Upload
lamhanh
View
247
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
THREADED UNTUK SISWA KELAS IV SD MENGACU KURIKULUM
2013
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Tyas Susilowati
NIM: 141134106
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Karya ini peneliti persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu menjadi andalan peneliti,
senantiasa memberkati, menemani, dan menuntun peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Bapak Petrus Suwasman dan Ibu Theresia Tuginem, kedua orang tuaku yang
selalu memberikan doa, cinta, dan dukungan kepada peneliti, sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Kakakku Sakti Subowo, Dwi Kurniawan dan Rosa Istri Winanti yang selalu
memberikan doa dan motivasi selama peneliti menyelesaikan skripsi.
Fransisca Wahyu Eri Widiastuti, Fitri Damayanti, Sihrumanti Dwi Praptiwi,
Prama Dawardani S.W, Norman Wildan Wibisiono, Yosafat Margiono dan Dedi
Permana yang memberikan dukungan, keceriaan dan semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
Rekan-rekan PGSD USD kelas C angkatan 2014 dan teman-teman payung
pembelajaran terpadu yang selalu memberikan dukungan selama menyelesaikan
skripsi ini.
Almamaterku tercinta
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah
dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan
ucapan syukur.
(Filipi 4:6)
Berdoalah seolah-olah semuanya bergantung pada Allah, bekerjalah seolah-olah
segalanya bergantung kepadamu.
(St. Agustinus)
Kalau kita tidak mempergunakan kesempatan yang ada, pihak lain akan
mempergunakan kesempatan itu. Kalau kita tidak memberikan inspirasi-inspirasi,
pihak lain akan memberikannya. Kalau belum juga dimulai sekarang, kapan akan
dimulai, sedang yang lain sudah lama dan selalu dan terus mulai.
(Mgr. Albertus Soegijapranata, SJ)
Jika pikiran saya bisa membayangkannya, hati saya bisa meyakininya, saya tahu
saya akan mampu menggapainya.
(Jesse Jackson)
Believe that He loves you. He want to help you. Himself in the struggles. Let
yourself be loved.
(St. Elizabeth)
Develop a passion for learning. If you do, you will never cease to grow.
(Anthony J. D’Angelo)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
THREADED UNTUK SISWA KELAS IV SD MENGACU KURIKULUM
2013
Tyas Susilowati
Universitas Sanata Dharma
2018
Pembelajaran terpadu tipe threaded merupakan salah satu tipe pembelajaran
terpadu yang membuat untaian antara beberapa keterampilan yaitu keterampilan
berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan ganda dan keterampilan mengorganisir.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan
kombinasi dari Borg & Gall dan Dick & Carey. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui kualitas produk. Langkah-langkah pengembangan penelitian ini (1)
analisis kebutuhan dan tujuan, (2) Penelitian dan pengumpulan data, (3)
pengembangan produk awal, (4) evaluasi formatif, (5) melakukan revisi, (6)
evaluasi sumatif dan (7) penyempurnaan produk akhir. Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan lembar kuisioner
untuk validasi. Wawancara digunakan untuk analisis kebutuhan kepada guru kelas
IV di SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta dan SD Joannes Bosco Yogyakarta,
sedangkan kuisioner digunakan untuk validasi kualitas perangkat pembelajaran
terpadu tipe threaded oleh pakar pembelajaran terpadu dan guru kelas IV.
Perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk siswa kelas IV SD
mengacu Kurikulum 2013 dikembangkan dengan kualitas sangat baik dan layak
digunakan berdasarkan validasi pakar pembelajaran terpadu dan guru SD kelas IV.
Validator pakar pembelajaran terpadu (A) memberikan skor 4,84 dengan kategori
“sangat baik”dan pakar pembelajaran terpadu (B) dengan skor 4,02 dengan kategori “baik”, guru SD kelas IV (A) memberikan skor 4.03 dengan kategori “baik”
sedangkan guru SD kelas IV (B) memberikan skor 4,15 dengan kategori “baik”.
Kata Kunci: Perangkat pembelajaran, pembelajaran terpadu tipe threaded,
Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE DEVELOPMENT OF INTEGRATED LEARNING TOOL THREADED
TYPE FOR GRADE IV ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS REFFERING
TO CURRICULUM 2013
Tyas Susilowati
Universitas Sanata Dharma
2018
Threaded type integrated learning is an integrated learning which created
thingking skill, social skill, multiple intelligences and organize skill.
This research used Borg & Gall and Dick & Carey development
modification research method. The aim of this reseach was find the product quality.
There where seven steps of the research development: 1) assess needs to identify
goal(s), 2) researching and information collection, 3) develop preliminary form of
product, 4) formative evaluation, 5) revision instruction , 6) summative evalution,
and 7) final product revision. In order to gather the data, the researcher did an
interview then distributed questionnaire for validation. The interview was
conducted to analyse the grade IV teachers necessity in SD Negeri Kintelan 1 and
Joannes Bosco. Besides, the questionnaire was done to validate the threaded type
in integrated learning tool quality by integrated learning expert and grade IV
teachers.
The threaded type in integrated learning tool for grade IV based on 2013
curriculum developed in the best proper and quality. It was used based on the
integrated learning expert validation and grade IV teachers. the integrated learning
expert validation (A) give a score of 4,84 with “very good” category and the
integrated learning expert validation (B) give a score of 4.02 with “good”
category, grade IV teacher (A) give a score 4,03 with “good” category, while grade
IV teacher (B) give a score 4, 15 with “good”category.
Keyword: learning tools, threaded type of integrated learning, 2013 curriculum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang senantiasa memberikan
kasih, penyertaan dan pencurahan Roh Kudus-Nya sehingga skripsi yang berjudul
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded untuk Siswa
Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013 ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi
ini disusun sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Unversitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat terselesaikan karena bimbingan
dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati
perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan, motivasi, dan dukungan baik secara langsung maupun
tidak langsung selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.
Ucapan terimakasih peneliti ucapkan kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
4. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku dosen pembimbing, yang telah
membimbing dan mamberikan motivasi peneliti dalam menyelesaikan
skripsi ini.
5. Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd., yang telah membantu, mengarahkan dan
memberikan saran bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Dosen pembelajaran terpadu selaku validator yang telah membantu
memaksimalkan hasil penelitian.
7. Tarcicius Tri Indartanta, S.Sos., selaku Kepala Sekolah SD Joannes Bosco
Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di Kelas IV Musikal 1 dan IV Musikal 3.
8. Anggit Rita D.W.F, S.Pd. dan Yovita Dian Putranti, S.Pd., selaku guru kelas
IV Musikal 1 dan IV Musikal 3 SD Joannes Bosco Yogyakarta selaku
validator dan selalu memberikan dukungan bagi peneliti.
9. Para dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah
memberikan ilmu dan pengetahuan kepada peneliti selama kuliah.
10. Guru, karyawan serta siswa SD Joannes Bosco yang telah memberikan
dukungan dan semangat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………..ii
LEMBAR PENGESAHAN………………………………………………………iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA…………………………………………vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……………………………………….viii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ............................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
E. Batasan Istilah ................................................................................................ 7
F. Spesifikasi Produk ......................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10
A. Kajian Pustaka ............................................................................................. 10
1. Karakteristik Kurikulum SD 2013.......................................................... 10
2. Perangkat Pembelajaran ......................................................................... 16
3. Pembelajaran Terpadu ............................................................................ 28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
4. Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded (Untaian) ................................... 42
B. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 52
C. Kerangka Pikir ............................................................................................. 55
D. Pertanyaan Penelitian................................................................................... 59
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 60
A. Jenis Penelitian ............................................................................................ 60
B. Prosedur Pengembangan .............................................................................. 67
C. Setting Penelitian ......................................................................................... 72
D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 72
E. Instrumen Penelitian .................................................................................... 73
F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN 79
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 79
1. Analisis Kebutuhan ................................................................................ 79
2. Deskripsi Produk Awal........................................................................... 86
3. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk ...... 90
4. Data Validasi Guru kelas IV SD Pelaksana Kurikulum 2013 dan Revisi
Produk ................................................................................................... 94
5. Kajian Produk Akhir............................................................................... 97
B. Pembahasan ............................................................................................... 100
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN 109
A. Kesimpulan ................................................................................................ 109
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 110
C. Saran .......................................................................................................... 110
DAFTAR REFERENSI…………………………………………………….....111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Untaian Keterampilan Berpikir………………………………… 46
Tabel 2.2 Keterampilan Sosial ………………………………………….... 47
Tabel 3.1 Konversi Nilai Skala Lima........................................................... 75
Tabel 3.2. Konversi Nilai dan Skor ke Data Kualitatif pada Skala 5........... 76
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe
Threaded..................................................................................... 78
Tabel 4.1 Saran Pakar Pembelajaran Terpadu dan Revisi…………………. 92
Tabel 4.2 Saran Perbaikan dan Revisi Guru kelas IV Pelaksana Kurikulum
2013 Sekolah Dasar.......................................................................
96
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu dan Guru
Kelas IV Sekolah Dasar Pelaksana Kurikulum
2013.............................................................................................
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Gambar Tipe Threaded (Untaian).........................................
50
Gambar 2.2 Penelitian yang Relevan........................................................ 56
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir................................................................. 58
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut
Borg and Gall.......................................................................
61
Gambar 3.2 Model Pengembangan Menurut Dick and Carey................... 64
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian....................................... 71
Gambar 4.1 Sampul Buku......................................................................... 101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kebutuhan Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Terpadu..........................................
114
Lampiran 2 Rangkuman Hasil Wawancara di SD Negeri Kintelan 1
Yogyakarta............................................................................
115
Lampiran 3 Rangkuman Hasil Wawancara di SD Joannes Bosco
Yogyakarta............................................................................
117
Lampiran 4 Pernyataan Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran
Terpadu Tipe Threaded.........................................................
120
Lampiran 5 Pernyataan Uji Coba Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe
Threaded.............................................................................
122
Lampiran 6 Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 1.................................. 125
Lampiran 7 Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 2.................................. 131
Lampiran 8 Validasi uji Coba Guru Kelas IV 1.......................................... 137
Lampiran 9 Validasi Uji coba Guru Kelas IV 2........................................... 142
Lampiran 10 Surat Permohonan Izin Penelitian.......................................... 148
Lampiran 11 Surat Pernyataan Kepala Sekolah.......................................... 149
Lampiran 12 Foto-foto Kegiatan ………………………………………… 150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Ahmad D. Marimba (dalam Hasbullah, 2003: 3) menyatakan
pendidikan merupakan hal penting di dalam kehidupan. Pendidikan
merupakan suatu proses bimbingan yang dilaksanakan secara sadar oleh
pendidik terhadap suatu proses perkembangan jasmani dan rohani peserta
didik, yang tujuannya agar kepribadian peserta didik terbentuk dengan sangat
unggul.
Kebutuhan akan pendidikan merupakan bagian penting dalam
kehidupan manusia. Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai
fondasi dari pendidikan dasar adalah sekolah dasar. Pendidikan yang
ditempuh pada pendidikan dasar diharapkan mampu menjadi fondasi bagi
proses pendidikan selanjutnya sehingga pendidikan dasar seharusnya
dilaksanakan dengan optimal dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas
sumber daya manusia. Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Prastowo
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
(2013: 13) yang menjelaskan bahwa pendidikan dasar memiliki dua fungsi
utama, yaitu 1) memberikan pendidikan dasar berkaitan dengan kemampuam
berpikir kritis, membaca, menulis, berhitung penguasaan dasar-dasar untuk
mempelajari sains dan teknologi, dan kemampuan berkomunikasi, 2)
pendidikan dasar memberikan dasar-dasar untuk mengikuti pendidikan pada
jenjang berikutnya.
Sejak tahun 2013 pemerintah telah menentukan kebijakan mengenai
sistem pendidikan baru yang berlaku di Indonesia. Kebijakan yang dibuat
adalah mengenai berlakunya Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lahir sebagai
wadah untuk anak-anak Indonesia dalam mengembangkan berbagai potensi
yang dimilikinya. Secara implikatif kebijakan tersebut berdampak pada
diterapkannya pembelajaran terpadu di jenjang Sekolah Dasar (SD). Joni, T.R
(dalam Margunayasa Arini, dan Japa, 2014: 4), menyatakan pembelajaran
terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa,
baik secara individual maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan
menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan
otentik.
Penerapan pembelajaran terpadu diarahkan agar mampu memberikan
pengalaman yang bermakna secara menyeluruh kepada siswa. Dengan
demikian, siswa dapat memecahkan masalah yang dihadapinya. Selain itu,
siswa juga belajar memahami sesuatu secara langsung sesuai kemampuannya.
Pembelajaran yang bermuatan keterpaduan, baik inter mata pelajaran maupun
antar mata pelajaran dipandang sebagai suatu kontimum yang bergerak dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
cara-cara spontan (inter mata pelajaran sampai pada cara terstruktur antar
mata pelajaran). Selain itu, penyusunan kurikulum pembelajaran terpadu
memastikan penggunaan multiple intelegences (kecerdasan ganda) sebagai
pilihan cara belajar siswa (Akbar dkk, 2016: 12). Multiple intelegences dapat
mendukung pelaksanaan pembelajaran terpadu di sekolah. Penjelasan
tersebut diperkuat oleh Armstrong (2013: 74) yang menjelaskan bahwa teori
kecerdasan ganda memberikan sebuah konteks untuk membangun struktur
kurikulum tematis.
Kurikulum 2013 mengacu pada beberapa tipe-tipe pembelajaran
terpadu yang dikembangkan oleh Fogarty. Fogarty (dalam Mangunayasa,
Arini, dan Japa, 2014: 21) menyatakan sepuluh model pembelajaran terpadu:
tipe pisah (fragmented), tipe hubungan (connected), tipe gugusan (nested),
tipe urutan (sequenced), tipe gabungan bagian (shared), tipe jaring laba-laba
(webbed), tipe untaian (threaded), tipe keterpaduan (integrated), tipe celup
(immersed) dan tipe jaringan (networked). Sepuluh tipe pembelajaran terpadu
ini memiliki ciri khas masing-masing yang dapat diimplementasikan pada
Kurikulum 2013.
Fakta yang ditemukan bahwa kondisi praktik pembelajaran yang terjadi
di lapangan kurang sesuai dengan yang diharapkan dalam kebijakan
penerapan Kurikulum 2013 ini. Berdasarkan hasil wawancara guru di dua SD,
di antaranya SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta dan SD Joannes Bosco
Yogyakarta terdapat permasalahan-permasalahan yang dialami oleh guru
dalam menyusun perangkat pembelajaran terpadu dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pengimplementasiannya. Saat ini penerapkan Kurikulum 2013 yang
pembelajarannya bersifat terpadu mengalami sejumlah kendala.
Permasalahan yang terjadi pada guru, diantaranya: 1) guru belum paham
mengenai pembelajaran terpadu yang diterapkan pada Kurikulum 2013.
Sejauh ini pemahaman guru bahwa Kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran terpadu dengan pendekatan saintifik (5M) dan saling
mengaitkan antar mata pelajaran, 2) guru belum mengetahui dan menguasai
secara keseluruhan tipe-tipe pembelajaran terpadu yang dapat digunakan
dalam Kurikulum 2013, pengetahuan guru hanya terbatas pada tipe webbed
dan integrated, 3) guru masih mengalami beberapa kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran terpadu meskipun sudah beberapa kali
mengikuti pelatihan Kurikulum 2013. Hal ini disebabkan dalam satu
pembelajaran terdapat beberapa muatan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD) dari berbagai mata pelajaran sehingga guru kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran dari pagi hingga siang, 4) guru tidak mengalami
kesulitan di dalam proses melaksanakan pembelajaran terpadu. Namun, guru
mengalami kesulitan dalam melakukan penilaian hasil evalusi, dan 5) guru
belum mengetahui dan menguasai pembelajaran terpadu tipe threaded.
Ketika peneliti menanyakan mengenai bagaimana menemukan dan
berbagi konsep, keterampilan serta sikap yang diuntaikan dalam setiap mata
pelajaran, guru mengungkapkan bahwa pembelajaran yang dilakukan
cenderung terpaku pada buku pegangan guru dan langkah-langkah
pembelajaran disesuaikan dengan apa yang termuat dalam buku pegangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
guru tersebut, sehingga guru tidak mengembangkan kegiatan pembelajaran di
kelas. Dalam proses pembelajaran guru lebih menekankan pada aspek
kognitif dibandingkan aspek sikap dan keterampilan, sehingga guru kurang
memperhatikan minat dan bakat siswa.
Implementasi Kurikulum 2013 yang telah ditetapkan oleh pemerintah
dengan menekankan pembelajaran terpadu belum ideal, hal ini dilihat dari
fakta di lapangan. Sehingga, guru membutuhkan contoh pengembangan
perangkat pembelajaran terpadu khususnya tipe threaded. Perangkat
pembelajaran terpadu tipe ini bersifat melengkapi dan menyempurnakan,
sehingga kualitas proses pembelajaran terpadu dalam praktik pembelajaran di
Sekolah Dasar (SD) dapat meningkat. Berdasarkan informasi yang diperoleh,
maka peneliti terdorong untuk mengembangkan perangkat pembelajaran
terpadu dengan melakukan penelitian dan pengembangan yang berjudul
“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded untuk
Siswa Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013”.
Tipe pembelajaran terpadu tipe threaded dapat membantu siswa dalam
mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Pembelajaran terpadu tipe
threaded menekankan keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan
ganda (multiple intelegences) dan keterampilan mengorganisir yang
diuntaikan pada setiap disiplin ilmu. Tipe pembelajaran terpadu ini dapat
membantu siswa belajar secara utuh dan aspek kognitif, afektif serta
psikomotorik dalam pembelajaran dapat tercapai. Hasil dari penelitian ini
dapat menjadi contoh konkret pengembangan perangkat pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
terpadu dan membantu guru dalam mengembangkan perangkat pembelajaran
terpadu mengacu Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar (SD).
B. Rumusan Masalah
Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk
siswa kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013?
C. Tujuan Penelitian
Mendeskripsikan kualitas produk perangkat pembelajaran terpadu tipe
threaded untuk siswa kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam menyusun
dan mengembangkan perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded
untuk siswa kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013 yang telah teruji
kualitasnya.
2. Bagi Guru
Memberi inspirasi bagi guru untuk mengembangkan perangkat
pembelajaran terpadu berdasarkan tipe threaded dengan mengacu
Kurikulum 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Bagi Sekolah
Sekolah memperoleh contoh konkret pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu berdasarkan tipe threaded yang mengacu pada
Kurikulum 2013.
4. Bagi Dunia Pendidikan
Sebagai alat koreksi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi di
dalam dunia pendidikan dan hasil penelitian dapat dipertimbangkan
untuk menentukan kebijakan di dalam bidang pendidikan, terutama
berhubungan dengan peningkatan mutu pendidikan di dunia
pendidikan.
E. Batasan Istilah
1. Perangkat pembelajaran adalah alat atau perlengkapan yang harus
disiapkan oleh guru sebelum melaksanakan pembelajaran guna
melakukan proses yang memungkinkan pendidik dan peserta didik
melakukan kegiatan pembelajaran.
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan
untuk satu pertemuan atau lebih dan dijadikan pedoman oleh guru
dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
3. Pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menghubungkan atau
mengintegrasikan berbagai kompetensi, konsep, topik dan keterampilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
dari berbagai mata pelajaran atau bidang studi untuk memperoleh
pengalaman belajar yang bermakna, utuh dan menyeluruh.
4. Pembelajaran terpadu tipe threaded adalah salah satu tipe pembelajaran
terpadu yang membuat untaian antara beberapa keterampilan yaitu
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan ganda dan
keterampilan mengorganisir.
5. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam sistem
Pendidikan Indonesia. Kurikulum yang menggunakan pendekatan
terpadu dan mengembangkan sikap spiritual dan sosial serta
menekankan kemampuan interpersonal, antarpersonal, dan kemampuan
berpikir kritis.
F. Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang akan dihasilkan sebagai berikut.
1. Buku perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded ditujukan untuk
sekolah dasar kelas IV. Sampul buku berwarna merah jambu dan
dicetak menggunakan kertas ivory 230.
2. Judul dan gambar sampul buku mewakili isi buku.
3. Jenis huruf yang dipilih adalah Times New Roman, Arial dan Calibry
4. Isi buku dicetak menggunakan kertas A4s 80g/m2.
5. Buku rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded tertuang
dalam 104 halaman yang berisi a) kata pengantar, b) daftar isi, c) teori
dasar pembelajaran terpadu tipe threaded, d) pemetaan jaringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
kompetensi dasar dan indikator berdasarkan pembelajaran terpadu tipe
threaded, e) rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded,
dan f) daftar referensi.
6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangakan
berdasarkan karakteristik Kurikulum 2013.
7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangkan berdasarkan
karakteristik tipe threaded yaitu menggunakan keterampilan berpikir,
menggunakan keterampilan sosial, menggunakan kecerdasan ganda,
menggunakan pendekatan metakurikuler, memadukan beberapa bidang
studi atau mata pelajaran lintas tema dan keterpaduam terletak pada
persamaan keterampilan.
8. Alokasi waktu dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah
9 x 35 menit.
9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini bersifat praktis dan
fungsional.
10. Produk disusun menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Karakteristik Kurikulum SD 2013
Daryanto (2014: 1) menyatakan bahwa kurikulum adalah suatu
respon pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat dan bangsa dalam
membangun generasi muda bangsanya. Hal ini senada dengan yang
dipaparkan oleh Bobbit (dalam Kurniasih & Sani, 2014: 3) bahwa
kurikulum sebagai suatu gagasan, telah memiliki akar kata Bahasa
Latin Race-Source, menjelaskan kurikulum sebagai “mata pelajaran
perbuatan”dan pengalaman yang dialami anak-anak sampai menjadi
dewasa agar kelak sukses dalam masyarakat orang dewasa.
Kurikulum terdiri dari cara yang digunakan untuk mencapai atau
melaksanakan tujuan yang diberikan sekolah (Krug dalam Kurniasih &
Sani, 2014: 5). Berdasarkan teori-teori di atas, kurikulum adalah cara
atau respon untuk mencapai tujuan pendidikan dan berguna untuk
membangun generasi bangsa agar kelak sukses dalam kehidupan
masyarakat.
Kurikulum yang berlaku di Indonesia untuk jenjang Sekolah
Dasar (SD) pada saat ini adalah Kurikulum 2013. Kurikulum 2013 lahir
sebagai kurikulum baru atau bisa dikatakan sebagai pengembangan
kurikulum sebelumnya, yaitu Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada
tahun 2006. Kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi untuk
meningkatkan capaian pendidikan (Majid, 2014: 27). Nuh (dalam
Kurniasih & Sani, 2014: 22) Kurikulum 2013 ini lebih menekankan
pada kompetensi dengan pemikiran kompetensi berbasis sikap,
keterampilan dan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan amanat UU. No
20 Tahun 2003 sebagaimana tersurat dalam penjelasan Pasal 35, yaitu
kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar
nasional yang telah disepakati (dalam Majid, 2014: 28). Adapun
karakteristik mendasar dari Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.
a. Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Terpadu
Permendikbud nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah menyebutkan bahwa sesuai
dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi, maka
prinsip pembelajaran yang digunakan dari pembelajaran parsial
menuju pembelajaran terpadu. Mata pelajaran dalam pelaksanaan
Kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu, semua
materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu
untuk menghasilkan kompetensi lulusan (Daryanto, 2014: 17).
Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Majid (2014: 49)
bahwa kurikulum SD/MI menggunakan pendekatan
pembelajaran tematik terpadu dari kelas 1 sampai kelas VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan
pembelajaran yang memadukan berbagai kompetensi dari
berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
Kurniawan (2014: 95) memaparkan bahwa pembelajaran
terpadu tematik adalah salah satu bentuk atau model dari
pembelajaran terpadu, yaitu model webbed. Pada intinya
pembelajaran ini menekankan pada pola pengorganisasian materi
yang terintegrasi oleh suatu tema.
Pembelajaran tematik pada dasarnya adalah bentuk
pembelajaran yang menggunakan tema untuk mengaitkan
beberapa materi atau mata pelajaran ke dalam suatu tema. Melalui
tema ini diharapkan materi pelajaran bisa lebih dapat dimengerti
dan bermakna sehingga apa yang dipelajari bisa berintegrasi,
menjadi bagian dari diri siswa itu sendiri. Kurikulum 2013 dapat
dikatakan menggunakan pembelajaran terpadu pada proses
pembelajarannya karena mengaitkan materi atau mata pelajaran
ke dalam suatu tema.
b. Pembentukan Karakter Siswa
Pembelajaran Kurikulum 2013 ini lebih menekankan pada
pembentukan karakter siswa. Pembentukan karakter merupakan
salah satu tujuan pendidikan nasional (Akbar dkk, 2016: 3).
Munculnya pendidikan karakter dan pendidikan budi pekerti yang
telah diintegrasikan ke dalam semua bidang studi, merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
keunggulan dari Kurikulum 2013 (Kurniasih & Sani, 2014: 42).
Dalam berinteraksi secara efektif di lingkungan sosial, alam
sekitar serta dunia dan peradabannya (Sani, 2014: 27).
Kurikulum 2013 menekankan pada pentingnya
pembentukan karakter siswa di sekolah, terutama pada
pendidikan dasar. Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang
dirumuskan dalam Kurikulum 2013 secara umum terkait dengan
sikap perilaku adalah: pribadi yang beriman, berakhlak mulia,
percaya diri dan bertanggung jawab. Pembentukan karakter ini
diharapkan mampu membentuk insan Indonesia yang cerdas dan
berkepribadian atau berkarakter sehingga akan tumbuh generasi
bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur bangsa dan agama.
c. Menggunakan Pendekatan Saintifik
Pendekatan saintifik disebut juga sebagai pendekatan
ilmiah. Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan suatu
proses ilmiah. Kurikulum 2013 mengamanatkan esensi
pendekatan saintifik dalam pembelajaran (Daryanto, 2014: 55).
Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik.
Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan
pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan
hipotesis atau mengumpulkan data.
Daryanto (2014: 51) pembelajaran dengan pendekatan
saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep,
hukum, atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati,
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data, menganalisa data, menarik kesimpulan dan
mengomunikasikan. Komponen proses pembelajaran yang
dikembangkan pada pendekatan sanitifik berdasarkan teori Dyer,
antara lain: 1) mengamati; 2) menanya; 3)
mencoba/mengumpulkan informasi; 4) menalar/mengasosiasi;
dan 5) melakukan komunikasi (Sani, 2014: 53).
Berdasarkan penjelasan di atas, pendekatan saintifik
merupakan pendekatan yang digunakan dalam kegiatan belajar
melalui proses ilmiah, yaitu dengan mengamati, menanya,
mencoba, menalar dan mengomunikasikan.
d. Penilaian Otentik
Penilaian otentik memiliki relevansi kuat terhadap
pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran
sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian seperti ini
mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar siswa, baik
dalam rangka mengobservasi, menanya, mencoba, menalar dan
mengomunikasikan. Penilaian otentik cenderung fokus pada
tugas-tugas kompleks dan kontekstual, yang memungkinkan
siswa untuk menunjukkan kompetensi siswa yang meliputi sikap,
pengetahuan dan keterampilan (Daryanto, 2014: 112).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Mueller ( dalam Nurgiyantoro, 2011: 22) memaparkan
bahwa penilaian otentik merupakan suatu bentuk tugas yang
menghendaki pembelajar untuk menunjukkan kinerja di dunia
nyata secara bermakna yang merupakan penerapan esensi
pengetahuan dan keterampilan. Hargreaves dkk (dalam Majid,
2014: 240) menjelaskan bahwa penilaian otentik sebagai bentuk
penilaian yang mencerminkan hasil belajar sesungguhnya dengan
berbagai bentuk atau cara, antara lain melalui penilaian proyek
atau kegiatan siswa, penggunaan portofolio, jurnal, demonstrasi,
laporan tertulis, ceklis dan petunjuk observasi.
Berdasarkan teori di atas, penilaian otentik adalah penilaian
yang menekankan pada semua aspek hasil belajar baik sikap,
pengetahuan maupun keterampilan siswa secara objektivitas
melalui pekerjaan, kinerja maupun pengamatan tingkah laku
siswa.
e. Berpusat pada Siswa
Kurniawan (2014: 92) mengungkapkan bahwa dalam
proses pembelajaran, siswa menjadi pertimbangan utama dalam
proses pembelajaran. Keunggulan dari Kurikulum 2013 adalah
siswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan inovatif dalam setiap
pemecahan masalah yang dihadapi siswa di sekolah (Kurniasih &
Sani, 2014: 40).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Hal ini sejalan dengan yang dipaparkan oleh Daryanto
(2014: 16) jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan
penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka
dalam pelaksanaan Kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan
siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Melalui kegiatan
ini, siswa dituntut untuk aktif, kreatif dan inovatif dalam
memecahkan masalah. Guru lebih banyak berperan sebagai
fasilitator dan motivator, dengan cara melayani, mengarahkan
dan memberikan semangat selama kegiatan pembelajaran.
f. Berbasis Kompetensi
Kurikulum 2013 mengharuskan adanya kompetensi yang
sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
Kompetensi yang dimaksud menggambarkan secara holistik
domain sikap, pengetahuan dan keterampilan (Kurniasih & Sani,
2014: 40). Hal ini senada dengan yang dipaparkan Daryanto
(2014: 17) bahwa prinsip Kurikulum 2013 dari pembelajaran
berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi:
pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari
aktivitas dalam proses belajar dengan mengembangkan dan
menilai aspek sikap, pengetahuan dan keterampilannya.
2. Perangkat Pembelajaran
Pelaksanaan pembelajaran di sekolah memerlukan perangkat
pembelajaran agar pembelajaran di kelas dapat berjalan sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
kompetensi yang ingin dicapai. Trianto (2012: 143) mengemukakan
dalam pelaksanaan pembelajaran diperlukan beberapa persiapan
meliputi kegiatan pemataan kompetensi dasar, pengembangan jaring-
jaring tema, pengembangan silabus dan penyusunan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Dalam Permendikbud No. 65 Tahun
2013, dijelaskan bahwa penyusunan silabus dan RPP disesuaikan
dengan pendekatan pembelajaran yang digunakan.
a. Pemetaan Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan Tujuan
Pembelajaran
Majid (2014: 97) menyatakan bahwa kegiatan pemetaan ini
dilakukan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan
utuh semua Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD), dan indikator dari berbagai mata
pelajaran yang dipadukan dalam tema/konsep yang dipilih.
Pemetaan dimulai dengan cara melakukan kegiatan penjabaran
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari setiap
mata pelajaran ke dalam indikator kemudian mengembangkan
indikator tersebut dan menentukan tujuan pembelajaran.
Dilanjutkan dengan menetapkan tema/konsep pengikat
keterpaduan. Kompetensi Dasar (KD) dari berbagai tema/konsep
diindentifikasi sesuai dengan kecocokan tema/konsep yang telah
ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Berdasarkan teori di atas, penentuan tema/konsep
dilakukan sebagai alat atau wahana pemersatu dari kompetensi
dasar, indikator dan tujuan pembelajaran dari setiap mata
pelajaran yang dipadukan.
b. Menetapkan jaringan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
Majid (2014: 105-106) menjelaskan bahwa setelah
melakukan pemetaan Kompetensi Dasar (KD) dan indikator
maka dapat dibuat jaringan. Jaringan tersebut digunakan untuk
menghubungkan kompetensi dasar dengan tema atau konsep
pemersatu dan mengembangkan indikator pencapaian untuk
setiap kompetensi dasar yang telah dipilih. Dengan sebuah
jaringan, akan terlihat keterkaitan tema/konsep, kompetensi
dasar, dan indikator dari setiap mata pelajaran. Jaringan dapat
dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema/konsep.
Kurniawan (2014: 104) menyatakan bahwa setelah
menemukan kesesuaian antara Kompetensi Dasar (KD) dan
indikator dengan tema/konsep maka dapat membuat peta
jaringan. Peta jaringan adalah gambaran secara konseptual
tentang hubungan antara materi yang sesuai, mata pelajaran yang
sesuai dan tema/konsep yang sesuai. Peta jaringan memiliki
kriteria simpel, sinkron, logis dan mudah dipahami. Peta jaringan
yang sudah dikembangkan, dijadikan pijakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Terpadu.
Sesuai penjelasan teori di atas, peta jaringan Kompetensi
Dasar (KD) dan indikator digunakan untuk melihat keterkaitan
atau kesesuaian antara tema atau konsep pembelajaran dengan
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran.
c. Silabus
Kurniawan (2014: 112) silabus adalah satu produk nyata
yang dapat diamati sebagai hasil dari aktivitas pengembangan
kurikulum. Dapat dikatakan, silabus adalah produk dari
pengembangan kurikulum. Oliva (dalam Kurniawan, 2014: 113)
mengemukakan silabus merupakan susunan topik bahasan dari
satu pelajaran. Depdiknas (2003) menjelaskan silabus merupakan
acuan dalam penyusunan rencana pembelajaraan, pengelolaan
kegiatan pembelajaran dan pengembangan penilaian hasil
pembelajaran. Dengan komponen dasarnya berisi tentang apa
yang akan dipelajari, bagaimana cara mempelajarinya dan
bagaimana cara mengetahui pencapaian target yang dipelajari.
Berdasarkan pemaparan dapat disimpulkan bahwa silabus
adalah acuan dalam penyusunan kerangka pembelajaran dari satu
pelajaran. Fungsi dari silabus adalah sebagai pedoman guru untuk
melaksanakan Proses Belajar Mengajar (PBM) selama satu
semester dan menjadi rujukan untuk pengembangan program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
pembelajaran untuk satuan waktu yang lebih sempit yaitu satu
sampai tiga pertemuan (RPP).
d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam
penelitian hanya dibatasi pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). Hal ini disebabkan oleh tipe pembelajaran
terpadu yang dikembangkan merupakan intregrasi lintas disiplin/
lintas tema sehingga sulit untuk dibuat silabus. Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dapat menjadi acuan praktis
dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.
Margunayasa, Arini, dan Japa (2014: 46) mengemukakan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar (KD). Akbar (2016: 39) memaparkan bahwa
rencana pelaksanaan pembelajaran adalah seperangkat
perencanaan yang dibuat dan disusun oleh guru sebelum
mengajar sebagai pegangan seorang guru dalam mengajar di
dalam kelas. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016, memaparkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan rencana
kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau
lebih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Berdasarkan teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
kegiatan pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD)
yang digunakan untuk satu pertemuan atau lebih dan dijadikan
pedoman oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas.
Margunayasa, Arini, dan Japa (2014: 47) menyebutkan
komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
terdiri atas:
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) kelas/semester;
4) materi pokok;
5) alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk
pencapaian KD dan beban belajar dengan
mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia
dalam silabus dan KD yang harus dicapai;
6) tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD,
dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat
diamati dan diukur, yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan;
7) kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi.
Indikator dirumuskan dalam bentuk kalimat dengan
menggunakan kata kerja operasional. Rumusan indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
sekurang-kurangnya mencakup dua hal yaitu tingkat
kompetensi dan materi yang menjadi media pencapaian
kompetensi;
8) materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip dan
prosedur yang relevan dan ditulis dalam bentuk butir-butir
sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
9) metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan Kompetensi Dasar (KD)
yang dicapai;
10) media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran
untuk menyampaikan materi pelajaran;
11) sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak, dan
elektronik, alam sekitar atau sumber belajar lain yang
relevan;
12) langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti dan penutup;
13) penilaian hasil pembelajaran.
Majid (2014: 126-131), memaparkan komponen-komponen
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut.
1) Mencantumkan Identitas
2) Mencantumkan Tujuan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Tujuan pembelajaran dirumuskan dengan mengacu pada
rumusan yang terdapat dalam indikator. Tujuan
pembelajaran mengandung unsur:
a) Audience (A)
Peserta didik yang menjadi subjek tujuan
pembelajaran.
b) Behavior (B)
Kata kerja yang mendeskripsikan kemampuan
audience setelah pembelajaran. Kata kerja
merupakan jantung dari rumusan tujuan dan harus
terukur.
c) Condition (C)
Situasi pada saat tujuan pembelajaran telah
diselesaikan.
d) Degree (D)
Standar yang harus dicapai oleh audience sehingga
dapat dinyatakan telah mencapai tujuan.
3) Mencantumkan Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan materi yang digunakan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4) Mencantumkan Model/Metode Pembelajaran
Penetapan model/metode pembelajaran bergantung pada
karakteristik pendekatan dan atau strategi yang dipilih serta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
bergantung pada jenis materi yang akan diajarkan kepada
peserta didik.
5) Mencantumkan Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
6) Mencantumkan Media/Alat/Bahan/Sumber Belajar
7) Mencantumkan Penilaian
Penilaian dijabarkan atas jenis/teknik penilaian, bentuk
instrumen, dan instrumen yang digunakan untuk mengukur
ketercapaian indikator dan tujuan pembelajaran.
Berdasarkan teori di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran terdiri atas
1) Identitas (Sekolah, kelas/semester, tema, alokasi waktu);
2) kompetensi dasar;
3) indikator hasil belajar yang merupakan jabaran kemampuan
yang akan dicapai peserta didik berdasarkan Kompetensi
Dasar (KD);
4) tujuan pembelajaran disusun menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diukur dengan jelas yang mencakup
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Tujuan pembelajaran
mengandung unsur ABCD (Audience, Behavior, Condition,
Degree);
5) langkah-langkah pembelajaran menjelaskan pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi kegiatan awal, kegiatan inti
dan kegiatan penutup yang masing-masing disertai alokasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
waktu yang dibutuhkan dan didasarkan pada sintaks yang
digunakan pada model/pendekatan yang digunakan;
6) metode/model, alat/bahan, media dan sumber
pembelajaran;
7) penilaian (soal, teknik penilaian, instrumen penilaian).
Menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip.
Margunayasa, Arini dan Japa (2014: 47) mengemukakan prinsip
penyusunan RPP sebagai berikut.
1) Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan
awal, tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi
belajar, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma,
nilai dan/atau lingkungan peserta didik;
2) partisipasi aktif dan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong semangat belajar, motivasi, minat, kreativitas,
inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian;
3) pengembangan budaya membaca dan menulis yang
dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan dan berekspresi dalam
berbagai bentuk tulisan;
4) pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat
rancangan program pemberian umpan balik positif,
penguatan, pengayaan dan remedi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
5) penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD,
materi pembelajaran kegiatan pembelajaran, indikator
pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber belajar
dalam satu keutuhan pengalaman belajar;
6) mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,
keterpaduan lintas atas pelajaran, lintas aspek belajar dan
keragaman budaya;
7) penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara
terintegrasi, sistematis dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi;
Majid (2014: 125) menjelaskan prinsip-prinsip penyusunan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai berikut.
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan
awal, tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat,
potensi, kemampuan sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya , norma,
nilai dan/atau lingkungan peserta didik;
2) proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada
peserta didik untuk mendorong, minat, kreativitas, inisiatif,
inspirasi, kemandirian, dan semangat belajar;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
3) proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan
kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan;
4) memberikan umpan balik positif dan tindak lanjut dari
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP);
5) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan
memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara Standar
Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI), Kompetensi
Dasar (KD), materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
indikator pencapaian kompetensi, penilaian dan sumber
belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar;
6) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun dengan
mempertimbangkan penerapan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintgrasi, sistematis dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi.
