Upload
others
View
18
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI TENTANG SIFAT BENDA MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
PADA SISWA KELAS IV SD N SRUMBUNG 2 SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Ananda Putra Omega
NIM. 141134112
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI TENTANG SIFAT BENDA MELALUI PENERAPAN
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
PADA SISWA KELAS IV SD N SRUMBUNG 2 SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Ananda Putra Omega
NIM. 141134112
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya ini untuk:
1. Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, berkah dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi saya dengan lancar.
2. Kedua orang tuaku terkasih Kumaidi dan Sri Sunarti Handhayani, S.Pd. yang
senantiasa mendoakan, memberikan dukungan, semangat, kesabaran serta
mencurahkan kasih sayang.
3. Kakakku tercinta Nila Indah Kumala Dewi yang telah memberikan semangat.
4. Teman-teman kolaboratif penelitian yang saling berbagi dan mendukung satu
sama lain.
5. Almamaterku yang selalu kubanggakan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama
kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu
urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain). Dan hanya kepada
Tuhanmulah engkau berharap.” (QS. Al-Insyirah, 6-8)
Memulai dengan penuh keyakinan
Menjalankan dengan penuh keikhlasan
Menyelesaikan dengan penuh kebahagiaan
Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS. Al-mujadilah 11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
daftar kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 7 Februari 2019
Penulis
Ananda Putra Omega
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ananda Putra Omega
Nomer Mahasiswa : 141134112
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
TENTANG SIFAT BENDA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA KELAS
IV SD N SRUMBUNG 2 SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 2017/2018”,
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di Internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 7 Februari 2019
Yang menyatakan,
Ananda Putra Omega
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
TENTANG SIFAT BENDA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA
SISWA KELAS IV SD N SRUMBUNG 2 SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
Ananda Putra Omega
Universitas Sanata Dharma
2019
Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa
kelas IV SDN Srumbung 2. Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mendiskripsikan
upaya peningkatan keaktifan siswa pada mata pelajaran IPA materi tentang sifat
benda siswa kelas IV SD N Srumbung 2 melalui penerapan model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 2 tahun
pelajaran 2017/2018. 2) Meningkatkan keaktifan belajar mata pelajaran IPA
materi tentang sifat benda pada siswa kelas IV Semester 1 SD Negeri Srumbung 2
melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM). 3) Untuk
mengetahui penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan
hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 2 tahun pelajaran
2017/2018.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas, berlangsung selama
dua siklus dengan tahap; perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian
ini dilaksanakan di SDN Srumbung 2, dengan jumlah subjek penelitian 22 siswa.
Materi yang diambil adalah pada kompetensi inti: 6. Memahami beragam sifat dan
perubahan wujud benda serta berbagai cara penggunaan benda berdasarkan
sifatnya. Objek penelitian adalah peningkatan keaktifan belajar dan hasil belajar
siswa. Hasil ujicoba instrumen tes tertulis menunjukan bahwa 7 soal valid pada
siklus I dan 8 soal valid pada siklus II.
Hasil penelitian menunjukkan pada peningkatan hasil keaktifan dari
kondisi awal 36,4% siklus I menjadi 54,5% dan siklus II 86,4%. Hal ini tampak
pada rata-rata hasil belajar dengan kondisi awal 56,4, siklus I 59, dan siklus II
meningkat menjadi 69,5. Sedangkan persentase kondisi awal hasil belajar 36,4%,
siklus I 54,5% dan siklus II menjadi 86,4%.
Kata kunci : Model Pembelajaran Berbasis Masalah, Keaktifan, Hasil Belajar
Siswa, dan mata pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE IMROVEMENT OF ACTIVENESS AND THE RESULTS OF SAINS
STUDY MATERIAL OF NOUN CHARACTERISTIC THROUGH
APPLICATION PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODEL OF
THE FIFTH GRADERS IN SDN SRUMBUNG 2 SEMESTER II
THE SCHOOL YEAR 2017/2018
Ananda Putra Omega
Sanata Dharma University
2019
This research is motivated by the low activity and learning outcomes of
fourth grade students at SDN Srumbung 2. This study aims to: 1) Describe efforts
to increase student activeness in science subjects about the nature of objects in
grade IV SD N Srumbung 2 through the application of Problem Based Learning
models ( PBM) science learning for fourth grade students at SDN Srumbung 2
school year 2017/2018. 2) Increasing the active learning of material science
subjects on the nature of objects in class IV students of 1st semester Srumbung
State Elementary School 2 through the Implementation of Problem Based
Learning Model (PBM). 3) To find out the use of Problem Based Learning to
improve science learning outcomes for fourth grade students at SDN Srumbung 2
2017/2018 school years.
This type of research is Classroom Action Research, lasting two cycles
with stages; planning, action, observation, and reflection. This research was
conducted at Srumbung Elementary School 2, with 22 students as research
subjects. The material taken is on core competencies: 6. Understanding the
various properties and changes in the shape of objects and various ways of using
objects based on their nature. The object of research is to increase learning
activeness and student learning outcomes. The results of the written test
instrument tests showed that 7 questions were valid in the first cycle and 8 valid
questions in the second cycle.
The results showed an increase in the results of activeness from the initial
conditions 36.4% in the first cycle to 54.5% and the second cycle 86.4%. This can
be seen in the average learning outcomes with the initial conditions 56.4, cycle I
59, and the second cycle increased to 69.5. While the percentage of initial
learning outcomes was 36.4%, cycle I 54.5% and cycle II 86.4%.
Keywords: Problem Based Learning Model, Activity, Student Learning Results,
and Sains subjects.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu.
Skripsi yang berjudul “PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL
BELAJAR IPA MATERI TENTANG SIFAT BENDA MELALUI
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM)
PADA SISWA KELAS IV SD N SRUMBUNG 2 SEMESTER II TAHUN
PELAJARAN 2017/2018 “ disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd.,M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan, semangat dan dukungan dengan sabar.
5. Drs. Albertus Hartana, S.J. M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
membimbing dengan penuh kesabaran
6. Theresia Yunia setyawan, S.Pd., M. Hum. selaku Dosen Penguji yang
telah memberikan perbaikan dengan penuh kebijaksanaan.
7. Albisah, S.Pd selaku Kepala Sekolah SD Negeri Srumbung 2 yang telah
memberikan ijin penulis untuk melakukan penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
8. Sri Sunarti Handayani, S.Pd., selaku guru kelas IV SD Negeri Srumbung 2
yang telah membantu kelancaran penelitian.
9. Siswa kelas IV SD Negeri Srumbung 2 yang telah membantu dalam
penelitian
10. Sekretariat prodi PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu
kelancaran terkait penelitian.
11. Kedua orang tuaku serta adikku yang telah mendoakan, memberikan
semangat, dukungan, perhatian, dan mencurahkan kasih sayang yang tulus.
12. Teman penelitian yang sudah saling mendukung, bekerjasama demi
kelancaran penelitian.
13. Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang telah
memberikan semangat dan dukungan.
Penulis sangat menyadari, bahwa skripsi ini masih jauh dalam
kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bagi pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 7 Februari 2019
Penulis
Ananda Putra Omega
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... viiix
KATA PENGANTAR ............................................................................................ x
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
B. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5
C. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 7
F. Definisi Operasional .................................................................................. 8
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10
A. Kajian Pustaka ........................................................................................ 10
1. Keaktifan ............................................................................................ 10
2. Hasil Belajar ....................................................................................... 15
3. Hakekat Pembelajaran IPA di SD ...................................................... 17
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) ................................. 22
5. Materi IPA Sifat Benda ...................................................................... 29
B. Penelitian Yang Relevan ......................................................................... 30
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 34
D. Hipotesis Tindakan ................................................................................. 35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 37
A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 37
B. Setting Penelitian .................................................................................... 41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
C. Persiapan Penelitian ................................................................................ 42
D. Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................................................. 42
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 57
F. Instrumen Penilaian ................................................................................ 61
G. Teknik Pengujian Instrumen ................................................................... 70
1. Validitas ............................................................................................. 70
2. Reliabilitas .......................................................................................... 81
3. Indeks Kesukaran ............................................................................... 83
H. Teknik Analisis Data ............................................................................... 85
1. Keaktifan Siswa ................................................................................. 85
2. Hasil Belajar ....................................................................................... 86
I. Indikator Keberhasilan ............................................................................ 87
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 89
A. Deskripsi Kondisi Awal .......................................................................... 89
B. Deskripsi Per Siklus ................................................................................ 92
C. Hasil Penelitian ..................................................................................... 102
1. Siklus I.............................................................................................. 103
2. Siklus II ............................................................................................ 105
D. Pembahasan........................................................................................... 107
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 112
A. Kesimpulan ........................................................................................... 112
B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 113
C. Saran ..................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 115
LAMPIRAN ........................................................................................................ 119
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Langkah Pembelajaran Berbasis Masalah ........................................ 26
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I (Sebelum Dilakukan Validasi) ...... 62
Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I (Sesudah Dilakukan Validasi) ....... 63
Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II (Sebelum Dilakukan Validasi) ..... 63
Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II (Sesudah Dilakukan Validasi) ...... 64
Tabel 3.5 Pedoman Wawancara ....................................................................... 65
Tabel 3.6 Kisi-kisi Pengamatan (Observasi) Keaktifan Belajar Siswa ............ 66
Tabel 3.7 Lembar Observasi ............................................................................ 66
Tabel 3.8 Kisi-kisi Keaktifan Belajar Siswa .................................................... 67
Tabel 3.9 Kisi-Kisi Kuesioner Keaktifan Belajar Siswa .................................. 68
Tabel 3.10 Pengukuran Skala Likert ................................................................ 69
Tabel 3.11 Kriteria Penskoran Keaktifan Belajar ............................................ 70
Tabel 3.12 Hasil Validasi RPP Siklus I ........................................................... 72
Tabel 3.13 Hasil Validasi RPP Siklus II .......................................................... 73
Tabel 3.14 Hasil Validasi Silabus .................................................................... 74
Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I ............................................. 75
Tabel 3.16 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II ........................................... 76
Tabel 3.17 Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus I ................................. 80
Tabel 3.18 Perhitungan Validitas Soal Evaluasi Siklus II ............................... 80
Tabel 3.19 Kriteria Koefisien Reliabilitas ....................................................... 81
Tabel 3.20 Hasil Reliabilitas Soal Siklus I ...................................................... 82
Tabel 3.21 Hasil Reliabilitas Soal Siklus II ..................................................... 82
Tabel 3.22 Kriteria Indeks Kesukaran ............................................................. 84
Tabel 3.23 Hasil Indeks Kesukaran Soal Siklus I ............................................ 84
Tabel 3.24 Hasil Indeks Kesukaran Soal Siklus II ........................................... 85
Tabel 3.25 Indikator Keberhasilan.................................................................... 87
Tabel.4. 1 Nilai Ulangan Harian Kondisi Awal .............................................. 90
Tabel.4. 2 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Prasiklus ................................... 91
Tabel.4. 3 Nilai Ulangan Harian Siklus I ........................................................ 95
Tabel.4. 4 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ...................................... 96
Tabel.4. 5 Nilai Ulangan Harian Siklus II....................................................... 100
Tabel.4. 6 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II .................................... 101
Tabel.4. 7 Nilai Ulangan Harian Siklus I ........................................................ 103
Tabel.4. 8 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ...................................... 104
Tabel.4. 9 Nilai Ulangan Harian Siklus II....................................................... 105
Tabel.4. 10 Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus II ................................... 106
Tabel 4. 11 Perbandingan Hasil Belajar Siswa ................................................ 109
Tabel 4. 12 Perbandingan Keaktifan Siswa ..................................................... 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ....................................................................... 35
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart ................................................. 38
Gambar. 4.1 Diagram Balok Nilai Ulangan Siklus I ....................................... 96
Gambar. 4.2 Diagram Balok Nilai Ulangan Siklus II ...................................... 101
Gambar. 4.3 Grafik Capaian Hasil Belajar Siswa ............................................ 110
Gambar. 4.4 Grafik Capaian Keaktifan Siswa ................................................. 111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 120
Lampiran 2. Surat telah melakukan Penelitian ................................................ 121
Lampiran 3. Expert Judgment Desain Observasi ............................................. 122
Lampiran 4. Expert Judgment Kuisioner Keaktifan ........................................ 123
Lampiran 5. Expert Judgment Silabus Siklus I ................................................ 124
Lampiran 6. Expert Judgment Silabus Siklus II .............................................. 125
Lampiran 7. Expert Judgment RPP Siklus I .................................................... 126
Lampiran 8. Expert Judgment RPP Siklus II ................................................... 127
Lampiran 9. Expert Judgment Soal Evaluasi Siklus I ...................................... 128
Lampiran 10. Expert Judgment Instrumen Soal Evaluasi Siklus I ................... 129
Lampiran 11. Expert Judgment Instrumen Soal Evaluasi Siklus II ................. 130
Lampiran 12. Silabus Siklus I........................................................................... 131
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ............................ 133
Lampiran 14. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ........................... 144
Lampiran 15. Lembar Observasi Kondisi Awal ............................................... 156
Lampiran 16. Lembar Observasi Siklus I ........................................................ 158
Lampiran 17. Lembar Observasi Siklus II ....................................................... 160
Lampiran 18. Tabel Keaktifan Siswa Kondisi Awal ....................................... 162
Lampiran 19. Tabel Keaktifan Siswa Siklus I ................................................. 163
Lampiran 20. Tabel Keaktifan Siswa Siklus II ................................................. 164
Lampiran 21. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................ 165
Lampiran 22. Tabel Validitas SPSS Soal Pilihan Ganda ................................. 199
Lampiran 23. Tabel Realibilitas SPSS Soal Pilihan Ganda ............................. 204
Lampiran 24. Foto Penelitian ........................................................................... 205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam pendahuluan ini akan diuraikan latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, serta batasan pengertian. Kelima hal tersebut dipaparkan secara
berurutan dalam pembahasan sebagai berikut.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha pengembangan kualitas diri manusia
dalam segala aspeknya. Manusia yang berkualitas dalam hal ini adalah
manusia yang dapat memaksimalkan potensi yang dimiliki. Pendidikan
sebagai aktivitas yang disengaja untuk mencapai tujuan tertentu dan
melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan antara satu dan lainnya,
sehingga membentuk satu sistem yang saling mempengaruhi (Tatang,
2012:16). Di samping itu menurut Muhammad (dalam Tatang, 2012:17)
pendidikan menekankan aspek produktivitas dan kreativitas manusia sehingga
manusia bisa berperan serta berprofesi dalam kehidupan bermasyarakat.
Pendidikan berperan penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas dan mampu berkompetisi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, sehingga pendidikan harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya untuk memperoleh hasil maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Slavin (dalam Suciati, 2007:5-6) menyatakan, materi pelajaran
hendaknya disajikan secara menarik sehingga rasa ingin tahu siswa
meningkat. Penyajian yang menarik tentu dapat meningkatkan keaktifan
siswa untuk belajar sesuai dengan harapan guru. Oleh karena itu menjadi
sangat penting adanya upaya perubahan dalam proses pembelajaran, agar
dapat memberikan hasil yang baik, dan keaktifan siswa.
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah model
pembelajaran siswa pada masalah autentik sehingga siswa dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, menumbuh kembangkan keterampilan yang lebih
tinggi dan memandirikan siswa dan meningkatkan kepercayaan diri sendiri
Arends (dalam Abbas, 2000:13). Model ini bercirikan penggunaan masalah
kehidupan nyata sebagai sesuatu yang harus dipelajari siswa untuk melatih
dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta
mendapatkan pengetahuan konsep.
Pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan pertanyaan atau
masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan autentik,
kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan. Pembelajaran berbasis
masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya pada siswa. Pembelajaran berbasis masalah antara lain
bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir dan
keterampilan pemecahan masalah (Ibrahim 2008 : 5).
Dengan penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM),
diharapkan siswa dapat belajar IPA dengan alamiah dengan mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
sendiri pengetahuannya bukan transferan dari guru sehingga pembelajaran
IPA akan lebih bermakna. Siswa lebih mudah memahami materi pelajaran
karena materi itu dikaitkan dengan lebih mudah memahami materi pelajaran
karena materi itu dikaitkan dengan kenyataan di lingkungan sekitar siswa atau
bahkan siswa pernah mengalaminya. Dengan demikian diharapkan
pembelajaran akan lebih bermakna bagi siswa dan berakibat prestasi belajar
siswa akan meningkat.
Berdasarkan hasil observasi dalam kelas pada tanggal 15 Januari 2018
fakta di lapangan menunjukkan sebanyak 56,77 siswa dengan kategori kurang
keaktifan dalam mengikuti pembelajaran terutama pada mata pelajaran IPA
tentang sifat benda. Karena mereka menganggap IPA sebagai mata pelajaran
yang sulit untuk dimengerti, sebab banyak siswa juga kurang menyadari
bahwa dengan menguasai IPA dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
ditambah lagi dengan sistem pembelajaran yang tidak pernah memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mencoba menemukan konsep dan
menerapkannya, agar pembelajaran dapat berhasil perlu adanya model
pembelajaran yang efektif agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada mata pelajaran IPA tentang sifat benda. Ini dibuktikan
dengan beberapa kali ulangan, hanya 10 siswa dari 22 siswa di kelas IV yang
mencapai tingkat pemahaman materi sebesar 45,45% ke atas pada mata
pelajaran IPA. Hasil ulangan harian rata-rata dari 22 siswa hanya 68,41 masih
jauh di bawah KKM yaitu 75.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti keaktifan dalam
pembelajaran dan hasil belajar. Keaktifan dan hasil belajar ini dipilih karena
dalam observasi peneliti melihat bahwa keaktifan dalam pembelajaran sangat
kurang sehingga peneliti menggunakan model Pembelajaran Berbasis
Masalah untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Sehingga
membuat siswa berpikir kritis, aktif dalam pembelajaran, serta untuk
meningkatkan hasil belajar siswa melalui model PBM yang dilakukan oleh
guru.
Penelitian ini terdapat tujuh indikator keaktifan yaitu: 1) Mencatat,
memperhatikan, mendengarkan penjelasan materi dari guru 2) Bekerjasama
dalam kelompok, 3) Bertanya kepada guru apabila belum memahami materi,
4) Mencari informasi dari berbagai sumber belajar untuk memecahkan
masalah, 5) Menerapkan langkah-langkah cara kerja dari guru, 6) Melatih diri
memecahkan soal di LKS 7) Mampu mengkomunikasiakan hasil diskusi.
Berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik ingin melakukan
penelitian dengan judul “Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar IPA
Materi Tentang Sifat Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) Pada Siswa Kelas IV SD N Srumbung 2
Semester II Tahun Pelajaran 2017/2018”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
B. Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini lebih efektif, efisien, dan terarah dapat dikaji lebih dalam
maka diperlukan pembatasan masalah. Fokus pembatasan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Peneliti meneliti kelas IV SDN Srumbung 02 semester ganjil tahun
pelajaran 2017/2018.
2. Objek yang akan diteliti ada dua yaitu keaktifan siswa dan hasil belajar
IPA Materi tentang Sifat Benda melalui Penerapan Model Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM).
3. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah PBM
(Pembelajaran Berbasis Masalah), terdiri dari 5 langkah yaitu: a) orientasi
siswa pada masalah, b) mengorganisasi siswa untuk belajar, c)
membimbing pengalaman individual/ kelompok, d) mengembangkan dan
menyajikan hasil karya dan, e) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
4. Muatan pelajaran yang terkait yaitu muatan pelajaran IPA materi pada
Kompetensi Inti :
6. Memahami beragam sifat dan perubahan wujud benda serta berbagai
cara penggunaan benda berdasarkan sifatnya.
Kompetensi Dasar :
6.1 Mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas memiliki sifat
tertentu.
5. Hasil belajar adalah bagian terpenting dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah, maka rumusan masalah penelitian adalah:
1. Bagaimanakah penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah PBM
untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA pada siswa kelas IV
SD Negeri Srumbung 2 Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang?
2. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV SD Negeri
Srumbung 2 Kecamatan Srumbung dalam mata pelajaran IPA materi
tentang sifat benda?
3. Apakah penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Srumbung 2 pada
materi sifat benda?
D. Tujuan Penelitian
Dengan menggunakan pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
peneliti ingin meningkatkan hasil belajar sbb :
1. Mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa
pada mata pelajaran IPA materi tentang sifat benda siswa kelas IV SD N
Srumbung 2 melalui penerapan model Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 2 tahun pelajaran
2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
2. Untuk meningkatkan keaktifan pada mata pelajaran IPA materi tentang
sifat benda pada siswa kelas IV Semester II SD Negeri Srumbung 2
melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).
3. Penggunaan Pembelajaran Berbasis Masalah untuk meningkatkan hasil
belajar IPA pada siswa kelas IV SDN Srumbung 2 tahun pelajaran
2017/2018.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa
pihak yaitu:
1. Teoritik
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan sumbangan
pengetahuan terhadap peningkatan mutu pendidikan melalui proses
pembelajaran dan dapat digunakan sebagai literatur dalam pelaksanaan
penelitian di masa yang akan datang.
2. Praktis
a. Bagi Siswa
1) Melalui Penerapan model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
2) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membangun dan
menemukan sendiri pengetahuannya dengan mengalami
langsung/praktek dalam pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
3) Membantu siswa menemukan keterkaitan antara materi yang
dipelajari di sekolah dengan lingkungan nyata di sekitar siswa.
4) Menumbuhkan cara berpikir kritis, rasional, dan ilmiah terhadap
lingkungan sekitar.
b. Bagi guru
1) Sebagai masukan yang berguna untuk upaya peningkatan prestasi
belajar siswa dan perbaikan kualitas proses belajar mengajar.
2) Sebagai masukan inovasi model pembelajaran IPA di sekolah.
c. Bagi Peneliti
Sebagai pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran yang
tepat dengan menggunakan model pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) materi Sifat Benda.
F. Definisi Operasional
Agar tidak menimbulkan pertanyaan dan tidak menimbulkan multi
tafsir suatu istilah yang dikemukakan maka perlu adanya definisi operasional.
Berikut ini merupakan definisi operasional yang peneliti ambil:
1. Keaktifan adalah suatu kegiatan untuk mengkonstruksi pengetahuan
siswa. Keaktifan siswa membangun pemahaman atas persoalan atau
segala sesuatu yang siswa hadapi dalam kegiatan pembelajaran. Indikator
dalam keaktifan siswa diantaranya berpartisipasi dalam pembelajaran,
dalam mengemukakan pendapat, dan bertanggung jawab terhadap tugas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
2. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
menerima pengalaman belajarnya
3. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) adalah ilmu yang sistematis dan
dirumuskan, dimana berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan
didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi
4. Sifat benda adalah benda-benda di alam semesta ini dibagi menjadi tiga
jenis, yaitu benda padat, benda cair, dan benda gas. Setiap jenis benda
mempunyai sifat yang membedakannya dari jenis benda lain. Bahkan
beberapa benda padat mempunyai sifat yang berbeda dari benda padat
lainnya.
5. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah model
pembelajaran yang menggunakan masalah pada dunia nyata sebagai
konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir ilmiah dan
keterampilan memecahkan masalah memperoleh pengetahuan. Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) terdapat lima langkah yaitu 1)
Orientasi siswa pada masalah, 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3)
Membimbing pengalaman individual/ kelompok, 4) Mengembangkan
dan menyajikan hasil karya, dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi
proses pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini, landasan teori digunakan sebagai acuan mendasar untuk
memecahkan permasalahan dalam penelitian. Adapun uraian bahasan dari
landasan teori memuat empat bagian meliputi kajian pustaka, peneli yang relevan,
kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.
A. Kajian Pustaka
1. Keaktifan
a) Pengertian Keaktifan
Keaktifan adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental,
yaitu berbuat dan berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat
dipisahkan (Sardiman, 2001:98). Belajar yang berhasil harus melalui
berbagai macam aktivitas, baik aktivitas fisik maupun psikis.
Aktivitas fisik adalah siswa giat aktif dengan anggota badan,
membuat sesuatu, bermain maupun bekerja, siswa siswa tidak hanya
duduk dan mendengarkan, melihat atau hanya pasif. Siswa yang
memiliki aktivitas psikis (kejiwaan) adalah jika daya jiwanya bekerja
sebanyak–banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka
pembelajaran.
Keaktifan siswa dalam kegiatan belajar tidak lain adalah untuk
mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri. Mereka aktif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang
mereka hadapi dalam proses pembelajaran. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia aktif berarti giat (bekerja, berusaha). Keaktifan
diartikan sebagai hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif.
Rousseau (dalam Sardiman, 1988: 95) menyatakan bahwa setiap
orang yang belajar harus aktif sendiri, tanpa ada aktivitas proses
pembelajaran tidak akan terjadi. Thorndike mengemukakan
keaktifan belajar siswa dalam belajar dengan hukum “law of
exercise”-nya menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya
latihan-latihan dan Mc Keachie menyatakan berkenaan dengan
prinsip keaktifan mengemukakan bahwa individu merupakan
“manusia belajar yang aktif selalu ingin tahu” (Dimyati, 2009:45).
Segala pengetahuan harus diperoleh dengan pengamatan sendiri,
pengalaman sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri
dengan fasilitas yang diciptakan sendiri, baik secara rohani maupun
teknik.
Dapat disimpulkan bahwa keaktifan siswa dalam belajar
merupakan kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa
dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat
menciptakan suasana kelas menjadi kondusif.
Mulyasa (2008: 15) menyebutkan bahwa keaktifan berasal dari
kata aktif yang artinya giat bekerja, giat berusaha, mampu bereaksi
dan beraksi, sedangkan arti kata keaktifan adalah kesibukan atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
kegiatan. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di
sekolah. Aktivitas siswa tidak hanya mendengarkan dan mencatat
seperti yang lazim terdapat di sekolah – sekolah tradisional. Jenis-
jenis aktivitas siswa dalam belajar adalah sebagai berikut
(Sardiman, 1988: 99):
1) Visual activities, yang termasuk didalamnya misalnya
membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan,
pekerjaan orang lain.
2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya,
memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan
wawancara, diskusi.
3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan:
percakapan, diskusi, musik, pidato.
4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan,
angket, menyalin.
5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik,
peta, diagram.
6) Motor activities, yang termasuk didalamnya antara lain:
melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain.
7) Mental activities, sebagai contoh misalnya: menanggapi,
mengingat, memecahkan soal, menganalisa, mengambil
keputusan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
8) Emotional activities, seperti: menaruh minat, merasa bosan,
gembira, bersemangat, bergairah, tenang.
Salah satu penilaian proses pembelajaran adalah melihat sejauh
mana keaktifan siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.
Nana Sudjana (2009: 61) menyatakan keaktifan siswa dapat dilihat
dalam hal: (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2)
terlibat dalam pemecahan masalah; (3) Bertanya kepada siswa lain
atau guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapinya; (4)
Berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk
pemecahan masalah; (5) Melaksanakan diskusi kelompok sesuai
dengan petunjuk guru; (6) Menilai kemampuan dirinya dan hasil-
hasil yang diperolehnya; (7) Melatih diri dalam memecahkan soal
atau masalah yang sejenis; (8) Kesempatan menggunakan atau
menerapkan apa yang diperoleh dalam menyelesaikan tugas atau
persoalan yang dihadapinya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan
siswa dapat dilihat dari keadaan siswa di kelas dalam proses
pembelajaran. Peneliti menerapkan model pembelajaran berbasis
masalah untuk memancing siswa agar aktif dalam pembelajaran,
seperti halnya mendengarkan, berdiskusi, bertanya, memecahkan soal
(mental activities).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
b) Faktor yang Mempengaruhi Keaktifan
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang
dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, siswa juga dapat
berlatih untuk berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-
permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Di samping itu, guru juga
dapat merekayasa sistem pembelajaran secara sistematis, sehingga
merangsang keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Keaktifan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Slameto (2010: 54)
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi keaktifan belajar
siswa adalah 1) Memberikan keaktifan atau menarik perhatian siswa,
sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran; 2)
Menjelaskan tujuan instruksional (kemampuan dasar kepada siswa);
3) Mengingatkan kompetensi belajar kepada siswa; 4) Memberikan
stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari); 5)
Memberikan petunjuk kepada siswa cara mempelajari; 6)
Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa dalam kegiatan
pembelajaran, 7) Memberikan umpan balik (feedback); 8)
Melakukan tagihan-tagihan kepada siswa berupa tes sehingga
kemampuan siswa selalu terpantau dan terukur; 9) Menyimpulkan
setiap materi yang disampaikan diakhir pembelajaran.
Keaktifan dapat ditingkatkan dan diperbaiki dalam keterlibatan
siswa pada saat belajar. Hal tersebut seperti dijelaskan oleh Usman
(2009:26-27) cara untuk memperbaiki keterlibatan siswa diantaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
yaitu abadikan waktu yang lebih banyak untuk kegiatan belajar
mengajar, tingkatkan partisipasi siswa secara efektif dalam kegiatan
belajar mengajar, serta berikanlah pengajaran yang jelas dan tepat
sesuai dengan tujuan mengajar yang akan dicapai. Selain
memperbaiki keterlibatan siswa juga dijelaskan cara meningkatkan
keterlibatan siswa atau keaktifan siswa dalam belajar. Cara
meningkatkan keterlibatan atau keaktifan siswa dalam belajar adalah
mengenali dan membantu siswa-siswa yang kurang terlibat dan
menyelidiki penyebabnya dan usaha apa yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan keaktifan siswa, sesuaikan pengajaran dengan
kebutuhan-kebutuhan individual siswa. Hal ini sangat penting untuk
meningkatkan usaha dan keinginan siswa untuk berpikir secara aktif
dalam kegiatan belajar.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka dapat disimpulkan
keaktifan dipengaruhi oleh berbagai macam faktor seperti menarik atau
memberikan keaktifan kepada siswa dan keaktifan juga dapat
ditingkatkan, salah satu cara meningkatkan keaktifan yaitu dengan
mengenali keadaan siswa yang kurang terlibat dalam proses
pembelajaran.
2. Hasil Belajar
Pengertian hasil belajar adalah bagian terpenting dalam
pembelajaran. Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono (2006: 3-4) juga menyebutkan hasil
belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak
mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi
hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya
pengajaran dari puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan
Mudjiono, 2006: 26-27) menyebutkan lima jenis perilaku ranah kognitif,
sebagai berikut:
a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah
dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan
dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau model.
b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna
tentang hal yang dipelajari.
c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan model dan kaidah
untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. misalnya,
menggunakan prinsip.
d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam
bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan
baik, misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.
e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya
kemampuan menyusun suatu program.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Hakekat Pembelajaran IPA di SD
a. Pembelajaran IPA di SD
Pembelajaran merupakan suatu proses penyampaian
pengetahuan, yang dilaksanakan dengan menuangkan pengetahuan
kepada siswa (Hamalik, 2008: 25). Bila pembelajaran dipandang
sebagai suatu proses, maka pembelajaran merupakan rangkaian upaya
atau kegiatan guru dalam rangka membuat siswa belajar. Proses
tersebut dimulai dari merencanakan progam pengajaran tahunan,
semester dan penyusunan persiapan mengajar (lesson plan) berikut
persiapan perangkat kelengkapannya antara lain berupa alat peraga dan
alat-alat evaluasinya (Zaini, 2004: 4).
Berdasar beberapa pendapat di atas maka disimpulkan
pembelajaran adalah suatu proses dan rangkaian upaya atau kegiatan
guru dalam rangka membuat siswa belajar, pembelajaran juga
merupakan persiapan di masa depan dan sekolah mempersiapkan
mereka untuk hidup dalam masyarakat yang akan datang. Ilmu
Pengetahuan Alam merupakan mata pelajaran di SD yang
dimaksudkan agar siswa mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep
yang terorganisasi tentang alam sekitar, yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah antara lain
penyelidikan, penyusunan dan penyajian gagasan-gagasan.
IPA adalah pengetahuan khusus yaitu dengan melakukan
observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
demikian seterusnya antara cara yang satu dengan cara yang lain
(Abdullah, 1998: 18). IPA berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-
prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan
(Sulistyorini, 2007: 39).
Menurut Iskandar (2001: 2) IPA adalah ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi alam: 2). Ilmu Pengetahuan Alam
merupakan mata pelajaran di SD yang dimaksudkan agar siswa
mempunyai pengetahuan, gagasan dan konsep yang terorganisasi
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui
serangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan
penyajian gagasan-gagasan. Pada prinsipnya, mempelajari IPA sebagai
cara mencari tahu dan cara mengerjakan atau melakukan dan
membantu siswa untuk memahami alam sekitar secara lebih mendalam
(Depdiknas dalam Suyitno, 2002: 7).
Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan
pembelajaran IPA di SD adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-
peristiwa yang terjadi di alam. Proses pembelajaran yang dilakukan
siswa seperti observasi, eksperimentasi, penyimpulan, melalui
serangkaian proses ilmiah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD
Menurut Sulistiyorini (2007: 40) tujuan pembelajaran IPA di SD
sebagai berikut:
1) Mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap
sains, teknologi dan masyarakat.
2) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
3) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
sains yang akan bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
4) Mengembangkan kesadaran tentang peran dan pentingnya sains
dalam kehidupan sehari-hari.
5) Mengalihkan pengetahuan, keterampilan, dan pemahaman ke
bidang pengajaran lain.
6) Ikut serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan
lingkungan alam. Menghargai berbagai macam bentuk ciptaan
Tuhan di alam semesta ini untuk dipelajari.
c. Prinsip dan Karakteristik Pembelajaran IPA
1) Prinsip-prinsip Pembelajaran IPA
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar,
serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh sebab itu guru dituntut untuk
merancang proses pembelajaran yang melibatkan siswa di
dalamnya.
Berikut disajikan empat (4) prinsip pembelajaran IPA yang
dikemukakan olah Trianto (2007:104) untuk dijadikan pedoman
dalam pelaksanaan di sekolah, yaitu:
a) Memberikan pengalaman pada siswa sehingga mereka
kompeten melakukan pengukuran berbagai fasis.
b) Menanamkan pada siswa pentingnya pengamatan empiris
dalam menguji suatu pernyataan ilmiah (hipotesis). Hipotesis
ini dapat berasal dari pengamatan terhadap kejadian sehari-hari
yang memerlukan pembuktian secara ilmiah.
c) Latihan berpikir kuantitatif yang mendukung kegiatan belajar
matematika, yaitu sebagai penerapan matematika pada
masalah-masalah nyata yang berkaitan dengan peristiwa alam.
d) Memperkenalkan dunia teknologi melalui kegiatan kreatif
dalam kegiatan perencanaan dan pembuatan alat-alat sederhana
maupun penjelasan berbagai gejala dan kemampuan dalam
menjawab berbagai masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2) Karakteristik Mata Pelajaran IPA
Sebelum kita menentukan strategi pembelajaran (tujuan,
model dan evaluasi), sebaiknya kita harus memahami dahulu
karakteristik mata pelajaran IPA atau sains yang akan kita ajarkan.
Dalam sains dipelajari permasalahan yang berkaitan dengan
fenomena alam dan berbagai permasalahan dalam kehidupan
masyarakat. Fenomena alam dan sains dapat ditinjau dari objek,
persoalan, tema dan tempat kejadiannya.
Pembelajaran sains memerlukan kegiatan penyelidikan baik
melalui observasi maupun eksperimen, sebagai bagian dari kerja
ilmiah yang melibatkan keterampilan proses yang dilandasi sikap
ilmiah. Selain itu pembelajaran sains mengembangkan rasa ingin
tahu melalui penemuan berdasarkan pengalaman langsung yang
dilakukan melalui kerja ilmiah. Melalui kerja ilmiah, siswa dilatih
untuk memanfaatkan fakta, membangun konsep, prinsip, teori
sebagai dasar untuk berpikir kritis, kreatif, dan analisis.
Dengan demikian menurut Indrawati (2008:5) dalam
pembelajaran IPA atau sains, siswa dituntut untuk
menguasai/memiliki kemampuan minimal dalam empat hal, yaitu :
(a) Menguasai konsep-konsep IPA
(b) Terampil menggunakan keterampilan berpikir dan motorik
(c) Memiliki sikap-sikap positif sebagaimana yang dimiliki oleh
saintis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
(d) Mampu menerapkan konsep IPA dan keterampilan berpikir
dalam memecahkan masalah sehari-hari
4. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
a. Model Pembelajaran
Menurut Tan (dalam Rusman, 2010: 232) Model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di
kelas. Model tersebut merupakan pola umum perilaku pembelajaran
untuk mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Model pembelajaran adalah pola interaksi siswa dengan guru di dalam
kelas yang menyangkut pendekatan, strategi, metode, teknik
pembelajaran yang diterapkan dalam pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar. Dalam suatu model pembelajaran ditentukan bukan hanya
apa yang harus dilakukan guru, akan tetapi menyangkut tahapan-
tahapan, prinsip-prinsip reaksi guru dan siswa serta sistem penunjang
yang disyaratkan.
Menurut Arends (dalam Suprijono, 2013: 46) model
pembelajaran mengacu pada pendekatan yang digunakan termasuk di
dalamnya tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.
Menurut Joice& Weil (dalam Isjoni, 2013: 50) model pembelajaran
adalah suatu pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian
rupa dan digunakan untuk menyusun kurikulum, mengatur materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelasnya.
Sedangkan Istarani (2011: 1) model pembelajaran adalah seluruh
rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum,
sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala
fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung atau tidak
langsung dalam proses belajar.
b. Pengertian Berbasis Masalah (PBM)
Menurut Komalasari (2013:58) Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) adalah kurikulum dan proses pembelajaran. Dalam
kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang menuntut siswa
mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir dalam
memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah
atau menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan
kehidupan sehari-hari.
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) mempunyai perbedaan
penting dengan pembelajaran penemuan. Pada pembelajaran penemuan
didasarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan disiplin ilmu dan
penyelidikan siswa berlangsung di bawah bimbingan guru terbatas
dalam ruang lingkup kelas, sedangkan Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) dimulai dengan masalah kehidupan nyata yang bermakna
dimana siswa mempunyai kesempatan dalam memlilih dan melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
penyelidikan apapun baik di dalam maupun di luar sekolah sejauh itu
diperlukan untuk memecahkan masalah. Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran
proses berpikir tingkat tinggi, pembelajaran ini membantu siswa untuk
memproses informasi yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun
pengetahuan mereka sendiri tentang dunia sosial dan sekitarnya.
Dengan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) siswa dilatih
menyusun sendiri pengetahuannya, mengembangkan keterampilan
memecahkan masalah. Selain itu, dengan pemberian masalah autentik,
siswa dapat membentuk makna dari bahan pelajaran melalui proses
belajar dan menyimpannya dalam ingatan sehingga sewaktu-waktu
dapat digunakan lagi.
Jadi pembelajaran berbasis masalah adalah suatu strategi
pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan
keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh
pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran
c. Ciri-ciri Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Menurut Arends (2007:5) berbagai pengembangan Pembelajaran
Berbasis Masalah (PBM) telah memberikan model pembelajaran itu
memiliki karakteristik sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
1) Pengajuan pertanyaan atau masalah
Pembelajaran berbasis masalah mengorganisasikan pengajaran
disekitar pertanyaan dan masalah yang dua-duanya secara sosial
penting dan secara pribadi bermakna untuk siswa.
2) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
Meskipun pembelajaran berdasarkan masalah mungkin berpusat
pada mata pelajaran tertentu IPA, masalah-masalah yang diselidiki
telah dipilih benar-benar nyata agar dalam pemecahannya, siswa
meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3) Penyelidikan autentik
Pembelajaran berdasarkan masalah mengharuskan siswa
melakukan penyelidikan autentik untuk mencari penyelesaian
nyata terhadap masalah nyata.
4) Menghasilkan produk dan memamerkannya
Pembelajaran berdasarkan masalah menuntut siswa untuk
menghasilkan produk tertentu dalam karya nyata. Produk tersebut
bisa berupa laporan, model fisik, video maupun program komputer.
5) Kolaborasi dan kerja sama
Pembelajaran berdasarkan masalah dicirikan oleh siswa yang
bekerja sama satu dengan yang lainnya, paling sering secara
berpasangan atau dalam kelompok kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
d. Langkah-langkah Proses Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) akan dapat dijalankan
bila pengajar siap dengan segala perangkat yang diperlukan.
Pembelajar pun harus harus sudah memahami prosesnya, dan telah
membentuk kelompok-kelompok kecil. Ibrahim dan Nur (dalam
Rusman, 2016:243) mengemukakan bahwa langkah-langkah
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
Tabel 2. 1 Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah
Fase Indikator Kegiatan Guru
1 Orientasi siswa pada
masalah
Menjelaskan tujuan pembelajaran,
menjelaskan logistik yang diperlukan, dan
memotivasi siswa terlibat pada aktivitas
pemecahan masalah
2 Mengorganisasi siswa
untuk belajar
Membantu siswa mendefenisikan dan
mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut
3 Membimbing
pengalaman individual/
kelompok
Mendorong siswa untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen untuk mendapatkan penjelasan
dan pemecahan masalah
4 Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Membantu siswa dalam merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, dan membantu mereka untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Fase Indikator Kegiatan Guru
berbagai tugas dengan temannya
5 Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Membantu siswa untuk melakukan refleksi
atau evaluasi terhadap penyelidikan
mereka dan proses yang mereka gunakan
Berdasarkan langkah-langkah pembelajaran berbasis masalah
peneliti mengorientasi siswa pada masalah, mengorganisasi siswa
untuk belajar, membimbing pengalaman individual atau kelompok,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan
mengevaluasi proses pemecahan masalah.
e. Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Menurut Sanjaya 2006 (218-219) Pembelajaran Berbasis Masalah
(PBM) atau berdasarkan masalah memiliki beberapa kelebihan
dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya, di antaranya
sebagai berikut:
1) Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk
memahami isi pelajaran.
2) Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta
memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi
siswa.
3) Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran
siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
4) Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana mentransfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan
nyata.
5) Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan.
6) Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran IPA, pada dasarnya merupakan cara
berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan
hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-buku saja.
7) Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai
siswa
8) Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
9) Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa
yang mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam
dunia nyata.
10) Pemecahan masalah dapat mengembangkan keaktifan siswa untuk
secara terus menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan
formal telah berakhir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
5. Materi IPA Sifat Benda
a. Perubahan wujud benda
1. Perubahan wujud benda cair ke padat disebut pembekuan
2. Perubahan wujud benda padat ke cair disebut pencairan
3. Perubahan wujud benda cair ke gas disebut penguapan
4. Perubahan wujud benda gas ke cair disebut pengembangan
5. Perubahan wujud benda padat ke gas disebut penyubliman
Contoh gambar bagan :
2 5
1 3
Di dalam semesta ini benda dikelompokkan menjadi 3
wujud, yaitu benda padat, cair dan gas, ketiga kelompok benda
tersebut memiliki persamaan diantaranya mempunyai berat,
menempati ruangan, dan memiliki isi atau volume.
b. Sifat benda padat
1. Bentuknya tetap, tidak dipengaruhi bentuk wadahnya
2. Isi (volum) benda tetap
3. Dengan perlakuan tertentu bentuknya dapat diubah
c. Sifat benda cair
1. Bentuk berubah ubah sesuai bentuk wadahnya
Padat
Cair Gas
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2. Mengalir ketempat lebih rendah
3. Menekan ke segala arah
4. Dalam keadaan tenang, permukaan selalu datar
5. Dapat meresap melalui celah kecil
6. Dapat melarutkan zat
d. Sifat benda gas
1. Bentuknya selalu berubah sesuai tempatnya
2. Menekan kesegala arah
3. Tidak dapat dilihat dan diraba
Untuk membuat barang-barang keperluan hidup digunakan benda
padat. Benda padat yang digunakan diantaranya logam, kayu, plastic,
karet dan kaca. Logam memiliki sifat penghantar panas listrik
(konduktor) Plastik memiliki sifat penghantar panas jelek (isolator).
B. Penelitian Yang Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh Rosanti (2016), yang berjudul
Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Menggunakan Problem Based
Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Matematika Siswa Kelas V SDK
Wirobrajan I Yogyakarta” Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar tentang pelaksanaan pendekatan Problem Based
Learning (PBL) pada pelajaran matematika siswa kelas V SDK Wirobrajan I
Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK). Hasil penelitian kondisi awal menunjukkan dalam kategori cukup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
yaitu 70 pada siklus I meningkat menjadi 76. Kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 83 setelah menggunakan metode Problem Based
Learning (PLB). Kesimpulan dari penelitian ini adalah keaktifan dan hasil
belajar dapat di tingkatkan dengan penerapan metode Problem Based
Learning (PLB) pada mata pelajaran matematika SDK Wirobrajan I
Yogyakarta.
Penelitian yang dilakukan oleh Winarti (2016), yang berjudul
“Peningkatan Hasil Belajar dan Kemampuan Kritis Matematika Kelas IIIA
Materi Perkalian dan Pembagian Melalui Pembelajaran PBL di SD Negeri
Denggung”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika materi perkalian dan
pembagian melalui pembelajaran PBL pada siswa kelas IIIA di SD Negeri
Denggung. Menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dengan
subjek penelitian siswa kelas IIIA SD Negeri Denggung. Hasil Penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata kondisi awal 77,92 meningkat pada siklus I
sebesar 77,98 dan siklus II 90,82. Pencapaian KKM kondisi awal 64,28%
dengan KKM 70, siklus I meningkat 85,18% dengan KKM 75, dan siklus II
menjadi 82,14% dengan KKM 80. Kesimpulan dari penelitian ini adalah hasil
belajar dan kemampuan berpikir kritis matematika materi perkalian dan
pembagian dapat ditingkatkan melalui pembelajaran PBL.
Penelitian yang dilakukan oleh Isnaeni (2016), yang berjudul
“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar PKn Menggunakan Model PBL
untuk Siswa Kelas III SD Plaosan 1”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar PKn siswa kelas III SD Negeri
Plaosan 1. Metode penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
dengan subjek siswa kelas III SD Negeri Plaosan 1. Hasil penelitian
menunjukkan presentase keaktifan awal jumlah siswa minimal cukup aktif
yaitu 39,13% dengan rata-rata nilai keaktifan 53,22 meningkat dengan
persentase jumlah siswa minimal cukup aktif pada siklus I 56,52 dengan nilai
rata-rata 55,94 dam siklus II meningkat menjadi 91,30 dengan rata-rata nilai
63,51. Persentase jumlah lulus KKM pada kondisi awal 35,71% dengan nilai
rata-rata 70,02. Pada siklus I menjadi 43,47% dengan nilai rata-rata 74,13.
Pada siklus II persentase meningkat menjadi 65,21% dengan nilai rata-rata
79,60. Kesimpulan dari penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar
PKn dapat ditingkatkan dengan menggunakan model PBL siswa kelas III SD
Negeri Plaosan 1.
Persamaan antara penelitian yang relevan di atas menggunakan
variable keaktifan, prestasi belajar, berpikir kritis, dan hasil belajar. Hasil
penelitiannya menunjukkan model pembelajaran PBL dapat meningkatakan.
Pada penelitian ini menggunakan variabel keaktifan dan hasil belajar siswa
untuk mengadakan penelitian “Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar IPA
Materi Tentang Sifat Benda Melalui Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Masalah (PBM) Pada Siswa Kelas IV SD N Srumbung 2 Semester 2 Tahun
Pelajaran 2017/2018”. Kebaruan dalam penelitian ini adalah peneliti
menggunakan variabel Keaktifan dan hasil belajar. Dalam mata pelajaran IPA
peneliti mengambil materi sifat benda dalam penelitian ini. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
menggunakan siswa kelas IV sebagai subjek penelitian dan menggunakan SD
N Srumbung 2 sebagai tempat penelitian.
Berikut ini bagan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini.
Berdasarkan peta literatur di atas, peneliti melakukan penelitian
pada variabel keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Srumbung 2
Rosanti (2016)
“Peningkatan Keaktifan dan
Prestasi Belajar Menggunakan
Problem Based Learning (PBL)
pada Mata Pelajaran Matematika
Siswa Kelas V SDK Wirobrajan
I Yogyakarta”.
Isnaeni (2016)
“Peningkatan keaktifan dan
prestasi belajar PKn
Menggunakan Model PBL
untuk siswa kelas III SD
Negeri Plaosan 1”.
Penelitian yang dilakukan oleh penelitian :
“Peningkatan keaktifan dan Hasil Belajar IPA Siswa
Kelas IV SDN Srumbung 2 Melalui Penerapan Model
Pembelajaran PBM (Pembelajaran Berbasis Masalah).
Winanti (2016)
“Peningkatan Hasil Belajar dan
Kemampuan Kritis Matematika Kelas
IIIA Materi Perkalian dan Pembagian
Melalui Pembelajaran PBL di SD Negeri
Denggung”.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
pada mata pelajaran IPA mengunakan model pembelajaran PBM
(Pembelajaran Berbasis Masalah).
C. Kerangka Berpikir
Belajar aktif itu sangat diperlukan oleh siswa untuk meningkatkan
hasil belajar siswa. Ketika siswa pasif dan guru menggunakan metode
ceramah atau siswa menerima dari pengajar, ada kecenderungan untuk cepat
melupakan apa yang telah diberikan oleh guru bagaimanapun menariknya
materi disampaikan dengan ceramah, otak tidak akan menyimpan informasi
yang diberikan, karena tidak terjadi proses keaktifan siswa.
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) adalah kurikulum dan proses
pembelajaran. Dalam kurikulumnya, dirancang masalah-masalah yang
menuntut siswa mendapat pengetahuan yang penting, membuat mereka mahir
dalam memecahkan masalah, dan memiliki strategi belajar sendiri serta
memiliki kecakapan berpartisipasi dalam tim. Proses pembelajarannya
menggunakan pendekatan yang sistematik untuk memecahkan masalah atau
menghadapi tantangan yang nanti diperlukan dalam karir dan kehidupan
sehari-hari.
Di dalam kondisi lapangan sebenarnya adalah hasil belajar siswa
kelas IV SD N Srumbung 2 Tahun Pelajaran 2017/2018 masih rendah 10 dari
22 siswa mendapat nilai di bawah KKM. Siswa juga belum aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran, guru mengajar secara konvensional namun
hasil belajar siswa masih rendah. Kemudian peneliti mencoba melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
tindakan yang sesuai dengan materi dan menerapkan pendekatan Model
Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) yang sesuai dengan
materi melalui dua tahap. Dengan menerapkan model pembelajaran
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) diyakini bahwa siswa akan lebih
mudah mengikuti dan aktif dalam pembelajaran yang tentu saja keaktifan
siswa akan meningkat. Adapun kegiatan yang akan dilakukan pada tahap
pertama yaitu, perencanaan, pelaksanaan tes, pengamatan terhadap peserta
didik serta melakukan refleksi. Tahap kedua sama dengan tahap pertama
dan hasil belajar mata pelajaran IPA siswa meningkat.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah, peneliti menentukan hipotesis
tindakan pada penelitian ini. Hipotesis tindakan yang disusun oleh peneliti
adalah :
Kondisi Awal di Lapangan :
Rendahnya keaktifan dan hasil belajar siswa kelas IV SDN Srumbung 2
Solusi :
Guru menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
Kondisi Akhir :
Peningkatan keaktifan dan hasil belajar melalui penggunaan Model
Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dalam upaya
peningkatkan keaktifan dan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N
Srumbung 2 yakni dengan langkah-langkah sebagai berikut (a) orientasi
siswa pada masalah, (b) mengorganisasi siswa untuk belajar, (c)
membimbing pengalaman individual/ kelompok, (d) mengembangkan dan
menyajikan hasil karya, (e) menganalisis dan mengevaluasi proses
pemecahan masalah.
2. Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan keaktifan belajar IPA siswa kelas IV SDN Srumbung 02
tahun pelajaran 2017/2018.
3. Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) dapat
meningkatkan hasil belajar IPA pada kelas IV SDN Srumbung 02 tahun
pelajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab III ini ada sembilan hal yang akan dibahas oleh peneliti. Sembilan
hal tersebut adalah jenis penelitian, setting penelitian, rencana penelitian,
indikator keberhasilan, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas,
reliabilitas, indeks kesukaran soal, dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Aqip (2006: 13) menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi
dalam sebuah kelas. Pendapat tidak jauh berbeda dari Suhardjono (dalam
Arikunto, 2010: 2) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
tindakaan yang dilakukan di kelas dengan tujuan memperbaiki dan
meningkatkan mutu praktik pembelajaran. Berdasarkan kedua pendapat di
atas dapat disimpulkan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan tujuan untuk
memperbaiki kinerjanya dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran.
Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis
dan Mc. Taggart dalam Kusumah (2010: 20-21). Bagan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) tersaji pada gambar di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 3.1 Model Kemmis dan Mc Taggart (Kusumah, 2010: 21)
Gambar 3.1 merupakan skema PTK menurut Kemmis dan Taggart
yang dilakukan dalam dua siklus dan terdiri dari empat tahap yaitu.
Perencanaa, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahap tindakan dan
pengamatan gambar di atas, berada dalam waktu yang sama. Keempat tahap
tersebut merupakan rangkaian tahapan dari satu siklus PTK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Model yang dikemukakan oleh Kemmis & Mc Taggart pada hakikatnya
berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri
dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai kegiatan
yang dipandang sebagai satu siklus. Pada gambar 3.1, tampak bahwa di
dalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dapat disebut sebagai dua
siklus.
Kusumah (2010:25) mengemukakan bahwa penelitian tindakan secara
garis besar mengenal adanya empat langkah penting, yaitu perencanaan
(planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi
(reflecting). Keempat langkah tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Perencanaan
Perencanaan yang matang perlu dilakukan setelah mengetahui
masalah dalam pembelajaran. Hal yang direncanakan terkait dengan
model pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media
pembelajaran dan sebagainya. Perencanaan kurang lebih hampir sama
dengan menyiapkan suatu kegiatan belajar-mengajar.
2. Tindakan
Langkah kedua yang perlu diperhatikan yaitu langkah tindakan
dari guru berupa solusi tindakan sebelumnya. Tindakan dalam penelitian
harus berhati-hati dan serta merupakan kegiatan praktis yang terencana.
Hal ini dapat terjadi jika tindakan tersebut dibantu dan mengacu kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
rencana yang rasional dan terukur. Realisasi tindakan sebelumnya harus
sudah direncanakan dengan baik.
3. Pengamatan
Pengamatan pada penelitian tindakan kelas mempunyai fungsi
yaitu mendokumentasikan implikasi tindakan yang diberikan kepada
subjek. Observasi harus memiliki beberapa unggulan misalnya orientasi
prospektif, memiliki dasar-dasar reflektif waktu sekarang dan masa yang
akan datang. Observasi yang hati-hati dalam hal ini sangat diperlukan
untuk mengatasi keterbatasan yang diambil peneliti. Observasi yang baik
yaitu observasi yang fleksibel dan terbuka untuk dapat mencatat gejala
yang muncul baik yang diharapkan ataupun tidak diharapkan.
4. Refleksi
Setelah langkah pengamatan, kemudian masuk langkah keempat
yaitu langkah refleksi. Tahap ini guru dapat melakukan refleksi dan dapat
menyimpulkan apa yang telah terjadi di dalam kelas. Langkah ini
merupakan sarana untuk melakukan pengkajian kembali tindakan yang
telah dilakukan terhadap subjek penelitian dan telah dicatat dalam
observasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
B. Setting Penelitian
Setting dalam penelitian ini meliputi: subyek penelitian, obyek
penelitian, tempat penelitian dan waktu penelitian.
1. Subyek penelitian
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Srumbung 2 tahun
ajaran 2017/2018 yang berjumlah 22 siswa, dengan jumlah siswa
laki-laki 14 dan siswa perempuan 8 orang.
2. Obyek penelitian
Obyek penelitian ini adalah peningkatan keaktifan dan hasil
belajar siswa kelas IV SD N Srumbung 2 semester ganjil
menggunakan model pembelajaran PBM. Kompetensi dasar yang
diambil yaitu 6.1 mengidentifikasi wujud benda padat, cair, dan gas
memiliki sifat tertentu.
3. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD N Srumbung 2 yang beralamat
di Dusun Cawakan, Desa Srumbung, Kecamatan Srumbung,
Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.
4. Waktu penelitian
Penelitian ini berlangsung dari bulan Juli 2017 sampai bulan
Desember 2017 tahun pelajaran 2017/2018 di SD N Srumbung 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
C. Persiapan Penelitian
Persiapan sebelum melakukan penelitian di SD N Srumbung 2 yaitu :
1) Surat izin kepada Kepala Sekolah SD N Srumbung 2 untuk melakukan
penelitian di SD N Srumbung 2 khususnya kelas IV, 2) bertemu dengan
guru kelas IV untuk informasi dan menanyakan jadwal pelajaran IPA, 3)
melakukan observasi pembelajaran IPA di kelas IV, 4) hasil wawancara
dengan guru kelas IV, 5) mengidentifikasi masalah yang ada di kelas, 6)
menganalisis masalah masalah yang ada pada kelas IV, 7) merumuskan
masalah, 8) merumuskan hipotesis, 9) menyususn rencana penelitian
dalam setiap siklus, 10) membuat gambaran awal tentang keaktifan dan
hasil belajar siswa kelas IV, 11) mengkaji standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan materi pokoknya, 12) menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Lembar Kerja Siswa (LKS), soal evalusi, dan
instrumen penelitian.
D. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan
dalam 2 siklus. Apabila siklus I belum berhasil maka menggunakan siklus II.
Model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model Kemmis dan Mc
Taggert yang terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan (planning),
tindakan (acting), pengamatan (observing), refleksi (reflecting). Rencana
tindakan ini membahas tentang tindakan setiap siklus. Langkah pertama yang
dilakukan peneliti setelah diperoleh gambaran keadaan kelas adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
melaksankan tindakan kelas siklus I sebagai berikut:
1. Siklus I
Siklus I ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan dengan alokasi waktu
4 x 35 menit untuk 2 pertemuan dan setiap pertemuan 2 x 35 menit.
Langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada Tahap perencanaan peneliti menyiapkan perangkat
pembelajaran yang akan digunakan dalam proses penelitian. Perangkat
pembelajaran yang akan digunakan dalam penelitian yaitu silabus,
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Lembar Kerja Siswa
(LKS), materi ajar, soal prestasi, dan media pembelajaran. Peneliti
juga menyiapkan instrument penelitian untuk mengukur keaktifan
siswa berupa lembar observasi atau pengamatan dan lembar kuesioner
tentang keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran IPA.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini, peneliti melakukan proses pembelajaran dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Pertemuan Pertama
Kegiatan Awal
a) Guru menyapa siswa dengan salam.
b) Guru bersama siswa berdoa.
c) Siswa bersama guru menyanyikan lagu “Indonesia Raya”
d) Guru mengabsen kehadiran siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
e) Motivasi
Siswa bersama dengan guru mengamati percobaan tentang
perubahan sifat benda.
f) Apersepsi
Guru melakukan apersepsi dengan bertanya-jawab tentang
perubahan sifat benda.
h) Orientasi
Guru menyampaikan tujuan dan kompetensi dasar yang akan
dicapai serta kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Kegiatan Inti
a) Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang perubahan sifat
benda yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.
b) Siswa mengamati percobaan yang ada di depan kelas.
c) Siswa dibagi ke dalam kelompok oleh guru.
d) Siswa mendapatkan permasalah pertama dari guru berupa
pertanyaan
“Mengapa bila air dimasukkan ke dalam kulkas menjadi beku?”
“Apakah kita dapat melihat perubahan sifat yang terjadi pada
air?” (Tahap 1: Mengorientasikan siswa terhadap masalah)
e) Siswa mencoba menjawab pertanyaan dari guru.
f) Siswa mendapat instruksi dari guru terkait kegiatan apa yang
akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
g) Siswa mencoba kegiatan seperti permasalahan yang
disampaikan oleh guru yaitu menguji perubahan sifat benda
yang terjadi pada benda yang ada di dalam kelas.
(Tahap 2: Mengorganisasikan siswa untuk belajar)
h) Siswa melihat perubahan yang terjadi dan menyimpulkan
dari perubahan sifat pada benda cair.
(Tahap 3: Membimbing penyelidikan individual maupun
kelompok)
i) Siswa berdiskusi dan menuliskan laporan hasil kerja.
j) Siswa bersama kelompok mempresentasikan hasil
pekerjaanya di depan kelas secara bergantian.
(Tahap 4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya)
k) Siswa menuliskan hasil kerja mereka lalu menuliskan di papan
tulis.
l) Guru memberikan umpan balik terhadap hasil diskusi siswa.
(Tahap 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan
masalah)
m) Siswa menuliskan refleksi dan evaluasi kegiatan dengan dibantu
oleh guru.
Kegiatan akhir
a) Menyimpulkan
Siswa dan guru menyimpulkan hasil diskusi atau