10
PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM ORGANIK Pengertian Limbah Laboratorium Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Menurut Recycling and Waste Management Act limbah didefinisikan sebagai benda bergerak yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan cara yang sesuai, yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan. Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Limbah ini memiliki sifat khas yang berbeda dengan limbah yang berasal dari kegiatan industri karena biasanya memiliki keragaman jenis limbah yang sangat tinggi walaupun dari setiap macam bahan yang dibuang tersebut jumlahnya tidak banyak. Artinya limbah laboratorium kimia meskipun volumenya masih relatif kecil dibandingkan dengan limbah industri, namun justru mengandung jenis B3 yang sangat bervariasi dengan konsentrasi yang relatif tinggi. Oleh karena itu, limbah ini harus dikelola secara benar agar tidak menimbulkan pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan masyarakat.

Pengolahan Limbah Laboratorium Organik

  • Upload
    risky

  • View
    16

  • Download
    1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pengelolahan limbah

Citation preview

Page 1: Pengolahan Limbah Laboratorium Organik

PENGOLAHAN LIMBAH LABORATORIUM ORGANIK

Pengertian Limbah Laboratorium

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri

maupun domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya

pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai

ekonomis.

Menurut Recycling and Waste Management Act limbah didefinisikan sebagai benda

bergerak yang diinginkan oleh pemiliknya untuk dibuang atau pembuangannya dengan cara

yang sesuai, yang aman untuk kesejahteraan umum dan untuk melindungi lingkungan.

Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium.

Limbah laboratorium adalah limbah yang berasal dari kegiatan laboratorium. Limbah

ini memiliki sifat khas yang berbeda dengan limbah yang berasal dari kegiatan industri

karena biasanya memiliki keragaman jenis limbah yang sangat tinggi walaupun dari setiap

macam bahan yang dibuang tersebut jumlahnya tidak banyak. Artinya limbah laboratorium

kimia meskipun volumenya masih relatif kecil dibandingkan dengan limbah industri, namun

justru mengandung jenis B3 yang sangat bervariasi dengan konsentrasi yang relatif tinggi.

Oleh karena itu, limbah ini harus dikelola secara benar agar tidak menimbulkan pencemaran

lingkungan dan gangguan kesehatan masyarakat.

Sumber Limbah Laboratorium

Sumber limbah laboratorium dapat berasal diantaranya dari :

Bahan baku yang telah kadaluarsa

Bahan habis pakai (misal medium biakan/ perbenihan yang tidak terpakai)

Produk proses di laboratorium (misal sisa spesimen)

Produk upaya penanganan limbah (misal jarum suntik sekali pakai)

Macam-Macam Limbah Laboratorium

Berdasarkan fasanya, limbah laboratorium digolongkan menjadi:

Limbah padat

Limbah cair

Limbah gas

Berdasarkan jenisnya, maka klasifikasi pengumpulan limbah laboratorium adalah:

Page 2: Pengolahan Limbah Laboratorium Organik

Kelas Jenis

A Pelarut organik bebas halogen dan senyawa organik dalam larutan

B Pelarut organik mengandung halogen dan senyawa organik dalam larutan

C Residu padatan bahan kimia laboratorium organik

D Garam dalam larutan: lakukan penyesuaian kandungan kemasan pada pH 6-8

E Residu bahan anorganik beracun dan garam logam berat dan larutannya

F Senyawa beracun mudah terbakar

G Residu air raksa dan garam anorganik raksa

H Residu garam logam; tiap logam harus dikumpulkan secara terpisah

I Padatan anorganik

J Kumpulan terpisah limbah kaca, logam dan plastik

 

Berdasarkan sifatnya, limbah laboratorium digolongkan menjadi:

Limbah B3(Bahan Berbahaya dan Beracun)

Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau

beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak

atau mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia. Limbah

beracun dibagi menjadi:

o Limbah mudah meledak

o Limbah mudah terbakar.

o Limbah reaktif

o Limbah beracun

o Limbah yang menyebabkan infeksi

o Limbah yang bersifat korosif

Limbah infeksius

Page 3: Pengolahan Limbah Laboratorium Organik

Limbah infeksius meliputi limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan

isolasi penyakit menular sertalimbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan

mikrobiologi dari politeknik, ruang perawatan dam ruang isolasi penyakit menular.

Limbah radioaktif

Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal

dari penggunaan medis atau riset radionucleida.

Limbah umum

Penanggulangan Limbah Laboratorium

Tujuan penanganan limbah adalah untuk mengurangi resiko pemaparan limbah

terhadap kuman yang menimbulkan penyakit (patogen) yang mungkin berada dalam limbah

etrsebut. Penanganan limbah antara lain ditentukan oleh sifat limbah, yaitu:

Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), dengan cara:

1. Netralisasi

Limbah yang bersifat asam dinetralkan dengan basa seperti kapur tohor, CaO atau

Ca(OH)2 Sebaliknya, limbah yang bersifat basa dinetralkan dengan asam seperti

H2SO4 atau HCI. Parameter netralisasi adalah pH dan sebagai indikator dapat

digunakan Phenol Phtalein (PP.). Zat ini akan berubah pada pH 6-8 sehingga cukup

aman digunakan jika pH limbah berkisar antara 6,5-8,5.

2. Pengendapan/sedimentasi, koagulasi, dan flokulasi

Kontaminan logam berat dalam ciaran diendapkan dengan tawas/FeC13,

Ca(OH)2/CaO karena dapat mengikat As, Zn, Ni. Mn dan Hg.

3. Reduksi-oksidasi

Terhadap zat organik toksik dalam limbah dapat dilakukan reaksi reduksi oksidasi

(redoks) sehingga terbentuk zat yang kurang/tidak toksik.

4. Penukaran ion

Ion logam berat nikel, Ni dapat diserap oleh kation, sedangkan anion beracun dapat

diserap oleh resin anion.

Limbah infeksius, dengan cara:

Page 4: Pengolahan Limbah Laboratorium Organik

1. Metode Desinfeksi: penanganan limbah (terutama cair) dengan cara penambahan

bahan-bahan kimia yang dapat mematikan atau membuat kuman-kuman penyakit

menjadi tidak  aktif.

2. Metode Pengenceran (Dilution): mengencerkan air limbah sampai mencapai

konsentrasi yang cukup rendah, kemudian baru dibuang ke badan-badan air.

Kerugiannya ialah bahan kontaminasi terhadap badan-badan air masih tetap ada,

pengendapan yang terjadi dapat menimbulkan pendangkalan terhadap badan-badan air

seperti selokan, sungai dan sebagainya sehingga dapat menimbulkan banjir.

3. Metode Ditanam (Landfill): menimbun limbah dalam tanah.

4. Metode Insinerasi (Pembakaran): memusnahkan  limbah dengan cara memasukkan ke

dalam insinerator. Dalam insinerator senyawa kimia karbon yang ada dibebaskan ke

atmosfir sebagai CO2 dan H2O.

Limbah radioaktif

Masalah penanganan limbah radioaktif dapat diperkecil dengan memakai radioaktif

sekecil mungkin, menciptakan disiplin kerja yang ketat dan menggunakan alat yang mudah

didekontaminasi.

Penanganan limbah radioaktif dibedakan berdasarkan:

Bentuk : cair, padat dan gas,

Tinggi-rendahnya tingkat radiasi sinar gamma (γ),

Tinggi-rendahnya aktifitas

Panjang-pendeknya waktu paruh

Sifat : dapat dibakar atau tidak.

Ada 2 sistem penanganan limbah radioaktif :

1. Dilaksanakan oleh pemakai secara perorangan dengan memakai proses peluruhan,

peguburan dan pembuangan.

2. Dilaksanakan secara kolektif oleh instansi pengolahan limbah radioaktif, seperti

Badan Tanaga Atom Nasional (BATAN).

Limbah umum

Page 5: Pengolahan Limbah Laboratorium Organik

Limbah umum non infeksius setelah dikumpulkan dalam wadah kantong plastik diikat

kuat dan dibakar di insinerator.

Metoda Pembuangan Limbah Laboratorium

Secara umum, metoda pembuangan limbah laboratorium terbagi atas empat metoda.

1. Pembuangan langsung dari laboratorium.

Metoda pembuangan langsung ini dapat diterapkan untuk bahan-bahan kimia yang

dapat larut dalam air. Bahan-bahan kimia yang dapat larut dalam air dibuang langsung

melalui bak pembuangan limbah laboratorium. Untuk bahan kimia sisa yang mengandung

asam atau basa harus dilakukan penetralan, selanjutnya baru bisa dibuang. Untuk bahan kimia

sisa yang mengandung logam-logam berat dan beracun seperti Pb, Hg, Cd, dan sebagainya,

endapannya harus dipisahkan terlebih dahulu. Kemudian cairannya dinetralkan dan dibuang.

2. Pembakaran Terbuka.

Metoda pembakaran terbuka dapat diterapkan untuk bahan-bahan organik yang kadar

racunnya rendah dan tidak terlalu berbahaya. Bahan-bahan organik tersebut dibakar ditempat

yang aman dan jauh dari pemukiman penduduk.

3. Pembakaran Dalam Insenerator.

Metoda pembakaran dalam insenerator dapat diterapkan untuk bahan-bahan toksik

yang jika dibakar ditempat terbuka akan menghasilkan senyawa-senyawa yang bersifat

toksik.

4. Penguburan.

Dikubur didalam tanah dengan perlindungan tertentu agar tidak merembes ke badan

air. Metoda ini dapat diterapkan untuk zat-zat padat yang reaktif dan beracun.

Penanganan dan Pemusnahan Bahan Kimia Tumpahan

Disamping metoda-metoda yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa jenis

tumpahan bahan kimia sisa yang perlu mendapatkan perlakuan khusus sebelum dibuang

keperairan. Bahkan diantaranya perlu dimusnahkan sebelum dibuang. Diantara bahan-bahan

kimia tersebut antara lain ;

1. Tumpahan Asam-asam Anorganik

Tumpahan asam-asam anorganik seperti HCl, HF, HNO3, H3PO4, H2SO4 haruslah

diperlakukan dengan penanganan khusus. Bahan tumpahan tersebut permukaannya ditutup

dengan NaHCO3 atau campuran NaOH dan Ca(OH)2 dengan perbandingan1:1. Selanjutnya

Page 6: Pengolahan Limbah Laboratorium Organik

diencerkan dengan air supaya berbentuk bubur dan selanjutnya dibuang ke bak pembuangan

air limbah.

2. Basa Akali dan Amonia

Tumpahan basa-basa alkali dan ammonia seperti amonia anhidrat, Ca(OH)2, dan

NaOH dapat ditangani dengan mengencerkannya dengan air dan dinetralkan dengan HCl 6

M. Kemudian diserap dengan kain dan dibuang.

3. Bahan-Bahan Kimia Oksidator

Tumpahan bahan-bahan kimia oksidator (padat maupun cair) seperti amonium

dikromat, amonium perklorat, asam perklorat, dan sejenisnya dicampur dengan reduktor

(seperti garam  hypo, bisulfit, ferro sulfat) dan ditambahkan sedikit asam sulfat 3 M.

selanjutnya campuran tersebut dinetralkan dan dibuang.

4. Bahan-Bahan Kimia Reduktor

Tumpahan bahan-bahan kimia reduktor ditutup atau dicampurkan dengan

NaHCO3 (reaksi selesai) dan dipindahkan ke suatu wadah.. Selanjutnya kedalam campuran

tersebut ditambahkan Ca(OCl)2 secara perlahan-lahan dan air (biarkan reaksi selesai). Setelah

reaksi selesai campuran diencerkan dan dinetralkan sebelum dibuang ke perairan.

Untuk pemusnahan bahan reduktor (seperti Natrium bisulfit, NaNO2, SO, Na2SO2)

dapat dipisahkan antara bentuk gas dan padat. Untuk gas (SO2), alirkan

kedalam larutan NaOH atau larutan kalsium hipoklorit. Untuk padatan, campurkan dengan

NaOH (1:1) dan ditambahkan air hingga terbentuk slurry. Slurry yang terbentuk ditambahkan

kalsium hipoklorit dan air dan dibiarkan selama 2 jam. Selanjutnya dinetralkan dan dibuang

ke perairan.

5. Sianida dan Nitril

Tumpahan sianida ditangani dengan menyerap tumpahan tersebut dengan kertas/tissu

dan diuapkan dalam lemari asam, dibakar, atau dipindahkan kedalam wadah dan dibasakan

dengan NaOH dan diaduk hingga terbentuk slurry. Kemudian ditambahkan ferro sulfat

berlebih dan dibiarkan lebh kurang 1 jam dan dibuang keperairan.

Pemusnahan sianda dapat dilakukan dengan cara menambahkan kedalamnya larutan

asam dan kalsium hipoklorit berlebih dan dibiarkan 24 jam. Selanjutnya dibuang ke perairan.

Untuk tumpahan nitril, ditambahkan NaOH berlebih dan Ca(OCl)2. setelah satu jam dibuang

keperairan. Cuci bekas wadah dengan larutan hipoklorit.

Pemusnahan nitril dilakukan dengan menambahkan kadalamnya NaOH dan alkohol.

Setelah 1 jam uapkan alkohol dan ditambahkan larutan basa kalsium hipoklorit. Setelah 24

jam dapat dibuang ke perairan.

Page 7: Pengolahan Limbah Laboratorium Organik

Pemanfaatan Limbah Laboratorium

Penggunaan kembali limbah laboratorium dapat dilakukan, misalnya: untuk bahan

kimia yang telah digunakan setelah melalui prosedur daur ulang yang sesuai. Sebagai contoh,

hal ini paling sesuai untuk pelarut yang telah digunakan. Pelarut organik seperti etanol,

aseton, kloroform dan dietil eter dikumpulkan di dalam laboratorium secara terpisah dan

diperlakukan dengan distilasi.