Upload
hoangkhuong
View
224
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MELALUI METODE
SCRAMBLE PADA SISWA KELAS V MADRASAH
IBTIDAIYYAH ATTAQWA 09 BEKASI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Disusun oleh :
AMINATUZZUHRIAH
NIM: 1111011000128
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016 M/1437 H
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Aminatuzzuhriah
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Tempat, Tanggal Lahir : bekasi, 11 Desember 1991
4. Agama : Islam
5. Alamat : Jl. Anggur tama Blok W10 RT/RW. 005/021
No.31 Kelurahan Kebalen, Kecamatan Babelan,
Kabupaten Bekasi Utara, Provinsi Jawa Barat.
6. Telpon : 085714755410
7. Email : [email protected]
2. PENDIDIKAN
1. MI Attaqwa 09 Bekasi
2. MTs Attaqwa Bekasi
3. MA Attaqwa Bekasi
4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Syhari Suyoto (Alm)
2. Ibu : Hayati
3. Adik : Yoyoh Herawati, S.Pd
Titik Sulastri
Ahmad Firdaus, SE
Aisyaturridho
i
ABSTRAK
Name : Aminatuzzuhriah (1111011000128)
TITLE : Peningkatan hasil belajar PAI melalui metode Scramble pada
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09 Bekasi
"Scramble" is a method of cooperative learning in which students are
divided into groups, then in groups of students were asked to solve problems
according to the material that has been given by the teacher, about the shape of the
stuffing/ essay that the answer is no, however, word/ sentence/ paragraph has been
scrambled by theteacher and student assignments word/ sentence/ paragraph
properly. The purpose of this study was to uncover the use of methods scramble in
improving student learning outcomes in subjects PAI in class V Madrasah
Ibtidaiyyah Attaqwa 09 Bekasi and know how big the learning outcomes of
students in the subjects of PAI after the implementation of the methods scramble
in class V Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09 Bekasi.
This research uses Action Research (PTK). Subjects were students of class
V Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09 Bekasi 2014/2015. The data in this study is
divided into two types, namely quantitative data and qualitative data. Quantitative
data obtained to find the value of the average grade and percentage. Whereas
qualitative data were analyzed using data analysis techniques which consist of the
presentation of the data and drawing conclusions. The experiment was conducted
in two cycles. Cycle 1 the average value of 63.75 % of learning outcomes
achieved by students who complete six of the 12 students with reached 50 %.
Cycle II with an average value of 75.19 % of learning outcomes achieved by
students who completed 11 of 13 students with reached 90 %. Results showed
through the implementation of cooperative learning strategies " scramble " , the
cycle I and II can be seen no increase learning outcomes PAI.
Keywords: Scramble Methods, Learning Outcomes Pai
ii
ABSTRAK
Nama : Aminatuzzuhriah(1111011000128)
Judul : Peningkatan hasil belajar PAI melalui metode Scramble pada
siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09 Bekasi
Skripsi jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyyah dan Keguruan
UIN Jakarta
"Scramble" adalah metode pembelajaran kooperatif di mana siswa dibagi
dalam beberapa kelompok, kemudian di dalam kelompok siswa diminta untuk
memecahkan soal-soal sesuai dengan materi yang telah diberikan oleh guru, soal
tersebut berbentuk isian/esai yang jawabannya sudah ada, namun,
kata/kalimat/paragraph telah diacak oleh guru, dan tugas siswa menyususn
kata/kalimat/paragraph dengan baik dan benar. Tujuan penelitian ini adalah Untuk
mengungkap penggunaan metode scramble dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran PAI di kelas V Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09
Bekasi dan mengetahui seberapa besar hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
PAI setelah diterapkannya metode scramble di kelas V Madrasah Ibtidaiyyah
Attaqwa 09 Bekasi.
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek
penelitian adalah siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09 Bekasi
2014/2015. Data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua jenis, yaitu data
kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif diperoleh untuk mencari nilai rata-
rata kelas dan persentasenya. Sedangkan data kualitatif dianalisis menggunakan
teknik analisis data yang terdiri dari penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus 1 nilai rata-rata hasil belajar
63,75% yang dicapai oleh 6 siswa yang tuntas dari 12 siswa dengan
ketuntasannya mencapai 50%. Siklus II dengan nilai rata-rata hasil belajar 75,19%
yang dicapai oleh 11 siswa yang tuntas dari 13 siswa dengan ketuntasannya
mencapai 90%. Hasil penelitian menunjukkan melalui penerapan strategi
pembelajaran kooperatif ”scramble”, siklus I, dan II dapat diketahui ada
peningkatan hasil belajar PAI.
Kata kunci: metode Scramble, hasil belajar PAI
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamiin, itulah ungkapan kata yang penulis
ucapkan kepada Allah SWT atas rahmat dan nikmat-Nya yang senantiasa
mengiringi setiap langkah penulis. Sholawat dan salam semoga tercurahkan
kepada nabi kita Muhammad saw beserta keluarga dan sahabatnya, semoga kita
selaku umatnya mendapat syafa’at di hari kelak. Dengan niat dan tekad karena
Allah penulis mampu melewati perjalanan panjang yang dihadapkan penuh
halangan dan cobaan. Dengan rasa syukur penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik yang berjudul “peningkatan hasil belajar PAI pada siswa kelas V
Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09 Bekasi”.
Disadari sepenuhnya bahwa kemampuan dan pengetahuan penulis sangat
terbatas, maka dengan adanya bimbingan, pengarahan, dukungan, dan do’a dari
berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Untuk
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama kepada Ibunda Hj. Hayati
dan ayahanda Syahri Suyoto (Alm), yang telah mendidik dan membesarkan
dengan penuh kasih saying dan kesabaran demi masa depan seorang anak yang
dicintainya baik secara materil maupun moril. Selanjutnya dengan penuh hormat
dan ketulusan, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. Abdul Majid Khon,M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
3. Hj. Marhamah saleh, Lc, M.A, Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama
Islam
iv
4. Dra. Manerah, Pembimbing skripsi yang telah banyak membantu dan
memberikan informasi di kala penulis berkonsultasi, serta membimbing
dan mengarahkan penulis agar menghasilkan skripsi yang baik dan benar.
5. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, yang selama ini
memberikan ilmunya dengan tulus, semoga segala ilmu yang bermanfaat
dapat terbalaskan baik di dunia dan di akhirat kelak nanti.
6. Seluruh staf petugas perpustakaan baik perpustakaan umum maupun
perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
7. Ayahanda Syahri Suyoto (Alm), Ibunda Hayati, kakak-kakak semua yang
telah memberikan banyak dukungan kepada penulis, baik itu dukungan
moral maupun material.
8. H.Nasruddin, Hj. Hindun dan guru-guru Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa
09 Bekasi yang telah memberikan banyak informasi dan pemahaman
mengenai penelitian guna penulisan skripsi
9. Kepada Miftahuddin, Spd.I Suamiku yang selalu menyemangati dalam
belajar
10. Serta tidak lupa pula teman-teman belajarku PAI angkatan 2011
khususnya kelas PAI C yang telah memberikan motivasi dan waktu
kebersamaannya.
Penulis berharap dan berdo’a semoga seluruh pengorbanan yang diberikan
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini akan dibalas oleh Allah SWT.
Jakarta, 14 agustus 2015
Aminatuzzuhriah
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR BAGAN ............................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 5
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 5
D. Rumusan Masalah ................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian .................................................................. 6
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 6
BAB II KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar .......................................................................... 8
1. Pengertian Hasil Belajar .................................................. 8
2. Jenis-jenis Penilaian Hasil Belajar................................... 10
3. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar ........................................ 10
4. Obyek Hasil Belajar ........................................................ 11
5. Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....................... 13
B. Pendidikan Agama Islam (PAI) ............................................ 15
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam .............................. 15
2. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam ................. 17
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam .................................... 21
4. Ruang Lingkup PAI ........................................................ 22
C. Metode Pembelajaran ............................................................ 25
vi
1. Pengertian Metode pembelajaran .................................... 25
2. Kedudukan Metode dalam Belajar Mengajar .................. 26
D. Metode Pembelajaran Scramble ........................................... 27
1. Pengertian Metode Scramble .......................................... 27
2. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Scramble ......... 28
3. Kelebihan dan Kekurangan Metode Scramble ............... 31
E. Implementasi Metode Scramble dalam Pembelajaran PAI.. 32
F. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................. 33
G. Hipotesis Tindakan................................................................ 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian ............................................... 36
B. Metode dan desain intervensi tindakan ................................. 36
C. Subyek yang terlibat dalam penelitian .................................. 38
D. Perandanposisipenelitidalampenelitian ................................. 39
E. Tahapan intervensi tindakan ................................................ 39
F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan ........................... 42
G. Data dansumber data ............................................................. 42
H. Teknik pengumpulan data ..................................................... 42
I. Instrument pengumpulan data yang digunakan .................... 43
J. Teknik pemeriksaan keterpercayaan studi ............................ 48
K. Pengembangan perencanaan tindakan................................... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil sekolah ........................................................................ 50
B. Hasil penelitian...................................................................... 53
C. Analisis data .......................................................................... 73
D. pembahasan ........................................................................... 74
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................... 75
B. Saran ...................................................................................... 76
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 77
LAMPIRAN
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Tahapan intervensi tindakan siklus 1.......................... 36
Tabel 3.2 Tahapan intervensi tindakan siklus 2.......................... 38
Tabel 3.3 Kisi-kisi lembar observasi aktivitas belajar siswa...... 40
Tabel 3.4 Kisi-kisi lembar observasi aktivitas mengajar............ 42
Tabel 3.5 Kisi-kisi tes hasil belajar siklus 1............................... 44
Tabel 3.6 Kisi-kisi tes hasil belajar siklus 2............................... 45
Tabel 3.7 Kriteria validitas soal.................................................. 47
Tabel 3.8 Kriteria reliabilitas soal............................................... 48
Tabel 4.1 Hasil observasi aktivitas mengajar............................. 54
Tabel 4.2 Hasil observasi aktivitas belajar siswa pertemuan 1.. 60
Tabel 4.3 Hasil observasi aktivitas belajar siswa pertemuan 2.. 62
Tabel 4.4 Deskripsi hasil belajar siswa pada siklus 1................ 64
Tabel 4.5 Lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus 2...... 68
Tabel 4.6 Deskripsi hasil belajar siswa pada siklus 2................. 70
Tabel 4.7 Peningkatan hasil belajar siswa selama 2 siklus.......... 72
viii
DAFTAR BAGAN
Bagan siklus PTK………………………………………………....... 34
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat penting dan
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Sifatnya mutlak dalam kehidupan
seseorang, keluarga, maupun bangsa dan negara. Maju mundurnya suatu bangsa
banyak ditentukan oleh pendidikan bangsa itu sendiri. Hal ini mengingat
pendidikan dijadikan sebagai salah satu tolok ukur tingkat kesejahteraan hidup
manusia. Berkualitas atau tidaknya tingkat kesejahteraan seseorang sangat
dipengaruhi oleh kualitas pendidikan yang berimplikasi pada tingkat
kesejahteraan manusia.
Menurut Poerbakawatja dan Harahap yang dikutip oleh Muhibbin Syah
dalam buku „Psikologi Pendidikan‟ bahwa “pendidikan adalah usaha secara
sengaja dari orang dewasa untuk dengan pengaruhnya meningkatkan si anak ke
kedewasaan yang selalu diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril
dari segala perbuatannya”1. Tanpa pendidikan mustahil suatu kelompok manusia
dapat hidup berkembang dan dapat menggapai apa yang dicita-citakan sejak kecil.
Oleh karena itu pendidikan berfungsi untuk meningkatkan mutu kehidupan
manusia, baik sebagai individu, maupun sebagai kelompok dalam kehidupan
bermasyarakat.
Pendidikan merupakan suatu hal yang dinamis, selalu bergerak maju
mengikuti perkembangan masyarakat sebagai akibat dari kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu pendidikan perlu mendapat perhatian
baik dalam usaha pengembangan maupun peningkatan mutu pendidikan tersebut
yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
1Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 11
2
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
Berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.2
Dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, maka diperlukan berbagai
terobosan, baik dalam pengembangan kurikulum, inovasi pembelajaran, dan
pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan. Untuk meningkatkan prestasi dan
hasil belajar siswa maka guru dituntut untuk membuat pembelajaran menjadi lebih
inovatif yang mendorong siswa dapat belajar secara optimal baik belajar secara
mandiri maupun di kelas. Inovasi media dan metode ataupun model-model
pembelajaran sangat diperlukan terutama dalam menghasilkan metode
pembelajaran baru yang dapat memberikan hasil belajar lebih baik, peningkatan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran menuju pembaharuan. Agar pembelajaran
lebih optimal maka metode pembelajaran harus efektif dan selektif sesuai dengan
pokok bahasan yang diajarkan dalam meningkatkan prestasi dan hasil belajar
siswa.
Perkembangan dalam Pendidikan Agama Islam (PAI) telah melaju dengan
pesatnya karena selalu berkaitan erat dengan perkembangan zaman yang
memberikan wahana yang memungkinkan perkembangan tersebut. Perkembangan
yang pesat telah menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan
melaksanakan pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep serta sikap
dalam pemahaman ilmu agama, yang dapat menunjang kegiatan sehari-hari dalam
masyarakat.
Sesuai dengan perkembangan zaman tersebut, hal ini menuntut adanya
peningkatan dalam kreativitas serta kualitas sumber daya manusia melalui jalur
pendidikan. Untuk meningkatkan kualitas peserta didik melalui pendidikan
agama, guru diharapkan tidak hanya memahami disiplin Pendidikan Agama Islam,
tetapi hendaknya juga memahami hakikat proses pembelajaran Pendidikan Agama
Islam yang mencakup tiga ranah kemampuan, yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor. Pengalaman belajar Pendidikan Agama Islam harus memberikan
pertumbuhan dan perkembangan siswa pada setiap aspek kemampuan tersebut.
2 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2008), cet. 5, h. 65.
3
Keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam siswa ditentukan oleh
bagaimana pembelajaran itu berlangsung dengan baik. Dengan adanya proses
pembelajaran PAI, diharapkan siswa dapat menerapkannya pada kehidupan
sehari-hari. Oleh karena itu, penguasaan dan cara penyampaian materi pada
pelajaran PAI perlu adanya variasi dan persiapan yang matang baik bagi guru
maupun siswa.
Pelajaran PAI merupakan pelajaran yang sangat penting dalam kehidupan
manusia, baik di dunia maupun bekal untuk nanti di akhirat, dalam pelajaran PAI
banyak sekali materi yang dibahas mengenai hukum-hukum syariat Islam serta
beribadah kepada Allah swt.
Problematika dalam mempelajari PAI sebenarnya berawal dari kurangnya
pemahaman dan penguasaan konsep dasar dalam PAI itu sendiri. Untuk
menanamkan pemahaman akan konsep-konsep tersebut diperlukan adanya
penggunaan sebuah metode pembelajaran yang tepat dalam menyampaikan
kepada siswa dalam proses belajar mengajar, penggunaan metode yang tepat
merupakan faktor yang penting dan sangat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa.
Konsep pembelajaran Pendidikan Agama Islam menuntut adanya perubahan
peran guru. Pada konsep tradisional guru lebih berperan sebagai transformator
artinya guru berperan hanya sebagai penyampai pesan dengan menggunakan
komunikasi langsung (direct communication), pola ini membuat siswa kurang
aktif hanya menerima materi saja, seperti halnya analogi gelas yang siap diisi air.
Kondisi ini tidak sesuai dengan konsep pembelajaran (instructional).
Pembelajaran memandang siswa sebagai individu yang aktif, memiliki
kemampuan dan potensi yang perlu dieksplorasi secara optimal. Selain
memandang penting peran aktif siswa dalam belajar, pembelajaran juga menuntut
peran guru lebih luas. Di antara tugas guru tersebut adalah guru tidak hanya
menerangkan dan menjelaskan materi kepada siswa, tetapi juga mengajak siswa
untuk ikut akif dalam proses belajar mengajar tersebut.
Metode pembelajaran yang membuat siswa lebih aktif adalah pembelajaran
kooperatif.Model pembelajaran kooperatif memiliki berbagai macam metode,
4
salah satunya adalah metode scramble. Di dalam scramble siswa dibagi dalam
kelompok-kelompok kecil sekitar 4-6 orang perkelompok. Di dalam kelompok
siswa diminta untuk memecahkan sebuah soal sesuai dengan materi yang telah
diberikan oleh guru, soal tersebut berbentuk isian/esai yang jawabannya sudah ada
namun, kata/kalimat/paragrafnya telah diacak oleh guru, jadi tugas siswa
menyusun kata/kalimat/paragraf dengan baik dan benar.Kemudian siswa diminta
untuk menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut. Dugaan jawaban ini
tentu saja didasarkan kepada data yang diperoleh untuk menguji kebenaran
jawaban sementara tersebut. Dalam hal ini siswa diharapkan dapat memecahkan
masalah sehingga betul-betul yakin bahwa jawaban tersebut itu betul-betul
cocok.Kemudian langkah akhir dari metode scramble ini siswa diharapakan
menarik kesimpulan tentang jawaban dari masalah tadi.
Penggunaan metode dalam pembelajaran sangat diutamakan guna
menimbulkan gairah belajar, motivasi belajar, merangsang siswa berperan aktif
dalam proses pembelajaran. Melalui metode scramble diharapkan dapat lebih
mempermudah memahami materi pelajaran yang diberikan dan nantinya dapat
mempertinggi kualitas proses pembelajaran yang selanjutnya dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Terkait dengan hasil belajar khususnya pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar (MI/SD) hingga saat ini masih jauh dari apa yang diharapkan. Berdasarkan
hasil pengamatan di kelas V MI Attaqwa 09 Bekasi pada tanggal 16 April 2015
terbukti masih banyak peserta didik kelas V MI Attaqwa 09 Bekasi pada mata
pelajaran PAI khususnya SKI, memperoleh hasil belajar yang rendah atau
dibawah KKM, peserta didik juga kurang aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
Kemudian dari hasil wawancara yang peneliti lakukan kepada guru PAI dalam
bidang studi SKI dan siswa kelas V MI Attaqwa 09 Bekasi pada tanggal 20 April
2015 menghasilkan peserta didik mengeluhkan tidak memahami pembelajaran
SKI saat kegiatan belajar mengajar berlangsung dikarenakan metode
pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI bidang studi SKI
sifatnya bercerita dengan cara yang membosankan, siswa menginginkan guru PAI
dalam bidang SKI menggunakan metode yang menyenangkan dan tidak
5
membosankan. Dalam hal ini pembelajaran dengan metode scramble sebagai
salah satu bagian dari pembelajaran cooperatif learning, merupakan salah satu
alternatif yang dapat digunakan peneliti di MI ATTAQWA 09 Bekasi untuk
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran SKI. Berdasarkan uraian di
atas, maka penelitian ini dirancang untuk mengkaji: “PENINGKATAN HASIL
BELAJAR SKI MELALUI METODE SCRAMBLE PADA SISWA KELAS
V MI ATTAQWA 09 BEKASI”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan yang telah dikemukakan pada latar belakang
masalah di atas, maka peneliti mengidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Metode yang digunakan guru pada mata pelajaran SKI saat ini lebih
banyak menggunakan metode ceramah dan bercerita dan jarang
menggunakan metode praktek.
2. Kemampuan guru dalam mengelola proses pembelajaran masih rendah,
guru masih beranggapan bahwa guru adalah sumber belajar yang paling
utama.
3. Hasil belajar SKI peserta didik rendah, hal ini ditunjukkan dengan belum
tercapainya KKM yang ditetapkan.
C. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perluasan dari pembahasan yang akan diteliti, dan agar
sesuai dengan judul skripsi, maka peneliti membatasi pembahasan yang akan
dikaji sebagai berikut:
1. Metode scramble yang dimaksud dalam penelitian ini adalah scramble
kata. Yaitu permainan menyusun kata dari huruf-huruf yang diacak.
2. Para siswa yang dimaksud adalah siswa kelas V MI Attaqwa 09 Bekasi
3. Hasil belajar PAI yang dimaksud adalah berupa nilai hasil tes mata
pelajaran SKI setelah menggunakan metode scramble di Kelas V MI
Attaqwa 09 Bekasi
6
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka pertanyaan penelitian yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penerapan metode scramble dalam proses pembelajaran SKI?
2. Bagaimana peningkatan hasil belajar SKI yang diperoleh setelah
menggunakan metode scramble?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penerapan metode scramble dalam proses pembelajaran
SKI di kelas V MI Attaqwa 09 Bekasi.
2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar SKI di kelas V MI Attaqwa
09 Bekasi setelah menggunakan metode scramble.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian dilakukan dapat bermanfaat bagi peneliti, para peserta
didik, guru dan komponen pendidikan di sekolah. Manfaat penelitian tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi dalam
mengembangkan pengetahuan tentang penerapan metode scramble
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar SKI.
b. Bagi penulis, dapat menambah pengetahuan dan pengembangan ilmu
yang telah diperoleh selama kuliah, sehingga penelitian ini merupakan
wahana untuk mengembangkan ilmu yang dimiliki oleh penulis.
c. Bagi para akademisi, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi
sebagai bahan kajian dalam menambah ilmu pengetahuan di bidang
pendidikan, sehingga dapat mengembangkan penerapan metode
pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas.
7
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peserta didik, lebih berani mengemukakan pendapat, ide,
gagasan, saran yang mereka miliki dan memiliki motivasi untuk
memperhatikan, serta mengikuti proses pembelajaran dengan baik
sehingga mendapatkan hasil belajar yang sesuai dengan KKM yang
sudah ditentukan.
b. Bagi guru dapat menjadi salah satu acuan untuk menggunakan metode
pembelajaran scramble dalam proses belajar mengajar mata pelajaran
PAI khususnya SKI di MI ATTAQWA 09 Bekasi, sebab guru
merupakan pengatur dan pencipta kondisi yang menyenangkan,
namun dapat memberikan pemahaman konsep terhadap peserta didik
dengan strategi pembelajaran yang tepat tidak konvensional namun,
bersifat variatif.
c. Bagi sekolah hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
sumbangan terhadap administrasi pendidikan, sebagai saran bagi
kepala sekolah untuk mengambil keputusan dalam pembinaan guru
untuk menggunakan metode pembelajaran yang inovatif dalam proses
pembelajaran.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang
membentuknya, yaitu: “hasil” dan “belajar”. Hasil belajar dapat dilihat setelah
peserta didik tersebut melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran. Hasil ini dicatat
dan diteliti oleh guru dan peneliti agar terlihat apakah pembelajaran yang telah
dilakukan dengan metode itu berhasil atau tidak. Di sinilah guru dituntut untuk
menjadi evaluator yang baik bagi peserta didik.
Pengertian hasil (product) menunjuk kepada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input
secara fungsional. Belajar merupakan proses dalam diri individu yang berinteraksi
dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan yang menjadi hasil belajar.
Definisi tentang belajar banyak sekali, setiap teori menjelaskan aspek-aspek
tertentu dalam belajar, dan setiap teori yang dijadikan dasar akan mewarnai proses
pembelajaran yang berlangsung. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar
adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji
dalam bentuk informasi/materi pelajaran.3
Belajar menurut pandangan Skinner yang dikutip oleh Dimyati dan
Mudjiono adalah “suatu perilaku pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun”.4 Jadi
menurut Skinner belajar adalah proses perubahan perilaku manusia menjadi lebih
baik lagi.
Ada beberapa definisi tentang belajar seperti yang dikutip oleh Sardiman,
antara lain dapat diuraikan sebagai berikut:
3 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2010), h. 87
4Dimyati dan.Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h.9
9
a. Cronbach memberikan definisi: „learning is shown by a change in
behavior as a result of experience’, yang artinya belajar ditunjukkan
dengan perubahan pada tingkah laku sebagai hasil, dari latihan atau
pengalamannya.
b. Horald Spear memberikan batasan belajar:‘learning is to observe, to
read, to imitate, to try something themselves, to listen, to follow
direction’, belajar adalah mengamati, membaca kemudian
memprakarsai untuk mencoba sesuatu sendiri.
c. Geoch mengatakan: „learning is a change in performance as a results
of practice’, belajar adalah perubahan dalam perbuatan sebagai hasil
dari latihan.5
Dari definisi di atas, maka dapat diterangkan bahwa belajar itu senantiasa
merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan
misalnya membaca, mengamati, mendengarkan meniru dan lain sebagainya. Juga
belajar itu akan lebih baik, kalau si subjek belajar itu mengalami atau
melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik.
Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan
menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar
sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam
rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh
kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri.
Menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Kunandar hasil “belajar adalah
suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukur, yaitu berupa
tes yang disusun secara terencana, baik tes tertulis, tes lisan maupun tes
perbuatan.”6
Jadi hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga ranah,
yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotor dan juga merupakan wujud
perubahan perilaku yang terjadi atas suatu objek tertentu sebagai akibat dari
proses belajarnya.
5 Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2004), cet. ke-11, h.20 6 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru,(Jakarta: Rajawali Pers, 2010), h.276
10
2. Jenis-jenisPenilaian Hasil Belajar
Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah guru wajib
mengetahui sejauh mana keberhasilan siswanya telah berhasil mengikuti pelajaran
yang diberikan oleh guru. Untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat
keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui penilaian hasil belajar.
Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian terdapat beberapa macam:
a. Penilaian formatif, digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok
bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang
daya serap siswa terhadap pokok bahasan.
b. Penilaian subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu
yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuannya untuk memperoleh
gambaran daya serap siswa untuk meningkatkan tingkat hasil belajar.
c. Penilaian sumatif, diadakan untuk mengukur daya serap siswa terhadap
bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester,
satu atau dua tahun pelajaran. tujuannya adalah untuk mentapkan tingkat
taraf keberhasilan belajar siswa dalam suatu periode tertentu.
d. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat
kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Penilaian
ini dilakukan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial,
menemukan kasus-kasus dan lain-lain.
e. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan
seleksi.
f. Penilaian penempatan adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui
keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan
penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai
kegiatan belajar untuk program itu.7
3. Sasaran Evaluasi Hasil Belajar
Langkah pertama yang ditempuh guru dalam mengadakan penilaian adalah
menetapkan apa yang menjadi sasaran atau objek penilaian. Sasaran ini penting
diketahui agar memudahkan guru dalam menyususn alat evaluasi.
Pada umumnya ada tiga sasaran pokok penilaian, yaitu:
7Syaiful Bahri Djamrah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineke
Cipta, 2006), cet.3, h.106-107
11
a. Segi tingkah laku, artinya segi yang menyangkut sikap, minat, perhatian,
keterampilan siswa sebagai akibat dari proses belajar mengajar.
b. Segi isi pendidikan, artinya penguasaan bahan pengajaran yang diberikan
guru dalam proses belajar mengajar.
c. Segi yang menyangkut proses belajar dan mengajar. Proses tersebut perlu
diadakan penilaian secara obyektif dari guru, sebab baik tidaknya belajar
dan mengajar akan menentukan baik tidaknya hasil belajar siswa.8
Hasil belajar sebagai obyek penilaian pada hakikatnya menilai penguasaan
siswa terhadap tujuan-tujuan intrucksional. Hasil belajar sebagai obyek penilaian
dapat dibedakan ke dalam berbagai kategori antara lain keterampilan dan
kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, sikap dan cita-cita.
Maka dapat disimpulkan bahwasanya dalam mengadakan penilaian ada tiga
sasaran yang harus diperhatikan di antaranya, segi tingkah laku, segi isi materi
dan segi menyangkut belajar dan mengajar. Ketiga sasaran pokok di atas harus
dievaluasi secara menyeluruh, artinya jangan hanya menilai segi penguasaan
materi, tapi juga harus menilai segi perubahan tingkah laku dan proses belajar
mengajar itu sendiri secara adil. Dengan menetapkan sasaran di atas maka seorang
guru akan mudah menetapkan alat evaluasinya.
4. Obyek Hasil Belajar
Obyek hasil belajar menurut Sudijono dan Anas dalam buku “Pengantar
Evaluasi Pendidikan” yaitu:
a. Aspek kognitif (kemampuan)
Aspek kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak).
Dalam aspek kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari
jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud adalah:
1) Pengetahuan (knowledge),
2) Pemahaman (comprehension)
3) Penerapan (application)
4) Analisis (analysis)
5) Sintesis (synthesis)
6) Penelitian (evaluation)
b. Aspek afektif (sikap)
8Nana Sudjana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru, 1989), h.113
12
Aspek afektif (sikap) adalah merupakan bagian dari tingkah laku manusia,
Aspek afektif ini oleh David Krathwol (1974) dan kawan-kawan di
taksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam lima jenjang, yaitu:
1) Menerima atau memperhatikan (reciving or attending).
2) Menanggapi (responding).
3) Menilai atau menghargai (valuing).
4) Mengatur atau mengorganisasikan (organization).
5) Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (characterization
by a value or value complex).
c. Aspek psikomotor (ketrampilan)
Aspek psikomotor adalah aspek yang berkaitan dengan keterampilan
(skill). Aspek penilaian psikomotor terdiri dari:
1) Meniru (perception).
2) Menyusun (manipulating)
3) Melakukan dengan prosedur (precision).
4) Melakukan dengan baik dan tepat (articulation).
5) Melakukan tindakan secara alami (naturalization).9
9 Sudijono dan Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan , (Jakarta: PT. Raja Grafindo,
2005), h. 49-58
13
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari
dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor
lingkungan. Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang
dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil yang akan
dicapai.
Adapun uraian faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar
tersebut adalah sebagai berikut:
a. Faktor dari luar (eksternal)
Faktor luar terdiri dari dua bagian penting, yaitu:
1) Faktor Environmental input (lingkungan)
Menurut Abin Syamsuddin mengatakan bahwa “environmental input
menunjukkan keadaan fisik, hubungan antar inisiasi baik dengan
teman maupun dengan guru dan orang-orang lainnya”.10
Kondisi
lingkungan juga mempengaruhi proses dan hasil belajar. Lingkungan
ini dapat berupa lingkungan fisik atau alam termasuk di dalamnya
adalah seperti keadaan suhu, kelembaban, kepengapan udara dan
sebagainya. Belajar pada udara yang lebih segar akan lebih baik
hasilnya dari pada belajar dalam keadaan dalam udara panas dan
pengap. Lingkungan sosial baik yang berwujud manusia maupun hal-
hal lainnya, juga dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.
Seseorang yang sedang belajar memecahkan soal yang rumit dan
membutuhkan konsentrasi tinggi, akan terganggu bila ada orang lain
yang mondar-mandir keluar masuk kamarnya, bercakap-cakap yang
cukup keras di dekatnya ataupun lingkungan sosial yang lain, seperti
suara mesin pabrik, hiruk-pikuk lalu lintas, gemuruhan pasar, dan
sebagainya.
10
Abin Syamsuddin M, Psikologi Pendidikan Perangkat System Pengajaran Modul,
(Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2009), cet.10, h.166
14
2) Faktor-faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental adalah “faktor yang menunjukkan kepada
kualifikasi serta kelengkapan sarana yang diperlukan untuk
berlangsungnya proses belajar mengajar”.11
Faktor-faktor ini
diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-
tujuan belajar yang telah dirancangkan.
Faktor-faktor instrumental ini dapat berwujud faktor-faktor keras atau
(hardware) seperti: a). gedung perlengkapan belajar, b). alat-alat
praktikum, c). perpustakaan, dan sebagainya. Maupun faktor-faktor
lunak (software) seperti: a). kurikulum, b). bahan atau program yang
harus dipelajari, c). pedoman-pedoman yang harus dipelajari.12
b. Faktor dari dalam (internal)
Faktor dari dalam diri siswa terutama menyangkut kemampuan yang
dimiliki siswa. Faktor ini besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar
yang akan dicapai. Berkaitan dengan faktor dari dalam diri siswa, selain
faktor kemampuan ada juga faktor lain, yaitu: “kapasitas (IQ), bakat,
motivasi, minat, kematangan kesiapan, sikap atau kebiasaan”.13
Uraian di atas bahwa faktor lingkungan atau luar juga sangat penting untuk
mempengaruhi hasil belajar siswa. Sarana dan prasarana sekolah sangat
mendukung berjalannya proses belajar mengajar, salah satu sarana yang
disediakan oleh pihak sekolah yang turut menentukan hasil belajar siswa
adalah pendekatan belajar atau (approach to learning). Ini berkaitan
dengan upaya belajar yang dilakukan siswa yang meliputi strategi dan
metode pembelajaran. Faktor dari dalam diri siswa sangat kuat
pengaruhnya dalam hasil belajar siswa. Siswa yang mempunyai minat dan
motivasi yang kuat serta keadaan fisik dan psikisnya bagus untuk belajar
maka hasil belajarnya akan optimal.
11
Abin Syamsuddin M, Psikologi Pendidikan……, h.166 12
Abu Ahmadi , Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), h.105-106 13
Abin Syamsuddin M, Psikologi Pendidikan ……, h. 165
15
B. Pendidikan Agama Islam (PAI)
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam (PAI)
Sebelum membahas tentang pengertian pendidikan agama Islam, terlebih
dahulu penulis akan kemukakan pengertian pendidikan. “Kata pendidikan secara
etimologi berasal dari kata didik yang berarti proses perubahan tingkah laku
seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui
pendidikan dan pelatihan”.14
Dalam bahasa Arab istilah ini dikenal dengan kata
tarbiyah dengan kata kerjanya rabba-yurabbi-tarbiyatan yang berarti mengasuh,
mendidik, dan memelihara.15
Dalam undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional pasal 1 ayat 1 disebutkan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.16
Menurut Ki Hajar Dewantara sebagaimana dikutip oleh Hasbullah, bahwa
pendidikan adalah “menurut segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar
mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya”.17
Berdasarkan pengertian di atas, pendidikan dapat diartikan sebagai usaha
secara sadar yang dilakukan orang dewasa untuk menyiapkan seseorang menuju
kedewasaan, bercakapan tinggi, berkepribadian, berakhlak mulia dan kecerdasan
berpikir melalui bimbingan pengajaran dan latihan. Melalui pendidikan
diharapkan anak dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan ,Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 1998), h. 204 15
A. Warson Munir, Kamus Al-Munawwir, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-Buku
Ilmiah Keagamaan, 1984), cet-1, h.505 16
Undnag-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h.2 17
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2009),
h.4
16
lingkungannya dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya
sehingga dapat menghantarkannya pada cita-cita yang diharapkan.
Sedangkan pengertian pendidikan agama Islam menurut Abdul Majid dan
Dian Andayani, adalah “usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka
mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami dan mengamalkan
ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang telah
ditentukan untuk mencapai tujan yang telah ditetapkan”.18
Menurut Alisuf Sabri pengertian pendidikan agama Islam (PAI) yaitu:
“Sebagai usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini,
memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran atau dengan memperhatikan tuntutan untuk
menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat beragama
dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional”.19
Menurut Zakiyah Daradjat, pendidikan agama Islam adalah:
“Pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran agama Islam yang berupa
bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari
pendidikan ia dapat memahami, menghayati, mengamalkan ajaran-ajaran
agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan
ajaran agama Islam itu sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan
dan kesejahteraan hidup di dunia maupun di akhirat kelak”.20
Pendidkan agama Islam menurut Ahmad Tafsir dalam buku Ilmu
Pendidikan Dalam Perspektif Islam menyatakan bahwa “pendidikan agama Islam
adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia
berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam”.21
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan pendidikan agama islam adalah pendidikan yang didasarkan
pada ajaran agama Islam agar siswa dapat memahami, menghayati, mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan serta
pengalaman dan menjadikan jaaran-ajaran agama Islam yang telah dianutnya itu
18
Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), cet.3, h. 132 19
M. Alisuf Sabri, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h.111 20
Zakiyah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet.3, h.86 21
Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Rosdakarya,
2005), h.32
17
sebagai pandangan hidup agar kelak mendapat kebahgiaan hidup di dunia dan di
akhirat.
2. Dasar Pelaksanaan Pendidikan Agama Islam
Pelaksanaan penddikan agama Islam merupakan bagian dari pelaksanaan
pendidikan secara umum, untuk itu yang menjadi dasar dari pelakasnaan
pendidikan agama adalah:
a. Dasar yuridis/hukum
Dasar dari segi yuridis atau hukum yaitu dasar-dasar pelaksanaan
pendidikan agama yang berasal dari peraturan-peraturan yang secara langsung
ataupun tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan
agama di sekolah-sekolah ataupun lembaga formal lainnya. Ataupun dasar dari
segi yuridis ada 3 macam, yaitu:
1) Dasar ideal, yaitu Pancasila/Ketuhanan Yang Maha Esa.
2) Dasar struktural/konstitusional, yaitu undang-undang dasar 1945
dalam bab XI pasal 29 ayat 1 dan 2.
3) Dasar operasional, yaitu Tap MPR No. IV/MPR/1078, Tap No.
II/MPR/1993 tentang GBHN. Yang pada pokoknya dinyatakan bahwa
pelaksanaan pendidikan secara langsung dimasukkan ke dalam
kurikulum.22
Terdapat pula pada UUD Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang
sistem pendidikan nasional, Bab V pasal 12 yaitu:
Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak :
1) Mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan agama yang dianutnya
dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.
2) Mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan
kemampuannya.
3) Mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya.
22
Abdul Majid, Dian Andayani, pendidikan Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya, 2004), cet.1, h.133
18
4) Mendapatkan biaya pendidikan bagi mereka yang orang tuanya tidak
mampu membiayai pendidikannya.
5) Pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan lain
yang setara.
6) Menyelesaikan program pendidikan sesuai dengan kecepatan belajar
masing-masing dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu
yang ditetapkan.23
b. Dasar religious
Dasar religious adalah dasar yang bersumber dari ajaran Islam. Menurut
ajaran Islam pendidikan agama adalah perintah Tuhan yang merupakan
perwujudan ibadah kepadaNya.
Dalam Alqur‟an banyak ayat yang menunjukkan perintah tersebut, antara
lain:
1) Q.S An-nahl : 125
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan
pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa
yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-
orang yang mendapat petunjuk.”
23
Undang-Undang Republic Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang System Pendidikan
Nasional, Bab V Pasal 12
19
2) Q.S Al-Imran: 104
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar
merekalah orang-orang yang beruntung.
3) Q.S At-tahrim : 6
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-
malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang
diperintahkan.”
4) Al-hadis :
“sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupun hanya sedikit”(HR. Bukhari)
20
5) Al-hadis
“setiap anak yang dilahirkan telah membawa fitrah beragama, maka kedua
orang tuanyalah yang menjadikan anak tersebut beragama Yahudi, Nasrani
ataupun Majusi”.(HR. BUKHARI)
c. Dasar psikologis
Dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan
kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusia
baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan pada hal-
hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan
adanya pegangan hidup.
Menurut Zuhairini dkk, “semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan
adanya pegangan hidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam
jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya zat yang Maha Kuasa, tempat
mereka berlindung dan tempat mereka memohon pertolonganNya”.24
Hal semacam ini terjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun
masyarakat yang sudah modern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau
mereka dapat mendekat dan mengabdi kepada Zat yang Maha Kuasa.
Berdasarkan uraian di atas jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan
tentram ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan. Hal ini sesuai dengan
firman Allah dalam surat ar-ra‟ad ayat 28, yaitu: “… ingatlah, hanya dengan
mengingat Allah-lah hati menjadi tentram”.
3. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Pendidikan agama Islam di sekolah atau di madrasah bertujuan untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam
24
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2008), h.133
21
sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketakwaannya, berbangsa dan bernegara.25
Terkait dengan pelaksanaan pendidikan agama Islam dalam rangka
pembentukan manusia beriman, bertakwa dan berakhlak mulia, maka dapat
dipahami bahwa sekolah menjadi tujuan utama bagi pendidikan rohani,
pendidikan jasmani, pendidikan agama, dan pendidikan moral.
Pendidikan Islam di sekolah bertujuan untuk:
a. Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengamalan, pembiasaan
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah swt.
b. Mewujudkan manusia berakhlak mulia yaitu manusia yang produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), serta menjaga
harmoni secara personal dan social.
c. Meningkatkan kemampuan dan kreativitas dalam pembelajaran
pendidikan agama Islam yang berorientasi bukan sekedar pintar, tapi
berjiwa beragama (menjadi orang yang beragama).
d. Terbentuknya pribadi muslim yang mengamalkan nilai-nilai agama
dalam menjalankan etika profesi yang berlandaskan integritas (tidak
munafik), amanah dan disiplin.26
4. Ruang Lingkup PAI
Ruang lingkup pendidikan agama Islam sangat luas, karena ajaran Islam
memuat ajaran tentang tata hidup manusia di dunia dan di akhirat dan berisi
pedoman manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia ini dan untuk
menyiapkan kehidupan sejahtera di akhirat nanti.
Adapun ruang lingkup pendidikan agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan dan keseimbangan antara:
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT.
b. Hubungan manusia dengan sesama manusia.
25
Alisuf Sabri, h. 111-112 26
Syafiudin dkk, Pedoman Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan
Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Agama Islam Departemen Agama RI,
2010), H.14-15
22
c. Hubungan manusia dengan diri sendiri.
d. Hubungan manusia dengan makhluk lain dengan lingkungannya.
Adapun ruang lingkup bahan pelajaran pendidikan agama Islam meliputi
lima unsur pokok, yaitu:
1) Al-qur‟an
2) Aqidah
3) Syari‟ah
4) Akhlak
5) Tarikh (Sejarah Kebudayaan Islam)
Pada tingkat Sekolah Dasar (SD) penekanan diberikan kepada empat unsur pokok,
yaitu: keimanan, ibadah, Al-qur‟an. Sedangkan pada Sekolah Lanjut Tingkat
Pertama (SLTP/SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SLTA/SMA) di samping
keempat unsur pokok di atas maka unsur pokok syari‟ah semain dikembangkan.
Unsur pokok tarikh (SKI) diberikan secara seimbang pada setiap satuan
pendidikan.27
a. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Kalimat sejarah kebudayaan Islam terdiri dari tiga kata yaitu,
sejarah, kebudayaan dan Islam. Berikut akan dijelaskan pengertian
masing-masing kata tersebut.
Menurut M. Hanafi kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu
kata syajarah dan syajarah. Syajarah berarti pohon, sesuatu yang
mempunyai akar, batang, dahan, ranting, daun, bunga dan buah.28
Sedangkan kebudayaan memilki definisi “penjelmaan (manifesti)
akal dan rasa manusia, yang dimana manusialah yang menciptakan
kebudayaan atau dengan kata lain bahwa kebudayaan bersumber kepada
27
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), cet.4,
h.22-23 28
M.Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pendidikan Agama Islam Kemnterian Agama RI, 2009), h. 6
23
manusia”.29
Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang semangat
mendalam suatu masyarakat.30
Definisi kebudayaan Islam menurut Sidi Gazalbi yang dikutip oleh
A. Hasjmy bahwa “kebudayaan Islam ialah cara berfikir dan cara merasa
Islam yang menyatakan diri dalam seluruh segi kehidupan dari
segolongan manusia yang membentuk kesatuan sosial dalam suatu ruang
dan suatu waktu”.31
Dari penjelasan di atas, penulis memahami bahwa sejarah
kebudayaan Islam bisa dipahami sebagai berita atau cerita peristiwa masa
lalu yang mempunyai asal muasal tertentu. Peristiwa menjelang dan saat
Muhammad saw lahir dan diutus sebagai Rasul adalah asal muasal
kebudayaan Islam. dari akar ini tumbuh batang sejarah, yaitu masa pasca
wafatnya Nabi Muhammad saw, yaitu masa Khulafaurrasyidin. Batang
terus tumbuh dan akhirnya melahirkan banyak cabang baik pemikiran,
sepertio syi‟ah, khawarij, murji‟ah, dan ahli sunnah, atau kekuasaan
seperti dinasti Umayyah, dinasti Abbasiyah, dinasti Fathimiyah, dan
seterusnya. Semua peristiwa baik yang menyangkut pemikiran, politik,
ekonomi, teknologi, dan seni dalam sejarah Islam disebut sebagai
kebudayaan. Jadi, kebudayaan ini adalah hasil karya, rasa dan cipta
orang-orang muslim.
b. Tujuan Belajar Sejarah Kebudayaan Islam
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di madrasah ibtidaiyah
bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan-kemampuan sebagai
berikut:
1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam
29
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975), h.14 30
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008), h.1 31
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam………. h. 16
24
yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu
dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,
masa kini, dan masa depan.
3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam
di masa lampau.
5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena
sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain
untuk mengembangkan kebudayaan peradaban Islam.32
c. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah
Ibtidaiyah
Ruang lingkup sejarah kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah
meliputi:
1) Mengenal peristiwa hijrah Nabi Muhammad saw ke Yasrib
2) Memahami keperwiraan Nabi Muhammad saw
3) Mengenal peristiwa Fathul Makkah
4) Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat Rasulullah saw
C. Metode Pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Metode mengajar adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara
mengajar yang digunakan oleh seorang guru atau instruktur. Pengertian lain
ialah teknik penyajian yang dikuasai untuk mengajar atau menyajikan bahan
pelajaran kepada siswa di dalam kelas, baik secara individual atau secara
32
Peraturan Mentri Agama No 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan
Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Di Madrasah, h.51
25
kelompok, agar pelajaran itu dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh
siswa dengan baik. Makin baik metode mengajar, makin efektif pula
pencapaian tujuan.33
Pada kenyataannya, cara atau metode mengajar yang digunakan untuk
menyampaikan informasi berbeda dengan cara yang ditempuh untuk
memantapkan siswa dalam menguasai pengetahuan, keterampilan, dan sikap
(kognitif, psikomotor dan afektif). Dengan memiliki pengetahuan secara umum
mengenai sifat berbagai metode, seorang guru akan lebih mudah menetapkan
metode yang paling sesuai dalam situasi dan kondisi pengajaran.
Metode mengajar yang guru gunakan dalam setiap kali pertemuan
kelas tidaklah asal pakai, tetapi setelah melalui seleksi yang berkesesuaian
dengan perumusan tujuan intruksional khusus. Jarang sekali terlihat guru
merumuskan tujuan hanya dengan satu rumusan, tetapi pasti guru
merumuskan lebih dari satu tujuan. Karenanya, guru pun selalu
menggunakan metode yang lebih dari satu. Pemakaian metode yang satu
digunakan untuk mencapai tujuan yang satu, sementara penggunaan metode
yang lain, juga digunakan untuk mencapai tujuan yang lain. Begitulah
adanya, sesuai dengan kehendak tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.34
Guru sebagai salah satu sumber belajar berkewajiban menyediakan
lingkungan belajar yang kreatif bagi kegiatan belajar anak didik di kelas. Salah
satu kegiatan yang harus dilakukan guru adalah melakukan pemilihan dan
penentuan metode yang akan dipilih untuk mencapai tujuan pengajaran.
2. Kedudukan Metode Dalam Belajar Pembelajaran
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur
manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan
pembelajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar
menarik bagi anak didik. Salah satu usaha yang tidak pernah guru tinggalkan
adalah bagaimana memahami kedudukan metode sebagai salah satu komponen
yang diambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. Adapun
kedudukan metode dalam belajar mengajar sebagai berikut:
33 Abu Ahmadi, Joko Tri Prasetya, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia,
2005), h.52 34
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), h.75.
26
a. Metode sebagai alat motivasi ekstrinsik
Sebagai salah satu komponen pengajaran, metode menempati yang tidak
kalah pentingnya dari komponen lainnya dalam kegiatan belajar
mengajar. Tidak ada satupun kegiatan belajar mengajar yang tidak
menggunakan metode pengajaran. Ini berarti guru memahami benar
kedudukan metode sebagai alat motivasi ekstrinsik dalam kegiatan
belajar mengajar.
b. Metode sebagai metode pengajaran/pembelajaran
Dalam kegiatan belajar mengajar, guru harus memilki strategi agar anak
didik dapat belajar secara efektif dan efisien, mengenai pada tujuan yang
diharapkan. Salah satu untuk memilki strategi itu adalah harus menguasai
teknik-teknik penyajian atau yang disebut metode mengjar. Dengan
demikian, metode mengajar adalah strategi pembelajaran.
c. Metode sebgai alat untuk mencapai tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang akan dicapai dalam kegiatan belajar
mengajar. Tujuan adalah pedoman yang memberikan arah ke mana
kegiatan belajar mengajar akan dibawa. Guru sebaiknya menggunakan
metode yang dapat menunjang kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat
dijadikan sebagai alat yang efektif untuk mencapai tujuan pengajaran.35
Metode pembelajaran merupakan faktor luar, termasuk dalam faktor
instrumental yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor instrumental ini
dirancang oleh pihak sekolah yang diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana
untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sehingga tercapai pula hasil belajar yang
sesuai dengan yang diharapkan. Metode pembelajaran adalah langkah efektif yang
diterapkan oleh guru dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran agar didapatkan
hasil pembelajaran maksimal. Untuk melakukan peningkatan hasil belajar
diperlukan metode yang sesuai dengan tingkat kemampuan dan karakteristik
peserta didik.
D. Metode Pembelajaran Scramble
1. Pengertian metode scramble
“Scramble merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk
menemukan jawaban dan menyelesaikan permasalahan yang ada dengan cara
membagikan lembar soal dan lembar jawaban yang disertai dengan alternatif
35
Syaiful Bahri Djamarah, dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT
Rineke Cipta, 2002), h.72-75
27
jawaban yang tersedia”.36
Metode scramble menyajikan sedikit permainan dalam
kelompok yang dibentuk dan dapat membuat semua siswa yang tergabung dalam
kelompoknya masing-masing lebih aktif menyelesaikan dan mencari jawaban atas
pertanyaan maupun soal-soal yang disajikan.
Sesuai dengan sifat jawabannya scramble terdiri atas bermacam-macam
bentuk yaitu:
a. Scramble kata, yaitu sebuah permainan menyusun kata-kata dan
huruf-huruf yang telah dikacaukan letaknya sehingga membentuk
satu kata bermakna, misalnya: Alpejra = pelajar
b. Scramble kalimat, yaitu sebuah permainan menyusun kalimat dari
kata-kata acak. Bentuk kalimat hendaknya logis, bermakna, tepat
dan benar. Contohnya: adalah-pertama-Indonesia-Soekarno-
presiden-di = Soekarno adalah presiden pertama di Indonesia.
c. Scramble wacana, yaitu sebuah permainan menyususn wacana logis
berdasarkan kalimat-kalimat acak.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
metode scramble ini adalah sebuah metode pembelajaran yang berbentuk
permainan acak kata, kalimat atau paragraf melalui penekanan pada soal. Dalam
metode ini diperlukan adanya konsentrasi serta kerjasama antar anggota kelompok
untuk saling membantu teman sekelompok dapat berpikir kritis sehingga dapat
lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal.
2. Langkah-langkah metode pembelajaran scramble
Pembelajaran metode scramble adalah metode pembelajaran berkelompok
yang membutuhkan kreativitas serta kerjasama siswa dalam kelompok. Karena
dengan keaktifan, siswa dalam belajar pasti menggunakan semua panca indera. Di
mana filosof kenamaan dari Cina, Konfusis “apa yang saya dengar saya lupa, apa
36
Aris shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.(Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), h.166
28
yang saya lihat saya ingat, dan apa yang saya lakukan saya paham”.37
Metode ini
memberikan sedikit sentuhhan permainan acak kata.Dengan harapan dapat
menarik perhatian siswa dan menambah keaktifan siswa sehingga dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
Aris Shoimin juga memaparkan dalam bukunya yaitu langkah-langkah
menggunakan metode scramble dalam bentuk berkelompok saat proses kegiatan
belajar mengajar, yaitu:
a. Persiapan
Pada tahap ini guru menyiapkan bahan dan media yang akan digunakan
dalam pembelajaran. Media yang digunakan berupa kartu soal dan kartu
jawaban, yang sebelumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa. Guru
menyiapkan kartu-kartu sebanyak kelompok yang telah dibagi.
b. Kegiatan inti
Kegiatan dalam tahap ini adalah setiap masing-masing kelompok
melakukan diskusi untuk mengerjakan soal dan mencari kartu soal untuk
jawaban yang cocok. Sebelumnya jawaban telah diacak sedemikian rupa.
c. Tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut tergantung dari hasil belajar siswa. Contoh
kegiatan tindak lanjut antara lain:
1) Kegiatan pengayaan berupa pemberian tugas serupa dengan bahan
yang berbeda.
2) Kegiatan menyempurnakan susunan teks asli, jika terdapat susunan
yang tidak memperlihatkan kelogisan.
3) Kegiatan mengubah materi bacaan (memparafrase atau
menyederhanakan bacaan).
4) Mencari makna kosakata baru di dalam kamus dan
mengaplikasikan dalam pemakaian kalimat.
5) Membetulkan kesalahan-kesalahan tata bahasa yang mungkin
ditemukan dalam teks wacana latihan.38
Sya‟ban Jamil juga menjelaskan bahwa metode scramble ini dapat
digunakan dengan secara individu, adapun langkah-langkah menggunakan metode
scramble dalam bentuk individu, yaitu:
37
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani,
2008), h.15 38Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), h, 167-168
29
1) Seluruh anak-anak yang ikut dalam game ini dipersilahkan duduk
santai secara bebas. Masing-masing mendapat kertas dan
pensil/pulpen.
2) Pendidik juga berdiri di depan siap memulai acara dengan
membagikan kertas soal berisi daftar nama-nama berbagai hal
kepada semua peserta. Namun, nama-nama tersebut ditulis dengan
susunan huruf yang berantakan.
3) Tugas anak-anak adalah menyusun huruf-huruf yang berantakan
tadi menjadi nama-nama sesuatu hal sesuai dengan kategori yang
diberikan dalam waktu 10 menit.
4) Pendidik member contoh, misalnya MAAY adalah AYAM. Contoh
lain KIIT, jawabannya yaitu ITIK dan sebagainya.
5) Dalam soal yang dibagikan kepada anak-anak misalnya untuk
kategori pertama nama-nama binatang, seperti GRUBUN,
JGINAN, IUKNCIG, NIGAKBM, NILECIK, dan sebagainya. Lalu
kategori kedua, nama-nama Negara Asia Tenggara, seperti
IALASYM, MJOKABA, LIANHAT, RAMYNAM, NASIGURAP.
Kategori ketiga nama-nama pulau, seperti ERATMUSA,
ISWLUASE, INRAI, GAKBNA, IKANTALMA.
6) Pemenangnya adalah anak dengan nilai tertinggi dari susunan
nama-nam suatu hal tersebut secara benar.39
Shinta Ayu juga berpendapat tentang langkah-langkah metode scramble
acak huruf, yaitu:
1) Buatlah potongan-potongan huruf dari kata atau istilah yang
merupakan jawaban dari pertanyaan.
2) Bagilah para siswa menjadi beberapa kelompok, dan masing-
masing kelompok beranggotakan 2-4 siswa.
3) Berikan 1 amplop yang berisi 10 pertanyaan beserta jawabannya
kepada masing-masing kelompok.
4) Jawaban tersebut berupa potongan-potongan huruf, yang apabila
disusun sesuai dengan jawaban atas pertanyaan itu.
5) Siswa menyusun huruf-huruf tersebut sehingga menjadi jawaban
yang tepat atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
6) Diskusikan pertanyaan beserta jawabannya sehingga diketahui
jawaban yang benar ataupun keliru.
7) Berilah komentar yang segar sehingga permainan tampak hidup
dan menggembirakan.40
Shinta Ayu juga menjelaskan langkah-langkah scramble acak kata dengan
gaya yang hampir sama dengan acak huruf namun berbeda, yaitu:
39
Sya‟ban Jamil, 101 Games Cerdas dan Kreatif, (Jakarta: Penerbit Plus, 2009), Cet.1, h.51 40
Shinta Ayu, Segudang Game Edukatif Mengajar, (Jogjakarta: DIVA Press, 2014), cet.1,
h. 79
30
1) Masukkan 10 daftar pertanyaan dan kartu-kartu jawabannya ke
dalam amplop yang telah disediakan.
2) Bagilah para siswa menjadi beberapa kelompok dan masing-
masing kelompok beranggotakan 4-6 siswa.
3) Berikan instruksi bahwa masing-masing kelompok akan menerima
1 amplop yang berisi 10 pertanyaan beserta jawabannya dalam
bentuk kartu-kartu kata.
4) Susunlah kartu-kartu kata tersebut hingga menjadi jawaban atas
pertanyaan yang diberikan.
5) Berikan batasan waktu kepada para siswa sesuai dengan hasil
kesepakatan.
6) Diskusikan pertanyaan dan jawaban yang dikumpulkan oleh para
siswa.
7) Rayakan permainan ini dengan cara berteriak bersama-sama
sehingga tampak gembira dan memuaskan.41
3. Kelebihan dan kekurangan metode scramble
Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, begitu pula pada metode
scramble ini, metode ini ada beberapa kelebihan dan ada beberapa
kekurangannya. Berikut ini adalah kelebihan seta kekurangan dari metode
scramble, yaitu:
b. Kelebihan metode scramble:
1) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas segala sesuatu yang
diajarkan dalam kelompoknya. Setiap anggota kelompok harus
mengetahui bahwa semua anggota mempunyai tujuan yang sama.
Mereka harus berbagi tugas dan tanggung jawab, dikenai evaluasi, dan
berbagi kepemimpinan.
2) Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk saling belajar
sambil bermain. Mereka dapat berkreasi sekaligus belajar dan
berpikir, mempelajari sesuatu secara santai dan tidak membuat mereka
stress atau tertekan.
3) Selain membangkitkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu
metode scramble juga dapat memupuk rasa solidaritas dalam
kelompok.
4) Materi yang diberikan melalui salah satu metode permainan biasanya
mengesankan dan sulit untuk dilupakan.
5) Sifat kompetitif dalam metode ini dapat mendorong siswa berlomba-
lomba untuk maju.
c. Kekurangan dari metode scramble:
41
Shinta Ayu, Segudang Game Edukatif…. H.94
31
1) Pembelajaran ini terkadang sulit dalam merencanakannya karena
terbentur dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
2) Terkadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang sehingga guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah
ditentukan.
3) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan
siswa menguasai materi pelajaran, pembelajaran ini akan sulit
diimplementasikan guru.
4) Metode permainan ini biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal ini
jelas mengganggu kelas yang berdekatan.42
Menurut Sya‟ban Jamil kelebihan dari metode ini adalah:
1) Bermain teka-teki selalu menarik dan menantang siapa saja untuk
mencari jawabannya.
2) Anak-anak akan diuji konsentrasi dan kepekaannya dalam memahami
masalah.
3) Dengan latihan ini, anak akan memilki keterampilan memahami suatu
pola tertentu yang lebih mudah dan cepat dalam mengatasi masalah.
4) Variasi yang bisa dilakukan dalam metode ini adalah dengan
pertanyaan yang lebih rumit dengan berbagai kategori dan dalam
jumlah yang lebih banyak.43
E. Implementasi Metode Scramble dalam Pembelajaran PAI
Dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran yang diterima
oleh para peserta didik maka pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan di
Negara kita terutama untuk para tenaga pendidik dan juga para pakar pendidikan
telah melakukan berbagai macam upaya. Salah satu yang kian gencar dilakukan
adalah dengan memperbaiki pembelajaran yang terjadi di sekolah-sekolah.
Model pembelajaran scramble merupakan model pembelajaran yang
dikembangkan oleh para pemerhati pembelajaran, model ini lebih menekankan
pada latihan mengerjakan soal yang dilakukan oleh para peserta didik untuk
menyelesaikan sebuah permasalahan terkait dengan soal tersebut di dalam
kelompok-kelompok yang telah di bentuk di dalam kelas belajar. Sekilas model
pembelajaran ini memang nampak seperti pada pembelajaran kooperatif yang
42
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, (Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2014), h.168-170 43
Sya‟ban Jamil, 101 Games Cerdas dan Kreatif…. h. 52
32
menekankan kerjasama antara para peserta didik namun bedanya pada model
pembelajaran ini para peserta didik lebih dilatih untuk mengerjakan latihan-latihan
soal dan berlatih untuk berpikir secara kritis mengenai soal tersebut.
Perbedaan lain terletak pada model pembelajaran scramble ini para peserta
didik diberikan soal beserta lembaran jawaban yang di dalamnya telah terdapat
pilihan jawaban. Nah di sini para peserta didik dapat melakukan analisis terhadap
soal secara mendalam dan kritis sehingga mereka dapat menemukan jawaban
yang paling benar di antara jawaban yang telah di sediakan. Implementasi model
pembelajaran ini pada mata pelajaran SKI misalkan saja dapat menggunakan
scramble kata, kalimat atau paragraf. Peserta didik diberikan soal berupa kata,
kalimat atau paragraf yang susunannya di acak. Para peserta didik tersebut
diberikan tugas untuk menyusun kembali kata, kalimat ataupun paragraf tersebut
secara benar dengan mengembangkan analisis secara logis dan berpikir kritis
terhadap soal. Dengan cara seperti ini dapat mengembangkan pola pikir ilmiah
pada para peserta didik.
F. Hasil Penelitian yang Relevan
No Nama Pemilik Judul Skripsi Hasil Penelitian
1. Hendra Priatna
(Universitas Islam
Negeri Syarif
Hidayatullah
Jakarta)
Peningkatan prestasi
belajar siswa pada mata
pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
(SKI) dengan
menggunakan model
pembelajaran Quantum
Teaching (penelitian
tindakan kelas VIII
MTs. Al-Falah Jakarta)
Penggunakan model
Quantum Teaching pada
mata pelajaran SKI
dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas
VIII MTs. Al-Falah
Jakarta
2. Syukriani Inshofa
(STAIN Salatiga)
Peningkatan prestasi
belajar mata pelajaran
Proses pembelajaran
dengan metode scramble
33
Sejarah Kebudayaan
Islam pada materi
perang badar melalui
metode scramble pada
siswa kelas V MI
Tholabiyah Tegaron kec.
Banyubiru kab.
Semarang tahun ajaran
2010/2011
mampu meningkatkan
minat belajar dan
motivasi pada sisiwa
pada mata pelajaran
SKI, hal ini terlihat dari
hasil observasi yang
dilakukan peneliti
selama 2 siklus. Pada
evaluasi siklus 1 yang
tuntas hasil belajarnya
sebanyak 12 siswa (67%)
dan yang belum tuntas
sebanyak 6 siswa (33%),
kemudian pada evaluasi
siklus 2 siswa yang
tuntas belajarnya
sebanyak 18 siswa
(100%) dan pada siklus
ini tidak ada siswa yang
tidak tuntas belajarnya.
G. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teoritis maka hipotesis penelitian tindakan ini adalah
penggunaan metode scramble diharapkan dapat meningkatkan hasil beajar siswa
kelas V MI Attaqwa 09 Bekasi.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2014/2015 bulan
Maret s/d Mei 2015. Tempat yang dipilih untuk penelitian adalah MI Attaqwa 09
Bekasi.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah “penelitian tindakan (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktek pembelajaran
di kelas”.44
PTK merupakan suatu penelitian tindakan yang permasalahannya
berasal dari kelas, menyangkut proses pembelajaran dan dirasakan langsung oleh
guru yang bersangkutan. Dalam PTK, peneliti dapat melihat sendiri praktek
pembelajaran atau bersama guru lain. Peneliti dapat melakukan penelitian
terhadap siswa dilihat dari berbagai aspek interaksinya dalam proses
pembelajaran.
Penelitian Tindakan Kelas dilakukan untuk memecahkan masalah
pembelajaran di kelas. Secara etimologis, ada tiga istilah yang berhubungan
dengan penelitian tindakan kelas (PTK), yakni penelitian, tindakan dan kelas.
1. Penelitian adalah suatu proses pemecahan masalah yang dilakukan
secara sistematis, empiris dan terkontrol.
2. Tindakan dapat diartikan perlakuan tertentu yang dilakukan seseorang,
dalam hal ini guru yang merupakan tindakan untuk memperbaiki
kinerjanya.
3. Kelas, menunjukkan suatu tempat di mana proses pembelajaran
berlangsung tanpa rekayasa khusus untuk melakukan penelitian atau di-
44
Suharsimi Arikunto, dkk, penelitian tindakan kelas, (Jakarta: bumi aksara, 2009), cet. Ke-
9, h.58
35
setting terlebih dahulu, namun sesuai dengan situasi dan kondisi yang
wajar tidak dibuat-buat.
Model penelitian tindakan kelas ini mengandung empat komponen, yaitu:
Adapun model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai
berikut :
Bagan 3.1
Siklus PTK
Penjelasan gambar alur di atas adalah:
1. Perencanaan (planning) dalam setiap siklus disusun perencanaan
pembelajaran untuk perbaikan pembelajaran. Dengan demikian dalam
perencanaan bukan hanya berisi tentang tujuan atau kompetensi yang
harus dicapai akan tetapi juga harus lebih ditonjolkan perlakuan
khususnya oleh guru dalam proses pembelajaran.
Perencanaan
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
Pengamatan
SIKLUS II
?
36
2. Pelaksanaan tindakan (action) adalah perlakuan yang dilaksanakan guru
berdasarkan perencanaan yang telah disusun. Pelaksanaan tindakan yang
dilakukan guru adalah perlakuan yang dilaksanakan yang diarahkan
sesuai dengan perencanaan. Tindakan adalah perlakuan yang dilaksnakan
oleh guru yang sesuai dengan fokus masalah.
3. Observasi ini dilakukan untuk mengumpulkan informasi tentang proses
pembelajaran yang dilakukan guru sesuai dengan tindakan yang telah
disusun.
4. Refleksi (reflection) adalah aktivitas melihat berbagai kekurangan yang
dilaksanakan guru selama tindakan. Dari hasil refleksi, guru dapat
mencatat berbagai kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga dapat
dijadikan dasar dalam penyusunan rencana ulang.45
Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap
rencana awal yang telah dibuatnya jika masih terdapat kekurangan sehingga
belum memberikan dampak perbaikan dan peningkatan yang meyakinkan.
C. Subjek Yang Terlibat Dalam Penelitian
Pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah guru PAI, observer, dan siswa
kelas V MI Attaqwa 09 Bekasi.
D. Peran dan posisi Peneliti dalam Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru yang melakukan proses
pembelajaran dengan membuat perencanaan kegiatan, melaksanakan kegiatan,
melakukan pengamatan, mengumpulkan data, dan menganalisis data serta
melaporkan hasil penelitian. Sedangkan guru bidang studi PAI dan para siswa
berperan sebagai observer.
45
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009) cet.3, h.78
37
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Penelitian tindakan diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra
penelitian) kemudian akan dilanjutkan dengan siklus I dan siklus selanjutnya
sehingga mencapai indikator keberhasilan.
Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Tahapan Intervensi Tindakan Siklus I
Tahap Kegiatan
Pendahuluan 1. Observasi ke sekolah MI Attaqwa 09 Bekasi
2. Mengurus surat izin penelitian
3. Membuat instrument penelitian
4. Menyiapkan perlengkapan penelitian
5. Melakukan wawancara kepada guru PAI di
sekolah tersebut dan menentukan kelas subjek
penelitian
6. Melakukan observasi proses pembelajaran di kelas
penelitian
7. Mensosialisasikan pembelajaran PAI dengan
menggunakan metode pembelajaran scramble
pada siswa subjek penelitian.
Perencanaan
siklus I
1. Menyiapkan kelas penelitian
2. Merencanakan pembelajaran yang akan
diterapkan dengan metode scramble
3. Membuat skenario pembelajaran atau rencana
pelaksanaan pembelajaran
4. Menyiapkan sumber belajar
5. Mendiskusikan kepada guru kolaborator
6. Menyiapkan lembar observasi (guru, wawancara,
dan catatan lapangan serta keperluan observasi
38
lainnya)
7. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) pada setiap
pertemuan
8. Menyiapkan soal/tes pada akhir siklus 1
9. Mempersiapkan alat dokumentasi
Pelaksanaan
siklus I
1. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan diawali
pemberian pretes, dan postes pada akhir siklus I
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Melaksanakan pembelajaran PAI dengan metode
scramble
Pengamatan
siklus I
1. Mengamati jalannya proses pembelajaran
2. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran
3. Mendokumentasikan kegiatan siswa
4. Mengamati hasil tes siklus I
Refleksi
siklus I
Tahap ini merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Evaluasi dijadikan feedback dalam
merencanakan perbaikan untuk pelaksanaan
tindakan selanjutnya.
Tabel 3.2
Tahapan Intervensi Tindakan Siklus II
Tahap Kegiatan
Perencanaan
siklus II
1. Menyiapkan kelas penelitian
2. Merencanakan pembelajaran yang akan
diterapkan dengan metode scramble
3. Membuat skenario pembelajaran atau rencana
pelaksanaan pembelajaran
4. Menyiapkan sumber belajar
5. Mendiskusikan kepada guru kolaborator
39
6. Menyiapkan lembar observasi (guru, wawancara,
dan catatan lapangan serta keperluan observasi
lainnya)
7. Menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) pada setiap
pertemuan
8. Menyiapkan soal/tes pada akhir siklus II
9. Mempersiapkan alat dokumentasi
Pelaksanaan
siklus II
1. Melakukan kegiatan pembelajaran dengan diawali
pemberian pretes, dan postes pada akhir siklus II
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Melaksanakan pembelajaran PAI dengan metode
scramble
Pengamatan
siklus II
1. Mengamati jalannya proses pembelajaran
2. Mengamati aktivitas siswa dalam pembelajaran
3. Mendokumentasikan kegiatan siswa
4. Mengamati hasil tes siklus II
Refleksi
siklus II
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan
kembali apa yang sudah dilakukan. Evaluasi dijadikan
feedback dalam merencanakan perbaikan untuk
pelaksnaan tindakan selanjutnya.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Hasil intervensi yang diharapkan dari penelitian ini yaitu: adanya
peningkatan hasil belajar pada proses pembelajaran PAI yang dilihat dari
ketercapaian KKM. Indikator keberhasilan ketuntasan hasil belajar yang
diharapkan mencapai persentasi 75% dengan nilai KKM sebesar 65.
G. Data dan Sumber Data
Data dan sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu:
40
1. Data kualitatif: hasil observasi guru dalam proses pembelajaran, hasil
observasi siswa, hasil wawancara dengan guru mata pelajaran dan siswa,
catatan lapangan, serta dokumentasi.
2. Data kuantitatif: berupa pretest dan posttest
3. Sumber data diperoleh dari guru mata pelajaran, siswa kelas V MI At-
taqwa 09 Bekasi dan peneliti.
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian adalah dengan melakukan
observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, membuat catatan
lapangan, lembar observasi, dokumentasi, dan merekapitulasi nilai hasil belajar
yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus.
I. Instrumen pengumpulan data yang digunakan
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrument
antara lain:
1. Panduan Observasi
Panduan observasi digunakan untuk mengungkapkan aktivitas siswa
selama proses pembelajaran. Dengan kisi-kisi observasi sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-kisi lembar observasi aktivitas belajar siswa
No ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI
I Pra Pembelajaran
1. Tempat duduk masing-masing siswa
2. Kesiapan menerima pembelajaran
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru
2. Mendengarkan penjelasan tentang kompetensi
41
yang hendak dicapai
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran
2. Bertanya saat proses penjelasan materi
3. Interaksi antar siswa
4. Interaksi antara siswa-guru, siswa-materi
pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar
1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
2. Mengemukakan pendapat ketika diberikan
kesempatan
3. Mencatat penjelasan yang disampaikan guru
4. Mengikuti proses pembelajaran
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber
Belajar
1. Interaksi antara siswa dan media pembelajaran
yang digunakan guru
2. Tertarik pada materi yang disajikan dengan
media pembelajaran
3. Ketekunan dalam mempelajari sumber belajar
yang ditentukan guru
D. Penilaian Proses
1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru
2. Menjawab pertanyaan guru dengan benar
E. Penggunaan Bahasa
42
1. Mengemukakan pendapat
2. Mengajukan pertanyaan
IV PENUTUP
Keterlibatan dalam memberi
rangkuman/kesimpulan
Tabel 3.4
Kisi-kisi lembar observasi aktivitas mengajar
No ASPEK YANG DIAMATI DESKRIPSI
I Pra Pembelajaran
1. Pengaturan tempat duduk masing-masing siswa
2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan
pembelajaran
II Kegiatan Membuka Pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi
yang hendak dicapai
III Kegiatan Inti Pembelajaran
A. Penjelasan materi pelajaran
1. Memberikan penjelasan materi pelajaran
2. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan
materi
3. Memfasilitasi adanya interaksi antar siswa
4. Memfasilitasi interaksi antara siswa-guru,
siswa-materi pelajaran
B. Pendekatan/Strategi Belajar
43
1. Melaksanakan pembelajaran aktif
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya
3. Memberikan respon terhadap pertanyaan dan
jawaban siswa
4. Memotivasi siswa untuk bertanya
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber
Belajar
1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi
3. Penggunaan sumber belajar selain buku ajar dan
LKS
D. Penilaian Proses
1. Memberikan tugas/latihan
2. Melakukan penilaian
E. Penggunaan Bahasa
1. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai
dengan perkembangan peserta didik
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai
dengan kaidah
IV PENUTUP
Melakukan konfirmasi
Memberikan kesimpulan dan tindak lanjut
2. Lembar Tes
Lembar tes digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Dengan kisi-kisi tes
sebagai berikut:
44
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar siklus I
Tingkat satuan : Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyyah
Kelas/semester : V/II
Materi : Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah saw
SK : Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat Rasulullah Saw
KD : Menceritakan peristiwa-peristiwa di akhir hayat
Rasulullah Saw
No Indikator yang dicapai Nomor
Butir Soal
1 siswa mampu mengaitkan pengertian haji wada 1, 6,
2 siswa mampu menceritakan tentang haji wada 3, 7, 11,
13, 14, 20
3 Siswa mampu menggambarkan persiapan pasukan ke
Syam 4, 8, 12,
17, 19
4 Siswa mampu menceritakan akhir hayat Rasulullah saw 2, 9, 10,
15, 16, 18
5 siswa mampu menyebutkan peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada akhir hayat Rasulullah saw 5
Tabel 3.6
Kisi-Kisi Hasil Belajar Siklus II
Tingkat satuan : Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyyah
Kelas/semester : V/II
Materi : Peristiwa Akhir Hayat Rasulullah saw
SK : Mengidentifikasi peristiwa akhir hayat Rasulullah Saw
KD : Mengambil hikmah dari peristiwa akhir hayat Rasulullah
No Indikator yang dicapai Nomor Butir
Soal
1 Siswa mampu menjelaskan hikmah dari peristiwa 2, 4,5,6,7,
45
akhir hayat Rasulullah 8,9,10,11,12,
14,15,16,17,19
2 siswa mampu menyebutkan hikmah dari peristiwa
akhir hayat Rasulullah 1, 3, 13, 18, 20
3. Catatan Lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui segala sesuatu yang
terjadi ketika kegiatan belajar mengajar menggunakan metode scramble
berlangsung. Catatn lapangan dilakukan pada setiap akhir siklus.
1. Dokumentasi
Dokumentasi adalah cara mengumpulkan data melalui peninggalan
tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku tentang
pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang berhubungan
dengan masalah penelitian.
2. Wawancara
Wawancara ini adalah untuk mendapatkan keterangan mengenai
pandangan dari informan yang diwawancarai. Dengan demikian data
yang diberikan informan merupakan data yang sesungguhnya.
J. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Data yang diperoleh dalam penelitian, selanjutnya diinterpretasikan melalui
analisis perhitungan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data
pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data kuantitatif
Data hasil tes siswa dianalisis dari setiap siklus yang telah dilakukan
peningkatan hasil belajar PAI siswa. Selanjutnya hasil belajar PAI
dianalisis. Skor rata-rata hasil belajar dihitung dengan rumus:
Skor rata-rata hasil belajar = X 100
46
2. Data kualitatif
a. Observasi
Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian
dianalisis menggunakan nilai presentase. Rumus presentase yang
digunakan adalah:
P =
Keterangan :
P = angka presentase
F = frekuensi yang akan dicari presentasenya
N = number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)
b. Wawancara
Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian
disusun dalam bentuk rangkuman hasil wawancara.
K. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang
diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan hasil belajar
pada pelajaran PAI, maka dilakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana
perbaikan pembelajaran. Namun bila kriteria sudah tercapai maka penelitian
dicukupkan hanya pada siklus I.
47
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Sekolah
1. Identitas sekolah
NSM : 111232750006 (Nomor Statistik Madrasah)
NPSN : 60709833 (Nomor Pokok Sekolah
Nasional)
STATUS MADRASAH : Swasta
WAKTU BELAJAR : Pagi
NAMA MADRASAH : MI ATTAQWA 09
NPWP : 20.018.202.0-407.000
NO. TELPON : 021-88984351
ALAMAT MADRASAH : Jln. Masjid Jami‟ Al-Wustho RT 005/004
Kel. Kaliabang Tengah Kec. Bekasi Utara
Kota Bekasi 17125
TAHUN BERDIRI : 1971
No. SK PENDIRIAN : W.i/HK.008/544/1991
No SK Izin Operasional : MI05/I/PP.004/2710/1998
AKREDITASI : A
2. Visi misi
a. Visi
Berfikir jernih dan positif dengan selalu mengingat Allah SWT dan
beramal dengan ikhlas.
b. Misi
1) Membentuk SDM yang sholeh dan sholehah yang dibekali imtaq
dan iptek
2) Menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai agama melalui pelajaran
Al-Qur‟an dan tahfizh serta sholat berjama‟ah
48
3) Memiliki akhlakul karimah
4) Membekali dengan penguasaan bahasa komunikasi internasional
yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris.
3. Sejarah sekolah
Berdirinya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Attaqwa 09 Kaliabang
Tengah Bekasi Utara Kota Bekasi, berawal dari Yayasan Pertolongan
Pemeliharaan Pembangunan (YP3) Ujung harapan Bahagia Bekasi,
yang ingin mendirikan suatu sekolah di Kaliabang Tengah yang secara
kebetulan berdekatan dengan Masjid, yaitu Masjid Jami‟ Al-Wustho.
Sekolah ini berdiri di atas tanah wakaf seluas + 700 M2 yang
dimanfaatkan untuk kepentingan umum (Madrasah Ibtidaiyah Attaqwa
09 dan halamannya).
Asal muasal nama sekolah ini adalah berawal dari nama
Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al-Huda yang didirikan pada tahun 1971
dengan seorang Kepala Madrasah yang pertama yaitu Bapak (Alm)
Ust. Abdurrahman yang berdomisili di Kaliabang Tengah samping
Masjid Jami‟ Al-wustho, dengan motivasi dan dorongan dari
masyarakat di sekitar wilayah Kaliabang Tengah. Di samping itu pula,
pada saat itu Madrasah Ibtidaiyah (MI) belum banyak menjamur di
sekitar wilayah tersebut. Sekolah ini juga merupakan Centre of
Education dari sekolah MI yang ada di Kaliabang Tengah.
MI Al-Huda pada awalnya hanya menerima siswa kelas 4, 5 dan
6 dan untuk kelas 1, 2, dan 3 berlokasi di distrik wilayah, seperti
Kaliabang Pengarengan, Kaliabang Rorotan, Kaliabang Poncol,
Kaliabang Kokobeluk (Locomotif), Rawa Silam dan seluruh wilayah
yang berada di Kaliabang Tengah.
Pada tahun 1974 Al-Huda berubah nama menjadi At-Taqwa 09
hingga saat ini. Setelah masa jabatan Kepala Madrasah yang pertama
berakhir kemudian diteruskan pergantian jabatan yang kedua oleh
Bapak Ust. H. Ahmad Syarwani Bin H. Muhammad yang berdomisili
di Kaliabang Pengarengan di samping Masjid Jami‟ Nurul Huda.
49
Sekolah ini pernah direhabilitasi pada tahun 1984. Proses belajarnya
pun mengalami perluasan, yaitu dengan kelas yang sebelumnya kelas
1, 2, 3 dan hingga kini menjadi kelas 1 sampai dengan kelas 6
perubahan ini terjadi pada tahun 1996. kemudian pada tahun 2006
Madrasah ini telah terakreditasi dengan peringkat B dengan Nomoor :
B/Kw.10.4/MI/76/068/2006.
Setelah masa jabatan yang kedua berakhir kemudian pada tanggal
08 Juni 2008, Kepala Madrasah MI. Attaqwa 09 mengalami
pergantian jabatan yang ketiga oleh Ust. H. Nasruddin Hanafi, S.Pd.I
yang berdomisili di Kaliabang Poncol dekat Masjid Jami‟ Nurul
Anwar. Madrasah ini direhabilitasi kembali pada tahun 2009 dengan
memanfaatkan dana Bantuan RHOLE SHARING RKB (Ruang Kelas
Baru) dari Departemen Agama Pemerintah Kota Bekasi. Selain itu
pula madrasah ini telah banyak mengeluarkan alumni-alumninya yang
telah banyak berkiprah di masyarakat, pendidikan dan instansi
pemerintah.
Tujuan didirikan MI. Attaqwa 09 adalah untuk mencerdaskan
kehidupan masyarakat, bangsa, dan Negara pada umumnya.
Sekolah/Madrasah ini dapat membentuk pribadi muslim muslimat
sejati dan senantiasa mengharapkan keridhoan Allah SWT. Di samping
itu pula sebagai sarana untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak
yang berdomisili di lingkungan setempat, agar anak-anak tersebut
menjadi generasi penerus yang pintar, benar, cerdas dan kreatif seperti
yang dicita-citakan oleh tokoh Pahlawan Nasional almarhum
almagfurlah Bapak KH. Noer Ali Bin H. Anwar Pendiri Yayasan
Attaqwa Ujung Harapan Bahagia Bekasi. Dan kelak generasinya dapat
meneruskan perjuangan sebagai pendidik yang selalu cinta pada Allah
dan Rasul-Nya.
4. Daftar guru
50
Nama
Tempat
Tanggal Lahir
(L/P)
Agama NUPTK Tingkat Pendidi
kan
Status Sertifikasi
Mata Pelajaran
Utama Jabatan
H. Nasruddin, S.Pd.I
Bks
20/11/1963 L
Islam 0452741642110033 S.1 SUDAH
Guru Kelas
KEPALA SEKOLAH
Hj. Hindun, S.Ag
Bks
23/09/1963 P
Islam 3255741642210063 S.1 SUDAH Guru
Kelas GURU
Hurriyah, S.Pd.I
Bks
09/09/1966 P
Islam 3744745644210002 S.1 SUDAH Guru
Kelas GURU
Yatimah, S.Pd.I
Bks
10/10/1971 P
Islam 8342748650210213 S.1 SUDAH Guru
Kelas GURU
Ahmad Jayadi, S.Pd.I
Bks
15/04/1971 L
Islam 5747749652110052 S.1 SUDAH Aqidah
Akhlak GURU
Nurul Anwar, S.Pd.I
Bks
01/02/1979 L
Islam 3434757659200022 S.1 SUDAH
Fiqih GURU
Muhibbah Bks
08/06/1964 P
Islam 8940742643210082 SMA BELUM Guru
Kelas GURU
Hidayatullah Bks
13/08/1979 L
Islam 5145757658110023 SMA BELUM
PKN GURU
Siti Maimunah, S.Pd
Bks
11/02/1986 P
Islam 9434764667300003 S.1 SUDAH
B.Inggris GURU
Syifaul Ummah. S.Pd
Bks
04/10/1991 P
Islam 3336769671210003 S.1 BELUM
IPS GURU
Wihdatul Umam, S.Pd.I
Bks
06/06/1983 P
Islam S.1 BELUM Guru
Kelas GURU
Mahrus Jazuli Bks
12/12/1992 L
Islam SMA BELUM Olagraha/
SBK GURU
51
B. Hasil penelitian
1. Pelaksanaan prapenelitian (kegiatan pendahuluan)
Pelaksanaan prapenelitian atau kegiatan pendahuluan ini
dilaksanakan pada tanggal 16 s/d 25 april 2015. Dalam tahap
pendahuluan ini yang peneliti lakukan adalah observasi ke sekolah MI
Attaqwa 09 Bekasi untuk mengetahui kondisi sekolah, guru yang
mengajar di sekolah tersebut, mengenalkan metode scramble kepada
guru mata pelajaran SKI, lingkungan sekolah, proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah, serta berkenalan dengan siswa di kelas, agar
peneliti tidak terasa asing ketika melakukan penelitian di sekolah
tersebut. Kemudian peneliti mengurus surat izin penelitian, membuat
instrumen penelitian, menyiapkan perlengkapan penelitian,
menyiapkan wawancara kepada guru SKI dan siswa di sekolah tersebut
dan menentukan kelas subjek penelitian. Kelas yang dijadikan objek
penelitian di MI Attaqwa 09 yaitu pada kelas V yang berjumlah 15
siswa, terdriri dari 8 siswa laki-laki dan 7 siswi perempuan.
Pada tanggal 20 April peneliti melakukan wawancara dengan
guru dan siswa kelas V. Wawancara dilakukan untuk mengetahui
kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai
pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi dalam
kelas. Wawancara berisikan tentang tanggapan dan kendala yang
dialami ketika proses pembelajaran terjadi.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru mata pelajaran SKI di
MI Attaqwa 09 diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan pada proses
pembelajaran SKI berlangsung
b. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah dan
penugasan
c. Nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam ulangan ataupun ujian
masih rendah di bawah KKM
52
d. Guru mata pelajaran SKI baru mendengar metode
pembelajaran scramble.
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas V MI Attaqwa
09 diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Sebagian besar siswa menyukai pelajaran SKI karena mereka
suka dengan kisah-kisah yang terdapat dalam pelajaran SKI.
b. Nilai yang didapatkan siswa masih banyak yang di bawah
KKM
c. Sebagian siswa tidak paham dengan apa yang telah dijelaskan
oleh gurunya saat pembelajaran berlangsung.
d. Metode yang digunakan guru mata pelajaran SKI adalah
metode ceramah dan penugasan, hal inilah yang
menyebabkan mereka terkadang bosan
e. Siswa menginginkan guru mata peajaran SKI menggunakan
metode pembelajaran yang menyenangkan dan tidak
membuat bosan.
Selanjutnya pada tanggal 21 s/d 25 april 2015 peneliti melakukan
observasi pada proses pembelajaran mata pelajaran SKI berlangsung.
Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses
pembelajaran SKI di dalam kelas. Adapun hasil penelitian selama
penelitian pendahuluan melalui lembar observasi dapat dilihat pada
tabel berikut:
53
Tabel 4.1
Hasil observasi aktivitas mengajar
No Pra pembelajaran
Aspek yang diamati Deskripsi
1. Pengaturan tempat duduk masing-
masing siswa
Dari hasil pengamatan, guru sudah
mengatur tempat duduk siswa dengan
baik, sesuai denah duduk siswa.
2. Pengkondisian kesiapan menerima
pembelajaran
Dari hasil pengamatan guru langsung
masuk ke dalam pembelajaran tanpa
didahului ice breaking.
Kegiatan membuka pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi Dari hasil pengamatan guru
mengajukan pertanyaan/apersepsi.
2. memberikan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
Dari hasil pengamatan guru
memberikan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai.
kegiatan inti pembelajaran
1. memberikan penjelasan materi
pelajaran
Dari hasil pengamatan guru
memberikan penjelasan terkait materi
yang akan diajarkan.
2. Mengajukan pertanyaan saat proses
penjelasan materi
Dari hasil pengamatan peneliti, guru
memberikan pertanyaan kepada siswa
saat proses penjelasan materi
3. Memfasilitasi adanya interaksi antar
siswa
Dari pengamatan peneliti, guru
kurang memfasilitasi terjadinya
interaksi antar siswa.
4. Memfasilitasi interaksi antara guru
dan siswa, siswa-materi peajaran
Dari hasil pengamatan peneliti, guru
kurang memfasilitasi terjadinya
interaksi antara siswa dan guru, siswa
dengan materi pelajaran. Di sini guru
menjadi satu-satunya pusat perhatian
siswa.
5. Melaksanakan pembelajaran aktif Dari pengamatan peneliti guru sudah
melaksanakan pembelajaran aktif,
dengan meminta siswa maju ke depan
untuk membacakan rangkuman yang
telah dikerjakan. Namun masih
terlihat kurang maksimal karena tidak
adanya interaksi antara peserta didik.
6. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
Dari hasil pengamatan peneliti, guru
sudah memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya terkait materi yang
54
2. Siklus pertama
a. Perencanaan tindakan
Dalam tahap perencanaan ini yang peneliti lakukan adalah
menyiapkan kelas penelitian, merencanakan pembelajaran yang
akan diterapkan dengan metode pembelajaran scramble, membuat
skenario pembelajaran atau rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), menyiapkan sumber belajar, mendiskusikan kepada guru
mata pelajaran SKI, menyiapkan lembar observasi (guru,
wawancara, dan catatan lapangan serta keperluan observasi
lainnya), menyiapkan lembar kerja siswa (LKS) pada setiap
pertemuan, menyiapkan soal/tes pada akhir siklus 1 serta
diajarkan.
7. Memberikan respon terhadap
pertanyaan dan jawaban siswa
Dari hasil pengamatan guru sudah
memberikan respon yang baik
terhadap jawaban siswa.
8. Memotivasi siswa untuk bertanya Dari hasil pengamatan guru kurang
memotivasi siswa untuk bertanya.
9. Kemampuan penggunaan media
pembelajaran
Dari hasil pengamatan media/sumber
belajar yang digunakan hanya berupa
buku LKS.
10. Kemampuan media dengan materi dan
strategi
Dari hasil pengamatan media/sumber
belajar yang digunakan hanya berupa
buku LKS, metode yang digunakan
hanya meode ceramah.
11. Memberikan tugas/latihan kepada
siswa
Dari hasil pengamatan guru sudah
baik memberikan tugas/latihan kepada
siswa.
12. Melakukan penilaian Dari hasil pengamatan guru sudah
melakukan penilaian.
13 Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan perkembangan peserta
didik
Dari hasil pengamatan guru sudah
menggunakan bahasa yang baik dan
benar dan sesuai dnegan kaidah yang
berlaku.
Penutup
1. Melakukan konfirmasi memberikan
kesimpulan dan tindak lanjut.
dari hasil pengamatan guru sudah
melakukan konfirmasi, memberikan
kesimpulan serta pemberian tugas
sebagai tindak lanjut.
55
mempersiapkan alat dokumentasi. Dan materi pembelajaran pada
siklus ini adalah mengambil satu kompetensi dasar yaitu:
menceritakan peristiwa-peristiwa akhir hayat Rasulullah saw,
dengan materi sebagai berikut:
1) Peristiwa haji wada
2) Mempersiapkan pasukan ke Syam
3) Peristiwa wafatnya Rasulullah saw
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pertemuan pertama : selasa 28 April 2015
Di awal kegiatan ini dimulai dengan memberi salam,
kemudian membaca doa belajar, mengecek kesiapan siswa
dalam belajar. Sebelum pembelajaran dimulai peneliti
memberikan soal pretest siklus 1 kepada para siswa. Kegiatan
ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa
sebelum peneliti memberikan materi pelajaran. Target KKM
yang peneliti tentukan mengikut target KKM dari sekolah yaitu
65, dengan target kelulusan sebanyak 75%. Hasil yang didapat
dari pretest pada siklus pertama, sangat kurang memuaskan,
tercatat hanya 5 siswa dari 12 siswa yang lulus di atas 65
selebihnya masih di bawah 65 dan belum melampui 75% dari
target yang ditentukan peneliti. Pembelajaran berlangsung
pukul 10.00 – 11.10.
Gambar.
Siswa melaksanakan preetest
56
Setelah pemberian pretest, peneliti mulai melakukan
pembelajaran dengan berpedoman pada RPP yang sudah
peneliti buat.
Di kegiatan pendahuluan peneliti terlebih dahulu
melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi kepada siswa,
peneliti membuka pelajaran dengan membaca doa terlebih
dahulu, dengan menunjuk salah satu perwakilan siswa untuk
memimpin doa, setelah itu peneliti memberikan ice breaking
berupa yel-yel, d imana hal ini bertujuan untuk membangkitkan
kembali semangat belajar dan konsentrasi para siswa. Setelah
itu peneliti menjelaskan kepada siswa tentang tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dan mengulang kembali
pelajaran yang telah mereka pelajari sebelumnya.
Pada proses selanjutnya guru/peneliti memerintahkan
para siswa untuk membuka buku LKS dan membacanya,
setelah itu guru/pendidik menjelaskan materi pelajaran yang
telah dibaca. Lalu guru/pendidik memberikan kesempatan
kepada siswa yang ingin bertanya tentang materi tersebut.
Kemudian melakukan kegiatan tanya jawab antara siswa
dengan guru/pendidik.
Setelah kegiatan tanya jawab selesai, guru/pendidik
melakukan konfirmasi dari materi yang telah dipelajari dan
memberikan refleksi dengan mengajukan pertanyaan atau
tanggapan peserta didik dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilakukan sebagai bahan masukan untuk memperbaiki
pelaksanaan selanjutnya, kemudian memberikan tindak lanjut
dengan pemberian tugas kelompok membuat peta konsep dari
materi yang telah dipelajari hari ini.
2) Pertemuan kedua: kamis, 30 April 2015
57
Pada pertemuan kedua kali ini guru/peneliti memasuki
kelas V dengan mengucap salam pada pukul 07.00 – 08.10.
materi pada pertemuan kedua ini yaitu melanjutkan dari
pertemuan yang pertama yaitu peristiwa akhir hayat Rasulullah
saw.
Sebelum pembelajaran dimulai guru/peneliti mengabsen
siswa, ada 3 siswa yang tidak hadir. Kemudian guru/peneliti
menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa belajar,
mengkondidikan kelas, memotivasi siswa dengan memberikan
ice breaking kemudian mengulang kembali pelajaran yang
telah dipelajari sebelumnya dan menyampaikan tujuan
pembelajaran hari ini.
Pada proses selanjutnya guru/peneliti memerintahkan
siswa untuk membaca terlebih dahulu tentang akhir hayat
Rasulullah saw, lalu guru/peneliti menjelaskan materi yang
akan dipelajari, lalu memberikan kesempatan siswa yang ingin
bertanya tentang materi yang telah dipelajari. Setelah
melakukan tanya jawab guru/peneliti membagi kepada tiga
kelompok yang beranggotakan 4 orang. Kemudian, masing-
masing kelompok diberikan 1 buah karton, 1 buah amplop, 1
buah lem kertas dan 1 buah spidol. Di dalam amplop masing-
masing berisi 10 pertanyaan beserta jawaban huruf yang telah
diacak.
Gambar
58
Melaksanakan metode pembelajaran scramble
Tugas dari masing-masing kelompok adalah menjawab
pertanyaan dengan meyusun huruf yang telah disediakan oleh
guru/peneliti dalam sebuah amplop, kemudian ditempelkan di
atas karton dengan lem kertas yang sudah disiapkan oleh
guru/peneliti untuk masing-masing kelompok.
Setelah soal terjawab semua, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas.
c. Pelaksanaan Pengamatan
Tahap ini sebenarnya berlangsung bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan. Dari hasil pengamatan tersebut didapatkan
hasil sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan aktivitas siswa
Tabel 4.2
Hasil observasi aktivitas belajar siswa pertemuan pertama
No Pra pembelajaran
Aspek yang diamati Deskripsi
1. Tempat duduk masing-masing
siswa
Siswa menempati tempat duduknya
masing-masing sesuai dengan denah
tempat duduk siswa.
2. Kesiapan menerima pembelajaran Dari pengamatan peneliti sebagian
siswa siap dan sebagian lagi belum
siap menerima pelajaran, karena
sebagian siswa yang belum siap tidak
langsung mengeluarkan buku dan
LKS, namun harus diminta dahulu
oleh guru.
Kegiatan membuka pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru Dari pengamatan peneliti sebagian
siswa mampu untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru
dan sebagian lain belum mampu
menjawab pertnyaan yang diajukan
59
oleh guru.
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
Sebagian besar siswa mendengarkan,
namun sebagian kecilnya terlihat
cuek, dan mengobrol serta bercanda
dengan temannya.
kegiatan inti pembelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi
pembelajaran
Di awal-awal guru menjelaskan,
masih terdapat banyak yang
mengobrol, setelah ditegur oleh guru
mereka mulai memperhatikan.
2. Bertanya saat proses penjelasan
materi
Dari pengamatan peneliti, tidak ada
siswa yang bertanya saat proses
penjelasan materi.
3. Interaksi antar siswa Dari pengamatan peneliti, terjadi
interaksi antar siswa saat proses
pembelajaran
4. Interaksi antara guru dan siswa Dari pengamatan peneliti, terjadi
sedikit interaksi antara siswa dan guru
pada saat proses tanya jawab
5. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Dari pengamatan peneliti semua siswa
terlibat dalam kegiatan belajar
6. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
Dari pengamatan peneliti, guru
memberikan kesempatan siswa untuk
mengemukakan pendapat. Namun
tidak ada siswa yang mengemukakan
pendapatnya.
7. Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru
Dari pengamatan peneliti, hanya
sebagian kecil yang mencatat
penjelsan guru, sebagian besarnya
hanya mendengarkan saja
8. Mengikuti proses pembelajaran Semua siswa mengikuti proses
pembelajaran yang diberikan guru
9. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan guru
Media/sumber belajar yang digunakan
guru adalah buku LKS. Sehingga
interaksi siswa terpusat kepada buku
LKS.
10. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran
Penggunaan media/sumber belajar
yang hanya berupa buku LKS, sudah
menjadi kebiasaan dan biasa saja bagi
siswa pada mata pelajaran SKI,
sehingga belum ada hal baru, seperti
pemanfaatan media power point
melalui alat seperti infokus atau
media yang lainnya.
11. Mengerjakan tugas/latihan yang Sebagian siswa mengerjakan
60
diberikan guru tugas/latihan yang diberikan guru
dengan tepat waktu, hanya sebagian
yang tidak mengerjakan tepat waktu,
dan meminta penambahan waktu oleh
guru.
12. Menjawab pertanyaan guru dengan
benar
Dari beberapa siswa yang ditanya
oleh guru, semua bisa menjawabnya
dengan benar. Namun tidak semua
siswa yang diberikan pertanyaan oleh
guru.
Penutup
1. Keterlibatan dalam memberi
kesimpulan
Tidak ada siswa yang terlibat dalam
pemberian rangkuman/kesimpulan.
Tabel 4.3
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kedua
No Pra pembelajaran
Aspek yang diamati Deskripsi
1. Tempat duduk masing-masing
siswa
Siswa menempati tempat duduknya
masing-masing sesuai dengan denah
tempat duduk siswa.
2. Kesiapan menerima pembelajaran Dari pengamatan peneliti sebagian
siswa siap dan sebagian lagi belum
siap menerima pelajaran, karena
sebagian siswa yang belum siap tidak
langsung mengeluarkan buku dan
LKS, namun harus diminta dahulu
oleh guru.
Kegiatan membuka pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru Dari pengamatan peneliti para siswa
mampu untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
seluruh siswa mendengarkan
penjelasan dari guru/peneliti tentang
kompetensi yang hendak dicapai.
kegiatan inti pembelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi Pada proses siswa yang
61
pembelajaran menjelaskan/presentasi, masih
terdapat sebagian siswa yang
mengobrol, dan sebagian lagi
memperhatikan. Kemudian di saat
guru/peneliti melakukan tahap
konfirmasi seluruh siswa
memperhatikan.
2. Bertanya saat proses penjelasan
materi
Guru/peneliti mewajibkan masing-
masing kelompok yang tidak maju
untuk bertanya kepada kelompok
yang maju. Pada proses ini sebagian
siswa yang mewakili kelompoknya
bertanya sedangkan yang lainnya
hanya memperhatikan.
3. Interaksi antar siswa Pada proses ini interaksi antar siswa
terjadi pada semua kelompok belajar
4. Interaksi antara guru dan siswa Dari pengamatan peneliti, terjadi
interaksi antara siswa dan guru.
5. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Dari pengamatan peneliti semua siswa
terlibat dalam kegiatan belajar kecuali
yang tidak hadir pada pembelajaran
ini.
6. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
Dari pengamatan peneliti, ada
beberapa siswa yang mengemukakan
pendapatnya ketika diberi kesempatan
oleh guru/peneliti.
7. Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru
Dari pengamatan peneliti, hanya
sebagian kecil yang mencatat
penjelsan guru, sebagian besarnya
hanya mendengarkan saja
8. Mengikuti proses pembelajaran Semua siswa mengikuti proses
pembelajaran yang diberikan guru
9. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan guru
Selain menggunakan Media/sumber
belajar dengan buku LKS,
guru/peneliti juga menggunakan
media yang lain seperti karton, spidol,
lem kertas. Sehingga terjadi interaksi
antara siswa dengan media
pembelajaran yang disediakan oleh
guru.
10. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran
Pada pertemuan kedua ini gur/peneliti
menggunakan metode scramble
dengan menggunakan beberapa alat
media sehingga dapat menarik siswa
untuk memperhatikan materi
pelajaran.
62
11. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
Semua siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan tepat
waktu.
12. Menjawab pertanyaan guru dengan
benar
Dari beberapa siswa yang ditanya
oleh guru, semua bisa menjawabnya
dengan benar. Namun tidak semua
siswa yang diberikan pertanyaan oleh
guru.
Penutup
1. Keterlibatan dalam memberi
kesimpulan
Beberapa siswa sudah ada yang bisa
memberikan kesimpulan terkait
materi yang diajarkan.
2) Hasil belajar siswa pada siklus I
Berikut ini tabel hasil belajar siswa pada siklus I.
Keseluruhan soal sudah diuji validitas dan realibilitas yang
sudah dijelaskan di bab sebelumnya.
Tabel 4.4
Deskripsi hasil belajar siswa pada siklus I siswa kelas V
No Nama
siswa L/P
Nilai
preetest
Nilai
posttest
Rata-rata Keterangan
1 Kiki P 25 25 25 Tidak tuntas
2 Iren P 40 45 42.5 Tidak tuntas
3 Maulidi L 55 60 57.5 Tidak tuntas
4 Salsabila P 45 65 55 Tidak tuntas
5 Muammar L 55 70 62.5 Tidak tuntas
6 Riska P 50 75 62.5 Tidak tuntas
7 Ninik P 60 75 67.5 Tuntas
8 Luthfi L 70 70 70 Tuntas
9 Edwin L 65 75 70 Tuntas
10 Ubay L 75 85 80 Tuntas
11 Aulia P 85 90 87.5 Tuntas
12 Rizik L 80 90 85 Tuntas
63
13 Mutia P - - Tidak tuntas
14 Rafli L - - Tidak tuntas
15 Rendi L - - Tidak tuntas
58.75% 68.75%
Jumlah 765
Rata-rata 63.75%
Ketercapaian KKM 6 siswa (50%)
Berdasarkan tabel 4.3 diperoleh skor rata-rata hasil belajar
SKI siswa pada materi peristiwa akhir hayat Rasulullah saw
sebesar 63.75% dari tabel di atas dapat dilihat nilai pretest paling
rendah yang diperoleh siswa adalah 25, dan nilai tertinggi adalah
85. Sedangkan nilai posttest paling rendah yang diperoleh siswa
adalah 25 , dan nilai tertinggi adalah 87,5. Dari tabel tersebut bisa
kita lihat sebagian besar siswa hasil belajarnya meningkat. Dapat
dilihat juga perbandingan antara hasil pretest dan posttest
mengalami kenaikan di mana hasil rata-rata pretest sebesar 58,75%
meningkat pada saat posttest menjadi 68,75% Untuk hasil belajar
siklus pertama diperoleh rata-rata sebesar 63,75% . tabel di atas
juga menjelaskan bahwa pencapaian hasil belajar SKI siswa
Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09 pada siklus I yang berada di atas
KKM adalah 6 siswa (50%) dari jumlah 12 siswa, sedangkan
pencapaian hasil belajar SKI siswa Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa
09 yang berada di bawah KKM adalah 6 siswa (50%). Dengan
demikian hasil yang diperoleh belum mencapai indikator
keberhasilan yang telah ditentukan.
64
d. Refleksi
Pada tahap refleksi ini peneliti melakukan tahapan terakhir
pada siklus pertama, di mana peneliti mengkaji sejauh mana
ketercapaian hasil belajar SKI siswa. Dan peneliti juga membahas
tentang keberhasilan dan kekurangan dalam proses pembelajaran
yang dilaksanakan pada pertemuan pertama dan kedua pada siklus
pertama.
Adapun keberhasilan yang diperoleh dari pertemuan pada
siklus pertama ini adalah:
1) Adanya kegiatan siswa yang dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa seperti penggunaan buku LKS
dan metode-metode yang digunakan oleh peneliti dalam
pemebelajaran.
2) Adanya peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh
dari siklus pertama, meskipun belum mencapai target
ketercapaian yaitu 75%
Adapun kekurangan yang didapati dari pertemuan pada
siklus pertama ini adalah:
1) Adanya siswa yang belum aktif dalam bertanya tentang
materi pembelajaran
2) Masih ada siswa yang tidak memperhatikan saat guru
menjelaskan materi
3) Masih ada siswa dalam berkelompok mengandalkan
teman yang pintar, dan mengobrol dengan kelompok
lain
4) Tidak ada siswa yang berani mengemukakan
pendapatnya.
Solusi dari kekurangan-kekurangan yang telah disebutkan
di atas adalah sebagai berikut:
65
1) Peneliti melakukan stimulus di mana dapat merangsang
siswa untuk bertanya, misal: bagi siswa yang bertanya
akan mendapatkan nilai tambahan. Kemudian peneliti
memberikan motivasi kepada siswa agar selalu bertanya
dalam kegiatan pembelajaran.
2) Pada masalah kedua ini peneliti melakukan ice breaking
di tengah-tengah pembelajaran dengan tujuan
mengembalikan kesiapan siswa atau memfokuskan
kembali pikiran siswa terhadap materi pembelajaran.
3) Dalam hal ini peneliti memberikan reward bagi
kelompok yang aktif dalam bekerjasama
4) Pada solusi pada permasalahan yang keempat ini tidak
jauh beda dengan solusi pada nomor 1, yaitu peneliti
melakukan stimulus kepada siswa agar siswa terbiasa
mengemukakan pendapatnya.
Setelah mengidentifikasi dan menganalisis kegiatan refleksi
pada tindak siklus 1, maka solusi untuk tindakan selanjutnya yaitu
mempertahankan dan terus memperbaiki pembelajaran dengn
metode pembelajaran scramble dengan memperhatikan kendala
dan saran guru dari hasil temuan.
Berdasarkan hasil analisis dan evaluasi data pada siklus
pertama ini, diperoleh deskripsi bahwa metode pembelajaran
scramble dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, belum
mencapai target yang diinginkan peneliti yaitu mencapai skor rata-
rata 75%. Sehingga peneliti merasa perlu untuk melanjutkan ke
siklus selanjutnya, agar mendapatkan hasil yang maksimal dan
siswa mencapai kepada kemampuan maksimalnya.
66
3. Siklus kedua
a. Perencanaan tindakan
Pada tahap perencanaan ini yang peneliti lakukan adalah
menyiapkan kelas penelitian, merencanakan pembelajaran yang
akan dilakukan dengan metode pembelajaran scramble, membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) atau skenario
pembelajaran, menyiapkan sumber belajar, mendiskusikan kepada
guru bidang studi, menyiapkan lembar observasi, menyiapkan
lembar kerja siswa, menyiapkan soal pretest dan posttest pada
siklus 2 serta menyiapkan alat dokumentasi. Materi yang akan
disampaikan pada siklus 2 ini dengan kompetensi dasar:
mengambil hikmah dari peristiwa akhir hayat Rasulullah saw,
dengan materi-materi sebagai berikut:
1) Menyadarkan kita setiap yang hidup pasti mati
2) Meneladani semua perilaku Rasulullah saw
b. Pelaksanaan tindakan
Pertemuan pertama, selasa 05 mei 2015
Kegiatan yang saya lakukan pada pertemuan kali ini adalah
memberikan soal preetest awal siklus 2 kepada siswa. Kegiatan ini
bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum
saya/peneliti memberikan materi pelajaran. Target KKM yang saya
tentukan mengikuti target KKM dari sekolah yaitu 65, dengan
target kelulusan sebanyak 75%.
Setelah pemberian preetest, saya melakukan tahap
apersepsi dan motivasi kepada siswa, membuka pelajaran
dengan membaca doa, menunjuk salah satu siswa untuk
memimpin membaca doa, memberikan ice breaking kemudian
mengulang kembali pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya
dan menyampaikan tujuan pembelajaran hari ini.
67
Pada proses selanjutnya guru/peneliti memerintahkan
siswa untuk membaca terlebih dahulu tentang hikmah dari
peristiwa akhir hayat Rasulullah saw, lalu guru/peneliti
menjelaskan materi yang akan dipelajari, lalu memberikan
kesempatan siswa yang ingin bertanya tentang materi yang
telah dipelajari. Setelah melakukan tanya jawab guru/peneliti
membagi kepada tiga kelompok yang beranggotakan 4 orang.
Kemudian, masing-masing kelompok diberikan 1 buah karton,
1 buah amplop, 1 buah lem kertas dan 1 buah spidol. Di dalam
amplop masing-masing berisi 10 pertanyaan beserta jawaban
huruf yang telah diacak.
Tugas dari masing-masing kelompok adalah menjawab
pertanyaan dengan menyusun huruf yang telah disediakan oleh
guru/peneliti dalam sebuah amplop, kemudian ditempelkan di
atas karton dengan lem kertas yang sudah disiapkan oleh
guru/peneliti untuk masing-masing kelompok.
Setelah soal terjawab semua, masing-masing kelompok
mempresentasikan hasil jawabannya di depan kelas.
c. Pelaksanaan Pengamatan
Tahap ini sebenarnya berlangsung bersamaan dengan
pelaksanaan tindakan pada siklus kedua. Dari hasil pengamatan
tersebut didapatkan hasil sebagai berikut:
1) Hasil pengamatan aktivitas siswa siklus kedua
68
Tabel 4.5
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa siklus Kedua
No Pra pembelajaran
Aspek yang diamati Deskripsi
1. Tempat duduk masing-masing
siswa
Siswa menempati tempat duduknya
masing-masing sesuai dengan denah
tempat duduk siswa.
2. Kesiapan menerima pembelajaran Dari pengamatan peneliti hamper
keseluruhan siswa siap dan sebagian
kecil belum siap menerima pelajaran,
karena sebagian kecil siswa yang
belum siap tidak langsung
mengeluarkan buku dan LKS, namun
harus diminta dahulu oleh guru.
Kegiatan membuka pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru Dari pengamatan peneliti para siswa
mampu untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
seluruh siswa mendengarkan
penjelasan dari guru/peneliti tentang
kompetensi yang hendak dicapai.
kegiatan inti pembelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi
pembelajaran
Pada proses siswa yang
menjelaskan/presentasi, terdapat
sebagian kecil siswa yang mengobrol,
dan hampir keseluruhan siswa
memperhatikan. Kemudian di saat
guru/peneliti melakukan tahap
konfirmasi seluruh siswa
memperhatikan.
2. Bertanya saat proses penjelasan
materi
Guru/peneliti mewajibkan masing-
masing kelompok yang tidak maju
untuk bertanya kepada kelompok
yang maju. Pada proses ini sebagian
siswa yang mewakili kelompoknya
bertanya sedangkan yang lainnya
hanya memperhatikan.
3. Interaksi antar siswa Pada proses ini interaksi antar siswa
terjadi pada semua kelompok belajar
69
4. Interaksi antara guru dan siswa Dari pengamatan peneliti, terjadi
interaksi antara siswa dan guru.
5. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Dari pengamatan peneliti semua siswa
terlibat dalam kegiatan belajar kecuali
yang tidak hadir pada pembelajaran
ini.
6. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
Dari pengamatan peneliti, ada
beberapa siswa yang mengemukakan
pendapatnya ketika diberi kesempatan
oleh guru/peneliti.
7. Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru
Dari pengamatan peneliti, hanya
sebagian kecil yang mencatat
penjelsan guru, sebagian besarnya
hanya mendengarkan saja
8. Mengikuti proses pembelajaran Semua siswa mengikuti proses
pembelajaran yang diberikan guru
9. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan guru
Selain menggunakan media/sumber
belajar dengan buku LKS,
guru/peneliti juga menggunakan
media yang lain seperti karton, spidol,
lem kertas. Sehingga terjadi interaksi
antara siswa dengan media
pembelajaran yang disediakan oleh
guru.
10. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran
Pada pertemuan kedua ini gur/peneliti
menggunakan metode scramble
dengan menggunakan beberapa alat
media sehingga dapat menarik siswa
untuk memperhatikan materi
pelajaran.
11. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
Semua siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan tepat
waktu.
12. Menjawab pertanyaan guru dengan
benar
Dari beberapa siswa yang ditanya
oleh guru, semua bisa menjawabnya
dengan benar. Namun tidak semua
siswa yang diberikan pertanyaan oleh
guru.
Penutup
1. Keterlibatan dalam memberi
kesimpulan
Beberapa siswa sudah ada yang bisa
memberikan kesimpulan terkait
materi yang diajarkan.
2) Hasil belajar siswa pada siklus II
70
Berikut ini tabel hasil belajar siswa pada siklus II.
Keseluruhan soal sudah diuji validitas dan realibilitas yang
sudah dijelaskan di bab sebelumnya.
Tabel 4.6
Deskripsi hasil belajar siswa pada siklus II siswa kelas V
No Nama
siswa L/P
Nilai
preetest
Nilai
posttest
Rata-
rata
keterangan
1 Kiki P 45 85 65 Tuntas
2 Iren P 40 60 50 Tidak tuntas
3 Maulidi L 65 95 80 Tuntas
4 Salsabila P 50 85 67.5 Tuntas
5 Muammar L 80 85 82.5 Tuntas
6 Riska P 75 95 85 Tuntas
7 Ninik P 60 95 77.5 Tuntas
8 Luthfi L 90 95 92.5 Tuntas
9 Edwin L 70 90 80 Tuntas
10 Ubay L 55 95 75 Tuntas
11 Aulia P - - - -
12 Rizik L 90 100 95 Tuntas
13 Mutia P - - - -
14 Rafli L 40 85 62,5 Tidak tuntas
15 Rendi L 45 85 65 Tuntas
61,92% 83,07%
71
Jumlah 977,5
Rata-rata 75,19%
Ketercapaian KKM 11 siswa (90%)
Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh skor rata-rata hasil belajar
SKI siswa pada materi hikmah dari peristiwa akhir hayat
Rasulullah saw sebesar 75,19% dari tabel di atas dapat dilihat nilai
pretest paling rendah yang diperoleh siswa adalah 40, dan nilai
tertinggi adalah 90. Sedangkan nilai posttest paling rendah yang
diperoleh siswa adalah 60, sedangkan nilai tertinggi adalah 100.
Dapat dilihat juga perbandingan antara hasil pretest dan posttest
mengalami kenaikan di mana hasil rata-rata pretest sebesar 61,92%
meningkat pada saat posttest menjadi 83,07% Untuk hasil belajar
siklus kedua diperoleh rata-rata sebesar 75,19%. Tabel di atas juga
menjelaskan bahwa pencapaian hasil belajar SKI siswa Madrasah
Ibtidaiyyah Attaqwa 09 pada siklus II yang berada di atas KKM
adalah 11 siswa (90%) dari jumlah 13 siswa, sedangkan
pencapaian hasil belajar SKI siswa Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa
09 yang berada di bawah KKM adalah 2 siswa (10%). Dengan
demikian hasil yang diperoleh telah mencapai target yang
diharapkan yaitu 75%. Untuk itu hasil belajar siswa di siklus II
lebih baik dari pada di siklus I.
d. Refleksi
Hasil tes akhir pada materi hikmah dari peristiwa akhir
hayat Rasulullah saw untuk siklus II menunjukkan dengan skor
rata-rata 75,19%, pada siklus II ini siswa lebih dominan menguasai
indikator. Dengan hal ini hasil belajar SKI siswa pada siklus kedua
ini meningkat dengan baik. Hasil yang dicapai siswa sudah
72
mencapai indikator yang telah ditentukan pada awal penelitian.
Kekurangan di siklus pertama dapat diatasi di siklus kedua ini.
Dengan demikian pembelajaran pada siklus kedua dianggap
berhasil dengan meningkatnya hasil belajar dari target yang ingin
dicapai peneliti yaitu skor rata-rata 75% dan yang mencapai KKM
75% dari seluruh siswa yang berjumlah 15. Maka peneliti
menghentikan tindakan hanya pada sampai siklus II.
C. Analisis Data
Pada pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di kelas
V Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09 diadakan penilaian-penilaian pada
setiap siklusnya. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan tindakan
penelitian perlu dilakukan analisis data dari data-data yang terkumpul.
Adapun analisis data dari siklus I dan II adalah :
Hasil belajar SKI siswa melalui metode scramble pada materi
peristiwa akhir hayat Rasulullah saw di kelas V Madrasah Ibtidaiyyah
Attaqwa 09 mengalami peningkatan. Adapun peningkatan hasil belajar
SKI siswa selama dua siklus dalam pembelajaran melalui metode
scramble dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Peningkatan hasil belajar siswa selama 2 siklus
No Data Setiap Siklus Skor Rata-Rata
Hasil Belajar
Ketercapaian
KKM
1 Siklus I 63,75% 6 siswa (50%)
2 Siklus II 75,19% 10 siswa (80%)
Berdasarkan analisis data pada masing-masing siklus di atas,
maka hasil belajar SKI melalui metode scramble mengalami
peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini menunjukkan
keberhasilan tindakan yang diberikan pada setiap siklus.
73
D. Pembahasan
Proses pembelajaran yang dilakukan penelitian ini adalah siswa
kelas V MI Attaqwa 09 Bekasi menggunakan metode pembelajaran
scramble. Sebelum metode pembelajaran scramble ini dilakukan, proses
pembelajaran SKI ini menggunakan metode ceramah yang berpusat pada
guru, sehingga menjadikan siswa kurang aktif selama proses pembelajaran
berlangsung. Selain itu, kurangnya kreativitas dari guru dalam
menggunakan metode yang tepat menjadi salah satu penyebab rendahnya
hasil belajar siswa.
Metode pembelajaran scramble adalah suatu pembelajaran aktif, di
mana siswa mampu lebih aktif dalam berinteraksi antara siswa dengan
siswa, siswa dengan media, dan siswa dengan guru. Di sinilah letak
pengembangan metode pembelajaran scramble.
Hasil pengamatan melalui lembar observasi dan hasil wawancara
dengan guru dan siswa pada penelitian ini menunjukkan bahwa siswa
menyenangi pembelajaran SKI dengan menggunakan metode scramble.
Berdasarkan pengamatan selama berlangsungnya pembelajaran dengan
menggunakan metode scramble di kelas V MI Attaqwa 09 Bekasi siswa
terlihat lebih aktif, lebih kooperatif menjalani proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh
nilai pretest paling rendah yang diperoleh siswa adalah 25, dan nilai
tertinggi adalah 85. Sedangkan nilai posttest paling rendah yang diperoleh
siswa adalah 25, dan nilai tertinggi adalah 87,5. Dapat dilihat juga
perbandingan antara hasil pretest dan posttest mengalami kenaikan di
mana hasil rata-rata pretest sebesar 58,75% meningkat pada saat posttest
menjadi 68,75% untuk hasil belajar siklus pertama diperoleh rata-rata
sebesar 63,75%. dan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus II mengalami
peningkatan hasil belajar. Nilai pretest paling rendah yang diperoleh siswa
adalah 40, dan nilai tertinggi adalah 90. Sedangkan nilai posttest paling
rendah yang diperoleh siswa adalah 60, sedangkan nilai tertinggi adalah
74
100. Dapat dilihat juga perbandingan antara hasil pretest dan posttest
mengalami kenaikan di mana hasil rata-rata pretest sebesar 61,92%
meningkat pada saat posttest menjadi 83,07% Untuk hasil belajar siklus
kedua diperoleh rata-rata sebesar 75,19%. Tabel di atas juga menjelaskan
bahwa pencapaian hasil belajar SKI siswa Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa
09 pada siklus II yang berada di atas KKM adalah 11 siswa (90%) dari
jumlah 13 siswa, sedangkan pencapaian hasil belajar SKI siswa Madrasah
Ibtidaiyyah Attaqwa 09 yang berada di bawah KKM adalah 2 siswa
(10%). Dengan demikian hasil yang diperoleh telah mencapai target yang
diharapkan yaitu 75%. untuk itu hasil belajar siswa di siklus II lebih baik
dari pada di siklus I.
75
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada siklus 1 aktivitas siswa
dalam pembelajaran SKI melalui metode scramble masih terdapat sebagian siswa
yang mengobrol, bercanda dan sebagian lagi memperhatikan, masih sebagian
kecil yang berani bertanya, sedikit siswa yang mengemukakan pendapatnya, tidak
semua siswa mencatat penjelasan guru. Kemudian pada siklus 2 siswa mengalami
peningkatan dalam proses pembelajaran menggunakan metode scramble yaitu
siswa sudah hampir semua siswa memperhatikan penjelasan guru, sudah berani
mengajukan pertanyaan, mulai berani mengemukakan pendapatnya mengenai
materi, dan mampu menjawab pertanyaan dari guru.
Berdasarkan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus I diperoleh nilai
pretest paling rendah yang diperoleh siswa adalah 25, dan nilai tertinggi adalah
85. Sedangkan nilai posttest paling rendah yang diperoleh siswa adalah 25, dan
nilai tertinggi adalah 87,5. Dapat dilihat juga perbandingan antara hasil pretest dan
posttest mengalami kenaikan di mana hasil rata-rata pretest sebesar 58,75%
meningkat pada saat posttest menjadi 68,75% untuk hasil belajar siklus pertama
diperoleh rata-rata sebesar 63,75%. dan hasil tes yang dilaksanakan pada siklus II
mengalami peningkatan hasil belajar. Nilai pretest paling rendah yang diperoleh
siswa adalah 40, dan nilai tertinggi adalah 90. Sedangkan nilai posttest paling
rendah yang diperoleh siswa adalah 60, sedangkan nilai tertinggi adalah 100.
Dapat dilihat juga perbandingan antara hasil pretest dan posttest mengalami
kenaikan di mana hasil rata-rata pretest sebesar 61,92% meningkat pada saat
posttest menjadi 83,07% Untuk hasil belajar siklus kedua diperoleh rata-rata
sebesar 75,19%. Pencapaian hasil belajar SKI siswa Madrasah Ibtidaiyyah
Attaqwa 09 pada siklus II yang berada di atas KKM adalah 11 siswa (90%) dari
jumlah 13 siswa, sedangkan pencapaian hasil belajar SKI siswa Madrasah
76
Ibtidaiyyah Attaqwa 09 yang berada di bawah KKM adalah 2 siswa (10%).
Dengan demikian hasil yang diperoleh telah mencapai target yang diharapkan
yaitu 75%. untuk itu hasil belajar siswa di siklus II lebih baik dari pada di siklus I.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis mengajukan
saran sebagai berikut:
1. Guru diharapkan menerapkan metode pembelajaran scramble. Dengan
metode ini guru dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih
aktif dalam pembelajaran. Metode pembelajaran scramble sangat efektif
terhadap pembelajaran PAI.
2. Guru diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam penyampaian materi,
agar proses pembelajaran menyenangkan dan tidak membosankan agar
siswa lebih bersemangat lagi untuk belajar.
3. Setiap guru hendaknya membantu para siswa mencapai tingkat
pemahaman melalui proses pembelajaran yang diterapkan. Proses
pembelajaran yang diterapkan harus diwujudkan dalam kepedulian dan
kemauan guru untuk menggunakan model, metode, strategi dan
pendekatan yang dapat memotivasi siswa untuk lebih berfikir dan belajar
sampai tingkat pemahaman yang paling tinggi.
4. Metode pembelajaran scramble tidak hanya dapat digunakan pada mata
pelajaran PAI studi SKI namun pada mata pelajaran yang lainnya. Karena
metode pembelajaran scramble sesuai untuk mengoptimalkan hasil belajar
siswa.
77
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu, Joko Tri Prasetyo, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka
Setia, 2005)
Arikunto, Suharsimi, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: bumi aksara,
2009),
cet. Ke-9
Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008)
Ayu, Shinta, Segudang Game Edukatif Mengajar, (Jogjakarta: DIVA Press,
2014),
cet.1
Bahri, Syaiful Djamrah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT.
Rineke Cipta, 2006), cet.3
Daradjat, Zakiyah, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), cet.3
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta:
Balai Pustaka, 1998)
Dimyati dan.Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Hanafi, M., Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Direktorat
Jendral Pendidikan Agama Islam Kemnterian Agama RI, 2009)
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2009)
Hasjmy, A., Sejarah Kebudayaan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1975)
Jamil, Sya‟ban, 101 Games Cerdas dan Kreatif, (Jakarta: Penerbit Plus, 2009),
cet.1
Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan
Profesi Guru,(Jakarta: Rajawali Pers, 2010)
Majid, Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi
(Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004), (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2006), cet.3
Munir, A. Warson, Kamus Al-Munawwir, (Yogyakarta: Unit Pengadaan Buku-
Buku Ilmiah Keagamaan, 1984), cet-1
Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005),
cet.4
Sabri, M. Alisuf, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005)
78
Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2008), cet. 5
Sanjaya, Wina, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Kencana, 2009) cet.3
Sardiman A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada, 2004), cet. ke-11
Shoimin, Aris, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014)
Sudjana, Nana, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, (Bandung: Sinar Baru,
1989)
Syafiudin dkk, Pedoman Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajara
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Agama
Islam Departemen Agama RI, 2010)
Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010)
Syamsuddin, Abin M, Psikologi Pendidikan Perangkat System Pengajaran
Modul, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), cet.10
Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Islam Dalam Perspektif Islam, (Jakarta:
Rosdakarya, 2005)
Undang-Undang RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Yatim, Badri, Sejarah Peradaban Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2008)
Zaini, Hisyam, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif. (Yogyakarta: Pustaka Insan
Madani, 2008)
79
80
81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
Hasil observasi aktivitas mengajar pra-penelitian
97
No Pra pembelajaran
Aspek yang diamati Deskripsi
1. Pengaturan tempat duduk masing-
masing siswa
Dari hasil pengamatan, guru sudah
mengatur tempat duduk siswa dengan
baik, sesuai denah duduk siswa.
2. Pengkondisian kesiapan menerima
pembelajaran
Dari hasil pengamatan guru langsung
masuk ke dalam pembelajaran tanpa
di dahului ice breaking.
Kegiatan membuka pelajaran
1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi Dari hasil pengamatan guru
mengajukan pertanyaan/apersepsi.
2. memberikan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
Dari hasil pengamatan guru
memberikan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai.
kegiatan inti pembelajaran
1. memberikan penjelasan materi
pelajaran
Dari hasil pengamatan guru
memberikan penjelasan terkait materi
yang akan diajarkan.
2. Mengajukan pertanyaan saat proses
penjelasan materi
Dari hasil pengamatan peneliti, guru
memberikan pertanyaan kepada siswa
saat proses penjelasan materi
3. Memfasilitasi adanya interaksi antar
siswa
Dari pengamatan peneliti, guru
kurang memfasilitasi terjadinya
interaksi antar siswa.
4. Memfasilitasi interaksi antara guru
dan siswa, siswa-materi peajaran
Dari hasil pengamatan peneliti, guru
kurang memfasilitasi terjadinya
interaksi antara siswa dan guru, siswa
dengan materi pelajaran. Di sini guru
menjadi satu-satunya pusat perhatian
siswa.
5. Melaksanakan pembelajaran aktif Dari pengamatan peneliti guru sudah
melaksanakan pembelajaran aktif,
dengan meminta siswa maju ke depan
untuk membacakan rangkuman yang
telah dikerjakan. Namun masih
terlihat kurang maksimal karena tidak
adanya interaksi antara peserta didik.
6. Memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya
Dari hasil pengamatan peneliti, guru
sudah memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya terkait materi yang
diajarkan.
98
7. Memberikan respon terhadap
pertanyaan dan jawaban siswa
Dari hasil pengamatan guru sudah
memberikan respon yang baik
terhadap jawabn siswa.
8. Memotivasi siswa untuk bertanya Dari hasil pengamatan guru kurang
memotivasi siswa untuk bertanya.
9. Kemampuan penggunaan media
pembelajaran
Dari hasil pengamatan media/sumber
belajar yang digunakan hanya berupa
buku LKS.
10. Kemampuan media dengan materi dan
strategi
Dari hasil pengamatan media/sumber
belajar yang digunakan hanya berupa
buku LKS, metode yang digunakan
hanya meode ceramah.
11. Memberikan tugas/latihan kepada
siswa
Dari hasil pengamatan guru sudah
baik memberikan tugas/latihan kepada
siswa.
12. Melakukan penilaian Dari hasil pengamatan guru sudah
melakukan penilaian.
13 Ketepatan penggunaan bahasa yang
sesuai dengan perkembangan peserta
didik
Dari hasil pengamatan guru sudah
menggunakan bahasa yang baik dan
benar dan sesuai dnegan kaidah yang
berlaku.
Penutup
1. Melakukan konfirmasi memberikan
kesimpulan dan tindak lanjut.
dari hasil pengamatan guru sudah
melakukan konfirmasi, memberikan
kesimpulan serta pemberian tugas
sebagai tindak lanjut.
99
Hasil observasi aktivitas belajar siswa pertemuan pertama
No Pra pembelajaran
Aspek yang diamati Deskripsi
1. Tempat duduk masing-masing
siswa
Siswa menempati tempat duduknya
masing-masing sesuai dengan denah
tempat duduk siswa.
2. Kesiapan menerima pembelajaran Dari pengamatan peneliti sebagian
siswa siap dan sebagian lagi belum
siap menerima pelajaran, karena
sebagian siswa yang belum siap tidak
langsung mengeluarkan buku dan
LKS, namun harus diminta dahulu
oleh guru.
Kegiatan membuka pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru Dari pengamatan peneliti sebagian
siswa mampu untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh guru
dan sebagian lain belum mampu
menjawab pertnyaan yang diajukan
oleh guru.
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
Sebagian besar siswa mendengarkan,
namun sebagian kecilnya terlihat
cuek, dan mengobrol serta bercanda
dengan temannya.
kegiatan inti pembelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi
pembelajaran
Di awal-awal guru menjelaskan,
masih terdapat banyak yang
mengobrol, setelah ditegur oleh guru
mereka mulai memperhatikan.
2. Bertanya saat proses penjelasan
materi
Dari pengamatan peneliti, tidak ada
siswa yang bertanya saat proses
penjelasan materi.
3. Interaksi antar siswa Dari pengamatan peneliti, terjadi
interaksi antar siswa saat proses
pembelajaran
4. Interaksi antara guru dan siswa Dari pengamatan peneliti, terjadi
sedikit interaksi antara siswa dan guru
pada saat proses Tanya jawab
5. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Dari pengamatan peneliti semua siswa
terlibat dalam kegiatan belajar
100
6. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
Dari pengamatan peneliti, guru
memberikan kesempatan siswa untuk
mengemukakan pendapat. Namun
tidak ada siswa yang mengemukakan
pendapatnya.
7. Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru
Dari pengamatan peneliti, hanya
sebagian kecil yang mencatat
penjelsan guru, sebagian besarnya
hanya mendengarkan saja
8. Mengikuti proses pembelajaran Semua siswa mengikuti proses
pembelajaran yang diberikan guru
9. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan guru
Media/sumber belajar yang digunakan
guru adalah buku LKS. Sehingga
interaksi siswa terpusat kepada buku
LKS.
10. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran
Penggunaan media/sumber belajar
yang hanya berupa buku LKS, sudah
menjadi kebiasaan dan biasa saja bagi
siswa pada mata pelajaran SKI,
sehingga belum ada hal baru, sperti
pemanfaatan media power point
melalui alat seperti infokus atau
media yang lainnya.
11. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
Sebagian siswa mengerjakan
tugas/latihan yang diberikan guru
dengan tepat waktu, hanya sebagian
yang tidak mengerjakan tepat waktu,
dan meminta penambahan waktu oleh
guru.
12. Menjawab pertanyaan guru dengan
benar
Dari beberapa siswa yang ditanya
oleh guru, semua bisa menjawabnya
dengan benar. Namun tidak semua
siswa yang diberikan pertanyaan oleh
guru.
Penutup
1. Keterlibatan dalam memberi
kesimpulan
Tidak ada siswa yang terlibat dalam
pemberian rangkuman/kesimpulan.
101
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Kedua
No Pra pembelajaran
Aspek yang diamati Deskripsi
1. Tempat duduk masing-masing
siswa
Siswa menempati tempat duduknya
masing-masing sesuai dengan denah
tempat duduk siswa.
2. Kesiapan menerima pembelajaran Dari pengamatan peneliti sebagian
siswa siap dan sebagian lagi belum
siap menerima pelajaran, karena
sebagian siswa yang belum siap tidak
langsung mengeluarkan buku dan
LKS, namun harus diminta dahulu
oleh guru.
Kegiatan membuka pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru Dari pengamatan peneliti para siswa
mampu untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
seluruh siswa mendengarkan
penjelasan dari guru/peneliti tentang
kompetensi yang hendak dicapai.
kegiatan inti pembelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi
pembelajaran
Pada proses siswa yang
menjelaskan/presentasi, masih
terdapat sebagian siswa yang
mengobrol, dan sebagian lagi
memperhatikan. Kemudian di saat
guru/peneliti melakukan tahap
konfirmasi seluruh siswa
memperhatikan.
2. Bertanya saat proses penjelasan
materi
Guru/peneliti mewajibkan masing-
masing kelompok yang tidak maju
untuk bertanya kepada kelompok
yang maju. Pada proses ini sebagian
siswa yang mewakili kelompoknya
bertanya sedangkan yang lainnya
hanya memperhatikan.
3. Interaksi antar siswa Pada proses ini interaksi antar siswa
terjadi pada semua kelompok belajar
4. Interaksi antara guru dan siswa Dari pengamatan peneliti, terjadi
interaksi antara siswa dan guru.
102
5. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Dari pengamatan peneliti semua siswa
terlibat dalam kegiatan belajar kecuali
yang tidak hadir pada pembelajaran
ini.
6. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
Dari pengamatan peneliti, ada
beberapa siswa yang mengemukakan
pendapatnya ketika diberikesempatan
oleh guru/peneliti.
7. Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru
Dari pengamatan peneliti, hanya
sebagian kecil yang mencatat
penjelsan guru, sebagian besarnya
hanya mendengarkan saja
8. Mengikuti proses pembelajaran Semua siswa mengikuti proses
pembelajaran yang diberikan guru
9. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan guru
Selain menggunakan Media/sumber
belajar dengan buku LKS,
guru/peneliti juga menggunakan
media yang lain seperti karton, spidol,
lem kertas. Sehingga terjadi interaksi
antara siswa dengan media
pembelajaran yang disediakan oleh
guru.
10. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran
Pada pertemuan kedua ini gur/peneliti
menggunakan metode scramble
dengan menggunakan beberapa alat
media sehingga dapat menarik siswa
untuk memperhatikan materi
pelajaran.
11. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
Semua siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan tepat
waktu.
12. Menjawab pertanyaan guru dengan
benar
Dari beberapa siswa yang ditanya
oleh guru, semua bisa menjawabnya
dengan benar. Namun tidak semua
siswa yang diberikan pertanyaan oleh
guru.
Penutup
1. Keterlibatan dalam memberi
kesimpulan
Beberapa siswa sudah ada yang bisa
memberikan kesimpulan terkait
materi yang diajarkan.
103
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa siklus Kedua
No Pra pembelajaran
Aspek yang diamati Deskripsi
1. Tempat duduk masing-masing
siswa
Siswa menempati tempat duduknya
masing-masing sesuai dengan denah
tempat duduk siswa.
2. Kesiapan menerima pembelajaran Dari pengamatan peneliti hamper
keseluruhan siswa siap dan sebagian
kecil belum siap menerima pelajaran,
karena sebagian kecil siswa yang
belum siap tidak langsung
mengeluarkan buku dan LKS, namun
harus diminta dahulu oleh guru.
Kegiatan membuka pelajaran
1. Menjawab pertanyaan guru Dari pengamatan peneliti para siswa
mampu untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan oleh guru.
2. Mendengarkan penjelasan tentang
kompetensi yang hendak dicapai
seluruh siswa mendengarkan
penjelasan dari guru/peneliti tentang
kompetensi yang hendak dicapai.
kegiatan inti pembelajaran
1. Memperhatikan penjelasan materi
pembelajaran
Pada proses siswa yang
menjelaskan/presentasi, terdapat
sebagian kecil siswa yang mengobrol,
dan hamper keseluruhan siswa
memperhatikan. Kemudian di saat
guru/peneliti melakukan tahap
konfirmasi seluruh siswa
memperhatikan.
2. Bertanya saat proses penjelasan
materi
Guru/peneliti mewajibkan masing-
masing kelompok yang tidak maju
untuk bertanya kepada kelompok
yang maju. Pada proses ini sebagian
siswa yang mewakili kelompoknya
bertanya sedangkan yang lainnya
hanya memperhatikan.
3. Interaksi antar siswa Pada proses ini interaksi antar siswa
terjadi pada semua kelompok belajar
4. Interaksi antara guru dan siswa Dari pengamatan peneliti, terjadi
interaksi antara siswa dan guru.
104
5. Keterlibatan dalam kegiatan belajar Dari pengamatan peneliti semua siswa
terlibat dalam kegiatan belajar kecuali
yang tidak hadir pada pembelajaran
ini.
6. Mengemukakan pendapat ketika
diberikan kesempatan
Dari pengamatan peneliti, ada
beberapa siswa yang mengemukakan
pendapatnya ketika diberikesempatan
oleh guru/peneliti.
7. Mencatat penjelasan yang
disampaikan guru
Dari pengamatan peneliti, hanya
sebagian kecil yang mencatat
penjelsan guru, sebagian besarnya
hanya mendengarkan saja
8. Mengikuti proses pembelajaran Semua siswa mengikuti proses
pembelajaran yang diberikan guru
9. Interaksi antara siswa dan media
pembelajaran yang digunakan guru
Selain menggunakan Media/sumber
belajar dengan buku LKS,
guru/peneliti juga menggunakan
media yang lain seperti karton, spidol,
lem kertas. Sehingga terjadi interaksi
antara siswa dengan media
pembelajaran yang disediakan oleh
guru.
10. Tertarik pada materi yang disajikan
dengan media pembelajaran
Pada pertemuan kedua ini gur/peneliti
menggunakan metode scramble
dengan menggunakan beberapa alat
media sehingga dapat menarik siswa
untuk memperhatikan materi
pelajaran.
11. Mengerjakan tugas/latihan yang
diberikan guru
Semua siswa mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru dengan tepat
waktu.
12. Menjawab pertanyaan guru dengan
benar
Dari beberapa siswa yang ditanya
oleh guru, semua bisa menjawabnya
dengan benar. Namun tidak semua
siswa yang diberikan pertanyaan oleh
guru.
Penutup
1. Keterlibatan dalam memberi
kesimpulan
Beberapa siswa sudah ada yang bisa
memberikan kesimpulan terkait
materi yang diajarkan.
105
Data Wawancara Guru
Nama : Hj. Hindun, S.Ag
No NUPTK : 3255741642210063
Jabatan : Guru Kelas
1. Bagaimana kondisi kegiatan belajar mengajar mata pelajaran SKI di kelas
yang ibu tangani?
Jawab :
Yaa.. kondisinya begitulah, anak-anaknya bandel, susah dibilangin, hanya
sebagian aja yang memperhatikan penjelasan saya.
2. Biasanya masalah apa yang ibu dapatkan di kelas terkait dengan proses
KBM?
Jawab :
Itu yang saya bingung, harusnya bagaimana ya , nilainya itu yang tidak
mencukupi. cara ngajar saya lembut ga diperhatiin, saya galakin malah
dijawabin, yah namanya factor lingkungan dia juga kali ya.. factor latar
belakang orang tuanya juga yang pendidikannya rendah..
3. Apakah ada usaha untuk mengantisipasi siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan ibu?
Jawab :
Paling saya omelin aja.
4. Apakah ada siswa yang aktif bertanya terhadap materi yang ibu
sampaikan?
Jawab :
Tidak ada, kalo giliran pertanyaan g ada yang ngomong. Tapi kalo saya lagi
jelasin jawabin mulu.
5. Biasanya metode pembelajaran apa yang ibu gunakan selama ini?
106
Jawab :
Ceramah, diskusi, Tanya jawab, cerita.
6. Bagaimana respon siswa terhadap metode pembelajaran tersebut?
Jawab :
Ya bagaimana biasa aja.
7. Berapa criteria ketuntasan minimal (KKM) pada mata pelajaran PAI
khususnya SKI?
Jawab :
65
8. Bagaimanakah hasil belajar siswa selama ini? Apakah sudah mencapai
KKM?
Jawab :
Belum.. hanya beberapa anak aja
9. Apakah ibu pernah mencoba menerapkan pembelajaran active learning
pada kelas yang ibu ajarkan?
Jawab :
Pernah, metode jigsaw.. tapi ya gitu anaknya ga ngerti.
10. Berdasarkan pengalaman ibu, apa tanggapan ibu mengenai metode yang
akan saya lakukan pada penelitian ini?
Jawab :
Saya belum tau metode scramble itu bagaimana.
107
Data Wawancara Siswa
Nama : M Lutfi Arnanda
NIS : 111232750006100011
Pekerjaan org tua : tukang bangunan
1. Bagaimana pendapat kamu mengenai pelajaran SKI?
Jawab :
Enak ka, banyak cerita-cerita nabi
2. Apakah kamu menyukai pelajaran SKI?
Jawab :
Suka ka..
3. Apakah cara menagajar guru PAI/SKI kamu menyenangkan?
Jawab :
Iya ka enak di certain mulu sama guru hindun.
4. Bagaiman cara guru SKI mengajarkan?
Jawab :
Kadang-kadang galak ka. Tapi enak cerita mulu.
5. Apakah kamu paham ketika guru PAI/SKI menjelaskan pelajaran?
Jawab :
Kadang-kadang paham, kadang-kadang kaga ka
6. Bagaiman hasil ulangan harian kamu? Apakah memuaskan?
Jawab :
108
Puas ka puas
7. Menurut kamu, apakah pelajaran SKI penting untuk dipelajari? Kalau iya
kenapa?
Jawab :
Iya ka penting. Ya supaya kita tau ka cerita-cerita di zaman dahulu. Kisah-
kisah nabi dan lainnya.
8. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu inginkan dalam pelajaran SKI?
Jawab:
Ya cerita-cerita aja ka enak.
109
Data Wawancara Siswa
Nama : Nurhakiki Prautami
NIS : 111232750006080020
Pekerjaan org tua : tukang bangunan
1. Bagaimana pendapat kamu mengenai pelajaran SKI?
Jawab :
Cerita mulu ka bosen
2. Apakah kamu menyukai pelajaran SKI?
Jawab :
Suka ka
3. Apakah cara menagajar guru PAI/SKI kamu menyenangkan?
Jawab :
Ga ka hehe
4. Bagaiman cara guru SKI mengajarkan?
Jawab :
Galak banget ka
5. Apakah kamu paham ketika guru PAI/SKI menjelaskan pelajaran?
Jawab :
Kadang-kadang ka
6. Bagaiman hasil ulangan harian kamu? Apakah memuaskan?
Jawab :
110
Puas ka
7. Menurut kamu, apakah pelajaran SKI penting untuk dipelajari? Kalau iya
kenapa?
Jawab :
Iya ka penting. Supaya kita tau zaman dulu ka
8. Pembelajaran seperti apa yang lebih kamu inginkan dalam pelajaran SKI?
Jawab:
Jangan cerita mulu ka.
111
Kegiatan Penelitian di Madrasah Ibtidaiyyah Attaqwa 09 Bekasi
112
113
114
115
116