166
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : MARIA SEDIARI PITFINA YOS MOROK 101314004 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE

NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

MARIA SEDIARI PITFINA YOS MOROK

101314004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

i

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE

NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh:

MARIA SEDIARI PITFINA YOS MOROK

NIM: 101314004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang selalu melindungi, memberi

kehidupan serta sumber pengharapan, sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi

ini

2. Kedua orangtua ku Alm. Bapak Pit dan Mama Vin, yang sudah berbahagia di

Surga.

3. Keluarga besar khususnya kakak Yana dan Yani, kakak Alex dan kakak Richo,

Ponakan Azura, Kenzo dan Kirmizi, serta seluruh keluarga besar yang berada di

Atambua. Terima kasih atas Doa dan Dukungannya selama Ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

v

MOTTO

“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepadanya,sebab ia akan memelihara kamu”

( 1 Petrus 5:7)

“Berdoalah seolah-oleh semuanya bergantung pada Allah. Bekerjalah seolah-olah

segalanya bergantung kepadamu.”

(St. Agustinus )

“Doa adalah kunci pembuka hari dan sekrup penutup malam”

(Mahatma Gandhi)

“Kegagalan pada dasarnya merupakan kesempatan untuk memulai lagi, kali ini

lebih cerdas”

(Hendri Ford)

“Tuhan Membiarkan semua Terjadi dengan satu alasan. Semua adalah sebuah

proses belajar dan kamu harus melewatinya setiap tingkatnya”

( Mike Tyson)

“Ketika semua orang meremehkanmu dan mengangap itu hanya alasan janganlah

sakit hati, tetapi anggalah itu adalah sebuah hal yang biasa dan jadikanlah itu

sebuah kata-kata penyemangat hidup.

Penulis

(Maria Sediari Pitfina Yos Morok)

“ Ingatlah setiap kesuksesanmu berkat doa dari Alm.kedua orangtuamu dan

saudaramu”

Penulis

(Maria Sediari Pitfina Yos Morok)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

vi

PENYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Juli 2017

Penulis

Maria Sediari Pitfina Yos Morok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

vii

LEMBAR PENYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

Nama : Maria Sediari Pitfina Yos Morok

Nomor Mahasiswa : 101314004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH KELAS XI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE

NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam

bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan

royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian penyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal, 28 Juli 2017

Yang menyatakan

Maria Sediari Pitfina Yos Morok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE

NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI 2 DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA

TAHUN AJARAN 2015/2016

Oleh:

Maria Sediari Pitfina Yos Morok

Universitas Sanata Dharma

2017

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peningkatan Prestasi belajar

Sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaraan Example Non-Example di

kelas XI Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta,

dengan materi Pokok”Perjuangan bangsa Indonesia dalam upaya

mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan Belanda”

Penelitian ini menggunakan metode PTK dengan model Kemmis &

Mc.Taggart dengan tahapan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik Otomasi Industri SMK Negeri

2 Depok Sleman Yogyakarta yang melibatkan 32 siswa. Objek penelitian adalah

Prestasi belajar siswa melalui model pembelajaraan Example Non-Example. Data

dikumpulkan dengan menggunakan tes, observasi, dan dokumentasi. Analisis data

menggunakan Teknik deskriptif analitis data kuantitatif dan data kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan prestasi belajar

siswa dilihat dari skor rata-rata sesuai KKM (76). Pada keadaan awal di peroleh 6

siswa (18,7%) dengan rata-rata nilai 68, siklus 1 meningkat menjadi 13 siswa

(40,62%) dengan rata-rata nilai 76 , dan pada siklus 2 meningkat lagi menjadi 28

siswa (80,75%) dengan rata-rata nilai 83.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

ix

ABSTRACT

IMPROVING HISTORY OF CLASS XI THROUGH COOPERATIVE

LEARNING TYPE EXAMPLE NON-EXAMPLE IN SMK NEGERI 2

DEPOK SLEMAN YOGYAKARTA SCHOOL YEAR 2015/2016

By:

Maria Sediari Pitfina Yos Morok

Sanata Dharma University

2017

This research describes the improvement of history learning achievement in

SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Using Example Non- Example

learning method in learning “Indonesian struggle in order to maintain the

independence from the Allies and the Netherlands”.

Class action research by Kemmis & Mc.Taggart is used in this research. The

research‟s stages are planning, action, observation, and reflection. The subjects

are 32 student‟s from SMK N 2 Depok Sleman Yogyakarta. The object is

student‟s learning achievement through Example Non- Example learning model.

The data were collected by using test, observation, and documentation. Data

analysis using Analytical Techniques descriptive data on quantitative and

qualitative data.

The results of this research shows that the student‟s achievement in learning

history increased. If is shown from the percentage of student‟s who pass the

minimal competenses score (76). Ass att the early condition, there were 6

student‟s (18,7%) with average score 68, cycle I increased to 13 student‟s

(40,62%) whose average score is 76, and on cycle 2 increased to 28 student‟s

(80,75%) with average score of 83.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

atas berkat dan bimbinganNya skripsi yang berjudul “Peningkatan Prestasi Belajar

Sejarah kelas XI Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Example non-

example di SMK Negeri 2 Sleman Yogyakarta” ini dapat terselesaikan dengan

baik. Bagi penulis penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu dan

pengalaman yang sangat berguna dalam penyusunan sebuah karya ilmiah.

Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Ibu Dra. Theresia Sumini,M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Sejarah dan Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dorongan

agar Mahasiswa cepat Lulus.

2. Bapak Y.R Subakti, M.Pd, selaku dosen pembimbing I yang telah sabar dan

banyak memberikan pengarahan serta bimbingan kepada penulis.

3. Bapak Hendra Kurniawan, M,Pd selaku dosen pembimbing II yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

4. Ibu Nur Hayati,S.Pd selaku guru mata pelajaran sejarah yang sangat berperan

besar dalam penelitian skripsi ini, berkat beliau skripsi ini bisa berjalan lancar

dan dapat selesai sesuai dengan rencana serta memberikan arahan dan saran-

saran yang berguna.

5. Siswa-siswi SMK Negeri 2 Depok khususnya kelas XI Teknik Otomasi

Industri yang sangat membantu dan mau bekerja sama dalam penelitian ini

sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

6. Alm. Bapak Pit dan alm. Mama Vin dan kakak-kakak Yana, Yani, Alex, Richo,

ponakan Azura, Kenzo, Kirmizi, Om Toni, Om Goris, Ma Gersi, Ma Heni. Ma

Berta serta keluarga Besar tercinta, terima kasih atas segala doa dan

dukungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

xi

7. Keluarga Besar di Semarang, yang menjadi rumah kedua untuk saya Bapak

Edi, Mama Agustina, Mbak Astry, Bunda Grace, Kakak Prety, ponakan Austin

dan Asda terima kasih.

8. Sahabat-sahabat saya, Cristina, Febi, Liyan, Murti, Brurry, Ita, Nina, Hakmi,

Ferry, Rigen,Lilik, Gemma, Mita,Yohana, Karin, yang selalu memberikan

dukungan, semangat dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Teman-teman dan Adik angkatan yang selalu memberikan semangat pada saat

bimbingan Skripsi.

10. Semua pihak yang telah banyak membantu dan tidak dapat penulis sebutkan

satu per satu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan penulisan skripsi ini,

untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan. Semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Penulis

Maria Sediari Pitfina Yos Morok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

HALAMAN JUDUL PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

MOTTO ................................................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ xiv

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 7

D. Rumusan Masalah ...................................................................................... 7

E. Pemecahan Masalah ..................................................................................... 7

F. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8

G. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ............................................................................................... 10

1. Pengertian Belajar .............................................................................. 10

2. Proses belajar ...................................................................................... 12

3. Pembelajaran sejarah ............................................................................ 18

4. Teori belajar konstruktivisme .............................................................. 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

xiii

5. Pembelajaran sejarah berdasarkan Konstruktivisme ............................ 24

6. Model pembelajaran Kooperarif (cooperative learning) ..................... 25

7. Model pembelajaran Example Non- Example ..................................... 29

8. Prestasi Belajar Sejarah ....................................................................... 31

9. Materi Pembelajaran ............................................................................ 33

B. Penelitian Yang relevan ........................................................................... 35

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 36

D. Hipotesis ................................................................................................... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 39

B. Tempat dan waktu penelitian ..................................................................... 40

C. Subjek penelitian ....................................................................................... 40

D. Desain penelitian ....................................................................................... 40

E. Defenisi Operasional Variabel ................................................................... 41

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 42

G. Alat Pengumpulan Data ............................................................................. 43

H. Analisis Data .............................................................................................. 48

I. Analisis Komparasi .................................................................................... 48

J. Prosedur Penelitian..................................................................................... 48

K. Indikator Keberhasilan ............................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 53

B. Komparasi .................................................................................................. 74

C. Pembahasan ................................................................................................ 77

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................ 81

B. Saran ........................................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 84

LAMPIRAN ........................................................................................................... 87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Perbandingan pembelajaran tradisional dan Konstruktivisme ............. 23

Tabel 2. Sintak model pembelajaran Kooperatif ................................................ 27

Tabel 3. Penilaian acuan PAP II .......................................................................... 47

Tabel 4. Kriteria penilain Skala Likert 1-5 ........................................................ 47

Tabel 5. Kriteria Hasil Pengamatan .................................................................... 47

Tabel 6. Indikator Keberhasilan .......................................................................... 52

Tabel 7. Data Nilai Awal Siswa .......................................................................... 53

Table 8.Frekuensi Data Keadaan Awal .............................................................. 54

Tabel 9. Hasil Pengamatan Siklus I .................................................................... 57

Tabel 10. Frekuensi Hasil Pengamatan ............................................................... 59

Tabel 11. Prestasi Belajar Siklus I ....................................................................... 60

Tabel 12. Frekuensi Hasil belajar Siklus 1 .......................................................... 61

Tabel 13. Nilai final Siklus I…………………………………………………… 62

Tabel 14. Frekuensi Nilai final Siklus 1 .............................................................. 63

Tabel 15.Hasil Pengamatan Siklus 2 ................................................................... 67

Tabel 16. Prestasi Belajar Siklus I ....................................................................... 69

Tabel 17.Frekuensi Belajar Siklus 2 .................................................................... 70

Tabel 18.Nilai Final siklus 2……………………………………………………..71

Tabel 19.Frekuensi Nilai final siklus 2…………………………………….. ...... 72

Tabel 20. Komparasi Pra Siklus dan Siklus 1………………………………… . 74

Tabel 21. Komparasi Siklus I dan Siklus 2 .......................................................... 76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar I. Kerangka berpikir ............................................................................... 37

Gambar II. Siklus PTK menurut Kemmis & Mc.Taggart ..................................... 41

Gambar III. Diagram prestasi Prasiklus ................................................................ 55

Gambar 1V. Diagram Hasil Pengamatan Siklus 1 ............................................... 59

Gambar V. Diagram Prestasi Siklus I ................................................................... 61

Gambar VI. Diagram Final Siklus 1 ..................................................................... 63

Gambar VII. Diagram Hasil pengamatan Siklus 2................................................ 68

Gambar VIII.Diagram Siklus 2 ............................................................................. 71

Gambar IX. Gambar Nilai Final Siklus 2.............................................................. 73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat keterangan melaksanakan kegiatan .................................... 87

Lampiran 2. Silabus ....................................................................................... 88

Lampiran 3. RPP ............................................................................................ 106

Lampiran 4. Kisi-kisi soal ................................................................................ 126

Lampiran 5. Lembar soal ulangan ................................................................... 127

Lampiran 6. Lembar jawaban ......................................................................... 134

Lampiran 7. Validitas ...................................................................................... 135

Lampiran 8. Instrument penilain kinerja guru (IPKG 1) siklus ...................... 137

Lampiran 9.Instrument penilain kinerja guru (IPKG 1) siklus 2 .................... 139

Lampiran 10. Instrument penilain kinerja guru IPS (IPKG 2 ) siklus 1 ......... 141

Lampiran 11. Instrument penilain kinerja guru IPS (IPKG 2) siklus 2 .......... 144

Lampiran 12. Foto kegiatan ............................................................................. 147

Lampiran 13. Validitas Butir Soal .................................................................... 148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek yang penting dalam pembangunan

bangsa,dalam hal ini karakter suatu bangsa dibangun oleh pendidikan. Melalui

pendidikan yang bermutu, suatu bangsa menyongsong masa depan yang lebih

baik.1 Selain membangun karakter bangsa pendidikan juga memegang peranan

penting karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan

mengembangkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Perkembangan dunia

pendidikan yang semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih

menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

Banyak perhatian khusus diarahkan kepada perkembangan dan kemajuan

pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan salah satunya

adalah meningkatkan proses pembelajaran agar lebih menarik, dengan

pembelajaran yang menarik siswa mudah memahami materi yang di sampaikan

guru. Untuk mencapai suatu keberhasilan pembelajaran melibatkan banyak faktor

tidak hanya siswa tetapi guru juga memerankan peranan penting dalam hal

memilih model pembelajaran yang sesuai.2

Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, saat ini

berkembang berbagai model pembelajaran. Secara harafiah model pembelajaran

1 Muhamad Irham dan Novan Ardy Wiyani, Psikologi Pendidikan Teori dan Aplikasi dalam

Proses Pembelajaran, Jogjakarta, Ar-ruzz Media,2014,hml. 15. 2 Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi antar Peserta Didik,

Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2013, hlm. 7.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

2

merupakan strategi yang digunakan guru untuk meningkatkan motivasi

belajar, minat serta sikap belajar dikalangan siswa. Siswa diharapkan dapat

berpikir kritis, dan memiliki pencapaian hasil belajar yang optimal, disamping

memiliki pencapaian hasil belajar yang optimal siswa diharapkan memiliki sikap

dan ketrampilan sosial.3

Indonesia merupakan negara yang majemuk, negara majemuk ini tidak

hanya terlihat dari ras, suku, agama tetapi juga pendidikan, pendidikan di kota

tentunya berbeda dengan pendidikan yang berada di luar kota, dengan kata lain

pendidikan di Jawa berbeda dengan pendidikan di luar Jawa baik dari segi

pengetahuan, iptek, dan media yang digunakan.

Pendidikan yang pada dasarnya merupakan suatu proses yang menentukan

individu dan masyarakat, karena kemajuan suatu masyarakat ataupun negara dapat

dilihat dari tingkat pendidikannya. Di era globalisasi ini teknologi juga memegang

peranan penting dalam berbagai bidang salah satunya pendidikan, baik itu

pendidikan formal maupun informal hal ini dibuktikan dengan pemanfaatan

teknologi.

Sejarah merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang ada di SMA

maupun di SMK sesuai dengan kurikulum 2013. Pembelajaran sejarah

dimaksudkan untuk membentuk kepribadian siswa menjadi pribadi yang bukan

hanya mengenal sejarah bangsa dan negara mereka saja tetapi juga belajar tentang

sejarah bangsa-bangsa lain. Belajar sejarah juga dimaksudkan untuk

menumbuhkan semangat dan membentuk pribadi yang memiliki rasa cinta pada

3Ibid, hlm. 9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

3

tanah air dan bangsanya ( nasionalisme), diharapkan dengan adanya pembelajaran

sejarah siswa dapat mencontoh hal-hal yang baik dari para pendahulunya. Dapat

dikatakan bahwa pembelajaran sejarah merupakan pembelajaran yang juga

mengajarkan nilai karakter. Pembelajaran sejarah bukan hanya mengajarkan

tentang fakta dan juga bukan mengajarkan siswa untuk menghafal kerajaraan-

kerajaan yang berada di Indonesia. Jika pembelajaran sejarah hanya mengajarkan

tentang fakta dan hanya menghafalkan kerajaaan dan fakta-fakta tanpa adanya

pemahaman dalam pembelajaran sejarah maka siswa akan bosan untuk belajar

sejarah.

Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pembelajaran sejarah

kurang menarik, menurut Wiriatmajaya menyebutkan bahwa pembelajaraan

sejarah kurang mengikutsertakan siswa,dan membiarkan budaya diam

berlangsung di dalam kelas. Lapian menyebutkan pembelajaran sejarah kurang

begitu menyentuh dengan cerita tentang diri siswa. Wiyanarti (2003) juga

mengungkapkan pembelajaran sejarah dianggap membosankan dan kurang

dirasakan maknanya oleh kalangan siswa dalam kehidupan sehari-hari.4

Atmadinata (2005) dalam laporan penelitiannya menyatakan,

Pembelajaran sejarah kurang menarik, membosankan, guru-guru sejarah hanya

membeberkan fakta-fakta sejarah berupa urutan tahun dan peristiwa sejarah,

model pembelajaran dan tekniknya tidak dirubah. Osnardi (2005) dalam

penelitiannya juga mengungkapkan bahwa masih banyak guru belum memiliki

kemampuan dan ketrampian yang belum memadai dalam memilih serta

4 Muhamad Irfan ,Op.cit hlm. 147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

4

menggunakan berbagai model pembelajaran yang mampu mengembangkan iklim

pembelajaran yang kondusif untuk belajar, dan tetap menggunakan pembelajaran

konvensional.5

Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang

kurang menarik dapat mempengarui prestasi siswa untuk itu dibutuhkan model

pembelajaran yang dapat membangkitkat minat dan motivasi siswa agar prestasi

belajar siswa dapat meningkat, model pembelajaran kooperatif adalah model

pembelajaran yang yang mengajarkan siswa untuk bekerja kelompok atau bisa

dikatakan sebagai pembelajaran yang dirancang untuk memberi dorongan kepada

peserta didik untuk bekerja sama selama berlangsungnya proses pembelajaran,

dengan pembelajaran berkelompok, siswa mendapat kesempatan yang lebih luas

untuk mempraktekan sikap dan prilaku pada situasi sosial yang bermakna bagi

mereka.6

Faktor yang mempengaruhi rendahya prestasi belajar sejarah siswa bisa

berasal dari dalam diri siswa dan dari luar siswa, dari dalam diri siswa misalnya

minat, motivasi dan sebagainya. Siswa akan berminat dengan suatu pembelajaran

apabila pembelajaraan itu di kemas dengan menarik. Dari luar siswa misalnya

guru sejarah diharapkan lebih kreatif dalam mengajar dan dapat meninggalkan

cara mengajar yang masih konvensional, karena cara mengajar yang konvensional

sudah tidak efektif lagi diterapkan pada saat ini, hal ini dimaksudkan agar proses

pembelajaran sejarah dapat berjalan dengan baik dan motivasi siswa dalam

mengikuti pelajaran sejarah dapat meningkat, sehingga tujuan dari pelajaran

5 Isjoni dan Ismail, Model-Model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indonesia

Malaysia,Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008, hlm.147-148. 6 Ibid,,hlm. 152.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

5

sejarah dapat tercapai dengan baik. Perkembangan pendidikan yang baik akan

membawa perkembangan yang baik pula bagi Indonesia dimasa depan, karena

dari pendidikanlah akan muncul generasi-generasi muda harapan bangsa.

Kenyataan yang terjadi di lapangan sangat berbeda, pandangan para siswa

mengenai pembelajaran sejarah ialah suatu pembelajaran yang sangat

membosankan. Permasalahan ini muncul di kelas saat melakukan proses

pembelajaran dimana guru sejarah masih banyak menerapkan cara mengajar yang

konvensional yaitu guru sebagai pusat dalam proses pembelajaran (teacher

center), cara mengajar yang masih konvensional tersebut berakibat pada pasif dan

rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sejarah yang

berimbas pada rendahnya prestasi siswa dalam pelajaran sejarah. 7

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada saat observasi di

SMK Negeri 2 Depok Sleman terlihat bahwa banyak siswa yang lebih tertarik

melihat smartphone pada saat pembelajaran sejarah, siswa juga lebih senang

berbicara dengan temannya pada saat pembelajaran sejarah, saat ulangan sejarah

siswa sangat kesulitan mengerjakan soal dengan gambar.

Dari pengamatan di atas maka diperlukan perbaikan untuk mengeliminasi

permasalahan tersebut, usulan perbaikan adalah dengan menerapkan model

pembelajaran Kooperatif tipe Example on- Example. Model pembelajaran ini

diyakini dapat mengaktifkan proses belajar siswa di kelas serta siswa tidak bosan

untuk belajar sejarah. Untuk itu, pada penelitian ini peneliti mencoba untuk

mengangkat judul tentang “Peningkatan Prestasi belajar Sejarah siswa kelas XI

7 Ibid, hlm. 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

6

Teknik Otomasi Industri melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Example

Non-Example di SMK Negeri 2 Depok.

Adapun data yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang

relevan dilakukan oleh :

1. Merry Tres Sufranika judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah

Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Pada Siswa Kelas XA

SMA Mlati. Hasil Penelitian menunjukan terjadi peningkatan Prestasi

pembelajaran Sejarah dari siklus 1 42% dan mengalami peningkatan pada

siklus II menjadi 97%.

2. Nindha Kurniawan Mahasiswa judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar

Sejarah Siswa melalui Pendekataan CTL Model Pembelajaran Example Non-

Example kelas XI SMK Negeri I Sleman Tahun 2012/2013. Hasil Penelitian

menunjukan terjadi peningkatan prestasi dari siklus 1 56% dan mengalami

peningkatan pada siklus II 87%.

3. Heribertus Eko Budistyadi judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar

Sejarah dengan Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Example and Non

Example Dan Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas XI IPA I SMAN I

Depok Yogyakarta. Hasil Penelitian menunjukakan adanya peningkatan

prestasi belajar sejarah pada siklus I (74,8) meningkat menjadi (77,8) pada

siklus 2.

B. Identifikasi Permasalahan

Dari latar belakang di atas, dapat diketahui bahwa kondisi pembelajaran

yang ada saat ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

7

1. Metode Pembelajaran yang diterapkan oleh guru cenderung monoton atau

tidak variatif.

2. Rendahnya motivasi siswa dalam belajar sejarah.

3. Rendahnya prestasi siswa pada ulangan harian

4. Siswa lebih senang melihat smartphone dan lebih suka berbicara dengan

teman.

C. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti akan membatasi permasalahan pada upaya

peningkatan prestasi belajar Sejarah siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomasi

Industri SMK Negeri 2 Depok, Sleman, dengan menggunakan model

pembelajaran Kooperatif tipe Example Non- Example.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang serta identifikasi permasalahan di atas

dapat ditarik suatu rumusan masalah sebagai berikut:

Model Pembelajaran Example Non- Example dapat meningkatkan Prestasi

belajar Sejarah siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2

Depok Sleman?

E. Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, cara yang digunakan untuk

memecahkan masalah dalam penelitian ini adalah melalui implementasi

pembelajaran sejarah melalui model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-

Example pada siswa kelas XI Jurusan Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2

Depok Yogyakarta. Model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-example

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

8

dipilih karena dalam penerapan model pembelajaran ini dapat memacu siswa

untuk lebih aktif di dalam kelas dan dapat meningkatkan minat siswa dalam

mengikuti pembelajaran sejarah, siswa juga belajar untuk berani mengemukakan

pendapatnya. Dengan aktifnya siswa selama proses pembelajaran dan

meningkatnya minat diharapkan dapat berdampak pada meningkatnya prestasi

belajar sejarah.

F. Tujuan Penelitian

Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah:

Mendeskripsikan peningkatan prestasi belajar siswa setelah penerapan

pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Example Non- Example.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat bagi semua

pihak sebagai berikut :

1. Bagi Universitas Sanata Dharma khususnya FKIP

Penelitian tindakan kelas ini dapat menjadi referensi guna peningkatan dan

pengembangan Ilmu di FKIP, sehingga diharapkan dapat menghasilkan guru-

guru yang profesional dan berkualitas dalam bidang pendidikan.

2. Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam memperbaiki penerapan

metode pembelajaran yang belum optimal dan sebagai pertimbangan dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

9

3. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi guru dalam mengajar

untuk menggunakan model pembelajaran Khusussnya model pembelajaran

Kooperatif tipe Exampe Non-Example.

4. Bagi Siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata

pelajaran Sejarah.

5. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan mampu menambah wawasan dan kemampuan

penelitian tindakan kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki

arti “Berusaha memperoleh Kepandaian atau Ilmu”. Menurut Gagne yang dikutip

oleh Ratna Wilis Dahar belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana

suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.8

Dari defenisi ini dapat disimpulkan bahwa orang belajar untuk pandai dan

pintar, orang memperoleh pengetahuaan melalui pengalaman, mengingat,dan

menguasai pengalaman, mendapatkan informasi atau menemukan sendiri.9

Belajar dapat dikatakan sebagai perilaku dan usaha yang cukup kompleks,

sebagai suatu tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa

disini adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar

sendiri terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar,

bisa dari ,keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuhan, manusia dan hal-hal

yang dapat dijadikan bahan belajar.

Belajar merupakan usaha sadar yang dilakukan individu untuk memenuhi

kebutuhannya. Peserta didik yang belajar akan menghasilkan perubahan-

perubahan dalam dirinya, baik itu kognitif, afektif, dan psikomotor.10

8 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori belajar & Pembelajaran, 2011, hlm. 2.

9 Ibid, hlm. 16.

10 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 : Panduan Pembelajan KBK, Bandung, PT. Remaja

Rosda Karya, 2006, hlm.189.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

11

Belajar merupakan proses seseorang dalam memperoleh kecakapan,

ketrampilan, dan sikap, belajar tidak hanya di lakukan di sekolah tetapi proses

belajar dilakukan secara terus menerus. Belajar merupakan sebuah proses yang

kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak

masih bayi (bahkan sejak di kandungan) hingga liang lahat. Salah satu pertanda

orang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya.

Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang bersifat

pengetahuan (kognitif) dan ketrampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut

nilai dan sikap (Afektif).11

Belajar tidak hanya terjadi di dalam kelas saja, tetapi

juga bisa terjadi di luar kelas, bisa dari pengalaman-pengalaman yang terjadi di

lingkungan sekitar.

Menurut H.C. Witherington yang dikutip oleh Evelin Siregar dan Nartini

Hara menjelaskan bahwa pengertian belajar sebagai suatu perubahan di dalam

kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa

kecakapan, sikap, kebiasaan kepribadian atau suatu pengertian. .12

Berikut ini adalah aspek-aspek belajar yang dikemukaan oleh Evelin

Siregar dan Nartini Hara yaitu13

:

a. Bertambahnya jumlah pengetahuan

b. Adanya kemampuan mengingat dan memproduksi

c. Adanya penerapan pengetahuan

d. Menyimpulkan makna

11

Eveline Siregar dan Nartini Hara , Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia,

2010, hlm 3. 12

Ibid.,hlm.4 13

Idem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

12

e. Menafsirkan dan mengaitkan dengan realitas

f. Adanya perubahan sebagai pribadi

Seseorang dikatakan telah belajar kalau sudah berubah dalam hal tingkah

laku di dalam dirinya. Perubahan tersebut terjadi akibat dari interaksi dengan

lingkungannya, tidak karena pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena

kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan. Kecuali itu, perubahan tersebut

haruslah bersifat permanen, tahan lama dan menetap, tidak berlangsung sesaat

saja.

2. Proses Belajar

Kata proses berasal dari bahasa latin “processus” yang memiliki arti

berjalan ke depan. Menurut Caplin yang dikutip oleh Muhibbin Syah proses

adalah suatu perubahan khusus yang menyakut perubahan tingkah laku atau

perubahan kejiwaan. Jadi, proses belajar dapat diartikan sebagai tahapan

perubahan prilaku kognitif, afektif, dan psikomotor yang terjadi dalam diri

siswa.14

Berikut ini adalah factor-faktor yang mempengaruhi Proses belajar:

a. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar dibedakan

menjadi dua kategori yaitu faktor internal dan faktor eksternal,kedua faktor ini

mempengaruhi prose belajar individu yang nantinya menentukan kualitas hasil

belajar.

14

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, Yogyakarta, PT RajaGrafindo Persada,2008, hlm 109.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

13

1) Faktor internal

Faktor internal berasal dari dalam diri siswa dan dapat mempengaruhi

hasil belajar individu, meliputi faktor fisiologis dan psikologis.

a) Faktor fisiologis

Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor

ini di bedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani dimana

kondisi fisik yang sehat mempengaruhi aktifitas belajar seseorang, Fisik yang

sehat memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar siswa. Kedua,

keadaan fungsi jasmani atau fisiologis, perannya selama proses belajar

berlangsung, fungsi fisiologi pada tubuh manusia sangat berpengaruh pada

proses belajar.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat

mempengaruhi proses belajar, faktor psikologis yang utama dalam

mempengaruhi proses belajar yaitu:

(1) Kecerdasaan/intelegensi siswa

Merupakan faktor paling penting dalam proses belajar siswa, semakin

tinggi tingkat intelegensi seseorang individu, maka individu tersebut meraih

sukses dalam belajar, dan sebaliknya.15

(2) Motivasi

Menurut kamus bahasa Indonesia Motivasi adalah dorongan yang

timbul pada diri seseorang baik secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan

15

H. Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran,Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2015, hlm. 23-27.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

14

suatu tindakan dengan tujuan tertentu, seseorang akan melakukan sesuatu

untuk mencapai hal-hal yang diinginkan.

Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai

kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu

tersebut bertindak atau berbuat.16

Jadi dapat dikatakan bahwa seseorang akan

memiliki motivasi yang tinggi ketika orang itu memiliki tujuan tertentu.17

Secara serupa Winkels mengemukakan bahwa motif adalah adanya

penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu

demi mencapai sesuatu tujuan tertentu pula.18

Motivasi dipandang sebagai

dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia,

termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan

untuk mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap

dan perilaku individu belajar.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu kebutuhan, dorongan,

dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan

antar apa yang ia miliki dan yang ia harapkan. Dorongan merupakan kekuatan

mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan.

Dorongan merupakan kekuatan mental yang berorientasi pada pemenuhan

harapan atau pencapaian tujuan. Dorongan yang berasal dari tujuan tersebut

merupakan inti motivasi. Tujuan adalah hal ingin dicapai oleh seseorang

16

Hamzah B.Uno,Teori Motivasi & Pengukuraannya:Analisis Dibidang pendidikan,

Yogyakarta,Bumi Aksara,2016, hlm, 23. 17 Kompri, Motivasi Pembelajaran,Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2015, hlm.1. 18

W.S Wingkel, Psikologi Pengajaran,Jakarta,Grafindo,1996, hlm. 151.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

15

individu. Tujuan tersebut mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku

belajar.19

Guru memiliki peran penting dalam hal membangkitkan motivasi

siswa dalam belajar, karena motivasi terkait erat dengan kebutuhan, disinilah

tugas guru untuk meyakinkan bahwa tujuan belajar yang diinginkan siswa

harus menjadi kebutuhan bagi setiap siswa, hasil belajar yang baik merupakan

suatu kebutuhan agar mencapai kesuksesan yang dicita-citakan setiap siswa.

Motivasi dapat bersifat internal dan eksternal, motivasi internal, adalah

dorongan dalam diri individu untuk melakukan aktivitas, sedangkan motivasi

eksternal adalah dorongan yang berasal dari luar diri sendiri atau individu.20

(3) Minat

Untuk meningkatkan prestasi belajar maka seorang siswa harus

mempunyai minat pada mata pelajaran tersebut. Minat merupakan salah satu

aspek psikis manusia yang dapat mendorong untuk mencapai tujuan.

Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu obyek cenderung untuk

memberi perhatian atau merasa senang yang lebih besar kepada obyek

tersebut. Menurut Winkel minat adalah suatu kecenderungan yang agak

menetap dalam subyek atau anak didik merasa tertarik pada bidang atau hal

tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu. 21

Orang yang memiliki minat tertarik atau memiliki perhatian untuk

mengetahui lebih banyak daripada orang yang tidak tertarik atau berminat di

suatu bidang, kita dapat mengetahui minat seseorang melalui banyak hal,

19

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2006, hlm.80. 20

Aunurrahman, Belajar dan pembelajaran. Bandung, Alfabeta, 2012, hlm.155 21

Winkel, W.S. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta, Gramedia, 1983, hlm. 30.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

16

contoh pernyataan yang dilontarkan seseorang apabila menyukai maupun

tidak menyukai sesuatu.

Menurut Wiliam James, yang dikutip Moh. Uzer Usman minat

merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan belajar siswa.22

Siswa yang mempunyai minat terhadap suatu mata pelajaran maka pasti

dengan segala daya upaya dia akan selalu berusaha untuk mendekati, merasa

tertarik sehingga mendorong siswa tersebut untuk mencari informasi

sebanyak-banyaknya terhadap sesuatu yang belum jelas dari apa yang telah

diminatinya sehinga tidak mengherankan apabila seorang siswa akan lebih

dekat dengan suatu mata pelajaran yang diminatinya.

(4) Sikap

Dalam proses belajar, sikap seseorang dapat mempengaruhi

keberasilan proses belajarnya. Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi

oleh perasaan senang atau tidak senang tergantung apa yang ditampilkan guru

dalam pembelajaran dan juga tergantung pada lingkungan sekitar, jadi guru

juga harus berusaha untuk menyajikan pembelajaran dengan baik dan menarik

sehingga siswa merasa apa yang pelajarinya bermanfaat.

(5) Bakat

Menurut Slavin yang dikutip H.Baharuddin dan esa Nur Wahyuni

bakat bila dikaitkan dengan belajar adalah sebagai kemampuan umum yang

dimiliki seseorang siswa untuk belajar. Pada dasarnya setiap orang memiliki

22

Moh. Uzer Usman. Menjadi guru Profesional Edisi II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 1997.

hlm. 27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

17

bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai kemampuan masing-

masing individu.

2) Faktor Eksternal

Menurut Syah yang dikutip oleh H. Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni

menjelaskan bahwa faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi belajar dapat

digolongkan menjadi menjadi dua bagian yaitu faktor lingkungan sosial dan

nonsosial. Faktor lingkungan sosial dibagi menjadi 3 bagian yaitu faktor sosial

sekolah yang meliputi guru, administrasi dan teman-teman dalam kelas dapat

mempengaruhi proses belajar siswa di lingkungan sekolah, kedua lingkungan

sosial masyarakat, ini menunjukkan bahwa lingkungan tempat tinggal siswa dapat

mempengaruhi proses belajar siswa, ketiga keluarga, keluarga sangat

mempengaruhi kegiatan belajar siswa, hubungan yang baik antara keluarga dapat

membantu siswa melakukan aktifitas belajar.

Sedangkan lingkungan non sosial dibagi juga menjadi 3 bagian lingkungan

alamiah seperti udara yang segar, suasana yang sejuk dan tenang dan lain-lain,

lingkungan alamiah mempengaruhi proses belajar siswa karena kondisi

lingkungan alam yang tidak mendukung menghambat proses belajar siswa, kedua

faktor instrumental seperti perangkat belajar yang baik dapat mendukung proses

belajar, yang ketiga faktor materi pembelajaran kiranya disesuaikan dengan usia

perkembangan siswa, karenanya diharapkan guru dapat memberi kontribusi yang

positif dengan menguasai materi pembelajaran. 23

23

H. Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran,Yogyakarta, Ar-ruzz Media, 2015,hlm 30-33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

18

3. Pembelajaran Sejarah

Sejarah merupakan salah satu mata pembelajaran yang diwajibkan di

sekolah khususnya ditingkat Sekolah Menengah Atas maupun Kejuruan. Banyak

siswa yang berpandangan bahwa sejarah merupakan pembelajaran yang

membosankan karena banyak guru yang masih menggunakan cara mengajar yang

konvesional dimana siswa hanya menjadi pendengar yang baik, guru selalu

berceramah, hal ini membuat siswa menjadi bosan dan menggap pembelajaran

sejarah sangat membosankan. Ada juga yang berpandangan bahwa belajar sejarah

hanya belajar tentang menghafal peristiwa, tanggal dan waktu kejadian suatu

peristiwa.

Pembelajaran sejarah bukan hanya berkisah tentang peristiwa tetapi juga

mengulas pendangan masyarakat. Pemahaman akan sejarah perlu dimiliki oleh

setiap orang sejak dini, dengan memahami sejarah secara dini setiap orang akan

memahami peristiwa masa lampau sebagai landasan sikap untuk selalu

menjunjung tinggi rasa persatuan, solidaritas dan nasiolisme.24

Pembelajaran sejarah sebagai sarana pendidkan bangsa, terutama dalam

hal aplikasi sejarah normatif, Djoko Suryo merumuskan beberapa indikator terkait

dengan pembelajaran sejarah yaitu 25

:

1. Pembelajaran sejarah memiliki tujuan, subtansi, dan sasaran pada segi-segi

yang bersifat normatif.

2. Nilai dan makna sejarah diarahkan pada kepentingan tujuan pendidikan

daripada akademik atau ilmiah murni.

24

Heri Susanto,Seputar Pembelajaran Sejarah(isu,gagasan dan strategi pembelajaran,Aswaja

Presindo, Yogyakarta, 2014,hlm 9. 25

Aman,Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah,Ombak, Yogyakarta,2011, hlm 62-63.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

19

3. Aplikasi sejarah bersifat pragmatik,sehingga dimensi dan subtansi dipilih dan

disesuaikan dengan tujuan, makna, dan nilai pendidikan yang hendak dicapai

yakni sesuai dengan tujuan pendidikan.

4. Pembelajaran sejarah secata normatif harus relevan dengan rumusan tujuan

pendidikan nasional.

5. Pembelajaran sejarah harus memuat unsur pokok : inctuction, intellectual

training, dan pemblajaran moral bangsa dan civil society, yang demokratis dan

bertanggung jawab pada masa depan bangsa.

6. Pembelajaran sejarah tidak hanya menyajikan pengetahuaan fakta pengalaman

kolektif dari masa lampau, tetapi harus memberikan latihan berpiki kritis

dalam memetik makna dan nilai dari peristiwa sejarah yang dipelajari.

7. Interpretasi sejarah merupakan latihan berpikir secara intelektual kepada

peserta didik ( learning process dan reasoning) dalam pembelajaran sejarah.

8. Pembelajaran sejarah berorientasi pada humanistic dan verstehn

(understanding), meaning, historical consciousness,bukan sekedar

pengetahuan Kognitif dari pengetahuan (knowglegdge) dari bahan sejarah.

9. Nilai dan makna peristiwa kemanusiaan sebagai nilai-nilai universal di

samping nilai particular.

10. Virtue, religiusitas, dan keluhuran kemanusiaan universal, dan nilai-nilai

patriotisme, nasionalisme, dan kewarganegaraan, serta nilai-nilai demokratis

yang berwawasan nasioanal, penting dalam penyajian pembelajaran sejarah.

11. Pembelajaran sejarah tidak saja mendasari pembentukan kecerdasan atau

intelektualitas, tetapi pembentuk martabat manusia yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

20

12. Relevansi pembelajaran sejarah dengan orientasi pembangunan nasional

berwawasan kemanusiaan dan kebudayaan.

Pemahaman dalam sejarah merupakan kencendrungan berpikir yang

merefleksikan nilai-nilai positif dari peristiwa sejarah dalam kegidupan sehari-

hari, sehingga kita semakin bijak dalam memberikan respon terhadap berbagai

masalah kehidupan.

Pemahaman sejarah memberikan petunjuk kepada kita untuk melihat

serangkaian peristiwa masa lalu sebagai system tindakan masa lalu sesuai dengan

jiwa jamannya, tetapi memiliki sekumpulan nilai terhadap kehidupan sekarang

dan masa yang akan dating.26

Dari Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah

sangat memiliki peranan penting dalam membentuk rasa solidaritas,

nasionalisme,dan dapat membantu siswa untuk berpikir kritis dalam setiap

peristiwa sejarah serta menunjukan bahwa setiap peristiwa dalam sejarah

memiliki makna dan pembelajaran sendiri baik bagi siswa maupun masyarakat.

4. Teori belajar Konstruktivisme

Paul Suparno mengemukakan bahwa Konstruktivisme adalah filsafat

pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan

dari orang atau individu itu sendiri. Pengetahuan ini terbentuk dari pengalaman

seseorang melalui kegiatan yang dilakukan, jadi pengetahuan merupakan ciptaan

manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman setiap orang.27

Konstruktivisme

merupakan proses pembelajaran yang mengemukaan bahwa manusia pada

26

Heri Susanto op.cit, hlm 10 27

Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, Kanisius, Yogyakarta,1997, hlm 18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

21

dasarnya membangun pengetahuan dalam dirinya sendiri. Dalam pembelajaraan

siswa di harapkan merekonstuksi pengetahuannya berdasarkan pengalaman yang

dialami setiap siswa.28

Konstruktivisme menekankan pada keaktifan siswa yang dapat dilihat dari

prinsip-prinsip konstruktivisme itu sendiri antara lain: (1) pengetahuan dibangun

oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3)

mengajar adalah membantu siswa belajar, (4) tekanana pada proses belajar bukan

pada hasil akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan (6) guru adalah

fasilitator).29

Teori konstruvistisme memahami belajar sebagai proses pembentukkan

(konstruksi) pengetahuan oleh si belajar itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri

seseorang yang mengetahuinya. Pengetahuan tidak dapat pindahkan begitu saja

dari otak guru kepada orang lain (siswa).

Glaserfeld, Bettencourt dan Matthews mengemukakan bahwa pengetahuan

yang dimiliki seseorang merupakan hasil konstruksi (bentukan) orang itu sendiri.

Sementara Piaget mengemukaan bahwa pengetahuan merupakan ciptaan manusia

yang di konstruksikan dari pengalamannya, proses pembentukan berjalan terus

menerus dan setiap kali terjadi rekonstruksi karena adanya pemahaman baru.

sedikit berbeda dengan para pendahulunya, Lorsbach dan Tobin yang dikutip

Eveline Siregar mengemukkan bahwa pengetahuan ada dalam diri seseorang yang

mengetahui, pengetahuan tidak bisa di pindahkan begitu saja dari otak seseorang

28

Suryono dan Hariyanto, belajar dan pembelajaran, Bandung, PT Remaja Rodaksa, 2011, hlm

105 29

Ibid.,hlm.73.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

22

kepada yang lain. Siswa sendiri yang harus mengartikan apa yang telah diajarkan

dengan konstruksi yang telah di bangun sebelumnya.

Dalam aliran konstruktivisme pengetahuan dipahami sebagai suatu

pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami

reorganisasia karena adanya pemahaman-pemahaman baru. Pengetahuan bukanlah

kemampuan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai

konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun

lingkungannya.30

Dari beberapa pengertian Konstruktivisme menurut para Ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa pengetahuan di susun dan di bentuk dalam diri manusia.

Dalam paham konstruktivisme guru tidak secara langsung memindahkan

pengetahuan kepada siswa secara sempurna, tetapi siswa harus membangun

pengetahuannya sendiri berdasarkan pengalaman yang di peroleh masing-masing

siswanya.31

Adapun gagasan Konstruktivisme mengenai pembelajaran yaitu:

a. Pengetahuan bukanlah gambaran dunia kenyataan belaka, tetapi selalu

merupakan konstruksi kenyataan melalui kegiatan subjek.

b. Subjek membentuk skema kognitif, kategori, konsep seseorang. Struktur yang

perlu untuk pengetahuan.

30

Ibid.,hlm. 39-40. 31

Agus Suprijono, Cooperatif Lerning Teori dan Aplikasi Paikem,Yogyakarta, Pustaka Belajar,

2014, hlm. 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

23

c. Pengetahuan dibentuk oleh struktur konsep seseorang.Struktur Konsep

membentuk pengetahuan jika konsep itu berlaku dalam berhadapan dengan

pengalaman-pengalaman.32

Terdapat perbedaan bentuk implementasi pembelajaran konstruktivistik

dengan pembelajaran behavioristik (tradisional). Pembelajaran menurut

konstruktivistik membantu siswa menginternalisasi dan mentransformasi

informasi baru. Transformasi terjadi dengan menghasilkan pengetahuan baru yang

selanjutnya membentuk struktur kognitif baru. Secara rinci perbedaan

karakteristik antara pembelajaran tradisional (behavioristik) dan pembelajaran

konstruktivistik, sebagai berikut:33

Tabel 1. Perbandingan pembelajaran konvensional dan Konstrutivisme

menurut Broks dan Broks yang dikutip Oleh Agus Suprijono.34

Pembelajaran konvensional Pembelajaran Konstruktivistisme

1. Kurikulum disajikan dari bagian-

bagian menuju keseluruhan dengan

menekankan pada keterampilan-

keterampilan dasar

1. Kurikulum disajikan mulai dari

keseluruhan menuju ke bagian-bagian,

dan lebih mendekatkan pada konsep-

konsep yang lebih luas

2. Pembelajaran sangat taat pada

kurikulum yang telah ditetapkan

2. Pembelajaran lebih menghargai pada

pemunculan pertanyaan dan ide-ide

siswa

3. Kegiatan kurikuler lebih banyak

mengandalkan pada buku teks dan

buku kerja

3. Kegiatan kurikuler lebih banyak

mengandalkan pada sumber-sumber

data primer dan manipulasi bahan

4. Siswa-siswa dipandang sebagai “kertas

kosong”, dan guru-guru pada

umumnya menggunakan cara didaktik

dalam menyampaikan informasi

kepada siswa

4. Siswa dipandang sebagai pemikir-

pemikir yang dapat memunculkan

teori-teori tentang dirinya

5. Penilaian hasil belajar atau

pengetahuan siswa dipandang sebagai

5. Pengukuran proses dan hasil belajar

terjalin di dalam kesatuan kegiatan

32

Ibid, hlm, 30

33C.A Budiningsih, Belajar Dan Pembelajaran. Cet. Ke-1. Jakarta, PT Rineka Cipta, 2005,hlm,63

34 Ibid, hlm,35-36.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

24

bagian dari pembelajaran, dan

biasanya dilakukan pada akhir

pelajaran dengan cara testing

pembelajaran, guru mengamati hal-hal

yang sedang dilakukan siswa, serta

melalui tugas-tugas pekerjaan.

6. Siswa biasanya bekerja sendiri-sendiri,

tanpa ada group process dalam

belajar

6. Siswa-siswa banyak belajar dan bekerja

di dalam group process

5. Pembelajaran Sejarah berdasarkan konstrruktivisme

Pembelajaran Konstruktivisme seperti yang telah diurakan diatas bahwa

Konstruktivisme adalah filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa

pengetahuan seseorang adalah bentukan dari orang atau individu itu sendiri.

Pengetahuan ini terbentuk dari pengalaman seseorang melalui kegiatan yang

dilakukan, jadi pengetahuan merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan

dari pengalaman setiap orang.35

Berikut ini adalah prinsip-prinsip pembelajaran sejarah dalam

konstruktivisme 36

:

1. Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri baik secara personal maupun sosial.

2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan guru ke siswa, kecuali dengan keaktifan

siswa itu sendiri untuk menalar.

3. Siswa aktif mengkonstruksi terus menerus sehingga selalu terjadi perubahan

konsep menuju ke konsep yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan

konsep ilmiah.

4. Guru sekedar membantu menyediahkan sarana dan situasi agar proses

konstruksi siswa berjalan mulus.

35

Paul Suparno op.cit, hlm 18 36

https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april20

10/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf

diakses tanggal 16 juni 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

25

5. Evaluasi dalam pembelajaran, dalam menekankan pada penyusunan makna

secara aktif yang melibatkan ketrampilan yang terintergrasi dengan

menggunakan masalah dalam konteks nyata, menggali munculnya berpikir

divergen, pemecahan ganda, bukan hanya satu jawaban benar, evaluasi harus

diintegrasikan ke dalam tugas-tugas yang menuntun aktifitas belajar yang

bermakna serta menerapkan apa yang dipelajari dalam konteks nyata, bukan

sebagai konteks terpisah.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sejarah berdasarkan prinsip

konstuktivisme memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir dan

menemukan pengetahuannya sendiri, siswa dapat mengemukan pendapatnya

sendiri, mendorong siswa untuk berpikir kritis, kreatif dan tidak mendasarkan

pada hafalan peristiwa saja.

6. Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)

a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif berasal dari kata cooperative yang artinya

mengajarkan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama

lainnya sebagai suatu kelompok atau satu tim.37

Slavin (1995) mengemukakan,

pembelajaran kooperatif adalah suatu model pembelajaran dimana kelompok

belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah empat orang

secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam

belajar. Pembelajaran kooperatif telah dikenal sejak lama. Pada saat itu guru

mendorong para siswa untuk kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu seperti

37

Arif Ismail dan Isjoni, Model-Model Pembelajaran Muktahir Perpaduan Indonesia-

Malaysia,Yogyakarta, Pustaka Belajar, 2008, hlm. 150.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

26

perbincangan atau pembelajaran oleh rekan sebaya (peer teaching). Selain itu alur

proses belajar mengajar tidak mesti seperti lazimnya selama ini, guru terlalu

mendominasi proses belajar mengajar, segala tujuan berasal dari guru, ternyata

siswa-siswa dapat juga saling belajar mengajar sesama mereka. Banyak penelitian

menunjukkan bahwa pembelajran (peer teaching) ternyata lebih aktif daripada

pembelajaran oleh guru. Ini berarti, bahwa keberhasilan dalam belajar bukan

semata-mata mesti diperoleh dari guru saja, melainkan dapat juga dilakukan

melalui rekan lain, yaitu rekan sebaya. Dalam hal ini guru bertindak sebagai

penghubung.

Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang

mengelompokkan siswa untuk tujuan menciptakan pendekatan pembelajaran yang

berefektivitas yang mengintegrasikan keterampilan sosial yang bermuatan

akademik. Johnson mengatakan bahwa pembelajaran kooperatif adalah kegiatan

belajar-mengajar secara kelompok-kelompok kecil, siswa belajar dan bekerja

sama untuk sampai kepada pengalaman kelompok.38

Pada hakekatnya pembelajaran kooperatif sama dengan kerja kelompok,

oleh karena itu banyak guru yang mengatakan tidak ada sesuatu yang aneh dalam

pembelajaran kooperatif karena mereka menganggap telah biasa menggunakan.

Abdulhak (2001) menjelaskan, bahwa pembelajaran kooperatif dilaksanakan

melalui berbagai proses antara peserta belajar sehingga dapat mewujudkan

pemahaman bersama diantara peserta belajar itu sendiri.

38

Ibid., hlm. 154.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

27

b. Ciri-ciri Pembelajaran kooperatif

Pembelajran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat

elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif

adalah (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas

individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antarpribadi atau

keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan.39

Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok.

Penilaian ditunjukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi

pelajaran secara individual. Hasil penilaiaan secara individual selanjutnya

disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok

mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang

dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar

semua anggotanya, karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan

sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas

rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini yang

dimaksud dengan akuntabilitas individual.

c. Sintak model pembelajaran kooperatif

Guru wajib memahami sintak model pembelajaran koperatif. Sintak model

pembelajaran kooperatif terdiri dari 6 (enam) fase.

Tabel 2. Sintak model pembelajaran kooperatif.40

FASE-FASE PERILAKU GURU

Fase 1: menyampaikan tujuan dan

mempersiapkan peserta didik

Memperjelas tujuan pembelajaran dan

mempersiapkan peserta didik siap

belajar

39

Sugiyanto, Model-Model Pembelajaran Inovatif, Yuma Pustaka, solo, 2009, hal. 40. 40

Agus Suprijono,op.cit,hlm,65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

28

Fase 2: menyajikan informasi Mempresentasikan informasi kepada

peserta didik secara verbal

Fase 3: mengorganisir peserta didik

kedalam tim-tim belajar

Memberikan penjelsan kepada pesertra

didik tentang tata cara membentuk tim

belajar dan membantu kelompok

melakukan transisi yang efesien

Fase 4: membantu kerja tim dan

belajar

Membantu tim-tim belajar selama

peserta didik mengerjakan tugasnya

Fase 5: mengevaluasi Menguji pengetahuan peserta didik

mengenai berbagai materi

pembelajaran atau kelompok kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya

Fase 6: memberikan pengakuan atau

penghargaan

Mempersiapkan cara untuk mengakui

usaha dan presentasi individu maupun

kelompok

d. Kelebihan Penggunaan Pembelajaran Kooperatif

Kelebihan model pembelajaran kooperatif diantaranya adalah dibanding

dengan model pembelajaran yang lain diantaranya adalah:

1. Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan social

2. Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterapilan,

informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan

3. Memudahkan siswa melakukan penyesuaian social

4. Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen

5. Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois

6. Pembangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa

7. Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan

saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan

8. Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia

9. Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai

perspektif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

29

10. Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih

baik

11. Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan

kemampuan, jenis kelamin, normal, atau cacat, etnis, kelas sosial, agama dan

orientasi tugas.

7. Model Pembelajaran Example Non- Example

a. Pengertian model pembelajaran Example Non-example

Model Example Non- Example merupakan model pembelajaran yang

diajarkan kepada siswa untuk belajar mengerti dan menganalisis sebuah konsep.

Konsep pada umumnya di pelajari melalui dua cara. Paling banyak konsep yang

kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui

definisi konsep itu sendiri. Example Non- Example adalah taktik yang dapat

digunakan untuk mengajarkan defenisi konsep.

Model Example Non- Example penting dilakukan karena suatu defenisi

konsep adalah suatu konsep yang di ketahui secara primer hanya dari segi

defenisinya dari pada dari sifat fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa

terhadap Example Non- Example, diharapkan dapat mendorong siswa untuk

menuju pemahaman yang lebih dalam mengenal materi yang ada.

Pembelajaran Example Non- example adalah salah satu contoh model

pembelajaran yang mengunakan media. Media dalam pembelajaran merupakan

sumber yang digunakan dalam proses belajar mengajar. Manfaat dari media

adalah untuk membantu guru dalam proses mengajar, mendekati situasi dengan

keadaan sesungguhnya. Dengan media diharapkan proses belajar dan mengajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

30

lebih komunikatif dan menarik, sehingga siswa tidak bosan dalam menggikuti

pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak

dapat menganalisis gambar tersebut menjadi sebuah bentuk deskripsi singkat

mengenai apa yang di dalam gambar.

Media gambar juga merupakan salah satu alat yang digunakan dalam

pembelajaran, dapat membantu mendorong siswa untuk mengolah pola pikir.

Gambar juga dapat mempermuda dalam proses pembelajaraan, dimana akan

membangkitkan imajinasi siswa, dengan berkembangnya imajinasi siswa, dapat

membuat siswa menjadi tertarik dalam proses pembelajaran, tentunya guru harus

menyajikan gambar yang menarik, dan mampu mengaitkan dengan situasi saat

ini.41

b. Langkah- langkah model pembelajaran Example Non- Example.

Langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe

Example Non- Example.42

1. Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.

2. Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui LCD atau

OHP.

3. Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk

memperhatikan atau menganalisis gambar.

4. Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar

tersebut dicatat pada kertas.

5. Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.

41

Jumanta Hamdayama,Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, Bogor,

2014,hlm.96 42

Agus Suprijono, Op.cit hlm. 125.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

31

6. Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi

sesuai tujuan yang ingin di capai.

7. Kesimpulan.

c. Kelebihan dari model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non-

Example

Kelebihan Model pembelajaran kooperatif Example Non-Example antara

lain:

1. Siswa lebih kritis dalam menganalisis gambar

2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa gambar

3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya

d. Kekurangan Model pembelajaran kooperatif Example Non-Example.

Kekurangan Model pembelajaran kooperatif Example Non-Example antara

lain :

1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.

2. Memakan.

3. waktu yang cukup lama.

8. Prestasi Belajar Sejarah

Prestasi adalah hasil yang telah dicapai. Jika dihubungkan dengan belajar,

maka mempunyai arti hasil yang telah dicapai siswa setelah melakukan aktifitas

belajar.43

Menurut Bloom hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek

yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.

43

W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta, PT. Gramedia. 1996, ham. 162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

32

Hasil belajar menurut Gagne & Brings dalam Jamil Suprihatiningrum

adalah kemampuan- kemampuan yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan

belajar dan dapat diamati dari perbuatan siswa.44

Winkel mengatakan bahwa prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan

belajar atau kemampuan seorang peserta didik dalam melakukan kegiatan

belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.45

Selanjutnya Muhibbin Syah

menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan sebuah proses

belajar mengajar atau taraf keberhasilan sebuah program pembelajaran/penyajian

materi, dan kenaikan kelas.46

Menurut ahli yang lain mengemukakan bahwa prestasi belajar merupakan

suatu hasil yang telah diperoleh atau didapat seorang anak yang dituangkan dalam

bentuk nilai dari mata pelajaran yang dipelajari. Prestasi belajar adalah hasil yang

menyebabkan perubahan dalam diri seseorang sebagai akibat dari aktivitas

belajar. Dari penelusuran uraian tersebut, maka bisa dipahami bahwa pengertian

prestasi belajar merupakan hasil atau taraf kemampuan yang sudah dicapai

seorang murid sesudah mengikuti proses belajar mengajar pada masa tertentu baik

berupa perubahan pada tingkah laku, keterampilan serta pengetahuan sejarah yang

diukur dan dinilai serta dituangkan dalam pernyataan skor atau nilai.

44

Jamil Suprihatiningrum, M.Pd.Si,Strategi Pembelajaraan Teori & Aplikasi,Jogjakarta,Ar-ruzz

Media,2014,hlm 35 45

W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran (edisi revisi), Jakarta, Raja Grasindo Persada,1999,hlm.146 46

Muhhibin Syah, Psikologi Belajar, Jakarta, Raja Grafindo Persada, 2003, hlm.197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

33

9. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran dalam penelitian ini diambil dari:

Kompetensi Dasar : 3.11.Menganalisis Perjuangan bangssa Indonesia dalam

upaya mempertahankan kemerdekaan dari ancaman sekutu dan Belanda. Dengan

Materi Pokok Perjanjian Linggarjati, peristiwa Agresi Militer, perjanjian

Renville dan Agresi Militer berlanda II.

a. Perjanjian Linggarjati

Perjuangan mempertahan kemerdekaan dilakukan melalui perjuangan fisik

(perang) dan juga dengan perjuangan diplomasi (melalui perundingan). Sebagai

tindak lanjut dari perundingan yang dilakukan sebelumnya (Perundingan Hoge

Veluwe). Pada tanggal 10 November 1946 dilaksanakan perundingan antara

Pemerintah Republik Indonesai dengan Komisi Umum Belanda. Perundingan

tersebut dilakukan di Linggajati dekat Cirebon. Perundingan yang dipimpin oleh

Lord Killearn dari pihak Belanda dan Sutan Sjahrir dari pihak Republik Indonesia

menghasilkan persetujuan sebagai berikut.

Isi Perjanjian Linggarjati :

1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah

kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus

meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.

2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk Negara

Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik

Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

34

3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-

Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dengan adanya perjanjian

Linggajati ini, secara politis Republik Indonesia diuntungkan karena ada

pengakuan secara de facto. Perjanjian ini kemudian secara resmi

ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di istana Bijswijk (Istana

Merdeka) Jakarta.

b. Agresi Militer Belanda 11

Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di Jawa dan

Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947

sampai 5 Agustus 1947.

Operasi militer ini merupakan bagian Aksi Polisionil yang diberlakukan

Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan

Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia, operasi ini dianggap

merupakan pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.

c. Perjanjian Renville

Perjanjian Linggajati ternyata merugikan perjuangan bangsa Indonesia,

oleh karena itu kedua belah pihak tidak mampu menjalankan isi perjanjian itu.

Pertempuran terus menerus terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Dalam upaya

mengawasi pemberhentian tembak-menembak antara pasukanBelanda dengan

TNI, Dewan Keamanan PBB membentuk suatu komisi jasajasa baik yang dikenal

dengan Komisi Tiga Negara (KTN). Untuk melaksanakan tugas dari Dewan

Keamanan PBB, KTN mengadakan perundingan untuk kedua belah pihak.

Tempat perundingan diupayakan di wilayah netral. Amerika Serikat mengusulkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

35

agar perundingan dilaksanakan di atas kapal pengangkut pasukan angkatan laut

Amerika Serikat “USS Renville”.

d. Agresi Militer Belanda II

Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan berusaha untuk

mengingkari perjanjian Renville18 Desember 1948 Belanda mengeluarkan surat

pernyataan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan persetujuan gencatan perang

Renville. Tetapi surat pernyataan tersebut tidak dapat disampaikan ke

pemerintahan pusat di Yogyakarta sebab dilarang oleh Belanda

B. Penelitian yang Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian yang relevan

tentang model pembelajaran kooperatif tipe Example Non- example, yaitu:

1. Merry Tres Sufranika judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah

Melalui Model Pembelajaran Example Non-Example Pada Siswa Kelas XA

SMA Mlati. Hasil Penelitian menunjukan terjadi peningkatan Prestasi

pembelajaran Sejarah dari siklus 1 42% dan mengalami peningkatan pada

siklus II menjadi 97%.

2. Nindha Kurniawan Mahasiswa judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar

Sejarah Siswa melalui Pendekataan CTL Model Pembelajaran Example Non-

Example kelas XI SMK Negeri I Sleman Tahun 2012/2013. Hasil Penelitian

menunjukan terjadi peningkatan prestasi dari siklus 1 56% dan mengalami

peningkatan pada siklus II 87%.

3. Heribertus Eko Budistyadi judul Penelitian Peningkatan Prestasi Belajar

Sejarah dengan Penerapan Model Cooperatif Learning Tipe Example and Non

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

36

Example Dan Penggunaan Media Gambar Siswa Kelas XI IPA I SMAN I

Depok Yogyakarta. Hasil Penelitian menunjukakan adanya peningkatan

prestasi belajar sejarah pada siklus I (74,8) meningkat menjadi (77,8) pada

siklus 2.

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan pengamatan di kelas, pembelajaran sejarah kurang variatif

dan terasa monoton, sehingga mengakibatkan kurangnya motivasi siswa dan

mengakibatkan prestasi nilai ulangan harian siswa menurun.. Model pembelajaran

kooperatif tipe Example Non- Example diharapkan dapat memecahkan masalah

ini.

Dengan mengaplikasikan model pembelajaran Example Non- Example

diharapkan proses pembelajaran di kelas tidak lagi monoton dan menggunakan

metode pembelajaran konvensional, serta prestasi belajar Sejarah siswa juga akan

meningkat. Dengan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-Example

ini diharapkan bisa meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Dalam penelitian

ini menggambarkan kerangka berpikir sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

37

Gambar I . Kerangka Berpikir

Dalam mengajar sejarah guru mengajar secara konvesional. Hal ini

menimbulkan adanya ketidaktertarikan siswa dalam mengikuti proses

pembelajaran dan berpengaruh pada motivasi siswa di dalam kelas yang

cenderung tidak aktif atau pasif dan prestasi belajarnya juga rendah. Kurangnya

motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran sejarah dikelas serta rendahnya

prestasi belajar menjadi suatu masalah yang membutuhkan solusi untuk

mengatasinya. Maka dari itu solusi yang diberikan terhadap permasalahan tersebut

adalah diterapkannya model pembelajaran yang mampu menarik minat siswa

untuk belajar dan dapat memacu siswa untuk lebih aktif di dalam kelas, maka dari

itu model pembelajaran kooperatif tipe Example Non- Example dipilih untuk

Metode pembelajaran yang

diterapkan guru cenderung

monoton atau tidak variatif

Rendahnya motivasi siswa

Rendahnya prestasi siswa

pada saat ulangan harian

Solusi

Model pembelajaran

Example Non- Example

Melalui

Masalah

Media gambar

Pemecahan masalah

Aktifitas siswa

kerjasama

Peningkatan Prestasi

Belajar Siswa Mencapai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

38

meningkatkan prestasi belajar siswa. Model pembelajaran kooperatif tipe Example

Non-Example dipilih untuk diterapkan karena model pembelajaran kooperatif tipe

Example Non-Example dapat membuat suasana kelas lebih menyenangkan, dapat

memacu siswa untuk lebih aktif di dalam kelas dalam hal bertanya atau menjawab

pertanyaan-pertanyaan yang muncul saat proses pembelajaran berlangsung, siswa

terlibat di dalam proses pembelajaran. Selain itu, siswa bisa saling berbagi

informasi di dalam kelas.

Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-

Example membuat proses pembelajaran semakin baik dan menjadikan siswa lebih

aktif di dalam kelas dan prestasi belajarnya meningkat, khususnya bagi siswa

kelas XI TOI SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta.

D. Hipotesis

Berdasarkan uraian pada deskripsi teoritis, kerangka berpikir dan beberapa

hasil penelitian terdahulu maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian ini

bahwa :

Model pembelajaran Example Non- Example dapat meningkatkan prestasi

belajar sejarah bagi siswa kelas XI Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2 Depok

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

39

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang sengaja

dimunculkan dan terjadi di dalam kelas.47

Hal terpenting dalam PTK adalah tindakan nyata (action) yang dilakukan

guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam

proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat

diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata

program itu belum dapat memecahkan permasalahan yang ada, maka perlu

dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus ke dua) untuk mencoba tindakan

lain.48

Tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah untuk mengadakan perbaikan

atau peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas. Melalui PTK, guru

senantiasa memperbaiki praktik pembelajaran di kelas berdasarkan pengalaman-

pengalaman langsung yang nyata dipandu dengan perluasan wawasan ilmu

pengetahuan dan penguasaan teoritik praktis pembelajaran. Tujuan Penelitian

Tindakan kelas ini untuk memperbaiki proses pembelajaran di SMK Negeri 2

Depok Sleman Yogyakarta khususnya pada kelas XI Teknik Otomasi Industri.

47

Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,Rhineka Cipta,

Jakarta,2013,hlm.162. 48

Sarwiji Suwardi, Penelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya Ilmiah, Yogyakarta,

Yuma Pustaka, 2011, hlm. 12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

40

B. Tempat dan waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan di SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta yang

beralamatkan Kampung Mrican Caturtunggal Depok Sleman Daerah Istimewa

Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 29 Maret sampai 17 Mei semester

Genap tahun ajaran 2015/2016

C. Subjek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah bagian yang terlibat dalam penelitian dan terkait

dalam penelitian. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas XI Teknik

Otomasi Industri SMK Negeri 2 Depok Yogyakarta . Jumlah siswa 32 siswa.

Obyek penelitian ini adalah Prestasi belajar Sejarah siswa kelas XI Teknik

Otomasi Industri . Model pembelajaran Kooperatif Tipe Example Non- Example

di SMK Negeri 2 Depok Sleman, Yogyakarta.

D. Desain Penelitian

Desain atau model yang digunakan dalam PTK ini adalah model Kemmis

dan McTaggart. Model ini pada hakekatnya terdiri dari 4 macam tahapan, yaitu

Perencanaan, Tindakan, Pengamatan dan Refleksi. Keempat komponen tersebut

membentuk suatu rangkaian yang disebut dengan siklus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

41

Gambar II .Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan McTaggart49

E. Defenisi Operasional Variabel.

Dalam penelitian ini ada dua variabel yang diteliti. Variabel yang pertama

adalah model pembelajaran yang merupakan varibel bebas (X) dan prestasi belajar

sejarah merupakan variabel terikat (Y) Agar tidak menimbulkan ambiguitas dalam

penelitian ini diberikan definisi operasional variabel penelitian sebagai berikut:

1. Model pembelajaran Example Non-Example

Example Non-Example merupakan salah satu model pembelajaran

Kooperatif. Model pembelajaraan ini menggunakan gambar, dengan gambar siswa

49

Suharsimi Arikunto, Proses Penelitian suatu pendekatan praktik,Jakarta, PT Rineka Cipta,

2014, hlm 137

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Pelaksanaan

Meningkatkan

Prestasi

Pengamatan

SIKLUS II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

42

dilatih untuk menganalisis gambar sesuai dengan materi yang di pelajari,

pembelajaran ini mengajarakan siswa untuk bekerjasama, mengemukakan

pendapat. Pembelajaran ini sangat cocok digunakan di SMA/SMK. Selain melatih

kerja sama, pembelajaran ini juga dapat membantu siswa untuk lebih berani

tampil di depan kelas.

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah keberhasilan siswa dalam hal memahami materi

pelajaran dalam bentuk skor. Skor diperoleh dari tes yang di laksanakan pada

siklus I dan II. Dalam penelitian ini tes digunakan untuk mengetahui pemahaman

siswa mengenai materi yang di ajarkan dan merupakan pengukuran ranah kognitif

yang harus di ukur dengan tes.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik dalam pengumpulan data yang akan di gunakan dalam penelitian

ini yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data tentang aktivitas siswa

selama pelajaran sejarah berlangsung. Observasi atau pengamatan adalah proses

pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti melihat situasi penelitian.

Observasi sangat sesuai digunakan dalam penelitian yang berhubungan dengan

kondisi interaksi belajar-mengajar, tingkah laku, dan interaksi kelompok.50

Selain

itu peneliti juga menggunakan lembar pengamatan guru disaat guru mengajar

dikelas, disini peneliti bertindak sendiri sebagai guru , oleh karena itu dibutuhkan

50

Ibid, hlm.66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

43

rekan peneliti lain untuk mengamati peneliti, peneliti sendiri menggunakan

Instrumen Penilain Guru ( IPKG).

2. Tes

Tes merupakan alat pengukur data yang berharga dalam penelitian. Tes ini

dipergunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi belajar siswa. Tes ialah

seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan guru kepada siswa dengan

maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor

angka.51

3. Wawancara

Wawancara dilakukan yaitu dengan bertanya kepada guru dan Siswa

proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe

Example Non- Example.

4. Dokumentasi

Dokumentasi berupa pengumpulan data seluruh aktivitas peneliti berupa

nilai dari guru sebelum menggunakan model pembelajaran Example Non-Example

dan juga foto-foto yang menggambarkan suasana belajar di dalam kelas, pada saat

menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Example Non- example.

G. Alat Pengumpulan Data

1. Alat Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan

data.

51

Wijaya Kusumah & Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Kedua),

Jakarta, Indeks, 2011, hlm.78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

44

a. Instrumen Observasi

Data hasil observasi ini menggunakan lembar pengamatan yang terdiri dari

indikator-indikator dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Example non-Example, seperti bertanggung jawab, bekerja sama,

mengemukakan pendapat, aktif dalam berdiskusi , data Observasi ini di gunakan

untuk melihat aktivitas Siswa dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Instrumen Tes

Tes hasil belajar digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa

selama menempuh proses belajar Sejarah di kelas. Hasil tes belajar dijadikan tolok

ukur untuk mengetahui kondisi awal sebelum penelitian dan sesudah melakukan

penelitian di cerminkan dalam dua Siklus.

c. Instumen Wawancara

Instrumen wawancara yang digunakan adalah wawancara secara langsung

dimana peneliti bertanya kepada Guru mengenai model pembelajaran Kooperatif

tipe Example Non- Example

2. Uji Validitas

Validitas isi mengukur tujuan khusus tertentu yang sejajar dengan materi

atau isi pelajaran yang diberikan. Oleh karena materi yang diajarkan tertera dalam

kurikulum maka validitas isi ini sering juga disebut validitas kurikulum.52

Validitas isi ini erat kaitannya dengan materi yang akan diukur dalam tes.

Untuk mengetahui tingkat validitas di gunakan Rumus Korelasi Product

Moment yaitu:

52 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidkan (Edisi Revisi), Jakarta, Bumi Aksara,

2013,hlm.87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

45

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ – ∑ }

Keterangan:

RXY = Koefisien korelasi antara variabel X dan Varibel Y, dan Varibel yang di

korelasi

N = Jumlah peseta tes

∑xy = Jumlah X dan Y

X² = Kuadrat dari X

Υ² = Kuadrat dari Y

Untuk mengetahui besar taraf signifikansi butir soal digunakan rumus :

Keterangan:

t= taraf signifikasi

r= korelasi dari item dengan skor total

n= jumlah butir item

Setelah didapat taraf signifikansinya, kemudian dikonsultasikan pada table

t signifikasi.Dari perhitungan validitas dan Reliabilitas, perhitungan validitas

menggunakan rumus Excel, dari 30 soal pilihan ganda terdapat 3 soal yang tidak

Valid yaitu soal item no 5, 6,14.

3. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat pengukuran yang sama. Dalam mencari

reliabilitas instrument, peneliti menggunakan rumus Spearman-Brown dengan

teknik belah dua.53

53

Sunarti,Selly Rahmawati.. Penilaian dalam kurikulum 2013, 2014, yogyakarta ,C.V ANDI

OFFSET.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

46

Keterangan:

= koefesien reliabilitas yang sudah disesuaikan

r1/21/2= korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

H. Analisis Data

Tahapan selanjutnya apabila data sudah dikumpulkan atau dilakukan pada

saat kegiatan penelitian. Maka peneliti dapat langsung menganalisis.data.

Dalam penelitian kelas Teknik yang digunakan untuk analisis data pada

penelitian ini adalah teknik data kuantitatif dan kualitatif, data kuantitatif berupa

nilai hasil tes, sedangkan kualitatif dapat dilihat dari penerapan media

pembelajaran dalam kelas dan sikap serta reaksi siswa dalam kegiatan belajar.

Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Analisis kuantitatif

Data kuantitatif yang diperoleh dari hasil tes diolah dengan menggunakan

deskripsi persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata untuk menemukan

tingkat pemahaman siswa dalam pembelajaran Sejarah.

2. Tes

Instrumen tes yaitu dengan soal dalam bentuk pilihan ganda dan essay.

Dari hasil tersebut maka akan diperoleh skor, skor tersebut akan diubah menjadi

nilai berdasarkan Patokan Acuan Penelitian (PAP) tipe II dengan skala 1-100

menggunakan rumus:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

47

Tabel 3. Keterangan Penilaian Acuan PAP II

Tingkat Prestasi Kategori

81%-100% Sangat Tinggi

66%-80% Tinggi

56%-65% Cukup

46%-55% Rendah

Di bawah 46% Sangat Rendah

3. Data kualitatif

Data kualitatif dinyatakan dalam bentuk verbal dan dianalisis tanpa

menggunakan teknik statistik.54

Data kualitatif ini diperoleh melalui observasi.

Data ini digunakan untuk memaknai tingkat kategori keaktifan dan prestasi belajar

siswa dalam pembelajaran sejarah. Kategori data penelitian dalam hal ini terdiri

dari 5 kategori yaitu :

Tabel 4 . Kriteria Penilaian menggunakan skala Likert 1-5

Tingkat Kategori Keterangan

Kategori I Sangat Tinggi

Kategori II Tinggi

Kategori III Cukup

Kategori IV Rendah

Kategori V Sangat Rendah

Tabel 5. Kriteria Hasil Pengamatan belajar

Tingkat penguasaan kompetensi Kategori

81% - 100% Sangat Tinggi

66% - 80% Tinggi

56% - 65% Cukup

46% - 55% Rendah

< 46% Sangat Rendah

54 Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methode), Bandung, Alfabeta,2011, hlm.306

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

48

Penilaiain dilihat dari skor pada lembar observasi aktivitas siswa dikelas

melalui model Example Non Example, Prosentasi perolehan pada lembar

observasi digunakan untuk menentukan seberapa besar keaktifan siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran. Skor maksimal dalam penilaian aktifitas siswa di

kelas yaitu 20 yang didapat dari aspek pengamatan X kriteria penilaian

menggunakan skala 1-5 (4X5=20).

Cara memperoleh Skor sebagai berikut:

Keterangan:

N= Nilai hasil pengamatan

∑= skor perolehan dari aspek yang dinilai

∑= skor maksimal= hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek yang

diamati

I. Analisis Komparasi

Analisis komparasi digunakan untuk menganalisis variabel-variabel yang

akan diteliti. Analisis ini dilakukan dengan cara membandingkan data prestasi

belajar siswa pada keadaan awal dengan data yang diperoleh setelah dilakukan

tindakan penelitian yaitu siklus I dan siklus II.

J. Prosedur Penelitian

Penelitian ini termasuk kedalam Penelitian Tindakan Kelas. PTK ini

dilakukan melalui cara kerja sama antara guru dan peneliti. Dalam penelitian ini

guru menjadi pengajar dan peneliti yang menyiapkan perangkat pembelajaran

(Silabus, RPP, media). Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus yang akan

dijabarkan sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

49

1. Pra Penelitian/Pra Siklus

Pada tahap pra penelitian dimulai dengan melakukan observasi terhadap

proses belajar sejarah di kelas X1 SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta.

Observasi bertujuan melihat kondisi kelas dalam mengikuti pelajaran sejarah.

Tahap selanjutnya melakukan identifikasi masalah yang ditemukan yang dijadikan

sebagai bahan penelitian.

2. Siklus I

Siklus pertama ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah

siswa. Kegiatan ini meliputi beberapa siklus. Siklus pertama ini meliputi

perencanaan, pelaksanaan/tindakan, pengamatan, dan refleksi.

a. Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana serta persiapan untuk

melakukan PTK seperti:

1) Membuat rencana pembelajaran.

2) Menyiapkan lembar observasi

3) Menyiapkan gambar-gambar yang akan digunakan dalam pembelajaran

Example Non- Example.

4) Membuat lembar penilaian.

5) Menyusun kisi-kisi penilaian.

6) Membuat alat evaluasi pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan/tindakan

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah dibuat. Tahap yang dilakukan adalah :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

50

1) Guru menyajikan tema yang akan di teliti.

2) Guru menyiapkan beberapa gambar Sesuai dengan Materi.

3) Guru membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil.

4) Setiap kelompok mendapatkan satu gambar.

5) Setiap kelompok mendiskusikan gambar yang didapat.

6) Setelah diskusi, setiap kelompok mempresentasikan hasil disukusinya di

depan kelas dan memperlihatkan gambar yang diperoleh kelompok kepada

teman-teman lainnya.

7) Setelah kelompok yang presentasi di depan kelas selesai, kelompok lain

diberikan kesempatan untuk bertanya.

8) Guru mengkonfirmasi jawaban dari siswa.

9) Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan dan refleksi

terhadap materi pelajaran.

c. Pengamatan

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak

pelaksanaan tindakan meliputi antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran,

kemampuan siswa dalam menjelaskan gambar yang mereka peroleh, interaksi

antar siswa, dan partisipasi siswa dalam mengembangkan kemampuannya untuk

mempresentasikan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Pengamatan

dilakukan dengan bantuan instrumen observasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

51

d. Analisis dan Refleksi.

Data yang diperoleh pada tahap observasi siklus pertama ini kemudian

dianalisis untuk melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, khususnya.

Hasil refleksi siklus I, mungkin belum terjadi peningkatan hasil belajar Sejarah

3. Siklus II

Pelaksanaan siklus kedua ini merupakan tindak lanjut dari siklus pertama,

jika dalam pelaksanaan siklus pertama belum memenuhi target, maka

dilaksanakan siklus kedua. Dalam pelaksanaan siklus kedua siswa diharapkan

mampu untuk memcapai target peningkatan Prestasi minimal 75% dari

keseluruhan jumlah siswa dikelas.

a. Perencanaan

Perencanaan pada siklus II merupakan hasil refleksi dari siklus I, yaitu

sebagai berikut :

1) Membuat rencana pembelajaran.

2) Menyiapkan lembar observasi

3) Menyiapkan gambar-gambar sesuai materi yang akan digunakan dalam

pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Example

Non- Example.

4) Membuat lembar penilaian.

5) Menyusun kisi-kisi penilaian.

6) Membuat alat evaluasi pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

52

b. Tahap Pelaksanan Tindakan

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru mengajar sesuai dengan

rencana pembelajaran yang telah dibuat, langkah-langkahnya seperti dalam siklus

I. Dalam proses pembelajaran tentunya lebih diperbaiki berdasarkan evaluasi dan

refleksi dari siklus I.

c. Pengamatan

Pada tahap ini, peneliti melakukan pengamatan atas hasil atau dampak

pelaksanaan tindakan meliputi antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran,

kemampuan siswa dalam menjelaskan gambar yang mereka peroleh, interaksi

antar siswa, dan partisipasi siswa dalam mengembangkan kemampuannya untuk

mempresentasikan hasil diskusi bersama teman kelompoknya. Pengamatan

dilakukan dengan bantuan instrumen observasi.

d. Tahap refleksi

Refleksi pada siklus II untuk mengetahui hasil yang diperoleh hasil siklus

I dan siklus II. Seluruh data itu akan diolah dan dianalisis. Hasil refleksi siklus II

kemudian dibandingkan dengan siklus I. dan menjadi acuan dalam proses

pengolahan data.

K. Indikator Keberhasilan

Dalam penelitian ini peneliti mempunyai target keberhasilan yang terdapat

dalam indikator keberhasilan.

Tabel 6.Indikator keberhasilan

Variabel Keadaan awal Siklus I Siklus II

Prestasi 15,62% 65% 76%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai bulan Mei 2016.

Penelitian dilakukan sebanyak dua siklus dengan empat kali pertemuan. Setiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran, sehingga jumlah jam pelajaran yang

digunakan dalam penelitian ini sebanyak delapan jam pelajaran. Penelitian

dilaksanakan di kelas XI Teknik Otomasi Industri SMK Negeri 2 Yogyakarta

dengan jumlah responden sebanyak 32 siswa. Hasil penelitian diuraikan oleh

peneliti sebagai berikut :

1. Keadaan Awal Belajar Sejarah

Keadaan awal ini merupakan acuan awal dalam pelaksanaan penelitian.

Untuk mengetahui keadaan awal prestasi terhadap mata pelajaran sejarah,

dilakukan pengumpulan data. Data yang diperoleh sebagai berikut.

Tabel 7. Data Nilai Awal Siswa

No Nama KKM Nilai

Tes

Keterangan

T TT

1 APW 76 73

2 AEH 76 57

3 AA 76 77 √

4 APN 76 57

5 B.M 76 73

6 DU 76 67

7 DRU 76 63

8 DR 76 70

9 DHLD 76 57

10 DRA 76 70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

54

11 DR 76 80 √

12 DNA 76 70

13 FUI 76 70

14 HSL 76 70

15 HR 76 70

16 IRK 76 60

17 ITA 76 63

18 KCK 76 80 √

19 LAC 76 67

20 MLA 76 77 √

21 MA 76 73

22 MMC 76 53

23 NABA 76 67

24 OSF 76 67

25 RDIN 76 63

26 RNC 76 77 √

27 SAN 76 63

28 SWM 76 67

29 TFR 76 50

30 VDRP. 76 77 √

31 YNA 76 60

32 YFTI 76 43

Total 2228 Total

6 26 Rata-rata 68 68

Nilai tertinggi 80 80

Nilai terendah 43 43

Persentase 18,7% 81,25%

Tabel 8. Frekuensi data keadaan awal prestasi belajar siswa

Skala Prestasi Frekuensi Persentase (%) Kreteria

81 – 100 Sangat Tinggi

66 – 80 20 63% Tinggi

56 – 65 9 28% Cukup

46 – 55 2 6% Rendah

<46 1 3% Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

55

Gambar III.Prestasi Pra Siklus

Berdasarkan tabel 8. di atas, dapat diketahui tentang kategori prestasi

belajar sejarah siswa. Tidak ada Siswa yang mendapatkan nilai dengan tingkat

presentasi sangat tinggi, Sebanyak 20 siswa memiliki tingkat prestasi belajar yang

tinggi, 11 siswa dengan kategori tinggi dan 9 siswa dengan kategori cukup, 2

siswa memperoleh kategori rendah, dan 1 siswa memperoleh nilai dengan

kategori sangat rendah. Hasil tes diperoleh dari nilai ulangan harian yang

diberikan guru. KKM yang ditentukan pihak sekolah adalah 76.

2. Siklus 1

a. Perencanaan

Sebelum masuk ke siklus 1, terlebih dahulu peneliti menyiapkan

instrumen-instrumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian seperti

membuat silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar pengamatan,

materi pengajaran, kisi-kisi tes, soal tes/ulangan, dan kuesioner. Peneliti juga

0

5

10

15

20

25

81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55 <46

Frekuensi

Presentase (%)

kriteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

56

bertemu dengan guru mata pelajaran untuk membahas materi yang akan

disampaikan saat melakukan penelitian.

b. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, mulai dilakukan kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas. Pelaksanaan siklus 1 ini hanya dilakukan dalam 1 pertemuan.

Pembelajaran siklus 1 ini dilaksanakan pada selasa , 19 April 2016 pukul 14.00-

15.45 WIB. Peserta didik yang hadir berjumlah 32 orang.

Deskripsi Pelaksaan Pembelajaran:

1) Kegiatan Awal

Guru memulai proses pembelajaran setelah guru memberi salam

kepada para peserta didik, dan peserta didik menjawab salam guru. Setelah

guru menanyakan kabar peserta didik dan mengabsen peserta didik, guru

menanyakan materi yang telah disampaikan minggu lalu mengenai keadaan

Awal Indonesia setelah merdeka. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai pada siklus 1, yaitu menerangkan tentang

perjuangan diplomasi materi ini berada pada Kd 3.11. dan juga menjelaskan

model pembelajaran yang di gunakan yaitu example non example berupa

gambar-gambar yang sesuai dengan materi.

2) Kegiatan Inti

Setelah peserta didik menulis tujuan pembelajaran, guru

menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai, guru juga

meminta siswa untuk membaca materi yang di pelajari,serta guru meminta

siswa untuk mengamati gambar yang ditayangkan guru, dan guru menjelaskan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

57

konsep upaya diplomasi atau perundingan yang dilakukan bangsa Indonesia

dalam mempertahankan kemerdekaaan. Setelah itu guru meminta siswa

membentuk kelompok untuk mengerjakan soal diskusi, setelah siswa selesai

mengerjakan soal diskusi guru meminta perwakilan 2 kelompok untuk

presentasi dan siswa diharapkan untuk bertanya dan menangapi.guru akan

memberi penguataan jawaban kepada peserta didik yang belum menjawab

dengan jelas, sehingga siswa dapat memahami materi lebih dalam.

3) Penutup

Setelah kegiatan inti selesai, dilanjutkan dengan penutup. Guru

mengajak peserta didik untuk menyimpulkan semua materi yang telah dibahas

di dalam kelas dan bertanya kepada beberapa peserta didik mengenai nilai-

nilai yang didapat dari pelajaran hari ini.

c. Observasi

1) Pengamatan

Pada siklus 1 ini peneliti melakukan observasi dan hal yang diamati

adalah aktivitas belajar siswa antara lain bertanggung Jawab,bekerjasama,

mengemukaan pendapat Hasil Observasi penelitian tindakan kelas ini dapat

dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 9. Hasil Pengamatan Siklus I

No Nama 1 2 3 4 Skor total (%)

1 APW 4 4 5 3 16 80

2 AEH 2 2 4 2 11 55

3 AA 3 4 2 2 11 55

4 APN 3 3 3 3 12 60

5 BM 2 4 4 4 14 70

6 DU 3 3 2 5 13 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

58

Keterangan:

1. Bertanggung Jawab

2. Kerjasama

3. Mengemukakan Pendapat

4. Aktif dalam berdiskusi.

Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui data mengenai proses pembelajaran

siswa dikelas. Skor yang nilai tertinggi yang diperoleh yaitu 19 (95%), dan skor

7 DRU 3 4 4 5 12 60

8 DR 5 4 4 4 17 85

9 DHD 3 2 2 4 11 55

10 DRA 4 4 4 4 16 80

11 DS 4 2 5 4 15 75

12 DNA 4 4 4 4 16 80

13 FUI 5 5 5 4 19 95

14 HSL 3 3 4 4 13 65

15 HR 4 4 3 2 13 65

16 IRK 5 4 4 4 17 85

17 ITA 5 5 5 3 18 90

18 KCK 4 4 4 4 16 80

19 LAC 3 4 4 4 15 70

20 MLA 3 3 3 3 12 60

21 MA 2 3 3 3 11 55

22 MMC 3 3 2 2 10 50

23 NABA 3 3 3 3 12 60

24 OSF 5 5 5 4 19 95

25 RIN 5 5 4 4 18 90

26 RNC 4 4 4 4 16 80

27 SAN 2 2 2 2 8 40

28 SWM 3 3 3 3 12 60

29 TFR 5 5 3 3 16 80

30 VDRP 4 4 4 4 16 80

31 YNA 3 3 4 4 15 70

32 YFT 3 3 3 3 12 60

Total 440 2.190

Skor Tertinggi 19 95

Skor Terendah 8 40

Rata-rata 13,75 70,08

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

59

terendah yaitu 8 (40%) dengan skor rata-rata yang diperoleh 13,75 (70,08%).

Selain itu dalam hasil pengamatan Proses pembelajaran sebanyak 5 (25%) yang

mendapat nilai sangat tinggi, 9 (45%) tinggi, 6 (30%), cukup, 11 (55%), rendah, 1

(3%) sangat rendah.

Dari hasil tabel pengamatan siklus 1 dapat dilihat bahwa sebagaian siswa

sudah mulai tertarik dengan proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas,

siswa sudah mulai aktif dalam berdiskusi dan juga siswa berani mengemukakan

pendapat, ada juga siswa yang belum betul-betul tertarik dengan pembelajaran,

sehingga mereka tidak terlalu berpartisipasi dalam diskusi kelompok. Data hasil

pengamatan dapat dilihat dari gambar diagram dibawah ini:

Tabel 10. Frekuensi Hasil Pengamatan belajar

Skala Prestasi Frekuensi Persentase (%) Kreteria

81 – 100 5 25% Sangat Tinggi

66 – 80 9 45% Tinggi

56 – 65 6 30% Cukup

46 – 55 11 55% Rendah

<46 1 3% Sangat Rendah

Gambar IV. Hasil Pengamatan siklus 1

0

2

4

6

8

10

12

81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55 <46

Frekuensi

Persentase (%)

Kreteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

60

d. IPKG (INSTRUMEN PENILAIAN KEMAMPUAN GURU)

Instrumen IPKG digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam

menyusun Silabus dan RPP, maupun dalam praktek menggajar di kelas. IPKG ini

dinilai oleh sesama Peneliti. IPKG dapat dilihat dalam lampiran.

e. Nilai Ulangan Peserta Didik 1

Nilai ulangan peserta didik diperoleh dengan melakukan tes atau ulangan

pada tiap siklus. Jumlah soal evaluasi pada siklus 1 yaitu 30 soal pilihan ganda.

Pada siklus 1. Tes dilakanakan pada tanggal 26 April 2016 pukul 14.00-15.45.

Cara menilai hasil ulangan peserta didik:

Hasil Nilai ulangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 11. Prestasi belajar siklus 1

No Nama KKM Nilai Tes Keterangan

T TT

1 APW 76 93 √

2 AEH 76 57 √

3 AA 76 83 √

4 APN 76 77 √

5 BM 76 87 √

6 DU 76 83 √

7 DRU 76 80 √

8 DR 76 67 √

9 DHD 76 90 √

10 DRA 76 83 √

11 DS 76 90 √

12 DNA 76 70 √

13 FUI 76 73 √

14 HSL 76 70 √

15 HR 76 83 √

16 IRK 76 90 √

17 ITA 76 78 √

18 KCK 76 70 √

19 LAC 76 77 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

61

20 MLA 76 80 √

21 MA 76 77 √

22 MMC 76 65 √

23 NABA 76 67 √

24 OSF 76 80 √

25 RDIN 76 83 √

26 RNC 76 83 √

27 SAN 77 67 √

28 SWM 76 70 √

29 TFR 76 60 √

30 VDRP 76 57 √

31 YNA 76 65 √

32 YFT 76 80 √

Total 2435 19 13

Nilai rata-rata 76

Nilai Tertinggi 93

Nilai terendah 57

Persentase 59,37 40,62

Tabel 12. Frekuensi data prestasi belajar siswa siklus 1

Skala Prestasi Frekuensi Presentase (%) Kategori

81 – 100 11 34% Sangat Tinggi

66 – 80 17 53% Tinggi

56 – 65 4 12% Cukup

46 – 55 Rendah

<46 Sangat Rendah

Gambar V. Prestasi Siklus I

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

81 – 100 66 – 80 56 – 65

Frekuensi

Presentase (%)

Kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

62

f. Nilai Final

Nilai final merupakan gabungan dari nilai tes dan dan nilai pengamatan,

bobot nilai pengamatan dijumlahkan dengan bobot nilai hasil tes. Adapun

perhitungannya sebagai berikut: Nilai Final = Nilai pengamatan + Nilai tes.

Hasil nilai final siklus 1 dapat dilihat pada tabel 14 berikut ini.:

Tabel 13. Nilai Final Siklus I

No Nama Nilai

Pengamatan

Nilai

Tes

Nilai

Final

Keterangan

T TT

1 APW 80 93 86 √

2 AEH 55 57 56 √

3 AA 55 83 69 √

4 APN 60 77 65 √

5 BM 70 87 78 √

6 DU 65 83 74 √

7 DRU 60 80 70 √

8 DR 85 67 72 √

9 DHLD 55 90 72 √

10 DRA 80 83 81 √

11 DS 75 90 82 √

12 DNA 80 70 75 √

13 FUI 95 73 84 √

14 HSL 65 70 67 √

15 HR 65 83 74 √

16 I RK 85 90 87 √

17 ITA 90 78 84 √

18 KCK 80 70 75 √

19 LAC 70 77 73 √

20 MLA 60 80 70 √

21 MA 55 77 66 √

22 MMC 50 65 57 √

23 NABA 60 67 63 √

24 OSF 95 80 87

25 RDN 90 83 86 √

26 RNC 80 83 81 √

27 SAN 40 67 53 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

63

28 SWM 60 70 65 √

29 TFR 80 60 70 √

30 VDRP 80 57 68 √

31 YNA 70 65 67 √

32 YFT 60 80 70 √

Total 2190 2435 2355

Rata-rata 70,08 76,09 73,60

Nilai tertinggi 95 93 86

Nilai Terendah 40 57 53

Persentase 40,62 59,37

Tabel 14. Frekuensi Nilai Final Prestasi belajar siswa siklus 1

Skala Prestasi Frekuensi Presentase (%) Kategori

81 – 100 9 28,12% Sangat Tinggi

66 – 80 16 50% Tinggi

56 – 65 2 6,25% Cukup

46 – 55 1 0,32% Rendah

<46 Sangat Rendah

Gambar VI. Nilai Final Prestasi belajar siswa siklus I

Berdasarkan tabel 14 di atas, dapat diketahui tentang kategori prestasi

belajar sejarah siswa.Siswa yang mendapatkan nilai dengan tingkat presentasi

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55

Frekuensi

Presentase (%)

Kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

64

sangat tinggi, 9 (28,12%) , sebanyak 16(50%) siswa memiliki tingkat prestasi

belajar yang tinggi, dan 2 (6,25%) siswa dengan kategori cukup, 1 (0,32%) siswa

dengan kategori rendah. KKM yang ditentukan pihak sekolah adalah 76.

g. Refleksi Siklus 1

Dari tabel 14 di atas menunjukan data siklus 1 prestasi belajar sejarah

siswa setelah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Example Non

Example dengan KKM yang tentukan adalah 76. Dari tabel di atas tampak bahwa

ada 13 siswa (40,62%) yang berhasil mencapai KKM dan 19 siswa (59,37%)

belum mencapai KKM. Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 73,60 , nilai

tertinggi adalah 86, dan nilai terendah adalah 53. Jumlah siswa yang hasil

belajarnya telah mencapai KKM belum memenuhi target yang ditentukan yaitu

76% dari jumlah siswa. Maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar sejarah siswa

dengan model pembelajaran kooperatif tipe example non example belum berhasil

mencapai target ketuntasan 76% dari seluruh siswa di kelas X1TOI. Hal ini

menunjukkan perlu adanya perbaikan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,

ke siklus 2.

3. Siklus II

a. Perencanaan

Sebelum masuk ke siklus II, terlebih dahulu peneliti menyiapkan

instrumen-instrumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian seperti

membuat silabus, RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran), lembar pengamatan,

materi pengajaran, kisi-kisi tes, soal tes/ulangan, dan kuesioner. Peneliti juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

65

bertemu dengan guru mata pelajaran untuk membahas materi yang akan

disampaikan saat melakukan penelitian.

b. Tahap pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini, mulai dilakukan kegiatan belajar mengajar di

dalam kelas. Pelaksanaan siklus II ini hanya dilakukan dalam 1 pertemuan.

Pembelajaran siklus 1 ini dilaksanakan pada Selasa, 10 Mei 2016 pukul 14.00-

15.45 WIB. Peserta didik yanghadir berjumlah 32 orang. Kegiatan pembelajaran

tidak bisa dilaksaksanakan pada tanggal 3 Mei 2016 karena kelas XI TOI

melaksanakan Kunjungan Industri ke Bandung.

Deskripsi Pelaksaan Pembelajaran:

1) Kegiatan Awal

Guru memulai proses pembelajaran setelah guru memberi salam kepada

para peserta didik, dan peserta didik menjawab salam guru. Setelah guru

menanyakan kabar peserta didik dan mengabsen peserta didik, guru menanyakan

materi yang telah disampaikan minggu lalu mengenai keadaan Awal Indonesia

setelah merdeka. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai pada siklus 1, yaitu menerangkan tentang perjuangan diplomasi materi ini

berada pada Kd 3.11. dan juga menjelaskan model pembelajaran yang di

gunakana yaitu example non example berupa gambar-gambar yang sesuai dengan

materi.

2) Kegiatan Inti

Setelah peserta didik menulis tujuan pembelajaran, guru menyampaikan

inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai, guru juga meminta siswa untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

66

membaca materi yang di pelajari,serta guru meminta siswa untuk mengamati

gambar yang ditayangkan guru, dan guru menjelaskan konsep upaya diplomasi

atau perundingan yang dilakukan bangsa ndonesia dalam mempertahankan

kemerdekaaan. Setelah itu guru meminta siswa membentuk kelompok untuk

mengerjakan soal diskusi, setelah siswa selesai mengerjakan soal diskusi guru

meminta perwakilan 2 kelompok untuk presentasi dan siswa diharapkan untuk

bertanya dan menangapi. Guru akan memberi penguataan jawaban kepada peserta

didik yang belum menjawab dengan jelas, sehingga siswa dapat memahami materi

lebih dalam.

3) Penutup

Setelah kegiatan inti selesai, dilanjutkan dengan penutup. Guru mengajak

peserta didik untuk menyimpulkan semua materi yang telah dibahas di dalam

kelas dan bertanya kepada beberapa peserta didik mengenai nilai-nilai yang

didapat dari pelajaran hari ini.

c. Observasi

1) Pengamatan

Pada siklus 2 ini peneliti melakukan observasi dan hal yang diamati adalah

aktivitas belajar siswa. Hasil Observasi pada siklus 2 ini merupakan hasil

pengamatan terhadap aktivitas belajar siswa di kelas penelitian tindakan kelas ini

dapat dilihat pada tabel berikut 16 dengan skor maksimal 20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

67

Tabel 15. Hasil Pengamatan siklus 2

No Nama 1 2 3 4 Skor Total (%)

1 APW 5 4 5 4 18 90

2 AEHA 4 4 5 5 18 90

3 AA 5 4 4 5 19 95

4 APN 3 5 5 5 19 95

5 BM 5 4 4 4 17 85

6 DU 5 5 4 4 18 90

7 DRU 4 4 4 4 16 80

8 DR 5 4 4 4 17 85

9 DHLD 4 4 4 4 16 80

10 DRA 4 5 4 4 17 85

11 DS 4 3 5 4 16 80

12 DNAY 4 4 3 4 15 75

13 FUI 5 5 4 3 17 85

14 HSLD 3 4 4 4 15 75

15 HR 4 5 3 5 17 85

16 IRK 5 4 4 4 17 85

17 ITA 5 5 5 3 18 90

18 KCK 4 4 4 4 16 80

19 LAC 4 4 4 4 16 80

20 MLA 4 5 5 3 17 85

21 MA 5 4 4 3 16 80

22 MMC 3 5 4 5 17 85

23 NA B A 4 4 4 4 16 80

24 OSF 5 5 5 4 19 95

25 RIN 5 5 4 4 18 90

26 RNC 4 4 4 4 16 80

27 SAN 4 4 3 4 15 70

28 SWM 3 3 3 3 12 60

29 TR 5 5 3 4 17 85

30 VDRP 4 4 4 5 17 85

31 YNA 5 4 4 5 18 90

32 YFT 5 4 3 4 16 80

Total 533 2.660

Skor Tinggi 19 95

Skor Rendah 12 60

Rata-Rata 16,65 83,25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

68

Keterangan:

1.Bertanggung Jawab

2.Kerjasama

3.Mengemukakan Pendapat

4.Aktif dalam berdiskusi

Berdasarkan tabel 15 diatas di ketahui data aktivitas belajar siswa pada

siklus 2. Dari tabel tersebut dapat di lihat skor tertinggi yang di peroleh siswa 19

(95%) skor terendah yaitu 12 (60%) dengan rata-rata skor yang di peroleh 16,65

(83,25%).

Dalam observasi pada siklus 2 keaktifan siswa di dalam kelas

meningkat,ini dapat dilihat dengan semakin aktifnya siswa dalam mengemukakan

pendapatnya, siswa juga mulai lebih aktif bertanya dan menjawab pertanyaan dari

temannya. Data aktivitas dapat dilihat dalam diagram berikut ini :

Gambar VII. Hasil pengamatan siklus 2

d. IPKG (Instrumen Penilaian Kemampuan Guru)

Instrumen IPKG digunakan untuk menilai kemampuan guru dalam

menyusun Silabus dan RPP, maupun dalam praktek menggajar di kelas. IPKG ini

dinilai oleh sesama Peneliti. IPKG dapat dilihat dalam lampiran.

0

5

10

15

20

25

81 – 100 66 – 80 56 – 65

Frekuensi

Persentase (%)

Kreteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

69

e. Nilai Ulangan Peserta Didik 2

Nilai ulangan peserta didik diperoleh dengan melakukan tes atau ulangan

pada tiap siklus. Jumlah soal evaluasi pada siklus 1 yaitu 30 soal pilihan ganda.

Pada siklus 1. Tes dilakanakan pada tanggal 17 Mei 2016 pukul 14.00-15.45.

Cara menilai hasil ulangan peserta didik:

Hasil Nilai ulangan siswa dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 16. Prestasi belajar siklus II

No Nama KKM Nilai Tes Keterangan

T TT

1 APW 76 87 √

2 AEH 76 90 √

3 AA 76 93 √

4 APN 76 90 √

5 BM 76 83 √

6 DU 76 90 √

7 DRU 76 80 √

8 DR 76 90 √

9 DHLD 76 80 √

10 DRLA 76 80 √

11 DS 76 67

12 DNA 76 73

13 FUI 76 90 √

14 HSLD 76 87 √

15 HR 76 80 √

16 IRK 76 57

17 ITA 76 80

18 KCK 76 77 √

19 LAC 76 90 √

20 MLA 76 80 √

21 MA 76 80 √

22 MMC 76 80 √

23 NABA 76 83 √

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

70

24 OSF 76 93 √

25 RDIN 76 80 √

26 RNC 76 87 √

27 SAN 77 77 √

28 SWM 76 90 √

29 TFAR 76 90 √

30 VDRP 76 80 √

31 YNA 76 83 √

32 YFT 76 83 √

Total 2650

29 3

Nilai Rata-rata 83

Nilai tertinggi 93

Nilai terendah 57

Persentase 90,62% 9,37%

Berdasarkan tabel 17 diatas, dapat diketahui adanya peningkatan hasil

belajar dengan hasil belajar pada siklus 1. Hal itu terbukti dari siswa yang

mengikuti ulangan 28 siswa (91%) memperoleh nilai yang mencapai KKM, 3

siswa (9%) tidak mencapai KKM. KKM yang ditentukan pihak sekolah 76, nilai

tertinggi 93 dan nilai terendah 57.

Kategori nilai kualitatif siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 17. Frekuensi data prestasi belajar siswa siklus II

Skala Prestasi Frekuensi Presentase (%) Kreteria

81 – 100 17 53% Sangat Tinggi

66 – 80 14 44% Tinggi

56 – 65 1 3% Cukup

46 – 55 0 0% Rendah

<46 0 0% Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

71

Gambar VIII. Prestasi Siklus II

e. Nilai Final

Nilai final merupakan gabungan dari nilai tes dan dan nilai pengamatan,

bobot nilai pengamatan dijumlahkan dengan bobot nilai hasil tes. Adapun

perhitungannya sebagai berikut: Nilai Final = Nilai pengamatan + Nilai tes.

Hasil nilai final siklus 1 dapat dilihat pada tabel 18 berikut ini:

Tabel 18. Nilai Final Siklus 2

No Nama Nilai

Pengamatan

Nilai

Tes

Nilai

Final

Keterangan

T TT

1 APW 90 87 89 √

2 AEH 90 90 90 √

3 AA 95 93 94 √

4 APN 95 90 93 √

5 BM 85 83 84 √

6 DU 90 90 90 √

7 DRU 80 80 80 √

8 DR 85 90 87 √

9 DHLD 80 80 80 √

10 DRA 85 80 82 √

11 DS 80 67 83 √

12 DNA 75 73 74 √

13 FUI 85 90 74 √

14 HSLD 75 87 88 √

15 HR 85 80 81 √

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

81 – 100 66 – 80 56 – 65

Frekuensi

Presentase (%)

Kreteria

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

72

16 IRK 85 57 83 √

17 ITA 90 80 85 √

18 KCK 80 77 79 √

19 LAC 80 90 85 √

20 MLA 85 80 83 √

21 MA 80 80 80 √

22 MMC 85 80 83 √

23 NABA 80 83 82 √

24 OSF 95 93 94 √

25 RDIN 90 80 85 √

26 RNC 80 87 84 √

27 SAN 70 77 74 √

28 SWM 60 90 75 √

29 TFR 85 90 88 √

30 VDRP 85 80 83 √

31 YNA 90 83 87 √

32 YFT 80 83 82 √

Total 2.660 2650 2663

Rata-rata 83,25 83 83

Nilai Tertinggi 95 93 94

Nilai Terendah 60 57 71 28 4

Persentase 87,5 12,5

Berdasarkan tabel 18 di atas, dapat diketahui tentang kategori prestasi

belajar sejarah siswa.Siswa yang mendapatkan nilai dengan tingkat presentasi

sangat tinggi, 28 (87,75%) , sebanyak 4 (12,5%) mencapai nilai tinggi, KKM

yang ditentukan sekolah adalah 76. Di lihat dari rata-rata mengalami peningkatan.

Kriteria nilai Kuantitatif ditentukan sebagai berikut:

Tabel 19. Frekuensi Nilai Final Prestasi belajar siswa siklus 2

Skala Prestasi Frekuensi Presentase (%) Kategori

81 – 100 23 71,87% Sangat Tinggi

66 – 80 9 38,12% Tinggi

56 – 65 0 0% Cukup

46 – 55 0 0% Rendah

<46 0 0% Sangat Rendah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

73

Berdasarkan tabel 19, menunjukkan nilai siswa sudah sangat baik. Hal ini

di buktikan dari sebagian jumlah siswa yang memperoleh nilai dengan kategori

tinggi . Jumlah siswa yang menerima nilai dengan kategori sangat tinggi yaitu 23

siswa 23 (71,28%), dan kategori tinggi 9 siswa (38,12%). Perbandingan perolehan

prestasi siswa dapat dilihat dari diagram di bawah ini:

Gambar IX. Nilai final siklus 2

f. Refleksi Siklus II

Pada tahap ini, dilihat kembali keberhasilan dalam penerapan

pembelajaraan Example non-Example dalam kegiatan pembelajaran. Pelaksananan

siklus 2 diaanggap berhasil karena peningkatan prestasi belajar siswa telah

mencapai target 87,75% hampir semua siswa mencapi KKM. Pencapaian KKM

siswa diatas 76.

Selain peningkatan dari segi prestasi, juga terjadi peningkatan dari segi

keaktifan siswa ketika dalam proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas.

Siswa sudah mulai dapat bekerjasama dengan teman kelompoknya, siswa juga

mulai bertanya ketika ada materi yang kurang dipahami atau dimengerti.

0

5

10

15

20

25

81 – 100 66 – 80 56 – 65 46 – 55 <46

Frekuensi

Presentase (%)

Kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

74

Peningkatan yang dialami siswa juga karena adanya keterlibatan sesama

rekan peneliti yang memberikan masukan agar model pembelajaran yang

digunakan dapat berjalan dengan baik. Keadaan kelas yang semakin kondusif

karena siswa terlibat dalam diskusi kelompok. Hasil diskusi juga sangat baik

karena siswa dapat bekerja sama dan berperan aktif dalam kelompok diskusi

masing-masing.

B. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah

Prestasi siswa kelas XI TOI SMK Negeri 2 Depok sebelum peneliti

melakukan tindakan penelitian kurang memuaskan. Setelah dilakukan penelitian,

terjadi peningkatan prestasi siswa baik dalam siklus I maupun siklus 2.

Tabel.20. Komparasi prestasi belajar Pra siklus dan Siklus 1

No Nama Pra

Siklus Siklus 1

Keterangan Selisih

Naik Turun

1 APW 73 86 √ 13

2 AEH 57 56

√ -1

3 AA 77 69

√ -8

4 APN 57 65 √

8

5 BM 73 78 √

5

6 DU 67 74 √

7

7 DRU 63 70 √

7

8 DR 70 72 √

2

9 DHLD 57 72 √

15

10 DRA 70 84 √

14

11 DS 80 82 √

2

12 DNA 70 75 √

5

13 FUI 70 84 √

14

14 HDSL 70 67

√ -3

15 HR 70 74 √

4

16 IRK 60 87 √

27

17 ITA 83 84 √

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

75

18 KCK 80 75

√ -5

19 LAC 67 73 √

6

20 MLA 77 70

√ 7

21 MA 73 66

√ 7

22 MMC 57 57

√ 0

23 NABA 63 63

√ 0

24 OSF 67 87 √

20

25 RDIN 63 86 √

23

26 RNC 77 81 √

23

27 SAN 63 53

√ 10

28 SWM 67 65

√ -2

29 TFR 50 70 √

20

30 VDRP 77 68

√ -9

31 YNA 60 67

√ 7

32 YFT 43 70 √

27

Total 2228 2355 20 12

Nilai rata-rata 68 73,60

Nilai tertinggi 80 86

Nilai Terendah 43 53

Persentase 62,5% 37,5%

Berdasarkan tabel 21 di atas, menunjukkan komparasi hasil prestasi belajar

sejarah siswa sete Terlihat adanya peningkatan pada prestasi blah dilakukan

tindakan siklus I dibandingkan dengan sebelum diterapkan tindakan. Sebelum

dilakukan tindakan,nilai tertinggi siswa adalah 80, sedangkan setelah siklus I

diterapkan nilai tertinggi siswa adalah 86.

Nilai terendah yang diperoleh siswa sebelum dilakukan tindakan siklus I

adalah 43, dan setelah siklus 1 nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 53.

Nilai rata-rata sebelum dilakukan tindakan 68 dan setelah dilakukan tindakan

siklus I 73,60 atau hanya berbanding 5,96.

Perbandingan antara pra siklus dan siklus I siswa mengalami kenaikan

nilai ada 20 siswa (62,5%) dan yang mengalami penurunan adalah 12 siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

76

(37,5%). Penurunan ini terjadi dikarenakan 12 siswa pada saat pra siklus 1 siswa

memenuhi KKM dan 11 Siswa tidak memenuhi KKM dan pada Siklus I 11

mengalami penurunan nilai dari KKM yang di tentukan, 12 siswa ini

menyepelekan tes yang dilakukan pada siklus 1.

Tabel.21. Komparasi prestasi belajar Siklus I dan Siklus 2

No Nama Siklus 1 Siklus 2 Keterangan

Selisih Naik Turun

1 APW 86 89 √ 3

2 AEH 56 90 √

34

3 AA 69 94 √

25

4 APN 65 93 √

28

5 BM 78 84 √

10

6 DU 74 90 √

16

7 DRU 70 80 √

10

8 DR 72 87 √

15

9 DHLD 72 80 √

18

10 DRA 84 82

√ -2

11 DS 82 83 √

1

12 DNA 75 74

√ -1

13 FUI 84 74

√ -10

14 HSL 67 88 √

21

15 HR 74 81 √

7

16 IRK 87 83 √

-4

17 ITA 84 85 √

1

18 KCK 75 79 √

4

19 LAC 73 85 √

6

20 MLS 70 83 √

13

21 MA 66 80 √

14

22 MMC 57 83 √

26

23 NAB 63 82 √

11

24 OSF 87 94 √

7

25 RDIN 86 85 √

-1

26 RNC 81 84 √

3

27 SAN 53 74 √

21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

77

28 SWM 65 75 √

10

29 TFR 70 88 √

18

30 VDRP 68 83 √

15

31 YNA 67 87 √

15

32 YFT 70 82 √

12

Total 2355 2663 29 3

Nilai rata-rata 73,60 83

Nilai tertinggi 86 94

Nilai Terendah 53 71

Persentase 90,62% 9,75%

Berdasarkan tabel 21, menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan nilai

siswa setelah dilakukan siklus 2. Dapat dilihat pada tabel 22 nilai terendah yang

diperoleh pada siklus 1 adalah 53 sedangkan dalam siklus 2 adalah 71. Nilai rata-

rata pada siklus 1 73,60 dan pada siklus 2 83 dengan selisih 6,67. Perbandingan

antara siklus 1 dan siklus 2 yang mengalami kenaikan adalah 29 (90,62%) siswa

sedangkan yang mengalami penurunan adalah 3 (9,75%) siswa.

C. Pembahasan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti di SMK

Negeri 2 Depok tahun ajaran 2015/2016 pada bulan April sampai Mei 2016.

Hasilnya berupa data prestasi belajar peserta didik dan data hasil pengamatan

dalam mata pelajaran Sejarah, dengan menggunakan model pembelajaran

Example Non Example. Data Prestasi diperoleh dari hasil ulangan atau tes tertulis,

sedangkan datqa Pengamatan diperoleh dari hasil pengamatan Observasi.yang

dilakukan peneliti terhadap aktivitas pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk

melihat prestasi belajar Sejarah melalui penerapan model pembelajaran Example

Non Example. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

78

1. Prestasi Belajar

Target indikator keberhasilan prestasi belajar Sejarah peserta didik

berdasarkan KKM 76, yakni keadaan awal sesuai nilai yang di berikan guru rata-

rata belum memenuhi KKM , pada keadaan awal prestasi siswa yang tuntas dalam

KKM berjumlah 6 siswa (18,7%,) dan siswa yang tidak mencapai KKM 26

(81,25%), dengan rata-rata 68 dan Skor tertinggi 80 dan nilai terendah 43.

Sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Example Non

Example.peneliti dapat melihat bahwa siswa tidak terlalu tertarik dengan

tpembelajaran sejarah mereka terkesan sangat cuek dengan pembelajaran sejarah,

mereka lebih mementingkan pembelajaran kejuruan sesuai dengan jurusan yang

diambil, peneliti sadar dengan hal itu karena ada siswa yang bermain Hp sendiri,

ada yang mengajak temannya berbicara.menyadari akan hal ini peneliti berusaha

mencari gambar yang menarik agar siswa tertarik dengan Materi yang diajarkan.

Menurut kamus besar bahuasa Indonesia secara etimologis belajar

memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, menut Gagne belajar

adalah proses dimana dapat terjadi perubahan prilaku sebagai akibat dari

pengalaman. Jadi ketika kita belajar secara tidak langsung prilaku kita pun akan

berubah tanpa di sadari oleh seseorang.

Paul Suparno dalam bukunya Filsafat Konstruktivisme pembelajaran

mengemukakan bahwa Konstruktivisme adalah filsafat pengetahuan yang

menekankan bahwa pengetahuan seseorang adalah bentukan dari orang atau

individu itu sendiri.55

Menurut Jumanta Hamdayana pembelajaran kooperatif

55

Paul Suparno, Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan, kanisius,Yogyakarta, 1997, hlm,18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

79

Example Non- Example adalah pembelajaran yang mengunakan media gambar

sebagai alat dalam pembelajaran dan menitikberatkan kepada siswa untuk mencari

pengetahuannya sendiri.56

Karena pembelajaran Konstruktivisme dan pembelajaran model Example

Non-Example lebih menitikberatkan pada siswa untuk mecari dan menemukan

pengetahuannya dan guru bersifat sebagai fasilitator maka peneliti lebih

mengarahkan siswa untuk berpikir kritis dengan cara mencari gambar-gambar

yang lebih menarik dan juga memberikan contoh yang menarik sehingga dapat

membantu siswa siswa untuk lebih fokus memahami materi yang diajarkan.

Setelah peneliti melaksanakan siklus 1 menunjukan adanya sedikit

peningkatan, siswa yang mencapai KKM berjumlah 19 (59,37%) siswa dan siswa

yang tidak mencapai KKM 13 (40,62%). Adapun hal- hal yang menyebabkan

kurangnya peningkatan prestasi adalah siswa merasa baru dengan model

pembelajaran example Non-example, siswa juga mungkin terbiasa dengan selalu

mendengar penjelasan guru, serta kurang siapnya siswa menerima pembelajaran,

sehingga siswa kurang antuasias dalam diskusi kelompok, serta kurangnya

peneliti dalam mengolah waktu, sehinggga ketika siswa diberikan soal ulangan

banyak siswa yang tidak dapat menyelesaikan soal dengan baik.

Melihat banyak siswa belum mencapai KKM peneliti melanjutkan ke

siklus 2 untuk memperbaiki Prestasi belajar siswa Ketika peneliti memberikan

soal diskusi siswa terlihat lebih antusias dalam mengerjakan soal diskusi dan

apabila mereka menemukan hal-hal baru yang kurang dipahami mereka

56

Jumanta Hamdayana, Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter, Bogor, 2014,

hlm 18.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

80

menayakannya. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan prestasi siswa, siswa

yang mencapai KKM 29 90,62%, dan siswa yang tidak mencapai KKM 3 9,37%

dengan rata rata 83, nilai tertinggi 93 dan terendah 57 ini lebih meningkat dari

siklus 1.

2. Pengamatan Aktivitas Hasil Belajar Siswa di Kelas

Dari hasil pengamatan aktivitas belajar Siswa di kelas terjadi Peningkatan

siklus 1 dan siklus 2. Adapun data hasil pengamatan yaitu pada siklus 1 skor

tertinggi yang diperoleh dari hasil pengamatan yaitu skor tertinggi yang diperoleh

dari siklus I yaitu 19 (95%) dengan skor terendah 8 (40%), dengan rata-rata skor

perolehan 13,75%. Pada siklus 1 siswa sudah mulai terlihat aktif dalam

berdiskusi.

Pada siklus 2, aktivitas siswa di kelas semakin meningkat, data aktivitas

siswa yaitu skor tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 19 (95%) dan skor terendah

12 (60%) dengan rata-rata skor 16,65%. Keaktifan siswa terlihat dari banyak

siswa yang sudah mulai mengemukakan pendapatnya dalam berdiskusi,berani

bertanya dan menjawab pertayaan yang diberikan teman atau peneliti.

Data-data di atas menunjukkan bahwa Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

yang dilakukan oleh peneliti telah berhasil. Keberhasilan ini menandakan bahwa

model pembelajaran Example non Example bisa dijadikan sebagai salah satu

model yang dapat meningkatkan prestasi belajar peserta didik dikelas XI TOI,

Khususnya pada materi Perjuangan Diplomasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

81

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Judul „‟Peningkatan

Prestasibelajar Sejarah Melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Exampe non

Example Pada Siswa kelas XI Teknik Otomasi Industri di SMK Negeri 2 Depok

Tahun Ajaran 2015/2016” disimpulkan sebagai berikut:

Penerapan Model pembelajaran Example Non-Example dengan materi ajar

“Menganalisis Perjuangan Bangsa Indonesia, dalam upaya Mempertahankan

Kemerdekaan dari Ancaman Sekutu dan Belanda” menunjukkan adanya

peningkatan prestasi belajar sejarah baik dari segi nilai rata-rata dan Kriteria

Ketuntasaan Minimum (KKM ) hal ini dapat ditunjukkan dari data yang diperoleh

dari Pra siklus, Siklus, Siklus I dan Siklus 2, nilai rata-rata dari Pra siklus sebesar

68 meningkat menjadi 73,60 pada siklus 1 dan meningkat lagi menjadi 70,08,dan

pada siklus 2 terjadi peningkatan menjadi 80. Dari segi KKM, pada pra siklus 6

(18,7%) yang mencapai KKM, meningkat menjadi 13 ( 40,62%) pada siklus 1 dan

28 siswa (80,75%) pada siklus 2. Selain peningkatan prestasi belajar sejarah

siswa, pembelajaran Example Non-Example juga mampu meninggkatkan aktivitas

siswa si kelas. Hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan aktivitas siswa di kelas

yaitu pada Siklus 1 rata-rata skor yang di peroleh 13,75 (70,9%), dan aktivitas

siswa semakin meningkat setelah dilaksanakan siklus 2 skor menjadi 16,65

(83,25%).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

82

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Penelitian Tindakan

Kelas menggunakan model pembelajaran Example Non Example dapat

meningkatan prestasi belajar sejarah baik peningkatan proses maupun hasil. Selain

itu model pembelajaran Example Non Example juga mampu dapat memperbaiki

cara belajar di kelas.

B. Saran

Saran yang diberikan oleh peneliti Setelah melakukan penelitian adalah:

1. Saran bagi guru sejarah dan sekolah

Model pembelajaran kooperatif tipe Example Non-Example adalah

salah satu model pembelajaran yang bisa dikembangkan dalam proses

pembelajaran di kelas agar suasana belajar lebih menyenangkan dan siswa

tidak merasa bosan di dalam kelas, agar siswa pun turut aktif di dalam

pembelajaran. Untuk itu variasi dan inovasi dalam pembelajaraan sangat

diperluhkan, salah satunya yakni model pembelajaran kooperatif tipe Example

Non-Example agar lebih dikembangkan dalam proses pembelajaran karena

terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan di sesuaikan dengan

situasi kelas.

2. Bagi siswa

Suatu proses pembelajaran bukan hanya guru yang harus aktif tetapi

siswa pun harus turut aktif dan terlibat dalam proses pembelajaran. Dengan

siswa aktif, siswa bisa lebih mengembangkan dirinya, mendapat pengetahuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

83

dan pengalaman belajar yang akan berguna bagi siswa sendiri. Siswa akan

belajar berani mengemukakan pendapatnya, siswa bisa belajar mandiri tidak

tergantung pada guru dan siswa juga bisa mengambil setiap nilai yang terdapat

di dalam pelajaran sejarah, belajar memaknai suatu materi bukan hanya

sekedar menghafal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

84

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku.

Agus Suprijono. ( 2009) .Kooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Aman, M.PD. (2011).Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah.Yogyakarta :Ombak.

Arif Ismail dan Isjoni. (2008) . Model-Model Pembelajaran Muktahir Perpaduan

Indonesia-Malaysia. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Ali Imron. (1996). Belajar & Pembelajaran. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya.

Arikunto Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik.

Jakarta: PT Rieka Cipta

------------(2013). Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran (Edisi Revisi). Jakarta:

Bumi aksara

------------.(2014). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT

Rieka Cipta

Aunurrahman. (2012). Belajar dan pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Budianingsi. (2005).Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rieka Cipta

Dadang Supardan.(2007). Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan

Struktural, Bandung: Bumi Aksara

Daryanto.( 2011) Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah

Beserta Contoh-contohnya. Yogyakarta: Gava Media

Dimyati dan Mudjiono.(2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka

Cipta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

85

Hamzah B.Uno.( 2016). Teori Motivasi & Pengukuraannya:Analisis Dibidang

pendidikan. Yogyakarta : Bumi Aksara.

Heri Susanto. (2014). Seputar Pembelajaran Sejarah (Isu, Gagasan dan Startegi

Pembelajaran) Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Isjoni. (2013) Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi

antar Peserta Didik. Yogyakarta:Pustaka Belajar.

Isjoni dan Ismail. (2008).Model-model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan

Indonesia Malaysia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Jumanta Hamdayama. (2014).Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan

Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.

Jamil Suptihatiningrum, M.Pd,SI. (2014). Strategi pembelajaran & Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-ruzz Media

Kompi. (1996). Motivasi pembelajaran.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Martler. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Meningkatkan Sekolah dan

Memberdayakan Pendidikan. Jakarta: PT Indeks.

Muhhibin Syah. (2003). Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada..

Mulyasa.E ( 2004 ). Implementasi Kurikulum: Panduan Pembelajan KBK.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

--------------------.(2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.

Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.

Suparno.(1997). Filsafat Konstruktuvisme dalam Pendidikan. Yogyakarta:

Kanisius

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

86

Sarwiji Suwardi. (2011) Penelitian Tindakan Kelas (PTK) & Penulisan Karya

Ilmiah. Yogyakarta: Yuma Pustaka.

Suryono dan Hariyanto.(2011).Belajar dan pembelajaran.Bandung: : PT. Remaja

Rosdakarya.

Sugiyanto. (2009) Model-Model Pembelajaran Inovatif. Solo: Yuma Pustaka.

Siregar, Eveline dan Nartini Hara. (2010). Teori Belajar dan Pembelajaran.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Sunarti, selly Rahmawati.Penilaian dalam Kurikulum 2013,2014.Yogyakarta :

C.V ANDI OFFSET

Uzer Usman Moh. (1997). Menjadi guru Profesional Edisi II. Bandung: PT.

Remaja Rosdakarya

Winkel, W.S. (1983) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi belajar. Jakarta:

Gramedia

-------------- (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta: PT. Gramedia.

---------------(1999). Psikologi Pengajaran (edisi revisi). Jakarta: Raja Grasindo

Persada.

Wijaya Kusumah & Dedi Dwigatama .(2011).Dasar-Dasat Evaluasi Pendidikan

(Edisi Kedua). Jakarta : Bumi Aksara.

Sumber internet

https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1a

pril2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Suba

kti.pdf diakses 16 juni 2016.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

88

SILABUS

Satuan Pendidikan : SMK

Nama Sekolah : SMK N 2 Depok Sleman Yogyakarta

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia

Semester : 3 dan 4

Kompetensi Inti :

KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI. 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),

santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia.

KI. 3 Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan

humaniora dengan wawasankemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta

menerapkan pengetahuanprosedural pada bidangkajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan

masalah.

KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya

di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan Metode sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

89

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

1.1 Menghayati

nilai-nilai

persatuan dan

keinginan bersatu

dalam

perjuangan

pergerakan

nasional menuju

kemerdekaan

bangsa sebagai

karunia Tuhan

Yang Maha Esa

terhadap bangsa

dan negara

Indonesia.

2.1 Mengembangkan

nilai dan perilaku

mempertahankan

harga diri bangsa

dengan

bercermin pada

kegigihan para

pejuang dalam

melawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

90

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

penjajah.

2.2 Meneladani

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai para

pejuang dalam

mewujudkan

cita-cita

mendirikan

negara dan

bangsa Indonesia

dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

2.3 Meneladani

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai para

pejuang untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

91

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

meraih

kemerdekaan dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

2.4 Meneladani

perilaku

kerjasama,

tanggung jawab,

cinta damai para

pejuang untuk

mempertahankan

kemerdekaan dan

menunjukkannya

dalam kehidupan

sehari-hari.

2.5 Berlaku jujur dan

bertanggungjawa

b dalam

mengerjakan

tugas-tugas dari

pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

92

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

sejarah

3.1 Menganalisis

perubahan, dan

keberlanjutan

dalam peristiwa

sejarah pada

masa penjajahan

asing hingga

proklamasi

kemerdekaan

Indonesia.

3.2 Menganalisis

proses masuk

dan

perkembangan

penjajahan

bangsa Barat (

Portugis,

Belanda dan

Inggris ) di

Indonesia.

4.1

Perkembangan

Kolonialisme dan

Imperialisme

Barat

Perubahan, dan

keberlanjutan

dalam peristiwa

sejarah pada

masa penjajahan

asing hingga

proklamasi

kemerdekaan

Indonesia

Proses masuk

dan

perkembangan

penjajahan

Mengamati:

Membaca buku teks

tentang pertumbuhan dan

perkembangan

kolonialisme dan

imperialisme Barat dan

strategi perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap penjajahan

bangsa Barat di Indonesia

sebelum dan sesudah

abad ke-20.

Menanya:

Menanya untuk

mendapatkan klarifikasi

tentang pertumbuhan dan

perkembangan

kolonialisme dan

imperialisme Barat serta

strategi perlawanan

bangsa Indonesia

Tugas:

Membuat karya tulis tentang

pertumbuhan dan perkembangan

kolonialisme dan imperialisme

Barat di Indonesia

Observasi:

Mengamati kegiatan peserta

didik dalam proses

mengumpulkan data, analisis

data, dan pembuatan laporan

tentang pertumbuhan dan

perkembangan kolonialisme dan

imperialisme Barat serta strategi

perlawanan bangsa Indonesia

terhadap penjajahan bangsa

Barat di Indonesia sebelum dan

sesudah abad ke-20.

24 jp

Buku

Paket

Sejarah

Indonesia

kelas XI.

Buku-

buku

lainnya

Internet (

jika

tersedia)

Gambar

aktifitas

imperialis

me dan

kolonialis

me Barat

di

Indonesia.

Gambar-

gambar

bentuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

93

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

4.2

4.3

Bangsa Barat di

Indonesia

Strategi

perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap

penjajahan

Bangsa Barat di

Indonesia

sebelum dan

sesudah abad ke-

20.

terhadap penjajahan

bangsa Barat di Indonesia

sebelum dan sesudah

abad ke-20.

Portofolio:

Menilai laporan-laporan dan

karya peserta didik berkaitan

dengan materi pertumbuhan dan

perkembangan kolonialisme dan

imperialisme Barat serta strategi

perlawanan bangsa Indonesia

terhadap penjajahan bangsa

Barat di Indonesia sebelum dan

sesudah abad ke-20.

Tes tertulis:

perlawana

n bangsa

Indonesia

terhadap

penjajahan

bangsa

Barat.

Peta lokasi

perlawana

n bangsa

Indonesia

terhadap

bangsa

Barat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

94

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

3.3 Menganalisis

strategi

perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap

penjajahan

bangsa Barat di

Indonesia

sebelum dan

sesudah abad ke-

20.

4.4 Mengolah

informasi tentang

peristiwa sejarah

pada masa

penjajahan

Bangsa Barat

Mengeksplorasi:

Mengumpulkaninformasi

terkait

dengan pertanyaan

mengenai pertumbuhan

dan perkembangan

kolonialisme dan

imperialisme Barat serta

strategi perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap penjajahan

bangsa Barat di

Menilai kemampuan peserta

didik dalam menganalisis

tentang pertumbuhan dan

perkembangan kolonialisme dan

imperialisme Barat serta strategi

perlawanan bangsa Indonesia

terhadap penjajahan bangsa

Barat di Indonesia sebelum dan

sesudah abad ke-20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

95

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

berdasarkan

konsep

perubahan dan

keberlanjutan,

dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah.

4.5 Mengolah

informasi tentang

proses masuk

dan

perkembangan

penjajahan

Bangsa Barat di

Indonesia dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah.

4.6 Mengolah

informasi tentang

strategi

Indonesia sebelum dan

sesudah abad ke-20,

melalui bacaan, internet

dan sumber-sumber lain.

Mengasosiasi:

Menganalisis informasi

yang didapat dari sumber

tertulis dan atau internet

serta sumber lainya untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang pertumbuhan dan

perkembangan

kolonialisme dan

imperialisme Barat serta

strategi perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap penjajahan

bangsa Barat di

Indonesia sebelum dan

sesudah abad ke-20.

Mengomunikasikan:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

96

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap

penjajahan

Bangsa Barat di

Indonesia

sebelum dan

sesudah abad ke-

20 dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah.

melaporkan hasil analisis

yang telah dilakukan

selanjutnya dibuat

laporan dalam bentuk

tulisan tentang

pertumbuhan dan

perkembangan

kolonialisme dan

imperialisme Barat serta

strategi perlawanan

bangsa Indonesia

terhadap penjajahan

bangsa Barat di

Indonesia sebelum dan

sesudah abad ke-20.

3.4 Menganalisis

persamaan dan

perbedaan

pendekatan dan

strategi

pergerakan

nasional di

Indonesia pada

Pergerakan

Nasional

Indonesia

Strategi

pergerakan

nasional di

Mengamati:

Membaca buku teks

tentang strategi

pergerakan, tokoh-tokoh

pergerakan nasional dan

dampak penjajahan Barat

dalam kehidupan bangsa

Indonesia masa kini.

Tugas : peserta didik memilih

salahsatu tugas berikut:

Membuat karya tulis

tentang “Makna dan Nilai-

nilai Sumpah Pemuda

dalam Kehidupan

Berbangsa dan Bernegara”

atau

24 jp

Buku

Paket

Sejarah

Indonesia

kelas XI.

Buku-

buku

lainya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

97

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

masa awal

kebangkitan

nasional,

Sumpah Pemuda

dan sesudahnya

sampai dengan

Proklamasi

Kemerdekaan.

3.5 Menganalisis

peran tokoh-

tokoh Nasional

dan Daerah

dalam

perjuangan

menegakkan

negara Republik

Indonesia.

3.6 Menganalisis

dampak politik,

budaya, sosial-

ekonomi dan

pendidikan pada

Indonesia pada

masa awal

kebangkitan

nasional,

Sumpah

Pemuda, dan

sesudahnya

sampai dengan

Proklamasi

Kemerdekaan.

Tokoh-Tokoh

Nasional dan

Daerah dalam

Perjuangan

Menegakkan

Negara

Republik

Indonesia

Dampak politik,

budaya, sosial-

ekonomi dan

pendidikan pada

masa

penjajahan

Menanya:

Menanya untuk

mendapatkan klarifikasi

tentang strategi

pergerakan, tokoh-tokoh

pergerakan nasional dan

dampak penjajahan Barat

dalam kehidupan bangsa

Indonesia masa kini.

Mengeksplorasi:

Mengumpulkaninformasi

terkait dengan strategi

pergerakan, tokoh-tokoh

pergerakan nasional dan

dampak penjajahan Barat

dalam kehidupan bangsa

Indonesia masa kini

melalui bacaan, internet

dan sumber-sumber lain

yang terkait.

Mengasosiasi:

Menulis sejarah perjuangan

salah satu tokoh nasional

atau daerah dalam melawan

penjajahan Belanda.

Observasi:

Mengamati kegiatan peserta

didik dalam proses

mengumpulkan data, analisis

data dan pembuatan laporan

tentang strategi pergerakan,

tokoh-tokoh pergerakan

nasional dan dampak penjajahan

Barat dalam kehidupan bangsa

Indonesia masa kini.

Portofolio:

Menilai laporan-laporan dan

karya peserta didik

dalam materi strategi

pergerakan, tokoh-tokoh

pergerakan nasional dan

dampak penjajahan Barat dalam

Internet (

jika

tersedia)

Gambar

aktifitas

pergeraka

n nasional

Indonesia

Gambar –

gambar

tokoh

pergeraka

n nasional

Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

98

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

masa penjajahan

Barat dalam

kehidupan

bangsa Indonesia

masa kini.

4.7 Mengolah

informasi tentang

persamaan dan

perbedaan

pendekatan dan

strategi

pergerakan

nasional di

Indonesia pada

masa awal

kebangkitan

nasional, pada

masa Sumpah

Pemuda, masa

sesudahnya

sampai dengan

Proklamasi

Kemerdekaan

Barat dalam

kehidupan

bangsa

Indonesia masa

kini

Menganalisis informasi

dan data-data yang

didapat baik dari bacaan

maupun dari sumber-

sumber terkait untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang strategi

pergerakan, tokoh-tokoh

pergerakan nasional dan

dampak penjajahan Barat

dalam kehidupan bangsa

Indonesia masa kini.

Mengomunikasikan:

Melaporkan hasil analisis

dan kesimpulan yang

terkait dengan strategi

pergerakan, tokoh-tokoh

pergerakan nasional dan

dampak penjajahan Barat

dalam kehidupan bangsa

Indonesia masa kini,

dalam bentuk tulisan.

kehidupan bangsa Indonesia

masa kini.

Tes tertulis:

Menilai kemampuan peserta

didik dalam menganalisis

tentang strategi pergerakan,

tokoh-tokoh pergerakan

nasional dan dampak penjajahan

Barat dalam kehidupan bangsa

Indonesia masa kini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

99

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah.

4.8 Menulis sejarah

tentang satu

tokoh nasional

dan tokoh dari

daerahnya yang

berjuang

melawan

penjajahan

kolonial Barat

4.9 Menalar dampak

politik, budaya,

sosial-ekonomi

dan pendidikan

pada masa

penjajahan Barat

dalam kehidupan

bangsa Indonesia

masa kini dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

100

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah.

3.7 Menganalisis

peristiwa

proklamasi

kemerdekaan dan

maknanya bagi

kehidupan sosial,

budaya, ekonomi,

politik, dan

pendidikan bangsa

Indonesia.

3.8 Menganalisis

peristiwa

pembentukan

pemerintahan

pertama

Republik

Indonesia dan

maknanya bagi

kehidupan

Proklamasi

Kemerdekaan

Indonesia

Peristiwa

proklamasi

kemerdekaan

Pembentukan

pemerintahan

pertama

Republik

Indonesia

Tokoh

proklamator

Indonesia

Mengamati:

Membaca buku teks dan

melihat gambar-gambar

dan atau objek sejarah

terdekat tentang peristiwa

proklamasi kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan pertama

dan tokoh-tokoh

proklamator Indonesia.

Menanya:

Menanya untuk

mendapatkan klarifikasi

tentang peristiwa

proklamasi kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan pertama

dan tokoh-tokoh

proklamator Indonesia.

Tugas :

Peserta didik memilihsalah

satu tugas berikut:

Membuat laporan tertulis

dalam bentuk cerita sejarah

dan kliping tentang

proklamasi kemerdekaan RI

17 Agustus 1945.

Menulis sejarah perjuangan

Bung Karno dan Bung Hatta

dan atau tokoh-tokoh

proklamasi lain dalam

perjuangan kemerdekaan

Indonesia.

Observasi :

Mengamati kegiatan peserta

didik dalam proses

mengumpulkan data, analisis

data dan pembuatan laporan

12 jp

Buku

Paket

Sejarah

Indonesia

kelas XI.

Buku-buku

lainya.

Internet

(jika

tersedia)

Sumber

lain yang

tersedia

Gambar-

gambar

peristiwa

sekitar

proklamasi

kemerdeka

an dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

101

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

kebangsaan

Indonesia masa

kini.

3.9 Menganalisis

peran Bung

Karno dan Bung

Hatta sebagai

proklamator serta

tokoh-tokoh

proklamasi

lainnya.

4.10 Menalar

peristiwa

proklamasi

kemerdekaan dan

maknanya bagi

kehidupan sosial,

budaya,

ekonomi, politik,

dan pendidikan

bangsa Indonesia

dan

Mengeksplorasikan:

Mengumpulkaninformasi

terkait peristiwa

proklamasi

kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan pertama

dan tokoh-tokoh

proklamator Indonesia

melalui bacaan dan atau

internet, serta sumber-

sumber lainnya.

Mengasosiasi:

Menganalisis informasi

dan data-data yang

didapat dari bacaan

maupun dari sumber-

sumber terkait untuk

mendapatkan

tentang proklamasi

kemerdekaan, pembentukan

pemerintahan pertama Republik

Indonesia, serta peran tokoh

proklamator dalam proklamasi.

Portofolio:

Menilai laporan-laporan dan

karya peserta didik

berkaitan dengan materi

proklamasi kemerdekaan,

pembentukan pemerintahan

pertama Republik Indonesia,

serta peran tokoh proklamator

dalam proklamasi.

Tes tertulis:

Menilai kemampuan peserta

didik dalam menganalisis

proklamasi kemerdekaan,

pembentukan pemerintahan

pertama Republik Indonesia,

serta peran tokoh proklamator

pembentuk

an

pemerintah

an pertama

RI

Gambar-

gambar

tokoh-

tokoh yang

berperanan

penting

dalam

proklamasi

kemerdeka

an RI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

102

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah.

4.11 Menalar

peristiwa

pembentukan

pemerintahan

pertama

Republik

Indonesia dan

maknanya bagi

kehidupan

kebangsaan

Indonesia masa

kini dan

menyajikannya

dalam bentuk

cerita sejarah.

4.12 Menulis sejarah

tentang

perjuangan Bung

Karno dan Bung

kesimpulan tentang

peristiwa proklamasi

kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan pertama

dan tokoh-tokoh

proklamator Indonesia

melalui bacaan, internet,

serta sumber-sumber

lainnya.

Mengomunikasikan:

Melaporkan hasil

analisis kemudian

dilaporkan dalam bentuk

tulisan yang berisikan

tentang peristiwa

proklamasi

kemerdekaan,

pembentukan

pemerintahan dan tokoh-

tokoh proklamator

Indonesia.

dalam proklamasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

103

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

Hatta serta

tokoh-tokoh

proklamasi

lainya.

3.10 Menganalisis

perubahan dan

perkembangan

politik masa

awal

kemerdekaan

3.11 Menganalisis

perjuangan

bangsa

Indonesia

dalam upaya

mempertahanka

n kemerdekaan

dari ancaman

Sekutu dan

Belanda.

4.13 Menalar

Perjuangan

Mempertahankan

Kemerdekaan

dari Ancaman

Sekutu dan

Belanda

Perubahan dan

perkembangan

politik masa

awal

kemerdekaan

Perjuangan

bangsa

Indonesia dalam

upaya

mempertahanka

n kemerdekaan

dari ancaman

Sekutu, dan

Mengamati:

Membaca buku teks dan

melihat gambar-gambar

dan atau objek sejarah

terdekat tentang

ancaman terhadap

kemerdekaan Indonesia

dari pihak Sekutu dan

Belanda.

Menanya:

Menanya untuk

mendapatkan klarifikasi

tentang peristiwa

ancaman terhadap

kemerdekaan Indonesia

dari pihak Sekutu dan

Belanda.

Tugas:

Membuat laporan tertulis dalam

bentuk cerita sejarah tentang

ancaman terhadap kemerdekaan

Indonesia dari pihak Sekutu dan

Belanda berdasarkan buku teks

pelajaran.

Observasi:

Mengamati kegiatan peserta

didik dalam proses

mengumpulkan data, analisis

data dan pembuatan laporan

tentang ancaman terhadap

kemerdekaan Indonesia dari

pihak Sekutu dan Belanda.

Portofolio:

Menilai laporan-laporan dan

karya peserta didik dalam materi

10 jp Buku

Paket

Sejarah

Indonesia

kelas XI.

Buku-buku

lainya.

Internet

(jika

tersedia)

Sumber

lain yang

tersedia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

104

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

perubahan dan

perkembangan

politik masa

awal

proklamasi dan

menyajikanya

dalam bentuk

cerita sejarah.

4.14 Mengolah

informasi

tentang

perjuangan

bangsa

Indonesia

dalam upaya

mempertahanka

n kemerdekaan

dari ancaman

Sekutu,

Belanda dan

menyajikanya

dalam bentuk

cerita sejarah.

Belanda Mengeksplorasi:

Mengumpulkan

informasi terkait dengan

ancaman terhadap

kemerdekaan Indonesia

dari pihak Sekutu dan

Belanda melalui bacaan

dan atau internet, serta

sumber-sumber lainnya.

Mengasosiasi:

Menganalisis informasi

dan data-data yang

didapat dari bacaan

maupun dari sumber-

sumber terkait untuk

mendapatkan kesimpulan

tentang peristiwa

ancaman terhadap

kemerdekaan Indonesia

dari pihak Sekutu dan

Belanda.

Mengomunikasikan:

ancaman terhadap kemerdekaan

Indonesia dari pihak Sekutu dan

Belanda.

Tes Tertulis:

Menilai kemampuan peserta

didik dalam menganalisis

peristiwa ancaman terhadap

kemerdekaan Indonesia dari

pihak Sekutu dan Belanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

105

Kompetensi Dasar Materi Pokok Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber

Belajar

Melaporkan hasil analisis

kemudian dilaporkan

dalam bentuk tulisan

yang berisi tentang

peristiwa ancaman

terhadap kemerdekaan

Indonesia dari pihak

Sekutu dan Belanda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

106

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 2 Depok, Sleman Yogyakarta

Mata Pelajaran : Sejarah Indonesia (wajib)

Kelas/Semester : XI/Genap

Materi Pokok :Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Upaya

mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Sekutu dan

Belanda

Sub Materi : Diplomasi

Pertemuan : 15

Alokasi Waktu : 2 x 45 menit

Tahun Ajaran : 2015-2016

A. Kompetensi Inti

1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengnghayati dan mengamal perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

peduli (gotong royong, kerjasama, toleransi, damai), santun, responsif,

dan pro-Aktif dan menujukan sikap sebagai bagian dari solusi atas

berbagai permasalahan dalam berenteraksi secara efekti dengan

lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai

cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual,

konseptual, dan prosedural berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan

kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab

fenomena dan kejadian serta menerapkan pengetahuan prosedural pada

bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk

memecahkan masalah.

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak

terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara

mandiri, dan mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

107

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

1.1. Menghayati nilai – nilai persatuan dan keinginan bersatu dalam

perjuangan pergerakan nasional menuju kemerdekaan bangsa sebagai

karunia Tuhan Yang Maha Esa terhadap bangsa dan Negara Indonesia

2.1. Mengembangkan nilai dan perilaku mempertahankan harga diri bangsa

dengan tercermin pada kegigihan para pejuang dalam melawan penjajah

2.1.1. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku kerja keras dalam

mengerjakan tugas – tugas dari pembelajaran sejarah

2.2. Meneladani perilaku kerjasama,tanggungjawab,cinta damai para pejuang

dalam mewujudkan cita-cita mendirikan bangsa Indonesia dan

menunjukkannya dalam kehidupan sehari-hari

2.3 Meneladani perilaku kerjasama,tanggungjawab,cinta damai para pejuang

untuk meraih Kemerdekaan dan menunjukkannya dalam kehidupan

sehari-hari

2.4 Meneladani perilaku kerjasama,tanggungjawab,cinta damai para pejuang

untuk mempertahankan dan menunjukkannya dalam kehidupan sehari-

hari

2.5 Berlaku jujur dan bertanggungjawab dalam mengerjakan tugas-tugas dari

pembelajaran Sejarah.

2.5.1. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku jujur dalam

mengerjakan tugas – tugas pembelajaran sejarah

2.5.2. Peserta didik dapat menunjukkan perilaku tanggung jawab

dalam mengerjakan tugas – tugas pembelajaran sejarah

2.5.3. Peserta didik dapat menunjukkan sikap Ulet, kerja keras,rajin

belajar, dan menolak praktik-praktik licik dan tidak jujur.

Indikator Pengetahuan Indikator ketrampilan

a. Menganalisis perjuangan bangsa

Indonesia dalam upaya

mempertahankan

4.11. Mengolah informasi tentang

perjuangan bangsa Indonesia

dalam upaya

mempertahankan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

108

kemerdekaan dari ancaman

Sekutu, Belanda, dan

Menyajikan dalam bentuk

cerita sejarah

3.11.1 Menganalisis latar belakang dan isi

perjanjian Linggarjati

i. 3.11.2. Mengevaluasi peristiwa Agresi

Militer 1

3.11.3. Menganalis Peran KTN dan

Perjanjian Renvile

3.11.4. Agresi Militer 2 versus Perang

Gerilya

C. Tujuan Pembelajaran

Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu :

1. Menganalisis Latar Belakang dan Isi Perjanjian linggajati

2. Mengevaluasi Peristiwa Agresi Militer I

3. Menganalisis Peran KTN dan Perjanjian Renville

4. Agresi Militer II Versus Perang Gerilya.

D. Materi Pembelajaran

1. Latar belakang da Isi Perjanjian Linggar Jati

2. Peristiwa Agresi Militer I

3. Pern KTN dan Perjanjian Renville

4. Agresi Militer II Versus Perang Gerillya

E. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model : Example Non-Example

2. Metode : Diskusi Kelompok dan Tanya Jawab.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

109

F. Media, Alat, Bahan

1. Media : LCD, Internet,dn gambar

2. Alat : Laptop, Viewer, dan Spidol

3. Bahan : Buku Paket, LKS, dan Power Point

G. Sumber Pembelajaran

1. Buku Paket Sejarah Kelas XI dan dan Internet.

2. Sejarah Indonesia

H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI

WAKTU

Pendahuluan 1. Orientasi

Guru mengucapkan salam kepada siswa

Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin

berdoa sebelum mengawali pembelajaran

Guru mengecek kehadiran siswa

2. Apersepsi

3. Guru menayakan pada peserta didik tentang materi

sebelumnya serta mengkaitkannya dengan materi yang

akan dibahas pada hari ini yaitu “Antara Perang dan

Damai”

4. Guru memberikan Motivasi terkait dengan materi

tersebut

5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai pada hari ini.

6. Guru menyampaikan rencana kegiatan dan penilaian :

siswa mencapai ketuntasan belajar dengan model

pembelajaran Example Non Example serta penilaiannya

meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

10 menit

Inti Example-Non Example

Indikator Pengetahuan

Guru mempersiapkan gambar-gambar yang relevan terkait

dengan materi mengenai Perjanjian Linggar Jati, peristiwa

Agresi Militer 1, Peran KTN dalam Perjanjian

Renville,Agresi Militer II Versus Perang Gerilya

1. Stimulation/Pemberian Ransangan

Mengamati

Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk

70 Menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

110

KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI

WAKTU

membaca materi pada buku siswa halaman 155-170

Guru meminta peserta didik mengamati dan

memperhatikan gambar-gambar yang sedang

ditayangkan dengan cermat.

Guru mengamati proses belajar peserta didik

Menanya

Guru mendorong peserta didik untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan terkait gambar-gambar yang

baru saja ditayangkan sesuai dengan topik

pembahasan pada hari ini Antara Perang dan damai

2. Problem Statement (pertanyaan/identifikasi masalah)

Peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan

dengan pembelajaran pada hari ini misalnya :

1. Usaha-usaha bangsa melaui jalur diplomatik

2. Alasan Belanda Selalu menolak untuk menepati janji

dalam isi perundingan.

3. Data Colletion (pengumpulan data)

Mengumpulkan informasi/ekperiment

Peserta didik diminta untuk mencari dan

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya baik itu

melalui buku paket, LKS, Internet, dan berbagai wibe

side terkait dengan topik pembahasan pada hari ini.

4. Data processing (pengolahan data)

Mengasosiasikan/mengolah informasi

1. Guru meminta peserta didik membentuk kelompok,

masing-masing kelompok beranggotakan 5/6 siswa.

2. Peserta didik diminta untuk bergabung kedalam

kelompok yang telah ditentukan oleh guru ataupun

dibentuk oleh peserta didik sendiri.

3. Peserta didik kemudian diminta untuk mendiskusikan

apa yang mereka dapatkan setelah mengumpulkan

informasi sebanyak-banyaknya baik itu melalui buku

paket, LKS, Internet, dan sebagainya terkait dengan

topik pembahasan pada hari ini.

4. Guru memberikan soal-soal pada setiap kelompok

yang selanjutnya setiap kelompok mendapatkan tugas

mengasosiasi tugas yang telah diberikan oleh guru

melalui diskusi kelompok, sehingga peserta didik dapat

menemukan rumusan jawaban dari masing-masing

tugas yang diberikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

111

KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI

WAKTU

Soal

1. Kelompok 1 bertugas mendiskusikan tentang latar

belakang dan isi perjanjian Linggarjati

2. Kelompok 2 mendidkusikan tentang peristiwa

Agresi militer I

3. Kelompok 3 mendiskusikan peran KTN dan

perjanjian Renville

4. Agresi Militer II Versus Perang Gerilya

5. Verifications (pembuktian)

Mengasosiasi/mengolah informasi

Guru mempersilahkan peserta didik untuk memaparkan

dan mempresentsikan hasil diskusi setiap kelompok

yang ditulis pada lembar hasil kegiatan belajar siswa

dengan perwakilan dari setiap kelompok secara

bergantian.

Kemudian saat salah satu kelompok sedang

mempresentasikan hasil diskusnya, kelompok yang

lain diminta untuk memperhatikan selanjutnya

diberikan kesempasatan untuk menanggapi, bertanya,

mengkoreksi, menambahkan, dan membandingkan

dengan hasil kerjanya.

Selama peserta didik presentasi dan diskusi, guru

memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk

terlibat dalam kegiatan diskusi, serta mengarahkan bila

ada jawaban kelompok yang dianggap melenceng jauh

dari meteri yang sedang dibahas.

6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Mengkomunikasikan

Peserta didik diminta untuk menyimpulkan apa yang

mereka dapatkan dari materi pembelajaran yang

mereka terima dan mereka pahami dengan bimbingan

guru terkait dengan:

1. Latar belakang dan isi perjanjian Linggarjati

2. Peristiwa Agresi Militer 1

3. Peran KTN dan perjanjian Renville

4. Agresi Militer II versus Perang gerilya

Indikator Keterampilan

1. Stimulation/Pemberian Ransangan

Mengamati

Guru menayangkan atau menampilkan beberapa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

112

KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI

WAKTU

gambar terkait dengan Materi hari ini.

Guru meminta peserta didik mengamati dan

memperhatikan gambar-gambar yang sedang

ditayangkan dengan cermat.

Peserta didik diminta untuk membacakan perintah

kegiatan secara bersama-sama yaitu mencari gambar

peninggalan sejarah terkait dengan peristiwa yang di

bahas Materi hari ini.

Peserta didik melakukannya

Guru mengamati proses belajar peserta didik

Menanya

Guru mendorong peserta didik untuk mengajukan

pertanyaan-pertanyaan terkait perintah yang baru saja

ditayangkan.

2. Problem Statement (pertanyaan/identifikasi masalah)

Peserta didik mengidentifikasi masalah yang berkaitan

dengan tugas yang diberikan yaitu membuat Guru

mengamati proses belajar peserta didik

3. Data Colletion (pengumpulan data)

Mengumpulkan informasi/ekperiment

Peserta didik diminta untuk mencari dan

mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya baik itu

melalui buku paket, LKS, Internet, dan berbagai wibe

side terkait dengan tugas yang telah diberikan oleh

guru.

4. Data processing (pengolahan data)

Mengasosiasikan/mengolah informasi

Guru membagi peserta didik kedalam 6 kelompok,

masing-masing kelompok beranggotakan 5/6 siswa.

Peserta didik diminta untuk bergabung kedalam

kelompok yang telah ditentukan oleh guru ataupun

dibentuk oleh peserta didik sendiri untuk mengolah

hasil informasi yang mereka dapatkan.

Peserta didik kemudian membuat tugas yang telah

diberikan guru yaitu yaitu mencari peninggalan sejarah

terkait dengan peristiwa yang di bahas Materi hari ini(

kelompok 1 benda peninggalan sejarah perjanjian

linggarjati, dan seterusnya)

5. Verifications (pembuktian)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

113

KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI

WAKTU

Mengasosiasi/mengolah informasi

Guru mempersilahkan peserta didik untuk

memaparkan dan mempresentsikan hasil pekerjaan

setiap kelompok yaitu memaparkan benda-benda

peninggalan Sejarah dari materi hari ini.

Kemudian pada saat kelompok sedang

mempresentasikan hasil diskusnya, kelompok yang

lain diminta untuk memperhatikan selanjutnya

diberikan kesempatan untuk menanggapi, bertanya,

mengkoreksi, menambahkan, dan membandingkan

dengan hasil pekerjaannya.

Pada saat peserta didik sedang presentasi, guru

memperhatikan dan mendorong semua siswa untuk

terlibat dalam kegiatan tersebut, serta mengarahkan

bila ada jawaban dari kelompok yang diagap

melenceng jauh dari pembahasan yang sedang dibahas

atau diangkat.

6. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi)

Mengkomunikasikan

Peserta didik diminta untuk menyimpulkan apa yang

mereka pahami dari hasil yang mereka dapatkan.

Catatan:

Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap

peserta didik dalam pembelajaran yang meliputi :

tanggung jawab dan kerjasama.

Penutup Guru memberikan peserta didik ulasan singkat tentang

kegiatan pembelajaran dan hasil belanjarnya mana

yang sudah baik dan mana yang masih harus

ditingkatkan.

Guru menanyakan pada peserta didik apakah sudah

memahami materi yang telah disampaikan pada hari

ini.

Guru memberikan pertanyaan lisan secara acak kepada

peserta didik untuk mendapatkan umpan balik atas

pembelajaran yang baru saja berlangsung, misalnya:

1. Apa latar belakang diadakan perjanjian linggarjati?

2. Sebutkan wilayah RI setelah diterimanya garis

Demarkasi Van Mook?

3. Mengapa bangsa Belanda Selalu melanggar

perjanjian dengan orang Indonesia?

Sebagai refleksi, guru membimbing peserta didik untuk

membuat kesimpulan tentang materi pelajaran yang

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

114

KEGIATAN DISKRIPSI ALOKASI

WAKTU

baru saja berlangsung yaitu tentang Perburuan “Antara

Perang dan Damai” serta menanyakan kepada peserta

didik apa manfaat yang diperoleh setelah mempelajari

materi tersebut.

Guru melakukan evaluasi untuk mengukur

ketercapaian tujuan pembelajaran misalnya dengan

memberikan tugas yang dikerjakan dirumah.

Guru meminta peserta didik untuk memahami materi

yang akan dipelajari minggu dan mempersiakan untuk

presentasi

Menutup dengan salam.

I. Penilaian

1. Teknik : Tes dan non tes

2. Bentuk :

Tes tertulis

Penilaian kerja dan Portofolio

3. Instrumen Penilaian

Tertulis : Pilihan Ganda

Non test: Penilaian kerja dan Portofolio

Yogyakarta, 22 Maret 2016

Dosen Pembimbing

Drs. Y.R Subakti

Peneliti

Maria Sediari P.Y.Morok

Nim 101314004

Guru Mata Pelajaran

Nur Haryanti, S.Pd

NUPTK:2849747650300012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

115

Lampiran Materi

“Diplomasi ”

A. Perundingan Linggarjati

Perjuangan mempertahan kemerdekaan dilakukan melalui perjuangan fisik

(perang) dan juga dengan perjuangan diplomasi (melalui perundingan). Sebagai

tindak lanjut dari perundingan yang dilakukan sebelumnya (Perundingan Hoge

Veluwe). Pada tanggal 10 November 1946 dilaksanakan perundingan antara

Pemerintah Republik Indonesai dengan Komisi Umum Belanda. Perundingan

tersebut dilakukan di Linggajati dekat Cirebon. Perundingan yang dipimpin oleh

Lord Killearn dari pihak Belanda dan Sutan Sjahrir dari pihak Republik Indonesia

menghasilkan persetujuan sebagai berikut.

Isi Perjanjian Linggarjati :

1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah

kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah harus

meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.

2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk

Negara Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah Republik

Indonesia.

3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia-

Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dengan adanya perjanjian

Linggajati ini, secara politis Republik Indonesia diuntungkan karena ada

pengakuan secara de facto. Perjanjian ini kemudian secara resmi

ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di istana Bijswijk (Istana

Merdeka) Jakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

116

B .Peristiwa Agresi Militer

a. Pengertian Agresi Militer I

"Operatie Product (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di

Indonesia dengan nama Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di

Jawa dan Sumatera terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli

1947 sampai 5 Agustus 1947. Operasi militer ini merupakan bagian Aksi

Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka mempertahankan penafsiran

Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang Republik Indonesia,

operasi ini dianggap merupakan pelanggaran dari hasil Perundingan Linggajati.

b. Penyebab Terjadinya Agresi Militer Belanda I

Agresi militer Belanda I diawali oleh perselisihan Indonesia dan Belanda akibat

perbedaan penafsiran terhadap ketentuan hasil Perundingan Linggarjati. Pihak

Belanda cenderung menempatkan Indonesia sebagai negara persekmakmuran

dengan Belanda sebagai negara induk. Sebaliknya, pihak Indonesia tetap teguh

mempertahankan kedaulatannya, lepas dari Belanda.

c. Tujuan Belanda Mengadakan Agresi Militer I

Adapun tujuan Belanda mengadakan agresi militer I yaitu sebagai berikut:

1. Tujuan politik Mengepung ibu kota Republik Indonesia dan menghapus

kedaulatan Republik Indonesia.

2. Tujuan ekonomi. Merebut pusat-pusat penghasil makanan dan bahan ekspor.

3. Tujuan militer Menghancurkan Tentara Nasional Indonesia (TNI).

d. Kronologis Terjadinya Agresi Militer I

Sesudah penandatanganan Persetujuan Linggarjati, Belanda berusaha keras

memaksakan interpretasi mereka sendiri dan berjalan sendiri untuk membentuk

negara-negara bagian yang akan menjadi bagian dari negara Indonesia Serikat,

sesuai dengan keinginan mereka. Hal ini diawali dengan konferensi yang

diselenggarakannya di Malino, Sulawesi Selatan, dan kemudian di Denpasar, Bali.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

117

Di sana mereka berhasil membentuk negara boneka Indonesia Timur dengan

dibantu oleh orang-orang yang pro Belanda seperti Sukawati dan Anak Agung

Gde Agung. Anak Agung Gde memang sejak awal sudah memusuhi pemuda-

pemuda pro Republik di daerahnya, serta mengejar-ngejar dan menangkapinya.

Memang tujuan utama Belanda penandatanganan Persetujuan Linggarjati ialah

menjadikan negara Republik Indonesia yang sudah mendapatkan pengakuan de

facto dan juga de jure oleh beberapa negara, kembali menjadi satu negara bagian

saja seperti juga negara-negara boneka yang didirikannya, yang akan

diikutsertakan dalam pembentukan suatu negara Indonesia Serikat. Langkah

Belanda selanjutnya ialah memajukan bermacam-macam tuntutan yang pada

dasarnya hendak menghilangkan sifat negara berdaulat Republik dan

menjadikannya hanya negara bagian seperti negara boneka yang diciptakannya di

Denpasar. Yang menjadi sasaran uatamanya ialah menghapus TNI dan

perwakilan-perwakilan Republik di luar negeri, karena keduanya merupakan

atribut negara berdaulat. Semua tuntutan Belanda ditolak. Sementara itu keadaan

keuangan Belanda sudah gawat, dan kalau masalah Indonesia tidak cepat

diselesaikan maka besar kemungkinan Belanda akan bangkrut. Agresi militer

pertama dilakukan Belanda berlatar dua pokok di atas, yaitu melenyapkan

Republik Indonesia sebagai negara merdeka dengan menghilangkan semua atribut

kemerdekaannya, dan keadaan keuangan Belanda yang sangat gawat. Dalam

serangan Belanda yang pertama itu mereka bermaksud hendak menduduki

Yogyakarta yang telah menjadi ibu kota perjuangan Republik Indonesia, dan

menduduki daerah-daerah yang penting bagi perekonomian Belanda, yaitu daerah-

daerah perkebunan, ladang minyak dan batu baik di Sumatera maupun di Jawa.

Usaha ini untuk sebagian berhasil; mereka berhasil menduduki daerah-daerah

perkebunan yang cukup luas, di Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat dan

Jawa Timur. Dari hasil penjualan produksi perkebunan-perkebunan yang masih

terkumpul, mereka mengharapkan mendapatkan uang sejumlah US$ 300 juta,

sedangkan biaya agresi militer diperhitungkan akan memakan US$ 200 juta, jadi

masih ada ”untung” US$ 100 juta.

e. Berakhirnya Agresi Militer Belanda I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

118

Republik Indonesia secara resmi mengadukan agresi militer Belanda ke

PBB, karena agresi militer tersebut dinilai telah melanggar suatu perjanjian

Internasional, yaitu Persetujuan Linggarjati.

Belanda ternyata tidak memperhitungkan reaksi keras dari dunia

internasional, termasuk Inggris, yang tidak lagi menyetujui penyelesaian secara

militer. Atas permintaan India dan Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi

militer yang dilancarkan Belanda dimasukkan ke dalam agenda Dewan Keamanan

PBB, yang kemudian mengeluarkan Resolusi No. 27 tanggal 1 Agustus 1947,

yang isinya menyerukan agar konflik bersenjata dihentikan.

Dewan Keamanan PBB de facto mengakui eksistensi Republik Indonesia.

Hal ini terbukti dalam semua resolusi PBB sejak tahun 1947, Dewan Keamanan

PBB secara resmi menggunakan nama INDONESIA, dan bukan Netherlands

Indies. Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947,

kemudian resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 Agustus 1947, resolusi No. 36

tanggal 1 November 1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan

Keamanan PBB selalu menyebutkan konflik antara Republik Indonesia dengan

Belanda sebagai The Indonesian Question. Atas tekanan Dewan Keamanan PBB,

pada tanggal 15 Agustus 1947 Pemerintah Belanda akhirnya menyatakan akan

menerima resolusi Dewan Keamanan untuk menghentikan pertempuran.

Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah

Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan gencatan

senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite

yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Komite ini

awalnya hanyalah sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa

Baik Untuk Indonesia), dan lebih dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN),

karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia,

Belgia yang dipilih oleh Belanda dan Amerika Serikat sebagai pihak yang

netral.[2] Australia diwakili oleh Richard C. Kirby, Belgia diwakili oleh Paul van

Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

119

Selanjutnya PBB membentuk Komisi PBB yang terdiri atas tiga negara:

satu dipilih oleh Indonesia, satu oleh Belanda dan yang satu lagi dipilih bersama.

Komisi Tiga Negara ini terdiri atas Amreika Serikat, Australia dan Belgia. Sjahrir

memilih Australia, dan bukan India, karena India sudah dianggap oleh dunia

sebagai pro Indonesia, sedangkan Australia adalah negara bangsa kulit putih, yang

dianggap lebih obyektif pendiriannya dalam mendukung perjuangan kemerdekaan

bangsa Indonesia. Perkiraan Belanda dengan mengadakan agresi militernya yang

pertama meleset sama sekali; karena tanpa diperhitungkan sejak semula, bahwa

Dewan Keamanan PBB akan bertindak atas usul India dan Australia.

India dan Australia sangat aktif mendukung Republik di dalam PBB, di

mana Uni Soviet juga memberika dukungannta. Akan tetapi, peranan yang paling

penting akhirnya dimainkan oleh Amerika Serikat. Mereka yang menentukan

kebijakan Belanda, bahkan yang lebih progresif di antara mereka, merasa yakin

bahwa sejarah dan pikiran sehat memberi mereka hak untuk menetukan

perkembangan Indonesia, tetapi hak ini hanya dapat dijalankan dengan

menghancurkan Republik terdahulu. Sekutu-sekutu utama negeri Belanda

terutama Inggris, Australia, dan Amerika (negara yang paling diandalkan Belanda

untuk memberi bantuan pembangunan kembali di masa sesudah perang) tidak

mengakui hak semacam itu kecuali jika rakyat Indonesia mengakuinya, yang jelas

tidak demikian apabila pihak Belanda harus menyandarkan diri pada penaklukan

militer. Mereka mulai mendesak negeri Belanda supaya mengambil sikap yang

tidak begitu kaku, dan PBB menjadi forum umum untuk memeriksa tindakan-

tindakan Belanda. Untuk pertama kali sejak PBB didirikan pada tahun 1945,

badan ini mengambil tindakan mengentikan penyerangan militer di dunia dan

memaksa agresor agar menghentikan serangannya. Belanda yang menginginkan

supaya masalah Indonesia dianggap sebagai suatu persoalan dalam negeri antara

Belanda dan jajahannya, telah gagal, dan masalah Indonesia-Belanda menjadi

menjadi masalah internasional. Kedudukan Republik Indonesia menjadi sejajar

dengan kedudukan negara Belanda dalam pandangan dunia umumnya.

f. Dampak Agresi Militer I bagi Bangsa Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

120

Dampak yang diperoleh bangsa Indonesia akibat adanya agresi militer I

oleh pihak Belanda yaitu sempat dikuasainya beberapa daerah-daerah perkebunan

yang cukup luas, di Sumatera Timur, Palembang, Jawa Barat dan Jawa Timur.

Meski PBB telah turut membantu mengatasi agresi militer yang dilakukan

Belanda terhadap Indonesia dengan diadakan penghentian tembak menembak,

tidak berarti bahwa tindakan militer Belanda langsung terhenti. Mereka terus-

menerus mengadakan gerakan pembersihan untuk mengamankan dareah-dareah

yang telah didudukinya. Dalam gerakan pembersihan ini sering pula terjadi

tindakan kejam oleh pasukan Belanda, terutama di dareah-daerah yang sudah

mereka duduki namun tidak dapat dikuasai, umpamanya dareah sekitar Krawang-

Bekasi Di sekitar Bekasi beroperasi pasukan kita yang dipimpin oleh Lukas

Kustrayo.

Setelah pembentukan BKR ia langsung bergabung, dan pasukan yang

dibentuknya beroperasi di sekitar Bekasi. Setelah Belanda meyerang pada bulan

Juli 1947 Lukas tetap beroperasi di sana dan tetap menganggu kehadiran Belanda

di daerah itu, juga setelah diadakan pengehentian tembak- menembak. Kegiatan

Lukas sangat menjengkelkan Belanda, sehingga Lukas diberi julukan ”Tijger van

West Jawa” (Harimau Jawa Barat). Belanda terus-menerus berusaha mengejar

Lukas dan pasukannya, tetapi selalu tidak berhasil. Setelah mereka mengetahui

bahwa Lukas bermarkas di desa Rawagede, mereka menyerbu desa itu pada

tanggal 9 Desember 1947, dan lagi-lagi Lukas dan pasukannya lolos. dalam

kemarahan dan frustasi karena usaha mereka tidak berhasil, pasukan Belanda

menembaki rakyat desa Rawagede secara membabi buta dan membunuh 491

orang dewasa dan anak-anak. Kekejaman Belanda ini tidak pernah kita ungkapkan

ke dunia luar, karena pada waktu itu memang kita tidak mempunyai aparat untuk

melakukanya. Kekejaman Belanda lain yang dapat disebut adalah pembantaian

rakyat Sulawesi Selatan pada bulan Januari 1948 oleh pasukan Kapten

Wasterling, yang juga tidak pernah dihukum. Juga peristiwa kapten api maut di

Jawa Timur, ketika prajurit-prajurit Republik Indonesia yang tertawan oleh

Belanda diamsukkan dalam gerbong kereta api yang kemudian ditutup rapat tanpa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

121

ventilasi, sehingga semua tawanan mati lemas karena kepanasan dan kehabisan

udara.

g. Perjanjian Renville

Perjanjian Linggajati ternyata merugikan perjuangan bangsa Indonesia,

oleh karena itu kedua belah pihak tidak mampu menjalankan isi perjanjian itu.

Pertempuran terus menerus terjadi antara Indonesia dengan Belanda. Dalam upaya

mengawasi pemberhentian tembak-menembak antara pasukanBelanda dengan

TNI, Dewan Keamanan PBB membentuk suatu komisi jasajasa baik yang dikenal

dengan Komisi Tiga Negara (KTN). Untuk melaksanakan tugas dari Dewan

Keamanan PBB, KTN mengadakan perundingan untuk kedua belah pihak.

Tempat perundingan diupayakan di wilayah netral. Amerika Serikat mengusulkan

agar perundingan dilaksanakan di atas kapal pengangkut pasukan angkatan laut

Amerika Serikat “USS Renville”.

Kapal Renville

Kapal yang berlabuh di Teluk Jakarta ini menjadi tempat perundingan yang

dimulai tanggal 8 Desember 1947. Delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Amir

Sjarifuddin, sedangkan pihak Belanda diwakili oleh R. Abdulkadir

Widjojoatmodjo, yaitu orang Indonesia yang memihak Belanda. Perjanjian ini

menghasilkan persetujuan yang pada intinya sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

122

Isi Perjanjian Renville :

1. Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain di terimanya garis

Demokrasi van mook

2. Dasar- dasar politik renville ysng berisikan kesediaan kedua belah pihak

untuk menyelesaikan pertikaiannya dengan cara damai.

3. Enam pasal tambahan yang dari KTN yang berisi antara lain tentang

kedaulatan Indonesia yang berada di tangan Belanda selama peralihan

sampai peralihan kekuasaan.

Akibat ditandatanganinya perjanjian Renville wilayah Indonesia semakin

Sempit.

Dikarenakan di terimanya garis demakrasi van mook, dimana wilayah

Indonesia meliputi Yogyakarta Dan jawa Timur. Dan dampaknya daerah-daerah

kantong yang di kuasai Belanda harus di tarik masuk ke wilayah RI, misalnya dari

jawa barat ada sekitar 35.000 orang tentara Siliwangi. Kemudian isi perjanjian

Renville mendapat tantangan sehingga memunculkan mosi tidak percaya terhadap

cabinet Amir Syarief.

h. Agresi Militer II

AGRESI MILITER BELANDA II

Latar Belakang:

Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan berusaha untuk mengingkari

perjanjian Renville

18 Desember 1948 Belanda mengeluarkan surat pernyataan bahwa Belanda tidak

terikat lagi dengan persetujuan gencatan perang Renville. Tetapi surat pernyataan

tersebut tidak dapat disampaikan ke pemerintahan pusat di Yogyakarta sebab

dilarang oleh Belanda.

Pelaksanaan:

Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melakukan serangan terhadap kota

Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

123

Tepatnya pada pukul 05.30 Belanda melakukan aksi membom pangkalan

udara Maguwoharjo (Lapangan Udara Adisucipto) yang dilanjutkan dengan

menghancurkan bangunan-bangunan penting dan akhirnya merambat ke pusat

kota Yogyakarta dan berhasil menguasainya, Belanda berhasil menawan presiden

Soekarno, wakil presiden Moh Hatta, Syahrir (penasehat presiden),H. Agus Salim

(Menlu).

Sebelum ditawan presiden berhasil mengirimkan surat pemberian kekuasaan

kepada Menetri Kemakmuran Syafruddin (Syarifuddin) Prawironegoro untuk

membentuk Pemerintahan Darurat RI (PDRI) di Sumatera. Jika Syarifuddin tidak

dapat menjalankan tugasnya maka presiden memerintahkan kepada Sudarsono,

L.N. Palar, dan A.A Maramis yang ada di New Delhi untuk membentuk

pemerintahan RI di India.Belanda akhirnya menguasai Yogyakarta dan TNI

berhasil dipukul mundur hingga ke desa-desa.Belanda menganggap TNI telah

kalah tetapi ternyata TNI dapat tetap mengumpulkan kekuatan untuk melawan

Belanda.Sementara Belanda menyiarkan kabar ke seluruh dunia bahwa TNI sudah

lemah dan RI sudah tidak ada lagi.Belanda melakukan sensor pers agar berita

tersebut tidak tersiar keluar. Tetapi ternyata dari radio gerilya Indonesia dapat

disiarkan berita perlawanan rakyat hingga ke luar negari.Akhirnya setelah 1 bulan

dari agresi tersebut TNI mulai melakukan gerakan menyerang kota-kota. Serangan

yang terkenal adalah Serangan Umum 1 Maret 1949 terhadap kota Yogyakarta

yang dipimpin oleh Letnan Kolonel Soeharto, dan berhasil menduduki kota

Yogyakarta, Hal tersebut membuktikan kepada dunia bahwa TNI tidak hancur

mereka masih mempunyai kemampuan bahkan mampu menyerang Belanda.

Sehingga Belanda akhirnya mau membicarakan dalam meja perundingan.

Tujuan Belanda menyelenggarakan Agresi Militer II : Belanda ingin

menujukkan kepada dunia bahwa pemerintah Republik Indonesia dan TNI secara

de facto tidak ada lagi.Tindakan perjuangan secara diplomatik yang dilakukan

untuk menggagalkan tujuan Belanda, yaitu :Menunjukkan kepada dunia

internasional bahwa Agresi Militer Belanda II merupakan tindakan melanggar

perjanjian damai (hasil Perundingan Renville)Meyakinkan dunia bahwa Indonesia

cinta damai, terbukti dengan sikap menaati hasil Perundingan Renville dan

penghargaan terhadap KTN. Membuktikan bahwa Republik Indonesia masih ada.

Hal ini ditunjukkan dengan eksistensi PDRI dan keberhasilan TNI menguasai

Yogyakarta selama enam jam pada Serangan Umum 1 Maret 1949.

Upaya Indonesia menarik simpati Amerika serikat hingga akhirnya mendesak

Belanda untuk menarik mundur pasukannya dari wilayah Indonesia.

Dewan Keamanan PBB juga mendesak Belanda untuk menghentikan operasi

militer dan membebaskan para pemimpin Indonesia.Desakan tersebut membuat

Belanda mengakhiri agresi militer II.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

124

Gambar atas; Tentara Indonesia bersiaga.

Gambar bawah; Pasukan Belanda menyerbu Yogja

LAMPIRAN SOAL.

1. Jelaskan latar belakang dan isi perjanjian Linggarjati?

2. Jelaskan penyebab peristiwa Agresi Militer 1 dan dampaknya?

3. Jelaskan peran KTN dan Isi perjanjian Renville?

4. Jelaskan latar belakang peristiwa Agresi militer 11 dan dampaknya?

JAWABAN:

1. Latar belakang da isi perjanjian Linggarjati:

Perjanjian linggarjati merupakan langkah yang di ambil oleh indonesia

untuk memperoleh ke daulatan. Pemerintah Indonesia diwakili oleh Sutan

Syahrir, Mohammad Roem, Mr. Susanto Tirtoprojo, dan Dr. A. K. Gani.

Pemerintah Belanda diwakili oleh Prof. Schermerhorn, De Boer, dan Van

Pool. Inggris, sebagai mediator diwakili oleh Lord Killearn

Isi perjanjian linggarjati :

1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia dengan wilayah

kekuasaan yang meliputi Sumatera, Jawa, dan Madura. Belanda sudah

harus meninggalkan daerah de facto paling lambat tanggal 1 Januari 1949.

2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk

Negara Indonesia Serikat yang salah satu negara bagiannya adalah

Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

125

3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni

Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya. Dengan

adanya perjanjian Linggajati ini, secara politis Republik Indonesia

diuntungkan karena ada pengakuan secara de facto

2. Agresi militer Belanda I diawali oleh perselisihan Indonesia dan Belanda akibat

perbedaan penafsiran terhadap ketentuan hasil Perundingan Linggarjati. Pihak

Belanda cenderung menempatkan Indonesia sebagai negara persekmakmuran

dengan Belanda sebagai negara induk. Dampak Agresi Dampak yang diperoleh

bangsa Indonesia akibat adanya agresi militer I oleh pihak Belanda yaitu sempat

dikuasainya beberapa daerah-daerah perkebunan yang cukup luas, di Sumatera

Timur, Palembang, Jawa Barat dan Jawa Timur.

3. KTN merupakan utusan PBB yang menyelesaikan konflik BelandaTerdiri tiga

negara Amerika, belgia dan Australi, Peran mereka sebagai Mediator dan

berperan aktif sebagai penyelenggara perjanjian Renville.

Isi dari Perjanjian Renville:

• Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain di terimanya garis

Demokrasi van mook

• Dasar- dasar politik renville ysng berisikan kesediaan kedua belah pihak

untuk menyelesaikan pertikaiannya dengan cara damai.

• Enam pasal tambahan yang dari KTN yang berisi antara lain tentang

kedaulatan Indonesia yang berada di tangan Belanda selama peralihan

sampai peralihan kekuasaan.

4. Latar belakang agresi Militer 11 Belanda masih ingin menguasai Indonesia dan

berusaha untuk mengingkari perjanjian Renville18 Desember 1948 Belanda

mengeluarkan surat pernyataan bahwa Belanda tidak terikat lagi dengan

persetujuan gencatan perang Renville.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

126

KISI-KISI SOAL ULANGAN HARIAN KELAS XI TEKNIK OTOMASI

INDUSTRI

KOMPETENSI DASAR 3.11.MENGANALISIS PERJUANGAN BANGSA

INDONESIA DALAM UPAYA MEMPETAHANKAN KEMERDEKAAN.

No Indikator Jumlah

Soal

No Soal

1 Menjelaskan Strategi Diplomasi 1

1

2 Menjelaskan Latar Belakang

Perjanjian Linggar Jati

2

2

1

3

2

3,4

5

6,7,8

3 Mengidentifikasi Agresi Militer 1 3

1

1

1

9,11,12

10

13,14

15

4. Menganalisis Peristiwa Agresi

Militer Ii

2

1

1

23,24

25,27

26

5 Menjelaskan Tujuan Serangan

Umum 1 Maret

1 28

6 Menjelaskan Peranan Pdri 1 29

7 Menyebutkan Tanggal

Disepakatinya Perjanjian Royem-

Royem

1 30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

127

SOAL ULANGAN MATA PELAJARAN SEJARAH

KELAS XI OTOMASI INDUSTRI SEMESTER II

SMK NEGERI 2 DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA

ALOKASI WAKTU : 1 X 80 MENIT

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda tanda

silang (X) pada salah satu huruf yang benar a,b,c,d.dan e.

1. Dalam rangka mengatasi konflik, pemerintah Indonesia dan sekutu

sepakat untuk melakukan perundingan.perudingan sebagai cara untuk

menyelesaikan konflik antar Negara disebut juga sebagai strategi

…………………

a. Diplomasi

b. Aliansi

c. Mediasi

d. Arbitrasi

e. kompromi

2. perhatikan nama-nama di bawah ini.

1. Sultan Sharir

2. Moh Roem

3. Susanto Tirtoproja

4. Dr. A.K. Ghani

5. Agus Salim

Yang bukan wakil Indonesia dalam perundingan Linggarjati

ditunjukan pada no…………..

a. 1

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

3. Perundingan linggarjati di shahkan oleh KNIP pada tanggal

a. 22 maret 1947

b. 23 maret 1947

c. 25 maret 1947

d. 26 maret 1948

e. 17 agustus 1945

4. Berikut ini merupakan isi Pokok perundingan Linggarjati, kecuali ……

a. Indonesia akan dimasukkan sebagai Anggota PBB

b. Pemerintah Belanda mengakui kekuasaan secara de facto

Pemerintahan RI atas wilayah Jawa, Madura, Sumatera.

c. Pembentukan NIS dan Uni Indonesia- Belanda di usahakan selesai

sebelum tanggal 1 Januari 1949

d. Dibentuk negara Indonesia Serikat (NIS) yang meliputi seluruh

Wilayah Hindia Belanda (Indonesia) sebagai negara berdaulat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

128

e. Pemerintahan RI dan Belanda sepakat untuk mengadakan

pengurangan Jumlah tentara.

5. Gambar dibawah ini merupakan salah satu tokoh yang mengambil bagian

dalam perjanjian linggarjati adalah….

a. A.K. Gnani

b. Sutan Syarir

c. F. de Boor

d. Moh. Hatta

e. DR. Sudarsono

6. Negara- negara yang memberikan pengakuan RI setelah persetujuan

Linggarjati yaitu negara….

a. Unisoviet, Jerman, Jepang

b. Australia, Denmark, Filipina

c. Italia, Afrika Selatan, Israel

d. Belanda, Spanyol, Portugis

e. Amerika Serikat, Afganistan, Saudi Arabia

7. Konferensi Malino yang dilaksanakan pada tanggal 15-26 juli 1946

merupakan tekanan yang dilakukan Belanda dalam bidang….

a. Politik

b. Budaya

c. Ekonomi

d. Politik dan Militer

e. Ekonomi dan politik

8. Dibawah Ini yang merupan wakil dari pihak Belanda dalam perundingan

linggarjati adalah….

a. H.J. van mook, Max van Pool, F.de boor

b. Dr. Sudarsono, Moh.Hatta, dr.Leimena

c. Ir.Soekarno,Sutan syarir, Max van pool

d. H.J. van Mook, F.de boor, dr. Leimena

e. Max van pool, dr, Leimena, Cristison

9. Agresi militer Belanda I diawali oleh perselisian Indonesia dan Belanda

akibat perbedaan penafsiran terhadap ketentuan perundingan….

a. Malino

b. Renville

c. Linggarjati

d. Hooge valuwe

e. Perundingan Jakarta

10. Wilayah Indonesia setelah perundingan linggarjati meliputi….

a. Bali, Kalimantan, Papua

b. Jawa, Madura, Sumatera

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

129

c. Jawa, Papua, Bali,

d. Nusa tenggara, Ambon, Papua

e. Kalimantan, Nusa tenggara, Sumatera

11. Salah satu dampak positif dari perjanjian linggarjati bagi Indonesia

adalah….

a. Terjadinya Agresi Militer Belanda I

b. Indonesia Lemah mempertahankan kedaulatannya

c. Banyak Partai yang menentang isi Perjanjian Linggarjati

d. Indonesia Mendapat pengakuan dari negara lain seperti Amerika

e. Belanda Dapat membangun kembali kekuasaannya di Indonesia

12. Agresi militer Belanda I terjadi pada tanggal….

a. 17 juli 1947

b. 20 juli 1947

c. 21 juli 1947

d. 22 juli 1947

e. 25 maret 1947

13. Agresi militer Belanda I di anggap Belanda Sebagai aksi….

a. Polisional

b. De facto

c. BFO

d. Unci

e. KTN

14. Dibawah ini Ultimatum yang dikirim Belanda Pada tanggal 27 Mei 1947

kecuali….

a. Pembentukan pemerintahan Federasi sementara secara bersama

b. Pembentukkan Dewan urusan Luar Negeri

c. Ewan usaha luar negeri, bertanggung jawab atas ekspor, import, dan

devisa

d. Pembentukan pasukan keamaan dan ketertiban bersama.

e. Persetujuan tentang gencatan senjata yang antara lain diterimanya

garis Demokrasi van mook

15. Tujuan Politik Belanda Mengadakan Agresi Militer Belanda I adalah…

a. Menghancurkan TNI

b. Menguasai daerah Sumatera

c. Merebut daerah pusat penghasil makanan

d. Merebut daerah strategis di wilayah Indonesia

e. Mengepung ibukota RI dan menghapus kedaulatan Indonesia.

16. Reaksi yang muncul dari dunia Internasional setelah Belanda melancarkan

Agresi militer Belanda 1 adalah….

a. Dibentuknya KTN

b. Desakan Unisoviet agar Belanda menghentikan operasi Militer

c. Amerika serikat menyeruhkan pasukan belanda agar keluar dari

Indonesia

d. India dan Australia mengajukan masalah Indonesia kepada dewan

keamanan PBB

e. PBB mendesak Belanda untuk mengakiri pendudukan di Indonesia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

130

17. Untuk menyelesaikan konflik pada agresi militer Belanda I, maka DK

PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), yaitu…

a. Perancis, Inggris, Australia

b. India, Perancis, Amerika Serikat

c. Australia, Belgia, dan Amerika Serikat

d. Amerika Serikat, Cina, dan Inggris.

e. Belgia, Amerika Serikat, dan India

17. Dalam KTN, perwakilan Amerika adalah….

a. Frank Graham

b. Paul Van Zealand

c. Merle Cochran

d. Richard Kirby

e. Herremans.

18. perjanjian yang di prakarsai oleh KTN adalah….

a. KMB

b. roem –royem

c. perjanjian Renville

d. Perjanjian Jakarta

e.konfrensi malino

19. tugas utama KTN adalah….

a. memprakarsai perjanjian Roem-Royem

b. Membantu merebut wilayah Indonesia dari tangan Belanda

c. menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan belanda secara damai

d. memprakarsai perjanjian Linggarjati

e. membantu pasukan Belanda untuk menguasai Indonesia

20. Perjanjian Renville di mulai pada tanggal….

a. 8 desember 1947

b. 10 desember 1947

c. 12 desember 1947

d. 15 desember 1947

e. 20 desember 1947

21. Perhatikan keterangan dibawah ini!

1. persetujuan gencatatan senjata dengan di terimanya garis demokrasi van

mook

2. dasar-dasar politik renville yang berisikan kesediaan kedua belah pihak

untuk menyelesaikan pertikaian dengan cara damai

3. kedaulatan Indonesia yang berada di tanggan Belanda selama masa

peralihan sampai penyerahan kekuasaan.

Pernyataan diatas merupakan isi perjanjian dari……

a. Malino

b. KMB

c. Linggarjati

d. Perjanjian Renville

e. Perjanjian Roem-Royem

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

131

22. Dari beberapa perundingan yang telah dilaksanakan antara Belanda dan

Indonesia, pada umumnya hal mendasar yang ditolak Belanda dan

Indonesia, pada umumnya hal mendasar yang sangat ditolak oleh pihak

Indonesia adalah……….

a. Kerja sama antara Indonesia dan Belanda dalam bidang perdagangan

b. Pembentukan parlemen Indonesia dibawah pengawasan belanda

c. Keinginan Belanda berkuasa di Indonesia dengan berbagai dalih

d. Bantuan Pinjaman modal berjangka dari pemerintah Belanda

e. pembentukan pemerintahan koalisi dalam jangka waktu tertentu

23. Pemimpin Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Renvile adalah….

a. Von mook

b. Amir Syahfirudin

c. Paul Van Zeeland

d. Dr. van Graham

e. R. Abubakar Wijoyoatmoko

24. Agresi Militer belanda II terjadi pada tanggal…….

a. 19 desember 1948

b. 25 Agustus 1948

c. 14 Agustus 1948

d. 18 september 1948

e. 29 agustus 1948

25. Agresi Militer Belanda II merupakan pelanggaran dari …..

a. Perundingan Jakarta

b. Perundingan Linggarjati

c. Perundingan Renville

d. Konfrensi Malino

e. Perundingan Hooge Valuwe

26. dibawah ini merupakan gambar dari…..

a. Agresi Militer Belanda I

b. Agresi Militer Belanda II

c. Perang Ambarawa

d. Pertempuran Surabaya

e. Pertempuran bandung lautan api

27. berikut ini adalah salah satu tokoh pemimpin perang gerilya….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

132

a. Laksaman Maeda

b. A.H. Nasution

c. Van langen

d. Hidayat

e. Panglima besar Sudirman

28. berikut ini adalah tujuan dari Serangan umum 1 Maret adalah………

a. untuk membuktikan eksistensi RI dan TNI dimata Dunia

b. mempermalukan Belanda

c. menghentiakan perang geriliya

e. membantu bekerja sama dalam menjalankan ketertiban.

29. Perhatikan data di bawah ini

1. Pihak Indonesia Menyetujui dibentuknya Negara serikat dengan nama

Republik

2. Sebagai mandataris kekuasaan pemerintah Republik Indonesia dan

berperan sebagai pemerintah pusat

3. Membentuk kaoalisi dengan pemerintahan Belanda

4. Menjaga keamanan dan ketrtiban dunia

5. Membentuki Negara Indonesia

Dari butir diatas yang termasuk Peran PDRI adalah……….

a. 1.

b. 2

c. 3

d. 4

e. 5

30 Perjanjian Roem- Roeyem disepakati pada tanggal………

a. 1 Juli 1949

b. 2 Agustus 1949

c. 7 Mei 1949

d. 19 Desember 1949

e. 24 Januari 1949

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

133

KUNCI JAWABAN SOAL ULANGAN HARIAN KELAS XI TEKNIK

OTOMASI INDUSTRI

KOMPETENSI DASAR 3.11.MENGANALISIS PERJUANGAN BANGSA

INDONESIA DALAM UPAYA MEMPETAHANKAN KEMERDEKAAN.

1. D

2. C

3. A

4. B

5. E

6. D

7. A

8. C

9. B

10. D

11. C

12. A

13. A

14. E

15. D

16. C

17. A

18. C

19. C

20. C

21. D

22. A

23. C

24. A

25. C

26. B

27. E

28. E

29. C

30. B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

134

NAMA :

NOMOR PRESENSI :

Berilah Tanda Silang pada Salah Satu Jawaban Yang Dianggap Benar

1. A B C D E

2. A B C D E

3. A B C D E

4. A B C D E

5. A B C D E

6. A B C D E

7. A B C D E

8. A B C D E

9. A B C D E

10. A B C D E

11. A B C D E

12. A B C D E

13. A B C D E

14. A B C D E

15. A B C D E

16. A B C D E

17. A B C D E

18. A B C D E

19. A B C D E

20. A B C D E

21. A B C D E

22. A B C D E

23. A B C D E

24. A B C D E

25. A B C D E

26. A B C D E

27. A B C D E

28. A B C D E

29. A B C D E

30. A B C D E

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

135

VALIDITAS PILIHAN GANDA

KELAS XI TOI (TEKNIK OTOMASI INDUSTRI)

Validitas Item 1

Nama Siswa X Y x2 y2 Xy

APW 1 28 1 784 28

AEH 1 17 1 289 17

AD 1 25 1 625 25

APNA 1 23 1 529 23

BM 1 26 1 676 26

DU 1 25 1 625 25

DRU 0 21 0 441 0

DR 0 20 0 400 0

DHLD 1 27 1 729 27

DRA 0 25 0 625 0

DS 1 27 1 729 27

DNA 0 21 0 441 0

FUD 0 22 0 484 0

HSE 1 27 1 729 27

HR 1 25 1 625 25

IRK 1 27 1 729 27

ITA 1 20 1 400 20

KCK 0 21 0 441 0

LAK 0 18 0 324 0

MLA 0 24 0 576 0

MA 1 23 1 529 23

MMC 0 19 0 361 0

NABA 1 20 1 400 20

OSF 0 16 0 256 0

RDIN 1 25 1 625 25

RNC 0 25 0 625 0

SAN 0 20 0 400 0

SWM 1 21 1 441 21

TFR 0 15 0 225 0

VD.R.P 1 17 1 289 17

YNA 0 19 0 361 0

YFT 1 24 1 576 24

jumlah 18 713 18 16289 427

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

136

Diketahui:

∑ ∑ ∑

∑ ∑ 16289

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ } { ∑ – ∑ }

=

=

=

=

=

= 0,224 (rendah)

t = √

= √

√ –

= √

√ –

=

=

=0,374 berada di t 50.

Korelasi antara belahan tes = 0,448 di hitung menggunakan rumus Exxel.

Rumus :

Maka rehabilitas tes=

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

137

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJAR GURU

(Kemampuan merencanakan Pembelajaran)

IPKG 1 Siklus 1

1. Nama Guru : Maria Sediari Pitfina Yos Morok

2. Nim :101314004

3. Sekolah Tempat ujian :Smk Negeri 2 Depok, Sleman.

4. kelas : XI Teknik Otomasi Industri

5. Mata pelajaran : Sejarah

6. Waktu :2x45 Menit

7. Tanggal :19 April 2016

No KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR

I Perumusan tujuan pembelajaran

1. Kejelasan Rumusan 1 2 3 4

2. Kelengkapan cakupan Sumber 1 2 3 4

3. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

1 2 3 4

Nilai rata-rata I 3,66

II Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

1 2 3 4

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

1 2 3 4

3. Keruntutan dan sistematika materi 1 2 3 4

4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu

1 2 3 4

Nilai rata-rata II 3,75

111 Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran

1. Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan

tujuan pembelajaran

1 2 3 4

2. Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan

materi pembelajaran.

1 2 3 4

3 Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan

karakteristik peserta didik

1 2 3 4

Nilai rata-rata III 3,66

IV

Skenario/ Kegiatan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

138

1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran

1 2 3 4

2. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan materi

pembelajaran

1 2 3 4

3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan

karasteriktik peserta didik.

1 2 3 4

4. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan

pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu

1 2 3 4

Nilai rata-rata IV 3,25

V Penilaian hasil belajar

1. Kesesuaian teknik penilaian belajar dengan tujuan

pembelajaran

1 2 3 4

2. Kejelasan prosedur penelitian 1 2 3 4

3. Kelengkapan Instrumen

1 2 3 4

Nilai rata-rata V 3,66

SKOR TOTAL IPG1 17,98

Nilai = rata-rata I + II +III+IV+V

Jumlah Sub.Komponen

Nilai =

Komentar pengamat : teknik mengajar harus lebih diperhatikan,interaksi dengan

siswa ditingkatkan.

Pengamat

Nama : Natalia Desi

Jabatan : Mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

139

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJAR GURU

(Kemampuan merencanakan Pembelajaran)

IPKG 1 Siklus 1I

1. Nama Guru :Maria Sediari Pitfina Yos Morok

2. Nim :101314004

3. Sekolah Tempat ujian :Smk Negeri 2 Depok Sleman

4. kelas : XI Teknik Otomasi Industri

5. Mata pelajaran :Sejarah

6. Waktu :2x45 Menit

7. Tanggal :10 Mei 2016

No KOMPONEN RENCANA PEMBELAJARAN SKOR

I Perumusan tujuan pembelajaran

1. Kejelasan Rumusan 1 2 3 4

2. Kelengkapan cakupan Sumber 1 2 3 4

3. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

1 2 3 4

Nilai rata-rata I 4

II Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar

1. Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran

1 2 3 4

2. Kesesuaian dengan karakteristik peserta didik

1 2 3 4

3. Keruntutan dan sistematika materi 1 2 3 4

4. Kesesuaian materi dengan alokasi waktu

1 2 3 4

Nilai rata-rata II 3,75

111 Pemilihan sumber belajar/media pembelajaran

1. Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan

tujuan pembelajaran

1 2 3 4

2. Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan

materi pembelajaran.

1 2 3 4

3 Kesesuain Sumber belajar/ media pembelajaran dengan

karakteristik peserta didik

1 2 3 4

Nilai rata-rata III 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

140

IV

Skenario/ Kegiatan pembelajaran

1. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan

tujuan pembelajaran

1 2 3 4

2. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan

materi pembelajaran

1 2 3 4

3. Kesesuaian strategi dan metode pembelajaran dengan

karasteriktik peserta didik.

1 2 3 4

4. Kelengkapan langkah-langkah dalam setiap tahapan

pembelajaran dan kesesuaian dengan alokasi waktu

1 2 3 4

Nilai rata-rata IV 3,75

V Penilaian hasil belajar

1. Kesesuaian teknik penilaian belajar dengan tujuan

pembelajaran

1 2 3 4

2. Kejelasan prosedur penelitian 1 2 3 4

3. Kelengkapan Instrumen

1 2 3 4

Nilai rata-rata V 3,66

SKOR TOTAL IPG1 18,75

Nilai = rata-rata I + II +III+IV+V

Jumlah Sub.Komponen

Nilai =

Komentar pengamat : Teknik mengajar sudah lebih baik, kurang mengolah waktu

dengan baik.

Pengamat

Nama : Natalia Desi

Jabatan : Mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

141

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJAR GURU IPS

(Kemampuan Melaksanakan pembelajaran)

IPKG2 siklus 1

1. Nama guru :Maria Sediari Pitfina Yos Morok

2. NIM :101314004

3. Sekolah Tempat ujian : Smk Negeri 2 Depok Sleman

4. Kelas :XI Teknik Otomasi Industri

5. Mata pelajaran : SEJARAH

6. Waktu :2x45 Menit

7. Tanggal :19 April 2016

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

I PRAPEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan pembelajaran 1 2 3 4

2. Memeriksa kesiapan pembelajaran

1 2 3 4

Nilai rata-rata I 4

II Membuka pembelajaran

1. Melakukan kegiatan Apersepsi

1 2 3 4

2. Menyampaikan kompetensi(tujuan) yang akan dicapai

dan rencana kegiatan

1 2 3 4

Nilai rata-rata II 4

111 Kegiatan pembelajaran

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan

1 2 3 4

Nilai rata-rata III A 1,75

B. Pendekatan / strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai

1 2 3 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

142

2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4

3. Menguasai kelas 1 2 3 4

4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual

1 2 3 4

5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasan positif (Nurturant effect)

1 2 3 4

6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu

1 2 3 4

Nilai rata-rata III B 3

C Pemanfaatan Sumber belajar/ media pembelajaran

1. Menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan sumber

belajar/media pembelajaran

1 2 3 4

2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4

3. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan/ pemanfaatan

sumber belajar/media pembelajaran.

1 2 3 4

Nilai rata-rata III C 4

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan parsitipasi aktif siswa melalui interaksi

guru, siswa, sumber belajar

1 2 3 4

2. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4

3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4

4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4

5. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam

belajar

1 2 3 4

Nilai rata-rata III D 3,4

E. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Memantau kemajuan belajar 1 2 3 4

2. Melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi

1 2 3 4

Nilai rata-rata III E 4

F. Penggunaan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

143

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 1 2 3 4

2. Menggunakan bahasa tulisan yang baik dan benar 1 2 3 4

3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

1 2 3 4

Nilai rata-rata III F 3

IV. PENUTUP

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

1 2 3 4

2. Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan,

atau kegiatan, atau tugas, sebagai bagian remidi/

pengayaaan

1 2 3 4

Nilai rata-rata 1V 3,5

SKOR TOTAL IPG 2 26,96

Nilai = rata-rata I + II +IIIA+ IIIB +IIIC + IIID+ IIIE+IIIF+IV

Jumlah Sub.Komponen

Nilai =

Komentar pengamat : Lebih focus dengan materi,kebingungan dalam

menyampaikan materi.

Pengamat

Nama : Natalia Desi

Jabatan : Mahasiswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

144

INSTRUMEN PENILAIAN KINERJAR GURU IPS

(Kemampuan Melaksanakan pembelajaran)

IPKG2 siklus 1I

1. Nama guru :Maria sediari Pitfina Yos Morok

2. NIM :101314004

3. Sekolah Tempat ujian :Smk Negeri 2 Depok Sleman

4. Kelas :XI Teknik Otomasi Industri

5. Mata pelajaran : SEJARAH

6. Waktu :2x45 Menit

7. Tanggal :10 Mei 2016

No INDIKATOR/ASPEK YANG DIAMATI

SKOR

I PRAPEMBELAJARAN

1. Kesiapan ruang, alat, dan pembelajaran 1 2 3 4

2. Memeriksa kesiapan pembelajaran

1 2 3 4

Nilai rata-rata I 4

II Membuka pembelajaran

1. Melakukan kegiatan Apersepsi

1 2 3 4

2. Menyampaikan kompetensi(tujuan) yang akan dicapai

dan rencana kegiatan

1 2 3 4

Nilai rata-rata II 4

111 Kegiatan pembelajaran

A. Penguasaan Materi Pembelajaran

1. Menunjukan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4

2 Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang

relevan

1 2 3 4

Nilai rata-rata III A 4

B. Pendekatan / strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi

(tujuan) yang akan dicapai

1 2 3 4

2. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

145

3. Menguasai kelas 1 2 3 4

4. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat konstektual

1 2 3 4

5. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan

tumbuhnya kebiasan positif (Nurturant effect)

1 2 3 4

6. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi

waktu

1 2 3 4

Nilai rata-rata III B 4

c Pemanfaatan Sumber belajar/ media pembelajaran

1. Menunjukkan ketrampilan dalam penggunaan sumber

belajar/media pembelajaran

1 2 3 4

2. Menghasilkan pesan yang menarik 1 2 3 4

3. Melibatkan siswa dalam pembuatan dan/ pemanfaatan

sumber belajar/media pembelajaran.

1 2 3 4

Nilai rata-rata III C 3,66

D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara

keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan parsitipasi aktif siswa melalui interaksi

guru, siswa, sumber belajar

1 2 3 4

2. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4

3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4

4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4

5. Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam

belajar

1 2 3 4

Nilai rata-rata III D 3,8

E. Penilaian proses dan hasil belajar

1. Memantau kemajuan belajar 1 2 3 4

2. Melakukan penilaian akhir sesuai kompetensi

1 2 3 4

Nilai rata-rata III E 4

F. Penggunaan bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

146

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancer 1 2 3 4

2. Menggunakan bahasa tulisan yang baik dan benar 1 2 3 4

3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

1 2 3 4

Nilai rata-rata III F 3,66

IV. PENUTUP

1. Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan

melibatkan siswa

1 2 3 4

2. Melakukan tindak lanjut dengan memberikan arahan,

atau kegiatan, atau tugas, sebagai bagian remidi/

pengayaaan

1 2 3 4

Nilai rata-rata 1V 3,5

SKOR TOTAL IPG 2 34,67

Nilai = rata-rata I + II +IIIA+ IIIB +IIIC + IIID+ IIIE+IIIF+IV

Jumlah Sub.Komponen

Nilai =

Komentar pengamat : teknik dan media yang digunakan sudah lebih baik,interaksi

siswa sudah lebih meningkat

Pengamat

Nama : Natalia Desi

Jabatan : Mahasiswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

147

Foto kegiatan

Saat Berdiskusi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

148

Validitas Butir Soal

No. Nama Skor Pilihan Ganda

Y 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 APW 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 28

2 AE 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 17

3 AD 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25

4 APN 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 23

5 BM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 26

6 DU 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 25

7 DRU 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 21

8 DR 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 20

9 DH 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

10 DRA 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

11 DS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 27

12 DNA 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 21

13 FTU 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 22

14 HSF 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

15 HR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

16 IRK 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

17 ITA 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 20

18 KCK 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 21

19 LAK 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 18

20 MLA 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 24

21 MA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 23

22 MM 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 19

23 NAB 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 20

24 OSF 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 16

25 RDI 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 25

26 RNC 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 25

27 SAN 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS …PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS XI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLE NON-EXAMPLE DI SMK NEGERI

149

28 SWM 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 21

29 TFR 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 15

30 VDR 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 17

31 YNA 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 19

32 YFT 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24

Jumlah 10 27 27 25 30 26 23 27 25 20 25 23 25 23 15 15 22 24 25 26 22 26 25 21 26 21 22 23 23 25

Rxy 0.46 0.16 0.31 0.38 0.09 0.06 0.28 0.30 0.17 0.21 0.19 0.27 0.36 0.03 0.51 0.33 0.41 0.33 0.40 0.38 0.43 0.29 0.17 0.34 0.08 0.41 0.34 0.52 0.52 0.13

Nilai t 2,84 0,86 0,30 2,21 0,48 0,58 1,62 1,73 0,94 1,16 1,06 1,50 2,12 0,15 3,23 1,96 2,49 1,92 2,43 2,99 2,63 1,63 0,94 1,95 0,45 2,46 1,97 3,33 3,36 0,76

S 0,975 0,80 0,70 0,99 0,50 0,50 0,95 0,85 0,80 0,90 0,85 0.99 0,995 0,50 0,995 0,95 0,95 0,99 0,99 0,995 0,99 80,85 0,80 0,80 0,50 0,99 0,95 0,995 0,995 0,75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI