57
PENGGUNAAN PERALATAN GELAS SEBAGAI ALAT UKUR (Makalah PAL) Oleh Eka Nurhasanah 1317021021 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Citation preview

Page 1: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

PENGGUNAAN PERALATAN GELAS SEBAGAI ALAT UKUR

(Makalah PAL)

Oleh

Eka Nurhasanah

1317021021

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 2: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai macam alat gelas, yang memiliki fungsi beragam, sebagai tempat

penyimpanan, sarana pemindah, alat proses dan analisis dan sebagai alat pengukur

atau menakar volume. Mengukur atau menakar benda cair dengan akurasi tinggi

menggunakan peralatan gelas bukanlah perkara yang mudah. Adapun aspek yang

harus dipertimbangkan anatara lain:

a. Sifat zat cair yang akan diukur

b. Jumlah zat yang dibutuhkan

c. Jenis alat gelas yang digunakan

d. Teknik membaca skala peralatan yang digunakan

Peralatan gelas merupakan alat ukur yang rata-rata digunakan untuk mengukur

volume. Peralatan gelas tersebut anatara lain gelas beaker, gelas ukur, labu ukur, labu

Erlenmeyer, pipet volume dan lainnya.

Dalam percobaan ini akan dilakukan percbaan mengenai penggunaan peralatan gelas

sebagai alat ukur untuk mengetahui alat gelas yang cocok dalam mengukur zat cair

dalam jumlah tertentu, dan untuk membandingkan ketelitian beberapa alat gelas.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Memilih alat gelas yang tepat untuk mengukurzat cair dalam jumlah tertentu

2. Menentukan volume suatu cairan secara akurat

3. Membandingkan ketelitian beberpa alat ukur gelas khususnya labu ukur dan

gelas beker.

Page 3: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Macam-macam Alat Ukur

a. Labu ukur

Tersedia dalam berbagai ukuran : 25ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml, 1000 ml, 2000

ml. Dimana alat ini mempunyai ketelitian lebih tinggi dari pada gelas ukur dan gelas

beker.

Fungsi : Untuk mendapatkan larutan zat tertentu yang nantinya

hanya digunakan dalam ukuran yang terbatas hanya sebagai

sampel dengan penggunaan pipet.

Cara penyimpanan :Disimpan dalam lemari kaca dengan

keadaan kering dan tertutup.

Cara kerja  :Sebelum digunakan labu ukur terlebih dahulu

dicuci menggunakan sabun agar zat-zat yang tidak dibutuhkan

dapat terlarut dan akhirnya terbuang, labu ukur harus dalam

keadaan kering.

Cara Penggunaan:

Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan suatu larutan dengan molaritas tertentu:

Zat terlarut ditimbang teliti ke dalam sebuah labu volumetri ( labu ukur ).

Ditambahka air suling.

Campuran digoyang melingkar ( diolek ) untuk melarutkan zat terlarut

Setelah ditambahkan air lagi, digunakan pipet tetes untuk menambahkan air

dengan hati – hati sampai volume permukaan cairan tepat berimpit dengan tanda

lingkaran pada leher labu.

Labu disumbat dan kemudian dikocok agar larutan seragam.

Page 4: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

 

b. Gelas Kimia/ Gelas beaker

Tersedia berbagai ukuran gelas beker diantaranya: 50 ml, 100 ml, 250 ml, 500 ml,

1000 ml, dan 2000 ml.

Fungsi : Digunakan untuk menggaduk,mencampur dan

memanaskan cairan yang biasanya             digunakan dalam

laboratorium. Sebagai tempat mereaksikan bahan kimia,

membuat larutan, untuk menempatkan larutan, menampung

bahan kimia berupa larutan, padatan, pasta ataupun tepung,

melarutkan bahan dan memanaskan bahan

Cara penyimpanan :Ditempatkan dalam lemari kaca yang tertutup.

Cara kerja :Beaker glass biasa digunakan untuk membuat

larutan-larutan seperti larutan HCl, NaOH, asam sulfat dan

sebagainya. Dalam membuat larutan dengan beaker glass harus

diperhatikan K3nya, yaitu apabila membuat larutan asam encer

maka didalam beaker glass diletakkan sejumlah aquades

tterlebih dahulu kemudian dimasukkan sejumlah asam sesuai

dengan perhitungan takaran. Yang dimaksud dengan takaran

disini adalah seberapa banyak asam yang akan di pipet untuk

membuat suatu larutan dengan konsentrasi tertentu. Beaker

glass yang berfungsi sebagai pemanas, maksudnya adalah

beaker glass digunakan untuk memeanaskan bahan atau larutan,

misalnya memanaskan aquades untuk membuat larutan NaOH.

c. Labu Erlenmeyer (Erlenmeyer Flask)

Terdapat beberapa pilihan berdasarkan volume cairan yang dapat ditampungnya

yaitu 25 ml, 50 ml, 100 ml, 250 ml, 300 ml, 500 ml, 1000 ml, dsb.

Page 5: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Fungsi : untuk menampung larutan, bahan atau cairan

yang. Labu Erlenmeyer dapat digunakan untuk meracik dan

menghomogenkan bahan-bahan komposisi media, menampung

akuades, kultivasi mikroba dalam kultur cair, sebagai tempat

mereaksikan bahan kimia, untuk menempatkan larutan yang

akan dititrasi, sebagai wadah media untuk pertumbuhan

mikroba.

d. Gelas ukur (Graduated Cylinder)

Pada saat mengukur volume larutan, sebaiknya volume tersebut ditentukan

berdasarkan meniskus cekung larutan. Gelas ukur mempunyai bentuk seperti pipa

yang mempunyai kaki / dudukan sehingga dapat ditegakkan. Pada bibir atas

terdapat bibir tuang untuk memudahkan dalam menuang larutan atau cairan. Gelas

ukur terbuat dari gelas, tetapi tersedia juga yang terbuat dari plastik tahan bahan

kimia. Pada badannya terdapat skala dan di bagian atas terdapat tulisan yang

menyatakan kapasitas gelas ukur tersebut.

Fungsi :Berguna untuk mengukur volume suatu cairan,

seperti labu erlenmeyer, gelas ukur memiliki beberapa

pilihan berdasarkan skala volumenya.

Page 6: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diambil dari hasil percobaan ini adalah beaker glass, labu ukur,

labu Erlenmeyer dan gelas ukur dapat digunakan dalam mengukur zat cair dalam jumlah

tertentu. Namun alat ukur yang memiliki ketelitian yang tinggi dan lebih akurat untuk

mengukur zat cair adalah dengan menggunakan labu ukur. Tingkat kesalahan alat gelas

antara labu ukur dan gelas beker adalah 6,25%.

Page 7: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

DAFTAR PUSTAKA

http://rifqisalafuddin.wordpress.com/2012/03/01/data-inventaris-laboratorium-biologi/ .

Diakses pada tanggal 13 Oktober 2014 pada pukul 15.00 WIB

Page 8: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

MENGENAL PERALATAN PENGOLAHAN

(Makalah PAL)

Oleh

Eka Nurhasanah

1317021021

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 9: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

PEMBAHASAN

Macam-macam Peralatan Pengolahan

a. Hot plate stirrer dan Stirre bar

Hotplate merupakan piringan panas yang di gunakan untuk menghomogenkan suatu

larutan secara lebih cepat dengan suhu dan stirrer adalah magnet pengaduk yang

mengaduk pada hotplate.

Hot plate stirrer stirrer

Fungsi :untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan.

Cara Kerja :Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan

sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan

batang magnet. Hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS® misalnya

mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600

rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC. Alat ini di gunakan untuk membuat larutan

stok, dan sebelum bekerja perlu di hitung dahulu jumlah padatan atau larutan pekat

yang diperlukan, sehingga perlu di timbang. Jumlah mol zat dalam larutan bergantung

pada konsentrasi dan volumenya. Satuan konsentrasi yang umum di pakai adalah

molar (m). kemolaran suatu zat adalah jumlah mol zat dalam tiap liter larutan

(Syukri,1999).

Cara kerja                     :

Siapkan hot plate magnitik stirrer

Siapkan bahan nutrisi yang akan dicampur/ diramu sesuai dengan kebutuhan

Page 10: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Masukkan nutrisi kedalam Erlenmeyer

Letakkan Erlenmeyer dan kapsul pengaduk di atas hot plate magnetic stirrer

Nyalakan dengan menekan tombol “on”

Putar tombol untuk mengatur kecepatan putaran kapsul pengaduk pada

Erlenmeyer

Biarkan ramuan tersebut bercampur sampai homogen dan mendidih

Putar panel pengatur kecepatan putar kearah kiri sehingga kapsul magnetic

berhenti

Matikan alat dengan menekan tombol “off”:

Angkat Erlenmeyer dengan menggunakan lap

Bersihkan alat, sehingga dalam keadaan siap pakai.

Prinsip kerja                 :

Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi

listrik.

Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan

keperluan.

b. Shaker

Fungsi :untuk mengaduk larutan zat sehingga terbentuk

larutan yang homogen.

Prinsip kerja :prinsip kerja alat ini ialah dengan

meletakkan tabung erlenmeyer di atas wadah shaker,

kemudian menyalakan shaker untuk mengocok larutan yang

ada di dalam tabung erlenmeyer.

Page 11: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yan dapat diambil dari percobaan ini adalah untuk

menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan dan dengan prinsip

pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi

listrik serta besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur

berdasarkan keperluan. Pada sampel menggunakan permen yang dimasukkan

dalam hot plate sterer dengan suhu 50 derajat celcius dengan skala pengadukan 2

memerlukan waktu selama 14 menit untuk menghomogenkannya.

Page 12: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

DAFTAR PUSTAKA

http://firebiology07.wordpress.com/2009/04/19/teknik-pengenalanpenyiapan-dan-

penggunaan-alat-laboratorium-mikrobiologi/ . Diakses pada tanggal 10 Oktober 2014 pada

pukul 13.00 WIB

Page 13: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

MENGENAL PERALATAN ANALITIK

(Makalah PAL)

Oleh

Eka Nurhasanah

1317021021

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 14: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

PEMBAHASAN

2.1 Macam-macam Peralatan Analitik

a. Luxmeter

Fungsi :Luxmeter merupakan alat ukur yang digunakan untuk

mengukur kuat penerangan (tingkat penerangan) pada suatu area atau

daerah tertentu.

Prinsip Kerja :

Alat ini didalam memperlihatkan hasil pengukurannya menggunakan format

digital. Alat ini terdiri dari rangka, sebuah sensor dengan sel foto dan layar panel.

Sensor tersebut diletakan pada sumber cahaya yang akan diukur intenstasnya.

Cahaya akan menyinari sel foto sebagai energi yang diteruskan oleh sel foto

menjadi arus listrik. Makin banyak cahaya yang diserap oleh sel, arus yang

dihasilkan pun semakin besar.

Sensor yang digunakan pada alat ini adalah photo diode. Sensor ini termasuk

kedalam jenis sensor cahaya atau optic. Sensor cahaya atau optic adalah sensor yang

mendeteksi perubahan cahaya dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias

cahaya yang mengenai suatu daerah tertentu. Kemudian dari hasil dari pengukuran

yang dilakukan akan ditampilkan pada layar panel.

Berbagai jenis cahaya yang masuk pada luxmeter baik itu cahaya alami atapun

buatan akan mendapatkan respon yang berbeda dari sensor. Berbagai warna yang

diukur akan menghasilkan suhu warna yang berbeda,dan panjang gelombang yang

berbeda pula. Oleh karena itu pembacaan yang ditampilkan hasil yang ditampilkan

oleh layar panel adalah kombinasi dari efek panjang gelombang yang ditangkap

oleh sensor photo diode.

Pembacaan hasil pada Luxmeter dibaca pada layar panel LCD (liquid Crystal

digital) yang format pembacaannya pun memakai format digital. Format digital

sendiri didalam penampilannya menyerupai angka 8 yang terputus-putus. LCD pun

Page 15: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

mempunyai karakteristik yaitu Menggunakan molekul asimetrik dalam cairan

organic transparan dan orientasi molekul diatur dengan medan listrik eksternal.

Adapun bagian- bagian dari alat lux meter adalah sebagai berikut :

Gambar Lux Meter

Fungsi bagian- bagian alat ukur :

Layar panel : Menampilkan hasil pengukuran

Tombol Off/On : Sebagai tombol untuk menyalakan atau mematikan alat

Tombol Range : Tombol kisaran ukuran

Zero Adjust VR : Sebagai pengkalibrasi alat (bila terjadi error)

Sensor cahaya : Alat untuk mengkoreksi/mengukur cahaya.

