Pengujian Mutu Cajuput Oil

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/9/2019 Pengujian Mutu Cajuput Oil

    1/9

    PENGUJIAN MUTU MINYAK KAYU PUTIH

    A. ACARA

    Praktikum pengujian mutu minyak kayu putih dengan parameter uji bau, berat

    jenis, indeks bias, putaran optic, kelarutan dalam alkohol, dan minyak lemak.

    B. PRINSIP

    1. Uji Bau : Didasarkan pada pengamatan visual dengan menggunakan indera

    penciuman langsung terhadap minyak kayu putih

    2. Berat Jenis 15oC : Berdasarkan perbandingan antara berat minyak dan air pada

    volume yang sama.3. Indeks Bias 20oC : Pengukuran langsung sudut bias minyak yang

    dipertahankan pada kondisi suhu yang tetap.

    4. Putaran Optik : Besarnya pemutaran bidang polarisasi minyak kayu putih pada

    suhu 27,5oC.

    5. Kelarutan dalam Alkohol : Daya larut minyak kayu putih dalam alcohol 80%

    dengan perbandingan tertentu.

    6. Minyak atau Lemak : Adanya minyak yang berasal dari hewan maupun

    tumbuhan menunjukkan adanya campuran dalam minyak kayu putih.

    A. TUJUAN

    Menentukan mutu minyak kayu putih dengan beberapa parameter, yaitu berat

    jenis, indeks bias, putaran optic, kelarutan dalam alcohol, serta adanya minyak

    atau lemak berdasarkan SNI 01-5009.11-2001.

    B. TINJAUAN PUSTAKAMutu

    Mutu memiliki beberapa difinisi, diantaranya :

    Goetsch dan Davis (1994, p. 4) membuat definisi mengenai mutu yang

    lebih luas cakupannya. Definisi tersebut adalah: mutu merupakan suatu

    kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,

    dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

    J.M. Juran mengatakan bahwa mutu adalah kesesuaian dengan tujuan atau

    manfaatnya. Pendapat David L. Goetsch dan Stanley Davis bahwa mutu

  • 8/9/2019 Pengujian Mutu Cajuput Oil

    2/9

    adalah suatu kondisi dinamis yang berkaitan dengan produk, pelayanan,

    orang, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi apa yang

    diharapkan.

    Menurut pembendaharaan istilah ISO 8402 dan standar nasional Indonesia

    (SNI 19-8402-1991), mutu adalah keseluruhan ciri dan karakteristik

    produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik

    yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar.

    Menurut Deming yang dikutip oleh M.N. Nasution bahwa mutu adalah:

    kesesuaian dengan kebutuhan pasar. Perusahaan harus benar-benar

    memahami apa yang di butuhkan konsumen atas produk yang

    dihasilkannya. Philip crosby mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian terhadap

    persyaratan. Persyaratan adalah spesifikasi yang telah ditetapkan/ diminta/

    diwajibkan/ disepakati dan dapat diukur. Dengan kaitannya dengan konsep

    fokus pelanggan, persyaratan diartikan secara lebih luas, yakni mencakup

    kesesuaian terhadap kebutuhan, persyaratan, harapan dan persepsi

    pelanggan. Suatu produk atau jasa dikatakan bermutu bila memenuhi

    kebutuhan, persyaratan dan harapan pelanggan serta dipersepsikan secara

    positif oleh pelanggan.

    Minyak Kayu Putih

    Menurut SNI 06-3954-2006 Minyak Kayu Putih adalah minyak atsiri yang

    diperoleh dengan cara penyulingan daun dan ranting dari tanaman kayu putih

    (Melaleuca leucadendron). Tumbuhan ini tumbuh baik di Indonesia bagian timur

    dan Australia bagian utara, dan di daerah lain yang memilki musim kemarau yang

    jelas.minyak kayu putih mudah menguap. Minyak kayu putih dapat diusahakandalam bentuk huatan usaha (agroforestry). Minyak kayu putih yang diambil dari

    penyulingan biasa dipakai sebagai minyak balur atau campuran minyak

    pengobatan lain (seperti minyek telon) atau campura parfum atau produk rumah

    tangga yang lain.

    Minyak atsiri, atau dikenal juga sebagai minyak eteris (aetheric oil), minyak

    esensial, minyak terbang, serta minyak aromatik, adalah kelompok besar minyak

    nabati yang berwujud cairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap

    sehingga memberikan aroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar

  • 8/9/2019 Pengujian Mutu Cajuput Oil

    3/9

    dari wangi-wangian atau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam

    perdagangan, sulingan minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi.

    Para ahli biologi menganggap, minyak atsiri merupakan metabolit sekunder

    yang biasanya berperan sebagai alat pertahanan diri agar tidak dimakan oleh

    hewan (hama) ataupun sebagai agen untuk bersaing dengan tumbuhan lain dalam

    mempertahankan ruang hidup. Walaupun hewan kadang-kadang juga

    mengeluarkan bau-bauan (seperti kesturi dari beberapa musang atau cairan yang

    berbau menyengat dari beberapa kepik), zat-zat itu tidak digolongkan sebagai

    minyak atsiri.

    Minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Selain itu,

    susunan senyawa komponennya kuat mempengaruhi saraf manusia (terutama dihidung) sehingga seringkali memberikan efek psikologis tertentu (baunya kuat).

    Setiap senyawa penyusun memiliki efek tersendiri, dan campurannya dapat

    menghasilkan rasa yang berbeda.

    Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai

    senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu

    aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa

    organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak/lipofil.

    Mutu minyak kayu putih diatur pada SNI 06-3954-2001. Standar tersebut

    menetapkan istila dan definisi, syarat mutu, cara uji, pengemasan dan penandaan

    minyak kayu putih yang digunakan sebagai pedoman pengujian minyak kayu

    putih yang diproduksi di Indonesia.

    Persyaratan mutu standar Minyak Kayu Putih adalah sebagai berikut :

    Jenis Uji Satuan Persyaratan

    1. Keadaan

    1.1 Warna Jernih sampai kuning kehijauan

    1.2 Bau Khas kayu putih

    2 Bobot jenis 20C/20C 0,900 0,930

    3. Indeks bias nD20

    1,450 1,470

  • 8/9/2019 Pengujian Mutu Cajuput Oil

    4/9

    4. Kelarutan dalam alkohol 70% 1 : 1 sampai 1 : 10 jernih

    5. Putaran optik (-) 4s/d 106. Kandungan sineol % 50 65

    A. ALAT DAN BAHAN

    Alat BahanPipet tetes Minyak kayu putihTabung reaksi AquadestPiknometer Alcohol 80%

    Neraca analitik EsThermometer Garam dapur RefraktometerPolarimeter

    Pipet ukur 1 mL

    A. PROSEDUR KERJA

    1. Uji Bau

    Ambil contoh uji dengan pipet sebanyak 20 mL, kemudian masukkan ke

    dalam tabung reaksi.

    Dekatkan mulut tabung reaksi ke hidung dan gerak-gerakkan di atas mulut

    tabung reaksi sampai tercium bau minyak kayu putih.

    1. Berat Jenis

    Timbang piknometer kosong.

    Isi piknometer kosong dengan contoh uji sampai penuh.

    Kondisikan piknometer yang berisi contoh uji hingga suhunya 27,5oC dan

    dibiarkan selama 15 menit.

    Piknometer diangkat, kemudian dikeringkan dengan kertas atau kain lap

    yang tidak mengandung minyak.

    Timbang piknometer.

    1. Indeks Bias

    Indeks bias ditetapkan dengan alat refraktometer pada suhu 20oC.

    1. Putaran Optik

    Putaran optic ditetapkan dengan alat polarimeter pada suhu 27,5oC.

    1. Kelarutan dalam Alkohol

    Pipet 1 mL contoh ke dalam gelas ukur 10 mL.

    Tambahkan alcohol 80% 1 mL demi 1 mL.

  • 8/9/2019 Pengujian Mutu Cajuput Oil

    5/9

    Pada setiap penambahan alcohol, kocok dan amati kejernihannya.

    1. Minyak atau Lemak

    Pipet 1 mL contoh ke dalam tabung reaksi.

    Tambahkan 9 mL alcohol 80% sedikit demi sedikit sambil dikocok.

    Masukkan tabung reaksi ke dalam gelas piala yang berisi es dan garam

    dapur dengan perbandingan 3:1 selama 12 jam.

    Selanjutnya amati perubahan yang terjadi.

    Jika terdapat endapan putih pada dasar tabung, maka minyak kayu putih

    tersebut mengandung minyak lemak.

    A. DATA PENGAMATAN

    No PersyaratanHasil

    StandarCap Gajah Cap Elang

    1 Bau Khas kayu putih Khas kayu putihKhas kayu

    putih2 Berat jenis 15oC 0,8932 0,8721 0,90-0,933 Indeks bias 20oC 1,4598 1,4638 1,46-1,474 Putaran optic -4o -3o -4o-0o

    5 Kelarutan dalam alcohol

    1:1jernih1:2jernih1:8jernih

    1:10jernih

    1:1jernih1:2jernih1:8jernih

    1:10jernih

    Jernih

    6 Minyak atau lemak Negatif Negatif Negatif

    B. PEMBAHASANSampel yang dipergunakan dalam pengujian mutu minyak kayu putih ini

    menggunakan 2 merk minyak kayu putih yang beredar dipasaran, yaitu minyak

    kayu putih dengan merk cap Gajah dan cap Lang.

    Proses pengujian dimulai dengan simulasi pengambilan sampel, sampel uji

    diambil dengan alat penarik sampel secara acak sebanyak akar pangkat dua dari

    jerigen (12=1) yang berisi minyak kayu putih yang telah diaduk isinya

    sedemikian rupa sampai homogen sehingga proses pengambilan sampel dapat

  • 8/9/2019 Pengujian Mutu Cajuput Oil

    6/9

    mewakili isi seluruhnya. Pada saat praktikum jumlah populasi diibaratkan 1

    jerigen ( 5 jerigen), sehingga jumlah sampel uji yang diambil adalah 1 sampel uji

    yaitu sebanyak 250 mL dan berat minyak kayu putih 1 jerigen diibaratkan adalah

    25 kg.

    1. Uji Bau

    Uji bau ini dilakukan dengan cara organoleptik yaitu dengan cara

    menggunakan indera penciuman hidung. Berdasarkan hasil pengujian dapat

    diketahui bahwa sampel minyak kayu putih baik dengan merk putih cap Gajah

    maupun cap Lang memiliki bau khas minyak kayu putih.

    Berdasarkan persyaratan SNI 06-3954-2001 untuk parameter bau adalah khaskayu putih. Jika hasil pengujian tersebut dibandingan dengan persyaratan bau

    berdasarkan SNI 06-3954-2001 maka kedua minyak kedua minyak kayu putih

    tersebut sesuai dengan persyaratan dari SNI 06-3954-2001.

    2. Berat Jenis

    Berat jenis adalah perbandingan berat suatu benda dengan berat air yang sama

    volumenya pada suhu yang sama. Pengujian berat jenis pada minyak kayu putih

    ini didasarkan pada SNI 01-5009.11-2001 yaitu dengan menggunakan piknometer

    pada suhu 15oC.

    Berdasarkan hasil pengujian dapat diketahui bahwa berat jenis kedua sampel

    minyak kayu putih pada suhu 15oC untuk merk cap Gajah adalah 0,8932

    sedangkan untuk merk cap Lang adalah 0,8721.

    Berdasarkan SNI 01-5009.11-2001 untuk parameter berat jenis minyak kayu

    putih pada suhu 15oC adalah antara 0,90-0,93. Jika hasil pengujian dibandingkan

    dengan persyaratan SNI 01-5009.11-2001 maka dapat diketahui kedua minyakkayu putih tersebut tidak sesuai dengan standar yang ditentukan.

    3. Indeks Bias

    Indeks bias adalah bilangan yang menunjukkan perbandingan antara sinus

    sudut datang dengan sinus sudut bias cahaya. Saat praktikum pengujian parameter

    indeks bias ini dilakukan dengan menggunakan refraktometer.

    Berdasarkan hasil praktikum dan perhitungan dapat diketahui indeks bias dari

    sampel minyak kayu putih cap Gajah adalah 1,4598 dan indeks bias untuk sampel

  • 8/9/2019 Pengujian Mutu Cajuput Oil

    7/9

    cap Lang adalah 1,4638. Persyaratan untuk parameter indeks bias berdasarkan

    pada SNI 01-5009.11-2001 adalah antara 1,46-1,47.

    Jika hasil praktikum dan perhitungan dibandingkan dengan persyaratan dari

    SNI 01-5009.11-2001 maka baik merk cap Gajah maupun cap Lang mutunya

    sesuai dengan SNI.

    4. Putaran Optik

    Putaran optic adalah besarnya pemutaran bidang polarisasi suatu zat. Saat

    praktikum proses pengukuran putaran optic dilakukan dengan menggunakan alat

    polarometer yang dikondisikan pada suhu 27,5oC.

    Berdasarkan hasil praktikum maka dapat diketahui bahwa minyak kayu putih cap

    Gajah memiliki putaran optic sebesar -4o dan minyak kayu putih cap Lang

    memiliki putaran optic sebesar -3oC. Persyaratan untuk parameter putaran optic

    berdasarkan SNI 01-5009.11-2001 adalah antara -4o-0o.

    Jika hasil praktikum dan perhitungan dibandingkan dengan persyaratan dari

    SNI, maka kedua sampel baik sampel cap Gajah maupun cap Lang sesuai dengan

    persyaratan SNI 01-5009.11-2001.

    5. Kelarutan dalam Alkohol

    Pengujian kelarutan minyak kayu putih ini dilakukan dengan menggunakan

    akohol 80% perbandingan tertentu, yaitu pada perbandingan alcohol : minyak

    (1:1, 1:2, 1:8, dan 1:10). Proses penambahan alcohol ini dilakukan di dalam

    tabung reaksi dan dikocok, dan didiamkan, kemudian diamati kejernihannya.Berdasarkan hasil praktikum maka dapat diketahui bahwa tingkat kelarutan

    minyak kayu putih baik merk cap Gajah maupun merk cap Lang dalam alcohol

    berbagai perbandingan (1:1, 1:2, 1:8, 1:10) adalah jernih, hal ini dikarenakan

    dalam kedua contoh minyak kayu putih tersebut tidak mengandung zat-zat yang

    terlarut dalam alcohol.

    Persyaratan untuk parameter kelarutan dalam alcohol dalam minyak kayu

    putih berdasarkan SNI 01-5009.11-2001 adalah jernih. Jika hasil pengujian

  • 8/9/2019 Pengujian Mutu Cajuput Oil

    8/9

    tersebut dibandingkan persyaratan dari SNI maka kedua merk minyak kayu putih

    tersebut sesuai dengan SNI yang ditentukan.

    6. Minyak atau Lemak

    Minyak lemak adalah minyak yang berasal dari hewan maupun tumbuhan

    seperti lemak sapi, dan minyak kelapa yang mungkin ditambahkan sebagai bahan

    pencampur pada minyak kayu putih.

    Prose pengujian minyak lemak dilakukan dengan menambahkan alcohol 80%

    sebanyak 9 mL kedalam 1 mL minyak kayu putih, kemudian dikocok dan

    direndam didalam termos berisi campuran es dan garam dapur agar es menjadi

    tidak cepat cair.Berdasarkan hasil praktikum maka dapat diketahui bahwa kedua merk

    minyak kayu putih tersebut negative mengandung minyak lemak. Persyaratan dari

    parameter minyak lemak dalam minyak kayu putih berdasarkan SNI 01-5009.11-

    2001 adalah negative. Jika hasil pengujian dibandingkan dengan persyaratan SNI

    maka bahwa kedua contoh minyak kayu putih tersebut sesuai dengan persyaratan

    SNI.

    A. KESIMPULAN

    Dari hasil pengujian dan perhitungan serta perbandingan dengan SNI 01-

    5009.11-2001, kedua contoh minyak kayu putih yaitu dengan merk cap Gajah dan

    cap Lang, dengan parameter uji bau, indeks bias, putaran optic, kelarutan dalam

    alcohol, dan minyak lemak sesuai dengan SNI 01-5009.11-2001. Akan tetapi

    untuk parameter berat jenis kedua contoh tersebut memiliki berat jenis dibawahstandar yang ditentukan.

    B. DAFTAR PUSTAKA

    Modul PJJ. 2008. PENGUJIAN MUTU I

    Kardinan, Agus. 2005. TANAMAN PENGHASIL MINYAK ATSIRI.

    Jakarta : Agro Media Pustaka

    http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri

    www.dephut.go.id

    http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsirihttp://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsirihttp://www.dephut.go.id/http://www.dephut.go.id/http://id.wikipedia.org/wiki/Minyak_atsiri
  • 8/9/2019 Pengujian Mutu Cajuput Oil

    9/9