Upload
vandung
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI
MAKE A MATCH YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V
SDN 1 KEDUNGLENGKONG SIMO BOYOLALI
TAHUN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Guna mencapai derajad
Sarjana S-1
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
ASNAN DAVID JADMIKO
A 510100172
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI
MAKE A MATCH YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V
SDN 1 KEDUNGLENGKONG SIMO BOYOLALI
TAHUN 2013/2014
Asnan David Jadmiko, A.510100172, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014, 180 Halaman.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan minat belajar IPA melalui strategi Make a Match yang dimodifikasi pada siswa kelas V SDN 1 Kedunglengkong Simo Boyolali. Penelitian ini termasuk penelitian tindakan kelas, dengan subyek siswa kelas V SDN 1 Kedunglengkong sejumlah 25 siswa dan mata pelajaran IPA sebagai objek perlakuan. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan minat belajar IPA yang berdampak pada peningkatan hasil belajar siswa. Indikator minat : Rasa Suka dalam mengikuti pembelajaran pada pra siklus sebanyak 4 siswa (16%), pada siklus I pertemuan I ada 9 siswa (39,1%), pada siklus I pertemuan II ada 14 siswa (66,7%), siklus II pertemuan I ada 21 siswa (84%), dan pada siklus II pertemuan II ada 20 siswa (86,9%). Perhatian siswa saat pembelajaran pada pra siklus sebanyak 9 siswa (36%), siklus I pertemuan I ada 13 siswa (56,5%), pada siklus I pertemuan II ada 17 siswa (80,9%), siklus II pertemuan I ada 20 siswa (80%), dan pada siklus II pertemuan II ada 21 siswa (91,3%). Partisipasi siswa saat pembelajaran berlangsung pada pra siklus sebanyak 6 siswa (24%), pada siklus I pertemuan I ada 10 siswa (43%), siklus I pertemuan II ada 10 siswa (47,6%), pada siklus II pertemuan I ada 18 siswa (72%), dan pada siklus II pertemuan II ada 19 siswa (82,6%). Hasil belajar siswa sebelum perlakuan yang mencapai nilai tuntas ≥KKM (60) ada 8 siswa (32%), dan pada siklus I pertemuan I ada 13 siswa (56,5%), pada siklus I pertemuan II ada 14 siswa (66,7%) dan pada siklus II pertemuan I ada 19 siswa (76%) dan pada siklus II pertemuan II ada 19 siswa (82,6%). Kesimpulan penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran Make a Match dapat meningkatkan minat belajar IPA siswa kelas V SDN 1 Kedunglengkong Simo Boyolali tahun 2013/2014.
Kata kunci : strategi pembelajaran Make a Match, minat belajar IPA
2
Pendahuluan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas), sedangkan filosofis akademik
mengartiakan pendidikan merupakan usaha memberdayakan potensi kemanusiaan
(kognitif, emosi, fisik, dan intuisi) agar berkembang optimal dan terintegrasi
untuk membangun kehidupan bersama yang lebih baik dalam rangka
meningkatkan kualitas pengabdian manusia kepada Tuhan YME.
Seorang guru di tingkat SD dituntut untuk lebih kreatif dari guru di jenjang
lain. Seorang guru harus memiliki inovasi-inovasi dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang baik hendaknya dapat membuat siswanya merasa nyaman
dengan kondisi kelas yang diciptakan. Ketertarikan siswa terhadap materi
pelajaran yang sedang diajarkan akan menimbulkan minat belajar pada diri siswa
untuk mengetahui maupun mempelajari materi yang sedang diajarkan. Dengan
adanya minat belajar, siswa akan termotifasi unruk mau dan tertarik mempelajari
materi, sehingga siswa dapat dengan mudah memahami materi pelajaran. Usaha
membangkitkan minat siswa merupakan tugas guru, guru harus terampil serta
mempunyai strategi-strategi yang jitu dalam membangkitkan minat siswa. Apabila
guru tidak mempunyai ketrampilan tersebut, maka akan sulit menciptakan
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sehingga mengakibatkan siswa
mudah bosan dan jenuh serta tidak berkonsentrasi dalam pembelajaran.
Jika salah satu komponen penting yang menjadi faktor keberhasian
pembelajaran terabaikan, maka akan muncul permasalahan yang nantinya dapat
menjadi penghambat keberhasilan pembelajaran. Seperti halnya di SDN 1
Kedunglengkong Simo Boyoali, di SD tersebut ada permasalahan yang
ditemukan, terutama untuk kelas V. Kelas V di satuan pendidikan tersebut hanya
terdapat satu kelas saja yang jumlah muridnya tidak terlalu banyak, yaitu 25
3
siswa. Namun terdapat permasalahan yang terjadi di kelas tersebut, masalah yang
ada merupakan dampak dari ketidak sinerginya pelaksanaan pembelajaran,
maupun perlengkapan yang kurang mendukung jalannya pembelajaran.
Dari beberapa analisis diawal dari penelitian, didapatkan suatu faktor yang
signifikan dan sangat berpengaruh dengan ketercapaian pembelajaran di kelas
tersebut. Guru dalam pembelajaran dirasa kurang menerapkan strategi inovatif
untuk menumbuhkan perhatian dan minat siswa. Siswa kurang mendapat lahan
atau ruang dan kebebasan dalam mencurahkan pemikiran yang mereka miliki.
Strategi pembelajaran sangat berpengaruh besar dalam ketercapaian keberhasilan
dalam pembelajaran, disinilah penulis memfokuskan pengamatan, dan dapat di
simpulkan penggunaan strategi pembelajaran yang kurang tepat adalah faktor
utama penyebab terjadinya permasalahan. Dengan demikian guru sebaiknya
memperluas pengetahuannya tentang strategi-strategi yang sesuai digunakan
dalam pelajaran IPA yang nantinya dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
dikelas. Banyak strategi pemebelajaran inovatif yang tersedia untuk mendukung
suatu proses pembelajaran, namun tidak semua strategi dapat digunakan untuk
setiap matapelajaran maupun materi pelajaran.
Dari uraian di atas ada salah satu strategi yang baik digunakan sebagai
alternatif pemecahan masalah dalam proes pembelajaran IPA, yaitu strategi
pembelajaran Make a match. Dalam penerapannya nanti strategi tersebut
dimodifikasi, yaitu dengan cara mengambil sebagian prosedur dalam model
pembelajaran Kooperative Learning tipe Tim Group Turnament.Make a match
adalah strategi pembelajaran yang berupa kegiatan mencari pasangan, biasanya
dengan kartu yang bisa berwujud gambar-gambar, kalimat-kalimat, atau bahkan
pasangan antara gambar dengan kalimat dan juga angka-angka. Kelebihan strategi
Make a matchdengan sedikit modifikasi adalah dapat mengaktifkan siswa,
meningkatkan komunikasi antar siswa, dan siswa dibawa dalam sebuah permainan
yang menyenangkan sehingga siswa akan merasa senang dan nyaman dalam
pembelajaran tanpa mengurangi konsentrasi siswa terhadap pelajaran, selain itu
dengan modifikasi yang menambahkan sebuah kompetisi 2 kelompok akan
menambah jalannya pembelajaran semakin serius dan bersemangat tapi
4
menyenangkan, dengan demikian materi yang disampaikan dapat diterima oleh
siswa dengan mudah.
Berdasarkan uraian latar belakangdi atas dapat dilakukan penelitian
dengan judul “PENINGKATAN MINAT BELAJAR IPA MELALUI STRATEGI
MAKE A MATCH YANG DIMODIFIKASI PADA SISWA KELAS V SDN 1
KEDUNGLENGKONG SIMO BOYOLALI TAHUN 2013/2014”.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas untuk
meningkatkan minat belajar IPA pada siswa kelas V SDN 1 Kedunglengkong
Simo Boyolali. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 6-25 januari 2014. Subyek
penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 1 Kedunglengkong sebabyak 25 siswa
dan mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan minat belajar IPA. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus.
Pengambilan data dilakukan dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi.
1. Observasi
Observasi adalah cara mengumpulkan data dengan jalan mengamati
langsung terhadap objek yang diteliti. Margono 2007 dalam Rubino (2011: 68-
69) mendefinisikan “observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara
sistemik terhadap gejala yang nampak pada objek penelitian”. Observasi
dilakukan untuk mengetahui perilaku siswa dalam proses pembelajaran yang
sedang berlangsung, apakah minat siswa bertambah dengan adanya
penggunaan strategi pembelajaran Make a Match pada mata pelajaran IPA.
2. Interview/Wawancara
Secara umum pengertian wawancara menurut Deddy Mulyana (2006:
180) adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang
ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan
pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu. Menurut Iskandar (2012:
71) “tehnik wawancara merupakan tehnik pengumpulan data kualitatif dengan
5
menggunakan instrument, yaitu pedoman wawancara”. Wawancara digunakan
untuk mengetahui permasalahan, apa sebabnya dan bagaimana hipotesis
penyelesaian yang akan dijalankan.
3. Dokumentasi
Pengertian dokumentasi menurut Iskandar (2012: 73) tehnik ini,
merupakan penelaahan terhadap referensi-referensi yang berhubungan dengan
fokus permasalahan penelitian. Dalam penelitian ini dokumentasi berupa foto
proses pembelajaran yang dilakukan, RPP beserta lampiran dan perlengkapan
yang digunakan.
Tehnik analisis data kualitatif peneliti menggunakan teknis analisis
kualitatif, yang salah satu modelnya adalah tehnik analisis interaktif yang
dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984) dalam Kunandar (2010: 102).
Analisis tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama
lain: reduksi data, beberan (display) data dan penarikan kesimpulan. Reduksi data
merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus, menyederhanakan, meringkas,
dan mengubah bentuk data mentah yang ada dalam catatan lapangan. Dalam
proses ini dilakukan penajaman, pemfokusan, penyisihan data yang kurang
bermakna dan menatanya sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir dapat
ditarik dan diverifikasi. Setelah direduksi data siap dibeberkan, menata rapi data
dengan narasi. Pembeberan data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan
pemahaman terhadap apa yang telah terjadi sehingga memudahkan penarikan
kesimpulan atau menentukan tindakan selanjutnya.
Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
a. Perencanaan
Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan
menggunakan media dan metode maupun strategi pembelajaran yang
mampu mengatasi permasalahan pada saat siswa diobservasi. Kemudian
RPP dikonsultasikan dengan guru IPA kelas V. Setelah RPP disetujui
6
guru, pelaksanaan pembelajaran disesuaikan dengan RPP yang telah
dibuat.
b. Tindakan
Pelaksanaan tindakan siklus I pada pertemuan I dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 16 Januari 2014 mulai pukul 09.15 – 10.25 WIB.
Jumlah siswa yang hadir sebanyak 23 siswa, Siklus I pertemuan II
dilaksanakan pada hari sabtu 18 januari 2014 pukul 07.00-08.10 WIB.
Jumlah siswa yang hadir sebanyak 21 siswa. Yang melaksanakan tindak
mengajar pada pertemuan ini adalah peniliti dengan guru IPA atau guru
kelas V sebagi observer dan siswa kelas V sebagai subyek penelitian.
Adapun tindakan yang dilaksanakan pada siklus I adalah sebagai
berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengucap salam, guru mengecek kehadiran siswa. Guru
mengecek kesiapan belajar siswa, menyampaikan tujuan pembelajaran,
melakukan apersepsi, memotivasi siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Eksplorasi
Guru menerangkan materi.Dalam kegiatan eksplorasi siswa
memperoleh penyajian materi dari guru mengenai gaya gravitasi
dan gaya gesek.
b) Elaborasi
Guru membagi kelas menjadi 2 kelompok yang rata. Guru
menjelaskan peraturan-peraturan strategi yang dijalankan. Guru
membagi kartu pasangan kepada semua siswa dalam kelompok.
Guru memulai permainan. Guru membahas soal dan jawaban
dalam kartu. Guru memberi soal evaluasi.
c) Konfirmasi
Siswa bersama-sama dengan guru mengoreksi hasil
pekerjaannya. Siswa memperoleh penguatan materi pemahaman
dari guru.
7
3) Penutup
Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari hari
ini, memberikan motivasi kepada siswa, meyampaikan rencana
kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya, menutup kegiatan
pembelajaran dengan salam.
c. Refleksi
Adapun beberapa hal yang sudah tercapai pada siklus I kali ini
adalah :
1) Beberapa siswa sudah terlihat aktif dan semangat dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran
2) Beberapa siswa mulai berani mengungkapkan pendapat atau jawaban
walaupun masih membutuhkan bimbingan dari teman yang lainya atau
dari guru secara langsung.
3) Beberapa siswa sudah memperhatikan dan berkonsentrasi pada
pelajaran yang sedang berlangsung.
Yang perlu ditingkatkan guna perbaikan dan upaya peningkatan
pada siklus II yaitu :
1) Siswa terlihat bingung atau kurang terbiasa pada saat kegiatan
pembelajaran yang dikarenakan metode dan media yang digunakan
selama ini adalah ceramah dan penugasan serta kurangnya inovasi dari
guru saat pembelajaran.
2) Siswa harus dibujuk untuk mengeluarkan pendapat serta gagasanya
karena masih malu-malu.
3) Siswa belumlah keseluruhan terlihat senang dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran
4) Masih adanya siswa yang terlihat mendengarkan dan memperhatikan
namun belum berkonsentrasi dalam pembelajaran, sehingga
pengetahuan yang mereka dapat saat pembelajaran belum maksimal.
5) Masih tampak siswa yang mengeluh dan pesimis
Kurang tercapainya keoptimalan pada siklus I disebabkan oleh
beberapa faktor diantaranya :
8
1) Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran yang aktif dan
berpartisipasi dalam pembelajaran baik menuangkan pendapat maupun
bertanya.
2) Siswa belum pernah menggunakan strategi Make a Match sebelumnya,
sehingga masih belum secara maksimal siswa menjalankan strategi
tersebut, masih ada yang tanya-tanya dengan teman dekatnya.
3) Siswa mempunyai masalah pengetahuan awal yang rendah dengan
materi tentang gaya gravitasi, gaya gesek dan gaya magnet sehingga
butuh penambahan wacana luas terhadap materi tersebut.
4) Masih belum terbiasa dengan pengajaran yang peneliti berikan.
Tindakan yang diambil untuk menyelesikan permasalahn yang
masih dihadapi pada siklus I yang pertama dilakukan adalah siswa diajak
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran dengan mengunakan metode tanya
jawab yang lebih banyak. Selanjutnya guru menjelaskan kembali langkah-
langkah dan peraturan dalam strategi. Siswa dibekali pengetahuan tentang
materi gaya secara menyeluruh.
2. Deskripsi Pelaksanaan Suklus II
Siklus II dilaksanakan mengingat terdapat hal-hal yang belum tercapai
secara tuntas pada siklus I, adapun beberapa catatan yang nantinya sebagai
dasar masukan untuk perbaikan pada siklus II yaitu :
a. Perencanaan
Guru merancang konsep pembelajaran dengan menyususn RPP
yang sudah dikonsultasikan dengan guru dan siap digunakan
b. Tindakan
Pada siklus II ini pelaksanaan kegiatan pembelajaran dilaksanakan
dua kali pertemuan, yaitu pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan I
dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 23 Januari 2014 mulai pukul 09.15
– 10.25 WIB. Jumlah siswa yang hadir dan mengikuti pembelajaran
sebanyak 25 siswa. Siklus II pertemuan II dilaksanakan pada hari sabtu 25
9
januari 2014 pukul 07.00-08.10 WIB. Jumlah siswa yang hadir dan
mengikuti pembelajaran sebanyak 23 siswa.
Siklus II dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1) Kegiatan Pendahuluan
Guru mengajak berdoa sebelum memulai pelajaran, mengisi
presensi siswa, menyampaikan apersepsi, motivasi
2) Kegiatan Inti
Adapun kegiatan pembelajaran pada kegiatan inti siklus II yaitu :
a. Eksplorasi
Siswa dibekali pengetahuan tentang materi gaya secara
menyeluruh. Siswa diajak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran
dengan mengunakan metode tanya jawab yang lebih banyak.
b. Elaborasi
Pada kegiatan elaborasi guru membagi kelas menjadi 2
kelompok. Guru menjelaskan kembali secara detail tentang strategi
Make a Match yang akan digunakan. Guru memulai permainan.
Guru mengulas soal yang ada dalam kartu pasangan dilanjutkan
membagikan soal evaluasi.
c. Konfirmasi
Guru dan siswa mengulas soal evaluasi, memotivasi siswa
yang belum mendapat kesempatan menjawab maupun bertanya.
3) Penutup
Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran tentang
materi gaya dan menyampaikan materi yang akan datang lalu siswa
diberikan motivasi untuk penyemangat berdoa serta salam.
c. Refleksi
Adapun hasil suklus II secara umumnya sebagai berikut:
10
1) Rasa senang dalam mengikuti pembelajaran pada siswa tampak secara
keseluruhan.
2) Siswa memperhatikan pelajaran dengan antusiasme tinggi.
3) Hampir semua siswa selalu mengacungkan tangan waktu tanya jawab
maupun saat proses pembelajaran, partisipasi siswa dalam
pembelajaran sangat baik.
4) Siswa selalu ingin mengungkapkan apa yang mereka ketahui atau
pengalaman mereka kepada teman dan guru.
3. Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan yang terdapat pada
indikator-indikator minat yaitu rasa suka, perhatian dan partisipasi serta
berpengaruh juga terhadap hasil belajar siswa. Peningkatan yang terjadi dapat
di tuliskan dalam tabel dibawah ini.
No Komponen Pra Siklus
(25 sis)
Siklus I Siklus II Pertemuan I (23 sis)
Pertemuan II (21 sis)
Pertemuan I (25 sis)
Pertemuan II (23 sis)
1
a. Rasa Suka 4 (16%)
9 (39,1%)
14 (66,7%)
21 (84%)
20 (86,9%)
b. Perhatian 9 (36%)
13 (56,5%)
17 (80,9%)
20 (80%)
21 (91,3%)
c. Partisipasi 6 (24%)
10 (43%)
10 (47,6%)
18 (72%)
19 (82,6%)
2 Hasil belajar IPA siswa ≥ KKM (60)
8 (32%)
13 (56,5%)
14 (66,7%)
19 (76%)
19 (82,6%)
Tabel 4.5 Data Minat dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Selama Tindakan
Simpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian
ini yaitu “melalui strategi pembelajaran Make a Match yang dimodifikasi
dapat meningkatkan minat belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri 1
Kedunglengkong Simo Boyolali tahun pelajaran 2013/2014” dapat diterima
dan telah teruji kebenarannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
Deddy Mulyana. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Iskandar. 2012. “Penelitian Tindakan Kelas”. Jakarta: Referensi (GP Prees
Group) Kunandar. 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali
Pers. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). 2007 Mulyadi, Risminawati. 2012. Model-model Pembelajaran Inovatif. Surakarta:
FKIP UMS Rubino Rubiyanto, dkk. 2011. Metode Penelitian Pndidikan. Surakarta:
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.