Upload
others
View
11
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGOLAHAN ALKESA (Pouteria campechiana) MENJADI MOUSSE BROWNIES
Disusun Oleh :
Ir. Etty Hesthiati, M.Si
Rani Nurhasyiah Rasyad
Ir. Inkorena G.S. Sukartono, M.Agr
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA 2019
ii
PENGOLAHAN ALKESA (Pouteria campechiana) MENJADI MOUSSE BROWNIES
Etty Hesthiati, Rani Nurhasyiah Rasyad , Inkorena G S Sukartono Fakultas Pertanian Universitas Nasional
email : [email protected]
ABSTRAK
Buah alkesa merupakan salah satu tanaman buah langka di Indonesia dan sudah jarang ditemukan karena tanaman buah alkesa di Indonesia tidak dibudidayakan tetapi hanya untuk tanaman perkarangan rumah. Buah alkesa memiliki kandungan gizi dan manfaat yang baik untuk kesehatan.. Buah alkesa memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap seperti serat, zat tepung, mineral, kalsium, fosfor, karoten, thiamin, riboflavin, niasin, dan vitamin C. Lengkap dan tingginya kandungan gizi yang ada membuat buah alkesa disebut sebagai pangan fungsional. Dilihat dari tekstur buahnya, daging buah alkesa yang kaya gizi ini dapat dipakai sebagai bahan campuran es krim, susu kocok (milkshake) dan juga cocok dijadikan bahan baku selai atau dodol. Oleh karena itu alkesa memiliki prospek dan peluang yang cukup besar sebagai bahan baku industri pangan. Saat ini pemanfaatan buah alkesa masih terbatas, biasanya buah alkesa hanya diolah menjadi sirup. Alkesa memiliki rasa buah yang unik yaitu merupakan campuran antara lembutnya alpukat dan manisnya ubi tetapi tidak berserat. Berdasarkan karakteristik daging buah tersebut, buah alkesah dapat diolah menjadi mousse. Mousse berasal dari Perancis, mousse adalah sajian yang diproses hingga memiliki tekstur lembut berongga, diaduk dengan cara aduk lipat (folding), kemudian dicetak. Mousse alkesa dapat dikonsumsi sebagai dessert atau makanan penutup. Sebagai penyempurna mousse alkesa dapat disajikan dengan brownies cake. Analisis SWOT terhadap mousse alkesa menunjukkan strength dari produk alkesa mousse brownies yaitu memiliki peluang besar untuk menarik perhatian para konsumen karena rasanya yang unik dan menarik karena warna orangenya merupakan warna alami buah alkesah. Weaknes dari Alkesa Mousse adalah tidak dapat bertahan lama karena pengolahannya tidak menggunakan bahan kimia atau bahan pengawet. Opportunity dari produk ini adalah bahan bakunya yaitu daging buah alkesa harganya relatif murah namun mempunyai manfaat yang sangat besar, buah alkesa sangat baik untuk kesehatan karenai memiliki kandungan gizi yang cukup banyak sehingga pengolahan buah alkesa menjadi mousse ini diharapkan dapat menjadi inovasi baru makanan dan dapat meningkatkan nilai ekonomi buah alkesa. Threat dari produk alkesa mousse brownies ini adalah buah alkesa masih jarang ditemui di pasaran dan mousse merupakan produk baru sehingga perlu diperkenalkan secara intensif ke masyarakat.
iii
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ............................................................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Tujuan.........................................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................... 3
A. Alkesa ........................................................................................................................ 3
B. Mousse ....................................................................................................................... 7
III. BAHAN DAN METODE
A. Alat dan Bahan ...................................................................................................... 9
B. Cara Kerja ............................................................................................................ 11
Pembuatan Brownies ........................................................................................... 11
Pembuatan Alkesa Mousse................................................................................. 11
IV. HASIL ............................................................................................................................. 12
V. ANALISIS SWOT .......................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 14
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Buah-buahan merupakan salah satu komoditas tanaman holtikultura yang
memiliki fungsi yang baik bagi tubuh karena banyak mengandung vitamin dan
mineral (Sutrisno, et al 2018). Beberapa buah-buahan disebut sebagai buah
tropis atau buah yang dapat tumbuh di daerah tropis diantaranya adalah
alpukat, belimbing, kedondong, sawo dan alkesa.
Buah alkesa merupakan salah satu tanaman buah langka di Indonesia dan
sudah jarang ditemukan karena tanaman buah alkesa di Indonesia tidak
dibudidayakan tetapi hanya untuk tanaman perkarangan rumah, padahal
buah alkesa memiliki kandungan gizi dan manfaat yang baik untuk kesehatan
manusia. Buah alkesa sering disebut sawo mentega, sawo ubi, campolay dan
kanistel. Nama buah ini merujuk pada nama kota di Meksiko “Campeche”,
dalam bahasa inggris buah ini disebut sebagai Canistel, Egg Fruit, atau Yellow
Sapote.
Buah alkesa memiliki kandungan gizi yang cukup lengkap seperti serat,
zat tepung, mineral, kalsium, fosfor, karoten, thiamin, riboflavin, niasin, dan
vitamin C. Dengan adanya kandungan ini membuat buah ini disebut sebagai
pangan fungsional (Warta, 2015 dalam Sutrisno 2018). Bila dilihat dari tekstur
buahnya, daging buah alkesa yang kaya gizi ini dapat dipakai sebagai bahan
campuran es krim, susu kocok (milkshake) dan juga cocok dijadikan bahan baku
selai atau dodol. Alkesa memiliki prospek dan peluang yang cukup besar
sebagai bahan baku industri pangan.
Saat ini pemanfaatan buah alkesa masih terbatas, biasanya buah alkesa
diolah menjadi sirup buah. Alkesa memiliki prospek dan peluang yang cukup
besar sebagai bahan baku industri pangan. Perkembangan pemanfaatannya
dapat ditingkatkan dengan cara pengolahan yang tepat sehingga memiliki
nilai ekonomi tinggi. Bentuk pengolahan alkesa yang memiliki peluang untuk
dikembangkan salah satunya adalah pengolahan alkesa mousse brownies
Mousse berasal dari Negara prancis, Menurut buku ensiklopedia
kuliner Larousse Gastronomique, mousse adalah sajian yang diproses hingga
2
memiliki tekstur lembut berongga, diaduk dengan cara aduk lipat (folding),
kemudian dicetak. Hidangan mousse ini populer pada tahun 1900,
dipopulerkan oleh pelukis Prancis yang hobi memasak, Henri de Toulouse-
Lautrec. Ada banyak macam mousse, mulai dari yang cerah dan menggumpal
sampai yang kental dan tebal, tergantung teknik penyajiannya. Mousse
memiliki rasa manis atau berperisa. Mousse biasanya dibuat
menggunakan putih telur kocok atau krim kocok dan umumnya ditambahkan
coklat atau sari buah (Wikipedia, 2019).
Berdasarkan pernyataan diatas maka dilakukan pengolahan buah
alkesa menjadi mousse sebagai salah satu cara untuk mendapatkan perhatian
khusus agar meningkatkan nilai ekonomis karena buah ini masih jarang
dimanfaatkan. Pengolahan buah alkesa dimaksudkan sebagai penambah
daya tarik kepada masyarakat untuk membudidayakan tanaman buah alkesa
yang sudah mulai langka.
B. Tujuan
Melalui penulisan karya olahan pangan ini, maka tujuan yang ingin
dicapai adalah sebagai berikut :
1. Menemukan alternatif baru dalam memanfaatkan buah alkesa menjadi
mousse.
2. Menciptakan kreasi olahan pangan yang bernutrisi dan bernilai jual tinggi.
3. Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk membudidayakan tanaman
alkesa.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Alkesa
Buah dengan nama alkesa atau campolay (Pouteria campechiana) merupakan
buah sejenis sawo yang sering disebut Sawo Mentega, Alkesa, Sawo Ubi, atau
Kanistel. Buah Campolay ini disebut juga Sawo Belanda, Buah alkesa mungkin agak
asing ditelinga kita karena memang termasuk tanaman buah langka di Indonesia
yang tidak bisa kita dapatkan secara mudah.
Gambar . Buah Alkesa
Buah alkesah di Indonesia biasanya dimakan begitu saja setelah masak,
sebagai buah segar. Namun di banyak tempat di negara lain, daging buah yang
mirip dengan ubi kuning ini dicampur dengan garam dan lada, sari jeruk,
atau mayones, dan dimakan segar atau setelah sebentar dipanaskan. Buah ini
memiliki daging dengan tekstur dan rasa yang mirip dengan ubi rebus atau tapai
singkong. Daging buah alkesah juga kerap dihaluskan dan dijadikan campuran es
krim atau susu kocok (milkshake).
Buah alkesah yang kaya gizi kerap dicampurkan ke kue-kue sebagai
pengganti labu: dalam puding, kue dadar (pancake), kue pai ‘labu’, dan bahkan
juga dijadikan selai untuk mengolesi roti.
4
Kayunya yang berwarna coklat keabu-abuan hingga kemerah-merahan
bertekstur halus, kuat, keras, dan berbobot sedang hingga berat; baik untuk
membuat papan atau balok. Di Amerika Tengah, lateksnya disadap untuk campuran
getah sawo manila, dijadikan bahan permen karet. Pohon alkesah sering pula
ditanam sebagai peneduh atau penghias taman.
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliophyta
Anak Kelas : Dilleniidae
Bangsa : Ebenales (Cronquist 1981:XIV-XV)
Sapotales (Takhtajan, 2009:211-212)
Suku : Sapotaceae
Marga : Pouteria
Jenis : Pouteria campechiana (Kunth) Baehni
Nama daerah : Sawo mentega atau alkesa (Indonesia), campoleh atau
sawo walanda (Sunda), canistel, egg-fruits atau yellow
sapote (Inggris), dan tiesa atau canistel (filiphina).
Buah alkesa secara umum dapat tumbuh di iklim tropis dan subtropics, pada
ketinggian dibawah 1400 mdpl. Alkesa juga dapat bertahan atau mentolerir salju
yang singkat, hanya membutuhkan curah hujan sedang dan tumbuh baik meskipun
musim kemarau panjang, alkesa dapat produktif pada tanah yang dianggap
terlalu dangkal dan kurang subur untuk sebagian pohon lainnya.
Gambar . Buah Alkesah yang Dijual di Lapak Buah, Jagakarsa
5
Alkesah mengandung sejumlah zat gizi yang cukup lengkap sehingga
berpotensi untuk dikembangkan sebagai pangan fungsional. Kandungan zat gizi
pada buah alkesah adalah :
Tabel. Kandungan Gizi Buah alkesa
No Komposisi Jumlah
1 Air 57,2 – 60,6 g
2 Protein 0,1 – 0,6 g
3 Lemak 36,7 – 39,2 g
4 Karbohidrat 0,1 – 7,5 g
5 Serat 0,6 – 0,9 g
6 Abu 0,6 – 0,9 g
7 Kalsium 26,5 – 40 mg
8 Fosfor 30,0 – 30,3 mg
9 Besi 0,9 – 1.1 mg
10 Karoten 0,32 mg
11 Thiamin 0,02 – 0,17 mg
12 Riboflavin 0,01 – 0,03 mg
13 Niasin 2,3 – 3,7 mg
14 Vitamin C 43,0 – 58 mg
Total Energi 580 – 630 kj/100g
Deskripsi Tanaman Alkesa
Buah asal Amerika Selatan yang kaya akan kalori, zat tepung, vitamin dan
mineral ini belum pernah dimanfaatkan maksimal. Padahal jika dilihat dari tekstur
buahnya, alkesah sepertinya cocok dijadikan bahan baku selai, dodol maupun
dikeringkan menjadi tepung sebagai bahan cookies atau kue kering. Alkesa
termasuk tanaman sawo-sawoan yang dapat memiliki ketinggian batang mencapai
9 meter. Tampil dengan kulit buah berwarna hijau saat masih muda dan akan
berubah menjadi kuning saat buah sudah matang dan buahnya termasuk buah
berdaging.
Alkesa memiliki rasa buah yang unik yaitu merupakan campuran antara
lembutnya alpukat dan manisnya ubi tetapi tidak berserat. Daunnya berbentuk
lanset, pada tiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun (daun majemuk),
pangkal dan ujung daunnya berbentuk runcing (acutus), pertulangan daunnya
menyirip (penninervis), tepi daunnya rata (integer), daging daunya tipis lunak
(herbaceus), dan permukaan daunnya licin (laevis), dan batangnya berkayu dan
6
berbentuk bulat, dan termsuk tumbuhan menahun atau tumbuhan keras. Alkesa
mempunyai Common name:Canistel, Eggfruit, Botanical name: Pouteria
campechiana, Family: Sapotaceae dan berasal dari Amerika Tengah.
Manfaat Alkesa
Karena kandungan nutrisinya yang tinggi, dibeberapa tempat buah ini malah
dijadikan sebagai obat. Seperti di Kuba, Kulit buah ini dipercaya sebagai penurun
panas serta daging buahnya serta rebuasan daunya dapat mengobati diare dan
mencret dan bisa mengobati radang mulut dengan berkumur menggunakan air
rebusan parutan buahnya. Berikut beberapa manfaat dar buah alkesa :
1. Dimakan sebagai Buah.
Sama seperti buah lainnya, daging buah Alkesa bisa dimakan langsung. Cita
rasa buahnya mirip ubi jalar kuning, manis dan agak kasat. Saat makan
biasanya ditambah garam, lada, atau dicampur dengan sari jeruk dan mayones
.
2. Campuran Sajian Makanan.
Buah kaya gizi ini sering dipadukan untuk berbagai macam keperluan. Alkesa
sering dijadikan bahan baku selai, dodol atau dibuat tepung untuk bahan
campuran cake, brownies, kue talam, cookies atau kue kering. Bisa juga
dicampurkan ke dalam puding, kue dadar (pancake), atau kue pai 'labu'. Buah
ini bisa juga dipakai untuk campuran milkshakes, dan es cream. Di Amerika
Tengah masyarakat menjadikan sebagai bahan permen karet.
3. Alkesa Sebagai Obat.
Di Meksiko dan Kuba, kulit buah Alkesa bisa sebagai obat penurun panas.
Daging buah dan rebusan daun Alkesa bisa untuk mengobati diare atau mencret.
Cara memanfaatkannya, buah Alkesa yang masih muda muda diparut, diperas
dan disaring. Campur dengan air hangat. Diminum, 2 kali sehari.
4. Mengatasi Radang Mulut.
Daun Alkesa muda dicincang dan direbus dengan air bersih secukupnya. Tunggu
sampai mendidih dan dinginkan. Pakailah air hasil rebusan untuk berkumur.
5. Menjaga Kesehatan Mata.
Alkesa memiliki vitamin A (karoten), sehingga jika mengonsumsi buah ini akan
menyehatkan mata.
7
6. Mencegah Kanker Usus.
Buah Alkesa memiliki kandungan serat yang tinggi. Serat akan baik untuk
pencernaan di dalam usus. Terhindar dari penyakit sembelit dan mencegah
kanker usus.
7. Pencegahan Infeksi.
Alkesa mempunyai vitamin C dan A yang cukup baik. Vitamin A membantu
menjaga kesehatan mata dan kulit. Vitamin C perlindungan terhadap serangan
radikal bebas yang berbahaya dan mencegah infeksi.
8. Minuman Juice.
Buah ini juga enak dibuat juice setelah dicampur dengan susu, atau
dibuat es/rujak. Buah ini bisa juga dibuat sirup atau bahan minuman
Kanistel/Alkesa.
9. Makanan Bayi.
Buah Alkesa untuk dijadikan bubur bagi anak yang alergi dengan susu sapi.
Campuran susu dengan buah Alkesa juga mengandung gizi tinggi. Di Saba Kayu
pohon Alkesa termasuk kuat dan keras. Kayunya baik untuk dibuat sebagai
papan atau balok. Kayunya digunakan sebagai bahan perabotan rumah
tangga dan patung atau ukir-ukiran. Lateks yang dikeluarkan disadap untuk
campuran getah
B. Mousse
Mousse adalah sajian yang diproses hingga memiliki tekstur lembut
berongga, diaduk dengan cara aduk lipat (folding), kemudian
dicetak. Mousse biasanya disajikan dingin. Dalam bahasa Prancis, mousse berarti
busa, berawal dari kata dalam bahasa Latin mulsa, yaitu sejenis minuman
beralkohol dari madu dan wine yang memiliki banyak busa.
Pada abad ke-18, mousse pertama yang tercatat adalah chocolate
mousse asal Prancis yang ditulis oleh Menon dalam bukun Supper at Court (terbit
tahun 1755). Meski saat itu belum tertulis chocolate mousse, metode pembuatan
resepnya mencerminkan sebagaimana halnya mousse: berbahan cokelat leleh, air
mendidih, dan telur kocok yang dicampur hingga teksturnya lembut. Chocolate
mousse (mousse au chocolat) kemudian tercatat dalam kamus bahasa Prancis pada
tahun 1857.
8
Hidangan ini makin populer pada tahun 1900, dipopulerkan oleh pelukis
Perancis yang hobi memasak, Henri de toulouse-lautrec. ia meracik hidangan
bernama chocolate mayonnaise yang sejatinya sama dengan mousse.
Kelembutannya juga mulai menjerat penyuka sajian manis di Amerika Serikat sejak
diperkenalkan pertama kali pada acara Food Exposition di Madison Square
Garden, New York, tahun 1897. Ada 4 komponen pembuat mousse, yaitu:
1. Base
Komponen pemberi rasa pada mousse. Ini antara lain cokelat leleh, puree buah,
fruit curd, hingga crème anglaise
2. Aerator
Bahan pengembang yang bertanggung jawab pada tekstur ringan mousse. Ini
adalah paduan putih telur kocok dan krim kocok yang dicampurkan dalam dua
tahap atau salah satunya.
3. Sweetener
Gula bisa dicampurkan ke dalam putih telur (menjadi adonan meringue) agar
tekstur mengembangnya lebih bertahan (lebih stabil).
4. Gelling Agent
Gelatin bulb atau lembaran, ibutuhkan bila mousse akan dikeluarkan dari
cetakan agar bentuknya bertahan. Jika mousse disajikan dalam gelas, cukup
gunakan sedikit saja, atau bahkan tidak sama sekali. Gelatin biasanya
ditiadakan bila base mengandung cokelat, karena cokelat akan solid dengan
sendirinya.
9
III. BAHAN DAN METODE
A. Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam pengolahan ini adalah : mangkok, panci, pisau,
whisk, blender, sendok, plastik segitiga, baskom
s
PANCI PISAU MANGKOK
SENDOK
PLASTIK SEGITIGA BLENDER WHISK
SENDOK PLASTIK CUP PLASTIK
10
Bahan yang digunakan antara lain : daging buah alkesah, wippy cream, gelatin,
tepung maizena, susu cair, telur, air dingin dan brownies cake
B. Cara Kerja
Pembuatan Brownies
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Disiapkan dandang yang telah diberi air dan
sarangan kukus untuk mengukus.
BASKOM SPUIT
WIPPY CREAM
2 BUAH
MEIZENA 3 sdm
GELATIN 2 sdt AIR DINGIN 2OO
ML
100 ML SUSU
CAIR
2 BUAH KUNING
TELUR
BROWNIES DAGING BUAH
ALKESA
11
3. Tepung terigu dan coklat bubuk diayak
4. Telur dan gula dikocok hingga putih kaku, mengembang.
5. Dimasukkan tepung terigu, ovalet, dan coklat bubuk sambil dimixer,
kemudian tambahkan 1 sachet susu kental manis dan diaduk rata.
6. Olesi loyang dengan margarin dan tutup loyang menggunakan kertas roti,
setelah itu olesi loyang dengan margarin lagi tuang adonan ke loyang dan
kukus kurang lebih 20 menit.
7. Untuk mengecek kadar kematangan, dapat ditusuk dengan lidi. Jika adonan
sudah tidak menempel di lidi berarti sudah matang.
8. Brownies yang sudah matang diangkat
9. Lepaskan brownies dari loyang. Potong sesuai ukuran cup yang digunakan
Pembuatan Alkesa Mousse
1. Siapkan alat dan bahan
2. Rendam gelatin dalam air dingin dan blender daging buah alkesa
3. Masukan gula, tepung meizena, dan kuning telur sebanyak 2 buah kedalam
baskom, lalu diaduk.
4. Setelah tercampur rata ditambahkan susu cair sebanyak 150 ml, lalu
dipanaskan menggunakan kompor dengan api kecil dan diaduk sampai
mengental
5. Ditambahkan gelatin dan diaduk selama 2 menit
6. Masukkan whipped cream ke dalam baskom dan air dingin sebanyak 200
ml, aduk sampai mengembang
7. Campurkan adonan, whipped cream dan daging buah alkesa yang sudah
diblender. Aduh sampai rata untuk menjadi mousse
8. Potong kue brownies secara membulat dan masukan kedalam gelas plastic
dan ditambahkan diatasnya mousse alkesa
9. Kemudian dinginkan dikulkas, hias sesuai selera dan siap dinikmati.
IV. HASIL
12
Gambar. Alkesa Mousse Brownies
Organoleptik merupakan pengujian terhadap bahan makanan berdasarkan
kesukaan dan kemauan untuk mempergunakan suatu produk. Uji Organoleptik atau
uji indera atau uji sensori sendiri merupakan cara pengujian dengan menggunakan
indera manusia sebagai alat utama untuk pengukuran daya penerimaan terhadap
produk. Pengujian organoleptik mempunyai peranan penting dalam penerapan
mutu. Pengujian organoleptik dapat memberikan indikasi kebusukan, kemunduran
mutu dan kerusakan lainnya dari produk. Uji organoleptik untuk pangan pada
umumnya terhadap atribut rasa, aroma, dan warna.
Berdasarkan hasil uji organoleptik didapatkan warna alkesa mousse yaitu
warna mousse alkesa sangat dominan berasal dari warna alkesa, sedangkan pada
uji organoleptik rasa didapatkan hasil rasa mousse alkesa sangat dominan berasal
dari rasa alkesah. Pada uji organoleptik aroma didapatkan hasil aroma buah
alkesa juga masih tercium pada mousse alkesa.
V. ANALISIS SWOT
13
Analisis SWOT ialah merupakan suatu metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi Strengths (kekuatan), Weakness (kelemahan),
Opportunities (peluang), dan Threats (ancaman) dalam sebuah proyek tertentu atau
spekulasi bisnis. Keempat faktor inilah yang merupakan faktor utama dari analisis
ini dan membentuk akronim yang selama ini kita kenal, yaitu SWOT
(strengths, weakness, opportunities, dan threats). Analisis SWOT antar komponen
dilakukan dengan mendeskripsikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan
faktor eksternal (peluang dan ancaman) yang bertujuan untuk memetakan potensi
dan pengembangan olahan daging buah alkesa menjadi mousse
Strength
Produk alkesa mousse brownies memiliki peluang besar untuk menarik perhatian
para konsumen karena rasanya yang unik dan enak serta menarik karena warna
orangenya merupakan warna alami buah alkesah sehingga sangat memungkinkan
untuk dijadikan bisnis makanan kekinian
Weaknes
Alkesa Mousse brownies tidak dapat bertahan lama karna pengolahannya tidak
menggunakan bahan kimia atau bahan pengawet. Jadi produk ini hanya dapat
bertahan sekitar seminggu. Selain itu buah ini kini jarang yang menanam dan belum
banyak yang memperjual belikan karena buah ini kini merukan buah langka
Opportunity
Bahan baku alkesa mousse brownies yaitu daging buah alkesa harganya relatif
murah namun mempunyai manfaat yang sangat besar. Buah alkesa sangat baik
untuk kesehatan manusia serta buah ini memiliki kandungan gizi yang cukup banyak
seperti lemak, protein, karbohidrat, kalsium dan lain –lain. Oleh karena itu,
pengolahan buah alkesa menjadi mousse ini diharapkan dapat menjadi inovasi baru
makanan dan dapat meningkatkan nilai ekonomi buah alkesa serta meningkatkan
budidaya tanamannya.
Threat
14
Threat dari produk alkesa mousse brownies ini adalah buah alkesa masih jarang
ditemui di pasaran dan mousse merupakan produk baru sehingga perlu
diperkenalkan secara intensif ke masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Femina. 2017. Di Balik Kelembutan Mousse, Dessert Nikmat dari Prancis.
http://www.femina.co.id/food-trend/di-balik-kelembutan-mousse-dessert-
nikmat-dari-prancis
Sutrisno, et al. 2018. Karakteristik Tepung Campolay (Pouteria campechiana) Untuk
Biskuit Dengan Variasi Tingkat Kematangan Dan Suhu Blansing. Pasundan
Food Technology Journal. 5 (2)
https://id.wikipedia.org/wiki/Mousse
http://www.kinisehat.com/2016/04/manfaat-buah-alkesa-kesehatan.html