72
LAPORAN UJI PETIK KEMAJUAN PELAKSANAAN, CAPAIAN, DAN POTENSI PENDANAAN KOLABORASI DALAM PEMENUHAN LAYANAN 80% TAHUN 2020 “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS” PENYELENGGARAAN

PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

PB PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 1PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

LAPORAN UJI PETIK KEMAJUAN PELAKSANAAN, CAPAIAN, DAN POTENSI PENDANAAN KOLABORASI

DALAM PEMENUHAN LAYANAN 80% TAHUN 2020

“KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

PENYELENGGARAAN

Page 2: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

2 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 3PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Koordinator Uji Petik : Mokhamad Fakhrur Rifqie Pejabat Pembuat Komitment IBM - PMU

Penulis : Agus Sudirman program financing institutional Collaboration specialist - NMC Eka Chandra qualitative - evaluation specialist - Advisory

Surveyor : Ayi Sugandhi program institutional financing & manual specialist – Advisory James Manopo HRM Specialist Dade Syarifudin sub prof training for community Akhmad Nashiruddin N. sub prof for institutional city level & Collaboration - NMC Aris Tiyanto

sub prof institutional on community level - NMC Agus Sudirman program financing institutional Collaboration specialist - NMC

Tata Letak & Cover : Bambang Irawansub prof graphic & designer

Editor : M.I. Stephen vincent sub prof for media management & ICT

Diterbitkan oleh:Pejabat Pembuat Komitmen Infrastruktur Berbasis Masyarakat KOTAKU Wilayah 1

Page 3: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

2 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 3PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

UJI PETIK PENYELENGGARAAN

PENINGKATAN LAYANAN 80%

(KOLABORASI KOTAKU TUNTAS)

Page 4: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

4 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 5PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

KATA PENGANTAR

Di perjalanan pelaksanaan program Kotaku khususnya lokasi yang termasuk klaster 2 (Lokasi peningkatan layanan 80%), Project Management Unit (PMU) menilai penting adanya sebuah kajian untuk mendapatkan gambaran efektivitas penerapan strategi melalui Panduan “Kolaborasi Kotaku Tuntas” yang sudah berjalan sekitar 8 Bulan dilapangan.

Gambaran kenyataan penyelenggaraan panduan “Kolaborasi Kotaku Tuntas” yang diterapkan pada lokasi klaster 2 atau fokus peningkatan layanan 80% pada 5 indikator kumuh di berbagai level akan menjadi potret kondisi kekinian, sekaligus basis proyeksi bagi perbaikan penyelenggaraan peningkatan layanan 80% ke depan.

Fakta peningkatan layanan 80% di 5 indikator kumuh, sampai dengan bulan Oktober 2020 secara progres capaian kumuh relatif terjadi kenaikan setiap bulanya. hal ini adalah bukti bahwa praktik penyelenggaraan panduan “Kolaborasi Kotaku Tuntas” dalam peningkatan layanan 80% sudah terjadi, meskipun masih perlu dioptimalkan di tahun 2021. Hasil uji petik ini merupakan tambahan informasi bagi pelaku program dan pemangku kepentingan lainnya tentang peta persoalan dan peluang untuk bahan diskusi merumuskan langkah-langkah optimalisasi.

Akhirnya kami menyadari ketidaksempurnaan dan kekurangan uji petik ini, sehingga saran dan masukan dari berbagai pihak sangat kami harapkan untuk penyempurnaan uji petik selanjutnya. Apresiasi kami sampaikan juga kepada semua pihak yang telah meluangkan waktu dan pikiran serta energi dalam pelaksanaan. Semoga usaha yang sudah dicurahkan bermanfaat bagi penataan permukiman, khususnya peningkatan layanan sarana dan prasarana dasar perumahan dan permukiman hingga 100%. Akhir kata kami ucapkan, terima kasih.

Jakarta, Januari 2021 Pejabat Pembuat Komitmen Infrastruktur Berbasis Masyarakat

Mokhamad Fakhrur Rifqie

iv PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Page 5: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

4 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 5PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" vPENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR | ivDAFTAR ISI | v

RINGKASAN EKSEKUTIF PENDAHULUAN | 6Hasil Uji Petik | 7Rekomendasi | 8

I. PENDAHULUAN | 10II.1. Latar Belakang Masalah | 10II.2 Tujuan dan Fokus Uji Petik | 12III.3 Manfaat/Kegunaan Uji Petik | 13

II. METODE UJI PETIK | 14II.1. Kerangka Konsep Pendampingan Kolaborasi Kotaku Tuntas | 14II.2. Hasil Uji Petik yang Relevann | 16II.3. Teknik Pengumpulan Data | 17II.4. Lokasi & Narasumber | 18

III. HASIL UJI PETIK & PEMBAHASAN | 20III.1. Proses Kolaborasi untuk “Kolaborasi Kotaku Tuntas”| 20III.2. Hasil Pelaksanaan Berbagai Investasi Kegiatan Kolaborasi Kotaku

Tuntas | 34III.3. Potensi Kolaborasi Peningkatan Layanan >80% 202 | 42

IV. KESIMPULAN 7 REKOMENDASI | 48IV.1. Kesimpulan| 48IV.2. Rekomendasi 49

LAMPIRAN | 52Lampiran 1. Dokumentasi Investasi Kegiatan Layanan >80% | 52Lampiran 2. Instrumen Uji Petik | 67

Page 6: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

6 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 7PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

RINGKASAN EKSEKUTIF

PendahuluanHingga Desember 2019, dari 21 provinsi lokasi dampingan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), luas pengurangan kumuh berdasarkan nilai kekumuhan dibawah 19 telah mencapai 11.328 Hektare. Dari luas tersebut ada sekitar 3.982 Ha yang tingkat layanan 5 indikator (5 jenis infrastruktur) telah mencapai >80%. Sisanya, yaitu seluas 7.346 Ha belum memenuhi tingkat layanan >80%. Lokasinya tersebar di 21 provinsi, 149 kota/kabupaten, 1.467 kelurahan/desa dan 5.373 rukuntetangga (RT).Sejak Maret 2020, Program Kotaku telah melakukan pendampingan khusus terhadap lokasi-lokasi tersebut melalui kegiatan “Kolaborasi Kotaku Tuntas”. Tujuan kegiatan tersebut adalah menaikkan tingkat layanan 5 indikator hingga minimal >80%. Pendampingan khusus tersebut telah membuahkan hasil, terlihat dari data SIM yang menunjukkan pengurangan luasan kumuh, sebagaimana terlihat pada grafik di bawah.Grafik progres luas kumuh tuntas tingkat layanan 80% di 149 Kota/Kabupaten bulan Mei-Oktober 2020

Untuk menilai efektifitas penerapan Panduan peningkatan layan >80% terhadap; a) capaian pengurangan kumuh tahun 2020; dan b)potensi pendanaan tahun 2021, PMU menugaskan KMP dan advisorymelaksanakan kajian khusus mengenai penyelenggaraan peningkatan

Page 7: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

6 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 7PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

layanan 80%.

Metode Uji Petik digunakan sesuai kebijakan program mengenai kegiatan pemantauan dan evaluasi. Data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder, yaitu data kuantitatif yang bersumber dari SIM KOTAKU, serta data primer yaitu data kualitatif yang bersumber dari pelaku program sebagai narasumber. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara tatap muka langsung ketika kunjungan lapangan, dan wancara daring. Narasumber yang ditemui dan diwawancara adalah para konsultan pendamping program Kotaku yang diwakili Tim OSP di 5 Regon, Tim Korkot dan Tim Fasilitator di 16 kota/kabupaten, serta warga dampingan yaitu pemda diwakili Pokja PKP di 16 kota/kabupaten, dan komunitas diwakili BKM di 32 kelurahan/desa yang menjadi lokasi target peningkatan layanan >80% .

Hasil Uji PetikEfektifitas pelaksanaan panduan terhadap pengurangan kumuh tahun 2020

1. Tahapan siklus yang dilaksanakan cukup efektif untuk memvalidasidata investasi kegiatan dilapangan. Daftar investasi kegiatantersebut sebagai dasar tools perhitungan kumuh tingkat layanan80%. Melalui pelaksanaan survai lapangan dan lokakarya tingkatkota serta kelurahan ternyata banyak ditemukan investasi kegiatanyang sebenarnya sudah direalisasikan pada akhir tahun 2019 danawal tahun 2020 namun datanya belum diinput kedalam SIM Kotaku.

2. Tahapan penyelengaraan siklus yang dilaksanakan cukupmempengaruhi komintmen para pihak. Komitmen tersebut adalahmengenai bagaimana anggaran yang sudah disiapkan oleh berbagaisumber pendanaan ditahun 2020 lebih fokus dan lokus pada lokasidan investasi kegiatan peningkatan layanan 80%.

3. Pelaksanaan tahapan siklus hingga oktober tahun 2020 belum terlaluberpengaruh terhadap hasil capaian pengurangan luas kumuh.Kekurang efektifan ini dikarenakan kegiatan yang direalisasikanbelum bisa menjawab persoalan yang menjadi target layanan80%, misal kegiatan yang paling dibutuhkan adalah pengelolaanair limbah namun realisasi kegiatan pengelolaan air limbah palingsedikit. Penyebab Pelaksanaan tahapan siklus menjadi belum

Page 8: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

8 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 9PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

berpengaruh pada pengurangan kumuh juga disebabkan sebagian besar anggaran yang sudah direncanakan direalokasikan untuk fokus pada penanganan covid-19.

Efektifitas pelaksanaan panduan terhadap potensi kolaborasi peningkatan Layanan >80% pada tahun 20211. Pelaksanaan tahapan panduan relatif efektif bagi kota/kabupaten

yang sudah melaksanakan kegiatan sampai melewati step 01 danstep 02. Karena pemda dan masyarakat sudah tahu persoalan apadan investasi kegiatan apa yang harus diwujudkan hingga layanan80% dianggap tuntas.

2. Melalui tahapan kegiatan siklus kolaborasi tuntas, beberapa kota/kabupaten dan kelurahan/desa sudah membuat komitmen yangdituangkan kedalam berita acara kesepakatan, dinyatakan anggaranuntuk kegiatan pemenuhan layanan >80% pada tahun 2021 menjadiprioritas.

3. Pendanaan dari pihak swasta juga sudah mulai digagas melaluipenyusunan proposal pemasaran sosial, bahkan Kota Manadodan Kota Palangkaraya sudah dilakukan pertemuan dengan pihakswasta potensial.

4. Potensi kolaborasi untuk tahun 2021 diperkirakan akan lebih banyakdari tahun 2020 terutama pembiayaan yang berasal dari APBD IIdan Dana Desa/Kelurahan. Kegiatan yang sudah direncanakanakan dibiayaan dan dikerjakan tahun 2020 namun tertunda karenarefokusing anggaran dan akan dikerjakan pada tahun 2021.

RekomendasiMeningkatkan efektivitas pelaksanaan panduan terhadap pengurangan kumuh1. Perlu perbaikan strategi khususnya bagi kota/kabupaten yang tingkat

pemahaman pelakunya sudah relatif baik, kemajuan pelaksanaantahapan kegiatan siklus sudah hampir semua dilaksanakan,investasi kegiatan sudah cukup banyak yang direalisasikan, namuntidak berbanding lurus dengan hasil pengurangan luasan kumuhnya.Artinya efektifitas dan akurasi sasaran baik penentuan jenis investasikegiatan maupun penentuan lokasi target masih kurang tepat.

2. Perlu ada uji petik khusus terkait dengan “Pengelolaan air Limbah”

Page 9: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

8 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 9PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

karena permasalahan dan kebutuhannya paling banyak namun realisasi investasi kegiatanya paling sedikit diantara 5 indikator utama peningkatan layanan >80%

3. Bisa jadi sebenarnya persoalan pengelolaan air limbah merupakan prioritas utama yang perlu dtangani, namun ada beberapa kendala biasanya terkait dengan persoalan lahan, persoalan teknologi tepat gunan dan kebiasaan warga disekitar lokasi kumuh yang sudah menahun.

1. Meningkatkan efektivitas pelaksanaan panduan terhadap potensi kolaborasi peningkatan layanan >80% pada tahun 2021/2022.

2. Potensi penganggaran guna pelaksanaan kegiatan fisik terkait penanganan kumuh cukup besar terutama sumber pendanaan APBD II dan Dana Desa/Kelurahan. Namun potensi penganggaran tahun 2021 belum fokus dan lokus pada pemenuhan layanan >80% terhadap 5 indikator kumuh, artinya rencana penganggaran terhadap kegiatan ditahun 2021 masih umum walaupun terkait penanganan kumuh.

3. Guna mengawal peganggaran terhadap kegiatan supaya fokus dan lokus pada pemenuhan layanan >80% terhadap 5 indikator utama kumuh yang harus ditingkatkan, maka tim korkot dan Tim fasilitator mendorong Pokja PKP dan BKM untuk mengingatkan/menagih komitmen yang sudah disepakati sebelumnya kepada OPD dan Kades/Lurah serta pihak lainya. Bila perlu Pokja PKP dan BKM sudah menyusun media bantu pemasaran sosial termasuk DED dan RAB kegiatanya diakhir tahun 2020 atau awal tahun 2021.

Ada kemungkinan refokusing anggaran akan terulang lagi ditahun 2021 untuk covid-19. Tim Konsultan memastikan anggaran yang sudah direncanakan untuk peningkatan layanan >80% harus tetap terlaksana, dengan berbagai strategi/argumen misalkan anggaran akan tetap terealisasikan dengan merubah tema kegiatan dalam nomenklatur anggaran yang tadinya, “murni pembangunan fisik” menjadi konsep ,” padat karya tunai dimasa covid” , artinya kegiatan fisik akan tetap berjalan dengan sitem swakelola dimana tenaga kerja memanfaatkan warga lokal yang terkena dampak covid yang dibayar harian.

Page 10: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

10 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 11PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

BAB I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang Masalah

Lokasi yang kondisi awalnya kumuh akan dinyatakan tidak kumuh bila lokasi kumuh tersebut sudah diintervensi berbagai kegiatan infrastruktur. Sehingga nilai kekumuhan turun sampai di bawah 19 dan tingkat layanan 5 (lima) jenis infrastruktur, yaitu; jalan, drainase, air bersih, air limbah, dan persampahan minimal mencapai >80% terpenuhi.

Hingga Desember 2019, dari 21 provinsi lokasi dampingan Program Kota Tanpa Kumuh (Kotaku), luas pengurangan kumuh berdasarkan nilai kekumuhan dibawah 19 telah mencapai 11.328 Hektare. Dari luas tersebut ada sekitar 3.982 Ha yang tingkat layanan 5 indikator (5 jenis infrastruktur) telah mencapai >80%. Sisanya, yaitu seluas 7.346 Ha belum memenuhi tingkat layanan >80%. Lokasinya tersebar di 21 provinsi, 149 kota/kabupaten, 1.467 kelurahan/desa dan 5.373 rukun tetangga (RT).

Sejak Maret 2020, Program Kotaku telah melakukan pendampingan khusus terhadap lokasi-lokasi tersebut melalui kegiatan “Kolaborasi Kotaku Tuntas”. Tujuan kegiatan tersebut adalah menaikkan tingkat layanan 5 indikator hingga minimal >80%. Pendampingan khusus tersebut telah membuahkan hasil, terlihat dari data SIM yang menunjukkan jumlah lokasi RT yang telah mencapai layanan >80% besarta luasan kumuhnya, sebagaimana terlihat pada grafik dan tabel di bawah.

Page 11: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

10 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 11PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Grafik 1. Kemajuan RT tuntas tingkat layanan >80% hingga Oktober 2020

Grafik 2. Kemajuan luas kumuh tuntas tingkat layanan >80% hingga Oktober 2020

Page 12: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

12 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 13PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

JML RT KUMUH

LUAS KUMUH

JML RT TUNTAS

LUAS KUMUH TUNTAS

% RT TUTAS

% LUAS TUNTAS

OSP-01 JATENG 01 20 245 1,032 1303,4 439 617.9 43% 47%OSP-02 DIY 4 54 253 148,9 88 45.1 35% 30%OSP-02 JATENG 02 15 167 606 799,7 206 251.9 34% 31%OSP-03 JATIM 01 17 162 528 584 446 484.3 84% 83%OSP-04 JATIM 02 17 158 674 895,3 373 585.6 55% 65%OSP-05 BALI 2 9 15 38,1 5 18.1 33% 47%OSP-05 NTB 6 103 388 419,9 72 88.4 19% 21%OSP-05 NTT 9 41 79 186,6 14 52.1 18% 28%OSP-06 KALSEL 10 100 583 787,6 20 77.6 3% 10%OSP-06 KALTENG 2 12 62 102,3 1 0.8 2% 1%OSP-07 KALTIM 6 51 178 424,3 62 163.3 35% 38%OSP-08 GORONTALO 2 15 31 128,6 6 19.0 19% 15%OSP-08 MALUT 2 17 33 29,7 1 3.2 3% 11%OSP-08 SULUT 6 70 171 354,2 65 108.8 38% 31%OSP-09 SULBAR 2 10 13 34 8 23.0 62% 68%OSP-09 SULSEL 14 139 433 582,4 122 239.8 28% 41%OSP-09 SULTENG 2 12 49 95,9 12 28.5 24% 30%OSP-10 SULTRA 4 43 77 159 25 60.6 32% 38%OSP-11 MALUKU 3 26 48 89,2 5 5.5 10% 6%OSP-11 PAPUA 1 11 62 76,4 3 2.3 5% 3%OSP-11 PAPUA BARAT 2 22 58 106,3 12 21.4 21% 20%TOTAL 146 1467 5373 7345,9 1985 2897.1 37% 39%

PROVINSI

TARGET 2022 CAPAIAN OKTOBER 2020JML

KEL/DESA

JML KOTA KAB

Tabel 1. Target peningkatan layanan >80% Tahun 2022 dan capaian hingga Oktober 2020

Sumber: Tools pengendalian peningkatan layanan >80%

PPK berinisiatif menugaskan KMP dan Advisory melaksanakan uji petik mengenai penyelenggaraan peningkatan layanan >80%. Uji petik ini dimaksudkan untuk menilai efektivitas kegiatan pendampingan, terutama untuk menilai efektivitas penerapan panduan kegiatan pendampingan, serta melihat bagaimana proses penyiapan, pelaksanan, dan kemajuan yang telah dicapai tersebut terjadi di lapangan.

1.2. Tujuan dan Fokus Uji Petik

Tujuan umum kegiatan Uji Petik ini adalah menilai efektivitas penerapan panduan peningkatan layanan >80% terhadap; a) capaian pengurangan kumuh Tahun 2020; dan b) potensi pendanaan Tahun 2021. Adapun tujuan khusus dari uji petik ini adalah sebagai berikut: 1. Mendapatkan gambaran proses dan kemajuan kolaborasi terhadap

peningkatan layanan >80%,

Page 13: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

12 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 13PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

2. Mendapatkan gambaran hasil realisasi pelaksanaan berbagaiinvestasi kegiatan Kolaborasi Kotaku Tuntas

3. Mendapatkan gambaran potensi kolaborasi peningkatan Layanan>80% pada 2021.

1.3. Manfaat/Kegunaan Uji Petik

Ada dua jenis manfaat yang diperoleh dari hasil uji petik ini, yaitu:

a. Manfaat PraktisSebagai bahan evaluasi untuk melakukan perbaikan terhadap pendampingguna meningkatkan kemampuannya dalam menginterpretasikanfenomena-fenomena yang terjadi di dalam pendampingan lokasipeningkatan layanan >80% , yang bersifat kompleks dan saling berkait.Sekaligus untuk mempermudah dalam pencapaian tujuan peningkatanlayanan >80%.Sebagai alat bagi pemerintah daerah, khususnya untuk membantumengambil keputusan terkait kebijakan dalam mendukung pelaksanaankegiatan peningkatan layanan >80%.

b. Manfaat ProgramSebagai rekomendasi penyempurnaan alat dan media bantu dalampenerapan strategi pelaksanaan pendampingan Tahun 2021-2022.

Page 14: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

14 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 15PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

BAB II Metode Uji Petik

2.1. Kerangka Konsep Pendampingan Kolaborasi Kotaku Tuntas

a. Konsep pendampingan Kolaborasi Kotaku TuntasKonsep pendampingan Kolaborasi Kotaku Tuntas dirancang berdasarkantahapan siklus pendampingan. Tahapan siklus dirancang untuk dijadikanpanduan langkah-langkah yang dilaksanakan pendamping untukmemperkuat kelembagaan penanganan kumuh tingkat kota/kabupatendan komunitas dalam rangka mendorong keberlanjutan ProgramKotaku, serta merealisasikan target peningkatan >80% layanan pada5 indikator kumuh. Rancangan tahapan siklus pendampingan tersebutsebagai berikut:

Page 15: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

14 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 15PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

N0 STEP 01. PENYIAPAN RENCANA AKSI1 Lokakarya Kota II2 Lokakarya Kelurahan I3 Survey Memotret 5 Indikator di Delinasi sasaran4 Lokakarya Kelurahan II5 Lokakarya Kota II

6 Menyusun Proposal7 Menyiapkan Media Bantu Pemasaran Sosial8 Menindaklanjuti Komitmen Kesiapan Swadaya Masyarakat9 Menindaklanjuti Komitmen Hasil Lokakarya Kelurahan/Desa II10 Menindaklanjuti Komitmen Hasil Lokakarya Kota/Kabupaten II

11 Penguatan Sistem Komunikasi dan Informasi

12Pengembangan sistem peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah dan masyarakat

13Pengendalian melalui tools pengendalian peningkatan layanan >80%

14 Ciptakan Kondisi Ideal Dalam Proses Pendampingan

15Ciptakan Kuantitas dan Kualitas Bangunan Serta Kawasan Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Diatas Rata-Rata

16 Pengembangan Kelembagaan dan Pembangunan Kolaborasi17 Integrasi Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah 18 Replikasi Program

TAHAPAN KEGIATAN LAYANAN 80%

STEP 02. AKSI PEMASARAN

STEP 03.PENGENDALIAN PELAKSANAAN

STEP 04. MEMBANGUN KEBERLANJUTAN

Gambar 1. Siklus Kolaborasi Peningkatan Layanan 80% (Kolaborasi Kotaku Tuntas) “Panduan Kolaborasi Kotaku Tuntas”

Page 16: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

16 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 17PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Tahapan kegiatan tersebut dilaksanakan oleh setiap pendamping Kotaku berdasarkan tingkat pendampingan, di tingkat komunitas dilaksanakan oleh Tim Fasilitator dalam mendampingi badan keswadayaan masyarakat (BKM) dan lurah/kades, di tingkat kota dilaksanakan oleh Tim Kordinator Kota dalam mendampingi Pokja PKP.

b. Pengendalian kemajuan kegiatan peningkatan layanan >80%Untuk melihat kemajuan pencapaian peningkatan layanan >80%dikontrol setiap bulannya melalui format khusus yaitu tools pengendalianlayanan >80%. Melalui tools kendali ini maka setiap pendamping disemua level bisa memantau besaran pencapaian kemajuan peningkatanlayanan >80%, baik RT tuntas kumuh maupun luas hektare yang telahdinyatakan kumuh tuntas. Berikut di bawah ini contoh gambar toolskendali peningkatan layanan >80%.

2.2. Hasil Uji Petik yang Relevan

Hasil uji petik yang relevan dan sudah dilaksanakan oleh Tim FIC dan Advisory Program Kotaku yaitu studi kolaborasi (https://bit.ly/2YgNro7). Pada praktiknya, metode dan cara pengolahannya relatif sama yaitu menggunakan bauran hasil kuantitatif dan kualitatif. Obyek penelitinya

Gambar 2. Tools Pengendalian Peningkatan Layanan >80%

Page 17: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

16 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 17PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

juga relatif sama; data dan informasi semua tahapan kegiatan hingga hasilnya dianalisa menjadi hasil uji petik. Yang membedakan adalah uji petik kali ini lebih fokus pada peningkatan layanan >80% pada lokasi yang lebih khusus. Sedangkan studi kolaborasi yang pernah dilaksanakan sifatnya umum berlaku pada semua lokasi.

2.3. Teknik Pengumpulan Data

Metode uji petik digunakan sesuai kebijakan program mengenai kegiatan pemantauan dan evaluasi. Data yang dikumpulkan terdiri dari data sekunder, yaitu data kuantitatif yang ada di SIM Program Kotaku, serta data primer yaitu data kualitatif yang bersumber dari pelaku program sebagai narasumber. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara tatap muka langsung ketika kunjungan lapangan dan wawancara daring.

Metode Uji Petik biasanya digunakan untuk memonitor lokasi yang disediakan dana stimulan dari Program Kotaku yaitu BPM (Bantuan Pemerintah untuk Masyarakat) pada tahun pelaksanaan uji petik. Substansi uji petik pelaksanaan BPM lebih kepada pemeriksaan kesesuaian administrasi proyek, yaitu melihat kesesuaian antara perencanaan dengan hasil pelaksanaan kegiatan fisik pembangunan.

Content uji petik kali ini lebih menyeluruh, di mana eksplorasi dilaksanakan pada semua tahapan kegiatan. Termasuk hasil pelaksanaan dan potensi kolaborasi pendanaan untuk tahun berikutnya.

Teknik wawancara semi terstruktur digunakan untuk mengumpulkan data yang menjadi dasar bagi penilaian efektivitas diseminasi panduan peningkatan layanan >80%. Cara dengan menggali informasi mengenai pemahaman, pelaksanaan, dan hasil pendampingan setiap tahapan kegiatan yang dilaksanakan para pelaku di lapangan. Teknik ini digunakan didasarkan pada asumsi bahwa pemahaman, pelaksanaan, dan hasil pendampingan adalah realitas/gejala/fenomena yang dapat diklarifikasi, relatif tetap, konkret teramati, terukur, dan memiliki hubungan sebab akibat. Teknik wawancara lainnya sepert percakapan yang lebih mendalam dan diskusi kelompok terfokus digunakan untuk mendapatkan tambahan informasi yang relevan.

Page 18: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

18 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 19PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Uji petik dilaksanakan menjelang akhir tahun anggaran. Pemilihan waktu ini didasarkan pada asumsi bahwa hampir semua tahapan kegiatan sudah dilaksanakan. Hasil setiap tahapan kegiatan yang dijalankan sudah mulai terlihat dalam rekaman kemajuan laporan berkala.

2.4. Lokasi dan Narasumber

Uji petik dilakukan di 16 kota/kabupaten yang tersebar di 11 provinsi yang ada K2 dan target >80%. Setiap lokasi masing-masing dilaksanakan di dua kelurahan. Kelurahan yang diambil sebagai lokasi uji petik adalah kelurahan/desa yang menjadi lokasi pemantauan yang telah disepakati di level kota/kabupaten. Satu kelurahan dipilih mewakili kelurahan yang sudah ada intervensi kegiatan fisik untuk peningkatan layanan >80% dan satu lokasi kelurahan lainnya dipilih mewakili kelurahan yang belum ada intervensi kegiatan fisik Tahun 2020. Waktu pelaksanaan uji petik ini antara Oktober hingga Desember 2020. Adapun sebaran lokasi dan waktu kunjungan ke lapangan sebagai berikut:

Tabel 2. Lokasi dan waktu uji petik

Narasumber yang ditemui dan diwawancara adalah para konsultan pendamping Program Kotaku yang diwakili Tim OSP di 5 Regon,

Page 19: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

18 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 19PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Tim Korkot, dan Tim Fasilitator di 16 kota/kabupaten, serta warga dampingan yaitu pemda diwakili Pokja PKP di 16 kota/kabupaten, dan komunitas diwakili BKM di 32 kelurahan/desa yang menjadi lokasi target peningkatan layanan >80%.

Page 20: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

20 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 21PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

BAB III Hasil Uji Petik & Pembahasan

3.1. Proses Kolaborasi untuk “Kolaborasi Kotaku Tuntas”

Bagian ini terdiri dari empat sub-bagian; pertama menggambarkan hasil Uji Petik bentuk dan frekuensi kegiatan desiminasi panduan “Kolaborasi Kotaku Tuntas”. Kedua, menggambarkan hasil Uji Petik mengenai pemahaman pendamping, pemda, dan masyarakat terhadap panduan “Kolaborasi Kotaku Tuntas”. Ketiga, mengenai tahapan pelaksanaan kegiatan “Kolaborasi Kotaku Tuntas” sesuai tahapan/siklus yang dirancang di dalam panduan, dan terakhir sub-bagian pembahasan.

3.1.1. Bentuk dan frekuensi kegiatan pertemuan sosialisasi / diseminasi panduanPanduan “Kolaborasi Kotaku Tuntas” telah disampaikan secara berjenjang kepada pendamping tingkat provinsi (OSP) dan kota (korkot dan faskel), pemerintah daerah (Pokja PKP), dan warga dampingan (BKM). Diseminasi dan sosialisasi secara berjenjang di tingkat konsultan bekerja. Yakni OSP melakukan desiminasi panduan kepada Tim Korkot dan Askot Mandiri. Kemudian Tim Korkot dan Askot Mandiri meneruskan informasi yang diterima kepada Tim Faskel. Proses desiminasi/sosialisasi berjenjang di kalangan pendamping ini adalah kebijakan Program Kotaku.

Page 21: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

20 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 21PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Grafik 3. Rata-rata dan jumlah pertemuan membahas panduan “Kolaborasi Kotaku Tuntas” hingga Oktober 2020 di 16 kota/kabupaten

Sumber: Intrumen Data Isian Form Desiminasi

Bentuk dan Frekuensi Kegiatan Diseminasi di Kalangan Konsultan

Berdasarkan metodenya, ada tiga (3) bentuk diseminasi yang dilakukan di kalangan konsultan pendamping di tingkat provinsi dan kota, yaitu: 1. Rapat koordinasi secara daring (zoom meeting);2. Rapat koordinasi tatap muka langsung; dan3. Kelompok Belajar Internal Konsultan (KBIK), metode ini digunakan

oleh Tim Korkot dan Askot Mandiri untuk menyampaikan informasimengenai “Kolaborasi Kotaku Tuntas” dan panduan ke Tim Faskel.

Tim OSP di 5 region dan 11 provinsi uji petik rata-rata melakukan pembahasan panduan sebanyak delapan kali, yaitu empat kali rapat koordinasi secara daring, dan empat kali rapat koordinasi tatap muka langsung. Tim Korkot di 16 kota/kabupaten Uji Petik melakukan

Page 22: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

22 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 23PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

diseminasi pembahasan panduan rata-rata sebanyak tujuh kali, yaitu melalui rapat koordinasi tatap muka langsung sebanyak empat kali, dan melalui daring tiga kali. Tim fasilitator melakukan pembahasan diseminasi panduan di kelurahan (masing-masing 2 kelurahan di setiap kota/kabupaten) rata-rata sebanyak 11 kali, yaitu 9-10 kali tatap muka langsung kombinasi antara rapat koordinasi tatap muka langsung dan KBIK, serta 1-2 kali pertemuan daring.

Bentuk dan Frekuensi Kegiatan Diseminasi ke dan di Kalangan Pemerintah Daerah Ada tiga (3) bentuk diseminasi ke dan di kalangan pemerintah daerah, yang pada pelaksanaan dilakukan/difasilitasi oleh OSP, Tim Korkot, dan para Askot Mandiri di kota/kabupaten melalui Pokja PKP. Yaitu:

1. Roadshow rapat koordinasiKegiatan ini dilakukan oleh OSP dan Korkot untuk rapat koordinasidengan Pokja PKP dan Tim Faskel terkait capaian dan pengendalianmasalah layanan. Berdasarkan grafik 3, rerata jumlah kegiatandiseminasi di tingkat kota/kabupaten dilaksanakan sebanyak tiga kali.Diseminasi melalui tatap muka langsung, rerata sebanyak dua kali dandaring satu kali.

2. Kegiatan LokakaryaProgram Kotaku mewajibkan pelaksanaan kegiatan lokakarya di lokasikota/kabupaten yang telah diidentifikasi mempunyai permasalahanlayanan yang belum mencapai >80%. Ada dua bentuk kegiatanlokakarya, yaitu:

a. Lokakarya tatap muka langsung; danb. Lokakarya daring.

Di tingkat kota/kabupaten khususnya Pokja PKP berdasarkan grafik 3 rerata sudah melaksanakan pembahasan panduan tiga kali, baik tatap muka langsung maupun daring. Kota/kabupaten yang paling banyak membahas layanan >80% yaitu Kabupaten Tidore sebanyak enam kali dan Kota Tual lima kali. Sedangkan yang paling sedikit adalah Kabupaten Kotawaringin Timur.

Page 23: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

22 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 23PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Diseminase ke BKM

Dilakukan dengan cara tatap muka (rembuk) dan melalui zoom meeting antara Tim Fasilitator dan BKM. Berdasarkan grafik 3 di atas, rerata BKM melaksanakan pembahasan panduan layanan >80% sebanyak 3-4 kali melalui tatap muka langsung. BKM yang pernah melaksanakanpembahasan secara daring yaitu di Kota Tidore dan Kabupaten Buleleng.Distribusi informasi tentang masalah layanan kepada BKM dilakukanjuga melalui lokakarya di kota/kabupaten secara daring yang melibatkanatau mengundang BKM.

3.1.2. Pemahaman pelaku program terhadap panduan Pemahaman pelaku program mengenai panduan peningkatan layanan >80% pada 5 indikator kumuh “Kolaborasi Kotaku Tuntas” bervariasipada setiap level pelaku, baik konsultan maupun pemda dan wargadampingan.

a. Konsultan Pendamping dari mulai tingkat OSP, Tim Korkot, danTim Fasilitator yang mendampingi lokasi target peningkatan layanan>80% tergolong sangat paham terhadap panduan. Hal ini terlihat daripenjelasan pelaku program mengenai substansi panduan. Pemahamantersebut terlihat juga dari peran yang dilakukan masing-masing pelakutelah sesuai dengan tupoksinya. Pemahaman mengenai perhitungankumuh yang menggunakan tools khusus hanya dikuasai oleh beberapapelaku saja. Di antaranya adalah TA FIC, Monev, Askot KK, Asmandat,dan SF.

Kotak 1: Kutipan Diskusi Tim Korkot “Pemahaman Konsultan Pendamping”

Tim Lombok Timur: Tim Korkot dan Faskel baik K1 maupun K2 sudah mengetahui dan memahami tentang panduan peningkatan pelayanan karena sudah dilakukan pelatihan (couching) pada tingkat tim korkot dan faskel sebanyak dua kali, bahkan pada pendampingan tim dilakukan di masing-masing pos koordinasi/komando.

Page 24: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

24 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 25PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Tim Kupang: Pemahaman metode perhitungan layanan >80% di internal Tim Korkot dan Faskel sudah tahu metode penghitungannya. Sebab di Internal sering melakukan rakor bersama untuk membahas terkait layanan >80%.

Tim Tanah Laut: Tim Korkot dan Tim Faskel melakukan KBIK sebanyak empat kali dari Mei sampai November 2020. Media yang digunakan dalam KBIK adalah layar proyektor.

Kotak 2. Kutipan Diskusi Tim Korkot “Pemahaman Pokja PKP”

Tim Lombok Timur: Pemda sudah tahu tentang panduan layanan >80%, tapi belum paham tentang tata cara pelaksanaan dan tahapan siklus layanan >80%. Pemda hanya paham lokasi non-BPM sebagai lokasi layanan >80%.

Tim Kupang: Untuk internal pemda juga sudah mengetahui, karena pada saat melalukan sosialisasi dijelaskan langkah-langkah layanan >80% serta metode penghitungannya.

Tim Tanah Laut: Metode diseminasi panduan layanan >80% ke pemda dilaksanakan melalui tatap muka secara langsung melalui rapat pokja, sosialisasi, dan koordinasi langsung dengan dinas terkait yang berhubungan dengan peningkatan layanan >80%. Media yang digunakan adalah bahan serahan (capaian layanan >80% dan sisa permasalahan layanan kurang dari >80%.

b. Anggota Pokja PKP khususnya OPD Perkim tergolong cukup pahammengenai target peningkatan layanan >80% dan bagaimana panduanditerapkan. Dari hasil wawancara dan dialog terlihat, anggota Pokja PKPdi lima kota/kabupaten dari 16 kota/kabupaten uji petik belum pahammenjalankan tahapan peningkatan layanan. Namun, anggota Pokja PKPtersebut sudah tahu tentang substansinya. Di antaranya di KabupatenBelu, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kabupaten Sumbawa, KabupatenLombok Timur, dan Kabupaten Kebumen. Anggota Pokja PKP di seluruhkota/kabupaten uji petik, sudah mengetahui penghitungan kumuh padapeningkatan layanan >80% dengan menggunakan tools pengendaliankhusus di tingkat kota, namun belum bisa mengaplikasikan.

c. Di tingkat BKM, Koordinator BKM relatif lebih memahami isi panduandaripada anggota BKM lainnya. Anggota BKM lainnya mengetahui targetpermasalahan yang harus diselesaikan di wilayahnya.

Page 25: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

24 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 25PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kotak 3. Kutipan Diskusi Tim Korkot “Pemahaman BKM”

Tim Lombok Timur: Tidak semua BKM memahami panduan peningkatan tingkat layanan >80%. Mereka lebih memahami output akhir dari tahapan tingkat layanan >80%. Kendala yang dihadapi mereka adalah semangat ingin tahu kurang dengan alasan informasi yang difasilitasi tidak membawa dana/uang (K2), K1 BKM nya terlalu fokus pada pelaksanaan kegiatan BPM. Mereka (anggota BKM) lebih banyak dengan kesibukan pribadi sehingga cukup sulit untuk mencari peluang waktu dalam menambah pengetahuan/pemahaman mengenai panduan tingkat layanan >80%.

Tim Kupang: Pada lingkup BKM pemahaman metode perhitungan layanan >80% belum maksimal karena tingkat pemahaman kurang dan belum akrab dengan layanan >80%. Dari sosialisasi yang dilakukan, masyarakat hanya memahami ketika kegiatan diintervensi pada layanan >80% maka nilai kekumuhan berkurang.

Tim Tanah Laut: Metode diseminasi panduan layanan >80% pada BKM dilaksanakan memalui pertemuan BKM. Media yang digunakan adalah bahan serahan panduan dan berdasarkan tools pengendalian layanan >80%. Kendala yang dihadapi adalah menanamkan pemahaman terkait peningkatan layanan >80% pada seluruh anggota BKM sangatlah sulit karena tingkat pemahaman yang berbeda dari setiap individu. Namun dari setiap anggota BKM yang ada diharapkan 1-2 orang di antaranya mampu memahami konsep kolaborasi, konsep peningkatan layanan >80%.

Kotak 4. Kutipan Diskusi dengan Tim Korkot Kabupaten Tanah Laut Advokasi

Proses yang sudah dilakukan Tim Askot Mandiri dan Tim Faskel antara lain: Rapat Pokja PPAS membahas masalah kumuh dan penyampaian layanan kurang dari 80% yang masih terdapat di lokasi kumuh Kabupaten Tanah Laut; Koordinasi dengan Tim Satker mengenai layanan kurang dari 80% yang belum tertangani, permasalahan air minum, dan sanitasi; Koordinasi dengan BKM mengenai layanan kurang dari 80% dan pelaksanaan strategi dalam menyelesaikan masalah peningkatan layanan 80%; Koordinasi dengan DPRKPLH Bidang Perkim masalah layanan kurang dari 80% (jalan lingkungan); Koordinasi dengan Bappeda mengenai pencapaian layanan kurang dari 80%; Koordinasi dengan kelurahan mengenai capaian peningkatan layanan kurang dari 80%, dan untuk kesepakatan hasil koordinasi pihak kelurahan bersedia

Beberapa BKM sudah tahu tools pengendaliannya, namun masih perlu bantuan fasilitator untuk mengoperasikannya. BKM cukup tahu apa kegiatan yang belum terpenuhi dan kalau sudah ditangani atau kegiatan yang kurang, maka dianggap sudah memenuhi layanan >80%.

Page 26: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

26 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 27PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

menyelesaikan masalah sanitasi dengan dana kelurahan secara bertahap; Tim konsultan secara berkala melakukan KBIK mengenai layanan kurang dari 80%.

Kendala untuk tingkat pemda adalah sulitnya menyusun jadwal rapat pokja karena padatnya kegiatan masing-masing anggota. Dan pada awal April 2020, ada wabah virus Corona yang menyebabkan pemerintah daerah melakukan pembatasan pertemuan yang melibatkan banyak orang dan adanya kebijakan WfH (Work from Home) bagi ASN di lingkungan kabupaten Tanah Laut. Kendala lainnya sering terjadi mutasi pegawai sehingga penyampaian panduan peningkatan layanan >80% tidak dapat secara maksimal. Solusi terus melaksanakan pertemuan/koordinasi untuk pemahaman panduan peningkatan layanan >80% kepada pejabat pemda yang baru dan dinas terkait secara langsung.

Untuk BKM, solusi yang dilakukan adalah terus memberikan pemahaman kepada setiap individu, baik saat pertemuan yang bersifat resmi maupun pertemuan tidak resmi (tatap muka, diskusi, dan lainnya).

3.1.3. Pelaksanaan Tahapan Kegiatan “Kolaborasi Kotaku Tuntas” Pada sub-bab ini akan digambarkan kemajuan pelaksanaan penerapan setiap tahapan kegiatan siklus “Kolaborasi Kotaku Tuntas”, apakah sudah dilaksanakan atau belum, dan metoda yang digunakan. Daftar kegiatan dan kemajuan tahapan kegiatan siklus dapat dilihat pada tabel dan grafik seperti tergambarkan di bawah ini:

Grafik 4. Jumlah kota/kabupaten yang sudah menyelesaikan tahapan kegiatan siklus Kolaborasi Kotaku Tuntas

Page 27: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

26 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 27PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Berdasarkan grafik di atas, secara umum terlihat bahwa kemajuan kegiatan per Oktober 2020 sudah cukup menunjukkan peningkatan yang cukup baik. Terbukti hampir semua kota/kabupaten sudah melewati Step 02. Akses pemasaran, bahkan ada beberapa yang sudah ke Step 04, membangun keberlanjutan. Adapun gambaran penjelasan grafik di atas, dipaparkan secara detail sebagai berikut:

Step 01. Penyiapan rencana aksi yang terdiri dari lima tahapan kegiatan 1-5 sudah dilaksanakan di seluruh kota/kabupaten lokasi pemantauan(16 kota/kabupaten). Adapun hasil dari setiap tahapan adalah sebagaiberikut:

N0 TAHAPANKEGIATAN HASILKEGIATAN

1 Lokakarya Tingkat

Kota/KabupatenI1. Terbangun komitmen untuk berkolaborasi dalam

kegiatan penanganan 100-0-100 khususnya“KolaborasiKotakuTuntas”.

2. Gambaran GAP pencapaian dengan target sertasolusipemecahannya.

2 Lokakarya Tingkat

Kelurahan/DesaI1. Terbangun komitmen untuk berkolaborasi dalam

kegiatan penanganan 100-0-100 khususnya“KolaborasiKotakuTuntas”.

2. Gambaran GAP pencapaian dengan target sertasolusipemecahannya.

3 SurveiMemotretLayanan5IndikatorpadaLokasiSasaran

1. Terbangun komitmen untuk berkolaborasi dalamkegiatan “Kolaborasi Kotaku Tuntas” peningkatanlayananlimaindikator.

2. Skenariopeningkatanlayananlimaindikator.3. Daftar kegiatandan rencana investasi peningkatan

layananlimaindikator.

4 Lokakarya Tingkat

Kelurahan/DesaII1. Rekap semua kegiatan yang bersumber dari

hasilsurveibasiskumuh(RT).2. Daftar kebutuhan investasi kegiatan yang

sudahdiurutkanberdasarkanprioritas.5 Lokakarya Tingkat

Kota/KabupatenIIDaftar kebutuhan investasi kegiatan yangsudah diurutkan berdasarkan prioritas,pendanaan,danwaktukegiatan.

Page 28: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

28 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 29PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Berdasarkan hasil dari lima tahapan kegiatan di atas, menunjukkan bahwa semua kota/kabupaten sudah memiliki data dan informasi kebutuhan apa saja yang harus dipenuhi untuk memenuhi target capaian tingkat layanan >80% dan sudah disusun dalam bentuk rencana investasi kegiatan.

Step 02. Aksi Pemasaran yang terdiri dari lima kegiatan 6-10 sudah dilaksanakan oleh 14 kota/kabupaten, Adapun hasil dari setiap tahapan adalah sebagai berikut:

N0 TAHAPANKEGIATAN HASILKEGIATAN

6 MenyusunProposalKegiatan Proposalkegiatanprioritas.

7 MenyusunMediaBantuPemasaranSosial

Media bantu pemasaran sosial (film, PPT, Brosur, danlainnya.

8 MenindaklanjutiKomitmenKesiapanSwadayaMasyarakat

Rencana pelaksanaan kegiatan yang bisadilaksanakan dengan swadaya (daftar kegiatan,pembiayaan,waktu,daftartenaga,danpenanggungjawab).

9 MenindaklanjutiKomitmenHasilLokakaryaKelurahan/DesaII

Rencana pelaksanaan kegiatan yang bisadilaksanakan dengan pembiayaan setingkatkelurahan ADD/K (daftar kegiatan, pembiayaan,waktu, sistem pembangunan, dan penanggungjawab).

10 MenindaklanjutiKomitmenHasilLokakaryaKota/KabupatenII

Rencana pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakanataskewenanganAPBDI-IIdanAPBNsertaswasta(daftar kegiatan, pembiayaan, waktu, sistempembangunan,danpenanggungjawab).

Bedasarkan pada hasil di atas menunjukkan bahwa di 14 kota/kabupaten tersebut minimal sudah mengikat komitmen dengan berbagai pihak untuk perencanaan penganggaran. Adapun kota/kabupaten yang belum mencapai ke step ini yaitu: Kabupaten Belu dan Kota Kupang, sedangkan Step 02 baru sampai ke kegiatan 6-7.

Page 29: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

28 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 29PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Step 03. Pengendalian pelaksanaan sudah ada 13 kota/kabupaten yang melaksanakan kegiatan fisik dan melaksanakan pengendalian melalui tools perhitungan kumuh layanan >80%. Adapun hasil dari setiap tahapan adalah sebagai berikut:

N0 TAHAPANKEGIATAN HASILKEGIATAN

11 PenguatanSistemKomunikasidanInformasi

a) Draft kegiatan yang siap mendukung capaianpemasalahan akses layanan di bawah 80%terkomunikasikan dengan pemkot/kabupatendanpemkel/desa;

b) Kolaborasi keterpaduan kegiatan SkalaLingkungan dan Skala Kawasan ataukota/kabupaten;

c) Replikasi metodologi pelaksanaan dari yangsudahdilaksanakandalamBPM;

d) Penerapan transparansi dan akuntabilitaspelaksanaankegiatan;

e) Memaksimalkan SIM Program Kotaku sebagaiinstrumenpengendaliankemajuandilapangan.

12 PengembanganSistemPeningkatanKapasitasAparatPemerintahDaerahdanMasyarakat

a) Kelembagaan peningkatan kapasitasmasayarakat dan pemda dalam rangkapeningkatan layanan 100% terhadap limaindikatorkumuh;

b) Peningkatan kapasitasmasyarakat dan pemdayang dirintis Program Kotaku diadopsi olehpemda;

c) Memanfaatkanberbagaikegiatan(event)untukpengembangan kapasitas pemda danmasyarakat mengenai isu perumahan danpermukiman.

13 Pengendalian Semua tim pendamping harus mempunyai danmenguasai tools. Karena tools ini menjadi alatkendali menentukan target dan capaian setiaptahunnya.

Berdasarkan pada tahapan dan hasil yang sudah dilaksanakan minimal ke 13 kota/kabupaten di atas, sudah melaksanakan pembangunan investasi kegiatan dengan mengadopsi metode Program Kotaku. Hasil

Page 30: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

30 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 31PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

kegiatan sudah di-input melalui SIM Program Kotaku dan data kegiatan investasi terbangun sudah dikendalikan melalui tools pengendalian tingkat layanan 80%. Adapun wilayah yang belum sampai pada step ini adalah: Kabupaten Bone, Kota Palopo, dan Kabupaten Kotawaringin Timur.

Step 04. Membangun keberlanjutan. Tahapan kegiatan membangun keberlanjutan ini sangat bergantung pada kualitas dan kuantitas pelaksanaan Step 01-02-03. Adapun tahapan kegiatan membangun keberlanjutan adalah sebagai berikut:

N0 TAHAPANKEGIATAN HASILKEGIATAN

14 CiptakanKondisiIdealdalamProsesPendampingan

a. Membangun komitmen dan solidaritas wargadampingan dengan musuh bersamanyakekumuhan,untukmencapaivisipembangunanberkelanjutansejakawal;

b. Setiaptahapankegiatandiusahakanpartisipatifmelibatkan berbagai stakeholder dan wargasebagaisubjekpengambilkeputusan;

c. Fasilitator konsisten menerapkan perannyadalam memfasilitasi-memediasi danmengadvokasi berbagai kepentingan (tidakmengambilalihperanwarga);

d. Penerapan transparansi dan akuntabilitasdalam pencapaian penyelesaian permasalahanlayanankurangdari80%,diupayakankegiatanswakelola/kerjabakti/gotongroyong;

e. Bangun suasana yang kompak, rileks, tenang,aman, membahagiakan, dan ajang silaturahmiwargabikinkangen.

15 CiptakanKuantitasdanKualitasBangunanSertaKawasanLingkunganPerumahanDanPermukimandiAtasRata-Rata

a) Kuantitas dan kualitas bangunan sudahmemikirkan layanan dan keberfungsian hinggadiatas15tahunkedepan;

b) Kontruksi bangunan sudah menerapkan adilbisadigunakanuntuksemua;

c) Situasi kawasan perumahan dan permukimandiupayakan memiliki nilai tambah (valueadded);

d) Diupayakan memiliki kekhasan denganlingkungansekitarnya;

e) Menerapkan aturan bersama dalampengelolaannya.

16 PengembanganKelembagaan danPembangunanKolaborasi

PokjaPKPdanBKMsertaKPPmenjadipenggerak,mendorong institusi lain untuk berkolaborasidalammewujudkankotatanpakumuh.

17 Integrasi PerencanaanPembangunan danPenganggaran Daerah

Investasi kegiatan dalam RPLP dan RP2KPKPmenjadi prioritas penganggaran baik ADD/ADKmaupunAPBDI-IIdanAPBN.

18 Replikasi Program Program diadopsi guna mengembangkan luaspelayanan dalam percepatan penangananpermukiman kumuh perkotaan dan dilaksanakandi wilayah-wilayah sasaran yang belum tersentuhProgramKotaku.

Page 31: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

30 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 31PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

N0 TAHAPANKEGIATAN HASILKEGIATAN

14 CiptakanKondisiIdealdalam ProsesPendampingan

a. Membangun komitmen dan solidaritas wargadampingan dengan musuh bersamanyakekumuhan,untukmencapaivisipembangunanberkelanjutan sejak awal;

b. Setiaptahapankegiatandiusahakanpartisipatifmelibatkan berbagai stakeholder dan wargasebagaisubjekpengambilkeputusan;

c. Fasilitator konsisten menerapkan perannyadalam memfasilitasi-memediasi danmengadvokasi berbagai kepentingan (tidakmengambilalihperanwarga);

d. Penerapan transparansi dan akuntabilitasdalam pencapaian penyelesaian permasalahanlayanankurangdari 80%,diupayakan kegiatanswakelola/kerja bakti/gotong royong;

e. Bangun suasana yang kompak, rileks, tenang,aman, membahagiakan, dan ajang silaturahmiwargabikinkangen.

15 Ciptakan Kuantitas danKualitas BangunanSertaKawasanLingkungan PerumahanDan Permukiman diAtas Rata-Rata

a) Kuantitas dan kualitas bangunan sudahmemikirkan layanan dan keberfungsian hinggadi atas15tahunke depan;

b) Kontruksi bangunan sudah menerapkan adilbisadigunakanuntuksemua;

c) Situasi kawasan perumahan dan permukimandiupayakan memiliki nilai tambah (valueadded);

d) Diupayakan memiliki kekhasan denganlingkungansekitarnya;

e) Menerapkan aturan bersama dalampengelolaannya.

16 PengembanganKelembagaan danPembangunanKolaborasi

PokjaPKPdanBKMsertaKPPmenjadipenggerak,mendorong institusi lain untuk berkolaborasidalammewujudkankotatanpakumuh.

17 Integrasi PerencanaanPembangunan danPenganggaran Daerah

Investasi kegiatan dalam RPLP dan RP2KPKPmenjadi prioritas penganggaran baik ADD/ADKmaupunAPBDI-IIdanAPBN.

18 Replikasi Program Program diadopsi guna mengembangkan luaspelayanan dalam percepatan penangananpermukiman kumuh perkotaan dan dilaksanakandi wilayah-wilayah sasaran yang belum tersentuhProgramKotaku.

N0 TAHAPAN KEGIATAN HASIL KEGIATAN

14 Ciptakan Kondisi Idealdalam ProsesPendampingan

a. Membangun komitmen dan solidaritas wargadampingan dengan musuh bersamanyakekumuhan,untukmencapaivisipembangunanberkelanjutan sejak awal;

b. Setiaptahapankegiatandiusahakanpartisipatifmelibatkan berbagai stakeholder dan wargasebagaisubjekpengambilkeputusan;

c. Fasilitator konsisten menerapkan perannyadalam memfasilitasi-memediasi danmengadvokasi berbagai kepentingan (tidakmengambilalihperanwarga);

d. Penerapan transparansi dan akuntabilitasdalam pencapaian penyelesaian permasalahanlayanankurangdari 80%,diupayakan kegiatanswakelola/kerja bakti/gotong royong;

e. Bangun suasana yang kompak, rileks, tenang,aman, membahagiakan, dan ajang silaturahmiwargabikinkangen.

15 Ciptakan Kuantitas danKualitas BangunanSertaKawasanLingkungan PerumahanDan Permukiman diAtas Rata-Rata

a) Kuantitas dan kualitas bangunan sudahmemikirkan layanan dan keberfungsian hinggadi atas15tahunke depan;

b) Kontruksi bangunan sudah menerapkan adilbisadigunakanuntuksemua;

c) Situasi kawasan perumahan dan permukimandiupayakan memiliki nilai tambah (valueadded);

d) Diupayakan memiliki kekhasan denganlingkungansekitarnya;

e) Menerapkan aturan bersama dalampengelolaannya.

16 PengembanganKelembagaandanPembangunanKolaborasi

PokjaPKPdanBKMsertaKPPmenjadipenggerak,mendorong institusi lain untuk berkolaborasidalammewujudkankotatanpakumuh.

17 IntegrasiPerencanaanPembangunandanPenganggaranDaerah

Investasi kegiatan dalam RPLP dan RP2KPKPmenjadi prioritas penganggaran baik ADD/ADKmaupunAPBDI-IIdanAPBN.

18 ReplikasiProgram Program diadopsi guna mengembangkan luaspelayanan dalam percepatan penangananpermukiman kumuh perkotaan dan dilaksanakandi wilayah-wilayah sasaran yang belum tersentuhProgramKotaku.

Berdasarkan pada Grafik 4, sudah ada 10 kota/kabupaten yang mulai menciptakan pendampingan yang ideal. Ada sembilan kota/kabupaten yang mulai menciptakan kualitas hunian di atas rata-rata dan sudah mengembangkan kolaborasi kelembagaan. Ada 11 kota yang mulai menerapkan integrasi ke perencanaan musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang) dan hanya tiga kota/kabupaten yang sudah melaksanakan replikasi kegiatan. Di antaranya adalah Kabupaten Lombok Timur, yang pendataan dan penyusunan RPLP dalam proses pelaksanakan di lokasi non-Program Kotaku. Selain itu lokasi KSPN Kecamatan Sembalun sampai tahap sosialisasi tingkat desa, yang difasilitasi Tim Program Kotaku Lombok Timur dan Pokja PKP. Kota Manado sudah melaksanakan tiga kali tatap muka dengan Pemerintah Kota Manado dan swasta dalam rangka perencanaan program-program replikasi seperti kampung tematik dan pembangunan RTLH di 507 lingkungan di Kota Manado). Kabupaten Buleleng melakukan getuk tular praktik kegiatan pengelolaan DAU kelurahan, yang mengundang minat kelurahan yang lain di Kabupaten Buleleng. Juga telah dilakukan rakor antara FKA-BKM untuk berbagi pengalaman BKM Kampung Baru, yang berhasil dan dipercaya mengelola dana kelurahan untuk penataan lingkungan.

Page 32: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

32 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 33PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kotak 5. Kutipan Diskusi dengan Tim Korkot Banjarmasin

Proses pelaksanaan kegiatan kolaborasi peningkatan layanan >80% sudah mengikuti yang tertuang dalam panduan, walau belum semua tahapan dapat terlaksana. Berbagai macam cara yang dilakukan tim pendamping dalam mendorong terjadinya kolaborasi. Antara lain melalui koordinai dengan legislatif, rapat koordinasi Pokja PKP, pertemuan dengan OPD, surat menyurat atau WA dengan stakeholder lainnya. Aksi advokasi, fasilitasi, dan mediasi yang telah dilakukan sebagai berikut: (1) Pada 10 Juni 2020 koordinasi kepada DPRD Kota Banjarmasin Komisi III menyampaikan permasalahan layanan 80%, meminta dukungan anggaran untuk penanganan kumuh; (2) Pada 15 Juni 2020, lokakarya pertemuan dengan Pokja PKP terkait layanan <80%, dukungan untuk mencapai layanan; (3) Pada 15 Juni 2020, pertemuan dengan Direksi PDPAL Kota terkait layanan <80%, dukungan untuk mencapai layanan; (4) Pada 16 Juni 2020, pertemuan dengan Pokja PKP terkait layanan <80%, dukungan untuk mencapai layanan; (5) Pada 18 Juni 2020, pertemuan dengan pimpinan Dinas PKP terkait Layanan <80%, dukungan untuk mencapai layanan; (6) Selebihnya melalui surat /WA, koordinasi dengan Dinas Sosial, Jasa Raharja, Bulog, ACT (aksi tanggap darurat).Proses kegiatan kolaborasi yang dilakukan Tim Korkot: (1) Refleksi paparan layanan <80%, memotret pencapaian kegiatan penanganan kumuh hingga 2019, target ideal 2019, mengidentifikasi gap yang terjadi dan rencana aksi menyelesaikan hambatan; (2) Identifikasi potensi kolaborasi 2020-2021; (3) Persiapan Lo II, daftar prioritas kegiatan; (4) Membangun komitmen bersama semua pihak.Proses kegiatan kolaborasi di tingkat kelurahan beragam, rata-rata baru berproses pada step ke-2. Belum optimalnya proses di kelurahan karena pandemic COVID-19, adanya pembatasan kegiatan, BKM tidak terlalu aktif atau kurang respons, dan SDM BKM. BKM telah membuat proposal kepada perusahaan melalui alokasi dana CSR dan telah membuahkan hasil. Kelurahan Alalak Utara berhasil menggandeng perbankan untuk perbaikan sanitasi di kelurahan kumuh.

3.1.4. Pembahasan Bagian ini menjelaskan dan menghubungkan; frekuensi diseminasi dengan jumlah tahapan siklus kegiatan yang sudah dilaksanakan, serta kendala, dan solusinya. Jumlah disemimasi idealnya sama atau dua kali lipat jumlah tahapan siklus. Asumsinya, bila diseminasi kurang dari jumlah tahapan siklus artinya ada penggabungan tahapan, jika lebih maka desiminasi dianggap kurang efektif.

Page 33: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

32 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 33PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Grafik 5. Frekuensi Diseminasi Pelaksanaan Tahapan Kegiatan

Bila melihat hasil grafik di atas ada beberapa kota yang melaksanakan diseminasi dan tahapan kegiatan siklus cukup efektif. Artinya jumlah diseminasi sama, atau dua kali jumlah tahapan kegiatan siklus. Di antaranya Kabupaten Kebumen, Kabupaten Buleleng, Kota Kupang, Kota Banjarmasin, Kabupaten Kotawaringin Timur, Kota Palangkaraya, Kota Bone, dan Kota Palopo. Kota yang frekuensi diseminasinya lebih kecil dari jumlah tahapan kegiatan, atau ada penggabungan tahapan kegiatan, seperti Kabupaten Tulungagung, Kabupaten Lombok Timur, Kabupaten Sumbawa, Kabupaten Tanah Laut. Kota/kabupaten yang frekuensi desiminasinya kurang efektif karena jumlah diseminasi yang dilaksanakan melebihi dua kali jumlah tahapan siklus yaitu Kabupaten Belu, Kota Manado, dan Kota Tual. Terlalu banyak proses diseminasi dianggap kurang efektif.

Kendala di tingkat pemda adalah pemahaman terhadap masalah layanan dasar >80% yang belum merata. Tidak semua BKM maupun pemda memahami panduan peningkataan layanan >80%. Tidak semua

Page 34: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

34 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 35PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

anggota pokja dan anggota BKM hadir pada saat pelaksanaan sosialisasi dan KBIK karena pemberlakuan social distancing. Akibatnya, diseminasi informasi berjalan dengan cara diskusi peserta terbatas. Internalisasi dan aplikasi panduan masih tergantung pada konsultan atau pendamping, pemda, dan BKM yang berorientasi pada hasil saja. Beberapa anggota BKM kurang bersemangat terhadap peningkatan layanan >80% dengan alasan informasi yang difasilitasi tidak membawa dana/uang.

Lokasi RT yang menjadi target layanan >80% dan berada pada kelurahan yang ada BPM-nya, BKM terlalu fokus pada pelaksanaan kegiatan BPM. Mereka (anggota BKM) lebih banyak kesibukan pribadi sehingga cukup sulit untuk mencari peluang waktu dalam menambah pengetahuan/pemahaman panduan tingkat layanan >80%. Di pemda, khususnya Pokja PKP belum ada yang fokus untuk mempelajari perhitungan pengurangan kumuh terhadap layanan >80%. SDM di BKM pun masih belum memadai. Situasi pandemi Corona mengakibatkan pendamping kurang bisa intens dalam memahamkan perhitungan tingkat layanan >80%. Alhasil masih mengandalkan konsultan dalam meng-input dan menganalisa data perhitungan layanan >80%.

3.2. Hasil Pelaksanaan Berbagai Investasi Kegiatan Kolaborasi Kotaku Tuntas

Bagian ini terdiri dari tiga sub-bagian; Pertama menggambarkan capaian hasil pelaksanaan investasi peningkatan layanan >80%. Kedua, menggambarkan sebaran kontribusi berdasarkan jenis investasi kegiatan dan sumber pendanaan serta penerima manfaat; Ketiga, pembahasan.

3.2.1. Capaian hasil pelaksanaan investasi peningkatan layanan >80%a. Hasil uji petik terhadap capaian hasil pelaksanaan memastikan bahwa data yang ada di lapangan sesuai dengan data SIM Program Kotaku. Data tersebut dimasukkan dan dikendalikan oleh pelaku di daerah. Melalui tools pengendalian tingkat layanan >80%, pelaku bisa menghitung atau mengontrol pencapaian peningkatan layanan >80%. Untuk menghitung seberapa besar pencapaian pengurangan kumuh

Page 35: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

34 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 35PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

pada lokasi peningkatan layanan 80%, ditentukan oleh jenis dan jumlah investasi kegiatan lima indikator utama kumuh yang direalisasikan dan datanya di-input oleh pelaku melalui SIM Kolaborasi Kotaku. Gambaran kemajuan hasil investasi kegiatan lina indikator utama kumuh yang menjadi target tingkat layanan hingga di atas 80% di 16 kota/kabupaten adalah seperti terlihat dalam tabel 3 di bawah ini.

Tabel 3. Target dan Realisasi Investasi Kegiatan Hingga Oktober 2020

Sumber: Data SIM Program Kotaku 5 November 2020 (tools pengendalian layanan 80%)

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2019

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2020PROGRES

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2021

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2022PROGRES

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2023

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2024PROGRES

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2025

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2026PROGRES

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2027

TARGET KEGIATAN

TAHUN 2028PROGRES

KAB. KEBUMEN 79 21 17 4 14 11 3 31 26 5 36 23 13 36 14 22KAB. TULUNGAGUNG 63 31 2 29 2 0 2 30 5 25 1 0 1 14 0 14KAB. BULELENG 12 3 3 0 1 0 1 10 7 3 0 0 0 0 0 0KAB. LOMBOK TIMUR 76 45 9 36 41 35 6 31 15 16 32 32 0 1 1 0KAB. SUMBAWA 29 14 8 6 4 0 4 19 13 6 8 2 6 1 1 0KAB. BELU 7 1 1 0 0 0 0 0 0 0 4 3 1 4 4 0KOTA KUPANG 36 19 16 3 17 17 0 5 4 1 13 13 0 8 8 0KAB. TANAH LAUT 17 6 5 1 4 2 2 1 1 0 16 16 0 2 1 1KOTA BANJARMASIN 321 130 97 33 19 0 19 35 31 4 307 306 1 30 1 29KAB. KOTAWARINGIN TIMUR 16 0 0 0 6 2 4 1 1 0 16 16 0 6 1 5KOTA PALANGKA RAYA 46 21 16 5 0 0 0 2 2 0 42 41 1 8 6 2KOTA TIDORE KEPULAUAN 3 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 1 0KOTA MANADO 46 18 16 2 13 8 5 17 17 0 11 10 1 0 0 0KAB. BONE 19 5 4 1 12 5 7 4 4 0 4 4 0 0 0 0KOTA PALOPO 45 18 16 2 1 0 1 15 13 2 14 13 1 24 0 24KOTA TUAL 19 3 0 3 8 6 2 0 0 0 7 7 0 11 11 0TOTAL KEGIATAN INVESTASI 834 336 211 125 142 86 56 202 139 63 511 486 25 146 49 97

B. KUALITAS PERMUKAAN JALANLINGKUNGAN

B. TIDAK TERPENUHINYA KEBUTUHAN AIR MINUM

E. KUALITAS KONSTRUKSI DRAINASEB. PRASARANA DAN SARANA

PENGELOLAAN AIR LIMBAH TIDAK SESUAI DENGAN PERSY. TEKNIS

B. SISTEM PENGELOLAAN PERSAMPAHANYANG TIDAK SESUAI STANDAR TEKNIS

K-02B K-03B K-04E K-05B

3. KONDISI DRAINASE LINGKUNGAN 4. KONDISI PENGELOLAAN AIR LIMBAH 5. KONDISI PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

K-06B

NAMA KOTA/KABUPATENJUMLAH

RT

1. KONDISI JALAN LINGKUNGAN 2. KONDISI PENYEDIAAN AIR MINUM

b. Target seluas 7.346 Ha yang harus dituntaskan tingkat layanan >80%pada lima indikator utama kumuh pada 2022, dibagi ke dalam tiga tahun.Yakni pada 2020 target 40%, pada 2021 target 40%, dan target 20%sisanya akan diselesaikan pada 2022.

Gambaran hasil kemajuan realisasi kegiatan seperti pada tabel 3 di atas secara otomatis akan berpengaruh langsung terhadap perhitungan RT tuntas kumuh dan luasan pengurangan kumuh hingga oktober 2020. Seperti terlihat pada tabel 4 di bawah ini.

Page 36: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

36 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 37PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Tabel 4. Persentase RT dan Luasan Kumuh Tuntas Layanan >80% hingga Oktober 2020

2 5 21 22 23KAB. KEBUMEN 79 21 58 28.10 105.90 26.58% 20.97%KAB. TULUNGAGUNG 63 56 7 83.53 22.80 88.89% 78.56%KAB. BULELENG 12 4 8 16.19 13.59 33.33% 54.37%KAB. LOMBOK TIMUR 76 15 61 27.27 84.03 19.74% 24.50%KAB. SUMBAWA 29 13 16 14.60 24.48 44.83% 37.36%KAB. BELU 7 1 6 0.84 5.81 14.29% 12.63%KOTA KUPANG 36 0 36 0.00 91.60 0.00% 0.00%KAB. TANAH LAUT 17 0 17 0.00 52.37 0.00% 0.00%KOTA BANJARMASIN 321 8 313 4.06 239.14 2.49% 1.67%KAB. KOTAWARINGIN TIMUR 16 0 16 0.00 28.26 0.00% 0.00%KOTA PALANGKA RAYA 46 1 45 0.77 73.30 2.17% 1.04%KOTA TIDORE KEPULAUAN 3 1 2 3.20 9.03 33.33% 26.17%KOTA MANADO 46 7 39 27.11 95.32 15.22% 22.14%KAB. BONE 19 7 12 9.50 23.10 36.84% 29.14%KOTA PALOPO 45 14 31 15.26 41.76 31.11% 26.76%KOTA TUAL 19 1 18 1.50 55.15 5.26% 2.65%

∑ LUAS KUMUH TUNTAS TINGKAT LAYANAN

(>80%)

∑ LUAS KUMUH BELUM TUNTAS TINGKAT LAYANAN

(<80%)

PERSENTASE CAPAIAN RT

TUNTAS LAYANAN

>80%

PERSENTASE CAPAIAN HEKTAR TUNTAS

LAYANAN >80%

JUMLAH RT STATUS 5

INDIKATOR TUNTAS TINGKAT LAYANAN

(>80%)

JUMLAH RT STATUS 5

INDIKATOR BELUM TUNTAS TINGKAT LAYANAN

NAMA KOTA/KABUPATENJUMLAH

RT

Sumber: Data SIM Program Kotaku 5 November 2020

Berdasarkan pada tabel 4, persentase pencapaian hektare kumuh tuntas layanan hingga 80%; Kabupaten Tulungagung 78% dan Kabupaten Buleleng 54%. Kedua kabupaten ini pencapaianya sudah melebihi target nasional untuk 2020, yaitu 40%. Kota/kabupaten lainnya masih berupaya memenuhi target (40%) hingga Desember 2020.

Keberhasilan Kabupaten Buleleng dan Kabupaten Tulungagung dalam mencapai target layanan >80% lebih banyak pada pembangunan fisik yang dilaksanakan pada akhir 2019 hingga awal 2020. Hasil investasi kegiatan akhir 2019 sampai dengan awal 2020 tersebut, datanya baru bisa di-input ke SIM pada Maret 2020 dengan menggunakan kode Tahun Anggaran 2020. Tidak sedikit juga kegiatan khususnya sumber pendanaan dari APBD II, dana desa/kelurahan dan dana swadaya yang direalisasikan pada 2020 sebagai hasil dari komitmen yang terbangun pada pelaksanaan siklus “Kolaborasi Kotaku Tuntas”.

Page 37: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

36 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 37PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kotak 6. Kutipan Diskusi dengan OSP dan Tim Korkot di Buleleng

Untuk saat ini hasil capaian >80% sangat optimal dan sudah dirasakan manfaat oleh masyarakat. Capaian sesuai target yang telah ditetapkan sebesar 40%, sedangkan pada data akhir terjadi capaian 47%. Target awal terdapat 32,12 Ha lokasi yang mempunyai layanan >80%, capaian sampai dengan Oktober 2020 adalah 18,06 Ha, dari target 16 Ha yang ditetapkan oleh OSP-5 Bali. Untuk realisasi kegiatan layanan >80% semua terencanakan karena sudah temuat dalam dokumen RPLP yang disusun bersama oleh BKM dan disesuaikan dengan Renstra atau kebutuhan di masyarakat. Dana Kelurahan yang berhasil dikelola oleh BKM terjadi di Kampung Baru, Kabupaten Buleleng, dengan kegiatan penataan jalan lingkungan dan drainase yang masih ada permasalahan yang tercantum dalam RPLP. Dalam KBIK secara daring dengan BKM se-Bali, Koordinator BKM Kampung Baru menjadi narasumber untuk testimoni keberhasilan pengelolaan Dana Kelurahan.Untuk di Kota Denpasar, BKM belum bisa mengelola Dana Kelurahan karena tukang/masyarakat sebagai tenaga kerja belum disertifikasi. Pemerintahan desa/kelurahan sudah percaya dengan masyarakat/BKM akan tetapi kapasitas masyarakat untuk spesifikasi teknis belum mempunyai kapasitas yang memadai.Kendala dan tantangan yang dihadapi anggaran yang terbatas belum optimalnya peran pihak lain selain pemerintah daerah. Solusi pemasaran program lebih menyeluruh ke pihak lain yang berkepentingan selain pemerintah. Mengkolaborasikan dan menggandeng pihak ke-3 (swasta) untuk bersama-sama untuk dapat mendanani pelayanan yang masih kurang.

Kotak 7. Kutipan Diskusi dengan Tim Korkot Kabupaten Kotawaringin Timur

Hasil capaian layanan >80% dapat dikatakan masih belum optimal karena sesuai dengan target 40% RT tuntas pada 2020 masih belum tercapai. Sisa target layanan >80% yang belum tuntas akan dimasukkan menjadi target tahun berikutnya.Hasil lima indikator yang sudah ada realisasi sudah termuat dalam dokumen perencanaan (RPLP). Capaian realisasi layanan >80% berdasarkan hasil investigasi dan pemantauan di lapangan adalah layanan air minum dan persampahan. Layanan kebutuhan air minum telah terpenuhi dari SR PDAM dan pengelolaan persampahan sudah tertangani oleh program dinas dan instansi terkait.Kendala dan tantangan yang dihadapi adalah terbatasnya dana APBD II dan pengalihan anggaran untuk penanganan COVID-19, kesulitan menyediakan lahan dan lokasi permukiman warga terdampak berada di lokasi ilegal (sempadan sungai dan bertentangan dengan tata ruang Kabupaten Kotawaringin Timur).Solusi yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan ini adalah melakukan koordinasi dengan SKPD terkait untuk status lahan ilegal, mengkaji kemungkinan penggunaan jalan sebagai lahan untuk penanganan air limbah, advokasi anggaran Tahun 2021, memotivasi keswadayaan masyarakat, dan mengoptimalkan kegiatan pemasaran sosial (proposal) ke banyak pihak.

Page 38: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

38 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 39PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

3.2.2. Sebaran Kegiatan Investasi “Kolaborasi Kotaku Tuntas” Berdasarkan Jenis Kegiatan, Sumber Pendanaan, dan Penerima Manfaat

a. Sebaran Investasi Menurut Jenis KegiatanJenis kegiatan investasi yang harus dipenuhi untuk mencapai tingkatlayanan >80% pada lima kegiatan utama yaitu: 1. Peningkatan kualitaspermukaan jalan lingkungan; 2. Pemenuhan kebutuhan air minum; 3.Peningkatan kualitas konstruksi drainase; 4. Pemenuhan prasyaratteknis pada prasarana dan sarana pengelolaan air limbah; 5. Pemenuhanstandar teknis sistem pengelolaan persampahan.Semua kota/kabupaten (16 kota/kab) yang menjadi lokasi uji petikpeningkatan layanan >80%, ada kemajuan merealisasikan jenis kegiatanminimal 1 dari 5 yang harus terpenuhi. Sebaran investasi kegiatan yangdirealisasikan dapat dilihat pada grafik di bawah ini.

Grafik 6. Jumlah Target dan Realisasi Kegiatan di 16 Kota/Kabupaten Hingga Oktober 2020

Sumber: Hasil Uji Petik

Grafik di atas menunjukkan bahwa jenis kegiatan yang direalisasikan berturut-turut dimulai dari yang paling banyak, yaitu:

Page 39: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

38 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 39PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

1. Peningkatan kualitas permukaan jalan lingkungan dengan jumlahrealisasi sebanyak 125 kegiatan;

2. Pemenuhan standar teknis sistem pengelolaan persampahansebanyak 97 kegiatan;

3. Peningkatan kualitas kontruksi drainase sebanyak 63 kegiatan;4. Pemenuhan kebutuhan air minum sebanyak 56 kegiatan; dan5. Pemenuhan prasyarat teknis prasarana dan sarana pengelolaan air

limbah sebanyak 25 kegiatan dari target 511 kegiatan yang harustuntas.

Bila dilihat dari pencapaian di atas relatif jauh dibandingkan dengan target adalah kegiatan prasarana dan sarana pengelolaan air limbah sebanyak 25 kegiatan dari target 511 kegiatan yang harus tuntas. Pada kasus Kabupaten Kotawaringin Timur, sulitnya merealisasikan target pengolahan air limbah dijelaskan karena adanya persoalan lahan, di kabupaten tersebut ada 16 persoalan sanitasi terkait dengan pengadaan lahan.

Ada beberapa kasus perbedaan data antara SIM dan temuan uji petik dari sisi sebaran investasi menurut jenis kegiatannya. Informasi yang diperoleh dari uji petik melalui lokakarya di tingkat kota/kabupaten, lokakarya di tingkat kelurahan/desa dan survei lapangan, ditemukan adanya infrastruktur yang sudah dibangun, namun belum terdata dan ter-input dalam aplikasi SIM. Perbedaan ini menimbulkan perbedaan pada hasil hitungan tingkat layanan >80%. Perbedaan hasil hitungan tersebut pada gilirannya menimbulkan perbedaan pada status penentuan, yaitu jika merujuk ke data SIM statusnya dianggap belum terpenuhi, padahal jika merujuk pada kondisi lapangan, statusnya menjadi sudah terpenuhi.

Kotak 8. Kutipan Diskusi dengan Tim Korkot Manado

Untuk kondisi jalan lingkungan; dari 11 kelurahan yang teridentifikasi awal bermasalah, melalui hasil identifikasi di lapangan hanya satu kelurahan yang masih bermasalah. Yaitu Kelurahan Kairagi Dua dan sudah diusulkan melalui pendanaan kolaborasi Pemerintah Kota Manado TA 2020 dan proposalnya sudah diusulkan, tinggal menunggu hasil verifikasi di bagian hukum.Untuk kondisi drainase; dari 12 kelurahan yang teridentifikasi awal bermasalah, melalui hasil identifikasi di lapangan hanya dua kelurahan yang

Page 40: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

40 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 41PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

masih bermasalah. Yaitu Kelurahan Perkamil dan Kelurahan Lawangirung. Untuk Kelurahan Perkamil sudah diusulkan melalui pendanaan kolaborasi Pemkot Manado TA 2020 dan proposalnya sudah diusulkan tinggal menunggu hasil verifikasi di bagian hukum. Sementara untuk Kelurahan Lawangirung sudah dikonsultasikan dengan Dinas PUPR Kota Manado untuk diusulkan penganggarannya pada 2021.Untuk kondisi penyediaan air minum; dari Sembilan kelurahan yang teridentifikasi awal bermasalah, melalui hasil identifikasi di lapangan hanya satu kelurahan yang masih bermasalah. Yaitu Kelurahan Perkamil dan sudah diusulkan melalui pendanaan kolaborasi Pemkot Manado TA 2020, dan proposalnya sudah diusulkan tinggal menunggu hasil verifikasi di bagian hukum.Untuk kondisi pengelolaan air limbah; dari 10 kelurahan yang teridentifikasi awal bermasalah, melalui hasil identifikasi di lapangan, hanya satu kelurahan yang masih bermasalah yaitu Kelurahan Titiwungan Utara tetapi terkendala pada permasalahan Lahan.Sementara untuk kondisi persampahan; di Kota Manado sudah tidak memiliki permasalahan.

b. Sebaran Investasi Berdasarkan Sumber PendanaanInvestasi kegiatan yang sudah direalisasikan di 16 kota/kabupaten dalammendukung peningkatan layanan >80% berasal dari berbagai sumberpendanaan. Sumber pendanaan kegiatan tersebut di antaranya berasaldari APBN, APBD I-II, Dana Desa/Kelurahan, DAK, swasta, swadaya, dansumber lainya. Untuk lebih jelasnya mengenai sumber dan besaran danadalam merealisasikan investasi kegiatan peningkatan layanan >80%dapat dilihat pada grafik berikut:

Sumber: Hasil Uji Petik

Grafik 7. Persentase Pendanaan Kegiatan Layanan >80% Menurut Sumber Pembiayaan di 16 Kota/Kabupaten Hingga Oktober 2020

Page 41: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

40 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 41PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Sumber: Data SIM Kotaku 5 November 2020

Grafik 8. Sebaran Jumlah Penerima Manfaat Berdasarkan Jenis Investasi Kegiatan Layanan >80% Oktober 2020

Berdasarkan grafik di atas, sumber pendanaan terbesar secara berturut-turut berasal dari APBD II, swadaya, Dana Kelurahan, Dana Desa, dan APBD I. APBN dan yang paling kecil yaitu sumber pendanaan dari pihak perbankan.

Sumber pendanaan terutama dari anggaran APBD I, APBD II dan Dana Desa/Kelurahan sebagian besar sudah dialokasikan sejak 2019 karena sudah masuk rencana penganggaran musrenbang desa dan kota. Sehingga untuk 2020, tinggal melaksanakan kegiatan fisiknya saja. Tidak sedikit juga kegiatan yang sebenarnya secara penganggaran menggunakan pendanaan Tahun Anggaran 2019. Namun kegiatan fisik baru bisa dilaksanakan di awal 2020 atau akhir 2019, sehingga datanya di-input pada kegiatan TA 2020.

c. Sebaran Penerima Manfaat Menurut Jenis Kegiatan InvestasiPenerima manfaat pada kegiatan peningkatan layanan >80% adalahwarga di lokasi RT kumuh yang secara perhitungan numerik sudah dibawah 19, artinya sudah tidak kumuh. Namun warga di RT tersebutbelum mendapatkan layanan akses dari satu atau kelima indikatorkumuh. Semua kegiatan tentunya diapresiasi oleh warga pemanfaat dilokasi target, karena memang sebelumnya warga pemanfaat tersebutbelum terlayani di salah satu atau kelima indikator yang direalisasikantersebut. Sebaran penerima manfaat per jenis investasi kegiatan padalokasi target layanan >80%, seperti terlihat pada grafik di bawah:

Page 42: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

42 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 43PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Berdasarkan grafik di atas, jumlah KK penerima manfaat berurutan dari yang banyak ke yang sedikit. Yaitu kualitas permukaan jalan lingkungan, kualitas konstruksi drainase, pengelolaan persampahan, penyediaan air minum, dan paling sedikit pengelolaan air limbah. Berdasarkan data di atas penerima manfaat KK miskin bila dibandingkan dengan penerima manfaat KK secara keseluruhan hanya sekitar 19% di 14 kota/kabupaten yang kemajuan pencapaiannya masih di bawah 40% hingga Oktober masih ada waktu dua bulan lagi untuk mengejar target. Penyebab belum tercapainya target bisa jadi karena beberapa hal sebagai berikut:

1. Kegiatan di lapangan masih berjalan dan data belum di-input kedalam SIM Kolaborasi;

2. Jenis investasi kegiatan yang dibangun tidak sesuai dengan jeniskegiatan yang dibutuhkan;

3. Lokasi titik pembangunan kegiatan kurang tepat tidak sesuai targetlayanan;

4. Jenis investasi kegiatan dan lokasi kegiatanya sudah tepat namunjumlah KK yang terlayani masih rendah.

Untuk menghindari kekurangtepatan dari sisi jenis investasi kegiatan, ketepatan lokasi, dan jumlah layanan, maka tools pengendalian dan daftar investasi yang sudah disusun dalam perencanaan menjadi penting sebagai alat screening awal penentuan kegiatan yang akan direalisasikan.

3.3. Potensi Kolaborasi Peningkatan Layanan >80% 2021

Bagian ini terdiri dari dua sub-bagian; pertama menggambarkan potensi kolaborasi, dan kedua pembahasan.

3.3.1.Potensi Pendanaan KolaborasiPotensi pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan peningkatan layanan >80% sudah terpetakan hampir di semua kota/kabupaten terutamapotensi yang sudah diikat melalui komitmen di ajang musrenbang,maupun melalui lobi-lobi ke dinas dan kelurahan. Baik berupa danaAPBD, Dana Desa dan Kelurahan, maupun pendanaan APBN yang sudah

Page 43: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

42 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 43PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

siap dialokasikan seperti DAK, kegiatan Skala Kawasan, termasuk potensi dari pihak swasta yang sudah berkomitmen pada 2020. Gambaran potensi sumber pendanaan berdasarkan hasil Uji Petik di setiap kota/kabupaten terlihat dalam tabel berikut:

Tabel 5. Gambaran Potensi Sumber Pendanaan 2021

APBN APBD I APBD II ADK/D Lainya

KAB. KEBUMEN √ √

KAB. TULUNGAGUNG √ √

KAB. BULELENG √ √

KAB. LOMBOK TIMUR √ √

KAB. SUMBAWA √ √

KAB. BELU √ √

KOTA KUPANG √ √ √

KAB. TANAH LAUT √ √ √

KOTA BANJARMASIN √ √ √

KAB. KOTAWARINGIN TIMUR √ √

KOTA PALANGKA RAYA √ √ √ √ √

KOTA TIDORE KEPULAUAN √ √

KOTA MANADO √ √

KAB. BONE √ √

KOTA PALOPO √ √

KOTA TUAL √

NAMA KOTA/KABUPATEN POTENSI SUMBER PENDANAAN 2021

POTENSI SUMBER PENDANAAN TAHUN 2021

Di Kabupaten Bone, Kota Palopo, dan Kotawaringin Timur kesepakatan sudah dituangkan melalui berita acara bahwa akan ada pendanaan untuk kegiatan peningkatan layanan >80% yang bersumber dari APBD II dan Dana Kelurahan/desa. Kota Manado dan Palangkaraya sudah menyebutkan beberapa pihak swasta yang menjadi target kolaborasi periode 2021, bahkan sudah dilakukan penjajakan awal.

Kotak 9. Kutipan Diskusi dengan Tim Korkot Banjarmasin

Adanya pandemic COVID-19 menjadi satu kendala terkait kepastian pendanaan kegiatan. Namun demikian pemda dan kelurahan berkomitmen untuk menyelesaikan persoalan secara bertahap. Potensi yang sudah terprediksi

Page 44: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

44 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 45PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

berdasarkan informasi dan komitmen pemerintah daerah pada 2021 adalah: (1) Kegiatan pembangunan jalan lingkungan di lima kelurahan yang didanai oleh APBD Dinas Perkim; (2) Kegiatan pembangunan rumah tidak layak huni sebanyak 100 unit dari Dinas Sosial dan 300 unit dari kegiatan BSPS Dinas Perkim; (3) Kegiatan sanitasi di Kelurahan Melayu sebanyak 131 KK dari APBD Dinas Ciptakarya; (4) PDPAL melakukan pengembangan jaringan di Kelurahan Kelayan Barat; (5) Dinas kesehatan fokus pada sanitasi individual di Kelurahan Mantui.

Kotak 10. Kutipan Diskusi dengan Tim Korkot Kabupaten Bone

Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan antara pemerintah dan BKM pada prinsipnya siap menganggarkan penyelesaian kegiatan layanan >80% melalui sumber anggaran pemerintah dan mendorong anggaran di luar pemerintah melalui kegiatan CSR.Indikator layanan >80% yang akan diprioritaskan adalah fasilitasi sarana jalan dan drainase.Pemerintah kabupaten dan kelurahan telah sepakat mendorong pendanaan APBD II dan alokasi Dana Kelurahan dalam penyelesaian layanan di atas >80% dan kesepakatan tersebut telah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan.Pemerintahan Kelurahan Biru belum bisa memastikan kegiatan yang akan didanai oleh Dana Kelurahan walaupun sudah masuk dalam daftar panjang kegiatan hasil musrebang, hal ini dikhawatirkan adanya kebijakan refocusing lagi.Demikian pula dengan Kelurahan Watampone, walaupun demikian lurah berkomitmen untuk memperjuangan penganggaran di lokasi kumuh yang belum tuntas layanan >80%.Sumber kegiatan yang didorong untuk mendapatkan anggaran di luar APBD adalah penanganan sanitasi dan persampahan dengan mendorong pendanaan melalui pihak swasta dan perbankan.Pada 2021 Pemerintah Kabupaten Bone telah menganggarkan dana sebesar Rp 2,1 miliar untuk kegiatan replikasi Program Kotaku dan Gerbang Lorong. Sementara jalan-jalan di kecamatan kota akan diselesaikan dengan dana PEN (status jalan kabupaten).

Kotak 10. Kutipan Diskusi dengan Tim Korkot Kabupaten Bone

Berdasarkan hasil diskusi yang dilakukan antara pemerintah dan BKM pada prinsipnya siap menganggarkan penyelesaian kegiatan layanan >80% melalui sumber anggaran pemerintah dan mendorong anggaran di luar pemerintah melalui kegiatan CSR.Indikator layanan >80% yang akan diprioritaskan adalah fasilitasi sarana jalan dan drainase.Pemerintah kabupaten dan kelurahan telah sepakat mendorong pendanaan APBD II dan alokasi Dana Kelurahan dalam penyelesaian layanan di atas >80% dan kesepakatan tersebut telah dituangkan dalam Berita Acara Kesepakatan.Pemerintahan Kelurahan Biru belum bisa memastikan kegiatan yang akan

Page 45: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

44 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 45PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

didanai oleh Dana Kelurahan walaupun sudah masuk dalam daftar panjang kegiatan hasil musrebang, hal ini dikhawatirkan adanya kebijakan refocusing lagi.Demikian pula dengan Kelurahan Watampone, walaupun demikian lurah berkomitmen untuk memperjuangan penganggaran di lokasi kumuh yang belum tuntas layanan >80%.Sumber kegiatan yang didorong untuk mendapatkan anggaran di luar APBD adalah penanganan sanitasi dan persampahan dengan mendorong pendanaan melalui pihak swasta dan perbankan.Pada 2021 Pemerintah Kabupaten Bone telah menganggarkan dana sebesar Rp 2,1 miliar untuk kegiatan replikasi Program Kotaku dan Gerbang Lorong. Sementara jalan-jalan di kecamatan kota akan diselesaikan dengan dana PEN (status jalan kabupaten).

Semua kota/kabupaten dan kelurahan/desa yang dikunjungi dalam kegiatan Uji Petik 2020 sudah menyiapkan anggaran pembangunan fisik untuk merealisasikan kegiatan yang masih belum terpenuhi di RPLP dan RP2KPKP. Sebagian besar anggaran harus di-refocusing kepada kegiatan COVID-19, sehingga banyak sekali kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan atau tertunda pada 2020. Pokja PKP, lurah/desa akan tetap menganggarkan semua kegiatan yang tertunda di 2020 untuk pelaksanaan fisik pada 2021.

Rerata pendamping berhasil mengikat komitmen pemerintah daerah dan lurah atau kepala desa, dan sudah dituangkan dalam berita acara kesepakatan untuk menyediakan anggaran pembangunan kegiatan fisik guna peningkatan layanan >80%. Hampir semua kota/kabupaten pendampingnya sudah menyiapkan media pemasaran, bahkan sudah memediasi Pokja PKP dan BKM dalam pengajuan proposal kegiatan fisik kepada beberapa perusahan swasta yang potensial.

3.3.2. Pembahasan Potensi kolaborasi pada 2021 diperkirakan akan lebih banyak dari periode 2020, terutama pembiayaan yang berasal dari APBD II dan Dana Desa/Kelurahan. Kegiatan yang sudah direncanakan akan dibiayai dan dikerjakan pada 2020 namun tertunda karena refokusing pengalihan penggunaan anggaran dan akan dikerjakan pada 2021. Bagi beberapa kota/kabupaten dan kelurahan/desa sudah membuat komitmen yang dituangkan ke dalam berita acara kesepakatan, dinyatakan anggaran

Page 46: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

46 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 47PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

untuk kegiatan pemenuhan layanan >80% pada 2021 menjadi prioritas. Pendanaan dari pihak swasta juga sudah mulai digagas melalui penyusunan proposal pemasaran sosial, bahkan Kota Manado dan Kota Palangkaraya sudah dilakukan pertemuan dengan pihak swasta potensial.

Page 47: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

46 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 47PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Page 48: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

48 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 49PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

4.1. Simpulan

Berdasarkan pada bab hasil dan pembahasan Uji Petik di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

4.1.1. Efektivitas Pelaksanaan Panduan Terhadap Pengurangan Kumuh 2020 1. Tahapan siklus yang dilaksanakan cukup efektif untuk memvalidasi

data investasi kegiatan di lapangan. Daftar investasi kegiatantersebut sebagai dasar tools perhitungan kumuh tingkat layanan80%. Melalui pelaksanaan survei lapangan dan lokakarya tingkatkota serta kelurahan ternyata banyak ditemukan investasi kegiatanyang sebenarnya sudah direalisasikan pada akhir 2019 dan awal2020, namun datanya belum di-input ke dalam SIM Program Kotaku.

2. Tahapan penyelengaraan siklus yang dilaksanakan cukupmemengaruhi komitmen para pihak. Komitmen tersebut adalahmengenai bagaimana anggaran yang sudah disiapkan oleh berbagaisumber pendanaan pada 2020 lebih fokus pada lokasi dan investasikegiatan peningkatan layanan 80%.

3. Pelaksanaan tahapan siklus hingga Oktober 2020 belum terlaluberpengaruh terhadap hasil pencapaian pengurangan luas kumuh.Fakta tidak efektif ini karena kegiatan yang direalisasikan belumbisa menjawab persoalan yang menjadi target layanan 80%.Misalnya kegiatan yang paling dibutuhkan adalah pengelolaan airlimbah, namun realisasi kegiatan pengelolaan air limbah justrupaling sedikit. Penyebab Pelaksanaan tahapan siklus menjadi belumberpengaruh pada pengurangan kumuh juga disebabkan sebagianbesar anggaran yang sudah direncanakan dan direalokasikan untukfokus pada penanganan COVID-19.

BAB IV Kesimpulan& Rekomendasi

Page 49: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

48 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 49PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

4.1.2. Efektivitas Pelaksanaan Panduan Terhadap Potensi Kolaborasi Peningkatan Layanan >80% pada 2021

1. Pelaksanaan tahapan panduan relatif efektif bagi kota/kabupatenyang sudah melaksanakan kegiatan sampai melewati Step 01 danStep 02. Karena pemda dan masyarakat sudah tahu persoalan daninvestasi kegiatan apa yang harus diwujudkan hingga layanan 80%dinilai tuntas.

2. Melalui tahapan kegiatan siklus kolaborasi tuntas, beberapa kota/kabupaten dan kelurahan/desa sudah membuat komitmen yangdituangkan ke dalam berita acara kesepakatan, dinyatakan anggaranuntuk kegiatan pemenuhan layanan >80% pada 2021 sebagaiprioritas.

3. Pendanaan dari pihak swasta juga sudah mulai digagas melaluipenyusunan proposal pemasaran sosial. Bahkan Kota Manado danKota Palangkaraya sudah menggagas pertemuan dengan pihakswasta potensial.

4. Potensi kolaborasi pada 2021 diperkirakan akan lebih banyak dari2020, terutama pembiayaan yang berasal dari APBD II dan DanaDesa/Kelurahan. Kegiatan yang sudah direncanakan dibiayai dandikerjakan pada 2020, tertunda karena pengalihan penggunaananggaran dan akan dikerjakan pada 2021.

4.2. Rekomendasi

4.2.1. Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Panduan Terhadap Pengurangan Kumuh1. Perlu perbaikan strategi khususnya bagi kota/kabupaten yang tingkat

pemahaman pelakunya sudah relatif baik. Kemajuan pelaksanaantahapan kegiatan siklus sudah hampir semua dilaksanakan,investasi kegiatan pun sudah cukup banyak yang direalisasikan,namun tidak berbanding lurus dengan hasil pengurangan luasankumuh. Artinya efektivitas dan akurasi sasaran baik penentuan jenisinvestasi kegiatan maupun penentuan lokasi target masih kurangtepat.

2. Perlu ada Uji Petik khusus terkait dengan “Pengelolaan Air Limbah”

Page 50: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

50 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 51PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

karena permasalahan dan kebutuhannya paling banyak, namun realisasi investasi kegiatannya paling sedikit di antara lima indikator utama peningkatan layanan >80%.

3. Bisa jadi sebenarnya persoalan pengelolaan air limbah merupakanprioritas utama yang perlu ditangani, namun ada beberapa kendala.Biasanya terkait dengan persoalan lahan, persoalan teknologi tepatguna, dan kebiasaan warga di sekitar lokasi kumuh yang sudahmenahun.

4.2.3. Meningkatkan Efektivitas Pelaksanaan Panduan Terhadap Potensi Kolaborasi Peningkatan Layanan >80% pada 2021/2022

1. Potensi penganggaran untuk pelaksanaan kegiatan fisik terkaitpenanganan kumuh cukup besar, terutama sumber pendanaanAPBD II dan Dana Desa/Kelurahan. Namun potensi penganggaran2021 belum fokus dan sesuai lokasi pada pemenuhan layanan >80%terhadap lima indikator kumuh. Artinya rencana penganggaranterhadap kegiatan pada 2021 masih umum kendati terkaitpenanganan kumuh.

2. Guna mengawal penganggaran terhadap kegiatan supaya fokusdan tepat sasaran pada pemenuhan layanan >80% terhadaplima indikator utama kumuh yang harus ditingkatkan, maka TimKorkot dan Tim Fasilitator mendorong Pokja PKP dan BKM untukmengingatkan atau menagih komitmen yang sudah disepakatisebelumnya kepada OPD dan kades/lurah serta pihak lainnya. Bilaperlu, Pokja PKP dan BKM sudah menyusun media bantu pemasaransosial termasuk DED dan RAB kegiatannya di akhir 2020 atau awal2021.

3. Ada kemungkinan pengalihan target anggaran akan terulang lagipada 2021 untuk COVID-19. Tim Konsultan memastikan anggaranyang sudah direncanakan untuk peningkatan layanan >80% harustetap terlaksana, dengan berbagai strategi dan argumen. Misal,anggaran akan tetap terealisasikan dengan mengubah tema kegiatandalam nomenklatur anggaran yang tadinya, “Murni PembangunanFisik” menjadi konsep “Padat Karya Tunai di Masa COVID-19”.Artinya kegiatan fisik akan tetap berjalan dengan sistem swakeloladengan memanfaatkan warga lokal yang terkena dampak pandemiCOVID-19 sebagai tenaga kerja yang dibayar harian.

Page 51: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

50 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 51PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Page 52: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

52 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 53PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Lampiran

Lampiran 1. Dokumentasi Investasi Kegiatan Layanan >80%

KOTA MANADO

Kota Manado, Kelurahan Meras Tahun : 2020 Pembangunan Jalan Hot Mix Rp.1.700.000.000. APBD II ; Tahun : 2019 Pembangunan Jalan Paving Rp. 100.000.000 Dana Kelurahan

Kota Manado, Kelurahan PerkamilTahun 2020 Pengadaan Air Bersih Rp. 50.000.000 Dana Kelurahan

Page 53: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

52 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 53PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kota Manado, Kelurahan Komo Luar Tahun 2019 Pembuatan Drainase Rp. 375.000.000 APBDP IIKelurahan MaasingTahun 2019 Pembuatan Drainase Rp. 1.800.000.000 APBDP II

KOTA KUPANG & KABUPATEN BELU

Kota Kupang, Kelurahan Penkase OeletaTahun 2019 Pengadaan Motor Sampah, RP. 108.000.000 APBD

Page 54: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

54 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 55PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kabupaten Belu, Kelurahan Fatubenao Tahun 2020 Jalan Lingkunga Rp.2.086.000.000 APBD II. Tahun 2019 Sarana Prasarana Air Bersih Rp. 30.000.000 CSR PT. Pegadaian

Kota Palangkaraya, Kelurahan Kereng BangkiraiTahun 2020 Peningkatan Kualitas Permukaan Jalan Rp. 400.000.000 APBD II

Kabupaten Belu ,Kelurahan FatubenaoTahun 2019 Drainase Lingkungan Rp. 129.000.000 Dana Kelurahan

KOTA PALANGKA RAYA & KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

Page 55: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

54 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 55PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kota Palangkaraya, Kelurahan Palangka Tahun 2020, Pengadaan 2 Motor Sampah Rp. 70.000.000 APBD II

Kabupaten Kotawaringin Timur, Kelurahan Ketapang Tahun 2020 Rp. 253.800.000 Swadaya Kelurahan SawahanTahun 2020, Pengadaan Motor Sampah : Rp 70.000.000 APBD II

Kelurahan Pahandut Tahun 2020, Peningkatan Kualitas Permukaan Jalan Rp. 157.405.300 APBD I Kelurahan TangkilingTahun 2020, Peningkatan Kualitas Permukaan Jalan Rp. 366.000.000Dana Kelurahan:,-

Page 56: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

56 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 57PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kota Tidore Kepulauan, Kelurahan RumTahun 2020, Pembangunan Drainase Rp. 173.183.000 APBDP

Kabupaten Buleleng, Kelurahan Kampung BaruTahun 2019 Pembuatan Jalan Vaving dan Drainase RP 198.297.000 Dana Kelurahan

Kabupaten Buleleng Kelurahan Kampung BugisTahun 2019 Penyediaan Air Minum Rp 850.000 PDAM dan Rp 650.000 Swadaya

KOTA TIDORE KEPULAUAN & KABUPATEN BULELENG

Page 57: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

56 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 57PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kabupaten Sumbawa ,Kelurahan Brang Bara Tahun 2020 Pengolahan Air Limbah Rp 60.000.000 ADKKelurahan Samapuin Tahun 2020 Drainase lingkungan Rp. 18.000.000 ADK

Kabupaten Sumbawa, Kelurahan PekatTahun 2020 Pembangunan Jalan Paving Rp 200.000.000 Dana KelurahanKelurahan Samapuin, Tahun 2020 SR Air Bersih Rp 2.500.000 Swadaya

KABUPATEN SUMBAWA & KOTA TUAL

Page 58: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

58 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 59PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kota Tual , Kelurahan LebetawiTahun 2020 Jalan Lingkungan Rp 109.250.000 Dana DesaKelurahan MasrumTahun 2020 SR Air Bersih 79 Unit Rp 79.000.000 APBD II dan Rp 43.450.000 Swadaya Kelurahan Dullah LautTahun 2020 MCK 20 Unit Rp 210.000.000 Dana Desa

KABUPATEN LOMBOK TIMUR & KABUPATEN TULUNGAGUNNG

Kabupaten Lombok Timur, Kelurahan SongakTahun 2020 Jalan lingkungan Rp 93.000.000 APBD II Kelurahan Denggen TimurTahun 2020 Penyedian Air Minum Rp 230.000.000 Dana Desa

Page 59: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

58 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 59PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kabupaten Lombok Timur, Kelurahan Kelayu Utara Tahun 2020 IPAL Komunal dan MCK Rp 450.000.000APBD IIKelurahan Tanjung Tahun 2020 Drainase Rp 76.000.000 ADK

Kabupaten Tulungagung ,Kelurahan MangunsariTahun 2020 Pengadaan Motor Sampah Rp. 25.000.000 APBD IIKelurahan MangunsariTahun 2020 Peningkatan kualitas TPS Rp. 62.100.000 APBD II

Page 60: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

60 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 61PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

KOTA PALOPO

Kota Palopo, Kelurahan SabbamparuTahun 2020 Jalan lingkungan Rp. 95.450.000 Dana KelurahanRp. 2.000.000 Swadaya Total : Rp. 97. 450.000

Kota Palopo, Kelurahan SalotellueTahun 2020 Drainase tertutup Rp 123.500.000 APBD II

Page 61: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

60 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 61PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kota Palopo , Kelurahan BatupasiTahun 2020 Jamban + Septiptank Rp. 37.500.000 SwadayaKelurahan SabbamparuTahun 2020 Pengadaan Mobil Sampah Minus Baknya Rp 150.000.000 ADK

KABUPATEN BONE

Kab Bone, Kelurahan Biru Tahun : 2020 Penyediaan Air Minum Rp. 118.800.000 SwadayaTahun :2020 Drainase Rp. 79.900.000APBD I

Page 62: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

62 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 63PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Kab Bone, Kelurahan Biru Tahun : 2020, Sanitasi MCK Rp. 311.000.000 APBD II

Kab Bone Kelurahan Biru Tahun 2020, Kegiatan :Drainase Rp. 179.670.000 APBD II

Page 63: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

62 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 63PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

DOKUMENTASI DISKUSI

KABUPATEN KEBUMENKegiatan Paparan oleh Kabid Perkim Bp. Nur Fajri di dampingi Kabid Bappeda Bp. Amin, menyampaikan kegiatan akses awal layanan infrastruktur <80%, dan kegiatan existing yang sudah dilakukan oleh Pemda terhadap deliniasi kumuh >80%

KABUPATEN KEBUMENKegiatan Paparan oleh BKM Kelurahan Wonokriyo, Kec. Gombong, menyampaikan kegiatan akses awal layanan infrastruktur <80%, dan kegiatan existing yang sudah dilakukan oleh Pemda terhadap deliniasi kumuh >80%

Page 64: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

64 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 65PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

KOTA PALOPO Presentasi Target Layanan dibawah 80% oleh Tim Korkot Bersama Pokja PKP Kota Palopo

KOTA TUALDiskusi dengan Warga Kawasan Apollo target Kegiatan DAK Integrasi dan tingkat layanan 80%, yang sudah terlayani sebagian air bersih PDAM

Page 65: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

64 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 65PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

KOTA TUALDiskusi dengan Walikota, wakil walikota dan kepala bappeda Kota Tual; Rencana penganggaran DAK Integrasi dan Peningkatan layanan 80%. Prioritas tahun 2021 air bersih 100% tercapai

KAB SUMBAWADiskusi dengan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, menjajaki berbagai kegiatan khususnya terkait dengan drainase yang bisa dimanfaatkan untuk memelihara Ikan dan rencana DAK Integrasi Pulau Bungin

Page 66: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

66 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 67PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

KAB TANAH LAUT Koordinasi dengan BKM mengenai Layanan Kurang dari 80 % dan pelaksanaan strategi dalam menyelesaikan masalah peningkatan layanan >80%

Page 67: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

66 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 67PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Lampiran 2. Instrumen Uji Petik

A. INSTRUMEN WAWANCARA

KISI-KISI MONITORING PENINGKATAN LAYANAN 80%

Pertanyaan disesuaikan dengan khalayak sasaran. bila memungkinkan FGD, bila tidak wawancara langsung. Lengkapi hasil diskusi/wawancara dengan data yang dimiliki Tim Korkot dan BKM. Bila memungkinkan cek langsung lapangan pembuktian adanya investasi kegiatan serta lengkapi bukti dengan foto hasil lapangan.

1. Konsultan/Pemda/BKM mengetahui tentang panduan peningkatanlayanan >80% atau tidak?

• Cerita Narasi tim korkot dan Faskel apakah sudah tau dan pahamatau tidak tentang panduan peningkatan layanan >80%...?

• Cerita Narasi Pemda apakah sudah tau dan paham atai tidak tentangpanduan peningkatan layanan >80%...?

• Cerita Narasi BKM apakah sudah tau dan paham atau tidak tentangpanduan peningkatan layanan >80%...?

• Bila ada yang blm tau dan paham sampaiakan apa kendalanya...?plus solusi kedepannya untuk mengoptimalkan apa yang akandilakukan...?

2. Metode deseminasi panduan layanan >80%ke konsultan/Pemda/BKM? (KBIK, sosialisasi atau rembug atau dst)...?

• Cerita Narasi bagaimana cara deseminasi diinternal konsultan(Timkorkot dan Faskel) dan berapa kali dilaksanakan (metode danmedia yang digunakan)

• Cerita Narasi bagaimana cara deseminasi diPemda dan berapa kalidilaksanakan (metode dan media yang digunakan)

• Cerita Narasi bagaimana cara deseminasi di BKM dan berapa kalidilaksanakan (metode dan media yang digunakan)

• Bila ada kendala sampaikan juga dalam cerita narasi...? plus solusikedepannya untuk mengoptimalkan apa yang akan dilakukan...?

Page 68: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

68 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 69PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

3. Apakah pelaksanaan kegiatan sudah dilaksanakan sesuai panduanlayanan 80% dan sampai tahap mana...?

• Cerita Narasi cara advokasi, fasilitasi dan mediasi untuk pemenuhancapaian layanan 80% terhadap Pemerintah Daerah maupun NonPemerintah....?

• Proses tahapan apa saja yang dilakukan dalam melakukan advokasi,fasilitasi dan mediasi tsb...?

• Kendala dan tantangan yang di hadapi...? serta Solusi....?

4. Hasilnya seperti apa...? terencana atau tidak...? cek kelapangan

• Hasil Capaian 80% sekarang sudah optimal ataukah belum....?• Hasil 5 Indikator yang sudah terealisasi apakah memang terencana

ataukan tiba2 ada pihak yang merealisasikan tanpa perencanaan...Petakan hal tersebut...?

• Kendala dan tantangan yang di hadapi...? Solusi dan tindak lanjutnyakedepan untuk lebih optimal strategi apa yang akan dilakukan....?

5. Bagaimana sebaran kontribusi berdasarkan sumber pendanaandan jenis investasi kegiatan serta penerima manfaat...?

• Analisa dari data layanan 80% dan ceritakan sebaran kontribusi 5layanan 80% sampai saat ini seperti apa dari sisi jenis kegiatan...?

• Analisa dari data layanan 80% dan ceritakan sebaran kontribusi5 layanan 80% sampai saat ini seperti apa dari sisi Sumberpendanaan...?

• Analisa dari data layanan 80% dan ceritakan sebaran kontribusi 5layanan 80% sampai saat ini seperti apa dari sisipenerima manfaat...?

6. Bagaimana tingkat pengetahuan dan pemahaman Konsultan/Pemda/ BKM tentang metode perhitungan layanan >80%...?

• Apakah Internal Konsultan (Tim Korkot dan Faskel) sudah Tau danPaham Metode perhitungan layanan >80%...?

• Apakah Pemda sudah Tau dan Paham Metode perhitungan layanan>80%...?

• Apakah BKM udah Tau dan Paham Metode perhitungan layanan>80%...?

• Kendala dan tantangan yang di hadapi...? serta Solusi....?

Page 69: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

68 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 69PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

7. Bagaimana gambaran potensi kolaborasi peningkatan Layanan>80% pada tahun 2021...?

• Ceritakan bagaimana proyeksi kolaborasi dalam pemenuhanLayanan >80% dari 5 indikator peluangnya seperti apa...

• Dari 5 Indikator layanan 80%, indikator apa yang paling akan didoronguntuk mendapat penanganan khusus... dan sumber pendanaannyadari mana?

• Ceritakan bagaimana proyeksi kolaborasi dalam pemenuhanLayanan >80% dari 5 indikator yang akan mendapat pendanaan dariAPBD II?

• Ceritakan bagaimana proyeksi kolaborasi dalam pemenuhanLayanan >80% dari 5 indikator yang akan mendapat pendanaan dariNon APBD, Sebutkan sumber2 pendanaannya...?

B. INSTRUMEN FORM ISIAN

SUDAH=1/BELUM=0 DARING=0/TATAPMUKA LANGSUNG=1

1 Lokakarya Kota II2 Lokakarya Kelurahan I3 Survey Memotret 5 Indikator di Delinasi sasaran

1 Lokakarya Kelurahan II2 Lokakarya Kota II

1 Menyusun Proposal2 Menyiapkan Media Bantu Pemasaran Sosial

1 Menindaklanjuti Komitmen Kesiapan Swadaya Masyarakat2 Menindaklanjuti Komitmen Hasil Lokakarya Kelurahan/Desa II3 Menindaklanjuti Komitmen Hasil Lokakarya Kota/Kabupaten II

1 Penguatan Sistem Komunikasi dan Informasi

2Pengembangan sistem peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah dan masyarakat

3 Pengendalian melalui tools pengendalian peningkatan layanan >80%

1 Ciptakan Kondisi Ideal Dalam Proses Pendampingan

2Ciptakan Kuantitas dan Kualitas Bangunan Serta Kawasan Lingkungan Perumahan Dan Permukiman Diatas Rata-Rata

3 Pengembangan Kelembagaan dan Pembangunan Kolaborasi4 Integrasi Perencanaan Pembangunan dan Penganggaran Daerah 5 Replikasi Program

JUMLAH TAHAPAN KEGIATAN SELESAI DILAKSANAKAN

FORM MONITORING TAHAPAN KEGIATAN "KOLABORASI KOTAKU TUNTAS"Form ini diperuntukan dalam melengkapi laporan monitoring/ujipetik di 16 Kota/Kab

Rencana Aksi

Pemasaran Sosial

Penyusunan Rencana Teknis dan Aksi Pemasaran SosialRencana Teknis

STEP 03Pelaksanaan dan Pengendalian

STEP 04Membangun Keberlanjutan

TAHAPAN KEGIATAN LAYANAN 80%KOTA/KABUPATEN……………………….

STEP 0IPenyiapan Aksi-Refleksi dan Menyusun Rencana AksiAksi dan Refleksi

STEP 02

Page 70: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

70 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 71PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

TATAP MUKA LANGSUNG DARINGTIM OSP

TIM KORKOTTIM FASKELPOKJA PKP

BKM

Keterangan:

PELAKUKOTA/KAB……….

MATRIK FREKWENSI PEMBAHASAN PANDUAN KOLABORASI KOTAKU TUNTAS PADA KELOMPOK PELAKU PER OKTOBER 2020

Isi Kolom dengan Menjawab berapa kali pelaku melibatkan diri dalam desiminasi

Page 71: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

70 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" 71PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

Page 72: PENYELENGGARAAN “KOLABORASI KOTAKU TUNTAS”

72 PENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS" PBPENYELENGGARAAN KOLABORASI "KOTAKU TUNTAS"

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM dan PERUMAHAN RAKYATJl. Pattimura No.20 Kebayoran baruJakarta Selatan, Indonesia - 12110