112
PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN TINDAK PIDANA KORUPSI DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2019 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAAN TINDAK PIDANA KORUPSI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Oleh: LOISTRA GINTING NIM: 160200339 DEPARTEMEN HUKUM PIDANA FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2020 Universitas Sumatera Utara

PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN

TINDAK PIDANA KORUPSI DITINJAU DARI UNDANG UNDANG

NOMOR 19 TAHUN 2019 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAAN

TINDAK PIDANA KORUPSI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum

Oleh:

LOISTRA GINTING

NIM: 160200339

DEPARTEMEN HUKUM PIDANA

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020

Universitas Sumatera Utara

Page 2: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

Universitas Sumatera Utara

Page 3: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena

melalui berkat dan rahmat-Nya penulis berhasil menyelesaikan penyusunan

penulisan hukum berupa skripsi yang berjudul “PERANAN DEWAN

PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

DITINJAU DARI UNDANG UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2019

TENTANG KOMISI PEMBERANTASAAN TINDAK PIDANA KORUPSI”

sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Hukum di Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadaari akan pentingnya orang-

orang yang telah memberikan pemikiran dan dukungan secara moril maupun

spiritual sehingga skipsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan,

karena adanya mereka segala bentuk halangan dan hambatan dalam penulisan

skripsi ini menjadi mudah dan terarah. Untuk itu, penulis ingin menghaturkan rasa

terima kasih, hormat dan penghargaan yang besar kepada:

1. Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H., M.Hum., selaku Rektor Universitas Sumatera

Utara

2. Prof. Dr. Budiman Ginting, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

3. Prof. Dr. Saidin, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan I Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

4. Puspa Melati Hasibuan, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan II Fakultas

Hukum Universitas Sumatera Utara;

Universitas Sumatera Utara

Page 4: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

ii

5. Dr. Jelly Leviza, S.H., M.Hum., selaku Wakil Dekan III Fakultas Hukum

Universitas Sumatera Utara;

6. Prof. Dr. Ningrum Natasya Sirait, SH, MLI selaku Dosen Pembimbing

Akademik Penulis;

7. Almarhum Dr. H. Hamdan, S.H., M.H selaku Ketua Departemen Hukum

Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

8. Liza Erwina, S.H., M.Hum., selaku Sekretaris Departemen Hukum Pidana

Fakultas Hukum USU;

9. Liza Erwina, S.H., M.Hum .,selaku Dosen Pembimbing I yang dengan setulus

hati telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing serta

memberikan arahan maupun motivasi kepada Penulis dalam menyelesaikan

penelitian ini;

10. Syafruddin Sulung, SH., MH., selaku Dosen Pembimbing II yang dengan

setulus hati telah meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dalam membimbing

serta memberikan arahan maupun motivasi kepada Penulis dalam

menyelesaikan penelitian ini;

11. Seluruh staf pengajar dan pegawai Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Utara yang selama ini telah mengajar dan mendidik Penulis dalam proses

perkuliahan;

12. Kedua orang tua Penulis, Ayah Dr Bengkel Ginting ,MSi. dan Ibu Sabarita br

Sembiring yang telah sabar membesarkan dan mendidik Penulis, serta tak

henti mendoakan dan mendukung Penulis;

13. Saudara dan saudari kandung Penulis, Kelara br Ginting, Pernando Justin

Ginting S.Kom dan Stepaninta br Ginting S.KG;

Universitas Sumatera Utara

Page 5: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

iii

14. Keluarga besar Penulis di Berastagi maupun di Medan terkhusus Kempu

Karo;

15. Teman seperjuangan Penulis sejak awal perkuliahan, Satria Marpaung, Petra

Ginting ,Edwin Siagian, David Cristopher, Belsasar Pangabean, Haposan

Banjarnahor dan masih banyak lagi yang tidak bisa penulis sebutkan ;

16. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Karo (IMKA) Fakultas Hukum Universitas

Sumatera Utara;

17. Keluarga besar Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) koms.

Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, terkhusus panitia Natal GMKI

2018 dan KLK 2019;

18. Teman-teman Grup E Angkatan 2016 dan teman-teman Angkatan 2016

lainnya;

19. Keluarga besar Ikatan Mahasiswa Hukum Pidana (IMADANA) Fakultas

Hukum USU Stambuk 2016;

Akhir kata, Penulis mengharapkan, dengan segala kerendahan hati, semoga

penelitian ini dapat memberikan manfaat yang berguna terutama bagi tanah air

tercinta, Indonesia, serta seluruh umat manusia.

Medan, 12 Oktober 2020

Hormat penulis,

LOISTRA GINTING

NIM: 160200339

Universitas Sumatera Utara

Page 6: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................ 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 9

C. Manfaat dan Tujuan Penelitian ................................................ 9

D. Keaslian Penulisan .................................................................. 11

E. Tinjauan Kepustakaan .............................................................. 11

1. Tentang Sejarah Dibentuknya KPK ...................................... 12

2. Tentang Dewan Pengawas KPK Dalam UU NO

19 Tahun 2019………………………………………………. 14

3. Dewan Pengawas Dalam Berbagai Lembaga Penegak

Hukum di Indonesia………………………………………… 15

F. Metode Penelitian ................................................................... 24

G. Sistematika Penulisaan………………………………………. 26

BAB II FUNGSI DAN TUJUAN DIBENTUKNYA KOMISI

PEMBERANTASAAN KORUPSI di INDONESIA

A. Latar Belakang Dirbentuknya Komisi Pemberantasaan Korupsi

DiIndonesia………………………………………………….... 29

1. Lembaga Anti Korupsi di Masa Orde Lama……………… 29

2. Lembaga Anti Korupsi di Masa Orde Baru……………… 32

3. Lembaga Anti Korupsi di Era Reformasi………………… 32

4. Sejarah Terbentuknya KPK……………………………… 34

B. Pengaturan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia

Universitas Sumatera Utara

Page 7: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

v

1. Dasar Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia……… 44

2. Undang-undang Tindak Tindak Pidana Korupsi………….. 46

BABIII DIBENTUKNYA DEWAN PENGAWAS KOMISI

PEMBERANTASAAN KORUPSI DIKAITKAN

DENGAN PENEGAKAAN HUKUM TINDAK PIDANA

KORUPSI di INDONESIA

A. Latar Belakang Dibentuknya Dewan Pengawas Komisi

Pemberantasaan Korupsi (KPK) ........................................... 53

B. Fungsi dan Tugas Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan

Korupsi di Kaitkan dengan Penegakkan Hukum tindak Pidana

Koruspi di Indonesia………………………………………... 65

BAB IV DEWAN PENGAWAS LEMBAGA ANTI KORUPSI DI

NEGARA MALAYSIA DAN SINGAPURA

A. Dewan Pengawas Lembaga Anti Korupsi di Malaysia ........... 77

B. Dewan Pengawas Lembaga Anti Korupsi di Singapura .......... 94

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................... 97

B. Saran ......................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100

Universitas Sumatera Utara

Page 8: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

vi

ABSTRAK

Loistra Ginting, Liza Erwina, Syafrudin Sulung*

Undang-Undang KPK dan Undang-Undang Tindak pidana korupsi yang

membantu Penegakkan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia mengalami

banyak perubahaan karna kepentingan hukum, dan pada Tahun 2019 terjadi

perubahaan terhadapa UU KPK di mana adanya Dewan Pengawas yang di duga

akan mengurangi independensi KPK. Maka Penelitain ini akan membahas

mengenai apa itu peranan Dewan Pengawas KPK, fungsi dan tugasnya,

penegaakaan hukum tindak pidana korupsi dari peraturan yang telah ada serta

dikaitkan dengan penegakaan hokum tindak pidana Indonesia dan melihat apakah

dewan pengawas atau lembaga pengawasaan lembaga anti korupai yang ada di

Negara tetangga khusunya Malaysia dan Singapura.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalahYuridis normatif yaitu

suatu penelitian yang secara deduktif dimulai analisa terhadap pasal-pasal dalam

peraturan perudang-undangan yang berlaku dan sumber data berupa jurnal dan

portal berita di dalam penelitain ini.

Hasil dari penelitan menjelaskan bagaimana pengaturaan hukum tindak

pidana korupsi di Indonesia, apa itu KPK diliat dari Undang-undang yang

berlaku, melihat dewan pengawas sebagai badan baru di KPK serta apa urgensi

terbentuknnya badan tersebut hinnga melihat lembaga anti korupsi yang ada di

Negara tetangga yaitu Malaysia dan Singapura yang ternyata mempunyai

lembaga pengawas seperti di Malaysia ada divisi dan ada kode etik dan di

singapura langsung di awasi oleh perdana mentri singapura, dan juga perlunya

pengawasaan agar tidak terjadi abuse of power.

Kata Kunci : Tindak Pidana Korupsi, Komisi Pemberantasan Korupsi, Dewan

Pengawas KPK

* Departemen Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Page 9: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan Nasional bertujuan mewujudkan manusia Indonesia

seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya yang adil, makmur sejahtera, dan

tertib berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945). Untuk mewujudkan masyarakat

Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera tersebut perlu secara terus-menerus

ditingkatkan usaha-usaha pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pada

umumnya serta tindak pidana korupsi pada khususnya.1

Dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

dirumuskan bahwa kemampuan bangsa untuk berdaya saing tinggi adalah kunci

bagi tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Daya saing yang tinggi, akan

menjadikan Indonesia siap menghadapi tantangan-tantangan globalisasi dan

mampu memanfaatkan peluang yang ada.2 Untuk memperkuat daya saing bangsa,

pembangunan nasional dalam jangka panjang diarahkan antara lain untuk

melakukan reformasi di bidang hukum dan aparatur negara. Pembangunan hukum

juga diarahkan untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya tindak pidana

korupsi serta mampu menangani dan menyelesaikan secara tuntas permasalahan

yang terkait kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Ditengah upaya pembangunan

nasional di berbagai bidang, aspirasi masyarakat untuk memberantas korupsi dan

1 Penjelasan Umum, UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi. 2 Penjelasan Umum, UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional Tahun 2005-2025.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

2

bentuk penyimpangan lainnya semakin meningkat, karena dalam kenyataan

adanya perbuatan korupsi telah menimbulkan kerugian negara yang sangat besar,

pada gilirannya dapat berdampak pada timbulnya krisis di berbagai bidang. Untuk

itu, upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi perlu semakin ditingkatkan dan

diintensifkan dengan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia dan kepentingan

masyarakat.3 Perumusan yang demikian mengindikasikan bahwa korupsi

merupakan masalah nasional yang proses penanggulangannya terus diupayakan,

dan salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui pembaruan materi hukum

dalam hal ini peraturan undang-undangan. Hal ini menjadi penting mengingat

dampak dari tindak pidana korupsi yang merusak sendi-sendi kehidupan bangsa

dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa maupun bernegara.

Apabila dilihat dari sejarahnya, perilaku koruptif di tengah-tengah

masyarakat Indonesia bukan hal yang baru, sebab sudah ada sejak dulu dan dapat

dikatakan ikut mengiringi perkembangan negeri ini sampai sekarang. Menurut

Mohammad Hatta, salah seorang tokoh Proklamator Kemerdekaan Indonesia,

bahwa korupsi cenderung sudah membudaya, atau sudah menjadi bagian dari

kebudayaan bangsa Indonesia.4

Penelitian Indonesia Corruption Watch (ICW) mengungkapkan

penindakan kasus korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak hukum pada 2019

turun drastis menjadi hanya 271 kasus."Dalam 5 tahun ke belakang terjadi

penurunan sangat drastis dalam konteks penyidikan korupsi. Pada 2017 ada 576

perkara yang disidik, kemudian pada 2018 menjadi 454 kasus, pada 2019

3 ibid 4 Elwi Danil, Korupsi ; Konsep, Tindak Pidana, dan Pemberantasannya, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada 2011), hlm. 65.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

3

menurun jadi 271. Penurunan bukan hanya konteks kasus tapi juga tersangka yang

ditetapkan penegak hukum," 5Pada 2019, ICW mencatat ada 271 kasus korupsi

yang ditangani oleh Kejaksaan Agung, Kepolisian dan Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK) dengan jumlah tersangka 580 orang, kerugian negara Rp8,4

triliun, jumlah suap Rp200 miliar, pungutan liar Rp3,7 miliar dan jumlah

pencucian uang Rp108 miliar.Turunnya jumlah penanganan perkara korupsi

terjadi di institusi kejaksaan dan kepolisian sementara kinerja penindakan korupsi

yang dilakukan oleh KPK sangat signifikan. Hal tersebut ditunjukkan dari

meningkatnya penanganan perkara korupsi sejak tahun 2015 hingga 2019. Aktor

yang ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pun tidak jarang memiliki

kewenangan yang besar seperti menteri, kepala daerah, anggota legislatif bahkan

penegak hukum,"

KPK pada 2019 menyidik 62 kasus dengan 155 aktor dan nilai kerugian

negara Rp6,2 triliun dan nilai suap Rp200 miliar dan nilai pencucian uang Rp97

miliar. Jumlah kasus tersebut meningkat dibanding pada 2018 dengan KPK

menyidik 57 kasus (dengan 261 tersangka) dan pada 2017 menangani 44 kasus

(dengan128tersangka).Dari 271 perkara yang ditangani 3 lembaga penegak

hukum tersebut, perkara suap masih menjadi yang paling banyak yaitu 51 kasus

dengan nilai suap Rp169,5 miliar dan nilai pencucian uang Rp46 miliar, ICW

menyimpulkan bahwa berdasarkan ”Rule of Law Index” tahun 2019 yang

dikeluarkan oleh “World Justice Project”, Indonesia menempati urutan ke-62 daru

5 https://www.antaranews.com/berita/1304718/icw-penindakan-kasus-korupsi-pada-2019-turun-

drastis diakses pada tanggal 26 juli 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 12: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

4

126 negara denagn skala 0,52 dari skala 0-1, sedangkan dalam parameter tidak

adanya korupsi, Indonesia menempati urutan ke 97 dari 126 negara dengan skor

0,38 dari skala 0-1. Di tingkat reginal, Indonesia menempati urutan ke- 14 dari

Negara terkait dengan parameter dengan tidak adanya korupsi.6

Revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) akhirnya disahkan. Tujuh fraksi menerima tanpa

catatan, dua fraksi tidak setuju, dan satu fraksi belum memberikan pendapat.

Dengan komposisi seperti itu, rapat paripurna ketok palu. Maka berubahlah RUU

itu menjadi UU.

Kini, setelah RUU itu resmi menjadi UU, agenda pemberantasan korupsi

memasuki babak baru. UU tersebut tidak hanya mengubah postur kelembagaan

KPK, tapi juga mengubah cara kerja KPK. Dengan UU baru itu, KPK sepenuhnya

berbeda dengan KPK lama.

Perbedaan itu setidaknya mengacu pada tujuh poin Perbedaan itu

setidaknya mengacu pada tujuh poin dalam UU baru, yang sebenarnya sudah

mendapat penolakan keras dari publik salah satunya aksi reformasi di korupsi

yang melibatkan mahiswa dengan di sahkannya RUU KPK, serta para akdemisi

yang melakukan Petisi salah satunya di Semarang, akademisi membubuhkan

tanda tangan mereka pada petisi penolakan revisi UU KPK. Penggalangan tanda

tangan untuk petisi tersebut dilakukan di Kampus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik (FISIP) Undip, Tembalang, Semarang mulai hari ini, Senin Dukungan

6 https://www.antaranews.com/berita/1304718/icw-penindakan-kasus-korupsi-pada-2019-turun-

drastis diakses pada 26 juli 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 13: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

5

tanda tangan menolak revisi UU KPK ini dibubuhkan dalam sebuah kain putih

sepanjang 10 meter. Tak hanya Dosen dan Staf Pengajar, sejumlah mahasiswa

pun diijinkan untuk menorehkan tanda tangan penolakannya terhadap revisi UU

KPK7.

Dan beberapa hal tersebut ialah dalam UU baru, yang sebenarnya sudah

mendapat penolakan keras dari publik. Pertama, penegasan kedudukan KPK

sebagai lembaga eksekutif sebagaimana termaktub dalam Pasal 1 angka 3. Kedua,

dibentuknya Dewan Pengawas seperti termaktub dalam pasal 37A.

Ketiga, KPK meminta izin kepada Dewan Pengawas dalam penyadapan. Ini

termaktub dalam Pasal 12B, Pasal 12C, Pasal 37B, dan Pasal 47. Keempat, Pasal

40, KPK dapat menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3).Kelima,

koordinasi kelembagaan KPK dengan penegak hukum sesuai dengan hukum acara

pidana, kepolisian, kejaksaan, dan kementerian atau lembaga lainnya dalam

pelaksanaan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan perkara tindak pidana

korupsi. Keenam, penggeledahan dan penyitaan harus seizin Dewan Pengawas.

Ketujuh, status pegawai tetap akan berubah menjadi aparat sipil negara.

Penegasan KPK sebagai lembaga eksekutif membawa dampak serius.

Dibanding dengan UU lama yang menyebut KPK sebagai lembaga negara tanpa

embel-embel lembaga eksekutif, UU baru ini menyiratkan satu pesan bahwa KPK

secara hierarki kelembagaan berada di bawah Presiden sebagai pemegang

kekuasaan tertinggi di bidang eksekutif.Karena ia merupakan lembaga yang

7 https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190909154230-20-428803/revisi-uu-

amputasi-kpk-ramai-ramai-akademisi-tolak-ruu

Diakses pada tanggal 26 juli 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 14: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

6

berada di bawah Presiden, maka Presiden berhak melakukan pengawasan melalui

wakil-wakilnya yang ditempatkan di Dewan Pengawas. Dalam konteks ini,

Dewan Pengawas merupakan ancaman bagi independensi KPK.

Dewan Pengawas yang dimaksud dalam UU KPK yang baru ini berbeda

dengan Dewan Pengawas di lembaga negara pada umumnya. Selain memberikan

tugas pengawasan, UU baru ini juga memberikan tugas eksekutif, yang selama ini

menjadi kewenangan pimpinan KPK. Pasal 37B nomor 1 poin a dan b UU baru

KPK berbunyi, Dewan Pengawas bertugas: a. mengawasi pelaksanaan tugas dan

wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi; b. memberikan izin atau tidak

memberikan izin penyadapan, penggeledahan, dan/atau penyitaan.Tugas

memberikan izin ini tidak lazim dimiliki oleh sebuah lembaga pengawasan.

Apalagi bagi KPK di mana sifat kepemimpinannya adalah kolektif kolegial,bukan

struktural.

Konsekuensi lain dari dimasukkannya KPK ke dalam rumpun eksekutif

adalah nasib pegawai. Karena KPK merupakan lembaga eksekutif, maka

pegawainya adalah aparatur sipil negara (ASN). Pasal 1 ayat 6 UU baru itu

berbunyi: Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi adalah aparatur sipil negara

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan aparatur sipil negara.

Sebagai ASN, mereka memiliki atasan lain di luar kelembagaan KPK,

yaitu Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia (Menpan RB).

Menteri ini dapat melakukan kontrol terhadap pegawai KPK, dan bahkan dapat

memberhentikannya jika dianggap tidak mematuhi kebijakan atau kemauan

Universitas Sumatera Utara

Page 15: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

7

Menpan RB.Berubahnya status pegawai KPK juga akan mengubah mental mereka

menjadi birokrat. Gerak pegawai KPK yang selama ini gesit dan responsif akan

berubah layaknya seorang birokrat. Kritisisme dan independensi yang selama ini

menjadi ciri pegawai KPK akan hilang. Mereka akan memiliki mental yang sama

dengan ASN lainnya.Dengan perubahan postur kelembagaan dan cara kerja

seperti itu, dapatkah kita percaya bahwa UU KPK baru itu tujuannya adalah

penguatan?

Baik DPR maupun pemerintah tidak ada yang mengakui secara jantan bahwa

tujuan revisi UU KPK adalah untuk melemahkan. Semua lantang mengatakan

bahwa tujuannya adalah penguatan. Presiden Jokowi berkali-kali menegaskan

bahwa iatidak rela KPK dilemahkan. Tujuan revisi UU KPK dikatakan Jokowi

bukan untuk melemahkan, melainkan untuk menguatkan. 8

Yang terjadi bukan penguatan KPK secara kelembagaan, tetapi penguatan

kendali Presiden terhadap KPK. Jika Dewan Pengawas dipilih Presiden, dan untuk

melakukan pengawasan, penggeledahan, dan penyitaan harus seizin Dewan

Pengawas, maka jelas secara kasat mata bahwa Presiden memegang kendali penuh

atas kerja KPK.Dalam pelaksanaannya, bila nanti KPK mengendus adanya praktik

korupsi di satu kementerian, akan sangat sulit mendapatkan izin untuk melakukan

penyadapan dari Dewan Pengawas. Sebab sebagai wakilnya di KPK, orang yang

akan duduk di Dewan Pengawas pastinya akan meminta izin Presiden terlebih

dahulu.

8 https://news.detik.com/kolom/d-4711432/setelah-revisi-uu-kpk-disahkan

Diakses pada tanggal 26 juli 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 16: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

8

Dengan alur seperti ini, dapat dipahami kenapa inisiatif revisi UU KPK

muncul dari partai-partai di koalisi pendukung pemerintah Dan, kenapa pula

pembahasan revisi UU ini hanya memakan waktu 13 hari sejak dimunculkan jadi

pembahasan inisiatif DPR. Jawabannya adalah revisi UU KPK menguntungkan

Presiden. Dengan UU baru ini, Presiden lewat Dewan Pengawas bisa mengetahui

jika menteri atau koleganya di partai pendukung menjadi target KPK. Dengan

kata lain, UU KPK yang baru memungkinkan Presiden melakukan intervensi

terhadap kerja KPK.

Setelah revisi UU KPK disahkan, masa depan pemberantasan korupsi

berada di tangan Presiden. Mungkin KPK baru masih akan melakukan

penangkapan menteri, ketua DPR, ketua partai, dan kepala daerah yang korupsi.

Jika itu benar-benar terjadi, pastilah itu sudah seizin Presiden. Jika itu terjadi,

mungkin saja pendukungnya yang sekarang kecewa akan kembali memberikan

dukungan. Karena kini, KPK tidak lagi independen.9 Perlu adanya suatu

perbandingan mengenai lembaga anti korupsi di Indonesia maupun di Negara

tetangga tapi hanya melihat dari segi undang-undang .Berdasarkan deskripsi di

atas mulai dari KKN hingga Undang-undang KPK yang ternyata punya dampak,

maka perlu dilakukan pengkajian mengenai KPK mulai dari Undang undang serta

permasalahaan yang ada mengenai dewan pemgawaas dan peranananya dalam

memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia.

9 https://news.detik.com/kolom/d-4711432/setelah-revisi-uu-kpk-disahkan

Diakses pada tanggal 26 juli 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 17: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

9

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah paparkan,dapat merumuskan

beberapa hal yang menjadi permasalahan dalam penulisan skripsi ini. Adapun

permasalahan yang akan di bahas di dalam skripsi ini adalah

1. Bagaimana fungsi dan tujuan dibentuknya Komisi Pemberantasan

Korupsi di Indonesia?

2. Bagaimana dengan dibentuknyaa Dewan Pengawas KPK dikaitkan

dengan penegakaan hukum tindak pidana korupsidi Indonesia?

3. Bagaimana dengan dewan pengawas lembaga anti korupsi di Negara

tetangga khususnya Malaysia dan Singapura?

C. Tujuan Penulisan Dan Manfaat Penulisaan

Berdasarkan perumusan masalah yang telah Penulis kemukakan di atas,

maka dapat diketahui bahwa tujuan penulisan skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui apa fungsi dan tujuan dibentuknya komisi pemberantasaan

korupsi di Indonesia.

2. Untuk mengetahui tentang fungsi dan tujuan terbentuknya dewan pengawas

komisi pemberantasaan korupsi di kaitkan dengan penegakkan tindak pidana

korupsi di Indonesia.

3. Untuk mengetahui bagaimana dewan pengawas lembaga anti korupsi di Negara

tetangga

Adapun manfaat yang hendak diperoleh dari penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

Page 18: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

10

1. Secara teoritis, kehadiran skripsi ini diharapkan dapat mengisi ruang-ruang

kosong dalam ilmu pengetahuan dan terkhusus pada tindak pidana khusus yaitu

tindak pidana korupsi sehingga skripsi ini dapat memberikan sumbangsih

pemikiran yang berarti bagi perkembangan ilmu hukum di Indonesia demi

tercapainya keadilan dalam penegakan hukum pidana di Indonesia. Skripsi ini

juga diharapkan dapat bermanfaat sebagai penunjang materi pendidikan hukum,

khususnya pada kajian bidang pembaharuan dan pengembangan hukum pidana

atau kajian tentang tindak pidana khusus dan menambah atau memperkaya

pengetahuan dalam bidang ilmu hukum pidana yang dianggap masih terbatas

dalam perpustakaan Indonesia. Skripsi ini juga di harapkan bermanfaat bagi para

peneliti, yang berkeinginan melakukan studi atau penelitian mengenai

pengembangan dan pembaharuan hukum pidana khususnya tentang tindak pidana

korupsi dan komisi pemberantasan korupsi.

Secara praktis, kehadirin skripsi ini dapat menambah wawasan terhadap

para penegak hukum di Indonesia mengenai pelaksanaan undang undang agar

tidak terjadi kesalah pahaman antar penegak hukum dan juga menjadi

pengetahuaan baru kepada pemangku kekuasaan yaitu pemerintah yang membuat

aturan ataupun undang undang mengenai Tindak pidana korupsi maupun undang

undang Komisi pemberantasaan korupsi.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

11

D. Keaslian Penulisaan

Penulis terlebih dahulu melakukan penelusuran terhadap berbagai judul

skripsi hukum pidana yang tercatat pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera

Universitas Sumatera Utara Utara, sebelum melakukan penulisan skripsi berjudul

“Peranan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasaan Tindak PIdana Korupsi

Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Komisi

PEmberantasaan Tindak Pidana Korupsi ”, guna mengetahui orisinalitas

penulisan. Perpusatakaan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara melalui

surat tertanggal 21 januari 2021 (terlampir) menyatakan tidak ada judul yang

sama pada Arsip perpustakaan Universitas Cabang Fakultas Hukum USU/ Pusat

Dokumentasi dan Informasi Hukum Fakultas Hukum USU.

