Upload
vunhan
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user i
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA MELALUI
MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS III SDN 01 PASEBAN
JUMAPOLO KARANGANYAR
TAHUN AJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI
Oleh:
DESI ANA HAPSARI
K 7106014
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA MELALUI
MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS III SDN 01 PASEBAN
JUMAPOLO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009 / 2010.
Oleh:
NAMA : DESI ANA HAPSARI
NIM : K7106014
Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Hari : Jumat
Tanggal : 29 Oktober 2010
Pembimbing I
Dra. MG Dwijiastuti, M.Pd
NIP. 19500712 197903 2 001
Pembimbing II
Drs. H. Amir, M.Pd
NIP. 19510706 197401 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul: Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa Melalui
Media Kartu Huruf Pada Siswa Kelas III SDN 01 Paseban Jumapolo Karanganyar
Tahun Ajaran 2009 / 2010.
Oleh:
NAMA : DESI ANA HAPSARI
NIM : K7106014
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari : Selasa
Tanggal : 9 November 2010
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang
Ketua : Drs. H. Sukarno, M.Pd
Sekretaris : Drs. H. Kartono, M.Pd
Anggota I : Dra. MG Dwiji Astuti, M.Pd
Anggota II : Drs. H. Amir, M.Pd
Tanda Tangan
…………………
…………………
…………………
…………………
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd.
NIP 19600727 198702 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
ABSTRAK
Desi Ana Hapsari. PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF
JAWA MELALUI MEDIA KARTU HURUF PADA SISWA KELAS III SDN 01
PASEBAN JUMAPOLO KARANGANYAR TAHUN AJARAN 2009/2010.”
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas
Maret, September 2010.
Tujuan penelitian ini adalah: meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa
melalui penggunaan media kartu huruf pada siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban
Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010.
Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap
siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek adalah
siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban Jumapolo yang berjumlah 20 siswa. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik
analisis data yang digunakan adalah model analisis deskriptif interaktif (Miles &
Hubermen) yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan
kesimpulan.
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media kartu
huruf dapat meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa siswa kelas III SD
Negeri 01 Paseban Jumapolo tahun pelajaran 2009/2010. Peningkatan keterampilan
menulis huruf Jawa tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai
keterampilan menulis huruf Jawa siswa pada setiap siklus yaitu; sebelum tindakan
(prasiklus) nilai rata-rata keterampilan menulis huruf Jawa siswa 62,33 di mana siswa
mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan minimum KKM yaitu 65 hanya 10 siswa
(50%), siklus I nilai rata-rata keterampilan menulis huruf Jawa siswa meningkat
menjadi 79 sebanyak 13 siswa memperoleh nilai di atas KKM (65%), dan siklus II
nilai rata-rata keterampilan menulis huruf Jawa siswa meningkat lagi menjadi 84
dengan 17 siswa memperoleh nilai di atas KKM (85%).
Kata kunci : keterampilan menulis, huruf Jawa, media kartu huruf.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user v
ABSTRACT
Desi Ana Hapsari. IMPROVING THE JAVANESE LETTER WRITING
SKILL THROUGH THE USE OF LETTER CARD MEDIA OF THE
STUDENTS IN GRADE III OF STATE PRIMARY SCHOOL 01 OF
PASEBAN, JUMAPOLO, KARANGANYAR IN THE ACADEMIC YEAR OF
2009/2010. Skripsi : The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret
University, October 2010.
The objective of the research is to improve the Javanese letter writing skill
through the use of letter card media of students in Grade III of State Primary School
01 of Paseban, Jumapolo in the academic year of 2009/2010.
The research used a classroom action research approach with 2 cycles. Each
cycle consited of two meetings, and each meeting consisted 4 phases, namely :
planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of the research
were the 20 students in Grade III of State Primary School 01 Paseban, Jumapolo. Its
data werw gathered trough observation, test, and documentation. The data were then
analysed by using an interactive model of descriptif analysis (Milles & Hubermen)
comprising three phase, namely; data reduction, data display, and conclusion
drawing.
The result of the research shows that the use of letter card media can improve
the Javanese letter writing skill of the students in Grade III of State Primary School
01 Paseban, Jumapolo in the academic year of 2009/2010. The improvement is
verified by the improved score in the Javanese letter writing skill of the students in
each cycle.Prior to the treatment, the average score is 62,33 is just 10 students got
score more than minimum criteria is 65 (50%). The average scores respectively
improve to 79 wich 13 students got score more than minimum criteria (65%)
following the treatment of Cycle I and 84 wich 17 students got score more than
minimum criteria (85%) following the treatment of Cycle II.
Keyword: writting skill, the Javanese letter, letter card media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vi
MOTTO
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya sederhana ini untuk:
- Orang tuaku Bapak Mulyadi dan Ibu Tuminem yang tercinta. Doa, pengorbanan,
kasih sayang, motivasi, dan bimbingan yang kalian berikan padaku tiada batas
yang tak mungkin aku dapat membalasnya.
- FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta almamaterku tercinta. Tempatku
menimba ilmu untuk masa depan yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menyadari banyak hambatan yang menimbulkan kesulitan dalam
menyelesaikan skripsi ini, namun berkat rahmat-Nya, akhirnya skripsi ini dapat
selesai untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi telah melibatkan berbagai pihak.
Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuannya. Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada yang terhormat:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. KRT. Rusdiana Indianto.M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. H. Kartono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd., selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Dra. MG Dwiji Astuti, M.Pd., selaku Pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan
lancar.
6. Drs. H. Amir, M.Pd., selaku Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan
dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan lancar.
7. Wahyono, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri 01 Paseban Jumapolo yang
telah memberikan izin tempat penelitian.
8. Lysa Ivolyna, A.ma. Pd., selaku guru kelas III, guru-guru beserta karyawan SD
Negeri 01 Paseban Jumapolo yang telah memberi motivasi dan bantuan dalam
melaksanakan penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ix
9. Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan
kerjasamanya.
10. Berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
Dalam menyusun skripsi ini penulis menyadari masih ada kekurangan dan
kelemahan, karena keterbatasan pengetahuan yang ada dan tentu hasilnya masih jauh
dari sempurna. Oleh karena itu, segala saran dan kritik yang bersifat membangun
sangat diharapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang berkepentingan dan dunia pendidikan pada umumnya.
Surakarta, Oktober 2010
Desi Ana Hapsari
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user x
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................ i
PERSETUJUAN ............................................................................................. ii
PENGESAHAN .............................................................................................. iii
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
ABSTRAC ....................................................................................................... v
MOTTO .......................................................................................................... vi
PERSEMBAHAN ........................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ...................................................................... 5
D. Rumusan Masalah ......................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 8
A. Tinjauan Pustaka ............................................................................ 8
1. Keterampilan Menulis Huruf Jawa............................................. ... 8
2. Hakikat Media Kartu Huruf .......................................................... 21
B. Penelitian yang Relevan ................................................................. 29
C. Kerangka Berpikir .......................................................................... 30
D. Hipotesis ......................................................................................... 32
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 33
A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................ 33
B. Subjek Penelitian ............................................................................ 33
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ....................................................... 33
D. Data dan Sumber Data ................................................................... 34
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 35
F. Validitas Data ................................................................................. 36
G. Teknik Analisis Data ...................................................................... 37
H. Indikator Kinerja ............................................................................ 38
I. Rancangan Penelitian ..................................................................... 39
J. Prosedur Penelitian......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN ................................................................... 44
A. Deskripsi Lokasi Penelitian............................................................ 44
B. Deskripsi Kondisi Awal ................................................................. 44
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian ................................................ 48
1. Siklus I ....................................................................................... 48
2. Siklus II ...................................................................................... 60
D. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. 73
E. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 74
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................... 78
A. Simpulan ........................................................................................ 78
B. Implikasi ......................................................................................... 78
C. Saran ............................................................................................... 80
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 83
LAMPIRAN .................................................................................................... 86
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Huruf Jawa Nglegena .................................................................... 20
Tabel 2 Aspek Penilaian Menulis ............................................................... 21
Tabel 3 Daftar Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas III
SDN 01 Paseban pada Kondisi Awal ............................................ 46
Tabel 4 Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Materi Menulis Huruf Jawa Siswa
Kelas III SD Negeri 01 Paseban Pada Kondisi Awal ................... 47
Tabel 5 Daftar Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas III
SDN 01 Paseban Siklus I ............................................................... 53
Tabel 6 Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan Media Kartu
Huruf Siklus I ................................................................................. 54
Tabel 7 Lembar Observasi Kinerja Guru Dalam Kegiatan
Pembelajaran Siklus I .................................................................... 56
„Tabel 8 Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
Siklus I .......................................................................................... 58
Tabel 9 Daftar Nilai Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas III SDN 01
Paseban Siklus II ........................................................................... 65
Tabel 10 Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan Media
Kartu Huruf Siklus II ..................................................................... 66
Tabel 11 Lembar Observasi Kinerja Guru Dalam Kegiatan
Pembelajaran Siklus II ................................................................... 68
Tabel 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan
Pembelajaran Siklus II ................................................................... 70
Tabel 13 Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Bahasa Jawa dan Prosentase
Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus
II. ................................................................................................... 74
Tabel 14 Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas
Siswa Selama Pembelajaran Tiap Siklus ....................................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Gambar Kartu Huruf ................................................................. 28
Gambar 2 Bagan Kerangka Berpikir ......................................................... 31
Gambar 3 Bagan Strategi Penelitian .......................................................... 34
Gambar 4 Bagan Strategi Penelitian Miles dan Hubermen ....................... 38
Gambar 5 Grafik Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Sebelum Digunakan
Media Kartu Huruf .................................................................... 47
Gambar 6 Grafik Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan
Media Kartu Huruf Pada Siklus I ............................................. 55
Gambar 7 Grafik Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan
Media Kartu Huruf Siklus II .................................................... 67
Gambar 8 Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Bahasa
Jawa Materi Menulis Huruf Jawa Setiap Siklus ....................... 75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa Sebelum Tindakan ....................................................... 86
Lampiran 2 Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan
Media Kartu Huruf Siklus I .................................................... 87
Lampiran 3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan
1 .............................................................................................. 88
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Pertemuan
2 .............................................................................................. 94
Lampiran 5 Lembar Observasi Kinerja Guru Dalam Kegiatan
Pembelajaran Siklus I ............................................................. 100
Lampiran 6 Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
Siklus I .................................................................................... 101
Lampiran 7 Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa Siklus I ........................................................................ 102
Lampiran 8 Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan
Media Kartu Huruf Siklus I .................................................... 103
Lampiran 9 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan
1 .............................................................................................. 104
Lampiran 10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Pertemuan
2 .............................................................................................. 109
Lampiran 11 Lembar Observasi Kinerja Guru Dalam Kegiatan
Pembelajaran Siklus II ............................................................ 115
Lampiran 12 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan
Pembelajaran Siklus II ............................................................ 116
Lampiran 13 Lembar Penilaian Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Siswa Siklus II ........................................................................ 117
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user xv
Lampiran 14 Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan
Media Kartu Huruf Siklus II.................................................. 118
Lampiran 15 Daftar Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa
SDN 01 Paseban Sebelum Tindakan, Siklus I, dan
Siklus II .................................................................................. 119
Lampiran 16 Cara Penghitungan Statistik Nilai Keterampilan Menulis
Huruf Jawa Siswa Kelas III SDN 01 Paseban ........................ 120
Lampiran 17 Satu Set Kartu Huruf dengan Satu Warna .............................. 121
Lampiran 18 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran .......................................... 122
Lampiran 19 Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ........................ 126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Suatu negara yang ketinggalan mutu pendidikannya maka pembangunan di
negara tersebut akan terhambat. Hal ini terjadi karena pendidikan berkaitan erat
dengan sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk pembangunan. Oleh karena
itu diperlukan adanya suatu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Peningkatan mutu pendidikan bukan hanya semata tanggung jawab guru selaku
orang yang bergelut dengan dunia pendidikan, melainkan pula tanggung jawab
pemerintah dan masyarakat. Menulis perlu mendapat perhatian khusus dari pihak
sekolah selaku penyelenggara pendidikan, masyarakat dan pemerintah. Byrne
dalam St.Y. Slamet (2008: 141) menyatakan bahwa menulis adalah kemampuan
menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang
dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat
dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil. Dengan demikian,
keterampilan menulis bukan sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis
sehingga membentuk kata-kata, dan kata-kata menjadi kalimat. Selama proses
belajar hingga ke jenjang yang lebih tinggi tentu saja siswa tidak akan lepas dari
kegiatan menulis. Dengan keterampilan menulis, siswa akan dapat
mengkonstruksikan sendiri apa yang dipelajari dan dipahami. Selain itu, anak
dapat menuangkan ide-ide maupun gagasannya ke dalam suatu bentuk tulisan.
Bahasa Jawa merupakan salah satu pelajaran muatan lokal (mulok) di
daerah Jawa khususnya di Jawa Tengah dan Yogyakarta. Menurut Soewardi
dalam Suharsimi Arikunto dan Asnah Said (1999: 110) muatan lokal adalah
materi pelajaran dan pengenalan berbagai hal yang memperlihatkan ciri khas
daerah tertentu yang bukan saja terdiri atas berbagai keterampilan kerajinan
tradisional, tetapi juga berbagai manifestasi kebudayaan daerah seperti bahasa
daerah, tulisan daerah, legenda, dan adat istiadat. Menurut Suharsimi Arikunto
dan Asnah Said (1999 : 127) dalam buku Pengembangan Program Muatan Lokal
tujuan umum muatan lokal, yaitu memberikan bekal pengetahuan, keterampilan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap
tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-
nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan
pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
Di dalam mulok bahasa Jawa, terdapat pelajaran menulis menggunakan
huruf Jawa. Dengan adanya pemaparan di atas, maka pelajaran menulis huruf
Jawa menjadi sangat penting untuk diajarkan pada siswa terutama SD yang
merupakan tingkatan dasar dalam mengenyam pendidikan. Menurut Adipati
Bumiayu (http://putupondokbalong.blogmalhikdua.com) menyatakan bahwa sejak
2 Oktober 2009, dunia telah mengakui huruf Jawa (ha, na, ca, ra, ka) yang
disahkan oleh UNICODE (lembaga dalam naungan UNESCO yang menangani
standar kode aksara pada komputer di dunia). Dengan demikian huruf Jawa kini
memiliki kedudukan yang sama dengan huruf Latin, China, Arab, Jepang, dan
sebagainya. Dengan kenyataan tersebut sudah seharusnya sebagai bangsa yang
memiliki huruf Jawa harus bisa menulis huruf Jawa.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui bahwasanya dalam pembelajaran
bahasa daerah khususnya Jawa pada milenium ini, keberadaannya menjadi asing
di mata masyarakat Jawa sendiri, apalagi keberadaan aksara Jawa yang jauh dari
konsumsi dan jangkauan masyarakat. Hal ini dikarenakan sekian lama
pembelajaran bahasa Jawa seolah dijauhkan dan dianaktirikan dari masyarakat
penuturnya sehingga keberadaannya menjadi asing. Berbeda dengan aksara Bali
ataupun Bugis yang masih bertahan digunakan oleh masyarakatnya karena aksara
tersebut merupakan sarana mengembangkan budaya daerahnya. Banyak buku
pelajaran bahasa Jawa yang jauh dari pemakaian aksara Jawa, padahal aksara
Jawa seharusnya selalu dihadirkan pada setiap pembelajaran seperti halnya ketika
belajar bahasa Arab, Mandarin, Korea serta Jepang yang tidak bisa lepas dari
aksaranya masing-masing. Begitupun juga seharusnya bahasa Jawa dan aksara
Jawa, hal ini mengingat bahwa bahasa Jawa dan aksara Jawa tidak hanya
dipelajari oleh masyarakat Jawa saja namun juga dipelajari banyak pelajar dan
mahasiswa di Eropa, Australia bahkan di Amerika.
(http://files.setyawara.webnode.com)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
1
Dalam http://pusatbahasa.diknas.go.id, menyatakan bahwa generasi
Jawa di bawah umur 50 tahun tahu akan huruf Jawa, tetapi tidak dapat
membaca dengan lancar, apalagi menulisnya sebagai alat melahirkan
cipta, rasa, karsa, dan karyanya, baik yang menyangkut urusan formal,
maupun yang menyangkut urusan informal dalam kehidupan sehari-
hari.
Samidi (2010: 7), mengatakan “ Ana panemu jare maca Basa Jawa iku
angel, apa meneh wacan iku mau nganggo tulisan aksara Jawa”. Ada pendapat
bahwa membaca bahasa Jawa itu sulit, apalagi menulis sebuah wacana yang
menggunakan aksara Jawa. Jika hanya membaca tulisan Jawa saja orang-orang
Jawa merasa kesulitan, apalagi dalam hal menulis tulisan Jawa di mana menulis
memiliki tingkatan yang lebih tinggi daripada membaca. Lysa IvoLina guru kelas
III SD Negeri 01 Paseban mengaku kesulitan dalam hal membaca atau pun
menulis huruf Jawa. Dengan fakta ini, pengembangan bahasa Jawa khususnya
keterampilan menulis Jawa perlu ditanamkan sejak dini kepada generasi penerus,
yaitu sejak usia SD. Agar anak terampil menulis dengan huruf Jawa maka anak
harus memahami huruf Jawa dan mengenal huruf Jawa.
Pembelajaran Bahasa Jawa di SDN 01 Paseban Jumapolo Karanganyar
kelas III mengalami permasalahan khususnya dalam menulis huruf Jawa.
Kebanyakan orang, khususnya guru dan siswa menganggap pelajaran menulis
huruf Jawa merupakan pelajaran yang sulit dan tidak penting. Bagi siswa sendiri,
pembelajaran menulis huruf Jawa merupakan pembelajaran yang kurang menarik.
Kurangnya minat siswa dalam mengikuti pelajaran ini karena siswa merasa jenuh
dengan metode yang digunakan oleh guru. Pembelajaran di sekolah tersebut
sejauh ini memang masih didominasi dengan pembelajaran secara konvensional
yaitu dengan metode ceramah. Guru memberikan materi di depan kelas, siswa
disuruh mencatat dan menghafalkan bentuk huruf Jawa kemudian siswa diberi
tugas. Pelajaran seperti ini berlangsung satu arah saja di mana posisi siswa hanya
menerima materi dari guru. Akibatnya keterampilan menulis Jawa siswa dalam
mata pelajaran bahasa Jawa rendah. Hal ini dibuktikan dengan nilai keterampilan
menulis huruf Jawa siswa yaitu rata-rata 62,33 yang masih di bawah kriteria
ketuntasan minimum (KKM) sebesar 65.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Sejalan dengan permasalahan tersebut diperlukan adanya upaya
peningkatan terhadap kualitas pembelajaran dan hasil belajar terutama dalam
keterampilan menulis huruf Jawa. Dalam penelitian ini, pelajaran menulis huruf
Jawa yaitu materi tentang huruf Jawa nglegena yang berjumlah 20 huruf.
Keterampilan yang akan ditingkatkan yaitu khususnya pada keterampilan menulis
huruf Jawa secara terpisah, menulis kata dan kalimat sederhana menggunakan
huruf Jawa tanpa sandhangan maupun pasangan. Peningkatan keterampilan
menulis huruf Jawa ini bertujuan agar siswa dapat mengikuti pelajaran menulis
huruf Jawa di kelas berikutnya (kelas 4-6, SMP, dan SMA) di mana di tingkat
tersebut pelajaran menulis huruf Jawa sudah menggunakan pasangan dan
sandhangan yang lebih rumit lagi. Pembelajaran akan lebih bermakna apabila
ditunjang dengan penggunaan media. Media adalah segala alat fisik yang
berfungsi sebagai perantara atau pengantar dari pemberi informasi ke penerima
informasi. Media pembelajaran menurut Yudhi Munadi ( 2008 : 7 ) adalah segala
sesuatu yang dapat menyampaikan dan menyalurkan pesan dari sumber secara
terencana sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif di mana
penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif.
Dalam penelitian ini media yang digunakan adalah media kartu huruf.
Kartu huruf di sini yaitu kartu berukuran 10 x 12 cm terbuat dari kertas marmer
beraneka warna bertuliskan huruf Jawa nglegena (dari ha sampai nga). Setiap satu
set kartu huruf (berjumlah 20 huruf Jawa) berwarna sama. Penggunaan media
kartu huruf dalam pembelajaran sangat diperlukan siswa karena siswa dapat
berinteraksi langsung dengan sumber belajar atau media instruksional yang
mengarah pada pembelajaran yang optimal. Dengan media kartu huruf,
ketidakjelasan terhadap penyampaian materi dapat dikurangi atau bahkan dapat
dihilangkan. Dengan pengurangan atau penghilangan penjelasan secara verbal
oleh guru, akan mempermudah siswa dalam memahami konsep huruf Jawa
sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan dan efektif. Di samping itu,
media kartu huruf mudah digunakan oleh siswa dan guru. Dari segi ekonomi,
pembuatan kartu huruf juga relatif terjangkau. Dengan media kartu huruf ini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dalam menulis huruf Jawa pada
siswa SDN 01 Paseban Jumapolo kelas III.
Penggunaan media kartu ini secara berkelompok yang berjumlah 20 huruf
dan ditekankan pada huruf yang sulit dipahami oleh siswa, kemudian diterapkan
dalam kata sederhana sampai akhirnya penggunaan kartu berhuruf Jawa dengan
kalimat sederhana. Penggunaan media kartu berhuruf Jawa ini dalam
penyajiannya dilakukan dengan teknik permainan yang melibatkan partisipasi
siswa secara langsung sehingga siswa lebih mudah menerima dan memahami
konsep huruf Jawa. Pemanfaatan media kartu huruf yang diinteraksikan dengan
permainan dimaksudkan agar siswa tidak menganggap proses pembelajaran ini
sebagai beban mental, melainkan menanamkan minat dan meningkatkan
keterampilan menulis huruf Jawa.
Hasil penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pembelajaran
membaca huruf Jawa dengan media kartu huruf memberikan hasil yang positif
bagi siswa. Prestasi siswa terbukti meningkat. Oleh karena itu, peneliti hendak
menerapkan media kartu huruf pada pembelajaran bahasa Jawa khususnya pada
keterampilan menulis huruf Jawa.
Bertolak dari uraian di atas, maka peneliti mengambil judul penelitian
yaitu “Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Jawa Melalui Media Kartu Huruf
pada Siswa Kelas III SDN 01 Paseban Jumapolo Karanganyar Tahun Ajaran 2009
/ 2010.”
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Secara umum masalah yang berkenaan dengan penelitian ini yaitu :
1. Rendahnya keterampilan menulis siswa menggunakan huruf Jawa
2. Siswa kurang mengenal huruf-huruf Jawa 20 huruf nglegena
3. Metode yang digunakan guru kurang tepat sehingga kurang mengena bagi
siswa
4. Belum tersedianya media pembelajar yang dapat menunjang proses belajar
mengajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
5. Siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran bahasa Jawa khususnya
pada pelajaran menulis menggunakan huruf Jawa.
C. PEMBATASAN MASALAH
Untuk menghindari terjadinya perluasan masalah yang diteliti, maka dalam
penelitian ini peneliti memberi batasan masalah sebagai berikut:
1. Media kartu huruf dalam penelitian ini berwujud kartu yang terbuat dari
kertas marmer berukuran 10 x 12 cm bertuliskan huruf Jawa nglegena
2. Keterampilan menulis huruf Jawa pada penelitian ini terbatas pada 20
huruf Jawa nglegena tanpa sandangan dan pasangan yang diterapkan pada
penulisan huruf Jawa, kata dan kalimat sederhana.
D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : Apakah penggunaan media kartu huruf dapat meningkatkan
keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas III di SDN 01 Paseban?
E. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diperoleh tujuan
penelitian sebagai berikut:
Meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa siswa kelas III di SDN 01
Paseban melalui penggunaan media kartu huruf .
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaaat teoritis
a) Dengan menggunakan media kartu huruf dalam pelajaran menulis huruf
Jawa kelas III SDN 01 Paseban dapat meningkatkan mutu pendidikan dan
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b) Menambah wawasan baru pengembangan teori keterampilan menulis
huruf Jawa dengan media kartu huruf.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
2. Manfaat praktis
a) Bagi siswa
Meningkatnya hasil belajar siswa khususnya pada pelajaran menulis huruf
Jawa.
b) Bagi guru
Menambah pengetahuan mengenai teknik pelajaran menulis huruf Jawa
dengan media kartu yang disajikan melalui permainan.
c) Bagi sekolah
Meningkatnya mutu pendidikan di sekolah tersebut khususnya pada
pelajaran keterampilan menulis huruf Jawa
d) Peneliti yang lain
Penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai masukan atau referensi
untuk melakukan penelitian selanjutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Keterampilan Menulis Huruf Jawa
a. Pengertian Keterampilan
Pada dasarnya segala sesuatu memerlukan suatu keterampilan agar
segalanya menjadi lebih baik. Menurut Soemarjadi dkk (2001: 2) terampil sama
artinya dengan kata cekatan. Terampil adalah kepandaian melakukan pekerjaan
dengan cepat dan benar. Ruang lingkup keterampilan mencakup kegiatan berupa
perbuatan, berpikir, berbicara, melihat, dan mendengar. Pengertian keterampilan
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996: 1043), keterampilan berarti
kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
“Keterampilan adalah kemampuan mengubah sesuatu yang ada menjadi
apa yang dikehendaki sesuai dengan rencana. Keterampilan menyangkut
pengenalan bahan, input, atau apa yang dapat diolah. Keterampilan juga
terkait dengan tahap-tahap pelaksanaan pengolahan, serta bobot atau
jumlah energi yang dibutuhkan, bahkan kemungkinan-kemungkinan
penyimpangan dan perkecualian.” (http://lead.sabda.org)
Dalam kamus bahasa Inggris, keterampilan adalah sesuatu yang dapat
make things happen. Sesuatu yang terjadi, diolah, atau diubah tadi dapat berupa
hubungan antarrekan, cara kerja, cara berorganisasi, bangunan, dana, informasi,
dan sebagainya.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan merupakan kepandaian atau kemampuan untuk melakukan sesuatu,
mengubah sesuatu dan mengolahnya dengan cepat dan benar.
b. Pengertian Menulis
Menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan berbahasa.
Keterampilan menulis bersifat produktif, artinya keterampilan menulis merupakan
keterampilan menghasilkan, dalam hal ini adalah menghasilkan tulisan. Menulis
merupakan kegiatan yang memerlukan kemampuan yang bersifat kompleks.
Kemampuan yang diperlukan antara lain yaitu kemampuan berpikir secara logis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
dan teratur, mengungkapkan pikiran atau gagasan secara jelas menggunakan
bahasa yang efektif.
Young (dalam http://www.isetl.org/) mengungkapkan bahwa “Writing is a
literate act that is simultaneously an individual cognitive endeavor and socio-
historically embedded negotiation. When learning a new discipline, we cannot
separate form from content, writing from knowledge, action from context”.
Apabila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu menulis adalah suatu
tindakan terpelajar yang sekaligus merupakan upaya kognitif individu dan
tertanam negosiasi. Ketika belajar ilmu baru, kita tidak dapat memisahkan bentuk
dari konten, menulis dari pengetahuan, tindakan dari konteks.
Robert Lado (dalam Agus Suriamiharja, H. Akhlah Husen dan Nunuy
Nurjanah, 1996: 1) mengatakan bahwa:“To Write is to put down the graphic
symbols that represent a language one understands, so that other can read these
graphic representation”. Dapat diartikan bahwa menulis adalah menempatkan
simbol-simbol grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dimengerti oleh
seseorang, kemudian dapat dibaca oleh orang lain yang memahami bahasa
tersebut beserta simbol-simbol grafisnya.
Menulis memiliki berbagai macam pengertian. Berikut adalah pengertian
menulis menurut para ahli oleh Agus Badrudin (dalam
http://beduatsuko.blogspot.com ).
“Menurut Tarigan menulis adalah menurunkan atau melukiskan
lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang
dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-
lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik
tersebut. Rusyana menyatakan bahwa wujud pengutaran sesuatu secara
tersusun dengan mempergunakan bahasa disebut karangan. Menurut
Syamsudin, menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-
ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk
tertulis sehingga pesan tersebut dapat dipahami oleh para pembaca.
Sedangkan Hasani, menyatakan menulis merupakan keterampilan
berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif,
sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam
menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.”
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Mc Crimmon dalam (St.Y. Slamet, 2008: 141) menyebutkan bahwa
menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu
subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, serta menentukan cara menuliskannya,
sehingga pembaca dapat memahami dengan mudah dan jelas. Sementara itu
Heaton (St. Y. Slamet, 2008: 141), menyatakan bahwa menulis merupakan bagian
dari keterampilan berbahasa yang sukar dan kompleks. Byrne dalam (St.Y.
Slamet, 2008: 141) menyatakan bahwa menulis adalah kemampuan menuangkan
buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara
utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan
kepada pembaca dengan berhasil. Dengan demikian, keterampilan menulis bukan
sekedar kemampuan menulis simbol-simbol grafis sehingga membentuk kata-
kata, dan kata-kata menjadi kalimat.
Menurut Poteet seperti dikutip oleh Hargrove dan Poteet dalam
http://digilib.unnes.ac.id/, menulis merupakan penggambaran visual tentang
pikiran, perasaan dan ide dengan menggunakan simbol-simbol sistem bahasa
penulisnya untuk keperluan komunikasi atau mencatat.
Dengan demikian, sesuai dengan tujuan yang akan dibahas dapat
disimpulkan bahwa menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-
lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa secara visual dan sistematis
sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau
mereka memahami bahasa dan grafik tersebut.
c. Aspek- Aspek Menulis
Di dalam aktivitas menulis terjadi suatu proses yang rumit karena di
dalamnya melibatkan berbagai modalitas, mencakup gerakan tangan, lengan, jari,
mata, koordinasi, pengalaman belajar, dan kognisi, semua modalitas itu bekerja
secara terintegrasi. Oleh karena itu pelajaran menulis terasa begitu berat dan
melelahkan. Tidak jarang anak yang baru belajar menulis menolak untuk menulis
banyak-banyak atau bahkan ada juga anak yang kesulitan dalam belajar menulis.
Menurut Lovitt oleh Iim Imandala, dalam www.plbjabar.com menyatakan
bahwa pelajaran menulis mencakup tiga aspek, yaitu menulis dengan tangan,
mengeja, dan menulis ekspresif atau komposisi. Namun yang akan dibahas di sini
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
adalah pengajaran menulis pada aspek menulis dengan tangan (handwriting).
Pengajaran menulis dengan tangan (handwriting) sering disebut pula dengan
pengajaran menulis permulaan. Menurut Lerner oleh Iim Imandala
(www.plbjabar.com) di dalam menulis permulaan dipengaruhi berbagai faktor
kematangan atau kesiapan, yaitu faktor: 1) motorik, 2) perilaku ketika menulis, 3)
persepsi, 4) memori, 5) kemampuan cross modal, 6) penggunaan tangan dominan
(kidal atau bukan), 7) kemampuan memahami instruksi. Sebelum anak belajar dan
mampu menulis huruf maka faktor-faktor kesiapan tersebut harus dimatangkan
terlebih dahulu, terutama bagi anak-anak berkebutuhan khusus yang mengalami
hambatan dalam motorik, persepsi dan kognitif.
d. Keterampilan Menulis Huruf Jawa
Menurut Kamus Bahasa Indonesia oleh Suharso dan Ana Retnoningsih
(2005: 171 ) huruf adalah simbol aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota
abjad yang melambangkan bunyi bahasa, aksara (contohnya huruf Cina, Huruf
Arab, dan huruf Jawa). Huruf Jawa dapat diartikan simbol aksara dalam tata tulis
yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa, aksara Jawa.
Agus Suriamiharja et al (1996: 2) mengemukakan bahwa: “Keterampilan
menulis adalah kemampuan seseorang dalam melukiskan lambang grafis yang
dimengerti oleh penulis bahasa itu sendiri maupun orang lain yang mempunyai
kesamaan pengertian terhadap simbol-simbol bahasa tersebut”.
Menurut Gorys Keraf (1984: 46), “huruf adalah lambang atau gambaran
dari bunyi.” Tulisan Jawa merupakan abjad suku kata, bermakna bahwa setiap
unit terkecil (huruf) adalah suku kata (terdiri dari satu bunyi konsonan dan satu
bunyi vokal iringan). Suku kata ini boleh diubah sesuai dengan tanda-tanda yang
dinamakan oleh orang Jawa sebagai sandhangan.
(http://wapedia.mobi/ms/Tulisan_Sunda).
Berdasarkan uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan
menulis huruf Jawa adalah kepandaian atau kemampuan menurunkan atau
melukiskan lambang-lambang grafik abjad aksara Jawa (nglegena) secara visual
dengan cepat dan benar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
e. Pembelajaran Menulis Huruf Jawa
Kelas III SD termasuk dalam kategori kelas rendah. Mata pelajaran yang
diberikan cukup beragam, salah satunya adalah mata pelajaran bahasa Jawa.
Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal yang mempunyai
pengertian, landasan hukum, dan kedudukan tersendiri dalam sistem pendidikan
nasional. Berikut adalah penjelasan tentang muatan lokal.
1) Pengertian Kurikulum Muatan Lokal
Kurikulum berasal dari kata currere yang berarti ”tempat perlombaan
(pacuan)”, secara harafiah diartikan perlombaan, pacuan dan pertandingan.
Menurut Suharsimi Arikunto dan Asnah Said (1999:14) kurikulum diartikan mata
pelajaran yang ditentukan secara pasti, di mana siswa mencapainya untuk suatu
gelar, guna mendapat gelar kesarjanaan, diploma, akta dan sebagainya. Kurikulum
dapat diartikan dalam berbagai makna, baik dari pandangan sempit maupun
pandangan yang luas. Dalam arti sempit dapat diartikan sejumlah bahan pelajaran
yang disusun secara logis dan isi pengajarannya disajikan guru di dalam kelas,
atau kurikulum sama dengan GBPP. Dalam arti luas menurut Donal F. Cay dalam
Suharsimi Arikunto dan Asnah Said (1999:15) kurikulum dirumuskan sebagai:
a) Kurikulum terdiri atas sejumlah bahan pelajaran yang disusun secara
logis. b) Kurikulum terdiri atas pengalaman belajar yang direncanakan
untuk membawa perubahan perilaku anak. c) kurikulum merupakan
disain kelompok sosial untuk menjadi pengalaman belajar anak di
sekolah. d) kurikulum terdiri atas pengalaman anak, yang mereka
lakukan dan rasakan di bawah bimbingan sekolah.
Menurut Cohen, Deer, Hareison dan Josephen dalam Suharsimi Arikunto
dan Asnah Said (1999:15), kurikulum terdiri atas beberapa bidang garapan yaitu:
a) Kurikulum merupakan suatu tujuan (intention) dan suatu kenyataan
(reality). b) Kurikulum sebagai tujuan merupakan sebuah rencana yang
dinamis, artinya dapat berubah secara berkesinambungan
(aprogressivly modifiableplan). c) kurikulum memiliki komponen-
komponen sekumpulan tujuan (objectives), pengalaman belajar
(learning experiences), petunjuk-petunjuk cara mengorganisasikan
pengalaman belajar (organization of learning experiences), petunjuk-
petunjuk cara mengevaluasi hasil belajar (evaluation of learning
outcomes). d) Kurikulum melibatkan orang-orang yang dapat
mempengaruhi dan memang dipengaruhi oleh orang-orang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
Dalam pandangan modern, kurikulum bukan hanya sekedar rencana
pelajaran, namun juga bertitik tolak dari sesuatu yang bersifat aktual yang terjadi
dalam proses pendidikan di sekolah. Pengertian muatan lokal menurut Soewardi
dalam Suharsimi Arikunto dan Asnah Said (1999: 110),
muatan lokal adalah materi pelajaran dan pengenalan berbagai hal
yang memperlihatkan ciri khas daerah tertentu yang bukan saja terdiri
atas berbagai keterampilan kerajinan tradisional, tetapi juga berbagai
manifestasi kebudayaan daerah seperti bahasa daerah, tulisan daerah,
legenda, dan adat istiadat.
Dapat disimpulkan tujuan umum muatan lokal sesuai Suharsimi Arikunto
dan Asnah Said (1999: 127), yaitu memberikan bekal pengetahuan, keterampilan
dan perilaku kepada peserta didik agar mereka memiliki wawasan yang mantap
tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan nilai-
nilai/aturan yang berlaku di daerahnya dan mendukung kelangsungan
pembangunan daerah serta pembangunan nasional.
Pengertian kurikulum muatan lokal, yang berlaku tahun 1987 dan
kurikulum muatan lokal untuk tahun 1994 yaitu:
a) Kurikulum menurut Surat Keputusan Dirjen tahun 1987 dalam
Suharsimi Arikunto (1999: 19) adalah kurikulum yang diperkaya
dengan materi pelajaran yang ada di lingkungan setempat di mana
materi tersebut dimasuk-masukkan ke dalam berbagai bidang studi.
Cara yang demikian ini dikenal dengan penyesuaian kurikulum, yakni
memberikan contoh atau perluasan pelajaran dengan materi yang ada
di lingkungan sekolah. Hal ini dimaksudkan agar konsep-konsep yang
ada dalam bidang studi yang bersangkutan menjadi lebih kuat dikuasai
oleh peserta didik. b) Kurikulum muatan lokal yang ada dalam
kurikulum tahun 1994 adalah materi pelajaran yang diajarkan secara
terpisah menjadi bahan kajian sendiri, dan tertera dalam program
kurikulum secara terpisah pula.
Menurut pedoman pengembangan muatan lokal KTSP oleh Sofa dalam
(http://massofa.wordpress.com), kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kurikulum
muatan lokal adalah pedoman penyelenggaraan pembelajaran yang di dalamnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
terkandung tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan yang
disesuaikan dengan kondisi alam, sosial dan kebutuhan lingkungan yang
bersangkutan.
2) Fungsi dan Tujuan Muatan Lokal
Muatan lokal memiliki beberapa fungsi. Secara umum, berdasarkan
kurikulum tahun 1994 tentang muatan lokal memiliki fungsi: 1) mengelola
lingkungan alam secara bertanggung jawab, melestarikan nilai-nilai dan
mengembangkan kebudayaan daerah serta meningkatkan mutu pendidikan dan jati
diri manusia Indonesia dalam upaya mewujudkan tujuan pendidikan nasional. 2)
Menumbuhkan dan mengembangkan sikap senang bekerja, bergaul, memelihara,
dan meningkatkan cita rasa keindahan, kebersihan, kesehatan, serta ketertiban,
dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan sebagai pribadi, anggota masyarakat
dan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab.
Dari fungsi di atas terlihat bahwa muatan lokal berfungsi bukan hanya
memberikan bekal pengetahuan saja kepada anak, melainkan juga membentuk
sikap dan nilai pada diri anak dalam upaya meningkatkan mutu kehidupan pribadi
anak. Dalam artikel Sofa sesuai dengan kurikulum KTSP
(http://massofa.wordpress.com) fungsi muatan lokal di daerah, antara lain untuk:
melestarikan dan mengembangkan kebudayaan daerah, meningkatkan
keterampilan di bidang pekerjaan tertentu, meningkatkan kemampuan
berwiraswasta, meningkatkan penguasaan bahasa Inggris untuk keperluan sehari-
hari, menentukan bahan kajian muatan lokal
Tujuan muatan lokal, secara umum menurut Suharsimi Arikunto dan
Asnah Said (1999: 127) yaitu memberikan bekal pengetahuan keterampilan,
pembentukan sikap dan perilaku siswa agar memiliki wawasan yang luas, dan
mantap tentang keadaan lingkungan dan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian
nantinya siswa mampu mengembangkan serta melestarikan sumber daya alam,
dan kebudayaan yang mendukung pembangunan nasional dan daerah sesuai
dengan karakteristiknya. Di samping itu tujuan muatan lokal menurut Depdikbud
dalam Suharsimi Arikunto dan Asnah Said (1999: 127) yaitu pengembangan
sumber daya manusia yang terdapat di daerah setempat dapat dimanfaatkan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kepentingan pembangunan, sekaligus mencegah terjadinya depopulasi daerah dari
tenaga produktif.
Secara khusus, dalam buku Suharsimi Arikunto dan Asnah Said (1999:
127) muatan lokal memiliki tujuan agar anak :
1) lebih mengenal kondisi lingkungan alam dan sosial dan lingkungan
budaya yang terdapat di daerahnya. 2) dapat menerapkan kemampuan
dan keterampilan yang dipelajarinya untuk memecahkan masalah yang
ditemukan di sekitarnya. 3) memiliki keterampilan khusus sehingga
dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan
hidupnya. 4) dapat memanfaatkan sumber belajar di daerah untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia. 5) memiliki sikap dan
perilaku yang selaras dengan nilai-nilai luhur budaya setempat dalam
rangka menunjang pembangunan nasional.
3) Perbedaan Kondisi Sekolah
Kurikulum muatan lokal ditentukan oleh Kantor wilayah Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan baik tingkat propinsi atau tingkat kabupaten atau
tingkat kecamatan. Dengan demikian tidak menutup kemungkinan bahwa antara
sekolah dasar yang satu dengan sekolah dasar yang lain yang berbeda daerah
memilki kurikulum muatan lokal yang berbeda pula. Dalam hal ini kurikulum
muatan lokal disesuaikan dengan kondisi alam dan kebutuhan lingkungan sekitar
SD yang bersangkutan. Dalam buku Suharsimi Arikunto dan Asnah Said (1999:
135) kondisi lingkungan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kondisi
lingkungan yang masih asli dan keadaan lingkungan buatan atau hasil budidaya
manusia
Selain kondisi alam, muatan lokal juga disesuaikan dengan kebutuhan
lingkungan Kebutuhan lingkungan, baik kebutuhan bagi kehidupan masyarakat
maupun pengembangan wilayah, terutama dalam rangka menyejahterakan
masyarakat. Kebutuhan lingkungan yang dimaksud dapat berupa pengembangan
kondisi lingkungan sebagai modal ataupun kebutuhan untuk mendatangkan dari
luar dan menciptakan yang baru. Sebagai contoh yaitu mengembangkan daerah
wisata pantai dan pemugaran candi atau mengajarkan bahasa Inggris untuk
membantu peserta didik agar dapat berkomunikasi dengan wisatawan yang
mungkin akan membanjiri wilayah wisatanya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
4) Landasan Muatan Lokal
a) UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
b) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 37 ayat (1) dan pasal 38 ayat (2)
c) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
5) Ruang Lingkup dan Isi Muatan Lokal
Menurut Suharsimi Arikunto dan Asnah Said (1999: 123) ruang lingkup
muatan lokal adalah sebagai berikut:
a) Lingkup Isi
Lingkup isi muatan lokal didasarkan pada keadaan daerah, kebutuhan
lingkungan dan kebutuhan siswa yang akan belajar. Keadaan daerah adalah segala
sesuatu yang terdapat di daerah setempat dan berkaitan dengan lingkungan alam,
lingkungan social dan lingkungan budaya. Kebutuhan lingkungan adalah segala
sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di sekitar daerah tersebut. Khususnya
berkaitan dengan kelangsungan hidup untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat tersebut sesuai dengan perkembangan dan potensi daerah yang
bersangkutan. Sedangkan kebutuhan siswa yang akan belajar, berkaitan dengan
pengetahuan berbagai ciri khas lingkungan alam sekitar yang dianggap perlu oleh
daerah yang bersangkutan.
b) Lingkup Sekolah
Muatan lokal berlaku pada jenjang Pendidikan Dasar yaitu Sekolah Dasar
(SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Hal ini berarti bahwa dalam
penyusunan kurikulum muatan lokal SD dan SMP untuk mata pelajaran yang
bersangkutan disusun secara berkesinambungan. Materi pelajaran muatan local di
SMP merupakan kelanjutan dari materi pelajaran muatan lokal di SD.
c) Lingkup Wilayah
Kurikulum muatan lokal dapat diberlakukan untuk seluruh propinsi,
kabupaten, atau kecamatan. Namun sekolah-sekolah dapat melaksanakan muatan
lokal yang berbeda sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan serta kondisi
sekolah sesuai ketentuan dari Kepala Sekolah SD yang bersangkutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Sedangkan menurut Sofa dalam http://massofa.wordpress.com sesuai
dengan pedoman pengembangan muatan lokal pada KTSP menyatakan ruang
lingkup muatan lokal sebagai lingkup keadaan dan kebutuhan daerah, dan lingkup
isi. Keadaan daerah adalah segala sesuatu yang pada dasarnya berkaitan dengan
lingkungan alam, lingkungan sosial ekonomi, dan lingkungan sosial budaya.
Kebutuhan daerah adalah segala sesuatu yang diperlukan oleh masyarakat di suatu
daerah, khususnya untuk kelangsungan hidup dan peningkatan taraf kehidupan
masyarakat tersebut, sesuai dengan arah perkembangan daerah serta potensi
daerah yang bersangkutan, misalnya kebutuhan untuk melestarikan dan
mengembangkan kebudayaan daerah. Sedangkan lingkup isi / jenis muatan lokal,
meliputi bahasa daerah, bahasa Inggris, kesenian daerah, keterampilan dan
kerajinan daerah, adat istiadat, dan pengetahuan tentang berbagai ciri khas
lingkungan alam sekitar, serta hal-hal yang dianggap perlu oleh daerah yang
bersangkutan.
Secara garis besar isi kurikulum muatan lokal dikelompokkan menjadi
dua, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya. Keadaan lingkungan
alam mencakup lingkungan fisik dibedakan atas lingkungan asli dan buatan.
Lingkungan asli contohnya gunung, hutan dan pantai sedangkan lingkungan
buatan contohnya yaitu bendungan, jembatan, cagar alam dan lain sebagainya.
Lingkungan budaya meliputi kepercayaan, pengetahuan dan keterampilan, nilai
serta norma, aturan dan kebiasaan yang masih hidup dan berlaku di masyarakat.
Selain itu juga bahasa daerah, benda-benda bersejarah dan peninggalan lainnya,
permainan rakyat, cerita rakyat, cerita rakyat, adapt-istiadat dan tata kehidupan
masyarakat.
6) Kedudukan Muatan Lokal dalam Kurikulum KTSP
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan
di masing-masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
kalender pendidikan, dan silabus. Menurut Sofa dalam
http://massofa.wordpress.com muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi
daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi mata pelajaran muatan lokal
ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran
keterampilan. Muatan lokal merupakan bagian dari struktur dan muatan
kurikulum yang terdapat pada Standar Isi di dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan. Keberadaan mata pelajaran muatan lokal merupakan bentuk
penyelenggaraan pendidikan yang tidak terpusat, sebagai upaya agar
penyelenggaraan pendidikan di masing-masing daerah lebih meningkat
relevansinya terhadap keadaan dan kebutuhan daerah yang bersangkutan. Hal ini
sejalan dengan upaya peningkatan mutu pendidikan nasional sehingga keberadaan
kurikulum muatan lokal mendukung dan melengkapi kurikulum nasional. Muatan
lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus
mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk setiap jenis
muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahawa dalam satu
tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran muatan
lokal.
Materi bahasa Jawa di kelas III SD meliputi wacana (cerita berbahasa
Jawa), macam-macam tembung, macam-macam ukara, parikan, sanepa, seselan,
cangkriman, wayang, paribasan dan aksara Jawa (huruf Jawa). Dari sekian
banyak materi tersebut, peneliti hanya mengambil huruf Jawa sebagai bahan
penelitian. Huruf Jawa, merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak
ternilai harganya. Bentuk huruf dan seni pembuatannya pun menjadi suatu
peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Tak hanya di Jawa, huruf Jawa ini
rupanya juga digunakan di daerah Sunda dan Bali. Walau memang ada sedikit
perbedaan dalam penulisannya, namun sebenarnya huruf yang digunakan sama
saja. Huruf Jawa yang sudah berusia berabad-abad tersebut telah berjasa
mendokumentasikan dan mengabadikan banyak buah cipta dalam bentuk karya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
tulis, baik yang masih dalam bentuk manuskrip maupun yang sudah bentuk
cetakan. Ribuan karya tulis tersebut terkandung beragam isi dan makna yang
dihasilkan oleh tangan-tangan terampil yang sekaligus membentuk mata rantai
kesinambungan penggunaan huruf Jawa dari waktu ke waktu dan generasi ke
generasi.
Huruf nglegena merupakan huruf Jawa pokok yang jumlahnya 20 buah.
Sebagai pendamping, setiap suku kata tersebut mempunyai pasangan, yakni kata
yang berfungsi untuk mengikuti suku kata mati atau tertutup, dengan suku kata
berikutnya, kecuali suku kata yang tertutup oleh wignyan, cecak dan layar.
Tulisan Jawa bersifat silabik atau merupakan suku kata. Sebagai tambahan, di
dalam huruf Jawa juga dikenal huruf kapital yang dinamakan Aksara Murda.
Penggunaannya untuk menulis nama gelar, nama diri, nama geografi, dan nama
lembaga.
Menurut suatu cerita yang diyakini banyak kalangan bahwa pencipta huruf
Jawa adalah Aji Saka. Pada mulanya tulisan Jawa ini untuk mengenang utusannya
yang bertengkar karena mempertahankan kebenarannya. Tersebutlah dua utusan
Aji Saka bernama Dora dan Sembada. Pada suatu hari, Aji Saka akan pergi
bersama Dora untuk suatu keperluan. Sembada diperintahkan untuk menunggu
pusaka, di mana tidak satu pun orang boleh mengambilnya selain Aji Saka sendiri.
Ketika akan bertengkar dengan Dewata Cengkar, Aji Saka memerintahkan Dora
untuk mengambil pusaka itu. Sembada berpendirian bahwa sebagai utusan akan
salah jika melanggar perintah, sebab perintahnya jelas untuk menunggu pusaka
sampai Aji Saka sendiri yang datang mengambil. Kedua utusan tersebut saling
mempertahankan kebenarannya. Oleh karena itu, kedua utusan saling bertengkar
hingga terjadi baku hantam. Akhirnya perkelahian selesai sebab keduanya
bertempur sampai titik darah penghabisan. Dora dan Sembada meninggal dunia
bersama-sama karena saling membunuh. Lama menunggu, akhirnya Aji Saka
kembali ke tempat pusaka ditempatkan. Melihat kejadian yang menimpa kedua
utusannya tersebut, Aji Saka sangat menyesal. Untuk mengenang mereka
ditulislah huruf Jawa. Susunannya yaitu:
ha na ca ra ka yang berarti ada utusan : Dora lan Sembada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
da ta sa wa la yang berarti saling bertengkar, saling bersitegang
pa da ja ya nya yang berarti sama saktinya, sama perkasanya
ma ga ba ta nga yang berarti sama-sama meninggal dunia, sama-sama menjadi
bangkai.
Huruf Jawa tersebut hingga kini tetap digunakan untuk pelajaran di
sekolah-sekolah. Dalam pembelajaran menulis huruf Jawa dikenal huruf
nglegena, pasangan dan sandhangan. Namun dalam penelitian ini hanya akan
membahas tentang huruf Jawa nglegena. R.T Suryadipura (2008: 10) mengatakan
bahwa huruf Jawa nglegena berarti huruf Jawa yang telanjang, maksudnya yang
belum diberi/ mendapat tambahan sandhangan. Darusuprapta et al (1996: 5)
mengemukakan bahwa carakan yang digunakan di dalam ejaan bahasa Jawa pada
dasarnya terdiri atas 20 aksara pokok yang bersifat silabik (kesukukataan).
Tabel 1. Huruf Jawa Nglegena
ha na ca ra ka da ta sa wa la
pa dha ja ya nya ma ga ba tha nga
f. Evaluasi Menulis
Pembelajaran menulis anak di SD merupakan pembelajaran menulis tahap
awal atau menulis permulaan. Menurut St. Y .Slamet (2008: 108) tujuan yang
hendak di capai yaitu :
1) Menggambar / mencontoh huruf-huruf
2) Menggambar / mencontoh suku kata atau kata
3) Menggambar / mencontoh kalimat sederhana
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Evaluasi menulis permulaan diadakan untuk memperoleh informasi
tentang kemampuan siswa menulis lambang-lambang bunyi dalam hubungan kata
atau kalimat, sesuai dengan aturan ejaan yang sudah diajarkan. Tes ini bersifat
individual dimana guru dapat menggunakan tabel penilaian menggunakan aspek
penilaian menulis permulaan.
Tabel 2. Aspek penilaian menulis
2. Hakikat Media Kartu Huruf
a. Pengertian Media
Kata media berasal dari bahasa latin dengan bentuk jamak medium yang
secara harfiah berarti pengantara atau pengantar. Dalam bidang pertanian, media
diartikan sebagai tempat atau alat untuk menanam tumbuhan tertentu, meliputi
tanah, air, orang, humus dan lain-lain. Sedangkan dalam dunia politik ada istilah
mediator yang diartikan sebagai penghubung atau perantara dua negara mengenai
suatu masalah. Dalam dunia pendidikan, media memiliki arti sendiri yang berbeda
dengan pengertian di atas.
“Menurut Tim Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS
dalam buku Strategi Belajar Mengajar (2007: 110), media
pembelajaran terkandung beberapa unsur yang meliputi: 1) segala
bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi pembelajaran, 2)
salah satu komponen dari sistem penyampaian (pembelajaran) yang
meliputi segala peralatan fisik pada komunikasi seperti buku, modul,
komputer, slide, tape recorder, dan semacamnya, 3) sarana atau alat
bantu bagi terselenggaranya pembelajaran, 4) sumber belajar yang
memperkaya wawasan anak didik, 5) peragaan yang membantu
memperjelas sesuatu.”
Nama
Siswa
Aspek Penilaian Siswa Jumlah
Menulis huruf Menulis kata Menulis kalimat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
Berikut pengertian media menurut beberapa ahli :
1) Arief S. Sadiman, dkk (2002: 6) menyatakan bahwa media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
2) Menurut Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association
Education and Communication Technologi/ AECT) di Amerika dalam
buku SBM UNS (2007: 109), membatasi media sebagai bentuk dan
saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan atau informasi.
3) Asosiasi Pendidikan Nasional (Nasional Education Asociation/NEA) juga
memberikan batasan bahwa media adalah bentuk-bentuk komunikasi, baik
tercetak maupun audio visual serta peralatannya.” (Sadiman dkk, dalam
Nur Indah Lestari 2006: 20).
4) Gagne dalam buku SBM UNS (2007: 109), media adalah salah satu
komponen dari satu sistem penyampaian. Komponen tersebut meliputi
segala peralatan fisik pada komunikasi seperti bukti, modul, komputer,
slide, tape recorder dan semacamnya.
5) Sutijan dan Kuswadi dalam buku SBM UNS (2007: 110), media diartikan
sebagai sarana atau alat bantu (aids) sehingga muncul istilah teaching aids,
visual aids, audio aids, audio visual aids (AVA).
6) Djamarah dan Zain dalam buku SBM UNS (2007: 110), media
didefinisikan sebagai salah satu sumber belajar yang ikut membantu guru
memperkaya wawasan anak didik.
7) Depdikbud dalam buku SBM UNS (2007: 110), menyatakan peragaan
membantu memperjelas tentang sesuatu, terutama untuk anak-anak yang
taraf berpikirnya masih konkrit.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa media
pembelajaran adalah suatu sarana (bahan, alat atau tehnik) yang digunakan untuk
menyampaikan pesan atau informasi dari pengirim (guru) ke penerima (siswa)
sehingga proses belajar mengajar berlangsung efektif.
b. Jenis-Jenis Media
Rudi Bretz dalam Basuki Wibawa dan Farida Mukti (2001: 31)
mengidentifikasi jenis-jenis media berdasarkan tiga unsur pokok yaitu suara,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
visual, dan gerak. Berdasarkan tiga unsur tersebut, Bretz mengklasifikasikan
media ke dalam delapan kelompok, yaitu : 1) media audio, 2) media cetak, 3)
media visual diam, 4) media visual gerak, 5) media audio semi gerak, 6) media
semi gerak, 7) media audio visual diam, 8) media audio visual gerak. Sedangkan
menurut Yudhi Munadi (2008: 55), jenis-jenis media dapat digolongkan menjadi
media audio, media visual, media audio visual, dan multimedia.
Media audio adalah media yang hanya melibatkan indera pendengaran dan
hanya mampu memanipulasi kemampuan suara semata. Dilihat dari sifat pesan
yang diterimanya, media audio menerima pesan berupa verbal (kata-kata) dan
nonverbal (bunyi-bunyian dan vokalisasi seperti gerutuan, musik, dan lain-lain).
Jenis-jenis media yang termasuk media ini yaitu gramophone (cakram datar),
open reel tapes, cassette tapes, compact disc, radio, dan laboratorinum bahasa.
Media visual adalah media yang hanya melibatkan indera penglihatan.
Jenis-jenis media yang termasuk media ini adalah media cetak-verbal, media
cetak-grafis, dan media visual non-cetak.
Media audio visual adalah media yang melibatkan indera pendengaran dan
penglihatan sekaligus dalam satu proses. Jenis-jenis media ini yaitu film gerak
bersuara, video, dan televisi.
Multimedia yaitu media yang melibatkan berbagai indera dalam suatu
proses pembelajaran. Termasuk dalam media ini adalah multimedia berbasis
komputer, pengalaman langsung, film strip, opaque projector ( proyektor tak
tembus pandang ), dan digital projector.
Sementara itu, Henich dkk dalam Aristo Rahadi (2003: 23) membuat
klasifikasi media yaitu: 1) media yang tidak diproyeksikan, 2) media yang
diproyeksikan, 3) media audio, 4) media video, 5) media berbasis computer, 6)
multimedia kit.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa
klasifikasi media digolongkan berdasarkan alat indera yang digunakan. Media
yang melibatkan alat indera penglihatan saja termasuk media visual. Penelitian
yang akan dilakukan adalah menggunakan media kartu huruf. Media kartu huruf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
termasuk dalam media visual karena hanya melibatkan satu indera saja yaitu
penglihatan.
c. Manfaat Media
Adapun manfaat media menurut Oemar dalam Nur Indah Lestari (2007:
30) sebagai berikut:
”Media memiliki beberapa manfaat dalam pembelajaran, antara lain
sebagai berikut: 1) meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir,
sehingga mengurangi verbalisme; 2) mememperbesar perhatian siswa; 3)
meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar,
sehingga membuat pelajaran lebih mantap; 4) memberikan pengalaman
yang nyata, sehingga menumbukan kegiatan berusaha sendiri dikalangan
siswa; 5) membantu tumbuhnya pengertian, sehingga membantu
perkembangan kemampuan siswa; 6) memberikan pengalaman-
pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan cara lain serta; 7)
membantu perkembangan anak, efisien dan lebih mendalam serta
keragaman yang lebih banyak”
Menurut Azhar Arsyad (2009: 26) beberapa manfaat praktis penggunaan
media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai berikut: 1)
memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan
meningkatkan proses dan hasil belajar. 2) meningkatkan dan mengarahkan
perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. 3) mengatasi
keterbatasan indera, ruang, dan waktu. 4) memberikan kesamaan pengalaman
kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta
memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya.
Sedangkan manfaat media menurut Kemp & Dayton (dalam
(http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2008/02/media-pembelajaran), yaitu
sebagai berikut:
1) Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. 2) Pengajaran bisa lebih
menarik karena dapat menarik perhatian siswa dan membuat siswa
tetap terjaga. 3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif. 4) Lama waktu
pengajaran yang diperlukan dapat dipersingkat. 5) Kualitas hasil
belajar dapat ditingkatkan. 6) Pengajaran dapat diberikan kapan dan
dimana diinginkan atau diperlukan. 7) Sikap positif siswa terhadap apa
yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan. 8)
Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif. Beban guru untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
penjelasan yang berulang-ulang mengenai isi pelajaran dapat dikurangi
bahkan dihilangkan.
Tujuan utama penggunaaan media pembelajaran dalam bahasa menurut
Nur Indah Lestari (2007: 31) ialah agar pesan atau informasi yang
dikomunikasikan tersebut dapat diserap sebanyak-banyaknya oleh siswa sebagai
penerima informasi. Penggunaan media dalam berbagai bentuk pada umumnya
dianggap bermanfaat dalam pembelajaran bahasa dan dalam pembelajaran bahasa
Jawa pada khususnya. Media tidak harus alat tercanggih dengan harga mahal,
karena tidak selalu dan belum tentu media tersebut efektif. Penggunaan media
yang penting adalah dapat menarik perhatian siswa dan dapat menumbuhkan
motivasi siswa untuk belajar huruf Jawa. Fungsi utama penggunaan media
pengajaran adalah sebagai alat bantu mengajar, yaitu penunjang penggunaan
metode mengajar yang dipergunakan guru. Penggunaan media pengajaran
diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses belajar mengajar yang pada
akhirnya dapat mempengaruhi kualitas hasil belajar siswa.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, penulis dapat menyimpulkan
manfaat media antara lain:
1) Media bermanfaat untuk memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
sehingga dapat memperlancar proses pembelajaran.
2) Media dapat mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga, dan indera.
3) Media dapat menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar, interaksi
yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya.
4) Media dapat memberikan rangsangan yang sama, kesamaan pengalaman,
dan menimbulkan persepsi yang sama, serta memungkinkan terjadinya
interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan lingkungannya.
5) Media memungkinkan anak untuk belajar mandiri sesuai dengan bakat dan
kemampuannya.
d. Dasar Pemilihan Media sebagai Alat Pembelajaran
Dalam memilih media harus memenuhi prinsip-prinsip pemilihan dan juga
faktor-faktor yang harus diperhatikan. Prinsip-prinsip pemilihan suatu media
yaitu: 1) berdasar tujuan pengajaran dan bahan pengajaran yang akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
disampaikan, 2) disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, 3)
disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam pengadaanya dan penggunaan,
4) disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau waktu atau tempat yang tepat, 5)
memahami karakteristik dari media itu sendiri.
Menurut tim dosen UNS dalam buku Strategi Belajar Mengajar (2007:
113) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih suatu media, antara lain
: objektivitas, program pengajaran, sasaran program, situasi dan kondisi, kualitas
teknik, keefektifan dan efisiensi penggunaan.
1) Objektivitas
Unsur subjektivitas guru dalam memilih media harus dihindarkan, artinya
guru tidak boleh memilih media atas dasar kesenangan pribadi. Apabila memilih
media secara objektif berdasarkan hasil penelitian atau percobaan, maka media
tersebut akan menunjukkan keefektifan dan efisiensi yang tinggi.
2) Program Pengajaran
Program pengajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik harus
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, baik isi, struktur maupun kedalamannya.
Meskipun secara teknis program itu sangat baik, jika tidak sesuai dengan
kurikulum maka ia tidak akan banyak membawa manfaat.
3) Sasaran program
Sasaran program yang dimaksud adalah peserta didik yang akan menerima
informasi pelajaran melalui media pembelajaran. Media yang dipilih harus sesuai
dengan tingkat perkembangan peserta didik, baik dari segi bahasa, simbol-simbol
yang digunakan, cara dan kecepatan penyajian, maupun waktu penggunaannya.
4) Situasi dan kondisi
Situasi dan kondisi meliputi situasi dan kondisi sekolah atau tempat dan
ruangan yang akan dipergunakan, seperti ukuran, perlengkapan, ventilasi. Situasi
serta kondisi peserta didik yang akan mengikuti pembelajaran mengenai jumlah,
motivasi dan kegairahan.
5) Kualitas Teknik
Dari segi teknik, media pembelajaran yang akan digunakan perlu
diperhatikan apakah sudah memenuhi syarat atau belum. Mungkin saja ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
rekaman atau gambar-gambar yang rusak sehingga mengganggu jalannya proses
pembelajaran
6) Keefektifan dan efisiensi Penggunaan
Keefektifan berkenaan dengan hasil yang dicapai, sedangkan efisiensi
berkenaan dengan proses pemcapaian hasil tersebut. Keefektifan meliputi apakah
dengan media tersebut informasi pengajaran dapat diserap oleh peserta didik
dengan optimal. Sedangkan efisiensi meliputi apakah dengan menggunakan media
tersebut waktu, tenaga, dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai tujuan
tersebut sedikit mungkin.
Menurut Rohani dalam Nur Indah Lestari (2007: 32) menyatakan bahwa
pemilihan sumber belajar hendaknya memiliki 4 kriteria, yaitu : ekonomis, praktis
dan sederhana, mudah diperoleh, bersifat fleksibel.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dasar-dasar dalam memilih
media yaitu sesuai dengan tujuan dan bahan pengajaran, sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik, sesuai dengan kemampuan guru, sesuai dengan
situasi dan kondisi, waktu, tempat, serta sesuai dengan karakteristik dari media itu
sendiri.
e. Kartu Huruf
Kartu yang digunakan dalam penelitian ini adalah suatu alat peraga atau
media yang digunakan untuk proses belajar mengajar dalam rangka
mempermudah atau memperjelas penyampaian materi pembelajaran. Kartu
sebagai alat peraga praktik yang berfungsi untuk mempermudah siswa dalam
pemahaman suatu konsep sehinga pembelajaran lebih menyenangkan dan lebih
efektif.
Kartu yang digunakan dalam penelitian ini adalah kartu yang di dalamnya
terdapat tulisan atau aksara Jawa. Kartu tersebut terbuat dari kertas tebal atau
kertas asturo berbentuk persegi dengan ukuran 10 cm x 12 cm. Di dalamnya
terdapat tulisan atau huruf Jawa yang ditulis dengan warna yang berbeda. Kartu
ini dibuat satu set, setiap satu set terdapat 20 huruf..
”Menurut Muryati dalam Nur Indah Lestari (2007: 32) sebagai alat
peraga kartu mempunyai kelebihan sebagai berikut: a. kartu dapat
mengkongkritkan konsep yang abstrak; b. kartu dapat menimbulkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
persepsi yang sama pada siswa-siswa yang mempunyai latar belakang
yang berbeda-beda sehingga dapat mengurangi terjadinya salah
komunikasi; c. melalui penggunaaan kartu dalam pengajaran,
meningkatkan terjadinya interaksi langsung dengan siswa sehingga
dapat membangkitkan minat siswa dalam belajar. Minat yang besar akan
membangkitkan motivasi yang tinggi; d. kartu dapat mengarahkan
perhatian siswa kepada satu titik fokus; e. memungkinkan terjadinya
interaksi langsung antara guru dengan siswa, sehingga pesan yang
disampaikan guru dapat diterima baik oleh siswa.”
Nur Indah Lestari (2007: 34) menyatakan bahwa kartu berhuruf Jawa
dipakai sebagai alat pembelajaran karena dirasa kartu berhuruf Jawa merupakan
alat atau media yang ekonomis dalam arti realita murah, yakni secara nominal
biaya yang dikeluarkan. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat kartu
berhuruf Jawa ini memanfaatkan yang ada di sekitar siswa. Kartu berhuruf Jawa
ini tergolong praktis artinya tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan
sampingan yang sulit dan langka, sederhana artinya tidak memerlukan pelayanan
khusus yang mensyaratkan keterampilan yang rumit dan kompleks dalam
pemanfaatannya. Kartu berhuruf Jawa ini merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat diperoleh di sekitar lingkungan siswa berada. Adapun bentuk dari
kartu huruf tersebut yaitu seperti gambar berikut ini :
Ha Na Ca Ra Ka
Da Ta Sa Wa La
Pa Dha Ja Ya Nya
Ma Ga Ba Tha Nga
Gambar 1. Bentuk Kartu Huruf
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Penelitian yang Relevan
Adapun penelitian yang relevan guna menjadi dasar melakukan penelitian
lebih lanjut yaitu Candra Ariwibowo (2005) dalam penelitian yang berjudul
”Perbedaan Prestasi Belajar Huruf Jawa antara Pembelajaran Menggunakan
Program SWiSH dengan Metode Konvensional” memperoleh hasil yaitu terdapat
perbedaan prestasi belajar huruf Jawa antara pembelajaran menggunakan program
SWiSH dengan metode konvensional. Rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan pembelajaran program SWiSH lebih tinggi dibandingkan dengan
siswa yang diajar dengan menggunakan model konvensional. Penelitian Candra
Ariwibowo memiliki penelitian ini yakni memiliki persamaan dalam objek yang
diteliti, yaitu tentang huruf Jawa. Perbedaannya adalah subjek, media yang
digunakan, dan faktor yang ingin ditingkatkan dalam penelitian, yakni siswa kelas
III SDN 01 Paseban sebagai subjeknya, kartu huruf sebagai medianya, dan
keterampilan menulis huruf Jawa yang akan ditingkatkan.
Nur Indah Lestari (2007) dalam penelitian yang berjudul ”Peningkatan
Keterampilan Membaca Pemahaman Bacaan Berhuruf Jawa dengan Media Kartu
Huruf” menyimpulkan bahwa dengan menggunakan media kartu dalam
pembelajaran membaca pemahaman bacaan berhuruf Jawa terbukti dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman bacaan berhuruf
Jawa. Penelitian Nur Indah Lestari memiliki persamaan dengan penelitian ini
yakni objek dan media yang digunakan, yaitu tentang huruf Jawa sebagai
objeknya dan kartu huruf sebagai medianya. Perbedaannya subjek dan faktor yang
ingin ditingkatkan dalam penelitian, siswa kelas III SDN 01 Paseban sebagai
subjeknya dan keterampilan menulis huruf Jawa yang akan ditingkatkan.
Ika Fibrianti (2009) dalam penelitian yang berjudul ”Peningkatan
Kemampuan Menulis dengan Media Cerita Bergambar” yang menyimpulkan
bahwa dengan menggunakan media cerita bergambar dapat meningkatkan kualitas
proses pembelajaran menulis dan kemampuan menulis siswa. Penelitian Ika
Fibrianti memiliki persamaan dengan penelitian ini yakni dalam hal objek yang
diteliti yaitu sama-sama meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya tentang
menulis dengan menggunakan suatu media. Perbedaan penelitian ini yaitu pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
subjek, faktor yang akan ditingkatkan dan media yang digunakan, siswa kelas III
SDN 01 Paseban sebagai subjeknya, keterampilan menulis huruf Jawa yang akan
ditingkatkan, dan kartu huruf sebagai medianya.
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan kajian teori yang dikemukakan di atas maka dapat disusun
suatu kerangka pemikiran. Pada kondisi awal pembelajaran sebelum dilaksanakan
pembelajaran melalui media kartu, guru yang masih menggunakan pembelajaran
konvensional membuat anak lebih cepat bosan, tegang dan terkesan takut serta
materi yang disampaikan secara singkat karena keterbatasan waktu membuat
pemikiran anak terhadap bahasa Jawa menjadi abstrak. Selain itu pembelajaran
dengan cara ceramah membuat siswa cenderung bosan. Jadi guru lebih
menekankan pada selesainya materi pelajaran daripada tingkat kemampuan siswa
dalam memahami materi, komunikasi pembelajaran hanya satu arah sehingga
kurang adanya timbal balik antara guru dengan siswa untuk aktif dan kreatif
dalam menyerap dan mempertajam gagasannya, siswa masih merasa malu untuk
bertanya kepada guru tentang materi yang belum mereka pahami sehingga
membuat siswa kurang aktif dalam pembelajaran, siswa menganggap bahwa
bahasa Jawa khususnya menulis huruf Jawa merupakan mata pelajaran yang sulit
sehingga mereka enggan mempelajarinya. Akibat dari permasalahan tersebut
dapat mempengaruhi keterampilan siswa dalam menulis huruf Jawa cenderung
rendah.
Dalam kondisi pembelajaran yang menyenangkan menggunakan media,
siswa dapat berinteraksi langsung dengan sumber belajar atau media instruksional
yang mengarah pada pembelajaran yang optimal. Penggunaan media kartu huruf
yang diselingi dengan permainan dalam pembelajaran akan menarik minat siswa
untuk belajar dan memahami huruf Jawa. Dengan demikian siswa dapat
meningkatkan kemampuan kognitif, kemampuan sosial-emosional siswa, dan
menetralkan ketegangan mental siswa dalam menyelesaikan berbagai kegiatan.
Salah satu kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan siswa adalah dengan
penggunaan media. Dalam hal ini media yang digunakan adalah media kartu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
huruf. Kelebihan media kartu huruf adalah dapat mengkongkritkan konsep yang
abstrak, dapat menimbulkan persepsi yang sama pada siswa-siswa yang
mempunyai latar belakang yang berbeda-beda sehingga dapat mengurangi
terjadinya salah komunikasi, melalui penggunaaan kartu dalam pengajaran,
meningkatkan terjadinya interaksi langsung dengan siswa sehingga dapat
membangkitkan minat siswa dalam belajar. Minat yang besar akan
membangkitkan motivasi yang tinggi, kartu dapat mengarahkan perhatian siswa
kepada satu titik fokus, memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara guru
dengan siswa, sehingga pesan yang disampaikan guru dapat diterima baik oleh
siswa.
Dari pemikiran di atas, maka penelitian ini menggunakan media kartu
huruf untuk meningkatkan keterampilan siswa menulis huruf Jawa. Pada kondisi
akhir pembelajaran, partisipasi, ketelitian, tanggungjawab dan kreativitas siswa
dalam pembelajaran dapat meningkat sehingga pembelajaran dapat lebih
bermakna dan pada akhirnya keterampilan siswa dalam menulis huruf Jawa akan
meningkat. Berpijak dari pemikiran di atas, maka dapat digambarkan kerangka
berpikir seperti gambar berikut :
Gambar 2. Bagan Kerangka Berpikir
Kondisi
Awal
Tindakan
Kondisi
Akhir
Guru belum menggunakan media
kartu huruf dalam pembelajaran
menulis huruf Jawa
Penggunaan media
kartu huruf dalam
pembelajaran menulis
huruf Jawa
Keterampilan siswa
dalam menulis huruf
Jawa meningkat
Keterampilan siswa
dalam menulis huruf
Jawa rendah
Siklus I
Indikator:
70%
Siklus II,
Indikator:
80%
1.Menulis
huruf
Jawa
2.Menulis
kata
3.Menulis
kalimat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
D. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka peneliti
membuat rumusan hipotesis yaitu “ melalui penerapan media kartu huruf dapat
meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas III SDN 01
Paseban Jumapolo Karanganyar”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Paseban Kecamatan
Jumapolo Kabupaten Karanganyar. Alasan yang mendasari penelitian
dilaksanakan di SD Negeri 01 Paseban, yaitu:
a. Pengajaran dengan menggunakan media kartu huruf belum pernah diteliti
di SD Negeri 01 Paseban.
b. Keterampilan menulis huruf Jawa siswa di SD tersebut masih rendah.
2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester genap tahun ajaran 2009-
2010, yaitu mulai bulan Maret sampai Oktober atau selama 8 bulan. Persiapan
survei awal sampai penyusunan proposal pada bulan Maret sampai April. Seleksi
informasi, penyiapan instrumen dan alat bulan April dan Mei. Pelaksaan
penelitian siklus I dan siklus II yaitu pada bulan Mei sampai Juni. Analisis data
dilaksanakan pada bulan Juli hingga Agustus dan penyusunan skripsi
dilaksanakan pada bulan Agustus sampai Oktober.
B. Subjek Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri 01
Paseban, Jumapolo, Karanganyar sebanyak 20 siswa. Dengan pertimbangan
bahwa keterampilan menulis huruf Jawa siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban
dalam pembelajaran Bahasa Jawa masih rendah.
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Pendekatan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Penelitian ini termasuk dalam jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Retno Winarni (2009: 2) penelitian tindakan kelas adalah penelitian dalam bidang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
sosial, yang menggunakan metode utama refleksi diri, dilakukan oleh orang yang
terlibat di dalamnya, dan mempunyai tujuan untuk melakukan perbaikan dalam
berbagai aspek.
2. Strategi Penelitian
Strategi penelitian yang diambil adalah tindakan kelas model siklus.
Rancangan penelitiannya adalah:
a) Perencanaan
b) Tindakan
c) Pengamatan
d) Refleksi
Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 16), bagan stategi penelitian dapat
disajikan pada gambar 3 sebagai berikut:
Gambar 3. Bagan Strategi Penelitian
D. Data dan Sumber Data
Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang rendahnya
keterampilan menulis huruf Jawa siswa pada pembelajaran Bahasa Jawa, dan
perencanaan
siklus I
pengamatan
perencanaan
Siklus II
pengamatan
pelaksanaan
pelaksanaan
refleksi
refleksi
?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan
pembelajaran (termasuk penggunaan media dalam pembelajaran) di kelas.
Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:
1. Informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa kelas III SD Negeri 01
Paseban.
2. Dokumen atau arsip yang antara lain berupa Kurikulum, Rencana
Pembelajaran, hasil belajar siswa, dan buku penilaian.
3. Hasil evaluasi pembelajaran Bahasa Jawa siswa kelas III SDN 01 Paseban
Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2009/2010
menggunakan media kartu huruf.
E. Teknik Pengumpulan data
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi
pengamatan/ observasi, tes, dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat
diuraikan berikut ini:
1. Pengamatan atau Observasi
Notoatmodjo dalam Sandjaja dan Albertus Heriyanto (2006: 141)
berpendapat bahwa observasi adalah perbuatan jiwa secara aktif dan penuh
perhatian untuk menyadari adanya rangsangan. Teknik ini dipergunakan untuk
memantau proses dan dampak pembelajaran agar dapat dilakukan langkah-
langkah perbaikan. Observasi meliputi proses dan hasil tindakan pembelajaran
serta peristiwa-peristiwa yang ada di dalamnya, langkah-langkah yang
dipergunakan dalam teknik observasi adalah perencanaan, pelaksanaan observasi
kelas dan pembahasan. Observasi yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan ini
adalah obsevasi langsung. Observasi langsung adalah observasi yang dilakukan
tanpa perantara (langsung) terhadap objek yang diamati. Observasi langsung ini
dilakukan pada guru dan siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban untuk mengetahui
kinerja Guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis huruf
Jawa siswa kelas III SDN 01 Paseban setelah materi diberikan. Tes yang diberikan
yaitu tes tertulis menulis huruf Jawa. Tes atau evaluasi dilaksanakan pada tiap
akhir pertemuan. Dengan diketahui hasil tes, maka peneliti dapat merencanakan
kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki proses pembelajaran.
Selain itu, tes digunakan untuk mengetahui perkembangan dan keberhasilan
pelaksanaan tindakan.
3. Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang berupa responden
penelitian. Dalam penelitian ini dipergunakan dokumentasi berupa foto dan video
pembelajaran pada siswa kelas III SDN 01 Paseban saat penelitian berlangsung.
F. Validitas Data
Validitas data diperlukan dalam penelitian ini agar data-data yang
dikumpulkan adalah data yang sebenarnya diukur dan diteliti. Untuk menjamin
validitas data dan pertanggungjawaban serta dapat dijadikan dasar yang kuat
untuk menarik kesimpulan, teknik yang digunakan untuk memeriksa validitas data
antara lain trianggulasi. Menurut Lexy J. Moleong (2009: 330) triangulasi adalah
teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain.
Menurut Iskandar (2009: 230) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan
data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap suatu data.
1. Triangulasi data (sumber) adalah data atau informasi yang diperoleh
selalu dikomparasikan dan diuji dengan data atau informasi tertentu dari
koheren sumber yang sama atau sumber yang berbeda. Dengan teknik ini
diharapkan dapat memberikan informasi yang lebih tepat sesuai keadaan
siswa. Data diperoleh dari hasil observasi terhadap siswa. Siswa
diobservasi oleh peneliti sebagai guru dan Guru kelas III SDN 01 Paseban.
Kemudian data hasil observasi antara peneliti dan Guru kelas diolah dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
diambil nilai rata-rata. Selain itu kinerja peneliti yang berperan sebagai
Guru juga diamati oleh Guru kelas III SDN 01 Paseban.
2. Trianggulasi Metode. Jenis trianggulasi metode ini dilakukan dengan
mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik
pengumpulan data yang berbeda. Yang ditekankan adalah penggunaan
teknik atau metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas
untuk diusahakan mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji
kemantapan informasinya. Selain observasi terhadap siswa dan guru,
dalam penelitian ini peneliti memperoleh data melalui tes pada tiap akhir
pertemuan. Hasil tes diolah, diambil rata-rata untuk tiap siklusnya.
3. Triangulasi teori merupakan teknik yang menggunakan perspektif lebih
dari satu teori dalam membahas masalah yang dikaji. Teori-teori
pendukung dalam penelitian ini seperti yang dikaji pada bab II. Selain itu,
juga digunakan review informan, yaitu teknik yang digunakan untuk
menanyakan kembali kepada informan, apakah data yang diperoleh
peneliti sudah valid atau belum.
G. Teknik Analisis Data
Bogdan dan Taylor dalam Iskandar (2009: 254) mendefinisikan analisis
data sebagai proses yang mencari usaha secara formal untuk menemukan tema
dan merumuskan ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk
memberikan bantuan pada tema dan ide itu. Menurut Gay dalam Iskandar (2009:
255) ”Analysis of data can investigated by comparing responses on one data with
responses on other data.” Analisis data dilakukan dengan menguji kesesuaian
antara data yang satu dengan data yang lain. Teknik analisis data yang
dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif interaktif. Tahapan
yang terdapat pada analisis deskriptif interaktif menurut Iskandar (2009: 222)
yaitu reduksi data, penyajian data dan penyimpulan.
Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui
seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah menjadi sebuah informasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
yang bermakna. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis deskriptif
interaktif yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang
tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga
dapat ditarik kesimpulan akhir. Dalam penelitian ini ada beberapa data yang tidak
diperlukan sehingga peneliti mereduksi data tersebut. Data yang direduksi dalam
penelitian ini yaitu pada bab II tentang materi pasangan dan sandhangan, pada bab
IV yaitu data tentang kondisi fisik sekolah seperti jumlah ruang kelas.
Paparan data adalah proses penampilan data secara sederhana dalam
bentuk paparan naratif, representasi tabular (data tersusun dalam bentuk tabel)
termasuk format matriks, representasi grafis, dan sebagainya. Pada penelitian ini
memaparkan tentang teori-teori pendukung penelitian dan hasil dari penelitian
keterampilan menulis huruf Jawa siswa kelas III SDN 01 Paseban. Hasil
penelitian disusun dalam bentuk tabel dan digambarkan melalui diagram batang.
Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah
terorganisasi tersebut dalam bentuk pernyatan kalimat dan/ atau formula yang
singkat dan padat, tetapi mengandung pengertian yang luas.
Untuk lebih jelasnya proses analisis deskriptif interaktif disajikan pada
gambar 4 sebagai berikut:
Gambar 4. Bagan Strategi Penelitian Miles dan Hubermen
H. Indikator Kinerja
Rumusan kinerja penelitian tindakan kelas adalah adalah peningkatan
keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas III SDN 01 Paseban yaitu
ketercapaian tujuan penelitian pada siklus I sekurang-kurangnya 70% siswa
mencapai ketuntasan belajar (minimal atau sama dengan KKM yaitu 65 ). Pada
Pengumpulan data Sajian data
Reduksi data Penarikan kesimpulan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
siklus II atau terakhir sekurang-kurangnya 80% siswa mencapai ketuntasan belajar
(minimal atau sama dengan KKM yaitu 65). Dasar penetapan KKM sebesar 65
adalah karena kondisi siswa yang memungkinkan dan adanya faktor pendukung
lain seperti kriteria dalam penilaian.
I. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Proses penelitiannya
direncanakan terdiri dari dua siklus. Siklus pertama terdiri dari dua kali tatap
muka dan siklus kedua terdiri dari dua tatap muka, masing-masing kegiatan tatap
muka adalah dua jam pelajaran. Dalam penelitian ini peneliti berperan sebagai
pengajar yang berkolaborasi dengan melibatkan guru mata pelajaran untuk
bersama-sama melakukan penelitian. Dalam penelitian ini tiap siklus terdiri dari
empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.
Perencanaan dalam kegiatan ini meliputi identifikasi masalah melalui
observasi awal, analisis penyebab masalah dan menetapkan solusi. Pelaksanaan
tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario pembelajaran yang
telah direncanakan. Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya
tindakan untuk memantau sejauh mana efek tindakan pembelajaran dengan
menggunakan media kartu huruf pada pokok bahasan menulis huruf Jawa.
Refleksi yaitu meliputi kegiatan: analisis ,sintesis, penafsiran, menjelaskan dan
menyimpulkan serta dianalisis, dengan data observasi guru dapat merefleksi diri
apakah dengan media kartu huruf telah dapat meningkatkan keterampilan menulis
huruf Jawa siswa. Hasil dari refleksi adalah diadakannya revisi terhadap
perencanaan yang telah dilaksanakan, yang akan digunakan untuk memperbaiki
pembelajaran pada pertemuan selanjutnya.
J. Prosedur Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari dua tahap yaitu persiapan
dan pelaksanaan penelitian :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
1. Persiapan
Pada tahap persiapan ini yang dilakukan yaitu melakukan observasi awal
untuk mengidentifikasi masalah melalui wawancara dengan guru mata pelajaran
Bahasa Jawa bersama-sama untuk menentukan bentuk pemecahan masalah berupa
penerapan pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf pada pokok
bahasan menulis huruf Jawa, mempersiapkan perangkat pembelajaran (rencana
pembelajaran) (terlampir pada halaman 88-94 dan 104-109), menyusun lembar
observasi untuk siswa dan guru (terlampir pada halaman 100-101 dan 115-116),
menyusun soal-soal tes (terlampir dalam tiap RPP halaman 88-94 dan 104-109).
2. Pelaksanaan Penelitian
Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup empat langkah, yaitu
perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Langkah-langkah
penelitian yang dilakukan pada tiap tahap ini adalah :
a. Siklus I
1) Perencanaan
Tahap perencanaan dalam penelitian ini berupa rencana kegiatan yang
menentukan langkah-langkah untuk memecahkan masalah sebagai upaya
memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran menulis huruf Jawa selama
ini. Pada tahap perencanaan ini disiapkan rencana pembelajaran menulis huruf
Jawa dengan menggunakan media kartu. Dengan menggunakan rencana
pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran akan terarah. Selain rencana
pembelajaran peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari
menyusun lembar observasi aktivitas siswa untuk mengamati aktivitas dan
interaksi siswa pada saat pembelajaran berlangsung, menyusun lembar observasi
kinerja guru untuk mengamati kegiatan guru pada saat melaksanakan
pembelajaran, menyusun soal tes untuk mengetahui peningkatan keterampilan
menulis huruf Jawa.
2) Pelaksanaan Tindakan
Guru menjelaskan rencana kegiatan dengan melaksanakan skenario
pembelajaran yang telah dibuat berdasar rencana pembelajaran. Adapun langkah-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
langkah pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf adalah kegiatan
awal, kegiatan inti dan penutup.
Pada pertemuan I, materi yang akan disampaikan yaitu menulis huruf
Jawa, dan menulis kata menggunakan huruf Jawa. Kegiatan awal meliputi
penyiapan kondisi fisik yaitu aktivitas guru pada tahap ini mengabsen siswa dan
menyiapkan bahan pelajaran, guru menyampaikan tujuan pelajaran,
menginformasikan media pembelajaran yang akan dilakukan, menentukan pokok
bahasan serta apersepsi yaitu guru bertanya jawab untuk menggali sejauh mana
pengetahuan siswa terhadap materi yang dikaitkan dengan lingkungan sekitar
siswa.
Kegiatan inti yaitu guru memberikan materi tentang huruf Jawa kemudian
Guru mengarahkan pembelajaran serta memberi petunjuk untuk kegiatan
pelajaran. Siswa membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 orang,
guru membagi kartu huruf Jawa tanpa nama pada tiap kelompok. Kelompok
memberi nama pada tiap kartu dengan bimbingan guru. Guru memberi tugas
kemudian siswa mengerjakan tugas dari guru untuk menulis huruf Jawa pada
buku masing-masing dengan melihat kartu. Setelah siswa berlatih menulis huruf
Jawa nglegena, siswa berlatih untuk menulis huruf Jawa menjadi sebuah kata.
Guru mencontohkan cara membuat kata dengan menggabungkan huruf-huruf
menggunakan kartu huruf. Beberapa siswa maju ke depan untuk praktek
merangkai kartu huruf, kemudian ditulis di papan tulis, sedangkan siswa yang lain
merangkai di meja masing-masing. Setelah itu, siswa kerja kelompok menyusun
kata-kata kemudian di tulis pada lembar kerja yang disediakan guru. Kelompok
yang selesai lebih dulu mendapat reward dari guru. Siswa bersama guru
membahas kerja kelompok, setelah pembahasan siswa menulis pada buku masing-
masing. Guru mengulang materi yang telah diberikan. Siswa mengerjakan soal
evaluasi.
Kegiatan akhir Guru memberikan pemantapan materi dan memberi
kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada yang kurang jelas. Guru memberi
pesan moral dan menutup pelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
Pada pertemuan II, materinya yaitu menulis huruf Jawa, menulis kata, dan
menulis kalimat. Kegiatan awal dimulai dengan berdoa bersama, presensi, dan
mengkondisikan siswa. Kemudian guru mempersiapkan media yang diperlukan.
Guru memberikan apersepsi dengan mengingatkan kembali materi kemarin dan
mengkaitkanya dengan materi hari ini.
Pada kegiatan inti, pada dasarnya hampir sama dengan pertemuan I namun
ditambahkan satu indikator lagi yaitu menulis kalimat. Guru mengarahkan
pelajaran. Siswa membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 orang,
masing-masing kelompok menerima satu set kartu huruf. Kelompok mengerjakan
soal yang diberikan guru. Siswa bersama guru membahas soal yang diberikan.
Siswa mengerjakan tugas dari guru yaitu menulis kata pada buku masing-masing,
namun masih dalam kelompok Siswa bersama guru mencocokkan jawaban. Guru
mencontohkan menulis kalimat dengan menyusun kartu, kemudian ditulis di
papan tulis. Siswa dan guru melakukan kegiatan permainan menulis kalimat
menggunakan huruf Jawa. Guru menulis kalimat di papan tulis, kemudian
kelompok menyusun kartu huruf dan berlomba maju menulis menggunakan huruf
Jawa di papan tulis. Kelompok yang menang mendapat reward dari guru. Siswa
bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Siswa mengerjakan
soal evaluasi
Sebagai kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi. Guru
memberikan pematapan dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa apabila
ada yang kurang jelas. Guru juga memberikan sedikit pesan moral kemudian
menutup pelajaran bahasa Jawa.
3) Observasi/ Pengamatan
Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencatat
keterampilan menulis menggunakan huruf Jawa siswa meliputi: (1) melakukan
kegiatan yang terkait dengan pembelajaran, (2) berinteraksi satu sama lain, saling
bertanya, saling menjelaskan, (3) mengerjakan soal menulis huruf, kata dan
kalimat menggunakan huruf Jawa, (4) merangkum materi diakhir pelajaran.
Pengamatan dalam kegiatan belajar mengajar dilakukan secara kolaboratif dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
guru mitra terhadap pelaksanaan jalannya proses belajar mengajar melalui lembar
observasi. Urut – urutan penyajian kegiatan guru dan kegiatan siswa dicatat
melalui lembar observasi. Melalui pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap
dan perilaku siswa dalam kegiatan yang dilakukan, tingkat keterampilan siswa
dalam menulis huruf Jawa selama proses kegiatan yang dilakukan, menilai
keterampilan menulis siswa dan hasil evaluasi yang diperoleh dari kegiatan siswa
4) Analisis dan Refleksi
Pada tahap analisis guru mengadakan evaluasi terhadap proses
pembelajaran pada tiap pertemuan, kemudian direfleksikan sebagai acuan dalam
pelaksanaan siklus selanjutnya sebagai penyempurnaan.
b. Siklus II
1) Perencanaan
Perencanaan tindakan siklus II dikaitkan dengan hasil yang telah diperoleh
pada siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut yaitu dengan merevisi
dan menyempurnakan lagi pembelajaran dengan media kartu huruf untuk
meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa.
2) Pelaksanaan Tindakan
Tindakan yang dilakukan adalah dengan memperbaiki tindakan pada
siklus pertama sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disempurnakan
berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dan memantau proses peningkatan
keterampilan siswa dalam menulis huruf Jawa.
3) Observasi/ Pengamatan
Peneliti melakukan pengamatan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I
dan II. Peneliti melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa saat pembelajaran
menggunakan media kartu huruf
4) Analisis dan Refleksi
Peneliti menganalisis hasil pengamatan untuk memperoleh gambaran
tentang dampak dari tindakan yang dilakukan, kemudian menyusun laporan dari
semua kegiatan yang dilakukan selama proses penelitian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 01 Paseban Kecamatan Jumapolo
Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah. Sekolah ini berdiri pada tahun
1962 dan berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu
101031303008. Kepala SD Negeri 01 Paseban saat ini adalah Wahyono, S.Pd.
Saat ini SD Negeri 01 Paseban telah terakreditasi dengan nilai B. Hal ini
mendorong pihak sekolah untuk meningkatkan kinerja dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang lebih optimal. Secara geografis SD Negeri 01 Paseban terletak
di desa Tegal Rejo Kelurahan Paseban Kecamatan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar. Letak SD Negeri 01 Paseban cukup strategis karena berada di dekat
pemukiman penduduk.
Data personil ketenagaan SD Negeri 01 Paseban terdiri dari satu kepala sekolah,
enam guru kelas, satu guru agama Islam, satu guru Penjaskes, dan satu penjaga
sekolah. Semua personil telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan
baik sesuai dengan tanggungjawabnya. Jumlah siswa SD Negeri 01 Paseban pada
tahun 2009/ 2010 adalah 115 siswa. Siswa kelas I terdiri atas 15 siswa , siswa
kelas II terdiri atas 16 siswa, siswa kelas III terdiri atas 20 siswa, siswa kelas IV
terdiri atas 21 siswa, Siswa kelas V terdiri atas 21 siswa dan siswa kelas VI terdiri
atas 21 siswa. Siswa di SD Negeri 01 Paseban berasal dari berbagai latar belakang
sosial yang berbeda-beda.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Tersedianya guru yang memadai serta sarana dan prasarana yang ada diharapkan
pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Akan tetapi, rendahnya kesadaran guru
dalam pemanfaatan sarana dan prasarana membuat pembelajaran kurang berjalan
seperti yang diharapkan. Dengan demikian para siswa SD Negeri 01 Paseban
belum mampu mencapai prestasi belajar yang optimal, baik secara akademik
maupun nonakademik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Bahasa Jawa merupakan mata pelajaran muatan lokal di mana antara satu daerah
dengan daerah lain berbeda. Bahasa Jawa khususnya menulis huruf Jawa dianggap
sebagai mata pelajaran yang tidak penting dan sulit untuk dipelajari karena
memang huruf Jawa mempunyai bentuk huruf yang hampir sama. Ketidaksukaan
terhadap Bahasa Jawa yang dialami siswa sering membuat mereka kesulitan
dalam mengenali bentuk huruf Jawa yang mereka pelajari. Siswa cenderung malas
dan kurang aktif dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Keadaan ini dapat dilihat dari
nilai Bahasa Jawa siswa yang cukup rendah pada kondisi awal (lampiran 1
halaman 86 ). Pada materi menulis huruf Jawa khususnya tentang pengenalan
bentuk huruf Jawa nglegena yang dijelaskan melalui ceramah dan sedikit contoh
membuat siswa kesulitan mengenali bentuk huruf Jawa yang berakibat siswa
kurang terampil dalam menulis huruf Jawa. Siswa hanya mampu meniru dari
contoh tanpa mengenali bentuk dari huruf-huruf tersebut. Selain itu guru hanya
menerapkan metode ceramah dengan sedikit latihan yang berakibat siswa tidak
cepat mengenali dan kurang aktif. Seiring dengan permasalahan tersebut maka
diperlukan suatu pembelajaran Bahasa Jawa yang sesuai dengan kebutuhan siswa
dan berkaitan dengan kehidupan nyata siswa sehingga siswa terampil menulis
huruf Jawa yang sedang mereka pelajari secara terbimbing dengan mudah. Salah
satu pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut
adalah menerapkan penggunaan media kartu huruf dengan selingan permainan
dalam pembelajaran Bahasa Jawa khususnya pada materi menulis huruf Jawa.
Untuk mengantisipasi hal di atas, peneliti mengadakan penelitian di kelas III
dengan menggunakan media kartu huruf dalam rangka membantu siswa
mengenali bentuk-bentuk huruf Jawa secara nyata sehingga keterampilan siswa
dalam menulis huruf Jawa dapat ditingkatkan. Berikut adalah daftar nilai siswa
kelas III pada tabel 3 dalam pelajaran menulis huruf Jawa kondisi awal secara
singkat :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Tabel 3. Daftar Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas III SDN 01
Paseban pada Kondisi Awal
No Nomor Induk Nilai KKM (65)
1 2256 59 TT
2 2258 44 TT
3 2257 41 TT
4 2260 77 T
5 2261 37 TT
6 2241 91 T
7 2263 80 T
8 2239 96 T
9 2266 32 TT
10 2267 32 TT
11 2269 96 T
12 2270 78 T
13 2248 32 TT
14 2214 53 TT
15 2271 54 TT
16 2272 41 TT
17 2216 80 T
18 2251 71 T
19 2272 90 T
20 2273 94 T
Ketuntasan Klasikal = 10 : 20 x 100% = 50 %
Keterangan : T : tuntas
TT : tidak tuntas
Pada kondisi awal hasil belajar Bahasa Jawa khusunya materi menulis huruf Jawa
masih banyak siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria ketuntasan Minimal
(KKM). Agar lebih jelas maka kondisi awal hasil belajar Bahasa Jawa pada pokok
bahasan menulis huruf Jawa dapat dilihat dari tabel dan grafik di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Tabel 4. Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Materi Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas III
SD Negeri 01 Paseban Pada Kondisi Awal
No. Interval Frekuensi
(fi)
Nilai Tengah
(xi) fi.xi
Prosentase
( 100%)
1 32 – 41 7 36 252 35
2 42 - 51 1 46,5 46,5 5
3 52 – 61 2 56,5 113 10
4 62 - 71 1 66,5 66,5 5
5 72 – 81 4 76,5 306 20
6 82 - 91 2 86,5 173 10
7 92 - 101 3 96,5 289,5 15
Nilai rata-rata kelas = 1246,5 : 20 = 62,33
Dari tabel 4 nilai Bahasa Jawa materi menulis huruf Jawa pada siswa kelas III SD
Negeri 01 Paseban sebelum diterapkan penggunaan media benda kartu huruf,
dapat disajikan dalam bentuk gambar 5 sebagai berikut:
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7
1
2
1
4
2
3
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval Nilai
32-41
42-51
52-61
62-71
72-81
82-91
92-101
31,5 41,5 51,5 61,5 71,5 81,5 91,5 101,5
Gambar 5. Grafik Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Sebelum Digunakan Media Kartu
Huruf
Berdasarkan tabel 4 data hasil nilai Bahasa Jawa sebelum diterapkan penggunaan
media kartu huruf diperoleh rata-rata kelas sebesar 62,33. Siswa yang
memperoleh nilai 32-41 ada 7 siswa atau 35%. Siswa memperoleh nilai 42-51 ada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
1 siswa. Siswa memperoleh nilai 52-61 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa
mendapat nilai 62-71 sebanyak 1 siswa atau 5%. Siswa mendapat nilai 72-81
sebanyak 4 siswa atau 20%. Siswa mendapat nilai 82-91 ada 2 siswa, dan siswa
yang mendapat nilai 92-101 sebanyak 3 siswa. Berdasar tabel 3 siswa yang
mendapat nilai di bawah 65 (KKM) yaitu sebanyak 10 orang atau 50 %, dan siswa
yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 10 orang atau 50 %. Hal ini dapat
diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 50% masih berada di bawah
ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 70% siswa mendapatkan nilai ≥
65 (KKM).
Berdasarkan hasil nilai yang masih rendah dan banyak siswa yang belum dapat
mencapai KKM menunjukkan bahwa keterampilan siswa terhadap menulis huruf
Jawa masih rendah. Maka dari itu diperlukan suatu inovasi pembelajaran dalam
bahasa Jawa yaitu dengan penggunaan media kartu huruf. Dengan penggunaan
media kartu huruf diharapkan keterampilan siswa khususnya pada materi menulis
huruf Jawa akan mengalami peningkatan sehingga ketuntasan belajar siswa dapat
tercapai.
C. Deskripsi Permasalahan Penelitian
1. Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan
terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama dua
minggu yaitu pada tanggal 12 Mei sampai 19 Mei 2010. Adapun tahapan-tahapan
yang dilakukan sebagai berikut:
a. Perencanaan
Pada tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran Bahasa
Jawa yang dilaksanakan di kelas III untuk mengetahui model pembelajaran yang
dilakukan guru, serta keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran yang di
laksanakan. Di samping itu untuk mencatat hasil belajar siswa berupa nilai
formatif mata pelajaran Bahasa Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran dan hasil belajar diperoleh
informasi sebagai data awal bahwa siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban
sebanyak 20 siswa terdapat 10 anak atau 50% yang belum mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 65 ( Tabel 3 halaman 46). Setelah dilakukan
pemeriksaan, ternyata sebagian besar siswa belum hafal huruf-huruf Jawa dan
belum dapat memahami konsep menulis huruf Jawa dengan benar. Bertolak dari
kenyataan tersebut diadakan konsultasi dengan Kepala Sekolah mengenai
alternatif peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa menggunakan kartu
huruf.
Adapun penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-kegiatan sebagai
berikut:
1) Menentukan pokok bahasan atau memilih Kompetensi Dasar atau
indikator yang sesuai dengan menulis huruf Jawa di kelas III. Alasan
memilih Kompetensi Dasar atau indikator tersebut adalah:
a) Kompetensi dasar atau indikator tentang menulis huruf Jawa sangat
sulit dikuasai oleh siswa. Siswa banyak mengalami kesulitan pada
indikator tersebut.
b) Kompetensi Dasar atau indikator menulis huruf Jawa tersebut
nantinya dapat dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari siswa.
c) Pemilihan kompetensi dasar atau indikator menulis huruf Jawa
didasarkan pada kurikulum yang berlaku dan harapan masyarakat
terhadap hasil belajar siswa.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan pembelajaran disusun 4 × pertemuan. Masing-masing
pertemuan 70 menit. Pada siklus pertama dilaksanakan selama 2 minggu.
Perencanaan RPP mencakup penentuan: standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, langkah-langkah/skenario pembelajaran, media, metode dan sumber
pembelajaran serta kriteria penilaian. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
terlampir pada lampiran 3 halaman 91.
3) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk pelaksanaan
pembelajaran adalah:
a) Ruang belajar
Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa digunakan setiap
hari. Kursi diatur sedemikian rupa, bisa perindividu atau bisa dibuat kelompok,
sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman.
b) Kartu huruf Jawa
Kartu huruf Jawa dibuat untuk perkelompok tanpa diberi nama. digunakan selama
pelajaran, baik dalam permaian maupun kerja kelompok.
c) Buku pelajaran
Buku pelajaran Bahasa Jawa digunakan sebagai buku acuan belajar. Adapun buku
tersebut yaitu Remen Basa Jawa oleh Tim Karya Guru ( 2006 : 18), Mengenal
Huruf dan Bahasa Jawa oleh Oni (2007 : 1), dan Widya Basa Jawa oleh Parkin
S.Pd. ( 2006: 23).
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahapan ini, pada dasarnya guru melaksanakan pembelajaran menggunakan
model Quantum Learning (Pembelajaran yang Menyenangkan) namun ditekankan
pada penggunaan media kartu huruf.
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan tanggal 12 Mei 2010 dengan materi huruf Jawa adalah
tentang menulis huruf Jawa dan menulis kata.
Kegiatan awal meliputi penyiapan kondisi fisik yaitu aktivitas guru pada tahap ini
mengabsen siswa dan menyiapkan bahan pelajaran, guru menyampaikan tujuan
pelajaran, menginformasikan media pembelajaran yang akan dilakukan,
menentukan pokok bahasan serta apersepsi yaitu guru bertanya jawab untuk
menggali sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi yang dikaitkan dengan
lingkungan sekitar siswa.
Siswa yang menjawab pertanyaan guru hanya sebagian dan menjawabnya dengan
ragu-ragu, suara siswa juga terdengar pelan. Siswa masih kurang bersemangat dan
kurang berani maka guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
bersemangat dan tertarik mengikuti pelajaran. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada siklus I pertemuan I. Siswa
memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
Kegiatan inti yaitu guru memberikan materi tentang huruf Jawa kemudian Guru
mengarahkan pembelajaran serta memberi petunjuk untuk kegiatan pelajaran.
Siswa membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4 orang, guru
membagi kartu huruf Jawa tanpa nama pada tiap kelompok. Kelompok memberi
nama pada tiap kartu dengan bimbingan guru. Guru memberi tugas kemudian
siswa mengerjakan tugas dari guru untuk menulis huruf Jawa pada buku masing-
masing dengan melihat kartu. Setelah siswa berlatih menulis huruf Jawa nglegena,
siswa berlatih untuk menulis huruf Jawa menjadi sebuah kata. Guru
mencontohkan cara membuat kata dengan menggabungkan huruf-huruf
menggunakan kartu huruf. Beberapa siswa maju ke depan untuk praktek
merangkai kartu huruf, kemudian ditulis di papan tulis, sedangkan siswa yang lain
merangkai di meja masing-masing. Setelah itu, siswa kerja kelompok menyusun
kata-kata kemudian di tulis pada lembar kerja yang disediakan guru. Kelompok
yang selesai lebih dulu mendapat reward dari guru. Siswa bersama guru
membahas kerja kelompok, setelah pembahasan siswa menulis pada buku masing-
masing. Guru mengulang materi yang telah diberikan. Siswa mengerjakan soal
evaluasi.
Kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi. Guru memberikan pemantapan
materi dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada yang kurang
jelas. Guru memberi pesan moral dan menutup pelajaran.
2) Pertemuan II
Pertemuan II dilaksanakan tanggal 26 Mei 2010 dengan materi yang sama yaitu
huruf Jawa nglegena namun ditambahkan satu indikator, yaitu menulis kalimat
sederhana menggunakan huruf Jawa.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah
itu guru melakukan presensi. Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengalaman siswa dalam pertemuan yang lalu dengan beberapa pertanyaan lisan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dan mengaitkannya dengan materi hari ini. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada siklus I pertemuan II. Siswa
memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pada kegiatan inti, pada dasarnya hampir sama dengan pertemuan I namun
ditambahkan satu indikator lagi yaitu menulis kalimat. Guru mengarahkan
pembelajaran. Siswa membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 4
orang, guru membagikan satu set kartu huruf yang telah diberi nama oleh
kelompok sebelumnya kepada masing-masing kelompok. Kelompok mengerjakan
soal menulis huruf yang diberikan guru. Siswa bersama guru membahas soal.
Kemudian siswa mengerjakan tugas dari guru yaitu menulis kata pada buku
masing-masing namun masih dalam kelompok, setelah selesai siswa bersama guru
mencocokkan jawaban. Guru mencontohkan menulis kalimat dengan menyusun
kartu, kemudian ditulis di papan tulis. Siswa dan guru melakukan kegiatan
permainan menulis kalimat menggunakan huruf Jawa. Guru menulis kalimat di
papan tulis, kemudian kelompok menyusun kartu huruf dan berlomba maju
menulis menggunakan huruf Jawa di papan tulis. Kelompok yang cepat menyusun
kartu dan menulis di papan tulis mendapat reward dari guru. Siswa bersama guru
menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Guru membagikan soal evaluasi.
Sebagai kegiatan penutup, guru memberi pemantapan materi. Guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas
kemudian memberikan. Guru menutup pembelajaran.
Daftar nilai menulis huruf Jawa siswa kelas III siklus I secara lengkap dapat
dilihat pada lampiran 7 halaman 102. Dan berikut adalah hasil nilai siswa secara
singkat.
Tabel 5. Daftar Nilai Keterampilan Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas III SDN 01
Paseban Siklus I
No Nomor Induk Nilai KKM (65)
1 2256 96 T
2 2258 57 TT
3 2257 63,5 TT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
4 2260 91 T
5 2261 46 TT
6 2241 90 T
7 2263 85,5 T
8 2239 95 T
9 2266 55 TT
10 2267 82,5 T
11 2269 95 T
12 2270 91 T
13 2248 54 TT
14 2214 63 TT
15 2271 70 T
16 2272 52 TT
17 2216 95 T
18 2251 80 T
19 2272 91 T
20 2273 91,5 T
Ketuntasan Klasikal = 13 : 20 x 100% = 65%
Keterangan : T : tuntas
TT : tidak tuntas
Tabel 6. Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan Media Kartu Huruf
Siklus I
No. Interval Nilai Frekuensi
(fi)
Nilai
Tengah (xi) fi.xi
Persentase
( 100%)
1 32 – 41 0 36 0 0
2 42 - 51 1 46,5 46,5 5
3 52 – 61 3 56,5 169,5 15
4 62 - 71 3 66,5 199,5 15
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
5 72 – 81 2 76,5 153 10
6 82 - 91 5 86,5 432,5 25
7 92 - 101 6 96,5 579 30
Jumlah 20 1580 100%
Rata-rata nilai kelas = 1580: 20 = 79
Berdasarkan tabel 6, data hasil nilai Bahasa Jawa setelah diterapkan penggunaan
media kartu huruf diperoleh rata-rata kelas sebesar 79. Siswa yang memperoleh
nilai 32-41 tudak ada atau 0%. Siswa memperoleh nilai 42-51 ada 1 siswa. Siswa
memperoleh nilai 52-61 dan 62-71 masing-masing sebanyak 3 siswa atau 15%.
Siswa mendapat nilai 72-81 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa mendapat nilai 82-
91 ada 5 siswa atau 25%, dan siswa yang mendapat nilai 92-101 sebanyak 6 siswa
atau 30%. Berdasar tabel 5, siswa yang mendapat nilai di bawah 65 (KKM) yaitu
sebanyak 7 orang atau 35%, dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu 13
orang atau 65 %. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 65%
masih berada di bawah ketuntasan belajar yang ditetapkan yaitu sebesar 75%
siswa mendapatkan nilai ≥ 65 (KKM).
Dari tabel 6, hasil evaluasi Bahasa Jawa materi menulis huruf Jawa siswa kelas
III SD Negeri 01 Paseban Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar setelah
menggunakan media kartu huruf pada siklus I yang telah diterangkan di atas dapat
disajikan dalam bentuk grafik gambar 6 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
7
1
2
1
4
2
3
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval Nilai
32-41
42-51
52-61
62-71
72-81
82-91
92-101
31,5 41,5 51,5 61,5 71,5 81,5 91,5 101,5
Gambar 6. Grafik Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan Media Kartu
Huruf Pada Siklus I
a. Observasi
Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa dengan
menggunakan media kartu huruf. Dalam tahap ini peneliti mengadakan kolaborasi
dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan terhadap pelaksanaan proses
pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi. Observasi
dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai aktivitas peneliti dalam
kesesuaian antara rencana pembelajaran yang disusun dengan pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu observasi juga dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk
dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban tentang
menulis huruf Jawa. Hasil observasi dapat dilihat pada tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Lembar Observasi Kinerja Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I
No Aspek yang Diamati Pertemuan I Pertemuan II Skor Nilai Ket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Keterangan : K : kurang (<2) C : cukup (<3) B : baik (=3)
Dari tabel 7 di atas, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Guru belum dapat
menyampaikan materi dengan jelas karena cenderung cepat dalam
penyampaiannya sehingga kurang dapat dipahami oleh siswa. 2) Guru cukup
menggunakan berbagai sumber bahan untuk proses pembelajaran. 3) Guru cukup
dapat memanfaatkan waktu sesuai dengan rencana. 4) Guru sudah cukup
K
(1)
C
(2)
B
(3)
K
(1)
C
(2)
B
(3)
1 Menyampaikan materi dengan jelas dan
mudah dipahami 3 1,5 K
2 Menggunakan berbagai sumber bahan 5 2,5 C
3 Menggunakan waktu secara efektif sesuai
dengan rencana 5 2,5 C
4 Interaksi dengan memberikan motivasi
pada individu/ kelompok 4 2 C
5 Memberikan bimbingan pada
individu/kelompok 5 2,5 C
6 Memberikan kesempatan untuk bertanya
dan merespon pendapat siswa 5 2,5 C
7 Memberikan pujian atau perayaan
keberhasilan siswa 4 2 C
8 Menggunakan media yang sesuai 6 3 B
9 Menggunakan variasi metode mengajar 4 2 C
10 Mengkondisikan siswa ke arah
pembelajaran yang kondusif 4 2 C
11 Memberikan tes akhir 6 3 B
12 Memberikan kesimpulan 3 1,5 K
13 Memberikan balikan dan tindak lanjut
pada siswa 3 1,5 K
Jumlah Nilai 28,5
Nilai rata-rata kinerja Guru = 28,5 : 13 = 2,19
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
melaksanakan interaksi dengan siswa melalui tanya jawab, tetapi kurang dalam
memberikan motivasi baik pada individu maupun kelompok sehingga siswa masih
belum berani dalam menjawab pertanyaan atau mengungkapkan gagasannya
dalam kelompok. 5) Guru sudah cukup memberikan bimbingan dengan baik pada
siswa secara individu maupun kelompok walaupun belum secara menyeluruh. 6)
Guru cukup memberikan kesempatan untuk bertanya dan merespon pendapat
siswa. 7) Guru cukup memberikan pujian atau perayaan atas keberhasilan siswa.
8) Media yang digunakan oleh guru sudah baik karena sudah sesuai dengan materi
yang diajarkan. 9) Metode yang diterapkan guru sudah cukup bervariasi sehingga
dapat mengurangi tingkat kebosanan siswa. 10) Guru cukup dapat
mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif dan aktif. Kelas masih
terlalu diam karena takut untuk berinteraksi. 11) Guru telah memberikan tes akhir
sebagai alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai
materi. 12) Guru kurang memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat
kesimpulan atau rangkuman materi. Guru hanya menyampaikan kesimpulan
secara lisan sehingga siswa hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru
tanpa terlibat dalam penarikan kesimpulan. 13) Guru belum memberikan balikan
dan tindak lanjut pada siswa sehingga pembelajaran kurang terealisasikan dengan
baik. 14) Rata-rata hasil observasi kinerja Guru pada pembelajaran siklus I yaitu
2,19 (cukup).
Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas peneliti sebagai guru tetapi
juga ditujukan pada siswa dalam setiap proses pembelajaran. Adapun hasil
observasi untuk siswa dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini:
Tabel 8. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
No
Aspek yang Dinilai
Pertemuan I Pertemuan II
Skor Nilai Ket R
(1)
S
(2)
T
(3)
R
(1)
S
(2)
T
(3)
1 Aktif memperhatikan penjelasan guru 5 2,5 C
2 Kemauan untuk menerima pelajaran 5 2,5 C
3 Aktif mengerjakan tugas 6 3 B
4 Aktif memanfaatkan media yang
digunakan 6 3 B
5 Kesungguhan siswa mengerjakan
tugas individu maupun kelompok 5 2,5 C
6 Hasrat untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapat 3 1,5 K
7 Kemauan berdiskusi dengan teman
kelompok 4 2 C
8 Kreatif dan inisiatif 3 1,5 K
9 Keaktifan untuk membuat kesimpulan
pelajaran 3 1,5 K
10 Kemauan untuk menerapkan hasil
pelajaran 6 3 B
11 Keaktifan dalam proses pembelajaran 5 2,5 C
12 Kesungguhan mengerjakan tes 6 3 B
Jumlah nilai 25,5
Nilai rata-rata aktivitas siswa = 25,5 : 12 = 2,13
Keterangan : R : rendah (<2)
S : sedang (<3)
T : tinggi (=3)
Dari tabel 8, diperoleh hasil sebagai berikut: 1) Siswa cukup memperhatikan
penjelasan guru walaupun masih ada kalanya siswa asyik dengan kegiatannya
sendiri saat pembelajaran berlangsung. 2) Kemauan siswa untuk menerima
pelajaran sudah cukup terlihat di awal pembelajaran. Rasa keingintahuan dan
keantusisan muncul di tengah-tengah pembelajaran, misalnya pada saat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
penggunaan kartu huruf dan menjawab soal di papan tulis. 3) Keaktifan siswa
dalam mengerjakan tugas sudah baik. 4) Siswa sudah memanfaatkan media
dengan baik sesuai dengan kegunaannya. 5) Kesungguhan siswa mengerjakan
tugas individu maupun kelompok cukup baik. 6) Hasrat untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapat masih rendah karena siswa masih terlihat takut dan malu-
malu. 7) Siswa sudah cukup mempunyai kemauan untuk berdiskusi dengan teman
kelompok walaupun harus mendapat banyak bimbingan dari guru. 8) Kreatif dan
inisiatif siswa masih kurang karena belum berani mengungkapkan pendapat yang
ia miliki. 9) Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran masih rendah. 10)
Siswa mempunyai kemauan yang tinggi untuk menerapkan hasil pelajaran. 11)
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sudah cukup baik. 12) Siswa
sungguh-sungguh dalam mengerjakan tes. 13) Rata-rata hasil observasi aktivitas
siswa adalah 2,13 dengan kriteria cukup.
b. Refleksi
Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian dianalisis.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan,
peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:
1) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa. Hasil evaluasi rata – rata
Bahasa Jawa siswa pada siklus I yaitu 79.
2) Berdasarkan tabel 7 dan 8 pada halaman 57 dan 58, hasil evaluasi Bahasa
Jawa pada siklus I siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 (KKM) ada 7 siswa atau
35 % dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) sebanyak 13 siswa atau
65 %. Jadi rata-rata hasil evaluasi bahasa Jawa pada siklus I yaitu 79 dan
siswa yang memperoleh nilai ≥ 65 sebanyak 13 siswa atau ketuntasan klasikal
hanya 65 %.
3) Guru mengurangi jumlah anggota kelompok dari 4 orang menjadi 2 siswa tiap
kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa dapat berpartisipasi aktif dalam
kelompoknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
4) Guru memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan jawaban
sehingga pembelajaran lebih efektif dan tidak menghabiskan waktu.
5) Guru melakukan pendekatan dan memberikan motivasi dengan menyanyikan
beberapa lagu daerah di awal pelajaran dan memberikan penghargaan baik
secara verbal maupun nonverbal.
Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa dilihat
dari rata-rata hasil evaluasi Bahasa Jawa yang diperoleh siswa dengan
menggunakan media kartu huruf sudah cukup berhasil. Hal ini menunjukkan
bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas III
SD Negeri 01 Paseban. Tetapi apabila dilihat dari kriteria ketuntasan minimal
masih ada 7 siswa yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor,
maka dari itu pembelajaran Bahasa Jawa perlu dilanjutkan untuk siklus II dengan
berpedoman pada hasil refleksi siklus I.
2. Siklus II
Tindakan siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap pertemuan
terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama dua
minggu yaitu pada tanggal 26 Mei sampai 2 Juni 2010. Pada siklus II ini peneliti
mengkaji hasil renungan dari siklus I. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan
dalam siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui bahwa sudah
menunjukkan adanya peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa
kelas III SD Negeri 01 Paseban tahun ajaran 2009/2010 tetapi belum maksimal.
Hal ini ditunjukkan masih ada 7 siswa yang belum tuntas dalam pembelajaran
bahasa Jawa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan di ruang kelas III SD Negeri 01
Paseban pada tanggal 19 Mei 2010. Peneliti dan Guru kelas III mendiskusikan
rancangan tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini. Diperoleh
kesepakatan bahwa pelaksanaan tindakan siklus II dilaksanakan dalam dua kali
pertemuan dengan alokasi waktu tiap pertemuan 2 x 35 menit yaitu pada hari
Rabu tanggal 26 Mei 2010 dan tanggal 2 Juni 2010.
Hal-hal yang perlu diperbaiki guru dalam pembelajaran Bahasa Jawa
menggunakan media kartu huruf sebagai upaya untuk mengatasi berbagai
kekurangan yang ada adalah sebagai berikut:
1) Memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan jawaban
sehingga pembelajaran lebih aktif, efektif dan tidak menghabiskan waktu
2) Mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2 siswa tiap
kelompok
3) Memberikan motivasi kepada siswa dengan menyanyikan beberapa
lagu daerah di awal pelajaran dan memberikan penghargaan baik verbal
maupun nonverbal (benda dari kertas marmer dengan bentuk bunga dan
bintang).
4) Guru memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat
pembelajaran yang menarik siswa.
Mengingat hasil analisis terhadap unjuk kerja siswa pada siklus I, sebagian besar
siswa sudah memperhatikan penjelasan guru selama proses pembelajaran Bahasa
Jawa. Meskipun demikian pembelajaran Bahasa Jawa pada siklus I dikatakan
belum berhasil. Dengan berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
SD 2006 Kelas III, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan
pembelajaran Bahasa Jawa pada siklus II dengan menggunakan media kartu huruf
sebagai berikut:
1) Mempelajari Silabus Kelas III SD dan menyiapkan sumber belajar yang
terdiri dari buku bahasa Jawa kelas III semester II dan materi dari internet.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Standar Kompetensi. Mampu menulis karangan dengan pikiran sendiri dalam berbagai
ragam bahasa dan jenis karangan sesuai kaidah bahasa serta mampu menulis huruf Jawa
Kompetensi Dasar. Menulis kata sederhana menggunakan huruf Jawa nglegena.
Alasan pemilihan yaitu peneliti ingin meningkatkan keterampilan menulis huruf
Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban.
2) Peneliti bersama dengan guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) dengan indikator, antara lain:
a) Menulis huruf Jawa
b) Menulis kata
c) Menulis kalimat menggunakan huruf Jawa
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilaksanakan dua kali pertemuan dan
masing-masing pertemuan dalam waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Adapun
RPP siklus II dapat dilihat pada lampiran 9 halaman 104.
3) Peneliti dan guru membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yaitu lembar kerja
untuk diskusi kelompok dan lembar kerja mandiri yang dikerjakan selama
pelajaran.
4) Menyediakan media berupa kartu huruf yang berbentuk segiempat seperti
pada lampiran 17 halaman 121.
5) Membuat lembar observasi untuk guru dan siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini peneliti mengulang materi pembelajaran dengan media kartu
huruf sesuai dengan Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
disusun. Pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf pada siklus II
dilaksanakan 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan I
Pertemuan I dilaksanakan tanggal 26 Mei 2010 dengan materi huruf Jawa
nglegena adalah menulis huruf dan menulis kata menggunakan huruf nglegena.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah
itu guru melakukan presensi. Sebelum memulai pelajaran guru memotivasi siswa
dengan mengajak siswa menyanyikan beberapa lagu daerah. Guru menentukan
masalah yang berkaitan dengan huruf nglegena. Guru memberikan tanya jawab
tentang pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari seperti melihat tulisan
Jawa di jalan untuk mempersiapkan siswa mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan media kartu huruf. Siswa antusias untuk menjawab pertanyaan
guru. Guru mengarahkan siswa untuk mencari tulisan yang menggunakan huruf
Jawa dalam kehidupan sehari-hari baik yang ada di rumah maupun di sekolah.
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada
siklus II pertemuan I. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan
yang akan dilaksanakan.
Pada kegiatan inti, siswa bersama guru mengulang kembali materi 20 huruf Jawa
Nglegena. Guru memberi petunjuk untuk tebak huruf, guru memasang kartu huruf
Jawa tanpa nama di papan tulis. Guru mendiktekan nama-nama huruf Jawa,
kemudian siswa mencari huruf tersebut di papan tulis kemudian ditulis pada buku
masing-masing. Siswa bersama guru mencocokkan hasil pekerjaan siswa, siswa
yang jawabannya benar semua mendapat reward dari guru. Siswa membentuk
kelompok terdiri dari 2 orang, tiap kelompok memperoleh satu set kartu huruf
Jawa. Kelompok diskusi mengerjakan soal dari guru, masing-masing kelompok
menerima lembar kerja. Siswa bersama guru membahas soal diskusi, perwakilan
tiap kelompok maju menuliskan hasil kerja masing-masing kelompok di papan
tulis. Siswa menulis jawaban yang benar di buku masing-masing. Guru memberi
pemantapan materi kemudian membagi soal evaluasi. Siswa mengerjakan evaluasi
Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang
apa yang telah mereka lakukan dan pelajari. Siswa kemudian mengumpulkan hasil
kerja kelompoknya. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Guru menyampaikan pesan moral. Guru
menutup pembelajaran Bahasa Jawa..
2) Pertemuan II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
Pertemuan II dilaksanakan tanggal 2 Juni 2010 dengan materi menulis huruf,
menulis kata, dan menulis kalimat.
Pada kegiatan awal guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa. Setelah
itu guru melakukan presensi. Sebelum memulai pembelajaran guru memotivasi
siswa dengan mengajak siswa menyanyikan beberapa lagu daerah. Guru
memberikan apersepsi dengan menggali pengalaman siswa dalam pertemuan yang
lalu dengan beberapa pertanyaan lisan dan mengkaitkannya dengan materi hari
ini. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada
siklus II pertemuan II. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang
kegiatan yang akan dilaksanakan.
Pada kegiatan inti, siswa maju tanya jawab dengan guru secara bergantian lima
orang, menulis huruf Jawa yang ditanyakan guru di papan tulis. Kemudian, siswa
membentuk kelompok heterogen yang beranggotakan 2 orang, masing-masing
kelompok memperoleh satu set huruf Jawa. Guru membagi soal yang sama pada
tiap kelompok dengan jumlah yang sama. Kelompok diberi waktu 7 menit untuk
mengerjakan, bagi kelompok yang mengerjakan paling banyak menjadi
pemenang. Siswa bersama guru mencocokkan jawaban, kelompok yang menang
mendapat reward dari guru. Siswa mengerjakan tugas dari guru, menulis kalimat
menggunakan huruf Jawa. Siswa bersama guru membahas tugas. Guru mengulang
kembali materi dan membagikan soal evaluasi. Siswa mengerjakan evaluasi
Sebagai kegiatan penutup, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan tentang
apa yang telah mereka lakukan dan pelajari. Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk bertanya apabila ada hal-hal yang kurang jelas. Guru
menyampaikan pesan moral. Guru menutup pembelajaran Bahasa Jawa.
Tabel 9 . Daftar Nilai Menulis Huruf Jawa Siswa Kelas III SDN 01 Paseban
Siklus II
No Nomor Induk Nilai KKM (65)
1 2256 89,5 T
2 2258 62,5 TT
3 2257 76,5 T
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
4 2260 87,5 T
5 2261 62 TT
6 2241 88 T
7 2263 91 T
8 2239 100 T
9 2266 70 T
10 2267 86 T
11 2269 92 T
12 2270 94 T
13 2248 64 TT
14 2214 86,5 T
15 2271 75 T
16 2272 84 T
17 2216 86 T
18 2251 83,5 T
19 2272 93 T
20 2273 92,5 T
Ketuntasan Klasikal = 17 : 20 x 1005 = 85%
Keterangan : T = tuntas
TT = tidak tuntas
Tabel 10. Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan Media Kartu Huruf
Siklus II
No. Interval Nilai Frekuensi (fi) Nilai Tengah
(xi) fi.xi
Persentase
( 100%)
1. 32 – 41 0 36 0 0
2. 42 - 51 0 46,5 0 5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
3. 52 – 61 0 56,5 0 15
4. 62 - 71 4 66,5 266 15
5. 72 – 81 2 76,5 153 10
6. 82 - 91 9 86,5 778,5 25
7. 92 - 101 5 96,5 482,5 30
Jumlah 20 1680 100 %
Nilai rata-rata kelas = 1680 : 20 = 84
Berdasarkan tabel 10 data hasil nilai Bahasa Jawa sebelum diterapkan penggunaan
media kartu huruf diperoleh rata-rata kelas sebesar 84. Siswa yang memperoleh
nilai 32-41, 42-51, dan 52-61 tidak ada atau 0%. Siswa mendapat nilai 62-71
sebanyak 4 siswa atau 20%. Siswa mendapat nilai 72-81 sebanyak 2 siswa atau
10%. Siswa mendapat nilai 82-91 ada 9 siswa atau 45%, dan siswa yang mendapat
nilai 92-101 sebanyak 5 siswa atau 25%. Berdasar tabel 9, siswa yang mendapat
nilai di bawah 65 (KKM) yaitu sebanyak 3 orang atau 15%, dan siswa yang
mendapat nilai di atas KKM yaitu 17 orang atau 85 %. Hal ini dapat diartikan
bahwa ketuntasan klasikal sebesar 85% sudah melebihi ketuntasan belajar yang
ditetapkan yaitu sebesar 75% siswa mendapatkan nilai ≥ 65 (KKM).
Dari tabel 10, hasil evaluasi Bahasa Jawa materi menulis huruf Jawa setelah
menggunakan media kartu huruf pada siklus II yang telah diterangkan di atas
dapat disajikan dalam bentuk grafik gambar 7 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0
4
2
9
5
F
r
e
k
u
e
n
s
i
Interval Nilai
32-41
42-51
52-61
62-71
72-81
82-91
92-101
31,5 41,5 51,5 61,5 71,5 81,5 91,5 101,5
Gambar 7 . Grafik Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Setelah Menggunakan Media
Kartu Huruf Siklus II
c. Observasi
Peneliti melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan
tujuan penelitian yaitu meningkatkan keterampilan menulis huruf Jawa nglegena
dengan menggunakan media kartu huruf. Dalam tahap ini peneliti mengadakan
kolaborasi dengan guru kelas dalam melaksanakan pemantauan terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran yaitu dengan menggunakan lembar observasi.
Observasi dilaksanakan untuk mendapatkan data mengenai aktivitas peneliti
dalam kesesuaian antara rencana pembelajaran yang disusun dengan pelaksanaan
pembelajaran yang dilaksanakan. Selain itu observasi juga dilakukan untuk
mengetahui seberapa besar aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran untuk
dapat meningkatkan keterampilan siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban dalam
menulis huruf Jawa. Hasil observasi yaitu seperti tabel 11 berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Tabel 11. Lembar Observasi Kinerja Guru Dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus II
No
Aspek yang Diamati
Pertemuan I
Pertemuan II Skor Nilai Ket
K
(1)
C
(2)
B
(3)
K
(1)
C
(2)
B
(3)
1 Menyampaikan materi dengan jelas
dan mudah dipahami 5 2,5 C
2 Menggunakan berbagai sumber bahan 6 3 B
3 Menggunakan waktu secara efektif
sesuai dengan rencana 5 2,5 C
4 Interaksi dengan memberikan
motivasipada individu/kelompok 5 2,5 C
5 Memberikan bimbingan pada
individu/kelompok 6 3 B
6
Memberikan kesempatan untuk
bertanya dan merespon pendapat
siswa
6 3 B
7 Memberikan pujian atau perayaan
keberhasilan siswa 5 2,5 C
8 Menggunakan media yang sesuai 6 3 B
9 Menggunakan variasi metode mengajar 5 2,5 C
10 Mengkondisikan siswa ke arah
pembelajaran yang kondusif 4 2 C
11 Memberikan tes akhir 6 3 B
12 Memberikan kesimpulan 4 2 C
13 Memberikan balikan dan tindak lanjut
pada siswa 5 2,5 C
Jumlah 34
Nilai rata-rata kinerja guru = 34 : 13 = 2,62
Keterangan : K : kurang (<2) C : cukup (<3) B : baik (=3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
Dari tabel 11 pada halaman sebelumnya, dapat diperoleh hasil kinerja guru
sebagai berikut: 1) Guru sudah cukup menyampaikan materi dengan jelas dan
dapat dipahami dengan baik oleh siswa sehingga siswa antusias dan senang dalam
mengikuti pembelajaran, 2) Guru sudah baik menggunakan berbagai sumber
bahan untuk proses pembelajaran, 3) Guru memanfaatkan waktu dengan cukup
baik sesuai dengan rencana, 4) Guru sudah cukup melaksanakan interaksi dengan
siswa melalui tanya jawab dan siswa mulai termotivasi untuk mengungkapkan
gagasannnya, 5) Guru telah memberikan bimbingan dengan baik pada siswa
secara individu maupun kelompok secara menyeluruh sehingga kegiatan siswa
terpantau dengan baik, 6) Guru sudah baik memberikan kesempatan untuk
bertanya dan merespon pendapat siswa, 7) Guru sudah cukup memberikan pujian
atau perayaan atas keberhasilan siswa. Siswa menjadi lebih bersemangat dalam
mengikuti pembelajaran, 8) Media yang digunakan oleh guru sudah baik karena
sesuai dengan materi yang diajarkan, 9) Metode yang diterapkan guru sudah
cukup bervariasi sehingga dapat mengurangi tingkat kebosanan siswa, 10) Guru
cukup dapat mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif, siswa
sudah aktif dalam mengikuti tahapan pembelajaran yang dilaksanakan, 11) Guru
telah memberikan tes akhir sebagai alat untuk mengetahui tingkat keberhasilan
siswa dalam menguasai materi, 12) Guru sudah cukup memberikan kesempatan
kepada siswa untuk membuat kesimpulan atau rangkuman materi, 13) Guru
sudah cukup memberikan balikan kepada siswa. 14) Rata-rata hasil observasi
kinerja Guru pada pembelajaran siklus II adalah 2, 62 dengan kriteria cukup.
Observasi tidak hanya dilaksanakan pada aktivitas peneliti sebagai guru tetapi
juga ditujukan pada siswa pada setiap proses pembelajaran. Adapun hasil
observasi untuk siswa dapat dilihat pada tabel 12 di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Tabel 12. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran
Siklus II
No Aspek yang Dinilai
Pertemuan I Pertemuan II
Skor Nilai Ket R
(1)
S
(2)
T
(3)
R
(1)
S
(2)
T
(3)
1 Aktif memperhatikan penjelasan guru
5 2,5 C
2 Kemauan untuk menerima pelajaran
5 2,5 C
3 Aktif mengerjakan tugas 6 3 B
4 Aktif memanfaatkan media yang digunakan
6 3 B
5 Kesungguhan siswa mengerjakan tugas individu maupun kelompok
6 3 B
6 Hasrat untuk bertanya dan mengeluarkan pendapat
5 2,5 C
7 Kemauan berdiskusi dengan teman kelompok
5 2,5 C
8 Kreatif dan inisiatif 5 2,5 C
9 Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran
5 2,5 C
10 Kemauan untuk menerapkan hasil pelajaran
6 3 B
11 Keaktifan dalam proses pembelajaran
6 3 B
12 Kesungguhan mengerjakan tes 6 3 B
Jumlah 33
Nilai rata-rata aktivitas siswa = 33 : 12 = 2,75
Keterangan : R : rendah (<2)
S : sedang (<3)
T : tinggi (=3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
Dari tabel 12 diperoleh hasil aktivitas siswa sebagai berikut: 1) Siswa cukup aktif
memperhatikan penjelasan guru karena pembelajaran dibuat oleh guru lebih
menarik dari sebelumnya, 2) Kemauan siswa untuk menerima pelajaran cukup
tinggi karena siswa sangat antusias terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
Siswa juga mempunyai rasa keingintahuan yang besar terhadap materi pelajaran,
3) Siswa menjadi lebih aktif dalam mengerjakan tugas karena rasa tangungjawab
siswa sudah mulai tumbuh. Hal ini bisa terlihat baik dalam diskusi kelompok
maupun tugas individu, 4) Siswa telah memanfaatkan media dengan baik sesuai
dengan kegunaannya. Pemilihan media yang menarik membuat siswa lebih
senang dan tertantang, 5) Siswa sudah mempunyai kesungguhan untuk
mengerjakan tugas individu maupun kelompok karena mereka termotivasi oleh
penghargaan yang diberikan oleh guru, 6) Hasrat untuk bertanya dan
mengeluarkan pendapat cukup tinggi karena siswa sudah memiliki keberanian
untuk melaksanakan hal tersebut. Rasa takut dan malu-malu untuk bertanya sudah
mulai hilang, 7) Siswacukup mempunyai kemauan yang besar untuk berdiskusi
dengan teman kelompok mulai berani untuk mengembangkan kreativitas dan
inisiatifnya, 8) Kreatif dan inisiatif sudah cukup baik karena siswa berani
mengeluarkan pendapatnya, 9) Keaktifan untuk membuat kesimpulan pelajaran
sudah cukup. Hal ini didukung dengan keterlibatan guru sebagai motivator, 10)
Siswa mempunyai kemauan yang baik untuk menerapkan hasil pelajaran, 11)
Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sudah baik karena antusias mereka
dalam mengikuti pembelajaran tinggi, 12) Siswa sudah sungguh-sungguh dalam
mengerjakan tes. 13) Rata-rata hasil observasi aktivitas siswa pada pembelajaran
siklus II adalah 2,75 dengan kriteria cukup.
d. Refleksi
Hasil analisis dan diskusi balikan terhadap peningkatan keterampilan menulis
huruf Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban dengan menggunakan
media kartu huruf pada siklus II, secara umum telah menunjukkan adanya
peningkatan. Kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus I dapat diatasi. Hal
ini dapat dilihat sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
1) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa. Hasil evaluasi rata – rata
Bahasa Jawa siswa pada siklus II yaitu 84 ( tabel 10 halaman 66).
2) Berdasarkan tabel 9 pada halaman 65, hasil evaluasi Bahasa Jawa pada siklus
II siswa yang memperoleh nilai ≤ 65 (KKM) ada 3 siswa atau 15% dan siswa
yang memperoleh nilai ≥ 65 (KKM) yaitu 17 siswa atau 85%. Jadi rata-rata
hasil evaluasi Bahasa Jawa pada siklus II yaitu 84 dan siswa yang memperoleh
nilai > 65 (KKM) yaitu 17 siswa atau ketuntasan klasikal 85%.
3) Guru sudah mengurangi jumlah anggota kelompok menjadi 2 siswa tiap
kelompok sehingga membuat siswa aktif melakukan kegiatan unjuk kerja dan
tidak bergantung pada anggota lain yang mereka anggap lebih pandai.
4) Guru sudah memberikan beberapa informasi secara tepat dan bertahap,
mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam menemukan jawaban
sehingga pembelajaran lebih efektif dan tidak menghabiskan waktu.
5) Memberikan motivasi kepada siswa misalnya dengan memberikan
penghargaan baik verbal maupun nonverbal.
6) Guru sudah memperbaiki pengelolaan kelas dengan membuat pembelajaran
yang menarik siswa.
Dari hasil penelitian siklus II, maka peneliti mengulas secara cermat bahwa dilihat
dari rata-rata hasil evaluasi Bahasa Jawa siswa dengan menggunakan media kartu
huruf sudah berhasil. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan
keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban.
Tetapi apabila dilihat dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) masih ada 3 siswa
yang belum tuntas.
Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat hasil evaluasi yang diperoleh pada
masing-masing pertemuan, maka pembelajaran Bahasa Jawa materi menulis huruf
Jawa pada siklus II sudah berhasil karena sudah mencapai target pencapaian
sehingga tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Hal ini menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf dapat meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban
tahun ajaran 2009/ 2010.
D. Deskripsi Hasil Penelitian
Berdasarkan pada pengolahan data yang terdapat pada lampiran 1 halaman 89,
dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Data Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Siswa Kelas III Sebelum Digunakan Media
Kartu Huruf.
Dari daftar nilai yang terdapat pada lampiran 2 halaman 87 dapat diketahui bahwa
hasil evaluasi Bahasa Jawa sebelum tindakan yaitu sebelum diterapkan
penggunaan media kartu huruf diperoleh rata-rata kelas sebesar 62,33. Siswa yang
memperoleh nilai 32-41 ada 7 siswa atau 35%. Siswa memperoleh nilai 42-51 ada
1 siswa. Siswa memperoleh nilai 52-61 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa
mendapat nilai 62-71 sebanyak 1 siswa atau 5%. Siswa mendapat nilai 72-81
sebanyak 4 siswa atau 20%. Siswa mendapat nilai 82-91 ada 2 siswa, dan siswa
yang mendapat nilai 92-101 sebanyak 3 siswa. Dengan demikian nilai rata-rata
yang diperoleh siswa yaitu 62,33. Siswa yang mendapat nilai di bawah 65 (KKM)
sebanyak 10 siswa atau 50% dan siswa yang mendapat nilai di atas 65 (KKM)
sebanyak 10 siswa atau 50% (lampiran 1 halaman 86).
2. Data Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Siswa Kelas III Siklus I
Berdasarkan data hasil nilai Bahasa Jawa pada lampiran 8 halaman 103 nilai
keterampilan menulis huruf Jawa yaitu Siswa yang memperoleh nilai 32-41 tudak
ada atau 0%. Siswa memperoleh nilai 42-51 ada 1 siswa. Siswa memperoleh nilai
52-61 dan 62-71 masing-masing sebanyak 3 siswa atau 15%. Siswa mendapat
nilai 72-81 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa mendapat nilai 82-91 ada 5 siswa
atau 25%, dan siswa yang mendapat nilai 92-101 sebanyak 6 siswa atau 30%.
Berdasar lampiran 7 halaman 102 siswa yang mendapat nilai di bawah 65 (KKM)
yaitu sebanyak 7 orang atau 35%, dan siswa yang mendapat nilai di atas KKM
yaitu 13 orang atau 65 %. Nilai rata-rata dari hasil evaluasi siklus I yaitu 79.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Siswa yang mendapat nilai ≤ 65 (KKM) sebanyak 7 siswa atau 35% dan siswa
yang mendapat nilai ≥ 65 (KKM) sebanyak 13 siswa atau 65%.
3. Data Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Siswa Kelas III Siklus II
Berdasarkan lampiran 14 pada halaman 118, hasil nilai Bahasa Jawa materi
keterampilan menulis huruf Jawa diperoleh rata-rata kelas sebesar 84. Siswa yang
memperoleh nilai 32-41, 42-51, dan 52-61 tidak ada atau 0%. Siswa mendapat
nilai 62-71 sebanyak 4 siswa atau 20%. Siswa mendapat nilai 72-81 sebanyak 2
siswa atau 10%. Siswa mendapat nilai 82-91 ada 9 siswa atau 45%, dan siswa
yang mendapat nilai 92-101 sebanyak 5 siswa atau 25%. Nilai rata-rata dari hasil
evaluasi siklus II yaitu 84. Berdasar lampiran 13 halaman 113 siswa yang
mendapat nilai ≤ 65 (KKM) sebanyak 3 siswa atau 15% dan siswa yang mendapat
nilai ≥ 65 (KKM) sebanyak 17 siswa atau 85%.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Dengan melihat hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan perhitungan rata-rata
nilai dan ketuntasan belajar siswa yang dapat menunjukkan keterampilan siswa
dalam menulis huruf Jawa setelah mendapatkan pembelajaran Bahasa Jawa
dengan media kartu huruf. Peningkatan terlihat dari sebelum tindakan dan setelah
tindakan yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing siklus terdiri atas 2
pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel 13, sebagai berikut:
Tabel 13. Nilai Rata-Rata Hasil Evaluasi Bahasa Jawa dan Prosentase Ketuntasan
Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II.
Kriteria
Ketuntasan
Minimum
(KKM)
Nilai Rata-rata Persentase (%)
Sebelum
Tindakan Siklus I Siklus II
Sebelum
Tindakan Siklus I Siklus II
65 62,33 79 84 50 65 85
Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata pada tabel 13, siswa yang memperoleh
nilai ≥ 65 (KKM) menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini merefleksikan bahwa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
pembelajaran Bahasa Jawa yang dilaksanakan guru dinyatakan berhasil, karena
secara klasikal menunjukkan adanya peningkatan nilai yang berarti ada
peningkatan keterampilan menulis huruf Jawa dengan menggunakan media kartu
huruf pada siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban Kecamatan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar.
Adapun peningkatan nilai rata-rata klasikal hasil evaluasi Bahasa Jawa dengan
menggunakan media kartu huruf dapat digambarkan dalam bentuk grafik gambar
8 sebagai berikut :
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kondisi
Awal
Siklus I Siklus II
62, 33
7984
N
i
l
a
i
Pelaksanaan Tindakan
Kondisi Awal
Siklus I
Siklus II
Gambar 8. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Materi
Menulis Huruf Jawa Setiap Siklus
Selain dari hasil tes, hasil observasi terhadap kinerja guru dan siswa secara
klasikal juga mengalami peningkatan. Secara jelas, berikut adalah hasil nilai
observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa pada siklus I dan siklus II.
Tabel 14. Nilai Rata-Rata Hasil Observasi Kinerja Guru dan Aktivitas Siswa
Selama Pembelajaran Tiap Siklus
Observasi Kinerja Guru Observasi Aktivitas Siswa
Siklus I Siklus II Siklus I Siklus II
28,5 : 13 = 2,19 34 : 13 = 2,62 25,5 : 12 = 2,13 33 : 12 = 2,75
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Dari tabel 14 di atas terlihat bahwa kinerja guru pada siklus I mendapat nilai
hanya 2,19 yang kemudian meningkat pada siklus II menjadi 2,62. Sedangkan
aktivitas siswa yang semula hanya 2,13 meningkat menjadi 2,75. Hal ini
menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru dan aktivitas siswa selama
pelajaran menulis huruf Jawa berlangsung pada siklus I dan siklus II. Dari tabel
14 terlihat adanya peningkatan pada kinerja guru dan aktivitas siswa. Walaupun
peningkatannya kecil, penulis yakin jika penelitian ini dilaksanakan dalam jangka
waktu yang cukup lama secara terus-menerus akan memperlihatkan hasil yang
signifikan. Mengingat bahwa dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan hanya empat kali pertemuan.
Hambatan-hambatan yang ditemui pada masing-masing siklus berbeda-beda,
antara lain: pada siklus I hambatan yang dijumpai adalah guru masih belum dapat
menyampaikan materi dengan jelas dan kurang dapat dipahami oleh siswa karena
terlalu cepat dalam menjelaskan, guru kurang memberikan motivasi baik pada
individu maupun kelompok sehingga siswa masih belum berani dalam menjawab
pertanyaan atau mengungkapkan gagasannya dalam kelompok, dan belum dapat
mengkondisikan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif, dengan jumlah
anggota tiap kelompok 4 siswa membuat siswa yang malas cenderung
menggantungkan diri pada siswa yang mereka anggap lebih pandai dan tidak mau
melakukan kegiatan diskusi.
Upaya untuk mengatasi hambatan yang ada pada siklus I yang dilaksanakan di
siklus II dalam upaya perbaikan adalah memberikan beberapa informasi secara
tepat dan bertahap, mengarahkan, dan membimbing kegiatan siswa dalam
menemukan jawaban, mengubah jumlah anggota dalam kelompok dari 4 orang
menjadi 2 orang pada masing-masing kelompok agar pembelajaran lebih kondusif
dan memberikan motivasi berupa penghargaan baik secara verbal maupun
nonverbal kepada siswa agar mereka lebih berani lagi dalam menyampaikan
pendapat. Pembelajaran pada siklus II sudah berhasil sehingga tidak ada hambatan
yang berarti.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan
keterampilan menulis huruf Jawa pada mata pelajaran bahasa Jawa pada siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
kelas III SD Negeri 01 Paseban tahun ajaran 2009/2010 yaitu dengan menerapkan
pembelajaran yang menggunakan media kartu huruf. Hal ini terjadi karena
penggunaan kartu huruf sangat erat sekali hubungannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pembelajaran dengan media kartu huruf mengaitkan pembelajaran dengan
realitas kehidupan nyata siswa sehingga pengalaman yang pernah dialami siswa
dipadukan dengan materi pembelajaran Bahasa Jawa. Jadi pembelajaran
menggunakan media kartu huruf dapat meningkatkan keterampilan menulis huruf
Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban Kecamatan Jumapolo Kabupaten
Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua
siklus tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti
kebenarannya. Dengan menggunakan media kartu huruf dapat meningkatkan
keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban
Kecamatan Jumapolo Kabupaten Karanganyar tahun ajaran 2009/2010. Hal ini
terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa
62,33 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 50%, siklus I nilai rata-rata
kelas 79 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 65% dan siklus II nilai
rata-rata kelas meningkat menjadi 84 dengan persentase ketuntasan klasikal
sebesar 85%. Penerapan pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf
dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran Bahasa Jawa di
kelas III sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis huruf
Jawa.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf dalam pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Jawa. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah model
siklus yaitu terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 sampai
19 Mei 2010 dan Siklus II dilaksanakan pada tanggal 26 Mei sampai 2 Juni 2010.
Adapun indikatornya adalah sebagai berikut: (1) Menulis huruf Jawa nglegena,
(2) Menulis kata, (3) Menulis kalimat. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat
empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaaan, observasi dan
refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan
tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan
keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis
perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penggunaan media
kartu huruf dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis huruf Jawa.
Sehubungan dengan penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan media kartu huruf dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa
pada materi huruf Jawa, hal itu dapat ditinjau dari hal-hal sebagai berikut.
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih media
pembelajaran yang tepat agar siswa mampu menguasai konsep-konsep dalam
pembelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf
dapat meningkatkan keterampilan menulis pada materi huruf Jawa karena
pembelajaran ini melibatkan relasi antara guru dengan siswa serta siswa dengan
siswa, siswa diberi kebebasan untuk mengungkapkan pendapatnya dalam
kelompok.
Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada siswa juga sangat
penting. Motivasi diberikan agar siswa dapat belajar dengan baik sehingga siswa
mempunyai keinginan untuk berpikir, memusatkan perhatian, dan melaksanakan
kegiatan yang menunjang dalam proses pembelajaran. Motivasi dapat ditanamkan
pada diri siswa dengan memberikan latihan-latihan , memberikan kesempatan
untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran dan memberikan penghargaan
terhadap keberhasilan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.
Pentingnya penggunaan media kartu huruf dalam pembelajaran terbukti dapat
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjalin hubungan
yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. Selain itu penggunaan
kartu huruf juga mampu meningkatkan kreativitas dan kerja sama kelompok.
Persentase keterampilan siswa dalam menulis huruf Jawa dan sikap siswa
meningkat. Hal ini terbukti adanya peningkatan keberanian siswa dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
mengungkapkan pendapatnya dalam kelompok, interaksi dengan guru maupun
siswa lain, kemauan kerjasama kelompok meningkat, mampu mendemonstrasikan
hasil diskusi dengan baik, inisiatif dan kreativitas meningkat serta mampu
menyelesaikan soal dengan baik. Dengan partisipasi siswa dalam pembelajaran
yang meningkat, kondisi kelas menjadi lebih kondusif dan pada akhirnya
keterampilan menulis huruf Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 01 Paseban
meningkat.
Pembelajaran dengan menggunakan media kartu huruf secara tepat
sehingga keterampilan siswa dalam menulis huruf Jawa meningkat.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan media
dan strategi pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar sehubungan dengan tujuan yang akan dicapai oleh
siswa SDN 01 Paseban.
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah
dijelaskan pada bab IV di atas, maka penelitian ini dapat digunakan dan
dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah yang sejenis yang pada
umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Adanya kendala yang dihadapi
dalam pembelajaran Bahasa Jawa melalui penggunaaan media kartu huruf harus
diatasi semaksimal mungkin. Oleh karena itu keaktifan, kreativitas, motivasi
dan kemampuan sangat mendukung keberhasilan pembelajaran khususnya
Bahasa Jawa.
C. Saran
Sesuai dengan saran dan implikasi hasil penelitian, maka ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan
harapan.
2. Bagi Guru
a) Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan
merancang proses pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga
siswa menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih
kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan
tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada
akhirnya dapat meningkatkan keterampilan menulis pada materi
pelajaran.
b) Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan media yang
sesuai karena dapat memberikan kemudahan terhadap peserta didik
untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu,
serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi
sehingga merangsang minat peserta didik sehingga pembelajaran akan
lebih bermakna.
c) Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran
dengan menggunakan media kartu huruf pada pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan inisiatif, kreatif, aktif, motivasi
belajar dan mengembangkan keberanian menyampaikan gagasan dalam
proses pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan
prestasi belajar. Disamping itu, siswa juga diharapkan untuk lebih mencintai
dan melestarikan Huruf Jawa sebagai bagian dari kebudayaan daerah
sekaligus merupakan akar kebudayaan nasional.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan
dengan pembelajaran yang menggunakan media kartu huruf guna
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam
meningkatkan keterampilan menulis siswa terhadap materi huruf Jawa yang
belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
DAFTAR PUSTAKA
Adipati Bumiayu (http://putupondokbalong.blogmalhikdua.com). Diunduh
Minggu, 4 April 2010.
Agus Badrudin. http://beduatsuko.blogspot.com .Diunduh Senin, 28 Desember
2009
Agus Suriamiharja dkk. 1996. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Depdikbud.
Arief S. Sadiman,dkk.2002. Media Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada
Aristo Rahadi. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional.
Azhar Arsyad. 2009. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Basuki Wibawa & Farida Mukti. 2001. Media Pengajaran. Bandung : CV.
Maulana
Beny Karyadi.. 2005. Pelatihan Metodologi Penelitian untuk Peningkatan
Kualitas Pembelajaran (PPKP) dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Batam: Depdiknas.
Candra Ariwibowo .2005. “Perbedaan Prestasi Belajar Huruf Jawa antara
Pembelajaran Menggunakan Program SWiSH dengan Metode Konvensional
pada Siswa Kelas VII Semester 1 di SMP Negeri Brangsong Kabupaten
Kendal Tahun Ajaran 2004/2005.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/42.pdf
Diunduh Kamis, 15 Oktober 2009
Darusaprapta, dkk, 1996. Pedoman Penulisan Aksara Jawa. Yogyakarta: Yayasan
Pustaka Nusantara
Gorys Keraf. 1984. Tata Bahasa Indonesia. Flores: Nusa Indah
Iim Imandala. http://www.plbjabar.com. Diunduh Sabtu, 22 Mei 2010
Ika Fibrianti. 2009. Peningkatan Kemampuan Menulis Dengan Media Cerita
Bergambar Siswa Kelas V SD Negeri Bendosari Kecamatan Nguntoronadi
Kabupaten Wonogiri Tahun Ajaran 2008/2009. http://digilib.uns.ac.id .
Diunduh Jumat, 6 Nopember 2009
Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada Press.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
Lexy J. Moleong. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Muhammad. 2008. http://muhammad-win-afgani.blogspot.com/2008/02/media-
pembelajaran. Diunduh Minggu, 4 April 2010
NN. http://files.setyawara.webnode.com). Diunduh Senin, 28 Desember 2009
NN.http://lead.sabda.org/_pdf/bahan_bakar_kepemimpinan.pdf. Diunduh 2 Juni
2010
NN. http://pusatbahasa.diknas.go.id . Diunduh Senin, 28 Desember 2009
NN. http://wapedia.mobi/ms/Tulisan_Sunda. Diunduh Rabu, 25 November 2009
NN. 2009. Kompas Surabaya. Dunia Akui Aksara Jawa.
http://nasional.kompas.com/dunia.akui.aksara.jawa. Diunduh Senin, 28
Desember 2009
Nur Indah Lestari .2007. Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman
Bacaan Berhuruf Jawa dengan Media Kartu Huruf pada Kelas VIII-F SMP
Negeri Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2006/2007.
http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi.1/import/2641.pdf
Diunduh Kamis, 15 Oktober 2009
Purwadi. 2009. History of Java. Yogyakarta: Mitra Abadi.
Retno Winarni. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Salatiga:Widya Sari.
R.T. Suryadipura & Betta Setyowati. 2008. Cara Belajar Membaca dan Menulis
Huruf Jawa. Bandung: Yrama Widya
Samidi.2010. Basa lan Kebudayaan Jawi. Surakarta: LPP UNS & UNS Press
Sandjaja & Albertus Heriyanto. 2006. Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi
Pustaka.
Soemarjadi, dkk. 2001. Pendidikan Keterampilan. Malang: Universitas Negeri
Malang
Sofa. 2008. http://massofa.wordpress.com/2008/08/21/pedoman-pengembangan-
muatan-lokal-pada-ktsp/ . Diunduh Sabtu, 3 September 2010
St. Y. Slamet. 2008. Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di
Sekolah Dasar. Surakarta: UNS Press.
Suharsimi Arikunto & Asnah Said. 1999. Pengembangan Program Muatan Lokal.
Surakarta: Universitas Terbuka.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2007. PenelitianTindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
Suharso & Ana Retnoningsih. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:
CV. Widya Karya
Suparno dkk. 2007. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tim Dosen. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS.
Young. 2009. International Journal of Teaching and Learning in Higher
Education. Volume 20, Number 3, 447-461. http://www.isetl.org/ijtlhe/
http://www.isetl.org/ijtlhe/. Diunduh Senin, 14 Juni 2010
Yudhi Munadi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta:
Gaung Persada Press.