Berdasarkan teori di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa prinsip-prinsip penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yaitu harus memperhatikan perbedaan
karaktersitik peserta didik, mampu mendorong partisipasi aktif
peserta didik, mampu mengembangkan budaya membaca dan
menulis, adanya umpan balik dan tindak lanjut Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), memiliki keterpaduan dan
keterkaitan Kompetensi Dasar (KD), materi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi,
penilaian dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman
belajar), serta memanfaatkan teknologi informasi dan
komunikasi.
3. Pembelajaran Terpadu
a. Hakikat Pembelajaran Terpadu
Kurniawan (2014: 59) menjelaskan bahwa pembelajaran
terpadu adalah pembelajaran yang dalam pembahasan materinya
meliputi atau saling mangaitkan berbagai bidang studi atau mata
pelajaran secara terpadu dalam suatu fokus tertentu.
Margunayasa, Arini dan Japa (2014: 5), menjelaskan hakikat
pembelajaran terpadu dapat dilihat sebagai berikut:
1) Pembelajaran yang beranjak dari suatu tema tertentu
sebagai pusat perhatian (center of interest) yang digunakan
untuk memahami gejala-gejala dan konsep lain, baik yang
berasal dari mata pelajaran yang bersangkutan maupun dari
mata pelajaran lainnya.
2) Suatu pendekatan pembelajaran yang menghubungkan dari
berbagai mata pelajaran yang mencerminkan dunia nyata di
sekeliling siswa dan pada rentang kemampuan dan
perkembangan siswa.
3) Suatu cara untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan siswa secara simultan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
4) Merakit dan menggabungkan sejumlah konsep dalam
beberapa mata pelajaran yang berbeda. Harapannya, siswa
akan belajar dengan lebih aktif dan bermakna.
Majid (2014: 84) mengemukakan pembelajaran terpadu
merupakan pendekatan belajar-mengajar yang melibatkan
beberapa bidang studi dengan mengaitkan beberapa aspek baik
dalam intra mata pelajaran maupun antar-mata pelajaran untuk
memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Dikatakan
bermakna karena dalam pembelajaran terpadu, siswa akan
memahami konsep-konsep yang dipelajari melalui pengalaman
langsung dengan konsep lain yang telah dipahami. Sehingga,
siswa akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara
utuh dan menyeluruh.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa hakikat pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang
menghubungkan atau mengintegrasikan berbagai kompetensi,
konsep, topik dan keterampilan dari berbagai mata pelajaran atau
bidang studi untuk memperoleh pengalaman belajar yang
bermakna, utuh dan menyeluruh.
b. Landasan Pembelajaran Terpadu
Magunayasa, Arini, dan Japa (2014: 7) menjelaskan
pembelajaran terpadu memiliki landasan yang berdasarkan teori
dari filsafat. Landasan-landasan tersebut, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
1. Konstruktivis adalah salah satu filsafat pengetahuan yang
menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi
(bentukan) diri sendiri sehingga seseorang memperoleh
kesempatan menyusun pengetahuannya sendiri sesuai
dengan kemampuan dan lingkungannya.
2. Psikologi Gestalt menganggap bahwa segala pengindraan
dan kesadaran merupakan suatu keseluruhan. Teori Gestalt
juga menjelaskan bahwa pengamatan atau pengenalan
pertama terhadap sesuatu diawali dari pengamatan terhadap
keseluruhan atau totalitas. Setelah berhasil mengenal dan
memahami sesuatu secara menyeluruh, menimbulkan
keinginan siswa untuk mengetahui bagian-bagiannya
dengan melakukan analisis dan sintesis. Daya analisis dan
sintesis merupakan milik setiap siswa sebagai daya untuk
memotivasi keingintahuan mereka terhadap sesuatu. Para
gestalis berpandangan bahwa para siswa memiliki wawasan
dan pemahaman dalam melihat hubungan berbagai elemen
dalam situasi yang dihadapinya.
3. Teori perkembangan kognitif menggambarkan bahwa
belajar merupakan suatu proses perkembangan terjadinya
interaksi anak-anak dengan lingkungan fisik dan sosial
yang ada di sekitarnya perkembangan kognitif terjadi dalam
empat tahap, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
a. Sensorimotor
Usia lahir sampai 2 tahun, memiliki kemampuan-
kemampuan utama berupa pengetahuan individu
yang berkembang melalui interaksi indera fisiknya
dengan lingkungan.
b. Praoperasional
Usia 2 sampai 7 tahun, pada tahap ini individu mulai
berusaha mengenal beberapa keteraturan-keteraturan
dan melakukan klasifikasi atau mengelompokkan
objek-objek yang dapat direspon alat inderanya
berdasarkan kemauannya atau mengikuti pola
tertentu.
c. Operasional Konkret
Usia 7 sampai 11 tahun, individu mampu berpikir
logis. Mampu secara konkret memperhatikan lebih
dari satu dimensi sekaligus dapat menghubungkan
dimensi satu sama lain. Pada tahap ini, individu
belum mampu berpikir secara abstrak.
d. Operasional Formal
Usia 11 tahun sampai dewasa, individu pada usia ini
mampu mengklasifikasikan dengan detail/lengkap,
generalisasi, konservasi logis, serial ordering
berdasarkan kriteria baik secara abstrak maupun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
konkret, memahami sifat-sifat konsep abstrak dan
teori.
Majid (2014: 87-88) menjelaskan bahwa landasan
pembelajaran terpadu mencakup:
1. Landasan Filosofis
Dalam pembelajaran dipengaruhi oleh tiga aliran filasafat
yaitu progresivisme, konstruktivisme dan humanisme.
Aliran progresivisme memandang proses pembelajaran
perlu ditekankan pada pembentukan kreativitas, pemberian
sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah dan
memperhatikan pengalaman siswa. Aliran konstrutivisme
melihat pengalaman langsung siswa sebagai kunci
pembelajaran serta aliran humanisme melihat siswa dari
segi keunikan/kekhasannya, potensinya dan motivasi yang
dimiliki.
2. Landasan Psikologis
Pembelajaran terpadu berkaitan dengan psikologi
perkembangan peserta didik dan psikologi belajar.
Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam
menentukan isi/materi pembelajaran yang diberikan kepada
anak agar tingkat dan keluasan dan kedalamannya sesuai
dengan tahap perkembangan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Berdasarkan teori di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa
landasan pembelajaran terpadu mencakup landasan teori dan
filsafat. Landasan pembelajaran terpadu hendaknya disesuaikan
dengan tingkat perkembangan kognitif dan psikologis anak
sehingga anak dapat menyusun pengetahuannya sendiri dengan
penggunaan indra dan kesadarannya melalui adanya interaksi
anak dengan lingkungan fisik dan sosial.
c. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Depdikbud (1996: 3) menjelaskan pembelajaran terpadu
sebagai suatu proses mempunyai beberapa karakteristik, yaitu
holistik, bermakna, otentik, dan aktif.
1. Holistik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa untuk
memahami suatu fenomena dari segala sisi karena
pembelajaran terpadu diamati dan dikaji dari berbagai
kajian sekaligus, dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
2. Bermakna
Pengkajian suatu fenomena dari berbagai macam aspek
memungkinkan terbentuknya semacam jalinan antar
konsep-konsep yang berhubungan yang disebut skemata.
Hal ini akan berdampak pada kebermaknaan materi yang
dipelajari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3. Otentik
Pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memahami
secara langsung konsep dan prinsip yang dipelajari. Hal ini
terjadi karena dalam belajar siswa melakukan kegiatan
secara langsung. Mereka memahami berdasarkan hasil
belajarnya sendiri, hasil interaksinya dengan fakta dan
peristiwa, bukan sekedar hasil pemberitahuan guru.
4. Aktif
Pembelajaran terpadu pada dasarnya dikembangkan
berdasarkan pendekatan diskoveri inkuiri. Siswa perlu
terlibat aktif dalam proses pembelajaran baik secara fisik,
mental, intelektual, maupun emosional guna tercapainya
pembelajaran yang maksimal.
Daryanto (2014: 87) menjelaskan pembelajaran terpadu
sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki
karakteristik sebagai berikut:
1. Pembelajaran berpusat pada anak.
Pembelajaran terpadu dikatakan sebagai
pembelajaran yang berpusat pada anak karena pada
dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem
pembelajaran yang memberikan keleluasaan pada siswa,
baik secara individu maupun kelompok. Siswa dapat aktif
mencari, menggali dan menemukan konsep serta prinsip-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
prinsip dari suatu pengetahuan yang harus dikuasainya
sesuai dengan perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan
kebermaknaan.
Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari
berbagai macam aspek yang membentuk semacam jalinan
antar skema yang dimiliki siswa, sehingga dapat berdampak
pada kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil
yang nyata didapat dari segala konsep yang diperoleh dan
keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari
dan mengakibatkan kegiatan belajar menjadi lebih
bermakna.
3. Belajar melalui pengalaman langsung
Siswa akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta
dan peristiwa yang mereka alami, bukan sekedar informasi
dari gurunya. Gurunya lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan katalisator yang membimbing ke arah tujuan
yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari
fakta dan informasi untuk mengembangkan
pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan
discovery inquiri (penemuan terbimbing) yang melibatkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai
dari perencanaan, pelaksanaan sampai proses evaluasi.
Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat hasrat,
minat dan kemampuan siswa, sehingga memungkinkan
siswa termotivasi untuk belajar terus-menerus.
5. Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada
pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau peristiwa dari
beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang
yang terkotak-kotak. Sehingga memungkinkan siswa untuk
memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi,
yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif
dan bijak dalam menyikapi atau menghadapi kejadian yang
ada.
Kurniawan (2014: 92) mengemukakan bahwa
pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut.
1. Berpusat pada anak. Dalam proses pembelajaran, anak
menjadi pertimbangan utama dalam proses pembelajaran.
2. Memberi pengalaman langsung, Dalam pembelajaran
terpadu diupayakan memberikan pengalaman langsung atas
materi belajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3. Pemisahan mata pelajaran tidak jelas. Terjadi integrasi
sejumlah mata pelajaran yang dibahas, sesuai dengan
kebutuhan dan tema.
4. Penyajian berbagai konsep mata pelajaran dalam satu
proses pembelajaran.
5. Fleksibel, dimana tidak mengikuti pola bahasan yang ada
pada struktur mata pelajaran, penggunaan tema yang
bervariasi dan pemilihan serta penggunaan media dan
metode pembelajaran.
6. Hasil belajar dapat berkembang sesuai minat dan kebutuhan
anak.
Dari pemaparan teori di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa karakateristik pembelajaran terpadu mencakup beberapa
hal yaitu berpusat pada anak, memberikan pengalaman langsung
kepada anak, menekankan kebermaknaan dan pemahaman
kepada anak, penyajian konsep mata pelajaran dalam satu proses
pembelajaran yang memiliki keterkaitan, pembelajaran terletak
pada proses bukan hasil semata dan fleksibel.
d. Keunggulan Pembelajaran Terpadu
Daryanto (2014: 92) menjelaskan keunggulan
pembelajaran terpadu sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak
sehingga anak dengan mudah memahami sekaligus
melakukannya.
2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan
materi pelajaran di mata pelajaran yang satu dengan mata
pelajaran lainnya.
3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat
mengembangkan kemampuan belajarnya dalam aspek
afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan
siswa.
5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu, guru dapat
dengan mudah menggunakan belajar siswa aktif sebagai
metode pembelajaran.
Tim Pengembang PGSD (1996: 9) mengemukakan
pembelajaran terpadu memiliki kelebihan-kelebihan. Berikut
kelebihan-kelebihan pembelajaran terpadu:
1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak akan selalu relevan
dengan tingkat perkembangan anak.
2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan minat dan kebutuhan
anak.
3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak
sehingga hasil belajar akan dapat bertahan lebih lama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
4. Pembelajaran terpadu menumbuh kembangkan
keterampilan berpikir anak.
5. Menyajikan kegiatan yang bersifat prakmatis sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemui dalam lingkungan anak.
6. Menumbuh kembangkan keterampilan sosial anak seperti
kerja sama, toleransi, komunikasi, dan respek terhadap
gagasan orang lain.
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa kelebihan dari pembelajaran terpadu adalah mampu
menumbuhkan dan mengembangkan sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan (kognitif) dan psikomotorik (keterampilan),
pembelajaran terpadu didasarkan pada perkembangan, kebutuhan
dan minat anak, serta menyajikan kegiatan atau permasalahan
yang sering ditemui anak di lingkungan sekitar sehingga anak
mudah memahami dan menyelesaikannya dan menjadi hasil
belajar yang bermakna bagi anak.
e. Tipe-tipe Pembelajaran Terpadu
Fogarty (dalam Daryanto, 2014: 100) memaparkan terdapat
sepuluh cara atau tipe dalam merencanakan pembelajaran
terpadu. Kesepuluh cara atau tipe tersebut adalah:
1) Tipe Penggalan (Fragmented)
Tipe fragmented ditandai oleh ciri pemaduan yang hanya
terbatas pada satu jam pelajaran saja. Dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
pembelajaran, butir-butir materi tersebut dilaksanakan
secara terpisah-pisah pada jam yang berbeda-beda.
2) Tipe Keterhubungan (Connected)
Tipe connected dilandasi oleh anggapan bahwa butir-butir
pembelajaran dapat dipayungkan pada induk mata pelajaran
tertentu. Pembentukan pemahaman, keterampilan, dan
pengalaman secara utuh tersebut tidak berlangsung secara
otomatis. Guru harus menata butir-butir pembelajaran dan
proses pembelajarannya secara terpadu.
3) Tipe Sarang (Nested)
Tipe ini merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan
konsep keterampilan melalui sebuah kegiatan
pembelajaran. Pembelajaran berbagai bentuk penguasaan
konsep dan keterampilan tersebut keseluruhannya tidak
harus dirumuskan dalam tujuan pembelajaran.
Keterampilan dalam mengembangkan daya imajinasi dan
berpikir logis dalam hal ini disikapi sebagai bentuk
keterampilan yang tergarap.
4) Tipe Urutan/Rangkaian (Sequenced)
Tipe ini merupakan model pemaduan topik-topik antar
mata pelajaran yang berbeda secara pararel. Dengan
pengurutan topik-topik semacam ini, aktivitas satu sama
lainnya dapat saling melengkapi dan meningkat. Topik-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
topik tersebut dapat dipadukan pembelajarannya pada
alokasi jam yang sama.
5) Tipe Bagian (Shared)
Tipe ini merupakan bentuk pemaduan pembelajaran akibat
adanya overlapping konsep atau ide pada dua mata
pelajaran atau lebih.
6) Tipe Jaring Laba-laba (Webbed)
Tipe ini bertolak dari pendekatan tematis sebagai pemadu
bahan dan kegiatan pembelajaran. Dalam hubungan ini
tema dapat mengikat kegiatan pembelajaran baik dalam
mata pelajaran tertentu maupun lintas mata pelajaran.
7) Tipe Untaian (Threaded)
Tipe ini merupakan model pemaduan bentuk keterampilan.
Bentuk ini berfokus pada metacurriculum yang
mengantikan atau memotong dengan sangat dalam isi
materi berbagai mata pelajaran. Guru menekankan pada
metakognisi siswa yang menyangkut bagaimana siswa
belajar.
8) Tipe Keterpaduan (Integreted)
Tipe ini merupakan pemaduan sejumlah topik dari mata
pelajaran yang berbeda, tetapi esensinya sama dalam
sebuah topik tertentu. Tipe ini menetapkan prioritas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep, dan sikap
yang saling tumpang tindih di dalam beberapa bidang studi.
9) Tipe Celupan (Immersed)
Tipe ini dirancang untuk membantu siswa dalam menyaring
dan memadukan berbagai pengalaman dan pengetahuan
dihubungkan dengan medan pemakaiannya. Dalam hal ini
tukar pengalaman dan pemanfaatan pengalaman sangat
diperlukan dalam kegiatan pembelajaran.
10) Tipe Jaringan (Networked)
Tipe ini merupakan model pemaduan pembelajaran yang
mengandaikan kemungkinan perubahan konsepsi, bentuk
pemecahan masalah, maupun tuntutan bentuk keterampilan
baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam dalam
situasi, kondisi, maupun konteks berbeda-beda.
4. Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded (Untaian)
a. Pengertian Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded (Untaian)
Fogarty (1991: 79), tipe threaded merupakan model
pemaduan bentuk keterampilan, misalnya melakukan prediksi
dan estimasi dalam matematika, ramalan terhadap kejadian-
kejadian, antisipasi terhadap cerita dalam novel, dan sebagainya.
Bentuk threaded ini berfokus pada apa yang disebut meta-
curriculum. Keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan
sosial (social skill), keterampilan belajar, grafis organizer,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
teknologi, dan kecerdasan ganda (multiple intelligence skill) yang
terdapat dalam semua disiplin ilmu dapat dilakukan dengan
pendekatan untaian. Tipe threaded adalah model bersambungan
atau model integrasi yang memfokuskan pada metakurikulum
yang merupakan jantung dari semua pokok bahasan. Tipe ini
menggunakan strategi mencari kesepakatan untuk menyelesaikan
konflik dalam segala situasi permasalahan. Keterampilan ini pada
intinya akan dihubungkan melalui standar kurikulum yang ada.
