Upload
duonghuong
View
244
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK
DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Laurensius Cahya Satria
111124028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK
DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Laurensius Cahya Satria
111124028
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ORA ET LABORA
~La vita é bella~
“Aku sekali-sekali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-sekali tidak
akan meninggalkan engkau”
(Ibrani 13:5)
“jika kamu ingin melihat keajaiban, buatlah keajaiban itu menjadi nyata”
SKRIPSI INI SAYA PERSEMBAHKAN
Untuk
Sang Pemilik Hidup
Yang Senantiasa Memberi Jalan dari Setiap Keluh Kesah
Untuk
Kedua Orang Tuaku
Yang Tiada Henti Mendo’akanku dan Menjadi Penyemangatku
Untuk
Pembimbingku
Yang Tiada Lelah Memberi Waktu, Nasihat dan Bimbingan
Untuk
Teman-teman PAK angakatan 2011
Yang Berjuang Bersama dalam Susah dan Senang
Untuk
Almamater, Agama, Bangsa dan Negara Tercinta...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Judul skripsi ini adalah “Penggunaan Media Sosial Facebook dalam
Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella
Duce 2 Yogyakarta”. Penulis memilih topik ini berdasarkan realita yang ada saat
ini, yaitu bagaimana perkembangan jaman dan teknologi memengaruhi
penggunaan media sosial facebook sebagai sarana komunikasi khususnya anak
muda. Penggunaan media sosial di kalangan anak muda bukanlah hal yang baru di
zaman yang serba maju/modern ini dengan mudah mereka mengakses internet
dengan gadget, smartphone yang dimilikinya.
Penulis memiliki keprihatinan terhadap penggunaan gadget, smartphone.
Kemajuan teknologi yang pesat penggunaan gadget, smartphone membuat anak
muda sekarang justru menjadi anti sosial, mereka cenderung sibuk dengan gadget,
smartphone masing-masing. Melihat keprihatinan tersebut penulis tergelitik,
tergerak untuk memanfaatkan media sosial sebagai sarana belajar dan
pembelajaran. Dari keprihatinan tersebut penulis melihat peluang yang cukup
bagus sehingga memanfaatkan media sosial facebook sebagai sarana belajar dan
pembelajaran yang nantinya dapat digunakan oleh anak muda terutama pelajar
untuk mendapatkan informasi, materi-materi pembelajaran ataupun tugas-tugas
yang diberikan oleh Guru di sekolah. Melihat peluang tersebut penulis
mengaplikasikannya dalam bentuk program pembelajaran Agama Katolik
menggunakan media sosial facebook. Melalui media sosial facebook materi-
materi pelajaran Agama Katolik dimasukkan beserta media pendukungnya seperti
foto-foto, karikatur, video, berita dan cerita agar siswi tertarik untuk melihat dan
membacanya. Ditambah lagi penggunaan gadget, smartphone semakin
mempermudah siswi untuk mengakses materi-materi pembelajaran tersebut kapan
saja dan dimana saja.
Setelah program selesai dibuat dan direalisasikan, peneliti menggambil
hasil penelitian dengan penyebaran angket pra penelitian dan penelitian terhadap
responden di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta untuk mengetahui sejauh mana
ketertarikan siswi terhadap program tersebut, manfaat, dan respon para siswi.
Secara umum para siswi tertarik dan memiliki respon yang baik serta positif
terhadap program tersebut. Para siswi merasa terbantu dan tertarik dengan
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menggunakan facebook. Peneliti
berharap penelitian ini bisa menjadi salah satu alternatif media, sarana
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Karena tanggapan responden terhadap
program baik dan positif, peneliti akan melanjutkan program yang sudah ada dan
melakukan perbaikan pada program (Penelitian PAK Satria), dengan harapan
dapat memberikan sumbangan media atau sarana pembelajaran baru yang efektif
dan menyenangkan bagi siswi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
The title of this research is “Social Media (Facebook) for Catholic
Religious Education for Studens of Class X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”
The researcher chooses this topic based on the reality that exists in
nowadays. The development technology of facebook affects especially for the
using social media as a means of communication, especially for young people.
The using of social media for young people is not something new in this era. They
can easily access the Internet with gadgets, and smartphones.
The researcher emphasizes on the use of gadgets, and smartphones, based
on the development of technology that, the uses of gadgets, smartphones, make
young people these days to be anti social, they tend to be busy with their gadgets,
smartphones. Seeing this reality, the researcher try to take the advantages of social
media as a means of in the learning and teaching process. It is a pretty good
opportunity in terms of the using social media facebook as a means of learning
and teaching which can be used by young people, especially students to get
information, learning materials or assignments given by teachers at school. Seeing
the opportunity, the researcher apply it in the form of learning subject of Catholic
Religious Education by using social media facebook. Through social media
facebook, materials in Catholic religion subject included the supporting media
such as photographs, caricatures, videos, news and stories to get students
interested to see and read it. The use of gadgets, smartphones can make the
students easier to access learning materials anytime and anywhere.
After the program finished, the researcher took the results of research with
pre-study questionnaire and a study of the respondents in SMA Stella Duce 2
Yogyakarta to determine students who are interest on the program, the benefits,
and the response of the students. In general, the students are interested and having
a good and positive response to the program. The students feel helped and they
are interested in Catholic Religious Education using facebook. The researcher
hopes, that this research can be one of alternative media, a means of learning
Catholic Religious Education. Because the response of respondents towards the
program is good and positive, then the researcher continue the existing program
and make the improvements to the program (Pendidikan Agama Katolik Satria),
and hope this can contribute new media for learning an effective and interesting
for the students.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
pertolongan, dan penyertaanNya dalam persiapan, pelaksanaan serta penyelesaian
laporan penelitian ini. Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Pendidikan
Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak terlepas dari
bimbingan dan dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1. Drs. F.X Heryatno W.W., SJ., M.Ed selaku Kepala Program Studi PAK
Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. Yoseph Ispuroyanto Iswarahadi, SJ., M.A selaku dosen pembimbing
utama yang dengan sabar dan tulus telah memberikan waktu, motivasi,
masukan, dan banyak pembelajaran berharga kepada penulis sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Yoseph Kristianto, SFK, M.Pd selaku dosen pembimbing akademi sekaligus
sebagai dosen pembimbing ke II yang sabar mendampingi dan membimbing
penulis selama menjalani studi dan menyelesaikan skripsi di kampus PAK
Universitas Sanata Dharma.
4. P. Banyu Dewa HS, S.Ag, M.Si selaku dosen pembimbing III yang dengan
tulus memberikan dukungan dengan menjadi dosen penguji, serta memberi
motivasi kepada penulis agar skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Romo, Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi PAK Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu
pengetahuan yang berguna bagi penulis.
6. SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang telah bersedia memberikan
kesempatan untuk melakukan penelitian.
7. Orangtuaku tercinta Bapak Robertus Sunarno dan Ibu Natalia Sutarmi, serta
kakak, adik dan keluarga besar atas doa, dukungan, perhatian, kasih sayang,
dan biaya yang diberikan selama menempuh studi di Universitas Sanata
Dharma.
8. Agnes Restuning Widi dan Alfonsus Putu Widya Aruna atas motivasi,
dukungan, dan bantuan selama pengerjaan skripsi.
9. Mahasiswa Pendidikan Agama Katolik USD Khususnya teman-teman
seperjuangan angkatan 2011 yang telah menjadi keluargaku di kampus.
Terimakasih atas kebersamaan dan dukungannya selama kurang lebih empat
setengah tahun.
10. Rekan-rekan Mudika Stasi Bunda Maria Maguwo, mudika St. Mikael dan
mudika St. Silvester yang selalu memberikan banyak pengalaman dan
pelajaran berharga selama berorganisasi, serta memberikan dukungan,
motivasi kepada penulis.
11. Segenap Staf Sekretarian dan Perpustakaan Prodi PAK, serta seluruh
karyawan yang telah mendukung penulis sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik dan lancar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL. ..........................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN. ................................................iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................v
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..........................................vi
ABSTRAK. .........................................................................................................vii
ABSTRACT ........................................................................................................viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................ix
DAFTAR ISI. ......................................................................................................xii
DAFTAR TABEL. ..............................................................................................xv
DAFTAR LAMPIRAN. ......................................................................................xvi
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN. ..................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah. ......................................................................1
B. Rumusan Masalah. ................................................................................4
C. Tujuan Penulisan. ..................................................................................4
D. Manfaat Penulisan. ................................................................................5
E. Metode Penulisan. .................................................................................6
F. Sistematika Penulisan ...........................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA .............................................................................9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
A. Media Sosial Facebook. ........................................................................9
1. Filosofi Media Sosial .......................................................................9
2. Pengertian Media Sosial Facebook . ....................................................15
3. Manfaat Media Sosial Facebook. ....................................................17
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik. .........................................18
1. Visi Pendidikan Agama Katolik. ......................................................19
2. Konteks Pendidikan Agama Katolik. ...............................................19
3. Tujuan Pendidikan Agama Katolik. .................................................20
4. Hakikat Pendidikan Agama Katolik. ................................................21
5. Materi Pendidikan Agama Katolik. ..................................................21
C. Penggunaan Media Sosial sebagai Sarana Pembelajaran. ....................22
BAB III PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES
PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK SISWI KELAS
X SMA STELLA DUCE 2 YOGYAKARTA ......................................24
A. Pemanfaatan dan Penggunaan Media Sosial oleh Siswi Kelas X SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta. ....................................................................25
B. Metodologi Penelitian.. .........................................................................26
1. Rumusan Masalah. ...........................................................................26
2. Tujuan Penelitian..............................................................................26
3. Tempat dan Waktu Penelitian. .........................................................27
4. Metode Penelitian. ............................................................................27
5. Instrumen Pengumpulan Data. .........................................................27
6. Responden Penelitian. ......................................................................28
7. Pengolahan Data. ..............................................................................28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
8. Analisa Data. ....................................................................................29
9. Variabel Penelitian. ..........................................................................29
C. Hasil dan Pembahasan Penelitian. ........................................................31
1. Laporan pra-penelitian. ....................................................................31
2. Laporan hasil Kuesioner...................................................................33
D. Rangkuman Hasil Penelitian. ................................................................42
E. Refleksi terhadap Hasil Penelitian. .......................................................47
BAB IV PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES
PEMBELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS X SMA
STELLA DUCE 2 YOGYAKARATA. ................................................52
A. Media Sosial Facebook sebagai Sarana Pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. .........53
B. Usulan Program Penggunaan Media Sosial Facebook sebagai
Sarana Pembelajaran Agama Katolik di SMA Stella Duce 2
Yogyakarta... .........................................................................................56
C. Bentuk Program. ...................................................................................58
D. Cara Membuat Akun Facebook. ...........................................................58
E. Cara Membuat Grup di Facebook .........................................................63
F. Kelebihan Media Sosial Facebook dalam PAK....................................65
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................67
A. Kesimpulan. ..........................................................................................67
B. Saran. ....................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................74
LAMPIRAN. .......................................................................................................76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR GRAFIK
Gambar 1. Grafik Jumlah Total Pengguna Media Sosial di Dunia Per Januari
2015. ............................................................................................... 2
Gambar 2. Grafik Pengguna Media Sosial Facebook Tahun 2014. ................. 16
DAFTAR GAMBAR TABEL
Tabel 1. Variabel Penelitian. ............................................................................ 29
Tabel 2. Indikator Item Soal Penelitian............................................................ 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Pra Penelitian. ................................................................ (1)
Lampiran 2. Kuesioner Penelitian ........................................................................ (2)
Lampiran 3. Daftar Siswi ..................................................................................... (4)
Lampiran 4. Surat Tugas Penelitian ..................................................................... (5)
Lampiran 5. Surat Peryataan Penelitian dari Sekolah ........................................... (6)
Lampiran 6. Pelajaran Agama Katolik 11 ............................................................. (7)
Lampiran 7. Pelajaran Agama Katolik 12 ............................................................. (9)
Lampiran 8. Pelajaran Agama Katolik 13 ...........................................................(12)
Lampiran 9. Pelajaran Agama Katolik 14. ..........................................................(14)
Lampiran 10. Materi PAK di facebook ...............................................................(17)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR SINGKATAN
A. Kitab Suci
Seluruh Singkatan Kitab Suci dalam Skripsi ini mengikuti Alkitab
Deuterokanonika, Lembaga Biblika Indonesia, 2009.
B. Singkatan Lain
KWI-MNPKI : Konferensi Wali Gereja Indonesia Majelis
Nasional Pendidikan Katolik
Bppk.depkeu : Badan Pendidkan dan Pelatihan Keuangan
Kementrian Keuangan. Departemen Keuangan
Depdikbud : Departeman Pendidikan dan Kebudayaan
PAK : Pendidikan Agama Katolik
Art. : Artikel
Lamp. : Lampiran.
Bdh : Bisa dilihat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Facebook adalah sebuah sarana media sosial yang membantu masyarakat
untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga, dan
teman sekerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan
orang dalam sharing informasi melalui social graph, digital mapping kehidupan
nyata hubungan sosial manusia. Siapa pun boleh mendaftar di facebook dari yang
muda bahkan sampai yang tua dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka
kenal dalam lingkungan saling percaya. (Facebook.com:2009).
Fenomena sosial networking/jejaring social facebook begitu melekat dalam
kehidupan kita, terutama bagi para pelajar. Tidak dipungkiri jejaring sosial
facebook ini membawa dampak dalam kehidupan kita.
Manusia adalah makhluk sosial. Karakter ini ternyata tetap muncul dalam
teknologi informasi khususnya internet. Seiring dengan perkembangan waktu dan
modernisasi, internet menjadi sebuah kebutuhan dan aktivitas tetap manusia
sebagai anggota masyarakat. Selain menjadi tuntutan profesi, pengembangan ilmu
pengetahuan, berita, dan hiburan, berinternet juga menjadi salah satu cara alternaif
seseorang untuk bergaul sebagai makhluk sosial.
Menurut data yang penulis langsir dari statistika Kamis (29/1/15), pengguna
situs jejaring sosial (social media) secara global terus meningkat. Pada tahun
2010, pengguna media sosial di seluruh dunia tercatat ada di angka 970 juta
pengguna. Jumlah tersebut kemudian meningkat menjadi 1.22 Miliar pengguna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pada tahun 2011. Naik lagi menjadi 1.4 milyar pada tahun 2012. Tahun 2013
jumlah pengguna media sosial kembali mengalami kenaikkan menjadi 1.59 milyar
pengguna. Tren kenaikan masih terus berlanjut. Pada akhir tahun 2014 jumlah
pengguna tercatat naik menjadi 1.79 milyar dan pada tahun 2015 diprediksi akan
kembali tumbuh hingga menyentuh level 1.96 milyar. (Bandung, Nandonurhadi)
Selengkapnya, dapat disimak pada gambar grafik berikut:
Gambar 1. Grafik Jumlah Total Pengguna Media Sosial di Dunia
(dalam milyar) Per Januari 2015
Fenomena penggunaan facebook tentu dalam tujuan pembuatan facebook itu
sendiri ada manfaat yang bisa diambil, di antaranya adalah sebagai ajang
pertemuan teman lama, bisa mencari teman yang baru dengan mudah, tempat jual
beli, sarana belajar dan bahkan facebook sendiri bisa digunakan untuk
mewartakan sabda Tuhan (Kabar Gembira) kepada banyak orang. Di samping itu
pula facebook juga memiliki dampak yang negatif bila tidak digunakan secara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
bijak dan kritis, misalnya kecanduan dengan pengunaan facebook sehingga
menjadikan orang tidak peduli dengan orang yang ada di sekitarnya. Selain itu
juga mengganggu kesehatan bila terlalu lama berada di depan komputer, laptop,
atau menggunakan handphone.
Mata Pelajaran Pendidikan Agama merupakan salah satu mata pelajaran
wajib yang harus diselenggarakan di setiap sekolah. Bagi sekolah Katolik, mata
pelajaran Agama yang diajarkan adalah Pendidikan Agama Katolik (PAK). PAK
bertanggungjawab melalui proses penggumulan terhadap pengalaman konkrit
siswa yang berlatar belakang pandangan Katolik mengenai wahyu dan iman.
Dengan penggumulan itu Pendidikan Agama Katolik menyajikan mutu iman umat
Katolik, karena mereka dilatih untuk menjadi murid beriman yang mendalam
(Depdikbud 1984-dalam Dapiyanta 2008).
Dengan adanya kemajuan teknologi dan budaya digital maka PAK dapat
dikemas dengan cara yang menyenangkan. Peneliti melihat peluang yang
ditawarkan oleh budaya digital dan dengan adanya media sosial maka anak muda
dapat dengan mudah berkomunikasi dengan banyak orang dimana saja dan kapan
saja. Melihat peluang tersebut peneliti ingin mencoba membuat pengajaran PAK
dengan cara yang lebih modern dan menarik bagi siswa serta dapat diakses
dengan cepat. Media sosial facebook menjadi salah satu sarana yang akan
digunakan oleh peneliti untuk membuat pengajaran PAK yang menyenangkan,
mudah dan bisa diakses kapan saja karena hampir sebagai besar anak muda
terutama pelajar memiliki facebook. Dengan media sosial itulah anak muda saling
berbagi pengalaman dan berkomunikasi bahkan juga berdiskusi. Dari situlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
peneliti ingin mencoba menggunakan facebook sebagai sarana pengajaran PAK
untuk siswi kelas X dan melihat apakah dengan sarana tersebut siswi semakin
tertarik untuk belajar PAK dan semakin memahami materi yang diberikan.
Dengan menggunakan facebook sebagai proses pembelajaran PAK siswi dapat
dengan mudah dan cepat mengakses pelajaran PAK. Dengan begitu proses
pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja dan dengan adanya
peluang tersebut peneliti tertarik untuk meneliti “Penggunaan Media Sosial
Facebook Dalam Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik Siswi Kelas X
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Beberapa permasalahan yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Apa itu media sosial?
2. Bagaimana penggunaan media sosial untuk pembelajaran PAK di
sekolah?
3. Bagaimana pengaruh penggunaan facebook untuk pembelajaran PAK
bagi siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta ?
4. Bagaimana bentuk pembelajaran PAK dengan menggunakan
facebook?
C. Tujuan Penulisan
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan :
1. Untuk mengetahui apa itu media sosial.
2. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media sosial sebagai
salah satu sarana pengajaran PAK di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan facebook
untuk pembelajaran PAK bagi siswi kelas X SMA Stella Duce 2
Yogyakarta.
4. Untuk menemukan bentuk pembelajaran PAK yang menyenangkan
dengan menggunakan facebook.
D. Manfaat Penulisan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi para guru
dan generasi muda, khususnya siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta bagi
perkembangan pribadinya serta etika dalam pergaulan serta penggunaan media
sosial. Manfaatnya dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Bagi siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta:
a. Dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran PAK jarak jauh dan bisa
dipelajari dimana saja dan kapan saja.
b. Menjadikan media sosial sebagai sarana untuk belajar terutama
pembelajaran PAK.
c. Setelah melihat hasil dari penelitian ini, siswa dapat termotivasi untuk
menggunakan dan memanfaatkan facebook sebagai media pembelajaran
jarak jauh.
d. Sebagai sarana bagi siswi untuk melihat seberapa jauh dan sering mereka
menggunakan facebook dalam kesehariannya serta melihat seberapa jauh
pengaruhnya terhadap cara belajarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
2. Bagi peneliti:
a. Sebagai sumbangan untuk dunia pendidikan dengan mengembangkan
pembelajaran yang menggunakan media sosial khususnya facebook agar
pembelajaran dapat dilakukan dengan mudah, dimana saja dan kapan
saja.
b. Sebagai bekal bagi peneliti yang nantinya akan menjadi guru PAK
sehingga dapat memberikan inovasi dalam proses pembelajaran sekaligus
menerapkan ilmu yang sudah didapatkan selama studi.
c. Menambah wawasan dan ilmu pengetahuan serta memotivasi diri untuk
menjadi seorang calon guru yang profesional dibidangnya.
E. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam skripsi adalah
deskripsi analisis. Deskripsi analisis adalah metode yang menggambarkan dan
menganalisis data-data yang diperoleh melalui studi pustaka dan diperkuat dengan
adanya penelitian. Dalam rangka mendapatkan data-data yang valid, penulis terjun
langsung ke sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakata dan membagikan pertanyaan
atau angket untuk mendapat data. Menurut Notoatmodjo (2002:138) metode
penulisan diskriptif bertujuan membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif.
Penelitian deskriptif mempunyai ciri berhubungan dengan keadaan yang
terjadi saat ini, menguraikan satu variabel saja atau beberapa variabel namun
diuraikan satu per satu, dan variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
perlakuan (treatment). Penelitian deskriptif pada umumnya menggunakan survei
sebagai metode pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106).
Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah menyebar pertanyaan
atau angket. Pertanyaan atau angket tersebut ditujukan bagi para siswi kelas X
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam
penulisan skripsi ini adalah penelitian kualitatif dan responden adalah subyek
yang mengetahui dan merasakan proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Artinya apa yang dinyatakan oleh subyek
kepada peneliti adalah benar dan dapat dipercaya (Sutrisno Hadi, 2004: 79).
F. Sistematika Penulisan
BAB I Dalam BAB I ini penulis menjabarkan gambaran umum mengenai
hal-hal yang melatarbelakanginya. Bagian ini terdiri atas latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan
sitematika penulisan.
BAB II Pada bab II penulis menjabarkan teori-teori yang mendukung
penulisan skripsi, di antaranya: pertama penulis menguraikan tentang filosifi
media sosial dan sedikit pengertian serta fungsi dari facebook secara lebih jelas.
Selain menguraikan pengertian tentang facebook penulis juga memaparkan pula
beberapa hal antara lain meliputi visi dari PAK, tujuan dari PAK, konteks PAK,
hakikat PAK dan materi dari PAK serta bagaimana penggunaan media sosial bagi
proses pembelajaran PAK.
BAB III Dalam bab III ini penulis melakkuan penelitian dan mengumpulkan
data-data dengan membuat grup atau akun di facebook setelah itu menyebar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
angket yang membantu penulisan skripsi dan di mana penulis akan melakukan
penelitian sederhana dengan sasaran para responden adalah siswi kelas X SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta. BAB ini berisi uraian tentang segala perencanaan yang
berkaitan dengan jenis penelitian yang akan digunakan, tempat dan waktu
penelitian, populasi dan sample, metode pengumpulan data, dan teknik
menganalisis data hasil penelitian. Pada bab ini juga penulis akan menampilkan
hasil analisis dari data responden yang telah penulis peroleh.
BAB IV Pada bab ini penulis memberikan usulan program kepada
responden atau instansi yang berkaitan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian
yang penulis temukan. Usulan tersebut berupa program yang bisa dilaksanakan
untuk meningkatkan proses Pembelajaran Agama Katolik di SMA Stella Duce 2
Yogyakarta.
BAB V Bab ini berkaitan dengan kesimpulan dan usulan atau saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Penulisan Bab II berisi paparan mengenai filosofi media sosial, pengertian
media sosial facebook secara umum serta manfaat dari media sosial facebook itu
sendiri. Penulis juga akan memaparkan mata pelajaran Pedidikan Agama Katolik
yang meliputi visi PAK, konteks PAK, tujuan PAK, dan materi PAK. Selain itu
penulis akan memaparkan penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran
di sekolah.
A. Media sosial Facebook
1. Filosofi Media Sosial
Apa itu media sosial? Media sosial adalah suatu wadah atau tempat dimana
orang dapat berkomunikasi sesama user (pengguna) secara tidak langsung dan
dibutuhkan koneksi internet untuk dapat melakukan komunikasi ini. Di sini user
atau pengguna dapat berbagi informasi berupa, kejadian, berbagi foto, dan dapat
juga untuk menambah wawasan serta bisa juga sebagai ajang untuk mencari atau
menambah teman. Internet merupakan salah satu aspek penting dalam
berhubungan dalam aplikasi media sosial, internet telah merangkul dunia yang
memegang peran manusia dalam kehidupan manusia. Internet juga bisa di katakan
menjadi rekan manusia untuk berkomunikasi dalam media sosial, melalui internet
manusia dapat berbagi informasi, melakukan kegiatan bisnis serta dapat menjalin
hubungan sosial antar sesama manusia dengan menggunakan media sosial ini.
Tergantungnya kebutuhan manusia terhadap media sosial telah banyak membuat
perusahaan-perusahaan teknologi dan informasi membuat aplikasi aplikasi media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
sosial. Seperti facebook, twitter, myspace dan friendster, serta masih banyak lagi
aplikasi media sosial yang ada di era perkembangan modern ini. Media sosial
merujuk kepada sejenis seluran komunikasi dalam talian yang memperolehkan
pengguna berinteraksi dengan mudah secara bebas, bekerjasama dan berdiskusi
denggan menggunakan gabungan multimedia yang terdiri daripada teks, gambar,
video, dan audio. Media sosial merupakan saluran komunikasi penting masa kini
untuk memperoleh berbagai macam informasi, hiburan, berita dan lain
sebagainya. “Sekarang ini kita hidup sebagai masyarakat jaringan (network
society)”, kata Manuel Castells dalam salah satu triloginya tentang era informasi.
Perkembangan teknologi pun turut memengaruhi pola dan gaya hidup orang –
orang, apalagi dengan adanya alat-alat komunikasi yang semakin canggih orang-
orang akan dengan mudah mengakses apa pun dengan mudah dan cepat. “Jika
waktu adalah uang, kecepatan adalah kekuasaan”, tulis Paulo Virilo. Dengan
menyediakan bentuk-bentuk baru komunikasi, teknologi adi-cepat menyediakan
landasan yang kokoh bagi ekonomi politik kontemporer dan mengubah secara
dramatik cara orang memperoleh, memanipulasi, meneruskan serta menyimpan
informasi. Belum pernah sebelumnya ada zaman seperti sekarang, ketika
kecepatan menempati pusat kegiatan dan jati diri manusia baik secara individu
maupun kolektif (Melkyor: 2014: 8). Sebagai pengguna media komunikasi atau
media sosial, orang perlu memahami betul hal-hal tersebut, banyak dari kita hanya
menjadi pengguna namun tidak mengetahui dan mengerti betul tentang apa itu
media sosia atau media komunikasi, sehingga banyak dari pengguna terbawa arus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
dan terpenggaruh dengan tehnologi komunikasi yang selalu berkembang. Berikut
adalah sejarah perkembangan media sosial:
Awal mula terbentuknya sosial media terjadi pada tahu 1978 dari
penemuan sistem papan buletin, yang dapat memungkinkan kita untuk
mengunggah, atau mengunduh informasi, dapat berkomunikasi dengan
mengunakan surat elektronik yang koneksi internetnya masih terhubung
dengan saluran telepon dengan modem. Sistem papan buletin ini
ditemukan oleh Ward Christensen dan Randy Suess yang keduanya adalah
sesama pecinta dunia komputer. Perkembangan sosial media pertaman
kali dilakukan melalui pengiriman surat elektronik pertama oleh peneliti
ARPA ( Advanced Research Project Agency) pada tahun 1971.
1995 Kelahiran dari situs GeoCities, situs ini melayani Web Hosting yaitu
layanan penyewaan penyimpanan data - data website agar halaman
website tersebut bisa di akses dari mana saja, dan kemunculan GeoCities
ini menjadi tonggak dari berdirinya website - website lain.
1997 Muncul situs jejaring sosial pertama yaitu Sixdegree.com walaupun
sebenarnya pada tahun 1995 terdapat situs Classmates.com yang juga
merupakan situs jejaring sosial namun, Sixdegree.com di anggap lebih
menawarkan sebuah situs jejaring sosial di banding Classmates.com
1999 Muncul situs untuk membuat blog pribadi, yaitu Blogger. situs ini
menawarkan penggunanya untuk bisa membuat halaman situsnya sendiri.
sehingga pengguna dari Blogger ini bisa memuat hal tentang apapun.
termasuk hal pribadi ataupun untuk mengkritisi pemerintah. sehingga bisa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
di katakan blogger ini menjadi tonggak berkembangnya sebuah Media
sosial.
2002 Berdirinya Friendster, situs jejaring sosial yang pada saat itu menjadi
booming, dan keberadaan sebuah media sosial menjadi fenomenal.
2003 Berdirinya LinkedIn, tak hanya berguna untuk bersosial, LinkedIn
juga berguna untuk mencari pekerjaan, sehingga fungsi dari sebuah Media
Sosial makin berkembang.
2003 Berdirinya MySpace, MySpace menawarkan kemudahan dalam
menggunakannya,sehingga myspace di katakan situs jejaring sosial yang
user friendly.
2004 Lahirnya Facebook, situs jejaring sosial yang terkenal hingga sampai
saat ini, merupakan salah satu situs jejaring sosial yang memiliki anggota
terbanyak.
2006 Lahirnya Twitter, situs jejaring sosial yang berbeda dengan yang
lainnya, karena pengguna dari Twitter hanya bisa mengupdate status atau
yang bernama Tweet ini yang hanya di batasi 140 karakter.
2007 Lahirnya Wiser, situs jejaring social pertama sekali diluncurkan
bertepatan dengan peringatan Hari Bumi (22 April) 2007. Situs ini
diharapkan bisa menjadi sebuah direktori online organisasi lingkungan
seluruh dunia termasuk pergerakan lingkungan baik dilakukan individu
maupun kelompok.
2011 Lahirnya Google+, google meluncurkan situs jejaring sosialnya yang
bernama google+, namun pada awal peluncuran. google+ hanya sebatas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
pada orang yang telah di invite oleh google. Setelah itu google+ di
luncurkan secara umum (http://sugikshare.blogspot.co.id/2013).
Perkembangan dan kemajuan teknologi terutama media sosial memang
tidak dapat dibatasi, namun sebagai pengguna kita sendirilah yang perlu secara
bijak menggunakan dan mengelola teknologi tersebut. Eksistensi permukaan
media sosial bermula pada persoalan mendasar interaksi antar manusia.
Bagaimana memperpendek jarak, mengefisienkan biaya, mengefektifkan
waktu. Internet pun menjadi perantaranya sebelum media sosial populer.
Internet menjadi cikal bakal lahirnya cyberspace sebagai tempat bernaungnya
media sosial. Keberadaan media sosial berbarengan dengan keberadaan dan
cara kerja komputer yang diintegrasikan dengan tiga cara bentuk bersosial
melalui pengenalan, komunikasi, dan kerja sama sehingga membentuk sistem
bermasyarakat. Media sosial mengintegrasikan sistem tersebut melalui jaringan
internet/ ruang siber. Dalam ruang siber ada sebuah sistem hubungan
antarpengguna yang bekerja berdasarkan teknologi komputer yang saling
terhubung. Keterhubungan antar Spengguna itu sekaligus membentuk jaringan
layaknya masyarakat di dunia konkrit lengkap dengan tatanan, nilai, struktur,
sampai pada realitas sosial. Secara ontologis, sistem sosial di dalam jaringan
ini seperti disebutkan oleh Fuch (2014) disebut sebagai Techno-social system,
yaitu sebuah sistem sosial yang terjadi dan berkembang dengan perantara
sekaligus keterlibatan perangkat teknologi.
Media sosial sebagai tempat berinteraksinya masyarakat di era cyber
memiliki ciri khas. Ciri inilah yang berdampak dan berpengaruh terhadap cara,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pola, dan bentuk interaksi serta manfaatnya bagi kehidupan masyarakat. Secara
epistemologis, ragam manfaat ini bersumber dari internet yang menghubungkan
antar titik jaringan sehingga membentuk jaringan sosial. Karena berada di dalam
media jaringan, seorang pengguna internet bisa membuka atau menutup diri saat
berinteraksi. Ia bisa memberikan identitas aslinya atau justru mewujud dalam
identitas palsu. Simulasi ini belum disadari oleh sebagian besar pengguna media
sosial, sehingga bisa dengan mudah memberikan kepercayaannya kepada
pengguna lain. Pesatnya perkembangan teknologi sekarang membuat banyak
aplikasi-aplikasi media sosial baru yang bermunculan di dunia maya. Kini
dengan mengandalkan smartphone yang berhubungan dengan internet, kita sudah
bisa mengakses beberapa situs media sosial seperti, facebook, twitter, line, we
chat, kakao talk dan itu semua bisa kita akses dimana saja dan kapan saja asalkan
terhubung dengan koneksi internet dan itu membuat arus informasi semakin besar
dan pesat. Perkembangan media sosial yang pesat ini tidak hanya terjadi pada
negara negara maju saja, di negara berkembang seperti tanah air kita ini
Indonesia, banyak user atau pengguna media sosial dan perkembangan yang
pesat ini bisa menjadi pengganti peran media massa konvensional dalam
menyebarkan berita atau informasi. Indonesia menempati urutan ke-5 di dunia
dalam penggunaan akun twitter. Selain untuk membagi informasi, media sosial
maupun internet juga dapat dijadikan sebagai sutau kegiatan bisnis, seperti
membuka toko online. Facebook dan twitter menurut saya merupakan media
sosial yang banyak digunakan sebagai toko online, mereka membuat akun baru
dan memberi nama akun tersebut menjadi kategori barang dagangan, yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
mereka dagangkan. Membuat komunitas bisa juga dilakukan melalu media sosial,
komunitas komunitas seperti fans boyband, girlband, fans pecinta olahraga sepak
bola, fans sebuah grup band dan masih banyak komunitas komunitas yang bisa
kita buat. Di dunia yang serba mudah dan instan ini ada banyak hal bisa kita
eksplor dan pelajari, termasuk dalam penggunaan media sosial dengan berbagai
macam fitur serta fasilitas yang ditawarkan dan dapat digunakan untuk berbagai
macam hal seperti berdagang, belajar, mencari informasi, sharing, dan berdiskusi.
2. Pengertian media sosial facebook
Facebook adalah sebuah sarana media sosial yang membantu masyarakat
untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga, dan
rekan kerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan
sharing informasi melalui social graph, digital mapping kehidupan nyata
hubungan sosial manusia. Siapa pun boleh mendaftar di facebook dari yang muda
bahkan sampai yang tua dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka kenal
dalam lingkungan saling percaya. (Facebook.com: 2009). Facebook diciptakan
pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg. Situs jejaring sosial facebook terus
menanjak popularitasnya. Jumlah pemakainya pun semakin banyak setiap
tahunnya. Banyak pengguna facebook adalah anak muda dan kebanyakan dari
mereka adalah perempuan. Data ini diambil dari langsung dari Facebook Insight
tahun 2014, dapat dilihat pada gambar 2 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2. Grafik Pengguna Media Sosial Facebook Tahun 2014
Dari gambar grafik tersebut, anak muda khususnya pelajar perlu secara lebih
bijak menggunakan media sosial. Menurut Melkyor Pando, seorang frater Jesuit,
dalam bukunya yang berjudul: Hiruk Pikuk Jejaring Sosial Terhubung
(2014:151), jika kehadiran teknologi itu tidak disertai upaya untuk membangun
kemampuan berfikir yang kritis dan mendalam, pertanyaan retorik ini
memperlihatkan keraguan akan kesanggupan media sosial terhubung yang ada
sekarang dalam menopang upaya mewujudkan kebaikan bersama.
Media sosial yang ada sekarang ini ibarat pedang bermata dua. Apabila
dipergunakan dengan lebih bijak dan kritis, akan memberikan manfaat bagi
pengguna media sosial seperti bertambahnya informasi dan ilmu pengetahuan
yang berguna bagi perkembangan hidup manusia. Sebaliknya, orang-orang
menjadi semakin terisolasi dalam suatu dunia yang berisikan rangsangan-
rangsangan yang bersifat egois dan mementingkan diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Dalam dunia pendidikan media merupakan alat yang penting dalam banyak
konteks, dari sekolahan hingga tempat kerja, serta pada banyak tahapan hidup
manusia. Mulai dari anak-anak pra-sekolah, kaum muda dan orang tua bisa
memanfaatkan media sebagai sarana pembelajaran, sehingga mereka
mendapatkan sumber-sumber pendidikan, informasi yang lengkap, kaya dan
selalu berkembang. Media juga merupakan alat pengajaran yang baku dalam
banyak sekolahan. Media juga dapat memberikan kesempatan yang luas untuk
belajar bagi para penduduk desa yang tingggal di daerah-daerah yang sangat
terpencil, ataupun mereka yang tinggal di pertapaan religius, dll (Dokumen
Gerejawi N. 58: 2007: 41).
3. Manfaat media sosial facebook
Media sosial facebook memiliki banyak fungsi dan manfaat yang beragam.
Kita bisa berhubungan sama orang lain dengan cepat, aman, dan murah. Beberapa
media sosial menawarkan fasilitas yang sangat memuaskan, seperti fasilitas
chatting yang dapat digunakan untuk berbincang dengan orang yang telah
memiliki account social tersebut. Hal itu menunjukkan bahwa, media sosial
membantu orang berhubungan dengan orang lain dari belahan dunia manapun
menjadi lebih mudah. Media sosial juga bisa menjadi sarana jual beli online. Saat
ini dengan bantuan internet kegiatan jual beli tidak perlu mempertemukan penjual
dan pembelinya, yaitu cukup pasang iklan di media sosial maka barang akan
dilihat pembeli sehingga barang yang dijual pun laku. Media sosial juga
bermanfaat dalam dunia pendidikan. Jika kita menggunakan media sosial dengan
bijak dan kegiatan-kegiatan positif, penggunaan media sosial itu sendiri dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
dioptimalkan manfaatnya. Dari segi pendidikan social network juga dapat
mempercepat atau membantu proses belajar (Sumber: wikipedia dan detik.com).
Kemajuan dan perkembangan teknologi sekarang ini membuat media
pembelajaran menjadi semakin bervariatif. Salah satunya adalah proses
pembelajaran melalui media sosial facebook. Misalnya, seorang guru bisa
membuat grup tertutup untuk kelas-kelas yang diajarnya untuk menyampaikan
materi-materi belajar. Dalam grup tersebut guru bisa membuat status yang
berkaitan dengan materi pembelajaran, seperti tugas-tugas, pekerjaan rumah (PR),
pembahasan materi, acara kelas, dan semacamnya (Sumber: bppk.depkeu).
Pemanfaatan facebook sebagai sarana pembelajaran tentu bisa membantu dan
memaksimalkan proses pembelajaran di kelas sehingga ketika murid mengalami
kesulitan, mereka bisa menggunakan sarana media sosial facebook tersebut untuk
bertanya kepada teman atau pun guru mata pelajaran yang bersangkutan.
B. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik
Pendidikan Agama Katolik (PAK) di sekolah dipahami sebagai proses
pendidikan dalam iman atau proses pendidikan agar para siswa semakin beriman
(Heryatno, 2003). Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik merupakan bentuk
katekese Gereja yang dilaksanakan dalam sekolah. Tujuan dari katekese adalah
kematangan: rohani, liturgis, sakramental dan kerasulan. Sedangkan tujuan
sekolah ialah pengetahuan. Dengan demikian tujuan katekese tersebut
dimasukkan dalam lingkup pendidikan formal yang dilembagakan, dan dijalankan
berdasarkan sistem yang sudah dibakukan. Satu hal penting dari pelajaran agama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
adalah perkembangan nilai-nilai religius dan motivasi religius. (KWI-MNPKI,
1991:127)
1. Visi Pendidikan Agama Katolik
PAK bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk membangun
hidup yang semakin beriman. Membangun hidup yang semakin beriman berarti
membangun kesetiaan pada Injil Yesus Kristus, yang memiliki tujuan tunggal
yaitu Kerajaan Allah. PAK di sekolah mempunyai visi membangun hidup yang
semakin beriman kepada siswa juga menanamkan pendidikan moral, menciptakan
lingkungan hidup yang dijiwai semangat Injil, kebebasan dan cinta kasih sehingga
siswa terbantu untuk mengembangkan pribadinya. (Heryatno, 2003)
2. Konteks Pendidikan Agama Katolik
Konteks PAK perlu dipahami dalam kaitannya yang erat dengan pendekatan
PAK yang bersifat kontekstual (Groome:2010:157). Keadaan konkret lingkungan
sosial memengaruhi (membentuk) perkembangan pribadi dan penghayatan hidup
beriman siswa. Lima komunitas penyelenggara pendidikan: keluarga, sekolah,
Gereja, masyarakat, media massa. Ada dua pendekatan konteks PAK di sekolah:
sosialisasi dan edukasi. Sosialisasi berarti proses siswa menjadi diri sendiri
melalui interaksi dengan komunitas, cara hidup, dan tata nilai yang telah ada serta
internalisasi dengannya. Edukasi berarti proses yang dilakukan secara sengaja dan
terencana untuk mendidik diri agar senantiasa berkembang sampai pada
kepenuhan hidup. Menurut Richard Shaull yang dikutip oleh Thomas H. Groome
dalam buku Cristian Religious Education (2010:187), pendidikan berfungsi
sebagai alat yang dipakai untuk menyatukan generasi muda ke dalam logika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
sistem masa kini dan menyebabkan konformitas dengan logika masa kini, atau
pendidikan menjadi “praktik pembebasan”. Cara yang melaluinya laki-laki dan
perempuan menghadapi realitas dengan kritis dan kreatif, sehingga dapat
menemukan cara berpartisipasi dalam mengubah dunia mereka.
Dengan kata lain pendidikan menghubungkan mereka dengan lingkungan
sosial budaya yang ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan kesadaran kritis
dalam diri gererasi muda. Oleh karena itu, untuk menjadi Kristen bukan hanya
bertolak dari masalah pendidikan atau sosial saja, melainkan keduanya berjalan
dalam proses secara bersama-sama membangun generasi yang kritis dan mampu
bersosialisasi di tengah kemajuan jaman.
3. Tujuan Pendidikan Agama Katolik
Menurut Thomas Groome, tujuan PAK adalah untuk memampukan orang-
orang hidup Kristen, yakni hidup sesuai iman Kristiani (Groome:2010:48). PAK
membantu naradidik menjadi lebih bijaksana. Tujuan umum (metapurpose) PAK
adalah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah. Sedangkan tujuan jangka panjang
PAK adalah perkembangan dan kedewasaan iman. PAK di sekolah diharapkan
membantu siswa supaya semakin peka pada rahmat Tuhan yang dilimpahkan
kepada dirinya dan tekun menanggapinya sehingga makin beriman.
Perkembangan iman merupakan proses yang berlangsung seumur hidup. Oleh
karena itu pendidikan dimaksudkan untuk mensponsori orang-orang ke arah iman
Kristiani, tujuan utama yang demikian dari pendidikan adalah Kerajaan Allah di
dalam Yesus Kristus (Groome:2010:69). Pendidikan Kristiani diharapkan dapat
membawa naradidik untuk mewujudkan nilai-nilai kerajaan Allah dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
mewujudkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga nilai-nilai tersebut dapat
dirasakan oleh banyak orang dan mengembangkan hidup Kristianinya.
4. Hakikat Pendidikan Agama Katolik
PAK bervisi spiritual, maksudnya PAK secara konsisten mengembangkan
kedalaman hidup, jati diri atau inti hidup siswa. Visi ini sesuai dengan ciri dasar
manusia sebagai spiritual. PAK secara sadar memperkembangkan rasa, kepekaan
hati, imaginasi dan dimensi hidup naradidik. PAK tidak hanya bersifat kognitif
tetapi juga memberi ilham kepada siswa untuk menghadapi kenyataan hidup dan
menjawab tantangan di masa depan dalam rangka menanggapi panggilan
hidupnya. Menurut Groome (2010:37), PAK merupakan kegiatan politis bersama
peziarah dalam waktu yang secara sengaja mereka memberi perhatian kepada
kegiatan Allah di masa kini, pada kisah komunitas iman Katolik, dan visi
Kerajaan Allah, benih-benih yang telah hadir di antara kita.
5. Materi Pendidikan Agama Katolik
Dapiyanta (2008:34) menulis, ruang lingkup materi PAK ialah hidup siswa,
masyarakat dan Tradisi Kristiani. Materi tidak melulu objek, melainkan juga cara
pandang mengenai hidup, cara menjalani hidup dalam perspektif iman Kristen. Ini
berarti juga menyangkut relasi dengan Tuhan dan sesama serta alam. Kompetensi
PAK jenjang sekolah menengah meliputi segenap materi yang diajarkan yaitu,
pertama: memahami diri sebagai pria dan wanita yang sebagai citra Allah
memiliki akal budi untuk berpikir kritis serta memiliki suara hati dan kehendak
bebas untuk bertindak secara bertanggung jawab; kedua: memahami pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Yesus Kristus seperti yang ditawarkan oleh Kitab Suci dan diajarkan oleh Gereja
dan meneladaninya dalam hidup sehari-hari; ketiga: memahami makna Gereja,
fungsi dan sifat-sifatnya serta hubungannya dengan dunia dan menghayatinya
dalam hidup menggereja; dan keempat: memahami fungsi Gereja yakni
melanjutkan perutusan Yesus untuk mewartakan Kerajaan Allah dan melibatkan
diri dalam perutusan itu untuk menegakkan nilai-nilai Kerajaan Allah.
C. Penggunaan Media Sosial Sebagai Sarana Pembelajaran
Belum semua orang memahami dan menyadari betul bahwa media sosial
juga mempuyai peranan dalam bidang pengajaran seperti yang dikatakan oleh
Dehlstrom, deBoor, Grunwald, & Vockley (2010), bahwa penggunaan media
sosial khususnya bagi para pelajar selalu meningkat pada setiap tahunnya. Dari
situ muncul pertanyaan, bagaimana media sosial ini dapat digunakan sebagai
salah satu cara pembelajaran jarak jauh, yang nantinya dapat memudahkan siswa
untuk mengakses pelajaran-pelajaran, tugas, dll, dengan mudah dan cepat.
Penelitan yang pernah dilakukan menunjukkan bahwa penggunaan media sosial
dapat meningkatkan cara belajar siswa (Churchill, 2009; Top, Yukselturk & Inan,
2010). Para pelajar juga merasakan dampak yang positif dari penggunaan media
sosial sebagai sarana pembelajaran. Adanya media sosial tersebut pelajar dengan
mudah dapat menyimpan dan mencari informasi yang berkaitan dengan mata
pelajaran, serta pembelajaran dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tidak
terbatas jarak dan waktu. Dari apa yang sudah dipaparkan di atas dapat dikatakan
bahwa penggunaan media sosial sebagai sarana pengajaran sudah pernah
dilakukan di beberapa universitas. Penggunaan media sosial ternyata sangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
membantu dan mempermudah mereka dalam pembelajaran, karena mereka
dengan mudah dapat mengakses materi dan mendapatkan informasi yang
dibutuhkan dalam pembelajaran (Hamm dkk, 2013).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK
DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA
KATOLIK SISWI KELAS X SMA STELLA DUCE 2
YOGYAKARTA
Pada bab III ini penulis memaparkan penggunaan media sosial dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas X di SMA Stella Duce 2
Yogyakarta. Untuk mengetahui proses penggunaan media dalam pembelajaran
Agama Katolik tersebut, bab III ini akan dijabarkan dalam lima hal. Pertama,
adalah penggunaan dan pemanfaatan media sosial oleh siswi kelas X di SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta yang mencakup penggunaan dan pemanfaatan media
sosial dalam proses pembelajaran di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Kedua,
metodologi penulisan tentang penggunaan media sosial dalam proses
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik kelas X di SMA Stella Duce 2
Yogyakarta, yang mencakup rumusan permasalahan, tujuan penulisan, dan
metodologi penulisan yang terdiri dari jenis penulisan, tempat dan waktu
penulisan, responden penulisan, instrumen, pengumpulan data, pengolahan data,
analisa data dan variabel penulisan. Ketiga, laporan hasil penulisan yang terdiri
dari identitas responden, laporan hasil kuisioner terbuka, laporan hasil observasi,
dan hasil dari uji coba program sederhana. Hal keempat, pembahasan hasil
penulisan yang terdiri dari seberapa sering siswi menggunakan media sosial untuk
bersosialisi, penggunaan media sosial sebagai sarana mencari informasi dan
komunikasi, manfaat Pelajaran Agama Katolik bagi siswi kelas X, tujuan, hakikat
dari pendidikan Agama Katolik, dan juga manfaat penggunaan media sosial dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
proses pembelajaran Agama Katolik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
Selanjutnya bab III ditutup dengan kesimpulan yang dibuat penulis sebagai
rangkuman atas penulisan terhadap program penggunaan facebook sebagai sarana
pembelajaran Agama Katolik kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
A. Pemanfaatan dan Penggunaan Media Sosial oleh Siswi Kelas X SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta
Berdasarkan data yang penulis peroleh dari hasil penyebaran kuesioner pra-
penelitian yang penulis lakukan bulan Desember tahun 2015 pada siswi kelas X E
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, penulis memaparkan hasil yang sudah diperoleh.
Dari hasil tersebut diketahui bahwa para siswi sebagian besar memiliki dan
menggunakan media sosial facebook sebagai sarana berkomunikasi dan hampir
semua siswi memiliki gadget atau smartphone yang mendukung penggunaan
facebook. Dalam kesehariannya para siswi pun selalu membawa gadget atau
smartphone yang selalu terhubung dengan jaringan internet, sehingga di mana
saja dan kapan saja mereka dapat mengakses media sosial.
Dari data yang penulis dapatkan, ternyata beberapa siswi menggunakan
media sosial sebagai sarana untuk belajar dan mencari informasi yang berkaitan
dengan pembelajaran di sekolah. Banyak orang di media sosial facebook
mengeshare berbagai macam hal mulai dari blog-blog yang bermanfaaat, video
motivasi yang menginspirasi dan bisa membantu dalam proses belajar. Dari situ
penulis ingin melakukan uji coba dengan membuat program sederhana, program
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik menggunakan media sosial facebook
sebagai salah satu sarana atau metode pembelajaran baru yang dapat diakses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dengan mudah, cepat sekaligus menyenangkan dan dari kuesioner tersebut siswi
tertarik dengan hal tersebut dan menyambut program sederhana itu dengan baik.
B. Metodologi Penelitan
Berdasarkan data dan informasi yang didapatkan melalui kuesioner, penulis
melaksanakan program sederhana yang dibuat untuk mengetahui secara lebih jelas
penggunaan dan manfaat media sosial facebook. Dalam rangka penulisan tersebut,
berikut diuraikan permasalahan, tujuan dan metodologi.
1. Rumusan Masalah
a. Bagaimana bentuk penggunaan media sosial dalam proses pengajaran PAK
kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta?
b. Seberapa besar ketertarikan siswi terhadap pembelajaran PAK kelas X E
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang menggunakan media sosial facebook?
c. Apa bentuk pembelajran PAK yang efektif dan menyenangkan untuk Siswi
Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta?
2. Tujuan Penelitian
Penulisan ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui sejauh mana penggunaan media sosial sebagai salah satu
sarana pengajaran PAK di sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
b. Untuk menunjukkan seberapa besar ketertarikan siswi terhadap
pembelajaran PAK kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta yang
menggunakan media sosial facebook.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Untuk menemukan bentuk pembelajaran PAK yang efektif dan
menyenangkan dengan menggunakan facebook serta dapat diakses dengan
mudah kapan saja dan dimana saja.
3. Tempat dan Waktu Penelitian
Penulisan ini dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2016. Tempat
pelaksanaan penulisan adalah di SMA Stella Duce II Yogyakarta.
4. Metode Penelitian
Penulis menggunakan metode penulisan deskriptif dalam pelaksanaan
penelitian. Metode penulisan deskriptif menurut Notoatmodjo (2002: 138) adalah
suatu metode penulisan yang dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Penulisan deskriptif
mempunyai ciri berhubungan dengan keadaan yang terjadi saat ini, menguraikan
satu variabel saja atau beberapa variabel namun diuraikan satu per satu, dan
variabel yang diteliti tidak dimanipulasi atau tidak ada perlakuan (treatment).
Penulisan deskriptif pada umumnya menggunakan survei sebagai metode
pengumpulan data (Kountur, 2005: 105-106). Dalam pembahasan penulisan
penulis mengacu pada buku Riduwan (2011: 89) yang menyatakan bahwa jumlah
peryataan responden dibagi seluruh jumlah responden dikalikan 100%.
5. Instrumen Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan penulis adalah kuesioner langsung.
Diawali dengan membuat program sederhana, pembelajaran Agama Katolik
dengan menggunakan facebook yang akan digunakan sebagai sarana penulisan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
selanjutnya penulis merealisasikan program tersebut (facebook dengan akun
“Pendidikan Agama Katolik Satria” bdh. Lamp. 6, 7, 8, dan 9) kepada responden
yang sudah ditentukan. Setelah responden melihat program pembelajaran dengan
facebook tersebut, penulis memberikan kuesioner kepada para responden guna
mendapatkan data untuk diolah. Menurut Sutrisno Hadi (2004: 178), kuesioner
langsung terjadi apabila pertanyaan dikirim langsung kepada orang yang dimintai
pendapat atau keyakinannya.
6. Responden Penelitian
Responden penulisan yang digunakan oleh penulis adalah siswi kelas X
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Dalam penentuan jumlah responden penulis
mengambil semua responden kelas X E dengan jumlah responden yaitu 30 siswi
karena ada ketentuan yang diikuti dari pihak sekolah berkaitan dengan
penggunaan facebook sebagai sarana penelitian, maka sekolah membatasi jumlah
responden. Penulis mengambil teori dari Suharsimi (2002: 112), sebagai dasar
bahwa jika subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga
penulisannya merupakan penulisan populasi.
7. Pengolahan Data
Teknik pengolahan data merupakan salah satu bagian dari rangkaian
kegiatan penulisan setelah pengumpulan data. Setelah pengumpulan data, proses
selanjutnya adalah pengolahan data dimana data yang masih mentah perlu diolah
sedemikian rupa sehingga menjadi informasi yang akhirnya dapat digunakan
untuk menjawab masalah-masalah yang dikemukakan di dalam penulisan dan
tujuan penulisan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
8. Analisa Data
Setelah selesai melakukan pengolahan data, selanjutnya adalah menganalisis
data. Data mentah yang sudah didapatkan kemudian dianalisis. Analisis data
merupakan kegiatan yang sangat penting dalam suatu penulisan, karena dengan
analisis data, data yang telah diperoleh mempunyai arti atau makna yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah penulisan.
9. Variabel Penelitian
Adapun variabel penulisan yang ditujukan kepada pendamping adalah
sebagai berikut:
Tabel 1. Variabel Penelitian
Variabel Aspek yang Diuji Jumlah
Item
Facebook Pemahaman dan penggunaan facebook 2
Manfaat media sosial facebook 1
Jumlah 3
Mata Pelajaran
Pendidikan Agama
Katolik
Visi Pendidikan Agama Katolik 1
Konteks Pendidikan Agama Katolik 1
Tujuan Pendidikan Agama Katolik 1
Hakikat Pendidikan Agama Katolik 1
Materi Pendidikan Agama Katolik 1
Penggunaan media sosial sebagai pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik
12
Jumlah 17
Jumlah total 20
Dari variabel yang telah ditentukan dengan aspek dan jumlah item yang
akan diteliti, maka dapat diuraikan indikator item soal penulisan sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Item Soal Penelitian
No Variabel Aspek yang
diuji Indikator
No.
Soal 1
Pemahaman
dan
penggunaan
Menunjukkan bahwa facebook
merupakan sarana untuk bersosialisasi 1
Menunjukkan seberapa sering mereka 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
facebook menggunakan media sosial facebook
Manfaat media
sosial facebook
Menunjukkan bahwa media sosial
facebook membantu siswi SMA Stella
Duce 2 Yogyakarta untuk
bersosialisasi dan mendapatkan
informasi berkaitan dengan
pembelajaran di sekolah
3
2
Mata
Pelajaran
Pendidikan
Agama
Katolik
Visi
Pendidikan
Agama Katolik
Menunjukkan bahwa pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik membantu
anak untuk mengembangkan
pribadinya
4
Konteks
Pendidikan
Agama Katolik
Menunjukkan jika dalam Pendidikan
Agama Katolik membantu para siswi
untuk berfikir kritis dalam
menghadapi kemajuan jaman
5
Tujuan
Pendidikan
Agama Katolik
Menunjukkan bahwa dengan proses
pendidikan Agama Katolik siswi
semakin mengenal iman Katolik
6
Hakikat
Pendidikan
Agama Katolik
Menunjukkan bahwa dengan proses
pendidikan Agama Katolik sekolah
menyiapkan siswi untuk mampu
menghadapi tantangan di masa depan
7
Materi
Pendidikan
Agama Katolik
Menunjukkan bahwa dalam kehidupan
sehari-hari siswa memiliki relasi yang
baik dengan Tuhan dan mampu
menghargai sesama dan alam sekitar
8
Penggunaan
media sosial
sebagai sarana
pembelajaran
Menunjukkan bahwa media sosial
facebook dapat digunakan sebagai
sarana pembelajaran Agama Katolik
9-10
Menunjukkan bahwa media sosial
facebook dapat meningkatkan cara
belajar siswi
11
Menunjukkan bahwa media sosial bisa
menjadi sarana pembelajaran yang
menyenangkan
12
Menunjukkan bahwa media sosial bisa
menjadi sarana pembelajaran PAK
yang efektif
13
Menunjukkan bahwa facebook dapat
digunakan sebagai sarana
pembelajaran yang kreatif
14-
15
Menunjukkan bahwa dengan
menggunakan media sosial siswi
semakin memahami pelajaran PAK
yang sudah diberikan di sekolah
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Menunjukkan bahwa isi dari konten
facebook tersebut menarik dan
bermanfaat
17-
19
Menunjukkan bahwa facebook dapat
digunakan sebagai sarana
pembelajaran Agama Katolik
20
C. Hasil dan Pembahasan Penelitian
Pada bagian ini penulis menjabarkan hasil penulisan berdasarkan pada
penelitian yang dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 24 Februari 2016 untuk 30
responden siswi kelas X E SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Bagian ini mencakup
laporan hasil penulisan yang terdiri dari laporan pra penulisan dan laporan hasil
kuesioner, kesimpulan dan refleksi hasil penulisan.
Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan pra penelitian dengan
menyebar kuesioner sederhana untuk mengatahui sejauh mana ketertarikan siswi
kelas X terhadap pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook dan
selanjutnya penulis membuat program sederhana yang kemudian diperlihatkan
kepada siswi kelas X yang nantinya akan dinilai oleh siswi dengan mengisi
lembar kuesioner yang sudah disiapkan.
1. Laporan pra-penelitian
Sebelum melakukan penulisan dan membuat produk, penulis sebelumnya
memberikan kuesioner pra penulisan guna mengetahui sejauh mana ketertarikan
siswi terhadap penulisan dan produk yang akan buat dan diteliti. Dari angket yang
disebar kepada 30 siswi, penulis mendapatkan data sebagai berikut:
Pertanyaan 1 YA TIDAK
Apakah anda memiliki facebook? 26 siswi (87%) 4 siswi (13%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Pada pertanyaan nomor 1 sebanyak 26 (87%) siswi memiliki media sosial
facebook, sedangkan 4 (13%) siswi tidak memiliki facebook.
Pertanyaan 2 YA TIDAK
Apakah anda memiliki smartphone, gadget
yang mendukung anda untuk mengakses
media sosial?
29 siswi
(97%)
1 siswi
(3%)
Pada pertanyaan nomor 2 sebanyak 29 (97%) siswi memiliki smartphone,
gadget yang mendukung untuk mengakses internet, media sosial, sedangkan 1
(3%) siswi tidak memiliki smartphone, gadget yang mendukung guna mengakses
internet, media sosial.
Pertanyaan 3 YA TIDAK
Apakah anda membawa smartphone, gadget
kemanapun anda pergi?
19 siswi
(63%)
11 siswi
(37%)
Pada pertanyaan nomor 3 sebanyak 19 (63%) siswi menjawab mereka selalu
membawa smartphone, gadget kemanapun mereka pergi. Sedangkan 11 (37%)
siswi jarang membawa smartphone, gadget saat berpergian.
Pertanyaan 4 YA TIDAK
Apakah anda pernah menggunakan facebook
sebagai sarana untuk belajar?
11siswi
(37%)
19 siswi
(63%)
Pada pertanyaan nomor 4 sebanyak 11 (37%) siswi pernah menggunakan
facebook sebagai sarana untuk belajar. Sedangkan 19 (63%) siswi tidak pernah,
jarang menggunakan facebook sebagai sarana untuk belajar.
Pertanyaan 5 YA TIDAK
Tertarikkah anda bila facebook digunakan
sebagai sarana pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik?
19 siswi
(63%)
11 siswi
(37%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Pada pertanyaan nomor 5 sebanyak 19 (63%) siswi tertarik bila facebook
digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik. Sedangkan 11 (37%)
siswi tidak tertarik bila facebook digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama
Katolik.
Dari data yang diperoleh tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa
penelitian dan program pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook
yang akan dibuat dapat dilaksanakan karena lebih dari 60% siswi merasa tertarik
terhap model pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook.
2. Laporan hasil Kuesioner
Kuesioner yang dibuat merupakan bagian dari evaluasi sekaligus penelitian
bagi program sederhana yang telah dibuat oleh penulis. Kuesioner yang
digunakan bersifat campuran sehingga responden bisa menjawab bebas sesuai
dengan pengalamannya. Ada pula kemungkinan-kemungkinan jawaban yang tidak
tepat sasaran atau keluar dari pokok pertanyaan yang diajukan. Hal tersebut
karena sifat kuesioner campuran yang tidak memiliki batas pilihan jawaban.
Berikut ini laporan hasil kuesioner tersebut.
Pertanyaan 1 YA TIDAK Total
Apakah anda sering menggunakan
media sosial facebook?
17 siswi
(57%)
13 siswi
(43%) 30 siswi
Pada pertanyaan nomor 1 dan 2 mengenai seberapa sering siswi kelas XE
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta menggunakan media sosial facebook sebanyak 17
(57%), siswi menjawab tidak sering menggunakan facebook. Sedangkan 13 (43%)
sisanya sering menggunakan facebook.
Pertanyaan 2 Sering Kadang- Tidak Total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
kadang pernah
Seberapa sering anda
mengunakannya? (setiap hari/
seminggu sekali/sebulan sekali/
jawaban lainnya)
4
siswi
(13%)
23 siswi
(77%)
3 siswi
(10%)
30
siswi
Pada pertanyaan nomor 2, sebanyak 4 (13%) hampir setiap hari
menggunakan dan membuka facebook, dan 23 (77%) siswa mengatakan mereka
menggunakan facebook hanya kalau ada kepentingan atau sedang ingin membuka
facebook, rata-rata mereka membuka facebook antara seminggu sekali sampai
sebulan sekali. Sisanya 3 (10%) siswi menjawab tidak pernah membuka atau
menggunakan facebook karena tidak memiliki dan tidak tertarik dengan media
sosial.
Pertanyaan 3 YA TIDAK Total
Apakah anda sering berkomunikasi dengan
teman, kerabat anda melalui facebook?
15 siswi
(50%)
15 siswi
(50%) 30 siswi
Pada pertanyaan nomor 3 mengenai seberapa sering siswi berkomunikasi
dengan teman dan kerabat sebanyak 15 (50%) sisiwi menjawab “Tidak” artinya
mereka jarang berkomunikasi saat membuka, menggunakan facebook. Sedangkan
15 (50%) siswi lainnya menjawab “Ya” yang menunjukkan bahwa mereka sering
berkomunikasi saat membuka dan menggunakan facebook.
Pertanyaan 4 YA TIDAK Total
Apakah Pendidikan Agama Katolik membuat
pribadi anda semakin berkembang?
27 siswi
(90%)
3 siswi
(10%)
30
siswi
Pada pertanyaan nomor 4 mengenai pengaruh pendidikan Agama Katolik
terhadap perkembangan pribadi siswi, sebanyak 27 (90%) siswi menjawab “Ya”
karena merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik membuat dirinya berkembang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Sedangkan 3 (10%) siswi menjawab “Tidak” mereka merasa bahwa Pelajaran
Agama Katolik tidak membuat pribadinya semakin berkembang.
Pertanyaan 5 YA TIDAK Total
Apakah Pendidikan Agama Katolik
mengajarkan anda untuk berpikir kritis dalam
menghadapi kemajuan jaman?
27 siswi
(90%)
3 siswi
(10%)
30
siswi
Pada pertanyaan nomor 5 mengenai pendidikan Agama Katolik yang
mengajarkan kepada sisiwi untuk berpikir kritis dalam menghadapi kemajuan
zaman, sebanyak 27 (90%) siswi menjawab “Ya” karena mereka merasa dengan
Pelajaran Agama Katolik mereka diajarkan untuk berfikir kritis. Sedangkan 3
(10%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa Pelajaran Agama Katolik
tidak mengajarkan atau membuat mereka kritis dalam menghadapi kemajuan
jaman.
Pertanyaan 6 YA TIDA
K
Total
Apakah Pendidikan Agama Katolik membuat
anda semakin mengenal iman katolik?
29 siswi
(97%)
1 siswi
(3%)
30
siswi
Pada pertanyaan nomor 6 mengenai pendidikan Agama Katolik yang
membuat siswi semakin mengenal iman katolik, sebanyak 29 (97%) siswi
menjawab “Ya” karena mereka merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik membuat
mereka mengenal Iman Katolik. Sedangkan 1 (3%) siswi menjawab “Tidak” anak
merasa Pelajaran Agama Katolik tidak membuat mereka semakin mengenal Iman
Katolik.
Pertanyaan 7 YA TIDAK Total
Apakah Pendidikan Agama Katolik membantu
anda dalam menghadapi tantangan di masa depan?
28 siswi
(93%)
2 siswi
(7%)
30
siswi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Pada pertanyaan nomor 7 mengenai Pelajaran Agama Katolik yang
mengajar mereka tentang cara menghadapi tantangan di masa depan, sebanyak 28
(93%) siswi menjawab “Ya” karena dengan Pelajaran Agama Katolik mereka
merasa dibantu untuk menghadapi tantangan di masa depan. Sedangkan 2 (7%)
siswi menjawab “Tidak” mereka merasa Pelajaran Agama Katolik tidak
membantu mereka dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Pertanyaan 8 YA TIDAK Total
Apakah Pendidikan Agama Katolik membuat anda
semakin mencintai Tuhan , orang lain dan alam
sekitar?
29
siswi
(97%)
1 siswi
(3%)
30
siswi
Pada pertanyaan nomor 8 mengenai Pelajaran Agama Katolik yang
mengajar mereka untuk mencintai Tuhan, orang lain, dan alam sekitar, sebanyak
29 (97%) siswi mejawab “Ya” mereka merasa Pelajaran Agama Katolik
mengajarkan dan membuat mereka semakin mencintai Tuhan, orang lain, dan
alam sekitar. Sedangkan 1 (3%) siswi menjawab “Tidak” anak merasa bahwa
Pelajaran Agama Katolik tidak membuatnya semakin mencintai Tuhan, orang
lain, dan alam sekitar.
Pertanyaan 9 YA TIDAK Total
Menurut anda apakah pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik dengan media
facebook menarik?
23 siswi
(70%)
7 siswi
(30%)
30 siswi
(100%)
Pada pertanyaan nomor 9 mengenai seberapa menarik Pembelajaran Agama
Katolik menggunakan facebook, sebanyak 23 (70%) siswi menjawab “Ya”
mereka menyatakan bahwa pembelajaran Agama Katolik menggunakan media
facebook menarik. Sedangkan 7 (30%) siswi menjawab “Tidak” mereka merasa
Pelajaran Agama Katolik dengan media facebook kurang, tidak menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
Pertanyaan 10 Jumlah Siswi Dalam Persen
Apa yang membuat anda tertarik?
Simple 7 23%
Praktis 8 27%
Modern 8 27%
Biasa saja 7 23%
Pada pertanyaan nomor 10 mengenai alasan siswi tetarik terhadap
Pembelajaran Agama Katolik dengan media sosial facebook, sebanyak 23 siswi
menjawab “Ya” memberikan alasan yang bervariasi ada yang mengatakan bahwa
Pelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook lebih
menyenangkan karena simple dan praktis, alasan lain karena pembelajarannya
menjadi lebih modern bisa diakses melalui smartphone. Mereka merasa
pembelajaran menggunakan facebook adalah sebuah hal yang baru dan berbeda.
Sedangkan 7 siswi yang menjawab “Tidak” memberi alasan yang berbeda-beda
pula, ada yang memberi alasan bahwa Pelajaran Agama Katolik dengan media
facebook biasa saja, karena beberapa di antaranya tidak menggunakan facebook,
maka mereka tidak memberikan alasan.
Pertanyaan 11 YA TIDAK Total
Apakah pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
menggunakan facebook semakin membuat tertarik
untuk belajar Pendidikan Agama Katolik?
22
siswi
(73%)
8 siswi
(26%)
30
siswi
Pada pertanyaan nomor 11 mengenai pembelajaran Agama Katolik
menggunakan facebook yang membuat siswi tertarik untuk belajar Pedidikan
Agama Katolik di sekolah, sebanyak 22 (73%) siswi menjawab “Ya” mereka
merasa bahwa pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook membuat
mereka semakin tertarik mengikuti Pelajaran Agama Katolik di sekolah.
Sedangkan sisanya 8 (26%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
bahwa pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook tidak membuat
mereka semakin tertarik mengikuti Pelajaran Agama Katolik di sekolah.
Pertanyaan 12 YA TIDAK Total
Menurut anda apakah sarana pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik dengan
facebook menyenangkan?
26 siswi
(87%)
4 siswi
(13%) 30 siswi
Pada pertanyaan 12 mengenai apakah pembelajaran Agama Katolik
menggunakan facebook menyenangkan, sebanyak 26 (87%) siswi menjawab “Ya”
mereka merasa Pembelajaran Agama Katolik menggunakan media facebook
menyenangkan. Sedangkan 4 (13%) siswi mejawab “Tidak” karena mereka
merasa pembelajaran Agama Katolik dengan media facebook tidak, kurang
menyenangkan.
Pertanyaan 13 YA TIDAK Total
Apakah pembelajaran Pendidikan Agama Katolik
menggunakan facebook efektif dan membantu
anda dalam memahami materi pelajaran?
21siswi
(70%)
9 siswi
(30%)
30
siswi
Pada pertanyaan nomor 13 mengenai apakah pembelajaran Agama Katolik
menggunakan facebook efektif dan membantu siswi dalam memahami materi
pembelajaran Agama Katolik di sekolah, sebanyak 21 (70%) siswi menjawab
“Ya” mereka merasa pembelajaran dengan media facebook cukup efektif dan
membantu mereka dalam memahami materi Pelajaran Agama Katolik di sekolah.
Sedangkan 9 (30%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa
pembelajaran Agama Katolik dengan media facebook tidak efektif dan membantu
mereka dalam memahami materi pembelajaran Agama Katolik di sekolah.
Pertanyaan 14 YA TIDAK Total
Menurut anda apakah facebook bisa menjadi
sarana pembelajaran yang menarik dan kreatif?
23
siswi
(77%)
7 siswi
(23%)
30
siswi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada pertanyaan nomor 14 mengenai apakah facebook bisa menjadi
pembelajaran yang menarik dan kreatif, sebanyak 23 (77%) siswi menjawab
“Ya” mereka merasa facebook bisa menjadi salah satu alternatif pembelajaran
yang menarik dan kreatif. Sedangkan 7 (23%) siswi menjawab “Tidak” karena
mereka merasa facebook tidak menarik dan kreatif bila dijadikan sarana
pembelajaran.
Pertanyaan 15 Jumlah Siswi Dalam Persen
Bagian facebook mana yang menurut anda menarik?
Status 6 20%
Foto dan Video 10 33%
Pesan dan profil 8 27%
Teman 1 3%
Tidak Tertarik 5 17%
Pada pertanyaan nomor 15 mengenai bagian dari facebook mana yang
menarik bagi siswi, jawaban mereka bervariasi karena pertanyaan ini mereka
secara bebas memberikan pendapat dan jawaban. Menurut para siswi, ada
beberapa bagian facebook yang menarik bagi mereka dan jawabannya pun
bervariasi ada yang menjawab status dari teman, fanpage yang berisi foto-foto,
video, dan chatting karena bisa berkomunikasi dengan teman sekaligus saling
memberi komentar.
Pertanyaan 16 YA TIDAK Total
Dengan menggunakan metode
pembelajaran tersebut apakah anda
semakin memahami pelajaran Pendidikan
Agama Katolik?
22 siswi
(73%)
8 siswi
(24%) 30 siswi
Pada pertanyaan nomor 16 mengenai apakah dengan metode pembelajaran
menggunakan media facebook semakin membantu siswi dalam memahami
Pelajaran Agama Katolik, sebanyak 22 (73%) siswi menjawab “Ya” mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
merasa pelajaran menggunakan media sosial facebook membantu mereka dalam
memahami Pelajaran Agama Katolik. Sedangkan 8 (24%) siswi menjawab
“Tidak” karena mereka merasa pembelajaran dengan media facebook tidak
membantu mereka untuk memahami Pelajaran Agama Katolik.
Pertanyaan 17 YA TIDAK Total
Apakah foto-foto dan video yang ada di
facebook Pelajaran Agama Katolik menarik
dan sesuai dengan tema pelajaran?
26 siswi
(87%)
4 siswi
(13%) 30 siswi
Pada pertanyaan nomor 17 mengenai apakah foto-foto dan video yang ada
di facebook Pelajaran Agama Katolik menarik dan sesuai dengan tema pelajaran,
sebanyak 26 (87%) siswi menjawab “Ya” mereka merasa foto-foto dan video
yang ada di facebook Pelajaran Agama Katolik menarik dan sesuai dengan tema
pelajaran. Sedangkan 4 (13%) siswi menjawab “Tidak” karena mereka merasa
foto-foto dan video yang ada di facebook pelajaran Agama kurang menarik dan
sesuai dengan tema pelajaran.
Pertanyaan 18 Jumlah Siswi Dalam Persen
Pelajaran mana yang menurut anda menarik?
Pelajaran 11 13 44%
Pelajaran 12 5 17%
Pelajaran 13 4 13%
Pelajaran 14 4 13%
Tidak tahu/tidak menjawab 4 13%
Pada pertanyaan nomor 18 mengenai pelajaran mana, berapa yang menurut
responden menarik, sebanyak 13 (44%) siswi memilih pelajaran 11, 5 (17%) siswi
memilih pelajaran 12, 4 (13%) siswi memilih pelajaran 13, 4 (13%) siswi memilih
pelajaran 14, dan 4 (13%) siswi tidak tahu atau tidak memberikan jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Pertanyaan 19 Jumlah Siswi Dalam Persen
Apa yang membuat anda tertarik?
Mudah dipelajari/ pahami 5 17%
Tidak membosankan/ modern 4 13%
Membahas mengenai Gereja dan dunia 9 30%
Kreatif 7 23%
Tidak tahu/ tidak meberi jawaban 5 17%
Pada pertanyaan nomor 19 mengenai apa yang membuat siswi tertarik pada
pelajaran-pelajaran tersebut. Ada banyak jawaban yang diberikan oleh responden
dan masing-masing dari responden memiliki jawaban yang bervariasi. Sebanyak 5
(17%) siswi menjawab karena mudah dipelajari atau dipahami, 4 (13%) siswi
menjawab karena tidak membosankan dan lebih modern sesuai dengan
perkembangan jaman, 9 (30%) siswi menjawab karena membahas mengenai
Gereja dan dunia, 7 (23%) siswi menjawab karena model pembelajarannya kreatif
dan beda dari yang lainnya, dan 5 (17%) siswi tidak memberi jawaban atau
menjawab tidak tahu. Dari jawaban-jawaban responden menunjukkan bahwa ada
ketertarikan atau hal yang menarik dari facebook tersebut sehingga sebagian besar
responden memberikan tanggapan yang positif pembelajaran Agama Katolik
menggunakan facebook.
Pertanyaan 20 Jumlah Siswi Dalam Persen
Apa pendapat anda tentang Pelajaran Agama Katolik menggunakan faceboook?
(fb: Pendidikan Agama Katolik Satria)
Bagus / menarik 6 20%
Lebih mudah dipahami 3 10%
Inovatif / kreatif 10 33%
Mudah diakses, tidak harus membawa
buku 5 17%
Biasa saja 6 20%
Pada pertanyaan nomor 20 mengenai pendapat mereka terhadap
pembelajaran Agama Katolik menggunakan facebook, sebanyak 6 (20%) siswi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
menjawab menarik dan bagus, 3 (10%) siswi menjawab lebih mudah dipahami, 10
(33%) siswi menjawab pembelajaran menggunakan media facebook merupakan
inovasi baru yang kreatif, 5 (17%) siswi mengatakan pembelajaran menggunakan
media facebook mudah diakses sehingga tidak harus membawa buku kemana-
mana, dan 6 (20%) siswi mengatakan pembelajaran Agama Katolik menggunakan
facebook biasa saja. Hampir sebagian besar pendapat mereka tentang penggunaan
media sosial facebook sebagai media pembelajaran Agama Katolik merupakan
pendapat yang positif dan mendukung.
D. Rangkuman Hasil Penelitian
Rangkuman hasil penulisan dari pra penelitian pada item soal nomor 1, 2, 3
menunjukkan bahwa para siswi kelas XE SMA Sella Duce 2 Yogyakarata
memiliki gadget/smartphone yang mendukung dalam penggunaan media sosial
atapun internet. Melalui hasil tersebut dapat diketahui bahwa penulisan dan
program yang akan dibuat, dilaksanakan dapat dilakukan karena mereka memiliki
gadget/smartphone yang mendukung dan setiap harinya gadget/smartphone
mereka bawa kemana pun mereka pergi, sehingga mereka dapat mengakses sosial
media kapan saja dan dimana saja.
Ketertarikan siswi terhadap pembelajaran Agama Katolik menggunakan
facebook dinyatakan oleh responden pada item soal nomor 4 dan 5. Responden
menyatakan bahwa responden tertarik bila media sosial facebook digunakan
sebagai pembelajaran Agama Katolik. Sebagaian besar dari responden juga
menyatakan bahwa pernah menggunakan facebook sebagai sarana pembelajaran,
hal itu menunjukkan bahwa facebook bisa juga digunakan sebagai sarana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
pembelajaran bukan sekedar sebagai sarana komunikasi, sharing, chatting,
melainkan juga ada manfaat dan segi pembelajaran.
Selanjutnya adalah pembahasan pada hasil kuesioner setelah program
direalisasikan kepada siswi kelas XE SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Data yang
didapatkan merupakan hasil evaluasi dari program. Hasil penulisan pada item soal
nomor 1, 2, dan 3 mendiskripsikan pemanfaatan dan penggunaan media sosial
facebook sebagai sarana komunikasi. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa para
siswi sering menggunakan media sosial facebook, karena facebook sendiri
merupakan sarana komunikasi, sharing, dan berinteraksi. Pengguna media sosial
bukan hanya anak muda, siapa pun boleh mendaftar dan menggunakan media
sosial facebook dari yang muda bahkan sampai yang tua dan beriteraksi dengan
teman dan kerabat yang dikenal dan dipercaya. Karena akses yang mudah dan
cepat membuat media sosial facebook menjadi sarana komunikasi yang banyak
diminati. Selain untuk berkomunikasi, facebook juga bisa digunakan sebagai
sarana untuk belajar karena banyak hal berbau edukasi yang bisa disharingkan
dan dibagikan melalui media sosial facebook.
Berkaitan dengan pendidikan Agama Katolik pada item soal nomor 4, 5, 6,
7, dan 8 responden menyatakan bahwa Pendidikan Agama Katolik banyak
membantu siswi dalam mengembangkan pribadinya seperti halnya visi dari
pendidikan Agama Katolik yang menanamkan pendidikan moral, menciptakan
lingkungan hidup yang dijiwai semangat Injil, kebebasan dan cinta kasih sehingga
siswa terbantu untuk mengembangkan pribadinya. Hampir sebagian besar
responden juga setuju bahwa pendidikan Agama katolik menghubungkan mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dengan lingkungan sosial budaya yang ada di sekitarnya, sehingga menimbulkan
kesadaran kritis dan mampu bersosialisasi di tengah kemajuan jaman dalam diri
gererasi muda. Selain itu pendidikan Agama Katolik memiliki tujan yaitu
terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah, sehingga siswi semakin mengenal iman
Katolik secara lebih mendalam. Responden juga merasa bahwa pendidikan
Agama Katolik tidak hanya bersifat kognitif tetapi juga memberi ilham kepada
siswa untuk menghadapi kenyataan hidup dan menjawab tantangan di masa depan
dalam rangka menanggapi panggilan hidupnya. Materi Pendidikan Agama Katolik
tidak melulu objek, melainkan juga cara pandang mengenai hidup, cara menjalani
hidup dalam perspektif iman Kristen. Ini berarti juga menyangkut relasi dengan
Tuhan dan sesama serta alam oleh karena itu siswi juga diajarkan untuk dapat
menghargai dan mencintai Tuhan, sesama, dan alam sekitar. Tidak semata-mata
hanya mengajarkan nilai-nilai Kerajaan Allah semata namun juga harus
menghayatinya dalam kehidupan sehari-hari dengan cara menghargai dan
mencintai Tuhan, sesama, dan alam sekitar. Responden merasa bahwa hal tersebut
didapatkan dalam Pelajaran Agama Katolik.
Dari hasil penulisan pada item soal nomor 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, dan 20 responden menyatakan jika pembelajaran Agama Katolik
menggunakan facebook itu menarik, karena hal tersebut merupakan hal yang baru
bagi responden dan menurut mereka itu hal yang cukup menarik. Memang baru
pertama kali ini responden melihat ada model pembelajaran menggunakan media
sosial facebook. Oleh karena itu mereka merasa tertarik dengan pembelajaran
Agama Katolik menggunakan facebook. Ada banyak hal yang menarik dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
penggunaan media sosial facebook sebagai sarana pembelajaran karena dalam
facebook sendiri menawarkan banyak fasilitas mulai dari chatting, posting foto,
video, dan informasi, sehingga dengan mudah kita bisa sharing dan berbagi
berbagai macam hal dengan banyak orang di seluruh dunia. Dengan fasilitas yang
ditawarkan tersebut penulis mencoba membuat eksperimen dengan menggunakan
facebook sebagai sarana pembelajaran yang berbeda dan mudah diakses dengan
cepat, kapan saja dan dimana saja, sehingga pembelajaran tidak hanya terjadi di
sekolah atau di kelas, melainkan responden dapat belajar dan mengakses pelajaran
Agama Katolik melalui media sosial facebook.
Responden juga merasa bahwa Pelajaran Agama Katolik dengan sarana
media sosial facebook membuat responden menjadi semangat dan tertarik untuk
untuk belajar Pendidikan Agama Katolik di sekolah maupun di rumah.
Pembelajaran yang dikemas menarik dan kreatif tentu akan membangkitkan minat
dan semangat belajar siswi, dengan begitu siswi akan dengan mudah menangkap
dan memahami materi yang diberikan oleh guru. Dengan menyenangi pelajaran
tersebut maka siswi akan lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran
tersebut. Hal serupa juga dinyatakan oleh sebagian besar responden bahwa
Pelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook juga dirasa
menyenangkan karena dikemas secara lebih menarik dan kreatif sesuai dengan
kemajuan teknologi serta perkembangan jaman, sehingga sebagian besar
responden merasa senang dan terbantu dengan sarana pembelajaran tersebut.
Selain menjadi sarana pembelajaran yang menyenangkan, pelajaran
menggunakan sarana media sosial facebook juga dapat membantu siswi dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
memahami materi pembelajaran yang diajarkan di sekolah dengan memasukkan
materi-materi yang diajarkan, sehingga responden dapat mengakses materi-materi
tersebut dengan cepat dan mudah. Fasilitas yang ditawarkan oleh media sosial
facebook membuat pelajaran menjadi lebih menarik. Dengan menambahkan foto-
foto, video, cerita, dan berita yang berkaitan dengan materi yang ada membuat
pelajaran tersebut semakin menarik dan kreatif. Foto-foto, video, berita, dan cerita
yang dibagikan melalui facebook tentu dapat membantu responden dalam
mamahami materi pembelajaran Agama Katolik karena dengan adanya media
foto, video, cerita, dan berita responden juga semakin tertarik untuk membaca,
memahami materi pembelajaran tersebut.
Kesesuaian antara materi dan juga foto-foto, video, berita, dan cerita tentu
salah satu hal yang penting dan perlu diperhatikan, sebab dengan adanya foto,
video, cerita, dan berita tersebut mejadi bagian pendukung materi agar materi
yang diposting menjadi lebih menarik dan memvisualisasikan materi, sehingga
akan dengan mudah dipahami dan dimengerti. Oleh karena itu sebagian besar
responden merasa antara foto-foto, video, cerita, dan berita yang diposting
menarik dan sesuai dengan tema dari masing-masing materi pelajaran Pendidikan
Agama Katolik. (Foto, video, cerita dan berita bdh. Lamp 6, 7, 8, 9)
Dari materi-materi yang telah diposting melalui facebook sebagian besar
responden menyatakan bahwa hampir semua materi yang ada menarik. Dari
materi pelajaran 11, 12, 13, dan 14 responden lebih banyak menyukai pelajaraan
11 karena berkaitan dan membahas Gereja dan Dunia. Ketika responden ditanyai
mengenai pendapat mereka terhadap pembelajaran Agama Katolik menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
media sosial facebook, sebagian besar responden memberikan respon dan
pendapat yang positif. Ada yang berpendapat biasa saja, ada yang merasa bahwa
itu hal yang menarik, lebih mudah dipahami, mudah diakses, dan banyak
responden mengatakan bahwa Pelajaran Agama Katolik menggunakan facebook
merupakan sebuah inovasi baru yang kreatif.
E. Refleksi terhadap Hasil Penelitian
Kemajuan zaman tentu membuat perkembangan teknologi dan komunikasi
juga semakin maju dan berkembang. Ada banyak aplikasi-aplikasi yang
ditawarkan salah satunya adalah facebook, media sosial tersebut memiliki banyak
pengguna terutama di Indonesia. Banyaknya fasilitas yang ditawarkan oleh media
sosial facebook membuat penggunanya merasa bahwa facebook tidak hanya
sekedar menjadi sarana komunikasi, namun juga dapat digunakan sebagai saran
pembelajaran, mencari dan mendapatkan informasi, bahkan dapat juga digunakan
sebagai sarana sharing dengan membuat grup di dalamnya.
Tentu dalam penggunaannya media sosial facebook memiliki 2 sisi, sisi
positif dan sisi negatif. Kedua sisi tersebut tentu memiliki dampak dan
pengaruhnya bagi penggunanya, namun pada hal ini penulis ingin mencoba
memanfaatkan hal positif dan fasilitas dari facebook kemudian mencoba untuk
menggunakannya sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik untuk siswi kelas
X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
Dalam penelitian ini penulis juga mencoba menuliskan alternatif baru, yaitu
pembelajaran dengan menggunakan media sosial facebook. Penulis merasa model
pembelajaran menggunakan media sosial facebook belum pernah dilakukan di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sekolah-sekolah. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk mempelajari dan
melakukan uji coba sederhana dengan membuat program pembelajaran Agama
Katolik menggunakan facebook untuk siswi kelas X SMA Stella Duce 2
Yogyakarta.
Penelitian yang telah terlaksana menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menanggapi dan menilai positif program pembelajaran Agama Katolik
menggunakan faceboo,. walaupun ada sebagian responden yang tidak tertarik
terhadap program tersebut. Meskipun begitu bisa dikatakan bahwa program
tersebut dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik. Dengan
begitu facebook bukan hanya sekedar sarana komunikasi semata namun sarana
untuk pembelajaran dan Pewartaan Iman. Di dalamnya juga diwartakan Kabar
Gembira melalui dokumen-dokumen Gereja, Kitab Suci, Ajaran Sosial Gereja,
sehingga melalui facebook tersebut terjadilah komunikasi iman, walaupun tidak
bertatap muka atau bertemu langsung.
Dalam katekese ada dua hal yang perlu diperhatikan yaitu isi dan suasana.
Untuk membangun isi dan suasana katekese yang lebih menyapa orang dewasa ini
ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu; 1) proses katekese harus
mempertimbangkan segi himbauan pesan yang bersifat himbauan emosional,
melalui berbagai media yang tepat dan mampu menyentuh cita rasa; 2) proses
katekese harus menjadi proses yang komunikatif, dimana berbagai metode
pendekatan komunikasi digunakan. Katekese tidak hanya bersifat intruksional
saja, tetapi juga mempergunakan prinsip symbolic way; 3) dimana pengertian-
pengertian didapat dari proses yang bersifat simbolis, baik dari gambar, film,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
cerita, dan lain sebagainya. Dengan Pendidikan Agama siswi diajak untuk
mengalami kehadiran Tuhan yang selalu hadir dalam setiap pengalaman
hidupnya. Pengalaman tersebut tentu mereka alami dalam kehidupan sehari hari.
Pendidikan Agama Katolik berperan dalam memberikan bekal dan mengolah
pengalaman tersebut menjadi pengalaman iman yang semakin menguatkan dan
mendekatkan mereka dengan Allah. Untuk mendukung itu semua maka
diperlukan juga sarana yang menarik dan salah satu media yang dapat digunakan
adalah facebook. Media sosial tersebut membantu siswi dalam berkomunikasi
tanpa harus bertatap muka, fitur yang ditawarkan juga bervariasi, sehingga dapat
digunakan simbol-simbol seperti foto, video, cerita, gambar, dan lain sebagainya
yang mendukung dan menyentuh siswi untuk mau membaca dan mendalaminya.
Oleh karena itu media sosial facebook bisa juga digunakan sebagai sarana untuk
mewartakan Kerajaan Allah karena kita bisa mensharingkan banyak hal
didalamnya seperti bacaan Kitab Suci, ajaran Gereja, dokumen-dukumen Gereja
dan masih banyak lagi. Internet atau media sosial tidak bisa menggantikan
komunitas antar pribadi secara real, realitas inkarnasi dari sakramen-sakramen
dan liturgi, atau pewartaan langsung Injil, namun internet dapat melengkapinya ,
menarik orang pada pengalaman iman yang hidup, dan memperkaya kehidupan
religius penggunanya.
Dari segi pastoral, Internet dan media sosial sudah seharusnya digunakan
sebagai sarana pelayanan. Dengan menggunakan layanan tersebut Gereja bisa
menyapa banyak orang di luar sana yang memiliki latar belakang budaya dan
agama yang berbeda-beda. Pastoral di dunia komunikasi digital justru mengantar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kita untuk berkontak dengan penganut agama lain, dengan orang-orang tak
beriman dan orang-orang dari berbagai budaya, menuntut kepekaan terhadap
orang yang tidak percaya, putus asa dan orang yang memiliki kerinduan
mendalam dan tak terungkapkan akan kebenaran abadi dan mutlak. Program
pembelajaran Agama Katolik dengan menggunakan media sosial facebook
diharapkan bisa membantu Gereja dalam segi pewartaan karena dengan media
tersebut dapat membantu para siswi semakin mengenali iman Katolik dan melihat
realita yang ada serta mengajak mereka untuk membuat aksi nyata sebagai wujud
ungkapan iman mereka. Ada banyak informasi tentang Gereja yang bisa siswi
dapatkan dan pelajari, sehingga secara tidak langsung Pelajaran Agama Katolik
menggunakan facebook membantu Gereja untuk menyapa dan menjawab keriduan
para siswi maupun orang-orang di luar sana akan kehadiran, cinta kasih Yesus
Kristus dalam diri mereka.
Dilihat dari segi biblis, sebagai pengikut Yesus Kristus sudah sewajarnya
kita mewartakan Kerajaan Allah kepada semua orang dan dimana pun kita berada
agar banyak orang bisa merasakan kehadiran Yesus Kristus dalam dirinya. Kita
perlu membantu mereka yang dalam kebingungan serta keputusasaan menemukan
Yesus Kristus, sehingga mereka bisa bangkit dan merasakan cinta kasih Allah
dalam diri mereka. Sebagaimana Kristus juga menuntun domba dari kandang lain
agar mereka juga dijadikan satu kawanan dan satu gembala (Yoh 10:16), maka
pelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook hendaknya juga
dapat menjangkau semua orang yang berkehendak baik, yang dalam
kebingungannya mencari Sang kebenaran, agar mereka juga menemukan padang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
berumput hijau merasakan betul kehadiran Allah. Pedidikan Agama Katolik
dengan facebook tidak hanya sebagai sarana pembelajaran bagi siswi, namun juga
sarana pewartaan untuk membantu banyak orang menemukan dan merasakan
kehadiran Allah dan memperkenalkan orang-orang zaman sekarang teristimewa
mereka yang mengalami ketidakpastian dan kebingungan, bahwa Allah itu dekat,
bahwa di dalam Kristus kita semua saling memiliki.
Konsili Vatikan II menerbitkan dokumen Inter Mirifica yang mengajak kita
memanfaatkan sarana komunikasi modern untuk karya pewartaan dan
penggembalaan Gereja. Sementara dalam ensiklik Communio et Progressio , art.
128, Paus Paulus VI menegaskan bahwa media modern menawarkan cara-cara
baru untuk menghadapkan manusia dengan pesan Injil. Lebih lanjut dalam
ensiklik Evangelii Nuntiandi, art. 45 beliau juga menegaskan, "Gereja akan
merasa bersalah di hadapan Kristus bila gagal menggunakan media untuk
evangelisasi." Paus Yohanes Paulus juga mendukung pemanfaatan media massa
untuk katekese dan dalam ensiklik Redemptoris Missio, art. 37 beliau menyebut
media sebagai aeropogus pertama di zaman modern. "Gereja belumlah cukup
untuk menggunakan media sekedar untuk menyebarkan pesan Injil dan ajaran
otentik Gereja. Namun juga perlu mengintegrasikan pesan Injil ke dalam
kebudayaan baru yang diciptakan oleh komunikasi modern. Oleh karena itu media
sosial bukan sekedar sarana komunikasi dan eksistensi diri namun media sosial
dapat juga digunakan sebagai sarana pendidikan, pewartaan iman bila kita bisa
menggunakannya secara bijak dan kritis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL FACEBOOK DALAM PROSES
PEMBELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS X SMA STELLADUCE 2
YOGYAKARATA
Bab IV ini berisi pengolahan dan perbaikan program sederhana yang
sudah dibuat dan diujicobakan pada siswi kelas XE dan XD SMA Stella Duce 2
Yogyakarta. Tujuan dari program tersebut adalah untuk memberikan model
pembelajaran alternatif bagi para Guru agar pembelajaran semakin menarik dan
tidak hanya dilaksanakan di sekolah saja namun juga dapat diakses oleh para
siswa siswi dimana pun mereka berada. Selain itu juga sebagai salah satu
pemanfaatan media sosial facebook sebagai sarana pembelajaran sehingga media
sosial dapat digunakan secara positif. Perkembangan media sosial begitu cepat
dan pesat. Oleh karena itu sudah selayaknya kita memanfaatkan perkembangan
tersebut secara lebih bijak sehingga media sosial memiliki manfaat yang positif
terlebih bagi dunia pendidikan.
Pada bab III peneliti sudah melakukan penelitian terhadap penggunaan facebook
sebagai sarana pembelajaran Pendidikan Agama Katolik. Peneliti juga sudah
membuat program sederhana yang gunakan sebagai sarana penelitian, untuk itu
sebagai tindak lanjut dari bab III peneliti akan melanjutkan dan memperbaiki
program yang sudah dibuat karena dari hasil penelitian dan data yang didapat,
facebook dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran yang cukup menarik dan
efektif. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam perbaikan dan
pengolahan program yang sudah dibuat sebelumnya. Salah satunya adalah bagian
pertama adalah isi, yaitu materi-materi serta foto atau video yang mendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Bagian yang kedua adalah tampilan dari facebook itu sendiri baik dari profil,
nama dari akun facebook itu sendiri. Semua perbaikan itu dilakukan agar siswi
semakin tertarik mengunakan media sosial facebook sebagai sarana belajar dan
juga dapat merasakan dampak positif dari penggunaan facebook.
A. Media Sosial Facebook sebagai Sarana Pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Facebook adalah sebuah sarana media sosial yang membantu masyarakat
untuk berkomunikasi secara lebih efisien dengan teman-teman, keluarga, dan
teman sekerja. Perusahaan ini mengembangkan teknologi yang memudahkan
orang dalam sharing informasi melalui social graph, digital mapping kehidupan
nyata hubungan sosial manusia. Siapa pun boleh mendaftar di facebook dari yang
muda bahkan sampai yang tua dan berinteraksi dengan orang-orang yang mereka
kenal dalam lingkungan saling percaya. (Facebook.com:2009).
Untuk itu dalam perkembangannya media sosial facebook tidak hanya
digunakan sebagai sarana berkomunikasi, sharing, mencari informasi, namun
dapat dikembangkan sebagai sarana pembelajaran yang menarik dan
menyenangkan serta memberikan suasana yang berbeda karena dapat diakses
kapan pun dan dimana pun. Untuk mengetahui lebih dalam pengunaan facebook
dalam proses pembelejaran Pendidikan Agama Katolik, maka akan diuraikan
sebagai berikut:
1. Manfaat dan Peranan Media Sosial Facebook dalam Pendidikan
Dalam proses pembelajaran biasanya pembelajaran disampaikan secara
verbal. Hal tersebut dapat menimbulkan verbalisme dan kurangnya gairah siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
untuk menangkap pesan akan semakin kurang, karena siswa kurang diajak
berpikir dan menghayati pesan yang disampaikan. Oleh karena itu peranan media
sosial sangat diperlukan dalam suatu kegiatan belajar mengajar. Guru bisa
menggunakan berbagai macam media seperti film, gambar, televisi, atau internet
untuk memberikan informasi yang lebih baik kepada siswa. Melalui media
pembelajaran hal yang bersifat abstrak bisa menjadi lebih konkrit.
Memperhatikan penjelasan di atas maka secara khusus media pembelajaran
bermanfaat untuk :
a) Menangkap suatu obyek atau peristiwa-peristiwa tertentu.
Peristiwa-peristiwa penting atau obyek yang langka dapat diabadikan
dengan foto, film atau direkam melalui video, audio, kemudian peristiwa
tersebut dapat disimpan dan dapat digunakan ketika diperlukan.
b) Memanipulasi keadaan, peristiwa atau obyek tertentu.
Melalui media pembelajaran, guru dapat menyajikan bahan pelajaran yang
bersifat abstrak mejadi konkrit sehingga mudah dipahami dan dapat
menghilangkan verbalisme.
c) Menambah gairah dan motivasi belajar siswa.
Penggunaan media dapat menambah motivasi belajar siswa sehingga
perhatian siswa terhadap materi pembelajaran dapat lebih meningkat (Wina
Sanjaya, 2012:70-72).
2. Penggunaan Media Sosial sebagai Sarana Pembelajaran Online
Dalam perkembangannya jenis-jenis dan model pembelajaran semakin
berkembang. Begitu juga media yang dipergunakan, dan salah satunya adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
jenis pembelajaran online dan E-learning. Pembelajaran online adalah
pembelajaran yang mengandalkan sumber-sumber informasi yang tersedia pada
jaringan internet. Dari konsep ini jelas pembelajaran online erat kaitannya dengan
pemanfaatan internet, sebagai sumber belajar (Wina Sanjaya, 2012: 205). Peranan
guru juga sedikit berubah. Guru tidak lagi menempatkan diri sebagai sumber
belajar, akan tetapi guru dalam pembelajaran tersebut menempatkan diri sebagai
orang yang mengarahkan dan memberi petunjuk.
Dalam pembelajaran yang memanfaatkan jaringan internet (online), salah
satu media sosial yang bisa gunakan adalah facebook, karena media sosial
tersebut merupakan sarana komunikasi yang dapat digunakan sebagai sarana
pembelajaran. Melalui facebook setiap orang dapat share berbagai macam hal
seperti foto, video, film, serta artikel dari berbagai macam blog yang dapat
dimanfaatkan sebagai sarana belajar. Orang juga bisa berkomunikasi dengan
menggunakan chating yang sudah tersedia. Selain itu juga orang lain dapat
menuliskan komentarnya pada foto, video, film, atau artikel yang dishare,
sehingga mereka dapat saling bertukar pikiran dan pendapat. Namun dalam
penggunaannya tentu memiliki kekurangan dan kelebihan yang perlu diperhatikan
oleh guru agar dalam penggunaannya nanti guru dapat meminimalisir apa yang
menjadi kekurangan tersebut, dan guru perlu juga mempelajari dan memahami
betul media sosial facebook tersebut sehingga dapat menggunakan konten-konten
yang tersedia dengan maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
B. Usulan Program Penggunaan Media Sosial Facebook sebagai Sarana
Pembelajaran Agama Katolik di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta
Usulan program ini merupakan tindak lanjut dari hasil penelitian dan uji
coba program sederhana yang telah penulis lakukan terhadap siswi kelas X SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta. Pemanfaat media sosial facebook membuat penulis
ingin mendalami dan mencoba untuk memperbaiki program yang pernah
dijalankan sebelumnya sebagai usulan program, yang nantinya dapat digunakan
dan dimanfaatkan oleh sekolah sebagai salah satu alternatif sarana pembelajaran
Agama Katolik siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
1. Latar Belakang
Dalam sebuah proses belajaran mengajar pada umumnya guru menjadi
sumber informasi, menyampaikan informasi atau pembelajran secara verbal.
Penyampaian bahan yang bersifat verbal terkadang membuat siswa menjadi
bingung dan kurang jelas. Oleh karena itu dibutuhkan media untuk menyajikan
pelajaran yang bersifat abstrak menjadi konkrit, sehingga mempermudah siswa
untuk memahami pelajaran dan menghilangkan verbalisme. Tentu banyak media
yang dapat digunakan sebagai sarana pendukung pembelajarannya, bisa
menggunakan film, foto, gambar, internet. Dengan majunya perkembangan
teknologi tentu membuat pembelajaran semakin bervariasi, kreatif dan inovatif.
Manusia adalah makhluk sosial. Karakter ini ternyata tetap muncul dalam
teknologi informasi khususnya internet. Seiring dengan perkembangan waktu dan
modernisasi, internet menjadi sebuah kebutuhan dan aktivitas tetap manusia
sebagai anggota masyarakat. Selain menjadi tuntutan profesi, pengembangan ilmu
pengetahuan, berita, dan hiburan, berinternet juga menjadi salah satu cara alternaif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
seseorang untuk bergaul sebagai makhluk sosial. Untuk memenuhi semua
kebutuhan itu diciptakanlah media sosial dan salah satunya adalah facebook.
Dalam tujuan pembuatan facebook itu sendiri ada manfaat yang bisa diambil, di
antaranya adalah sebagai ajang pertemuan teman lama, bisa mencari teman yang
baru dengan mudah, tempat jual beli, sarana belajar dan bahkan facebook sendiri
bisa digunakan untuk mewartakan sabda Tuhan (Kabar Gembira) kepada banyak
orang. Di samping itu juga facebook juga memiliki dampak negatif pula, dan tidak
dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi memiliki dampak juga bagi
kehidupan manusia.
Dengan adanya kemajuan teknologi dan budaya digital pembelajaran bisa
dilakukan juga dengan menggunakaan media sosial dan PAK dapat dikemas
dengan cara yang menyenangkan. Peneliti melihat peluang yang ditawarkan oleh
budaya digital dan dengan adanya media sosial anak muda dapat dengan mudah
berkomunikasi dengan banyak orang dimana saja dan kapan saja. Melihat peluang
tersebut peneliti ingin mencoba membuat pengajaran PAK dengan cara yang lebih
modern dan menarik bagi siswa serta dapat diakses dengan cepat. Media sosial
facebook menjadi salah satu sarana yang akan digunakan oleh peneliti untuk
membuat pengajaran PAK yang menyenangkan, mudah dan bisa diakses kapan
saja karena hampir sebagai besar anak muda terutama pelajar memiliki facebook.
2. Tujuan Program
Adapun tujuan dari usulan program tersebut adalah:
a. Membuat sarana pembelajran Agama Katolik yang menarik dan mudah
diakses dengan media sosial facebook.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
b. Memanfaatkan penggunaan media sosial sebagai sarana pembelajaran yang
menyenangkan.
c. Responden dapat terbantu dalam belajar dengan adanya pembelajaran
Agama Katolik dengan menggunakan media sosial facebook.
C. Bentuk Program
Bentuk program yang diusulkan oleh penulis adalah Pembelajaran Agama
Katolik dengan menggunakan media sosial facebook bagi siswi kelas X SMA
Stella Duce 2 Yogyakarta. Pembelajaran tersebut bertujuan untuk membantu para
siswi dalam belajar Agama Katolik, sehingga pembelajaran tidak hanya
berlangsung di sekolah saja namun juga dapat dipelajari, diakses di rumah atau
pun tempat lain. Dengan menggunakan facebook siswi tidak hanya dapat
mendownload materi-materi yang ada, namun juga dapat berkomunikasi dengan
teman-teman dengan aplikasi chatting yang telah tersedia. Pembelajaran Agama
Katolik menggunakan facebook diharapkan dapat membantu siswi dalam belajar
dengan cara yang mudah dan menyenangkan.
D. Cara Membuat Akun Facebook
Bentuk program yaang diusulkan oleh penulis adalah pembuatan media
pembelajaran dengan menggunakan media sosial facebook. Bentuk program ini
melanjutkan program sebelumnya yang sudah dibuat dengan beberapa perbaikan
agar lebih tertata dan menarik. Dengan menggunakan akun yang sudah tersedia
(Pendidikan Agama Katolik Satria) penulis akan menambahkan grup di facebook
agar siswi lebih leluasa untuk sharring, chatting dan berdiskusi tanpa harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
terlihat oleh orang lain diluar grup tersebut. Berikut adalah beberapa cara
membuat akun facebook:
1. Untuk mendaftar facebook pastikan sudah mempunyai alamat email terlebih
dahulu, karena untuk login atau masuk ke facebook memerlukan sebuah
alamat email. Jika belum mempunyai alamat Email bisa membaca
tutorialnya pada: Cara membuat Email Yahoo dan Gmail Baru. Jika sudah
memiliki email kemudian masuk ke "www.facebook.com" dan kemudian
akan diarahkan pada halaman seperti gambar 2 berikut :
Gambar 2. Langkah-langkah membuat akun facebook
2. Langkah kedua cara membuat facebook adalah memasukan data diri pada
kolom yang sudah di sediakan dan tampilannya seperti gambar 3 di bawah
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Gambar 3. Langkah-langkah membuat akun facebook
Keterangan :
Nama depan: masukan nama depan anda
Nama belakang: isikan dengan nama belakang anda
Email: tuliskan alamat email anda yang masih aktif
Konfirmasi Email: konfirmasi alamat email anda kembali
Kata sandi: buat kata sandi anda, usahakan membuat kata sandi
yang rumit namun pastikan anda menghapalnya, karena kata sandi
ini nantinya akan anda gunakan untuk login ke facebook.
Tanggal lahir: anda di sini disuruh memasukkan tanggal, bulan dan
tahun kelahiran anda.
3. Langkah ketiga cara mendaftar Facebook yaitu, setelah melengkapi
semua identitas seperti gambar no 3 dengan benar, anda akan
diarahkan pada tampilan halaman seperti gambar 4 di bawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Gambar 4. Langkah-langkah membuat akun facebook
4. Jika muncul tampilan seperti di atas, klik lewati langkah ini kemudian
diarahkan lagi pada halaman seperti di bawah ini dan akan diminta untuk
mengisi formulir mengenai SMA, Perguruan tinggi, kota sekarang dan kota
asal setelah selesai mengisi formulir tersebut klick simpan dan lanjutkan.
Akan terlihat seperti gambar 5 berikut:
Gambar 5. Langkah-langkah membuat akun facebook
5. Cara Membuat facebook pada tahap ini pengguna akan diminta
memasukkan foto profil yang bisa diunggah dari komputer namun jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
belum mempunyai foto di komputer bisa dikosongkan saja dan
menambahkannya pada kemudian hari. Akan terlihat seperti gambar 6
berikut:
Gambar 6. Langkah-langkah membuat akun facebook
6. Cara pengguna mendaftar facebook pada tahapan ini sudah hampir selesai,
selanjutnya akan diminta untuk membuka email yang telah dikirim ke kotak
masuk email oleh tim facebook dan diminta untuk membuka pesan yang
telah dikirimkan. Seperti terlihat pada gambar 7 berikut:
Gambar 7. Langkah-langkah membuat akun facebook
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
7. Jika muncul tampilan seperti di bawah ini, berarti telah sukses membuat
akun facebook baru, dan facebook anda sudah bisa anda gunakan. Anda
tinggal mencari teman-teman anda di facebook. Akan terlihat seperti gambar
8 di bawah ini:
Gambar 8. Langkah-langkah membuat akun facebook
E. Cara Membuat Grup di Facebook
Media sosial facebook memiliki fasilitas untuk berkumpul dalam sebuah
grup. Fasilitas grup ini berguna untuk mengumpulkan teman-teman yang memiliki
kesamaan tujuan, atau kesamaan tempat tinggal, sekolah, hobi, aktivitas dan lain-
lain. Dengan membuat grup kita dapat membuat sebuah komunitas yang dapat
berbagi informasi dan berdiskusi. Penulis menguraikan cara membuat grup dalam
media sosial facebook seperti yang ditulis berikut:
1. Pada halaman facebook sebelah kiri pilih ‘buat grup’, kemudian akan
muncul kotak bertuliskan ‘buat grup baru’ dan akan dituntun untuk mengisi
informasi-informasi yang diperlukan berkaitan dengan tujuan pembuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
grup. Dalam tahap ini juga dapat diatur siapa saja yang dapat melihat grup
tersebut. Seperti gambar dibawah ini:
2. Setelah mengisi informasi yang diperlukan, pilih ‘buat’ dan akan dialihkan
ke kotak berikutnya lalu muncul ‘pilih ikon’ dan pilih ‘lanjutkan’.
3. Grup facebook sudah jadi dan dapat digunakan untuk berbagi informasi dan
sebagai tempat menyampaikan pendapat-pendapat dari orang-orang yang
sudah masuk dalam grup tersebut.
Pembuatan grup di facebook dimaksudkan untuk membuat privasi agar
mereka yang masuk dalam grup menjadi lebih leluasa dan bebas untuk sharing
dan berbagi informasi satu sama lain. Grup juga dibuat agar saat berbagi
informasi, sharing sesuai dengan apa yang ada dan dibicarakan dalam grup
sehingga apa yang disharingkan dan diinformasikan tidak keluar dari topik atau
tema. Usulan program diatas bisa dilihat diakun facebook ”Pendidikan Agama
Katolik Satria” dan untuk materi yang diberikan juga bisa dilihat di akun tersebut,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
sesuai dengan buku paket “Perutusan Murid-Murid Yesus, Pendidikan Agama
Katolik untuk SMA/SMK” hanya sarana yang digunakan adalah facebook. (bdh.
Lamp. 6, 7, 8, dan 9 ).
F. Kelebihan Media Sosial Facebook dalam PAK
Adapun kelebihan media sosial facebook dalam Pembelajaran Agama
Katolik adalah sebagai berikut :
b. Adanya fasilitas mengunggah dan menandai foto. Ketika guru mengunggah
dan menandai siswi sebuah foto motivasi siswi dapat melihat maksud dari
foto tersebut. Karena dalam foto tersebut dengan disertai cerita dan
informasi yang berkaitan dengan Pendidikan Agama Katolik.
c. Tersedianya fasilitas obrolan (chat). Fasilitas obrolan tersebut dapat
digunakan oleh guru dan siswi atau antara siswi dengan siswi lain, untuk
berdiskusi tentang tugas atau materi Pendidikan Agama Katolik secara
online tanpa bertatap muka.
d. Adanya fasilitas mengunggah dan menandai video. Jadi ketika guru
mengunggah dan menandai siswi sebuah video motivasi yang temanya
berkaitan dengan Pendidikan Agama Katolik, siswi dapat melihat maksud
dari video pendek tersebut. Dari video tersebut guru dapat membuat
pertanyaan yang bisa dijawab langsung oleh siswa melalui kolom komentar.
e. Mempunyai aplikasi yang jumlahnya lumayan banyak sehingga bisa
digunakan sebagai saran pembelajaran Pendidikan Agama Katolik, seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
posting blog, share video youtube, artikel, berita dari berbagai macam
sumber.
f. Tersedianya fasilitas untuk membagikan blog dan artikel ataupun informasi
yang berkaitan dengan pelajaran, khususnya pelajaran Pendidikan Agama
Katolik.
g. Media sosial facebook seperti fungsi utamanya adalah untuk berhubungan
sosial. Jadi facebook berguna untuk menghubungkan orang yang jauh
menjadi dekat, dengan berkomunikasi satu sama lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian penutup penulis akan memaparkan kesimpulan dan saran
berkaitan dengan “Penggunaan Media Sosial Facebook dalam Proses
Pembelajaran PAK Siswi Kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta”. Bagian
kesimpulan berisikan gagasan-gagasan pokok dari keseluruhan isi penulisan
skripsi ini dan bagian saran berisi usaha-usaha yang dapat dilakukan guna
memaksimalkan penggunaan media sosial sebagai sarana pendidikan, terutama
bagi pendidikan Agama Katolik, sehingga perkembangan dan kemajuan teknologi
dapat dimanfaatkan secara positif sebagai sarana edukasi yang dapat membantu
sekolah, guru dalam proses pembelajaran. Saran ditujukan bagi Guru dan siswi
SMA Stella Duce 2 Yogyakarta, serta bagi perkembangan mata kuliah di program
studi IPPAK.
A. Kesimpulan
Media sosial adalah satu bentuk dari perkembangan dan kemajuan
teknologi, melalui media sosial orang dapat berkomunikasi dengan mudah, tidak
hanya berkomunikasi namun juga mencari dan mendapatkan informasi. Media
sosial yang cukup digemari dan sering digunakan oleh anak-anak muda adalah
facebook karena media ini banyak menawarkan fitur-fitur yang menarik. Media
sosial tersebut dimanfaatkan oleh peneliti sebagai sarana pembelajaran Pendidikan
Agama Katolik di SMA Stella Duce 2 Yogyakarta. Penelitian tersebut bertujuan
menemukan sarana pembelajaran yang menarik sekaligus membantu guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
memberikan materi pembelajaran di luar jam pelajaran sekolah. Dengan sarana
media sosial tersebut (facebook: Penelitian IPPAK Satria), diharapkan dapat
menarik minat siswi untuk belajar di luar jam sekolah. Materi-materi pelajaran
juga dapat diakses, download dengan mudah sehingga tidak harus membawa
buku-buku pelajaran saat berpergian.
Kemajuan teknologi membuat anak-anak muda sekarang tidak bisa jauh
dengan gadget. Kemana pun mereka pergi, mereka selalu membawa gadget
mereka. Dengan adanya sarana pembelajaran menggunakan media sosial facebook
tersebut siswi dapat mengakses mata pelajaran Agama Katolik dengan mudah,
dimana saja, dan kapan saja. Tidak hanya mengakses dengan mudah dan cepat,
namun siswi dapat chatting dengan teman-teman sehingga ada komunikasi
walaupun tidak bertatap muka. Fitur-fitur yang tersedia juga menjadi salah satu
faktor pendukung pembelajaran menggunakan media sosial facebook. Dengan
fitur tersebut kita bisa memposting berbagai macam foto, video, artikel, berita, dan
cerita sehingga itu bisa menjadi salah satu daya tarik yang mendukung
pembelajaran menggunakan media sosial facebook.
Pembelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook pada
dasarnya digunakan sebagai sarana pembelajaran di luar jam sekolah. Dengan
melihat kemajuan zaman dan teknologi yang ada maka pembelajaran
menggunakan media sosial diharapkan dapat menjadi salah satu saran
pembelajaran yang menarik dan bisa membangkitkan semangat belajar siswi.
Pembelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook tidak hanya
menawarkan akses yang cepat, dan mudah, namun juga ada komunikasi antar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
siswi sehingga mereka dapat saling sharing, bertukar pendapat, dan berdiskusi.
Selain sebagai sarana pembelajaran Agama Katolik secara tidak langsung juga
menjadi sarana pewartaan iman. Gereja sendiri juga mengambil manfaat
perkembangan teknik demi mewartakan injil dan kesaksian. Sekaligus Gereja
ingin membimbing orang supaya bersikap kritis dan dewasa terhadap pengaruh
dan kuasa media. Pemanfaatan media sebagai sarana pembelajaran Agama
Katolik juga membantu Gereja untuk mewartakan injil dan kesaksian kepada
kaum muda.
Media sosial membuat pembelajaran menjadi semakin menarik dan
menyenangkan begitu juga pewartaan iman menjadi lebih menarik bagi anak-anak
muda karena sesuai dengan zaman dan budaya mereka saat ini yaitu budaya
digital. Pembelajaran Agama Katolik menggunakan media sosial facebook
menjadi hal yang menarik bagi siswi kelas X SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
Bagi mereka pembelajaran dengan facebook merupakan hal yang baru dan kreatif.
Siswi juga merasa terbantu dengan adanya pembelajaran Agama Katolik
menggunakan facebook. Mereka merasa pembelajaran Agama Katolik menjadi
lebih mudah diakses, dan praktis karena bisa langsung dilihat di media sosial
tanpa harus membawa buku pelajaran ke mana-mana. Sekarang media sosial
facebook tidak hanya membantu mereka dalam berkomunikasi, namun juga
membantu siswi untuk semakin mengenal Iman Katolik dan Injil. Chatting bukan
hanya sebatas sarana untuk berkomunikasi atau menggosip, melainkan menjadi
sarana sharing pengalaman iman dimana mereka dapat saling menguatkan dan
berbagi pengalamannya satu sama lain. Memang sudah seharusnya kita dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Gereja mengikuti perkembangan zaman dan. Gereja mengajak semua orang ikut
berjaga supaya alat-alat komunikasi jangan menyelewengkan pandangan
masyarakat dari kebenaran dan prinsip-prinsip moral. Sebaliknya hendaknya
melalui alat-alat komunikasi kebenaran dari Allah semakin diketahui oleh banyak
orang dan menjadi pegangan hidup dalam pembangunan masyarakat (Iman
Katolik, 2011: 392).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis memberikan beberapa saran
sebagai hasil refleksi selama ini, dengan harapan dapat memberikan masukan
yang bermanfaat bagi sekolah SMA Stella Duce 2 Yogyakarta terutama bagi Guru
dan siswi. Saran juga ditujukan bagi kampus Ilmu Pendidikan Kehususan
Pendidikan Agama Katolik atau PAK Sanata Dharma baik bagi dosen maupun
mahasiswa agar ke depanya bisa semakin cerdas dan bijak dalam menggunakan
sarana media sosial.
1. Bagi Guru dan siswi SMA Stella Duce 2 Yogyakarta:
Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SMA Stella Duce 2
Yogyakarta berkaitan dengan sarana pembelajaran melalui media sosial
facebook, maka perlu dilakukan usaha-usaha sebagai berikut:
a. Sebaiknya Guru dapat mengikuti perkembangan zaman dan teknologi yang
kini berkembang serta menggunakannya sebagai sarana pembelajaran.
Tidak hanya media sosial namun juga masih ada aplikasi-aplikasi lain
seperti moodle yang dapat digunakan sebagai sarana pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
b. Para Guru sebaiknya tetap membimbing dan mengawasi siswi yang
menggunakan media sosial dalam pergaulannya, sehingga siswi tetap bijak
dalam menggunakan media sosial khususnya facebook. Agar siswi tetap
dapat bersosialisasi, serta diharapkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
c. Para siswi perlu menggunakan media sosial dengan lebih bijaksana lagi.
Gunakan media sosial sebagai sarana pembelajran dan mewartakan Injil.
Ada banyak blog, artikel positif yang bisa di posting, upload di media sosial
sehingga media sosial bisa digunakan sebagai sarana edukasi dan memiliki
nilai positif.
d. Guru dan siswi sebaiknya menghindari penggunaan sosial untuk hal-hal
yang tidak bermanfaat dan merugikan, dan diharapkan tumbuh kesadaran
dari dalam diri sendiri selain mengandalkan upaya yang dilakukan oleh
berbagai pihak. Kiranya kesadaran yang tumbuh akan mampu menuntun
para pengguna untuk menggunakan teknologi dengan bijak.
e. Sekolah, juga perlu mendukung penggunaan media sosial sebagai sarana
pembelajaran dengan memberikan fasilitas internet yang langsung
terhubung dengan lab komputer pada jam tertentu sehingga siswi yang tidak
memilik fasilitas gadget tetap bisa mengikuti perkembangan materi di media
sosial.
2. Bagi Program Studi Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan
Agama Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
a. Kampus IPPAK perlu mengembangkan penggunaan media sosial sebagai
sarana pembelajaran dan penyampaian informasi, memberikan sosialisasi
kepada mahasiwa IPPAK untuk menggunakan media sosial sebagai sarana
pembelajaran dan memanfaatkan media pembelajaran online yang sudah
kampus sediakan.
b. Kampus perlu mengimbau para mahasiswa untuk menggunakan fasilitas
yang sudah disediakan seperti komputer di perpustakaan dan juga wifi untuk
mendukung media pembelajaran yang sudah kampus sediakan.
c. Kampus juga perlu memperbaiki jaringan wifi di kampus agar lebih lancar
dan cepat sehingga mahasiwa dapat mengakses fasilitas dan media
pembelajaran yang sudah kampus sediakan. Selain itu dengan adanya
fasilitas wifi yang cepat akan membuat mahasiswa lebih rajin ke kampus
untuk mengerjakan tugas yang memerlukan akses internet.
d. Para dosen yang memiliki media sosial bisa juga memanfaatkan media
sosial tersebut sebagai sarana pembelajaran. Bisa juga menggunakan
facebook, dengan membuat grup-grup sesuai mata kuliah yang diampu
sehingga materi-materi kuliah bisa diakses dan di download oleh para
mahasiswa. Dengan begitu proses pembelajaran pun akan menjadi lebih
efektif dan efisien.
e. Para dosen yang sudah memiliki media sosial khususnya facebook, agar
dapat memanfatkannya untuk membantu mahasiswanya yang sedang proses
mengerjakan skripsi. Dengan demikian proses pengerjaan skripsi mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dapat lebih cepat terselesaikan, karena pengoreksian revisi bisa dilakukan
tanpa bertatap muka.
f. Mahasiswa, gunakanlah fasilitas yang sudah kampus sediakan dengan
maksimal dan sebaik mungkin untuk menunjang pembelajaran di kampus
Pendidikan Agama Katolik, serta untuk mencari dan mendapatkan
informasi-informsi penting dari kampus USD agar mahasiswa PAK tidak
ketinggalan informasi dari kampus pusat.
g. Mahasiswa yang memiliki beberpa media sosial tetaplah menjadi pengguna
media sosial yang bijak, agar penggunaan media sosial tidak disalahgunakan
pada hal-hal negatif yang akhirnya hanya akan merugikan orang lain dan
diri sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
DAFTAR PUSTAKA
1. Buku
Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Arnold, N. & Paulus, T. (2010). Using a Social Networking Site for
Experiential Learning: Appropriating, Lurking, Modeling and
Community Building. The Internet and Higher Education, 13, 188-
196.
Churchill, D. (2009). Educational Application of Web 2.0: Using Blogs to
Support Teaching and Learning. British Journal of Education
Technology, 40, 179-183
Dapiyanta, FX. Pendidikan Agama Katolik pada Tingkat Pendidikan.
Yogyakarta: Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan
Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.
Dehlstrom, E., deBoor, T., Grunwald, P. & Vockley, M. (2011). The
ECARE National Study of Undergraduate Students and
Information Technology, CO: EDUCAUSE Center for Applied
Research. Available fromhttp://www.educause.edu/ecare
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1970). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Groome, Thomas. (2010). Christian Religious Education: Sharing Our
Story and Vision. San Fransisco: Harper and Ron Publisher.
Hadi, Sutrisno. (2004). Metodologi research jilit 3. Yogyakarta: Andi
Hamm, S., Saltsman, G., Jones, B., Baldridge, S. & Perkins, S. (2013). A
Mobile Pedagogy Approach for Transforming Learners and
Faculty. Zane Berge & Lin Muilenburg (Eds.), Handbook of
Mobile Education, New York, NY: Routledge.
Heryatno, Wono Wulung. (2003). Diktat Mata Kuliah Pengantar PAK
Sekolah. Yogyakarta: IPPAK.
Iswarahadi. (2013). Media dan Pewartaan Iman.Yogyakarta: Kanisius
Konferensi Waligereja Indonesia. (1996). Iman Katolik : Buku Informasi
dan Refrensi. Yogyakarta: Kanisius
Kountur, Ronny. D.M.S.,Ph.D. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: PPM.
Melkyor Pando, B. (2014). Hiruk Pikuk Jejaring Sosial Terhubung.
Yogyakarta: Kanisius
M.B.A, Ridwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian. Bandung: Alfabeta
Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Serial Dokumen Gerejani No.58 A. (2007). Surat Kepada Para Artis
(Seniman-Seniwati). Jakarta: DOKPEN KWI.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2005). Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Top, E. (2012). Blogging as a Social Medium in Undergraduate Courses:
Sense of Community Best Predictor of Perceived Learning.
Internet and Higher Education, 15, 24-28.
Top, E., Yukselturk, F. & Inan, F.A. (2010). Reconsidering Usage of
Blogging in Preservice Teacher Education Courses. Internet and
Higher Education, 13, 214-217.
Sanjaya, Wina. (2007). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana
2. Internet
Nandonurhadi. (2015). Data statistik Pengguna Facebook di Indonesia.
http://www . Penguna facebook 2015. com. Dirilis Januari 2015,
diakses 14 Februari 2105 pukul 23. 14 WIB.
http://sugikshare.blogspot.co.id/2013/10/sejarah-sosial-media-dan
perkembangan.html. Diakses 3 Agustus 2016 pukul 14.45 WIB.
Vincent. http://www. Wikimedia.com. Diakses 25 Januari 2015 pukul 13.00
WIB.
____________(2011). Data Statistik Penguna Facebook. http://www.
emarketer.com. Diakses 25 Januari 2015 pukul 13.20 WIB.
____________(2013). Pengertian Facebook. http://www. Facebook. com.
Diakses 14 Februari 2015 pukul 22.14 WIB.
____________(2012). Data Pengguna Facebook di Indonesia Tahun 2014-
2015.http://www. Kompassiana.com. Dirilis kamis 10 Oktober
2012, diakses 14 Februari 2015 pukul 22.30 WIB.
___________(2012). Data Pengguna Facebook di Indonesia. http://www.
Tempo.com. Diakses 14 Februari 2015 pukul 23.02 WIB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(7)
Pelajaran 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(9)
Pelajaran 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(12)
Pelajaran 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(14)
Pelajaran 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(16)
Tampilan Profile facebook
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(17)
PELAJARAN 11
Senin, 19 Desember 2011
GEREJA DAN DUNIA
MATERI :
Ada zaman di mana Gereja berpandangan sangat negative tentang dunia. Akan
tetapi saat ini Gereja sudah berpandangan yang lebih positif terhadap dunia.
Gereja mengakui otonomi dunia dan ingin berdialog dengan dunia. Dialog ini
dapat memperkaya dan memberdayakan Gereja dalam usahanya menyelamatkan
umat manusia.
Mendalami cerita tentang Keterbukaan Gereja.
Membuka Jendela-Jendela Vatikan
Ketika Roncalli dipilih menjadi Paus, salah satu tindakan pertama yang
bernada simbolik adalah menyuruh supaya jendela-jendela Vatikan dibuka
selebar-lebarnya. Kemudian, ia menjelaskan arti symbol membuka jendela-
jendela Vatikan selebar-lebarnya itu, katanya : “Supaya udara yang bau busuk
dapat keluar dan udara segar dapat masuk. Selain itu, supaya pandangan tidak
terhalang, ia dapat melihat jauh keluar tembok-tembok Vatikan, yakni dapat
melihat ke seluruh penjuru dunia”.
Roncalli yang memilih nama Yohanes XXIII, kemudian mengumumkan
diadakannya Konsili Vatikan II. Dengan Konsili itu, Gereja sungguh-sungguh
membuka dirinya bagi dunia. Dunia dilihat jauh lebih positif dibandingkan
dengan masa-masa yang lampau. Paus Yohanes XXIII dengan motto
“aggiornamento” sungguh-sungguh telah membaharui Gereja dan
hubungannya dengan dunia. Konsili Vatikan II menjadi tonggak sejarah baru
Gereja.
(Dari : Kumpulan Cerita Kateketis)
Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk Refleksi berikut :
1. Apa komentarmu atas cerita di atas ?
2. Apa pesan cerita di atas bagi Gereja kita ?
3. Konsili Vatikan II membawa banyak pembaharuan. Bagaimana pandangan
Konsili tentang dunia ?
4. Bagaimana hubugan Gereja dengan dunia ?
A. HUBUNGAN GEREJA DAN DUNIA
Konsili Vatikan II sungguh telah memperbaharui Gereja dan hubungannya
dengan dunia. Hubungan yang menjadi lebih baik ini disebabkan karena
Gereja mulai memiliki pandangan baru tentang dunia dan manusia. Ada baiknya
kita melihat pandangan-pandangan baru tentang dunia dan manusia, kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(18)
kita melihat hubungan antara Gereja dan dunia serta alasan-alasan mengapa
harus terjalin hubungan yang saling mengisi antara keduanya.
1. Pandangan Baru Tentang Dunia dan Manusia.
a. Dunia
Pada masa lampau dunia seringkali dipandang negative sebagai dunia
berdosa, sehingga terdapat gagasan bahwa dunia tidak berharga, berbahaya,
jahat, dan tidak termasuk lingkup keselamatan manusia, bahkan merupakan
halangan dan rintangan bagi manusia untuk mencapai keselamatannya.
Pandangan demikian mungkin didasari oleh penafsiran secara dangkal terhadap
teks Kitab Suci, misalnya :
1) “Janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau
orang mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada di dalam orang itu.
Sebab semua yang ada di dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata,
serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia”
(1 Yoh 2: 15 – 16).
2) “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah dan seluruh dunia berada di bawah
kuasa si jahat” (1 Yoh 5 : 19).
3) “Janganlah menjadi serupa dengan dunia” (Rm 12 : 2).
Dalam Injil ataupun dalam surat-surat, juga ditekankan bahwa dunia berdosa,
dunia yang bermusuhan dengan Allah telah dikalahkan oleh Yesus (bdk. Yoh
16 : 33). Berkat salib Kristus, seorang Kristen hidup dalam dunia yang baru.
Dunia yang terletak di dalam genggaman si jahat telah dikalahkan oleh
Kristus seperti dikatakan Paulus : “Karena salib Kristus, bagiku dunia
disalibkan dan akupun disalibkan bagi dunia” (Gal 6: 14).
Konsili Vatikan II mengajak kita untuk melihat dunia secara lebih positif.
Dunia dilihat sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala hal yang ada di
sekelilingnya. Dunia menjadi pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia
diciptakan dan dipelihara oleh cinta kasih Tuhan Pencipta. Dunia yang pernah
jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan oleh Kristus yang telah
disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan kekuasaan setan agar dunia
dapat disusun kembali sesuai dengan rencana Allah dan mencapai kesempurnaan
(G.S. 2)
b. Manusia
Menyangkut manusia kita bicarakan tentang martabat manusia, masyarakat
manusia dan karya manusia.
1) Martabat Manusia.
Sejak dahulu Gereja sudah selalu mengajarkan bahwa manusia mempunyai
martabat yang luhur, karena manusia diciptakan menurut citra Allah dan
dipanggil untuk memanusiawikan dan mengembangkan diri menyerupai
Kristus, di mana citra Allah tampak secara utuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
Manusia adalah ciptaan yang memiliki akal budi, kehendak bebas dan hati
nurani. Ketiga-tiganya ini menunjukkan bahwa manusia adalah sebagai citra
Allah, walaupun dpt disalahgunakan sehingga jatuh ke dalam dosa.
Manusia sungguh ciptaan yang istimewa, karena ia diciptakan demi dirinya
sendiri, padahal makhluk lain diciptakan hanya untuk manusia.
2) Masyarakat Manusia.
Pribadi manusia dan masyarakat memang saling bergantungan satu sama
lain. Hal ini sesuai dengan rencana Tuhan karena manusia diciptakan sebagai
makhluk yang bermasyarakat. Allah, yang memelihara segala sesuatu sebagai
Bapa, menghendaki agar semua manusia membentuk satu keluarga dan
memperlakukan seorang akan yang lain dengan jiwa persaudaraan (G.S. 24).
Kristus sendiri berdoa agar “Semua menjadi satu seperti kita pun satu
adanya” (Yak 17: 21-22).
3) Usaha dan Karya Manusia.
Perkembangan dunia di segala bidang memang dikehendaki Tuhan dan
manusia dipilih untuk menjadi “rekan kerja” Tuhan dalam melaksanakan
perkembangan dunia. Kebenaran ini perlu disadari pada masa kemajuan
Ilmiah dan tehknik ini, supaya manusia tidak salah langkah. Usaha dan karya
manusia apapun bentuknya mempunyai nilai yang luhur, karena dengan itu
manusia menjadi partner Tuhan dalam menyempurnakan dan menyelamatkan
dunia ini. Selanjutnya, dengan berkarya manusia bukan saja
menyempurnakan bumi ini tetapi juga menyempurnakan dirinya sendiri.
2. Hubungan Antara Gereja dan Dunia
Menyangkut hubungan antara Gereja dan dunia dapat diangkat satu dua hal
berikut ini :
a. Gereja Postkonsilier melihat dirinya sebagai “Sakramen Keselamatan” bagi
dunia. Gereja menjadi terang, garam dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi
tempat atau ladang, di mana Gereja berbhakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi,
tetapi didatangi dan ditawari keselamatan.
b. Dunia dijadikan mitra Dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai Injili dan
dapat mengembangkan kebudayaannya, adat istiadat, alam pikiran, ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan
misinya di dunia.
c. Gereja tetap menghadapi otonomi dunia dengan sifatnya yang sekuler, karena
di dalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat mensejahterakan manusia dan
membangun sendi-sendi kerajaan Allah.
Sebenarnya, Gereja dan dunia manusia merupakan realitas yang sama, seperti
mata uang yang ada dua sisinya. Berbicara tentang Gereja berarti berbicara
tentang dunia manusia. Bagi seorang Kristen berbicara tentang dunia manusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
berarti berbicara tentang Gereja sebagai umat Allah yang sedang berziarah di
dunia ini.
Mendalami Misi Gereja Terhadap Dunia
Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk Refleksi berikut:
Sesudah melihat hubungan Gereja dan dunia, apa kiranya tugas Gereja terhadap:
1. Martabat manusia ?
2. Masyarakat?
3. Usaha dan karya manusia ?
4. Hal-hal mendesak lainnya yang perlu menjadi perhatian Gereja ?
B. MISI DAN TUGAS GEREJA DALAM DUNIA
Tugas Gereja adalah melanjutkan karya Yesus, yakni mewartakan Kerajaan
Allah kepada seluruh umat manusia. Kerajaan Allah baru terwujud secara
sempurna pada akhir zaman, tetapi kerajaan Allah harus diwujudkan mulai dari
dunia ini.
Dalam Injil tersirat kesadaran bahwa misi atau tugas Gereja pertama-tama
bukan “Penyebaran Agama”, melainkan kabar gembira (Kerajaan ALlah) yang
relevan dan mengena pada situasi konkrit manusia dalam dunia yang majemuk ini.
Menjadi pelayan Kerajaan Allah berarti berusaha dengan segala macam cara ke
arah terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah di tengah masyarakat, misalnya
persaudaraan, kerja sama, dialog, solidaritas, keterbukaan, keadilan, hormat
kepada hidup, memperhatikan yang lemah, miskin, tertindas, tersingkirkan dsb.
Bagi Gereja, mewartakan Injil berarti membawa kabar gembira ke segenap
lapisan umat manusia, sehingga berkat dayanya kabar tersebut masuk ke dalam
lubuk hati manusia dan membaharui umat manusia dari dalam. “Lihatlah Aku
memperbaharui seluruh ciptaan” (EN 18). Berikut disebutkan beberapa hal pokok
seperti yang disarankan olehGaudium et Spes, yang harus menjadi perhatian
Gereja masa kini, yakni :
1. Martabat Manusia
Manusia dewasa ini berada di jalan menuju pengembangan kepribadiannya
yang lebih penuh dan menuju penemuan serta penebusan hak-haknya yang makin
hari makin bertambah. Untuk itu Gereja dapat berperanan, antara lain :
a. Membebaskan martabat kodrat manusia dari segala perubahan paham,
misalnya terlalu menekankan dan mendewakan tubuh manusia atau sebaliknya.
b. Menolak dengan tegas segala macam perbudakan dan pemerkosaan martabat
dan pribadi manusia.
c. Menempatkan dan memperjuangkan martabat manusia sesuai dengan maksud
penciptanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
2. Peran Gereja dalam Masyarakat
Dalam kehidupan bermasyarakat, Gereja dapat berperan antara lain sebagai
berikut :
a. Membangkitkan karya-karya yang melayani semua orang, terutama yang
miskin, seperti karya-karya amal, dsb.
b. Mendorong semua usaha ke arah persatuan, sosialisasi dan persekutuan yang
sehat di bidang kewargaan dan ekonomi.
c. Karena universalitasnya, Gereja dapat menjadi pengantara yang baik antara
masyarakat dan Negara-negara yang berbeda-beda hidup budaya dan politik.
3. Usaha dan Karya Manusia
a. Gereja akan tetap meyakinkan putra-putrinya dan dunia bahwa semua usaha
manusia, betapapun kecilnya bila sesuai dengan kehendak Tuhan mempunyai
nilai yang sangat tinggi, karena merupakan sumbangan pada pelaksanaan
rencana Tuhan.
b. Gereja akan tetap bersikap positif dan mendorong setiap kemajuan ilmiah dan
teknik di dunia ini asal tidak menghalangi melainkan secara positif
mengusahakan tercapainya tujuan akhir manusia.
c. Akhirnya Konsili Vatikan II mencatat masalah-masalah yang dilihatnya
sebagai masalah yang mendesak, yakni martabat pernikahan dan kehidupan
keluarga, pengembangan kemajuan kebudayaan, kehidupan social ekonomi
dan politik serta perdamaian dan persatuan bangsa-bangsa.
Mendalami Masalah-Masalah Pokok Bangsa Indonesia Yang Membutuhkan
Perhatian Dan Penanganan Dari Gereja Indonesia
Jawablah pertanyaan-pertanyaan untuk Refleksi berikut :
1. Bangsa kita lemah lama hidup dalam krisis multi dimensi. Apa saja yang kamu
ketahui tentang :
a. Keadaan lingkungan hidup di negeri kita?
b. Situasi politik dan hukum di negeri kita?
c. Situasi ekonomi masyarakat kita?
d. Situasi budayaa dan pendidikan kita ?
2. Menurut pendapatmu apa kiranya akar dari semua krisis Negara kita ini ?
3. Apa yang dapat dibuat oleh Gereja Indonesia untuk menangani masalah-
masalah itu ?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
C. MASALAH BANGSA DAN SUMBANGAN GEREJA INDONESIA
DALAM PENANGANAN KRISIS MULTI DIMENSI
1. Situasi Negara Kita
Negara kita sudah sejak lama mengalami krisis multy dimensi, antara lain :
a. Krisis Lingkungan Hidup
Alam negeri kita sering dirusak dan dieksploitasi secara tidak bertanggung
jawab oleh tangan-tangan yang kotor dan bernafsu serakah. Kebakaran hutan yang
menimbulkan bencana asap, penebangan hutan besar-besaran dan pencemaran
lingkungan oleh pabrik-pabrik merupakan contoh-contoh yang menunjukkan
bahwa alam kita sedang dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Kemajuan kita sering terarah pada “menguasai alam”.
b. Krisis Ekonomi
Telah banyak kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan diIndonesia.
Namun, pembangunan yang kita gencarkan menimbulkan pula kesenjangan social
yang sangat besar. Segelintir orang semakin kaya, semakin berkuasa dan semakin
sewenang-wenang, sedangkan sebagian besar rakyat kita tetap miskin, bahkan
semakin miskin. Timbul berbagai bentuk monopoli, kolosi, korupsi dan
sebagainya. Kehidupan ekonomi kita masih kurang kokoh. Sekarang kita masih
menghadapi krisis moneter, harga berbagai kebutuhan hidup dan jasa meningkat.
Yang paling menderita selalu rakyat kecil.
c. Krisis Politik
Harus kita akui bahwa ada kemajuan di bidang politik, yakni masyarakat kita
telah banyak belajar berdemokrasi dan bersikap otonom. Ada suasana kebebasan.
Namun, lembaga-lembaga yang menjamin kedaulatan rakyat tidak senantiasa
berfungsi dengan baik. Hukum dan lembaga-lembaga hukum kadangkala
tidak tidak jalan. Kekuasaan legislative, eksekutif, yudikatif dan partai-partai
digunakan untuk menjamin kepentingan diri sendiri atau golongannya/
kelompoknya sendiri. Korupsi dan kesewenang-wenangan terasa semakin subur.
d. Krisis Budaya dan Pendidikan
Cukup lama pembangunan negeri kita memalaikan pendekatan budaya.
Pendekatan yang dipakai adalah pendekatan ekonomi dan politik. Mutu
pendidikan kita terus merosot.
2. Akar dari Semua Masalah
Menurut banyak pakar dikatakan bahwa sumber dari semua krisis itu adalah
krisis moral. Bangsa kita seperti kehilangan hati nurani. Hal buruk secara moral
yang paling terasa adalah :
a. Ketidakadilan : yang kaya dan berkuasa semakin Berjaya, sedangkan yang
miskin (rakyat kecil) semakin terpuruk. Kesewenang-wenangan masih cukup
banyak terjadi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
b. Ketidakjujuran : melahirkan korupsi dan nepotisme. Kemunafikan dan
formalism masih cukup terasa.
c. Tidak adanya kesetiakawanan : keserakahan demi kepentingan diri sendiri dan
golongan semakin merebak.
3. Peranan dan sumbangan Gereja
Dalam melaksanakan tugas kenabiannya, Gereja harus selalu berjuang dengan
berbagai cara supaya keadilan, kejujuran dan kesetiakawanan ditegakkan. Gereja
hendaklnya berjalan paling depan dalam gerakan menegakkan keadilan, kejujuran
dan kesetiakawanan. Jika kita sungguh-sungguh menghayati keadilan, kejujuran
dan kesetiakawanan, maka krisis ekonomi, politik, budaya dsb akan dapat teratasi.
EVALUASI
1. APAKAH Gereja Indoesia cukup punya andil dalam pembangunan negeri ini ?
Jelaskan!
2. Bagaimana supaya Gereja Indonesia lebih memiliki daya pikat di negeri ini ?
D. GEREJA DAN DUNIA
Konsili Vatikan II sungguh telah memperbaharui Gereja dan hubungannya
dengan dunia. Hubungan yang menjadi baik ini disebabkan karena Gereja mulai
memiliki pandangan baru tentang dunia dan manusia. Mungkin ada baiknya kita
melihat pandangan-pandanganbaru tentang dunia dan gereja, kemudian kita
melihat hubungan antara Gereja dan dunia serta alasan-alasan mengapa harus
terjalin hubungan yang saling mengisi antara kuduanya.
1. Pandangan Baru tentang Dunia dan Manusia
a. Dunia
Pada masa lalu dunia sering kali dipandang negative sebagai dunia berdosa
sehingga terdapat gagasan bahwa dunia tidak berharga, berbahaya, jahat, dan tidak
termasuk lingkup keselamatan manusia, bahkan merupakan halangan dan
rintangan bagi manusia untuk mencapai keselamatan. Pandangan demikian
mungkin didasari oleh penafsiran secara dangkal terhadap teks Kitab Suci, misal:
“janganlah kamu mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. Jikalau orang
mengasihi dunia, maka kasih akan Bapa tidak ada didalam orang itu. sebab semua
yang ada didalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta
keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari bapa, melainkan dari dunia” (1 Yoh 2 :
15-16). “Kita tahu, bahwa kita berasal dari Allah, dan seluruh dunia berada di
bawah kuasa si jahat” ( 1 Yoh 5 : 19) “Janganlah menjadi serupa dengan dunia”
(Rm 12 : 2). Dalam Injil ataupun surat-surat juga ditekankan bahwa dunia
berdosa, dunia yang bermusuhan dengan Allahtelah dikalahkan oleh Kristus ( Yoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(24)
16 :33). Berkat Salib Kristus, seorang Kristen hidup dalam dunia yang baru.
Dunia yang terletakdalam genggaman si jahat telah dikalahkan oleh Kristus
seperti dikatakan Paulus:” Karena Salib Kristus, bagiku dunia disalibkan dan
akupun disalibkan bagi dunia “ (Gal 6 : 14).
Konsili Vatikan II mengajak kita untuk melihat dunia secara lebih positif,
Dunia dilihat sebagai seluruh keluarga manusia dengan segala yang ada di
sekelilingnya. Dunia menjadi pentas berlangsungnya sejarah umat manusia. Dunia
ditandai dengan usaha-usaha manusia, dengan segala kekalahan dan
kemenangannya. Dunia diciptakan dan dipelihara oleh cinta kasih Tuhan
Pencipta. Dunia yang pernah jatuh menjadi budak dosa, kini telah dimerdekakan
oleh Kristus yang telah disalibkan dan bangkit pula, untuk menghancurkan
kekuasaan setan agar dunia dapat disusun kembali dengan rencana Allah dan
dapat mencapai kesempurnaan.
b. Manusia
Menyangkut manusia kita bicarakan tentang martabat manusia, masyarakat
manusia dan karya manusia. Sejak dahulu Gereja sudah selalu mengajarkan
bahwa manusia mempunyai martabat yang luhur, karena manusia diciptakan
menurut citra Allah dan dipanggil untuk memanusiawikan dan mengembangkan
diri menyerupai Kristus, dimana citra Allah tampak secara utuh.
Manusia adalah ciptaan yang memiliki akal budi, kehendak bebas, dan hati
nurani. Ketiga-tiganya in menunjukkan bahwa manusia adalah sebagai citra Allah,
walaupun dapat disalah gunakan sehingga jatuh kedalam dosa. Manusia sungguh
ciptaan yang istimewa, karena ia diciptakan demi dirinya sendiri, padahal
makhluk lain diciptakan hanya untuk manusia. Pribadi manusia dan masyarakat
memang saling bergantungan satu sama lain. Hal ini sesuai dengan rencana Tuhan
karena manusia diciptakan sebagai makhluk yang bermasyarakat. Allah, yang
memelihara segala sesuatu sebagai Bapa, menghendaki agar semua manusia
membentuk satu keluarga dan memperlakukan seorang akan yang lain dengan
jiwa persaudaraan (G.S 24). Kristus sendiri berdoa agar “ semua menjadi satu
…………seperti kita pun satu adanya” (Ya 17 : 21 – 22).
c. Usaha dan Karya
Manusia Perkembangan dunia disegala bidang memang dikehendaki Tuhan
dan manusia dipilih untuk menjadi “ rekan kerja” Tuhan dalam melaksanakan
perkembangan dunia. Kebenaran ini perlu disadari pada masa kemajuan ilmiah
dan teknik ini, supaya manusia tidak salah langkah. Usaha dan karya manusia
menjadi apa pun bentuknya mempunyai nilai yang luhur karena dengan itu
manusia menjadi partner Tuhan dalam penyempurnaan dan menyelamatkan dunia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
ini. Selanjutnya, dengan berkarya manusia bukan saja menyempurnakan bumi ini
tetapi juga menyempurnakan dirinya sendiri.
2. Hubungan atau Karya Manusia
Menyangkut hubungan antara gereja dan dunia dapat diangkat satu dua hal
berikut ini :
a. Gereja postkonsilier melihat dirinya sebagai “ Sakramen Keselamatan” bagi
dunia. Gereja menjadi terang, garam, dan ragi bagi dunia. Dunia menjadi
tempat atau lading. Dimana Gereja berbakti. Dunia tidak dihina dan dijauhi,
tetapi didatangi dan ditawari keselamatan.
b. Dunia dijadikan mitra dialog. Gereja dapat menawarkan nilai-nilai injili dan
dunia dapat mengembangkan kebudayaannya, adapt istiadat, alam pikiran, ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga Gereja dapat lebih efektif menjalankan
misinya di dunia.
c. Gereja tetap menghormati otonomi dunia dengan sifatya yang sekuler, karena
didalamnya terkandung nilai-nilai yang dapat mensejahterakan manusia dan
membangun sendi-sendi Kerajaan Allah. Sebenarnya, Gereja dan dunia
manusia merupakan realitas yang sama, seperti mata uang yang ada dua
sisinya. Berbicara tentang Gereja berarti berbicara tentang dunia manusia. Bagi
seorang Kristen berbicara tentang dunia manusia berarti berbicara tentang
Gereja sebagai umat Allah yang sedang berziarah didunia ini.
E. PROFIL DAN SEJARAH SINGKAT PAUS YOHANES XXIII
Nama lahir : Angelo Giuseppe Roncalli
Mulai menjabat : 28 Oktober 1958
Sampai 3 Juni 1963
Pendahulu : Pius XII
Pengganti : Paulus VI
Lahir : 25 November 1881
Sotto il Monte, Italia
Wafat : 3 Juni 1963 (umur 81)
Istana Apostolik, Vatikan
Catatan Kaki,
Paus Santo Yohanes XXIII, nama lahir Angelo Giuseppe Roncalli (lahir di
Sotto il Monte, Italia, 25 November 1881 – meninggal di Istana Apostolik,
Vatikan, 3 Juni 1963 pada umur 81 tahun) adalah Paus Gereja Katolik Roma sejak
28 Oktober 1958 hingga 3 Juni 1963. Ia sering disebut "Paus Yohanes Yang Baik"
dan juga dihargai oleh orang Anglikan dan Protestan berkat jasanya untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(26)
menyatukan gereja yang pecah. Ketika diangkat sebagai Paus, Roncalli telah
berumur 77 tahun dan sama sekali tidak diunggulkan selama konklaf. Dengan
umurnya yang sudah lanjut, Roncalli dianggap hanya akan memerintah dalam
waktu yang singkat, oleh karenanya pada masa itu sering dianggap hanya sekedar
paus antara saja. Namun, kepemimpinan Paus Yohanes XXIII ternyata banyak
mengejutkan Gereja Katolik dan dunia pada umumnya. Di antaranya adalah
dihimpunkannya Konsili Vatikan II yang menghasilkan reformasi atas doktrin-
doktrin Gereja Katolik dan ditingkatkannya rekonsiliasi antar umat beragama,
suatu hal yang pada waktu itu tidak terbayangkan muncul dari kekuasaan tertinggi
Tahta Suci. Walaupun masa pemerintahannya hanya singkat saja (sekitar 5 tahun
lamanya), Paus Yohanes XXIII dianggap sebagai salah satu Paus terbesar yang
pernah ada dalam sejarah Gereja Katolik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
PELAJARAN 12
MEMBAKAR MATAHARI
Oleh Purwanto,
Siang ini sungguh sangat terik di kawasan industri Jatake. Jalanan beton yang
dilapisi aspal dipanggang matahari sampai timbulkan kubangan air fatamorgana.
Pepohonan mahoni muda yang berjejer di sisi jalan menampakan kepayahan
hingga daunnya berubah warna menjadi kecoklatan, mengering terombang-
ambing mengikut arah angin hempasan truk kontainer yang lewat. Palem-palem
sepanjang jalan daun-daunnya menggelepar terbakar menyisakan lidi-lidi
meranggas. Meskipun kemarau, langit di kawasan tidak pernah berwarna biru.
Awan putih yang menggayut itu adalah kabut polusi dengan kadar polutan yang
tinggi. Segala isi yang ada di kawasan bagai kue-kue yang dikukus di panci, panas
dan nglekep. Aku usapkan selampai kumal berwarna coklat kusam ke kening yang
dibanjiri keringat. Bertambahlah warna selampai menjadi lebih kelam kusam dan
terasa anyep di tangan. Edan pisan panase kyeh! Entah kepada siapa aku
mengumpat, ya tidak lain ke matahari itu yang membuat semua sebab ini.
Kurasakan langkah kakiku mulai goyah menanggung beban tubuh yang
sebenarnya lebih ringan ketimbang tadi pagi karena perut mulai mengosong. Aku
semakin dalam menembus memasuki jalan-jalan kawasan. Aku harus kuat sampai
kutemukan alamat K6 No. 13A, sebuah pabrik onderdil otomotif milik teman
sekampungku. Tujuan ini yang membuatku bertahan menantang sampai di mana
kekuatan si maha raja api. Kutahan tahan kerongkongan yang lama telah kering
dengan mengalirkan ludah untuk membasahinya sehingga rasa haus terkurangi.
Tetapi usahaku itu tidak berhasil, kerongkongan ini menginginkan es campur soup
aneka macam buah khas cirebonan di seberang jalan yang tampak bagai lambaian
tangan bidadari yang mengajak. Bidadari? Lintasan imaji yang menyejukkan.
Tetapi aku tahu benar uang di kantong celanaku hanya ada tiga ribu. Ya segitu-
gitunya. Tentu kurang dua ribu rupiah untuk dapat mereguk bidadari itu. Belum
lagi uang untuk sekedar membeli makanan pengganjal perut, yang kini tengah
asyik berdendang-dendang keroncongan. Dan untuk ongkos angkot pulang ke
kontrakan keponakanku di Jatiuwung bukan terlupa dihitung, memang uang yang
ada di kantong itu jatahnya supir angkot. Kulewati saja lambaian bidadari itu
dengan menelan ludah yang sudah mengering di pangkal kerongkongan.
“Ojek pak,” entah sudah berapa kali tukang ojek menawariku untuk menjadi
penumpangnya yang lalu kujawab dengan gelengan kepala. Tentu akan lebih
mudah mencari alamat dengan menumpang ojek tetapi kalau tukang ojek itu mau
menjadi malaikat utusan Gusti Allah untuk menolong dengan gratisan. Panas sang
maha raja api semakin menggila terasa sekali di ubun-ubun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(28)
Aku pura-pura mengherankan diri atau lebih tepatnya ingin memprotes
keadaan ini tetapi tidak tahu kepada siapa. Semacam katarsis yaitu dengan
pertanyaan mengapa panas terik selau berkawan karib dengan debu-debu itu. Ada
panas ada debu. Kenapa juga ada bus-bus reot tanpa uji emisi tumpangan
karyawan meraung-raung menghamburkan asap hitam pekat ke udara. Mengapa
keringat di sekujur mukaku ini senang sekali menangkapi debu-debu sehingga
mukaku menjadi hitam yang setahuku memang sudah hitam dari sananya. Ya,
tidak ketinggalan hidung ini selalu menghirupi racun timbal setiap sepenggalan
napas. Dan kulit ini semakin mengirut saja karena tidak sanggup lagi berlindung
dari sengatan amarah srengenge yang membakar tanpa ampun. Mengapa semua
ini mesti ada? Duh Gusti Pangeran!
Suara-suara hati di sisi yang lain tergoda untuk bicara mengomentari situasi, ini
kenyataan yang kini ada di depanmu, kenapa musti heran pak tua. Kenyataannya,
memang kamu cuma seorang pencari kerja yang telah ditelan umur, yang tidak
mudah perusahaan mempercayakan pekerjaannya kepadamu. Seharusnya umurmu
telah mengajarkan banyak hal dan kamu harus menyadari seorang pencari kerja
harus bersahabat dengan matahari, debu, asap pekat dan keringat. Ditambah lagi
kamu harus kuat kakinya untuk menelusuri kawasan industri yang ribuan hektar
luasnya. Kamu harus kuat mentalnya menghadapi penolakan-penolakan. Kamu
harus tahan haus dan kelaparan lantaran keuangan dijamin kurang dari pas-pasan
sebagaimana umumnya seorang penganggur. Tidak perlu heran, kamu hanya
cukup memahami dan menjalani kenyataan apa adanya, paham pak tua. Jalani
saja. Telan semua yang menyerangmu.
Kalau tidak demikian kamu akan menjadi kentir sendiri. Matahari memang
kejam dan debu yang berteman dengan asap hitam pekat itu memang betul-betul
menjengkelkan. Semua orang tahu, jadi jangan banyak mengeluh. Jangan cengeng
kamu. Bahkan kalau bisa, kamu harus membujuk matahari dan debu-debu itu
untuk mencarikan jalan keluar agar kamu bisa diterima kerja di perusahaan
temanmu itu. Biarlah untuk sementara kamu turuti saja si maha raja api dan debu-
debu bercampur asap hitam pekat itu. Bahkan jikalau kamu diminta
menyembahnya kamu harus berpura-pura bersedia. Demi tujuan yang baik
mencari nafkah untuk istri dan anak-anakmu, Tuhan akan memaafkanmu. Ingat
cerita rasul kita, beliau membolehkan umatnya berbohong untuk menjadi kafir
ketika situasinya begitu mengancam jiwa si umat itu. Bukankah anak istrimu di
Purbalingga sana, juga terancam jiwanya karena kelaparan kalau kamu terus-
terusan menganggur begini!
Bagaimana aku bisa merayu apalagi nyembah mereka semua, nanti aku
dibilang murtad, dibilang munafik, dibilang kafir waduh! Lalu apa setelah semua
itu kulakukan mereka akan memberi jalan agar aku bisa dipakai sebagai pekerja di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
perusahaan teman sepermainanku dulu itu. Gatot, si raja tega yang kini jadi orang
terkaya di kampung berkat usaha buka pabrik onderdil apa bisa berubah menjadi
orang yang welas asih dan kemudian menerimaku jadi karyawannya. Apa mereka
juga bisa merubah Gatot yang kini menjadi jumawa, tengil sekaligus dihormati
karena kekayaannya itu menjadi penuh solidaritas melihat temannya berada di
ujung tanduk kepunahan. Apa juga setelah nyembah mereka lalu matahari tidak
menjadi panas lagi dan debu-debu itu menjadi tunduk tidak menampakkan
kebengisannya.
Tidak, aku tidak bisa melakukan penyembahan itu. Aku masih waras dan bisa
bertahan dengan kekuatanku, aku yakin itu. Bahkan aku akan membalas sang
maha raja api itu. Sebab aku telah dibuatnya terbakar. Sebab, aku telah dibuatnya
diambang kekafiran. Akan aku kumpulkan segenap kekuatanku untuk
membalasnya. Ya akan aku bakar dia, si matahari keparat! Kubakar semua yang
menantangku! Setelah berjalan sekian lama, kulirik map berisi lamaran kerja di
tanganku. Aku harus segera menemukan alamat pabrik ini dan segera
menyerahkan kepada satpam atau, ya langsung saja ketemu dengan Gatot. Kalau
hanya dititipkan di pos satpam seperti yang sering kulakukan itu sebelumnya
kurang sebanding dengan perjuangan melawan si maha raja api, debu, asap hitam
pekat yang telah bersengkongkol melawan aku ini. Lagi pula ini pabrik kepunyaan
teman sepermainanku dulu. Aku yakin setelah bertemu lantas bercerita tentang
masa-masa kenakalan dulu akan membuat suasana akrab dan lantas menjadi
sentimentil terhadap nostalgia masa bocah. Gatot pasti akan mengingat ketika
dulu pada suatu malam bersama teman bocah lainnya mengendap-endap mencuri
jagung di Lemah Lanang, atau mencuri sekarung rambutan di alas Banyakrante.
Malahan aku berpikir mestinya tidak perlu memakai surat lamaran pun, aku pasti
diterima. Meski tentu Gatot kini lain dengan Gatot dulu.
Tetapi nampaknya langkahku semakin berat dan kedua kakiku mulai terseret
sementara pandangan mata mulai tidak fokus. Kunang-kunang mulai berterbangan
di seputar kepala. Selampai kumal itu sudah kubebatkan di kepala untuk sekedar
menahan agar tidak terlalu mumet dan melindungi dari sang terik. Keringat dingin
telah membanjiri dahi dan sebentar saja langsung mengering. Si maha raja api
kian menunjukkan kuasa amuknya sementara badanku merasa dingin menggigil.
Mataku sesekali berusaha mengamati nomer-nomer blok yang tertera di pintu
gerbang pabrik yang sekilas nampak serupa bangunannya antara satu dengan yang
lainnya. Perasaan menjadi kecewa ketika nomer yang tertera tidak cocok dengan
yang dicari. Aku terduduk di pembatas jalan di bawah palem, mengatur nafas
yang terasa tersumbat di dada. Samar-samar muncul halusinasi di kelopak
cakrawala. Istri dan anak-anak melambai-lambai memanggil di depan pintu
rumah. Aku sangat kepayahan mencoba membalas lambaiannya, tanganku bagai
mati rasa. Sepenggal kesadaran muncul ke permukaan tatkala bunyi klakson truk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(30)
kontainer lewat memekakkan telinga. Oh aku harus kuat, dendamku terhadap
matahari belum terbalaskan. Berdiri juga akhirnya meskipun dengan berpegangan
dengan batang palem. Aku mencoba mengukur-ukur kekuatan dengan melihat
jalan yang akan dilalui. Terlihat kubangan fatamorgana masih membias-bias di
atas jalanan menandakan matahari masih membakar kawasan. Kutelan lagi ludah
untuk membangkitkan semangat keberanian. Map berisi lamaran tampak lepek
terbasahi oleh keringat karena kini kuselipkan di balik baju. Aku beranggapan
lamaran tidak perlu lagi mengingat si empunya perusahaan adalah sahabat masa
kecilku.
Setelah kutanyakan tentang alamat perusahaan yang kucari kepada seorang
satpam yang sedang mengatur kendaraan yang akan keluar dari sebuah pabrik,
aku merasakan kelegaan. Perempatan itu belok ke kanan dan blok yang
kutanyakan ada di sana sekitar lima ratus meteran, katanya. Tidak jauh lagi.
Kekuatanku sedikit pulih karena sedikit kelegaan itu. Aku mulai merapikan
rambut seadanya. Sepatu lusuhku aku usap-usap menghalau debu yang menempel.
Bebat selampai di kepala sudah kulepaskan dan kugunakan untuk mengelap muka
yang penuh cucuran keringat bercampur debu-debu. Otakku mulai merangkai-
rangkai kalimat apa yang akan aku ucapkan sebagai salam perjumpaan.
Perjumpaan dua orang sahabat kecil yang kini dipisahkan oleh perbedaan nasib
dan perbedaan segalanya. Aku memang berbeda; aku hanya seorang pengharapan
kosong bagi anak isteri yang tidak kuketahui sedang apa mereka hari ini, apakah
ada yang dimasak atau tidak di dapurnya; aku hanya seorang pencari kerja yang
termakan usia dan kini tengah meregang peruntungan dengan mengandalkan
kemurahan Gusti Allah melalui tangan Gatot. Dan aku berharap situasi yang
menyejukan hati akan segera datang setelah apa yang telah dilakukan oleh si maha
raja api terhadapku. Dengan ini maka aku akan menjadi seseorang yang
sewajarnya yaitu orang yang sanggup bertanggung jawab kepada anak isteri
dengan menafkahi dan melindunginya. Harapan yang sederhana, tetapi kurasakan
berat untuk menggapainya. Dengan langkah yang kepayahan tibalah di
perempatan yang dimaksud. Belok ke kanan. Nampak beberapa kendaraan
berjalan pelan dan sesekali terdengar bunyi klakson bersahutan. Suasana jalan
terlihat padat pertanda ada sesuatu yang menyumbat di ujung sana. Seorang supir
mobil boks menanyakan apa yang terjadi di depan kepada seorang pengendara
motor yang datang dari arah yang berlawanan. “Ada demo di depan, pak!” jawab
pengendara motor. “Sialan, terlambat lagi nyampai di rumah!” gerutu sopir boks
seraya menggaruk-garuk kepala. “Panas-panas begini, demo lagi...demo lagi, apa
kagak bosen tuh !” tambahnya. Aku terus melangkah dengan kekuatan yang
terakhir. Di kejauhan memang nampak kerumunan dan sayup-sayup terdengar
teriakan-teriakan. Di sela-sela kerumunan tampak beberapa spanduk, bendera dan
tulisan-tulisan tuntutan di atas guntingan kardus. Suasana menjadi hiruk pikuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(31)
terdengar di telinga ketika aku melangkah semakin mendekat. Aku mulai
mengurut alamat pabrik yang kucari dengan melihat deretan nomor yang tertera di
setiap pintu gerbang. Jantungku mulai berdegup tidak beraturan ketika melihat
kenyataan yang dapat dipastikan bahwa alamat yang dicari itu adalah sebuah
pabrik yang di depan gerbangnya berjejer manusia tegap berseragam polisi
dengan peralatan helmet, perisai transparan dan pentungan di tangan kanan. Ya
alamatnya sesuai dengan yang tertulis di kertas lusuh di tanganku. Tidak jauh dari
pintu gerbang sebelah kanan nampak kendaraan Dalmas anti huru-hara berwarna
gelap berjejer. Di depan kendaraan itu berdiri beberapa polisi berpakaian preman
dengan handy talky di tangan. Mata-mata mereka awas memperhatikan setiap
gerak-gerik kerumunan kaum buruh di depannya. Sementara secara berhadap-
hadapan ratusan orang yang pasti adalah buruh gegap gempita menyuarakan
tuntutan dengan suara lantang melalui pengeras suara. Mereka semua terlihat
bersemangat dan kompak bersuara bagai sebuah paduan suara. “Gaji naik adalah
harga mati! Kami hanya menutut gaji disesuaikan dengan Upah Minimum tidak
lebih! Kami karyawan bukan sapi perahan! Penuhi hak normatif kami! Hidup
buruh! Hidup buruh!” Aku berusaha menyeruak kerumunan untuk maju ke depan
sementara kaum buruh berikat kepala kain putih bertuliskan ‘siap mati’ semakin
bersemangat dan kalap secara membabi buta maju ke depan juga. Jarak ke pagar
betis aparat kepolisian tinggal sedepa. “ Maju terus! Hidup buruh! Maju terus!”
Teriakan buruh semakin kalap bagai kerasukan. Suasana terik semakin memanas.
Amukan buruh dan amukan matahari semakin padu menjadi kekuatan yang
mematikan. Tubuhku bagai tercebur ke dalam sebuah samudera berbadai. Berbaur
dan terasa terombang-ambing di tengah ombak suara lantang tuntutan. Segenap
dayaku mencair mengikuti alunan gelombang semangat untuk memperbaiki nasib
kaum yang selalu tertindas oleh kekuatan tirani keserakahan, kebebalan dan
matinya hati nurani.
A. AJARAN SOSIAL GEREJA
Sejak perkembangan industri modern, massa buruh berjubel ke kota-kota besar
tanpa jaminan masa depan. Maka timbullah berbagai masalah sosial baru yang
berat anatara lain upah yang adil, kepastian tempat kerja, hak mogok, yang pada
dasarnya mempertanyakan juga adil tidaknya struktur masyarakat itu sendiri.
Supaya tidak tertinggal dari gerakan komunisme yang memperjuangkan
nasibkaum buruh, ada imam-imam yang mulai melibatkan diri dalam pastoral
kaum seperti imam muda dalam kisah di atas. Kemudian, para Paus pun mulai
mengeluarkan ensiklik-ensiklik yang memuat ajaran sosial Gereja.
1. Arti dan Makna Ajaran Sosial Gereja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(32)
Ajaran sosial gereja adalah gereja mengenai hak dan kewajiban berbagai
anggota masyarakat dalam hubungannya dengan kebaikan bersama dalam lingkup
nasional maupun internasional. Ajaran sosial Gereja merupakan tanggapan Gereja
terhadap fenomena atau persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia
dalam bentuk himbauan, kritik dan dukungan. Ajaran sosial Gereja bersifat lunak,
bila dibandingkan dengan ajaran Gereja dalam arti ketat, yaitu dogma. Dengan
kata lain, ajaran sosial Gereja merupakan bentuk keprihatinan Gereja terhadapa
dunia dan umat manusia dalam wujud dokumen yang perlu disosialisasikan.
Karena masalah-masalah yang dihadapi oleh manusia beragama bervariasi, dan ini
dipengaruhi oleh semangat dan kebutuhan zaman, maka tanggapan Gereja juga
bervariasi sesuai dengan isu sosial yang muncul.
2. Ensiklik-Ensiklik dan Dokumen Konsili Vatikan II Memuat Ajaran Sosial
Gereja Sepanjang Masa
a. Ajaran Sosial gereja dari Rerum Novarum sampai dengan Konsili
Vatikan II
Ajaran sosial Gereja dalam dunia modern berawal dari tahun 1981, ketika Paus
Leo XIII mengeluarkan ensiklik Rerum Novarum. Dalam ensiklik itu Paus dengan
tegas menentang kondisi-kondisi yang tidak manusiawi yang menjadi situasi
buruk bagi kaum buruh dalam masyarakat industri. Paus mengatakan 3 faktor
kunci yang mendasari kehidupan ekonomi, yaitu buruh, modal, dan Negara. Paus
juga menunjukkan bahwa saling hubungan yang wajar dan adil antara tiga hal itu
menjadi masalah pokok ajaran sosial Gereja. Pada tahun 1931, pada peringatan
Ke-40 tahun Rerum Novarum, Paus Pius XI menulis ensiklik Quadragesimo
Anno. Dalam ensiklik itu, Paus Pius XI masalah-masalah ketidakadilan sosial dan
mengajak semua pihak untuk mengatur kembali tatanan sosial berdasarkan apa
yang telah ditunjukkan oleh Paus Leo XIII dalam Rerum Novarum.
Paus Pius XI menegaskan kembali hak dan kewajiban Gereja dalam
menanggapi masalah-masalah sosial, mengamcam kapitalisme dan persaingan
bebas serta komunisme yang menganjurkan pertentangan kelas dan pendewaan
kepemimpinan kediktatoran kelas buruh. Paus menegaskan perlunya
tanggungjawab sosial dari milik pribadi dan hak-hak kaum buruh atas kerja, upah
yang adil, serta berserikat guna melindungi hak-hak mereka.
Tiga puluh tahun kemudian, Paus Yohanes XXVIII menulis dua ensiklik untuk
menanggapi masalah-masalah pokok zamannya, yaitu Mater et Magistra (1961)
dan Pacem in Terris (1963). Dalam dua ensiklik ini, Paus Yohanes XXVIII
menyampaikan sejumlah petunjuk bagi umat Kristiani dan para pengambil
kebijakan dalam menanggapi kesenjangan di antara bangsa-bangsa yang kaya dan
miskin, dan ancaman terhadap perdamaian dunia. Paus mengajak orang-orang
Kristiani dan “semua orang yang berkehendak baik” bekerja sama menciptakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(33)
lembaga-lemabaga sosial (local, nasional, ataupun internasional), sekaligus
menghargai martabat manusia dan menegakkan keadilan serta perdamaian.
b. Ajaran sosial Gereja sesudah Konsili Vatikan II
Ketika Paus Yohanes XXVIII mengadakan Konsili Vatikan II dalam bulan
oktober 1962, dia membuka jendela Gereja agar masuk udara segar dunia modern.
Konsili ekumenis yang ke-21 inilah yang pertama kali merefleksikan Gereja yang
sungguh-sungguh mendunia. Selama tiga tahun, para cardinal dan para uskup dari
berbagai penjuru dunia dan hampir semua bangsa berkumpul untuk
mendiskusikan hakikat Gereja dalam dunia modern ini termuat dalam Konstitusi
Pastoral Gaudium et Spes (Kegembiraan dan Harapan). Dalam Gaudium et spes
ini, para bapa konsili meneguhkan bahwa perutusan khas religius Gereja
memberinya tugas, terang dan kekuatan yang dapat membantu pembentukan dan
pemantapan masyarakat manusia menurut hukum Ilahi. Keadaan, waktu, dan
tempat menuntut agar Gereja dan bahkan memulai kegiatan sosial demi semua
orang. Sejak Konsili Vatikan II, pernyataan-pernyataan Paus Paulus VI dan
Yohanes Paulus II, sinode para uskup dan konperensi-konperensi para uskup
regional maupun nasional semakin mempertajam perenan Gereja dalam tanggung
jawab terhadap dunia yang sedang berubah dengan pesat ini. Kedua Paus dan para
uskup itu sepenuhnya sadar bahwa mencari kehendak Allah dalam arus sejarah
dunia bukanlah tugas yang sederhana. Mereka juga menyadari bahwa Gereja tidak
mempunyai pemecahan yang langsung dan secara universal dapat memecahkan
masalah-masalah masyarakat yang kompleks dan semakin mendesak.
Ada tiga dokumen yang secara khusus memberi sumbangan Gereja mengenai
tanggung jawab itu :
Dalam Dokumen Populorum Progresssio (1967), Paus Paulus VI menanggapi
jeritan kemiskinan dan kelaparan dunia, menunjukkan adanya ketidakadilan
structural. Ia menghimbau Negara-negara kaya maupun miskin agar bekerja sama
dalam semangat solidaritas untuk membangun “tata keadilan dan membaharui tata
dunia”. Dokumen kedua berupa surat apostolic Octogesima Adveniens yang
ditulis oleh Paus Paulus VI tahun 1971 untuk merayakan 80 tahun dokumen
Rerum Novarum. Dalam surat ini ditengahkan bahwa kesulitan menciptakan
tatanan baru melekat dalam proses pembangunan tatanan itu sendiri. Paus Paulus
VI sekaligus menegaskan peranan jemaat-jemaat Kristiani dalam mengemban
tanggung jawab baru ini. Pada tahun itu juga, para uskup dari seluruh dunia
berkumpul dalam sinode dan menyiapkan pernyataan keadilan didalam dunia.
Dalam dokumen ketiga yang membeberkan pengaruh Gereja yang mendunia, para
uskup mengidentifikasikan dinamika Injil dengan harapan-harapan manusia akan
dunia yang lebih baik. Para uskup mendesak agar keadilan diusahakan di berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(34)
lapisan masyarakat, terutama di antara bangsa-bangsa kaya dan kuat, serta bangsa-
bangsa yang miskin dan lemah.
Dalam tahun 1981, Paus Yohanes Paulus II, mengeluarkan ensiklik yang
berjudul Laborem Excercens. Ensiklik ini membahas makna kerja manusia.
Manusia dengan bekerja mengembangkan karya Allah dan memberi sumbangan
bagi terwujudnya rencana penyelamatan Allah dalam sejarah. Tenaga kerja harus
lebih diutamakan daripada modal dan teknologi. Dalam ensiklik Sollicitudo Rei
Socialis (1987), Paus Yohanes Paulus II mengangkat kembali tentang
pembangunan yang mengeksploitasi orang-orang kecil. Beliau berbicara tentang
struktur-struktur dosa yang membelenggu masyarakat. Dalam ensiklik Centesimus
Annus (1991), Paus Yohanes Paulus II mengungkapkan bahwa Gereja hendaknya
terus belajar untuk bergumul dengan soal-soal sosial.
B. AJARAN SOSIAL GEREJA DI INDONESIA
Keprihatinan Gereja-Gereja terhadap orang-orang miskin di Indonesia,
rasanya belum terlalu kuat. Khusus untuk umat katolik, mungkin saja ajaran-
ajaran sosial Gereja belum terlalu dipahami dan diamalkan. Mengapa?
1. Penampilan Gereja di Indonesia lebih merupakan penampilan Ibadat daripada
penampilan gerakan sosial. Seandainya ada penampilan sosial, hal itu tidak
merupakan penampilan utama. Penampilan sosial yang ada sampai sekarang
merupakan penampilan sosial karitatif, seperti membantu orang miskin,
mencari pekerjaan bagi pengangguran, dan sebagainya. Demikain juga, mereka
yang datang kegereja adalaha orang-orang yang telah menjadi puas bila
dipenuhi kebutuhan pribadinya dengan kegiatan ibadat atau sedah cukup
senang dengan memberi dana sejumlah uang bagi mereka yang sengsara.
Namun, mencari sebab-sebab mengapa sebagai hal yang berhubungan dengan
iman. Padahal, kita tahu ajaran sosial Gereja lebih mengundang kita untuk
tidak merasa kasihan kepada para korban, tetapi mencari sebab-sebab mengapa
terjadi korban dan mencari siapa penyebabnya. Mungkin saja bahwa
penyebabnya adalah orang-orang yang mengaku beriman katolik itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(35)
2. Warga Gereja Katolik yang hidup kecukupan tidak termasuk di dalam
kelompok orang-orang yang benar-benar menderita. Kalupun ada orang katolik
yang begitu prihatin pada korban, mereka tetap berada sebagai orang lain
daripada yang menjadi korban itu sendiri. Mereka merasa tidak terlibat.
3. Ada orang-orang katolik yang begitu sadar akan “kekecilannya”, mereka sering
berucap :”Kami hanya minoritas ….” Kesadaran minoritas itu lebih banyak
digunakan untuk tidak berbuat. Itu berarti bahwa kesadaran tersebut banyak
digunakan untuk mencari alasan untuk tidak mengadakan perubahan, memaksa
diri puas dengan apa yang telah dicapai. Karena merasa kecil, maka kita
tergoda untuk mencari aman pada yang kuat. Dengan demikian, jelas betapa
sulitnya untuk melaksanakan ajaran sosial Gereja bila yang dianggap kuat itu
justru menjadi penyebab munculnya korban-korban tata sosial yang ada.
4. karena perkara sosial dijadikan ajaran, maka perkara-perkara sosial tersebut
menjadi bahan tertulis yang dapat dipelajari, diketaui, dipahami, dipuji,
dijadikan bahan seminar, atau dicita-citakan, padahal, perkara-perkara sosial
itu baru memiliki arti jika sudah pada tahap pelaksanaan.
Sekilas tentang Ajaran Sosial Gereja:
http://francekatolik.blogspot.com/2012/02/ajaran-sosial-gereja-atau-
asg.html?spref=fb)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(36)
PELAJARAN 13
Materi:
Keterlibatan Gereja Dalam Pembangunan Dunia Yang Damai Dan Sejahtera
Negeri Antah Berantah
Alkisah disebuah zaman berdiri sebuah negeri yang sangat makmur. Tanahnya
luas, sawah menghampar, sungai-sungai besar melintasi tanah-tanah tersebut.
Dibawah tanahnya bercokol kekayaan tak terkira, minyak, gas, batubara,emas,
dan semua barang tambang lainnya. Kata orang, tak ada barang tambang yang tak
ada ditanah tersebut. Laut birunya menghampar diantara pulau-pulau yang
berjejer rapi dan indah.
Tanah kaya dibarengi oleh raja yang dermawan. Semua kekayaan milik
negerinya diikhlaskan untuk dinikmati juga oleh negeri-negeri lainnya. Banyak
pabrik-pabrik negeri lain bercokol dinegeri tersebut. Jauh lebih banyak dari pabrik
milik negeri itu sendiri. Karena bagi sang raja,
“kekayaan alam ini adalah karunia Tuhan, maka harus dinikmati secara
bersama-sama..”
Saat hasil pabrik dalam negeri tidak mampu penuhi kebutuhan negeri sendiri,
sang raja berkata,
“kita punya negeri sahabat. Tak mungkin mereka biarkan kita kekurangan.
Kita bisa beli dari mereka. Pasti mereka bantu. Kita butuh dana untuk
pembangunan saja mereka pinjamkan…”
Sembari tersenyum lebar…:D
Saat sang raja dermawan, rakyatnya jadi tekun, cerdas, serta sabar. Hampir
semua pabrik di negeri seberang memiliki pekerja dari negeri itu. Mereka sangat
dibutuhkan, dan permintaan tidak ada habis-habisnya. Itu semua karena ketekunan
dan kecerdasan mereka. Saat mereka ditanya mengapa mereka bekerja diluar
negeri, mereka akan menjawab,
”mau kerja apa dikampung??? Bersawah??? Tanahku akan lebih penting dan
berguna untuk dijadikan pabrik atau kebun tebu, sawit,dan karet. Itu lebih
dibutuhkan Negara untuk bisa dieksport lantas akan menambah penghasilan
Negara. Jadi, saya telah memberi kontribusi besar buat Negara dari gajiku disini,
serta hasil tanah yang ku sumbangkan dengan sukarela”
Benar-benar negeri yang makmur dan adil. Pejabat negerinya bisa hidup dalam
kecukupan. Dan itu karena kerja keras dan keuletannya. Hampir setiap hari
mereka harus study banding lalu rapat. Semua demi kepentingan rakyat.jadi wajar
saja kalau dia sejahtera. Sementara mereka yang miskin itu karena mereka malas
berusaha. Kerjanya hanya memungut-mungut sampah dimana-mana atau
meminta-minta. Apa yang bisa diharap dari kerja yang demikian?? Jika banyak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(37)
yang bertanya apa yang membuat negeri itu menjadi demikian besar. Maka
dengan bangga sang raja akan berkata,
“ini karena system pendidikan yang telah kami revolusi menjadi pendidikan
yang berkualitas dan berkarakter”
System pendidikan negeri ini memang berbeda dari negeri lainnya. Seleksi
masuk universitas sangat ketat. Sebab memang, universitas hanya bagi orang-
orang pilihan. Jika dinegeri lain mengajarkan tentang cara berfikir yang bebas.
Dinegeri ini, universitas sangat menekankan kepatuhan dan kedisiplinan. Mereka
yang suka protes dan melawan adalah cerminan ketidakdisiplinan dan
ketidakpatuhan yang harus dibasmi dengan sanksi dan tindak tegas. Para pelajar
harus taat pada aturan, sebab itu yang akan menjamin masa depan.semua harus
sesuai aturan. Maka wajar jika biaya pendidikan mahal, sebab memang
kualitasnya menjanjikan. System pendidikan inilah yang kemudian mengilhami
negeri tersebut. Kedisiplinan dan kepatuhan atas aturan menjadi kewajiban.
Barang siapa tidak patuh dan disiplin pada aturan, pasti mendapat ganjaran. Kalau
perlu ditembak mati, biar jadi pembelajaran bagi yang lain
Begitulah negeri ini, negeri diantah berantah. Saat semua sendi kehidupan
ditata dengan begitu baik sehingga rakyat hidup makmur dan sejahtera.
(Sumber: http://koridorhitam.blogspot.com/2014/11/negeri-antah
berantah.html?spref=fb)
Keterlibatan Gereja Dalam Membangun Dunia yang Damai dan Sejahtera
diposting pada: October 13, 2015
Karena kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya teknologi
transportasi dan komunikasi, hubungan saling mempengaruhi sudah semakin tidak
terbendung lagi dibumi kita ini. Kita sudah memasuki budaya mondial, budaya
globalisasi. Pengaruh globalisasi sangat terasa dalam kehidupan politik, ekonomi,
budaya, dan sosial bangsa kita dewasa ini. Yang paling berpengaruh dan berkuasa
di dunia pada saat ini sebenarnya bukan politik, tetapi ekonomi. Bukan
pemerintahan-pemerintahan dari Negara adikuasa yang dapat mendikte Negara-
negara lain, tetapi perusahaan-perusahaan ,multi nasional yang memiliki capital
yang besar dan teknologi yang canggih. Kapital dan uanglah yang sangat
menguasai dunia pada saat ini.
Uang sekarang bukan saja menjadi alat tukar, tetapi sudah menjadi komoditas.
Uang sekarang menjadi berhala baru bagi manusia modern dewasa ini.
Perusahaan-perusahaan seperti Bank Dunia, IMF, Sumintomo, dsb. Adalah
perusahaan yang sangat berkuasa, yang dapat mendikte siapa saja, termasuk
pemerintahan-pemerintahan Negara berkembang atau miskin. Secara ekonomis,
negeri kita praktis dikuasai orang kaya raya, yang memiliki perusahaan-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(38)
perusahaan multi nasional dengan modal dan kekayaan yang sangat besar.
Celakanya lagi, sejak zaman Orde Baru, para konglomerat kaya raya ini
merupakan kroni dan sahabat akrab dari banyak pengusaha. Kolusi, korupsi, dan
monopoli tumbuh subur. Terjadilah penguasa dibidang ekonomi dan politik
semakin kaya dan serakah, sementara itu mayoritas rakyat semakin miskin. Dalam
situasi seperti itu, berbagai ketidakadilan dapat terjadi, misalnya penggusuran
rakyat kecil, tidak adanya perlindungan hukum bagi kaum lemah, korupsi, kolusi,
nepotisme, dsb. Setiap proyek pembangunan hanya akan dinikmati oleh kaum
kaya dan penguasa. Dengan demikian, masyarakat yang damai sejahtera semakin
sulit tercapai. Memang, para penguasa dan kaum kaya selalu mengatakan bahwa
kemiskinan rakyat kecil itu disebabkan oleh factor kebudayaan, yaitu karena
kemalasan, kebodohan, dan pemborosan yang dilakukan oleh rakyat kecil itu
sendiri. Namun, para sosiolog mengatakan bahwa kemiskinan rakyat kebanyakan
disebabkan oleh struktur dan sistem kemasyarakatan yang tidak adil.
Memperjuangkan Masyarakat Yang Adil, Damai, Dan Sejahtera
1. Arti dan Makna Adil, Damai dan Sejahtera
Adil berarti tidak berat sebelah, berpihak kepada yang benar atau berpegang
pada kebenaran. Orang mengakui hak sesamanya tanpa pilih kasih. Leadilan tidak
hanya mengatur kehidupan perorangan, melainkan dan terutama kehidupan
bersama antara manusia. Keadilan adalah satu prinsip menata dan membangun
masyarakat manusiawi yang damai sejahtera.
Damai tidak hanya berarti tidak perang, dan tidak hanya berarti sekedar adanya
keseimbangan antara-antara kekuatan-kekuatan yang berlawanan. Damai
mengandaikan adanya tatanan sosial yang adil, sama dan serasa yang menjamin
ketenangan dan keamanan hidup setiap manusia. Damai merupakan kesejahteraan
tertinggi, yang sangat diperlukan untuk perkembangan manusia dan lembaga-
lemabaga kemanusiaan.
Sejahtera adalah keseluruhan kondisis hidup masyarakat yang memungkinkan,
baik kelompok-kelompok maupun anggota-anggota perorangan, untuk secara
lebih penuh dan lebih lancar mencapai kesempurnaan mereka sendiri. Setiap
kelompok lain yang wajar, bahkan kesejahteraan umum segenap keluarga
manusia. Maka, sudah seharusnya setiap orang memperoleh sesuatu yang
dibutuhkan untuk hidup secara manusiawi. Misalnya, memperoleh nafkah,
pakaian, perumahan, hak untuk memilih status hidup dengan bebas. Hak untuk
membentuk keluarga, hak untuk memperoleh pendidikan, pekerjaan, nama baik,
kehormatan, informasi yang semestinya, hak untuk bertindak menurut hati
nuraninya yang benar, hak atas perlindungan hidup, dan hak atas kebebasan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(39)
wajar, juga dalam hal agama (Gaudium et Spes, Art. 26). Singkatnya, hak untuk
memiliki sesuatu yang menjamin martabatnya sebagai manusia.
Adil, damai, dan sejahtera menyangkut martabat manusia yang merupakan
anugerah dari sang Pencipta. Oleh karena itu, kita harus memperjuangkan kondisi
dan situasi masyarakat yang adil, damai, dan sejahtera.
2. Inspirasi dan visi dari Injil dan Ajaran Gereja
Untuk Memperjuangkan Masyarakat yang Adil, Damai, dan Sejahtera
Bagaimana sikap kita (Gereja) dalam situasi seperti yang dilukiskan di atas?
Dalam setiap situasi sulit, kita diajak untuk selalu menimba inspirasi dari ajaran
iman kita. Pada saat Juruslamat dilahirkan, para malaikat berkata kepada para
gembala dipadang Efrata:” Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan
kepadamu kesukaan besar untuk seluruh Bangsa. Hari ini telah labir bagimu
Juruselamat …..” (Luk 2 : 10 -12). Sang Juruselamat adalah pembawa damai
sejahtera bagi dunia seperti yang dinyanyikan para malaikat itu:”Kemuliaan bagi
Allah di tempat yang mahatinggidan damai sejahtera di bumi diantara manusia
yang berkenankepadaNya” (Luk 2:14). Apabila para malaikat memuji Dia yang
datang adalah “ Pembawa damai sejahtera”, karena memang “Dialah Sang Raja
Damai, yang memerintah dengan keadilan dan kebenaran sampai selama-
lamanya” (Yes 9 : 5-6).
Lukisan tentang “damai sejahtera” yang dikehendaki Allah sama seperti yang
dinubuatkan Nabi Yesaya dalam kitab suci Perjanjian Lama:”serigala akan tinggal
bersama domba dan macan tutul akan berbaring di samping kambing ….anakyang
menyusu akan bermain dekat liang ular tedung …….. tidak ada yang akan berbuat
jahat atau berlaku busuk di seluruh gunungku yang kudus, sebab seluruh bumi
penuh dengan pengenalan akan Tuhan, seperti air laut yang menutupi dasarnya”
(Yes 11: 1-10). Kedatangan Tuhan ke dalam dunia menjamin adanya pembebasan
dan pendamaian yang benar, baik dalam keluarga, komunitas Gereja, maupun
masyarakat dunia. Tuhan yang telah mendamaikan kita dengan diriNya
menghendaki agar menusia hidup dalam damai sejahtera dengan sesamanya.
Juruselamat, Sang Raja Damai, akan membangun KerajaanNya di bumi ini,
dimana manusia akan mengalami kesejahteraan lahir dan batin. Sebagai pengikut
Kristus, kita dipanggil untuk berperan serta secara aktif dalam membangun
Kerajaaan Allah di dunia, supaya dunia lebih manusiawi dan layak untuk dihuni.
Yesus yang memulai membangun Kerajaan Allah di bumi ini telah
mengamanatkan kepada kita para pengikutNya agar menjadi garam dan terang
dunia (mat 5:13-16) serta ragi bagi masyarakat . jadi, kita (Gereja) harus terlibat
dalam suka duka dunia ini.
Konstitusi Pastoral Ganudium et Spes arti. 1 mengatakan bahwa kegembiraan
dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(40)
miskin dan menderita, merupakan keprihatinan Gereja. Gereja mengalami dirinya
sungguh erat berhubungan dengan umat manusia serta sejarahnya. Gereja yang
hidup dalam dunia yang dinamis, maka Gereja melaksanakan dan mewujudkan
amanat Yesus Kristus. Gereja diutus ke tengah-tengah dunia untuk membawa
damai sejahtera.
3. Hal-Hal yang Harus diperhatikan
Untuk Memperjuangkan Masyarakat yang Damai dan Sejahtera Ketidakadilan
structural adalah penyebab yang terdalam mengapa masyarakat kita tidak damai
sejahtera. Oleh karena itu, hal-hal berikut ini kiranya perlu diusahakan :
a. Masyarakat perlu disadarkan akan adanya situasi buruk yang mereka alami.
Banyak anggota masyarakat yang tidak menyadarinya, acuh tak acuh atau
bersikap pasrah saja terhadap situasi buruk yang mereka alami. Kita perlu
menyadari masalah hak-hak dasar manusia, agar kit dapat menentukan mana
yang harus disingkirkan. Keadilan harus diperjuangkan demi kesejahteraan
untuk menghadapi situasi dunia yang semakin yang makin tidak menentu,
dimana ketidakadilan dan pemerkosaan terhadap hak-hak dasar manusia sering
terjadi. Tidak seorang pun yang boleh merampas hak orang lain. Ini harus
disadari sungguh oleh masyarakat.
b. Keadilan demi kesejahteraan hanya dapat diperjuangkan dengan
memberdayakan mereka yang menjadi kurban ketikadilan. Tidak cukup hanya
dengan karya belas kasih ( karya karitatif) melulu. Para korban ketidakadilan
harus disadarkan tentang situasi yang menimpa dirinya, kemudian diajak untuk
bangkit bersama-sama melalui berbagai usaha kooperatif untuk memperbaiki
nasibnya. Dengan cara demikian, struktur dan sistem sosial yang tidak adil
dapat diubah. Tanpa gerkan dan tindakan yang sungguh kooperatif sebuah
struktur dan sistem tidak akan goyah.
c. Cara bertindak yang tepat adalah dengan memberikan hidup melalui
keterlibatan untuk menciptakan keadilan dalam diri kita sendiri terlebih dahulu.
Kita hendaknya mulai dengan diri dan lingkungan kita, misalnya dalam
lingkungan Jemaat Kristiani sendiri.
d. Usaha memperjuangkan keadilan dan kesetiakawanan bersama dengan mereka
yang diperlakukan tidak adil tidak boleh dilakukan dengan kekerasan.
Keunggulan cinta kasih di dalam sejarah menarik banyak orang untuk memilih
dan bertindak tanpa kekerasan melawan ketidakadilan. Bekerja sama perlu pula
diusahakan.
4. Kendala-Kendala
a. Untuk menciptakan masyarakat yang damai dan sejahtera memerlukan
perubahan struktur dan sistem yang tidak adil dalam masyarakat. Namun,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(41)
untuk mengubah struktur dan sistem masyarakat yang sudah baku dan
dipertahankan oleh orang-orang yang berkuasa dibidang politik dan ekonomi
tidaklah gampang. Untuk itu dibutuhkan suatu gerakan kooperatif dan
sungguh-sungguh berasal dari masyarakat luas.
b. Menghadapi situasi yang tidak adil seperti yang dilukiskan diatas, banyak
anggota masyarakat yang bersikap acu tak acuh dan pasrah kepada kesadaran
dan aksi memerlukan ketabahan dan keuletan.
c. Ada kelemahan-kelemahan manusiawi yang dapat menyulitkan kita dalam
memperjuangkan keadilan, misalnya pamrih pribadi atau golongan,
ketidakjujuran, keserakahan, dsb.
d. Untuk perjuangan yang besar dan makan waktu ini, tentu saja membutuhkan
dana dan sarana lain yang tidak sedikit. Perjuangan menuju masyarakat yang
adil dan sejahtera ini sering kandas, karena mungkin tidak tersedianya dana
yang mencukupi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(42)
PELAJARAN 14
Materi:
HAM DAN UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS
A. HAM
Pengertian dan Definisi HAM :
HAM / Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap manusia
sejak awal dilahirkan yang berlaku seumur hidup dan tidak dapat diganggu gugat
siapa pun. Sebagai warga negara yang baik kita mesti menjunjung tinggi nilai hak
azasi manusia tanpa membeda-bedakan status, golongan, keturunan, jabatan, dan
lain sebagainya.
Melanggar HAM seseorang bertentangan dengan hukum yang berlaku di
Indonesia. Hak asasi manusia memiliki wadah organisasi yang mengurus
permasalahan seputar hak asasi manusia yaitu Komnas HAM. Kasus pelanggaran
ham di Indonesia memang masih banyak yang belum terselesaikan / tuntas
sehingga diharapkan perkembangan dunia ham di Indonesia dapat terwujud ke
arah yang lebih baik. Salah satu tokoh ham di Indonesia adalah Munir yang tewas
dibunuh di atas pesawat udara saat menuju Belanda dari Indonesia.
Pembagian Bidang, Jenis dan Macam Hak Asasi Manusia Dunia :
a. Hak asasi pribadi / personal Right
1) Hak kebebasan untuk bergerak, bepergian dan berpindah-pndah tempat
2) Hak kebebasan mengeluarkan atau menyatakan pendapat
3) Hak kebebasan memilih dan aktif di organisasi atau perkumpulan
4) Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama dan
kepercayaan yang diyakini masing-masing
b. Hak asasi politik / Political Right
1) Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan
2) hak ikut serta dalam kegiatan pemerintahan
3) Hak membuat dan mendirikan parpol / partai politik dan organisasi politik
lainnya
4) Hak untuk membuat dan mengajukan suatu usulan petisi
c. Hak azasi hukum / Legal Equality Right
1) Hak mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
2) Hak untuk menjadi pegawai negeri sipil / pns
3) Hak mendapat layanan dan perlindungan hukum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(43)
d. Hak azasi Ekonomi / Property Rigths
1) Hak kebebasan melakukan kegiatan jual beli
2) Hak kebebasan mengadakan perjanjian kontrak
3) Hak kebebasan menyelenggarakan sewa-menyewa, hutang-piutang, dll
4) Hak kebebasan untuk memiliki susuatu
5) Hak memiliki dan mendapatkan pekerjaan yang layak
e. Hak Asasi Peradilan / Procedural Rights
1) Hak mendapat pembelaan hukum di pengadilan
2) Hak persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan, penahanan dan
penyelidikan di mata hukum.
f. Hak asasi sosial budaya / Social Culture Right
1) Hak menentukan, memilih dan mendapatkan pendidikan
2) Hak mendapatkan pengajaran
3) Hak untuk mengembangkan budaya yang sesuai dengan bakat dan minat.
B. UNIVERSAL DECLARATION OF HUMAN RIGHTS
Tidak banyak masyarakat kita tahu. Bahwa enam puluh dua tahun yang lalu,
tepatnya 10 Desember 1948. Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa
(PBB/UN) memproklamasikan THE UNIVERSAL DECLARATION OF
HUMAN RIGHTS. Sebuah deklarasi Hak Asasi Manusia dunia yang seharus
diketahui dan dipahami oleh setiap warga negara yang menghimpun diri dalam
organisasi PBB/UN.
Meskipun dianjurkan disebarluaskan dan dipelajari pada sekolah maupun
lembaga pendidikan. Dalam prakteknya teks deklarasi ini tidak pernah sampai
ketangan saya, baik saat masih menjadi siswa maupun mahasiswa. Saya tidak tahu
apakah karena saya sekolah saat dibawah rezim otoritarianisme?, ataukah para
pendidik saya merasa bahwa deklarasi ini tidak penting untuk diketahui?. Tetapi
demi mengoreksi kesalahan sejarah, maka saya coba sampaikan saja deklarasi
dalam Indonesia melalui blog sederhana ini.
DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA
Menimbang bahwa pengakuan atas martabat alamiah dan hak-hak yang sama
dan mutlak dari semua anggota keluarga manusia adalah dasar kemerdekaan,
keadilan dan perdamaian di dunia,
Menimbang bahwa mengabaikan dan memandang rendah hak-hak asasi
manusia telah mengakibatkan perbuatan-perbuatan bengis yang menimbulkan rasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(44)
kemarahan hati nurani umat manusia, dan terbentuknya suatu dunia tempat
manusia akan mengecap kenikmatan kebebasan berbicara dan beragama serta
kebebasan dari ketakutan dan kekurangan telah dinyatakan sebagai cita-cita
tertinggi dari rakyat biasa,
Menimbang bahwa hak-hak asasi manusia perlu dilindungi oleh peraturan
hukum supaya orang tidak akan terpaksa memilih pemberontakan sebagai usaha
terakhir guna menentang kelaliman dan penindasan, Menimbang bahwa
pembangunan hubungan persahabatan antara negara-negara perlu digalakkan,
Menimbang bahwa bangsa-bangsa dari Perserikatan Bangsa-Bangsa sekali lagi
telah menyatakan di dalam Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa kepercayaan
mereka akan hak-hak dasar dari manusia, akan martabat dan nilai seseorang
manusia dan akan hak-hak yang sama dari pria maupun wanita, dan telah bertekad
untuk menggalakkan kemajuan sosial dan taraf hidup yang lebih baik di dalam
kemerdekaan yang lebih luas,
Menimbang bahwa Negara-Negara Anggota telah berjanji untuk mencapai
kemajuan dalam penghargaan dan penghormatan umum terhadap hak-hak asasi
manusia dan kebebasan-kebebasan asasi, dengan bekerjasama dengan
Perserikatan Bangsa-Bangsa,
Menimbang bahwa pengertian umum tentang hak-hak dan kebebasan-
kebebasan tersebut sangat penting untuk pelaksanaan yang sungguh-sungguh dari
janji ini,
Maka Majelis Umum dengan ini memproklamasikan Pernyataan Umum
tentang Hak-Hak Asasi Manusia sebagai satu standar umum keberhasilan untuk
semua bangsa dan semua negara, dengan tujuan agar setiap orang dan setiap
badan dalam masyarakat dengan senantiasa mengingat Pernyataan ini, akan
berusaha dengan jalan mengajar dan mendidik untuk menggalakkan penghargaan
terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan tersebut, dan dengan jalan tindakan-
tindakan progresif yang bersifat nasional maupun internasional, menjamin
pengakuan dan penghormatannya secara universal dan efektif, baik oleh bangsa-
bangsa dari Negara-Negara Anggota sendiri maupun oleh bangsa-bangsa dari
daerah-daerah yang berada di bawah kekuasaan hukum mereka.
Pasal 1
Semua orang dilahirkan merdeka dan mempunyai martabat dan hak-hak yang
sama. Mereka dikaruniai akal dan hati nurani dan hendaknya bergaul satu sama
lain dalam semangat persaudaraan.
Pasal 2
Setiap orang berhak atas semua hak dan kebebasan-kebebasan yang tercantum
di dalam Pernyataan ini tanpa perkecualian apapun, seperti ras, warna kulit, jenis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(45)
kelamin, bahasa, agama, politik atau pendapat yang berlainan, asal mula
kebangsaan atau kemasyarakatan, hak milik, kelahiran ataupun kedudukan lain.
Di samping itu, tidak diperbolehkan melakukan perbedaan atas dasar kedudukan
politik, hukum atau kedudukan internasional dari negara atau daerah dari mana
seseorang berasal, baik dari negara yang merdeka, yang berbentuk wilayah-
wilayah perwalian, jajahan atau yang berada di bawah batasan kedaulatan yang
lain.
Pasal 3
Setiap orang berhak atas penghidupan, kebebasan dan keselamatan individu.
Pasal 4
Tidak seorang pun boleh diperbudak atau diperhambakan, perbudakan dan
perdagangan budak dalam bentuk apapun mesti dilarang.
Pasal 5
Tidak seorang pun boleh disiksa atau diperlakukan secara kejam, memperoleh
perlakuan atau dihukum secara tidak manusiawi atau direndahkan martabatnya.
Pasal 6
Setiap orang berhak atas pengakuan di depan hukum sebagai pribadi di mana
saja ia berada.
Pasal 7
Semua orang sama di depan hukum dan berhak atas perlindungan hukum yang
sama tanpa diskriminasi. Semua berhak atas perlindungan yang sama terhadap
setiap bentuk diskriminasi yang bertentangan dengan Pernyataan ini dan terhadap
segala hasutan yang mengarah pada diskriminasi semacam itu.
Pasal 8
Setiap orang berhak atas bantuan yang efektif dari pengadilan nasional yang
kompeten untuk tindakan pelanggaran hak-hak dasar yang diberikan kepadanya
oleh undang-undang dasar atau hukum.
Pasal 9
Tak seorang pun boleh ditangkap, ditahan atau dibuang dengan sewenang-
wenang.
Pasal 10
Setiap orang, dalam persamaan yang penuh, berhak atas pengadilan yang adil
dan terbuka oleh pengadilan yang bebas dan tidak memihak, dalam menetapkan
hak dan kewajiban-kewajibannya serta dalam setiap tuntutan pidana yang
dijatuhkan kepadanya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(46)
Pasal 11
1. Setiap orang yang dituntut karena disangka melakukan suatu pelanggaran
hukum dianggap tidak bersalah, sampai dibuktikan kesalahannya menurut
hukum dalam suatu pengadilan yang terbuka, di mana dia memperoleh semua
jaminan yang diperlukan untuk pembelaannya.
2. Tidak seorang pun boleh dipersalahkan melakukan pelanggaran hukum karena
perbuatan atau kelalaian yang tidak merupakan suatu pelanggaran hukum
menurut undang-undang nasional atau internasional, ketika perbuatan tersebut
dilakukan. Juga tidak diperkenankan menjatuhkan hukuman lebih berat
daripada hukuman yang seharusnya dikenakan ketika pelanggaran hukum itu
dilakukan.
Pasal 12
Tidak seorang pun dapat diganggu dengan sewenang-wenang urusan
pribadinya, keluarganya, rumah-tangganya atau hubungan surat-menyuratnya,
juga tak diperkenankan pelanggaran atas kehormatannya dan nama baiknya.
Setiap orang berhak endapat perlindungan hukum terhadap gangguan atau
pelanggaran seperti itu.
Pasal 13
1. Setiap orang berhak atas kebebasan bergerak dan berdiam di dalam batas-batas
setiap negara.
2. Setiap orang berhak meninggalkan sesuatu negeri, termasuk negerinya sendiri,
dan berhak kembali ke negerinya.
Pasal 14
1. Setiap orang berhak mencari dan menikmati suaka di negeri lain untuk
melindungi diri dari pengejaran.
2. Hak ini tidak berlaku untuk kasus pengejaran yang benar-benar timbul karena
kejahatan-kejahatan yang tak berhubungan dengan politik, atau karena
perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Pasal 15
1. Setiap orang berhak atas sesuatu kewarga-negaraan.
2. Tidak seorang pun dengan semena-mena dapat dicabut kewarga-negaraannya
atau ditolak haknya untuk mengganti kewarga-negaraan.
Pasal 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(47)
1. Pria dan wanita yang sudah dewasa, dengan tidak dibatasi kebangsaan,
kewarga-negaraan atau agama, berhak untuk nikah dan untuk membentuk
keluarga. Mereka mempunyai hak yang sama dalam soal perkawinan, di dalam
masa perkawinan dan pada saat perceraian.
2. Perkawinan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan pilihan bebas dan
persetujuan penuh oleh kedua mempelai.
3. Keluarga adalah kesatuan alamiah dan fundamental dari masyarakat dan
berhak mendapat perlindungan dari masyarakat dan Negara.
Pasal 17
1. Setiap orang berhak memiliki harta, baik sendiri maupun bersama-sama dengan
orang lain.
2. Tak seorang pun boleh dirampas hartanya dengan semena-mena.
Pasal 18
Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, hati nurani dan agama; dalam hal
ini termasuk kebebasan berganti agama atau kepercayaan, dan kebebasan untuk
menyatakan agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkannya,
mempraktekkannya, melaksanakan ibadahnya dan mentaatinya, baik sendiri
maupun bersama-sama dengan orang lain, di muka umum maupun sendiri.
Pasal 19
Setiap orang berhak atas kebebasan mempunyai dan mengeluarkan pendapat;
dalam hak ini termasuk kebebasan memiliki pendapat tanpa gangguan, dan untuk
mencari, menerima dan menyampaikan informasi dan buah pikiran melalui media
apa saja dan dengan tidak memandang batas-batas (wilayah).
Pasal 20
1. Setiap orang mempunyai hak atas kebebasan berkumpul dan berserikat secara
damai.
2. Tidak seorang pun boleh dipaksa untuk memasuki sesuatu perkumpulan.
Pasal 21
1. Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya, secara langsung
atau melalui wakil-wakil yang dipilih dengan bebas.
2. Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat dalam jabatan
pemerintahan negerinya.
3. Kehendak rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah; kehendak ini
harus dinyatakan dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara berkala dan
jujur dan yang dilakukan menurut hak pilih yang bersifat umum dan yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(48)
membeda-bedakan, dan dengan pemungutan suara yang rahasia ataupun
menurut cara-cara lain yang menjamin kebebasan memberikan suara.
Pasal 22
Setiap orang, sebagai anggota masyarakat, berhak atas jaminan sosial dan
berhak melaksanakan dengan perantaraan usaha-usaha nasional dan kerjasama
internasional, dan sesuai dengan organisasi serta sumber-sumber kekayaan dari
setiap Negara, hak-hak ekonomi, sosial dan kebudayaan yang sangat diperlukan
untuk martabat dan pertumbuhan bebas pribadinya.
Pasal 23
1. Setiap orang berhak atas pekerjaan, berhak dengan bebas memilih pekerjaan,
berhak atas syarat-syarat perburuhan yang adil serta baik, dan berhak atas
perlindungan dari pengangguran.
2. Setiap orang, tanpa diskriminasi, berhak atas pengupahan yang sama untuk
pekerjaan yang sama.
3. Setiap orang yang melakukan pekerjaan berhak atas pengupahan yang adil dan
baik yang menjamin kehidupannya dan keluarganya, suatu kehidupan yang
pantas untuk manusia yang bermartabat, dan jika perlu ditambah dengan
perlindungan sosial lainnya.
4. Setiap orang berhak mendirikan dan memasuki serikat-serikat pekerja untuk
melindungi kepentingannya.
Pasal 24
Setiap orang berhak atas istirahat dan liburan, termasuk pembatasan-
pembatasan jam kerja yang layak dan hari libur berkala, dengan menerima upah.
Pasal 25
1. Setiap orang berhak atas taraf hidup yang menjamin kesehatan dan
kesejahteraan untuk dirinya dan keluarganya, termasuk pangan, pakaian,
perumahan dan perawatan kesehatannya serta pelayanan sosial yang
diperlukan, dan berhak atas jaminan pada saat menganggur, menderita sakit,
cacat, menjadi janda, mencapai usia lanjut atau mengalami kekurangan mata
pencarian yang lain karena keadaan yang berada di luar kekuasaannya.
2. Para ibu dan anak-anak berhak mendapat perawatan dan bantuan istimewa.
Semua anak, baik yang dilahirkan di dalam maupun di luar perkawinan, harus
mendapat perlindungan sosial yang sama.
Pasal 26
1. Setiap orang berhak mendapat pendidikan. Pendidikan harus gratis, setidak-
tidaknya untuk tingkat sekolah rendah dan pendidikan dasar. Pendidikan
rendah harus diwajibkan. Pendidikan teknik dan jurusan secara umum harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(49)
terbuka bagi semua orang, dan pengajaran tinggi harus secara adil dapat
diakses oleh semua orang, berdasarkan kepantasan.
2. Pendidikan harus ditujukan ke arah perkembangan pribadi yang seluas-luasnya
serta memperkokoh rasa penghargaan terhadap hak-hak manusia dan
kebebasan asasi. Pendidikan harus menggalakkan saling pengertian, toleransi
dan persahabatan di antara semua bangsa, kelompok ras maupun agama, serta
harus memajukan kegiatan Perserikatan Bangsa-Bangsa dalam memelihara
perdamaian.
3. Orang-tua mempunyai hak utama untuk memilih jenis pendidikan yang akan
diberikan kepada anak-anak mereka.
Pasal 27
1. Setiap orang berhak untuk turut serta dengan bebas dalam kehidupan
kebudayaan masyarakat, untuk mengecap kenikmatan kesenian dan berbagi
dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan manfaatnya.
2. Setiap orang berhak untuk memperoleh perlindungan atas kepentingan-
kepentingan moril dan material yang diperoleh sebagai hasil dari sesuatu
produksi ilmiah, kesusasteraan atau kesenian yang diciptakannya.
Pasal 28
Setiap orang berhak atas suatu tatanan sosia l dan internasional di mana hak-
hak dan kebebasan-kebebasan yang termaktub di dalam Pernyataan ini dapat
dilaksanakan sepenuhnya.
Pasal 29
1. Setiap orang mempunyai kewajiban terhadap masyarakat tempat satu-satunya
di mana ia memperoleh kesempatan untuk mengembangkan pribadinya dengan
penuh dan leluasa.
2. Dalam menjalankan hak-hak dan kebebasan-kebebasannya, setiap orang harus
tunduk hanya pada pembatasan-pembatasan yang ditetapkan oleh undang-
undang dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan yang layak terhadap hak-hak dan kebebasan-kebebasan orang
lain, dan untuk memenuhi syarat-syarat yang adil dalam hal kesusilaan,
ketertiban dan kesejahteraan umum dalam suatu masyarakat yang demokratis.
3. Hak-hak dan kebebasan-kebebasan ini dengan jalan bagaimana pun sekali-kali
tidak boleh dilaksanakan bertentangan dengan tujuan dan dasar Perserikatan
Bangsa-Bangsa.
Pasal 30
Tidak satu pun di dalam Pernyataan ini boleh ditafsirkan memberikan sesuatu
Negara, kelompok ataupun seseorang, hak untuk terlibat di dalam kegiatan apa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(50)
pun atau melakukan perbuatan yang bertujuan untuk merusak hak-hak dan
kebebasan-kebebasan yang mana pun yang termaktub di dalam Pernyataan ini
C. HAK-HAK ASASI MANUSIA
1. Hidup dan Pandangan Hidup Gereja, Hak Asasi, Katolik/Kristen, dan
Manusia
Nilai-nilai dasar martabat manusia berkaitan erat dengan perjuangan hak-hak
asasi manusia. Perjuangan hak-hak asasi muncul dari pengalaman umat manusia
atas sejarah penderitaan kurban-kurban manusia yang tak terbilang jumlahnya.
Dari sana timbul hasrat kuat bersama untuk menghentikan segala pemerkosaan
martabat manusia. Hasrat itu menyatakan dengan tegas: orang harus menjamin
dan membela hak-hak asasi manusia, dan jangan merampasnya.
2. Pemahaman tentang Hak Asasi Manusia
Ajaran sosial Gereja menegaskan: “karena semua manusia mempunyai jiwa
berbudi dan diciptakan menurut citra Allah, karena mempunyai kodrat dan asal
yang sama, serta – karena penebusan Kristus – mempunyai panggilan dan tujuan
ilahi yang sama, maka kesamaan asasi antara manusia harus senantiasa diakui”
(GS 29). Dari ajaran di atas tampak pandangan Gereja tentang hak asasi, yakni
hak yang melekat pada diri manusia sebagai insan, ciptaan Allah. Hak ini tidak
diberikan kepada seseorang karena kedudukan, pangkat, atau situasi; hak ini
dimiliki setiap orang sejak lahir, karena dia seorang manusia. Hak ini bersifat
asasi bagi manusia, karena kalau hak ini diambil, ia tidak dapat hidup sebagai
manusia lagi. Oleh karena itu, hak asasi manusia merupakan tolok ukur dan
pedoman yang tidak dapat diganggu-gugat dan harus ditempatkan di atas segala
aturan hukum. Gereja mendesak diatasinya dan dihapuskannya “setiap bentuk
diskriminasi, entah yang bersifat sosial atau kebudayaan, entah yang didasarkan
pada jenis kelamin, warna kulit, suku, keadaan sosial, bahasa ataupun agama …
karena berlawanan dengan maksud dan kehendak Allah” (GS 29).
3. Perumusan Hak Asasi Manusia
Hak-hak asasi merupakan hak yang universal, artinya hak-hak itu menyangkut
semua orang, berlaku dan harus diberlakukan di mana-mana. Memang benar
bahwa perumusan hak-hak asasi tidak pernah lepas dari konteks kultural tertentu.
Hak-hak asasi manusia untuk pertama kalinya dirumuskan di Barat, di dalam
suasana liberal abad ke-18. Bahasa liberal itu masih sering terasa dalam
perumusan-perumusan itu.
Rumus pernyataan oleh Majelis Umum PBB pada 10 Desember 1948
(Universal Declaration of Human Rights) pada umumnya dilihat sebagai titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(51)
tolak untuk semua pemikiran dan rumus lebih lanjut. Pernyataan PBB itu pada
tahun 1966 dilengkapi dengan dua pernyataan khusus supaya hak-hak asasi
mendapat kekuatan yang mengikat: Perjanjian Internasional tentang Hak-hak
Ekonomi, Sosial dan Budaya serta Perjanjian Internasional tentang Hak-hak Sipil
dan Politik. Hak-hak asasi dirumuskan lagi secara khusus dalam Persetujuan
Helsinki (1975); Piagam Afrika mengenai Hak-hah Manusia dan Bangsa-bangsa
(1981); Deklarasi Kairo mengenai Hak-hak Manusia dalam Islam (1990). Semua
pernyataan ini memang merupakan ikatan moral-politik namun belum dapat
dipandang sebagai hukum bangsa-bangsa dalam arti ketat, Setiap negara harus
merumuskan hak-hak asasi ini secara konkret dalam undang-undangnya sendiri.
Di Indonesia masalah hak asasi manusia dibahas dalam forum umum
menjelang perumusan tiga UUD (1945, 1949, 1950), pada sidang Konstituante
pada tahun 1956-1959 dan pada masa penegakan Orde Baru (1968). Dalam UUD
45 hak-hak asasi tercatat terutama dalam pasal 27-31. Sejauh mana suatu instansi
internasional mempunyai hak mengawasi pelaksanaan hak-hak itu, tidak jelas
(berhubung dengan kedaulatan setiap negara, yang juga merupakan hak asasi),
Untuk itu didirikan oleh PBB Panitia Hak-Hak Manusia.
Dari pihak Gereja, ensiklik Yohanes XXIII Mater et Magistra (15 Mei 1961)
dan terutama Pacem in Terris (11 April 1963) untuk pertama kali merumuskan
hak-hak asasi. Kemudian Konsili Vatikan II (1962-1965) berulang kali berbicara
mengenai hak-hak asasi manusia, terutama di dalam konstitusi. Gaudium et
Spes dan deklarasi Dignitatis Humanae (mengenai kebebasan beragama). Paulus
VI dalam ensikliknya Populorum Progressio (26 Maret 1967) meneruskan
pandangan Paus Yohanes. Pada 10 Desember 1974 panitia kepausan “Justitia et
Pax” menerbitkan sebuah kertas-kerja “Gereja dan Hak-hak Asasi Manusia”
sebagai pedoman untuk komisi-komisi nasional. Komisi Teologis Internasional
juga mengeluarkan sejumlah “Tesis mengenai Martabat serta Hak-hak Pribadi
Manusia” (6 Oktober 1984). Ensiklik Paus Yohanes Paulus II, Sollicitudo Rei
Socialis, menjelaskan usaha perkembangan pertama-tama sebagai penegakan hak-
hak asasi, dan Centesimus Annusmenyebutnya sebagai dasar demokrasi.
Keterbatasan perumusan hak-hak asasi manusia dalam konteks kebudayaan
tertentu tidak berarti menolak sifat universalnya. Bahwasanya rumus dan
pengertian hak asasi ditentukan oleh lingkup kebudayaan, seharusnya membuat
orang makin peka, agar jangan sampai ada penderitaan sesama yang tidak
diperhatikan dan jangan sampai ada hak seseorang yang dilanggar. Menolak sifat
universal hak-hak asasi manusia berarti menyangkal unsur manusiawi yang
terdapat dalam setiap kebudayaan, dan yang dapat dijembatani melalui
komunikasi lintas budaya. Jeritan penderitaan dari sekelompok orang atau dari
bangsa tertentu adalah jeritan universal kepada semua orang. Orang yang peduli
akan hak asasi, akan merasa wajib menyuarakan jeritan orang-orang yang tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(52)
berdaya itu. Dalam arti itu, hak-hak asasi manusia merupakan tuntutan universal.
Hanya orang atau bangsa yang, karena kepentingan politis ataupun ekonomis,
tidak segan-segan mengurbankan orang atau bangsa lain, akan berpandangan
bahwa jeritan hak asasi tidak bersifat universal.
Apa yang termasuk hak -hak asasi dapat digolongkan dalam dua kelompok: (1)
hak-hak sipil dan politik dan (2) hak-hak ekonomi, sosial dan budaya. Hak-hak
sipil dan politik lebih menyangkut hubungan warga negara dan pemerintahan,
serta menjamin agar setiap warga memperoleh kemerdekaan. Hak-hak ini
meliputi: hak atas hidup, hak kebebasan berpikir dan hak kebebasan menyatakan
pendapat, hak kebebasan hati-nurani dan agama, serta hak kebebasan berkumpul
atau berserikat; hak atas kebebasan dan keamanan dirinya; hak atas kesamaan di
depan hukum dan hak atas perlindungan hukum di hadapan pengadilan (dalam hal
penangkapan, penggeledahan, penahanan, penganiayaan, dan sebagainya); hak
atas partisipasi dalam pemerintahan (berpolitik), dan lain-lain. Hak-hak ekonomi,
sosial, dan budaya lebih menyangkut hidup kemasyarakatan dalam arti luas dan
menjamin agar orang dapat mempertahankan kemerdekaan. Hak-hak itu meliputi:
hak mendirikan keluarga serta hak atas kerja, hak atas pendidikan, hak atas tingkat
kehidupan yang layak bagi dirinya sendiri dan keluarga, dan hak atas jaminan
waktu sakit dan di hari tua, Ada pula hak atas lingkungan hidup yang sehat serta
hak para bangsa atas perdamaian dan perkembangan.
D. HAK ASASI MANUSIA DALAM TERANG INJIL
Injil menerangi manusia, agar manusia dapat meraih tujuan hidupnya dan
mengenal jalan yang membawanya kepada tujuan itu. Dilihat dari terang Injil,
manusia terpanggil dan wajib mengusahakan apa yang sedang bergerak di dunia
sebagai gerakan hak-hak asasi manusia. Dalam terang Injil dilihat bahwa manusia,
yang diakui dan dipanggil Tuhan sebagai sahabat-Nya, hanya dapat menjawab
panggilan Tuhan itu dalam solidaritas. Sebab “tidak ada orang Yahudi atau orang
Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan,
tetapi semua adalah satu di dalam Kristus Yesus” (Gal 3:28).
Salah satu pengalaman umat Allah Perjanjian Lama yang sangat menentukan
sejarah selanjutnya adalah pengalaman pembebasan ketika martabat manusia
mereka yang diinjak-injak ditegakkan kembali, ketika hak-hak asasi yang
dirampas dikembalikan lagi.
“Bapa kami pergi ke Mesir dengan sedikit orang saja dan tinggal di sana
sebagai orang asing. Tetapi di sana ia menjadi suatu bangsa yang besar, kuat, dan
banyak jumlahnya. Ketika orang Mesir menganiaya dan menindas kami dan
menyuruh kami melakukan pekerjaan yang berat, maka kami berseru kepada
Tuhan, Allah nenek moyang kami, Lalu Tuhan mendengar suara kami dan melihat
kesengsaraan dan kesukaran kami dan penindasan terhadap kami, Lalu Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(53)
membawa kami keluar dari Mesir dengan tangan yang kuat dan lengan yang
teracung, dengan kedahsyatan yang besar dan dengan tanda-tanda serta mukjizat-
mukjizat, Ia membawa kami ke tempat ini (tanah Kanaan) dan memberikan
kepada kami negeri ini, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madu.” (Ul
26:5-9)
Sejak itu sejarah keselamatan adalah sejarah pembebasan, di dalamnya terlihat
perhatian khusus Tuhan akan kaum miskin dan yang tertindas. Apa yang
dikatakan Tuhan kepada Musa terulang dalam seluruh sejarah keselamatan: “Aku
telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku, dan Aku telah
mendengar seruan mereka, ya Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu
Aku telah turun untuk melepaskan mereka” (Kel 3:7-8). Memang, “Tuhan
mendengarkan orang-orang miskin, dan tidak memandang hina orang-orang-Nya
dalam tahanan” (Mzm 69:34). Orang miskin dan yang tak berdaya mendapat
perhatian khusus dari Tuhan. Maka perlu diingat: hak-hak asasi pertama-tama
harus diperjuangkan untuk orang yang lemah, yang tidak berdaya dalam
masyarakat. Dasar perjuangan itu adalah tindakan Tuhan sendiri yang melindungi
orang yang tidak mempunyai hak dan kekuatan, Maka “hendaklah kamu murah
hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk 6:36). Dalam Yes 10:1-2
dibaca ancaman ini: “Celakalah mereka yang menentukan ketetapan-ketetapan
yang tidak adil, dan mengeluarkan keputusan-keputusan kelaliman, untuk
menghalang-halangi orang lemah mendapat keadilan, dan untuk merebut hak
orang-orang sengsara di antara umat-Ku, supaya dapat merampas milik janda-
janda dan dapat menjarah anak-anak yatim”.
Kitab Suci mengajarkan bahwa “Allah membuat manusia menurut citra-Nya
sendiri” (Kej 9:6). Maksudnya, “kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa
dengan kekuatan Tuhan sendiri, agar manusia merajai binatang dan unggas” (Sir
17:3-4). Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang berdaulat, dan semua
hak manusia adalah hak mengembangkan diri sebagai citra Allah. Hak manusia
dilindungi Tuhan, terutama bila ia sendiri tidak mampu membela diri. Bahkan di
tempat manusia kehilangan haknya, karena kesalahan dan dosanya sendiri, di sana
Tuhan tetap membela dan melindunginya: “ … apa yang lemah bagi dunia, dipilih
Allah untuk memalukan apa yang kuat; dan apa yang tidak terpandang dan yang
hina bagi dunia, dipilih Allah; bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk
meniadakan yang berarti, supaya jangan ada orang yang memegahkan diri di
hadapan Allah” (1Kor 1:27-29). Kasih Tuhan senantiasa menjadi dasar terdalam
hak asasi manusia. Memang hak-hak asasi dirumuskan pertama-tama dalam alam
pikir filsafat mengenai martabat luhur manusia. Selanjutnya hak-hak asasi itu
diperjuangkan dalam pembelaan kaum tertindas dan oleh bangsa-bangsa yang
mencari kemerdekaan. Semua perjuangan itu merupakan langkah-langkah dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(54)
sejarah Allah bersama manusia yang malang dan miskin. Oleh karenanya, orang
beriman tidak boleh absen dari perjuangan itu.
1. Perjuangan Menegakkan Hak Asasi Manusia
Adalah “tugas-kewajiban semua orang beriman melibatkan diri dalam
pembelaan hak-hak asasi manusia” (Sinode Para Uskup, 1987), khususnya dalam
pelaksanaannya yang konkret. “Gereja menerima dari Kristus tugas-perutusan
untuk mewartakan amanat Injil. Itulah sebabnya mengapa Gereja mempunyai hak,
bahkan kewajiban, untuk memaklumkan keadilan pada tingkat lokal, nasional, dan
internasional, serta mencela ketidakadilan, apabila itu dituntut oleh hak-hak asasi
manusia serta pelestariannya. Sebagai persekutuan keagamaan yang hierarkis,
Gereja memang tidak mempunyai tugas menyumbangkan pemecahan konkret
dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik untuk keadilan di dunia. Tetapi Gereja
tetap bertugas membela dan memajukan martabat dan hak-hak asasi pribadi
manusia” (Sinode Para Uskup, 1971; lih. KHK kan, 747 § 2). Dan itu berarti
bahwa Gereja berhak “memberi pertimbangan moral, juga dalam hal-hal yang
menyangkut bidang politik, apabila hal itu dituntut oleh hak-hak asasi manusia
atau keselamatan jiwa-jiwa” (GS 76). Untuk itu perlu refleksi atas situasi
kehidupan yang konkret berdasarkan pedoman-pedoman yang diberikan oleh
Gereja. Di sana terjadi perjumpaan iman dan rasio, Perjumpaan itu merupakan
upaya menciptakan situasi hidup, yang memungkinkan pribadi manusia
berkembang sesuai dengan panggilannya tanpa pemaksaan pendapat Gereja
terhadapnya.
Tugas ini dilaksanakan oleh Gereja dengan aneka cara. Pertama-tama, Gereja
hendaknya mawas diri dan mencoba menegakkan hak-hak asasi manusia di
kalangannya sendiri. Kalau tidak ada keadilan di lingkungan Gereja sendiri, maka
Gereja – baik imam maupun awam – tidak berhak berbicara mengenai keadilan.
Selanjutnya Gereja juga tidak berhak berbicara, kalau orang Katolik sendiri tidak
sungguh terlibat dalam perjuangan bangsa di segala bidang pembangunan. Tidak
ada keadilan tanpa perjuangan. Dalam usaha memperjuangkan keadilan, kaum
beriman dapat memperoleh pedoman dan dukungan dari ajaran sosial Gereja.
Tetapi pengarahan umum itu belum menjamin, sejauh belum ada kaidah tindakan
menanggapi situasi yang konkret. Untuk membentuk kaidah-kaidah itu, perlu ada
pengamatan cermat atas kehidupan sosial di lingkungan konkret (analisis sosial).
Jadi, guna membela hak-hak asasi manusia, masih harus dicari cara-cara rasional,
perumusan yang tepat, dan perencanaan bagi tindakan yang efektif. Dalam hal ini
Gereja seluruhnya harus berjuang, tetapi semua anggota, imam dan awam,
mengambil bagian menurut tempat dan panggilannya masing-masing.
Di dalam semua kegiatan konkret itu, perhatian Gereja seharusnya menjadi
“tanda dan pelindung martabat luhur pribadi manusia” (GS 76). Hak-hak asasi dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(55)
semua tata hukum lainnya hanya akan terlaksana, kalau dalam masyarakat ada
kesadaran etis yang mengikat. Maka tidak cukup bila Gereja hanya
menyumbangkan kritik dan celaan. Gereja masih harus berusaha membangun
keterpaduan antar-warga-masyarakat dalam semangat cinta-kasih dan perdamaian.
Menegakkan keterpaduan dalam masyarakat merupakan sumbangan khas
kelompok-kelompok agama. Bersama dengan orang beragama lain, umat Kristen
harus memperjuangkan keadilan dalam persaudaraan dengan semua orang.
(sumber: http://pendalamanimankatolik.com/hak-hak-asasi-manusia/).
2. Hak Asasi Manusia
Pada bagian kelima tentang Gereja, kita telah mendalami hubungan Gereja dan
dunia. Pada bagian keenam ini, kita akan mendalami tentang Hak Asasi Manusia,
yang merupakan salah satu keprihatinan dunia dan Gereja dewasa ini. Hak Asasi
Manusia adalah salah satu isu penting umat manusia dewasa ini, sehingga ada
baiknya kita mempelajari dan mendalaminya secara khusus. Menyangkut Hak
Asasi Manusia akan diangkat topic-topik berikut ini :
1. Hakikat Hak Asasi Manusia
2. Memperjuangkan Hak Asasi Manusia di Indonesia
3. Melawan Kekerasan dengan Budaya Kasih
Dengan pelajaran-pelajaran ini, kita diharapkan dapat memahami hakikat Hak
Asasi Manusia, sehingga terpanggil untuk ikut serta menegakkan Hak Asasi
Manusia itu.
3. HAM Dalam Terang Kitab Suci
Sejarah penderitaan manusia, anatara lain seperti terungkap dalam cerita diatas,
rupanya rupanya sudah tak terbilang banyaknya. Dari sana timbul hasrat kuat
bersama untuk menghentikan segala bentuk perkosaan terhadap martabat
manusia. Sejak saat itu timbullah kesadaran dan perjuangan untuk membela Hak
Asasi Mannusia.
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang melekat dalam diri manusia, yang
dimiliki manusia bukan karena diberikan kepadanya oleh masyarakat atau Negara,
melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia. Hak-hak itu dimiliki
manusia karena ia manusia. Sejak seseorang mulai berada dalam rahim ibunya, ia
memiliki hak-hak asasi itu.
Dalam paham Hak Asasi Manusia termasuk bahwa hak-hak itu tidak dapat
dihilangkan atau dinyatakan oleh masyarakat atau Negara. Manusia tidak
menerimanya dari Negara, maka Negara juga tidak dapat meniadakannya.
Walaupun Negara tidak mengakuinya, namun hak-hak itu tetap dimiliki mannusia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(56)
dan seharusnya diakui. Pelanggaran terhadap HAM tetap merupakan pelanggaran,
walaupun hak asasi secara resmi belum diakui.
Hak-hak asasi merupakan hak yang universal. Artinya, hak-hak itu
menyangkut semua orang, berlaku dan harus diberlakukan dimana-mana.
Misalnya hak untuk hidup layak, hak untuk mendapat pendidikan dan pekerjaan,
hak untuk menikah dsb.
Memang, perumusan hak-hak asasi tidak pernah lepas dari konteks cultural
tertentu. Keterbatasan perumusan hak-hak asasi manusia dalam konteks budaya
tertentu tidak berarti menolak sifat universalnya. Bahwasannya rumus dan
pengertian hak asasi ditentukan oleh lingkup kebudayaannya, seharusnya
membuat orang makin peka, agar jangan sampai ada hak seseorang yang
dilanggar. Menolak sifat universal hak-hak asasi manusia berarti manyangkal
unsur manusiawi yang terdapat dalam setiap kebudayaan.
Sejarah penderitaan manusia tidak terbilang banyaknya. Hal ini mendorong
hasrat kuat untuk menghentikan segala bentuk perkosaan terhadap martabat
manusia. Maka PBB terdorong untuk mendeklarasikan piagam hak asasi manusia
pada tanggal 10 Desember 1948 di Paris.
Apa yang termasuk Hak Asasi Manusia dalam piagam itu dapat digolongkan
ke dalam dua kelompok, yaitu : (a) hak-hak sipil dan politik; (b) hak-hak
ekonomi, sosial dan budaya.
a) Hak-Hak Sipil dan Politik
Hak-hak sipil dan politik lebih manyangkut hubungan warga Negara dan
pemerintahan, serta menjamin agar setiap waraga memperoleh kemerdekaan.
Hak-hak ini meliputi : hak atas hidup, hak kebebasan berfikir dan hak
kebebasan menyatakan pendapat, hak kebebasan hati nurani dan agama, serta
hak kebebasan berkumpul atau berserikat; hak atas kebebasan dan kemampuan
dirinya; hak atas kesamaan di depan hukum dan hak atas perlundungan hukum
dihadapan pengadilan (dalam hal penangkapan, penggeledahan, penahanan,
penganiayaan, dan sebagainya); hak atas partisipasi dalam pemerintahan
(berpolitik), dan lain-lain.
b) Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
Hak-hak ekonomi, sosial dan budaya lebih menyangkut hidup
kemasyarakatan dalam arti luas dan menjamin agar orang dapat
mempertahankan kemerdekaan. Hak-hak itu meliputi : hak mendirikan
keluarga serta hak atas kerja, hak atas pendidikan, hak atas tingkat kehidupan
yang layakbagi dirinya sendiridan keluarga, dan hak atas jaminan waktu sakit
dan dihari tua. Adapun hak atas lingkungan hidup yang sehat serta hak para
bangsa atas perdamaian dan perkemabangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(57)
1. Hak Asasi dalam Terang Kitab Suci
Dari Kitab Suci Perjanjian Lama, kita dapat mengetahui bahwa salah satu
pengalaman umat Israel yang sangat menentukan sejarah selanjutnya adalah
pengalaman pembebasan ketika martabat mereka diinjak-injak oleh bangsa Mesir
ditegakkan kembali, ketika hak-hak asasi yang dirampas dikembalikan lagi. Sejak
saat itu, sejarah keselamatan, yakni sejarah pembebasan, menjadi perhatian
khusus Tuhan bagi kaum miskin yang tertindas.
Apa yang dikatakan Tuhan kepada Musa terulang dalam seluruh sejarah
keselamatan:” Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umatKu,
dan Aku telah mendengar seruan mereka, ya Aku mengetahui penderitaan mereka.
Sebab itu, Aku telah turun untuk melepaskan mereka” (Kel 3: 7-8).
Memang.”Tuhan mendengarkan orang-orang miskin dan tidak memandang hina
orang-orang Nya dalam tahanan” (Mzm 69: 34).
Orang miskin dan yang tak berdaya mendapat perhatian khusus dari Tuhan.
Maka, hak-hak asasi pertama-tama harus diperjuangkan untuk orang yang lemah
dan tak berdaya dalam masyarakat. Dasar perjuangan itu adalah tindakan Tuhan
sendiri yang melindungi orang yang tidak mempunyai hak dan kekuatan.
Dalam Yes 10 : 1-2 dibaca ancaman ini:”Celakalah mereka yang menentukan
ketetapan-ketetapan yang tidak adil, dan mengeluarkan keputusan-keputusan
kelaliman untuk merebut hak orang-orang sengsara di antara umatKu, supaya
dapat merampas milik janda-janda dan dapat menjarah anak-anak yatim”.
Kitab Suci mengajarkan bahwa”Allah membuat manusia menurut citraNya
sendiri” (Kej 9: 6). Maksudnya, “ kepadanya dikenakan kekuatan yang serupa
dengan kekuatan Tuhan sendiri, agar manusia merajai binatang dan unggas” (Sir
17: 3-4). Manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang berdaulat, dan semua
hak manusia adalah hak mengembangkan diri sebagai citra Allah.
2. Hak Asasi Manusia dalam Terang Ajaran Gereja
Ajaran sosial gereja menegaskan :”Karena semua manusia mempunyai jiwa
berbudi dan diciptakan menurut citra Allah, karena mempunyai kodrat dan asal
yang sama, serta karena penebusan Kristus, mempunyai panggilan dan tujuan ilahi
yang sama, maka kesamaan asasi antara manusia harus senantiasa siakui “
(Gaudium et Spes, Art. 29). Dari ajaran ini tampak pandangan Gereja tentang hak
asasi, yakni hak yang melekat pada diri manusia sebagi insane, ciptaan Allah. Hak
ini tidak diberikan kepada seseorang karena kedudukan, pangkat, atau situasi; hak
ini dimiliki setiap orang sejak lahir, karena dia seorang manusia. Hak ini bersifat
asasi bagi manusia, karena kalau hak ini diambil, ia tidak dapat hidup sebagai
manusia lagi. Oleh karena itu, hak asasi manusia merupakan tolok ukur dan
pedoman yang tidak dapat diganggu gugat dan harus ditempatkan di atas segala
aturan hukum. Gereja mendesak diatasinya dan dihapuskannya “ setiap bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(58)
diskriminasi, entah yang bersifat sosial atau budaya, entah yang didasarkan pada
jenis kelamin, warna kulit, suku, keadaan sosial, bahasa, ataupun agama,
karenaberlawanan dengan maksud dan kehendak Allah” (Gaudium et Spes,
art.29).
3. Sejarah Perjuangan dan Kerja sama menegakkan Hak Asasi Manusia
Perjuangan PBB
a) Pada tanggal 10 Desember 1948 : PBB mengumumkan “Universal
Declaration of Human Right”. Pada umumnya, deklarasi ini dilihat sebagai
titik tolak untuk semua pemikiran dan rumusan lebih lanjut berhubungan
dengan hak asasi manusia.
b) Tahun 1966, deklarasi tersebut dilengkapi dengan dua pernyataan khusus
supaya hak hak asasi mendapat kekuatan yang mengikat. Pernyataan khusus
itu ialah :
c) Perjanjian Internasional tentang hak-hak ekonomi, sosial, dan budaya.
d) Perjanjian Internasional tentang hak-hak sipil dan pilitik
e) Tahun 1975 hak-hak asasi dirumuskan lagi secara khusus dalam persetujuan
Helsinki.
f) Tahun 1981 diumumkan piagam Afrika mengenai hak-hak manusia dan
bangsa-bangsa.
Pada saat ini PBB memiliki Panitia hak-hak manusia yang bertugas
mengawasi hak-hak manusia itu.
4. Perjanjian Gereja
a) Ensiklik Master et Magistra (1961) dan Pacem in Terris (1963) mulai
berbicara tentang hak asasi manusia.
b) Konsili Vatikan II (1962 – 1965) berulang kali berbicara mengenai hak
asasi manusia, terutama dalam konstitusi Gaudium et Spes dan Dignitatis
Humanae.
c) Tahun 1974 panitia kepausan “ Yustita Pax” menerbitkan sebuah kertas
gereja “Gereja dan hak-hak asasi manusia”.
d) Komisi Teologi Internasional mengeluarkan sejumlah tesis mengenai
martabat dan hak-hak manusia.
e) Dengan modal gagasan-gagasan di atas, kita terpanggil untuk bekerja sama
menegakkan hak-hak asasi manusia.
(sumber:http://trinitasonline.blogspot.com/2013/04/hak-asasi-
manusia.html?spref=fb)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI