Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENYUSUNANKELAYAKAN USAHA& PENGEMBANGAN USAHA
BUM Desa
Australian Community Development and Civil SocietyStrengthening Scheme (ACCESS) Tahap II
Hastowiyono Suharyanto
Seri Buku Pintar BUM Desa
PENYUSUNANKELAYAKAN USAHA& PENGEMBANGAN USAHA
BUM Desa
Australian Community Development and Civil SocietyStrengthening Scheme (ACCESS) Tahap II
Hastowiyono Suharyanto
Seri Buku Pintar BUM Desa
Seri Buku Pintar BUM DesaPENYUSUNAN KELAYAKAN USAHA DAN PERENCANAAN USAHA BUM DESA
Penulis FPPD : Hastowiyono SuharyantoKontributor : Sulfiani, Jaringmas Bantaeng Penyunting : Sutoro Eko Yunanto Reviwer : Rossana Dewi Penata Letak : Candra Coret Desain Cover : Candra Coret llustrasi : Budi & Erni Copyleft@Diperkenankan untuk melakukan modifikasi,penggandaan maupun penyebarluasan buku ini untuk kepentingan pendidikan dan bukan untuk kepentingan komersial dengan tetap mencantumkan atribut penulis dan keterangan dokumen ini secara lengkap.
Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD)Jl. Karangnangka No. 175 Dusun Demangan Desa Maguwoharjo Kec. Depok Sleman Yogyakarta Telp./fax: 0274 4333665, mbl: 0811 250 3790Email: [email protected]: http//www. forumdesa.org
Cetakan Pertama : Januari 2014
14,5 x 21 cm, xx + 160 HalISBN : 978-602-14772-0-5
Kelayakan Usaha BUM Desa iii
Desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain dalam UU No. 6/2014 tentang De sa dinyatakan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki
batas wilayah yang berwenang un tuk meng atur dan mengu-rus urusan pemerintahan, ke pen ting an ma sya rakat setem-pat berdasarkan prakarsa ma sya rakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatu an Repu blik Indo nesia. Substan-si undang-undang ini menegaskan tentang janji pemenuhan kebutuhan (demand complience scenario) dalam konteks pembangunan nasio nal di tingkat desa.
Selanjutnya dalam UU No. 6/2014 tentang Desa juga menyata kan bah wa “Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik De sa”. Pendirian badan usaha tersebut berpedoman pada peraturan perundang-undangan. Ini merupakan bagi-an pen ting dan tidak terpisahkan dari keaslian otonomi desa.
KATA PENGANTARDirektur Usaha Ekonomi Masyarakat
Direktorat Jendral Pemberdayaan Masyarakat Dan DesaKementerian Dalam Negeri
Kelayakan Usaha BUM Desaiv
Sejalan de ngan dikeluarkannya berbagai kebijakan yang mengatur BUM Desa, telah banyak pemerintah kabupaten mengini sia si pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) yang di da sarkan atas kebutuhan dan potensi desa sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
BUM Desa dibangun atas prakarsa (inisiasi) ma sya ra kat desa serta berdasar prinsip kooperatif, partisipasi, dan emansi-pasi (user-owned, user-benefited, and user con trolled) de -ngan mekanisme member-base dan self-help. Badan ini di harapkan dapat menjadi wadah ke giatan eko nomi yang terdapat di desa. Karena itu, pe nge lolannya ha rus dilakukan secara profesional, koopera tif, mandiri dan berkelanjutan.
Secara kelembagaan, permasalahan yang dihadapi ter hadap pendirian BUM Desa pada dasarnya dapat dike-lom pokkan ke dalam hal-hal yang bersifat internal dan eks ternal. Permasalahan internal meliputi keterbatasan Sum ber Daya Manusia (SDM), manajemen yang belum efek tif sehingga kurang efisien, serta keterbatasan modal. Se dang kan permasalahan eksternal meliputi kemampuan mo ni toring yang belum efektif, kurangnya pengalaman, ser ta infrastruktur yang kurang mendukung. Kondisi ini-lah yang mengakibatkan pelayanan dalam pengembangan BUM Desa masih belum mampu menjangkau secara luas, pa dahal pelayanan dalam pengembangan BUM Desa seca-ra luas akan sangat penting perannya dalam membantu investasi bagi pelaku usaha mikro di perdesaan.
Kelayakan Usaha BUM Desa v
Oleh karena itu, Seri Buku Pintar Penyusunan Kelayakan Usaha dan Pengembangan Usaha BUM Desa diharapkan dapat mendukung guna mengatasi berbagai keterbatasan yang dirasakan selama ini, utamanya di daerah perdesaan. Salah satunya adalah dengan mendayagunakan potensi yang telah berdiri selama ini untuk memperluas jangkauan pelayanan dan sekaligus mengisi kesenjangan permintaan dan penawaran terutama di wilayah perdesaan. Kebijakan beserta berbagai strategi pelaksanaannya akan didasarkan pada pratek-praktek terbaik dan pelajaran yang dapat di-petik dari berbagai pengalaman yang selama ini berjalan (best practice). Ketiadaan kebijakan dalam pemberdayaan usaha ekonomi melalui BUM Desa yang terpadu, bagaima-napun telah membatasi para stakeholders untuk menyela-raskan berbagai upaya mereka untuk menciptakan sebuah sistem perekonomian yang berkelanjutan.
Dr.Ir. Sapto Supono, M.Si
Kelayakan Usaha BUM Desa vii
KATA PENGANTAR ACCESSKemandirian desa, mendukung demokratisasi desa,
kearifan lokal, partisipasi, keadilan gender,penanggulangan kemiskinan, dan akuntabilitas
pembangunan desa
Kemampuan desa untuk mengelola pembangunan le-bih mandiri yang didukung oleh semua unsur dan sumber daya desa sangat penting bagi perbaikan kesejahtera an ma sya rakat, terlebih bagi masyarakat miskin di desa. Desa yang dapat menjalankan pengelolaan pembangunan se-cara mandiri bukan hanya mampu menggerakkan seluruh aset sumber daya yang dimiliki desa, tetapi desa juga akan mampu memperbaiki kebutuhan dasar warga, kebutuhan penghidupan, memperjuangkan hak warga dan menata ke hidupan secara berkelanjutan.
Hadirnya serial buku pintar tentang kemandirian desa ini diharapkan dapat menjadi bacaan segar di desa, khu-susnya bagi para Kepala Desa, Perangkat Desa, Kader Desa termasuk Kader Posyandu, para pengelola atau pengguna keuangan desa, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), dan
Kelayakan Usaha BUM Desaviii
juga masyarakat desa-baik laki-laki maupun perempuan, untuk menata desanya. Buku ini juga menarik untuk di-baca kawan-kawan para pegiat pemberdayaan masyarakat dan desa, fasilitator desa, dan rekan-rekan Lembaga Swa-daya Masyarakat peduli desa. Terlebih dengan lahirnya Un-dang Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka kehadiran buku-buku pintar ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi pemberdayaan desa.
Serial buku pintar meliputi 1) Pengembangan Kewe-nang an (Urusan) Desa, 2) Pengelolaan Aset Desa, 3) Pe-ngem bangan Regulasi Desa, 4) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Demokrasi Desa, 5) Perencanaan dan Penganggaran Desa, 6) Pengelolaan dan Pertanggungjawab-an Keuangan Desa, 7) Pengembangan dan Pengelolaan BUM Desa, 8) Sistem Administrasi dan Informasi Desa, 9) Tatacara Pertanggungjawaban Kepala Desa, dan 10) Repo-sisi Peran Publik Perempuan di Desa. Selain 10 buku pintar tersebut, disusun pula seri buku pintar yang khusus un tuk Pengembangan BUM Desa meliputi a) Penyusunan Ke la yak-an Usaha dan Pengembangan Usaha BUM Desa, b) Ran-cang Bangun Bisnis dan Pengelolaan BUM Desa, dan c) Pe-lem ba gaan BUM Desa. Buku-buku pintar tersebut disusun terutama berdasarkan pengalaman desa dan daerah wilayah kerja Program ACCESS Tahap II.
ACCESS Tahap II merupakan program pengembangan kapasitas warga dan organisasi warga yang didukung oleh
Kelayakan Usaha BUM Desa ix
dana hibah dari Pemerintah Australia. Program ini berupa ya mendukung kerja-kerja pemberdayaan yang menghargai aspek lokalitas dan menempatkan perempuan, masyarakat miskin, dan kelompok marginal sebagai subyek pemba-ngunan yang memiliki posisi setara dengan pelaku lainnya.
Terakhir, kami sampaikan terima kasih sebesar-besar-nya kepada tim Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD) yang telah menghimpun serial buku dalam rangka memberi bahan kepada pelaku dan pejuang di desa dan daerah untuk membantu mereka mengelola desa dengan menghargai kearifan lokal serta memanfaatkan peluang yang diberikan melalui UU Desa menuju desa yang demo-kratis, berkeadilan gender, dan bebas dari kemiskinan ber-bagai segi. Semoga buku-buku tersebut dapat menambah khazanah pengetahuan bagi pelaku dan pegiat pemba-ngun an desa di Indonesia.
Paul BoonDirektur Program ACCESS Tahap II
Kelayakan Usaha BUM Desa xi
Badan Usaha Milik Desa yang disingkat BUM Desa adalah lembaga usaha desa yang dikelola oleh ma-sya rakat dan pemerintah desa dalam upaya memper-
kuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebu-tuh an masyarakat dan potensi desa. BUM Desa merupa kan bentuk kelembagaan desa yang memiliki kegiatan menja-lankan usaha ekonomi atau bisnis untuk memperoleh man-faat yang berguna bagi kesejahteraan masyarakat desa. De sa mendirikan BUM Desa bukanlah semata-mata untuk men-cari keuntungan ekonomis atau laba, akan tetapi meliputi pula manfaat sosial dan manfaat non ekonomi lainnya. Man-faat ekonomi yang ingin diperoleh dari kegiatan usaha BUM Desa adalah keuntungan atau laba secara finansial, PADes bertambah, terbukanya lapangan kerja baru bagi war ga desa, dan kegiatan usaha ekonomi desa semakin dina mis. Manfaat sosial dan non ekonomi lain dari BUM Desa, misal: memperkuat rasa kebersamaan diantara warga desa, mem-
KATA PENGANTARForum Pengambangan Pembaharuan Desa
Kelayakan Usaha BUM Desaxii
perkokoh kegotongroyongan, me num buhkan kebanggaan dari warga terhadap desanya, war ga menjadi lebih kerasan tinggal di desa, mendorong tum buhnya prakarsa dan gerak-an bersama warga untuk membangun desa secara mandiri, kelestarian lingkungan hidup, semakin baiknya pelayanan pe merintah desa kepada warga, dan seterusnya.
Dalam Pasal 78 ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa dinyatakan bahwa “Dalam meningkatkan pendapatan masyarakat dan Desa, Pemerin-tah Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa sesuai dengan kebutuhan dan potensi Desa”. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pada pasal 87 menye-butkan (ayat 1) Desa dapat mendirikan Badan Usaha Milik Desa yang disebut BUM Desa; (ayat 2) BUM Desa dikelola dengan semangat kekeluargaan dan kegotong ro yongan; dan (ayat 3) BUM Desa dapat menjalankan usaha di bi-dang ekonomi dan/atau pelayanan umum sesuai de ngan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kata “dapat” dalam undang-undang tersebut mengandung pe nger tian bahwa desa diberi kesempatan, hak dan kewe nang an un-tuk mendirikan BUM Desa. Oleh karena itu, pen dirian BUM Desa hendaknya dipahami sebagai peluang baru bagi desa untuk mengembangkan perekonomian desa melalui pen-dayagunaan potensi desa untuk meme nuhi kebutuhan war-ga desa. Dengan kata lain, unit usaha yang akan dijalankan BUM Desa hendaknya bertumpu pada potensi dan kebu-
Kelayakan Usaha BUM Desa xiii
tuhan desa. Pendirian BUM Desa merupakan inisiatif desa, bukan perintah dari pemerintah supra desa, sehingga pe-nge lolaannya harus berdasarkan prinsip kemandirian desa dan semangat kekeluargaan serta kegotongroyongan.
Pendirian BUM Desa antara lain dimaksudkan untuk me-ngurangi peran para tengkulak yang seringkali menye bab -kan meningkatnya biaya transaksi (transaction cost) an ta ra harga produk dari produsen kepada konsumen akhir. Melalui lembaga ini diharapkan setiap produsen di per de sa an dapat menikmati selisih harga jual produk de ngan biaya produksi yang layak dan konsumen tidak harus menanggung harga pembelian yang mahal. BUM Desa dapat menjadi distributor utama untuk memenuhi kebutuhan sem bilan bahan pokok (sembako). Selain itu, BUM Desa berfungsi menumbuh-su-burkan kegiatan pelaku ekonomi di perde sa an1.
Dengan demikian, BUM Desa merupakan pilar kegiat-an ekonomi di desa yang berfungsi sebagai lembaga sosial (social institution) dan sekaligus komersial (commercial institution). BUM Desa sebagai lembaga sosial berpihak kepada kepentingan masyarakat melalui kontribusinya da lam penyediaan pelayanan sosial. Sedangkan sebagai lem baga komersial bertujuan mencari keuntungan (laba) dari berbagai usaha/bisnis yang dijalankannya. BUM Desa sebagai lembaga perekonomian desa hendaknya diseleng-
1 Lihathttp://relawandesa.files.wordpress.com/2008/06/1panduan-BUMDesa.pdf.
Kelayakan Usaha BUM Desaxiv
garakan dan dikelola secara profesional, inovatif-kreatif, ra-sional dan mandiri.
BUM Desa sebagai lembaga desa yang menjalankan usa ha ekonomi harus memperhatikan prinsip efisiensi dan efektifitas serta kehati-hatian dalam menjalankan usaha. Oleh karena itu sebelum menjalankan suatu kegiatan usa-ha terlebih dahulu harus dipertimbangkan matang-matang kelayakan dari jenis usaha yang akan dijalankan itu. Kepu-tusan untuk memilih suatu jenis usaha menjadi bidang usaha BUM Desa bukanlah persoalan yang mudah. Bi-dang-bidang usaha yang direncanakan harus layak untuk dijalankan. Cara yang paling lazim untuk menilai kelayakan usaha adalah dengan melakukan Kajian Kelayakan Usaha. Oleh karena itu, pengetahuan tentang Kajian Kelayakan Usaha sangat penting, karena dalam memulai suatu usaha tidak cukup hanya mengandalkan pengalaman dan insting (naluri) saja.
Sutoro Eko Yunanto Ketua steering Committe
Kelayakan Usaha BUM Desa xv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR PMD ............................................ iii
KATA PENGANTAR ACCESS ...................................... vii
KATA PENGANTAR FPPD .......................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................ xv
DAFTAR SINGKATAN ................................................ xix
Bagian IPENDAHULUAN ......................................................... 1
Apa Itu Kajian Kelayakan Usaha? ......................... 1Apa Manfaat dari Kajian Kelayakan Usaha? .......... 2Apa Tujuan Kajian Kelayakan Usaha? ................... 3
Bagaimana Langkah-langkah PenyusunanKelayakan Usaha? ................................................ 5
Aspek Apa yang Perlu Dikaji untuk MenentukanKelayakan Usaha? ................................................ 10
Kelayakan Usaha BUM Desaxvi
Bagian IIASPEK PASAR DAN PEMASARAN .............................. 11
Apa Makna Pasar dan Pemasaran?....................... 11
Apa yang harus dikaji dari segi pasar danpemasaran? ......................................................... 14
1. Ketepatan Produk dengan Kebutuhan Masyarakat. .................................................. 142. Daya Beli Masyarakat .................................... 183. Jumlah Konsumen ...................................... 204. Kecenderungan Permintaan Konsumen ....... 215. Kesesuaian Harga Produk ............................. 246. Kemudahan Mendapatkan Produk ................ 267. Kemudahan Mendapatkan Informasi tentang Produk ............................................. 28
Bagian III
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI ............................ 37
1. Perencanaan Produk ..................................... 372. Kualitas Produk ............................................. 382. Perencanaan jumlah Produksi ....................... 403. Persediaan bahan baku ................................. 414. Kapasitas Produksi ....................................... 425. Pemilihan Teknologi ...................................... 436. Penentuan Lokasi Usaha ............................... 447. Perencanaan Tata letak (Layout) .................. 48
Kelayakan Usaha BUM Desa xvii
Bagian IV
ASPEK MANAJEMEN DAN SDM ................................ 55
Aspek Manajemen .............................................. 55Aspek Sumber Daya Manusia ................................61
Bagian V
ASPEK KEUANGAN .................................................... 67
Kebutuhan Dana dan Sumbernya ....................... 68Perkiraan Arus Kas .............................................. 76Perkiraan Laba-Rugi ........................................... 79Penilaian Investasi ............................................... 82
Bagian VI
ASPEK SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, POLITIK,
LINGKUNGAN USAHA DAN LINGKUNGAN HIDUP .... 93
Aspek Sosial Budaya Setempat .......................... 93Aspek Perbaikan Ekonomi Desa ......................... 95Aspek Politik ....................................................... 96Aspek Lingkungan Usaha ................................... 97Aspek Lingkungan Hidup ................................... 100
Bagian VII
ASPEK HUKUM (YURIDIS) ......................................... 101
1. Bentuk Usaha dan Perijinannya .................... 101
Kelayakan Usaha BUM Desaxviii
2. Kesesuaian Usaha BUM Desa dengan Perencanaan Pembangunan Desa ................ 1033. Status Kepemilikan Lahan atau Lokasi Usaha .......................................................... 104
Bagian VIII
PERENCANAAN USAHA ............................................ 107
Bagian IX
PENUTUP ................................................................... 117
DAFTAR PUSTAKA ..................................................... 121
TENTANG PENULIS .................................................. 123
PROFIL FPPD ............................................................ 125
LAMPIRANLampiran 1Instrumen Bantu Penilaian Kelayakan Usaha .............. 127
Lampiran 2Contoh Perencanaan Usaha (Business Plan) .............. 139
Kelayakan Usaha BUM Desa xix
ACCESS Australian Community Development and Civil Society Strengthening Scheme
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
ATK Alat Tulis dan Kantor
BEP Break Even Point
BPD Badan Permusyawaratan Desa
BUM Desa Badan Usaha Milik Desa
FPPD Forum Pengembangan Pembaharuan Desa
KK Kepala Keluarga
NPV Net Present Value
PADes Pendapatan Asli Desa
PI Profitability Index
PNPM Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
PP Payback Period
PT Perseroan Terbatas
PV Present Value
RKP Desa Rencana Kerja Pembangunan Desa
DAFTAR SINGKATAN
Kelayakan Usaha BUM Desaxx
RPJM Desa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa
Saprotan Sarana Produksi Pertanian
Sembako Sembilan Bahan Pokok
SDM Sumber Daya Manusia
TPKU Tim Penyusun Kelayakan Usaha
Kelayakan Usaha BUM Desa 1
Apa Itu Kajian Kelayakan Usaha?
Kajian Kelayakan Usaha adalah kegiatan untuk menilai sejauh mana manfaat yang dapat diperoleh dalam melak-sanakan suatu kegiatan usaha (Ibrahim, 2009). Hasil dari kegiatan kajian kelayakan usaha sangat berguna sebagai ba han pertimbangan dalam pengambilan keputusan, apa-kah menerima atau menolak suatu gagasan usaha yang direncanakan. Suatu gagasan usaha dikatakan layak apa-bila terdapat kemungkinan untuk memperoleh manfaat atau benefit ketika kegiatan usaha itu benar-benar dijalan-kan.
Pada dasarnya kajian kelayakan usaha dapat dilaksana-kan untuk mendirikan usaha baru atau dapat pula dalam rangka pengembangan usaha yang sudah ada (Suherman, 2011). Kajian kelayakan usaha tidak hanya diperlukan pada
Bagian I PENDAHULUAN
Kelayakan Usaha BUM Desa2
awal pendirian usaha saja, tetapi perlu juga dilakukan pada saat BUM Desa hendak melakukan pengembangan usaha.
Apa Manfaat dari Kajian Kelayakan Usaha?
Kajian Kelayakan Usaha yang dilakukan dengan sung-guh-sungguh dan menggunakan cara yang tepat akan memberikan kemanfaatan, meliputi:
Kelayakan Usaha BUM Desa 3
1. Terpilihnya jenis usaha yang dapat menghasilkan ke-man faatan paling besar atau paling layak untuk dilaksa-nakan.
2. Dapat memperkecil risiko kegagalan usaha atau men-cegah kerugian.
3. Tersedianya data dan informasi tentang kelayakan usa-ha akan memudahkan dalam menyusun perencanaan usaha (business plan).
4. Meningkatnya kemampuan atau keterampilan warga desa dalam mengelola usaha ekonomi secara rasional dan modern.
5. Tersedianya informasi tentang prospek usaha yang dapat menarik warga desa dan pihak lain untuk men-dukung pengembangan usaha. Misalnya, warga desa atau lembaga keuangan (bank) tertarik menanamkan modal atau meminjamkan uang untuk mendukung pengembangan usaha yang dilakukan BUM Desa.
Apa Tujuan Kajian Kelayakan Usaha?
Tujuan dilakukan Kajian Kelayakan Usaha meliputi:
1. Memperhitungkan keadaan internal desa (potensi de-sa dan kebutuhan masyarakat) dan eksternal desa (pe-luang dan ancaman pengembangan usaha) sebagai acuan dalam perencanaan usaha ekonomi desa,
2. Memantapkan gagasan usaha ekonomi,
Kelayakan Usaha BUM Desa4
3. Merencanakan Sumber Daya Manusia (SDM), teruta-ma untuk menyiapkan orang-orang yang berkualitas sebagai pengelola unit usaha,
4. Merancang organisasi unit usaha, 5. Memperhitungkan peluang dan risiko usaha, 6. Menentukan jenis usaha yang memungkinkan dan me-
ng untungkan untuk dijalankan.
Kelayakan Usaha BUM Desa 5
Bagaimana Langkah-langkah Penyusunan Ke-layakan Usaha?
Penyusunan kelayakan usaha BUM Desa harus dilaku-kan secara cermat dengan memperhitungkan ba nyak hal yang diperkirakan dapat mempengaruhi jalannya usaha yang akan dilakukan. Semakin lengkap dan cermat dalam memperhitungkan faktor-faktor yang dapat mem pe ngaruhi jalannya usaha diharapkan akan terhindar dari ri siko kega-galan usaha karena mengalami kerugian.
Selain lengkap dan cermat dalam memperhitungkan fak tor-faktor yang dapat mempengaruhi jalannya usa ha, penyusunan kelayakan usaha harus didasarkan per tim bang-an-pertimbangan yang rasional dan realistik. Per tim bang an rasional artinya, harus memperhitungkan ke un tung an atau kemanfaatan dan kerugian atau dampak ne ga tif yang ke-mung kinan akan terjadi ketika unit usaha ter ten tu itu nan-ti nya benar-benar dijalankan. Pertimbangan yang realis tis mak sudnya, jenis usaha yang akan di ja lan kan harus men-da sar kan diri pada potensi desa, kebu tuh an ma sya ra kat, dan kemampuan nyata atas sumberdaya yang di per lu kan un tuk menjalankan usaha.
Penyusunan kelayakan usaha juga harus dilakukan se cara partisipatif dengan melibatkan secara aktif warga de sa, karena unit usaha BUM Desa yang akan dijalankan pas ti akan bersentuhan baik langsung maupun tidak lang-
Kelayakan Usaha BUM Desa6
sung dengan kehidupan warga desa. Perlu diingat bahwa BUM Desa adalah lembaga ekonomi milik desa, bukan mi lik pribadi aparat desa maupun pengelolanya, sehingga da lam pelaksanaan usahanya harus dapat dipertanggung-jawabkan kepada warga desa.
Langkah-langkah penyusunan kelayakan usaha adalah se-bagai berikut:
1. Pembentukan Tim Penyusun Kelayakan Usaha (TPKU). Pembentukan TPKU sebaiknya ditetapkan de ngan Su-rat Keputusan Kepala Desa. TPKU sebaik nya terdiri atas Kepala Desa dan warga desa yang cukup ber pen didikan, me ngenal dengan baik keadaan desa, dan memiliki ko-mitmen (rasa tanggungjawab) untuk memajukan de-sa nya atau yang sering dikenal sebagai kader-kader peng gerak desa. Akan lebih sempurna apabila diantara anggota TPKU terdapat orang-orang yang memiliki ke -te rampilan dan pengalaman men jalankan usaha eko-nomi dengan baik. Jumlah personil TPKU sebaiknya tidak terlalu banyak (misal: 5-7 orang). Dalam menen-tukan anggota TPKU hendak nya memperhitungkan ke-ter wa kilan perempuan. Ke ter libatan perempuan dalam pe nyu sunan kelayakan usa ha dapat mendorong tum-buhnya gerakan kolektif untuk mengembangkan pere-konomian desa berda sarkan spirit kesetaraan jender (ke setaraan antara laki-laki dan perempuan). Pemben-
Kelayakan Usaha BUM Desa 7
tukan TPKU ini lebih diutamakan bagi desa yang belum terbentuk kelembagaan BUM Desa. Bagi desa yang te-lah membentuk kelembagaan BUM Desa, penyusunan kelayakan usaha dapat dilakukan oleh Pengurus dan Pengelola Unit Usaha BUM Desa.
2. Menemukan potensi desa yang dapat dikembangkan/ didayagunakan melalui pengelolaan usaha/bisnis. Ke-giatan pada tahap ini dilakukan oleh TPKU. Kegiatan yang dilakukan adalah mengidentifikasi (mengenali) dan menginventarisasi (mencatat) potensi yang dimi-liki desa. Langkah ini diperlukan untuk menemukan po tensi desa yang memungkinkan untuk dijadikan produk dari unit usaha BUM Desa. Menurut Permenda-gri No. 12/2007 tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa, menjelaskan bahwa potensi desa adalah keseluruhan sumber daya yang di-mi liki atau digunakan oleh desa baik sumber daya ma-nusia, sumber daya alam dan kelembagaan maupun prasarana dan sarana untuk mendukung percepatan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh, potensi desa itu berupa: sumber air bersih, sungai, keindahan alam, jumlah penduduk, mata pencaharian penduduk, hasil pertanian/perkebunan/kehutanan, hasil industri/ kerajinan rumahtangga, pasar desa, prasarana jalan, kesenian daerah, keuangan pemerintah desa dan la-in-lain. Salah satu sumber data yang sangat penting
Kelayakan Usaha BUM Desa8
untuk mengidentifikasi potensi desa adalah dokumen profil desa. Semakin baik kualitas penyusunan profil desa, maka akan sangat membantu dalam mengenali potensi desa dengan tepat. Cara lain yang dapat dila-kukan untuk mengenali potensi desa adalah dengan pengamatan langsung terhadap keadaan desa dan menjaring informasi dari warga desa.
3. Mengenali kebutuhan sebagian besar warga desa mau-pun masyarakat luas (masyarakat luar desa). Kegiatan ini dilakukan dengan cara menanyakan langsung ke-pada warga desa tentang jenis barang atau jasa yang mereka harapkan dapat dilayani melalui BUM Desa. Dapat pula dilakukan dengan cara mengamati atau bertanya kepada pemilik toko dan pedagang di pasar mengenai jenis barang yang laris terjual. khususnya barang-barang yang sekiranya dapat diproduksi atau disediakan oleh BUM Desa. Informasi tentang jenis kebutuhan masyarakat tersebut kemudian dicatat. Ke-giatan pada tahap ini dilakukan oleh TPKU. Langkah ini sangat diperlukan untuk memperoleh informasi tentang kebutuhan warga desa maupun masyarakat lu as sebagai dasar untuk menentukan jenis usaha yang akan dijalankan dan produk (barang dan jasa) yang akan ditawarkan. Warga desa dan masyarakat lu as merupakan calon konsumen dari produk yang di tawarkan. Dengan demikian, semakin tepat dalam
Kelayakan Usaha BUM Desa 9
mengenali kebutuhan calon konsumen, maka produk yang ditawarkan unit usaha BUM Desa berpeluang be-sar dapat diterima (dibeli) oleh konsumen.
4. Menggagas bersama warga desa untuk menentukan pilihan-pilihan jenis usaha yang memungkinkan untuk dilakukan. Pada tahap ini TPKU terlebih dahulu telah menyusun rancangan alternatif jenis usaha beser-ta hasil kajian aspek-aspek kelayakan usaha dan ke-mungkinan pengembangannya. Rancangan alternatif usaha beserta kajian kelayakan usaha kemudian dita-
Kelayakan Usaha BUM Desa10
warkan kepada warga desa untuk dibahas bersama melalui forum musyawarah desa.
5. Menggalang kesepakatan warga untuk menentukan unit usaha ekonomi desa yang akan diwadahi BUM Desa. Kesepakatan bersama warga desa sangat diper-lukan untuk memperoleh dukungan dalam menjalan-kan dan mengembangkan suatu unit usaha BUM Desa. Ketika warga desa menyepakati pendirian unit usaha BUM Desa, maka tentunya mereka merasa ikut memiliki dan bertanggungjawab atas keberlangsung-an usaha. Kesepakatan mendirikan unit usaha BUM Desa bersama warga desa hendaknya dilakukan mela-lui forum musyawarah desa.
Aspek Apa yang Perlu Dikaji untuk Menentu-kan Kelayakan Usaha?
Pada umumnya aspek-aspek yang dikaji dalam me-nentukan/menilai kelayakan usaha meliputi:
1. Aspek Pasar dan Pemasaran2. Aspek Teknis dan Teknologi3. Aspek Manajemen dan SDM4. Aspek Keuangan5. Aspek Ekonomi, Sosial Budaya, Politik, dan Lingkungan 6. Aspek Hukum (Yuridis)
Kelayakan Usaha BUM Desa 11
Apa Makna Pasar dan Pemasaran?
Pasar, dalam pengertian sempit diartikan sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli. Sebagai con-toh, kita mengenal istilah “Pasar Ikan”. Istilah ini menunjuk sua tu tempat bertemunya orang yang menawarkan (men-ju al) ikan dan orang yang membutuhkan (membeli) ikan. Dalam pengertian luas, pasar merupakan pertemuan an-tara penjual dan pembeli untuk melakukan tawar-menawar sehingga terbentuk harga. Pengertian pasar itu tidak se-la lu me nunjuk tempat, karena interaksi (pertemuan) an-ta ra penjual dan pembeli tidak harus bertemu di suatu tem pat tetapi dapat melalui media lain, misalnya melalui te le pon, surat-menyurat, internet, dan lain-lain (Subagyo, 2007). Fungsi penawaran itu dilakukan oleh pihak penju-al, sedang kan pembeli melakukan fungsi permintaan.
Bagian IIASPEK PASAR DAN PEMASARAN
Kelayakan Usaha BUM Desa12
Pe na waran dan permintaan itu berupa barang dan/atau jasa. Apabila tawar-menawar antara penjual dan pembeli menghasilkan kesesuaian harga, maka terjadilah transaksi jual-beli barang atau jasa. Dengan demikian akan terben-tuk pasar apabila: terdapat penjual dan pembeli; terdapat barang atau jasa yang diperjual-belikan; dan terjadi kese-suaian harga dari hasil tawar-menawar antara penjual dan pembeli.
Pemasaran adalah sebuah proses dalam memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia. Jadi, segala kegiatan dalam hubungannya dengan pemberian kepuasan terha-dap kebutuhan dan keinginan manusia merupakan ba-gian dari makna pemasaran. Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang kemudian tumbuh menjadi keinginan manusia. Contohnya, setiap orang ten-tu membutuhkan pakaian. Ketika tersedia kain, maka kain tersebut dapat dibuat sendiri atau dibawa ke penjahit untuk dijadikan pakaian sehingga kebutuhan pakaian terpenuhi. Namun orang tidak hanya ingin memenuhi kebutuhannya, ia juga ingin memenuhi keinginannya misalnya tersedianya “pakaian jadi” dengan model dan corak yang memenuhi seleranya. Terlebih jika “pakaian jadi” tersebut harganya terjangkau, maka orang lebih memilih untuk membeli “pa-kaian jadi” daripada membeli kain untuk dibuat pakaian, karena selain sesuai dengan kebutuhannya (kebutuhan pakaian) juga sesuai dengan keinginannya (praktis-tinggal
Kelayakan Usaha BUM Desa 13
pakai dan sesuai selera). Proses dalam pemenuhan kebu-tuhan dan keinginan manusia inilah yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (barang dan/atau jasa), penetapan harga, pengiriman barang, dan mempromosikan barang/jasa.
Pelajaran berharga yang dapat kita peroleh dari makna pasar dan pemasaran tersebut adalah, rencana kegiatan usaha BUM Desa tidaklah cukup hanya memusatkan perha-tiannya pada kemampuan memproduksi barang dan/atau jasa, melainkan harus dipikirkan pula kemampuan me-nen tukan pasar dan strategi pemasarannya. Dengan kata lain, kegiatan usaha BUM Desa berpeluang sukses apabila kemampuan produksinya tinggi dan disertai kemampuan penguasaan pasar dan pemasaran produk yang dihasilkan. Sebaliknya, apabila BUM Desa memiliki kemampuan pro-duksi (barang/jasa) yang tinggi, tetapi tidak ada kejelasan kepada siapa produk itu hendak dijual, apakah produk itu dibutuhkan orang banyak dan bagaimana cara pemasaran-nya, maka risikonya banyak produk tidak terjual dan akhir-nya bangkrut. Oleh karena itu, agar rencana kegiat an usaha BUM Desa dapat mencapai kesuksesan diperlukan kajian terhadap kelayakan usaha dari aspek pasar dan pe-masaran.
Kelayakan Usaha BUM Desa14
Apa yang harus dikaji dari segi pasar danpemasaran?
Berdasarkan pengertian pasar dan pemasaran, maka beberapa hal yang harus dikaji dalam menilai kelayakan usaha sebagai berikut:
1. Ketepatan Produk dengan Kebutuhan Masyarakat.
Hal ini sangat pen ting untuk memasti kan bah wa barang atau jasa yang akan di-pro duksi benar-benar dibutuhkan dan dapat memenuhi keingin an masyarakat atau ca-lon konsumen untuk jang ka waktu yang pan jang.
Dalam ilmu ekonomi dikenal istilah riset pa sar, yaitu suatu ke gi atan pe-nelitian untuk me ngetahui pro duk-pro duk apa yang ba nyak dibutuh kan ma sya rakat (konsumen), je nis-jenis pro duk apa yang sudah beredar di pasar an, ciri-ciri konsumen pengguna produk, per saingan antar pro duk di pasar an, dan se terusnya. Kegiatan riset pasar juga perlu dilakukan BUM Desa da lam rangka
Sebelum unit usaha BUM Desamemproduksi barang atau jasa,harus diketahui terlebih dahulujenis produk (barang/jasa) apayang dibutuhkan dan diinginkanoleh masyarakat. Pastikan pulabahwa masyarakat atau calonkonsumen akan terus-menerusmembutuhkan produk tersebutdalamjangkawaktuyanglama.
Kelayakan Usaha BUM Desa 15
merenca nakan suatu kegiatan usaha. Apabila pasar yang hendak dituju masih dalam batas satu wilayah desa, riset pasar dapat dilakukan dengan cara penga-matan, wawancara dengan warga desa atau melalui diskusi (rembugan) melalui forum-forum pertemuan warga. Sudah barang tentu wilayah riset pasar akan semakin luas apabila pasar yang hendak dituju BUM Desa melampaui batas desa.
Dari hasil riset pasar dapat diperoleh data dan infor-masi jenis produk yang dibutuhkan dan diminati ma-syarakat. Hasil riset pasar ini kemudian digunakan se-bagai bahan pertimbangan dalam menentukan jenis
Kelayakan Usaha BUM Desa16
produk yang akan dihasilkan. Sebagai contoh: apabila sebagian besar warga desa menggeluti pekerjaan sek-tor pertanian, maka kegiatan usaha yang lebih cocok adalah pelayanan kebutuhan sarana produksi perta-nian (saprotan). Apabila warga masyarakat terkendala dalam pemenuhan air bersih karena sumber airnya terletak di tempat yang jauh dari permukiman, maka kegiatan usaha pelayanan air bersih dengan pema-sangan sambungan pipa ke rumah-rumah penduduk lebih layak untuk dilakukan. Bagi desa non-pertanian yang terletak cukup jauh dari perkotaan, maka lebih layak untuk membuka usaha penyediaan/pelayanan sembako, demikian seterusnya.
Kelayakan Usaha BUM Desa 17
Dalam merencanakan kegiatan usaha BUM Desa langkah yang lebih tepat dilakukan adalah memasti-kan terlebih dahulu jenis produk (barang/jasa) yang dibutuhkan masyarakat, baru kemudian menentukan jenis produk yang akan dijual. Bukan sebaliknya, me-nentukan produk dulu baru kemudian mencari pasar, karena pasar atau konsumen itu tidak dapat didikte atau dipaksa oleh produsen (dalam hal ini oleh BUM Desa).
Perlu pula diperhatikan keadaan lingkungan desa dan sekitarnya. Apakah sudah ada kegiatan usaha sejenis yang dilakukan oleh warga atau BUM Desa di desa-de-sa sekitarnya. Ini berkaitan dengan analisis persaingan bisnis. Apabila ada warga desa yang sudah melakukan kegiatan usaha yang menawarkan produk tertentu, maka tidak layak jika kegiatan usaha BUM Desa me-nawarkan produk sejenis karena berpotensi menyaingi dan mematikan usaha milik warga. Namun, bisa saja kegiatan usaha BUM Desa menawarkan produk seje-nis dengan yang diusahakan warga desa, sepanjang usaha BUM Desa tersebut untuk mendukung keber-langsungan usaha warga. Misalnya: BUM Desa mem-buka usaha grosir untuk menyuplai barang dagangan bagi kegiatan usaha warga. Selain itu, kegiatan usaha BUM Desa hendaknya menghindari pemilihan produk yang sejenis dengan yang sudah diusahakan oleh
Kelayakan Usaha BUM Desa18
BUM Desa di desa tetangga. Sebaiknya produk yang dipilih adalah produk-produk yang khas/berbeda teta-pi tetap merupakan kebutuhan masyarakat. Tindakan ini dapat memberikan dua keuntungan, yaitu: dapat menghindari konflik dengan desa tetangga karena bu-kan menjadi pesaingnya, dan memungkinkan untuk perluasan pasar karena dapat memasarkan produk ke desa tetangga.
2. Daya Beli Masyarakat
Perlu diingat bahwa se-tiap calon konsu men belum tentu memiliki daya beli atau kemam-puan untuk mem beli. Meskipun pro duk yang ditawarkan unit usaha BUM De sa sesuai de-ngan kebutuhan dan ke ingin an masyarakat/ca lon konsumen, teta-pi kalau tidak disertai kemampuan atau daya beli, maka produk yang ditawarkan kemungkinan besar tidak laku jual (kurang/sedikit pembeli).
Tidak dapat dipungkiri bahwa salah satu maksud dari kegiatan usaha BUM Desa itu untuk memperoleh
Pastikan bahwa masyarakatatau calon konsumen mem-punyai kemauan dan kemam-puan membeli sehingga ber-sedia menerima produk yangditawarkan oleh unit usahaBUM Desa dan mereka akanmembelinya.
Kelayakan Usaha BUM Desa 19
keuntungan atau laba usaha. Keuntungan itu dapat diperoleh apabila banyak konsumen yang bersedia dan mampu membeli produk yang ditawarkan. Ke-mampuan masyarakat untuk membeli produk atau daya beli masyarakat sangat berkaitan dengan tingkat pendapatan masyarakat.
Untuk mendapatkan gambaran tentang daya beli ma syarakat dapat dilakukan dengan cara melakukan kajian data pendapatan warga masyarakat desa yang tercatat dalam dokumen profil desa. Apabila adminis-trasi pemerintahan desa dikelola dengan baik tentunya pemerintah desa memiliki dokumen profil desa yang baik, sehingga sangat membantu dalam mengkaji daya beli masyarakat. Selain melalui kajian data pro-fil desa, gambaran daya beli masyarakat dapat pula diperoleh melalui pengamatan. Dalam melakukan pengamatan perlu menggunakan indikator (penanda) yang dapat menggambarkan tingkat pendapatan alias daya beli masyarakat. Indikator daya beli itu misalnya: kualitas bangunan rumah warga, luas lahan, hasil pa-nen, pemilikan alat-alat rumahtangga dan barang-ba-rang berharga (misalnya: hand phone, sepeda motor, mobil, dan benda-benda berharga lainnya).
Apabila hasil kajian menunjukkan bahwa masyarakat memiliki daya beli terhadap produk yang direncana-kan, maka rencana kegiatan usaha BUM Desa dapat
Kelayakan Usaha BUM Desa20
dinyatakan layak. Sebaliknya, jika ternyata daya beli masyarakat rendah dan tidak ada cara untuk menyia-satinya, maka rencana kegiatan usaha BUM Desa tidak layak dilakukan dan sebaiknya ditunda atau dihentikan sama sekali.
3. Jumlah Konsumen
Konsumen yang memiliki ke mauan dan kemampuan untuk membeli seringkali tidak sebanyak yang kita ha-rapkan sehingga kegiatan usaha tidak memperoleh ke-untungan secara memadai, atau bahkan mengalami ke-rugian.
Semakin banyak konsumen yang memiliki kemauan (berminat) dan daya beli yang cukup/tinggi maka produk yang ditawarkan BUM Desa dapat laku jual, sehingga dapat mendatangkan keuntungan yang me madai. Keuntungan yang diperoleh dari kegiat-an usaha itulah yang memungkinkan BUM Desa da-pat menjalankan dan mengembangkan usaha secara ber kelanjutan. Dengan demikian, apabila jumlah kon sumen cukup banyak dan diperkirakan mampu membeli sebagian besar atau semua produk yang di-
Sebelum kegiatan usahaBUM Desa dijalankan,pastikan terlebih dahulubahwa jumlah calonkon-sumencukupbanyak.
Kelayakan Usaha BUM Desa 21
tawarkan, maka rencana kegiatan usaha BUM Desa dapat dinyatakan layak untuk dijalankan.
Bagaimana kalau ternyata jumlah konsumen dari da-lam desa hanya sedikit?
• Pertama,mempromosikanbarangataujasayangakan ditawarkan oleh BUM Desa untuk menarik minat warga desa untuk membelinya. Apabila me-lalui promosi tidak mampu meningkatkan jumlah konsumen dari dalam desa sendiri, maka dapat di upayakan menambah konsumen dari luar desa se hingga mencapai jumlah yang diharapkan. Apa bila upaya ini berhasil, maka rencana kegiatan usa ha dapat menjadi layak untuk dijalankan.
• Kedua,apabilaupayamenambahkonsumentidakmungkin dilakukan, maka rencana kegiatan usaha dihentikan saja karena tidak layak dijalankan.
4. Kecenderungan Permintaan Konsumen
Bagi pengusaha yang cerdik, kemungkinan pengembang-an sudah mulai dipikirkan sejak membuat rencana usa ha. Meskipun disadari bah wa pada tahap awal me-mulai kegiatan usaha masih memiliki keterbatasan ke-
Pastikan bahwa permin-taanbarang/jasayangdi-tawarkanBUMDesacen-derung akan meningkatdariwaktukewaktu.
Kelayakan Usaha BUM Desa22
mampuan dalam memproduksi dan atau menjual produk, namun bagi pengusaha yang ulet selalu me-miliki cita-cita untuk mencapai kesuksesan setinggi-tingginya di kemudian hari. Untuk menggapai cita-cita itu, ia akan berupaya agar produk yang dihasilkan dan atau dijualnya semakin lama banyak diminati oleh konsumen. Salah satu upaya yang ditempuh adalah menentukan pilihan produk yang selalu dibutuhkan banyak orang.
Demikian pula halnya dengan BUM Desa, kegiatan usa hanya akan tumbuh dan berkembang jika permin-taan konsumen terhadap produk yang ditawarkan cenderung meningkat. Dengan meningkatnya permin-taan produk maka kegiatan usaha BUM Desa dapat meningkatkan jumlah produksinya. Untuk itu, sejak merencanakan kegiatan usaha perlu memperhitung-kan kemungkinan peningkatan permintaan produk yang akan dijual.
Peningkatan permintaan produk dapat terjadi karena dua hal. Pertama, permintaan unit produk setiap kon-sumen sebenarnya relatif tetap, tetapi jumlah kon-sumennya bertambah banyak sehingga permintaan unit produk secara kumulatif (secara keseluruhan) ber-tambah banyak. Ini dapat terjadi manakala BUM Desa mampu memperluas wilayah pemasaran produknya. Dengan demikian, BUM Desa dalam merencanakan
Kelayakan Usaha BUM Desa 23
kegiatan usaha harus memperhitungkan kemungkin-an perluasan pasarnya. Kedua, jumlah konsumen se-benarnya relatif tetap, tetapi permintaan unit produksi setiap konsumen bertambah sehingga secara kumu-latif permintaan unit produk yang ditawarkan BUM Desa menjadi semakin banyak pula. Ini dapat terjadi karena adanya peningkatan kebutuhan konsumen terhadap produk yang ditawarkan BUM Desa dan didukung terjadinya perbaikan kondisi ekonomi kon-sumen. Oleh karena itu, dalam merencanakan ke-giatan usaha BUM Desa harus dipikirkan pemilihan produk secara tepat agar produk yang ditawarkan se-lalu menjadi kebutuhan konsumen. Selain itu, perlu pula dibuat perkiraan (proyeksi) tentang kecenderung-an perubahan perekonomian masyarakat (cenderung meningkat, relatif tetap, atau bahkan menurun). Untuk membuat perkiraan ini, dapat dilakukan melalui kajian data profil desa atau dapat pula dengan mengamati perubahan kondisi ekonomi masyarakat.
Apabila hasil Kajian Kelayakan Usaha menunjukkan permintaan produk (barang/jasa) cenderung mening-kat, maka kegiatan usaha BUM Desa yang direncana-kan semakin layak untuk dijalankan. Jika ternyata hasil kajian kelayakan menunjukkan permintaan produk cen derung tetap, maka kegiatan usaha yang direnca-nakan dapat dinyatakan cukup layak, tetapi dengan
Kelayakan Usaha BUM Desa24
risiko BUM Desa akan mengalami kendala dalam pengembangan usahanya. Sebaliknya, jika hasil kajian kelayakan menunjukkan permintaan produk di masa mendatang cenderung menurun, maka sebaiknya kegiatan usaha yang direncanakan dihentikan saja ka-rena kalau kegiatan usaha tersebut dilaksanakan tidak akan berumur panjang.
5. Kesesuaian Harga Produk
Kegiatan usaha BUM Desa dalam menghasilkan produk sudah barang tentu harus mengeluarkan sejumlah bia-ya dan mengharapkan bagi-an keuntungan (marjin laba) dari produk yang dijual ke-pada konsumen. Di sisi lain, konsumen bersedia untuk membeli barang/jasa jika harga yang ditawarkan unit usaha BUM Desa dapat mereka terima dan sesuai de-ngan kualitas produk yang dibeli. Penentuan harga bu-kanlah persoalan yang mudah. Seringkali harga tidak sekedar biaya produksi ditambah marjin laba yang di-harapkan. Terdapat faktor psikologi harga yang sering berpengaruh pada penentuan harga. Sebuah produk yang ditawarkan produsen/penjual dengan harga mu-
Dalam menetapkan har-ga,harusdipastikanbah-wahargaproduk(barang/jasa)yangditawarkanda-pat diterima oleh konsu-mendantidakmerugikanBUMDesa.
Kelayakan Usaha BUM Desa 25
rah belum tentu diminati oleh konsumennya. Untuk mengantisipasi hal ini BUM Desa harus mampu mey-akinkan konsumen bahwa mereka (konsumen) akan memperoleh kualitas produk yang sepadan dengan harga yang dibayar.
Dalam konteks harga, yang lebih penting dipertim-bangkan adalah harga yang ditawarkan dapat diterima masyarakat/konsumen dan tidak merugikan BUM Desa. Oleh karena itu, meskipun dengan harga tertentu BUM Desa hanya mendapatkan sedikit laba tetapi unit usaha
Kelayakan Usaha BUM Desa26
yang akan dijalankan dapat memberikan kemanfaatan bagi kesejahteraan warga desa, maka suatu unit usaha dapat dipertimbangkan layak untuk dijalankan. Ini sekali-gus untuk menegaskan bahwa pendirian BUM Desa bukan semata-mata untuk mengejar keuntungan setingi-tinggin-ya, tetapi demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Namun demikian, apabila harga yang dapat diterima oleh konsumen di bawah biaya produksi sehingga merugikan BUM Desa, maka kegiatan usaha yang direncanakan tidak perlu dilanjutkan karena tidak layak dilaksanakan.
6. Kemudahan Mendapatkan Produk
Ini menyangkut kua-litas pelayanan BUM Desa kepada ma-sya rakat/ kon su men. Produk berupa ba-rang atau jasa akan memiliki peluang le-bih be sar untuk dibeli oleh konsumen jika produk ter sebut mu-dah diperoleh. Seba-liknya, apabila untuk memperoleh produk ter sebut cukup menyulitkan pembeli, kemungkinan besar konsumen enggan membeli produk yang ditawarkan
Pastikan bahwa produk (ba-rang/jasa) yang akan ditawar-kanolehunitusahaBUMDesadapat dengan mudah didapat-kanolehkonsumendandenganpelayananyangmemuaskan.
Kelayakan Usaha BUM Desa 27
atau konsumen akan membeli produk yang sama ke-pada pihak lain yang mampu memberikan kemuda-han dalam memperolehnya. Saat ini persaingan bis-nis sangat ketat. Ini dapat kita ketahui dari banyaknya pelaku usaha yang menawarkan produk sejenis. Kuali-tas pelayanan menjadi salah satu kunci untuk meme-nangkan dalam persaingan bisnis. Meskipun sebuah produk ditawarkan dengan harga yang lebih murah tetapi pelayanannya kurang baik sehingga merepot-kan konsumen untuk memperolehnya, kemungkinan besar tidak banyak konsumen yang mau membeli produk tersebut.
Uraian di atas ingin menegaskan bahwa cara produ sen atau penjual dalam mendistribusikan/mengantarkan produk ke konsumen sangat mempengaruhi terjadi-nya transaksi. Dalam dunia usaha sangat dikenal istilah “pembe li adalah raja”. Artinya, pembeli akan merasa senang dan bersedia membeli secara berulang-ulang (berlangganan) apabila dirinya merasa dipermudah dalam memperoleh barang/jasa yang dibutuhkan.
Dalam kaitannya dengan BUM Desa, kegiatan usaha yang direncanakan harus mampu memberikan jami-nan kemudahan bagi konsumen untuk memperoleh produk yang ditawarkan. Misalnya: produk diantar sampai ke rumah konsumen. Apabila konsumen yang harus datang ke tempat pelayanan, maka tempat pe-
Kelayakan Usaha BUM Desa28
layanan harus dipilih yang paling mudah dijangkau oleh semua konsumen.
7. Kemudahan Mendapatkan Informasi tentang Produk
Produk berupa ba-rang atau jasa akan memiliki peluang le-bih besar untuk dibeli oleh konsumen jika konsumen mengeta-hui informasi tentang produk tersebut. Cara p rodusen /pen jua l menginformasikan produknya (dalam is-ti lah pemasaran disebut dengan kegiatan promosi) sa ngat mempengaruhi terjadinya transaksi. Informasi yang tersebar luas, rinci, jelas dan jujur mengenai spe-sifikasi barang atau jasa, misalnya: bentuk/jenis, kegu-naan, keunggulan, harga, dan informasi tentang cara mengatasi jika terjadi kendala yang dialami konsumen atas penggunaan produk, menjadi sangat penting dalam pemasaran. Promosi produk yang ditawarkan dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara, mi-salnya: dengan membuat leaflet yang dibagikan kepa-
Pastikan bahwa informasi pro-duk(barang/jasa)darikegiatanusahaBUMDesadapatdenganmudahdidapatkanolehkonsu-men dan dengan pelayananyangmemuaskan.
Kelayakan Usaha BUM Desa 29
da warga desa dan/atau ditempel di tempat-tempat stra tegis, membagikan sticker untuk ditempel di ken-da raan atau di rumah warga, atau dapat juga ditempuh promosi “dari mulut ke mulut” (dalam bahasa Jawa: tutur tinular atau gethok tular). Selain tersedia nya me-dia informasi juga diperlukan petugas yang mumpuni (ramah dan menguasai informasi tentang produk yang ditawarkan) dan mudah ditemui setiap saat. Ini untuk meyakinkan konsumen bahwa BUM Desa mampu memberi pelayanan yang berkualitas. Kualitas pelayan an yang baik merupakan bentuk promosi yang efektif.
Kelayakan Usaha BUM Desa30
Kajian terhadap unsur-unsur pemasaran sebagaimana telah dipaparkan, satu sama lain saling berkaitan sehing ga semakin lengkap unsur yang dikaji akan semakin baik/tepat hasilnya. Oleh karena itu, analisis hendaknya dilakukan se-cara cermat, sehingga dapat diketahui apakah kegiat an usaha yang akan digeluti oleh BUM Desa itu layak atau tidak layak ditinjau dari aspek pemasaran. Semakin ba nyak unsur-unsur yang mendukung pemasaran, maka sema kin layak kegiatan usaha yang direncanakan. Sebaliknya, se-makin banyak unsur-unsur yang tidak mendukung pema-saran, maka kurang/tidak layak kegiatan usaha yang diren-canakan itu. Jika ide membuka unit usaha BUM Desa dari aspek pemasaran untuk produk yang direncanakan dinilai tidak layak, maka perlu dicari alternatif perbaikan agar aspek pemasaran menjadi layak. Jika memang tidak ada jalan lain, maka lebih tepat mengambil keputusan untuk menunda atau bahkan membatalkan rencana usaha terse-but.
Kotak 1 mengilustrasikan praktik kajian aspek pasar dan pemasaran dalam rangka kajian kelayakan usaha yang di lakukan oleh BUM Desa di salah satu desa mitra AC-CESS Tahap II, yaitu BUM Desa “Ganting” di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.
Kelayakan Usaha BUM Desa 31
Kotak 1.
BUMDesa“GANTING”diDesaLabboKecamatanTompobuluKabupatenBantaengtelahmelakukankajiankelayakanaspekpasardanpemasaranuntukUnitUsahaPengelolaanAirMi-num,sebagaiberikut:
1. Kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan air minum
Ketersediaanairminummerupakansalahsatukebutuhandasarbagiwargamasyarakat.DesaLabbomemilikisungaidansejumlahmataairyangterdapatdipuncakbukityangdimanfaatkanmasyarakatuntukmemenuhikebutuhanairminum sejak dahulu sampai sekarang. Letak sumber airminumtersebutcukupjauhdarisebagianbesarpermukim-an penduduk (sekitar 4–5 km). Program Care dan PNPMMandiri Pedesaan telahmemberibantuanpembangunanbakpenampunganairdansaranaperpipaanuntukmeman-faatkan sumber air tersebut. Namun demikian, saranaperpipaan tersebut belum dikelola secara baik sehinggadistribusiairtidakmerata,danmenimbulkankonflikantarwarga.
Keadaantersebutmembuktikanbahwawargamasyarakatsangat membutuhkan pengelolaan air bersih yang dapatmemberikemudahandanpemerataandalammemperolehkecukupanairbersihuntukmemenuhikebutuhanhidupse-
Kelayakan Usaha BUM Desa32
hari-hari.Dengandemikian,usahapengelolaanairminumdengan perpipaan yang dilengkapi dengan alatmeter airsesuaidengankebutuhanwargamasyarakat.
2. Daya beli masyarakat
Warga Desa Labbo secara umum memiliki pendapatan/penghasilanyangbersumberdarimatapencaharianyangditekuni, sehingga masyarakat memiliki daya beli. Hargaataubiayasatuanpenggunaanairminumdapatdimusya-warahkanbersamawargadesa, sehinggadapatdiperolehhargayangsesuaidengankemampuan(dayabeli)masya-rakat. Lagi pula, kegiatan usaha pengelolaan air minum
Kelayakan Usaha BUM Desa 33
denganmenggunakanmeteran air dapatmembantuma-syarakat untuk memperhitungkan penggunaan air sesuaidengankemampuannya.
3. Target pasar dan jumlah konsumen
Pasar yang akan dibidik adalah warga masyarakat DesaLabboyangselama ini telahmemanfaatkansaranaperpi-paanmilikdesa.Khususnyawargadesaataurumahtanggayangbermukimdi5 (lima)dusun terjauhdari sumberairmerupakantargetpasaryangutama,jumlahnyasekitar400
Kelayakan Usaha BUM Desa34
KK.UntuksementarawaktujumlahKKinilahyangditarget-kanmenjadikonsumenataupelanggan.SedangkanjumlahpendudukDesaLabbopadatahunini(2010)sebanyak883KKyangterdiriatas741KKlaki-lakidan142KKperempuan.
Dengandemikian,rumahtanggayangdijadikansebagaikon-sumen jumlahnyabarumencapai separodari jumlah ru-mahtanggayangada.Kedepan,sesuaidenganpertambah-anjumlahpendudukdanperkembangankemampuanBUMDesadapatdipastikan jumlahkonsumenakanbertambahsemakinbanyak.
4. Kondisi persaingan.
Desa-desaterdekatdenganDesaLabbotidakadayangme-lakukan kegiatan usaha pengelolaan airminum, sehinggadapat dikatakan kegiatan usaha pengelolaan air minumtidakadapesaing.Keadaaninimemperbesarpeluangun-tukmemperoleh jumlah pelanggan atau konsumen yangsemakinbanyak.
5. Harga langganan air minum
Penentuanhargalangganandapatdimusyawarahkanbersa-mawargadesaberdasarkanprinsiptidaksalingmemberat-kan.Artinya,hargayangdisepakatitidakmemberatkankon-sumendantidakmerugikanBUMDesa.Untukmenentukan
Kelayakan Usaha BUM Desa 35
hargalangganandilakukansecararasionaldantransparansehinggawargadesadapatmenerimaketentuanbiayaber-langganansebagaihargayangwajar.Penentuanhargade-ngancaramusyawarahdiyakiniakanmenarikminatwargadesauntukmenjadipelanggan.
6. Kemudahan yang diperoleh konsumen.
Kegiatan usaha pengelolaan airminumdilakukandengancaramemasangsaranaperpipaandanmeteranairsampaidi rumah-rumah penduduk, sehingga konsumen tinggalmembukakranlangsungmemperolehairbersihsesuaiyangdibutuhkan. Selain itu, dengan dipasangnya alatmeteranairakanmemudahkanpelangganuntukmengontrolpeng-gunaanair.
Berdasarkan hasil kajian aspek pasar dan pemasaran, ternyata seluruh unsur yang dikaji menunjukkan keadaan yang mendukung pemasaran jasa layanan air bersih. Dengan demikian, aspek pasar dan pemasaran produk dari kegiatan usaha pengelolaan air bersih BUM Desa Ganting dapat dinyatakan layak.
Kelayakan Usaha BUM Desa 37
Kajian terhadap aspek teknis dan teknologi merupa-kan hal penting untuk dilakukan dalam penyusunan kelayakan usaha. Kajian pada aspek ini dimaksud-
kan untuk mengetahui apakah secara teknis suatu unit usa-ha BUM Desa dapat dioperasikan (dijalankan) dan apakah teknologi yang diperlukan tersedia.
Ada 8 unsur pokok kelayakan usaha yang dinilai dari aspek teknis dan teknologi, yaitu:
1. Perencanaan Produk
Agar barang atau jasa yang akan diproduksi laku dijual, maka pilihan produk yang akan dijual adalah barang atau jasa yang dapat meme-nuhi kebutuhan konsumen.
Bagian IIIASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
Pastikan bahwa produkyang dihasilkan sesuaidengan kebutuhan dankeinginankonsumen.
Kelayakan Usaha BUM Desa38
Sebagaimana telah dijelaskan pada bagian kajian as-pek pasar, sebelum kegiatan usaha BUM Desa mem-produksi barang atau jasa harus dilakukan kegiat an riset pasar terlebih dahulu. Riset pasar menghasilkan informasi tentang jenis produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh calon konsumen. Informasi pasar ini menjadi bahan masukan utama untuk merencanakan jenis produk (barang/jasa) yang akan dihasilkan. In-formasi pasar yang lengkap dan akurat akan sangat mendukung ketepatan dalam memilih produk yang direncanakan. Perencanaan produk yang tepat lebih menjamin produk yang akan dihasilkan dapat laku di-jual.
2. Kualitas Produk
Kualitas produk (barang atau jasa) merupakan hal pen ting bagi konsumen. Produk yang akan dihasilkan unit usa ha BUM Desa akan laku jual apabila berkualitas. Kualitas produk, baik yang berupa barang maupun jasa, dapat dinilai berdasarkan be-berapa segi.
Pastikan bahwa produkyang akan ditawarkanunit usaha BUM Desaadalahprodukyangme-miliki keunggulan (ber-kualitas).
Kelayakan Usaha BUM Desa 39
a. Kualitas produk yang berupa barang dapat dinilai dari segi:1) Daya guna, yaitu barang yang ditawarkan
me miliki kegunaan.2) Kekhasan, yaitu barang yang ditawarkan
me miliki kekhasan jika dibandingkan dengan barang sejenis yang ada dipasaran.
3) Kehandalan, yaitu barang yang ditawarkan ketika digunakan dalam periode waktu ter-tentu dapat berfungsi dengan baik.
4) Ketepatan, yaitu spesifikasi barang yang di-tawarkan sesuai dengan yang diinginkan kon sumen. Misalnya, jika konsumen meng-inginkan gula pasir yang putih bersih dan dibungkus dengan bobot 1 kg/bungkus, ma-ka gula pasir yang dijual oleh unit usaha BUM Desa harus sesuai dengan keinginan konsu-men itu dan ukurannya harus tepat.
5) Daya tahan, yaitu masa pakai atau keawetan barang dapat berumur relatif lama.
6) Estetis, yaitu keindahan atau kerapihan ba-rang. Barang yang dikemas dengan apik (ra-pih, bersih dan indah) lebih menarik konsu-men untuk membelinya.
Kelayakan Usaha BUM Desa40
b. Kualitas produk yang berupa jasa dapat dinilai dari segi: 1) Keandalan, yaitu kemampuan untuk mem-
berikan pelayanan yang sesuai dengan janji yang ditawarkan.
2) Kesigapan, meliputi: kesigapan karyawan dalam melayani pelanggan, ketepatan karya-wan dalam menangani transaksi, dan pena-nganan keluhan pelanggan.
3) Jaminan kepastian, meliputi: kepastian wak tu, harga, informasi tentang produk, dan macam-macam pelayanan yang dijanjikan.
4) Perhatian, meliputi: kemudahan untuk meng-hu bungi BUM Desa, keramahan dan ke so-panan petugas dalam memberi pelayan an, dan upaya untuk memahami keinginan dan kebutuhan konsumen.
2. Perencanaan jumlah Produksi
Aktivitas produksi hendak nya direncanakan dengan ba ik agar produksi yang diha sil-kan tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Dalam usaha yang menghasilkan barang, ada beberapa hal yang perlu
Pastikanbahwarencanajumlah produksi dariunit usaha BUM Desadapat diperhitungkandengantepat.
Kelayakan Usaha BUM Desa 41
diperhitungkan dalam merencanakan jumlah produk-si, yaitu:
1) Jumlah Permintaan. Perkiraan jumlah permintaan konsumen dapat diperkirakan melalui survey/riset pasar.
2) Kapasitas produksi. Jumlah produksi dapat di-per hitungkan berdasarkan kapasitas (kemampu-an) peralatan dan bahan baku yang tersedia.
3) Modal kerja. Kemampuan modal kerja dalam membiayai proses produksi hendaknya tersedia sesuai dengan yang diperlukan.
3. Persediaan bahan baku
Persediaan bahan baku di-gunakan untuk menjaga ke-berlangsungan proses pro-duksi dan mengantisipasi permintaan konsumen yang meningkat secara tajam. Persediaan bahan baku yang tidak lancar akan mengura-ngi jumlah barang jadi yang dapat dihasilkan. Jumlah persediaan bahan baku hen-daknya sesuai dengan kebutuhan, yakni jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit. Oleh karena itu diperlukan
Pastikanbahwapersedia-an bahan baku dari unitusaha BUM Desa cukuptersedia dan dapat di-kendalikandenganbaik.
Kelayakan Usaha BUM Desa42
manajemen pengendalian persediaan bahan baku, se-hingga bahan baku selalu tersedia dengan cukup.
4. Kapasitas Produksi
Kapasitas produksi berkaitan dengan kemampuan unit pro duksi untuk menghasil-kan barang atau jasa dalam waktu tertentu. Misalnya, me-sin pompa air memiliki ke-mampuan menghasilkan air sekian meter kubik per jam, berapa kuintal pupuk yang dapat disediakan per bulan, berapa juta rupiah dana yang mampu disediakan per hari atau per ming gu un-tuk usaha simpan-pinjam, dan lain-lain. Dalam hal ini unit usaha BUM Desa harus dapat menentukan berapa kapasitas produksi dari usaha yang akan dijalankan. Kemudian menentukan apakah kapasitas produksinya dapat memenuhi seluruh kebutuhan konsumen dalam waktu tertentu. Jika kapasitas produksi tidak mampu memenuhi kebutuhan konsumen, risikonya adalah kon-sumen akan kesulitan mendapatkan produk tepat wak-tu dan tepat jumlah. Jika ini terjadi, besar kemungkinan unit usaha BUM Desa akan ditinggalkan konsumen dan pindah ke perusahaan lain.
Pastikan bahwa kapasi-tas produksi dari unitusaha BUM Desa mam-pu memenuhi kebutuh-anseluruhkonsumen.
Kelayakan Usaha BUM Desa 43
5. Pemilihan Teknologi
Teknologi untuk mempro-duksi barang maupun jasa berkembang terus sesuai dengan kemajuan jaman. Saat ini banyak pilihan tek-nologi yang tersedia, mulai dari teknologi yang cukup se derhana hingga teknologi yang canggih. Penggunaan teknologi yang canggih belum tentu menguntung-kan jika digunakan dalam proses produksi yang akan dijalankan. Oleh karena itu, untuk memilih teknologi yang sesuai (tepat guna) dengan kegiatan usaha yang
Pastikan bahwaprosesproduksi barang ataujasamenggunakantek-nologiyangtepat.
Kelayakan Usaha BUM Desa44
akan dijalankan perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai berikut:
1) Kemampuan keuangan untuk menggunakan tek-nologi.
2) Kemampuan atau penguasaan tenaga kerja dalam penggunaan teknologi.
3) Kesesuaian teknologi dengan bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi.
4) Kemungkinan pengembangan teknologi di masa yang akan datang.
5) Keberhasilan penggunaan teknologi sejenis di tem-pat lain2.
6. Penentuan Lokasi Usaha
Lokasi usaha merupakan faktor yang dapat mempe-ngaruhi kelancaran jalannya kegiatan usaha karena erat kaitannya dengan pema-sar an produk, biaya peng-angkutan, dan persediaan ba han baku. Faktor lokasi ha rus diperhitungkan dan dipertimbangkan secara tepat dan benar, baik dari segi
Pastikan bahwa pemili-han lokasi unit usahaBUM Desa sudah tepatdan sesuai dengan ke-giatanproduksinya
2 (http://www.academia.edu/2714019/ANALISIS_USAHA_UKM).
Kelayakan Usaha BUM Desa 45
ekonomisnya maupun dari segi teknis serta kemung-kinan pengembangan usaha di masa datang (Ibrahim, 2009). Untuk menentukan lokasi perlu mempertim-bangkan jenis kegiatan produksi yang akan dijalankan.
a. Bagi Usaha yang Memproduksi Barang Pilihan lokasi unit usaha BUM Desa perlu dikaji
dari beberapa faktor. Faktor-faktor utama yang perlu diperhatikan,
antara lain:1) Lokasi calon konsumen. Mendirikan usaha di
dekat lokasi konsumen dapat menguntung-kan bagi kedua belah pihak, baik bagi unit usa ha BUM Desa maupun konsumen. De kat-nya jarak antara lokasi usaha dengan lokasi konsumen (target pasar) dapat menekan bi-a ya yang pada akhirnya akan berpe ngaruh pada harga yang lebih murah.
2) Letak bahan baku utama. Mendirikan usaha dekat dengan pusat bahan baku akan meng-untungkan, karena memudahkan dalam mem peroleh bahan baku dan biayanya lebih murah.
3) Sumber tenaga kerja. Jika sumber tenaga kerja dekat dan mudah didapat di sekitar lo-kasi usaha akan sangat membantu dalam pro ses pengelolaan tenaga kerja.
Kelayakan Usaha BUM Desa46
4) Sumber daya seperti air, kondisi udara, dan te naga listrik yang tersedia di sekitar lokasi usa ha adalah penting bagi kelancaran pro-ses produksi sehingga faktor-faktor ini perlu dipertimbangkan secara seksama.
5) Ketersediaan fasilitas transportasi yang me-madai untuk memindahkan bahan baku ke lokasi usaha dan memindahkan hasil pro-duksi dari lokasi usaha ke pasar.
6) Ketersediaan fasilitas untuk usaha, seperti pengadaan onderdil untuk kendaraan atau mesin produksi, serta fasilitas untuk karyawan seperti ruang kerja, tempat untuk istirahat, tempat peribadatan (misal: musholla), dan seterusnya.
7) Lingkungan masyarakat sekitar yang akan mempengaruhi aktivitas usaha baik secara positif maupun negatif. Oleh karena itu, se-belum usaha didirikan perlu dikaji dampak positif maupun negatif keberadaan lokasi usaha bagi lingkungan masyarakat di sekitar lokasi usaha.
8) Peraturan pemerintah, misalnya dalam Ren-cana Tata Ruang dan Wilayah perlu diperha-tikan. Jangan sampai terjadi pelanggaran ter-hadap peraturan pemerintah tersebut.
Kelayakan Usaha BUM Desa 47
b. Bagi Usaha Jasa Ada dua macam cara yang dapat ditempuh sua-
tu unit usaha dalam berhubungan dengan kon-sumen, yaitu:1) Pelanggan datang ke lokasi fasilitas jasa, mi-
sal nya: nasabah mendatangi kantor pelayan-an jasa simpan-pinjam (perkreditan).
2) Penyedia jasa mendatangi konsumen, seperti mobil angkutan barang mendatangi lokasi pengumpulan hasil pertanian/perkebunan untuk selanjutnya diangkut ke pabrik atau ke pasar; melakukan layanan langsung ke ru mah konsumen (misal: penyerahan uang pinjaman konsumen, penarikan setoran uang pembayaran jasa air atau listrik, dan lain-lain).
Apabila cara pertama yang ditempuh, maka penen-tuan lokasi fasilitas jasa perlu mempertimbangkan ba-nyak hal, antara lain: mudah dan dapat diakses oleh konsumen, tempat parkir yang memadai, dapat diper-luas, lingkungan yang mendukung usaha (aman dan nyaman), memiliki keunggulan kompetitif daripada lokasi pesaing, dan ijin lokasi atau ijin gangguan dari pihak berwenang.
Kelayakan Usaha BUM Desa48
7. Perencanaan Tata letak (Layout)
Pengaturan tata letak tem-pat yang akan digunakan sebagai basis kegiatan us-aha perlu direncanakan de-ngan baik. Ketepatan dalam mengatur tata letak tempat usaha akan berpengaruh ter hadap kelancaran dalam menjalankan berbagai aktivi-tas, baik aktivitas produksi maupun pelayanan kepada konsumen. Dalam hal penataan letak tempat usaha perlu memperhatikan jenis kegiatan usahanya.
a. Bagi Usaha yang Memproduksi Barang Bagi unit usaha BUM Desa yang memproduksi
barang, paling tidak ada tiga jenis tempat yang perlu diatur tata letaknya, yaitu letak pabrik, kan-tor, dan gudang. Idealnya, ketiga tempat tersebut dibuat secara terpisah tetapi berada dalam satu kompleks sehingga memudahkan dalam penge-lolaannya.
b. Bagi Usaha Jasa Tata letak fasilitas jasa yang tersedia akan ber-
pengaruh pada persepsi konsumen atas kualitas suatu jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas suatu jasa dapat dipengaruhi oleh suasana yang
Pastikanbahwatataletaktempatataufasilitasunitusaha BUM Desa sudahtepat.
Kelayakan Usaha BUM Desa 49
ditimbulkan oleh “penataan luar” (eksterior) mau-pun “penataan dalam” (interior) dari fasilitas jasa tersebut. Dengan demikian, keserasian, keasrian/keindahan, kebersihan, dan ketepatan tata letak dari lingkungan tempat penyampaian ja sa men-jadi penting untuk diperhatikan. Penataan tempat layanan jasa yang nyaman dan aman akan me-nimbulkan rasa senang bagi konsumen.
Berdasarkan hasil analisis aspek teknis dan tek no-logi dapat diketahui layak atau tidak layak suatu unit usaha BUM Desa untuk dijalankan. Suatu unit usaha dikatakan layak apabila unsur-unsur yang terkandung dalam aspek teknis dan teknologi men dukung untuk menjalankan kegiatan usaha BUM Desa. Jika aspek teknis dan teknologi kurang atau tidak layak, perlu diupayakan alternatif untuk mengkondisikan unsur-unsur teknis atau teknologi agar layak untuk mengoperasikan unit usaha. Mi-sal nya, apabila belum tersedianya tenaga te ram pil mengoperasikan alat produksi yang akan diguna-kan maka perlu dilakukan pelatihan terlebih dahu-lu, apabila kapasitas produksinya belum mam pu memenuhi kebutuhan konsumen maka perlu me-nambah alat produksi, dan sebagainya. Apabila tidak ada alternatif yang memungkinkan suatu unit usaha BUM Desa menjadi layak, maka sebaiknya rencana usaha itu ditunda atau dibatalkan saja.
Kelayakan Usaha BUM Desa50
Pada Kotak 2 dapat disimak contoh kajian kelayakan usaha pada aspek teknis dan teknologi yang disarikan dari kajian kelayakan usaha yang dilakukan BUM Desa “GAN-TING” di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.
Kotak 2.
Kajianaspek teknisdan teknologi yangdilakukanBUMDesa“GANTING”diDesaLabboKecamatanTompobuluKabupatenBantaenguntukUnitUsahaPengelolaanAirMinum,sebagaiberikut:
1. Perencanaan produk
Produk yang akan dihasilkan adalah layanan air minumyangdisalurkan langsung ke rumahpelanggan/konsumenmelaluiinstalasiperpipaandandilengkapidenganalatme-teranair. Jasa layananairminum ini sesuaidengankebu-tuhan warga masyarakat, terutama mereka yang tinggaldi wilayah permukiman yang jauh dari lokasi sumber airbersih.Denganadanyalayananairminumtersebut,masya-rakatakanterbantudalammemenuhikebutuhanairbersihdenganmudah.
Kelayakan Usaha BUM Desa 51
2. Kualitas produk
Air yang didistribusikan kepada konsumen langsung ber-asaldarialam(mataair)dengankualitasyangbaik(jernih/bersih) dan sangat layak dikonsumsi untuk bahan bakumemasakmakanandanminuman.Airyangdidistribusikankepadapelanggandapatmengalirterus-menerussepan-jangwaktusehinggadirumahkonsumenselalutersediaairbersih.Selainitu,BUMDesaGantingmampumemberikanpelayanan yang baik kepada konsumen, baik pelayanandalam hal teknis (misalnya: pemasangan dan perbaikankerusakan instalasi air) maupun pelayanan administrasi(misalnya:pendaftaranpelanggan,pencatatanvolumeairyangdigunakanpelanggan,penerimaan/penagihanbiayabulanan,dll). Tersedianya tenaga teknis yangberasaldaridalamdesasendiri,makasetiapadapengaduanterjadinyagangguandapatsegeradiatasi/diperbaiki.
3. Persediaan bahan baku
Berdasarkanpengalamansejarah,sejakdahulusampaide-ngansaatinisungaidansejumlahmataairyangberasaldarihutandesadipegunungantidakpernahkering.Dengande-mikianbahanbakuberupaairbersihselalutersediadenganvolumeyangcukupmemadaiuntukmenyuplaikebutuhanseluruhwargadesa.
Kelayakan Usaha BUM Desa52
4. Teknologi yang digunakan dan kapasitas produksi
Teknologi yang digunakan cukup sederhana, yaitu de-nganteknikgravitasibumi.Airyangbersumberdarimataairdipuncakgunungdialirkankebakpenampunganyangditempatkan di lokasi yang lebih rendah, kemudian daribakpenampungantersebutdipasangpipa-pipauntukme-nyalurkan air ke rumah-rumah konsumen. Penggunaanteknologi gravitasi bumi memiliki beberapa keuntungan,antaralain:hematbiayakarenatidakperlumenggunakanmesin,pembangunaninfrastrukturdanperawatannyamu-dahsehinggasangatmemungkinkanditanganiolehtenagalokal.
KapasitasproduksidapatdisesuaikandengankemampuanBUMDesauntukmembiayaipengadaansaranaperpipaandanalatmeterair.KapasitasproduksidiukurberdasarkankemampuanBUMDesauntukmelayanipemasanganperpi-paanyangtersambungdirumah-rumahkonsumen.Untuksementarakapasitasproduksinyasebanyak400sambunganatau400pelanggan,dimasamendatangkapasitasproduk-siinidapatditingkatkanlagisesuaipermintaanwargadesasertakemampuanpembiayaanyangdimilikiBUMDesa.
Kelayakan Usaha BUM Desa 53
5. Lokasi usaha
KegiatanusahapengelolaanairminumsepenuhnyaberadadidalamDesaLabbo.Meskipunsumberairbersihterletakdilokasiyangcukupjauh,sekitar4-5kmdaripermukimanwarga,tetapihaltersebutdapatmudahdiatasidenganpe-masanganperpipaan.BUMDesaGantingjugatelahmemi-likikantoryangterletakdipusatpemerintahanDesaLabbo,danmudahdijangkauolehseluruhpelangganyangmemer-lukanlayanan.
Berdasarkan hasil kajian unsurunsur yang terkait dengan aspek teknis dan teknologi, ternyata semuanya menunjukkan kegiatan usaha pengelolaan air minum layak dijalankan.
Kelayakan Usaha BUM Desa 55
Aspek Manajemen
Aspek manajemen untuk membangun usaha di-dasarkan pada pendekatan fungsi manajemen, meliputi: perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pen-gendalian. Tujuan kajian kelayakaan usaha pada aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pemben-tukan dan pelaksanaan usaha dapat direncanakan, dilak-sanakan, dan dikendalikan.
1. Perencanaan
Tujuan dari gagasan menjalankan usaha/proyek ada-lah untuk memperoleh keuntungan atau kemanfaatan. Untuk mencapai tujuan ini diperlukan suatu peren ca-naan secara menyeluruh beserta kebijakan yang di-perlukan. Untuk itu perlu disusun suatu program kerja
Bagian IVASPEK MANAJEMEN DAN SDM
Kelayakan Usaha BUM Desa56
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan serta me-nyu sun kegiatan-kegiatan yang diperlukan (Ibrahim, 2009). Perencanaan dalam ang garan unit usaha BUM Desa juga harus dilakukan dengan sebaik mungkin, mi-salnya membuat anggaran pembelian, anggaran produksi, anggaran penjualan, dan anggaran lainnya disesuaikan keperluan usaha yang akan dijalankan. Dalam merencanakan anggar-an harus detail, misalnya anggaran pembelian bahan, bahan apa dan berapa jumlahnya yang akan dibeli, be rapa harganya, siapa yang menangani pembelian, dimana membelinya, dan sebagainya.
Perencanaan dalam pengadaan karyawan disesuaikan dengan rencana proses produksi, kegiatan yang akan dilakukan, persyaratan yang diperlukan dan jumlah karyawan yang dibutuhkan. Demikian pula perenca-naan dalam bidang produksi, perlu direncanakan jenis produk, jumlah produk (untuk barang) dan standar kualitas produk yang akan dihasilkan, bahan baku yang diperlukan, peralatan yang akan digunakan, pe-tugas yang menangani proses produksi, dan sebagai-nya. Perencanaan dalam bidang penjualan juga perlu
Pastikanbahwaunitusa-ha BUMDesa yang akandijalankan/dikembang-kan dapat direncanakandenganbaik.
Kelayakan Usaha BUM Desa 57
dibuat, antara lain: jumlah produk yang akan dijual, bentuk promosi yang diperlukan, daerah penjualan, cara mendistribusikan produk, biaya penjualan, pene-tapan harga, saluran pemasaran, sistem pembayaran, dan sebagainya.
2. Pengorganisasian
Dalam menilai kelayakan usaha, BUM Desa mengkaji beberapa hal, seperti:
a. Bagaimana langkah-langkah dalam pengorgani-sa sian?
Secara garis besar, langkah-langkah dalam mela-kukan proses pengorganisasian meliputi.:1) Merinci seluruh pekerjaan yang harus dilaksa-
nakan untuk mencapai tujuan dari unit usaha yang akan dijalankan.
2) Membagi beban kerja secara jelas dan pro-porsional sehingga dapat dilakukan oleh se-se orang atau oleh sekelompok orang.
3) Menetapkan mekanisme untuk mengkoordi-nasikan pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan yang harmonis, memantau efektivitas organisasi dan mengambil lang-kah-langkah penyesuaian untuk memperta-hankan atau meningkatkan efektivitas.
Kelayakan Usaha BUM Desa58
b. Bagaimana asas organisasi yang hendaknya di-pilih?
Asas-asas organisasi merupakan pedoman yang perlu dilaksanakan agar diperoleh suatu struktur organisasi yang baik dan aktivitas organisasi da-pat berjalan dengan lancar. Asas-asas organisasi terdiri dari: perumusan tujuan organisasi, penyu-sunan bagian-bagian organisasi yang diperlukan, pembagian kerja yang jelas, koordinasi, pelimpah-an wewenang, rentang kendali, jenjang organisa-si, kesatuan perintah, dan asas keluwesan dimana struktur organisasi hendaknya mudah diubah un-tuk disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi tanpa mengurangi kelancaran aktivi-tas yang sedang berjalan. Apabila asas organisasi tersebut dapat diterapkan dengan baik, maka akan sangat mendukung kelancaran kegiatan usa ha BUM Desa.
c. Bagaimana struktur organisasi yang dirancang? Struktur organisasi adalah susunan dan hubung an
antara bagian dan posisi dalam perusahaan. Struk-tur organisasi menjelaskan pembagian akti vitas kerja, serta memperhatikan hubungan fungsi dari aktivitas tersebut. Struktur organisasi juga menje-laskan hierarki (jenjang atau tingkatan) dan susun-an kewenangan, serta hubungan pertanggungja-
Kelayakan Usaha BUM Desa 59
waban (siapa me la por pada siapa). Hal terpen-ting dalam pe nyusunan struktur orga nisasi ini ada lah rancangan struk-tur organisasi yang disu-sun ha rus fungsional, efektif, dan efisien. Arti-nya, susun an organisasi unit usaha BUM Desa itu harus dapat menggam-barkan tugas pokok dan fungsi setiap bagian orga-nisasi, hubungan ketugasan antar bagian harus je las, dan susunan organisasi disesuaikan dengan ke perluan (tidak terlalu gemuk).
3. Pelaksanaan
Salah satu fungsi manajemen adalah pelaksanaan ke-giatan. Apakah suatu kegiatan usaha dapat dilaksa-nakan, sangat dipengaruhi oleh kualitas perencanaan, pengorganisasian, dan kuali-tas sumber daya manusia. Oleh karena itu seluruh ke-giatan usaha harus di ren ca-nakan dengan matang dan rinci, serta sistem pengor-
Unit usaha BUM Desayang akan dijalankanhendaknyatelahmemili-kiasasdanstrukturorga-nisasi yang jelas, efektifdanefisien.
Sebelum unit usahaBUM Desa dijalankan,harus dipastikan bahwaseluruh kegiatan usahayang direncanakan da-patdilaksanakandenganbaik.
Kelayakan Usaha BUM Desa60
ganisasian harus baik. Selain itu, diperlukan sumber daya manusia yang cukup jumlahnya, te rampil dan menguasai bidang tugasnya. Ini semua dimaksukan agar aktifitas-aktifitas untuk menjalankan unit usaha BUM Desa dapat dilaksanakan dengan baik.
4. Pengendalian
Pengendalian atau penga-wasan di dalam manajemen memiliki berbagai fungsi pokok. Fungsi pokok pe-ngendalian tersebut adalah:
a. Mencegah terjadinya pe nyimpangan-pe nyim-pang an atau kesalah an. Ini dapat dila kukan de-ngan pengawasan secara rutin diser tai adanya ke -te gas an-ketegasan dalam pemberi an sangsi ter ha-dap pe nyimpangan yang terjadi.
b. Memperbaiki berbagai penyimpangan yang ter-jadi. Jika penyimpangan telah terjadi, hendaknya pengawasan/pengendalian dapat menghasilkan perbaikan.
c. Mendinamisasikan orga nisasi. Dengan adanya pe-ng a wasan diharapkan sedini mungkin dapat di ce-gah terjadinya pe nyim pangan-penyimpangan, se -
Pastikan bahwa fungsipengendalian terhadapunit usaha BUM Desayang akan dijalankandapat berjalan denganefektif.
Kelayakan Usaha BUM Desa 61
hing ga setiap unit organisasi selalu dalam keada an bekerja secara efektif dan efisien.
d. Mempertebal rasa tanggung jawab. Dengan ada-nya pengendalian/ pengawasan yang rutin, setiap unit organisasi berikut karyawannya dapat selalu mengerjakan semua tugas yang diberikan dengan benar.
Aspek Sumber Daya Manusia
Rencana usaha yang akan dijalankan melalui pe ngembangan BUM Desa secara rutin memerlukan kelayakan aspek Sumber Daya Manusia (SDM). Ke-beradaan SDM hendaknya dianalisis untuk menjawab apakah memiliki SDM yang diperlukan untuk menjalankan unit usaha BUM Desa secara layak?
Kajiannya dapat dimulai dari merencanakan siapa yang akan memimpin BUM Desa atau unit usaha BUM Desa dan siapa yang akan tergabung di dalam timnya. Menganali-sis pekerjaan-pekerjaan yang akan dilaksanakan dan siapa
Untuk menjalankan kegiatanusaha, harus dipastikan bahwatersedia SDM yang berkualitasdan mampu membangun ke-kompakan serta keselarasankerja untuk menjalankan unitusahaBUMDesa.
Kelayakan Usaha BUM Desa62
yang akan melaksanakan. Kesuksesan dalam menjalankan suatu unit usaha sangat tergantung pada SDM yang solid antara manajer pelaksana bersama timnya. Dalam mem-bangun sebuah tim yang efektif, pertimbangannya bukan hanya pada keahlian teknis para manajer dan anggota tim semata, tetapi juga kemauan mereka untuk bekerja de-ngan baik.
Kotak 3 merupakan contoh kajian aspek manajemen dan sumberdaya manusia yang dimodifikasi dari hasil kajian kelayakan usaha yang dilakukan BUM Desa “GAN-TING” di Desa Labbo Kecamatan Tompobulu Kabupaten Bantaeng.
Kelayakan Usaha BUM Desa 63
Kotak 3.
Kajian aspekmanajemen dan sumberdayamanusia yang di-lakukanBUMDesa“GANTING”diDesaLabboKecamatanTom-pobuluKabupatenBantaenguntukUnitUsahaPengelolaanAirMinum,sebagaiberikut:
1. Perencanaan kegiatan usaha
Penyusunan rencana kegiatan usaha pengelolaan air mi-numdilakukansecarapartisipatif,yaitudenganmelibatkanwargadesadalamsuatuforummusyawarahdesa.Prosesperencanaan kegiatan usaha diawali dengan penyusunanrencana operasional yang dilakukan oleh Direktur BUMDesa “GANTING” beserta tim. Setelah rencana operasio-nalselesaidisusun,kemudiandibahassecarainternalTimdengan melibatkan Kepala Desa selaku Komisaris BUMDesa.Rencanaoperasionaltersebutmeliputi:rencanape-ngadaanbahandan peralatan (pipa,meteran air, semen,pasir,dll),kegiatanpemasanganperalatan,anggaranbiayabesertasumbernya,pemasangansaranaperpipaan,aturanmainyangdituangkandalambentukperaturanBUMDesa,prosesperijinan,danlain-lain.
SetelahrencanaoperasionalselesaidisusunolehTim,se-lanjutnya dibawa ke Forum Musyawarah Desa untuk di-
Kelayakan Usaha BUM Desa64
musyawarahkandandisepakatibersamawargamasyarakat.Dengan cara demikian ini, warga masyarakat dapat ikutmendukung kelancaran dari pelaksanaan kegiatan yangtelahdirencanakanbersama.
2. Pengorganisasian
Pekerjaan-pekerjaanyangterkaitdenganusahapengelola-an air minum meliputi: pekerjaan manajerial, pekerjaanteknis, dan pekerjaan administratif. PekerjaanmanajerialditanganiolehDirekturBUMDesadanKepalaUnitUsahaPengelolaan AirMinum. Tugas dan kewenangan Direkturmembuat programdan kebijakanBUMDesa,memimpin,mengkoordinasi, serta melakukan pengawasan terhadapkinerjaKepalaUnitUsahabesertaseksi-seksi.KepalaUnitUsahabertugasmemimpin,mengkoordinasi, danmenga-wasipelaksanaantugasseksi-seksi.
Pekerjaan teknis meliputi pemasangan, perawatan, danperbaikaninstalasiair.Pekerjaaniniditanganiseksiinstalasidanperawatan.Pekerjaanadministratifdibagimenjadi2,yaitu:pekerjaanpencatatanmeteranairditanganiolehsek-sipencatatmeteran,danpekerjaanadministrasiditanganiseksipelayananadministrasi.
Kelayakan Usaha BUM Desa 65
3. Pelaksanaan kegiatan usaha
Pelaksanaankegiatanusahapengelolaanairminumdiyaki-nidapatberjalanlancar. Inidikarenakanrencanakegiatanataujenispekerjaantelahdirumuskandenganjelas,aturanmain juga jelas yaitu dalambentuk PeraturanBUMDesaGanting Nomor: 02/BMDs-GT/LB/KTB/VI/2010 tentangPengelolaanAir.Selainitu,tersedianyasumberdayamanu-siayangterampil/mumpunidantersedianyaanggaranbia-yayangcukupmemungkinkankegiatanusahainidilaksa-nakan.
4. Pengendalian
Pengendaliandapatdijalankansecaraefektif,karenaBUMDesaGantingtelahmemilikimekanisme laporanpertang-gungjawabanataspelaksanaankegiatanusaha.Disampingitu, wargamasyarakat juga dapat ikutmelakukan penga-wasan terhadappelaksanaankegiatanusahapengelolaanair,danjikaterjadipenyimpangandapatdibawakedalamforummusyawarahdesa.
5. Sumber daya manusia
PengelolaBUMDesaGantingmerupakanorang-orangyangmemiliki kompetensimemadai, yaitu:memahami kondisimasyarakatDesaLabbo,memilikipengetahuandanpenga-
Kelayakan Usaha BUM Desa66
lamandalambidangpengelolaanair,danmemilikipengala-manberorganisasi.
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil kajian aspek manajemen dan sumber daya manusia cukup memadai untuk menjalankan kegiatan usaha BUM Desa. Oleh karena itu, kegiatan usaha pengelolaan air minum dapat dinyatakan layak untuk dilaksanakan.
Kelayakan Usaha BUM Desa 67
Kajian aspek keuangan dimaksudkan untuk menentu-kan rencana investasi melalui perhitungan biaya dan manfaat yang diharapkan, dengan membandingkan
antara pengeluaran dan pendapatan, seperti ketersediaan dana, biaya modal, kemampuan usaha untuk membayar kembali dana tersebut dalam waktu yang telah ditentukan dan menilai apakah usaha akan dapat berlanjut.
Tujuan menganalisis aspek keuangan adalah untuk me ngetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas dari renca-na usaha, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya sua tu unit usaha BUM Desa dijalankan.
Aspek keuangan yang perlu dikaji meliputi:
1) kebutuhan dana serta sumbernya, 2) aliran kas, 3) perkiraan laba-rugi, dan 4) penilaian investasi rencana usaha.
Bagian VASPEK KEUANGAN
Kelayakan Usaha BUM Desa68
Untuk menilai investasi dari rencana usaha dapat di-lakukan dengan berbagai metode. Namun untuk keperluan kajian kelayakan usaha BUM Desa metode yang disajikan dalam buku ini sengaja dipilih metode yang cukup mu-dah digunakan. Metode penilaian investasi yang dimaksud meliputi: Profitability Index, Net Present Value, Pay Back Period dan Break Even Point.
Kebutuhan Dana dan Sumbernya
Untuk merealisasikan usaha/bisnis dibutuhkan dana untuk biaya investasi. Biaya investasi diperlukan untuk membangun/mendirikan usaha, misalnya: pengadaan ta-nah, bangunan, mesin, peralatan, biaya pemasangan, bia-ya kajian kelayakan usaha, pengurusan perijinan, dan lain-lain. Barang dan segala sesuatu yang diperoleh dengan biaya investasi ini disebut harta tetap. Contoh perhitungan biaya investasi dapat dilihat pada Tabel 1.
Di samping untuk biaya investasi, dana juga dibutuh-kan untuk modal kerja. Modal kerja adalah biaya yang dike-luarkan untuk membiayai kegiatan usaha setelah rencana usaha nantinya siap dijalankan. Setiap jenis kegiatan usaha yang berbeda tentunya berbeda pula jenis biaya usaha atau biaya produksinya. Oleh karena itu, macam-macam biaya yang dikeluarkan untuk modal kerja disesuaikan dengan jenis kegiatan usahanya. Ini disebabkan oleh perbedaan
Kelayakan Usaha BUM Desa 69
cara, alat, bahan dan kebutuhan lainnya dalam mempro-duksi barang/jasa serta pemasarannya. Sebagai contoh, Ta bel 2 menggambarkan Modal Kerja untuk usaha jasa pe-ngelolaan air BUM Desa “GANTING”.
Setelah diketahui jumlah dana yang dibutuhkan, yang perlu diketahui lebih lanjut adalah dari mana sumber dana itu dapat diperoleh (contoh lihat Tabel 3).
Sumber dana atau permodalan BUM Desa dapat ber-sumber dari :
a. Kekayaan Desa yang dipisahkan;b. Tabungan masyarakat;c. Bantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Daerah;d. Pinjaman; dan/ataue. Penyertaan modal pihak lain/kerjasama bagi hasil.
Kelayakan Usaha BUM Desa70
NO
UR
AIA
NVO
LUM
ES
ATU
-A
NH
AR
GA
S
ATU
AN
JUM
LAH
A.
BIA
YA IN
VE
STA
SI T
AN
AH
dan
BA
NG
UN
AN
:
1.Ta
nah
*)
2.B
angu
nan
**)
TO
TAL
INV
ES
TAS
I TA
NA
H &
BA
NG
UN
AN
B.
BE
LAN
JA P
ER
ALA
TAN
INS
TALA
SI A
IR:
1.M
eter
an a
ir40
0bu
ah75
,000
30,0
00,0
00
2.Pi
pa ty
pe A
W20
4ba
tang
15,0
003,
060,
000
3.S
ambu
ngan
L1,
600
buah
2,00
03,
200,
000
4.D
oubl
e N
eppe
l80
0bu
ah5,
000
4,00
0,00
0
5.S
top
kran
400
buah
35,0
0014
,000
,000
TO
TAL
BIA
YA P
ER
ALA
TAN
(A
)54
,260
,000
Tabe
l 1.
Perh
itun
gan
Bia
ya In
vest
asi (
Mod
al A
wal
) U
nit
Usa
ha P
enge
lola
an A
ir M
inum
B
UM
Des
a “G
AN
TIN
G”
di D
esa
Lab
bo K
ec. T
ompo
bulu
Kab
. Ban
taen
g
Kelayakan Usaha BUM Desa 71
C.
BE
LAN
JA B
AH
AN
, PE
MA
SA
NG
AN
dan
TR
AN
SP
OR
-TA
SI:
6.Le
m5
buah
6,00
030
,000
7.Pl
este
r pi
pa10
buah
3,00
030
,000
8.S
emen
10za
k40
,000
400,
000
9.Pa
sir
6m
318
0,00
01,
080,
000
10.
Bia
ya p
emas
anga
n (in
stal
asi)
400
buah
20,0
008,
000,
000
11.
Bia
ya tr
ansp
orta
si5
kali
200,
000
1,00
0,00
0
TO
TAL
BIA
YA B
AH
AN
, PE
MA
SA
NG
AN
dan
TR
AN
S-
PO
RTA
SI (
B)
10,5
40,0
00
D.
BE
LAN
JA P
ER
LEN
GK
APA
N K
AN
TO
R:
12.
Kom
pute
r 1
set
5,00
0,00
05,
000,
000
13.
Kurs
i3
buah
100,
000
300,
000
14.
Mej
a3
buah
300,
000
900,
000
15.
Alm
ari a
rsip
1bu
ah50
0,00
050
0,00
0
TO
TAL
BIA
YA P
ER
LEN
GK
APA
N K
AN
TO
R (
C)
6,70
0,00
0
Kelayakan Usaha BUM Desa72
E.
BIA
YA L
AIN
NYA
:
16.
Bia
ya r
apat
-rap
at (t
erm
asuk
Mus
des)
1pa
ket
2,05
0,00
02,
050,
000
17.
Bia
ya p
elat
ihan
pen
ingk
atan
kap
asita
s pe
ngel
ola
1pa
ket
1,40
0,00
01,
400,
000
TO
TAL
BIA
YA L
AIN
NYA
(D)
3,45
0,00
0
TO
TAL
INVE
STA
SI (
A+
B+
C+
D+
E)
76,4
50,0
00
Sum
ber
: D
ata
stud
i kel
ayak
an u
saha
Uni
t U
saha
Pen
gelo
laan
Air
BU
M D
esa
“GA
NT
ING
” de
ngan
mod
ivik
asi
dan
reka
lkul
asi.
Ket
eran
gan
: *)
B
iaya
inv
esta
si t
anah
tid
ak d
iper
hitu
ngka
n, k
aren
a ta
nah
mili
k de
sa d
an p
eror
anga
n ya
ng
digu
naka
n un
tuk
mem
bang
un b
ak p
enam
pung
an d
an m
enan
am p
erpi
paan
tid
ak d
i pun
gut
biay
a.
**
) K
anto
r da
n G
udan
g U
nit
Usa
ha P
enge
lola
an A
ir B
UM
Des
a G
antin
g m
enem
pati
bang
unan
m
ilik
Pem
erin
tah
Des
a La
bbo
dias
umsi
kan
sew
a pe
r ta
hun
Rp.
1,5
00,0
00.
Kelayakan Usaha BUM Desa 73
Tabe
l 2.
Perh
itun
gan
Mod
al K
erja
Uni
t U
saha
Pen
gelo
laan
Air
Min
um B
UM
Des
a “G
AN
TIN
G”
di D
esa
Lab
bo K
ec. T
ompo
bulu
Kab
. Ban
taen
g
NO
UR
AIA
NVO
LUM
ES
ATU
AN
HA
RG
A
SAT
UA
NJU
MLA
H
1.A
lat
Tulis
dan
Kan
tor
(AT
K)
1pa
ket
250,
000
250,
000
2.In
sent
if Pe
ngur
us/P
enge
lola
:
a. K
omis
aris
12bu
lan
60,0
0072
0,00
0
b. D
irekt
ur12
bula
n12
0,00
01,
440,
000
c. S
ekre
taris
12bu
lan
80,0
0096
0,00
0
d. B
enda
hara
12bu
lan
80,0
0096
0,00
0
e. K
epal
a U
nit U
saha
12bu
lan
100,
000
1,20
0,00
0
f. K
etua
Bad
an P
enga
was
12bu
lan
60,0
0072
0,00
0
g. W
akil
Ket
ua B
adan
Pen
gaw
as12
bula
n40
,000
480,
000
h. S
ekre
taris
Bad
an P
enga
was
12bu
lan
40,0
0048
0,00
0
i. A
nggo
ta B
adan
Pen
gaw
as (2
org
)12
bula
n80
,000
960,
000
Tota
l Ins
entif
7,92
0,00
0
3.L
ain-
lain
--
--
TO
TAL
MO
DA
L K
ER
JA8,
170,
0000
Sum
ber
: D
ata
stud
i kel
ayak
an u
saha
Uni
t Usa
ha P
enge
lola
an A
ir B
UM
Des
a “G
AN
TIN
G”
deng
an m
odiv
ikas
i dan
re
kalk
ulas
i.
Kelayakan Usaha BUM Desa74
Tabe
l 3
Jum
lah
Dan
a ya
ng d
iper
luka
n un
tuk
Inve
stas
i dan
Mod
al K
erja
Uni
t U
saha
Pen
gelo
laan
Air
Min
um B
UM
Des
a “G
AN
TIN
G”
di D
esa
Lab
bo K
ec. T
ompo
bulu
Kab
upat
en B
anta
eng
NO
KLA
SIF
IKA
SI M
OD
AL
SU
MB
ER
dan
JU
MLA
H D
AN
AJU
MLA
HPe
m. D
esa
Pem
. Kab
Pem
. Pro
vL
ainn
ya
A.
INVE
STA
SI
1.Ta
nah
dan
Ban
guna
n1,
500,
000
--
-1,
500,
000
2.Pe
rala
tan
-54
,260
,000
--
54,2
60,0
00
3.B
ahan
, Pem
asan
gan,
Tra
nspo
rt-
10,5
40,0
00-
-10
,540
,000
4.Pe
rleng
kapa
n K
anto
r-
6,70
0,00
0-
-6,
700,
000
5.B
iaya
lain
nya
-3,
450,
000
--
3,45
0,00
0
B.
MO
DA
L K
ER
JA
1.AT
K-
250,
000
--
250,
000
2.In
sent
if Pe
ngel
ola
-7,
920,
000
--
7,92
0,00
0
3.B
iaya
lain
nya
--
--
-
TO
TAL
MO
DA
L84
,620
,000
Sum
ber
: D
ata
stud
i kel
ayak
an u
saha
Uni
t Usa
ha P
enge
lola
an A
ir B
UM
Des
a “G
AN
TIN
G”
deng
an m
odiv
ikas
i dan
re
kalk
ulas
i.
Kelayakan Usaha BUM Desa 75
Lebih lanjut, perlu dilakukan perhitungan biaya penyu-sutan terhadap investasi yang berbentuk harta tetap, misal-nya: gedung, mesin, komputer, meja-kursi, peralatan, dan lain-lain. Perhitungan ini diperlukan untuk memperhitung-kan laba/rugi dari kegiatan usaha. Perhitungan biaya pe-nyusutan dapat dilakukan berdasarkan satuan waktu hari, minggu, bulan dan tahun. Penentuan satuan waktu terse-but disesuaikan keperluan dan sifat dari barang. Sebagai contoh, Tabel 4 menggambarkan perhitungan biaya pe-nyu sutan dari investasi kegiatan usaha pengelolaan air BUM Desa “GANTING”.
Tabel 4.Perhitungan Biaya Penyusutan Investasi Unit Usaha Pe-
ngelolaan Air Minum BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo
Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
NO JENIS HARTA TETAP HARGA UMUR
EKONOMISBIAYA PENYU-
SUTAN/TH
1. Meteran air 30,000,000 12 tahun 2,500,000
2. Pipa type AW 3,060,000 12 tahun 255,000
3. Sambungan L 3,200,000 12 tahun 266,667
4. Double Neppel 4,000,000 12 tahun 333,333
5. Stop kran 14,000,000 5 tahun 2,800,000
6. Komputer 5,000,000 5 tahun 1,000,000
7. Kursi 300,000 12 tahun 25,000
8. Meja 900,000 12 tahun 75,000
9. Almari arsip 500,000 12 tahun 41,667
TOTAL 60,960,000 7,296,667
Sumber : Data studi kelayakan usaha Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa “GANTING” dengan modivikasi dan rekalkulasi.
Kelayakan Usaha BUM Desa76
Perkiraan Arus Kas
Berkaitan dengan kajian kelayakan usaha, perhitung an terhadap arus/aliran kas (cash flow) penting dilakukan ka-re na laba dalam pengertian akuntansi tidak sama de ngan kas masuk bersih. Bagi pengelola keuangan, kas ber sih jus tru lebih penting untuk diketahui, karena hanya de ngan kas bersih ini perusahaan (BUM Desa) dapat melak sanakan pem bayaran kewajiban keuangannya.
Kas pada dasarnya terdiri atas 2 (dua) macam peris ti-wa, yaitu arus kas masuk dan arus kas keluar. Bagian arus kas masuk mencatat semua penerimaan uang yang ber-asal dari hasil transaksi, misalnya: hasil penjualan tunai ba rang, uang persewaan yang diterima, penerimaan uang cicilan simpan-pinjam, kredit modal kerja kepada pihak lain, penerimaan bunga simpanan uang dari bank, dan se-bagainya. Sedangkan bagian arus kas keluar mencatat se-mua pengeluaran uang yang digunakan untuk: membayar pegawai, pengadaan bahan baku, membeli bahan bakar, membayar pajak, membayar bunga bank, menambah in-vestasi, dan sebagainya.
Penyusunan perkiraan arus kas digambarkan sebagai-mana contoh pada Tabel 5. Contoh tersebut diambil dari data kajian kelayakan kegiatan usaha pengelolaan air BUM Desa “GANTING” yang telah dimodifikasi oleh penulis. Da-ta aslinya, arus kas dihitung dalam satuan waktu bulan dan
Kelayakan Usaha BUM Desa 77
oleh penulis dikonversi ke dalam satuan tahun. Jumlah pelanggan diproyeksikan (diperkirakan) sebanyak 400 pe-langgan. Harga pemakaian air ditentukan sebesar Rp. 250/m3 ditambah uang infak per pelanggan sebesar Rp. 500/bulan. Rata-rata penggunaan air diproyeksikan sebanyak 25 m3/bln/pelanggan. Dengan demikian rata-rata penda-patan kotor per bulan yang diterima oleh BUM Desa “GAN-TING” dari seluruh pelanggan air sebesar
= (400 X 25 X Rp. 250) + (400 X Rp. 500) = Rp. 2.700.000.
Pendapatan kotor per tahun sebesar
= Rp. 2.700.000 X 12 = Rp. 32.400.000.
Kelayakan Usaha BUM Desa78
Tabe
l 5.
Perk
iraa
n A
rus
Kas
Uni
t U
saha
Pen
gelo
laan
Air
Min
um B
UM
Des
a “G
AN
TIN
G”
di D
esa
Lab
bo K
ec. T
ompo
bulu
Kab
. Ban
taen
g
NO
UR
AIA
NTA
HU
N K
E:
12
34
5
A.
AR
US
KA
S M
AS
UK
1.Pe
nerim
aan
infa
k da
n bi
aya
pem
akai
an a
ir32
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
2.La
in-la
in-
--
--
TO
TAL
AR
US
KA
S M
AS
UK
(A)
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
00
B.
AR
US
KA
S K
ELU
AR
1.AT
K25
0,00
025
0,00
025
0,00
025
0,00
025
0,00
0
2.In
sent
if Pe
ngel
ola
7,92
0,00
07,
920,
000
7,92
0,00
07,
920,
000
7,92
0,00
0
3.B
unga
ban
k-
--
--
4.Pa
jak
--
--
-
5.La
in-la
in-
--
--
TO
TAL
AR
US
KA
S K
ELU
AR
(B)
8,17
0,00
08,
170,
000
8,17
0,00
08,
170,
000
8,17
0,00
0
AR
US
KA
S B
ER
SIH
( A
– B
)24
,230
,000
24,2
30,0
0024
,230
,000
24,2
30,0
0024
,230
,000
Cat
atan
: dal
am p
erio
de 5
tahu
n ju
mla
h pe
lang
gan,
tarif
air
dan
biay
a op
eras
iona
l dia
sum
sikan
teta
p.
Kelayakan Usaha BUM Desa 79
Perkiraan Laba-Rugi
Perkiraan atau proyeksi laba-rugi penting dilakukan, karena salah satu tujuan BUM Desa melakukan kegiatan usaha adalah mendapatkan keuntungan atau laba usaha. Apabila dari proyeksi laba-rugi menunjukkan rugi, maka se-baiknya rencana kegiatan usaha perlu dicari alternatif usa ha lain dengan cara memperhitungkan kembali aspek-aspek keuangan agar mencapai keadaan yang dapat menghasil-kan laba. Jika tidak ada alternatif, dan hasil proyeksi tetap rugi, sebaiknya rencana kegiatan usaha dihentikan saja.
Tabel 6 berikut ini merupakan contoh proyeksi laba-ru-gi yang disarikan dari data kajian kelayakan usaha penge-lolaan air BUM Desa “GANTING”.
Kelayakan Usaha BUM Desa80
Tabe
l 6.
Pro
yeks
i Lab
a-R
ugi U
nit
Usa
ha P
enge
lola
an A
ir M
inum
BU
M D
esa
“GA
NT
ING
”
di D
esa
Lab
bo K
ec. T
ompo
bulu
Kab
. Ban
taen
g
NO
UR
AIA
NTA
HU
N K
E
12
34
5
A.
PE
NJU
ALA
N32
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
B.
BIA
YA P
OK
OK
PR
OD
UK
SI *
)
1.B
ahan
Bak
u-
--
--
2.U
pah
Tena
ga K
erja
--
--
-
3.B
iaya
Um
um P
abrik
--
--
-
C.
LAB
A K
OT
OR
( A
– B
)32
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
D.
BIA
YA U
SA
HA
1.AT
K25
0,00
025
0,00
025
0,00
025
0,00
025
0,00
0
2.G
aji/I
nsen
tif P
enge
lola
7,92
0,00
07,
920,
000
7,92
0,00
07,
920,
000
7,92
0,00
0
3.B
iaya
pro
mos
i-
--
--
4.B
iaya
Pen
yusu
tan
7,29
6,66
77,
296,
667
7,29
6,66
77,
296,
667
7,29
6,66
7
5.La
in-la
in-
--
--
Tota
l Bia
ya U
saha
15,4
66,6
6715
,466
,667
15,4
66,6
6715
,466
,667
15,4
66,6
67
Kelayakan Usaha BUM Desa 81
E.
LAB
A U
SA
HA
(C
– D
)16
,933
,333
16,9
33,3
3316
,933
,333
16,9
33,3
3316
,933
,333
F.B
UN
GA
-
--
--
G.
LAB
A S
EB
ELU
M P
AJA
K (
E-F
)16
,933
,333
16,9
33,3
3316
,933
,333
16,9
33,3
3316
,933
,333
H.
PAJA
K-
--
--
I.LA
BA
BE
RS
IH (
G –
H )
16,9
33,3
3316
,933
,333
16,9
33,3
3316
,933
,333
16,9
33,3
33
Ket
eran
gan
: *)
Keb
etul
an k
asus
pen
gelo
laan
air
di D
esa
Labb
o ba
han
baku
air
tingg
al m
enga
lirka
n sa
ja d
ari s
um-
bern
ya s
ehin
gga
tanp
a bi
aya,
dan
ten
aga
kerja
dira
ngka
p ol
eh p
enge
lola
yan
g di
beri
tunj
anga
n (in
sent
if) b
ulan
an (
dim
asuk
kan
dala
m B
iaya
Usa
ha).
Unt
uk k
asus
lain
, ha
rap
men
yesu
aika
n de
-ng
an k
eada
an s
etem
pat.
Kelayakan Usaha BUM Desa82
Penilaian Investasi
Jika dalam periode yang sama terdapat beberapa usul-an rencana usaha yang ternyata layak untuk dijalankan, se-dangkan dana yang tersedia tidak mencukupi, maka perlu dicari jalan keluar. Salah satunya adalah dengan melaku-kan urutan prioritas terhadap usulan-usulan bisnis itu. Un-tuk melakukan penilaian investasi serta melakukan analisis urutan prioritas adalah sebagai berikut.
a. Metode Pay Back Period (Waktu Kembali Modal)
Metode ini sederhana dan sudah dikenal secara umum. Ketika seorang pemilik modal ditawari untuk me la-ku kan investasi (modal) usaha maka ia akan berta-nya “Berapa lama modal saya akan kembali?” Dalam manajemen keuangan hal itu dikenal dengan sebutan payback period, yaitu suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan aliran kas. Cara perhitungannya seder-hana, sbb.:
Rumus:
Pay Back Period = (Nilai Investasi Awal : Kas Masuk Bersih) X 1
tahun
Kelayakan Usaha BUM Desa 83
Kriteria penilaian:
Jika Pay Back Period lebih pendek waktunya dari mak-simum Pay Back Period yang dapat diterima, maka usulan investasi dapat diterima. Misalnya kita mensya-ratkan Pay Back Period maksimum yang dapat dite-ri ma adalah 5 tahun, sedangkan hasil perhitungan menunjukkan 4 tahun, maka usulan investasi tersebut DI TERIMA
Metode Pay Back Period ini cukup sederhana, namun mempunyai kelemahan. Kelemahan utamanya yaitu periode ini tidak memperhatikan perubahan nilai uang dalam periode mendatang. Selain itu juga tidak mem-perhatikan aliran kas masuk setelah modal kembali. Jadi pada umumnya metode ini digunakan sebagai pendukung metode lain yang lebih baik.
Contoh:
Investasi Awal unit usaha pengelolaan air BUM Desa “GANTING” adalah sebesar Rp. 76.450.000,- (lihat Tabel 1), dan Arus Kas Masuk Bersih sebesar Rp. 24.230.000,-. Berdasarkan data ini, dapat diperhi-tungkan Pay Back Period-nya sebagai berikut.
Payback Period = (76,450,000 / 24,230,000) X 1 ta-hun
= 3,16 tahun atau 3 tahun lebih 2 bulan.
Kelayakan Usaha BUM Desa84
Hasil perhitungan tersebut diatas menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan untuk kembali modal adalah selama 3 tahun lebih 2 bulan. Jika batasan periode waktu kembali modal yang dapat diterima adalah 5 tahun, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan usa-ha pengelolaan air BUM Desa “GANTING” dinyatakan layak untuk direalisasikan, karena modal yang dita-namkan akan kembali dalam waktu yang lebih cepat dari waktu maksimum yang dapat diterima.
b. Metode Net Present Value (NPV)
Net Present Value (nilai sekarang) yaitu selisih antara biaya investasi dengan nilai sekarang dengan peneri-maan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun aliran kas terminal) di masa yang akan da-tang. Untuk menghitung nilai sekarang perlu ditentu-kan tingkat bunga yang berlaku.
Rumus:
Keterangan:AKt = aliran kas per tahun pada periode t Io = investasi awal pada tahun ke-0b = suku bunga (discount rate) à biasanya suku
bunga sertifikat Bank Indonesia atau bunga de-posito digunakan sebagai acuan
Kelayakan Usaha BUM Desa 85
Kriteria penilaian:
- jika NPV > 0, maka usulan rencana usaha diteri-ma
- jika NPV < 0, maka usulan rencana usaha ditolak- jika NPV = 0, nilai perusahaan tetap walaupun
usulan rencana usaha diterima ataupun ditolak.
Contoh:
Berikut ini merupakan perhitungan NPV berdasarkan biaya investasi dan arus kas bersih bagi unit usaha pengelolaan air BUM Desa “GANTING”. Total investasi awal sebesar Rp. 76.450.000,- (lihat Tabel 1). Arus kas bersih diasumsikan tetap/konstan selama periode 5 tahun, yaitu sebesar Rp. 24.230.000,-/tahun (lihat Ta-bel 5). Suku bunga bank diasumsikan 7% per tahun (SBI Tahun 2010).
Kelayakan Usaha BUM Desa86
Tabel 7.Perhitungan NPV Arus Kas Bersih untuk Unit Usaha
Penge lolaan Air Minum BUM Desa “GANTING”
di Desa Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng
TH ke URAIAN ALIRAN KAS
DISCOUNT RATE
(b=7%)
PRESENT VALUE
0 Investasi Awal -74,950,000 1 -74,950,000
1 Arus kas bersih tahun ke-1 24,230,000 0.93457944 22,644,860
2 Arus kasbersih tahun ke-2 24,230,000 0.87343873 21,163,420
3 Arus kasbersih tahun ke-3 24,230,000 0.81629788 19,778,898
4 Arus kas bersih tahun ke-4 24,230,000 0.76289521 18,484,951
5 Arus kas bersih tahun ke-5 24,230,000 0.71298618 17,275,655
NPV 22,897,784
Berdasarkan contoh perhitungan NPV tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rencana kegiatan usaha pengelolaan air BUM Desa “GANTING” layak untuk di-jalankan, karena NPV = Rp. 22.897.784,-. Berarti NPV> 0 (bernilai positif).
c. Metode Profitability Index (PI)
Profitability Index (indeks untuk dapat untung) me-ru pakan metode untuk menghitung perbandingan an-tara nilai arus kas bersih yang akan datang dengan nilai investasi yang sekarang. Jadi profitability index
Kelayakan Usaha BUM Desa 87
dapat dihitung dengan membandingkan antara Pre-sent Value (PV) Kas Masuk dengan PV Kas Keluar.
Rumus:
PI = PV Kas Masuk : PV Kas Keluar
Kriteria Penilaian:
— jika PI > 1, maka usulan rencana usaha dikatakan menguntungkan;
— jika PI < 1, maka usulan rencana usaha tidak menguntungkan.
Contoh :
Dengan menggunakan nilai Present Value yang tercan-tum pada Tabel 7, kita dapat dengan mudah menghi-tung Profitability Index.
Caranya: PV untuk arus kas bersih tahun ke-1 sampai dengan tahun ke-5 dijumlahkan, kemudian hasil pen-jumlahannya dibagi dengan PV investasi awal. Hasil perhitungannya adalah sebagai berikut:
PI = Rp 99.347.784,- / Rp 76.450.000,-
= 1,30
Kelayakan Usaha BUM Desa88
Kesimpulan:
Kegiatan usaha pengelolaan air BUM Desa “GAN-TING” jika dijalankan akan memperoleh untung/laba, karena PI = 1,30. Berarti PI > 1.
d. Break Even Point (Titik Impas)
Analisis break even point atau titik impas digunakan untuk mengetahui hubungan antara beberapa faktor di dalam kegiatan perusahaan, seperti luas produksi atau tingkat produksi yang dilaksanakan, biaya yang dike-luarkan, serta pendapatan yang diterima perusahaan dari kegiatannya. Pendapatan perusahaan merupakan penerimaan yang dihasilkan dari kegiatan perusahaan, sedangkan biaya operasi merupakan pengeluaran un-tuk kegiatan perusahaan. Biaya operasi ini terbagi atas dua bagian, yaitu biaya tetap dan biaya variabel (biaya tidak tetap).
Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik atau turunnya produksi yang dihasilkan. Contoh: gaji pengurus/pengelola BUM Desa, biaya rapat, biaya penyusutan, bunga bank, dan lain-lain.
Biaya variabel atau biaya tidak tetap adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubah an tingkat produksi. Contoh: biaya untuk membeli ba-han baku, biaya bahan bakar mesin produksi, biaya
Kelayakan Usaha BUM Desa 89
pe masaran, biaya tenaga kerja langsung, dan seba-gainya.
Break Even Point (BEP) merupakan keadaan yang menunjukkan Total Pendapatan sama dengan Total Biaya.
Total Pendapatan adalah jumlah unit barang terjual dikalikan harga satuan barang, sedangkan total biaya merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya va riabel. Rumus BEP adalah sebagai berikut:
BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya Varia-bel Rata-Rata)
Contoh 1:
Biaya tetap pengelolaan air BUM Desa “GANTING” sebesar Rp. 8.170.000,- per tahun atau Rp. 680.833,- per bulan. Biaya tetap ini untuk membayar ATK dan gaji/tunjangan pengurus dan pengelola. Biaya varia-belnya Rp. 0,- karena produksi air tidak menggunakan mesin (tinggal mengalirkan saja melalui perpipaan) dan tidak ada biaya tenaga kerja langsung. Jumlah pelanggannya sebanyak 400 rumahtangga. Berarti Bi-aya Tetap per pelanggan per bulan = Rp. 680.833,- : 400 = Rp. 1.702. Harga jual per M3 sebesar Rp. 250,-. Berdasarkan data tersebut BEP dapat dihitung seba-gai berikut:
Kelayakan Usaha BUM Desa90
BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya Variabel Rata-Rata)
= 1.702 : (250 – 0) = 6.81
Makna dari hasil perhitungan tersebut adalah, untuk mencapai BEP atau titik impas maka volume air yang harus terjual kepada setiap pelanggan rata-rata 6,81 M3 per bulan, dengan catatan jumlah pelanggan tetap sebanyak 400 rumahtangga.
Contoh 2 :
Untuk memperjelas perhitungan BEP, berikut ini meru-pakan contoh dengan permisalan seorang produsen tempe:
Harga jual tempe per unit sebesar Rp 500,-, biaya tetap sebesar Rp 10.000,-, dan biaya variabel sebe-sar Rp 100,-/unit, maka jumlah yang diproduksi agar mencapai BEP adalah:
BEP = Biaya Tetap : (Harga Jual per Unit – Biaya Vari-abel Rata-Rata)
= 10.000/ (500 – 100) = 10.000 / 400
= 25 unit
Kelayakan Usaha BUM Desa 91
Jadi jumlah produksi tempe agar mencapai titik impas adalah 25 unit pada harga Rp 500,-.
Jika biaya tetap dan biaya variabel tidak berubah, dan harga jual per unit berubah (naik) maka jumlah unit produksi untuk mecapai BEP akan menjadi lebih kecil.
Kelayakan Usaha BUM Desa 93
Aspek sosial budaya, ekonomi, politik, dan lingkungan perlu dipertimbangkan dalam menilai kelayakan us-aha. Perlu ditegaskan kembali bahwa tujuan usaha-
usa ha yang akan dijalankan oleh BUM Desa tidak semata-mata untuk mengejar keuntungan materi semata (profit), tetapi juga bertujuan untuk mendatangkan kemanfaatan (benefit) bagi seluruh stakeholders desa dan lingkungan hidup. Oleh karena itu, setiap usaha yang akan dijalankan oleh BUM Desa harus layak berdasarkan aspek-aspek terse-but.
Aspek Sosial Budaya Setempat
Rencana usaha yang akan dijalankan BUM Desa harus mempertimbangkan kondisi sosial budaya setempat. Ren-cana kegiatan usaha yang bertentangan dengan nilai-nilai
Bagian VIASPEK SOSIAL BUDAYA, EKONOMI, POLITIK, LINGKUNGAN USAHA DAN
LINGKUNGAN HIDUP
Kelayakan Usaha BUM Desa94
sosial budaya masyarakat setempat akan menimbul-kan perlawan an dari ma-syarakat, se hingga rencana usaha itu sulit dilaksana-kan. Perlu pula dipertim-bangkan kemung kinan dam pak yang ditimbulkan oleh kegiatan usaha yang akan dijalankan. Apabila ke giatan usaha menimbul-kan dampak negatif pada kehidupan warga desa, maka perlu diupayakan untuk mengatasi dampak negatif terse-but. Apabila dampak negatif yang akan terjadi berskala be-sar dan sulit untuk mengatasinya, maka sebaiknya rencana usaha itu ditunda atau dihentikan sama sekali. Sebaliknya, apabila rencana usaha itu justru dapat melerai konflik antar warga desa, maka rencana usaha dapat direalisasikan.
Sebagai contoh, pemanfaatan air bersih di Desa Lab-bo, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng tidak dikelola dengan baik sehingga menimbulkan konflik antar warga, karena pembagian air yang tidak merata. Dengan dikelolanya air oleh BUM Desa “GANTING” membuat kon-flik antar warga menjadi reda. Dengan demikian kegiatan usaha pengelolaan air ini layak dijalankan.
Hindarijeniskegiatanusahayangtidak sesuai dengan nilai sosialbudaya setempat, dan kegiatanusaha yang akan dilaksanakanBUMDesa jangan sampaimen-imbulkan konflik dalam kehidu-panmasyarakat.
Kelayakan Usaha BUM Desa 95
Aspek Perbaikan Ekonomi Desa
Salah satu tujuan utama mendirikan unit usaha BUM Desa adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan perekonomian de sa. Untuk itu, perlu dihindari pemilihan jenis usaha BUM Desa yang sekiranya justru akan menu-run kan pendapatan masyarakat setempat. Misalnya, unit usaha BUM Desa sebaiknya menghindari pemilihan jenis usaha yang sudah digeluti oleh warga desa.
Sesuai dengan tujuannya, unit usaha BUM Desa yang akan dijalankan hendaknya berupa kegiatan usaha yang dapat menyerap tenaga kerja setempat. Akan lebih baik lagi apabila kegiatan usaha BUM Desa tersebut dapat melahirkan kegiatan ekonomi baru bagi warga setempat. Dengan demikian, kehadiran unit usaha BUM Desa da-pat memperluas kesempatan kerja baru bagi warga desa. Dampak lanjutan dari semakin luasnya kesempatan kerja tersebut, pada gilirannya akan meningkatkan pendapatan warga desa sehingga terjadi perbaikan tingkat kesejahtera-an warga desa.
Selain dampak positif dari unit usaha BUM Desa ter-hadap kehidupan ekonomi warga desa, rencana usaha
Usahakan kegiatan usa-ha yang akan dijalankanBUMDesadapatmenye-rap tenaga kerja lokaldanmenggairahkankehi-dupanekonomidesa.
Kelayakan Usaha BUM Desa96
tersebut juga perlu memperhitungkan keuntungan finan-sial bagi peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes). Ke-hadiran unit usaha BUM Desa diharapkan mampu me-ningkatkan PADes. Dengan meningkatnya PADes berarti kemampuan keuangan Pemerintah Desa menjadi semakin kuat. Peningkatan PADes tersebut lebih lanjut diharapkan dapat memperkuat kemampuan pembiayaan pembangun-an desa dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Aspek Politik
Aspek politik merupa-kan hal penting yang harus dipertimbangkan dalam me ren canakan suatu ke-giat an usaha, karena aspek politik dapat mendukung atau sebaliknya mengga-galkan kegiatan usaha yang akan dijalankan. Dari as pek politik yang perlu di-pertimbangkan antara lain: apakah warga desa memberi dukungan ataukah menolak adanya rencana membuka suatu kegiatan usaha BUM Desa? Apabila masyarakat memberi dukungan atas renca-na tersebut, maka kegiatan usaha yang direncanakan dapat
Usahakan unit kegiatan usahaBUM Desa mendapatkan du-kungan politik dari berbagaipemangku kepentingan desa(KepalaDesa, BPD,TokohMa-syarakat, Lembaga-lembagaKemasyarakatan, PemerintahKabupaten,dll)
Kelayakan Usaha BUM Desa 97
dilanjutkan. Sebaliknya, jika masyarakat tidak mendukung atau bahkan menolak, sebaiknya rencana kegiatan usaha ditunda sambil melakukan pendekatan kepada masyarakat agar bersedia mendukung. Akan tetapi, jika masyarakat tetap menolak kehadiran kegiatan usaha yang direncana-kan, maka sebaiknya rencana itu dihentikan. Demikian pula sikap pemerintah desa (Kepala Desa) dan BPD perlu juga diperhitungkan. Apabila pemerintah desa dan/atau BPD tidak berkomitmen terhadap rencana kegiatan usaha, sebaiknya rencana itu ditunda terlebih dahulu. Demikian juga komitmen Pemerintah Kabupaten sangat penting un-tuk diperhatikan. Adakah kebijakan Pemerintah Kabupaten yang mendukung rencana kegiatan usaha? Jika ada, maka ini merupakan hal baik untuk melanjutkan rencana keg-iatan usaha. Berikutnya yang perlu dipertimbangkan ada-lah seberapa amankah kegiatan usaha yang direncanakan dari pengaruh politik paska pilkades atau pilkada. Apabila kegiatan usaha yang direncanakan itu diyakini tidak begitu terpengaruh terhadap dinamika politik lokal yang bersifat mengganggu, maka kegiatan usaha yang direncanakan dapat dilanjutkan/dilaksanakan.
Aspek Lingkungan Usaha
Lingkungan usaha merupakan sekumpulan kegiatan usaha yang bergerak dalam jenis usaha ekonomi yang sama. Pendirian BUM Desa harus memperhatikan ling-
Kelayakan Usaha BUM Desa98
kungan usaha, terutama masalah persaingan usa-ha sejenis antarperusaha-an (antar BUM Desa) dan usaha sejenis yang su-dah diusahakan oleh ma-syarakat. Salah satu pe-ran BUM Desa adalah men dorong pertumbuhan perekonomian masyarakat desa. Oleh karena itu, se-be lum suatu jenis usaha dijalankan oleh BUM Desa maka harus dipastikan bahwa usaha tersebut tidak “bersa-ing” dengan usaha sejenis yang dilakukan oleh masyarakat setempat. Prinsipnya, BUM Desa tidak boleh mematikan usaha yang sudah dijalankan oleh masyarakat, tetapi jus-tru harus mampu mendukung atau mensinergikan berba-gai usaha yang sudah dijalankan oleh masyarakat. Lalu, bagaimana jika BUM Desa sudah terlanjur mulai menja-lankan jenis usaha yang juga digeluti oleh masyarakat se-tempat? Tentu saja usaha yang sudah ada tersebut tidak harus dimatikan, tetapi harus dikembangkan untuk men-dukung usaha sejenis yang dikelola masyarakat. Misalnya, BUM Desa menjalankan usaha perdagangan sembako dan beberapa warga setempat juga menjalankan usaha yang
1. Pilihlah jenis kegiatan usahayang tidak menyaingi danmematikanusahayangsudahdijalankanolehwargamasya-rakatsetempat.
2. Perhitungkan secara cermatkondisipersainganusahaan-tar BUM Desa dan Perusa-haan lainnya serta kemam-puan BUM Desa untukmenghadapipersaingan.
Kelayakan Usaha BUM Desa 99
sama, maka sebaiknya BUM Desa berperan sebagai gro-sirnya dan tidak menjual secara eceran.
Analisis lingkungan usaha secara sederhana dapat di-lakukan dengan menjawab beberapa pertanyaan berikut ini:
Bagaimana situasi dan kondisi ancaman bagi BUM Desa sebagai pendatang baru ke dalam bidang usaha yang akan dijalankan?
Bagaimana situasi persaingan antarperusahaan dalam bidang usaha yang akan dijalankan BUM Desa?
Adakah produk pengganti yang beredar di pasaran se-hingga menjadi ancaman bagi usaha BUM Desa?.
Bagaimana kekuatan tawar-menawar dari pembeli (buyers) dan pemasok (suppliers)?
Bagaimana kekuatan pengaruh stakeholder lainnya (pemerintah, serikat pekerja, lingkungan masyarakat, kreditor, pemasok, asosiasi dagang, kelompok yang mempunyai kepentingan lain, dan pemilik modal)?
Apabila jawaban dari setiap pertanyaan tersebut meng-a rah pada keadaan yang aman bagi usaha yang akan dija-lankan BUM Desa, maka kegiatan usaha yang direncana-kan dapat dilanjutkan.
Kelayakan Usaha BUM Desa100
Aspek Lingkungan Hidup
Kualitas lingkungan hidup merupakan hal penting untuk di-jaga kelestariannya demi keber-langsungan hidup manusia. Oleh karena itu, rencana usaha yang akan dijalankan harus memper-hitungkan dampak lingkungan. Kegiatan usaha BUM Desa jangan sampai menimbulkan gangguan atau kerusakan lingkungan hidup. Terutama apabila kegiat-an usahanya itu memproduksi barang yang menimbulkan limbah, maka harus diperhatikan dengan sungguh-sung-guh penanganan limbahnya agar tidak mencemari ling-kungan. Akan lebih baik lagi apabila kegiatan usaha yang akan dijalankan itu justru dapat memperbaiki atau setidak-tidaknya menjaga kelestarian lingkungan hidup. Misalnya, usaha yang akan dijalankan berupa kegiatan usaha kehu-tanan atau perkebunan dengan memanfaatkan lahan gun-dul. Apabila kegiatan usaha yang direncanakan tidak ber-dampak negatif (tidak merusak) pada kualitas lingkungan hidup, maka kegiatan usaha yang direncanakan itu layak untuk dijalankan.
Pilihlah jenis kegiatanusaha yang ramah ling-kungan,dandiutamakanyang dapat mendukungpelestarian lingkunganhidup.
Kelayakan Usaha BUM Desa 101
Kajian aspek hukum untuk menilai kelayakan usaha yang akan diselenggarakan oleh BUM Desa merupa-kan langkah penting yang harus dilakukan. Hasil kaji-
an aspek hukum ini sangat diperlukan untuk menghindari terjadinya protes warga dan penutupan/pembekuan usaha oleh pemerintah karena pelanggaran hukum positif yang berlaku.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kajian aspek hukum meliputi:
1. Bentuk Usaha dan Perijinannya
Dalam merencanakan suatu kegiatan usaha perlu mem perhatikan bentuk usaha beserta perijinannya. Oleh karena itu, sebelum rencana usaha itu dilaksa-nakan perlu mempelajari peraturan perundang-undan-gan yang mengatur tentang bidang usaha yang akan
Bagian VIIASPEK HUKUM (YURIDIS)
Kelayakan Usaha BUM Desa102
dijalankan. Apabila badan hukum dari unit usaha BUM Desa yang akan dijalankan itu berbentuk Perseroan Ter-batas (PT), maka pendirian unit usaha itu harus meng-ikuti prosedur yang diatur da lam Undang-Undang No-mor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Apabila bidang usaha yang akan digeluti itu berupa Lembaga Keuangan Mikro, maka prosedur pendiriannya harus menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 tentang Lem-baga Keuangan Mikro dan Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Apabila bidang usaha yang akan digeluti itu berupa Lembaga Keuangan Mikro, maka prosedur pendiriannya harus menyesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 1 Ta-hun 2013 tentang Lembaga Keuangan Mikro dan Un-dang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Apabila skala usahanya termasuk Us-aha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) perlu meng-acu Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.
Apabila ternyata rencana usaha yang akan dijalankan itu semata-mata merupakan unit usaha BUM Desa,
Sebelum rencana usahadilaksanakan, pastikanbahwastatushukumdanprosedur perijinan pen-dirian unit usaha dapatdilakukansecarabenar.
Kelayakan Usaha BUM Desa 103
maka dapat menggunakan landasan hukum Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa, Permendagri No. 39 Tahun 2010 ten-tang Badan Usaha Milik Desa, Peraturan Daerah Kabu-paten/ Kota setempat, dan Peraturan Desa setempat. Bersamaan dengan terbitnya Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka landasan hukum bagi pendirian unit usaha BUM Desa hendaknya me-ng acu pada undang-undang ini beserta peraturan tu-runannya.
2. Kesesuaian Usaha BUM Desa dengan Perencanaan Pembangunan Desa
Rencana mendirikan unit usa ha BUM Desa harus me-ru pakan satu kesatuan de-ngan perencanaan desa. De ngan kata lain, rencana usaha yang akan dijalankan BUM Desa harus merupakan reali sasi dari perencanaan pem bangunan desa (RPJM Desa dan RKP Desa). Artinya, rencana kegiatan usaha tersebut sudah dimuat dalam RPJM Desa dan RKP Desa. Jika ternyata rencana usaha tersebut belum ter-
Pastikanbahwaunitusa-haBUMDesayangakandijalankan merupakanrealisasi dari perencana-an desa yang termuatdalamRPJMDesabesertaturunannya.
Kelayakan Usaha BUM Desa104
muat dalam perencanaan pembangunan desa, maka harus segera dilakukan review RPJM Desa beserta pe-rencanaan turunannya melalui musyawarah desa.
RPJM Desa merupakan bagian tak terpisahkan dari Peraturan Desa, sehingga RPJM Desa itu merupakan bagian dari produk hukum desa. Oleh karena itu, unit usaha BUM Desa yang dibentuk di luar RPJM Desa dapat dikatakan inkonstitusional (cacat hukum), dan ini tidak boleh terjadi.
3. Status Kepemilikan Lahan atau Lokasi Usaha
Untuk menjalankan suatu ke giatan usaha pasti me mer-lu kan lahan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan. Sta-
Kelayakan Usaha BUM Desa 105
tus pemilikan lahan sebagai lo kasi usaha merupakan hal sen sitif, baik dipandang dari aspek hukum maupun aspek sosial. Ketidak-jelasan status pemilikan lahan yang diguna-kan sebagai lokasi usa ha sa-ngat berisiko terjadinya kon-flik sosial di kemudian hari. Selain itu, ketidak-jelasan status pemilikan lahan seba-gai lokasi usaha juga akan mempersulit dalam pengu-rusan perijinan usaha. Oleh karena unit usaha BUM Desa itu milik Pemerintah Desa, maka lahan yang pa-ling aman untuk digunakan sebagai lokasi usa ha ada-lah lahan milik desa. Kalaupun lahan tempat usaha menggunakan sebagian atau seluruhnya milik warga masyarakat, maka harus ada kejelasan status penggu-naannya dan perlu dibuat perjanjian secara tertulis di atas meterai. Ini dimaksudkan agar rencana kegiatan usaha dapat dijalankan dengan lancar dan terbebas dari konflik/sengketa.
Berdasarkan hasil kajian hukum ini, apabila rencana usa ha yang akan dijalankan berkesesuaian dengan hukum yang berlaku atau tidak berdampak terhadap pe langgaran hukum, maka rencana usaha tersebut da pat dinyatakan layak untuk dijalankan.
Pastikan bahwa ada ke-jelasan tentang statuspemilikandanataupeng-gunaan lahan tempatusaha sehingga bebasdarisengketa.
Kelayakan Usaha BUM Desa 107
Rencana usaha atau Business Plan pada dasarnya me-ru pakan uraian tertulis mengenai masa depan usa-ha/bisnis, yang menjelaskan tentang: apa, dimana,
oleh siapa, dan bagaimana kegiatan usaha akan dijalankan. Renca na usaha biasanya digunakan oleh wirausahawan yang sedang mencari calon investor untuk menyampaikan visi dan misinya kepada calon investor atau pemodal. Menurut Pin-son (2003), ada tiga tujuan utama menyusun rencana usa-ha. Pertama, sebagai panduan dalam menjalankan usaha. Rencana usaha adalah cetak biru bisnis yang memberi infor-masi lebih rinci atas seluruh aspek kegiatan usaha di masa lalu dan masa sekarang, maupun proyeksi beberapa tahun ke depan. Ini bagi kegiatan usaha yang sudah berjalan. Bagi kegiatan yang baru, tentu belum memiliki sejarah, sehingga informasi yang termuat dalam rencana usaha lebih didasar-kan proyeksi. Kedua, sebagai dokumentasi pendanaan. Bila mencari dana, rencana bisnis akan merinci bagaimana dana
Bagian VIIIPERENCANAAN USAHA
Kelayakan Usaha BUM Desa108
itu dapat memajukan tujuan perusahaan dan meningkatkan laba. Pemberi pinjaman ingin mengetahui cara mengatur arus kas dan membayar pinjaman beserta bunganya secara tepat waktu. Investor ingin tahu apakah investasinya dapat meningkatkan kekayaan bersih serta memperoleh laba atas investasinya itu. Ketiga, bila berbisnis secara internasional, rencana bisnis menjadi alat standar untuk mengevaluasi po-tensi bisnis di pasar luar negeri. Rencana usaha/bisnis dapat menunjukkan cara suatu perusahaan dapat bersaing di era global saat ini.
Rencana usaha perlu dibuat oleh siapapun yang akan atau bahkan sudah menjalankan suatu kegiatan usaha. Bagi desa yang hendak menjalankan BUM Desa, terlebih dahulu perlu membuat rencana usaha agar segala aspek yang berkenaan dengan kegiatan usaha yang akan dijalan-kan dapat diperhitungkan dan dipersiapkan sebaik-baik-nya. Demikian pula bagi desa yang sudah menjalankan unit kegiatan usaha BUM Desa, rencana usaha perlu dibuat dalam rangka pengembangan kegiatan usahanya.
Rencana usaha pada umumnya berisi gambaran dan penjelasan mengenai aspek-aspek penting yang sangat mempengaruhi jalannya kegiatan usaha yang direncana-kan. Materi pokok yang biasanya dimuat dalam rencana usaha meliputi:
1. Tujuan usaha, 2. Strategi yang digunakan untuk mencapainya,
Kelayakan Usaha BUM Desa 109
3. Masalah potensial yang kira-kira akan dihadapi dan cara mengatasinya,
4. Struktur organisasi (termasuk jabatan dan tanggung jawab), dan
5. Modal yang diperlukan untuk membiayai perusahaan dan bagaimana mempertahankannya sampai menca-pai break even point (titik impas).
Daya tarik dari suatu rencana usaha sangat tergan-tung pada kualitas dari cara menulis dan menyusunnya. Seringkali kita memiliki ide bisnis yang sangat bagus, na-mun kedodoran dalam mengungkapkannya dalam bentuk rencana usaha (business plan). Sebuah rencana bisnis akan baik apabila mengikuti pedoman yang telah disepa-kati secara umum dalam dunia bisnis, baik dari segi susun-an maupun isi.
Dalam praktek sehari-hari dokumen rencana usaha dapat disusun berdasarkan hasil kajian kelayakan usaha untuk memulai usaha atau mengembangkan usaha yang sudah ada. Rencana usaha itu bukanlah suatu kajian ke-layakan usaha, hal ini seringkali disalah-artikan. Kajian ke-layakan usaha lebih bersifat sebagai kegiatan penelitian untuk mengkaji apakah suatu kegiatan yang direncana-kan itu layak atau tidak layak untuk dijalankan. Sedangkan rencana usaha memiliki fungsi perencanaan yang berisi-kan langkah-langkah yang diperlukan untuk mewujudkan
Kelayakan Usaha BUM Desa110
suatu ide menjadi kenyataan. Hasil dari kajian kelayakan usaha akan menjadi dasar bagi rencana usaha yang mulai dipersiapkan jika sudah diketahui bahwa suatu alternatif itu layak untuk dilanjutkan. Rencana usaha berisikan “cetak biru” pelaksanaan usaha.
Ada 3 (tiga) bagian utama dari sebuah rencana usaha, yaitu:
1. Konsep Bisnis, yang menjelaskan secara rinci kegiat-an usaha yang digeluti, struktur usaha, produk dan jasa yang ditawarkan, dan bagaimana rencana untuk mensukseskan bisnis.
2. Pasar, yang membahas dan menganalisis calon kon-sumen: siapa dan dimana mereka berada, apa yang menyebabkan mereka mau membeli, dan lain-lain. Dalam bagian ini, perlu juga dijelaskan persaingan yang akan dihadapi dan bagaimana memenangkan-nya.
3. Finansial, mencakup estimasi atau perkiraan penda-patan dan arus kas, neraca serta alat analisis keuangan lainnya, misalnya analisis break even point. Untuk ini mungkin akan memerlukan bantuan seorang akuntan dan program software spreadsheet yang bagus.
Kelayakan Usaha BUM Desa 111
Ketiga bagian tersebut dapat dibagi-bagi lebih rinci lagi, menjadi komponen-komponen kunci yang tersusun menjadi sistematika perencanaan usaha sebagai berikut:
Halaman Judul
Berisi nama BUM Desa, alamat, dan nomor telephon sertapengelolanya
Daftar Isi
Berisinomorhalamandaribagian-bagianpentingdalampe-rencanaanusaha
Ringkasan Eksekutif
Berisi penjelasan singkat dari rencana usaha yang akan di-jalankandandasaryangmendukungusahatersebut.Perludi-ingatbahwaparaeksekutifbiasanyamemilikikesibukankerjayangtinggi,sehinggawaktuyangdimilikiuntukmembacado-kumenperencanaanusahasangatsempit.Itusebabnya,perludibuatRingkasanEksekutifdenganmaksudagarpejabatataupengambilkeputusan(eksekutif)dapatdengancepatmema-hamiintidariperencanaanusahatanpaharusmembacaurai-anyangpanjang.
Kelayakan Usaha BUM Desa112
Pernyataan Visi dan Misi
Visimenggambarkansecarasingkatfilosofi/nilaidancita-citayangingindiraihdariusahayangakandijalankan.Untukme-nyatakanVisihendaknyadiawalidengankatakeadaan,misal-nya: Terwujudnya…. , Terbentuknya….,Menjadi….,Menu-ju….., dan seterusnya. Misi menggambarkan jalan/strategiyangdikehendakiagarvisinyadapatterlaksana.Untukmenya-takanMisihendaknyadiawalidengankatakerja,W:Menin-gkatkan…,Mengembangkan….,Menyempurnakan….,danse-terusnya.
Gambaran Perusahaan (BUM Desa)
Menjelaskan bentuk usaha (BUM Desa), nama perusahaan(BUMDesa),organisasi,tujuanperusahaan(BUMDesa),loka-siusaha,produkyangdihasilkan(barangataujasa),danbadanhukumperusahaan.
Perencanaan Produk (Barang dan Jasa)
Menjelaskan tentang keunggulan produk (barang atau jasa)yangdihasilkan, dan alasanmengapa konsumenmengingin-kanproduktersebutatauterdapatpermintaandipasar.
Kelayakan Usaha BUM Desa 113
Perencanaan Pemasaran
Menggambarkansiapayangmenjadikonsumendariproduk-produkyangdihasilkan(pasaryangdibidik),kondisipersaing-anyangdihadapi,strategiyangakandilakukan(strategiharga,produk,distribusi,danpromosi).
Perencanaan Manajemen
MenggambarkanstrukturorganisasibesertatugasdanfungsidarisetiapbagiandalamstrukturorganisasiBUMDesa.Men-jelaskankompetensi (penguasaankemampuan)yangdimilikipengelolaBUMDesadansistemmanajemenyangdijalankan.
Perencanaan Pengoperasian
Menjelaskan sistem produksi dan operasi yang digunakan,fasilitasyangdimiliki,ketersediaanbahanbakuatauketerja-minanpemenuhanbahanbaku.
Perencanaan Keuangan
Menggambarkankebutuhankeuangandansumberkeuanganyangmungkindapatdigali,memproyeksikanpendapatan,bia-yadanlaba(analisiswaktukembalimodal,titikimpasdanaruskas).
Kelayakan Usaha BUM Desa114
Lampiran Dokumen Pendukung
Berisi data pengelola BUM Desa, copy akte pendirian UnitUsahaBUMDesa,copyPeraturanDaerahdanPeraturanDesatentangBUMDesa.
Panjang atau pendeknya sebuah rencana usaha sa-ngatlah tergantung pada fungsi dari rencana usaha itu sendiri. Demikian pula jika rencana usaha dimaksudkan untuk memperoleh dukungan dana jutaan atau bahkan mil yaran rupiah sebagai modal untuk memulai suatu usaha yang beresiko, maka diperlukan banyak penjelasan untuk meyakinkan pihak yang dituju. Namun jika rencana usaha hanya untuk tujuan internal (untuk mengatur bisnis) maka penyusunan rencana usaha dalam bentuk singkat sudah cukup memadai.
Contoh penyusunan rencana usaha yang perlu dila-kukan oleh Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) sebagai-mana Lampiran 2. Contoh tersebut diambil dari praktik pe-nyusunan rancanaan usaha yang dilakukan BUM Desa di
Kelayakan Usaha BUM Desa 115
salah satu desa mitra ACCESS Tahap II, yaitu Unit Usaha Pengelolaan Air BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo, Ke-camatan Tompobulu, Kabupaten Bantaeng.
Kelayakan Usaha BUM Desa 117
Pada dasarnya hal yang paling esensial dari keberadaan Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) terletak pada unit kegiatan usaha yang dijalankan. Ini sesuai de-
ngan sebutannya sebagai “badan usaha”, sehingga kegiat-an utama dari BUM Desa adalah melakukan kegiatan usa-ha ekonomi atau bisnis untuk memperoleh kemanfaatan ekonomi maupun kemanfaatan lain yang lebih luas. Apabila ada kelembagaan BUM Desa tetapi tidak memiliki atau tidak menjalankan kegiatan usaha ekonomi dapat diandaikan se-bagai wadah tanpa isi.
Dalam rangka merencanakan suatu unit kegiatan usaha atau merencanakan pengembangan usaha yang akan dijalankan BUM Desa, perlu diawali dengan kajian kelayakan usaha. Menjalankan suatu kegiatan usaha yang didasarkan coba-coba tanpa perhitungan yang matang sangat beresiko mengalami kegagalan. Itu sebabnya kajian kelayakan menjadi penting untuk dilakukan sejak awal.
Bagian IXPENUTUP
Kelayakan Usaha BUM Desa118
Kajian kelayakan usaha merupakan kegiatan untuk menganalisis berbagai aspek yang terkait dengan kegiat an bisnis. Aspek-aspek yang perlu dikaji meliputi: aspek pe-ma saran, aspek teknis dan teknologi, aspek manajemen dan SDM, aspek keuangan, aspek sosial budaya, ekonomi, politik, lingkungan, dan hukum. Hasil kajian terhadap ber-Hasil kajian terhadap ber-bagai aspek tersebut akan menunjukkan layak atau tidak layak suatu gagasan/ide dijalankan sebagai suatu jenis ke-giatan usaha tertentu. Pengertian layak dalam kajian ini adalah kemungkinan dari gagasan usaha/bisnis yang akan dijalankan BUM Desa memberikan manfaat finansial (pro-fit) maupun manfaat sosial (social benefit). Apabila hasil ka jian dari berbagai aspek menunjukkan “layak” maka ide/gagas an usaha BUM Desa dapat direalisasikan. Apabila sebalik nya, hasil kajian menunjukkan “tidak layak”, sebaik-nya gagasan usaha ditunda dulu sambil mencari alternatif usaha lain untuk mengkondisikan aspek-aspek yang tidak layak menjadi layak, atau gagasan usaha itu tidak perlu di-lanjutkan.
Kajian kelayakan usaha perlu dilakukan baik dalam rangka sedang merencanakan untuk menjalankan kegiat-an usaha yang baru maupun dalam rangka pengembangan usaha yang sudah ada.
Untuk melakukan kajian kelayakan usaha diperlukan setidaknya pengetahuan dasar mengenai beberapa disi-plin ilmu, antara lain: manajemen dan organisasi, market-
Kelayakan Usaha BUM Desa 119
ing, akuntansi, dan pengetahuan teknis. Ini semua untuk menunjang tercapainya ketepatan dalam menilai berbagai aspek usaha.
Untuk menilai kelayakan aspek keuangan, khususnya penilaian terhadap investasi, banyak metode yang dapat digunakan. Untuk kajian kelayakan usaha BUM Desa yang skala usahanya masih terbatas (kecil), dipandang cukup untuk menggunakan metode yang sederhana. Dalam hal ini, menggunakan perhitungan Periode Kembali Modal (Pay Back Period) dan Titik Impas (Break Even Point) di-rasa sudah cukup memadai.
Akhirnya, kajian kelayakan sebaik apapun belum cukup menjamin keberhasilan suatu kegiatan usaha yang akan dijalankan jika dalam pengelolaan usaha nantinya tidak didukung komitmen yang kuat dari berbagai stake-holders desa, terutama integritas diri dan komitmen pe-mimpin desa beserta pengurus dan pengelola BUM Desa.
Kelayakan Usaha BUM Desa 121
Dirjen. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa. 2010. Pe do man Fasilitasi Pemberdayaan Usaha Ekonomi Masyarakat melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Direk-torat Jenderal Pemberdayaan Ma syarakat dan Desa Ke-menterian Dalam Negeri.
Ibrahim, H.M. Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakar ta: PT Rineka Cipta.
Pinson, Linda. 2003. Anatomy of a Business Plan: Pandu an Lengkap Menyusun Proposal dan Rencana Bisnis. Ja-karta: Canary.
Subagyo, Ahmad. 2007. Studi Kelayakan: Teori dan Apli kasi. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Suherman, Eman. 2011. Praktik Bisnis Berbasis Enterpreneur-ship: Panduan Memulai dan Mengembangkan Bisnis dengan Mudah dan Sukses. Bandung: Alfabeta.
Suparyanto, Wachyu. 2005. Mudah Menyusun Studi Kela yakan Usaha. Bandung: Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA
Kelayakan Usaha BUM Desa122
Internet:
http://www.academia.edu/2714019/ANALISIS_USAHA_UKM. (Diunduh tgl. 4 Agustus 2013)
http://relawandesa.files.wordpress.com/2008/06/1panduan-BUM Desa.pdf. (Diunduh tgl. 15 Oktober 2013)
Peraturan Perundang-undangan:
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 Tentang Desa.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 Tentang Pedoman Penyusunan dan Pendayagunaan Data Profil Desa dan Kelurahan.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2010 Tentang Badan Usaha Milik Desa.
Kelayakan Usaha BUM Desa 123
Drs. Hastowiyono, M.S, lahir di Bantul, 21 Maret 1957. Pendidik-an S1 Ilmu Sosiatri Fisipol UGM diselesaikan tahun 1982, dilan-jutkan menempuh studi S2 dalam bidang Studi Kependudukan di UGM diselesaikan tahun 1990. Sebelum masuk UGM, penulis pernah belajar di Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta. Mulai tahun 1983 hingga sekarang penulis bekerja sebagai Dosen Ne-geri Kopertis Wilayah V DIY dipekerjakan pada STPMD “APMD” Yogyakarta. Jabatan yang pernah diembannya adalah sebagai Kepala Unit Pelatihan Komputer, Kepala Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (P3M), dan Pembantu Ketua I Bidang Akademik STPMD “APMD” Yogyakarta. Penulis terlibat dalam tim advokasi RUU Desa dan kegiatan-kegiatan penguat-an kapasitas desa. Saat ini tengah terlibat sebagai katalisator desa mandiri di Kabupaten Kutai Timur. Beberapa kegiatan lain yang pernah dilakukan penulis meliputi seminar-seminar ilmiah, kontributor penulisan buku, dan penelitian-penelitian tentang masalah perdesaan.
TENTANG PENULIS
Kelayakan Usaha BUM Desa124
Drs. Suharyanto, MM, lahir di Yogyakarta, 6 Mei 1962. Pendi-dikan S-1 Ilmu Sosiatri Fisipol UGM diselesaikan tahun 1987, dilanjutkan menempuh studi Magister Manaje men SDM di STIE Mitra Indonesia tahun 1999. Mulai tahun 1989 – sekarang seba-gai Dosen tetap di STPMD “APMD” Yogyakarta. Jabatan yang pernah diembannya adalah Ke pala Bagian Administrasi Akade-mik dan kemaha siswaan, Pembantu Ketua I Bidang Akade-mik, Sekretaris Program Pascasarjana dan Sekretaris Program Studi Ilmu Pemerin tahan Program Pascasarjana. Pengalaman berorga nisasi sejak 1985 sd sekarang sebagai Ketua Pra Kope-rasi Mitra Usaha Kelurahan Pringgokusuman Yogyakarta dan se-jak tahun 2001 - sekarang sebagai Pengurus Koperasi Karya wan (KOPKAR) “APMD”.
Kelayakan Usaha BUM Desa 125
PROFIL FPPD
Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD) merupakan are-na untuk menyemai gagasan dan mendorong gerakan pembaharuan desa. FPPD sebagai forum terbuka, merupakan arena bagi proses pembelajaran dan pertukaran pengetahuan, pengalaman multipihak, yang memungkinkan penyebarluasan gagasan pembaharuan desa, konsolidasi gerakan dan jaringan, serta kelahiran kebijakan yang res-ponsif terhadap desa.
Visi
Menjadi arena belajar pengembangan pembaharuan desa yang terper-caya untuk mewujudkan masyarakat desa yang otonom dan demokratis
Misi
Meningkatkan keterpaduan gerak antar pihak untuk pembaharuan desa
Nilai-nilai Dasar
Menghormati keputusan bersama Solidaritas Tanggung-gugat Menghargai perbedaan
Strategi
Konsolidasi gerakan pembaharuan desa
Kelayakan Usaha BUM Desa 127
Lampiran 1.
INSTRUMEN BANTU PENILAIAN KELAYAKAN USAHA
Petunjuk Penggunaan
Instrumen penilaian kelayakan usaha yang berbentuk for-mulir ini dibuat untuk memudahkan Tim Penyusunan Kelayakan Usaha BUM Desa dalam menilai kelayakan usa ha dari setiap aspek yang dikaji. Ketepatan penilaian kela yakan usaha sangat tergantung pada kesesuaian antara hasil kajian lapangan (fact finding) dengan penentuan skor pada setiap unsur yang dikaji. Cara menggunakan instrumen ini adalah sebagai berikut:
1. Berilah tanda silang ( x ) atau dapat juga dengan tanda cen-trang ( √ ) pada setiap kolom skor yang sesuai.
2. Skor pada Unsur dari setiap Aspek dijumlahkan dan ditulis pada kolom TOTAL SKOR. Jumlah Unsur dari setiap As-pek berbeda-beda, sehingga Total Skor minimal dan mak-simalnya juga berbeda, yaitu:
No. ASPEKJUMLAH UNSUR
TOTAL SKOR
Minimal Maksimal
1. Pasar dan Pemasaran 8 8 40
2. Teknis dan Teknologi 8 8 40
3. Manajemen dan Sumber Daya Manusia 6 6 30
Kelayakan Usaha BUM Desa128
No. ASPEKJUMLAH UNSUR
TOTAL SKOR
Minimal Maksimal
4. Keuangan 6 6 30
5. Aspek Sosial-Budaya, Ekonomi, Politik, dan Lingkungan 15 15 75
6. Aspek Hukum (Yuridis) 7 7 35
3. Hitunglah NILAI dari setiap Aspek dengan cara: TOTAL SKOR dibagi jumlah Unsur. Tulislah hasil perhitungan terse-but pada kolom NILAI.
4. Buatlah kesimpulan berdasarkan NILAI pada setiap Aspek tersebut dengan cara memberi tanda silang atau cetrang pada kolom KESIMPULAN, dengan ketentuan:
NILAI > 3 adalah Layak
NILAI = 3 adalah Netral
NILAI < 3 adalah Tidak Layak
5. Buatlah Kesimpulan Akhir Tingkat Kelayakan Usaha ber-dasarkan persentase dari Aspek yang layak. Rumus perhi-tungannya adalah sbb:
TK = AL : A x 100%
TK = Tingkat Kelayakan UsahaAL = Jumlah Aspek yang LayakA = Jumlah seluruh Aspek yang dinilai (6 aspek)
Kelayakan Usaha BUM Desa 129
Kriteria Kesimpulan Akhir:
TK lebih dari 80% = “LAYAK”
TK antara 60 % - 80% = “MERAGUKAN” atau“KURANG LAYAK”
TK kurang dari 60% = “TIDAK LAYAK”
Contoh:
Jumlah Aspek yang dinyatakan Layak (AL) sebanyak 5 as-pek, maka:
TK = AL : A x 100% = 5 : 6 x 100% = 83,33%
Kesimpulan: kegiatan usaha yang direncanakan layak un-tuk dijalankan.
CATATAN:1. Penentuan skor harus didasarkan pada data dan infor-
masi yang diperoleh dari kajian lapangan, laporan/in-formasi dari warga desa, kajian data se kunder (misal: data profil desa), dan sebagainya.
2. Penentuan skor harus dilakukan dalam forum rapat atau musyawarah Tim Penyusunan Kelayakan Usaha BUM Desa. Ini dimaksudkan agar penentuan skor da-pat dilakukan seobyektif mungkin.
3. Meskipun kegiatan usaha dinyatakan layak tetapi Ting-kat Kelayakan Usaha tidak mencapai 100%, maka ada unsur-unsur yang bermasalah dan perlu dilakukan upaya perbaikan.
Kelayakan Usaha BUM Desa130
FORMULIR PENILAIAN KELAYAKAN USAHA
JENIS USAHA :
NAMA BUM Desa :
NAMA DESA :
STATUS USAHA : £ BARU £ SUDAH BERJALAN
I. ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
NO. UNSUR YANG DINILAISKOR *)
1 2 3 4 5
1. Masyarakat/konsumen sangat membutuhkan dan menginginkan produk yang akan dihasilkan dan akan terus membutuhkan dalam jangka waktu yang lama
2. Konsumen mempunyai kemampuan membeli (daya beli) dan bersedia membeli produk yang ditawarkan
3. Jumlah konsumen banyak
4. Permintaan konsumen terhadap produk yang ditawarkan cenderung akan meningkat di kemudian hari
5. Produk (berupa barang atau jasa) sesuai de-ngan kebutuhan konsumen
6. Harga yang ditawarkan dapat diterima oleh konsumen
7. Barang dan/atau jasa yang ditawarkan mudah didapatkan oleh konsumen
8 Konsumen mudah mendapatkan informasi tentang barang/jasa yang ditawarkan
Kelayakan Usaha BUM Desa 131
T O T A L S K O R
N I L A I ( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:Nilai > 3 (Layak)Nilai = 3 (Meragukan)Nilai < 3 (Tidak Layak)
£ TIDAK LAYAK£ MERAGUKAN£ LAYAK
*) Kriteria Skor:1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 = Sangat Setuju
II. ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI (ASPEK PRODUKSI)
NO. UNSUR YANG DINILAISKOR *)
1 2 3 4 5
1. Produk yang dihasilkan merupakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan kon-sumen
2. Produk (barang dan jasa) yang dihasilkan meru-pakan produk berkualitas.
3. Memiliki teknologi yang tepat sehingga dapat dioperasikan untuk menghasilkan produk (barang atau jasa).
4. Kapasitas produksi dari usaha BUM Desa dapat disesuaikan agar mampu memenuhi kebutuhan konsumen
5. Pemilihan lokasi usaha BUM Desa sudah tepat
6. Tata letak fasilitas usaha BUM Desa sudah tepat
7. Rencana produksi dari usaha BUM Desa dapat dikelola dengan baik
Kelayakan Usaha BUM Desa132
8. Persediaan bahan baku dari usaha BUM Desa dapat diperhitungkan dan dapat dikendalikan dengan baik
T O T A L S K O R
N I L A I ( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:Nilai > 3 (Layak)Nilai = 3 (Meragukan)Nilai < 3 (Tidak Layak)
£ TIDAK LAYAK£ MERAGUKAN£ LAYAK
*) Kriteria Skor:1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 = Sa-ngat Setuju
III. ASPEK MANAJEMEN DAN SUMBER DAYA MANUSIA
NO. UNSUR YANG DINILAISKOR *)
1 2 3 4 5
1. Pengembangan usaha BUM Desa dapat direnca-nakan dengan baik
2. Usaha yang akan dikelola oleh BUM Desa memiliki asas dan struktur organisasi yang efektif dan efisien
3. Usaha yang akan dikelola oleh BUM Desa akan dipimpin oleh pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan dan staf/karyawan yang memiliki dedikasi (kesetiaan) kepada organisasi
4. Fungsi-fungsi pengendalian dan pengawasan terhadap usaha yang akan dikelola oleh BUM Desa berjalan dengan baik
Kelayakan Usaha BUM Desa 133
5. Usaha yang akan dikelola BUM Desa didukung oleh orang-orang yang terampil dan berkompeten untuk mengelola kegiatan usaha
6. Seluruh personil pengelola BUM Desa (Pengurus, Badan Pengawas, Seksi-seksi, dan staf) dapat bekerjasama dan kompak dalam bekerja
T O T A L S K O R
N I L A I ( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:Nilai > 3 (Layak)Nilai = 3 (Meragukan)Nilai < 3 (Tidak Layak)
£ TIDAK LAYAK£ MERAGUKAN£ LAYAK
*) Kriteria Skor:1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 = Sangat Setuju
IV. ASPEK KEUANGAN
NO. UNSUR YANG DINILAISKOR *)
1 2 3 4 5
1. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi awal dan modal kerja dalam usaha ini dapat dihitung dengan mudah
2. Jumlah dana yang dibutuhkan untuk investasi awal dan modal kerja dalam usaha ini tidak terlalu besar
3. Sumber dana untuk menjalankan usaha telah terse-dia dan dapat diperoleh
4. Usaha ini diperkirakan akan menghasilkan keun-tung an yang memadai karena penerimaan lebih besar daripada pengeluaran
Kelayakan Usaha BUM Desa134
5. Usaha ini mempunyai cukup uang untuk memba-yar tagihan atau membiayai kegiatan usaha, karena uang yang diperoleh lebih banyak dibandingkan dengan uang yang dikeluarkan.
6. Modal yang dikeluarkan untuk usaha ini akan kembali dalam waktu yang sudah ditentukan (balik modal)
T O T A L S K O R
N I L A I ( Total Skor dibagi Jumlah Unsur)
KESIMPULAN:Nilai > 3 (Layak)Nilai = 3 (Meragukan)Nilai < 3 (Tidak Layak)
£ TIDAK LAYAK£ MERAGUKAN£ LAYAK
KETERANGAN:
*) Kriteria Skor:1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 = Sangat Setuju
Untuk meyakinkan atau membuktikan bahwa ke giatan usaha BUM Desa memiliki kelayakan dari aspek keuangan, maka terlebih dahulu perlu dilakukan:
1. Menghitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk in ves-tasi awal (tanah, bangunan, peralatan, dll.)
2. Menghitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk mo dal kerja usaha (membeli bahan baku, membayar upah/tenaga, membayar tagihan listrik, dll)
Kelayakan Usaha BUM Desa 135
3. Mengidentifikasi dari mana sumber dana untuk inves-tasi awal dan modal kerja (pemerintah desa, tabungan masyarakat, bantuan pemerintah (kabupaten/provinsi), pinjaman, dan/atau penyertaan modal pihak lain atau kerja sama bagi hasil)
4. Memperkirakan pos-pos penerimaan usaha dan penge-luaran usaha yang akan digunakan dalam menghitung laporan rugi laba usaha.
5. Memperkirakan pos-pos penerimaan kas dan pengeluar-an kas yang akan digunakan dalam menghitung aliran kas usaha.
6. Memperkirakan harta, hutang, dan modal usaha untuk menyusun laporan neraca
7. Memperkirakan berapa tahun modal akan kembali
V. ASPEK SOSIAL, BUDAYA, EKONOMI, POLITIK, LINGKUNGAN USAHA Dan LINGKUNGAN HIDUP
NO UNSUR YANG DINILAISKOR *)
1 2 3 4 5
A. Aspek Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Politik:
1. Banyak warga desa yang akan menerima manfaat dari kegiatan usaha ini
2. Usaha ini tidak terpengaruh oleh gejolak sosial dan politik
Kelayakan Usaha BUM Desa136
NO UNSUR YANG DINILAISKOR *)
1 2 3 4 5
3. Kegiatan usaha ini mendapat dukungan dari Pemerintah Desa (kepala desa) dan/atau Pemerin-tah Kabupaten (Bupati)
4. Usaha ini tidak memiliki dampak negatif bagi ke-hidupan sosial budaya masyarakat
5. Kemungkinan kegiatan usaha ini akan diambil alih oleh pemerintah supra desa (pemerintah di atas desa) sangat kecil.
6. Potensi konflik sosial dari usaha ini rendah, atau adanya kegiatan usaha ini dapat melerai konflik masyarakat
B. Kelayakan Usaha dari Aspek Lingkungan Usaha:
7. Tidak ada pelaku bisnis baru yang masuk ke desa dan mengancam keberlangsungan usaha BUM Desa ini?
8. Tidak ada persaingan yang ketat dalam usaha yang akan dijalankan
9. Tidak ada ancaman dari produk pengganti bagi usaha BUM Desa?
10. Kekuatan tawar-menawar dari pembeli rendah
11. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok (suppliers) rendah
12. Pengaruh kepentingan kelompok lain (pemilik modal, pelaku usaha lain, dll) di masyarakat terha-dap usaha ini rendah
C. Kelayakan Usaha dari Aspek Lingkungan Hidup
13. Usaha yang akan dijalankan tidak merusak ling-kung an hidup
14. Limbah dari usaha ini dapat dikelola dengan baik
Kelayakan Usaha BUM Desa 137
NO UNSUR YANG DINILAISKOR *)
1 2 3 4 5
15. Usaha ini akan meningkatkan kualitas lingkungan hidup
T O T A L S K O R
N I L A I ( Total Skor dibagi Jumlah Unsur )
KESIMPULAN:Nilai > 3 (Layak)Nilai = 3 (Meragukan)Nilai < 3 (Tidak Layak)
£ TIDAK LAYAK£ MERAGUKAN£ LAYAK
*) Kriteria Skor:1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 = Sangat Setuju
VI. ASPEK HUKUM (YURIDIS)
NO. UNSUR YANG DINILAISKOR *)
1 2 3 4 5
1. Rencana usaha yang akan dijalankan oleh BUM Desa ini sejalan dengan rencana pembangunan ekonomi desa (RPJMDes)
2. Pengurus dan Pengelola usaha berasal dari dalam desa
3. Bentuk badan hukum dari kegiatan usaha mudah diurus
4. Mudah mendapatkan perijinan atas jenis usaha yang akan dijalankan karena tidak bertentangan dengan peraturan yang ada?
5. Tanah yang digunakan sebagai tempat usaha merupakan tanah milik desa
Kelayakan Usaha BUM Desa138
6. Status lahan untuk lokasi usaha bebas dari seng-keta
7. Lokasi usaha sesuai dengan rencana tata ruang/wilayah
T O T A L S K O R
N I L A I ( Total Skor dibagi Jumlah Unsur)
KESIMPULAN:Nilai > 3 (Layak)Nilai = 3 (Meragukan)Nilai < 3 (Tidak Layak)
£ TIDAK LAYAK£ MERAGUKAN£ LAYAK
*) Kriteria Skor:1 = Sangat Tidak Setuju 2 = Tidak Setuju 3 = Netral 4 = Setuju5 = Sangat Setuju
VII. KESIMPULAN AKHIR
Jumlah Aspek yang LAYAK (AL)
JUMLAH ASPEK YANG DINILAI (A) 6
TINGKAT KELAYAKAN (TK) = AL : A x 100% %
KESIMPULAN:TK > 80% (Layak)TK 60 % - 80% (Meragukan)TK <60% (Tidak Layak)
£ TIDAK LAYAK£ MERAGUKAN£ LAYAK
Kelayakan Usaha BUM Desa 139
Lampiran 2.
Contoh Perencanaan Usaha (Business Plan)
DAFTAR ISI
Kelayakan Usaha BUM Desa140
SAMPULDAFTAR ISI RINGKASAN EKSEKUTIF
A. GAMBARAN UMUM DESA LABBO
B. GAMBARAN Tentang BUM Desa “GANTING”
1. Visi dan Misi.
2. Tujuan
3. Badan Hukum
4. Organisasi
5. Unit Usaha
6. Sumber Keuangan
7. Peluang Pengembangan Usaha
C. UNIT USAHA PENGELOLAAN AIR MINUM
1. Latar Belakang Pemilihan Usaha
2. Perencanaan Produk
3. Perencanaan Pemasaran
4. Perencanaan Manajemen
5. Perencanaan Pengoperasian
6. Perencanaan Keuangan
7. Perencanaan Jadwal Pelaksanaan
LAMPIRAN-LAMPIRANLampiran 1. Dokumentasi Kelembagaan BUM DesaLampiran 2. Foto copy Akte Notaris
Kelayakan Usaha BUM Desa 141
Lampiran 3. Foto copy Peraturan DesaLampiran 4. Foto copy SK KepengurusanLampiran 5. Berita Acara Musyawarah Desa
RINGKASAN EKSEKUTIF
Badan Usaha Milik Desa “GANTING” atau yang sering di-singkat BUM Desa “GANTING” merupakan lembaga usa ha eko-nomi desa milik Pemerintah Desa Labbo Kecamat an Tompobulu Kabaupaten Bantaeng. BUM Desa “GAN TING” didirikan pada tanggal 31 Desember 2008 melalui forum musyawarah desa yang dihadiri perwakilan warga masyarakat, Pemerintah Desa, Badan Permusyawaratan Desa dan lembaga kemasyarakatan lainnya.
BUM Desa “GANTING” telah memiliki struktur organi sasi kepengurusan yang lengkap dan cukup sederhana (ram ping), yaitu terdiri atas Komisaris, Direktur, Sekretaris, dan Bendahara. Komisaris dijabat oleh Kepala Desa, Direktur dijabat oleh Sa-haruddin, S.Ag, Sekretaris dijabat oleh Jamaluddin, S.Pd, dan Bendahara dijabat oleh Darmiati, Sp. Komisaris beserta seluruh pengurus lainnya dapat sa ling bekerjasama sehingga kegiatan usaha BUM Desa yang sudah ada dapat berjalan dengan baik.
Salah satu unit usaha yang akan dikembangkan BUM Desa “GANTING” adalah kegiatan usaha pengelolaan air bersih de-ngan pemasangan sambungan pipa dan meteran air. Muncul-nya ide untuk menjalankan kegiatan usaha tersebut dilatar bela-kangi oleh keadaan warga desa yang mengalami kesulitan untuk memperoleh air bersih. Ini di se babkan letak sumber air bersih yang cukup jauh.
Kelayakan Usaha BUM Desa142
Kegiatan usaha pengelolaan air bersih ini memiliki pros-pek yang sangat bagus, baik ditinjau dari segi sosial maupun dari segi bisnis. Dari segi sosial, dengan adanya kegiatan usaha tersebut akan sangat membantu warga desa dalam memenuhi kebutuhan air bersih, sehingga akan mendukung peningkatan kesehatan masyarakat. Dari segi bisnis, kegiatan usaha pengelo-laan air bersih sa ngat diminati oleh warga desa, sehingga untuk pemasaran produk sangat mudah karena pasarnya selalu terse-dia. Terle bih di Desa Labbo tidak ada pihak-pihak yang membu-ka usaha sejenis, sehingga tidak ada pesaingnya.
Pada tahap awal usaha, target pasarnya adalah 400 rumah tangga yang ada di Desa Labbo. Jumlah pelanggan diyakini akan bertambah semakin banyak di masa yang akan datang. Harga langganan telah diperhitungkan dan dimusyawarahkan bersama warga desa, yaitu sebesar Rp. 250/m3 ditambah infak setiap pelanggan Rp. 500/bln. Harga tersebut dirasakan ringan bagi warga dan BUM Desa tidak rugi.
Untuk merealisasikan rencana kegiatan tersebut tentu me-merlukan dana sebagai biaya investasi maupun mo dal kerja pada tahap awal usaha. Berdasarkan perhitung an yang cermat, kebutuhan dana untuk biaya investasi sebesar Rp. 74,950,000,- dan modal kerja sebesar Rp. 8,170,000,- sehingga total biaya yang diperlukan Rp. 83, 120,000,-. Biaya investasi digunakan untuk pengadaan sara na pipa air, meteran air, bahan-bahan, biaya transportasi dan bia ya pemasangan. Biaya modal kerja digunakan untuk insentif pengurus/pengelola selama 12 bulan terhitung sejak kegiatan usaha dapat dioperasionalkan. Total
Kelayakan Usaha BUM Desa 143
modal awal tersebut diharapkan diperoleh dari Pemerintah Ka-bupaten Bantaeng.
Berdasarkan hasil kajian kelayakan, perhitungan Payback Period (waktu kembali modal) adalah 3 tahun lebih 1 bulan. Ini menggambarkan waktu yang diperlukan untuk kembali modal termasuk pendek, sehingga kegiatan usaha ini dari segi bisnis tetap menguntungkan. Ini dipertegas lagi dengan perkiraan Laba-Rugi yang menunjukkan ke giatan usaha pengelolaan air bersih akan memperoleh Laba Bersih Rp. 16,933,333,-/th. Hasil perhitungan Net Present Value (NPV) dari arus kas bersih menunjukkan positif, yaitu NPV = Rp. 24,397,784,-. Profitabi-lity index (PI) juga me nunjukkan positif, yaitu PI=1,33. Dengan demikian, berda sarkan parameter-parameter akuntansi yang di-gunakan semuanya mengarahkan pada kesimpulan bahwa keg-iatan usaha tersebut layak dan menguntungkan.
Keuntungan yang diperoleh dari usaha pengelolaan air ber-sih sebagian akan digunakan untuk pengembangan usaha, dan sebagian sisanya disetorkan ke Pemerintah Desa sebagai tam-bahan Pendapatan Asli Desa.
Ketersediaan sumber daya manusia untuk mengelola usa-ha, baik secara kualitas maupun kuantitas sangat memadai, dan kebutuhan SDM dapat dicukupi dari Desa Labbo sendiri se-hingga menguntungkan dari berbagai segi. Ke tersediaan SDM tersebut menjadikan kegiatan usaha pe ngelolaan air bersih da-pat dijalankan dengan baik.
Kegiatan usaha pengelolaan air bersih yang bersumber dari sungai dan mata air hutan pegunungan sangat mendukung pe-
Kelayakan Usaha BUM Desa144
les tarian lingkungan hidup. Kegiatan usaha tersebut selain tidak menghasilkan limbah yang merugikan lingkungan, juga dapat memotivasi warga desa untuk mempertahankan keberadaan hutan. Dengan demikian ke giatan usaha ini berdampak positif bagi kelestarian lingkungan hidup.
Dari segi yuridis, BUM Desa “GANTING” telah memiliki le-galitas, karena sudah ditetapkan dengan Peraturan Desa. De-ngan demikian, secara yuridis tidak ada kendala untuk segera beroperasi.
A. GAMBARAN UMUM DESA LABBO
1. Kondisi Geografis
a. Letak Desa
Desa Labbo adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tompobulu yang berada di bagian utara Kabupaten Bantaeng. Jarak tempuh wilayah Desa Labbo dari Ibukota Kabupaten Bantaeng 23 km. Desa ini memiliki luas wilayah 9.8 km2, de ngan potensi la-han yang produktif.
Adapun batas-batas desa sebagai berikut :
Sebelah Utara : Asayya Kelurahan Ereng-ereng dan
Kab. Bulukumba
Sebelah Timur : Desa Pattaneteang dan Kab. Bulu-
kumba
Kelayakan Usaha BUM Desa 145
Sebelah Selatan : Desa Balumbung dan Kelurahan
Ereng-Ereng
Sebelah Barat : Kelurahan Ereng-Ereng dan Kab.Bu-
lukumba
b. Topografi Desa
Desa Labbo memiliki kondisi daerah yang berbukit-bukit, berada di atas gunung dengan ke tinggian anta-ra 750 m sampai 1000 m di atas permukaan laut. Kondisi tanah cukup subur untuk ditanami berbagai jenis tanaman, baik tanaman jangka pendek maupun tanaman jangka panjang. Tanaman jangka panjang adalah kopi, cengkeh serta kakao, sedangkan tanam-an jangka pendek adalah sayur-sayuran.
Daerah pegunungan di Desa Labbo terdapat hutan yang terpelihara dengan baik. Oleh karena itu mata air dan sungai hingga saat dapat menyediakan air un-tuk kebutuhan warga desa. Namun demikian, karena jauhnya lokasi sumber air tersebut sehingga warga desa banyak yang mengalami kendala untuk memper-olehnya.
2. Kondisi Demografis
a. Jumlah Penduduk
Desa Labbo memiliki jumlah penduduk 883 KK (741 KK laki-laki dan 142 KK perempuan) yang terdiri atas 1.529 jiwa laki-laki dan 1.644 jiwa pe rempuan se-
Kelayakan Usaha BUM Desa146
hingga jumlah penduduk secara ke seluruhan seban-yak 3.173 jiwa.
b. Sumber Mata Pencaharian Pokok
Sumber mata pencaharian masyarakat di Desa Lab-bo meliputi: Petani, Pengusaha/Pedagang, PNS, Tu-kang Kayu, Tukang Batu, Perbengkelan, Tukang Ojek, Kerajinan Tangan, Buruh Tani, Buruh Bangunan, dan beberapa warga merantau keluar daerah untuk men-cari nafkah.
3. Administrasi Desa
Pusat pemerintahan Desa Labbo terletak di Dusun Labbo dan untuk menuju Kantor Desa dapat dijangkau dengan kendaraan umum atau jalan kaki, karena ber ada di jalan poros yang terhubung langsung dengan pusat kota Kabu-paten Bantaeng dan telah di-hotmix.
Secara administratif Desa Labbo terbagi atas 4 dusun yaitu:
1) Dusun Pattiro membawahi 2 RW dan 4 RT
2) Dusun Ganting membawahi 2 RW dan 4 RT
3) Dusun Panjang selatan membawahi 2 RW dan 4 RT
4) Dusun Bawa membawahi 2 RW dan 4 RT
5) Dusun Labbo Membawahi 2 RW dan 4 RT
6) Dusun panjang Utara membawahi 2 RW dan 4 RT
Setiap Dusun dipimpin oleh seorang Kepala Dusun dibantu oleh Ketua RW dan Ketua RT.
Kelayakan Usaha BUM Desa 147
Kepala Desa pada dasarnya bertanggung jawab kepada masyarakat desa, dan prosedur pertanggungjawab an di-sampaikan ke Bupati melalui Camat, kemudian dari pada itu Kepala Desa bersama dengan BPD setiap tahun wajib memberikan keterangan laporan pertanggungjawaban ke-pada masyarakatnya.
B. GAMBARAN Tentang BUM Desa “GANTING”
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) GANTING Desa Lab-bo Kec. Tompobulu di bentuk melalui Musyawarah Desa pada Tanggal 31 Desember 2008.
1. Visi dan Misi
a. Visi BUM Desa:
“Terwujudnya Kemandirian masyarakat menuju ma-sya rakat yang sejahtera berlandaskan Iman dan Takwa Kepada Allah SWT”
b. Misi BUM Desa:
1. Mendorong berkembangnya usaha-usaha untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
2. Menampung berbagai kegiatan usaha ekonomi yang ditekuni masyarakat.
3. Mendorong dan memfasilitasi proses pe ngu at an kelembagaan usaha masyarakat.
4. Menciptakan ruang dan peluang terhadap upaya pemberdayaan masyarakat miskin untuk mening-katan kesejahteraan.
Kelayakan Usaha BUM Desa148
5. Meningkatkan kemampuan kelembagaan ma sya-rakat dalam mengelola kegiatan usaha dan per-tanggungjawaban keuangan.
2. Tujuan BUM Desa:
a. Mendorong berkembangnya kegiatan pereko nomian masyarakat desa.
b. Meningkatkan kreativitas dan peluang usaha eko nomi produktif (berwirausaha anggota ma syarakat desa yang berpenghasilan rendah).
c. Meningkatkan pendapatan asli desa.
d. Meningkatkan pengolahan potensi desa se suai de-ngan kebutuhan masyarakat.
3. Badan Hukum
BUM Desa “GANTING” di Desa Labbo belum berbadan hu-kum, namun legal karena telah ditetapkan dengan Peratur-an Desa Labbo sehingga pendiriannya telah memiliki alas hukum. Perdes tentang pendirian BUM Desa “GANTING” tersebut telah dicatatkan di Kantor Notaris Eddy Tungge-leng, SH dengan akte notaris Nomor 50.
4. Organisasi
Susunan organisasi kepengurusan BUM Desa “GANTING” Desa Labbo terdiri dari :
a. Komisaris : Kepala Desa Labbo
b. Direktur : Saharuddin,S.Ag
c. Sekretaris : Jamaluddin, S.Pd
d. Bendahara : Darmiati,Sp
Kelayakan Usaha BUM Desa 149
5. Unit Usaha
Unit Usaha BUM Desa “GANTING” meliputi:
a. Unit Usaha Pengelolaan air minum
b. Unit Usaha Simpan Pinjam
c. Unit Usaha Peternakan
d. Unit Usaha Pengelola Hutan Desa
6. Sumber keuangan:
a. Pemerintah Desa Labbo
b. Bantuan APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten Bantaeng
c. Bantuan dari pihak lain yang tidak mengikat
d. Swadaya masyarakat
7. Gambaran Peluang Pengembangan Usaha
Desa Labbo memiliki potensi ekonomi Desa dari sektor per-kebunan, dengan jenis yang dapat dikembangkan adalah ko pi dan cengkeh, kakao dan markisa. Sektor perdagang an ada-lah adanya pasar desa. Sektor peternakan, yaitu pe ter nak an sapi, kuda, dan kam bing. Sektor jasa yang dapat dikembang-kan antara lain: penge lolaan simpan pinjam, pe ngelolaan air minum, serta jasa perbengkelan dan pertukangan. Sektor in-dustri rumah tangga juga potensial untuk dikembangkan.
Sektor-sektor perekonomian tersebut selama ini menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Desa Labbo dan mi-liki peluang pengembangan yang cukup besar untuk me-ningkatkan kesejahteraan penduduk Desa Labbo.
Kelayakan Usaha BUM Desa150
C. UNIT USAHA PENGELOLAAN AIR MINUM
Pengelolaan sarana air minum dengan sistem meterisasi yang dikelola secara profesional akan memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat dalam hal pe me rataan pengguna-an air. Di sisi lain akan memberikan tambahan pendapatan asli desa dalam bentuk sisa hasil usaha yang wajib di setor ke kas desa setiap tahun. Usaha pengelolaan air minum di Desa Labbo memiliki peluang pengembangan yang cukup besar dengan melihat potensi sumber daya alam yang berupa sungai dan mata air. Su ngai dan mata air yang berasal dari hutan di pegu-nungan yang ada di Desa Labbo memiliki kualitas yang baik, arti nya air tersebut layak/sehat untuk dikonsumsi.
1. Latar Belakang Pemilihan Usaha
Desa labbo memiliki potensi sumber daya air yang mema-dai dengan banyaknya mata air dan sungai yang diman-faatkan masyarakat untuk menjadi air minum sejak dahulu sampai sekarang. Pemanfaatan sumber air tersebut ada yang dikelola secara tradisional, dan ada juga yang telah mendapatkan pendanaan melalui program Care dan PPK/PNPM Mandiri perdesaan untuk pengadaan sarana perpi-paan. Pengelolaan sarana perpipaan tersebut belum dikelo-la secara profe sional sehingga pengelolaannya belum mak-simal dan pemerataan air tidak maksimal, sehingga kadang me nyebabkan masyarakat kekurangan air minum. Di sisi lain tidak memberikan kontribusi finansial kepada Desa.
Kelayakan Usaha BUM Desa 151
Berdasar keadaan tersebut, BUM Desa “GANTING” men-jadikan pengelolaan air minum menjadi salah satu unit usa-ha untuk memaksimalkan pengelolaan air di Desa Labbo.
2. Perencanaan Produk
Produk yang akan dihasilkan oleh Unit Usaha Pengelolaan Air adalah layanan jasa distribusi air melalui perpipaan yang tersambung langsung ke rumah-rumah pelanggan. Produk ini sangat dibutuhkan oleh warga desa (konsumen), karena air bersih yang menjadi kebutuhan dasar warga letak lokasi sumbernya jauh dari permukiman. Oleh karena itu, dengan layanan jasa distribusi air bersih tersebut selain warga desa terpenuhi kebutuhannya, juga terpenuhi keinginannya un-tuk memperoleh air dengan mudah.
3. Perencanaan Pemasaran
Pasar yang dibidik adalah warga masyarakat Desa Labbo yang memanfaatkan sarana perpipaan milik Peme rin tah Desa Labbo. Warga desa yang memanfaatkan sarana air bersih tersebut cukup besar jumlahnya, yaitu sebanyak 400 KK, sehingga ini merupakan potensi pasar cukup besar. Model pemasaran yang dilakukan adalah menyambung pipa untuk menyalurkan air dari sumbernya ke rumah kon-sumen dengan pemasangan meteran air. Dengan pema-sangan meteran air, penggunaan air menjadi terkontrol, dan ini menguntungkan semua pihak. Bagi konsumen, adanya meteran air dapat mengatur penggunaan air se-efisien mungkin sesuai dengan kebutuhan dan kemam-
Kelayakan Usaha BUM Desa152
puannya. Bagi BUM Desa alat tersebut sangat membantu dalam menentukan harga yang harus dibayar oleh setiap pelang gan setiap bulannya.
Potensi pasar tersebut juga menjadi semakin kuat karena di Desa Labbo dan sekitarnya tidak ada pihak yang membuka usaha sejenis. Dengan demikian, ke giat an usaha pengelo-laan air tidak ada pesaingnya.
Agar pasar tetap terjaga dengan baik, ada 2 (dua) strategi yang ditempuh, yaitu:
a. Strategi harga
Strategi penentuan Biaya pengelolaan air yang dibeban-kan kepada masyarakat disesuaikan kuali tas pelayanan dengan mengedepankan musyawa rah untuk mufakat.
b. Strategi distribusi
Strategi distribusi dilaksanakan dengan memaksi mal-kan potensi Sumber Daya Manusia pengurus BUM Desa dan potensi SDM lainnya dari Desa sendiri de-ngan prinsip pelayanan prima.
4. Perencanaan Manajemen
a. Kompetensi yang dimiliki pengelola dapat dimanfaat-kan secara optimal, karena mereka:
1) Memahami kondisi masyarakat Desa Labbo
2) Memiliki pengetahuan dan pengalaman da lam bi-dang pengelolaan Air
3) Memiliki pengalaman organisasi
Kelayakan Usaha BUM Desa 153
b. Sistem manajemen yang di jalankan meliputi:
1) Manajemen Pelayanan
Manajemen pelayanan yang dilakukan adalah pe-layanan yang cepat, tepat, senyum dan sapa.
2) Manajemen Pengelolaan
Pengelolaan dilakukan dengan standar manaje-men yang profesional yang berbasis kinerja.
3) Manajemen Keuangan
Manajemen Keuangan dikelola dengan stan dar akuntansi keuangan yang mengedepankan akun-ta bilitas dan transparansi berdasarkan prinsip-prinsip akutansi.
4) Manajemen Peningkatan Kapasitas SDM
Pengelola Unit Usaha dapat menjalin kerja sama dengan pihak lain untuk meningkatkan kualitas pelayanan. Pengelola unit usaha di ikutsertakan dalam pelatihan-pelatihan yang berkaitan dengan tugas pokoknya.
5. Perencanaan Pengoperasian
Untuk mengoperasikan kegiatan usaha pengelolaan air di-lakukan dengan menggunakan teknologi yang ramah ling-kungan, tanpa menggunakan bahan bakar dan mudah mem bangunnya. Teknologi yang dimaksud adalah sistem grafitasi bumi. Untuk menyalurkan air dari sumbernya menggunakan fasilitas sarana perpipaan sepanjang 7 Km yang telah dimiliki BUM Desa “GANTING” Desa Labbo.
Kelayakan Usaha BUM Desa154
Bahan baku produk yang dijual adalah air bersih yang ber-sumber dari mata air pegunungan. Mata air ini tak pernah kering sepanjang masa, sehingga ketersediaan bahan baku akan tetap terjamin dan biayanya sangat murah.
6. Perencanaan Keuangan
a. Dana yang diperlukan dan sumbernya
Untuk menjalankan kegiatan usaha pengelolaan air diperlukan dana sebagai modal awal sebesar Rp. 83,120,000,-. Dana ini digunakan sebagai investasi sebesar Rp. 74,950,000,- dan Rp. 8,170,000,- sisanya untuk modal kerja. Kebutuh an dana untuk modal usa-ha ini bersumber dari APBD Kabupaten Bantaeng.
b. Proyeksi pendapatan.
Berdasarkan hasil analisis keuangan dari kajian kela-yakan yang telah dilakukan, pendapatan usa ha dapat diproyeksikan sebagai berikut (lihat Tabel 1):
Kelayakan Usaha BUM Desa 155
Tabe
l 1Pe
rkir
aan
Aru
s K
as U
nit
Usa
ha P
enge
lola
an A
ir M
inum
BU
M D
esa
“GA
NT
ING
”
di D
esa
Lab
bo K
ec. T
ompo
bulu
Kab
. Ban
taen
g
NO
UR
AIA
NTA
HU
N K
E:
12
34
5
A.
AR
US
KA
S M
AS
UK
1.Pe
nerim
aan
infa
k da
n bi
aya
pem
akai
an
air
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
00
2.La
in-la
in-
--
--
TO
TAL
AR
US
KA
S M
AS
UK
(A)
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
00
B.
AR
US
KA
S K
ELU
AR
1.AT
K25
0,00
025
0,00
025
0,00
025
0,00
025
0,00
0
2.In
sent
if Pe
ngel
ola
7,92
0,00
07,
920,
000
7,92
0,00
07,
920,
000
7,92
0,00
0
3.B
unga
ban
k-
--
--
4.Pa
jak
--
--
-
5.La
in-la
in-
--
--
TO
TAL
AR
US
KA
S K
ELU
AR
(B)
8,17
0,00
08,
170,
000
8,17
0,00
08,
170,
000
8,17
0,00
0
AR
US
KA
S B
ER
SIH
( A
– B
)24
,230
,000
24,2
30,0
0024
,230
,000
24,2
30,0
0024
,230
,000
Kelayakan Usaha BUM Desa156
Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa, arus kas bersih adalah positif. Artinya pendapatan yang diperoleh lebih besar daripada pengeluaran. Dengan kata lain, kegiatan usaha ini layak untuk dijalankan, karena potensial menda-patkan keuntungan. Pendapatan yang dapat diterima BUM Desa ke depan dapat ditingkatkan lagi melalui penambah-an pelanggan.
Proyeksi Laba-Rugi.
Berdasarkan hasil kajian kelayakan yang telah dilakukan, kegiatan usaha pengelolaan air dalam keadaan laba seperti yang ditunjukkan data pada Tabel 2 berikut ini.
Kelayakan Usaha BUM Desa 157
Tabe
l 2P
roye
ksi L
aba-
Rug
i Uni
t U
saha
Pen
gelo
laan
Air
Min
um B
UM
Des
a “G
AN
TIN
G”
di D
esa
Lab
bo K
ec. T
ompo
bulu
Kab
. Ban
taen
g
NO
UR
AIA
NTA
HU
N K
E
12
34
5
A.
PEN
JUA
LAN
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
00
B.
BIA
YA P
OK
OK
PR
OD
UK
SI
1.B
ahan
Bak
u-
--
--
2.U
pah
Tena
ga K
erja
--
--
-
3.B
iaya
Um
um P
abrik
--
--
-
C.
LAB
A K
OT
OR
( A
– B
)32
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
32,4
00,0
0032
,400
,000
D.
BIA
YA U
SA
HA
1.AT
K25
0,00
025
0,00
025
0,00
025
0,00
025
0,00
0
2.G
aji/I
nsen
tif P
enge
lola
7,92
0,00
07,
920,
000
7,92
0,00
07,
920,
000
7,92
0,00
0
3.B
iaya
pro
mos
i-
--
--
4.B
iaya
Pen
yusu
tan
7,29
6,66
77,
296,
667
7,29
6,66
77,
296,
667
7,29
6,66
7
5.La
in-la
in-
--
--
Tota
l Bia
ya U
saha
15,4
66,6
6715
,466
,667
15,4
66,6
6715
,466
,667
15,4
66,6
67
Kelayakan Usaha BUM Desa158
E.
LAB
A U
SA
HA
(C –
D)
16,9
33,3
3316
,933
,333
16,9
33,3
3316
,933
,333
16,9
33,3
33
F.B
UN
GA
-
--
--
G.
LAB
A S
EB
ELU
M P
AJA
K (E
-F )
16,9
33,3
3316
,933
,333
16,9
33,3
3316
,933
,333
16,9
33,3
33
H.
PAJA
K-
--
--
I.LA
BA
BE
RS
IH (G
– H
)16
,933
,333
16,9
33,3
3316
,933
,333
16,9
33,3
3316
,933
,333
Kelayakan Usaha BUM Desa 159
Tabel 2 menunjukkan Unit Usaha Pengelolaan Air memper-oleh laba bersih sebesar Rp. 16,933,333 setiap tahunnya. Angka ini tentu bukan merupakan laba yang besar, tetapi sesuai dengan prinsip usaha yang dianut BUM Desa tidak untuk mengejar laba yang besar, tetapi lebih mengedepan-kan kemanfaatan bagi warga desa.
d. Waktu kembali modal (Payback Period)
Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, waktu kem-bali modal adalah 3 tahun 1 bulan. Ini diperoleh dari perhi-tungan sebagai berikut:
Investasi Awal sebesar Rp. 74,950,000, dan Arus Kas Ma-suk Bersih sebesar Rp. 24,230,000. Berdasarkan data ini, maka Payback Period-nya adalah sebagai berikut.
Payback Period = (74,950,000 / 24,230,000) X 1 tahun
= 3, 09 tahun atau 3 tahun lebih 1 bulan.
7. Rencana Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pembangunan infrastruktur dan pengoperasi an ke-giatan usaha pengelolaan air direncanakan mulai Bulan Juli sampai Nopember 2010.
D. LAMPIRAN DOKUMEN PENDUKUNG
1. Dokumentasi Kelembagaan BUM Desa “GAN TING”
2. Foto copy Akte Notaris
3. Foto copy Peraturan Desa
4. Foto copy SK Kepengurusan
5. Berita Acara Musyawarah Desa
9 786021 464335
ISBN 602-14643-3-8
Australian Community Development and Civil SocietyStrengthening Scheme (ACCESS) Tahap II
Australian Aid managed by IDSS on behalf of the Australian Government
Forum Pengembangan Pembaharuan Desa (FPPD)Jl. Karangnangka No. 175, Dusun Demangan
Desa Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman, Yogyakarta, Telp./Fax. 0274-4333665, mbl: 0811 250 3790,
website: //www.forumdesa.org E-mail: [email protected]
Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa) atau yang disebut dengan
nama lain, merupakan lembaga ekonomi alternatif bagi desa dalam
rangka mendayagunakan potensi desa berbasis kebutuhan masya-
rakat. Menjalankan kegiatan usaha BUM Desa bertujuan untuk me-
nyejahterakan masyarakat desa dan meningkatkan PADes. Untuk
itu, kegiatan usaha yang dijalankan harus diupayakan berjalan
lancar dan tidak mengalami kerugian. Kenyataan menunjukkan
pendirian BUM Desa pada umumnya belum dipersiapkan melalui
studi kelayakan maupun perencanaan usaha secara memadai,
sehingga banyak BUM Des yang berdiri tetapi langka kegiatan usaha
yang berjalan secara efektif. Salah satu penyebabnya adalah keter-
batasan pengetahuan dan ketrampilan pelaku BUM Desa untuk
melakukan studi kelayakan usaha.
Buku ini dihadirkan dengan maksud membantu desa dalam melaku-
kan studi kelayakan terhadap kegiatan usaha yang akan dijalankan.
Isi buku ini memaparkan tentang apa itu studi kelayakan dan
rencana usaha, serta mengapa dan bagaimana melaksanakannya.
Jawaban atas pertanyaan itu dibahas dalam buku ini dengan bahasa
yang sederhana supaya mudah dipahami oleh semua kalangan
pembaca. Buku ini dilengkapi contoh praktik studi kelayakan dan
perencanaan usaha yang dilakukan BUM Desa “GANTING” Desa
Labbo Kec. Tompobulu Kab. Bantaeng. Instrumen bantu untuk
menilai kelayakan usaha BUM Desa disertakan pula dalam buku ini,
sehingga semakin memudahkan Anda untuk mempratikannya.