Cara Kerja :

Bila intensitas cahaya di tempat tersebut cukup menekan x1 atau x10. Namun bila tidak

bereaksi dilakukan alternatif lain dengan menutup ½ atau ¼ bagian dari alat

tersebut.Menghitung intensitas dengan melihat skala x2 (bila ½).

Cara Penggunaan :

Dalam mengoperasikan atau menjalankan lux meter amat sederhana. Tidak serumit alat

ukur lainnya, dalam penggunaannya yang harus benar- benar diperhatikan adalah alat

sensornya, karena sensornyalah yang kan mengukur kekuatan penerangan suatu cahaya.

Oleh karena itu sensor harus ditempatkan pada daerah yang akan diukur tingkat

kekuatan cahayanya (iluminasi) secara tepat agar hasil yang ditampilkan pun akuarat.

Adapun prosedur penggunaan alat ini adalah sebagai berikut :

Page 16: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

1. Geser tombol ”off/on” kearah On.

2. Pilih kisaran range yang akan diukur ( 2.000 lux, 20.000 lux atau 50.000 lux)

pada tombol Range.

3. Arahkan sensor cahaya dengan menggunakan tangan pada permukaan daerah

yang akan diukur kuat penerangannya.

4. Lihat hasil pengukuran pada layar panel.

Cara Penyimpanan :

Hal- hal yang harus diperhatikan dalam perawatan alat ini adalah sensor cahaya yang

bersifat amat sensitif. Dalam perawatannya sensor ini harus diamankan pada temapat

yang aman sehingga sensor ini dapat terus berfungsi dengan baik karena sensor ini

merupakan komponen paling vital pada alat ini.

Selain dari sensor, yang harus diperhatikan pada alat ini pun adalah baterainya. Jikalau

pada layar panel menunjukan kata ” LO BAT” berarti baterai yang digunakan harus

diganti dengan yang baru. Untuk mengganti baterai dapat dilakukan dengan membuka

bagian belakang alat ini (lux meer) kemudian mencopot baterai yang habis ini, lalu

menggantinya dengan yang dapat digunakan. Baterai yang digunakan pada alat ini

adalah baterai dengan tegangan 9 volt, tetapi untuk tegangan beterai ini tergantung pada

spesifikasi alatnya. Apabila hasil pengukuran tidak seharusnya terjadi, sebagai contoh

diruangan yang dengan kekuatan cahaya normal setelah dilakukan pengukuran ternyata

hasilnya tidak normal maka dapat dilakukan pengkalibrasian ulang dengan

menggunakan tombol ”Zero Adjust”.

Cara Pembacaan :

Pada tombol range ada yang dinamakan kisaran pengukuran. Terdapat 3 kisaran

pengukauran yaitu 2000, 20.000, 50.000 (lux). Hal tersebut menunjukan kisaran angka

(batasan pengukuran) yang digunakan pada pengukuran. Memilih 2000 lux, hanya

dapat dilakukan pengukuran pada kisaran cahaya kurang dari 2000 lux. Memilih 20.000

lux, berarti pengukuran hanya dapat dilakukan pada kisaran 2000 sampai 19990 (lux).

Memilih 50.000 lux, berarti pengukuran dapat dilakukan pada kisaran 20.000 sampai

dengan 50.000 lux. Jika Ingin mengukur tingkat kekuatan cahaya alami lebih baik baik

Page 17: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

menggunakan pilihan 2000 lux agar hasil pengukuran yang terbaca lebih akurat.

Spesifikasi ini, tergantung kecangihan alat.

Apabila dalam pengukuran menggunakan range 0-1999 maka dalam pembacaan pada

layar panel di kalikan 1 lux. Bila menggunakan range 2000-19990 dalam membaca

hasil pada layar panel dikalikan 10 lux. Bila menggunakan range 20.000 sampai 50.000

dalam membaca hasil dikalikan 100 lux.

b. Soil tester

Fungsi : Mengukur pH kelembaban tanah

Cara Penyimpanan : Lemari Kaca yang tertutup

Cara Kerja :

1) Menancapkan ujung alat runcing ke dalam tanah hingga sel-selnya terbenam

dalam tanah dan membiarkan beberapa saat.

2) Melihat skala besar/atas untuk penentuan pH tanah.

3) Menekan tombol yang berada di samping alat untuk menentukan

kelembaban tanah setelah dibiarkan beberapa saat dan melihat skala kecil/bawah

sebagai penunjuk kelembaban tanah.

Prinsip kerja :Masukan ujung tester ke dalam tanah,kemudian muncul hasil ph pada

kelembaban.

Page 18: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

c. DO Meter

Oksigen terlarut (dissolved oxygen, disingkat DO) atau sering juga disebut dengan

kebutuhan oksigen (Oxygen demand) merupakan salah satu parameter penting dalam

analisis kualitas air. Nilai DO yang biasanya diukur dalam bentuk konsentrasi ini

menunjukan jumlah oksigen (O2) yang tersedia dalam suatu badan air. Semakin besar

nilai DO pada air, mengindikasikan air tersebut memiliki kualitas yang bagus.

Sebaliknya jika nilai DO rendah, dapat diketahui bahwa air tersebut telah tercemar.

Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota

air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan

pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air. Oleh sebab pengukuran

parameter ini sangat dianjurkan disamping parameter lain seperti kob dan kod.

Mekanisme

Di dalam air, oksigen memainkan peranan dalam menguraikan komponen-komponen

kimia menjadi komponen yang lebih sederhana. Oksigen memiliki kemampuan

untuk beroksida dengan zat pencemar seperti komponen organik sehingga zat

pencemar tersebut tidak membahayakan. Oksigen juga diperlukan oleh

mikroorganisme, baik yang bersifat aerob serta anaerob, dalam proses metabolisme.

Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme semakin giat dalam menguraikan

kandungan dalam air. Jika reaksi penguraian komponen kimia dalam air terus

berlaku, maka kadar oksigen pun akan menurun. Pada klimaksnya, oksigen yang

tersedia tidak cukup untuk menguraikan komponen kimia tersebut. Keadaan yang

demikian merupakan pencemaran berat pada air.

Analisis dan Pengukuran

Untuk mengukur kadar DO dalam air, ada 2 metode yang sering dilakukan:

• Metode titrasi

• Metode elektrokimia atau lebih dikenal pengukuran dengan DO-meter

Page 19: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen =DO) dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk

pernapasan, proses metabolisme ataupertukaran zat yang kemudian menghasilkan

energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.Disamping itu, oksigen juga dibutuhkan

untuk oksidasi bahan-bahan organik dan anorganik dalam proses aerobik. Sumber

utama oksigen dalam suatu perairan berasal sari suatu proses difusi dari udara bebas dan

hasil fotosintesis organisme yang hidup dalam perairan tersebut.

Oksigen memegang peranan penting sebagai indikator kualitas perairan, karena oksigen

terlarut berperan dalam proses oksidasi dan reduksi bahan organik dan anorganik.

Selain itu, oksigen juga menentukan khan biologis yang dilakukan oleh organisme

aerobik atau anaerobik. Dalam kondisi aerobik, peranan oksigen adalah untuk

mengoksidasi bahan organik dan anorganik dengan hasil akhirnya adalah nutrien yang

pada akhirnya dapat memberikan kesuburan perairan. Dalam kondisi anaerobik, oksigen

yang dihasilkan akan mereduksi senyawa-senyawa kimia menjadi lebih sederhana

dalam bentuk nutrien dan gas. Karena proses oksidasi dan reduksi inilah maka peranan

oksigen terlarut sangat penting untuk membantu mengurangi beban pencemaran pada

perairan secara alami maupun secara perlakuan aerobik yang ditujukan untuk

memurnikan air buangan industri dan rumah tangga.

Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan pereduksi

bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan tidak beracun.

Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk pernapasan.

Organisme tertentu, seperti mikroorganisme, sangat berperan dalam menguraikan

senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain yang Iebih sederhana dan tidak beracun.

Karena peranannya yang penting ini, air buangan industri dan limbah sebelum dibuang

ke lingkungan umum terlebih dahulu diperkaya kadar oksigennya.

Komponen DO Meter

DO meter tersusun atas beberapa komponen utama yang disketsakan pada gambar di

bawah ini. Terdapat dua elektrode utama yang masing-masing berfungsi sebagai

katode dan anode. Batang katode terbuat dari logam mulia seperti emas atau platina.

Sedangkan batang anode terbuat dari bahan perak. Kedua elektrode ini terselimuti

cairan elektrolit KCl yang memiliki pH netral. Permukaan elektrode perak akan

membentuk senyawa AgCl yang sifatnya stabil, dan membuat elektrode ini memiliki

Page 20: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

beda potensial yang tetap. Oleh karena itu anode pada DO meter ini berfungsi

sebagai elektrode referensi.

Ag + Cl- → AgCl + e-

Prinsip Kerja DO meter

Kedua elektrode DO meter yang diselimuti larutan KCl tersebut, dibungkus oleh

sebuah wadah kedap yang pada bagian ujung adalah berupa komponen penting

lainnya yaitu membran teflon. Membran ini hanya bisa dilewati oleh gas terlarut

yang ada di dalam cairan terukur. Ia tidak akan bisa dilewati oleh material lain

termasuk ion, senyawa lain, dan tentu saja padatan pengotor.

Prinsip kerja DO meter

Berdasarkan fenomena polarografi yang terjadi di antara dua elektrode katode dan

anode. Tegangan listrik negatif diberikan kepada elektrode katode. Adanya

tegangan negatif ini akan mengakibatkan reaksi kimia terjadi secara cepat antara air

dengan oksigen terlarut pada permukaan katode. Berikut adalah reaksi kimia yang

terjadi pada elektrode katode:

O2 + 2H2O + 2e- → H2O2 + OH-

H2O2 + 2e- → 2OH-

Tegangan listrik akan terus naik sampai mencapai nilai jenuhnya, yang setara dengan

sudah bereaksinya seluruh oksigen terlarut pada permukaan elektrode katode.

Tegangan listrik jenuh ini ditandai dengan hampir naiknya pembacaan arus listrik,

setelah beberapa saat diam di satu nilai meskipun nilai tegangan dinaikkan. Setelah

melewati nilai tegangan jenuh ini, arus listrik terus naik jika tegangan terus

Page 21: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

ditambah. Naiknya nilai arus ini terjadi karena reaksi kimia lain telah terjadi,

terutama adalah reaksi pecahnya molekul air H2O menjadi ion H+ dan OH-.

Kurva Kalibrasi Pembacaan DO Meter

Pembacaan nilai oksigen terlarut didapatkan dari nilai arus listrik pada saat semua

oksigen terdifusi pada permukaan elektrode katode. Dengan kata lain, arus listrik

yang terbaca pada saat sistem mencapai tegangan jenuh, setara dengan besaran

oksigen terlarut. Dengan menggunakan metode kalibrasi linier seperti kurva di atas,

didapatkan nilai oksigen terlarut yang dicari.

Arus listrik yang kita bahas di atas tidak secara langsung merepresentasikan besarnya

kandungan oksigen terlarut yang kita ukur. Sebab, oksigen yang bereaksi pada

permukaan elektrode katode adalah oksigen yang telah menembus membran teflon

pada ujung sensor DO meter. Masuknya oksigen terlarut menembus membran ini

adalah karena adanya tekanan parsial yang dimiliki oksigen terlarut, didukung

dengan tegangan listrik negatif pada elektrode katode. Sehingga DO meter

sebenarnya adalah mengukur tekanan oksigen yang mengalir ke dalam membran.

Semakin banyak kandungan oksigen di dalam larutan, akan semakin besar tegangan

parsial oksigen, sehingga akan semakin banyak jumlah oksigen yang akan

menembus membran teflon sensor DO meter. Semakin banyaknya oksigen yang

masuk ke dalam membran, maka pembacaan arus listrik pada rangkaian sistem DO

meter menjadi semakin tinggi.

Page 22: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan mengenai alat ukur lux meter adalah :

1. Lux meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur kuat penerangan (tingkat

iluminitas).

2. Alat ini bagian- bagiannya terdiri dari sebuah sensor dengan sel foto (photo diode),

dan layar panel.

3. Soil tester berfungsi untuk mengukur pH kelembaban tanah.

4. Lux meter biasa digunakan pada bidang arsitektur, industri, fotografi, biologi dan

lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

http://semutitempro.blogspot.com/2011/03/luxmeter.html. Diakses pada tanggal 13 Oktober

2014 pada pukul 16.13 WIB

artikel-teknologi.com/prinsip-kerja-do-meter/ Diakses pada tanggal 13 Oktober 2014 pada

pukul 16.10 WIB

http://mahendrawhephe.blogspot.com/2011/01/laporan-praktikum-do-meter.html. Diakses

pada tanggal 13 Oktober 2014 pada pukul 15.45 WIB

Page 23: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

PEMISAHAN BAHAN TEKNIK KROMATOGRAFI

(Makalah PAL)

Oleh

Eka Nurhasanah

1317021021

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 24: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan interaksi komponen dengan fase diam dan fase gerak, kromatografi

dibedakan menjadi kromatografi adsorpsi (kromatografi dengan teknik penyerapan

komponen oleh adsorben tertentu), kromatografi partisi (kromatografi dengan partisi

terjadi antara fase gerak dan fase diam), kromatografi pertukaran ion (kromatografi

yang dapat memisahkan senyawa dengan afinitas ion yang berbeda dengan resin

penukar ion), dan kromatografi permeasi atau filtrasi (kromatografi berdasarkan

perbedaan bobot molekul). Makalah ini hanya akan membahas tertang kromatografi

kertas yang termasuk pada jenis kromatografi cair-cair dan kromatografi partisi.

Prinsip dari kromatografi ini adalah dengan meneteskan sampel pada kertas di garis

startnya, yang kemudian kertas dimasukkan dalam pelerut jenuh dan dibiarkan

bergerak menuju garis finish. Pemilihan teknik kromatografi sebagian besar

bergantung pada sifat kelarutan senyawa yang akan dipisahkan. Pada bab selanjutnya

kromatografi ini akan dibahas lebih lanjut.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah mengenal teknik pemisahan pigmen

tumbuhan dengan teknik kromatografi kertas.

Page 25: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kromatografi Kertas

Kromatografi kertas adalah suatu metode pemisahan campuran dari substansinya menjadi

komponen- komponennya berdasarkan distribusi suatu senyawa pada dua fase, yaitu fase

diam dan fase gerak. Fasa diam dalam kromatografi berupa air yang terikat pada selulosa

kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik non polar (pelarut yang sesuai).

Selulosa merupakan polimer dari gula sedehana yaitu glukosa. Rantai polimer dari

selulosa memiliki gugus hidroksil (-OH) disekeliling strukturnya. Karena memiliki gugus

-OH maka selulosa dapat berinteraksi dengan air oleh karena itu pada fase diam bersifat

sedikit polar. Didalam kertas selulosa mengandung air yang berasal dari pembuatan kertas

dan dari atmosfer. Dibawah ini adalah struktur dari selulosa. Bila digunakan fasa diam

yang lain, maka biasanya kertas akan dikeringkan, kemudian menggunakan fasa diam

seperti glikol, formamide, dan alkohol. Pelarut (eluen) yang digunakan bisa berupa

pelarut murni, atau campuran pelarut antara alkohol, asam-asam, ester, fenol dan amina.

Pemisahan pada kromatografi kertas terjadi kerena perbedaan kelarutan zat-zat dalam

pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat yang akan

dipisahkan. Zat yang lebih larut dalam pelarut dan kurang teradsorbsi pada kertas akan

bergerak lebih cepat. Sedangkan zat yang kurang larut dalam pelarut dan lebih teradsorbsi

pada kertas akan tertinggal atau bergerak lebih lama.

2.2. Teknik Kromatografi Kertas

1. Teknik menaik (ascending), pada teknik menaik ini rembesan fasa gerak

bergerak ke atas karena efek kapiler.

2. Teknik menurun (descending), pada teknik menurun ini rembesan fasa

bergerak ke bawah yang dikarenakan efek kapiler yang juga dibantu oleh efek

gravitasi sehingga rembesan berjalan lebih cepat.

Page 26: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

2.3. Metode Kromatografi Kertas

a. Tahap Penotolan Cuplikan

 Mula-mula menyiapkan kertas kromatografi dengan ukuran tertentu. Kertas yang

digunakan memiliki susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak

sebagai tempat untuk mengalirnya fase bergerak. Lalu membuat garis awal dengan

jarak 2-3 cm dengan salah satu ujung kertas dengan menggunakan pensil. Selanjutnya

totolkan larutan cuplikan dengan menggunakan mikropipet atau pipa kapiler pada

garis awal tadi, kemudian keringkan. Misalkan Kita ingin mengetahui tinta mana yang

digunakan untuk menulis pesan. Dalam diagram pena diberi label 1, 2 dan 3 dan tinta

pesan sebagai M.

 2. Tahap Pengembangan

 Pada tahap ini ujung kertas kromatografi dekat garis awal yang telah berisi totolan

cuplikan dicelupkan ke dalam pelarut (pelarut untuk contoh ini misalnya etanol) yang

terdapat di dalam bejana kromatografi. Pencelupan diusahakan tidak merendam

totolan cuplikan atau garis awal. Kemudian bejananya ditutup.

Biarkan pelarut merembes melewati totolan cuplikan. Komponen-komponen cuplikan

akan terbawa oleh rembesan cuplikan. Perbedaan kelarutan komponen-komponen

cuplikan dalam pelarut akan mengakibatkan kecepatan bergerak komponen-

komponen dalam kertas juga berbeda. Perbedaan kecepatan bergerak komponen-

komponen ini lebih umum disebut migrasi deferensial. Pemisahan komponen-

Page 27: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

komponen ini terjadi karena migrasi deferensial. Hasil pemisahan akan nampak

sebagai noda-noda berwarna pada kertas dengan jarak yang berbeda-beda dari garis

awal. Noda-noda ini selanjutnya disebut sebagai kromatogram. Perembesan pelarut

dihentikan setelah pelarut hampir mencapai ujung kertas. Pekerjaan selanjutnya

adalah memberi tanda batas gerakan pelarut, dan kemudian kertas diangkat dari cairan

pengelusi untuk seterusnya dikeringkan. 

3. Tahap Identifikasi Atau Penampakan Noda

Dari contoh kromatogram yang dihasilkan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa

yang mengandung pewarna yang sama dengan pena yang digunakan untuk membuat

pesan adalah nomor 2. Pada kasus ini, tidak dibutuhkan pengukuran nilai , karena kita

dapat melihat secara langsung perbandingan warnanya pada kertas kromatogram.