Kurniawan (2014: 71) menjelaskan tipe threaded adalah
pendekatan pengembangan kemampuan belajar berkelanjutan
tentang kemampuan yang sangat mendasar melalui semua mata
pelajaran. Kemampuan tersebut yaitu kemampuan mendasar
seperti: keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial
(social skill), keterampilan studi (study skill), pengorganisasian
grafis, teknologi, dan kecerdasan majemuk (multiple intelligent)
yang kesemuanya disebut dengan metacurriculum. Melalui
semua mata pelajaran yang artinya model integrasi yang
diorientasikan pada metacurriculum yang sangat penting dan
berkaitan yang ada pada semua mata pelajaran. Materi kurikulum
dari berbagai mata pelajaran terfokus untuk mengembangkan
salah satu kemampuan tersebut. Atau satu kemampuan
metakurikulum pembentukannya melalui sejumlah mata
pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Berdasarkan teori-teori di atas, dapat diambil kesimpulan
bahwa pembelajaran terpadu tipe threaded adalah salah satu tipe
pembelajaran yang menguntaikan bentuk keterampilan mendasar
dalam beberapa bidang studi atau mata pelajaran. Keterampilan
tersebut berupa keterampilan berpikir, keterampilan social,
keterampilan belajar, grafis organizer, teknologi dan
keterampilan kecerdasan ganda.
b. Karakteristik Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded
Pembelajaran terpadu tipe threaded memiliki beberapa
karakteristik, yaitu:
1) Menggunakan keterampilan berpikir
Untaian ketrampilan bepikir
(the cluster of thinking skills)
Untaian
ketrampilan
berpikir kritis
(critical thinking
skill clusters)
Untaian
ketrampilan
berpikir kreatif
(creative thinking
skills cluster)
Proses makro
(macroprocesses)
Untaian penunjukan
(attribute cluster)
1. Penggolongan
(classifying)
2. Pengurutan
(sequencing)
3. Membandingkan
dan membedakan
(comparing &
contrasting)
4. Prioritas
(Prioritize)
5. Memecahkan
persamaan (Solve
Analogies)
Untaian tanggapan
(perception
cluster)
1. Penemuan
(inventing)
2. Membayangkan
(Imagining)
3. Prakiraan/mera
malkan
(predicting)
4. Hipotesa
(hypothesizing)
5. Menggambarka
n (visualize)
Pemecahan
masalah
(problem
solving)
Pengambilan
keputusan
(decision
making)
Ide kreatif
(creative
ideation)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
6. Pola ingatan
(discern
pattern)
Untaian urutan
(sequence
cluster)
1. Mengurutkan
(sequencing)
2. Memprioritaskan
(prioritizing)
3. Menemukan
sebab akibat
(finding cause &
effect)
4. Menarik
kesimpulan
(drawing
conclusions)
Untaian
kesimpulan
(inference cluster)
1. Prakiraan/mera
malkan
(predicting)
2. Hipotesa
(hypothesizing)
3. Memberlakukan
secara umum
(generalizing)
4. Menyimpulkan/
menduga
(inferring)
5. Menyiratkan
(implying)
Untaian analisa
(analysis cluster)
1. Menganalisis
kesalahan
(analyzing for
bias)
2. Menganalisis
asumsi/pendapat
(analyzing for
assumption)
3. Menarik
kesimpulan
(drawing
conclusions)
Untaian
pengungkapan
(brainstorm
cluster)
1. Perwujudkan
(personifying)
2. Penemuan
(inventing)
3. Visualisasi
(visualizing)
4. Menghubungka
n (associating)
5. Pengungkapan
pendapat
(brainstorming)
6. Pola
ingatan(discern
pattern)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Untaian evaluasi
(evaluating cluster)
1. Mengevaluasi
(evaluating)
2. Menganalisis
asumsi/pendapat
(analyzing for
assumption)
3. Menganalisa
kesalahan
(analyzing for
bias)
4. Analogi
pemecahan
(solving
analogies)
5. Membuat
keputusan
(decision making)
Tabel 2.1 Untaian Keterampilan Berpikir
2) Menggunakan keterampilan sosial
Keterampilan sosial terdiri dari empat kategori utama,
yaitu: komunikasi, kepercayaan, kepemimpinan dan
resolusi konflik. Mengkombinasi beberapa kategori dalam
keterampilan sosial mampu memproses siswa dari waktu ke
waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Kategori Utama Contoh
Komunikasi 1. Menggunakan suara
2. Memimpin bersama-sama
3. Mendengarkan sesama
4. Tinggal dalam kelompok
5. Memperjelas
6. Menafsirkan gagasan
7. Memberikan contoh
8. Nada perasaan
9. Menguraikan gagasan
Kepercayaan (Team
Building/Trust)
1. Menghargai pendapat orang
lain
2. Membuka pikiran
3. Menerima ide dari orang lain
4. Mendengarkan dengan
seksama
5. Mengembangkan ide orang
lain
Kepemimpinan
(Leadership)
1. Membantu orang lain
2. Ikut berpartisipasi
3. Mendorong orang lain
4. Tetap pada tugas
5. Mendukung gagasan
6. Mengintegrasikan gagasan
7. Menyatukan ide
Resolusi konflik
(Conflict Resolution)
1. Memeriksa perbedaan
2. Tidak setuju dengan idenya,
bukan orangnya
3. Menghasilkan alternative
4. Menyetujui gagasan orang lain
5. Membenarkan gagasan
Tabel 2.2 Kategori Keterampilan Sosial
3) Menggunakan kecerdasan majemuk (multiple intelligent),
yaitu:
a) Kecerdasan Linguistik
Kemampuan untuk menggunakan dan mengolah
kata-kata secara efektif baik secara oral maupun
tertulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
b) Kecerdasan Matematis-Logis
Kemampuan yang lebih berkaitan dengan
penggunaan bilangan dan logika secara efektif
termasuk di dalamnya adalah kepekaan pada pola
logika, abstraksi, kategorisasi, dan perhitungan.
c) Kecerdasan Ruang Visual
Kemampuan menangkap dunia ruang-visual secara
tepat, termasuk kemampuan mengenal bentuk dan
benda secara tepat, menggambarkan suatu hal dalam
pikiran dan mengubahnya dalam bentuk nyata.
d) Kecerdasan Kinestetik-Badani
Kemampuan menggunakan tubuh atau gerak tubuh
untuk mengekspresikan gagasan.
e) Kecerdasan Musikal
Kemampuan untuk mengembangkan,
mengekpresikan, dan menikmati bentuk-bentuk
musik dan suara, termasuk kemampuan menyanyi,
kemampuan mencipta lagu.
f) Kecerdasan Interpersonal
Kemampuan yang berkaitan dengan orang lain dan
pemahaman terhadap diri sendiri. Kecerdasan ini
sangat berhubungan dengan kemampuan untuk
memahami orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
g) Kecerdasan Intrapersonal
Kemampuan yang berkaitan dengan pengetahuan
akan diri sendiri dan kemampuan untuk bertindak
secara adaptatif berdasar pengenalan diri, termasuk
kemampuan mengambil keputusan pribadi.
h) Kecerdasan Naturalis
Kemampuan untuk dapat peka terhadap lingkungan
alam, seperti mengerti flora dan fauna dengan baik,
menjaga lingkungan dan mengembangkan
pengetahuan akan alam.
4) Pendekatan metakurikuler digunakan untuk mencapai
beberapa keterampilan dan tingkatan logika para siswa
dengan berbagai mata pelajaran.
5) Memadukan beberapa bidang studi lintas tema.
6) Keterpaduan terletak pada persamaan keterampilan yang
terdapat pada beberapa bidang studi.
c. Langkah-langkah Pengembangan Pembelajaran Terpadu Tipe
Threaded
Hal-hal yang perlu dilakukan dalam menyusun langkah-langkah
pembelajaran terpadu tipe threaded, yakni:
1. Menetapkan keterampilan yang diuntaikan (dikaitkan)
dengan pembelajaran keterampilan. Keterampilan ini
berupa keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
keterampilan mengorganisir, keterampilan belajar dan
kecerdasan ganda.
2. Memilih mata pelajaran yang cocok untuk dipadukan
dengan tipe ini.
3. Mencocokkan Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar
(KD) yang dapat diuntaikan (dikaitkan).
4. Merumuskan indikator pembelajaran secara terpadu.
d. Contoh bagan peta konsep tipe Threaded
Gambar 2.1 Gambar Tipe Threaded (Untaian)
e. Kekuatan dan Kelemahan Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded
1. Kekuatan Tipe Threaded
Fogarty (2009: 82) mengemukakan kekuatan dari
tipe threaded berkisar seputar konsep metakurikulum.
Metakurikulum adalah keterpaduan dan kontrol terhadap
PPKn
Bahasa
Indonesi
a
IPA
IPS
Jenis keterampilan yang
menghubungkan
keempat mata pelajaran
Thingking Skill
Cooperative Skill
Study Skill
Organizing Skill
Multiple
Intellingences
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
keterampilan, strategi berpikir dan pembelajaran yang
melampaui konten materi pelajaran atau bahan
pembelajaran. Materi kurikulum dari berbagai mata
pelajaran terfokus untuk mengembangkan salah satu
keterampilan atau satu kemampuan metakurikulum
dibentuk melalui sejumlah mata pelajaran.
Para guru menekankan aspek perilaku metakognitif
sehingga siswa belajar tentang bagaimana seharusnya siswa
belajar dan cocok digunakan apabila keterampilan dasar
menjadi prioritas pendidikan, bukan sekedar penguasaan
materi belaka. Siswa akan belajar mendapatkan manfaat
dari jenis pemikiran hebat yang intinya adalah pemindahan
keterampilan hidup.
2. Kelemahan Tipe Threaded
Fogarty (2009: 82) menuturkan kelemahan tipe ini
adalah masih diperlukan adanya kurikulum lainnya.,
hubungan isi atau makna dalam lintas bidang studi sama
sekali tidak ditujukan dengan jelas/gamblang, permukaan
metakurikulum tetapi mata pelajaran tetap statis dan
hubungan antara berbagai pokok kajian materi sama sekali
tidak ditekankan. Guru memerlukan suatu pemahaman
keterampilan dan strategi yang harus digunakan agar siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
dapat mengembangkan dirinya dalam rangka menyisipkan
metakurikulum melalui isi.
B. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian pengembangan ini dapat
dipaparkan sebagai berikut.
1. Sekarinasih (2015) melakukan penelitian mengenai Implementasi
Pembelajaran Tematik Terpadu Berdasarkan Kurikulum 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan implementasi
Kurikulum 2013 dilihat dari proses perencanaan pembelajaran tematik
terpadu, pelaksanaan proses pembelajaran serta hasil yang dilihat dari
proses penilaian berdasarkan Kurikulum 2013 yang dilakukan oleh
guru di Madrasah Ibtidaiyah Negeri Tempel Sleman Yogyakarta. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa persiapan dan implementasi
pembelajaran tematik terpadu berdasarkan Kurikulum 2013 secara
garis besar telah sesuai dengan aturan pemerintah yaitu persiapan
dirancang dalam bentuk RPP, di mana perencanaan pembelajaran
tersebut meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran,
penyiapan media dan sumber belajar, dan perangkat penilaian
pembelajaran. Pelaksanaan proses pembelajaran secara umum
melakukan pembelajaran dengan pendekatan saintifik terdiri dari
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan
mengkomunikasikan. Sedangkan hasil implementasi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
tematik terpadu yakni dapat meningkatnya hasil belajar siswa yang
dilihat dari aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Selain itu juga
mampu menciptakan pembelajaran yang kondusif yaitu suasana
pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan keaktifan dan
motivasi peserta didik, dan menumbuhkan kedisiplinan peserta didik.
2. Madesa dan Permanasari (2015) melakukan penelitian mengenai
penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe threaded dengan level of
inquiry untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan
penguasaan konsep siswa kelas VIII pada tema indera penglihatan dan
alat optik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas
pembelajaran IPA terpadu tipe threaded dalam meningkatkan berpikir
kritis dan penguasaan konsep siswa pada tema indera penglihatan dan
alat optik serta tanggapan setelah mengikuti pembelajaran. Hasil
analisis menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe
threaded dengan level of inquiry dapat meningkatkan keterampilan
berpikir kritis dan penguasaan konsep siswa, dan menunjukkan
perbedaan signifikan dibandingkan dengan siswa yang mengikuti
pembelajaran biasa. Secara keseluruhan siswa memberikan tanggapan
yang positif pada penerapan pembelajaran IPA terpadu tipe threaded
dengan level of inquiry pada tema indera penglihatan dan alat optik.
3. Susilowati, Subroto dan Nasution (2017) melakukan penelitian
mengenai pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe shared
berbasis kegiatan ekonomi kreatif untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) kelayakan perangkat
pembelajaran terpadu tipe shared berbasis kegiatan ekonomi kreatif
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar, dilihat dari kualitas perangkat
pembelajaran yang dikembangkan dan telah divalidasi yang terdiri dari
silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar Skala
(BAS), Lembar Kerja Siswa (LKS) dan Tes Hasil Belajar (THB); (2)
keefektifan perangkat pembelajaran yang diukur dari aktivitas siswa
dalam kegiatan pembelajaran terpadu tipe shared berbasis kegiatan
ekonomi kreatif dan hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran terpadu tipe shared berbasis kegiatan ekonomi kreatif.
Data hasil penelitian diperoleh melalui hasil uji validitas perangkat
pembelajaran oleh dua validator dan hasil uji coba perangkat
pembelajaran yang terdiri dari hasil pretest dan posttest pada kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan hasil penelitian, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar siswa meningkat dengan
menggunakan perangkat pembelajaran terpadu tipe shared berbasis
kegiatan ekonomi kreatif yang telah dikembangkan, sehingga perangkat
pembelajaran dapat diterapkan di sekolah dasar, namun tetap
memerlukan penyesuaian dengan situasi dan kondisi sekolah.
Berdasarkan ketiga penelitian di atas, penelitian tersebut memiliki
relevansi dengan pengembangan perangkat pembelajaran. Penelitian ini
dikhususkan pada pengembangan perangkat pembelajaran terpadu yang
mengacu Kurikulum 2013. Kebaharuan dari penelitian yang dilakukan berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded kelas IV SD
mengacu Kurikukum 2013.
Relevansi dari pemaparan penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
dapat dilihat pada bagan berikut ini.
Gambar 2.2 Penelitian yang Relevan
C. Kerangka Pikir
Tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai dasar dari pendidikan
adalah Sekolah Dasar. Sejak tahun 2013, pemerintah mengeluarkan kebijakan
mengenai penerapaan kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013. Kurikulum
Pengembangan Pembelajaran
Terpadu
Pembelajaran Terpadu Tipe
Threaded
Sekarinasih
(2015)
Implementasi
Pembelajara
n Terpadu
Berdasarkan
Kurikulum
2013
Susilowati,
Subroto dan
Nasution
(2017)
Pengembangan
Perangkat
Pembelajaran
Terpadu Tipe
Shared Berbasis
Kegiatan Ekonomi
Kreatif untuk
Siswa Kelas IV
Sekolah Dasar
Madesa dan Permanasari
(2017)
Penerapan Pembelajaran
IPA Terpadu Tipe Threaded
dengan Level of Inquiry untuk
Meningkatkan Keterampilan
Berpikir Kritis dan
Penguasaan Konsep Siswa
Kelas VIII pada Tema Indera
Penglihatan dan Alat Optik
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded
untuk Siswa Kelas IV SD Mengacu Kurikulum 2013
(Susilowati, 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
2013 lahir sebagai wadah untuk anak-anak Indonesia dalam mengembangkan
berbagai potensi yang dimiliki.
Hal yang menjadi sorotan dalam Kurikulum 2013 ini adalah
penggunaan pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu merupakan
pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan perkembangan
anak. Salah satu tipe pembelajaran terpadu menurut Fogarty adalah threaded.
Tipe threaded merupakan salah satu tipe pembelajaran terpadu yang
menguntaikan beberapa keterampilan yaitu keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan kecerdasan ganda dan keterampilan
mengorganisir yang terdapat dalam semua disiplin ilmu.
Dalam melaksanakan pembelajaran tentunya guru perlu
mempersiapkan perangkat pembelajaran. Sekolah Dasar (SD) memerlukan
perangkat pembelajaran terpadu yang mengacu pada Kurikulum 2013 untuk
memenuhi kebutuhan pendidikan. Fakta yang ditemukan di lapangan
cenderung kurang sesuai dengan yang diharapkan. Berdasarkan hasil
wawancara guru masih mengalami kesulitan untuk mengembangkan dan
menerapkan perangkat pembelajaran terpadu. Faktor yang menyebabkan hal
ini adalah guru belum menguasai berbagai tipe pembelajaran terpadu,
khususnya tipe threaded.
Guru membutuhkan contoh konkret berupa perangkat pembelajaran
terpadu dengan mengambil salah satu tipe yaitu tipe threaded mengacu
dengan kurikum 2013. Pengembangan perangkat pembelajaran terpadu tipe
threaded mengacu Kurikulum 2013 ini mampu menambah pemahaman guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
tentang pengembangan perangkat pembelajaran dan guru dapat
mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran di sekolah dasar.
Beranjak dari hal di atas, guru diharapkan mampu memilih, mengembangkan,
mendesain dan merevisi perangkat pembelajaran terpadu yang akan
digunakan untuk mengajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Gambar 2.3 Kerangka Berpikir
Dasar dari pendidikan di
tingkat satuan pendidikan
Sekolah Dasar (SD)
Perangkat pembelajaran
terpadu yang mengacu pada
Kurikulum 2013 untuk
memenuhi kebutuhan
pendidikan.
Pembelajaran terpadu tipe threaded merupakan pembelajaran
terpadu yang menguntaikan beberapa keterampilan yaitu
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
kecerdasan ganda dan keterampilan mengorganisir yang
terdapat dalam semua disiplin ilmu.
Fakta yang ditemukan di
lapangan guru masih mengalami
kesulitan untuk mengembangkan
dan menerapkan perangkat
pembelajaran terpadu.
Kurikulum baru Kurikulum 2013
Pembelajaran terpadu
Pembelajaran terpadu tipe threaded
Contoh konkret berupa perangkat
pembelajaran terpadu dengan
mengambil salah satu tipe yaitu
tipe threaded mengacu dengan
Kurikulum 2013.
Peneliti mengembangkan
perangkat pembelajaran terpadu
tipe threaded untuk siswa kelas
IV SD mengacu Kurikulum
2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
D. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian teori di atas maka dapat dirumuskan beberapa
pertanyaan penelitian sebagai berikut.
1. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded
untuk siswa kelas IV di Sekolah Dasar menurut pakar pembelajaran
terpadu?
2. Bagaimana kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded
untuk siswa kelas IV di Sekolah Dasar menurut guru SD melalui uji
coba terbatas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian
dan Pengembangan atau Research and Development (R&D). Research and
Development adalah rangkaian proses atau langkah-langkah dalam rangka
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah
ada agar dapat dipertanggungjawabkan (Trianto, 2010:206). Borg & Gall
(1989: 772) menyatakan educational research and development is a process
used to develop and validate educational product. Yang mana artinya bahwa
penelitian pengembangan pendidikan (R&D) merupakan sebuah proses yang
dipakai untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan. Tujuan
dari penelitian R&D adalah menghasilkan suatu produk yang dianggap
handal karena telah melalui tahap-tahap pengujian dan revisi, produk yang
dihasilkan sesuai kebutuhan lapangan dan sesuai dengan hasil analisis
kebutuhan, proses pengembangan produk dilakukan secara ilmiah dengan
menganalisis data secara empiris (Sanjaya, 2013: 130). Penelitian ini
menggunakan prosedur pengembangan Borg & Gall (dalam Sukmadinata,
2007: 169-170 dan desain instruksional yang dirancang dan dikembangkan
oleh Dick & Carey (dalam Setyosari, 2013: 230-235).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Berikut merupakan bagan beserta pemaparan langkah-langkah
pelaksanaan pengembangan Borg & Gall (dalam Sukmadinata 2007: 169-
170):
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian dan Pengembangan Menurut
Borg & Gall
Secara ringkas langkah - langkah penelitian R & D menurut Borg &
Gall dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Research and Information colletion (Penelitian dan Pengumpulan Data)
Langkah pertama ini mencakup pengukuran kebutuhan, studi literatur,
penelitian dalam skala kecil dan pertimbangan-pertimbangan dari segi
nilai.
2. Planning (Perencanaan)
Langkah kedua ini merupakan proses penyusunan rencana penelitian,
yang meliputi kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan dalam
Research and
information
collecting
Main product
revision
Planning Develop
preliminary
from of
product
Preliminary
field testing
Operational
field testing
Operational
product
revision
Main field
testing
Dissemination
and
implementation
Final product
revision
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
melaksanakan penelitian, rumusan tujuan yang akan dicapai melalui
penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, serta
kemungkinan pengujian dalam ruang lingkup yang terbatas.
3. Develop Preliminary form of Product (Pengembangan Draft Produk)
Pada langkah ini meliputi pengembangan bahan pembelajaran, proses
pembelajaran serta instrumen evaluasi.
4. Preliminary Field Testing (Uji Coba Lapangan Awal)
Langkah ke empat ini merupakan langkah pengujian produk yang telah
dihasilkan secara terbatas. Uji coba ini dilakukan di lapangan pada 1
sampai 3 sekolah dengan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama
ujian diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.
5. Main Product Revision (Revisi Hasil Uji Coba)
Setelah mendapatkan hasil dari uji coba lapangan awal, maka langkah
selanjutnya adalah revisi hasil uji coba. Revisi hasil ujicoba ini
dilakukan untuk memperbaiki atau menyempurnakan hasil uji coba.
6. Main Field Testing (Uji Coba Lapangan)
Melakukan uji coba secara lebih luas yang dilakukan di 15 sekolah
dengan subjek sebanyak 30 sampai 100. Data kuantitatif penampilan
subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah menerapkan model yang
diuji cobakan. Hasil-hasil dari pengumpulan data ini, selanjutnya
dievaluasi dan bila memungkinkan dibandingkan dengan hasil dari
kelompok pembanding.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
7. Operational Product Revision (Penyempurnaan Produk Hasil Uji Coba
Lapangan)
Langkah ini merupakan penyempurnaan produk atas hasil uji lapangan
berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama. Jadi perbaikan kali
ini merupakan perbaikan ke dua sesudah dilaksanakannya uji lapangan
yang lebih luas dari pada uji lapangan yang pertama.
8. Operational Field Testing (Uji Pelaksanaan Lapangan)
Hasil dari uji lapangan berupa model desain yang sudah siap diterapkan,
baik dari sisi substansinya ataupun metodologinya. Misalnya uji ini
dilaksanakan di 10 sampai 30 sekolah dengan subjek sebanyak 40
sampai 200 subjek. Pengujian ini dilakukan melalui angket,
wawancara, dan observasi dan yang kemudian hasilnya dianalisis.
9. Final Product Revision (Penyempurnaan Produk Akhir)
Langkah revisi produk final ini, merupakan penyempurnaan produk
yang sedang dikembangkan. Penyempurnaan didasarkan atas masukan
atau hasil uji coba di lapangan.
10. Disemination and Implementation (Desiminasi dan implementasi)
Desiminasi dan implementasi, merupakan tahap pelaporan produk
kepada forum - forum profesional di dalam jurnal dan implementasi
produk pada praktik pendidikan. Selain itu, memonitor penyebaran
untuk pengontrolan kualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Berikut ini adalah bagan dan pemaparan model pengembangan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah model dari Dick & Carey (dalam Setyosari,
2013: 230-235).
Gambar 3.2 Desain Instruksional Menurut Dick & Carey
Pemaparan langkah-langkah desain instruksional menurut Dick &
Carey dapat diringkas sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan dan tujuan
Melakukan analisis kebutuhan untuk menentukan tujuan program atau
produk yang akan dikembangkan. Dengan mengkaji kebutuhan,
pengembang akan mengetahui adanya suatu keadaan yang seharusnya
ada (what should be) dan keadaan nyata atau rill di lapangan yang
sebenarnya (what is). Pengembang mencoba menawarkan suatu
alternatif pemecahan masalah dengan cara mengembangkan suatu
produk atau desain tertentu.
2. Analisis pembelajaran
Setelah analisis kebutuhan dan tujuan maka langkah selanjutnya adalah
analisis pembelajaran, yang mencakup keterampilan, proses, prosedur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dan tugas-tugas belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal-hal
yang menjadi kebutuhan yang dirasakan perlu diidentifikasi dan
dikembangkan dalam rancangan produk atau desain sehingga dapat
menjadi spesifikasi produk atau desain lebih lanjut dan memiliki
kekhasan tersendiri.
3. Analisis pembelajar dan konteks
Analisis pembelajar dan konteks dilakukan bersamaan dengan analisis
pembelajaran atau setelah analisis pembelajar. Analisis pembelajar dan
konteks mencakup kemampuan, sikap dan karaakteristik awal
pembelajar dalam latar pembelajaran.
4. Merumuskan tujuan performansi
Merumuskan tujuan performansi dilakukan setelah analisis pembelajar
dan konteks. Merumuskan tujuan ini dilakukan dengan cara
menjabarkan tujuan umum ke dalam tujuan yang lebih spesifik yang
berupa rumusan untuk kerja atau operasional. Gambaran rumusan
operasional ini mencerminkan tujuan khusus produk dan prosedur yang
dikembangkan.
5. Mengembangkan instrumen
Langkah berikutnya adalah mengembangkan instrumen. Instrumen
dalam hal ini berkaitan langsung dengan tujuan operasional yang ingin
dicapai berdasarkan indikator-indikator tertentu dan instrumen untuk
mengukur perangkat produk atau desain yang dikembangkan.
6. Mengembangkan strategi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Mengembangkan strategi pembelajaran secara spesifik untuk
membantu pembelajar mencapai tujuan khusus. Strategi pembelajaran
yang dirancang berkaitan dengan produk atau desain yang
dikembangkan.
7. Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran
Mengembangkan dan memilih bahan pembelajaran dalam hal ini
berupa bahan cetak dan media lain yang dirancang untuk mendukung
pencapaian tujuan. Produk atau desain yang dikembangkan berdasarkan
tipe, jenis dan model tertentu yang perlu diberikan argumen atau alasan
mengapa memilih dan mengembangkan tipe, jenis dan model tersebut.
8. Merancang dan melakukan evaluasi formatif
Merancang atau melakukan evaluasi formatif, yaitu evaluasi yang
dilaksanakan oleh pengembang selama proses, prosedur, program atau
produk dikembangkan.
9. Melakukan revisi
Revisi dilakukan terhadap proses (pembelajaran), prosedur, program
atau produk dikaitkan dengan langkah-langkah sebelumnya.
10. Merancang dan melakukan evaluasi sumatif
Setelah suatu produk, program atau proses pengembangan selesai
dikembangkan, langkah berikutnya adalah evaluasi sumatif. Evaluasi
sumatif dilaksanakan dengan tujuan untuk menentukan tingkat
efektivitas produk atau proses secara keseluruhan dibandingkan dengan
produk atau proses lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan dalam penelitian ini mengkombinasikan
langkah-langkah penelitian dan pengembangan dari Borg & Gall serta desain
instruksional dari Dick & Carey, terdapat tujuh langkah yang harus dilakukan
dalam penelitian dan pengembangan ini. Dick & Carey memandang desain
pembelajaran sebagai sebuah sistem dan menganggap pembelajaran adalah
proses yang sistematis. Komponen model Dick & Carey meliputi pembelajar,
pengajar, materi dan lingkungan. (dalam Aji, 2016: 120). Sehingga, desain
intruksional Dick and Carey lebih sistematis, kompleks dan menyeluruh.
Sedangkan, Borg & Gall (1983: 772) menyatakan bahwa prosedur penelitian
pengembangan pada dasarnya terdiri dari dua tujuan utama, yaitu: (a)
mengembangkan produk, dan (b) menguji keefektifan produk dalam
mencapai tujuan. Tujuan pertama disebut sebagai fungsi pengembangan dan
tujuan kedua disebut sebagai validasi.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti akan dijelaskan sebagai
berikut:
1. Analisis Kebutuhan dan Tujuan
Langkah yang pertama, peneliti melakukan analisis kebutuhan dan
tujuan mengenai perangkat pembelajaran terpadu yang mengacu
Kurikulum 2013 di Sekolah Dasar. Data tentang kebutuhan dan tujuan
produk yang dikembangkan diperoleh melalui wawancara kepada wali
kelas IV di SD Negeri Kintelan dan SD Joannes Bosco Yogyakarta.
Wawancara pada guru dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
pemahaman guru mengenai pembelajaran terpadu,
pengimplementasian pembelajaran terpadu di sekolah dasar dan
menganalisis kebutuhan akan perangkat pembelajaran terpadu tipe
threaded kelas IV SD mengacu Kurikulum 2013.
2. Penelitian dan Pengumpulan Data
Setelah mengetahui kebutuhan dan tujuan dari produk yang
dikembangkan dalam penelitian yang hendak dilakukan, peneliti
melakukan pengumpulan data melalui hasil wawancara. Hasil
wawancara digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perencanaan
produk yang berupa perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded
mengacu Kurikulum 2013 Kelas IV SD.
3. Pengembangan Produk Awal
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah perangkat
pembelajaran. Pengembangan produk dimulai dengan merumuskan
indikator berpikir tingkat tinggi, merumuskan tujuan pembelajaran
berdasarkan ABCD (audience, Behaviour, Condition, Degree),
memilih keterampilan yang akan diuntaikan pada pembelajaran terpadu
tipe threaded, memilih mata pelajaran yang sesuai, membuat jaringan
kompetensi dasar dan indikator dan menyusun RPP. Perangkat
pembelajaran yang dihasilkan berupa jaringan kompetensi dasar dan
indikator yang sesuai dengan pembelajaran terpadu tipe threaded serta
sebuah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Terpadu tipe
threaded mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV sekolah dasar. Sifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
dari perangkat pembelajaran ini adalah praktis, mudah dilaksanakan
dan fungsional atau bisa dikatakan memiliki banyak manfaat sebagai
pedoman pembelajaran. Perangkat pembelajaran ini juga menekankan
penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Evaluasi Formatif
Setelah perangkat pembelajaran ini dibuat, produk tersebut kemudian
dievaluasi oleh pakar pembelajaran terpadu dengan melakukan
penilaian terhadap produk yang dihasilkan. Hal ini bertujuan untuk
mengetahui kekurangan, kelebihan dan kelayakan produk sebelum diuji
coba. Evaluasi formatif ini dilakukan oleh 2 pakar pembelajaran
terpadu yang merupakan dosen pengampu mata kuliah pembelajaran
terpadu.
5. Melakukan Revisi
Hasil evaluasi formatif yang dilakukan digunakan sebagai bahan revisi
produk yang dihasilkan. Produk diperbaiki berdasarkan kekurangan
produk yang dapat dilihat melalui catatan, komentar umum dan saran
perbaikan yang telah dituliskan oleh validator di dalam instrumen
validasi kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.
6. Evaluasi Sumatif
Setelah produk selesai dikembangkan dan direvisi maka dilakukan
evaluasi sumatif. Evaluasi sumatif bertujuan untuk menentukan tingkat
efisiensi dan efektivitas produk di lapangan. Evaluasi sumatif ini
dilakukan oleh dua pakar yaitu guru kelas IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
7. Penyempurnaan Produk Akhir
Evaluasi sumatif digunakan sebagai bahan untuk melakukan
penyempurnaan produk akhir. Produk yang dihasilkan akan
disempurnakan berdasarkan catatan, komentar umum dan saran
perbaikan yang diberikan oleh guru kelas IV pada lembar validasi
ujicoba perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Berikut adalah langkah-langkah pengembangan yang digunakan dalam
penelitian dan pengembangan produk ini, yang divisualisasikan dalam bentuk
bagan di bawah ini.
Gambar 3.3 Prosedur Pengembangan Penelitian
Tahap I
Analisis Kebutuhan Dan
Tujuan
Wawancara dengan guru
kelas IV SD
Tahap II
Penelitian Dan Pengumpulan
Data
Hasil Wawancaca
Tahap III
Pengembangan Produk Awal
1. Mengembangkan instrument penelitian.
2. Menyusun indikator dengan tingkat
berpikir tinggi (taksonomi bloom).
3. Menyusun tujuan pembelajaran
berdasarkan ABCD.
4. Memilih keterampilan yang akan
diuntaikan .
5. Memilih mata pelajaran yang sesuai.
6. Menentukan Kompetensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD)
7. Membuat pemetaan jaringan
berdasarkan tipe threaded.
8. Membuat RPP.
Tahap IV
Evaluasi Formatif
Validasi Produk
Tahap V
Melakukan Revisi
Revisi RPP
Tahap VI
Evaluasi Sumatif
Uji coba Produk
Tahap VII
Penyempurnaan Produk
Akhir
Revisi Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
C. Setting Penelitian
Pada setting penelitian ini membahas empat hal yaitu tempat penelitian,
waktu penelitian, subjek penelitian dan objek penelitian.
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Joannes Bosco Yogyakarta yang
beralamat di Jalan Melati Wetan No 53, Yogyakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian berlangsung selama 9 bulan. Dimulai dari bulan April
2017 hingga Januari 2018.
3. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah guru kelas IV Musikal 1 dan kelas IV Musikal
3 SD Joannes Bosco Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018.
4. Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah pengembangan perangkat pembelajaran
terpadu tipe threaded.
D. Teknik Pengumpulan Data
Dalam melaksanakan suatu penelitian pengumpulan data sangat
diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan penelitian. Dalam
penelitian ini menggunakan beberapa teknik yaitu:
1. Wawancara Tidak Terstruktur
Sugiyono (2010: 197) mengemukakan wawancara tidak terstruktur
adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk mengumpulkan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan
hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.
2. Kuisioner
Sugiyono (2012:142) mengungkapkan kuisioner merupakan teknik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawabnya. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang
efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan
tahu apa yang diharapkan dari responden.
E. Instrumen Penelitian
Sugiyono (2015:156) memaparkan bahwa instrument penelitian merupakan
alat untuk mengumpulkan data. Penelitian ini menggunakan data kualitatif.
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan sebagai acuan untuk memperoleh
informasi mengenai jenis perangkat pembelajaran terpadu yang layak
digunakan oleh guru, mengetahui sejauh mana penggunaan perangkat
pembelajaran terpadu dan memperoleh informasi mengenai analisis
kebutuhan terkait dengan desain produk yang dirancang peneliti. Sebelum
melakukan wawancara, peneliti membuat kisi-kisi pedoman wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
2. Lembar Kuisioner
Lembar kuisioner berisi pernyataan yang disusun berdasarkan
indikator-indikator perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk
memvalidasi perangkat pembelajaran yang disusun oleh peneliti.
Kuisioner akan divalidasi oleh oleh dua pakar pembelajaran terpadu yaitu
Dosen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dua guru kelas IV
sekolah dasar. Hasil validasi kuisioner dapat digunakan masukan untuk
melakukan revisi terhadap perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded
yang disusun oleh peneliti. Kuisioner yang digunakan untuk validasi
terdiri dari dua kuisioner yaitu instrumen validasi kualitas perangkat
pembelajaran terpadu tipe threded mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas
IV dan instrumen ujicoba perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded
mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV.
F. Teknik Analisis Data
Data penelitian ini dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif dengan
penjelasan sebagai berikut:
1. Data kualitatif
Data kualitatif berupa komentar yang dikemukan oleh dua validator
pakar pembelajaran terpadu serta dua orang guru kelas IV sekolah
dasar. Data dianalisis sebagai dasar untuk memperbaiki dan mengetahui
kelayakan dari produk yang dihasilkan. Selain itu, data yang diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
berdasarkan hasil wawancara dengan guru diolah dan digunakan untuk
analisis kebutuhan (pra penelitian).
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif merupakan data yang berupa skor dari penilaian
perangkat pembelajaran yang merupakan hasil validasi melalui expert
judgement oleh pakar pembelajaran terpadu dan guru kelas IV sekolah
dasar. Data yang diperoleh dianalisis sebagai dasar dari hasil penilaian
kuisioner yang diubah menjadi data interval. Skala penilaian terhadap
perangkat pembelajaran terpadu yang dikembangkan yaitu sangat baik
(5), baik (4), cukup baik (3), kurang baik (2), sangat kurang baik (1).
Untuk menghitung rata-rata penilaian kuisioner kualitas perangkat
pembelajaran dan ujicoba perangkat pembelajaran dapat menggunakan
rumus sebagai berikut.
Rata-rata (x) = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑡𝑒𝑚 𝑘𝑢𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟
Data kuantitatif tersebut akan dianalisis dengan statistik deskriptif
kemudian dikonversikan ke data kualitatif dengan skala lima dengan
acuan menurut Sukardjo (2008:101), seperti tabel di bawah ini:
Table 3.1 Konversi Nilai Skala Lima
Interval Skor Kategori
X > Xi + 1,80 Sbi Sangat baik
Xi+0,60Sbi < X ≤ Xi+1,80Sbi Baik
Xi-0,60Sbi< X ≤Xi+0,60Sbi Cukup baik
Xi – 1,80Sbi < X ≤ Xi-0,60Sbi Kurang baik
X ≤Xi – 1,80Sbi Sangat kurang baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Keterangan
Xi (Rerata ideal) = 1
2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal )
SBi (Simpangan baku ideal) = 1
6 (skor maksimal ideal - skor minimal ideal )
X = Skor aktual
Berdasarkan rumus konversi skala lima di atas perhitungan data-data
kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan rumus
konversi tersebut. Adapun penentuan rumus kualitatif pengembangan ini
diterapkan dengan konversi sebagai berikut:
Diketahui:
Skor maksimal ideal : 5
Skor minimal ideal : 1
Rerata ideal (Xi) : 1
2 (5+1) = 3
Simpangan baku ideal (SBi) : 1
6 (5-1) = 0,67
Ditanyakan:
Interval skor kategori sangat baik, baik, cukup, kurang baik dan sangat kurang baik.
Jawaban:
Kategori sangat baik = X > Xi + 1,80 Sbi
= X> 3 + (1,80 . 0,67)
= X> 3 + (1,21)
= X> 4,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Kategori baik = Xi+0,60Sbi < X ≤ Xi+1,80Sbi
= 3 + (0,60 . 0,67) < X ≤ 3 + (1,80 . 0,67)
= 3 + (0,40) < X ≤ 3 + (1,21)
= 3,40 < X ≤ 4,21
Kategori cukup baik = Xi-0,60Sbi< X ≤Xi+0,60Sbi
= 3 – (0,60 . 0,67) < X ≤ Xi + (0,60 . 0,67)
=3 – (0,40) < X ≤ 3 + (0,40)
= 2,60 < X ≤ 3,40
Kategori kurang baik = Xi – 1,80Sbi < X ≤ Xi - 0,60Sbi
= 3 – (1,80 . 0,67) < X ≤ 3 – (0,60 . 0,67)
= 3 – (1,21) < X ≤ 3 – (0,40)
= 1,79 < X ≤ 2,60
Kategori sangat kurang baik = X ≤Xi – 1,80Sbi
= X ≤ 3 – (1,80 . 0,67)
= X ≤ 3 – (1,21)
= X ≤ 1,79
Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif menjadi data
kualitatif skala lima sebagai berikut:
Tabel 3.2. Konversi Nilai dan Skor ke Data Kualitatif pada Skala 5
Interval Skor Kriteria
X > 4,21 Sangat Baik
3,40 < X ≤ 4,21 Baik
2,60 < X ≤ 3,40 Cukup Baik
1,79 < X ≤ 2,60 Kurang Baik
X ≤ 1,79 Sangat Kurang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
G. Jadwal Penelitian
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded
No Kegiatan
Waktu (Bulan)
Ap
ril
2017
Mei
2017
Ju
ni
2017
Ju
li 2
017
Agu
stu
s 2017
Sep
tem
ber 2
017
Ok
teb
er 2
017
Novem
ber 2
017
Dese
mb
er 2
017
Jan
uari
2018
1. Wawancara dan
Observasi pra
Penelitian
2. Menyusun
proposal
3. Permohonan ijin
Penelitian dan
bimbingan dengan
dosen
4. Pembuatan
produk
5. Validasi pakar
pembelajaran
terpadu dan revisi
tahap I
6. Uji coba produk
7. Validasi produk
guru kelas IV
8. Revisi Produk
9. Ujian Skripsi
10. Revisi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
BAB IV
HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini berisi tentang uraian hasil penelitian dan pembahasan mengenai
perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded kelas IV SD mengacu Kurikulum
2013. Hasil penelitian dan pembahasan akan diuraikan sebagai berikut:
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Kebutuhan
Langkah awal penelitian pengembangan perangkat pembelajaran
terpadu tipe threaded mengacu Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD
adalah dengan melakukan analisis kebutuhan. Analisis kebutuhan
dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang dijelaskan pada bab
III. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan wawancara.
Wawancara dilakukan di SD Negeri Kintelan I yang beralamat di Jl.
Brigjen Katamso No.163, Keparakan, Mergangsan, Kota Yogyakarta
dan SD Joannes Bosco Yogyakarta yang beralamat di Jalan Melati
Wetan No 53, Yogyakarta.
Wawancara ditunjukan kepada dua guru kelas IV. Pertama, guru
kelas IV di SD Negeri Kintelan 1 yaitu P pada tanggal 20 April 2017.
Kedua, guru kelas IV di SD Joannes Bosco Yogyakarta yaitu R pada
bulan Juni 2017. Wawancara digunakan untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman dan pengimplementasian pembelajaran terpadu di sekolah
dasar. Hal ini bertujuan agar perangkat pembelajaran terpadu dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
membantu guru untuk mendapatkan contoh perangkat pembelajaran
terpadu yang mengacu Kurikulum 2013.
a. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Peneliti melakukan wawancara kepada guru kelas IV di SD
Negeri Kintelan 1 Yogyakarta dan SD Joannes Bosco
Yogyakarta. Wawancara ini berpedoman pada 8 butir pertanyaan
analisis kebutuhan mengenai perangkat pembelajaran terpadu
tipe threaded mengacu Kurikulum 2013 untuk siswa Kelas IV
SD. Hasil wawancara dengan guru kelas IV pelaksana Kurikulum
2013 SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta akan dijabarkan setiap
butir.
Butir pertanyaan pertama mengenai kurikulum yang
digunakan di sekolah. SD Negeri Kintelan 1 menggunakan
Kurikulum 2013 sejak tahun 2015/2016 pada semester 1 tetapi
pada semester 2 tidak menerapkan Kurikulum 2013. Mulai
kembali menggunakan Kurikulum 2013 pada tahun ajaran
2016/2017.
Butir pertanyaan kedua mengenai keikutsertaan guru dalam
pelatihan Kurikulum 2013. Guru pernah mengikuti pelatihan
Kurikulum 2013 sebanyak dua kali. Pelatihan tersebut membahas
mengenai Kurikulum 2013, perangkat pembelajaran, penilaian
raport dan proses pembelajaran. Pelatihan dilakukan di UPT dan
Kota Madya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Butir pertanyaan ketiga mengenai pemahaman tentang
Kurikulum 2013 yang harus menggunakan pembelajaran terpadu.
Sejauh pemahaman yang diterima guru bahwa Kurikulum 2013
menggunakan pendekatan saintifik (5M) dan belum mengenal
secara menyeluruh mengenai pembelajaran terpadu.
Butir pertanyaan keempat mengenai pemahaman dan
penguasaan guru tentang 10 tipe pembelajaran terpadu. Guru
sudah mengetahui 10 tipe pembelajaran terpadu namun tidak
menguasai secara keseluruhan mengenai tipe-tipe pembelajaran
terpadu tersebut.
Butir pertanyaan kelima mengenai kesulitan guru dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Guru mengalami kesulitan
dalam merencanakan pembelajaran. Hal ini disebabkan dalam
satu pembelajaran terdapat beberapa muatan Kompetensi Inti
(KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari berbagai mapel sehingga
guru kesulitan dalam merencanakan pembelajaran dari pagi
hingga siang hari.
Butir pertanyaan keenam mengenai kesulitan guru dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu. Guru tidak mengalami
kesulitan dalam proses pembelajaran di kelas. Kesulitan yang
dialami guru adalah saat evaluasi atau ulangan, penilaian
berdasarkan kompetensi dasar cukup menyulitkan guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Butir pertanyaan ketujuh mengenai pengetahuan dan
pemahaman guru mengenai pembelajaran terpadu tipe threaded.
Guru belum mengetahui dan mengetahui tipe pembelajaran
terpadu tipe threaded.
Butir pertanyaan kedelapan mengenai kebutuhan guru akan
contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded. Guru
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe
threaded. Melalui contoh perangkat perangkat pembelajaran
terpadu tipe threaded maka dapat mengetahui tipe-tipe
pembelajaran terpadu yang sesuai dengan Kurikulum 2013 dan
bentuk konkret dari perangkat pembelajaran tersebut.
Selain melakukan wawancara di SD Negeri Kintelan 1
Yogyakarta, peneliti juga melakukan wawancara dengan guru
kelas IV di SD Joannes Bosco Yogyakarta. Hasil wawancara akan
dijabarkan sebagai berikut.
Butir pertanyaan pertama mengenai kurikulum yang
digunakan di sekolah. SD Joannes Bosco menggunakan
Kurikulum 2013 sejak tahun ajaran 2015/2016. Butir pertanyaan
kedua mengenai keikutsertaan guru dalam pelatihan Kurikulum
2013. Guru sudah pernah mengikuti pelatihan Kurikulum 2013
yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kota Madya.
Butir pertanyaan ketiga mengenai pemahaman tentang
Kurikulum 2013 yang harus menggunakan pembelajaran terpadu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Guru mengetahui bahwa Kurikulum 2013 harus menggunakan
pembelajaran terpadu. Pemahaman guru sejauh ini, Kurikulum
2013 saling mengaitkan antar mata pelajaran,
Butir pertanyaan keempat mengenai pemahaman dan
penguasaan guru tentang 10 tipe pembelajaran terpadu. Guru
mengenal pembelajaran 10 tipe pembelajaran terpadu tetapi tidak
menguasai secara keseluruhan. Guru hanya menguasai
pembelajaran terpadu tipe webbed seperti yang digunakan dalam
Kurikulum 2013.
Butir pertanyaan kelima mengenai kesulitan guru dalam
merencanakan pembelajaran terpadu. Guru tidak mengalami
kesulitan dalam merencanakan pembelajaran. Dalam
merencanakan pembelajaran guru sudah mempunyai pedoman
dan sudah ada buku guru. Guru hanya memasukkan yang terdapat
dalam buku guru (KI, KD, indikator, tujuan, materi pembelajaran,
langkah pembelajaran) ke dalam komponen-komponen RPP
sehingga tidak mengalami kesulitan dalam merencanakan
pembelajaran terpadu.
Butir pertanyaan keenam mengenai kesulitan guru dalam
melaksanakan pembelajaran terpadu. Guru tidak mengalami
kesulitan dalam proses menyampaikan materi pembelajaran.
Namun, sering terjadi alokasi waktu untuk mencapai keseluruhan
indikator dan tujuan pembelajaran tidak sesuai rencana yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
dirancang di RPP. Hal ini disebabkan oleh kondisi siswa dan
kondisi kelas yang tidak dapat diprediksi. Kesulitan yang dialami
guru adalah saat melakukan penilaian hasil evaluasi yang
berdasarkan kompetensi dasar.
Butir pertanyaan ketujuh mengenai pengetahuan dan
pemahaman guru mengenai pembelajaran terpadu tipe threaded.
Guru mengetahui mengenai pembelajaran terpadu tipe tersebut
namun tidak menguasainya. Guru mengetahui bahwa konsep
dasar dari pembelajaran terpadu tipe threaded adalah
menggabungkan keterampilan di dalam berbagai mata pelajaran.
Namun, guru tidak mengetahui jenis keterampilan dan mata
pelajaran yang bisa digabungkan. Guru juga belum pernah
menggunakan tipe tersebut dalam pembelajaran di kelas.
Butir pertanyaan kedelapan mengenai kebutuhan guru akan
contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded. Guru
membutuhkan contoh perangkat pembelajaran terpadu tipe
tersebut. Perangkat pembelajaran ini dapat menjadi contoh
konkret dan dapat membantu guru dalam mengembangkan
pembelajaran terpadu.
b. Hasil dan Pembahasan Wawancara Survey Kebutuhan.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dijabarkan di atas,
peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa guru sudah pernah
mengikuti pelatihan Kurikulum 2013 sehingga guru cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
memahami perencanaan dan pelaksaaan pembelajaran
menggunakan Kurikulum 2013. Guru sudah mengetahui bahwa
pembelajaran dalam Kurikulum 2013 menggunakan
pembelajaran terpadu namun hanya sebatas mengaitkan antar
mata pelajaran yang berdasarkan pada buku guru. Pemahaman
guru mengenai sepuluh tipe pembelajaran terpadu belum
menyeluruh, guru belum menguasai dan belum pernah
melaksanakan tipe-tipe pembelajaran terpadu kecuali tipe
webbed yang telah digunakan dalam Kurikulum 2013. Guru
mampu melaksanakan proses pembelajaran di kelas sesuai
dengan Kurikulum 2013 namun masih mengalami kesulitan
dalam melaksanakan penilaian hasil evaluasi yang berdasarkan
kompetensi dasar, selain itu alokasi waktu yang telah
direncanakan terkadang tidak sesuai dengan pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas.
Kurikulum 2013 mengharuskan menggunakan
pembelajaran terpadu. Pembelajaran terpadu terdapat sepuluh
tipe pembelajaran. Salah satu tipe pembelajaran terpadu adalah
tipe threaded. Guru belum mengetahui secara utuh mengenai tipe
tersebut, guru hanya memahami konsep dasar dari tipe ini dan
belum pernah melaksanakan pembelajaran terpadu tipe threaded
dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru sangat membutuhkan
perangkat pembelajaran tepadu, salah satunya adalah perangkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pembelajaran terpadu tipe threaded. Guru memiliki harapan
dengan adanya contoh konkret dari perangkat pembelajaran
tersebut dapat membantu guru dalam mengembangkan
pembelajaran terpadu dan membantu guru dalam memahami tipe-
tipe pembelajaran terpadu.
2. Deskripsi Produk Awal
Pengembangan perangkat pembelajaran menggunakan
pendekatan pembelajaran terpadu tipe threaded dan pendekatan
saintifik (5M). Peneliti menggunakan buku guru dan buku siswa
Kurikulum 2013 untuk kelas IV SD edisi revisi 2017. Peneliti memilih
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari lima mata
pelajaran yaitu PPKn, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Alam
(IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dan SBdP, setelah itu peneliti
merumuskan indikator dan tujuan pembelajaran.
Produk awal yang dikembangkan adalah perangkat pembelajaran
terpadu tipe threaded. Perangkat pembelajaran tersebut berupa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Penelitian ini diawali dengan
pemetaan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) dan indikator
berdasarkan pada buku guru Kurikulum 2013 edisi revisi 2017,
kemudian berdasarkan KD tersebut peneliti mengembangkan indikator
pembelajaran dan merumuskan tujuan pembelajaran. Langkah
selanjutnya peneliti menentukan mata pelajaran dan keterampilan yang
akan diuntaikan dalam pembelajaran terpadu tipe threaded. Mata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
pelajaran yang dipilih adalah PPKn, Bahasa Indonesia, IPA, IPS dan
SBdP yang akan diuntaikan dengan jenis 4 (empat) keterampilan yaitu
keterampilan berpikir kreatif, keterampilan sosial, keterampilan
kecerdasan ganda dan keterampilan mengorganisir waktu. Peneliti
kemudian menentukan dan mendesain jaringan Kompetensi Dasar
(KD) dan indikator berdasarkan mata pelajaran yang telah dipilih dan
keterampilan yang akan diuntaikan pada setiap mata pelajaran sesuai
dengan tipe threaded. Setelah menetapkan jaringan Kompetensi Dasar
(KD) dan indikator berdasarkan tipe threaded, peneliti menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded.
Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan rencana
yang menggambarkan kegiatan pembelajaran di kelas yang bertujuan
untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pembelajaran.
RPP disusun secara sistematis yang artinya komponen-komponennya
disusun sesuai dengan format yang telah ditentukan oleh Dinas
Pendidikan. RPP disusun untuk satu pembelajaran atau satu hari dengan
alokasi waktu 9 x 35 menit untuk sekolah yang menerapkan lima hari
kerja. Komponen RPP terdiri dari (1) identitas RPP, (2) Kompetensi
Inti (KI), (3) Kompetensi Dasar (KD), (4) indikator, (5) tujuan
pembelajaran, (6) uraian materi, (7) pendekatan, tipe dan metode
pembelajaran, (8) kegiatan pembelajaran, (9) sumber belajar, (10)
penilaian hasil belajar, (11) lampiran-lampiran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
RPP disusun berdasarkan kajian indikator, tujuan pembelajaran
dan materi dari setiap mata pelajaran yang dikembangkan dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu tipe threaded dan
saintifik yang mengacu dengan Kurikulum 2013. Pendekatan saintifik
merupakan pendekatan yang memberikan kesempatan pada siswa
untuk mengamati, menanya, mencoba, menalar dan
mengomunikasikan. Kurikulum 2013 juga memiliki kekhasan berupa
penilaian otentik dan pembelajaran terpadu. Di dalam penelitian ini
kegiatan dan materi pembelajaran disesuaikan dengan jaringan KD dan
indikator yang telah didesain oleh peneliti. Kegiatan dan muatan
pembelajaran diuntaikan dengan jenis keterampilan yang sesuai dan
dipilih oleh peneliti berdasarkan dengan pembelajaran terpadu tipe
threaded.
RPP dikembangkan menggunakan program Microsoft Word
2010. Jenis huruf yang digunakan dalam RPP ini Times New Roman,
Arial, dan Calibry (Body). Peneliti menggunakan lebih dari satu jenis
huruf agar terlihat menarik. Jenis huruf yang dipilih adalah jenis huruf
yang jelas sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh siswa. Ukuran
huruf dalam RPP ini adalah 12, namun ada beberapa bagian yang
ukurannya 14. RPP ini terdiri dari satu pembelajaran atau satu
pertemuan dengan alokasi waktu 9 x 35 menit yang tertuang dalam 90
halaman, yang dicetak dengan kertas A4 dengan ukuran 21 x 29,7 cm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Produk berupa perangkat pembelajaran dikemas dalam bentuk buku
melalui proses cetak.
Berikut ini uraian komponen-komponen yang terdapat pada
produk perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.
a. Sampul Depan
Sampul depan dibuat dengan menggunakan program
komputer CorelDraw X7. Warna sampul dominan warna merah
jambu dilengkapi dengan gambar bagan pembelajaran terpadu
tipe threaded. serta logo dari Universitas Sanata Dharma. Bagian
penting dari sampul adalah identitas mengenai rencana
pelaksanaan pembelajaran. Identitas terdiri dari judul yang
berupa rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded
dan sasaran yang dituju yaitu kelas IV Sekolah Dasar.
b. Pendahuluan
Pendahuluan dari buku rencana pelaksanaan pembelajaran
terpadu tipe threaded terdiri dari kata pengantar, daftar isi,
penjelasan singkat mengenai pengertian, karakteristik, langkah-
langkah-langkah dalam menyusun pembelajaran terpadu tipe
threaded serta kelebihan dan kelemahan dari pembelajaran
terpadu tipe threaded.
c. Isi
Isi pokok pada buku buku rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu tipe threaded adalah jaringan Kompetensi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Dasar (KD) dan indikator berdasarkan tipe threaded dan satu
buah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan alokasi
waktu 9 x 35 menit (1 Pembelajaran) lengkap dengan lampiran-
lampirannya.
d. Daftar Referensi
Bagian keempat adalah daftar referensi yang berisi sumber
yang digunakan dalam penyusunan buku rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu tipe threaded. Sumber yang digunakan
adalah buku dan sumber lain dari internet.
3. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Revisi Produk
a. Data Hasil Validasi Pakar Kurikulum 2013
Produk awal yang telah dibuat oleh peneliti divalidasi oleh
dua pakar pembelajaran terpadu yaitu dua orang dosen PGSD,
Universitas Sanata Dharma. Validasi bertujuan untuk mengetahui
kelayakan perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded yang
dibuat. Validator dapat memberikan catatan yang berupa saran
maupun kritik yang dapat diajadikan acuan oleh peniliti untuk
melakukan revisi. Validasi oleh pakar pembelajaran terpadu
dilaksanakan pada Bulan Agustus. Terdapat beberapa aspek
dalam instrumen penilaian yang digunakan oleh pakar
pembelajaran terpadu dan guru kelas IV. Aspek yang dinilai
dalam validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajaran terpadu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
meliputi a) identitas RPP, b) perumusan indikator, c) perumusan
tujuan pembelajaran, d) pemilihan materi ajar, e) sumber belajar,
f) media pembelajaran, g) metode pembelajaran, h) skenario
pembelajaran, i) karakteristik pembelajaran terpadu tipe
threaded, j) penilaian, k) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan l)
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Berdasarkan hasil validasi mengenai kualitas perangkat
pembelajaran yang dilakukan oleh dua pakar pembelajaran
terpadu yaitu P dan K. Pakar pembelajaran terpadu yaitu P
memberikan skor rata-rata 4,84 dengan kategori “Sangat Baik”. P
memberikan catatan dan komentar untuk menuliskan sumber
materi ajar dan memperbaiki penulisan kata
“mengkomunikasikan”. Perangkat pembelajaran tersebut layak
untuk digunakan atau uji coba di lapangan dengan revisi sesuai
saran. Pakar pembelajaran terpadu yang kedua yaitu K
memberikan skor rata-rata 4,02 dengan kategori “Baik”.
Perangkat pembelajaran dinyatakan layak untuk digunakan/ uji
coba lapangan dengan revisi sesuai saran. Pakar K hanya
memberikan komentar umum dan saran perbaikan yang berupa
RPP sudah dirangkum secara lengkap. Kegiatan beragam dan
sumber juga beragam, namun perlu diperhatikan penggunaan
LKS (sebagai bagian dari skenario) perlu disesuaikan dengan
tujuan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Perangkat pembelajaran yang telah divalidasi oleh kedua pakar
pembelajaran tersebut direvisi sesuai dengan saran yang diberikan.
Saran dan revisi tersebut dijabarkan pada tabel berikut, yaitu:
Tabel 4.1 Saran Pakar Pembelajaran Terpadu dan Revisi
No Aspek Komentar Revisi
E. SUMBER BELAJAR
3 Sumber belajar
yang dikutip
ditulis dengan
tata tulis baku.
Sumber materi
pelajaran di tulis.
Melengkapi materi
pelajaran dengan
sumber-sumber yang
digunakan dalam
ringkasan materi.
H. PENILAIAN
4 Kesesuain tugas
dengan rubrik
penilaian.
Rubrik evaluasi Melengkapi rubrik
penilaian evaluasi
agar lebih jelas dan
lengkap.
J. LEMBAR KERJA SISWA (LKS)
5 Kegiatan
pembelajaran
dalam LKS
memungkinkan
tercapainya
indikator/tujuan
pembelajaran.
Penggunaan LKS
(sebagai bagian dari
skenario) perlu sesuai
dengan tujuan
pembelajaran.
Memperbaiki LKS
agar sesuai dengan
skenario dan tujuan
pembelajaran.
L. BAHASA
1 RPP
menggunakan
Bahasa Indonesia
yang baik dan
benar (sesuai
dengan Ejaan
Bahasa Indonesia
(EBI))
Perbaiki penulisan
mengkomunikasikan
dalam langkah
pembelajaran dan
LKS
Memperbaiki
penulisan
mengkomunikasikan
menjadi
mengomunikasikan.
b. Revisi Produk
Berdasarkan dari kedua pakar pembelajaran terpadu di atas,
peneliti melakukan revisi pada bagian sumber belajar, penilaian,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Lembar Kerja Siswa (LKS) dan penggunaan bahasa yang baik
dan benar. Revisi produk dilakukan sebelum produk diuji
cobakan di lapangan. Revisi yang dilakukan pada bagian-bagian
yang telah disarankan oleh pakar pembelajaran terpadu.
Pakar pembelajaran terpadu memberikan komentar untuk
memberikan sumber belajar berupa daftar referensi yang
digunakan dalam ringkasan materi, peneliti merevisi sumber
belajar ini dengan menambahkan daftar referensi pada setiap
ringkasan mata pembelajaran. Bagian selanjutnya adalah
penilaian. Peneliti melakukan revisi pada bagian rubrik evaluasi
sesuai dengan yang disarankan validator. Peneliti melakukan
revisi yang berupa melengkapi rubrik evaluasi agar lebih jelas dan
lengkap.
Selain itu, pakar pembelajaran terpadu juga memberikan
saran perbaikan untuk Lembar Kerja Siswa (LKS) dan
penggunaan Bahasa Indonesia. Pada lembar kerja siswa, peneliti
melakukan revisi agar skenario pembelajaran di LKS sesuai
dengan tujuan pembelajaran sesuai yang disarankan oleh dosen.
Peneliti juga melakukan revisi pada bagian penggunaan bahasa
Indonesia, di dalam perangkat pembelajaran terdapat kesalahan
penulisan kata yang berupa “mengkomunikasikan”, peneliti
melakukan revisi dengan memperbaiki kata tersebut dengan
“mengomunikasikan”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
4. Data Validasi Guru kelas IV SD Pelaksana Kurikulum 2013 dan
Revisi Produk
a. Data Validasi Guru Kelas IV SD Pelaksana Kurikulum 2013
Setelah peneliti melakukan revisi berdasarkan saran yang
diberikan oleh pakar pembelajaran terpadu, produk perangkat
pembelajaran tersebut diuji cobakan di lapangan dan divalidasi
oleh 2 guru kelas IV.
Produk uji coba divalidasi oleh guru kelas IV yaitu R dan
D yang merupakan guru SD Joannes Bosco Yogyakarta yang
beralamat di Jalan Melati Wetan No 53, Yogyakarta pada tanggal
23 dan 30 Oktober 2017. Adapun aspek yang dinilai dalam
validasi yang dilakukan oleh guru kelas IV meliputi a) identitas
RPP, b) perumusan indikator, c) perumusan tujuan pembelajaran,
d) pemilihan materi ajar, e) sumber belajar, f) media
pembelajaran, g) metode pembelajaran, h) skenario
pembelajaran, i) implementasi pembelajaran terpadu tipe
threaded, j) penilaian, k) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan l)
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Guru kelas IV pelaksana Kurikulum 2013 yaitu R
memberikan skor rata-rata 4,03 dengan kategori “Baik”.
Perangkat pembelajaran dinyatakan layak dan revisi sesuai saran.
R memberikan komentar umum yang berupa RPP sangat lengkap,
tetapi dalam pelaksanaan tidak mungkin dapat berjalan lancar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
(manfaat RPP tidak maksimal). Tuntutan indikator yang begitu
banyak akan berhasil jika dilakukan dalam beberapa kali
pertemuan. RPP ini tidak bisa digunakan di seluruh kondisi
sekolah, padahal RPP bisa disusun oleh mahasiswa artinya RPP
ini diasumsikan bisa digunakan dimanapun. RPP yang bagus
tidak berarti juga bagus dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran.
Guru kelas IV pelaksana Kurikulum 2013 yaitu D
memberikan skor rata-rata 4,15 dengan kategori “baik”.
Perangkat pembelajaran dinyatakan layak dan direvisi sesuai
saran. Komentar umum yang diberikan oleh D berupa secara
keseluruhan sudah baik dalam RPP dan proses pembelajarannya.
Baik dalam pengkondisian siswa dan memberikan pengalaman
belajar yang menyenangkan. Namun, perlu diperbaiki dalam
penulisan tujuan pembelajaran (ABCD). Saran perbaikan dan
revisi dari dua guru kelas IV pelaksana Kurikulum 2013 dapat
dijabarkan sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Tabel 4.2 Saran Perbaikan dan Revisi Guru kelas IV Pelaksana
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar
No Aspek Komentar Revisi
C. PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN
2 Kelengkapan
komponen ABCD
(Audience, Behaviour,
Condition, Degree)
dalam rumusan tujuan
pembelajaran.
Degree belum
dicantumkan.
Melengkapi
komponen
rumusan tujuan
pembelajaran
dengan degree.
H. SKENARIO PEMBELAJARAN
8 Pengaturan skenario
pembelajaran dengan
alokasi waktu
proporsional
Tuntutan indikator
yang begitu banyak
bisa dilakukan jika
dalam beberapa
pertemuan.
Memperbaiki
alokasi waktu
agar tuntutan
indikator dapat
tercapai.
I.IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TERPADU TIPE
THREADED
5 RPP pembelajaran
terpadu tipe threaded
memiliki sifat praktis
dan fungsional.
RPP sangat lengkap
namun dalam
pelaksanaan belum
berjalan lancar
(manfaat RPP tidak
maksimal)
Memperbaiki
langkah-langkah
kegiatan dalam
pelaksanaan agar
manfaat RPP
dapat maksimal.
RPP ini tidak bisa
digunakan di
seluruh kondisi
sekolah, padahal
RPP disusun oleh
mahasiswa artinya
RPP ini diasumsikan
bisa digunakan
dimanapun.
Memperbaiki
kegiatan
pembelajaran
agar dapat
pelaksanaan dari
RPP lebih tepat
sasaran.
b. Revisi Produk
Berdasarkan saran dari kedua guru kelas IV pelaksana
Kurikulum 2013 atas ujicoba produk di lapangan, peneliti
melakukan perbaikan pada bagian perumusan tujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
pembelajaran, skenario pembelajaran dan implementasi
pembelajaran terpadu tipe threaded sesuai dengan saran
perbaikan dan komentar yang diberikan oleh guru kelas IV SD
sebagai pelaksana Kurikulum 2013.
Pada bagian perumusan tujuan pembelajaran, validator
memberikan saran untuk menambahkan degree pada bagian
komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition, Degree)
dalam perumusan tujuan pembelajaran. Maka dari itu, peneliti
melakukan revisi dengan menambahkan degree di tujuan
pembelajaran. Selanjutnya adalah skenario pembelajaran, bagian
pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu
proposional. Validator melakukan revisi dengan mengatur alokasi
waktu agar indikator dapat tercapai secara keseluruhan.
Peneliti juga melakukan revisi pada implementasi
pembelajaran terpadu tipe threaded bagian RPP pembelajaran
terpadu tipe threaded memiliki sifat praktis dan fungsional.
Peneliti melakukan revisi yang berupa memperbaiki langkah-
langkah kegiatan dalam pelaksanaan agar manfaat RPP dapat
maksimal dan kegiatan pembelajaran agar pelaksanaan dari RPP
lebih tepat sasaran.
5. Kajian Produk Akhir
Produk akhir diperoleh dari saran perbaikan yang diberikan oleh
dua pakar pembelajaran terpadu dan dua guru kelas IV SD Pelaksana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Kurikulum 2013. Peneliti melakukan revisi pada produk awal yang
dihasilkan berdasarkan saran dari validator pakar pembelajaran terpadu
dan guru kelas IV. Revisi bertujuan untuk menghasilkan produk akhir
yang lebih baik dari produk awal. Produk akhir didesain menjadi satu
buku yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe
threaded untuk siswa kelas IV.
Produk akhir yang dihasilkan adalah rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu tipe threaded yang telah direvisi sesuai dengan
saran perbaikan yang diberikan oleh validator. Peneliti menambahkan
dan memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe
threaded sesuai dengan saran yang diberikan. Komponen yang terdapat
pada perangkat pembelajaran tepadu yang berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu tipe threaded yaitu (1) identitas, (2) Kompetensi
Inti Kurikulum 2013, (3) Kompetensi Dasar, (4) Indikator, (5) tujuan
pembelajaran, (6) materi pembelajaran, (7) pendekatan, tipe, dan
metode pembelajaran, (8) media, alat dan sumber belajar, (9) langkah-
langkah kegiatan pembelajaran, (10) teknik penilaian, (11) lampiran-
lampiran.
Pertama, identitas rencana pelaksanaan pembelajaran
terpadu berisi nama satuan pendidikan, kelas/semester, tema, tipe
pembelajaran, muatan pembelajaran dan alokasi waktu.
Kedua, kompetensi inti merupakan tingkat kemampuan
kompotensi yang harus dipelajari yang berupa aspek spiritual,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
sosial, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga, kompetensi dasar
yaitu sikap spiritual, sikap sosial , pengetahuan, dan keterampilan
yang harus dicapai siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Keempat, indikator merupakan alat untuk menilai
ketercapaian kompetensi siswa. Kompetensi mencakup sikap
spiritual dan social, pengetahuan dan keterampilan dan indikator
disusun menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur.
Kelima, tujuan pembelajaran disusun berdasarkan indikator
pembelajaran yang penyusunannya menggunakan kata kerja
operasional yang dapat diamati dan diukur. Tujuan pembelajaran
mengandung komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree). Keenam, materi pembelajaran yang disajikan berupa
materi pokok yang akan dipelajari.
Ketujuh, pendekatan, tipe dan metode pembelajaran.
Pendekatan yang dilakukan adalah terpadu dan saintifik dan tipe
yang digunakan adalah threaded. Metode pembelajaran merupakan
kegiatan yang akan dilakukan selama pembelajaran.
Kedelapan, media, alat/bahan dan sumber pembelajaran
yang digunakan berbeda-beda pada setiap pembelajaran yang
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran. Kesembilan, langkah-
langkah pembelajaran yaitu urutan kegiatan yang akan dilakukan
dalam kegiatan pembelajaran. Kesepuluh, teknik penilaian berupa
jenis/teknik penilaian, bentuk instrumen dan pedoman penskoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Kesebelas, lampiran-lampiran yang memuat instrumen
penilaian yang terdiri atas penilaian sikap (spiritual dan sosial),
penilaian pengetahuan, penilaian keterampilan (keterampilan
berpikir kreatif, keterampilan sosial, keterampilan kecerdasan
ganda dan keterampilan mengorganisir waktu), lampiran materi,
lembar kerja siswa yang berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan
pendekatan saintifik dengan tampilan yang menarik, soal evaluasi
terdiri dari beberapa muatan pembelajaran untuk mengetahui
ketercapaian kompetensi dan refleksi yang bertujuan untuk
menuangkan perasaan dan kesulitan siswa selama kegiatan
pembelajaran. Daftar pustaka berisi mengenai buku-buku dan
referensi lain yang digunakan dalam pembuatan rencana
pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded kelas IV mengacu
Kurikulum 2013.
B. Pembahasan
Produk dikembangkan berdasarkan spesifikasi produk yang telah
dicantumkan pada Bab I, Pertama, buku rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu tipe threaded ditujukan untuk Sekolah Dasar
kelas IV. Sampul buku berwarna merah jambu dan dicetak
menggunakan kertas ivory 230. Sampul buku berisi judul, gambar
bagan pembelajaran terpadu tipe threaded, logo Universitas Sanata
Dharma dan nama penulis buku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Gambar 4.1 Sampul Buku
Kedua, judul dari buku adalah “Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded”. Terdapat gambar bagan dari
pembelajaran terpadu tipe threaded pada sampul buku, hal ini bertujuan
untuk memberikan cerminan kepada pembaca. Dengan melihat judul
dan gambar sampul maka sudah dapat mengetahui isi dari buku.
Ketiga, Jenis huruf yang dipilih adalah Times New Roman, Arial
dan Calibry. Jenis huruf yang dipilih adalah jenis huruf yang jelas
sehingga mudah dibaca dan dipahami. Selain itu, juga menggunakan
lebih dari satu jenis huruf, hal ini dilakukan agar buku terlihat lebih
menarik. Keempat, Isi buku dicetak menggunakan kertas A4s 100g/m2.
Kertas A4s 100g/m2 dipilih untuk mencetak isi buku, kertas ini dipilih
karena tebal sehingga tidak mudah sobek.
Kelima, buku perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded
tertuang dalam 104 halaman yang berisi:
a. Kata pengantar
Kata Pengantar berisi tentang ucapan syukur kepada Tuhan,
kerangka berpikir mengenai pembelajaran terpadu tipe threaded,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
spesifikasi produk yang dikembangkan, ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan produk
dan kesediaan penulis menerima kritik dan saran yang
membangun guna penyempurnaan produk.
b. Daftar isi
Daftar isi merupakan lembar halaman yang menjadi petunjuk
pokok isi buku dan nomor halaman. Daftar isi berfungsi untuk
mempermudah menemukan bahasan tertentu menggunakan
nomor halaman.
c. Teori dasar pembelajaran terpadu tipe threaded,
Teori dasar yang dicantumkan dalam buku rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu tipe threaded meliputi pengertian,
karakteristik, kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu
tipe threaded serta langkah-langkah menyusun pembelajaran
terpadu tipe threaded.
d. Pemetaan jaringan kompetensi dasar dan indikator berdasarkan
pembelajaran terpadu tipe threaded.
Di dalam buku rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe
threaded terdapat tiga contoh mengenai pemetaan jaringan
Kompetensi Dasar (KD) dan indikator berdasarkan pembelajaran
terpadu tipe threaded untuk kelas IV Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
e. Rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu tipe threaded
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam buku berupa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang komponennya
disusun dengan lengkap. Komponen dalam RPP meliputi a)
identitas RPP, b) kompetensi inti, c) kompetensi dasar, indikator
dan tujuan pembelajaran, d) materi ajar, e) pendekatan, tipe dan
metode pembelajaran, f) media pembelajaran, alat/bahan dan
sumber belajar, g) skenario pembelajaran, h) penilaian, i)
lampiran. Lampiran terdiri dari rubrik penilaian, materi
pembelajaran, Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evaluasi dan
refleksi. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun
secara sistematis dan sesuai dengan format yang telah ditentukan
dari Dinas Pendidikan.
f. Daftar referensi
Daftar referensi berisi sumber-sumber yang digunakan dalam
penulisan buku ini mulai dari buku teori mengenai pembelajaran
terpadu tipe threaded dan buku-buku yang digunakan dalam
penyusunan RPP mulai dari buku guru, buku siswa dan sumber
belajar lain yang relevan.
Keenam, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dikembangkan berdasarkan karakteristik Kurikulum 2013 yaitu dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu, pembentukan
karakter siswa, menggunakan pendekatan saintifik, menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
penilaian otentik, pembelajaran berpusat pada siswa dan berbasis
kompetensi.
Ketujuh, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dikembangkan berdasarkan tipe threaded yaitu dengan menggunakan
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan ganda,
pendekatan metakurikuler yang digunakan untuk mencapai beberapa
keterampilan dan tingkatan logika siswa dari berbagai mata pelajaran,
memadukan beberapa bidang studi lintas tema dan meletakkan
keterpaduan pada persamaan keterampilan yang terdapat pada beberapa
bidang studi atau mata pelajaran.
Kedelapan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
dikembangkan berdasarkan pembelajaran terpadu tipe threaded dengan
alokasi waktu 9 x 35 menit untuk sekolah yang menerapkan lima hari
kerja. Kesembilan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini
bersifat praktis atau dengan kata lain mudah dilaksanakan dan
fungsional atau bisa dikatakan memiliki banyak manfaat sebagai
pedoman pembelajaran.
Kesepuluh, buku perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded
untuk kelas IV Sekolah Dasar menggunakan Bahasa Indonesia yang
baik dan benar dengan memperhatikan ketentuan Ejaan Bahasa
Indonesia (EBI).
Berdasarkan pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran
terpadu dan hasil validasi oleh dua pakar pembelajaran terpadu dan dua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
guru kelas IV pelaksana Kurikulum 2013 diperoleh hasil bahwa rencana
pelaksanaan pembelajaran terpadu tersebut masuk kategori “Sangat
Baik”dengan skor rata-rata yaitu 4,26. Hasil tersebut dijabarkan pada
tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Rekapitulasi Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu
dan Guru Kelas IV Sekolah Dasar Pelaksana Kurikulum 2013.
No Validasi Perangkat Pembelajaran
Skor Kategori
1 Pakar Pembelajaran
Terpadu
4,84 Sangat Baik
2 Pakar Pembelajaran
Terpadu
4,02 Baik
3 Guru Kelas IV 4, 03 Baik
4 Guru Kelas IV 4,15 Baik
Jumlah 17,04
Rata-rata 4,26
Kategori Sangat Baik
Hasil validasi yang dilakukan oleh pakar pembelajaran terpadu
berpedoman pada 12 aspek meliputi a) identitas RPP, b) perumusan
indikator, c) perumusan tujuan pembelajaran, d) pemilihan materi ajar,
e) sumber belajar, f) media pembelajaran, g) metode pembelajaran, h)
skenario pembelajaran, i) karakteristik pembelajaran terpadu tipe
threaded, j) penilaian, k) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan l)
penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Pada validasi
perangkat pembelajaran terpadu, pakar pembelajaran terpadu (A)
memberikan skor 4,84 dengan kategori “Sangat Baik” dan pakar
pembelajaran terpadu (B) memberikan skor 4,02 dengan kategori
“Baik”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Selanjutnya adalah validasi yang dilakukan oleh Guru Kelas IV
SD sebagai pelaksana Kurikulum 2013. Hasil validasi tersebut
berpedoman pada 12 aspek yang meliputi a) identitas RPP, b)
perumusan indikator, c) perumusan tujuan pembelajaran, d) pemilihan
materi ajar, e) sumber belajar, f) media pembelajaran, g) metode
pembelajaran, h) skenario pembelajaran, i) implementasi pembelajaran
terpadu tipe threaded, j) penilaian, k) Lembar Kerja Siswa (LKS), dan
l) penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Guru kelas IV
(A) memberikan skor 4,03 dengan kategori “Baik” dan guru kelas IV
SD (B) memberikan skor 4,15 dengan kategori “Baik”.
Dari keseluruhan hasil validasi yang dilakukan oleh pakar
pembelajaran terpadu dan guru kelas IV SD pelaksana Kurikulum 2013
didapatkan skor rata-rata 4,26 dengan kategori “Sangat Baik”.
Perangkat pembelajaran terpadu dikategorikan “Sangat Baik”
karena sudah memenuhi semua aspek rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu tipe threaded. Dalam rencana pelaksanaaan
pembelajaran terpadu tipe threaded yang dibuat telah memuat (1)
identitas rencana pelaksaan pembelajaran terpadu sudah lengkap, (2)
perumusan indikator sudah sesuai dengan KI, KD dan sudah
menunjukan kemampuan berpikir tingkat tinggi, contohnya:
menemukan kegiatan manusia yang dapat merusak keseimbangan
sumber daya alam di lingkungan sekitar, (3) perumusan tujuan
pembelajaran sudah sesuai dengan KD dan indikator, menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
kata kerja yang dapat diamati dan diukur serta dilengkapi komponen
ABCD (Audience, Behaviour, Condition dan Degree), contohnya:
Melalui kerja kelompok, siswa mampu menemukan minimal 3 (tiga)
kegiatan manusia yang dapat merusak keseimbangan sumber daya alam
di lingkungan sekitar, (4) pemilihan materi ajar telah sesuai dengan
kegiatan pembelajaran, (5) pemilihan sumber belajar sudah relevan dan
beragam, (6) pemilihan media belajar sudah menarik dan sesuai dengan
tujuan pembelajaran siswa dan karakteristik siswa, (7) metode
pembelajaran sesuai dengan pendekatan pembelajaran terpadu yaitu
sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa, baik secara individual
maupun kelompok, aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep
serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik. Joni, T.R
(dalam Margunayasa, Arini dan Japa 2014: 4) dan pendekatan saintifik
yaitu pendekatan yang digunakan pada proses pembelajaran sains dan
teknologi dalam konteks pengalaman yang nyata (Daryanto, 2014:82),
(8) skenario pembelajaran sudah menampilkan kegiatan awal dengan
jelas, kegiatan inti sesuai dengan pendekatan saintifik dan
menampilkan kegiatan akhir dengan jelas serta skenario pembelajaran
mampu memberdayakan siswa, menciptakan pembelajaran yang
menyenangkan dan bermakna serta alokasi waktu yang proposional, (9)
karakteristik pembelajaran terpadu tipe threaded sudah relevan dan
nampak jelas (10) penilaian sudah menggunakan penilaian otentik yaitu
penilaian secara keseluruhan dalam proses pembelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
menggunakan berbagai instrumen penilaian seperti tes tertulis, tes lisan
dan observasi (Majid, 2014: 35), (11) lembar kerja siswa dibuat
sederhana, menarik, runtut, dan menggunakan pendekatan
pembelajaran terpadu tipe threaded dan pendekatan saintifik. (12)
bahasa yang digunakan sudah bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Implementasi pembelajaran terpadu tipe threaded di kelas IV
Sekolah Dasar (SD) telah relevan dengan rencana pelaksanaan
pembelajaran terpadu tipe threaded. Karakteristik pembelajaran
terpadu tipe threaded yang meliputi memadukan keterampilan
metakurikulum (keterampilan berpikir, keterampilan soSial,
keterampilan kecerdasan ganda dan keterampilan mengorginisir
waktu), digunakan untuk mencapai beberapa keterampilan pada
pembelajaran, memadukan keterampilan dalam beberapa bidang studi
lintas tema, dan keterpaduan terletak pada persamaan keterampilan
yang terdapat pada beberapa bidang studi nampak jelas dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran terpadu tipe threaded menciptakan
suasana pembelajaran yang bermakna (menyenangkan) dan mampu
mengembangkan keutuhan perkembangan pribadi siswa.
Dengan demikian, produk yang dikembangkan dapat dikatakan
memiliki kualitas yang sangat baik dan layak digunakan sebagai
perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded mengacu pada
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN
Bab ini memaparkan kesimpulan, keterbatasan penelitian dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk siswa
kelas IV di Sekolah Dasar menurut pakar pembelajaran terpadu (A)
termasuk dalam kategori “sangat baik” dengan skor 4,84 dan pakar
pembelajaran terpadu (B) memberi skor 4,02 dengan kategori “baik”.
Skor tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran terpadu tipe
threaded mengacu Kurikulum 2013 unuk siswa kelas IV Sekolah
memiliki kualitas “sangat Baik” yang ditinjau dari hasil validasi
kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.
2. Kualitas perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded untuk siswa
kelas IV menurut guru sekolah dasar melalui uji coba terbatas. Guru
kelas IV SD (A) memberikan skor 4,03 dengan kategori “baik”dan guru
kelas IV SD (B) memberikan skor 4,15 dengan kategori “baik”. Skor
tersebut menunjukkan bahwa perangkat pembelajaran terpadu tipe
threaded mengacu Kurikulum 2013 unuk siswa kelas IV Sekolah
memiliki kualitas “baik” yang ditinjau dari hasil validasi ujicoba
perangkat pembelajaran terpadu tipe threaded.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
B. Keterbatasan Penelitian
1. Wawancara untuk analisis kebutuhan hanya dilakukan dengan dua
orang guru kelas IV sekolah dasar sehingga informasi yang diperoleh
tidak banyak dan akar permasalahan masih kurang mendalam.
2. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan hanya satu rencana
pelaksanaan pembelajaran karena keterbatasan validator.
3. Uji coba perangkat pembelajaran terpadu hanya dilaksanakan di satu
sekolah dasar.
C. Saran
1. Wawancara untuk analisis kebutuhan dilakukan dengan beberapa guru
kelas IV sekolah dasar sehingga informasi yang diperoleh lebih banyak.
2. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan seharusnya lebih dari satu agar
contoh konkret yang berupa rencana pelaksanaan pembelajaran terpadu
beragam dan berguna bagi pembaca.
3. Uji coba perangkat pembelajaran terpadu dilaksanakan di beberapa
sekolah dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
DAFTAR REFERENSI
Aji, Wisnu N. (2016). Model pembelajaran Dick and Carey dalam pembelajaran
bahasa dan sastra Indonesia. Klaten: Universitas Widya Dharma.
Akbar, S, dkk. (2016). Implementasi pembelajaran tematik di sekolah dasar.
Bandung : PT. Remaja Rosdyakarya.
Armstrong, T. (2013). Kecerdasan multiple di dalam kelas. Jakarta: PT Indeks.
Borg,W.R. & Gail.M.D. (1989). Educational research: an introduction(5thed). New
York: Logman.
Daryanto. (2014). Pembelajaran tematik, terpadu, terintegrasi (kurikulum 2013).
Yogyakarta: Gava Media.
__________. (2014). Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013.
Yogyakarta: Gava Media
Depdikbud. (1996). Pembelajaran terpadu D-II PGSD dan S-2 Pendidikan Dasar.
Jakarta: Depdikbud Republik Indonesia.
Depdiknas. (2003). Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdiknas RI.
Fogarty, R. (1991). How to integrated the curricula. Palatine,Ilinois: IRI/ Skylight
Publishing, Inc.
Fogarty, R. (2009). How to integrate curricula. California: Thousand Oaks.
Hasbullah, (2003). Dasar-dasar ilmu pendidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Kurniasih, I dan Sani, B. (2014). Implementasi kurikulum 2013 konsep &
penerapan. Surabaya: Kata Pena.
Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran terpadu tematik (teori, praktik, penilaian).
Bandung: Alfabeta.
Madesa, E dan Permanasari, A. (2015). Penerapan pembelajaran ipa terpadu tipe
threaded dengan level of inquiry untuk meningkatkan keterampilan berpikir
kritis dan penguasaan konsep siswa kelas VIII pada tema indera penglihatan
dan alat optik (Vol 7). Jakarta: UIN Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Majid. A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: PT.Remaja
Rosdakarya
Margunayasa, IG, Arini, W dan Japa, I Gusti Ngurah. (2014). Pembelajaran
terpadu konsep dan penerapannya. Yogyakarta: Graha Ilmu
Nurgiyantoro, B. (2011). Penilaian otentik dalam pembelajaran bahasa.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Permendikbud. (2013). Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud RI.
Permendikbud. (2013). Permendikbud No. 70 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum SMK/MAK. Jakarta: Permendikbud RI.
Permendikbud. (2016). Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Permendikbud RI.
Pratowo, A. (2013). Pengembangan bahan ajar tematik. Yogyakarta: Diva Pres.
Sani. Ridwan A. (2014). Pembelajaran saintifik untuk implementasi kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara.
Sanjaya, H.W. (2013). Penelitian pendidikan jenis metode dan prosedur. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sekarinasih, A. (2015). Implementasi pembelajaran tematik terpadu berdasarkan
kurikulum 2013. Yogyakarta: Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Setyosari, P. (2013). Metode penelitian pendidikan dan pengembangan. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono. (2009). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif kualitatif & RND. Bandung:
Alfabeta
Sugiyono. (2015). Metode penelitian dan pengembangan. Bandung : Alfabeta.
Sukardjo. (2008). Kumpulan materi evaluasi pembelajaran. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.
Susilowati, B, Subroto, WT, Nasution. (2017). Pengembangan perangkat
pembelajaran terpadu tipe shared berbasis kegiatan ekonomi kreatif untuk
siswa kelas IV sekolah dasar (Vol 2). Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
Sukmadinata dan Syaodih, N. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Tim Pengembang PGSD. (1996). Pembelajaran terpadu D-II dan S-II pendidikan
dasar. Jakarta: Dirjen Dikti, Bagian Proyek Pengembangan Pendidikan Guru
Sekelah Dasar.
Trianto. (2010). Pengantar penelitian pendidikan bagi pengembangan profesi
pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana.
Trianto. (2012). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: PT Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
Lampiran 1
Kisi-kisi Pedoman Wawancara Kebutuhan Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Terpadu
No Indikator Pertanyaan No Item
1 Pemahaman Apakah sudah mengetahui bahwa
Kurikulum 2013 harus
menggunakan pembelajaran
terpadu?
2
Apakah pernah mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013?
3
Apakah mengetahui dan
menguasai sepuluh tipe
pembelajaran terpadu
4
Apakah mengetahui salah satu tipe
pembelajaran terpadu yaitu tipe
threaded?
7
2 Penerapan Sejak kapan menerapkan
Kurikulum 2013?
1
Apakah kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran
terpadu?
7
3 Efektivitas
perangkat
pembelajaran
terpadu
Apakah kesulitan dari
merencanakan pembelajaran
terpadu?
6
Apakah membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran terpadu
tipe threaded?
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 2
Rangkuman Hasil Wawancara di SD Negeri Kintelan 1 Yogyakarta
Narasumber: Pak Pius (Guru Kelas IV)
No Daftar Pertanyaan
Wawancara
Rangkuman Hasil Wawancara
1 Kurikulum apa yang
digunakan di sekolah ini?
Menggunakan kurkulum 2013 sejak
tahun 2015/2016 pada semester I
tetapi pada semester 2 tidak
menerapkan. Dan pada tahun
2016/2017 mulai menggunakan
kembali Kurikulum 2013.
2 Apakah sudah pernah
mengikuti pelatihan
Kurikulum 2013?
Sudah pernah mengikuti sebanyak 2
kali di UPT dan Kota Madya.
Pelatihan tersebut membahas
tentang Kurikulum 2013, perangkat
pembelajaran, penilaian rapot dan
proses pembelajaran.
3 Apakah sudah mengetahui
bahwa Kurikulum 2013
harus menggunakan
pembelajaran terpadu?
Sejauh ini yang diketahui yaitu
menggunakan pendekatan saintifik
(5M) dan belum mengenal secara
menyeluruh tentang pembelajaran
terpadu.
4 Apakah mengenal dan
menguasai 10 tipe
pembelajaran terpadu?
Untuk pembelajaran terpadu sudah
mengetahui jika terdapat 10 tipe,
namun tidak menguasai secara
keseluruhan.
5 Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran
terpadu?
Terdapat kesulitan dalam
merencanakan. Karena dalam 1
pembelajaran terdapat beberapa
muatan Kompetensi Inti (KI),
Kompetensi Dasar (KD) dari
berbagai maple sehingga guru
kesulitan dalam merencanakan
pembelajaran dari pagi hingga
siang.
6 Apakah ada kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran
terpadu?
Dalam proses tidak begitu sulit,
namun masalahnya terdapat pada
saat evaluasi atau ulangan. Karena
dalam melakukan penilaian cukup
sulit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
7 Apakah mengetahui
pembelajaran terpadu tipe
threaded?
Belum mengetahui pembelajaran
terpadu tipe tersebut.
8 Apakah membutuhkan
contoh perangkat
pembelajaran terpadu tipe
threaded?
Membutuhkan, sebab dengan
adanya perangkat pembelajaran
terpadu tipe threaded maka dapat
mengetahui tipe-tipe pembelajaran
terpadu yang sesuai dengan
Kurikulum 2013 dan bentuk konkret
dari perangkat pembelajaran
tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Lampiran 3
Rangkuman Hasil Wawancara di SD Joannes Bosco Yogyakarta
Narasumber: Anggit Rita.D.W.F, S.Pd. (Guru Kelas IV Musikal 1)
No Daftar Pertanyaan Wawancara Rangkuman Hasil
Wawancara
1 Kurikulum apa yang digunakan di
sekolah ini?
Kurikulum yang digunakan
adalah Kurikulum 2013.
2 Apakah sudah pernah mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013?
Sudah pernah mengikuti
pelatihan Kurikulum 2013.
3 Apakah sudah mengetahui bahwa
Kurikulum 2013 harus menggunakan
pembelajaran terpadu?
Sudah mengetahui bahwa
Kurikulum 2013
menggunakan pembelajaran
terpadu. Sajauh yang saya
tahu Kurikulum 2013 itu
saling mengaitkan antar mata
pelajaran.
4 Apakah mengenal dan menguasai 10
tipe pembelajaran terpadu?
Mengenal pembelajaran
terpadu tetapi belum
menguasai secara
keseluruhan. Waktu kuliah
diajarkan tetapi tidak
menguasai keseluruhan.
Yang saya ingat webbed
seperti di dalam Kurikulum
2013 ini.
5 Apakah ada kesulitan dalam
merencanakan pembelajaran
terpadu?
Kesulitan jarang ditemui,
karena merencanakan
pembelajaran sudah ada
panduannya selain itu sudah
dibekali dengan buku guru.
Sehingga guru tinggal
memasukan yang ada di buku
guru ke dalam komponen-
komponen RPP tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
6 Apakah ada kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran
terpadu?
Kesulitan dalam
melaksanakan pembelajaran
terpadu tidak ada. Hanya saja
untuk mencapai indikator
dan tujuan pembelajaran
tidak sesuai dengan alokasi
waktu. Alokasi waktu sering
tidak sesuai rencana karena
kondisi siswa dan kelas itu
tidak dapat terprediksi.
Selain itu, kesulitan yang
dijumpai adalah kesulitan
dalam melakukan penilaian
yang berdasarkan
kompetensi dasarnya.
7 Apakah mengetahui pembelajaran
terpadu tipe threaded?
Mengetahui tipe
pembelajaran tersebut.
Tetapi ilmu yang saya ingat
waktu kuliah dulu hanya
konsep dasar bahwa tipe
threaded itu menggabungkan
keterampilan dalam mata
pelajaran. Untuk
keterampilan dan mata
pelajaran apa saja yang bisa
digabungkan belum
mengetahui dan belum
menguasainya. Selain itu,
belum pernah
menggunakannya dalam
pembelajaran di kelas.
8 Apakah membutuhkan contoh
perangkat pembelajaran terpadu tipe
threaded?
Membutuhkan perangkat
pembelajaran terpadu tipe
threaded. Perangkat
pembelajaran yang dibuat
bisa dijadikan guru sebagai
salah satu contoh konkret dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
mungkin bisa dikembangkan
lagi oleh guru-guru kelas IV.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 4
Pernyataan Validasi Kualitas Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe
Threaded
No Pernyataan
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester,
pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu)
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI dan KD
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi
yang diukur
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indicator
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan
karakteristik peserta didik
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu
13 Sumber belajar sesuai dan mutakhir
14 Sumber belajar yang digunakan beragam
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan
pendekatan scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan scientific
21 Menampilkan kegiatan awal dengan jelas (apersepsi, motivasi, orientasi)
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan)
23 Menampilkan kegiatan akhir dengan jelas (menyimpulkan, evaluasi,
refleksi, tindak lanjut)
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik
sehingga perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan
siswa
28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional
30 Kesesuaian jaringan indikator dengan pembelajaran terpadu tipe
threaded
31
Memadukan beberapa keterampilan metakurikulum yang meliputi
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, kecerdasan ganda,
keterampilan kerjasama, dan keterampilan mengorganisir.
32 Digunakan untuk pencapaian beberapa keterampilan.
33 Memadukan keterampilan dalam beberapa bidang studi lintas tema.
34 Keterpaduan terletak pada persamaan keterampilan yang terdapat pada
beberapa bidang studi.
35 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik
penilaian) meliputi (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
36 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator
yang akan dicapai
37 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal
38 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian
39 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian
40 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan
refleksi)
41 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa
42 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan
mudah dipahami siswa
43 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut
44 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya
indikator /tujuan pembelajaran
45 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe threaded
46 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific
47 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa
48 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi
49 Tampilan LKS indah dan menarik
50 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai
dengan Ejaan Bahasa Indonesia (EBI))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 5
Pernyataan Uji Coba Perangkat Pembelajaran Terpadu
Tipe Threaded
No Pernyataan
1 Kelengkapan unsur identitas RPP (Satuan pendidikan, kelas, semester,
pembelajaran terpadu tipe tertentu, alokasi waktu)
2 Kesesuaian rumusan indikator dengan KI, dan KD
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional dengan kompetensi
yang diukur
4 Kesesuaian dengan aspek (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
5 Rumusan indikator menunjukkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
6 Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi dasar dan indikator
7 Kelengkapan komponen ABCD (Audience, Behaviour, Condition,
Degree) dalam rumusan tujuan pembelajaran
8 Menggunakan kata kerja yang dapat diamati dan diukur
9 Rumusan tujuan hanya mengandung satu (1) jenis tingkah laku
10 Kesesuaian materi ajar dengan indikator/tujuan pembelajaran
11 Kesesuaian materi ajar dengan lingkungan (kontekstual) dan
karakteristik peserta didik
12 Kesesuaian materi ajar dengan alokasi waktu
13 Sumber belajar seusai dan mutakhir
14 Sumber belajar yang digunakan beragam
15 Sumber belajar yang dikutip ditulis dengan tata tulis baku
16 Kesesuaian media pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran.
17 Kesesuaian media pembelajaran untuk mengimplementasikan
pendekatan scientific.
18 Kesesuaian media belajar dengan karakteristik peserta didik
19 Kesesuaian metode pembelajaran dengan indikator/tujuan pembelajaran
20 Kesesuaian metode pembelajaran dengan pendekatan Scientific
21 Menampilkan kegiatan pendahuluan dengan jelas (apersepsi, motivasi,
orientasi)
22 Menampilkan kegiatan inti sesuai dengan pendekatan scientific
(mengamati, menanya, menalar, mencoba/mempraktikkan,
mengomunikasikan)
23 Menampilkan kegiatan penutup dengan jelas (menyimpulkan, evaluasi,
refleksi, tindak lanjut)
24 Materi pembelajaran disajikan dengan skenario yang sistematis
25 Skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah metode
pembelajaran yang dipilih dan kondisi/proses yang dirumuskan dalam
tujuan pembelajaran
26 Keterpaduan antar konsep/muatan pelajaran tertata dengan baik sehingga
perpindahan antar konsep/muatan pelajaran berjalan landau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
27 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk memberdayakan siswa
28 Rumusan skenario pembelajaran berpotensi untuk terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna
29 Pengaturan skenario pembelajaran dengan alokasi waktu proporsional
30
Karakteristik memadukan beberapa keterampilan metakurikulum yang
meliputi keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan
kecerdasan ganda, keterampilan kerjasama, dan keterampilan
mengorganisir waktu pada pembelajaran terpadu tipe threaded nampak
jelas dalam proses pembelajaran
31 Karakteristik untuk mencapai beberapa keterampilan pada pembelajaran
terpadu tipe threaded nampak jelas dalam proses pembelajaran
32
Karakteristik memadukan keterampilan dalam beberapa bidang studi
lintas tema pada pembelajaran terpadu tipe threaded nampak jelas dalam
proses pembelajaran
33
Karakteristik keterpaduan terletak pada persamaan keterampilan yang
terdapat pada beberapa bidang studi pada pembelajaran terpadu tipe
threaded nampak jelas dalam proses pembelajaran
34 RPP pembelajaran terpadu tipe threaded memiliki sifat praktis dan
fungsional
35 RPP pembelajaran terpadu tipe threaded mampu memberdayakan siswa
36 RPP pembelajaran terpadu tipe threaded menciptakan suasana
pembelajaran yang bermakna (menyenangkan)
37 RPP pembelajaran terpadu mampu mengembangkan keutuhan
perkembangan pribadi siswa
38 Penilaian bersifat otentik (kontekstual dan menggunakan beragam teknik
penilaian) meliputi (sikap spiritual, sikap sosial, pengetahuan, dan
keterampilan)
39 Kesesuaian teknik, bentuk, dan instrumen penilaian dengan indikator
yang akan dicapai
40 Kesesuaian kunci jawaban dengan soal
41 Kesesuaian tugas dengan rubrik penilaian
42 Kesesuaian pedoman penskoran dari soal dan rubrik penilaian
43 Kelengkapan unsur-unsur LKS (tujuan, petunjuk, kegiatan belajar, dan
refleksi)
44 Rumusan petunjuk umum LKS sederhana dan mudah dipahami siswa
45 Rumusan kegiatan pembelajaran dalam LKS singkat, sederhana, dan
mudah dipahami siswa
46 Urutan kegiatan pembelajaran pada LKS runtut
47 Kegiatan pembelajaran dalam LKS memungkinkan tercapainya indikator
/tujuan pembelajaran
48 Kegiatan pembelajaran dalam LKS menunjukkan karakteristik
pembelajaran terpadu tipe threaded
49 Kegiatan pembelajaran dalam LKS mencerminkan pendekatan scientific
50 Bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat perkembangan
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
51 Tersedia beberapa pertanyaan untuk refleksi
52 Tampilan LKS indah dan menarik
53 RPP menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar (sesuai dengan
Ejaan Bahasa Indonesia (EBI))
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 6
Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 7
Validasi Pakar Pembelajaran Terpadu 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 8
Validasi uji Coba Guru Kelas IV 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran 9
Validasi Uji coba Guru Kelas IV 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Lampiran 10
Surat Permohonan Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 11
Surat Pernyataan Kepala Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Lampiran 12
Foto-foto Kegiatan
Siswa mengamati video mengenai
keberagaman di Indonesia
Peneliti menanyakan apa yang di
dapat siswa setealah melihat video.
Siswa menyampaikan pendapat di
dalam kelompok
Siswa menyelesaikan LKS secara
berkelompok
Siswa menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
RIWAYAT PENULIS
Tyas Susilowati lahir di Gunungkidul, 02 Juni 1996. Anak
ketiga dari pasangan Petrus Suwasman dan Theresia Tuginem.
Penulis memperoleh pendidikan dasar di SD Negeri Gari I,
tamat pada tahun 2008. Kemudian, penulis melanjutkan
pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Playen, tamat
pada tahun 2011. Pendidikan penulis dilanjutkan di SMK
Negeri 1 Wonosari, tamat pada tahun 2014.
Pada tahun 2014, penulis melanjutkan studi ke perguruan tinggi dan tercatat sebagai
mahasiswi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Pendidikan di
perguruan tinggi diakhiri dengan menulis skripsi yang berjudul: “Pengembangan
Perangkat Pembelajaran Terpadu Tipe Threaded untuk Siswa Kelas IV SD
Mengacu Kurikulum 2013”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI