2
Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Anggaran Pentingnya Melakukan Kajian Pengeluaran Publik Indonesia Sistem Penganggaran - 3/15/2007 1:18:05 PM Back Kondisi makroekonomi berdampak pada kebijakan pengeluaran publik Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa kondisi makroekonomi Indonesia dua tahun terakhir berada dalam kondisi yang relatif stabil. Kondisi ini didukung pula dengan semakin membaiknya kondisi fiskal, menurunnya tingkat kemiskinan dan meningkatnya mutu dan akses layanan dasar. Kondisi diatas perlu dijaga dan ditingkatkan dengan kemampuan/manajemen pengelolaan keuangan negara khususnya manajemen alokasi pengeluaran negara dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Kemampuan manajemen pengeluaran inilah yang terus diupayakan untuk ditingkatkan pada seluruh level pengelola keuangan negara. Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh World Bank dan Pemerintah Indonesia (Inisiatif Analisis Pengeluaran Publik/Initiative for Publik Expenditure Analysis (IPEA) , menyatakan bahwa terdapat enam bidang pengeluaran yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian dari pemerintah, yaitu : 1. Perbesar ruang fiskal dan pertahankan stabilitas makroekonomi dengan cara mengurangi dan merealokasi subsidi serta menurunkan hutang keseluruhan. 2. Maksimalkan manfaat peningkatan pengeluaran untuk sektor pendidikan dengan meningkatkan investasi di jenjang pendidikan menengah pertama, redefinisikan sasaran belanja pendidikan sebesar 20% dan alokasi kembali tenaga pengajaran pada sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan guru. 3. Atasi ketidakmerataan dalam layanan kesehatan dengan menargetkan secara lebih baik ke daerah-daerah yang layanannya belum baik. Tingkatkan mutu layanan kesehatan dengan melakukan regulasi terhadap penyedia layanan kesehatan swasta dengan memperluas wilayah layanan para bidan dan meningkatkan pelatihan yang mereka perlukan. 4. Lakukan investasi di bidang infrastruktur dengan meningkatkan pasokan listrik dan mengurangi subsidi yang menguntungkan pengguna layanan yang tergolong mampu, memberikan insentif fiskal untuk mendorong pemerintah daerah agar melakukan pemeliharaan jalan yang lebih baik dan menciptakan

Pentingnya Mengkaji Pengeluaran Publik

  • Upload
    masanun

  • View
    215

  • Download
    2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sdsd

Citation preview

Departemen Keuangan Republik IndonesiaDirektorat Jenderal Anggaran

Pentingnya Melakukan Kajian Pengeluaran Publik Indonesia

Sistem Penganggaran - 3/15/2007 1:18:05 PM

Back

Kondisi makroekonomi berdampak pada kebijakan pengeluaran publik Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa kondisi makroekonomi Indonesia dua tahun terakhir berada dalam kondisi yang relatif stabil. Kondisi ini didukung pula dengan semakin membaiknya kondisi fiskal, menurunnya tingkat kemiskinan dan meningkatnya mutu dan akses layanan dasar.

Kondisi diatas perlu dijaga dan ditingkatkan dengan kemampuan/manajemen pengelolaan keuangan negara khususnya manajemen alokasi pengeluaran negara dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia. Kemampuan manajemen pengeluaran inilah yang terus diupayakan untuk ditingkatkan pada seluruh level pengelola keuangan negara.

Berdasarkan hasil riset yang dilakukan oleh World Bank dan Pemerintah Indonesia (Inisiatif Analisis Pengeluaran Publik/Initiative for Publik Expenditure Analysis (IPEA), menyatakan bahwa terdapat enam bidang pengeluaran yang sangat penting dan perlu mendapat perhatian dari pemerintah, yaitu :

1. Perbesar ruang fiskal dan pertahankan stabilitas makroekonomi dengan cara mengurangi dan merealokasi subsidi serta menurunkan hutang keseluruhan.

2. Maksimalkan manfaat peningkatan pengeluaran untuk sektor pendidikan dengan meningkatkan investasi di jenjang pendidikan menengah pertama, redefinisikan sasaran belanja pendidikan sebesar 20% dan alokasi kembali tenaga pengajaran pada sekolah-sekolah yang mengalami kekurangan guru.

3. Atasi ketidakmerataan dalam layanan kesehatan dengan menargetkan secara lebih baik ke daerah-daerah yang layanannya belum baik. Tingkatkan mutu layanan kesehatan dengan melakukan regulasi terhadap penyedia layanan kesehatan swasta dengan memperluas wilayah layanan para bidan dan meningkatkan pelatihan yang mereka perlukan.

4. Lakukan investasi di bidang infrastruktur dengan meningkatkan pasokan listrik dan mengurangi subsidi yang menguntungkan pengguna layanan yang tergolong mampu, memberikan insentif fiskal untuk mendorong pemerintah daerah agar melakukan pemeliharaan jalan yang lebih baik dan menciptakan kerangka kerja bagi PDAM agar bisa berfungsi lebih baik.

5. Buat arus pengeluaran publik yang lebih mudah diprediksi dan transparan dengan menciptakan sistem anggaran berbasis kinerja, yang menghubungkan anggaran dengan proses perencanaan serta penguatan sistem pengadaan dan fungsi-fungsi pemeriksaan.

6. Bantu pemerintah daerah untuk menggunakan sumber-sumber daya mereka secara lebih baik dengan menghapuskan pencakupan penuh gaji pegawai negeri sipil dari DAU, mengurangi pengeluaran untuk kebutuhan administrasi dan pengembangan kapasitas.

Di samping itu direkomendasikan pula beberapa tindakan yang dapat memberikan hasil cepat dan dampak tinggi, meliputi :

1. Mengurangi pemberian subsidi BBM (AS$5 milyar), yang tidak efisien dan lebih berpihak kepada orang kaya.

2. Melakukan realokasi subsidi listrik (AS$3 milyar), yang tidak efisien dan lebih berpihak kepada orang kaya.

3. Menyusun Kerangka Kerja Pengeluaran Jangka Menengah dan berikan ruang untuk melakukan otorisasi terhadap anggaran multi tahun.

4. Melakukan penguatan lebih lanjut baik terhadap kapasitas maupun kehadiran BPK di daerah dan lakukan pemberdayaan BPK untuk melakukan pemeriksaaan terhadap Ditjen Pajak di Dep. Keuangan. Serta mendefinisikan kembali peran BPKP dan lakukan konsolidasi terhadap fungsi-fungsi berbagai lembaga pemeriksaan intrenal.

http://www.anggaran.depkeu.go.id/web-print-list.asp?ContentId=100