Upload
others
View
15
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PERAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR ANAK
PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DUSUN JENETALLASA
DESA KAYULOE BARAT KECAMATAN TURATEA
KABUPATEN JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
Oleh
ISTI SILVIANA DEWI
105191106017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/2021 M
ii
PERAN ORANG TUA DALAM PENDAMPINGAN BELAJAR ANAK
PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI DUSUN JENETALLASA
DESA KAYULOE BARAT KECAMATAN TURATEA
KABUPATEN JENEPONTO
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar
Oleh
ISTI SILVIANA DEWI
105191106017
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1442 H/2021 M
iii
iv
v
vi
vii
ABSTRAK
ISTI SILVIANA DEWI. 105191106017. 2021. Peran Orang Tua dalam
Pendampingan Belajar Anak di Masa Pandemic Covid-19 di Dusun Jenetallasa
Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. Dibimbing oleh
Amirah Mawardi dan Baharuddin
Tujuan penelitian 1) Untuk mengetahui peran orangtua dalam
mendampingi belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa
Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. 2) Untuk
mengetahui faktor apa saja yang menjadi penghambat orang tua dalam
pendampingan belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa
Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif, lokasi penelitian bertempat di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. Peneliti ini di fokuskan pada “ Peran
Orang Tua dalam Pendampingan belajar Anak pada Masa Pandemi Covid-19.
Adapun teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan
dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa peran orang tua di Desa Kayuloe
Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto sangat penting dalam
pendampingan belajar anak di masa pandemi covid-19. Hal itu terbukti
berdasarkan observasi dan wawancara langsung dengan para orang tua serta anak-
anak mereka. Orang tua mendidik, membimbing, mengfasilitasi, serta mengontrol
anaknya selama pembelajaran daring. Selain itu terdapat tiga peran orang tua
selama pembelajaran jarak jauh, yaitu orang tua sebagai guru di rumah,orang tua
sebagai fasilitator, serta orang tua sebagai motivator. Adapun hambatan yang
dialami orang tua dalam pendampingan belajar di masa pandemic covid-19
meliputi Faktor Internal, yaitu hambatan yang berasal dari keluarga itu sendiri
seperti, pendidikan orang tua, kesibukan orang tua, perekonomian orang tua, dan
berasal dari anak itu sendiri. Faktor eksternal, yaitu hambatan yang berasal dari
luar keluarga itu sendiri, meliputi faktor lingkungan, kuota dan jaringan internet.
Kata Kunci: Orang Tua, Pendampingan Belajar Anak di Masa Pandemi
Covid-19
viii
KATA PENGANTAR
فس س أ شش عر بالل ي ذ سخ سخغفش سخع ذ ح ذ لل انح اث إ ي ا
ضهم فلا ادي ن. ي الله فلا يضم ن ذ انا، ي أع
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT. Tuhan Semesta Alam,
berkat rahmat, taufik dan inayah-Nyalah, skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat
serta salam semoga tetap terlimpah kepada Rasulullah SAW., beserta
keluarganya, sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh alam.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagi pihak Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Teristimewa kepada orang tua, ayahanda Sonda dan ibunda Hasna serta
kakak saya Ibrahim dan Ika paramita sari, dengan segala kerendahan dan
kemuliaan hati telah mendidik, membesarkan dan mendukung segala
proses perjalanan studi penulis, yang telah menjadi inspirasi terbesar
dalam hidup penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.Semoga tercatat
sebagai amal ibadah di sisi Allah Swt.
2. Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar, beserta Wakil Rektor Muhammadiyah Makassar.
3. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si., Dekan Fakultas Agama Islam
Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Dr. M. Ilham Muchtar, Lc., M.A., Wakil Dekan I, Drs. H. Abd Samad, T.
M.Pd.I, Wakil Dekan II, Ferdinan M.Pd.I Wakil Dekan III dan Ahmad
ix
Nashir, S.Pd.I.,M.Pd.I Wakil Dekan IV Fakultas Agama Islam Universitas
Muhammadiyah Makassar.
5. Nurhidaya M, S.Pd.I.,M.Pd.I., Selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam dan Bapak Abdul Fattah Selaku Sekretaris Prodi Pendidikan Agama
Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
6. Dr. Amirah Mawardi, S.Ag.,M.Si., selaku pembimbing I dan Dr.
Baharuddin. S.Pd.I., M.Pd. selaku pembimbing II yang penuh dengan
keikhlasan dan kesabaran dalam meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan saran dan motivasi sejak penyusunan proposal sampai pada
penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak/Ibu dosen Prodi Pendidikan Agama Islam pada khususnya dan
seluruh dosen dan staff Universitas Muhammadiyah Makassar.
8. Rudi Hartono S.Pd, kepala Desa Kayuloe Barat dan seluruh masyarakat
Desa Kayuloe Barat terutama kepada para orang tua dan anak yang
menjadi informan dalam penelitian ini.
9. Teman-teman seangkatan dan yang teristimewa kepada teman-teman kelas
C tahun 2017-2021 Prodi Pendidikan Agama Islam yang sudah seperti
saudara bahkan keluarga sendiri.
10. Terakhir ucapan terima kasih juga disampaikan kepada teman Hafsiah M
Dhengi dan Nur Anisa yang selalu memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat dan sumbangan yang
berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam penyusunan ini, tentunya
x
masih terdapat kekurangan dan sebagai wujud keterbatasan penulis. Semoga
segala bantuan dari berbagai pihak mendapat nikmat dari Allah Swt, amin.
Makassar, 30 Dzulhijah 1442 H
09 Agustus 2021 M
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL. ................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................... iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH .............................................................. iv
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... v
SYARAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 7
A. Peran orang tua dalam pembelajaran ............................................ 7
1. Pengertian orang tua .................................................................. 7
2. Tugas orang tua ......................................................................... 8
3. Kewajiban dan tanggungjawab orang tua ................................. 10
4. Peran dan fungsi orang tua dalam keluarga .............................. 14
5. Peran orang tua pembajaran. ..................................................... 18
B. Pendampingan belajar anak di masa pandemi covid-19 ................ 21
1. Pengertian pendampingan belajar ............................................. 21
2. Fungsi dan peran pendampingan ............................................... 22
3. Aspek pendampingan orang tua dalam proses belajar anak ...... 23
C. Pandemi Covid-19 ......................................................................... 27
xii
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 29
A. Jenis Penelitian ............................................................................... 29
B. Lokasi Dan Objek Penelitian ........................................................ 29
C. Fokus Penelitian ............................................................................. 29
D. Deskripsi Fokus Penelitian ............................................................. 30
E. Sumber Data ................................................................................... 31
F. Instrumen Penelitian....................................................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 33
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 33
BAB IV HASIL PENELITIAN ...................................................................... 35
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................. 35
1. . Sejarah Desa Kayuloe Barat ........................................................ 35
2. . Visi Misi Desa Kayuloe Barat .................................................... 36
3. . Kondisi Geografis ........................................................................ 37
4. . Keadaan Sosial ............................................................................. 38
5. . Sarana dan Prasarana Desa Kayuloe Barat. ................................. 39
6. . Struktur Desa Kayuloe Barat ..................................................... 42
B. Peran Orang Tua dalam Pendampingan Belajar Anak pada Masa
Pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto ...................................... 43
C. Faktor yang menjadi penghambat orang tua dalam pendampingan
belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa Desa
Kayuloe Barat Kecamatan Turatea .................................................. 50
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 56
A. Kesimpulan ......................................................................................... 56
B. Saran .................................................................................................... 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 54
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... 54
LAMPIRAN ...................................................................................................... 57
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kondisi Geografis Desa Kayuloe Barat .................................................. 37
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kayuloe Barat
Tahun 2020............................................................................................................ 38
Tabel 3 : Sarana dan Prasarana Desa Kayuloe Barat ............................................ 39
Tabel 4. Jumlah Jiwa berdasarkan Tingkat pendidikan Desa Kayuloe Barat ...... 40
Tabel 5. Struktur Pemerintahan Desa Kayuloe Barat ........................................... 42
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Pedoman Wawancara ....................................................................... 58
Lampiran 2. Pedoman Pertanyaan Wawancara ..................................................... 59
Lampiran 3. Analisis Data Hasil ........................................................................... 61
Lampiran 4. Dokumentasi .................................................................................... 63
Lampiran 5. Persuratan ......................................................................................... 56
xii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Memasuki tahun 2020 dunia dihebohkan oleh wabah virus corona yang
menyebar dengan sangat cepat ke seluruh dunia. Indonesia berada di peringkat 14
dari daftar 20 negara dengan kasus aktif terbanyak di dunia. Hingga saat
Indonesia ini masih bergelut melawan virus corona, sama dengan beberapa negara
lain di dunia. Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah dengan
beberapa melaporkan kesembuhan, tapi tak sedikit yang meninggal. Hal ini tentu
menjadi perhatian semua elemen masyarakat khususnya pemerintah. Berbagai
dampak terjadi akibat pandemi, diantaranya telah memengaruhi sektor ekonomi,
bisnis, pemerintahan, bahkan dunia pendidikan.
Melihat kasus Covid-19 yang terus bertambah pemerintah mengeluarkan
beberapa kebijakan untuk menghentikan laju penyebaran Covid-19 salah satunya
pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di beberapa wilayah
yang diduga terpapar Covid-19. Beberapa pemerintah daerah memutuskan
menerapkan kebijakan untuk meliburkan siswa dan mulai menerapkan metode
1 Akhmad Muhaimin Azzet, Pendidikan Yang Membebaskan (Jogjakarta AR-Ruzz
Media,2011), h 15
2
belajar dengan sistem daring (dalam jaringan) atau online. Kebijakan pemerintah
ini mulai efektif diberlakukan di beberapa wilayah provinsi di Indonesia pada hari
senin, 16 Maret 2020 yang juga diikuti oleh wilayah-wilayah provinsi lainnya. Di
Sulawesi Selatan kebijakan tersebut mulai diberlakukan pada tanggal 30 maret
2020 berdasarkan surat edaran yang dikeluarkan oleh gubernur Sulawesi Selatan
tentang Perpanjangan Masa Belajar Di Rumah Pada Satuan Pendidikan
SMA/MA,SMP/MTs, SD/MI sederajat dan SLB Negeri dan Swasta Se-Sulawesi
Selatan. Namun pemerintah provinsi Sulawesi Selatan memberi kelonggaran
kepada pihak sekolah pada zona hijau terhadap kasus Covid-19 dan sekolah
terpencil dengan akses keluar masuk wilayah yang minim untuk melaksanakan
pembelajaran secara tatap muka dengan pembelajaran 3 jam saja sepekan.
Pandemi COVID-19 telah mengubah pola pembelajaran yang seharusnya
tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau biasa di sebut online. Oleh
karena itu, sekolah perlu memaksakan diri untuk menggunakan media online,
namun penggunaan teknologi bukan tanpa masalah, banyak varian masalah yang
menghambat pelaksanaan efektifitas pembelajaran dengan metode online seperti
terbatasnya penguasaan teknologi informasi oleh guru. Dan pelajar, sarana dan
prasarana akses internet yang belum memadai. Terbatas, serta penyediaan
anggaran yang tidak siap.2
Hal ini tentu bukan hal yang mudah bagi semua elemen pendidikan,
terutama orang tua. Sebelum pandemic covid-19, orang tua tidak banyak waktu
untuk membimbing anak-anaknya. Namun sekarang ini situasinya berubah, orang
2 Rizqon Halal Syah Aji, “Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia Sekolah,
Ketrampilan dan Proses Pembelajaran” Jurnal Sosial & Budaya Syar-1, Vol. 7 No. 5 (Oktober
2020),h. 395
3
tua menjadi lebih banyak waktu dalam membimbing anaknya sehingga terjalin
kedekatan emosional lebih dari sebelumnya. Situasi saat ini, akan menuntut
keterlibatan maksimal orang tua dan komunikasi yang lebih intens dengan guru
dalam melaporkan perkembangan anaknya. Orang tua akan lebih aktif bekerja
sama dengan guru saat mendampingi anak di rumah.
Saat ini banyak orang tua yang tidak bisa mendampingi anaknya dalam
proses belajar karena sibuk dengan pekerjaan, apalagi orang tua sibuk dengan
pekerjaan yang tidak bisa selalu menemani anaknya belajar. Berbagai kesibukan
orang tua dapat menyebabkan kurangnya pemahaman tentang peran mereka
sebagai orang tua dalam membimbing dan membimbing mereka dalam proses
pembelajaran.Peran orang tua menjadi sangat penting ketika anak mulai
bersekolah di rumah. Karena orang tua atau keluarga pada dasarnya adalah tempat
pendidikan yang pertama bagi anak-anak.
Namun kenyataannya masih banyak dari orang tua yang tidak sadar akan
tanggung jawab pada dunia pendidikan anak-anaknya. Mereka lebih banyak larut
dalam aktifitas dan rutinitas yang dimiliki. Seolah menganggap bahwa pihak
sekolah menjadi satu-satunya faktor yang menentukan prestasi anak-anaknya,
tanpa menganggap bahwa mereka juga punya tanggung jawab di dalam
pendidikan anaknya.
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
Bab IV pasal 7 ayat 1 dan 2 dinyatakan bahwa:
“Orang tua berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan
memperoleh informasi tentang perkembangan anaknya”. Sementara itu
4
pasal 7 ayat 2 dinyatakan pula bahwa “orang tua dari anak usia wajib
belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya”.3
Mendidik anak merupakan tugas yang harus dilakukan oleh setiap orang
tua, karena perintah mengenai hal tersebut datang dari Allah SWT, sebagaimana
Firman-Nya dalam Qs. At-Tahrim (66) ayat 6:
اا اا انز ي فسكى اق كى ا ه ا ق اسا دا انحجاسة اناط ا عه ل شذاد غلاظ كت ى يه
عص ايشى يا الله فعه يا (6: 66/انخحشى) ؤيش
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari
api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar., dan keras, yang tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang Dia perindahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.4
Ayat tersebut berisi perintah bagi orang-orang yang beriman untuk
menjaga diri dan keluarganya dari siksa api neraka. Tersirat perintah mendidik
keluarga termasuk anak agar mengamalkan ajaran agama yang telah mereka
ketahui. Selain itu, orang tua juga harus mendorong anak untuk belajar agama di
luar lingkungan keluarga dan sekolah, seperti mengaji bersma teman, membaca
kitab-kitab agama, dan sebagainya. Orang tua wajib membiasakan anak untuk
selalu berbuat baik dan terpuji serta meninggalkan perbuatan buruk, dengan itu
anak akan terbiasa untuk selalu berbuat baik dan takut melakukan perbuatan
buruk.
Pendampingan orang tua dalam belajar dari rumah selain membantu anak
dalam momen belajar juga akan membangun komunikasi yang intens dengan
3 UU RI SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan ( Jakarta: sinar
grafika, 2005), h, 6 4 Departemen Agama RI Alquran dan Terjemahnya (Surakarta: CV.Al-Hanan, 2009), h,
560.
5
anak. Komunikasi yang intens ini akan membangun kreativitas anak melalui
berbagai kegiatan bersama yang bermanfaat. Peran guru dan orang tua sangat
mendasar dalam mendukung proses belajar anak di rumah. Keduanya harus
membangun kerjasama agar kegiatan belajar anak dapat maksimal.5
Banyak permasalahanyang muncul akibat pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar online, misalnya pengaturan belajar dan bermain bagi anak yang
cenderung lebih banyak bermain daripada belajar saat di rumah. Hal ini bisa
terjadi karena anak akan mersa nyaman berada di rumah dan menganggap bahwa
rumah adalah wilayah kekuasaannya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis
tertarik mengadakan suatu penelitian dengan judul “ Peran Orang Tua Dalam
Pendampingan Belajar Anak Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Dusun Jenetallasa
Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana peran orangtua dalam pendampingan belajar anak pada masa
pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto?
2. Faktor apa saja yang menjadi penghambat orang tua dalam pendampingan
belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa Desa
Kayuloe Barat Kecamatan Turatea?
5 Prianto, C. Pembelajaran Bermakna di Tengah Covid-19. Surabaya : Yayasan Kita
Menulis. (2020)
6
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui peran orangtua dalam pendampingan belajar anak pada
masa pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto
2. Untuk mengetahui faktor yang menjadi penghambat orangtua dalam
pendampingan belajar anak pada masa pandemi Covid-19 di Dusun
Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dalam skripsi ini adalah:
1. Secara ilmiah, penulisan skripsi ini untuk mempertajam kematangan,
keilmuan,serta kemampuan untuk melahirkan sebuah karya ilmiah.
2. Secara pragmatis, penulisan skripsi ini memberikan bekal pengetahuan
mengenai teori-teori Pendampingan belajar anak dalam menghadapi
Covid-19 dan mendapatkan gambaran yang lebih luas tentang penelitian
sosial.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Peran Orang Tua Dalam Pembelajaran
1. Pengertian Orang Tua
Berbicara tentang orang tua tentunya tidak dapat dipisahkan dari orang tua
dan anak. Orang tua dan anak hidup dalam suatu lingkungan yang disebut
keluarga. Adapun keluarga menurut kamus besar bahasa Indonesia, adalah
sekelompok orang yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anaknya. Pengertian
keluarga adalah sekelompok orang sebagai suatu kesatuan yang berkumpul dan
hidup bersama dalam suatu lingkungan dalam waktu yang relative terus menerus,
karena terikat oleh perkawinan yang sah (secara hukum dan agama) dan hubungan
darah yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia pengertian orang tua adalah ayah
dan ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik, pandai, ahli dsb).6 Orang tua
adalah orang yang dituakan yang diberi tanggung jawab untuk merawat dan
mendidik anaknya menjadi manusia dewasa.7
Menurut pendapat lain orang tua adalah pendidik pertama bagi anak-anak
mereka, karena dari merekalah anak-anak mulai menerima pendidikan. Dengan
demikian bentuk pertama pendidikan anak terdapat dalam kehidupan keluarga.8
Sedangkan menurut Langgulung yang menjelaskan bahwa “ Islam memandang
orang tua (keluarga) sebagai lingkungan pertama bagi individu yang dapat
6 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: Balai Pusat,2005),h,802 7 Sofyan S. Wiliias, Problematika (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 73
8 Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),h,35
8
merubah banyak kemungkinan-kemungkinan dan kesediaannya menjadi tingkah
laku yang nampak.9
Berdasarkan pengertian orang tua yang telah di uraikan di atas, penulis
dapat menyimpulkan bahwa orang tua adalah dua orang dewasa yang hidup
bersama dalam suatu ikatan perkawinan yang sah (secara hukum dan agama)
sehingga melahirkan anak atau keturunan. Orang tua adalah madrasah pertama
bagi anak-anak. Tanpa orang tua anak tidak bisa mendapatkan pendidikan yang
layak. Ibu dan bapak diberi tanggung jawab untuk merawat, melindungi,
mengayomi serta mendidik anak-anaknya agar kelak anak tersebut bisa menjadi
manusia yang bertanggup jawab dan juga bergaul dengan baik dalam masyarakat.
Oleh karena itu anak perlu bimbingan dan pengawasan yang teratur, supaya anak
tidak kehilangan kemampuan untuk berkembang secara normal, dan orang tua
juga harus mampu memahami anaknya dari segala aspek pertumbuhan, baik
jasmani, rohani maupun sosial.
2. Tugas Orang Tua
Anak pada dasarnya adalah amanah yang harus di jaga dan keberadaan
anak merupakan hasil buah kasih saying antara ibu dan ayah yang terikat oleh tali
perkawinan dalam rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warohmah sesuai
dengan harapan islam.
Menurut Mansur, tugas orang tua merupakan kewajiban yang harus di
laksanakan dalam mendidik anaknya sebagai perwujudan tanggung jawab
terhadap anaknya. Dalam kaitannya dengan pendidikan, berarti orang tua
9 Hasan, Langgulung, Manusia Dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan (Jakarta : Pustaka Al-Husna Baru, 2004),h, 148.
9
memiliki tanggung jawab yang harus di emban, jika tidak maka anak-anaknya
akan mengalami kebodohan dan kelemahan dalam menghadapi kehidupan.10
Dari uraian di atas dapat diilustrasikan bahwa setiap orang tua
mengiginkan anaknya terlahir cerdas, saleh dan berprilaku baik, oleh karena itu
dalam membentuk karakter anak harus dilakukan dengan cermat dan teliti. Karena
pendidikan pertama yang diterima anak adalah pendidikan dari orang tua,
sehingga perlakuan orang tua terhadap anaknya sangat besar pengaruhnya dalam
proses pembentukan karakter anak.
Menurut J Verkuyl (dalam Hartomo,2011) ada tiga kewajiban orang tua
terhadap anaknya, yaitu:
a. Mengurus kebutuhan materi anak
Inilah kewajiban orang tua terhadap anaknya, karena anak tidak dapat
mencari makan, mencari tempat berteduh, dan membeli pakaian
sendiri. Anak masih bergantung sepenuhnya pada orang tua karena
anak belum mampu memenuhi kebutuhannya sendiri.
b. Membuat rumah untuk anak-anak
Tujuan rumah di sini adalah dalam keluarga agar anak dapat
berkembang, merasakan kasih saying, keramahan, merasa aman,
terlindungi dan sebagainya. Hanya di rumah anak merasa nyaman,
tidak pernah kesepian, dan selalu bahagia.
c. Memberikan pendidikan
Memberikan pendidikan adalah orang tua kepda anak-anaknya. Tujuan
pendidikan di sini menurut verkuyl adalah untuk mengajar dan melatih
anak-anak agar mereka dapat menunaikan kewajibannya kepada tuhan,
sesame manusia, dan lingkungannya. 11
Penjelasan di atas menjelaskan beberapa kewajiban orang tua terhadap
anaknya dan merupakan kewajiban yang harus diterapkan kepada anak, karena
orang tua adalah pengemban amanah yang diberikan allah kepada mereka. Oleh
10
Mansur, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar,
2005), Cet Ke-1, h. 350.
11 Hartomo, Arnicun Aziz, Ilmu Sosial Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 83-84
10
karena itu, orang tua harus dapat menjalankan tugas dan tanggung jawab yang
telah diberikan oleh tuhan dengan sebaik-baiknya.
3. Kewajiban dan tanggung jawab orang tua
Keluarga merupakan komunitas pendidikan yang pertama yang akan
memberikan pendidikan pertama sekaligus kebutuhan biologis anak sehingga
menghasilkan individu yang dapt hidup bermasyarakat. Orang tua mempunyai
tanggung jawab yang besar terhadap anak, oleh karena itu orang tua harus
memberikan perhatian, dorongan, fasilitas dan teladan yang baik kepada anak,
perilaku yang baik, baik di dalam keluarga maupun di masyarakat. Ini bukan
proses sesaat, melainkan proses panjang yang harus dimulai sedini mungkin yaitu
sejak kecil yaitu pendidikan dalam rumah tangga.
Dilihat dari ajaran islam, anak adalah amanah dari Allah SWT. Amanat
yang harus dipertanggung jawabkan. Jelas, tanggung jawab orang tua terhadap
anak tidaklah kecil. Secara umum tanggung jawab yang dimaksud adalah
penyelenggaraan pendidikan bagi anak dalam rumah tangga.
Dalam riwayat Abu Dawud di sebutkan :
د ثا حذ حذ :يسذ ثاح ع فا : ث عاصى حذ اب ذالله عب ب سافع اب ع اب
ج : قم ل سأ س الله أر ف أر انحس ب عه نذح ح ت لاة فاط بانصArtinya:
“Musaddad menyampaikan kepada kami dari Yahya, dari Sufyan, dari
Ashim bin Ubaidillah bin Abu Rafi‟ bahwa ayahnya berkata, “Aku melihat
Rasulullah saw, mengumandangkan azan di telinga al-Hasan bin Ali ketika
Fatimah melahirkannya. Beliau mengumandangkan seperti azan untuk
salat”.12
12
Abu Dawud Sulaiman bin al-Asy‟ats Al-Azdi as-Sijistani, Ensiklopedia Hadis 5: Sunan
Abu Dawud, (Jakarta: Almahira, 2013), h, 1064.
11
Dalam hadits tersebut menjelaskan bagaimana seorang ayah telah
mengajarkan anaknya tentang mengenal Allah SWT dengan cara mengadzani di
telinga anak. Hal itu dapat dikuatkan oleh adanya hadist yang diriwayatkan oleh
Abu Hurairah. R.a. berikut:
ثا ثا ادو حذ حذ رئب اب اب شي ع انض ت ابى ع ه عبذانش ب ح ع
شة اب ش سض الله ل قال :قال ع س صم الله الله هى عه د كم : ن انفخشة نذعهى ي
ا فا ب دا ا شا ص ا س ج (يسهى ساانبخاسي)
Artinya:
Telah menceritakan kepada kami Adaam, dari Ibnu Abi Dzi‟b dari Zuhri
dari Abi Salamah bin „Abdurrohman dari Abu Hurairah ra., iaberkata,
Rasulullah saw bersabda: “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci.
Ayah dan ibunyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi”.13
Dalam hadits ini menjelaskan bahwa semua anak yang baru saja dilahirkan
itu adalah fitrah. Tinggal kedua orang tuanya, bagaimana cara mendidik anaknya,
sesuai dengan ajaran Islam atau ajaran lainya.
Anak berhak menerima sesuatu dari orang tuanya dan orang tua
berkewajiban memberikan sesuatu kepada anaknya. Orang tua harus
memperhatikan kewajiban orang tua terhadap anaknya, yaitu sebagai berikut:
a. Memberikan anak nama yang baik
Pemberian nama baik merupakan awal dari upaya pendidikan bagi
anak. Dengan memberikan nama yang baik, di harapkan anak akan
berprilaku baik sesuai dengan namanya.
b. Memberikan nafkah yang halal dan baik
Orang tua berkewajiban memberikan nafkah yang halal dan baik
kepada anak, artinya halal dari segi syariah dan baik dari segi kesehatan,
13
Imam Bukhori, h, 153.
12
gizi, dan lain-lain.14 Hal ini juga dijelaskan dalam firman Allah SWT
dalam Al-quran surat Al-Maidah ayat 88:
خى ب انزي ااحقا الله لا طبا حه ا سصقكى الله ا ي كه ئذة ) انا يؤي
Terjemahnya:
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai
rezeki yang halal dan baik, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu
beriman kepada-Nya. (Al-Ma'idah/5:88).15
c. Mengajarkan pendidikan agama kepada anak-anak
Mendidik anak, baik laki-laki maupun perempuan, adalah
kewajiban orang tua. pendidikan agama memiliki pengaruh yang sangat
penting terhadap pembentukan kepribadian seorang anak. Jika mendidik
anak dengan pendidikan anak maka akan mempengaruhi pola piker
perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan agama bertujuan
untuk membina kepribadian anak terutama tingkah laku, tutur kata, budi
pekerti dan sebagainya.16
d. Memberikan cinta kepada anak
Orang tua tidak hanya berkewajiban memberikan materi beerupa
pakaian, makanan, mainan, dan lain sebagainya.tapi lebih dari itu adalah
kasih saying yang tulus dari kedua orang tua..17
14
Imran Siswadi, “Perlindungan Anak Dalam Perspektif Hukum Islam Dan HAM”,
Jurnal Ilmiah UII Yogyakarta, Vol.11 No. 2 (Septerber-Januari 2011), h. 229-230.
15 Kementrian Agama, Alquran dan Terjemahan, 2002.
16 Ihsan Dacholfany, Uswatun Hasanah, Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Konsep Islam,
(Jakarta: Amzah, 2018), h. 150-151.
17 Imran Siswadi, op. cit., h, 232.
13
Menurut Khalid bin Abdurrahman Al‟Akk, menjelaskan tanggung jawab
orang tua terhadap anaknya adalah sebagai berikut:
a. Tanggung jawab pendidikan iman
Pendidikan iman mengikat anak sejak ia memahami dasar-dasar
agama, dan penguatan yang membuatnya memahami rukun islam, dan
sejak mengajarinya ketika ia mulaimemasuki usia tamyiz. Karena,
sesungguhnya pendidikan iman merupakan tonggak utama yang
menuntut orang tua untuk mengarahkan perhatiaannya.
b. Tanggung jawab untuk pendidikan moral
Orang tua berkewajiban untuk memperhatikan prinsip-prinsip moral,
memberikan dorongan, dan mengarahkan anak untuk memegang
prinsip-prinsip moral dan membiasakan mereka untuk selalu berakhlak
mulia, ramah, sopan kepada orang lain.
c. Tanggung jawab untuk pendidikan pikiran (intelektual)
Orang tua berkewajiban membentuk pemikiran anak dengan segala hal
yang bermanfaat, yaitu berupa ilmu syariat, budaya modern, kesadaran
berfikir, dan ilmu peradaban. Agar anak matang dalam berfikir, dan
terstruktur dengan baik dari segi ilmu pengetahuan dan budaya.
d. Sanksi terhadap anak dan pengasingannya dalam konteks pendidikan
islam memiliki metode dalam mendidik dan memperbaiki anak. Jika
anak dapat menasehati dengan lembut, maka seorang ayah tidak boleh
menasehati dengan kata-kata kasar, begitu juga sebaliknya.
e. Bimbingan bagi anak agar mengetahui hak-hak orang tuanya, seorang
anak harus mengetahui hak-hak orang tuanya kepadanya, seperti
berbakti kepada mereka, berbuat bai, melayani, tidak berbicara keras di
atas mereka, berdoa untuk mereka, dan hk-hak mereka. Hak lainnya.
f. Tanggung jawab fisik
Orang tua bertanggung jawab terhadap aspek fisik anak agar dapat
tumbuh dengan baik, seperti memiliki tubuh yang kuat dan sehat.
g. Tanggung jawab pendidikan psikologi
Orang tua berkewajiban membekali, membentuk dan
menyempurnakan kepribadian anak, dalam hal keberanian, terbuka
puasa, peka terhadap keadaan, menghiasi diri dengan segala keutaman
moral dan spiritual, agar anak dapat melaksanakan kewajiban yang
telah dibebankan dalam kehidupan sehari-hari.
h. Tanggung jawab pendidikan sosial
Yang mendidik anak sejak kecil, untuk selalu berpegang teguh pada
etika social yang utama, yang bersumber dari aqidah islam, dan dari
rasa keimanan yang mendalam, sehingga anak muncul dalam
masyarakat social, dan interaksinya dengan orang lain berlangsung
dengan baik..18
18
Khalid bin Abdurrahman Al-Akk, Cara Islam Mendidikan Anak, cet. I, (Jogjakarta:
Ad-Dakwa, 2006), h, 97-104
14
Dari uraian di atas mengenai tanggung jawab orang tua terhadap anaknya,
sudah seharusnya orang tua menyikapi dengan sungguh-sungguh tanggung jawab
yang telah diberikan dan harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya mengigat
anak adalah manah tuhan.
4. Peran dan fungsi orang tua dalam keluarga
Kata peran sering dikaitkan dengan seorang aktor dalam suatu drama. Kata
peran dalam kamus Oxford Dictionary diartikan dengan Actor’s part, One’s Task
Of Function yang berarti aktor, tugas seorang atau fungsi. Istilah peran dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia, mempunyai arti pemain sandiwara (film)
perangkat tingkah laku yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan
di masyarakat.19 Sedangkan menurut Soerjono Soekanto Peran merupakan aspek
dinamis kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan
kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, maka ia menjalankan suatu
peranan.20 Kata peran yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tugas utama atau
kewajiban yang harus dilaksanakan oleh orang tua kepada anaknya. Peranan
mencakup tiga hal besar yaitu:
a. Peran meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
masyarakat.
b. Peran adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
masyarakat sebagai individu.
19
Marcelino Sumolang, “Peranan Internet Terhadap Generasi Muda Di Desa Tounelet
Kecamatan Langowan Barat”. Jurnal, Vo.2 No. 4 (2013).
20 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2009), h. 212-213.
15
c. Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting sebagai
struktur sosial masyarakat.21
Orang tua yaitu ibu dan ayah memegang peranan yang sangat penting dan
amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Di dalam keluarga ibu dan ayah
berperan sebagai pendidik, pelindung, pengasuh, dan pemberi contoh. Menurut
Jhonson di dalam keluarga ayah berperan sebagai pencari nafkah, pendidik,
pelindung dan pemberi rasa aman, serta sebagai kepala keluarga. Sedangkan ibu
berperan sebagai pengurus rumah tangga, pelindung, pengasuh, dan mendidik
anak-anaknya.
Peran ibu dalam penguatan pendidikan merupakan salah satu formula yang
ditawarkan dalam menghadapi defrdasi moral bangsa yang saat ini dalam keadaan
kacau balau. Ibu sebagai figur utama kdalam keluarga yang lebih dekat lahir dan
batin dengan anak-anaknya, meskipun sosok ayah sebagai teladan tetap yang
utama. Penguatan ibu dalam mendidik anak di era globalisasi memberikan
kontribusi yang positif terhadap penanggulangan dampak negativ dari kemajuan
teknologi saat ini sehingga dapat mengurangi dan memfilter budaya urban yang
menjangkit anak bangsa agar tetap berkepribadian sesuai dengan budaya yang
religius. Pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan pendidikan dasar
yang tidak dapat diabaikan.22
Tugas ayah adalah memenuhi kebutuhan jasmani seperti makan, minum,
pakaian dan lain sebagainya, ayah juga dituntut untuk aktif membina
perkembangan dalam pendidikan anak. Ayah sebagai kepala keluarga harus
21
Ibid., h, 214
22 Marliana, “Penguatan Peran Ibu Dalam Pendidikan Anak”, Jurnal Islam Al I‟tibar
Vol.2 No.1 (Agustus 2017),h.36.
16
menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan keluarga,seperti bimbingan, ajakan,
memberi contoh, terkadang sanksi gantung yang khas dalam keluarga.
Menurut Harjati peran orang tua dalam keluarga terdiri dari:
a. Dalam peran pendidik, orang tua perlu menanamkan pada anak-
anaknya pentingnya pendidikan sains yang mereka dapatkan dari
sekolah.
b. Berperan sebagai motivator, sebagai anak yang sedang menghadapi
transisi, anak membutuhkan dorongan orang tua untuk menumbuhkan
keberanian dan rasa percaya diri dalam menghadapi masalah.
c. Sebagai suri tauladan, orang tua perlu memberikan contoh dan teladan
bagi anak, baik dalam berkata jujur maupun dalam menjalani
kehidupan sehari-hari maupun di masyarakat.
d. Berperan sebagai teman, menghadapi anak yang sedang menghadapi
masa transisi, orang tua lebih sabra dalam memahami perubahan anak.
Orang tua dapat menjadi informasi, teman bicara atau teman untuk
bertukar pikiran tentang kesulitan atau masalah anak, sehingga nak
merasa nyaman dan terlindingi.
e. Sebagai pengawas, sudah menjadi kewajiban orang tua untuk melihat
dan mengawasi sikap dan prilaku agar anak tidak jauh dari jati dirinya,
terutama dari pengaruh lingkungan dari lingkungan keluarga, sekolah
dan masyarakat.
f. Peran sebagai konselor, orang tua dapat memberikan gambaran dan
pertimbangan nilai-nilai posistif, dan negative sehingga anak mampu
mengambil keputusan yang terbaik..23
Penulis sendiri menyimpulkan bahwa peran adalah kedudukan seseorang
dalam menempatkan dirinya sebagai orang yang melakukan tindakan dalam suatu
peristiwa. Dalam penelitian ini peran yang dimaksud adalah orang tua.
berdasarkan uraian diatas, maka tujuan peran orang tua adalah pola perilaku ayah
dan ibu berupa tanggung jawab mendidik, mengasuh, dan membimbing anaknya
hingga mencapai tahapan tertentu yang mengantarkan nak siap hidup. Dalam
kehidupan masyarakat.
23
Harjati, Peran Orang Tua Dalam kepribadian Anak, (Jakarta: Permata Pustaka, 2013),
h, 45-48
17
Sejalan dengan peran orang tua yang telah diuraikan diatas, syamsyu yusuf
juga menyatakan bahwa fungsi orang tua dalam keluarga meliputi:
1. Fungsi Biologis
Dipandang sebagai lembaga social yang menyediakan kebutuhan
biologis dasar. Kebutuhan tersebut meliputi: 1) Pangan, sandang dan
papan, 2)hubungan seksual antara suami dan istri, 3)
reproduksi/perkembangan keturunan.
2. Fungsi Ekonomis
Dalam hal ini ayah berkewajiban menafkahi anggota keluarganya, istri
dan anak-anak suami tidak dibebani nafkah, melainkan sesuai dengan
tingkat kemampuannya.
3. Fungsi Pendidikan (Edukatif)
Membawa anak pada pendewasaan, kemandirian, tentang penanaman,
pembinaan, atau pembiasaan nilai-nilai agama, budaya, dan
keterampilan tertentu yang bermanfaat bagi anak.
4. Fungsi sosiologis
Mempersiapkan anak-anak menjadi manusia social yang dapat
mensosialisasikan nilai-nilai atau peran hidup dalam masyarakat,
seperti nilai disiplin, kerjasama, toleransi, menghargai pendapat,
tanggung jawab dll.
5. Fungsi perlindungan (Protektif)
Melindungi anak dan berbagai macam bhaya dan pengaruh buruk dari
luar dan dalam, dan melindungi anak dari ancaman atau kondisi yang
menimbulkan ketidaknyamanan bagi anggotanya.
6. Fungsi rekreasi
Menciptakan iklim rumah tangga yang hangat, ramah, santai, damai,
menyenangkan dan ceria, sehingga seluruh anggota keluarga betah.
7. Fungsi keagamaan
Keluarga berfungsi sebagai penanaman nilai-nilai agama kepada anak
agar memiliki pedoman hidup yang benar.24
Dengan demikian jelaslah bahwa kedudukan orang tua itu sendiri meliputi
berbagai aspek yang sangat berpengaruh dalam membentuk karakter anak.
Sehingga semua aspek yang telah disebutkan di atas tidak dapat dipisahkan,
karena semuanya saling melengkapi.
24
Syamsyu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : PT
Remaja Rosda Karya, 2012), Cet Ke-13, h. 37-42.
18
5. Peran orang tua dalam pembelajaran
Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga tidak berangkat dari
kesadaran dn pemahaman yang lahir dari pengetahuan pendidikan, tetapi karena
sifat dan strukturnya memberikan kemungkinan yang wajar untuk membangun
situasi pendidikan. Situasi pendidikan dapat diwujudkan dengan adanya pergaulan
dan hubungan pengaruh dan saling mempengaruhi antara orang tua dan anak.25
Orang tua memiliki peran dan pengaruh penting dalam pendidikan nak-
anaknya. Pendidikan orang tua terhadap anaknya adalah pendidikan yang
dilandasi cinta kasih kepada anaknya dan diterima secara fitrah. Orang tua adalah
pendidik sejati, pendidik pada dasarnya. Oleh karena itu, kasih saying orang tua
kepada anaknya juga harus merupakan kasih yang sejati (Purwanto, 209 : 80).
Orang tua adalah figure pertama dan utama dalam pendidikan seorang anak.
Meskipun anak telah dititipkan pada sekolah atau lembaga pendidikan lain, orang
tua tetap berperan dalam prestasi belajar anak (Arifin 2019 : 92) menyebutkan ada
tiga peran yang dimainkan orang tua dalam prestasi anak yaitu: Menyediakan
kesempatan terbaik bagi anak untuk menemukan bakat,minat, dan keterampilan
lainnya serta mendorong anak untuk meminta bimbingan dan nasihat dari guru,
memberikan informasi penting dan relevan sesuai dengan bakat dan minat anak,
menyediakan sarana atau fasilitas belajar dan membantu kesulitan belajar.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat dijelaskan secara lebih rinci
dan luas tentang peran orang tua dalam pembelajaran online, yaitu sebagai
berikut:
25
Darajadjat Zakiah, 2012, Ilmu Pendidikan Islam,(Cet,X, Jakarta: Bumi Aksara), h.35
19
a. Orang tua sebagai fasilitator
Fasilitator dalam kamus besar bhas Indonesia (KBBI) online adalah orang
yang memberikan fasilitas atau penyedia dalam hal kegiatan belajar mengajar,
orang tua bertindak sebagai fasilitator, artinya menyediakan berbagai fasilitas
seperti media, alat peraga, termasuk menentukan berbagai cara untuk
mendapatkan fasilitas tertentu dalam mendukung program pembelajaran prestasi
anak. Orang tua sebagai fasilitator juga memiliki pengaruh terhadap tingkat
prestasi yang dicapai nak. Bentu dukungan lain yang tidak kalah
pentingnyadengan peran orang tua dalam pembelajaran anak adalah dengan
menyiapkan berbagai fasilitas belajar. Fasilitas ini dimulai dengan biaya
pendidikan yang harus dipenuhi. Sarana pendidikan selanjutnya berkaitan dengan
penyediaan buku-buku pelajaran yang di butuhkan anak serta fasilitas lainnya,
seperti alat tulis, media pembelajaran, tempat belajar yang nyaman.
b. Orang tua sebagai teman belajar
Orang tua sebgai pendamping beljar merupakan upaya msyarakat untuk
memberikan dorongan untuk mendampingi pemantauan, melakukan pengawasan
dan memberikan bantuan jika anak menemui kesulitan. pendampingan orang tua
dalam kegiatan belajar anak dapat meningkatkan ikatan emosional antara
keduanya karena denga adanya peran orang tua sebagai pendamping belajar, anak
tidak kn merasa sendiri dan mersa ada yang memperhatikan. Sehingga anak akan
lebih semangat dan aktif serta termotivasi untuk mendapatkan prestasi yang baik.
20
c. Orang tua sebagai pembimbing dan pendidik
Bimbingan adalah segala kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam
rangka memberikan bantuan kepada orang laim yang sedang mengalami kesulitan,
orang tersebut mampumengatasinya sendiri dengan penuh kesadaran.dalam hal
ini, orang tua harus selalu memberikan bimbingan yang diberikan oleh orang tua
secara berkesinambungan, baik langsung maupun tidak langsung. Salh satu tugas
utama orang tua dalam keluarg adalah memotivasi anak gar dapat mengeluarkan
potensinya secara maksimal.26
suatu keadaan yang mempunyai pengaruh
menimbulkan, mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan
lingkungan sekitar. Sedangkan motivator disini adalah orang yang berpengaruh
yang memberikan perubhan. Dalam hal ini orang tu sebagai motivator yaitu
memberikn dorongan tentang pentingnya belajar bahkn dengan pembelajaran
online dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi belajar, agar anak benar-benar
merasa penting dan membutuhkan apa yang orang tunya anjurkan. Orang tua
adalah sosok yang paling dekat dengan anak yang paling tahuapa yang disukai
dan tidak disukai anak. Tidak jarang tua mampu memberikan motivasi dan
semangat kepada anaknya. Orang tua harus mampu menjasdi motivator belajar
anak. Hal ini dilakukan anatara lain dengan membimbing belajar ank dengan
penuh kasih saying. Dan dengan menciptakan suasana belajar yang nyaman di
rumah agar anak belajar dengan baik.
26
Prabu Anwar, 2015, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bandung:Remaja
Rosdakarya)h. 61
21
B. Pendampingan belajar anak di masa pandemic covid-19
1. Pengertian Pendampingan Belajar
Menurut Wiryasaputra mentoring adalah proses bertemunya
pendampingan antara pendampingan dengan orang yang didampingi. Pertemuan
tersebut bertujuan untk membantu orang yang didampingi agar dapat menghayati
keberadaannya dan mengalami pengalamannya secara utuh. Sehingga mereka
dapat menggunakan sumber daya yang tersedia untuk berubah, tumbuh dan
berfungsi secara penuh secara fisik, mental, spiritual dan social. Karena
pendampigan adalah sebuah perjumpaan, ada dinamika yang harus berkembang.
Dinamika berubah dari waktu kewaktu. Ada banyak ritme dan warna. Mentoring
adalah proses pertemuan yang dinamis.27
Menurut pengertian secara pisikologis belajar merupakan suatu proses
perubahan, yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dan interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. perubahan-perubahan
tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku. Belajar merupakan suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya.28
Menurut hilgrad dan bower, belajar merupakan memproleh pengetahuan
atau mengusai pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, menguasai
pengalaman, dan mendapatkan informasi atau menemukaan. Dengan demikian
27 Wiryasaputra, Pendampingan Dan Konseling Pisikologi, Yogyakarta: Galang Press,
2006. Hlm 85
28 Salmeto, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2010. Hlm 2
22
belajar memiliki ari dasar adanya aktifitas atau kegiatan dan penguasaan tentang
sesuatu.29
Dari pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendampingan
belajar merupakan suatu proses yang di tandai dengan adanya perubahan pada diri
seseorang. Perubahan sebagai hasil dari berbagai bentuk seperti perubahan
pengetahuan, pemahaaman sikap, tingkah laku, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar.
2. Fungsi dan peran pendampingan
Menurut Wiryasaputra, dalam melaksanakan tugasnya, pendamping
mempunyai fungsi:
a. Fungsi penyembuhan (healing) fungsi ini digunakan oleh pendamping
ketika melihat keadaan perlu dikembalikan ke keadaan semula atau
mendekati keadan semula. Fungsi ini digunakan untuk membantu orang
yang dibantu untuk meredakan gejala dan prilaku disfungsional sehingga
tidak lagi menunjukkan gejala hangover yang mengganggu dan dapat
berfungsi normal kembali seperti sebelum mengalami krisis, seperti alat
pemersatu jika agen saling bertentangan, lain atau konflik.
b. fungsi panduan, fungsi membimbing ini dilakukan pda saat orang harus
membuat keputusan tertentu tentang masa depan mereka. Dalam hal ini,
klien sedang dalam proses pengambilan keputusan dan membantu dalm
pemecahan masalah.
29
Baharuddin, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jogjakarta: Arruz Media, 2010, Hlm 13.
23
c. fungsi menopang (sustaining) fungsi ini dilakukan ketika klien tidak
memungkinkan untuk kembali ke keadaan semula. Fungsi pendukung
digunakan sekarang sebagaimana adnya, kemudian berdiri diatas kakinya
sendiri dalam keadan baru, tumbuh sepenuhnya dan utuh.
d. fungsi memperbaiki hubungan (reconciling) fungsi ini digukan untuk
membantu klien ketika mengalami konflik batin dengan pihak lain yang
mengakibatkan putusnya hubungan dan rusaknya hubungan.
e. fungsi liberating (membebaskan, memberdayakan,capacity building)
fungsi ini bisa juga disebut dengan liberating atau pemberdayaan
(capacity building).
Seperti mengurangi hambatan atu tekanan yang terjadi dalam kegiatan
belajar mandiri. Menurut Ibrahim yunus, pendamping sebagai fasilitator memiliki
empat fungsi dalam mengelola pembelajaran dimasyarakat, yaitu 1) sebagai nara
sumber, 2) sebagai pengajar, 3) sebagai mediator, 4) sebagai penantang, fasilitator
harus menjadi mampu membantu dan mengekspresikan potensi dan kapasitas
masyarakat agar kelompok masyarakat dapat melaksankan kegiatannya. Berbagai
kegiatan pembagunan.30
3. Aspek-Aspek Pendampingan Orangtua dalam Proses Belajar Anak
Menurut Liem Hwie ada beberapa aspek pendampingan yang dapat
dilakukan oleh orang tua dalam membantu nknya yaitu:
a) Menyediakan fasilitas belajar
30
Ibid hlm 87-89
24
Fasilitas yang dimaksud adalah tempat belajar, alat tulis, buku pelajaran,
dan lain-lain. Fasilitas belajar ini dapat membantu memudahkan anak dalam
proses belajar sehingga anak tidak mendapatkan hambatan dalam belajar.
b) Mengawasi kegiatan belajar anak di rumah
Orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar dirumah karena dengan
mengawasi kegiatn belajar anak, orang tua dapt mengetahui apakah anaknya
sudah belajar dengan baik atau belum. Melalui pengawsan orang tua, anak dapat
belajar secra teratur, jika mendapatkan pekerjaan rumah (PR) mereka dapat
langsung bekerja tanpa penundaan.
c) Mengawasi penggunaan waktu belajar anak di rumah
Orang tua perlu mengawasi kegiatan belajar anak di rumah, apakah anak
sudah memanfaatkan waktu belajarnya dengan baik atau belum. Orang tua dapat
membantu anak mengembangkan jadwal belajar.
d) Mengawasi kesulitan yang dihadapi anak dalam belajar
Orang tua perlu mengetahui atau mengetahui kesulitan yang dihadapi anak
dalam belajar, karena dengan mengetahui kesulitan tersebut orang tua dapat
membantu menyelesaikannya. jika orang tua tidak mengenali kesulitan yang
dihadapi anak dalam belajar, maka proses belajar anak akan terhambat.
e) Membantu anak mengatasi kesulitan belajar31
Untuk membantu dalam proses pendidikan, orang tu berpartisipasi dalam
proses pembelajaran, termasuk mengetahui metode yang digunakan untuk
membantu anak belajar. Semakin banyak pengetahuan yang dimiliki orang tua,
31 Kartini Dan Kartono, Peran Orang Tua Dalam Memandu Anak, Jakarta: Rajawali.
1985. Hlm 91
25
semakin banyak materi yang akan diberikan kepada nk-anaknya. Menambah
pengetahuan orang tua juga akan memudahkan anak untuk menemukan jawaban
dari setiap pertnyaannya.
Tidak perlu diragukan lagi peran orang tua dalam memberikan pendidikan
terbaik bagi anak-anaknya. Banyk peran orang tua dalam mendukung pendidikan
anaknya, salah satunya adalh mendampingi anak belajar di rumah. Pendampingan
yang dpat dilakukan orang tua terhadap anaknya, misalnya dengan
mempersiapkan hari pertama sekolah, menemani anak belajar, menjaga kesehatan
anak, memperhatikan, membntu anak ketika mengalami kesulitan belajar dan lain-
lain..32
Pengawasan dan bimbingan orangtua di rumah mutlak diperlukan karena
adanya bimbingan dari orangtua, mereka dapat mengawasi, dan mengetahui segala
kekurangan dan kesulitan anak dalam proses belajar. Orang ua berperan besar
dalam megajar, mendidik, memberikan bimbingan dan memberikan fasilitas
belajar serta memeberikan teladan bagi anak sesuai dengan nilai moral yang
berlaku atau perilaku yang perlu dihindari. Pendampingan dari orang tua juga
dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kedisiplinan dalam belajar.
Belajar anak membutuhkan bimbingan dari orang tua agar sikap dewasa dan
tanggung jawab belajar tumbuh pada diri anak
Pendampingan yang diberikan oleh orang tua dirumah dapat meningkatkan
motivasi belajar anak selain bimbingan dari seorang guru. Deangab motivasi
32 Rosalia Emmy, Menjadi Orang Tua Cerdas Tips Mendampingi Anak Belajar,
Yogyakarta: PT Kanisius. Hlm 37
26
menggantung yang kuat, seseorang mampu bekerja keras dalam mencapai
sesuatu. motivasi belajar yang baik diharapkan muncul pada diri seorang anak.
Proses belajar anak perlu melibatkan peran pendampingan orang tua
karena anak msih berada dalam wilayah tanggung jawab dan pengasuhan orang
tua. Dalam proses ini kedudukan orang tua sangat vital, karena salah satu tugas
orang tua adalah sebagai alat control atas putra-putrinya. Jika timbu masalah pada
anak, maka terutama kesalahan bukan hanya pada anak, tetapi orang tua yag
terlibat didlamnya, anak bukanlah orang dewasa yang memiliki kebebasan penuh
untuk menentukan pilihan.
Kesalahan yang sering ditemui pada orangtua adalah menyerahkan
tanggung jawab penuh pendidikan anak pada guru di sekolah sehingga jika anak
mengalami hambatan, sering kali yang dipersalahkan adalah guru sekolahnya.
Guru hanya memiliki waktu 25% waktu bersama dengan anak, sedangkan 75%
sisanya adalah peran orang tua (keluarga). Selain itu, jika melihat system
pendidikan saat ini seperti yang dibutuhkan di atas, orang tua tidak bisa
sepenuhnya mengandalkan pendidikan formal. Oleh karena itu, diperlukan suatu
proses pendidikan untuk membantu proses belajar nak. Fungsi pendampingan
bukan berarti meniadakan hal-hal yang telah diperoleh anak dalam pendidikan
formal, tetapi untuk mendukung dan memberiakan nilai kepuasan psikologis pada
anak agar anak lebih senang belaja, tidak mengalami kebosanan dan
meminimalisir gangguan belajar yang dapat terjadi. Timbul di masa depan.
Peran orang tua sangat penting dalam mendampingi anaknya, karena
pendampingan yang baik merupakan salah satu faktor dalam proses tumbuh
27
kembang seorang anak. Pendampingan yang diberikan oleh orang tua kepada
putraputrinya dalam melaksanakan kegiatan belajar di rumah akan mempengaruhi
perilaku yang mengarah pada kedisiplinan dalam belajar. Motivasi yang diberikan
kepada anak hendaknya menimbulkan peningkatan motivasi yang kuat untuk
mengikuti kegiatan pendidikan. Situasi ini dapat tercipta ketika ada ikatan
emosional antra orang tua dan ank-anaknya. Suasana rumah yang aman dan
nyaman akan membantu anak untuk berkembang dan mempersiapkan diri untuk
masa depan.
C. Pandemi Covid-19
Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Virus corona
adalah virus RNA untai tunggal positif yang tidak tersegmentasi. Virus yang
pertama kali muncul di kota wuhan. Organissi kesehatan dunia china menyatakan
bahwa covid-19 merupakan pandemic yang mulai menyebar diberbagai negara
dengan awal kemunculan awal di wuhan, china pada desember 2019. Tanda-tanda
seseorang terkena covid-19 adalh peningkatan suhu tubuh, demam, mati rasa,
batuk, sakit tenggorokan, sakit kepala, dan kesulitan bernafas ketika virus telah
mencapai paru-paru.33
Covid-19 dapat tidak terlihat oleh orang lain dengan mudah. Karena
memang penularan covid-19 terjadi melalui aktifitas yang mungkin dianggap
remeholeh kebanyakan orang. Di antra penularan covid-19 adalah melalui
airborne droplet saat batuk, bersin, atau bahkan saat berbicra, konflik fisik dengan
orang yang terinfeksi covid-19, dalam hal ini dapat diartikan menyentuh bagian
33
Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo,k.p. pedoman pencegahan dan pengendalian
coronavirus disease (Covid-19). Kemenkes RI 2020, hal.11
28
tubuh atau berjabat tangan, menyentuh mulut, hidung, dana wajah dengan tangan
yang terinfeksi.
China, korea selatan, dan iran menjadi negara dengan jumlah total
kesembuhan covid-19 tertinggi. Padahal ketiga negara dengan jumlah korban
terbanyak. China bahkan disebut-sebut sebagai sumber penyebaran virus covid-
19. Kebijkan ketiga negara dengan menerapkan lokdown, social distancing,
karantina dan isolasi tampaknya telah membuahkan hasil yang baik. Sejak 6
maret, tingkat pemulihan di tiongkok telah melampaui jumlah kasus covid-19
yang ada.
Sebelum pandemic covid-19 muncul, empat belas tahun yang lalu islam
telah menemukan cara untuk menghadapi pandemimelalui sabda nabi.
Dilanjutkan dengan penanganan wabah oleh Amr bin Ash dan kejadian-kejadian
selanjutnya. Dengan menerapkan system lokdown, dan social distancing dan lain
sebagainya, sepertinya ini menjadi hal utama dan paling mendesak dalam
menghadapi pandemic.
Cara penanganan pandemi pada saat ini sebagaimana yang telah
dianjurkan oleh pemerintah, WHO, dan berbagai lembaga. Cara-cara tersebut
adalah:
1) Lockdown
Lokdown disebut-sebut sebagai solusi utama dalam menangani covid-19
saat ini. Istilah yang memiliki arti karantina wilayah, yaitu kebijakan karangtina
terhadap suatu wilayah atau wilayah tertentu untuk mencegah pergerakan orang,
29
baik yang masuk maupun yang keluar dari wilayah tersebut, untuk tujuan tertentu
dan mendesak.
Dengan tidak dibolehkannya orang yang di dalam dan di luar daerah untuk
berpindah, hal ini akan cukup efektif untuk menangani pandemi yang menular
begitu masif. Karena penularan utama Covid-19 adalah melalui interaksi sesama.
Maka dengan tidak adanya interaksi penduduk yang di dalam daerah dengan yang
di luar daerah tersebut akan memperkecil kemungkinan penularan Covid-19 dan
memutus mata rantai penyebarannya. 34
Dalam hal ini, sebagai contoh negara yang berhasil menangani pandemic
ini dengan kebijakan lockdown adalah Malaysia. Setelah tiga bulan pemerintah
menerapkan kebijakan lockdown, pemerintah Malaysia memutuskan untuk
membuka kembali fasilitas umum, meski secara bertahap. Begitu juga sekolah dan
tempat keramaian lainnya akan dibuka kembali secara bertahap.
2) Physical Distancing
Physical distancing merupakan opsi penanganan pandemi Covid-19 yang
lebih ringan dari lockdown dan tidak lebih ketat. Yaitu dengan menjaga jarak
antar manusia dan menghindari tempat-tempat keramaian. Lewat tempat-tempat
keramaian lah Covid-19 mudah menular. Hal ini juga didasari dengan ketahanan
tubuh setiap orang yang berbeda-beda. Seseorang dapat terinfeksi tanpa gejala
apapun, akan tetapi tetap dapat menyebar ke orang lain.
Physical distancing dapat mengurangi mata rantai penularan Covid-19
agar pasien yang terinfeksi dapat ditangani hingga sembuh. Hal ini
34
Ahmad, A. 2007, Psikologi Sosial, Jakarta: PT Rineka Cipta.
30
mengakibatkan sebagian sarana umum ditutup, seperti sekolah dari jenjang dasar
hingga perguruan tinggi yang menerapkan pembelajaran dengan sistem daring
hingga waktu yang belum ditentukan. Termasuk juga di dalamnya sarana ibadah
seperti masjid, gereja, wihara, dan sebagainya. Sekalipun ada sebagian masjid
yang masih dibuka untuk sarana ibadah tetap harus memenuhi standar physical
distancing dengan menerapkan jarak pada setiap orang.
Dua kebijakan pemerintah di atas adalah upaya melawan penyebaran
Covid-19 yang telah disepakati oleh berbagai lembaga formal maupun non-
formal. Pemerintah di Indonesia lebih memilih physical distancing dibanding
lockdown karena kondisi yang kurang memungkinkan.
Beberapa wilayah di Indonesia khususnya wilayah yang dinilai penyebaran
Covid-19 cukup tinggi, pemerintah menerapkan kebijakan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB) sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2020.
PSBB ini adalah suatu pembatasan kegiatan masyarakat tertentu dalam suatu
wilayah yang diduga kuat terinfeksi Covid-19 guna mencegah penyebarannya
secara luas.
PSBB dilakuka selama masa inkubasi terlama yaitu 14 hari. Jika ada kasus
baru yang ditemukan pada saat itu, dapat diperpanjang selama 14 hari sejak
ditemukannya kasus terakhir. Kebijakan PSBB mengakibatkan ditutupnya
berbagai fasilitas umum, termasuk sekolah dan imbauan masyarakat ditutup,
31
termasuk sekolah dan sarana ibadah yang dalam pembahasan artikel ini adalah
masjid.35
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa corona
virus atau covid-19 merupakan suatu penyakit yang berjenis virus corona dan
virus ini termasuk RNA selain dan juga positif yang penularannya sangat cepat
dan mempunyai geja la ketika terkena virus corona seperti batuk, demam,
gangguan saluran pernapasan.
.
35
Muhammad Rasyid Ridho, “Wabah Penyakit Menular Dalam Sejarah Islam Dan
Relevan dengan Covid-19”, Vol 4 No 1, 2020,25-29
29
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kualitatif yang
lebih dikenal dengan istilah naturalistic inquiry (ingkuiri alamiah).Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang tidak mengadakan perhitungan dengan angka-
angka, karena penelitian kualitatif adalah penelitian yang memberikan gambaran
tentang kondisi secara faktual dan sitematis mengenai faktor-faktor, sifat-sifat
serta hubungan antara fenomena yang dimiliki untuk melakukan akumulasi dasar-
dasarnya saja. Pandangan lain menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah
penelitian untuk melakukan eksplorasi dan memperkuat prediksi terhadap suatu
gejala yang berlaku atas dasar data yang diperoleh di lapangan.36
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Lokasi penelitian ini bertempat di dusun jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. Sedangkan objek penelitiannya yaitu
orang tua dan anak di Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto.
C. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini dimaksudkan untuk membatasi studi kasus kualitatif
sekaligus membatasi penelitian guna memilih mana data yang relevan dan mana
yang tidak relevan (moleong, 2010). Pembatasan dalam penelitian kualitatif ini
lebih didasarkan pada tingkat kepentingan atau urgensi dari masalah yang di
36
Sukardi, Metodologi Penelitian Kompetensi dan Prakteknya(Cet.IV; Jakarta : Bumi
Aksara,2007), h. 14
30
hadapi dalam penelitian ini. Peneliti ini akan difokuskan pada “ Peran Orang Tua
dalam Pendampingan Belajar Anak pada Masa Pandemi Covid-19 di Dusun
Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto”
Fokus penelitian terbagi atas 2 yaitu:
1. Peran Orang tua
2. Pendampingan belajar anak
D. Deskripsi Fokus Penelitian
Berdasarkan fokus penelitian, maka peneliti akan mendiskripsikan fokus
penelitian yaitu:
1. Peran orang tua adalah berbagai hak dan wewenang serta kewajiban orang
tua dalam menjalankan perannya dalam membina dan membimbing
anaknya dalam kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan Negara.
2. Pendampingan belajar adalah proses pemberian bantuan atau pertolongan
baik bagi individu maupun kelompok oleh seorang atau lebih pembimbing
yang memiliki keahlian di bidang tersebut dalam menentukan pilihan,
penyesuaian serta pemecahan masalah belajar. Dalam kegiatan belajar
diperlukan adanya pendampingan dari orang tua dan orang lain, agar anak
menjadi semangat dalam belajarnya apalagi di masa pandemi Covid-19.
Dengan demikian, tujuan dari judul skripsi ini adalah upaya yang
dilakukan oleh orang tua dalam pendamoingan belajar anak.
31
E. Sumber Data
Sumber data adalah semua keterangan yang diperoleh dari responden
maupun yang berasal dari dokumen-dokumen baik dalam bentuk statistik atau
dalam bentuk lainnya guna keperluan penelitian tersebut. 37
Dalam penelitian
terdapat dua jenis data yang dianalisis, yaitu primer dan sekunder data yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya,
diamati dan di catat untuk pertama kalinya.38
Yaitu pihak-pihak yang
dijadikan sebagai informasi penelitian. Jenis data ini termasuk informasi
peran orang tua dalam mendampingi anak di masa pandemi covid-19 di Desa
Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto. Informan adalah
orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang akan diteliti dan
bersedia memberikan informasi yang di butuhkan. Adapun yang akan
dijadikan sumber data utama ini adalah orangtua siswa.
2. Data Sekunder
Sumber data sekunder adalah berbagai teori dan informasi yang di peroleh
tidak langsung dari sumbernya. Dapat juga dikatakan data yang tersusun dalam
bentuk-bentuk dokumen.39
37 Joko Subagyo, Metode Penelitian ( Dalam Teori Praktek), (Jakarta, Rineka Cipta:
2006), h . 40
38 Marzuki, Metodologi Riset (Yogyakarta : Hanindita Offset, 1983), h . 55
39 Sumadi Surya Brata, “ Metode Penelitian”, (Jakarta : Rajawali, 1987), h. 93
32
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam
arti cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.40
Untuk
mengumpulkan data dari sumber informasi, peneliti sebagai instrumen utama
penelitian memerlukan instrumen bantuan. Ada dua macam instrumen bantuan
bagi peneliti yang lazim di gunakan:
1. Pedoman Observasi
Yaitu suatu metode pengumpulan data yang di lakukan dengan cara
mengamati dan mengadakan komunikasi langsung dengan sumber informasi
tentang kondisi penelitian di Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto.
2. Pedoman Wawancara
Yaitu peneliti mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara
melakukan tanya jawab atau percakapan dengan informan untuk memperoleh data
yang diperlukan, baik dengan menggunakan daftra pertanyaan ataupun
percakapan bebas yang berhubungan dengan permasalahan yang dirumuskan
sebelumnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari
seseorang. Dokumentasi yaitu, peninggalan tertulis dalam berbagai kegiatan
40
Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, (Jakarta :
Rinneka Cipta, 2013), h. 203
33
atau kejadian yang dari segi waktu relative,belum terlalu lama. Suharsimi
Arikunto mengemukakan bahwa dokumentasi adalah teknik pengumpulan data
dengan hal-hal atau yang berupa catatan, transkripsi, buku, surat kabar,
majalah, prasasti, notulen, agenda dan sebagainya. Melalui teknik dokumentasi
ini peneliti mengumpulkan data-data yang ada ditempat atau lokasi peneliti.41
G. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, ada
beberapa teknik yang digunakan dalam pengumpulan data, yaitu:
1. Observasi yaitu cara pengumpulan data melalui pengamatan dan
pencatatan terhadap objek penelitian.
2. Wawancara yaitu mengumpulkan informasi dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan secara lisan dan di jawab secara lisan pula.
3. Dokumentasi yaitu pengumpulan informasi melalui dokumen-dokumen
berbentuk tulisan.
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, seluruh data yang terkumpul akan
diolah oleh peneliti. Data dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif
yaitu dengan mendeskripsikan secara menyeluruh data yang ditemukan selama
proses penelitian. Miles dan Huberman dalam buku karangan Sugiyono
mengungkapkan bahwa dalam mengola data kualitatif dilakukan melalui tahap
41
Ibid.
34
reduksi (reduction), penyajian data ( data display), dan penarikan kesimpulan
(verification).42
1. Reduksi data
Reduksi data adalah penyederhanan yang dilakukan melalui pemusatan
pemilihan dan keabsahan dta mentah menjadi data informasi yang bermakna
sehingga memudahkan dalam menarik kesimpulan.
2. Penyajian data
Penyajian data yang sering digunakan dalam data kualitatif adalah dalam
bentuk narasi. Penyajian data berupa kumpulan informasi yang tersusun
secara sistematis dan mudah dipahami.
3. Penarikan Kesimpulan
Merupakan tahap akhir dalam analisi data yang dilakukan dengan melihat
hasil reduksi data dengan tetap mengacu pada rumusan masalah dengan
tujuan yang ingin dicapai. Data yang telah terkumpul dibandingkan satu
sama lain untuk menarik kesimpulan sebagai jawaban atas permasalahan
yang ada.
42
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif(Bandung: Alfabeta, 2012),h 246
35
35
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Desa Kayuloe Barat
Pada tahun 1983 Desa Kayuloe Barat merupakan pemekaran dari Desa
Sapanang dan Desa Bontomate‟ne. Atas inisiatif masyarakat mengigat sulitnya
pelayanan masyarakat karena sangat jauh dari jangkauan atas pelayanan
pemerintah serta dibatasi pula oleh sungai. Sehingga dibentuklah Desa persiapan
Kayuloe. Pada tahun 1986 diadakan pemilihan kepala Desa pertama terdiri dari 3
calon kepala Desa yang dimenangkan oleh Ahmad Gassing Kr Tompo dengan visi
mengedepankan penatan wilayah, sarana kantor Desa dan penghujauan dengan
penanaman kakao dan kelapa hiprida. Pada tahun 1995 diadakan pemilihan Desa
periode II dengan 3 orang calon dan msih dimenangkan oleh Ahmad Gassing Kr
Tompo dengan program kerjanya perbaikan sarana jalanan Desa (pengaspalan),
penerangan listrik dan penambahan 3 gedung sekolah SD Inpres yaitu SDI
Je‟netallasa, SDI bontoa dan SDI kayuloe. Pada tahun 1996 telah terjadi
pemekaran wilayah yaitu Dusun Pa‟rasangan Beru dan Ganrang Batu di jadikan
satu Desa persiapan yang diberi nama Kayuloe Timur maka Desa Kayuloe
berubah menjadi Desa Kayuloe Barat.
Pada tahun 2003 diadakan pemilihan kades periode III dengan 5 orang
calon yang dimenangkan oleh M.Ilyas Lili. Pad tahun 2004 di bangun sumur bor
dan perpipaan sebagai sumber air bersih di Dusun Batu Tarng kerja sama ACCES
AUSAID yang difasilitasi oleh LEPSEN. Pada tahun 2006 dibangun sumur bor di
Je‟netallasa kerjasama ACCES dan P2KP. Pada tahun 2008 di bangun sumur bor
36
dan perpipaan di Sampeang dari dana bantuan Pemda Jeneponto. Pada tahun yang
sama diadakan pemilihan Kades Kayuloe Barat yang terdiri dari 3 calon yang
dimenangkan oleh M.Ilyas Lili. Pada tahun 2009 telah dibangun sumur bor dan
perpipaan di Bontoa tetapi gagal karena debit airnya kurang dan seiring dengan itu
masuk jaringan air bersih dari PDAM sehingga ,masyarakat berali ke PDAM.
Pada tahun 2015 Plt. Kepala Desa Kayuloe Barat selama 6 bulan hingga
pemilihan kepala Desa akhir 2015. Pada tahun 2016 Kepala Desa terpilih periode
2016-2021.43
2. Visi, Misi Desa Kayuloe Barat
a. Visi
Harapan atau cita-cita yang kita ingin diwujudkan bersama untuk desa kita
6 tahun kedepan. Visi juga berangkat dari potensi atau masalah yang ada dan
itulah yang menjadi dasar dalam menyusun perencanaan untuk lima tahun
kedepan.
Untuk mewujudkan visi desa 6 tahun kedepan maka yang dibutuhkan bukan
orang banyak berceloteh tetapi yang harus kita bangun adalah komitmen dan
kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakatnya.
43
Rudi Hartono S.Pd Kr Ca‟di.Wawancara, 25 juli 2021
37
b. Misi
Dalam rangka mewujudkan visi masyarakat yang ada di Desa Kayuloe
Barat untuk 6 tahun kedepan, maka disusunlah misi untuk mencapai visi yang ada.
Adapun misi yang telah dirumuskan yaitu:
a) Mengoptimalkan kinerja aparat desa demi tercapainya pelayanan yang
optimal bagi masyarakat
b) Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan
dasar masyarakat berupa pangan ,papan, sandang,pendidikan dan
kesehatan
c) Melaksanakan pembangunan infrastruktur di semua bidang adil dan merata
d) Meningkatkan kapasitas kelembagaan yang ada di desa
e) Pembinaan kehidupan ber islam
3. kondisi geografis
Tabel 1. Kondisi Geografis Desa Kayuloe Barat
No Uraian Keterangan
1 Luas wilayah : + 6,77 km persegi
2 Jumlah Dusun : 5 (Lima)
1. Dusun Sampeang terdiri dari 1 RK
2. Dusun Je”netallasa Selatan terdiri dari 1
RK
3. Dusun Pa‟bentengan terdiri dari 1 RK
4. Dusun Batu Tarang terdiri dari 1 RK
38
5. Dusun Bontoa terdiri dari 1 RK
3 Batas Wilayah :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa
Parasangan Beru
b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa
Sapanang
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Desa
kayuloe Timur
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Jombe
4. Keadaan Sosial
Jumlah penduduk Desa Kayuloe Barat termasuk kurang padat jika disandingkan
dengan luas wilayah Desa. Hal ini dapat dilihat dari hasil pendataan penduduk
yang dilakukan pada tahun 2020, tercatat jumlah penduduk desa Kayuloe Barat
sekitar 3,111 jiwa dengan perbandingan laki-laki 1.481 jiwa dan perempuan 1.630
jiwa. Tersebar dilima Dusun, selanjutnya untuk meliat jumlah penduduk
berdasarkan jenis kelamin maka dapat dilihat pada table 1 berikut.
Tabel 2. Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Desa Kayuloe Barat
Tahun 2020.
No Dusun
Laki-Laki Perempuan Jumlah
1 Dusun Sampeang
237 253 490
2 Dusun Je‟netallasa
381 424 805
3 Dusun Pa‟bentengan
347 371 718
39
4 Dusun Batu Tarang
327 392 719
5 Dusun Bontoa
189 190 379
Jumlah
1481 1630 3111
Sumber dari data KPMD Desa Kayuloe Barat Tahun 2020
Berdasarkan data di atas maka dapat diketahui bahwa jumlah penduduk
yang paling banyak terletak di dusun Jenetallasa dengan jumlah 805 jiwa,
selanjutnya dusun Batu Tarang dengan jumlah 719 jiwa, dusun Pa‟bentengan 718
jiwa, dusun Sampeang 490 jiwa, dusun Bontoa 379 jiwa. Dengan demikian,
secara keseluruhan jumlah jiwa perempuan lebih banyak di banding jumlah jiwa
Laki-Laki.
5. Sarana dan Prasarana Desa Kayuloe Barat
Secara etimologi memiliki perbedaan, namun keduanya memiliki
keterkaitan yang sangat penting sebagai alat penunjang keberhasilan suatu proses
yang dilakukan. Dengan demikian, suatu proses kegiatan yang akan dilakukan
tidak akan dapat mencapai hasil yang diharapkan sesuai dengan rencana, jika
sarana dan prasarana (sarpras) tidaj tersedia. Sarana adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan. Sedangkan
prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, dan proyek).
Tabel 3 : Sarana dan Prasarana Desa Kayuloe Barat
No Jenis prasarana desa
Jumlah Keterangan
1 Kantor desa
1 Baik
2 Paud
1 Baik
3 Gedung TK
1 Baik
40
4 Gedung SD
3 Baik
5 Gedung MTS
1 Baik
6 Gedung SMP
1 Baik
7 Masjid
7 Baik
8 Puskesmas Pembantu (Pustu)
1 Baik
9 Jalan raya 1 Baik
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan bahwa bahwa keadaan sarana
prasarana desa Kayuloe Barat kurang memadai sehingga masyarakat masih
membutukan sarana yang lebih, terutama dalam sarana pendidikan dan kesehatan.
Tingkat Pendidikan Desa Kayuloe Barat
Tabel 4. Jumlah Jiwa berdasarkan Tingkat pendidikan Desa Kayuloe Barat
No Jenjang Pendidikan Jiwa
1 Tidak tamat sekolah 362 Jiwa
2 Belum Sekolah 243 Jiwa
3 Tidak Tamat SD 284 Jiwa
4 Tamat SD 566 Jiwa
5 Sementara SD 430 Jiwa
6 Tamat SMP / sederajat 276 Jiwa
7 Sementara SMP 245 Jiwa
9 Tamat SMU / sederajat 497 Jiwa
8 Sementara SMU 62 Jiwa
10 Tamat S1 96 Jiwa
41
11 Sementara Kuliah 50 Jiwa
Jumlah 3.111 jiwa
Sumber Data KPMD Desa Kayuloe Barat Tahun 2020
Berdasarkan jumlah data jiwa Tingkat pendidika Desa Kayuloe Barat di
atas dapat disimpulkan bahwa kurangnya kesadaran masyarakat mengenai
pentingnya pendidikan sehingga sangat minim minat masyarakat untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
42
6. Struktur Pemerintahan Desa Kayuloe Barat
Tabel 5. Struktur Pemerintahan Desa Kayuloe Barat
43
B. Peran Orang Tua dalam Pendampingan Belajar Anak pada Masa
Pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto
Dalam membimbing atau mendidik seorang anak orang tua tentu akan
memberikan yang terbaik. Apalagi dalam situasi pandemi covid-19 yang
mengharuskan pemberlakuan lockdown, mengakibatkan pembatasan melakukan
kegiatan di luar rumah. Salah satunya kegiatan pembelajaran di sekolah. Kegiatan
pembelajaran yang semestinya tatap muka menjadi pembelajaran jarak jauh atau
daring.
Proses belajar mengajar anak di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe barat
pada masa pandemic covid-19 dilaksanakan secara daring dan luring yang sudah
dilaksanakan sejak awal pembelajaran semester ganjil tahun 2020 hingga saat ini,
pembelajaran jarak jauh dilaksanakan sesuai dengan anjuran pemerintah untuk
memutus mata rantai penyebaran covid-19. Akan tetapi jenis pembelajaran yang
digunakan di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Khususnya di SD Jenetallasa
tidak hanya menggunakan pembelajaran daring saja, tetapi juga menyelingi
dengan pembelajaran luring seperti yang dipaparkan Dalam wawancara yang
dilakukan oleh peneliti dengan bapak Sainuddin S.Pd Dg Jarre guru SD
jenetallasa di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat sebagai berikut:
“Jenis pembelajaran yang kami terapkan di SD Jenetallasa di Dusun
Jenetallasa Desa Kayuloe Barat ada dua, yaitu pembelajaran daring dan
luring. Karena ada beberarapa mata pelajaran yang tidak bisa dilakukan
dengan daring. Mungkin bisa, tetapi tingkat kemampuan tanggap anak
tidak semua sama jadi kami adakan luring, itupun kami batasi jumlah anak
5-7 orang, dan kami mengadakannya bukan di sekolah melainkan di teras
rumah salah satu anak. Dan diselingi satu minggu luring dan minggu
selanjutnya daring, pada pagi hari luring akan diadakan A, lalu pada sore
hari dilakukan si B. akan tetapi semenjak ada instruksi dari dinas yang
44
melarang luring, maka kami berhentikan pembelajaran luring lalu kami
adakan kembali daring.”44
Dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (daring) dibutuhkan peran
orang tua sebagai pengganti guru di rumah. Terdapat tiga peran orang tua selama
proses pembelajaran jarak jauh, yaitu orang tua memiliki peran sebagai guru di
rumah, orang tua sebagai fasilitator, serta orang tua sebagai motivator.
a. Orang tua sebagai guru dirumah
Peran orang tua sebagai guru dirumah adalah membimbing, mendidik serta
mengontrol kegiatan belajar anak. Berdasarkan penelitian, meskipun orang tua
sibuk mereka akan selalu menyempatkan waktunya untuk mengecek jadwal
pembelajaran daring dan mengingatkan anak untuk belajar. Orang tua juga
pendampingan dan membimbing dalam proses pembelajaran serta membantu
anaknya ketika ada materi yang sulit mereka pahami. Berdasarkan hasil
penelitian, orang tua yang tidak begitu paham dengan materi pembelajaran
biasanya akan dibantu oleh kakak dari siswa tersebut ketika belajar. Orang tua
sebagai pendidik di rumah berusaha menggunakan metode-metode yang menarik
agar anak tertarik pada materi pembelajaran. Dari hasil penelitian, mayoritas
orang tua tidak paham dengan metode pembelajaran, sehingga orang tua
mengajarkan pembelajaran pada anak sebisa mereka.
Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan Ibu Basmawati Dg
Caya sebagai orang tua di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat sebagai berikut:
“Selama kegiatan pembelajaran daring ini, saya sangat disibukkan oleh
pekerjaan rumah serta membagi waktu untuk mengajar anak-anak di
rumah. Setelah melakukan pekerjaan rumah saya selalu mengecek
44
Sainuddin S.Pd Dg Jarre, Guru, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
kecamatan turatea kabupaten jeneponto, 25 Juli 2021
45
jadwal pembelajaran daring anak-anak saya dan mengecek apakah
adakah tugas yang diberikan oleh guru. Bukan hanya itu anak-anak juga
harus dibimbing, karena fasilitas yang diberikan dari sekolah hanya
berupa materi saja, jadi saya yang harus berperan sebagai guru sekaligus
orang tua. Yang dimana harus mengawasi anak saya selama
pembelajaran berlangsung serta menjelaskan ulang materi-materi yang
diberikan oleh guru". 45
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu
Syamsiah Dg Safa sebagai orang tua di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
sebagai berikut:
“Peran orang tua dalam memberikan semangat dalam pendampingan
belajar anak sangat penting, karena anak-anak jika tidak dimotivasi
belajarnya maka akan sulit atau bahkan mereka tidak akan pernah
belajar.agar anak mau belajar langkah awal harus berangkat dari orang
tua yang selalu memberikan nasehat dan mendampinginya dalam
belajar. Anak jika tidak disuruh maka tidak akan belajar jika orang
tuanya tidak bertindak untuk mendampinginya belajar.”46
Dari beberapa penjelasan diatas peran orang tua dalam pendampingan
belajar anak di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe barat memberikan pemahaman
bahwa memberikan semangat dalam pendampingan belajar anak yang diberikan
langsung oleh orang tua bertanggung jawab terutama dalam belajar berangkat dari
orang tua yang sering memberikan nasehat kepada anaknya untuk selalu belajar
agar anak terbiasa belajar dengan rajin dari kecil sampai besar nantinya, karena
tanpa adanya nasehat atau bimbingan dari orang tua sejak anak berusia sekitar 7
tahun maka seorang nak akan bermalas-malasan nantinya apalagi jika sudah
terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang kurang baik.
45
Basmawati Dg Caya, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 25 Juli 2021
46 Syamsiah Dg Safa, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 25 juli 2021
46
Sebagaimana salah seorang anak yang bernama Nurhalisa di Dusun
Jenetallasa Desa Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“Saya selalu di dampingi orang tua saya dalam belajar, jika ada tugas yang
saya tidak pahami maka saya bertanya sama orang tua”.47
Berikut hasil wawancara dengan seorang anak yang bernama Melinda di
Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“Dalam menyelesaikan sebuah persoalan terkadang saya melibatkan orang
tua dalam menyelesaikan permasalahan misalnya ada tugas dari ibu guru
ketika saya betul-betul tidak mengerti maka saya langsung bertanya
kepada orang tua.”48
b. Orang tua sebagai fasilitator
Orang tua sebagai fasilitator menyediakan fasilitas yang mendukung
kegiatan pembelajaran di rumah. Dengan adanya fasilitas berupa tempat belajar
yang nyaman serta perlengkapan belajar yang memadai. Fasilitas yang sangat
dibutuhkan anak selama pembelajaran daring yaitu Handpone dan Kuota/Wifi.
Fasilitas disediakan agar anak dapat mengikuti pembelajaran secara daring.
Perekonomian di Desa Kayuloe Barat mayoritas menengah ke bawah sehingga
orang tua harus bekerja keras agar membayar biaya keperluan pembelajaran
anaknya. Sebagaimana wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Sri
Nur Wahyuni S.Pd sebagai guru di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
sebagai berikut:
“ Tidak semua orang tua paham akan system daring apalagi untuk
memenuhi kebutuhan kuota jadi mereka sering kali
memepermasalahkan ketika harus menyisihkan sedikit uang belanja
47
Nurhalisa, Anak, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto, 25 Juli 2021
48 Melinda, Anak, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto, 25 Juli 2021
47
mereka untuk memenuhi kebutuhan kuota internet anak mereka,
padahal kami dari pihak sekolah sudah mendaftarkan nomor telkomsel
dari setiap orang tua namun ada sebagian orang ua yang sering gonta-
ganti nomor teleponnya, jadi bantuan kuota dari pemerintah tidak
masuk lagi di nomor mereka . dan juga ekonomi orang tua dari setiap
anak itu tidak sama, ada beberapa anak yang orang tuanya belum
memiliki HP android, beda dengan di perkotaan, diperkotaan
pembelajaran daringnya lancer dikarenakan rata-rata setiap anak
memiliki HP masing-masing, di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
perekonomian orang tua terbilang rendah. Anak-anak di Dusun
Jenetallasa tersebut sulit mengikuti pembelajaran daring dikarenakan
jarang yang memiliki HP android.Kami menyarankan agar ia nebeng
ditemannya saja namun mereka terkadang malu-malu kalu setiap hari
harus nebeng ditemannya selama pembelajaran daring berlangsung.”49
Sebagaimana ibu Saharia Dg Kanang sebagai orang tua di Dusun
Jenetallasa Desa Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“Kami sebagai orang tua tidak semuanya memiliki hp android, ada yang
sudah punya tapi terkendala dengan kuota, terus sinyal yang kadang-
kadang tidak lancar, ya begitulah kalau pembelajaran daring seperti
ini.”50
Kemudian ibu Mantasia sebagai orang tua di Dusun Jenetallasa Desa
Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“Sebagai fasilitator belajar anak di rumah, saya menyediakan Hp dan
kuota internet, karena semua informasi mengenai pembelajaran di
dapatkan melalui handphone dan juga guru mengirimkan tugas melalui
whatsapp yang harus di akses dengan kuota internet / jaringan
internet”.51
Dari hasil wawancara di atas maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa
dalam pembelajaran jarak jauh handpone dan kuota internet merupakan fasilitas
yang sangat penting agar dapat mengakses internet. Oleh sebab itu peran orang
tua sangatlah penting dalam menyediakan handpone yang terhubung dengan
49
Sri Nurwahyuni S.Pd Dg Ngalusu, Guru, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 25 Juli 2021
50 Saharia Dg Kanang, Orang Tua, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto, 25 Juli 2021
51 Mantasia, Orang Tua, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto, 26 Juli 2021
48
jaringan internet, di karenakan, handpone tanpa jaringan internet tidak dapat di
gunakan dalam pembelajaran jarak jauh.
c. Orang tua sebagai motivator
Orang tua sebagai motivator memberikan motivasi belajar kepada anak
agar anak tetap semangat walaupun dalam kondisi seperti sekarang ini. Karena
motivasi memiliki pengaruh yang cukup besar untuk menyadarkan anak betapa
pentingnya pendidikan. Anak akan termotivasi apabila orang tua selalu
memberikan semangat dan motivasi-motivasi yang membangun. Sehingga anak
akan lebih giat lagi belajar. Ketika mendapatkan nilai yang memuaskan dan telah
memahami materi yang diberikan orang tua memberikan reward atau hadiah atas
pencapaian anak tersebut agar anak tetap termotivasi kedepannya dan apabila
anak tidak mendapatkan hasil yang memuaskan orang tua memberikan motivasi
atau dorongan. Sebagaimana wawancara yang dilakukan dengan ibu Isra Dg Layu
sebagai orang tua di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat yang mengatakan
bahwa:
“Pada saat pandemi ini anak-anak lebih banyak menghabiskan waktu di
rumah dan berkumpul bersama keluarga dan momen itu saya manfaatkan
untuk memotivasi anak agar lebih giat dan bisa membagi waktunya antara
bermain dan belajar serta kadang pula saya memberikan motivasi pada saat
anak selesai mengikuti pembelajaran agar mereka tidak mudah bosan
mengikuti pembelajaran secara daring.”52
Berikut hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan ibu Hasna
Dg Sunggu sebagai orang tua di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat sebagai
berikut:
52
Isra Dg Layu, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 26 Juli 2021
49
“Saya memotivasi anak supaya semangat belajar dengan cara membujuk
anak untuk belajar. Kalau tidak mau belajar tidak boleh bermain dan tidak
mendapatkan nilai yang bagus serta tidak bisa menjawab ketika ditanya dan
diberi tugas oleh ibu guru.”53
Sebagaimana salah seorang anak yang bernama Alif Akbar di Dusun
Jenetallasa Desa Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“Dalam mengerjakan tugas yang kurang dipahami, selalu dibantu dan
dibimbing dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugasnya dan orang tua
juga senantiasa memberi nasehat, pujian dan dorongan supaya kami selalu
semangat dalam belajar”54
Berikut hasil wawancara dengan seorang anak yang bernama Nining
Karlina di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“orang tua saya yaitu ibu selalu mengawasi saya dalam proses pembelajaran
dan selalu menyuruh saya untuk mengerjakan tugas, padahal saya paling
malas kalau disuruh karena saya lebih suka nonton tv di rumah akan tetapi
orang tua saya tidak henti-hentinya mengigatkan saya untuk tetap belajar.”55
Orang tua sangat penting dalam pendampingan belajar anak-anaknya pada
masa pandemic covid-19. ini terbukti dari hasil penelitian dan wawancara yang
dilakukan penulis, pada umumnya orang tua sudah berusaha mendampingi belajar
anak di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto dan orang tua berharap anak-anaknya tetap fokus dan giat belajar.
semangat serta dukungan yang di berikan oleh orang tua merupakan hal yang
sangat penting. Dengan adanya semangat dan dukungan yang di berikan oleh
orang tua maka anak lebih semangat dalm mengikuti pembelajaran.
53
Hasna Dg Sunggu,Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 26 Juli 2021
54 Alif Akbar, Anak, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto, 26 Juli 2021
55 Nining Karlina, Anak, Wawancara, Dusun Jenetallasa, Desa Kayuloe Barat Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto, 26 Juli 2021
50
Keberhasilan dalam mendampingi belajar anak penulis mendapat
informasi dari salah seorang masyarakat yang mendidik anaknya di rumah,
walaupun selama proses pembelajaran sudah diberikan materi oleh guru, namun
tetap sulit memaparkan kembali dan memberikan bimbingan kepada anak di
rumah.
Apabila anak tidak awasi selama proses pembelajaran maka anak tersebut
akan bermalas-malasan dan tidak focus pada pembelajaran, tentu nantinya akan
mempengaruhi daya tangkap anak sehingga anak kurang paham terhadap materi
yang diberikan.
C. Faktor yang menjadi penghambat orang tua dalam pendampingan belajar
anak pada masa pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe
Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto
Menjadi pengganti guru di rumah selama pembelajaran daring bukanlah
sesuatu yang mudah, banyak hambatan yang dihadapi orang tua dalam
pendampingan belajar anak di masa pandemi covid-19 yaitu:
a. Kurangnya Pemahaman Materi Oleh Orang Tua
Hasil penelitian dilapangan menunjukkan bahwa pemahaman meteri oleh
orang tua dalam pendampingan anak belajar dirumah dimasa pandemi ini menjadi
penghambat dalam pelaksanaannya, ditunjukkan dengan hasil wawancara kepada
orang tua yang menyatakan Bahwa menyampaikan ilmu kepada anak tidaklah
mudah dan membutuhkan latihan khusus. Banyak orang tua kurang memahami
materi yang diberikan oleh sekolah atau guru lainnya. Orang tua menganggap
tugas yang diberikan terlihat sulit sehingga sulit untuk disampaikan kepada
51
anaknya seperti dalam wawancra dengan Ibu Nurwahidah sebagai orang tua di
Desa Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“Selama mendampingi anak saya belajar daring, saya sering merasa
bingung dan cemas jikalau anak saya meminta penjelasan terkait materi
yang diberikan oleh gurunya, dikarenakan say kurang memehami materi
tersebut namun saya berusaha dengan membaca materi secara berulang
agar saya memahaminya. Apabila saya tidak memahaminya saya akan
menanykan langsung kepada guru yang bersangkutan melalui whatsapp.”
Sebagaimana ibu Fatimah Dg Lanti sebagai orang tua di Dusun Jenetallasa
Desa Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“Tingkat pendidikan orang tua di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
ini sangat menunjang dalam pembelajaran daring ini. Terkadang ada orang
tua yang tingkat pendidikannya hanya sampi SD saja jadi kami sebagai
orang tua tidak terlalu memahami materi yang di tanyakan oleh anak
saya.” 56
Kemudian ibu Mantasia sebagai orang tua di Dusun Jenetallasa Desa
Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“hambatan orang tua dalam pendampingan belajar anak pada masa
pandemic covid-19 ini yaitu faktor lingkungan apalagi selama adanya
covid-19 anak melakukan pembelajaran secara daring dan tidak kesekolah
lagi, hal ini menyebabkan kemauan anak untuk bermain semakin
meningkat. Anak akan mudah terpengaruh apabila melihat temannya
sedang bermain mereka juga ikut bermain padahal proses pembelajaran
secara daring sedang berlangsung.”57
Pemahaman materi yang luas yang dimiliki oleh orang tua sangat
bermanfaat dalam membantu anak belajar di rumah. Orang tua membantu anak
belajar di rumah berdasarkan kegiatan di sekolah, dan membantu anak dalam
mengerjakan tugas dari sekolah. Pembelajaran tidak dapat maksimal jika orang
56
Fatimah Dg Lanti, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 26 Juli 2021
57 Mantasia, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto, 26 Juli 2021
52
tua tidak sepenuhnya memahami materi yang diberikan oleh guru. untuk diajarkan
kepada anak, orang tua harus benar benar menguasai materi pembelajaran yang
diberikan oleh guru agar terlaksananya pendidikan dirumah menjadi sukses, peran
orang tua dalam memahami materi yang di berikan dari pihak sekolah sangat
penting dalam meningkatkan kualitas pembelajaran anak.
b. Kesulitan Dalam Mengoperasikan handphone
Kesulitan dalam mengoperasikan handphone juga menjadi penghambat
yang dihadapi orang tua dalam pendampingan anak belajar dirumah dimasa
pandemi Covid-19. Terlebih ketika mendampingi anaknya belajar. Di sinilah
peran orangtua dalam penggunaan handphone menguasai handphone menjadi
kunci agar terjadinya komunikasi yang baik antara guru yang mengajar dan
orang tua yang pendampingan anaknya belajar.meskipun dalam Hal ini sejalan
dengan penelitian lain yang menyatakan bahwa dalam pembelajaran daring,
tidak semua orang tua mampu mengoperasikan handphone karena ada
beberapa orang tua yang keadaannya masih belum bisa mengoperasikan
handphone. seperti dalam wawancra dengan Ibu Saharia Dg Kanang sebagai
orang tua di Desa Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
guru menggunakan aplikasi whatsapp dan zoom yang belum pernah saya
tahu sebelumnya, sehingga saya juga kesulitan dalam penggunaannya,
terlebih lagi kita juga tidak diberikan pedoman mengenai penggunaan
zoom dari pihak sekolah”.58
Kemudian ibu Syamsiah Dg Safa mengatakan bahwa:
58
Saharia Dg Kanang, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 27 Juli 2021
53
“Handpone yang saya gunakan adalah handphone model lama, tidak
semua orang tua mampu mengoperasikan gadget, sehingga saya kesulitan
dalam mengikuti perkembangan pembelajaran daring.”59
Berdasarkan hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa Mengingat di
dalam pembelajaran daring, tidak semua orang tua mampu megoperasikan
handphone, penting untuk diperhatikan bahwa komunikasi antara orang tua dan
guru sangat dibutuhkan dalam hal ini guru dapat meminimalisir tingkat kesulitan
dalam menggunkan gadget, guru dapat memberikan tugas siswa melalui pesan
singkat kepada orang tua dalam membantu anak untuk menyelesaikannya.
c. Tidak punya cukup waktu untuk mendampingi anak belajar di rumah
karena harus bekerja
Orang tua tidak punya cukup waktu untuk menemani naknya belajar di
rumah karena harus bekerja menjadi masalah lain di masa pandemic covid-19
ini. Peran orang tua sangat penting dalam pelaksanan pembelajaran di rumah
kedepannya. sebab orang tua adalah pendidik yang pertama bagi anak dalam
pendidikan keluarga, maka dari itu, orang tua harus selalu berupaya
semaksimal mungkin untuk membimbing anak ketika belajar dirumah
berdasarkan hasil penelitian, hambatan yang dihadapi orang tua dalam
membina anak adalah terkadang kurangnya waktu yang dimiliki orang akibat
sibuk bekerja di luar. seperti dalam wawancara dengan Ibu Basmawati Dg
Caya sebagai orang tua di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat mengatakan
bahwa:
59
Syamsiah Dg Safa, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 27 Juli 2021
54
“ saya dan suami harus bekerja dan tidak memiliki waktu untuk menemani
anak belajar di rumah”. 60
Kemudia ibu Isra Dg Layu mengatakan bahwa:
“Karena saya adalah ibu yang bekerja, maka saya hanya dapat menemani
anak belajar dirumah ketika selesai bekerja”.61
d. Orang Tua Tidak Sabar Dalam Mendampingi Anak Belajar Dirumah
Banyak orang tua dalam menemani belajar anak dirumah kurang sabar
sehingga muncul kekesalan dan melampiaskannya pada anak. Sejatinya orang tua
harus menjadi figur dalam memberi kesabaran pada anak, hal lain menunjukkan
bahwa ternyata orang tua juga sudah merasa jenuh dengan pembelajaran yang
dilakukan dirumah hal itu memicu ketidaksabaran orang tua dalam menemani
anak belajar dan bermain. Ketidaksabaran adalah salah satu kesalahan dalam
mendidik anak, dan ternyata masih banyak orang tua yang kurang sabar dalam
mendidik anak, hal ini tentunya sangat disayangkan karena orang tua mempunyai
kewajiban untuk membentuk, mengarahkan, membimbing, dan mendidik anak
dengan penuh kesabaran. seperti dalam wawancara dengan Ibu Hasna Dg Sunggu
sebagai orang tua di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat mengatakan bahwa:
“Hal yang sebenarnya saya prihatinkan yaitu ketika anak tidak bisa
memahami apa yang saya sampaikan saat mendampingi anak belajar di
rumah, ketika melihat kebiasaan anak yang cenderung lebih nurut dengan
gurunya di banding orang tuanya sendiri. Ini tentu menjadi tantangan
bagi saya orang tua yang cukup menguras emosional bagi orang tua.”62
60
Basmawati Dg Caya, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 27 Juli 2021
61 Isra Dg Layu, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 27 Juli 2021
62 Hasna Dg Sunggu, Orang Tua, Wawancara, Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto, 27 Juli 2021
55
Berdasarkan hasil wawancara dapat di simpulkan bahwa di sini di
butuhkan kesabaran yang luar biasa dan kemampuan orang tua dalam mendidik
benar-benar teruji.
56
56
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang “Peran Orang Tua dalam
Pendampingan Belajar Anak di masa Pandemi Covid-19 di Dusun Jenetallasa
Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto” Maka dapat
disimpulkan bahwa :
1. Peran orang tua di Dusun Jenetallasa Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea
Kabupaten Jeneponto berperan penting dalam pendampingan belajar anak di
masa pandemic covid-19. Hal ini dibuktikan dengan observasi dan wawancara
langsung dengan orang tua dan anaknya. Orang tua mendidik, membimbing,
mengfasilitasi, serta mengontrol anaknya selama pembelajaran daring.
2. Faktor yang menjadi penghambat orang tua dalam pendampingan belajar anak
pada masa pandemi Covid-19 meliputi: Faktor internal yaitu hambatan yang
berasal dari keluarga itu sendiri seperti pendidikan, orang tua, kesibukan orang
tua, dan berasal dari anak itu sendiri. Faktor eksternal yaitu hambatan yang
datang dari luar keluarga itu sendiri, anatara lain faktor lingkungan, kuota dan
jaringan internet.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tentang peran orang tua dalam pendampingan
belajar anak di masa pandemi covid-19 di Desa Kayuloe Barat Kecamatan
TurateaKabupaten Jeneponto, penulis memberikan saran demi kelancaran
pembelajaran daring:
57
1. Di harapkan kepada Orang Tua Untuk selalu memberikan pendampingan kepada
anak ketika belajar agar anak dapat semangat dalam belajar. diharapkan dapat
membagi waktunya dengan baik antara pekerjaan rumah tangga dan mengawasi
anaknya selama pembelajaran daring, sehingga proses pembelajaran dapat
berjalan dengan maksimal. Selain itu juga dalam membimbing dan mendidik
anak hendaknya tidak terlalu keras. Dan yang sudah berusaha membantu anak
saat belajar bias lebih ditingkatkan lagi agar bias dijadikan motivasi bagi orang
lain yang belum bias mendampingi anak saat belajar.
2. Di harapkan kepada Sekolah agar dapat memberikan bimbingan dalam proses
pembelajaran online dimasa pandemic ini dalam hal penggunaan aplikasi
pendukung pembelajaran, agar orang tua tidak bosan dan tiding bingung ketika
harus menggunakan beberapa aplikasi pembelajaran untuk mendukung
pelaksanan pembeljaran jarak jauh dengan baik.
54
54
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qurannul Karim
Abdurrahman Khalid bin, 2006, Cara Islam Mendidikan Anak, Jogjakarta: Ad-Dakwa.
Aji Syah Halal Rizqon, 2020, Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia Sekolah,
Ketrampilan dan Proses Pembelajaran” Jurnal Sosial & Budaya Syar-1, Vol. 7
No. 5 Oktober.
Arikunto Suharsimi, 2013, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”, Jakarta :
Rinneka Cipta.
Arnicun Aziz Hartomo, 2011, Ilmu Sosial Dasar, Jakarta: Bumi Aksara.
Baharuddin, 2010, Teori Belajar Dan Pembelajaran, Jogjakarta: Arruz Media,
C. Prianto, 2020 Pembelajaran Bermakna di Tengah Covid-19. Surabaya : Yayasan Kita
Menulis.
Dacholfany Ihsan, Hasanah Uswatun, 2018, Pendidikan Anak Usia Dini Menurut Konsep
Islam, Jakarta: Amzah.
Darajat Zakiah, 2012, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara,
Dawud Sulaiman Abu, 2013, Ensiklopedia Hadis 5: Sunan Dawud Abu, Jakarta:
Almahira.
Departemen Agama RI, 2009, Alquran dan Terjemahnya, Surakarta: CV.Al-Hanan.
Harjati,2013, Peran Orang Tua Dalam kepribadian Anak, Jakarta: Permata Pustaka,
Kartono Dan Kartini, 1985, Peran Orang Tua Dalam Memandu Anak, Jakarta: Rajawali..
Kementrian Agama, 2002, Alquran dan Terjemahan.
Langgulung, Hasan, 2004 Manusia Dan Pendidikan : Suatu Analisa Psikologi dan
Pendidikan Jakarta : Pustaka Al-Husna Baru.
Mansur, 2005, Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Marliana,2017, “Penguatan Peran Ibu Dalam Pendidikan Anak”, Jurnal Islam Al I‟tibar
Vol.2 No.1
Marzuki, 1983, Metodologi Riset Yogyakarta : Hanindita Offset,
Meity Taqdir Qodratillah, dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
55
Muhaimin Azzet akhmad, 2011, Pendidikan Yang Membebaskan (Jogjakarta AR-Ruzz
Media)
Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, 2005, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pusat.
Rasyid Ridho Muhammad, 2020, “Wabah Penyakit Menular Dalam Sejarah Islam Dan
Relevan dengan Covid-19”, Vol 4 No 1.
Rosalia, Menjadi Orang Tua Cerdas Tips Mendampingi Anak Belajar, Yogyakarta: PT
Kanisius.
S. Wiliias sofyan, 2010 Problematika Bandung: Alfabeta,
Salmeto, 2010, Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Siswadi Imran , 2011, “Perlindungan Anak Dalam Perspektif Hukum Islam Dan HAM”,
Jurnal Ilmiah UII Yogyakarta, Vol.11 No. 2
Soekanto Soerjono,2009, Sosiologi Suatu Pengantar Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
Subagyo Joko,2006, Metode Penelitian ( Dalam Teori Praktek), Jakarta, Rineka Cipta:
Sugiono, 2012, Metode Penelitian Kualitatif Bandung: Alfabeta.
Sukardi, 2007, Metodologi Penelitian Kompetensi dan Prakteknya Cet.IV; Jakarta : Bumi
Aksara.
Sumolang Marcelino,2013, “Peranan Internet Terhadap Generasi Muda Di Desa Tounelet
Kecamatan Langowan Barat”. Jurnal, Vo.2 No. 4
Surya Brata Sumadi, 1987 “ Metode Penelitian”, Jakarta : Rajawali,
UU RI SISDIKNAS Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan ( Jakarta: sinar
grafika, 2005).
Wiryasaputra, 2006, Pendampingan Dan Konseling Pisikologi, Yogyakarta:Galang Press.
Yurianto, Ahmad, Bambang Wibowo,k.p., 2020, pedoman pencegahan dan
pengendalian coronavirus disease (Covid-19). Kemenkes RI.
Yusuf LN Syamsyu, 2012, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung : PT
Remaja Rosda Karya, Cet Ke-13,
56
56
RIWAYAT HIDUP
Isti Silviana Dewi, Jeneponto 13 Maret 2000, anak ke
tiga dari tiga bersaudara dari pasangan Sonda dan Hasna,
riwayat pendidikan. Penulis tamat Sekolah Dasar pada
tahun 2011 di SD Jenetallasa kemudian pada tahun yang
sama melanjutkan pendidikan di MTSN Anisa Jenetallasa
tamat pada tahun 2014 . kemudian melanjutkan pendidikan di tahun yang sama di
SMKN 1 Jeneponto tamat pada tahun 2017. Atas Ridoh Allah subhanahu
wata‟ala, dan doa restu kedua orang tua sehingga pada tahun 2017 penulis lulus
dan terdaftar sebagai mahasiswa jurusan pendidikan Agama Islam Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
57
LAMPIRAN
58
Lampiran 1 Pedoman Wawancara
Pedoman Wawancara Penelitian
A. Identitas Orang Tua Anak
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
Hari / Tanggal Wawancara
NO Pertanyaan
1. Bagaiaman pendapat bapak / ibu mengenai proses pembelajaran
daring?
2. Kesulitan apa yang bapak / ibu alami dalam dalam membantu anak
belajar di masa pandemic covid-19?
3. Bagaimana peran bapak / ibu dalam mendampingi belajar anak di
masa pandemic covid-19?
4. Metode atau cara apa yang bapak / ibu lakukan dalam mendampingi
belajar anak di masa pandemic covid-19?
5. Apa yang menjadi faktor penghambat ibu bapak dalam mendampingi
belajar anak di masa pandemic covid-19?
B. Identitas Anak
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pekerjaan
59
Hari / Tanggal Wawancara
No Pertanyaan
1. Bagaimana proses pembelajaran anda di masa pandemic covid-19?
2. Menurut anda bagaimana pentingnya pembelajaran tatap muka?
3. Bagaiamana pendapat anda tentang pembelajaran daring?
4. Apa saja kesulitan yang anda alami selama pembelajaran daring?
5. Apakah orang tua sangat berperan dalam mendampingi belajar pada
masa pandemic covid-19?
6.
Apa yang menjadi penghambat anda sehinggaa orang tua mempunyai
faktor penghambat dalam mendampingi belajar pada masa pandemic
covid-19?
Lampiran 2.
Analisis data hasil penelitian
1. wawancara dengan orang tua
No Pertanyaan
Jawaban Keterangan
1 Bagaimana peran bapak/ibu dalam
pendampingan belajar anak di
masa pandemic?
kalau ada tidak na paham
anakku biasa ku jelaskan
supaya lebih mengerti
biar mengerti sedikitji
kalau ku tauki materinya
setidaknya berusahama
juga kasih paham anakku.
(25 juli 2021)
Kalau tidak mengertika
biasa langsung ku cari di
google. (25 juli 2021)
Ku sediakan hp sama
60
isikan kuota untuk na
pake belajar anakku dan
juga saya kasih metode
belajar yang lebih asik
dari sebelumnya supaya
tidak bosangi belajar.( 25
juli 2021)
Kubatasi jam mainnya
anakku supaya to tidak
lebih banyak mainnya
daripada belajarnya, kalau
malaski belajar ku kasiki
seng semangat sama
motivasi suapaya bias na
gapai cita-citanya. (25 juli
2021)
2 Faktor apa yang menjadi
penghambat orang tua dalam
pendampingan belajar anak di
rumah?
Sibukka kerja jadi biasa
tidak ada waktuku buat
ajari anakku.(26 juli
2021)
Biasa anak-anak malaski
belajar karena na lihatki
temannya banyak yang
tidak belajar jadi tidak
maumi juga belajar (26
juli 2021)
Kurang pahamka sama
pelajarannya anak-anak,
itumi pusingka juga kalau
anak-anak bertanya juga
sama saya (26 juli 2021)
3 Bagaimana pendapat bapak/ibu
mengenai proses pembelajaran
daring?
Kadang to bosanka
mengajar, biasa kalau ada
tugasnya anakku yang
tidak na mengerti pasti
langsunga na Tanya. Baru
manami mauka juga
bersih-bersih rumah( 26
juli 2021)
Ini belajar online kurang
bagus menurutku karena
ku liat anak-anak
61
sekarang tidak ada yang
focus belajar. Ini
pembelajaran daring na
bikin susah ja karna
banyak pekerjaan rumah
yang harus ku kerjakan.
Manami juga anak-anak
yang mau belajar online.
(26 juli 2021)
Tidak terlalu setujuka
saya belajar daring karna
anak-anak tambah malasji
ku rasa, lebih bagus tatp
muka( 26 juli 2021)
Lampiran 3.
Analisis data hasil penelitian
2. wawancara dengan anak
No Pertanyaan
Jawaban Keterangan
1 Bagaimana proses pembelajaran
anda di masa pandemic covid-19?
Berjalan baik kak.( 25
juli 2021)
Daring sama belajar tatap
muka juga kak (25 juli
2021)
Belajar daring kak (25
juli 2021)
2 Bagaimana pendapat anda tentang
pembelajaran daring?
Bosanka saya kak kalau
belajar begini terus,
karena belajar sendirija
tidak sama-samaka
temanku( 25 juli 2021)
Tidak ku suka saya
belajar daring kak, anu
tidak seru mending tatap
muka( 25 juli 2021)
62
Tidak bagus kak (25 juli
2021)
3 Apakah orang tua sangat berperan
dalam pendampingan belajar
anda?
Berperan sekali ia kak
karena kalau ada tidak ku
tau pasti orang tuakuji ku
Tanya kak(26 juli 2021)
Sangat membantu kak,
karna kalau tidak
mengertika to kak pasti
orang tuakuji ku Tanya
terus (26 juli 2021)
Iye kak, karna mamaku
selalu temania pi cari
jaringan( 26 juli 2021)
4 Apa saja kesulitan yang anda
alami selama belajar daring?
Biasa sibukki orang ua
ku kak, jadi tidak adami
yang ajarka biasa juga na
pake hp (26 juli 2021)
Jaringan biasa tidak
bagus kak, biasa kalau
kumpul tugas
terlambatka baru biasa na
alfaki guruku kalau
terlambatma kirim (26
juli 2021)
Biasa tidak juga dataku
kak baru malu-malua
minta hotspot sama
tetanggaku (26 juli 2021)
5 Menurut anda pentingkah
pembelajaran tatap muka?
Lebih bagus sebenarnya
kalau tatap muka kak
karena bisaki main-main
sama temanga kalau
istirahat, pokoknya
baguski kalau tatap muka
kak deh (26 juli 2021)
Sangat penting karena
kalau online biasa tidak
mengerti ji kak (26 juli
2021)
63
Lampiran 4. Dokumentasi
Gambar 1. Gedung Kantor Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto
Gambar 2.Ruangan Kantor Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten
Jeneponto
64
Gambar 3. Wawancara dengan Bapak Sainuddin S.Pd Dg Jarre (Guru di Desa
Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
Gambar 4. Wawancara dengan Ibu Basmawati Dg Caya (Orang Tua Anak di Desa
Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
65
Gambar 5. Wawancara dengan Nurhalisa (Anak di Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
Gambar 6. Wawancara dengan Melinda (Anak di Desa Kayuloe Barat Kecamatan
Turatea Kabupaten Jeneponto)
66
Gambar 7. Wawancara dengan Ibu Nur Sri Nurwahyuni S.Pd Dg Ngalusu (Guru
di Desa Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
Gambar 8. Wawancara dengan Ibu Saharia Dg Kanang (Orang Tua di Desa
Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
67
Gambar 9. Wawancara dengan Ibu Mantasia (Orang Tua di Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
Gambar 10. Wawancara dengan Anugrah Alif Akbar (Anak di Desa Kayuloe
Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
68
Gambar 11. Wawancara dengan Nining Karlina (Anak di Desa Kayuloe Barat
Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
Gambar 12. Wawancara dengan Ibu Nurwahidah (Orang Tua di Desa Kayuloe
Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
69
Gambar 13. Wawancara dengan Ibu Hasna Dg Sunggu (Orang Tua di Desa
Kayuloe Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
Gambar 14. Wawancara dengan Ibu Fatima Dg Lanti (Orang Tua di Desa Kayuloe
Barat Kecamatan Turatea Kabupaten Jeneponto)
56
57
58
59
60
61
62