Upload
trinhtram
View
229
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
KOTAK DAKON KPK MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh
MATILDA KURNIATI
NIM. 131134270
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
KOTAK DAKON KPK MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL
UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh
MATILDA KURNIATI
NIM. 131134270
RINTISAN PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU TERINTEGRASI
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Puji dan syukur saya haturkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan rahmat-
Nya yang tiada terkira sehingga saya mampu menyelesaikan skripsi ini.
Karya ini kupersembahkan untuk:
Ayah dan Ibuku tercinta, Bapak Stanislaus Nonggor dan Ibu Elisabhet Permaisuri
Onifa
yang telah berjuang sehingga saya bisa berada disini, yang selalu memberikan semangat
dan motivasi, yang selalu mendukung cita-cita, dan yang selalu mengajarkanku
kesabaran, keiklasan, dan ketulusan dalam melaksanakan segala sesuatu, dan yang selalu
menyertakan nama saya dalam lantunan doa-doa
Saudara dan saudariku
Laurensius B. Nonggor, Petrus J. Ogur, Marselinus Derosari, dan Yosefina S. Orin yang
selalu memberikan dukungan, motivasi, dan inspirasi.
Sahabat-sahabat tersayang
Upik, Irin, Ocik, Olla, Noik, Dini, Ka Meik, Ka Vera dan Lili yang selalu memberikan
dukungan dalam meraih impian bersama.
Yang tercinta Sergius Virgon
yang selalu memberikan dukungan, motivasi dan semangat serta selalu mendoakanku.
Kupersembahkan karya ini untuk almamaterku tercinta Universitas Sanata
Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“TIDAK ADA BUAH YANG MANIS YANG TUMBUH DI ATAS
TANAH YANG TIDAK SUBUR”
“Jangan Pernah takut untuk jatuh karena dengan
terjatuh kita belajar untuk bangkit kembali”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIA H UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Matilda Kurniati
Nomor Induk Mahasiswa : 131134270
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK Materi
Kelipatan Persekutuan Terkecil untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
perpustakan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan
royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 7 Februari 2017
Yang menyatakan
Matilda Kurniati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN KONVENSIONAL
KOTAK DAKON KPK MATERI KELIPATAN PERSEKUTUAN
TERKECIL UNTUK SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR
Matilda Kurniati
Universitas Sanata Dharma
2017
Penggunaan media pembelajaran dalam proses pembelajaran di sekolah masih
jarang digunakan. Keterbatasan waktu dan kesulitan mencari media yang cocok
adalah satu kendala yang ditemukan di sekolah-sekolah. Selain itu, siswa juga
masih belum sepenuhnya memahami materi dan mengerjakan soal cerita terkait
KPK. Dari alasan tersebut peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengembangan
Media Pembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK Materi Kelipatan
Persekutuan Terkecil untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian dan pengembangan (R&D). Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan dan
mengetahui kualitas dari produk media kotak dakon KPK.
Tahap penelitian ini mengacu pada tahap pengembangan Borg dan Gall dan
Sugiyono (2015: 409) dengan tahapan sebagai berikut: (1) potensi dan masalah,
(2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5) revisi desain.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik wawancara dan
kuesioner. Wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan sedangkan
kuesioner digunakan untuk validasi kualitas media oleh validator. Untuk
mengetahui kualitas penggunaan media, dilakukan validasi oleh dua orang ahli
media pembelajaran konvensional dan dua orang guru sekolah dasar.
Berdasarkan hasil validasi, dua ahli media pembelajaran memberikan skor
rata-rata 3,42 (sangat baik) dan 3,27 (baik). Hasil validasi oleh dua orang guru
kelas IV sekolah dasar adalah 3,03 (baik) dan 3,21 (baik). Dari hasil validasi oleh
ahli media pembelajaran konvensional dan dua orang guru kelas IV sekolah dasar
maka diperoleh rata-rata 3,25 dengan kategori “baik”. Dengan perolehan rata-rata
tersebut, maka media pembelajaran kotak dakon KPK layak diujicoba dalam
pembelajaran.
Kata Kunci: Media pembelajaran konvensional, kotak dakon KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
DEVELOPING OF KPK DAKON BOX AS THE CONVENTIONAL LEARNING
MEDIA IN KELIPATAN PERSEKUTUAN TERKECIL (KPK) MATERIAL FOR
GRADE IV STUDENTS
Matilda Kurniati
Sanata Dharma University
2017
The utilizing of learning media in the learning process is seldom to used.
Teacher have a limited time and feel difficult to find the exacted learning media. Also,
the students don’t comprehend the learning materials and feel difficult to worked the
story matter of KPK. So that, I extracted to developing of kpk dakon box as the
conventional learning media in kelipatan persekutuan terkecil (kpk) material for
grade IV students. The aim of this research are to research are to describe the
procedure of developing and to find out the quality of KPK Dakon Box product.
The aim of this research is to elaborate Kpk Dacon Box of kelipatan
persekutuan kecil (kpk) material under the sub theme “ the utilization of energy” for
grade iv student of elementary school. Beside that, another aim of this research are
to describe the procedure of developing and to find out the quality of KPK Dakon
Box product. The procedure that used in this research include five steps from
modification result by Borg and Gall and Sugiyono(2015:409) they are (1)the
potential and problem analysis,(2)the data collection (3 ) product design (4) the
design of validation (5) the revision the product design. The instruments that used in
this research are interview and questionnaire. Interview is used to analyze the
However the questionnaire is used to validate the quality of KPK Dakon Box by the
researcher and to find out the quality of using media by two experts of conventional
learning media and two teachers of elementary school.
Based on the validation result from two experts in conventional learning
media of KPK Dakon Box produce the score 4,32(very good) and 3,27 (good). The
validation result from two teachers of grade IV elementary school produce the score
3,03(good) and 3,21( good). From the validation result of the experts in conventional
learning media and two teachers of grade IV of elementary school The conventional
learning media of KPK Dagon Box acquire the average score 3,25 with the category
“ good”. based on this result , the conventional learning media of KPK Dagon Box
that has developed is ready or suitable to be used as the media in the process of
learning .
Key words : conventional learning media, dakon box of KPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur peneliti haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat serta tuntunanNya sehingga peneliti dapat menyelesaikan tulisan akhir yang
berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK
Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar” tepat
pada waktunya.
Dalam menyelesaikan tulisan ini, peneliti diberi kelancaran berkat bimbingan,
bantuan, dan doa-doa dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak
langsung. Sebagai ungkapan syukur peneliti, pada kesempatan ini peneliti
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
3. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan menuntun dengan kesabaran, kesetiaan, dan kebijaksanaan
sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Koordinator Pelaksana PPGT Universitas Sanata
Dharma yang selalu mendampingi dan selalu memberi motivasi serta inspirasi
kepada peneliti sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini.
5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku validator Pakar Kurikulum SD 2013 yang
telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk
penelitian.
6. Para dosen dan staf PGSD yang telah melayani peneliti dengan baik.
7. Sarjono, S.Pd. selaku Kepala SD Negeri Kalasan 1 Sleman Yogyakarta yang telah
memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah.
8. Sri Rejeki, A.Ma. selaku guru kelas IV SD Negeri Kalasan 1 yang telah bersedia
untuk diwawancarai dalam melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Calcilea Deny K., S.Pd., selaku guru kelas IV SDKE Mangunan yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk
penelitian.
10. Munirotun Uinsiyah, S.Pd., selaku guru kelas IV SDN Kalasan Baru yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan melakukan validasi produk
penelitian.
11. Katarina Supatminingsih, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SDKE Mangunan yang
telah memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan memberikan izin untuk
melakukan validasi media pembelajaran.
12. Srini Supriyanti, S.Pd.SD, selaku Kepala Sekolah SDN Kalasan Baru yang telah
memberikan bantuan dalam penelitian ini dengan memberikan izin untuk
melakukan validasi media pembelajaran.
13. Ayah dan Ibu tercinta yang telah mendukung peneliti melalui doa-doa serta
motivasi yang dengan tulus diberikan kepada peneliti.
14. Kakak-kakak dan adikku tersayang yang selalu memberikanku semangat dan
motivasi.
15. Teman spesialku yang selalu memberikan dukungan, semangat dan motivasi.
16. Teman-teman terhebat 33 mahasiswa PPGT angkatan 2013 yang selalu
memberikan motivasi dan semangat dalam menyelesaikan penelitian ini.
17. Segenap pihak yang telah membantu peneliti dalam penelitian ini.
Peneliti menyadari tulisan ini belum sepenuhnya sempurna, karena itu peneliti
membutuhkan kritikan dan sarat yang bersifat edukatif. Akhirnya, peneliti
mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat.
Yogyakarta, 7 Februari 2017
Peneliti
Matilda Kurniati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................................... vii
ABSTRAK ..................................................................................................... vii
ABSTRACT .................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xv
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 5
E. Batasan Istilah ..................................................................................... 7
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ............................................ 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka ..................................................................................... 11
1. Media Pembelajaran Konvensional ............................................... 11
a. Media ....................................................................................... 11
1) Pengertian Media .............................................................. 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
2) Macam-macam Media ....................................................... 13
3) Pemilihan Media ............................................................... 19
4) Fungsi Media Pembelajaran .............................................. 25
5) Manfaat Media Pembelajaran ........................................... 33
6) Karakteristik Media Pembelajaran .................................... 34
B. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK ............................................ 35
1. Pengertian Media Kotak Dakon KPK ........................................... 35
2. Bahan Pembuatan Media................................................................ 37
3. Cara Penggunaan Media ............................................................... 37
4. Kekuatan dan Kelemahan Media .................................................. 38
C. Kurikulum 2013 .................................................................................. 39
1. Pengertian Kurikulum ................................................................... 39
2. Karakteristik Kurikulum 2013 ...................................................... 40
3. Tujuan Kurikulum 2013 ................................................................ 41
D. Materi Pokok ....................................................................................... 43
1. Tema .............................................................................................. 44
2. Subtema ......................................................................................... 45
3. Pembelajaran ................................................................................. 45
4. Karakteristik siswa kelas IV SD ................................................... 47
5. Media Kotak Dakon KPK ............................................................. 47
E. Penelitian Relevan ............................................................................... 48
F. Kerangka Berpikir ............................................................................... 51
G. Pertanyaan Penelitian .......................................................................... 54
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian .................................................................................... 55
B. Prosedur Pengembangan ..................................................................... 59
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 64
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................. 66
E. Validasi Ahli Media Pembelajaran Konvensional .............................. 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
F. Instrumen Penelitian ............................................................................ 68
G. Teknik Analisis Data ........................................................................... 71
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................... 76
1. Analisis Kebutuhan ....................................................................... 76
a. Hasil Wawancara dan Analisis Kebutuhan ............................. 76
2. Deskripsi Produk Awal ................................................................. 80
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH) .................................................................................. 82
b. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK ................................. 82
3. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional dan Revisi
Produk ........................................................................................... 84
4. Data Hasil Validasi Guru SD ........................................................ 87
B. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan .................................................. 89
1. Kajian Produk Akhir ......................................................................... 89
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian
(RPPTH) .................................................................................... 89
b. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK ................................... 90
2. Pembahasan ..................................................................................... 91
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 98
B. Keterbatasan Pengembangan .............................................................. 99
C. Saran .................................................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101
LAMPIRAN ................................................................................................... 103
RIWAYAT HIDUP ....................................................................................... 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Wawancara Analisis Kebutuhan ..................... 61
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ............................................................................. 65
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara Analisis Kebutuhan ....................... 66
Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Validasi ........................................................... 69
Tabel 3.5 Tabel Konversi Nilai Skala Lima .................................................... 72
Tabel 3.6 Konversi Nilai Skala Lima .............................................................. 74
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Media Konvensional ....................................... 84
Tabel 4.2 Saran Pakar Media Pembelajaran Konvensional ............................ 86
Tabel 4.3 Data Hasil Validasi Guru Kelas IV SD ........................................... 88
Tabel 4.4 Rekapitulasi Validasi Media Pembelajaran Konvensional dan
Guru Kelas IV SD............................................................................ 93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR BAGAN
Bagan 2.1 Literatur Map Hail Penelitian Relevan .......................................... 51
Bagan 2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................... 53
Bagan 3.1 Langkah-langkah Penggunaan Metode R & D .............................. 56
Bagan 3.2 Langkah-langkah Pengembangan Media
Pembelajaran Konvensional ........................................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Media Kotak Dakon KPK Bagian Luar .................................. 48
Gambar 2.1 Media Kotak Dakon KPK Bagian Luar ................................... 48
Gambar 4.1 Kotak Dakon KPK Sebelum Diberi Pilox Bening .................. 81
Gambar 4.2 Buku Petunjuk Penggunaan Media
Sebelum Dilaminating ............................................................. 81
Gambar 4.3 Media Kotak Dakon KPK
Belum Dilengkapi dengan Kartu Evaluasi .............................. 81
Gambar 4.4 Tampak Bagian Luar Media Kotak Dakon KPK .................... 83
Gambar 4.5 Tampak Bagian Dalam Media Kotak Dakon KPK ................. 83
Gambar 4.6 Kotak Dakon KPK Setelah Diberi Pilox Bening .................... 90
Gambar 4.7 Buku Petunjuk Penggunaan Media Setelah Direvisi ............... 91
Gambar 4.8 Kartu Soal Evaluasi ................................................................. 91
Gambar 4.9 Tampak Luar Media Kotak Dakon KPK ................................. 95
Gambar 4.10 Tampak Dalam Media Kotak Dakon KPK ............................. 95
Gambar 4.11 Manik – manik Media Kotak Dakon KPK .............................. 96
Gambar 4.12 Kartu Evaluasin ....................................................................... 96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Izin Penelitian .................................................................... 104
Lampiran 2. Surat Keterangan Penelitian ....................................................... 106
Lampiran 3. Surat Izin Validasi ...................................................................... 107
Lampiran 4. Rangkuman Wawancara Analisis Kebutuhan ............................ 109
Lampiran 5. Data Mentah Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran
Konvensional Kotak Dakon KPK .............................................. 111
Lampiran 6. Data Mentah Hasil Validasi Guru SD kelas IV .......................... 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sarana dalam mendidik siswa. Melalui
pendidikan seseorang dapat belajar sesuatu yang membantu dirinya dalam menjadi
orang yang berkualitas dan berkarakter. Dalam proses pendidikan terdapat kegiatan
yang membelajarkan siswa. Peraturan pemerintah RI No. 19/2005, Pasal 19
mengatakan bahwa “proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan
secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologi peserta didik”.
Dengan adanya peraturan ini diharapkan bahwa proses pendidikan di sekolah bukan
lagi sebagai proses pengajaran yang mana guru menjadi pusat informasi melainkan
adanya proses pembelajaran dimana siswa yang dominan aktif dalam menggali
makna serta menyerap pengetahuan.
Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan pengetahuan dan teknologi
yang semakin progresif menuntut penyelenggara dan pelaksana pendidikan lebih
inovatif dalam pemanfaatan revolusi pengetahuan dan teknologi tersebut khususnya
dalam dunia pendidikan. Tentu dengan adanya kemajuan pengetahuan dan teknologi
ini sangat mendukung peraturan pemerintah RI 74/2008 tanggal 1 Desember 2008
tentang guru , serta membantu pelaksanaan pendidikan yaitu guru dalam melancarkan
pembelajaran di kelas. Ini berarti tuntutan guru semakin tinggi untuk menjadi guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
yang professional seperti termuat peraturan pemerintah RI 74/2008 tanggal 1
Desember 2008 tentang guru, pasal 2 dijelaskan bahwa guru wajib memiliki
kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani,
serta memiliki kemampuan mewujudkan pendidikan nasional. Salah satu hal yang
dimiliki oleh guru adalah memiliki kompetensi. Kompetensi yang dimiliki oleh guru
yang dimaksud adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
professional dan kompetensi sosial. Kompetensi pedagogik yang dimaksud adalah
kemampuan guru dalam mengelolah pembelajaran siswa. Kompetensi kepribadian
yang dimaksud adalah kemampuan guru dalam membawa diri dimana guru harus
menjadi contoh bagi siswa di sekolah. Kemampuan professional yang dimaksud
adalah kemampuan guru dalam menguasai materi pelajaran secara luas dan
mendalam sedangkan kemampuan sosial yang dimaksud adalah kemampuan seorang
guru dalam berhubungan sosial dengan siswanya khususnya dalam berinteraksi
dengan siswa baik di kelas maupun di luar kelas.
Berlakunya kurikum 2013 tentu menuntut guru untuk mengimbangi keempat
kompetensi ini, apalagi penerapan dan pelaksanaan kurikulum ini memiliki perbedaan
dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Pemberlakuan kurikulum ini tentu memiliki
landasan tertentu yang tidak lain adalah untuk memperbaiki pendidikan menjadi lebih
baik lagi. Berlakunya kurikulum 2013 dalam pendidikan di Indonesia juga menuntut
guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam mengelola pembelajaran apalagi
pemberlakuan kurikulum ini menekankan pada aktivitas siswa yang konkret selama
pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan bahwa pentingnya peranan media dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
pembelajaran. Media pembelajaran menjadi objek yang dapat digunakan dalam
menyampaikan pesan dan membuat siswa aktif. Karena itu, media sangat penting
dalam pembelajaran.
Berdasarkan hasil wawancara yang peneliti lakukan pada Sabtu, 26 September
2015 dengan guru kelas IV di SDN Kalasan I, penggunaan media pembelajaran untuk
materi KPK di kelas IV masih jarang digunakan. Beliau mengatakan minimnya
penggunaan media pembelajaran diakibatkan karena guru masih sulit menemukan
media yang cocok untuk mengatasi masalah yang dihadapi siswa serta memiliki
keterbatasan waktu untuk membuat media pembelajaran yang konvensional. Beliau
pernah menggunakan media modifikasi ular tangga untuk materi kelipatan
persekutuan terkecil (KPK) tetapi belum sepenuhnya dapat membantu siswa. Beliau
juga mengatakan bahwa siswa juga kesulitan dalam memahami soal cerita terkait
dengan materi KPK. Beliau mengatakan bahwa mereka belum bisa berpikir secara
holistik apalagi mereka berangkat dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
sehingga ketika masuk ke Kurikulum 2013 siswa dituntut untuk lebih aktif dan
kreatif. Dari hasil wawancara yang peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa
penggunaan media untuk materi KPK masih jarang digunakan oleh guru dalam
membantu siswa memahami konsep KPK.
Mengacu pada wawancara tersebut, peneliti mencoba mengembangkan media
Kotak Dakon KPK pada materi tentang Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) dalam
subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Sebagai pedoman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
dalam pengembangan media ini, peneliti menggunakan buku kelas IV sekolah dasar
revisi tahun 2014. Alasan peneliti menggunakan buku kurikulum 2013 revisi tahun
2014 adalah karena dalam penelitian pengembangan ini, peneliti menggunakan data
analisis kebutuhan yang sudah dilakukan pada 26 September 2015.
Peneliti berharap dengan adanya media kotak dakon KPK ini dapat memotivasi
guru dalam merancang maupun menggunakan media pembelajaran di dalam kelas.
Selain itu, dapat memberikan pengajaran yang kontekstual sehingga pembelajaran
yang terjadi di kelas bermakna bagi siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian
pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengembangkan media pembelajaran Kotak Dakon KPK
mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu
kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1. Untuk mendeskripsikan prosedur pengembangan produk media pembelajaran
Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan
Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
2. Untuk mengetahui kualitas produk media pembelajaran Kotak Dakon KPK
mengacu Kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian pengembangan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti
a. Peneliti dapat menambah ilmu pengetahuan, wawasan serta memperoleh
pengalaman dalam melakukan penelitian Research and Development (R&D)
dalam mengembangkan media pembelajaran Kotak Dakon KPK Materi
Kelipatan Persekutuan Terkecil pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk
Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
b. Peneliti dapat mengembangkan keterampilan serta meningkatkan kreativitas
secara khusus dalam mengembangkan media pembelajaran Kotak Dakon
KPK Materi Kelipatan Persekutuan Terkecil pada Subtema Pemanfaatan
Energi untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi guru
a. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan inspirasi bagi guru untuk
mengembangkan berbagai media pembelajaran.
b. Penelitian ini dapat memotivasi guru supaya menggunakan media
pembelajaran sebagai media untuk menarik perhatian siswa atau membantu
siswa memahami berbagai konsep yang dipelajari dalam proses
pembelajaran di kelas.
3. Bagi siswa
Siswa akan mengalami proses pembelajaran yang bermakna serta memperoleh
prestasi belajar yang memuaskan pada materi KPK dengan mengembangkan
media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum 2013 untuk Siswa
Kelas IV Sekolah Dasar.
4. Bagi sekolah
a. Dapat menambah pengetahuan dan referensi terkait media pembelajaran
kurikulum 2013 serta perolehan tambahan bahan bacaan terkait dengan
penelitian Research and Development (R&D) khususnya pada
pengembangan media Kotak Dakon KPK Materi Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
b. Sekolah diharapkan terinspirasi untuk mengembangkan kompetensi
profesional guru dengan adanya berbagai pelatihan khususnya dalam
mengembangkan media pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
5. Bagi Program Studi PGSD
Prodi PGSD dapat memperoleh bahan bacaan tambahan perpustakaan terkait
dengan penelitian Research and Development (R&D) khususnya
pengembangan media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu kurikulum
2013 untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
E. Batasan Istilah
Adapun beberapa batasan istilah pada penelitian pengembangan ini, sebagai
berikut:
1. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru pengganti kurikulum
tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang diberlakukan oleh kementrian
pendidikan dan kebudayaan pada tahun 2013. Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Munculnya kurikulum 2013 tentu tidak bertolak dari upaya pemerintah
dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia.
2. Media pembelajaran
Media pembelajaran merupakan media yang digunakan oleh guru yang
dapat berfungsi sebagai alat bantu dalam pengajaran untuk menciptakan
suasana belajar yang efisien dan efektif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3. Media konvensional
Kata konvensional memiliki arti yaitu berdasarkan kesepakatan umum,
Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi 14 (2008: 730). Anitah (2010: 5)
menyatakan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang
dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan siswa untuk menerima
pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa media konvensional merupakan media yang dihasilkan oleh
seorang atau sebagian orang berdasarkan kesepakatan yang dibuat oleh si
pembuat media, yang digunakan untuk menciptakan kondisi yang
membelajarkan siswa baik dari segi pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
4. Kotak Dakon KPK
Kotak dakon KPK adalah salah satu media media pembelajaran yang
mengikuti aturan permainan congklak. Dalam hal ini secara spesifik aturan
permainan congklak yaitu (a) terdiri dari 2 pemain yang saling berlawanan, (b)
setiap pemain akan memperoleh biji-biji yang jumlahnya sama rata yaitu 49
manik, (c) biji-biji tersebut diisi pada lubang yang berukuran kecil yang
berjumlah 7 lubang untuk masing-masing pemain, (d) masing-masing lubang
akan diisi oleh 7 buah biji (d) setiap pemain memiliki 1 lubang utama untuk
menampung biji dari lubang yang sudah mati, (e) salah satu pemain dapat
memulai permainan dan berhak memilih lubang mana yang akan diambil
bijinya, lalu memasukkan biji-biji tersebut satu demi satu ke lubang-lubang
lainnya sampai habis, (f) bila biji yang terakhir dimasukkan pada lubang yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
di dalamnya terdapan biji maka pemain boleh mengambil biji dan melanjutkan
permainan, sebaliknya jika biji terakhir di masukkan pada lubang lawan yang di
dalamnya tidak terdapat biji maka pemain tidak dapat melanjutkan permainan
serta tidak mendapat apa-apa namun diganti dengan lawan main.
Media kotak dakon KPK tidak sepenuhnya mengikuti aturan permainan
congklak karena ada beberapa aturan permainan yang diubah. Media ini terbuat
dari papan dan tripleks.
F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan
Produk yang dikembangkan ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
1. Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran konvensional yaitu
kotak dakon KPK. Kotak dakon KPK dibuat dari papan kayu dan didalamnya
terdapat petakan kotak kecil yang berjumlah 100 kotak dan setiap kotak diberi
angka. Media ini dilengkapi dengan manik-manik yang berfungsi sebagai
dakon. Manik-manik ini diberi warna yang berbeda agar memudahkan siswa
dalam menggunakan media. Kotak-kotak diberi warna yang berbeda.
Berikut adalah ketentuan ukuran dari kotak dakon KPK
a. Kotak bagian luar berukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, tinggi 5 cm
meter dan ketebalan papan 1 cm.
b. Kotak kecil bagian dalam berukuran panjang 5 cm, lebar 5 cm, ketebalan
sekat antarkotak adalah 0,4 cm. Jumlah kotak bagian dalam berjumlah 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kotak yang diberi warna berbeda-beda. Warna yang digunakan adalah
warna biru, hijau dan kuning. Selain kotak-kotak kecil, terdapat juga
empat buah kotak yang berukuran panjang 10 cm dan lebar 10 cm. Kotak
ini dilengkapi dengan whiteboard yang berukuran panjang 10 cm dan
lebar 10 cm, penghapus, dan spidol. Kotak ini digunakan untuk
menyimpan manik-manik. Kotak-kotak ini berwarna kuning dan hijau.
c. Manik-manik yang digunakan dalam media kotak dakon KPK terbuat dari
kayu dengan ukuran 1 × 1 cm. Manik-manik ini berjumlah 100 buah
namun warna manik-manik berbeda yaitu 25 manik berwarna merah, 25
berwarna hijau, 25 berwarna orange, dan 25 berwarna putih.
2. Kotak dakon KPK dikhususkan untuk materi Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) untuk siswa kelas IV sekolah dasar.
3. Kotak dakon KPK dapat digunakan berulang-ulang. Artinya, media ini bukan
merupakan media yang hanya sekali pakai melainkan dapat digunakan secara
berulang-ulang.
4. Kotak dakon KPK memiliki daya tahan yang lama. Artinya, media ini dapat
digunakan dalam kurun waktu yang lama.
5. Kotak dakon KPK mudah dibawa kemana-mana. Artinya, media ini tidak
memiliki batasan ruang dan waktu jika hendak digunakan.
6. Kotak dakon KPK didesain semenarik mungkin untuk menarik perhatian siswa
dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Media Pembelajaran Konvensional
a. Media Pembelajaran
1) Pengertian media pembelajaran
Sadiman (2014: 6) menyatakan bahwa kata media berasal dari bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harafiah
berarti perantara atau pengantar. Djamarah (2006: 121) menyatakan bahwa
media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan
guna mencapai tujuan pengajaran. Sukiman (2012: 29) menyatakan bahwa
media adalah perantara yang menyalurkan pesan dari sumber ke penerima
pesan. Secara lebih khusus, pengertian media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal
(Arsyad 2010: 3).
Anitah (2010: 5) menyatakan bahwa media adalah setiap orang, bahan,
alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan
pebelajar untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Dengan
pengertian itu, maka guru atau dosen, buku ajar, serta lingkungan adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
media. Setiap media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan,
dalamnya terkandung informasi yang dapat dikomunikasikan kepada orang
lain. Informasi ini mungkin didapatkan dari buku-buku, rekaman, internet,
film, microfilm, dan sebagainya. Semua itu adalah media pembelajaran
karena memuat informasi yang dapat dikomunikasikan kepada pebelajar.
Sanjaya (2014: 57) menyatakan bahwa media adalah perantara dari sumber
informasi ke penerima informasi, contohnya video, televisi, komputer dan
lain sebagainya. Sanaky (2013: 3) media pembelajaran adalah sebuah alat
yang berfungsi dan dapat digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar, dan bahan ajar. Maka dapat dikatakan bahwa, bentuk komunikasi
tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana untuk menyampaikan pesan.
Munadi (2010: 7) menyatakan bahwa media pembelajaran dipahami
sebagai segala sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan
dari sumber secara terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang
kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien
dan efektif. Kustandi dan Sutjipto (2011: 8) mengemukakan bahwa media
pembelajaran adalah sarana untuk meningkatkan kegiatan proses belajar
mengajar.
Berdasarkan pengertian dari para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang digunakan baik benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
maupun lingkungan di sekitar siswa yang digunakan guru dalam
pembelajaran. Kriteria sebuah media yang digunakan adalah menarik dan
berisi pesan. Menarik artinya media tersebut dapat merangsang minat belajar
siswa sedangkan berisi pesan artinya media tersebut dapat memberi pesan
kepada siswa yang berkaitan dengan pemahaman siswa tentang materi yang
dipelajari.
2) Macam-macam Media
Djamarah dan Zain (2006: 124) mengklasifikasikan media dari
jenisnya, daya liputannya, dan dari bahan serta cara pembuatannya.
a. Jenis media
Dilihat dari jenisnya, media dibagi ke dalam:
1. Media auditif
Media auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, dan piringan
hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan
dalam pendengaran
2. Media visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto, gambar atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan gambar
atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
3. Media audiovisual
Media audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara
dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media
ini dibagi lagi ke dalam:
a) Audiovisual diam
Audiovisual diam yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film
rangkai suara, dan cetak suara.
b) Audiovisual gerak
Audiovisual gerak yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video-
cassette.
b. Daya liputan media
Media dilihat dari liputannya dapat dibagi dalam:
1) Media dengan daya liput luas dan serentak
Penggunaan media ini tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta
dapat menjangkau jumlah anak didik yang sama dalam waktu yang
sama.
2) Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Dalam penggunaannya media ini membutuhkan ruang dan tempat
yang khusus seperti film, sound slides, film rangkai, yang harus
menggunakan tempat yang tertutup dan gelap.
3) Media untuk pengajaran individual
Dalam penggunaannya media ini hanya untuk seorang diri. Jenis
media yang termasuk media ini adalah modul berprogram dan
pengajaran melalui komputer.
c. Bahan pembuatan media
Media dilihat dari bahan pembuatannya dibagi dalam:
1) Media sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara
pembuatannya mudah, dan penggunaanya tidak sulit.
2) Media kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatanya sulit
diperoleh serta harganya mahal, sulit membuatnya, dan
penggunaanya memerlukan keterampilan yang memadai.
Sanaky (2013: 44) menyatakan bahwa apabila dilihat dari sudut pandang
yang luas, media pembelajaran tidak hanya terbatas pada alat-alat audio,
visual, audio-visual saja, melainkan sampai pada tingkah laku pengajar dan
kondisi pribadi pembelajaran. Maka, media pembelajaran dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
a) Bahan-bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan
menggunakan simbol-simbol kata dan visual berupa bahan-bahan
cetakan dan bacaan.
b) Alat-alat audio-visual, alat-alat yang tergolong ke dalam kategori ini,
yaitu:
1. Media proyeksi, seperti: overhead projector, slide, film, dan
LCD,
2. Media non-proyeksi, seperti: papan tulis, poster, papan tempel,
kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan
lain-lain,
3. Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diorama, boneka,
topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum
sekolah.
c) Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu slide, film strif,
film rekaman, radio, televi, video, VCD, laboratorium elektronik,
perkakas otoinstruktif, ruang kelas otomatis, sistem interkomunikasi,
computer dan internet.
d) Kumpulan benda-benda (material collection), yaitu berupa
peninggalan sejarah, dokumentasi, bahan-bahan yang memiliki nilai
sejarah jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan,
perdagangan, dan lain-lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
e) Contoh-contoh kelakuan, perilaku mengajar. Pengajar memberi contoh
perilaku atau suatu perbuatan.
Anitah (2010: 2) menyatakan bahwa media pembelajaran
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Media visual
Media visual dibedakan menjadi:
1) Media visual yang tidak diproyeksi
Media visual yang diproyeksi merupakan media yang sederhana,
tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk memproyeksi
perangkat lunak. Media yang termasuk dalam media ini adalah:
a) Gambar mati atau gambar diam (still picture)
b) Ilustrasi
c) Karikatur
d) Poster
e) Bagan
f) Diagram
g) Grafik
h) Peta datar
i) Realita dan model
j) Berbagai jenis papan
2) Media visual yang diproyeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Media visual yang diproyeksi merupakan media yang dapat
diproyeksi pada layar melalui suatu pesawat proyektor. Jenis
media visual ini adalah:
a) Overhead projector (OHP)
b) Slide projector (projector film bingkai)
c) Filmstrip projector
d) Opaque projector
b. Media audio
Media audio merupakan media yang dalam menyampaikan
informasi disampaikan melalui rekaman suara manusia atau suara-
suara lain. Jenis media audio, seperti: open-reel, tape recorder,
cassete tape recorder, piringan hitam, radio, dan MP3.
c. Media audio-visual
Media audio-visual merupakan media gabungan antara media
visual dan media audio-visual dimana seseorang tidak hanya
melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat
mendengar sesuatu yang divisualisasikan. Yang termasuk jenis dari
media ini adalah slide suara dan televi.
Berdasarkan pendapat ahli mengenai macam-macam media
pembelajaran peneliti dapat menyimpulkan bahwa, media
pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai media visual, media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
audio, dan media audiovisual. Media juga memiliki berbagai macam
diantaranya dapat dilihat dari jenis media, daya liput media, dan bahan
pembuatan media. Macam-macam media dilihat dari jenisnya yaitu
media auditif, media visual dan media audiovisual. Dilihat dari daya
liputannya media dibagi kedalam media dengan liputan luas dan
serentak, media dengan daya terbatas waktu dan ruang, dan media
pengajaran individual. Sedangkan, media dilihat dari bahan
pembuatannya dibagi menjadi media sederhana dan media kompleks.
3) Pemilihan media
Anitah (2010: 78) menyatakan bahwa dalam pemilihan media perlu
mempertimbangkan hal-hal berikut:
a. Variabel tugas
Dalam pemilihan media, guru harus menentukan jenis kemampuan yang
diharapkan dari pebelajar sebagai hasil pembelajaran.
b. Variabel pembelajar
Karakteristik pebelajar perlu dipertimbangkan dalam pemilihan media,
walaupun belum ada kesepakatan karakteristik mana yang penting.
c. Lingkungan belajar
Pertimbangan ini lebih bersifat administratif. Berbagai hal yang termasuk
di dalamnya adalah: besarnya biaya sekolah, ukuran ruang kelas,
kemampuan mengembangkan materi baru, ketersediaan radio, televisi, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
perlengkapan lainnya, kemampuan guru dan kesediaan untuk usaha-usaha
mendesain pembelajaran, ketersediaan bahan-bahan buku ajar untuk
pembelajaran individual.
d. Lingkungan pengembangan
Perencanaan penyajian yang baik bila pengembangan sumber-sumber tidak
mendukung tugas tersebut.
e. Ekonomi dan budaya
Pemilihan media perlu mempertimbangkan apakah media itu dapat
diterima oleh si pemakai dan sesuai dengan sumber dana serta peralatan
yang tersedia.
f. Faktor-faktor praktis
Hal-hal yang termasuk dalam faktor praktis adalah:
a. Besarnya kelompok yang dapat ditampung dalam suatu ruangan.
b. Jarak antara penglihatan dan pendengaran untuk penggunaan media.
c. Seberapa jauh media dapat mempengaruhi respon pebelajar atau kegiatan
lain untuk kelengkapan umpan balik.
d. Adakah penyajian itu sesuai dengan respon pebelajar.
e. Apakah stimulus pembelajaran menuntut gerak, warna, gambar, kata-kata
lisan, atau tertulis.
f. Apakah media yang dipakai mempunyai urutan yang pasti.
g. Media manakah yang lebih lengkap untuk maksud peristiwa-peristiwa
pembelajaran tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
h. Media yang dipandang kemungkinan lebih efektif bagi pebelajar perlu
ditentukan apakah perangkat lunak dapat disimpan dan bernilai.
i. Apakah guru memerlukan training tambahan.
Sanaky (2013: 37) menyatakan bahwa setiap pengajar tidak cukup
hanya memiliki pengetahuan tentang kemediaan saja, tetapi harus memiliki
keterampilan untuk memilih dan menggunakan media dengan baik dalam
suatu proses pembelajaran dan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu.
Kriteria-kriteria pemilihan media tersebut antara lain, sebagai berikut:
a. Tujuan pengajaran.
Media pembelajaran yang dibuat hendaknya menunjang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai.
b. Materi pengajaran.
Media pengajaran dapat menjelaskan materi pengajaran secara holistik.
c. Metode mengajar.
Media hendaknya dapat mendukung metode pembelajaran yang
digunakan artinya, media yang digunakan disesuaikan dengan metode
mengajar yang digunakan.
d. Tersedianya alat yang dibutuhkan.
Alat yang digunakan dalam membuat media pembelajaran dapat dengan
mudah ditemukan di lingkungan sekitar.
e. Jalannya pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Media yang digunakan harus dapat mendukung jalannya pelajaran
sehingga dapat menciptakan situasi yang dapat menyenangkan serta
membelajarkan siswa.
f. Penilaian hasil belajar.
Media pembelajaran memuat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa
dalam memahami materi setelah menggunakan media pembelajaran.
g. Pribadi mengajar.
Media yang dibuat harus dikuasai oleh guru sehingga tidak mengalami
kendala ketika menggunakan media tersebut.
h. Minat dan kemampuan pembelajar.
Media yang digunakan harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan
siswa serta dibuat semenarik mungkin agar dapat memicu minat siswa
untuk belajar.
i. Situasi pengajaran yang sedang berlangsung.
Media yang dibuat atau digunakan dapat menciptakan suasana yang
menyenangkan yang dapat membuat siswa aktif untuk mengikuti
pembelajaran.
Selain kriteria di atas, hal yang diperhatikan saat memilih media dan
menggunakan media yaitu:
a. Daya jangkauan, terhadap pengajaran individual, pengajaran kelompok,
dan pengajaran masal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
b. Keluwesan pakai, yaitu kapan media tersebut akan digunakan, dimana
akan digunakan dan audiennya siapa.
c. Ketergantungan, artinya media yang digunakan juga tergantung pada
sarana dan fasilitas yang lain.
d. Kendali, artinya siapa yang akan mengendalikan media tersebut.
e. Atribut, kualitas hasil media yang digunakan dalam belajar.
f. Biaya, media yang digunakan mahal atau murah dan juga daya tahannya,
sehingga dapat dipertimbangkan biaya produksi atau pembelian.
Arsyad (2010: 75) menyatakan bahwa kriteria pemilihan media
bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem
instruksional secara keseluruhan. Kriteria-kriteria pemilihan media yang harus
diperhatikan yakni:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Media dipilih berdasarkan tujuan instruksional yang telah ditetapkan yang
secara umum mengacu kepada salah satu atau gabungan dari dua atau tiga
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi. Agar dapat membantu proses pembelajaran secara
efektif, media harus selaras dan sesuai dengan kebutuhan tugas
pembelajaran dan kemampuan mental siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
c. Praktis, luwes, dan bertahan.
Kriteria ini menuntun para guru/instruktur untuk memilih media yang
ada, mudah diperoleh, atau mudah dibuat sendiri oleh guru. Media yang
dipilih sebaiknya dapat digunakan dimana pun dan kapan pun dengan
peralatan yang tersedia di sekitarnya, serta mudah dipindahkan dan
dibawa kemana-mana.
d. Guru terampil menggunakannya.
Terampil menggunakan media termasuk kriteria utama. Apa pun media
itu, guru harus mampu menggunakannya dalam proses pembelajaran.
Nilai dan manfaat media amat ditentukan oleh guru yang
menggunakannya.
e. Pengelompokan sasaran.
Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya
jika digunakan pada kelompok kecil atau perorangan. Ada media yang
tepat untuk jenis kelompok besar, kelompok sedang, kelompok kecil, dan
perorangan.
f. Mutu teknis.
Pengembangan visual baik gambar maupun fotografi harus memenuhi
persyaratan teknis tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai kriteria pemilihan media,
maka dapat disimpulkan bahwa kriteria-kriteria pemilihan yang baik adalah
(1) sesuai dengan tujuan pengajaran yang ingin dicapai, (2) kesesuaian dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
materi pembelajaran, (3) daya jangkauan media, (4) keluwesan, praktis dan
tahan lama, (5) mudah digunakan baik guru maupun siswa, (6) sasaran
penggunaan media baik dalam kelompok kecil, kelompok besar atau individu,
(7) alat yang digunakan mudah didapat.
4) Fungsi media pembelajaran
Sanaky (2013: 7) menyatakan media pembelajaran berfungsi untuk
merangsang pembelajaran dengan:
a) Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langka,
b) Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya,
c) Membuat konsep abstrak ke konsep kongkret,
d) Memberi kesamaan persepsi,
e) Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah, dan jarak,
f) Menyajikan ulang informasi secara konsisten, dan
g) Memberikan suasana belajar yang menyenangkan, tidak tertekan, santai,
dan menarik, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran.
Munandi (2010: 37) menyatakan fungsi media pembelajaran terdiri
dari (1) fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar (2) fungsi
semantik, (3) fungsi manipulatif, (4) fungsi psikologis, dan (5) fungsi sosio-
kultural.
a. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar
Secara teknis, media pembelajaran berfungsi sebagai sumber
belajar. Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung dan lain-lain. Fungsi
media pembelajaran sebagai sumber belajar adalah fungsi utamanya di
samping ada fungsi-fungsi lain. Media pembelajaran adalah
“bahasanya guru”. Maka, untuk beberapa hal media pembelajaran
dapat menggantikan fungsi guru terutama sebagai sumber belajar.
b. Fungsi semantik
Fungsi semantik yakni kemampuan media dalam menambah
perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya
benar-benar dipahami anak didik (tidak verbalistik). Bahasa meliputi
lambang (symbol) dan isi (conten) yakni pikiran dan atau perasaan
yang keduanya telah menjadi totalitas pesan (messages), yang tidak
dapat dipisahkan. Unsur dasar dari bahasa itu adalah “kata”. Kata atau
kata-kata itu adalah simbol verbal. Simbol adalah sesuatu yang
digunakan untuk atau dipandang sebagai wakil sesuatu lainnya.
Hubungan antara kata, makna dan perunjukan menjadi amat jelas,
yakni “makna” tidak melekat pada “kata”; “kata” hanya bermakna bila
telah dirujukkan kepada sejumlah referen. Manusialah yang
memberikan makna pada kata atau dalam konteks pendidikan dan
pembelajaran, gurulah yang memberi makna pada setiap kata yang
disampaikannya.
c. Fungsi manipulatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Media pembelajaran memiliki dua kemampuan, yakni
mengatasi batas-batas ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan
inderawi.
Pertama, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
batas-batas ruang dan waktu yaitu:
1) Kemampuan media menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit
dihadirkan dalam bentuk aslinya, seperti peristiwa bencana alam,
ikan paus melahirkan anak, dan lain-lain.
2) Kemampuan media menjadikan objek atau peristiwa yang menyita
waktu panjang menjadi singkat seperti proses metaformosis dan
proses perkembangbiakan hewan.
3) Kemampuan media menghadirkan kembali objek atau peristiwa
yang telah terjadi (terutama pada mata pelajaran Sejarah), seperti
peristiwa Nabi Nuh dan kapalnya dan masuknya pengaruh Hindu
Budha di Indonesia.
Kedua, kemampuan media pembelajaran dalam mengatasi
keterbatasan inderawi manusia yaitu:
1) Membantu siswa memahami objek yang sulit diamati karena terlalu
kecil, seperti molekul atau sel. Untuk memudahkan siswa dalam
memperlihatkan objek tersebut, maka dapat memanfaatkan gambar,
film, dan sebagainya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2) Membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu
lambat atau terlalu cepat, seperti proses metamorfosis. Untuk
membantu pemahaman siswa maka dapat menggunakan gambar
sebagai media.
3) Membantu siswa dalam memahami objek yang membutuhkan
kejelasan suara seperti belajar bahasa asing, belajar bernyanyi dan
bermusik dapat memanfaatkan kaset sebagai media.
4) Membantu siswa dalam memahami objek yang terlalu kompleks,
misalnya dengan memanfaatkan diagram, peta dan grafik.
d. Fungsi psikologis
Fungsi psikologis media pembelajaran dibagi lagi dalam
beberapa fungsi yakni:
1) Fungsi atensi
Fungsi atensi media pembelajaran yakni media pembelajaran
dapat meningkatkan perhatian (attension) siswa terhadap materi
ajar. Maka, media yang menarik serta tepat guna adalah media yang
mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa.
2) Fungsi afektif
Fungsi afektif yakni bahwa media pembelajaran yang
digunakan dapat menggugah perasaan, emosi dan tingkat
penerimaan atau penolakan siswa. Dengan adanya media
pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada
pelajaran yang diikutinya. Hal lain dari penerimaan itu adalah
munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam
keseluruhan proses pembelajaran secara suka rela, ini merupakan
reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya.
3) Fungsi kognitif
Fungsi kognitif media pembelajaraan yakni melalui media
pembelajaran siswa dapat memperoleh atau menggunakan bentuk-
bentuk representasi dari objek-objek baik berupa benda, barang,
atau orang. Melalui objek-objek tersebut siswa dapat bercerita atau
memberikan tanggapannya terhadap objek-objek tersebut. Semakin
banyak pikiran dan gagasan yang dimilikinya, maka semakin kaya
dan luas pula aspek kognitifnya. Aspek kognitif yang dimaksud
meliputi persepsi, mengingat, dan berpikir.
4) Fungsi imajinatif
Media pembelajaran dapat meningkatkan dan
mengembangkan imajinasi siswa. Imajinasi ini mencakup
penimbulan atau kreasi-kreasi objek-objek baru sebagai rencana
bagi masa mendatang, atau dapat juga mengambil bentuk fantasi
(khayalan) yang didominasi kuat sekali oleh pikiran-pikiran
autistik.
5) Fungsi motivasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Motivasi merupakan seni mendorong siswa untuk terdorong
melakukan kegiatan belajar sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
Motivasi merupakan usaha dari pihak luar dalam hal ini adalah guru
untuk mendorong, mengaktifkan dan menggerakkan siswanya
secara sadar untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran.
Harapan akan tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi
motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah satu
pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan siswa
bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima dan
memahami isi pelajaran yakni melalui pemanfaatan media
pembelajaran yang tepat guna.
e. Fungsi sosio-kultural
Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-
kultural antarpeserta komunikasi pembelajar. Setiap siswa memiliki
karakteristik yang berbeda-beda apalagi dihubungkan dengan adat,
keyakinan, lingkungan dan pengalaman. Masalah ini dapat diatasi
dengan menggunakan media pembelajaran, karena media
pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan
yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan
persepsi yang sama.
Sadiman (2014: 17) menyatakan secara umum media
pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti:
1) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita,
gambar, film bingkai film, atau model.
2) Objek yang kecil, dibantu dengan proyektor mikro, film
bingkai, film, atau gambar.
3) Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu
dengan timelapse atau high-speed photography.
4) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa
ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto
maupun secara verbal.
5) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat
disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain.
6) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim,
dan lain-lain) dapat divisualisasikan dalam bentuk film, film
bingkai, gambar, dan lain-lain.
c) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media
pendidikan berguna untuk:
1) Menimbulkan kegairahan belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
2) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak
didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut
kemampuannya dan minatnya.
d) Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum
dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka
guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus
diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang
lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat
diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya
dalam:
1) Memberikan perangsang yang sama.
2) Mempersamakan pengalaman.
3) Menimbulkan persepsi yang sama.
Berdasarkan pendapat beberapa ahli terkait media
pembelajaran, maka peneliti menyimpulkan beberapa fungsi media
pembelajaran yaitu membantu siswa dalam memahami berbagai
konsep-konsep tertentu dengan menampilkan benda yang konkret,
dapat mengatasi masalah keterbatasan ruang, waktu dan gerak, serta
dapat merangsang siswa untuk memperoleh gairah dalam belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
5) Manfaat media pembelajaran
Sanaky (2013: 5) menyatakan beberapa manfaat media antara lain:
a) Pengajaran lebih menarik perhatian pembelajar sehingga dapat
menumbuhkan motivasi belajar.
b) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya, sehingga dapat lebih
dipahami pembelajar, serta memungkinkan pebelajar menguasai tujuan
pengajaran dengan baik.
c) Metode pembelajaran bervariasi, tidak semata-mata hanya komunikasi
verbal melalui penuturan kata-kata lisan pengajar, pembelajar tidak
bosan, dan pengajar tidak kehabisan tenaga.
d) Pembelajar lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya
mendengarkan penjelasan dari pengajar saja, tetapi juga aktivitas lain
yang dilakukan seperti: mengamati, melakukan mendemonstrasikan, dan
lain-lain.
Sukiman (2012: 44) menyatakan ada beberapa manfaat media
pembelajaran yaitu:
1) Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan informasi.
2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian
anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
langsung antara peserta didik dan lingkungannya, dan kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
peserta didik untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan
minatnya.
3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan
waktu.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa
manfaat media pembelajaran adalah a) dapat memperjelas penyajian pesan
dan informasi, b) dapat mengatasi keterbatasan ruang, indera, dan waktu, c)
pembelajaran lebih menarik perhatian siswa.
6) Karakteristik media pembelajaran
Gerlach dan Ely (dalam Arsyad 2007: 12) mengemukakan tiga
karakteristik media pembelajaran, antara lain:
a. Ciri fiksatif (Fixative Property)
Ciri ini menggambarkan kemampuan media merekam, menyimpan,
melestarikan, dan merekonstruksi suatu peristiwa atau objek. Media yang
termasuk dalam ciri fiksatif adalah fotografi, video tape, audio tape,
disket computer, dan film.
b. Ciri manipulative (Manipulative Property)
Transformasi suatu kejadian atau objek dimungkinkan karena media
memiliki ciri manipulatif. Kejadian yang memakan waktu berhari-hari
dapat disajikan kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan
teknik pengambilan gambar time-lapse recording. Misalnya, bagaimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
proses larva menjadi kepompong kemudian menjadi kupu-kupu dapat
dipercepat dengan teknik rekaman fotografi tersebut.
c. Ciri Distributif (Distributive Property)
Ciri distribusi dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian
ditransportasikan melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut
disajikan kepada sejumlah besar siswa dengan stimulus pengalaman yang
relatif sama mengenai kejadian itu. Distribusi media ini tidak terbatas
pada satu kelas atau beberapa kelas pada sekolah-sekolah di dalam suatu
wilayah tertentu, tetapi media itu misalnya video, audio, disket komputer
dapat disebar ke seluruh penjuru tempat yang diinginkan kapan saja.
B. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK
1. Pengertian Kotak Dakon KPK
Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK adalah salah satu
media pembelajaran yang mengikuti aturan permainan congklak. Dakon
memiliki arti yaitu tempat atau wadah yang digunakan dalam permainan.
Secara spesifik aturan dari permainan congklak yaitu (a) terdiri dari dua orang
pemain, (b) setiap pemain memiliki masing-masing 49 biji-bijian, (c) congklak
yang digunakan berjumlah 16 lubang dimana di dalamnya terdapat 14 lubang
kecil dan 2 lubang besar, (d) setiap pemain harus mengisi masing-masing 7 biji
kedalam setiap lubang miliknya, (e) permainan dilakukan berlawanan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
arah jarum jam, (f) permainan akan selesai jika tidak ada lagi biji yang akan di
ambil, dan (g) pemain yang memiliki biji paling banyak dinyatakan sebagai
pemenang permainan. Permainan memiliki cara bermain yaitu: (a) pemain
pertama berhak memilih lubang mana yang dipilih untuk diambil bijinya, (b)
biji-biji tersebut akan dimasukkan satu demi satu kedalam lubang lainnya
sampai habis, (b) bila biji terakhir dimasukkan pada lubang kecil yang berisi
biji lainnya maka ia dapat mengambil biji tersebut dan melanjutkan untuk
mengisi namun jika biji terakhir dimasukkan ke lubang besar miliknya maka ia
akan melanjutkan permainan dengan mengambil biji di sisi lubang besar
miliknya lalu melanjutkan mengisi seperti sebelumnya sampai bijinya habis, (c)
jika biji yang terakhir dimasukkan di lubang yang kosong milik lawan maka
pemain akan berhenti dan tidak mendapat apa-apa.
Media dakon KPK juga memiliki aturan dan cara bermain yang mengikuti
aturan permainan congklak namun tidak semua aturan dari permainan congklak
diterapkan dalam media ini. Beberapa peraturan dan cara bermain dari
permainan congklak diatas seperti: (a) jumlah pemain, (b) jumlah lubang yang
akan digunakan, (c) wadah yang digunakan, pergantian pemain, serta cara
bermain yang berlawan dengan arah jarum jam tidak diterapkan dalam
penggunaan media dakon KPK. Hal yang sama dari permainan congklak dan
media dakon KPK terletak dari cara bermain dimana memasukkan biji atau
manik-manik ke dalam lobang. Jumlah biji pada permainan congklak terbatas
pada 98 biji atau manik-manik sedangkan manik-manik yang digunakan pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
media ini terbatas pada 100 manik-manik karena tergantung besarnya angka
yang akan dicari KPKnya. Beberapa peraturan di atas tidak digunakan karena
terletak pada peran media yang digunakan.
2. Bahan Pembuatan Media
Bahan dasar yang digunakan dalam pembuatan media kotak dakon KPK
adalah papan kayu dan tripleks sedangkan alat yang digunakan dalam
pembuatan kotak dakon KPK adalah pemukul, gergaji, dan paku. Bahan
tambahan lain yang digunakan sebagai daya tarik dari media ini adalah cat
kayu.
3. Cara Penggunaan Media
Penggunaan dari media kotak dakon KPK mengikuti aturan permainan
congklak hanya saja tidak semua aturan dalam permainan congklak diterapkan.
Secara spesifik penggunaan media kotak dakon KPK dirincikan sebagai
berikut:
a) Bukalah media kotak dakon KPK, bukalah kotak tempat penyimpanan
manik-manik.
b) Setiap siswa yang hendak menggunakannya akan mengambil satu kartu
soal.
c) Siswa akan menandai bilangan yang akan dicari kelipatannya dengan
manik-manik. Untuk menandai masing-masing bilangan, manik-manik
yang digunakan harus berbeda warna.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
d) Siswa akan mencari kelipatan dari bilangan yang pertama pada kotak kecil
yang berangka dengan memasukkan satu buah manik pada angka yang
merupakan kelipatan dari bilangan yang dicari KPKnya. Begitupun dengan
angka lainnya.
e) Jika siswa menemukan kelipatan yang paling besar dari kelipatan bilangan
maka ia dapat berhenti untuk mencari kelipatan dari bilangan-bilangan
tersebut.
f) Jika semua kelipatan dari bilangan-bilangan tersebut sudah ditemukan,
maka siswa akan mencari kelipatan persekutuannya dengan cara
menemukan kotak yang memiliki lebih dari satu manik yang warnanya
berbeda.
g) Jika siswa sudah menemukan kelipatan persekutuannya maka siswa akan
menentukan kelipatan terkecilnya dengan cara melihat angka terkecil atau
angka yang mendekati bilangan-bilangan kecil dari kelipatan persekutuan.
h) Angka terkecil tersebut menunjukkan kelipatan persekutuan terkecil dari
bilangan-bilangan yang dicari kelipatannya.
4. Kekuatan dan kelemahan Media
Media kotak dakon KPK memiliki kelemahan dan kelebihan. Adapun
kelemahan dari media ini yaitu media kotak dakon KPK hanya dapat digunakan
untuk individu dan kelompok kecil yang terdiri dari 4 sampai 5 orang siswa,
sedangkan kelebihan dari kotak dakon KPK adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
a) Media kotak dakon KPK dapat digunakan secara berulang-ulang dalam
pembelajaran.
b) Media kotak dakon KPK memiliki daya tahan yang lama. Artinya, media
ini dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama.
c) Media kotak dakon KPK dapat dibawah kemana-mana karena tidak
memiliki keterbatasan ruang dan waktu.
C. Kurikulum 2013
1. Pengertian kurikulum 2013
Secara etimologis, istilah kurikulum (curriculum) berasal dari Bahasa
Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat
berpacu”. Kurikulum berarti jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari
dari garis start sampai dengan garis finish untuk memperoleh medali atau
penghargaan (Arifin, 2011: 2). Arifin (2011: 1) menyatakan kurikulum
merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus
merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaan pada semua jenis dan dan
jenjang pendidikan.
Saylor dan Aleksander (dalam Arifin, 2011: 4) menyatakan the
curriculum is the sun total of schools, efforts to influence learning, whether in
the classroom, on the playground, or out of school. Pengertian ini cukup luas
dimana mereka memandang kurikulum merupakan segala sesuatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
diupayakan sekolah untuk mempengaruhi belajar siswa baik di dalam ruangan
kelas, di halaman sekolah maupun di luar sekolah. Semua pengalaman yang
disajikan oleh sekolah untuk siswa merupakan bagian dari kurikulum.
Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa
kurikulum merupakan alat yang digunakan sekolah sekaligus dijadikan
pedoman dalam menyajikan pengalaman bagi siswa dalam jenjang pendidikan
tertentu untuk mencapai tujuan tertentu pula. Dalam hal ini, kurikulum memuat
komponen-komponen seperti sejumlah mata pelajaran, rencana pelaksanaan
pembelajaran, tujuan, ruangan kelas, halaman sekolah, kegiatan dan
pengalaman belajar siswa serta penilaian atau evaluasi.
Pada tahun 2013 Kementrian pendidikan dan kebudayaan
mengeluarkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013 yang menggantikan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan
kurikulum yang dikembangkan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP). Munculnya kurikulum 2013 tentu tidak bertolak dari upaya pemerintah
dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia.
2. Karakteristik Kurikulum 2013
Berdasarkan undang-undang permendikbud No. 67 th 2013 tentang
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
karakteristik kurikulum terdiri dari:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual
dan psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar.
c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta
menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran.
f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam
kompetensi inti.
g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran
dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
3. Tujuan Kurikulum 2013
Adanya perubahan kurikulum tentu berangkat dari kurang tercapainya
tujuan dari kurikulum sebelumnya. Kurikulum 2013 merupakan bukti dari
upaya pemerintah dalam memperbaiki pendidikan di Indonesia. Fadlillah
(2014:25) menguraikan beberapa tujuan kurikulum 2013 seperti:
a. Meningkatkan mutu pendidikan dengan menyeimbangkan hard skilis dan
soft skills melalui kemampuan sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam
rangka menghadapi tantangan global yang terus berkembang.
b. Membentuk dan meningkatkan sumber daya manusia yang produktif, kreatif
dan inovatif sebagai modal pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
c. Meringankan tenaga pendidik dalam menyampaikan materi dan menyiapkan
administrasi mengajar, sebab pemerintah telah menyiapkan semua
komponen kurikulum beserta buku teks yang digunakan dalam
pembelajaran.
d. Meningkatkan peran serta pemerintah pusat dan daerah serta warga
masyarakat secara seimbang dalam menentukan dan mengendalikan kualitas
dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan.
e. Meningkatkan persaingan yang sehat antar-satuan pendidikan tentang
kualitas pendidikan yang akan dicapai. Sebab sekolah diberikan keleluasaan
untuk mengembangkan kurikulum 2013 sesuai dengan kondisi satuan
pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Berdasarkan rumusan fungsi kurikulum 2013 dari uraian Fadlilah
dapat disimpulkan bahwa fungsi dari kurikulum secara garis besar adalah
untuk menyeimbangkan kemampuan hard skills dan soft skills siswa yaitu
kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan. Selain itu kurikulum 2013
memberikan peluang terhadapap siswa untuk berkembang secara aktif,
kreatif dan inovatif karena dalam pelaksanaan kurikulum di kelas, siswa
menjadi pusat pembelajaran.
D. Materi Pokok
Materi pokok disusun untuk pencapaian tujuan, oleh karenanya materi
pokok dipilih sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dicapai. Sanjaya
(2008:171) menyatakan beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan
dalam menentukan materi pokok adalah:
a. Potensi peserta didik;
b. Relevan dengan karakteristik daerah;
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual
peserta didik;
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik;
e. Struktur keilmuan;
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran;
g. Relevan dengan kebutuhan peserta didik dan tututan lingkungan;
h. Sesuai dengan alokasi waktu yang tersedia; dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
i. Merumuskan kegiatan pembelajaran.
Permendikbud No. 65 tahun 2013 tentang Standar Proses, menyatakan
bahwa materi pokok memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator
pencapaian kompetensi.
Berdasarkan apa yang dikemukan di atas dapat dipahami bahwa materi
pokok diturunkan dari kompetensi dasar yang memuat fakta, konsep, prinsip,
dan prosedur yang relevan dan disesuaikan indikator pencapaian kompetensi.
Dalam penelitian ini, materi pokok yang peneliti ajukan adalah materi
tentang menghitung KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil).
1. Tema
Kata tema berasal dari kata Yunani tithenai yang berarti
“menempatkan” atau “meletakkan” dan kemudian kata itu mengalami
perkembangan sehingga kata tithenai berubah menjadi tema. Menurut arti
katanya, tema berarti “sesuatu yang telah diuraikan” atau “sesuatu yang telah
ditempatkan” (Keraf dalam Majid, 2014:86). Depdiknas (dalam Majid,
2014:99) tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok
pembicaraan. Kunandar (dalam Majid, 2014:99) tema merupakan alat atau
wadah untuk mengedepankan berbagai konsep kepada anak didik secara utuh.
Pengertian secara luas, tema merupakan alat atau wadah untuk
mengenalkan berbagai konsep kepada siswa secara utuh. Dalam pembelajaran,
tema diberikan dengan maksud menyatukan isi kurikulum dalam satu kesatuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
yang utuh, memperkaya perbendaharaan bahasa anak didik dan membuat
pembelajaran lebih bermakna. Penggunaan tema dimaksudkan agar anak
mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.
Berdasarkan pengertian di atas dapat simpulkan bahwa tema merupakan
sesuatu yang telah ditempatkan sebagai wadah atau alat untuk membantu siswa
dalam mengenal berbagai konsep-konsep yang akan diperoleh secara utuh.
Tema yang menjadi acuan dalam peneliti ini adalah tema 2 “ Selalu Berhemat
Energi”. Tema Selalu berhemat energi memiliki 3 (tiga) subtema yaitu sub tema
1 “Macam-macam Sumber Energi, subtema 2 “Pemanfaatan Energi”, dan
subtema 3 “Gaya dan Gerak”. Setiap subtema memiliki 6 (enam) pembelajaran.
2. Subtema
Subtema merupakan penjabaran dari tema. Dalam setiap subtema
terdiri dari enam pembelajaaaran. Dalam proposal ini, subtema yang diambil
adalah subtema 2 “Pemanfaatan Energi”.
3. Pembelajaran
Permendikbud No.103 tahun 2013 menyatakan pengertian pembelajaran
adalah proses interaksi antarpeserta didik, antara peserta didik dengan tenaga
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam penelitian
ini, peneliti membahas pembelajaran 2 dalam sub tema 2 dengan jaringan
matapelajaran yang meliputi IPA, SBPD dan Matematika. Dalam penelitian ini
menekankan pada pembelajaran matematika. Sebagaimana yang dituangkan
dalam Pemendikbud No.103 tahun 2013 tentang deskripsi kegiatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
pembelajaran meliputi kegiatan mengamati (observing), menanya
(questioning),mengumpulkan informasi/mencoba (experimenting),
menalar/mengasosiasi (associating), dan mengkomunikasikan
(communicating).
4. Karakteristik Siswa Kelas 4 Sekolah Dasar
Karakteristik siswa kelas IV dengan usia berkisar 10 hingga 11 tahun
yang dikemukan Meggitt (2012:163) dapat dijabarkan sebagai berikut:
a. Perkembangan Kognitif
1. Mengembangkan nalar spasial, yaitu kemampuan memahami serta menarik
kesimpulan, dengan menggunakan tanda-tanda yang menyampaikan
informasi jarak atau arah.
2. Mulai memahami motif di balik tindakan seseorang.
3. Dapat berkosentrasi lebih lama dalam megerjakan sesuatu,
4. Mulai merancang strategi memori,
5. Kemungkinan akan timbul rasa penasaran terhadap obat-obatan, alkohol,
dan rokok.
6. Akan mengembangkan bakat-bakat tertentu. Menunjukkan keterampilan
tertentu dalam menulis, matematika, musik, atau seni.
b. Perkembangan Komunikasi dan Bahasa
1. Dapat menulis esai yang panjang.
2. Menulis cerita yang menunjukkan imajinasi, kemampuan tata bahasanya
meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
c. Perkembangan Personal, Emosional, dan Sosial
1. Jauh lebih mampu mengekspresikan atau menahan emosi.
2. Dapat mulai mengalami perubahan emosi yang tiba-tiba dan dramatis
karena pubertas (terutama bagi anak perempuan-yang mengalami masa
pubertas lebih cepat dari anak laki-laki).
3. Cenderung menjadi sensitif terhadap kritikan.
4. Lebih memilih untuk menghabiskan waktu bersama teman-temannya;
berteman dengan teman-teman bergender sama dan hati-hati terhadap
lawan jenis.
5. Menyerah pada tekanan dari teman-teman sebaya; mulai memiliki
keinginan untuk berbicara, berpakaian, dan bersikap seperti teman-
temannya.
d. Perkembangan Moral dan Spiritual
1. Banyak bertanya dan mulai mempelajari bahwa mereka bertanggung jawab
terhadap tindakan, keputusan dan konsekuensi mereka sendiri.
2. Mengerti bahwa beberapa peraturan sebenarnya dapat diubah melalui
negosiasi dan bahwa peraturan tidak selalu berlaku oleh otoritas eksternal.
3. Mulai mengalami konflik antara nilai-nilai yang diajarkan orang tua, serta
nilai-nilai yang dipegang teman-teman sebaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
5. Media Kotak Dakon KPK
Media kotak dakon KPK merupakan media konvensional yang dibuat
dari papan kayu. Media ini dikhususkan untuk materi kelipatan persekutuan
terkecil. Bagian dalam media terdapat 100 buah kotak ukuran kecil dan 4 buah
kotak ukuran sedang yang digunakan untuk menyimpan manik-manik. Media
juga dilengkapi dengan whiteboard, spidol, dan penghapus. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 2.1 Kotak bagian luar
Gambar 2.2 Kotak bagian dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
D. Penelitian Relevan
Dalam penelitian pengembangan media konvensioanal, peneliti mencari
penelitian yang relevan dengan pelitian peneliti. Berikut ini adalah tiga penelitian
relevan yang hampir sama dengan penelitian pengembangan media pembelajaran
konvensional, antara lain:
Pertama, jurnal oleh Nurhayati, Harwanti, Irianto (2016) yang berjudul
“Pengembangan Media Permainan Congklak Matematika Untuk Mengefektifkan
Penyampaian Materi KPK Dan FPB Kelas IV di Sekolah Dasar”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengembangkan media permainan congklak matematika.
Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui kelayakan media permainan
congklak matematika, mengetahui pengaruh media permainan congklak matematika
terhadap keefektifan waktu pembelajaran, mengetahui respon guru terhadap media
permainan congklak matematika, dan mengetahui respon siswa terhadap media
permainan congklak matematika. Penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati,
Harwanti, Irianto sangat relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
karena sama-sama mengembangkan media konvensional sedangkan perbedaannya
adalah pada tahap pengembangan media.
Kedua, skripsi oleh M Akhyar Al Amin (2015) yang berjudul Pengembangan
Media Permainan Dakonmatika pada Materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB)
dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) bagi Siswa Kelas IV Baitur Rohim.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses pengembangan dan
kualitas media dakonmatika serta untuk mengetahui respon siswa terhadap media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
dakonmatika pada materi Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) dan Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) di MI Baitur Rohim Sidoarjo. Penelitian yang dilakukan
oleh M Akhyar Al Amin sangat relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh
peneliti karena sama-sama mengembangkan media konvensional untuk materi KPK
sedangkan perbedaannya adalah pada tahap pengembangan media.
Ketiga, jurnal oleh Aprilya Pertiwi Kusumaningrum (2014) yang berjudul
Pengembangan Media Pembelajaran Communion Paper Meteri FPB dan KPK untuk
Siswa Sekolah Dasar. Tujuan dari penelitian adalah untuk menghasilkan produk
berupa media communion paper materi FPB dan KPK yang baik, efektif, dan praktis
untuk membantu sekolah dasar. Penelitian yang dilakukan oleh Aprilya Pertiwi
Kusumaningrum sangat relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
karena sama-sama mengembangkan media pembelajaran untuk materi KPK
sedangkan perbedaannya adalah peneliti tidak menggunakan model tertentu dalam
penelitian.
Dari ketiga hasil penelitian di atas terdapat kesamaan variable penelitian yang
peneliti lakukan yaitu pengembangan media pembelajaran. Selain terdapat kesamaan
variabel, terdapat juga perbedaan yakni terletak pada desain media pembelajaran,
tahap pengembangan media, dan model yang digunakan dalam penelitian. Ketiga
penelitian tersebut merupakan bahan acuan dalam penelitian peneliti, maka peneliti
akan melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran
Konvensional Kotak Dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK)
Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Bagan 2.1 Bagan Literatur Map Hasil Penelitian Relevan
E. Kerangka Berpikir
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, peneliti akan membuat kerangka
berpikir tentang media yang dikembangkan peneliti yaitu kotak KPK pada Tema 2
“Selalu Berhemat Energi” dengan subtema “Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas
Media Permaianan Congklak
Nurhayati, Harwanti, dan Irianto
(2016) tentang pengembangan media
permainan congklak matematika
untuk mengefektifkan penyampaian
materi KPK dan FPB kelas IV di
sekolah dasar.
Media Dakonmatika
M Akhyar Al Amin (2015) tentang
Pengembangan media permainan
dakonmatika pada materi Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) dan
Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) bagi Siswa Kelas IV Baitur
Rohim.
Communion Paper
Aprilya Pertiwi Kusumaningrum (2014) yang
berjudul Pengembangan Media Pembelajaran
Communion Paper Meteri FPB dan KPK untuk
Siswa Sekolah Dasar.
Pengembangan media pembelajaran konvensional kotak dakon
KPK materi Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) untuk siswa
kelas IV sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
IV sekolah dasar. Media ini hendaknya dapat memotivasi guru dalam membuat media
pembelajaran untuk pengajaran di kelas serta dapat membantu siswa memahami
konsep KPK serta menyelesaikan soal terkait masalah KPK.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan narasumber di SD Kalasan 1,
penggunaan media pembelajaran masih minim untuk materi KPK dan adanya
keterbatasan waktu untuk membuat media. Selain itu, siswa juga masih kesulitan
dalam memecahkan masalah KPK yang terkait dengan kehidupan sehari-hari di
rumah. Atas permasalahan itu, peneliti mencoba mengembangkan media kotak KPK
untuk membantu mengatasi permasalahan tersebut. Kotak dakon KPK merupakan
media yang dikembangkan untuk membantu siswa dalam memahami konsep
matematika materi KPK pada Tema 2 “Selalu Berhemat Energi” dengan subtema
“Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas IV sekolah dasar . Media ini hendaknya
memberikan keluasan kepada siswa untuk secara aktif memecahkan sendiri terkait
konsep KPK maupun masalah terkait KPK. Dalam penggunaannya guru hanya
berperan sebagai fasilitator selebihnya siswa sendiri yang berperan aktif. Media ini,
dilengkapi dengan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH),
Lembar Kerja Siswa (LKS), dan soal evaluasi sebagai perangkat pembelajaran yang
mendukung penggunaan media kotak dakon KPK.
Berikut ini merupakan bagan kerangka berpikir:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Bagan 2.2 bagan kerangka berpikir
Berdasarkan bagan 2.2 di atas, pada tabel analisis kebutuhan guru belum
menemukan media yang cocok untuk membantu siswa memahami konsep KPK dan
menyelesaikan soal terkait masalah KPK. Dari hasil analisis kebutuhan tersebut,
peneliti menyarankan sebuah produk berupa media pembelajaran konvensional kotak
dakon KPK. Media ini memiliki spesifikasi produk yaitu komponen rencana
pelaksanaan pembelajaran secara lengkap, lembar kerja siswa, media pembelajaran
konvensional kotak KPK, buku panduan penggunaan media, media pembelajaran
Penelitian Relevan 1. Pengembangan media
permainan congklak
matematika untuk
mengefektifkan penyampaian
materi KPK dan FPB kelas
IV di sekolah dasar.
2. Pengembangan media
permainan dakonmatika pada
materi Faktor Persekutuan
Terbesar (FPB) dan
Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) bagi Siswa
Kelas IV Baitur Rohim.
Media Kotak KPK
1. Pengertian media
pembelajaran
2. Pengertian media
konvensional
Analisis Kebutuhan
1. Guru belum menemukan media
yang cocok untuk membantu siswa
memahami konsep KPK
2. Siswa masih sulit menyelesaikan
soal terkait masalah KPK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
yang dikembangkan sesuai dengan prosedur secara lengkap, dan media pembelajaran
dibuat secara menarik dan sesuai dengan karakter siswa.
F. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dirumuskan daftar pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran Kotak Dakon KPK
mengacu kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu
kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar berdasarkan validasi ahli media pembelajaran konvensional?
3. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran Kotak Dakon KPK mengacu
kurikulum SD 2013 pada Subtema Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar berdasarkan validasi guru kelas IV sekolah dasar?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah penelitian dan
pengembangan dalam bahasa inggris disebut Research and Development (R&D).
Sebagaimana yang dikemukakan Sugiyono (2015: 407) yang mengatakan bahwa
metode Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut. Untuk menghasilkan produk maka menggunakan penelitian yang bersifat
analisis kebutuhan dan untuk menguji keefektifan produk tersebut agar dapat
berfungsi bagi masyarakat luas, maka diperlukan penelitian untuk menguji
keefektifan produk. Jadi, penelitian dan pengembangan ini bersifat longitudinal
yang artinya dilakukan secara bertahap.
Metode Research and Development (R&D) tidak hanya digunakan pada
bidang-bidang ilmu alam dan teknik tetapi juga dapat digunakan pada bidang
ilmu-ilmu sosial karena itu, penelitian ini cocok untuk pengembangan produk.
Dengan demikian peneliti memilih penelitian ini untuk pengembangan media
Kotak Dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Subtema
Pemanfaatan Energi untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Sugiyono (2015 : 409) mengatakan bahwa dalam mengembangkan metode
penelitian Research and Development (R & D) ada 10 langkah pengembangan
menurut Borg dan Gall.
Langkah-langkah prosedur pengembangan tersebut akan dijelaskan dalam bagan di
bawah ini.
Bagan. 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
(R&D) sumber: Sugiyono (2015: 409)
Secara terperinci langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
(R&D) dijelaskan sebagai berikut:
1. Potensi dan Masalah
Langkah awal dalam penelitian ini adalah menemukan potensi dan masalah.
Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam penelitian harus ditunjukkan
dengan data empirik. Data tentang potensi dan masalah tidak harus dicari sendiri,
Potensi dan
Masalah
Pengumpulan
Data
Desain
Produk
Validasi
Desain
Revisi
Desain Revisi Produk Ujicoba
Produk
Ujicoba
Pemakaian
Revisi
Produk Produksi Masal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tetapi bisa berdasarkan laporan penelitian orang lain, atau dokumentasi laporan
kegiatan dari perorangan atau instansi tertentu yang masih up to date.
2. Mengumpulkan Data
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukkan secara faktual maka langkah
selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data yang dikumpul berupa berbagai
informasi yang digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk sesuai yang
diharapkan untuk mengatasi masalah yang diperoleh.
3. Desain Produk
Desain produk yang akan diteliti harus lengkap dan spesifik. Produk yang
dihasilkan dalam penelitian ini berupa media pembelajaran Kotak Dakon KPK
materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Subtema Pemanfaatan Energi
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar. Hendaknya produk ini dapat meningkatkan
semangat belajar siswa. Produk ini diharapkan menarik, berkualitas, ekonomis,
dan sesuai dengan karakteristik siswa.
4. Validasi Desain
Validasi desain merupakan proses kegiatan untuk memberikan penilaian
terhadap produk. Validasi produk dilakukan oleh pakar atau tenaga ahli yang
sudah berpengalaman untuk dimintai penilaian sehingga dari penilaian tersebut
dapat diketahui kelemahan dan kelebihan dari produk tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
5. Revisi desain
Setelah mendapatkan validasi dari ahli dan pakar, maka langkah selanjutnya
adalah memperbaiki kelemahan yang terdapat pada desain tersebut. Perbaikan
produk dilakukan oleh peneliti.
6. Uji coba Produk
Uji coba produk dilakukan setelah desain produk diperbaiki. Tujuan dari uji
coba produk adalah untuk mengetahui apakah produk tersebut efektif dan efisien
untuk digunakan. Uji coba produk dilakukan adalah uji coba terbatas.
7. Revisi desain
Setelah mengetahui hasil dari uji coba produk yang dilakukan secara terbatas
maka dapat diketahui bagaimana kinerja dari produk tersebut. Langkah
berikutnya adalah merevisi desain untuk memperbaiki kelemahan yang masih
terdapat dalam desain.
8. Ujicoba pemakaian
Setelah produk direvisi, maka selanjutnya produk tersebut dapat digunakan
dalam lingkup kelas yang lebih luas. Selama ujicoba penilaian akan ada penilai
untuk memberikan penilaian terhadap produk guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi produk
Setelah melakukan ujicoba pemakaian tentu ada masukan-masukan yang
menilai kekurangan dari produk. Oleh sebab itu, produk akan dievaluasi untuk
menemukan kelemahan-kelamahan yang ada, sehingga dapat digunakan untuk
penyempurnaan dan pembuatan produk baru lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
10. Produksi Masal
Bila produk media kotak dakon KPK dinyatakan efektif dalam beberapa kali
pengujian, maka media kotak dakon KPK akan diproduksi sebanyak yang
dibutuhkan sekolah.
Berdasarkan penjelasan di atas dalam penelitian ini peneliti hanya
membatasi pada 5 langkah prosedur pengembangan, yaitu (1) potensi dan
masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi desain, dan (5)
revisi desain. Hal ini dikarenakan media Kotak Dakon KPK ini dibuat untuk
menjadi pegangan guru sehingga cukup divalidasi oleh dua pakar media
pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV SD yang telah membuat media
pembelajaran konvensional dalam pelaksanaan Kurikulum 2013.
B. Prosedur Pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan
desain media pembelajaran kotak dakon KPK. Media pembelajaran kotak dakon
KPK ini dikembangkan berdasarkan langkah penelitian pengembangan Borg dan
Gall. Prosedur pengembangan tersebut terdiri dari 5 langkah, yaitu (1) potensi dan
masalah, (2) pengumpulan data, (3) desain produk, (4) validasi ahli, dan (5) revisi
desain hingga pada akhirnya menghasilkan desain produk final berupa
pengembangan media pembelajaran Kotak Dakon KPK materi Kelipatan
Persekutuan Terkecil (KPK) Subtema Pemanfaatan Energi untuk Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Adapun langkah-langkah pengembangan yaitu
Bagan 3.2 Langkah-langkah pengembangan media pembelajaran konvensional
LANGKAH 1
Potensi dan masalah
Analisis kebutuhan Wawancara
LANGKAH 2
Hasil analisis Pengumpulan bahan data Kajian dokumen
LANGKAH 5
Revisi desain
Produk akhir yang sudah divalidasi siap diuji coba
LANGKAH 3
Desain produk
Subtema
Indikator
Tujuan
RPP Sumber belajar Media pembelajaran
Evaluasi KI-KD Tema
Kotak Dakon KPK
LANGKAH 4
Validasi media
pembelajaran konvensional
Ahli media pembelajaran
Guru kelas IV
Analisis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Untuk memperjelas langkah-langkah dalam tabel di atas berikut ini dijelaskan
secara terperinci.
Langkah pertama: Potensi dan masalah
Penelitian yang dilakukan peneliti adalah berangkat dari masalah dan potensi.
Untuk mengetahui adanya potensi dan masalah hal pertama yang dilakukan
peneliti adalah melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan yang dilakukan
pada tanggal 26 September 2016 di SDN Kalasan 1, dengan mewawancarai
seorang guru kelas IV yaitu Ibu SR. Wawancara ini bertujuan untuk
mengidentifikasi adanya fakta dan masalah yang terjadi di sekolah terkait materi
pembelajaran yang diajarkan. Dengan demikian diharapkan pengembangan media
pembelajaran Kotak Dakon KPK yang dikembangkan dapat mengatasi masalah
yang terjadi. Adapun kisi-kisi wawancara yang digunakan dalam melakukan
analisis kebutuhan yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kisi-kisi instrumen wawancara analisis kebutuhan
Aspek Indikator Nomor item
Materi pembelajaran
Materi yang sulit diajarkan. 1
Materi yang sulit dipahami siswa. 7
Media pembelajaran
Pemahaman terhadap penggunaan
media pembelajaran
3
Penggunaan atau penerapan media 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pembelajaran di kelas
Media pembelajaran
konvensional
Pemahaman terhadap media
pembelajaran konvensional
4
Jenis media pembelajaran konvensional
yang pernah digunakan
8
Fasilitas yang mendukung penggunaan
media pembelajaran konvensional
2
Kesulitan dalam membuat dan
menerapkan media pembelajaran
konvensioanal
9
Kesesuaian media konvensioanal
dengan kurikulum 2013
6
Saran dalam pengembangan media
pembelajaran konvensional
10
Beberapa aspek dan indikator dalam tabel di atas menjelaskan bentuk
pertanyaan wawancara dalam melakukan analisis kebutuhan. Secara garis besar
pertanyaan acuan dalam wawancara adalah materi pembelajaran, media
pembelajaran, dan media konvensional. Dari hasil wawancara peneliti menemukan
potensi dan masalah yang terjadi di sekolah. Berangkat dari masalah dan potensi
ini, maka peneliti mencoba merancang sebuah produk media pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
konvensional. Peneliti berharap media konvensional yang dikembangkan sesuai
dengan potensi dan masalah di sekolah.
Langkah kedua: Pengumpulan data
Pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan melalui wawancara.
Hasil dari wawancara yang dilakukan digunakan sebagai bahan pertimbangan
untuk merencanakan produk yang akan dikembangkan yaitu media pembelajaran
kotak dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) untuk siswa kelas
IV Sekolah Dasar. Untuk pengembangan produk media pembelajaran itu sendiri,
peneliti mengumpulkan berbagai referensi dari berbagai sumber, mencari bahan di
internet, serta melakukan studi pustaka.
Langkah ketiga: Desain Produk
Atas pertimbangan potensi dan masalah yang terjadi di sekolah terkait dengan
materi pembelajaran KPK dan media pembelajaran KPK, maka langkah yang
peneliti lakukan adalah mendesain produk yang mungkin dapat mengatasi potensi
dan masalah tersebut. Media yang dibuat adalah media pembelajaran Kotak Dakon
KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) untuk siswa kelas IV Sekolah
Dasar.
Langkah keempat: Validasi produk
Setelah peneliti mendesain produk, selanjutnya produk tersebut akan divalidasi
oleh pakar sebagai evaluasi formatif terhadap desain bahan produk pengembangan
media pembelajaran konvensional. Produk akan divalidasi oleh empat validator
yang memiliki pengalaman dan berkompeten yaitu dua dosen ahli media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
konvensional dan dua guru kelas IV sekolah dasar. Tujuan dari validasi ini adalah
untuk mendapatkan masukan dan kritikan. Masukan dan kritikan tersebut
digunakan untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari produk yang peneliti
kembangkan yang kemudian sebagai bahan untuk perbaikan selanjutnya.
Langkah kelima: Revisi Desain
Revisi desain dilakukan setelah ada masukan dan kritikan dari validator. Peneliti
akan melakukan revisi terhadap produk atas masukan dan kritikan dari validator.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki kekurangan yang menjadi masukan dan
kritik validator. Hasil dari revesi ini yang kemudian akan menjadi prototipe
interaktif.
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama 13 bulan, mulai bulan September 2015
sampai Februari 2017. Jadwal penelitian yang dilakukan seperti pada tabel berikut
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 3.2 Jadwal penelitian
No Kegiatan
Bulan
2015 2016 2017
Sep Okt Nov Des Jun Jul Agust Sep Okt Nov Des Jan Feb
1
Analisis
kebutuhan
2
Pengumpulan
data
3 Dasain produk
4 Valisasi produk
5 Revisi produk
6
Produksi produk
akhir
7 Sidang skripsi
8
Pembuatan
artikel
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini dilakukan
pada September 2015 sampai Februari 2017. Kegiatan yang dilakukan selama 12
bulan ini yaitu analisis kebutuhan, pengumpulan data, desain produk, validasi produk,
revisi produk, produksi produk akhir, sidang skripsi, dan pembuatan artikel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
D. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara (interviev)
Narbuko dan Achmadi (2007: 83) menyatakan wawancara adalah proses
tanya-jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua
orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-
informasi atau keterangan-keterangan.
Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Narbuko dan Achmadi terkait
dengan pengertian wawancara, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
teknik pengumpulan data dengan cara wawancara (interview). Wawancara akan
dilakukan pada Guru kelas IV di SDN Kalasan 1, Sleman, Yogyakarta. Data
hasil wawancara kemudian dianalisis untuk menemukan solusi.
Dalam pelaksanaan wawancara, peneliti akan menyediakan pertanyaan
wawancara yang berkaitan dengan pokok-pokok persoalan pembelajaran
materi KPK yang disusun sedemikian rupa untuk mengetahui jawaban
responden.
Tabel 3.3 Daftar pertanyaan wawancara analisis kebutuhan
No Daftar pertanyaan Jawaban responden
1
Materi apa yang sulit dikuasai
siswa pada mata pelajaran inti?
2 Apa upaya yang dilakukan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
guru untuk membantu kesulitan
siswa tersebut
3
Apakah dalam setiap pelajaran
bapak atau ibu mengajar
menggunakan media?
4
Jenis media apa yang paling
sering digunakan?
5
Bagaimana intensitas
penggunaan media?
6
Bagaimana hasil penggunaan
media tersebut?
7
Apa materi yang sulit untuk
diajarkan menggunakan media?
Mengapa?
8
Media apa yang pernah
Bapak/Ibu gunakan tetapi belum
membantu siswa dalam
mencapai indikator?
9
Media apa yang pernah
Bapak/Ibu gunakan yang sudah
mencapai indikator?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
10
Media seperti apa yang ibu
inginkan jika dibuatkan?
2. Kuesioner (Angket)
Metode kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti (Narbuko
dan Achmadi, 2007:76). Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan
metode kuesioner untuk memvalidasi produk dan untuk membantu peneliti
untuk merevisi media pembelajaran konvensional.
E. Validasi Ahli Media Pembelajaran Konvensional
Dalam penelitian ini, peneliti membutuhkan validator ahli yang
berkompeten yaitu dua pakar media konvensional dan dua guru kelas IV Sekolah
Dasar. Dua pakar media pembelajaran konvensional adalah Bapak PP dan Bapak
GK dan dua guru kelas IV SD adalah Ibu MU dan Ibu CD.
F. Instrumen Penelitian
Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa
pedoman wawancara dan lembar kuisioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
1. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menganalisis kebutuhan terhadap media
pembelajaran konvensional untuk siswa kelas IV sekolah dasar. Wawancara ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang media pembelajaran yang
dibutuhkan untuk materi yang dirasa sulit diajarkan dan sulit dipahami siswa.
2. Lembar Kuesioner (Angket)
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas maka peneliti membuat
kuesioner sebagai acuan pada saat melakukan penilaian dan memberikan
validasi terhadap produk. Lembar kuesioner akan diberikan kepada dua ahli
media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV sekolah dasar. Lembar
kuesioner berisi pernyataan yang disusun oleh peneliti berdasarkan kualitas
media yang dibuat peneliti. Hasil penilaian dan validasi dari ahli akan
digunakan peneliti untuk perbaikan produk. Kisi-kisi lembar kuesioner akan
ditampilkan dalam daftar tabel kisi-kisi lembar validasi berikut ini.
Tabel 3.4 Kisi-kisi kuesioner validasi
Aspek Indikator Nomor item
Konten atau Isi
Isi media pembelajaran yang
dikembangkan.
1, 2, 3, 4
Kemampuan media
pembelajaran yang
dikembangkan
5, 6, 7, 8, 9, 10, 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tampilan
Kemenarikan media
pembelajaran yang
dikembangkan
1, 2, 3, 4
Kreativitas rancangan media 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12, 13
Kerapian tampilan media 14
Aspek
Penggunaan dan
Penyajian
Penggunaan petunjuk media
pembelajaran
1
Kelayakan penggunaan media
pembelajaran
2, 3, 4, 5,
Berdasarkan tabel 3.4 di atas, dapat disimpulkan tabel lembar kuesioner
validasi produk media kotak dakon KPK di atas akan memvalidasi produk yang
sudah dibuat oleh peneliti yang mencakupi beberapa aspek yang dinilai dalam
pengembangan media kotak dakon KPK, yaitu (1) aspek konten atau isi, (2) aspek
tampilan, dan (3) aspek penggunaan dan penyajian. Aspek konten atau isi memiliki 2
(dua) indikator yaitu isi media pembelajaran yang dikembangkan dengan jumlah item
4 (empat) dan kemampuan media pembelajaran yang dikembangkan dengan jumlah
item 7 (tujuh). Aspek tampilan memiliki 3 (tiga) indikator yaitu (a) kemenarikan
media pembelajaran yang dikembangkan dengan jumlah item 4 (empat), (b)
kreativitas rancangan media dengan jumlah item 9 (sembilan), dan kerapian tampilan
media dengan jumlah item 1 (satu). Aspek penyajian dan penggunaan memiliki 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
(dua) indikator yaitu penggunaan petunjuk media pembelajaran dengan jumlah item 1
(satu) dan kelayakan penggunaan media pembelajaran dengan jumlah item (4). Jadi,
jumlah seluruh item dari ketiga aspek tersebut adalah 30 item. Hasil validasi yang
sudah diperoleh akan direvisi sesuai dengan komentar yang diberikan oleh validator.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah analisis
kualitatif dan analisis kuanlitatif. Berhubung penelitian ini adalah penelitian
research and development (R&D) maka kedua analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif akan berjalan bersamaan. Analisis data tersebut akan dijabarkan sebagai
berikut:
1. Data kualitatif
Data kualitatif dalam penelitian ini berupa komentar yang dikemukakan
oleh validator ahli media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV
sekolah dasar. Data-data tersebut akan dianalisis kemudian digunakan sebagai
dasar untuk memperbaiki dan mengetahui kelayakan produk yang dihasilkan.
2. Data kuantitatif
Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa skor penilaian oleh validator
pakar, yaitu dua ahli media pembelajaran konvensional dan dua guru kelas IV.
Analisis data dilakukan berdasarkan hasil penilaian kuesioner kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
diubah menjadi data interval. Langkah awal yang dilakukan yaitu menghitung
rata-rata dari hasil instrument yang dinilai dengan rumus sebagai berikut:
Skala penilaian yang digunakan terhadap media pembelajaran kotak
dakon KPK yang dikembangkan yaitu sangat baik (5), baik (4), cukup (3)
kurang baik (2), dan sangat kurang baik (1). Skor yang sudah didapat
kemudian dikonversikan menjadi data kualitatif dengan acuan menurut
Sukardjo (2008: 101) sebagai berikut:
Tabel 3.5 Tabel Konversi Nilai Skla Lima
Interval Skor Kategori
X > i + 1,80 Sbi Sangat baik
i + 0,60 SBi< X ≤ i + 1, 80Sbi Baik
i – 0,60 SBi < X ≤ i + 0,60Sbi Cukup
i – 1,80 SBi < X ≤ i – 0,60Sbi Kurang
X ≤ i – 1,80Sbi Sangat Kurang
Keterangan:
Rerata ideal ( i) :
(skor maksimal ideal + skor minimal ideal)
Simpangan baku ideal (SBi) :
(skor maksimal ideal - skor minimal ideal)
X : Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi di atas perhitungan data-data kuantitatif dilakukan
untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus konversi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini diterapkan dengan konversi
sebagai berikut.
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal ( i) :
(5+1) = 3
Simpangan baku ideal (SBi) :
(5-1) = 0,67
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup baik, kurang baik, dan sangat
kurang baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X > i + 1,80 SBi
= X > 3 + (1,80 . 0,67)
= X > 3 + (1,21)
= X > 4,21
Kategori baik = i + 0,60SBi < X ≤ i + 1,80SBi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)
= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik = i - 0,60SBi < X≤ i + 0,60SBi
= 3 - (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (0,60 . 0,67)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
= 3 – (0,40) < X≤ 3 + (0,40)
= 2,60 < X≤ 3,40
Kategori kurang baik = i - 1,80SBi < X≤ i - 0,60SBi
= 3 - (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 - (0,60 . 0,67)
= 3 - (1,21) < X ≤ 3 - (0,40)
= 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = ≤ i – 1,80SBi
= X ≤ 3 - (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 - (1,21)
= X ≤ 1,79
Berdasarkan acuan di atas maka konversi skala lima yang menjadi acuan
dalam penelitian ini akan ditampilkan sebagai berikut:
Tabel 3.6 Konversi nilai skala lima
Interval Kategori
4,22 - 5,00 Sangat baik
3,41 - 4,21 Baik
2,61 – 3,40 Cukup
1,80 – 2,60 Kurang baik
0 – 1,79 Sangat kurang baik
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, maka peneliti menarik kesimpulan bahwa
rentang interval antara 4,22 sampai 5,00 termasuk dalam kategori baik, rentang
interval antara 3,41 sampai 4,21 termasuk dalam kategori baik, rentang interval 2,61
sampai 3,40 termasuk dalam kategori cukup, rentang interval antara 1,80 sampai 2,60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
termasuk dalam kategori kurang baik, sedangkan rentang interval antara 0 sampai
1,79 termasuk dalam kategori sangat kurang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Kebutuhan
Langkah awal yang dilakukan oleh peneliti dalam mengembangkan media
pembelajaran konvensional kotak dakon KPK adalah dengan melakukan analisis
kebutuhan. Kegiatan ini dilakukan pada Sabtu, 26 September 2015 di SD Negeri
Kalasan I. Dalam melakukan analisis kebutuhan peneliti mengikuti langkah-
langkah pengembangan media yang sudah diuraikan pada bab III.
Dalam mengumpulkan data dan informasi peneliti menggunakan teknik
wawancara. Wawancara dilakukan pada guru kelas IV yaitu ibu SR di ruang
kelas IV. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data yang riil terkait
potensi dan masalah yang terjadi di sekolah. Permasalahan tersebut merupakan
bagaimana penggunaan media dalam pembelajaran di kelas khususnya pada
materi yang sulit dipahami siswa. Hasil wawancara tersebut dijadikan acuan bagi
peneliti dalam melakukan sebuah penelitian yang berjudul “Pengembangan
Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK materi Kelipatan Persekutuan Terkecil
(KPK) untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar.
a. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Wawancara analisis kebutuhan berpedoman pada 10 butir pertanyaan.
Penjelasan dari 10 butir pertanyaan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Butir pertanyaan pertama yaitu materi apa yang sulit dikuasai siswa
dalam kurikulum 2013. Guru memberikan jawaban bahwa terdapat beberapa
materi yang sulit dikuasi siswa salah satunya adalah materi kelipatan
persekutuan terkecil (KPK). Masih ada siswa yang kurang menguasai perkalian,
sehingga ketika memasuki materi KPK mereka mengalami kesulitan. Selain itu,
mereka belum terbiasa berpikir secara menyeluruh karena berangkat dari
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang menggunakan sistem mata
pelajaran.
Butir pertanyaan kedua yaitu apa upaya yang dilakukan oleh guru untuk
membantu kesulitan siswa. Guru memberikan jawaban bahwa beliau hanya
menggunakan permainan ular tangga yang dimodifikasi dari permainan
congklak.
Butir pertanyaan ketiga yaitu apakah setiap setiap kali mengajar di kelas,
menggunakan media. Guru memberikan jawaban bahwa dalam setiap
pembelajaran tidak selalu menggunakan media pembelajaran. Hal ini
dikarenakan tidak semua materi dalam kurikulum 2013 dapat dibuatkan media
pembelajaran. Selain itu, ada beberapa media yang agak sulit untuk dibuatkan.
Butir pertanyaan keempat yaitu jenis media apa yang paling sering
digunakan. Guru memberikan jawaban bahwa media yang sering digunakan
adalah media konvensional dan juga ICT. Media konvensional yang pernah
digunakan adalah media modifikasi ular tangga, sedangkan media ICT yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
digunakan adalah video dan powerpoint. Powerpoint yang digunakan masih
merupakan powerpoint biasa.
Butir pertanyaan kelima yaitu bagaimana intensitas penggunaan media
pembelajaran di kelas. Guru memberikan jawaban bahwa intensitas penggunaan
media pembelajaran di kelas sering. Terkadang siswa juga diminta membawa
sendiri media pembelajaran terkait dengan materi yang akan dipelajari.
Butir pertanyaan keenam yaitu bagaimana hasil penggunaan media
modifikasi permainan ular tangga yang pernah digunakan dalam pembelajaran
di kelas. Guru memberikan jawaban bahwa dari penggunaan media tersebut
siswa mengalami kemajuan dalam memahami konsep KPK namun ketika
membahas soal cerita terkait KPK siswa mengalami kesulitan.
Butir pertanyaan ketujuh yaitu apa materi yang sulit diajarkan
menggunakan media? Mengapa? Guru memberikan jawaban bahwa beliau tidak
menemukan materi yang sulit untuk diajarkan kepada siswa. Yang menjadi
kesulitan bagi beliau adalah menemukan media yang cocok untuk untuk
membantu siswa dalam menguasai materi pembelajaran.
Butir pertanyaan kedelapan yaitu media apa yang pernah Ibu gunakan
tetapi belum membantu siswa dalam mencapai indikator. Guru memberikan
jawaban bahwa media yang belum mencapai indikator adalah media
powerpoint. Beliau mengatakan media powerpoint memang dapat membantu
siswa namun siswa tidak mengalami pengalaman yang konkrit sehingga ada
indikator yang tidak tercapai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Butir pertanyaan kesembilan yaitu media apa yang pernah Ibu gunakan
yang sudah mencapai indikator. Guru memberikan jawaban bahwa media yang
digunakan dan sudah mencapai indikator adalah media modifikasi permainan
ular tangga. Meskipun sudah mencapai indikator namun, tidak semua siswa
dapat memahami konsep KPK dan dapat mengerjakan soal cerita terkait KPK
menggunakan media ini.
Butir pertanyaan kesepuluh yaitu media seperti apa yang Ibu inginkan
jika dibuatkan. Guru memberikan jawaban bahwa media yang beliau inginkan
adalah media yang dapat membantu siswa dalam memahami konsep KPK dan
dapat memahami soal cerita terkait KPK. Media yang dibuatkan adalah media
yang bervariasi dan sederhana serta praktis digunakan oleh guru maupun siswa
serta yang terpenting adalah dapat membantu siswa dalam memahami materi
KPK.
Berdasarkan hasil wawancara yang sudah dijabarkan di atas, peneliti
menarik kesimpulan bahwa siswa mengalami kesulitan mengerjakan KPK
karena siswa kurang menguasai perkalian. Sebagai upaya guru dalam mengatasi
masalah tersebut beliau menggunakan media modifikasi ular tangga untuk
membantu siswa dalam memahami konsep dan mengerjakan soal KPK. Hasil
dari penggunaan media ini adalah siswa mengalami kemajuan namun tidak
sepenuhnya 100%. Setiap pembelajaran di kelas, beliau sering menggunakan
media pembelajaran. Media yang sering digunakan adalah media konvensional
dan media ICT. Media yang sudah digunakan dan sudah mencapai indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
adalah media modifikasi ular tangga. Harapannya adalah peneliti dapat
membuatkan media yang berbeda dari media modifikasi permainan ular tangga
agar media yang digunakan lebih bervariasi dan dapat membantu siswa dalam
memahami materi KPK.
2. Deskripsi Produk Awal
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa langkah dalam
mengembangkan media konvensional kotak dakon KPK. Langkah awal yang
dilakukan adalah menentukan tema dan subtema. Setelah menentukan tema dan
subtema peneliti membuat jaring-jaring tema yaitu kompetensi inti dan
kompetensi dasar. Dari kompetensi inti dan kompetensi dasar yang ditentukan,
peneliti merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran berdasarkan
kompetensi dasar yang dipilih. Langkah selanjutnya adalah peneliti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) berdasarkan
rumusan indikator dan tujuan pembelajaran pada setiap muatan pelajaran.
Dalam RPPH yang dikembangkan, peneliti mengembangkan media
pembelajaran yaitu media kotak dakon KPK. Media kotak dakon KPK ini
dikhususkan untuk materi kelipatan persekutuan terkecil (KPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Gambar 4.1 Kotak dakon KPK sebelum diberi pilox bening
Gambar 4.2 Buku petunjuk penggunaan media sebelum delaminating
Gambar 4.3 Media Kotak dakon KPK belum dilengkapi dengan kartu evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) merupakan
gambaran kegiatan pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai kompetensi
dasar. RPPTH disusun secara sistematis yang menggunakan pendekatan tematik
integratif dan saintifik. RPPTH terdiri dari beberapa komponen yaitu: 1)
identitas RPPTH yang terdiri dari : nama satuan pendidikan, kelas dan
semester, tema dan subtema, muatan pelajaran terkait, pembelajaran ke-, dan
alokasi waktu, 2) kompetensi inti, 3) kompetensi dasar dan indikator, 4) tujuan
pembelajaran, 5) materi pembelajaran, 6) pendekatan, model, metode, dan
teknik pembelajaran, 7) media, alat dan bahan, dan sumber pembelajaran, 8)
langkah-langkah pembelajaran, 9) penilaian, dan 10) lampiran. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) dibuat untuk dua
pembelajaran yaitu pembelajaran kedua dan pembelajaran keempat.
Pembelajaran kedua dan keempat memiliki alokasi waktu (8 × 35 menit) dalam
setiap harinya. Langkah - langkah dalam pembelajaran menggunakan langkah-
langkah pendekatan saintifik yang dapat mengaktifkan siswa sehingga peran
guru dalam pembelajaran hanya sebagai fasilitator.
b. Media Pembelajaran Kotak Dakon KPK
RPPTH yang dibuatkan dilengkapi dengan media pembelajaran karena di
dalam RPPTH terdapat komponen media pembelajaran. Media pembelajaran
yang dikembangkan adalah kotak dakon KPK. Media kotak dakon KPK ini
didesain semenarik mungkin dan disesuaikan dengan karakteristik siswa kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
IV sekolah dasar. Media ini mendukung kegiatan siswa yang dijabarkan dalam
RRPTH dan Lembar Kerja Siswa (LKS) serta instrument penilaian untuk
mengukur sejauhmana siswa memahami materi dengan menggunakan media
ini. Berikut adalah gambar-gambar media kotak dakon KPK sebelum direvisi
gambar media Kotak Dakon KPK sebelum direvisi oleh validator.
Gambar 4.4 Tampak bagian luar media kotak dakon KPK
Gambar 4.5 Tampak bagian dalam media kotak dakon KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
3. Data Hasil Validasi Pakar Media Pembelajaran Konvensional dan Revisi
Produk
Peneliti melakukan validasi produk yang dihasilkan berupa
pengembangan media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK untuk
siswa kelas IV sekolah dasar kepada dua orang ahli media pembelajaran
konvensional. Ahli media pembelajaran konvensional tersebut terdiri dari dua
dosen yaitu Bapak PP dan Bapak GK. Pada tanggal 12 Januari 2017 Produk
divalidasi oleh validator Bapak PP dan Bapak GK sebanyak satu kali. Aspek
yang dinilai dari produk media kotak dakon KPK ini adalah 1) aspek konten
atau isi, 2) aspek tampilan, dan 3) aspek penggunaan dan penyajian. Data hasil
validasi ahli media konvensional ditampilkan pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil validasi ahli media konvensional
No Aspek Skor Rata-rata Kategori
A. Ahli media pembelajaran konvensional (A)
1 Aspek konten atau isi 49
4,60
Sangat Baik
2 Aspek tampilan 65
3 Aspek penggunaan dan
penyajian
24
B. Ahli media pembelajaran konvensional (B)
1 Aspek konten atau isi 51 4,76 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2 Aspek tampilan 68
3 Aspek penggunaan dan
penyajian
24
Berdasarkan tabel 4.1 hasil validasi ahli media pembelajaran
konvensional di atas, Bapak PP memberikan skor 49 pada aspek konten atau isi,
skor 65 untuk aspek tampilan, dan skor 24 untuk aspek penggunaan dan
penyajian. Dari ketiga aspek tersebut rata-rata rata-rata yang diperoleh adalah
4,60 dengan kategori “sangat baik” dan media pembelajaran dapat dinyatakan
layak digunakan tanpa revisi. Hasil validasi oleh Bapak GK memperoleh skor
51 pada aspek konten atau isi, skor 68 pada aspek tampilan, dan skor 24 pada
aspek penggunaan dan penyajian. Dari ketiga aspek tersebut, rata-rata yang
diperoleh adalah 4,76 dengan kategori “ sangat baik” dan media pembelajaran
dapat dinyatakan layak digunakan dengan revisi sesuai saran.
Dari hasil validasi tersebut, ada beberapa masukan atau saran
perbaikan yang diberikan oleh Bapak PP dan Bapak GK. Bapak PP
memberikan masukan bahwa ukuran whiteboard dapat diperbesar dan
dilengkapi dengan beberapa nomor soal untuk mengevaluasi kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal KPK. Bapak GK memberikan masukan bahwa
melengkapi petunjuk penggunaan media dengan materi KPK dan Rincian KD
serta Indikator. Data validasi secara rinci dapat dilihat pada lampiran data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
mentah skor validasi guru SD kelas IV. Saran perbaikan dari guru dan revisi
dapat dijabarkan dalam tabel di bawah ini.
Tabel 4.2 Saran Pakar Media Pembelajaran Konvensional
Aspek yang Dinilai Saran Revisi
Aspek Konten atau Isi
Media memfasilitasi
siswa untuk melakukan
evaluasi
Tambahkan soal
evaluasi untuk
mengevaluasi
kemampuan siswa
dalam menyelesaikan
soal KPK
Dilakukan perbaikan
dengan membuat soal
evaluasi untuk
mengevaluasi
kemampuan siswa
dalam menyelesaikan
soal KPK
Aspek Tampilan
Ketepatan ukuran
whiteboard
Ukuran whiteboard
dapat diperbesar
Dilakukan perbaikan
dengan mengubah
ukuran whiteboard
Aspek Penggunaan dan Penyajian
Petunjuk penggunaan
media disajikan dengan
jelas
Lengkapi petunjuk
penggunaan media
dengan materi KPK
dan rincian KD serta
indikator
Dilakukan perbaikan
pada petunjuk
penggunaan media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Berdasarkan tabel 4.2 di atas peneliti menarik kesimpulan bahwa
pakar media memberi saran pada aspek konten atau isi, aspek tampilan, dan
aspek penggunaan dan penyajian. Pada aspek konten atau isi, dosen memberi
saran bahwa media pembelajaran dilengkapai dengan soal evaluasi untuk
mengevaluasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal KPK. Pada aspek
tampilan pakar media memberikan saran bahwa ukuran whiteboard dapat
diperbesar lagi sedangkan pada aspek penggunaan dan penyajiaan, pakar
memberikan saran bahwa buku petunjuk penggunaan media diharapkan
dilengkapi dengan materi KPK, kompetensi dasar, dan indikator. Media
pembelajaran yang divalidasi oleh pakar media pembelajaran konvensional
direvisi sesuai saran. Data validasi secara rinci ada pada lampiran data mentah
skor validasi ahli media pembelajaran konvensional.
4. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas IV Ahli Media Pembelajaran
Produk media pembelajaran konvensional juga divalidasi oleh dua
guru kelas IV ahli media pembelajaran. Guru yang menjadi validator adalah
Ibu MU dan Ibu CD. Validasi oleh Ibu MU dilakukan pada tanggal 23
November 2016 sedangkan validasi Ibu CD dilakukan pada tanggal 17
Desember 2016. Aspek yang dinilai pada media pembelajaran kotak dakon
KPK, yaitu 1) aspek konten atau isi, 2) aspek tampilan, dan 3) aspek
penggunaan dan penyajian. Data hasil validasi guru kelas IV sekolah dasar
ditampilkan pada tabel berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Tabel 4.3 Data hasil validasi guru kelas IV sekolah dasar
No Aspek Skor Rata-rata Kategori
A. Guru kelas IV sekolah dasar (A)
1 Aspek konten atau isi 44
4,13 Baik
2 Aspek tampilan 59
3 Aspek penggunaan dan
penyajian 21
B. Guru kelas IV sekolah dasar (B)
1 Aspek konten atau isi 49
4,43 Sangat baik
2 Aspek tampilan 62
3 Aspek penggunaan dan
penyajian
22
Berdasarkan tabel 4.3 hasil validasi guru kelas IV sekolah dasar di
atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa, Ibu MU memberikan skor 44 pada
aspek konten atau isi, skor 59 aspek tampilan,ndan skor 21 aspek penggunaan
dan penyajian. Dari ketiga aspek tersebut, skor rata-rata yang diperoleh adalah
4,13 dengan kategori “baik” dan media pembelajaran dapat dinyatakan layak
digunakan tanpa revisi. Ibu CD memberikan skor 49 apa aspek konten atau isi,
skor 62 pada aspek tanpilan, dan skor 22 pada aspek penggunaan dan
penyajian. Dari ketiga aspek tersebut, skor rata-rata yang diperoleh adalah
4,43 dengan kategori “ Sangat baik” dan media pembelajaran kotak dakon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
KPK dinyatakan layak digunakan tanpa revisi. Dari hasil validasi tidak ada
saran yang diberikan oleh kedua guru.
B. Kajian Produk Akhir dan Pembahasan
Produk akhir yang dikembangkan oleh peneliti adalah produk yang sudah
direvisi berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh pakar media
konvensional dan guru kelas IV sekolah dasar. Revisi produk dilakukan
berdasarkan komentar dan saran yang diberikan oleh validator. Revisi dilakukan
dengan tujuan untuk menghasilkan produk yang baik dan layak digunakan dalam
pembelajaran di kelas. Produk akhir yang dihasilkan yaitu kotak dakon KPK.
1. Kajian Produk Akhir
Kajian produk akhir yang dihasilkan adalah media pembelajaran kotak dakon
KPK yang diuraikan sebagai berikut:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPH)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Harian (RPPH) yang
telah divalidasi oleh dua pakar media pembelajaran konvensional dan dua
guru kelas IV sekolah dasar bahwa rencana pembelajaran tematik harian
(RPPH) disesuaikan dengan produk awal. Adapun beberapa komponen
dalam RPPTH yaitu (1) identitas sekolah, (2) kompetensi inti, (3) pemetaan
kompetensi dasar dan indikator, (5) rumusan tujuan pembelajaran, (6)
menentukan media pembelajaran, (7) menentukan sumber belajar, (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
kegiatan pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti, dan
kegitan penutup, (9) penilaian, dan (10) lampiran-lampiran.
b. Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK
Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang telah
divalidasi oleh dua pakar media pembelajaran konvensional dan dua guru
kelas IV direvisi sesuai komentar dan saran perbaikan yang diberikan oleh
validator. Adapun perubahan yang dilakukan terhadap media kotak dakon
KPK yaitu: (1) aspek konten atau isi, (2) aspek tampilan, dan (3) aspek
penggunaan dan penyajian. Pada aspek konten atau isi, sesuai dengan
saran yang diberikan validator peneliti menambahkan soal evaluasi untuk
mengevaluasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal KPK. Pada
konten tampilan, peneliti mengubah ukuran whiteboard. Sedangkan dalam
aspek penggunaan dan penyajian peneliti menambahkan materi
pembelajaran, kompetensi dasar, dan indikator pada buku petunjuk media.
Gambar 4.6 Media kotak dakon KPK setela diberi Pilox bening
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Gambar 4.7 Buku petunjuk media setelah direvisi
Gambar 4.8 Kartu soal evaluasi
2. Pembahasan
Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang dihasilkan
mengacu pada kriteria pemilihan media menurut Azhar (2010: 75-76) yang
mengemukakan bahwa kriteria-kriteria pemilihan media yaitu:
a. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, artinya media yang dibuat sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai oleh siswa yang meliputi
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
b. Tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip,
atau generalisasi, artinya media dapat mendukung fakta serta dapat
menjelaskan konsep berdasarkan materi yang dipelajari.
c. Praktis, luwes, dan bertahan, artinya media yang dikembangkan dapat dan
mudah digunakan oleh siapa saja baik guru maupun murid. Selain itu,
media juga dapat bertahan yang artinya dapat digunakan berkali-kali dalam
proses pembelajaran.
d. Guru terampil menggunakannya, artinya media yang dikembangkan harus
dikuasai oleh guru sehingga dalam penggunaannya tidak mendapat
kesulitan.
e. Pengelompokan sasaran, artinya media yang dikembangkan diperuntukkan
pada jenis kelompok kecil atau besar.
f. Mutu teknis, artinya media yang dikembangkan harus jelas baik dari segi
penyajiannya maupun penggunaanya.
Berdasarkan media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK
yang telah divalidasi oleh pakar media pembelajaran konvensional dan dua
guru kelas IV sekolah dasar diperoleh hasil dimana media kotak dakon KPK
termasuk dalam kategori “Sangat Baik” dengan skor rerata akhir yaitu 4,48
yang dijabarkan sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Tabel 4.4 Rekapitulasi Validasi Pakar media pembelajaran
konvensional dan guru kelas IV SD
No Validator
Media Pembelajaran Konvensional
Skor Kategori
1 Pakar media pembelajaran
konvensional
4,60
Sangat Baik
2 Pakar media pembelajaran
konvensional
4,76
Sangat Baik
3 Guru SD kelas IV 4,13 Baik
4 Guru SD kelas IV 4,43 Sangat Baik
Jumlah 17,92
Rerata (jumlah total: validator) 4,48
Kategori Sangat Baik
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada validasi media
pembelajaran konvensional , pakar media pembelajaran konvensional (A)
memberikan skor 4,60 dengan kategori “sangat baik”. Pakar media
pembelajaran konvensional (B) 4,76 dengan kategori “sangat baik”. Guru
kelas IV (A) memberikan skor 4,13 dengan kategori “baik”. Guru kelas IV
(B) memberikan skor 3,03 dengan kategori “baik”. Dari hasil hasil validasi
diperoleh rerata skor rata-rata 4,43 dengan kategori “sangat baik”. Dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
perolehan skor yang diberikan oleh keempat validator, maka rerata akhir dari
validasi media adalah 4,48 dengan kategori “sangat baik”. Oleh karena itu,
media ini digolongkan pada kategori sangat baik karena sudah memenuhi
kriteria pemilihan media.
Berdasarkan spesifikasi media pembelajaran konvensional yang telah
dibuat, maka produk akhir media pembelajaran konvensional kotak dakon
KPK akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Produk yang dikembangkan berupa media pembelajaran konvensional
yaitu kotak dakon KPK. Kotak dakon KPK dibuat dari papan dan
didalamnya terdapat petakan kotak kecil yang berjumlah 100 kotak dan
setiap kotak diberi angka. Media ini dilengkapi dengan manik-manik
yang berfungsi sebagai dakon. Manik-manik ini diberi warna yang
berbeda agar memudahkan siswa dalam menggunakan media. Kotak-
kotak akan diberi warna yang berbentuk pola. Berikut adalah ketentuan
ukuran dari kotak dakon KPK
a. Kotak bagian luar berukuran panjang 60 cm, lebar 50 cm, tinggi 5 cm
meter dan ketebalan papan 1 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar 4.9 Tampak luar media kotak dakon KPK
b. Kotak kecil bagian dalam berukuran panjang 5 cm, lebar 5 cm, ketebalan
papan 2 inci. Jumlah kotak bagian dalam berjumlah 100 kotak yang diberi
warna berbeda-beda. Warna yang digunakan adalah warna biru, hijau dan
kuning. Selain itu terdapat kotak kecil berukuran 5 × 5 cm, terdapat pula
empat buah kotak yang berukuran 10 × 10 cm. Kotak ini dilengkapi
dengan whiteboard yang berukuran 10 × 10 cm, penghapus, dan spidol.
Kotak ini digunakan untuk menyimpan manik-manik. Kotak-kotak ini
berwarna kuning dan hijau.
Gambar 4.10 Tampak dalam media kotak dakon KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
c. Manik-manik yang digunakan dalam media kotak dakon KPK terbuat dari
kayu dengan ukuran 1 × 1 cm. Manik-manik ini berjumlah 100 buah
namun warna manik-manik berbeda yaitu 25 manik bewarna merah, 25
bewarna hijau, 25 berwarna orange, dan 25 berwarna putih.
Gambar 4.11 Manik-manik media kotak dakon KPK
2. Media kotak dakon KPK memiliki kartu soal untuk mengevaluasi
kemampuan siswa.
Gambar 4.12 Kartu evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
3. Kotak dakon KPK dikhususkan untuk materi Kelipatan Persekutuan
Terkecil (KPK) dengan subtema “Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas
IV sekolah dasar.
4. Kotak dakon KPK dapat digunakan berulang-ulang. Artinya, media ini
bukan merupakan media yang hanya sekali pakai melainkan dapat
digunakan secara berulang-ulang.
5. Kotak dakon KPK memiliki daya tahan yang lama. Artinya, media ini
dapat digunakan dalam kurun waktu yang lama.
6. Kotak dakon KPK mudah di bawah kemana-mana. Artinya, media ini tidak
memiliki batasan ruang dan waktu jika hendak digunakan.
7. Kotak dakon KPK didesain semenarik mungkin untuk menarik perhatian
siswa dan sesuai dengan karakteristik peserta didik.
8. Kotak dakon KPK dapat digunakan secara individu maupun secara
berkelompok oleh peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai media
konvensional kotak dakon KPK, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pengembangan media pembelajaran kotak dakon KPK menggunakan metode
Research and Development (R&D) yang dikembangkan oleh Borg dan Gall. Dari
kesepuluh langkah-langkah Research and Development (R&D) peneliti terbatas
sampai pada tahap kelima yaitu (a) analisis potensi dan masalah, (b)
pengumpulan data, (c) desain produk, (d) validasi produk, dan (e) revisi produk.
Media yang dikembangkan hanya dijadikan sebagai pegangan guru. Produk akhir
yang dihasilkan dari berupa media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK.
2. Media pembelajaran konvensional kotak dakok KPK dengan subtema
“Pemanfaatan Energi” untuk siswa kelas IV memiliki kualitas baik berdasarkan
hasil validasi dari kedua pakar media pembelajaran konvensional dan kedua guru
kelas IV sekolah dasar. Validasi pertama oleh Bapak PP dengan perolehan skor
4,60 dengan kategori “sangat baik”. Validasi kedua oleh Bapak GK dengan
perolehan skor 4,76 dengan kategori “sangat baik”. Validasi Guru kelas IV oleh
Ibu MU dengan perolehan skor skor 4,13 dengan kategori “baik” dan oleh Ibu
CD skor 4,43 dengan kategori “sangat baik”. Dari hasil hasil validasi diperoleh
rerata skor rata-rata 4,48 dengan kategori “ sangat baik”. Dengan perolehan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
rerata tersebut, maka media kotak dakon KPK layak untuk diujicoba dalam
pembelajaran.
B. Keterbatasan Pengembangan
Produk media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK yang
dikembangkan memiliki keterbatasan yang dijabarkan sebagai beerikut:
1. Dalam melakukan analisis kebutuhan, peneliti menggunakan teknik wawancara
yang dilakukan pada satu orang guru kelas IV. Dengan demikian, data yang
diperoleh kurang mendalam.
2. Penelitian pengembangan yang dilakukan hanya sampai pada langkah
pengembangan kelima yaitu pada tahap revisi produk.
3. Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK hanya terbatas pada materi
kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dengan subtema “Pemanfaatan Energi”.
4. Media pembelajaran konvensional kotak dakon KPK digunakan untuk kelompok
kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa.
5. Pengembangan media konvensional kotak dakon KPK menggunakan buku
kurikulum 2013 edisi tahun 2014. Hal ini dikarenakan peneliti terlambat
mengetahui bahwa adanya buku kurikulum 2013 edisi revisi tahun 2016.
C. Saran
Adapun saran dari peneliti untuk peneliti berikutnya yang
mengembangkan media pembelajaran konvensional sejenis adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
1. Sebaiknya wawancara yang dilakukan dalam analisis kebutuhan dilakukan juga
dengan siswa supaya mendapatkan informasi tambahan terkait masalah yang
dihadapi siswa.
2. Sebaiknya penelitian pengembangan dilakukan terhadap kesepuluh langkah
pengembangan agar dapat mengetahui kualitas dari media yang dikembangkan
secara tepat.
3. Sebaiknya media yang dikembangkan harus dapat digunakan untuk materi lain
yang ada dalam muatan pembelajaran.
4. Sebaiknya peneliti harus mengetahui berbagai perkembangan terkait dengan hal
yang akan diteliti sehingga tidak dapat mengalami kesulitan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
DAFTAR PUSTAKA
Amin, A. 2015. Pengembangan Media Permainan Dakonmatika Pada Materi Faktor
Persekutuan Terbesar (FPB) Dan Kelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) Bagi
Siswa Kelas IV Baitur Rohim. Diunduh dari http://digilib.uinsby.ac.id/3687/.
Tanggal 24 Februari 2017
Anitah, Sri. 2010. Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Arsyad, Azhar. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Asdi Mahasatya.
Fadillah, M. 2014. Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran SD/MI,
SMP/MTs. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Ed. 1, Cet.6. Jakarta:
Bumi Aksara.
https://id.wikipedia.org/wiki/Congklak
Karnadi, dkk. 2006.UU RI No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta:
Cipta Jaya
Kustandi, Cecep dan Sutjipto, Bambang. 2013. Media Pembelajaran; Manual dan
Digital, Cet. 1 Ed. 2. Bogor: Ghalia Indonesia.
Kusumaningrum, P. Yunianta, Hasti Nova T dan Wahyudi. 2014. Pengembangan
Media Pembelajaran Communion Paper Materi FPB Dan KPK Untuk Siswa
Sekolah Dasar. Diunduh dari
http://respository.uksw.edu/bitstream/123456789/5626/TI Full%20yext.pdf.
Tanggal 24 Februari 2017.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Majid, Abdul. 2014. Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya
Offset.
Majid, Abdul dan Rochman, Chaerul. 2014. Pendekatan Ilmiah; Dalam Implementasi
Kurikulum 2013. Bandung : Remaja Rosdakarya Offset.
Meggitt, Charolyn. 2012. Memahami Perkembangan Anak. Jakarta: Permata Puri
Media.
Munadi, Y. 2010. Media Pembelajaran; sebuah pendekatan baru. Jakarta: Gaung
Persada Press Group.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu H. 2007. Metodologi Penelitian. --Cet. 8.--
Jakarta: Bumi Aksara.
Nurhayati, dkk.2016. Pengembangan Media Permainan Congklak Matematika.
Diunduh dari
http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/Dinamika/article/view/940. Tanggal 9
Januari 2017.
Sadiman, Arief S. 2014. Media Pedidikan: Pengertian, Pengertian, dan
Pemanfaatnya. –Ed. 1 – Cet. 17. Jakarta: Rajawali Pers.
Sanaky. 2013. Media Pembelajaran Interaktif-Inovatif. Yogyakarta: Kaukaba
Dipantara.
Sanjaya, W. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R & D. Bandung: Anggota Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI).
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka Insan
Madani, Anggota IKAPI.
Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.
Yani, Ahmad. 2014. Minset Kurikulum 2013. Cet. 2. Bandung: Alfabeta.
Undang-undang Nomor: 14 Tahun 2006 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 74 Tahun 2008 Tentang Guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 1:
SURAT IZIN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 2:
SURAT KETERANGAN PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 3:
SURAT IZIN VALIDASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran 4:
RANGKUMAN WAWANCARA ANALISIS KEBUTUHAN
No Daftar Pertanyaan Jawaban Responden
1. Materi apa yang sulit dikuasai
siswa dalam kurikulum 2013?
Ada beberapa materi yang sulit
dikuasai siswa salah satunya adalah
materi KPK. Hal ini dikarenakan siswa
kurang menguasai perkalian, sehingga
ketika membahas materi KPK mereka
mengalami kesulitan.
2. Apa upaya yang dilakukan oleh
guru untuk membantu kesulitan
siswa?
Saya membuat media pembelajaran
berupa modifikaasi ular tangga.
3. Apakah setiap kali mengajar ibu
menggunakan media?
Saya tidak selalu menggunakan media
pembelajaran dalam pembelajaran.
4. Jenis media apa yang sering
digunakan?
Media yang sering digunakan adalah
media ICT dan konvensional.
5. Bagaimana intensitas penggunaan
media pembelajaran di kelas?
Intensitas penggunaan media di kelas
sangat sering.
6. Bagaimana hasil penggunaan media
modifikasi ular tangga?
Hasil dari penggunaan media tersebut
cukup baik, karena siswa mengalami
kemajuan dalam memahami materi.
7. Apa materi yang sulit diajarkan
menggunakan media?
Saya tidak menemukan materi yang
sulit diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
8. Media apa yang pernah Ibu
gunakan tetapi belum membantu
siswa dalam mencapai indikator?
Media yang belum sepenuhnya
mencapai indikator adalah media
powerpoint.
9. Media apa yang pernah Ibu
gunakan yang sudah mencapai
indikator?
Media yang sudah mencapai indikator
yaitu modifikasi ular tangga.
10. Media seperti apa yang Ibu
inginkan jika dibuatkan.
Yang jelas, saya ingin media yang
sederhana dan berbeda dari modifikasi
ular tangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampiran 5:
DATA MENTAH HASIL VALIDASI PAKAR MEDIA KOTAK DAKON KPK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 6:
DATA MENTAH HASIL VALIDASI GURU SD KELAS IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
BIODATA PENULIS
Matilda Kurniati. Lahir di Beangiung Manggarai
NTT tanggal 14 Maret 1995. Lulus Sekolah Dasar
pada tahun 2007. Melanjutkan Sekolah Menengah
Pertama di SMP Fransiskus Xaverius Ruteng dan
lulus pada tahun 2010. Melanjutkan Sekolah
Menengah Atas Di SMA Negeri SMA Negeri 1
Langke Rembong. Sekarang sedang melanjutkan
studi di perguruan tinggi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Pendidikan di
perguruan tinggi dengan mengakhiri menulis skripsi berjudul “Pengembangan
MediaPembelajaran Konvensional Kotak Dakon KPK Materi KPK pada Subtema
Pemanfaatan Energi Untuk Siswa Kelas IV Sekolah Dasar”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI