orang lain untuk mengerjakan atau berdiskusi suatu
masalah. Tingkatan keempat, bertanggung jawab (responsible) yakni seseorang
dapat bersedia menerima konsekuensinya dari sesuatu yang telah dipilih.
Ketiga, perilaku atau tindakan memiliki 4 tingkatan antara lain: tingkatan
pertama, persepsi (perception) yaitu seseorang dapat mengenal dan memilih
obyek yang berhubungan dengan tindakan yang akan dilakukan. Tingkatan kedua,
respons terpimpin (guided response) seseorang melakukan kegiatan sesuai dengan
urutan dan contoh yang benar. Tingkatan ketiga, mekanisme (mecanism) yakni
seseorang yang telah melakukan kegiatan dengan benar secara langsung sudah
menjadi hal kebiasaan. Tingkatan keempat, adopsi (adoption) merupakan suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tindakan yang sudah dilakukan berkembang dengan baik. Berdasarkan pendapat
beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa kesadaran lingkungan merupakan
kegiatan berpikir seseorang dalam mengatur perilaku dan tindakan untuk
menentukan pilihan yang berguna dan kurang berguna terhadap lingkungan.
Kepedulian menurut Swanson (dalam Sihombing, 2014: 24) adalah salah
satu cara untuk memelihara yang dimana orang merasakan komitmen dan
tanggung jawab pribadi. Menurut Leininger 1981 (dalam Sihombing, 2014: 25)
kepedulian merupakan perasaan yang ditunjukan kepada orang lain, dan
memotivasi serta memberikan kekuatan dalam melakukan aksi atau tindakan yang
dapat memberikan pengaruh positif di kehidupannya. Kepedulian diawali dengan
memberikan respon positif bagi orang lain. Kepedulian ini dapat mendorong
seseorang untuk memberikan tindakan dengan respon positif. Seseorang dapat
dikatakan memiliki kepedulian, jika dapat menunjukkan kepada masyarakat
maupun lingkungan dengan memberikan suatu tindakan atau aksi dan dapat
mempengaruhi kehidupan.
Ada lima dimensi dalam kepedulian menurut Swanson (dalam Sihombing,
2014: 27), yaitu: Pertama, mengetahui merupakan seseorang berusaha untuk
mengerti dan memahami kejadian yang penting dalam kehidupan orang lain,
dengan melihat isyarat verbal dan non-verbal. Kedua, turut hadir merupakan hadir
dalam kehidupan orang lain dengan memberikan perhatian dan menyampaikan
ketersediaan apakah dengan kehadiran kita orang lain terganggu atau tidak.
Ketiga, melakukan merupakan kegiatan melakukan sesuatu untuk orang lain
dengan menghibur dan melindungi. Keempat, memungkinkan merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
menempatkan diri kita sebagai pendengar dan pembicara yang baik dengan cara
mendengarkan keluh kesah dan menyampaikan nasihat, dukungan, serta
perhatian. Kelima, mempertahankan keyakinan merupakan memberikan
keyakinan kepada orang lain yang dipedulikan agar orang tersebut memiliki
kekuatan dan harapan.
Berdasarkan pendapat dari ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
kepedulian lingkungan adalah cara seseorang untuk memelihara dan tanggung
jawab ditunjukkan kepada orang lain dengan memberikan kekuatan dan motivasi
dalam melakukan tindakan yang memiliki pengaruh positif terhadap lingkungan.
Mengajarkan untuk dapat menanamkan perilaku kepedulian beserta kesadaran
memberikan pendidikan lingkungan dengan menggunakan model Conservation
Scout.
2.1.6 Model Conservation Scout
Model Conservation Scout adalah suatu model pembelajaran berbasis
lingkungan yang dapat digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan
pembelajaran ini dapat dilakukan dengan cara mengajak siswa untuk memelihara
lingkungan (Widodo, 2014: 2). Suseno, (2016: 4) menuliskan model Conservation
Scout merupakan model pembelajaran inovatif yang berupa konservasi sederhana
untuk memberikan pendidikan lingkungan kepada anak dengan menyenangkan.
Melalui model Conservation Scout ini diharapkan menciptakan siswa yang aktif
dan kreatif dalam mewujudkan suatu kesadaran dan kepedulian terhadap
lingkungan dengan cara memanfaatkan lingkungan yang baik ini (Ritmawanti,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2014: 2). Adapun metode dari model Conservation Scout menurut Suseno (2016:
4) ada empat antara lain:
Bagan 2.1 Metode dalam model Conservation Scout
Dari bagan 2.1 dijelaskan bahwa model Conservation Scout dapat
dilaksanakan dengan empat macam metode: Pertama, kebun konservasi yaitu
anak-anak dapat memanfaatkan lahan yang sempit atau tidak digunakan sebagai
tempat untuk melakukan konservasi sederhana. Kegiatan konservasi sederhana ini
dapat dilakukan dengan penanaman macam-macam tanaman dengan
menggunakan pot maupun vertikultur. Kedua, area konservasi di dalam ruangan
yaitu kegiatan dengan memanfaatkan akuarium atau bahan yang terbuat dari
plastik bening untuk memelihara hewan. Ketiga, minitrip atau perjalanan ke alam
terbuka yaitu anak dapat diajak untuk mengunjungi area terbuka seperti cagar
alam dan konservasi alam.
Keempat, eksperimen sederhana serta kampanye dan peer tutoring yaitu
melakukan kegiatan percobaan dan penyebab terjadinya kerusakan lingkungan.
Setelah kegiatan eksperimen siswa membuat hasil karya dengan tujuan mengajak
teman-teman untuk menjaga lingkungan. Tindak lanjut dari kegiatan ini, siswa
Conservation Scout
Kebun Konservasi
Area konservasi di dalam ruangan
Minitrip (perjalanan menyenangkan ke
alam terbuka)
Eksperimen sederhana, kampanye dan
peer tutoring
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
melakukan kampanye lingkungan. Siswa akan menceritakan pengalaman yang
telah didapatkan dengan mengajak orang yang ada di sekitarnya untuk peduli
lingkungan melalui hasil karya yang telah dibuatnya. Berdasarkan pendapat di
atas, dapat disimpulkan bahwa model Conservation Scout adalah model
pembelajaran yang mengajak siswa memelihara lingkungan dengan melakukan
konservasi untuk memberikan pendidikan lingkungan.
Siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta akan diajak untuk melakukan
eksperimen “Uji Amilum” dan kebun konservasi ”Teknik Menanam Vertikultur”.
Setiap kelompok akan melakukan kegiatan eksperimen “Uji Amilum” untuk
membuktikan bahwa tanaman yang melakukan proses fotosintesis menghasilkan
karbohidrat dapat dilihat dari bagian daun yang tidak ditutup kertas karbon.
Caranya dimasukkan ke dalam campuran air panas dan pemberih cat kuku
(asseton) hingga daun tersebut layu. Hal ini dilakukan untuk melarutkan klorofil,
setelah itu dicuci dengan air, dan ditetesi obat merah (betadine) hingga adanya
perubahan warna menjadi biru pekat atau biru kehitaman.
Selain menggunakan daun, juga melakukan eksperimen pada bagian
tanaman seperti: buah, akar, batang, bunga, biji, dan daun yang menghasilkan
karbohidrat dan dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan dengan cara
memberikan tetesan obat merah (betadine) pada bagian tanaman lalu dipanaskan
diatas api hingga adanya perubahan warna menjadi biru pekat atau biru
kehitaman. Siswa juga diajak untuk melakukan kegiatan kebun konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” merupakan salah satu teknik bertanam
menggunakan barang-barang sederhana seperti: botol-botol bekas dengan cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
ditata secara bertingkat dan memanfaatkan lahan sempit yang ada, salah satu
tanaman yang ditaman yaitu tanaman dengan menghasilkan karbohidrat yang
bermanfaat sebagai sumber makanan bagi manusia, seperti daun bawang, tomat,
dan sawi.
Agar metode ini tercapai sesuai dengan tujuan, setiap siswa diajak untuk
membuat kata mutiara pentingnya tanaman sebagai sumber makanan bagi
manusia. Selain itu juga membuat peraturan mengenai cara merawat tanaman
yang sudah mereka tanam sesuai dengan keinginan dan kehendak sesuai prinsip
Pendidikan Emansipatoris. Siswa juga diberikan kesempatan untuk berbagi
pengetahuan dan pengalaman yang dipelajari dengan menyampaikan hasil kata
mutiara dan peraturan yang telah dibuat kepada teman dan orang yang ada di
sekitarnya (peer tutoring). Tujuan dari kegiatan peer tutoring untuk mengajak dan
membantu orang lain sadar dan peduli terhadap lingkungan.
Dalam pendidikan ini, bertujuan untuk menanamkan sikap sadar dan
peduli terhadap lingkungan. Pembelajaran berbasis lingkungan dapat diterapkan
dengan berbagai cara sesuai dengan tingkat perkembangan anak (Ritmawanti,
2014: 2). Model Conservation Scout digunakan dalam penelitian dengan
berdasarkan pandangan tiga tokoh pendidikan, yaitu:
Pertama pandangan Jean Piaget, menurut Piaget (dalam Crain, 2007, 171)
mengatakan bahwa tahapan perkembangan kognitif anak terbagi dalam 4 tahap
dijelaskan dalam tabel 2.1.
Tabel 2.1 Tahap Perkembangan Kognitif Anak menurut Piget
Tahap Usia Karakteristik
Sensorimotor Lahir- 2 tahun Mampu mengorganisasikan skema
tindakan fisik seperti menghisap,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
memukul, dan menggenggam untuk
menghadapi dunia.
Pra-Operasional 2-7 tahun Anak belajar berpikir menggunakan
simbol dan pencitraan batiniah, pikirannya
belum begitu logis dan masih belum
sistematis, menyama rakatakan sesuatu
berdasarkan pengalaman bebas.
Operasional Konkret 7-11 tahun Mampu mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, mengacu pada
objek dan aktivitas konkret.
Operasional Formal 11 tahun- dewasa Mampu berpikir secara konseptual dan
berpikir secara hipotesis.
Dari tabel tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget diatas dapat
dilihat bahwa siswa kelas V sekolah dasar dalam tahapan operasional konkret (7-
11 tahun). Siswa kelas V sekolah dasar pada umumnya dapat mengembangkan
pikiran yang sistematis dengan mengacu pada objek dan aktivitas yang konkret.
Siswa tertarik pada aktivitas konkret yang memberikan efek positif terhadap objek
yang terdapat di bagian aktivitas.
Pandangan kedua dari Maria Montessori juga digunakan, menurut
Montessori, 1936 mengatakan bahwa anak-anak akan belajar dengan cara mereka
sendiri dan didorong oleh kedewasaan mereka sendiri. Hal ini sama seperti
pendapat Rousseau (dalam Crain, 2007: 99), bahwa anak-anak sering berpikir
serta belajar dengan cara mereka sendiri. Montessori memiliki keinginan untuk
dapat mengembangkan dalam dunia pendidikan yaitu mempersiapkan guru yang
mengajar di dalam kelas untuk melakukan pengamatan dan eksperimen, serta anak
diberikan kebebasan dalam belajar sesuai dengan bakat, minat serta kemampuan
siswa (Montessori, 2002: 28-30).
Teori montessori ini anak-anak termasuk dalam konsep periode-periode
kepekaan (sensitive period). Periode ini anak akan belajar dengan semua daya
upayanya agar dapat menguasai kemampuan-kemampuan sampai sempurna. Dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
“ jika anak dicegah untuk dalam memperoleh pengalaman, maka kepekaan yang
dimiliki oleh anak akan hilang dan akan mengganggu perkembangan anak (dalam
Crain, 2007: 100).
Pandangan menurut Lev Semionovich Vygotsky juga digunakan,
Vygotsky berpendapat bahwa teori psikologi yang berlaku saat ini adalah teori
yang menghubungkan pengalaman-pengalaman dengan refleks-refleks terkondisi
dengan pengaruh lingkungan. Mengenai refleks-refleks terkondisi ini
menggunakan pikiran sadar dan perilaku manusia (Schunk, 2012: 223).
Kontribusi Vygotsky salah satunya yang penting terhadap pemikiran psikologi
yakni memfokuskan perhatian terhadap aktivitas sosial yang memiliki makna
sebagai pengaruh terhadap pikiran sadar manusia. Manusia dapat mengubah
lingkungan sesuai dengan keperluan mereka dan pikiran sadar.
Teori Vygotsky menitik beratkan pada interaksi dari faktor interpersonal
(sosial), kultual-historis, dan individu sebagai kunci dari perkembangan manusia.
Interaksi dengan lingkungan dapat mendorong siswa dalam proses perkembangan
dan pertumbuhan kognitif. Siswa kelas V sekolah dasar dapat berinteraksi dengan
dunia mereka sendiri dengan lingkungan. Dengan harapan siswa dapat mengubah
cara berpikir dan mengambil makna dari pengalaman yang telah didapatkan
melalui lingkungan.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
2.2.1 Penelitian Kesadaran Lingkungan
Pius dan Sonia (2014) melakukan penelitian tentang subjective well-being
pada remaja ditinjau dari kesadaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
mencari hubungan antara kesadaran lingkungan dan subjective well-being (SWB)
pada remaja. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Pengambilan data caranya menggunakan metode cluster sampling terhadap 130
siswa remaja SMK di Semarang. Hasil uji korelasi product moment memperoleh
hasi r = 0,506 (p<0,01) sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
positif yang signifikan antara kesadaran lingkungan dengan subjective well-being
remaja, dimana sumbangan efektif yang diberikan kesadaran lingkungan pada
subjective well-being remaja adalah sebesar 25,6%.
2.2.2 Penelitian Kepedulian Lingkungan
Handayani, Ani (2013) melakukan penelitian mengenai peningkatan sikap
peduli lingkungan melalui implementasi pendekatan sains teknologi masyarakat
dalam pembelajaran IPA kelas IV di SD N Keputran “A”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui langkah-langkah implementasi pendekatan Sains Teknologi
Masyarakat (STM) dalam pembelajaran IPA yang dapat mengembangkan sikap
peduli lingkungan siswa. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
tindakan kelas (PTK) kolaboratif dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD N
Keputran “A” dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang. Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi sikap peduli siswa
terhadap lingkungan, lembar observasi aktivitas guru dalam menanamkan sikap
peduli lingkungan, dan angket sikap peduli lingkungan siswa. Hasil penelitian ini
adalah pendekatan STM dapat mengembangkan sikap peduli lingkungan siswa.
Hal ini ditunjukkan dengan hasil lembar observasi siklus II sebanyak 27 siswa
(96,43%) berada pada kategori tinggi, sebanyak 1 siswa (3,57%) berada pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kategori sedang. Hasil yang diperoleh pada siklus II telah mencapai kriteria
keberhasilan sehingga tindakan dihentikan pada siklus kedua.
2.2.3 Model Conservation Scout
Sari (2014) meneliti presepsi guru dan siswa SD di Yogyakarta terhadap
program Conservation Scout. Penelitian ini melibatkan 38 SD di Yogyakarta yang
terdiri dari 32 guru dan 70 siswa SD yang dilakukan di Pusat Studi Lingkungan
Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk melihat respon sekolah,
presepsi guru, presepsi siswa, dan keberhasilan sekolah dalam mendukung
program Conservation Scout. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
action research, survey, dan deskripsi kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan
sekolah memberikan respon sangat positif (84%) terhadap program Conservation
Scout, dari 38 sekolah yang diundang, ada 32 sekolah yang mengikuti program
ini. Guru menberikan presepsi negatif (2,50), bukan pada esensi program
melainkan pada teknik pelaksanaan program. Siswa memberikan persepsi positif
(3,51) dan 36 dari 70 siswa berhasil melakukan peer tutoring dan kampanye
mengenai konservasi. Ada 53,12% SD yang siswanya menjadi duta konservasi
lingkungan.
Ritmawanti, Dea F (2014) melakukan penelitian pengembangan Model
Conservation Scot: Pengenalan mini konservasi di Sekolah Dasar untuk
pembelajaran berbasis lingkungan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah
pengenalan pembelajaran berbasis lingkungan melalui model Conservation Scout
dapat mengenalkan kepada anak mengenai pentingnya menjaga lingkungan.
Sampel yang digunakan penelitian adalah siswa dari 38 SD mitra PGSD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Universitas Sanata Dharma di wilayah Yogyakarta, baik SD Negeri maupun SD
Swasta, dengan jumlah siswa 76 orang dan guru 38 orang. Hasil yang diperoleh
pembelajaran berbasis lingkungan melibatkan siswa maupun guru secara aktif
dapat menanamkan nilai peduli lingkungan yang ditanamkan sejak dini pada anak.
Berikut ini merupakan bagan literatur map dari penelitian yang relevan
hingga dilakukan oleh peneliti:
Bagan 2.2 Literatur map
Peneitian tentang kesadaran dan
kepedulian lingkungan
Pius dan Sonia (2014)
Kesadaran lingkungan-subjective
well-being
Ani, Handayani (2013)
Peduli lingkungan-pendekatan
Sanis Teknologi Masyarakat
Penelitian tentang model
Conservation Scout
Sari, Wahyu W (2014)
Conservation Scout-Presepsi
guru dan siswa
Ritmawanti, Dea F (2014)
Pengembangan model Conservation
Scout: Pengenalan mini konservasi
di Sekolah Dasar untuk
Pembelajaran Berbasis Lingkungan
Yang ingin diteliti:
Pengembangan Materi,
Model Conservation
Scout, kesadaran dan
kepedulian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2.3 Kerangka Berpikir
Lingkungan memiliki peran yang mendukung dalam berbagai kehidupan
manusia. Adanya hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan
dipengaruhi oleh perilaku manusia. Perilaku manusia terhadap lingkungan dapat
dilihat dari sikap dan tindakan manusia terhadap lingkungan. Lingkungan
digunakan sebagai pemenuh kebutuhan manusia. Anak dapat menjalani kehidupan
sehari-hari membutuhkan peran lingkungan sekitar.
Di lingkungan terdapat beragam jenis tanaman. Tanaman sering dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari. Tanaman memiliki manfaat bagi manusia salah
satunya sebagai sumber makanan. Namun, siswa kelas V B SD N Jetis 1
Yogyakarta kurang sadar dan peduli terhadap tanaman yang ada di lingkungan
sekitar bermanfaat bagi keberlangsungan hidup. Hal ini dapat dilihat berdasarkan
observasi bahwa SD N Jetis 1 Yogyakarta terdapat tanaman dengan kondisi yang
cukup baik dan terlihat terawat dengan baik. Tanaman yang ada di lingkungan
sekolah terlihat segar.
Ada beberapa siswa kelas V B ketika jam istirahat bermain sepak bola dan
bola tersebut masuk ke dalam area taman sehingga mengenai tanaman. Tanaman
yang berada di area taman yaitu tanaman singkong yang masih kecil, bibit
tanaman pepaya, dan bibit tanaman mangga. Siswa ketika mengambil bola yang
mengenai tanaman tersebut dengan cara berebutan dan mereka menginjak-injak
tanaman, sehingga tanaman yang berada di area taman menjadi rusak. Ada juga
siswa saat jam istirahat melihat permainan sepak bola dengan sengaja duduk
diatas tanaman yang berada diteras sekolah. Selain itu, ada juga siswa dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sengaja memetik daun tanaman srikaya yang ada di lingkungan sekolah, sehingga
menyebabkan tanaman srikaya menjadi rusak.
Sikap dan perilaku siswa terhadap lingkungan khususnya tanaman kurang
baik. Hal ini dilihat dari program yang dimiliki sekolah yaitu “SEMUTLIS”
artinya sepuluh menit untuk lingkungan sekolah dan salah satu dari program
tersebut mengingatkan kepada siswa bahwa sepuluh menit sebelum masuk kelas
untuk merawat tanaman terlebih dahulu. Tulisan “SEMUTLIS” tersebut tertempel
disetiap pintu kelas 1 sampai 6. Namun siswa kelas V B belum terlihat
melaksanakan program tersebut. Siswa kelas V B melaksanakan program dari
sekolah jika ada perintah dari guru.
Ketika melakukan wawancara kepada lima siswa kelas V B mengatakan
bahwa jarang melaksanakan pembelajaran dengan eksperimen. Sehingga
membuat mereka merasa kesulitan dalam memahami materi. Siswa mudah
memahami materi jika pembelajaran dengan kegiatan eksperimen. Guru dalam
melaksanakan pembelajaran menggunakan petunjuk buku paket dari pemerintah.
Buku paket dari pemerintah tidak semuanya terdapat materi yang lengkap dan
sesuai dengan kebutuhan. Sehingga dalam melengkapi materi yang dibutuhkan,
guru perlu menyusun dan menggabungkan dengan referensi lain. Selain itu,
keterbatasan akan sumber dan media pembelajaran di sekolah menjadikan kendala
dalam melaksanakan pembelajaran IPA. Kepala sekolah, guru kelas, dan lima
siswa kelas V B membutuhkan materi eksperimen bedasarkan wawancara analisis
kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Berdasarkan hasil analisis dan masalah di atas, maka peneliti akan
mengembangkan materi dengan harapan agar siswa kelas V B akan semakin sadar
dan peduli terhadap lingkungan sekitar. Materi tersebut yaitu “Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V” yang dapat digunakan
untuk memberikan pendidikan lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, prosedur
pengembangan, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan teknik
analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and
Development (R&D). Menurut Borg & Gall, 1983 (dalam Setyosari, 2003: 222)
bahwa penelitian dan pengembangan (R&D) adalah suatu proses yang digunakan
untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan.
Namun dalam penelitian ini, peneliti menggunakan desain penelitian dan
pengembangan menurut Brian Tomlinson. Penelitian dan pengembangan yang
dikembangkan yakni pengembangan materi. Peneliti menggunakan metode
pengembangan menurut Brian Tomlinson karena lebih fokus ke pengembangan
materi pembelajaran. Prosedur pengembangan menurut Tomlinson yaitu: (1)
Analisis kebutuhan, (2) Desain, (3) Implementasi, (4) Evaluasi, (5) Revisi. Dalam
penelitian ini peneliti mengembangkan Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V B semester gasal
2016/2017 SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan jumlah 23 siswa, terdiri dari 12 siswa
perempuan dan 11 siswa laki-laki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran
dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout untuk
Siswa Kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
3.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Jetis 1 Yogyakarta yang beralamat di
Jl. Pasiraman No 02, Cokrokusuman, Cokrodiningratan, Gondokusuman, Jetis,
Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada bulan Juli 2016 sampai
Januari 2017.
3.3 Prosedur Penelitian
Prosedur pengembangan materi penelitian yang digunakan oleh peneliti
mengacu pada prosedur penelitian dan pengembangan materi menurut Brian
Tomlinson. Prosedur pengembangan materi ini melalui lima langkah prosedur
pengembangan materi, yaitu : (1) Analisis kebutuhan, (2) Desain, (3)
Implementasi, (4) Evaluasi, (5) Revisi. Adapun lima langkah-langkah
pengembangan materi yang digunakan oleh peneliti sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Bagan 3.1 Prosedur Pengembangan
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis kebutuhan dengan
observasi pembelajaran dalam kelas, observasi di luar kelas pada jam istirahat dan
wawancara. Dalam kegiatan observasi pembelajaran dalam kelas, observasi di luar
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan untuk Kelas V Tahap IV
Revisi
Prinsip Pengembangan
Materi menurut
Tomlinson
Validasi:
1. Ahli
2. Guru
3. Siswa
Analisis
Kelemahan dan
Kelebihan Materi
Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari
Pertama
Pembelajaran Hari
Pertama dan Hari Kedua
Koreksi
Ahli
Penggabungan
dan
Pengembangan
Materi
Revisi
Menentukan
1. SK
2. KD
3. Indikator
4. Kegiatan
Pembelajaran secara
umum
Validasi
Instrumen
Wawancara
1. Observasi
2. Wawancara
Tahap I
Analisis
Tahap II
Desain
Tahap III
Implementasi
Tahap IV
Evalusai
Implementasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Hari
Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kelas pada jam istirahat dan wawancara, peneliti menggunakan panduan lembar
students need analysis pemberian dari dosen pembimbing skripsi. Kegiatan
observasi dilakukan pada kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Observasi pembelajaran dalam kelas ini dilakukan untuk mengetahui
kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan bahan
ajar yang digunakan dalam pembelajaran. Sedangkan observasi yang dilakukan di
luar kelas pada jam istirahat untuk mengetahui perilaku siswa terhadap tanaman
yang ada di sekolah. Setelah melakukan observasi di kelas V B peneliti
melakukan wawancara dengan siswa, guru kelas, dan kepala sekolah. Wawancara
ini dilakukan untuk memberikan informasi yang berkaitan dengan melaksanakan
pembelajaran IPA di kelas dan kebutuhan akan bahan ajar yang dilakukan dalam
pembelajaran. Hasil kegiatan observasi dan wawancara ini dijadikan sebagai
pengembangan materi sesuai dengan kebutuhan siswa, guru, dan kepala sekolah
sehingga diharapkan dapat memiliki pengaruh positif dalam kemajuan diri siswa
kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
3.3.2 Desain
Hasil analisis kebutuhan observasi dan wawancara digunakan sebagai
dasar mengembangkan materi. Sebelumnya peneliti mengkaji prinsip-prinsip
pengembangan materi menurut Tomlinson. Kemudian menentukan Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), dan indikator pembelajaran yang
terdapat dalam lembar panduan student need analysis sesuai dengan hasil analisis
kebutuhan yang diperoleh dari kegiatan observasi dan wawancara, selanjutnya
dikoreksi oleh ahli. Peneliti selanjutnya merancang silabus, Rencana Pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Pembelajaran (RPP), Panduan Eksperimen “Uji Amilum” untuk guru dan siswa
sebagai bahan ajar yang akan digunakan dalam proses pembelajaran dan sarana
terlaksananya Model Conservation Scout yang disusun sesuai dengan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam menyusun materi peneliti
menggunakan 10 prinsip dari 16 prinsip pengembangan materi menurut
Tomlinson. Pembelajaran yang direncanakan dapat mengupayakan siswa untuk
aktif sebagai bentuk dari pelaksanaan Pendidikan Emansipatoris.
Silabus, Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), dan Materi Eksperimen
Uji Amilum untuk guru dan siswa sebagai bahan ajar yang digunakan dalam
proses pembelajaran. Dalam penelitian ini, peneliti bersepakat akan
menggabungkan dan mengembangkan menjadi satu dengan bahan ajar karya
teman peneliti. Bahan ajar tersebut akan digunakan sebagai buku pegangan guru
dan memudahkan guru kelas dalam memahami materi.
Kemudian peneliti melakukan validasi silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), dan Materi Eksperimen untuk guru kepada ahli untuk
mengetahui kualitas isi materi dengan cara mendapatkan komentar dan saran dari
para ahli untuk perbaikan materi agar semakin layak untuk digunakan. Validasi
materi dilakukan dengan cara menyerahkan materi guru kepada ahli IPA, ahli
bahasa, dan guru kelas. Selain itu, panduan eksperimen untuk siswa divalidasi
oleh siswa kelas V B dengan cara kegiatan wawancara menggunakan instrumen
validasi panduan eksperimen oleh siswa. Siswa yang ditunjuk untuk memvalidasi
materi berjumlah lima, siswa yang memiliki tingkat kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotor yang berbeda-beda. Serta siswa tersebut memiliki kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kemampuan yang berbeda yang berdasarkan dari rekomendasi guru kelas V B.
Hasil validasi dari ahli IPA, ahli bahasa, guru kelas, dan siswa digunakan oleh
peneliti untuk melakukan kegiatan memperbaiki materi.
3.3.3 Implementasi
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan materi
eksperimen yang sudah direvisi sesuai dengan hasil validasi, kemudian digunakan
untuk melaksanakan kegiatan proses belajar mengajar di kelas V B SD N Jetis 1
Yogyakarta dengan melibatkan 23 siswa setelah mendapatkan izin dari kepala
sekolah dan guru kelas.
3.3.4 Evaluasi
Kegiatan evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan
kelemahan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk
Kelas V. Hal ini dilakukan dengan cara menganalisis hasil observasi, wawancara,
dan proses implementasi materi eksperimen.
3.3.5 Revisi
Dalam melakukan kegiatan revisi materi dengan cara mengetahui hasil
evaluasi dari proses implementasi materi eksperimen. Kegiatan revisi ini
dilakukan untuk memperbaiki dan mengembangkan kualitas isi materi agar layak
digunakan.
3.4 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa observasi, daftar
pertanyaan wawancara, dan lembar kuesioner. Observasi kelas dilakukan pada
saat pembelajaan IPA, observasi di luar kelas pada jam istirahat. Observasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
dilakukan pada saat kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL). Daftar
pertanyaan wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepala sekolah, guru,
siswa, dan wawancara untuk memvalidasi materi eksperimen oleh siswa. Lembar
kuesioner digunakan untuk memvalidasi instrumen wawancara analisis
kebutuhan, dan instrumen wawancara untuk memvalidasi materi eksperimen oleh
siswa. Lembar kuesioner diberikan kepada ahli IPA dan ahli bahasa. Nilai akhir
kuesioner dari ahli IPA dan bahasa digunakan sebagai bahan masukan untuk
instrumen wawancara analisis kebutuhan dan instrumen wawancara untuk
memvalidasi materi ekpserimen oleh siswa. Berikut ini kisi-kisi instrumen
wawancara analisis kebutuhan kepada kepala sekolah, guru, siswa, dan instrumen
wawancara untuk memvalidasi materi eksperimen oleh siswa yang digunakan
oleh peneliti:
Tabel 3.1 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan kepala sekolah
No Aspek Nomor Item
1. Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan
kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA
1
2. Kesulitan yang dialami guru terkait pelaksanaan
kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA
2,3
3. Penggunaan panduan eksperimen IPA dalam
pembelajaran
4,5,6
4. Pendapat Bapak/Ibu mengenai panduan materi
eksperimen yang layak digunakan
7
Tabel 3.2 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan guru
No Aspek Nomor Item
1. Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
1
2. Kesulitan yang dialami guru berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatann eksperimen pada pembelajaran
IPA
2
3. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan dalam
melaksanakan kegiatan eksperimen pada pembelajaran
IPA
3
4. Sarana yang diperlukan dalam penggunaan materi
eksperimen kegiatan eksperimen
4,5,6
5. Pendapat Bapak/Ibu mengenai panduan materi 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
eksperimen yang layak digunakan
Tabel 3.3 Kisi-kisi wawancara analisis kebutuhan siswa
No Aspek Nomor Item
1. Tanggapan siswa terhadap pembelajaran IPA di Kelas 1,2
2. Informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA
3, 4
3. Kesulitan yang dialami siswa berkaitan dengan
pelaksanaan kegiatann eksperimen pada pembelajaran
IPA
5, 6
4. Penggunaan materi dalam kegiatan eksperimen
eksperimen pada pembelajaran IPA
7, 8
5. Pendapat siswa mengenai panduan materi eksperimen
yang layak digunakan
9, 10
Tabel 3.4 Kisi-kisi wawancara validasi materi eksperimen oleh siswa
No Aspek Nomor Item
1. Minat siswa dalam membaca 1
2. Materi dapat menumbuhkan ketertarikan bagi siswa 2
3. Penggunaan bahasa dalam materi 3,4
4. Memberikan pemahaman terhadap langkah-langkah
dalam panduan
5
5. Panduan memberikan kesan positif 6
Peneliti melakukan validasi instrumen wawancara analisis kebutuhan
kepala sekolah, guru, siswa dan instrumen wawancara untuk memvalidasi materi
eksperimen oleh siswa kepada dosen ahli IPA dan ahli bahasa. Lembar komponen
penilaian validasi analisis kebutuhan dan penilaian validasi instrumen untuk
memvalidasi materi ekperimen oleh siswa, tersebut diberikan kepada dosen ahli.
Cara menilai yakni dengan memberikan tanda centang pada skor 1, 2, 3, atau 4
sesuai dengan pendapat ahli berdasarkan daftar pertanyaan wawancara yang akan
digunakan peneliti. Adapun komponen penilaian validasi instrumen wawancara
analisis kebutuhan dan validasi wawancara untuk memvalidasi materi eksperimen
oleh siswa sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Tabel 3.5 Komponen penilaian validasi instrumen wawancara
No Komponen Penilaian Skor
Komentar/Saran 1 2 3 4
1. Kelengkapan unsur-unsur
pedoman wawancara.
2. Kesesuaian antara kisi-kisi
dengan pertanyaan yang akan
diajukan.
3. Ketepatan pemilihan kata untuk
menggambarkan jawaban atas
pertanyaan yang diajukan.
4. Penggunaan bahasa Indonesia
dan tata tulis dalam pedoman.
Total Skor Keseluruhan
Skor terbobot =
x 10
Hasil skor penilaian validasi dari dosen ahli IPA dan ahli bahasa dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6 Hasil validasi instrumen wawancara dari ahli IPA dan ahli bahasa
No Validator
Instrumen
wawancara
kepala
sekolah
Instrumen
wawancara
guru
Instrumen
wawancara
siswa
Instrumen
wawancara
untuk
memvalidasi
materi oleh
siswa
Total
skor
Skor
Bobot
1. Ahli IPA 35 35 32,5 30 132,5 33,13
2. Ahli
bahasa
32,5 35 35 32,5 135 33,75
Berdasarkan skor validasi yang diberikan oleh ahli untuk instrumen analisis
kebutuhan dan instrumen wawancara validasi materi eksperimen oleh siswa,
instrumen tersebut layak untuk digunakan dengan perbaikan sesuai dengan saran
yang diberikan oleh ahli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti berupa observasi,
wawancara, dan lembar kuesioner. Observasi merupakan studi yang disengaja dan
sistematis tentang fenomena sosial dan gejala-gejala alam dengan pengamatan dan
pencatatan (Arikunto, dalam Gunawan 2013: 143). Observasi dilakukan pada saat
melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) saat pembelajaran di kelas
dan di luar kelas pada jam istirahat untuk memperoleh data awal mengenai
kebutuhan.
Peneliti juga melakukan wawancara untuk mendapatkan data. Wawancara
merupakan suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu dan
proses tanya jawab lisan dimana dua orang atau lebih (Setyadin, dalam Gunawan
2013: 160). Kegiatan wawancara menggunakan kisi-kisi sebagai pedoman
wawancara dan mengembangkan pertanyaan sendiri. Wawancara dilakukan
dengan kepala sekolah, guru, siswa, dan wawancara untuk memvalidasi materi
eksperimen oleh siswa.
Kuesioner juga digunakan peneliti untuk melakukan validasi instrumen
wawancara, validasi kualitas materi yang dikembangkan. Kuesioner merupakan
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2015). Peneliti menyerahkan instrumen wawancara kepada ahli IPA
dan ahli bahasa, serta “Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
untuk Kelas V” yang dikembangkan kepada ahli IPA, ahli bahasa, dan guru kelas
untuk divalidasi dengan mengisi lembar kuesioner yang telah dilampirkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Peneliti merevisi materi sesuai dengan hasil validasi yang telah ditulis oleh ahli
pada lembar kuesioner. Setelah melakukan revisi peneliti melakukan
Implementasi. Implementasi dilakukan untuk mengetahui kualitas materi.
3.6 Teknik Analisis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi, wawancara, saran dari
validasi ahli. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari nilai validasi instrumen
wawancara dan kualitas materi.
3.6.1 Teknik Analisis Data Kualitatif
Teknik analisis data kualitatif diperoleh dari observasi pembelajaran
dalam kelas, observasi di luar kelas dan wawancara kepada kepala sekolah, guru
kelas, dan siswa kelas V B. Data kualitatif ini berupa komentar dan saran dari ahli
IPA, bahasa, dan guru kelas yang digunakan untuk memperbaiki Materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V. Ahli IPA akan
memberikan komentar dan saran untuk perbaikan mengenai kualitas isi materi.
Ahli bahasa akan memberikan komentar dan saran untuk perbaikan mengenai
pengejaan, penulisan, dan tata bahasa yang digunakan dalam isi materi. Guru
kelas akan memberikan komentar dan saran untuk perbaikan langkah dalam
materi dan seluruh isi materi.
3.6.2 Teknik Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor penilaian dari hasil
validasi oleh ahli IPA, bahasa, dan guru kelas. Data kuantitatif yang diperoleh
akan dianalisis menggunakan kriteria penilaian menurut Sukardjo (2006: 53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Dalam skala penilaian menggunakan empat butir skala dengan kriteria pilihan
skor tertinggi tiap butir adalah 4 dan skor terendah adalah 1. Empat pilihan
tersebut digunakan untuk memperjelas pendapat validator mengenai kelayakan
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V.
Keempat pilihan tersebut memiliki kategori: 4 untuk sangat layak, 3 untuk layak,
2 untuk cukup layak, 1 untuk kurang layak.
Hasil skor yang diperoleh oleh ahli dari validasi Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V kemudian dikonservasikan
menggunakan empat kriteria penilaian menurut Sukardjo (2006: 53). Berikut ini
merupakan tabel yang digunakan dalam penelitian:
Tabel 3.7 Kriteria Penilaian Ideal
No. Interval Skor Kategori
1 X > Xi + 1,80 x Sbi Sangat layak
2 Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi Layak
3 Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi Cukup layak
4 Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi Kurang layak
Keterangan:
X = Skor akhir rata-rata
Xi = Rerata ideal, dapat dicari dengan rumus:
(skor tertinggi ideal + skor terendah ideal)
Sbi = Simpangan baku ideal, dapat dicari dengan rumus:
(skor tertinggi ideal - skor terendah ideal)
Berdasarkan rumus konservasi pada tabel 3.7, maka perlu dilakukan
perhitungan data kuantitatif untuk memperoleh data kualitatif. Adapun penentuan
rumus kuantitatif sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Diketahui:
Skor tertinggi ideal = 4
Skor terendah ideal = 1
Rerata ideal (Xi) =
(4 + 1)
= 2,5
Simpangan Baku Ideal (Sbi) =
(4-1)
= 0,5
Ditanyakan:
Rentang skor= sangat layak, layak, cukup layak, dan kurang layak
Jawab:
a. Kategori Sangat Layak
X > Xi + 1,80 x Sbi
X > 2,5 + (1,80 x 0,5)
X > 2,5 + 0,9
X > 3,4
b. Kategori Layak
Xi + 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 1,80 x Sbi
2,5 + (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (1,80 x 0,5)
2,5 + 0,3 < X ≤ 3,4
2,8 < X ≤ 3,4
c. Kategori Cukup Layak
Xi – 0,60 x Sbi < X ≤ Xi + 0,60 x Sbi
2,5 – (0,60 x 0,5) < X ≤ 2,5 + (0,60 x 0,5)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
2,5 – 0,3 < X ≤ 2,8
2,2 < X ≤ 2,8
d. Kategori Kurang Layak
Xi – 1,80 x Sbi < X ≤ Xi – 0,60 x Sbi
2,5 – (1,80 x 0,5) < X ≤ 2,5 – (0,60 x 0,5)
2,5 – 0,9 < X ≤ 2,2
1,6 < X ≤ 2,2
Berdasarkan perhitungan skor yang telah dilakukan oleh peneliti, maka
didapatkan rentang kriteria skor skala empat untuk menilai kualitas kelayakan
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V yang
telah dibuat oleh peneliti. Berikut ini merupakan tabel kriteria skor skala empat:
Tabel 3.8 Kriteria Skor Skala Empat
No Rentang Skor Kategori
1. X > 3,4 Sangat layak
2. 2,8 < X ≤ 3,4 Layak
3. 2,2 < X ≤ 2,8 Cukup layak
4. 1,6 < X ≤ 2,2 Kurang layak
Tabel tersebut digunakan untuk melihat kategori penilaian yang digunakan
untuk melihat penilaian yang didapatkan dari ahli IPA, ahli bahasa, dan guru
kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini berisi kajian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar,
Materi Pembelajaran, proses pengembangan Materi Pendidikan Kesadaran dan
Kepedulian Lingkungan untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta,
deskripsi kualitas materi dan pembahasan dalam membantu siswa kelas V B SD N
Jetis 1 Yogyakarta agar semakin sadar dan peduli terhadap lingkungan.
4.1 Kajian Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Materi
Pembelajaran
Pada Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk
Kelas V ini menggunakan Standar Kompetensi (SK) 2. Memahami cara tumbuhan
hijau membuat makanan. RPP hari pertama menggunakan Kompetensi Dasar
(KD) 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan. Sedangkan
untuk RPP hari kedua karya teman peneliti yaitu Adiktia Kurniawati
menggunakan Kompetensi Dasar (KD) 2.2 Mendeskripsikan ketergantungan
manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan.
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Materi yang dikembangkan dalam penelitian ini dengan judul “Materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V”. Dalam
pengembangan materi ini peneliti menggunakan 5 prosedur pengembangan materi
menurut Tomlinson, antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
4.2.1 Analisis Kebutuhan
Penelitian pengembangan ini diawali dengan analisis kebutuhan. Analisis
kebutuhan yang digunakan oleh peneliti yakni observasi dan wawancara. Kegiatan
observasi dan wawancara pertama yang dilakukan oleh peneliti menggunakan
pedoman lembar student need analysis. Topik-topik yang dilakukan oleh peneliti
untuk melakukan observasi dan wawancara antara lain: (1) Student background/
student input yang terdiri dari academic background, social and economic
background. (2) curriculum documents yang terdiri dari type of curriculum,
vission and mission, profile of graduates, and profile of the course. Observasi
yang dilakukan dalam kelas pada saat pembelajaran IPA dan di luar kelas pada
jam istirahat. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh peneliti selama melaksanakan
kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Kegiatan observasi yang dilakukan dalam kelas saat pembelajaran IPA
untuk mengetahui kondisi siswa dalam mengikuti pembelajaran pada hari Selasa,
16 Agustus 2016 di kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Jumlah siswa kelas V B
sebanyak 23 siswa, dengan siswa perempuan sebanyak 12 dan siswa laki-laki
sebanyak 11. Pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB dan materi yang akan
dipelajari pada hari tersebut adalah bagian-bagian alat pencernaan manusia dan
fungsinya. Sebelum pembelajaran dimulai, siswa berdoa terlebih dahulu. Guru
memberikan arahan agar setiap siswa mengeluarkan sikat gigi, pasta gigi, dan
gelas plastik yang telah dibawa. Siswa keluar kelas untuk melakukan kegiatan
menggosok gigi dengan arahan dari guru. Guru memberikan arahan kepada siswa
yang tempat duduknya dekat dengan pintu untuk keluar kelas terlebih dahulu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
sedangkan siswa yang tempat duduk paling depan untuk keluar lebih akhir. Hal
yang dilakukan oleh guru tersebut kurang memberikan kesempatan kepada siswa
yang lain untuk dapat keluar kelas terlebih dahulu dan tidak memberikan
kebebasan kepada siswa. Dengan adanya tindakan yang dilakukan oleh guru
tersebut, bertentangan dengan terwujudnya pendidikan emansipatoris menurut
Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53) yaitu humanisasi merupakan
pemahaman sebagai pemberdayaan kritis antara guru dan siswa untuk
menciptakan kebebasan.
Saat melakukan gosok gigi ada salah satu siswa laki-laki yang masih
berjalan-jalan. Siswa tersebut diberikan arahan agar tidak jalan-jalan dan
mengikuti kegiatan menggosok gigi. Setelah kegiatan menggosok gigi selesai,
guru bertanya mengenai fungsi dan manfaat menggosok gigi. Dalam memberikan
pertanyaan guru selalu menunjuk siswa secara bergantian, hal ini dilakukan agar
semua siswa memperhatikan pembelajaran. Kegiatan dialog tanya jawab yang
dilakukan oleh guru kepada siswa yang dilakukan secara terus menerus untuk
menemukan solusi menunjukkan bahwa terwujudnya pendidikan emansipatoris
sesuai dengan pendapat Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53)
mempertanyakan sistem yaitu menjadikan pemikir yang kritis, perlu adanya
dialog dalam bentuk mempertanyakan sistem untuk menemukan realitas.
Kemudian setiap siswa dibagikan kertas berwarna secara acak. Kertas
tersebut memiliki dua sisi yaitu satu sisi berwarna dan sisi yang lain terdapat
angka 1 sampai 6. Dengan arahan dari guru, siswa berkumpul sesuai dengan
kertas yang memiliki warna sama. Guru menyampaikan bahwa kelompok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
telah dibentuk disebut dengan kelompok asal. Kemudian siswa membalik kertas
warna tersebut dengan melihat angka yang tertulis dikertas tersebut. Siswa yang
memiliki angka yang sama berkumpul. Guru menyampaikan bahwa kelompok
yang dibentuk menurut angka disebut kelompok ahli. Guru juga menjelaskan
tugas yang akan dilakukan dalam kelompok ahli. Saat akan berkumpul dalam
kelompok asal suasana menjadi ramai dan ketika akan berkumpul dengan
kelompok ahli dan kembali lagi ke kelompok asal, guru mengantisipasi keramaian
tersebut dengan cara siswa berkumpul dengan kelompok sesuai hitungan dari guru
dan pindah ke dalam kelompok diharapkan tidak bersuara.
Ada siswa yang berinisial AP memiliki kemampuan rendah dari teman-
teman yang lain. Dalam membentuk kelompok sesuai dengan kertas yang
didapatkan, tidak ada kelompok yang lainnya bersedia untuk menjadikan siswa
AP bergabung dengan kelompok. Dengan permasalahan tersebut, guru langsung
saja menentukan bahwa siswa AP untuk masuk kedalam salah satu kelompok dan
menentukan tugas yang harus dilakukan oleh AP tanpa adanya dialog antara guru
dengan siswa. Tindakan yang dilakukan oleh guru tersebut tidak memberikan
kesempatan adanya dialog antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru. Hal
yang dilakukan oleh guru bertentangan dengan pendidikan emansipatoris menurut
pendapat Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015:53) tentang
mempertanyakan sistem yaitu menjadi pemikir yang kritis, perlu adanya dialog
dalam bentuk mempertanyakan sistem untuk menemukan realitas serta humanisasi
yaitu untuk dapat memahami sebagai pemberdayaan pemahaman kritis antara
guru dan siswa perlu menciptkan keadaan menerima.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Siswa saat berkumpul dalam kelompok ahli mendapatkan materi yang
berbeda. Materi yang dibagikan merupakan macam-macam alat pencernaan yaitu
rongga mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar dan anus. Di dalam
kelompok ahli setiap siswa harus menguasai materi yang kemudian disampaikan
kepada kelompok asal. Kemudian dalam kelompok asal setiap siswa secara
bergantian menyampaikan materi yang didapatkan dari kelompok ahli. Siswa
mengerjakan soal yang diberikan oleh guru. Pekerjaan yang telah dikerjakan oleh
siswa dikumpulkan.
Kemudian guru mengajak siswa untuk bermain “tebak soal” yang
berisikan soal-soal mengenai pembelajaran hal itu. Ketika bermain “tebak soal”
siswa antusias dan aktif mengikutinya. Karena dalam permainan ini siswa
berkompetisi dalam menjawab pertanyaan. Dalam bermain “tebak soal” ini ada
salah satu siswa laki-laki yang hanya diam saja, kemudian guru mencoba
memberikan kesempatan dengan diberi pertanyaan. Siswa tersebut dalam
menjawab pertanyaan jawabannya kurang tepat dan guru memberikan alternatif
dengan cara memberikan kata kunci agar siswa dapat memperbaiki jawaban yang
lebih tepat. Dengan melihat hal tersebut, guru memberikan tugas tambahan untuk
siswa tersebut mengerjakan soal dengan benar-benar paham.
Kegiatan akhir pembelajaran, sebelum masuk kelas siswa secara urut
mengurutkan alat pencernaan manusia. Siswa yang dapat mengurutkan dengan
tepat langsung diperbolehkan masuk kelas dan siswa yang kurang tepat dalam
mengurutkan diberikan kesempatan untuk mengurutkan lagi. Tetapi masuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
kelasnya paling akhir, karena harus memahami lagi urutan alat pencernaan
manusia.
Kegiatan observasi dilaksanakan di luar kelas pada saat jam istirahat.
Observasi ini dilakukan untuk melihat perilaku siswa terhadap lingkungan yang
difokuskan pada tanaman yang berada di depan kelas V B. Ketika jam istirahat
ada beberapa siswa kelas V B bermain sepak bola dan bola tersebut masuk ke
dalam area taman sehingga mengenai tanaman. Tanaman yang berada di area
taman yaitu tanaman singkong yang masih kecil, bibit tanaman pepaya, dan bibit
tanaman mangga. Siswa ketika mengambil bola yang mengenai tanaman tersebut
dengan cara berebutan dan mereka sengaja menginjak-injak tanaman, sehingga
tanaman yang berada di area taman menjadi rusak. Ada juga siswa saat jam
istirahat melihat permainan sepak bola dengan sengaja duduk diatas tanaman yang
berada di teras sekolah. Selain itu, ada juga siswa dengan sengaja memetik daun
tanaman srikaya yang ada di lingkungan sekolah, sehingga menyebabkan tanaman
srikaya rusak.
Sekolah juga menerapkan program “SEMUTLIS” yang artinya sepuluh
menit untuk lingkungan sekolah, salah satu dari program tersebut yaitu sepuluh
menit sebelum masuk kelas siswa terlebih dahulu merawat tanaman. Tulisan
“SEMUTLIS” tertempel di setiap pintu ruang kelas 1 sampai 6. Namun, program
tersebut terlihat belum berjalan secara efektif. Hal ini terlihat beberapa siswa kelas
V B belum melakukan kegiatan merawat tanaman yang berada di lingkungan
sekolah. Siswa melakukan kegiatan merawat tanaman ketika ada perintah dan
arahan dari guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Wawancara dilakukan saat kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL)
berlangsung pada hari Selasa, 8 Agustus 2016 dengan menggunakan pedoman
lembar students need analysis pemberian dari dosen pembimbing. Kegiatan
wawancara ini dilakukan kepada guru kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
Pendapat guru kelas V B mengenai kemampuan akademik siswa kelas V B belum
dilakukan lebih mendetail. Karena kegiatan belajar mengajar baru dilaksanakan 3
minggu dan dalam waktu 3 minggu itu guru belum melakukan penilaian terhadap
akademik siswa. Menurut guru kelas V B, bahwa siswa kelas V B mudah
memahami materi, jika dalam menyampaikan materi menggunakan media yang
besifat konkret. Selain itu, siswa juga antusias dalam kegiatan eksperimen yang
berkaitan terhadap lingkungan, jika guru dapat memberikan pembelajaran dengan
cara mengemas metode dan model pembelajaran yang menyenangkan dan nyaman
bagi siswa. Siswa kelas V B juga antusias dan senang ketika mendapatkan tugas
untuk membuat sebuah karya berupa ajakan, salah satunya membuat slogan yang
digunakan untuk memperingati HUT Yogyakarta sesuai dengan kreativitas
masing-masing.
Mengenai data sosial dan ekonomi siswa kelas V B yang diperoleh dari
guru kelas V B bahwa pekerjaan orang tua dari siswa kelas V B yakni karyawan
swasta, wiraswasta, buruh, dan pegawai negeri sipil. Selain itu, tempat tinggal
siswa kelas V B sebagian besar berasal dari daerah sekitar Jetis. Sebagian besar
siswa tinggal di pemukiman yang rata-rata tidak memiliki tanah yang cukup luas,
kondisi lingkungan sekitar rumah terlihat sedikit kumuh, dan jarang ditemukan
tanaman atau tanaman-tanaman rindang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Kegiatan wawancara yang kedua dengan guru kelas yakni guru kelas V B
menggunakan instrumen wawancara yang disusun oleh peneliti. Kegiatan
wawancara tersebut dilakukan pada hari Kamis, 17 November 2016 pukul 09.30
WIB. Wawancara ini dilakukan untuk menganalisis kebutuhan guru. Dalam
wawancara ini terdapat 7 pertanyaan yang diajukan oleh peneliti juga
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan.
Pertanyaan yang diajukan pertama berkaitan dengan kegiatan eksperimen
dalam pembelajaran IPA. Guru jarang melaksanakan kegiatan eksperimen, tetapi
sesekali juga pernah melaksanakan. Beliau pernah melaksanakan kegiatan
eksperimen mengenai perubahan benda. Kesulitan yang dialami saat
melaksanakan kegiatan eksperimen yakni ketersediaan sumber dan media
pembelajaran. Dalam melaksanakan eksperimen, siswa belum diberikan panduan
eksperimen khusus, panduan yang digunakan biasanya menggunakan buku paket
dari sekolah. Sebelum melakukan eksperimen siswa juga diajak untuk membaca
buku paket masing-masing. Namun, dalam melaksanakan eksperimen siswa masih
bingung dan bertanya kepada guru. Guru berusaha untuk menjelaskan kembali
dengan membaca pelan-pelan sambil mencontohkan di depan kelas. Dalam
melaksanakan kegiatan eksperimen kurang maksimal. Sehingga beliau langsung
menunjukkan video mengenai perubahan benda, hal ini dilakukan agar dapat
mempermudah siswa dalam memahami pembelajaran.
Kegiatan eksperimen dilaksanakan agar dapat mempermudah siswa dalam
memahami pembelajaran. Materi yang digunakan dalam eksperimen atau
penelitian ini disebut panduan materi eksperimen, menurut guru kelas V B dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
menyusun materi adanya beberapa kriteria yang harus disesuaikan dengan standar
kompetensi (SK), kompetensi dasar (KD), materi eksperimen berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari agar siswa dapat menerapkan langsung dalam
kehidupan, dan materi berisi langkah-langkah kegiatan beserta gambarnya. Beliau
juga mengatakan bahwa siswa biasanya akan antusias dalam kegiatan eksperimen
yang berkaitan dengan lingkungan. Selain itu, guru juga dapat menyampaikan
materi pembelajaran menggunakan metode dan model pembelajaran yang
menyenangkan dan nyaman bagi siswa.
Wawancara analisis kebutuhan untuk siswa dilakukan pada hari Kamis, 24
November 2016 pukul 11.00 WIB. Peneliti melakukan wawancara kepada lima
siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta yang sesuai dengan rekomendasi dari
guru kelas. Kelima siswa yang diwawancarai peneliti memiliki kemampuan
akademik yang berbeda, dari yang tinggi hingga rendah. Wawancara tersebut
dilakukan secara bergantian. Pertanyaan yang diajukan oleh peneliti sebanyak 10
pertanyaan yang diajukan oleh peneliti juga dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan.
Dalam kegiatan wawancara tersebut, siswa yang diwawancarai pertama
oleh peneliti adalah siswa laki-laki yang berinisial A. Siswa A selama mengikuti
pembelajaran IPA merasa senang. Karena dalam pembelajaran IPA terkadang ada
kegiatan eksperimen, walaupun tidak setiap materi ada kegiatan eksperimen.
Kegiatan eksperimen yang pernah diikuti oleh A dalam pembelajaran IPA yakni
perubahan energi. Siswa A mengatakan bahwa panduan yang digunakan dalam
eksperimen yakni buku paket yang disediakan dari sekolah. Kesulitan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
dialami oleh siswa A ketika melaksanakan kegiatan eksperimen adalah terkadang
lupa langkah kerja dan dirasa kurang memahami isi dari panduan. Menurut siswa
A, panduan eksperimen yang dibutuhkan sesuai dengan kriteria yakni bahasa yang
digunakan mudah dipahami dan setiap langkah kerja terdapat gambar penjelas.
Dengan adanya panduan eksperimen harapan A membuatnya dapat melakukan
eksperimen dengan panduan dan mudah untuk dapat dipahami.
Siswa berinisial AV mengatakan selama mengikuti pembelajaran IPA
merasa suka. Karena dalam pembelajaran IPA materinya ada hubungan langsung
dengan manusia yang dimaksud bahwa terkadang bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam melakukan eksperimen AV membutuhkan panduan
eksperimen IPA. Menurut AV, panduan eksperimen yang dibutuhkan berisikan
langkah-langkah kegiatan yang detail dan ada gambarnya untuk memperjelas
setiap langkah. Dengan adanya panduan eksperimen membuat AV lebih paham
dan mudah untuk memahami materi pembelajaran.
Siswa berinizial Z mengatakan selama mengikuti pembelajaran IPA
merasa suka. Karena menurutnya bahwa pembelajaran IPA itu asyik dan ada
eksperimen. Menurut Z asyik yang dimaksudkan yaitu menyenangkan ketika
dilaksanakan dan membuatnya tidak merasa bosan. Kesulitan yang dialami Z, saat
mengikuti pembelajaran IPA dan melakukan eksperimen menggunakan panduan
dari buku paket dan terkadang langkah kerjanya kurang begitu lengkap. Menurut
Z, membutuhkan panduan yang lengkap dengan kriteria bahasa yang digunakan
mudah dipahami, kalimat dalam setiap langkah kerja singkat, dan ada gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
penjelas. Dengan adanya panduan dapat membantu Z dalam memahami materi
yang diajarkan dengan jelas dan mudah dipahami.
Siswa C mengatakan bahwa selama mengikuti pembelajaran IPA siswa C
merasa suka dan senang. Menurut siswa C, pembelajaran IPA dapat berhubungan
langsung dengan lingkungan dan mudah untuk dipahami. Selama mengikuti
pembelajaran IPA, siswa C pernah melakukan kegiatan eksperimen yakni
pernafasan manusia. Kesulitan yang dialami dalam mengikuti kegiatan
eksperimen kurangnya media dan panduan khusus untuk melakukan eksperimen
tidak ada, sehingga dalam eksperimen menggunakan panduan dari buku paket dan
terkadang langkah kerjanya kurang begitu mudah untuk dipahami. Siswa C
membutuhkan panduan eksperimen IPA. Adanya panduan eksperimen IPA dapat
memudahkan untuk memahami materi. Panduan yang diharapkan oleh siswa C
yakni petunjuk atau langkah kerja dan bahasa yang digunakan mudah untuk
dimengerti.
Siswa berinisial E adalah siswa terakhir yang diwawancarai oleh peneliti.
Siswa E selama mengikuti pembelajaran IPA merasa suka. Menurut siswa E
bahwa pembelajaran IPA itu seru dan berhubungan langsung dengan lingkungan.
Dalam mengikuti pembelajaran IPA siswa E pernah melaksanakan eksperimen
dan selama mengikuti eksperimen IPA kesulitan yang dialami yakni panduan
dalam eksperimen menggunakan buku paket dan terkadang materi yang ada dalam
buku paket kurang begitu mudah untuk dapat dipahami. Siswa E membutuhkan
panduan eksperimen dengan kriteria yang diharapkan yakni gambar yang jelas
dan bahasa yang digunakan mudah dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan kepala sekolah. Kegiatan
wawancara tersebut dilakukan pada hari Kamis, 01 Desember 2016. Pertanyaan
yang diajukan oleh peneliti sebanyak 7 pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
juga dikembangkan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan wawancara diawali
dengan pertanyaan yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan eksperimen pada
pembelajaran IPA di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Menurut kepala sekolah bahwa
bapak/ibu guru yang ada di SD N Jetis 1 Yogyakarta pernah dan sering
melakukan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA dikelas dengan
menggunakan alat peraga. Karena guru juga ada penilaian tersendiri saat
melakukan kegiatan eksperimen. Bapak/ibu guru dari kelas 1-6 dalam satu
semester harus melakukan kegiatan eksperimen saat pembelajaran IPA minimal
dua kali dan ada salah satu guru kelas I yang hampir setiap hari melakukan
kegiatan eksperimen.
Kesulitan yang dialami bapak/ibu guru di SD N Jetis 1 Yogyakarta terkait
dengan kegiatan eksperimen keterbatasan media pembelajaran yang ada di
sekolah menjadi penghambat dalam proses pembelajaran. Media pembelajaran
khususnya alat peraga yang ada di sekolah kebanyakan sudah rusak dan ada yang
sudah tidak dapat digunakan kembali. Guru-guru di SD N Jetis 1 Yogyakarta
diajak untuk berusaha mengatasi kesulitan tersebut dengan cara dituntut kreatif
mempersiapkan alat peraga yang rusak dengan diperbaiki menggunakan alat
peraga sederhana dan memiliki fungsi yang sama dengan alat peraga yang rusak.
Selain itu sekolah berusaha memperbaiki alat peraga dengan menggunakan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau Bantuan Operasional Sekolah Daerah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
(BOSDA). Guru-guru di SD N Jetis 1 Yogyakarta dalam melaksanakan kegiatan
eksperimen menggunakan panduan yang sudah diberikan oleh pemerintah yakni
buku paket. Selain itu, guru memiliki tanggungjawab mencari referensi lain untuk
mengembangkan materi dan mempersiapkan panduan eksperimen sendiri apabila
dalam buku paket tidak ada.
Menurut kepala sekolah di SD N Jetis 1 Yogyakarta membutuhkan
panduan kegiatan eksperimen. Karena tanpa panduan materi eksperimen,
eksperimen tidak berjalan sesuai tujuan. Harapan kepala sekolah dengan adanya
panduan materi eksperimen, anak lebih paham dalam memahami materi tidak
hanya verbalisme saja. Melainkan semua indera yang dimiliki oleh siswa seperti
audio-visual yang dapat digunakan untuk melakukan kegiatan eksperimen.
Penyusunan panduan materi eksperimen menurut kepala sekolah SD N
Jetis 1 Yogyakarta perlu memperhatikan beberapa kriteria agar panduan
eksperimen layak digunakan antara lain sesuai dengan Standar Kompetensi (SK)
dan Kompetensi Dasar (KD), sesuai dengan kurikulum yang digunakan sekolah,
alat peraga harus sinkron dengan materi, terdapat petunjuk penggunaan dan
gambar yang sesuai. Selain itu, tidak membahayakan anak-anak, tidak terlalu
mahal dan bermanfaat bagi sekolah. Dalam penyusunan materi perlu kreatif
mencari berbagai macam referensi dan mencoba terlebih dahulu sebelum
diajarkan kepada anak-anak.
Berdasarkan hasil kegiatan observasi dan wawancara yang dilakukan
dengan kepala sekolah, guru kelas, dan siswa kelas V B di SD N Jetis 1
Yogyakarta bahwa sumber dan media pembelajaran bagi guru dan siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
khususnya untuk pembelajaran IPA terbatas. Materi dan panduan eksperimen IPA
dibutuhkan oleh guru, siswa, dan sekolah untuk dapat mempermudah dalam
pelaksanaan pembelajaran IPA. Materi dan panduan yang diharapkan sekolah,
guru, dan siswa kelas V B antara lain sesuai dengan kurikulum, Standar
Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), langkah-langkah kerja dan gambar
yang digunakan jelas, tidak terlalu mahal ketika dibuat kembali, dan bermanfaat
bagi pembaca agar dapat membimbing anak agar sadar dan peduli terhadap
lingkungan.
4.2.2 Desain
Desain Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk
Kelas V dibuat berdasarkan data analisis kebutuhan. Peneliti mengawali kegiatan
desain dengan mempelajari terlebih dahulu prinsip-prinsip pengembangan materi
menurut Tomlinson. Peneliti menggunakan 10 prinsip pengembangan materi dari
16 prinsip menurut Tomlinson yang digunakan oleh peneliti untuk mendesain
materi pembelajaran. Proses dalam desain materi yang digunakan penelitian ini
sebagai berikut:
4.2.2.1 Desain Materi Sebelum Divalidasi
Pengembangan materi yang dikembangkan untuk memberikan pendidikan
lingkungan bagi siswa kelas V B di SD N Jetis 1 Yogyakarta dengan memilih
mata pelajaran IPA. Materi pembelajaran pada “Pembuatan Makanan Pada
Tumbuhan Hijau” yang digunakan oleh peneliti sebagai dasar penyusunan isi
materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Langkah yang dilakukan oleh peneliti selanjutnya adalah menentukan
Standar Kompetensi (SK) 2. Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan,
Kompetensi Dasar (KD) 2.1 mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat
makanan, indikator pembelajaran, dan poin kegiatan inti pembelajaran yang
terdapat dalam lembar panduan student need analysis yang diberikan oleh dosen
pembimbing. Peneliti memilih SK dan KD tersebut, karena berdasarkan analisis
kebutuhan bahwa akan mengajarkan kepada siswa bahwa tumbuhan melakukan
proses fotosintesis menghasilkan oksigen dan karbohidrat. Selain itu, juga
mengajak untuk membuktikan bagian tanaman yang melakukan proses
fotosintesis menghasilkan karbohidrat dan bermanfaat bagi manusia sebagai
sumber makanan. Kemudian peneliti mengembangkan Silabus, Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Materi Eksperimen yang dengan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 sesuai dengan kurikulum
yang ada di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Dalam mengembangkan materi peneliti
menggunakan 10 prinsip pengembangan materi menurut Tomlinson.
Silabus berisikan Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD),
Indikator, Pengalaman belajar, Alokasi Waktu, Jenis Tagihan Penilaian, Teknik
Penilaian, Instrumen Penilaian, Sumber dan Media. Kemudian peneliti menyusun
RPP berlandaskan sesuai dengan kaidah dalam Standar Isi, Proses, dan Penilaian.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti
menggunakan Pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dan Eksplorasi,
Elaborasi serta Konfirmasi (EEK), model Conservation Scout, metode tanya
jawab, diskusi, demonstrasi, penugasan, dan eksperimen sederhana, serta teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
pembelajaran peer tutoring. Kemudian peneliti menyusun dan mengembangkan
Materi Eksperimen “Uji Amilum” sebagai bahan ajar pendukung dan sarana
terlaksananya model Conservation Scout. Pembelajaran yang dirancang
mengupayakan terwujudnya Pendidikan Emansipatoris. Dalam materi eksperimen
terdapat media, alat, langkah kerja dan sumber belajar yang digunakan dalam
pembelajaran untuk melaksanakan kegiatan eksperimen “Uji Amilum”. Sumber-
sumber belajar yang digunakan yakni dari buku teks dan internet.
Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Materi
Eksperimen” Uji Amilum” yang dikembangkan oleh peneliti menggunakan
program komputer Microsoft Word 2010. Kemudian peneliti mencoba untuk
melakukan sharing dengan teman peneliti yakni Adiktia Kurniawati sebelum
melakukan validasi materi. Hasil dari analisis kebutuhan kelas V A, tujuan, dan
harapan memiliki kesimpulan yang sama dengan hasil analisis kebutuhan, tujuan,
dan harapan yang dilakukan oleh peneliti yaitu akan memberikan pendidikan
lingkungan untuk kelas V agar semakin menumbuhkan sikap kesadaran dan
kepedulian lingkungan. Hasil analisis kebutuhan, tujuan dan harapan yang sama
dari kelas V B dan V A mendorong peneliti dan teman peneliti bersepakat untuk
menggabungkan karyanya menjadi satu kesatuan dalam bentuk bahan ajar yang
berupa dua silabus, dua Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP), satu materi
eksperimen, dan satu materi kebun konservasi.
Aplikasi yang digunakan dalam menyusun materi yaitu Microsoft Word
2010 dan Microsoft Word 2013. Jenis font yang digunakan dalam materi antara
lain: Times New Roman, Goudy Stout, Jokerman, Comic Sans MS, dan MV Boli.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Penggunaan setiap jenis font disesuaikan dengan kebutuhan materi sehingga
bentuk tulisan dalam materi terlihat variasi. Komponen dari Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V ini yaitu:
1) Sampul
Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk
Kelas V didesain sendiri oleh peneliti dan teman peneliti menggunakan aplikasi
Microsoft Word 2013. Isi dalam sampul materi antara lain: judul materi
menggunakan font MV Boli berwarna hitam, gambar tanaman yang berada diatas
bentuk setengah lingkaran yang diperoleh dari mengakses internet
(http://www.pemalangkab.go.id/klh/wp-content/uploads/2014/06/Go-Green2.jpg),
nama lengkap peneliti dan teman peneliti menggunakan jenis font MV Boli, dan
nama institusi PGSD Universitas Sanata Dharma dibawah nama peneliti dan
teman peneliti. Background dari sampul materi warna hijau tua dan hijau keabu-
abuan. Berikut desain sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan untuk Kelas V yang dikembangkan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Gambar 4.1 Sampul Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan
untuk Kelas V
2) Isi
Isi Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas
V terbagi atas silabus pertemuan pertama dan kedua, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) pertemuan satu dan dua, panduan ekperimen “Uji Amilum”
pertemuan pertama, dan panduan kebun konservasi “Teknik Menanam
Vertikultur” pertemuan kedua. Silabus pembelajaran pertemuan pertama dan
kedua menjadi isi. Isi selanjutnya setelah silabus yaitu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), panduan eksperimen “Uji Amilum” pertemuan pertama dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) serta panduan kebun konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” pertemuan kedua menjadi isi selanjutnya setelah
silabus.
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V
pada isi hari pertama yang disusun oleh peneliti. Peneliti menentukan Standar
Kompetensi (SK) yang digunakan yaitu 2. Memahami cara tumbuhan hijau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
membuat makanan dan Kompetensi Dasar (KD) untuk hari pertama yang
digunakan 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan.
Sedangkan, Kompetensi Dasar (KD) untuk hari kedua yang disusun oleh teman
peneliti yaitu 2.2 Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada
tumbuhan hijau sebagai sumber makanan.
Indikator kognitif pada RPP pertemuan pertama terdiri dari tiga indikator,
satu indikator afektif dan dua indikator psikomotor yang disusun oleh peneliti.
Tujuan pembelajaran yang digunakan dalam RPP sesuai dengan indikator
kognitif, afektif, dan psikomotor. Alokasi waktu pembelajaran dalam RPP yang
direncanakan yaitu 2x35 menit. Materi yang digunakan dalam RPP pertemuan
pertama yaitu “Proses fotosintesis dan hasil fotosintesis“. Agar dapat memahami
materi dalam pembelajaran, peneliti menyusun RPP dengan mengkombinasikan
Pendekatan PPR, model Conservation Scout (CS), metode yang digunakan
diskusi, tanya jawab, eksperimen dan demontrasi, dan teknik pembelajaran dalam
model Conservation Scout (CS) yang digunakan yaitu peer tutoring. Dalam
kegiatan peer tutoring pada pertemuan pertama siswa membuat kata-kata mutiara
tentang tanaman sebagai sumber makanan bagi manusia. Kemudian kata-kata
mutiara yang dibuat oleh siswa digunakan untuk melakukan kegiatan peer
tutoring kepada orang yang ada disekitar mereka.
Rincian kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan PPR dan
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK), model Conservation Scout (CS) dan
serta Lembar Kerja Siswa (LKS) juga disusun oleh peneliti. Penilaian dalam
pembelajaran menggunakan jenis penilaian tes dan non tes. Lembar refleksi yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dibuat oleh peneliti yaitu terdapat beberapa pertanyaan yang digunakan untuk
membantu siswa dalam menuliskan pengetahuan yang diperoleh, hal yang masih
dirasa bingung oleh siswa, dan cara mengatasi kebingungan yang dirasakan.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan kedua disusun oleh
teman peneliti dengan indikator kognitif RPP terdapat tiga indikator, satu
indikator afektif dan tiga indikator psikomotor. Tujuan pembelajaran yang
digunakan dalam RPP sesuai dengan indikator kognitif, afektif, dan psikomotor.
Alokasi waktu pembelajaran dalam RPP yang direncanakan yaitu 2x35 menit.
Materi yang digunakan dalam RPP pertemuan kedua yaitu “Peran penting
tumbuhan sebagai sumber makanan dan sikap peduli terhadap tumbuhan melalui
cara bertanam vertikultur“. Agar dapat memahami materi dalam pembelajaran,
teman peneliti menyusun RPP dengan mengkombinasikan Pendekatan PPR,
model Conservation Scout (CS), metode yang digunakan diskusi, tanya jawab,
kebun konservasi dan demontrasi, dan teknik pembelajaran dalam model
Conservation Scout (CS) yang digunakan yaitu peer tutoring. Dalam kegiatan
peer tutoring pada pertemuan kedua siswa membuat peraturan mengenai merawat
tanaman yang sudah ditanam. Kemudian peraturan yang dibuat siswa digunakan
untuk melakukan kegiatan peer tutoring kepada orang yang ada disekitar mereka.
Rincian kegiatan pembelajaran menggunakan pendekatan PPR dan
Eksplorasi, Elaborasi, dan Konfirmasi (EEK), serta model Conservation Scout
(CS). Lembar Kerja Siswa (LKS) juga disusun oleh teman peneliti. Penilaian
dalam pembelajaran menggunakan jenis penilaian tes dan non tes. Lembar refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
yang dibuat dalam bentuk daun, dan kertas yang berbentuk daun yang sudah berisi
refleksi ditancapkan dalam sterofoem.
Materi Eksperimen dalam pertemuan hari pertama berisi tentang menguji
amilum/karbohidrat terhadap bagian tubuh tumbuhan yang digunakan tempat
menyimpan cadangan makanan, berfungsi sebagai sumber makanan bagi manusia.
Sedangkan, Materi Kebun Konservasi dalam pertemuan hari kedua berisi tentang
teknik vertikultur. Teknik vertikultur merupakan cara bertanam sederhana
menggunakan botol bekas dan tanaman yang ditanam menghasilkan karbohidrat
yang bermanfaat sebagai sumber makanan bagi manusia, seperti daun bawang,
tomat, dan sawi.
Langkah kerja yang ada dalam Panduan Eksperimen “Uji Amilum” dan
Panduan Kebun Konservasi “Teknik Menanam Vertikultur” disertai gambar-
gambar dokumentasi pribadi, referensi-referensi yang digunakan dalam
penyusunan materi juga dilampirkan sebagai daftar referensi. Panduan eksperimen
untuk siswa juga disusun oleh peneliti. Namun, didalam panduan eksperimen
untuk siswa tidak berisi deskripsi singkat mengenai latar belakang. Materi yang
digunakan guru berisi deskripsi singkat mengenai latar belakang penyusunan
materi. Gambar yang digunakan pada sampul panduan eksperimen ”Uji Amilum”
didapatkan oleh peneliti dari internet (http://rumahceritaanak.com/wp-
content/uploads/2015/06/fotosintesis.jpg). Sedangkan gambar yang digunakan
pada sampul panduan kebun konservasi “Teknik Menanam Vertikultur”
didapatkan oleh teman peneliti dari internet
(http://cdn2.tstatic.net/banjarmasin/foto/bank/images/berkebun-bikin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
sehat_20150420_090425.jpg). Berikut ini merupakan gambaran secara umum isi
materi:
Gambar 4.2 Silabus Pertemuan Pertama dan Kedua
Gambar 4.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Gambar 4.4 Materi Ekperimen “Uji Amilum” untuk Guru dan Siswa
Gambar 4.5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Gambar 4.6 Materi Kebun Konservasi “Teknik Menanam Vertikultur”
untuk Guru dan Siswa
3) Penutup
Bagian akhir dari materi yaitu penutup, yang berisi biografi peneliti dan
teman peneliti. Biografi yang ditulis antara lain: nama lengkap, tempat dan
tanggal lahir, pendidikan yang telah ditempuh dan sedang ditempuh, kegiatan
yang pernah diikuti, dan foto.
4.2.2.2 Desain Materi Setelah Divalidasi
Desain materi yang telah disusun kemudian dilakukan validasi. Validasi
dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, guru kelas V B dan V A SD N Jetis 1
Yogyakarta. Validasi materi untuk guru dilakukan oleh ahli IPA, ahli bahasa, guru
kelas V B dan V A, serta panduan untuk siswa divalidasi oleh lima siswa kelas V
B bertujuan untuk mengetahui kualitas materi yang telah dibuat.
Aspek yang digunakan untuk memvalidasi kualitas perangkat
pembelajaran terdiri dari 9 aspek, yaitu (1) identitas RPP, (2) perumusan indikator
keberhasilan belajar, (3) perumusan tujuan, (4) pemilihan dan pengorganisasian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
materi, (5) pemilihan sumber/media belajar, (6) kegiatan pembelajaran, (7)
penilaian hasil belajar, (8) Lembar Kerja Siswa, dan (9) penggunaan bahasa tulis.
Sedangkan, aspek yang digunakan untuk memvalidasi kualitas materi eksperimen
terdiri dari 5 aspek yaitu, (1) identitas, (2) isi, (3) tampilan, (4) bahasa, dan (5)
penggunaan serta penyajian.
Validasi pertama dilakukan dengan menyerahkan materi kepada ahli IPA
pada tanggal 29 November 2016. Hasil dari validasi materi yang diberikan oleh
ahli IPA. Berdasarkan hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran diperoleh
skor rata-rata 3,64 dan skor rata-rata untuk kualitas materi eksperimen yaitu 3,74.
Skor rata-rata dari kualitas perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yaitu
3,69. Sesuai hasil skor rata-rata validasi perangkat pembelajaran dan materi
eksperimen yang dikembangkan oleh peneliti termasuk dalam kategori “sangat
layak”. Selain memberikan penilaian juga diberikan saran dan komentar pada
perangkat pembelajaran dan materi eksperimen. Saran dan komentar yang
diberikan akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki perangkat
pembelajaran dan materi eksperimen. Saran, komentar, dan revisi untuk materi
yang dikembangkan peneliti sebagai berikut:
Tabel 4.1 Saran dan Komentar dari Ahli IPA serta Revisi
No Saran dan Komentar Revisi
1. Perangkat pembelajaran secara umum sudah
bagus dan dapat digunakan dengan revisi sesuai
pada setiap bagian antara lain: nama media
sebaiknya bahasa lebih disederhana.
Mengganti nama media dengan bahasa
yang sederhana.
2. Materi eksperimen secara umum sudah bagus.
Patokan gambar sebaiknya dapat berjajar agar
tidak boros halaman.
Memperbaiki ukuran gambar agar dapat
sama.
3. Sebaiknya lampiran materi pada RPP hari
kedua ditambahkan dan gambar yang terdapat
di lampiran gambar tidak perlu disendirikan.
Menambah materi dan menggabungkan
gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Bagian dari materi yang diperbaiki oleh peneliti sesuai dengan saran dan
komentar dari Ahli IPA, sebagai berikut:
Gambar 4.7 Poin H pada RPP Hari Pertama (sebelum direvisi)
Gambar 4.8 Poin H pada RPP Hari Pertama (setelah direvisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Gambar 4.9 Alat yang digunakan kegiatan eksperimen “Uji Amilum” (sebelum direvisi)
Gambar 4.10 Alat yang digunakan
kegiatan eksperimen “Uji Amilum” (setelah direvisi)
Gambar 4.11 Poin A lampiran materi pada RPP Hari Kedua (sebelum direvisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.12 Poin A lampiran materi pada RPP Hari Kedua (setelah direvisi)
Peneliti melakukan validasi materi kepada ahli bahasa. Ahli bahasa
merupakan validator kedua dalam penelitian ini. Peneliti menyerahkan materi
kepada ahli bahasa pada tanggal 28 November 2016. Berdasarkan hasil validasi
kualitas perangkat pembelajaran diperoleh skor rata-rata 3,67 dan skor rata-rata
untuk kualitas materi eksperimen yaitu 3,78. Skor rata-rata dari kualitas perangkat
pembelajaran dan materi eksperimen yaitu 3,72. Sesuai hasil skor rata-rata
validasi perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang dikembangkan oleh
peneliti termasuk dalam kategori “sangat layak”. Selain memberikan penilaian
juga diberikan saran dan komentar pada perangkat pembelajaran dan materi
eksperimen. Saran dan komentar yang diberikan akan digunakan oleh peneliti
untuk memperbaiki perangkat pembelajaran dan materi eksperimen. Bagian dari
materi yang diperbaiki oleh peneliti sesuai dengan saran dan komentar dari ahli
bahasa, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Tabel 4.2 Saran dan Komentar dari Ahli bahasa serta Revisi
No Saran dan Komentar Revisi
1. Sebaiknya ditambahkan kata “pembersih cat
kuku” pada bahan yang terdapat di panduan
eksperimen “uji amilum”.
Menambahkan kata pembersih cat kuku
(asseton).
2. Akan lebih baik jika alat dan bahan pada
panduan kebun konservasi “teknik menanam
vertikultur” disertai gambar, tidak hanya tulisan
saja.
Menambahkan gambar pada alat dan
bahan yang terdapat di panduan kebun
konservasi “teknik menanam
vertikultur”.
Gambar 4.13 Alat yang digunakan
kegiatan eksperimen “uji amilum” (sebelum revisi)
Gambar 4.14 Alat yang digunakan
kegiatan eksperimen “uji amilum” (setelah revisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Gambar 4.15 Alat yang digunakan kegiatan kebun konservasi “teknik menanam
vertikultur” (sebelum revisi)
Gambar 4.16 Alat yang digunakan kegiatan kebun konservasi “teknik menanam
vertikultur” (setelah revisi)
Peneliti juga melakukan validasi materi kepada Guru Kelas V B. Validasi
dilakukan dengan menyerahkan materi kepada Guru Kelas V B pada tanggal 28
November 2016. Berdasarkan hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran
diperoleh skor rata-rata 3,25 dan skor rata-rata untuk kualitas materi eksperimen
yaitu 3,51. Skor rata-rata yang diperoleh dari hasil kualitas perangkat
pembelajaran dan materi eksperimen yaitu 3,38. Sesuai dari skor rata-rata hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
validasi perangkat pembelajaran dan materi eksperimen yang dikembangkan oleh
peneliti termasuk dalam kategori “layak”. Selain memberikan penilaian juga
diberikan saran dan komentar pada perangkat pembelajaran dan materi
eksperimen. Saran dan komentar yang diberikan akan digunakan oleh peneliti
untuk memperbaiki perangkat pembelajaran dan materi eksperimen. Saran,
komentar, dan revisi untuk materi yang dikembangkan peneliti sebagai berikut:
Tabel 4.3 Saran dan Komentar dari Guru Kelas V B serta Revisi
No Saran dan Komentar Revisi
1. Pada RPP hari pertama baik jika ditambahkan
“lingkungan sekitar” sebagai bahan
pembelajaran.
Menambahkan lingkungan sekitar
sebagai bahan pembelajaran yaitu daun
singkong.
Bagian dari materi yang diperbaiki oleh peneliti sesuai dengan saran dan
komentar dari Ahli IPA, sebagai berikut:
Gambar 4.17 Poin H pada RPP hari pertama (sebelum direvisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Gambar 4.18 Poin H pada RPP hari pertama (setelah direvisi)
Peneliti juga melakukan validasi kepada guru kelas V A. Validasi
dilakukan dengan menyerahkan materi kepada Guru Kelas V A pada tanggal 28
November 2016. Berdasarkan hasil validasi kualitas perangkat pembelajaran
diperoleh skor rata-rata 3,35 dan skor rata-rata untuk kualitas materi eksperimen
yaitu 3,25. Skor rata-rata dari kualitas perangkat pembelajaran dan materi
eksperimen yaitu 3,30. Sesuai dari skor rata-rata hasil validasi bahwa perangkat
pembelajaran dan materi eksperimen yang dikembangkan oleh peneliti termasuk
dalam kategori “layak”. Selain memberikan penilaian juga diberikan saran dan
komentar pada perangkat pembelajaran dan materi eksperimen. Saran dan
komentar yang diberikan akan digunakan oleh peneliti untuk memperbaiki
perangkat pembelajaran dan materi eksperimen. Saran, komentar, dan revisi untuk
materi yang dikembangkan peneliti sebagai berikut:
Tabel 4.4 Saran dan Komentar dari Guru Kelas V A serta Revisi
No Saran dan Komentar Revisi
1. Alat yang digunakan dalam kebun konservasi
sebaiknya disertakan dengan takaran
Menambah jumlah takaran yang
digunakan dalam kegiatan kebun
konservasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Gambar 4.19 Alat yang digunakan kegiatan kebun konservasi “teknik menanam
vertikultur” (sebelum direvisi)
Gambar 4.20 Alat yang digunakan kegiatan kebun konservasi “teknik menanam
vertikultur” (setelah direvisi)
Panduan eksperimen untuk siswa divalidasi kepada lima siswa kelas V B.
Peneliti melakukan validasi kepada lima siswa kelas V B SD N Jetis 1
Yogyakarta. Adapun siswa yang menjadi validator yaitu rekomendasi dari guru
kelas V B. Validasi ini digunakan oleh peneliti untuk memperoleh komentar dan
masukan dari lima siswa yang sudah mempelajari materi eksperimen.
Kegiatan wawancara validasi panduan eksperimen untuk siswa
dilaksanakan pada hari Kamis, 01 Desember 2016 di SD N Jetis 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Dalam validasi ini peneliti mengajukan beberapa pertanyaan yang didasarkan
pada kriteria di dalam kisi-kisi instrumen validasi materi oleh siswa. Siswa
pertama yang menjadi validator yaitu berinisial A. Siswa A mengatakan bahwa
sudah melihat, membaca seluruh panduan eksperimen, dengan mudah memahami
bahasanya, dan dalam memahami panduan eksperimen tidak kesulitan. A tertarik
dengan panduan materi eksperimen, hal yang membuat A menjadi tertarik pada
panduan eksperimen ini yaitu terdapat gambar dan langkah kerja jelas serta detail.
Menurut A panduan yang disajikan tidak membosankan.
Siswa kedua yang menjadi validator yaitu berinisial AV. AV menyatakan
bahwa sudah membaca, melihat, dan dengan mudah memahami bahasa yang
digunakan dalam panduan eksprimen. Siswa AV tertarik dengan panduan yang
dikembangkan oleh peneliti. Hal yang membuat AV tertarik pada panduan
eksperimen yaitu langkah kerja dalam panduan eksperimen yang dibuat oleh
peneliti dirasa mendetail dan tidak membosankan. Siswa AV merasa jika
menggunakan panduan eksperimen dapat membantunya dalam melakukan
kegiatan eksperimen. AV tidak merasa kesulitan dalam memahami panduan
eksperimen.
Siswa Z menyatakan bahwa dirinya sudah melihat, membaca, dan mudah
memahami bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen. Panduan
eksperimen dengan perintah langkah kerja yang jelas dan terdapat gambar yang
bagus merupakan alasan siswa Z bisa tertarik dengan panduan eksperimen yang
dikembangkan oleh peneliti. Panduan eksperimen menurut Z mudah untuk
dipahami dan tidak memberikan kesan yang membosankan, karena Z merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
bahwa panduan eksperimen tidak sulit untuk dipahami, serta Z dapat melakukan
eksperimen dengan bantuan panduan yang ada.
Siswa berinisial C menyatakan bahwa sudah melihat dan membaca serta
dapat memahami bahasa yang digunakan dalam panduan eksperimen dan tidak
membuat bosan. Siswa C juga merasa tidak kesulitan dalam memahami panduan.
Panduan eksperimen dengan gambar bagus dan langkah kerja yang mudah
dipahami oleh siswa C, yang membuat C tertarik pada panduan materi
eksperimen.
Siswa yang berinisial E adalah siswa terakhir yang diwawancarai oleh
peneliti. Siswa E menyatakan bahwa sudah melihat dan membaca seluruh isi
panduan eksperimen. Selain itu, menurut siswa E bahwa bahasa yang digunakan
dalam panduan eksperimen mudah untuk dipahami. E mengatakan “tertarik
banget” dan tidak bosan dalam membaca dengan panduan eksperimen yang
dikembangkan oleh peneliti. Hal yang membuat siswa E tertarik pada materi yaitu
ada gambar yang bagus dalam panduan eksperimen.
Hasil dari validasi lima siswa kelas V B yang menjadi validator panduan
eksperimen untuk siswa, dapat disimpulkan bahwa panduan eksperimen yang
dikembangkan oleh peneliti sudah memenuhi 10 prinsip pengembangan materi
menurut Tomlinson. Panduan eksperimen siswa diyakini bahwa “layak”
digunakan.
4.2.3 Implementasi
Kegiatan penelitian dilaksanakan selama dua hari, yaitu hari Rabu, 3
Januari 2017 dan Kamis, 4 Januari 2017 di kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Dalam penelitian ini melibatkan 23 siswa yang terdiri 12 siswa perempuan dan 11
siswa laki-laki. Sebelum kegiatan implementasi dimulai, satu hari sebelumnya
peneliti meminta izin untuk masuk ke kelas V B. Pertemuan yang dilakukan pada
hari Selasa 2 Januari adalah membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa
dengan cara siswa memilih sendiri, sehingga kelompok yang dibentuk berjumlah
5. Siswa berinisal AP merupakan siswa yang memiliki kemampuan rendah dari
teman kelas. Ketika membentuk kelompok, teman-teman yang lain tidak bersedia
untuk menerima AP untuk menjadi anggota dalam kelompoknya. Dengan adanya
permasalahan seperti itu, peneliti melakukan dialog dengan siswa lain dan
memberikan kesempatan untuk siswa AP memilih kelompok secara bebas dengan
kelompok yang bersedia untuk menjadikan AP sebagai anggota kelompok.
Peneliti menyampaikan tugas yang akan dilaksanakan oleh siswa untuk
hari pertama. Tugas untuk hari pertama yaitu setiap kelompok membawa
mangkok, lilin, pisau, dan sendok. Kemudian di dalam kelompok membagi tugas
untuk membawa alat dan bahan pembelajaran hari pertama dengan cara setiap
anggota kelompok untuk membawa alat dan bahan. Alat dan bahan yang dibawa
dalam melakukan eksperimen oleh setiap kelompok sesuai dengan kesepakatan
dan ketersediaan masing-masing dari anggota kelompoknya.
Peneliti dalam melakukan implementasi hari pertama dan kedua
berdasarkan acuan RPP hari pertama dan kedua. Namun rincian langkah kegiatan
pembelajaran yang digunakan dikembangkan oleh peneliti sesuai dengan
kebutuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
4.2.3.1 Implementasi Hari Pertama
Kegiatan implementasi hari pertama dilaksanakan pada hari Rabu, 3
Januari 2017 dengan jumlah 23 siswa. Pembelajaran di kelas sebagai bentuk
kegiatan implementasi dalam penelitian dan dimulai pukul 07.20 WIB. Sebelum
melaksanakan pembelajaran peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan untuk melakukan eksperimen terlebih dahulu.
Hal mengenai peraturan tempat duduk siswa. Siswa duduk berdasarkan
kelompok yang sudah ditentukan. Dalam melaksanakan pembelajaran peneliti
menggunakan langkah-langkah kegiatan pada RPP hari pertama yang sudah
dibuat. Kegiatan dimulai dengan presensi, kemudian menyanyikan lagu “Lihat
Kebunku” karya Pak Kasur digunakan untuk memotivasi siswa. Peneliti dan siswa
bertanya jawab mengenai cara merawat tanaman, sesuatu yang dihasilkan dari
tanaman, dan manfaat tanaman yang ada disekitar. Jawaban yang diungkapkan
oleh siswa kelas V B mengenai merawat tanaman yaitu disiram setiap hari dan
diberi pupuk, kemudian mengenai pertanyaan sesuatu yang dihasilkan dari
tanaman yaitu siswa kelas V B menjawab antara lain “oksigen”, “untuk makanan
manusia”, “untuk makan hewan”. Mengenai pertanyaan manfaat tanaman yang
ada disekitar, siswa kelas V B yang diungkapkan antara lain: “oksigen yang
dihasilkan oleh tanaman dapat bermanfaat untuk dihirup”, “untuk makan manusia
misalnya bayam dan wortel, untuk makan hewan yaitu rumput”, ada siswa yang
berinisial Y memberikan jawaban yang berbeda dengan siswa lainnya. Siswa Y
mengatakan bahwa “tanaman yang ada dirumah tidak ada manfaatnya” karena
tanaman yang ada dirumah tidak tumbuh cabainya. Kemudian peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
mengajukan pertanyaan “apakah tanaman cabai yang ada dirumah kamu rawat?”.
Siswa Y menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti dengan berkata “tidak
pernah saya siram”. Peneliti memberikan masukan dan mengarahkan Y untuk
merawat tanaman cabai yang ada dirumah agar dapat bermanfaat bagi manusia.
Peneliti kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
Adapun tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti dan siswa cara merawat
tanaman, sesuatu yang dihasilkan oleh tanaman, dan manfaat tanaman yang ada
disekitar merupakan salah satu wujud dari pelaksanaan pendekatan Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu konteks. Konteks merupakan kegiatan yang
menghubungan pemahaman siswa. Selain itu penyampaian materi pembelajaran
yang akan dipelajari.
Siswa dan peneliti melakukan tanyajawab mengenai proses terjadinya
proses fotosintesis. Siswa diberikan bagan mengenai proses fotosintesis dan siswa
menuliskan alur terjadinya proses fotosintesis. Sebagian besar siswa kelas V B
dapat menuliskan alur terjadinya proses fotosintesis dengan benar. Kemudian
peneliti memberikan penjelasan mengenai kegiatan eksperimen yang akan
dilakukan. Setiap kelompok menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
untuk melakukan kegiatan eksperimen. Siswa bersama peneliti kemudian
melakukan kegiatan demostrasi eksperimen “Uji Amilum” terhadap daun yang
ditutup dengan kertas karbon dan tidak ditutup secara bersama. Salah satu siswa
membacakan panduan eksperimen sesuai dengan keinginan sendiri ditengah-
tengah siswa lain, siswa tersebut berinisial N. Langkah-langkah kegiatan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
panduan materi eksperimen yang dibacakan oleh siswa N kemudian dilaksanakan
oleh siswa berinisial H.
Peneliti memberikan arahan mengenai kegiatan eksperimen “Uji Amilum”
yang akan dilakukan oleh setiap kelompok. Kegiatan eksperimen tahap pertama
yaitu uji amilum/karbohidrat pada daun singkong yang ditutup dan tidak ditutup
menggunakan kertas karbon. Setelah itu, setiap kelompok melakukan kegiatan
eksperimen tahap kedua yaitu menguji amilum/karbohidrat pada bagian tanaman
berdasarkan undian yang didapatkan oleh setiap kelompok. Tiap kelompok
mendapatkan bagian tanaman yang berbeda-beda. Ada lima jenis bagian tanaman
yang di uji amilum/karbohidrat, yaitu akar (umbi), batang (tebu), daun bayam, biji
(beras), dan bunga (brokoli dan bunga kol). Dalam melakukan eksperimen setiap
kelompok menggunakan panduan yang sudah dibagi oleh peneliti.
Waktu yang digunakan untuk melakukan kegiatan eksperimen yaitu 35
menit. Setiap siswa dalam kelompok saat melakukan kegiatan eksperimen saling
bekerja sama dengan cara membagi tugas yang telah disepakati dalam kelompok,
ada siswa membacakan langkah-langkah kerja terlebih dahulu sebelum melakukan
kegiatan eksperimen dan ada siswa yang melaksanakan langkah kegiatan. Ketika
melaksanakan kegiatan eksperimen “Uji Amilum” siswa AP minta untuk
mencoba dengan sendiri melaksanakan kegiatan eksperimen. Peneliti menghargai
keinginan siswa AP untuk melaksanakan kegiatan eksperimen “Uji Amilum”
sendiri.
Saat kegiatan eksperimen berlangsung peneliti melakukan kegiatan
validasi panduan eksperimen kembali oleh siswa. Peneliti melakukan tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
kepada siswa di dalam kelompok dengan cara acak untuk mengetahui apakah
panduan eksperimen “Uji Amilum” sudah layak digunakan oleh siswa. Setiap
siswa mengatakan bahwa mereka dapat melakukan eksperimen berdasarkan
panduan eksperimen “Uji Amilum”. Panduan yang dikembangkan oleh peneliti,
baik bahasa dan maksud dari setiap langkah kerja dapat dipahami dengan mudah
oleh siswa.
Setiap siswa dibagikan LKS untuk dikerjakan. LKS yang sudah selesai
dikerjakan, kemudian dikumpulkan kepada peneliti. Siswa yang sudah selesai
mengerjakaan LKS, dilanjutkan untuk mengerjakan tugas yang diberikan oleh
peneliti dengan membuat kata-kata mutiara mengenai pembelajaran yang
didapatkan tentang manfaat tanaman bagi manusia. Kata mutiara yang telah dibuat
disampaikan kepada teman yang berbeda kelompoknya. Kegiatan menyampaikan
kata mutiara kepada teman yang berbeda kelompoknya disebut dengan peer
tutoring. Hal ini dikarenakan setiap kelompok mendapatkan pengalaman yang
berbeda, untuk melakukan uji amilum/karbohidrat dengan jenis bagian tanaman
yang berbeda. Ini dilakukan agar teman yang dapat mengetahui hasil uji
amilum/karbohidrat dari kelompok lainnya.
Tugas menyampaikan kata mutiara diberikan kepada siswa untuk
membiasakan bersikap baik terhadap lingkungan dan juga mengingatkan agar
tidak memetik tanaman dengan sembarangan. Selain dengan teman beda
kelompok, siswa juga mendapatkan tugas untuk menyampaikan pengalaman yang
didapatkan selama melakukan pembelajaran dan menyampaikan pesan kepada
orang lain yang ada disekitar agar tidak memetik tanaman dengan sembarangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
dan tidak berlebihan dalam memanfaatkan teknologi yang ada dengan cara
merusak tanaman yang ada disekitar. Kegiatan peer tutoring dilaksanakan oleh
siswa secara bergantian. Peer tutoring merupakan teknik dalam model
Conservation Scout yang berguna untuk mendorong siswa dalam menyampaikan
pengalaman yang sudah diperoleh.
Kegiatan eksperimen “Uji Amilum” berjalan lancar sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun oleh peneliti. Siswa
memperoleh pengalaman dari kegiatan eksperimen “Uji Amilum” yang sudah
dilaksanakan. Pengalaman digunakan untuk dapat memahami materi. Kesimpulan
dari pembelajaran hari pertama menurut siswa kelas V B yaitu belajar eksperimen
“Uji Amilum” itu menyenangkan, dikarenakan dapat mereka dapat membuktikan
beberapa jenis bagian tanaman yang berfungsi sebagai sumber makanan dengan
cara uji amilum/karbohidrat dan mudah melakukan eksperimen dikarenakan
menggunakan panduan dengan tata bahasa yang mudah dipahami.
Siswa melakukan kegiatan refleksi mengenai pengalaman yang didapatkan
pada pembelajaran hari pertama dengan cara menjawab pertanyaan di selembar
kertas yang dibagikan oleh peneliti. Refleksi ini dilaksanakan oleh siswa untuk
mengungkapkan perasaan siswa dalam pembelajaran yang sudah dipelajari.
Kemudian siswa melakukan kegiatan evaluasi dengan mengerjakan soal yang
diberikan oleh peneliti. Soal tersebut berisi gambar tanaman kelapa. Tanaman
kelapa terdapat gambar anak panah dengan menunjukkan setiap bagian dari
tanaman kelapa. Siswa cukup mewarnai dan memberi keterangan pada bagian dari
tanaman kelapa yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber makanan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Setelah kegiatan evaluasi peneliti mengajukan pertanyaan tentang aksi
yang akan dilakukan oleh setiap siswa setelah mendapatkan pembelajaran tentang
manfaat tanaman bagi manusia. Kegiatan evaluasi dilakukan oleh peneliti untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa mengenai pembelajaran yang sudah
dipelajari. Peneliti memberikan motivasi dengan mengajak siswa untuk merawat
tanaman yang ada disekitar dan memandu siswa dalam menyampaikan aksi yang
akan dilakukan sesudah mempelajari materi. Kegiatan aksi merupakan wujud dari
terlaksananya pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam tahapan
terakhir yang merupakan wujud dari pelaksanaan refleksi Tugas lain yang
diberikan oleh peneliti adalah setiap siswa mencari gambar dan informasi
mengenai teknik bertanam sederhana, serta masing-masing kelompok membawa
alat dan bahan untuk kegiatan pembelajaran hari kedua. Pembelajaran ditutup
dengan berdoa bersama. Berikut ini merupakan gambar proses implementasi hari
pertama:
Gambar 4.21 Proses Implementasi hari pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
4.2.3.2 Implementasi Hari Kedua
Implementasi hari kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Januari 2017.
Kegiatan implementasi dilaksanakan pukul 09.30 WIB. Dalam kegiatan
pembelajaran hari kedua aturan tempat duduk siswa sama seperti yang telah
dilaksanakan pada pembelajaran hari pertama. Kegiatan pembelajaran hari kedua
peneliti mengawali dengan melakukan presensi kehadiran siswa dan mengecek
alat dan bahan yang dibawa oleh siswa. Peneliti mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan pembelajaran sebelumnya untuk mengingatkan kembali dan
bertanya mengenai kesamaan atau tidak tempat menyimpan cadangan makanan
dalam tanaman. Kemudian menyanyikan lagu yang berjudul “Belajar Bertanam”
dengan menggunakan nada lagu “Du Di Dam”. Peneliti menyampaikan materi
yang akan dipelajari. Kegiatan tanya jawab peneliti dengan siswa mengenai materi
yang sudah dipelajari sebelumnya selain untuk mengingatkan kembali kepada
siswa, juga sebagai salah satu wujud terlaksananya pendekatan Paradigma
Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu konteks yang digunakan untuk menghubungkan
materi awal siswa dan materi pembelajaran yang akan dipelajari.
Peneliti kemudian menjelaskan mengenai langkah kegiatan yang akan
dipelajari. Kemudian setiap siswa melihat gambar teknik bertanam secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
sederhana yang sudah mereka bawa. Peneliti mengajukan pertanyaan kepada
siswa mengenai informasi dan gambar teknik bertanam secara sederhana.
Beberapa siswa sudah melihat dan ada salah satu siswa yang sudah melakukan
bertanam seperti gambar yang mereka bawa.
Siswa yang berinisial S, adalah siswa yang sudah melakukan teknik
bertanam vertikultur. Peneliti kemudian bertanya kepada S, “coba ceritakan
bagaimana kamu melakukan bertanam secara vertikultur?”, kemudian S
menjawab, “caranya bertanam itu menggunakan pralon yang bertingkat, terus
tidak menggunakan tanah yang begitu banyak, dan tanaman yang saya tanam itu
seledri, daun bawang, dan cabai. Selanjutnya tanaman tersebut bermanfaat bagi
saya bu, bisa buat masak”, jawab S dengan lantang dan sambil senyum. S
mengatakan bahwa hasil panen dari tanaman yang ditanam bukan hanya
bermanfaat bagi dirinya saja, melainkan hasil panennya juga dibagikan kepada
tetangga dan teman-teman. Peneliti memberi penguatan kepada siswa untuk
melakukan bertanam seperti yang dilakukan oleh siswa S, agar tidak
memanfaatkan hasil tanaman saja, melainkan juga merawat dan menjaga dengan
baik.
Siswa bersama peneliti melakukan kegiatan demonstrasi teknik menanam
vertikultur. Setiap siswa dibagikan panduan kebun konservasi “Teknik Menanam
Vertikultur”. Kemudian siswa mempelajari panduan selama 5 menit. Peneliti dan
siswa kemudian mendemonstrasikan membuat pot untuk menanam. Setiap
kelompok mendapatkan tiga buah botol yang akan digunakan untuk membuat pot.
Botol yang sudah jadi bentuk pot, pot tersebut kemudian dihias menggunakan cat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
sesuai dengan kreativitas masing-masing. Peneliti mengarahkan kegiatan yang
dilakukan selanjutnya yakni melakukan kegiatan bertanam di luar kelas. Setiap
kelompok kemudian pergi ke luar kelas secara bergantian, kelompok yang akan ke
luar kelas terlebih dahulu yakni kelompok yang pertama selesai dalam membuat
pot.
Siswa yang berinisial Y yang membacakan panduan kebun konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” selama kegiatan demonstarsi, kemudian
dilaksanakan oleh siswa berinisial Z, H, dan A. Kebun konservasi “Teknik
Menanam Vertikultur” kemudian dilaksanakan oleh setiap siswa dalam kelompok.
Setiap kelompok melakukan kebun konservasi dengan menggunakan panduan
kebun konservasi. Waktu yang digunakan dalam melakukan kebun konservasi
yaitu 35 menit.
Setiap siswa dalam kelompok saat melakukan kegiatan kebun konservasi
saling bekerja sama dengan cara membagi tugas, ada siswa membacakan langkah-
langkah kerja terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan kebun konservasi dan
ada siswa yang melaksanakan langkah kegiatan. Bibit tanaman yang disiapkan
ada tiga jenis yaitu sawi, daun bawang, dan tomat. Setiap kelompok diberikan
kesempatan untuk memilih jenis bibit tanaman yang akan ditanam secara bebas.
Peneliti juga melakukan validasi panduan kebun konservasi kembali
kepada siswa saat kebun konservasi berlangsung. Kegiatan validasi ini dilakukan
dengan kegiatan tanya jawab singkat kepada siswa secara acak di dalam kelompok
yang digunakan untuk mengetahui apakah panduan kebun konservasi “Teknik
Menanam Vertikultur” sudah layak digunakan oleh siswa. Setiap siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
mengatakan bahwa mereka dapat melakukan kebun konservasi berdasarkan
panduan kebun konservasi “Teknik Menanam Vertikultur”. Panduan yang
dikembangkan oleh teman peneliti, baik bahasa dan maksud dari setiap langkah
kerja dapat dipahami dengan mudah oleh siswa.
Kemudian tanaman yang sudah selesai ditanam oleh setiap kelompok
ditata dengan cara digantungkan pada dinding yang ada di sekolah. Dalam menata
tanaman yang digantungkan di dinding peneliti dibantu oleh teman peneliti yang
berinisial A, P, T serta penjaga SD N Jetis 1 Yogyakarta. Kemudian setiap
kelompok mempresentasikan hasil menanam tanaman yang telah dilaksanakan.
Siswa memperoleh pengalaman melalui kegiatan kebun konservasi “Teknik
Menanam Vertikultur”. Kegiatan kebun konservasi merupakan terwujudnya
pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) yaitu pengalaman. Pengalaman
yang diperoleh siswa digunakan untuk memahami materi pembelajaran.
Setiap siswa dibagikan LKS untuk dikerjakan. Siswa yang sudah selesai
mengerjakan LKS, kemudian dikumpulkan kepada peneliti. Siswa yang sudah
selesai mengerjakaan LKS, dilanjutkan untuk mengerjakan tugas yang diberikan
oleh peneliti dengan membuat peraturan mengenai merawat tanaman yang sudah
ditanam. Peraturan yang telah dibuat disampaikan kepada teman yang berbeda
kelompoknya. Kegiatan menyampaikan peraturan kepada teman yang berbeda
kelompoknya disebut dengan peer tutoring. Hal ini dilaksanakan agar teman yang
lain juga saling menjaga dan memiliki tanggung jawab dalam merawat tanaman.
Tugas ini diberikan kepada siswa untuk membiasakan bersikap baik terhadap
lingkungan dan juga mengingatkan agar tidak memetik tanaman dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
sembarangan sebelum waktu panen tiba. Selain dengan teman beda kelompok,
siswa juga mendapatkan tugas untuk menyampaikan pengalaman yang didapatkan
selama melakukan pembelajaran dan menyampaikan pesan kepada orang lain
yang ada disekitar sekolah dan mengajak untuk memanfaatkan lahan sempit yang
ada disekitar dengan melakukan bertanam. Kegiatan peer tutoring berjalan lancar.
Peer tutoring merupakan teknik yang digunakan dalam model Conservation
Scout.
Kesimpulan dari pembelajaran hari kedua menurut siswa kelas V B yaitu
belajar kebun konservasi “Teknik Menanam Vertikultur” itu menyenangkan,
dikarenakan mereka dapat melaksanakan bertanam secara sederhana. Selain itu,
hasil tanaman yang ditanam dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain,
bermain sambil belajar. Mereka juga mengatakan bahwa dalam melakukan kebun
konservasi mudah, dikarenakan menggunakan panduan dengan tata bahasa yang
mudah dipahami.
Siswa melakukan kegiatan refleksi mengenai pengalaman yang didapatkan
pada pembelajaran hari kedua dengan menuliskan hal-hal yang telah dipelajari
dan kesulitan yang dihadapi, serta cara mengatasi kesulitan menggunakan kertas
yang berbentuk daun yang sudah disediakan oleh peneliti dan ditancapkan di
sterofoem. Refleksi yang dilaksanakan oleh siswa bersama dengan peneliti
merupakan kegiatan untuk mengupayakan siswa dalam pembelajaran yang sudah
di pelajari. Kemudian siswa bersama peneliti melakukan kegiatan evaluasi dengan
bermain tebak kata. Evaluasi dilaksanakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
siswa dalam pengalaman atau pembelajaran yang sudah dipelajari Pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
yang diajukan oleh peneliti yaitu tentang aksi yang akan dilakukan oleh setiap
siswa setelah mendapatkan pembelajaran tentang teknik menanam vertikultur.
Kegiatan aksi merupakan salah satu bentuk terwujudnya tahapan dalam
pendekatan PPR yang merupakan wujud dari hasil refleksi pengalaman. Peneliti
memberikan motivasi dengan mengajak siswa untuk merawat tanaman yang ada
disekitar. Pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama yang dipimpin oleh siswa
berinisial H. Berikut ini merupakan gambar proses implementasi hari kedua:
Gambar 4.22 Proses Implementasi hari kedua
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pertemuan hari pertama dan
kedua yang disusun oleh peneliti dan teman peneliti menggunakan model
Conservation Scout berjalan sesuai dengan pandangan Jean Piaget bahwa dalam
melaksanakan kegiatan eksperimen “Uji Amilum” dan kegiatan kebun konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” merupakan sarana yang digunakan untuk siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
memahami pembelajaran melalui pengalaman yang nyata/konkret. Ketika siswa
melaksanakan kegiatan eksperimen dan kebun konservasi dengan kelompok
mereka, setiap siswa saling membantu dalam memahami materi pembelajaran
sesuai dengan pandangan Lev Semionovich Vygotsky. Ketika siswa
melaksanakan kegiatan eksperimen dan kebun konservasi dengan bermain sambil
belajar diharapkan dapat menumbuhkan kebahagian yang ada didalam diri siswa
sesuai dengan pandangan Maria Montessori yaitu anak diberikan kebebasan
dalam belajar sesuai dengan bakat, minat serta kemampuan siswa (Montessori,
2002: 28-30).
Berdasarkan implementasi pertemuan hari pertama dan kedua
menggunakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bahwa peneliti sudah
menjalankan Pendidikan Emansipatoris. Hal ini dapat dilihat ketika peneliti
bersama siswa melakukan dialog tanya jawab untuk menemukan masalah dan
solusi dalam proses implementasi, sesuai dengan pendapat Giroux (dalam Winarti
dan Anggadewi, 2015: 53) yaitu mempertanyakan sistem merupakan menjadi
pemikir yang kritis, perlu adanya dialog dalam bentuk mempertanyakan sistem
untuk menemukan realitas. Kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti
bersama dengan siswa, siswa dengan siswa untuk memberikan pengetahuan dan
pemahaman. Ini menunjukkan bahwa adanya dialog tanya jawab yang terjalin
antara peneliti dan siswa terwujudnya berpikir kritis.
Kegiatan berpikir kritis akan membangun guru dengan siswa, siswa
dengan siswa menjadi kesadaran kritis dalam menghadapi permasalahan dan
solusi lingkungan. Hal ini terlihat ketika adanya dialog dalam proses membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
kelompok beberapa siswa ada yang tidak bersedia siswa AP menjadi salah satu
anggota kelompoknya dengan adanya dialog antara peneliti dengan siswa, siswa
dengan siswa menjadikan AP mendapatkan kelompok. Adanya dialog antara
siswa dengan siswa ketika bersedia untuk membawa alat dan bahan sesuai dengan
kesepakatan yang diperlukan untuk melakukan eksperimen, serta adanya
tanggung jawab dalam menjalankan tugas yang sudah disepakati oleh kelompok.
Hal tersebut, sudah terlaksana pendidikan emansipatoris menurut Giroux (dalam
Winarti dan Anggadewi, 2015: 53) yaitu kesadaran kritis merupakan belajar
menerima keadaan sosial, ekonomi, dan melawan penindasan realitas.
Ketika keduanya dapat menemukan solusi dari permasalahan dan dapat
menghargai akan hak setiap manusia berarti menunjukkan humanisasi sesuai
dengan pendapat Giroux (dalam Winarti dan Anggadewi, 2015: 53) adanya
pemberdayaan dari pemahaman kritis antara guru dan siswa dapat menciptakan
pemikiran kritis. Hal ini dapat dilihat saat memberikan kebebasan kepada siswa
AP dalam memilih kelompok, kebebasan dalam membawa alat dan bahan sesuai
dengan kesepakatan dengan anggota kelompok, peneliti memberikan kebebasan
terhadap siswa AP untuk melakukan sesuatu yang diinginkan tanpa menggangu
proses pembelajaran selama peneliti dapat mengawasi perilaku AP didalam kelas,
dan memberikan kebebasan kepada siswa dalam membagi tugas tiap anggota
kelompok sesuai dengan kesepakatan anggota kelompok.
Materi disusun dapat dikatakan memenuhi 10 prinsip pengembangan
materi menurut Tomlinson berdasarkan hasil observasi dan wawancara pada saat
kegiatan implementasi hari pertama dan hari kedua yaitu: ketika siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
mengatakan sudah membaca panduan eksperimen “Uji Amilum” dan kebun
konservasi “Teknik Menanam Vertikultur” serta panduan yang sudah dibaca
mudah untuk dipelajari. Siswa merasa tertarik, senang dan nyaman, karena
panduan yang sudah dibaca berisi gambar, penjelasan, dan petunjuk kerja dengan
bahasa yang digunakan tidak rumit dan mudah untuk dipahami. Rasa kepercayaan
diri siswa muncul saat melakukan kegiatan eksperimen dan kebun konservasi
secara mandiri dengan menggunakan panduan dan mengembangkan kemampuan
kognitif, afektif dan psikomotor.
Materi yang diberikan berisi sesuai dengan latar belakang siswa dan berguna
dalam kehidupan sehari-hari untuk memahami tanaman melalui merawat serta
melestarikan yang terdapat di lingkungan sekitar. Materi yang diberikan
memberikan perkembangan seluruh kemampuan siswa dapat dilihat ketika siswa
melakukan kegiatan eksperimen dan kebun konservasi siswa harus membaca
petunjuk kerja untuk dapat melakukan kegiatan tersebut, hal ini menunjukkan
kemampuan kognitif. Selain itu, saat siswa melakukan uji amilum dan teknik
menanam vertikultur menunjukkan kemampuan psikomotor. Materi
mengupayakan perkembangan kemampuan intektual dan estetika yang dilakukan
melalui aktivitas individu dan kelompok yang ditunjukkan dengan kegiatan
belajar dan membuat karya kata mutiara maupun peraturan dapat melatih siswa
untuk melatih otak kanan dan kiri. Setelah siswa mendapatkan informasi
mengenai yang sudah dipelajari kemudian siswa dapat melakukan suatu karya
bagi dirinya, orang lain, dan lingkungan sekitar maka siswa akan termotivasi
untuk memberikan respon yang positif dan ketika siswa dapat menyampaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
penjelasan mengenai pembelajaran yang sudah dipelajari kepada orang lain dan
peneliti merupakan terwujudnya feedback. Ketika siswa menyampaikan karya
yang disudah dibuat kepada orang disekitarnya berarti peduli terhadap lingkungan
menunjukkan bahwa materi memberikan sikap afektif terhadap masing-masing
siswa.
4.2.4 Evaluasi
Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mendapatkan data dari implementasi
untuk hari pertama dan kedua di kelas V B di SD N Jetis 1 Yogyakarta. Selama
melaksanakan implementasi menggunakan materi bersama siswa kelas V B
peneliti mendapatkan data, kemudian peneliti menganalisis untuk mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan untuk Kelas V. Peneliti melakukan analisis dengan sharing bersama
dengan teman peneliti yaitu Adiktia Kurniawati.
Implementasi atau pembelajaran hari pertama berjalan sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama. Faktor yang menjadi
penentu kelancaran implementasi hari pertama yaitu peneliti mengadakan
pertemuan dengan siswa kelas V B. Pertemuan pertama, dua minggu sebelum
implementasi atau pembelajaran dilaksanakan siswa mendapatkan tugas untuk
menutup daun menggunakan kertas karbon dan pertemuan kedua siswa
membentuk kelompok yang terdiri dari 4-5 anggota, dalam pembentukan
kelompok siswa diberi kesempatan untuk memilih anggota kelompok secara
bebas. Setiap kelompok bersedia untuk membawa alat, antara lain: mangkok, lilin,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
sendok, dan pisau yang menjadi bagian dari kegiatan eksperimen “Uji Amilum”.
Siswa berpartisipasi dalam menentukan kelompok.
Lagu “Lihat Kebunku” Karya Pak Kasur yang membuat siswa menjadi
semangat dan gembira. Siswa antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh peneliti. Pertanyaan yang disusun oleh peneliti mewujudkan salah satu
prinsip pendidikan emansipatoris yaitu dialog yang kritis. Langkah-langkah
kegiatan pembelajaran yang disusun oleh peneliti, dari awal hingga penutup
dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan alokasi waktu yang sudah disediakan.
Kegiatan implementasi hari pertama berjalan dengan lancar. Tetapi ada
beberapa langkah kegiatan yang perlu dievaluasi. Langkah kegiatan yang perlu
dievaluasi adalah rincian dari langkah kegiatan inti. Langkah kegiatan nomor 8
dan 9 dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan kegiatan demonstrasi uji
amilum. Siswa terlebih dahulu diberikan arahan mengenai kegiatan eksperimen
“Uji Amilum”. Setiap siswa diharapkan memahami kegiatan yang akan
dikerjakan. Tugas yang diberikan kepada siswa untuk membuat kata mutiara
sesuai dengan kreativitas dari siswa. Kata mutiara tersebut menjadi sarana
memberikan motivasi untuk merawat tanaman, tidak untuk diri sendiri melainkan
juga orang yang ada di sekitar siswa dengan cara menyampaikan materi yang
dipelajari dengan kata mutiara melalui kegiatan peer tutoring.
Lembar refleksi yang disusun terdapat beberapa pertanyaan untuk
memudahkan siswa mengungkapkan perasaan siswa selama mengikuti
pembelajaran dengan cara menuliskan pengetahuan baru yang didapatkan dalam
mengikuti kegiatan eksperimen ”Uji Amilum”, pengetahuan yang menurut siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
membingungkan, dan cara siswa mengatasi kesulitan. Hal ini dilaksanakan untuk
mengetahui pengetahuan baru yang didapatkan oleh siswa, serta melatih siswa
dapat menentukan cara mengatasi kesulitan yang dialami selama mengikuti
pembelajaran.
Implementasi atau pembelajaran hari kedua berjalan sesuai dengan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari kedua. Faktor yang menjadi
penentu dalam kelancaran implementasi hari kedua yaitu setiap kelompok
berpartisipasi aktif untuk bersedia membawa alat, antara lain: baskom dan cetok
yang menjadi bagian dari kegiatan kebun konservasi “Teknik Menanam
Vertikultur”. Lagu “Belajar Bertanam” dengan menggunakan nada lagu “Du Di
Dam” membat siswa menjadi semangat dan gembira dalam mengikuti
pembelajaran. Siswa antusias dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti. Pertanyaan yang disusun oleh peneliti mewujudkan salah satu prinsip
pendidikan emansipatoris yaitu dialog yang kritis. Langkah-langkah kegiatan
pembelajaran yang disusun oleh teman peneliti dari awal hingga penutup
dilaksanakan oleh peneliti sesuai dengan alokasi waktu yang sudah disediakan.
Gambar dan informasi mengenai teknik menanam sederhana yang dibawa
oleh siswa dapat mempermudah siswa mengetahui macam-macam teknik
menanam secara sederhana. Siswa berpartisipasi aktif dalam mengikuti
pembelajaran dan menjadikan pembelajaran berjalan dengan lancar. Tetapi ada
beberapa langkah kegiatan pada kegiatan inti yang perlu dievaluasi. Langkah
kegiatan nomor 7 dilakukan sebelum kegiatan demonstrasi teknik menanam
vertikultur. Siswa perlu dibagikan panduan materi kebun konservasi “Teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Menanam Vertikultur” terlebih dahulu untuk dibaca dan dipahami sebelum
melaksanakan kegiatan kebun konservasi. Hal ini dilakukan agar siswa dapat
mengetahui langkah-langkah yang dikerjakan dalam kegiatan kebun konservasi.
Tugas yang diberikan kepada siswa untuk membuat peraturan untuk
merawat tanaman yang sudah ditanam sesuai dengan kreativitas dari siswa.
Peraturan tersebut menjadi sarana memberikan motivasi dan melatih tanggung
jawab untuk merawat tanaman, tidak untuk diri sendiri melainkan juga orang yang
ada di sekitar siswa dengan cara menyampaikan materi yang dipelajari dengan
menggunakan peraturan yang telah dibuatnya melalui kegiatan peer tutoring.
Lembar refleksi yang disusun untuk mengungkapkan perasaan siswa
selama mengikuti pembelajaran dengan cara menuliskan pengetahuan baru yang
didapatkan dalam mengikuti kegiatan kebun konservasi “Teknik Menanam
Vertikultur” dan kesulitan yang dialami ketika mengikuti pembelajaran.
4.2.5 Revisi
Revisi merupakan langkah kelima dari prosedur pengembangan materi
menurut Tomlinson. Kegiatan revisi digunakan untuk memperbaiki isi materi agar
kualitas materi semakin baik. Proses revisi peneliti memperolehnya dari hasil
evaluasi yang dilakukan dengan sharing bersama teman peneliti terhadap
implementasi dengan menggunakan materi untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1
Yogyakarta.
Langkah kegiatan inti dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari
pertama dilakukan perbaikan pada langkah kegiatan nomor 8 dan 9 diubah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
menjadi langkah nomor 5 dan 6. Berikut merupakan proses rincian langkah-
langkah kegiatan inti:
Gambar 4.23 Rincian Kegiatan Inti RPP hari pertama
nomor 5 dan 6 ( sebelum direvisi)
Gambar 4.24 Rincian Kegiatan Inti RPP hari pertama
nomor 5 dan 6 (setelah direvisi)
Langkah kegiatan inti dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari
kedua dilakukan perbaikan pada langkah kegiatan nomor 7 diubah menjadi nomor
6, kegiatan nomor 6 diubah menjadi langkah nomor 1, dan langkah kegiatan
nomor 9 diubah menjadi langkah kegiatan nomor 8. Berikut merupakan proses
rincian langkah-langkah kegiatan inti:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Gambar 4.25 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua
nomor 6 (sebelum direvisi)
Gambar 4.26 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua
nomor 6 (setelah direvisi)
Gambar 4.27 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua
nomor 1 (sebelum direvisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Gambar 4.28 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua
Nomor 1 (setelah direvisi)
Gambar 4.29 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua
nomor 8 (sebelum direvisi)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Gambar 4.30 Rincian Kegiatan Inti RPP hari kedua
nomor 8 (setelah direvisi)
4.3 Deskripsi Kualitas Materi
Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V
yang dikembangkan oleh peneliti dan teman peneliti kemudian divalidasi oleh ahli
IPA, ahli bahasa, guru kelas, dan siswa kelas V B. Materi yang dikembangkan
mendapatkan tanggapan yang baik dari validator, kepala sekolah, guru, dan siswa
kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Kualitas panduan materi untuk siswa dinilai
layak digunakan berdasarkan hasil wawancara bersama siswa kelas V B,
sedangkan kuesioner yang diserahkan kepada ahli IPA, ahli bahasa, dan guru
kelas dapat dilihat dari rekapitulasi penilaian berikut ini:
Tabel 4.5 Rekapitulasi Penilaian Materi oleh Ahli IPA, Ahli bahasa, serta Guru
No Validator RPP Materi
Eksperimen Rata-Rata
Kategori
1. Ahli IPA 3,64 3,74 3, 69 Sangat Layak
2. Ahli Bahasa 3,67 3,78 3.72 Sangat Layak
3. Guru Kelas V B 3,25 3,51 3.38 Layak
4. Guru Kelas V A 3,35 3,25 3,30 Layak
TOTAL 14,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Rata-rata 3,52 Sangat Layak
Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari ahli IPA, ahli bahasa, dan
guru kelas memperoleh skor rata-rata 3,52 dengan kategori “sangat layak”. Materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V dapat
dikatakan “sangat layak” untuk digunakan oleh guru dan siswa.
Peneliti juga mengajukan pertanyaan kepada setiap siswa untuk
mengetahui kualitas panduan eksperimen “Uji Amilum”. Pertanyaan yang
diajukan kepada siswa berdasarkan pada kriteria dalam kisi-kisi instrumen
wawancara validasi materi oleh siswa. Berikut ini merupakan hasil dari
wawancara kepada siswa kelas V B pada saat mengikuti implementasi hari
pertama kegiatan eksperimen “Uji Amilum”:
Tabel 4.6 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Eksperimen “Uji Amilum”
oleh Siswa Kelas V B
No Kriteria Jumlah Siswa
1 Dapat melihat dan membaca keseluruhan isi panduan 22
2 Ketertarikan terhadap panduan 23
3 Mudah memahami bahasa yang digunakan 21
4 Mudah memahami langkah-langkah dalam panduan 21
5 Panduan tidak memberikan kesan membosankan 23
Berdasarkan hasil wawancara validasi kualitas panduan eksperimen “Uji
Amilum” dapat dikatakan layak untuk digunakan oleh siswa kelas V B SD N Jetis
1 Yogyakarta. Karena lebih dari 20 siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta
dapat melaksanakan kegiatan eksperimen menggunakan panduan eksperimen.
Kemudian, untuk mengetahui kualitas panduan kebun konservasi “Teknik
Menanam Vertikultur” dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan kepada
siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Pertanyaan yang diajukan kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
berdasarkan pada kriteria dalam kisi-kisi instrumen wawancara validasi materi
oleh siswa. Berikut ini merupakan hasil dari wawancara kepada siswa kelas V B
pada saat mengikuti implementasi hari kedua kegiatan kebun konservasi “Teknik
Menanam Vertikultur”:
Tabel 4.7 Hasil Wawancara Kualitas Panduan Kebun Konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” oleh Siswa Kelas V B
No Kriteria Jumlah Siswa
1 Dapat melihat dan membaca keseluruhan isi panduan 22
2 Ketertarikan terhadap panduan 23
3 Mudah memahami bahasa yang digunakan 21
4 Mudah memahami langkah-langkah dalam panduan 22
5 Panduan tidak memberikan kesan membosankan 23
Berdasarkan hasil wawancara validasi kualitas panduan kebun konservasi
“Teknik Menanam Vertikultur” dapat dikatakan layak untuk digunakan oleh siswa
kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta. Karena lebih dari 20 siswa kelas V B SD N
Jetis 1 Yogyakarta dapat melaksanakan kegiatan eksperimen menggunakan
panduan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
5.1.1 Materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan
model Conservation Scout untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta
dikembangkan dengan prosedur pengembangan materi menurut Tomlinson
meliputi 5 langkah, yaitu: Pertama, analisis kebutuhan berdasarkan hasil
observasi dan wawancara terhadap guru kelas V B, lima siswa kelas V B
serta kepala sekolah SD N Jetis 1 Yogyakarta memperoleh data bahwa
mereka membutuhkan Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian
Lingkungan untuk Kelas V dengan harapan memberikan pendidikan
lingkungan. Kedua, desain yaitu data yang diperoleh dari hasil analisis
kebutuhan kemudian digunakan untuk mengembangkan materi, kemudian
peneliti sharing dengan teman peneliti dan memiliki tujuan serta harapan
yang sama berupa memberikan pendidikan lingkungan kepada siswa kelas
V SD N Jetis 1 Yogyakarta untuk menumbuhkan sikap kesadaran dan
kepedulian lingkungan maka bersepakat menggabungkan yang berjudul
“Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas
V” (terlampir). Kemudian materi di validasi kepada ahli IPA, ahli bahasa
dan guru kelas V didapatkan skor dengan rata-rata 3,52 dan termasuk
kategori “sangat layak”. Panduan eksperimen “Uji Amilum” dan Panduan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Kebun Konservasi “Teknik Menanam Vertikultur” untuk siswa juga dapat
dikategorikan layak digunakan berdasarkan hasil wawancara kepada lima
siswa kelas V B. Saran dan komentar yang diberikan oleh ahli, guru kelas
V beserta lima siswa kelas V B digunakan untuk melakukan revisi. Ketiga,
implementasi yaitu materi yang sudah direvisi digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar dilaksanakan selama dua hari dengan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) hari kedua. Keempat, evaluasi yaitu terdapat beberapa
langkah-langkah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari
pertama dan kedua yang diperbaiki. Kelima, revisi yaitu beberapa langkah-
langkah dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hari pertama dan
kedua direvisi untuk mengembangkan kualitas materi agar layak.
5.1.2 Materi pendidikan kesadaran dan kepedulian lingkungan menggunakan
model Consrvation Scout untuk siswa kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta
memiliki kualitas layak digunakan kepada siswa kelas V B dengan hasil 21
siswa dari jumlah 23 siswa dapat melakukan eksperimen dan kebun
konservasi dengan menggunakan panduan secara mandiri, serta hasil
observasi dan wawancara yang dilakukan selama implementasi
menunjukkan bahwa materi sudah memenuhi 10 prinsip pengembangan
materi menurut Tomlinson sehingga memiliki kualitas “layak”. Peneliti
melihat tercapainya 10 prinsip tersebut dengan bukti yaitu (1) siswa sudah
memegang dan membaca panduan pemberian peneliti, (2) adanya panduan
yang berisi penjelasan dengan bahasa mudah dipahami dan berisi gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
membuat siswa merasa nyaman dan bahagia, (3) ketika siswa melakukan
kegiatan eksperimen dengan menggunakan panduan sehingga siswa
berkembang kepercayaan diri, (4) ketika siswa menggunakan panduan
eksperimen dengan materi sesuai latar belakang dan dapat berguna bagi
kehidupan sehari-hari, serta siswa saat dibentuk menjadi beberapa
kelompok secara acak sehingga memperhatikan kognitif, afektif, dan
psikomotik, (5) siswa merasa jelas dengan maksud panduan, (6) siswa
dapat melaksanakan eksperimen karena terdapat langkah/petunjuk
kegiatan, (7) pembelajaran disusun dengan berbagai maca metode yang
menggunakan panca indera, (8) siswa mampu bekerja secara individu
maupun kelompok dan berhasil melaksanakan eksperimen berdasarkan
panduan, (9) siswa berpartisipasi dengan aktif dalam kegiatan demonstrasi
serta eksperimen, dan (10) siswa mendapat respon positif melalui kegiatan
peer tutoring.
5.2 Keterbatasan Penelitian
Produk yang dirancang mempunyai beberapa keterbatasan antara lain
sebagai berikut:
5.2.1 Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V
yang dikembangkan masih terbatas pada materi ekperimen uji amilum dan
materi kebun konservasi teknik menanam vertikultur.
5.2.2 Materi Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V
yang dikembangkan membutuhkan waktu yang cukup lama untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
melaksanakan kegiatan eksperimen dan kebun konservasi, karena peneliti
perlu mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan untuk
melakukan eksperimen dan kebun konservasi dan perlu mencoba terlebih
dahulu.
5.3 Saran
Saran untuk peneliti selanjutnya yang akan mengembangkan materi
Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan untuk Kelas V sebagai
berikut:
5.3.1 Materi yang dikembangkan perlu diperluas lagi sesuai dengan konteks
permasalahan lingkungan yang berbeda tidak terbatas pada materi
ekperimen uji amilum dan materi kebun konservasi teknik menanam
vertikultur.
5.3.2 Alokasi waktu yang digunakan untuk mengembangkan materi
direncanakan terlebih dahulu dan alat serta bahan yang digunakan
dipersiapkan terlebih dahulu sehari sebelum kegiatan eksperimen oleh
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
DAFTAR PUSTAKA
Crain, W. (2007). Teori Perkembangan: Konsep Aplikasi. Penerjemah: Yudi
Santoso. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gunawan, I. (2013). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Eksperimen. Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Hamzah, S. (2013). Pendidikan Lingkungan: Sekelumit Wawasan Pengantar.
Bandung: PT. Refika Aditama.
Handayani, A. (2013). Peningkatan Sikap Peduli Lingkungan Melalui
Implementasi Pendekatan Sains Tekhnologi Masyarakat (STM) dalam
Pembelajaran IPA Kelas IV SD N Keputran A. (Online),
(http://eprints.uny.ac.id/.), diakses 7 Mei 2016.
Hardiyanti, Y. (2011). Arti, hakekat, dan dasar pendidikan. (Online),
(https://haedarakib.files.wordpress.com/2012/01/arti-hakekat-dan-
dasar-pendidikan.pdf ), diakses 19 November 2016.
Harsono. Y.M. (2015). Developing Learning Materials For Specific Purposes,
(Online), (http://journal.teflin.org/), diakses 18 Juli 2016.
Jamanti, R. (2014). Pengaruh Berita Banjit Koran Kaltim terhadap Kesadaran
Lingkungan Masyarakat Kelurahan temindung Permai Samarinda,
eJornal Ilmu Komunikasi, 2 (1). 17-33, (Online),
(http://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/), diakses 7 Mei 2016.
Kusuma, W. (2015). Bukan Daerah Rawan Banjir, Mengapa Yogyakarta Bisa
Banjir?, (Online).
(http://regional.kompas.com/read/2015/04/23/17093321/Bukan.Daera
h.Rawan.Banjir.Mengapa.Yogyakarta.Bisa.Banjir), diakses: 15
November 2016.
Montessori, M. (2002). The Montessori method. New York: Dover Publications.
Neolaka, A. (2008). Kesadaran Lingkungan. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Pius dan Sonia. (2014). Subjective Well-being pada Remaja Ditinjau dari
Kesadaran Lingkungan, Psikodimensia, 13 (1). 10-21.
Ritmawanti, D.F. (2014). Conservation Scout: pengalaman mini konservasi di
sekolah dasar untuk pembelajaran berbasis lingkungan. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma
Sanjaya, H.W. (2013). Penelitian Pendidikan: Jenis, Metode dan Prosedur.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Sari, W.W. (2014). Persepsi Guru dan Siswa Sd di Yogyakarta terhardap
Program Conservation Scout. Bioedukatika, 2 (2). 34-37, (Online),
(http://bioedukatika.uad.ac.id/wp-content/uploads/2015/08/7.-Jurnal-
Bioedukatika-Wahyu-Wido-Sari-34-37-vol.2-No.2-Desember-
2014.pdf), diakses 18 Juli 2016.
Sastrapratedja, M. (2013). Pendidikan sebagai humanisasi. Jakarta: Pusat Kajian
Filsafat dan Pancasila.
Schunk, D.H.(2012). Teori-teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan.
Penerjemah: Eva Hamdiah dan Rahmat Fajar. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Setyosari, P. (2013). Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sihombing, E.G.S. (2014). Hubungan Perilaku Martarombo dengan Kepedulian
Suku Batak Toba terhadap Sesama Suku Batak Toba, (Online),
(http://repository.usu.ac.id/), diakses 7 Mei 2016.
Subagya. (2010). Paradigma Pedagogi Reflektif mendampingi peserta didik
menjadi cerdas & berkarakter. Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukardjo. (2006). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Prodi Teknologi
Pembelajaran: PPs UNY.
Suprijono, A. (2016). Model-Model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Suryani, B. (2015). Pembalakan liar: Warga Tebangi Tanaman di Tanah Sultan.
(Online). (http://www.harianjogja.com/baca/2015/06/21/pembalakan-
liar-warga-tebangi-tanaman-di-tanah-sultan-616416), diakses: 15
November 2016
Suseno, P.Y. (2016). Pendidikan Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan pada
Anak melalui Model Conservation Scout. Yogyakarta: Symposium on
Biology Education, Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas
Ahmad Dahlan.
Tomlinson. (2005). Materials development in language teaching. United
Kingdom: Cambridge University Press.
Widodo, H.D.C. (2014). Mengupayakan anak mencntai ligkungan hidup dan
sains melalui ekperimen. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Winarti, E dan Anggadewi, B.E T.( Manusia Pembelajar di Dunia Tarik Ulur:
Tanggapan terhadap Pandangan M. Sastrapratedja tentang
Pendidikan sebagai Humanisasi. Yogyakarta: Sanata Dharma
University Press.
Yunus, F M. (2004). Pendidikan Berbasis Realitas Sosial: Paulo Freire & YB.
Mangunwijaya. Yogyakarta: Logung Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 2. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
LEMBAR WAWANCARA
ANALISIS KEBUTUHAN SISWA
Nama :
Kelas :
Hari/tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara di catat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara di
mungkinkan berkembang.
1. Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?
2. Apakah ada kegiatan ekperimen pada pembelajaran IPA?
3. Apakah kamu pernah melaksanakan kegiatan eksperimen pada pembelajaran
IPA?
4. Kegiatan eksperimen seperti apa yang sudah kamu laksanakan?
5. Kesulitan apa yang kamu alami dalam kegiatan eksperimen pembelajaran
IPA?
6. Bagaimana kamu menangani kesulitan yang di alami dalam kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA?
7. Apakah kamu menggunakan panduan dalam kegiatan eksperimen pada
pembelajaran IPA?
8. Bagaimana pendapatmu, jika materi ekperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran IPA?
9. Apakah kamu membutuhkan panduan eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
10. Menurutmu, panduan eksperimen IPA yang seperti apa layak untuk
digunakan?
Yogyakarta,...............................
Pewawancara
...................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 3. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Guru
LEMBAR WAWANCARA
ANALISIS KEBUTUHAN GURU
Nama :
Hari/tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara di catat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara di
mungkinkan berkembang.
1. Apakah bapak/ibu pernah melaksanakan kegiatan eksperimen pada
pembelajaran IPA dan kegiatan eksperimen seperti apa yang sudah
dilaksanakan?
2. Apakah bapak/ ibu mengalami kesulitan dalam mengajar dengan kegiatan
eksperimen pembelajaran IPA dan apa kesulitan yang dialami?
3. Bagaimana bapak/ibu menangani kesulitan yang dialami dalam mengajar
dengan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA?
4. Apakah bapak/ibu menggunakan panduan eksperimen dalam kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA?
5. Bagaimana pendapat bapak/ Ibu jika materi ekperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran IPA?
6. Apakah bapak/ ibu membutuhkan materi eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
7. Menurut Bapak/Ibu materi eksperimen IPA yang seperti apa layak untuk
digunakan?
Yogyakarta,...............................
Pewawancara
...................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 4. Lembar Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
LEMBAR WAWANCARA
ANALISIS KEBUTUHAN KEPALA SEKOLAH
Nama :
Sekolah :
Hari/tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara di catat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara di
mungkinkan berkembang.
1. Apakah bapak/ibu di SD N Jetis 1 sering melaksanakan kegiatan eksperimen
pada pembelajaran IPA di kelas?
2. Apakah bapak/ ibu di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan terkait melaksanakan
kegiatan eksperimen pembelajaran IPA, dan kesulitan apa yang dialami?
3. Bagaimana bapak/ibu di SD N Jetis 1 menanggani kesulitan yang dialami
dalam melaksanakan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA?
4. Apakah bapak/ibu di SD N Jetis 1 menggunakan panduan dalam kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA?
5. Apakah sekolah membutuhkan panduan materi eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
6. Bagaimana pendapat bapak/ ibu jika materi ekperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran IPA?
7. Menurut bapak/ibu materi eksperimen IPA yang seperti apa layak untuk
digunakan?
Yogyakarta,...............................
Pewawancara
...................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 5. Lembar Wawancara Validasi Materi oleh Siswa
LEMBAR WAWANCARA
VALIDASI MATERI EKSPERIMEN OLEH SISWA
Nama :
Hari/tanggal :
Waktu :
Wawancara ini dilakukan secara langsung dan hasil dari wawancara di catat
oleh peneliti. Pertanyaan yang dijadikan panduan wawancara di
mungkinkan berkembang.
1. Apakah kamu sudah melihat dan membaca seluruh isi panduan eksperimen
ini?
2. Apakah kamu tertarik dengan panduan eksperimen ini?
3. Bagaimana dengan bahasa yang digunakan pada panduan eksperimen
sederhana?
4. Apakah kamu merasa kesulitan memahami panduan eksperimen ini?
5. Apakah kamu dapat memahami langkah kegiatan dalam panduan eksperimen?
6. Apakah panduan eksperimen yang disajikan ini memberikan kesan
membosankan?
Yogyakarta,...............................
Pewawancara
...................................................
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Lampiran 6. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa
1. Dialog Wawancara Siswa I dengan kemampuan tinggi
Peneliti Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?
Siswa Suka, karena ada kegiatan eksperimen dan walaupun tidak setiap saat
pasti ada.
Peneliti Apakah ada kegiatan ekperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Ada, tetapi tidak semua materi.
Peneliti Apakah kamu pernah melaksanakan kegiatan eksperimen pada
pembelajaran IPA?
Siswa Pernah
Peneliti Kegiatan eksperimen seperti apa yang sudah kamu laksanakan?
Siswa Perubahan Energi
Peneliti Kesulitan apa yang kamu alami dalam kegiatan eksperimen
pembelajaran IPA?
Siswa Kadang-kadang lupa langkah kerjanya dan isi dari panduan kurang
mudah untuk dipahami.
Peneliti Bagaimana kamu menangani kesulitan yang di alami dalam kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Tanya dengan teman
Peneliti Apakah kamu menggunakan panduan dalam kegiatan eksperimen
pada pembelajaran IPA?
Siswa Menggunakan, panduannya dari buku paket yang ada disekolah.
Peneliti Bagaimana pendapatmu, jika materi ekperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran IPA?
Siswa Senang, karena nanti dapat melakukan eksperimen dengan panduan
materi dan dapat mudah dipahami pembelajarannya.
Peneliti Apakah kamu membutuhkan panduan eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
Siswa Butuh
Peneliti Menurutmu, panduan eksperimen IPA yang seperti apa layak untuk
digunakan?
Siswa Setiap langkah kerja terdapat gambar penjelas.
2. Dialog Wawancara Siswa II dengan kemampuan tinggi
Peneliti Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?
Siswa Suka, karena pelajaran IPA ada materi yang behubungan langsung
dengan manusia.
Peneliti Apakah ada kegiatan ekperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Ada
Peneliti Apakah kamu pernah melaksanakan kegiatan eksperimen pada
pembelajaran IPA?
Siswa Pernah
Peneliti Kegiatan eksperimen seperti apa yang sudah kamu laksanakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Siswa Menanam biji jagung
Peneliti Kesulitan apa yang kamu alami dalam kegiatan eksperimen
pembelajaran IPA?
Siswa Kadang-kadang lupa langkah kerjanya dan kurang memahami isi
panduan.
Peneliti Bagaimana kamu menangani kesulitan yang di alami dalam kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Tanya dengan teman satu kelompok
Peneliti Apakah kamu menggunakan panduan dalam kegiatan eksperimen
pada pembelajaran IPA?
Siswa Menggunakan, panduannya dari buku paket yang ada disekolah.
Peneliti Bagaimana pendapatmu, jika materi ekperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran IPA?
Siswa Senang, karena adanya materi eksperimen dapat mudah saya dalam
memahami materi.
Peneliti Apakah kamu membutuhkan panduan eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
Siswa Iya membutuhkan, supaya materi yang saya pelajari mudah untuk
saya pahami.
Peneliti Menurutmu, panduan eksperimen IPA yang seperti apa layak untuk
digunakan?
Siswa Terdapat langkah-langkah kegiatan yang detail dan gambar sebagai
penjelas.
3. Dialog Wawancara Siswa I dengan kemampuan sedang
Peneliti Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?
Siswa Suka dan mengasyikan, karena pelajaran IPA ada kegiatan
eksperimen biasanya dan tidak membosankan.
Peneliti Apakah ada kegiatan ekperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Ada
Peneliti Apakah kamu pernah melaksanakan kegiatan eksperimen pada
pembelajaran IPA?
Siswa Pernah
Peneliti Kegiatan eksperimen seperti apa yang sudah kamu laksanakan?
Siswa Perubahan energi
Peneliti Kesulitan apa yang kamu alami dalam kegiatan eksperimen
pembelajaran IPA?
Siswa Panduan yang digunakan dari buku paket dan terkadang kurang
lengkap penjelasannya. Sehingga menyebabkan eksperimen kurang
lancar.
Peneliti Bagaimana kamu menangani kesulitan yang di alami dalam kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Tanya sama teman satu kelompok atau guru
Peneliti Apakah kamu menggunakan panduan dalam kegiatan eksperimen
pada pembelajaran IPA?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Siswa Menggunakan, panduannya dari buku paket yang ada disekolah
Peneliti Bagaimana pendapatmu, jika materi ekperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran IPA?
Siswa Senang, soalnya adanya materi eksperimen mudah untuk memahami
dan mengerti materi pembelajaran
Peneliti Apakah kamu membutuhkan panduan eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
Siswa Butuh
Peneliti Menurutmu, panduan eksperimen IPA yang seperti apa layak untuk
digunakan?
Siswa Gambar jelas, bahasa mudah dipahami, dan kalimat yang digunakan
tidak terlalu panjang.
4. Dialog Wawancara Siswa II dengan kemampuan sedang
Peneliti Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?
Siswa Suka, karena pelajaran IPA dapat berhubungan langsung dengan
lingkungan.
Peneliti Apakah ada kegiatan ekperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Ada
Peneliti Apakah kamu pernah melaksanakan kegiatan eksperimen/
eksperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Pernah
Peneliti Kegiatan eksperimen seperti apa yang sudah kamu laksanakan?
Siswa Pernafasan manusia
Peneliti Kesulitan apa yang kamu alami dalam kegiatan eksperimen
pembelajaran IPA?
Siswa Kurangnya media dan panduan khusus untuk eksperimen tidak ada,
sehingga dalam eksperimen menggunakan panduan dari buku paket
dan terkadang langkah kerjanya kurang lengkap.
Peneliti Bagaimana kamu menangani kesulitan yang di alami dalam kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Tanya dengan teman satu kelompok
Peneliti Apakah kamu menggunakan panduan dalam kegiatan eksperimen
pada pembelajaran IPA?
Siswa Menggunakan, panduannya dari buku paket yang ada disekolah.
Peneliti Bagaimana pendapatmu, jika materi ekperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran IPA?
Siswa Senang, karena ada materi eksperiman IPA dapat dengan mudah
memahami pembelajaran.
Peneliti Apakah kamu membutuhkan panduan eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
Siswa Butuh
Peneliti Menurutmu, panduan eksperimen IPA yang seperti apa layak untuk
digunakan?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Siswa Petunjuk/langkah kerja dalam panduan eksperimen IPA mudah
dipahami dan bahasa yang digunakan mudah dimengerti.
5. Dialog Wawancara Siswa dengan kemampuan Rendah
Peneliti Apakah kamu menyukai pelajaran IPA?
Siswa Suka, karena pelajaran IPA dapat berhubungan langsung dengan
lingkungan.
Peneliti Apakah ada kegiatan ekperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Ada
Peneliti Apakah kamu pernah melaksanakan kegiatan eksperimen pada
pembelajaran IPA?
Siswa Pernah
Peneliti Kegiatan eksperimen seperti apa yang sudah kamu laksanakan?
Siswa Pernafasan manusia
Peneliti Kesulitan apa yang kamu alami dalam kegiatan eksperimen
pembelajaran IPA?
Siswa Karena panduannya menggunakan buku paket, terkadang
penjelasaanya dalam buku paket kurang begitu mudah dipahami
Peneliti Bagaimana kamu menangani kesulitan yang di alami dalam kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA?
Siswa Tanya dengan teman dan guru
Peneliti Apakah kamu menggunakan panduan dalam kegiatan eksperimen
pada pembelajaran IPA?
Siswa Panduan khusus untuk eksperimen tidak ada, biasanya menggunakan
panduan dari buku paket yang ada disekolah.
Peneliti Bagaimana pendapatmu, jika materi ekperimen IPA digunakan dalam
pembelajaran IPA?
Siswa Senang, karena tidak hanya membaca saja melainkan juga praktek
langsung
Peneliti Apakah kamu membutuhkan panduan eksperimen IPA sebagai media
pembelajaran di kelas?
Siswa Butuh, biar saya lebih jelas dengan materi.
Peneliti Menurutmu, panduan eksperimen IPA yang seperti apa layak untuk
digunakan?
Siswa Ada gambar yang jelas dan bahasa dalam petunjuk mudah dipahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Lampiran 7. Hasil Analisis Kebutuhan Guru
Peneliti Apakah bapak/ibu pernah melaksanakan kegiatan eksperimen pada
pembelajaran IPA dan kegiatan eksperimen seperti apa yang sudah
dilaksanakan?
Guru Pernah sesekali melaksanakan kegiatan eksperimen eksperimen,
kegiatan eksperimen yang sudah dilaksanakan bersama dengan anak-
anak mengenai perubahan benda.
Peneliti Apakah bapak/ ibu mengalami kesulitan dalam mengajar dengan
kegiatan eksperimen pembelajaran IPA dan apa kesulitan yang
dialami?
Guru Kesulitannya siswa itu belum saya berikan panduan kerja sendiri.
Siswa melakukan eksperimen menggunakan buku paket dari sekolah
dan sebelum melakukan eksperimen biasanya siswa saya minta untuk
membaca perintahnya terlebih dahulu. Tetapi ada beberapa siswa yang
masih bertanya, karena merasa kebingungan.
Peneliti Bagaimana bapak/ibu menangani kesulitan yang dialami dalam
mengajar dengan kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA?
Guru Berusaha untuk menjelaskan kembali dengan membaca pelan-pelan
sambil mencontohkan di depan kelas. Dalam melaksanakan kegiatan
eksperimen kurang maksimal. Sehingga saya langsung menunjukkan
video mengenai perubahan benda, hal ini dilakukan agar dapat
mempermudah siswa dalam memahami pembelajaan.
Peneliti Apakah bapak/ibu menggunakan panduan eksperimen dalam kegiatan
eksperimen eksperimen pada pembelajaran IPA?
Guru Panduan khusus yang digunakan untuk kegiatan eksperimen tidak ada,
biasanya menggunakan panduan dari buku paket yang ada disekolah
dan tambahannya mencari dari internet.
Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ Ibu jika materi ekperimen IPA digunakan
dalam pembelajaran IPA?
Guru Sangat bagus, karena pembelajaran terus berhubungan dengan
kehidupan sehari-hari.
Peneliti Apakah bapak/ ibu membutuhkan materi eksperimen IPA sebagai
media pembelajaran di kelas?
Guru Perlu, agar kegiatan eksperimen dapat berjalan sesuai dengan tujuan.
Peneliti Menurut Bapak/Ibu materi eksperimen IPA yang seperti apa layak
untuk digunakan?
Guru Sesuai dengan lingkungan sekitar, sesuai dengan SK, KD , dan materi
berisikan langkah-langkah kegiatan beserta gambarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Lampiran 8. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan Kepala Sekolah
Peneliti Apakah bapak/ibu di SD N Jetis 1 pernah melaksanakan kegiatan
eksperimen pada pembelajaran IPA di kelas?
Kepsek Bapak/ibu guru disini pernah melakukan kegiatan eksperimen pada
pembelajaran IPA dikelas dengan menggunakan alat peraga. Karena
nantinya juga ada penilaian tersendiri untuk guru dalam melakukan
kegiatan eksperimen. Dalam satu semester bapak/ibu guru dari kelas
1-6 harus melakukan kegiatan eksperimen dalam pembelajaran IPA
minimal itu dua kali. Tetapi ada juga guru kelas yang hampir setiap
hari melakukan kegiatan eksperimen.
Peneliti Apakah bapak/ ibu di SD N Jetis 1 mengalami kesulitan terkait
melaksanakan kegiatan eksperimen pembelajaran IPA, dan kesulitan
apa yang dialami?
Kepsek Kesulitan yang dialami terkait dengan kegiatan eksperimen itu
biasanya alat yang digunakan. Alat yang digunakan dalam
melakukan kegiatan eksperimen IPA ada beberapa yang sudah rusak.
Jadi tidak bisa digunakan lagi.
Peneliti Bagaimana bapak/ibu di SD N Jetis 1 menanggani kesulitan yang
dialami dalam melaksanakan kegiatan eksperimen pada pembelajaran
IPA?
Kepsek Adanya beberapa alat yang rusak, biasanya dengan kreatif guru
menggunakan alat yang sederhana sebagai pengganti alat yang sudah
rusak itu. Sekiranya dapat diperbaiki lagi, alat itu diperbaiki. Kalau
tidak sekolah membelikan alat lagi yang baru dengan dana BOS dan
BOSDA.
Peneliti Apakah bapak/ibu di SD N Jetis 1 menggunakan panduan dalam
kegiatan eksperimen pada pembelajaran IPA?
Kepsek Panduan khusus tersendiri untuk melakukan kegiatan eksperimen
tidak ada. Guru biasanya menggunakan panduan yang sudah
diberikan oleh pemerintah, kemudian guru mempelajarinya dan
mengemas kembali panduan tersebut. Jika dirasa kurang lengkap dan
sesuai dengan kebutuhan guru biasanya mencari dari referensi lain.
Peneliti Apakah sekolah membutuhkan panduan materi eksperimen IPA
sebagai media pembelajaran di kelas?
Kepsek Membutuhkan, tanpa panduan kegiatan eksperimen eksperimen tidak
berjalan.
Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ ibu jika materi ekperimen IPA
digunakan dalam pembelajaran IPA?
Kepsek Bagus sekali, diharapkan anak lebih paham tidak hanya verbalisme
saja melainkan semua indera dapat digunakan. Selain itu anak bisa
berkontribusi langsung dan mendorong kreativitas. Anak dapat
menerapkan teori yang sudah didapatkan lalu dipratekkan langsung.
Peneliti Menurut bapak/ibu materi eksperimen IPA yang seperti apa layak
untuk digunakan?
Kepsek Panduan yang layak itu sesuai dengan standar kompetensi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
kompetensi dasar, alat dan bahan yang digunakan sinkron, adanya
petunjuk penggunaan dan gambar yang sesuai dengan pembelajaran.
Selain itu, sekiranya tidak mmbahayakan anak-anak, tidak terlalu
mahal dan bermanfaat bagi sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 9. Hasil Wawancara Validasi Materi oleh Siswa
1. Dialog Wawancara Siswa I dengan kemampuan tinggi
Peneliti Apakah kamu sudah melihat dan membaca seluruh isi panduan
eksperimen sederhana ini?
Siswa Sudah
Peneliti Apakah kamu tertarik dengan panduan eksperimen ini?
Siswa Iya saya tertarik sekali dengan panduan ini. Karena gambarnya
jelas dan langkah kerja dalam panduan detail.
Peneliti Bagaimana dengan bahasa yang digunakan pada panduan
eksperimen sederhana?
Siswa Bahasa yang digunakan dalam panduan ini mudah saya pahami.
Peneliti Apakah kamu merasa kesulitan memahami panduan eksperimen
ini?
Siswa Tidak
Peneliti Apakah kamu dapat memahami langkah kegiatan dalam panduan
eksperimen?
Siswa Bisa
Peneliti Apakah panduan eksperimen yang disajikan ini memberikan
kesan membosankan?
Siswa Tidak
2. Dialog Wawancara Siswa II dengan kemampuan tinggi
Peneliti Apakah kamu sudah melihat dan membaca seluruh isi panduan
eksperimen sederhana ini?
Siswa Sudah
Peneliti Apakah kamu tertarik dengan panduan eksperimen ini?
Siswa Tertarik, karena langkah kerja dalam panduan eksperimen ini
detail. Sehingga nanti kalau saya menggunakan materi ini dapat
membantu saya melakukan eksperimen.
Peneliti Bagaimana dengan bahasa yang digunakan pada panduan
eksperimen sederhana?
Siswa Mudah saya mengerti.
Peneliti Apakah kamu merasa kesulitan memahami panduan eksperimen
ini?
Siswa Tidak
Peneliti Apakah kamu dapat memahami langkah kegiatan dalam panduan
eksperimen?
Siswa Mudah untuk dipahami.
Peneliti Apakah panduan eksperimen yang disajikan ini memberikan
kesan membosankan?
Siswa Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
3. Dialog Wawancara Siswa I dengan kemampuan sedang
Peneliti Apakah kamu sudah melihat dan membaca seluruh isi panduan
eksperimen sederhana ini?
Siswa Sudah
Peneliti Apakah kamu tertarik dengan panduan eksperimen ini?
Siswa Iya saya tertarik, karena perintah langkah kerja dalam panduan
jelas, dan gambarnya bagus.
Peneliti Bagaimana dengan bahasa yang digunakan pada panduan
eksperimen sederhana?
Siswa Bahasa yang digunakan dalam panduan ini mudah saya pahami.
Peneliti Apakah kamu merasa kesulitan memahami panduan eksperimen
ini?
Siswa Tidak
Peneliti Apakah kamu dapat memahami langkah kegiatan dalam panduan
eksperimen?
Siswa Bisa
Peneliti Apakah panduan eksperimen yang disajikan ini memberikan
kesan membosankan?
Siswa Tidak
4. Dialog Wawancara Siswa II dengan kemampuan sedang
Peneliti Apakah kamu sudah melihat dan membaca seluruh isi panduan
eksperimen sederhana ini?
Siswa Sudah
Peneliti Apakah kamu tertarik dengan panduan eksperimen ini?
Siswa Tertarik, ada gambar yang bagus dan langkah kerja yang jelas,
sehingga mudah saya memahami.
Peneliti Bagaimana dengan bahasa yang digunakan pada panduan
eksperimen sederhana?
Siswa Bahasanya jelas dan mudah saya pahami
Peneliti Apakah kamu merasa kesulitan memahami panduan eksperimen
ini?
Siswa Tidak
Peneliti Apakah kamu dapat memahami langkah kegiatan dalam panduan
eksperimen?
Siswa Bisa
Peneliti Apakah panduan eksperimen yang disajikan ini memberikan
kesan membosankan?
Siswa Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
5. Dialog Wawancara Siswa dengan kemampuan rendah
Peneliti Apakah kamu sudah melihat dan membaca seluruh isi panduan
eksperimen sederhana ini?
Siswa Sudah
Peneliti Apakah kamu tertarik dengan panduan eksperimen ini?
Siswa Tertarik banget, karena ada gambar yang bagus.
Peneliti Bagaimana dengan bahasa yang digunakan pada panduan
eksperimen sederhana?
Siswa Bahasa yang digunakan mudah saya pahami.
Peneliti Apakah kamu merasa kesulitan memahami panduan eksperimen
ini?
Siswa Tidak
Peneliti Apakah kamu dapat memahami langkah kegiatan dalam panduan
eksperimen?
Siswa Bisa
Peneliti Apakah panduan eksperimen yang disajikan ini memberikan
kesan membosankan?
Siswa Tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Lampiran 10. Instrumen Validasi Perangkat Pembelajaran
INSTRUMEN VALIDASI
KUALITAS PERANGKAT PEMBELAJARAN
MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS V
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
Nomor Mahasiswa : 1. Desy Riska Martyassanti (131134056)
2. Adiktia Kurniawati (131134077)
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Petunjuk:
Mohon untuk melingkari angka dalam kolom skor sesuai dengan kemampuan
mahasiswa dengan memperhatikan rambu-rambu penskoran sebagai berikut:
Rentang skor 1-4 dengan kualifikasi sebagai berikut:
4= sangat baik, 3= baik, 2= cukup, 1= kurang
No KOMPONEN RENCANA
PEMBELAJARAN SKOR CATATAN
A. Identitas RPP
1. Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan
pendidikan, kelas, mata pelajaran, semester,
alokasi waktu)
1 2 3 4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1. Rumusan indikator dikembangkan sesuai
dengan tingkat ranah kognitif, afektif dan
psikomotor pada setiap kompetensi dasar
1 2 3 4
2. Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional
dengan kompetensi yang diukur 1 2 3 4
3. Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap
dan keterampilan 1 2 3 4
4. Rumusan indikator menunjukkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi 1 2 3 4
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan
kompetensi dasar dan indikator 1 2 3 4
2. Kelengkapan komponen ABCD (audience,
behavior, condition, degree) dalam rumusan
tujuan pembelajaran
1 2 3 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1. Kesesuaian dengan kompetensi yang akan
dicapai 1 2 3 4
2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
3. Keruntutan dengan sistematika materi 1 2 3 4
4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 1 2 3 4
E. Pemilihan Sumber Belajar/Media Pembelajaran
1. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran
dengan kompetensi (tujuan) yang ingin dicapai 1 2 3 4
2. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran
dengan materi pembelajaran 1 2 3 4
3. Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran
dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
F. Skenario/Kegiatan Pembelajaran
1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran
dengan kompetensi (tujuan) pembelajaran 1 2 3 4
2. Kompetensi strategi dan metode pembelajaran
dengan materi pembelajaran 1 2 3 4
3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran
dengan karakteristik peserta didik 1 2 3 4
4. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap
tahapan pembelajaran dan kesesuaian dengan
alokasi waktu
1 2 3 4
G. Penilaian Hasil Belajar
1. Kesesuaian teknik penilaian dengan
kompetensi yang ingin dicapai 1 2 3 4
2. Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses,
akhir, tindak lanjut) 1 2 3 4
3. Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci
jawaban) 1 2 3 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1. Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator,
petunjuk dan soal)
1 2 3 4
2. Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan
mudah dipahami
1 2 3 4
3. Tampilan LKS indah dan menarik 1 2 3 4
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1. Ketepatan ejaan 1 2 3 4
2. Ketepataan pilihan kata 1 2 3 4
3. kebakuan struktur kalimat 1 2 3 4
4. Kebakuan bentuk huruf dan angka 1 2 3 4
SKOR TOTAL
Rata-rata =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Komentar umum dan saran perbaikan:
Kesimpulan
(mohon dilingkari salah satu)
Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan:
1. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi
2. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan
Yogyakarta,…………………
Validator
………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 11. Instrumen Validasi Materi Eksperimen
INSTRUMEN VALIDASI KUALITAS MATERI EKSPERIMEN
MENGACU PADA KURIKULUM KTSP UNTUK SISWA KELAS V
SD N JETIS 1 YOGYAKARTA
PETUNJUK:
Mohon Bapak/Ibu berkenan untuk menilai kualitas materi eksperimen yang
mengacu pada kurikulum KTSP untuk siswa kelas V di SD N Jetis 1 dengan cara
memberi tanda cek (√) pada kolom di bawah bilangan 1, 2, 3, atau 4 serta
memberi komentar sesuai pendapat Bapak/Ibu pada kolom yang telah disediakan!
KETERANGAN:
1= kurang baik, 2= cukup baik, 3= baik , 4= sangat baik.
No Aspek yang Dinilai
Hasil Penelaahan
dan Skor Catatan
1 2 3 4
A. Identitas
1. Kelengkapan unsur materi
eksperimen (judul, deskripsi
singkat, alat dan bahan, langkah
kerja, referensi)
B. Konten atau Isi
1. Rumusan deskripsi singkat
eksperimen membantu
memperjelas gambaran umum
eksperimen
2. Rumusan tujuan eksperimen
sesuai dengan indikator yang akan
dicapai
3. Alat dan bahan dirumuskan secara
rinci dan jelas
4. Langkah kerja dirumuskan secara
rinci, singkat, dan jelas
5. Materi eksperimen sesuai dengan
tingkat perkembangan siswa
(relevan)
6. Materi eksperimen membantu
mengembangkan kepercayaan diri
siswa
7. Materi eksperimen menumbuhkan
kebahagiaan dalam diri siswa
8. Materi eksperimen menumbuhkan
ketertarikan siswa terhadap
lingkungan
9. Materi eksperimen mengupayakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
perkembangan otak kanan dan
otak kiri siswa
10. Materi eskperimen memberikan
kesempatan untuk terwujudnya
feedback
C Tampilan
1. Rumusan alat dan bahan disertai
gambar sebagai penjelas
2. Rumusan langkah kegiatan disertai
gambar sebagai penjelas dalam
melakukan eskperimen
3. Ketepatan pemilihan jenis huruf
4. Ketepatan pemilihan ukuran huruf
5. Ketepatan penempatan teks
6. Kesesuaian gambar dengan
konteks materi
7. Kejelasan gambar
8. Ketepatan penempatan gambar
9. Keterbacaan teks
D. Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa
berdasarkan EYD
2. Penggunaan bahasa mudah
dipahami siswa
3. Penggunaan kata pada kalimat
mengandung makna tunggal
4. Penggunaan kalimat efektif
5. Pemilihan kalimat menghindari
pemakaian istilah asing
E. Penggunaan dan Penyajian
1. Materi eksperimen disajikan
secara sistematis
2. Materi eksperimen dapat
digunakan dalam jangka waktu
yang lama
Skor Total
Rata-rata =
Komentar umum dan saran perbaikan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Kesimpulan
(mohon dilingkari salah satu)
Secara umum, perangkat pembelajaran yang dikembangkan dinyatakan:
1. Layak digunakan/uji coba lapangan tanpa revisi
2. Layak digunakan/uji coba lapangan dengan revisi sesuai saran
3. Tidak layak untuk digunakan/uji coba lapangan
Yogyakarta,…………………
Validator
………………………………
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Lampiran 12. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli IPA
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif
dan psikomotor pada setiap kompetensi dasar
3
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 3
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 4
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 4
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4
3 Keruntutan dengan sistematika materi 4
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
yang ingin dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta
didik
4
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
4
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan
kesesuaian dengan alokasi waktu
3
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 3
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 4
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 3
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3
3 Tampilan LKS indah dan menarik 3
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 4
2 Ketepataan pilihan kata 4
3 kebakuan struktur kalimat 4
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4
Total Skor 102
Rata-rata 3.64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 13. Hasil Validasi Kualitas Materi Eksperimen oleh Ahli IPA
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
4
B. Konten atau Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran
umum eksperimen
3
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 3
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 4
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 4
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 4
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri
siswa
4
10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 4
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eskperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 4
5 Ketepatan penempatan teks 4
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4
7 Kejelasan gambar 4
8 Ketepatan penempatan gambar 3
9 Keterbacaan teks 4
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 3
4 Penggunaan kalimat efektif 3
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 4
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 4
Total Skor 101
Rata-rata 3.74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
Lampiran 14. Hasil Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran oleh Ahli Bahasa
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif
dan psikomotor pada setiap kompetensi dasar
4
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 4
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 2
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 4
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
4
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 3
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3
3 Keruntutan dengan sistematika materi 3
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
yang ingin dicapai
4
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta
didik
4
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
4
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan
kesesuaian dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 4
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 4
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 4
3 Tampilan LKS indah dan menarik 3
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 4
2 Ketepataan pilihan kata 4
3 kebakuan struktur kalimat 3
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 3
Total Skor 103
Rata-rata 3.67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 15. Hasil Validasi Materi Eksperimen oleh Ahli Bahasa
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
4
B. Konten atau Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran
umum eksperimen
3
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 3
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 4
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 4
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 4
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri
siswa
4
10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 4
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eskperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 4
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 4
5 Ketepatan penempatan teks 4
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4
7 Kejelasan gambar 3
8 Ketepatan penempatan gambar 4
9 Keterbacaan teks 4
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 3
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 4
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 4
4 Penggunaan kalimat efektif 3
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 4
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 4
Total Skor 102
Rata-rata 3,78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 16. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas V B
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif
dan psikomotor pada setiap kompetensi dasar
3
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 4
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 3
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 3
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 3
3 Keruntutan dengan sistematika materi 3
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 3
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
yang ingin dicapai
3
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta
didik
3
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
3
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 4
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 3
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan
kesesuaian dengan alokasi waktu
3
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 3
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 3
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3
3 Tampilan LKS indah dan menarik 4
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 3
2 Ketepataan pilihan kata 4
3 kebakuan struktur kalimat 4
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 3
Total Skor 91
Rata-rata 3,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 17. Hasil Validasi Materi Eksperimen oleh Guru Kelas V B
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
4
B. Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran
umum eksperimen
3
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 3
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 4
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 4
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 3
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 3
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 3
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 4
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri
siswa
3
10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 4
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eskperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 3
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 3
5 Ketepatan penempatan teks 3
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 4
7 Kejelasan gambar 4
8 Ketepatan penempatan gambar 4
9 Keterbacaan teks 4
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 4
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 3
4 Penggunaan kalimat efektif 4
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 3
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 3
Skor Total 95
Rata-rata 3,51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Lampiran 18. Hasil Validasi Perangkat Pembelajaran oleh Guru Kelas V A
No Aspek Skor
A. Identitas RPP
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (satuan pendidikan, kelas, mata pelajaran,
semester, alokasi waktu)
4
B. Perumusan Indikator Keberhasilan Belajar
1 Rumusan indikator dikembangkan sesuai dengan tingkat ranah kognitif, afektif
dan psikomotor pada setiap kompetensi dasar
3
2 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi yang diukur 3
3 Kesesuaian dengan aspek pengetahuan, sikap dan keterampilan 3
4 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi 3
C. Perumusan Tujuan Pembelajaran
1 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator 3
2 Kelengkapan komponen ABCD (audience, behavior, condition, degree) dalam
rumusan tujuan pembelajaran
3
D. Pemilihan dan Pengorganisasian Materi Pembelajaran
1 Kesesuaian dengan kompetensi yang akan dicapai 4
2 Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik 4
3 Keruntutan dengan sistematika materi 3
4 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu 4
E. Pemilihan Sumber/Media Belajar
1 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
yang ingin dicapai
3
2 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian sumber belajar/media pembelajaran dengan karakteristik peserta
didik
3
F. Kegiatan Pembelajaran
1 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan kompetensi (tujuan)
pembelajaran
4
2 Kompetensi strategi dan metode pembelajaran dengan materi pembelajaran 3
3 Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan karakteristik peserta didik 4
4 Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan pembelajaran dan
kesesuaian dengan alokasi waktu
4
G. Penilaian Hasil Belajar
1 Kesesuaian teknik penilaian dengan kompetensi yang ingin dicapai 3
2 Kejelasan prosedur penilaian (awal, proses, akhir, tindak lanjut) 3
3 Kelengkapan instrumen (soal, rubik, kunci jawaban) 4
H. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1 Kelengkapan unsur-unsur LKS (indikator, petunjuk dan soal) 4
2 Rumusan petunjuk LKS singkat, sederhana dan mudah dipahami 3
3 Tampilan LKS indah dan menarik 3
I. Penggunaan Bahasa Tulis
1 Ketepatan ejaan 3
2 Ketepataan pilihan kata 3
3 kebakuan struktur kalimat 3
4 Kebakuan bentuk huruf dan angka 4
Total Skor 94
Rata-rata 3,35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Lampiran 19. Hasil Validasi Materi Eksperimen oleh Guru Kelas V A
No Aspek Skor
A. Identitas
1 Kelengkapan unsur materi eksperimen (judul, deskripsi singkat, alat dan bahan,
langkah kerja, referensi)
3
B. Isi
1 Rumusan deskripsi singkat eksperimen membantu memperjelas gambaran
umum eksperimen
3
2 Rumusan tujuan eksperimen sesuai dengan indikator yang akan dicapai 4
3 Alat dan bahan dirumuskan secara rinci dan jelas 2
4 Langkah kerja dirumuskan secara rinci, singkat, dan jelas 3
5 Materi eksperimen sesuai dengan tingkat perkembangan siswa (relevan) 3
6 Materi eksperimen membantu mengembangkan kepercayaan diri siswa 4
7 Materi eksperimen menumbuhkan kebahagiaan dalam diri siswa 4
8 Materi eksperimen menumbuhkan ketertarikan siswa terhadap lingkungan 3
9 Materi eksperimen mengupayakan perkembangan otak kanan dan otak kiri
siswa
3
10 Materi eskperimen memberikan kesempatan untuk terwujudnya feedback 3
C. Tampilan
1 Rumusan alat dan bahan disertai gambar sebagai penjelas 4
2 Rumusan langkah kegiatan disertai gambar sebagai penjelas dalam melakukan
eskperimen
4
3 Ketepatan pemilihan jenis huruf 3
4 Ketepatan pemilihan ukuran huruf 3
5 Ketepatan penempatan teks 3
6 Kesesuaian gambar dengan konteks materi 3
7 Kejelasan gambar 4
8 Ketepatan penempatan gambar 4
9 Keterbacaan teks 3
D. Bahasa
1 Ketepatan penggunaan bahasa berdasarkan EYD 3
2 Penggunaan bahasa mudah dipahami siswa 3
3 Penggunaan kata pada kalimat mengandung makna tunggal 3
4 Penggunaan kalimat efektif 2
5 Pemilihan kalimat menghindari pemakaian istilah asing 3
E. Penggunaan dan Penyajian
1 Materi eksperimen disajikan secara sistematis 4
2 Materi eksperimen dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama 4
Skor Total 88
Rata-rata 3,25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Lampiran 20. Hasil Pekerjaan siswa
1. Hasil karya siswa insial Z pada pembelajaran hari pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
2. Hasil karya siswa inisial T pada pembelajaran hari pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
3. Hasil karya siswa inisial B pada pembelajaran hari kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
4. Hasil karya siswa inisial T pada pembelajaran hari kedua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 21. Curriculum Vitae
CURRICULUM VITAE
Desy Riska Martyassanti lahir di Klaten, 16
Desember 1995. Pendidikan dasar diawali pada tahun
2001 di SD Negeri Glodogan 1, kemudian pada tahun
2005 peneliti memutuskan untuk pindah sekolah di SD
Negeri Kalitengah 1 dan lulus pada tahun 2007.
Pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 5 Klaten
dan lulus pada tahun 2010. Pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Wedi dan
lulus pada tahun 2013.
Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa Universitas Sanata
Dharma di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh pendidikan di bangku kuliah, peneliti
mengikuti berbagai macam kegiatan yang diselanggarakan dari kampus. Beberapa
kegiatan yang pernah diikuti yaitu: Inisiasi Sanata Dharma (INSADHA) 2013,
INFISA 2013, Inisiasi Prodi (INSIPRO) PGSD 2013, Khursus Pembina Pramuka
Mahir Tingkat Dasar (KMD) 2014, PPKM I (2014), PPKM II (2014), English
Club, Week-End Moral (2014), Anggota P3K INFISA (2015).
Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengen menulis
skripsi sebagai tugas akhir dengan judul “Pengembangan Materi Pendidikan
Kesadaran dan Kepedulian Lingkungan Menggunakan Model Conservation Scout
untuk Siswa Kelas V B SD N Jetis 1 Yogyakarta”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI