Upload
others
View
12
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN MINAT BACA SISWA DALAM PENERAPAN
LITERASI DI KELAS III SD NEGERI 003 BONTANG BARAT
Oleh :
LINDA LESTARI, S.Pd
NDH : 23
PELATIHAN DASAR CALON PNS GOLONGAN III ANGKATAN V
PUSAT PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN DAN
KAJIAN DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
SAMARINDA
2019
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN AKTUALISASI
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon PNS Angkatan V Tahun 2019:
Nama : Linda Lestari, S.Pd
NDH : 23
NIP : 199007012019032019
Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama
Instansi : SD Negeri 003 Bontang Barat
Judul Rancangan Aktualisasi : Peningkatan Minat Baca Siswa Dalam
Penerapan Literasi Di Kelas III SD Negeri 003
Bontang Barat
Dinyatakan LAYAK untuk diajukan dalam Seminar Rancangan Aktualisasi pada
hari Selasa, 29 Oktober 2019 bertempat di Kampus Puslatbang KDOD LAN.
Mentor,
Efie Parabang, M.Pd
NIP. 197509181998072002
Coach,
Ellyana, S.ST
NIP. 198201252006042003
iii
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKTUALISASI
Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Laporan Aktualisasi
Pelatihan Dasar Calon PNS Angkatan V Tahun 2019:
Nama : Linda Lestari, S.Pd
NDH : 23
NIP : 199007012019032019
Jabatan : Guru Kelas Ahli Pertama
Instansi : SD Negeri 003 Bontang Barat
Judul Rancangan Aktualisasi : Peningkatan Minat Baca Siswa Dalam
Penerapan Literasi Di Kelas III SD Negeri 003
Bontang Barat
TELAH DISEMINARKAN dalam Seminar Laporan Aktualisasi pada hari Selasa,
tanggal 29 Oktober 2019 bertempat di Kampus Puslatbang KDOD LAN.
Penguji,
Ahmad Zaini, SE,ME
NIP. 198110012009121002
Coach,
Ellyana, S.ST
NIP. 198201252006042003
iv
Nama : Linda Lestari, S.Pd
NDH : 23
JABATAN : Guru Kelas Ahli Pertama
INSTANSI : Pemerintah Kota Bontang
No. Hari / Tanggal Uraian Konsultasi Media Tanda
Tangan
1 Jumat,
30 Agustus 2019
Menyampaikan
beberapa isu besar yang
ada di tempat kerja
Tatap
muka
dengan
Coach
2 Senin,
02 September 2019
Konsultasi Kegiatan
yang akan dilakukan
dan tahapan-tahapan
kegiatan dalam
rancangan aktualisasi
Tatap
muka
dengan
Coach
3 Kamis,
04 September 2019
Menyampaikan
rancangan aktualisasi
Bab 1, 2, 3, dan 4
Via WA
4 Sabtu,
07 September 2019
Perbaikan rancangan
aktualisasi pada Bab 4
yaitu : untuk kontribusi
terhadap visi dan misi
organisasi dibuat satu
saja (bukan perkegiatan)
Dapat dilanjutkan ke
tahap pembuatan
presentasi
Tatap
muka
dengan
coach
6
Senin
14 Oktober 2019
Kosultasi laporan hasil
aktualisasi Via WA
7 Senin
28 Oktober
Kosultasi laporan hasil
aktualisasi
Tatap
muka
dengan
coach
LEMBAR KONSULTASI COACH
PELATIHAN DASAR CALON PNS ANGKATAN I
v
RINGKASAN LAPORAN AKTUALISASI
PENINGKATAN MINAT BACA SISWA DALAM PENERAPAN
LITERASI DI KELAS III SD NEGERI 003 BONTANG BARAT
Kegemaran membaca buku mempunyai peranan penting dan salah satu
kunci menciptakan Pendidikan yang berkualitas. Kebiasaan membaca buku harus
bisa ditanamkan sejak dini yaitu sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. Salah
satu masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah rendahnya minat baca
peserta didik. Menindaklanjuti permasalahan tersebut, maka penulis memberikan
gagasan guna pemecahan masalah akan rendahnya minat baca siswa berupa
menerapkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Seluruh gagasan pemecahan isu
tersebut dijelaskan oleh penulis dalam rancangan aktualisasi dengan judul : “
Peningkatan Minat Baca Siswa Dalam Penerapan Literasi di Kelas III SD
Negeri 003 Bontang Barat”
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan, perlu
dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang merupakan prioritas
yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses tersebut menggunakan alat bantu
penetapan kriteria kualitas isu yakni berupa: Analisis USG (Urgency, Seriousness,
dan Growth). Setelah dianalisis menggunakan USG maka isu yang paling prioritas
yakni “Kurangnya minat baca siswa dalam penerapan literasi di kelas III SDN 003
Bontang Barat”.
Setelah ditentukan isu maka penulis membuat beberapa kegiatan yang dapat
meningkatkan minat baca siswa kelas III di Sekolah Dasar Negeri 003 Bontang
Barat diantaranya adalah :
1. Membuat “POCA” Pojok Baca di dalam kelas
2. Melaksanakan kegiatan Membaca 15 menit diawal pembelajaran
3. Membuat dan menyanyikan lagu yang sesuai dengan kegiatan membaca.
4. Melaksanakan kegiatan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah
5. Melaksanakan “TAMPEL”tambahan pelajaran bagi siswa yang kurang
mampu dalam membaca
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat dan karunia-nya sehingga laporan hasil aktualisasi nilai-nilai dasar ASN
dalam Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil golongan III angkatan V dapat
tersusun dengan baik.
Laporan hasil aktualisasi ini ditulis untuk memenuhi rangkaian prosedur
Pendidikan Dan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil golongan III angkatan
V. Kelancaran penyusunan laporan hasil aktualisasi ini tidak lepas dari usaha dan
bantuan berbagai pihak. Untuk itu dengan segala ketulusan hati diucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Ibu Efie Parabang, M.Pd., selaku kepala sekolah SD Negeri 003 Bontang Barat
dan mentor yang telah memberikan saran dan dukungan terkait kegiatan
aktualisasi.
2. Ibu Ellyana,,S.ST, selaku coach yang telah memberikan bimbingan dan saran
terkait penyusunan laporan aktualisasi.
3. Guru dan staf SD Negeri 003 Bontang Barat, yang telah memberikan dukungan
dan informasi dalam menunjang penyusunan laporan hasil aktualisasi.
4. Penyelenggara Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil golongan III
angkatan V tahun 2019 di Pusat Pelatihan Dan Pengembangan Dan Kajian
Desentralisasi Dan Otonomi Daerah Lembaga Adminitrasi Negara Samarinda
yang telah banyak memberikan bantuan dalam penyusunan laporan hasil
aktualisasi.
5. Rekan-rekan pelatihan dasar calon pegawai negeri golongan III angkatan V
tahun 2019, yang telah memberikan saran, ide dan dukungan selama
penyusunan laporan hasil aktualisasi.
6. Keluarga tercinta, yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat dalam
menyelesaikan seluruh rangkaian kegiatan dan kewajiban pada masa Pelatihan
Dasar Calon Pegawai Negeri golongan III angkatan V tahun 2019.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
LEMBAR KONSULTASI ....................................................................... iv
RINGKASAN LAPORAN AKTUALISASI ........................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................... vi
Daftar Isi ................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Tujuan .................................................................................... 3
1.3 Manfaat .................................................................................. 3
1.4 Ruang Lingkup ...................................................................... 4
BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI
2.1 Profil Sekolah ......................................................................... 5
2.2 Visi, Misi, dan Tujuan Sekolah ............................................ 5
2.3 Struktur Organisasi ............................................................... 6
2.4 Tugas dan Fungsi Guru ......................................................... 7
BAB III LANDASAN TEORI
3.1 Nilai-Nilai Dasar ASN
A. Akuntabilitas ................................................................... 8
B. Nasionalisme ................................................................... 9
C. Etika Publik .................................................................... 10
D. Komitmen Mutu ............................................................. 12
E. Anti Korupsi ................................................................... 13
3.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
A. Manajemen ASN ............................................................. 14
B. Pelayanan Publik ............................................................. 15
C. Whole of Goverment ....................................................... 16
viii
BAB IV RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Identifikasi Isu ........................................................................ 18
4.2 Prioritas ( Teknik Analisis ) ................................................. 19
4.3 Isu Terpilih .............................................................................. . 20
4.4 Rancangan Aktualisasi .......................................................... 21
4.5 Jadwal Kegiatan Aktualisasi ................................................ 28
BAB V PELAKSANAAN AKTUALISASI
5.1 Laporan Kegiatan Aktualisasi ................................................ 29
A. Kegiatan 1 ............................................................................. 29
B. Kegiatan 2 ............................................................................. 33
C. Kegiatan 3 ............................................................................. 37
D. Kegiatan 4 ............................................................................. 39
E. Kegiatan 5 ............................................................................ 43
5.2 Faktor Pendukung Dan Penghambat Aktualisasi ................. 46
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 47
6.2 Saran .......................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 49
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil
dan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja yang bekerja pada instansi
pemerintah. Menurut Undang-Undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negara (ASN) seorang ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan
publik, pelayan publik, perekat dan pemersatu bangsa. Seorang ASN dituntut
untuk memahami nilai-nilai dasar yang menjadi landasan dalam menjalankan
profesinya. Nilai-nilai dasar tersebut antara lain akuntabilitas, nasionalisme,
etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Kelima dasar tersebut memiliki
peranan penting demi menghasilkan pegawai ASN yang profesional, memiliki
nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktek
korupsi, kolusi dan nepotisme sesuai dengan harapan dari pemerintah.
Dalam pembelajaran Pelatihan Dasar Calon ASN, setiap peserta
pelatihan dituntut untuk mampu mengaktualisasikan substansi materi
pembelajaran yang telah dipelajari melalui proses pembiasaan diri yang
difasilitasi dalam agenda Habituasi. Adapun materi pembelajaran yang
didapatkan ketika on campus antara lain materi mengenai nilai-nilai dasar
profesi ASN yang terdiri dari ANEKA (Akuntabel, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi) dan materi mengenai kedudukan dan peran
ASN dalam NKRI(Manajemen ASN, Pelayanan Publik dan Whole of
Government).
Calon ASN dituntut untuk merancang dan mengimplementasikan nilai-
nilai dasar profesi ASN dan kedudukan serta peran ASN dalam NKRI, dalam
melaksanakan tugasnya di unit kerja masing-masing dalam bentuk sebuah
“Rancangan Aktualisasi”. Rancangan aktualisasi adalah suatu bentuk
perencanaan yang menggambarkan tentang cara Calon ASN dalam
2
menterjemahkan teori ke dalam praktik, mengubah konsep menjadi konstruk,
menjadikan gagasan sebagai kegiatan. Dengan demikian calon ASN diharapkan
untuk mampu mengaplikasikan secara langsung nilai-nilai dasar profesi ASN
tersebut dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya masing-masing serta
visi dan misi unit kerja. Dalam hal ini penulis mengaktualisasikan nilai dasar
ASN di SDN 003 Bontang Barat.
Pendidik sebagai seorang ASN harus memegang teguh nilai-nilai dasar
ASN dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Nilai-nilai dasar tersebut yaitu:
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi
(ANEKA). Nilai-nilai dasar inilah yang menjadi pedoman seorang pendidik
guna menciptakan pendididkan yang berkualitas.
Kegemaran membaca buku mempunyai peranan penting dan salah satu
kunci menciptakan Pendidikan yang berkualitas. Kebiasaan membaca buku
harus bisa ditanamkan sejak dini yaitu sejak masih duduk di bangku sekolah
dasar. Salah satu masalah dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya minat baca peserta didik. Dalam mengatasi hal tersebut berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015,
pemerintah mencanangkan sebuah program yaitu Gerakan Literasi Sekolah.
Tujuan utama terciptanya Gerakan Literasi Sekolah adalah untuk
menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudidayaan
ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
Sehingga dapat terciptanya budaya membaca dan menulis di lingkungan
sekolah.
Persoalan minat membaca merupakan hal yang sangat fundamental dan
butuh perhatian serius dalam dunia Pendidikan, khususnya di sekolah
dasar.Guru sebagai tenaga pendidik professional dengan tugas utama
mendidiki, mengajar, membimbing dan melatih, menilai serta mengevaluasi
peserta didik di dalam kelasnya, tentunya berada pada posisi terdepan dalam
mencetak generasi muda sebagai penerus bangsa yang berkualitas dalam ilmu
pengetahuan. Tentunya hal ini sangat membutuhkan aktualisasi seorang guru
3
dalam meningkatkan minat baca siswanya disamping guru menguasai
kompetensi dasar bidang ilmunya.
Pada pelaksanaan aktualisasi ini, penulis memfokuskan isu pada
permasalahan rendahnya minat baca di kalangan siswa sekolah dasar yang
disebabkan banyak faktor, mulai faktor dari lingkungan sekolah, keluarga, dan
lingkungan luar. Namun permasalahan yang di angkat penulis di sini adalah
lebih memfokuskan pada bagaimana cara meningkatkan kegemaran membaca
siswa di lingkungan sekolah. Hal itu tidak terlepas dari beberapa alasan
lemahnya budaya membaca di lingkungan sekolah tersebut dikarenakan metode
pengajaran yang diberikan guru kepada siswa belum bisa membuat siswa
inisiatif untuk membaca buku dan mencari informasi secara mandiri, serta
kurangnya ketersediaan media bacaan di sekolah, sehingga rendahnya minat
baca siswa dikarenakan kebiasaan membaca mereka yang rendah, yang
menjadikan kemampuan membaca siswa juga menjadi rendah.
Menindaklanjuti permasalahan tersebut, maka penulis memberikan
gagasan guna pemecahan masalah akan rendahnya minat baca siswa berupa
menerapkan kegiatan belajar mengajar di sekolah. Seluruh gagasan pemecahan
isu tersebut dijelaskan oleh penulis dalam rancangan aktualisasi dengan judul :
“ Peningkatan Minat Baca Siswa Dalam Penerapan Literasi di Kelas III
SD Negeri 003 Bontang Barat”
1.2 Tujuan
Berdasarkan identifikasi isu yang telah ditemukan, tujuan yang akan dicapai
dari dilaksanakannya aktualisasi ini adalah sebagai berikut :
a. Meningkatkan minat dan budaya membaca siswa
b. Meningkatkan interaksi antara guru dan peserta didik
c. Melaksanakan kebijakan pemerintah dalam Gerakan Literasi Sekolah.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari kegiatan aktualisasi ini, yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Calon Pegawai Negeri Sipil
4
Meningkatkan pemahaman dan mampu untuk mengaktualisasikan nilai-
nilai dasar ASN sebagai landasan dalam menjalankan tugas dan fungsinya
di unit kerja.
2. Bagi Peserta Didik
Diharapkan peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung
mengenai kegiatan yang dilaksanakan dan terdapat peningkatan minat
dalam membaca.
3. Bagi Satuan Kerja
Sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun program kegiatan serta
membantu mengoptimalkan kegiatan yang ada disekolah sesuai dengan
visi,misi, dan tujuan sekolah.
1.4 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pelaksanaan aktualisasi nilai-nilai dasar Aparatur Sipil
Negara (ASN) yaitu di Sekolah Dasar Negeri 003 Bontang Barat yang terletak
di Jalan Poros Bontang-Samarinda Kelurahan Gunung Telihan Kecamatan
Bontang Barat. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan pada saat kegiatan off
campus yang sering disebut dengan habituasi, yaitu selama 30 hari setelah on
campus. Kegiatan aktualisasi ini dilakukan untuk mengimplementasikan nilai-
nilai dasar Aparatur Sipil Negara (ASN).
5
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI
2.1 Profil Organisasi
Identitas Sekolah Dasar Negeri 003 Bontang Barat
SDN 003 Bontang Barat didirikan pada tanggal 01 Januari 1990
merupakan sekolah milik Pemerintah Kota Bontang yang beralamat di Jalan
poros Bontang-Samarinda Km 5,5 Kelurahan Gunung Telihan, Kecamatan
Bontang Barat, Kota Bontang, Provinsi Kalimantan Timur. Berdiri di atas
tanah seluas 1.500 m2. Saat ini SDN 003 Bontang Barat dipimpin Ibu Efie
Parabang, M.Pd, memiliki 19 orang tenaga pendidik, 5 orang tenaga
kependidikan, dan 387 orang peserta didik dengan jumlah rombong belajar
yaitu 13 rombel.
2.2 Visi , Misi dan Tujuan Sekolah Dasar Negeri 003 Bontang Barat
A. Visi
“Terwujudnya Peserta Didik Yang Cerdas, Terampil, Berbudi Luhur, dan
Berbudaya Lingkungan”
B. Misi
1) Melaksanakan kurikulum 2013 untuk menghasilkan kelulusan yang
berprestasi dan berkarakter.
2) Meningkatkan kualitas dan kuantitas peserta didik menuju jenjang
pendidikan yang lebih baik.
3) Meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui pembinaan guru
dan peningkatan daya serap untuk pencapaian target kurikulum.
4) Menanamkan dan meningkatkan disiplin warga sekolah.
6
5) Menata lingkungan sekolah yang bersih, rapi, indah, dan asri menuju
green School dan green City.
6) Mewujudkan sekolah sebagai pusat budaya melalui pengembangan
kegiatan ekstrakurikuler menuju smart city dan creative city.
C. Tujuan
Terciptanya Pendidikan Berkarakter Religius, Jujur, Sabar, Antusias,
Cinta, dan Peduli.
2.3 Struktur Organisasi Sekolah Dasar Negeri 003 Bontang Barat
Gambar 2.1
7
2.4 Tugas dan Fungsi Guru
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005, guru adalah
pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Selain itu, guru juga memiliki tugas sebagai berikut:
1. Merencanakan pembelajaran;
2. Melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu;
3. Menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
4. Membimbing dan melatih peserta didik / siswa;
5. Melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat;
6. Melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada kegiatan pokok yang
sesuai;
7. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan.
Fungsi guru berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
adalah sebagai berikut:
1. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa;
2. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik
guru, serta nilai-nilai agama dan etika;
3. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis;
4. Memelihara komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan; dan
5. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan
kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
8
BAB III
LANDASAN TEORI
3.1 Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara
Nilai dasar merupakan landasan utama seorang ASN dalam bersikap dan
berkegiatan yang sejalan dengan visi, misi dan tujuan organisasi serta unit
dimana ASN tersebut bekerja.
Nilai-nilai dasar yang wajib dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN)
diantaranya :
A. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kata yang sudah tidak asing lagi kita dengar, namun
seringkali kita susah untuk membedakannya dengan responsibilitas.
Namun dua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas
adalah kewajiban untuk bertanggung jawab, sedangkan akuntabilitas
adalah kewajiban pertanggungjawaban yang harus dicapai. Lebih lanjut
akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya.
Adapun indikator dari nilai akuntabilitas adalah:
1) Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana
pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan
hal tersebut.
2) Transparansi
Transparansi dapat diartikan sebagai keterbukaan atas semua
tindakan dan kebijakan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok / institusi.
3) Integritas
Integritas mempunyai makna konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi nilai-nilai luhur dan
keyakinan.
9
4) Tanggung jawab
Tanggung jawab merupakan kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggung jawab juga dapat berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban.
5) Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda maupun orang.
6) Kepercayaan
Rasa keadilan membawa pada sebuah kepercayaan. Kepercayaan
ini akan melahirkan akuntabilitas.
7) Keseimbangan
Pencapaian akuntabilitas dalam lingkungan kerja, diperlukan
adanya keseimbangan antara akuntabilitas dan kewenangan, serta
harapan dan kapasitas. Selain itu, adanya harapan dalam
mewujudkan kinerja yang baik juga harus disertai dengan
keseimbangan kapasitas sumber daya dan keahlian (skill) yang
dimiliki.
8) Kejelasan
Fokus utama untuk kejelasan adalah mengetahui kewenangan,
peran dan tanggungjawab, misi organisasi, kinerja yang
diharapkan organisasi, dan sistem pelaporan kinerja baik individu
maupun organisasi.
9) Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus melakukan
sesuatu sampai pada tercapainya tujuan akhir.
B. Nasionalisme
Nasionalisme menurut Lembaga Administrasi Negara (Modul
Akuntabilitas, 2015) merupakan manifestasi kesadaran nasional yang
mengandung cita-cita dan pendorong bagi suatu bangsa, baik untuk
merebut kemerdekaan atau mengenyahkan penjajahan maupun sebagai
10
pendorong untuk membangun dirinya maupun lingkungan masyarakat,
bangsa dan negaranya. Kita sebagai warga negara Indonesia, sudah tentu
merasa bangga dan mencintai bangsa dan negara Indonesia. Kebanggaan
dan kecintaan kita terhadap bangsa dan negara tidak berarti kita merasa
lebih hebat dan lebih unggul daripada bangsa dan negara lain. Kita tidak
boleh memiliki semangat nasionalisme yang berlebihan (chauvinisme)
tetapi kita harus mengembangkan sikap saling menghormati, menghargai
dan bekerja sama dengan bangsa-bangsa lain.
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN senantiasa bersikap
adil dan tidak diskriminasi dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam
memberikan pelayanan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau
instansinya belaka, tetapi pelayanan harus diberikan dengan maksud
memperdayakan masyarakat, menciptakan kesejahteraan masyarakat yang
lebih baik. Untuk itu integritas menjadi penting bagi setiap pegawai ASN.
Senantiasa menjunjung tinggi nilai-nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi,
transparan, akuntabel, dan memuaskan publik.
Adapun fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa dan
negara, setiap pegawai ASN harus memiliki jiwa nasionalisme yang kuat,
memiliki kesadaran sebagai penjaga kedaulatan negara, menjadi
pemersatu bangsa mengupayakan situasi damai di seluruh wilayah
Indonesia, dan menjaga keutuhan NKRI.
Empat unsur yang menginspirasi pembentukan nasionalisme adalah :
(a) Pencapaian persatuan nasional,
(b) Pencapaian Kemerdekaan,
(c) Mandiri, dan
(d) Menjaga kekhasan nasional.
C. Etika Publik
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang
menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam menjalankan tanggung
11
jawabnya sebagai pelayanan publik. Sedangkan kode etik adalah aturan-
aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu kelompok khusus dalam
bentuk ketentuan tertulis.
Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam Undang-
Undang ASN, adalah sebagai berikut:
1) memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Pancasila;
2) setia dalam mempertahankan UUD 1945;
3) menjalankan tugas secara profesional dan tidak memihak;
4) membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
5) menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
6) memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur;
7) mempertanggung jawabkan tindakan dan kinerja publik;
8) memiliki kemampuan menjalankan kebijakan pemerintah;
9) memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
10) mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
11) menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
12) mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
13) mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14) meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.
Tiga lingkup etika publik yaitu pelayanan publik yang berkualitas dan
relevan, bantuan dalam menimbang pilihan dan alat evaluasi serta
modalitas etika.
Pada prinsipnya ada 3 (tiga) dimensi etika publik:
1. Dimensi Kualitas Pelayanan Publik
Etika publik menekankan pada aspek nilai dan norma, serta prinsip
moral, sehingga etika publik membentuk integritas pelayanan publik.
12
2. Dimensi Modalitas
Pemerintah bersih adalah syarat kemajuan suatu bangsa.
Pemerintahan korup menyebabkan kemiskinan, sumber diskriminasi,
rentan konflik dan penyalahgunaan kekuasaan.
3. Dimensi Tindakan
Integritas Publik Integritas publik dalam arti sempit yakni tidak
melakukan korupsi atau kecurangan. Adapun maknanya secara luas
yakni tindakan yang sesuai dengan nilai, tujuan dan kewajibannya
untuk memecahkan dilema moral yang tercermin dalam
kesederhanaan hidup.
D. Komitmen Mutu
Definisi Mutu menurut Crosby dalam Modul Komitmen Mutu
(Modul Komitmen Mutu, 2015) merupakan nihil cacat, kesempurnaan
dan kesesuaian terhadap persyaratan. Dalam arti lain mutu
mencerminkan nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan
melampaui harapannya.
Untuk menjaga mutu layanan, maka ASN harus menerapkan nilai-
nilai komitmen mutu berikut :
1) novatif adalah suatu yang baru sebagai perwujudan ide kreatifitas
untuk meningkatkan mutu pelayanan
2) Efektif adalah berhasil guna, menunjukkan tingkat ketercapaian
target yang telah direncanakan, baik menyangkut jumlah maupun
mutu hasil kerja.
3) Efisien adalah berdaya guna, dapat menjalankan tugas dan
mencapai hasil tanpa pemborosan sumber daya dan hemat waktu.
Orientasi mutu, berkomitmen untuk senantiasa melakukan pekerjaan
dengan arah dan tujuan untuk kualitas pelayanan.
13
E. Anti Korupsi
Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Lembaga Administrasi Negara
(Modul Anti Korupsi, 2015) menyatakan korupsi sebagai kejahatan luar
biasa, salah satu alasannya adalah karena dampaknya yang luar biasa
menyebabkan kerusakan baik dalam ruang lingkup, pribadi, keluarga,
masyarakat dan kehidupan yang lebih luas. Kerusakan tersebut tidak
hanya terjadi dalam kurun waktu yang pendek, namun dapat berdampak
secara jangka panjang. Oleh karena itu, Anti Korupsi berarti menolak setiap
tindakan yang mengarahkan kepada kerusakan dan kebobrokan di manapun
PNS berada.
Adapun nilai-nilai dasar anti korupsi adalah meliputi :
1) Kejujuran, menurut Sugono (2008) kata jujur dapat didefinisikan
sebagai lurus hati, tidak berbohong dan tidak curang. Jujur adalah salah
satu sifat yang sangat penting dalam kehidupan pegawai, tanpa sifat
jujur pegawai tidak akan dipercaya dalam kehidupan sosialnya.
2) Kepedulian, peduli adalah mengindahkan, memperhatikan dan
menghiraukan. Nilai kepedulian sangat penting bagi seorang pegawai
dalam kehidupan di tempat kerja dan di masyarakat.
3) Kemandirian, kondisi mandiri dapat diartikan sebagai proses
mendewasakan diri dengan tidak bergantung pada orang lain untuk
mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya. Dengan karakter
kemandirian pegawai dituntut untuk mengerjakan semua tanggung
jawab dengan usahanya sendiri dan bukan orang lain.
4) Kedisiplinan,disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan
(Sugono, 2008). Manfaat dari hidup yang disiplin adalah kita dapat
mencapai tujuan hidup dengan waktu yang lebih efisien, dan juga dapat
membuat orang lain percaya dalam mengelola suatu kepercayaan.
5) Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang dalam
melaksanakan tugas dan kewajibannya terhadap diri sendiri,
14
masyarakat, lingkungan (alam, social dan budaya), negara dan Tuhan
YME
6) Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh
dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
7) Sederhana, yaitu perilaku yang mencerminkan kecukupan dan tidak
berlebih-lebihan dalam kehidupan sehari-hari
8) Keberanian, yaitu sikap dan perilaku yang menunjukkan kemantapan
dan rasa percaya diri yang besar dalam melaksanakan tugas dan
kewajibannya dengan sebaik-baiknya.
9) Keadilan, yaitu sikap dan perilaku yang mencerminkan
ketidakberpihakkan dan mengacu pada kebenaran
3.2 Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI
Untuk mewujudkan birokrasi yang professional dalam menghadapi
tantangan-tantangan global, pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 5
Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara telah bertekad untuk mengelola
aparatur sipil negara menjadi semakin professional. Undang-undang ini
merupakan dasar dalam manajemen aparatur sipil negara yang bertujuan untuk
membangun aparat sipil negara yang memiliki integritas, profesional dan netral
serta bebas dari intervensi politik, juga bebas dari praktek KKN, serta mampu
menyelenggarakan pelayanan publik yang berkualitas bagi masyarakat.
A. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan
Pegawai ASN yang professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai
sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil Negara
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Adapun asas-asas manajemen ASN, antara lain:
1) kepastian hukum;
2) profesionalitas;
3) proporsionalitas;
4) keterpaduan;
15
5) delegasi;
6) netralitas;
7) akuntabilitas;
8) keterbukaan;
9) non diskriminatif;
10) persatuan;
11) kesetaraan;
12) keadilan;
13) kesejahteraan
B. Pelayanan Publik
Pelayanan Publik menurut Lembaga Administrasi Negara adalah segala
bentuk pelayanan umum yang dilaksanakan oleh instansi Pemerintah di pusat
dan daerah dan dilingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang atau jasa
baik dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Adapun prinsip pelayanan publik yang baik untuk mewujudkan
pelayanan prima adalah:
1) Partisipatif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik yang dibutuhkan masyarakat
pemerintah perlu melibatkan masyarakat dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasilnya.
2) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, pemerintah sebagai
penyelenggara pelayanan publik harus menyediakan akses bagi warga
negara untuk mengetahui segala hal yang terkait dengan pelayanan publik
yang diselenggarakan tersebut.
3) Responsif
Dalam penyelenggaraan pelayanan publik pemerintah wajib mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya terkait dengan bentuk
dan jenis pelayanan publik yang mereka butuhkan, mekanisme
penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan biaya
penyelenggaraan pelayanan.
4) Tidak Diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga negara dengan warga negara yang lain atas
dasar perbedaan identitas warga negara.
16
5) Mudah dan Murah
Penyelenggaraan pelayanan publik dimana masyarakat harus memenuhi
berbagai persyaratan dan membayar fee untuk memperoleh layanan yang
mereka butuhkan harus diterapkan prinsip mudah dan murah. Hal ini perlu
ditekankan karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah
tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan melainkan untuk memenuhi
mandat konstitusi.
6) Efektif dan Efisien
Penyelenggaraan pelayan publik harus mampu mewujudkan tujuan-tujuan
yang hendak dicapainya dan cara mewujudkan tujuan tersebut dilakukan
dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit, dan biaya yang
murah.
7) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh warga negara yang membutuhkan dalam arti fisik dan dapat
dijangkau dalam arti non-fisik yang terkait dengan biaya dan persyaratan
yang harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan tersebut.
8) Akuntabel
Semua bentuk penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat
dipertanggungjawabkan secara terbuka kepada masyarakat.
Pertanggungjawaban di sini tidak hanya secara formal kepada atasan akan
tetapi yang lebih penting harus dipertanggungjawabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik.
9) Berkeadilan
Penyelenggaraan pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat
melindungi kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
C. Whole of Government
Whole of government (WoG) adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
17
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik.
Pendekatan WoG dapat dilihat dan dibedakan berdasarkan perbedaan
kategori hubungan antara kelembagaan yang terlibat sebagai berikut:
1) Koordinasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. penyertaan, yaitu pengembangan strategi dengan mempertimbangkan
dampak;
b. dialog atau pertukaran informasi;
c. joint planning, yaitu perencanaan bersama untuk kerjasama sementara.
2) Integrasi, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. joint working, atau kolaborasi sementara;
b. joint venture, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada
pekerjaan besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta
kerjasama;
c. satelit, yaitu entitas yang terpisah, dimiliki bersama, dibentuk sebagai
mekanisme integratif.
3) Kedekatan dan pelibatan, yang tipe hubungannya dapat dibagi lagi menjadi:
a. aliansi strategis, yaitu perencanaan jangka panjang, kerjasama pada isu
besar yang menjadi urusan utama salah satu peserta kerjasama;
b. union, berupa Unifikasi resmi, identitas masing-masing masih nampak;
merger, yaitu penggabungan ke dalam struktur baru.
18
BAB IV
RANCANGAN AKTUALISASI
4.1 Identifikasi Isu
Rancangan aktualisasi ini disusun berdasarkan identifikasi beberapa isu
atau problematika yang ditemukan dalam melaksanakan tugas sebagai guru di
SD Negeri 003 Bontang Barat Sumber isu yang diangkat dapat berasal dari
individu, unit kerja, maupun organisasi.
Telah dipetakan beberapa isu atau problematika, antara lain:
Tabel 4.1 Identifikasi Isu
No. Identifikasi Isu Prinsip
ASN
Kondisi Saat Ini Kondisi yang
Diharapkan
1. Kurangnya minat baca
siswa dalam
penerapan literasi di
kelas tiga SD Negeri
003 Bontang Barat
Pelayanan
Publik
Banyak siswa
yang cenderung
lebih memilih
bermain setelah
selesai
mengerjakan tugas
dibanding
membaca
Peserta didik lebih
menyukai kegiatan
literasi dengan
memanfaatkan buku
yang berada di sudut
baca ataupun perpus
sekolah
2. Kurang optimalnya
pembiasaan
penggunaan tumblr
dan food container
Pelayanan
Publik
Siswa kurang
menyadari
pentingnya
membawa tumblr
dan food
container untuk
mengurangi
sampah
Peserta didik
membawa tumblr dan
food container setiap
hari
3. Kurangnya kesadaran
siswa dalam menjaga
kebersihan di
lingkungan sekolah
Pelayanan
Publik
Sebagian besar
siswa masih
kurang menyadari
pentingya
menjaga
kebersihan
lingkungan
Siswa sadar akan
pentingnya menjaga
kebersihan
lingkungan.
19
Berdasarkan pemetaan dan identifikasi isu yang telah dipaparkan,
perlu dilakukan proses analisis isu untuk menentukan isu mana yang
merupakan prioritas yang dapat dicarikan solusi oleh penulis. Proses
tersebut menggunakan alat bantu penetapan kriteria kualitas isu yakni
berupa:
a. USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
Analisis USG (Urgency, Seriousness, dan Growth)
mempertimbangkan tingkat kepentingan, keseriusan, dan
perkembangan setiap variabel dengan rentang penilaian 1-5 dengan
ketentuan nilai 1 berarti sangat kecil, nilai 2 berarti kecil, nilai 3 berarti
sedang, nilai 4 berarti besar, dan nilai 5 berarti sangat besar.
1) Urgency (urgensi), yaitu dilihat dari tersedianya waktu, mendesak
atau tidak masalah tersebut diselesaikan.
2) Seriousness (keseriusan), yaitu melihat dampak masalah tersebut
terhadap produktivitas kerja, pengaruh terhadap keberhasilan,
membahayakan sistem atau tidak, dan sebagainya.
3) Growth (berkembangnya masalah), yaitu apakah masalah tersebut
berkembang sedemikian rupa sehingga sulit dicegah.
4.2 Prioritas ( Teknik Analisis)
Berikut ini beberapa isu yang ada pada SDN 003 Bontang Barat yang
akan ditentukan kelayakannya menggunakan metode USG, untuk lebih
jelasnya lihat tabel berikut ini :
Tabel 4.2. Analisis Isu Strategis
Prinsip
ASN Identifikasi Isu
Kriteria B
U S G ∑
Pelayanan
Publik
Kurangnya minat baca siswa dalam
penerapan literasi di kelas III SDN
003 Bontang Barat 5 4 4 13
20
Prinsip
ASN Identifikasi Isu
Kriteria B
U S G ∑
Pelayanan
Publik
Kurang optimalnya pembiasaan
penggunaan tumblr dan food
container
3 2 5 10
Pelayanan
Publik
Kurangnya kesadaran siswa untuk
menjaga kebersihan lingkungan di
sekolah
4 3 4 11
4.3 Isu Terpilih
Isu yang paling prioritas yakni “Kurangnya minat baca siswa dalam
penerapan literasi di kelas III SDN 003 Bontang Barat” dengan perolehan skor
USG 13. Adapun dampak jika tidak terselesaikan dari isu terpilih yang telah
dianalisis menggunakan metode USG dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.3 Dampak Isu Tidak Terselesaikan
No Sumber Isu Identifikasi Isu Dampak
1 Pelayanan
Publik
Kurangnya minat
baca siswa dalam
penerapan literasi
di kelas III SDN
003 Bontang Barat
Apabila lima kegiatan dalam
rancangan ini tidak dilaksanakan
maka minat baca siswa SD Negeri
003 Bontang Barat tidak dapat
ditingkatkan, sehingga minat
membaca siswa tetap rendah dan
akan menyebabkan prestasi belajar
siswa akan rendah.
21
4.4 Rancangan Aktualisasi
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI MASA
PELATIHAN
1 2 3 4 5
1. Membuat
“POCA” Pojok
Baca di dalam
kelas
1. Melakukan konsultasi
dengan kepala sekolah dan
teman sejawat tentang
pembuatan “POCA” pojok
baca di dalam kelas.
2. Menyiapkan alat dan bahan
untuk pembuatan pojok
baca
3. Menyiapkan buku-buku
bacaan.
4. Membuat peraturan pojok
baca.
5. Membuat pojok baca.
1. Hasil Konsultasi
2. Alat dan Bahan
pembuatan Pojok
Baca
3. Buku-buku bacaan
4. Aturan Pojok Baca
5. Pojok baca
Akuntabilitas
Memastikan referensi buku yang ada dalam
pojok baca sesuai dengan usia perkembangan
anak dan materi.
Nasionalisme
Guru dan siswa bekerjasama dalam membuat
pojok baca.
Etika Publik
Membuat beberapa peraturan di pojok baca
agar siswa dapat membiasakan diri untuk
menjaga kebersihan dan kerapian pojok baca.
22
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI MASA
PELATIHAN
1 2 3 4 5
Komitmen Mutu
Membuat pojok baca yang lebih menarik.
Anti Korupsi
Sebagian besar bahan-bahan yang digunakan
dalam pojok baca merupakan barang bekas
untuk menghemat anggaran dan dana yang
digunakan merupan dana pribadi.
2 Melaksanakan
Kegiatan
membaca 15
menit diawal
pembelajaran
1. Melakukan Kosultasi
dengan kepala sekolah
2. Membuat tempat untuk
menaruh daftar judul buku
yang sudah dibaca
3. Menjelaskan kepada siswa
tentang kegiatan tersebut
4. Membagi bahan bacaan
kepada siswa
1. Hasil Konsultansi
2. Tempat daftar baca
buku
3. Materi Kegiatan
4. Bahan Bacaan
5. Pelaksanaan
Kegiatan Membaca
6. Daftar Pertanyaan
7. Daftar Judul buku
Akuntabilitas
Berkonsultasi kepada kepala sekolah agar
kegiatan membaca mendapatkan kejelasan
target yang akan dicapai.
Nasionalisme
Guru mengawali kegiatan membaca dengan
berdoa kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
23
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI MASA
PELATIHAN
1 2 3 4 5
5. Mengajak siswa membaca
bahan bacaan yang
diterima
6. Memberikan pertanyaan
kepada siswa secara
bergantian mengenai isi
buku yang dibaca.
7. Menuliskan judul buku
yang telah selesai dibaca
dan menaruhnya di tempat
daftar bacaan yang telah
disediakan.
Etika Publik
Bersikap ramah dan menggunakan bahasa
yang santun dalam menjelaskan kegiatan
membaca 15 menit ini.
Komitmen mutu
Memanfaatkan bahan bacaan yang sudah
tersedia di pojok baca dan perpustakan
sekolah sebagai efisiensi anggaran dan
efektifitas dalam penggunaan fasilitas yang
sudah ada.
Anti korupsi
Guru selalu hadir lebih awal sebelum kegiatan
dimulai
24
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI MASA
PELATIHAN
1 2 3 4 5
3 Membuat dan
menyanyikan lagu
yang sesuai
dengan kegiatan
membaca.
1. Melakukan konsultasi
dengan kepala sekolah
terkait pembuatan lagu yang
sesuai dengan kegiatan
membaca.
2. Membuat lagu yang sesuai
dengan kegiatan membaca.
3. Membimbing siswa dalam
menghapalkan lirik lagu.
4. Menyanyikan lagu bersama.
1. Hasil Konsultansi
2. Lagu dengan tema
membaca
3. Siswa dapat
menghafal dengan
Baik.
4. Pelaksanaan
Kegiatan menyanyi
Akuntabilitas
Menyanyikan lagu secara konsisten di setiap
awal kegiatan membaca 15 menit.
Nasionalisme
Guru dan siswa secara bersama-sama
menyanyikan lagu.
Etika Publik
Melakukan pembimbingan kepada siswa
dalam menghapalkan lagu dengan ramah dan
sabar.
Komitmen Mutu
Membuat dan menyanyikan lagu yang belum
pernah ada sebelumnya.
Anti Korupsi
Memastikan pembuatan lagu membaca sesuai
dengan jadwal.
25
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI MASA
PELATIHAN
1 2 3 4 5
4 Melaksanakan
kegiatan
kunjungan rutin
ke perpustakaan
sekolah
1. Mendiskusikan kegiatan
kunjungan rutin ke
perpustakaan dengan
kepala sekolah dan
petugas perpustakaan
2. Membuat jadwal kegiatan
3. Menjelaskan kepada siswa
kegiatan yang akan
dilakukan
4. Melaksanakan kegiatan
1. Hasil Diskusi
2. Jadwal Kegiatan
3. Materi kegiatan
4. Dokumentasi
kegiatan
Akuntabilitas
Melaksanakan kegiatan dengan penuh
tanggung jawab agar kegiatan dapat berjalan
baik dan mendapatkan hasil seperti yang
diharapkan
Nasionalisme
Merapikan dan membersihkan perpustakaan
sekolah bersama-sama setelah selesai
malakukan kegiatan
Etika Publik
Guru membiasakan peserta didik untuk ikut
serta dalam kegiatan kunjungan rutin ke
perpustakaan sekolah.
26
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI MASA
PELATIHAN
1 2 3 4 5
Komitmen mutu
Melakukan pendampingan kepada siswa saat
melaksanakan kunjungan ke perspustakaan
Anti korupsi
Guru mengingatkan dan memberikan arahan
kepada siswa agar semua buku yang telah
dipinjam dikembalikan di rak buku .
5 Melaksanakan
“TAMPEL”
tambahan
pelajaran bagi
siswa yang kurang
mampu dalam
membaca
1. Berkoordinasi dengan
kepala sekolah mengenai
pelaksanaan kegiatan
tambahan pelajaran
2. Melaksanakan pre test
untuk mengetahui
kemampuan awal siswa
3. Membuat jadwal
1. Hasil Koordinasi
2. Pelaksanaan pre
test secara lisan.
3. Jadwal
Pelaksanaan
“TAMPEL”
4. Bahan Ajar
Akuntabilitas
Menyiapkan bahan ajar yang sesuai dengan
tingkat kemampuan awal siswa.
Etika Publik
Membimbing siswa dalam membaca intensif
dengan ramah dan penuh kesabaran.
27
NO KEGIATAN TAHAPAN KEGIATAN OUTPUT/HASIL KETERKAITAN SUBSTANSI MASA
PELATIHAN
1 2 3 4 5
pelaksanaan tambahan
pelajaran
4. Menyiapkan bahan ajar
5. Melaksanakan kegiatan
tambahan pelajaran
6. Melaksanakan post test
untuk melihat perkem-
bangan kemampuan
membaca siswa
5. Dokumentasi
kegiatan
6. Pelaksanaan post
test secara lisan.
Nasionalisme
Guru memberikan tambahan pelajaran
kepada semua siswa yang kurang mampu
dalam membaca
Komitmen mutu
Melaksanakan pre test dan post test untuk
mengetahui untuk mengetahui perkembangan
kemampuan membaca siswa
Anti korupsi
Guru memberikan tambahan pelajaran secara
gratis tanpa dipungut biaya apapun.
28
6. Kontribusi terhadap visi dan misi organisasi
Mendukung tugas guru dalam meningkatkan minat baca siswa sebagai visi
sekolah yaitu “Terwujudnya Peserta Didik Yang Cerdas, Terampil, Berbudi
Luhur, dan Berbudaya Lingkungan” dan misi untuk “Melaksanakan kurikulum
2013 untuk menghasilkan kelulusan yang berprestasi dan berkarakter” sebagai
bentuk fisiknya adanya pojok baca yang menarik minat siswa untuk membaca.
7. Penguatan terhadap nilai-nilai organisasi
Pelaksanaan berbagai kegiatan seperti membuat pojok baca di dalam kelas
dan lagu tentang membaca merupakan bentuk kemandirian penulis dalam
melakukan upaya peningkatan minat baca siswa yang sesuai dengan salah satu
nilai organisasi kota Bontang yaitu “Mandiri”.
4.5. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
Kegiatan aktualisasi akan dilaksanakan SD Negeri 003 Bontang Barat
pada tanggal 11 sampai dengan 15 Oktober 2019. Adapun kegiatan-kegiatan
aktualisasi akan di jabarkan dalam timeline kegiatan pada tabel 4.4 Jadwal
Pelaksanaan Aktualisasi sebagai berikut:
Tabel 4.4 Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
No. Kegiatan
Bulan / Minggu ke-
September 2019
Oktober 2019
1 2 3 4 1 2 3 4
1. Membuat “POCA” Pojok Baca di
dalam kelas
2. Melaksanakan kegiatan Membaca 15
menit diawal pembelajaran
3. Membuat dan menyanyikan lagu yang
sesuai dengan kegiatan membaca.
4. Melaksanakan kegiatan kunjungan
rutin ke perpustakaan sekolah
5. Melaksanakan “TAMPEL”tambahan
pelajaran bagi siswa yang kurang
mampu dalam membaca
29
BAB V
PELAKSANAAN AKTUALISASI
Aktualisasi nilai-nilai dasar Pegawai Negeri Sipil sebagai Guru Kelas Ahli
Pertama di SDN 003 Bontang Barat dilaksanakan selama masa habituasi yang
terhitung mulai tanggal 11 September 2019 sampai dengan 15 Oktober 2019.
Kegiatan yang dilakukan yaitu peningkatan minat baca siswa dalam penerapan
literasi di kelas III SD Negeri 003 Bontang Barat. Pada kegiatan aktualisasi ini ada
5 kegiatan yang dilakukan selama masa habituasi.
5.1 Laporan Kegiatan Aktualisasi
A. Kegiatan 1
Membuat “POCA” Pojok Baca di dalam kelas
Kegiatan membuat pojok baca di dalam kelas merupakan salah satu upaya
untuk meningkatkan minat baca siswa. Dengan adanya pojok baca dan buku-buku
bacaan yang menarik di dalam kelas siswa dapat memanfaatkan waktu istirahatnya
dengan membaca buku.
a. Tahapan Kegiatan
1. Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah dan teman sejawat tentang
pembuatan “POCA” pojok baca di dalam kelas.
2. Menyiapkan alat dan bahan untuk pembuatan pojok baca
3. Menyiapkan buku-buku bacaan.
4. Membuat peraturan pojok baca.
5. Membuat pojok baca.
b. Deskripsi Kegiatan
Tanggal 11 September 2019 merupakan awal saya melaksanakan kegiatan
aktualisasi pertama saya yaitu pembuatan “POCA” pojok baca di dalam kelas. Saya
mengawali kegiatan ini dengan melakukan konsultasi dengan kepala sekolah dan
teman sejawat. Konsultasi ini saya lakukan untuk meminta masukan atau saran
mengenai jenis-jenis bacaan apa saja yang perlu disediakan di pojok baca . Setelah
berkonsultasi saya menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam
30
pembuatan pojok baca. Sebagian besar bahan yang saya gunakan merupakan
barang-barang bekas (Anti korupsi). Barang-barang bekas tersebut saya perbaiki
dan didaur ulang menjadi berbagai jenis barang yang lebih menarik sebagai
penunjang kelengkapan yang ada di dalam pojok baca. Selain itu saya juga
membuat berbagai macam kreasi untuk menciptakan sebuah pojok baca yang lebih
menarik ( komitmen mutu ) .
Setelah itu saya menyiapkan berbagai referensi buku bacaan yang sesuai
dengan perkembangan usia anak dan ada keterkaitan dengan materi-materi yang
akan diajarkan ( akuntabilitas) saya juga membuat daftar peraturan atau tata tertib
yang saya pasang di pojok baca. Dengan adanya peraturan tersebut diharapkan
siswa dapat membiasakan diri untuk menjaga kebersihan dan kerapian pojok baca
( Etika Publik ). Pembuatan pojok baca dilakukan bersama-sama dengan siswa
sehingga dapat selesai sesuai dengan jadwal. Siswa ikut serta dalam menyusun
berbagai perlengkapan dan buku yang ada di dalam pojok baca ( nasionalisme ).
c. Nilai-nilai Dasar ANEKA :
1. Akuntabilitas : Memastikan referensi buku yang ada dalam pojok baca
sesuai dengan usia perkembangan anak dan materi.
2. Nasionalisme : Guru dan siswa bekerjasama dalam membuat pojok baca.
3. Etika Publik : Membuat beberapa peraturan di pojok baca agar siswa
dapat membiasakan diri untuk menjaga kebersihan dan
kerapian pojok baca.
4. Komitmen Mutu : Membuat pojok baca yang lebih menarik.
5. Anti Korupsi : Sebagian besar bahan-bahan yang digunakan dalam pojok
baca merupakan barang bekas untuk menghemat anggaran
dan dana yang digunakan merupan dana pribadi.
d. Dampak Jika Nilai ANEKA Tidak diimplementasikan
1. Jika guru tidak memastikan referensi buku sesuai dengan usia
perkembangan anak dan materi, maka anak tidak akan tertarik dan sulit
memahami isi bacaan.
31
2. Apabila guru tidak bekerjasama dengan siswa makan pembuatan pojok baca
tersebut tidak akan selesai sesuai dengan jadwal.
3. Jika guru tidak membuat daftar peraturan di pojok baca siswa tidak akan
peduli akan kebersihan dan kerapian pojok baca sehingga membuat pojok
baca menjadi kotor dan berantakan.
4. Apabila guru tidak membuat pojok baca yang lebih menarik, maka siswa
tidak akan tertarik untuk mengunjungi dan membaca buku yang ada di pojok
baca.
5. Jika guru tidak memanfaatkan barang-barang bekas dalam pembuatan pojok
baca , maka anggaran untuk membuat pojok baca akan menjadi sangat
mahal dan tidak sesuai dengan anggaran yang tersedia.
Berkonsultasi dengan kepala sekolah dan teman sejawat
Menyiapkan alat dan bahan untuk membuat pojok baca.
32
Membuat pojok baca bersama siswa
Membuat daftar peraturan pojok baca
Hasil akhir pembuatan “POCA” Pojok Baca
Siswa mengambil dan membaca buku “POCA” Pojok Baca
33
B. Kegiatan 2
Melaksanakan kegiatan membaca 15 menit diawal pembelajaran
Kegiatan membaca 15 menit diawal pembelajaran ini dilakukan untuk
meningkatkan minat baca siswa di kelas III SD Negeri 003 Bontang Barat. Kegiatan
ini dilakukan secara rutin sebagai pembiasaan siswa untuk membaca buku setiap
harinya sehingga dapat membuat siswa menjadi lebih suka membaca.
a. Tahapan Kegiatan :
1. Melakukan Kosultasi dengan kepala sekolah
2. Membuat tempat untuk menuliskan daftar judul buku yang sudah dibaca
3. Menjelaskan kepada siswa tentang kegiatan tersebut
4. Membagi bahan bacaan kepada siswa
5. Mengajak siswa membaca bahan bacaan yang diterima
6. Memberikan pertanyaan kepada siswa secara bergantian mengenai isi buku
yang dibaca.
7. Menuliskan judul buku yang telah selesai dibaca dan menaruhnya di tempat
daftar bacaan yang telah disediakan.
b. Deskripsi Kegiatan
Sebelum melaksanakan kegiatan membaca 15 menit diawal pembelajaran,
terlebih dahulu saya berkonsultasi dengan kepala sekolah. Konsultasi ini saya
lakukan pada tanggal 23 September 2019. Konsultasi ini bertujuan untuk meminta
saran mengenai bahan bacaan yang akan saya bagikan kepada siswa dan membahas
tentang waktu pelaksanaan, untuk memastikan kegiatan dapat berjalan dengan baik.
Setelah melakukan konsultasi dengan kepala sekolah, saya menyediakan buku-
buku yang akan dijadikan sebagai bahan bacaan (akuntabilitas). Saya juga
membuat tempat daftar buku bacaan yang telah dibaca dan menempelnya di pojok
baca. Setelah itu saya menjelaskan kepada siswa tentang tahapan dan manfaat
kegiatan ini dengan ramah dan menggunakan bahasa yang santun ( Etika Publik).
Kegiatan ini dilaksanan secara rutin setiap hari selama 15 menit sebelum
memulai kegiatan belajar. Melalui kegiatan ini saya melakukan pembiasaan
terhadap siswa untuk membaca buku setiap harinya (etika publik). Setiap hari saya
datang lebih awal untuk menyiapkan bahan bacaan dan memberikan contoh sikap
34
disiplin kepada siswa (anti korupsi). Sebelum memulai kegiatan di dalam kelas
siswa membaca doa bersama-sama memohon kepada Tuhan Yang Maha Esa agar
kegiatan kita hari ini dapat berjalan dengan lancar yang dipimpin oleh seorang
siswa ( nasionalisme ). Setelah selesai berdoa saya membagikan buku bacaan
kepada semua siswa . Saya memanfaatkan bahan bacaan yang tersedia di pojok baca
dan perpustakan sekolah sebagai efisiensi anggaran penyediaan buku serta
efektifitas memanfaatkan fasilitas yang sudah ada ( komitmen mutu ).
Saya akan memberikan beberapa pertanyaan mengenai isi buku bacaan bagi
siswa yang sudah selesai membaca . Buku yang telah dibaca diletakkan kembali di
pojok baca sesuai dengna tempatnya. Di akhir kegiatan bagi siswa yang sudah
menyelesaikan bacaannya dapat menuliskan judul buku bacaannya pada kertas dan
menaruhnya pada tempat daftar baca yang telah tersedia di pojok baca.
c. Nilai-nilai Dasar ANEKA :
1. Akuntabilitas : Berkonsultasi kepada kepala sekolah agar kegiatan
membaca mendapatkan kejelasan target yang akan
dicapai.
2. Nasionalisme : Guru mengawali kegiatan membaca dengan berdoa
kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kegiatan dapat
berjalan dengan lancar.
3. Etika Publik : Bersikap ramah dan menggunakan bahasa yang santun
dalam menjelaskan kegiatan membaca 15 menit ini.
4. Komitmen mutu : Memanfaatkan bahan bacaan yang sudah tersedia di
pojok baca dan perpustakan sekolah sebagai efisiensi
anggaran dan efektifitas dalam penggunaan fasilitas yang
sudah ada.
5. Anti korupsi : Guru selalu hadir lebih awal sebelum kegiatan dimulai.
d. Dampak Jika Nilai ANEKA Tidak diimplementasikan
1. Jika guru tidak berkonsultasi dengan kepala sekolah maka kegiatan membaca
15 menit diawal pembelajaran ini tidak akan berjalan dengan baik.
35
2. Apabila guru tidak mengawali kegiatan membaca dengan berdoa maka anak
tidak akan terbiasa untuk mengimplementasikan salah salah satu sila
pancasila yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa dan kegiatan ini tidak akan
berjalan dengan baik.
3. Jika guru tidak menjelaskan kegiatan dengan sikap ramah dan bahasa yang
santun maka siswa tidak akan tertarik mendengarkan penjelasan saya dan
memberikan contoh yang kurang baik kepada siswa.
4. Apabila guru tidak memanfaatkan fasilitas di sekolah yang sudah ada maka
saya akan memerlukan biaya tambahan untuk menyediakan bahan bacaan dan
penggunaan fasilitas di sekolah tersebut tidak akan efektif.
5. Jika guru tidak hadir lebih awal maka kegiatan tidak akan berjalan sesuai
jadwal dan memberikan contoh tidak disiplin kepada siswa.
Membuat tempat daftar baca buku
Berkonsultasi dengan kepala sekolah
36
Guru membagikan buku bacaan Guru mengawasi dan membimbing siswa
membaca
Siswa membaca buku bacaan yang telah dibagikan
Siswa menulis judu buku yang telah selesai
dibaca
dan menaruhnya di tempat daftar baca buku.
Siswa mengembalikan buku bacaan yang
telah selesai dibaca
37
C. Kegiatan 3
Membuat dan menyanyikan lagu yang sesuai dengan kegiatan membaca
Kegiatan membuat dan menyanyikan lagu yang sesuai dengan kegiatan
membaca bermanfaat untuk memberikan motivasi dan pemahaman kepada siswa
tentang pentingnya membaca agar minat membaca siswa semakin meningkat.
a. Tahapan Kegiatan
1. Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah terkait pembuatan lagu yang
sesuai dengan kegiatan membaca.
2. Membuat lagu yang sesuai dengan kegiatan membaca.
3. Membimbing siswa dalam menghapalkan lirik lagu.
4. Menyanyikan lagu bersama.
b. Deskripsi Kegiatan
Sebelum memulai kegiatan saya terlebih dahulu berkonsultasi dengan
kepala sekolah mengenai lagu yang akan saya buat. Konsultasi tersebut saya
lakukan sesuai dengan jadwal pada tanggal 16 September 2019 ( anti korupsi ).
Setelah melakukan kosultasi saya mulai membuat lirik dan irama lagu yang
merupakan inovasi saya sendiri sesuai dengan kegiatan membaca sehingga dapat
memotifasi siswa agar lebih suka membaca ( komitmen mutu ). Lagu yang saya
buat berjudul “KUSUCA” yang merupakan singkatan dari aku suka membaca.
Dalam membuat lirik lagu tersebut saya menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar ( nasionalisme ).
Setelah menyelesaikan lagu tersebut saya mulai membimbing siswa untuk
menghapal lagu tersebut sampai semuanya hapal ( etika publik ). Saya juga
membuat beberapa gerakan saat menyanyikan lagu sehingga siswa lebih tertarik
dan bersemangat dalam bernyanyi. Lagu “KUSUCA” dinyayikan secara bersama-
sama dengan penuh semangat serta melakukan gerakan yang sudah dipelajari. Lagu
tersebut akan dinyanyikan secara konsisten setiap hari diawal kegiatan membaca
15 menit ( akuntabilitas )
38
c. Nilai-nilai Dasar ANEKA :
1. Akuntabilitas : Menyanyikan lagu secara konsisten di setiap awal
kegiatan membaca 15 menit.
2. Nasionalisme : Guru dan siswa secara bersama-sama menyanyikan lagu.
3. Etika Publik : Melakukan pembimbingan kepada siswa dalam
menghapalkan lagu dengan ramah dan sabar.
4. Komitmen Mutu : Membuat dan menyanyikan lagu yang belum pernah ada
sebelumnya.
5. Anti Korupsi : Memastikan pembuatan lagu membaca sesuai dengan
jadwal
d. Dampak Jika Nilai ANEKA Tidak diimplementasikan
1. Jika guru tidak mengarahkan siswa untuk menyanyikan lagu tersebut secara
konsisten di setiap awal kegiatan membaca maka siswa akan sulit untuk
menghapalkan lagu tersebut dan siswa tidak akan termotivasi untuk
membaca buku.
2. Apabila guru dan siswa tidak menyanyikan lagu tersebut secara bersama-
sama maka siswa tidak akan percaya diri dan bersemangat dalam bernyanyi.
3. Jika guru tidak membimbing siswa dengan ramah dan sabar maka siswa
tidak akan tertarik untuk menghapalkan dan menyanyikan lagu tersebut.
4. Apabila guru tidak membuat lagunya sendiri maka tidak akan ada inovasi
yang dibuat oleh guru tersebut.
5. Jika guru tidak membuat lagu sesuai dengan jadwal maka lagu tersebut tidak
akan selesai tepat waktu.
Melakukan kosultasi dengan kepala
sekolah
Membuat lagu “KUSUCA” Aku Suka
Membaca
39
D. Kegiatan 4
Melaksanakan kegiatan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah
Kegiatan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah dilakukan karena
mempunyai beberapa manfaat diantaranya untuk membuka wawasan baru bagi
siswa dengan membaca berbagai buku bacaan di perpustakaan sekolah . Selain itu
siswa dapat merasakan suasana baru sehingga dapat dijadikan sarana untuk
memperkaya pengalaman belajar siswa. Kegiatan ini mengajak dan membiasakan
siswa untuk mengunjungi perpustakaan dan mewajibkan siswa untuk membaca
buku yang ada di perpustakaan. Kegiatan ini saya lakukan dengan tujuan
meningkatakan minat membaca siswa dengan membiasakan membaca berbagai
macam buku yang ada di perspustakaan sekolah.
a. Tahapan Kegiatan
1. Mendiskusikan kegiatan kunjungan rutin ke perpustakaan dengan kepala
sekolah dan pegawai perpustakaan.
2. Membuat jadwal kegiatan
3. Menjelaskan kepada siswa kegiatan yang akan dilakukan
4. Melaksanakan kegiatan
b. Deskripsi Kegiatan
Sebelum memulai kegiatan ini terlebih dahulu saya berdiskusi dengan
kepala sekolah dan pegawai perpustakaan untuk membahas mengenai teknis dan
waktu pelaksaan kegiatan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah. Setelah
Membimbing siswa dalam menyanyikan
lagu Menyanyikan lagu “KUSUCA”
40
melakukan konsultasi saya membuat jadwal kegiatan. Pada hari sabtu tanggal 21
September 2019 saya mulai melaskanakan kegiatan kunjungan rutin ke
perpustakaan sekolah sesuai dengan jadwal yang telah dibuat.. Kegiatan ini saya
laksanakan dengan penuh tanggung jawab baik dengan mengawasi seluruh siswa
maupun menjaga fasilitas yang ada di perpustakaan dengan baik selama kegiatan
berlangsung (akuntabilitas). Pada saat melakukan kunjungan ke perpustakaan
sekolah saya memastikan bahwa semua siswa akan ikut dalam kunjungan ke
perpustakaan sekolah (etika publik). Setelah memasuki perpustakaan siswa mulai
mencari dan memilih buku yang mereka minati di rak buku perpustakaan.
Siswa mulai membaca buku setelah mereka menemukan buku yang
dinginkan, tentunya setiap siswa mengambil buku bacaan yang berbeda sesuai
dengan minat mereka. Saat siswa membaca saya melakukan pendampingan kepada
siswa agar siswa terbiasa membaca intensif sehingga memudahkan siswa untuk
memahami isi buku yang dibaca (komitmen mutu). Setelah selesai membaca buku
saya mengingatkan dan memberikan arahan kepada siswa agar semua buku yang
telah dipinjam dikembalikan di rak buku ( anti korupsi ). Di akhir kegiatan
kunjungan rutin ke perpustakaan saya dan siswa bersama-sama menyusun dan
merapikan kembali buku-buku yang telah digunakan di rak buku serta memastikan
perpustakaan berada dalam keadaan bersih setelah selesai kegiatan (nasionalisme).
c. Nilai-nilai Dasar ANEKA :
1. Akuntabilitas : Melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggung jawab
agar kegiatan dapat berjalan baik dan mendapatkan hasil
seperti yang diharapkan
2. Nasionalisme : Merapikan dan membersihkan perpustakaan sekolah
bersama-sama setelah selesai malakukan kegiatan
3. Etika Publik : Guru membiasakan peserta didik untuk ikut serta dalam
kegiatan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah.
4. Komitmen mutu : Melakukan pendampingan kepada siswa saat
melaksanakan kunjungan ke perspustakaan
41
5. Anti korupsi : Guru mengingatkan dan memberikan arahan kepada
siswa agar semua buku yang telah dipinjam
dikembalikan di rak buku .
d. Dampak Jika Nilai ANEKA Tidak diimplementasikan
1. Jika guru tidak melaksanakan kegiatan dengan penuh tanggung jawab maka
kegiatan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah tidak akan berjalan
dengan baik dan tidak akan mendapat hasil sesuai dengan yang diharapkan.
2. Apabila guru tidak bekerja sama dengan siswa dalam merapikan dan
membersihkan perpustakaan sekolah maka guru akan membutuhkan waktu
yang lama untuk menyelesaikannya.
3. Jika guru tidak membiasakan siswa berkunjung ke perpustakaan siswa tidak
akan termotivasi untuk membaca buku di perpustkaan.
4. Apabila guru tidak melakukan pendampingan kepada siswa maka siswa
akan sulit untuk mencari buku yang diinginkan dan kurang memahami isi
bacaan.
5. Jika guru tidak mengingatkan dan mengarahkan siswa untuk
mengembalikan buku di rak buku maka siswa akan berebut tempat dan
menimbulkan susana di perpustakaan yang tidak kodusif. Selain itu guru
akan kesulitan untuk memastikan jumlah buku yang dipinjam sudah sesuai.
Berdiskusi dengan kepala sekolah dan pegawai perpustakaan
42
Melakukan kunjungan ke perpustakaan Siswa memilih dan mengambil buku bacaan
Guru membimbing siswa saat mengambil dan mengembalikan buku
Siswa membaca buku bacaan yang telah diambil
43
E. Kegiatan 5
Melaksanakan “TAMPEL” tambahan pelajaran bagi siswa yang kurang
mampu dalam membaca
Kemampuan membaca siswa tentunya sangat berpengaruh terhadap minat
baca siswa. Oleh karena itu kegiatan tambahan pelajaran bagi siswa yang kurang
mampu dalam membaca sangat bermanafaat untuk meningkatkan minat dan
kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Kegiatan ini dilakukan secara
bergiliran dan rutin sesuai dengan jadwal agar kemampuan membaca siswa dapat
meningkat dengan cepat.
a. Tahapan Kegiatan
1. Melakukan konsultasi dengan kepala sekolah mengenai pelaksanaan
kegiatan tambahan pelajaran
2. Melaksanakan pre test untuk mengetahui kemampuan awal siswa
3. Membuat jadwal pelaksanaan tambahan pelajaran
4. Menyiapkan bahan ajar
5. Melaksanakan kegiatan tambahan pelajaran.
6. Melakukan post test untuk melihat perkembangan kemampuan membaca
siswa
b. Deskripsi Kegiatan
Saya memulai kegiatan ini dengan terlebih dahulu berkonsultasi dengan
kepala sekolah mengenai jadwal pelaksanaan dan tempat diadakannya tambahan
pelajaran. Setelah itu saya melakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal
membaca yang telah dimiliki oleh semua siswa . Saya melakukan pretest secara
lisan dengan memberikan bahan bacaan kepada siswa untuk dibaca dan menilai
tingkat kemampuan membaca setiap siswa ( komitmen mutu ). Dari hasil test
tersebut ada tujuh orang siswa yang masih kurang kemampuan membacanya
sehingga perlu mendapatkan pelajaran tambahan. Setelah itu saya membuat jadwal
tambahan pelajaran bagi ketujuh siswa tersebut agar kegiatan ini dapat berjalan
dengan baik. Pembuatan jadwal ini juga dilakukan agar semua siswa yang kurang
kemampuan membacanya dapat mengikuti kegiatan tamabahan pelajaran dan
untuk memastikan semua siswa mendapatkan pembagian waktu bimbingan yang
44
sama ( nasionalisme ). Selain itu saya juga menyiapkan materi untuk bahan ajar
dan beberapa referensi buku yang sesuai dengan tingkat kemampuan awal
membaca siswa yang mengikuti pelajaran tambahan ( akuntabilitas ).
Kegiatan Tambahan pelajaran ini dimulai dari hari senin tanggal 17
September 2019 dan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang telah dibuat. Saya
selalu datang satu jam lebih awal sesuai jadwal untuk memberikan pelajaran
tambahan. Kegiatan ini dilaksanakan secara gratis tanpa adanya pungutan biaya
apapun kepada semua siswa (anti korupsi ). Dalam pelaksanaan tambahan
pelajaran saya mendampingi dan mengajar siswa membaca secara intensif dengan
ramah dan penuh kesabaran ( etika publik ). Setiap dua minggu kegiatan bejalan
guru memberikan post test secara lisan dengan memberikan bahan bacaan yang
sesuai dengan tingkat kemampuan siswa untuk mengetahui perkembangan
kemampuan membaca siswa.
c. Nilai-nilai Dasar ANEKA :
1. Akuntabilitas : Menyiapkan bahan ajar yang sesuai dengan tingkat
kemampuan awal siswa.
2. Etika Publik : Membimbing siswa dalam membaca intensif dengan
ramah dan penuh kesabaran.
3. Nasionalisme : Guru memberikan tambahan pelajaran kepada semua
siswa yang kurang mampu dalam membaca.
4. Komitmen mutu : Melaksanakan pre test dan post test untuk mengetahui
untuk mengetahui perkembangan kemampuan membaca
siswa
5. Anti korupsi : Guru memberikan tambahan pelajaran secara gratis tanpa
dipungut biaya apapun.
d. Dampak Jika Nilai ANEKA Tidak diimplementasikan
1. Jika guru tidak menyiapkan bahan ajar yang sesuai dengan tingkat
kemampuan awal siswa maka siswa akan sulit dalam memahami bahan ajar
yang disampaikan sehingga membuat target yang inginkan yaitu
peningkatan kemampuan menbaca siswa tidak akan tercapai.
45
2. Apabila guru tidak membimbing siswa denagn sikap ramah dan penuh
kesabaran maka siswa akan sulit menerima materi yang diajarkan dan
membuat siswa menjadi malas mengikuti kegiatan tambahan pelajaran.
3. Jika guru tidak bersikap adil dalam memberikan tambahan pelajaran kepada
semua siswa yang kurang kemampuan membacanya dan dalam membagi
waktu bimbingan maka akan terjadi kecemburuan antar siswa.
4. Jika guru tidak melaksanakan pre test dan post test maka akan sulit untuk
mengetahui kemampuan awal dan perkembangan membaca siswa.
5. Apabila guru tidak memberikan kegiatan tambahan pelajaran ini secara
gratis maka tidak semua siswa dapat mengikuti kegiatan tersebut. Hal ini
juga sudah melanggar peraturan dimana guru yang berstatus sebagai
pegawai negeri sipil dilarang untuk melakukan pungutan biaya apapun
kepada siswa.
Berkonsultasi dengan kepala sekolah
Melaksanakan test kemampuan membaca siswa
46
5.2 Faktor pendukung dan penghambat dalam pelaksanaan kegiatan
aktualisasi
1. Faktor pendukung :
a. Pihak sekolah yaitu kepala sekolah beserta para dewan guru SD Negeri 003
Bontang Barat sangat mendukung dalam kegiatan aktualisasi ini. Dukungan
kepala sekolah berupa bimbingan yang sangat membantu dalam pelaksanaan
aktualisasi ini.
b. Sarana dan prasarana sekolah yang menunjang dilaksanaknnya kegiatan
aktualisasi ini, misalnya pada saat penggunaan fasilitas perpustakaan di
sekolah dalam kegiatan kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah.
2. Faktor penghambat :
Waktu pelaksanaan aktualisasi yang bersamaan dengan jadwal penilaian tengah
semester satu membuat waktu aktualisasi ini menjadi singkat. Guru harus
memanfaatkan waktu sebaik mungkin agar pelaksanaan aktualisasi ini tidak
mengganggu jalannya penilaian tengah semester satu.
Melaksanakan kegiatan tambahan pelajaran
47
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Pegawai Negeri Sipil (PNS) sebagai pelayan publik harus bekerja dengan
Memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Hal tersebut tentunya tidak
terlepas dari fungsi Aparatur Sipil Negara sebagai pelaksana kebijakan publik,
pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa. Pelayanan publik tersebut
diterapkan dengan mengaitkannya pada nilai dasar ASN yang terdiri dari :
akuntabilitas, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu, dan anti korupsi. Kelima
nilai-nilai dasar tersebut harus dimiliki oleh ASN agar dapat menjalankan tugasnya
dengan baik sebagai ASN yang professional.
Dengan adanya nilai-nilai dasar profesi PNS diharapkan kualitas pelayanan
akan menjadi semakin baik. Guru memiliki peran yang sangat penting dalam
sebuah pendidikan. Dengan menerapkan nilai-nilai dasar ASN (ANEKA) yang
diimplementasikan dalam 5 rancangan kegiatan aktualisasi. Implementasi ini
diharapkan dapat meningkatan minat baca siswa untuk dalam budaya literasi siswa
di SD Negeri 003 Bontang Barat.
Nilai-nilai dasar ASN yang meliputi akuntabilitas, nasionalisme, etika
publik, komitmen mutu, dan anti korupsi menjadi dasar bagi aparatur sipil negara
dalam menjalankan tugas-tugas dan kewajiban dalam instansi keria masing masing
ASN. Dengan adanya pendidikan dan pelatihan dasar CPNS pola baru yang telah
menekankan pentingnya internalisasi dan aktualisasi nilai-nilai profesi Aparatur
Sipil Negara (ASN) di lingkup kerja, diharapkan akan aparatur negara yang
profesional serta menjadi pelayan masyarakat benar-benar mencerminkan seorang
aparatur dalam melaksanakan yang baik.
Laporan hasil aktualisasi ini dibuat sebagai salah satu perwujudan nilai-nilai
dasar ASN dalam menjalankan tugas, yang diperoleh oleh penulis selama mengikuti
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS Golongan III dalam menjalankan aktualisasi dan
habituasi, selain mendasari pelaksanaan tugas pokok nilai-nilai dasar ini juga
48
senantiasa diaktualisasikan oleh penulis dalam rangka mewujudkan visi dan misi
SD Negeri 003 Bontang Barat.
6.2 Saran
Setelah melakukan kegiatan aktualisasi yang terintegrasi dalam 5 nilai dasar
Aparatur Sipil Negara yaitu nilai-nilai dasar ANEKA yang dilakukan di SD Negeri
003 Bontang Barat, penulis merekomendasikan sebagai berikut:
1. Penerapan nilai-nilai ANEKA tidak hanya dilaksanakan pada massa off
campus tetapi terus dilaksanakan secara berkelanjutan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan publik. Sebagai seorang ASN harus menerapkan nilai
aktualisasi, nasionalisme, etika publik, komitmen mutu dan anti korupsi di
lingkungan sekolah.
2. Sebagai ASN diharapkan menjadi contoh yang baik untuk masyarakat,
harus bekerja maksimal dan sesuai target untuk melayani masyarakat
dengan baik dan sepenuh hati.
3. Sebagai seorang guru harus mampu memberikan makna dalam setiap
pemberian materi pelajaran. Guru dituntut untuk selalu berinovasi untuk
menciptakan suasana belajar yang aktif, kreatif dan menyenangkan
sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti seluruh rangkaian
kegiatan pembelajaran
4. Sebagai seorang guru harus bisa memberikan pembelajaran yang kreatif dan
inovatif dan memasukkan nilai-nilai ANEKA dalam pembelajaran agar
pembelajaran menjadi lebih bermakna. Dengan demikian diharapkan siswa
dapat menanamkan nilai tersebut dalam lingkungan sekolah, keluarga, dan
masyarakat.
49
DAFTAR PUSTAKA
Lembaga Administrasi Negara. Modul Komitmen Mutu: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. Modul Sadar Anti Korupsi: Lembaga
Administrasi Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Akuntabilitas Pelaksana Kebijakan
Perekat Pemersatu Bangsa Pelayan Publik: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Etika Publik Pelaksana Kebijakan
Perekat Pemersatu Bangsa Pelayan Publik: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2015. Modul Nasionalisme Pelaksana Kebijakan
Perekat Pemersatu Bangsa Pelayan Publik: Lembaga Administrasi
Negara Republik Indonesia.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Manajemen Aparatur Sipil Negara:
Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelayanan Publik: Lembaga
Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Wawasan Kebangsaan dan Nilai-
Nilai Bela Negara: Lembaga Administrasi Negara, Jakarta.
Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Whole of Government: Lembaga
Administrasi Negara, Jakarta.