Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERAN ORANG TUA SEBAGAI GURU DI RUMAH PADA
PEMBELAJARAN DARING DI SD NEGERI KEBONROMO 3
SRAGEN SELAMA PANDEMI COVID-19
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata 1
pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Oleh:
SITI MUBAROKATUT DAROJATI ISP
A510160193
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2020
i
ii
iii
1
PERAN ORANG TUA SEBAGAI GURU DI RUMAH PADA
PEMBELAJARAN DARING DI SD NEGERI KEBONROMO 3
SRAGEN SELAMA PANDEMI COVID-19
Abstrak
Adanya pandemi covid-19 mengharuskan anak untuk belajar di rumah. Seluruh
kegiatan belajar siswa dilaksanakan di rumah dengan bimbingan dari orang orang tua.
Sehingga peranan orang tua dalam mendidik anak berada pada urutan pertama.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk peran orang tua sebagai guru
di rumah dan mendeskripsikan kendala yang dihadapi orang tua pada pembelajaran
daring di SD Negeri Kebonromo 3 Sragen selama pandemi covid-19. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah kuesioner online menggunakan google form. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa meskipun orang tua sibuk bekerja, bentuk peran orang tua
sebagai pengasuh dan pendidik, sebagai pembimbing, sebagai pengganti guru,
sebagai motivator dan fasilitator sudah dilakukan cukup baik. Namun, ada beberapa
orang tua yang tidak bisa mendampingi anak belajar karena sibuk bekerja, sehingga
yang mendampingi belajar anak kakak dari siswa tersebut. Pemberian reward dan
punishment juga diterapkan oleh orang tua. Rata-rata reward yang diberikan orang
tua berupa barang dan punishment yang diberikan berupa teguran kepada anak.
Kendala yang dihadapi orang tua siswa yaitu penambahan biaya kuota internet,
kurang memahami materi anak, dan tidak menggunakan metode yang bervariasi
ketika belajar.
Kata Kunci: pembelajaran daring, peran orang tua
Abstract
The covid-19 pandemic requires children for studying at home. All student learning
activities are carried out at home guidance from parents. So that role of parents in
educating children is first. This study aims to describe the role of parents as teachers
at home and to describe the close relationship with parents in courageous learning at
SD Negeri Kebonromo 3 Sragen during the Covid-19 pandemic. This research uses
descriptive qualitative research. The data methods used was online questionnaires by
using Google forms. The results of this study indicate that even though parents are
busy working, the role of parents as caregivers and educators, as guides, as teachers,
as motivators and facilitators has been done well. However, there are some parents
who cannot guide their children to study because they were busy on working. Parents
also apply reward and punishment. The average reward given by parents is in the
form of goods and the punishment given is in the form of a warning to the child. The
obstacles nearly happen by parents are the addition of internet quota, lack of
understanding of children's material, and not use various methods when studying.
Keywords: daring learning system, parent’s role
2
1. PENDAHULUAN
Indonesia dan seluruh dunia saat ini sedang menghadapi pandemi covid-19. Menurut
Hui (dalam Setiawan, 2019) Corona Virus Disease (Covid-19) merupakan sindrom
pernapasan akut yang disebabkan oleh coronavirus dan tergolong penyakit menular.
Penyebaran virus ini sangat cepat sehingga menyebabkan pandemi global yang
berlangsung sampai sekarang. Salah satu dampak dari virus yaitu terhadap
pendidikan di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Melalui Surat Edaran Nomor 3
Tahun 2020, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengambil
kebijakan yang disampaikan tentang pencegahan covid-19 bahwa penyelenggaraan
pendidikan dilaksanakan secara daring/ online di rumah mulai dari satuan pendidikan
TK sampai Perguruan Tinggi (dalam Setiawan, 2019).
Adanya pandemi covid-19 telah membuat pola pembelajaran menjadi
berubah. Pembelajaran saat ini berlangsung dengan jarak jauh atau biasa disebut
dengan pembelajaran daring. Haerudin et al. (2020) menyatakan bahwa, terdapat
kendala dalam pelaksanaan pembelajaran daring yaitu keterbatasan dalam
penggunaan teknologi dan pengetahuan dari orang tua. Pembelajaran daring memiliki
tantangan tersendiri bagi orang tua siswa, mereka dituntut untuk selalu membimbing
dan mendampingi anak dalam belajar.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Umar (2015) didapatkan hasil
bahwa keberhasilan pendidikan anak ditentukan oleh peran orang tua dalam mendidik
anak-anak mereka. Membimbing dan mendampingi proses belajar anak merupakan
wujud tanggungjawab dan peran dari orang tua. Selain itu, penelitian yang dilakukan
Palar et al. (2015) di SDN Inpres I Tumaratas Kecamatan Langowan Barat ditemukan
bahwa orang tua mempersiapkan segala kebutuhan anak demi mewujudkan
keberhasilan anak dalam pendidikan. Menurut Schunk (dalam Palar et al., 2015)
keterlibatan orang tua dalam pendidikan dapat diwujudkan dengan memberikan
perhatian terhadap tugas dan jadwal sekolah anak, memberi motivasi anak, dan
memberi bimbingan belajar.
3
Peran orang tua dalam proses pendidikan anak masih menjadi permasalahan
dalam proses belajar anak. Berdasarkan fakta yang ada, para orang tua kurang
berperan secara aktif dalam program sekolah karena kesibukan pekerjaan mereka.
Peran orang tua di rumah dan di sekolah belum dilakukan dengan maksimal
(Sukhbataatar, 2014). Hasil wawancara awal dengan salah satu orang tua siswa, Ibu
MJ yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga didapatkan hasil bahwa orang tua
mengalami kesulitan membagi waktu antara pekerjaan rumah dan mendampingi anak
belajar sehingga menjadikan perannya tidak maksimal dalam proses belajar anak
dirumah.
Berdasarkan penelitian terdahulu serta pemaparan masalah di atas, maka
peneliti bermaksud untuk menemukan bentuk peran orang tua menjadi guru di rumah
pada pembelajaran dalam jaringan (daring) selama pandemi covid-19. Perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti yaitu,
terdapat kebaharuan penelitian ini yaitu pada tujuan penelitian dan informan
penelitian. Penelitian ini berusaha menemukan bentuk peran orang tua terkait
pendampingan belajar mandiri dari rumah. Maka peneliti terdorong untuk
melaksanakan penelitian dengan judul “Peran Orang Tua Sebagai Guru Di Rumah
Pada Pembelajaran Daring Di SD Negeri Kebonromo 3 Sragen Selama Pandemi
Covid-19”.
2. METODE
Penelitian dilakukan pada orang tua di SD Kebonromo 3 Sragen. Waktu pelaksanaan
penelitian akan dimulai dari bulan April hingga bulan Juli 2020. Jenis penelitian yaitu
menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. Penelitan yang digunakan untuk
menerangkan peristiwa atau fenomena sosial disebut dengan penelitian kualitatif
(Moleong, 2000). Dapat disimpulkan bahwa penelitian kualiatatif deskriptif yaitu
penelitian yang sifatnya membandingkan fenomena yang terjadi antarkelompok.
Salah satu karakteristik penelitian kualitatif menurut Subadi (2006) yaitu,
instrumen utama dalam pelaksanaan penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti
4
harus cerdas dan jeli dalam proses pengumpulan data dan analisis data. Subyek
berasal dari seluruh orang tua siswa di SD Kebonromo 3 Sragen. Obyek penelitian ini
adalah peran orang tua sebagai guru di rumah pada pembelajaran daring selama
pandemi covid-19.
Penelitian ini menggunakan data seperti yang telah dikemukakan oleh ahli
yaitu meliputi kata-kata dan tindakan dan sumber tertulis. Teknik pengumpulan data
pada penelitian ini menggunakan kuesioner online dengan google form,. Kuesioner
disebar kepada orang tua siswa yang dibantu oleh kepala sekolah SD Negeri
Kebonromo 3 Sragen. Di SD Kebonromo 3 Sragen terdapat 75 populasi orang tua.
Dari total populasi yang ada, terdapat 56 responden yang mengisi google form.
Bagian terpenting dalam penelitian adalah analisis data. Muhadjir (dalam
Rijali, 2018) berpendapat bahwa analisis data adalah mencari dan menyusun secara
sistematis hasil dari wawancara, observasi, dan lainnya yang dapat disajikan sebagai
temuan untuk orang lain. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah
analisis interaktif yang terdiri dari, reduksi data, sajian data, penarikan simpulan atau
verifikasi (Golafshani, 2003).
Untuk menjamin validitas data, digunakan teknik triangulasi. Triangulasi
merupakan suatu pendekatan analisa data yang mensintesa data dari berbagai sumber
(Bachri, 2010). Pada penelitian ini, pengecekan validitas data menggunakan
triangulasi sumber. Triangulasi sumber dilakukan untuk mengumpulkan data sejenis
dari sumber yang berbeda-beda. Sumber yang berbeda-beda terdiri dari orang tua
yang ada di SD Kebonromo 3 Sragen dan sumber pustaka berupa jurnal hasil
penelitian yang relevan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan temuan penelitian tentang peran
orang tua sebagai guru di rumah pada pembelajaran daring selama pandemic covid-19
adalah orang tua sebagai pengasuh dan pendidik. Dari hasil penelitian yang peneliti
5
lakukan di SD Negeri 3 Kebonromo Sragen, salah satu bentuk peran orang tua
sebagai pengasuh dan pendidik. Orang tua sebagai pengasuh dan pendidik, maka
orang tua tersebut selalu bertanggung jawab untuk mengingatkan anaknya belajar,
menyuruh untuk bangun pagi, menghormati orang yang lebih tua, dan mengingatkan
anak tidak tidur larut malam. Berdasarkan hasil penelitian, meskipun orang tua sibuk
dengan rutinitas pekerjaan tetapi mereka tetap meluangkan waktunya untuk
mengecek jadwal pembelajaran daring dan mengingatkan anak untuk belajar.
Sedangkan orang tua siswa yang berprofesi sebagai petani dan buruh, orang tua
sibuk bekerja dan tidak selalu mengecek dan mengingatkan anak untuk belajar
Selain itu, orang tua juga menanamkan pendidikan karakter pada anak.
Orang tua sebagai pembimbing. Kategori yang kedua yaitu orang tua sebagai
pembimbing. Sebagai pembimbing, peran orang tua yaitu mendampingi dan
membimbing anaknya dalam belajar serta memberikan bantuan kepada anak ketika
mengalami kesulitan. Meskipun orang tua sibuk bekerja, mereka tidak kesulitan
untuk meluangkan waktu dalam mendampingi anak pada pembelajaran daring. Orang
tua selalu menjelaskan petunjuk pelaksanaan pembelajaran dan selalu menanyakan
kesulitan yang dihadapi anak. Berdasarkan hasil penelitian, orang tua yang
berprofesi sebagai buruh dan pedagang kecil, didapati bahwa orang tua tersebut
tidak selalu mendampingi anak dalam pembelajaran daring. Orang tua tidak begitu
paham dengan pelaksanaan pembelajaran daring dan anak dibantu oleh kakak dari
siswa tersebut ketika belajar.
Orang tua sebagai pendidik dan pengajar pengganti guru di sekolah. Kategori
yang ketiga yaitu peran orang tua sebagai pendidik dan pengajar pengganti guru di
sekolah. Sebagai pendidik dan pengajar pengganti guru di sekolah, orang tua bisa
menggunakan inovasi dalam metode pembelajaran. Misalnya, menggunakan metode
bermain, metode bercerita, dan metode demonstrasi. Dari hasil penelitian, orang tua
tidak paham dengan metode pembelajaran. Sehingga orang tua mengajarkan
pembelajaran pada anaknya sebisa mereka. Terdapat beberapa orang tua yang sudah
6
menggunakan metode pembelajaran dalam mengajarkan anaknya. Ada orang tua
yang sudah menggunakan metode bermain dan tanya jawab.
Orang tua sebagai motivator. Kategori yang keempat yaitu peran orang tua
sebagai motivator. Sebagai motivator, orang tua memberikan dorongan (motivasi)
kepada anak untuk belajar, memberikan reward ketika anak berhasil dalam
belajarnya, dan memberikan punishment ketika anak mendapatkan hasil yang kurang
memuaskan. Berbeda orang tua berbeda pula didikan yang orang tua berikan pada
anak. Dari hasil penelitian, semua orang tua memberikan dorongan belajar pada anak.
Pemberian reward juga dilakukan oleh orang tua berupa materi, seperti benda dan
uang. Dari hasil penelitian, orang tua yang berprofesi sebagai PNS, orang tua
memilih untuk tidak memberikan reward pada anak karena takut apabila anaknya
bergantung.Selain itu ketika anak tidak berhasil dalam belajarnya orang tua juga
memberikan hukuman, yaitu dengan menegur anak secara perlahan dan tidak boleh
bermain. Sedangkan orang tua yang berprofesi sebagai pedagang kecil, orang tua
tidak memberikan hukuman pada anak. Orang tua tersebut membutuhkan kerja keras
dari anaknya dan bukan hanya hasilnya saja.
Orang tua sebagai fasilitator. Kategori yang kelima yaitu peran orang tua
sebagai fasilitator. Sebagai fasilitator, orang tua menyediakan sarana dan prasarana
yang baik untuk anak seperti buku, penerangan, wifi dan menyediakan media
pembelajaran/ alat peraga. Tingkat perekonomian orang tua di SD Negeri
Kebonromo 3 Sragen tergolong sedang. Sehingga para orang tua juga tidak
sepenuhnya menyediakan fasilitas yang baik untuk anak. Terdapat berbagai kendala
dalam pembelajaran daring seperti boros kuota, susah sinyal, tidak paham dengan
materi, dan terlalu banyak tugas. Faktor biaya juga mempengaruhi orang tua dalam
penyediaan alat peraga dalam pembelajaran daring. Para orang tua rata-rata tidak
menggunakan alat peraga dalam mengajarkan pada anak. Hasil penelitian didapatkan
bahwa, orang tua yang berprofesi sebagai buruh dan pedagang kecil didapati hasil
7
bahwa fasilitas tidak mendukung dalam pembelajaran, seperti tidak tersedianya HP.
Sehingga orang tua kesulitan apabila dalam pembelajaran daring.
Selanjutnya adalah kendala yang dihadapi orang tua dalam pembelajaran
daring. Dampak dari pembelajaran daring adalah anak dipaksa untuk belajar dalam
jarak jauh, padahal tidak semua orang tua menyediakan sarana dan yang mendukung
dalam pembelajaran. Kelancaran dan keberhasilan anak dalam pembelajaran daring
harus didukung oleh fasilitas yang baik, terutama seperti tersedianya HP maupun
laptop dalam proses pembelajaran. Kendala selanjutnya yaitu anak mudah merasa
bosan karena tidak ada variasi dalam pembelajaran. Kurangnya pengetahuan orang
tua juga menyebabkan pendampingan belajar dilakukan secara monoton. Selain itu,
terdapat orang tua yang kesulitan dalam melakukan bimbingan karena kurang paham
dengan materi anak. Kendala yang lain yaitu adanya penambahan biaya pembelian
kuota internet bertambah dan orang tua menjadi repot dalam mengajarkan materi
pada anak.
3.2 Pembahasan
Berdasarkan data penelitian menunjukkan bahwa peran orang tua sebagai pengasuh
dan pendidik belum dapat direalisasikan secara maksimal. Beberapa orang tua tidak
dapat menjalankan perannya dengan maksimal karena harus bekerja, namun juga
terdapat orang tua yang sibuk bekerja tetapi bisa berperan dengan baik dalam
kegiatan belajar anaknya. Hal tersebut berdampak terhadap kegiatan belajar anak
dalam pembelajaran daring. Orang tua yang berprofesi sebagai wiraswasta, karyawan
swasta, PNS, ibu rumah tangga, dan pedagang kecil sudah melaksanakan peran
sebagai pengasuh dan pendidik dengan cukup baik. Orang tua selalu mengecek
jadwal anak dan mengingatkan anak untuk belajar. Sedangkan orang tua yang
berprofesi sebagai petani dan buruh tidak selalu mengecek dan mengingatkan anak
untuk belajar, karena orang tua sibuk bekerja dan kesulitan untuk membagi waktu.
Selain itu orang tua juga tidak paham dengan pembelajaran daring yang dilaksanakan
oleh sekolah.
8
Penelitian yang dilakukan Pebriyanti (2020) terhadap seorang ibu rumah
tangga di kecamatan pubian kabupaten Lampung tengah. Terkait permasalahan
dalam mendampingi anaknya belajar semasa covid-19 ini, ia mengutarakan keresahan
yang ia rasakan yakni kadang ia merasa bingung, cemas, sering berkeluh kesah ketika
sang anak memintanya untuk selalu berada di dekatnya ketika ia sedang belajar.
Namun dalam konteks ini memang waktunya kurang tepat yakni ketika sang ibu
sedang memasak dan sedang sibuk mengurusi rumah seperti berberes sehingga tidak
jarang ia menunjukkan sikap yang kurang baik dengan mengatakan belum bisa
menemani belajar, dengan sikap tersebut tentunya akan membuat anak kecewa karena
mengalami penolakan. Pendapat Slameto (dalam Muslih, 2016) didapati hasil bahwa
kurangnya perhatian orang tua dalam proses belajar anak, kemudian orang tua tidak
memperhatikan kebutuhan dan kepentingan anak berpengaruh terhadap keberhasilan
belajar anak.
Peran orang tua pada pembelajaran daring juga terlihat bahwa anak diasuh
dengan hal-hal yang baik dengan menanamkan pendidikan karakter seperti,
mengajarkan disiplin, mandiri, tanggungjawab, dan menghormati orang yang lebih
tua, Sejalan dengan pendapat Utami (2015) bahwa penanaman dan pembentukan
karakter yang positif harus terus dilakukan kepada anak, karena karakter merupakan
penentu kesuksesan anak. Penelitian yang dilakukan Tamsari (dalam Warsito, 2014)
menunjukkan bahwa dukungan yang diberikan oleh keluarga terutama orang tua
dapat mempengaruhi pembentukan karakter siswa. Dukungan tersebut dapat berupa
kasih sayang, perhatian, serta bimbingan yang diberikan kepada anak.
Berdasarkan hasil kuesioner yang diisi dalam aplikasi Google Form, orang tua
menyadari bahwa sikap mandiri dan tanggungjawab penting dalam kehidupan
anaknya. Selama kegiatan pembelajaran di rumah, orang tua siswa menyatakan
anaknya di biasakan mengejarkan hal-hal sederhana secara mandiri, mulai dari anak
bangun tidur untuk merapikan tempat tidur, mandi sendiri dan mengambil makanan.
9
Peran orang tua sebagai pembimbing diperoleh data bahwa sebagian besar
orang tua melakukan pembimbingan belajar kepada anak-anaknya sendiri dan tanpa
bantuan orang lain. Peran orang tua sebagai pembimbing dapat dikatakan sudah
cukup baik. Orang tua yang berprofesi sebagai wiraswasta, karyawan swasta, PNS,
dan petani sudah memberikan penjelasan petunjuk teknis dalam pembelajaran daring
kepada anak. Orang tua juga mendampingi anak dalam pembelajaran dan tidak
kesulitan dalam membagi waktu antara pekerjaan dengan waktu belajar anak.
Meskipun demikian, terdapat sebagian kecil orang tua yang berprofesi sebagai
buruh dan pedagang kecil, menyerahkan tugas pendampingan belajar kepada kakak
dari siswa tersebut. Orang tua tidak bisa melakukan pendampingan belajar karena
mereka sibuk bekerja. Selain itu terdapat alasan lain yaitu orang tua tidak paham
dengan pembelajaran daring. Sehingga para orang tua terpaksa menyerahkan
pendampingan belajar anak.
Pada pembelajaran daring orang tua sudah melaksanakan perannya cukup
baik dengan menanyakan kesulitan apa yang dihadapi oleh anak. Meskipun terdapat
beberapa orang tua yang mengalami kesulitan karena tidak paham dengan materi,
orang tua tetap berusaha membantu kesulitan yang dihadapi anak. Rata-rata orang tua
memberikan pemahaman materi kepada anak dengan cara membaca materi secara
berulang. Tetapi, terdapat orang tua yang langsung menanyakan langsung kepada
guru melalui WhatsApp apabila mengalami kesulitan.
Pemberian perhatian yang lebih kepada anak sangat dibutuhkan karena dapat
berpengaruh dalam belajar anak. Penelitian terdahulu yang dilakukan Rahayu (2012)
menunjukkan peran orang tua sebagai pembimbing dalam pendidikan anak pada
keluarga petani di Desa Mekar Baru Kecamatan Sungai Raya Kabupaten Kubu Raya
dikategorikan baik, dikarenakan orang tua selalu mendampingi dan membimbing
anak dalam proses belajar, orang tua juga memberikan motivasi kepada anak dan
membantu anak ketika mengalami kesulitan dalam belajarnya.
10
Peran orang tua sebagai pengganti guru menunjukkan bahwa orang tua belum
melaksanakannya secara maksimal. Berdasarkan hasil penelitian, rata-rata orang tua
tidak paham dengan metode pembelajaran untuk anak. Orang tua mendampingi anak
belajar secara monoton dan tidak menggunakan metode yang bervariasi. Hanya
beberapa orang tua yang mengajarkan anaknya dengan metode yang bervariasi.
Metode yang diterapkan adalah metode dan bermain tanya jawab.
Menurut Ahsani et al. (2020) cara orang tua sebagai pengganti guru dalam
menjelaskan materi pembelajaran dengan cara metode bermain, metode belajar
sambil bermain ini merupakan metode yang paling digemari oleh siswa. Strategi ini
sangatlah efektif tetapi tidak efisien dalam waktu untuk mengajarkannya. Dan orang
tua bisa menyampaikan materi kepada anaknya dengan cara metode diskusi. Menurut
Drajat (dalam Ahsani et al., 2020) dengan menggunakan metode diskusi ini, siswa
lebih bisa merangsang dan berpikir kritis terhadap masalah yang dihadapi.
Kegiatan pembelajaran daring yang berlangsung sangat lama menyebabkan
anak menjadi bosan dan tidak semaagat dalam belajar. Seperti yang disebutkan dalam
penelitian Nurkholis (dalam Kurniati, 2020) bahwa dampak dari pembelajaran daring
selama pandemi covid-19 pada peserta didik jenuh dan mudah bosan. Dalam hal ini
peran orang tua sangat dibutuhkan dalam memberikan perhatian dan dorongan
motivasi kepada anak. Berdasarkan hasil penelitian, kebanyakan dari orang tua siswa
memberikan motivasi dalam belajar siswa. Peran orang tua memiliki pengaruh positif
pada motivasi siswa. Kontribusi terbesar dari peran orang tua adalah penyediaan
fasilitas belajar, termasuk buku pendukung belajar, ruang belajar yang tepat
(Alfiansyah, 2019). Dan orang tua juga memberikan reward ketika anak berhasil
dalam belajarnya. Tetapi orang tua juga memberikan punishment ketika anak
melakukan kesalahan atau belum berhasil dalam belajar. Cara yang dilakukan orang
tua di SD Negeri Kebonromo 3 Sragen dalam memberikan motivasi kepada anak
ialah dengan pemberian hadiah, orang tua akan membelikan hadiah untuk anak
apabila anak berhasil dalam belajarnya.
11
Menurut Afifah (2017) orang tua harus berhati-hati dalam memberikan
reward kepada anak dan jangan dilakukan terlalu sering karena dapat membuat anak
menjadi ketergantungan. Sehingga pemberian dorongan tidak harus selalu berupa
barang, hanya dengan senyuman dan pujian akan membuat anak semakin
bersemangat dalam belajar. Secara keseluruhan terkait dengan peran orang tua dalam
memberikan dorongan semangat belajar kepada anak di SD Negeri Kebonromo 3 ini
sudah cukup baik, semua peran dan pemberian perhatian sudah orang tua berikan.
Menurut Fadjar (dalam Ernata, 2017) punishment merupakan upaya pemberian
hukuman secara edukatif yang dilakukan untuk mengarahkan dan memperbaiki anak
ke arah yang lebih baik.
Berdasarkan hasil penelitian, beberapa orang tua memberikan hukuman pada
anak dengan teguran-teguran dan meningatkan anak secara perlahan. Selain sebagai
motivator orang tua juga berperan sebagai fasilitator untuk anak. Menurut Telep
(dalam Palupi, 2016) hukuman bertujuan agar anak lebih disiplin dalam bertindak.
Sehingga anak mampu mengendalikan perilaku sesuai dengan keinginan mereka, dan
dapat mengetahui mana yang benar dan mana yang salah. Selain itu Stanley (dalam
Yaldi, 2020) juga bependapat bahwa disiplin sangat mempengaruhi prestasi siswa.
Jika siswa displin maka prestasi mereka juga akan meningkat
Orang tua sebagai fasilitator anak dapat dikatakan tidak cukup baik karena
orang tua belum maksimal melakukan perannya sebagai fasilitator anak. Dalam
pemenuhan kebutuhan yang dapat menunjang belajar anak masih sangat kurang,
seperti fasilitas belajar di rumah, pemberian buku yang dapat menunjang keberhasilan
dalam belajar, HP, dan kuota. Orang tua
harus menciptakan lingkungan yang menyenangkan sehingga potensi dan
kepercayaan diri anak-anak dapat berkembang dengan baik (Wulandary et al., 2018).
Beda orang tua beda pula didikan yang diberikan orang tua kepada anak. Tidak
semua orang tua memberikan fasilitas kepada anak, bukan karena tidak mau
12
memenuhi tetapi karena masalah perekonomian yang menjadi hambatan orang tua
dalam pemenuhan kebutuhan sekolah anak.
Berdasarkan hasil penelitian dengan orang tua siswa, terdapat banyak kendala
yang dihadapi orang tua. Banyak orang tua yang belum melek teknologi, jadi tidak
dapat secara maksimal dalam membimbing dan mendampingi anak belajar. Kendala
yang dihadapi para orang tua yaitu penambahan biaya untuk pembelian kuota. Pada
pembelajaran daring orang tua mengeluhkan kuota yang boros. Kendala yang lain
yaitu orang tua harus meluangkan waktu yang lebih banyak dalam pendampingan
belajar anak.
Selain itu, pemberian tugas dari guru juga terlalu banyak. Orang tua juga
kadang merasa kesulitan untuk member pemahaman materi kepada anak karena tidak
biasa dalam mendampingi anak belajar seperti guru. Dalam pembelajaran anak
mudah bosan dan tidak semangat dalam belajar. Karena orang tua tidak menggunakan
metode bervariasi dalam pembelajaran. Orang tua tidak begitu paham dengan metode
pembelajaran. Hanya terdapat beberapa orang tua yang menggunakan metode
pembelajaran, yaitu metode bermain dan tanya jawab. Orang tua juga tidak
menyediakan sarana pembelajaran seperti alat peraga karena faktor perekonomian
keluarga.
4. PENUTUP
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang sesuai dengan rumusan masalah,
dapat ditarik kesimpulan bahwa peran orang tua sebagai pengasuh dan pendidik pada
pembelajaran daring selama pandemi covid-19 sudah dilakukan cukup baik. Orang
tua selalu mengingatkan dan mengecek jadwal anak pada pembelajaran. Orang tua
juga menanamkan pendidikan karakter pada anak seperti mandiri, tanggungjawab,
dan disiplin. Peran orang tua sebagai pembimbing sudah dilakukan cukup baik.
Meskipun orang tua sibuk bekerja mereka tidak kesulitan membagi waktu untuk
mendampingi anak dalam pembelajaran daring. Tetapi terdapat beberapa orang tua
yang tidak bisa medampingi anak karena kesibukannya dan kurang paham dengan
13
pembelajaran daring, sehingga dibantu oleh kakak dari siswa tersebut. Cara orang tua
dalam menjelaskan materi pembelajaran selama adanya covid-19 dilakukan dengan
sebisa mereka. Orang tua tidak menggunakan metode yang bervariasi dalam kegiatan
pembelajaran, karena banyak orang tua yang tidak paham dengan metode
pembelajaran yang biasa guru gunakan di kelas. Orang tua memberikan dorongan
agar anak semangat belajar dengan pemberian hadiah dan pujian. Selain pemberian
reward, terdapat beberapa orang tua yang memberikan punishment apabila anak
melakukan kesalahan dengan memberikan teguran. Terdapat banyak kendala yang
dialami oleh orang tua selama pembelajaran daring. Kendala yang dikeluhkan oleh
orang tua yaitu ketersediaan fasilitas untuk mendukung pembelajaran anak.
Pembelajaran menggunakan teknologi online memerlukan koneksi jaringan ke
internet dan kuota oleh karena itu tingkat penggunaaan kuota internet akan bertambah
dan akan menambah beban pengeluaran orang tua. Mereka mendukung pembelajaran
online namun mereka juga merasa terbebani, karena penggunaan telefon seluler harus
bergantian. Selain itu, beberapa orang tua siswa juga mengeluh karena mereka kurang
paham dengan materi pembelajaran anak.
DAFTAR PUSTAKA
Afifah, N. (2017). Reward Dan Punishment Bagi Pengembangan Kecerdasan. Jurnal
Program Studi PGMI, 4(2), 212–228.
Alfiansyah, H. R. (2019). The role of parental involvement towards the students’
learning motivation. Lentera Pendidikan : Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan,
22(2), 276. https://doi.org/10.24252/lp.2019v22n2i9
Ahsani. E. L. F. (2020). Strategi orang tua dalam mengajar dan mendidik anak dalam
pembelajaran at the home masa pandemi covid-19. 3(1), 37–46.
Astini, S. K. N. (2020). Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pembelajaran
Tingkat Sekolah Dasar pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Lampuhyang
Lembaga Penjaminan Mutu Stkip Agama Hindu Amlapura.11(2).
https://e-journal.stkip- amlapura.ac.id/index.php/jurnallampuhyang.
14
Bachri, B. S. (2010). Meyakinkan validitas data melalui triangulasi pada penelitian
kualitatif. Teknologi Pendidikan. 10(1).
Ernata, Y. (2017). Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Pemberian
Reward Dan Punishment Di Sdn Ngaringan 05 Kec.Gandusari Kab.Blitar.
Jurnal Pemikiran Dan Pengembangan Sekolah Dasar (JP2SD), 5(2), 781.
https://doi.org/10.22219/jp2sd.vol5.no2.781-790
Golafshani, N. (2003). Understanding reliability and validity in qualitative research.
The Qualitative Report. 8(4)
Haerudin, Cahyani, A., Sitihanifah, N., Setiani, R. N., Nurhayati, S., Oktaviana, V.,
& Sitorus, Y. I. (2020). Peran orangtua dalam membimbing anak selama
pembelajaran di rumah sebagai upaya memutus covid-19. Jurnal Universitas
Singaperbangsa, 1–12.
Jannah, M. (2015). Pengaruh peran orang tua dan kemampuan mengajar guru
terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Penelitian Dan Pendidikan IPS (JPPI),
9(2), 1150–1169.
http://ejournal.unikama.ac.id/index.php/JPPI/article/download/1657/1344/
Kurniati, E., Nur Alfaeni, D. K., & Andriani, F. (2020). Analisis peran orang tua
dalam mendampingi anak di masa pandemi covid-19. Jurnal Obsesi : Jurnal
Pendidikan Anak Usia Dini. 5(1). https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i1.541.
Moleong, L. J. 2007. Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Muslih, M. (2016). Pengaruh lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah terhadap
prestasi belajar siswa kelas 6 SDN limbangan. Syntax Literate; Jurnal Ilmiah
Indonesia, 1(4), 41–50.
Palar, P., Palandeng, H., & Kallo, V. (2015). Hubungan peran orang tua dengan
prestasi belajar anak usia sekolah di sdn inpres I tumaratas kecamatan langowan
barat. Jurnal Keperawatan UNSRAT, 3(2), 112460.
15
Palupi, R. E. A. (2020). The combination of reward and punishment in increasing
students’listening ability. International Seminar On Education ( 714-719).
Pebriyanti, S. (2020). implementasi rational emotive behavior therapy pada orangtua
dalam mendampingi anak belajar masa covid-19. Age: Jurnal Ilmiah Tumbuh
Kembang Anak. 5(2), 63–70.
https://conference.uinsuka.ac.id/tarbiyah/index.php/goldenage/article/view/3245
Rahayu, Y. (2019). Peran orang tua dalam pendidikan anak pada keluarga petani di
desa mekar baru. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–
1699. https://doi.org/10.1017/CBO9781107415324.004
Rijali, A. (2019). Analisis data kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33),
81. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374
Setiawan, R. A., & Surotul, I. (2019). Lembar kegiatan siswa untuk pembelajaran
jarak jauh berdasarkan literasi saintifik pada topik penyakit coronavirus 2019
(covid-19). 8(5)
Subadi, T. (2006). Metode penelitian kualitatif. Surakarta: Universitas
Muhammadiyah Surakarta
Sukhbataatar, B. (2014). Study on parental involvement prepation at a preservice
instution in mongolia. School Community Journal , 24 (2). http://adi.org/journal
Umar, M. (2015). peranan orang tua dalam peningkatan prestasi belajar anak. Jurnal
Edukasi: Jurnal Bimbingan Konseling, 1(1), 20.
https://doi.org/10.22373/je.v1i1.315
Utami, R. D. (2015). Membangun karakter siswa pendidikan dasar muhammadiyah
melalui identifikasi implmentasi pendidikan karakter di sekolah.. Profesi
Pendidikan Dasar. 2(1).
http://journals.ums.ac.id/index.php/ppd/article/view/1542
Warsito, & Samino. (2014). Implementasi kurikulum dalam pembentukan karakter
siswa kelas iii sd ta’mirul islam surakarta. Profesi Pendidikan Dasar. 1(2).
16
Wulandary, D., & Herlisa, H. (2018). Parent involvement in schooling processes: a
case study in aceh. Sukma: Jurnal Pendidikan, 2(1), 25–65.
https://doi.org/10.32533/02102.2018
Yaldi, D., & Ariati, J. (2020). The effect of reward, punishment, interpersonal
communication and discipline: economic course for social students context.
Utamax: Journal of Ultimate Research and Trends in Education, 2(2), 44-49.
.