Tetapi, bila kita menguji sampel dengan menggunakan satu kertas untuk satu sampel,

maka kita harus menghitung nilainya.

2.4. Kromatografi Kertas Dua Arah

            Kromatografi kertas dua arah digunakan dalam menyelesaikan masalah pemisahan

substansi yang memiliki nilai  yang sangat serupa. Pada prosesnya menggunakan dua pelarut

yang berbeda.

            Misalnya kita menggunakan zat warna sebagai sampel. Prosedur yang harus

dilakukan adalah:

1. Tahap pertama

Mula-mula titik tunggal campuran ditempatkan pada salah satu ujung garis dasar. Kemudian

masukkan kedalam pelarut seperti yang sebelumnya hingga pelarut mendekati ke atas kertas.

2. Tahap kedua

            Pada kromatogram, posisi depan pelarut ditandai dengan pensil sebelum kertas

mengering, diberi lebel sebagai SF1. Kemudian masukkan kedalam pelarut yang pertama,

dihasilkan titik sentral besar dalam kromatogram yaitu sebagian biru dan sebagian hijau. Dua

pewarna dalam campuran memiliki nilai  yang sudah hampir sama.

Page 28: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

3. Tahap ketiga

            Menunggu kertas kering sepenuhnya, dan kemudian memutar kertas sampai 900 dan

kemudian mengembangkan kromatografi lagi di dalam suatu pelarut yang berbeda. Bintik-

bintik akan bergerak dengan jumlah yang berbeda, hal ini menyebabkan terjadinya perbedaan

nilai . Jika kita ingin mengidentifikasi titik-titik dalam campuran maka kita harus menghitung

nilai  nya untuk disetiap tempat, dan kemudian membandingkannya dengan nilai-nilai yang

telah diukur untuk senyawa yang dikenal dengan kondisi yang sama persis. Apabila kita

mengidentifikasinya dengan zat pembanding pada kromatogram yang sama seperti yang

dilakukan diawal dengan pena, maka kita tidak bisa mengidentifikasinya. Karena campuran

yang dipisahkan pada contoh ini terpisah menjadi empat tempat yang berbeda.

2.5. Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi teknik pemisahan kromatografi kertas dalam kehidupan sehari-hari adalah:

a. Menentukan komponen yang terkandung dalam uang logam.

Cara kerjanya adalah pertama-tama uang logam warna kuning dan putih dicuci dan

disikat, kemudian ditambahkan dengan HCl pekat sebagai pelarut pemisah

komponen uang logam. Selanjutnya cuplikan dari tetesan tersebut ditotolkan di

kertas kromatografi bersama dengan cuplikan HCl pekat, cuplikan CuSO4, dan

cuplikan NiSO4. Fase diam pada percobaan ini adalah lapisan pelarut yang

teradsorbsi pada permukaan kertas berupa kertas kromatografi dan fase geraknya

adalah bagian dari pelarut yang berfungsi menggerakkan eluen berupa campuran n-

butanol, asam asetat glasial, dan air (untuk uang logam putih) dan campuran n-

butanol, etanol, dan amoniak 2M (untuk uang logam kuning). Pada percobaan ini,

kromatografi kertas dilakukan secara ascending diamana pelarut yang terdapat

dibawah akan bergerak keatas pada kertas yang tercelup di dalamnya. Penjenuhan

dengan uap pelarut bertujuan untuk mempercepat terjadinya elusi atau pergerakan

komponen-komponen sampel pada media kertas kromatografi.

Maka hasil akhirnya adalah untuk uang logam warna kuning cuplikan dari uang

logam tersebut memiliki nilai Rf yang hampir sama dengan cuplikan CuSO4 sehingga

dapat disimpulkan bahwa logam tersebut bahan penyusunnya adalah tembaga.

Sedangkan untuk uang logam putih tidak memiliki nilai Rf yang sama dengan CuSO4

Page 29: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

maupun dengan NiSO4. Karena memang logam putih ini terbuat dari aluminium

maka tidak terdeteksi pada percobaan ini.

1. Menguji apakah bahan pewarna yang digunakan dalam makanan aman atu

tidak untuk dikonsumsi.

2. Menguji tinta yang digunakan pada pemalsuan dokumen, seperti surat

perjanjian, cek dan giro.

3. Menguji apakah terdapat obat terlarang dalam urin manusia.

4. Memeriksa apakah pestisida yang terdapat dalam sayuran atau bahan-bahan

masih dalam batas aman atau tidak.

5. Mengetahui kandungan asam amino tertentu dari campuran asam amino.

6. Dapat mengidentifikasikan keberadaan suatu unsur.

b. Misalnya ingin mengidentifikasi logam Ag, Pb dalam larutan pengembang

asam asetat. Caranya yaitu:

Mula-mula kertas kromatografi disiapkan, dan ditarik batas pensil kira-kira 2 cm dari

pinggir kertas. Lalu kertas dibagi menjadi empat kolom dan di beri nomor pada tiap

kolomnya. Pada kolom 1 dan 3 ditetesi dengan larutan cuplikan A dan B, kolom 2 dan

4 dengan larutan baku Ag dan Pb (II). Sementara itu larutan pengembang disiapkan

yang berisi 12,5 ml larutan asam asetat dan air. Masukkan kertas kromatografi

kedalam larutan pengembang kemudian ditutup. Selanjutnya kertas diambil dari dalam

larutan bila kertas mencapai ¾ larutan pengembang. Kemudian pada kertas diberi

tanda batas dengan menggunakan pensil dan kemudian kertas dikeringkan. Kemudian

setiap kolom digunting dan disemprotkan dengan pereaksi pengenal. Larutan Ag

dengan dikromat menghasilkan warna merah dan Pb (II) dengan KI menghasilkan

warna kuning. Setelah warna tampak, jarak perpindahan dari tiap komponen diukur

dan dihitung nilai Rf. Dari data yang telah diperoleh kita gunakan asam oksalat sebagai

pelarut. Dan diperoleh masing- masing untuk kelarutan cuplikan A dan B, serta logam

Ag dan Pb.

Page 30: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB III

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1.Kromatografi kertas merupakan metode pemisahan berdasarkan prinsip zat terlarut

yang terdistribusi antara dua fase yang digunakan, yaitu fase diam (air yang terikat

pada selulosa kertas) dan fase gerak (pelarut yang sesuai).

2. Pemisahan pada kromatografi kertas terjadi kerena perbedaan kelarutan zat-zat

dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat yang akan

dipisahkan. Zat yang lebih larut dalam pelarut dan kurang teradsorbsi pada kertas akan

bergerak lebih cepat. Sedangkan zat yang kurang larut dalam pelarut dan lebih

teradsorbsi pada kertas akan tertinggal atau bergerak lebih lama.

3. Teknik Kromatografi Kertas ada dua macam, yaitu teknik menaik (ascending), pada

teknik menaik ini rembesan fasa gerak bergerak ke atas karena efek kapiler, dan teknik

menurun (descending), pada teknik menurun ini rembesan fasa bergerak ke bawah

yang dikarenakan efek kapiler yang juga dibantu oleh efek gravitasi sehingga

rembesan berjalan lebih cepat.

4. Metode/cara kerja dari kromatografi kertas adalah tahap pertama tahap pentotolan

cuplikan, tahap kedua tahap pengembangan dan ketiga tahap identifikasi atau

penampakan noda.

 

Page 31: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

DAFTAR PUSTAKA

http://amallia-rahma.blogspot.com/2013/12/makalah-kromatografi-kertas.html. Diakses pada

tanggal 15 Oktober 2014 pada pukul13.41 WIB

Page 32: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

TEKNIK MENGUKUR KELEMBABAN RELATIF UDARA MENGGUNAKAN

TERMOMETER

(Makalah PAL)

Oleh

Eka Nurhasanah

1317021021

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS LAMPUNG

2014

Page 33: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB II

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kelembaban udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio antara tekanan

uap air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur

tersebut. Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah uap air yang

terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal

yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama.

Kelembaban adalah faktor ekologis yang penting, mempengaruhi aktifitas organisme

dan membatasi penyebarannya dengan keragaman harian, serta keragaman tegak dan

mendatar. Kandungan uap air itu sendiri atau bersama-sama dengan suhu merupakan

faktor yang sangat penting yang mempengaruhi ekologi mahluk-mahluk hidup

daratan. Untuk mahluk-mahluk hidup darat, kandungan uap air harus di anggap

sebagai kelembaban dalam atmosfer, air tanah untuk tanaman sedangkan air minum

untuk hewan-hewan. Banyak hewan-hewan darat seperti moluska, amfibia, isopoda

nematoda, sejumlah serangga dan antropoda lainnya ditemukan hanya pada habitat-

habitat atmosfernya jenuh dengan air (Michael, 1994). Oleh karena itu dalam

percobaan ini akan dilakukan cara penggunaan termometer dalam menaksir

kelembaban relative udara, untuk lebih memahaminya.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan ini adlah menaksir kelembaban relatif udara pada suatu

ruangan dengan menggunakan thermometer.

Page 34: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kelembaban relatif adalah rasio yang digambarkan sebagai persentase antara tekanan

uap air aktual es terhadap tekanan uap jenuh es, pada suhu udara T tertentu.

Sedangkan suhu udara adalah jumlah panas yang terkandung di udara (Lakitan, 1994).

Kelembaban udara relatif (atau RH, Relative Humidity), adalah rasio antara tekanan

uap air aktual pada temperatur tertentu dengan tekanan uap air jenuh pada temperatur

tersebut. Pengertian lain dari RH adalah perbandingan antara jumlah uap air yang

terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah uap air maksimal

yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur yang sama

(Kartasapoetra, 1990).

Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat

diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban

relatif. Alat untuk mengukur kelembaban disebut higrometer. Sebuah humidistat

digunakan untuk mengatur tingkat kelembaban udara dalam sebuah bangunan dengan

sebuah alat pengawalembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah

termometer dan termostat untuk suhu udara. Perubahan tekanan sebagian uap air di

udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat

permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30o C (86o F), dan tidak melebihi 0,5%

pada 0o C (32o F). Kelembaban absolut mendefenisikan massa uap air pada volume

tertentu campuran udara atau gas, dan umumya dilaporka dalam gram per meter

kubik.

Kelembaban relatif (RH) dan suhu udara merupakan salah satu parameter yang

penting dalam pengukuran meteorologi. Pengukuran kelembaban relatif (RH) secara

kontinyu dan kemudahan dalam perawatan diperlukan dalam bidang perikanan dan

kelautan, antara lain: perekam data RH lingkungan pantai dan lepas pantai secara in

situ, manajemen cold storage untuk hasil perikanan tangkap, pengukuran dalam

Page 35: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP), analisis penyimpanan dalam

kontainer, dan dengan kandungan air di dalam udara. Udara dikatakan mempunyai

kelembaban yang tinggi apabila uap air yang diakandungnya tinggi, begitu juga

sebaliknya. Secara matematis, kelembaban dihubungkan sebagai rasio berat uap air di

dalam suatu volume udara dibandingkan dengan berat udara kering (udara tanpa uap

air) di dalam volume yang sama (Odum, 1994).

Page 36: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah termometer (air

raksa/alkohol). Sedangkan bahan yang digunakan dalam percobaan tersebut adalah air

dan kapas.

3.2 Cara kerja

Cara kerja dalam percobaan tersebut adalah:

1. Diambil Sling psychrometer, kemudian ditarik keluar thermometer kering dan

basah dari kotak skala pada alat tersebut.

2. Dibalut salah satu ujung thermometer tersebut dengan kapas yang kering dan

dibalutkan pada pangkal thermometer.

3. Dilakukan pengamatan atau pembacaan setelah 1 menit.

4. Catat hasil pengamatan yang ditunjuk oleh thermometer. (Lakukan hal yang

sama dengan kapas yang sudah dibasahi).

5. Dilihat kelembaban relatifnya dengan melihat hasil pembacaan pada skala

yang sudah ada.

Page 37: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.2 Penggunan Termometer

a. Termometer

Fungsi                         :Untuk mengukur suhu

Cara penyimpanan    :Diletakan pada ruangan dan tempat kering.

Cara kerja                   :Menggantung thermometer pada suatu tempat, kemudian

melihat skalanya.

Perlakuan Suhu ( C)

Termometer dengan kapas kering 32

Termometer dengan kapas basah 30

Kelembaban relatif udara 86

Page 38: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Prisip kerja                 :Zat untuk termometer haruslah zat cair dengan sifat

termometrik artinya mengalami perubahan fisis pada saat dipanaskan atau

didinginkan ,misalnya raksa dan alkohol.

b. Pengertian Kelembaban

Kelembaban adalah faktor ekologis yang penting, mempengaruhi aktifitas organisme

dan membatasi penyebarannya dengan keragaman harian, serta keragaman tegak dan

mendatar. Kandungan uap air itu sendiri atau bersama-sama dengan suhu merupakan

faktor yang sangat penting yang mempengaruhi ekologi mahluk-mahluk hidup

daratan. Untuk mahluk-mahluk hidup darat, kandungan uap air harus di anggap

sebagai kelembaban dalam atmosfer, air tanah untuk tanaman sedangkan air minum

untuk hewan-hewan. Banyak hewan-hewan darat seperti moluska, amfibia, isopoda

nematoda, sejumlah serangga dan antropoda lainnya ditemukan hanya pada habitat-

habitat atmosfernya jenuh dengan air (Michael, 1994).

Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara. Kandungan uap air

di udara (atmosfer) dapat di ukur berdasarkan beberapa cara (Planthospital, 2012):

1. Kelembaban mutlak

Menggambarkan kandungan uap air dalam satu satuan massa udara. Contoh:

kelembaban mutlak wilayah tropika umumnya lebih tinggi dari wilayah temperate.

2. Kelembaban spesifik

Menggambarkan perbandingan massa uap air yang ada di udara dengan satu satuan

massa udara. Contoh: kelembaban spesifik udara = 12 g/kg.

3. Tekanan uap air

Menggambarkan tekanan vertikal uap air dalam udara. Bila kandungan uap air terus

meningkat maka udara akan jenuh uap air dan disebut tekanan uap jenuh.

4. Kelembaban relatif/nisbi

Menggambarkan perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah uap air

maksimum di udara.

Sebaran Kelembaban Udara

Sebaran-sebaran kelembaban udara dapat dibedakan menjadi (shvoong, 2012) :

a) Sebaran menurut waktu

Page 39: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

Bila dikaitkan dengan penerimaan radiasi matahari di muka bumi maka akan ada pola

sebaran kelembaban udara yang berbeda antara siang dan malam hari. Pada siang hari

energi radiasi matahari yang cenderung kuat, akan meningkatkan suhu udara. Pada

kondisi tersebut bila tekanan uap aktual di udara tetap maka kelembaban relatif udara

akan berkurang dan begitu pula sebaliknya.

b) Sebaran menurut tempat

Kelembaban nisbi menurut tempat tergantung pada suhu yang menentukan kapasitas

udara untuk menampung uap air aktual di tempat tersebut. Kandungan uap air aktual

di suatu tempat ditentukan oleh ketersediaan air dan energi untuk menguapkannya.

Ada enam faktor yang mempengaruhi kelembaban udara di suatu tempat

(Umar, 2013) yaitu :

a) Suhu

Daerah yang memiliki suhu udara yang tinggi memiliki kelembaban rendah karena

suhu udara yang tinggi dapat mempercepat penguapan air di suatu tempat sehingga

uap air yang terkandung di tempat tersebut sangat sedikit, begitu pula pada daerah

yang memiliki suhu rendah pasti memiliki kelembaban yang tinggi.

b) Kuantitas dan kualitas penyinaran kualitas intensitas

Lamanya radiasi yang mengenai tumbuhan mempunyai pengaruh yang besar terhadap

berbagai proses fisiologi tumbuhan. Cahaya mempengaruhi pembentukan klorofil,

fotosintesis, fototropisme, dan fotoperiodisme.

c) Pergerakan angin

Semakin tinggi kecepatan pergerakan angin akan lebih mempercepat pegangkatan uap

air menggempul di udara.

d) Tekanan udara

Tekanan udara erat kaitannya dengan pergerakaan angin.

e) Vegetasi

Semakin banyak vegetasi suatu daerah semakin mempengaruhi tingkat kelembaban

suatu daerah, mengingat tanaman termasuk salah satu penghasil uap air melalaui

proses transpirasi.

f) Ketersediaan air di suatu tempat (air tanah)

Ketersedian air yang banyak pada suatu tempat menyebabkan tingkat penguapan air

ke udara meningkat.

Page 40: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

BAB V

KESIMPULAN

Dari hasil percobaan ini dapat diambil kesimpulan bahwa kelembaban relatif pada

laboratorium 86 derajat celcius. Ada 6 faktor yang mempengaruhi kelembaban udara di suatu

tempat yaitu suhu, kuantitas dan kulitas penyinaran, pergerakan angin, teknan udara,

vegetasi,ketersediaan air di suatu tempat. Kelembaban udara relative adalah perbandingan

antara jumlah uap air yang terkandung dalam udara pada suatu waktu tertentu dengan jumlah

uap air maksimal yang dapat ditampung oleh udara tersebut pada tekanan dan temperatur

yang sama.

Page 41: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM

DAFTAR PUSTAKA

Kartaspoetra, G. A., 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan

Tanaman. Bumi Aksara, Jakarta.

Lakitan, B., 1994. Dasar-Dasar Klimatologi. PT.  Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Odum, Eugene. 1994. Dasar-Dasar Ekologi. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta

Umar, M. R., 2013. Penuntun Praktikum Ekologi Umum. Universitas Hasanuddin,

Makassar.

http://anurfadlilah.tumblr.com/post/22955101530/kelembaban-udara-relatif-di-

beberapa-tempat-berbeda. Diakses pada tanggal 13 Oktober 2014 pada pukul 15.10

WIB

Planthospital. Kelembaban udara. 2012. http://planthospital.blogspot.com. Di akses

pada tanggal 13 Oktober 2014 pada pukul 15.30 WIB 

Shvoong. Faktor Yang  Mempengaruhi Persebaran Mahluk Hidup. 2012.

http://id.shvoong.com.Diakses pada tanggal 13 Oktober pada pukul 16.00 WIB

http://nartoksarif.blogspot.com/2013/05/kelembaban-relatif-udara-pada-tempat.html.

Pada tanggal 13 Oktober 2014 pukul 15.55 WIB

Page 42: PENGENALAN ALAT LABORATORIUM