Upload
hathien
View
225
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENYERTAAN ANAK DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM
(Analisis Putusan Nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Hukum (S.H)
Disusun oleh :
Binga Agsel Siqitsa
NIM: 11140450000012
PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM (JINAYAH)
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
i
ii
iii
ABSTRAK
Binga Agsel Siqitsa (11140450000012) “Penyertaan Anak Dalam
Tindak Pidana Pembunuhan Perspektif Hukum Pidana Islam (Analisis
Putusan Nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel). Program Studi Hukum Pidana
Islam (Jinayah), Fakultas Syari’ah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, Tahun 2017 M/1438 H. Vii + 58 halaman + 1 lampiran.
Masalah utama dalam skripsi ini adalah mengenai penyertaan anak dalam
perbuatan tindak pidana pembunuhan yang terdapat di dalam putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan Nomor 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel yang memvonis anak
Fikri Pribadi, anak Bagus Firdaus, anak Fatahillah, dan anak Arga Putra Samosir
dengan masing-masing dijatuhkan pidana penjara selama 4 (empat) tahun, 3 (tiga)
tahun, 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan, dan 3 (tiga) tahun. Skripsi ini bertujuan
untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk penyertaan dalam hukum positif
maupun hukum pidana Islam, bagaimana hukum pidana Islam mengatur
penghukuman terhadap anak, dan apa sanksi yang tepat untuk dijatuhkan bagi
anak yang ikut serta bersama orang dewasa dalam melakukan tindak pidana
pembunuhan.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Pengumpulan data
dilakukan dengan metode kepustakaan yang di mana penulis melakukan
identifikasi secara sistematis dari sumber yang berkaitan dengan objek kajian.
Setelah data diperoleh, penulis menganalisis secara yuridis-normatif data yang
diperoleh terhadap objek kajian (Putusan Nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Hukum Pidana Islam mengenal
adanya penyertaan. Untuk pelaku dari penyertaan pembunuhan, dapat dikenakan
hukuman qishash. Namun jika anak yang terlibat dalam penyertaan pembunuhan
bersama orang dewasa, maka dihapuskannya hukuman qishash tersebut karena
terdapat unsur syubhat di dalamnya. Sedangkan dalam hukum positif, anak yang
belum dewasa, tetap dikenakan hukuman. Mengenai kasus anak ini, diberlakukan
asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis, sehingga hukuman yang tercantum
dalam Pasal 338 KUHP tidak berlaku. Hukuman yang berlaku ialah penjara di
bawah 10 tahun sebagaimana yang terdapat dalam UU Nomor 11 Tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Pembimbing 1 : Afwan Faizin, M.A.
Pembimbing 2 : Fitriyani Zein, M.H.
Daftar Pustaka : 1976 s.d 2014
iv
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrohiim.
Alhamdulillahirobbil‟alamiin, puji dan syukur saya panjatkan kehadirat
Allah Subhanahu wa Ta‟ala yang telah melimpahkan rahmat, inayah dan
taufiknya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir dalam menempuh studi
di Jurusan Hukum Pidana Islam (Jinayah), Fakultas Syari’ah dan Hukum,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita
Nabi Muhammad Shollallahu „alaihi wa Sallam yang telah membawa risalah
kebenaran untuk umat Islam khususnya.
Selanjutnya dalam proses penyusunan skripsi ini, penyusun mengucapkan
banyak terima kasih kepada yang telah berjasa dan yang terhormat:
1. Dr. Phil. Asep Saepudin Jahar, M.A. selaku Dekan Fakultas Syari’ah dan
Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. H. M. Nurul Irfan, M.Ag. selaku Ketua Program Studi Hukum Pidana
Islam (Jinayah).
3. Nur Rohim Yunus, LL.M. selaku Sekretaris Program Studi Hukum Pidana
Islam (Jinayah).
4. Afwan Faizin, M.A. selaku Dosen Pembimbing 1 dalam penulisan skripsi
dan telah memberikan masukan dan arahan serta meluangkan waktunya
dengan penuh keikhlasan kepada penulis.
5. Fitriyani Zein, M.H. selaku Dosen Pembimbing 2 dalam penulisan skripsi
yang telah memberikan banyak masukan dan arahan dalam penulisan
skripsi serta telah meluangkan waktunya dengan penuh keikhlasan kepada
penulis.
6. Seluruh Dosen dan Civitas Akademik Fakultas Syari’ah dan Hukum
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
v
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN ........................................................................... ii
ABSTRAK ...................................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah ........... 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................... 6
D. Tinjauan Kajian Terdahulu ................................................ 7
E. Metode Penelitian............................................................... 9
F. Sistematika Penulisan ........................................................ 11
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PIDANA ANAK
A. Teori Pemidanaan............................................................... 13
B. Anak Di Mata Hukum ........................................................ 16
C. Pemidanaan Anak Di Bawah Umur ................................... 18
BAB III PENYERTAAN ANAK DALAM TINDAK
PIDANA PEMBUNUHAN
A. Tindak Pidana Pembunuhan ............................................... 21
B. Bentuk-bentuk Penyertaan ................................................. 24
C. Anak Dalam Penyertaan Tindak Pidana ............................ 28
D. Ketentuan Pidana Penyertaan Anak Dalam Tindak
Pidana Pembunuhan Menurut Hukum Positif .................... 29
BAB IV PENERAPAN HUKUM TERHADAP PENYERTAAN
ANAK DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
vii
A. Penerapan Hukum Terhadap Penyertaan Anak Dalam
Tindak Pidana Pembunuhan Dalam Putusan
Nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel ............................... 34
1. Duduk Perkara .............................................................. 34
2. Pertimbangan Majelis Hakim ....................................... 40
3. Amar Putusan ............................................................... 43
B. Penerapan Hukum Terhadap Penyertaan Anak Dalam
Tindak Pidana Pembunuhan Dalam Putusan
Nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel Perspektif Hukum
Pidana Islam ....................................................................... 44
1. Kecakapan Hukum Pelaku ........................................... 44
2. Pertimbangan Majelis Hakim ....................................... 46
3. Sanksi Bagi Pelaku Penyertaan Anak Dalam Tindak
Pidana Pembunuhan Menurut Hukum Pidana Islam ... 50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 55
B. Saran .................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 58
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Anak merupakan aset nasional. Anugerah yang telah Allah karuniakan
dan Allah titipkan kepada orang tua untuk dijaga agar menjadi manusia
yang berkualitas, baik untuk dunia maupun akhirat dan anak pun menjadi
penerus cita-cita bangsa. Jika anak tidak memiliki kualitas yang bagus,
maka bagaimana dengan nasib bangsa. Anak memiliki peran yang strategis
dan memiliki ciri dan sifat khusus yang membutuhkan pendidikan dan
pembinaan yang baik dan benar guna pertumbuhan dan perkembangan
anak. Anak merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
keberlangsungan sebuah Bangsa dan Negara.1
Anak bermasalah atau yang berkonflik dengan hukum adalah anak
yang melakukan tindak pidana atau perbuatan yang terlarang bagi anak.
Anak yang berkonflik dengan hukum dalam UU No. 11 Tahun 2012
tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dipergunakan terminologi anak
adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun tetapi belum berumur
18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.2
Di Indonesia, masalah kenakalan terhadap anak di bawah umur sudah
menjadi mimpi buruk bagi bangsa. Terdapat dua bentuk motivasi yang
menjadi pendorong anak melakukan kenakalan, yaitu motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Yang dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah
dorongan atau keinginan pada diri seseorang yang tidak perlu disertai
perangsang dari luar, misalnya faktor usia, kelamin, dan kedudukan anak
dalam keluarga, sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang
1 Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Anak Indonesia, (Bandung: PT Alumni, 2014),
h. 33. 2 Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Anak Indonesia, ... , h. 4.
2
datang dari luar diri seseorang, misalnya faktor rumah tangga, faktor
pendidikan dan sekolah, faktor pergaulan anak, dan faktor media massa.3
Permasalahan ini tentu tidak dibiarkan begitu saja, tetapi memerlukan
sarana hukum untuk menyelesaikannya. Keadilan atau peradilan berbasis
musyawarah adalah penyelesaian perkara tindak pidana Anak dengan
melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang
terkait untuk bersama-sama penyelesaian yang adil dengan menekankan
pemulihan kembali pada keadaan semula.4
Anak yang telah terbukti ikut dalam penyertaan tindak pidana
pembunuhan harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan
hukum. Untuk sanksi pidana penjara bagi anak, dapat dijatuhkan paling
lama ½ dari maksimum ancaman bagi orang dewasa. Namun jika anak
diancam dengan pidana mati atau seumur hidup, maka sanksi pidana yang
dijatuhkan adalah paling lama 10 tahun sebagaimana yang tertera dalam
Pasal 81 ayat 6 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
Diketahui bahwa terdapat pembedaan perlakuan di dalam hukum acara
maupun ancaman pidananya. Pembedaan perlakuan dan ancaman yang
diatur dalam undang-undang tersebut dimaksudkan untuk lebih
memberikan perlindungan dan pengayoman terhadap anak dalam
menyongsong masa depannya yang masih panjang.5
Penyimpangan tingkah laku anak atau kenakalan anak yang melanggar
hukum disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya adalah faktor
kecerdasan, faktor usia, faktor keluarga, faktor pendidikan dan sekolah,
faktor pergaulan anak, dan pengaruh media massa. Kehendak yang
tertanam pada diri anak untuk berbuat jahat terkadang timbul karena
3 Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2006), h. 17.
4 Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Anak Indonesia, (Bandung: PT. Alumni, 2014),
h. 32-33. 5 Wagiati Soetodjo, Hukum Pidana Anak, ... , h. 29.
3
pengaruh bacaan, gambar-gambar, dan film.6 Tontonan yang berupa
gambar-gambar porno akan memberikan rangsangan seks terhadap anak.
Rangsangan seks tersebut akan memberikan dampak negatif bagi
perkembangan jiwa anak. Oleh karena itu, upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan cara mengarahkan anak kepada tontonan yang lebih bernilai
pendidikan, meningkatkan religius anak, dan membimbing anak dalam
pendidikan yang lebih baik.
Keadilan merupakan kebutuhan masyarakat yang akan melahirkan
lembaga atau institusi hukum yang baik. Dengan demikian, hukum
bertujuan untuk mengatur tata tertib dalam masyarakat secara damai dan
adil. Hukum mengehendaki pelayanan kepentingan setiap orang. Sehingga
pada intinya, tujuan hukum adalah agar terciptanya kebenaran dan
keadilan. Dalam mencapai tujuannya itu, hukum bertugas membagi hak
dan kewajiban antar individu dalam masyarakat, membagi wewenang dan
mengatur cara memecahkan masalah hukum, serta memelihara kepastian
hukum.7
Untuk menjamin kepastian hukum, maka lahirlah perundang-undangan
yang dapat memberikan kebijakan hukum dalam mengkoordinir keadilan
dalam masyarakat. Di Indonesia, terdapat Undang-undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang di mana negara
menjamin hak setiap Anak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang serta atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Peradilan anak bertujuan memberikan yang paling baik bagi anak, tanpa
mengorbankan kepentingan masyarakat dan tegaknya keadilan.8
Menurut Hukum Islam, apabila beberapa orang bersama-sama
melakukan jarimah maka perbuatannya itu disebut turut berbuat jarimah
6 Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak (Edisi Revisi), (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2013), h. 16-23. 7 Wawan Muhwan Hariri, Pengantar Ilmu Hukum, (Bandung: Pustaka Setia, 2012), h. 50.
8 Maidin Gulton, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan Pidana
Anak Di Indonesia, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2013), h. 77.
4
atau dikenal sebagai Al-Isytirak.9 Al-Isytirak biasa dikenal sebagai
penyertaan. Islam membagi penyertaan dalam Islam menjadi dua, yakni
penyertaan secara langsung dan penyertaan secara tidak langsung. Untuk
membedakan antara orang yang secara langsung dan secara tidak langsung
dalam penyertaan, Fuqaha membagi menjadi dua bagian:
1. Orang yang turut serta secara langsung dalam melakukan tindak
pidana (syarik mubasyir, perbuatannya dinamakan isytirak mubasyir).
2. Orang yang turut serta secara tidak langsung dalam melakukan tindak
pidana (syarik mutasabbib, perbuatannya disebut dengan isytirak ghair
mubasyir).
Dasar pemikiran antar keduanya, yang pertama melakukan secara
langsung unsur material tindak pidana karena itu ia dinamakan syarik fil
mubasyarah atau disebut dengan pelaku langsung. Sedangkan yang kedua
menjadi sebab adanya tindak pidana, baik karena janji, menghasut, atau
memberikan bantuan, tetapi tidak turut serta secara langsung melakukan
unsur tindak pidana.
Dalam hukum tertulis di Indonesia, batasan umur bagi anak yang
melakukan tindak pidana sudah diatur dalam Pasal 1 Nomor 3 UU SPPA,
“Anak yang berkonflik dengan Hukum yang selanjutnya disebut Anak
adalah anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum
berumur 18 (delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak
pidana”.10
Penyertaan oleh anak berarti ada keikutsertaan dalam perbuatan tindak
pidana dengan beberapa orang. Hubungan antar pelaku dalam melakukan
tindak pidana ada bermacam-macam, yaitu bersama-sama dalam
melakukan kejahatan, seorang mempunyai kehendak dan merencanakan
sesuatu kemudian mempergunakan orang lain untuk melaksanakan tindak
9 Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Islam, (Jakarta: Sinar Grafika,
2004), h. 67. 10
Pasal 1 Nomor 3 UU No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
5
pidana tersebut, dan terakhir seorang saja melakukan tindak pidana
sedangkan orang lain hanya membantu melakukan tindak pidana.
Di Indonesia terdapat beberapa kasus penyertaan anak dalam tindak
pidana pembunuhan, seperti contoh kasus yang diputuskan oleh
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel
terkait masalah penyertaan pembunuhan yang di dalamnya melibatkan
anak bernama Fikri Pribadi, Bagus Firdaus, Fatahillah, dan Arga Putra
Samosir yang divonis hukuman penjara dengan lama hukuman yang
berbeda. Bagaimana hukum Islam memandang mengenai penyertaan anak
dalam tindak pidana pembunuhan akan dijelaskan dalam bab-bab
berikutnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis merasa tertarik untuk
meneliti lebih dalam lagi mengenai penyertaan anak dalam tindak pidana
pembunuhan. Bagaimana pandangan hukum Islam terhadap masalah ini,
maka dari itu penulis curahkan dalam bentuk sebuah skripsi dengan judul:
PENYERTAAN ANAK DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM (Analisis Putusan Nomor:
1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel).
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi
beberapa masalah dalam penelitian ini. Maka perlu adanya pembatasan
dan perumusan masalah yang menjadi fokus penelitian ini. Untuk
mengefektifkan dan memudahkan pengolahan data, maka penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk penyertaan dalam pembunuhan yang melibatkan
seorang anak?
2. Bagaimana sanksi hukum yang ditetapkan dalam putusan nomor:
1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel ditinjau dari Hukum Pidana Islam?
6
3. Bagaimana pertimbangan hakim pada perkara nomor:
1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel ditinjau berdasarkan Hukum Pidana Positif?
Berdasarkan luasnya penelitian ini, maka perlu dilakukan pembatasan
masalah. Pembunuhan oleh anak di batasi pada penyertaan dalam
pembunuhan yang melibatkan anak di bawah umur.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini, ada beberapa tujuan yang hendak
dicapai oleh penulis, dan tujuan yang dimaksud adalah:
a. Untuk mengetahui bentuk penyertaan dalam pembunuhan yang
melibatkan seorang anak.
b. Untuk mengetahui sanksi hukum yang ditetapkan dalam putusan
nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel ditinjau dari Hukum Pidana
Islam.
c. Untuk dapat mengetahui pertimbangan hakim pada perkara nomor
1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel ditinjau berdasarkan Hukum Pidana
Positif.
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dalam melaksanakan penelitian ini adalah:
a. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
wawasan dan pengetahuan dalam memahami hukum positif dan
juga hukum pidana Islam pada umumnya dan tentang penyertaan
anak dalam tindak pidana pembunuhan khususnya.
b. Manfaat Praktis
Diharapkan hasil penelitian ini bisa memberikan penjelasan
kepada masyarakat tentang penyertaan anak dalam tindak pidana
pembunuhan menurut hukum positif dan hukum pidana Islam, agar
masyarakat bisa memahami dengan baik serta diharapkan menjadi
7
bahan rujukan bagi praktisi hukum dalam menyelesaikan
permasalahan mengenai penyertaan anak dalam tindak pidana
pembunuhan.
D. Tinjauan Kajian Terdahulu
Sebelumnya penulis melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan untuk
mengkaji materi-materi terdahulu, khususnya mengenai anak yang
melakukan tindak pidana. Dari literatur yang telah penulis telaah, terdapat
karya tulis berupa skripsi yang dijadikan acuan awal oleh penulis, yaitu:
Karya ilmiah dari skripsi Hanifah Azwar mahasiswi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul “Penyertaan dalam
Pembunuhan Berencana dalam Hukum Islam dan Hukum Positif (Kajian
Yurispudensi No. 1429K/Pid/2010)”. Pokok pembahasan ini mengenai
unsur-unsur tindak pidana, pembagian tindak pidana, bentuk-bentuk
penyertaan, dan kualifikasi pembunuhan. Pada penelitian ini, hanya
membahas mengenai penyertaan dalam tindak pidana pembunuhan yang
pelakunya adalah orang dewasa. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk
mengisi kekosongan penelitian tentang penyertaan yang dilakukan oleh
anak di bawah umur. Khususnya mengenai tindak pidana pembunuhan
yang dilakukan dengan cara yang sadis.
Karya ilmiah dari Akhmad Farid Zamani yang berjudul “Tindak
Pidana Penyertaan Pembunuhan Perspektif Hukum Islam (Analisis
Putusan Mahkamah Agung No. 959K/Pid/2012)”. Pembahasan ini
mengenai konsep tindak pidana, tindak pidana pembunuhan, bentuk-
bentuk penyertaan, dan tuntutan jaksa.
Temuan penting dari karya ilmiah ini ialah putusan hakim yang hanya
menjatuhkan 10 tahun penjara kepada terdakwa, sedangkan dalam hukum
Islam, baik pelaku langsung maupun tidak langsung, apabila ia membunuh
maka hukumannya adalah qishash. Dalam penelitian ini hanya membahas
mengenai sanksi bagi pelaku penyertaan yang langsung maupun tidak
8
langsung oleh orang dewasa, yang dalam hukum Islam semua pelakunya
bisa dijatuhi hukuman qishash. Sedangkan dalam skripsi ini, penulis akan
membahas mengenai penyertaan yang di dalamnya terdapat anak di bawah
umur. Anak di bawah umur tidak dapat dijatuhi hukuman qishash.
Karya ilmiah dari Yani Suryani yang berjudul “Pemidanaan Anak Di
Indonesia Terhadap Pelaku Pencurian Dalam Perspektif Hukum Islam”.
Pokok pembahasan karya ilmiah ini adalah kedudukan anak dalam hukum
positif, tindak pidana anak pelaku pencurian, ketentuan tindak pidana bagi
anak pelaku pencurian menurut hukum positif, dan pertanggungjawaban
pidana terhadap tindak pidana pencurian yang dilakukan oleh anak.
Dalam penelitian ini, menjelaskan mengenai penyertaan anak dalam
tindak pidana pencurian, dan penulis belum menemukan pokok masalah
dari karya ilmiah tersebut mengenai hukuman bagi anak yang melakukan
penyertaan. Oleh karena itu, dalam karya tulis ini penulis akan lebih
menjabarkan mengenai hukuman bagi anak yang ikut serta dalam
penyertaan tindak pidana khususnya pada tindak pidana pembunuhan.
Penulis pun akan membahas mengenai perbedaan patokan usia yang
dikategorikan dewasa menurut hukum positif dan hukum pidana Islam.
Dalam karya ilmiah ini, masih menggunakan undang-undang peradilan
anak yang belum diperbarui, maka penulis akan memuat undang-undang
peradilan anak terbaru dalam penulisan ini.
Karya ilmiah dari Ryan Mustiqal Alam yang berjudul “Tinjauan
Yuridis Terhadap Tindak Pidana Pembunuhan Dengan Penyertaan Yang
Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Putusan Nomor:
633/Pid.B/2011/PN.Mks)”. Pokok pembahasan dari karya ilmiah ini
adalah jenis tindak pidana, pengertian penyertaan, jenis-jenis pembunuhan,
unsur-unsur pembunuhan biasa, sanksi pidana bagi anak, penerapan
hukum pidana materiil dalam perkara tindak pidana pembunuhan yang
dilakukan oleh anak, dan putusan hakim terhadap tindak pidana
pembunuhan yang dilakukan oleh anak.
9
Dalam penelitian ini belum dibahas mengenai jika tindak pidana
pembunuhan dilakukan oleh anak yang termasuk dalam penyertaan dengan
orang dewasa. Penelitian ini hanya membahas mengenai penyertaan anak
dalam tindak pidana pembunuhan dalam kacamata hukum positif.
Sedangkan penulis akan membahas mengenai penyertaan yang dilakukan
oleh anak di bawah umur dengan orang dewasa dalam tinjauan hukum
pidana positif dan hukum pidana Islam.
E. Metode Penelitian
1. Teknik Penelitian
Metode yang akan dipergunakan dalam penelitian ini, termasuk
dalam penelitian putusan kasus dan kepustakaan (Library Research),
yakni mengidentifikasikan secara sistematis dan melakukan analisis
terhadap dokumen-dokumen yang memuat informasi yang berkaitan
dengan tema, objek, dan masalah dalam suatu penelitian.11
2. Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah menelaah putusan kasus yang bersifat kualitatif. Dengan
mengkaji lebih dalam melalui literatur-literatur yang ada baik melalui
putusan hakim, buku, catatan, artikel-artikel di internet, majalah dan
jurnal ilmiah mau pun hasil penelitian terdahulu.
3. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif di mana
peneliti membahas masalah ini melalui Undang-undang. Pembahasan
masalah penyertaan anak dalam tindak pidana pembunuhan terdapat
pada pasal 380 KUHP, pasal 55 KUHP, dan Undang-undang Nomor
11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
4. Data Penelitian
a. Sumber Data
11
Jaenal Aripin, dkk, Metode Penelitian Hukum, (Ciputat: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 17.
10
Ada dua sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini,
antara lain:
1) Sumber primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat12
yakni dari penelitian ini adalah Al-Qur’an, Kitab Undang-
undang Hukum Pidana, Undang-undang Sistem Peradilan
Pidana Anak, dan putusan hakim nomor:
1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
2) Sumber sekunder yang pengumpulan data dapat diperoleh
dari dokumen-dokumen yang berupa catatan formal dan
dengan mengumpulkan serta menelaah beberapa literatur
baik berupa buku-buku, catatan, dan dokumen-dokumen
atau diktat yang ada pada redaksi.13
dari penelitian ini
adalah hasil-hasil penelitian, majalah, surat kabar, jurnal
ilmiah, artikel, internet, dan seterusnya.
5. Teknik Pengelolaan Data
Dalam penelitian ini, pengelolaan data yang digunakan adalah
metode kualitatif, yakni dengan cara mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya kemudian diolah menjadi kesatuan data untuk
mendeskripsikan permasalahan yang akan dibahas dengan mengambil
materi-materi yang relevan dengan permasalahan, lalu dikomparasikan
yaitu dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber-
sumber data tersebut diklasifikasikan untuk memudahkan dalam
menganalisa.
6. Analisa Data
Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode yuridis-
normatif. Penelitian yang menggunakan analisis yuridis-normatif
merupakan penelitian yang mengacu pada norma-norma hukum yang
12
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (suatu tinjauan
singkat), (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2003), h. 13. 13
Husni Usman dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 1998), h. 32.
11
terdapat dalam peraturan perundang-undangan dan putusan
pengadilan.14
Selain itu penulis juga menggunakan metode analisis deduktif,
yaitu dengan cara menganalisis data yang bertitik tolak dari data yang
bersifat umum kemudian ditarik pada kesimpulan khusus.
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah memahami isi skripsi dan mencapai sasaran
seperti yang diharapkan, maka penulis membagi isi skripsi ini ke dalam
lima bab yang masing-masing bab terdiri dari sub bab.
Secara teknis penulisan skripsi ini berpedoman pada buku “Pedoman
Penulisan Skripsi Fakultas Syari’ah Dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta Tahun 2017”. Adapun sistematika pembahasannya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada BAB I penulis menguraikan latar belakang masalah,
identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, tinjauan kajian terdahulu, metode
penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PIDANA ANAK
Pada BAB II penulis menguraikan tentang teori
pemidanaan, anak di mata hukum, dan pemidanaan anak di
bawah umur.
BAB III PENYERTAAN ANAK DALAM TINDAK PIDANA
PEMBUNUHAN
Pada BAB III penulis menguraikan tentang tindak pidana
pembunuhan, bentuk-bentuk penyertaan, anak dalam
penyertaan tindak pidana, dan ketentuan pidana penyertaan
anak dalam tindak pidana pembunuhan menurut hukum
positif.
14
Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 24.
12
BAB IV PENERAPAN HUKUM DAN SANKSI PENYERTAAN
ANAK DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
Pada BAB IV penulis menguraikan tentang penerapan
hukum terhadap penyertaan anak dalam tindak pidana
pembunuhan dalam putusan nomor:
1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel dan sanksi terhadap
penyertaan anak dalam tindak pidana pembunuhan
perspektif hukum pidana Islam.
BAB V PENUTUP
Pada BAB V penulis menguraikan tentang penutup yang
merupakan hasil akhir meliputi kesimpulan berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan. Kemudian pada penutup
ini penulis juga memberikan saran-saran sesuai dengan
pokok permasalahan yang penulis kaji.
13
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG PIDANA ANAK
A. Teori Pemidanaan
Teori-teori pemidanaan pada umumnya dapat dibagi ke dalam dua
kelompok teori,15
yaitu:
1. Teori Absolut atau Teori Pembalasan (retributive/vergeldings
theorieen)
Menurut teori ini, pidana dijatuhkan semata-mata karena orang
telah melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana. Pidana merupakan
akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu pembalasan kepada orang
yang melakukan kejahatan. Setiap kejahatan harus diikuti dengan
pidana, tidak boleh tidak dan tanpa tawar menawar. Tidak melihat
akibat-akibat apapun yang mungkin terjadi dari dijatuhkannya pidana.
Hutang pati, nyaur pati; hutang lara, nyaur lara yang berarti si
pembunuh harus dibunuh, si penganiaya harus dianiaya.16
Mengenai
aturan semacam ini, terdapat pula dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat
93 sebagai berikut:
“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja,
maka balasannya ialah neraka jahannam; kekal ia di dalamnya, dan
15
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori Dan Kebijakan Pidana, (Bandung: PT.
Alumni, 2010), Cet.4, h. 10. 16
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2014), Cet.6, h. 23.
14
Allah murka kepadanya, mengutuknya serta menyediakan azab yang
besar baginya”.17
Pembalasan dikemukakan sebagai alasan untuk memidana
seseorang yang telah melakukan kejahatan. Dalam pandangan ini,
bahwa setiap individu manusia itu bertanggungjawab atas
perbuatannya sendiri. Pidana dianggap sebagai pembalasan mutlak atas
perbuatan jahat yang telah dilakukan oleh individu pelakunya.
Misalnya, melalui lembaga lex talionis di mana penganiayaan terhadap
mata dibalas secara setimpal dengan pidana atas mata yang serupa,
gigi dibalas gigi, mati dibalas mati, dan seterusnya.18
Menurut Johannes Andenaes, tujuan utama dari pidana menurut
teori absolut adalah untuk memuaskan tuntutan keadilan.19
Salah
seorang tokoh dari penganut teori absolut ialah Hegel, yang
berpendapat bahwa pidana merupakan keharusan logis sebagai
konsekuensi dari adanya kejahatan. Johannes Andenaes
mengemukakan bahwa penebusan tidak sama dengan pembalasan
dendam. Pembalasan dendam atau revenge merupakan suatu
pembalasan yang berusaha memuaskan hasrat balas dendam dari
sebagian para korban. Sedangkan penebusan atau retribution tidak
berusaha menenangkan atau menghilangkan emosi-emosi dari para
korban tetapi lebih bertujuan untuk memuaskan tuntutan keadilan.
Pada teori absolut, pembalasan merupakan tujuan utama untuk
kesejahteraan masyarakat. Kesalahan merupakan satu-satunya syarat
untuk adanya pidana. Pidana tersebut harus disesuaikan dengan
kesalahan si pembuat kejahatan.
17
Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 93. 18
Jimly Asshiddiqie, Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia, (Bandung: Angkasa,
1996), h. 167-168. 19
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori Dan Kebijakan Pidana, (Bandung: PT.
Alumni, 2010), Cet.4, h. 11.
15
2. Teori Relatif atau Teori Tujuan (utilitarian/doel theorieen)
Menurut teori ini memidana bukanlah untuk memuaskan tuntutan
absolut dari keadilan. Menurut J. Andenaes, teori ini disebut sebagai
“teori perlindungan masyarakat” (the theory of social defence).20
Teori
ini lebih tepat disebut dengan teori reduktif karena dasar pembenaran
pidana menurut teori ini adalah untuk mengurangi frekuensi kejahatan.
Dasar pembenaran adanya pidana menurut teori ini adalah terletak
pada tujuannya. Pidana dijatuhkan bukan karena orang membuat
kejahatan tetapi agar orang jangan melakukan kejahatan. Pada teori ini,
suatu kejahatan tidak mutlak harus diikuti dengan suatu pidana dan
harus melihat bahwa upaya menjatuhkan pidana dapat memperbaiki si
pelaku kejahatan agar menjadi orang baik yang tidak akan melakukan
kejahatan kembali. Menurut Zevenbergen, terdapat tiga macam
memperbaiki penjahat, yaitu perbaikan yuridis, perbaikan intelektual,
dan perbaikan moral.21
Perbaikan yuridis mengenai sikap si penjahat dalam hal menaati
undang-undang. Perbaikan intelektual mengenai cara berpikir si
penjahat agar ia sadar akan jeleknya kejahatan. Sedangkan perbaikan
moral mengenai rasa kesusilaan si penjahat agar ia menjadi orang yang
bermoral tinggi. Pada teori relatif, dalam hal menjatuhkan pidana
bergantung kepada kemanfaatannya kepada masyarakat. Untuk
mencapai tujuan memperbaiki si penjahat, tidaklah layak dijatuhkan
pidana, tetapi dapat pula diberikan tindakan yang tidak bersifat pidana
yang diambil oleh pemerintah. Misalnya, menyerahkan si pelaku
kejahatan kepada suatu lembaga swasta dalam bidang sosial agar
dididik menjadi masyarakat yang berguna.
Pencegahan bukan merupakan tujuan akhir, tetapi hanya sebagai
sarana untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi yaitu kesejahteraan
masyarakat.
20
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori Dan KebijakanPidana, ... , Cet.4, h. 16. 21
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2014), Cet.6, h. 26.
16
B. Anak Di Mata Hukum
Faktor usia memiliki pengaruh terhadap tingkah laku manusia jika
dilihat dari segi fisik, psikis, dan sosiologis. Faktor usia disebut pula
mempunyai hubungan dengan pengulangan tingkah laku kriminal.
Mengenai hal ini Thorsten Stallin berdasarkan hasil studi di Benua Eropa
mengatakan bahwa semakin muda usia seseorang yang mengalami suatu
hukuman, maka semakin besar kemungkinan bahwa ia akan dihukum lagi
karena mengulangi perbuatannya, dan ia akan mengulang-ulangi kejahatan
dalam waktu yang panjang.
Di Belanda pada tahun 1881 telah terbentuk Wetboek van Strafrecht di
mana dalam undang-undang tersebut dapat dijumpai pasal-pasal mengenai
seolah-olah anak yang belum berumur 10 tahun tidak dapat dituntut
menurut hukum pidana apabila ia terbukti melakukan tindak pidana
kejahatan, maka perlunya masuk ke dalam rijksopvoedinghsgesticht
(Lembaga Pendidikan Kerajaan) oleh Hakim Perdata. Di Indonesia, sejak
tahun 1954 terutama di Jakarta yang menjadi ibukota negara, sudah
terbentuk Hakim Khusus yang menangani dan mengadili anak-anak.
Anak adalah manusia yang masih kecil, misalnya berusia 6 tahun.22
Dalam hukum positif, pengertian anak dapat ditinjau dari berbagai aspek,
yaitu aspek hukum, aspek psikologis, dan aspek biologis.
Pertama, anak ditinjau dari aspek hukum, dalam Pasal 1 ayat 1
Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-
undang Perlindungan Anak, disebutkan bahwa Anak merupakan seseorang
yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih
dalam kandungan. Dalam pasal 1 ayat 2 Undang-undang Nomor 4 Tahun
1979 tentang Kesejahteraan Anak, yang disebut anak adalah seseorang
yang belum mencapai usia 21 (dua puluh satu) tahun dan belum pernah
22
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), h.
38, dalam Bunadi Hidayat, Pemidanaan Anak di Bawah Umur, (Bandung: PT. Alumni, 2010), h.
55.
17
kawin. Menurut ketentuan pasal 45 KUHP, bahwa seseorang dikatakan
masih anak-anak haruslah mempunyai 2 syarat, yakni:
1. Orang atau anak itu ketika melakukan tindak pidana belum dewasa
yang dalam artian belum memiliki umur 21 tahun dan belum pernah
kawin,
2. Tuntutan itu mengenai perbuatan pidana pada waktu ia berumur 16
tahun.
Dalam hukum Islam, orang yang sudah dewasa disebut dengan orang
sudah aqil baligh yang dihitung sejak seorang laki-laki sudah mengalami
mimpi basah dan seorang perempuan sudah mengalami menstruasi.
Penentuan umur seseorang yang belum aqil baligh dan yang sudah aqil
baligh dalam Islam sangatlah susah.
Kedua, anak ditinjau dari aspek psikologis. Proses perkembangan anak
terdiri dari beberapa fase pertumbuhan yang bisa digolongkan berdasarkan
pada keselarasan antara perkembangan jasmani anak dengan
perkembangan jiwa anak.
Ketiga, anak ditinjau dari aspek biologis yang lebih ditekankan pada
perubahan fisik seseorang. Biasanya, perubahan fisik seseorang diawali
dengan perubahan jasmani yang menyangkut segi seksual, biasanya terjadi
sekitar umur 13-14 tahun. Perubahan itu disertai dan diiringi oleh
perubahan-perubahan lain yang berjalan sampai umur 20 tahun. Oleh
karena itu, masa remaja dapat dikatakan terjadi pada umur 13-20 tahun.
Kedudukan anak yang dihukum dengan diserahkan kepada orang tua,
lembaga perawatan atau pembinaan, balai latihan kerja, atau lembaga
sosial, dan tidak dapat disebut sebagai gugurnya tindak pidana yang
dilakukan oleh anak tersebut dan atau dihapuskannya hak anak
menjalankan hukuman penjara dari anak tersebut. Menurut Loebby
Loqman, tentang anak-anak seharusnya bukan sebagai peradilan biasa,
akan tetapi sebagai suatu peradilan tersendiri tidak dimasukkan dalam
18
Peradilan Umum, karena bagi seorang Anak yang melakukan tindak
pidana seharusnya bukan diukur dari nilai orang dewasa, tetapi oleh
kemampuan berpikir seorang anak.23
C. Pemidanaan Anak Di Bawah Umur
Anak merupakan aset negara yang harus dijamin haknya untuk tumbuh
dan berkembang. Di Indonesia, terdapat kasus-kasus anak nakal yang
terjerat dalam hukum. Dalam pasal 1 ayat 3 Undang-undang Nomor 11
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, yang dimaksud
dengan anak nakal atau anak yang berkonflik dengan hukum adalah anak
yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18
(delapan belas) tahun yang diduga melakukan tindak pidana.
Dalam hal menangani anak yang berkonflik dengan hukum, undang-
undang sistem peradilan pidana anak membedakan proses persidangan
antara persidangan anak dengan persidangan orang dewasa. Apabila
pelaku berusia 10 sampai 16 tahun, maka hakim Pidana harus menyelidiki
apakah pelakunya dapat menyadari bahwa perbuatannya itu terlarang atau
tidak. Jika jawabannya dapat menyadari, maka pelaku dapat dijatuhkan
pidana bagi orang dewasa dengan dikurangi 1/3. Jika diancam pidana
seumur hidup, dapat diganti dengan pidana penjara selama-lamanya 15
(lima belas) tahun. Apabila jawabannya tidak menyadari, maka pelaku
tidak dapat dijatuhi hukuman pidana.24
Dalam menangani perkara pidana yang pelakunya merupakan anak-
anak, maka Hakim harus mempertimbangkan bahwa yang terpenting
bukanlah dapat dihukum atau tidak, melainkan tindakan yang
bagaimanakah yang harus diambil untuk mendidik anak itu. Kitab
Undang-undang Hukum Pidana di Indonesia hanya memuat sebagian
peraturan saja dari hukum yang berlaku di Belanda, antara lain tercantum
dalam Pasal 45, 46, dan 47 KUHP dan pasal-pasal lain yaitu pasal 40 dan
23
Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak, (Bandung: PT. Refika Aditama,
2013), Cet.4, h. 139. 24
Wagiati Soetedjo dan Melani, Hukum Pidana Anak, ... , Cet.4, h. 2.
19
pasal 72 ayat (2) KUHP yang ditujukan untuk melindungi kepentingan
anak.
Perlindungan terhadap anak tentu melibatkan lembaga dan perangkat
hukum yang lebih memadai. Untuk itu, pemerintah mengesahkan Undang-
undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,
sebagai perangkat hukum yang lebih mantap dan memadai dalam
melaksanakan pembinaan dan memberikan perlindungan terhadap anak.
Dalam undang-undang ini telah ditentukan pembedaan perlakuan dalam
hukum acaranya, dari mulai saat penyidikan hingga proses pemeriksaan
perkara anak pada sidang pengadilan anak. Undang-undang ini telah
mencabut pasal 45, 46, dan 47 KUHP yang penjatuhan pidana penjara
ditentukan paling lama ½ (satu per dua) dari maksimum ancaman pidana
penjara bagi orang dewasa dan apabila anak tersebut melakukan tindak
pidana dengan ancaman pidana seumur hidup atau hukuman mati, maka
anak tersebut dijatuhi ancaman hukuman penjara paling lama 10 (sepuluh)
tahun.25
Dalam menanggapi berbagai kasus tentang pemidanaan anak
sebagaimana yang tertera dalam Undang-undang tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak Nomor 11 Tahun 2012 yang di mana jalan terbaik dalam
proses pemidanaan anak di bawah umur yaitu dengan proses keadilan
restoratif dan diversi.
Keadilan restoratif adalah penyelesaian perkara tindak pidana dengan
melibatkan pelaku, korban, keluarga pelaku/korban, dan pihak lain yang
terkait untuk bersama-sama mencari penyelesaian yang adil dengan
menekankan pemulihan kembali pada keadaan semula, bukan pembalasan.
Sementara diversi adalah pengalihan penyelesaian perkara Anak dari
proses peradilan pidana ke proses di luar peradilan pidana.26
25
Pasal 81 ayat (6) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak. 26
Pasal 1 ayat (6) dan (7) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
20
Dengan proses restoratif, diharapkan bahwa antara pihak korban dan
pelaku secara bersama-sama merundingkan hal yang perlu dilakukan tanpa
harus ada unsur balas dendam. Sementara dalam hal diversi yang
merupakan salah satu langkah yang paling bagus dengan tujuan untuk
mencegah terjadinya kejahatan anak di masa mendatang. Pencegahan
terjadinya kejahatan anak dilakukan dengan bentuk program seperti
pengawasan masyarakat, kompensasi, denda, pemberian nasihat, atau
kegiatan-kegiatan yang melibatkan pengawasan keluarga. Semua program
diversi tersebut diharapkan dapat mencegah anak yang telah melakukan
kejahatan agar tidak mengulangi perbuatannya di masa mendatang.
21
BAB III
PENYERTAAN ANAK DALAM TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
A. Tindak Pidana Pembunuhan
Kesengajaan menghilangkan nyawa orang lain oleh Kitab Undang-
undang Hukum Pidana disebut sebagai suatu pembunuhan sebagaimana
yang tertera dalam pasal 338 KUHP dirumuskan sebagai dengan sengaja
menghilangkan nyawa orang yang diancam dengan maksimum hukuman
lima belas tahun penjara. Untuk menghilangkan nyawa orang lain, seorang
pelaku harus melakukan sesuatu atau suatu rangkaian tindakan yang
berakibat dengan meninggalnya orang lain.
Menurut hukum Islam, pembunuhan disebut dengan القتل yang artinya
mematikan. Abdul Qadir Audah memberikan definisi sebagai berikut:
زهاق زوح أدمي ه ا امقتل هوفعل من امعبادتزول به امحياة أي أه
بفعل أدمي أخر
Artinya: “ Pembunuhan adalah perbuatan manusia yang menghilangkan
kehidupan yakni pembunuhan itu adalah menghilangkan nyawa manusia
dengan sebab perbuatan manusia lain”27
Kejahatan terhadap nyawa adalah berupa penyerangan terhadap
nyawa orang lain.28
Kepentingan hukum yang dilindungi dan yang
merupakan objek kejahatan ini adalah nyawa manusia. Atas dasar
kesalahannya, terdapat 2 (dua) kelompok kejahatan terhadap nyawa.
Pertama, kejahatan terhadap nyawa yang dilakukan dengan sengaja yang
dimuat dalam Bab XIX KUHP, pasal 338-350 KUHP. Kedua, kejahatan
terhadap nyawa yang dilakukan tidak dengan sengaja yang dimuat dalam
Bab XXI khusus pada Pasal 359 KUHP.
27
Abdul Qadir Audah, At-Tasyri‟ Al-Jinaa‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al-
Wadi‟i, (Beirut: Al-Risalah, 1998), juz II, h. 6. 28
Adami Chazawi, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2007), h. 55.
22
Hal yang tidak dikehendaki oleh undang-undang itu sebenarnya ialah
kesengajaan menimbulkan akibat meninggalnya orang lain. Akibat yang
dilarang atau yang tidak dikehendaki oleh undang-undang seperti itu di
dalam doktrin juga disebut sebagai akibat konstitutif.29
Tindak pidana
pembunuhan merupakan delik yang dirumuskan secara materiil, yakni
delik yang baru dapat dianggap sebagai telah selesai dilakukan oleh
pelakunya dengan timbulnya akibat yang dilarang atau yang tidak
dikehendaki oleh undang-undang. Pembunuhan tidak dapat dikatakan
terjadi, jika akibat berupa meninggalnya orang lain itu belum timbul.
Terdapat jenis-jenis tindak pidana pembunuhan dalam buku ke II Bab
ke-XIX KUHP, di antaranya:
1. Cenvoudige delicten atau delik-delik yang sederhana. Maksud dari
delik yang sederhana ialah delik-delik dalam bentuk yang pokok, yakni
delik-delik yang telah dirumuskan secara lengkap dengan semua
unsur-unsurnya. Dihubungkan dengan tindak pidana pembunuhan
yang diatur dalam Buku ke-II Bab ke-XIX KUHP, tindak pidana yang
diatur dalam Pasal 338 KUHP itu merupakan tindak pidana
pembunuhan dalam bentuk pokok, yakni delik yang telah dirumuskan
secara lengkap dengan semua unsur-unsurnya. Pembentuk undang-
undang telah menyebutkan secara lengkap semua unsur dari tindak
pidana tersebut. Bagian inti dari pembunuhan yang tertera dalam Pasal
338 KUHP ialah dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain dan
merampas nyawa orang lain.
2. Gequalificeerde delicten atau delik-delik dengan kualifikasi yang
diartikan sebagai tindak pidana dengan pemberatan, yakni delik-delik
dalam bentuk yang pokok, yang karena di dalamnya terdapat keadaan-
keadaan yang memberatkan maka pidana yang diancamkannya pun
menjadi diperbesar.
29
P.A.F. Lamintang dan Theo Lamintang, Delik-delik Khusus Kejahatan Terhadap
Nyawa, Tubuh, dan Kesehatan, (Jakarta: Sinar Grafika, 2012), Cet.2, h. 1.
23
Yang termasuk dalam delik ini ialah tindak pidana pembunuhan yang
diatur dalam Pasal 339 dan 340 KUHP yang merupakan tindak pidana
pembunuhan dengan pemberatan. Keadaan-keadaan yang
memberatkan mengenai tindak pidana pembunuhan yang diatur dalam
Pasal 339 KUHP ialah bahwa pembunuhan tersebut telah dilakukan
seseorang dengan didahului, disertai, atau diikuti oleh suatu tindak
pidana yang lain dengan maksud untuk menyiapkan atau memudahkan
tindak pidana tersebut atau untuk melepaskan dirinya sendiri maupun
peserta lain dari tuntutan hukum dalam hal tertangkap tangan. Inti dari
delik yang tertera dalam Pasal 339 KUHP yang merupakan tambahan
berfungsi untuk menaikkan pidana dari 15 (lima belas) tahun penjara
menjadi pidana penjara seumur hidup atau 20 (dua puluh) tahun
penjara.
Keadaan-yang memberatkan mengenai tindak pidana pembunuhan
yang diatur dalam Pasal 340 KUHP ialah bahwa pembunuhan tersebut
telah dilakukan dengan direncanakan terlebih dahulu. Hal inti yang
menyebabkan pidananya menjadi berat yaitu “dipikirkan lebih dulu”.
3. Gepriviligieerde delicten atau delik-delik dengan keadaan yang
meringankan dan terdapat pidana yang diancamkan terhadap tindak
pidana tersebut menjadi diperingan. Hal ini seperti delik yang
tercantum dalam Pasal 341 KUHP. Keadaan-keadaan yang
meringankan itu ialah bahwa pembunuhan tersebut telah dilakukan
oleh seorang ibu atas anaknya yang baru dilahirkan, terdorong oleh
perasaan takut diketahui oleh orang lain bahwa ia telah melahirkan
seorang anak. Bagian inti dari delik ini sehingga diperingan karena
adanya rasa takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak
dilahirkan. Keadaan panik ini menyebabkan pidana menjadi lebih
ringan, dari 15 (lima belas) tahun penjara menjadi 7 (tujuh) tahun
penjara.30
30
Andi Hamzah, Delik-delik Tertentu di Dalam KUHP, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011),
Cet.4, h. 58.
24
B. Bentuk-bentuk Penyertaan
Penyertaan merupakan turut sertanya seorang atau lebih pada waktu
seorang lain melakukan suatu tindak pidana.31
Sedangkan dalam Hukum
Islam, penyertaan berasal dari kata اك تي ش .yang berarti turut ا
32
Adapun yang menjadi syarat-syarat umum dalam keturutsertaan adalah
sebagai berikut:
a. Para pelaku terdiri atas beberapa orang. Jika pelaku melakukan tindak
pidana sendirian, maka tidak termasuk ke dalam istilah keikutsertaan
langsung maupun tidak langsung.
b. Para pelaku dihubungkan kepada suatu perbuatan yang dilarang dan
dapat dijatuhi hukuman atas perbuatannya.
Mengenai bentuk-bentuk penyertaan diterangkan dalam pasal 55 dan
56 KUHP. Penyertaan dibedakan dalam dua kelompok, yaitu:
1. Kelompok orang yang perbuatannya disebutkan dalam Pasal 55 ayat, yang
dalam hal ini disebut dengan para pembuat yang berarti:
a. Yang melakukan (plegen);
Yang melakukan berarti subjek yang turun langsung dalam
perbuatan tindak pidana. Pelaku adalah orang yang melakukan
sendiri perbuatan yang memenuhi perumusan delik dan dipandang
paling bertanggungjawab.33
b. Yang menyuruh melakukan (doen plegen);
Menyuruh melakukan berarti apabila terdapat seseorang lain
yang menyuruh si pelaku melakukan perbuatan yang biasanya
merupakan tindak pida na, tetapi oleh karena beberapa hal si
31
Wirjono Prodjodikoro, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, (Bandung: P.T. Refika
Aditama, 2014), Cet.6, h. 117. 32
A.W. Munawir dan Muhammad Fairuz, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab,
(Surabaya: Pustaka Progressif, 2007), h. 800. 33
Adam Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3, (Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2002), h. 51.
25
pelaku itu tidak dapat dikenai hukuman pidana. Jadi, si pelaku itu
seolah-olah menjadi alat belaka yang dikendalikan oleh si
penyuruh. Apabila tidak ada pasal 55 KUHP, maka si penyuruh
tidak dapat dikenakan hukuman, kecuali ia dianggap sama dengan
si pelaku biasa. Hal ini terjadi di Jerman, yang tidak mengenal
pengertian pelaku tak langsung (manus domina) terlepas dari
pengertian pelaku langsung atau dader.
Menurut Hazewinkel-Suringa, beberapa penulis terkemuka
seperti Simons, Van Hamel, dan Trapman berpendapat bahwa si
penyuruh hanya dapat dipersalahkan menyuruh melakukan suatu
tindak pidana apabila padanya terdapat semua unsur dari tindak
pidana.
c. Yang turut serta melakukan (medeplegen);
Mengenai penyertaan yang turut serta melakukan perbuatan
pidana, terdapat dua syarat, yaitu:
1) Kerjasama yang disadari antara para turut pelaku, yang
merupakan suatu kehendak bersama di antara mereka.
2) Mereka harus bersama-sama melakukan kehendak itu.
d. Yang sengaja membujuk untuk melakukan tindak pidana
(uitlokken).
Tidak semua pembujukan untuk melakukan tindak pidana
dikenai hukuman, tetapi hanya pembujuk dengan cara-cara yang
disebutkan dalam pasal 55 ayat 1 nomor 2
2. Kelompok orang yang disebut dengan pembuat pembantu kejahatan, yang
dibedakan menjadi:
a. Pemberian bantuan pada saat pelaksanaan kejahatan; dan
b. Pemberian bantuan sebelum pelaksanaan kejahatan.34
34
Adami Chazawi, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3, ... , h. 79.
26
Dalam hukum Pidana Islam, penyertaan hanya mengenal 2 bentuk,
yaitu penyertaan langsung dan penyertaan tidak langsung dalam
keikutsertaan seseorang dalam melakukan jarimah. Berdasarkan hal
tersebut, para fuqaha membagi menjadi dua golongan, yaitu:
1. Turut Berbuat Langsung
Maksud dari turut berbuat langsung ialah seseorang melakukan
jarimah secara langsung oleh beberapa orang.35
Dalam fiqh jinayah,
peristiwa turut berbuat langsung itu disebut dengan isytirak mubasyir.
Para fuqaha mengadakan pemisahan tentang kerjasama para pelaku
dalam melakukan suatu tindak pidana yang terjadi. Apabila kerjasama
dalam melakukan suatu tindak pidana terjadi secara kebetulan, maka
kejadian ini dinamakan dengan tawafuq, dan kerjasama yang terjadi
ketika sudah direncanakan maka kejahatan itu dinamakan dengan
tamalu.36
Pada tawafuq, masing-masing pelaku melakukan tindak pidana
berdasarkan dorongan pribadi dan pikiran yang timbul tiba-tiba.
masing-masing pelaku memiliki tanggung jawab atas apa yang dia
kerjakan, tidak memikul tanggung jawab dari kejahatan yang diperbuat
oleh orang lain.
Sedangkan tamalu, pelaku telah bersepakat untuk melakukan suatu
kejahatan dan saling bantu membantu dalam melaksanakannya.
Misalnya ada tiga orang yang hendak melakukan tindak pidana, satu
orang mengikat korban dan dua lainnya memukuli korban hingga
tewas. Para pelaku bertanggung jawab atas kematian korban secara
keseluruhan. Apabila korban meninggal, maka para pelaku dapat
dianggap sebagai pembunuh dan dijatuhi hukuman mengenai tindak
pidana pembunuhan.37
Ini berpijak pada riwayat Imam Malik:
35
Asadulloh Al Faruk, Hukum Pidana Dalam Sistem Hukum Islam, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2009), h. 90. 36
Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri‟ Al-Jinaa‟i Al-Islami, (Beirut: Muatsatsah Al-Risalah,
1998), h. 107. 37
Abdul Qadir Audah, Al-Tasyri‟ Al-Jinaa‟i Al-Islami, ... , h. 108.
27
س اب قتل هفرا : خ ر امخط ب : أن ع ة عن سعيد بن اممسي
بعة برجل واحد قتلوه قتل غيل , وقال : م وتما ل عليه أو س
يعا . أهل صنعاء مقتلتم ج38
“Dari Sa‟id bin Musayyab bahwa Umar Bin Khattab pernah
membunuh sekelompok orang, yaitu lima atau tujuh orang karena
telah membunuh seorang laki-laki dengan pembunuhan secara tipu
daya, dan dia berkata, “Andaikata penduduk negeri Shan‟a
bersekongkol membunuhnya, niscaya kubunuh mereka semuanya”.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa yang
dimaksud dengan turut berbuat langsung dalam tindak pidana yang
dilakukan pelaku baik berencana maupun kebetulan, atau adanya
keterlibatan orang lain dalam suatu tindak pidana, baik keterlibatan
secara berencana ataupun kebetulan.
Mengenai adanya keterlibatan orang lain, dan terdapat banyak
bentuk tindak pidana, maka para fuqaha mengadakan pemisahan
kerjasama mereka dengan tawafuq dan tamalu yaitu kerjasama yang
terjadi karena kebetulan dan kerjasama yang terjadi karena adanya
rencana atau kesepakatan.
2. Turut Berbuat Tidak Langsung
Yang dimaksud dengan turut berbuat secara tidak langsung ialah
siapa saja yang terlibat secara sengaja dengan mengadakan perjanjian
dengan orang lain untuk melakukan suatu tindak pidana, atau karena ia
memaksa, atau menyuruh, atau menghasut, atau memberi bantuan, atau
menjanjikan hadiah tertentu yang menyebabkan terjadinya suatu tindak
pidana.39
38
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, Irwa-ul Ghalil, no: 2201. 39
Asadulloh Al Faruk, Hukum Pidana dalam Sistem Hukum Islam, ... , h. 91.
28
Dalam syariat Islam, hukuman hudud dan jinayat hanya dapat
dijatuhkan bagi pelaku tindak pidana yang berbuat secara langsung,
baik satu orang atau lebih. Oleh karena itu, pelaku yang terlibat secara
tidak langsung, maka ia dikategorikan telah melakukan kejahatan yang
diancam dengan hukuman ta‟zir.
C. Anak Dalam Penyertaan Tindak Pidana
Kenakalan anak diambil dari istilah juvenile delinquency40
yang
merupakan suatu kejahatan pidana yang dilakukan oleh anak. Dalam
Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak Pasal 1 ayat 3
menggunakan istilah anak yang berkonflik dengan hukum.41
Anak yang
berkonflik dengan hukum atau anak nakal adalah anak yang melakukan
tindak pidana yang menurut peraturan baik perundang-undangan maupun
ketentuan hukum yang dilarang dan ditetapkan dalam peraturan yang
berlaku dimasyarakat.
Unsur dari perbuatan atau tindak pidana yang dilakukan oleh anak nakal
ialah:
1. Perbuatan dilakukan oleh anak-anak
2. Perbuatan itu melanggar aturan atau norma
3. Perbuatan itu merugikan bagi perkembangan anak tersebut
Anak dalam penyertaan berarti anak yang ikut serta dalam melakukan
suatu perbuatan tindak pidana. Anak turut serta dengan orang dewasa
melakukan tindak pidana yang telah dilarang dalam peraturan perundang-
undangan maupun dalam ketentuan hukum.
Keseluruhan bentuk kenakalan anak baik yang diklasifikasikan
berdasarkan definisi maupun berdasarkan ketentuan hukum pidana dapat
dibedakan dalam 4 (empat) jenis, yaitu:
40
Nahsriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, (Jakarta: Rajawali
Press, 2012), Cet.2, h. 25. 41
Penjelasan Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana
Anak.
29
1. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain seperti
perkelahian, pembunuhan, perampokan, dan perkosaan.
2. Kenakalan yang menimbulkan korban materi seperti pencurian,
perusakan, dan pencopetan.
3. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban seperti pelacuran
dan penggunaan obat-obatan terlarang.
4. Kenakalan yang melawan status, seperti mengingkari status anak
sebagai pelajar dengan cara membolos sekolah, mengingkari status
orang tua dengan cara kabur dari rumah atau tidak taat atau
membantah perintah orang tua.
D. Ketentuan Pidana Penyertaan Anak Dalam Tindak Pidana
Pembunuhan Menurut Hukum Positif
Pada dasarnya, anak memiliki karakteristik yang berbeda dengan
orang dewasa. Perilaku kenakalan yang dilakukan oleh anak walaupun
kadangkala sama dengan kejahatan yang dilakukan oleh orang dewasa,
tidak berarti sanksi yang diberikan juga sama. Anak tetaplah anak yang
masih mengalami perkembangan fisik, mental, psikis, dan sosial menuju
kesempurnaan seperti yang dimiliki oleh orang dewasa.
Setelah diterbitkannya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012, telah
diatur secara khusus tentang hukum pidana materiil, hukum pidana formil,
dan hukum pelaksanaan pidana bagi anak yang telah melakukan
kenakalan. Oleh karena itu, Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012
merupakan hukum yang khusus dari hukum yang umum yang tertuang
dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab Undang-
undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Hal ini karena terdapat asas Lex
Specialis Derogat Legi Generalis yang mengandung makna bahwa aturan
hukum yang khusus akan mengesampingkan aturan hukum yang umum.42
Pembunuhan di dalam bentuknya yang pokok diatur dalam Pasal 338
KUHP yang berbunyi:
42
Letezia Tobing, Mengenai Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis. Artikel diakses
pada 7 Maret 2018 dari http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt509fb7e13bd25.
30
“Barangsiapa sengaja merampas nyawa orang lain, diancam, karena
pembunuhan, dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun”.
Banyak faktor yang menyebabkan anak terjerumus dalam tindak
pidana pembunuhan. Anak yang melakukan tindak pidana pembunuhan
dipengaruhi oleh faktor lingkungan, faktor ekonomi, dan faktor
psikologis.43
Pembunuhan yang dilakukan secara bersama-sama melanggar Pasal
338 Jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Pasal 338 mengatur tentang tindak
pidana pembunuhan dan pasal 55 mengatur tentang penyertaan atau
melakukan tindak pidana secara bersama-sama.
Dalam hal ini, penjatuhan pidana sebagai upaya pembinaan dan
perlindungan terhadap anak adalah hal yang sangat penting. Melalui
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012, telah diatur tata cara
memperlakukan anak nakal yang berkonflik dengan hukum yang
dibedakan caranya dengan orang dewasa. Misalnya, tidak dikenal pidana
penjara seumur hidup atau pidana mati. Ketentuan demikian dalam rangka
menjamin pertumbuhan fisik dan mental bagi anak.
Mengenai penyertaan anak yang melakukan tindak pidana, maka
proses persidangannya adalah khusus dan secara terpisah dari orang
dewasa sebagaimana yang tertera dalam Pasal 24 Undang-undang Nomor
11 Tahun 2012. Anak yang terlibat dalam kasus pembunuhan, tidak dapat
dikenai hukuman mati, maupun hukuman penjara seumur hidup. Pidana
penjara yang dapat dijatuhi terhadap anak adalah ½ (satu per dua) dari
hukuman orang dewasa.44
Jika tindak pidana yang dilakukan anak
merupakan tindak pidana yang diancam dengan pidana mati atau pidana
penjara seumur hidup, maka pidana yang dijatuhkan adalah pidana penjara
paling lama 10 (sepuluh) tahun.
43
A. Syamsudin Meliala dan E. Sumaryono, Kejahatan Anak Suatu Tinjauan Dari
Psikologis Dan Hukum, (Jogjakarta: Liberty, 1985), h. 31. 44
Pasal 81 ayat (2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
31
Menurut Sri Widoyati Lokito, banyak yang mempengaruhi
pemidanaan yang terdapat dalam undang-undang, yaitu:
1. Hal-hal yang memberatkan pemidanaan
a. Kedudukan sebagai pejabat
Menurut pasal 52 KUHP, bagi para pejabat yang melakukan suatu
perbuatan tindak pidana atau melakukan perbuatan pidana
menggunakan kekuasaannya, maka hukumannya akan ditambah
sepertiga.
b. Pengulangan tindak pidana
Barangsiapa yang melakukan tindak pidana dan dikenakan pidana
kemudian dalam waktu tertentu diketahui melakukan tindak pidana
lagi, maka undang-undang memberikan kelonggaran kepada hakim
untuk mengenakan pidana yang lebih berat.
2. Hal-hal yang meringankan pemidanaan
a. Percobaan
Dalam pasal 53 KUHP, mencoba melakukan kejahatan dapat
dikenakan maksimum pidana pokok yang dapat dikurangi
sepertiga, jika mencoba melakukan pelanggaran maka tidak dapat
dipidana.
b. Pembantuan
Menurut pasal 56 dan 57 KUHP, barangsiapa yang sengaja
membantu melakukan kejahatan dapat dijatuhi maksimum pidana
pokok dikurangi sepertiga. Bila diancam dengan pidana mati atau
pidana penjara seumur hidup, maka dijatuhkan pidana penjara
paling lama lima belas tahun.
c. Belum cukup umur
Mengenai ketentuan belum cukup umur, terdapat dalam pasal 45
KUHP. Belum cukup umur merupakan hal yang meringankan
pemidanaan karena usia yang masih muda yang kemungkinan
dapat merubah kelakuannya dan diharapkan kelak akan menjadi
warga negara yang berguna bagi nusa dan bangsa.
32
Menurut Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak, terhadap anak yang berkonflik dengan hukum
dapat dijatuhi pidana pokok dan pidana tambahan atau tindakan. Dengan
melihat Pasal 71,45
diatur pidana pokok dan pidana tambahan sebagai
berikut:
1. Pidana Pokok
Ada beberapa pidana pokok yang dijatuhkan untuk anak yang
berkonflik dengan hukum, di antaranya:
a. Pidana peringatan;
b. Pidana dengan syarat;
1) Pembinaan di luar lembaga
2) Pelayanan masyarakat, atau
3) Pengawasan.
c. Pelatihan kerja;
d. Pembinaan dalam lembaga; dan
e. Penjara
2. Pidana Tambahan
Ada dua pidana tambahan yang dijatuhkan untuk anak yang berkonflik
dengan hukum, yaitu:
a. Perampasan keuntungan yang diperoleh dari tindak pidana,
atau
b. Pemenuhan kewajiban adat.
3. Tindakan
Terdapat beberapa tindakan yang dapat diberikan pada anak yang
berkonflik dengan hukum yang terdapat dalam Pasal 82 Undang-
undang Nomor 11 Tahun 2012, di antaranya:
a. Pengembalian kepada orang tua/Wali;
b. Penyerahan kepada seseorang;
c. Perawatan di rumah sakit jiwa;
45
Pasal 71 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem
Peradilan Pidana Anak.
33
d. Perawatan di LPKS;
e. Kewajiban mengikuti pendidikan formal dan/atau pelatihan
yang diadakan oleh pemerintah atau badan swasta;
f. Pencabutan surat izin mengemudi; dan/atau
g. Perbaikan akibat tindak pidana.46
46
Pasal 82 ayat (1) Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
34
BAB IV
PENERAPAN HUKUM TERHADAP PENYERTAAN ANAK DALAM
TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN
A. Penerapan Hukum Terhadap Penyertaan Anak Dalam Tindak Pidana
Pembunuhan Dalam Putusan Nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel
1. Duduk Perkara
Dalam analisa putusan yang dikeluarkan oleh Mahkamah Agung ini,
penulis mendapatkan data dari putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan
dengan perkara penyertaan anak dalam pembunuhan. Dalam kasus ini
sebagai terdakwa I yaitu Fikri Pribadi, terdakwa II yaitu Bagus Firdaus,
terdakwa III yaitu Fatahillah, dan terdakwa IV yaitu Arga Putra Samosir
dengan identitas masing-masing sebagai berikut: Terdakwa I, nama
lengkap -`Fikri Pribadi alias Fikri, tempat lahir Jakarta, umur 17 tahun,
lahir pada 03 Januari 1996, jenis kelamin laki-laki, berkebangsaan
Indonesia, agama Islam, pekerjaan pengamen, bertempat tinggal di Tanah
Seratus RT.003/12 No. 4 Ciledug, Tangerang. Terdakwa II, nama lengkap
Bagus Firdaus als Pau, tempat lahir Jakarta, umur 16 tahun dan lahir pada
16 Februari 1997, jenis kelamin laki-laki, berkebangsaan Indonesia, agam
Islam, pekerjaan pengamen, dan beralamat di Jl. Panjang Cidodol RT
02/012, No. 39, Kelurahan Grogol, Kec. Grogol Selatan, Jakarta Selatan.
Terdakwa III, nama lengkap Fatahillah als Fata, tempat lahir Tangerang,
umur 13 tahun dan lahir pada 02 Mei 2000, jenis kelamin laki-laki,
berkebangsaan Indonesia, agama Islam, pekerjaan pengamen, alamat di
Pasar Bandeng RT 08/12 No.5, Cikokol, Tangerang Banten. Terdakwa IV,
nama lengkap Arga Putra Samosir als Ucok, tempat lahir Pekanbaru, umur
14 tahun dan lahir pada 09 September 1999, jenis kelamin laki-laki,
berkebangsaan Indonesia, agama Kristen, pekerjaan pengamen, bertempat
tinggal di Pasar Bandeng RT 08/12 No. 5, Cikokol, Tangerang Banten.47
47
Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel, h. 1-2.
35
Tindak pidana ini merupakan tindak pidana penyertaan pembunuhan
yang dilakukan oleh terdakwa anak yang bernama Fikri Pribadi, Bagus
Firdaus, Fatahillah, Arga Putra Samosir dan dua teman lainnya yang sudah
dewasa dengan kronologi perkara sebagai berikut:
Bahwa terdakwa I: Fikri Pribadi als. Fikri, terdakwa II: Bagus Firdaus
als. Pau, terdakwa III: Fatahillah als. Fata, dan terdakwa IV: Arga Putra
Samosir als. Ucok secara bersama-sama atau bersekutu dengan Nurdin
Prianto alias Benges dan Andro Supriyanto alias Andro yang perkaranya
diajukan tersendiri, maupun sendiri-sendiri pada hari: Minggu, 30 Juni
2013 sekitar jam 08.00 WIB yang bertempat di Jalan Layang Cipulir,
Jakarta Selatan, tepatnya di bawah kolong atau sekitar waktu itu setidak-
tidaknya disuatu tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri
Jakarta Selatan. Dengan sengaja merampas nyawa orang lain yang
bernama Dicky Maulana yang dilakukan dengan cara sebagai berikut:
Pada mulanya, Dikcy Maulana sebagai pengamen pendatang baru di
sekitar jembatan layang Cipulir, Jakarta Selatan. Ia sebagai pengamen
pendatang baru di tempat tongkrongan para Terdakwa Fikri Pribadi alias
Fikri, Bagus Firdaus alias Pau, Fatahillah alias Fata, dan Arga Putra
Samosir alias Ucok tidak ijin dan pamit terlebih dahulu kepada saksi
Nurdin Prianto alias Benges sebagai senior di tempat tersebut sebagaimana
pendatang baru lainnya dan saksi Andro Supriyanto alias Andro
merupakan wakil ketua orang lama di tempat tersebut.
Pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 08.00 WIB, saksi
Andro Supriyanto alias Andro datang dari Parung Panjang, Jawa Barat
bersama dengan istrinya (saksi Oky Oktavia) dan Arga Putra alias Ucok,
Fatahillah alias Fata, dan Nurdin Prianto alias Benges setelah mereka
sampai di stasiun Kebayoran Lama sekitar 09.30 WIB langsung menuju
jembatan layang Cipulir, Jakarta Selatan tempat mereka dan kawan-kawan
mengamen.
Ketika sampai di atas jembatan layang Cipulir Jakarta Selatan,
terdakwa anak Arga Putra alias Ucok, Fatahillah alias Fata, dan Nurdin
36
Prianto alias Benges, Bagus Firdaus alias Pau, Fikri Pribadi alias Fikri.
Kemudian mereka mengobrol dan bercanda lalu tidak lama kemudian
korban Dicky Maulana datang dari arah Kebayoran Lama turun dari Metro
Mini 69 dan saksi Andro Supriyanto alias Andro, terdakwa anak Arga
Putra alias Ucok, Fatahillah alias Fata, serta saksi Nurdin Prianto alias
Benges, terdakwa anak Bagus Firdaus alias Pau dan Fikri Pribadi alias
Fikri berubah topik obrolan dan membicarakan korban Dicky Maulana
yang di mana korban Dicky Maulana sebagai pengamen pendatang baru
yang katanya Songong dan suka mabuk itu tidak ijin dan pamit terlebih
dahulu kepada para terdakwa tersebut di atas.48
Kemudian saksi Nurdin Prianto alias Benges berbicara kepada saksi
Andro Supriyanto alias Andro, terdakwa anak Arga Putra alias Ucok,
terdakwa anak Fatahillah alias Fata, terdakwa anak Bagus Firdaus alias
Pau, dan terdakwa anak Fikri Pribadi alias Fikri untuk memberikan
pelajaran atau istilahnya adalah disekolahkan terhadap korban Dicky
Maulana.49
Bahwa kemudian terdakwa anak Bagus Firdaus alias Pau memanggil
korban Dicky Maulana (alm) dan pada saat itu korban Dicky Maulana
dalam keadaan mabuk dan selanjutnya saksi Nurdin Prianto alias Benges
berbicara dan mengajak korban Dicky Maulana ke bawah. Saat itu korban
bertanya kepada saksi Nurdin Prianto alias Benges “ngapain ke bawah
(kolong jembatan layang)?”, dan saksi Nurdin Prianto alias Benges
menjawab “Kita minum di bawah yuk”. Kemudian saksi Andro Supriyanto
alias Andro, terdakwa anak Arga Putra alias Ucok, terdakwa anak
Fatahillah alias Fata, saksi Nurdin Prianto alias Benges, terdakwa anak
Bagus Firdaus alias Pau dan terdakwa anak Fikri Pribadi alias Fikri
mengikuti korban Dicky Maulana (alm) dari belakang.
Setelah sampai di bawah/kolong jembatan Cipulir Jakarta Selatan, saat
di pinggir kali Cipulir korban Dicky Maulana langsung dikelilingi oleh
48
Putusan Pengadilan Negeri ... , h. 6. 49
Putusan Pengadilan Negeri ... , h. 6.
37
para terdakwa dan saksi Nurdin Prianto alias Benges. Pada saat dikelilingi,
saksi Nurdin Prianto alias Benges yang merupakan ketua pengamen
langsung berbicara kepada korban Dicky Maulana (alm), “selama ini kok
lo songong banget sama anak-anak dan kenapa lo suka nyuruh-nyuruh
yang kecil terus dan sekarang kok lo ngelunjak didiemin sama anak-ana.”.
selanjutnya saksi Nurdin Prianto alias Benges langsung menusukkan pisau
lipat yang selalu dibawanya kebagian belakang kuping sebelah kanan
korban Dicky Maulana dan pada saat itu korban sempat menangkis.
Selanjutnya pisau lipat tersebut diambil oleh saksi Andro Supriyanto alias
Andro dan langsung menusukkan ketubuh korban mengenai bagian kiri
rusuk korban Dicky Maulana dan korban jatuh tersungkur dalam posisi
sujud.50
Setelah korban Dicky Maulana jatuh tersungkur selanjutnya pisau lipat
tersebut direbut kembali oleh saksi Nurdin Prianto alias Benges dari
tangan saksi Andro Supriyanto alias Andro yang kemudian ditusukkan
kembali pisau tersebut kebagian atas tangan korban sebelah kanan
kemudian telapak tangan kanannya disayat dengan pisau lipat oleh saksi
Nurdin Prianto alias Benges.
Ketika korban yang sedang jatuh tersungkur dengan posisi sujud,
kepala korban ditegakkan oleh terdakwa anak Bagus Firdaus alias Pau
kemudian dipukul sebanyak dua kali dan Fatahillah alias Fata mengambil
potongan kayu yang sudah berada di pinggir kali yang selanjutnya
dipukulkan ke arah tangan korban sebanyak satu kali dan terdakwa anak
Arga Putra alias Ucok membangunkan tubuh korban Dicky Maulana yang
saat itu posisi sujud dengan kepala tersungkur dengan cara mengangkat
pundak korban dan setelah tubuh korban terbangun, terdakwa anak Arga
Putra alias Ucok memukul sebanyak dua kali kebagian dada korban
sedangkan terdakwa anak Fikri Pribadi alias Fikri mengambil sebilah
golok yang selanjutnya ia membacok korban Dicky Maulana di bagian
pipi sebelah kanan.
50
Putusan Pengadilan Negeri ... , h. 7.
38
Kemudian pisau lipat milik Nurdin Prianto alias Benges diambil saksi
Andro Supriyanto alias Andro untuk menusuk pipi kiri korban Dicky
Maulana lalu pisau tersebut diletakkan di pinggir kali, sedangkan terdakwa
anak Fikri Pribadi alias Fikri memegang golok lalu menebaskan ke kening
korban Dicky Maulana sebelah kanan. Sedangkan pisau lipat yang berada
di pinggir kali yang dipakai untuk menusuk korban diambil oleh saksi
Nurdin Prianto alias Benges untuk dibuang ke tengah kali Cipulir Jakarta
Selatan.
Setelah itu korban Dicky Maulana mengulet dan terpeleset jatuh ke
dalam kali Cipulir Jakarta Selatan. Selanjutnya oleh saksi Andro
Supriyanto alias Andro bersama para terdakwa menarik korban dan
menaikkan ke pinggir kali di bawah kolong jembatan layang yang
kemudian korban Dicky Maulana terbangun dan bersandar ke pinggir
tembok sambil duduk bersandaran ditembok di bawah jembatan/kolong
jembatan layang Cipulir Jakarta Selatan.
Selanjutnya korban meminta minum dan terdakwa anak Fatahillah
alias Fata naik ke atas jembatan layang untuk mencari minuman Aqua
gelas dan kemudian terdakwa anak Fatahillah atau Fata turun lagi ke
kolong jembatan untuk memberikan minum kepada korban Dicky
Maulana yang selanjutnya korban ditinggal begitu saja. Para terdakwa naik
kembali ke atas jembatan layang Cipulir. Setelah sampai di atas, saksi
Andro Supriyanto alias Andro, saksi Nurdin Prianto alias Benges,
terdakwa anak Arga Putra alias Ucok, Fatahillah alias Fata, Bagus Firdaus
alias Pau, dan Fikri Pribadi alias Fikri mereka berpencar.
Setelah mereka berpencar meninggalkan korban sendirian, saksi Andro
Supriyanto alias Andro, terdakwa anak Arga Putra alias Ucok, terdakwa
anak Bagus Firdaus alias Pau, terdakwa anak Fikri Pribadi alias Fikri
nongkrong di gardu pos ojek jembatan layang Cipulir sedangkan saksi
39
Nurdin Prianto alias Benges mengamen dan terdakwa anak Fatahillah alias
Fata langsung menuju ke Ragunan Pasar Minggu.51
Kemudian pada sekitar jam 13.00 WIB, datang petugas polisi yang
sedang bertugas naik motor dan berhenti di gardu ojek yang berada di atas
jembatan layang, lalu didekati oleh terdakwa anak Arga Putra alias Ucok
yang melapor dan mengatakan “di bawah kolong jembatan ada mayat pak,
katanya maling motor habis dikeroyok warga, namanya Dicky pak”.
Kemudian pernyataan tersebut dicatat oleh petugas kepolisian. Selanjutnya
petugas dan terdakwa anak Fikri Pribadi alias Fikri, terdakwa anak Arga
Putra alias Ucok, terdakwa anak Bagus Firdaus alias Pau, dan saksi Andro
Supriyanto alias Andro turun ke bawah jembatan layang untuk memfoto
mayatnya.
Setelah memfoto korban, saksi Andro Supriyanto alias Andro,
terdakwa anak Arga Putra alias Ucok dan terdakwa Bagus Firdaus alias
Pau dibawa ke Polsek Kebayoran Lama lalu kemudian dibawa lagi oleh
petugas ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangannya seputar
diketemukannya mayat tersebut. Dari pemeriksaan tersebut, ternyata para
terdakwa dan saksi Andro Supriyanto alias Andro adalah terlibat dalam
kejadian tersebut dan para terdakwa mulai ditangkapi satu persatu atas
petunjuk mereka bertiga.
Setelah korban ditinggal sendirian, akhirnya meninggal dunia seketika
itu atau tidak berapa lama setelah kejadian tersebut. Sebagaimana bunyi
Visum et Repertum yang dibuat dan ditandatangani oleh dokter Andriani
Sp.F, dokter ahli forensik pada Instalasi Forensi dan Perawatan Jenazah
RSUP Fatmawati, Jln. R.S. Fatmawati, Cilandak Jakarta Selatan tanggal
05 Juli 2013 dengan nomor : HK.05.01/II.I/919/2013 atas nama mayat
Dicky Maulana tersebut.52
51
Putusan Pengadilan Negeri ... , h. 8. 52
Putusan Pengadilan Negeri ... , h. 9.
40
2. Pertimbangan Majelis Hakim
Dalam hal ini, putusan hakim Anak harus mempertimbangkan
mengenai unsur-unsur pasal yang didakwakan oleh jaksa penuntut umum
Anak dalam dakwaannya. Unsur-unsur pasal tersebut harus seluruhnya
terbukti dan jika salah satu unsur tersebut tidak terbukti, maka Anak akan
diputus bebas. Dalam pertimbangan unsur tersebut, hakim Anak harus
merujuk pada ketentuan alat bukti yang terdapat pada Pasal 184 KUHAP
dan juga berdasarkan pendapat para ahli maupun yurisprudensi. Untuk
menentukan lamanya pidana, hakim Anak juga menguraikan tentang
keadaan baik yang memberatkan maupun yang meringankan.
Mengenai penegasan tentang keadaan-keadaan yang memberatkan dan
meringankan bagi anak dapat tercermin dari diri anak baik mengenai
perilakunya, kepribadiannya maupun untuk kepentingan masa depannya.
Dalam putusan nomor 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel sebelum Majelis
Hakim menjatuhkan pidana, terlebih dahulu mempertimbangkan hal-hal
yang didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum yakni Pasal 338 Jo 55 Ayat
(1) Ke-1 KUHP yang unsur-unsurnya sebagai berikut:
a. Barang Siapa
Menimbang bahwa yang dimaksud barang siapa menurut ilmu
hukum pidana adalah setiap orang atau siapa saja yang menjadi subjek
hukum dalam keadaan sehat jasmani dan rohani yang mampu
bertanggungjawab atas segala perbuatannya yang diduga telah
melakukan suatu tindak pidana. Dalam keadaan yang sehat jasmani
dan rohani telah membenarkan identitasnya dan dalam persidangan
mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya. Dalam
perkara ini yang menjadi Terdakwa adalah 1. Fikri Pribadi alias Fikri,
2. Bagus Firdaus alias Pau, 3. Fatahillah alias Fata, 4. Arga Putra
Samosir alias Ucok, dalam keadaan yang sehat jasmani dan rohani
41
telah membenarkan identitasnya dan dalam persidangan mampu
menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepadanya.53
b. Dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain
Menimbang bahwa yang dimaksud dengan sengaja adalah suatu
perbuatan yang dilakukan dengan kesadaran dari pelaku bahwa
perbuatan yang dilakukan akan menimbulkan suatu akibat yang
merupakan tujuan dari si pelaku.
Menimbang bahwa selanjutnya yang dimaksud dengan
menghilangkan nyawa orang lain atau disebut juga dengan
pembunuhan adalah suatu perbuatan yang mengakibatkan kematian
orang lain.
Menimbang bahwa berdasarkan fakta di persidangan pada hari
Minggu tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 08.00 WIB di bawah kolong
jembatan Cipulir, Jakarta Selatan, telah ditemukan korban yang sudah
dalam keadaan meninggal dunia yang bernama Dicky Maulana.
c. Dilakukan secara bersama-sama
Menimbang bahwa Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP adalah merupakan
delik penyertaan dalam melakukan tindak pidana, sedangkan yang
dimaksud turut serta melakukan tindak pidana adalah mereka yang
melakukan, membujuk untuk melakukan, dan yang menyuruh
melakukan, dalam praktik hal tersebut sering disebut perbuatan secara
bersama-sama.54
Sebagaimana fakta di persidangan, berdasarkan keterangan saksi-
saksi yang dihubungkan dengan keterangan para terdakwa serta adanya
barang bukti diperoleh fakta bahwa para terdakwa telah bersepakat
mengajak korban Dicky Maulana ke bawah jembatan layang Cipulir
Jakarta Selatan untuk memberi pelajaran dengan kalimat “kita
gulung/sekolahin” korban Dicky Maulana, setelah sampai di bawah
jembatan tersebut, korban dikelilingi oleh para terdakwa dan saksi
53
Putusan Pengadilan Negeri ... , h. 38. 54
Putusan Pengadilan Negeri ... , h. 41.
42
Nurdin Prianto alias Benges dan Andro Supriyanto alias Andro,
selanjutnya saksi Nurdin Prianto alias Benges langsung menusukkan
pisau lipat yang dibawanya yang ditujukan kebagian belakang kuping
kanan korban Dicky Maulana, kemudian pisau lipat tersebut mengenai
bagian rusuk kiri korban Dicky Maulana sehingga korban jatuh
tersungkur.
Bahwa selanjutnya terdakwa anak Bagus Firdaus alias Pau menarik
kepala korban dan memukul ke bagian dada dua kali, disusul oleh
terdakwa anak Fatahillah alias Fata dengan memukul tangan korban
dua kali dengan menggunakan kayu yang dipungut di pinggir kali,
kemudian terdakwa anak Arga Putra alias Ucok mengangkat pundak
korban dan memukul ke bagian dada korban sebanyak dua kali,
terdakwa anak Fikri Pribadi alias Fikri membacok pada bagian kanan
pipi dan kening korban dengan menggunakan sebilah golok.
Menimbang bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana
terlebih dahulu akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan
dan meringankan dalam penjatuhan pidana, di antaranya:
Hal-hal yang memberatkan:
a. Perbuatan para terdakwa sangat meresahkan masyarakat;
b. Para terdakwa tidak mengakui perbuatannya;
Hal-hal yang meringankan:
a. Para terdakwa masih tergolong anak-anak yang masih muda;
b. Para terdakwa diharapkan dapat memperbaiki perilakunya
dikemudian hari;
c. Para terdakwa belum pernah dihukum.
Penyertaan yang dilakukan oleh empat orang terdakwa anak
merupakan penyertaan yang tergolong ikut serta dengan sengaja dan
bersama-sama dengan orang dewasa lainnya. Aturan ini tercantum dalam
Pasal 55 ayat 1 KUHP.
43
3. Amar Putusan
Salah satu esensi terpenting dari proses dan prosedural perkara Anak
adalah Putusan Hakim atau Putusan Pengadilan sebagai akhir penyelesaian
perkara anak.55
Ditinjau dari praktik peradilan, amar putusan hakim Anak
dimulai dengan kata “mengadili”.
Dalam putusan nomor 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel mengenai
penyertaan anak dalam tindak pidana pembunuhan terdapat amar putusan
yang berisi “Mengadili”:
a. Menyatakan bahwa Terdakwa 1. Fikri Pribadi alias Fikri, 2.
Bagus Firdaus alias Pau, 3. Fatahillah alias Fata, 4. Arga Putra
Samosir alias Ucok, tersebut di atas telah terbukti secara sah
dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“Pembunuhan secara bersama-sama”;
b. Menjatuhkan pidana terhadap Para Terdakwa tersebut masing-
masing dengan pidana penjara:
1) Terdakwa 1. Fikri Pribadi alias Fikri selama 4 (empat)
tahun;
2) Terdakwa 2. Bagus Firdaus alias Pau selama 3 (tiga) tahun;
3) Terdakwa 3. Fatahillah alias Fata selama 3 (tiga) tahun dan
6 (enam) bulan;
4) Terdakwa 4. Arga Putra Samosir alias Ucok selama 3 (tiga)
tahun.
c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh para
terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
d. Memerintahkan agar para terdakwa tetap berada dalam
tahanan.
Menurut penulis, putusan ini sudah sesuai dengan penerapan hukum
pidana. Di mana seharusnya mengenai Pasal 338 KUHP, terdapat ancaman
hukuman paling lama lima belas tahun penjara, namun karena para
55
Lilik Mulyadi, Wajah Sistem Peradilan Pidana Anak Indonesia, (Bandung: PT.
Alumni, 2014), h. 274.
44
terdakwa adalah golongan dari anak-anak, maka tidak dapat dijatuhi
hukuman penjara lebih dari sepuluh tahun56
, sebagaimana yang tercantum
dalam Pasal 81 ayat 6 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang
Sistem Peradilan Pidana Anak.
Lamanya hukuman yang dijatuhkan oleh hakim, dilihat dari cara para
terdakwa menghilangkan nyawa korban. Terdakwa anak Fikri Pribadi
dijatuhi hukuman penjara selama 4 (empat) tahun karena ia telah
membacok korban Dicky Maulana menggunakan golok. Terdakwa anak
Fatahillah dijatuhi hukuman penjara selama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan
karena ia memukul korban Dicky Maulana menggunakan kayu.
Sedangkan dua terdakwa anak lainnya, hanya dijatuhi hukuman 3 (tiga)
tahun penjara karena tidak menggunakan benda-benda ketika membunuh
korban Dicky Maulana.
B. Penerapan Hukum Terhadap Penyertaan Anak Dalam Tindak Pidana
Pembunuhan Dalam Putusan Nomor 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel
Perspektif Hukum Pidana Islam
1. Kecakapan Pelaku
Melihat dari kasus yang terdapat dalam putusan nomor
1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel, 4 (empat) orang terdakwa merupakan anak
yang memiliki umur di bawah usia 18 tahun yang terlibat dalam tindak
pidana pembunuhan. Di antaranya yakni, Terdakwa anak 1. Fikri Pribadi
alias Fikri berumur 17 tahun, 2. Bagus Firdaus alias Pau berumur 16
tahun, 3. Fatahillah alias Fata berumur 13 tahun, 4. Arga Putra Samosir
alias Ucok berumur 14 tahun. Seperti yang telah ditentukan dalam Pasal 3
Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak, bahwa anak merupakan
anak yang telah berumur 12 (dua belas) tahun, tetapi belum berumur 18
(delapan belas) tahun. Menurut syari’at Islam, pertanggungjawaban pidana
56
Pasal 81 ayat 6 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan
Pidana Anak.
45
didasarkan atas dua perkara, yaitu kekuatan berpikir (idrak) dan pilihan
(ikhtiar).57
Mengenai persoalan kekuatan berpikir, masa ini dimulai sejak
seseorang dilahirkan dan berakhir pada usia tujuh tahun. Pada masa
tersebut, seorang anak dianggap tidak mempunyai kemampuan berpikir
dan ia disebut dengan anak yang belum tamyiz. Saat tamyiz yaitu saat
seseorang mulai bisa membedakan antara benar dan salah, tidak dibatasi
dengan usia tertentu. Dengan demikian, seorang anak yang belum tamyiz,
karena belum mencapai usia tujuh tahun, apabila ia melakukan suatu
jarimah maka tidak dijatuhi hukuman, baik yang bersifat pidana maupun
pendidikan. Ia tidak dikenakan hukuman had apabila melakukan jarimah
hudud dan tidak diqishash jika ia melakukan jarimah qishash. Akan tetapi,
ia tetap diwajibkan membayar ganti rugi yang dibebankan kepada harta
miliknya.
Anak di bawah umur tidak dibebani pertanggung jawaban.
Pembebasan pertanggung jawaban ini didasarkan kepada hadis shahih
yang diriwayatkan oleh Abu Dawudsebagai berikut:
شة رض عن عائ عنا عن امنب صل الل قال : الل عليه وسل
ب حت يكب رفع امقل عن ثالثة عن امنائ حت يستيقظ عن امص
(أبو داودحت يعقل )رواه وعن اممجنون 58
“Dari „Aisyah radhiyallahu anha dari Nabi Shallallahu „alaihi wa
sallaam, Beliau bersabda, “Telah diangkat pena dari tiga (golongan):
(pertama) dari orang yang tidur hingga ia terbangun (kedua) dari
anak kecil sampai ihtilam (mimpi basah) dan (yang ketiga) dari orang
yang gila sampai berakal sehat.”
57
Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar
Grafika, 2004), h. 133. 58
Abu Dawud al-Sijistani, Sunan Abu Dawud¸ juz. 4, h. 363, no. hadits: 4398.
46
Adanya perbedaan pendapat di kalangan para ulama fiqh mengenai
batas usia minimum bagi anak yang dapat dikenakan pemidanaan, hal ini
dapat dijadikan rujukan dalam memberikan sanksi pemidanaan terhadap
anak. Ada tiga pendapat mengenai penentuan umur bagi anak,
diantaranya:
a. Mazhab Hanafi
Menurut mazhab ini seorang laki-laki belum dianggap baligh jika
belum mencapai umur 18 tahun. Adapun anak perempuan
mengalami perkembangan dan kesadaran yang lebih cepat. Oleh
karena itu, usia kedewasaanya berawal pada usia 17 tahun.
b. Mazhab Syafi’i dan Hambali
Pada mazhab ini berpendapat bahwa laki-laki yang sudah
mengeluarkan air mani dan perempuan yang sudah mengalami
menstruasi sebelum umur 15 tahun dalam hitungan Hijriyah setelah
kelahiran, maka ia dapat dikatakan sudah baligh. Mereka juga
berhujjah dengan apa yang diriwayatkan dari Ibnu Umar bahwa
dirinya diajukan kepada Nabi Shollallahu „alaihi wa sallam pada
hari perang Uhud sedang ia pada waktu itu berusia 14 tahun,
kemudian Nabi tidak memperkenankannya ikut dalam peperangan.
Setelah setahun dirinya mengajukan kembali pada hari perang
Khandak yang ketika itu ia telah berumur 15 tahun dan ia
diperkenankan oleh Nabi untuk perang Khandak.59
c. Jumhur Ulama Fiqh
Usia baligh dapat ditentukan berdasarkan kelaziman. Kebiasaan
yang terjadi adalah setelah terjadinya ihtilam (keluarnya air mani)
dan sering terjadi pada usia 15 tahun. Dengan demikian, pada umur
59
Muhammad Ali Al-Sabuni, Rawai‟ul Bayan Tafsir fi Al-Ayat Al-Ahkam min Al-Qur‟an,
diterjemahkan oleh Saleh Mahfud, Tafsir Ayat-ayat Hukum dalam Al-Qur‟an, (Bandung: Al-
Ma’arif, 1994), h. 369.
47
15 tahun itulah ditentukan usia baligh yang menjadi usia taklif
(usia pembebanan hukum).60
2. Pertimbangan Majelis Hakim
Dalam hukum positif, perbuatan terdakwa dinyatakan sebagai
perbuatan tindak pidana. Sedangkan dalam hukum Islam, harus dipaparkan
terlebih dahulu apakah perbuatannya termasuk ke dalam jarimah atau
tidak. Dilihat dari unsur-unsur jarimah, objek utama kajian fiqh jinayah
dapat dibedakan menjadi tiga bagian,61
yaitu:
a. Al-rukn al-syar‟i atau unsur formil yakni unsur yang menyatakan
bahwa seseorang dapat dinyatakan sebagai pelaku jarimah jika ada
undang-undang yang secara tegas melarang dan menjatuhkan
sanksi kepada pelaku tindak pidana.
Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan nomor
1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel menyatakan bahwa Fikri Pribadi
alias Fikri, Bagus Firdaus alias Pau, Fatahillah alias Fata, dan Arga
Putra Samosir alias Ucok dinyatakan bersalah menurut hukum
positif karena telah melanggar pasal 338 KUHP jo. Pasal 55 ayat 1
ke-1 KUHP tentang penyertaan pembunuhan. Di dalam hukum
Islam, Allah Subhanahu wa ta‟ala secara tegas berfirman dalam
Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 151 sebagai berikut:
60 Imam Muttaqin, Batas Usia Anak Dan Pertanggungjawaban Pidananya Menurut
Hukum Pidana Positif Dan Hukum Pidana Islam, h. 19, Artikel diakses pada 7 Maret 2018 dari
https:/ejournal.inzah.ac.id. 61
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014), Cet.2, h. 2.
48
“Katakanlah: „Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas
kamu oleh Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan
sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu
bapak, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena
takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepada kamu dan
kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-
perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang
tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang
diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu
(sebab) yang benar‟. Demikian itu yang diperintahkan kepadamu
supaya kamu memahaminya”.62
Dari penggalan ayat ini seakan-akan menyatakan bahwa
janganlah membunuh jiwa karena jiwa manusia telah dianugerahi
Allah kehormatan sehingga kehormatan itu tidak boleh disentuh
oleh apapun.
Dengan adanya ayat ini, maka telah terdapat nash yang
secara tegas melarang pembunuhan. Maka unsur al-rukn al-syar‟i
terpenuhi, karena dalam Islam terdapat larangan perbuatan
membunuh serta terdapat sanksi di dalamnya.
b. Al-rukn al-maadi atau unsur materiil yakni unsur yang menyatakan
bahwa seseorang dapat dijatuhkan pidana jika ia benar-benar
terbukti melakukan sebuah jarimah baik yang bersifat aktif dalam
melakukan sesuatu maupun yang bersifat pasif dalam melakukan
sesuatu.
Menurut fakta yang terungkap di pengadilan, bahwa
terdakwa anak 1. Fikri Pribadi alias Fikri, 2. Bagus Firdaus alias
Pau, 3. Fatahillah alias Fata, 4. Arga Putra Samosir telah sah
melakukan tindak pidana pembunuhan yang dilakukan secara
bersama-sama.63
Dengan adanya korban Dicky Maulana karena
62
Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 151. 63
Putusan Pengadilan Negeri Nomor 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel, h. 44.
49
pembunuhan yang dilakukan oleh empat orang terdakwa anak
dengan dua orang dewasa lainnya yang menyebabkan matinya
korban, maka unsur inipun dalam hukum Islam terpenuhi.
c. Al-rukn al-adabii atau unsur moril adalah unsur yang menyatakan
bahwa seseorang dapat dipersalahkan jika ia bukan orang gila,
anak di bawah umur, atau sedang berada di bawah ancaman.
Dalam hal ini, menurut hukum positif, para terdakwa
merupakan golongan anak-anak jika dilihat dari umur yang masih
di bawah 18 tahun. Maka dapat dikenakan sanksi dikurangi ½ (satu
per dua) dari ancaman hukuman orang dewasa. Lain halnya dengan
hukum Islam, jika para terdakwa sudah baligh yakni menunjukkan
hal-hal seperti telah keluarnya mani, maka mereka sudah dikatakan
dewasa dan dapat dijatuhi ancaman hukuman qishash. Namun jika
mereka belum baligh, maka tidak dapat dijatuhi hukuman qishash,
hudud, maupun ta‟zir.
Mengenai unsur-unsur yang disebutkan dalam putusan Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan nomor 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel adalah
sebagai berikut:
a. Unsur barang siapa
b. Unsur dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain
c. Unsur dilakukan secara bersama-sama.64
Hal ini sejalan dengan unsur pembunuhan sengaja menurut hukum
Islam, yaitu:
a. Korban yang dibunuh adalah manusia yang hidup.
b. Pembunuhan itu merupakan perbuatan si pelaku.
c. Adanya maksud si pelaku untuk membunuh.
Unsur “dengan sengaja menhilangkan nyawa orang lain” dalam hukum
positif selaras dengan “adanya maksud si pelaku untuk membunuh”,
64
Putusan Pengadilan Negeri ... , h. 38.
50
karena kedua unsur tersebut mengandung niat untuk melakukan
pembunuhan atau menghilangkan nyawa orang lain. Selanjutnya yakni
unsur “barang siapa” yang sesuai dengan unsur “pembunuhan itu
merupakan perbuatan si pelaku”, dalam kedua unsur tersebut menyatakan
bahwa siapa saja subjek hukum yang melakukan tindak pidana
pembunuhan dan dapat dipertanggungjawabkan perbuatannya. Unsur
“pembunuhan itu merupakan perbuatan si pelaku” dapat dipersamakan
dengan siapa saja yang melakukan pembunuhan maka dapat
dipertanggungjawabkan perbuatannya.
Terdapat satu unsur lagi dalam perkara ini, yaitu unsur “turut serta
melakukan perbuatan pidana”. Di dalam hukum Islam, terdapat unsur
tersebut yaitu unsur keturutsertaan. Dalam hal ini, Islam mengategorikan
unsur keturutsertaan sebagai keturutsertaan langsung dan keturutsertaan
tidak langsung. Dalam putusan nomor 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel,
diketahui bahwa 4 orang anak yang turut serta bersama 2 orang dewasa
lainnya termasuk ke dalam turut serta secara langsung dan sudah
direncanakan. Di mana perbuatan itu merupakan perbuatan seseorang
dalam melakukan jarimah secara langsung oleh beberapa orang lainnya
yang telah bersepakat untuk melakukan suatu kejahatan dan saling bantu
membantu dalam melaksanakannya.
3. Sanksi Bagi Pelaku Penyertaan Anak Dalam Tindak Pidana
Pembunuhan Menurut Hukum Pidana Islam
Terkait masalah sanksi pidana bagi anak yang ikut serta dalam
perbuatan tindak pidana pembunuhan, dalam hukum Islam tidak dijelaskan
secara jelas. Hukum Islam hanya menjelaskan tentang hukuman yang
berlaku bagi orang yang sudah dewasa (mukallaf), bukan terhadap orang
yang belum mengerti akan hukum (anak-anak)65
dan mengenai penyertaan
anak pun hukum Islam tidak menjelaskan secara rinci mengenai ketentuan
hukuman bagi para pelakunya.
65
A. Djazuli, Fiqh Jinayah, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2000), h. 30.
51
Adapun hukuman terhadap pelaku pembunuhan ialah qishash dan
diyat. Hukuman qishash dijatuhkan terhadap pembunuhan yang disengaja,
sedangkan hukuman diyat dijatuhkan terhadap pembunuhan dalam
kategori pembunuhan semi-sengaja dan tersalah yakni berupa diyat
mukhaffafah (diyat ringan), bukan diyat mughallazaah (diyat berat). Sebab
diyat mughallazaah diberlakukan pada pembunuhan sengaja yang
dimaafkan oleh pihak keluarga korban.66
Allah Subhanahu wa Ta‟ala berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-
Baqarah ayat 178 sebagai berikut:
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishash
berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan
orang merdeka, hamba dengan hamba, dan wanita dengan wanita. Maka
barangsiapa yang mendapat suatu pemaafan dari saudaranya, hendaklah
(yang memaafkan) mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang
diberi maaf) membayar (diyat) kepada yang memberi maaf dengan cara
yang baik (pula). Yang demikian itu adalah suatu keringanan dari Tuhan
kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
maka baginya siksa yang sangat pedih.”67
Dalam perkara ini, masing-masing pelaku memiliki peranan dalam
mengeroyok korban hingga tewas. Sesuai dengan fakta persidangan,
66
M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, (Jakarta: Amzah, 2014), Cet.2, h. 7. 67
Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 178.
52
pembunuhan itu menggunakan pisau lipat, golok, dan kayu yang
dilayangkan terhadap korban secara berulang-ulang dan bergantian.
Menurut hukum Islam, pada dasarnya banyaknya pelaku tindak pidana
tidak mempengaruhi besarnya hukuman yang pantas dijatuhkan atas
mereka, yakni sama seperti melaksanakan tindak pidana sendirian.
Menurut ulama Hanafiah, masing-masing dari pelaku itu dikenai qishash
apabila mereka secara langsung melakukan pembunuhan itu. Oleh karena
itu masing-masing dari mereka berarti dianggap sebagai pelaku
pembunuhan sengaja. Menurut ulama Malikiyah, yang terpenting ialah
para pelaku ikut hadir di tempat, meskipun yang melakukan eksekusi
pembunuhan hanya satu orang saja dari mereka,
Sedangkan pembunuhan yang dilakukan oleh anak-anak, hukum Islam
menjelaskan bahwa anak tidak dapat dijatuhkan hukuman dikarenakan
belum mengerti akan hukum dan hanya akan diberikan pengampunan. Hal
ini terkait dengan adanya unsur syubhat, karena usia anak yang melakukan
tindak pidana belum memasuki usia dewasa. Adapun mengenai syubhat,
didasarkan atas hadits berikut:
عن عل ر ادرءوا امحدود تعا ى عنه من قوه بلفظ : ض الل
بات 68)رواه امبهيقي( بامش
“Dari Ali radhiyallaahu anhu. Dari perkataannya yang berlafaz:
Hindarkanlah had, jika ada Syubhat”.(HR. Al-Baihaqi)
Hukuman pengampunan atau pemaafan terhadap anak yang melakukan
tindak pidana dapat diberikan jika baru pertama kali dilakukan oleh pelaku
anak. Ibnu Al Munzir berkata, “ Para ulama sepakat bahwa hukuman atas
kriminalitas anak kecil diwajibkan pada harta-harta mereka.”69
Mengenai
68
Imam Al-Baihaqi, Al-Sunan Al-Kubra, no.hadis: 15922. 69
Imam An-Nawawi, Al-Majmu, juz. 7, no: 37.
53
usia anak, dalam Kompilasi Hukum Islam Bab XIV tentang Pemeliharaan
Anak pada Pasal 1 menyatakan bahwa batas usia anak yang mampu berdiri
sendiri atau dewasa adalah 21 tahun, sepanjang anak tersebut tidak
bercacat fisik maupun mental atau belum pernah melangsungkan
perkawinan.70Apabila Kompilasi Hukum Islam tersebut dianggap sebagai
salah satu penafsiran yang sah atas hukum Islam, maka batasan yang
diberikannya itu dapat disebut sebagai aturan Islam yang patut dipegang.
Dalam hukum pidana Islam, suatu perbuatan dapat dikategorikan
sebagai tindak pidana (jarimah) apabila perbuatan tersebut telah diatur
oleh nash. Oleh karena itu, jelas bahwa sanksi pemidanaan maupun
pemenjaraan terhadap anak dalam hukum Islam tidak dibebankan,
walaupun anak tersebut terlibat dalam turut serta melakukan perbuatan
tindak pidana pembunuhan. Hal ini mengingat ketentuan adanya
pembebanan hukuman dalam hukum Islam yang ditujukan terhadap orang
yang telah mampu menggunakan pikirannya (dewasa) dan bukan orang
yang belum mampu memahami persoalan hukum (anak-anak). Adapun
mengenai syarat-syarat wajib qishash ialah:
a. Orang yang membunuh tersebut sudah baligh dan berakal. Ibnu
Qudamah rahimahullah menyatakan: “Tidak ada perbedaan
pendapat di antara para ulama bahwa tidak ada qishash terhadap
anak kecil dan orang gila. Demikian juga dengan orang yang
hilang akal dengan sebab uzur, seperti tidur dan pingsan”.71
b. Yang membunuh bukanlah bapak dari yang dibunuh. Hal ini
didasari oleh hadits shahih Nabi:
ه ل يقتل وال بو ل72
c. Orang yang dibunuh, tidak kurang derajatnya dari yang
membunuh. Oleh karena itu, bagi orang Islam yang membunuh
70
Kompilasi Hukum Islam, (Bandung: Fokusmedia), h. 34. 71
Imam Ibnu Qudamah, al-Mughni, juz. 11, no: 481. 72
Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, Irwa-ul Ghalil, no: 2214.
54
orang kafir tidak berlaku qishash. Begitu juga orang merdeka,
tidak diqishash karena telah membunuh seorang hamba, dan
seorang bapak tidak dijatuhi hukuman qishash karena telah
membunuh anaknya.
d. Yang terbunuh merupakan orang yang terpelihara darahnya. Hal
ini karena qishash disyariatkan untuk menjaga dan melindungi
jiwa.
55
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyertaan merupakan turut sertanya seseorang atau lebih pada waktu
seorang lain melakukan suatu tindak pidana. Dalam penyertaan,
keikutsertaan para pelaku dapat dibagi menjadi orang yang benar-benar
melakukan, orang yang menyuruh melakukan, orang yang sengaja
membujuk untuk melakukan tindak pidana, dan orang yang sengaja
memberikan bantuan untuk melakukan kejahatan. Sedangkan dalam
hukum pidana Islam, penyertaan dibagi menjadi penyertaan yang turut
berbuat langsung dan penyertaan yang turut berbuat tidak langsung. Dalam
putusan nomor 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel, diketahui bahwa 4 orang
anak yang turut serta bersama 2 orang dewasa lainnya termasuk ke dalam
turut serta secara langsung dan sudah direncanakan. Di mana perbuatan itu
merupakan perbuatan seseorang dalam melakukan jarimah secara langsung
oleh beberapa orang lainnya yang telah bersepakat untuk melakukan suatu
kejahatan dan saling bantu membantu dalam melaksanakannya.
2. Mengenai penerapan sanksi yang tercantum dalam putusan nomor
1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel tidak sesuai dengan aturan yang berlaku
dalam hukum pidana Islam. Dalam hukum pidana Islam, mengenai
pemidanaan anak tidak diperbolehkan karena posisi anak yang belum
cakap hukum dan belum wajib dikenakan hukuman. Kejahatan atau
pelanggaran yang dilakukan oleh anak hanya dapat dijatuhkan sanksi
berupa teguran atau nasihat dan bukan berupa hukuman fisik. Kecuali, jika
anak tersebut sudah memberikan tanda-tanda bahwa ia telah baligh,
misalnya mengeluarkan mani, maka anak tersebut sudah dikategorikan
sebagai orang dewasa yang wajib dikenakan hukuman qisash atas
pembunuhan yang terjadi. Namun, lazimnya di Indonesia, jika dilihat dari
usia para terdakwa anak telah melewati usia baligh dan telah memiliki
tanda-tanda kedewasaan seperti keluarnya air mani. Maka jika dalam
56
aturan hukum pidana Islam, para terdakwa anak dapat dikenakan sanksi
qishash.
3. Dalam putusan pengadilan nomor 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel tentang
penyertaan anak dalam tindak pidana pembunuhan, telah terpenuhi unsur-
unsur yang telah diatur dalam Pasal 338 Jo 55 Ayat 1 Ke-1 KUHP. Selain
itu bahwa pelaku merupakan golongan anak yang berumur di bawah 18
tahun dengan memiliki kesehatan jasmani dan rohani saat melakukan
tindak pidana pembunuhan sehingga dianggap mampu untuk
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Sanksi yang berlaku dalam
putusan sudah sesuai dengan aturan undang-undang di Indonesia, bahwa
anak yang terlibat dalam perbuatan tindak pidana, maka sanksi yang
dijatuhkan hanya ½ dari hukuman orang dewasa dan apabila anak tersebut
melakukan suatu tindak pidana yang dihukum penjara seumur hidup atau
mati, maka hukuman yang diberikan tidak boleh melebihi 10 tahun
penjara. Pada putusan ini, para terdakwa anak hanya dijatuhkan hukuman
di bawah 5 tahun penjara.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, penegak hukum harus bertindak
secara objektif dalam menangani suatu kasus, jangan sampai tercampuri
oleh kekuasaan atau kekuatan politik yang dapat mempengaruhi kinerja
maupun putusan yang akan di berlakukan.
Mengenai kepentingan seorang anak, hakim dalam memutus suatu
perkara harus mempertimbangkan masa depan anak yang masih akan terus
berkembang. Oleh karena itu, seorang hakim harus memberikan hukuman
yang seringan mungkin. Harus diperhatikan pula mengenai batas
minimum usia anak yang dapat dipidanakan.
Penegak hukum dan masyarakat diharapkan dapat memberikan
penyuluhan-penyuluhan hukum secara aktif dan menyeluruh. Khususnya
57
kepada anak-anak mengenai dampak dari perbuatan pidana yang dapat
merugikan diri sendiri dan masyarakat.
Dengan demikian, penelitian ini jauh dari kata sempurna dan masih
banyak membutuhkan kritik dan saran agar penulis dapat melakukan
evaluasi diri. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi diri penulis
khususnya dalam hukum Islam, dan bagi para pembaca penelitian ini.
58
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Kariim.
Al-Faruk, Asadulloh, Hukum Pidana Dalam Sistem Hukum Islam, Jakarta: Ghalia
Indonesia, 2009.
Al-Baihaqi, Imam, Al-Sunan Al-Kubro.
Al-Albani, Syaikh Muhammad Nashiruddin, Irwa-ul Ghalil.
Al-Sabuni, Muhammad Ali, Rawai‟ul Bayan Tafsir fi Al-Ayat Al-Ahkam min Al
Qur‟an, diterjemahkan oleh Saleh Mahfud, Tafsir Ayat-ayat Hukum dalam
Al-Qur‟an, Bandung: Al-Ma’arif, 1994.
Al-Sijistani, Abu Dawud, Sunan Abu Dawud, Juz. 4.
Ali, Zainuddin, Metode Penilitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009.
Aripin, Jaenal dkk, Metode Penelitian Hukum, Ciputat: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010.
Asshiddiqie, Jimly, Pembaharuan Hukum Pidana Indonesia, Bandung: Angkasa,
1996.
Audah, Abdul Qadir, At-Tasyri‟ Al-Jinaa‟i Al-Islami Muqaranan bi Al-Qanun Al
Wadi‟i, Beirut: Al-Risalah, 1998.
Chazawi, Adami, Kejahatan Terhadap Tubuh dan Nyawa, Jakarta: P.T.
RajaGrafindo Persada, 2007.
Chazawi, Adam, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 3, Jakarta: PT. RajaGrafindo
Persada, 2002.
Djazuli, A, Fiqh Jinayah, Jakarta: P.T. Raja Grafindo Persada, 2000.
Gulton, Maidin, Perlindungan Hukum Terhadap Anak Dalam Sistem Peradilan
59
Pidana Anak Di Indonesia, Bandung: PT Refika Aditama, 2013.
Hamzah, Andi, Delik-delik Tertentu di Dalam KUHP, Cet. 4, Jakarta: Sinar
Grafika, 2011.
Hariri, Wawan Muhwan, Pengantar Ilmu Hukum, Bandung: Pustaka Setia, 2012.
Irfan, M. Nurul dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, Cet. 2, Jakarta: Amzah, 2014.
Kompilasi Hukum Islam, Bandung: Fokusmedia.
Lamintang, P.A.F. dan Theo Lamintang, Delik-delik Khusus Kejahatan Terhadap
Nyawa, Tubuh, dan Kesehatan, Cet. 2, Jakarta: Sinar Grafika, 2012.
Meliala, A. Syamsudin dan E. Sumaryono, Kejahatan Anak Suatu Tinjauan Dari
Psikologis Dan Hukum, Jogjakarta: Liberty, 1985.
Moeljatno, Kitab Undang-undang Hukum Pidana, Cet. 21, Jakarta: Bumi Aksara,
2001.
Muladi dan Barda Nawawi Arief, Teori-teori Dan Kebijakan Pidana, Bandung:
P.T. Alumni, 2010.
Mulyadi, Lilik, Wajah Sistem Peradilan Anak Indonesia, Bandung: PT Alumni,
2014.
Munawir, A.W. dan Muhammad Fairuz, Kamus Al-Munawwir Indonesia-Arab,
Surabaya: Pustaka Progressif, 2007.
Muslich, Ahmad Wardi, Pengantar dan Asas Hukum Islam, Jakarta: Sinar
Grafika,
2004.
Muttaqin, Imam, Batas Usia Anak Dan Pertanggungjawaban Pidananya Menurut
60
Hukum Pidana Positif Dan Hukum Pidana Islam. Artikel diakses pada 7
Maret 2018 dari https:/ejournal.inzah.ac.id.
Nahsriana, Perlindungan Hukum Pidana Bagi Anak di Indonesia, Cet. 2, Jakarta:
Rajawali Press, 2012.
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1976,
dalam Bunadi Hidayat, Pemidanaan Anak di Bawah Umur, Bandung:
P.T.Alumni, 2010.
Prodjodikoro, Wirjono, Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia, Bandung: P.T.
Refika Aditama, 2014.
Putusan Pengadilan Negeri Nomor: 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
Qudamah, Imam Ibnu, Al-Mughni.
Soekanto, Soerjono dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (suatu tinjauan
singkat), Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003.
Soetedjo, Wagiati, Hukum Pidana Anak, Bandung: PT Refika Aditama, 2006.
Soetedjo, Wagiati dan Melani, Hukum Pidana Anak (Edisi Revisi), Bandung: PT
Refika Aditama, 2013.
Tobing, Letezia, Mengenai Asas Lex Specialis Derogat Legi Generalis. Artikel
diakses pada 7 Maret 2018 dari
http://m.hukumonline.com/klinik/detail/lt509fb7e13bd25.
Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.
Usman, Husni dan Purnomo Setiadi Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta:
Bumi Aksara, 1998.
.
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
P U T U S A NNomor : 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan yang memeriksa dan memutus perkara-perkara
pidana pada tingkat pertama dalam pemeriksaan secara biasa telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut tersebut di bawah ini dalam perkara para Terdakwa :
1. N a m a : FIKRI PRIBADI als. FIKRI.
Tempat lahir : Jakarta.
Umur/Tanggal lahir : 17 tahun/03 Januari 1996.
Jenis Kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
A g a m a : Islam.
Pekerjaan : Pengamen.
Tempat tinggal : Tanah Seratus RT.003/12 No.4, Ciledug,
Tangerang.
Pendidikan : -
2. N a m a : BAGUS FIRDAUS als. PAU.
Tempat lahir : Jakarta.
Umur/Tanggal lahir : 16 tahun/16 Februari 1997.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
A g a m a : Islam
Pekerjaan : Pengamen.
Tempat tinggal : Jl. Panjang Cidodol RT.02/012, No.39, Kel. Grogol
Kec.Grogol Selatan, Jakarta Selatan.
Pendidikan : -
3. N a m a : FATAHILLAH als. FATA
Tempat lahir : Tangerang.
Umur/Tgl.lahir : 13 tahun/02 Mei 2000.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
A g a m a : Islam
Halaman 1 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Pekerjaan : Pengamen.
Tempat tinggal : Pasar Bandeng RT. 08/12, No. 5, Cikokol
Tangerang Banteng.
Pendidikan : -
4. N a m a : ARGA PUTRA SAMOSIR als. UCOK.
Tempat lahir : Pekanbaru.
Umur/Tanggal lahir : 14 tahun/09 September 1999.
Jenis kelamin : Laki-laki.
Kebangsaan : Indonesia.
A g a m a : Kristen.
Pekerjaan : Pengamen.
Tempat tinggal : Pasar Bandeng, RT.08/12 No. 5, Cikokol
Tangerang, Banten.
Pendidikan : SD
Para Terdakwa dalam perkara ini ditahan dalam Rumah Tahanan Negara oleh :
• Penyidik Polda Metro Jaya sejak tanggal 01 Juli 2013 sampai dengan tanggal 20 Juli
2013 ;
• Diperpanjang oleh Penuntut Umum sejak tanggal 21 Juli 2013 sampai dengan tanggal
29 Juli 2013 ;
• Penuntut Umum sejak tanggal 30 Juli 2013 sampai dengan tanggal 23 Agustus 2013 ;
• Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sejak tanggal 09 Agustus
203 sampai dengan tanggal 23 Agustus 2013 ;
• Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sejak tanggal 19 Agustu 2013 sampai dengan
tanggal 02 September 2013 ;
• Diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sejak tanggal 03
September 2013 sampai dengan tanggal 02 Oktober 2013 ;
Bahwa Para Terdakwa dipersidangan didampingi oleh Penasehat Hukumnya :
FEBI YONESTA, S.H. dan kawan-kawan dari LEMBAGA BANTUAN HUKUM
JAKARTA, beralamat di Jalan Diponegoro No.74, Jakarta Pusat, berdasarkan Surat
Kuasa Khusus tanggal 28 Agustus 2013 ;
Para Terdakwa didampingi Balai Pemasyarakatan Kelas I Jakarta Selatan ;
2
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Para Terdakwa didampingi oleh orang tuanya dan/atau saudaranya ;
Pengadilan Negeri tersebut ;
Setelah membaca dan mempelajari berkas perkara yang bersangkutan ;
Setelah mendengar keterangan saksi-saksi yang diajukan dipersidangan ;
Setelah mendengar keterangan ahli yang diajukan dipersidangan ;
Setelah mendengar keterangan para Terdakwa ;
Telah mendengar tuntutan pidana dari Penuntut Umum tanggal September
2013, yang pada pokoknya menuntut agar Majelis menjatuhkan putusan sebagai
berikut :
1 Menyatakan para terdakwa I. FIKRI PRIBADI als. FIKRI, terdakwa II. BAGUS FIRDAUS
alias PAU. Terdakwa III. FATAHILLAH als. FATA dan terdakwa IV. ARGA PUTRA
SAMOSIR alias UCOK terbukti bersalah melakukan tindak pidana " Pembunuhan yang
dilakukan secarsa bersama sama", sebagaimana diatur dan diancam pidan dalam Pasal 338 Jo
pasal 55 Ayat (1) ke.1 KUHP ;
2 Menjatuhkan pidana terhadap para terdakwa masing - masing :
Terdakwa I. FIKRI PRIBADI als. FIKRI pidana penjara selama 7 (tujuh) tahun ;
Terdakwa II. BAGUS FIRDAUS alias PAU pidana penjara selama 5 (lima) tahun ;
Terdakwa III. FATAHILLAH als. FATA pidana penjara selama 6 (tahun) tahun ;
Terdakwa IV.ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK pidana penjara selama 5 (lima)
tahun ;
dikurangi selama para terdakwa berada dalam tahanan sementara dengan perintah agar
para terdakwa tetap ditahan ;
3 Menyatakan barang bukti terlampir dalam berkas perkara terdakwa NURDIN SUPRIANTO
als. BENGES dkk ;
4 Menetapkan supaya masing masing terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,-
(dua ribu rupiah) ;
Telah mendengar pleidooi dari Penasihat Hukum Para Terdakwa yang
disampaikan pada persidangan tanggal 1 Oktober 2013 yang pada pokoknya :
Halaman 3 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
1 Menerima Nota Pembelaan (Pleidooi) Penasihat Hukum Para Terdakwa secara
keseluruhan ;
2 Menyatakan menolak Dakwaan dan/atau Tuntutan secara keseluruhan ;
3 Menyatakan bahwa Terdakwa I FIKRI PRIBADI als. FIKRI, Terdakwa II
BAGUS FIRDAUS als PAU, Terdakwa III FATAHILLAH als FATA, dan
Terdakwa IV AGRA PUTRA SAMOSIR als. UCOK tidak terbukti secara sah dan
meyakinkan melakukan tindak pidana pembunuhan secara bersama-sama
sebagaimana diatur dalam Pasal 338 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP maupun
tindak pidana secara bersama-sama dimuka umum melakukan kekerasan terhadap
orang yang menyebabkan matinya orang sebagaimana diatur dalam Pasal 170 ayat
(2) ke-3 KUHP ;
4 Membebaskan Terdakwa I FIKRI PRIBADI als. FIKRI Terdakwa II BAGUS
FIRDAUS als. PAU, Terdakwa III FATAHILLAH als. FATA , dan Terdakwa IV
ARGA PUTRA SAMOSIR als. UCOK dari segala tuntutan hukum (Vrijspraak) ;
5 Menyatakan agar Terdakwa I FIKRI PRIBADI als. FIKRI Terdakwa II BAGUS
FIRDAUS als. PAU, Terdakwa III FATAHILLAH als. FATA , dan Terdakwa IV
ARGA PUTRA SAMOSIR als. UCOK segera dikeluarkan dari tahanan setelah
putusan Pengadilan diucapkan dalam persidangan ;
6 Memulihkan hak Terdakwa I FIKRI PRIBADI als. FIKRI Terdakwa II BAGUS
FIRDAUS als. PAU, Terdakwa III FATAHILLAH als. FATA , dan Terdakwa IV
ARGA PUTRA SAMOSIR als. UCOK, dalam kemampuan, kedudukan dan
harkata serta martabatnya ;
7 Membebankan biaya perkara kepada Negara menurut hukum yang berlaku;
Telah mendengar tanggapan (Replik) dari Penuntut Umum yang disampaikan
secara lisan pada persidangan tanggal 1 Oktober 2013 yang pada pokoknya
menyatakan tetap pada surat tuntutannya ;
Telah mendengar tanggapan (Duplik) dari Penasihat Hukum para Terdakwa
yang disampaikan secara lisan pada persidangan tanggal 1 Oktober 2013 yang pada
pokoknya tetap pada surat pleidooinya ;
Telah mendengar laporan Penelitian Kemasyarakatan (Litmas) Menimbang, bahwa para Terdakwa diajukan ke persidangan berdasarkan
Surat Dakwaan No. Reg. Perkara : PDM-392/JKT.Sl/Epp.2/07/2013, tertanggal 29 Juli
2013, dengan dakwaan sebagai berikut :
4
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
DAKWAAN :
PRIMAIR :
Bahwa ia terdakwa : I. FIKRI PRIBADI als, FIKRI, terdakwa II. BAGUS
FIRDAUS alias PAU, Terdakwa III. FATAHILLAH alias FATA dan terdakwa IV.
ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK secara bersama-sama-sama atau bersekutu
dengan saksi NURDIN PRIANTO als BENGES dan ANDRO SUPRIYANTO als
ANDRO (yang perkaranya diajukan tersendiri) maupun sendiri sendiri pada hari :
Minggu, tanggal 30 Juni 2013 sekitar am 08.00 Wib bertempat di Jembatan Layang
Cipulir, Jakarta Selatan, tepatnya di bawah kolong atau sekitar waktu itu setidak-
tidaknya disuatu tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Dengan sengaja merampas nyawa orang lain bernama DICKY MAULANA yang
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Bahwa awalnya DICKY MAULANA (korban) sebagai pengamen pendatang baru di
sekitar Jembatan layang Cipulir Jakarta Selatan. Ia sebagai pendatang baru
(pengamen) ditempat tongkrongan para Terdakwa FIKRI PRIBADI als. FIKRI,
BAGUS FIRDAUS alias PAU dan FATAHILLAH als. FATA. ARGA PUTRA
SAMOSIR alias UCOK tidak ijin dan pamit lebih dulu kepada saksi NURDIN
PRIANTO las. BENGES (berkas tersendiri) sebagai Ketua Abang-abangan (senior)
ditempat tersebut sebagaimana pendatang baru lainnya dan saksi ANDRO
SUPRIYANTO ALS. ANDRO (berkas tersendiri) wakil ketua orang lama di tempat
tersebut ;
Bahwa pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 08.00 Wib saksi ANDRO
SUPRIYANTO ALS ANDRO datang dari Parung Panjang Jawa Barat bersama
dengan istrinya (saksi OKY OKTAVIA) dan ARGA PUTRA als UCOK,
MUHAMAD FATAHILLAH als. FATA dan NURDIN PRIANTO alias BENGES
setelah mereka sampai di stasiun, Kebayoran Lama sekitar 09.30 Wib langsung
menuju Jembatan Layang Cipulir Jakarta Selatan tempat mereka dan kawan-kawan
mengamen ;
Bahwa pada saat sampai di atas jembatan layang Cipulir Jakarta Selatan terdakwa
ARGA PUTRA als UCOK, MUHAMAD FATAHILAH als. FATA dan NURDIN
PRIANTO, BAGUS FIRDAUS als. PAU, FIKRI PRIBADI als. FIKRI. Selanjutnya
Halaman 5 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
mereka mengobrol ngobrol dan bercanda tidak lama kemudian korban DICKY
MAULANA (alm) dating dari arah Kebayoran Lama turun dari Metro Mini 69 dan
saksi ANDRO SUPRIYANTO als. ANDRO, terdakwa ARGA PUTRA als. UCOK,
MUHAMAD FATAHILAH als. FATA serta saksi NURDIN PRIANTO alias
BENGES (berkas tersendiri) terdakwa BAGUS FIRDAUS als PAU dan terdakwa
FIKRI PRIBADI las. FIKRI berubah topic obrolan dan membicarakan korban DICKY
MAULANA (alm) yaitu korban DICKY MAULANA (alm) sebagai pengamen
pendatang baru yang katanya “songong dan suka mabuk itu tidak ijin dan pamit lebih
dulu kepada para terdakwa tersebut di atas.
Bahwa kemudian saksi NURDIN PRIANTO alias BENGES berbicara kepada saksi
ANDRO SUPRIYANTO alias ANDRO , terdakwa ARGA PUTRA als UCOK,
terdakwa MUHAMAD FATAHILAH als FATA, dan terdakwa BAGUS FIRDAUS
als PAU, FIKRI PRIBADI als FIKRI “Bagaimana kalau kita kasih pelajaran /
digulung / disekolahkan.
Bahwa kemudian terdakwa BAGUS FIRDAUS als PAU memanggil korban DICKY
MAULANA (alm) dan pada saat itu korban DICKY MAULANA (alm) dalam
keadaan mabok selanjutnya saksi NURDIN PRIANTO alias BENGES berbicara dan
mengajak korban DICKY MAULANA (alm) ke bawah saat itu korban bertanya
kepada saksi NURDIN PRIANTO als BENGES “ngapain kebawah (kolong jembatan
layang) dan saksi NURDIN PRIANTO als BENGES mengatakan “kita minum
dibawah yuk” kemudian saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO. Terdakwa
ARGA PUTRA als UCOK, terdakwa MUHAMAD FATAHILAH als FATA dan saksi
NURDIN PRIANTO als BENGES, BAGUS FIRDAUS als PAU, terdakwa FIKRI
PRIBADI als FIKRI mengikuti korban DICKY MAULANA (alm) dari belakang.
Bahwa kemudian setelah sampai dibawah / kolong jembatan Cipulir Jakarta Selatan di
pinggir kali Cipulir korban DICKY MAULANA langsung diputari (dikelilingi) oleh
para terdakwa, (ARGA PUTRA als UCOK, MUHAMAD FATAHILAH als FATA)
dan saksi NURDIN PRIANTO als BENGES, BAGUS FIRDAUS als PAU. Pada saat
dikelilingi oleh mereka tersebut (ARGA PUTRA als UCOK, MUHAMAD
FATAHILAH als FATA dan NURDIN PRIANTO als BENGES, BAGUS FIRDAUS
als PAU, FIKRI PRIBADI als FIKRI) kemudian saksi NURDIN PRIANTO als
BENGES (ketua) langsungn berbicara kepada korban DICKY MAULANA (alm)
6
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
“selama ini kok nlo songong banget sama anak-anak dan kenapa lo suka nyuruh
nyuruh yang kecil terus dan sekarang kok lo ngelunjak di diemin ma anak anak”
selanjutnya saksi NURDIN PRIANTO als BENGES langsung menusukkan pisau lipat
yang selalu dibawanya kebagian belakang kuping kanan korban DICKY MAULANA
dan saat itu korban sempat menagkis selanjutnya pisau liupat tersebut (milik NURDIN
PRIANTO als BENGES) diambil oleh saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO
langsung menusukkan ketubuh korban mengenai bagian kiri rusuk korban DICKY
MAULANA dan korban jatuh tersungkur dalam posisi sujud.
Bahwa setelah korban DICKY MAULANA jatuh tersungkur selanjutnya pisau lipat
tersebut direbut kembali oleh saksi NURDIN PRIANTO als BENGES dari tangan
saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO yang kemudian ditusukkan kembali pisau
lipatnya kebagian atas tangan korban sebelah kanan kemudian telapak tangan
kanannya korban DICKY MAULANA di sayat dengan pisau lipat oleh saksi
NURDIN PRIANTO als BENGES.
Bahwa pada saat itu ketika korban yang sedang jatuh tersungkur dengan posisi sujud
kepalanya korban (DICKY MAULANA) ditegakkan oleh terdakwa BAGUS
FIRDAUS als PAU kemudian di pukul sebanyak dua kali oleh terdakwa BAGUS
FIRDAUS als PAU. Dan MUHAMAD FATAHILAH als FATA mengambil potongan
kayu yang sudah berada dipinggir kali selanjutnya memukulkan ke tangan korban
sebanyak satu kali dan terdakwa ARGA PUTRA als UCOK membangunkan tubuh
korban (DICKY MAULANA) yang saat itu posisi sudjud dengan kepala tersungkur
dengan cara terdakwa ARGA PUTRA als UCOK mengangkat pundak korban dan
setelah tubuh korban terbangun terdakwa ARGA PUTRA als UCOK memukul
sebanyak dua kali ke bagian dada korban. Dan terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI
mengambil sebilah golok yang selanjutnya menebas / membacok korban DICKY
MAULANA dibagian pipi korban sebelah kanan.
Bahwa kemudian pisau lipat milik NURDIN PRIANTO als BENGES diambil saksi
ANDRO SUPRIANTO als ANDRO selanjutnya pisau tersebut tusukkan pipi kiri
korban (DICKY MAULANA) lalu pisau tersebut diletakkan di pinggir kali sedangkan
terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI memegang golok ditebaskan kekening korban
DICKY MAULANA sebelah kanan. Sedangkan pisau lipat yang berada di pinggir kali
yang dipakai menusuk korban diambil oleh saksi NURDIN PRIANTO als BENGES
dibuang ke tengah kali CIPULIR Jakarta Selatan.
Halaman 7 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa korban DICKY MAULANA masih dalam posisi sujud dengan kepala
tersungkur dan mereka terdakwa (ARGA PUTRA als UCOK, MUHAMAD
FATAHILAH als FATA dan NURDIN PRIANTO als BENGES, BAGUS FIRDAUS
als PAU, FIKRI PRIBADI als FIKRI) masih berada dalam kolong jembatan layang
Cipulir tersebut, saat itu korban DICKY MAULANA mengulet dan terpeleset jatuh
nyemplung ke dalam kali Cipulir Jakarta Selatan. Selanjutnya oleh saksi ANDRO
SUPRIYANTO als ANDRO bersama para terdakwa menarik korban dan menaikkan
ke pinggir kali dibawah kolong jembatan layang yang kemudian korban DICKY
MAULANA terbangun dan bersandar ke pinggir tembok dan dudukan bersenderan
tembok di pinggir kali Cipulir dibawah jembatan / kolong jembatan layang Cipulir
Jakarta Selatan ;
Bahwa selanjutnya korban meminta minum dan terdakwa MUHAMAD FATAHILAH
als FATA naik ke atas jembatan layang mencari minuman Aqua gelas yang
selanjutnya terdakwa MUHAMAD FATAHILAH als FATA turun lagi ke kolong
jembatan layang Cipulir dan memberikan minuman aqua tersebut kepada korban
DICKY MAULANA selanjutnya korban DICKY MAULANA ditinggal begitu saja
sendirian di bawah kolong jembatan layang Cipulir tersebut lalu para Terdakwa naik
kembali keatas jembatan layang Cipulir setelah sampai diatas jembatan layang Cipulir
saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO, saksi NURDIN PRIANTO als BENGES
dan terdakwa ARGA PUTRA als UCOK, MUHAMAD FATAHILAH als FATA,
BAGUS FIRDAUS als PAU dan terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI mereka
berpencar ;
Bahwa setelah meraka berpencar meninggalkan korban sendirian, saksi ANDRO
SUPRIYANTO als ANDRO dan terdakwa ARGA PUTRA als UCOK, terdakwa
BAGUS FIRDAUS als PAU, terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI nongkrong
nongkrong di gardu pos ojek jembatan layang Cipulir sedangkan saksi NURDIN
PRIANTO als BENGES mengamen dan terdakwa MUHAMAD FATAHILAH als
FATA langsung menuju ke Ragunan Pasar Minggu ;
Bahwa kemudian pada sekitar jam 13.00 Wib datang petugas Polisi (saksi JAIDI
PENDI) yang sedang bertugas (persembagan) naik motor berhenti di gardu ojek diatas
jembatan layang, Cipulir tersebut lalu didekati oleh terdakwa ARGA PUTRA als
UCOK yang melapor dan mengatakan “dibawah kolong jembatan layang ada mayat
8
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
pak katanya maling motor habis dikeroyok masa” namanya DIKI pak dan dicatat oleh
petugas tersebut. selanjutnya petugas dan terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI saksi
ANDRO PRIANTO als ANDRO terdakwa ARGA PUTRA als UCOK dan terdakwa
BAGUS FIRDAUS als PAU turun ke bawah jembatan layang untuk memfoto
mayatnya ;
Bahwa setelah memfoto korban kemudian saksi ANDRO SUPRIANTO als ANDRO,
terdakwa ARGA PUTRA als UCOK dan terdakwa BAGUS FIRDAUS als PAU
dibawa ke Polsek Kebayoran Lama yang kemudian oleh petugas dibawa ke Polda
Metro Jaya untuk dimintai keterangannya seputar diketemukannya mayat tersebut dan
darin pemeriksaan tersebut ternyata para Terdakwa dan saksi ANDRO SUPRIANTO
als ANDRO adalah terlibat dalam kejadian tersebut dan para terdakwa mulai
ditangkapi satu persatu atas petunjuk mereka bertiga ;
Bahwa setelah korban ditinggal sendirian akhirnya meninggal dunia seketika itu atau
tidak berapa lama setelah kejadian tersebut. Sebagaimana bunyi Visum et Repertem
yang dibuat dan ditandatangani oleh dokter Andriani SpF Dokter ahli forensic pada
Instalasi Forensik dan Perawatan Jenazah RSUP Fatmawati Jln. R.S. Fatmawati
Cilandak Jakarta Selatan tanggal 05 Juli 2013 tanggal nomor : HK.05.01/II.I/919/2013
atas nama mayat DICKY MAULANA tersebut.
---------- Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana Pasal 338 Jo
Pasal 35 Ayat (1) ke-1 KUHP.
Subsidair :
----------- Bahwa ia Terdakwa I. FIKRI PRIBADI als FIKRI, Terdakwa II.
BAGUS FIRDAUS alias PAU, Terdakwa III. FATAHILLAH als. FATA dan
Terdakwa IV. ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK secara bersama-sama atau
bersekutu dengan saksi NURDIN PRIANTO als BENGES dan ANDRO
SUPRIYANTO als ANDRO (Yang perkaranya diajukan tersendiri) maupun sendiri
sendiri pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 08.00 Wib bertempat di
jembatan layang Cipulir, Jakarta Selatan tepatnya bawah kolong atau sekitar waktu itu
setidak tidaknya di suatu tempat lain dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan. Dengan terang terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan
kekerasan terhadap orang bernama DICKY MAULANA yang dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
Halaman 9 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa awalnya Dicky Maulana (korban) sebagai pengamen pendatang baru di sekitar
Jembatan layang Cipulir Jakarta Selatan ia sebagai pendatang baru (pengamen) di
tempat tongkrongan para Terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI, BAGUS
FIRDAUS alias PAU, FATAHILLAH als. FATA dan ARGA PUTRA SAMOSIR
alias UCOK tidak ijin dan pamit lebih dulu kepada saksi NURDIN PRIANTO als
BENGES (berkas tersendiri) sebagai ketua abang abangan (senior) ditempat tersebut
sebagaimana pendatang baru lainnya dan saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO
(berkas tersendiri) wakil ketua orang lama di tempat tersebut.
Bahwa pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 08.00 Wib saksi ANDRO
SUPRIYANTO als ANDRO datang dari Parung Panjang Jawa Barat bersama dengan
istrinya (saksi OKY OKTAVIA) dan ARGA PUTRA als UCOK, MUHAMAD
FATAHILAH als FATA dan NURDIN PRIANTO alias BENGES setelah mereka
sampai di stasiun Kebayoran Lama sekitar jam 9.30 Wib langsung menuju Jembatan
Layang Cipulir Jakarta Selatan tempat mereka dan kawan kawan mengamen.
Bahwa pada saat sampai di atas jembatan Layang Cipulir Jakarta Selatan terdakwa
ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK, MUHAMAD FATAHILAH als FATA dan
NURDIN PRIANTO, BAGUS FIRDAUS alias PAU, FIKRI PRIBADI als FIKRI
selanjutnya mereka mengobrol ngobrol dan bercanda tidak lama kemudian korban
DICKY MAULANA (alm) datang dari arah Kebayoran Lama turun dari Metro mini
69 dan saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO, Terdakwa ARGA PUTRA
SAMOSIR alias UCOK, MUHAMAD FATAHILAH als FATA serta saksi NURDIN
PRIANTO als BENGES.(berkas tersendiri) Terdakwa BAGUS FIRDAUS alias PAU
dan Terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI berubah topic obrolan dan membicarakan
korban DICKY MAULANA (alm) yaitu korban DICKY MAULANA (alm)
pengamen sebagai pendatang baru yang katanya songong dan suka mabuk itu tidak
ijin dan pamit lebih dulu kepada para Terdakwa tersebut diatas.
Bahwa kemudian saksi NURDIN PRIANTO als BENGES berbicara kepada saksi
ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO, Terdakwa ARGA PUTRA SAMOSIR alias
UCOK, Terdakwa MUHAMAD FATAHILAH als FATA, dan Terdakwa BAGUS
FIRDAUS alias PAU, FIKRI PRIBADI als FIKRI “Bagaimana kalau kita kasih
pelajaran / digulung / disekolahkan.
10
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa kemudian Terdakwa BAGUS FIRDAUS alias PAU memanggil korban
DICKY MAULANA (alm) dan pada saat itu korban DICKY MAULANA (alm)
dalam keadaan mabok selanjutnya saksi NURDIN PRIANTO als BENGES berbicara
dan mengajak korban DICKY MAULANA (alm) ke bawah saat itu korban bertanya
kepada saksi NURDIN PRIANTO als BENGES “ngapain kebawah (kolong jembatan
layang) dan saksi NURDIN PRIANTO als BENGES mengatakan “kita minum di
bawah yuk” kemudian saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO. Terdakwa ARGA
PUTRA SAMOSIR alias UCOK, terdakwa MUHAMAD FATAHILAH als FATA
dan saksi NURDIN PRIANTO als BENGES, BAGUS FIRDAUS alias PAU,
Terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI mengikuti korban DICKY MAULANA (alm)
dari belakang.
Bahwa kemudian setelah sampai di bawah / kolong Jembatan Cipulir Jakarta Selatan
di pinggir kali Cipulir korban DICKY MAULANA (alm) langsung diputeri
(dikelilingi) oleh para Terdakwa, (ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK,
MUHAMAD FATAHILAH als FATA) dan saksi NURDIN PRIANTO als BENGES,
BAGUS FIRDAUS alias PAU pada saat dikelilingi oleh mereka tersebut (ARGA
PUTRA SAMOSIR alias UCOK, MUHAMAD FATAHILAH als FATA dan
NURDIN PRIANTO als BENGES, BAGUS FIRDAUS alias PAU, FIKRI PRIBADI
als FIKRI) kemudian saksi NURDIN PRIANTO als BENGES (ketua) langsung
berbicara kepada korban DICKY MAULANA (alm) “Selama ini kok lo songong
banget sama anak anak dan kenapa lo suka nyuruh nyuruh yang kecil terus dan
sekarang kok lo ngelunjak di diemin ma anak anak” selanjutnya saksi NURDIN
PRIANTO als BENGES langsung menusukan pisau lipat yang selalu dibawanya ke
bagian belakang kuping kanan korban DICKY MAULANA dan saat itu korban
sempat menangkis selanjutnya pisau lipat tersebut (milik NURDIN PRIANTO als
BENGES) diambil alih oleh saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO langsung
menusukan ketubuh korban mengenai bagian kiri rusuk korban DICKY MAULANA
dan korban jatuh tersungkur dalam posisi sujud.
Bahwa setelah korban DICKY MAULANA jatuh tersungkur selanjutnya pisau lipat
tersebut di rebut kembali oleh saksi NURDIN PRIANTO als BENGES dari tangan
saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO yang kemudian ditusukan kembali pisau
lipatnya ke bagian atas tangan korban sebelah kanan kemudian telapak tangan
Halaman 11 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
kanannya korban DICKY MAULANA disayat dengan pisau lipat oleh saksi NURDIN
PRIANTO als BENGES.
Bahwa pada saat itu ketika korban yang sedang jatuh tersungkur dengan posisi sujud
kepalanya korban (DICKY MAULANA) di tegakkan oleh Terdakwa BAGUS
FIRDAUS alias PAU kemudian di pukul sebanyak dua kali oleh Terdakwa BAGUS
FIRDAUS alias PAU. Dan MUHAMAD FATAHILAH als FATA mengambil
potongan kayu yang sudah berada di pinggir kali selanjutnya memukulkan ke tangan
korban sebanyak satu kali dan terdakwa ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK
membangunkan tubuh korban (DICKY MAULANA (alm) yang saat itu posisi sujud
dengan kepala tersungkur dengan cara terdakwa ARGA PUTRA SAMOSIR alias
UCOK mengangkat pundak korban dan setelah tubuh korban terbangun terdakwa
ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK memukul sebanyak dua kali ke bagian dada
korban. Dan terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI mengambil sebilah golok yang
selanjutnya menebas / membacok korban (DICKY MAULANA) di bagian pipi korban
sebelah kanan.
Bahwa kemudian pisau lipat milik NURDIN PRIANTO als BENGES diambil saksi
ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO selanjutnya pisau lipat tersebut tusukan ke pipi
kiri korban (DICKY MAULANA) lalu pisau lipat tersebut diletakan di pinggir kali
sedangkan terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI memegang golok ditebaskan
kekening korban DICKY MAULANA sebelah kanan sedangkan pisau lipat yang
berada di pinggir kali yang dipakai menusuk korban diambil oleh saksi NURDIN
PRIANTO als BENGES dibuang ke tengah kali Cipulir Jakarta Selatan.
Bahwa korban DICKY MAULANA masih dalam posisi sujud dengan kepala
tersungkur dan mereka Terdakwa (ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK,
MUHAMAD FATAHILAH als FATA dan NURDIN PRIANTO als BENGES,
BAGUS FIRDAUS alias PAU, FIKRI PRIBADI als FIKRI) masih berada di kolong
jembatan layang Cipulir tersebut, saat itu korban (DICKY MAULANA) mengulet dan
terpeleset jatuh nyemplung kedalam kali Cipulir Jakarta Selatan. Selanjutnya oleh
saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO bersama para Terdakwa menarik korban
dan menaikan ke pinggir kali di bawah kolong jembatan laying yang kemudian korban
DICKY MAULANA terbangun dan bersandar ke pinggir tembok dan dudukan
bersenderan di tembok di pinggir kali Cipulir di bawah Jembatan / kolong Jembatan
Layang Cipulir Jakarta Selatan.
12
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa selanjutnya korban meminta minum dan Terdakwa MUHAMAD
FATAHILAH als FATA naik ke atas jembatan laying mencari minuman aqua gelas
yang selanjutnya terdakwa MUHAMAD FATAHILAH als FATA turun kembali ke
kolong jembatan layang Cipulir dan memberikan minuman Aqua tersebut kepada
korban (DICKY MAULANA) selanjutnya korban DICKY MAULANA ditinggal
begitu saja sendirian di bawah kolong jembatan layang Cipulir tersebut lalu para
terdakwa naik kembali keatas jembatan layang Cipulir setelah sampai di atas jembatan
layang Cipulir saksi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO, saksi NURDIN PRIANTO
als BENGES dan terdakwa ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK, MUHAMAD
FATAHILAH als FATA, BAGUS FIRDAUS alias PAU dan terdakwa FIKRI
PRIBADI als FIKRI mereka berpencar.
Bahwa setelah mereka berpencar meninggalkan korban sendirian. Saksi ANDRO
SUPRIYANTO als ANDRO dan Terdakwa ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK,
Terdakwa BAGUS FIRDAUS alias PAU terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI
nongkrong nongkrong di gardu pos ojek Jembatan Layang Cipulir sedangkan saksi
NURDIN PRIANTO als BENGES mengamen dan Terdakwa MUHAMAD
FATAHILAH als FATA langsung menuju ke Ragunan Pasar Minggu.
Bahwa kemudian pada sekitar jam 13.00 Wib datang petugas polisi (saksi JAIDI
PENDI) yang sedang bertugas (persembangan) naik motor berhenti di gardu ojek di
atas jembatan layang Cipulir tersebut lalu di dekati oleh terdakwa ARGA PUTRA
SAMOSIR alias UCOK dan ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK dan melapor
mengatakan “Di bawah kolong jembatan layang ada mayat pak katanya maling motor
habis dikeroyoki masa” namanya DIKI Pak dan di catat oleh petugas tersebut”
selanjutnya petugas dan terdakwa FIKRI PRIBADI als FIKRI saksi ANDRO
SUPRIYANTO als ANDRO terdakwa ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK dan
terdakwa BAGUS FIRDAUS alias PAU turun ke bawah jembatan layang untuk di
memfoto mayatnya.
Bahwa setelah memfoto korban kemudian saksi ANDRO SUPRIYANTO als
ANDRO, terdakwa ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK dan terdakwa BAGUS
FIRDAUS alias PAU dibawa ke polsek Kebayoran lama yang kemudian oleh petugas
dibawa ke Polda Metro Jaya untuk dimintai keterangannya seputar ditemukannya
mayat dan dari pemeriksaan tersebut ternyata para Terdakwa dan saksi ANDRO
Halaman 13 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
SUPRIYANTO als ANDRO adalah terlibat dalam kejadian tersebut dan para
Terdakwa mulai ditangkapi satu persatu atas petunjuk mereka bertiga.
Bahwa setelah korban diringgal sendirian akhirnya meninggal dunia seketika itu atau
tidak beberapa lama setelah kejadian tersebut sebagaimana bunyi et Repertum yang
dibuat dan ditandatangani oleh dokter Andriani SpF Dokter ahli forensik pada
Instalasi forensik dan Perawatan Jenazah RSUP Fatmawati Jln. RS Fatmawati
Cilandak Jakarta Selatan Nomor : HK.05.01/II.I/919/2013 tanggal 05 Juli 2013 Atas
nama DICKY MAULANA tersebut.
---------- perbuatan mereka terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam
Pasal 170 Ayat 2 ke 3 KUHP.
Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut, Penasihat
Hukum para Terdakwa telah mengajukan keberatan/eksepsi dan telah ditanggapi oleh
Penuntut Umum dan kemudian telah diputus oleh Majelis Hakim pada persidangan
tanggal 19 September 2013 dengan amar putusan :
M E N G A D I L I
• Menolak eksepsi/keberatan Penasehat Hukum Terdakwa I FIKRI PRIBADI als. FIKRI,
terdakwa II BAGUS FIRDAUS als.PAU, Terdakwa III FATAHILAH als. FATA,
terdakwa IV ARGA PUTRA SAMOSIR als. UCOK ;
• Menyatakan sidang perkara biasa Nomor : 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel. atas nama
Terdakwa I FIKRI PRIBADI als. FIKRI, terdakwa II BAGUS FIRDAUS als PAU,
terdakwa III. FATAHILAH als. FATA, terdakwa IV. ARGA PUTRA SAMOSIR alis
UCOK tetap dilanjutkan pemeriksaannya ;
• Menangguhkan biaya perkara hingga putusan akhir ;
Menimbang, bahwa untuk membuktikan dakwaannya tersebut, Penuntut
Umum telah menghadapkan saksi-saksi yang setelah bersumpah/berjanji
dipersidangan menurut cara agamanya masing-masing memberikan keterangan yang
pada pokoknya sebagai berikut :
1 Saksi JAIDI PENDI :
• Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa sebelumnya ;
14
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang diberikan dalam
Berita Acara Pemeriksaan adalah benar dan tidak ada perubahan ;
• Bahwa saksi adalah anggota kepolisian yang bertugas di Polsek Kebayoran Lama
Jakarta Selatan sejak tahun 2012 ;
• Bahwa tugas dan tanggung jawab saksi dibagian BIMAS (Bimbingan Masyarakat)
yang bertugas memberikan bimbingan dan penyuluhan untuk wilayah Kelurahan
Cipulir, Jakarta Selatan ;
• Bahwa pada tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 13.00 Wib, saat saksi keliling
menjalankan tugas BIMAS dan hendak mampir di Pasar Cipulir, saksi melihat banyak
kerumunan orang di pintu masuk ;
• Bahwa karena penasaran saksi lalu menanyakan kepada orang yang berkerumun
tersebut “ada apa”. Kemudian 2 (dua) orang Terdakwa yaitu ARGA PUTRA
SAMOSIR als UCOK dan FATAHILAH als FATA menerangkan kalau ada mayat
seorang laki-laki ;
• Bahwa setelah mendapat info tentang penemuan mayat tersebut, saksi berusaha untuk
melihat secara langsung di bawah jembatan namun karena tidak bisa masuk maka
saksi meminta bantuan kepada Terdakwa untuk memfotonya dengan memakai
handphone milik saksi ;
• Bahwa setelah terdakwa berhasil mengambil gambar mayat dan memperlihatkan
kepada saksi, saksi lalu menghubungi kantor Polsek Kebayoran Lama melaporkan
adanya penemuan mayat ;
• Bahwa sambil menunggu petugas Polsek datang, saksi menggali informasi dari para
Terdakwa ;
• Bahwa pada saat saksi mengobrol dengan terdakwa ARGA PUTRA SAMOSIR alias
UCOK dan FATAHILAH alias FATA, kemudian muncul terdakwa BAGUS
FIRDAUS alias PAU ;
• Bahwa terdakwa ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCO, terdakwa FATAHILAH alias
FAT dan terdakwa BAGUS FIRDAUS menerangkan pagi-pagi sekitar antara jam 7-8
pagi, Almarhum masih hidup dan berusaha naik dari kolong jembatan dan dibantu
oleh para Terdakwa ;
• Bahwa menurut para Terdakwa nama korban ; DICKY MAULANA, dan tinggal di Jl.
H. Jaelani, Petukangan Utara, dan para Terdakwa sempat memberikan minum aquo
serta mie ayam ;
Halaman 15 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa para Terdakwa juga menerangkan kalau korban habis mencuri motor dan
sempat meninggalkan korban untuk mengamen namun saat kembali, korban sudah
meninggal dunia ;
• Bahwa saksi sengaja menahan dan mengajak para Terdakwa untuk mengobrol sambil
menunggu petugas Polsek dan Polres datang karena saksi curiga terhadap para
Terdakwa yan sangat lancar dan mengetahui peristiwa yang dialami almarhum
sebelum meninggal ;
• Bahwa setelah petugas dari Polsek Kebayoran Lama dan Polres Jakarta Selatan
datang, saksi lalu menginformasikan kepada petugas yang ada kalau para Terdakwa
merupakan saksi kunci ;
• Bahwa setelah menyerahkan para Terdakwa ke petugas Polsek Kebayoran Lama, saksi
lalu mengecek alamat almarhum yang disebutkan oleh para Terdakwa dan mencari
tahu tentang apakah ada orang kecurian motor atau tidak ;
• Bahwa saksi berhasil menemukan alamat rumah almarhum dan bertemu dengan orang
tuan almarhum bernama ZAENAL ARIFIN, namun info tentang pencurian motor
tidak benar ;
• Bahwa setelah para terdakwa dibawa oleh petugas Polres, saksi tidak mengetahui lagi
tentang para Terdakwa ;
• Bahwa pada bagian tubuh korban terdapat luka-luka pada bagian wajah namun pada
bagian badan saksi tidak tahu karena tertutup baju ;
• Bahwa saksi mengakui foto-foto yang diperlihatkan kepadanya ;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut terdakwa 1 FIKRI PRIBADI als FIKRI,
terdakwa 2 BAGUS FIRDAUS als PAU, terdakwa 4 ARGA PUTRO SAMOSIR
als UCOK menyatakan tidak keberatan, sedangkan terdakwa 3 FATAHILAH als
FATA menyatakan tidak pernah ijin ke saksi untuk mengamen lagi ;
2 Saksi DWI KUSMANTO :
• Bahwa saksi tidak kenal dengan Terdakwa ;
• Bahwa saksi adalah anggota Kepolisian Kebayoran Lama dan sudah bertugas sejak
tahun 2005 ;
• Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang diberikan dalam
Berita Acara pemeriksaan benar dan tidak ada perubahan ;
16
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 12.00 Wib, saksi mendapat
telepon dari antor yang memberitahukan ada penemuan mayat di bawah kolong
jembatan layang cipulir ;
• Bahwa setelah mendapat telepon langsung meluncur ke TKP tempat penemuan mayat
dan saksi turun ke bawah kolong jembatan dan benar ditemukan mayat dalam kondisi
luka-luka dibagian pelipis kanan, pipi kanan, pipi kiri dan luka tusuk ;
• Bahwa korban bernama RICKY MAULANA dan bertempat tinggal di daerah
Ulujami ;
• Bahwa saksi lupa korban memakai baju sweater hitam, celana jeans biru dan memakai
gelang karet ;
• Bahwa saksi juga mendapat informasi dari Jaidi Pendi kalau ada 3 (tiga) orang teman
korban di atas area ITC Cipulir, dan saksi ke atas membawa ketiga teman korban
tersebut ;
• Bahwa di tempat kejadian ada ditemukan golok dan kayu yang langsung diserahkan
untuk diamankan anggota tim yang lain ;
• Bahwa pada bagian ujung golong saksi melihat ada bercak darah ;
• Bahwa saksi tidak pernah melihat pengeroyokan dan pembunuhan terhadap korban
Karena saat tiba di TKP sudah meninggal ;
• Bahwa petugas yang datang ke lokasi TKP: 1 dari Polsek Kebayoran Lama dan 2
orang dari Polres Jakarta Selatan ;
Bahwa atas keterangan saksi tersebut para Terdakwa menyatakan tidak keberatan ;
3 Saksi RASMA :
• Bahwa saksi tidak kenal dengan para Terdakwa ;
• Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang diberikan dalam
Beria Acara Pemeriksaan adalah benar dan tidak ada perubahan ;
• Bahwa saksi adalah anggota kepolisian Dit Reskrimum Polda Metro Jaya bagian
Jatantras ;
• Bahwa pada hari Minggu, tanggal 30 Juni 2013 saksi telah mendapat informasi sekitar
jam 10.00 Wib dan diperintahkan untuk menuju tempat penemuan mayat di kolong
jembatan layang daerah cipulir Jakarta Selatan ;
• Bahwa saksi berangkat menuju TKP bersama-sama dengan anggota yang lain DWI
KUSMANTO dan DOMINGGU IE MANU ;
Halaman 17 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa di lapangan saksi langsung menuju lokasi di jembatan Cipulir Jakarta Selatan
dan saat itu yang ada dilokasi ANDRO SUPRIYANTO als ANDRO, ARGA PUTRA
als. UCOK dan BAGUS FIRDAUS als PAU, mereka langsung di bawa ke Polda ;
• Bahwa saksi tidak pernah ikut serta memeriksa para Terdakwa ;
• Bahwa saksi hanya selalu mendapat informasi tentang hasil pemeriksaan dari penyidik
dan saksi hanya menindaklanjuti dan dari hasil pengembangan ditetapkan 6 (enam)
orang tersangka ;
• Bahwa tersangka adalah Para Terdakwa dalam perkara ini ditambah 2 (dua) orang
sudah dewasa karena satu orang secara umur sudah dewasa dan satu orang lagi karena
sudah punya isteri dan anak ;
• Bahwa setahu saksi terdakwa FATAHILA als FATA ikut memukul pakai kayu,
terdakwa FIKRI menganiaya korban dengan memakai pisau, sedangkan BAGUS
FIRDAUS alis PAU dan ARGA PUTRA SAMOSIR alis UCOK ikut mengeroyok ;
• Bahwa setahu saksi dari hasil penyidikan para Terdakwa mengaku sebagai pelaku
sekitar jam 4 sore ;
• Bahwa setelah dilakukan pengejaran pada hari yang sama tanggal 30 Juni 2013 jam
16.00 wib dilakukan penangkapan terhadap ANDRO SUPRIYANTO als. ANDRO,
ARGA PUTRA SAMOSIR als. UCOK dan BAGUS FIRDAUS als PAU. Ketika
mereka sedang berada di dekat jembatan layang Cipulir. Kemudian pada malam
harinya sekitar jam 23.00 wib, dilokasi lampu merah Perdatam, Ulujami, Jakarta
Selatan ditangkap juga FIKRI PRIBADI als FIKRI dan FATAHILLAH. Selanjutnya
pada tanggal 1 Jul 2013 jam 05.00 (pagi) tersangka NURDIN PRIYANTO als
BENGES ditangkap di Warnet Parung Panjang-Bogor ;
• Bahwa saat dilakukan penangkapan di kolong jembatan Cipulir, Kebayoran Lama,
Jakarta Selatan ditemukan sebilah golok bergagang kayu dan potongan kayu ;
• Bahwa saksi membenarkan barang bukti yang diperlihatkan kepadanya berupa golok
dan sebilah kayu ;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut para Terdakwa menyatakan keberatan,;
4 Saksi DOMINGGUS IE MANU :
• Bahwa saksi adalah anggota kepolisian Polda Metro Jaya ;
• Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik dan keterangan yang diberikan dalam
Berita Acara Pemeriksaan adalah benar dan tidak ada perubahan ;
18
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2013 saksi mendapat telepon dari kantor
sekitar pada jam 12.00 Wib yang menginformasikan ditemukannya mayat di bawah
jembatan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan ;
• Bahwa setelah mendapatkan informasi saksi langsung menuju lokasi TKP dan tiba
sekitar jam 13.00-14.00 Wib di jembatan Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan ;
• Bahwa saat tiba di lokasi TKP, saksi tidak melihat lagi korban karena sudah diangkat ;
• Bahwa walau mayat sudah diangkat namun saksi tetap ke bawah kolong jembatan
memeriksa TKP dan menemukan sebilah golok ;
• Bahwa di lokasi TKP saksi masih sempat bertemu dengan ANDRO SUPRIYANTO
als ANDRO, ARGA PUTRA SAMOSIR als UCOK dan BAGUS FIRDAUS als PAU.
Mereka langsung di bawa ke kantor untuk diminta keterangan sekitar jam 13.00 –
14.00 Wib ;
• Bahwa pada awalnya mereka di bawah ke kantor hanya sebagai saksi, namun
kemudian mereka mengaku ikut melakukan pengeroyokan ;
• Bahwa para Terdakwa di periksa sekitar jam 4 sore dan dari hasil pemeriksaan, para
Terdakwa mengatakan pelakunya BONES dan korbannya bernama DICKY
MAULANA ;
• Bahwa korban dibunuh karena memasuki wilayah para Terdakwa tanpa ijin ;
• Bahwa para Terdakwa menerangkan mula-mula korban dipanggil turun untuk ke
bawah oleh salah satu Terdakwa, setelah sampai di bawah kolong jembatan baru
dikeroyok ;
• Bahwa dari hasil pengembangan pemeriksaan,ada pelaku lain yaitu NURDIN
PRIYANTO alias BONES dan FIKRI PRIBADI ;
• Bahwa berdasarkan info dari Penyidik, saksi melakukan pengejaran terhadap FIKRI
PRIBADI dan dilakukan penangkapan di lampu merah Perdatam pada hari Minggu
tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 11 malam, sedangkan NURDIN PRIYANTO alias
BONES dilakukan penangkapan oleh tim lain di warnet di Parung Panjang Bogor
pada hari Senin, tanggal 01 Juli 2013 sekitar jam 5 pagi ;
• Bahwa para Terdakwa ditangkap secara baik-baik dan ditempatkan diruang
pemeriksaan dan diruang anak ;
• Bahwa saksi tidak mengenal Masohi Gurning ;
Halaman 19 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, para Terdakwa secara bersama-sama
menerangkan keterangan saksi tidak benar semua dan para Terdakwa tidak pernah
mengaku sebagai pelaku serta ditangkap secara kasar karena mendapat
penyiksaan ;
5 Saksi OKY OKTAVIA :
• Bahwa saksi kenal dengan para Terdakwa karena teman bermain ;
• Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik namun keterangan yang diberikan dalam
Berita Acara Pemeriksaan Tidak Benar ;
• Bahwa saksi adalah istri dari ANDRO SUPRIANTO alias ANDRO (Terdakwa dalam
perkara lain) ;
• Bahwa saksi bersama ANDRO tinggal bersama dengan mertua di Hasibuan tidak jauh
dari lokasi tempat kejadian perkara ;
• Bahwa saksi bersama suami dan para Terdakwa sering berkumpul di daerah jembatan
cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan dan dibawah kolong jembatan sebagai posko ;
• Bahwa saksi mengetahui tentang penemuan mayat yang ditemukan di kolong
jembatan Cipulir Kebayoran Lama Jakarta Selatan ;
• Bahwa saksi tidak kenal dengan korban sama sekali ;
• Bahwa korban berumur sekitar 20 an dan korban tidak membawa identitas atau KTP ;
• Bahwa keterangan saksi dalam BAP yang seakan-akan mengetahui persis peristiwa
pembunuhan tidak benar, saksi menerangkan demikian karena diancam akan
dimasukkan penjara dan akan diceburin di kali dan hanya mengikuti keterangan para
Terdakwa karena tidak tega melihat para Terdakwa disiksa ;
• Bahwa saksi mempunyai 1 (satu) orang anak dari hasil perkawinannya dengan
ANDRO ;
• Bahwa saksi melihat ANDRO saat diperiksa, disiksa dulu, diinjak dan disetrum dan
saksi mengetahui diestrum karena mendengar suara seperti zig zig (suara listrik) ;
• Bahwa saksi melihat terdakwa FIKRI ditutup kepalanya, terdakwa BAGUS dipukuli
terdakwa UCOK ditendang ;
• Bahwa saksi memberikan keterangan untuk di BAP pada senin siang, dan saksi
datang ke kantor polisi pada minggu malam ;
• Bahwa sehari sebelum kejadian saksi bersama-sama dengan UCOK, FATAH dan
ANDRO dan VERA tidur di rumah “EMAK” di Parung, dan Minggu pagi berangkat
ke CIpulir naik kereta api dan sampai di Kebayoran Lama sekitar jam 9 pagi ;
20
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa setelah sampai di Kebayoran Lama, saksi bersama-sama dengan teman
langsung menuju jembatan Cipulir. Setelah mengobrol sebentar masuk ke kolong
jembatan ;
• Bahwa saat turun di kolong jembatan saksi melihat ada pria yang saksi tidak kenal
penuh luka tusuk dan dalam kondisi sekarat ;
• Bahwa pria tersebut bercerita kalau habis dikeroyok dan saksi meminta alamatnya
untuk diantar ;
• Bahwa saksi dan teman-teman tidak mengantar orang tersebut karena tidak ada
kendaraan untuk membawanya ke rumah sakit ;
• Bahwa saksi tidak melihat menjelang orang tersebut meninggal dunia namun saksi
mengetahui karena diberitahu ;
• Bahwa posisi orang tersebut saat meninggal posisi duduk dan keberadaan orang
tersebut saat meninggal diketahui juga oleh ANDRO, UCOK dan FIKRI ;
• Bahwa setelah mengetahui orang tersebut meninggal, FIKRI sama UCOK melapor ke
Satpam Cipulir ;
• Bahwa setelah melapor, FIKRI dan FATA pergi mengamen ;
• Bahwa setelah Polisi datang, korban diangkat dan langsung dibawa oleh petugas
kepolisian ;
• Bahwa ANDRO,UCOK dan BAGUS dibawa juga oleh petugas di bawa ke kantor
Polisi untuk diminta keterangan ;
• Bahwa saksi ditangkap malam harinya di lampu merah Perdatam bersama-sama
dengan VERA, ISEP, YULI, BOGEL, ANDRO dan FIKRI, dari jauh saksi melihat
ANDRO dan FIKRI dipukuli dan diancam akan diceburin di Kali Cipulir ;
• Bahwa di Polda saksi bersama yang lain diperiksa di ruang penyidik yang terbuka dan
selama pemeriksaan saksi dirayu untuk menunjukkan tempat BONES dengan janji
akan dilepaskan ;
• Bahwa saksi mengantar Polisi ke Bogor untuk menangkap BONES dan setelah
ditangkap BONES ditarik, dipukul dan diinjak-injak. Dan saksi melihat kejadian itu
dari kaca spion ;
• Bahwa saat saksi diperiksa bersama yang lain, tidak ada yang mendampingi;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, para Terdakwa menyatakan tidak
keberatan ;
Halaman 21 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id6 Saksi NURDIN PRIANTO :
• Bahwa saksi pernah diperiksa di Kepolisian dan keterangan yang diberikan tidak
benar semua karena saat memberikan keterangan takut disiksa lagi ;
• Bahwa saksi diperiksa oleh Polisi karena disangka melakukan pembunuhan;
• Bahwa keterangan yang diberikan di depan penyidik keluar dari mulut saksi sendiri ;
• Bahwa pada hari Minggu, tanggal 20 Juli 2013, sekitar jam 10.00 Wib, saksi bersama-
sama dengan ANDRO PRIYANTO Als ANDRO, BAGUS FAIRDAUS als BONES,
FATAHILAH als FATA, FIKRI PRIBADI als. FIKRI, ARGA PUTRA SAMOSIR
als. UCOK dan OKI melihat seorang pria di bawah kolong jembatan Cipulir terluka
parah dengan banyak bekas sayatan pisau dan golok pada bagian wajah, pelipis, leher
dan belakang telinga ;
• Bahwa saksi sempat bercakap-cakap dengan korban dan mengaku namanya DICKY
MAULANA, dan mengaku luka-luka karena habis dikeroyok ;
• Bahwa ANDRO sempat menawarkan untuk berobat ke rumah sakit tapi korban minta
ke Polisi tapi temen-temen tidak ada yang berani ;
• Bahwa kolong jembatan Cipulir Kebayoran merupakan tempat nongkrong saksi dan
teman-teman setelah habis mengamen ;
• Bahwa di kolong jembatan ada sebilah pisau tumpul yang sering dipakai untuk
memotong-motong kayu ;
• Bahwa saksi ditangkap di Parung-Bogor saat sedang berada di Warnet bersama-sama
dengan Rere ;
• Bahwa saat ditangkap, saksi ditarik, dipukul dan diinjak –injak oleh petugas;
• Bahwa saksi saat diperiksa tidak didampingi Pengacara atau orang tua;
• Bahwa saksi sebelum diperiksa dipukul dan disetrum oleh petugas ;
• Bahwa karena takut akan disiksa lagi, saat dibuat Berita Acara Pemeriksaan saksi
mengara-ngarang ;
• Bahwa saksi tidak kenal dengan orang bernama : Masohi Gurning dan tidak pernah
didampingi Pengacara selama diperiksa ;
• Bahwa saksi membenarkan bukti-bukti yang diperlihatkan dipersidangan berupa golok
dan kayu ;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut para Terdakwa menyatakan benar dan
tidak keberatan ;
22
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
7 Saksi ANDRO SUPRIYANTO :
• Bahwa saksi pernah diperiksa oleh Penyidik namun keterangan yang diberikan dalam
Berita Acara Pemeriksaan adalah tidak benar karena saat memberikan keterangan
merasa takut disiksa ;
• Bahwa keterangan yang diberikan keluar dari mulut saksi sendiri ;
• Bahwa pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2013 saksi dibawa oleh Polisi ke kantor
Polda untuk diminta keterangan karena saksi yang melapor ke Satpam menemukan
mayat ;
• Bahwa pada hari Minggu pagi tanggal 30 Juni 2013 saksi bersama teman-teman yang
lain melihat ada orang di bawah kolong jembatan Cipulir tempat saksi dan teman-
teman sering nongkron ;
• Bahwa yang melihat pertama kali orang lain tersebut FATA yang memberitahukan
kepada teman-teman termasuk saksi ;
• Bahwa korban saat diihat oleh saksi masih hidup dan sempat mengobrol dengan orang
luar tersebut yang mengaku bernama DICKY MULYANA dan saksi sempat meminta
alamat untuk diantara pula tapi korban minta diantar ke kantor polisi namun tidak
diantar karena tidak ada yang berani ;
• Bahwa korban sempet meminta air minum ;
• Bahwa tubuh korban ada bekas luka sayatan golok dan pisau yang berdapat pada
bagian wajah, pelipis, leher dan belakang telinga ;
• Bahwa setelah mengobrol dengan korban, saksi pergi untuk mengamen dan saat
kembali korban sudah meninggal ;
• Bahwa saksi bersama-sama dengan FIKRI, UCOK, VERA, ISEP, dan YULI
ditangkap di Perdatam dan dibawa ke Polda sekitar maghrib ;
• Bahwa saksi melihat ketika FIKRI ditangkap kepalanya dibungkus plasti dan FIKRI
tidak melawan ;
• Bahwa di Polda saksi disiksa, dipukul dan diestrum dan diminta mengaku kalau telah
membunuh korban ;
• Bahwa setelah disiksa saksi di minta keterangan namun oleh petugas yang berbeda
saat menyiksa saksi namun orangnya ada disekitar saksi saat diperiksa ;
• Bahwa saksi melihat NURDIN PRIYANTO dan FIKRI PRIBADI diestrum agar mau
mengakui pembunuhan itu ;
Halaman 23 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa membuat keterangan tersebut keluar dari mulut saksi sendiri dan mengarang-
ngarang karena takut disiksa lagi ;
• Bahwa golok yang diperlihatkan di depan persidangan beda dengan golok yang ada di
lokasi TKP karena lebih tumpul dan warna gagang hitam ;
• Bahwa saksi mengakui dan membenarkan kayu yang diperlihatkan ;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut para Terdakwa menyatakan benar dan
tidak keberatan ;
Menimbang, bahwa dipersidangan telah didengar pula 2 (dua) orang Saksi
Verbalisan yang di bawah sumpah telah memberikan keterangan sebagai berikut :
1 SAKSI JUBIRIN GINTING, S.H. :
• Bahwa saksi adalah anggota polisi yang bertugas memeriksa terdakwa ARGA
PUTRA SAMOSIR als. UCOK ;
• Bahwa Terdakwa diperiksa di ruang pemeriksaan yang terbuka secara bersama-sama
dengan terdakwa lainnya namun oleh petugas pemeriksa yang berbeda ;
• Bahwa selama pemeriksaan, Terdakwa tidak ditekan, tidak dipaksa ataupun diarahkan
oleh yang memeriksa dan tidak ada tindakan kekerasan maupun penyetruman ;
• Bahwa Terdakwa memberikan keterangan sendiri secara bebas dengan cara saksi
mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh Terdakwa;
• Bahwa Terdakwa sebelum membubuhkan cap jempol, dibacakan dulu keterangan
yang sudah diberikan ;
• Bahwa Terdakwa didampingi oleh Pengacara Masohi Gurning ;
2 Saksi SUHARTONO:
• Bahwa saksi adalah anggota Polisi yang bertugas memeriks saksi ANDRO
SUPRIYANTO, terdakwa FIKRI PRIBADI dan terdakwa FATAHILLAH ;
• Bahwa saksi dan Terdakwa diperiksa di ruang terbuka bersama-sama dengan
Terdakwa lainnya namun secara terpisah dan petugas yang berbeda ;
• Bahwa selama pemeriksaan Terdakwa tidak ditekan, tidak dipaksa ataupun diarahkan
oleh yang memeriksa dan tidak ada tindakan kekerasan maupun penyetruman ;
• Bahwa Terdakwa memberikan keterangan sendiri secara bebas dengan cara saksi
mengajukan pertanyaan dan dijawab oleh Terdakwa;
24
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa Terdakwa sebelum membubuhkan tandatangan diberi kesempatan untuk
membaca keterangan yang sudah diberikan ;
• Bahwa Terdakwa didampingi oleh Pengaraca Masohi Gurning saat diperiksa ;
Menimbang, bahwa Penasehat Hukum Para Terdakwa telah menghadapkan 7
(tujuh) orang saksi a de charga, masing-masing bernama : USTADZI WASIS,
SHARVERA KUMAR ANANDA, DEDE SETIAWAN, MARDIYANTO, ISEP
FEBRISTANDA, FAUZAN KAZIM dan RERE SEPTIANI, kesemuanya di bawah
sumpah telah memberikan keterangan sebagai berikut :
1 SAKSI FAUZAN KASIM:
• Bahwa saksi kenal dengan para Terdakwa namun tidak ada hubungan keluarga atau
pekerjaan ;
• Bahwa saksi tidak kenal dengan korban DICKY MAULANA ;
• Bahwa saksi pekerjaan sehari-hari mengamen di sekitar Cipulir dan base camp di
kolong jembatan Cipulir ;
• Bahwa pada tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 6 pagi saksi bersama Elza pindah tidur
ke kolong jembatan Cipulir dimana sebelumnya saksi tidur di emperan toko jalan
Hasibuan namun karena yang punya toko sudah mau buka maka saksi pindah tempat
tidur ;
• Bahwa saksi tidur bersama-sama dengan Elza di atas ubin, sedangkan Fikri dan Pau
tidur di atas tapi tetap bawah kolong jembatan ;
• Bahwa saksi bangun tidur dari kolong Jembatan sekitar jam 9 pagi karena dibangunin
sama FIKRI yang baru datang dari Parung bersama UCOK dan ANDRO ;
• Bahwa pada saat saksi bangun keadaannya sudah ramai karena ada orang luar yang
duduk di kolong jembatan tapi saksi tidak kenal ;
• Bahwa yang pertama kali melihat korban FATA sama ANDRO ;
• Bahwa saat saksi bersama yang lain mendekat korban masih dalam keadaan hidup ;
• Bahwa pada tubuh korban terdapat luka pada bagian wajah, pelipis dan leher seperti
luka sayatan atau bacokan ;
• Bahwa pada tubuh korban ada darah kering dan badannya berbau lumpur ;
• Bahwa di kolong jembatan ada golok yang sering dipakai untuk memotong kayu ;
• Bahwa korban sempat minta minum dan setelah itu saksi bersama FATA pergi
mengamen dan saat kembali sudah banyak Polisi ;
Halaman 25 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa saksi mengetahui kalau para Terdakwa yang dituduh membunuh karena
diberitahu oleh kakak saksi ;
• Bahwa saksi bersama dengan ANDRO, NURDIN, OKY dan UCOK dibawa ke kantor
Polda oleh petugas kepolisian untuk diminta keterangan;
• Bahwa pada malam harinya NURDIN, FIKRI dan RERE ditangkap Polisi dan dibawa
ke Polda untuk diperiks ;
Bahwa atas keterangan saksi tersebut para Terdakwa menyatakan benar ;
2 Saksi ISEP FEBRISTANDA :
• Bahwa saksi kenal dengan para Terdakwa karena teman ;
• Bahwa saksi tidak kenal dengan korban DICKY MAULANA ;
• Bahwa pekerjaan sehari-hari saksi ngamen di sekitar Jembatan Cipulir, Kebayoran,
Jakarta Selatan ;
• Bahwa pada tanggal 30 Juni 2013, saksi dari Parung dan sampai di Kebayoan sekitar
jam 08.30 wib dan langsung menuju jembatan Cipulir tempat saksi biasa ngamen ;
• Bahwa saksi sampai Cipulir sekitar jam 09.00 Wib dan langsung menuju kolong
jembatan dan keadaan sudah ramai ;
• Bahwa saksi melihat ANDRO sedang bertanya pada korban, dan korban menerangkan
kalau bernama DICKY MAULANA, rumahnya di Ulujami Rt.01 Rw.01, dan
tubuhnya luka-luka karena habis dikeroyok ;
• Bahwa keterangan korban tersebut dicatat oleh saksi menggunakan handphone ;
• Bahwa badan korban penuh dengan lumpur dan terdapat luka bacok dan sayatan pada
bagian wajah, pelipis, leher dan dikuping ;
• Bahwa korban sempat meminta air minum dan minta diantar ke Polisi tapi temen-
temen tidak berani mengantar ke Polisi ;
• Bahwa saksi melihat korban meninggal karena korban tidak bergerak lagi ;
• Bahwa setelah korban meninggal, FIKRI melapor ke Satpam Cipulir namun Satpam
tidak berani, maka diberitahukan juga ke tukang ojek yang kemudian turun ke kolong
jembatan melihat korban ;
• Bahwa saksi tidak tahu siapa yang melapor ke Polisi ;
• Bahwa saksi tidak melihat Polisi datang karena saksi langsung ke Ragunan yang
sudah direncanakan malamnya, dan saksi ke Ragunan bersama FATA yang
menyusul ;
26
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa benar di kolong jembatan selalu ada golok yang dipakai untuk memotong kayu
tapi lebih tumpul dibandingkan golok yang diperlihatkan dipersidangan dan
gagangnya juga warna hitam bukan coklat seperti yang dijadikan barang bukti ;
• Bahwa saksi ditangkap oleh Polisi sekitar jam 10 malam bersama FATA, FIKRI,
PAU, VERA dan ISEP di atas Jembatan Cipulir ;
• Bahwa saksi mendengar ANDRO SUPRIYANTO dan NURDIN PRIYANTO
diestrum karena saksi berada dengan jarak dekat ruangan tempat ANDRO dan
NURDIN disiksa ; ;
• Bahwa saksi diperiksa dan digeledah oleh Polisi namun tidak disiksa ;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut para Terdakwa menyatakan benar ;
3 Saksi : SHARVERA KUMAR ANANDA
• Bahwa saksi kenal dengan para Terdakwa sejak tahun 2012 ;
• Bahwa saksi tidak kenal dengan korban DICKY MAULANA ;
• Bahwa pekerjaan saksi adalah ngamen disekitar Jembatan Cipulir dan mempunyai
base camp untuk tempat istirahat di kolong jembatan Cipulir ;
• Bahwa pada tanggal 29 Juni 2013 saksi tidur di Parung dan pada tanggal 30 Juni 2013
siang hari saksi berangkat ke blok M, sedangkan pagi harinya ANDRO, UCOK dan
FATA berangkat duluan ke Kebayoran dan langsung menuju Cipulir ;
• Bahwa saksi dari blok M langsung ke Ragunan karena mau jalan-jalan namun saksi
mendegar kalau ada korban pembunuhan di kolong jembatan Cipulir dari teman-
teman sesame pengamen ;
• Bahwa pada malam harinya saksi ditangkap bersama-sama dengan FIKRI dan FATA.
Yang kemudian FIKRI sama FATA disuruh jongkok dan disuruh ke bawah jembatan
tapi saksi tidak tahu untuk apa ;
• Bahwa saksi saat di Polda ditanya mengeni NURDIN ;
• Bahwa di Polda saksi mendengar ada suara setruman dan mendengar suara teriakan
dari ANDRO dan NURDIN karena jarakna dekat dengan tempat saksi ;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut para Terdakwa menyatakan benar ;
4 Saksi DEDE SETIAWAN :
• Bahwa saksi kenal dengan para Terdakwa ;
Halaman 27 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa saksi kenal dengan korban DICKY MULYANA karena teman nongkrong
sejak dua bulan lalu ;
• Bahwa saksi kenal dengan korban sudah dua bulan lebih sebelum dibunuh;
• Bahwa korban bekerja sebagai pengamen pecel lele di warung pinggir jalan didaerah
Kreo bukan di daerah Cipulir ;
• Bahwa pada tanggal 29 Juni 2013 malam harinya sekitar pukul 00.00 Wib, saksi
nongkrong ditempat Ayam Bakar bersama dengan DICKY MAULANA,USTADZI
WAZIS, GIO, BOLOT, AGUS dan FAIS. Selanjutnya korban diajak pergi oleh Jubai
ke tongkrongan bawah;
• Bahwa sekitar jam 03.00 Wib pagi, BRENGOS, JUBAI dan IYAN datang tapi
DICKY MAULANA tidak terlihat namun motor DICKY merk YAMAHA MIO
SOUL dibawa oleh JUBAI ;
• Bahwa saat datang tangan BRENGOS terluka parah dan agak dalam sehingga banyak
mengeluarkan darah, kemudian saksi mengantar BRENGOS ke rumah sakit Aminah
untuk berobat ;
• Bahwa di rumah sakit tangan BRENGOS diperban dan biaya rumah sakit dibayar
oleh saksi dan MARDIYANTO ;
• Bahwa pada saat BRENGOS, JUBAI dan IYAN datang, kondisi pakaian mereka
penuh dengan darah, sedangkan JUBAI tidak pakai celana lagi katanya penuh darah ;
• Bahwa saksi tahu cerita pembunuhan DICKY MAULANA dari JUBAI yang pada saat
cerita habis minum obat. Menurut JUBAI dia yang menusuk DICKY ;
• Bahwa pada keesokan harinya tanggal 30 Juni 2013 JUBAI datang lagi bersama
IYAN tapi kondisi motor DICKY sudah ada yang dipretelin ;
• Bahwa tiga hari sejak kejadian saksi tidak pernah lagi melihat motor DICKY;
• Bahwa saksi tahu kalau IYAN suka membawa golok yang ditaro di dalam tasnya dan
pisau lipat yang ditaro di kantong celana ;
• Bahwa pada malam sebelum kejadian IYAN bawa golok dan pisau lipat;
• Bahwa saksi berteman dengan IYAN sejak satu setengah tahun yang lalu, sedangkan
dengan BRENGOS saksi berkawan sejak kecil sehingga tahu kepribadian BRENGOS
yang gampang emosi ;
• Bahwa saksi pernah lapor ke Polisi kalau yang membunuh DICKY bukan para
Terdakwa tapi BRENGOS, IYAN dan JUBAI tapi oleh Polisi tidak ditanggapi karena
dianggap lagi mabuk dan saksi tidak tahu tindak lanjut laporannya tersebut ;
28
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut para Terdakwa menyatakan tidak tahu ;
5 Saksi USTADZI WAZIS :
• Bahwa pekerjaan saksi adalah cleaning service ;
• Bahwa saksi tidak kenal dengan DICKY MAULANA namun pernah bertemu;
• Bahwa saksi bertemu DICKY MAULANA pada tanggal 30 JUNI 2013 bersama-sama
dengan DEDE SETIAWAN, CHAERUDIN HAMZAH als BRENGOS, IYAN
PRIBADI als IYAN, JUBAIDI alis JUBAI ;
• Bahwa pada pertemuan tersebut DICKY MAULANA bawa motor YAMAHA MIO
SOUL ;
• Bahwa setelah mengobrol sekitar 15 menit, DICKY dan JUBAI pergi bersama-sama
namun saksi tidak tahu kemana perginya ;
• Bahwa pada saat kembali hanya ada BRENGOS, IYAN dan JUBAI sedangkan
DICKY tidak ada namun motornya dibawa oleh JUBAI ;
• Bahwa BRENGOS saat datang penuh dengan darah karena tangannya terluka para dan
langsung dibawa ke rumah sakit oleh DEDE SETIAWAN, sedangkan saksi
menyusul ;
• Bahwa saksi pernah mendengar kalau DICKY dibunuh dari mulut IYAN yang cerita
kalau DICKY dibunuh oleh mereka bertiga BRENGOS dan JUBAI ;
• Bahwa saksi kenal dekat dengan BRENGOS dan orangnya sering berulah, IYAN
pernh memukul orang ;
• Bahwa saksi pernah melihat IYAN membawa golok dan selalu disimpan dalam tas ;
• Bahwa saksi tahu kalau para Terdakwa ditahan karena dituduh membunuh DICKY
MAULANA ;
• Bahwa saksi tidak lapor ke Polisi kalau BRENGOS, IYAN dan JUBAI yang
melakukan pembunuhan terhadap DICKY karena takut ;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut para Terdakwa menyatakan tidak tahu ;
6 Saksi MARDIYANTO :
• Bahwa saksi berkerja sebagai cleaning service ;
• Bahwa saksi kenal dengan DICKY MAULANA ;
Halaman 29 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa saksi kenal dengan DICKY MAULANA karena dikenalkan oleh teman ;
• Bahwa pada tanggal 30 Juni 2013 saksi nongkrong di JM bersama-sama dengan
CHAERUL HAMZAH als,BRENGOS, MARDIYANTO alis IYAN, JUBAEDI als
JUBAI, DEDE SETIAWAN ;
• Bahwa setelah mengobrol BRENGOS, IYAN dan JUBAI bersama DICKY pergi
sama-sama pakai motor MIO SOUL milik DICKY dan sekitar jam 3 mereka kembali
tapi DICKY tidak ikut namun motor dibawa JUBAI ;
• Bahwa kemudian BRENGOS dibawa ke rumah sakit ;
• bahwa saksi melihat luka di tangan BRENGOS agak dalam banyak mengeluarkan
darah yang kemudian oleh suster diperban ;
• Bahwa menurut BRENGOS tangannya terluka karena habis tawuran dan menangkis
golok ;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, para Terdakwa menyatakan tidak
benar ;
7 Saksi RERE SEPTIANI:
• Bahwa saksi kenal dengan para Terdakwa karena sama berprofesi sebagai pengamen
disekitar Jembatan Cipulir ;
• Bahwa pada malam kejadian saksi ada di Parung bersama dengan Nurdin ;
• Bahwa saksi ditangkap bersama-sama dengan Nurdin di Parung ;
• Bahwa saat ditangkap Nurdin ditarik dengan dijambak, ditendang, diinjek sedangkan
saksi langsung dibawa ke mobil ;
• Bahwa saksi bersama Nurdin di bawa ke Polda. Dan disana Nurdin disiksa lagi
dengan diestrum ;
• Bahwa saksi tahu Nurdin di setrum karena ada suara listrik dan Nurdin berteriak
“ampun…bukan saya pak” dan saksi berada diluar/dibalik tembok tempat Nurdin
diestrum ;
• Bahwa saksi diperiksa di Polda bersama-sama dengan para Terdakwa dan OKY
namun OKY lebih lama diperiksanya ;
• Bahwa saksi kenal dengan IYAN dan komunikasi terakhir dengan IYAN lewat
Facebook ;
30
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa di Facebook IYAN minta maaf karena ikut terlibat dalam pembunuhan
DICKY dan IYAN juga mengaku telah menjual motor DICKY ;
• Bahwa IYAN juga cerita kalau yang membunuh DICKY adalah bersama-sama dengan
BRENGOS sama JUBAI;
Bahwa terhadap keterangan saksi tersebut, para Terdakwa menyatakan tidak tahu ;
Menimbang, bahwa para Terdakwa dipersidangan telah memberikan
keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut :
1 FIKRI PRIBADI alias FIKRI :
• Bahwa Terdakwa pernah diperiksa oleh Penyidik namun keterangan yang diberikan
dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik tidak benar ;
• Bahwa keterangan yang diberikan di depan Penyidik hanya karangan karena
Terdakwa takut disiksa lagi ;
• Bahwa Terdakwa membubuhkan paraf dan tandatangan di Berita Acara Pemeriksaan
karena takut dan tidak dibaca lagi ;
• Bahwa Terdakwa sebelum memberikan keterangan disiksa oleh petugas Polisi
dengan cara dipukul, diinjak dan ditendang ;
• Bahwa Terdakwa tidak kenal dengan korban ;
• Bahwa pada saat kejadian, Terdakwa ke kolong jembatan pada saat kondisi masih
agak gelap sehingga belum melihat apa-apa disana ;
• Bahwa setelah agak siang, Terdakwa dikasih tahu oleh ANDRO dan FATA kalau ada
orang lain di kolong jembatan ;
• Bahwa Terdakwa dan yang lain kaget mengetahui ada orang luar di kolong jembatan
karena biasanya tidak pernah ada ;
• Bahwa Terdakwa bersama-sama dengan NURDIN, ANDRO, FATA, UCOK, PAU,
FAUZAN, OKY melihat korban DICKY MAULANA dan masih dalam keadaan
hidup ;
• Bahwa keadaan korban penuh dengan luka bacok dan sayatan pada bagian wajah,
pelipis, dileher dan bagian belakang telinga korban serta badan korban penuh
dengan darah kering ;
Halaman 31 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa ANDRO sempat bertanya dan korban mengaku bernama : DICKY
MAULANA, dan bermaksud pulang atau minta diantar ke kantor Polisi namun anak-
anak tidak berani mengantar ke kantor Polisi ;
• Bahwa korban sempat minta minum dan diberikan air minum oleh anak-anak ;
• Bahwa korban meninggal tidak lama setelah diajak ngobrol ;
• Bahwa Terdakwa tidak tahu siapa yang melapor ke Polisi ;
• Bahwa di kolong jembatan ada golok yang dipakai untuk membelah kayu yang akan
dibakar ;
• Bahwa golok yang diperlihatkan dimuka persidangan berbeda dengan golok yang ada
di kolong jembatan ;
• Bahwa barang bukti berupa baju berwarna hitam bertuliskan AMLRE SEARCH
milik Terdakwa ;
2 BAGUS FIRDAUS alias PAU :
• Bahwa Terdakwa pernah diperiksa oleh Penyidik namun keterangan yang diberikan
dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik tidak benar ;
• Bahwa keterangan yang diberikan di depan Penyidik hanya karangan belaka karena
Terdakwa takut ;
• Bahw Terdakwa saat memberikan keterangan tidak bebas dan merasa takut karena
sebelum diperiksa disiksa oleh petugas Polisi ;
• Bahwa Terdakwa tidak kenal dengan korban ;
• Bahwa pada hari kejadian Terdakwa tidur bersama dengan FIKRI di kolong
jembatan ;
• Bahwa Terdakwa bangun karenan dibangunkan oleh FATA dan UCOK yang baru
datang dari Parung ;
• Bahwa saat bangun keadaan sudah ramai karena ada orang asing di kolong jembatan ;
• Bahwa Terdakwa bersama teman-teman menghampiri korban dan ANDRO
menanyakan namanya dan mengaku bernama DICKY MAULANA, tinggal di daerah
Ulujami dan habis dikeroyok ;
• Bahwa keadaan korban penuh dengan luka-luka pada bagian wajah, pelipis, leher dan
bagian belakang telinga dan tubuh korban penuh dengan darah kering di sekujur
tubuhnya ;
• Bahwa korban meninggal tidak lama setelah diajak ngobrol ;
32
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa di kolong jembatan selalu ada golok namun goloknya tidak tajam dan agak
karatan dan hanya dipakai untuk membelah kayu/papan untuk dibakar ;
• Bahwa Terdakwa tidak tahu siapa yang melapor Polisi ;
• Bahwa Terdakwa di bawa oleh Polisi sekitar jam 11.00 malem di bawa ke Polda
bersama-sama dengan UCOK, FATA, ANDRO dan OKY untuk diperiksa ;
• Bahwa saat di Polda Terdakwa disiksa dipaksa untuk mengaku kalau melakukan
pembunuhan terhadap korban ;
• Bahwa barang bukti berupa topi berwarna hitam dan baju kaos merk NASCAR warna
merah milik Terdakwa ;
3 FATAHILLAH alias FATA :
• Bahwa Terdakwa pernah diperiksa oleh Penyidik namun keterangan yang diberikan
dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik tidak benar ;
• Bahwa keterangan yang diberikan di depan Penyidik karangan belaka karena
Terdakwa takut disiksa ;
• Bahwa Terdakwa sebelum diperiksa terlebih dahulu disiksa oleh petugas Polisi
dengan cara dipukul ;
• Bahwa pada malam sebelum kejadian, Terdakwa menginap di Parung bersama-sama
dengan UCOK, OKY, WAZIS dan ISEP ;
• Bahwa pagi harinya sekitar jam 7 Terdakwa bersama UCOK, WAZIS dan
ISEPberangkat ke stasiun kebayoran menggunakan kereta api dan tiba sekitar jam
08.30 Wib, dan langsung menuju Cipulir ;
• Bahwa Terdakawa bersama UCOK langsung menuju kolong jembatan dan melihat
ada orang yang terluka ;
• Bahwa Terdakwa membangunkan yang lain yang tidur disitu : ANDRO, NURDIN,
FAUZAN, FIKRI ;
• Bahwa Terdakwa bersama yang lain menghampiri korban dan melihat korban terluka
parah namun masih hidup dan korban minta minum ;
• Bahwa pada tubuh korban terdapat banyak luka bacokan dan sayatan di wajah,
pelipis, leher, dan bagian perut ;
• Bahwa ANDRO sempat bertanya kepada korban dan mengaku bernama DICKY
MAULANA, tinggal di daerah Ulujami ;
Halaman 33 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa ANDRO sempat menawarkan untuk di antar ke rumah sakit namun korban
tidak mau dan minta diantar ke kantor Polisi namun Terdakwa dan yang lain takut
mengantar ke kantor Polisi ;
• Bahwa Terdakwa tidak kenal dengan korban dan tidak pernah melihat sebelumnya ;
• Bahwa Terdakwa tidak tahu korban saat meninggal karena korban bersama UCOK
pergi mengamen dan saat kembali sudah ramai dengan Polisi ;
• Bahwa Terdakwa ditangkap pada malam hari sekitar Jam 10.00 malem dan sebelum
dibawa dipukul, disuruh mengaku melakukan pembunuhan ;
• Bahwa barang bukti berupa topi merk MACBETH warna hitam dan baju kaos merk
MACH BOY warna hitam milik Terdakwa ;
4 ARGA PUTRA SAMOSIR alias UCOK
• Bahwa Terdakwa pernah diperiksa oleh Penyidik namun keterangan yang diberikan
dalam Berita Acara Pemeriksaan Penyidik tidak benar ;
• Bahwa keterangan yang diberikan di Penyidik karangan belaka karena Terdakwa
takut disiksa ;
• Bahwa Terdakwa pada saat ditangkap disiksa oleh petugas Polisi dengan cara dipukul
dan disuruh mengaku melakukan pembunuhan ;
• Bahwa sebelum hari kejadian Terdakwa menginap di Parung bersama-sama dengan
Fata, Oky, Wazis, Nurdin dan Isep ;
• Bahwa Terdakwa meninggalkan Parung sekitar jam 7 pagi menuju stasiun kebayoran
dengan menggunakan kereta api dan tiba sekitar jam 8.30 Wib.
• Bahwa setiba di stasiun kebayoran Terdakwa dan teman-teman langsung menuju
Cipulir dan setelah sampai Terdakwa bersama FATA langsung menuju kolong
jembatan ;
• Bahwa saat sampai di kolong jembatan, FATA melihat ada orang asing dikolong
jembatan dan Terdakwa membangunkan yang tidur di kolong jembatan, ANDRO,
PAU, WAZIS dan FIKRI ;
• Bahwa Terdakwa dan teman-teman menghampiri korban dan ditanya-tanya oleh
ANDRI, korban mengaku bernama DICKY MAULANA, tinggal di daerah Ulujami,
dan korban minta minum ;
• Bahwa korban menerangkan keadaan luka para karena habis dikeroyok ;
34
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
• Bahwa keadaan tubuh korban penuh dengan luka-luka khususnya pada bagian wajah,
leher ada bekas sabetan ;
• Bahwa pada saat korban minum, Terdakwa bersama FATA naik ke atas untuk
mengamen dan saat kembali sudah rame dengan Polisi ;
• Bahwa Terdakwa tidak tahu siapa yan melapor ke Polisi ;
• Bahwa di kolong jembatan selalu ada golok yang dipakai untuk memotong kayu-kayu
untuk bakar-bakaran ;
• Bahwa Terdakwa pada malam harinya ditangkap oleh petugas Polisi dan saat
ditangkap disiksa dengan cara di cekik dan dipaksa untuk mengaku melakukan
pembunuhan ;
• Bahwa barang bukti berupa topi hitam merk MEDTEVA dan baju kaos bertuliskan
HOLLDSHOP warna hitam milik saksi ;
Menimbang, bahwa dipersidangan telah diperlihatkan barang bukti berupa :
• 1 (Satu) buah kaos tanpa lengan dengan warna biru tua bertuliskan Es ;
• 1 (satu) buah celana dalam warna hitam coklat merk Decimen ;
• 1 (satu) buah Sweater berwarna hitam lengan panjang Baroghest ;
• 1 (satu) buah celana Jeans warna biru tua ;
• 6 (enam) buah gelang karet warna hitam ;
• 1 (satu) gelang tali ;
• 4 (empat ) buah cicin warna hitam putih ;
• 1 (satu) buah potongan kayu warna coklat muda ;
• 1 (satu) buah topi Merk Macbeth warna hitam ;
• 1 (satu) buah baju kaos Merk Match Boy warna hitam ;
• 1 (satu) buah topi bertuliskan Medtevet warna hitam ;
• 1 (satu) buah baju kaos Holldshop warna hitam ;
• 1 (satu) buah topi tanpa Merk warna hitam ;
• 1 (satu) buah baju kaos Merk Nascar warna hitam ;
• 1 (satu) buah golok dengan gagang kayu berwarna coklat ;
• 1 (satu) buah baju bertutiskan Amle Serch warna hitam ;
• 1 (satu) buah topi bertuliskan M warna hitam ;
• 1 (satu) buah baju Singlet Merk Exclusive warna abu abu ;
• 1 (satu) buah bajuSwiter bertuliskan 56 warna hitam ;
Halaman 35 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Barang barang bukti tersebut telah diakui dan dibenarkan oleh saksi-saksi dan para
terdakwa, namun untuk 1 (satu) buah golok dengan gagang kayu berwarna coklat para
terdakwa keberatan pada saat itu berkarat. Barang-barang bukti tersebut telah disita secara
sah menurut hukum, sehingga dapat digunakan untuk memperkuat pembuktian di
persidangan ;
Menimbang, bahwa diperidangan telah dibacakan Visum et Repertum yang dibuat
dan ditandatangani oleh dokter Andriani SpF Dokter ahli forensik pada Instalasi forensik
dan Perawatan Jenazah RSUP Fatmawati Jln RS Fatmawati Cilandak Jakarta Selatan
tanggal 05 Juli 2013 tanggal nomor : HK.05.01/II.1/919/2013 Atas nama mayat DICKY
MAULANA tersebut, dengan kesimpulan bahwa pememeriksaan mayat seorang laki- laki
berumur lebih kurang tujuh belas tahun, ditemukan luka terbuka pada dada kiri bawah depan
sedalam Sembilan belas koma lima sentimeter yang menembus lambung dada hati serta
pendarahan sebanyak 700 cc akibat kekerasan tajam (tusuk) yang menyebabkan kematian,
perkiraan saat kematian adalah kurang dari dua putuh empat jam dari saat pemeriksaan
jenazah ;
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi dan keterangan para terdakwa
dihubungkan dengan barang-bukti diatas diperoleh fakta sebagai berikut :
• Bahwa pada hari Minggu tanggal 30 Juni 2013 sekitar jam 08.00 Wib di bawah kolong
Jembatan Layang Cipulir, Jakarta Selatan, telah ditemukan korban yang sudah dalam
keadaan meninggal dunia seorang bernama DICKY MAULANA ;
• Bahwa berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan para terdakwa dalam Berita Acara
Pemeriksaan Penyidik, para terdakwa bersepakat mengajak korban Diky Maulana ke
bawah Jembatan layang Cipulir Jakarta Selatan untuk memberi pelajaran dengan kalimat
kita gulung/sekolahin Korban Diky Maulana ;
• Bahwa setelah sampai dibawah Jembatan Cipulir Jakarta Selatan dipinggir kali Cipulir
korban dikelilingi oleh para terdakwa dan saksi Nurdin Priyanto als Benges dan Andro
Supriyanto als Andro (keduanya menjadi terdakwa dalam perkara terpisah) ;
• Bahwa selanjutnya saksi Nurdin Priyanto als Benges langsung menusukan pisau lipat yang
dibawanya yang ditujukan kebagian belakang kuping kanan korban Diky Maulana,
kemudian pisau lipat tersebut diambil oleh saksi Andro Supriyanto als Andro dan
36
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
dipergunakan untuk menusuk mengenai bagaian rusuk kiri korban Diky Maulana sehingga
korban jatuh tersungkur dalam posisi sujud ;
• Bahwa dalam keadaan posisi korban Diky Maulana tersungkur, kembali saksi Nurdin
Priyanto als Benges mengambil pisau lipat tersebut dari tangan saksi Andro Supriyanto
kemudian saksi Nurdin Supriyanto menusuk pada bagaian atas dan telapak tangan kanan
korban Diky maulana ;
• Bahwa kemudian terdakwa Bagus Firdaus als Pau menarik kepala korban tersebut latu dan
memukul ke bagian dada sebanyak dua kali, disusul oleh terdakwa Muhamad Fatahilah als
Fata memukul tangan korban sebanyak dua kati dengan menggunakan kayu yang dipungut
dipinggir kali, kemudian terdakwa Arga Putra als Ucok mengangkat pundak korban dan
memukul ke bagian dada korban dua kali, terdakwa Fikri Pribadi als Fikri membacok pada
bagian kanan pipi dan kening korban Diky Maulana dengan menggunakan sebilah Golok ;
• Bahwa setelah itu para terdakwa meninggalkan korban dibawah jembatan Cipulir seorang
diri kemudian mayatnya ditemukan oleh anggota kepolisian yang sedang bertugas disekitar
Jembatan Layang Cipulir yakni saksi Jaidi Pendi atas pemberitahuan dari terdakwa Arga
Putra als Ucok pada saat saksi tersebut berada di gardu Ojek diatas Jembatan Layang
Cipulir ;
• Bahwa sesuai hasil pemeriksaan mayat dalam Visum Et Repertum nomor :
HK.05.01/11.1/919/2013 tanggal 05 Juli 2013 atas nama mayat Diky Maulana dengan
kesimpulan bahwa mayat seorang laki- laki berumur lebih kurang tujuh betas tahun ini,
ditemukan luka terbuka pada dada kiri bawah depan sedalam Sembilan belas koma lima
sentimeter yang menembus lambung dada hati serta pendarahan sebanyak 700 cc akibat
kekerasan tajam (tusuk) yang menyebabkan kematian, perkiraan saat kematian adatah
kurang dari dua puluh empat jam dari saat pemeriksaan jenazah ;
• Bahwa dipersidangan para terdakwa tidak mengakui perbuatannya, menurut keterangan
saksi-saksi dari para terdakwa dan keterangan para terdakwa pelaku pembunuhan terhadap
korban Diky Maulana adalah bukan para terdakwa ;
• Bahwa keterangan para terdakwa dalam BAP Penyidik hanya merupakan karangan saja
karena para terdakwa mengalami kekerasan pisik maupun phikis ;
Halaman 37 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa dari fakta tersebut diatas, Majelis Hakim akan mempertimbangkan
apakah perbuatan para Terdakwa memenuhi unsur delik pidana yang dakwaan ;
Menimbang, bahwa dakwaan Penuntut Umum disusun secara subsidairitas, Primair
Pasal 338 Jo 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP, Subsidair Pasal 170 Ayat (2) ke-3 KUHP ;
Menimbang, bahwa karena dakwaan Penuntut Umum berbentuk subsidairitas, maka
akan dipertimbangkan/dibuktikan terlebih dahulu dakwaan Primair Pasal 338 Jo 55 Ayat (1)
Ke-1 KUHP yang unsur-unsurnya sebagai berikut :
1 Barang siapa ;
2 Dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain ;
3 Dilakukan secara bersama-sama ;
Ad. 1. Unsur Barang Siapa :
Menimbang, bahwa yang dimaksud barang siapa menurut ilmu hukum pidana adalah,
setiap orang atau siapa saja yang menjadi subjek hukum dalam keadaan sehat jasmani dan
rohani yang mampu bertanggungjawab atas segala perbuatanya yang diduga telah melakukan
suatu tindak pidana, dalam perkara ini yang menjadi Terdakwa adalah 1. FIKRI PRIBADI als.
FIKRI, 2. BAGUS FIRDAUS als. Pau, 3. FATAHILLAH als. FATA, 4. ARGA PUTRA
SAMOSIR als. UCOK, dalam keadaan yang sehat jasmani dan rokhani telah membenarkan
identitasnya dan dipersidangan mampu menjawab semua pertanyaan yang diajukan
kepadanya, maka Para Terdakwa sebagai orang yang mampu bertanggungjawab atas segala
perbuatanya, dengan demikian unsur ini terpenuhi ;
Ad. 2. Unsur Dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain :
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan sengaja adalah suatu perbuatan yang
dilakukan dengan kesadaran dari pelaku, bahwa perbuatan yang dilakukan akan menimbulkan
suatu akibat yang merupakan tujuan dari sipelaku ;
Menimbang, bahwa selanjutya yang dimaksud dengan menghilangkan nyawa orang
lain atau disebut juga pembunuhan adalah suatu perbuatan yang mengakibatkan kematian
orang lain, kematian memang disengaja artinya sebagai yang dimaksud atau sebagai tujuan,
hal tersebut harus dilakukan segera setelah timbul maksud untuk membunuh, tidak dengan
dipikir-pikir dalam waktu yang lebih panjang ;
38
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa berdasarkan fakta dipersidangan pada hari Minggu tanggal 30
Juni 2013 sekitar jam 08.00 Wib di bawah kolong Jembatan Layang Cipulir, Jakarta Selatan,
telah ditemukan korban yang sudah dalam keadaan meninggal dunia seorang bernama DICKY
MAULANA, berdasarkan keterangan saksi-saksi, keterangan para terdakwa dalam Berita
Acara Pemeriksaan Penyidik, para terdakwa bersepakat mengajak korban Diky Maulana ke
bawah Jembatan layang Cipulir Jakarta Selatan untuk memberi pelajaran dengan kalimat kita
gulung/sekolahin Korban Diky Maulana ;
Menimbang, bahwa kemudian setelah sampai dibawah Jembatan Cipulir Jakarta
Selatan dipinggir kali Cipulir korban dikelilingi oleh para terdakwa dan saksi Nurdin Priyanto
als Benges dan Andro Supriyanto als Andro (keduanya menjadi terdakwa dalam perkara
terpisah), saksi Nurdin Priyanto als Benges langsung menusukan pisau lipat yang dibawanya
yang ditujukan kebagian belakang kuping kanan korban Diky Maulana, kemudian pisau lipat
tersebut diambil oleh saksi Andro Supriyanto als Andro dan dipergunakan untuk menusuk
mengenai bagaian rusuk kiri korban Diky Maulana sehingga korban jatuh tersungkur ;
Menimbang, bahwa dalam keadaan posisi korban Diky Maulana tersungkur, saksi
Nurdin Priyanto als Benges mengambil pisau lipat tersebut dari tangan saksi Andro
Supriyanto dan menusukannya pada bagaian atas dan telapak tangan kanan korban Diky
maulana, kemudian terdakwa Bagus Firdaus als Pau menarik kepala korban tersebut dan
memukul ke bagian dada dua kali, disusul oleh terdakwa Muhamad Fatahilah als Fata
memukul tangan korban dua kati dengan menggunakan kayu yang dipungut dipinggir kali,
kemudian terdakwa Arga Putra als Ucok mengangkat pundak korban dan memukul ke bagian
dada korban dua kali, terdakwa Fikri Pribadi als Fikri membacok pada bagian kanan pipi dan
kening korban Diky Maulana dengan menggunakan sebilah Golok ;
Menimbang, bahwa setelah itu para terdakwa meninggalkan korban dibawah jembatan
Cipulir seorang diri, kemudian mayatnya ditemukan oleh anggota kepolisian yang sedang
bertugas disekitar Jembatan Layang Cipulir yakni saksi Jaidi Pendi atas pemberitahuan dari
terdakwa Arga Putra als Ucok pada saat saksi tersebut berada di gardu Ojek diatas Jembatan
Layang Cipulir ;
Menimbang, bahwa sesuai hasil pemeriksaan mayat dalam Visum Et Repertum nomor
: HK.05.01/11.1/919/2013 tanggal 05 Juli 2013 atas nama mayat Diky Maulana dengan
kesimpulan bahwa mayat seorang laki- laki berumur lebih kurang tujuh betas tahun ini,
ditemukan luka terbuka pada dada kiri bawah depan sedalam Sembilan belas koma lima
Halaman 39 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idsentimeter yang menembus lambung dada hati serta pendarahan sebanyak 700 cc akibat
kekerasan tajam (tusuk) yang menyebabkan kematian, perkiraan saat kematian adatah kurang
dari dua puluh empat jam dari saat pemeriksaan jenazah ;
Menimbang, bahwa dipersidangan para terdakwa tidak mengakui perbuatannya, dan
menurut keterangan saksi-saksi dari para terdakwa dan keterangan para terdakwa pelaku
pembunuhan terhadap korban Diky Maulana bukan para terdakwa, keterangan para terdakwa
dalam BAP Penyidik hanya merupakan karangan saja karena para terdakwa mengalami
kekerasan pisik maupun phikis ;
Menimbang, bahwa keterangan para terdakwa dipersidangan berbeda dengan
keterangan para terdakwa dalam BAP Penyidik, menurut para terdakwa keterangannya dalam
BAP Penyidik hanya merupakan karangan saja karena para terdakwa mengalami kekerasan
pisik maupun phikis, namun para terdakwa tidak dapat menunjukkan secara jelas siapa yang
telah melakukan kekerasan tersebut, dan setelah Majelis Hakim memeriksa dan mendengarkan
keterangan saksi-saksi Verbalisan dibawah sumpah yaitu saksi JUBIRING GINTING, S.H.,
dan saksi GUNARDI, S.H., menurut keterangan kedua saksi verbalisan tersebut dalam
melakukan pemeriksaan terhadap saksi Nurdin Priyanto als Benges dan Andro Supriyanto als
Andro (keduanya menjadi terdakwa dalam perkara terpisah) tidak ada yang melakukan
kekerasan terhadap saksi-saksi maupun para terdakwa, baik saksi-saksi maupun para terdakwa
bebas memberikan keterangan dan tidak ada arahan dari penyidik/pemeriksa ;
Menimbang, bahwa menurut para terdakwa keterangannya dalam BAP Penyidik
hanya merupakan karangan saja, namun ternyata keterangan tersebut antara yang terdakwa
satu dengan yang lainnya dan dengan keterangan saksi Nurdin Priyanto als Benges dan Andro
Supriyanto als Andro (keduanya menjadi terdakwa dalam perkara terpisah) adalah sama atau
saling berkait dan melengkapi tentang peristiwa terjadinya pembunuhan terhadap korban Diky
Maulana, sehingga menurut Majelis Hakim keterangan para terdakwa dan Nurdin Priyanto als
Benges dan Andro Supriyanto als Andro adalah bukan karangan akan tetapi merupakan
keterangan fakta kejadian yang sebenarnya ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut sesuai dengan pasal 163
KUHAP keterangan saksi Nurdin Priyanto als Benges dan saksi Andro Supriyanto als Andro
dan keterangan para terdakwa yang ada dalam BAP Penyidik dan kemudian memberikan
keterangan yang berbeda dipersidangan, secara yuridis tidak cukup kuat alasannya sehingga
40
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.idketeterangan saksi Nurdin Priyanto als Benges dan saksi Andro Supriyanto als Andro dan para
terdakwa yang ada dalam BAP Penyidik tetap berlaku ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pada seluruh pertimbangan diatas maka dengan
demikian unsur ini telah terpenuhi pula ;
Ad. 3. Unsur Dilakukan secara bersama-sama :
Menimbang, bahwa Pasal 55 ayat ( 1 ) ke – 1 KUHP adalah merupakan delik
penyertaan dalam melakukan tindak pidana, sedangkan yang dimaksud turut serta melakukan
tindak pidana termasuk didalamnya adalah mereka yang melakukan, membujuk untuk
melakukan, dan yang menyuruh melakukan, dalam praktek hal tersebut sering juga disebut
perbuatan secara bersama-sama ;
Menimbang bahwa sebagaimana fakta dipersidangan berdasarkan keterangan saksi
saksi yang di hubungkan dengan keterangan para terdakwa serta adanya barang bukti
diperoleh fakta para terdakwa bersepakat mengajak korban Diky Maulana ke bawah Jembatan
layang Cipulir Jakarta Selatan untuk memberi pelajaran dengan kalimat kita gulung/sekolahin
Korban Diky Maulana, setelah sampai dibawah Jembatan tersebut korban dikelilingi oleh para
terdakwa dan saksi Nurdin Priyanto als Benges dan Andro Supriyanto als Andro, selanjutnya
saksi Nurdin Priyanto als Benges langsung menusukan pisau lipat yang dibawanya yang
ditujukan kebagian belakang kuping kanan korban Diky Maulana, kemudian pisau lipat
tersebut diambil oleh saksi Andro Supriyanto als Andro dan dipergunakan untuk menusuk
mengenai bagaian rusuk kiri korban Diky Maulana sehingga korban jatuh tersungkur ;
Menimbang, bahwa selanjutnya saksi Nurdin Priyanto als Benges mengambil pisau
lipat tersebut dari tangan saksi Andro Supriyanto kemudian saksi Nurdin Supriyanto menusuk
pada bagaian atas dan telapak tangan kanan korban Diky maulana, terdakwa Bagus Firdaus als
Pau menarik kepala korban tersebut dan memukul ke bagian dada dua kali, disusul oleh
terdakwa Muhamad Fatahilah als Fata memukul tangan korban dua kati dengan menggunakan
kayu yang dipungut dipinggir kali, kemudian terdakwa Arga Putra als Ucok mengangkat
pundak korban dan memukul ke bagian dada korban dua kali, terdakwa Fikri Pribadi als Fikri
membacok pada bagian kanan pipi dan kening korban Diky Maulana dengan menggunakan
sebilah Golok ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas yang dimaksud turut serta dalam
hal ini yang melakukan tindak pidana menurut Roeslan Saleh MR, dalam pendapatnya bahwa
Halaman 41 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.iddalam hal turut serta melakukan janganlah diartikan tiap-tiap peserta harus melakukan
perbuatan pelaksanaan, yang utama adalah bahwa dalam melakukan perbuatan pidana itu ada
kerja sama yang erat antara mereka oleh karena telah terbukti adanya kerja sama diatara para
terdakwa dalam melakukan perbuatanya, maka dengan demikian unsur turut serta dimaksud
pasal 55 ayat ( 1 ) ke – 1 KUHP dalam hal ini telah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa terhadap uraian nota pembelaan Penasihat Hukum para terdakwa
sebagaimana telah dibacakan pada persidangan tanggal 1 Oktober 2013, Majelis tidak
sependapat karena tidak ada penyiksaan, ancaman dan interogasi yang dilakukan oleh Polisi
terhadap para terdakwa dan saksi pada saat penangkan dan interogasi, saksi-saksi yang
diajukan oleh Penasihat Hukum para terdakwa tidak dapat menjelaskan secara jelas polisi
yang mana, siapa namanya, sedangkan saksi-saksi fakta dari polisi maupun saksi verbalisan
menyatakan tidak pernah melakukan penyiksaan ;
Menimbang, bahwa kemudian mengenai pendampingan Penasihat Hukum para
terdakwa ketika dilakukan pemeriksaan di BAP menurut keterangan saksi verbalisan para
terdakwa didampingi Penasihat Hukum dan ikut menandatangani BAP ;
Menimbang, bahwa apabila pelaku pembunuhan terhadap korban Dicky Maulana
bukan para terdakwa dan telah dilaporkan kepada Kepolisian sudah pasti akan ditindaklanjuti,
bila terdapat cukup bukti akan diteruskan penyidikannya, keterangan saksi-saksi dari para
terdakwa tidak mengetahui peristiwa pembunuhan korban Dicky Maulana, namun sesuai fakta
dilapangan memang pelaku pembunuhan terhadap korban Dicky Maulana lebih mengarah
kepada para terdakwa sehingga para terdakwalah yang diproses ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pada pertimbangan pertimbangan sebagaimana
telah terurai diatas, dimana semua unsur dari Pasal 338 KUHP Jo pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHP telah terpenuhi ;
Menimbang, bahwa oleh karena dakwaan primair Penuntut Umum telah terbukti
maka dakwaan subsidair tidak perlu dipertimbangkan, selama proses pemeriksaan di
persidangan tidak ditemukan baik alasan pemaaf maupun pembenar yang dapat
menghapuskan kesalahan para terdakwa maupun menghilangkan sifat melawan hukumnya
perbuatan para terdakwa, maka para terdakwa harus dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana
sesuai dengan kesalahanya ;
42
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
Menimbang, bahwa oleh karena selama pemeriksaan terdakwa berada dalam
tahanan, maka masa selama para terdakwa berada dalam tahan harus dikurangkan seluruhnya
dari pidana yang dijatuhkan ;
Menimbang, bahwa terhadap barang bukti karena masih dipergunakan dalam
perkara lain, maka harus ditetapkan dipergunakan dalam perkara lain ;
Menimbang, bahwa oleh karena para terdakwa dinyatakan bersalah dan harus
dijatuhi pidana, maka kepada para terdakwa harus dibebani untuk membayar biaya perkara
yang timbul dalam perkara ini ;
Menimbang, bahwa sebelum Majelis Hakim menjatuhkan pidana terlebih dahulu
akan dipertimangkan hal hal yang memberatkan dan meringankan penjatuhan pidana trsebut
kepada para terdakwa ;
Hal-hal yang memberatkan:
• Perbuatan para terdakwa sangat meresahkan masyarakat ;
• Para Terdakwa tidak mengakui perbuatannya ;
• Para Terdakwa tidak ada rasa penyesalan ;
Hal-hal yang meringankan :
• Para Terdakwa masih tergolong anak-anak yang masih muda ;
• Para Terdakwa diharapkan dapat memperbaiki perilakunya dikemudian hari ;
• Para Terdakwa belum pernah dihukum ;
Menimbang, bahwa berdasarkan pada seluruh pertimbangan diatas maka menurut
Majelis Hakim pidana yang akan dijatuhkan terhadap para terdawa sudah cukup tepat dan
adil ;
Menimbang, bahwa dengan memperhatikan hal-hal sebagaimana yang telah Majelis
pertimbangkan diatas, maka akhirnya Majelis sampai pada suatu kesimpulan bahwa yang akan
dijatuhkan kepada para terdakwa seperti tersebut dalam amar putusan ini merupakan suatu
pidana yang dianggap adil dan bijaksana dan sesuai dengan rasa keadilan ;
Mengingat dan memperhatikan pasal 338 KUHP Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1
KUHPidana, pasal 197 KUHAP dan peraturan lain yang bersangkutan ;
Halaman 43 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
M E N G A D I L I :
1 Menyatakan bahwa Terdakwa 1. FIKRI PRIBADI als. FIKRI, 2. BAGUS FIRDAUS als. Pau,
3. FATAHILLAH als. FATA, 4. ARGA PUTRA SAMOSIR als. UCOK, tersebut di atas telah
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Pembunuhan secara
bersama-sama” ;
2 Menjatuhkan pidana terhadap Para Terdakwa terebut masing-masing dengan pidana penjara :
• Terdakwa 1. FIKRI PRIBADI als. FIKRI selama 4 (empat) tahun ;
• Terdakwa 2. BAGUS FIRDAUS als. Pau selama 3 (tiga) tahun ;
• Terdakwa 3. FATAHILLAH als. FATA selama 3 (tiga) tahun dan 6 (enam) bulan ;
• Terdakwa 4. ARGA PUTRA SAMOSIR als. UCOK selama 3 (tiga) tahun ;
3 Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani oleh para terdakwa dikurangkan seluruhnya
dari pidana yang dijatuhkan ;
4 Memerintahkan agar para terdakwa tetap berada dalam tahanan ;
5 Memerintahkan barang bukti berupa :
• 1 (Satu) buah kaos tanpa lengan dengan warna biru tua bertuliskan Es ;
• 1 (satu) buah celana dalam warna hitam coklat merk Decimen ;
• 1 (satu) buah Sweater berwarna hitam lengan panjang Baroghest ;
• 1 (satu) buah celana Jeans warna biru tua ;
• 6 (enam) buah gelang karet warna hitam ;
• 1 (satu) gelang tali ;
• 4 (empat ) buah cicin warna hitam putih ;
• 1 (satu) buah potongan kayu warna coklat muda ;
• 1 (satu) buah topi Merk Macbeth warna hitam ;
• 1 (satu) buah baju kaos Merk Match Boy warna hitam ;
• 1 (satu) buah topi bertuliskan Medtevet warna hitam ;
• 1 (satu) buah baju kaos Holldshop warna hitam ;
• 1 (satu) buah topi tanpa Merk warna hitam ;
• 1 (satu) buah baju kaos Merk Nascar warna hitam ;
• 1 (satu) buah golok dengan gagang kayu berwarna coklat ;
• 1 (satu) buah baju bertutiskan Amle Serch warna hitam ;
44
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id• 1 (satu) buah topi bertuliskan M warna hitam ;
• 1 (satu) buah baju Singlet Merk Exclusive warna abu abu ;
• 1 (satu) buah baju Switer bertuliskan 56 warna hitam ;
Seluruhnya dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dipergunakan dalam perkara atas
nama Terdakwa NURDIN SUPRIANTO als. BENGES dkk ;
6 Membebankan kepada para terdakwa untuk membayar biaya perkara masing-masing sebesar
Rp. 2.000,- (dua ribu rupiah) ;
Demikianlah diputus dalam permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan pada hari : SELASA, tanggal 01 OKTOBER 2013, oleh kami : SOEHARTONO, S.H.,
M. Hum., sebagai Hakim Ketua Majelis, SUWANTO, S.H., dan ACHMAD DIMYATI,
S.H.,M.H., masing-masing sebagai Hakim Anggota dan putusan tersebut diucapkan dalam sidang
yang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hakim Ketua tersebut, dengan dihadiri kedua
Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh ARHAM NAWIR, S.H., sebagai Panitera Pengganti pada
Pengadilan Negeri tersebut, dengan dihadiri oleh ANDRI MUDJIONO, S.H., Jaksa Penuntut
Umum, para terdakwa dan Penasihat Hukumnya, Petugas BAPAS serta orang tua/saudara para
terdakwa.-
HAKIM – HAKIM ANGGOTA, HAKIM KETUA MAJELIS,
SUWANTO, S.H. SOEHARTONO,S.H.,M.Hum.
ACHMAD DIMYATI, S.H.,M.H.
PANITERA PENGGANTI,
ARHAM NAWIR, S.H.
Halaman 45 dari 46 Putusan No. 1131/Pid.An/2013/PN.Jkt.Sel.
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Mahka
mah
Agung R
epublik
Indones
ia
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id
46
DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46