Upload
aidil-fitrisyah
View
61
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/16/2018 PENGERTIAN SUFI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-sufi 1/6
PENGERTIAN SUFI
oleh Madadulhaqq - Sufi Naqsybandi Haqqani Indonesia pada 31 Maret 2009 pukul 11:09 ·
Seorang sufi adalah orang yang melaksanakan kewajiban-kewajiban dari Allah yang
disampaikan oleh Nabi SAW dan berusaha keras meningkatkan dirinya pada tingkat
kesempurnaan yaitu Pengetahuan Allah SWT Yang Maha Kuasa dan Maha Agung.
Sufisme adalah sebuah pengetahuan dari mereka yang mempelajari tahapan umat manusia bai
dari pujian maupun hinaan. Jika berupa hinaan, dia belajar untuk menyucikannya sehingga
menjadi pujian dalam perjalanan-Nya menuju hadirat Allah SWT. Buah dari itu semua adalah
berkembangkanya qalbu akan : Pengetahuan tentang Allah SWT, melalui pengalaman langsun
keselamatan di akhirat kelak, tercapainya kenikmatan Ilahiah dan kebahagiaan yang abadi,
pencerahan dan penyucian sehingga hal-hal luhur itu tersingkap dengan sendirinya, maqam-
maqam terkuak dan dia memahami apa yang tidak terlihat bagi orang lain.
Sufisme bukanlah semacam penghambaan tertentu, namun lebih pada melekatnya hati pada
Tuhan. Penyatuan semacam itu tetap mengutamakan standard syariah, maka dia harus
melaksanakannya. Itulah sebabnya kita temui para sufi melayani Islam dalam kapasitas yang
luas dan beraneka ragam. Ulama Islam harus mendapat pendidikan lebih tinggi lagi akan
sufisme
TASAWUF
oleh Harun Nasution
Tujuan tasawuf adalah mendekatkan diri sedekat mungkin dengan Tuhan sehingga ia
dapat melihat-Nya dengan mata hati bahkan rohnya dapat bersatu dengan Roh Tuhan. Filsafat
yang menjadi dasar pendekatan diri itu adalah, pertama, Tuhan bersifat rohani, maka bagian
yang dapat mendekatkan diri dengan Tuhan adalah roh, bukan jasadnya. Kedua, Tuhan adalah
Maha Suci, maka yang dapat diterima Tuhan untuk mendekatiNya adalah roh yang suci.
Tasawuf adalah ilmu yang membahas masalah pendekatan diri manusia kepada Tuhan melalu
penyucian rohnya.
ASAL KATA SUFI
Tidak mengherankan kalau kata sufi dan tasawuf dikaitkan dengan kata-kata Arab yan
mengandung arti suci. Penulis-penulis banyak mengaitkannya dengan kata:
1. Safa dalam arti suci dan sufi adalah orang yang disucikan. Dan memang, kaum sufi
banyak berusaha menyucikan diri mereka melalui banyak melaksanakan ibadat, terutama sala
dan puasa.
5/16/2018 PENGERTIAN SUFI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-sufi 2/6
2. Saf (baris). Yang dimaksud saf di sini ialah baris pertama dalam salat di mesjid. Saf
pertama ditempati oleh orang-orang yang cepat datang ke mesjid dan banyak membaca ayat-
ayat al-Qur'an dan berdzikir sebelum waktu salat datang. Orang-orang seperti ini adalah yang
berusaha membersihkan diri dan dekat dengan Tuhan.
3. Ahl al-Suffah, yaitu para sahabat yang hijrah bersama Nabi ke Madinah dengan
meninggalkan harta kekayaannya di Mekkah. Di Madinah mereka hidup sebagai orang miskintinggal di Mesjid Nabi dan tidur di atas bangku batu dengan memakai suffah, (pelana) sebaga
bantal. Ahl al-Suffah, sungguhpun tak mempunyai apa-apa, berhati baik serta mulia dan tidak
mementingkan dunia. Inilah pula sifat-sifat kaum sufi.
4. Sophos (bahasa Yunani yang masuk kedalam filsafat Islam) yang berarti hikmat, da
kaum sufi pula yang tahu hikmat. Pendapat ini memang banyak yang menolak, karena kata
sophos telah masuk kedalam kata falsafat dalam bahasa Arab, dan ditulis dengan sin dan buka
dengan shad seperti yang terdapat dalam kata tasawuf.
5. Suf (kain wol). Dalam sejarah tasawuf, kalau seseorang ingin memasuki jalan
tasawuf, ia meninggalkan pakaian mewah yang biasa dipakainya dan diganti dengan kain wol
kasar yang ditenun secara sederhana dari bulu domba. Pakaian ini melambangkan
kesederhanaan serta kemiskinan dan kejauhan dari dunia.
Diantara semua pendapat itu, pendapat terakhir inilah yang banyak diterima sebagai as
kata sufi. Jadi, sufi adalah orang yang memakai wol kasar untuk menjauhkan diri dari dunia
materi dan memusatkan perhatian pada alam rohani. Orang yang pertama memakai kata sufi
kelihatannya Abu Hasyim al-Kufi di Irak (w.150 H).
ASAL-USUL TASAWUF
Karena tasawuf timbul dalam Islam sesudah umat Islam mempunyai kontak dengan
agama Kristen, filsafat Yunani dan agama Hindu dan Buddha, muncullah anggapan bahwa
aliran tasawuf lahir dalam Islam atas pengaruh dari luar.
Ada yang mengatakan bahwa pengaruhnya datang dari rahib-rahib Kristen yang
mengasingkan diri untuk beribadat dan mendekatkan diri kepada Tuhan di gurun pasir Arabia
Tempat mereka menjadi tujuan orang yang perlu bantuan di padang yang gersang. Di siang ha
kemah mereka menjadi tempat berteduh bagi orang yang kepanasan; dan di malam hari lampu
mereka menjadi petunjuk jalan bagi musafir. Rahib-rahib itu berhati baik, dan pemurah dan
suka menolong. Sufi juga mengasingkan diri dari dunia ramai, walaupun untuk sementara,
berhati baik, pemurah dan suka menolong.
Pengaruh filsafat Yunani dikatakan berasal dari pemikiran mistik Pythagoras. Dalam
filsafatnya, roh manusia adalah suci dan berasal dari tempat suci, kemudian turun ke dunia
5/16/2018 PENGERTIAN SUFI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-sufi 3/6
materi dan masuk ke dalam tubuh manusia yang bernafsu. Roh yang pada mulanya suci itu
menjadi tidak suci dan karena itu tidak dapat kembali ke tempatnya semula yang suci. Untuk
ia harus menyucikan diri dengan memusatkan perhatian pada fllsafat serta ilmu pengetahuan
dan melakukan beberapa pantangan. Filsafat sufi juga demikian. Roh yang masuk ke dalam
janin di kandungan ibu berasal dari alam rohani yang suci, tapi kemudian dipengaruhi oleh
hawa nafsu yang terdapat dalam tubuh manusia. Maka untuk dapat bertemu dengan Tuhan
Yang Maha Suci, roh yang telah kotor itu dibersihkan dulu melalui ibadat yang banyak.
Masih dari filsafat Yunani, pengaruh itu dikaitkan dengan filsafat emanasi Plotinus. R
memancar dari diri Tuhan dan akan kembali ke Tuhan. Tapi, sama dengan Pythagoras, dia
berpendapat bahwa roh yang masuk ke dalam tubuh manusia juga kotor, dan tak dapat kemba
ke Tuhan. Selama masih kotor, ia akan tetap tinggal di bumi berusaha membersihkan diri
melalui reinkarnasi. Kalau sudah bersih, ia dapat mendekatkan diri dengan Tuhan sampai ke
tingkat bersatu dengan Dia di bumi ini.
Paham penyucian diri melalui reinkarnasi tak terdapat dalam ajaran tasawuf. Paham itumemang bertentangan dengan ajaran al-Qur'an bahwa roh, sesudah tubuh mati tidak akan
kembali ke hidup serupa di bumi. Sesudah bercerai dengan tubuh, roh pergi ke alam barzah
menunggu datangnya hari perhitungan. Tapi, konsep Plotinus tentang bersatunya roh dengan
Tuhan di dunia ini, memang terdapat dalam tasawuf Islam.
Dari agama Buddha, pengaruhnya dikatakan dari konsep Nirwana. Nirwana dapat
dicapai dengan meninggalkan dunia, memasuki hidup kontemplasi dan menghancurkan diri.
Ajaran menghancurkan diri untuk bersatu dengan Tuhan juga terdapat dalam Islam. Sedangka
pengaruh dari agama Hindu dikatakan datang dari ajaran bersatunya Atman dengan Brahman
melalui kontemplasi dan menjauhi dunia materi. Dalam tasawuf terdapat pengalaman ittihad,
yaitu persatuan roh manusia dengan roh Tuhan.
Kita perlu mencatat, agama Hindu dan Buddha, filsafat Yunani dan agama Kristen
datang lama sebelum Islam. Bahwa yang kemudian datang dipengaruhi oleh yang datang
terdahulu adalah suatu kemungkinan. Tapi pendapat serupa ini memerlukan bukti-bukti histor
Dalam kaitan ini timbul pertanyaan: sekiranya ajaran-ajaran tersebut diatas tidak ada, tidakkah
mungkin tasawuf timbul dari dalam diri Islam sendiri?
Hakekat tasawuf kita adalah mendekatkan diri kepada Tuhan. Dalam ajaran Islam,
Tuhan memang dekat sekali dengan manusia. Dekatnya Tuhan kepada manusia disebut al-
Qur'an dan Hadits. Ayat 186 dari surat al-Baqarah mengatakan, "Jika hambaKu bertanya
kepadamu tentang Aku, maka Aku dekat dan mengabulkan seruan orang yang memanggil jika
Aku dipanggil."
5/16/2018 PENGERTIAN SUFI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-sufi 4/6
Kaum sufi mengartikan do'a disini bukan berdo'a, tetapi berseru, agar Tuhan
mengabulkan seruannya untuk melihat Tuhan dan berada dekat kepada-Nya. Dengan kata lain
ia berseru agar Tuhan membuka hijab dan menampakkan diri-Nya kepada yang berseru.
Tentang dekatnya Tuhan, digambarkan oleh ayat berikut, "Timur dan Barat kepunyaan Tuhan
maka kemana saja kamu berpaling di situ ada wajah Tuhan" (QS. al-Baqarah 115). Ayat ini
mengandung arti bahwa dimana saja Tuhan dapat dijumpai. Tuhan dekat dan sufi tak perlu
pergi jauh, untuk menjumpainya.
Ayat berikut menggambarkan lebih lanjut betapa dekatnya Tuhan dengan manusia,
"Telah Kami ciptakan manusia dan Kami tahu apa yang dibisikkan dirinya kepadanya. Dan
Kami lebih dekat dengan manusia daripada pembuluh darah yang ada di lehernya (QS. Qaf 16
Ayat ini menggambarkan Tuhan berada bukan diluar diri manusia, tetapi di dalam diri manusi
sendiri. Karena itu hadis mengatakan, "Siapa yang mengetahui dirinya mengetahui Tuhannya
Untuk mencari Tuhan, sufi tak perlu pergi jauh; cukup ia masuk kedalam dirinya dan
Tuhan yang dicarinya akan ia jumpai dalam dirinya sendiri. Dalam konteks inilah ayat berikudipahami kaum sufi, "Bukanlah kamu yang membunuh mereka, tapi Allah-lah yang membunu
dan bukanlah engkau yang melontarkan ketika engkau lontarkan (pasir) tapi Allah-lah yang
melontarkannya (QS. al-Anfal 17).
Disini, sufi melihat persatuan manusia dengan Tuhan. Perbuatan manusia adalah
perbuatan Tuhan. Bahwa Tuhan dekat bukan hanya kepada manusia, tapi juga kepada makhlu
lain sebagaimana dijelaskan hadis berikut, "Pada mulanya Aku adalah harta yang tersembuny
kemudian Aku ingin dikenal. Maka Kuciptakan makhluk, dan melalui mereka Aku-pun
dikenal."
Disini terdapat paham bahwa Tuhan dan makhluk bersatu, dan bukan manusia saja yan
bersatu dengan Tuhan. Kalau ayat-ayat diatas mengandung arti ittihad, persatuan manusia
dengan Tuhan, hadits terakhir ini mengandung konsep wahdat al-wujud, kesatuan wujud
makhluk dengan Tuhan.
Demikianlah ayat-ayat al-Qur'an dan Hadits Nabi menggambarkan betapa dekatnya
Tuhan kepada manusia dan juga kepada makhluk-Nya yang lain. Gambaran serupa ini tidak
memerlukan pengaruh dari luar agar seorang muslim dapat merasakan kedekatan Tuhan itu.
Dengan khusuk dan banyak beribadat ia akan merasakan kedekatan Tuhan, lalu melihat Tuhan
dengan mata hatinya dan akhirnya mengalami persatuan rohnya dengan roh Tuhan; dan inilah
hakikat tasawuf.
JALAN PENDEKATAN DIRI KEPADA TUHAN
Jalan yang ditempuh seseorang untuk sampai ke tingkat melihat Tuhan dengan mata h
dan akhirnya bersatu dengan Tuhan demikian panjang dan penuh duri. Bertahun-tahun orang
5/16/2018 PENGERTIAN SUFI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-sufi 5/6
harus menempuh jalan yang sulit itu. Karena itu hanya sedikit sekali orang yang bisa sampai
puncak tujuan tasawuf. Jalan itu disebut tariqah (bahasa Arab), dan dari sinilah berasal kata
tarekat dalam bahasa Indonesia. Jalan itu, yang intinya adalah penyucian diri, dibagi kaum suf
ke dalam stasion-stasion yang dalam bahasa Arab disebut maqamat -tempat seorang calon suf
menunggu sambil berusaha keras untuk membersihkan diri agar dapat melanjutkan perjalanan
ke stasion berikutnya. Sebagaimana telah di sebut diatas penyucian diri diusahakan melalui
ibadat, terutama puasa, shalat, membaca al-Qur'an dan dzikir. Maka, seorang calon sufi banya
melaksanakan ibadat. Tujuan semua ibadat dalam Islam ialah mendekatkan diri itu, terjadilah
penyucian diri calon sufi secara berangsur.
Jelas kiranya bahwa usaha penyucian diri, langkah pertama yang harus dilakukan
seseorang adalah tobat dari dosa-dosanya. Karena itu, stasion pertama dalam tasawuf adalah
tobat. Pada mulanya seorang calon sufi harus tobat dari dosa-dosa besar yang dilakukannya
Kalau ia telah berhasil dalam hal ini, ia akan tobat dari dosa-dosa kecil, kemudian dari
perbuatan makruh dan selanjutnya dari perbuatan syubhat. Tobat yang dimaksud adalah tauba
nasuha, yaitu tobat yang membuat orangnya menyesal atas dosa-dosanya yang lampau dan
betul-betul tidak berbuat dosa lagi walau sekecil apapun. Jelaslah bahwa usaha ini memakan
waktu panjang. Untuk memantapkan tobatnya ia pindah ke stasion kedua, yaitu zuhud. Di
stasion ini ia menjauhkan diri dari dunia materi dan dunia ramai. Ia mengasingkan diri ke
tempat terpencil untuk beribadat, puasa, shalat, membaca al-Qur'an dan dzikir. Puasanya yang
banyak membuat hawa nafsunya lemah, dan membuat ia tahan lapar dan dahaga. Ia makan da
minum hanya untuk mempertahankan kelanjutan hidup. Ia sedikit tidur dan banyak beribadat.
Pakaiannyapun sederhana. Ia menjadi orang zahid dari dunia, orang yang tidak bisa lagi digod
oleh kesenangan dunia dan kelezatan materi. Yang dicarinya ialah kebahagiaan rohani, dan itu
diperolehnya dalam berpuasa, melakukan shalat, membaca al-Qur'an dan berdzikir.
Kalau kesenangan dunia dan kelezatan materi tak bisa menggodanya lagi, ia keluar da
pengasingannya masuk kembali ke dunianya semula. Ia terus banyak berpuasa, melakukan
shalat, membaca al-Qur'an dan berdzikir. Ia juga akan selalu naik haji. Sampailah ia ke stasion
wara'. Di stasion ini ia dijauhkan Tuhan dari perbuatan-perbuatan syubhat. Dalam literatur
tasawuf disebut bahwa al-Muhasibi menolak makanan, karena di dalamnya terdapat syubhat.
Bisyr al-Hafi tidak bisa mengulurkan tangan ke arah makanan yang berisi syubhat.
Dari stasion wara', ia pindah ke stasion faqr. Di stasion ini ia menjalani hidup kefakira
Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan ia tidak meminta kecuali hanya untuk dapat
menjalankan kewajiban-kewajiban agamanya. Bahkan ia tidak meminta sungguhpun ia tidak
punya. Ia tidak meminta tapi tidak menolak pemberian Tuhan.
Setelah menjalani hidup kefakiran ia sampai ke stasion sabar. Ia sabar bukan hanya
dalam menjalankan perintah-perintah Tuhan yang berat dan menjauhi larangan-larangan Tuha
5/16/2018 PENGERTIAN SUFI - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/pengertian-sufi 6/6
yang penuh godaan, tetapi juga sabar dalam menerima percobaan-percobaan berat yang
ditimpakan Tuhan kepadanya. Ia bukan hanya tidak meminta pertolongan dari Tuhan, bahkan
tidak menunggu-nunggu datangnya pertolongan. Ia sabar menderita.
Selanjutnya ia pindah ke stasion tawakkal. Ia menyerahkan diri sebulat-bulatnya kepa
kehendak Tuhan. Ia tidak memikirkan hari esok; baginya cukup apa yang ada untuk hari ini.
Bahkan, sungguhpun tak ada padanya, ia selamanya merasa tenteram. Kendatipun ada padanyia tidak mau makan, karena ada orang yang lebih berhajat pada makanan dari padanya. Ia
bersikap seperti telah mati.
Dari stasion tawakkal, ia meningkat ke stasion ridla. Dari stasion ini ia tidak menentan
percobaan dari Tuhan bahkan ia menerima dengan senang hati. Ia tidak minta masuk surga da
dijauhkan dari neraka. Di dalam hatinya tidak ada perasaan benci, yang ada hanyalah perasaan
senang. Ketika malapetaka turun, hatinya merasa senang dan di dalamnya bergelora rasa cinta
kepada Tuhan. Di sini ia telah dekat sekali dengan Tuhan dan iapun sampai ke ambang pintu
melihat Tuhan dengan hati nurani untuk selanjutnya bersatu dengan Tuhan.
Karena stasion-stasion tersebut di atas baru merupakan tempat penyucian diri bagi ora
yang memasuki jalan tasawuf, ia sebenarnya belumlah menjadi sufi, tapi baru menjadi zahid
atau calon sufi. Ia menjadi sufi setelah sampai ke stasion berikutnya dan memperoleh
pengalaman-pengalaman tasawu