105
PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL MAHASISWA IAIN JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) oleh Maria Ulfah NIM: 104022000804 JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H/2011 M

PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980

DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN

INTELEKTUAL MAHASISWA IAIN JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

oleh

Maria Ulfah

NIM: 104022000804

JURUSAN SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H/2011 M

Page 2: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa hasil karya ini bukan hasil

karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang

lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 16 Maret 2011

Penulis

Page 3: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

i

ABSTRAKSI

KOHATI Cabang Ciputat dalam perkembangannya pada masa 1970-

1980an ternyata memiliki peranan yang begitu besar terhadap perkembangan

intelektual mahasiswa IAIN Jakarta. Hal itu disebabkan begitu gigihnya para

kader KOHATI Cabang Ciputat dalam menjaga eksistensi organisasi baik dari sisi

internal maupun eksternal, sehingga menyebabkan penulis ingin meneliti hal

tersebut.

Skripsi ini menjelaskan tentang peran KOHATI Cabang Ciputat periode

1970-1980 dan pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual mahasiswa IAIN

Jakarta yang dilengkapi oleh data-data yang bersifat primer dan sekunder. Data

primer diperoleh dengan cara wawancara langsung dengan beberapa tokoh

KOHATI Cabang Ciputat, dan data sekunder diperoleh dengan melakukan studi

literatur berupa dokumen, buku, dan arsip. Adapun metode yang dipakai adalah

metode penelitian sejarah.

Ada beberapa prestasi dari kader KOHATI Cabang Ciputat yang

ditampilkan dalam skripsi ini sebagai bukti bahwa KOHATI Cabang Ciputat pada

masa itu berhasil membina kader pada wilayah internal dan menjadi pelopor bagi

perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta pada wilayah eksternal.

Skripsi ini pada hakikatnya hanya membahas bagaimana peran KOHATI

Cabang Ciputat dalam perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta, dan

sedikit menyinggung proses perkembangan KOHATI ditingkat Nasional sebagai

gambaran perkembangan KOHATI ditingkat daerah salah satunya yaitu KOHATI

Cabang Ciputat.

Page 4: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

yang maha menguasai segala sesuatu, telah memberikan kesabaran dan

mempermudah segala sesuatu kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat dan salam, penulis sampaikan kepada manusia paling agung

di muka bumi ini, yakni Nabi Muhammad SAW. Juga kepada keluarga, sahabat-

sahabat setianya, dan kepada pengikut-pengikutnya hingga akhir zaman nanti.

Semoga kita semua mendapat syafaat dari Rasulullah yang mulia di hari

penghisapan nanti. Amin.

Selanjutnya selama penyusunan skripsi ini. Dan selama penulis menuntut

ilmu di Fakultas Adab dan Humaniora Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, penulis banyak mendapat

bantuan, baik secara moril maupun materil dari orang-orang yang sangat berjasa

kepada penulis. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

dan semoga Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang memberi balasan pahala

yang setimpal kepada:

1. DR. H. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Adab dan

Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Drs. H. M. Ma`ruf Misbah, MA., dan Sholikatus Sa`diyah, M.Pd., selaku

ketua dan sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 5: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

iii

3. Drs. Saidun Derani, MA., selaku Pembimbing Akademik dan Dra. Hj.

Tati Hartimah, MA., selaku pembimbing Skripsi penulis, yang telah

bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan skripsi

kepada penulis. Dan H. Nurhasan, S. Ag., MA., yang telah menjadi

dosen Seminar Skripsi.

4. Bapak dan Ibu Dosen di Fakultas Adab dan Humaniora Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

pengajaran dan teladan kepada penulis.

5. Pimpinan dan seluruh Staf pegawai Perpustakaan Utama dan

Perpustakaan Fakultas Adab Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan kemudahan bagi penulis

untuk mendapatkan data-data referensi.

6. Almarhumah dan almarhum Ibunda&ayahandaku tercinta dan tersayang,

semoga Allah menempatkan kalian disurganya, Amin. Terimakasih yang

begitu besar atas semua bentuk perhatian, do`a, bimbingan dan ridha

kalian kepada anakmu ini sewaktu kalian masih hidup. Sampai pada

akhirnya anakmu bisa sampai menyelesaikan skripsi ini. Ini semua untuk

Ibunda&Ayahandaku. Love You Ibu&Ayah………..

7. Adikku tersayang, M. Rezza Tantowi, terima kasih atas semangat dan

dukungannya.

8. Seluruh keluarga besarku, Enya`, Om-om dan tante-tante penulis, terima

kasih atas bantuannya yang telah membantu penulis membiayai

sepenuhnya kuliah kepada penulis. Tanpa kalian semua penulis mungkin

Page 6: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

iv

belum bisa merasakan duduk di bangku kuliah. Semoga Allah SWT

membalas semua kebaikan kalian. Amin.

9. Mas Eyi, terima kasih atas segala-galanya, semangat, dukungan, cinta,

sayang, perhatian, dan kesabarannya. I Love You So Much! Untuk

KOHATI Cabang Ciputat, HMI Cabang Ciputat, dan kawan-kawan HMI

KOFAH, terima kasih atas support kalian semua.

10. Teman-teman penulis, khususnya Mahasiswa/i Fakultas Adab dan

Humaniora Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam, Murniawati, Nur Aini,

St. Rohimah, Fatimah, Anita, Sumarni, Nurhasanah, Cinthya, Indah,

Saidah, Yulia, Nur Endah, Khairuddin, M. Raivendra, serta yang lainnya

yang tidak dapat disebut satu persatu.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini ada manfaatnya bagi penulis

sendiri dan bagi pembaca.

Jakarta, 18 Maret 2011

Penulis

Page 7: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

v

i

ii

v

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI............................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................

DAFTAR ISI ...........................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah Dan Alasan Pemilihan Judul ........ 1

B. Permasalahan Pokok .............................................................. 10

C. Tujuan Penelitian .................................................................... 11

D. Landasan Teoritis ................................................................... 14

E. Metode Penelitian .................................................................... 17

F. Sistematika Penulisan ............................................................. 19

BAB II SEJARAH BERDIRINYA KOHATI

A. Latar Belakang Didirikannya KOHATI ................................ 21

B. Tujuan Berdirinya KOHATI.................................................. 26

1. Kualitas Insan akademis ..................................................... 27

2. Kualitas insan pencipta ; insan akademis pencipta .............. 27

3. Kualitas insan pengabdi ; insan akademis, pencipta

pengabdi ...................................................................... 28

4. Kualitas insan yang bernafaskan Islam ; insan akademis,

pencipta pengabdi yang bernafaskan Islam ......................... 28

Page 8: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

vi

5. Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya

masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT ........... 29

C. Struktur Kepengurusan KOHATI Cabang Ciputat .............. 31

D. Fungsi dan Peran KOHATI.................................................... 34

1. Aspek Internal .................................................................... 36

2. Aspek Eksternal .................................................................. 37

BAB III PERKEMBANGAN KOHATI CABANG CIPUTAT PADA

PERIODE 1970-1980

A. Situasi dan Kondisi KOHATI Cabang Ciputat di Era 1970-

1980 .......................................................................................... 38

1. KOHATI pada periode 1970-1971 ........................................ 41

2. KOHATI Pada periode 1971-1974 ........................................ 41

3. KOHATI periode 1974-1976 ................................................ 42

4. KOHATI periode 1976-1978 ................................................ 42

5. KOHATI periode 1978-1980 ................................................ 43

B. Hubungan Mahasiswa IAIN Jakarta Dengan KOHATI

Cabang Ciputat ....................................................................... 50

C. Landasan Gerakan Filosofis dan Teologis KOHATI

Cabang Ciputat ....................................................................... 53

1. Landasan Filosofis ................................................................ 53

2. Landasan Teologis ................................................................ 55

Page 9: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

vii

BAB IV PERANAN KOHATI CABANG CIPUTAT DALAM

PERKEMBANGAN INTELEKTUAL DAN PENGARUHNYA

BAGI MAHASISWA IAIN JAKARTA

A. Peranan KOHATI Cabang Ciputat Dalam Perkembangan

Intelektual ............................................................................... 63

B. Sikap Mahasiswi IAIN Jakarta Terhadap KOHATI

Cabang Ciputat ....................................................................... 66

C. KOHATI Cabang Ciputat dan Pengaruhnya terhadap

Perkembangan Intelektual Mahasiswi Dan Alumni IAIN

Jakarta.......... ........................................................................... 72

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................. 81

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah dan Alasan Pemilihan Judul

Permasalahan perempuan senantiasa berkembang seiring dengan

perubahan masyarakat. Pemikiran-pemikiran yang bersifat mendalam sangat

diperlukan, mengingat permasalahan tersebut merupakan hal yang sangat

mendasar dan menuntut keluasaan dan kedalaman peran dan fungsi

perempuan. Pada gilirannya perempuan yang berkualitaslah yang dapat

menjawabnya.

Perempuan sebagai salah satu elemen penting dalam masyarakat,

khalifah di muka bumi, harus turut memainkan perannya dalam mewujudkan

masyarakat yang berkeadilan. Memperjuangkan kepentingan perempuan

dalam mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender dalam rangka

mewujudkan bangsa yang sejahtera, adil dan makmur. Sadar akan

permasalahan seperti diuraikan di atas sejak awal Himpunan Mahasiswa Islam

(HMI) melalui Korps HMI-wati telah berusaha untuk berperan aktif dalam

upaya peningkatan kualitas sumber daya mahasiswi dalam berbagai aspek

yang terkait dengan masalah-masalah perempuan secara akademis. Sebagai

salah satu strategi memperluas missi Himpunan Mahasiswa Islam (selanjutnya

ditulis HMI)1 di segala aspek, memperkuat kualitas dan peranan Korps HMI-

1HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) didirikan oleh Lafran Pane di Yogyakarta pada

tanggal 5 Februari 1947. Dengan tujuan awal mempertahankan negara Republik Indonesia dan

mempertinggi derajat Republik Indonesia, Lihat Modul LK 1 (Latihan Kader 1), Muhammad

Ridwan Dkk, (Ciputat: HMI Cabang Ciputat, Revisi terbaru 2009), hal. 1

Page 11: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

2

wati, KOHATI secara kelembagaan dan struktural adalah sebagai badan

khusus dalam HMI yang prioritas tugasnya terkait dengan pemberdayaan

perempuan dalam tubuh HMI2, dalam kegiatannya harus selalu bersinergi

dengan HMI yang dalam realitas kegiatannya penuh dengan kebijaksanaan

yang dilandasi keimanan kepada Allah SWT, serta berpedoman pada

Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (selanjutnya ditulis AD/ART)

yang dioperasionalisasikan penjabarannya dalam Pedoman Dasar KOHATI.

KOHATI adalah singkatan dari Korps HMI-wati, KOHATI adalah

badan khusus HMI yang bertugas membina, mengembangkan dan

meningkatkan potensi HMI-wati dalam wacana dan dinamika gerakan

keperempuanan secara akademis. KOHATI didirikan pada tanggal 2 Jumadil

Akhir 1386 H bertepatan dengan tanggal 17 September 1966 M di Solo.

KOHATI berkedudukan di tempat kedudukan HMI, dan KOHATI adalah

bidang keperempuanan di HMI setingkat. Tujuan KOHATI adalah terbinanya

muslimah berkualitas Insan Cita. Muslimah dimaksud adalah dalam posisi dan

perannya sebagai mahasiswa.3

KOHATI secara struktural sebagai sebuah badan khusus HMI yang

bersifat semi otonom dan berfungsi sebagai wadah untuk membina,

mengembangkan dan meningkatkan potensi HMI-wati dalam wacana dan

dinamika gerakan keperempuanan serta mewujudkan kader muslimah yang

2KOHATI (Korps HMI_wati) didirikan pada tanggal 2 Jumadil Akhir 1386 H bertepatan

dengan tanggal 17 September 1966 di Solo, Lihat Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI

XIX, Optimalisasi Peran KOHATI Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI, MUNAS

KOHATI Palembang 28 Juli – 3 Agustus 2008, (Jakarta: Yayasan Bina Insan Cita, 2008), hal. 76 3Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI

Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI…………..hal. 76

Page 12: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

3

berkualitas Insan Cita. KOHATI sebagai organisasi kaum intelektual harus

mampu melakukan peran-peran yang strategis dan ideologis secara internal

eksternal terutama memberikan masukan-masukan pemikiran akademis yang

menyangkut kebijakan, karena wilayah tersebut membutuhkan kajian dan

analisis yang mendalam dari kaum yang terdidik dan terpelajar.

KOHATI harus mampu memberikan warna dan sumbangsih pemikiran

terhadap kebijakan yang dihasilkan oleh negara. Di samping mengawal

kebijakan, KOHATI juga harus mampu mengawasi perilaku-perilaku

masyarakat agar tidak mendiskriminasikan perempuan, karena bagaimanapun

kebijakan yang sudah berspektif gender tidak akan ada artinya jika dalam

praktiknya kebijakan tersebut tidak diaplikasikan peran KOHATI yaitu

analisis fungsi dan peran sebagai putri, istri, ibu, dan anggota masyarakat. Hal

yang paling menjadi perioritas utama KOHATI pada saat itu adalah ikut serta

dalam perkembangan dan kemajuan pendidikan bagi anak-anak perempuan.

Oleh karenanya arah atau orientasi pengaderan khusus KOHATI sejak

tahun 70`an bertumpu pada analisis fungsi, sejalan dengan program

pembangunan yang bertumpu pada Panca Dharma Wanita. Dengan fungsi dan

peran di atas, KOHATI harus mampu memainkan perannya terutama yang

berkaitan dengan masa depan perempuan Indonesia. Dengan mengoptimalkan

fungsi dan peran tersebut di atas, maka keberadaan KOHATI dapat diakui

oleh kalangan luas terutama yang menyangkut dengan bargaining position

(daya tawar). Hal ini dilakukan bukan dalam rangka pragmatisasi tetapi dalam

komposisi untuk memperjuangkan misi untuk mencapai tujuan.

Page 13: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

4

Dewasa ini daya tawar KOHATI baik secara internal dan eksternal

organisasi termasuk pada kelompok-kelompok perempuan strategis pun belum

banyak mengenal KOHATI. Agar kiprah KOHATI diakui dan dirasakan oleh

kalangan luas perlu dirancang strategi yang matang oleh pengambil kebijakan

tentang KOHATI. Hal itu juga terkait dengan fungsi secara internal, karena

bagaimanapun untuk melahirkan kebijakan eksternal juga membutuhkan

koordinasi yang rapi di internal organisasi dan program-program yang

dirancang juga harus visioner.

Seiring dengan tuntutan zaman yang menghendaki terjadinya

tranformasi pemikiran yang mengharuskan kader-kader HMI khususnya HMI-

wati harus mampu menyeragamkan pemahaman terhadap lembaga KOHATI

sebagai wadah perjuangan sehingga dapat meminimalisir ancaman yang dapat

menghancurkan satu kesatuan KOHATI sebagai wadah perjuangan bersama.

Salah satu ancaman tersebut adalah munculnya pola woman to move woman.

Isu dan gerakan perempuan merupakan isu dan gerakan yang telah

mengglobal, boleh dikatakan bahwa hari ini gerakan yang lebih terpola dan

mainstream adalah gerakan perempuan, isu dan gerakan ini telah merambah

keberbagai segmen termasuk menyentuh masyarakat paling bawah. Bahkan

Organisasi Internasional seperti PBB sekalipun telah mengeluarkan kebijakan

CEDAW (Committee on the Elimination of Discrimination againts Women)

untuk memprioritaskan perempuan dalam membangun manusia.

Dalam konteks Indonesia Pemerintah juga mengeluarkan kebijakan

dalam memprioritaskan wanita yang tertuang dalam Undang-Undang Anti

Page 14: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

5

Diskriminasi yaitu Undang-Undang nomor 007/1984 tentang Pengesahan

Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap

Perempuan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 29,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3277)4. Untuk itu

sudah seharusnya semua kebijakan yang dikeluarkan oleh negara harus

memperhatikan dan mengakomodir kepentingan perempuan. Mengingat

belum semua komponen yang terkait dapat mengambil kebijakan tersebut

belum punya mainset yang berspektif gender, maka perlu dilakukan upaya

advokasi oleh pihak-pihak yang punya sense of gender.

Sebagai sebuah organisasi kader, HMI memiliki suatu wadah

pembinaan HMI-wati yang sangat tepat bagi HMI untuk siap menghadapi

masa pasca mahasiswa. Namun selalu saja tidak pernah lelah membicarakan

keberadaannya dari kongres ke kongres. HMI sebagai sebuah organisasi yang

sudah dewasa sudah mampu untuk mengadakan spesialisasi dalam langkahnya

KOHATI sebagai salah satu badan khusus yang ada di HMI, bukanlah suatu

badan khusus yang melakukan spesialisasi gerak langkahnya dimana ia bukan

tempat perkumpulan HMI-wati, tetapi perkumpulan HMI-wati dalam bidang

keperempuanan. Keanggotaan KOHATI otomatis pasif karena semua HMI-

wati ada di dalamnya. Dengan keberadaan wadah KOHATI, HMI-wati

mempunyai “laboratorium khusus” tempat melakukan riset dan pendalaman

4http//biro-pemberdayaan-perempuan-propinsi-ntt.com/index.php?=com

content&view=article&id=15&Itemid=24

Page 15: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

6

ilmu mengenai hal-hal yang tidak dapat di bangku kuliah, namun sangat

bermanfaat dalam hidup bermasyarakat kelak5.

Selain dapat kendala dalam perkaderan, HMI-wati juga menghadapi

masalah baru dalam kultur HMI. Terdapat beberapa kebiasaan dan perilaku

organisasi di HMI yang sering tidak melibatkan HMI-wati dalam partisipasi

politik dan forum pengambilan kebijakan strategis. Maka dibutuhkan

kepekaan dalam melihat persoalan partisipasi politik HMI-wati dalam

mengetahui kebutuhan strategis dan spesifik perempuan.

KOHATI PB HMI mengikuti dan selalu terlibat dalam pengambilan

keputusan di PB HMI serta melakukan pembinaan HMI-wati sebagai tugas

utamanya. Namun terdapat kendala-kendala kultural dan juga struktural

sehingga tidak semua dapat terealisasi. Oleh karena itu perlu evaluasi dan juga

langkah-langkah untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang terkait dengan

HMI-wati. Kondisi tersebut kemudian diperparah dengan ketidakpahaman

kader HMI baik pengurus maupun anggota HMI-wan maupun HMI-wati

mengenai kelembagaan khusus ini. Ranah kerja organisasi menjadi simpang

siur, karena ternyata terkadang tidak terdapat koordinasi yang baik antara

badan khusus ini dengan induknya HMI. Dan HMI pun kemudian luput

melakukan koordinasinya terhadap badan-badan khusus yang dimilikinya.

Sehingga memang masih jauh dari harapan perempuan yang untuk dapat

mempersiapkan diri menjadi tiang negara. Persiapan menjadi muslimah yang

lebih matang.

5Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI

Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI……………hal. 13

Page 16: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

7

KOHATI Cabang Ciputat terletak di Kecamatan Ciputat, Kabupaten

Banten, Provinsi Jawa Barat. Dan sekarang adalah terletak di bawah Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Bila dilihat dari letaknya, Ciputat

merupakan daerah yang strategis, karena letaknya yang berada di tengah –

tengah kota. Masuk kedalam provinsi Banten, berbatasan langsung dengan

DKI Jakarta.

Seperti yang dilansir dari wawancara penulis dengan Noor Jannah

Shomad, Di era kepengurusan beliau kegiatan yang pernah dilakukan

KOHATI Ciputat terbagi dalam bidang ekstern dan intern. Dalam bidang

intern yaitu silaturahmi dengan alumni. Bentuknya mengadakan arisan dan

keterampilan. Dan dalam bidang ekstern yaitu pengembangan masyarakat

melalui pengajian-pengajian majlis ta`lim yang diadakan setiap hari Jum`at6.

Adapun kesuksesan yang pernah diraih KOHATI Cabang Ciputat

kepengurusan Noor Jannah Shomad adalah di bidang ekstern KOHATI

Cabang Ciputat bekerja sama dengan Darma Wanita dan juga pada tingkat

kecamatan. Sedang di bidang intern yaitu mengadakan bazaar, dan

mengadakan lomba bayi sehat.

Selanjutnya wawancara penulis dengan salah satu pelaku sejarah

KOHATI, yakni Rahmi Fauziah, Beliau menjelaskan bahwa Ciputat di era

tahun 1970-1980 saat itu sangatlah berbeda jauh dengan masa kini, semua

masih serba minim, di sekitar Ciputat saat itu hanya ada kebun karet, angkutan

6Wawancara Langsung dengan Noor Jannah Shomad Pada hari Selasa, tanggal 01 Maret

2011.

Page 17: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

8

umum pun saat itu belum banyak seperti saat ini, yang kalau sekarang dimana-

mana serba macet. Komunikasi handphone pun belum ada7.

Kegiatan yang pernah dilakukan KOHATI Cabang Ciputat pada masa

kepengurusan bunda Rahmi Fauziah ini adalah mengadakan up grading, basic

training, seminar, arisan, merayakan hari-hari besar seperti hari Kartini,

Maulid Nabi Muhammad SAW, serta Isra’ Mi’raj. Kumpul-kumpul di

Komisariat adalah hal yang selalu dilakukan, ada atau tidaknya kegiatan, tetap

berkumpul di Komisariat.

Jika tidak berorganisasi, maka tidak akan ada kegiatan apa-apa. Seperti

rutinitas mengikuti acara majlis ta’lim yang dilaksanakan setiap malam

Jum’at. Kegiatan intra kampus yang dilakukan oleh pihak akademik kampus

seperti Fosma (sekarang Propesa), Penerimaan Mahasiswa Baru, Bimbingan,

serta menyediakan akomodasi untuk acara tersebut. Semua mahasiswa IAIN

turut serta ambil bagian dari acara tersebut, terlebih para anggota HMI-wan

dan HMI-wati.

Mahasiswa sebagai salah satu komponen masyarakat terpelajar sangat

penting dan sangat besar pengaruhnya di dalam laju pergerakan sebuah

bangsa. Dalam konteks Indonesia modern, mahasiswa telah terbukti berada di

garda depan di dalam sejumlah proses perubahan sosial dan bahkan politik.

Tradisi intelektual di kalangan mahasiswa yang kritis, terkadang anti

kemapanan, dan independent tidak pernah lahir begitu saja secara langsung.

7Wawancara Langsung dengan Bunda Rahmi Fauziah, pada Hari Jum`at, tanggal 25

Februari 2011.

Page 18: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

9

Hal ini selalu diawali dengan pergulatan pemikiran yang intensif, kritikal, dan

terbuka. Dalam konteks IAIN, dimana nilai-nilai keagamaan sering menjadi

pertimbangan yang signifikan, atmosfir intelektualisme yang dikembangkan

mungkin tidak selalu sejalan dengan tradisi intelektual yang berkembang pada

kampus-kampus Universitas dan Perguruan Tinggi umum.

Namun demikian, ada hal yang perlu dicatat bahwa, kelompok-

kelompok studi mahasiswa yang sering menjadi tempat penggodokan berbagai

ide-ide segar mahasiswa juga berkembang pesat di beberapa lingkungan IAIN.

Terlebih dilingkungan IAIN Jakarta. Akibatnya, terdapat beberapa garis

benang merah yang menghubungkan antara sesama mahasiswa tersebut. Dan,

dari sini, muncul beberapa kelompok studi yang berkembang di lingkungan

IAIN Jakarta yang juga diakui keberadaannya oleh kelompok-kelompok

lainnya.

Dari pengamatan penulis, di lingkungan kampus IAIN Jakarta terdapat

beberapa kelompok studi dan diskusi mahasiswa, beberapa di antaranya cukup

dikenal pada skala nasional pada akhir 80-an dan awal 90-an, seperti Formaci

(Forum Mahasiswa Ciputat), Piramida Circle, dan Respondeo.

Kampus sebagai tempat yang dikenal menampung para intelektual tidak

bisa dipisahkan dari budaya berdiskusi, membaca, menulis, dan berorganisasi.

Namun seiring berjalannya waktu budaya itu mulai langka. Menurut Prof. Dr.

Thoha Hamim, mahasiswa IAIN supel tahun 70-an. Dia berpendapat bahwa

Page 19: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

10

mahasiswa sekarang mengalami penurunan drastis. Orientasi kuliah tak jelas

dan lebih banyak mengarah pada pencapaian kepuasan sesaat8.

Hal-hal tersebut di atas mendasari penulis untuk lebih jauh mengetahui:

PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

PENGARUHNYA TERHADAP PERKEMBANGAN INTELEKTUAL

MAHASISWA IAIN JAKARTA.

Adapun alasan dari pemilihan judul tersebut dibuat untuk lebih

mengetahui seputar peran KOHATI dan kaitannya pula dengan intelektual

mahasiswi IAIN Jakarta pada masa itu. Pertanyaan itu ternyata mampu

mengubah materi menjadi energi yang menggerakkan penulis untuk

menelitinya secara mendalam dan sistematis agar penulis dapat lebih

mengetahui peran KOHATI Cabang Ciputat serta pengaruhnya bagi

mahasiswi IAIN Jakarta terhadap perkembangan intelektualitasnya.

B. Permasalahan Pokok

Permasalahan pokok yang dibahas dalam skripsi ini ialah peran

KOHATI Cabang Ciputat pada kurun waktu antara tahun 1970-1980, serta

pengaruhnya terhadap perkembangan intelektualitas mahasiswi IAIN Jakarta.

Kajian ini difokuskan terhadap permasalahannya dibidang historio politik dan

sosial. Untuk itu maka penulis merumuskan masalah dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan pokok yang akan memandu dalam proses analisis

masalah. Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:

8Redaksi Arrisalah, edisi 44

Page 20: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

11

1. Program kerja apa sajakah yang pernah dilakukan KOHATI Cabang

Ciputat di era tahun 1970-1980?

2. Siapa sajakah Ketua Umum-Ketua Umum KOHATI Cabang Ciputat

periode 1970-1980?

3. Bagaimana perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta pada masa

itu?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini berupaya menjelaskan peran KOHATI Cabang Ciputat

pada periode 1970-1980, sebagai upaya untuk mengetahui historio organisasi

mahasiswa pada saat itu. Selain itu juga pengaruhnya terhadap perkembangan

intelektualitas mahasiswi IAIN Jakarta. Intelektual saat ini perkembangannya

sudah sangat pesat, cepat dan tajam. Fokus kajian ilmu pengetahuan sudah

menjamur dimana-mana, termasuk kajian ilmu tentang keperempuanan,

khususnya di dunia politik. Organisasi-organisasi pun mulai bermunculan

dengan beragam visi dan misinya serta tujuan yang hendak dicapainya.

Walaupun muncul berbagai pertanyaan, apakah organisasi-organisasi tersebut

sudah sesuai dengan masyarakat masa kini? Apakah organisasi itu sudah

mampu menampung suara rakyat yang membutuhkan bantuannya? Lalu

bagaimana dengan KOHATI Cabang Ciputat itu sendiri? Apakah

perkembangannya sudah meningkat jauh sebelum perjuangan pendahulu-

pendahulunya dalam membela kepentingan kaum perempuan dan umat pada

umumnya?

Page 21: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

12

Disini terlihat jelas bahwa gambaran besar keinginan KOHATI

khususnya KOHATI Cabang Ciputat ingin membuktikan bahwa posisi

ataupun status keberadaan badan khusus HMI yang diberi nama KOHATI

adalah tidak lain untuk memperkuat posisi dari missi HMI ke dalam tubuh

HMI, sebagai bagian dari tubuh HMI yang lahir dari rahim HMI itu sendiri.

Bukan sebagai pesaing HMI, karena KOHATI lahir dari tubuh HMI,

menginduk pada HMI. Sebagai upaya dalam mewakili tumbuhnya budaya

masyarakat yang kurang banyak terhadap golongan masyarakat yang dianggap

secara class-class atau komunitas perempuan. Bukankah kebaikan yang tidak

terorganisir dengan baik akan dapat dikalahkan oleh keburukan yang tidak

terorganisir dengan baik? Di situlah dibutuhkan pengorganisasian secara

kelembagaan KOHATI. HMI sebagai organisasi tertua di Indonesia yang

modern sudah harus melakukan spesifikasi dalam pelaksanaan tugasnya, yang

dibentengi oleh AD ART (Anggaran Dasar Rumah Tangga) dan peraturan

organisasi lain.

Dan keberadaan KOHATI yang diwakili oleh Bidang Pemberdayaan

Perempuan di HMI setidaknya telah menjalankan fungsi spesialisasinya untuk

isu keperempuanan. Dan organisasi dimanapun didunia tidak dapat terhindar

dari spesifikasi isu ini, kita diciptakan memang berbeda, dan kemudian untuk

itulah kita saling melengkapi, bukan saling menghancurkan.

Peran KOHATI Cabang Ciputat periode 1970-1980 dan pengaruhnya

terhadap perkembangan intelektual mahasiswi IAIN Jakarta sangat menarik

untuk di tulis. Hal ini mengingat bahwa tulisan-tulisan yang berkenaan dengan

Page 22: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

13

objek tersebut amatlah minim sekali, hal ini di karenakan terbatasnya sumber-

sumber yang membahas perihal organisasi tersebut. Kalau bukan merupakan

bagian kecil dalam konteks studi yang lebih luas, mayoritas para penulis dan

para sarjana hanya membahas tentang induk dari KOHATI itu sendiri, yakni

HMI. Sebagaimana kita tahu dan sebagian banyak orang membenarkan bahwa

lebih mengenal HMI itu sendiri dibandingkan dengan KOHATI. Jika kita

lakukan survey kebeberapa orang dan kita beri mereka pertanyaan hanya

mengetest seputar pengetahuan mereka dengan pertanyaan: Tahukah anda

KOHATI itu apa? Ya, mungkin kalau kita beri pertanyaan itu kepada

mahasiswa-mahasiswi mayoritas mereka akan menjawab dengan kata ”ya”

apalagi jika bertanya kepada kader HMI dan KOHATI itu sendiri. Lalu

bagaimana dengan jawaban diluar perguruan tinggi? Kemungkinan besar

mereka akan menjawab “tidak tahu”. Oleh karena itu disini penulis tergerak

untuk membuat tulisan yang berkaitan dengan KOHATI. Agar kiranya

siapapun dapat mengenal dan mengetahui dengan KOHATI itu sendiri. Peran

KOHATI Cabang Ciputat khususnya periode 1970-1980 itu dipandang sangat

berguna, terutama bagi mereka yang berminat meneliti tentang sejarah

perkembangan KOHATI di Cabang Ciputat. Banyak dari kalangan masyarakat

yang tidak mengetahui perihal tentang KOHATI dan perkembangan KOHATI

itu sendiri. Mereka beranggapan bahwasanya KOHATI itu tidak penting dan

tidak berkembang, padahal sebaliknya KOHATI berpengaruh besar pada

periode 1970-1980. Dengan demikian penelitian ini selain dapat menjadi

bahan revisi terhadap pandangan ketidaktahuan seperti yang di sebutkan di

Page 23: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

14

atas. Peran KOHATI Cabang Ciputat pada periode 1970-1980, dapat di

harapkan akan memberikan suatu informasi yang lebih mendetail mengenai

peran KOHATI Cabang Ciputat periode 1970-1980, serta pengaruhnya

terhadap perkembangan intelektual mahasiswi IAIN Jakarta.

D. Landasan Teoritis

Setiap bentuk persekutuan (perkumpulan) dua orang atau lebih yang

bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama dan terikat dalam suatu ikatan

hirarkis, dimana senantiasa terdapat hubungan antar sesama (atasan dan

bawahan) disebut organisasi. KOHATI sebagai badan khusus yang dibentuk

oleh HMI tidak saja diadakan sekedar untuk kebutuhan perkembangan

organisasi, akan tetapi hal yang lebih substanstif adalah sebagai sarana yang

penting bagi media pembinaan kader HMI-wati dalam peningkatan kualitas

diri.

Segala aspek yang terkait dengan peran KOHATI Cabang Ciputat serta

pengaruhnya terhadap perkembangan intelektual mahasiswi IAIN Jakarta

kiranya dapat dipahami dengan pemikiran yang lebih umum tentang aktivitas

organisasi tersebut beserta perkembangan intelektual mahasiswanya. Sesuai

dengan orientasi pembahasan skripsi ini melalui Penggunaan kerangka teoritis,

pendekatan sosial politik9 dalam penelitian dapat mempermudah peneliti

melakukan rekonstruksi sejarah yang berfungsi sebagai alat untuk

menginterpretasikan data-data yang telah didapat dari tahap heuristik. Dengan

9Sosiologi Politik merupakan, penyelidikan mengenai kaitan antara masalah-masalah

politik dan masyarakat, antara struktur sosial dengan struktur politik, dan antara tingkah laku sosial

dengan tingkah laku politik. Lihat Pengantar Sosiologi Politik, Michael Rush dan Philip Althoff,

hal. 291

Page 24: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

15

pemakaian teori ini bermaksud untuk menerangkan kejadian dengan mengkaji

sebab-sebabnya, dan konteks sosio kultural, dan konteks politik.

Secara kualitas, kader-kader HMI-wati memiliki potensi besar untuk

bisa sama secara proporsional dalam pengaderan sebagai HMI (HMI-wan dan

KOHATI) sama-sama mengikuti jenjang pengaderan formal HMI. Sedangkan

pengaderan khusus keKOHATIan hanya diikuti oleh HMI-wati, logikanya

seharusnya KOHATI mempunyai kemampuan lebih dibanding HMI-wan.

Tapi budaya patriaki masih merambah dalam aktifitas HMI sehingga

menyulitkan HMI-wati untuk tumbuh dan berkembang. Belum lagi image

tentang kiprah aktifis perempuan yang dibatasi oleh perspektif lingkungan

sekitarnya pun membuat HMI-Wati makin tertinggal dalam hal kaderisasi.

HMI secara organisasi memiliki konsep pengaderan yang sangat mapan di

bandingkan dengan organisasi pemuda lainnya, seharusnya tidak memandang

bulu dalam menjalankan roda organisasi.

Tetapi segala bentuk kemapanan akan melahirkan pergolakan HMI-wati

mulai sadar bahwa potensi mereka perlu ditingkatkan dari hanya sekedar

objek menjadi subjek, sehingga mereka dapat mengembangkan diri secara

khusus10

dan dibutuhkan adalah sebuah wadah akselerator tersendiri bagi

kaderisasi HMI-wati, dengan tidak menafikan ruang yang sudah ada. Maka

lahirlah ide pembentukan KOHATI.

10Agussalim Sitompul, Menyatu Dengan Umat Menyatu Dengan Bangsa, Pemikiran

Keislaman Keindonesiaan HMI 1947-1997, (Jakarta: Logos, 2002), hal. 229-230

Page 25: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

16

Realitas saat ini, di pundak mahasiswa terdapat tugas untuk

berpartisipasi, dalam merenovasi bangsa dan Negara dari permasalahan krisis

ekonomi, sosial, politik, demi membangun kehidupan masyarakat Indonesia

kearah yang lebih baik. Oleh Karena itu, tak ada waktu bagi mahasiswa untuk

berpangku tangan dalam menjalani pelbagai aktivitas dan dituntut untuk

meningkatkan kreativitas dan daya intelektualnya.

Namun, persoalan yang tengah menyerang mahasiswa saat ini adalah

rendahnya budaya intelektual yang tengah mengalami degradasi. Kampus

sebagai tempat yang dikenal menampung para intelektual tidak bisa

dipisahkan dari budaya berdiskusi, membaca, menulis, dan berorganisasi.

Namun, seiring berjalannya waktu budaya itu mulai langka. Salah satu

rendahnya budaya intelektual mahasiswa, dapat dilihat dari aktivitas

membacanya. Penyebab menurunnya budaya baca mahasiswa IAIN ini

dikarenakan menipisnya rasa ingin tahu mahasiswa terhadap pengetahuan.

Dalam skripsi ini, penulis menggunakan kata perempuan dengan

beberapa alasan. Salah satu diantaranya, bahwa kata perempuan mengandung

konotasi yang lebih positif (amelioratif). Sedangkan kata wanita cenderung

tidak digunakan disini karena cenderung berkonotasi negatif (pejoratif) dan

lebih diposisikan sebagai objek.

Seperti yang diungkapkan oleh Christina S Handayani dalam bukunya

yang berjudul “Kuasa Wanita Jawa” penerbit LKiS, perempuan berasal dari

kata “empu” bermakna dihargai, dipertuan atau dihormati, sedangkan kata

wanita diyakini berasal dari bahasa Sansekerta, mempunyai arti yang dinafsui,

Page 26: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

17

atau objeks seks, dalam bahasa Jawa (Jawa dosok), kata wanita berarti wani

ditata, berani ditata (diatur). Kata wanita juga konon berasal dari kata “wani”

(berani) dan “tapa” (menderita) artinya seorang wanita adalah sosok yang

berani menderita bahkan untuk orang lain sekalipun. Jadi penggunaan istilah

perempuan adalah secara simbolik mengubah kata wanita menjadi perempuan

adalah mengubah objek menjadi subjek.

E. Metode Penelitian

Tujuan akhir dari studi ini adalah untuk mencapai penulisan sejarah,

maka upaya merekonstruksi masa lampau dari objek yang diteliti itu ditempuh

melalui metode penelitian sejarah. Metode penelitian dalam sejarah

merupakan seperangkat aturan dan prinsip sistematis untuk mengumpulkan

sumber-sumber sejarah secara efektif, menilainya secara kritis dan

mengajukan sintesis dari hasil-hasil yang dicapai dalam bentuk tertulis11

.

Oleh karena itu pengumpulan data atau sumber merupakan langkah

awal dalam meneliti dilangsungkan dengan metode penggunaan bahan

dokumen. Metode ini dapat berlangsung, karena dapat ditemukan sumber-

sumber yang tertulis. Walaupun itu hanya sedikit yang bisa diperoleh oleh

penulis. Walaupun terdapat hambatan di dalam mengumpulkan data dan

informasi, hal tersebut tidak memberikan dampak yang pesimis bagi penulis

untuk melaksanakan reseach. Sumber yang sama dapat di jumpai berupa jurnal

dan data tertulis lainnya dari dokumen dan buku maupun bahan tertulis

lainnya.

11Dudung Abdurrahman, Metode Penelitian Sejarah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999),

hal. 43

Page 27: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

18

Selain dengan pengumpulan sumber atau data dalam bentuk dokumen

dan tertulis, penulis juga melakukan wawancara kepada beberapa tokoh yang

pernah menjadi pengurus KOHATI di Cabang Ciputat. Informasi yang didapat

dari wawancara tersebut adalah berupa sejarah lisan. Tahapan ini dipandang

oleh penulis cukup penting untuk menginterpretasikan data yang telah penulis

dapati dari sumber dokumen tertulis. Metode sejarah lisan ini dipergunakan

sebagai metode pelengkap terhadap bahan dokumenter12

.

Perlu diakui bahwa dalam pengumpulan data-data seperti berupa

dokumen, penulis mengalami hambatan karena sudah tidak ditemukannya lagi

arsip-arsip, bulletin maupun jurnal. Penulis hanya dapat menemukan foto-foto.

Itulah salah satu kelemahan dari skripsi ini. Penulis anggap ini memang masih

jauh dari kesempurnaan. Namun itu semua tidak mengurangi niat penulis

untuk terus mencari tahu tentang peran KOHATI Cabang Ciputat.

Sebagai konsekuensi dari tahapan metode penelitian sejarah maka

kemudian sumber-sumber tersebut diuji dengan melakukan kritik ekstern dan

intern pada sumber untuk menentukan keotentikan dan kasahihan sumber.

Selain itu penulis melakukan interpretasi terhadap data-data yang telah penulis

dapatkan menjadi fakta-fakta sebagai hasil sintesis melalui eksplanasi historis.

Kemudian sampai pada langkah terakhir, dalam tahap ini penulis menyajikan

hasil penelitian dalam bentuk historiografi13

.

12Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1994), hal. 23

13Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, (Jakarta:

Gramedia, 1992), hal. 34

Page 28: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

19

F. Sistematika Penulisan

Hasil penelitian skripsi ini disajikan dalam lima (5) bab yang masing-

masing bab tersebut terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan

bab tersebut. Adapun perinciannya sebagai berikut:

BAB I: Berupa pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah,

rumusan masalah, lingkup permasalahan, arti penting penelitian,

tinjauan penelitian terdahulu, landasan teoritis, dan metode

penelitian.

BAB II : Dipaparkan pokok bahasan tentang sejarah berdirinya KOHATI

yang terdiri dari latar belakang didirikannya KOHATI, tujuan

berdirinya KOHATI, serta fungsi dan peran KOHATI.

BAB III : Menyajikan tentang perkembangan KOHATI Cabang Ciputat

periode 1970-1980, yang meliputi situasi dan kondisi KOHATI

Cabang Ciputat di era 1970-1980, hubungan mahasiswa IAIN

dengan KOHATI, juga landasan gerakan filosofis dan teologis

KOHATI.

BAB IV : Merupakan penjelasan tentang peranan KOHATI Cabang Ciputat

dalam perkembangan intelektual dan pengaruhnya bagi mahasiswa

IAIN yang meliputi peranan KOHATI Cabang Ciputat terhadap

intelektual, sikap mahasiswi IAIN terhadap KOHATI Cabang

Page 29: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

20

Ciputat, serta KOHATI Cabang Ciputat dan pengaruhnya terhadap

perkembangan intelektual mahasiswa dan alumni IAIN.

BAB V : Merupakan bab penutup yang akan menyimpulkan pembahasan

yang telah diterangkan diatas serta saran dan daftar pustaka.

Page 30: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

21

21

BAB II

SEJARAH BERDIRINYA KOHATI

A. Latar Belakang Didirikannya KOHATI

Berbagai pendapat mengenai latar belakang berdirinya KOHATI, telah

banyak dipublikasikan oleh berbagai media HMI dan KOHATI itu sendiri.

Diantara pendapat dan tulisan tersebut terdapat banyak persamaan, tidak ada

perbedaan yang prinsip.

Dalam teater kemanusiaan, diskursus mengenai perempuan sudah ada

sejak manusia itu dilahirkan, baik status, tugas, hak serta kewajiban.

Perkembangan pemikiran seiring dengan paradigma masyarakat pada

masanya, masalah perempuan mempunyai arti yang sangat dalam. Pada

awalnya tugas dan peranan perempuan berada pada bidang perawatan yang

terdiri dari mengurusi anak, rumah dan sekitarnya kemudian kini mulai

merambah pada sektor publik. Isu marginalisasi, subordinasi, serta beberapa

perilaku ketidakadilan menjadi headline pembicaraan masyarakat.

Tingginya angka kekerasan terhadap perempuan (dapat kita saksikan

setiap hari dalam media massa) menuntut kita semua untuk terus berkiprah

sebagai konsekuensi logis bagian dari keluarga besar HMI yang mempunyai

missi mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman, ke-Intelektualan, dan ke-

Indonesiaan. Maka dari itu dibutuhkan energi yang besar, kerja keras dan kerja

cerdas yang serius untuk menghargai dan mensupport perempuan untuk lebih

Page 31: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

22

berkualitas dan lebih bermartabat. Baik di luar HMI maupun di dalam HMI

sendiri.

Dalam berbagai isu perempuan yang mengemuka di Indonesia saat itu,

pelibatan perempuan dalam pembangunan bangsa, peningkatan pendidikan

perempuan dan kesehatan reproduksi perempuan mendapatkan rating

tertinggi. Ketiga persoalan ini selalu menjadi isu yang diangkat oleh beberapa

organisasi-organisasi perempuan yang ada di Indonesia, bahkan di dunia

sekalipun.

Tahun 1963 hingga 1966 merupakan saat-saat yang subur bagi tumbuh

dan berkembangnya organisasi seperti wadah KOHATI. Baik secara kuantitas

maupun kualitas para HMI-wati sangat memungkinkan untuk pembinaan diri

lewat wadah khusus, sebagai halnya dengan lembaga-lembaga khusus HMI

seperti Lembaga Pers Mahasiswa Islam (LAPMI), Lembaga Kesehatan

Mahasiswa Islam ( LKMI), Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam (LDMI) yang

sudah berdiri sebelumnya, yaitu pada kongres HMI ke – 7 di Jakarta tahun

1963.

Dalam masa tiga bulan setelah instruksi tersebut, tepatnya September

1966, berlangsung tahap-tahap persiapan pembentukan KOHATI di tingkat

Nasional. Antara lain dipilihnya Ketua KOHATI Badko di enam BADKO

yang sudah ada yaitu Badko Jawa Bagian Barat, Jawa Bagian Tengah, Jawa

Bagian Timur, Sumatera Bagian Utara, Sumatera Bagian Selatan, dan

Indonesia Bagian Timur.

Page 32: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

23

Dalam Musyawarah Nasional KOHATI muncul beberapa pemikiran

tentang KOHATI yakni yang pertama adalah masih beragamnya pemikiran

atau persepsi anggota HMI terhadap kelembagaan KOHATI ada yang

menginginkan pola keorganisasiannya seperti Organisasi Wanita Nadhatul

Ulama, seperti pola keorganisasiannya Aisyah dan ada pula yang

membandingkan dengan Corps Wanita Angkatan Darat (COWAD). Maka

disepakatilah nama KOHATI untuk organisasi HMI-wati dan diharapkan tidak

akan pernah lepas dari struktur induknya yakni HMI. Pemilihan nama tersebut

dipengaruhi oleh kondisi masyarakat pada saat itu, khususnya mahasiswa

diperguruan tinggi masih malu-malu menunjukkan identitas Islam. Yang

kedua adalah pengertian semiotonom yang kurang jelas menyebabkan banyak

dari peserta Musyawarah Nasional ragu dengan prospek lembaga ini ke depan.

Begitu pula halnya dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Sejak

berdirinya kontribusi besar perempuan sudah nampak. Gagasan pembentukan

KOHATI lahir pas musyawarah kerja HMI jaya pada tanggal 12 Desember

1965 dengan maksud lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas anggota HMI

Putri dan ikut serta dalam melaksanakan cita - cita perjuangan bangsa melalui

satu wadah dan membentuk HMI-wati menjadi kader - kader yang peduli pada

organisasi kemasyarakatan, sosial politik serta bidang kewanitaan1.

Kemudian KOHATI dikukuhkan dengan surat keputusan no

239/A/Sek/1966 tertanggal 11 juni tentang pembentukan Korp HMI-wati.

Untuk sementara korp ini dibentuk dalam tingkatan cabang, komisariat dan

1Korps HMI Wati Dalam Sejarah 1992-1994, Agussalim sitompul, (ed). KOHATI PB

HMI Periode 1966-1994, (Jakarta: CV. Misaka Galiza, 1995), hal 13

Page 33: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

24

rayon dengan status semi otonom. Pembentukan KOHATI secara nasional

dilaksanakan pada kongres VII HMI di Surakarta tanggal 10-17 September

1966, dalam sub komisi musyawarah HMI-wati telah memtuskan mendirikan

Korps HMI-wati disingkat KOHATI tanggal 17 September 19662.

Momentum disahkannya hasil-hasil keputusan musyawarah Nasional

ini dianggap sebagai momentum lahirnya KOHATI, di mana yang terpilih

sebagai Ketua KOHATI PB-HMI pertama yaitu, Anniswati Rochlan dengan

dua orang Mid Formatur yaitu, Julia Muljati dan Ida Ismail ( sekarang Ny. Ida

Nazar Nasution). Patut dicatat bahwa, Kongres ke-7 ini dijiwai oleh suasana

kemenangan Orde Baru yang didukung atau ditopang oleh berbagai potensi

atau kalangan masyarakat (pemuda, pelajar, mahasiswa, partai, buruh, wanita)

suasana tersebut mempengaruhi arah dan keputusan-keputusan Kongres

tersebut.

Pada muqaddimah peraturan KOHATI dicantumkan motto yang berasal

dari syair Arab yang berbunyi : “wanita adalah tiang Negara, manakala baik

wanitanya maka baiklah Negara, manakala rusak wanitanya maka rusaklah

Negara” sebagai dasar pemikiran didirikannya KOHATI, tercantum pula

dalam muqaddimah tersebut, bahwa sesungguhnya perjuangan untuk

mewujudkan cita-cita HMI di dalam rangka tercapainya masyarakat yang adil

dan makmur penuh keridhaan Allah SWT hanya dapat tercapai dengan

mengikutsertakan secara efektif HMI-wati yang secara obyektif merupakan

bagian yang tak terpisahkan dari HMI.

2Agusalim Sitompul, Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tahun 1947-1993,

(Jakarta: Intermasa, 1995), hal. 210-211

Page 34: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

25

Dalam buku lain dijelaskan latar belakang berdirinya KOHATI karena

situasi politik akibat meletusnya Gestapu / PKI. Untuk mempersatukan

seluruh guna menumpas kekuatan gerakan 30 September, muncullah kesatuan

- kesatuan aksi termasuk Kesatuan Aksi Wanita Indonesia (KAWI). Dan

sebagai perwakilan HMI-wati dibentuklah KOHATI. Selain itu situasi intern

HMI sendiri, didirikan lembaga - lembaga khusus yang bertujuan

mengembangkan keahlian dari anggotanya. Lahirlah KOHATI dimaksudkan

untuk meningkatkan dan mengembangkan kegiatan serta pembinaan HMI-

wati di bidang kewanitaan baik intern maupun ekstern HMI.3

Agussalim dalam makalah yang disampaikan pada seminar sejarah

KOHATI di Yogyakarta 19-20 November 1982, memaparkan bahwa yang

menjadi latar belakang berdirinya KOHATI adalah:

1. Karena semangat dan jiwa Islam yang tertanam pada setiap anggota HMI-

wati yang menempatkan wanita pada tempat wajar.

2. Karena semangat dan realisasi emansipasi wanita yang diperjuangkan oleh

RA Kartini.

3. Karena tuntutan HMI sendiri, karena secara kuantitas maupun kualitas

memungkinkan sekali mendirikan KOHATI sebagai badan khusus yang

bergerak di bidang kewanitaan.

4. Kondisi intern yaitu dengan berdirinya sebagai korp di kalangan angkatan

bersenjata, memacu semangat HMI-wati mendirikan wadah sejenis.

3www.pbkohati.com

Page 35: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

26

5. Faktor politik, agar HMI-wati ikut bersama kelompok wanita lain

bekerjasama menumpas Gestapu / PKI.

6. Karena berdirinya lembaga – lembaga khusus dalam HMI seperti LDMI

(Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam), LKMI (Lembaga Kesehatan

Mahasiswa Islam), LSMI (Lembaga Seni Mahasiswa Islam), LPMI

(Lembaga Pendidikan Mahasiswa Islam), LAPMI (Lembaga Pers

Mahasiswa Islam), dan lain lain.

7. Dalam rangka peningkatan dan pengembangan kegiatan dan pembinaan

HMI-wati di bidang kewanitaan dalam rangka pembentukan kader HMI-

wati sebagai patriot komplit.4

B. Tujuan Berdirinya KOHATI

Tujuan yang jelas, diperlukan dalam sebuah organisasi, sehingga setiap

usaha yang dilakukan oleh organisasi tersebut dapat terlaksana dengan teratur

dan terarah. Tujuan organisasi dipengaruhi oleh motivasi dasar pembentukan

status dan fungsinya dalam totalitas dimana dia berada. Dalam totalitas

pengaderan HMI, KOHATI merupakan bagian internal yang tidak dapat

dipisahkan dalam mencapai tujuan HMI yaitu terbinanya insan akademis,

pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas

terwujudnya masyarakat adil makmur yang di ridhoi Allah SWT.

Tujuan KOHATI pada awal didirikannya inheren dengan tujuan HMI

pada saat itu. Pertama, Mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia

4www.pbkohati.com

Page 36: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

27

dan Meningkatkan derajat rakyat Indonesia. Kedua, Mensyiarkan ajaran

agama Islam. Namun, Tujuan KOHATI pada saat itu lebih pada peningkatan

kualitas dan kuantitas anggota HMI-wati dalam ikut serta melaksanakan cita-

cita perjuangan bangsa5.

Kualitas insan cita HMI merupakan dunia cita yang terwujud dalam

HMI melalui pribadi seorang manusia yang beriman dan berilmu pengetahuan

serta mampu melaksanakan tugas kerja kemanusiaan. Kualitas tersebut

sebagaimana dalam pasal 4 AD (Anggaran Dasar) yaitu sebagai berikut:

1. Kualitas insan akademis

a. Berpendidikan tinggi, berpengetahuan luas, berfikir rasional, obyektif

dan kritis.

b. Memiliki kemampuan teoritis, mampu memformulasikan apa yang

diketahui dan dirahasiakan. Dia selalu berlaku dan menghadapi

suasana sekelilingnya dengan kesadaran.

c. Sanggup berdiri sendiri dengan lapang ilmu pengetahuan sesuai

dengan ilmu pilihannya, baik secara teoritis maupun teknis dan

sanggup bekerja secara alamiah yaitu secara bertahap. Teratur,

mengarah pada tujuan sesuai dengan prinsip - prinsip perkembangan

2. Kualitas insan pencipta ; insan akademis pencipta

a. Sanggup melihat kemungkinan - kemungkinan lain yang lebih dari

sekedar yang ada dan bergairah besar untuk menciptakan bentuk -

bentuk baru yang lebih baik dan bersikap dengan bertolak dari apa

5Korps HMI Wati Dalam Sejarah 1992-1994, Agussalim sitompul, (ed). KOHATI PB

HMI Periode 1966-1994, (Jakarta: CV. Misaka Galiza, 1995), hal 14

Page 37: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

28

yang ada (yaitu Allah). Berjiwa penuh dengan gagasan - gagasan

kemajuan, selalu mencari perbaikan dan pembaharuan

b. Bersifat independent dan terbuka, tidak isolatif. Insan yang menyadari

dengan sikap demikian. Potensi kreatifnya dapat berkembang dan

menentukan bentuk yang indah.

c. Dengan ditopang kemampuan akademisnya dia mampu melaksanakan

tugas kemanusiaan yang disemangati ajaran Islam.

3. Kualitas insan pengabdi ; insan akademis, pencipta pengabdi

a. Ikhlas dan sanggup berkarya demi kepentingan orang banyak atau

untuk sesama umat.

b. Sadar membawa tugas insan pengabdi, bukan hanya membuat dirinya

baik, tetapi juga mampu membuat lingkungan di sekelilingnya menjadi

lebih baik.

c. Insan akademis, pencipta dan pengabdi adalah yang bersungguh -

sungguh mewujudkan cita - cita dan ikhlas mengamalkan ilmunya

untuk kepentingan sesamanya.

4. Kualitas insan yang bernafaskan Islam ; insan akademis, pencipta

pengabdi yang bernafaskan Islam

a. Islam yang telah menjiwai dan memberi pedoman pola pikir dan pola

lakunya tanpa memakai merk Islam. Islam akan menjadi pedoman

dalam berkarya dan mencipta sejalan dengan nilai - nilai universal

Islam. Dengan demikian Islam telah menapaki dan menjiwai karyanya.

Page 38: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

29

b. Ajaran Islam telah berhasil membentuk unity personality dalam

dirinya. Nafas Islam telah membentuk pribadinya yang utuh tercegah

dari split personality tidak pernah ada dilema pada dirinya sebagai

warga Negara dan dirinya sebagai muslimah insan cita ini telah

mengintegrasikan masalah suksesnya dalam pembangunan nasional

bangsa kedalam suksesnya perjuangan umat Islam Indonesia dan

sebaliknya.

5. Kualitas insan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil

makmur yang diridhoi Allah SWT

a. Insan akademis, pencipta dan pengabdi yang bernafaskan Islam dan

bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat makmur yang

diridhoi Allah SWT.

b. Berwatak sanggup memikul akibat - akibat yang dari perbuatannya

sadar bahwa menempuh jalan yang benar diperlukan adanya kesadaran

moral.

c. Spontan dalam menghadapi tugas, responsif dalam menghadapi

persoalan - persoalan dan jauh dari sikap apatis.

d. Rasa tanggung jawab, takwa kepada Allah SWT yang menggugah

untuk mengambil peran aktif dalam suatu bidang dalam mewujudkan

masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.

e. Korektif terhadap setiap langkah yang berlawanan dengan usaha

mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur.

Page 39: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

30

f. Percaya pada diri sendiri dan sadar akan kedudukannya sebagai

khalifah fil ard yang harus melaksanakan tugas - tugas kemanusiaan6.

Dalam rangka itu KOHATI merumuskan tujuannya sebagai berikut ;

Terbinanya Muslimah Yang Berkualitas Insan Cita. Dengan rumusan tujuan

ini, KOHATI memposisikan dirinya sebagai bagian yang ingin mencapai

tujuan HMI (mencapai lima kualitas insan cita ) tetapi berspesialisasi pada

pembinaan anggota HMI-wati untuk menjadi muslimah yang berkualitas insan

cita.

Sebagai sebuah lembaga Korp HMI-wati (KOHATI) yang ide dasar

pembentukannya dilandasi oleh kebutuhan akan pengemban misi HMI secara

luas, serta kebutuhan akan adanya pembinaan untuk HMI-wati yang lebih

aspiratif, memandang penting bahwa kualitas peranan HMI-wati perlu

ditingkatkan lebih serius. Sesuai dengan ide dasar pembentukannya, maka

proses pembinaan di KOHATI ditujukan untuk peningkatan kualitas dan

peranannya dalam wacana keperempuanan. Ini dimaksudkan bahwa aktifitas

HMI-wati tidak saja di KOHATI dan HMI tetapi juga dalam masyarakat luas

terutama dalam merespon dan mengantisipasi berbagai wacana

keperempuanan. Dengan demikian maka jelas tugas KOHATI adalah

melakukan akselerasi pada pencapaian tujuan HMI.

Untuk dapat menjalankan peranannya dengan baik, maka KOHATI

harus dapat membekali dirinya dengan meningkatkan kualitasnya sehingga

anggota KOHATI memiliki watak dan kepribadian yang teguh, kemampuan

6www.Kohati-pbhmi.com

Page 40: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

31

intelektual, kemampuan professional serta kemandirian dalam merespon,

mengantisipasi berbagai wacana keperempuanan yang berkembang dalam

masyarakat7.

Dalam kerangka tersebut, maka yang menjadi sasaran pemberdayaan

KOHATI adalah anggotanya yaitu HMI-wati, dengan diselenggarakannya

berbagai aktifitas maupun pelatihan khusus bagi HMI-wati. Aktifitas ini

tentunya tidak terlepas dari rangkaian aktifitas pengkaderan HMI.

C. Struktur Kepengurusan KOHATI

Personalia pengurus KOHATI setiap Cabang secara umum adalah

sebagai berikut :

7Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI

Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI, MUNAS KOHATI Palembang 28 Juli – 3 Agustus

2008, (Jakarta: Yayasan Bina Insan Cita, 2008), hal. 85

Page 41: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

32

21

KETUA UMUM

Ketua Bidang

Intern

Ketua Bidang

Ekstern

Sekretaris

Umum

Bendahara

Umum

Sekretaris Bidang

Intern

Sekretaris Bidang

Ekstern

Wakil

Bendahara I

Wakil

Bendahara II

Dept.

Pendidikan

Dept.

Keputrian

Dept.

Kekaryaan / Koperasi

Dept.

Pengabdian Masyarakat

Dept.

Penerangan

Dept.

Olah Raga

Keterangan :

: Garis Intruksi

: Garis Koordinasi

Page 42: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

33

21

Berikut dibawah ini adalah pedoman kerja (job descriptions) pengurus

KOHATI :

1. Ketua Umum adalah penanggung jawab dan koordinator umum dalam

menjalankan tugas-tugas intern dan ekstern organisasi yang bersifat umum

pada tingkat nasional maupun internasional.

2. Ketua Bidang Intern adalah penanggung jawab dan koordinator seluruh

pelaksanaan kegiatan dan tugas-tugas intern.

3. Ketua Bidang Ekstern adalah penanggung jawab dan koordinator seluruh

pelaksanaan kegiatan dan tugas-tugas ekstern.

4. Sekretaris Umum adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan

dalam bidang data dan pustaka, penerangan serta hubungan dengan pihak

ekstern di tingkat nasional maupun internasional.

5. Sekretaris Bidang Intern bertugas atas nama sekretaris umum untuk

kegiatan bidang intern dan membantu ketua bidangnya di tingkat nasional.

6. Sekretaris Bidang Ekstern bertugas atas nama sekretaris umum untuk

kegiatan bidang ekstern dan membantu ketua bidangnya di tingkat

nasional.

7. Bendahara Umum adalah penanggung jawab dan koordinator kegiatan di

bidang keuangan dan perlengkapan organisasi di tingkat nasional.

8. Wakil Bendahara I bertugas atas nama bendahara umum dalam

pengadaan peralatan administrasi, keuangan dan perlengkapan organisasi

di tingkat nasional.

Page 43: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

34

9. Wakil Bendahara II bertugas atas nama bendahara umum dalam

pencarian sumber dana organisasi.

10. Departemen Pendidikan bertugas sebagai koordinator operasional dari

kerja dan proyek-proyek di bidang pendidikan.

11. Departemen Keputrian bertugas sebagai koordinator operasional dari

kerja dan proyek-proyek di bidang pengembangan sumber daya

perempuan.

12. Departemen Kekaryaan / Koperasi bertugas sebagai koordinator

operasional dari kerja dan proyek-proyek dalam peningkatan mutu usaha

mandiri.

13. Departemen Pengabdian Masyarakat bertugas sebagai koordinator

operasional dari kerja di bidang eksternal tentang pengabdian masyarakat.

14. Departemen Penerangan bertugas sebagai koordinator operasional dari

kerja dan proyek-proyek di bidang informasi organisasi.

15. Departemen Olah Raga bertugas sebagai koordinator operasional dari

kerja dan proyek-proyek dalam bidang olah raga.

D. Fungsi Dan Peran KOHATI

Fungsi KOHATI yaitu sebagai wadah peningkatan dan pengembangan

potensi kader HMI dalam wacana dan dinamika pergerakan keperempuanan.

Ditingkat internal HMI berfungsi sebagai bidang keperempuanan, ditingkatan

eksternal HMI berfungsi sebagai organisasi perempuan. KOHATI sebagai

badan khusus HMI, mempunyai tugas tanggung jawab dalam mengkoordinir

Page 44: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

35

potensi HMI dalam melakukan akselerasi tercapainya tujuan HMI dalam

mengembangkan wacana keperempuanan.

Dunia keperempuanan yang menjadi lahan kerja KOHATI adalah

pembinaan sebagai anggota HMI yaitu HMI-wati, Pembinaan tersebut

diarahkan pada pembinaan akhlak, intelektual, keterampilan, kepemimpinan,

keorganisasian, keluarga yang sejahtera serta beberapa kualitas lain yang

menjadi kebutuhan anggotanya. Maksud pembinaan tersebut adalah

mempersiapkan kader HMI-wati agar mampu berperan secara optimal sebagai

pencetak muslimah yang memperjuangkan nilai - nilai keIslaman dan

keindonesiaan.

Konsep analisa fungsi dan peranan KOHATI pada masa itu adalah

sebagai berikut :

1. Fungsi sebagai pemudi atau putri

2. Fungsi sebagai istri

3. Fungsi sebagai ibu rumah tangga

4. Fungsi sebagai anggota masyarakat

Oleh karena itu KOHATI berfungsi sebagai akselerator pengkaderan

bagi HMI-wati. Sebagai wadah tentunya KOHATI merupakan alat pencapaian

tujuan HMI oleh karenanya keberhasilan KOHATI sangat ditentukan oleh

anggotanya. Dengan didukung perangkat dan mekanisme organisasi HMI.

Oleh karena itu sebagai strategi perjuangan HMI, KOHATI berfungsi sebagai

organisasi perempuan. Sebagai fasilitator, KOHATI memiliki perangkat -

perangkat pembinaan berupa pedoman dan jaringan informasi pemanfaatan

Page 45: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

36

perangkat - perangkat tersebut sangat dipengaruhi oleh kualitas aparat

organisasi8.

KOHATI berperan sebagai pencetak dan pembina muslimah sejati

untuk menegakkan dan mengembangkan nilai – nilai ke-Islaman dan ke-

Indonesiaan. Agar kader HMI-wati mampu berperan secara optimal sebagai

pencetak muslimah yang memperjuangkan nilai-nilai keIslaman dan

keIndonesiaan. Oleh karena itu KOHATI berfungsi sebagai akselerator

perkaderan bagi HMI-wati.

KOHATI mempunyai tanggung jawab moral yang besar dalam

menjabarkan dan menyahuti komitmen HMI di bidang keperempuanan. Dalam

arti yang luas yaitu menyangkut aspek pengembangan potensi perempuan

dalam konteks sosial kemasyarakatan seperti potensi intelektual, potensi

kepemimpinan, potensi moral dan potensi lainnya. Operasionalisasi dan fungsi

tersebut diwujudkan dalam dua aspek pembagian kerja KOHATI yaitu :

1. Aspek Internal

Dalam hal ini KOHATI menjadi wadah / media latihan bagi para

HMI_Wati untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan potensi

serta kualitasnya dalam bidang keperempuanan khususnya menyangkut

kodrat kemanusiaannya sebagai seorang perempuan, dan bidang sosial

8Koordinator Nasional KOHATI, Perspektif Wanita Indonesia dan KOHATI, (Jakarta:

1976)

Page 46: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

37

kemasyarakatan umumnya melalui pendidikan, penelitian dan pelatihan

serta aktivitas – aktivitas lain dalam kepengurusan HMI.

2. Aspek Eksternal

Dalam hal ini KOHATI merupakan pembawa misi HMI di setiap

forum – forum keperempuanan. Kehadiran KOHATI dalam forum itu

tentunya semakin memperluas keberadaan HMI di semua aspek dan level

kehidupan. Secara khusus bagi kader HMI_Wati, keterlibatan pada dunia

eksternal merupakan pengembangan dari kualitas pengabdian masyarakat

yang dimilikinya. Dengan kata lain fungsi KOHATI adalah wadah

aktualitasasi dan pemacu seluruh potensi perempuan khususnya HMI-wati,

untuk mengejar kesenjangan yang ada serta mendorong HMI-wati untuk

berinteraksi secara optimal dalam setiap aktivitas HMI serta menjadikan

ruang gerak HMI dalam masyarakat menjadi lebih luas9.

9Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI

Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI………………hal. 93-94

Page 47: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

38

BAB III

PERKEMBANGAN KOHATI CABANG CIPUTAT

PADA PERIODE 1970-1980

A. Situasi dan Kondisi KOHATI Cabang Ciputat di Era Tahun 1970-1980

KOHATI Cabang Ciputat terletak di Kecamatan Ciputat, Kabupaten

Banten, Provinsi Jawa Barat. Dan sekarang adalah terletak di bawah Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Di era tahun `70 -`80an, 39 tahun yang

lalu, Ciputat tak ubahnya sama dengan wilayah – wilayah lain, yang belum

semodern sekarang, berkembang dan maju lebih pesat seperti sekarang ini.

Bila dilihat dari letaknya, Ciputat merupakan daerah yang strategis, karena

letaknya yang berada di tengah – tengah kota. Masuk kedalam provinsi

Banten, berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Seperti yang dilaporkan PB HMI bahwa perkembangan KOHATI

sangat cepat karena HMI sebagai induknya sudah ada di berbagai cabang,

yang membawahi komisariat, rayon, di seluruh Indonesia. Pada usianya yang

kedua setengah tahun, sejak didirikannya KOHATI pada tahun 1966,

KOHATI berhasil membentuk 70 cabang dari 110 cabang HMI. Dari

perkembangan ini, dibeberapa tempat terjadi konflik secara organisatoris

disebabkan adanya penyempurnaan organ KOHATI. Konflik antara KOHATI

dan HMI pada saat itu, timbul karena HMI kurang mampu mengelola

organisasi dengan baik, sehingga KOHATI terdorong kearah ekslusif. Hal ini

Page 48: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

39

pun diakui KOHATI sendiri. Akibatnya dibeberapa cabang terjadi salah tindak

dan salah pengertian antar HMI-wan dan HMI-wati mengalami ekslusifisme

dan sentrifugalisme. Akibatnya HMI menganggap KOHATI ingin melepaskan

diri dari HMI, sementara KOHATI sendiri seolah-olah seperti di lepaskan dari

HMI. Ini semua terjadi karena kurangnya koordinasi HMI.1

Untuk mengantisipasi persoalan–persoalan yang timbul, dilakukan

perbaikan mekanisme organisasi baik mikro maupun makro. Komunikasi

timbal balik antara KOHATI dengan HMI, dan komunikasi antar sesama

aparat KOHATI ditingkatkan. Juga dilakukan pembinaan personil KOHATI

secara kuantitatif maupun kualitatif melalui perkaderan khusus HMI-wati.

Sementara itu, di forum – forum ekstern, peranan KOHATI cukup

menentukan baik dalam KAWI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia),

KOWANI (Koordinasi Wanita Indonesia), GOWI (Gerakan Organisasi

Wanita Indonesia), maupun Koordinasi Wanita Sekber Golkar.

Di Tingkat Nasional KOHATI terlibat secara signifikan di organisasi-

organisasi Federasi / organisasi perempuan di tingkat nasional seperti :

1) Kowani (Kongres Wanita Indonesia)

2) KNKWI (Komite Nasional kedudukan Wanita Indonesia)

3) BMOIWI (Badan Musyawarah Organisasi Islam Wanita Indonesia)

4) GOWI (Gerakan Organisasi Wanita Indonesia)

1Agussalim Sitompul, Menyatu dengan Umat Menyatu dengan Bangsa; Pemikiran

Keislaman –Keindonesiaan HMI (1947-1997), (Jakarta : Logos, 2002), hal. 230-231

Page 49: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

40

5) Dan lain-lain

Sedangkan di tingkat Cabang, KOHATI Cabang juga banyak terlibat

dengan organisasi-organisasi wanita di tingkat Provinsi atau Kabupaten atau

Kecamatan.

1) BKOW (Badan Koordinasi Organisasi Wanita)

2) Dharma Wanita

3) PKK di tingkat Provinsi ataupun Kabupaten

4) Dan lain-lain

Adalah sangat wajar apabila sebuah komunitas yang heterogen

dipertanyakan masalah keterbukaan terhadap eksponen diluar komunitasnya.

Terlebih lagi tidak semua HMI-wati masuk dan beraktivitas didalam wadah

KOHATI. Bukan berarti berbicara KOHATI menafikan peran HMI-wati di

luar struktur akan tetapi secara organisatoris, berbicara KOHATI adalah

berbicara kebutuhan dan kepentingan HMI-wati. Dan peran mereka pun patut

diperhitungkan tidak dapat dipungkiri, terkadang HMI-wati tidak mengerti

lembaga KOHATI dan seringkali mereka menganggap badan khusus ini

mengganggu aktivitas HMI-wati. Seyogyanya semua permasalahan organisasi

ini diselesaikan dengan mekanisme organisasi.2

Sekilas dinamika perkembangan KOHATI dari periode ke periode :

2www.pbkohati.com

Page 50: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

41

1. KOHATI pada periode 1970-1971, pada periode ini kegiatan KOHATI

di beberapa cabang meningkat pesat, baik secara internal maupun

eksternal. Namun setiap perjalanan sebuah kepengurusan tidak akan

terlepas dari hambatan-hambatan, terutama pandangan terhadap hadirnya

lembaga KOHATI. Gejala ini sebenarnya wajar terjadi sebagai reaksi

terhadap muncul bentuk baru, hanya disayangkan sekali, salah pengertian

ini tidak bisa segera diimbangi dengan mencoba mempelajari yang

sebenarnya dari Korps HMI-wati. Bahkan di beberapa cabang karena

ditambah dengan bermacam-macam faktor lain terjadi salah tindak dan

salah pengertian antara HMI-wan dengan HMI-wati yang menimbulkan

penilaian negatif itu antara lain : ekslusivisme dan sentrifugalisme,

sehingga HMI menganggap KOHATI ingin melepaskan diri dari HMI.

Sementara KOHATI merasakan seolah-olah dilepaskan dari HMI karena

sedikitnya bimbingan dari HMI.

2. KOHATI Pada periode 1971-1974, perjalanan kepengurusan periode ini

dimulai dengan program kerja yang dilaksanakan tetap mengacu kepada

keputusan hasil kongres X HMI yang meliputi pembinaan HMI-wati dan

pembinaan struktur, dimana pada tingkat pelaksanaannya masih dirasakan

belum mencapai target yang diinginkan karena dalam laporan kerja

KORNAS (Koordinator Nasional) KOHATI PB HMI yang terbentuk

pada Kongres ke VII, di Jakarta pada tanggal 14 September 19633, diakui

bahwa kurangnya bimbingan dan koordinasi dari pihak kornas sendiri.

3Modul LK (Latihan Kader) I anggaran dasar HMI pasal 20.

Page 51: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

42

Adapun aktivitas ekstern yang dilakukan juga masih terbatas pada tingkat

partisipasi menghadiri dan mengikuti acara-acara undangan yang masuk.

Program kerja intern KOHATI diorentasikan pada pemantapan eksistensi

organisasi, dengan melakukan pengkajian terhadap fungsi, analisis tujuan,

dan Pedoman Dasar KOHATI serta melakukan perumusan pedoman

perkaderan khusus KOHATI. Kecenderungan HMI-wati hanya aktif

menangani masalah kewanitaan disinyalir diakibatkan oleh struktur

KOHATI. Kesempatan KOHATI menduduki struktur kepengurusan di

berbagai organisasi membawa pengaruh terhadap perkembangan tersebut.

Namun setelah dilakukan pengkajian dan pembahasan disepakati bahwa

akar persoalannya terletak pada implementasi pemahaman seluruh jajaran

HMI dalam melihat KOHATI, sehingga yang harus dibenahi adalah

mekanisme organisasi dan orientasi perkaderannya.

3. KOHATI periode 1974-1976, dalam periode ini dibidang intern telah

berhasil menerbitkan sebuah buku yang berjudul “Perspektif Wanita

Indonesia dan KOHATI”, selain itu, juga mulai menerbitkan Buletin

Media KOHATI yang muncul setiap 3 bulan sekali dan selama satu

periode mampu hadir 7 kali penerbitan. Kegiatan lainnya membuat

diskusi panel “Tinjauan Tentang Pemilihan Ratu-Ratu di Indonesia”.

4. KOHATI periode 1976-1978, pada periode ini pengurus merasakan

bahwa secara kuantitas, personel kepengurusan belum memenuhi harapan

untuk menjalankan seluruh aktivitas yang ada. Dalam pembinaan

personel, up grading KOHATI yang secara formal dijadikan ujung

Page 52: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

43

tombak peningkatan pemahaman soal ke-KOHATI-an ini, ternyata dinilai

masih belum juga berjalan secara efektif.

5. KOHATI periode 1978-1980, pada periode ini, belum lagi hasil

restrukturisasi KOHATI secara nasional dari Departemen Kewanitaan

menjadi lembaga semiotonom KOHATI menampakkan hasil yang

optimal, konsolidasi KOHATI secara nasional agak “terganggu” dengan

adanya pengunduran diri Ketua Kornas KOHATI. Untuk itu praktis tugas-

tugas operasional dikerjakan hanya oleh Departemen dan pejabat Ketua

Kornas KOHATI. Tentu saja implikasi selanjutnya hal ini membawa

pengaruh pada soal “maju” atau “mundur”nya perkembangan KOHATI di

daerah-daerah. Dalam periode ini efisiensi dan efektivitas forum ilmiah

sudah semakin ditingkatkan. Sampai dengan akhir kepengurusan

KORNAS KOHATI periode ini, tidak ada lagi catatan peristiwa khusus

dan menonjol.

Sekilas tentang prestasi struktural yang di capai oleh kader KOHATI

Cabang Ciputat di tingkat KORNAS KOHATI PB HMI adalah sebagai

berikut :

1. Nurhayati Djamas terpilih sebagai Ketua KORNAS KOHATI PB HMI

pada tahun 1975-1977.

2. Rifqiaty AS terpilih sebagai Ketua KORNAS KOHATI PB HMI pada

tahun 1977-1979

Page 53: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

44

3. Ani Faiqoh terpilih sebagai Ketua KORNAS KOHATI PB HMI pada

tahun 1979-1981, yang kemudian mengundurkan diri dan secara

operasional KORNAS KOHATI PB HMI Periode ini dilaksanakan oleh

Tati Hartimah (Cabang Ciputat), Fardiah Bachmid (Cabang Ciputat), dan

Revrina Sukma Agusti (Cabang Jakarta).

4. Tati Hartimah terpilih sebagai Ketua KORNAS KOHATI PB HMI pada

tahun 1981-1983, pada Kongres PB HMI di Bandung dalam MUNAS

(Musyawarah Nasional) KOHATI PB HMI dengan memperoleh suara 31

dari 39 Cabang peserta Kongres. Suara terbanyak kedua, dr. Ula

Nuchrawati Usman memperoleh 5 suara. Kemudian ditetapkan menjadi

Ketua KORNAS KOHATI PB HMI oleh Ketua Umum PB HMI periode

1981-1983 Ahmad Zacky Sirad.

Adapun Jabatan-jabatan Ketua Umum KOHATI Cabang Ciputat

periodisasi 1970-1980 yakni :

1. Pada tahun 1970/1971 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Maisaroh

Yusuf.

2. Pada tahun 1971/1972 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Nurhayati

Djamas.

3. Pada tahun 1972/1973 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Almh.

Muslihah.

4. Pada tahun 1973/1974 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Rifqiaty.

5. Pada tahun 1974/1975 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Noor

Jannah Shomad.

Page 54: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

45

6. Pada tahun 1975/1976 KOHATI Cabang Ciputat di Pimpin oleh Almh. Ani

Faiqoh.

7. Pada tahun 1976/1977 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Mimi

Husmiaty Hasyim.

8. Pada tahun 1977/1979 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Dra. Tati

Hartimah.

9. Pada tahun 1979/1980 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Attiroh

Mukhtar.

10. Pada tahun 1980-1981 KOHATI Cabang Ciputat di pimpin oleh Rahmi

Fauziah.

Seperti yang dilansir dari wawancara penulis dengan Noor Jannah

Shomad, yakni beliau adalah Ketua Umum KOHATI Cabang Ciputat periode

1974-1975, yang berasal dari Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Bahasa

Inggris. Di era kepengurusan beliau kegiatan yang pernah dilakukan KOHATI

Ciputat terbagi dalam bidang ekstern dan intern. Dalam bidang intern yaitu

silaturahmi dengan alumni. Bentuknya mengadakan arisan dan keterampilan.

Dan dalam bidang ekstern yaitu pengembangan masyarakat melalui pengajian-

pengajian majlis ta`lim yang diadakan setiap hari Jum`at4.

Perkembangan intelektual pada masa beliau diadakannya up grading,

basic training, intermediate training (di KOHATI sekarang dinamakan LKK

yaitu Latihan Khusus KOHATI), diskusi, seminar dan lain sebagainya.

Selanjutnya tujuan KOHATI Cabang Ciputat pada masa kepengurusan beliau

4Wawancara Langsung dengan Noor Jannah Shomad Pada hari Selasa, tanggal 01 Maret

2011.

Page 55: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

46

tidak ada yang khusus, sama dengan yang sekarang. Adapun kesuksesan yang

pernah diraih KOHATI Cabang Ciputat kepengurusan Noor Jannah Shomad

adalah di bidang ekstern KOHATI Cabang Ciputat bekerja sama dengan

Darma Wanita dan juga pada tingkat kecamatan. Sedang di bidang intern yaitu

mengadakan bazaar, dan mengadakan lomba bayi sehat.

Pada periode ini pembinaan intelektual melalui up grading adalah yang

paling menonjol. Karena terbinanya ikatan antara alumni dan anggota

KOHATI Cabang Ciputat. Dari adanya silaturahmi yang terus terjalin itulah

antara alumni dan anggota KOHATI Cabang Ciputat maka diadakannya

arisan, keterampilan yang dilakukan di Cabang.

Pada periode kepengurusan Noor Jannah Shomad, ada penerbitan

bulletin. Bulletin tersebut dinamakan “Bunga Melati”. yang bermakna Harum,

sesuai dengan anggotanya yang keseluruhan adalah wanita. Bulletin “Bunga

Melati” ini Terbit setiap tiga bulan sekali. Intinya tidak ada banyak perbedaan

diantara kepengurusan sebelum dan sesudahnya dari tiap-tiap periode

kepemimpinan Ketua Umum KOHATI.

Selanjutnya wawancara penulis dengan salah satu pelaku sejarah

KOHATI di era tahun 1980-1981, yakni Rahmi Fauziah, kelahiran Bandung

01 Januari 1959. Beliau menjelaskan bahwa Ciputat di era tahun 1970-1980

saat itu sangatlah berbeda jauh dengan masa kini, semua masih serba minim,

di sekitar Ciputat saat itu hanya ada kebun karet, angkutan umum pun saat itu

belum banyak seperti saat ini, yang kalau sekarang dimana-mana serba macet.

Komunikasi handphone pun belum ada. Berjalan ditengah malam sekalipun

Page 56: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

47

pada masa itu tidak ada ketakutan, karena berjalan bersama dengan kawan-

kawan.

Selanjutnya beliau juga menerangkan bahwa beliau menjabat sebagai

Ketua Umum KOHATI Ciputat pada tahun 1980-1981. Yang berasal dari

Fakultas Adab dan Humaniora, jurusan Bahasa Dan Sastra Arab. Masuk

Fakultas Adab pada tahun 1976-1983. Pada saat beliau menjabat sebagai

Ketua Umum KOHATI saat itu tidak berjalan mulus perkembangannya,

karena ada masalah pribadi yang menyangkut dirinya, bisa dibilang saat itu

adalah masa kegagalan. Namun itu semua tidak menghambat kinerja

kepengurusan beliau pada periode 1980-19815.

Kepengurusan bunda Rahmi Fauziah tidak berbeda dengan

kepengurusan pada periode-periode sebelumnya. Semua kegiatan

dilaksanakan, seperti mengadakan seminar, diskusi, mengadakan up grading,

basic training, dan lain sebagainya. Semua kegiatan intra maupun ekstra

kampus diikuti oleh kebanyakan mahasiswa IAIN Jakarta.

Kegiatan yang pernah dilakukan KOHATI Cabang Ciputat pada masa

kepengurusan bunda Rahmi Fauziah ini adalah mengadakan up grading, basic

training, seminar, arisan, merayakan hari-hari besar seperti hari Kartini,

Maulid Nabi Muhammad SAW, serta Isra’ Mi’raj. Kumpul-kumpul di

Komisariat adalah hal yang selalu dilakukan, ada atau tidaknya kegiatan, tetap

berkumpul di Komisariat. Jika tidak berorganisasi, maka tidak akan ada

5Wawancara Langsung dengan Rahmi Fauziah pada hari Jum’at, tanggal 25 Februari

2011.

Page 57: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

48

kegiatan apa-apa. Seperti rutinitas mengikuti acara majlis ta’lim yang

dilaksanakan setiap malam Jum’at. Kegiatan intra kampus yang dilakukan

oleh pihak akademik kampus seperti Fosma (sekarang Propesa), Penerimaan

Mahasiswa Baru, Bimbingan, serta menyediakan akomodasi untuk acara

tersebut. Semua mahasiswa IAIN Jakarta turut serta ambil bagian dari acara

tersebut, terlebih para anggota HMI-wan dan HMI-wati.

Acara berkumpul di rumah-rumah alumni pun kerap dilakukan, seperti

mengadakan acara membuat kue, masak-masak, semua yang memberikan

arahan itu adalah para alumni. Keterkaitan antara alumni dan KOHATI begitu

dekat. Semua berbaur menjadi satu, adanya keterikatan yang begitu erat pada

masa itu.

Menurut beliau tujuan KOHATI pada saat itu sama saja dengan masa

kini. Visi-misi tidak jauh berbeda. Pada saat itu Komisariat HMI dan

KOHATI hanya ada empat Fakultas yang ada di IAIN Jakarta, yakni Fakultas

Tarbiyah, Adab, Syariah dan Ushuluddin.

Selanjutnya, peristiwa politik kampus yang terjadi pada tahun 1978

yang bertepatan dengan peringatan SUPERSEMAR (Surat Perintah Sebelas

Maret) yakni pemerintah Orde Baru mengeluarkan kebijakan tentang NKK-

BKK (Normalisasi Kehidupan Kampus - Badan Koordinasi Kemahasiswaan)

yang dikenal sangat merugikan kehidupan berorganisasi para aktivis gerakan,

bunda Rahmi menjelaskan pada saat itu kampus IAIN Jakarta diserang oleh

kelompok tentara berseragam menggunakan bayonet, dan pentungan serta

mengokong senjata. Banyak korban berjatuhan dan dilarikan ke Rumah Sakit.

Page 58: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

49

Sebelum peristiwa itu terjadi, 2 hari sebelumnya di kampus IAIN Jakarta

sudah melakukan aksi demo besar-besaran. Bahkan Rektor IAIN Jakarta

sendiri yang saat itu di pimpin oleh Prof. Dr. Harun Nasution pun terluka dan

bahkan ditangkap oleh pihak tentara berseragam itu.

Anggota KOHATI banyak yang membantu menolong para korban yang

berjatuhan dan bahkan ada yang menjadi korban, hingga secara bergantian

harus menemani korban di Rumah Sakit. Tak pelak peristiwa ini sungguh

sangat memilukan. Setelah peristiwa itu terjadi, kampus IAIN Jakarta

situasinya berjalan normal.

Pada masa-masa saat itu, semuanya apapun yang menjadi kebutuhan

masih dalam serba yang sangat sederhana dan terbatas. Masih kental dengan

komunisme, komunikasi anggota, komunikasi yang lancar merupakan sarana

utama dalam menjalankan roda organisasi, untuk itu KOHATI mencoba

berupaya memperlancar komunikasi timbal balik, baik melalui surat menyurat.

Dan acap kali setiap pertemuan, mengusahakan untuk berkomunikasi,

walaupun tingkat kesempurnaannya tidak terlalu tinggi, karena pada saat itu

semuanya serba terbatas.

Dengan keadaan yang serba terbatas dan sangat sederhana, dimulai dari

minimnya buku-buku, masalah pendanaan, perkaderan organisasi, diskusi

yang sulit saat itu dikarenakan pembicara yang jarang hadir, kendaraan yang

sulit didapat, dan masih banyak lagi hal-hal yang sekiranya itu semua menjadi

penghambat untuk kesuksesan sebuah organisasi. Namun itu semua tidak

Page 59: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

50

menghalangi niat akan berkembang dan majunya organisasi KOHATI Cabang

Ciputat.

Perjalanan yang panjang semenjak KOHATI ada di Ciputat ini, sudah

banyak yang berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan

dan perkembangan zaman. Apalagi kalau kita kaitkan dengan keadaan

sekarang, masa tuntunan profesionalisasi anggota sangat menjadi

permasalahan. Di wilayah sendiripun KOHATI tidak pernah ketinggalan

dalam mengikuti peningkatan-peningkatan diri, hal ini tentunya berkat

keadaran tersendiri, misalnya tanpa diutus secara langsung juga mengikuti

training seperti basic, intermediate dan sebagainya.

KOHATI dituntut untuk tumbuh menjadi putra-putri Islam yang

berpendidikan tinggi, KOHATI dituntut untuk tumbuh menjadi istri-istri yang

bijaksana, kekasih suami yang serba bisa, KOHATI dituntut untuk menjadi

ibu-ibu yang bisa membina anak-anaknya menjadi insan akademis, pencipta,

pengabdi yang bertaqwa kepada Allah SWT. KOHATI dituntut untuk menjadi

wanita-wanita dinamis, kreatif, dan sadar bahwa ia adalah masyarakat yang

mempunyai tanggung jawab terhadap pembangunan bangsa dan negaranya.

B. Hubungan Mahasiswi IAIN Jakarta Dengan Organisasi KOHATI

Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa mahasiswa merupakan salah satu

tonggak masa depan bangsa. Mahasiswa tidak bisa lepas dengan ruang lingkup

keorganisasian. Masuk ke dalam organisasi manapun yg diinginkan oleh para

mahasiswa, adalah bagaimana cara mereka menyikapi, bergelut, dan aktif

dalam organisasi yang mereka ikuti. Bahkan ada yang hanya ikut-ikutan saja

Page 60: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

51

aktif berorganisasi. Tidak semua mahasiswi IAIN Jakarta ikut bergabung

dengan organisasi KOHATI. Menjadi kader KOHATI sekalipun bahkan ada

yang tidak aktif, hanya sekedar ikut-ikutan saja.

Eksistensi KOHATI sebagai lembaga khusus yang berfungsi

mengembangkan potensi kader HMI-wati ditingkatan PB HMI mulai

dipertanyakan. Pasalnya sejauh ini banyak kader HMI menilai KOHATI tidak

mempunyai program yang jelas, bahkan cenderung mati suri. Semua itu dapat

dibuktikan dengan minimnya sosialisasi kegiatan KOHATI dari tingkatan PB

HMI sampai komisariat. Hal ini menyebabkan KOHATI dipandang sebelah

mata oleh beberapa pihak.

Kedudukan KOHATI saat ini sudah tidak jelas, bahkan jika kita

menyadarinya, KOHATI mulai dipertanyakan, sebab program kerjanya tidak

jelas, bahkan banyak yang mengusulkan untuk dibubarkan saja. Perkara untuk

membubarkan KOHATI bukanlah perkara yang mudah, KOHATI mempunyai

nilai historis dalam di HMI, karena KOHATI sudah berdiri semenjak

terbentuknya HMI.

KOHATI sudah melekat dalam diri HMI, jadi untuk membubarkannya

bukanlah perkara yang mudah. Hanya saja mungkin butuh dikembangkan

beberapa program kerja yang dapat mengembalikan eksistensi KOHATI

kedepan. Selain itu KOHATI merupakan ciri khas dari organisasi Islam yang

cenderung mempunyai lembaga khusus untuk kader akhwat. Sementara itu

keberadaan KOHATI untuk tingkatan PB HMI sebagai lembaga HMI-wati

Page 61: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

52

masih dibutuhkan, hanya saja perlu adanya komitmen yang jelas dari para

kader HMI-wati untuk mengembangkan dan membesarkan nama KOHATI.

Oleh karena itu, hubungan mahasiswi IAIN Jakarta dengan organisasi

KOHATI haruslah seimbang, harus terus semangat untuk membuat nama

KOHATI maju dan besar di mata semua orang banyak, tidak hanya

dilingkungan kampus saja, tetapi juga bisa dikenal dan diketahui oleh

masyarakat diluar kampus atau perguruan tinggi manapun. Mahasiswi IAIN

Jakarta yang ikut serta menjadi kader KOHATI haruslah mampu aktif di

KOHATI. Tugasnyalah menjadi beban dan tanggung jawab yang harus

diembannya. Jika semua kader KOHATI mampu membesarkan nama

KOHATI disemua lingkungan baik itu lingkungan kampus atau perguruan

tinggi, maupun lingkungan masyarakat diluar perguruan tinggi, maka yang

akan bangga dengan ini semua adalah bukan hanya kader-kadernya namun

masyarakat luas mampu dibuat bangga oleh KOHATI itu sendiri umumnya

dan mahasiswi IAIN Jakarta yang menjadi kadernya khususnya.

Mahasiswa IAIN Jakarta yang aktif di organisasi KOHATI pada saat itu

banyak berperan serta dan aktif dalam setiap kegiatan yang dilakukan di

kampus. Diantaranya adalah acara-acara Inaugurasi, Fosma (saat ini Propesa),

Wisuda Sarjana, Vocal Group (saat ini disebut PSM yaitu Paduan Suara

Mahasiswa), LSMI (Lembaga Seni Mahasiswa Islam).

Meski gelombang intelektualisme ini terus berkembang dan

bermetamorfosa di luar HMI, namun di dalam HMI, gelombang ini segera

digantikan dengan gelombang politisme. Gelombang politisme mengusung

Page 62: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

53

dominasi logika kekuasaan dan mainstream berpikir politis dalam tubuh dan

aktivis HMI. Gelombang ini diawali dengan pemaksaan asas tunggal oleh

penguasa Orde Baru pada tahun 1980-an awal6.

Logika kekuasaan tersebut membekas sangat kuat, karena memaksa

HMI untuk lebih erat dengan kekuasaan Negara. Akibatnya HMI larut dalam

logika kekuasaan tersebut dan menghantarkan HMI pada gelombang

berikutnya, yaitu gelombang beku di akhir tahun 1990-an hingga saat ini.

Gelombang beku ditandai dengan tampilnya generasi aktivis HMI yang

memitoskan generasi sebelumnya, berlindung dan menuai keberkatan dari

kebesaran generasi sebelumnya. Maka jangan heran bila saat ini banyak kader

yang cenderung mudah larut dalam agenda politik pihak eksternal dan

berkonflik di internal. Ketimbang menjunjung tinggi persatuan dan program

membangun HMI. Gelombang beku merupakan titik nadir dari produk

gelombang politisme.

C. Landasan Gerakan Filosofis dan Teologis KOHATI

1. Landasan Filosofis

Perempuan berasal dari kata per-empu-an yang artinya

“ahli/mampu”, jadi perempuan merupakan seorang yang mampu

melakukan sesuatu. Wanita berasal dari kata berbahasa Jawa “wani ditata”

yang artinya “orang yang bisa diatur”. Selain itu, dalam bahasa Sansekerta

kata wanita berasal dari kata “wan” dan “ita” yang berarti “yang dinafsui”.

6Margiyani Lusi, dkk. (ed). Dinamika Gerakan Perempuan Indonesia, (Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1992), hal. 15

Page 63: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

54

Menurut Christina S Handayani dalam bukunya yang berjudul

“Kuasa Wanita Jawa” penerbit LKiS, perempuan berasal dari kata “empu”

bermakna dihargai, dipertuan atau dihormati, sedangkan kata wanita

diyakini berasal dari bahasa Sansekerta, mempunyai arti yang dinafsui,

atau objeks seks, dalam bahasa Jawa (Jawa dosok), kata wanita berarti

wani ditata, berani ditata (diatur). Kata wanita juga konon berasal dari kata

“wani” (berani) dan “tapa” (menderita) artinya seorang wanita adalah

sosok yang berani menderita bahkan untuk orang lain sekalipun. Jadi

penggunaan istilah perempuan adalah secara simbolik mengubah kata

wanita menjadi perempuan adalah mengubah objek menjadi subjek.

Kedua istilah ini tidak hanya berkaitan dengan asal bahasa dan

padanan kata saja, tetapi berkaitan dengan citra, mitos, atau stereotype

(citra baku). Oleh karena itu, kaum feminis di Indonesia, kebanyakan

memilih menggunakan kata perempuan, bukan wanita7.

Kata perempuan lebih dipilih untuk digunakan karena mengandung

konotasi yang lebih positif (amelioratif). Sedangkan kata wanita cenderung

tidak digunakan disini karena cenderung berkonotasi negatif (pejoratif)

dan lebih diposisikan sebagai objek. Gender yaitu perbedaan yang

dilekatkan pada perempuan dan laki-laki yang berkaitan dengan soal sifat,

nilai maupun norma yang merupakan konstruksi sosial (bentukan

masyarakat), bisa berubah, berbeda bentuk dan sejenisnya dari ruang dan

waktu, bisa dipertukarkan.

7Christina S Handayani, Kuasa Wanita Jawa, LKiS

Page 64: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

55

Kodrat adalah sesuatu yang diberikan kepada manusia sebagai

pemberian dari Tuhan, bersifat alami dan lebih menyangkut soal kenyataan

fisik dan tidak dapat dipertukarkan. Seperti laki-laki punya penis, jakun

testis dan sperma serta berpotensi untuk membuahi lawan jenisnya, atau

perempuan punya vagina, payudara, kelenjar menyusui dan rahim serta

dapat mengalami menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui. Kodrat ini

tidak mungkin untuk diubah dan dipertukarkan antara perempuan dengan

laki-laki. Kalaupun dapat diubah dan dipertukarkan antara perempuan dan

laki-laki, maka tidak dapat berfungsi dan menjalankan peran fisik seperti

yang diberikan oleh Tuhan8.

2. Landasan Teologis

a. Hakikat Penciptaan Manusia

1) Manusia adalah makhluk yang paling dimuliakan oleh Allah SWT

(QS 17:70). “Dan sesungguhnya telah kami muliakan anak-anak

adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan, kami beri

mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka

dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang

telah kami ciptakan”. Ayat ini menegaskan bahwa Allah SWT

telah memuliakan anak-anak adam (laki-laki dan perempuan) dan

telah memberikan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan

makhluk yang lain.

8Nasaruddin Umar, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur`an, (Jakarta:

Paramadina, 1999), hal. 63

Page 65: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

56

2) Perempuan adalah tiang agama , apabila baik perempuannya

maka akan baik pula negaranya dan apabila rusak perempuannya

maka rusak pula negaranya (HR. Bukhari). Baik yang

dimaksudkan disini adalah baik yang murni, perempuan itu cerdas,

ditopang oleh pengetahuan yang tinggi, lagi berakhlak mulia, (QS.

At-Tin : 1-8). Surat at-Tin ini mengisyaratkan bahwa manusia

(laki-laki dan perempuan) adalah makhluk yang paling sempurna

baik jasmani maupun rohani. Akan tetapi Allah SWT akan

mengembalikan manusia itu kepada makhluk yang paling rendah,

jika mereka tidak bertaqwa kepada Allah SWT.

3) Penerima Perjanjian Primordial. Laki-laki dan perempuan sama-

sama mengemban amanah menerima perjanjian primordial dengan

Tuhan. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Al-A`raf (7:172).

4) Manusia diciptakan dari substansi yang sama untuk berkembang

biak dan saling tolong menolong serta menjaga hubungan

silaturrahmi.

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-Mu yang telah

menciptakan kamu dari diri yang satu, dan dari padanya Allah

menciptakan pasangannya, dan dari keduanya Allah

memperkembangbiakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.

Dan bertakwalah kepada Allah dengan (mempergunakan) nama-

Nya, kamu saling meminta satu sama lain dan (peliharalah)

Page 66: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

57

hubungan silaturahmi. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

mengawasi kamu. (QS. An-Nisa :1)

5) Kesetaraan kedudukan manusia, baik perempuan maupun laki-laki

sebagai manusia di hadapan Tuhan.

Wahai manusia ! sesungguhnya kami menciptakan kamu

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan

kamu semua berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu

saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa

diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Mengenal. (QS. Al-Hujurat 49:13). Al-Qur`an menegaskan bahwa

hamba yang paling ideal adalah Muttaqun. Untuk mencapai

derajat muttaqun tidak dikenal adanya perbedaan jenis kelamin,

suku bangsa atau kelompok etnis tertentu.

Dalam kapasitasnya sebagai hamba Allah, laki-laki dan

perempuan masing-masing akan mendapatkan penghargaan dari

Tuhan (QS. An-Nahl 16:97).

6) Kesetaraan penilaian terhadap makna kerja (amal saleh) laki-laki

dan perempuan

Dan barang siapa mnerjakan amal saleh baik laki-laki

maupun perempuan sedangkan ia orang yang beriman, maka

mereka itu akan masuk ke dalam surga dan mereka tidak akan

dianiaya walaupun sedikit. (QS. An-Nisa : 124).

Page 67: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

58

Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-

laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang

tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar,

laki-laki dan perempuan yang khusyu`, laki-laki dan perempuan

yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-

laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki

dan perempuan yang banyak menyebut nama Allah. Allah telah

menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. Dan

tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi

perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya telah

menetapkan suatu ketetapan akan ada bagi mereka pilihan (yang

lain) tentang urusan mereka dan barang siapa yang mendurhakai

Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat

yang nyata. (QS. Al-Ahzab : 35-36).

Dan orang-orang yang beriman laki-laki dan perempuan,

sebahagian mereka adalah menjadi penolong bagi sebahagian

yang lain. Mereka menyuruh (mngerjakan) yang ma`ruf,

mencegah dari yang mungkar, mendirikan sholat, menunaikan

zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu

akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha

Perkasa lagi Maha Bijaksana. Allah menjanjikan kepada orang-

orang mu`min laki-laki dan perempuan (akan) mendapat surga

yang dibawahnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal

Page 68: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

59

didalamnya dan (mendapat) tempat yang bagus di surga `and.

Dan keridhaan Allah adalah lebih besar, itu adalah keuntungan

besar. (QS. At-Taubah : 71-72).

7) Laki-laki dan perempuan berpotensi meraih prestasi. Peluang untuk

meraih prestasi maksimum tidak ada pembedaan antara laki-laki

dan perempuan, ditegaskan secara khusus dalam (QS. An-Nahl ;

16:97)

“Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-

laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka

sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik

dan sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan

pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”.

Ayat ini mengisyaratkan bahwa konsep gender yang ideal

dan memberikan ketegasan bahwa prestasi individual, baik dalam

bidang spiritual, maupun dalam urusan karir professional, tidak

mesti dimonopoli oleh salah satu jenis kelamin saja. Akan tetapi

laki-laki dan perempuan itu dapat memperoleh kesempatan yang

sama meraih prestasi optimal.

b. Isu Regenerasi dan Penjagaan Moralitas

1) Laki-laki dan perempuan secara sunnatullah diciptakan untuk

hidup saling berpasangan.

Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah dia

menciptakan pasangan hidup dari jenismu sendiri supaya kamu

Page 69: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

60

cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya

diantara kamu kasih saying. Sesungguhnya pada yang demikian

itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.

(QS. Ar-Ruum : 21)

2) Pembunuhan anak/aborsi merupakan suatu perbuatan yang secara

prinsip tidak dikehendaki oleh Allah.

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut

kemiskinan. Kami akan member rizki kepadamu dan kepada

mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan

yang keji, baik yang nampak maupun yang yang tersembunyi, dan

janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah

(membunuhnya) melainkan sesuatu (sebab) yang benar. Demikian

itu yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu agar kamu

memahaminya. (QS. Al- An`am : 151).

Apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup

ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh. (QS. At-Takwir : 8-9).

Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut

kemiskinan. Kamilah yang akan member rizki dan juga kepadamu.

Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.

(QS. Al-Isra : 31)

3) Menguji keimanan dengan perbuatan baik dan penjagaan moralitas

akan memberikan keuntungan jangka panjang.

Page 70: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

61

Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

yaitu orang-orang yang khusyu` dalam shalatnya, dan orang-

orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan yang

tidak berguna, dan orang-orang yang menunaikan zakat, dan

orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap

pasangan dan hamba sahaya yang mereka miliki, maka

sesungguhnya dalam hal ini mereka tiada tercela. (QS. Al-

Mu`minun : 1-6)

4) Manusia memiliki potensi untuk menyusikan jiwa atau

mengotorinya.

Dan jiwa serta penyempurnaanya (ciptaan-Nya), maka

Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang

mensucikan jiwa itu, dan sesungguhnya merugilah orang-orang

yang mengotorinya. (QS. Asy-Syam : 7-10)

c. Nilai Strategis Perempuan dalam Masyarakat

Ungkapan Ulama yang menyatakan bahwa perempuan menempati

posisi strategis dalam masyarakat sebagai tiang negara.

Perempuan adalah tiang negara, apabila baik perempuannya

maka akan baik pula negaranya dan apabila rusak perempuannya

maka rusak pula negaranya9.

9Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI

Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI…………….hal. 104-110

Page 71: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

62

Kata baik di sini mengandung makna bahwa wanita itu baik,

cerdas, cakap, yang ditopang oleh pengetahuan yang tinggi. Yang

mempunyai peranan dan pengaruh yang besar bagi semua. Baik itu

untuk suami, anak-anak, keluarga, lingkungan, maupun masyarakat

banyak.

Page 72: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

63

BAB IV

PERANAN KOHATI CABANG CIPUTAT DALAM PERKEMBANGAN

INTELEKTUAL DAN PENGARUHNYA BAGI MAHASISWI IAIN

JAKARTA

A. Peranan KOHATI Cabang Ciputat Dalam Perkembangan Intelektual

Intelektual tidak bisa dilepas dari kemajuan zaman, intelektual

berkembang dan maju seiring dengan bertambahnya ilmu pengetahuan yang

semakin besar dan penting. Dewasa ini yang paling besar pengaruhnya bagi

mahasiswa, karena betul bahwa mahasiswa mempunyai ikatan yang erat

dengan dunia intelektual, yaitu tradisi intelektual dikalangan mahasiswa.

Tradisi intelektual dikalangan mahasiswa umumnya, mahasiswi IAIN

khususnya tidak pernah lahir begitu saja. Hal ini selalu diawali dengan

pergulatan pemikiran yang intensif, kritikal, dan terbuka. Dalam konteks IAIN

di mana nilai-nilai keagamaan sering menjadi pertimbangan yang signifikan-

atmosfir intelektualisme yang dikembangkan mungkin tidak selalu sejalan

dengan tradisi intelektual yang berkembang pada kampus-kampus universitas

dan perguruan tinggi umum.

Pada akhir 1970-an dan awal 1980-an di lingkungan Kampus IAIN

Jakarta tengah berlangsung dinamika intelektual yang berkecambah menjadi

intellectual community. Sedikitnya ada tiga faktor yang mendorong

perkembangan ini. Pertama, peran Prof. Dr. Harun Nasution sebagai Rektor

IAIN Jakarta yang terus-menerus mengembangkan teologi “rasional” secara

Page 73: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

64

institusional melalui berbagai mata kuliah di IAIN. Kedua, peran Nurcholish

Madjid yang menjadi figur ideal anak-anak HMI Ciputat dengan gagasan-

gagasan pembaharuannya. Dan ketiga, peran M. Dawam Rahardjo, dengan

gagasan kritisnya terhadap pembangunan ekonomi dan sosial kemasyarakatan

pada umumnya.

Dalam kancah intelektualisme dan gerakan mahasiswa membuat kita

harus lebih banyak membaca literatur, khususnya tentang isu-isu modernisasi,

modernitas, sekularisme, sekularisasi dalam hubungannya dengan

pembangunan yang tengah menemukan momentumnya di bawah kendali

rezim Orde Baru. Secara khusus, kita memberi banyak perhatian pada literatur

tentang implikasi dan konsekuensi semua perkembangan ini terhadap

kehidupan dan masa depan agama.

Ciri gerakan intelektual yang dikembangkan KOHATI adalah

menjunjung tinggi nilai-nilai kebenaran dan kebajikan, kejujuran dan keadilan,

serta penghargaan atas perbedaan pendapat. Sehingga atas dasar itulah, sejak

KOHATI dilahirkan di tanah air tercinta ini, sikap kritisnya terhadap persoalan

kebangsaan, kemahasiswaan, dan keislaman, menyatu dalam aktivitasnya

sebagai komunitas intelektual (intelectual community).

Penegasan KOHATI sebagai gerakan intelektual ini setidaknya juga

tertuang dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga KOHATI yang

bertujuan, menjadikan kader terbinanya muslimah berkualitas insan cita serta

berperan sebagai pencetak dan Pembina muslimah sejati untuk menegakkan

dan mengembangkan nilai-nilai ke-Islaman dan ke-Indonesiaan. Tradisi

Page 74: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

65

intelektualitas KOHATI sudah dibuktikan lewat sejarahnya. Selanjutnya

KOHATI pun mengembangkan sayapnya ke berbagai universitas, perguruan

tinggi dan akademisi di seluruh nusantara. Dalam perjalanannya pun,

KOHATI terus-menerus mengembangkan sikap-sikap intelektualnya secara

independen.1

Kegiatan KOHATI di beberapa cabang meningkat pesat, baik secara

internal maupun eksternal. Namun setiap perjalanan sebuah kepengurusan

tidak akan terlepas dari hambatan-hambatan, terutama pandangan terhadap

hadirnya lembaga KOHATI.

Meski gelombang intelektual terus berkembang dan bermertamorfosa di

luar KOHATI, namun di dalam KOHATI, gelombang ini digantikan dengan

gelombang politisme. Gelombang politisme mengusung dominasi logika

kekuasaan dan mainstream berpikir politis dalam tubuh dan aktivis KOHATI.

Gelombang ini diawali dengan pemaksaan asas tunggal oleh penguasa Orde

Baru pada tahun 1980-an awal2.

Adanya tradisi pesimistis dalam tubuh KOHATI dan rasa kepercayaan

yang masih sulit diberikan, memungkinan KOHATI menjadi kurang kualitatif

dan dikhawatirkan akan semakin besar gagalnya citra HMI. Kadangkala ada

berbenturan kegiatan. Sehingga menjadi tidak jelas. Kegiatan-kegiatan yang

bersifat kaderisasi KOHATI lebih banyak berupa nilai praktis. Akibatnya

1Agussalim Sitompul, Menyatu dengan Umat Menyatu dengan Bangsa; Pemikiran

Keislaman –Keindonesiaan HMI (1947-1997), (Jakarta : Logos, 2002), hal 52

2Margiyani Lusi, dkk. (ed). Dinamika Gerakan Perempuan Indonesia, (Yogyakarta: Tiara

Wacana, 1992 ), hal. 15

Page 75: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

66

KOHATI larut, karena dalam kondisi yang gelisah, kecemburuan intelektual

dan rasa keingintahuan yang menggebu. KOHATI lebih banyak

dininabobokan oleh kodrat naluriahnya. Bahkan rasa kurang percaya diri

HMI-wan atau kegagalan sifat untuk mencoba menguji kemampuan yang

masih terselubung di dalam individu KOHATI. Idealisme KOHATI

sebenarnya ada secara potensi, tetapi pada kenyataannya sering terbunuh oleh

tradisi subjektif HMI-wan. Di sinilah nampak jelas ketidakberanian HMI

untuk melihat kenyataan. Ia sering larut oleh asumsi subjektif, konsep

intelektual yang bersifat apologis. Sehingga kenyataannya sering terabaikan.

Intelektual mendorong seseorang untuk melihat suatu persoalan dari

sudut pandang yang menyeluruh. Intelektual mendorong seseorang untuk tetap

kritis dan objektif dalam menyikapi setiap masalah yang ada. Sebagai

organisasi Islam, KOHATI akan sungguh-sungguh mempertahankan

intelektual. Intelektual yang ada di kalangan warga KOHATI dilandasi oleh

nilai-nilai Islam yang abadi dan universal. KOHATI dengan segala karakter

yang melekat di dalamnya seperti idealisme, kritisisme, dan intelektualisme,

dan progresifisme adalah modal yang cukup berharga untuk membangun

bangsa ini ke depan.

B. Sikap Mahasiswi IAIN Terhadap Organisasi KOHATI Cabang Ciputat

Selama hampir lebih dari tiga puluh tahun, IAIN telah memainkan

peranan yang signifikan di dalam pengembangan dan pembaharuan sistem

pendidikan Islam di Indonesia, khususnya pada pendidikan madrasah dan

pesantren. Peranan penting ini dapat dilihat bukan hanya terbatas dalam

Page 76: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

67

konteks menyediakan guru-guru bagi kalangan pelajar Muslim tetapi, dan ini

yang lebih penting, IAIN telah mempengaruhi cara pandang, pemahaman dan

penafsiran Islam yang lebih luas dan terbuka.

Sebagai lembaga pendidikan Islam tertinggi di Indonesia, IAIN telah

menjadi salah satu harapan terbaik bagi komunitas Muslim yang ingin

mengkaji Islam setelah mereka menamatkan bangku Madrasah Aliyah atau

pesantren. Seorang intelektual muda dan aktivis Muslim, bagi banyak

kalangan Muslim, utamanya orang Islam desa, lembaga seperti IAIN adalah

sebuah lembaga pendidikan yang merupakan satu-satunya pilihan. Lewat

IAIN-lah, banyak kalangan muda Muslim terpelajar yang potensial menaruh

harapan untuk bisa melakukan mobilitas vertikal sehingga bisa mensejajarkan

diri dengan kalangan terpelajar Indonesia lainnya.

Tentu saja, sejak kelahirannya IAIN tidak langsung menjadi sebuah

lembaga pendidikan yang berciri akademis, dengan wawasan sosial politik

yang luas. Sebelumnya, ruang gerak dan partisipasi intelektual IAIN masih

terbatas dan bahkan cenderung terpinggirkan, apalagi jika dibandingkan

dengan peranan dan pengaruh kalangan terpelajar dari berbagai Perguruan

Tinggi Negeri lainnya. Seperti yang diakui oleh Nurcholish Madjid,

Dahulu IAIN tampak sebagai pihak yang memelas, terpinggirkan dan

marginal sekali, jika dilihat dari segi wacana partisipasi intelektual. Umurnya

kan masih baru sekali. Jika dibandingkan dengan berbagai Perguruan Tinggi

Negeri lainnya, yang biasanya merupakan perpanjangan dari sekolah-sekolah

tinggi sejak zaman Belanda, mereka sudah memiliki tradisi intelektual.

Page 77: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

68

Bahkan, mereka sudah berkenalan dengan berbagai gerakan kebangsaan,

seperti Budi Utomo itu.

Meskipun banyak dari orang-orang Islam dari pedesaan itu tidak

membawa bekal dan tradisi intelektual yang memadai, namun sebagian di

antara mereka memiliki potensi-potensi tertentu untuk berkembang. Hal ini

umumnya benar, khususnya pada sebagian mahasiswa IAIN yang sebelumnya

telah mengenyam pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan seperti

pesantren.

Oleh karenanya, perspektif seperti ini lebih tepat untuk diterapkan

dalam melihat perkembangan intelektual sebagian, bahkan mungkin sebagian

kecil, dari komunitas IAIN yang mengalami perkembangan intelektual

sedemikian rupa, sehingga akhirnya menjadi creative minority tersebut. Tentu

saja, termasuk dalam kategori ini adalah mereka-mereka yang di kemudian

hari bisa melakukan mobilitas vertikal seperti yang dijelaskan di muka. Salah

satu bentuk dari kesadaran seperti itu, misalnya, terwujud dalam sikap yang

tidak lagi melulu menonjolkan aspek dakwah dari IAIN, melainkan aspek

akademis dan tradisi intelektualnya. Munculnya IAIN sebagai tempat

penyemaian ide-ide keislaman di Indonesia pada akhirnya telah

mempengaruhi wacana intelektual, paling tidak dalam konteks wacana

pemikiran keagamaan di Tanah Air.

Setiap perjalanan organisasi tidak terlepas dari faktor pendukung dan

penghambat. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut :

Page 78: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

69

1. Faktor Pendukung

a. Tumbuhnya semangat di kalangan HMI-wati untuk meningkatkan

kualitas dengan memacu diri bersama-sama dengan HMI-wati.

b. Pengakuan akan eksistensi KOHATI di dunia eksternal.

2. Faktor Penghambat

a. KOHATI belum memanfaatkan kesempatan yang ada untuk

berkembang dan berkiprah baik intern maupun ekstern.

b. Tumbuh kecenderungan di kalangan mahasiswa untuk

mengembangkan dirinya melalui wadah-wadah profesi dan klub-klub

kajian.3

Perlu diakui, mahasiswi IAIN Jakarta memiliki prospek yang sangat

bagus dalam mencetak generasi muda bangsa yang mapan secara

intelektualitas dan keimanan. Banyak sekali pemikir-pemikir modern yang

merupakan lulusan dari IAIN Jakarta. Tujuannya adalah menciptakan pemikir

muslim yang memiliki tingkat keimanan dan intelektualitas yang tinggi dan

kuat. Begitu pula dengan minat belajarnya, seperti diskusi, membaca, dan

menulis. Implikasinya sudah sangat jelas, yakni masa depan intelektual

mahasiswi IAIN Jakarta yang semakin bagus.

3Korps HMI Wati Dalam Sejarah 1992-1994, Agussalim Sitompul (ed). KOHATI PB

HMI Periode 1966-1994, (Jakarta: CV. Misaka Galiza, 1995), hal 24

Page 79: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

70

Mahasiswi IAIN Jakarta memandang organisasi KOHATI khususnya

KOHATI Cabang Ciputat masih dalam batas yang wajar, yang baik-baik.

Menyikapi adanya organisasi KOHATI Cabang Ciputat di lingkungan kampus

IAIN Jakarta adalah hal yang positif selama masih dapat menjaga nama baik

kampus IAIN Jakarta.

Komunitas KOHATI Ciputat pada saat itu di IAIN Jakarta hanya di

sekitar kampus saja. Awal berdirinya di Fakultas Tarbiyah, tidak seperti

sekarang saat-saat ini, dahulu terpengaruh oleh budaya lingkungan.

KOHATI yang sejak awal lahir sebagai gerakan intelektual dan

memiliki sejarah panjang, dalam konteks perkembangan keilmuan saat ini,

penting kiranya untuk meluruskan kembali gerakan intelektual yang pernah

digariskan. Hal ini penting dilakukan sebagai kontinuitas perjuangan dalam

posisi dirinya sebagai elemen kaum intelektual dan aset masa depan bangsa.

Karena dengan pertimbangan sejarah KOHATI yang panjang, dan kader

KOHATI yang begitu besar, setidaknya KOHATI juga memiliki tanggung

jawab sosial yang besar, yakni mengabdi pada kebenaran sebagai satu dimensi

ideologi perjuangan menuju Indonesia yang besar dan bermartabat.

Agar terbinanya hubungan yang harmonis antara kader-kader KOHATI

dengan mahasiswi-mahasiswi IAIN Jakarta adalah harus eratnya membina

komunikasi yang efektif. Ini semua bertujuan agar terbinanya jalinan

silaturahmi antara aparat KOHATI dengan mahasiswi IAIN Jakarta.

Page 80: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

71

Perkembangan kemahasiswaan pada saat itu yakni perbedaan program

kerja dan struktur sesuai dengan kebutuhan. Lalu hasil musyawarah KOHATI

Cabang Ciputat bisa teridentifikasi terkait dengan kegiatan akademis. Adanya

tuntutan organistoris juga sangat mempengaruhi perkembangan

kemahasiswaan di IAIN Jakarta.

Kondisi global menggambarkan adanya kesenjangan dan diskriminasi

terhadap hak-hak perempuan. Akibatnya kaum perempuan terdistorsi dalam

konteks peran dan fungsinya sebagai putri, istri, ibu dan anggota masyarakat.

Kurang ditelaah secara komprehensif, perempuan sebagai individu yang

memiliki berbagai bentuk hubungan (relasi) dengan individu lainnya, dengan

kumpulan individu (masyarakat), maupun sebuah komitmen publik bernama

Negara4.

Pola relasi atau hubungan antara perempuan dan dunia sekitarnya, akan

menimbulkan serangkaian problem kemanusiaan yang harus dicarikan

pemecahannya, dan mau tidak mau pemecahan masalah tersebut menjadi

tanggung jawab bersama antara lelaki dan perempuan sebagai manusia,

terlebih kaum perempuan sendiri yang harus menjadi subyek dalam proses

pencarian dan pembuktian jati diri kemanusiaannya.5

4Engineer, Asghar Ali, Hak-hak Perempuan dalam Islam, (Yogyakarta: LSPPA dan

Yayasan Benteng Budaya, 1997), hal. 23

5Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI

Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI, MUNAS KOHATI Palembang 28 Juli – 3 Agustus

2008, (Jakarta: Yayasan Bina Insan Cita, 2008), hal. 99-100

Page 81: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

72

C. KOHATI Cabang Ciputat Dan Pengaruhnya Terhadap Perkembangan

Intelektual Mahasiswi dan Alumni IAIN Jakarta

Dalam waktu kira-kira satu dasawarsa sejak kelahiran IAIN di dalam

dunia pendidikan tinggi di Indonesia, masyarakat luas mulai mengenal

berbagai ide dan gagasan keislaman dan keagamaan yang segar dari kalangan

terpelajar (dosen, alumni dan mahasiswa) IAIN. Salah seorang pelopornya

adalah Nurcholish Madjid, yang sejak masih mahasiswa di IAIN Syarif

Hidayatullah Jakarta sudah menjadi tokoh dan aktivis. Ia adalah satu-satunya

orang yang menjabat Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), salah

satu organisasi ekstra mahasiswa yang paling besar dan berpengaruh di

Indonesia, selama dua periode (1966-1969 dan 1969-1971). Sejak 1970-an,

berbagai gagasan dan pemikiran kritisnya dikemukakan dalam artikel-artikel

yang diterbitkan dalam berbagai harian ibukota kala itu seperti Tribun, Pos

Bangsa dan Mimbar.

Nurcholish dikenal sebagai seorang cendekiawan yang kritis dan telah

mensosialisasikan ide-ide pembaharuannya sejak menjadi tokoh mahasiswa

dan aktivis HMI. Tulisan-tulisannya pada awal 1970-an sudah menyulut

kontroversi di kalangan masyarakat Indonesia, sering disebut heboh

intelektual, dan dikenal sangat kritis terhadap berbagai permasalahan sosial

keagamaan bangsa Indonesia. Setelah menyelesaikan program doktor di

University of Chicago pada tahun 1984, otoritas Nurcholish sebagai salah

seorang intelektual Islam Indonesia paling terkemuka semakin tidak diragukan

lagi.

Page 82: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

73

Dinamika intelektual kalangan IAIN Jakarta ternyata tidak berhenti

pada figur-figur Harun Nasution, Mukti Ali dan Nurcholish Madjid,

melainkan terus berkembang pada beberapa generasi sesudahnya. Sejumlah

pemikir muda telah muncul untuk meneruskan tradisi intelektual yang

diwariskan oleh para pendahulunya tersebut. Yang lebih menarik lagi, wacana

intelektual yang dikembangkan pun semakin beragam sejalan dengan

diskursus intelektual yang berkembang. Fachry Ali dan Bahtiar Effendy

(keduanya adalah alumnus IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta) telah dengan

sangat baik merekonstruksikan wacana intelektual di bidang pemikiran

keislaman pada masa orde baru.

Hal ini tidaklah begitu mengherankan, karena setidaknya sejak akhir

1980-an, terjadi perkembangan yang sangat pesat dari para sarjana IAIN yang

kemudian bergelut di dunia pers/media massa. Sementara itu, pada level

intelektual muda IAIN, berbagai isu kontemporer seperti masalah agama dan

pluralisme, kesetaraan gender dan civil society menjadi diskursus yang

dominan. Untuk menunjukan sebuah contoh, berikut dikutip sebuah

pandangan yang khas dari generasi muda intelektual IAIN. Misalnya, dalam

konteks menuju hubungan yang lebih saling menghargai dan saling

memahami (mutual understanding).

Islamic intellectualism harus digabungkan dengan national

intellectualism lewat sebuah program yang memungkinkan kalangan terpelajar

Islam untuk belajar di berbagai universitas bergengsi di Barat, di mana para

ahli ekonomi, politik dan sosiologi Indonesia juga meraih gelar doktor.

Page 83: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

74

Sehingga dengan demikian, komunikasi intelektual di antara intelektual

Muslim dan intelektual Indonesia lainnya bisa terjadi dengan lebih intensif.

Dari sinilah kemudian program pengembangan IAIN (IAIN Development

Program), seperti yang terwujud dalam program pembibitan dosen IAIN yang

dimulai sejak akhir 1980-an menemukan signifikansi pentingnya.

KOHATI sebagai organisasi kaum intelektual harus mampu melakukan

peran-peran yang strategis secara eksternal terutama yang menyangkut

kebijakan, karena wilayah tersebut membutuhkan kajian dan analisis yang

mendalam dari kaum yang terdidik dan terpelajar. KOHATI harus mampu

memberikan warna dan sumbangsih pemikiran terhadap kebijakan yang

dihasilkan oleh Negara. Di samping mengawal kebijakan KOHATI juga harus

mampu mengawasi prilaku-prilaku masyarakat agar tidak mendiskriminasikan

perempuan, karena bagaimanapun kebijakan yang sudah berprespektif gender

tidak akan ada artinya jika dalam praktiknya kebijakan tersebut tidak

diaplikasikan.

KOHATI harus mampu memainkan peran intelektualnya terutama yang

berkaitan dengan masa depan perempuan Indonesia. Pada kedua momen

tersebut KOHATI harus bisa mengoptimalkan perannya agar keberadaan

KOHATI diakui oleh kalangan luas. Agar kiprah KOHATI diakui dan

dirasakan oleh kalangan luas perlu dirancang strategi yang matang oleh

pengambil kebijakan yang ada di KOHATI. Hal itu juga terkait dengan fungsi

secara internal, karena bagaimanapun untuk melahirkan kebijakan eksternal

Page 84: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

75

juga membutuhkan koordinasi yang rapih di internal organisasi dan program-

program yang dirancang juga harus visioner.6

Empat bagian dari tujuan KOHATI, terakhirnya, KOHATI sebagai

bagian dari masyarakat, ia harus mampu berintegrasi dengan komunal

masyarakat yang hadir di sekelilingnya tanpa harus kehadirannya hanya

sebagai pelengkap wadah organisasi yang bersifat formalitas dan menjadi

dokumen kesejarahan. Dalam kaitan ini KOHATI sebagai abdi masyarakat,

ikut juga terlibat terhadap gejala sosial, rutinitas dalam mensyiarkan beragama

dalam membimbing ibu-ibu dipengajian sekitar Kampung Utan dan daerah

sekitar Parung, juga Cirendeu dan Pondok Cabe.

Pada masa itu, banyak sekali kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh

KOHATI Cabang Ciputat, diantaranya adalah mengadakan acara peringatan-

peringatan hari besar keagamaan seperti perayaan Isra` Mi`raj, perayaan

Maulid Nabi Besar Muhammad SAW, mengelola dan secara intensif mengisi

acara di Majlis Ta`lim, mengadakan acara kursus membuat kue-kue,

mengadakan kajian ilmiah, mengadakan seminar-seminar dan banyak sekali

macam kegiatan yang dilakukan oleh KOHATI Cabang Ciputat dengan

Mahasiswi IAIN Jakarta dan masyarakat setempat.

Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan KOHATI Cabang Ciputat

dengan masyarakat setempat adalah mengelola dan secara intensif mengisi

acara di Majlis Ta`lim yang bertempat di daerah Kampung Utan yaitu di

6Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-WATI XIX, Optimalisasi Peran KOHATI

Untuk Mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI………………..hal. 25-26

Page 85: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

76

Musholla Al- Istiqomah, dan Majlis Ta`lim yang ada di daerah Cirendeu dan

di Pondok Cabe yang diadakan setiap hari Jum`at. Ini semua dilaksanakan

agar sosok atau wajah anggota HMI-wati mempunyai empati dan kepedulian

tentang masalah sosial keagamaan sekaligus sebagai latihan aktualisasi

sebagai justifikasi motto Ke-Islaman, Ke-Intelektual, Ke-Indonesian.

Untuk itu yang paling utama, setiap hari jum`at selalu mengadakan

acara rutin baik membicarakan masalah kewanitaan dan keterampilan maupun

berdiskusi masalah-masalah sosial dan keagamaan yang menjadi persoalan di

masyarakat. Dan tidak ketinggalan juga mengkaji masalah perkembangan ilmu

pengetahuan secara ilmiah, misalnya berdiskusi mengenai buku-buku yang

ditambah dengan bimbingan kakak-kakak senior. Hal ini diciptakan dalam

bentuk yang menyentuh kita semua, yaitu secara kekeluargaan pada kondisi

dan situasi yang tepat. Juga sebagai upaya menggali nilai-nilai organisasi

sekaligus pengembangan intelektual, dan memperdalam pengalaman praktis.

Dalam masalah keterampilan wanita, KOHATI telah mencoba

mengadakan kursus jahit menjahit serta kursus membuat kue. Di samping itu

lewat kegiatan arisan, di isi dengan beberapa acara seperti merangkai bunga,

cara memotong rambut, dan merawat kesehatan tubuh. Selanjutnya

menunaikan semacam kunjungan kekeluargaan oleh para fungsionaris, seperti

menghadiri perkawinan, melahirkan, terkena musibah adalah tugas moral yang

terus menjadi tradisi hingga saat ini, di samping kunjungan informal lainnya,

dimaksudkan demi terbinanya ukhuwah islamiyah.

Page 86: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

77

Dalam rangka hari besar Islam dan hari Ibu serta Maulid Nabi

Muhammad, KOHATI Ciputat telah mencoba memenuhi aspirasi masyarakat,

lewat peringatan Maulid yang penyelenggaraannya langsung dipusatkan di

Aula Insan Cita. Tentu hal ini dilatar belakangi oleh beberapa gagasan dan

keinginan yang ikhlas. Sementara itu rutinitas yang dianut oleh ibu-ibu di

kalangan Majlis Ta`lim masih sangat lemah dan bersifat tradisional. Sehingga

jangkauan ke masa depan demi terciptanya efektivitas syiar agama tidak

banyak dipikirkan. Oleh karena itu KOHATI yang ada dalam dua kutub

kesenjangan ini mencoba menawarkan idealitas sesuai cirri independensi, ini

dilakukan demi terciptanya kemaslahatan umat dan masa depan bangsa.

Kiranya moment pelaksanaan Maulid ini sebagai langkah awal untuk mencari

bentuk ukhuwwah, ternyata Alhamdulillah ada respon positif. Agar kegiatan-

kegiatan semacam ini tidak terbatas oleh suasana insidental. Bahkan harus

merupakan suatu forum pertemuan antar sesama wadah.

Di samping itu, mahasiswi IAIN Jakarta khususnya dengan kader-kader

KOHATI Cabang Ciputat, belum ada keseragaman dalam memahami lembaga

KOHATI sehingga mempengaruhi cara pandang mereka dalam melihat

lembaga KOHATI. Bahkan kadang mengakibatkan tidak sinergis dalam

menjalin hubungan diantara keduanya. Kelemahan yang menjadi kesadaran

pengurus saat itu adalah kurangnya upaya melakukan kajian ekslusif terkait

dengan masalah-masalah yang dihadapi.

Arahan yang jelas dalam pergerakan perempuan itu adalah pengentalan

ideologi gerakan perempuan sebagai salah satu cara mewujudkan masyarakat

Page 87: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

78

adil, demokratis, egaliter dan beradab sebagai prototipe masyarakat madani.

Konsekuensinya, kaum perempuan dituntut untuk menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi serta ketrampilan yang mendukung. Artinya, kaum

perempuan harus memiliki keseimbangan dalam kemandirian intelektual serta

ketegasan dalam bersikap dengan landasan berpijak yang jelas.

KOHATI Cabang Ciputat dan pengaruhnya terhadap perkembangan

intelektual mahasiswi IAIN Jakarta, mahasiswi IAIN Jakarta haruslah mampu

memiliki kualifikasi Insan Cita yakni : yang pertama, adalah watak dan

kepribadian seorang perempuan sadar dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam

yang tercermin dalam sikap, pola pikir dan perilaku kehidupannya sehari-hari

baik dalam lingkungan keluarga maupun masyarakat dan yang sadar akan

kodrat kemanusiaannya yang tercermin dalam pandangan jauh ke depan

terhadap pentingnya kelanjutan lahirnya generasi penerus yang berkualitas.

Secara alamiah hal ini akan mampu diatasi oleh setiap manusia, namun

sebagai insan akademis, tinjauan ilmiah terhadap persoalan-persoalan

keperempuanan sangat dibutuhkan terutama jika dikaitkan dengan aspek

fisiologis dan psikis perempuan.

Yang kedua, kemampuan intelektual, sebagai HMI-Wati harus memiliki

pengetahuan, kecerdasan, dan kebijaksanaan. Yang ketiga, kemampuan

professional yaitu mampu menerjemahkan ide-ide dan pemikirannya dalam

praktik kehidupan sehari-hari dalam rangka aktualisasi diri. Hal ini

ditunjukkan lebih jauh dalam kemampuan keterampilan baik teknis maupun

non-teknis, terutama kemampuan kepemimpinan.

Page 88: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

79

Yang keempat, kemandirian, salah satu penyebab tersosialisasikannya

kondisi sosial budaya yang merendahkan wanita adalah ketergantungan

perempuan yang sangat tinggi. Perempuan seringkali tidak percaya akan

kemampuannya dalam melakukan sesuatu. Untuk satu pekerjaan yang sama,

seringkali jika dikerjakan bersamaan dengan laki-laki, perempuan sudah

mengalah terlebih dulu, daya bersaingnya lemah. Oleh karena itu HMI-Wati

harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi tentunya dengan diimbangi

kemampuan intelektual serta ketahanan mental. Rasa percaya diri bukan

berarti meniadakan sama sekali kerjasama dengan yang lain.

Suatu kelompok massa tidak dapat memilah dirinya untuk menjadi

bebas tanpa kepekaan sosial yang luas untuk mengorganisasi diri, dan tidak

ada organisasi tanpa kaum intelektual, organisator, maupun pemimpin. Itulah

sekilas deskripsi realitas kehidupan mahasiswa. Dalam kondisi bangsa seperti

ini peran mahasiswa sangatlah penting untuk mengubah Negara ke arah yang

labih baik lagi dan sudah menjadi tugas mereka untuk meneruskan perjuangan

para tokoh-tokoh terdahulu yang perlu ditransformasikan pada tradisi

intelektual7.

Diantara kader KOHATI Cabang Ciputat product pengaderan angkatan

1976 (Lies Marcoes Natsir) merupakan pegiat dan bahkan tokoh pemerhati

perempuan dan gender memulai kiprahnya melalui lembaga P3M (Pusat

Pengembangan Pesantren dan Masyarakat). Di mulai tahun 1983, Lies dan

kawan-kawan melakukan pelatihan gender di pesantren–pesantren seluruh

7TO Ihromi (ed). Kajian Wanita dalam Pembangunan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia,

1993), hal. 42

Page 89: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

80

Indonesia yang merupakan cikal bakal kegiatan sosialisasi gender di

Indonesia, sebagai realisasi dari UU no 07/1984 dimana UUAD (Undang-

Undang Anti Diskriminasi) telah dikeluarkan oleh pemerintah sebagai sebuah

kebijakan atas perlindungan terhadap perempuan. Dimana isi dari UUAD

(Undang-Undang Anti Diskriminasi) tersebut adalah Undang-Undang nomor

007/1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala

Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1984 Nomor 29, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3277). Dimana Pemerintah Indonesia mengeluarkan

kebijakan tersebut dalam rangka memprioritaskan wanita. Untuk itu sudah

seharusnya semua kebijakan yang dikeluarkan oleh negara harus

memperhatikan dan mengakomodir kepentingan perempuan. Mengingat

belum semua komponen yang terkait dapat mengambil kebijakan tersebut

belum punya mainset yang berspektif gender, maka perlu dilakukan upaya

advokasi oleh pihak-pihak yang punya sense of gender.

Dalam hubungannya dengan alumni, KOHATI bekerja sama dengan

beberapa organisasi wanita lainnya, yang mempunyai prospek sama dengan

organisasi wanita lainnya pada masa itu. Yang terus memperjuangkan hak-hak

wanita. Bahwa wanita itu sama dengan laki-laki. tidak lemah.

Page 90: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

81

BAB V

KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Permasalahan perempuan senantiasa berkembang seiring dengan

perubahan masyarakat. Pemikir-pemikir yang bersifat mendalam sangat

diperlukan, mengingat permasalahan tersebut merupakan hal yang sangat

mendasar dan menuntut keleluasaan dan kedalaman peran dan fungsi

perempuan. Pada gilirannya perempuan yang berkualitaslah yang dapat

menjawabnya.

Perjalanan Korps HMI-wati (KOHATI) yang dilahirkan di Solo pada

tanggal 17 September 1966 telah mencapai 45 tahun. Ini merupakan rentang

sejarah yang cukup panjang. Dalam perjalanan sejarahnya hingga kini tentu

saja mengalami perubahan sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman.

Pada situasi dan kondisi tertentu terkadang mengharuskan organisasi ini

mnyesuaikan diri agar tidak kehilangan eksistensinya dan tetap bisa survive.

KOHATI sebagai badan khusus yang dibentuk oleh HMI tidak saja

diadakan sekedar untuk kebutuhan perkembangan organisasi, akan tetapi hal

yang lebih substantif adalah sebagai sarana yang penting bagi media

pembinaan kader HMI-wati dalam peningkatan kualitas diri.

Oleh karena itu, KOHATI adalah merupakan bagian integral dari HMI,

maka hal yang mendesak untuk dilaksanakan adalah perlu suatu kondisi yang

mampu merangsang semua potensi kreatif kader dalam pengembangan diri

serta bisa terciptanya tradisi keintelektualan bagi HMI sebagai sebuah sistem

Page 91: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

82

pemerintah. Maka situasi yang tercipta pun masih belum stabil. Sistem dan

budaya politik lama masih belum hilang sedang sistem budaya politik baru

masih dalam taraf pembentukan.

Kebutuhan mobilisasi massa masih sangat dominan sebab digunakan

sebagai symbol kekuatan organisasi. KOHATI dibentuk dalam rangka untuk

menampung aktivis-aktivis wanita yang membutuhkan wadah untuk

mengaktualisasikan diri, jadi bukan hanya sekedar bertujuan untuk mobilisasi

massa.

KOHATI Cabang Ciputat terletak di Kecamatan Ciputat, Kabupaten

Banten, Provinsi Jawa Barat. Dan sekarang adalah terletak di bawah Kota

Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Di era tahun `70 -`80an, 39 tahun yang

lalu, Ciputat tak ubahnya sama dengan wilayah – wilayah lain, yang belum

semodern sekarang, berkembang dan maju lebih pesat seperti sekarang ini.

Bila dilihat dari letaknya, Ciputat merupakan daerah yang strategis, karena

letaknya yang berada di tengah – tengah kota. Masuk kedalam provinsi

Banten, berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.

Perjalanan yang panjang semenjak KOHATI ada di Ciputat ini, sudah

banyak yang berkembang dan mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan

dan perkembangan zaman. Apalagi kalau kita kaitkan dengan keadaan

sekarang, masa tuntutan profesionalitas anggota sangat menjadi permasalahan.

Di wilayahnya sendiripun KOHATI tidak pernah ketinggalan dalam mengikuti

peningkatan-peningkatan diri, hal ini tentunya berkat keadaran tersendiri,

Page 92: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

83

misalnya tanpa diutus secara langsung juga mengikuti training seperti basic,

intermediate dan sebagainya.

Peningkatan kuantitas kader KOHATI Cabang Ciputat dilakukan

dengan diadakannya penerimaan kader baru yang ingin ikut serta menjadi

bagian dari KOHATI Cabang Ciputat dengan syarat harus mengikuti Latihan

Kader di internal KOHATI Cabang Ciputat berupa pelatihan khusus ke-

KOHATI-an dari tingkat Basic Training sampai pada tingkat Advance

Training.

Peningkatan kualitas kader KOHATI Cabang Ciputat sangat

menentukan eksistensi bagi KOHATI Cabang Ciputat itu sendiri. Hal inilah

yang menyebabkan KOHATI Cabang Ciputat terus menerus melakukan

peningkatan kualitas sumber daya kadernya yang mempunyai efek besar pada

perkembangan intelektual kader pada khususnya dan mahasiswa IAIN Jakarta

pada umumnya. Tidak lupa pula KOHATI Cabang Ciputat melakukan Up-

Grading keperempuanan yang mampu menjaga semangat juang para kader

KOHATI Cabang Ciputat dalam mewujudkan cita-cita organisasi.

KOHATI Cabang Ciputat dalam pengembangan kualitas kadernya,

dilakukan dengan melaksanakan hasil rapat kerja pengurus yang telah

disepakati bersama menjadi program kerja pengurus yang bersifat formal

maupun non formal yang harus dilaksanakan pada kurun waktu satu tahun.

Program kerja yang dimaksud beberapa diantaranya adalah, mengadakan

acara-acara pengajian majelis ta’lim perempuan, perayaan hari besar

keagamaan, perayaan hari besar nasional, diskusi keperempuanan, seminar

Page 93: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

84

keperempuanan, pelatihan khusus kader KOHATI, kursus memasak, kursus

menjahit dan lain sebagainya yang bersifat keperempuanan.

KOHATI Cabang Ciputat sangat berperan dan berpengaruh sekali

dalam perkembangan intelektual mahasiswa IAIN Jakarta. Kader-kader

KOHATI Cabang Ciputat pun tampil dikancah nasional dalam pertarungan di

wilayah struktural internal KOHATI dibuktikan dengan beberapa ketua

KORNAS KOHATI PB HMI pernah dipercayakan kepada beberapa kader

KOHATI Cabang Ciputat beberapa diantaranya adalah, Nurhayati Djamas,

Rifqiyati AS, dan Dra. Hj. Tati Hartimah.

Page 94: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Dudung, Metode Penelitian Sejarah, Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

1999, Cet. Ke-2

Arrisalah, edisi 44

Draft Musyawarah Nasional Korps HMI-Wati XIX, Optimalisasi Peran KOHATI

Untuk mengukuhkan Nilai Kejuangan HMI, MUNAS KOHATI

Palembang 28 Juli - 3 Agustus 2008, Jakarta: Yayasan Bina Insan Cita,

2008

Engineer, Asghar Ali, Hak-hak Perempuan dalam Islam, Yogyakarta: LSPPA dan

Yayasan Benteng Budaya, 1997

Husein, Muhammad, Fiqh Perempuan: Refleksi Kias Atas Wacana Agama dan

Gender, Yogyakarta: RAHIMA dan LKIS, 1997

Kartodirdjo, Sartono, Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah, Jakarta:

Gramedia, 1992

Koordinator Nasional KOHATI, Perspektif Wanita Indonesia dan KOHATI,

Jakarta, 1976

Korps HMI-Wati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam Periode 1992-

1994, Agussalim Sitompul (ed). Korps HMI-Wati dalam Sejarah 1966-

1994, Jakarta: CV. Misaka Galiza, 1995

Kuntowijoyo, Metodologi Sejarah, PT. Tiara Wacana, Yogyakarta, 1994

Lusi, Margiyani. dkk. (ed). Dinamika Gerakan Perempuan Indonesia,

Yogyakarta: Tiara Wacana, 1992

Michael Rush, dan Philip Althoff, Pengantar Sosiologi Politik, Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada, 2002

Muhammad, Ridwan. Dkk. Modul LK 1 (Latihan Kader 1), Revisi terbaru,

Ciputat: HMI Cabang Ciputat, 2009

S, Handayani Christina, Kuasa Wanita Jawa, LKiS, Yogyakarta,

Sitompul, Agussalim, Historiografi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tahun

1947-1993, Jakarta: Intermasa, 1995

Page 95: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

…………………..., Sejarah Perjuangan HMI Pada Tahun 1947-1975, Surabaya:

Bina Ilmu Surabaya, 1976

……………………, HMI Mengayuh Diantara Cita dan Kritik, Jakarta: CV.

Misaka Galiza, 1997

……………………, Menyatu Dengan Umat Menyatu Dengan Bangsa, Pemikiran

Keislaman Keindonesiaan HMI 1947-1997, Jakarta: Logos, 2002

TO Ihromi (ed). Kajian Wanita dalam Pembangunan, Jakarta: Yayasan Obor

Indonesia, 1993

Umar, Nasaruddin, Argumen Kesetaraan Gender Perspektif Al-Qur`an, Jakarta:

Paramadina, 1999

www.pbkohati.com

www.Kohati-pbhmi.com

http//biro-pemberdayaan-perempuan-propinsi-ntt.com/index.php?=com

content&view=article&id=15&Itemid=24

Page 96: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

Daftar Pertanyaan

1. Nama lengkap bunda beserta titelnya?

2. Tempat tanggal lahir?

3. Alamat lengkap bunda?

4. Aktif di KOHATI Ciputat periode kapan?

5. Siapa Ketua Umum KOHATI pada masa periode bunda?

6. Bunda pernah menjabat sebagai apa di KOHATI Ciputat?

7. Kegiatan yang pernah dilakukan KOHATI Ciputat pada masa periode bunda

(dalam hal kegiatan yang bersifat intelektual)?

8. Bagaimana perkembangan intelektual pada masa kepengurusan periode

bunda?

9. Berapa besar peranan dan pengaruh KOHATI Ciputat dalam perkembangan

intelektual mahasiswi IAIN ?

10. Apa tujuan KOHATI Ciputat pada masa kepengurusan periode bunda?

11. Apa saja kesuksesan yang pernah dicapai KOHATI Ciputat pada masa

kepengurusan periode bunda?

12. Dari periode kepengurusan bunda apa saja yang menonjol? Terkait peranan

perempuan dalam pembangunan?

13. Bagaimana hubungan mahasiswi IAIN dengan organisasi KOHATI Ciputat

pada masa periode bunda saat itu?

14. Bunda bisa ceritakan peristiwa politik kampus yang terjadi pada tahun 1978??

15. Pada masa bunda pemerintah Orde Baru pernah mengeluarkan kebijakan

tentang Normalisasi Kehidupan Kampus (NKK) atau Badan Koordinasi

Kemahasisswaan (BKK)yang dikenal sangat merugikan kehidupan

berorganisasi para aktivis gerakan. Apa yang bunda ketahui tentang

kebijaksaan tersebut yang sempat diberlakukan di kampus IAIN?

16. Sebutkan siapa saja Ketum-ketum KOHATI Cabang Ciputat di era tahun

1970-1980 yang bunda ketahui?

17. Pada masa periode bunda saat itu, apakah ada penerbitan majalah, buletin,

atau buku yang diterbitkan?

18. Bunda bisa menjelaskan sedikit situasi dan kondisi KOHATI Cabang Ciputat

di era tahun 1970-1980?

19. Bagaimana reaksi mahasiswa IAIN terhadap munculnya organisasi wanita

KOHATI?

20. Seperti apa bentuk-bentuk kegiatan yang pernah dilakukan organisasi

KOHATI dengan mahasiswi IAIN ??

21. Bunda bisa tolong jelaskan sekilas dinamika perkembangan KOHATI Cabang

Ciputat dari periode-periode? Diantaranya periode 1970-1971, 1971-1972, dst

hingga sampai pada periode 1979-1980?

Page 97: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

PENGURUS KOHATI CABANG CIPUTAT 1977

Page 98: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

MAULID NABI KOHATI CABANG CIPUTAT 1977

Page 99: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

ISRA’ MI’RAJ KOHATI CABANG CIPUTAT 1980

Page 100: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

UP GRADING KOHATI 1981

Page 101: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

MAKNA LOGO

1. Bulan bintang : Melambangkan kejayaan umat Islam.

2. Puncak Tiga : Melambangkan pemaknaan dari Iman,

Islam, dan Ihsan.

3. Bunga : Melambangkan kewanitaan.

4. Melati : Melambangkan kasih sayang yang suci

dan tulus.

5. Penyangga : Melambangkan wanita sebagai tiang

Negara.

6. Buku Terbuka : Melambangkan Al-Quran sebagai dasar

utama.

7. Lima Mahkota : Melambangkan Pancasila sebagai

falsafah Negara.

8. Tiga Kelopak Bunga : Melambangkan Tridarma Perguruan

Tinggi.

9. Tulisan KOHATI : Kepanjangan Korps HMI-Wati.

10. Warna Hijau : Melambangkan ke-Islaman.

11. Warna Hitam : Melambangkan kedalaman ilmu

pengetahuan.

12. Warna Putih : Melambangkan kesucian.

Page 102: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

MARS KOHATI

Wahai HMI-wati semua

Sadarilah kewajiban mulia

Membina, mendidik tunas bangsa

Tiang Negara jaya

Himpunkan kekuatan segera

Jiwai semangat pahlawan

Tuntut ilmu serta amalkan

Untuk kemanusiaan

Jayalah KOHATI

Pengawal panji Islam

Derapkan langkah perjuangan

Page 103: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

Kuatkan Iman

Majulah tabah HMI-wati

Harapan bangsa

Pembina masyarakat Islam

Indonesia

Page 104: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

Biodata Narasumber

Nama : Rahmi Fauziah

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 01-Januari-1959

Alamat : Pondok Pekayon, blok A/11, Bekasi

Fakultas : Adab dan Humaniora, 1976-1983

Jurusan : Bahasa dan Sastra Arab

Jabatan di KOHATI : Ketua Umum KOHATI Cabang Ciputat Periode 1980-1981

Page 105: PERAN KOHATI CABANG CIPUTAT PERIODE 1970-1980 DAN

Biodata Narasumber

Nama : Noor Jannah Shomad, MSi

Tempat Tanggal Lahir : Bekasi, 25-12-1953

Alamat : Komplek Cirendeu Indah, Jalan Kutai, blok G/9, Ciputat,

Tangerang Selatan

Fakultas : Tarbiyah, 1973

Jurusan : Pendidikan Bahasa Inggris

Jabatan di KOHATI : Ketua Umum KOHATI Cabang Ciputat Periode 1974-1975