8
1 PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE Febriliyan Samopa 1) , Faizal Johan Atletiko 2) , Azlan Mufti 3) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Kampus Keputih, Sukolilo, Surabaya, 60111 Telp : (031) 5922949, Fax : (031) 5964965 E-mail : [email protected]1) , [email protected] 2) , [email protected] 3) Abstrak Perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat serta peningkatan teknologi yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini memunculkam solusi teknologi informasi sebagai kebutuhan bisnis. Kebutuhan bisnis seperti menyediakan sarana promosi semakin menarik seiring dengan kemunculan teknologi visual tiga dimensi (3D). Teknologi visual 3D, dapat dimanfaatkan dari berbagai sisi seperti memperkenalkan sesuatu yang membuat penonton lebih terdeskripsi dengan baik dan jelas. Aplikasi peta dengan visualisasi 3D ditampilkan dengan tampilan dari kamera utama atau biasa disebut First Person Shooting (FPS) menggunakan Unreal Engine. Aplikasi ini telah selesai dikembangkan dimulai dari survei data, desain aplikasi, pembuatan peta sampai dengan evaluasi hasil aplikasi. Pembuatan elemen peta dibangun dengan aplikasi pendukung utama yaitu 3ds Max untuk modelling benda 3D dan Adobe Flash sebagai user interface untuk informasi dan interaksi. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan informasi-informasi penting mengenai gedung gedung tersebut, interaksi dengan pengguna, fitur penunjuk arah, dan lain lain yang akan memberikan pengalaman yang menarik bagi pengguna. Aplikasi peta 3D ini menyajikan tampilan yang memudahkan pengguna untuk mengetahui dan mengunjungi lokasi tertentu secara virtual. Kata kunci : Tiga Dimensi, Unreal Engine, UDK, Visual 3D, FPS, Teknik Lingkungan. 1. PENDAHULUAN Teknologi informasi telah mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Teknologi gambar, grafis, dan visualisasi pada semua barang elektronik juga semakin hari semakin canggih. Masyarakat jaman sekarang umumnya memiliki kecenderungan untuk memilih visual yang lebih memanjakan mata mereka, karena itu para pakar teknologi dituntut untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru yang dapat memenuhi keinginan mereka. Maka terciptalah terobosan- terobosan terbaru dalam dunia media elektronik, seperti munculnya animasi-animasi, iklan televisi, dan game berbasis visual 3D yang lebih terasa nyata di mata masyarakat. Masyarakat umumnya mengetahui tempat yang belum dikunjungi hanya melalui gambar atau foto tempat itu. Kesibukan mereka dalam beraktifitas adalah faktor penghambat mengunjungi suatu tempat yang belum mereka kunjungi. Untuk itu diperlukan suatu aplikasi yang dapat membantu masyarakat untuk mengunjungi suatu tempat secara virtual. Dengan kata lain mereka dapat mengunjungi tempat itu tanpa harus keluar rumah. Peta interaktif 3D adalah suatu aplikasi yang menampilkan peta suatu tempat dengan tampilan 3D dan memiliki fitur interaktif dengan obyek dari dalam peta. Aplikasi ini bertujuan untuk membantu menampilkan suatu tempat dengan dapat berinteraksi dengan obyek pada tempat tersebut secara virtual. Pembangunan aplikasi peta interaktif ini dapat dilakukan dengan menggunakan Unreal Engine atau juga biasa disebut Unreal Development Kit (UDK). UDK Engine adalah sebuah game engine yang sedang berkembang dan digunakan untuk membuat suatu peta 3D maupun permainan secara keseluruhan. Penggunaan engine ini sendiri adalah non-commercial karena merupakan freeware sehingga bebas dikembangkan dengan mudah dan oleh siapa saja. Dengan berkembangnya teknologi, beberapa engine bisa didapatkan dengan biaya kecil atau bahkan tanpa biaya sama sekali karena bersifat gratis atau open source. Seseorang yang menggunakan game engine bisa membangun bentuk desain arsitektur bangunan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan alat tiga dimensi biasa [1]. Game Engine 3D tidak hanya digunakan untuk membuat game, game engine ini juga memiliki kemampuan untuk menggambarkan sebuah lingkungan virtual dalam keadaan real-time dan realistis [2]. Salah satu pemanfaatan lain game engine adalah untuk pengembangan museum virtual [3]. Peta 3D dapat dikembangkan berdasarkan lokasi nyata menggunakan Unreal Engine. Unreal Engine adalah sebuah aplikasi open source game engine

PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF …

1

PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF MENGGUNAKAN UNREAL ENGINE

Febriliyan Samopa1), Faizal Johan Atletiko2), Azlan Mufti3) Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Kampus Keputih, Sukolilo, Surabaya, 60111 Telp : (031) 5922949, Fax : (031) 5964965

E-mail : [email protected]

1)HH, [email protected] U

2) , [email protected] UHH

3)

Abstrak

Perkembangan dunia bisnis yang semakin cepat serta peningkatan teknologi yang berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir ini memunculkam solusi teknologi informasi sebagai kebutuhan bisnis. Kebutuhan bisnis seperti menyediakan sarana promosi semakin menarik seiring dengan kemunculan teknologi visual tiga dimensi (3D). Teknologi visual 3D, dapat dimanfaatkan dari berbagai sisi seperti memperkenalkan sesuatu yang membuat penonton lebih terdeskripsi dengan baik dan jelas. Aplikasi peta dengan visualisasi 3D ditampilkan dengan tampilan dari kamera utama atau biasa disebut First Person Shooting (FPS) menggunakan Unreal Engine. Aplikasi ini telah selesai dikembangkan dimulai dari survei data, desain aplikasi, pembuatan peta sampai dengan evaluasi hasil aplikasi. Pembuatan elemen peta dibangun dengan aplikasi pendukung utama yaitu 3ds Max untuk modelling benda 3D dan Adobe Flash sebagai user interface untuk informasi dan interaksi. Aplikasi ini juga dilengkapi dengan informasi-informasi penting mengenai gedung gedung tersebut, interaksi dengan pengguna, fitur penunjuk arah, dan lain lain yang akan memberikan pengalaman yang menarik bagi pengguna. Aplikasi peta 3D ini menyajikan tampilan yang memudahkan pengguna untuk mengetahui dan mengunjungi lokasi tertentu secara virtual. Kata kunci : Tiga Dimensi, Unreal Engine, UDK, Visual 3D, FPS, Teknik Lingkungan. 1. PENDAHULUAN

Teknologi informasi telah mengalami peningkatan yang pesat dalam beberapa dekade terakhir. Teknologi gambar, grafis, dan visualisasi pada semua barang elektronik juga semakin hari semakin canggih. Masyarakat jaman sekarang umumnya memiliki kecenderungan untuk memilih visual yang lebih memanjakan mata mereka, karena itu para pakar teknologi dituntut untuk menciptakan inovasi-inovasi terbaru yang dapat memenuhi keinginan mereka. Maka terciptalah terobosan-terobosan terbaru dalam dunia media elektronik, seperti munculnya animasi-animasi, iklan televisi, dan game berbasis visual 3D yang lebih terasa nyata di mata masyarakat. Masyarakat umumnya mengetahui tempat yang belum dikunjungi hanya melalui gambar atau foto tempat itu. Kesibukan mereka dalam beraktifitas adalah faktor penghambat mengunjungi suatu tempat yang belum mereka kunjungi. Untuk itu diperlukan suatu aplikasi yang dapat membantu masyarakat untuk mengunjungi suatu tempat secara virtual. Dengan kata lain mereka dapat mengunjungi tempat itu tanpa harus keluar rumah.

Peta interaktif 3D adalah suatu aplikasi yang menampilkan peta suatu tempat dengan tampilan 3D dan memiliki fitur interaktif dengan obyek dari dalam peta. Aplikasi ini bertujuan untuk membantu menampilkan suatu tempat dengan dapat

berinteraksi dengan obyek pada tempat tersebut secara virtual.

Pembangunan aplikasi peta interaktif ini dapat dilakukan dengan menggunakan Unreal Engine atau juga biasa disebut Unreal Development Kit (UDK). UDK Engine adalah sebuah game engine yang sedang berkembang dan digunakan untuk membuat suatu peta 3D maupun permainan secara keseluruhan. Penggunaan engine ini sendiri adalah non-commercial karena merupakan freeware sehingga bebas dikembangkan dengan mudah dan oleh siapa saja.

Dengan berkembangnya teknologi, beberapa engine bisa didapatkan dengan biaya kecil atau bahkan tanpa biaya sama sekali karena bersifat gratis atau open source. Seseorang yang menggunakan game engine bisa membangun bentuk desain arsitektur bangunan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan alat tiga dimensi biasa [1]. Game Engine 3D tidak hanya digunakan untuk membuat game, game engine ini juga memiliki kemampuan untuk menggambarkan sebuah lingkungan virtual dalam keadaan real-time dan realistis [2]. Salah satu pemanfaatan lain game engine adalah untuk pengembangan museum virtual [3].

Peta 3D dapat dikembangkan berdasarkan lokasi nyata menggunakan Unreal Engine. Unreal Engine adalah sebuah aplikasi open source game engine

Page 2: PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF …

2

yang memliki kemampuan untuk membuat lingkungan virtual yang sesuai dengan dunia nyata. Unreal Engine merupakan game engine yang khusus menangani grafik tiga dimensi. Dari beberapa game engine yang sama-sama menangani grafik tiga dimensi, Unreal Engine dapat menangani lebih banyak platform [4]. Dahulu engine ini hanya digunakan untuk game yang dikembangkan oleh perusahaan pembuat dan pengembang permainan besar Epic Games. Tetapi sekarang engine ini merupakan engine yang sudah banyak digunakan dalam industri pengembangan game. Game yang sudah dikembangkan dengan engine ini seperti: Unreal Tournament, Deus Ex, Turok, Tom Clancy's Rainbow Six 3: Raven Shield, Tom Clancy's Rainbow Six: Vegas, dan sebagainya. Unreal Engine memiliki beberapa komponen yang dapat berdiri sendiri-sendiri, namun tetap berada dalam kesatuan yang terpusat pada ”core engine” [5]. Sebuah prototipe dari instrumentasi di Unreal Engine yang digunakan oleh Epic Games telah dibuktikan melalui eksperimen dengan Unreal Tournament 2004 untuk secara efektif membantu dalam analisis konten, dan menunjukkan hasil yang menjanjikan untuk masa depan [6].

Dalam pembuatan peta 3D ini permasalahan yang timbul adalah bagaimana membangun visualisasi 3D yang informatif dan akurat sehingga dapat membantu pengguna untuk melihat bentuk gedung keseluruhan secara virtual tanpa harus mengunjunginya, bagaimana membangun aplikasi interaktif sehingga memudahkan pengguna dalam berinteraksi secara bebas terhadap objek dalam peta. dan bagaimana menciptakan komunikasi antar modul dari peta yang lain hingga saling terhubung sehingga modul-modul dapat diintegrasikan.

2. TINJAUAN PUSTAKA Dalam pembangunan aplikasi, digunakan

beberapa dasar dari beberapa sumber bacaan.

2.1 Unreal Engine Unreal Engine merupakan salah satu teknologi

yang digunakan untuk membangun sebuah game. Unreal Engine menggunakan konsep aliran data seperti gambar 1.

Gambar 1. Konsep aliran data dalam Unreal Engine

Dari gambar di atas, dapat diketahui bahwa untuk membuat suatu peta 3D dibutuhkan sumber daya awal yang nantinya diolah dengan menggunakan aplikasi Unreal Engine. Editor yang terdapat dalam Unreal Engine meliputi, 1) Unreal Front End Editor, melakukan packaging, eksekusi program, pengaturan jaringan, 2) Unreal Kismet, membentuk logika penyajian interaksi dan informasi dalam peta 3D, 3) Unreal Matinee, membuat efek pergerakan, 4) Unreal StaticMesh Editor, mengatur pemberian material dan collision dari suatu mesh/objek, 5) Unreal AnimSet dan Unreal AnimTree, mengatur aktor dari aplikasi, 6) Unreal SoundCue, membuat efek suara untuk peta 3D.

2.2 Aplikasi Pendukung Unreal Engine Dalam penggunaan aplikasi ini, penyediaan

sumber daya dalam pembuatan aplikasi dilakukan dengan menggunakan aplikasi pendukung di luar Unreal Engine, yaitu 1) Adobe Photoshop CS3 Extended dan plugin NVIDIA Normal, untuk mengelolah texture, 2) Adobe Flash CS5, untuk mengelolah informasi dan menu aplikasi, 3) Microsoft Visio, untuk desain peta 2D, 4) Adobe SoundBooth CS5, untuk mengolah suara, 5) Autodesk 3D Studio Max, untuk membuat objek-objek dalam bentuk 3D, 6) Adobe After Effect, untuk membuat animasi movie di awal aplikasi, 7) RAD Video Tools, untuk melakukan kompresi video.

2.3 Interaksi Manusia Komputer IMK mempermudah hubungan antarmuka yang

tidak hanya meliputi perancangan layout layar monitor dengan penggunanya. Selain itu, IMK juga memerhatikan unsur useful, usable, dan used. Useful menunjukkan adanya fungsional di dalamnya serta dapat melakukan suatu pekerjaan. Usable menunjukkan kemudahan dan kebenaran dalam mengerjakan sesuatu. Used menunjukkan ketersediaannya untuk digunakan. Terdapat beberapa elemen utama dalam IMK, yaitu manusia, komputer, interaksi, aktivitas, dan lingkungan kerja. 3. IMPLEMENTASI

Pembangunan aplikasi 3D dilakukan dengan menggunakan tools Unreal Engine, khususnya Unreal Engine versi 3, Unreal Development Kit, yang selanjutnya disebut dengan UDK. Dalam pembangunan aplikasi 3D ini dilakukan beberapa tahapan, yaitu: Standardisasi pengerjaan, membuat standar

perbandingan ukuran antara ukuran nyata dengan ukuran yang akan dibuat dalam peta 3D.

Survey lokasi dan pengambilan data awal, memperoleh foto-foto dan data dari objek yang akan dibuat dalam aplikasi.

DATA

Maps Textures

Musics

UNREAL ENGINE

Graphics Sounds Physics

Page 3: PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF …

3

Desain sistem, membuat alur yang mungkin terjadi dalam aplikasi menggunakan tools Unified Modelling Language (UML), khususnya dengan menggunakan metode Use Case Driven Object.

Desain peta, membuat peta 2D dari objek penelitian yang dibuat dengan menggunakan Microsoft Visio.

Pembuatan aplikasi, memiliki beberapa tahapan di dalamnya, • Pembangunan peta 3D (geometri) • Pembuatan dan peletakan objek • Penambahan interaksi • Pengaturan pencahayaan • Penambahan suara

Integrasi aplikasi Pengujian aplikasi

3.1 Standardisasi Pengerjaan Standardisasi pengerjaan peta 3D dibutuhkan

agar peta yang telah dibuat dapat diintegrasikan dengan peta 3D yang lain. Yang distandarkan antara lain adalah sebagai berikut: • Skala ukuran sebenarnya dengan peta yang

akan dibuat adalah 1 meter pada ukuran sebenarnya sama dengan 64 pixel dalam UDK

• Pembulatan ukuran dibulatkan ke bawah tanpa koma

• UDK yang digunakan adalah UDK versi September 2010

• Tampilan langit • Aktor yang digunakan • Interaksi standar yang harus ada yaitu:

Buka dan tutup pintu Lampu dapat dimatikan dan

dinyalakan

3.2 Survey Lokasi dan Pengambilan Data Awal Tahapan ini menghasilkan foto-foto dan

informasi tentang ruangan atau objek yang akan dibuat dalam aplikasi peta 3D. Hasil dari tahapan ini menjadi standar dan acuan dalam pembuatan aplikasi peta 3D.

3.3 Desain Sistem Tahapan ini menghasilkan 1) GUI Storyboard

yang digunakan sebagai acuan untuk jalannya aplikasi peta 3D dilihat dari desain tampilannya, 2) Domain model yang menunjukkan objek-objek yang digunakan dalam pembangunan aplikasi, 3) Diagram dan deskripsi use case yang menunjukkan alur yang mungkin terjadi ketika menggunakan aplikasi, 4) Diagram sequence yang menunjukkan jalannya aplikasi dilihat dari sisi aplikasi, 5) Test case merupakan rancangan yang digunakan dalam tahapan pengujian aplikasi dari sisi fungsional.

3.4 Desain Peta Tahapan ini menghasilkan peta dari objek

penelitian dalam bentuk 2D. Peta ini digunakan sebagai dasar dalam pembuatan aplikasi peta 3D. Desain yang pertama adalah desain peta 2D yang digunakan sebagai dasar pembuatan menu peta 2D aplikasi.

Gambar 1. Desain Peta 2D Desain yang selanjutnya dilakukan adalah desain

informasi di mana dilakukan penentuan bentuk-bentuk informasi yang ditampilkan dalam aplikasi. Selain kedua desain di atas, dilakukan desain interaksi yang memberikan rancangan tentang interaksi-interaksi yang akan dibuat.

3.5 Pembuatan Aplikasi Hasil dari tahapan sebelumnya digunakan dalam

tahapan pembuatan aplikasi ini.

3.5.1 Pembangunan Peta 3D Tahapan yang dapat dilakukan pertama ketika

telah melakukan desain adalah membuat geometri area dengan menggunakan brush melalui Back End Unreal Engine. Pembuatan geometri ini melibatkan 2 jenis brush, yaitu CSG_Add dan CSG_Substract (untuk memotong CSG_Add). Gambar 3 merupakan hasil pembuatan geometri dalam mode Brush Wireframe.

Gambar 2. Pembuatan Geometri

Setelah melakukan pembuatan geometri

bangunan, dilakukan pembuatan dan pemasangan material. Material dibuat dengan menggunakan Unreal Material Editor di mana sumber daya dari pembuatan material adalah

Page 4: PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF …

4

berupa texture, gambar 2D. Material memberikan corak permukaan yang mendekati nyata untuk suatu objek.

Sumber daya yang juga dapat dibuat dalam UDK adalah FluidSurface dan terrain. Kedua komponen ini diletakkan sebagai objek permukaan air dan halaman. Penggunaan kedua komponen ini memberikan efisiensi besarnya kapasitas dari pembuatan objek yang sama untuk area yang luas.

3.5.2 Pembuatan dan Peletakan Objek Selain pembuatan dinding-dinding bangunan

menggunakan brush, dilakukan pembuatan dan peletakan objek dari ruangan-ruangan tersebut. Pembuatan objek 3D atau mesh dilakukan menggunakan Autodesk 3D Studio Max kemudian diekspor dalam 3 pilihan ekstensi. Tabel 1 menunjukkan perbedaan dari masing-masing ekstensi.

Tabel 1. Tabel Ekstensi Ekspor Objek dari Autodesk 3D Studio Max

Format Keterangan .ASE Format ini mengekspor objek yang hanya dapat

diberi 1 material dalam Static Mesh Editor dalam UDK

.FBX Format ini mengekspor objek yang dapat diberi banyak material dalam Static Mesh Editor dalam UDK. Namun, terdapat hambatan yang dapat ditemui dalam format ini, yaitu tidak sempurnanya atau rusaknya beberapa sisi objek. Sebelum proses pengeksporan, tidak perlu dilakukan penggabungan bagian-bagian dari objek yang akan diekpor. Hal ini dikarenakan bagian-bagian terpisah tersebut dapat disatukan saat proses impor ke dalam UDK.

.DAE Format ini mengekspor objek yang dapat diberi banyak material dalam Static Mesh Editor dalam UDK. Sebelum mengekspor objek, dilakukan penggabungan bagian-bagian dari objek tersebut. Dalam format ini, UDK tidak memiliki fitur untuk menggabungkan bagian-bagian objek menjadi satu kesatuan.

Setelah dilakukan proses ekpor, objek-objek

hasil proses tersebut dimasukkan ke dalam aset UDK melalui Content Browser yang ada dalam Back End Editor. Dengan menggunakan Unreal StaticMesh Editor, objek-objek yang dimasukkan diatur material pembungkus objek tersebut serta collision (daya tabrak/kepadatan) dari objek tersebut.

3.5.3 Penambahan Interaksi Bagian penting dari pembuatan aplikasi ini

adalah tahapan pemberian interaksi. Pemberian interaksi ini termasuk pemberian informasi dari setiap objek yang dapat diinteraksikan. Berikut ini merupakan bentuk interaksi pengguna dengan sistem yang diberikan pada aplikasi peta 3D ini: Penandaan objek yang dapat diinteraksikan

Penandaan pada objek perlu dilakukan agar objek yang dapat diinteraksikan mudah menarik

perhatian pengguna sehingga memanfaatkan fitur ini dalam peta. Penandaan dilakukan dengan memanfaatkan particle system yang tersedia di UDK. Penandaan ini tidak hanya ditujukan pada objek tetapi juga pada lokasi penting yang ada dalam peta 3D tersebut. Penanda pada lokasi penting dilakukan dengan partikel berwarna biru sedangkan penanda pada objek dilakukan dengan partikel berwarna hijau. Berikut gambar 3 dan gambar 4 menunjukkan bentuk partikel yang menjadi penanda dalam peta 3D ini.

Gambar 3 Bentuk Partikel Berwarna Biru Penanda Lokasi

Penting

Gambar 4 Bentuk Partikel Berwarna Hijau Penanda Objek yang

Dapat Diinteraksikan

Penambahan layar informasi Layar informasi merupakan interaksi tampilan

animasi flash yang memuat informasi suatu tempat. Layar informasi akan muncul setiap aktor melewati tempat-tempat penting yang perlu diketahui oleh pengguna. Animasi flash yang dibuat tidak mengganggu fokus pengguna pada peta 3D sehingga dibuat seperti mini info. Gambar 5 menunjukan tampilan mini info tempat penting pada peta 3D.

Gambar 5 Mini Info Tempat Penting pada Peta 3D

Penambahan informasi objek

Interaksi informasi objek merupakan interaksi dengan gabungan antara tampilan animasi flash dan animasi Matinee yang dilakukan di UDK. Terdapat berbagai interaksi informasi objek pada peta 3D seperti menyalakan lampu, memadamkan lampu, membuka pintu, menutup

Page 5: PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF …

5

pintu, simulasi, peminjaman buku, dan lain lainnya.

Interaksi dilakukan pengguna dengan menekan mouse kiri pada animasi flash yang muncul untuk pemberitahuan interaksi. Berikut gambar 6 menunjukan pemberitahuan cara melakukan interaksi pada objek.

Gambar 6 Tampilan pemberitahuan cara interaksi terhadap

objek lampu.

Penambahan menu peta 2D Menu Peta 2D merupakan tampilan menu

animasi flash untuk tiga fungsi yang dapat digunakan oleh pengguna. Gambar 7 menunjukkan Menu Peta 2D.

Gambar 7.Menu Peta 2D

Tiga fungsi tersebut yaitu mengetahui posisi aktor, teleportasi ke suatu tempat dan menunjukkan arah menuju suatu tempat. Dalam menu tersebut terdapat icon bintang. Jika icon tersebut di tekan mouse kiri, akan keluar dialog untuk fungsi teleportasi dan menunjukkan arah seperti terlihat pada Gambar 7. Terdapat beberapa arti simbol dari gambar x tersebut. 1) tanda panah berwarna merah menunjukkan lokasi aktor dalam peta 3D yang sedang dijalankan, 2) tanda bintang berwarna kuning menunjukkan lokasi-lokasi penting yang memiliki informasi, 3) tiga pilihan fitur dalam setiap tanda bintang, yaitu teleportasi (“Masuk ke dalam ruangan”), penunjuk arah (“Tunjukkan arah menuju ruangan”), dan pilihan untuk menutup pilihan tersebut.

Gambar 8. Dialog pilihan

Dari dialog tersebut seperti pada gambar 8, jika pengguna memilih “Masuk ke dalam ruangan”, aktor akan dikirimkan ke dalam ruangan tersebut. Teleportasi dibuat dengan menggunakan struktur kismet Teleport di mana aktor langsung dapat menuju lokasi yang dituju tanpa harus menelusuri jalan. Sedangkan untuk fitur lokasi aktor, digunakan perhitungan di luar UDK, yaitu dalam flash menggunakan ActionScript. Untuk mendapatkan suatu lokasi aktor, perlu dilakukan pen-skalaan yang menunjukkan perbandingan antara gambar di peta 2D dan peta 3D.

𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝑥1𝑓−𝑥2𝑓𝑥1𝑢−𝑥2𝑢

................................ (1) Keterangan: 𝑥1𝑓 = nilai x pertama dalam flash 𝑥2𝑓 = nilai x kedua dalam flash 𝑥1𝑢 = nilai x pertama dalam Unreal Engine 𝑥2𝑢 = nilai x kedua dalam Unreal Engine Hasil perbandingan yang diperoleh digunakan

untuk perhitungan sebagai berikut. 𝑥𝑢𝑝 = 𝑥1𝑓−𝑥2𝑓

𝑥1𝑢−𝑥2𝑢× 𝑥1𝑢 ............................. (2)

𝑦𝑢𝑝 = 𝑥1𝑓−𝑥2𝑓𝑥1𝑢−𝑥2𝑢

× 𝑦1𝑢 .............................. (3) Keterangan: 𝑥𝑢𝑝 = nilai x baru dalam peta 2D yang akan ditampilkan dalam aplikasi 𝑦𝑢𝑝 = nilai y baru dalam peta 2D yang akan ditampilkan dalam aplikasi Nilai yang didapatkan terakhir merupakan

nilai yang didapatkan untuk merepresentasikan letak aktor. Kemudian, untuk menentukan arah aktor sedang menghadap, digunakan konversi sudut dengan formula (4).

𝑑𝑒𝑔 = 𝑎𝑟𝑐𝑐𝑜𝑠(𝑦𝑎𝑤) ∗ �180𝜋� ................... (4)

Sedangkan saat pengguna memilih “Tunjukkan

arah menuju ruangan” akan keluar flash untuk menunjukan letak ruangan tersebut seperti terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Petunjuk arah

Page 6: PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF …

6

3.5.4 Pengaturan Pencahayaan Pencahayaan yang digunakan dibagi menjadi 2,

yaitu pengaturan pencahayaan alam (matahari) dan pengaturan pencahayaan ruangan. Untuk pencahayaan alam, digunakan aktor DominantDirectionalLight yang memberikan efek pencahayaan matahari untuk keseluruhan lokasi peta 3D. Sedangkan untuk pencahayaan ruangan, digunakan aktor PointLight Tooglable yang memberikan efek pencahayaan untuk ruangan serta dapat dihidupkan dan dimatikan.

3.5.5 Penambahan Suara Pengaturan lain yang dilakukan adalah

penambahan suara untuk objek-objek yang dapat diinteraksikan. Misalnya, pintu atau mesin. Pembuatan efek suara ini dilakukan menggunakan Unreal SoundCue Editor kemudian digunakan dalam Unreal Kismet ataupun Unreal Matinee.

3.6 Integrasi Aplikasi Tahapan integrasi aplikasi dari semua modul

peta meliputi beberapa bagian, yaitu: Standardisasi nama peta.

Unreal memiliki beberapa pengaturan peta yang berbeda beda. Pengaturan yang dimaksud seperti navigasi dan actor yang digunakan. Agar semua modul peta dapat dipanggil sesuai pengaturan aplikasi peta 3D maka dilakukan standardisasi nama peta, yaitu dengan awalan <nama aplikasi>-<nama modul>.udk. Selain untuk pengaturan, standarisasi nama peta juga untuk mempermudah proses integrasi.

Pembuatan aktor UDK telah memberikan aktor default aplikasi, yaitu berupa robot. Untuk menyesuaikan dengan pembuatan peta 3D ini, dilakukan pengubahan aktor dengan cara membuat skeletal mesh serta gerakan aktor menggunakan Autodesk 3D Studio Max. Skeletal mesh dan gerakan-gerakan yang dibuat kemudian diimpor ke dalam UDK melalui content browser. Pengaturan material dan skeletal mesh dari aktor dilakukan dalam Unreal AnimSet Editor. Sedangkan untuk penyusunan pergerakan aktor tersebut, digunakan Unreal AnimTree.

Konfigurasi aplikasi Pengaturan-pengaturan aplikasi ada yang bersifat hardcode, di mana dilakukan pengeditan di bagian konfigurasi default UDK. Konfigurasi default udk berada pada folder _root/UDKGame/config. Konfigurasi yang diatur salah satunya adalah navigasi. Konfigurasi lain yang dilakukan adalah penggunaan aktor default yang digunakan. Konfigurasi ini dilakukan dengan mengubah file UTFamilyInfo_Ini3D_Female.uc dan

UTPawn.uc Selain mengganti aktor default, dilakukan juga pengaturan kecepatan gerak aktor.

Pengaturan World Properties Setelah pengubahan konfigurasi telah dilakukan, untuk menggunakan perubahan tersebut, dilakukan pengubahan WorldInfo di bagian World Properties. Di bagian ini, dipilih konfigurasi INI3D sehingga aplikasi berjalan sesuai dengan pengaturan yang dilakukan.

Pembuatan menu aplikasi Menu aplikasi ini digunakan sebagai penyatu semua modul peta. Jadi, modul-modul peta yang diintegrasikan dapat diakses melalui menu ini. Menu aplikasi dibuat dengan menggunakan Adobe Flash yang dihubungkan dengan aplikasi peta 3D ini. Gambar 10 merupakan tampilan antar-muka dari menu utama untuk aplikasi ini. Penamaan modul (<nama aplikasi>-<nama modul>) yang bisa dipanggil ditentukan pada menu ini.

Gambar 10. Menu Awal Aplikasi

Penggantian splash screen dan movie

Sama halnya dengan produk-produk yang diproduksi oleh perusahaan, aplikasi ini membutuhkan splash screen dan movie yang digunakan dalam aplikasi ketika pertama kali membuka .exe ataupun saat memproses peta yang akan ditampilkan. Penggantian splash screen dilakukan dengan syarat tidak menghilangkan logo UDK dari splash screen.

Integrasi modul peta Modul-modul peta yang merupakan lokasi-lokasi yang berada di ITS, digabungkan dengan metode Loading. Metode ini baik digunakan untuk modul-modul peta yang berukuran besar sehingga performa (fps) dari aplikasi tidak memburuk. Pada dasarnya terdapat metode lain, yaitu Streaming. Metode ini memiliki kelebihan tampilan yang lebih terlihat nyata yang dapat melihat suatu lokasi peta (walaupun berbeda modul) dalam suatu sudut pandang.

Packaging aplikasi Packaging aplikasi dilakukan dengan menggunakan UnrealFrontEnd di mana dilakukan proses Cook terlebih dahulu yang

Page 7: PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF …

7

dilanjutkan dengan proses Packaging. Perbandingan antara jumlah sumber daya pertama dan file hasil kompresi packaging mencapai 24% atau dengan kata lain 76% penyusutan.

4. UJI COBA SISTEM Tahapan ini meliputi 3 tahapan pengujian, yaitu

1) uji coba fungsional menggunakan unit test, yaitu test case yang telah dibuat sebelumnya. Dari hasil uji coba ini, aplikasi ini telah menunjukkan pemenuhan kebutuhan fungsional. 2) uji coba non-fungsional dilakukan dengan menggunakan console yang disediakan oleh UDK, yaitu stat FPS, stat UNIT, dan stat MEMORY. Hasil dari stat FPS yang dapat dilihat dalam gambar 11 menunjukkan bahwa aplikasi ini masih memiliki kelemahan dalam memproses tampilan yang kompleks. Kecilnya nilai fps yang dihasilkan, menunjukkan spesifikasi lingkungan implementasi aplikasi semakin tinggi.

Sama halnya dengan hasil dari stat UNIT, hasil yang ditunjukkan adalah semakin besarnya nilai frame yang diproses sehingga menunjukkan bahwa tampilan dan tingkat kedetailan dari aplikasi ini adalah sangat tinggi.

Untuk stat MEMORY, hasil ditunjukkan dengan tingginya penggunaan memory oleh komponen lighting dan audio.

Evaluasi akurasi tampilan dilakukan dengan membandingkan hasil pengerjaan aplikasi dengan keadaan nyata, yaitu dengan menggunakan foto ketika survey di awal pengembangan aplikasi ini.

Gambar 11. Hasil uji coba FPS

5. KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut. a. Peta 3D dapat dibangun dengan menggunakan

framework (kerangka kerja) dari teknologi Unreal Engine dengan menggunakan editor-editor Unreal Engine, yaitu UnrealMatinee, UnrealKismet, Unreal Static Mesh Editor, Unreal Material Editor, Unreal Animtree Editor, Unreal Animset, Unreal SoundCue, dan Unreal Front End Editor. Pembangunan ini mencakup pembuatan objek (barang-barang di dalam ruangan) sampai dengan

penambahan informasi objek dan ruangan serta penambahan interaksi objek dalam aplikasi.

b. Unreal Engine mampu melakukan proses packaging dengan hasil sampai dengan 24% dari jumlah sumber daya aslinya yang meliputi file peta 3D beserta resource objek-objek (mesh), material, video, dan suara yang digunakan.

c. Metode integrasi modul peta yang digunakan dalam projek ini adalah metode Loading dengan mempertimbangkan kapasitas file setiap modul peta beserta resource-nya. Metode yang dipilih berpengaruh terhadap performa aplikasi ketika digunakan.

d. Tingkat interaktif dan informatif dari aplikasi peta 3D ini telah dicapai melalui uji coba fungsional dan evaluasi penggunaan aplikasi yang dapat dilihat di bab V tentang uji coba fungsional sistem.

e. Hasil pengukuran performa dari aplikasi peta 3D ini dengan menggunakan console yang disediakan dalam UDK menunjukkan bahwa aplikasi ini memiliki rata-rata nilai fps sebesar 13.9 dengan menggunakan spesifikasi komputer yang telah disebutkan dalam bab V tentang pengujian non-fungsional aplikasi. Semakin banyak objek, detail brush, dan detail lighting yang ditampilkan, maka mempengaruhi performa kecepatan aplikasi. Dengan kata lain, performa dari aplikasi (kecepatan) dipengaruhi oleh efektivitas dan efisiensi penggunaan sumber daya.

6. DAFTAR PUSTAKA [1] Shiratuddin, M. F. & Fletcher, D. (2007). Utilizing 3D Games Development Tool For Architectural Design in a Virtual Environment. Makalah disajikan dalam 7th International Conference on Construction Applications of Virtual Reality, Oktober 2007. [2] Shiratuddin, M. F. & Thabet, W. (2002). Virtual Office Walkthrough Using a 3D Game Engine. Makalah disajikan dalam International Journal of Design Computing. [3] Lepouras, G., & Vassilakis, C. (2004). Virtual Museums for all: Employing Game Technology for Edutainment., Virtual reality., 96-106. [4] Fritsch, D., & Kada, M. (2004). Visualisation Using Game Engines. Makalah disajikan dalam ISPRS commission V. [5] Busby, J., et al. (2004). Mastering Unreal Technology. Volume I: Introduction to Level Design with Unreal Engine 3. Indianapolis: Sams Publishing. [6] Bullen, T., Katchabaw, M. J. & Dyer-Witheford, N. (2006). Instrumentation of Video Game Software to Support Automated Content Analyses. Makalah disajikan dalam 2006 GameOn

0

5

10

15

20

25

FPS 1FPS 2FPS 3FPS 4

Spesifikasi 1

Spesifikasi 2

Page 8: PENGEMBANGAN PETA TIGA DIMENSI INTERAKTIF …

8

North America Conference, Monterey, California, September 2006, 34-38. Diambil tanggal 25 Oktober 2010, tersedia di http://www.csd.uwo.ca/~katchab/pubs/index.html