135
i PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK DENGAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS (Studi Kasus di PT Rolas Nusantara Mandiri) Oleh: RIDA NESBI ABRINA VIOLITA NIM 115100300111026 Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

i

PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK

KOPI LUWAK DENGAN PENDEKATAN SYSTEM DYNAMICS

(Studi Kasus di PT Rolas Nusantara Mandiri)

Oleh: RIDA NESBI ABRINA VIOLITA

NIM 115100300111026

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Teknik

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG 2017

Page 2: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

ii

Page 3: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

iii

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul TA : Pengukuran Kinerja dan Perbaikan

Rantai Pasok Kopi Luwak dengan Pendekatan System Dynamics (Studi Kasus di PT Rolas Nusantara Mandiri)

Nama Mahasiswa : Rida Nesbi Abrina Violita NIM : 115100300111026 Jurusan : Teknologi Industri Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian

Pembimbing Pertama,

Mas’ud Effendi, STP. MP. NIP. 19800823 200501 1 003 Tanggal Persetujuan: ..........................................

Pembimbing Kedua,

Dr. Retno Astuti, STP, MT NIP. 19700521 200212 2 001 Tanggal Persetujuan: ..........................................

Page 4: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

iv

Page 5: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

v

LEMBAR PENGESAHAN

Judul TA : Pengukuran Kinerja dan Perbaikan Rantai

Pasok Kopi Luwak dengan Pendekatan System Dynamics (Studi Kasus di PT Rolas Nusantara Mandiri)

Nama Mahasiswa : Rida Nesbi Abrina Violita NIM : 115100300111026 Jurusan : Teknologi Industri Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian

Tanggal Lulus TA : ...............................

Dosen Penguji II, Mas’ud Effendi, STP, MP NIP. 19800823200501 1 003

Dosen Penguji III, Dr. Retno Astuti, STP, MT NIP. 19700521 200212 2 001

Dosen Penguji I,

Ir. Usman Effendi, MS. NIP. 19610727 198701 1 001

Ketua Jurusan,

Dr. Sucipto, STP, MP. NIP. 19730602 199903 1 001

Page 6: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

vi

Page 7: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Blitar pada tanggal 05 Oktober 1992. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara yang dilahirkan dari Bapak Riduwan dan Ibu Pujiasih. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 1 Binangun pada tahun 2005, kemudian melanjutkan ke Sekolah Menengah Tingkat Pertama di SMPN 1 Binangun dengan tahun kelulusan 2008, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Atas di

SMAN 1 Blitar pada tahun 2011 Penulis melanjutkan studi S1 Teknologi Industri

Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Malang, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tahun 2011. Pada masa pendidikannya, penulis aktif sebagai Asisten Pengetahuan Bahan Agroindustri, Asisten Perancangan Kerja dan Ergonomi dan Asisten Plan Product and Inventory Control (PPIC). Selain itu penulis juga pernah menjadi staf di Forum Kajian Islam Teknologi Pertanian (FORKITA).

Page 8: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

viii

Page 9: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

ix

Alhamdulillah... Terima kasih Ya Allah Karya kecil ini saya

persembahkan kepada orang-orang yang selalu ada untukku di saat susah, senang, sedih dan bahagia,..

Terima kasih Papa, Ibu, Adik serta Sahabat-sahabatku tercinta…

Page 10: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

x

Page 11: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xi

PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Rida Nesbi Abrina Violita NIM : 115100300111026 Jurusan : Teknologi Industri Pertanian Fakultas : Teknologi Pertanian Judul TA : Pengukuran Kinerja dan Perbaikan Rantai

Pasok Kopi Luwak dengan Pendekatan System Dynamics (Studi Kasus di PT Rolas Nusantara Mandiri)

Menyatakan bahwa, TA dengan judul di atas merupakan karya asli penulis tersebut. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar saya bersedia dituntut sesuai hukum yang berlaku. Malang, 23 November 2017 Pembuat Pernyataan, Rida Nesbi Abrina Violita NIM 115100300111026

Page 12: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xii

Page 13: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xiii

Rida Nesbi Abrina Violita. 115100300111026. Pengukuran Kinerja dan Perbaikan Rantai Pasok Kopi Luwak dengan Pendekatan System Dynamics (Studi Kasus di PT. Rolas Nusantara Mandiri). TA. Dosen Pembimbing: Mas’ud Effendi, STP, MP. dan Dr. Retno Astuti, STP, MT.

RINGKASAN

Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia yang mampu menyumbang devisa yang cukup besar. Pada saat ini tuntutan pelanggan terhadap produk kopi semakin tinggi. Pelanggan mulai menuntut aspek variasi, aspek kecepatan respon, inovasi dan fleksibilitas (Pujawan, 2005). Oleh karena itu, dalam memenuhi permintaan dan kebutuhan pelanggan diperlukan pengintregasian yang efisien dari sistem rantai pasok. PT Rolas Nusantara Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agroindustri yang berkantor pusat di Surabaya, Jawa Timur dengan produk utama salah satunya kopi luwak. Penelitian ini bertujuan adalah untuk menentukan kinerja manajemen rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri dan menentukan usulan skenario alternatif dalam model perbaikan rantai pasok kopi luwak.

Pengukuran kinerja rantai pasok dilakukan dengan integrasi model Performance of Activity (POA) dan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) berbasis Pairwise Comparison dan Objective Matrix (OMAX). Tiap-tiap atrinut yang digunakan dalam pengukuran rantai pasok diberikan bobot dengan menggunakan metode Pairwise Comparison. Setelah mengetahui bobot dan target pencapaian dari masing-masing indikator kinerja, selanjutnya dilakukan perhitungan scoring system dengan Objective Matrix (OMAX). Kinerja rantai pasok yang memiliki nilai rendah akan dilakukan perbaikan dengan melakukan simulasi menggunakan metode System Dynamics.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri bernilai cukup (0,58 untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan 0,69 untuk

Page 14: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xiv

produk Roasted Luwak Arabica 150 gr). Skenario alternatif terbaik dalam model perbaikan sistem manajemen rantai pasok kopi luwak adalah model kebijakan inventory turn over 4 kali per tahun dan inventory days of supply 90 hari. Hasil perbaikan kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri sebesar 0,813 (Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr) dan 0,818 (Roasted Luwak Arabica 150 gr). Saran terhadap pengembangan penelitian ini adalah agar dilakukan pemodelan dan simulasi rantai pasok secara keseluruhan, tidak hanya model dan simulasi untuk kinerja yang akan diperbaiki saja, agar karakteristik dari rantai pasok yang akan diukur lebih jelas dan terperinci.

Kata Kunci : Kinerja Rantai Pasok, Kopi Luwak, System

Dynamics.

Page 15: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xv

Rida Nesbi Abrina Violita. 115100300111026. Performance Measure and Improvement of Civet Coffee’s Supply Chain using System Dynamics (Case Study at PT. Rolas Nusantara Mandiri). Minor Thesis. Supervisor: Mas’ud Effendi, STP, MP. and Dr. Retno Astuti, STP, MT.

SUMMARY

Coffee is an important export commodity for Indonesia that can contribute large exchange. Current needs of coffee was higher. Costumer begin strive for aspect of variations, responsibility, innovations and flexibility (Pujawan, 2005). Therefore, within fulfill a demand and costumer requirement needful efficient integration from supply chain’s system. PT Rolas Nusantara Mandiri is an agroindustry in Surabaya, Jawa Timur with civet coffee as it’s main product. This study aimed to determine the performance of Civet Coffee’s supply chain in PT Rolas Nusantara Mandiri and determine alternative scenario recommendation in improving of civet coffee’s supply chain.

Performance Measure of supply chain was done by integration of Performance of Activity (POA) model and Supply Chain Operations Reference (SCOR) based Pairwise Comparison and Objective Matrix (OMAX). Attribute that use to measure of supply chain given weight using Pairwise Comparison method. After that, was done by scoring system measure using Objective Matrix (OMAX). The low’s value of performance supply chain were improved using System Dynamics simulation.

The result of study showed that the performance of civet coffee’s supply chain in PT Rolas Nusantara Mandiri have medium value (0,58 for 12 gr civet coffee Arabica’s powder and 0,69 for 150 gr civet coffee Arabica’s roasted). The best of alternative improvement scenario model of civet coffee’s supply chain was policy model of inventory turn over which was 4 time per year and inventory days of supply of 90 days. The result of civet coffee’s supply chain improvement in PT Rolas Nusantara

Page 16: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xvi

Mandiri became 0,813 (12 gr civet coffee Arabica’s powder) and 0,818 (150 gr civet coffee Arabica’s roasted). Recommendations for the development of this research are to construct the supply chain’s modelling and simulation to be more complex and detailed not only modelling and simulation that improve, in order that the characteristic of supply chain can be measure more clear and detailed. It was suggested for further research to construct more complex and detail supply chain modeling and simulation, in order to measure characteristics of supply chain clearly and specifically.

Keywords :

Civet Coffee, Supply Chain Performance, System Dynamic.

Page 17: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xvii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Pengukuran Kinerja dan Perbaikan Rantai Pasok Kopi Luwak dengan Pendekatan System Dynamics (Studi Kasus di PT. Rolas Nusantara Mandiri)”. Laporan Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan kegiatan dan penyusunan laporan Tugas Akhir sehingga semuanya dapat terselesaikan dengan baik, terutama kepada: 1. Bapak Mas’ud Effendi STP, MP., selaku Dosen Pembimbing I

yang telah menyediakan waktu, memberikan bimbingan dan arahan atas terselesainya laporan Tugas Akhir ini.

2. Ibu Dr. Retno Astuti, STP, MT., selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu, memberikan bimbingan dan arahan atas terselesainya laporan Tugas Akhir ini.

3. Bapak Ir. Usman Effendi, MS., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat.

4. Bapak Dr. Sucipto, STP, MP., selaku ketua jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya

5. Orang tua penulis Bapak Riduwan dan Ibu Pujiasih, serta saudara penulis Juwita Bintari Rusmala Sari yang selalu memberikan doa serta motivasinya.

6. Sahabat-sahabat penulis Riza, Murphi, Dinda, Ika, Tisna, Novi, Firda, Desi, Faya, dan Mifta atas segala dukungan dan bantuannya.

7. Sahabat system dynamics penulis Karina Meidayanti dan Ulfa Nursiam atas segala dukungan dan bantuannya.

8. Sahabat-sahabat taat penulis Muthi, Nabila, Azizah, Fika, Rani, Nurus, Mbak Dina, Mbak Lola, Mbak Najma, Kholis,

Page 18: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xviii

Balgis, Mbak Mila, Cita, Yatik, Salma, Virgin, Nurmah atas segala doa, bantuan dan motivasinya.

Semoga Allah SWT selalu memberikan karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu. Penulis menyadari masih banyak keterbatasan dalam Tugas Akhir ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya. Semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak lain yang membutuhkan.

Malang, 23 November 2017

Penulis

Page 19: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................... i LEMBAR PERSETUJUAN ...................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ........................................................ v RIWAYAT HIDUP ................................................................... vii HALAMAN PERUNTUKAN ..................................................... ix PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ........................... xi RINGKASAN ............................................................................. xiii SUMMARY ................................................................................. xv

KATA PENGANTAR ............................................................ xvii DAFTAR ISI ........................................................................... xix DAFTAR TABEL ................................................................ xxiii DAFTAR GAMBAR ............................................................. xxv DAFTAR LAMPIRAN ......................................................... xxvii

I PENDAHULUAN .................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .................................................................. 1 1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 3 1.3 Tujuan .............................................................................. 3 1.4 Manfaat ............................................................................ 3

II TINJAUAN PUSTAKA............................................................ 5 2.1 Kopi ................................................................................... 5 2.2 Manajemen Rantai Pasok ................................................. 7

2.2.1 Elemen-Elemen Dalam SCM ................................. 10 2.2.2 Prinsip-Prinsip SCM .............................................. 11

2.3. Pengukuran Kinerja Rantai Pasok ................................. 12 2.3.1 Pengukuran Kinerja ............................................... 12 2.3.2 Kinerja Rantai Pasok ............................................. 13

2.4 Integrasi Manjemen Rantai Pasok .................................. 16 2.5 Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison) ....... 18

2.5.1 Skala Perbandingan pada Pairwise Comparison) .. 18

Page 20: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xx

2.5.2 Perhitungan Consistency Index (CI) dan Consitency Ratio (CR) ............................................................ 20

2.6 Objective Matrix (OMAX) ................................................. 21 2.7. System Dynamics .......................................................... 21

2.7.1 Causal Loop Diagram (CLD) ................................ 24 2.7.2 Stock and Flow Diagram (SFD) ............................. 27

2.8 Penelitian Terdahulu ........................................................ 28 III METODE PENELITIAN ....................................................... 31

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................... 31 3.2 Batasan Masalah ............................................................. 31 3.3 Prosedur Penelitian ........................................................ 31

IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................. 47

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ........................................ 47 4.2 Rantai pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri .. 48

4.2.1 Struktur Rantai Pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri ................................................. 48

4.2.2 Aliran Rantai Pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri .................................................................. 51

4.3 Pembobotan Kriteria Rantai Pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri ......................................................... 54

4.4 Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri ......................................................... 55

4.5 Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Kopi Luwak PT RNM ............................................................. 64

4.6 Simulasi dari Kebijakan Perbaikan Kinerja ...................... 68 4.6.1 Causal Loop Diagram Supply and Demand Kopi

Luwak PT. RNM ................................................... 71 4.6.2 Skenario Stock and Flow Diagram ........................ 72

4.7 Skenario dan Hasil Simulasi System Dynamics Kebijakan Inventori ........................................................................ 77 4.7.1 Model Kebijakan Inventory Turn Over 4 kali per

tahun dan Inventory Days of Supply 90 hari ......... 77 4.7.2 Model Kebijakan Inventory Turn Over 4 kali per

tahun dan Inventory Days of Supply 120 hari ........ 83

Page 21: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xxi

4.8 Verifikasi dan Validasi Model .......................................... 88 4.8.1 Verifikasi Mode ..................................................... 88 4.8.2 Validasi Model ....................................................... 90

4.9 Hasil Perbaikan ............................................................... 92 4.10 Implikasi Manjerial ........................................................ 94

V KESIMPULAN DAN SARAN................................................ 97

5.1 Kesimpulan ...................................................................... 97 5.2 Saran ............................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 99 LAMPIRAN ............................................................................ 107

Page 22: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xxii

Page 23: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xxiii

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Atribut Kinerja .......................................................... 15 Tabel 2.2 Skala Perbandingan dalam Metoda Pairwise

Comparison ............................................................. 18 Tabel 2.3 Nilai Indeks Acak (RI).............................................. 19 Tabel 2.4 Pengukuran dengan Objective Matrix ..................... 21 Tabel 3.1 Metrics Performance/Kinerja Matriks yang diukur .. 37 Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja PT Rolas Nusantara

Mandiri .................................................................... 47 Tabel 4.2 Hasil Pembobotan Kriteria Rantai Pasok Kopi

Luwak PT. RNM ...................................................... 54 Tabel 4.3 Hasil Pengukuran dari Kinerja Rantai Pasok

Perusahaan ............................................................. 64 Tabel 4.4 Metriks Dengan Skor Yang Tinggi .......................... 65 Tabel 4.5 Metriks Dengan Skor Rendah ................................. 66 Tabel 4.6 Metriks Dengan Skor Yang Tinggi .......................... 67 Tabel 4.7 Metriks Dengan Skor Rendah ................................. 67 Tabel 4.8 Kinerja Rantai Pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica

12 gr PT RNM ......................................................... 69 Tabel 4.9 Kinerja Rantai Pasok Roasted Luwak Arabica

150 gr PT RNM ....................................................... 70 Tabel 4.10 Formulasi Stock Flow Diagram Kebijakan

Inventori .................................................................. 76 Tabel 4.11 Kondisi Inisial Variabel-variabel Sistem pada

saat Awal Simulasi Model ....................................... 77 Tabel 4.12 Perkiraan Inventori Kopi Bubuk Luwak Arabica

12 gr setelah diperbaiki Periode Januari-Desember ................................................................ 79

Tabel 4.13 Perkiraan Inventori Roasted Luwak Arabica 150 gr setelah diperbaiki Periode Januari-Desember .... 82

Tabel 4.14 Kondisi Inisial Variabel-variabel Sistem pada saat Awal Simulasi Model ....................................... 83

Tabel 4.15 Perkiraan Inventori Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr setelah diperbaiki Periode Januari-Desember ................................................................ 85

Tabel 4.16 Perkiraan Inventori Roasted Luwak Arabica 150 gr setelah diperbaiki Periode Januari-Desember .... 87

Page 24: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xxiv

Tabel 4.17 Perbaikan Kinerja Rantai Pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT RNM................................. 94

Tabel 4.18 Perbaikan Kinerja Rantai Pasok Roasted Luwak Arabica 150 gr PT RNM .......................................... 95

Page 25: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xxv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Simplifikasi Model Supply Chain dan 3 Macam

Aliran yang Dikelola ............................................. 8 Gambar 2.2 Causal Loop Diagram .......................................... 24 Gambar 2.3 Stock and Flow Diagram ...................................... 26 Gambar 3.1 Diagram Prosedur Penelitian ............................... 31 Gambar 3.2 Tahap Analisis Data Penelitian ............................ 36 Gambar 4.1 Aliran Rantai Pasok Kopi Luwak PT Rolas

Nusantara Mandiri ............................................... 53 Gambar 4.2 Causal Loop Diagram (CLD) dari Pemenuhan

Permintaan ........................................................... 71 Gambar 4.3 Model SFD Perbaikan Kinerja Inventori Kopi

Bubuk Luwak Arabica 12 gr ................................. 73 Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Inventory dan Desired

Inventory .............................................................. 79 Gambar 4.5 Perbandingan Jumlah Produksi dan Jumlah

Permintaan ........................................................... 78 Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Inventory dan Desired

Inventory .............................................................. 79 Gambar 4.7 Perbandingan Jumlah Produksi dan Jumlah

Permintaan ........................................................... 81 Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Inventory dan Desired

Inventory .............................................................. 84 Gambar 4.9 Perbandingan Jumlah Produksi dan Jumlah

Permintaan ........................................................... 84 Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Inventory dan Desired

Inventory .............................................................. 86 Gambar 4.11 Perbandingan Jumlah Produksi dan Jumlah

Permintaan ........................................................... 86 Gambar 4.12 Hasil Simulasi Verifikasi ....................................... 88 Gambar 4.13 Cause Strip Diagram Variabel Inventory,

Procurement dan Shipment ................................. 90

Page 26: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xxvi

Page 27: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

xxvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Tabel Kinerja Supply Chain Management ........... 107 Lampiran 2 Kuesioner Penenuan Weight (Pembobotan) ....... 111 Lampiran 3 Jenis-jenis Produk Kopi di PT RNM..................... 115 Lampiran 4 Gambar Produk Kopi di PT RNM......................... 117 Lampiran 5 Perhitungan Matriks Pairwise Comparison .......... 119 Lampiran 6 Hasil Pengolahan Pembobotan Kuesioner

dengan Software Criterium DecisionPlus 3.0 ...... 121 Lampiran 7 Permintaan Kopi Luwak PT RNM Tahun 2014 .... 123 Lampiran 8 Data Peramalan Kopi Luwak PT RNM Tahun

2014 ..................................................................... 127 Lampiran 9 Jumlah Inventori Kopi Luwak PT RNM Tahun

2014 ..................................................................... 129 Lampiran 10 Perhitungan Inventory Accuracy .......................... 133 Lampiran 11 Perhitungan Forecast Accuracy ........................... 135 Lampiran 12 Perhitungan Order Manufacturing Cost ............... 137 Lampiran 13 Perhitungan Equipment Related to Production

as a % of Revenue .............................................. 139 Lampiran 14 Perhitungan Inventory Carrying Cost .................. 141 Lampiran 15 Perhitungan Inventory Investment as % of

Sales .................................................................... 143 Lampiran 16 Perhitungan Freight Cost per Unit Shipped ......... 145 Lampiran 17 Perhitungan Inbound Freight Cost ....................... 147 Lampiran 18 Perhitungan Measure of Excess/Obsolete

Inventory .............................................................. 149 Lampiran 19 Perhitungan Inventory Days of Supply ................ 151 Lampiran 20 Perhitungan Cash-to Cash Cycle Time ............... 153 Lampiran 21 Perhitungan Inventory Turn Over ........................ 155 Lampiran 22 Perhitungan Nilai Matriks Maksimum dan

Minimum pada Objective Matrix .......................... 157

Page 28: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK
Page 29: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK
Page 30: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kopi merupakan komoditas ekspor penting bagi Indonesia yang mampu menyumbang devisa yang cukup besar. Menurut data Kementerian Perdagangan, ekspor kopi Indonesia senilai US$1,5 miliar atau Rp 15 triliun (Hidayat dan Arie, 2014). Pada saat ini tuntutan pelanggan terhadap produk kopi semakin tinggi. Pelanggan mulai menuntut aspek variasi, aspek kecepatan respon, inovasi dan fleksibilitas. (Pujawan, 2005). Oleh karena itu, dalam memenuhi permintaan dan kebutuhan pelanggan diperlukan pengintregasian yang efisien dari sistem rantai pasok. Barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada tempat yang tepat dengan tujuan mencapai biaya dari sistem secara keseluruhan yang minimum dan juga mencapai service level yang diinginkan.

PT Rolas Nusantara Mandiri merupakan salah satu anak perusahaan PT. Perkebunan Nusantara XII yang berkantor pusat di Jalan Indrapura No.33A Surabaya, bergerak di bidang agribisnis dan agroindustri yang memiliki unit pengolahan kopi, teh dan air minum dalam kemasan. Pada unit pengolahan kopi terdapat kopi luwak yang menjadi salah satu produk andalan dari PT Rolas Nusantara Mandiri. PT Rolas Nusantara Mandiri mengalami kendala dalam penjualan produk kopi yang tidak mengalami perkembangan yang baik, padahal potensi penjualan produk kopi cukup menjanjikan. Oleh karena itu PT Rolas Nusantara Mandiri ingin meningkatkan kinerja perusahaan dan meningkatkan kualitas produksi agar mampu bersaing dengan produk-produk yang ada dipasaran.

Salah satu kinerja yang dapat menggambarkan kinerja perusahaan adalah kinerja rantai pasok. Untuk menciptakan manajemen kinerja yang efektif diperlukan sistem pengukuran yang mampu mengevaluasi kinerja rantai pasok secara holistik. Dengan mengukur kinerja rantai pasok maka berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pemenuhan permintaan konsumen seperti kecepatan merespon dan ketepatan waktu dalam

Page 31: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

2

memenuhi permintaan akan dapat diketahui berapa waktu yang diperlukan untuk setiap prosesnya serta diharapkan dapat memudahkan perusahaan dalam menentukan strategi yang akan dilakukan untuk menghadapi kelemahan perusahaan serta prioritas yang akan datang. PT Rolas Nusantara Mandiri belum pernah melakukan pengukuran kinerja secara sistematik. Pengukuran kinerja yang dilakukan selama ini hanya melihat apakah terjadi kerugian secara material atau tidak secara keseluruhan, tidak spesifik kepada rantai pasoknya.

Pengukuran kinerja rantai pasok dilakukan dengan integrasi model Performance of Activity (POA) dan model Supply Chain Operations Reference (SCOR) berbasis Pairwise Comparison dan Objective Matrix (OMAX). Dalam model POA yang diukur adalah cost, time, capacity, productivity, utility, dan outcome, sedangkan dalam model SCOR akan mengukur reliability, responsiveness, flexibility, costs dan asset (Sidarto, 2008). Tiap-tiap kriteria yang digunakan dalam pengukuran rantai pasok diberikan bobot dengan menggunakan metode Pairwise Comparison. Setelah mengetahui bobot dan target pencapaian dari masing-masing indikator kinerja, selanjutnya dilakukan perhitungan scoring system dengan Objective Matrix (OMAX). Hasilnya kemudian dilakukan simulasi dengan metode system dynamics untuk melihat apakah kebijakan yang dihasilkan untuk tiap kinerja rantai pasok yang telah diukur dapat digunakan. System dynamics digunakan untuk mensimulasikan sistem yang bersifat dinamis dan menyelesaikan suatu masalah tidak dilihat pada satu pokok bagian saja, tetapi dilihat semua pengaruhnya terhadap semua yang berhubungan dengan masalah tersebut. Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan dalam menentukan kebijakan selanjutnya agar kinerja perusahaan dapat lebih ditingkatkan yaitu dengan mengukur kinerja perusahaan dalam memenuhi permintaan dan juga aktivitas lainnya yang berkaitan dengan pemenuhan permintaan dari konsumen.

Page 32: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

3

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di PT Rolas Nusantara Mandiri, maka permasalahan yang timbul dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri?

2. Bagaimana usulan skenario alternatif terbaik dalam model perbaikan sistem rantai pasok kopi luwak pada PT Rolas Nusantara Mandiri?

1.3 Tujuan

Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk: 1. Menentukan kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas

Nusantara Mandiri. 2. Menentukan usulan skenario alternatif dalam model

perbaikan sistem rantai pasok kopi luwak.

1.4 Manfaat

Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi perusahaan sebagai bahan informasi dan

pertimbangan positif dalam mengatasi masalah rantai pasok serta memudahkan perusahaan dalam menentukan strategi yang akan dilakukan.

2. Bagi pihak lain menambah pengetahuan maupun wawasan berpikir dan menambahnya kesadaran pentingnya manajemen rantai pasok dalam mencapai tujuan perusahaan serta sebagai bagan acuan untuk penyusunan penelitian yang serupa dan lebih mendalam.

.

Page 33: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

4

Page 34: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

5

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kopi

Kopi adalah jenis tanaman tropis, yang dapat tumbuh dimana saja, terkecuali pada tempat-tempat yang terlalu tinggi dengan temperatur yang sangat dingin atau daerah-daerah tandus yang memang tidak cocok bagi kehidupan tanaman kopi (Sairdama, 2013). Kopi berasal dari Afrika, yaitu daerah pegunungan di Etopia. Namun, kopi sendiri baru dikenal oleh masyarakat dunia setelah tanaman tersebut dikembangkan di luar daerah asalnya, yaitu Yaman di bagian selatan Arab, melalui para saudagar Arab (Rahardjo, 2012). Walaupun jenis kopi itu banyak sekali jumlahnya, namun dalam garis besarnya ada tiga jenis besar, yaitu

1. Kopi Arabika, yang mempunyai ciri berdaun kecil, halus mengkilat, panjang daun 12-15 cm x 6 cm dengan panjang buah 1,5 cm,

2. Kopi Canephora, dengan cirinya yaitu berdaun besar, dan panjang daun lebih dari 20 cm x 10 cm, bergelombang, dengan panjang buah ± 1,2 cm,

3. Kopi Liberika, yang mempunyai ciri berdaun lebat, besar, mengkilat, buah besar sampai 2/3 cm, tetapi biji kecil. Kopi Arabika tumbuh maksimal pada ketinggian 1.000

meter sampai 1.500 meter di atas permukaan laut. Kopi Arabika memiliki jenis 9 jenis yang berbeda pula, antara lain Brazilian Arabica yang tumbuh maksimal pada ketinggian 2.000 meter sampai 2.500 meter di atas permukaan laut, dan Colombian Mild Arabica tumbuh maksimal pada ketinggian lebih dari 2.500 meter di atas permukaan laut. Kopi Robusta akan tumbuh maksimal pada ketinggian 400 meter sampai 700 meter di atas permukaan laut. Tanaman kopi sangat sensitif terhadap kelembaban udara. Kelembaban udara yang ideal yaitu antara 70 persen sampai 89 persen. Selain itu tanaman kopi juga sensitif terhadap curah hujan. Ada saat dimana tanaman kopi membutuhkan hujan yang cukup banyak yaitu pada saat perkembangan biji, dan ada pula saat dimana curah hujan tidak terlalu banyak dibutuhkan yaitu

Page 35: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

6

pada saat berbunga dan perkembangan buah, karena hujan yang deras akan menyebabkan bunga rontok dari tanaman (AEKI, 2006). Beberapa sifat penting kopi Arabika:

1. Menghendaki daerah dengan ketinggian antara 700-1700 mdpl dengan suhu sekitar 16-20 derajat Celsius.

2. Menghendaki daerah beriklim kering atau bulan kering 3 bulan/tahun secara berturut-turut, tetapi sesekali mendapat hujan.

3. Terutama peka terhadap penyakit karat daun terutama bila ditanam di dataran rendah atau kurang dari 500 mdpl.

4. Rata-rata produksi sedang (4,5-5 kuintal kopi beras/ha/tahun) tetapi mempunyai cita rasa, kualitas, dan harga relatif tinggi dibandingkan kopi Robusta. Dari segi produksi yang menonjol dalam kualitas dan

kuantitas adalah jenis Arabika, andilnya dalam pasokan dunia tak kurang dari 70 persen. Jenis Robusta yang mutunya dibawah Arabika, mengambil bagian 24 persen produksi dunia, sedangkan Liberika dan Ekselsia masing-masing 3 persen. Arabika dianggap lebih baik daripada Robusta karena rasanya lebih enak dan jumlah kafeinnya lebih rendah, maka Arabika lebih mahal daripada Robusta (AEKI, 2006).

Selain kedua jenis kopi tersebut, di Indonesia juga terdapat jenis kopi lain yaitu kopi luwak. Kopi luwak tidak berasal dari spesies kopi khusus, namun berasal dari buah kopi robusta atau kopi arabika yang dimakan oleh hewan luwak, buah kopi tersebut diproses melalui sistem pencernaan dan kemudian biji kopi tersebut dikeluarkan dalam bentuk kotoran hewan luwak. Kotoran tersebut diambil biji kopinya, dibersihkan, dikeringkan dengan sinar matahari sehingga menjadi biji kopi luwak (Fuferti, Syakbaniah dan Ratnawulan, 2013). Kopi luwak (Civet coffee) adalah jenis kopi dari biji kopi yang telah dimakan oleh binatang sejenis musang bernama luwak (Paradoxurus Hermaphrodirus), buah kopi tersebut kemudian mengalami proses fermentasi secara alami di dalam sistem pencernaan luwak (Krishnakumar, Balasubramanian dan Balakrishnan, 2002).

Kopi luwak memiliki cita rasa yang unik dan kadar keasaman yang rendah, lembut seperti sirup (Chan dan Garcia,

Page 36: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

7

2011). Proses fermentasi alami yang terjadi dalam perut luwak mengakibatkan terjadinya perubahan komposisi kimia pada biji kopi dan dapat meningkatkan kualitas rasa kopi, karena selain berada pada suhu fermentasi optimal juga dibantu dengan enzim dan bakteri yang ada pada pencernaan luwak. Kopi luwak mengandung kafein yang sangat rendah hanya sekitar 0.5–1 persen. Rendahnya kadar kafein kopi luwak ini disebabkan oleh proses fermentasi dalam sistem pencernaan luwak yang mampu mengurangi kadar kafein kopi sehingga dapat menciptakan kenikmatan pada kopi luwak dan aroma yang sangat harum (Marcone, 2004)

Menurut Oktadina, Bambang dan Muhammad (2013), ada dua cara pengolahan kopi yaitu dilakukan dengan pengolahan basah dan pengolahan kering. Pengolahan basah dilakukan dengan cara memfermentasikan kopi dengan kurun waktu 24-36 jam. Dimana tujuan fermentasi dilakukan untuk melepaskan lendir yang berasal dari kulit tanduk kopi. Sedangkan pengolahan kering dilakukan dengan cara mengeringkan buah kopi secara berkala untuk menghilangkan lendir. 1.2 Manajemen Rantai Pasok

Supply chain management (manajemen rantai pasokan) adalah integrasi aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan (Heizer dan Render, 2010). Simichi-Levi et al (2008) menyatakan manajemen rantai pasokan sebagai sebuah pendekatan yang diterapkan untuk menyatukan pemasok, pengusaha, gudang, dan tempat penyimpanan lainnya (distributor, retailer, dan pengecer) secara efisien, sehingga produk dapat dihasilkan dan distribusikan dengan jumlah yang tepat, lokasi yang tepat, dan waktu yang tepat untuk menurunkan biaya dan memenuhi kebutuhan pelanggan. Definisi tersebut didasarkan atas beberapa hal :

1. Manajemen rantai pasokan perlu mempertimbangkan bahwa semua kegiatan mulai dari pemasok, manufaktur, gudang, distributor, retailer, sampai ke pengecer

Page 37: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

8

berdampak pada biaya produk yang diproduksi yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

2. Tujuan dari manajemen rantai pasokan adalah agar total biaya dari semua bagian, mulai dari transportasi dan distribusi persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi menjadi lebih efektif dan efisien sehingga mengurangi biaya.

3. Manajemen rantai pasokan berputar pada integrasi yang efisien dari pemasok, manufaktur, gudang, distributor, retailer, dan pengecer yang mencakup semua aktivitas perusahaan, mulai dari tingkat strategis sampai tingkat taktik operasional Menurut Chopra and Meindl (2007), rantai pasok memiliki

sifat yang dinamis namun melibatkan tiga aliran yang konstan, yaitu aliran informasi, produk dan uang. Disamping itu, Chopra and Meindl juga menjelaskan bahwa tujuan utama dari setiap rantai pasok adalah untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan menghasilkan keuntungan. Sementara itu, Ling Li (2007) memaparkan bahwa rantai pasok lebih menekankan pada semua aktivitas dalam memenuhi kebutuhan konsumen yang di dalamnya terdapat aliran dan transformasi barang mulai dari bahan baku sampai ke konsumen akhir dan disertai dengan aliran informasi dan uang.

Rantai pasokan menimbulkan gambaran atas pergerakan produk atau pasokan dari supplier kepada pembuat produk, distributor, pengecer, pelanggan sepanjang rantai. Rantai pasok biasanya melibatkan variasi dari tingkat-tingkat (Chopra and Meindl, 2007). Tingkat-tingkat ini meliputi: pelanggan, pengecer, distributor, pembuat produk dan komponen atau supplier bahan baku. Rantai pasok tidak hanya terdiri dari perusahaan maupun pemasok, namun juga transportasi, gudang, pengecer, dan konsumen dari perusahaan tersebut (Widodo dan Dewi, 2010).

Strategi rantai pasokan adalah kumpulan kegiatan dan aksi strategis di sepanjang rantai pasokan yang menciptakan rekonsiliasi antara apa yang dibutuhkan pelanggan akhir dengan kemampuan sumber daya yang ada pada rantai pasokan tersebut (Muhammad, Amri dan Cut, 2012). Menurut

Page 38: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

9

Gambar 2.1 Simplifikasi Model Rantai Pasok dan 3 Macam

Aliran yang Dikelola (Sumber : Camerinelli, 2008)

Prasetya (2009), strategi yang paling mendasar dari sebuah SCM berkaitan dengan perancangan konfigurasi fisik maupun manajemennya. Konfigurasi-konfigurasi tersebut ternyata tidak bisa dilepaskan dari karakteristik produk maupun jasa yang dihasilkan oleh sebuah rantai pasok. Karakteristik produk dalam konteks ini dicirikan oleh berbagai aspek antara lain siklus hidupnya, jumlah variasinya, stabilitas permintaannya dan sebagainya.

1. Produk-produk fungsional dicirikan oleh siklus hidupnya yang panjang, variasinya sedikit dan permintaannya yang relatif stabil serta bisa diprediksi dengan cukup baik. Produk-produk fungsional biasanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar, seperti garam, gula pasir, deterjen, sabun, ballpoin, buku tulis, minyak goreng dan lain sebagainya.

2. Produk-produk inovatif, permintaan yang tidak stabil dan sulit diramalkan, siklus hidupnya pendek. Produk inovatif biasanya muncul sebagai akibat dari kemampuan teknologi dan inovasi yang bagus. Contohnya: Televisi, Komputer dan lain sebagainya.

Page 39: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

10

2.2.1 Elemen-Elemen Dalam Manajemen Rantai Pasok

Dalam rantai pasok ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan yang mempunyai kepentingan yang sama yaitu (Indrajit dan Djokopranoto, 2006):

1. Chain 1: Suppliers Merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama. Bahan pertama ini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, bahan dagangan, sub-assemblies, suku cadang, dan sebagainya.

2. Chain 1-2: Suppliers - Manufacturer Manufacturer atau bentuk lain yang melakukan pekerjaan membuat, mempabrikasi, mengasembling, merakit, dan mengkonversikan, atau pun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan kedua rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Penghematan dapat diperoleh dari inventories bahan baku, bahan setengah jadi, dan bahan jadi yang berada di pihak suppliers, manufacturer, dan tempat transit merupakan target untuk penghematan ini.

3. Chain 1-2-3: Supplier – Manufacturer - Distribution Barang sudah jadi yang dihasilkan oleh manufacturer sudah mulai harus disalurkan kepada pelanggan. Penyaluran barang dilakukan melalui distributor. Barang dari pabrik melalui gudangnya disalurkan ke gudang distributor atau wholesaler atau pedagang besar dalam jumlah besar, dan pedagang besar menyalurkan dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailers atau pengecer.

4. Chain 1-2-3-4: Supplier – Manufacturer – Distribution - Retail Outlets Pedagang besar biasanya mempunyai fasilitas gudang sendiri yang digunakan untuk menimbun barang sebelum disalurkan lagi ke pihak pengecer. Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.

Page 40: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

11

5. Chain 1-2-3-4-5: Supplier – Manufacturer – Distribution – Retailer Outlets – Customers Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam rantai pasok. Para pengecer atau retailers ini menawarkan barangnya langsung kepada para pelangan atau pembeli atau pengguna barang tersebut.

2.2.2 Prinsip-Prinsip Manajemen Rantai Pasok

Prinsip utama yang harus dipegang dalam melakukan sinkronisasi aktivitas-aktivitas sebuah rantai pasok adalah untuk menciptakan resultan yang lebih besar, bukan hanya bagi tiap anggota rantai, tetapi juga bagi keseluruhan sistem. Kesuksesan implementasi prinsip ini biasanya membutuhkan perubahan-perubahan pada tingkatan strategis maupun taktis. Sebaliknya, kegagalan biasanya ditandai oleh ketidakmampuan manajemen mendefinisikan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menggiring komponen-komponen rantai pasok yang komplek ke arah yang sama (Prasetya, 2009).

Anderson, Britt dan Favre dalam Prasetya (2009), memberikan 7 prinsip dalam SCM yang diperuntukkan bagi manajer dalam merumuskan keputusan strategis, yaitu :

1. Mensegmentasikan pelanggan berdasarkan kebutuhannya.

2. Menyesuaikan jaringan logistik untuk melayani kebutuhan pelanggan yang berbeda.

3. Mendengarkan signal pasar dan jadikan signal tersebut sebagai dasar dalam perencanaan kebutuhan, sehingga bisa menghasilkan ramalan yang konsisten dan alokasi sumberdaya yang optimal.

4. Mendeferensiasikan produk pada titik yang lebih dekat dengan konsumen dan percepat konversinya disepanjang rantai pasok.

5. Mengelola sumber-sumber suplai secara strategis untuk mengurangi biaya kepemilikan dari material maupun jasa.

6. Mengembangkan strategi teknologiuntuk keseluruhan rantai pasok yang mendukung pengambilan keputusan

Page 41: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

12

berhirarki serta berikan gambaran yang jelas dari aliran produk, jasa maupun informasi.

7. Mengadopsi pengukuran kinerja untuk sebuah rantai pasok secara keseluruhan dengan maksud untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen akhir.

2.3 Pengukuran Kinerja Rantai Pasok

2.3.1 Pengukuran Kinerja

Menurut Irfan dalam Indriartiningtias dan Titim (2011), pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran, dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi satuan organisasi/kerja. Barnett (2006) mendefinisikan pengukuran kinerja sebagai proses kuantifikasi efisiensi dan keefektifan dari suatu tindakan. Ukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai suatu matriks yang digunakan untuk mengkuantifikasi efisiensi dan/atau keefektifan dari suatu tindakan. Sistem pengukuran kinerja dapat didefinisikan sebagai kumpulan matriks yang digunakan untuk mengkuantifikasi baik efisiensi dan keefektifan tindakan.

Menurut Kumar (2007), definisi dari pengukuran kinerja dimana organisasi bertujuan untuk memuaskan pelanggan, adalah mengukur efisiensi dan efektifitas. Efisiensi mengukur seberapa sukses input yang telah ditransformasikan menjadi output. Efektifitas mengukur bagaimana system berhasil mencapai output yang diinginkan. Menurut Aramyam et al. dalam Setiawan dkk (2010), pengembangan sistem pengukuran kinerja rantai pasok perlu mempertimbangkan karakter-karakter khusus dari rantai pasok yang akan diukur. Secara umum terdapat dua jenis rantai pasok produk pertanian, yaitu rantai pasok produk pertanian segar dan rantai pasok produk olahan pertanian. Produk pertanian secara umum mempunyai karakteristik antara lain: (1) produk mudah rusak, (2) budidaya dan pemanenan sangat tergantung iklim dan musim, (3) kualitas bervariasi dan (4) bersifat kamba, beberapa produk sangat sulit diangkut dan dikelola sebab ukuran dan kompleksitas dari produk. Empat

Page 42: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

13

faktor ini perlu dipertimbangkan dalam merancang dan menganalisis manajemen rantai pasok produk pertanian (Yandra dkk, 2007).

2.3.2 Kinerja Rantai Pasok

Menurut Pujawan dan Mahendrawathi (2010), pendekatan proses dalam merancang sistem pengukuran kinerja rantai pasok memungkinkan kita untuk mengidentifikasikan masalah pada suatu proses sehingga bisa mengambil tindakan koreksi sebelum masalah tersebut meluas. Dengan mengamati kinerja proses rantai pasok dari waktu ke waktu kita dapat melakukan pencegahan dini apabila ada tanda-tanda proses berjalan di luar batas kendali. Pengukuran kinerja rantai pasok digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, yang pada akhirnya diharapkan memberi peningkatan profit sebagai hasil yang. Model pengukuran kinerja rantai pasok yang dilakukan adalah mengacu pada kegiatan-kegiatan rantai pasok pada perusahaan, meliputi kegiatan pengadaan, perencanaan produksi, pemenuhan pesanan konsumen, dan pengembalian produk (Kusuma, Kuncoro dan Didik, 2010).

Menurut Setiawan dkk (2011), Sistem pengukuran kinerja (performance measurement system) sangat diperlukan sebagai pendekatan dalam rangka optimalisasi jaringan rantai pasok. Pengukuran kinerja bertujuan untuk mendukung perancangan tujuan, evaluasi kinerja, dan menentukan langkah-langkah ke depan baik pada level strategi, taktik dan operasional (Van der Vorst, 2006). Menurut Chan & Li dalam Sidarto (2008), metrik untuk mengukur kinerja rantai pasok dapat menggunakan model POA (Performance of Activity). Pada prinsipnya POA adalah model yang digunakan untuk mengukur kinerja aktivitas yang menjadi bagian dari proses dalam rantai pasok. Kinerja aktivitas diukur dalam berbagai dimensi, yaitu :

1. Ongkos yang terlibat dalam eksekusi suatu aktivitas. Ongkos muncul karena dalam pelaksanaan suatu aktivitas ada sumber daya yang digunakan. Ongkos ini bisa

Page 43: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

14

berasosiasi dengan tenaga kerja, material, peralatan, dan sebagainya. Ongkos bisa diukur dalam bentuk absolut maupun dalam bentuk relatif terhadap suatu nilai acuan.

2. Waktu yang diperlukan untuk mengerjakan suatu aktivitas. Ukuran ini sangat penting dalam konteks manajemen rantai pasok terutama untuk rantai pasok yang berkompetisi atas dasar kecepatan respon. Kecepatan respon secara umum ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan oleh masing-masing aktivitas maupun proses dalam rantai pasok. Waktu pengembangan produk baru, waktu pemrosesan pesanan pelanggan, waktu untuk mendapatkan bahan baku dari suplier, dan waktu set-up untuk kegiatan produksi adalah sebagian dari kontributor penting dalam menciptakan kecepatan respon pada rantai pasok.

3. Kapasitas yang merupakan ukuran seberapa banyak volume pekerjaan yang bisa dilakukan oleh suatu sistem atau bagian dari rantai pasok pada suatu periode tertentu. Besar kecilnya kapasitas perlu diketahui sebagai dasar untuk perencanaan produksi atau pengiriman dan sebagai dasar memberikan janji pengiriman ke pelanggan. Besarnya kapasitas yang terpasang relatif terhadap rata-rata permintaan memberikan informasi fleksibilitas pada rantai pasok. Pada era dimana jaringan rantai pasok sangat dinamis, dimana kegiatan outsourcing dan subcontracting sangat lumrah dilakukan, kapasitas suatu rantai pasok bisa jadi juga dinamis dan tidak ditentukan hanya oleh sumber daya yang dimiliki oleh suatu organisasi.

4. Kapabilitas. Kapabilitas mengacu pada kemampuan agregat suatu rantai pasok untuk melakukan suatu suatu aktivitas. Ada beberapa sub-dimensi yang membentuk kapabilitas rantai pasok. Beberapa sub-dimensi kapabilitas yang sering digunakan dalam mengukur kinerja rantai pasok adalah: kehandalan, ketersediaan dan fleksibilitas.

5. Produktivitas yang mengukur sejauh mana sumber daya pada rantai pasok digunakan secara efektif dalam mengubah input menjadi output. Secara mekanis produktivitas merupakan ratio antara keluaran yang efektif

Page 44: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

15

terhadap keseluruhan input yang terdiri dari modal, tenaga kerja, baha baku, dan energi.

6. Utilisasi yang mengukur tingkat pemakaian sumber daya dalam kegiatan rantai pasok. Misalnya, utilitas mesin, gudang, pabrik dan sebagainya. Mesin yang hanya beroperasi ratarata selama 6 jam sehari dari jam kerja harian 8 jam dikatakan memiliki utilitas sebesar 75 %. Pada rantai pasok yang siklus hidup produknya relatif panjang dan tidak berkompetisi atas dasar inovasi, utilitas menjadi salah satu ukuran yang penting untuk dimonitor.

7. Outcome yang merupakan hasil dari suatu proses atau aktivitas. Pada proses produksi outcome bisa berupa nilai tambah yang diberikan pada produk-produk yang dihasilkan. Outcome tidak selalu mudah diukur karena sering kali tidak berwujud. Selain model POA, terdapat juga model SCOR (Supply

Chain Operation Reference). Metode SCOR ini dikemukakan oleh Supply Chain Council pada tahun 1996. Supply Chain Council merupakan sebuah not-for-profit corporation yang didirikan oleh enam puluh sembilan pendiri baik perusahaan maupun perseorangan (Bolstorff dan Rosenbaum, 2007). Menurut Pujawan (2005), Supply Chain Operation Reference (SCOR) adalah satu model acuan dari operasi rantai pasokan. Model SCOR mengintegrasikan tiga elemen utama dalam manajemen, yaitu business process reengineering, benchmarking, dan process measurement kedalam kerangka lintas fungsi rantai pasok. Ketiga elemen tersebut memiliki fungsi sebagai berikut (Luthfiana dan Yandra, 2013):

1. Business process reengineering pada hakekatnya menerapkan proses kompleks yang terjadi saat ini dan mendefinisikan proses yang diinginkan.

2. Benchmarking adalah kegiatan untuk mendapatkan data kinerja operasional dari perusahaan sejenis.

3. Process measurement berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan memperbaiki proses-proses rantai pasok.

Page 45: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

16

Tabel 2.1 Atribut kinerja Atribut kinerja Definisi

Reliabilitas rantai pasok

Performa rantai pasok dalam mengirimkan produk dengan tepat, pada tempat yang tepat, pada waktu yang tepat, dengan jumlah yang tepat, dan terdokumentasi dengan baik.

Responsibilitas rantai pasok

Kecepatan rantai pasok dalam menyediakan produk ke konsumen.

Fleksibilitas rantai pasok

Kemampuan rantai pasok dalam merespon perubahan pasar dalam upaya memenangkan persaingan pasar

Biaya rantai pasok Biaya-biaya yang berhubungan dengan pengoperasian rantai pasok.

Manajemen aktiva rantai pasok

Nilai keefektifan dari suatu organisasi untuk mengatur asetnya, untuk mendukung kepuasan permintaan. Ini termasuk fixed capital dan working capital.

Sumber : Supply Chain Council (2006).

Dalam model SCOR terdapat atribut kinerja yang diukur, yaitu reliabilitas rantai pasok, kemampuan reaksi rantai pasok, biaya rantai pasok dan manajemen aktiva rantai pasok (Mutakin dan Hubeis, 2011). Atribut kinerja merupakan satu sel atribut yang digunakan untuk menilai proses rantai pasok dari berbagai sudut pandang yang berbeda. Terdapat lima atribut yang digunakan dalam penilaian performa dari rantai pasok dengan meggunakan metode SCOR. Dalam satu atribut, terdapat beberapa metrik yang dapat dipakai sebagai metrik pengukuran kinerja (Supply Chain Council, 2006). Atribut kinerja pada model SCOR dapat dilihat pada Tabel 2.1. Jenis-jenis kinerja yang diukur pada pengukuran kinerja dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.4 Integrasi Manajemen Rantai Pasok

Menurut Stock dan Lambert dalam Supriyadi (2014), pengelolaan rantai pasok yang sukses membutuhkan sistem yang terintegrasi. Masing-masing unit dalam rantai pasok menjadi satu kesatuan, tidak berdiri sendiri-sendiri sebagaimana

Page 46: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

17

halnya dengan rantai pasok tradisional. Kegiatan operasi pada rantai pasok membutuhkan aliran informasi yang berkesinambungan untuk menghasilkan produk yang baik pada saat yang tepat sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam hal ini konsumen menjadi fokus dalam setiap operasi yang dilakukan. Li, S., Ragu-Nathan,B., Ragu-Nathan, T.S. & Subba Rao, S. (2006) menyatakan bahwa dalam rantai pasok yang terintegrasi terdapat proses-proses berikut ini:

1. Strategic Supplier Partnership Strategic supplier partnership didefinisikan sebagai

hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan suppliernya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan strategi dan kemampuan operasional perusahaan pemasok dalam berpartisipasi terhadap perusahaan yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Strategi ini lebih berfokus untuk melakukan perencanaan bersama (mutual planning) dan melakukan upaya pemecahan masalah bersama antara perusahaan dan supplier. Dengan melakukan strategi yang bermitra dengan supplier, maka memungkinkan perusahaan dapat bekerja secara efektif dengan beberapa supplier yang mau berbagi tanggung jawab untuk menciptakan dan mengsukseskan suatu produk.

2. Customer Relationship Customer relationship merupakan beberapa kumpulan

praktek yang bertujuan untuk mengelolah keluhan pelanggan, membangun hubungan jangka panjang yang baik dengan pelanggan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Noble dan Tan et al mengutarakan bahwa hubungan dengan pelanggan (customer relationship) merupakan komponen yang penting dalam menerapkan manajemen rantai pasok. Dan dengan perusahaan memiliki pelanggan yang mau berkomitmen dalam membangun hubungan, maka hal ini merupakan suatu keuntungan bagi perusahaan tersebut. Dengan adanya hubungan dengan pelanggan yang baik maka hal ini memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan defirensiasi produknya terhadap kompetitor, dapat meningkatkan loyalitas

Page 47: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

18

pelanggan, dan dapat menciptakan value kepada pelanggan.

3. Information Sharing Information sharing mengacu pada sejauh mana informasi

penting dikomunikasikan terhadap mitra usaha perusahaan. Berbagi informasi antar mitra usaha dapat berupa taktik strategi, kondisi pasar secara umum, dan informasi mengenai pelangaan. Dengan saling melakukan pertukaran informasi antar anggota dalam rantai pasok maka informasi tersebut dapat digunakan sebagai sumber keunggulan bersaing. Menurut Stein dan Swet mitra usaha yang terdapat didalam rangkaian manajemen rantai pasok yang bertukar informasi secara teratur dapat bekerja sebagai satu kesatuan dan bersama-sama mereka dapat memahami kebutuhan pelanggan akhir yang lebih baik dan perusahaan mampu merespon perubahan pasar lebih cepat (Suharto dan Devie, 2013).

2.5 Perbandingan Berpasangan (Pairwise Comparison)

2.5.1 Skala Perbandingan pada Pairwise Comparison

Pairwise Comparison merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor tinjauan dengan mengevaluasi faktor manakah yang memiliki pengaruh secara signifikan (Abdi,H.,and Lynne J.William, 2010). Metode ini digunakan untuk memberikan penilaian terhadap bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal dengan membandingkan setiap variabel pada baris (horizontal) dengan variabel kolom (vertikal) untuk menentukan bobot setiap faktor penentu internal dan eksternal. Pendekatan berdasarkan perbandingan berpasangan digunakan untuk menentukan kepentingan relatif dari setiap alternatif dalam hal setiap kriteria. Dalam pendekatan ini pengambil keputusan harus mengungkapkan pendapatnya tentai nilai satu perbandingan berpasangan pada satu waktu (Chang, 2008). Tahap terpenting dalam metode perbandingan berpasangan ini adalah penilaian dengan membandingkan sejumlah kombinasi elemen yang ada pada setiap tingkatan sehingga kita dapat melakukan penilaian untuk mengetahui

Page 48: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

19

besarnya bobot dari setiap elemen ataupun faktor (Bachtiar dkk, 2012). Skala perbandingan berpasangan dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Skala Perbandingan dalam Metoda Pairwise Comparison

Intensitas Kepentingan

Keterangan Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya

Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen lainnya

Pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan elemen lainnya

5 Elemen yang satu sangat penting daripada elemen lainnya

Pengalaman dan penilaian sangat kuat

7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen lainnya

Satu elemen yang kuat disokong dan dominannya telah terlihat dalam praktek

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

Bukti yang mengandung elemen terhadap elemen lain, memiliki tingkat penegasan tertinggi

2, 4, 6, 8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Nilai ini diberikan bila ada kompromi diantara dua pilihan

Sumber: Coyle (2004) Untuk memperoleh peringkat prioritas dapat dilakukan

dengan cara pembobotan dan penjumlahan untuk menghasilkan satu bilangan tunggal yang menunjukkan prioritas tiap elemen. Jika bobot telah ditentukan maka selanjutnya mengukur konsistensi logis untuk menjamin bahwa semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten

Page 49: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

20

sesuai dengan kriteria yang logis (Herjanto, 2009). Penilaian kriteria dan alternatif dapat ditentukan dengan perbandingan berpasangan menggunakan skala sampai 9, skala 9 merupakan skala terbaik dalam menegekspresikan pendapat. Sekala perbandingan ini disebut skala fundamental yang ditentukan berdasarkan kemampuan individu dalam membuat suatu perbandingan secara berpasangan terhadap elemen yang akan dibandingkan (Saaty, 2008). 2.5.2 Perhitungan Consistency Index (CI) dan Consistency

Ratio (CR)

Perhitungan Consistency Index (CI) dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat konsistensi dari suatu matriks yang didapatkan dari hasil kuesioner responden. Rumus CI adalah sebagai berikut (Marimin, 2004):

CI=λ maks−n

n−1 (1)

Keterangan: Λ maks : nilai maksimum dari nilai eigen matriks yang bersangkutan n : jumlah elemen yang dibandingkan Untuk mengetahui apakah CI dengan besaran tertentu cukup baik atau tidak, perlu diketahui rasio yang dianggap baik. Rumus CR adalah (Herjanto, 2009):

CR=CI

RI (2)

CR diterima bila ≤ 0,10 dan Random Index (RI) atau random acak adalah nilai konsistensi acak yang nilainya dapat ditentukan berdasarkan Tabel 2.3 Tabel 2.3 Nilai Indeks Acak (RI)

N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10` 11

RI

0 0 0.58

0.90

1.12

1.24

1.32

1.41

1.45

1.49

1.51

Sumber: Garminia dkk (2010).

Page 50: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

21

2.6 Objective Matrix (OMAX)

Menurut (Nasution, 2006), Diagram Objective Matrix adalah suatu model pengukuran yang mengkombinasikan pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta dapat digunakan untuk mengukur seluruh aspek kinerja yang dipertimbangkan dalam suatu unit kerja dimana indikator kinerja untuk setiap input dan output didefinisikan dengan jelas, memasukan pertimbangan pihak manajemen dalam menentukan bobot sehingga bersifat fleksibel. Metode ini dikembangkan oleh James L Riggs, seorang profesor produktivitas pada tahun 1980 an. Model pengukuran ini mempunyai ciri yang unik, yaitu kriteria performansi kelompok kerja digabungkan ke dalam suatu matriks. Setiap kriteria performansi memiliki sasaran berupa jalur khusus menu perbaikan serta memiliki bobot sesuai dengan tingkat kepentingan terhadap tujuan produktivitas. Hasil akhir dari pengukuran ini adalah nilai tunggal untuk kelompok kerja (Avianda, 2004).

Model pengukuran OMAX yang dikembangkan untuk memantau produkstivitas di tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut. Kegunaan OMAX adalah (Kusmindari dan Aprianto, 2009):

1. Sebagai sarana pengukuran produktivits. 2. Sebagai alat memecahkan masalah produktivitas. 3. Alat pemantau pertumbuhan produktivitas.

Dalam perkembangannya, diagram OMAX selain bisa digunakan untuk mengukur produktivitas juga digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan yang tersusun atas berbagai kriteria pengukuran. Pengukuran dengan OMAX dilakukan pada sebuah matriks objektif. Bentuk matriks tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.4. 2.7 System Dynamics

Menurut Kelton, dkk (2003) simulasi merupakan eksperimen terhadap model yang dibuat untuk memperoleh gambaran mengenai perilaku sistem atau sebagai alat bantu pengambilan keputusan (dalam Arvitrida, 2007). Keuntungan

Page 51: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

22

Tabel 2.4 Pengukuran dengan Objective Matrix

Sumber : Frazelle (2001).

simulasi terletak pada kemampuannya mensimulasikan perubahan informasi, organisasi, dan lingkungan di luar sistem dan mengamati pengaruhnya terhadap perilaku sistem, sehingga memungkinkan pelaksanaan pengamatan dan pengujian analitis terhadap sistem nyata yang kompleks dan berelemen stokastik (Febriana, Sugiono dan Rahmi, 2013).

Pendekatan sistem merupakan metode pemecahan masalah yang dimulai dengan identifikasi dan analisis kebutuhan

Page 52: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

23

serta diakhiri dengan sistem operasi yang efektif. Pendekatan sistem ini memiliki beberapa unsur antara lain adanya metodologi untuk perencanaan dan pengelolaan, bersifat multidisiplin dan terorganisir, mampu berfikir secara non-kuantitatif, menggunakan model matematika, teknik simulasi dan optimasi, serta dapat diaplikasikan dengan komputer (Purnomo, 2003). Simulasi sistem memberikan pendekatan baru dalam memandang persoalan manajemen rantai pasok (supply chain) sebagai suatu masalah yang utuh yang dipengaruhi oleh beberapa faktor sehingga perlu penyelesaian secara menyeluruh. Model yang dibangun akan disimulasikan sehingga memberikan gambaran yang nyata dan menggantikan metode trial and error dalam menentukan kebijakan pengambilan keputusan. Salah satu metode tersebut adalah metodologi sistem dinamik. Sistem dinamik dalam perkembangannya telah menjadi sebuah pendekatan yang bersifat computer-aided untuk menganalisa dan menyelesaikan permasalahan kompleks dengan menitik beratkan pada analisa perancangan kebijakan (Widodo, Yun dan Sigit, 2010).

Analisis sistem adalah proses yang menekankan pada pendekatan holistik terhadap pemecahan masalah dan menggunakan model untuk mengidentifikasi dan meniru karakteristik dari sistem-sistem yang kompleks serta membuat alternatif skenario pemecahan masalah. Tentu saja pendekatan sistem bukanlah satu-satunya cara membuat skenario-skenario tersebut. Tetapi dinamika sistem sangat berguna untuk menggambarkan pemahaman kita tentang sistem yang ada di alam nyata (Purnomo, 2003).

Dinamika sistem merupakan metode pemodelan yang berhubungan dengan pertanyaan-pertanyaan tentang dinamika waktu. Dinamika waktu yaitu pola-pola tingkah laku yang dibangkitkan oleh sistem itu dengan perubahan waktu. Asumsi utama dalam paradigma dinamika sistem adalah bahwa dinamika waktu yang persistent pada setiap sistem yang kompleks bersumber dari struktur kausal yang membentuk sistem (Ivan, 2012).

Sistem dinamik merupakan suatu metodologi untuk memahami berbagai masalah kompleks. Metode ini

Page 53: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

24

dikembangkan oleh Jay W. Forrester dari MIT dengan nama Industrial Dynamics pada tahun 1959, dengan menempatkan masalah-masalah dalam sistem usaha sebagai topic utama. Pada perkembangan selanjutnya, topik bahasannya meluas meliputi berbagai masalah sistem sosial, dan namanya disesuaikan menjadi sistem dinamik. Metode Sistem Dinamik mempelajari masalah dengan sudut pandang sistem, dimana elemen-elemen sistem tersebut saling berinteraksi dalam suatu hubungan umpan balik sehingga menghasilkan suatu perilaku tetentu. Interaksi dalam struktur ini diterjemahkan ke dalam model-model matematik yang selanjutnya dengan bantuan komputer digital disimulaiskan untuk memperoleh perilaku historisnya. Untuk mengunakan metode ini, sebelum dimulai langkah-langkah pemecahan masalah, ada dua hal yang perlu diperhatikan (Badan Pembinaan Konstruksi, 2012), yaitu:

1. Masalah yang dihadapi menunjukkan adanya tanda-tanda dinamik, yang berarti bahwa permasalahan tersebut berkenan dengan suatu besaran yang berubah terhadap waktu yang dapat dituangkan ke dalam bentu grafik dengan variabelnya yang berupa deret waktu.

2. Masalah yang dihadapi bisa digambarkan dalam bentuk hubungan umpan balik.

2.7.1 Causal Loop Diagram (CLD)

Hal penting dalam struktur dinamis adalah menemukan mekanisme solusi yaitu bagaimana strategi, aksi dan kebijakan agar sistem berfungsi sesuai tujuan. Struktur sistem dinamis adalah sistem tertutup. Pengaruh lingkungan dimungkinkan dan perubahan eksternal dianggap sebagai variabel eksogen. Untuk memudahkan berpikir sistem, struktur disederhanakan dalam causal loop diagram yang menggambarkan ciri dari sistem tertutup. Ciri sistem tertutup di tunjukkan loop feedback (Muhammadi et al., 2001). Hubungan kausal (causal loop) atau hubungan sebab akibat merupakan titik fokus dari paradigma pendekatan sistem dinamis. Hubungan sebab akibat tersebut sebagian besar diperoleh dari : korelasi, analisis regresi, cluster

Page 54: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

25

analysis dan berbagai analisis klasifikasi dari komponen sistem (Roy et al., 2000).

Causal loop diagram adalah ekspresi hubungan kausal ke dalam gambar tertentu. Unsur sebab dan akibat salah satu diantaranya merujuk keadaan terukur kualitatif (dirasakan) atau kuantitatif (aktual). Proses (rate) atau informasi tentang keadaan sebagai sebab yang menghasilkan keadaan (level) atau pengaruh pada proses sebagai akibat atau sebaiknya. Ini adalah aturan logis sistem dinamis dalam memetakan causal loop diagram seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.2 (Muhammadi et al., 2001).

Gambar 2.2. Causal Loop Diagram (Roy et al, 2000)

Causal loop diagram merupakan alat bantu untuk mempermudah strukturisasi sistem. Strukturisasi rinci untuk simplikasi kompleksitas sesuai dengan maksud berpikir sistem. Simplikasi berkembang menjadi pola-pola struktur dinamis. Setiap sistem memiliki perbedaan pola perilaku dinamis. Pola-pola dapat dipakai sebagai pedoman awal dalam membangun struktur dinamis yang lebih rinci atau untuk analisis (Roy et al., 2000; Muhammadi et al., 2001). Setelah unsur sebab dan akibat

Page 55: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

26

telah duduk maka selanjutnya (yang dihubungkan dengan panah sebab akibat) dapat diketahui jenis akibat yang ditimbulkan oleh sebab, yaitu searah-akibat, serta dapat diketahui jenis akibat yang ditimbulkan oleh sebab, yaitu searah atau berlawanan arah. Jika hubungan itu searah maka tanda panahnya positif (+); jika berlawanan arah maka tanda panahnya negatif (Borshchev et al., 2004; Ford et al., 2005 ).

Proses penstrukturan selanjutnya adalah merangkai hubungan kausal itu menjadi sistem tertutup sehingga menghasilkan loops. Sifat positif atau negatif loops diketahui dengan melihat hasil seluruh proses interaksi tanda panah dalam suatu loop; searah (disebut loop positif) atau berlawanan arah (disebut loop negatif). Loop positif berprilaku percepatan atau perlambatan. Loop negatif berperilaku menuju sasaran atas limit. Ada dua jenis sasaran, yaitu sasaran menuju eksplisit: lebih besar dari 0 dan sasaran menuju implisit: mendekati 0 (Borshchev et al., 2004; Ford et al., 2005).

Hubungan kausal yang terjadi pada suatu sistem akan dipengaruhi oleh peubah dan paramater (Sitompul, 2002). Peubah keadaan (state variables) adalah kuantitas yang menggambarkan kondisi komponen dalam sistem yang dapat nyata seperti berat atau abstrak seperti fase perkembangan dan dapat berubah dengan waktu sebagaimana system berinteraksi dengan lingkungan. Peubah keadaan bersifat masukan pada model sistem seperti faktor lingkungan yang mempengaruhi tingkah-laku sistem, dan juga dikenal sebagai peubah penggerak (driving variables). Jika suatu sistem tidak mempunyai masukan, itu berarti tidak dipengaruhi oleh lingkungan dan diacu sebagai sistem tertutup (closed sistem). Sistem terbuka (open system) mempunyai satu atau lebih masukan yang dapat berubah dengan waktu.

Parameter adalah karakteristik dari unsur sistem atau peubah laju (rate variables) dari persamaan yang digunakan dalam model sistem dan biasanya bersifat tetap (konstan) selama masa simulasi. Parameter dapat dibuat sebagai masukan, sehingga kadang-kadang perbedaan antara masukan dan parameter tidak selalu jelas. Umumnya masukan tergantung langsung pada waktu, sementara parameter adalah relatif

Page 56: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

27

konstan tergantung pada keadaan sistem. Penggunaan diagram komponen dianjurkan untuk menghubungkan komponen, masukan, keluaran, dan batas sistem dalam sistem (Sitompul, 2002).

2.7.2 Stock and Flow Diagram (SFD)

Tujuan utama diagram alir adalah untuk mempresentasikan struktur aliran secara rinci dari sistem dalam bentuk struktur kebijakan yang baik sehingga dapat digunakan untuk menyusun model matematik. Diagram ini memiliki tingkat ketelitian yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis-jenis diagram yang lain (Sterman, 2000). Struktur umum diagram alir dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Stock and Flow Diagram (Sterman, 2000)

Diagram alir memiliki kelebihan antara lain (Sterman, 2000):

1. Telah membedakan antara subsistem fisik dan sub sistem informasi

2. Telah membedakan setiap jenis variabel yang digunakan yaitu level atau stock, rate dan auxiliary dengan simbol yang berbeda

3. Memiliki hubungan satu-satu dengan persamaan matematik

4. Mengindikasikan adanya delay dalam sistem 5. Menunjukkan adanya smoothing terhadap beberapa

variabel 6. Menunjukkan dengan jelas jenis fungsi-fungsi khusus yang

digunakan dalam persamaan matematik

Page 57: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

28

2.8 Penelitian Terdahulu

Behrooz Asgari dan Md Aynul Hoque (2013), meneliti tentang pendekatan system dinamics untuk menganalisis kinerja rantai pasok industri garmen siap pakai di Bangladesh. Konsumen akhir pada pasar mode pakaian menjadikan peningkatan time-sensitive, pengurangan lead time, kriteria kualitas dan biaya dibutuhkan untuk memenangkan pesanan dari pembeli. Menguji peluang bahwa hal tersebut berada pada integrasi rantai pasok yang memeberikan keunggulan kompetitif sektor garmen siap pakai. Pendekatan system dinamics digunakan untuk mengidentifikasi pada variabel-variabel yang paling dominan pada kinerja rantai pasok (seperti penggerak, kinerja atau hasil dan penghambat) pada sektor garmen siap pakai. Survey dan wawancara dilakukan dengan anggota manajemen senior, pakar rantai pasok dan persediaan pada industri garmen siap pakai. Berdasarkan penelitian, causal loop diagram mengusulkan membantu memahami perilaku dinamis diantara variabel-variabel yang dijelaskan sehingga manajemen puncak dapat memutuskan secara efektif pada pemesanan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok pada jangka panjang.

Nikita Hanugrani, Nasir Widha Setyanto dan Remba Yanuar Efranto (2013) meneliti pengukuran performansi supply chain di PT. Indonesian Tobacco yang telah menerapkan konsep Supply Chain Management untuk mengatur proses aliran material. Metode yang digunakan untuk mengukur performansi supply chain adalah Supply Chain Operation Reference (SCOR). SCOR merupakan suatu model acuan proses untuk operasi supply chain yang terbagi ke dalam lima proses manajemen dasar supply chain yaitu plan, source, make, deliver, dan return. Pengukuran performansi dalam penelitian ini juga didukung oleh metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Objective Matrix (OMAX). Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa nilai pencapaian performansi supply chain perusahaan secara keseluruhan adalah sebesar 7,85. Dengan melakukan pembobotan menggunakan AHP dan perhitungan scoring system menggunakan OMAX, dapat diketahui 4 indikator kinerja supply chain yang perlu segera mendapatkan tindakan

Page 58: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

29

perbaikan, yaitu penyimpangan peramalan permintaan, jumlah pemasokan bahan baku, ketidaksesuaian bahan baku dengan spesifikasi, dan jumlah komplain dari konsumen. Dengan melakukan perbaikan pada indikator-indikator tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan performansi supply chain pada perusahaan.

Eko Muh Widodo, Yun Arifatul Fatimah dan Sigit Indarto (2010) meneliti tentang simulasi sistem dinamik untuk meningkatkan kinerja rantai pasok di industri kulit PT Lembah Tidar Jaya Magelang. Penelitian dilakukan terhadap indikator kinerja rantai pasok, yaitu tingkat persediaan produk dan keterlambatan pesanan. Ada tiga proses utama di PT Lembah Tidar Jaya Magelang, sebuah perusahaan yang mengkhususkan diri dalam industri kulit. Proses-proses tersebut adalah Beam House Procese, Retaining Process dan Finishing Process. Indikator pengukuran untuk ketiga langkah menggunakan aplikasi simulasi sistem dinamik dengan menggunakan Based Model Order Information Sharing dan Demand Sharing untuk memahami struktur yang mendasari yang menghasilkan fluktuasi persediaan dan ukuran keterlambatan pesanan. Berdasarkan evaluasi sistem, model demand sharing terbukti lebih stabil dibandingkan dengan based model.

Atika Dwi Febriana, Sugiono dan Rahmi Yuniarti (2013) meneliti tentang evaluasi struktur supply chain pendistribusian benih dan budidaya ikan terhadap profit supply chain dengan pendekatan simulasi sistem dinamik pada hatchery ikan kerapu di Situbondo. Pada penenilitan ini dilakukan proses brainstorming dengan para pelaku bisnis pada objek penelitian, yang bertujuan untuk memodelkan dan mengetahui variabel yang berpengaruh sehingga dapat mengevaluasi kondisi bisnis di Situbondo. Sistem supply chain ikan kerapu merupakan fungsi dari waktu ke waktu, dimana kondisi sistem dapat berubah setiap saat dalam menghadapi banyaknya permintaan serta produksi yang bersifat stokastik dan uncertain condition. Oleh karena itu, simulasi yang paling tepat digunakan dalam penelitian ini adalah simulasi sistem dinamik. Berdasarkan hasil simulasi menggunakan software Vensim Pro 5.0 yang telah tervalidasi secara kualitatif dan kuantitatif, diketahui bahwa laba bersih seluruh pelaku

Page 59: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

30

bisnis mengalami kenaikan yang cukup stabil. Untuk variabel-variabel yang berpengaruh terhadap peningkatan laba bersih para pelaku bisnis antara lain, faktor biologis dan faktor ekonomis.

Page 60: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

31

III METODE PENELITIAN

1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Rolas Nusantara Mandiri, yang berlokasi di Jalan Indrapura No.33A Surabaya. Waktu penelitian dimulai dari bulan Maret 2015 sampai dengan bulan April 2015. Analisis data dilakukan di Laboratorium Komputasi dan Analisis Sistem, Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya.

1.2 Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah tidak menyimpang dari tujuan yang akan dicapai, maka terdapat batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Data yang digunakan pada penelitian adalah data yang terkait produksi Kopi Luwak di PT Rolas Nusantara Mandiri yaitu pada dua jenis produk dengan permintaan tertinggi: Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr.

2. Data yang digunakan adalah data rantai pasok kopi luwak dari supplier sampai pemasaran komoditas kopi arabika oleh PT Rolas Nusantara Mandiri.

3. Data dan model yang dibangun diasumsikan dapat mempresentasikan kondisi sistem nyata.

4. Model perbaikan yang disimulasikan adalah kinerja yang memiliki nilai kinerja yang kurang dari rata-rata.

5. Untuk hal-hal yang berkaitan dengan penerapan dilakukan dengan menggunakan simulasi dan dilakukan trial & error untuk mendapatkan hasil sesuai yang diinginkan.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah sistematis yang ditempuh untuk mengungkapkan data dan fakta yang berkaitan dengan penelitian. Prosedur penelitian terdiri dari survei pendahuluan, studi literatur, perumusan masalah,

Page 61: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

32

penentuan tujuan penelitian, penentuan batasan masalah, pengumpulan data, pengolahan dan analisa data, hasil dan pembahasan serta penarikan kesimpulan. Langkah-langkah dalam penelitian ini secara singkat disajikan pada Gambar 3.1.

Perumusan Masalah

Penentuan Tujuan Penelitian

Studi Lapangan Studi Pustaka

Penyusunan Kuesioner untuk Pembobotan

Valid

Tidak

Analisis Data Penelitian

Kesimpulan dan Saran

Pengumpulan Data

Ya

Penyebaran Kuesioner

Perhitungan Consistency Ratio (CR)

CR≤ 0,1

Ya

Tidak

Penentuan Variabel

Gambar 3.1 Diagram Prosedur Penelitian

Page 62: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

33

Secara lebih terperinci, langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Lapangan Berdasarkan Gambar 3.1 dapat dilihat bahwa penelitian ini diawal dengan studi lapangan dan studi pustaka. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui keadaan dan masalah yang sedang terjadi di lapangan, untuk penelitian tugas akhir ini yang menjadi objek penelitian adalah PT Rolas Nusantara Mandiri pada jenis produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr. Kegiatan ini dilakukan dengan cara wawancara dan diskusi dengan pihak terkait untuk mengetahui kondisi umum perusahaan tentang rantai pasok komoditas Kopi Arabika.

2. Studi Pustaka Setelah diketahui permasalahan yang ada, selanjutnya dilakukan studi pustaka dari jurnal-jurnal penelitian terdahulu yang mendukung dalam mencari solusi dari permasalahan. Studi pustaka dilakukan untuk menentukan teori yang menjadi dasar dari solusi permasalahan yang telah ditetapkan. Studi pustaka dilakukan dengan cara membaca buku-buku, artikel dan jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan. Untuk memecahkan masalah metode yang digunakan adalah dengan menggunakan sistem dinamis dan menggunakan software Vensim.

3. Perumusan Masalah Sebelum melakukan penelitian, harus dilakukan perumusan terhadap masalah yang akan diteliti terlebih dahulu. Perumusan masalah dilakukan untuk memudahkan identifikasi dan pemecahan masalah. Berdasarkan kondisi di PT Rolas Nusantara Mandiri, maka permasalahan yang timbul dapat dirumuskan antara lain bagaimana kinerja manajemen rantai pasok kopi luwak saat ini dari PT Rolas Nusantara Mandiri dan bagaimana usulan skenario alternatif terbaik dalam model perbaikan sistem manajemen rantai pasok kopi luwak pada PT Rolas Nusantara Mandiri.

Page 63: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

34

4. Penentuan Tujuan Penelitian Setelah dilakukan perumusan masalah selanjutnya ditetapkan tujuan penelitian, tujuan penelitian harus bersifat logis dan berhubungan dengan perumusan masalah yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menentukan kinerja manajemen rantai pasok saat ini PT Rolas Nusantara Mandiri dan menentukan usulan skenario alternatif dalam model perbaikan sistem manajemen rantai pasok.

5. Penentuan Variabel Variabel manajemen rantai pasok dipilih sebagai acuan dalam pengukuran dan perbaikan rantai pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr. Variabel manjemen rantai pasok yang akan diukur adalah: a. Reliabilitas rantai pasok b. Fleksibilitas rantai pasok c. Biaya rantai pasok d. Manajemen aktiva rantai pasok

6. Pengumpulan Data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data berupa sistem rantai pasok yang ada saat ini dari perusahaan, data-data mengenai perhitungan kinerja perusahaan antara lain berupa total biaya rantai pasok yang ada saat ini, daur waktu rantai pasok yang ada saat ini, dan kinerja dari rantai pasok yang ada saat ini. Sumber data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah: a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yaitu individu atau perseorangan yang membutuhkan pengelolaan lebih lanjut seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner (Wandansari, 2013). Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan. Data primer pada penelitian ini berupa data hasil wawancara dengan pihak perusahaan terkait dengan biaya rantai pasok yang ada saat ini, daur waktu rantai pasok yang ada saat ini, dan kinerja dari rantai pasok yang ada saat ini.

Page 64: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

35

b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini terbagi menjadi dua

yaitu data internal dan data eksternal. Data internal diperoleh dari pihak perusahaan PT Rolas Nusantara Mandiri berupa data permintaan, data peramalan dan jumlah inventori produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr. Data eksternal diperoleh dari hasil riset atau penelitian terdahulu dan berbagai literatur baik dari perpustakaan maupun situs internet yang relevan dengan masalah penelitian yang dilakukan. Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: a. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data dengan cara dokumentasi, yaitu mempelajari dokumen yang berkaitan dengan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian (Sukardi, 2003). Di dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti data permintaan, data peramalan permintaan perusahaan serta dokumen lain dalam perusahaan yang relevan dengan kepentingan penelitian. b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan semua pihak yang terkait dengan rantai pasok perusahaan. c. Kuesioner

Kuesioner ini diberikan kepada pihak yang memahami permasalahan yang dibahas yaitu kuesioner mengenai pembobotan tingkat kepentingan di dalam pengukuran kinerja rantai pasok.

7. Penyusunan Kuesioner Kuesioner pada penelitian ini berisi pertanyaan terkait dengan keputusan pemilihan matriks indikator kinerja rantai pasok. Kuesioner ini berbentuk pairwise comparison (perbandingan berpasangan) dan digunakan dalam melakukan pembobotan terhadap matriks indikator untuk

Page 65: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

36

kinerja rantai pasok, seperti yang ditunjukkan pada Lampiran 2.

8. Validasi Kuesioner Validasi perlu dilakukan dalam penyusunan kuesioner. Uji validitas dilakukan untuk mengukur akurasi suatu instrumen pengukuran (Priantinah dan Megasari, 2012). Validasi dilakukan oleh pihak perusahaan yaitu bagian pemasaran terkait isi kuesioner. Validitas yang digunakan pada penelitian ini termasuk pada kategori face validitas. Validitas muka didasarkan pada format penampilan. Bila format penampilan dapat memperlihatkan kemampuan bisa mengungkapkan apa yang hendak diukur, maka validitas muka telah terpenuhi (Rosa, 2008).

9. Penyebaran Kuesioner Penyebaran kuesioner dilakukan pada responden yang terkait. Responden yang terkait dengan penelitian ini adalah karyawan dari bagian pemasaran berjumlah 1 orang, karyawan dari bagian pengadaan bahan baku berjumlah 1 orang dan karyawan dari bagian penggudangan bahan baku berjumlah 1 orang. Jumlah keseluruhan responden adalah 3 orang. Pada tahap ini responden memberi bobot pada kriteria/indikator kinerja rantai pasok yang selanjutnya akan digunakan sebagai pembobotan pada pengukuran kinerja rantai pasok menggunakan Objective Matrix (OMAX).

10. Perhitungan Consistency Ratio (CR) Hasil dari dari kuesioner akan dianalisis menggunakan rumus pada sub bab 2.5.2 untuk mendapatkan nilai Consistency Ratio (CR) dengan ketentuan CR ≤ 0,1. Jika nilai CR yang didapat sesuai dengan ketetapan maka dapat dilanjutkan ketahapan selanjutnya, namun apabila belum terpenuhi maka dilakukan penyebaran kuesioner ulang dengan tujuan mendapatkan jawaban kuesioner dari responden yang lebih konsisten.

11. Analisis Data Penelitian Setelah data diperoleh, dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode Objective Matrix (OMAX).

Page 66: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

37

Tahapan analisis data penelitian ditunjukkan pada Gambar 3.2

Pengolahan Data

1.Identifikasi Supply Chain Existing

2. Pengukuran Kinerja Supply Chain

Existing

Perancangan Perbaikan Rantai Pasok

1. Analisis Supply Chain Existing dan

Hasil Pengukuran Supply Chain

Existing

2. Desain Usulan Alternatif Supply Chain

Verifikasi Usulan Alternatif Supply Chain

Gambar 3.2 Tahap Analisis Data Penelitian

Pada analisis data penelitian dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu: a. Tahap Pengolahan Data

Pada tahap ini data yang telah didapatkan diolah melalui pemetaan sistem rantai pasok yang ada saat ini dan pengukuran kinerja rantai pasok yang ada saat ini dengan menggunakan variabel-variabel yang dibutuhkan dalam tahap perancangan. Berdasarkan model POA dan SCOR, langkah pertama dalam perhitungan yaitu menentukan kinerja-kinerja atau metrik untuk menghitung kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Page 67: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

38

Tabel 3.1 Metrics Performance/Kinerja Metrik yang diukur Perspektif Metrik Ukuran

Reliabilitas rantai pasok

Delivery performance to request

Persentase

Order fulfillment lead time Hari Perfect order Persentase Order fill rate Persentase Inventory Accuracy Persentase Forecast Accuracy Persentase Source Fill rate Persentase Stock out Probability Persentase

Fleksibilitas dan Responsibilitas

Supply chain cycle time Hari Source lead time Hari Purchase order cycle time Hari Source Responsiveness Hari Source Flexibility Waktu Delivery deadline Hari

Biaya Total Supply Management Cost

Persentase

Transportation Rupiah

Utilitas/Aktiva Measure of excess/obsolete inventory

persentase

Inventory days of supply Hari Cash-to cash cycle time Hari Inventory turn over Putaran

(Sumber: Simichi-Levi, 2000). 1) Reliabilitas Rantai Pasok

a) Delivery performance to request adalah kinerja perusahaan dalam memenuhi permintaan untuk dapat sesuai dengan jumlah yang diminta oleh konsumen. Delivery performance to request dapat dihitung dengan rumus: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑛𝑢ℎ𝑖

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑠𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑢𝑚𝑒𝑛 x 100% (3)

b) Order fulfillment lead time adalah waktu yang diperlukan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen. Order fulfillment lead time dapat dihitung mulai dari konsumen melakukan

Page 68: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

39

pemesanan sampai barang diterima oleh pihak konsumen (barang diambil dari gudang).

c) Perfect order adalah tingkat keakuratan perusahaan dalam melakukan pemenuhan permintaan dari konsumen. Perfect order dapat dihitung dengan rumus: total order− error order

total order x 100 (4)

d) Order fill rate adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen tanpa menunggu. Order fill rate dapat dihitung dengan rumus: jumlah barang pada pengiriman pertama kali

total barang yang dipesan (5)

e) Inventory Accuracy adalah ketepatan penggunaan dari jumlah inventori yang disimpan. Inventory Accuracy dapat dihitung dengan rumus:

(1- 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑚𝑎𝑛−𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙)x100% (6)

f) Forecast Accuracy adalah ketepatan dari peramalan yang dilakukan oleh perusahaan. Forecast Accuracy dapat dihitung dengan rumus:

(1- 𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛−𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙

𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑎𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙)x100% (7)

g) Source Fill rate adalah persentase jumlah permintaan yang bisa dipenuhi supplier. Source Fill rate dapat dihitung dengan rumus: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑜𝑟𝑑𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 x100% (8)

h) Stock out Probability adalah probabilitas terjadinya kehabisan persediaan. Stock out Probability dapat dihitung dengan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛−𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑢𝑑𝑎𝑛𝑔

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑘𝑎𝑛 x100% (9)

2) Fleksibilitas dan Responsibilitas a) Supply chain cycle time adalah waktu yang

diperlukan untuk pemenuhan order mulai dari konsumen pesan sampai konsumen terima barang. Supply chain cycle time dihitung mulai dari diterimanya pesanan sampai pengiriman dari

Page 69: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

40

pesanan itu dan tanpa penggunaan inventori (inventori dianggap 0). Supply chain cycle time adalah dapat diperoleh menggunakan rumus = ∑lead time terpanjang pada setiap tahapan siklus.

b) Purchase order cycle time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menerbitkan suatu purchase order. Purchase order cycle time dapat dihitung mulai dari dibuatnya purchase order (PO) hingga diterima di perusahaan.

c) Source lead time adalah waktu dari perusahaan order material ke supplier sampai dengan perusahaan terima barang untuk yang pertama kalinya. Source lead time dapat dihitung mulai dari waktu perusahaan order ke supplier sampai barang diterima perusahaan.

d) Source Responsiveness adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mencari supplier pengganti apabila supplier pertama tidak dapat memenuhi permintaan perusahaan.

e) Source Flexibility adalah jumlah supplier yang bisa dijadikan sebagai supplier pengganti apabila supplier pertama tidak bisa memenuhi permintaan perusahaan.

f) Delivery deadline adalah tenggat waktu yang diberikan oleh PT. Rolas Nusantara Mandiri kepada konsumennya untuk mengambil barang di perusahaan sejak delivery order diterbitkan.

3) Biaya a) Total Supply Management Cost

Order manufacturing cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemesanan yang terdiri biaya pemakaian telepon, biaya pemakaian kertas biaya pengecekan bahan baku atau material yang datang serta biaya pembongkaran material yang datang. Order manufacturing cost dapat diperoleh dengan rumus: ∑ biaya pemesanan bahan baku.

Page 70: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

41

Equipment related to production as a % of revenue adalah besarnya pembelian perlengkapan yang diperlukan dibandingkan penerimaan perusahaan. Equipment related to production as a % of revenue dapat dihitung dengan rumus: 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟𝑘𝑎𝑛

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎ℎ𝑎𝑎𝑛 (10)

Inventory carrying cost adalah biaya-biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan perusahaan. Inventory carrying cost dapat dihitung dengan rumus: Inventory Carrying Rate x Average Inventory Value (11)

Inventory investment as % of sales adalah besarnya biaya inventori dibandingkan dengan penjualan perusahaan. Inventory investment as % of sales dapat dihitung dengan rumus: 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑖

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 (12)

b) Transportation

Freight cost per unit shipped adalah biaya angkut dari pengiriman per unit barang. Freight cost per unit shipped dapat dihitung dengan rumus:

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑝𝑜𝑟𝑡𝑎𝑠𝑖

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡 (13)

Inbound freight cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut bahan baku yang sampai di perusahaan. Inbound freight cost dapat diperoleh dengan rumus: ∑ biaya angkut bahan baku ke perusahaan.

Claim as % of freight cost merupakan biaya atas klaim kerusakan atau kehilangan barang atau material. Claim as % of freight cost dapat dihitung dengan rumus:

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑔𝑖𝑎𝑛+ 𝑘𝑙𝑎𝑖𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘𝑎𝑛

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡𝑎𝑛 (14)

Percent of truckload capacity utilized merupakan persentase kapasitas muatan truk yang digunakan saat proses pengangkutan barang atau material.

Page 71: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

42

Percent of truckload capacity utilized dapat dihitung dengan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑔𝑘𝑢𝑡

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 (15)

4) Utilitas/Aktiva a) Measure of excess/obsolete inventory adalah

adanya kelebihan inventori yang tidak digunakan. Measure of excess/obsolete inventory dapat dihitung dengan rumus: 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑘𝑎𝑑𝑎𝑙𝑢𝑎𝑟𝑠𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑖𝑚𝑝𝑎𝑛 x 100 % (16)

b) Inventory days of supply adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu perusahaan bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki (apabila tidak ada pasokan lebih lanjut). Inventory days of supply dapat dihitung dengan rumus:

𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑘𝑒𝑏𝑢𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 (17)

c) Cash-to cash cycle time adalah kecepatan rantai pasok mengubah persediaan menjadi uang. Cash-to cash cycle time dapat dihitung dengan rumus: inventory days of supply + average days of account receivable – average days of account payable (18)

d) Inventory turn over adalah seberapa cepat produk atau barang mengalir relatif terhadap jumlah yang rata-rata tersimpan sebagai persediaan. Inventory turn over dapat dihitung dengan rumus: 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑛𝑡𝑜𝑟𝑖 (19)

Setelah menghitung kinerja-kinerja rantai pasok yang diukur, kinerja-kinerja tersebut dimasukkan kedalam matriks OMAX untuk dilakukan pengukuran kinerja rantai pasok produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr pada PT Rolas Nusantara Mandiri. Secara lebih rinci tahapan pengolahan data dengan metode OMAX adalah sebagai berikut (Frazelle, 2001):

Page 72: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

43

1) Menentukan kriteria yang diukur Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria yang diukur adalah: a) Kriteria tersebut jika dijumlahkan menjadi satu

penilaian kriteria. Karena yang diukur adalah kinerja manajemen rantai pasok, maka berarti keseluruhan sudah tercakup dalam pengukuran yang, yaitu seluruh proses dalam memenuhi permintaan yang sudah diukur.

b) Tiap kinerja harus diukur secara independen. Jika tidak diukur secara independen, maka akan terjadi replikasi pengukuran, yaitu terjadi pengukuran kembali, yang sudah diukur sebelumnya.

2) Penentuan Elemen matriks Elemen matriks terdiri dari: a) Score yaitu nilai dari kriteria pada berbagai kondisi.

Angka yang digunakan sebagai dasar pengukuran adalah sebagai berikut :

1 untuk kondisi terjelek dari hal yang diukur

5 untuk kondisi normal dari hal yang diukur

10 untuk kondisi terbaik untuk hal yang diukur Untuk score lainnya didapat dari interpolasi antara score yang digunakan sebagai acuan tadi dengan rumus :

∆=

(𝑠𝑒𝑙𝑖𝑠𝑖ℎ 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑑𝑖𝑢𝑘𝑢𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡 𝑑𝑖𝑎𝑛𝑡𝑎𝑟𝑎 𝑑𝑢𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡)

(𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑢𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑎𝑐𝑢𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡) (20)

kemudian angka untuk periode yang ingin dicari: angka I = Δ + score dari periode acuan

dibawahnya b) Weight yaitu bobot yang digunakan dalam

melakukan penilaian nantinya. c) Value yaitu nilai akhir dari setiap kriteria yang

diukur. 3) Melakukan penilaian untuk tiap kinerja dengan cara:

a) Pengukuran tersebut diletakkan di kinerja lalu dicocokkan dengan angka yang ada di score sesuai dengan yang score yang terdapat di nilai itu.

Page 73: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

44

b) Score dikalikan dengan weight untuk mendapatkan value dari kriteria yang diukur tadi. Kemudian value yang didapatkan dijumlahkan semua, sehingga diperoleh nilai untuk kriteria yang diukur secara keseluruhan.

Dari hasil pengukuran, jika didasarkan nilai saat ini maka nilai akhir diletakkan di current dan jika didasarkan atas masa lalu maka nilai akhir diletakkan di previous. Kemudian dilakukan lagi (jika yang sebelumnya darimasa lalu maka dilakukan lagi untuk kondisi sekarang) lalu dibandingkan antara current dan previous untuk mengetahui terjadinya peningkatan atau penurunan. b. Tahap Perancangan Perbaikan Rantai Pasok

Pada tahap ini dilakukan perancangan usulan alternatif rantai pasok untuk perbaikan sistem rantai pasok yang ada saat ini. Pada tahap ini diawali dengan melakukan analisa terhadap sistem rantai pasok yang ada saat ini dan hasil pengukuran kinerja rantai pasok yang ada saat ini. Dari hasil analisis akan dilakukan perbaikan bagi kinerja-kinerja yang dianggap memiliki nilai yang kurang. Tahap untuk melakukan perbaikan adalah dengan membuat causal loop dan membuat model kinerja yang akan diperbaiki. Model yang telah dibuat kemudian disimulasikan dengan menggunakan perangkat lunak Vensim. c. Tahap Verifikasi Usulan Alternatif Rantai Pasok yang

Terpilih Setelah perancangan usulan perbaikan sistem rantai

pasok, analisis terhadap sistem yang telah terbentuk dilakukan untuk mengetahui apakah sistem yang dibangun telah sesuai dengan kebutuhan dan telah mampu memecahkan masalah sistem rantai pasok yang ada saat ini.

12. Tahap Kesimpulan dan Saran Setelah semua tahapan selesai dilakukan dan diperoleh output yang diharapkan, kemudian dilakukan penarikan kesimpulan terhadap penelitian tugas akhir yang telah

Page 74: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

45

dilakukan dan pemberian saran terhadap tindak lanjut penelitian berikutnya.

Page 75: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

46

Page 76: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

47

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT Rolas Nusantara Mandiri (PT. RNM) merupakan anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara XII (Persero) yang bergerak pada agroindustri berbasis kopi, teh, air mineral, buah-buahan dan cafe. PT Rolas Nusantara Mandiri didirikan pada tanggal 30 Januari 2012. Kantor Pusat PT Rolas Nusantara Mandiri beralamat di Jalan Indrapura 33A Surabaya, Jawa Timur, dengan 3 unit produksi yaitu Unit Pengolahan Teh (UTC) berada di Kabupaten Malang, Unit Pengolahan Kopi (UKB) berada di Kabupaten Jember dan Unit Air Minum dalam Kemasan (AMDK) berada di Kabupaten Banyuwangi. Jumlah tenaga kerja PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Jumlah Tenaga Kerja PT Rolas Nusantara Mandiri No Divisi Jumlah karyawan (orang)

1 Kantor Direksi 22 2 Unit UTC Malang 11 3 Unit UKB Jember 5 4 Unit AMDK 41 5 Unit Depo 16 6 Unit Cafe 70

7 Bantuan Karyawan PT Perkebunan Nusantara XII

12

Jumlah 174

Sumber: Data Primer Diolah (2015)

Visi PT Rolas Nusantara Mandiri adalah menjadi perusahaan multi bisnis yang saling bersinergi dan dapat dipercaya bagi seluruh stakeholders. Sedangkan misi PT Rolas Nusantara Mandiri adalah:

1. Memuaskan konsumen melalui pelayanan terbaik serta produk dan jasa yang berkualitas

Page 77: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

48

2. Memberikan ruang kepada karyawan untuk berkarya kreatif untuk memajukan perusahaan

3. Memaksimalkan keuntungan jangka panjang kepada para pemegang saham. Produk kopi di PT Rolas Nusantara Mandiri dibagi menjadi

dua, yaitu Produk Excellent yang proses produksinya berada di kantor pusat dan Produk Regular yang proses produksinya berada di Unit UKM Jember. Kapasitas produksi untuk Produk Excellent adalah 30 kg, sedangkan untuk Produk Regular adalah 1000 kg. Jenis-jenis produk kopi yang diproduksi oleh PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dilihat pada Lampiran 3, sedangkan gambar Produk Excellent dapat dilihat pada Lampiran 4.

4.2 Rantai Pasok Kopi Luwak di PT Rolas Nusantara

Mandiri

4.2.1 Struktur Rantai Pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri

Menurut Indrajit (2002) rantai pasok adalah suatu sistem organisasi dalam menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggannya. Rantai ini merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan yang mempunyai tujuan yang sama. Anggota rantai pasok kopi luwak pada PT Rolas Nusantara Mandiri adalah sebagai berikut:

a. Supplier Supplier (pemasok) merupakan mata rantai pertama yang

menyediakan bahan baku untuk diproduksi perusahaan. PT Rolas Nusantara Mandiri mempunyai dua jenis supplier, yaitu supplier tetap dan supplier tidak tetap. Supplier tetap PT Rolas Nusantara Mandiri yaitu PT Pekebunan Nusantara XII yang memasok biji kopi luwak. Supplier tidak tetap PT Rolas Nusantara Mandiri yaitu:

1) CV Surya Kencana yang memasok pengemas plastik untuk kemasan primer dan tersier

2) CV Lintas Nusa dan CV Surya Kencana yang memasok pengemas kertas untuk kemasan sekunder

3) Bengkel Griya Daun yang memasok pengemas daun.

Page 78: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

49

4) PT Tjiwi Kimia, CV Surya Kencana, PT Golden Box dan PT Surya Prima Semesta yang memasok pengemas karton. Aktivitas dari supplier bahan baku diantaranya adalah

memanen kopi dari kebun dan mengolahnya menjadi produk setengah jadi kopi luwak dengan melakukan pemeliharaan luwak yang akan memakan biji kopi sehingga terfermentasi dalam perut luwak dan dikeluarkan dalam fesesnya. Selanjutnya PT Perkebunan Nusantara XII melakukan proses pembersihan dan pengeringan kopi luwak yang akan ditawarkan kepada PT Rolas Nusantara Mandiri. Aktivitas supplier bahan pembantu kemasan adalah melakukan pembelian bahan baku dan proses produksi kemasan sesuai permintaan PT Rolas Nusantara Mandiri. Setelah itu supplier bahan pengemas melakukan proses pendistribusian bahan pengemas ke perusahaan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak. b. Manufacturer

Pada rantai pasok agroindustri, manufaktur merupakan pengolah komoditas pertanian yang memberikan nilai tambah untuk komoditas tersebut. Manufacturer dalam struktur rantai pasok ini adalah PT Rolas Nusantara Mandiri yang bertugas untuk mengolah biji kopi luwak menjadi roasted kopi luwak dan kopi bubuk luwak. PT Rolas Nusantara Mandiri melakukan kegiatan pemesanan bahan baku kepada supplier, produksi dan pengiriman produk kopi luwak kepada distributor dan retailer. Proses produksi Roasted Kopi Luwak Arabica 12 gr diawali dengan penyiapan bahan baku kopi luwak (penimbangan) sesuai dengan kapasitas produksi. Selanjutnya kopi luwak dilakukan penyangraian dengan menggunakan mesin roaster selama 10 menit. Setelah itu, kopi yang telah disangrai didinginkan selama 15 menit untuk menurunkan suhunya. Kopi yang sudah dingin selanjutnya dilakukan proses pengemasan yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan proses pengujian kualitas dimana produk yang lolos uji kualitas saja yang akan dilakukan proses pengemasan.

Proses produksi Kopi Bubuk Luwak Arabica 150 gr diawali dengan penyiapan bahan baku kopi luwak (penimbangan) sesuai dengan kapasitas produksi. Selanjutnya kopi luwak

Page 79: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

50

dilakukan penyangraian dengan menggunakan mesin roaster selama 10 menit. Setelah itu kopi yang telah disangrai, didinginkan selama 15 menit untuk menurunkan suhunya. Kopi yang sudah didinginkan selanjutnya digiling menggunakan mesin grinder hingga halus selama kurang lebih 5 menit. Kopi yang sudah dingin selanjutnya dilakukan proses pemngemasan yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan proses pengujian kualitas dimana produk yang lolos uji kualitas saja yang akan dilakukan proses pengemasan. c. Distribution

PT Rolas Nusantara Mandiri menyalurkan produk kopi luwak dalam jumlah besar kepada distributor atau wholesaler (pedagang besar). Distributor atau wholesaler yang bermitra dengan PT Rolas Nusantara Mandiri antara lain Sarinah, Madura Jaya, Giant, Carefour, Crown Prince, dan lain-lain. Distributor atau wholesaler akan menyalurkan produk kopi luwak dalam jumlah yang lebih kecil kepada retailer.

Aktivitas distributor pada rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri adalah melakukan pemesanan kopi luwak kepada perusahaan dan memasarkannya kepada retailer ataupun konsumen secara langsung. Ketika produk sampai ke distributor, distributor akan melakukan pengecekan terhadap kuantitas dan kualitas produk yang dikirim ke distributor. Selain itu, distributor juga melakukan aktivitas menditribusikan produk kepada retailer yang melakukan pemesanan produk kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri. d. Retailer

Retailer merupakan rantai pertama sebagai perantara dalam penyaluran produk kepada konsumen. PT Rolas Nusantara Mandiri memasarkan produk kopi luwak melalui distributor yang sudah menjadi mitranya. Retailer produk kopi luwak ini berupa café, outlet maupun toko yang tersebar di berbagai daerah di Jawa Timur, Bali dan Bandung. Pemesanan produk dilakukan dengan cara menghubungi pihak perusahaan melalui telepon ke Bagian Pemasaran.

Aktivitas dari retailer antara lain memasarkan produk kopi luwak ke konsumen dan melakukan permintaan kepada perusahaan ketika stock di retailer tinggal sedikit yang

Page 80: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

51

disesuaikan dengan permintaan konsumen. Pada saat prosuk kopi luwak tiba di retailer maka pihak retailer melakukan beebrapa aktivitas diantaranya pengecekan kuantitas dan kualitas produk dan melakukan proses pembayaran kepada perusahaan. Selain itu retailer juga melakukan aktivitas pengembalian produk kepada perusahaan ketika produk yang dikirim tidak sesuai dengan kriteria yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. e. Consumer

Consumer merupakan konsumen akhir yang membeli atau produk. Retailer (pengecer) menawarkan prosuk kopi luwak secara langsung kepada konsumen. Mata rantai pasok akan terhenti ketika produk kopi luwak sudah sampai ke pemakai akhir yaitu konsumen. Konsumen dapat mengkonsumsi produk kopi luwak dengan membeli di toko yang menyediakan produk kopi luwak dari PT Rolas Nusantara Mandiri. Selain itu, perusahaan juga memasarkan produk kopi luwak secara langsung kepada konsumen melalui outlet dan café yang didirikan oleh perusahaan.

4.2.2 Aliran Rantai Pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara

Mandiri

Pada suatu rantai pasok terdapat tiga aliran yang harus dikelola (Pujawan, 2005), antara lain aliran barang yang mengalir dari hulu (upstream) ke hilir (downstream), aliran finansial yang mengalir dari hilir ke hulu serta aliran informasi yang bisa terjadi dari hulu ke hilir ataupun sebaliknya. Aliran rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dilihat pada Gambar 4.1

Berdasarkan Gambar 4.1 dapat diketahui bahwa aliran pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri terdiri dari 3 macam aliran, yaitu aliran barang, aliran finansial dan aliran informasi. Berikut ini merupakan penjelasan dari masing- masing aliran:

a. Aliran Barang Aliran barang atau produk yang ada pada PT Rolas

Nusantara Mandiri dimulai dari supplier bahan baku dan bahan pendukung. Setelah bahan baku dari supplier sampai ke

Page 81: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

52

perusahaan, dilakukan pengecekan pada bahan baku tersebut yang meliputi kesesuaian jumlah yang dipesan, jenis bahan baku, ketepatan waktu pengiriman, dan pengecekan kualitas bahan baku yang diterima oleh Bagian Logistik. Bahan baku yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan akan dikembalikan pada supplier yang bersangkutan. Sedangkan bahan baku yang sudah sesuai dengan spesifikasi akan dibawa ke bagian produksi untuk diolah menjadi produk yaitu kopi bubuk luwak dan roasted kopi luwak. Sebelum memasuki tahap pengemasan, kopi tersebut terlebih dahulu akan diuji kualitasnya oleh pihak Quality Control. Produk yang tidak lolos uji kualitas akan dilakukan proses produksi lagi. Sedangkan untuk produk kopi yang lolos uji kualitas akan dilanjutkan ke proses pengemasan. Produk yang selesai dikemas akan dilakukan proses pemasaran kepada distributor atau wholesaler dan retailer yang tersebar di wilayah Jawa Timur, Bali dan Bandung. Produk kopi luwak didistribusikan dengan menggunakan mobil box untuk wilayah Jawa Timur dan Bali. Selain itu, pengiriman untuk daerah Bandung dilakukan dengan menggunakan jasa pengiriman berdasarkan permintaan pelanggan. Produk kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri juga dipasarkan secara langsung kepada konsumen melalui café dan outlet yang didirika oleh perusahaan maupun secara tidak langsung yaitu melalui toko. b. Aliran Finansial

Aliran finansial pada PT Rolas Nusantara Mandiri terjadi dari hilir ke hulu yaitu konsumen, retailer, perusahaan dan ke supplier. Aliran finansial yang terjadi dari konsumen yaitu pembayaran dari konsumen kepada retailer secara tunai. Selanjutnya pembayaran dari retailer ke perusahaan juga dilakukan secara tunai dan juga dapat melakukan pembayaran sesuai kesepakatan dengan perusahaan yaitu paling lambat 3 hari. Selain itu pembayaran juga dilakukan oleh perusahaan kepada supplier. Pembayaran tersebut dapat dilakukan sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak dimana untuk pembelian dalam jumlah besar akan diberikan tenggat waktu membayar selama 1 bulan dan untuk pembelian dalam jumlah kecil akan diberikan tenggat waktu selama 2 minggu.

Page 82: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

53

S1

S2

K

D3

D2

D1

M

a b c

R3

R2

R1

Keterangan :

= aliran barang

= aliran finansial

= aliran informasi

S = Supplier

M = Manufacturer

D = Distributor

R = Retailer

K = Konsumen

Gambar 4.1 Aliran Rantai Pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri

c. Aliran Informasi Aliran informasi pada rantai pasok Kopi Luwak PT Rolas

Nusantara Mandiri terjadi dari hulu ke hilir maupun sebaliknya. Aliran informasi dari hulu ke hilir terjadi mulai dari pihak supplier ke perusahaan yang mana supplier membutuhkan informasi mengenai kualitas dan kuantitas bahan baku atau bahan pembantu yang diinginkan oleh perusahaan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Selanjutnya aliran informasi diteruskan dari perusahaan kepada distributor atau retailer yaitu mengenai informasi jumlah pesanan kepada distributor atau retailer, hal ini dilakukan agar produk yang dikirim sesuai dengan keinginan pelanggan. Kemudian aliran informasi dari retailer maupun konsumen kepada perusahaan adalah mengenai saran dan kritikan dari konsumen terhadap kualitas produk, sehingga perusahaan dapat meningkatkan kualitas produknya sesuai dengan keinginan pelanggan. Sebaliknya, untuk aliran informasi dari hilir ke hulu terjadi dari informasi mengenai penjualan kopi

Page 83: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

54

luwak yang diberikan kepada perusahaan sebagai dasar penentuan volume penjualan selanjutnya.

Aliran informasi terjadi pada saat konsumen menerbitkan surat purchase order pada PT Rolas Nusantara Mandiri yang diterima oleh bagian pemasaran kemudian bagian pemasaran konfirmasi pada pihak logistik mengenai persediaan barang yang ada di perusahaan. Ketika barang yang ada di gudang habis atau tinggal sedikit, maka pihak logistik akan menghubungi pihak pengadaan untuk melakukan pemesanan bahan baku atau bahan pembantu. Selanjutnya, aliran informasi pada bagian pengadaan untuk melakukan order bahan baku dan bahan pembantu pada pihak supplier.

4.3 Pembobotan Kriteria Rantai Pasok Kopi Luwak PT.

RNM

Pada proses pembobotan ini data dikumpulkan dalam bentuk kuesioner. Kuesioner berupa pembobotan yang terdiri dari empat kriteria yaitu Reliabilitas, Fleksibilitas dan Responsibilitas, Biaya, serta Aktiva/Utilitas Rantai Pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri. Hasil pembobotan untuk masing-masing kriteria dapat dilihat pada Tabel 4.1. Perhitungan Matriks Pairwise Comparison dapat dilihat pada Lampiran 5 dan hasil output pembobotan kuesioner menggunakan software Criterium DecisionPlus 3.0.4 dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 4.2 Hasil Pembobotan Kriteria Rantai Pasok Kopi Luwak PT. RNM

Kriteria Bobot

Realibilitas 0.138

Fleksibilitas & Responsibilitas 0.391

Biaya 0.276

Aktiva/Utilitas 0.195

Jumlah 1

inconsistency ratio 0,045

Kesimpulan Konsisten

Page 84: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

55

Pada output hasil pembobotan menggunakan software Criterium DecisionPlus 3.0.4 didapatkan nilai inconsistency ratio ≤ 0,1, yaitu 0,045. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembobotan tiap kriteria rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri yang dilakukan tersebut sudah konsisten. Dari Tabel 4.1 diketahui bahwa kriteria Responsibilitas dan Fleksibilitas memiliki tingkat kepentingan yang harus lebih diprioritaskan karena memiliki bobot yang lebih tinggi dibandingkan dengan ketiga kriteria yang lainnya. Dengan adanya tingkat prioritas yang lebih tinggi pada kriteria Responsibilitas dan Fleksibilitas, bukan berarti mengesampingkan ketiga kriteria yang lainnya, hanya saja lebih memprioritaskan peningkatan kinerja pada kriteria tersebut dan didukung berturut-turut dengan peningkatan kinerja dari kriteria lainnya. 4.4 Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Kopi Luwak PT. RNM

Pengukuran kinerja rantai pasok dilakukan pada unit pengolahan kopi PT Rolas Nusantara Mandiri khususnya untuk dua jenis Produk Excellent, yaitu Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabika 150 gr. Pengukuran diawali dengan menetukan tiap kinerja (metrik) yang akan diukur. Untuk mengetahui kinerja rantai pasok kopi luwak perusahaan, maka dilakukan dengan mengumpulkan data selama periode tahun 2014. Data pada periode ini akan digunakan dalam perhitungan OMAX. Data yang diperlukan untuk pengukuran kinerja rantai pasok antara lain data permintaan tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 7. Data peramalan permintaan tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 8 serta data inventori pada tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran 9. Pengukuran kinerja rantai pasok pada penelitian ini dan perhitungannya adalah sebagai berikut: 1. Reliabilitas Rantai Pasok

a. Delivery performance to request Delivery performance to request adalah kinerja perusahaan

dalam memenuhi permintaan untuk dapat sesuai dengan jumlah yang diminta oleh konsumen. Periode pengukurannya adalah 1 tahun sekali dan sumber data berasal dari wawancara dengan Bagian Pemasaran. Dari hasil wawancara didapatkan

Page 85: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

56

bahwa delivery performance to request dari PT Rolas Nusantara Mandiri yaitu sebesar 100%, baik untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabika 150 gr. Hal ini dikarenakan perusahaan selalu bisa memenuhi permintaan konsumen. b. Order fulfillment lead time

Order fulfillment lead time adalah waktu yang diperlukan perusahaan untuk memenuhi permintaan konsumen. Periode Pengukurannya 1 tahun sekali dan sumber data berasal dari wawancara Bagian Pemasaran dan Bagian Produksi. Order fulfillment lead time di PT Rolas Nusantara Mandiri dihitung sejak ditebitkannya PO (purchase order) sampai waktu pengiriman barang dari gudang ke konsumen, yaitu 2 hari untuk wilayah Jawa Timur, 3 hari untuk wilayah Bali dan 30 hari untuk luar negeri, baik untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabika 150 gr. c. Perfect order

Perfect order adalah tingkat keakuratan perusahaan dalam melakukan pemenuhan permintaan dari konsumen. Periode pengukurannya satu tahun sekali dan sumber data berasal dari wawancara Departemen Pemasaran. Proses dalam memenuhi permintaan konsumen adalah ketika order datang maka bagian produksi langsung memproduksi produk kopi luwak sesuai dengan pesanan pelanggan. Hal tersebut dilakukan karena produk kopi luwak merupakan bahan yang mudah rusak. Kualitas produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabika 150 gr juga dijamin dengan cara PT Rolas Nusantara Mandiri memproduksi kopi luwak sesuai dengan pesanan pelanggan sacara langsung ketika pesanan datang sehingga kerusakan produk karena proses penyimpanan dapat dimimimumkan. Quality control dilakukan sebelum pengiriman dan pengecekan kembali oleh pihak konsumen juga dilakukan ketika barang sampai ke tangan konsumen. Perfect order dari perusahaan adalah 100%, baik untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabika 150 gr. Hal ini disebabkan tidak pernah terjadi return dari konsumen atau salah kirim untuk produk yang akan dikirimkan kepada konsumen.

Page 86: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

57

d. Order fill rate Order fill rate adalah kemampuan perusahaan untuk

memenuhi permintaan konsumen tanpa menunggu. Periode pengukuran 1 tahun sekali dan sumber data berasal dari wawancara Departemen Pemasaran. Order fill rate dapat dihitung dengan rumus (5), karena perusahaan selalu memenuhi permintaan konsumen tanpa menunggu atau ketersediaan barang selalu ada di gudang maka untuk kinerja ini tidak dilakukan penilaian. e. Inventory Accuracy

Inventory accuracy adalah ketepatan penggunaan dari jumlah inventori yang disimpan. Periode pengukurannya satu tahun sekali dan sumber data berasal dari data Departemen Produksi yaitu dengan data inventori kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri pada Lampiran 9 dan data permintaan kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri pada Lampiran 7. Inventory accuracy di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (6), sehingga inventory accuracy untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah -171,19 % sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah 121,24 %. Inventory accuracy produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr bernilai negatif (-171,19 %) yang berarti jumlah permintaaan aktual lebih kecil daripada jumlah inventori kopi luwak di gudang. Perhitungan Inventory accuracy secara lengkap ditujukan pada Lampiran 10. f. Forecast Accuracy

Forecast accuracy adalah ketepatan dari peramalan yang dilakukan oleh perusahaan. Periode pengukurannya adalah enam bulan sekali dan sumber data berasal dari dokumen Departemen Produksi yaitu dengan data peramalan kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri pada Lampiran 8 dan data permintaan kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri pada Lampiran 7. Forecast accuracy di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (7), sehingga forecast accuracy untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah 121,01 % sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah 91,63 %. Perhitungan Forecast accuracy secara lengkap ditujukan pada Lampiran 11.

Page 87: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

58

g. Source Fill rate

Source Fill rate adalah persentase jumlah permintaan yang bisa dipenuhi supplier. Periode pengukurannya adalah satu tahun sekali dan sumber data berasal dari Departemen Pengadaan PT. Rolas Nusantara Mandiri. Supplier yang terpilih wajib memenuhi seluruh permintaan setelah menandatangani kontrak. Oleh karena itu para supplier selalu dapat memenuhi permintaan dari PT. Rolas Nusantara Mandiri, jika supplier tidak dapat memenuhi permintaan dalam jangka waktu yang telah ditentukan, maka supplier akan dikenakan denda atau sanksi sesuai dengan kesepakatan. Jadi source fill rate perusahaan yaitu sebesar 100%, baik untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabika 150 gr. h. Stock out Probability

Stock out Probability adalah probabilitas terjadinya kehabisan persediaan. Periode pengukurannya satu tahun sekali dan sumber datanya berasal dari wawancara dengan bagian logistik dan bagian Pemasaran. Stockout probability dalam perusahaan sebesar 100%, hal ini dikarenakan setiap kali ada pemesanan selalu terdapat barang di gudang.

2. Fleksibilitas dan Responsibilitas

a. Supply chain cycle time Supply chain cycle time dihitung mulai dari diterimanya

pesanan sampai pengiriman dari pesanan itu dan tanpa penggunaan inventori (inventori dianggap 0). Periode pengukurannya adalah satu tahun sekali dan sumber data berasal dari wawancara bagian pemasaran. Supply chain cycle time perusahaan untuk wilayah Jawa Timur 17 hari, untuk wilayah Bali 18 hari dan untuk wilayah luar negeri 44 hari, baik untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabika 150 gr. b. Purchase order cycle time

Purchase order cycle time adalah waktu yang dibutuhkan untuk menerbitkan suatu purchase order. Periode pengukurannya adalah satu tahun sekali dan sumber data berasal dari wawancara Bagian Pengadaan. Pengukuran ini

Page 88: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

59

dilakukan pada supplier non-relasi PT Rolas Nusantara Mandiri. Bagian pengadaan mengirimkan request for quotation (RFQ) ke supplier yang potensial. Seleksi dilakukan setelah penawaran dari para supplier masuk. Jika telah dipilih, bagian pengadaan membuat kontrak dengan supplier. Dan yang terakhir yaitu bagian pengadaan akan mengirimkan PO untuk secara formal meminta pasokan barang dengan jumlah tertentu dengan harga dan waktu yang telah disepakati. Untuk membuat purchase order dalam pengadaan barang membutuhkan waktu sekitar 5 hari. c. Source lead time

Source lead time adalah waktu dari perusahaan order material ke supplier sampai dengan perusahaan terima barang untuk yang pertama kalinya. Periode pengukurannya adalah satu tahun sekali dan sumber datanya berasal dari dokumen bagian pengadaan. Source lead time pada PT Rolas Nusantara Mandiri adalah 14 hari. d. Source Responsiveness

Source Responsiveness adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk mencari supplier pengganti apabila supplier pertama tidak dapat memenuhi permintaan perusahaan. Periode pengukurannya adalah setiap kali terjadi pencarian supplier pengganti dan sumber data berasal dari wawancara dengan departemen pengadaan. Waktu yang dibutuhkan hanya 1 hari. e. Source Flexibility

Source Flexibility adalah jumlah supplier yang bisa dijadikan sebagai supplier pengganti apabila supplier pertama tidak bisa memenuhi permintaan perusahaan. Pengukuran Source Flexibility dilakukan pada supplier non-relasi PT Rolas Nusantara Mandiri. Periode pengukurannya adalah setiap kali terjadi pencarian supplier pengganti dan sumber data berasal dari wawancara dengan departemen pengadaan. Dalam proses pemilihan supplier minimal 2 dan maksimal 4 supplier yang dihubungi. f. Delivery deadline

Delivery deadline adalah tenggat waktu yang diberikan oleh PT. Rolas Nusantara Mandiri kepada konsumennya untuk

Page 89: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

60

mengambil barang di perusahaan sejak delivery order diterbitkan. Periode pengukurannya adalah satu tahun sekali dan sumber data berasal dari wawancara dengan departemen logistik. Delivery deadline tidak diukur karena pihak PT Rolas Nusantara Mandiri yang melakukan pengiriman barang ke konsumen.

3. Biaya

a. Total Supply Management Cost 1) Order manufacturing cost

Order manufacturing cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pemesanan yang terdiri biaya pemakaian telepon, biaya pemakaian kertas biaya pengecekan bahan baku atau material yang datang serta biaya pembongkaran material yang datang. Order manufacturing cost di PT Rolas Nusantara Mandiri adalah Rp 15.735,08. Perhitungan order manufacturing cost secara lengkap ditujukan pada Lampiran 12.

2) Equipment related to production as a % of revenue Equipment related to production as a % of revenue adalah besarnya pembelian perlengkapan yang diperlukan dibandingkan penerimaan perusahaan. Equipment related to production as a % of revenue di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (10), sehingga equipment related to production as a % of revenue untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah 2 % sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah 0,73%. Perhitungan equipment related to production as a % of revenue secara lengkap ditujukan pada Lampiran 13.

3) Inventory carrying cost Inventory carrying cost adalah biaya-biaya yang timbul karena perusahaan menyimpan perusahaan. Inventory carrying cost di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (11), sehingga inventory carrying cost untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah Rp. 347.390 sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah Rp. 694.503. Perhitungan inventory carrying cost secara lengkap ditujukan pada Lampiran 14.

Page 90: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

61

4) Inventory investment as % of sales.

Inventory investment as % of sales adalah besarnya biaya inventori dibandingkan dengan penjualan perusahaan. Equipment related to production as a % of revenue di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (12), sehingga equipment related to production as a % of revenue untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah 0,98% sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah 0,23%. Perhitungan equipment related to production as a % of revenue secara lengkap ditujukan pada Lampiran 15.

b. Transportation 1) Freight cost per unit shipped

Freight cost per unit shipped adalah biaya angkut dari pengiriman per unit barang. Freight cost per unit shipped di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (13), sehingga freight cost per unit shipped untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah Rp 17.479,8 sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah Rp 20.546,00. Perhitungan freight cost per unit shipped secara lengkap ditujukan pada Lampiran 16.

2) Inbound freight cost Inbound freight cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut bahan baku yang sampai di perusahaan. Inbound freight cost di PT Rolas Nusantara Mandiri adalah Rp. 220.000,00. Perhitungan inbound freight cost secara lengkap ditujukan pada Lampiran 17.

3) Claim as % of freight cost Claim as % of freight cost merupakan biaya atas klaim kerusakan atau kehilangan barang atau material. Di perusahaan tidak ada klaim, karena tidak pernah terjadi return dari konsumen. Oleh karena itu untuk kriteria ini tidak diukur oleh perusahaan.

4) Percent of truckload capacity utilized Percent of truckload capacity utilized merupakan persentase kapasitas muatan truk yang digunakan saat proses pengangkutan barang atau material. Proses

Page 91: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

62

pengangkutan atau pengiriman barang di perusahaan dilakukan secara bersamaan untuk berbagai jenis produk dalam satu kendaraan hingga muatan barang penuh, sehingga percent of truckload capacity utilized tidak diukur.

4. Utilitas/Aktiva

a. Measure of excess/obsolete inventory Measure of excess/obsolete inventory adalah adanya

kelebihan inventori yang tidak digunakan. Periode Pengukurannya adalah satu tahun sekali dan sumber datanya berasal dari wawancara dan dokumen Departemen Logistik. Barang yang tidak terpakai karena lama tidak digunakan dapat menyebabkan beberapa komponen barang kadaluarsa. Measure of excess/obsolete inventory di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (16), sehingga measure of excess/obsolete inventory untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah 43 % sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah 0%. Perhitungan measure of excess/obsolete inventory secara lengkap ditujukan pada Lampiran 18. b. Inventory days of supply

Inventory days of supply adalah lamanya rata-rata (dalam hari) suatu perusahaan bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki (apabila tidak ada pasokan lebih lanjut). Periode pengukurannya satu bulan sekali dan sumber datanya berasal dari dokumen Departemen Logistik dan Pemasaran. Inventory days of supply di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (17), sehingga inventory days of supply untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah 965,1 hari sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah 204,77 hari. Perhitungan inventory days of supply secara lengkap ditujukan pada Lampiran 19. c. Cash-to cash cycle time

Cash-to cash cycle time adalah kecepatan rantai pasok mengubah persediaan menjadi uang. Sumber data berasal dari wawancara dan dokumen Departemen Logistik dan Departemen Pemasaran. Cash-to cash cycle time di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (18), sehingga

Page 92: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

63

cash-to cash cycle time untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah 953,1 hari sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah 192,77 hari. Perhitungan cash-to cash cycle time secara lengkap ditujukan pada Lampiran 20. d. Inventory turn over

Inventory turn over adalah seberapa cepat produk atau barang mengalir relatif terhadap jumlah yang rata-rata tersimpan sebagai persediaan. Periode pengukurannya adalah satu tahun sekali dan sumber datanya berasal dari dokumen Departemen Logistik dan Departemen Pemasaran. Inventory turn over di PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dihitung dengan rumus (19), sehingga inventory turn over untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr adalah 0,27 kali per tahun sedangkan untuk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah 1,27 kali per tahun. Perhitungan Inventory turn over secara lengkap ditujukan pada Lampiran 21.

Hasil pengukuran kinerja rantai pasok produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr pada PT Rolas Nusantara Mandiri dapat dilihat pada Tabel 4.3

4.5 Analisis Hasil Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Kopi

Luwak PT.RNM

Dari hasil perhitungan nilai matriks maksimum dan minimum masing-masing kriteria kinerja pada Lampiran 22, didapatkan kinerja rantai pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri masing-masing untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr pada Tabel 4.8 dan Roasted Luwak Arabica 150 gr pada Tabel 4.9.

a. Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT Rolas Nusantara Mandiri Dari perhitungan Objective Matrix (OMAX) didapatkan nilai

kinerja rantai pasok produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT Rolas Nusantara Mandiri sebesar 0,58. Angka ini dapat dikatakan kinerja rantai pasok produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT Rolas Nusantara Mandiri kurang baik. Beberapa metrik dengan nilai yang cukup tinggi yaitu di atas 0,58 dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Page 93: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

64

Tabel 4.3 Hasil Pengukuran dari Kinerja Rantai Pasok Perusahaan

No Kinerja Nilai

a b

1 Delivery performance to request 100% 100% 2 Order fulfillment lead time 2 hari 2 hari 3 Perfect order 100% 100% 4 Order fill rate - 5 Inventory Accuracy -171,19 % 121,24 % 6 Forecast Accuracy 121,01 % 91,63 % 7 Source Fill rate 100% 100% 8 Stock out Probability - - 9 Supply chain cycle time 17 hari 17 hari 10 Source lead time 14 hari 14 hari 11 Purchase order cycle time 5 hari 5 hari 12 Source Responsiveness 1 hari 1 hari 13 Source Flexibility 4 supplier 4 supplier 14 Delivery deadline - - 15 Total Supply Management Cost Order manufacturing cost Rp 15.735,08 Rp 15.735,08 Equipment related to production

as a % of revenue

2 % 0,73 %

Inventory carrying cost Rp 347.390 Rp 694.503 Inventory investment as % of

sales. 0,98% 0,23%

16 Transportation Freight cost per unit shipped Rp 17.479,8 Rp 20.546,00 Inbound freight cost Rp 220.000,00 Rp 220.000,00 Claim as % of freight cost - - Percent of truckload capacity

utilized - -

17 Measure of excess/obsolete inventory

43% 0%

18 Inventory days of supply 965,1 hari 204,77 hari 19 cash-to cash cycle time 953,1 hari 192,77 hari 20 Inventory turn over 0,27 x per

tahun 1,27 x per tahun

Keterangan : a : Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr b : Roasted Luwak Arabica 150 gr

Page 94: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

65

Tabel 4.4 Metrik Dengan Skor Tinggi Perspektif Metrik Skor

Fleksibilitas dan Responsibilitas

Supply chain cycle time 1,173 Source lead time 1,173 Purchace order cycle time 1,173

Biaya Inbound freight cost 1,38 Total supply management cost 0,828

Metrik-metrik pada Tabel 4.4 mempunyai skor yang baik, sehingga kinerja rantai pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT Rolas Nusantara Mandiri pada perspektif Fleksibilitas dan Responsibilitas serta Biaya secara keseluruhan mempunyai nilai yang baik. Misalnya: supply chain cycle time mempunyai skor yang tinggi yang menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk pemenuhan order mulai dari konsumen pesan sampai konsumen terima barang dapat dikatakan baik. Hal ini dikarenakan perusahaan telah memilih supplier yang berlokasi cukup dekat dengan perusahaan, proses produksi yang cepat dan lokasi konsumen yang sebagian besar letaknya cukup dekat dengan perusahaan sehingga waktu yang dibutuhkan untuk memenuhi permintaan konsumen pun relatif cepat.

Dengan adanya nilai kinerja yang baik, maka hal ini menunjukkan bahwa rantai pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT Rolas Nusantara Mandiri telah terkontrol dengan baik. Hal ini didukung oleh adanya supplier-supplier yang cukup berkualitas dan bertanggung jawab atas tugasnya sebagai supplier. Selain itu, pihak internal PT Rolas Nusantara Mandiri juga cukup memperhatikan masalah-masalah biaya produksi dan transportasi sehingga dapat mengoptimalkan biaya-biaya dari proses produksi Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr.

Dari perhitungan kinerja rantai pasok produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT Rolas Nusantara Mandiri juga terdapat metrik-metrik yang mempunyai nilai yang rendah yaitu di bawah 0,58. Metrik-metrik yang mempunyai skor rendah dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Metrik-metrik mempunyai skor yang rendah berarti nilai aktual atau nilai kinerja saat ini masih jauh terhadap nilai terbaik

Page 95: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

66

Tabel 4.5 Metrik Dengan Skor Rendah Perspektif Metrik Skor

Reliabilitas Order fulfillment lead time 0,414 Inventory Accuracy 0,276 Forecast Accuracy 0,414

Utilitas Measure of excess obsolete inventory

0

Inventory day of supply 0 Cash to cash cycle time 0 Inventory turn over 0,195

yang ditargetkan oleh pihak perusahaan, sehingga membuat nilai kinerja dari rantai pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT Rolas Nusantara Mandiri kurang maksimal, misalnya masalah Measure of excess obsolete inventory, yaitu banyaknya produk yang tidak terpakai karena lama tidak digunakan sehingga barang kadaluarsa. Persentase produk yang tidak terpakai atau kadaluarsa pada Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT Rolas Nusantara Mandiri cukup besar yaitu 43% atau dapat dikatakan hampir setengah dari jumlah produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT Rolas Nusantara Mandiri. Hal ini saling berkaitan dengan Forecast Accuracy, Inventory Accuracy dan Cash to cash cycle time yang buruk. Hubungan Measure of excess obsolete inventory dengan Forecast Accuracy misalnya jika peramalan permintaan yang dilakukan oleh bagian pemasaran melenceng jauh lebih tinggi dibandingkan permintaan aktual maka akan menyebabkan banyaknya produk yang tidak terpakai dan berpengaruh pada kualitas produk atau kadaluarsa. Pada masalah Cash to cash cycle time, yaitu lambatnya kecepatan rantai pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr mengubah persediaan menjadi uang. Salah satu faktor yang menyebabkan lambatnya cash to cash cycle time adalah pangsa pasar yang masih sedikit dikarenakan perusahaan masih tergolong baru berdiri.

Page 96: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

67

b. Roasted Luwak Arabica 150 gr PT Rolas Nusantara Mandiri Dari perhitungan Objective Matrix (OMAX) didapatkan nilai

kinerja dari rantai pasok Roasted Luwak Arabica 150 gr PT Rolas Nusantara Mandiri sebesar 0,69. Angka ini dapat dikatakan cukup baik. Sebagian besar dari metrik-metrik yang diukur mempunyai skor yang cukup baik. Beberapa metrik dengan nilai yang cukup tinggi yaitu di atas 0,69 dapat diihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6 Metrik Dengan Skor Yang Tinggi Perspektif Metrik Skor

Reliabilitas Forecast Accuracy 0,69 Fleksibilitas dan Responsibilitas

Supply chain cycle time 1,173 Source lead time 1,173 Purchace order cycle time 1,173

Biaya Inbound freight cost 1,39 Total supply management cost 0,828

Metrik-metrik pada Tabel 4.6 mempunyai skor yang baik, sehingga kinerja rantai pasok Roasted Luwak Arabica 150 gr Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri secara keseluruhan mempunyai nilai yang baik, misalnya: Inbound freight cost mempunyai skor yang tinggi yaitu 1,39. Hal menunjukkan bahwa perusahaan mampu meminimasi biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut bahan baku sampai di perusahaan. Sehingga dapat memaksimalkan keuntungan perusahaan.

Tabel 4.7 Metrik Dengan Skor Rendah Perspektif Metrik Skor

Reliabilitas Order fulfillment lead time 0,414 Inventory Accuracy 0,414

Utilitas Inventory day of supply 0 Cash to cash cycle time 0 Inventory turn over 0

Page 97: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

68

Dari perhitungan kinerja rantai pasok produk Kopi Roasted Luwak Arabica 150 gr PT Rolas Nusantara Mandiri juga terdapat metrik-metrik yang mempunyai nilai yang rendah yaitu di bawah 0,69. Metrik-metrik yang mempunyai skor rendah dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Metrik-metrik pada Tabel 4.7 mempunyai skor yang rendah. Hal ini disebabkan nilai aktual atau nilai kinerja saat ini masih jauh terhadap nilai terbaik yang ditargetkan oleh pihak perusahaan, sehingga membuat nilai kinerja dari rantai pasok PT Rolas Nusantara Mandiri kurang bisa maksimal, misalnya masalah inventory day of supply, yaitu rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Semakin pendek inventory days of supply, semakin bagus kinerja asset suatu rantai pasok. Dari perhitungan, dapat diketahui inventory days of supply produk Roasted Luwak Arabica 150 gr adalah 204,77 hari, yang berarti kemampuan perusahaan dalam memutar asset relatif lambat yang berpengaruh pada kecepatan perusahaan dalam mengembalikan modal atau perputaran uang di perusahaan.

4.6 Simulasi dari Kebijakan yang dihasilkan dari Tiap

Kinerja atau dari Bagian Perbaikan yang Dilakukan

Berdasarkan perhitungan kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri, kinerja yang perlu diperbaiki adalah kinerja pada bagian inventori. Hal ini dapat dilihat dari hasil perhitungan kinerja OMAX yang mempunyai skor rendah sehingga perlu perbaikan pada bagian tersebut. Kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri yang rendah akan dilakukan simulasi dengan pendekatan system dynamic, langkah pertama yang dilakukan adalah dengan membuat Causal Loop Diagram (CLD) kemudian disimulasikan kedalam Stock Flow Diagram (SFD).

4.6.1 Causal Loop Diagram Supply and Demand Kopi Luwak

PT. RNM

Untuk mengetahui interaksi dan hubungan variabel yang telah diidentifikasi, dibuatlah Causal Loop Diagram (CLD). CLD

Page 98: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

69

Tabel 4.8 Kinerja Rantai Pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT RNM

Order

Fullfilment

lead time

Inventory

Accuracy

Forecast

Accuracy

Supply

chain cycle

time

Source

lead

time

Purchase

order cycle

time

Inbound

Freight

Cost

Total supply

management

cost

Measure of

excess/obsol

ete

Inventory

day of

supply

cash to

cash cycle

time

Inventory

turn over

Supply chain

management

score

2 -271.19 21.01 17 14 5 220000 6996693.4 43 965.1 953.1 0.27 performance

1 100 5 10 7 2 150000 6500000 5 90 78 4 10

1.14285714 121.42857 7.1428571 11 8 2.4285714 164285.714 6571428.571 7.857142857 98.57143 86.5714286 3.5 9

1.28571429 142.85714 9.2857143 12 9 2.8571429 178571.429 6642857.143 10.71428571 107.1429 95.1428571 3 8

1.42857143 164.28571 11.428571 13 10 3.2857143 192857.143 6714285.714 13.57142857 115.7143 103.714286 2.5 7

1.57142857 185.71429 13.571429 14 11 3.7142857 207142.857 6785714.286 16.42857143 124.2857 112.285714 2 6

1.71428571 207.14286 15.714286 15 12 4.1428571 221428.571 6857142.857 19.28571429 132.8571 120.857143 1.5 5

1.85714286 228.57143 17.857143 16 13 4.5714286 235714.286 6928571.429 22.14285714 141.4286 129.428571 1 4

2 250 20 17 14 5 250000 7000000 25 150 138 0.5 3

2.33333333 266.66667 23.333333 22.666667 19.3333 5.6666667 266666.667 7166666.667 33.33333333 421.7 409.7 0.4 2

2.66666667 283.33333 26.666667 28.333333 24.6667 6.3333333 283333.333 7333333.333 41.66666667 693.4 681.4 0.3 1

3 300 30 34 30 7 300000 7500000 50 965.1 953.1 0.2 0

3 2 3 3 3 3 5 3 0 0 0 1 Score

0.138 0.138 0.138 0.391 0.391 0.391 0.276 0.276 0.195 0.195 0.195 0.195 Weight

0.414 0.276 0.414 1.173 1.173 1.173 1.38 0.828 0 0 0 0.195 Value

Performance Indicator:

Current 0.5855

Page 99: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

70

Tabel 4.9 Kinerja Rantai Pasok Roasted Luwak Arabica 150 gr PT RNM Order

Fullfilment

lead time

Inventory

Accuracy

Forecast

Accuracy

Supply

chain cycle

time

Source

lead

time

Purchase

order cycle

time

Inbound

Freight

Cost

Total supply

management

cost

Measure of

excess/obsol

ete

Inventory

day of

supply

cash to

cash cycle

time

Inventory

turn over

Supply chain

management

score

2 21.24 8.37 17 14 5 220000 8529412.4 0 204.77 192.77 1.27 performance

1 5 5 10 7 2 150000 8000000 90 78 4 10

1.14285714 7.1428571 5.7142857 11 8 2.4285714 164285.714 8071428.571 0 98.57143 86.5714286 3.714286 9

1.28571429 9.2857143 6.4285714 12 9 2.8571429 178571.429 8142857.143 0 107.1429 95.1428571 3.428571 8

1.42857143 11.428571 7.1428571 13 10 3.2857143 192857.143 8214285.714 0 115.7143 103.714286 3.142857 7

1.57142857 13.571429 7.8571429 14 11 3.7142857 207142.857 8285714.286 0 124.2857 112.285714 2.857143 6

1.71428571 15.714286 8.5714286 15 12 4.1428571 221428.571 8357142.857 0 132.8571 120.857143 2.571429 5

1.85714286 17.857143 9.2857143 16 13 4.5714286 235714.286 8428571.429 0 141.4286 129.428571 2.285714 4

2 20 10 17 14 5 250000 8500000 0 150 138 2 3

2.33333333 23.333333 11.666667 22.666667 19.3333 5.6666667 266666.667 8666666.667 0 168.2567 156.256667 1.5 2

2.66666667 26.666667 13.333333 28.333333 24.6667 6.3333333 283333.333 8833333.333 0 186.5133 174.513333 1 1

3 30 15 34 30 7 300000 9000000 204.77 192.77 0.5 0

3 3 5 3 3 3 5 3 0 0 0 2 Score

0.138 0.138 0.138 0.391 0.391 0.391 0.276 0.276 0.195 0.195 0.195 0.195 Weight

0.414 0.414 0.69 1.173 1.173 1.173 1.38 0.828 0 0 0 0.39 Value

Performance Indicator:

Current 0.6940909

Page 100: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

71

adalah pengungkapan tentang kejadian hubungan sebab akibat (causal relationship) ke dalam bahasa gambar. Gambar yang ditampilkan adalah panah-panah yang saling terkait membentuk sebuah diagram sebab akibat (causal loop). Panah-panah tersebut menunjukkan bahwa hulu panah memiliki arti sebagai sebab dan ujung panah menunjukkan akibat.

Gambar 4.2. Causal Loop Diagram (CLD) Supply and Demand

Kopi Luwak PT. RNM

Berdasarkan Gambar 4.2, kebijakan inventori dipengaruhi

oleh jumlah permintaan produk oleh konsumen (demand). Jumlah permintaan (expected demand) dipengaruhi oleh perubahan permintaan (change in expected demand) sesuai dengan laju pesanan (order rate) dan waktu perubahan permintaan diharapkan (time to change expectations). Untuk

Page 101: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

72

mengetahui besarnya perubahan inventori ditentukan terlebih dahulu berapa yang dikirim ke pelanggan (shipment) sesuai dengan jumlah pesanan (order rate). Semakin besar variabel yang mempengaruhinya, maka demand dari perusahaan akan besar. Jumlah pesanan (order rate) akan menentukan berapa banyaknya produk yang akan dikirim ke pelanggan (shipment), dengan hubungan positif yang berarti semakin banyak jumlah pesanan (order rate) maka semakin banyak pula produk yang akan dikirim ke pelanggan (shipment). Permintaan (demand) juga mempengaruhi persediaan yang diinginkan (desired inventory) sesuai dengan jangkauan persediaannya (inventory coverage).

Produksi (production) dipengaruhi oleh persediaan yang diharapkan (desired Inventory ) sesuai dengan source lead time. Semakin besar desired Inventory dan source lead time maka semakin besar pula pengadaan bahan baku. Kemudian shipment dan production menentukan besarnya persediaan (inventory) dimana semakin besar produksi (production) maka semakin besar pula persediaan digudang sedangkan semakin banyak produk yang akan dikirim ke pelanggan (shipment), maka akan mengurangi banyaknya pesediaan di gudang. 4.6.2 Stock and Flow Diagram

Stock Flow Diagram (SFD) dibuat berdasarkan Causal Loop Diagram (CLD) yang telah dibuat dan ditunjukkan pada Gambar 4.3. Pada SFD, inventory merupakan aliran materi (level) yang dipengaruhi oleh laju rate dari production dan shipment. Nilai dari inventory merupakan integral dari hasil pengurangan production dan shipment. Selain inventory, yang menjadi level dalam SFD variabel demand dengan variabel change in expected demand sebagai rate. Nantinya, nilai dari demand merupakan penjumlahan integral dari variabel change in expected demand. Gambar 4.3 merupakan gambar SFD dari kebijakan inventori PT Rolas Nusantara Mandiri.

Formulasi model dilakukan dengan memberikan unit dan formula (persamaan matematis) pada model yang telah digambarkan pada stock and flow diagram yang didaatkan dari hubungan antar variabel, data historis dan konstanta yang

Page 102: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

73

Gambar 4.3 Model SFD Perbaikan Kinerja Inventori Kopi

Bubuk Luwak Arabica 12 gr

digunakan oleh perusahaan. Formulasi ini nantinya akan menghasilkan nilai output setelah dilakukannnya simulasi. Pada variabel dengan jenis stock/level, pemberian formulasi model merupakan hasil integral dari variabel terkait dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk simulasi. Waktu simulasi menggunakan satuan bulan. Variabel yang diidentifikasikan dan dimodelkan memiliki hubungan dan membentuk formulasi yang mempengaruhi serta menghasilkan nilai dari variabel lainnya.

Variabel inventory (persediaan) merupakan fungsi integral dari aliran masuk, yaitu production, dikurangi aliran keluar produk yang dihasilkan yaitu shipment (pengiriman) per bulan. Variabel expected demand (permintaan diharapkan) merupakan fungsi integral dari aliran masuk perubahan permintaan per bulan.

Page 103: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

74

Persamaan variabel pada sub-model persediaan diuraikan sebagai berikut:

Inventory(t) = Inventory (t-1) + (Production (t) – Shipment (t)). Dimana:

- Inventory (persediaan) merupakan jumlah persediaan kopi luwak yang ada dalam perusahaan (kg).

- Production (produksi) merupakan laju jumlah kopi luwak yang dihasilkan dari produksi perbulannya (kg)

- Shipment (pengiriman) merupakan laju penjualan kopi luwak total ke konsumen per bulannya (kg).

Expected Demand (t) = Expected Demand (t-1) + Change in expected demand (t). Dimana:

- Expected Demand (permintaan diharapkan) adalah jumlah produksi kopi luwak yang diyakini akan terjual selama setiap bulannya (kg).

- Change in expected demand (perubahan permintaan diharapkan) adalah selisih atau marjin dari permintaan diharapkansetiap bulannya (kg).

Production (t) = Expected Demand (t) + (Desired Inventory (t) – Inventory (t))/Time to correct inventory. Dimana:

- Time to correct inventory didefinisikan sebagai seperdua dari perbedaan atau selisih dari persediaan diinginkan dan persediaan actual dikoreksi setiap bulan. Nilai dari time to correct inventory adalah 2 bulan.

Desired Inventory (t) = Inventory coverage * Expected Demand (t). Dimana:

- Inventory coverage (jangkauan persediaan) didefinisikan sebagai sampai berapa bulan permintaan diharapkan dapat dipenuhi oleh jumlah persediaan aktual. Nilai dari jangkauan persediaan adalah 1 bulan pada Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan Roasted Luwak Arabica 150 gr.

Change in expected demand (t) = (Order rate (t) – Expected Demand (t)) / Time to change expectations. Dimana:

- Order rate (laju pesanan) adalah jumlah pesanan untuk dikirimkan ke konsumen dari persediaan yang ada per bulannya (kg).

Page 104: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

75

- Time to change expectations adalah total waktu yang dibutuhkan untuk menyesuaikan permintaan yang diharapkan menjadi permintaan actual. Nilai dari time to change expectations adalah 1,3 bulan. Konstanta inventory coverage merupakan masukan (input)

bagi desired inventory dimana akan mempengaruhi nilai inventory expected tersebut. Sedangkan time to correct inventory merupakan masukan (input) bagi production dimana akan mempengaruhi nilai dari production juga. Production didapatkan dari demand, yang merupakan variabel level yang dependen dan dipengaruhi oleh variabel rate change in expected demand yang mendapat masukan (input) dari time to change expectations, ditambah desired Inventory dikurangi inventory yang kemudian dibagi dengan time to correct inventory. Formulasi Stock and Flow Diagram untuk menentukan kebijakan persediaan (inventory) disajikan pada Tabel 4.10.

Berbagai parameter diatas akan menjadi bahan masukan pada variabel-variabel auxiliary yang mengandung persamaan matematis maupun variabel rate yang pada akhirnya mengacu pada perubahan pada masing-masing variabel level yang merupakan variabel dependen. Dalam sistem dinamis variabel level merupakan variabel dependen karena nilainya mutlak bergantung pada variabel-variabel lain, sedangkan variabel konstanta atau parameter merupakan variabel independen yang nilainya bergantung dari kondisi inisial yang ditentukan berdasarkan data existing dari aktifitas selama sistem tersebut berjalan.

Untuk mengetahui perilaku dan karakteristik model sistem yang diamati, cara yang paling baik adalah melakukan simulasi dari model yang telah disusun untuk suatu periode waktu tertentu. Dengan proses tersebut kita dapat mengetahui perubahan nilai-nilai variabel yang terjadi. Untuk merepresentasikan fluktuasi dan perkembangan permintaan yang terjadi, digunakan fungsi STEP pada variabel order rate.

Page 105: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

76

Tabel 4.10 Formulasi Stock Flow Diagram Kebijakan Inventori

No Variabel Tipe Persamaan Unit

1 Inventory Level - Normal

Production-Shipment Kg

2 Shipment Auxiliary - Normal

Order rate kg/ month

3 Production Auxiliary - Normal

Expected Demand+(Desired Inventory-Inventory)/Source lead time

kg/ month

4 Order rate Auxiliary - Normal

- Kopi bubuk luwak arabica 12 gr: 100+STEP(184, 1 )+ STEP(-160, 2 )+STEP(46, 3 ) +STEP(-81, 4 )+STEP(148, 5 ) +STEP(-129, 6 )+ STEP(117, 7 )+ STEP(-107, 8 )+ STEP(-107, 9 )+STEP(515, 10 ) +STEP(-438, 11 )+STEP(112, 12 )

- Roasted luwak Arabica 150 gr: 100+STEP(115, 1 )+ STEP(198, 2 )+STEP(-62, 3 ) +STEP(-156, 4 )+STEP(6, 5 ) +STEP(1, 6 )+STEP(45, 7 ) +STEP(-67, 8 )+STEP(-23, 9 ) +STEP(127, 10 )+STEP(-112, 11 )+STEP(-7, 12 )

kg/ month

5 Time to correct inventory

Constant- Normal

2 month

6 Desired Inventory

Auxiliary - Normal

Expected Demand*Inventory coverage

Kg

7 Inventory coverage

Constant Normal

3 month

8 Expected Demand

Auxiliary - Normal

+Change in expected demand kg/ month

9 Change in expected demand

Auxiliary - Normal

(Order rate-Expected Demand)/ Time to change expectations

kg/ month2

10 Time to change expectations

Constant - Normal

1,33 month

Page 106: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

77

4.7 Skenario dan Hasil Simulasi System Dynamics Kebijakan Inventori

4.7.1 Model Kebijakan Inventory Turn Over 4 kali per tahun dan Inventory Days of Supply 90 hari

Dari hasil simulasi kebijakan Inventory Turn Over 4 kali per tahun dan Inventory Days of Supply 90 hari, didapatkan kinerja rantai pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri masing-masing untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr. Dalam model SFD kebijakan inventori, jumlah inventori dikurangi. Inventori tersebut, yang telah dikurangi memiliki nilai inventory days of supply 90 hari sesuai dengan harapan perusahaan. Setiap ada permintaan dipenuhi dengan inventori yang ada. Jika jumlah persediaan hamper habis, perusahaan akan melakukan pengadaan material dan dilakukan sejumlah inventori yang dibutuhkan untuk 90 hari ke depan. Perusahaan melakukan pengadaan barang sebanyak 4 kali dalam satu tahun.

Tabel 4.11 Kondisi Inisial Variabel-Variabel Sistem pada Saat Awal Simulasi Model

No Variabel (Parameter/Konstanta)

Nilai Inisial Satuan

1 Inventory 675 untuk produk a dan 283 untuk produk b

kg

2 Time to correct inventory 2 (60 hari) bulan 3 Demand 182 Kg 4 Time to change

expectations 1,33 (40 hari) bulan

5 Inventory Coverage 3 bulan (turn over 4x) kg

Keterangan : a : Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr b : Roasted Luwak Arabica 150 gr

Stock and Flow Diagram (SFD) yang telah dibuat, menunjukkan kinerja yang akan diperbaiki, yaitu kinerja perbaikan yang berhubungan dengan inventori. Periode yang digunakan adalah per bulan, sehingga untuk inventory, demand, dan production menggunakan rata-rata setiap bulan.

Page 107: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

78

Berdasarkan skenario simulasi diperoleh kondisi inisial dari variabel-variabel sistem ditunjukkan pada Tabel 4.11. a. Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr

Hasil simulasi kebijakan inventori Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dengan asumsi jumlah inventori yang dimasukkan memiliki nilai inventory days of supply 90 hari dapat dilihat pada Gambar 4.4. Pada Gambar 4.4 terlihat bahwa inventori cenderung mengalami penurunan sedikit demi sedikit sampai bulan kesepuluh, lalu mengalami kenaikan pada bulan berikutnya kemudan mengalami penurunan lagi pada bulan kesebelas. Pada bulan kesepuluh harus dilakukan pengadaan barang kembali sesuai dengan peramalan permintaan untuk 90 hari kedepan.

Berdasarkan Gambar 4.5, dapat dilihat bahwa bahwa antara permintaan yang diharapkan dan jumlah produksi berbanding lurus. Semakin banyak jumlah permintaan yang diharapkan akan meningkatkan meningkatkan jumlah produksi. Pada bulan kesepuluh terlihat jumlah order rate mengalami peningkatan yang signifikan dan berdampak pada peningkatan yang signifikan pula pada permintaan yang diharapkan dan jumlah produksi.

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Inventory dan Desired

Inventory

Inventory dan Desired Inventory

2000

1450

900

350

-200

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Time (Month)

kg

Inventory : Current

Desired Inventory : Current

Page 108: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

79

Gambar 4.5 Perbandingan Jumlah Production dan Jumlah

Permintaan

Tabel 4.12 Perkiraan inventori Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr setelah diperbaiki periode Januari-Desember

Bulan Permintaan Inventori (sachet)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

284 124 170 89 237 108 225 118 11 526 88 200

675 508.5 776.9793 612.039 634.2159 350.9161 580.1398 395.2842 584.5073 628.3255 -105.045 874.6966

Hasil simulasi perkiraan inventori Kopi Bubuk Luwak

Arabica 12 gr setelah diperbaiki ditunjukkan oleh Tabel 4.12. Dari

Produksi dan Jumlah Permintaan

2000

1425

850

275

-300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Time (Month)

kg

/Mo

nth

Expected Demand : Current

Order rate : Current

Production : Current

Page 109: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

80

hasil simulasi diperoleh jumlah inventori pada bulan Februari, April, Juni, Agustus dan November mengalami penurunan dan jumlah permintaan pada bulan-bulan tersebut juga mengalami penurunan. Hal tersebut menunjukkan antara permintaan dengan inventori memiliki hubungan positif. Pada bulan Maret, Mei, Juli, September, Oktober dan Desember jumlah inventori mengalami peningkatan. Hal ini berarti perusahaan hendaknya melakukan proses produksi atau meningkatkan jumlah produksi pada bulan–bulan tersebut.

b. Roasted Luwak Arabica 150 gr

Hasil simulasi kebijakan inventori Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dengan asumsi jumlah inventori yang dimasukkan memiliki nilai inventory days of supply 90 hari dapat dilihat pada Gambar 4.6. Pada Gambar 4.6 terlihat bahwa inventori mengalami peningkatan pada bulan ketiga, kemudian mengalami penurunan pada bulan-bulan berikutnya, mengalami peningkatan lagi pada bulan kedelapan dan bulan kesebelas. Pada bulan kedua harus dilakukan pengadaan barang kembali sesuai dengan peramalan permintaan untuk 90 hari kedepan.

Gambar 4.6 Grafik Perbandingan Inventory dan Desired

Inventory

Inventory dan Desired Inventory

2000

1500

1000

500

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Time (Month)

kg

Inventory : Current

Desired Inventory : Current

Page 110: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

81

Berdasarkan Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa antara permintaan yang diharapkan dan jumlah produksi berbanding lurus. Semakin banyak jumlah permintaan yang diharapkan akan meningkatkan meningkatkan jumlah produksi. Pada bulan ketiga terlihat jumlah order rate mengalami peningkatan yang signifikan dan berdampak pada peningkatan yang signifikan pula pada permintaan yang diharapkan dan jumlah produksi.

Gambar 4.7 Perbandingan Jumlah Production dan Jumlah

Permintaan

Hasil simulasi perkiraan inventori Roasted Luwak Arabica 150 gr setelah diperbaiki ditunjukkan oleh Tabel 4.13. Dari hasil simulasi diperoleh jumlah inventori pada bulan Maret, Juni, Juli, Agustus, Oktober dan November mengalami penurunan dan jumlah permintaan pada bulan-bulan tersebut juga mengalami penurunan. Hal tersebut menunjukkan antara permintaan dengan inventori memiliki hubungan positif. Pada bulan Februari April, Mei, September, Desember jumlah inventori mengalami peningkatan. Hal ini berarti perusahaan hendaknya melakukan

Produksi dan Jumlah Permintaan

700

525

350

175

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Time (Month)

kg/M

onth

Expected Demand : Current

Order rate : Current

Production : Current

Page 111: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

82

proses produksi atau meningkatkan jumlah produksi pada bulan–bulan tersebut.

Tabel 4.13 Perkiraan inventori setelah diperbaiki periode Januari-Desember

Bulan Permintaan Inventori (sachet)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

215 413 351 195 201 202 247 180 157 284 172 165

283 437,6667 317,2139 590,3135 907,4493 873,0935 798,718 693,115 754,6481 734,03 537,6971 695,9937

4.7.2 Model Kebijakan Inventory Turn Over 4 kali per tahun dan Inventory Days of Supply 120 hari

Dari hasil simulasi kebijakan Inventory Turn Over 4 kali per tahun dan Inventory Days of Supply 120 hari, didapatkan kinerja rantai pasok Kopi Luwak PT Rolas Nusantara Mandiri masing-masing untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr. Dalam model SFD kebijakan inventori, jumlah inventori dikurangi. Inventori tersebut, yang telah dikurangi memiliki nilai inventory days of supply 120 hari sesuai dengan harapan perusahaan.

Setiap ada permintaan dipenuhi dengan inventori yang ada. Jika jumlah persediaan hamper habis, perusahaan akan melakukan pengadaan material dan dilakukan sejumlah inventori yang dibutuhkan untuk 120 hari ke depan. Perusahaan melakukan pengadaan barang sebanyak 4 kali dalam satu tahun. Berdasarkan skenario simulasi diperoleh kondisi inisial dari variabel-variabel sistem ditunjukkan pada Tabel 4.14.

Page 112: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

83

Tabel 4.14 Kondisi Inisial Variabel-Variabel Sistem pada Saat Awal Simulasi Model

No Variabel (Parameter/Konstanta)

Nilai Inisial Satuan

1 Inventory 675 untuk produk a dan 283 untuk produk b

kg

2 Time to correct inventory 2 (60 hari) bulan 3 Demand 182 Kg 4 Time to change

expectations 1,33 (40 hari) bulan

5 Inventory Coverage 4 bulan (turn over 4x) kg

Keterangan : a : Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr b : Roasted Luwak Arabica 150 gr

a. Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr Hasil simulasi kebijakan inventori Kopi Bubuk Luwak

Arabica 12 gr dengan asumsi jumlah inventori yang dimasukkan memiliki nilai inventory days of supply 120 hari dapat dilihat pada Gambar 4.8. Pada Gambar 4.8 terlihat bahwa inventori cenderung mengalami penurunan namun mengalami kenaikan pada bulan kedua, keenam, kedelapan dan kesebelas. Pada bulan kesepuluh harus dilakukan pengadaan barang kembali sesuai dengan peramalan permintaan untuk 120 hari kedepan.

Berdasarkan Gambar 4.9, dapat dilihat bahwa bahwa antara permintaan yang diharapkan dan jumlah produksi berbanding lurus. Semakin banyak jumlah permintaan yang diharapkan akan meningkatkan meningkatkan jumlah produksi. Pada bulan kesepuluh terlihat jumlah order rate mengalami peningkatan yang signifikan dan berdampak pada peningkatan yang signifikan pula pada permintaan yang diharapkan dan jumlah produksi.

Hasil simulasi perkiraan inventori Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr setelah diperbaiki ditunjukkan oleh Tabel 4.15. Dari hasil simulasi diperoleh jumlah inventori pada bulan Februari, April, Juni, Agustus dan November mengalami penurunan dan jumlah permintaan pada bulan-bulan tersebut juga mengalami

Page 113: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

84

Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Inventory dan Desired

Inventory

Gambar 4.9 Perbandingan Jumlah Production dan Jumlah

Permintaan

Inventory dan Desired Inventory

2000

1499

997.5

496.3

-5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Time (Month)

kg

Inventory : Current

Desired Inventory : Current

Produksi dan Jumlah Permintaan

2000

1425

850

275

-300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Time (Month)

kg

/Mo

nth

Expected Demand : Current

Order rate : Current

Production : Current

Page 114: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

85

penurunan. Hal tersebut menunjukkan antara permintaan dengan inventori memiliki hubungan positif. Pada bulan Maret, Mei, Juli, September, Oktober dan Desember jumlah inventori mengalami peningkatan. Hal ini berarti perusahaan hendaknya melakukan proses produksi atau meningkatkan jumlah produksi pada bulan–bulan tersebut. Tabel 4.15 Perkiraan inventori Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr

setelah diperbaiki periode Januari-Desember Bulan Permintaan Inventori (sachet)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

284 124 170 89 237 108 225 118 11 526 88 200

675 599,5 951,8251 778,1718 800,7217 488,3306 751,3834 546,9489 761,3126 786,1425 -4,77802 1127,874

b. Roasted Luwak Arabica 150 gr Hasil simulasi kebijakan inventori Kopi Bubuk Luwak

Arabica 12 gr dengan asumsi jumlah inventori yang dimasukkan memiliki nilai inventory days of supply 90 hari dapat dilihat pada Gambar 4.10. Pada Gambar 4.10 terlihat bahwa inventori mengalami peningkatan pada bulan ketiga, kemudian mengalami penurunan pada bulan-bulan berikutnya, serta mengalami peningkatan lagi pada bulan kedelapan dan bulan kesebelas. Pada bulan kedua harus dilakukan pengadaan barang kembali sesuai dengan peramalan permintaan untuk 120 hari kedepan.

Berdasarkan Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa antara permintaan yang diharapkan dan jumlah produksi berbanding lurus. Semakin banyak jumlah permintaan yang diharapkan akan meningkatkan meningkatkan jumlah produksi. Pada bulan ketiga

Page 115: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

86

terlihat jumlah order rate mengalami peningkatan yang signifikan dan berdampak pada peningkatan yang signifikan pula pada permintaan yang diharapkan dan jumlah produksi.

Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Inventory dan Desired

Inventory

Gambar 4.11 Perbandingan Jumlah Production dan Jumlah

Permintaan

Inventory dan Desired Inventory

2000

1500

1000

500

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Time (Month)

kg

Inventory : Current

Desired Inventory : Current

Produksi dan Jumlah Permintaan

800

600

400

200

0

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Time (Month)

kg/M

onth

Expected Demand : Current

Order rate : Current

Production : Current

Page 116: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

87

Tabel 4.16 Perkiraan inventori setelah diperbaiki periode Januari-Desember

Bulan Permintaan Inventori (sachet)

Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

215 413 351 195 201 202 247 180 157 284 172 165

283 515 441,8421 795,0385 1162,084 1121,038 1033,79 917,7692 983,1794 951,0394 737,7607 914,2909

Hasil simulasi perkiraan inventori Roasted Luwak Arabica 150 gr setelah diperbaiki ditunjukkan oleh Tabel 4.16. Dari hasil simulasi diperoleh jumlah inventori pada bulan Maret, Juni, Juli, Agustus, Oktober dan November mengalami penurunan dan jumlah permintaan pada bulan-bulan tersebut juga mengalamipenurunan. Hal tersebut menunjukkan antara permintaan dengan inventori memiliki hubungan positif. Pada bulan Februari April, Mei, September, Desember jumlah inventori mengalami peningkatan. Hal ini berarti perusahaan hendaknya melakukan proses produksi atau meningkatkan jumlah produksi pada bulan–bulan tersebut.

4.8 Verifikasi dan Validasi Model

4.8.1 Verifikasi Model

Verifikasi model dilakukan untuk memeriksa error pada model dan meyakinkan bahwa model berfungsi sesuai dengan logika obyek system. Verifikasi dilakukan dengan memeriksa formulasi (equations) apakah sudah sesuai dengan hubungan variabel dengan variabel lain dan memeriksa satuan (unit) variabel dalam model. Jika tidak terdapat error pada model, maka

Page 117: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

88

(a) (b)

Gambar 4.12 Hasil Simulasi Verifikasi (a) Formulasi Model (b) Unit Mode

Page 118: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

89

model telah terverifikasi. Berdasarkan hasil verifikasi simulasi model, unit check maupun model check, model yang telah dibuat sudah dengan baik tanpa error pada formulasi dan tanpa error pada unit yang digunakan model, yang ditunjukkan pada Gambar 4.12. 4.8.2 Validasi Model

Validasi model dilakukan untuk meyakinkan bahwa model telah secara menyeluruh memenuhi tujuan pembuatan model dan dapat merepresentasikan sistem yang ada saat ini. Validasi model bertujuan untuk mengetahui kesesuaian antara hasil simulasi dengan gejala atau proses yang ditirukan. Hasil simulasi yang sudah divalidasi tersebut digunakan untuk memahami perilaku gejala atau proses atau kecenderungan di masa depan, yang dapat dijadikan sebagai dasar bagi pengambil keputusan untuk merumuskan suatu kebijakan di masa mendatang. Proses validasi dalam model ini dilakukan menggunakan uji struktur dan parameter model

1. Uji Struktrur Model Uji struktur model bertujuan untuk melihat apakah struktur model telah sesuai dengan struktur sistem nyata. Pengujian struktur model dilakukan dengan menunjukkan bahwa variabel dan hubungan antar variabel yang digunakan telah sesuai dengan teori dan dengan melibatkan pihak-pihak yang memahami sistem nyata. Secara teori, variabel dan hubungan antar variabel pada penelitian ini telah valid karena pembuatan model dan formulasi berdasarkan sumber jurnal dan buku. Wawancara dan brainstorming juga dilakukan dengan beberapa karyawan PT, Rolas Nusantara Mandiri pada Bagian Pengadaan Bahan Baku, Produksi, Logistik dan Pemasaran. Model sistem persediaan (inventory) untuk melihat jumlah persediaan yang dibutuhkan di perusahaan baik formulasi dan unitnya telah diterima oleh evaluator, maka model telah valid secara konstruksi.

Page 119: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

90

2. Uji Parameter Model Uji parameter model bertujuan untuk menguji nilai parameter dalam model secara sederhana. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat dua variabel yang saling berhubungan, yaitu membandingkan logika aktual dengan hasil simulasi. Hasil simulasi dikatakan baik apabila perilaku yang ada sama dengan logika aktual. Pada penelitian ini variabel yang akan diuji adalah variabel

(a) (b)

Gambar 4.13 Cause Strip Diagram Variabel Inventory, Production dan Shipment (a) Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr (b) Roasted Luwak Arabica 150 gr

Current

Inventory

800

597.8

395.5

193.3

-9Production

900

625

350

75

-200Shipment

600

450

300

150

01 3.8 6.5 9.3 12

Time (Month)

Current

Inventory

1000

750

500

250

0Production

700

525

350

175

0Shipment

500

375

250

125

01 6.5 12

Time (Month)

Page 120: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

91

inventory yang berhubungan dengan variabel production dan shipment. Variabel inventory mempunyai hubungan positif dengan production, sedangkan dengan variabel shipment mempunyai hubungan negative. Secara logika, jumlah variabel inventory berbanding lurus dengan production dimana semakin tinggi nilai dari production maka nilai inventory yang dihasilkan semakin bertambah. Sedangkan hubungan inventory dengan shipment yang negatif memiliki arti bahwa semakin tinggi nilai shipment, maka nilai variabel inventory menjadi berkurang, Berdasarkan Gambar 4.13 diketahui bahwa parameter simulasi telah berjalan sesuai logika aktual, yaitu nilai production berpengaruh positif terhadap inventory dan nilai shipment berpengaruh negatif terhadap inventory.

4.9 Hasil Perbaikan

Salah satu tujuan dari penggunaan metode system dynamics adalah untuk menganilisis perilaku dan karakteristik sistem juga untuk menganalisis serta mengetahui kapan pengadaan dilakukan dan jumlah yang dibutuhkan. Berdasarkan hasil simulasi pertama (inventory turn over 4 kali dan inventory days of supply 90 hari) dapat diketahui total inventori pada bulan Januari-Desember sebesar 6515,56 sachet untuk produk Kopi Luwak Arabica 12 gr dan 7622,94 sachet untuk produk Roasted Luwak Arabica 150 gr, sedangkan berdasarkan hasil simulasi kedua inventory turn over 4 kali dan inventory days of supply 120 hari) dapat diketahui total inventori pada bulan Januari-Desember sebesar 8242,63 sachet untuk produk Kopi Luwak Arabica 12 gr dan 9855,83 sachet untuk produk Roasted Luwak Arabica 150 gr. Berdasarkan kedua alternative tersebut, usulan alternatif yang dapat digunakan untuk perbaikan kinerja rantai pasok perusahaan adalah dengan melakukan inventory reduction yaitu dengan meningkatkan inventory turn over sebanyak 4 kali dalam satu tahun dan inventory days of supply-nya menjadi selama 90 hari. Dengan menggunakan kebijakan Inventory Turn Over 4 kali per tahun dan Inventory Days of Supply 90 hari, diharapkan nilai kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri akan

Page 121: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

92

meningkat. Dengan menggunakan alternatif ini kinerja-kinerja yang mengalami perbaikan yaitu : 1. Measure of excess/obsolete

Measure of excess/obsolete inventory adalah adanya inventori yang kelebihan/menjadi tidak tergunakan, Nilai dari measure of excess/obsolete inventory sebelum dilakukan perbaikan adalah 43%. Nilai dari measure of excess/obsolete inventory setelah dilakukan perbaikan diharapkan adalah 10%.

2. Cash to cash cycle time Cash-to cash cycle time adalah kecepatan rantai pasok mengubah persediaan menjadi uang. Nilai dari cash-to cash cycle time sebelum dilakukan perbaikan adalah 953,1 hari pada produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan 192,77 hari pada produk Roasted Luwak Arabica 150 gr. Nilai dari cash-to cash cycle time setelah dilakukan perbaikan diharapkan adalah 78 hari pada masing-masing produk Kopi Luwak.

3. Inventory days of supply Inventory days of supply adalah mengukur kecukupan persediaan dengan satuan waktu (hari) atau lamanya rata-rata (dalam hari) suatu perusahaan bisa bertahan dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Nilai dari inventory days of supply sebelum dilakukan perbaikan adalah 965,1 hari pada produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan 204,77 hari pada produk Roasted Luwak Arabica 150 gr. Nilai dari inventory days of supply setelah dilakukan perbaikan diharapkan adalah 90 hari pada masing-masing produk Kopi Luwak.

4. Inventory Turn Over Nilai dari inventory turn over sebelum dilakukan perbaikan adalah 0,27 kali pada produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan 1,27 kali pada produk Roasted Luwak Arabica 150 gr. Nilai dari inventory turn over setelah dilakukan perbaikan diharapkan adalah 4 kali pada masing-masing produk Kopi Luwak. Berdasarkan Tabel 4.17 dan Tabel 4.18, dapat diketahui

bahwa kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara

Page 122: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

93

Mandiri mengalami peningkatan dibandingkan sebelum dilakukan skenario kinerja rantai pasok kopi luwak menggunakan pendekatan system dynamic. Dengan perbaikan rantai pasok pada kinerja-kinerja yang memilki nilai yang kurang, kinerja rantai pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dapat meningkat dari 0,585 menjadi 0,813. Kinerja rantai pasok Roasted Luwak Arabica 150 gr juga meningkat dari 0,694 menjadi 0,818 dengan skala 0-1. Hal ini menunjukan bahwa kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri dapat menjadi lebih baik dengan dilakukannya inventory reduction yaitu dengan meningkatkan inventory days of supply dan juga meningkatkan inventory turn over-nya.

4.10 Implikasi Manajerial

Kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri secara keseluruhan cukup baik, namun belum maksimal. Hal ini ditunjukkan oleh nilai kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri saat ini sebersa 0,58 untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan 0,69 untuk produk Roasted Luwak Arabica 150 gr. PT Rolas Nusantara Mandiri perlu melakukan perbaikan untuk meningkatkan kinerja rantai pasok kopi luwak. Perbaikan yang dapat diakukan yaitu : 1. Measure of excess/obsolete

Measure of excess/obsolete inventory dapat dikurangi dengan cara peramalan permintaan dengan menggunakan software atau aplikasi peramalan agar menghasilkan peramalan yang lebih akurat untuk penyesuaian jumlah bahan baku dan persediaan produk jadi sehingga jumlah persediaan bahan baku dan produk jadi tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang disebabkan antara lain oleh banyaknya produk yang kadaluarsa.

2. Cash-to-cash cycle time Pengurangan cash-to-cash cycle dapat dilakukan dengan cara melakukan negosiasi dengan konsumen agar lebih cepat dalam membayar pesanan produk, serta melakukan peramalan permintaan dengan menggunakan software atau aplikasi peramalan agar menghasilkan peramalan

Page 123: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

94

Tabel 4.17 Perbaikan Kinerja Rantai Pasok Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr PT RNM

Order

Fullfilment

lead time

Inventory

Accuracy

Forecast

Accuracy

Supply

chain cycle

time

Source

lead

time

Purchase

order cycle

time

Inbound

Freight

Cost

Total supply

management

cost

Measure of

excess/obsol

ete

Inventory

day of

supply

cash to

cash cycle

time

Inventory

turn over

Supply chain

management

score

2 -271.19 21.01 17 14 5 220000 6996693.4 10 90 78 4 performance

1 100 5 10 7 2 150000 6500000 5 60 48 5 10

1.14285714 121.42857 7.1428571 11 8 2.4285714 164285.714 6571428.571 6.428571429 64.28571 52.2857143 4.8571429 9

1.28571429 142.85714 9.2857143 12 9 2.8571429 178571.429 6642857.143 7.857142857 68.57143 56.5714286 4.7142857 8

1.42857143 164.28571 11.428571 13 10 3.2857143 192857.143 6714285.714 9.285714286 72.85714 60.8571429 4.5714286 7

1.57142857 185.71429 13.571429 14 11 3.7142857 207142.857 6785714.286 10.71428571 77.14286 65.1428571 4.4285714 6

1.71428571 207.14286 15.714286 15 12 4.1428571 221428.571 6857142.857 12.14285714 81.42857 69.4285714 4.2857143 5

1.85714286 228.57143 17.857143 16 13 4.5714286 235714.286 6928571.429 13.57142857 85.71429 73.7142857 4.1428571 4

2 250 20 17 14 5 250000 7000000 15 90 78 4 3

2.33333333 266.66667 23.333333 22.666667 19.3333 5.6666667 266666.667 7166666.667 20 110 98 3.3333333 2

2.66666667 283.33333 26.666667 28.333333 24.6667 6.3333333 283333.333 7333333.333 25 130 118 2.6666667 1

3 300 30 34 30 7 300000 7500000 30 150 138 2 0

3 2 3 3 3 3 5 3 6 3 3 3 Score

0.138 0.138 0.138 0.391 0.391 0.391 0.276 0.276 0.195 0.195 0.195 0.195 Weight

0.414 0.276 0.414 1.173 1.173 1.173 1.38 0.828 1.17 0.585 0.585 0.585 Value

Performance Indicator:

Current 0.813

Page 124: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

95

Tabel 4.18 Perbaikan Kinerja Rantai Pasok Roasted Luwak Arabica 150 gr PT RNM Order

Fullfilment

lead time

Inventory

Accuracy

Forecast

Accuracy

Supply

chain cycle

time

Source

lead

time

Purchase

order cycle

time

Inbound

Freight

Cost

Total supply

management

cost

Measure of

excess/obsol

ete

Inventory

day of

supply

cash to

cash cycle

time

Inventory

turn over

Supply chain

management

score

2 21.24 8.37 17 14 5 220000 8529412.4 0 90 78 4 performance

1 5 5 10 7 2 150000 8000000 60 48 5 10

1.14285714 7.1428571 5.7142857 11 8 2.4285714 164285.714 8071428.571 0 64.28571 52.2857143 4.8571429 9

1.28571429 9.2857143 6.4285714 12 9 2.8571429 178571.429 8142857.143 0 68.57143 56.5714286 4.7142857 8

1.42857143 11.428571 7.1428571 13 10 3.2857143 192857.143 8214285.714 0 72.85714 60.8571429 4.5714286 7

1.57142857 13.571429 7.8571429 14 11 3.7142857 207142.857 8285714.286 0 77.14286 65.1428571 4.4285714 6

1.71428571 15.714286 8.5714286 15 12 4.1428571 221428.571 8357142.857 0 81.42857 69.4285714 4.2857143 5

1.85714286 17.857143 9.2857143 16 13 4.5714286 235714.286 8428571.429 0 85.71429 73.7142857 4.1428571 4

2 20 10 17 14 5 250000 8500000 0 90 78 4 3

2.33333333 23.333333 11.666667 22.666667 19.3333 5.6666667 266666.667 8666666.667 0 110 98 3 2

2.66666667 26.666667 13.333333 28.333333 24.6667 6.3333333 283333.333 8833333.333 0 130 118 2 1

3 30 15 34 30 7 300000 9000000 150 138 1 0

3 3 5 3 3 3 5 3 0 3 3 3 Score

0.138 0.138 0.138 0.391 0.391 0.391 0.276 0.276 0.195 0.195 0.195 0.195 Weight

0.414 0.414 0.69 1.173 1.173 1.173 1.38 0.828 0 0.585 0.585 0.585 Value

Performance Indicator:

Current 0.8181818

Page 125: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

96

yang lebih akurat yang akurat untuk penyesuaian jumlah bahan baku dan persediaan produk jadi sehingga jumlah persediaan bahan baku dan produk jadi tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang disebabkan antara lain oleh biaya persediaan yang naik.

3. Inventory days of supply Inventory days of supply dapat diperbaiki dengan cara menghitung secara akurat kebutuhan bahan baku yang digunakan berdasarkan jumlah barang di gudang serta jumlah permintaan yang ada. Selain itu juga dengan melakukan perluasan pasar agar produk lebih banyak diserap oleh konsumen dengan lebih gencar melakukan promosi di media-media ataupun langsung.

4. Inventory turn over Inventory turn over diperbaiki dengan cara melakukan peramalan permintaan dengan menggunakan software atau aplikasi peramalan agar menghasilkan peramalan yang lebih akurat untuk penyesuaian jumlah bahan baku dan persediaan produk jadi sehingga jumlah persediaan bahan baku dan produk jadi tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan yang disebabkan antara lain oleh biaya persediaan yang naik. Selain itu juga dengan melakukan perluasan pasar sehingga dapat meningkatkan penjualan produk dengan lebih gencar melakukan promosi di media-media ataupun langsung.

Page 126: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

97

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, dapat

disimpulkan bahwa: 1. Kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara

Mandiri saat ini dikatakan sudah cukup (0,58 untuk produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr dan 0,69 untuk produk Roasted Luwak Arabica 150 gr).

2. Pada produk Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr, metrik kinerja yang mempunyai skor atau nilai yang cukup rendah, yaitu dibawah 0,58 antara lain Order Fullfillment Lead Time, Inventory Accuracy, Forecast Accuracy, Measure of Excess/Obsolete Inventory, Inventory Day of Supply, Cash to Cash Cycle Time dan Inventory Turn Over.

3. Pada produk Roasted Luwak Arabica 150 gr juga terdapat metrik-metrik yang mempunyai skor atau nilai yang rendah yaitu dibawah 0,69, antara lain Order Fullfillment Lead Time, Inventory Accuracy, Measure of Excess/Obsolete Inventory, Inventory Day of Supply, Cash to Cash Cycle Time dan Inventory Turn Over.

4. Skenario alternatif terbaik dalam model perbaikan sistem manajemen rantai pasok kopi luwak adalah model kebijakan Inventory Turn Over 4 kali per tahun dan Inventory Days of Supply 90 hari.

5. Hasil perbaikan kinerja rantai pasok kopi luwak PT Rolas Nusantara Mandiri sebesar 0,813 (Kopi Bubuk Luwak Arabica 12 gr) dan 0,818 (Roasted Luwak Arabica 150 gr).

5.2 Saran

Adapun saran yang diharapkan melalui penelitian ini sebagai berikut:

1. Di dalam pengukuran kinerja rantai pasok ini diperlukan data-data yang cukup banyak. Oleh karena itu, sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan dokumentasi atau pencatatan secara mendetail, apabila perusahaan ingin

Page 127: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

98

melakukan pengukuran semacam ini, perusahaan akan mudah di dalam melakukan perhitungan.

2. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya dilakukan pemodelan dan simulasi rantai pasok secara keseluruhan, tidak hanya model dan simulasi untuk kinerja yang akan diperbaiki saja, agar karakteristik dari rantai pasok yang akan diukur lebih jelas dan terperinci.

Page 128: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

99

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, H. and Lynne J.W. 2010. Newman-Keuls Test and Tukey Test. In Neil Salkind (Ed.). Encyclopedia of Research Design. The University of Texas. Dallas.

Anonim. 2010. PTPN XII. Dilihat 18 Februari 2015. <http://www.kpbptpn.co.id/profileptpn-25-0-.html>.

Arvitrida, N.I., Pujawan, I.N, dan Supriyanto, Hari. 2007. Simulasi Koordinasi Supply Chain Pisang di Jawa Timur: Studi Kasus Pisang Mas dari Lumajang. Tesis. ITS. Surabaya.

Asgari, B. and Md Aynul H. 2013. A System Dynamics Approach to Supply Chain Performance Analysis of The Ready-Made-Garment Industry in Bangladesh. Journal of Asia Pacific Studies 32(5):51-61.

Bachtiar, H., Franto N., dan Fitri R. 2013. Identifikasi Level Kerentanan Provinsi Bali dengan Metode Pairwise Comparison. Jurnal Sumber Daya Air 9(1):1-12.

Badan Pembinaan Konstruksi. 2012. Kajian Rantai Pasok Semen untuk Mendukung Investasi Infrastruktur. Kementerian Pekerjaan Umum. Jakarta.

Barnett, M.L., Jember, J.M. and Lafferty, B.A. 2006. Corporate Reputation: The Definitional Landscape. Corporate Reputation Review 9(1): 26-38.

Bolstorff, P. dan Robert R. 2007. Supply Chain Excellence-A Handbook for Dramatic Improvement Using the SCOR Model, 1st ed. Amacom. New York.

Borshchev, A., & Filippov, A. 2004. From System Dynamics and Discrete Event to Practical Agent Based Modeling: Reasons, Techniques, Tools. XJ Technologies and St.Petersburg Technical University. Saint Petersburg.

Bourgeois, R. 2005. Analytical Hierarchy Process: an Overview. UNCAPSA-UNESCAP. Bogor.

Camerinelli, E. 2008. Supply Chain Finance. Celent. Milan.

Page 129: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

100

Chan S dan Garcia E. 2011. Comparative Physiochemical Analyses of Regular and Civet Coffe. The Manila Journal of Science, 7(1): 19-23.

Chang, S.K.J. 2008. Note on Deriving Weights from Pairwise Comparison Matrices in AHP. Journal of Information and Management Sciences, 19(3):507-517.

Chopra, S. dan Meindl, P. 2007. Supply Chain Management, Strategy Planning & Operation (3rd ed.). Pearson Prentice Hall. New Jersey.

Coyle, G. 2004. The Analitical Hierarchy Process (AHP). Practical Strategy Open Access Material AHP. Pearson Education Limited. New Jearsey.

Febriana, A.D., Sugiono, Rahmi Y. 2013. Evaluasi Struktur Supply Chain Pendistribusian Benih dan Budidaya Ikan Terhadap Profit Supply Chain dengan Pendekatan Simulasi Sistem Dinamik (Studi kasus: Hatchery Ikan Kerapu di Situbondo). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri 1(2): 275-285.

Ford, A., & Flynn, H. 2005. Statistical Screening of System Dynamics Models. Program in Environmental Science and Regional Planning Washington State University, United States. Washington DC.

Frazelle, E. H. 2001. Supply Chain Strategy: The Logistic of Supply Chain Managament. McGraw-Hill Professional. New York.

Fuferti, M. A, Syakbaniah dan Ratnawulan. 2013. Perbandingan Karakteristik Fisis Kopi Luwak (Civet coffee) dan Kopi Biasa Jenis Arabika. Pillar Of Physics, 2: 68-75.

Garminia, H., Mohammad H. dan Pudji A. 2010. Pengaruh Gangguan pada Perubahan Prioritas dan Indeks Konsistensi Matriks Perbandingan Berpasangan dalam Analytical Hierarchy Process. Jurnal Matematika dan Sains 15(3): 143-147.

Hanugrani, N., Nasir W.S, Remba Y.E. 2013. Pengukuran Performansi Supply Chain dengan menggunakan Supply Chain Operation Reference (SCOR) berbasis Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Objective

Page 130: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

101

Matrix (OMAX). Jurnal Rekayasa dan Manajemen Sistem Industri (1):163-172.

Heizer, J.dan Render B.. 2010. Manajemen Operasi. Salemba Empat. Jakarta.

Herjanto., E. 2009. Sains Manajemen. Grasindo. Jakarta. Hidayat, A dan Arie D.B. 2014. Indonesia Optimistis Jadi

Eksportir Kopi Spesial Terbesar di Dunia. Dilihat 18 Februari 2015 <http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/534484-indonesia-optimistis-jadi-eksportir-kopi-spesial-terbesar-di-dunia>.

Indrajit, R. E. dan Richardus D. 2006. Konsep Manajemen Supply Chain. Grasindo. Jakarta.

Indriartiningtias, R dan Titim A.M. 2011. Pengukuran Kinerja Program Studi Teknik Industri Universitas Trunojoyo. Jurnal Teknik Industri 1(1): 112-124.

Ivan. 2012. Model Dinamika Sistem Pasokan dan Distribusi pada Gangguan Pendistribusian BBM PT. Pertamina Padang. Jurnal Optimasi Sistem Industri 11(2): 243-252.

Krishnakumar, H, N.K. Balasubramanian dan M.Balakrishnan. 2002. Sequential Pattern of Behavior in the Common Palm Civet Paradoxurus hermaphrodites (Pallas). International Journal of Comparative Psychology, 15: 303-311.

Kumar, B and Giri P.N. 2007. Examining the Effect of Job Performance on Organizational Commitment. Management and Labour Studies 32(1): 123-135.

Kusmindari, D. dan Aprianto. 2009. Produktivitas dan Pengukuran Kerja Proses Produksi Medium Dencity Fibreboard (MDF). Jurnal Ilmiah Teknologi, 6(2):85-96.

Kusuma, P.T.W.W, Kuncoro H.W dan Didik P. 2010. Perbaikan Kinerja Supply Chain Perusahaan Keripik Singkong berdasarkan Analisis Product Availability. Jurnal AGRITECH 30(2): 90-95.

Li, S., Ragu-Nathan,B., Ragu-Nathan, T.S. & Subba Rao, S. 2006. The Impact of Supply Chain Management Practiseon Competitive Advantage and Organizational Performance. Journal Omega 34(1):107 – 124.

Page 131: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

102

Ling, L. 2007. Supply Chain Management: Concepts, Techniques and Practices Enhancing Value Through Collaboration. World Scientific Publishing Co. Pte. Ltd. Singapore.

Luthfiana, A.C dan Yandra R.P 2013. Pengukuran Performansi Supply Chain dengan Pendekatan Supply Chain Operation Reference (SCOR) dan Analytical Hierarchy Process (AHP) Studi Kasus : PT. Indofarma Global Medika. Jurnal Inovasi 2(1):57-72.

Marcone, M. F. 2004. Composition and properties of Indonesian Palm Civet Coffee (Kopi Luwak) and Ethiopian Civet Coffee. Food Research International, 37, 901-902.

Marimin. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengamblan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo. Jakarta.

Marimin. 2005. Teori dan Aplikasi Sistem Pakar dalam Teknologi Manajerial. IPB Press. Bogor.

Muhammad, Amri dan Cut E.Y. 2012. Evaluasi Pengelolaan Kinerja Rantai Pasok Dengan Pendekatan SCOR Model Pada Swalayan Asiamart Lhokseumawe. Malikussaleh Industrial Engineering Journal 1(1): 44-51.

Muhammadi, E. Aminullah, dan B. Soesilo. 2001. Analisis Sistem Dinamik. Lingkungan Hidup, Sosial, Ekonomi, Manajemen. UMJ Press. Jakarta.

Mutakin, A dan Hubeis M. 2011. Pengukuran Kinerja Manajemen Rantai Pasokan dengan SCOR Model 9.0 (Studi Kasus di PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk). Jurnal Manajemen dan Organisasi 2(3): 89-103.

Nasution, A. H. 2006. Manajemen Industri. Andi. Yogyakarta. Oktadina, F.D., Bambang D.A. dan Muhammad B.H. 2013.

Pemanfaatan Nanas (Ananas comosus L. Merr) untuk Penurunan Kadar Kafein dan Perbaikan Citarasa Kopi (Coffea sp) dalam Pembuatan Kopi Bubuk. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem1(3): 265-273.

Prasetya, H. 2009. Mengelola Rantai Pasokan dan Informasi dalam Memenangkan Persaingan. Jurnal Prestasi 5(2):44-56.

Page 132: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

103

Priantinah, D dan Megasari C.A. 2012. Persepsi Karyawan Tentang Peran Auditor Internal sebagai Pengawas, Konsultan dan Katalisator dalam Pencapaian Tujuan Perusahaan (Studi Kasus di Hotel Inna Garuda Yogyakarta). Jurnal Nominal 1(1): 35-49.

Pujawan, I.N. 2005. Supply chain Management. Penerbit Guna Widya. Surabaya.

Pujawan, I.N. dan E.R. Mahendrawathi. 2010. Supply Chain Management, Edisi Kedua. Guna Widya. Surabaya.

Purnomo, H. 2003. Model Dinamika Sistem untuk Pengembangan Alternatif Kebijakan Pengelolaan Hutan Yang Adil dan Lestari. Jurnal Manajemen Hutan Tropika 9(2) : 45-62.

Rahardjo, Pudji. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta.

Rosa, Y. 2008. Validitas Instrumen Ukur Variabel Sosial Bidang Permukiman. Jurnal Permukiman 3(4): 264-280.

Roy, S., & Mohapatra, P. K.J. 2000. Causality and Validation of System Dynamics Models Incorporating Soft Variables: Establishing an Interface with Structural Equation Modelling. National Institute of Science Technology and Development Studies, Indian Institute of Technology. New Delhi.

Saaty, T.L. 2008. Decision Making with The Analytic Hierarchy Process. International Journal Services Sciences, 1(1): 83-98.

Sairdama, S.S. 2013. Analisis Pendapatan Petani Kopi Arabika (Coffea Arabica) dan Margin Pemasaran di Distrik Kamu Kabupaten Dogiyai. Jurnal Agribisnis Kepulauan 2(2): 44-56.

Setiawan S, A., Marimin, Yandra A. dan Faqih U. 2010. Integrasi Model SCOR dan Fuzzy AHP untuk Perancangan Metrik Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran. Jurnal Manajemen dan Organisasi 1(3):148-161.

Setiawan S, A., Marimin, Yandra A. dan Faqih U. 2011. Studi Peningkatan Kinerja Manajemen Rantai Pasok Sayuran Dataran Tinggi di Jawa Barat. Jurnal AGRITECH 31(1): 60-70.

Page 133: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

104

Sidarto. 2008. Konsep Pengukuran Kinerja Supply Chain Management pada System Manufactur dengan Model Performance Of Activity dan Supply Chain Operations Reference. Jurnal Teknologi 1(1): 68-77.

Simchi-Levi, D., Kaminsky, P., & Simchi-Levie, E. 2008. Designing and Managing the Supply Chain-Concepts, Strategies and Case Studies. McGraw Hill. New Delhi.

Sitompul, SM. 2002. Konsep Dasar Model Simulasi, Bahan Ajar 3. Dilihat 6 November 2017. <http://www.worldagroforestry.org/SEA/Publications/Files/lecturenote/LN0034-04/LN0034-04-4.PDF>.

Sterman. J.D. 2000. Business Dynamics: System Thinking and Modeling for a Complex World. Irwin McGraw-Hill. Boston.

Suharto, R dan Devie. 2013. Analisa Pengaruh Supply Chain Management terhadap Keunggulan Bersaing dan Kinerja Perusahaan. Jurnal Business Accounting Review, 1(2): 1-10.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Yogyakarta.

Supply-Chain Council Team. 2006. Supply chain Operation Reference Model Version 8.0. Supply chain Council, inc.. USA.

Supriyadi. 2014. Kinerja Supply Chain Management. Jurnal Study & Accounting Research 11(2): 44-55.

Susila, W.R Dan Ernawati. M. 2007. Penggunaan Analytical Hierarchy Process untuk Penyusunan Prioritas Proposal Penelitian. Jurnal Informatika Pertanian 6(2): 983-998.

Van der Vorst, J.G.A.J. 2006. Performance Measurement in Agrifood Supply Chain Networks : An Overview. Dalam: C., A J. Wijnands, R. Huirne, O. van Kooten (ed.). Quantifying the Agri-Food Supply Chain. Springer Science Business Media. Netherland.

Wandansari, N.D. 2013. Perlakuan Akuntansi aas PPh Pasal 21 pada PT. Artha Prima Finance Kotamobagu. Jurnal EMBA 1(3): 558-566.

Page 134: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

105

Widodo, E.M, Yun A.F dan Sigit I. 2010. Simulasi Sistem Dinamik untuk Meningkatkan Kinerja Rantai Pasok (Studi Kasus Di Industri Kulit PT Lembah Tidar Jaya Magelang). Jurnal INASEA 11(1): 35-44.

Widodo, K.H dan Dewi R. 2010. Basic Supply Chain Bawang Merah (Allium ascalonicum L) di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta dari Perspektif Sistem Dinamis. Jurnal INASEA 11(2): 87-95.

Yandra, Marimin, I. Jamaran, Eriyatno, and Tamura, H. 2007. An Integration of Multi-objective Genetic Algorithm and Fuzzy Logic for Optimization of Agroindustrial Supply Chain Design. Proceeding of the 51st International Society for the System Science Conference: 1-15.

Page 135: PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI …repository.ub.ac.id/8036/1/RIDA NESBI ABRINA VIOLITA.pdf · PENGUKURAN KINERJA DAN PERBAIKAN RANTAI PASOK KOPI LUWAK

106