Upload
trinhnhu
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN
PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH
DENGAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE
PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II
SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
RAFIDATU MASALIS
NIM: 11113195
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN
PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH
DENGAN METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE
PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER II
SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
RAFIDATU MASALIS
NIM: 11113195
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
MOTTO
Doa di saat Tahajud adalah umpama panah yang tepat mengenai sasaran.
(Imam Syafi’i)
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan karya sederhana ini untuk:
Ayah dan Ibuku yang selalu memberikan kasih sayang, do’a dan dukungan.
Kakak-kakakku tercinta Arina Hanifah, Ahmad Ikhsanil Ahda, Wahyu Tyas
Nugroho, Inna Kurniawati, adikku tersayang M. Abdul Hamid, dan keponakanku
Dahayu Cetta Nareswari yang ku sayangi.
Teman sejatiku Muhammad Ishaq yang selalu membantu, memberikan nasihat
dan yang selalu memotivasi.
Sahabatku Qonik yang telah berjuang bersama.
viii
KATA PENGANTAR
بسم هللا الرحمن الرحيم
Puji syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya, sehingga skripsi dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa
Bani Abbasiyah Dengan Metode Everyone Is a Teacher Here Pada Siswa Kelas
VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017 bisa
selesai. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi
Agung Muhammad SAW semoga beliau selalu dirahmati Allah.
Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa motivasi, bimbingan, dan
bantuan dari berbagai pihak sehingga skripsi ini selesai. Oleh karena itu, penulis
sampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga;
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga;
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan PAI IAIN Salatiga;
4. Bapak Imam Mas Arum, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah membimbing, memberikan saran, motivasi, arahan, dan meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan skripsi ini;
5. Bapak Drs. Nasafi, M.Pdi. selaku dosen pembimbing akademik yang telah
memberikan bimbingannya;
6. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis;
ix
x
ABSTRAK
Masalis, Rafidatu. 2017. Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi Perkembangan
Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah Dengan Metode Everyone
Is a Teacher Here Pada Siswa Kelas VIII Semester II SMP
Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut
Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Imam Mas Arum,
M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar SKI, Metode Everyone Is a Teacher Here
Kemampuan belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah Salatiga pada tahun 2016/2017 pencapaian rata-rata masih di
bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah. Hal ini
disebabkan karena proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dilaksanakan
secara monoton dan tidak efektif. Dalam hal ini peran guru pengampu mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kurang begitu kreatif dalam menyampaikan
materi pembelajaran, metode yang digunakan pun sebatas pada metode ceramah.
Rumusan masalah penelitian ini adalah apakah penerapan metode Everyone Is a
Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar SKI materi Perkembangan
Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah pada siswa kelas VIII Semester II
SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017?.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas VIII SMP MuhammadiyahSalatiga yang berjumlah 32 siswa meliputi
28 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Instrumen penelitian meliputi RPP,
lembar observasi guru, lembar observasi siswa, dan tes evaluasi. Metode
pengumpulan data yang digunakan yaituobservasi, dokumentasi, dan tes. Data
dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85% siswa
tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode Everyone Is a Teacher Here
dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMP Muhammadiyah tahun pelajaran
2016/2017. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari pra siklus ke siklus I
adalah 25% dan siklus I ke siklus II adalah 18,5%. Hal ini dapat dilihat perolehan
ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus 44% siswa tuntas belajar, siklus I
69% siswa tuntas belajar dan siklus II 87,5% siswa tuntas belajar. Siswa yang
belum tuntas belajar pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa
latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua
siswa dapat tuntas belajar.
xi
DAFTAR ISI
Sampul .......................................................................................................... i
Lembar Berlogo ............................................................................................ ii
Halaman Judul ............................................................................................... iii
Persetujuan Pembimbing ............................................................................... iv
Pengesahan Kelulusan ................................................................................... v
Pernyataan Keaslian Tulisan ......................................................................... vi
Motto Dan Persembahan ............................................................................... vii
Kata Pengantar .............................................................................................. viii
Abstrak .......................................................................................................... x
Daftar Isi ........................................................................................................ xi
Daftar Tabel .................................................................................................. xiv
Daftar Gambar ............................................................................................... xv
Daftar Lampiran .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Hipotesis Tindakan......................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
F. Definisi Operasional .................................................................... 8
G. Metode Penelitian........................................................................... 10
xii
H. Sistematika Penulisan ................................................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan …………………………………………………….. 19
B. Hakikat Hasil Belajar …………………………………………… 19
C. Sejarah Kebudayaan Islam …………………………………….. 32
1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam …………………….. 32
2. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam …………... 34
3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam ………………... 36
D. Metode Everyone Is a Teacher Here …………………………..... 37
1. Pengertian Metode Everyone Is a Teacher Here …………… 39
2. Prosedur Metode Everyone Is a Teacher Here …………….. 39
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Everyone Is a Teacher Here
……………………………………………………………….. 40
E. Kerangka Berpikir …………………………………………….... 41
F. Penelitian yang Relevan…………………………………………. 43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolahan …………………………………... 48
B. Subjek Penelitian ………………………………………………. 54
C. Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II
1. Deskripsi Siklus I .................................................................. 55
2. Deskripsi Siklus II ................................................................. 57
D. Teknis Analisis …………………………………………………. 60
xiii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Persiklus
1. Deskripsi Pra Siklus …………………………………………. 61
2. Deskripsi Data Siklus I ......................................................... 63
3. Deskripsi Data Siklus II ........................................................ 65
B. Pembahasan ................................................................................. 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 71
B. Saran ............................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Daftar Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah Salatiga .......... 51
Tabel 3.2. Daftar Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah Salatiga .................... 53
Tabel 3.3. Daftar Siswa Kelas VIII D SMP Muhammadiyah Salatiga ............ 53
Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus ............................................ 61
Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I ................................................ 63
Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II ............................................. 66
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus - Siklus II .................. 68
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK ............................................................ 12
Gambar 4.1. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus - Siklus II .......... 70
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Nilai SKK Mahasiswa
Lampiran 2. Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 3. Lembar Konsultasi Skripsi
Lampiran 4. Surat Izin Penelitian
Lampiran 5. Nilai Ulangan Harian (Pra Siklus)
Lampiran 6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
Lampiran 7. Lembar Kerja Siswa Siklus I
Lampiran 8. Hasil Belajar Siswa Siklus I
Lampiran 9. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus I
Lampiran 10. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa Siklus II
Lampiran 12. Hasil Belajar Siswa Siklus II
Lampiran 13. Catatan Lapangan Pelaksanaan Siklus II
Lampiran 14. Materi Pembelajaran
Lampiran 15. Dokumentasi Pelaksanaan Pembelajaran
Lampiran 16. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian
Lampiran 17. Daftar Riwayat Hidup Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah upaya yang berencana dan berlangsung secara
terus menerus sepanjang hayat untuk membina peserta didik menjadi
manusia yang bermanfaat dan berbudaya. Selain itu, pendidikan
merupakan satu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi penolong dan
penuntun dalam menjalani kehidupan. Untuk itu, Islam menganggap
pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia. Sehingga Islam
mewajibkan umatnya untuk mencari ilmu, tujuannya yaitu agar menjadi
umat yang cerdas, jauh dari kejahilan atau kebodohan. Dengan berilmu
Allah mengangkat derajatnya. Sebagaimana Q.S. Al-Mujadilah : 11
ب ماتعملهونخب ير للاهيرفع لمدرجاتوللاه ينأهوتهواالع نكهموالذ ينآمنهوام الذ
Artinya: “Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di
antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa
derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-
Qur’an dan Terjemah, Al-Mujadilah: 11).
Ayat tersebut menggambarkan betapa tingginya nilai dan derajat
orang yang berilmu. Dengan berilmu manusia akan mendapatkan segala
kebaikan, dan dengan ilmu pula manusia akan memperoleh kedudukan
yang mulia.
Islam mengajarkan kehidupan yang dinamis dan progresif,
menghargai akal pikiran melaui pengembangan ilmu pengetahuan dan
2
teknologi. Ilmu sejarah juga perlu diketahui karena manusia bisa belajar
dari sejarah. Manusia dapat belajar dan menganalisis kejadian-kejadian
yang terjadi pada masa lalu. Sejarah merupakan cerminan dari kehidupan
masa lalu kita dan dapat dijadikan sebagai introspeksi diri.
Salah satu mata pelajaran yang terhimpun dalam Pendidikan
Agama Islam (PAI) yang diajarkan di berbagai jenjang pendidikan yang
berkarakterkan Islami adalah Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). Sejarah
Kebudayaan Islam (SKI) adalah mata pelajaran yang lebih menekankan
pada perkembangan ajaran agama, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam
memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai
kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk
sikap, watak dan kepribadian peserta didik. Karakteristik Sejarah
Kebudayaan Islam juga menekankan pada kemampuan mengambil Ibrah
atau hikmah (pelajaran) dari sejarah Islam, meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik,
ekonomi, iptek dan seni, dan lain lain untuk mengembangkan kebudayaan
dan peradaban Islam pada masa kini dan pada masa yang akan datang.
Kebanyakan orang berfikir bahwa pembelajaran sejarah kurang
menarik dan membosankan. Salah satu faktornya bisa jadi karena karakter
sejarah itu sendiri yang selama ini dianggap sebagai ilmu yang membahas
kejadian-kejadian masa lalu, yang bisa jadi tidak menarik minat peserta
3
didik. Khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam yang di dalam
materinya banyak disebutkan nama-nama kalifah dan juga tahun-tahun
terjadinya suatu peristiwa. Rendahnya kreatiftas guru di dalam mengajar
juga mengakibatkan siswa kurang berminat untuk belajar Sejarah
Kebudayaan Islam dengan sungguh-sungguh. Dalam rangka pencapaian
tujuan pembelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami
strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Tentu saja keberhasilan
implementasi suatu strategi pembelajaran di dalam kelas tergantung pada
kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan strategi
pembelajaran. Namun, masih banyak ditemui pelaksanaan pembelajaran
masih kurang variatif, proses pembelajaran memiliki kecenderungan pada
metode tertentu, dan tidak memperhatikan tingkat pemahaman siswa
terhadap informasi yang disampaikan. Siswa kurang aktif dan kreatif
dalam proses belajar, siswa lebih banyak mendengar dan menulis,
menyebabkan isi pelajaran sebagai hafalan sehingga siswa tidak
memahami konsep yang sebenarnya.
Pemilihan strategi dalam proses pembelajaran yang tepat sangatlah
penting, untuk itu guru memilih strategi yang sesuai dengan situasi,
kondisi, dan lingkungan. Artinya, dibutuhkan kreativitas dan ketrampilan
guru dalam memilih dan menggunakan strategi pembelajaran, yaitu
disusun berdasarkan karakteristik peserta didik dan sesuai kondisi yang
diharapkan. Guru juga harus kreatif dalam memproses pembelajaran agar
menyenangkan dan tidak membosankan bagi peserta didik. Salah satu
4
strategi pembelajaran untuk mengoptimalkan proses pembelajaran adalah
dengan pembelajaran aktif. Aktif dalam strategi ini adalah memposisikan
guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau
sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar
yang harus aktif. Dalam proses pemebelajaran yang aktif itu terjadi dialog
yang interaktif antar pesera didik, peserta didik dengan guru atau peserta
didik dengan sumber belajar lainnya. Dengan strategi pembelajaran yang
aktif ini diharapkan akan tumbuh dan berkembang segala potensi yang
mereka miliki sehingga pada akhirnya dapat mengoptimalkan hasil belajar
mereka.
Kemampuan belajar Sejarah Kebudayaan Islam bagi siswa kelas
VIII SMP Muhammadiyah Salatiga pada tahun 2016/2017 pencapaian
rata-rata masih di bawah nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan sekolah yaitu 75. Terbukti dari hasil belajar siswa pada mata
pelajaran SKI yaitu dari 32 siswa hanya 14 (44%) siswa yang dapat
mencapai KKM, sedangkan 18 (56%) siswa masih di bawah KKM.
Presentase ketuntasan siswa kelas VIII masih jauh dari presentase
indikator keberhasilan yaitu 85%. Hal ini disebabkan karena proses
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dilaksanakan secara monoton dan
tidak efektif. Dalam hal ini peran guru pengampu mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam kurang begitu kreatif dalam menyampaikan materi
pembelajaran, metode yang digunakan pun sebatas pada metode ceramah.
5
Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan arti penting metode
pembelajaran guna mencapai hasil belajar atau prestasi belajar yang
maksimal bagi peserta didik. Untuk itu, peneliti bermaksud meneliti
masalah tersebut dengan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK),
yaitu dengan memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan hasil
belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
dengan pembelajaran aktif melalui metode Everyone Is a Teacher Here
yaitu sebuah metode yang mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang
besar dan tanggung jawab individu. Cara ini memberikan kesempatan
kepada setiap peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar”
terhadap peserta didik lain (Silberman, 2009: 171). Dengan demikian,
pembelajaran akan lebih aktif dan tidak membosankan. Metode
pembelajaran ini akan diapresiasikan peneliti melalui penelitian tindakan
kelas dengan judul:
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SKI MATERI PERKEMBANGAN
PERADABAN ISLAM PADA MASA BANI ABBASIYAH DENGAN
METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE PADA SISWA KELAS
VIII SEMESTER II SMP MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2016/2017
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dirumuskan
permasalahan dalam penelitian ini yaitu: apakah penerapan metode
Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar SKI materi
6
Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah pada siswa
kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran
2016/2017?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas ini yaitu untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada
Masa Bani Abbasiyah dengan metode Everyone Is a Teacher Here pada
siswa kelas VIII Semester II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun
Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
Penerapan Metode Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan
hasil belajar SKI materi Perkembangan Peradaban Islam pada Masa Bani
Abbasiyah pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun
Pelajaran 2016/2017.
Adapun indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:
1. Secara Individu
Siswa dapat mencapai skor ≥ 75 pada materi perkembangan
peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah.
2. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila mendapat nilai ≥ 85% dari total siswa
dalam satu kelas mendapat nilai ≥ 75.
7
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
dalam dunia pendidikan berupa gambaran mengenai sebuah teori yang
menyatakan bahwa peningkatan hasil belajar SKI dapat dilakukan
menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here.
2. Manfaat Praktis
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan memiliki
kegunaan sebagai berikut:
a. Bagi siswa:
1) Agar siswa dapat lebih berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran SKI.
2) Siswa dapat lebih kreatif dalm kegiatan pembelajaran SKI.
3) Siswa dapat meningkatkan hasil belajar dalam pembelajaran
SKI dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher
Here.
b. Bagi peneliti:
1) Dengan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, peneliti
memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman tentang
Penelitian Tindakan Kelas.
2) Peneliti dapat mendeteksi permasalahan yang ada di dalam
proses pembelajaran, sekaligus mencari alternatif pemecahan
masalah yang tepat.
8
3) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai langkah awal
untuk penelitian selanjutnya.
c. Bagi guru:
1) Meningkatkan keterampilan guru dalam pembelajaran SKI.
2) Meningkatkan motivasi guru untuk menciptakan pembelajaran
SKI yang aktif dan inovatif.
3) Memberi alternatif model pembelajaran bagi guru dalam
membelajarkan SKI.
d. Bagi Sekolah
1) Memberikan kontribusi positif dalam meningkatkan hasil
belajar SKI pada siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah
Salatiga.
2) Meningkatkan kualitas sekolah dengan termotivasinya guru-
guru untuk berinovasi dalam pembelajaran.
F. Definisi Operasional
Supaya tidak terjadi kesalahpahaman karena ada perbedaan penafsiran
maka disampaikan definisi operasional sebagai batasan pengertian dalam
penelitian sebagai berikut:
1. Peningkatan
Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya jenjang atau
babak (Poerwodarminto, 1999: 103). Tingkat dapat pula dimaknai
kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah menjadi
menuju tingkatan atau kelas selanjutnya (Poerwodarminto, 1999: 413).
9
2. Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam
Menurut Nawawi dalam Susanto (2013: 5), bahwa hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh
dari hasil tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar (Susanto,
2013: 15-18), yaitu:
a. Faktor Internal
1) Kecerdasan anak
2) Kesiapan atau kematangan
3) Bakat anak
4) Kemauan belajar
5) Minat
b. Faktor Eksternal
1) Model penyajian materi pelajaran
2) Pribadi dan sikap guru
3) Suasana pengajaran
4) Kompetensi guru
5) Masyarakat
3. Metode Everyone Is a Teacher Here
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan
10
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru
tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu
pun metode mengajar. Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat
untuk mencapi tujuan pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2002: 53).
Metode Everyone Is a Teacher Here yaitu sebuah metode yang
mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung
jawab individu. Cara ini memberikan kesempatan kepada setiap
peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap
peserta didik lain (Silberman, 2009: 171).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Sesuai dengan jenis masalahnya, penelitian ini adalah penelitian
Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah kajian
tentang situasi sosial dengan maksud untuk meningkatkan kualitas
tindakan di dalamnya. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan di kelas dengan tujuan (1) meningkatkan dan/ atau
memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelas. Perbaikan dan
peningkatan di kelas dipandang sebagai tumpuan peningkatan
pendidikan dan hasil belajar siswa serta efesiensi pendidikan. (2)
meningkatkan relevansi pendidikan, karena suatu proses pembelajaran
dapat dinyatakan meningkat kualitasnya, antara lain apabila ada
unsure-unsur yang terdapat di dalamnya menjadi sesuai (relevan)
11
dengan karakteristik pribadi siswa, tuntutan masyarakat, serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. (3) meningkatkan
mutu pendidikan. (4) meningkatkan efesiensi pengelolaan pendidikan
(Basrowi dan Suwandi, 2008: 52-54). Manfaat dari penelitian tindakan
kelas yaitu meningkatkan situasi tempat pengalaman praktik berarti
guru berani menggunakan hal-hal yang baru dengan segala resiko yang
mungkin terjadi dalam mencobakan hal-hal yang baru diduga akan
memberikan perbaikan serta peningkatan.
Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di
dalam kelas dengan cara menerapkan metode Everyone Is a Teacher
Here sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat terutama pada mata
pelajaran SKI materi perkembangan peradaban Islam pada masa Bani
Abbasiyah. PTK yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana
peneliti bertindak sebagai pengamat.
12
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
(Sumber: Arikunto, dkk, 2014: 16)
2. Subjek Penelitian
Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini yang menjadi subjek dan
objek penelitian adalah siswa kelas VIII SMP Muhammadiyah
Salatiga.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di SMP
Muhammadiyah Salatiga.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada awal bulan Mei sampai
dengan awal bulan Juni, karena Penelitian Tindakan Kelas
memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar yang
efektif di kelas.
Perencanaan
Pengamatan
SIKLUS I
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Refleksi
?
Perencanaan
13
5. Langkah-langkah Penelitian
Melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas diharapkan
meningkatnya profesionalisme guru yang sekaligus meningkatkan
kualitas pendidikan serta sumber daya manusia. Salah satu kegiatan
untuk mengatasi masalah yang terdapat di dalam kelas yaitu melalui
Penelitian Tindakan Kelas.
Ada beberapa ahli yang mengemukakan model penelitian tindakn
dengan bagan yang berbeda, namun pada dasarnya PTK terdiri dari 4
(empat) tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan:
perencanaan (planning), pelaksanaan (acting), pengamatan
(observing), dan refleksi (Arikunto, dkk, 2014: 16).
a. Perencanaan (planning), dalam tahap ini peneliti menjelaskan
tentang apa, mengapa, kapan, di mana, oleh siapa, dan bagaimana
tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal sebetulnya
dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan
tindakan dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan.
