Penggunaan Formalin Pada Produk Pangan

Embed Size (px)

Citation preview

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM IDENTIFIKASI PENYALAGUNAAN FORMALIN PADA PRODUK PANGAN (BUAH-BUAH IMPORT)

A . NURFITRIANI P3800212407PROGRAM MAGISTER PASCA SARJANA

ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013BAB I

PENDAHULUAN1.1., Latar Belakang Dalam Menunjang Kelengkapan Unsur_Unsur empat sehat lima sempurna , mengkonsumsi banyak buah dan sayur organik dianjurkan sebagai sumber vitamin terbesar untuk tubuh. Seperti yang kita ketahui mengkonsumsi secara tepat dan aman merupakan modal dasar bagi kesehatan dalam menjalankan aktivitas keseharian. Namun bagaimana jika buah atau sayuran yang dijual di pasaran ternyata mengandung zat-zat berbahaya bagi tubuh? Tentu hal ini sangat mengkhawatirkan.

Tidak dapat dipungkiiri bahwasanya produk pangan yang saat ini menjadi sumber kesehatan , memang sangat banyak menggunakan bahan tambahan makanan (BTM) yang mana bertujuan salah satunya untuk mengawetkan bahan pangan tesebut pada kurung waktu tertentu . Penggunaan bahan tambahan pangan (BTP) atau food additives sudah sangat meluas. Hampir semua industri pangan, baik industri besar maupun industri rumah tangga, dipastikan menggunakan BTP. Penggunaan BTP memang tidak dilarang asalkan bahan tersebut benar-benar aman bagi kesehatan manusia dan dalam dosis yang tepat.

Pengawet merupakan salah satu jenis BTP yang paling banyak digunakan oleh produsen makanan. Penggunaan BTP dimaksudkan untuk mempertahankan kesegaran atau agar produk tahan lama, serta untuk memperbaiki rasa, aroma, penampilan fisik, dan warna. Beberapa pengawet yang termasuk antioksidan berfungsi mencegah makanan menjadi tengik akibat perubahan kimiawi. Namun, karena kurangnya pengetahuan tentang bahaya penggunaan BTP, para produsen makanan menggunakan BTP (pengawet) secara berlebihan.

Formalin merupakan salah satu pengawet yang akhir-akhir ini banyak digunakan dalam makanan, padahal jenis pengawet tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan. Formalin merupakan larutan tidak berwarna, berbau tajam, mengandung formaldehid sekitar 37% dalam air, biasanya ditambahkan metanol 10-15%.

Indonesia saat ini dibanjiri oleh produk-produk buah import dari berbagai Negara ,hal ini disebabkan salah satu diantaranya ukuran yang lebih jumbo serta rasax yang jauh lebih manis ,dari produk buah local .Buah-buahan import dicurigai memilki /mengandung bahan pengawet berbahaya seperti formalin dengan tujuan agar buah menjadi lebih awet dan tetap terlihat segar meski sudah dipanen setengah tahun lalu. Buah yang diawetkan dengan formalin tampak lebih menarik.

Sehingga hal inilah yang membelatar belankangi tujuan penelitian identifikasi formalin pada buah produk impor tersebut bahwasanya produk tersebut masih bisa segar meski diimpor dari lokasi yang jauh dan diangkut dalam waktu yang lama. Sementara secara logika tidak masuk akal produk tersebut mampu bertahan sampai ke pelosok yang biasa makan waktu sebulan lebih tanpa pengawet. 1.2., Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan dalam penelitiian ini dapat dirumuskan bahwa ;

1. Buah-buahan import yang diperdagangkan dikota Makassar dicurigai memilki /mengandung bahan pengawet berbahaya seperti formalin dengan tujuan agar buah menjadi lebih awet dan tetap terlihat segar meski sudah dipanen setengah tahun lalu. Buah yang diawetkan dengan formalin tampak lebih menarik2. Apakah pada beberapa buah-buah impor yang diedarkan melalui distributor dan pedagang kaki lima mengandung formalin ?1..3., Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui seraca kualitatif dan kuantitatif jumlah formalin yang digunakan sebagai pengawet pada buah-buah import

2. Untuk mengetahui dampak penggunaan formalin terhadap kesehatan yang terdapat pada buah-buahan 1.4., Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan informasi kepada masyarakat mengenai jumlah kandungan formalin yang terdapat pada buah-buahan import yang terllihat awet dan segar dalam waktu yang lama

2. Sebagai informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuanBAB IITINJAUAN PUSTAKAA. Kandungan gizi pada buah 1. Apel

Apel dengan nama latin pyrus malus linn sudah banyak dikenal masyarakat. Akhir-akhir ini kita akan banyak menjumpai buah apel di mana pun. Tak hanya apel dari Malang, tapi juga akan dijumpai apel impor. Apel umumnya berbentuk bulat, dengan cekungan pada pangkal pucuknya. Daging apel berwarna putih, renyah dan berair dengan rasa manis atau asam. Daging buah ini dilindungi oleh kulit tipis yang umumnya mengkilap. Bila daging ini dikerat keluarlah aroma yang harum dan segar. Namun ada beberapa varietas apel, aroma itu terasa sangat tajam (Ikrawan, 2009).

Apel merupakan buah yang banyak disukai masyarakat. Daging buahnya yang padat dan renyah membuatnya mudah dilumatkan. Kandungan serat dan asam pada apel dapat merangsang kecepatan sekresi. Buah apel tidak hanya dimakan dalam keadaan segar, bisa juga dijadikan jus atau jenis makanan yang lain (Sufi, 2005).

Makan sebutir apel sehari bukan hanya menjadikan badan sehat dan jauh dari dokter, tetapi juga membuat wajah cantik dan kulit mulus .Khasiat tersebut didasarkan pada tingginya kadar zat gizi yang terdapat pada buah apel, terutama vitamin dan mineral. Menurut Anne (2009), kandungan dalam apel yaitu kaya akan serat dan memiliki kandungan vitamin C dan potasiumnya yang tinggi. Kelebihan dari apel sendiri yaitu rendah sodium juga rendah lemak. Berikut ini adalah beberapa kandungan vitamin dan mineral yang terkandung dalam 100 gram apel :

Kandungan Dalam 100gr Buah ApelKANDUNGANJUMLAH KANDUNGAN

Energi yang dikandung207 kJ/Kcal

Air84 %

Serat2,3 g

Lemak0 g

Protein0,4 g

Gula11,8 g

Vitamin A2 mg

Vitamin C15 mg

Vitamin B10,02 mg

Vitamin B20,01 mg

Vitamin B60,05 mg

Vitamin E0,5 mg

2. Anggur

Anggur memiliki banyak manfaat kesehatan karena mengandung berbagai jenis senyawa metabolit sekunder, terutama golongan flavonoid dan antosianin, serta resveratol. Penelitian lain mengungkapkan bahwa senyawa aktif di dalam anggur mampu meningkatkan kerja sel endotelial yang berperan dalam memperlancar aliran darah dalam arteri terkait dengan aktivitasnya terhadap sel-sel otot halus. Melalui mekanisme ini, risiko terkena serangan jantung dapat berkurang. Selain itu, anggur juga mengandung banyak senyawa antioksidan yang daya kerjanya lebih kuat daripada vitamin C dan vitamin E. Di dalam tubuh, senyawa flavonoid anggur dapat meningkatkan produksi lemak baik (HDL) sekaligus menurunkan trigliserida yang beredar di dalam darah. Nilai kandungan gizi Anggur per 100 g (3.5 oz)KandunganKomposisi

Energi KarbohidratGula Diet serat Lemak Protein Thiamine (Vit. B1) Riboflavin (Vit. B2) Niacin (Vit. B3)Asam pantotenat (B5) Vitamin B6 0,086 mg Folat (Vit. B9) 2 mg Vitamin B12 0 mg Vitamin C 10,8 mg Vitamin K 22 mgKalsium 10 mg Besi 0,36 mg Magnesium 7 mg Mangan 0,071 mg Fosfor 20 mg Kalium 191 mg Natrium 3,02 mgSeng 0,07 mg 288 kJ (69 kcal)18.1 g15,48 g0,9 g0,16 g0,72 g0.069 mg (5%)0,07 mg (5%)0.188 mg (1%)(B5) 0,05 mg (1%)0,086 mg (7%)2 mg (1%)0 mg (0%)10,8 mg (18%)22 mg (21%)10 mg (1%)0,36 mg (3%)7 mg (2%)0,071 mg (4%)20 mg (3%)191 mg (4%)3,02 mg (0%)0,07 mg (1%)

Sumber: USDA Nutrient database http://eemoo-sprit.blogspot.com/2010/10/anggur-grape.htmlB. Klasifikasi buah-buahan yang mengunakan bahan pengawet

Buah yang menggunakan pengawet berjenis formalin dapat diidentifkasi secara kasat mata dengan melihat cirri-ciri buahnya seperti :

1. Bagian kulitnya terlhat kencang dan segar meski sudah berbulan-bulan dipanen. Umumnya buah yang diberi formalin adalah jeruk, anggur, dan apel.

2. Formalin pada buah yang dijual secara bertangkai, misalnya lengkeng dan anggur, dapat lebih mudah dikenali. Jika tangkainya sudah tampak layu, sementara buahnya masih sangat segar dengan bau menyengat yang bukan bau buah, patut diwaspadai.

Buah yang menggunakan pengawet berjenis zat lilin memilki kenampakan seperti :

1. Buah berlilin biasanya lebih mengkilat.. Untuk mengetahuinya cukup dengan mengerik memakai pisau dan serbuk-serbuk putih akan berjatuhan. Untuk memastikan, jika serbuk tadi dibakar akan meleleh.

2. Daging buah yang dilapis lilin biasanya sudah tidak segar. Cara lain adalah membakar langsung buah. Jika mengandung lapisan lilin, kulitnya basah seperti minyak.

Buah yang menggunakan pengawet atau disuntukkan zat warna memiliki cirri-ciri seperti :

1. Adapun ciri-ciri buah yang telah disuntik dengan zat berbahaya biasanya meninggalkan bekas lubang kecil agak dalam.

2. Bekas suntikan umunya berada di bagian ujung yang ada tangkai buahnya. Khusus buah yang sudah disuntik dengan pewarna tekstil, 3. warnanya lebih terang dan meninggalkan bekas di mulut.Zat pewarna biasanya diberikan pada bua pier, mangga, belimbing, pisang, jeruk, dan semangka. (Onny, 1994)

1. Formalin c.1., Pengertian Formalin Formaldehida (CH2O) merupakan suatu campuran organik yang dikenal dengan nama aldehide , membeku pada suhu >920C dan mendidih pada suhu 3000C . Formalin dikenal dengan nama resmi formaldehida dengan sinonim formic aldehide, methanol, methyl aldehyde, methyl oxide dan memiliki struktur kimia sebagai berikut :

H C H

||

O

Rumus molekul formalin adalah CH2O2 berupa cairan jernih, tidak berwarna atau hampir tidak berwarna, bau busuk, uap merangsang selaput hidung dan tenggorokan. Kelarutan yaitu dapat dicampur dengan air dan dengan etanol (95%) P dengan titik didih 21oC dan berat jenis 0,815 (Wahyuni, 2012).c.2., Sifat Fisik dan Kimia Formalin

1. Sifat FisikSifat fisik lartuan formalin merupakan cairan jernih yang tidak berwarna atau hampir tidak berwarna , bau yang menusuk,uap merangsang saluran lender hidung dan tenggorokan dan jika disimpan pada tempat dingin dapat menjadi keruh . biasanya disimpan pada wadah tertutup terlindungi dari cahaya dengan suhu temapt penyimpanan diatas 200C (Depkes RI, 1995).Formaldehide dalam udara bebas berada dalam bentuk gas n namun bias larit dalam air. Laritaun formaldehyde yang dijual dipasaran menggunakan merek dagang formalin atau formol . Dalam air formaldehida mengalami polimerisasi (sangat sedikit berada dalam bentuk monomer CH2o), pada umumnya larutan ini mengandung beberapa persen methanol untuk membatasi polymerisasi (Anonimus, 2005)2. Sifat Kimia

Formaldehyde umumnya memiliki sifat kimia yang sama dengan aldehid namun lebih reaktif daripada turunan aldehid lainnya. Formalin merupakan senyawa elektrofil sehingga dapat digunakan dalam subtitusi aromatic elektrofil dan senyawa aroamtik serta dapat mengalami reaksi adisi elekrofilik dan alkena. Keadaan katalis basa mengakibatkan formalin dapat mengalami asam format dan methanol (Depkes RI, 1995)c.3., Kegunaan Formalin Pada suatu industry formalin sering digunakan dalam produksi primer dan jenis-jenis bahan kimia. Kegunaan lain formalin yaitu sebagai pembasmi serangga, digunakan sebagai desinfektan, dalam konsentrat yang kecil (1%) formalin digunakan sebagai bahan pengawet berbagai barang konsumen, cairan pencuci piring,perawatan sepatu, sampho mobil dan pembersih karpet (anonymous, 2005)

c.4., Bahaya Penggunaan Formalin Pada Bahan Pangan

Formalin tidak diperkenankan ada dalam makanan maupun minuman, karena dalam jangka panjang dapat memicu perkembangan sel-sel kanker. Formalin sangat berbahaya jika terhirup, tertelan atau mengenai kulit karena dapat mengakibatkan iritasi pada saluran pernapasan, reaksi alergi serta luka bakar. seminim apa pun penggunaan zat formalin yang terkandung dalam makanan, jika dikonsumsi berkali-kali, tetap saja pada akhirnya akan merusak tubuh. Formalin, boraks, rhodamine, atau zat kimia apa pun sangat tidak dianjurkan digunakan dalam makanan, karena dapat menghancurkan organ tubuh secara perlahan (Widyaningsih ,2006)

Formalin memiliki senyawa CH2OH, yang reaktif dan mudah mengikat air. Bila zat ini sudah bercampur dengan air, barulah dia disebut formalin. Formalin sangat mudah mengikat protein. Jika masuk ke tubuh manusia, formalin juga akan menyerang protein yang terdapat dalam tubuh, seperti pada lambung. Terlebih bila formalin tersebut masuk ke tubuh dengan dosis tinggi. Jika digunakan sebagai pengawet makan dalam dosis rendah, efek formalin tidak seketika dirasakan. Tapi bisa menyebabkan tubuh manusia terinfeksi kanker akibat zat karsinogen yang ada di dalamnya. Formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Itu sebabnya formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Tetapi, imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bias berdampak buruk terhadap kesehatan (Fitriyono A ,2010).c.5., Ambang Batas Untuk Formalin

Sementara formalin yang boleh masuk ke dalam tubuh dalam bentuk makanan per orang dewasa: (1,514) mg per hari batas toleransi formalin yang dapa diterima tubuh dalam bentuk air minimal 0,1 mg per liter. . Sedangkan menurut American Conference of Governmental and Industrial Hygienist (ACGIH) ambang batas untuk formalin adalah 0,4 ppm (ACGIH, 1999). National Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH, 1997) menyatakan bahwa formalin memberikan membahayakan tubuh dan kesehatan secara cepat/segera pada kadar 20 ppm. Badan POM menyatakan bahwa formalin merupakan salah satu bahan yang dilarang untuk pangan.

Berikut terlampir pada tebel efek penggunakan formalin terhadapa kesehetan berdasarkan dosis atau ambang batas formalin : NoDosis Penggunaan Efek terhadap kesehatan

10.5 0.05 ppm-

20.05 1.5 ppmEfek pada saraf

30.01 2.0 ppmIritasi pada mata

40.1 25 ppmIritasi tingkat tinggi pada organ luar

55 30 ppmEfek pada paru- paru

650 100 ppmRadang dang pneumonia

7> 100 ppmKematian

Sumber : www.wikipedia.com 2. Pemeriksaan Kualitatif Dan Kuantitatif Formalin d.1., Secara Kualitatif

Reaksi spesifik untuk mengintifikasi larutan formalin adalah pembentukan warna dengan menggunakan asam kromatofat. Reaksi ini terjadi dengan kondenisasi formalin dengan system aromatic dari asam kromatofat . Sebanyak 5 ml asam kromatofat yang dimasukkan dalam tabung reaksi kemudian ditaambah 1 ml destilasi . larutan kemudian dipanaskan dalam penangas air yang mendidih selama 15 menit , selama pemanasan diamati warna ungu yang terbentuk yang menujukkan ada tidaknya kandungan formalin (Roth, 1988)d.2., Secara Kuantitatif

Secara kuantitatif formalin dapat diperiksa melalui beberapa cara yaitu ; d.2.1., Metode SpektrofotometriMetode yang digunakan adalah menggunakan spektrofotometri siinar tampak dengan menggunakan peraksi reagen nash yang dapat peberaksi dengan larutan formalin yang menghasilkan warna kuning yang mantap yang diukur dengan panjang gelombang yang maksimun. Alasan dilakukan pengukuran serapan pada panjang gelombang maksimum : a. Perubahan serapan untuk setiap satuan konsentrasi adalah panjang gelombang maksimum akan diperoleh kepekaan analisis maksimal

b. Di sekitar panjang gelombang maksimum bentuk kurva serapannya datar

c. Pengukuran ulang serapan panjang gelombang maksimum akan memberikan kesalahan yang kecil sekali Penentuan kadar dengan spektrofotometri visibel yaitu dengan mengoptimalkan parameter alat, antara lain menentukan panjang gelombang. Penunjukan meter harus dalam keadaan nol dengan menekan tombol zero-set (Mulja dan Syahrani, 1990 dalam Wahyuni, 2012).

BAB III METODE PENELITIAN3.1., Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini yaitu melakukan survai yang bersifat eksperimental yaitu untuk menganilisa kandungan formalin pada buah-buahan impor dengan melakukan penelitian menggunakan pereaksi asam kromatofat .

3.2., Lokasi Dan Tempat Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini pada bulan desember 2012, dilaboratorium Balai pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) kab Maros . Dengan lokasi pengambilan sampel pada distributor buah dan pedagang kaki lima. 3.3., Objek dan Sampel Penelitian 3.3.1., Objek Penelitian

Objek penelitian yaitu buah-buahan import yang terlihat segar dan awet yang banyak beredar dipinggiran jalan atau pedangang kaki lima didaerah Makassar dan buah-buahan yang berasal langsung dari distributor , dan langsung dilakukan pemeriksaan dilaboratorium

3.3.2., Sampel Penelitian Sampel penelitian diambil dari jenis buah apel puji dan anggur merah yang diambl secara sampling pada 2 titik .yaitu distributor yang terletak didaerah Makassar dan yang buah yang berasal dari PKL pada daerah Makassar dan sekitaran perintis kemerdekaan , masing-masing sampel yang dilakukan pengujian dilakukan dengan 2 kale pengulangan .3.4., Metode Pengumpulan Data3.4.1., Data Primer

Data primer yang digunakan yaitu : data yang diperoleh dari hasil pemekrisaan laboratorium terhadap formalin yang terkandung didalam buah-buahan impor3.4.1., Data Skunder

Adapun data skunder yang digunakan yaitu : diperoleh dari tnjauan kepustakaan dan literatur.

3.5., Teknik Analisa Data

Buah-buahan impor yang dijual atau disalurkan didaerah Makassar diperiksa dilaboratorium dengan menggunakan metode asam kromatofat untuk melihat ada tidaknya kandungan formalin pada buah impor, kemudian dilakukan perhitungan kandungan formalin yang terdapat pada buah impor tersebut.

3.5.1., Alat dan bahan 3.5.1.I., Alat alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu :

1. beaker glass

2. pengaduk,

3. kompor,

4. tabung reaksi,

5. erlenmeyer dan kertas saring6. spektrofotometer.3.5.1.2., Bahan bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu ;

1. Apel puji 2. Anggur merah

3. Cromatofat acid 0.5 %4. Sulfat acid 60%

5. Formalin 37%

6. Aquadest

3.5.1.3., Cara pembuatan Pereaksi

1. Asam sulfat 60%

Mengambil 63 ml H2SO4 (p) diencerkan dengan aquades hingga 100 ml

2. Asam kromatofat

500 mg asam kromatofat dilarutkan dalam H2SO4 60% hingga 100 ml3.5.6., Prosedur Penelitian Identifikasi keberadaan formaldehid buah-buah import dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengujian awal dilakukan secara kualitatif. Jika hasil uji positif akan dilanjutkan dengan pengujian secara kuantitatif memakai spektrofotometer.

3.5.6.1., Pengujian Secara Kualitatif :

1. Menimbang bahan (sampel) yang telah dihaluskan sebanyak 5 gram,

2. Memasukkan bahan sebanyak 5 gram ke dalam erlenmeyer,3. Memasukkan aquades dalam beaker glass sebanyak 50 ml, kemudian didihkan

4. Kemudian menambahankan aquades yang telah didihkan kedalam Erlenmeyer yang berisi sampel

5. Memasukkan asam kromatofat 500mg yang telah dilarutkan dengan H2So4 60% hingga 100 ml, sebanyak 5ml kemudian dihomogenkan.

6. Produk yang mengandung formalin akan ditunjukkan dengan berubahnya warna air dari bening menjadi merah muda hingga ungu. Semakin ungu berarti kadar formalin semakin tinggi.

3.5.1.2., Pengujian Secara Kuantitatif :1. Pembuatan larutan standar, mengambil Formalin 37% sebanyak 0,027 ml,2. Kemudian menambahkan aquades sebanyak 500 ml atau 20 ppm, 3. Kemudian membuat larutan dengan konsentrasi yang berbeda yaitu 0 ppm ; 5 ppm ; 10 ppm ;15 ppm ; 20 ppm ; 25 ppm ; 30 ppm ; 4. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang sudah diberi label (7 tabung reaksi),5. Selanjutnya penambahan asam kromatofat sebanyak 5 ml pada tiap konsentrasi yang berbeda, 6. Memanaskan tabung reaksi selama 30 menit penggunakan alat penangas pada suhu 100oC, kemuddian terbentuklah larutan standar.

3.5.1.3., Pembuatan Larutan Uji : 1. Homogenkan sampel sebanyak 20 ml dengan aquades, 2. Kemudian memanaskan sampel yang telah diuji dengan penangas sampai mendidih,lalu disaring dan didinginkan. 3. Ambil filtrat sebanyak 2 ml ke dalam tabung reaksi dengan 3 kali ulangan. Tambahkan asam kromatofat sebanyak 5 ml pada masing masing tabung reaksi. Panaskan selama 20 menit lalu dinginkan. 4. Mengukur absorbansinya dengan spektrofotometer dengan panjang gelombang 520 nm. 3.5.1.4., Perhitungan Nilai absorbansi dari uji menggunakan spektrofotometer akan dibandingkan dengan larutan standar pada tiap konsentrasi yang berbeda pada masing-masing tabung reaksi dengan metode regresi linear.BAB IVHASIL PENELITIAN 4.1 Hasil penelitian laboratorium formalin terhadap buah-buahan impor

4.1.1., Hasil penelitian kualitatif formalin terhadap buah-buahan impor

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap uji kualitatif dan kuantitatif terhadap beberapa sampel buah-buah impor maka diperoleh hasil sebagai berikut :

4.1.1.I., Analisa kualitatif Berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan di laboratorium Balai Peneliti Teknologi Pertanian terhadap beberapa sampel buah-buah impor, seluruh sampel ternyata mengandung formalin dengan kadar beragam. Dimana Sampel buah- buah impor khususnya pada apel puji dan anggur merah yang berasal dari distributor dan pedagang kaki lima menujukkan hasil yang positif mengandung formalin yang ditandai dengan terjadinya atau terbentuk warna ungu lembayung pada sampel setelah menggunakan asam kromatofat. Pada penelitian ini, menggunakan asam kromatofat untuk mengatahui keberadaan formalin dalam sampel , seperti yang terlihat pada table 1 berikut ;Tabel 1. Analisis Kualitatif formalin pada beberapa sampel ; No KODE SAMPELANALISA KUALITATIF

1Apel puji 1 (distributor)+

2Apel puji 2 (PKL)+

3Anggur merah 1 (distributor)+

4Anggur merah 2 (PKL)+

Berdasarkan tabel pengujian secara kualitatif positif menujukkan indikasi penggunaan formalin pada sampel yang digunakan dimana hasil positif ini ditandai dengan perubahan warna ungu yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusmawati dkk (2004) yang menyatakan bahwa , Hasil analisis kualitatif positif ditandai dengan warna lembayung yang terbentuk setelah sampel ditetesi dengan asam kromatofat. Semakin intensif warna yang tampak, dapat menggambarkan bahwa formalin yang terkandung dalam sampel semakin banyak. (Kusumawati dan trisharyanti, 2004).Berdasarkan penelitian diatas ,hasil penelitian ini juga diperkuat dengan pendapat Widyaningsih dkk (2006) yang menyatakan bahwa ; Secara kualitatif. Asam kromatofat digunakan untuk mengikat formalin agar terlepas dari bahan. Formalin juga bereaksi dengan asam kromatopik menghasilkan senyawa kompleks yang berwarna merah keunguan. Reaksinya dapat dipercepat dengan cara menambahkan asam fosfat dan dan hydrogen peroksida. Caranya bahan yang diduga mengandung formalin ditetesi dengan campuran antara asam kromatopik, asam fosfat, dan hydrogen peroksida. Jika dihasilkan warna merah keunguan maka dapat disimpulkan bahwa bahan tersebut mengandung formalin (Widyaningsih dan Murtini., 2006).4.1.2., Hasil penelitian Kuantitatif formalin terhadap buah-buahan impor

Hasil analisa secara kuantitatif dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kandungan formalin yang terkandung dalam sampel yang terindikasi mengandung formalin setelah melihat perubahan warna yang terjadi secara kualitatif .

4.1.2.I., Analisis KuantitatifUntuk mengetahui kadar formalin yang terkandung dalam sampel, digunakan analisis regresi. Persamaan kurva baku dibuat dari kurva hubungan antar absorbansi dengan konsentrasi. Tabel 2 dan Gambar 2 menunjukkan hasil pengukuran seri baku yang dibuat.

Tabel 2. Seri baku formalin

Konsentrasi (ppm)

Volume akhir (ml)Absorbansi

0

10

0,000

5

100,057

10

100,115

15

100,177

20

100,240

25

100,325

30

100,388

Gambar 2. Kurva baku formalin

Uji kuantitatif dilakukan setelah sampel terbukti positif mengandung formalin. Sehingga semua sampel ditetapkan kadar formalinnya. Absorbansi yang dihasilkan oleh sampel diplotkan pada persamaan kurva baku yang telah didapatkan sebelumnya, kemudian diperhitungkan pengenceran dan dihitung % b/b. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Data pengukuran sampel

No

Jenis sampel

Abs

Berat sampel (g)

Volume Eks.(ml)

Faktor

fp

Kadar Formalin (ppm)

1. Apel 1 (distribotur)0.15015.00251.667-5.93

2. Apel 2 (PKL)0.15815.00251.667-6.31

3.Anggur merah 1 (distributor)0.14515.00251.667-5.69

4.Anggur merah 2 (PKL)0.24715.00251.667-10.56

Berdasarkan data hasil pengujian secara kuantitatif yang dilakukan dapat terlihat dari tabel 3 bahwa kadar formalin yang paling rendah terdapat pada buah apel dan anggur yang berasal dari distributor buah masing masing sebanyak 5.95 ppm , 5.69 ppm. Sedangkan kandungan buah formalin yang tertinggi terdapat pada buah apel dan anggur yang bersal dari pedagang kakai lima (PKL) masing-masing sebanyak 6.31ppm, 10.56 ppm. Pemerintah telah melarang penggunaan formalin dalam makanan. Sehingga walaupun kadar formalin yang terkandung pada buah apel dan anggur sangat kecil (dalam ukuran ppm) tetap melanggar undang-undang yang berlaku..BAB V

PEMBAHASAN

5.1., Pembahasan

5.1.I., Pemeriksaan formalin pada buah impor (apel dan anggur )

Berdasarkan hasil pemeriksaan secara kualitatif formalin pada buah-buah import diperoleh hasil bahwa dari ke 2 sampel apel puji dan ke 2 anggur merah yang diperiksa atau diteliti , ternyata seluruh sampel buah impor tersebut mengandung formalin .

Hasil pemeriksaan secara kuantitatif pada sampel yang positif mengandung formalin , diketahui bahwa untuk sampel buah apel dengan kadar formalin yang tertinggi terdapat pada buah apel yang berasal dari pedangan kaki lima (PKL) dengan kadar formalin sebanyak 6.31ppm. ini dapat diartikan bahwa dalam 1 kg sampel diperiksa mengandung kadar formalin sebanyak 6.31 mg. kandungan formalin yang terendah terdapat pada bauh apel yang berasal dari distributor, dengan kadar formalin 5,95 ppm. Yang dapat diartikan bahwa dlam 1/ kg sampel yang diperiksa mengandung formaln dengan kadar sebanyak 5.95 mg.Kandungan formalin yang terdapat pada buah impor anggur merah, diperoleh bahwa untuk sampel yang berasal dari pedagang kaki lima (PKL) yang tertinggi dengan kandungan formalin sebesar 10,56 ppm, hal ini menujukkan bahwa dalam 1 kg / sampel diperiksa mengandung kadar formalin 10,56 mg. sementara kandungan formalin terendah pada buah anggur yang berasal dari distributor , kadar formalin sebanyak 5,69 ppm. Hal ini menujukkan bahwa pada tiap 1 kg / sampel 5,69 mg.Berdasarkan hasil pemeriksaan dan analisa sampel, terdapatnya jumlah kadar formalin baik rendanh maupun tertinggi dapat merusakan kesehatan hal ini sesuai dengan pendapat Fitriyono A (2010) bahwa, dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Itu sebabnya formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Tetapi, imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bias berdampak buruk terhadap kesehatan (Fitriyono A ,2010).Penggunaan formalin terhadap bahan pangan secara umum banyak dilakukan oleh pihak pihak tertentu dengan tujuan salah satunya untuk dapat mempertahankan kesegaran dan tingkat kerusakan pada bahan pangan oleh mikroba, baik berupa pangan yang bersifat basah maupun kering, seperti pada tahu, baksi, mie, ikan asin maupun pada beberapa buah-buahan .

Berdasarkan pendapat Kusmawati dkk (2004) menyatakan bahwa , Formalin dapat mematikan jaringan sel dengan menarik air pada jaringan dan pada sel bakteri, dan mengganti cairan sel dengan senyawa rigid yang berbentuk gel sehingga akan terjadi koagulasi sel. Sebenarnya formalin digunakan sebagai bahan pengawet mayat dan agen fiksasi di laboratorium. Bahan pengawet ini, memiliki unsur aldehida yang bersifat mudah bereaksi dengan protein dan mudah berikatan dengan unsur protein mulai dari permukaan hingga terus meresap ke jaringan yang dalam. Dengan matinya protein setelah terikat dengan unsur kimia dari formalin, maka ia tidak akan diserang bakteri pembusuk yang menghasilkan senyawa asam (Kusumawati dan trisharyanti, 2004).

Uap formalin sangat iritatif, dapat menyebabkan rasa yang menyengat dan rasa menusuk dalam hidung dan dapat menyebabkan keluarnya air mata. Formalin cepat sekali diabsorsi dari saluran pencernaan dan juga oleh paru-paru. Formalin yang masuk melalui saluran pernafasan menyebabkan bronkitis, pneumonitis, kerusakan ginjal dan penekanan susunan saraf pusat . Formalin adalah senyawa yang mempunyai batas aman yang rendah dan juga dapat menyebabkan kanker (senyawa karsinogenik). Pelarut dan stabilisator yang digunakan dalam formalin adalah metanol, juga mempunyai toksiisitas yang membahayakan yakni dapat membutakan mata (Kusumawati dan Trisharyanti, 2004).BAB VIKESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan Berdasarkan penelitian identifikasi formalin pada buah-buahan impor didaerah Makassar dapat ditarik kesimpulan bahwa :1. Secara kualitatif sempel yang diperiksa atau diujikan mengandung formalin dengan diikuti perubahan warna ungu yang terbentuk

2. Pada sampel buah apel puji terdapat formalin . kandungan formalin yang tertinggi terdapat pada pedagang kaki lima sebesar 6.31 ppm. Dan kandungan formalin yang terendah terdapat pada sampel yang berasal dari distributor sekitar 5.95 ppm.3. Pada sampel anggur merah juga terdapat kandunga formalin , dimana kandungan formalin yang tertinggi terdapat pada buah anggur yang diederakan pada pedagang kakilima sebesar 10.56 ppm, sedangkan kdar formalin yang terendah terdapat pada buah yang diperoleh dari distributor sekitar 5.69 ppm4. Pemerintah telah melarang penggunaan formalin dalam makanan karena membahayakan kesehatan. Sehingga walaupun kadar formalin yang terkandung pada buah apel dan anggur sangat kecil (dalam ukuran ppm) tetap melanggar undang-undang yang berlaku.6.2 Saran 1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunkan perbandingan buah-buah local dan import untuk bisa mengetahui perbandingan kadar formalin yang terkandung pada masing-masing buah, khususnya kadar formalin alami yang terdapat pada buah-buahan .2. Masyarakat sebaiknya tidak tergiur dengan penampilan secara fisik pada buah-buhan yang dapat diidentikkan dengan warna yang cerah, tekstur yang baik . Serta perlu kewaspandaan dalam melihat bahan pangan yang mengandung bahan pengawet yang terlarang .DAFTAR PUSTAKAAnonimous . 2012. Manfaat Buah Anggur Merah Untuk Kesehatan Dan Kecantikan.

http://infoku-hidupsehat.blogspot.com/2011/12/manfaat-buah-anggur-merah-untuk.html, diakses tanggal 20 November 2012Anonimous . 2005,. Formaldehida . www.wikipedia.com diakses tanggal 12 November 2012.

Badan POM RI. 2004. Bahan Tambahan Ilegal : Boraks, Formalin dan Rhodamin B. Food Watch. Sistem Keamanan Pangan Terpadu.Depkes RI. 1995 . Farmakope Indonesia. Edisi keempat , Jakarta : Departeman Kesehatan RIFAO/WHO. 1983. Food Aditives. Code Alimentarius.FoodAgriculture Organization of the United Nations. Tahun 1983 Vol XIV

Ikrawan Yusep. 2009, Khasiat Buah Apel, www.pikiran-rakyat.com. Diakses Tanggal 12 November 2012Kusuma F. Dan I. Trisharyanti. 2004. J. Penelitian Sains dan Teknologi. Vol 5, No. 1 : 131-140.

Lu,F.C. 2006. BasicToxicology: Fundamental, Target Organs, and Risk Assesment.Diterjemahkan: E. Nugroho. UI-Press.

Muchtadi T., Sugiyono dan Fitriyono A. 2010. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Alfabeta, Bogor. 324 hal.Roth J. 1988., Pharmaceutycal Chemistry. Singapore, Ellis HorwoodSufi . 2005, Aneka Resep dari Buah. books.google.co.id Untung, Onny, 1994, Jenis dan Budi Daya Apel, Penebar Swadaya, JakartaWahyuni, Mulija, Syahriyani ., 2012. Validasi Metode Analisa Formalin dalam mie basah dengan menggunakan meotde spektrofotometri sinar tampak. Pustaka Sinar harapan jaya : Jakarta Widyaningsih T.D., 2006 ., alternative penggantian Formalin Pada produk Pangan. Penerbit trubus agrisarana : Surabaya