25
MAKALAH ETIKA KEPERAWATAN “Kode Etik, Keputusan Moral dan Teori Moral Keperawatan” Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan Di susun oleh : Kelompok 03 Dicky Yunanta (P27820112109) Elistia Kumala (P27820112022) Faradisa Rahma Savitri (P27820112030) Fitri Sudarirawati (P27820112041) Riska Triana Mustofa (P27820112040) Rohmawati Dwi Anggraeni (P27820112018) Sinta Lelyana Ardianti J. (P27820112052) Sinta Tri Kartika Sari (P27820112025) Sirda Permana Putra (P27820112019) Tingkat 1 / Non Reguler 1

Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Makalah Etika Keperawatan

Citation preview

Page 1: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

MAKALAH

ETIKA KEPERAWATAN

“Kode Etik, Keputusan Moral dan Teori Moral Keperawatan”

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Keperawatan

Di susun oleh :

Kelompok 03

Dicky Yunanta (P27820112109)

Elistia Kumala (P27820112022)

Faradisa Rahma Savitri (P27820112030)

Fitri Sudarirawati (P27820112041)

Riska Triana Mustofa (P27820112040)

Rohmawati Dwi Anggraeni (P27820112018)

Sinta Lelyana Ardianti J. (P27820112052)

Sinta Tri Kartika Sari (P27820112025)

Sirda Permana Putra (P27820112019)

Tingkat 1 / Non Reguler

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

PRODI D III KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA

2012-2013

1

Page 2: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan karunianya-Nya sehingga dapat terselesaikannya Makalah

Etika Keperawatan dengan judul “Kode Etik Keperawatan, Keputusan

Moral dan Teori Moral dalam Keperawatan” sebagai salah satu untuk

melaksanakan tugas Etika Keperawatan.

Dalam menyusun Makalah Etika Keperawatan ini,tidak luput

dari kesulitan dan hambatan. Namun berkat bimbingan pengarahan dan

bantuan dari berbagai pihak maka Makalah ini dapat terselesaikan. Oleh

sebab itu kami menyampaikan terima kasih kepada :

1. Ibu Hj. Rabiah Marhabang, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing

mata kuliah Etika Keperawatan.

2. Semua responden yang telah membantu dalam menyelesaikan

Makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

3. Kedua orang tuaku dan keluarga besarku atas segala do’a,

pengorbanan dan jerih payahnya dalam mengasuh, mendidik dan

memberikan dukungan moril maupun material yang tiada ternilai.

4. Teman-teman seangkatan yang telah membantu serta memberikan

dukungan dalam menyelesaikan Makalah ini.

5. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang

telah membantu dalam penyusunan Makalah ini.

Semoga Allah SWT memberikan balasan pahala atas segala

amal yang telah diberikan dan semoga Makalah ini berguna bagi diri kami

sendiri maupun pihak lain yang memanfaatkan.

Surabaya, 23 April 2013

Penyusun

2

Page 3: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

DAFTAR ISI

Halaman Judul......................................................................................... i

Kata Pengantar........................................................................................ ii

Daftar Isi................................................................................................... iii

BAB I. PENDAHULUAN...........................................................................1

1.1 Latar Belakang......................................................................... 11.2 Rumusan Masalah................................................................... 21.3 Tujuan...................................................................................... 21.4 Manfaat.................................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN............................................................................3

2.1 Pengertian Komite Etik.............................................................32.2 Peran Komite Etik.................................................................... 32.3 Komite Etik PPNI......................................................................82.4 Keputusan Moral dalam Keperawatan..................................... 92.5 Teori Etik dalam Pengambilan Keputusan secara Etis............ 102.6 Jenis-jenis Etik......................................................................... 11

BAB III. PENUTUP................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan.............................................................................. 133.2 Saran........................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 14

3

Page 4: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan pengetahuan dan teknologi yang sedemikian

cepat dalam segala bidang serta meningkatnya pengetahuan

masyarakat berpengaruh pula terhadap meningkatnya tuntutan

masyarakat akan mutu pelayanan kesehatan termasuk pelayanan

keperawatan. Hal ini merupakan tantangan bagi profesi keperawatan

dalam mengembangkan profesionalisme selama memberi pelayanan

yang berkualitas.

Kualitas pelayanan yang tinggi memerlukan landasan

komitmen yang kuat dengan basis pada etik dan moral yang tinggi.

Sikap etis profesional yang kokoh dari setiap perawat akan tercermin

dalam setiap langkahnya, termasuk penampilan diri serta keputusan

yang diambil dalam merespon situasi yang muncul. Oleh karena itu

pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta

penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar

dalam memberikan asuhan keperawatan dimana nilai-nilai pasen

selalu menjadi pertimbangan dan dihormati.

Ketika menghadapi pasien perawat juga memerlukan etika

sebagai aturan berperilaku maupun bertingkah laku. Di dalam etika

keperawatan membahas dua jenis prinsip yaitu etika dan moral. di

dalam moral kita ditentukan tentang sifat baik atau buruk, benar atau

salah dan juga layak atau tidak layak. Ketika mengambil keputusan

secara etis kita harus menentukan kerangka membuat keputusan,

langkah-langkah membuat keputusan, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan secara etis. Untuk itulah

makalah ini dibuat agar  calon perawat mengetahui dan memahami

tentang keputusan etis dan moral.

4

Page 5: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa sajakah peran komite etik itu?

2. Bagaimana bentuk komite etik PPNI?

3. Apa sajakah macam-macam teori etik?

4. Apa sajakah macam-macam jenis etik?

1.3 Tujuan Penulisan

1.3.1 Tujuan Umum

Adapun penulis menyusun makalah ini bertujuan untuk

memperoleh pengetahuan tentang kode etik keperawatan,

keputusan moral dan teori moral dalam keperawatan.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui dan mampu menjelaskan peran komite etik.

2. Mengetahui dan mampu menjelaskan komite etik PPNI.

3. Mengetahui dan mampu menjelaskan teori etik.

4. Mengetahui dan mampu menjelaskan jenis etik.

1.4 Manfaat

Diharapkan mendatangkan manfaat berupa penambahan

pengetahuan serta wawasan kepada pembaca tentang etika

keperawatan, dan dapat di gunakan sebagai penunjang proses

belajar mengajar khususnya untuk mahasiswa jurusan keperawatan.

5

Page 6: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komite Etik

Komite etik atau komite keperawatan adalah suatu

organisasi fungsional yang bertanggung jawab kepada Direktur,

mempunyai otonomi untuk mengelola profesi keperawatan melalui

penyusunan standar-standar pelayanan keperawatan & evaluasinya,

pembinaan dan pengembangan etik profesi keperawatan,

pengembangan sumber daya keperawatan dan penelitian

keperawatan.

2.2 Peran Komite Etik

Tugas pokok, fungsi, wewenang dan tanggung jawab anggota komite

keperawatan.

1. Ketua Komite Keperawatan

Ketua komite keperawatan adalah seorang staf perawat

fungsional yang diberi hak, tugas, tanggung jawab dan

kewenangan mengola asuhan keperawatan.

(1) Uraian tugas ketua komite keperawatan

a. Membantu direktur RS dalam menyusun standar

pelayanan keperawatan dan memantau

pelaksanaannya.

b. Mengkoordinasi pengurus komite keperawatan, yang

dimaksud pengurus komite keperawatan adalah

anggota komisi I, komisi II dan komisi III.

c. Meningkatkan program pengembangan SDM

keperawatan, audit keperawatan dan etik keparawatan.

d. Mengawasi dan membina pengurus komite

keperawatan.

e. Mendelegasikan tugas kepada komisi I, komisi II atau III

bila berhalangan.

6

Page 7: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

(2) Wewenang ketua komite keperawatan

a. Mengkoordinasi pengurus komite keperawatan

b. Menandatangani surat dan disposisi

c. Memimpin rapat komite keperawatan

d. Mewakili komite keperawatan dalam rapat ekstern

e. Mendelegasikan wewenang kepada komisi I, II dan III

f. Mengawasi dan membina anggota/ pengurus komite

keperawatan

(3) Hak Ketua Komite Keperawatan

a. Berhak mendapat tanggapan dari Direktur RS

b. Berhak mendapat reward yang sesuai dari RS

2. KOMISI I

Komisi I adalah staf perawat  staf perawat fungsional

yang diberi hak, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam

mengelola asuhan keperawatan melalui audit keperawatan

(SOP, SAK, lisensi dan penyelia). 

(1) Tugas pokok Komisi I 

a. Membantu ketua komite keperawatan dalam audit

keperawatan

b. Membentuk panitia SOP, SAK, lisensi dan penyelia

(2) Fungsi Komisi I

Melaksanakan urusan audit keperawatan.

(3) Uraian tugas Komisi I

a. Membantu ketua komite dalam membuat SOP,

perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi SOP untuk

anggota staf perawat fungsional.

b. Melakukan revisi SOP sesuai akreditasi.

c. Membuat SAK, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi untuk anggota staf perawat fungsional.

d. Melakukan revisi SAK sesuai akreditasi.

7

Page 8: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

e. Memberikan lisensi dan memperpanjang lisensi praktek

keperawatan bekerjasama dengan PPNI

f. Melakukan supervisi ke ruang rawat, membuat standar

pelaklsanaan audit, operasional prosedur keperawatan,

mengkoordinasikan kepada ketua komite dan unit terkait

(4) Wewenang Komisi I

a. Mengkoordinasi panitia SOP, SAK, lisensi

b. Membina ketua dan anggota panitia

c. Mengatur kewenangan audit keperawatan agar sesuai

dengan SOP, SAK, dan memiliki lisensi praktek

keperawatan

d. Memberikan lisensi praktek keperawatan baik di dalam

maupun di luar rumah sakit

e. Melakukan supervisi keperawatan pagi, sore dan malam

hari

f. Melakukan supervisi sarana, prasarana serta

pengambilan keputusan

g. Membuat SOP, SAK, sesuai dengan ilmu pengetahuan

dan masukan dari surveyor akreditasi

h. Melaksanakan bimbingan dan pengawasan sesuai

dengan pendidikan, keahlian dan kinerjanya

i. Memberikan saran dan pertimbangan kepada ketua

komite keperawatan 

3. KOMISI II

Komisi II adalah staf keperawatan fungsional yang

diberi hak, tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam

mengelola asuhan keperawatan melalui etik keperawatan

(kridensial dan kehormatan) serta urusan reward perawat.

(1) Tugas pokok Komisi II

a. Membantu ketua komite dalam pembinaan etik

keperawatan

8

Page 9: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

b. Membantu panitia kridensial, panitia etik dan reward

perawat

(2) Fungsi  Komisi II

a. Melaksanakan urusan pembinaan etik keperawatan

b. Melaksanakan urusan reward perawat

(3) Uraian tugas Komisi II

a. Membantu ketua komite dalam membuat standar

operasional kredensial

b. Melaksanakan proses penerimaan SDM keperawatan

dan mengevaluasi kinerja selanjutnya

c. Menerima masukan dari komisi lain sehubungan

dengan pengeluaran dari profesi keperawatan

d. Membantu ketua komite dalam membuat standar

oprasional pembinaan etik keperawatan

e. Melaksanakan pembinaan etik keperawatan

f. Melaksanakan pembinaan atas pelanggaran etik

keperawatan

g. Mengusulkan pengembalian nama baik bagi perawat

yang telah selesai mmenjalani proses penbinaan etik

kepada ketua komite keperawatan

h. Membuat laporan kegiatan secara tertulis kepada ketua

komite setiap tahun

i. Mengajukan reward berupa materiil dan moril bagi

perawat, serta mengevaluasinya.

(4) Wewenang Komisi II

a. Mengkoordinasi panitia kredensial dan panitia

kehormatan perawat

b. Membina ketua dan anggota panitia

c. Mengatur kewenangan etik keperawatan

d. Memberikan advokasi bagi perawat dalam melakukan

asuhan keperawatan

9

Page 10: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

e. Menentukan kelulusan seorang perawat menjadi profesi

keperawatan di rumah sakit

f. Membuat SOP kredensial dan kehormatan sesuai

dengan ilmu pengetahuan dan masukan dari surveyor

akreditasi

g. Menangani reward perawat berupa moril dan materiil

4. KOMISI III

Komisi III adalah seorang staf perawat fungsional yang

diberi hak, tugas, wewenang dan tanggung jawab mengelola

asuhan keperawatan melalui pengembangan keperawatan

(paningkatan SDM, paningkatan peralatan dan sarana asuhan

keperawatan dan pendokumentasian asuhan keperawatan.

(1) Tugas pokok Komisi III

a. Membantu ketua komite dalam pengembangan

keperawatan

b. Membantu panitia SDM, peralatan askep, dan

pendokumentasian asskep

(2) Fungsi Komisi III

Melaksanakan urusan pengembangan keperawatan

(3) Uraian tugas Komisi III

a. Membantu ketua komite dalam peningkatan SDM

b. Membuat perencanaan dan evaluasi program

pendidikan formal maupun informal

c. Membuat perencanaan dan evaluasi program

pengembangan SDM keperawatan

d. Membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi

jenjang karir keperawatan

e. Membuat program standar peralatan keperawatan

f. Memantau dan mengevaluasi penggunaan peralatan

keperawatan

10

Page 11: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

g. Membuat perencanaan dan evaluasi pendokumentasian

asuhan keperawatan

h. Membuat format dan mengavaluasi pendokumentasian

asuhan keperawatan

i. Membuat standar pendokumentasian asuhan

keperawatan

j. Mengawasi pendokumentasian asuhan keperawatan

k. Membuat laporan kegiatan secara tertulis kepada ketua

komite keperawatan setiap tahun

(4) Wewenang Komisi III

a. Mengkoordinasi panitia SDM, panitia peralatan askep,

panitia pendokumentasian askep

b. Membina ketua dan anggota panitia

c. Mengatur kewenangan praktisi keperawatan agar

sesuai dengan standar kualifikasi keperawatan

memonitor dan mengevaluasi pelaksanaan

pengembangan SDM

d. Memberi saran dan pertimbangan kepada ketua komite

tentang pengembangan SDM

Komisi I, II dan III bertanggung jawab kepada

ketua komite dan berhak mendapatkan tanggapan dari

ketua komite.

2.3 Komite Etik PPNI

1. Peran Komite Etik PPNI

(1) Menetapkan lingkungan praktek, kompetensi dan

kewenangan fungsional tenaga keperawatan.

(2) Merumuskan norma-norma: harapan dan pedoman

perilaku.

(3) Menyediakan alat ukur pantau kinerja tenaga keperawatan.

(4) Memelihara dan meningkatkan kompetensi untuk

meningkatkan kinerja anggota.

11

Page 12: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

(5) Membina dan menangani hal-hal yang berkaitan dengan

etika profesi keperawatan.

(6) Mewujudkan komunitas profesi keperawatan.

(7) Merumuskan sistem rekruitmen dan retensi staf.

2. Fungsi Utama Komite Etik PPNI

(1) Untuk memberikan pendidikan dalam etik untuk kelompok

masyarakat yang berbeda : klien, keluarga, professional,

staf institusi, dan anggota komunitas.

(2) Untuk mendukung institusi dalam perkembangan dan

peninjauan kebijakan yang berhubungan dengan tamggung

jawab etik.

(3) Untuk menyakinkan bahwa kebijakan tersebut di

implementasikan dan dipahami oleh kelompok dan praktisi

manapun.

(4) Untuk berperan sebagai konsultan dalam situasi klien

tertentu dengan dimensi etik.

2.4 Keputusan Moral dalam Keperawatan

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang

sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan

fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk

mengambil suatu tindakan yang tepat. Ada lima hal yang perlu

diperhatikan dalam pengambilan keputusan :

1. Dalam proses pengambilan keputusan tidak terjadi secara

kebetulan.

2. Pengambilan keputusan tidak dilakukan secara sembrono tapi

harus berdasarkan pada sistematika tertentu :

a. Tersedianya sumber-sumber untuk melaksanakan

keputusan yang akan diambil.

b. Kualifikasi tenaga kerja yang tersedia

c. Falsafah yang dianut organisasi.

12

Page 13: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

d. Situasi lingkungan internal dan eksternal yang akan

mempengaruhi administrasi dan manajemen di dalam

organisasi.

3. Masalah harus diketahui dengan jelas.

4. Pemecahan masalah harus didasarkan pada fakta-fakta yang

terkumpul dengan sistematis.

5. Keputusan yang baik adalah keputusan yang telah dipilih dari

berbagai alternatif yang telah dianalisa secara matang.

Apabila pengambilan keputusan tidak didasarkan pada

kelima hal diatas, akan menimbulkan berbagai masalah :

1. Tidak tepatnya keputusan.

2. Tidak terlaksananya keputusan karena tidak sesuai dengan

kemampuan organisasi baik dari segi manusia, uang maupun

material.

3. Ketidakmampuan pelaksana untuk bekerja karena tidak ada

sinkronisasi antara kepentingan organisasi dengan orang-orang

di dalam organisasi tersebut.

4. Timbulnya penolakan terhadap keputusan.

2.5 Teori Etik dalam Pengambilan Keputusan secara Etis

1. Konsep Dasar

Prinsip etika merupkan penuntun untuk membuat

keputusan etik praktek professional (Fry, 1991). Teori etik

digunakan dalam pembuatan keputusan bila terjadi konflik antara

prinsip dan aturan.

2. Teori-teori Etik Pengambilan Keputusan

(1) Teori  Utilitarisme

Ketika keputusan diambil, memaksimalkan kesenangan,

meminimalkan ketidaksenangan.

13

Page 14: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

(2) Teori Deontology

Menurut Immanuel Kant: sesuatu dikatakan baik bila

bertindak baik. Contoh bila berjanji ditepati, bila pinjam hrus

dikembalikan.

(3) Teori Hedonisme

Menurut Aristippos , sesui kodratnya, setiap  manusia

mencari kesenangan dan menghindari ketidaksenangan.

(4) Teori Eudemonisme

Menurut Filsuf Yunani Aristoteles , bahwa dalam setiap

kegiatannya manusia mengejar suatu tujuan, ingin

mencapai sesuatu yang baik bagi kita.

2.6 Jenis-jenis Etik

1. Bioetik

Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari

tentang kontroversi dalam etik, menyangkut masalah biologi dan

pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan

etik yang muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan,

bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan theology.

Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan

evaluasi etik pada moralitas treatment atau inovasi teknologi,

dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada

lingkup yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua

tindakan moral yang mungkin membantu atau bahkan

membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan

takut dan nyeri, yang meliputi semua tindakan yang

berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik

antara lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan,

pemberian pelayanan kesehatan.

Bioetik adalah cabang etik yang mengkaji masalah

etika dalam dunia kesehatan/medis (pelayanan

14

Page 15: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

kesehatan,penelitian kesehatan dll ) sering disebut etika medis

atau etikabiomedik.

Bioetik mulai berkembang pada awal tahun 1960

an,karena pada saat itu banyak bermunculan teknologi medis

sebagai upaya untuk memperpanjang/meningkatkan kualitas

hidup manusia.

Dapat disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada

dilema yang menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi

teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan

kesehatan

2. Clinical ethics/Etik klinik

Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih

memperhatikan pada masalah etik selama pemberian pelayanan

pada klien. Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau

penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon

permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).

3. Nursing ethics/Etik Perawatan

Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal

tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan

serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

15

Page 16: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komite etik atau komite keperawatan adalah suatu

organisasi fungsional yang bertanggung jawab kepada Direktur,

mempunyai otonomi untuk mengelola profesi keperawatan melalui

penyusunan standar-standar pelayanan keperawatan & evaluasinya,

pembinaan dan pengembangan etik profesi keperawatan,

pengembangan sumber daya keperawatan dan penelitian

keperawatan. Komite etik terdiri dari Ketua Komite Keperawatan,

Komisi I, Komisi II, dan Komisi III yang mempunyai peran dan fungsi

masing-masing

Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang

sistematis terhadap hakekat suatu masalah dengan pengumpulan

fakta-fakta dan data, menentukan alternatif yang matang untuk

mengambil suatu tindakan yang tepat. Teori-teori pengambilan

keputusan yaitu teori  utilitarisme, teori deontology, teori hedonisme,

teori eudemonisme. Jenis-jenis etik yaitu bioetik, clinical ethics/etik

klinik dan nursing ethics/etik perawatan.

3.2 Saran

1. Kode etik di Indonesia yang sudah ada, perlu didukung dengan

adanya aturan yang jelas agar dapat dilaksanakan secara baik

dilapangan.

2. Keputusan dilema etik perlu diambil dengan hati-hati dan saling

memuaskan, maka perlu dibentuknya komite etik disetiap Rumah

Sakit dan dilakukan pengawasan dan pengontrolan pelaksanaan

etik dalam praktek keperawatan.

16

Page 17: Peran Komite Etik, Komite Etik PPNI, Teori Etik, Jenis Etik

DAFTAR PUSTAKA

Bee, F. 2013. Makalah Kode Etik Keperawatan dan PPNI, (online),

(http://fafabee.blogspot.com/2013/01/makalah-kode-etik-keperawatan-

dan-ppni.html) diakses 23 April 2013

Itachi, U. 2013. Makalah Etika Keperawatan, (online),

(http://macrofag.blogspot.com/2013/03/makalah-etika-

keperawatan_2.html) diakses 23 April 2013

Johan, T. 2012. Uraian Tugas Komite Keperawatan, (online),

(http://www.onlinesyariah.com/2012/11/uraian-tugas-komite-

keperawatan.html) diakses 23 April 2013

Al-zen, D. 2011. Keputusan Moral dan Teori Moral dalam Keperawatan,

(online),(http://kumpulanmakalahmatakuliahakpercianjur.blogspot.com/p/

keputusan-moral-dan-teori-moral-dalam.html) diakses 23 April 2013

17