22
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT DEWASA DENGAN DIABETES MELITUS DI RW 06 KELURAHAN SUKATANI, KECAMATAN TAPOS, KOTA DEPOK PENGKAJIAN Pengkajian komunitas dilakukan pada agregat dewasa yang mempunyai riwayat diabetes melitus di RW 06 kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos. Wilayah RW 06 Kelurahan Sukatani terletak pada posisi sebagai berikut; Sebelah Utara berbatasan dengan RW 07Kelurahan Sukatani, sebelah Selatan berbatasan dengan jalan pekapuran danRW 06kelurahan Sukamaju Baru, sebelah Timur berbatasan dengan RW 13 Kelurahan Sukatani, dan sebelah Barat berbatasan dengan RW 23 kelurahan Sukatani. Status kewarganegaraan, suku, agama, dan keadaan politik di masyarakat cukup beragam. Seluruh penduduk berstatus kewarganegaraan Indonesia. Dari data sekunder, pengumpulan data sebanyak 83 sampel, sebanyak 75,9% penduduk berasal dari betawi dan lainnya terdapat suku jawa, sunda, batak. Mayoritas penduduk beragama islam (95%), sebanyak 4 % beragama kristen dan 1% beragama selain islam dan kristen. Wilayah RW 06 terdiri dari 6 Rukun Tetangga (RT), yaitu RT 01, 02, 03, 04, 05, dan 06. Jumlah kepala keluarga di RW 06 adalah sebanyak 800 KK, dengan pesebaran KK yang bervariasi tiap rukun tetangganya. Pada RT 01 dan 02 masing-masing terdapat 150 KK, 147 KK,kemudian pada RT 03 terdapat 200 KK. RT 04 ada 175 KK, RT 05 terdiri dari 75 KK, sedangkan

Pengkajian, Analisa Data, Skoring, POA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengkajian

Citation preview

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITASAGREGAT DEWASA DENGAN DIABETES MELITUS DI RW 06 KELURAHAN SUKATANI, KECAMATAN TAPOS, KOTA DEPOK

PENGKAJIANPengkajian komunitas dilakukan pada agregat dewasa yang mempunyai riwayat diabetes melitus di RW 06 kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos. Wilayah RW 06 Kelurahan Sukatani terletak pada posisi sebagai berikut; Sebelah Utara berbatasan dengan RW 07Kelurahan Sukatani, sebelah Selatan berbatasan dengan jalan pekapuran danRW 06kelurahan Sukamaju Baru, sebelah Timur berbatasan dengan RW 13 Kelurahan Sukatani, dan sebelah Barat berbatasan dengan RW 23 kelurahan Sukatani.

Status kewarganegaraan, suku, agama, dan keadaan politik di masyarakat cukup beragam. Seluruh penduduk berstatus kewarganegaraan Indonesia. Dari data sekunder, pengumpulan data sebanyak 83 sampel, sebanyak 75,9% penduduk berasal dari betawi dan lainnya terdapat suku jawa, sunda, batak. Mayoritas penduduk beragama islam (95%), sebanyak 4 % beragama kristen dan 1% beragama selain islam dan kristen.

Wilayah RW 06 terdiri dari 6 Rukun Tetangga (RT), yaitu RT 01, 02, 03, 04, 05, dan 06. Jumlah kepala keluarga di RW 06 adalah sebanyak 800 KK, dengan pesebaran KK yang bervariasi tiap rukun tetangganya. Pada RT 01 dan 02 masing-masing terdapat 150 KK, 147 KK,kemudian pada RT 03 terdapat 200 KK. RT 04 ada 175 KK, RT 05 terdiri dari 75 KK, sedangkan RT 06 terdiri dari 50 KK. Sedangkan jumlah individu agregat dewasa yang berada di RW 06 adalah sebanyak 1360 jiwa, dengan pesebaran laki-laki 625 jiwa dan perempuan 735 jiwa. Populasi dalam pengkajian ini yaitu warga RW 06 Kelurahan Sukatani yang berada pada rentang usia dewasa, khususnya yang memiliki diabetes melitus atau risiko diabetes melitus.

Partisipan untuk pengkajian juga melibatkan kader dan tokoh masyarakat (Ketua RW) melalui pertemuan warga. Metoda yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain penyebaran angket, wawancara, dan windshield survey. Data kuantitatif diperoleh dari instrumen yang berisi kuesioner tentang diabetes melitus berdasarkan komponen dan diagnosis dari model Community as partner dan data sekunder Puskesmas. Secara kualitatif melalui wawancara dengan kader, tokoh masyarakat setempat (Ketua RW) pada kegiatan pertemuan warga.

Pembuatan kuesioner atau angket dilakukan oleh mahasiswa profesi komunitas dengan pertama-tama membuat kisi-kisi kuesioner yang didasarkan pada indikator subsistem pengkajian komunitas. Item-item subsistem tersebut dikaitkan dengan masalah yang akan dikaji yaitu diabetes melitus. Setelah dilakukan revisi, pertanyan-pertanyaan dalam kisi-kisi tersebut digunakan sebagai alat pengumpul data kuantitatif. Pertanyaan wawancara menggunakan pertanyaan dalam kuesioner yang dilakukan pada kader saat pertemuan pertama, sebelum kuesioner digunakan untuk mengambil data masyarakat RW 06. Pertemuan pertama dihadiri oleh para kaderdan ketua RW 06. Hal ini dilakukan untuk menggali data lebih lanjut terkait masalah diabetes melitus di RW 06. Data wiendshield survey diperoleh melalui pengamatan dan wawancara warga RT yang dilakukan oleh mahasiswa PJ tiap RT.

Pengambilan sampel kuesioner dilakukan dengan teknik proporsional sampling. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat yang mempunyai riwayat atau beresiko memilikigula darah diatas 200 mg/dl di RW 06. Berdasarkan laporan RISKESDAS (2013), prevalensi penderita diabetes melitus yang ada di Jawa Barat sebesar 2% (0,02). Dengan menggunakan rumus untuk mencari sampel dengan derajat akurasi yang digunakan 10 % serta tingkat kepercayaan 90 %, dapat diketahui jumlah sampel yang dibutuhkan dapat dilihat pada uraian dibawah ini :

n = n= n = 5,3361n = 5Keterangan :n : Besar sampel : nilai standar distribusi normal 90 % (maka nilai Z = 1,65)P: prevalensi kejadian usia dewasa mengalami diabetes melitus (2 % atau 0,02)Q: 1-p (proporsi lansia yang sehat) adalah 1-0,298 = 0,702D: Limit dari error atau presisi absolut = 10 % (0,1)

Hasil sampel tersebut dikoreksi untuk menghindari terjadinya droupout maka : n* = n* = n* = 5,55n* = 6

Keterangan:f: perkiraan proporsi drop out = 10% (0,1)n*: besar sampel setelah koreksi

Berdasarkan rumus diatas didapatkan jumlah minimal sampel sebanyak 5 responden, ditambahkan dengan antisipasi drop out 10% menjadi 6 responden. Sebanyak 6 responden didapatkan dari setiap RT sehingga didapatkan total responden sebanyak 36. Jumlah populasi sebanyak 36 orang dewasa di RW 06 yang dibagi setiap masing-masing RT.

Hasil Kuesioner Demografi Hasil pengumpulan data menggunakan kuesioner yang disebarkan secara acak menggunakan teknik pengumpulan sampel propotional samplingpada 36 warga RW 06 Kelurahan Sukatani, Tapos, Depok, untuk kategori data demografi disajikan dalam tabel 1 berikut yang meliputi variabelpenghasilan dan tingkat pendidikan.

Tabel 1. Data Demografi dengan Diabetes melitus di Kelurahan Sukatani, Tapos, Depok Bulan Mei 2014 (n=36)VariabelJumlahPresentase (%)

Penghasilan< UMR1747,2%

>UMR1952,8%

Tingkat PendidikanTIdak sekolah38,3%

SD1438,9%

SMP1027,8%

SMA822,2%

PT12,8%

Sumber : Survey Mahasiswa Program Profesi Ners FIK UI Tahun 2014

Data pada Tabel 1 dengan jumlah responden sebanyak 36, di Kelurahan Sukatani, untuk kategori penghasilan menunjukkan sebagian besar (52,8%) responden memiliki penghasilan diatas UMR yaitu Rp 2,042.000 sebanyak 19 orang. Penghasilan berkontribusi pada daya beli seseorang. Daya beli meliputi kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan harianya (pangan, sandang, papan), juga jaminan kesehatan. Semakin rendah penghasilan, semakin rendah kemampuan seseorang memenuhi kebutuhan hidupnya.

Data untuk kategori tingkat pendidikan menunjukkan sebesar 38,9% responden (14 orang) tamat SD, 27,8% responden (10 orang) tamat SMP, 22,2% responden (8 orang) tamat SMA, 8,3% responden (3 orang) tidak bersekolah, dan 2,8% responden tamat perguruan tinggi. Tingkat pendidikan mempengaruhi seseorang sejauh mana mampu mencari informasi mengenai Diabetes Mellitus.

Kondisi Kesehatan Masyarakat tentang Diabetes MellitusData hasil pengkajian ini menunjukkan kondisi kesehatan 36 keluarga responden mengenai penyakit diabetes mellitus di RW 06 Kelurahan Sukatani yang disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kondisi Kesehatan Masyarakat Mengenai Diabetes melitusdi Kelurahan Sukatani, Tapos, Kota Depok Bulan Mei 2014 (n=36)VariabelJumlahPersentase (%)

Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus1336,1

Keberadaan anggota keluarga yang sering haus tanpa sebab yang jelas1438,9

Keberadaan anggota keluarga yang sering buang air kecil, terutama di malam hari1541,7

Keberadaan anggota keluarga yang banyak makan dan sering lapar1130,6

Keberadaan anggota keluarga yang memiliki postur gemuk2055,4

Sumber: Survey Mahasiswa Program Profesi Ners FIK UI Tahun 2014

Data pada tabel 2 menunjukkan bahwa kondisi kesehatan masyarakat mengenai diabetes mellitus telah cukup baik. Data tersebut menunjukkan sebanyak 36,1% (13 orang) memiliki riwayat keluarga yang menderita diabetes mellitus. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor risiko DM karena keturunan di wilayah RW 06 Kelurahan Sukatani rendah. Selanjutnya, data mengenai kondisi keluarga terkait tanda dan gejala DM, menunjukkan bahwa 38,9% responden (14 orang) sering haus tanpa sebab yang jelas, 41,7% responden (15 orang) sering buang air kecil terutama di malam hari, 30,6% responden (11 orang) sering lapar dan banyak makan, 55,4% (20 orang) responden memiliki anggota keluarga yang gemuk. Dari data, tampak menunjukkan bahwa ada anggota keluarga responden yang memiliki tanda dan gejala DM.

Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Masyarakat tentang Diabetes Mellitus Pengetahuan, sikap, dan perilaku warga RW 06 terhadap penyakit diabetes melitus akandisajikan dalam tabel 4 dala kategoribaik dan kurang baik. Pengkatagorian dilakukan dengan menggunakan nilai mean dari setiap indikator di kuisioner yang didistribusikan ( kuisioner terlampir).

Tabel 4. Distribusi pengetahuanDiabetes melitus oleh Warga RW 06, Kelurahan Sukatani, Tapos -Depok 2014 (n=36)IndikatorKategoriFrekuensiPresentasi

PengetahuanBaikKurang221461,1%38,9%

SikapBaikKurang31586,1 %13,9 %

PerilakuBaikKurang63016,7%83,3 %

Sumber : Survey Mahasiswa Program Profesi Ners FIK UI Tahun 2014. Hasil WawancaraWawancara dilakukan pada saat pertemuan pertama dengan kader di kegiatan Posyandu pada tanggal 8 Mei 2014. Kegiatan Posyandu dilaksanakan kader dan ibu ketua RW sebanyak 12 orang. Saat pertemuan satu, peserta yang hadir dibagi ke dalam kelompok untuk melakukan Focus Group Discussion (FGD) terkait masalah diabetes melitus dan Hipertensi di RW 06.

Pada kesempatan tersebut, didapat masalah kesehatan pada usia dewasa dan lansia berupa hipertensi, DM, dan asam urat. Semetara ISPA, DBD (3 orang) dijumpai pada usia anak-anak. Angka pasti tentang penyakit DM belum didapatkan, karena anggota keluarga dengan DM jarang melaporkan diri ke Posyandu atau posbindu, selain itu juga karena terbatasnya fasilitas untuk pemeriksaan DM. Masing-masing kader dari tiap RT menyebutkan warga yang menderita penyakit DM namun belum benar-benar diberikan tindak lanjut oleh kader setempat, bahkan kaderpun kurang memahami apa yang ingin dilakukan terhadap masyarakat yang memiliki anggota keluarga DM.

Kader memberikan pendapat tentang pentingnya untuk menambah pengetahuan di wilayah RW 06 Sukatani terkait DM. Hasil wawancara awal yang dilakukan mahasiswa terhadap kader didapat 12 keluarga yang memiliki anggota keluarga DM, dan 9 keluarga yang memiliki risko untuk anggota keluarganya menderita DM. Wawancara selanjutnya terhadap keluarga yang memiliki riwayat DM mengatakan belum mengerti benar tentang DM hanya sebatas DM merupakan penyakit gula. Pengobatan dilakukan tidak di fasilitas kesehatan namun di pengobatan alternatif dengan terapi harbal dan alat terapi fisik yang disediakan ditempat pengobatan alternatif tersebut. Pentingnya pengaturan makanan dan latihan untuk penderita DM juga belum sepenuhnya dipahami oleh keluarga penderita DM.

Seorang kader dari RT 04 mengatakan terdapat kasus yang membuatnya prihatin, ketika anggota masyarakat yang menderita DM sempat dirawat akibat gula darahnya menurun drastis. Kejadian tersebut diketahui saat beberapa hari setelah warga tersebut memeriksakan kadar gula darahnya yang dilaporkan tinggi. Dikatakan bahwa penderita DM harus menghindari nasi dan menggantikan dengan kentang dan mengurangi makan makanan yang lain sehingga warga tersebut benar-benar mengurangi makanannya dan menyebabkan ia dirawat. Berdasarkan wawancara, belum ada kegiatan dari RT/RW untuk mendiskusikan masalah diabetes melitus dan belum adanya program penanggulangan diabetes melitus. Di wilayah RW 06 ada papan pengumuman tapi belum berfungsi dengan baik.

Masalah kesehatan hipertensi juga menjadi masalah utama di RW 06 Kelurahan Sukatani. Data tentang Hipertensi di RW 06 diperoleh dari data sekunder yang berasal dari hasil survey mahasiswasebelumnya di RW 06, juga wawancara terhadap kader dan ketua RW. Data menunjukkan 42,2% masyarakat RW 06 memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit hipertensi, 32,5% memiliki sikap yang kurang terhadap penanganan hipertensi, dan 89,2% memliki perilaku yang kurang tentang penanggulangan hipertensi. Namun semenjak ada mahasiswa profesi yang praktik, masyarakat RW 06 mulai terpapar informasi mengenai hipertensi. Mahasiswa profesi sebelumnya di wilayah RW 06 sudah memberikan penyuluhan tentang hipertensi terhadap individu, keluarga dan kelompok kader dan masyarakat. Beberapa hasilnya ada yang rutin memeriksakan tekanan darahnya ke posbindu.

Selama dilakukan kegiatan penyuluhan, penyebaran informasi belum merata, hal ini dikarenakan hanya sedikit warga yang tahu. Kader menyarankan untuk berkoordinasi dengan ulama setempat untuk mengumumkan informasi terkait kegiatan penyuluhan melalui pengeras suara masjid. Sejauh ini, hambatan yang ditemui selama intervensi tentang hipertensi adalah warga yang tidak terbuka tentang penyakit yang dialaminya, ketakutan membayar, malas mendengarkan, dan perasaan tidak memiliki masalah kesehatan. Sementara itu, peran Posbindu dalam penanggulangan hipertensi sebatas pada pemeriksaan tekanan darah sebulan sekali yang juga terhambat oleh kurangnya antusiasme warga. Untuk masalah DM, baik kader maupun posbindu belum terpapar mengenai informasi DM, dan tidak banyak masyarakat yang terdeteksi mengeluh sakit kencing manis/DM.

Hasil Winshield SurveyHasil winshield survey mengenai data dari 8 sub-sistem yang terdiri dari lingkungan fisik, pelayanan kesehatan, ekonomi, keamanan dan transportasi, politik dan kelompok masyarakat, komunikasi, pendidikan, dan rekreasi pada lingkungan RW 06 didapatkan gambaran mengenai karakteristik RW 06. Pada sub sistem lingkungan fisik, lingkungan di RW 06 adalah lingkungan yang padat, dimana tiap rumah saling berdempetan/menyambung. Rata-rata perumahan penduduk terbuat dari beton dengan tipe permanen yang sudah memiliki ventilasi dan biasanya terdiri dari 1 pintu utama dan 2 atau lebih jendela.

Sebagian besar rumah hunian warga merupakan rumah milik sendiri, sebagian lainnya tinggal pada rumah dengan status kepemilikan yaitu rumah sewaan. Pada lingkungan RW 06, terutama di sekitar RT 01 dan RT 05 terdapat kavling dengan rumah-rumah besar yang tersusun rapi dan memiliki halaman di setiap rumahnya. Lingkungan RW 06 berbatasan dengan RW 07 Kelurahan Sukatani di bagian utara, bagian Selatan berbatasan dengan jalan pekapuran danRW 06 kelurahan Sukamaju Baru, bagian Timur berbatasan dengan RW 13 Kelurahan Sukatani, dan bagian Barat berbatasan dengan RW 23 kelurahan Sukatani.sehingga lingkungan cukup padat dan ramai oleh kendaraan.Lingkungan RW 06 juga banyak terdapat warung kelontong yang menjual berbagai kebutuhan rumah tangga dan berbagai jenis makanan.Selain itu terdapat pula banyak pedagang makanan yang berkeliling ke lingkungan RW 06.

Berdasarkan hasil observasi juga didapatkan bahwa terdapat beberapa selokan kecil dan selokan yang besar sebagai saluran pembuangan air pada lingkungan RW 06.Warga di RW 06 tidak memiliki tempat pertemuan khusus seperti aula, balai atau posko khusus untuk melakukan pertemuan atau kegiatan bersama.Biasanya kegiatan bersama seperti perkumpulan kader atau pengajian dilakukan di salah satu rumah warga ataupun di mushola atau di masjid atau lebih sering di rumah bu RW.Kemudian terdapat juga sekolah dan GOR yang ada pada lingkungan RT 03.Selain itu terdapat juga tempat ibadah seperti mushola dan masjid di RW 06.Akses untuk mencapai lingkungan RW 06 termasuk cukup mudah karena terdapat beberapa angkutan umum yang melewati jalan utama.

Pelayanan kesehatan dan sosial yang terdekat di wilayah RW 06 diantaranya adalah Puskesmas Kelurahan Sukatani. Warga di RW 06 menggunakan fasilitas kesehatan seperti posyandudan praktik bidan terdekat untuk mendapatkan pelayanan berupa penyuntikan KB dan imunisasi, sedangkan Puskesmas Kelurahan Sukatani dimanfaatkan untuk mendapatkan pengobatan terkait masalah kesehatan yang dialami. Selain itu juga, warga RW 06 juga sering menggunakan fasilitas kesehatan lainnya seperti Klinik pengobatan swasta dan RSSentra Medika.

Lingkungan RW 06 memiliki fasilitas pelayanan sosial seperti posyandu dan posbindu yang dilaksanakan sebulan sekali setiap tanggal 6.Jumlah kader di lingkungan RW 06 yaitu 12 kader.Kondisi balita pada lingkungan RW 06 berdasarkan hasil observasi dan keterlibatan langsung pada kegiatan posyandu (7 Mei 2014) didapatkan bahwa sebagian besar balita memiliki status gizi yang baik, dan hanya beberapa yang memiliki status gizi kurang dan buruk. Rata-rata orang tua dari balita di lingkungan RW 06 memiliki pemahaman yang cukup mengenai gizi seimbang pada anak.

Kegiatan posbindu di lingkungan RW 06 juga dilaksanakan sebulan sekali berbarengan dengan kegiatan posyandu. Jumlah masyarakat yang mengunjungi posbindu di RW 06 mencapai 75 lansia dengan perbandingan lansia laki-laki dan perempuan yaitu 26 lansia laki-laki dan 49 lansia perempuan. Namun, setiap kegiatan posbindu, tidak semuanya rutin datang. Berdasarkan hasil observasi dan keterlibatan langsung dalam kegiatan posbindu (7 Mei 2014), didapatkan bahwa rata-rata lansia pada lingkungan RW 06 mengeluhkan rasa berat dan nyeri pada tengkuk, pusing, serta kaku dan nyeri pada persendian, dan juga kesemutan. Kebanyakan dari lansia di lingkungan RW 06 juga memiliki tekanan darah tinggi. Meskipun memiliki lingkungan RW 06 memiliki pelayanan sosial berupa posbindu dan posyandu yang rutin setiap bulannya, namun beberapa penduduk di RW 06 masih belum memanfaatkan fasilitas posyandu dan posbindu dengan baik.

Tingkat ekonomi masyarakat di RW 06 mayoritas adalah menengah ke bawah dengan sebagian besar kepala keluarga bekerja sebagai pekerja pabrik dan buruh serabutan. Sebagian dari warga RW 06 yang tinggal di daerah kavling (pada wilayah RT 01, RT 02, RT04, dan RT 06) merupakan warga dengan status ekonomi menengah ke atas. Pekerjaan yang dimiliki warga yang tinggal di kavling lingkungan RW 06 beragam mulai dari PNS, pengacara, ataupun wiraswasta.

Keamanan di lingkungan RW 06 cukup kondusif.Angka kriminalitas rendah meskipun pencurian pernah terjadi. Warga di lingkungan RW 06 mengantisipasi dengan cara mengunci pintu pagar rumah. Terdapat pula kegiatan warga seperti siskamling atau ronda malam untuk menjaga keamanan di wilayah RW 06 pada malam hari. Mayoritas penduduk RW 06 memiliki motor pribadi sebagai alat transportasi sehari-hari. Lainnya, penduduk RW 06 juga memanfaatkan fasilitas transportasi seperti angkutan umum.

Sistem pemerintahan dan politik di RW 06 dapat dilihat dari kegiatan di RW 06 seperti adanya RW Siaga.Selain ituterdapat kelompok masyarakat yang membentuk sebuah kegiatan bermanfaat, seperti kelompok ibu majelis talim yang mengadakan pengajian dan kegiatan marawis setiap minggu, dan kader kesehatan yang setiap bulannya melaksanakan kegiatan di Posyandu dan Posbindu RW 06.

Media komunikasi yang sering dijumpai di RW 06 Kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos Kota Depok adalah koran, radio/TV yang dimiliki oleh hampir semua warga. Mayoritas warga di RW 06 menggunakan fasilitas komunikasi telepon seluler dan juga telepon rumah.Komunikasi secara masiv yang dilakukan untuk seluruh warga di lingkungan RW 06 biasanya menggunakan pengeras suara yang terdapat di masjid/mushollah.Biasanya pengeras suara digunakan untuk mengumumkan informasi penting kepada warga seputar kegiatan rutin RW seperti pelayanan posyandu dan posbindu.Poster-poster juga terdapat di sepanjang jalan pada wilayah RW 06 sebagai media informasi seperti poster kampanye dan instansi sekolah.Khusus untuk sumber informasi kesehatan, biasanya warga RW 06 mendapatkannya dari kader kesehatan.Tingkat pendidikan warga RW 06 sangat bervariasi mulai dari yang tidak sekolah, tingkat SD sampai SMA dan perguruan tinggi. Sebagian besar warga RW 06 telah menyelesaikan pendidikannya sampai dengan tingkat SD. Di sekitar RW 06 terdapat sekolah SD Negeri yang umumnya anak-anak penduduk RW 06 bersekolah disana.Sarana rekreasi warga RW 06 tidaklah banyak. Tidak tampak sarana tempat bermain anak-anak, dan hanya sedikit lahan untuk anak bermain karena padatnya bangunan serta penduduk yang tinggal di RW 06.Sarana olahraga seperti lapangan dapat ditemukan di kawasan RT 02, RT 04, RT 03, dan RT 05. Selain itu terdapat GOR yang dapat dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan olahraga. Secara umum, keadaan lingkungan RW 06memiliki letak yang cukup strategis.

ANALISA DATADATADIAGNOSA KEPERAWATAN

Data Objektif 47,2% responden mendapatkan penghasilan dibawah UMR yaitu Rp 2,042.000 69,4% responden memiliki anggota keluarga dengan kondisi banyak makan & sering merasa lapar 38,9% responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah terkait diabetes melitus 83,3% responden memiliki perilaku kurang baik terkait dengan diabetes melitus sebesar 72,2% responden menyukai makan makanan bercitarasa manis 69,4% responden tidak pernah/kurang melakukan olahraga 77,8% responden tidak rutin memeriksakan kadar gula darah 14 warga RW 06 aktual menderita diabetes melitus

Data SubjektifHasil wawancara dengan kader, terdapat 14 keluarga yang memiliki anggota keluarga DM, dan 9 keluarga yang memiliki risko untuk anggota keluarganya menderita DM

Hasil wawancara dengan keluarga kelolaan didapatkan bahwa keluarga belum mengetahui tentang prinsip diet DM (tepat jenis, tepat, jadwal, tepat jumlah)

Berdasarkan hasil wawancara dengan para kader terdapat posbindu di RW 06, namun pelaksanaan belum berjalan dengan lancar dikarenakan kurang terbukanya masyarakat terhadap penyakit mereka, takut disuruh bayar, malas mendengarkan dan merasa tidak punya masalah.

Berdasarkan wawancara dengan para kader diketahui belum ada kegiatan dari RT/RW untuk mendiskusikan masalah diabetes melitus dan belum adanya program penanggulangan diabetes melitus di RW 06.

Hasil wawancara dengan 6 kader didapatkan data bahwa warga sering mengeluhkan pusing dan kesemutan

Berdasarkan wawancara dengan kader, di posbindu terdapat alat pemeriksaan gula darah, namun jarang digunakan karena kader takut melakukan kesalahan dalam pemeriksaan

Berdasarkan wawancara dengan kader, belum adanya latihan aktivitas fisik yang ditujukan pada penderita diabetes dan keluarga yang berisiko tinggi diabetes

Resiko peningkatan kasus diabetes melitus pada warga RW 06 Kelurahan Sukatani, Tapos, Depok

Data Objektif42,2% masyarakat RW 06 memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit hipertensi

32,5% memiliki sikap yang kurang terhadap penanganan hipertensi

89,2% memliki perilaku yang kurang tentang penanggulangan hipertensi

Data SubjektifKader mengatakan telah dilakukan intevensi oleh mahasiswa profesi sebelumnya mengenai hipertensi, namun penyuluhan kesehatan hanya dilakukan di satu pengajian Hambatan penanganan hipertensi selama ini adalah warga yang tidak terbuka tentang penyakit yang dialaminya, ketakutan membayar, malas mendengarkan, dan perasaan tidak memiliki masalah kesehatan

Peran Posbindu dalam penanggulangan hipertensi sebatas pada pemeriksaan tekanan darah sebulan sekali yang juga terhambat oleh kurangnya antusiasme wargaResiko peningkatan kasus hipertensi di RW 06, Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok

SKORING PRIORITAS MASALAH Dx : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terkait diabetes melitus pada warga RW 06 Kelurahan Sukatani, Tapos, DepokNoKriteriaBobot Kriteria (1-10)Penilaian(1-10)Total

1.Kesadaran masyarakat terhadap masalah5

2. Motivasi komunitas untuk menangani masalah5

3.Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah6

4.Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi6

5.Beratnya akibat jika masih tetap6

6.Cepatnya masalah teratasi6

Jumlah

Dx: Perilaku cenderung beresiko terkait hipertensi di RW 06, Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, DepokNoKriteriaBobot Kriteria (1-10)Penilaian(1-10)Total

1.Kesadaran masyarakat terhadap masalah5

2. Motivasi komunitas untuk menangani masalah5

3.Kemampuan perawat untuk mengatasi masalah6

4.Fasilitas yang tersedia untuk mengatasi6

5.Beratnya akibat jika masih tetap6

6.Cepatnya masalah teratasi6

Jumlah

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan terkait diabetes melitus pada warga RW 06 Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok1. Dx: Perilaku cenderung beresiko terkait hipertensi di RW 06, Kelurahan Sukatani, Kecamatan Tapos, Depok.