Istilah untuk cara ini adalah penelitian kolaborasi. Cara ini
dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur
subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang
dilakukan (Arikunto, dkk, 2014: 17).
b. Pelaksanaan (acting), tahap ini merupakan tahap implementasi atau
penerapan isi rancangan yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal
yang perlu diingat pada tahap ini adalah bahwa pelaksana guru
14
harus ingat dan berusaha menaati apa yang sudah dirumuskan
dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat
(Arikunto, dkk, 2014: 18). Implementasi tindakan pada prinsipnya
merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan
sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang akan
diajarkan atau dibahas dan sebagainya (Kusumah dan Dwitagama
2010: 39).
c. Pengamatan (observing), observasi adalah alat untuk memotret
seberpa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Tahap ini,
peneliti harus menguraikan jenis data yang dikumpulkan, cara
mengumpulkan, dan alat atau instrument pengumpulan data
(Suyadi, 2010: 63). Tahap pengamatan sebenarnya berjalan
bersamaan dengan tahap pelaksanaan tindakan. Pengamat
melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang
diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan menggunakan lembar
observasi atau evaluasi yang telah disusun. Data yang dikumpulkan
dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, ulangan harian, presentasi,
dll) dan data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa,
partisipasi siswa dalam pembelajaran, dan lain-lain (Daryanto,
2011: 27).
d. Refleksi, Pada bagian refleksi dilakukan analisis data mengenai
proses, masalah, hambatan yang dijumpai, dan dilanjutkan dengan
15
refleksi terhadap dampak pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan
(Aqib, 2008: 32). Tahap ini merupakan kegiatan untuk
mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Istilah refleksi
berasal dari kata bahasa Inggris reflection, yang artinya
pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan
dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan
tindakan (Arikunto, 2014: 19-20).
6. Instrument Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Tes: instrumen untuk mengumpulkan data hasil belajar peserta
didik yaitu dengan melalui tes tertulis.
b. Skala sikap: instrumen untuk mengukur kecenderungan sikap
peserta didik terhadap pembelajaran yang diikutinya.
c. Lembar observasi: instrumen untuk mengetahui kemampuan guru
pengampu mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dan
kemampuan siswa kelas VIII dalam mengikuti pembelajaran SKI
dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here.
d. Dokumentasi: instrumen untuk mengumpulkan data tentang
peristiwa atau kejadian-kejadian masa lalu yang telah
didokumentasikan.
16
7. Pengumpulan Data
Metode yang digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian
ini adalah melalui:
a. Test
Digunakan untuk memperoleh data prestasi siswa kelas
VIII SMP Muhammadiyah Salatiga dalam pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam
b. Observasi
Digunakan untuk memperoleh data kemampuan guru
pengampu pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam mengelola
proses pembelajaran dan kemampuan siswa kelas VIII dalam
mengikuti pembelajaran SKI dengan menggunakan metode
Everyone Is a Teacher Here.
c. Dokumentasi
Digunakan untuk memperoleh data sekolah, siswa, guru
pengampu pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam, dan data lain
sebagai bahan pertimbangan penelitian.
8. Analisis Data
Analisis data ini hanya menggunakan perbandingan sebelum dan
sesudah kegiatan penelitian yang dilakukan. Menghitung peningkatan
hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah Salatiga, yaitu dengan menghitung rata-rata nilai SKI
kelas VIII pada siklus I dan II dengan menggunakan rumus:
17
Keterangan :
M = Nilai rata-rata
Σ FX = Jumlah frekuensi
Σ N = Jumlah data (Daryanto, 2005: 109)
Menghitung prosentase ketuntasan belajar siswa, digunakan rumus:
P =
F
x 100%
N
Keterangan :
P = Jumlah nilai dalam persen
F = Frekuensi
N = Jumlah nilai keseluruhan (Djamarah, 2005: 264-265)
H. Sistematika Penulisan
Sistematika laporan hasil penelitian tindakan kelas ini disusun dalam
format skripsi berdasarkan petunjuk yang telah dikeluarkan oleh institusi
sebagai berikut:
1. Bagian awal Skripsi yang memuat halaman sampul, lembar logo,
halaman judul, lembar persetujuan pembimbing, pengesahan,
pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar,
abstrak, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.
M =
∑ FX
∑ N
18
2. Bagian inti skripsi yang terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN, yang berisi tentang latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian dan
sistematika penulisan skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, berisi tentang Metode PTK yang
menjadi landasan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan
variabel penelitian yaitu hasil belajar dan metode Everyone Is a
Teacher Here.
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, berisi tentang deskripsi
pelaksanaan siklus I (rencana, pelaksanaan, pengamatan/ pengumpulan
data, dan refleksi), deskripsi pelaksanaan siklus II dan seterusnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi
tentang deskripsi per siklus (data hasil pengamatan/wawancara,
refleksi keberhasilan dan kegagalan)
BAB V PENUTUP, berisi tentang kesimpulan dan penutup
3. Bagian akhir Skripsi yang memuat: Daftar pustaka, Lampiran-
lampiran, dan Riwayat Hidup Penulis.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Peningkatan
Peningkatan adalah proses, cara, perbuatan meningkatkan usaha,
kegiatan (KBBI, 2007: 1198). Peningkatan berasal dari kata tingkat yang
artinya jenjang atau babak (Poerwodarminto, 1999: 103). Tingkat dapat
pula dimaknai kelas atau posisi. Karena imbuhan pe-an maknanya berubah
menjadi menuju tingkatan atau kelas selanjutnya (Poerwodarminto, 1999:
413).
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa sesuatu yang
mengalami peningkatan artinya mengalami perubahan menjadi lebih. Kata
menjadi lebih dapat berarti lebih baik, lebih tinggi, lebih maju dan
sebagainya tergantung kata sifat yang menyertainya.
B. Hakikat Hasil Belajar
1. Belajar
a. Pengertian Belajar
Menurut E.R. Hilgard dalam Susanto (2013: 5) belajar
adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.
Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan,
kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan
(pengalaman). Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi
dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan
sebagainya. Menurut Ibnu Khaldun dalam Majid (2014: 107)
20
belajar merupakan suatu proses mentrasformasikan nilai-nilai yang
diperoleh dari pengalaman untuk dapat mempertahankan eksistensi
manusia dalam peradaban masyarakat. Goodman dalam Majid
(2014: 107) menyatakan bahwa siswa belajar dengan menggunakan
tiga cara, yaitu melalui pengalaman (dengan kegiatan langsung
atau tidak langsung), pengamatan (melihat contoh atau model), dan
bahasa. Dengan cara seperti ini, siswa belajar melalui kehidupan
secara langsung.
Islam menggambarkan belajar dengan bertolak dari Firman
Allah dalam Q.S An-Nahl: 78:
أهمهات كه نبهطهون أخرجكهمم السمعوللاه ونشيئاوجعللكهمه مالتعلمه
ون واألبصارواألفئ دةلعلكهمتشكهره
Artinya: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu
dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur
(Al-Qur’an dan Terjemah, An-Nahl: 78).
Makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada
mulanya manusia tidak memiliki pengetahuan atau tidak
mengetahui sesuatu pun, maka belajar adalah perubahan tingkah
laku lebih merupakan proses internal siswa dalam rangka menuju
tingkat kematangan.
21
Dari pengertian diatas, penulis menyimpulkan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku yang terdapat pada diri
seseorang yang diperoleh dari pengetahuan, pengalaman dan
pembiasaan.
b. Prinsip-Prinsip Belajar
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Apabila
bahan pelajaran itu dirasakan sebagai sesuatu yang dibutuhkan,
dperlukan untuk lebih lanjut atau diperlukan dalam kehidupan
sehrai-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya. Sedangkan motivasi itu sendiri adalah tenaga
yang menggerakan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
Motivasi mempunyai kaiktan yang erat dengan minat. Siswa
yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu
cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikina timbul
motivasinya untuk mempelajari bidang studi tersebut (Dimyati
dan Mudjiono, 2006: 42).
2) Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan
keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari
kegiatan fisik maupun psikis. Kegiatan fisik berupa membaca,
22
menulis berlatih ketrampilan dan sebagainya. Sedangkan
kegiatan psikis berupa pemecahan masalah yang dihadapi
dengan menggunakan khasanah pengetahuan (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 44).
3) Keterlibatan Langsung/Berpengalaman
Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa tidak
sekedar mengamati secra langsung tetapi ia harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab
terhadap hasilnya. Keterlibatan langsung dapat diartikan
keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan
kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam
penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan
sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan
dalam pembentukan keterampilan (Dimyati dan Mudjiono,
2006: 45).
4) Pengulangan
Menurut teori Psikologi Daya, bahwa belajar adalah
melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas
daya mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang
(Dimyati dan Mudjiono, 2006: 46).
23
5) Tantangan
Tantangan yang diahadapi dalam bahan belajar ,e,buat
siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru,
yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan
mebuat siswa tertantang untuk mempelajarinya (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 47).
6) Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui
dan mendapatkan hasil yang baik. Begitu juga jika siswa
mendapatkan nilai jelek akan merasa takut tidak naik kelas,
maka ia terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Dengan
menggunakan metode-metode belajar maka akan
memungkinkan terjadinya balikan dan penguatan (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 48).
7) Perbedaan Individual
Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil
belajar siswa. Karenya, perbedaan individu perlu diperhatiakn
oleh guru dalam upaya pembelajaran. Dalam hal tersebut guru
dapat menggunakan metode atau strategi belajar-mengajar yang
bervariasi sehinggan perbedaan-perbedaan kemampuan siswa
dapat terlayani. Penggunaan media juga akan membantu
melayani perbedaan siswa dalam cara belajar. (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 49).
24
Dari uraian di atas, penulis menyimpulkan prinsip-prinsip
belajar mencakup perhatian dan motivasi, keaktifan,
keterlibatan langsung/ berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan dan penguatan, serta perbedaan individual.
2. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil adalah sesuatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb)
oleh usaha (KBBI, 2007: 39). Menurut Nawawi dalam Susanto
(2013: 5), bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah
yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar diukur melalui
bagaimana proses itu dilakukan, apakah sesuai dengan prosedur
atau kaidah yang benar, bukan pada produk saat itu, karena proses
yang benar kelak akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat
ketika kembali ke masyarakat sebagai outcome/keluaran (Hosnan,
2014: 4).
Sedangkan Djamarah dan Zain dalam Susanto (2013: 3)
menetapkan bahwa hasil belajar telah tercapai apabila telah
terpenuhi dua indikator berikut, yaitu:
1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan
mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun
kelompok.
25
2) Perilaku yang digariskam dalam tujuan
pengajaran/instruksional khusus telah dicapai oleh siswa baik
secara individu maupun kelompok.
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah
sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui
evaluasi. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sunal, bahwa
evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat
pertimbangan seberapa efektif suatu program telah memenuhi
kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau
penilaian ini dapat dijadikan tindak lanjut, atau bahkan cara untuk
mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemampuan prestasi beajar
siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan,
tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian
hasil belajar siswa mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah,
baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa
(Susanto, 2013: 5).
Dari uraian di atas, dapat dipahami makna hasil belajar
adalah kemampuan yang diperoleh siswa atau perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa melalui belajar, baik dari
aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
26
b. Macam-macam- Hasil Belajar
1) Pemahaman Konsep
Pemahaman menurut Bloom dalam Susanto (2013: 6)
diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi
atau bahan yang dipelajari. Pemahaman ini adalah seberapa
besar siswa mampu menerima, menyerap, dan memahami
pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh
mana siswa dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca,
yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil
penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
Adapun kriteria-kriteria pemahaman konsep (Susanto,
2013: 7), yaitu:
a) Pemahaman merupakan kemampuan untuk menerangkan
dan menginterpretasikan sesuatu, ini berarti bahwa
seseorang yang telah memahami sesuatu atau telah
memperoleh pemahaman akan mampu menerangkan atau
menjelaskan kembali apa yang telah ia terima.
b) Pemahaman bukan sekedar mengetahui, tetapi ia mampu
memberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih
luas dan memadai.
c) Pemahaman lebih dari sekedar mengetahui, karena
pemahaman melibatkan proses mental yang dinamis, tidak
hanya memberikan gambaran dalam satu contoh saja tetapi
27
mampu memberikan gambaran yang lebih luas dan baru
sesuai dengan kondisi saat ini.
d) Pemahaman merupakan suatu proses bertahap yang
masing-masing tahap mempunyai tersendiri.
2) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati dalam Susanto (2013: 9)
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
siswa. Keterampilan berarti kemampuanmenggunakan pikiran,
nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai
suatu hasil tertentu, termasuk kreativitasnya.
3) Sikap
Sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata,
melainkan mencakup pula aspek respons fisik. Jadi, sikap ini
harus ada kekompakan mental dan fisik secra serempak. Azwar
mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga
komponen yang saling menunjang, yaitu: komponen kognitif,
afektif, dan konatif. Komponen kognitif merupakan
representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik sikap,
komponen afektif, yaitu perasaan yang menyangkut emosional,
dan komponen konatif merupakan aspek kecenderungan
28
berperilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki
seseorang (Susanto, 2013: 9).
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar ada dua, yaitu faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang ada
dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor eksternal
adalah faktor yang ada di luar individu.
1) Faktor Internal
a) Kecerdasan Anak
Kemampuan inteligensi seseorang sangat
mempengaruhi terhadap cepat dan lambatnya penerimaan
informasi serta terpecahkan atau tidaknya suatu
permasalahan. Kecerdasan siswa sangat membantu
pengajar untuk menentukan apakah siswa itu mampu
mengikuti pelajaran yang diberikan dan untuk meramalkan
keberhasilan siswa setelah mengikuti pelajaran yang
diberikan meskipun tidak akan terlepas dari faktor lainnya
(Susanto, 2013: 15).
b) Kesiapan atau Kematangan
Kesiapan atau kematangan adalah tingkat
perkembangan di mana individu atau organ-organ sudah
berfungsi sebagaimana mestinya. Dalam proses belajar,
kematangan atau kesiapan ini sangat menentukan
29
keberhasilan dalam belajar tersebut. Oleh karena itu, setiap
upaya belajar akan lebih berhasil jika dilakukan bersamaan
dengan tingkat kematangan individu, karena kematangan
ini erat hubungannya dengan masalah minat dan kebutuhan
anak (Susanto, 2013: 15).
c) Bakat Anak
Menurut Caplin dalam Susanto (2013: 16) yang
dimaksud dengan bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa
yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap
orang memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai
prestasi sampai tingkat tertentu. Sehubungan dengan hal
tersebut, maka bakat akan dapat memengaruhi tinggi
rendahnya prestasi belajar.
d) Kemauan Belajar
Kemauan belajar yang tinggi disertai dngan rasa
tanggung jawab yang besar tentunya berpengaruh positif
terhadap hasil belajar yang diraihnya. Karena kemauan
belajar menjadi salah satu penentu dalam mencapai
keberhasilan belajar (Susanto, 2013: 16).
e) Minat
Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Seorang
30
siswa yang menaruh minat besar terhadap pelajaran akan
memusatkan perhatiannya lebih banyak daripada siswa
lainnya. Kemudian karena pemusatn perhatian yang intensif
terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa tersebut
untuk belajar lebih giat lagi, dan akhirnya mencapi prestasi
yang diinginkan (Susanto, 2013: 16).
2) Faktor Eksternal
a) Model Penyajian Materi Pelajaran
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung pula
pada model penyajian materi. Model penyajian materi yang
menyenangkan, tidak membosankan, menarik, dan mudah
dimengerti oleh para siswa tentunya berpengaruh secara
positif terhadap keberhasilan belajar (Susanto, 2013: 17).
b) Pribadi dan Sikap Guru
Kepribadian dan sikap guru yang kreatif dan penuh
inovatif dalam perilakunya, maka siswa akan meniru
gurunya yang aktif dan kreatif ini. Pribadi dan sikap guru
yang baik ini tercermin dari sikapnya yang ramah, lemah
lembut, penuh kasih sayang, membimbing dengan penuh
perhatian dan lain-lain (Susanto, 2013: 17).
c) Suasana Pengajaran
Suasana pengajaran yang tenang, terjadinya dialog
yang kritis antara siswa dengan guru, dan menumbuhkan
31
suasana yang aktif di antara siswa tentunya akan
memberikan nilai lebih pada proses pengajaran. Sehingga
keberhasilan siswa dalam belajar dapat meningkat secara
maksimal (Susanto, 2013: 17).
d) Kompetensi Guru
Keberhasilan siswa belajar akan banyak dipengaruhi
oleh kemampuan guru yang professional. Guru yang
professional adalah guru yang memiliki kompeten dalam
bidangnya dan menguasai dengan baik bahan yang akan
diajarkan serta mampu memilih metode belajar mengajar
yang tepat sehingga pendekatan itu bisa berjalan dngan
semestinya (Susanto, 2013: 18).
e) Masyarakat
Dalam masyarakat terdapat berbagai macam tingkah
laku manusia dan berbagai macam latar belakang
pendidikan. Oleh karena itu, pantaslah dalam dunia
pendidikan lingkungan masyarakat pun akan ini ikut
memengaruhi kepribadian siswa. Kehidupan modern
dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak
dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat
ketimbang oleh keluarga dan sekolah (Susanto, 2013: 18).
Dapat kita pahami bahwa hasil belajar dapat dipengaruhi
oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor
32
internal adalah faktor yang ada pada diri individu yang sedang
belajar. Diantara faktor internal yaitu, kecerdasan anak, kesiapan
(kematangan), bakat anak, kemauan belajar dari anak, dan minat.
Sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar dari
individu yang sedangkan belajar. Faktor ini datang dari keluarga,
sekolah dan masyarakat.
C. Sejarah Kebudayaan Islam
1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam
Sejarah adalah ilmu yang membahas berbagai peristiwa atau
kejadian di masa lalu dengan memerhatikan dari segi waktu, tempat,
pelaku, latar belakang, dan hikmah yang terdapat dalam peristiwa
tersebut.
Dalam bahasa Arab, kata sejarah disebut tarikh yang secara harfiah
berarti ketentuan waktu, dan secara istilah berarti keterangan yang
telah terjadi pada masa lampau atau masa yang masih ada. Kata tarikh
digunakan dalam arti perhitungan waktu, seperti keterangan mengenai
tahun sebelum dan sesudah masehi dipakai kebutuhan sebelum atau
sesudah tarikh masehi. Maksud ilmu tarikh adalah suatu pengetahuan
yang berfungsi untuk mengetahui keadaan-keadaan atau kejadian-
kejadian yang telah lampau maupun yang sedang terjadi di kalangan
umat (Nata, 2010: 81).
Dalam pengertian yang lebih luas, sejarah adalah ilmu yang
membahas berbagai masalah yang terjadi di masa lalu baik yang
33
berkaitan dengan masalah sosial, politik, ekonomi, budaya, ilmu
pengetahuan, teknologi, pendidikan, hukum, kebudayaan, peradaban,
agama, dan lain sebagainya. Berbagai peristiwa tersebut memiliki
sejarahnya masing-masing sehingga muncullah ilmu tentang sejarah
sosial, sejarah politik, sejarah ekonomi, sejarah kebudayaan, sejarah
ilmu pengetahuan dan teknologi, sejarah pendidikan, sejarah agama
dan seterusnya.
Pendidikan Islam, baik sebagai sebuah praktik maupun sebagai
sebuah disiplin ilmu, merupakan peristiwa sejarah yang dapat
dipelajari berdasrkan bukti-bukti yang dapat dilacak. Praktik
pendidikan yang pernah ada di zaman Rasulullah SAW., Khulafaur
Rasyidin, Bani Umayah, Bani Abbasiyah, Dinasti Usmani, Dinasti
Safawi, Dinasti Moghul, Dinasti Fatimiah, kesultanan di abad
pertengahan, dan seterusnya merupakan peristiwa sejarah yang dapat
dipelajari berdasarkan fakta dan bukti-bukti yang meyakinkan. Di
dalam kajian sejarah Islam, berbagai kemajuan dalam bidang
pendidikan, kebudayaan, dan peradaban sering dijumpai atau
disinggung.
Menurut Abdurahman Mas’ud dalam Thoha, dkk, (1999: 237).,
kebudayaan pada umumnya sering diartikan secara sederhana sebagai
hasil budi daya manusia, hasil cipta, rasa dan karsa dengan
menggunakan simbol-simbol serta artifak. Sejalan dengan pengertian
ini, kebudayaan meliputi cara hidup seluruh masyarakat yang
34
mencakup cara sikap, menggunakan pakaian, bertutur bahasa, ibadah,
norma-norma tingkah laku serta sistem kepercayaan. Islam yang
dihubungkan dengan kebudayaan berarti cara hidup atau way of life
yang juga sangat luas cakupannya. Tentu di sini Islam juga dilihat
sebagai realitas sosial. Yakni Islam yang telah menyejarah meruang
dan mewaktu, Islam yang dipandang sebagai fenomena sosial, bisa
dilihat dan dicermati.
Kebudayaan Islam adalah cara pandang Muslim yang telah
berjalan, terlembaga dan tersosialisasi dari kurun waktu ke waktu, satu
generasi ke generasi yang lain dalam berbagai aspek kehidupan yang
cukup luas tapi tetap menampilkan satu bentuk budaya, tradisi, seni,
yang khas Islam.
2. Tujuan Mempelajari Sejarah Kebudayaan Islam
Tujuan mempelajari sejarah, (Thoha, dkk, 1999: 222) adalah
sebagai berikut:
a. Murid-murid yang membaca sejarah adalah untuk menyerap unsur-
unsur keutamaan dari padanya agar mereka dengan senang hati
mengikuti tingkah laku para Nabi dan orang-orang shaleh dalam
kehidupan sehari-hari maupun dalam membaca saja pun akan
merupakan pengikat antara orang-orang besar iru dengan orang-
orang yang mengenalnya. Dan besar kemungkinan bacaan itu akan
memberi dorongan untuk dilanjutkan sehingga menjadi studi yang
mendalam dan akan menambah kemanusiaan yang lebih erat.
35
b. Pelajaran sejarah merupakan contoh teladan baik bagi umat Islam
yang meyakinkannya dan merupakan sumber syari’ah yang besar.
c. Studi sejarah dapat mengembangkan iman, mensucikan moral,
membangkitkan patriotisme dan mendorong untuk berpegang pada
kebenaran serta setia kepadanya.
d. Bidang studi sejarah akan memberikan contoh teladan yang
sempurna kepada pembinaan tingkah laku manusia yang ideal
dalam kehidupan pribadi dan sosial anak-anak dan mendorong
mereka untuk mengikuti teladan yang baik.
Pada PERMENAG Lampiran Bab III- SK KD PAI dan Bahasa
Arab tingkat Mts tahun 2013 menjelaskan mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam bertujuan peserta didik memiliki kemampuan-
kemampuan sebagai berikut:
a. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya
mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam
yang telah dibangun oleh Rasulullah SAW dalam rangka
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
b. Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan
tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa
kini, dan masa depan.
c. Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah,
secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.
36
d. Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap
peninggaln sejarah sebagai bukti peradaban umat Islam di masa
lampau.
e. Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil
ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani
tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena
sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.
3. Ruang Lingkup Sejarah Kebudayaan Islam
Pada PERMENAG Lampiran Bab III- SK KD PAI dan Bahasa
Arab tingkat Mts tahun 2013 dijelaskan mengenai ruang lingkup
Sejarah Kebudayaan Islam, antara lain:
a. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Makkah
b. Memahami sejarah Nabi Muhammad SAW periode Madinnah
c. Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin
d. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Umaiyah
e. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani
Abbasiyah
f. Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Al-Ayyubiyah
g. Memahami perkembangan Islam di Indonesia
Dari uraian diatas bahwa ruang lingkup Sejarah Kebudayaan Islam
adalah sejarah perkembangan Islam sejak perjuangan Nabi Muhammad
sampai dengan masuknya Islam dan perkembangannya di Indonesia.
37
D. Metode Everyone Is a Teacher Here
Metode Everyone Is a Teacher Here merupakan bagian dari strategi
pembelajaran aktif (Active Learning). Pembelajaran aktif adalah pada saat
anak-anak aktif, terlibat, dan peserta yang lain peduli dengan pendidikan
mereka sendiri. Siswa harus didorong untuk berpikir, menganalisa,
membentuk opini, praktik, dan mengaplikasikan pembelajaran mereka dan
bukan hanya sekedar menjadi pendengar pasif atas apa yang disampaikan
guru, tetapi guru benar-benar mengarahkan suasana pembelajaran itu agar
siswa benar-benar ikut menikmati suguhan pembelajaran. Beberapa ciri
dari pembelajaran yang aktif sebagaimana dalam panduan pembelajaran
model ALIS (Uno dan Mohamad, 2015: 75) adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran berpusat pada siswa,
2. Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata,
3. Pembelajaran mendorong anak unutk berpikir tingkat tinggi,
4. Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda
5. Pembelajaran mendorong anak unutk berinteraksi multiarah (siswa-
guru)
6. Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber
belajar,
7. Pembelajaran berpusat pada anak,
8. Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan
kegiatan belajar,
9. Guru memantau proses belajar siswa,
38
10. Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.
Untuk menciptakan pembelajaran aktif salah satunya adalah anak
belajar dari pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan
masalah yang dia peroleh. Anak-anak dapat belajar dengan baik dari
pengalaman mereka. Mereka belajar dengan cara melakukan,
menggunakan indera mereka, menjelajahi lingkungan, baik lingkungan
berupa benda, tempat serta peristiwa-peristiwa disekitar mereka.
Keterlibatan yang aktif dengan objek-objek ataupun gagasan-gagasan
dapat mendorong aktivitas mental mereka untuk berpikir, menganalisa,
menyimpulkan, dan menemukan pemahaman konsep baru dan
mengintegrasikan dengan konsep yang sudah mereka ketahui sebelumnya.
Anak-anak juga belajar dengan baik dan memahami bila apa yang
dipelajari terkait dengan apa yang sudah diketahui dan metode
pembelajaran yang digunakan sesuai dengan gaya belajar mereka (gaya
belajar mendengar, melihat, dan bergerak atau melakukan) dan bagai
kecerdasan yang mereka miliki, seperti bahasa, musik, gerak, logika,
antarpribadi, dan interpribadi.
Strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran adalah
siswa diharapkan aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk berpikir,
berinteraksi, berbuat untuk mencoba, menemukan konsep baru atau
mengahsilkan suatu karya. Sebaliknya, anak tidak diharapkan pasif
menerima layaknya gelas kosong yang menunggu untuk diisi. Siswa
39
bukanlah gelas kosong yang pasif hanya menerima kucuran ceramah sang
guru tentang pengetahuan atau informasi.
1. Pengertian Metode Everyone Is a Teacher Here
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode
diperlukan oleh guru dan penggunaannya bervariasi sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Seorang guru
tidak akan dapat melaksanakan tugasnya bila dia tidak menguasai satu
pun metode mengajar. Metode pembelajaran adalah cara yang
digunakan guru dalam menjalankan fungsinya dan merupakan alat
untuk mencapi tujuan pembelajaran (Djamarah dan Zain, 2002: 53).
Metode Everyone Is a Teacher Here yaitu sebuah metode yang
mudah guna memperoleh partisipasi kelas yang besar dan tanggung
jawab individu. Cara ini memberikan kesempatan kepada setiap
peserta didik untuk bertindak sebagai seorang “pengajar” terhadap
peserta didik lain (Silberman, 2009: 171).
2. Prosedur Metode Everyone Is a Teacher Here
Langkah-langkah metode Everyone Is a Teacher Here (Silberman,
2009: 171), antara lain:
a. Bagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik. Mintalah para
peserta didik menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki tentang
materi pelajaran yang sedang dipelajari di dalam kelas atau topik
khusus yang akan mereka diskusikan di kelas.
40
b. Kumpulkan kartu, kocok dan bagikan satu pada setiap siswa.
Mintalah siswa membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada
kartu dan pikirkan satu jawaban.
c. Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu
yang mereka dapat dan memberi respon.
d. Setelah diberi respon, mintalah yang lain di dalam kelas untuk
menambahkan apa yang telah disumbankan sukarelawan.
e. Lanjutkan selama masih ada sukarelawan.
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Everyone Is a Teacher Here
Kelebihan Metode Everyone Is a Teacher Here (Silberman, 2009:
171) adalah:
a. Memperoleh partisipasi kelas.
b. Menempatkan seluruh tanggung jawab pengajaran kepada seluruh
anggota kelas.
c. Mendukung pengajaran sesama siswa di kelas.
Kelebihan-kelebihan Metode Everyone Is a Teacher Here, yaitu:
a. Strategi ini dapat digunakan untuk meningkatkan proses
pembelajaran siswa.
b. Strategi ini dapat disesuaikan dengan tujuan pembelajaran pada
berbagai mata pelajaran.
c. Meningkatkan kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat.
d. Meningkatkan kemampuan siswa dalam menganalisis masalah.
41
e. Meningkatkan kemampuan siswa menuliskan pendapat-
pendapatnya.
f. Meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat simpulan
(http://layananguru.blogspot.co.id/2013/01/strategi-everyone-is-
teacher-here.html.diakses pada hari Jumat, tanggal 21 April 2017,
pada pukul 20.25).
Kelemahan Metode Everyone Is a Teacher Here:
a. Memerlukan penjelasan materi di awal oleh guru agar soal yang
dibuat siswa tidak menyimpang dari tujuan pembelajaran.
b. Membutuhkan waktu yang lama untuk menghabiskan semua
pertanyaan untuk kelas besar.
E. Kerangka Berpikir
Sejarah Kebudayaan Islam merupakan salah satu mata pelajaran
yang menelaah asal usul, perkembangan, peranan kebudayaan/ peradaban
Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam pada masa
lampau. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memberikan motivasi
kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati sejarah
kebudayaan Islam yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat
digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak, dan
kepribadian peserta didik.
Kebanyakan orang berfikir bahwa pembelajaran sejarah kurang
menarik dan membosankan. Salah satu faktornya bisa jadi karena karakter
sejarah itu sendiri yang selama ini dianggap sebagai ilmu yang membahas
42
kejadian-kejadian masa lalu, yang bisa jadi tidak menarik minat peserta
didik. Khususnya mata pelajaran Sejarah Kebudayan Islam yang di dalam
materinya banyak disebutkan nama-nama kalifah dan juga tahun-tahun
terjadinya suatu peristiwa. Dalam mata pelajaran SKI sering ditemui siswa
kurang aktif dan kreatif dalam proses belajar, siswa lebih banyak
mendengar dan menulis, menyebabkan isi pelajaran sebagai hafalan
sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya.
Dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran ini, setiap guru
dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan
diterapkannya. Metode Everyone Is a Teacher Here merupakan salah satu
metode pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa untuk aktif dalam
proses belajar. Pada metode ini siswa tidak hanya mendengar dan menulis
apa yang disampaikan oleh guru, tetapi siswa dapat terlibat langsung
dalam proses belajar mengajar. Metode ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertindak sebagai pengajar terhadap siswa lain. Siswa
memiliki keberanian mengemukakan pendapatnya di depan siswa lain dan
memberikan kesempatan kepada yang lain untuk meresponnya. Dengan
ini, maka proses pembelajaran dan hasil belajar siswa dapat meningkat
dengan baik.
43
F. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Suparman, 2012
Judul penelitian tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Aktif
Everyone Is a Teacher Here Untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil
Belajar Kompetensi Dasar Sistem Pengisian Kelas X SMK
Perindustrian Yogyakarta 2011/2012. Rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah bagaimanakah penerapan metode pembelajaran
aktif Everyone Is a Teacher Here pada standar kompetensi sistem
pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012?,
seberapa besar peningkatan keaktifan siswa dengan menerapkan
metode Everyone Is a Teacher Here pada pembelajaran standar
kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian
Yogyakarta 2011/2012?, dan apakah penerapan metode Everyone Is a
Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada standar
kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian
Yogyakarta 2011/2012?, sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimanakah penerapan metode Everyone Is a
Teacher Here pada standar kompetensi sistem pengisian kelas X B1
SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012, untuk mengetahui
seberapa besar peningkatan keaktifan siswa dengan penggunaan
metode pembelajaran aktif Everyone Is a Teacher Here pada standar
kompetensi sistem pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian
44
Yogyakarta 2011/2012, dan untuk mengetahui apakah penggunaan
metode pembelajaran aktif Everyone Is a Teacher Here dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada standar kompetensi sistem
pengisian kelas X B1 SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek kelas X B1 SMK
Perindustrian Yogyakarta 2011/2012 yang berjumlah 28 siswa. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada kompetensi
dasar sistem pengisian menggunakan penerapan metode Everyone Is a
Teacher Here menunjukkan peningkatan keaktifan dan hasil belajar
siswa. Hal ini dilihat dari rata-rata nilai awal 64,5 meningkat menjadi
rata-rata nilai 74,5 atau terdapat peningkatan hasil belajar sebesar
15,5%. Ketuntasan belajar dalam kelas meningkat dari 60,7% menjadi
85,7 % hal ini menunjukan kenaikan kutuntasan belajar dikelas sebesar
41,2%. Sedangkan aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami
kenaikan 40.3% naik menjadi 60.7% serta penurunan aktivitas negatif
siswa dari 16,1% turun menjadi 5%. Kesimpulan dari penelitian ini
adalah metode pembelajaran Everyone Is a Teacher Here dapat
meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa (Suparman. 2012.
Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Everyone Is a Teacher Here
untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar
Sistem Pengisian Kelas X SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012.
45
Skripsi tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas
Negeri Yogyakarta).
Penelitian yang dilakukan oleh Suparman ini memiliki kesamaan
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu penggunaan
metode Everyone Is a Teacher Here untuk meningkatkan hasil belajar,
sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi pelajaran,
tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamzami, 2010
Judul penelitian tentang “Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Everyone Is a Teacher Here pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Materi Pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode
Makkah di Kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak
Tahun Pelajaran 2010/2011”. Rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah bagaimanakah pelaksanaan penerapan pembelajaran Everyone
Is a Teacher Here pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
materi pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode Makkah di kelas
VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak?, adakah
peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode
Makkah dengan menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here di
MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak?, sedangkan tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan penerapan
pembelajaran Everyone Is a Teacher Here pada mata pelajaran Sejarah
46
Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode
Makkah di kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak,
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar peserta didik pada mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam materi pokok Sejarah Nabi
Muhammad Periode Makkah dengan menggunakan metode Everyone
Is a Teacher Here di MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan dalam dua siklus dengan subyek kelas VII.A MTs
Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011
yang berjumlah 36 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan metode pembelajaran Everyone Is a Teacher Here dapat
meningkatkan hasil belajar peserta didik di kelas VII.A MTs Bandar
Alim Jungpasir Wedung Demak, peningkatan hasil ini ditunjukkan
dengan adanya perubahan dalam proses pembelajaran yaitu keaktifan
peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung, juga ditunjukkan
adanya peningkatan nilai skor tes akhir dari masing-masing siklus. Hal
ini dapat dilihat dari perolehan skor yang diprosentasikan melalui
pengamatan tentang aktivitas peserta didik pada tiap siklus yang
semakin meningkat. Prosentase keaktifan peserta didik pada tahap pra
siklus yaitu 37,5%, pada siklus I menjadi 57,5% dan siklus II
meningkat menjadi 72,5%, sedangkan peningkatan rata-rata hasil tes
akhir dari pra siklus, siklus I dan siklus II 58,89; 65,69 dan 74,44.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah metode pembelajaran Everyone
47
Is a Teacher Here dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar
siswa (Zamzami. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui
Metode Everyone Is a Teacher Here pada Mata Pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam Materi Pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode
Makkah di Kelas VII.A MTs Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak
Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi tidak diterbitkan. Semarang:
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang).
Penelitian yang dilakukan oleh Ahmad Zamzami ini memiliki
kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu
penggunaan metode Everyone Is a Teacher Here untuk meningkatkan
hasil belajar, sedangkan perbedaannya terdapat pada subyek, materi
pelajaran, tempat dan waktu pelaksanaan penelitian.
Berdasarkan dua hasil penelitian tentang penggunaan metode
Everyone Is a Teacher Here di atas, semua menunjukkan adanya
peningkatan hasil belajar siswa melalui metode Everyone Is a Teacher
Here. Sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah
penelitian dengan judul Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi
Perkembangan Peradaban Islam Pada Masa Bani Abbasiyah Dengan
Metode Everyone Is a Teacher Here Pada Siswa Kelas VIII Semester
II SMP Muhammadiyah Salatiga Tahun Pelajaran 2016/2017.
48
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Sekolahan
Tempat penelitian ini adalah di SMP Muhammadiyah Salatiga
1. Sejarah Berdirinya SMP Muhammadiyah Salatiga
Persyarikatan Muhammadiyah Kota Salatiga berdiri untuk
masyarakat dengan mengemban visi dan misi berperan serta
memajukan dan meningkatkan sumber daya manusia melalui bidang
pendidikan, dengan berdirinya SMP Muhammadiyah di Jalan Cempak
5-7 Salatiga.
Dalam mewujudkan sebagian dari bukti nyata Amal Usaha
Persyarikatan Muhammadiyah berupa sarana pendidikan ini,
pemimpin Muhammadiyah daerah Salatiga dan Kabupaten Semarang
pada waktu itu bekerja sama dengan instansi terkait dan tokoh-tokoh
agama Islam di Salatiga dan kabupaten dengan GKBI (Gabungan
Koperasi Batik Indonesia) sebagai penyandang dana, maka berdirilah
bangunan gedung sebagai sarana pendidikan tingkat menengah yang
sekarang menjadi SMP Muhammadiyah Salatiga pada tanggal 5
Januari 1974.
Gedung SMP Muhammadiyah Salatiga ini diresmikan
penggunaannya pada hari Sabtu tanggal 12 Juli 1975 M dan bertepatan
dengan tanggal 3 Rajab 1395 H, yang pada waktu itu bertepatan
dengan Hari Koperasi ke XXIII. Dengan demikian sarana pendidikan
49
ini sudah digunakan sebagai tempat proses belajar mengajar sejak
tahun 1974 dengan membuka pendaftaran siswa baru kelas I.
Tujuan pendidirian SMP Muhammadiyah Salatiga merupakan
suatu lembaga pendidikan Islam, maka dasarnya adalah dari dasar
organisasi Muhammadiyah yaitu Islam. Sedangkan dasar pendidikan
agama di SMP Muhammadiyah Salatiga adalah Pancasila dan UUD
1945.
Adapun ajaran umum pendidikan Islam di SMP Muhammadiyah
Salatiga adalah seperti tujuan pendidikan Muhammadiyah yaitu
mewujudkan masyarakat muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya
pada diri sendiri serta berguna bagi masyarakat dan Negara.
Sedangkan tujuan khusus dari yayasan Muhammadiyah yang
diberikan guru untuk siswa SMP Muhammadiyah Salatiga adalah
membawa dan mengembangkan pendidikan di Muhammadiyah mulai
dari tingkat dasar sampai dengan perguruan tinggi di daerah tingkat
Kota Salatiga.
2. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Salatiga
b. NSS : 202036204018
c. NPSN : 20328430
d. Status Sekolah : Negeri / Swasta *)
e. Alamat Sekolah : Jalan Cempaka No. 5-7
: Telepon (0298) 321802
50
f. Kelurahan : Sidorejo Lor
g. Kecamatan : Sidorejo
h. Kabupaten/Kota *) : Kota Salatiga
i. Provinsi : Jawa Tengah
3. Visi Sekolah : Mengemban Amanah dalam
Pengembangan Ketaqwaan, Intelektual, Kemandirian, Kepeloporan
Semangat Amar Ma’ruf Nahi Munkar Berpedoman pada Al-Qur’an
dan As-Sunnah
4. Misi Sekolah
a. Menggiatkan dan memotivasi beribadah, baik ibadah mahdhoh /
ghairu mahdhoh.
b. Membentuk generasi yang tangguh, cerdas, dan cinta tanah air.
c. Mewujudkan sikap akhlakul karimah/budi pekerti luhur dalam
kehidupan sehari-hari.
d. Membentuk generasi terampil, kreatif, berdedikasi, keselarasan,
dan keseimbangan emosi intelektual untuk mewujudkan situasi
yang kondusif.
e. Mendorong semangat berprestasi, berkarya dalam semangat,
kebersamaan/kekeluargaan, menumbuhkan jalinan ukhuwah,
silaturahmi, dan keteladanan.
51
5. Keadaan Guru
Keadaan guru SMP Muhammadiyah Salatiga dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 3.1. Daftar Guru dan Karyawan SMP Muhammadiyah
Salatiga
No Nama NIP/NBM Jabatan
1. H. Yudi Haryono,
M.Pd
553 9612 Kepala Sekolah
2. Thonik Fathonah,
B.A.
553 962 Guru dan WK.
UR. SARPRAS
3. Suci Rahayu, S.Pd 781 168 Guru
4. Sri Harmoni, S.Pd 781 170 Guru
5. Emy Setyowati,
S.Pd
837 993 Guru
6. Sriyono, S.Pd 901 706 Guru
7. Drs. Mulyono,
M.Pd.I
19600620 199303 1 003 Guru
dan WAKA.
SEK.
KESISWAAN
8. Puji Hastuti 19620115 198403 2 0119 Guru
9. Nur Indah
Widyastuti, S.Pd
19600712 198501 2 001 Guru
dan PENG.
PERPUSTAKA
AN
10. Neni Junaeda, S.Pd 19680804 199003 2 014 Guru dan WK.
UR.
KURIKULUM
11. Savitri Dewi, S.Psi 1094 924 Guru dan BK /
PSIKOLOG
52
12. Sri Wuryantini, S.Pd 995 214 Guru
dan PENG.
LAB. IPA
13. Taufiqur Rahman,
S.Si
1094 928 Guru dan SIE
EKSTRAKURI
KULER
14. Mursyidatun
Ni’mah, S.Pd.I
995 126 Guru dan KEG.
AL-ISLAM
15. Khaliyatul Husna,
S.Pd.I
995 125 Guru
16. Nova Tri Juhana,
S.Kom
1094 949 Guru dan OPR.
TI / LAB.
KOM
17. Sri Suryani, S.Pd 1094 925 Guru
18. Noor Hidayah, S.Pd - Guru
19. Zaenal Arifin, S.Pd - Guru
20. Yuli Pratiwi 781 172 Tata Usaha
21. Kuncoro Broto P,
Ama.Pr
1054 090 STAF TU
22. Supono 555 970 STAF TU
23. Siti Arofah 555 978 STAF TU
24. Teguh - Pelaksana
(Sumber: Administrasi Sekolah)
53
6. Keadaan Siswa
Pada tahun 2017 SMP Muhammadiyah Salatiga mempunyai 382
siswa dengan rincian pada tabel berikut:
Tabel 3.2. Daftar Jumlah Siswa SMP Muhammadiyah Salatiga
No Kelas Jumlah
Rombongan
Jumlah Peserta didik
Laki-laki Perempuan Seluruhnya
1. VII 4 75 64 139
2. VIII 4 75 57 132
3. IX 4 62 49 111
Jumlah 12 212 170 382
(Sumber: Administrasi Sekolah)
7. Karakteristik Siswa
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII D
yang berjumlah 32 siswa, yang terdiri dari 28 siswa laki-laki dan 4
siswa perempuan. Rincian data siswa kelas V dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 3.3. Daftar Siswa Kelas VIII D SMP Muhammadiyah Salatiga
No Nama Jenis Kelamin
1 Adi Setiadiansa Laki-laki
2 Afin Setiawan Laki-laki
3 Albar Fitri Rizqullah Laki-laki
4 Alfin Putra Wiguna Laki-laki
5 Alwi Nur Faizin Laki-laki
6 Andre Setiawan Laki-laki
7 Ardhian Pradana Putra Laki-laki
8 Ardiansyah Meidi Kurniawan Laki-laki
9 Atek Catur Laki-laki
10 Bagus Istaqorri Laki-laki
54
11 Bayu Saputra Laki-laki
12 Calvina Aufa Lukis Wara Perempuan
13 Chaerista Chaerudin Laki-laki
14 Davyd Ardan Khusuma Laki-laki
15 Dimas Wirawan Edotama Laki-laki
16 Erica Purnaning Tyas Perempuan
17 Gilang Murtadho Laki-laki
18 Hernnda Dwi Prasetyo Laki-laki
19 Kurnia Rio Saputra Laki-laki
20 Maeda Ngizati Perempuan
21 Mochammad Aji Putra Ramadhan Laki-laki
22 Muhammad Arifin Laki-laki
23 Muhammad Danang Widyatmoko Laki-laki
24 Muhammad Nanda Rizky Laki-laki
25 Muhammad Ridwan Eka Suryana Laki-laki
26 Nur Ardiyanto Laki-laki
27 Okka Anthony Priza Laki-laki
28 Rangga Putra Prakasa Laki-laki
29 Riva Bayu Wicaksono Laki-laki
30 Rizki Tri Hidayat Laki-laki
31 Rohmad Priyanto Laki-laki
32 Valen Nuraini Tribuana Dewi Perempuan
(Sumber: Administrasi Sekolah)
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar SKI
materi perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah dengan
metode Everyone Is a Teacher Here pada siswa kelas VIII SMP
Muhammadiyah tahun pelajaran 2016/2017.
Kelas VIII D SMP Muhammadiyah Salatiga berjumlah 32 siswa.
Terdiri dari 28 laki-laki dan 4 siswa perempuan. Dalam penelitian ini kelas
VIII D SMP Muhammadiyah Salatiga dipilih sebagai subjek penelitian
karena dalam pelajaran SKI siswa kelas VIII D SMP Muhammadiyah
memiliki rata-rata nilai yang rendah, sehingga penerapan pembelajaran
menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here diterapkan dan
55
digunakan sebagai subjek penelitian. Adapun pelaksanaan penelitian
tindakan kelas untuk siklus I adalah pada hari Senin, 15 Mei 2017,
sedangkan siklus II pada hari Senin, 22 Mei 2017.
C. Deskripsi Penelitian Pelaksanaan Siklus I dan Siklus II
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yaitu siklus I
dan siklus II. Setiap siklus meliputi empat tahapan, yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Tahapan-tahapan tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Perencanaan
Dalam tahap perencanaan tindakan, kegiatan yang dilaksanakan
peneliti adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran SKI materi perkembangan peradaban Islam pada
masa Bani Abbasiyah dengan metode Everyone Is a Teacher
Here;
2) Menyediakan media kepada siswa berupa kartu indek;
3) Menyiapkan lembar materi sesuai dengan materi
perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah;
4) Menyiapkan lembar kerja siswa yang sesuai dengan materi
perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah;
5) Menyusun soal tes evaluasi;
6) Menyusun lembar observasi siswa dan guru.
56
b. Tindakan
1) Guru memberi apersepsi dan motivasi dengan tanya jawab.
2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
3) Guru menyajikan tentang perkembangan Islam pada masa Bani
Abbasiyah.
4) Guru membagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik.
5) Peserta didik membaca materi dan menulis sebuah pertanyaan
yang mereka miliki tentang materi pelajaran.
6) Peserta didik mengumpulkan kartu indeks.
7) Guru mengocok dan membagikan kartu pada setiap siswa.
8) Peserta didik membaca kartu yang mereka dapat dan
memberikan respon.
9) Guru dan peserta didik membahas dan menyimpulkan materi
pelajaran.
10) Guru memberi soal evaluasi.
11) Guru menutup pelajaran.
c. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah
disusun. Lembar pengamatan digunakan untuk mengetahui
keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran menggunakan
57
metode Everyone Is a Teacher Here dan partisipasi serta keaktifan
siswa selama proses pembelajaran.
d. Refleksi
(1) Guru dan peneliti mengevaluasi semua kegiatan siswa pada
siklus yang sudah berjalan memperbaiki pada siklus
berikutnya.
(2) Mendiskusikan hasil pengamatan untuk perbaikan pada
pelaksanaan siklus berikutnya, demikian seterusnya penelitian
tindakan kelas ini dilaksanakan sampai pada siklus II.
2. Siklus II
Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus II sama dengan
siklus I. Kegiatan pada siklus II adalah untuk memperbaiki semua
kekurangan pada siklus I dengan melihat refleksi siklus I. Materi siklus
melanjutkan materi siklus I.
a. Perencanaan
(1) Menyiapkan kembali rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
mata pelajaran SKI materi perkembangan peradaban Islam
pada masa Bani Abbasiyah dengan metode Everyone Is a
Teacher Here;
(2) Menyediakan media kepada siswa berupa kartu indek;
(3) Menyiapkan lembar materi sesuai dengan materi
perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah;
58
(4) Menyiapkan lembar kerja siswa yang sesuai dengan materi
perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah;
(5) Menyusun evaluasi dan kisi-kisi soal;
(6) Menyusun lembar pengamatan untuk siswa dan guru.
b. Tindakan
(1) Guru memberi apersepsi dan motivasi dengan tanya jawab.
(2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan langkah-langkah
pelaksanaan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
(3) Guru menyajikan tentang perkembangan Islam pada masa Bani
Abbasiyah.
(4) Guru membagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik.
(5) Peserta didik membaca materi dan menulis sebuah pertanyaan
yang mereka miliki tentang materi pelajaran.
(6) Peserta didik mengumpulkan kartu indeks.
(7) Guru mengocok dan membagikan kartu pada setiap siswa.
(8) Peserta didik membaca kartu yang mereka dapat dan
memberikan respon.
(9) Guru dan peserta didik membahas dan menyimpulkan materi
pelajaran.
(10) Guru memberi evaluasi.
(11) Guru menutup pelajaran.
c. Pengamatan
59
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung
melakukan pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah
disusun sebagaimana pada siklus I. Lembar pengamatan digunakan
untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola
pembelajaran menggunakan metode Everyone Is a Teacher Here
dan partisipasi serta keaktifan siswa selama proses pembelajaran.
Tindakan siklus II ini peneliti mengamati apakah ada perubahan
tingkah laku dan hasil belajar siswa dari siklus sebelumnya (siklus
I).
3. Observasi atau Pengamatan
Pengamatan pada siklus II bertujuan mengamati perubahan
tindakan dan sikap siswa pada kegiatan belajar mengajar berlangsung
dengan cara membuat catatan yang dipakai sebagai data. Pengamatan
ini dilakukan pada 32 siswa, yaitu mengamati keaktifan siswa pada
saat pembelajaran berlangsung. Pengamatan ini melalui observasi
langsung yaitu dengan tujuan agar kelemahan atau hambatan yang
terjadi pada siklus I tidak terjadi pada siklus II.
Pengamatan dapat dilakukan dengan cara observasi langsung.
Dalam observasi pengambilan data dilakukan terhadap semua tindakan
dan perubahan-perubahan yang terjadi pada siklus II. Data diambil dari
sejauh manakah perubahan yang terjadi pada pembelajaran SKI
melalui metode Everyone Is a Teacher Here dengan observasi dan tes.
D. Teknis Analisis
60
Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase keberhasilan
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan
cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir
putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
yaitu:
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatis peneliti melakukan
penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi
dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh
rata-rata tes formatif dapat dirumuskan:
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
Σ X = Jumlah semua nilai siswa
Σ N = Jumlah siswa (Daryanto, 2011: 191)
2. Untuk menghitung ketuntasan belajar digunakan rumus berikut:
P =∑siswa yang tuntas belajar
∑ siswa × 100% (Daryanto, 2011: 192)
X =
∑ X
∑ N
61
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Persiklus
1. Deskripsi Pra Siklus
Hasil pra siklus yaitu kemampuan mengingat materi tentang
perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah sebelum
dilakukan tindakan penelitian. Hasil tes pra siklus berfungsi untuk
mengetahui keadaan awal kemampuan siswa setelah pembelajaran
diberikan kepada siswa kelas VIII D SMP Muhammadiyah Salatiga
tahun pelajaran 2016/2017. Nilai hasil belajar siswa pada pra siklus
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.1. Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Nilai Keterangan
1 Adi Setiadiansa 72 Belum Tuntas
2 Afin Setiawan 65 Belum Tuntas
3 Albar Fitri Rizqullah 76 Tuntas
4 Alfin Putra Wiguna 75 Tuntas
5 Alwi Nur Faizin 65 Belum Tuntas
6 Andre Setiawan 67 Belum Tuntas
7 Ardhian Pradana Putra 80 Tuntas
8 Ardiansyah Meidi Kurniawan 77 Tuntas
9 Atek Catur 62 Belum Tuntas
10 Bagus Istaqorri 65 Belum Tuntas
11 Bayu Saputra 65 Belum Tuntas
12 Calvina Aufa Lukis Wara 76 Tuntas
13 Chaerista Chaerudin 61 Belum Tuntas
14 Davyd Ardan Khusuma 60 Belum Tuntas
15 Dimas Wirawan Edotama 75 Tuntas
16 Erica Purnaning Tyas 68 Belum Tuntas
17 Gilang Murtadho 61 Belum Tuntas
18 Hernnda Dwi Prasetyo 76 Tuntas
19 Kurnia Rio Saputra 61 Belum Tuntas
20 Maeda Ngizati 61 Belum Tuntas
21 Mochammad Aji Putra 78 Tuntas
62
Ramadhan
22 Muhammad Arifin 80 Tuntas
23 Muhammad Danang
Widyatmoko 60
Belum Tuntas
24 Muhammad Nanda Rizky 75 Tuntas
25 Muhammad Ridwan Eka
Suryana 64
Belum Tuntas
26 Nur Ardiyanto 73 Belum Tuntas
27 Okka Anthony Priza 78 Tuntas
28 Rangga Putra Prakasa 75 Tuntas
29 Riva Bayu Wicaksono 63 Belum Tuntas
30 Rizki Tri Hidayat 79 Tuntas
31 Rohmad Priyanto 61 Belum Tuntas
32 Valen Nuraini Tribuana Dewi 77 Tuntas
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 60
Rata-rata 69,71
Persentase Ketuntasan 44%
Persentase Belum Tuntas 56%
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 14 siswa
Belum Tuntas = 18 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 =jumlah siswa yang tuntas
jumlah seluruh siswa× 100%
=14
32× 100%
= 43,75%
= 44% (Pembulatan)
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada pra siklus mencapai 69,71 dari jumlah siswa kelas
VIII D. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 14 siswa
63
(44%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 18 siswa (56%).
Pada pra siklus secara klasikal pembelajaran belum tuntas belajar,
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya
mencapai 44% dari jumlah siswa secara keseluruhan, sedangkan
indikator keberhasilan yaitu 85% dari jumlah seluruh siswa tuntas
belajarnya. Maka, dapat dikatakan bahwa keadaan siswa sebelum
tindakan dilakukan mempunyai nilai yang rendah dalam materi
pembelajarn ini.
2. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Senin, 15 Mei 2017.
Pembelajaran berlangsung selama 45 menit (1 x 45 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada siklus I adalah sejarah berdirinya Bani
Abbasiyah dan khalifah yang berkuasa. Hasil pengamatan pada siklus
I, peneliti mendapat gambaran bahwa para siswa belum terlihat
antusias dalam mengikuti pembelajaran dengan metode Everyone Is a
Teacher Here, meskipun belum semua siswa berperan untuk menjadi
seorang guru dan juga belum aktif dalam mengikuti proses
pembelajaran. Akan tetapi, dalam pelaksanaan proses pembelajaran
sudah dianggap berjalan cukup baik dan lancar. Nilai hasil belajar
siswa pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1 Adi Setiadiansa 85 Tuntas
2 Afin Setiawan 67 Belum Tuntas
3 Albar Fitri Rizqullah 82 Tuntas
4 Alfin Putra Wiguna 77 Tuntas
64
5 Alwi Nur Faizin 67 Belum Tuntas
6 Andre Setiawan 77 Tuntas
7 Ardhian Pradana Putra 85 Tuntas
8 Ardiansyah Meidi Kurniawan 83 Tuntas
9 Atek Catur 83 Tuntas
10 Bagus Istaqorri 75 Tuntas
11 Bayu Saputra 77 Tuntas
12 Calvina Aufa Lukis Wara 82 Tuntas
13 Chaerista Chaerudin 65 Belum Tuntas
14 Davyd Ardan Khusuma 61 Belum Tuntas
15 Dimas Wirawan Edotama 85 Tuntas
16 Erica Purnaning Tyas 84 Tuntas
17 Gilang Murtadho 61 Belum Tuntas
18 Hernnda Dwi Prasetyo 86 Tuntas
19 Kurnia Rio Saputra 61 Belum Tuntas
20 Maeda Ngizati 66 Belum Tuntas
21 Mochammad Aji Putra
Ramadhan 81
Tuntas
22 Muhammad Arifin 85 Tuntas
23 Muhammad Danang
Widyatmoko 62
Belum Tuntas
24 Muhammad Nanda Rizky 78 Tuntas
25 Muhammad Ridwan Eka
Suryana 76
Tuntas
26 Nur Ardiyanto 80 Tuntas
27 Okka Anthony Priza 80 Tuntas
28 Rangga Putra Prakasa 75 Tuntas
29 Riva Bayu Wicaksono 64 Belum Tuntas
30 Rizki Tri Hidayat 84 Tuntas
31 Rohmad Priyanto 65 Belum Tuntas
32 Valen Nuraini Tribuana Dewi 83 Tuntas
Nilai Tertinggi 86
Nilai Terendah 61
Rata-rata 75,68
Persentase Ketuntasan 69%
Persentase Belum Tuntas 31%
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 22 siswa
Belum Tuntas = 10 siswa
65
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 =jumlah siswa yang tuntas
jumlah seluruh siswa× 100%
=22
32× 100%
= 68, 75%
= 69% (Pembulatan)
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang
dicapai siswa pada siklus I mencapai 75,68 dari jumlah siswa kelas
VIII D. Siswa yang tuntas belajar (mencapai KKM) terdapat 22 siswa
(69%), sedangkan siswa yang belum tuntas belajar 10 siswa (31%).
Pada siklus I ini secara klasikal pembelajaran belum tuntas belajar,
karena siswa yang memperoleh nilai ≥ 75 (nilai KKM) hanya
mencapai 69% dari jumlah siswa secara keseluruhan. Dari hasil
persentase belum mencapai indikator keberhasilan yaitu 85% dari
jumlah seluruh siswa tuntas belajarnya, jadi harus dilaksanakan siklus
selanjutnya yaitu siklus II pada waktu yang telah ditentukan.
3. Deskripsi Data Siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 22 Mei 2017.
Pembelajaran berlangsung selama 45 menit (1 x 45 menit). Materi
pokok yang diajarkan pada siklus II adalah kejayaan Islam pada masa
Bani Abbasiyah. Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada siklus I
diperbaiki pada siklus II. Hasil pengamatan pada siklus II, peneliti
mendapat gambaran bahwa siswa sudah banyak yang aktif dan berani
66
menyampaikan penjelasan kepada siswa lain. Hampir semua siswa
aktif dan saling berebut untuk bisa menyampaikan penjelasan lebih
dahulu. Para siswa juga saling merespon penjelasan siswa lain
sehingga proses pembelajaran di kelas berjalan dengan lancar.
Pembelajaran pada siklus II dapat berlangsung sesuai yang telah
direncanakan. Secara keseluruhan pembelajaran pada siklus II sudah
berjalan lebih baik daripada siklus I. Nilai hasil belajar siswa pada
siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.3. Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 Adi Setiadiansa 88 Tuntas
2 Afin Setiawan 78 Tuntas
3 Albar Fitri Rizqullah 86 Tuntas
4 Alfin Putra Wiguna 78 Tuntas
5 Alwi Nur Faizin 75 Tuntas
6 Andre Setiawan 80 Tuntas
7 Ardhian Pradana Putra 90 Tuntas
8 Ardiansyah Meidi Kurniawan 87 Tuntas
9 Atek Catur 85 Tuntas
10 Bagus Istaqorri 82 Tuntas
11 Bayu Saputra 84 Tuntas
12 Calvina Aufa Lukis Wara 85 Tuntas
13 Chaerista Chaerudin 81 Tuntas
14 Davyd Ardan Khusuma 88 Tuntas
15 Dimas Wirawan Edotama 90 Tuntas
16 Erica Purnaning Tyas 90 Tuntas
17 Gilang Murtadho 71 Belum Tuntas
18 Hernnda Dwi Prasetyo 87 Tuntas
19 Kurnia Rio Saputra 73 Belum Tuntas
20 Maeda Ngizati 84 Tuntas
21 Mochammad Aji Putra
Ramadhan 86
Tuntas
22 Muhammad Arifin 89 Tuntas
23 Muhammad Danang
Widyatmoko 72
Belum Tuntas
24 Muhammad Nanda Rizky 81 Tuntas
25 Muhammad Ridwan Eka 79 Tuntas
67
Suryana
26 Nur Ardiyanto 82 Tuntas
27 Okka Anthony Priza 80 Tuntas
28 Rangga Putra Prakasa 80 Tuntas
29 Riva Bayu Wicaksono 72 Belum Tuntas
30 Rizki Tri Hidayat 87 Tuntas
31 Rohmad Priyanto 88 Tuntas
32 Valen Nuraini Tribuana Dewi 80 Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 71
Rata-rata 82,43
Persentase Ketuntasan 87,5%
Persentase Belum Tuntas 12,5%
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 28 siswa
Belum Tuntas = 4 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
𝑝𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑘𝑒𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠𝑎𝑛 =jumlah siswa yang tuntas
jumlah seluruh siswa× 100%
=28
32× 100%
= 87,5%
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai siswa
pada siklus II 82,43. Dari jumlah siswa kelas VIII D, siswa yang sudah
tuntas belajar terdapat 28 siswa (87,5%), sedangkan yang belum tuntas
belajar 4 siswa (12,5%). Berdasarkan data tersebut menunjukkan
bahwa pada siklus II pembelajaran sudah dianggap tuntas karena sudah
mencapai kriteria ketuntasan klasikal yang telah ditetapkan yaitu ≥
85% dari jumlah siswa memperoleh nilai ≥ 75. Pembelajaran pada
68
siklus II dianggap berhasil sehingga penelitian dihentikan sampai
siklus II.
B. Pembahasan
Berdasarkan analisis pengumpulan data maka diperoleh kesimpulan
tentang data hasil belajar siswa. Rekapitulasi hasil belajar siswa dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pra Siklus - Siklus II
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
Pra Siklus 69,71 Tuntas 14 44%
Belum Tuntas 18 56%
I 75,68 Tuntas 22 69%
Belum Tuntas 10 31%
II 82,43 Tuntas 28 87,5%
Belum Tuntas 4 12,5%
(Sumber: Data Primer)
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa adanya peningkatan hasil
belajar siswa setelah dilakukan tindakan. Peningkatan hasil belajar siswa
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan merode Everyone Is a
Teacher Here adalah sebagai bukti keberhasilan penggunaan model
pembelajaran ini.
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada pra siklus
terdapat 14 siswa (44%) tuntas belajar dan 18 siswa (56%) belum tuntas
belajar dengan nilai rata-rata 69,71. Berdasarkan hasil tersebut masih jauh
dari indikator keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu ≥ 85%, maka
dilaksanakan penelitian tindakan kelas dengan metode Everyone Is a
Teacher Here.
69
Hasil belajar siklus I terdapat 22 siswa (69%) tuntas belajar dan 10
siswa (31%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata 75,68. Berdasarkan
hasil tersebut belum memenuhi kriteria ketuntasan yang telah ditetapkan,
maka penelitian dilanjutkan pada siklus II dengan materi dan waktu yang
berbeda.
Hasil belajar siklus II diperoleh data 28 siswa (87,5%) tuntas
belajar dan 4 siswa (12,5%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata
82,43. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa nilai hasil belajar
siswa dari siklus I ke siklus II ternyata mengalami peningkatan 18,5%.
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II sudah memenuhi kriteria
ketuntasan belajar yang telah ditetapkan yaitu 87,5% dari jumlah seluruh
siswa sudah tuntas belajar sehingga penelitian tindakan kelas dihentikan
pada siklus II ini. Siswa yang belum tuntas pada siklus II akan diberikan
tindakan mandiri berupa latihan-latihan atau remidiasi yang dipantau oleh
guru sehingga diharapkan semua siswa dapat tuntas belajar.
70
Dari pembahasan tersebut dapat digambarkan dengan
menggunakan Gambar 4.1.
Gambar 4.1. Grafik Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus - Siklus II
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah
diterapkan metode Everyone Is a Teacher Here terjadi peningkatan dari
pra siklus 44% tuntas belajar, siklus I 69% siswa tuntas belajar dan siklus
II 87,5% siswa tuntas belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari
pra siklus ke siklus I adalah 25 % dan siklus I ke siklus II adalah 18,5%.
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra SiklusSiklus I
Siklus II
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa metode
Everyone Is a Teacher Here dapat meningkatkan hasil belajar SKI materi
perkembangan peradaban Islam pada masa Bani Abbasiyah pada siswa
kelas VIII D Semester Genap SMP Muhammadiyah Salatiga tahun 2017.
Hal ini dibuktikan dari persentase hasil belajar yang meningkat dari pra
siklus sampai siklus II. Pra siklus yang tuntas belajar ada 14 siswa (44%)
dan yang belum tuntas ada 18 siswa (56%) dengan nilai rata-rata kelas
69,71. Siklus I siswa yang tuntas belajar ada 22 siswa (69%) dan yang
belum tuntas ada 10 siswa (31%) dengan nilai rata-rata kelas 75,68.
Kemudian Siklus II terdapat 28 siswa (87,5%) tuntas belajar dan 4 siswa
(12,5%) belum tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas 82,43.
Berdasarkan data tersebut, hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode Everyone Is a Teacher Here memperoleh peningkatan dari pra
siklus (44%), siklus I (69%) dan siklus II (87,5%). Peningkatan dari pra
siklus ke siklus I 25% dan siklus I ke siklus II 18,5 %. Siswa yang belum
tuntas pada siklus II akan diberikan tindakan mandiri berupa latihan-
latihan atau remidiasi yang dipantau oleh guru sehingga diharapkan semua
siswa dapat tuntas belajar.
72
B. Saran
1. Siswa
a. Aktif dalam mengikuti proses pembelajaran.
b. Aktif bertanya dan merespon pendapat siswa lain.
c. Percaya diri saat memberikan penjelasan di depan siswa lain.
d. Percaya diri saat mengerjakan tugas.
2. Guru
a. Guru menerapkan metode Everyone Is a Teacher Here pada mata
pelajaran SKI melalui pokok bahasan yang lain, karena hasil
penelitian tindakan kelas metode Everyone Is a Teacher Here dapat
meningkatkan hasil belajar siswa;
b. Guru memberikan petunjuk teknis tentang langkah-langkah metode
Everyone Is a Teacher Here agar siswa mengikuti proses
pembelajaran dengan baik.
3. Sekolah
Pihak sekolah melakukan pembinaan terhadap guru untuk melatih
kreativitas guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan inovasi
metode pembelajaran yang aktual.
73
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an dan Terjemahan. 2006. Al-Qur’an Al-Kabiir. Jakarta: Maghfirah
Pustaka
Aqib, Zainal. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Yrama Widya, Cet. Ke-
4
Arikunto, S, Suhardjono, dan Supardi. 2014. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara, Cet. Ke-12
B. Uno, Hamzah & Nurdin Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan
PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara, Cet. Ke-6
Basrowi, H.M. & Suwandi. (2008). Prosedur Penelitian Tindakan Kelas. Bogor:
Gholia Indonesia, Cet. Ke-1
Daryanto. 2005a. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, Cet. Ke-3
2011b. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah
Beserta Contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media, Cet. Ke-1
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta,
Cet. Ke-3
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: Rineka Cipta
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta: Rineka Cipta
Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran
Abad 21 (Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013). Bogor: Ghalia
Indonesia, Cet. Ke-1
Kusumah, Widjaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta: Permata Puri Media, Cet. Ke-3
Majid, Abdul. 2012. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya
74
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan Islam dengan Pendekatan Multidisipliner
(Normatif Perenialis, Sejarah, Filsafat, Psikologi, Sosiologi, Manajemen,
Teknologi, Informasi, Kebudayaan, Politik, Hukum). Jakarta: RajaGrafindo
Persada, Cet. Ke-2
PERMENAG. 2013. Kurikulum Madrasah 2013 PAI dan Bahasa Arab. Jakarta
Silberman, Mel. 2009. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif.
Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, Cet. Ke-6
Suparman. 2012. Penerapan Metode Pembelajaran Aktif Everyone Is a Teacher
Here untuk Meningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar
Sistem Pengisian Kelas X SMK Perindustrian Yogyakarta 2011/2012. Skripsi
tidak diterbitkan. Yogyakarta: Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group, Cet. Ke-1
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press, Cet.
Ke-1
Thoha, Chabib, Saifudin Zuhri & Syamsudin Yahya. 1999. Metodologi
Pengajaran Agama. Semarang: Pustaka Pelajar
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 2007. Kamus
Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, Cet. Ke-4
WJS Poerwodarminto. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta, Balai
Pustaka, Cet. Ke-9
Zamzami, Ahmad. 2010. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui Metode
Everyone Is a Teacher Here pada Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam
Materi Pokok Sejarah Nabi Muhammad Periode Makkah di Kelas VII.A MTs
Bandar Alim Jungpasir Wedung Demak Tahun Pelajaran 2010/2011. Skripsi
tidak diterbitkan. Semarang: Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang
http://layanan-guru.blogspot.co.id/2013/01/strategi-everyone-is-teacher-
here.html.diakses pada hari Jumat, tanggal 21 April 2017, pada pukul 20.25
75
DAFTAR NILAI SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Rafidatu Masalis
NIM : 111-13-195
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Dosen Pembimbing Akademik : Drs. Nasafi, M.Pdi
No. Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Nilai
1. OPAK STAIN SALATIGA
“Rekonstruksi Paradigma
Mahasiswa yang Cerdas, Peka, dan
Peduli”
26-27
Agustus
2013
Peserta 3
2. OPAK TARBIYAH 2013
“Menjunjung Tinggi Nilai-nilai
Kearifan Lokal sebagai Identitas
Pendidikan Indonesia”
29 Agustus
2013
Peserta 3
3. Masa Ta’aruf (MASTA) “Making an
Incredible Youth Generation”
06
September
2013
Peserta 2
4. Library User Education (Pendidikan
Pemakai Perpustakaan) UPT
PERPUSTAKAAN STAIN
SALATIGA
16
September
2013
Peserta 2
5. Training Pembuatan Makalah oleh
Lembaga Dakwah Kampus (LDK)
Darul Amal STAIN SALATIGA
18
September
2013
Peserta 2
6. “Musabaqah Tilawah Qura’an
Mahasiswa V ” JQH STAIN Salatiga
23 Oktober
2013
Peserta 2
7. “Scholarship Forum” CEC STAIN
Salatiga
15 Maret
2014
Panitia 3
8. MAPABA (Masa Penerimaan
Anggota Baru) “Rekontruksi Mental
dalam Kerangka Pergerakan”
17-19
Oktober
2014
Panitia 3
9. Gebyar Seni Quraniyy (GSQ) umum
ke-VI se- Jawa Tengah “
Aktualisassi Makna dan Syiar Al
Quran sebagai Inspirasi” JQH Al
Furqon STAIN Salatiga
05
November
2014
Peserta 4
76
10. Seminar Nasional “Cegah Kanker
Serviks Sebagai Pembunuh NO.1
Wanita Indonesia”
16
November
2014
Peserta 4
11. Study Club “Division of Education
and Linguistic” CEC Club STAIN
Salatiga
7 Desember
2014
Peserta 2
12. PAB (Penerimaan Anggota Baru)
JQH Al-Furqon Stain Salatiga
“ Menumbuhkan Karakter Islami
dan Qur’ani”
13-14
Desember
2014
Peserta 2
13. Seminar Nasional “Peranan
Technopreneur dalam Mendukung
Program Pemerintah Melalui
Ekonomi Kreatif”
15 April
2015
Peserta 8
14. Seminar Nasional Bahasa Arab
ITTAQO “Aktualisasi Bahasa Arab
untuk Membentuk Karakter Bangsa
yang Bermartabat”
10 Juni
2015
Peserta 8
15. Seminar Nasional “Musik, Islam, &
Nusantara” SMC IAIN Salatiga
05
Desember
2015
Peserta 8
16. Pesantren Ramadhan “Ciptakan
Generasi Islami di atas AlQuran dan
As Sunnah, Mengkaji Amal Shaleh
di Bulan Suci Ramadhan 1437 H”
REMAJA PAPAN SERASI Sraten
18-23 Juni
2016
Panitia 3
17. Pengajian Akbar dan Halal Bi Halal
“Kembali ke Fitri dengan
Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah”
REMAJA PAPAN SERASI Sraten
23 Juli 2016 Panitia 3
18. “Meningkatkan Etos Kerja Nyata
dengan Memperingati Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia
ke-71” REMAJA PAPAN SERASI
Sraten
7-14
Agustus
2016
Panitia 3
19. “Filantropi Islam untuk Mendukung
Ekonomi Nasional” Fakulktas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Salatiga
07
September
2016
Peserta 2
20. Seminar Internasional “Petani untuk
Negeri”
24
September
2016
Peserta 2
21. Seminar Nasional “Kontribusi
Hukum Islam terhadap
Pemberantasan Korupsi di
Indonesia” DEMA F.Syariah IAIN
10
November
2016
Peserta 8
77
Salatiga
22. Seminar Nasional Edupreneurship
“Strategi Marketing Kunci Sukses
Wirausaha”
13
November
2016
Peserta 8
23. Wisata Rohani “Meningkatkan
Ketaqwaan dengan Mengenal
Perjuangan Walisongo” REMAJA
PAPAN SERASI Sraten
1 Desember
2016
Panitia 3
24. Praktikum Mata Kuliah
Kewirausahaan “Keren Itu
Mahasiswa Kreatif, Inovatif,
Mandiri, dan Berani Berwirausaha”
14
Desember
2016
Peserta 2
25. SEMARA Miladiyyah ke-23 “Ngaji
Al-Quran Akbar 1000 Juz” JQH El-
Fasya UIN Walisongo Semarang
21-27
Maret 2017
Peserta 2
26. Seminar Nasional “Dengarkan
Bisikan Alam Tentang Manusia”
MAPALA MITAPASA IAIN
Salatiga
29 April
2017
Peserta 8
27. Takbir Keliling “Festival Gema
Takbir Berbudaya Islami”
24 Juni
2017
Panitia 3
28. Sosialisasi Empat Pilar MPR RI
“Pancasila sebagai Dasar dan
Ideologi Negara, UUD NRI Tahun
22 Juli 207 Peserta 8
78
79
80
81
82
83
Daftar Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Nilai Keterangan
1 Adi Setiadiansa 72 Belum Tuntas
2 Afin Setiawan 65 Belum Tuntas
3 Albar Fitri Rizqullah 76 Tuntas
4 Alfin Putra Wiguna 75 Tuntas
5 Alwi Nur Faizin 65 Belum Tuntas
6 Andre Setiawan 67 Belum Tuntas
7 Ardhian Pradana Putra 80 Tuntas
8 Ardiansyah Meidi Kurniawan 77 Tuntas
9 Atek Catur 62 Belum Tuntas
10 Bagus Istaqorri 65 Belum Tuntas
11 Bayu Saputra 65 Belum Tuntas
12 Calvina Aufa Lukis Wara 76 Tuntas
13 Chaerista Chaerudin 61 Belum Tuntas
14 Davyd Ardan Khusuma 60 Belum Tuntas
15 Dimas Wirawan Edotama 75 Tuntas
16 Erica Purnaning Tyas 68 Belum Tuntas
17 Gilang Murtadho 61 Belum Tuntas
18 Hernnda Dwi Prasetyo 76 Tuntas
19 Kurnia Rio Saputra 61 Belum Tuntas
20 Maeda Ngizati 61 Belum Tuntas
21 Mochammad Aji Putra
Ramadhan 78
Tuntas
22 Muhammad Arifin 80 Tuntas
23 Muhammad Danang
Widyatmoko 60
Belum Tuntas
24 Muhammad Nanda Rizky 75 Tuntas
25 Muhammad Ridwan Eka
Suryana 64
Belum Tuntas
26 Nur Ardiyanto 73 Belum Tuntas
27 Okka Anthony Priza 78 Tuntas
28 Rangga Putra Prakasa 75 Tuntas
29 Riva Bayu Wicaksono 63 Belum Tuntas
30 Rizki Tri Hidayat 79 Tuntas
31 Rohmad Priyanto 61 Belum Tuntas
32 Valen Nuraini Tribuana Dewi 77 Tuntas
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 60
Rata-rata 69,71
Persentase Ketuntasan 44%
Persentase Belum Tuntas 56%
84
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Salatiga
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/Semester : VIII/Genap
Materi Pokok : Sejarah Dakwah Islam pada Masa Bani Abbasiyah
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
(KI 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
(KI 2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
(KI 3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
(KI 4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan
ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
semua dalam sudut pandang/teori.
85
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
Indikator
4.1 Memahami perkembangan
peradaban Islam pada masa Bani
Abbasiyah
4.1.1 Menjelaskan sejarah
berdirinya Bani Abbasiyah
4.1.2 Menyebutkan Khalifah
yang berkuasa pada masa
Bani Abbasiyah
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu menjelaskan sejarah berdirinya Bani Abbasiyah
2. Peserta didik mampu menyebutkan khalifah-khalifah yang berkuasa
pada masa Bani Abbasiyah.
3. Peserta didik mampu mendeskripsikan kejayaan Islam pada masa Bani
Abbasiyah
D. Materi Pembelajaran
1. Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah
Bani Abbasiyah didirikan tahun 132 H/750 M pleh Abul-Abbas as-
Saffah. Pendirian Bani Abbasiyah sendiri tidak lepas dari dukungan
keolompok-kelompok yang kecewa dengan pemerintahan sebelumnya.
Kelompok-kelompok itu adalah (1) kelompok Muslim non-Arab (Mawali)
yang memprotes kedudukan mereka sebagai warga kelas dua di bawah
Muslim Arab, (2) kelompok Khawarij dan Syiah yang menganggap Bani
Umayyah sebagai perampas tahta khalifah Ali, (3) kelompok Muslim Arab
Mekah, Madinah, dan Irak yang merasa sakit hati atas status istimewa
penduduk Suriah, (4) kelompok Muslim yang shalih yang memandang
keluarga Bani Umayah sudah bergaya hidup mewah dan jauh dari syari’at
Islam. Adapun para tokoh yang berperan dalam perintisan Bani Abbasiyah
86
adalah Muhammad bin Ali, Ibrahim bin Muhammad bin Ali, Abul-Abbas
as-Saffah, Abu Ja’far al-Mansur, dan Abu Muslim al-Khurasani.
Sebelum berdirinya Bani Abbasiyah, terdapat tiga poros utama
sebagai pusat kegiatan gerakn yang mendukung pendirian Bani Abbasiyah,
yaitu: (1) Humaimah, tempat yang tentramdan bermukimnya Bani
Hasyim, baik dari kalangan pendukung Ali, maupun pendukung keluarga
Abbas, (2) Kufah, wilayah yang penduduknya menganut aliran Syi’ah
sebagai kelompok pendukung Ali bin Abi Thalib yang selalu ditindas
pemerintahan Bani Umayah , dan (3) Khurasan yang masyarakatnya
pemberani, tidak mudah bingung terhadap kepercayaan yang menyimpang,
dan di sanalah propaganda kaum Abbasiyah mendapat dukungan.
Di kota Humaimah bermukim keluarga Abbasiyah, salah seorang
pimpinannya bernama Imam Muhammad bin Ali yang merupakan peletak
dasar bagi pendirian Dinasti Abbasiyah. Dia menyiapkan strategi
perjuangan menegakkan kekuasaan atas nama keluarga Rasulullah SAW.
Para penerang dakwah Abbasiyah berjumlah 150 orang di bawah para
pimpinannya yang berjumlah 12 orang dan puncak pimpinannya bernama
Muhammad bin Ali.
Propaganda Abbasiyah dilaksanakan dengan strategi yang matang.
Akan tetapi, gerakan Ibrahim al-Imam diketahui oleh Khalifah Umayah
yang terakhir, Marwan bin Muhammad. Ibrahim akhirnya ditangkap dan
dieksekusi. Perjuangan untuk mendirikan Bani Abbasiyah diteruskan oleh
Abul-Abbas. Segera Abul-Abbas pindah dari Humaimah ke Kufah diiringi
oleh para pembesar Abbasiyah seperti Abu Ja’far, Isa bin Musa, dan
Abdullah bin Ali.
Abdullah bin Ali diperintahkan untuk mengejar khalifah Umayah
terakhir, Marwan bin Muhammad bersama pasukannya yang melarikan
diri. Khalifah itu akhirnya dapat ditaklukkan di Fustat, Mesir dan terbunuh
di Busir, wilayah Fayum tahun 132 H/750 M di bawah pimpinan Salih bin
Ali. Meninggalnya Marwan bin Muhammad menjadi tanda berakhirnya
Bani Umayah. Dengan demikian, berdirilah Bani Abbasiyah dengan
87
khalifah pertamanya Abul-Abbas as-Saffah dan pusat kekuasannya di
Kufah.
2. Periodisasi Kekuasaan Bani Abbasiyah
Selama Bani Abbasiyah berkuasa, pola pemerintahan yang
diterapkan berbeda-beda, sesuai dengan iklim politik, sosial, dan budaya.
Adapun periodisasi perkembangan dan politiknya dapat diurai ke dalam
lima periode.
a. Periode I, yaitu semenjak lahirnya Bani Abbasiyah tahun 132 H (750
M) sampai meninggalnya khalifah kesembilan, khalifah Al-Watsiq
pada tahun 232 H (847 M). Periode ini dikenal dengan abad keemasan
Islam (The Golden Age in Islam). Perkembangan ilmu dan peradaban
sangat pesat. Sementara itu, dunia barat sedang berada dalam
kegelapan ilmu pengetahuan. Khalifah yang memerintah pada periode
ini adalah:
(1) Abul-Abbas as-Saffah 132-136 H/750-754 M
(2) Abu Ja’far al-Mansur 136-158 H/754-775 M
(3) Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi 158-169 H/775-785 M
(4) Abu Muhammad Musa al-Hadi 169-170 H/785-786 M
(5) Abu Ja’far Harun ar-Rasyid 170-193 H/786-809 M
(6) Abu Musa Muhammad al-Amin 193-198 H/809-813 M
(7) Abu Ja’far Abdullah al-Ma’mun 198-218 H/813-833 M
(8) Abu Ishaq Muhammad al-Mu’tashim 218-227 H/833-842 M
(9) Abu Ja’far Harun al-Watsiq 227-232 H/842-847 M
b. Periode II, dimulai dari khalifah al-Mutawakkil sampai khalifah al-
Mustakfi. Kekuasaan pada periode ini yang banyak dikendalikan oleh
orang-orang Turki dan aliran Mu’tazilah mulai kemunduran. Para
khalifah yang berkuasa dalm periode ini adalah sebagai berikut:
(1) Abu Fadhl Ja’far al-Mutawakkil 232-247 H/847-861 M
(2) Abu Ja’far Muhammad al-Muntashir 247-248 H/861-862 M
(3) Abul Abbas Ahmad al-Musta’in 248-252 H/862-866 M
(4) Abu Abdullah Muhammad al-Mu’taz 252-255 H/866-869 M
88
(5) Abu Ishaq Muhammad al-Muhtadi 255-256 H/869-870 M
(6) Abul Abbas Ahmad al-Mu’tamid 256-279 H/870-892 M
(7) Abul Abbas Ahmad al-Mu’tadlid 279-289 H/892-902 M
(8) Abul Muhammad Ali al-Muktafi 289-295 H/902-908 M
(9) Abul Fadhl Ja’far al-Muqtadir 295-320 H/908-932 M
(10) Abu Manshur Muhammad al-Qahir 320-322 H/934-941 M
(11) Abul Abbas Ahmad ar-Radli 322-329 H/934-941 M
(12) Abu Ishaq Ibrahim al-Muttaqi 329-333 H/941-945 M
(13) Abul Qasim Abdullah al-Mustaqfi 333-334 H/945-946 M
c. Periode III, dimulai dari berdirinya Dinasti Buwaih tahun 334 H (946
M) sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad tahun 447 M (1055 M).
Pada periode ini kekuasaan Dinasti Buwaih sangat menonjol.
Ahmad bin Buwaih misalnya, diangkat sebagai Amirul Umara dengan
gelar Mu’izzud-Daulah. Khalifah yang berkuasa periode ini adalah:
(1) Abul-Qasim al-Fadhl al-Mu’ti 334-363 H/945-973 M
(2) Abul-Fadhl Abdul-Karim at-Tha’I 363-381 H/973-991 M
(3) Abul-Abbas Ahmad al- Qadir 381-422H/991-1031M
(4) Abu Ja’far Abdullah al-Qaim 422-467H/1031-1075 M
d. Periode IV ditandai dengan peranan tiga Bani Saljuk dalam
pemerintahan yang sangat kuat, Bani Saljuk Syiria, Bani Saljuk Irak,
dan Bani Saljuk Kurdistan. Pada periode ini terjadi perang Salib,
perang antara umat Islam melawan Kristen. Khalifah yang berkuasa
pada periode ini adalah:
(1) Abul-Qasim Abdullah al-Muqtadi 467-487 H/ 1075-1094 M
(2) Abul-Abbas Ahmad al-Mustadhir 487-512 H/ 1094-1118 M
(3) Abu Manshur al-Fadl al-Mustarsyid 512-529 H/ 1118-1135 M
(4) Abu Ja’far al-Manshur ar-Rasyid 529-530 H/ 1135-1136 M
(5) Abu Abdullah Muh. al-Muqtafi 530-555 H/ 1136-1160 M
e. Periode V ditandai dengan intervensi atau campur tangan Dinasti
Khawarizmi terhadap Bani Abbasiyah. Pada periode inilah kota
Baghdad sebagai pusat pemerintahan, jatuh ke tangan tentara Mongol
89
pimpinan Hulaghu Khan. Khalifah yang berkuasa pada periode ini
adalah:
(1) Abul-Mudhafar al-Mustanjid 555-566 H/ 1160-1171 M
(2) Abu M. al-Hasan al-Mustadi 566-575 H/ 1160-1171 M
(3) Abul-Abbas Ahmad an-Nashir 575-622 H/ 1180-1225 M
(4) Abu Nashr Muhammad az-Zahir 622-623 H/ 1225-1226 M
(5) Abu Ja’far al-Manshur al-Mustanshir 623-640 H/ 1226-1242 M
(6) Abu Ahmad Abdullah al-Musta’shim Billah 640-656 H/ 1242-
1258 M
Lima periode Bani Abbasiyah telah dilewati oleh 37 orang
khalifah. Akan tetapi, tidak semua khalifah membawa kemajuan Bani
Abbasiyah. Hanya beberapa orang khalifah saja yang berprestasi. Dalam
menguraikan perkembangan Islam pada masa Bani Abasiyah hanya
diambil empat khalifah saja yang dianggap berprestasi membawa
kemajuan Islam terutama dalam kemajuan ilmu pengetahua, yaitu khalifah
Abul-Abbas as-Saffah, khalifah Abu Ja’far al-Manshur, khalifah Harun ar-
Rasyid, dan khalifah Abdullah al-Makmun.
E. Metode Pembelajaran
1. Everyone Is a Teacher Here
F. Media, dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Papan tulis, spidol, kertas hvs berwarna.
2. Sumber: Buku Paket PAI SMP/MTs Kelas VIII, Buku Pendidikan
Tarikh SMP/MTs Muhammadiyah Kelas VIII, Buku Perkembangan
Islam Masa Kejayaan, Internet dan buku yang relevan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan/ Kegiatan awal (8 menit)
- Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu peserta didik
memimpin doa.
- Guru melakukan absensi kehadiran peserta didik.
- Guru meminta peserta didik yang bertugas untuk tausiyah.
90
2. Kegiatan inti (30 menit)
Mengamati
- Guru menyajikan materi tentang perkembangan Islam pada masa
Bani Abbasiyah.
- Peserta didik membaca materi yang telah disediakan oleh guru.
Menanya
- Peserta didik bertanya tentang materi kepada guru
Eksperimen
- Guru membagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik.
- Para peserta didik menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran
- Peserta didik mengumpulkan kartu indeks
- Guru mengocok dan membagikan kartu pada setiap siswa.
- Peserta didik membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada
kartu dan memikirkan satu jawaban.
- Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu
yang mereka dapat dan memberi respon.
Mengasosiasi
- Peserta didik menuliskan jawaban pada kartu indeks.
Mengkomunikasikan
- Peserta didik membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan
memberi respon
- Peserta didik yang lain menambahkan apa yang telah
disumbangkan oleh peserta didik yang telah merespon.
3. Penutup (7 menit)
- Guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
- Melaksanakan penilaian dan refleksi.
- Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
H. Penilaian
Instrumen Penilaian
91
A. Pilihlah di antara pilihan jawaban a, b, c atau d dengan cermat!
1. Pendiri Bani Abbasiyah adalah ….
a. Abu Ja’far al-Mansur
b. Abu Muhammad Musa al-Hadi
c. Abul-Abbas as-Saffah
d. Abul-Mudhafar al-Mustanjid
2. Bani Abbasiyah didirikan pada tahun ….
a. 136 H / 754 M
b. 132 H / 750 M
c. 158 H/ 775 M
d. 169 H/ 785 M
3. Gerak perjuangan Bani Abbas untuk merebut kekhalifahan dari Daulah
Umayah didukung oleh berbagai pihak. Kelompok Muslim non-Arab
yang mendukung gerakan ini adalah ….
a. Kaum Syiah
b. Kaum Khawarij
c. Kaum Sufi
d. Kaum Mawali
4. Yang termasuk tokoh yang berperan dalam perintisan Bani Abbasiyah
adalah ….
a. Abul-Abbas as-Saffah
b. Abu Ja’far Harun al-Watsiq
c. Abu Ishaq Muhammad al-Mu’tashim
d. Abu Fadhl Ja’far al-Mutawakkil
5. Yang bukan merupakan tempat pusat kegiatan pendukung gerakan
pendirian Bani Abbasiyah adalah ….
a. Humaimah
b. Damaskus
c. Kufah
d. Khurasan
92
6. Kufah menjadi pusat dukungan untuk gerakan pendirian Bani
Abbasiyah, dengan alasan ….
a. Kaum Syi’ah bermukim di Kufah dan sudah lama tertindas Bani
Umayah
b. Kufah akan menjadi pusat pemerintahan Bani Abbasiyah pada
periode awal
c. Masyarakat Kufah mudah dipengaruhi propaganda oleh para
pejuang Bani Abbasiyah
d. Kondisi alam Kufah sangat cocok untuk pertahanan perjuangan
Bani Abbasiyah
7. Pola pemerintahan yang diterapkan pada pemerintahan Bani
Abbasiyah, kecuali …
a. Politik
b. Sosial
c. Budaya
d. Ekonomi
8. Periode pertama telah menorehkan zaman keemasan Bani Abbasiyah.
Hal yang paling mendukung zaman keemasan itu adalah ….
a. Konsentrasi pemerintah terhadap pengembangan ilmu
pengetahuan
b. Konsentrasi pemerintah terhadap pengembangan politik
c. Konsentrasi pemerintah terhadap pengembangan wilayah
d. Konsentrasi pemerintah terhadap pengembangan masjid
9. Pada periode IV ditandai dengan peranan tiga Bani Saljuk, kecuali ….
a. Bani Saljuk Syiria
b. Bani Saljuk Irak
c. Bani Saljuk Persia
d. Bani Saljuk Kurdistan
10. Pada periode V pusat pemerintahan berada di ….
a. Damaskus
b. Baghdad
93
c. Khurasan
d. Humaimah
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
1. Sebutkan tiga kelompok yang mendukung pendirian Bani Abbasiyah!
2. Sebutkah tokoh yang berperan dalam perintisan Bani Abbasiyah!
3. Sebutkan tiga tempat yang menjadi poros utama sebagai pusat kegiatan
gerakan pendirian Bani Abbasiyah!
4. Jelaskan apa yang dimaksud The Golden Age in Islam!
5. Sebutkan Bani Saljuk yang berperan dalam pemerintahan pada periode
IV!
Kunci Jawaban:
Pilihan Ganda
1. C. Abul-Abbas as-Saffah
2. B. 132 H / 750 M
3. D. Kaum Mawali
4. A. Abul-Abbas as-Saffah
5. B. Damaskus
6. A. Kaum Syi’ah bermukim di Kufah dan sudah lama tertindas Bani
Umayah
7. D. Ekonomi
8. A. Konsentrasi pemerintah terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
9. C. Bani Saljuk Persia
10. B. Baghdad
94
95
96
97
98
99
Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Nilai Keterangan
1 Adi Setiadiansa 85 Tuntas
2 Afin Setiawan 67 Belum Tuntas
3 Albar Fitri Rizqullah 82 Tuntas
4 Alfin Putra Wiguna 77 Tuntas
5 Alwi Nur Faizin 67 Belum Tuntas
6 Andre Setiawan 77 Tuntas
7 Ardhian Pradana Putra 85 Tuntas
8 Ardiansyah Meidi Kurniawan 83 Tuntas
9 Atek Catur 83 Tuntas
10 Bagus Istaqorri 75 Tuntas
11 Bayu Saputra 77 Tuntas
12 Calvina Aufa Lukis Wara 82 Tuntas
13 Chaerista Chaerudin 65 Belum Tuntas
14 Davyd Ardan Khusuma 61 Belum Tuntas
15 Dimas Wirawan Edotama 85 Tuntas
16 Erica Purnaning Tyas 84 Tuntas
17 Gilang Murtadho 61 Belum Tuntas
18 Hernnda Dwi Prasetyo 86 Tuntas
19 Kurnia Rio Saputra 61 Belum Tuntas
20 Maeda Ngizati 66 Belum Tuntas
21 Mochammad Aji Putra Ramadhan 81 Tuntas
22 Muhammad Arifin 85 Tuntas
23 Muhammad Danang Widyatmoko 62 Belum Tuntas
24 Muhammad Nanda Rizky 78 Tuntas
25 Muhammad Ridwan Eka Suryana 76 Tuntas
26 Nur Ardiyanto 80 Tuntas
27 Okka Anthony Priza 80 Tuntas
28 Rangga Putra Prakasa 75 Tuntas
29 Riva Bayu Wicaksono 64 Belum Tuntas
30 Rizki Tri Hidayat 84 Tuntas
31 Rohmad Priyanto 65 Belum Tuntas
32 Valen Nuraini Tribuana Dewi 83 Tuntas
Nilai Tertinggi 86
Nilai Terendah 61
Rata-rata 75,68
Persentase Ketuntasan 69%
Persentase Belum Tuntas 31%
100
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Salatiga
Guru : Mursyidatun Ni’mah, S.Pd.i
Mata Pelajaran: SKI
Materi Pokok : Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah
Kelas/semester: VIII/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai dengan kinerja
guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
8. Penampilan guru menarik dan tidak
membosankan
9. Menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran menggunakan
101
metode Everyone Is a Teacher Here
10. Memberikan perhatian yang sama
antar siswa
Penguasaan Materi Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
13. Kejelasan dalam memberikan contoh
dari materi ajar
14. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan materi ajar dengan
metode Everyone Is a Teacher Here
Kegiatan Belajar Mengajar
15. Penyajian materi ajar sesuai dengan
tujuan dan indikator yang telah
ditetapkan
16. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar melalui metode
Everyone Is a Teacher Here
17. Memfasilitasi siswa selama kegiatan
belajar melalui metode Everyone Is a
Teacher Here
18. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
Evaluasi Pembelajaran
19. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
20. Penilaian yang diberikan sesuai
102
103
Catatan:
Pada siklus I, guru memiliki kemampuan cukup dalam membuka pelajaran. Guru
kurang dalam menyampaikan tujuan pembelajaran dan kurang dalam
mendemostrasikan langkah-langkah pembelajaran. Ketika proses pembelajaran
berlangsung guru kurang membimbing siswa. Guru tidak memperhatikan alokasi
waktu sehingga siswa kehabisan waktu ketika mengerjakan soal evaluasi.
104
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS I
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Salatiga
Guru : Mursyidatun Ni’mah, S.Pd.i
Mata Pelajaran: SKI
Materi Pokok : Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah
Kelas/semester: VIII/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√)
No. Aspek yang diamati Kemunculan
Ya Tidak
1. Menunjukkan berbagai strategi
memecahkan masalah / soal
2. Terampil menyelesaikan soal-
soal yang diberikan
3. Menunjukkan proses yang
efisien dalam menyelesaikan
masalah / soal
4. Menunjukkan antusiasme /
minat terhadap kegiatan
pembelajaran dengan pengajuan
masalah / soal
5. Memperhatikan
penjelasan/perintah guru terkait
materi pelajaran
6. Membaca dan memahami
materi yang disediakan guru
7. Bekerja untuk membuat soal /
pengajuan masalah
8. Mengajukan soal / masalah
kepada peserta didik lain
105
106
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Salatiga
Mata Pelajaran : SKI
Kelas/Semester : VIII/Genap
Materi Pokok : Sejarah Dakwah Islam pada Masa Bani Abbasiyah
Alokasi Waktu : 1 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
(KI 1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
(KI 2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
(KI 3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
(KI 4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang semua dalam sudut pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar
Indikator
4.1 Memahami perkembangan
peradaban Islam pada masa Bani
Abbasiyah
4.1.3 Mendeskripsikan kejayaan
Islam pada masa Bani Abbasiyah
107
C. Tujuan Pembelajaran
1. Peserta didik mampu mendeskripsikan kejayaan Islam pada masa
Bani Abbasiyah
D. Materi Pembelajaran
Kejayaan Peradaban Islam Bani Abbasiyah
pada Masa Khalifah Berprestasi
a. Peradaban Islam pada Masa Khalifah Abul-Abbas as-Saffah
Para pimpinan umat Islam dan anggota keluarga Abbas
menyatakan setia kepada Abul-Abbas as-Saffah sebagai khalifah
mereka. As-Saffah kemudian pindah ke Anbar, setelah barat sungai
Eufrat dekat Baghdad. Dia menggunakan sebagian besar
pemerintahanya untuk memerangi para pemimpin Arab yang masih
setia terhadap Bani Umayah.
Pada periode pertama, atau sejak Abul-Abbs as-Saffah menjadi
khalifah, Bani Abbasiyah menuju ke Zaman keemasan. Dalam
periode ini para khalifahnya betul-betul sebagai kekuatn politik,
sekaligus kekuatan agama. Disamping itu, periode ini telah berhasil
menjadi landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuan dalam Islam.
Perkembangan Islam pada masa khalifah Abul-Abbas as-Saffah
lebih cenderung sebagai penguatan kedudukan dan kekuasaan
khalifah. Hal ini wajar dilakukan, karena baru saja terjadi
pergantian kekuasaan dari Bani Umayah kepada Bani Abbasiyah.
Perkembangan Islam dalam berbagai bidang belum dominan,
karena masa kekuasaannya sangat singkat yaitu, selama empat
tahun (750M-754M).
b. Peradaban pada Masa Khalifah Abu Ja’far al-Manshur
Al-Manshur berarti orang yang selalu mendapat pertolongan
Allah, karena disetiap pertempuran, Abu Ja’far selalu memperoleh
kemenangan. Dia menjadi khalifah pada usia 41 tahun dan
108
menjabat khalifah selama 22 tahun, menggantikan saudaranya
Abul-Abbas as-Saffah yang meninggal karena cacar air. Al-
Manshur dikenal sebagai Bapak para khalifah, karena semua
putranya menjadi khalifah dalam pemerintahan Abbasiyah.
Abu Ja’far al-Manshur juga dikenal sebagai tonggak
pembangunan kejayaan Abbasiyah, karena telah berhasil
membangunnya hingga menjadi kokoh, maju dan berhasil
membawa Islam ke puncak kejayaan. Pada tahun 159 H / 775 M,
al-Manshur mengadakan perjalanan haji ke Mekah, namun dia
meninggal di Mekah dalam usia 65 tahun dan dimakamkan di sana.
Peradaban Islam pada masa khalifah Abu Ja’far al-Manshur
dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Menata pemerintahan
Khalifah Abu Ja’far al-Manshur menyusun dan
menertibkan administrasi pemerintahan, menetapkan tugas dan
tanggung jawab aparat pemerintahan baik pusat maupun
daerah, membangun kerjasama antar sektor aparatur negara,
seperti kerjasama Qadli dengan Kepal Polisi Rahasia, Kepala
Pajak dan Kepala Jawatan Pos; mengangkat wazir yang
pertama bernama Khalid bin Barmak; dan membangun kota
Baghdad sebagai ibukota Bani Abbasiyah.
(2) Menciptakan stabilitas keamanan dalam negeri
Pada masa Abu Ja’far al-Manshur ada 3 kelompok yang
mengancam stabilitas pemerintahan, yaitu: kelompok Abdullah
bin Ali, kelompok Abu Muslim Al-Khurasani, dan kelompok
Alawiyah. Kelompok Alawiyah yang semula membantu Bani
Hasyim untuk menggulingkan Bani Umayah merasa tersisih
setelah diproklamasikan berdirinya Bani Abbasiyah. Akhirnya,
kelompok ini memberontak terhadap pemerintahan Abbasiyah.
Mereka kemudian mengangkat Abdullah Alawi untuk
109
menduduki kursi kekhalifahan. Kelompok ini dapat ditumpas
dan Abdullah Alawi berhasil dikalahkan.
(3) Memperluas wilayah
Khalifah Abu Ja’far al-Manshur berusaha keras untuk dapat
menundukkan 3 wilayah penting yaitu Andalusia, Afrika, dan
Bizantium. Di Andalusia, Aburrahman ad-Dakhil berhasil
mendirikan Bani Umayah, pada tahun 138 H/ 757 M. untuk
menekan kekuasaan ad-Dakhil, al-Manshur bekerjasama
dengan Pipin Raja Frank (Perancis). Kerjasama tersebut
diwujudkan dalam bentuk pertukaran duta dan tanda
kehormatan.
Afrika atau Maghribil-Aqsha juga dikuasai Bani Umayah.
Pada tahun 144 H/ 773 M, terjadi pertentangan antara penguasa
Arab Bani Umayah dengan kaum Barbar. Kondisi ini
merupakan kesempatan emas bagi al-Manshur untuk
menguasai wilayah Afrika, dan ternyata usaha itu berhasil pada
tahun 155 H/ 784 M. Adapun penundukan Bizantium dimulai
setelah khalifah Abu Ja’far al-Manshur meredam
pemberontakan kaum Alawiyah. Kaisar Bizantium Romawi
menyerang negeri Syam. Serangan ini dapat diredam dan
berakhir dengan perjanjian damai untuk tidak saling menyerang
selama 7 tahun, dan Bizantium harus membayar upeti kepada
Bani Abbasiah.
(4) Menjadikan kota Baghdad sebagai pusat ilmu dan peradaban
Atas perhatiaannya yang besar terhadap ilmu pengetahuan,
perkembangan Baghdad menjadi pesat, ditambah fasilitas yang
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan.
(5) Penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan
Khalifah Abu Ja’far al-Manshur mengumpulkan berbagai
pakar ilmu untuk menerjemahkan bahasa Yunani, Suryani,
Persia, dan India kedalam bahasa Arab. Buku-buku yang
110
berhasil diterjemahkan antara lain buku astronomi
diterjemahkan oleh Sidhanta dan Naubakh, buku element karya
Enclide diterjemahkan oleh Al-Hajjaj bin Matar, buku-buku
Hippocrates diterjemahkan oleh Abu Yahya bin al-Batriq.
c. Peradaban Islam pada Masa Khalifah Harun ar-Rasyid
Pada usia 23 tahun, Harun ar-Rasyid dinobatkan menjadi khalifah
Bani Abbasiyah yang ke lima, menggantikan saudaranya Musa al-
Mahdi. Dia berkuasa selama 23 tahun. Harun ar-Rasyid tergolong
khalifah terbesar Bani Abbasiyah, karena dia dapat menjadikan Kota
Baghdad sebagai mercusuar dunia dan kota impian “Seribu Satu
Malam” yang tidak ada tandingannya saat itu. Pada masa Harun ar-
Rasyid, Bani Abbasiyah mencapai puncak kejayaan hingga masa al-
Makmun. Oleh karena itu, era kedua khalifah tersebut dikenal dengan
“Masa Keemasan Islam” atau “The Golden Age of Islam”.
Adapun perkembangan peradaban pada masa khalifah Harun ar-
Rasyid dapat diuraikan sebagai berikut:
(1) Usaha pengembangan di dalam negeri
a) Membangun kota Baghdad sebagai pusat pemerintahan,
ilmu pengetahuan dan perdagangan.
b) Membangun Mata Air Zubaidah untuk kepentingan jamaah
haji di Mekah.
c) Memperluas areal pertanian untuk meningkatkan produksi
pangan.
d) Membangun jalan raya sebagai sarana transportasi, dan
memperindahnya.
e) Mendirikan pabrik dan perusahaan untuk meningkatkan
ekonomi rakyat.
f) Mendirikan gedung peneropong bintang (planetarium).
g) Membangun 35 Bimaristan (rumah sakit) di Baghdad.
111
(2) Usaha pengembangan ke negara lain
1. Mengadakan pertukaran diplomat dan duta dengan negara-
negara lain, seperti Tiongkok, Tartar, dan India.
2. Mengabulkan permintaan Karl Agung Raja Frank
(Charlemagne) dari Perancis agar menjamin keselamatan
orang-orang Kristen Perancis yang berziarah ke Baitul-
Maqdis di Yerusalem. Keduanya saling bertukar duta dan
hadiah sebagai tanda persahabatan. Harun ar-Rasyid
memberikan Karl Agung sebuah jam air. Saat itu, orang
Eropa belum mengenal jam air.
(3) Membentuk kerajaan boneka
Kerajaan Boneka (Bani Aghlab) didirikan oleh Harun
ar-Rasyid pada tahun 184 H/ 800 M di Afrika Utara dengan
ibukotanya Qaidarwan. Tujuannya adalah untuk mengamankan
Qaidarwan dan membendung ruang gerak atau kekuasaan Bani
Idris di Maroko.
(4) Meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan
a) Mendirikan Baitul-Hikmah sebagai lembaga ilmu
pengetahuan.
b) Memberi kebebasan kepada rakyatnya untuk mrmrluk
agama.
c) Mendirikan Majelis Munadharah, yaitu lembaga yang
mengkaji masalah-masalah keagamaan.
d) Munculnya para sarjana dari berbagai displin ilmu, yang
saat itu sudah ada 800 orang dokter.
e) Adanya produk yang berteknologi tinggi, seperti jam air.
f) Adanya istina dan masjid yang indah dan megah dengan
berbagai ukiran yang menkajubkan.
g) Lahirnya seniman besar, seperti Abu Nawas (Hasan bin
Hani) dan Umar Khayam.
112
h) Lahirnya buku Alfu Lailah wa Lailah karya Mubasyir bin
Fatil.
i) Berkembangnya seni musik.
d. Peradaban pada Masa Khalifah Abdullah al-Makmun
Khalifah Abdullah al-Makmun merupakan khalifah pertama
Bani Abbasiyah keturunan Persia yang lahir pada tanggal 15
Rabi’ul Awal tahun 170 H/ 786 M. Al-Makmun dinobatkan
menjadi khalifah pada saat usia 28 tahun. Dia memerintah selama
20 tahun dan wafat pada usia 48 tahun pada tanggal 19 Rajab 218
H/ 10 Agustus 833 M.
Adapun peradaban yang dikembangkan khalifah Abdullah
al-Makmun lebih dititikberatkan kepada bidang pengembangan
ilmu pengetahuan, diantaranya adalah:
a) Melakukan penerjemahan buku-buku asing, terutama Yunani
ke dalam bahasa Arab
b) Memajukan Baitul-Hikmah yang telah didirikan Harun ar-
Rasyid sebagai pusat penerjemahan dan pengembangan ilmu
pengetahuan serta perguruan tinggi nasional dengan
perpustakaan yang sangat lengkap.
c) Mendirikan majelis Munadharah sebagai tempat
mendiskusikan berbagai persoalan yang biasa dipimpin
langsung oleh khalifah.
d) Para pakar yang memajukan ilmu pengetahuan dalam majelis
itu antara lain:
(1) Bachtiyasyu/ Bekhtisyu, pakar kedokteran dari Yundisapur.
(2) Al-Hajjaj bin Makar, pakar terjemah kitab berbahasa
Yunani el-Magest dari Ptolemius.
(3) Hunain bin Ishak dan dua orang puteranya, Daud bin
Hunain dan Ishak bin Hunain. Mereka penerjemah ahli
buku-buku filsafat dan kedokteran Yunani ke dalam bahasa
Arab.
113
(4) Tsabit bin Qurrah, pakar penerjemah buku karangan
Archimides dan Appolonius.
(5) Mankah al-Hindi, menerjemahkan kitab kedokteran
berbahasa Sankrit ke dalam bahasa Arab.
(6) Abu Yahya al-Bitrik, menerjemahkan buku Yunani seperti
Quadripalitum karya Ptolemius dan Elementa el-Magest
karya Euclides.
E. Metode Pembelajaran
2. Everyone Is a Teacher Here
F. Media, dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Papan tulis, spidol, kertas hvs berwarna.
2. Sumber: Buku Paket PAI SMP/MTs Kelas VIII, Buku Pendidikan
Tarikh SMP/MTs Muhammadiyah Kelas VIII, Buku
Perkembangan Islam Masa Kejayaan, Internet dan buku yang
relevan.
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan/ Kegiatan awal (5 menit)
- Guru mengucapkan salam dan meminta salah satu peserta didik
memimpin doa.
- Guru melakukan absensi kehadiran peserta didik.
- Guru memberikan motivasi kepada peserta didik
2. Kegiatan inti (30 menit)
Mengamati
- Guru menyajikan materi tentang perkembangan Islam pada masa
Bani Abbasiyah.
- Peserta didik membaca materi yang telah disediakan oleh guru.
Menanya
- Peserta didik bertanya tentang materi kepada guru
Eksperimen
- Guru membagikan kartu indeks kepada setiap peserta didik.
114
- Para peserta didik menulis sebuah pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran
- Peserta didik mengumpulkan kartu indeks
- Guru mengocok dan membagikan kartu pada setiap siswa.
- Peserta didik membaca diam-diam pertanyaan atau topik pada
kartu dan memikirkan satu jawaban.
- Panggilah sukarelawan yang akan membaca dengan keras kartu
yang mereka dapat dan memberi respon.
Mengasosiasi
- Peserta didik menuliskan jawaban pada kartu indeks.
Mengkomunikasikan
- Peserta didik membaca dengan keras kartu yang mereka dapat dan
memberi respon
- Peserta didik yang lain menambahkan apa yang telah
disumbangkan oleh peserta didik yang telah merespon.
3. Penutup (10 menit)
- Guru dan peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
- Melaksanakan penilaian dan refleksi.
- Bersama-sama menutup pelajaran dengan berdoa.
H. Penilaian
Instrumen Penilaian
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Jelaskan perkembangan Islam pada pemerintahan khalifah Abul-Abbas
as-Saffah!
2. Mengapa Abu Ja’far al-Manshur dikenal sebagai tonggak pembangun
kejayaan Bani Abbasiyah?
3. Sebutkan 5 kebijakan khalifah Abu Ja’far al-Manshur dalam mengelola
pemerintahannya!
4. Sebutkan 5 kebijakan khalifah Harun ar-Rasyid dalam meningkatkan
perkembangan ilmu pengetahuan!
115
5. Sebutkan buku-buku Yunani yang diterjemahkan oleh Abu Yahya al-
Bitriq!
Kunci Jawaban:
1. Perkembangan Islam pada masa khalifah Abul-Abbas as-Saffah lebih
cenderung sebagai penguatan kedudukan dan kekuasaan khalifah. Hal
ini wajar dilakukan, karena baru saja terjadi pergantian kekuasaan dari
Bani Umayah kepada Bani Abbasiyah. Perkembangan Islam dalam
berbagai bidang belum dominan, karena masa kekuasaannya sangat
singkat yaitu, selama empat tahun (750M-754M).
2. Karena telah berhasil membangunnya hingga menjadi kokoh, maju dan
berhasil membawa Islam ke puncak kejayaan.
3. a. menata pemerintahan
b. menciptakan stabilitas keamanan dalam negeri
c. memperluas wilayah
d. menjadikan kota Baghdad sebagai pusat ilmu dan peradaban
e. menerjemahkan buku-buku ilmu pengetahuan
4. a. Mendirikan Baitul-Hikmah sebagai lembaga ilmu pengetahuan.
b. Memberi kebebasan kepada rakyatnya untuk mrmrluk agama.
116
117
118
119
Daftar Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Nilai Keterangan
1 Adi Setiadiansa 88 Tuntas
2 Afin Setiawan 78 Tuntas
3 Albar Fitri Rizqullah 86 Tuntas
4 Alfin Putra Wiguna 78 Tuntas
5 Alwi Nur Faizin 75 Tuntas
6 Andre Setiawan 80 Tuntas
7 Ardhian Pradana Putra 90 Tuntas
8 Ardiansyah Meidi Kurniawan 87 Tuntas
9 Atek Catur 85 Tuntas
10 Bagus Istaqorri 82 Tuntas
11 Bayu Saputra 84 Tuntas
12 Calvina Aufa Lukis Wara 85 Tuntas
13 Chaerista Chaerudin 81 Tuntas
14 Davyd Ardan Khusuma 88 Tuntas
15 Dimas Wirawan Edotama 90 Tuntas
16 Erica Purnaning Tyas 90 Tuntas
17 Gilang Murtadho 71 Belum Tuntas
18 Hernnda Dwi Prasetyo 87 Tuntas
19 Kurnia Rio Saputra 73 Belum Tuntas
20 Maeda Ngizati 84 Tuntas
21 Mochammad Aji Putra
Ramadhan 86
Tuntas
22 Muhammad Arifin 89 Tuntas
23 Muhammad Danang
Widyatmoko 72
Belum Tuntas
24 Muhammad Nanda Rizky 81 Tuntas
25 Muhammad Ridwan Eka
Suryana 79
Tuntas
26 Nur Ardiyanto 82 Tuntas
27 Okka Anthony Priza 80 Tuntas
28 Rangga Putra Prakasa 80 Tuntas
29 Riva Bayu Wicaksono 72 Belum Tuntas
30 Rizki Tri Hidayat 87 Tuntas
31 Rohmad Priyanto 88 Tuntas
32 Valen Nuraini Tribuana Dewi 80 Tuntas
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 71
Rata-rata 82,43
Persentase Ketuntasan 87,5%
Persentase Belum Tuntas 12,5%
120
LEMBAR OBSERVASI GURU SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Salatiga
Guru : Mursyidatun Ni’mah, S.Pd.i
Mata Pelajaran: SKI
Materi Pokok : Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah
Kelas/semester: VIII/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√) sesuai dengan kinerja
guru saat proses pembelajaran berlangsung.
No Aspek yang diamati Skor
A B C D
Kemampuan Guru Membuka
Pelajaran
1. Memeriksa kesiapan siswa
2. Memberikan motivasi awal
3. Memberikan apersepsi (kaitannya
dengan materi)
4. Menyampaikan tujuan pembelajaran
5. Memberikan acuan bahan pelajaran
yang akan dipelajari
Sikap Guru Dalam Proses
Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi suara
7. Variasi gerakan badan tidak
mengganggu perhatian siswa
8. Penampilan guru menarik dan tidak
membosankan
9. Menarik perhatian siswa dalam
proses pembelajaran menggunakan
metode Everyone Is a Teacher Here
121
10. Memberikan perhatian yang sama
antar siswa
Penguasaan Materi Pelajaran
11. Bahan belajar disajikan sesuai dengan
langkah-langkah yang direncanakan
dalam RPP
12. Kejelasan dalam menjelaskan materi
ajar
13. Kejelasan dalam memberikan contoh
dari materi ajar
14. Mampu memberikan variasi dalam
menyampaikan materi ajar dengan
metode Everyone Is a Teacher Here
Kegiatan Belajar Mengajar
15. Penyajian materi ajar sesuai dengan
tujuan dan indikator yang telah
ditetapkan
16. Mendemonstrasikan langkah-langkah
kegiatan belajar melalui metode
Everyone Is a Teacher Here
17. Memfasilitasi siswa selama kegiatan
belajar melalui metode Everyone Is a
Teacher Here
18. Ketepatan dalam penggunaan alokasi
waktu yang disediakan
Evaluasi Pembelajaran
19. Penilaian relevan dengan tujuan yang
telah ditetapkan
20. Penilaian yang diberikan sesuai
dengan RPP
122
123
Catatan:
Pada siklus II mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran. Guru sudah
baik dalam membuka pelajaran dan menyampaikan langkah-langkah
pembelajaran. Guru sangat menarik perhatian siswa ketika proses pembelajaran.
Guru dengan baik membimbing proses pembelajaran dengan metode Everyone Is
a Teacher Here. Guru menyimpulkan materi pelajaran dengan baik dan jelas.
Guru juga memperhatikan alokasi waktu sehingga pelajaran selesai sesuai waktu
yang ditentukan.
124
LEMBAR OBSERVASI SISWA SIKLUS II
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah Salatiga
Guru : Mursyidatun Ni’mah, S.Pd.i
Mata Pelajaran: SKI
Materi Pokok : Peradaban Islam pada Masa Bani Abbasiyah
Kelas/semester: VIII/II
Petunjuk : Skor diisi dengan memberi tanda cek (√)
No. Aspek yang diamati Kemunculan
Ya Tidak
1. Menunjukkan berbagai strategi
memecahkan masalah / soal
2. Terampil menyelesaikan soal-
soal yang diberikan
3. Menunjukkan proses yang
efisien dalam menyelesaikan
masalah / soal
4. Menunjukkan antusiasme /
minat terhadap kegiatan
pembelajaran dengan pengajuan
masalah / soal
5. Memperhatikan
penjelasan/perintah guru terkait
materi pelajaran
6. Membaca dan memahami
materi yang disediakan guru
7. Bekerja untuk membuat soal /
pengajuan masalah
8. Mengajukan soal / masalah
kepada peserta didik lain
125
126
Materi Pelajaran
A. Sejarah Berdirinya Bani Abbasiyah
Bani Abbasiyah didirikan tahun 132 H/750 M pleh Abul-Abbas as-
Saffah. Pendirian Bani Abbasiyah sendiri tidak lepas dari dukungan
keolompok-kelompok yang kecewa dengan pemerintahan sebelumnya.
Kelompok-kelompok itu adalah (1) kelompok Muslim non-Arab (Mawali)
yang memprotes kedudukan mereka sebagai warga kelas dua di bawah
Muslim Arab, (2) kelompok Khawarij dan Syiah yang menganggap Bani
Umayyah sebagai perampas tahta khalifah Ali, (3) kelompok Muslim Arab
Mekah, Madinah, dan Irak yang merasa sakit hati atas status istimewa
penduduk Suriah, (4) kelompok Muslim yang shalih yang memandang
keluarga Bani Umayah sudah bergaya hidup mewah dan jauh dari syari’at
Islam. Adapun para tokoh yang berperan dalam perintisan Bani Abbasiyah
adalah Muhammad bin Ali, Ibrahim bin Muhammad bin Ali, Abul-Abbas
as-Saffah, Abu Ja’far al-Mansur, dan Abu Muslim al-Khurasani.
Sebelum berdirinya Bani Abbasiyah, terdapat tiga poros utama
sebagai pusat kegiatan gerakn yang mendukung pendirian Bani Abbasiyah,
yaitu: (1) Humaimah, tempat yang tentramdan bermukimnya Bani
Hasyim, baik dari kalangan pendukung Ali, maupun pendukung keluarga
Abbas, (2) Kufah, wilayah yang penduduknya menganut aliran Syi’ah
sebagai kelompok pendukung Ali bin Abi Thalib yang selalu ditindas
pemerintahan Bani Umayah , dan (3) Khurasan yang masyarakatnya
127
pemberani, tidak mudah bingung terhadap kepercayaan yang menyimpang,
dan di sanalah propaganda kaum Abbasiyah mendapat dukungan.
Di kota Humaimah bermukim keluarga Abbasiyah, salah seorang
pimpinannya bernama Imam Muhammad bin Ali yang merupakan peletak
dasar bagi pendirian Dinasti Abbasiyah. Dia menyiapkan strategi
perjuangan menegakkan kekuasaan atas nama keluarga Rasulullah SAW.
Para penerang dakwah Abbasiyah berjumlah 150 orang di bawah para
pimpinannya yang berjumlah 12 orang dan puncak pimpinannya bernama
Muhammad bin Ali.
Propaganda Abbasiyah dilaksanakan dengan strategi yang matang.
Akan tetapi, gerakan Ibrahim al-Imam diketahui oleh Khalifah Umayah
yang terakhir, Marwan bin Muhammad. Ibrahim akhirnya ditangkap dan
dieksekusi. Perjuangan untuk mendirikan Bani Abbasiyah diteruskan oleh
Abul-Abbas. Segera Abul-Abbas pindah dari Humaimah ke Kufah diiringi
oleh para pembesar Abbasiyah seperti Abu Ja’far, Isa bin Musa, dan
Abdullah bin Ali.
Abdullah bin Ali diperintahkan untuk mengejar khalifah Umayah
terakhir, Marwan bin Muhammad bersama pasukannya yang melarikan
diri. Khalifah itu akhirnya dapat ditaklukkan di Fustat, Mesir dan terbunuh
di Busir, wilayah Fayum tahun 132 H/750 M di bawah pimpinan Salih bin
Ali. Meninggalnya Marwan bin Muhammad menjadi tanda berakhirnya
Bani Umayah. Dengan demikian, berdirilah Bani Abbasiyah dengan
128
khalifah pertamanya Abul-Abbas as-Saffah dan pusat kekuasannya di
Kufah.
B. Periodisasi Kekuasaan Bani Abbasiyah
Selama Bani Abbasiyah berkuasa, pola pemerintahan yang
diterapkan berbeda-beda, sesuai dengan iklim politik, sosial, dan
budaya. Adapun periodisasi perkembangan dan politiknya dapat diurai
ke dalam lima periode.
Periode I, yaitu semenjak lahirnya Bani Abbasiyah tahun 132 H
(750 M) sampai meninggalnya khalifah kesembilan, khalifah Al-
Watsiq pada tahun 232 H (847 M). Periode ini dikenal dengan abad
keemasan Islam (The Golden Age in Islam). Perkembangan ilmu dan
peradaban sangat pesat. Sementara itu, dunia barat sedang berada
dalam kegelapan ilmu pengetahuan. Khalifah yang memerintah pada
periode ini adalah:
(a) Abul-Abbas as-Saffah 132-136 H/750-754 M
(b) Abu Ja’far al-Mansur 136-158 H/754-775 M
(c) Abu Abdullah Muhammad al-Mahdi 158-169 H/775-785 M
(d) Abu Muhammad Musa al-Hadi 169-170 H/785-786 M
(e) Abu Ja’far Harun ar-Rasyid 170-193 H/786-809 M
(f) Abu Musa Muhammad al-Amin 193-198 H/809-813 M
(g) Abu Ja’far Abdullah al-Ma’mun 198-218 H/813-833 M
(h) Abu Ishaq Muhammad al-Mu’tashim 218-227 H/833-842M
(i) Abu Ja’far Harun al-Watsiq 227-232 H/842-847 M
129
Periode II, dimulai dari khalifah al-Mutawakkil sampai khalifah al-
Mustakfi. Kekuasaan pada periode ini yang banyak dikendalikan oleh
orang-orang Turki dan aliran Mu’tazilah mulai kemunduran. Para khalifah
yang berkuasa dalm periode ini adalah sebagai berikut:
(a) Abu Fadhl Ja’far al-Mutawakkil 232-247 H/847-861 M
(b) Abu Ja’far Muhammad al-Muntashir 247-248 H/861-862 M
(c) Abul Abbas Ahmad al-Musta’in 248-252 H/862-866 M
(d) Abu Abdullah Muhammad al-Mu’taz 252-255 H/866-869 M
(e) Abu Ishaq Muhammad al-Muhtadi 255-256 H/869-870 M
(f) Abul Abbas Ahmad al-Mu’tamid 256-279 H/870-892 M
(g) Abul Abbas Ahmad al-Mu’tadlid 279-289 H/892-902 M
(h) Abul Muhammad Ali al-Muktafi 289-295 H/902-908 M
(i) Abul Fadhl Ja’far al-Muqtadir 295-320 H/908-932 M
(j) Abu Manshur Muhammad al-Qahir 320-322 H/934-941 M
(k) Abul Abbas Ahmad ar-Radli 322-329 H/934-941 M
(l) Abu Ishaq Ibrahim al-Muttaqi 329-333 H/941-945 M
(m) Abul Qasim Abdullah al-Mustaqfi 333-334 H/945-946 M
Periode III, dimulai dari berdirinya Dinasti Buwaih tahun 334 H
(946 M) sampai masuknya kaum Saljuk ke Baghdad tahun 447 M (1055
M). Pada periode ini kekuasaan Dinasti Buwaih sangat menonjol. Ahmad
bin Buwaih misalnya, diangkat sebagai Amirul Umara dengan gelar
Mu’izzud-Daulah. Khalifah yang berkuasa periode ini adalah:
(a) Abul-Qasim al-Fadhl al-Mu’ti 334-363 H/945-973 M
130
(b) Abul-Fadhl Abdul-Karim at-Tha’I 363-381 H/973-991 M
(c) Abul-Abbas Ahmad al- Qadir 381-422H/991-1031M
(d) Abu Ja’far Abdullah al-Qaim 422-467H/1031-1075M
Periode IV ditandai dengan peranan tiga Bani Saljuk dalam
pemerintahan yang sangat kuat, Bani Saljuk Syiria, Bani Saljuk Irak, dan
Bani Saljuk Kurdistan. Pada periode ini terjadi perang Salib, perang antara
umat Islam melawan Kristen. Khalifah yang berkuasa pada periode ini
adalah:
(a) Abul-Qasim Abdullah al-Muqtadi 467-487 H/ 1075-1094M
(b) Abul-Abbas Ahmad al-Mustadhir 487-512 H/ 1094-1118 M
(c) Abu Manshur al-Fadl al-Mustarsyid512-529H/1118-1135M
(d) Abu Ja’far al-Manshur ar-Rasyid 529-530 H/ 1135-1136 M
(e) Abu Abdullah Muh. al-Muqtafi 530-555 H/ 1136-1160 M
Periode V ditandai dengan intervensi atau campur tangan Dinasti
Khawarizmi terhadap Bani Abbasiyah. Pada periode inilah kota Baghdad
sebagai pusat pemerintahan, jatuh ke tangan tentara Mongol pimpinan
Hulaghu Khan. Khalifah yang berkuasa pada periode ini adalah:
(a) Abul-Mudhafar al-Mustanjid 555-566 H/ 1160-1171 M
(b) Abu M. al-Hasan al-Mustadi 566-575 H/ 1160-1171 M
(c) Abul-Abbas Ahmad an-Nashir 575-622 H/ 1180-1225 M
(d) Abu Nashr Muhammad az-Zahir 622-623 H/ 1225-1226 M
(e) Abu Ja’far al-Manshur al-Mustanshir 623-640 H/1226-
1242 M
131
(f) Abu Ahmad Abdullah al-Musta’shim Billah 640-656 H/
1242-1258 M
Lima periode Bani Abbasiyah telah dilewati oleh 37 orang
khalifah. Akan tetapi, tidak semua khalifah membawa kemajuan Bani
Abbasiyah. Hanya beberapa orang khalifah saja yang berprestasi. Dalam
menguraikan perkembangan Islam pada masa Bani Abasiyah hanya
diambil empat khalifah saja yang dianggap berprestasi membawa
kemajuan Islam terutama dalam kemajuan ilmu pengetahua, yaitu khalifah
Abul-Abbas as-Saffah, khalifah Abu Ja’far al-Manshur, khalifah Harun ar-
Rasyid, dan khalifah Abdullah al-Makmun.
C. Kejayaan Peradaban Islam Bani Abbasiyah pada Masa Khalifah
Berprestasi
(1) Peradaban Islam pada Masa Khalifah Abul-Abbas as-Saffah
Para pimpinan umat Islam dan anggota keluarga Abbas
menyatakan setia kepada Abul-Abbas as-Saffah sebagai
khalifah mereka. As-Saffah kemudian pindah ke Anbar, setelah
barat sungai Eufrat dekat Baghdad. Dia menggunakan sebagian
besar pemerintahanya untuk memerangi para pemimpin Arab
yang masih setia terhadap Bani Umayah.
Pada periode pertama, atau sejak Abul-Abbs as-Saffah
menjadi khalifah, Bani Abbasiyah menuju ke Zaman keemasan.
Dalam periode ini para khalifahnya betul-betul sebagai kekuatn
politik, sekaligus kekuatan agama. Disamping itu, periode ini telah
132
berhasil menjadi landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu
pengetahuan dalam Islam.
Perkembangan Islam pada masa khalifah Abul-Abbas as-
Saffah lebih cenderung sebagai penguatan kedudukan dan
kekuasaan khalifah. Hal ini wajar dilakukan, karena baru saja
terjadi pergantian kekuasaan dari Bani Umayah kepada Bani
Abbasiyah. Perkembangan Islam dalam berbagai bidang belum
dominan, karena masa kekuasaannya sangat singkat yaitu, selama
empat tahun (750M-754M).
(2) Peradaban pada Masa Khalifah Abu Ja’far al-Manshur
Al-Manshur berarti orang yang selalu mendapat
pertolongan Allah, karena disetiap pertempuran, Abu Ja’far selalu
memperoleh kemenangan. Dia menjadi khalifah pada usia 41 tahun
dan menjabat khalifah selama 22 tahun, menggantikan saudaranya
Abul-Abbas as-Saffah yang meninggal karena cacar air. Al-
Manshur dikenal sebagai Bapak para khalifah, karena semua
putranya menjadi khalifah dalam pemerintahan Abbasiyah.
Abu Ja’far al-Manshur juga dikenal sebagai tonggak
pembangunan kejayaan Abbasiyah, karena telah berhasil
membangunnya hingga menjadi kokoh, maju dan berhasil
membawa Islam ke puncak kejayaan. Pada tahun 159 H / 775 M,
al-Manshur mengadakan perjalanan haji ke Mekah, namun dia
meninggal di Mekah dalam usia 65 tahun dan dimakamkan di sana.
133
Peradaban Islam pada masa khalifah Abu Ja’far al-Manshur dapat diuraikan
sebagai berikut:
(a) Menata pemerintahan
Khalifah Abu Ja’far al-Manshur menyusun dan
menertibkan administrasi pemerintahan, menetapkan tugas dan
tanggung jawab aparat pemerintahan baik pusat maupun daerah,
membangun kerjasama antar sektor aparatur negara, seperti
kerjasama Qadli dengan Kepal Polisi Rahasia, Kepala Pajak dan
Kepala Jawatan Pos; mengangkat wazir yang pertama bernama
Khalid bin Barmak; dan membangun kota Baghdad sebagai
ibukota Bani Abbasiyah.
(b) Menciptakan stabilitas keamanan dalam negeri
Pada masa Abu Ja’far al-Manshur ada 3 kelompok yang
mengancam stabilitas pemerintahan, yaitu: kelompok Abdullah bin
Ali, kelompok Abu Muslim Al-Khurasani, dan kelompok
Alawiyah. Kelompok Alawiyah yang semula membantu Bani
Hasyim untuk menggulingkan Bani Umayah merasa tersisih
setelah diproklamasikan berdirinya Bani Abbasiyah. Akhirnya,
kelompok ini memberontak terhadap pemerintahan Abbasiyah.
Mereka kemudian mengangkat Abdullah Alawi untuk menduduki
kursi kekhalifahan. Kelompok ini dapat ditumpas dan Abdullah
Alawi berhasil dikalahkan.
134
(c) Memperluas wilayah
Khalifah Abu Ja’far al-Manshur berusaha keras untuk dapat
menundukkan 3 wilayah penting yaitu Andalusia, Afrika, dan
Bizantium. Di Andalusia, Aburrahman ad-Dakhil berhasil
mendirikan Bani Umayah, pada tahun 138 H/ 757 M. untuk
menekan kekuasaan ad-Dakhil, al-Manshur bekerjasama dengan
Pipin Raja Frank (Perancis). Kerjasama tersebut diwujudkan dalam
bentuk pertukaran duta dan tanda kehormatan.
Afrika atau Maghribil-Aqsha juga dikuasai Bani Umayah.
Pada tahun 144 H/ 773 M, terjadi pertentangan antara penguasa
Arab Bani Umayah dengan kaum Barbar. Kondisi ini merupakan
kesempatan emas bagi al-Manshur untuk menguasai wilayah
Afrika, dan ternyata usaha itu berhasil pada tahun 155 H/ 784 M.
Adapun penundukan Bizantium dimulai setelah khalifah Abu
Ja’far al-Manshur meredam pemberontakan kaum Alawiyah.
Kaisar Bizantium Romawi menyerang negeri Syam. Serangan ini
dapat diredam dan berakhir dengan perjanjian damai untuk tidak
saling menyerang selama 7 tahun, dan Bizantium harus membayar
upeti kepada Bani Abbasiah.
(d) Menjadikan kota Baghdad sebagai pusat ilmu dan peradaban
Atas perhatiaannya yang besar terhadap ilmu pengetahuan,
perkembangan Baghdad menjadi pesat, ditambah fasilitas yang
mendukung pengembangan ilmu pengetahuan.
135
(e) Penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan
Khalifah Abu Ja’far al-Manshur mengumpulkan berbagai pakar
ilmu untuk menerjemahkan bahasa Yunani, Suryani, Persia, dan
India kedalam bahasa Arab. Buku-buku yang berhasil
diterjemahkan antara lain buku astronomi diterjemahkan oleh
Sidhanta dan Naubakh, buku element karya Enclide diterjemahkan
oleh Al-Hajjaj bin Matar, buku-buku Hippocrates diterjemahkan
oleh Abu Yahya bin al-Batriq.
(3) Peradaban Islam pada Masa Khalifah Harun ar-Rasyid
Pada usia 23 tahun, Harun ar-Rasyid dinobatkan menjadi khalifah
Bani Abbasiyah yang ke lima, menggantikan saudaranya Musa al-Mahdi.
Dia berkuasa selama 23 tahun. Harun ar-Rasyid tergolong khalifah
terbesar Bani Abbasiyah, karena dia dapat menjadikan Kota Baghdad
sebagai mercusuar dunia dan kota impian “Seribu Satu Malam” yang tidak
ada tandingannya saat itu. Pada masa Harun ar-Rasyid, Bani Abbasiyah
mencapai puncak kejayaan hingga masa al-Makmun. Oleh karena itu, era
kedua khalifah tersebut dikenal dengan “Masa Keemasan Islam” atau “The
Golden Age of Islam”.
Adapun perkembangan peradaban pada masa khalifah Harun ar-
Rasyid dapat diuraikan sebagai berikut:
(a) Usaha pengembangan di dalam negeri
1) Membangun kota Baghdad sebagai pusat pemerintahan,
ilmu pengetahuan dan perdagangan.
136
2) Membangun Mata Air Zubaidah untuk kepentingan jamaah
haji di Mekah.
3) Memperluas areal pertanian untuk meningkatkan produksi
pangan.
4) Membangun jalan raya sebagai sarana transportasi, dan
memperindahnya.
5) Mendirikan pabrik dan perusahaan untuk meningkatkan
ekonomi rakyat.
6) Mendirikan gedung peneropong bintang (planetarium).
7) Membangun 35 Bimaristan (rumah sakit) di Baghdad.
(b) Usaha pengembangan ke negara lain
1) Mengadakan pertukaran diplomat dan duta dengan negara-
negara lain, seperti Tiongkok, Tartar, dan India.
2) Mengabulkan permintaan Karl Agung Raja Frank
(Charlemagne) dari Perancis agar menjamin keselamatan
orang-orang Kristen Perancis yang berziarah ke Baitul-
Maqdis di Yerusalem. Keduanya saling bertukar duta dan
hadiah sebagai tanda persahabatan. Harun ar-Rasyid
memberikan Karl Agung sebuah jam air. Saat itu, orang
Eropa belum mengenal jam air.
(c) Membentuk kerajaan boneka
Kerajaan Boneka (Bani Aghlab) didirikan oleh Harun ar-
Rasyid pada tahun 184 H/ 800 M di Afrika Utara dengan
137
ibukotanya Qaidarwan. Tujuannya adalah untuk mengamankan
Qaidarwan dan membendung ruang gerak atau kekuasaan Bani
Idris di Maroko.
(d) Meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan
1) Mendirikan Baitul-Hikmah sebagai lembaga ilmu
pengetahuan.
2) . Memberi kebebasan kepada rakyatnya untuk mrmrluk
agama.
3) Mendirikan Majelis Munadharah, yaitu lembaga yang
mengkaji masalah-masalah keagamaan.
4) Munculnya para sarjana dari berbagai displin ilmu, yang
saat itu sudah ada 800 orang dokter.
5) Adanya produk yang berteknologi tinggi, seperti jam air.
6) Adanya istina dan masjid yang indah dan megah dengan
berbagai ukiran yang menkajubkan.
7) Lahirnya seniman besar, seperti Abu Nawas (Hasan bin
Hani) dan Umar Khayam.
8) Lahirnya buku Alfu Lailah wa Lailah karya Mubasyir bin
Fatil.
9) Berkembangnya seni musik.
(4) Peradaban pada Masa Khalifah Abdullah al-Makmun
Khalifah Abdullah al-Makmun merupakan khalifah pertama Bani
Abbasiyah keturunan Persia yang lahir pada tanggal 15 Rabi’ul Awal tahun
138
170 H/ 786 M. Al-Makmun dinobatkan menjadi khalifah pada saat usia 28
tahun. Dia memerintah selama 20 tahun dan wafat pada usia 48 tahun pada
tanggal 19 Rajab 218 H/ 10 Agustus 833 M.
Adapun peradaban yang dikembangkan khalifah Abdullah al-
Makmun lebih dititikberatkan kepada bidang pengembangan ilmu
pengetahuan, diantaranya adalah:
a) Melakukan penerjemahan buku-buku asing, terutama Yunani ke
dalam bahasa Arab.
b) Memajukan Baitul-Hikmah yang telah didirikan Harun ar-Rasyid
sebagai pusat penerjemahan dan pengembangan ilmu pengetahuan
serta perguruan tinggi nasional dengan perpustakaan yang sangat
lengkap.
c) Mendirikan majelis Munadharah sebagai tempat mendiskusikan
berbagai persoalan yang biasa dipimpin langsung oleh khalifah.
Para pakar yang memajukan ilmu pengetahuan dalam majelis itu
antara lain:
1. Bachtiyasyu/ Bekhtisyu, pakar kedokteran dari Yundisapur.
2. Al-Hajjaj bin Makar, pakar terjemah kitab berbahasa Yunani el-
Magest dari Ptolemius.
3. Hunain bin Ishak dan dua orang puteranya, Daud bin Hunain dan
Ishak bin Hunain. Mereka penerjemah ahli buku-buku filsafat dan
kedokteran Yunani ke dalam bahasa Arab.
139
4. Tsabit bin Qurrah, pakar penerjemah buku karangan Archimides
dan Appolonius.
5. Mankah al-Hindi, menerjemahkan kitab kedokteran berbahasa
Sankrit ke dalam bahasa Arab.
6. Abu Yahya al-Bitrik, menerjemahkan buku Yunani seperti
Quadripalitum karya Ptolemius dan Elementa el-Magest karya
Euclides.
140
Siklus I, guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran
Siklus I, guru membagikan materi dan kartu indek kepada siswa
Lampiran Foto
141
Siklus I, guru menyimpulkan materi pelajaran
Siklus II, guru menyampaikan langkah-langkah pembelajaran dengan
Metode Everyone Is a Teacher Here
142
\
Siklus II, guru membagikan materi pelajaran
dan kartu indek kepada siswa
Siklus II, siswa membaca dan mempelajari materi pelajaran
143
Siklus II, siswa menuliskan pertanyaan di kartu indek
Siklus II, guru membimbing siswa dalam proses pembelajaran
144
Siklus II, siswa mengumpulkan kartu indek kepada guru
Siklus II, siswa merespon pendapat siswa lain
145
Siklus II, siswa bertindak sebagai pengajar dan merespon pendapat siswa
lain
Siklus II, siswa bertindak sebagai pengajar dan merespon pendapat siswa lain
146
Siklus II, guru menyimpulkan materi pelajaran
147
148