Click here to load reader

Penumpukan Kendaraan Pasteur.docx

  • Upload
    herdian

  • View
    241

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Sipil Engineering (Traffic Engineering)

Citation preview

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas besar pada mata kuliah Sistem Transportasi yang merupakan mata kuliah kekhususan untuk program teknik sipil di Universitas Jenderal Achmad Yani dengan baik dan tepat pada waktunya.Tugas besar ini merupakan salah satu syarat untuk lulus pada mata kuliah Sistem Transportasi yang berjumlah 2 sks, sebagai pelengkap dari tugas-tugas lainyang di berikan oleh dosen pengampu, dan akan di akumulasikan dengan nilai-nilai ujian selama 1 semester ini.Dalam pengerjaan tugas besar ini penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang terlibat dan senantiasa memberi semangat. Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :1. Ibu Dr.Ir.Ariani Budi Safarina, MT selaku kepala Jurusan Teknik Sipil UNJANI. 2. Bapak Ferry Rusgiyarto,Ir., MT selaku dosen pengampu mata kuliah Sistem Transportasi di Jurusan Teknik Sipil UNJANI.3. Kepada kedua orang Tua yang telah memberikan semangat, dukungan baik dari segi finansial dan spiritual selama menyelesaikan tugas besar ini.

Penulis menyadari bahwa pembuatan tugas besar ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kemungkinan kekurangan dalam pembuatannya, untuk itu perlunya bimbingan lebih lanjut dari dosen bersangkutan sangat di harapkan oleh penulis.

Cimahi, 8 Desember 2014

Civil Engineering2014

PenulisTugas Besar Sistem Transportasi 18 | Page

Latar Belakang

Bandung adalah kota metropolitan yang merupakan ibu kota dari Provinsi Jawa Barat yang tentunya mempunyai tingkat pembangunan yang tinggi terutama pada pembangunan dibidang pariwisata, industri, dan sebagainya yang merupakan bagian penting untuk kemajuan kota dan pengisi keuangan daerah. Terlihat pada tahun ini jumlah hotel di Kota Bandung mencapai 227 unit, pusat perbelanjaan mencapai 24 unit, Factory Outlet mencapai 80 unit, restoran mencapai 121 unit dan berbagai jasa lainnya (Sumber: www.bandung.go.id).Pemerintah kota Bandung tentunya sudah banyak mempersiapkan upaya-upaya yang setidaknya bisa memfasilitasi kemajuan dan moderenisasi kota yang berkembang pesat. hanya saja perwujudannya yang banyak terkendala dengan tingkat kesadaran masyarakat akan kemajuan kota. Bahkan dari sisi sebaliknya ada masyarakat yang tidak bisa menerima perubahan yang baik untuk kemaslahatan orang banyak, seperti sopir angkot yang sangat menolak TMB (Trans Metro Bandung) yang merupakan proyek patungan antara pemerintah kota Bandung dengan Perum II DAMRI Bandung dalam memberikan layanan transportasi massal dengan harga murah, fasilitas dan kenyamanan yang terjamin serta tepat waktu ke tujuan. Hal-hal seperti ini pastinya membuat serba salahnya pemerintah yang berwenang.Berdasarkan data yang didapat, jumlah kendaraan (mobil) yang masuk Kota Bandung melewati pintu tol Pasteur pada Tahun 2005 sebanyak 7 juta unit (Sumber: Bandung Dalam Angka Tahun 2005) dan setiap tahunnya bertambah seiring kemajuan kota Bandung, sedangkan untuk ketersediaan jaringan jalan, panjang jaringan jalan yang tersedia di Kota Bandung sekitar 1.221 Km (Bandung Dalam Angka tahun 2005) dan luas permukaan jalan di Kota Bandung hanya sekitar 3,8% dari total keseluruhan luas Kota Bandung yang seharusnya mampu mencapai 20% dari total keseluruhan luas kota Bandung. Sedangkan untuk ketersediaan fasilitas lahan parkir hanya tersedia sebanyak 238 titik (Sumber: Bandung Dalam Angka Tahun 2005). Oleh karena itu perbaikan-perbaikan sehubungan dengan sarana dan prasarana sangat perlu untuk dilakukan.Berdasakan penjabaran diatas penyediaan sarana bertujuan agar keharmonisan kehidupan kota tetap terjamin, seperti yang diungkapkan bintaro (1977:40) bahwa Kegairahan hidup didalam kota tergantung pada adanya sarana dan prasarana di dalam kota dan bagaimana mengatur sarana dan prasarana secara seimbang dan serasi. Sarana transportasi yang memadai mutlak dibutuhkan untuk mendukung aktivitas dari masyarakatnya. Semakin tinggi jumlah penduduk maka kebutuhan akan sarana transportasi semakin meningkat. Suatu kota idealnya memiliki jaringan jalan 30 % dari luas wilayahnya, tetapi kota Bandung baru memiliki 4% luas jaringan jalan. Hal tersebut menimbulkan ketidakseimbangan antara kebutuhan transportasi dan keberadaan jaringan jalan sehingga terjadilah kemacetan lalu-lintas.Salah satu jalan penghubung antara kota Bandung dan kota-kota di sekitarnya adalah Tol Pasteur. Sebagai pintu keluar tol yang berfungsi sebagai arteri primer, jalan Pasteur tentulah mempunyai peran yang penting sebagai akses pertama masuk kota Bandung sehingga perlunya kajian kembali terkait dengan kemacetan dan penumpukan volume kendaraan di daerah ini. Yang pada saat ini tentu saja menimbulkan banyak pertanyaan, apakah upaya yang di lakukan pemerintah dengan pengaturan lampu lalu lintas yang di jalankan sekarang ini sudah hal final atau maksimal yang bisa di lakukan. Atau masih ada sebuah upaya lain yang bisa dilakukan dengan study dan penelitian yang setidaknya bisa mengurangi penumpukan kendaraan secara efektif.Hal yang menjadi titik fokus dalam penelitian ini adalah Lampu merah pada perempatan pasteur. Yaitu dari jalan keluar tol Pasteur, Jalan Dr junjunan, Jalan Gunung Batu dan jalan Surya Sumantri. Di sisi lain memang volume kendaraan disini memang sulit untuk dibendung lagi, namun tentunya menjadi tugas seorang perencana untuk terus berfikir serta tidak boleh menyerah pada keadaaan sekarang dan terus mencari-cari ide demi kemaslahatan bersama.

1. Formulation of Goals and Objection

a) Masalah Masalah yang diangkat adalah penumpukan kendaraan yang terjadi pada daerah Pasteur, terutama pada perempatan Pasteur. 4 titik tersebut adalah jalan keluar Tol Pasteur, Jalan Gunung Batu, Jalan Dr. Djunjunan, dan Jalan Surya Sumantri. Yang menurut penulis merupakan akar dari penumpukan kendaraan di daerah tersebut adalah disebabkan Lampu lalu lintas yang di nilai berdurasi terlalu lama dan menyebabkan penumpukan kendaraan pada 4 titik tersebut. Dan tentunya keadaan ini didukung pula dengan lonjakan volume kendaraan khususnya mobil yang setiap tahun bertambah seiring perkembangan dan pembangunan di kota Bandung, sedangkan lebar jalan ataupun ruas jalan pada kota Bandung berjalan statis dari tahun ke tahun. Sehingga jika diamati oleh penulis adanya penumpukan volume kendaraan yang terjadi di lampu lalu lintas ini, sedikit banyaknya mengurangi kenyamanan serta menyebabkan estimasi waktu pengguna jalan untuk sampai ketempat tujuan lebih lama.

b) Kendala Kawasan ini merupakan kawasan yang produktif karena termasuk jalan utama di kota Bandung sehingga kawasan sekitar jalan Pasteur ini banyak memunculkan kegiatan perdagangan, seperti toko oleh-oleh ,dll. Apalagi pada-pada hari libur (weekend) sehingga banyak sekali wisatawan dari luar kota Bandung berkunjung. Perempatan ini juga merupakan penghubung antar kota ataupun kabupaten-kabupaten kota Bandung, salah satunya Kota Bandung Kota Cimahi, serta kota-kota lainnya yang berada di Jawa Barat. Jadi, wajar saja kawasan ini sangat padat, karena tentunya tidak sedikit masyarakat yang bertransportasi dari Kota-kota di sekitar ke Bandung. Misalnya bersekolah, berwisata, bekerja, dan sebagainya di Kota Bandung. Penumpukan parah hampir di setiap zona waktu terjadi. Misalnya pada ruas jalan Surya Sumantri karena memang ruas jalan ini memiliki ruang gerak yang sempit yaitu hanya untuk 2 mobil saja, di perparah lagi 1 ruas jalan nya itu di peruntukkan bukan untuk antrian lampu merah, tetapi untuk lajur non lampu merah ke simpang menuju jalan Dr. Djunjunan. Namun dari pengamatan yang di lakukan, ruas ini pun ikut-ikutan di gunakan untuk antrian kendaraan, sehingga simpang yang seharusnya bisa di gunakan untuk ikut mengurai penumpukan kendaraan ini pun juga ikut tersendat dan menjadi tidak efektif dari segi nilai guna. Sulitnya untuk di lakukannya pelebaran jalan pada daerah-daerah ini sehubungan dengan volume kendaraan perhari yang begitu banyak, sehingga kalaupun di lakukan pelebaran jalan, hal ini akan memunculkan permasalahan baru nantinya. Seperti kemacetan parah dan kerugian jangka pendek ataupun jangka panjang . Kurangnya sarana transportasi masal yang memadai, misalnya kereta api untuk cimahi bandung, kereta untuk Jakarta - bandung atupun bus-bus umum yang bisa melayani penumpang dengan masal. Kesadaran pengguna jalan dalam mematuhi peraturan lalu lintas yang kurang dan cenderung tidak sabaran dalam berkendara sehingga menambah keruetan lalu lintas di perempatan ini.

2. Data Collection

Data yang akan penyusun kumpulkan dalam hal ini meliputi :

Data durasi lampu lalu lintar pada pagi, siang, sore, dan malam pada 4 lampu lalu lintas tersebut untuk mengetahui adakah upaya pengefektifan lampu lalu lintas sesuai jumlah dan volume kendaraan dari ke 4 ruas jalan tersebut.

Contoh format tabel yang akan digunakan :

Lampu TinjauanDurasi Lampu Lalu Lintas (Detik)

Pagi(07.00-10.00)Sore(04.00-6.00)

Fase 1 : Lampu Hijau Lampu Merah80170Pengaturan Manual Oleh Pihak Kepolisian Lalu Lintas

Fase 2 : Lampu Hijau Lampu Merah70180

Fase 3 : Lampu Hijau Lampu Merah100150

Tabel 1.1. Durasi Lampu Lalu Lintas

1 Siklus durasi lampu lalu lintas pada pagi hari dapat di buat seperti ini :

Keterangan :

Fase 1 Keluar Tol Pasteur Jalan Dr. Djunjunan (Bandung) ; dan Jalan Dr. Djunjunan (Bandung) - Masuk Tol Purbaleunyi.

Fase 2 Jalan Gunung Batu (Cimahi) Jalan Dr. Djunjunan (Bandung) ; dan Jalan Surya Sumantri Masuk Tol Purbaleunyi/Jalan Gunung Batu.

Fase 3 Jalan Dr. Dunjunan (Bandung) - Masuk Tol Purbaleunyi ; dan Jalan Dr. Djunjunan (Bandung) Jalan Surya Sumantri

Data pengelompokkan penumpukan kendaraan pada lampu lalu lintas tersebut di tinjau dari ke-empat ruas jalan pada pagi dan sore Contoh format tabel yang akan di gunakan :Ruas JalanPenumpukan Kendaran (m)Kendaraan yang mendominasi

Pagi(07.00-9.00)MotorMobil

Jalan Dr.junjunan125

Jalan Gunung Batu150

Jalan Surya Sumantri175

Jalan Keluar Tol Pasteur225

Tabel 1.2 Data Penumpukan Kendaraan Pada Pagi Hari

Ruas JalanPenumpukan Kendaran (m)Kendaraan yang mendominasi

Sore(04.00-05.00)MotorMobil

Jalan Dr.junjunan375

Jalan Gunung Batu100

Jalan Surya Sumantri625

Jalan Keluar Tol Pasteur450

Tabel 1.3 Data Penumpukan Kendaraan Pada Sore Hari3. Metode Analisa

Observasi lapangan, yaitu penelitian dan pengamatan langsung di lapangan untuk mendapatkan realita pengaturan lalu lintas real yang di amati di lapangan serta sarana transportasi yang mendominasi pada titik fokus penelitian. Mencari data statistika tentang kemacetan kota bandung pada daerah kajian yang bersangkutan.

4. Forecasting / Peramalan :

Berdasarkan dari data-data yang sudah didapat dari observasi, survey lapangan, dan keterangan aparat setempat, dapat di perkirakan bahwa volume kendaraan yang masuk dan penumpukan akan terus bertambah pada beberapa tahun kedepan jika tidak diiringi dengan rekayasa lalu lintas ataupun persiapan dari pemerintah dan instansi yang bersangkutan untuk menekan jumlah kendaraan pribadi yang beraktifitas di Bandung. Ataupun dengan cara secepatnya mempersiapkan kendaraan-kendaraan masal yang tentunya efektif dalam melayani masyarakat.

Peramalan bisa di lakukan dengan perhitungan. Misalnya tahun 2014 jumlah kendaraan yang keluar masuk di Kota Bandung 12 juta unit dengan tingkat pertumbuhan yang kita ambil adalah pertumbuhan terkecil yaitu 0,1. Maka pada tahun 2019 :Vt = V0 (1+i)n V2019 = 12.000.000 (1+0,1)5 = 19.326.120 UnitSehingga setiap tahunnya jumlah kendaraan yang keluar masuk kota Bandung bertambah sekitar 3.865.224 Unit/tahun

5. Formulasi Perencanaan :

Dari hasil observasi, didapatkan bahwa pengaturan durasi lampu lalu lintas pada perempatan ini bersifat actuated. Yang berarti pengaturannya sesuai volume kendaraan di setiap perempatannya, sehingga yang mempunyai volume paling banyak akan diberikan waktu lampu hijau lebih lama. Namun pengaturannya dilakukan secara manual dari aparat kepolisian dalam bidang lalu lintas. Formulasi yang bisa dilakukan supaya keefektifan lampu lalu lintas adalah adanya kajian dari instansi terkait yang berfungsi untuk menghitung dan mensurvey jam-jam kemacetan pada hari kerja maupun libur sehingga di dapatkan durasi-durasi keefektifan lampu lalu lintas. Dan di butuhkan juga teknologi yang bisa di lakukan dalam bidang iptek sehingga durasi-durasi yang sudah didapat bisa di aplikasikan dengan baik pada perempatan bervolume padat seperti pada perempetan Pasteur. Pintu Masuk tol Purbaleunyi dan keluar tol Pasteur juga sepertinya menjadi masalah, karena setelah dilakukan pengamatan pada hari-hari weekend, pintu masuk dan keluar pintu tol ini terlalu dekat dengan lampu merah yaitu hanya berjarak sekitar 465 m, sehingga penumpukan kendaraan parah pun hampir setiap hari libur terjadi, bahkan sampai didalam tol Pasteur. Sehingga perlunya kajian kembali dari pihak Bina Marga sebagai penanggung jawab jalan tol dan perlunya perhitungan kembali tentang keefektifan yang akan terjadi jika pintu tol dan masuk tol tersebut di geser. Perluasan jalan juga sebenarnya bisa menjadi solusi namun perluasan ini sudah terlambat di lakukan, dikarenakan volume kendaraan yang sudah terlalu ramai. Sehingga hal yang bisa di lakukan adalah dengan sedikit-sedikit menggeser pandangan masyarakat dan kenyamanan masyarakat agar lebih condong ke sarana transportasi massal , seperti dengan menaikkan biaya parkir atau dengan cara memberlakukan pembayaran di hari-hari tertentu di jalan-jalan tertentu supaya membuat bergesernya kebutuhan masyarakat

6. Evalusi :

Diharapkan adanya suatu pengaturan lampu lalu lintas yang otomatis dengan memanfaatkan berbagai teknologi di bidang iptek serta harus di dukung dengan study dan pengawasan yang lebih supaya pada saat ada perubahan-perubahan di lapangan bisa di lakukan evaluasi secara cepat dan tanggap. Sehingga durasi lampu lalu lintas ini bisa efektif dan tepat sasaran. Pembuatan simpang tak sebidang juga merupakan salah satu solusi yang efektif dalam mengatasi penumpukan kendaraan ini, misalnya dengan pembuatan fly over dari keluar tol Pasteur sampai jalan Dr. Djunjunan. Pengurangan kendaraan pribadi dengan cara mengupayakan kendaraan masal yang efektif, murah, nyaman, dan aman. Namun, tentunya harus diiringi dengan sarana dan prasarana kendaraan massal yang memadai dan bisa mudah di jangkau masyarakat, baik tempat kendaraan masal itu berhenti, kendaraan yang real time, dan terjangkau dari sisi biaya. Pengendalian dan pengelolaan yaitu mengelola kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun umum. Pada kendaraan umum, misalnya angkot, perlunya pembatasan jumlah angkot yang beroperasi disesuaikan dengan jumlah penumpangnya. Jangan sampai angkot yang banyak tetapi disisi penumpang/permintaan sedikit, karena penumpang relatif lebih sedikit dibanding jumlah kendaraan, maka banyak angkot yang ngetem dan menumpuk, menyebabkan kemacetan. Lalu perlunya penggantian moda transportasi angkot dengan moda angkutan berbadan lebar seperti bus. Dengan menggunakan bus, maka otomatis jumlah penumpang yang diangkut lebih banyak, sehingga populasi kendaraan umum di jalanan relatif lebih sedikit. serta bisa di pakai untuk kebutuhan sehari-hari sebagai wujud siapnya kota Bandung sebagai kota metropolitan yang di dalamnya terdapat industry, pariwisata, dsb. Namun juga mengedepan kan kota yang nyaman, tertib dan mendukung pengurangan polusi lingkungan. Melakukan pembatasan mengenai kendaraan-kendaraan yang boleh melewati / masuk kota Bandung. Misalnya pada hari weekend atau pun hari-hari tertentu plat motor atau mobil di luar kota Bandung dilarang , jika melanggar akan di kenakan denda atau di proses hukum, dsb.

7. Implemetasi :

Langkah jangka pendek yang bisa dilakukan adalah pengaturan durasi lampu merah secara otomatis tidak menggunakan aparat kepolisian, melainkan dengan penemuan dibidang iptek yang otomatis. Karena hal ini tidak terlalu efektif dan cenderung bisa menyebabkan ketidakadilan antara pengguna jalan, apalagi kedisiplinan dan kesadaran berlalu lintas di Kota Bandung termasuk kurang. Langkah jangka panjang yang sekiranya efektif adalah pembuatan simpang tak sebidang karena dengan pembuatan simpang tak sebidang ini setidaknya mengurangi fase pada siklus lampu merah di Pasteur. Simpang tak sebidang yang bisa lakukan adalah pembuatan fly over antara keluar tol Pasteur sampai jalan Dr. Djunjunan.

Foto foto Penumpukan kendaraan Perempatan Pasteur

Pagi Hari

Pada Jalan Gunung Batu , Hari/Tanggal : Kamis / 6-11-2014

Pada Jalan Keluar Tol Pasteur , Hari/Tanggal : Kamis / 6-11-2014

Pada Jalan Surya Sumantri,Hari/Tanggal : Kamis / 6-11-2014

Pada Jalan Dr. Djunjunan,Hari/Tanggal : Kamis / 6-11-2014

Sore Hari

Pada Jalan Gunung Batu , Hari/Tanggal : Minggu / 16-11-2014

Pada Jalan Keluar Tol Pasteur , Hari/Tanggal : Minggu / 16-11-2014

Pada Jalan Surya Sumantri,Hari/Tanggal : Minggu / 16-11-2014

Pada Jalan Dr. DjunjunjanHari/Tanggal : Minggu / 16-11-2014

Upaya-upaya dengan Simpang-simpang

Untuk Dari Jalan Dr. Junjunan Jalan Gunung Batu (Cimahi)

Untuk Dari Keluar Tol Pasteur Jalan Surya Sumantri

Untuk dari Jalan Gunung Batu - Jalan masuk Tol Purbaleunyi Dan Untuk dari jalan Surya Sumantri - Jalan Gunung Batu

Denah Rencana Fly Over Pasteur