190
PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM IMPLEMENTASI AKHLAKUL KARIMAH DI MTs NURUSSALAM KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2016 / 2017 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Oleh: LUTHFI HANIFAH NIM: 11113031 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017 i

PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM IMPLEMENTASI …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/2343/1/skripsi.pdf · 2018. 2. 12. · SKRIPSI . PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM IMPLEMENTASI

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERAN GURU AKIDAH AKHLAK

    DALAM IMPLEMENTASI AKHLAKUL KARIMAH

    DI MTs NURUSSALAM KECAMATAN TERSONO

    KABUPATEN BATANG TAHUN AJARAN 2016 / 2017

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.)

    Oleh:

    LUTHFI HANIFAH

    NIM: 11113031

    JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

    SALATIGA

    2017

    i

  • ii

  • PERSETUJUAN PEMBIMBING

    Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara:

    Nama : Luthfi Hanifah

    NIM : 111-13-031

    Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    Jurusan : Pendidikan Agama Islam (S1)

    Judul :PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM

    IMPLEMENTASI AKHLAKUL KARIMAH DI MTs

    NURUSSALAM KECAMATAN TERSONO KABUPATEN

    BATANG TAHUN AJARAN 2016 / 2017

    telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

    Salatiga, 7 Agustus 2017

    Pembimbing

    Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

    NIP. 19570520 198601 1001

    i

  • SKRIPSI

    PERAN GURU AKIDAH AKHLAK DALAM IMPLEMENTASI

    AKHLAKUL KARIMAH DI MTs NURUSSALAM

    KECAMATAN TERSONO KABUPATEN BATANG

    TAHUN AJARAN 2016 / 2017

    Disusun oleh

    LUTHFI HANIFAH NIM: 11113031

    Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 30 Agustus 2017 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

    Susunan Panitia Penguji Ketua Penguji : Mufiq, S.Ag., M.Phil.

    Sekertaris Penguji : Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

    Penguji I : Siti Rukhayati, M.Ag.

    Penguji II : Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

    Salatiga, 30 Agustus 2017 Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Suwardi, M.Pd. NIP. 19670121199903 1 002

    ii

  • PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

    Saya yang bertandatangan, di bawah ini:

    Nama : INNA LAILA RAHMAH

    NIM : 11113 271

    Fakultas : TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    Jurusan : PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan

    hasil karya saya sendiri bukan jiplakan karya tulis orang lain. Pendapat atau

    temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

    kode etik ilmiah dan naskah skripsi ini boleh untuk dipublikasikan.

    Demikian pernyataan ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

    Salatiga, 7 Agustus 2017

    Yang Menyatakan

    Luthfi Hanifah

    NIM: 111-13-031

    iii

  • MOTTO

    ﴾٦﴿ یُْسًرا اْلعُْسرِ َمعَ إِنَّ

    “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

    (Q.S Al-Insyirah: 6)

    هللاِ َسبِْیلِ فِى فَھُوَ اْلِعْلمِ طَلَبُ فِى َخَرجَ َمنْ

    “Barang siapa keluar untuk mencari ilmu maka dia berada di jalanAllah”

    (HR.Turmudzi)

    iv

  • PERSEMBAHAN

    Skripsi ini selesai atas ridho dari Sang Maha Pencipta ALLAH SWT, dan

    saya persembahakan kepada:

    1. AyahandaJaka Purwanto, S.Pd.SD. dan Ibunda Ropikoh, A.Ma.Pd.TK.

    yang telah memberikan dukungan moril dan materil, sehingga penulis bisa

    merasakan bangku perkuliahan dan akhirnya mampu menyelesaikan

    skripsi ini.

    2. KakakM. Purwo Budi Harjo, Novi Handayani dan Adik Ridwan Faruq

    Dzulfikar, terimakasih atas semangat dan dorongan yang telah diberikan

    kepada penulis.

    3. Para guru penulis yang telah memberii nasihat serta bekal ilmu yang

    bermanfaat di dunia dan akhirat.

    4. Untuk sahabat-sahabat penulis Suharno, S.E., Nelly Kamalia, Nurul Aini

    Elok, Inna Laila R., Aisyah Setia N., dek Nurul, dek Nenni, dek Landiana,

    Anugrah Maksum dan teman-teman yang tak bisa penulis sebutkan satu

    persatu namun tak mengurangi rasa terimakasih atas perhatian dan

    pelajaran hidup tentang kebersamaan.

    5. Teman-teman PAI Se-angkatan 2013.

    6. Almamaterku tercinta IAIN Salatiga.

    v

  • KATA PENGANTAR

    Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan atas

    kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERAN GURU

    AKIDAH AKHLAK DALAM IMPLEMENTASI AKHLAQUL KARIMAH

    DI MTS NURUSSALAM KEC. TERSONO KAB. BATANG 2016 / 2017”.

    Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi

    Muhammad SAW yang telah menghantarkan kita dari zaman kegelapan hingga

    zaman yang terang benderang ini.

    Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Ilmu Keguruan

    IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dalam

    Ilmu Pendidikan Agama. Banyak pihak yang telah membantu dalam penyelesaian

    skripsi ini baik secara moril maupun spiritual, maka penulis ingin mengucapkan

    terima kasih kepada:

    1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.

    2. Bapak Suwardi M.Pd selaku ketua Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    (IAIN) Salatiga.

    3. Ibu Siti Rokhayati, M.Ag. selaku ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

    (IAIN) Salatiga.

    4. Bapak Drs. Sumarno Widjadipa, M. Pd. selaku dosen Pembimbing Skripsi

    yang senantiasa memberikan bimbingan, motivasi dan arahan sehingga

    skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

    5. Bapak Drs. Badwan, M.Ag. selaku dosen Pembimbing Akademik yang

    senantiasa memberika bimbingan, motivasi dan arahan selama masa

    pekuliahan.

    vi

  • 6. Seluruh dosen JurusanPendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah

    memberikan ilmu, pengetahuan dan wawasan kepada penulis selama

    menempuh pendidikan.

    7. Semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang turut

    membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan

    satu persatu. Semoga amal baik mereka mendapatkan balasan yang terbaik

    dari Allah SWT, aamiin.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya,

    oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan

    demi bertambahnya pengetahuan penulis. Akhirnya hanya kepada Allah SWT

    penulis serahkan segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

    yang membaca dan mempelajarinya. Aamiin.

    Salatiga, 7 Agustus 2017

    Penulis

    vii

  • ABSTRAK

    Hanifah, Luthfi. 2017. Peran Guru Akidah Akhlak Dalam Implementasi Akhlaqul Karimah Di Mts Nurussalam Kec. Tersono Kab. Batang 2016 / 2017 .Skripsi, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing Drs. Sumarno Widjadipa, M.Pd.

    Kata Kunci: Peran guru akidah akhlak.

    Penelitian ini membahas tentang Peran Guru Akidah Akhlak dalam Implementasi Akhlaqul Karimah di MTs Nurussalam Kec. Tersono Kab. Batang 2016/2017. Penelitian ini berkonsentrasi kepada bagaimana peran guru akidah akhlak dan bagaimana implementasi akhlaqul karimah di MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

    Kehadiran peneliti dilapangan sangat penting mengingat skripsi ini adalah kualitatif. Peneliti bertindak langsung sebagai instrumen langsung dan sebagai pengumpul data dari hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden pada waktu mereka diwawancarai. Dengan kata lain data-data tersebut berupa keterangan dari para informan, sedangkan data tambahan berupa dokumen. Keseluruhan data tersebut selain diperoleh dari wawancara, juga didapatkan dari observasi dan dokumentasi.

    Analisa data dilakukan dengan cara menelaah data yang ada. Lalu mengadakan reduksi data, penyajian data, menarik kesimpulan dan tahap akhir dari analisa data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa peran guru Akidah Akhlak dalam implementasi akhlaq karimah di MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang tahun 2016 / 2017 sudah Baik, ditunjukan dengan bahwa 1. Metode pembentukan akhlak siswa yang dilakukan guru yaitu ceramah, pembiasaan, konseling dan hukuman. Faktor yang mendukung dalam pembinaan akhlak: Faktor keluarga, Faktor Lingkungan, Lingkungan sekitar, Tata tertib sekolah untuk menghambat kenakalan siswa, Sedangkan faktor yang menghambat pembinaan akhlak: Waktunya tidak cukup untuk membina akhlak siswa yang sebanyak itu, Terbatasnya pengawasan pihak sekolah, Sikap dan perilaku siswa yang beragam, Pergaulan siswa yang tidak dapat dikontrol, Kurangnya kesadaran siswa untuk mengikuti kegiatan yang diwajibkan oleh sekolah, Sarana dan prasarana yang kurang mendukung, Maraknya perkembangan informasi jaman sekarang. 2. Usaha-usaha yang dilakukan yang dilakukan oleh guru Akidah Akhlak di MTs Nurussalam dilaksanakan smelalui tindakan preventif, kuratif, maupun represif, cukup efektif.

    viii

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. iii

    HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................................ v

    HALAMAN MOTTO ...................................................................................... vi

    HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................... vii

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... ix

    ABSTRAK ....................................................................................................... x

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

    BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

    B. Fokus Penelitian .......................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

    D. Kegunaan Penelitian ................................................................... 4

    E. Penegasan Istilah ......................................................................... 5

    F. Metode Penelitian ....................................................................... 7

    G. Sistematika Penulisa ................................................................... 12

    BAB II KAJIAN PUSTAKA ........................................................................... 15

    A. Guru Akidah Akhlak ................................................................... 15

    ix

  • B. Implementasi Akhlaqul Karimah ................................................ 23

    BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN ......................... 33

    A. Kondisi Umum MTs Nurussalam ............................................... 33

    1. Gambaran Letak Geografis .................................................... 33

    2. Sejarah Singkat....................................................................... 34

    3. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................. 35

    4. Strucktur Organisasi ............................................................... 36

    5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ..................................... 37

    6. Sarana dan Prasarana.............................................................. 41

    7. Pembelajaran di Sekolah ........................................................ 43

    B. Hasil Penelitian ........................................................................... 45

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................... 55

    A. Peran Guru Akidah Akhlak di MTs Nurussalam .......................... 55

    B. Implementasi Akhlaqul Karimah di MTs Nurussalam ................. 64

    BAB V PENUTUP ........................................................................................... 69

    A. Kesimpulan.................................................................................... 69

    B. Saran .............................................................................................. 70

    C. Kata Penutup ................................................................................. 71

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 72

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    x

  • DAFTAR TABEL

    Tabel I Structur Organisasi .............................................................................. 37

    Tabel II Data Guru ........................................................................................... 39

    Tabel III Data Karyawan .................................................................................. 40

    Tabel IV Data Murid ........................................................................................ 41

    Tabel V Keadaan Sarana Prasarana ................................................................. 42

    xi

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Pedoman Wawancara

    Lampiran 2 Kode Wawancara

    Lampiran 3 Transkrip Wawancara 1

    Lampiran 4 Transkrip Wawancara 2

    Lampiran 5 Responden Siswa

    Lampiran 6 Silabus

    Lampiran 7 Dokumentasi

    Lampiran 8 SK Pembimbing

    Lampiran 9 SK Penelitian

    Lampiran 10 Lembar Konsultasi

    Lampiran 11 Daftar Riwayat Hidup

    Lampiran 12 SKK

    xii

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Era globalisasi menuntut setiap bangsa memiliki sumber daya manusia

    (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang andal. Kualitas SDM

    sangat penting, karena kemakmuran suatu bangsa tidak lagi ditentukan oleh

    sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga. Sangat

    memprihatinkan di saat SDM bangsa Indonesia berada pada peringkat 105

    dari 173 negara didunia. Rendahnya SDM di negara kita disebabkan oleh

    berbagai faktor, salah satunya adalah karena rendahnya mutu pendidikan.

    Sedangkan kita pahami bersama bahwa pendidikan merupakan kunci untuk

    membangun SDM (Shaleh, 2005, hal. 12). Dengan kata lain, kemajuan suatu

    bangsa sangat ditentukan oleh sumber daya manusia. Kualitas sumber daya

    manusia bergantung pada kualitas pendidikan. Peran pendidikan sangat

    penting untuk menciptakan masyarakat yang cerdas, damai, terbuka, dan

    demokratis.

    Schoorl (1982) berpendapat bahwa praktik-praktik pendidikan

    merupakan wahana terbaik dalam menyiapkan sumber daya manusia dengan

    derajat moralitas tinggi. Di negara kita tujuan pendidikan nasional didasarkan

    dengan amanat yang termuat dalam UU RI No. 2 Tahun 1989, Pasal 4,

    dimana “Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan

    mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia beriman dan

    bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki

    1

  • pengetahuan dan ketrampilan, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta

    tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.” Jika tujuan tersebut

    diimplementasikan dengan sungguh-sunguh, maka para siswa akan

    memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi, dan dikemudian hari

    pendidikan tersebut akan menjadi dasar utama bagi para siswa untuk menjadi

    SDM yang bermoralitas tinggi, terampil, mandiri, kompeten, dan mampu

    mengharumkan nama bangsa dan negara kita. Karenanya, pendidikan moral

    dan agama di sekolah atau didalam keluarga harus diaktualisasikan secara

    berkelanjutan dan konsisten dari waktu kewaktu (Danim, 2003 , hal. 63).

    Teladan kepribadian dan kewibawaan yang dimiliki oleh guru akan

    berpengaruh terhadap pembentukan kepribadian dan watak anak, mengingat

    tugas utama seorang guru adalah sebagai pendidik. Pendidikan tersebut dapat

    dilaksanakan dalam bentuk mengajar, memberikan dorongan, memuji,

    menghukum, memberi contoh dan membiasakan suatu kegiatan. Kedudukan

    guru yang demikian akan senantiasa bermanfaat sampai kapanpun. Terlebih

    untuk mencetak kader-kader bangsa yang berbudi pekerti luhur (akhlaqul

    karimah). Dengan bekal pendidikan akhlakul karimah yang kuat diharapkan

    akan lahir generasi pengurus yang memiliki keunggulan kompetitif yang

    ditandai dengan kemampuan intelektual yang tinggi (ilmu pengetahuan dan

    teknologi) dan didasari dengan penghayatan nilai keimanan, akhlak,

    psikologis, dan sosial yang baik (Mukhtar, 2003, hal. 9).

    2

  • Dengan berbagai permasalahan yang ada maka penulis sebagai generasi

    penerus pada bidang pendidikan, memandang penting untuk melakukan

    penelitian secara mendalam tentang akhlak siswa pada jenjang pendidikan

    menengah pertama. Hal ini penulis teliti karena akhlak merupakan hal yang

    sangat penting bagi manusia sebagai penuntun untuk menjalani kehidupan

    yang sesuai dengan ajaran Islam. Terlebih pada siswa MTs, dimana pada

    masa ini seorang anak berada pada periode sensitifitas tinggi yang

    berpengaruh besar bagi kepribadian anak tersebut. Periode ini merupakan

    transisi perubahan kepribadian dari tahap anak-anak menjadi tahap dewasa.

    Oleh sebab itu peran serta guru sebagai pembimbing sangatlah penting dan

    sangat diperlukan.

    Ironisnya, selama ini pelaksaan pendidikan akhlak masih terbatas,

    hanya pada aspek kognitif untuk pembekalan pengetahuan siswa. Hal ini

    nampak jelas pada proses pembelajaran maupun pada evaluasi pendidikan

    yang terbatas pada penyerapan pengetahuan. Oleh sebab itu, perlunya peran

    aktif dari berbagai kalangan yang terkait, untuk bersama sama mengentaskan

    problematika akhlak siswa, tentu hal ini guru dituntut untuk berperan lebih

    dalam proses pembentukan akhlak siswa agar mereka tidak terperangkap

    dalam kehidupan yang tidak diridhoi oleh Allah SWT.

    Berdasarkan latar belakang masalah diatas, penulis tertarik untuk

    meneliti dan membahas permasalahan tersebut didalam skripsi dengan judul

    “Peran Guru Akidah Akhlak dalam Implementasi Akhlaqul Karimah di

    3

  • MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang Tahun

    2016/2017”

    B. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana Peran Guru Akidah Akhlak di MTs Nurussalam Kecamatan

    Tersono Kabupaten Batang?

    2. Bagaimana Implementasi Akhlakul Karimah di MTs Nurusslam

    Kecamatan Tersono Batang?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pada fokus penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini

    adalah:

    1. Untuk mengetahui Peran Guru Akidah Akhlak di MTs Nurussalam

    Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

    2. Untuk mengetahui Implementasi Akhlakul Karimah di MTs Nurusslam

    Kecamatan Tersono Batang.

    D. Kegunuaan Penelitian

    Hasil penelitian diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun

    praktis, antara lain adalah:

    1. Secara Teoritis

    Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan secara teoritis

    untuk memperkaya khasanah keilmuan dan sebagai tolok ukur bagi setiap

    pengajar dalam peranannya di bidang belajar mengajar.

    4

  • 2. Secara Praktis

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi semua

    pihak yang berkompeten dalam bidang pendidikan, khususnya Bagi kepala

    sekolah, bagi guru, bagi siswa, bagi peneliti.

    E. Penegasan Istilah

    Adapun istilah yang perlu ditegaskan dalam judul penelitian ini adalah:

    1. Peran Guru Akidah Akhlak

    Peranan adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam

    suatu peristiwa. Guru adalah seseorang yang membuat orang lain tahu atau

    mampu untuk melakukan sesuatu, atau memberikan pengetahuan atau

    keahlian. Menurut Zakiah Daradjat, guru adalah seseorang yang memiliki

    kemampuan atau pengalaman yang dapat memudahkan melaksanakan

    peranannya membimbing muridnya (Daradjat, 1996 , hal. 266).

    Dalam kamus besar bahasa Indonesia, guru Akidah Akhlak berarti

    orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar

    mata pelajaran Akidah Akhlak (Daradjat, 1996 , hal. 330 ). Jadi peranan

    guru Akidah Akhlak yang dimaksud disini adalah serangkaian tindakan

    yang dilakukan oleh orang yang pekerjaannya mengajar mata pelajaran

    Akidah Akhlak sehingga membuat seseorang tahu atau mampu untuk

    melaksanakan sesuatu, atau memberikan pengetahuan dan keahlian dalam

    suatu peristiwa.

    5

  • 2. Implementasi Akhlaqul Karimah

    Pembentukan berasal dari akar kata bentuk yang mempunyai

    makna proses, perbuatan, cara membentuk.(Daradjat, 1996 , hal. 119)

    Sedangkan kata akhlak disadur dari bahasa Arab dengan kosa kata al-

    khulq yang berarti kejadian, budi pekerti dan tabiat dasar yang ada pada

    manusia(Ritonga, 2005, hal. 7). Menurut Imam alGhozali, akhlak adalah

    suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dari padanya timbul perbuatan-

    perbuatan dengan mudah dan gampang tanpa memerlukan pikiran dan

    pertimbangan. Jika sifat itu tertanam dalam jiwa maka menghasilkan

    perbuatan-perbuatan yang baik menurut akal dan syariah.(Iman al-

    Ghazali, 2003, hal. 48)

    Dalam penelitian ini yang lebih difokuskan adalah pembentukan

    akhlak siswa yang dibatasi dalam hal-hal antara lain : ketaatan siswa

    terhadap tata tertib sekolah, terhadap kewajiban agama, sikap terhadap

    guru dan teman, kesabaran serta kejujuran.

    Dari penegasan istilah tersebut di atas dapat dipahami bahwa yang

    dimaksud dalam penelitian ini adalah penelitian secara mendalam dan utuh

    tentang bagaimana peranan guru Akidah Akhlak sekaligus keunggulan dan

    kekurangan pelaksanaan membentukan akhlakul karimah siswa pada masa

    pubertas di MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

    6

  • F. Metode Penelitian

    1. Jenis dan pendekatan Penelitian

    Dalam melaksanakan penelitian ini penulis menggunakan

    penelitian kualitatif yaitu suatu penelitian yang berfokus pada perasaan

    dan persepsi dari partisipan di bawah studi.

    2. Kehadiran Peneliti

    Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian, maka

    peneliti hadir dan terlibat secara langsung dalam aktifitas siswa di lokasi

    penelitian, terutama dalam memperoleh data-data dan berbagai informasi

    yang diperlukan.

    3. Lokasi dan Sumber penelitian

    Lokasi penelitiannya adalah MTs Nurussalam Kecamatan

    Tersono Kabupaten Batang. Sedangkan sumber penelitiannya adalah

    Kepala Sekolah MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten

    Batang, guru Aqidah Akhlak MTs Nurussalam Kecamatan Tersono

    Kabupaten Batang dan siswa MTs Nurussalam Kecamatan Tersono

    Kabupaten Batang.

    4. Sumber Data

    Sumber data dalam penelitian ini adalah:

    a. Data Primer

    Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari

    objeknya (Suparno, 2007: 52). Data primer pada penelitian ini adalah

    hasil wawancara dengan Guru Akidah Akhlak dan Siswa yang telah

    7

  • ditentukan, serta observasi yang berguna untuk mencari tahu metode

    pembelajaran akidah akhlak yang digunakan oleh Guru Akidah

    Akhlak MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

    b. Data Sekunder

    Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah

    jadi berupa publikasi (Suparno, 2007: 52). Data sekunder yang

    penulis gunakan adalah data tentang silabus mata pelajaran akidah

    akhlak MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

    5. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat digunakan

    oleh peneliti untuk mengumpulkan data (Suharsimi, 2005, hal. 100). Ada

    tiga metode dalam pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:

    a. Metode Pengamatan (Observasi)

    Observasi merupakan proses untuk mengakses dan

    memahami cara-cara yang digunakan orang-orang dalam bertindak

    dan berinteraksi secara komunikatif. Observasi merupakan dasar

    fundamental dari semua metode riset (Christine, 2008, hal. 320).

    Jadi, dengan metode pengamatan (Observasi) ini berharap

    penulis dapat mengetahui bagaimana cara berlangsungnya kegiatan

    Guru Akidah Akhlak dalam implementasi Akhlaq Karimah siswa di

    Mts Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

    8

  • b. Metode Wawancara/interview

    Metode wawancara ialah, metode yang dilakukan dengan

    pembicaraan santai dalam berbagai situasi, dilakukan secara terus-

    menerus untuk mendapat kan informasi dan penjelasan yang utuh,

    mendalam, terperinci dan lengkap (Nusa, 2013, hal. 33).

    Jadi, dengan metode wawancara ini berharap penulis dapat

    mengetahui lebih mendalam dari para pengelola MTs Nurussalam

    Kecamatan Tersono Kabupaten Batang yaitu kepala sekolah, para

    guru Akidah Akhlak dan para siswa MTs Nurussalam Kecamatan

    Tersono Kabupaten Batang.

    c. Metode Dokumentasi

    Metode dokumentasi merupakan sember penting dalam bukti

    tambahan maupun bukti utama riset. Dokumen mampu bertahan

    sepanjang waktu karena mampu memberikan pemahaman historis

    (Christine, 2008, hal. 344).

    Jadi, dengan metode dokumentasi ini diharapkan penulis bias

    mendapatkan bukti tambahan, seperti: foto, dan data-data sekolah

    lainnya yang penulis perlukan.

    6. Analisis Data

    Analisis data ialah data dalam penelitian kualitatif dianalisis

    melalui membaca dan mereview data untuk mendeteksi tema-tema dan

    pola-pola yang muncul (Emzir, 2010, hal. 17).

    9

  • Adapun langkah-langkah yang peneliti lakukan dilapangan adalah

    sebagai berikut:

    a. Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dilakukan penelitan dengan menggunakan

    metode wawancara, observasi, dan dokumentasi.

    b. Reduksi Data

    Reduksi data adalah suatu bentuk analisis yang mempertajam,

    memilih, memfokuskan, membuang, dan menyusun data dalam suatu

    cara dimana kesimpulan akhir dapat digambarkan dan diverifikasikan

    (Emzir, 2010, hal. 130).

    c. Penyajian Data

    Sekumpulan informasi yang tersusun sehingga memberi

    kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

    tindakan. Penyajian data yang baik merupakan suatu cara utama bagi

    penyajian data yang benar.

    d. Penarikan Kesimpulan

    Penarikan kesimpulan merupakan bagian dari satu kegiatan

    konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga dideverifikasi

    selama penelitian berlangsung. Verivikasi itu kemungkinan setingkat

    dengan pemikiran kembali yang melintas dalam menganalisis selama

    menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan di lapangan serta

    tukar pikiran dan akhirnya berusaha menarik kesimpulan. Dengan

    10

  • demikian verifikasi yang pada mulanya mengambang atau kabur

    menjadi relevan.

    7. Pengecekan Keabsahan Data

    Dalam memperoleh keabsahan data, maka peneliti menggunakan

    teknik trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

    memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2008, hal. 331). Ada dua

    macam trianggulasi yang digunakan, yaitu:

    a. Trianggulasi sumber

    Trianggulasi sumber berarti, mencari sumber-sumber lain

    disamping sumber yang telah kita dapatkan (Nusa, 2013, hal. 34).

    b. Trianggulasi metode

    Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek

    derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik

    pengumpulan dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber

    data dengan metode yang sama (Moleong, 2008, hal. 331)

    8. Tahap-tahap penelitian

    Menurut Moloeng (2008:127-128) tahap-tahap penelitian

    kualitatif harus memuat :

    a. Tahap Pra Lapangan

    Tahap pra lapangan yaitu memperhatikan segala macam

    persoalan dan segala macam persiapan sebelum peneliti terjun

    kedalam kegiatan penelitian berupa: menyusun rancangan penelitian,

    mengurus perizinan kepada pihak MTs Nurussalam Kecamatan

    11

  • Tersono Kabupaten Batang, menjajaki dan menilai keadaan, memilih

    dan memanfaatkan informasi, serta menyiapkan perlengkapan

    penelitian.

    b. Tahap Pekerja Lapangan

    Pada tahap ini peneliti harus sungguh-sungguh dalam

    memahami latar penelitian dan mempersiapkan diri dengan segala

    daya dan upayanya, memasuki lapangan dengan beberapa serta

    sambil mengumpulkan data.

    c. Tahap Analisis Data

    Pada tahap ini dianalisiskan konsep analisis data juga

    dipersoalkan bahwa analisis data itu dibimbing oleh usaha untuk

    menemukan data dan kesimpulan.

    G. Sistematika Penulisan

    Penulisan skripsi ini terbagi kedalam tiga bagian, yaitu bagian awal,

    bagian isi, dan bagian akhir. Adapun secara terperinci telah penulis uraikan

    seperti dibawah ini:

    1. Bagian Awal

    Pada bagian ini berisi tentang halaman judul, nota pembimbing,

    pengesahan skripsi, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar

    tabel, dan daftar lampiran.

    2. Bagian Isi

    Bagian ini terbagi kedalam 5 bab, yaitu:

    12

  • a. BAB I PENDAHULUAN

    Pendahuluan merupakan bab yang berisi tentang latar belakang

    masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian

    penelitian terdahulu, dan sistematika penulisan.

    b. BAB II KAJIAN PUSTAKA

    Pada bab ini akan diuraikan tentang landasan teori. Uraiannya

    terbagi menjadi dua sub bab, yaitu sub bab peran guru akidah akhlak

    yang meliputi definisi, syarat dan sifat guru akidah akhlak, tanggung

    jawab dan tugas guru akidah akhlak, dan peranan guru akidah akhlak.

    Sub bab kedua adalah penjabaran mengenai implementasi akhlakul

    karimah.

    c. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    Pada bab ini akan diuraikan mengenai jenis penelitian, lokasi

    penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,

    pengecekan keabsahan data, dan tahanp-tahap penelitian.

    d. BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISIS

    Pada bab ini penulis uraikan tentang paparan data dan analisis

    dari hasil penelitian. Yaitu pembahasan secara terperinci mengenai

    implementasi materi akidah akhlak pada siswa MTs Nurussalam

    Kecamatan Tersono Kabupaten Batang.

    13

  • e. BAB V PENUTUP

    Bab penutup adalah bab terakhir dari bagian isi, bab penutup

    berisi tentang kesimpulan atas penelitian dan saran yang dapat penulis

    berikan terkait hasil penelitian yang telah dilakukan.

    3. Bagian Akhir

    Bagian akhir merupakan bagian penutup dari skripsi. Bagian ini

    berisikan tentang daftar pustaka, daftar riwayat pendidikan penulis dan

    lampiran-lampiran yang diperlukan untuk menjadi bukti penelitian ini.

    14

  • BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Guru Akidah Akhlak

    1. Pengertian Guru Akidah Akhlak

    Guru adalah sosok yang rela mencurahkan sebagian besar waktunya

    untuk mengajar dan mendidik siswa, sementara pengahargaan dari

    material, misalnya, sangat jauh dari harapan. Gaji seorang guru rasanya

    terlalu jauh untuk mencapai kesejahteraan hidup layak sebagaimana

    profesi lainnya. Hal itulah, tampaknya yang menjadi salah satu alasan

    mengapa guru disebut sebagai pahlawan tanpa jasa (Naim, 2011: 1)

    Guru atau pendidik dalam konteks Islam sering di sebut dengan

    murabbi, mu‟allim, dan mu‟addib, yang pada dasarnya mempunyai makna

    yang berbeda sesuai dengan konteks kalimat, walaupun dalam situasi

    tertentu mempunyai kesamaan makna. Kata murabbi berasal dari kata

    rabba, yurabbi, kata mu‟allim berasal dari kata „allama, yu‟allimu

    sedangkan kata muaddib berasal dari adabba, yuaddibu sebagaimana

    sebuah ungkapan: “Allah mendidikku, maka Ia memberikan kepadaku

    sebaik-baik pendidikan”. Muhammad Muntahibun Nafis menyebutkan

    sebagaimana dijelaskan oleh al-Aziz bahwa pendidik adalah orang yang

    bertanggung jawab dalam menginternalisasikan nilai-nilai agama dan

    berupaya menciptakan individu yang memiliki pola pikir ilmiah dan

    pribadi yang sempurna. Pendidik dalam pendidikan Islam pada hakikatnya

    adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan

    15

  • peserta didik dengan mengupayakan seluruh potensi dan kecenderungan

    yang ada pada peserta didik, baik yang mencakup rana afektif, kognitif,

    maupun psikomotorik (Nafis, 2002: 84)

    2. Kedudukan, Syarat dan Sifat Guru Akidah Akhlak

    Salah satu hal yang menarik pada ajaran Islam ialah penghargaan

    Islam yang sangat tinggi terhadap guru. Begitu pentingnya penghargaan

    itu sehingga menempatkan kedudukan guru setingkat di bawah kedudukan

    Nabi dan Rasul. Karena guru selalu terkait dengan ilmu pengetahuan,

    sedangkan Islam amat menghargai pengetahuan, penghargaan Islam

    terhadap ilmu.

    Sedangkan syarat yang berkaitan dengan profesinya guru sebagai

    pendidik dan tenaga kependidikan seharusnya memenuhi standar nasional

    yang telah ditentukan, yaitu memiliki kualifikasi akademik (minimum

    DIV/S1) dan kompetensi (pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial).

    Bagi seorang yang tidak memiliki ijasah atau sertifikat keahlian khusus

    yang diakui dan diperlukan dapat diangkat kembali menjadi pendidik

    setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan. Kemampuan pedagogik

    adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi

    pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan

    pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik

    untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. Kompetensi

    kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, dewasa, aktif,

    berwibawa, menjadi tauladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

    16

  • Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi

    pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan

    membimbing peserta didik memenuhi Standar Kompetensi (SK) yang

    ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP). Sedangkan

    kompetensi sosial yaitu kemampuan guru untuk berinteraksi dan

    berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan peserta didik, guru lain,

    orang tua dan masyarakat.

    Sedangkan sikap dan sifat yang harus dimiliki oleh guru atau

    pendidik, adalah:

    a. Adil (tidak membedakan dan pilih asih).

    b. Percaya dan suka (senang) kepada murid-muridnya.

    c. Sabar dan rela berkorban.

    d. Memiliki wibawa terhadap anak didiknya.

    e. Penggembira (humoris: supaya tetap memikat anak atau peserta didik

    etika mengajar).

    f. Bersikap baik terhadap guru-guru lainnya

    g. Bersikap baik terhadap masyarakat.

    h. Benar-benar menguasai mata pelajarannya.

    i. Suka kepada mata pelajaran yang diberikannya.

    j. Berpengetahuan luas (Purwanto, 2004: 143-148).

    Demikianlah syarat dan sifat yang perlu dipenuhi oleh setip guru,

    karena guru dituntut untuk memiliki kecakapan dan kewenangan dalam

    menentukan arah pendidikan yang lebih baik dan maju, karena di antara

    17

  • tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk akhlak yang mulia pada diri

    pribadi anak didik jika pribadi guru berakhlak mulia pula.

    3. Tanggung Jawab dan Tugas Guru Akidah Akhlak

    Tanggung jawab guru adalah mencerdaskan kehidupan anak didik.

    Pribadi susila yang cakap adalah yang diharapkan ada pada diri setiap

    anak didik. Menjadi tanggung jawab guru untuk memberikan sejumlah

    norma itu kepada anak didik agar tahu bagaimana perbuatan yang susila

    dan asusila. Mana perbuatan yang bermoral dan amoral. Semua norma itu

    tidak mesti harus guru berikan ketika di kelas, di luar kelaspun sebaiknya

    guru contohkan melalui sikap, tingkah laku dan perbuatan (Djamarah,

    2000: 35-36).

    Guru memiliki banyak tugas, baik yang terkait oleh dinas maupun

    diluar dinas, dalam bentuk pengabdian. Secara umum tugas Guru Akidah

    Akhlak meliputi empat hal yaitu : tugas profesi, tugas keagamaan, tugas

    kemanusiaan dan tugas kemasyarakatan (Paraba, 2000:14).Tugas Guru

    Akidah Akhlak sebagai profesi adalah mendidik, mengajar, melatih dan

    menilai atau mengevaluasi proses dan hasil belajar-mengajar. Mendidik

    berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup. Mengajar

    berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

    Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilanketerampilan

    pada siswa (Usman, 2000: 7).

    18

  • Dalam tinjauan agama Islam, tugas keagamaan guru sebagai juru

    dakwah yaitu bertugas menyampaikan kebaikan dan mencagah

    kemungkaran (amar m'aruf nahi munkar), mentransfer ilmu kepada peserta

    didik agar menjadi manusia yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa.

    Sehingga tugas yang diemban ini semata-mata untuk menyebarkan dan

    mensosialisasikan ajaran agama kepada peserta didik. Untuk dapat

    melaksanakan tugas ini dengan baik, guru terlebih dahulu mengerti,

    memahami dan mengamalkan ajaran Islam, bertakwa kepada Allah dan

    berakhlak mulia. Tugas guru dalam bidang kemanusiaan di sekolah harus

    dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Ia juga harus dapat

    menarik simpati sehingga ia menjadi idola para siswanya (Usman,

    2000:8).

    Sedangkan di bidang kemasyarakatan guru mempunyai tugas

    mendidik dan mengajar masyarakat untuk menjadi warga negara Indonesia

    yang bermoral Pancasila (Djamarah, 2000:37). Jadi tugas dan tanggung

    jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka

    membina jiwa dan watak peserta didik untuk membentuk peserta didik

    agar menjadi orang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa dan

    bangsa di masa yang akan datang tidak hanya sebatas dinding sekolah,

    tetapi juga sebagai penghubung antara sekolah dan masyarakat.

    4. Peranan Guru Akidah Akhlak

    Peranan guru adalah tercapainya serangkaian tingkah laku yang

    saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta

    19

  • berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan

    siswa yang menjadi tujuan (Usman, 2000: 4). Dengan kata lain peranan

    guru dapat dikatakan tugas yang harus dilaksanakan oleh guru dalam

    mengajar siswa untuk kemajuan yaitu perubahan tingkah laku dan

    perkembangan siswa.

    Menurut Mukhtar, peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam

    pembentukan akhlak lebih difokuskan pada tiga peran, yaitu:

    a. Peran pendidik sebagai pembimbing

    Peran pendidik sebagai pembimbing sangat berkaitan erat dengan

    praktik keseharian. Untuk dapat menjadi seorang pembimbing, seorang

    pendidik harus mampu memperlakukan para siswa dengan

    menghormati dan menyayangi (mencintai). Ada beberapa hal yang

    tidak boleh dilakukan oleh seorang pendidik, yaitu meremehkan /

    merendahkan siswa, memperlakukan sebagai siswa secara tidak adil,

    dan membenci sebagian siswa.

    Perlakuan pendidik sebenarnya sama dengan perlakuan orang tua

    terhadap anak-anaknya yaitu penuh respek dan kasih sayang serta

    memberikan perlindungan. Sehingga dengan demikian, semua siswa

    merasa senang dan familiar untuk sama-sama menerima pelajaran dari

    pendidiknya tanpa ada paksaan, tekanan dan sejenisnya. Pada intinya,

    setiap siswa dapat merasa percaya diri bahwa di sekolah / madrasah ini,

    ia akan sukses belajar lantaran ia merasa dibimbing, didorong, dan

    diarahkan oleh pendidiknya dan tidak dibiarkan tersesat. Bahkan, dalam

    20

  • hal-hal tertentu pendidik harus bersedia membimbing dan mengarahkan

    satu persatu dari seluruh siswa yang ada (Mukhtar, 2003: 93-94).

    b. Peran pendidik sebagi model (contoh)

    Peranan pendidik sebagai model pembelajaran sangat penting

    dalam rangka membentuk akhlak mulia bagi siswa yang diajar. Karena

    gerak gerik guru sebenarnya selalu diperhatikan oleh setiap murid.

    Tindak tanduk, perilaku, dan bahkan gaya guru selalu diteropong dan

    sekaligus dijadikan cermin (contoh) oleh murid-muridnya. Apakah

    yang baik atau yang buruk. Kedisiplinan, kejujuran, keadilan,

    kebersihan, kesopanan, ketulusan, ketekunan, kehati-hatian akan selalu

    direkam oleh murid-muridnya dan dalam batas-batas tertentu akan

    diikuti oleh murid-muridnya. Demikain pula sebaliknya, kejelekan-

    kejelekan gurunya akan pula direkam oleh muridnya dan biasanya akan

    lebih mudah dan cepat diikuti oleh murid-muridnya (Azizi, 2003: 164-

    165). Semuanya akan menjadi contoh bagi murid, karenanya guru harus

    bisa menjadi contoh yang baik bagi murid-muridnya. Guru juga

    menjadi figur secara tidak langsung dalam pembentukan akhlak siswa

    dengan memberikan bimbingan tentang cara berpenampilan, bergaul

    dan berprilaku yang sopan.

    c. Peran pendidik sebagai penasehat.

    Seorang pendidik memiliki jalinan ikatan batin atau emosional

    dengan para siswa yang diajarnya. Dalam hubungan ini pendidik

    berperan aktif sebagai penasehat. Peran pendidik bukan hanya sekedar

    21

  • menyampaikan pelajaran di kelas lalu menyerahkan sepenuhnya kepada

    siswa dalam memahami materi pelajaran yang disampaikannya

    tersebut. Namun, lebih dari itu, guru juga harus mampu memberi

    nasehat bagi siswa yang membutuhkannya, baik diminta ataupun tidak

    (Mukhtar, 2003: 95-96). Oleh karena itu hubungan batin dan emosional

    antara siswa dan pendidik dapat terjalin efektif, bila sasaran utamanya

    adalah menyampaikan nilai-nilai moral, maka peranan pedidik dalam

    menyampaikan nasehat menjadi sesuatu yang pokok, sehingga siswa

    akan merasa diayomi, dilindungi, dibina, dibimbing, didampingi

    penasehat dan diemong oleh gurunya (Azizi, 2003: 167).

    Setiap guru utamanya Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

    hendaknya menyadari bahwa pendidikan agama bukanlah sekedar

    mentransfer pengetahuan agama dan melatih keterampilan anak-anak

    dalam melaksanakan ibadah atau hanya membangun intelektual dan

    menyuburkan perasaan keagamaan saja, akan tetapi pendidikan agama

    lebih luas dari pada itu. Pendidikan agama Islam berusaha melahirkan

    siswa yang beriman, berilmu, dan beramal saleh. Sehingga dalam suatu

    pendidikan moral, PAI tidak hanya menghendaki pencapaian ilmu itu

    semata tetapi harus didasari oleh adanya semangat moral yang tinggi

    dan akhlak yang baik (Mukhtar, 2003: 92). Untuk itu seorang guru

    sebagai pengemban amanah pembelajaran PAI haruslah orang yang

    memiliki pribadi saleh Dengan menyadari peranannya sebagai pendidik

    maka seorang Guru Akidah Akhlak dapat bertindak sebagai pendidik

    22

  • yang sebenarnya, baik dari segi perilaku (kepribadian) maupun dari segi

    keilmuan yang dimilikinya hal ini akan dengan mudah diterima,

    dicontoh dan diteladani oleh siswa, atau dengan kata lain pendidikan

    akan sukses apabila ajaran agama itu hidup dan tercermin dalam pribadi

    guru agama. Sehingga tujuan untuk membentuk pribadi anak saleh

    dapat terwujud.

    B. Implementasi Akhlaqul Karimah

    1. Pengertian Akhlak

    Menurut pendekatan etimologi, perkataan "akhlaq" berasal dari

    bahasa Arab jama' dari bentuk mufradnya "khuluq”( ُْحلًق) yang menurut

    logat diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat

    tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan

    "khalqun"( yang berarti kejadian, serta erat hubungannya dengan ( َحْلقٌ

    "khaliq" ( َْحلِق ) yang berarti pencipta dan "makhluq" yang berarti yang

    diciptakan (Sinaga, 2004: 1). Definisi akhlak di atas muncul sebagai

    mediator yang menjembatani komunikasi antara khaliq (pencipta) dengan

    makhluq (yang diciptakan) secara timbal balik, yang kemudian disebut

    sebagai hablum min Allah. Dari produk hamlum min Allah yang verbal

    biasanya lahirlah pola hubungan antar sesama manusia yang disebut

    dengan hablum min annas (pola hubungan antar sesama makhluk)

    (Mukhtar, 2003: 2). Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa akhlak

    ialah sifatsifat yang dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam

    jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan

    23

  • baik, disebut akhlak yang mulia, atau perbuatan buruk, disebut akhlak

    yang tercela sesuai dengan pembinaannya (Asmara, 1992: 1).

    Jadi pada hakikatnya khuluq (budi pekerti) atau akhlaq ialah kondisi

    atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga

    dari situ timbullah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan dan

    mudah tanpa dibuat-buat dan tanpa memerlukan pikiran. Apabila dari

    kondisi tadi timbul kelakuan yang baik dan terpuji menurut pandangan

    syariat dan akal pikiran. Maka ia dinamakan budi pekerti mulia dan

    sebaliknya apabila yang lahir kelakuan yang buruk, maka disebut budi

    pekerti yang tercela.

    2. Dasar Akhlak

    Sumber akhlak atau pedoman hidup dalam Islam yang menjelaskan

    kriteria baik buruknya sesuatu perbuatan adalah al-Qur'an dan sunnah

    Rasulullah SAW (Yakub, 1993: 49). Barnawie Umary menambahkan

    bahwa dasar akhlak adalah al-Qur'an dan al-Hadits serta hasil pemikiran

    para hukama dan filosof (Umary, 1995: 1). Kedua dasar itulah yang

    menjadi landasan dan sumber ajaran Islam secara keseluruhan sebagai pola

    hidup dan menetapkan mana yang baik dan mana yang buruk.

    Dasar akhlaq dalam Hadits Nabi SAW salah satunya Dari Abi

    Hurairah berkata, Rasulullah SAW bersabda :

    مُ ِألُ بُِعْثتُ اِنََّما قٍ ْحآل ألَ ا لِحُ َصا تَمِّ

    Artinya : “sesungguhnya aku diutus untuk memperbaiki akhlak”

    ( HR. Ahmad )

    24

  • Jadi jelaslah bahwa al-Qur'an dan al-Hadits pedoman hidup yang

    menjadi asas bagi setiap muslim, mata teranglah keduanya merupakan

    sumber akhlak dalam Islam. firman Allah dan sunnah Nabi adalah ajaran

    yang paling mulia dari segala ajaran maupun hasil renungan dan ciptaan

    manusia, hingga telah terjadi keyakinan (aqidah) Islam bahwa akal dan

    naluri manusia harus tunduk kriteria mana perbuatan yang baik dan jahat,

    mana yang halal dan mana yang haram.

    3. Tujuan Implementasi Akhlakul Karimah

    Islam adalah agama rahmat bagi umat manusia. Ia datang dengan

    membawa kebenaran dari Allah SWT dan dengan tujuan ingin

    menyelamatkan dan memberikan kebahagiaan hidup kepada manusia

    dimanapun mereka berada. Agama Islam mengajarkan kebaikan,

    kebaktian, mencegah manusia dari tindakan onar dan maksiat (Basri,

    2004:145). Sebelum merumuskan tujuan pembentukan akhlak, terlebih

    dahulu harus kita ketahui mangenai tujuan pendidikan islam dan tujuan

    pendidikan akhlaq.

    Muhamad Al-Munir menjelaskan bahwa tujuan pendidikan Islam

    adalah :

    a. Tercapainya manusia seutuhnya.

    b. Tercapainya kebahagiaan dunia dan akherat.

    c. Menumbuhkan kesadaran manusia mengabdi dan takut kepada Allah

    (Andayani, 2004: 74-75).

    25

  • Menurut Muhamad Al-Athiyah Al-Abrasy, tujuan utama dari

    pendidikan Islam ialah pembentukan akhlak dan budi pekerti yang

    sanggup menghasilkan orang—orang yang bermoral, laki-laki maupun

    perempuan, jiwa yang bersih, kemauan yang keras, citacita yang benar dan

    akhlak yang tinggi, tahu arti kewajiban dan pelaksanaannya, menghormati

    hak asasi manusia, tau membedakan baik dan buruk, memilih suatu fadilah

    karena ia cinta pada fadilah, menghindari suatu perbuatan yang tercela,

    karena ia tercela, dan mengingat Tuhan dalam setiap pekerjaan yang

    mereka lakukan (Abrasy, 1970: 180).

    Sedangkan tujuan pendidikan moral dan akhlak dalam Islam ialah

    untuk membentuk orang-orang berakhlak baik, keras kemauan, sopan

    dalam bicara dan perbuatan, mulia dalam tingkah laku dan perangai,

    bersifat bijaksana, sempurna, beradab, ikhlas, jujur, dan suci (Abrasy,

    1970: 109).

    Dari beberapa keterangan di atas, dapat ditarik rumusan mengenai

    tujuan pendidikan akhlaq, yaitu membentuk akhlakul karimah. Sedangkan

    pembentukan akhlaq sendiri itu sebagai sarana dalam mencapai tujuan

    pendidikan akhlak agar menciptakan menusia yang berakhlaq karimah.

    4. Materi Implementasi Akhlakul Karimah

    Akhlak atau budi pekerti yang mulia adalah jalan untuk memperoleh

    kebahagiaan dunia dan di akhirat kelak serta mengangkat derajat manusia

    ke tempat mulia sedangkan akhlak yang buruk adalah racun yang

    berbahaya serta merupakan sumber keburukan yang akan menjauhkan

    26

  • manusia dari rahmat Allah SWT. sekaligus merupakan penyakit hati dan

    jiwa yang akan memusnahkan arti hidup yang sebenarnya.

    Muhammad Daud Ali mengatakan bahwa secara garis besar, materi

    pemgentukan akhlak terbagi dalam dua bagian, pertama adalah akhlak

    terhadap Allah atau khalik (pencipta), dan kedua adalah akhlak terhadap

    makhluk semua ciptaan Allah (Ali, 2000: 352).

    a. Akhlak terhadap Allah

    Alam dan seisinya ini mempunyai pencipta dan pemelihara yang

    diyakini adanya yakni Allah SWT. Dialah yang memberikan rahmat

    dan menurunkan adzab kepada siapa saja yang dikehendakinya oleh

    karena itu manusia wajib taat dan beribadah hanya kepada-Nya sebagai

    wujud rasa terima kasih terhadap segala yang telah dianugerahkan

    Allah kepada manusia.

    Manifestasi dari manusia terhadap Allah antara lain : cinta dan

    ikhlas kepada Allah, takwa (takut berdasarkan kesadaran mengerjakan

    yang diperintahkan dan menjauhi yang dilarang Allah), bersyukur atas

    nikmat yang diberikan, tawakkal (menyerahkan persoalan kepada

    Allah), sabar dan ikhlas.

    b. Akhlak terhadap Diri Sendiri

    Akhlak terhadap diri sendiri yang dimaksud adalah bagaimana

    seseorang menjaga dirinya (jiwa dan raga) dari perbuatan yang dapat

    menjerumuskan dirinya atau bahkan berpengaruh kepada orang lain

    karena diri sendiri merupakan asal motivasi dan kembalinya manfaat

    27

  • suatu perbuatan. Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur'an surat At

    Tahrim ayat 6 yang artinya:

    نَاًرا َوأَْھلِیُكمْ أَنفَُسُكمْ قُوا آَمنُوا الَِّذینَ أَیُّھَا یَا

    “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan

    keluargamu dari api neraka”. (QS. At-Tahrim : 6)

    Ayat di atas menjadi dasar untuk meyakinkan bahwa sikap

    terhadap diri sendiri adalah prinsip yang perlu mendapat perhatian

    sebagai menifestasi dari tanggung jawab terhadap dirinya dalam bentuk

    sikap dan perbuatan akhlak yang terpuji.

    c. Akhlak terhadap Sesama Manusia

    Di dunia ini tidak ada seorangpun yang bisa hidup tanpa

    bergantung kepada orang lain, sebagai makhluk sosial yang hidup

    ditengah-tengah masyarakat, Islam menganjurkan umatnya untuk saling

    memperhatikan satu sama lain dengan saling menghormati tolong

    menolong dalam kebaikan, berkata sopan, berperilaku adil dan lain

    sebagainya. Sehingga tercipta sebuah kelompok masyarakat yang hidup

    tentram dan damai.

    Sedangkan akhlak terhadap sesama bagi anak usia sekolah

    menengah pertama, antara lain:

    1) Akhlak terhadap orang tua.

    Allah memerintahkan manusia untuk selalu patuh dan taat

    serta menjaga hubungan duniawi kepada kedua orang tua dan

    selalu bertindak sopan kepada keduanya, bertutur kata secara

    28

  • lembut, merendahkan hati, berterima kasih dan memohonkan

    rohmah dan maghfiroh kepada Allah SWT.

    Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

    menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

    bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara

    keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam

    pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan

    kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

    mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia. Dan

    rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

    kebaikan.

    2) Akhlak terhadap guru.

    Guru harus dipatuhi dan dihormati karena merupakan orang

    tua yang telah mengajarkan ilmu yang membuat manusia menjadi

    lebih beradab, mengerti sopan santun dan merawat anak didiknya

    sebagaimana seseorang menyayangi anaknya. Oleh karena itu

    sudah seharusnya seorang murid menghormati dan mengagungkan

    gurunya. Menurut sahabat Ali bin Abi Tholib sebagaimana dikutip

    Az-Zarnuji kedudukan murid dan guru yaitu Sayalah menjadi

    hamba sahaya orang yang telah mengajariku satu huruf, tercera

    padanya saya mau dijual, di merdekakan ataupun tetap dijadikan

    hamba.

    29

  • d. Akhlak terhadap Lingkungan.

    Manusia diposisikan Allah sebagai khalifah di atas bumi ini dan

    hidup ditengah-tengah lingkungan bersama makhluk lain sehingga

    sudah menjadi kewajibannya untuk menjaga lingkungan sebagai

    makhluk yang memiliki derajat tertinggi dengan akal dan

    kemampuannya mengelola alam.

    Adapun karakteristik mata pelajaran Akidah Akhlak di MTs /

    SLTP adalah sebagai berkut:

    1) Diberikannya mata pelajaran Akidah Akhlak, khususnya di

    MTs/SLTP, bertujuan untuk membentuk peserta didik yang

    beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. Berbudi pekerti yang

    luhur (berakhlak mulia), dan memiliki pengetahuan yang cukup

    tentang Islam, terutama sumber ajaran dan sendi-sendi Islam

    lainnya sehingga dapat dijadikan bekal untuk mempelajari berbagai

    bidang ilmu atau mata pelajaran tanpa harus terbawa oleh

    pengaruh-pengaruh negatif yang mungkin ditimbulkan oleh ilmu

    dan mata pelajaran tersebut.

    2) Prinsip-prinsip dasar Akidah Akhlak tertuang dalam tiga kerangka

    dasar ajaran Islam, yaitu akidah, syariah dan akhlak. Akidah

    merupakan penjabaran dari kosep iman; syariah merupakan

    penjabaran dari konsep Islam, syariah memiliki dua dimensi kajian

    pokok, yaitu ibadah dan muamalah, dan akhlak merupakan

    penjabaran dari konsep ihsan. Dari ketiga prinsip dasar itulah

    30

  • berkembang berbagai kajian keIslaman (ilmu-ilmu agama) seperti

    ilmu kalam (teologi Islam, usuluddin, ilmu tauhid) yang merupakan

    pengembangan dari akidah, ilmu fikih yang merupakan

    pengembangan dari syariah, dan ilmu akhlak (etika Islam, moralitas

    Islam) yang merupakan pengembangan dari akhlak, termasuk

    kajian-kajian yang terkait dengan ilmu dan teknologi serta seni dan

    budaya yang dapat dituangkan dalam berbagai mata pelajaran di

    MTs/SLTP (Depdiknas, 2004:2-3).

    Adapun rujukan atau pedoman dalam pembelajaran pendidikan

    agama Islam (akhlak) di MTs ialah buku mutiara akhlak dalam

    pendidikan agama Islam. Berdasarkan Permendiknas nomor 22 tahun

    2006 tentang standar isi dan Permendiknas nomor 23 tanun 2006

    tentang standar kompetensi lulusan yang di tulis oleh Soepardjo dan

    Ngadiyanto yang di terbitkan oleh PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

    di Solo tahun 2007 “dalam proses pembelajaran pendidikan agama

    Islam (akhlak) di SMP disesuaikan dengan silabus, standar kompetensi,

    kompetensi dasar dan indikator dari Departemen Pendidikan Nasional”

    (Soepardjo, 2007:35-40). Anak yang berada dalam masa puber serta

    belum memahami agama Islam dan fenomena tersebut terjadi di

    sekolahan lanjutan pertama dengan didukungnya mata pelajaran tentang

    keagamaannya sangat kurang maksimal. Anak akan mudah terjerumus

    pada perbuatan dosa dan perbuatan maksiat lainnya. Keadaan semacam

    ini juga dapat menjadi penyebab utama kemerosotan moral, pergaulan

    31

  • bebas, penggunaan obat-obat terlarang, pemerkosaan, pembunuhan, dan

    berbagai bentuk kejahatan yang kebanyakan dilakukan oleh generasi

    yang kurang pemahamannya tentang akhlak, kurangnya pendidikan

    akhlak serta pembinaan akhlak pada anak. Apabila anak telah

    memahami hikmah dan pentingnya mempelajari akhlak dengan baik

    berarti mereka telah dibimbing untuk senantiasa mendekatkan dirinya

    kepada Allah SWT, yang akan membawa kepada ketenangan jiwa dan

    akan timbul perasaan takut bila hendak melakukan perbuatan dosa

    karena ia telah yakin bahwa dirinya senantiasa berada dibawah

    pengawasan Allah Swt (Ngadiyanto, 2007:121).

    32

  • BAB III

    PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

    A. Kondisi Umum MTs Nurussalam Kecamatan Tersono Kabupaten

    Batang

    MTs Nurussalam Tersono merupakan lembaga pendidikan swasta dan

    satu-satunya lembaga pendidikan yang bernafaskanm Islam setingkat SMP di

    Kecamatan Tersono yang berada dibawah naungan Lembaga Pendidikan

    Maarif NU serta telah terakreditasi A oleh BAN-S/M (badan akreditasi

    nasional sekolah / madrasah)

    1. Gambaran Letak Geografis

    Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurussalam Tersono Batang terdiri

    dari 2 kampus yang terletak di pusat Kecamatan Tersono. Kampus 1

    terletak di sebelah utara jalan raya Tersono — Limpung tepatnya

    dikilometer 0,5. Sedangkan kampus 2 terletak di sebelah timur Kantor

    Kecamatan Tersono. Dilihat dari letak geografis MTs Nurussalam Tersono

    Batang sangat strategis karena berada pada pusat kecamatan dan dekat

    dengan jalan raya. Letak yang strategis ini memudahkan jangkauan

    masyarakat untuk memilih sekolah MTs Nurussalam Tersono sebagai

    lembaga pendidikan pilihan. Terbukti bahwa dilihat dari data statistik

    jumlah siswa dari tahun ke tahun mengalami peningkatan dan MTs

    Nurussalam Tersono merupakan madrasah dengan jumlah siswa terbanyak

    di Kecamatan Tersono dibandingkan dengan 3 MTs / SMP lain di

    Kecamatan Tersono (O/G/ /02-06-2017/09.00WIB)

    33

  • 2. Sejarah Singkat

    Madrasah Tsanawiyah (MTs.) Nurussalam Tersono didirikan oleh

    Jamiyyah Nahdlatul Ulama (NU) Majelis Wakil Cabang (MWC) Tersono

    pada tahun 1967, dan mulai beroperasi/melaksanakan Kegiatan Belajar

    Mengajar (KBM) setahun kemudian tepatnya pada Tahun Pelajaran 1968.

    Sebelum namanya berubah menjadi MTs. Nurussalam seperti

    sekarang, semula bernama PGA NU 4 tahun (PGANU : Pendidikan Guru

    Agama Nahdlatul Ulama). PGA NU 4 tahun berjalan kurang lebih selama

    9 tahun.

    Sesuai dengan perkembangan dunia pendidikan di Indonesia,

    kemudian pada tahun 1977 PGA NU berubah nama menjadi MTs.

    Nurussalam (sesuai dengan peraturan pemerintah tentang perubahan nama

    PGA 4 tahun menjadi Madrasah Tsanawiyah atau MTs.), dengan jenjang

    waktu pendidikan tidak lagi 4 tahun, tetapi menjadi 3 tahun. Sejak

    perubahan tersebut nama MTs. Nurussalam dipakai Akidah Akhlak

    sekarang.

    Sesuai dengan perubahan dan perkembangan waktu, MTs.

    Nurussalam selalu eksis turut serta mencerdaskan kehidupan bangsa

    dengan melayani, membimbing, dan mendidik siswa melalui kegiatan

    pendidikan baik yang bersifat intra kurikuler maupun extra kurikuler.

    Dalam perjalanannya, perkembangan MTs. Nurussalam terus

    semakin tampak baik secara kualitas maupun kuantiítasnya. Hal ini bisa

    34

  • dilihat dari jumlah siswanya, yang semula hanya 1 (satu) kelas setiap

    tingkatan, sekarang menjadi 3 (tiga) hingga 4 (empat) kelas paralel

    disetiap tingkatannya. Demikian pula prestasi-prestasi yang telah diraih

    hingga saat ini baik akademik maupun non akademik (D/S/TZ/02-06-

    2017/09.00WIB)

    3. Visi, Misi dan Tujuan MTs. Nurussalam Tersono.

    a. VISI: “MENCIPTAKAN ANAK DIDIK YANG CERDAS,

    TERAMPIL DAN BERAKHLAQUL KARIMAH “.

    b. MISI:

    1) Melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara efektif demi

    pencaAkidah Akhlakan nilai UN an UAMBN di atas standar

    minimal.

    2) Melaksanakan ekstra kurikuler sesuai bakat dan potensi siswa

    menuju keunggulan bidang yang dikembangkan.

    3) Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran islam menuju

    terbentuknya rasa tanggung jawab antar sesama, terlebih kepada

    Allah SWT.

    4) Mencetak generasi muslim yang berhaluan Ahlussunah wal jamaah

    an Nahdliyah.

    c. Tujuan Madrasah.

    Dari pemahaman singkat visi dan misi di atas, maka untuk

    mengimplementasikannya diperlukan tujuan sebagai penentu arah

    35

  • kelangsungan pendidikan di MTs. Nurussalam Tersono, yang

    dirumuskan sebagai berikut :

    1) Tenaga pendidik yang professional dengan etos kerja yang

    maksimal.

    2) Menghasilkan prestasi belajar akademik dengan penilaian standar

    nasional dan non akademik yang memuaskan dan bermanfaat bagi

    peserta didik.

    3) Tenaga Administrasi yang professional.

    4) Sarana dan prasarana penunjang KBM yang representatif.

    5) Dana yang memadai.

    4. Struktur Organisasi

    MTs Nurussalam Tersono sebagai lembaga pendidikan formal,

    sudah semestinya dipimpin oleh seorang kepala Sekolah yang dibantu

    oleh beberapa wakilnya dalam bidang masing-masing untuk

    menjalankan tugasnya secara terstruktur, demi tercaAkidah Akhlaknya

    tujuan pendidikan. Adapun struktur organisasi MTs Nurussalam

    Tersono adalah sebagai berikut :

    Tabel I Struktur Organisasi MTs Nurussalam Tersono

    No Nama Jabatan

    1 Drs. Mushonif, M.Pd. I. Kepala madrasah 2 Abdul Hakim, S.Ag. Waka kurikulum 3 Tsalisati, S.Pd. I. Waka kesiswaan 4 Abdul Malik, S.Pd.kim, Sarpras 5 Eko Supriyanto, S.Pd. Humas 6 Siti Musyayanah Ka. Tata usaha

    36

  • 7 Tam Zaenuri Bendahara 8 Santo Staf tata usaha 9 Umi Rizqiaviana Staf tata usaha 10 Yayah Komariyah, S.Pd. Koord. BK/BP 11 Dra. Siti Hayik Ka. Perpustakaan 12 Ida Nurhayati, S.Pd. Ka. Lab IPA 13 Wahudi, S.Pd. I. Ka. Lab Komputer

    5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa

    a. Keadaan Guru dan Karyawan

    Dalam sebuah institusi pendidikan, guru (tenaga pendidik) dan

    karyawan (tenaga kependidikan) merupakan dua aktor yang saling

    bersinggungan. Kedua unsur sekolah/ madrasah tersebut saling

    melengkapi sehingga mampu menjalankan tugas kependidikan

    secara kolektif. Mereka bekerja sesuai dengan peran dan tugasnya

    masing-masing, seperti guru bertugas menjalankan pembelajaran

    sedangkan karyawan bertugas membantu dalam urusan kependidikan

    seperti bidang administrasi, kepegawaian serta keuangan yang ada

    dalam lembaga.

    Guru MTs Nurussalam mayoritas telah memenuhi Standar

    Pendidikan Nasional (SNP), karena sudah memiliki kualifiksi

    akademik S1 yang sesuai antara latar belakang pendidikan dengan

    bidang yang diajarkan. Secara individu, guru Akidah Akhlak yang

    ada telah memenuhi syarat untuk menjadi seorang guru karena 'alim

    adalah mengetahui lebih banyak tentang ilmu pengetahuan agama

    atau materi pelajaran yang akan diberikan kepada peserta didik.

    37

  • Sikap guru Akidah Akhlak MTs Nurussalam senantiasa menjaga diri

    dari maksiat, dan perangai-perangai yang kurang baik di mata

    masyarakat.

    Kompetensi yang dimiliki oleh guru Akidah Akhlak di MTs

    Nurussalam meliputi pedagogik, kepribadian, profesional dan sosial.

    Kemampuan pedagogik adalah kemampuan guru Akidah Akhlak

    dalam mengelola pembelajaran peserta didik untuk

    mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki, terutama yang

    berkaitan dengan penanaman akhlak. Kompetensi kepribadian adalah

    kemampuan kepribadian yang mantap, dewasa, aktif, berwibawa,

    menjadi tauladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.

    Kompetensi professional adalah kemampuan penguasaan materi

    pembelajaran secara luas dan mendalam. Sedangkan kompetensi

    sosial yaitu kemampuan guru untuk berinteraksi dan berkomunikasi

    secaran efektif dan efisien dengan peserta didik, guru lain, orang tua

    dan masyarakat seperti terlibat aktif dalam kegiatan keagamaan di

    masyarakat.

    Tenaga pengajar atau biasa disebut guru pada MTs.

    Nurussalam Tersono adalah berjumlah 21 (dua puluh satu) orang.

    Semua tenaga pengajar lulusan dari kependidikan dan mengajar

    sesuai dengan disiplin ilmunya. Dari 21 tenaga pengajar, 18 (delapan

    belas) orang berpendidikan S.1, dan 3 (tiga) orang berpendidikan

    terakhir SLTA.

    38

  • Para guru MTs. Nurussalam Tersono sering dilibatkan atau

    dikirim pada pelatihan kependidikan, baik berupa training maupun

    semiloka dan juga ada yang meneruskan ke jenjang pendidikan

    selanjutnya, dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Untuk

    lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel II Data Guru MTs Nurussalam Tersono

    Tahun Pelajaran 2016/2017

    No Nama L/P Pendidikan Terakhir

    Mata Pelajaran Yang Diampu

    1. Drs. Mushonif, M. Pd.I. L S.2 Bahasa Arab

    2. H. Yusro, S.Pd.I L S.1 Fikih Ke-NU-an

    3. Tsalisati, S.Pd.I. P S.1 IPS

    4. Abdul Malik, S.Pd.Kim. L S.1 IPA

    5. Dra. Siti Hayik P S.1 Bahasa Indonesia

    6. Kholid Khumaedi, S.Ag. L S.1 SKI

    7. Abdul Hakim, S.Ag. L S.1 Quran Hadits

    Ke-NU-an

    8. Hidayati, S.Pd. P S.1 Bahasa Inggris

    9. Noor Fathoni, S.Si. L S.1 Matematika

    10. Eko Supriyanto, S.Pd. L S.1 Bahasa Indonesia

    11. Ida Nurhayati, S.Pd. P S.1 IPA

    12. Solikhin, S.Pd. L S.1 Matematika

    13. Ari Riwayanto, S.Pd. L S.1 IPS

    Bahasa Jawa

    14. Wahudi, S.Pd.I. L S.1 TIK

    Akidah Akhlak

    15. Ariful Fuadi, S.Pd. L S.1 Bahasa Inggris

    39

  • 16. Norma Zuhaeda, S.Pd. P S.1 P. Kewarganegaraan

    17. Abdul Muttaqin, S.Pd.I. L S.1 Seni Budaya

    Bahasa Jawa

    18. Fahrurozi, S. Pd. L S.1 Penjas/Orkes

    19. Minanurrokhman, S.Pd. L S.1 Bahasa Arab

    Ke-NU-an

    20. Hanik Qistin Latif P SLTA Tartil/Tilawah Quran

    21. Yayah Komariyah, S.Pd. P S.1 BP/BK

    22. Agus Hafidhul Ulum, S.Pd.I

    L S.1 Aqidah Akhlak

    23. Alva Luthfiyana, S.Pd. P S.1 BP/BK

    Tabel III Data Karyawan MTs Nurussalam Tersono

    No Nama L/P Pendidikan Terakhir

    Jabatan

    1. Siti Musyayanah P SLTA Kepala TU 2. Tam Zaenuri L SLTA Bendahara 3. Santo P SLTA Bendahara

    4. Rose Dewi Syarifah, S.Pd.I. P

    P S.1 Layanan Perpustakaan

    5. Umi Rizqiaviana P SLTA Tata Usaha 6. Khoidin L SLTA Penjaga 7. Mulyatun P SLTA Kebersihan 8. Suudi L SLTA Satpam 9. Suharyati P SLTA Petugas 10. Aflihatul Hidayah P SLTA Kantin

    b. Keadaan Siswa

    Jumlah murid secara keseluruhan pada tahun pelajaran

    2016/2017 adalah 458 anak dan semuanya beragama Islam. Dengan

    40

  • perincian kelas VII sebanyak 160 anak, kelas VIII sebanyak 153

    anak, kelas IX sebanyak 145 anak. Untuk lebih jelasnya lihat table

    berikut:

    Tabel IV Data Murid MTs Nurussalam Tersono

    Tahun Pelajaran 2016/2017

    6. Sarana dan Prasarana

    Sarana dan prasarana bagi sebuah lembaga pendidikan merupakan

    hal yang mutlak. Hal ini karena berkenaan dengan penyediaan fasilitas

    pembelajaran. Dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai,

    pelaksanaan dapat berjalan dengan baik, serta sesuai dengan tujuan

    yang diharapkan sejak awal. Pembelajaran dapat berjalan dengan

    lancar, tertib, dan nyaman sehingga memungkinkan diraihnya prestasi

    bagi siswa.

    Sarana dan prasarana yang disediakan MTs Nurussalam Tersono

    Kabupaten Batang dibagi atas sarana gedung/ bangunan madrasah yang

    digunakan untuk ruang pembelajaran dan aktivitas pendidikan.

    NO KELAS L P JUMLAH

    1. VI 72 88 160 2. VII 73 80 153 3. IX 67 78 145

    JUMLAH 212 246 458

    41

  • Tabel V Keadaan Sarana dan Prasarana MTs Nurussalam Tersono

    No. Nama Ruang Kondisi (Unit)

    Baik Rusak Ringan

    Rusak Berat

    1 Ruang Kepala Sekolah 1 0 0

    2 Ruang TU 1 1 0

    3 Ruang Guru 1 1 0

    4 Ruang Kelas 14 0 0

    5 Ruang Perpustakaan 1 0 0

    6 Ruang Koperasi 1 0 0

    7 Ruang BP 1 0 0

    8 Ruang Laboratorium IPA 1 0 0

    9 WC Guru 4 0 0

    10 WC Siswa 11 0 0

    11 Ruang Gudang 1 0 0

    12 Ruang UKS 1 0 0

    7. Pembelajaran di Sekolah

    a. Metode

    Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, guru

    menggunakan metode bervariasi, seperti ceramah, demonstrasi,

    tanya jawab, dan lain-lain. Namun yang paling dominan adalah

    metode ceramah, karena seorang guru dalam penyamAkidah

    Akhlakan materi pelajaran dengan metode semacam ini sangat

    sederhana dan praktis dalam pelaksanaannya. Untuk langkah-

    langkah pelaksanaan metode ini ditempuh melalui empat tahapan

    sebagai berikut:

    42

  • 1) Fase pemberian tugas, yakni guru sebagai satu-satunya sumber

    belajar serta menjelaskan materi pelajaran sejelas-jelasnya.

    2) Fase pelaksanaan tugas, bahwa guru memberikan bimbingan

    dan pengawasan agar siswa melaksanakan tugas dengan baik.

    Guru juga menganjurkan siswa agar mencatat hal-hal yang

    sangat penting. Selain itu, guru menganjurkan agar siswa

    mengerjakan sendiri tugas-tugasnya.

    3) Fase penilaian. Pada fase ini, guru berpaya untuk mengadakan

    tanya jawab, meminta laporan hasil pekerjaan siswa secara

    tertulis serta memberikan penilaian terhadap hasil pekerjaan

    siswa.

    4) Fase evaluasi. Pada fase ini, guru mengadakan evaluasi untuk

    mengetahui sejauh mana daya serap siswa terhadap pelajaran

    yang telah diAkidah Akhlakkan. Evaluasi dapat menggunakan

    tes tertulis dan tes lisan. Secara singkat dapat disimpulkan

    bahwa setelah guru memberikan tugas dalam penyajian materi

    pelajaran dan mengadakan penjelasan, maka siswa dapat

    langsung mengerjakan tugas tersebut, yang kemudian hasilnya

    dilaporkan sendiri langsung oleh siswa tersebut kepada guru.

    b. Kurikulum

    Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

    mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

    sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk

    43

  • mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan pendidikan tertentu

    tersebut mencakup tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian

    dengan kekhasan, kondisi, dan potensi daerah, satuan pendidikan,

    dan peserta didik.

    Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata

    pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan

    pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata

    pelajaran dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta

    didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur

    kurikulum. Struktur kurikulum untuk mata pelajaran Akidah Akhlak

    di MTs Nurussalam tersono kelas VII, VIII, dan IX menggunakan

    kurikulum 2013 (D/S/TZ/02-06-2017/09.30WIB).

    c. Sumber Dana

    Sumber dana yang digunakan di MTs Nurussalam Tersono

    adalah alokasi dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah) dari

    pemerintah. Kebijakan seperti ini dapat mengimbangi kurangnya

    dana yang dapat digali dari para siswa berupa infaq setiap satu bulan

    sekali Rp. 25.000,-/bulan yang secara langsung membantu para

    siswa memenuhi kebutuhan sekolahnya. Melalui peningkatan

    anggaran pendidikan itu juga. Berbagai program yang secara

    sistematis mengarah pada peningkatan mutu dapat dilakukan

    tentunya dan senantiasa berusaha meningkatkan efektifitas, efesiensi,

    kualitas, relevan dan akuntabilitas.

    44

  • B. Temuan Penelitian

    1. Peran Guru Akidah Akhlak di MTs Nurussalam Tersono

    Peranan Guru Akidah Akhlak dalam membentuk akhlak

    karimah siswa pada masa pubertas di MTs Nurussalam Kecamatan

    Tersono Kabupaten Batang. Temuan penelitian yang ada di lapangan

    menunjukkan bahwa usaha-usaha guru Pendidikan Agama Islam

    dalam pembinaan akhlak di MTs Nurussalam Tersono oleh informan

    dari tempat tersebut maka menetapkan berbagai macam kegiatan

    pembinaan akhlak yang dilakukan.

    Seperti yang dituturkan Bapak AHU, dan W kegiatan yang

    dilakukan dalam rangka pembinaan akhlak siswa di MTs Nurussalam

    Tersono ada 2 macam yaitu secara eksternal dilakukan pada saat

    KBM berlangsung lebih tepatnya pada saat proses pembelajaran

    pendidikan agama. Sedangkan internal yaitu pada saat kegiatan

    ekstrakurikuler yang wajib diikuti oleh siswa seperti kegiatan

    mujahadah, SPQ (Sekolah Pendidikan Al-Qur‟an), Keputrian dan

    Pramuka.

    Informan dalam penelitian ini adalah Guru, data yang berhasil

    dihimpun oleh peneliti dan hasil wawancara mengenai bagaimana

    peran guru aqidah akhlak di MTs Nurussalam:

    “Peran Guru Aqidah Akhlak sangat penting untuk mengantar siswa dalam memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran islam dalam kehidupan sehari-hari. Dalam mengantarkan siswa mengamalkan ajaran-ajaran islam contohnya memulai kegiatan wajib yang dinamakan program keunggulan PAI. Program keunggulan PAI dilaksanakan 2x

    45

  • setiap bulan yang dibimbing oleh wali kelas masing-masing. Program ini berisi hafalan Al-Quran juz 30, surat tambahan serta doa sehari-hari” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB). Berdasarka hasil wawancara dengan informan yang lain

    mengenai peran guru akidah akhlak di MTs Nurussalam menuturkan

    bahwa :

    “Peran guru akidah akhlak sangat penting untuk mengarahkan siswa bersikap dan berperilaku santun. Dalam mengarahkan siswa berperilaku santun dengan cara pembiasaan mematuhi peraturan Agama dan peraturan sekolah. Contohnhya siswa diajarkan untuk mematuhi peraturan yang ada di sekolah seperti tidak terlambat sekolah” (W/G/W/01-06-2017/10.15WIB). Dalam pembinaan akhlak yang dilakukan intensif oleh guru-

    guru di MTs Nurussalam Tersono. Peneliti memulai pertanyaan

    selanjutnya kepada guru-guru Pendidikan Agama Islam di MTs

    Nurussalam Tersono, untuk memperdalam proses pembinaan akhlak

    siswa yang dilakukan dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan

    dilaksanakan pembinaan akhlak di MTs Nurussalam Tersono antara

    lain :

    “oh ya,tujuannya yang pertama mbak, dapat memperbaiki akhlak siswa supaya lebih baik lagi, yang kedua adalah supaya siswa menjadi lebih disiplin kemudian yang ketiga supaya siswa lebih hormat kepada orang tuanya” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB). Begitupun dengan responden lain mengatakan bahwa: “untuk memperbaiki dan mengubah akhlak siswa yang tadinya belum mengetahui mana yang baik maupun yang buruk menjadikan lebih baik” (W/G/W/01-06-2017/10.15WIB).

    46

  • Setelah dirasa cukup untuk menggali informasi tentang tujuan

    pelaksanaan pembinaan akhlak maka untuk memperdalam

    pelaksanaan pembinaan akhlak di MTs Nurussalam Tersono maka

    bentuk-bentuk pembinaannya adalah :

    “bentuk-bentuk kegiatan yang saya dampingi di MTs Nurussalam yaitu sholat dhuhur berjamaah, mujahadah diadakan pada hari sabtu malam, khusus untuk siswa kelas IX yang akan menghadapi ujian yang tujuannya agar mereka lebih mendekatkan diri kepada Allah dan agar mereka tidak keluyuran pada malam minggu dan saya mendampingi kelompok kedua. Kegiatan ini dilakukan secarabergiliran oleh siswa kelas IX misalnya minggu pertama siswa laki-laki kemudian minggu berikutnya siswa perempuan dan seterusnya. Kemudian SPQ (Sekolah Pendidikan Quran) khusus untuk kelas VII pada hari kamis, kegiatan itu dilakukan setelah pulang sekolah mulai jam 13.30 sampai jam 15.00 di kelas-kelas yang sudah ditentukan oleh sekolah. Sedangkan kegiatan lain juga ada, tetapi saya tidak ikut mendampingi dalam hal ini seperti keputrian untuk siswi kelas VII, VIII, IX pada hari jumat mulai jam 11.00 sampai jam 12.30 materinya tentang hal-hal yang dilakukan perempuan dalam syariat islam. Kegiatan pramuka pada hari sabtu dan wajib diikuti oleh siswa kelas VII dan VIII, mulai dari jam 13.00 sampai jam 15.00 kegiatan ini untuk melatih kedisiplinan dan tanggung jawab siswa dan ada kegiatan-kegiatan ekstra lainnya mbak” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB). Hal ini di perkuat dengan jawaban dar informan lain yaitu: “kalau bentuknya macam-macam mbak, tetapi saya sebagai koordinator dalam kegiatan mujahadah, SPQ, maupun sholat dhuhur berjamaah untuk seluruh siswa maupun guru, dan bagi siswi yang udzur kami suruh mereka untuk berkumpul di lab IPA sejenak sampai sholat dhuhur selesai, dalam sholat dhuhur saya yang diberi tugas untuk menjadi imam mbak. Kegiatan-kegiatan tersebut juga dapat membina akhlak siswa kearah yang lebih baik. Sebenarnya sih disini ada macam-macam kegiatan lain mbak seperti pramuka yang dibina oleh pak salim, tahu kan mbak? pramuka disini juga sering mendapatkan prestasi juga mbak.” (W/G/W/01-06-2017/10.15WIB).

    47

  • Pertanyaan selanjutnya adalah untuk mengetahui alasan

    mengapa pembinaan akhlak itu dilakukan oleh guru-guru di MTs

    Nurussalam Tersono.

    “ya untuk memperbaiki akhlak ataupun tingkah laku siswa yang melenceng dari akidah islam. Begini mbak, kan jaman sekarang ini perkembangan teknologi semakin maju, mulai dari televisi sampai internet dengan mudah dapat kita akses to mbak. Apa yang kita inginkan mulai dari hal-hal yang baik maupun yang buruk semuanya ada. jadi Itu semua yang akan berdampak buruk bagi anak apabila tidak dilakukan pembinaan tersebut” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB). Berdasarka hasil wawancara dengan informan yang lain

    mengenai pembinaan akhlak di MTs Nurussalam menuturkan bahwa :

    “karena untuk merubah perilaku siswa yang dulunya kurang baik menjadi baik. Ya nggak mbak? Kan pas mereka masuk nggak semua perilakunya baik jadi disini kami selaku guru membina akhlak siswa tersebut” (W/G/W/01-06-2017/10.15WIB).

    Pertanyaan selanjutnya bertujuan untuk mengetahui siapa

    sajakah yang bertanggung jawab untuk membina akhlak siswa di MTs

    Nurussalam Tersono, sehingga pembinaan dapat berjalan sesuai

    dengan tujuan.

    “Yang melakukan pembinaan akhlak di sini tidak hanya guru agama saja mbak, tetapi dilakukan oleh guru-guru lain. Kita disini saling membantu dalam memperbaiki akhlak siswa. Kita juga diberi tugas masing-masing oleh bapak kepala mbak, kalau saya pada kegiatan mujahadah dan SPQ saja mbak” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB).

    Dan berdasarkan informan lain menuturkan : “Kalau disini yang melakukan pembinaan tidak hanya guru agama saja mbak, pokoknya semua guru ditugaskan untuk membina akhlak siswa”(W/G/W/01-06-2017/10.15WIB).

    48

  • Jadi pertanyaan selanjutnya mengarah pada tugas guru yang

    bertujuan untuk mengetahui sejak kapan guru-guru diberi tugas untuk

    membina akhlak siswa-siswa di MTs Nurussalam Tersono.

    “kalau saya melakukan pembinaan akhlak siswa udah dari dulu mbak, tetapi kalau siswa itu dibina sejak mereka mulai masuk ke MTs Nurussalam Tesono ini mbak, melalui kegiatan-kegiatan yang diwajibkan untuk diikuti dan kegiatan ekstra lain yang tidak wajib. Misalnya ekstra pramuka, SPQ, mujahadah, rebana, olah raga dan lain-lain” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB). Berdasarka hasil wawancara dengan informan yang lain

    mengenai waktu guru melakukan tugasnya untuk membentuk akhlak

    di MTs Nurussalam menuturkan bahwa :

    “sejak saya mulai bekerja di MTs Nurussalam Tesono mbak, saya langsung diikut sertakan dalam membina akhlak siswa oleh bapak kepala sekolah dan saya juga kan yang menjadi guru Akidah Akhlak nya, jadinitu tugas saya juga untuk membina akhlak siswa” (W/G/W/01-06-2017/10.15WIB).

    2. Implementasi Akhlaqul Karimah di MTs Nurussalam Tersono Batang.

    Metode yang digunakan guru Pendidikan Agama Islam dalam

    pembinaan akhlak di MTs Nurussalam Tersono. Untuk memperjelas

    bagaimana implementasi akhlakul di MTs Nurussalam guru Akidah

    Akhlak menggunakan metode apa saja untuk membina akhlak.

    “Metode yang sering saya gunakan ya metode ceramah mbak karena menurut saya metode ini lebih mengena untuk siswa ketika mereka menerapkan dalam kehidupan sehari-hari dan juga metode hukuman bagi yang tidak mengikuti kegiatan-kegiatan sekolah. Biasanya yang tidak mengikuti kegiatan itu hari senin setelah upacara mereka dipanggil dan ditanyai satu persatu kemudian diberi hukuman berupa denda” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB).

    49

  • Berdasarka hasil wawancara dengan informan yang lain

    mengenai metode pembelajaran Akidah Akhlak di MTs Nurussalam

    menuturkan bahwa :

    “Contoh metode yang saya gunakan ya pembiasaan mbak, mereka dibiasakan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, kemudian membaca surat-surat pendek yang sudah ditentukan tiap harinya dan dibiasakan untuk mengucapkan salam ketika bertemu dengan guru. Kalau ceramah dilakukan pada saat saya melakukan pembelajaran Akidah Akhlak gitu mbak”(W/G/W/01-06-2017/10.15WIB). Kemudian materi yang disampaikan oleh guru Pendidikan

    Agama Islam pastilah berbeda-beda dalam penyampaiannya, jadi

    peneliti ingin mengetahui materi apa saja yang biasanya disampaikan

    oleh guru Pendidikan Agama Islam.

    “materinya saya sesuaikan pada keadaan siswa mbak, kadang ada siswa yang nakal, ya saya ceramah saja sekaligus menasehati siswa-siswa yang ikut kegiatan (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB). Berdasarka hasil wawancara dengan informan yang lain

    mengenai pembinaan akhlak di MTs Nurussalam menuturkan bahwa :

    “ya jadi materinya saya ambil dari buku pembelajaran di sekolah mbak” (W/G/W/01-06-2017/10.15WIB). Alokasi waktu dalam pembinaan akhlak juga sangat penting

    diketahui oleh peneliti, jadi peneliti juga menanyakan hal tersebut.

    “sekolah ini melakukan pembinaan akhlak kebanyakan setelah pulang sekolah mbak, pembinaan-pembinaannya pada kegiatan ekstrakurikuler jadi kan tidak mengganggu proses belajar mengajar” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB).

    50

  • “kalau masalah waktu biasanya kegiatan tersebut dilakukan setelah pulang sekolah mbak, jadi tidak mengganggu KBM” (W/G/W/01-06-2017/10.15WIB). Menurut penuturan kedua guru Akidah Akhlak di MTs

    Nurussalam Tersono yang mereka sampaikan, dapat disimpulkan

    bahwa usaha-usaha guru Akidah Akhlak dalam membina akhlak siswa

    bermacam-macam, ada yang menggunakan pendekatan kepada anak

    secara langsung, ada pula yang menggunakan metode ceramah,

    hukuman maupun pembiasaan.

    Faktor penghambat dan pendukung peran Guru Akidah Akhlak

    dalam implementasi akhlak karimah di MTs Nurussalam Kecamatan

    Tersono Kabupaten Batang.

    Faktor pendukung pembinaan keagamaan sangat penting untuk

    diketahui, karena dengan adanya faktor pendukung pembinaan

    keagamaan oleh guru bisa ditanggulangi dan bisa berjalan sesuai

    dengan yang diharapkan.

    Sebelum mengetahui tentang faktor pendukung guru Akidah

    Akhlak dalam membina akhlak, peneliti ingin mengetahui bagaimana

    perasaan guru Akidah Akhlak dalam membina akhlak siswa :

    “ya ada senangnya maupun ada susahnya to mbak, kan kadang kelakuan anak itu berbeda-beda. Kadang jengkel juga mbak melihat anak yang susah diatur hehe” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB). Berdasarka hasil wawancara dengan informan yang lain

    mengenai peran pendudukung dalam pembinaan akhlak di MTs

    Nurussalam menuturkan bahwa :

    51

  • “kalau ditanya masalah itu ya macem-macem mbak, ya ada kalanya senang karena dapat ikut serta membantu memperbaiki akhlak anak, tapi kebanyakan lebih senang sih mbak” (W/G/W/01-06-2017/10.15WIB).

    Setelah dirasa cukup mengetahui perasaan guru yang berbeda-

    beda dalam pembina akhlak siswa, maka peneliti juga menanyakan

    kontribusi guru Akidah Akhlak dalam pembinaan akhlak siswa di

    MTs Nurussalam Tersono.

    “Guru Akidah Akhlak dapat ikut serta membina akhlak siswa disini, dan diberi tugas untuk memberikan ceramah pada kegiatan-kegiatan keagamaan di sekolah ini” (W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB).

    Sama dengan pendapat informan yang lain menuturkan

    bahwa:

    “kontribusinya ya dapat ikut serta dalam pembinaan akhlak siswa MTs Nurussalam Tersono” (W/G/W/01-06-2017/10.15WIB). Sedangkan temuan data penelitian menunjukkan bahwa faktor

    pendukung pembinaan keagamaan seperti yang dituturkan guru-guru

    Akidah Akhlak di MTs Nurussalam Tersono.

    “Kalau faktor pendukungnya yaitu Kultur keberagamaan masyarakat di lingkungan MTs Nurussalam Tersono yang positif dan kuat karena di lingkungan ini terdapat pondok pesantren yang dikelola bapak KH. Abu Saeri Akhmad mbak, jadi sebagian siswa MTs Nurussalam yang rumahnya jauh lebih memilih mondok disitu. Terus dukungan penuh orang tua, mereka menyerahkan anak mereka secara penuh terhadap sekolah ini untuk dibina akhlaknya. kita disini memiliki nomor kontak orang tua wali yang dapat dihubungi mbak, apabila siswa tidak sekolah ataupun memiliki masalah kita langsung menghubungi orang tua mereka. Dan kemudian adanya peraturan sekolah yang dapat membuat siswa lebih disiplin, seperti pemberian hukuman maupun pemberian skor kepada siswa”(W/G/AHU/01-06-2017/09.00WIB).

    52

  • Berdasarka hasil wawancara dengan informan yang lain

    mengenai faktor pendukung implementasi akhlaqul karimah di MTs

    Nurussalam menuturkan bahwa :

    ”Faktor keluarga, kedua orang tua sangat berpengaruh besar terhadap proses pembinaan akhlak siswa. Selanjutnya Lingkungan masyarakat sekitar misalnya tradisi keagamaan yang kuat akan berpengaruh positif bagi perkembangan jiwa anak. Terakhir adanya peraturan-peraturan sekolah juga berpengaruh mbak terhadap perilaku siswa”(W/G/W/01-06-2017/10.15WIB). Hasil wawancara kepada informan diatas, maka dapat

    disimpulkan hal-hal yang pendukung pembinaan akhlak siswa di MTs

    Nurussalam Tersono antara lain :

    a. Faktor keluarga ataupun orang tua yang sangat berperan aktif ikut

    membina akhlak siswa.

    b. Lingkungan atau masyarakat sekitar sekolah.

    c. Lingkungan sekitar tempat tinggal siswa yang masih kental dengan

    hal-hal