Penulis juga menelusuri berbagai judul karya ilmiah melalui media

internet, dan sepanjang penelusuran yang penulis lakukan, tidak ada judul yang

sama dengan judul skripsi yang ditulis oleh penulis. Permasalahan yang dibahas

dalam skripsi ini adalah murni hasil pemikiran penulis yang didasarkan pada

pengertian-pengertian, teori-teori, dan aturan hukum yang diperoleh melalui

referensimedia cetak maupun media elektronik. Oleh karena itu, penulis

menyatakan bahwa skripsi ini adalah karya asli penulis dan dapat

dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

E. Tinjauan Kepustakaan

Penulisaan skripsi ini membahas tentang peranan dewan pengawas komisi

pemberantasaan tindak pidana korupsi ditinjau dari undang- undang nomor 19

Universitas Sumatera Utara

Page 20: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

12

tahun 2019 tentang perubahan kedua atas undang- undang nomor 30 tahun 2002

tentang komisi pemberantasaan tindak pidana korupsi dengan kaitannya dari

tujuan KPK . Adapun Tinjauaan kepustakaan yang berkaitan dengan skripsi ini

adalah sebagai berikut :

1. Tentang Sejarah Dibentuknya KPK

Salah satu warisan problem yang diberikaan oleh orde baru adalah soal

korupsi , kolusi dan nepotisme. Problem ini menjadi salah satu pemucu kuat

rubuhnya pemerintahaan orde baru yang kemudiaan melangkah masuk ke

reformasi. Di era Presiden Soeharto, sejalan dengan gaya otoriter kekuasannya,

korupsi, kolusi dan nepotisme merajelela. Akibatnya , korupsi bahkan dijadikan

budaya pemerintah, terkait dengan hal tersebut, Tim Lindsey(2002) secara sinis

meyebut korupsi di zaman orde baru ini menjadi system yang justru menjalankan

Negara, meski secara informal10

Setelah tumbangnya rezim orde baru, dimulai dengan lahirnya ketetapan

MPR Nomor. XI/MPR/1998 tentang penyelengaraan Negara yang bersih dan

bebas korupsi, kolusi dan nepotisme. Ketetapaan itu mengamanatkan

pemberantasaan korupsi yang tegas, sebagaimana tercantum dalam pasal4-nya,

“Upaya Pemberantasaan korupsi, kolusi dan nepotisme harus dilakukan secara

tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat Negara, mantan pejabat Negara,

keluarga dan kroninya maupun pihak swasta/konglomerat termasuk mantan

10 Zainal Arifin Mochtar: Lembaga Negara Indepeden (Jakarta, Raja Grafindo Persada 2016), hlm

81-82

Universitas Sumatera Utara

Page 21: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

13

presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan prinsip praduga tak bersalah dan

hak- hak asasi manusia.”11

Dan juga dalam Undang-undang Komisi Pemberantasaan Korupsi yang terbaru

dalam menimbang poin a, b dan c yang berisi

a. bahwa dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera

berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, perlu penyelenggaraan negara yang bersih dari kolusi, korupsi dan

nepotisme;

b. bahwa kepolisian, kejaksaan, dan Komisi Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi sebagai lembaga yang menangani perkara tindak pidana korupsi perlu

ditingkatkan sinergitasnya sehingga masing-masing dapat berdaya guna dan

berhasil guna dalam upaya pemberantasan tindak pidana korupsi berdasarkan asas

kesetaraan kewenangan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia;

c. bahwa pelaksanaan tugas Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi perlu

terus ditingkatkan melalui strategi pencegahan dan pemberantasan tindak pidana

korupsi yang komprehensif dan sinergis tanpa mengabaikan penghormatan

terhadap hak asasi manusia sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan;12

11 Denny indrayana: Jangan Bunuh KPK (Malang,Cita Intrans Selaras 2016), hlm 34 12 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2019 TENTANG

PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 30 TAHUN 2OO2 TENTANG

KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI

Universitas Sumatera Utara

Page 22: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

14

2. Tentang Dewan Pengawas KPK Menurut UU no 19 Tahun 2019

Menurut ketentuan dalam Pasal 21 UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, mencantumkan bahwa Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) terdiri atas:

a. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang;

b. Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang terdiri dari 5 (lima) orang

Anggota Komisi Pemberantasan Korupsi; dan

c. Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi. Berdasarkan ketentuan dalam Pasal

21 tersebut, menunjukkan bahwa KPK itu terdiri atas 3 organ yaitu dewan

pengawas, pimpinan KPK, dan pegawai KPK. Ketentuan ini tumpang tindih

dengan ketentuan Pasal 37A ayat (1) yang menyatakan bahwa dalam rangka

mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi

dibentuk Dewan Pengawas. Ketentuan dalam Pasal 37A ayat (1) ditegaskan lagi

dalam Pasal 37B ayat (1) huruf a yang menentukan bahwa salah satu tugas dewan

pengawas adalah mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang Komisi

Pemberantasan Korupsi. Poin penting dari kedua pasal tersebut, bahwa dewan

pengawas itu bertugas untuk mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang KPK.

Padahal dewan pengawas itu bagian dari KPK ketika didasarkan pada ketentuan

Pasal 21. Lalu siapa KPK yang dimaksud? kalau KPK yang dimaksudkan itu

adalah KPK sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 21, maka yang diawasi dewan

pengawas adalah dirinya sendiri (organnya sendiri), pimpinan KPK, dan pegawai

Universitas Sumatera Utara

Page 23: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

15

KPK. Akan tetapi, kalau yang dimaksudkan adalah pimpinan dan pegawai KPK,

maka ketentuan dalam Pasal 37A ayat (1) dan Pasal 37B ayat (1) huruf a wajib

diubah.

a. Isi ketentuan Pasal 37A ayat (1) diubah menjadi “dalam rangka mengawasi

pelaksanaan tugas dan wewenang pimpinan dan pegawai Komisi Pemberantasan

Korupsi dibentuk Dewan Pengawas”.

b. Isi ketentuan Pasal 37B ayat (1) huruf a diubah menjadi “mengawasi

pelaksanaan tugas dan wewenang pimpinan dan pegawai Komisi Pemberantasan

Korupsi”. Ketentuan di beberapa pasal yang lain memuat status dewan pengawas

agak jelas, di mana menempatkan dewan pengawas sebagai pihak yang

mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang pimpinan dan/atau pegawai KPK.13

3. Fungsi Dewan Pengawas Dalam Berbagai Lembaga Penegak Hukum Di

Indonesia

A. Kepolisian

a.Inspektorat Pengawasan Umum Polri (Itwasum)

Itwasum atau Inspektorat Pengawasan Umum Polri adalah unsur pengawas dan

pembantu pimpinan pada tingkat Markas Besar (Mabes) Kepolisian Negara Republik

Indonesia (Polri) yang berada di bawah Kapolri secara intrnal. Itwasum dipimpin oleh

Inspektur Pengawasan Umum Polri disingkat Irwasum Polri dengan

pangkat Komisaris Jenderal Polisi.Itwasum bertugas membantu Kapolri dalam

13 Telaumbanua Dalinama, Februari 2020, “RESTRIKTIF STATUS DEWAN PENGAWAS KPK”.

Journal vol 8 no 1 http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1545

Universitas Sumatera Utara

Page 24: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

16

menyelenggarakan pengawasan internal, pemeriksaan umum, perbendaharaan,

dan akuntabilitas serta pemeriksaan dengan tujuan tertentu, penelahaan ulang

(review) laporan keuangan Polri serta memfasilitasi lembaga pengawasan

eksternal dalam lingkungan Polri

Dalam melaksanakan tugas, Itwasum menyelenggarakan fungsi:

Pengawasan dan pemeriksaan umum (Wasrik) bagi seluruh jajaran Polri yang

meliputi:pemberian arahan dan bimbingan atas penyelenggaraan fungsi Wasrik di

jajaran Polri serta pelaksanaan pengawasan melekat dalam lingkungannya;

1. Perumusan kebijakan penyelenggaraan pengawasan fungsional di lingkungan

Polri;

2. Perumusan, pengembangan sistem dan metode termasuk pedoman pelaksanaan

Wasrik;

3. Perencanaan kebutuhan personel termasuk pengajuan saran, pertimbangan

penempatan, pembinaan karier dan pembinaan kemampuan personel pengemban

fungsi Wasrik;

4. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian data informasi hasil Wasrik;

5. Pengolahan dan penyajian data informasi tentang hasil pemeriksaan BPK RI,

serta evaluasi kegiatan komunikasi dan kinerja Kepala Satuan Kerja (Kasatker) di

lingkungan Polri.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

17

6. Penelaahan ulang (review) laporan keuangan Polri yang disusun oleh Pusat

keuangan Polri sebelum diserahkan kepada Kementerian Keuangan(Kemenkeu)

dan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia(BPK RI); dan

1. Penganalisisan dan evaluasi hasil pelaksanaan Wasrik serta penyusunan

laporan akuntabilitas jajaran Polri;

2. Pengendalian mutu pelaksanaan Wasrik Itwasum Polri;

3. Pelaksanaan koordinasi penanganan tindak lanjut hasil pemeriksaan BPK

RI di lingkungan Polri;

4. Pelaksanaan kegiatan Wasrik umum baik yang terprogram (rutin) maupun

tidak terprogram (Wasrik khusus, Wasops, Wasrik tujuan tertentu, dan

Verifikasi) terhadap aspek manajerial untuk semua unit organisasi

khususnya proses perencanaan, pelaksanaan dan pencapaian program

kerja serta pengelolaan dan administrasi anggaran dan perbendaharaan

yang meliputi:

5. Bidang operasional, termasuk pembinaan kesiapsiagaan dan dukungan

operasional serta sistem dan metode di lingkungan operasional;

6. Bidang SDM, termasuk pembinaan personel baik Polri maupun PNS serta

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan personel;

7. Bidang sarana dan prasarana, termasuk penggunaan materiil, fasilitas dan

jasa serta inventarisasi dan perbendaharaan; dan

8. Bidang anggaran dan keuangan, termasuk pembinaan anggaran serta

pengurusan perbendaharaan dan administrasi keuangan

Universitas Sumatera Utara

Page 26: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

18

9. Penyusunan laporan hasil Wasrik termasuk saran tindak terhadap semua

penyimpangan pelaksanaan tugas Polri.14

b. KOMPOLNAS (Komisi Kepolisian Nasional)

KOMPOLNAS (Komisi Kepolisian Nasional) pada BAB III Peraturan

Presiden NO 17 Tahun 2011 FUNGSI, TUGAS, DAN WEWENANG ialah

Fungsi Pasal 3 ayat (1) Kompolnas melaksanakan fungsi pengawasan fungsional

terhadap kinerja Polri untuk menjamin profesionalisme dan kemandirian Polri.

Ayat (2) Pelaksanaan fungsi pengawasan fungsional sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) dilakukan melalui kegiatan pemantauan dan penilaian terhadap kinerja

dan integritas anggota dan pejabat Polri sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Bagian Kedua Tugas Pasal 4 Kompolnas bertugas :

a. membantu Presiden dalam menetapkan arah kebijakan Polri; dan

b. memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam pengangkatan dan

pemberhentian Kapolri.

Pasal 5 ayat (1) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 huruf a,Kompolnas mengusulkan arah kebijakan strategis Polri.

(2) Arah kebijakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan pedoman

dalam penyusunan kebijakan teknis Polri.

(3) Penyusunan arah kebijakan Polri sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

dilakukan bersama dengan Polri.

Pasal 6 (1) Dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam

14

Perpres No. 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kepolisian Republik

Indonesia"

Universitas Sumatera Utara

Page 27: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

19

Pasal 4 huruf b, Kompolnas memberikan pertimbangan

kepada Presiden atas hasil pemantauan dan evaluasi kinerja

terhadap :

a. Kapolri, dalam rangka memberikan pertimbangan pemberhentian; dan

b. Perwira Tinggi Polri dalam rangka memberikan pertimbangan pengangkatan

Calon Kapolri.

(2) Penyampaian pertimbangan kepada Presiden sebaga imana dimaksud pada

ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang mengatur mengenai tata cara pengangkatan dan pemberhentian Kapolri.

Bagian Ketiga Wewenang

Pasal 7 Dalam menjalankan tugasnya, Kompolnas berwenang untuk :

a. mengumpulkan dan menganalisis data sebagai bahan pemberian saran kepada

Presiden yang berka it an dengan anggar an Kepolisian Negara Republik

Indonesia, pengembangan sumber daya manusia Polri, dan pengembangan sarana

dan prasarana Polri;

b. memberikan saran dan pertimbangan lain kepada Presiden dalam upaya

mewujudkan Polri yang profesional dan mandiri; dan

c. menerima saran dan keluhan dari masyarakat mengenai kinerja kepolisian dan

menyampaikannya kepada Presiden.

Pasal 8 (1) Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud Pasal

7 huruf a dan huruf b, Kompolnas dapat meminta data dan keterangan kepada

Anggota dan Pejabat di lingkungan Polri, instansi pemerintah, masyarakat

dan/atau pihak lain yang dipandang perlu.

Universitas Sumatera Utara

Page 28: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

20

(2) Anggota dan pejabat Polri sesuai dengan tugas dan fungsinya memberikan

data dan keterangan yang diminta Kompolnas sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) yang pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang

undangan.

Pasal 9 Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 7 huruf c, Kompolnas dapat melakukan

kegiatan :

a. menerima dan meneruskan saran dan keluhan masyarakat kepada Polri untuk

ditindaklanjuti;

b. meminta dan/atau bersama Polri untuk menindaklanjuti saran dan keluhan

masyarakat;

c. melakukan klarifikasi dan monitoring terhadap proses tindak lanjut atas saran

dan keluhan masyarakat yang dilakukan oleh Polri;

d. meminta pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan atas pemeriksaan yang

telah dilakukan oleh satuan pengawas internal Polri terhadap anggota dan/atau

Pejabat Polri yang diduga melakukan pelanggaran disiplin

dan/atau etika profesi;

e. merekomendasikan kepada Kapolri, agar anggota dan/atau pejabat Polri yang

melakukan pelanggaran disiplin, etika profesi dan/atau diduga melakukan tindak

pidana, diproses sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan yang

berlaku;

f. mengikuti gelar perkara, Sidang Disiplin, dan Sidang Komisi Kode Etik Profesi

Kepolisian.

Universitas Sumatera Utara

Page 29: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

21

g. mengikuti pemeriksaan dugaan pclanggaran disiplin dan kode etik yang

dilakukan oleh anggota dan/atau Pejabat Polri.15

C. Komisi Kejaksaan RI

Komisi Kejaksaan Republik Indonesia adalah lembaga non struktural

yang bertugas melakukan pengawasan, pemantauan dan penilaian terhadap kinerja

dan perilaku Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan kode etik

baik di dalam maupun di luar tugas kedinasan. Komisi Kejaksaan merupakan

lembaga non struktural yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

bersifat mandiri. Komisi Kejaksaan berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Presiden. Komisi Kejaksaan mempunyai tugas :

a. Melakukan pengawasan, pemantauan dan penilaian terhadap kinerja dan

perilaku Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya yang diatur dalam peraturan perundang-undangan dan kode etik;

b. Melakukan pengawasan, pemantauan dan penilaian terhadap perilaku Jaksa

dan/atau pegawai Kejaksaan baik di dalam maupun di luar tugas kedinasan; dan

c. Melakukan pemantauan dan penilaian atas kondisi organisasi, tata kerja,

kelengkapan sarana dan prasarana, serta sumber daya manusia di lingkungan

Kejaksaan.

Wewenang terdapat pada Pasal 4 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 3 Komisi Kejaksaan berwenang:

15

Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 TAHUN 2011 Tentang Komisi Kepolisian

Nasional

Universitas Sumatera Utara

Page 30: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

22

a.Menerima dan menindaklanjuti laporan atau pengaduan masyarakat tentang

kinerja dan perilaku Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan dalam menjalankan tugas

dan wewenangnya;

b. Meneruskan laporan atau pengaduan masyarakat kepada Jaksa Agung untuk

ditindaklanjuti oleh aparat pengawas internal Kejaksaan;

c. Meminta tindak lanjut pemeriksaan dari Jaksa Agung terkait laporan

masyarakat tentang kinerja dan perilaku Jaksa dan/atau pegawai Kejaksaan;

d. Melakukan pemeriksaan ulang atau pemeriksaan tambahan atas pemeriksaan

yang telah dilakukan oleh aparat pengawas internal Kejaksaan;

e. Mengambil alih pemeriksaan yang telah dilakukan oleh aparat pengawas

internal Kejaksaan; dan

f. Mengusulkan pembentukan Majelis Kode Perilaku Jaksa.16

d. Keputusaan Mahkamh Agung / 104 A/SK/XII/ 2006 tanggal 22 Desember

2006 Tentang Pedoman Perilaku Hakim

Dalam Keputusaan Mahkamah Agung Pengertian Pasal Dalam Keputusan ini

yang dimaksud dengan

a. Pedoman Perilaku Hakim, adalah panduan keutamaan moral bagi setiap Hakim,

baik dalam menjalankan tugas maupun dalam hubungan kemasyarakatan

16 Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Kejaksaan

Universitas Sumatera Utara

Page 31: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

23

sebagaimana diatur di dalam Keputusan Ketua Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor: KMA/ 104 A/SK/XII/ 2006 tanggal 22 Desember 2006

Tentang Pedoman Perilaku Hakim

b. Hakim, adalah Pejabat Negara yang melakukan tugas kekuasaan kehakiman

yang meliputi:

1. Hakim Agung pada Mahkamah Agung Republik Indonesia

2. Hakim Tinggi pada Pengadilan Tingkat Banding

3. Hakim pada Pengadilan Tingkat Pertama

4. Hakim Pengadilan Pajak 5. Hakim Ad Hoc pada pengadilan-pengadilan khusus

di pengadilan tingkat kasasi, banding, dan pengadilan tingkat pertama

c. Pimpinan Pengadilan, adalah

1. Pada Mahkamah Agung: Ketua, Wakil Ketua Bidang Yudisial, Wakil Ketua

Bidang Non Yudisial, dan Ketua Muda-Ketua Muda.

2. Pada Pengadilan Tingkat Banding: Ketua dan Wakil Ketua

3. Pada Pengadilan Tingkat Pertama: Ketua dan Wakil Ketua

4. Pada Pengadilan Militer Tingkat Pertama dan Tingkat Banding: Kepala dan

Wakil Kepala17

17 KEPUTUSAN KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

215/KMA/SK/XI1/2007 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEDOMAN PERILAKU

HAKIM KETUA MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

Universitas Sumatera Utara

Page 32: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

24

F. Metode Penelitian

Istilah “metodologi” berasal dari kata “metode” yang berarti “jalan ke”,

namun demikian, menurut kebiasaan metode dirumuskan, dengan

kemungkinankemungkinan, sebagai berikut:

1. Suatu tipe pemikiran yang dipergunakan dalam penelitian dan penilaian,

2. Teknik yang umum bagi ilmu pengetahuan,

3. Cara tertentu untuk melaksanakan suatu prosedur.18

Dalam penulisan skripsi ini secara menyeluruh menggunakan etode penelitian

hukum meliputi :

1. Jenis penelitian penelitian skripsi ini merupakan penelitian hukum normatif

(yuridis normatif). Yuridis normatif yaitu suatu penelitian yang secara deduktif

dimulai analisa terhadap pasal-pasal dalam peraturan perudang-undangan yang

mengatur terhadap permasalahan di atas, baik undang-undang yang mengatur

tentang korupsi, KPK, dan Dewan Pengawas KPK maupun yang mengatur

tentang ruang lingkup pemberlakuan hukum pidana Indonesia serta bahan-bahan

yang berkaitan dengan permasalahan pada skripsi ini, yaitu dengan melakukan

analisis terhadap permasalahan melalui pendekatan asas-asas hukum serta

mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-

undangan yang berkaitan.Penelitian hukum secara yuridis maksudnya penelitian

yang mengacu pada studi kepustakaan yang ada ataupun terhadap data sekunder

18

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Rajawali Press,

2010), hlm. 5.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

25

yang digunakan. Sedangkan yang bersiat normative maksunya penelitian hukum

yang bertujuan untuk memperoleh pengetahuan normative tentang hubungan

antara satu peraturan dengan peraturan lain dan penerapan dalam prakteknya.

2. Sumber Data Data yang digunakan dalam skripsi ini diperoleh dari :

a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah norma atau kaedah dasar,

bahan hukum yang mengikat seperti undang-undang KPK, Tindak Pidana

Korupsi serta peraturan yang dapat mendukung bahan tersebut

b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang

hukum yang bukan merupakan dokumen-dokumen resmi19

, jadi bahan hukum

sekunder ini bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan primer, dalam

hal ini bahan acuan yang erisikan informasi tenatang bahan primer yaitu berupa

tulisan/buku yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi.

c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum tersier adalah bahan yang meberikan

petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder ialah,

Kamus Hukum, ensiklopedia, karya ilmiah para sarjana, majalah, surat kabar,

internet, dan lain-lain.20

19 Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Kencana Prenada Media Group : Jakarta, 2009),

hlm. 41. 20 Amiruddin, H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, , PT.Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

Page 34: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

26

3. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan skripsi ini

adalah dengan cara penelitian kepustakaan, yaitu penelitian yang dilakukan

dengan cara meneliti bahan pustaka yaitu penelitian terhadap literature-literatur

untuk memperoleh bahan teoritis ilmiah yang digunakan sebagai dasar analisis

tehadap substansi pembahasan dalam penulisan skripsi ini.

4. Analisis Data Analisis data yakni dengan analisis secara kualitatif.data

sekunder dan data primer yang diperoleh kemudian dianalisi secara kualitatif

untuk menjawab permasalahan skripsi ini, yaitu dengan apa yang diperoleh dari

bahan kepustakaan yang kemudian dipelajari secara utuh dan menyeluruh

sehingga memperoleh jawaban permasalahan pada skripsi ini.

G. Sistematika Penulisan

Pembahasan dan Penyajian suatu penelitian harus terdapat keteraturan agar

terciptanya karya ilmiah yang baik. Maka dari itu, penulsi membagi skripsi ini

dalam beberapa bab yang saling berkaitan satu sama lain. Adapun sistematika

penulisan yang terdapat didalam skripsi ini adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada Bab ini dikemukakan tentang Latar Belakang, Perumusan Masalah,

Tujuan Penulisan, Manfaat Penulisan, Keaslian Penulisan, Tinjauan Kepustakaan,

Metode Penulisan, dan Sistematika Penulisan, yang semuanya berkaitan dengan

Peranan Dewan Pengawas Komisi Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi

Ditinjau Dari Undang- Undang Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Perubahaan

Universitas Sumatera Utara

Page 35: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

27

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi

Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi.

BAB II : FUNGSI DAN TUJUAN DIBENTUKNYA KOMISI

PEMBERANTASAAN KORUPSI di INDONESIA

Pada Bab ini dikemukakan apa fungsi dan tujuaan terbentuknya KPK diliat

dari sejarah terciptannya lembaga anti korupsi di Indonesia, apa itu kpk hingga

tugas dan kewenangannya dihubungkaan dengan undang undang ataupun

pengaturaan yang ada sebelum dan sesudah KPK dibentuk di Indonesia serta

bagaimana Pengaturaan hukum terhadap pelaku tindak pidana korupsi .

BAB III: DIBENTUKNYAA DEWAN PENGAWAAS KPK DIKAITKAAN

DENGAN PENEGAKAAN HUKUM TINDAK PIDANA KORUPSI di

INDONESIA

Pada Bab ini akan dikemukakan bagaimana urgensi terbentuknya Dewan

Pengawas KPK dikaitkan penegakaan hukum tindak Pidana Korupsi di

Indonesia.

BAB IV: DEWAN PENGAWAS LEMBAGA ANTI KORUPSI DI NEGARA

MALAYSIA DAN SINGAPURA

Pada Bab ini akan menjadi sedikit perandingan mengenai lembaga anti

korupsi di Negara tetangga khusus tentang dewan pengawaas atau lembaga

pengawasan.

Universitas Sumatera Utara

Page 36: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

28

BAB V: PENUTUP

Pada Bab terkahir ini, akan dikemukakan kesimpulan dari bagian awal

hingga bagian akhir penulisan yang merupakan ringkasan dari substansi penulisan

skripsi ini, dan saran-saran yang penulis ciptakan dalam kaitannya dengan

masalah yang dibahas.

Universitas Sumatera Utara

Page 37: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

29

BAB II

FUNGSI DAN TUJUAN TERBENTUKNYA KOMISI

PEMBERANTASAAN KORUPSI DI INDONESIA

A. Latar Belakang Dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi di

Indonesia

Sebelum melihat Apa itu fungsi dan tujuan Komisi Pemberantasan

Korupsi Indonesia terlebih dahulu melihat sejarah terbentuknya lembaga ini atau

pun lembaga anti korupsi sebelum KPK diciptakan.

1.Lembaga Anti korupsi Di Masa Orde Lama

Seiring dengan berkembangnya kehidupan bernegara, wabah korupsi juga Mulai

memasuki beroperasi di tanah air. dalam waktu tidak terlalu lama, satu dekade

sejak kemerdekaan, korupsi sudah mulai menjadi persoalan kebangsaan. maka

disamping mulai mendorong lahirnya hukum positif anti korupsi, institusi yang

diberikan kewenangan khusus memberantas korupsi juga Mulai dimunculkan.

a.Badan koordinasi penilik harta benda (16 April 1958)

Badan koordinasi penilik harta benda inilah yang merupakan lembaga

pertama dalam sejarah republik dengan kewenangan yang mencakup upaya anti

korupsi. badan ini menunjukkan bahwa konsep pelaporan harta kekayaan oleh

penyelenggara negara sebagaimana yang sekarang menjadi kewenangan KPK

bukanlah ide baru. sistem ini sudah ada sejak lama dan terus berkembang hingga

kini sebagai salah satu mekanisme pencegahan tindak pidana korupsi.21

21 Denny Indrayana, Jangan Bunuh KPK,(Malang:Cita Intrans Selara,2016) hlm 10,

Universitas Sumatera Utara

Page 38: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

30

b.Badan pengawas kegiatan Aparatur Negara atau (bapekan).( 1959 - 1962)

Dalam Perpres Nomor 1 tahun 1959 tentang badan ini Memang tidak ada

kata korupsi sama sekali. jika membaca aturan pembentukan itu kesan yang

muncul ialah lebih merupakan upaya kontrol presiden kepada birokrasi. namun,

Dalam praktiknya lembaga ini diberi kewenangan untuk menerima pengaduan

dari siapapun terhadap ketidak beresan Aparatur Negara. meski ada pula

pengaduan kasus korupsi akhirnya mayoritas pengaduan yang diterima bukan

mulai tromol nomor 8 di antara kasus korupsi Yang dilaporkan di antaranya

terkait kekayaan yang tidak wajar Penyimpangan di instansi militer dan

penyalahgunaan kekuasaan oleh seorang pejabat publik atas sang pejabat publik

itu kemudian tidak ada kelanjutannya lagi dari pelapor sendiri.22

c. Panitia retooling Aparatur Negara ( Paran) I ( 1960- 1963)

Lembaga ini terbentuk pada tahun 1960 saat badan pengawas kegiataan

aparatur Negara masih ada. Panitia retooling aparatur negara dibentuk

berdasarkan keputusan Presiden Nomor 10 tahun 1960.Dalam suratnya kepada

para pimpinan negara tertanggal 9 September 1960 lembaga ini menguraikan

beberapa pemaknaan terkait kelembagaannya kata retooling diartikan sebagai

pembongkaran susunan peralatan yang efisien dengan penggantian susunan

peralatan yang baru. Ia adalah ordening baru atau herordening,Atau suatu usaha

mengadakan perlombaan dalam jiwa susunan dan tata kerja dan perorangan dari

semua badan-badan kelengkapan negara dalam bidang legislatif eksekutif dan

22

Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 39: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

31

lain-lain lapangan di pusat maupun di daerah-daerah untuk disesuaikan dengan

manifesto atau politik dan guna secara efisien mencapai tujuan negara dalam

jangka pendek maupun jangka panjang dengan pengertian demikian sepertinya

tidak ada terlalu jelas peran-peran dalam agenda anti korupsi paling tidak jika

dibandingkan dengan berpakaian yang digantikannya.23

d. Paran II/Operasi Budi

Pada tahun 1963 melalui Keputusan Presiden Nomor 277 tahun 1963

upaya pemberantasan korupsi kembali dilakukan melalui Keputusan Presiden

tersebut diperkenalkan dengan istilah operasi budi. Jenderal AH Nasution yang

saat itu menjabat sebagai Menkohankam Kembali diangkat sebagai ketua kali

ini Dibantu oleh wirjono prodjodikoro Kusumo tugas mereka lebih berat itu

memutuskan kasus-kasus meja pengadilan. sasaran kerja operasi Budi adalah

perusahaan-perusahaan negara serta lembaga-lembaga negara lainnya yang

dianggap rawan praktik korupsi dan kolusi. namun, kerja operasi Budi tidak

berjalan mulus. contohnya, Dalam hal pemeriksaan meskipun menghadapi banyak

tantangan dalam kurun waktu 3 bulan sejak operasi Budi dijalankan, keuangan

negara dapat diselamatkan sebanyak kurang lebih 11 miliar suatu jumlah yang

cukup banyak untuk ukuran pada saat itu.namun keberhasilan demikian Sekali

lagi bukan jaminan bagi keselamatan lembaga anti korupsi justru sebaliknya, jika

mulai berhasil, maka lembaga anti korupsi makin terancam dibubarkan titik

demikian pula halnya dengan operasi Budi, keberhasilan kerjanya justru dianggap

mengganggu pamor Presiden Soekarno, Ada catatan yang menyebabkan operasi

23 Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 40: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

32

Budi akhirnya bubar salah satunya karena persoalan persaingan politik antara

angkatan darat dan PKI di tingkat nasional yang ikut melemahkan operasi Budi.24

e. Komando retooling aparatur revolusi (Kotrar) (1964- 1967)

Berbeda dengan lembaga antikorupsi sebelumnya Keppres mengatur

bahwa ketua lembaga anti korupsi ini adalah presiden Soekarno sendiri yang

kemudian dibentuk oleh Subandrio Ahmad Yani dan wiriadinata titik dapat di

argumen kan bahwa posisi kedua code yang langsung dipegang oleh Presiden

sejalan dengan alasan pembubaran Paran, yang tugas-tugas antikorupsi nya

dianggap melewati prestise presiden sayangnya jabaran tugas tidak secara tegas

mengatur soal pemberantasan korupsi di dalam Keppres 98 tahun 1964 tugas

hanya disebut untuk, memupuk memelihara dan mengusahakanagar supaya alat-

alat revolusi memperoleh hasil yang efektif efektifnya dan seefisien efisiennya

dalam kegiatan untuk pencapaian tujuan revolusi kitaTitik lembaga tersebut yang

awalnya dimaksudkan melanjutkan tugas Paran atau operasi Budhi untuk

memberantas korupsi namun akhirnya tidak mempunyai rekam jejak

pemberantasan korupsi.25

2. Lembaga Antikorupsi Di Masa Orde baru

Sama halnya dengan di orde lama lembaga anti korupsi di masa orde baru juga

menghadapi berbagai tantangan dan tantangan dalam melaksanakan tugasnya.

sejarah mencatat, berbagai lembaga anti korupsi hidup dan lalu mati, dalam

perjuangan memberantas korupsi sesuatu yang juga terjadi di orde lama. Berikut

beberapa lembaga anti korupsi di masa orde baru yaitu

24 Ibid 25 Ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 41: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

33

A. Tim pemberantasan korupsi

B. Komisi 4 (1970)

C Operasi penertiban ( 1977-1981)

D. Tim pemberantasan korupsi ( 1982)

Namun, Tim Pemberantsaan Korupsi generasi Kedua ini nasibnya bahkan lebih

tidak jelas dibandingkan Pendahulunnya. Tanpa dasar hukum pembentukaanya,

maka kehidupaanya pun makin tidak pasti, dan tidak terdengar kiprahnya. Tidak

ada pula data tentang hasil kerja dari tim pemberarantasaan korupsi.

3. Lembaga Anti korupsi Di Era Reformasi

Diera reformasi tuntutan pemberontakan Korupsi atau yang lebih dibahas

bukan sebagai KKN korupsi kolusi dan nepotisme semakin nyaring disuarakan.

bersama-sama dengan amandemen undang-undang 1945 dan penghapusan

dwifungsi ABRI Pemberantasan Korupsi adalah amanat gerakan reformasi pada

era inilah kemudian dong nomor 3 tahun 1971 digantikan dengan undang-undang

nomor 31 tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi yang

kemudian diubah dengan undang-undang nomor 20 tahun 2001 komandan

diteguhkan dengan ratifikasi United Nations convention against corruption

melalui undang-undang nomor 7 tahun 2006 disamping aturan hukum materiil

korupsi, di era reformasi kelembagaan anti korupsi juga mengalami pasang surut

hidup dan mati lembaga-lembaga itu adalah:

a. Komisi pemeriksa kekayaan penyelenggara negara (KPKPN) (1999)

b. Tim gabungan pemberantasan tindak pidana korupsi (TGTPK) (2000-

2001)

Universitas Sumatera Utara

Page 42: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

34

c. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) (2002 - sekarang)

d. Tim koordinasi pemberantasan tindak pidana korupsi (Tim Tas Tipikor)

(2005-2008)26

4.Sejarah Terbentuknya KPK

Setelah melihat sejarah kelembagaan anti korupsi di Indonesia mulai dari

masa ordelama hingga reformasi yang kita tahu tidak bisa menjawab

pemberantasaan tindak pidana korupsi di Indonesia saatnya kita liat bagaimana

sejarah terbentuknya komisi pemberantasaan korupsi di Indonesia.Dalam sejarah

terbentuknya KPK diketahui bahwa KPK didirikan pada tahun 2002 oleh Presiden

Megawati Soekarnoputri, karena pada saat itu Megawati melihat bahwa institusi

kejaksaan dan kepolisian dinilai tidak mampu untuk menangkap koruptor. Ide

untuk membentu KPK sudah muncul jauh hari sebelumnya pada masa Presiden

BJ Habibie yang mengeluarkan UU nomor 28 tahun 1999 mengenai

penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas KKN. Kemudian UU tersebut

diawali dengan pembentukan berbagai komisi atau badan baru seperti KPKPN,

KPPU atau lembaga Ombudsman.27

Dari Politik hukum pembentukan KPK dimulai dalam satu tarikan nafas

dengan upaya memberantas KKN korupsi kolusi nepotisme, yang merupakan

salah satu amanat gerakan reformasi setelah tumbangnya rezim orde baru. dimulai

dengan lahirnya ketetapan MPR nomor XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan

negara yang bersih dan bebas korupsi kolusi dan nepotisme. ketetapan itu

26 Denny Indrayana, Jangan Bunuh KPK,(Malang:Cita Intrans Selara,2016) hlm 30 27 https://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah-terbentuknya-kpk diakses tanggal 19

agustus 2020.

Universitas Sumatera Utara

Page 43: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

35

mengamanatkan pemerintah korupsi yang tegas sebagaimana tercantum pada

pasal 4 „‟ korupsi, kolusi dan nepotisme harus dilakukan Secara tegas terhadap

siapapun juga, baik pejabat negara, mantan pejabat negara, keluarga ga dan

kroninya maupun pihak swasta atau konglomerat termasuk mantan presiden

Soeharto dengan tetap memperhatikan prinsip praduga takbersalah dan hak hak

asasi manusia. 28

1.Tugas, wewenang dan Fungsi KPK

Pengertian dari undang undang KPK dalam pasal 3 ialah „‟Komisi

Pemberantasan Korupsi adalah lembaga negara dalam rumpun kekuasaan

eksekutif yang dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya bersifat independen

dan bebas dari pengaruh kekuasaan manapun‟‟.29

Ada pun Tugas, wewenang, dan kewajiban Komisi Pemberantasaan korupsi

menurut Peraturaan perundang -undangan ialah di dalam Pasal 6

Komisi Pemberantasan Korupsi bertugas melakukan:

a. tindakan-tindakan pencegahan sehingga tidak terjadi Tindak Pidana Korupsi;

b. koordinasi dengan instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi dan instansi yang bertugas melalsanakan pelayanan

publik;

c. monitor terhadap penyelenggaraan pemerintahan negara;

28 Indrayana, jangan bunuh kpk… halaman 34 29 ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 44: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

36

d. supervisi terhadap instansi yang berwenang melaksanakan Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi;

e. penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan terhadap Tindak Pidana Korupsi; dan

f. tindakan untuk melaksanakan penetapan hakim dan putusan pengadilan yang

telah memperoleh kekuatan hukum tetap.

Setelah adanya tugas KPK maka selanjutnya didalam tugas tersebut terdapat

Wewenang komisi pemberantasaan korupsi terdapat dalam Pasal 7 (1) Dalam

melaksanakan tugas pencegahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf a,

Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:

a. melakukan pendaftaran dan pemeriksaan terhadap laporan harta kekayaan

penyelenggara negara;

b. menerima laporan dan menetapkan status gratifikasi;

c. menyelenggarakan program pendidikan anti korupsi pada setiap jejaring

pendidikan;

d. merencanakan dan melaksanakan program sosialisasi Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi;

e. melakukan kampanye anti korupsi kepada masyarakat; dan

f. melakukan kerja sama bilateral atau multilateral dalam Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi.

(2) Dalam melaksanakan kewenangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Komisi Pemberantasan Korupsi wajib membuat laporan pertanggungJawaban 1

(satu) kali dalam 1 (satu) tahun kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan

Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 45: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

37

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugas koordinasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

huruf b, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:

a. mengoordinasikan penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dalam

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi;

b. menetapkan sistem pelaporan dalam kegiatan Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi;

c. meminta informasi tentang kegiatan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

kepada instansi yang terkait;

d. melaksanakan dengar pendapat atau pertemuan dengan instansi yang

berwenang dalam melakukan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; dan

e. meminta laporan kepada instansi berwenang mengenai upaya pencegahan

sehingga tidak terjadi Tindak Pidana Korupsi

Pasal 9

Dalam melaksanakan tugas monitor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf

c, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:

a. melakukan pengkajian terhadap sistem pengelolaan administrasi di semua

lembaga negara dan lembaga pemerintahan;

b. memberi saran kepada pimpinan lembaga negara dan lembaga pemerintahan

untuk melakukan perubahan jika berdasarkan hasil pengkajian, sistem

pengelolaan administrasi tersebut berpotensi menyebabkan terjadinya Tindak

Pidana Korupsi; dan

Universitas Sumatera Utara

Page 46: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

38

c. melaporkan kepada Presiden Republik Indonesia, Dewan Perwakilan Ralryat

Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa Keuangan, jika saran Komisi

Pemberantasan Korupsi mengenai usulan perubahan

tidak dilaksanakan.

Pasal 10

(1) Dalam melaksanakan tugas supervisi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

huruf d, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan pengawasan,

penelitian, atau penelaahan terhadap instansi yang menjalankan tugas dan

wewenangnya yang berkaitan dengan Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

(2) Ketentuan mengenai pelaksanaan tugas supervisi sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur dengan Peraturan Presiden.

9. Di antara Pasal 10 dan Pasal 11 disisipkan 1 (satu) pasal, yakni Pasal 1OA,

yang berbunyi sebagai berikut:

Pasal 10A

(1) Dalam melaksanakan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10,

Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang mengambil alih penyidikan dan/ atau

penuntutan terhadap pelaku Tindak Pidana Korupsi yang sedang dilakukan oleh

kepolisian atau kejaksaan.

(2) Pengambilalihan penyidikan dan/atau penuntutan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi dengan alasan:

a. laporan masyarakat mengenai Tindak Pidana Korupsi tidak ditindaklanjuti;

b. proses penanganan Tindak Pidana Korupsi tanpa ada penyelesaian atau tertunda

tanpa alasan yang dapat dipertanggungiawabkan;

Universitas Sumatera Utara

Page 47: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

39

c. penanganan Tindak Pidana Korupsi ditujukan untuk melindungi pelaku Tindak

Pidana Korupsi yang sesungguhnya;

d. penanganan Tindak Pidana Korupsi mengandung unsur Tindak Pidana Korupsi;

e. hambatan penaganan Tindak Pidana Korupsi karena campur tangan dari

pemegang kekuasaan eksekutif, yudikatif, atau legislatif; atau

f. keadaan lain yang menurut pertimbangan kepolisian atau kejaksaan,

penanganan tindak pidana korupsi sulit dilaksanakan secara baik dan dapat

dipertanggungjawabkan.

(3) Dalam hal Komisi Pemberantasan Korupsi mengambil alih penyidikan

dan/atau penuntutan, kepolisian dan/atau kejaksaan wajib menyerahkan tersangka

dan seluruh berkas perkara beserta alat bukti dan dokumen lain yang diperlukan

paling lama 14 (empat belas) hari kerja, terhitung sejak tanggal permintaan

Komisi Pemberantasan Korupsi.

(4) Penyerahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan dengan membuat

dan menandatangani berita acara penyerahan sehingga segala tugas dan

kewenangan kepolisian dan/atau kejaksaan pada saat penyerahan tersebut beralih

kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.

(5) Komisi Pemberantasan Korupsi dalam mengambil alih penyidikan dan/ atau

penuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan kepada

penyidik atau penuntut umum yang menangani Tindak Pidana Korupsi.

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf e,

Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melakukan penyelidikan, penyidikan,

dan penuntutan terhadap Tindak Pidana Korupsi yang:

Universitas Sumatera Utara

Page 48: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

40

a. melibatkan aparat penegak hukum, Penyelenggara Negara, dan orang lain yang

ada kaitannya dengan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan oleh aparat penegak

hukum atau Penyelenggara Negara; dan/ atau

b. menyangkut kerugian negara paling sedikit Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar

rupiah).

(2) Dalam hal Tindak Pidana Korupsi tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Komisi Pemberantasan Korupsi wajib menyerahkan

penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan kepada kepolisian dan/ atau kejalsaan.

(3) Komisi Pemberantasan Korupsi melakukan supervisi terhadap

penyelidikan,penyidikan, dan/atau penuntutan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2)

Pasal 12

(1) Dalarn melaksanakan tugas penyelidikan dan penyidikan sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 6 huruf e, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang

melakukan penyadapan.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang:

a. memerintahkan kepada instansi yang terkait untuk melarang seseorang

bepergian ke luar negeri;

b. meminta keterangan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya tentang

keadaan keuangan tersangka atau terdakwa yang sedang di periksa;

Universitas Sumatera Utara

Page 49: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

41

c. memerintahkan kepada bank atau lembaga keuangan lainnya untuk memblokir

rekening yang diduga hasil dari korupsi milik tersangka, terdakwa, atau pihak lain

yang terkait;

d. memerintahkan kepada pimpinan atau atasan tersangka untuk memberhentikan

sementara tersangka dari jabatannya;

e. meminta data kekayaan dan data perpajakan tersangka atau terdakwa kepada

instansi yang terkait;

f. menghentikan sementara suatu transaksi keuangan, transaksi perdagangan, dan

perjanjian lainnya atau pencabutan sementara perizinan, lisensi serta konsesi yang

dilakukan atau dimiliki oleh tersangka atau terdakwa yang

diduga berdasarkan bukti awal yang cukup ada hubungannya dengan Tindak

Pidana Korupsi yang sedang diperiksa;

g. meminta bantuan Interpol Indonesia atau instansi penegak hukum negara lain

untuk melakukan pencarian, penangkapan, dan penyitaan barang bukti di luar

negeri; dan

h. meminta bantuan kepolisian atau instansi lain yang terkait untuk melakukan

penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan dalam perkara

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang sedang ditangani.

Dalam melaksanakan tugas penuntutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6

huruf e, penuntut pada Komisi Pemberantasan Korupsi melaksanakan koordinasi

sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Universitas Sumatera Utara

Page 50: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

42

(1) Penyadapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1), dilaksanakan

setelah mendapatkan izin tertulis dari Dewan Pengawas.

(2) Untuk mendapatkan izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan

berdasarkan permintaan secara tertulis dari Pimpinan Komisi Pemberantasan

Korupsi.

(3) Dewan Pengawas dapat memberikan izin tertulis terhadap permintaan

sebagaimana dimaksud pada ayat (21 paling lama I x 24 (satu kali dua puluh

empat) jam terhitung sejak permintaan diajukan.

(4) Dalam hal Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi mendapatkan izin tertulis

dari Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (3), Penyadapan

dilakukan paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak izin tertulis diterima dan

dapat diperpanjang 1 (satu) kali untuk jangka waktu yang sama.

Pasal 12c

(1) Penyelidik dan penyidik melaporkan Penyadapan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 12 ayat (1) yang sedang berlangsung kepada Pimpinan Komisi

Pemberantasan Korupsi secara berkala.

(2) Penyadapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) yang telah selesai

dilaksanakan harus dipertanggungjawabkan kepada Pimpinan Komisi

Pemberantasan Korupsi dan Dewan Pengawas paling lambat 14 (empat belas) hari

kerja terhitung sejak Penyadapan selesai dilaksanakan.

Pasal 12D

Universitas Sumatera Utara

Page 51: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

43

(1)Hasil Penyadapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) bersifat

rahasia dan hanya untuk kepentingan peradilan dalam Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi.

(2)Hasil Penyadapan yang tidak terkait dengal Tindak Pidana Korupsi yang

sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi wajib dimusnahkan seketika.

(3) Dalam hal kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (21 tidak

dilaksanakan, pejabat dan/atau orang yang menyimpan hasil Penyadapan dijatuhi

hukuman pidana

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 13

Dalam melaksanakan tugas untuk melaksanakan penetapan hakim dan

putusan pengadilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 huruf f, Komisi

Pemberantasan

Korupsi berwenang melakukan tindakan hukum yang diperlukan dan dapat

dipertanggungiawabkan sesuai dengan isi dari penetapan hakim atau putusan

pengadilan.

Selanjutnya melihat bagaimana kewajiban KPK yang terdapat dalam pasal 15

yaitu Komisi Pemberantasan Korupsi berkewajiban:

a. memberikan perlindungan terhadap saksi atau pelapor yang menyampaikan

laporan ataupun memberikan keterangan mengenai terjadinya Tindak Pidana

Korupsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. memberikan informasi kepada masyarakat yang memerlukan atau memberikan

bantuan untuk memperoleh data yang berkaitan dengan hasil

Universitas Sumatera Utara

Page 52: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

44

penuntutan Tindak Pidana Korupsi yang ditanganinya;

c. menyusun laporan tahunan dan menyampaikannya kepada Presiden Republik

Indonesia, Dewan Perwakilan Ralryat Republik Indonesia, dan Badan Pemeriksa

Keuangan;

d. menegakkan sumpah jabatan;

e. menjalankan tugas, tanggung jawab, dan wewenangnya berdasarkan asas

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5; dan

f. menyusun kode etik pimpinan dan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi.30

B. Pengaturan Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia

Setelah melihat bagaimana sejarah kelembagaan Anti korupsi hingga

melihaat KPK mulai dari terbentuknya serta apa tugas, wewenang dan

kewajibannya yang tujuannya adalah memberantaas tindak pidana korupsi di

Indonesia, maka selanjutnya akan membahas mengenai bagaimana pengaturaan

hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia.

1. Dasar Hukum Tindak Pidana Korupsi di Indonesia

Dasar Hukum adalah norma hukum yang menjadi landasan bagi setiap

tindakan hukum oleh subjek hukum baik orang perorangan ataupun yang

berbentuk badan hukum. Selain itu dasar hukum juga dapat berupa norma hukum

atau ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang lebih baru dan atau

yang lebih rendah derajatnya dalam hirarki atau tata urutan peraturan

30 Undang-undang Republik Indonesia NO 19 Tahun 2019 Tentang Komisi Pemberantasaan

Tindak PIdana Korupsi

Universitas Sumatera Utara

Page 53: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

45

perundangundangan. Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan

aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan-

aturan yang jika di langgar mengakitbatkan sanksi tegas dan nyata. Sumber

hukum atau dasar hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan

yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan

menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya31

.

Pada dasarnya aturan-aturan yang jika dilanggar mengakibatkan sanksi

yang tegas dan nyata. Para ahli membedakan sumber hukum ke dalam 2 (dua)

bagian, yaitu Sumber hukum dalam arti material dan sumber hukum dalam arti

formal. oleh masyarakat.

a.Sumber Hukum dalam arti material, yaitu: suatu keyakinan/ perasaan hukum

individu dan pendapat umum yang menentukan isi hukum. Dengan demikian

keyakinan/ perasaan hukum individu (selaku anggota masyarakat) dan juga

pendapat umum yang merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

pembentukan hukum.

b.Sedangkan sumber hukum dalam arti Formal, yaitu: bentuk atau kenyataan

dimana kita dapat menemukan hukum yang berlaku. Jadi karena bentuknya itulah

yang menyebabkan hukum berlaku umum, diketahui, dan ditaati.

Menurut Undang-undang No. 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan, berikut adalah tata urutan sumber-sumber hukum di

31

R.Suroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta : Grafika, 2005), hal.117-118

Universitas Sumatera Utara

Page 54: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

46

Republik Indonesia:32

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 beserta

Amandemennya

2. Undang-undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang

3. Peraturan Pemerintah

4. Penetapan Presiden

5. Peraturan Daerah, yang dapat dibagi menjadi: Peraturan Daerah Provinsi

(Tingkat I), Peraturan Daerah Kabupaten/Kota (Tingkat II), Peraturan

Daerah Desa

Sumber hukum yang dikenal di Indonesia terbagi dalam beberapa kategori, yaitu

sebagai berikut :

1. Sumber – sumber hukum materil ini dapat ditinjau dari segi atau beberapa

sudut, yaitu sudut ekonomi, sejarah, sosiologi, filsafat, dan lain sebagainya;

2. Sumber hukum formil terbagi lagi kedalam berbagai bagian, antara lain

yaitu; Undang – Undang, Kebiasaan, Keputusan Hakim ((yurisprudence),

Traktat (treaty), dan Pendapat Para Sarjana (doktrin).33

32

Undang-undang No. 12/2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan 33

CST.Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,

1989), hal,46

Universitas Sumatera Utara

Page 55: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

47

2. Undang- undang Tindak Pidana Korupsi

Untuk Pengaturan Hukum tindak pidana Korupsi di Indonesia sendiri,

adalah Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20

Tahun 2001, hal ini sesuai dengan keputusan Tap. MPR Nomor XI/MPR/1998

kemudian ditetapkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang

Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mulai

berlaku sejak tanggal 16 Agustus 1999, dan dimuat dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140. Namun kemudian diadakan

perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tersebut dengan

ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi dan dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001

Nomor 134 yang mulai berlaku pada tanggal 21 November 2001.

Alasan diadakannya perubahan terhadap Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999

dapat diketahui dari konsiderans butir b Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001,

yaitu antara lain untuk lebih menjamin kepastian hukum, menghindari keragaman

penafsiran hukum, memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan

ekonomi masyarakat, serta perlakuan adil dalam memberantas tindak pidana

korupsi.

Universitas Sumatera Utara

Page 56: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

48

a. Undang- undang No 31 Tahun 1999

a. Bahwa tindakan pidana korupsi sangat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara dan menghambat pembangunan nasional, sehingga harus

diberantas dalam rangka mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945;

b. Bahwa akibat tindak pidana korupsi yang terjadi selama ini selain merugikan

keuangan negara atau perekonomian negara, juga menghambat pertumbuhan dan

kelangsungan pembangunan nasional yang menuntut efisiensi tinggi;

c. Bahwa Undang-undang Nomor 3 Tahun 1971 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan kebutuhan hukum

dalam masyarakat, karena itu perlu diganti dengan Undang-undang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang baru sehingga diharapkan lebih

efektif dalam mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi; d. bahwa

berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan e perlu

dibentuk Undang-undang yang baru tentang Pemberantasan Tindak Pidana

Korupsi. Mengingat :

1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor

IX/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi,

Kolusi, dan Nepotisme.

Universitas Sumatera Utara

Page 57: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

49

Pada undang undang ini pada BAB II menyebutkan tindak pidana korupsi

Pasal 2

(1). Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya

diri sendiri atau orang lain yang suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan

negara atau perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup

atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan paling lama 20 (dua puluh)

tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000.00 (dua ratus juta rupiah) dan

paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

(2). Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

dilakukan dalam keadaan tertentu pidana mati dapat dijatuhkan.

Pasal 3

Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau

suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang

ada padanya karena jabatan atau kedudukan atau sarana yang ada padanya karena

jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau

perekonomian negara, dipidana dengan pidana penjara seumur hidup atau pidana

penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan

atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah) dan paling

banyak Rp. 1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)

b.Undang-undang No 20 Tahun 2001

Undang undang ini mengatakan bahwa tindak pidana korupsi yang selama

ini terjadi secara meluas, tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga

telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 58: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

50

secara luas, sehingga tindak pidana korupsi perlu digolongkan sebagai kejahatan

yang pemberantasannya harus dilakukan secara luar biasa kemudian untuk lebih

menjamin kepastian hukum, menghindari keragaman penafsiran hukum dan

memberikan perlindungan terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat, serta

perlakuan secara adil dalam memberantas tindak pidana korupsi, perlu diadakan

perubahan atas Undangundang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi; c berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud ,

perlu membentuk Undang-undang tentang Perubahan Atas Undang-undang

Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi; Mengingat

: 1. Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 20 ayat (2) dan ayat (4) Undang-Undang Dasar

1945; 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981. Nomor 76, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3209); 3. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999

tentang Penyelenggara Negara yang Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 3851; 4. Undang-undang No.31 Tahun 1999tentang

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3874);

Dalam UU nomor 20 tahun 2001 pengertian korupsi tidak di paparkan

secara jelas tapi pengertian mengenai tiddak pidana korupsi terdapat pada bab 2

pasal dua yang berbunyi “Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan

perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang

dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara

Universitas Sumatera Utara

Page 59: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

51

dengan penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun

dan paling lama 20 (dua puluh) tahun dan denda paling sedikit Rp.

200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00

(satu milyar rupiah).”34

Dalam penegakaan Tindak pidana korupsi di Indonesia sebelum terbitnya

UU Tindak Pidana Korupsi dan UU KPK dipakai Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana ( KUHP), meskipun tidak secara explisit menggunakan terminology

korupsi dalam rumusaan tindak pidana ( rumusan delik), beberapa pasal dalam

KUHP,(di antaranya pasal 209,210,418,419, dan pasal 420 KUHP), sesungguhnya

mengandung hakikat tindak pidana krupsi. Akan tetapi, dalam kaitannya dengan

perkembangan masyarakat, terutama sekali semenjak proklamasi kemerdekaan

Indonesia, ternyata pola perilaku koruptif mempunyai potensi yang cukup tinggi

untuk dijangkau oleh rumusaan hukum pidana yang terdapat di dalam kodifikasi,

terdapat ciri-ciri khusus yang melekat di dalam tindak pidana korupsi sebagai

salah satu bentuk” white collar crime” ( kejahatan yang dilakukaan oleh orang-

orang yang memiliki kedudukan social yang tertinggi dan terhormat dalam

pekerjaanya)35

Setelah lahirnya Undamg- undang Tindak Pidana korupsi penindakannya ialah

UU No. 31 Tahun 1999 jo. UU No. 20 2001 hanya memberikan

kualifikasi/pengelompokan mengenai jenis/bentuk Tindak Pidana Korupsi, yakni:

34

Undang Undang Nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi 35 Elwi Danil, Korupsi ; Konsep, Tindak Pidana, dan Pemberantasannya, (Jakarta : Raja Grafindo

Persada, 2011), hlm. 72.

Universitas Sumatera Utara

Page 60: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

52

a) Kerugian keuangan negara (Pasal 2 dan Pasal 3 UU Tindak Pidana Korupsi);

b) Suap-menyuap (Pasal 5 ayat (1) huruf a, huruf b, Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat

(1) huruf a, huruf b, Pasal 11, Pasal 12 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, Pasal 13

UU Tindak Pidana Korupsi);

c) Penggelapan dalam jabatan (Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10 hurf a, huruf b, huruf c

UU Tindak Pidana Korupsi);

d) Pemerasan (Pasal 12 hurf e, huruf g, huruf f);

e) Perbuatan curang (Pasal 7 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, pasal 7

ayat (2), pasal 12 huruf h UU Tindak pidana korupsi),;

f) Benturan kepentingan dalam pegandaan (Pasal 12 huruf i UU TIPIKOR);

g) Gratifikasi (Pasal 12 B jo. Pasal 12 C UU Tindak Pidana Korupsi ).

Selain defenisi tindak pidana korupsi yang sudah dijelaskan diatas, masih ada

tindak pidana lain yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi, yaitu :

a) Merintangi proses pemeriksaan perkara korupsi (Pasal 21 UU TIPIKOR);

b) Tidak memberikan keterangan atau memberi keterangan tidak benar (Pasal 22

jo. Pasal 28 UU Tindak Pidana Korupsi);

c) Bank yang tidak memberikan keterangan rekening tersangka (Pasal 22 jo. Pasal

29 UU Tindak Pidana Korupsi);

d) Saksi atau ahli yang tidak memberi keterangan atau memberi keterangan palsu

(Pasal 22 jo. Pasal 35 UU TIPIKOR);

Universitas Sumatera Utara

Page 61: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

53

BAB III

DIBENTUKNYA DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN

KORUPSI DIKAITKAN PENEGAKAAN HUKUM TINDAK PIDANA

KORUPSI di INDONESIA

A. Latar Belakang Dibentuknya Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan

Korupsi (KPK)

Setelah membahas atau mengkaji mengenai Terbentuknya KPK hingga

pengaturan hukum bagi pelaku tindak pidana korupsi di Indonesia, sekarang akan

membahas mengenai Dewan Pengawas KPK, yang diketahui badan ini baru

dibentuk setelah revisi undang-undang KPK dan menuai berbagai macam

perdebataan. Maka dari itu mari liat latar belakang terbentuknya Dewan

Pengawas KPK tersebut.

Di dalam kamus besar bahasa Indonesia arti kata pengawas ialah „‟orang

yang mengawasi‟‟ sedangkan Dewan Menurut KBBI ialah majelis atau badan

yang terdiri atas beberapa orang anggota yang pekerjaannya memberi nasihat,

memutuskan suatu hal, dan sebagainya dengan jalan berunding36

. Jadi dengan

demikian arti Dewan Pengawas Ialah kumpulan orang yang mengawasi, memberi

nasihat, memutuskan suatu hal, dan sebagainya dengan jalan berunding.

Kontrol atau pengawasan adalah fungsi di dalam manajemen fungsional

yang harus dilaksanakan oleh setiap pimpinan semua unit/satuan kerja terhadap

pelaksanaan pekerjaan atau pegawai yang melaksanakan sesuai dengan tugas

36 KBBI (Kamus Besar Bahasa Indoneisa)

Universitas Sumatera Utara

Page 62: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

54

pokoknya masing-masing. Dengan demikian, pengawasan oleh pimpinan

khususnya yang berupa pengawasan melekat (built in control), merupakan

kegiatan manajerial yang dilakukan dengan maksud agar tidak terjadi

penyimpangan dalam melaksanakan pekerjaan. Suatu penyimpangan atau

kesalahan terjadi atau tidak selama dalam pelaksanaan pekerjaan tergantung pada

tingkat kemampuan dan keterampilan pegawai.

Muchsan berpendapat sebagai berikut: “Pengawasan adalah kegiatan

untuk menilai suatu pelaksanaan tugas secara de facto, sedangkan tujuan

pengawasan hanya terbatas pada pencocokan apakah kegiatan yang dilaksanakan

telah sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan sebelumnya (dalam hal ini

berwujud suatu rencana atau plan)”37

Kehadiran komisi negara independen yang sebagian besar diantaranya

difungsikan sebagai lembaga pengawas, telah memunculkan pertanyaan

mendasar, lembaga apakah yang ditugaskan menjadi pengawas atas Komisi

Pemberantasan Korupsi?38

Terdapat beberapa lembaga yang dapat mengawasi KPK:

a Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR adalah salah satu lembaga tinggi negara

dalam sistem ketatanegaraan Indonesia yang merupakan lembaga perwakilan

rakyat. DPR terdiri atas anggota partai politik peserta pemilihan umum yang

dipilih melalui pemilihan umum. DPR merupakan perwakilan politik (political

representation) organ pemerintahan yang bersifat sekunder sedangkan rakyat

37 Ni‟matul Huda, Pengawasan Pusat terhadap Pusat dalam Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah, FH UII Press,Yogyakarta ,2007, hlm.33 38

Zainal Arifin Mochtar, Lembaga Negara Independen, Rajawali Press, Jakarta, 2016.hlm 40

Universitas Sumatera Utara

Page 63: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

55

bersifat primer, sehingga melalui DPR kedaulatan rakyat bisa tercapai.Secara

umum, dipahami oleh masyarakat bahwa fungsi DPR meliputi fungsi legislatif, fungsi

pengawasan dan fungsi budget. Diantara ketiga fungsi tersebut terdapat fungsi

pengawasan yang dapat DPR gunakan untuk melakukan pengawasan terhadap KPK.

DPR dapat melakukan pengawasan terhadap suatu kebijakan serta pelaksanaan tugas-

tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

b Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)

Ide pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan berasal dari bahasa belanda yaitu

raad van rekenkamer . Beberapa negara lain juga mengadakan lembaga yang

semacam ini untuk menjalankan fungsi-fungsi pemeriksaan atau sebagai external

auditor terhadap kinerja keuangan pemerintah. Fungsi pemeriksaan keuangan

yang dikaitkan dengan lembaga ini sebenarnya berkaitan erat dengan fungsi

pengawasan oleh parlemen. Oleh karena itu, kedudukan kelembagaan Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) ini sesungguhnya berada dalam ranah kekuasaan

legislative atau sekurang-kurangnya berhimpitan dengan fungsi pengawasan yang

dijalankan oleh DPR. Oleh karena itu, laporan hasil pemeriksaan yang dilakukan

oleh Badan Pemeriksa Keuangan ini harus dilaporkan atau disampaikan kepada

DPR untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.

Berkaitan dengan pengawasan terhadap KPK, BPK dapat melakukan

pengawasan dengan cara melakukan pengawasan atas penggunaan keuangan

negara meliputi pengauditan terhadap penggunaan uang negara dan pengauditan

terhadap kinerja KPK itu sendiri baik itu di bidang penindakan maupun

Universitas Sumatera Utara

Page 64: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

56

pencegahan seperti yang telah dipaparkan diatas. dilaporkan atau disampaikan

kepada DPR untuk ditindaklanjuti sebagaimana mestinya.39

Berkaitan dengan pengawasan terhadap KPK, BPK dapat melakukan

pengawasan dengan cara melakukan pengawasan atas penggunaan keuangan

negara meliputi pengauditan terhadap penggunaan uang negara dan pengauditan

terhadap kinerja KPK itu sendiri baik itu di bidang penindakan maupun

pencegahan seperti yang telah dipaparkan diatas.

c Dewan Pengawas

Mulai dari tahun 2010 sampai 2019 terjadi pembahasan mengenai revisi

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi.

Pembahasan revisi Undang-Undang ini menuai pro dan kontra baik dari politisi

maupun rakyat awam sekalipun. Subtansi yang menjadi tawaran dalam revisi

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi,

satu diantaranya adalah tentang pembentukan Dewan Pengawas yang mengawasi

internal Komisi Pemberantasan Korupsi. Aturan mengenai Dewan Pengawasan

Komisi Pemberantasan Korupsi dimasukkan dalam pasal 37A sampai 37F di

dalam draft Rancangan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi

Pemberantasan Korupsi. Adapun hal yang paling menarik perhatian adalah

subtansi pada pasal 37F yang menyatakan bahwa “ketentuan lebih lanjut tentang

tata cara pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian dewan pengawas diatur

39

Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, diterbitkan atas kerja sama

Mahkamah Konstitusi dengan Pusat Studi HTN FH Universitas Indonesia, Jakarta, 2014, hlm 153

Universitas Sumatera Utara

Page 65: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

57

dengan peraturan presiden…” dan pasal 12A sampai pasal 12F yang menyatakan

bahwa “penyadapan dilakukan oleh KPK harus seizing Dewan Pengawasan…”40

Jika konsep Dewan Pengawasan dalam pembahasan Revisi Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Korupsi yang diinginkan

DPR disahkan menjadi Undang-Undang, maka hal ini akan menjadi problem bagi

KPK karena berakibat akan melemahnya nilai-nilai independensi yang dimiliki

oleh KPK. Apabila Dewan Pengawas yang mengawasi internal KPK berada

dalam kontrol Presiden selaku pemimpin negara Indonesia maka rentan KPK akan

kehilangan kemerdekaan dalam memerangi korupsi yang sudah menjadi penyakit

di tanah air.

Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ashad Kusuma Jaya salah

satu anggota Satgas Anti Korupsi Dewan Pimpinan Daerah Muhammadiyah

Cabang Yogyakarta, meskipun pengangkatan prosedur administrasi pimpinan

KPK melalui campur tangan Presiden dan DPR sebagai konsekuensi dari check

and balances akan tetapi KPK bertanggung jawab terhadap publik bukan kepada

eksekutif dan legislatif. Dalam konteks pengawasan internal terhadap Komisi

Pemberantasan Korupsi sudah dipaparkan dalam point sebelumnya, dengan

adanya pengawasan yang merdeka tanpa berada dibawah naungan infrastruktur

politik yang memonitor dan bahkan harus meminta izin kepada Dewan Pengawas

dalam melakukan penyadapan, tidak akan mencederai dan melemahkan asas yang

menjadi keistimewanya Komisi Pemberantasan Korupsi yaitu asas Independensi

selama pengawasan tersebut berada di dalam social control. Menurut salah satu

40

Ihsanudin, Ini Konsep Dewan Pengawasan Yang Diingankan DPR. Yang diakses dari

http://nasional.kompas.com/read/2016/02/01/15183791/Ini.Konsep.Dewan.Pengawas.KPK.yang.D

iinginkan.DPR diakses pada 17 september 2020 pada pukul 13.00 wib

Universitas Sumatera Utara

Page 66: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

58

anggota Pusat Kajian Anti Korupsi Universitas Gajah Mada, yaitu Fariz Fachryan.

Beliau mengatakan pengawasan tidak akan melemahkan independensi yang

dimiliki Komisi Pemberantasan Korupsi karena independensi akan terjaga karena

adanya pengawasan, selama pengawasan tersebut tidak bertanggung jawab kepada

pihak – pihak yang berpotensi melakukan intervensi politik yang mengikis

Independensi Komisi Pemberantasan Korupsi.41

Berbeda dengan subtansi pengawasan terhadap Komisi Pemberantasan

Korupsi di dalam draft revisi Undang – Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang

Komisi Pemberantasan Korupsi pada Pasal 37F yang menyatakan bahwa

“ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan, pengangkatan dan

pemberhentian dewan pengawas diatur dengan peraturan presiden” dan pasal 12A

sampai 12F yang menyatakan bahwa “penyadapan dilakukan KPK harus seizin

Dewan Pengawasan”. Maka dalam hal ini pengawasan akan melemahkan

independensi Komisi Pemberantasan Korupsi.

Di dalam Naskah akademik RUU KPK menegakasan perlu dibentuk

dewan pengawas KPK,sebab setiap lembaga harus dilakukan pengawasan untuk

mencegah terjadinya kesewenang-wenangan. setiap lembaga negara dilakukan

pengawasan oleh lembaga lain hingga KPK yang tidak memiliki lembaga

pengawas tanpa pengawasan yang efektif, KPK sangat rawan terhadap berbagai

bentuk penyimpangan dan penyalahgunaan kekuasaan ( abuse of power).Dewan

pengawas harus Diberi wewenang untuk menjaga dan mengawasi agar KPK

benar-benar bertindak berdasarkan hukum dan peraturan yang berlaku Ia adalah

41 ibid

Universitas Sumatera Utara

Page 67: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

59

penjaga The rule of the game pengawas kode etik dan independensi KPK, dewan

tidak mentolerir segala bentuk Pelemahan internal KPK. ia akan menindak

penyidik dan penuntut KPK yang melanggar sop dan hukum acara pidana dalam

menangani suatu kasus. karena itu, dewan berwenang melakukan evaluasi dan

audit kinerja juga menyarankan corrective action. dewan pengawas dapat

menyelidiki Mengapa pimpinan KPK tidak segera menahan tersangka. dewan

tidak berwenang mengintervensi proses penyidikan dan penuntutan yang sedang

dilakukan oleh KPK. pimpinan, penyidik dan penuntut KPK dapat mengadukan

dugaan pelanggaran kode etik dan penyalahgunaan wewenang Yang dilakukan

anggota dewan kepada suatu dewan kehormatan Ad hoc.

Seleksi anggota dewan pengawas KPK harus dirancang dengan hati-hati

sehingga tokoh masyarakat yang dihormati, independen dan kompeten yang dapat

menjadi anggota dewan. panitia seleksi dan anggota dewan tidak boleh berasal

dari lembaga yang memiliki konflik kepentingan dengan dewan dan KPK calon

anggota dewan di usulkan oleh koalisi masyarakat sipil yang kredibel diseleksi

oleh panitia dan dilantik oleh presiden42

.

Perdebatan terjadi ketika dewan Pengawas di bentuk yaitu ICW (Indonesia

Coruption Watch) mengatakan menolak semua konsep Dewan Pengawas

Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK) yang merupakan struktur

baru dalam tubuh KPK berdasarkan UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang

Perubahan UU KPK."Jadi, siapapun yang ditunjuk oleh Presiden untuk

42 Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Nomor 19Tahun 2019 Tentang Perubahan

kedua Atas Undang-undang nomor 30 tahun 2002 Tentang Komisi Pemberantasaan Tindak Pidana

Korupsi

Universitas Sumatera Utara

Page 68: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

60

menjadi Dewan Pengawas tetap menggambarkan bahwa negara gagal

memahami konsep penguatan terhadap lembaga antikorupsi seperti KPK,"

kata peneliti ICW Kurnia Ramadhana melalui keterangan tertulisnya di

Jakarta, Kamis, Ia mengatakan alasan penolakan tersebut. Pertama, secara

teoritik KPK masuk dalam rumpun lembaga negara independen yang tidak

mengenal konsep lembaga Dewan Pengawas."Sebab, yang terpenting dalam

lembaga negara independen adalah membangun sistem pengawasan," kata

Kurnia.Hal itu, kata dia, sudah dilakukan KPK dengan adanya Deputi

Pengawas Internal dan Pengaduan Masyarakat. Bahkan, kedeputian tersebut

pernah menjatuhkan sanksi etik terhadap pimpinan KPK saat itu Abraham

Samad dan Saut Situmorang, pimpinan KPK periode sekarang. "Lagi

pula dalam UU KPK yang lama sudah ditegaskan bahwa KPK diawasi oleh

beberapa lembaga, misalnya BPK, DPR, dan Presiden. Lalu pengawasan

apa lagi yang diinginkan oleh negara?," kata dia.43

Sebelum adanya Dewan Pengawas KPK di dalam struktur organisasi

KPK sudah ada deputi bidang pengawasaan internal dan pengaduaan

masyarakat yang mempunyai tugas menyiapkan kebijakan dan melaksanakan

kebijakan di bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat. Deputi

Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat menyelenggarakan

fungsi :Perumusan kebijakan pada sub bidang Pengawasan Internal dan

Pengaduan Masyarakat; Pelaksanaan pengawasan internal terhadap pelaksanaan

tugas dan fungsi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) sesuai dengan peraturan

43 https://www.suara.com/news/2019/12/12/135921/icw-tolak-semua-konsep-dewan-

pengawas-kpk-ini-tiga-alasannya?page=all di akses tanggal 3 september 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 69: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

61

perundang-undangan dan kebijakan yang ditetapkan Pimpinan;Penerimaan dan

penanganan laporan / pengaduan dari masyarakat tentang dugaan tindak pidana

korupsi yang disampaikan kepada KPK, baik secara langsung maupun tidak

langsung; Pelaksanaan kegiatan kesekretariatan dan pembinaan sumberdaya di

lingkungan Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat;

Koordinasi, sinkronisasi, pemantauan, evaluasi dan pelaksanaan hubungan kerja

pada bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat; dan Pelaksanaan

tugas lain yang diberikan oleh Pimpinan sesuai dengan bidangnya.

Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat dipimpin

oleh Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat dan

bertanggungjawab atas pelaksanaan tugasnya kepada Pimpinan KPK.Dalam

pelaksanaan tugas dan fungsinya Deputi Bidang Pengawasan Internal dan

Pengaduan Masyarakat dapat membentuk Kelompok Kerja yang keanggotaannya

berasal dari satu Direktorat atau lintas Direktorat pada Deputi Bidang Pengawasan

Internal dan Pengaduan Masyarakat yang ditetapkan dengan Keputusan Deputi

Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat.

Deputi Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat membawahkan:

1.Direktorat Pengawasan Internal; 2.Direktorat Pengaduan Masyarakat; dan

3.Sekretariat Bidang Pengawasan Internal dan Pengaduan Masyarakat.44

44 https://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/struktur-organisasi/deputi-pengawasan-internal-

dan-pengaduan-masyarakat di akses pada Tanggal 3 september 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 70: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

62

Dasar mula dibentuknya Komisi Pemberantasan Korupsi adalah

mendorong kinerja Komisi Kejaksaan dan Kepolisian Republik Indonesia untuk

lebih baik dan lebih giat. Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki fungsi trigger

mekanisme yaitu mendorong pemberantasan korupsi, satu-satunya lembaga Luar

biasa ini bukan hanya masalah kewenangannya saja yang di antaranya menyadap

tanpa izin dan Mencekal orang waktu peyelidikaan,45

Komisi Pemberantasan Korupsi memiliki tugas yang lain seperti

koordinasi supervisi dengan kepolisian Kejaksaan dan kementerian lembaga

selain monitoring dan evaluasi yang sifatnya mencegah. Pada realitanya Komisi

Pemberantasan Korupsi didirikan dari tahun 2002 hingga sekarang, Komisi

Pemberantasan Korupsi tidak dianggap kerja bila tidak menangkap orang Pipik

dengan begitu berarti komisi pemberantasan korupsi tidak menggunakan kan

seluruh potensi kewenangannya untuk menjalankan tugas-tugasnya dengan

perkiraan karena keterbatasan orang-orang yang ada di komisi pemberantasan

korupsi dan ataupun karena kemampuan dari Komisi Pemberantasan Korupsi

yang terbatas ataupun biaya yang terbatas , tapi di samping itu Komisi

pemberantas korupsi tidak boleh terlepas dari tugasnya itu mencegah dan minta

harapan berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi ketika KPK menindak 1

Kementerian seperti Kementerian Perhubungan dengan KPK langsung ambil

tugas atau yang disebut dengan koordinasi supervisi dengan terus diawasi Dan

manajemennya diperbaiki sampai benar baru dapat ditinggal untuk tugas yang

lainnya. pada realitanya sekarang KPK setelah melakukan OTT atau operasi

45 Ismail “Fungsi Penyidik KPK dalam Pemberantasaan Tindak Podana Korupsi Berdasarkan

Undang-undang No 30 Tahun 2002”. Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion Vol.02. (2013). Hlm 3

Universitas Sumatera Utara

Page 71: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

63

tangkap tangan KPK kurang memaksimalkan tugasnya dengan koordinasi

supervisi fungsi koordinasi dan supervisi yang dilakukan oleh KPK ternyata

belum dapat dilaksanakan sebagaimana dikehendaki oleh ketentuan perundangan,

kedua fungsi ini tidak dapat diabaikan oleh KPK mengingat kedua fungsi tersebut

sangat penting penyidikan Tipikor yang dilakukan oleh penyidik kepolisian dan

Kejaksaan di daerah mana kala ditemui kesulitan menyidik kasus Tipikor.46

Salah satu masalah sangat serius Terjadi di Indonesia adalah soal korupsi.

Turki telah menjadi penyakit yang muncul perlahan-lahan sebagai momok yang

dapat membawa kehancuran bagi perekonomian negara. diakui atau tidak, praktik

korupsi yang terjadi dalam bangsa ini telah menimbulkan banyak kerugian titik

tidak saja bidang ekonomi maupun juga bidang politik sosial budaya maupun

keamanan.47

Oleh karena itu haruslah timbul gagasan untuk pembentukan lembaga

pengawas pada Komisi Pemberantasan Korupsi dikarenakan alasan yang meliputi:

Adanya asas abuse of power (penyalahgunaan wewenang) Secara garis besar

penyalahgunaan wewenang dibagi menjadi dua yaitu

1. Penyalahgunaan wewenang dalam tindak pemerintahan dan penyalahaan

wewenang dalam tindak pidana korupsi, penyalahguna wewenang /kewenangan

dalam tindak pemerintahan menurut konsep Hukum Tata Negara atau Hukum

Administrasi Negara selalu diparalelkan dengan konsep de‟tornement de puvoir.

Dalam Verklarend Woordenboek openbaar Bestuur dirumuskan bahwa

46 Hibnu Nigroho, “EfektifitasKordiniasi dan Superfisi dalam Penyidikan Tindak Pidana Korupsi

Oleh KPK”, Jurnal Dinamika Hukum vol 13 no 3 September (2013) h. 393. 47 Deny styawati. KPK Pemburu Koruptor, Cet I( Yogyakarta: Pustaka Timur 2008), hlm 1

Universitas Sumatera Utara

Page 72: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

64

penggunaan wewenang tidak sebagaimana mestinya. Dalam hal ini pejabat

menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain yang menyimpang dari tujuan yang

telah diberikan kepada wewenang itu. Hal ini sebagai bentuk pelanggaran asas

spesialitas (asas tujuan). Dalam pembuktian apakah terjadi penyalahgunaan

wewenang dilakukan dengan pembuktian factual bahwa pejabat tersebut telah

menggunakan kewenangannya utnuk tujuan lain. Implikasi penyalahgunaan

kewenangan Dalam tindakan pemerintah, tidak semata-mata kewenangan ter-

singkat, tetapi juga merupakan suatu kekuasaan bebas yang meliputi kebebasan

kebijakan dan kebebasan penilaian. Komisi Pemberantasan Korupsi dianggap

telah menjadi lembaga bus of power Karena sering menyalahgunakan prosedur

yang seharusnya dipergunakan untuk mencapai tujuan tertentu bahkan Komisi

Pemberantasan Korupsi dianggap telah melakukan kriminalisasi dalam

penyelidikannya terhadap petugas korupsi

2.Adanya super body

Kewenangan Komisi Pemberantasan Korupsi dipandang oleh banyak kalangan

hukum sebagai lembaga superbody negara memiliki kewenangan yang lebih besar

daripada kepolisian kejaksaan.48

Di dalam UU no 19 tahun 2019 ialah dalam Pasal 21 ayat 1 menyebutkan

(1) Komisi Pemberantasan Korupsi terdiri atas:

a. Dewan Pengawas yang berjumlah 5 (lima) orang;

48 Ujuang Chandra S, Potensi Penyalahgunaan Kewenangan oleh Pejabat Adminstrasi Negara

dalam Pengambilaan dan Pelaksanaan Kebijakaan Public, Jurnal Wawasan Hukum, vol 27,No 2

september (2012) hlm.602

Universitas Sumatera Utara

Page 73: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

65

b. Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang terdiri dari 5 (lima) orang

Anggota KomisiPemberantasan Korupsi; dan

c. Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi.

Menurut penulis bahwa perlu adanya pengawasaan terhadaap KPK

agar setiap tugas, fungsi dan wewnangnya di jalankan sesuai peraturaan

perundang-undangan serta tidak terjadi abuse of power (penyalahgunaan

wewenang) yang mengambat penumpasaan tindak pidana korupsi di

Indonesia.

B. Fungsi dan Tugas Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi

(KPK) Dikaitkan Dengan Penegakkan Tindak Pidana Korupsi

Sebelumnya sudah membahas latar belakang yang menjadi terbentuknya

Dewan Pengawas KPK diliat dari naskah akdemik undang undang tersebut hingga

kedudukan Dewan Pengawas Dalam UU, serta arti kata dewan pengawas menurut

KBBI. Selanjutnya kita akan melihat Fungsi dan Tugas Dewan Pengawas. Dalam

kamus besar bahasa Indonesia arti Fungsi ialah jabatan (pekerjaan) yang

dilakukan sedangkan Tugas ialah sesuatu yang wajib dikerjakan atau yang

ditentukan untuk dilakukan; pekerjaan yang menjadi tanggung jawab seseorang;

pekerjaan yang dibebankan49

, menurut penulis dewan Pengawas KPK suatu

jabatan yang mempunyai tugas yang wajib dikerjakaan apakah itu wewenang dan

hal hal lain yang berhubungan dengan dewan pengawas.

49 Tim Penyusun Pusat Kamus, kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta: Balai

Pustaka,2007

Universitas Sumatera Utara

Page 74: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

66

Di dalam Naskah Akademik RUU KPK menekankan adanya Dewan

Pngawas ini untuk menghindari abuse of power ( penyalahgunaan Kewenangaan )

sekarang kita akan melihat apa itu dewan pengawas KPK menurut Undang

undang No19 tahun 2019 di dalam Bab VA mengenai dewan pengawas pada pasal

37 A yang berisi

Pasal 37 A

(1)Dalam rangka mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang Komisi

Pemberantasan Korupsi dibentuk Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 21 ayat (1) huruf a.

(2) Anggota Dewan Pengawas berjurnlah 5 (lima) orang.

(3) Anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (21 memegang

jabatan selama 4 (empat) tahun dan dapat dipilih kembali dalam jabatan yang

sama hanya untuk I (satu) kati masa jabatan.

Pasal 37 B

(1) Dewan Pengawas bertugas:

a. mengawasi pelaksanaan tugas dan wewenang Komisi Pemberantasan Korupsi;

b. memberikan izin atau tidak memberikan Izin Penyadapan, penggeledahan,

dan/atau penyitaan;

c. menyusun dan menetapkan kode etik Pimpinan dan Pegawai Komisi

Pemberantasar Korupsi;

d. menerima dan laporan dari masyarakat mengenai adanya dugaan pelanggaran

Universitas Sumatera Utara

Page 75: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

67

kode etik oleh Pimpinan dan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi atau

pelanggaran ketentuan dalam Undang-Undang ini;

e. menyelenggarakan sidang untuk memeriksa adanya dugaan pelanggaran kode

etik oleh Pimpinan dan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi; dan

f. melakukan evaluasi kinerja Pimpinan dan Pegawai Komisi Pemberantasan

Korupsi secara berkala 1 (satu) kali dalam 1(satu) tahun.

(2) Dewan Pengawas membuat laporan pelaksanaan tugas secara berkala 1 (satu)

kali dalam 1 (satu)tahun.

(3) laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada Presiden

Republik Indonesia dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.

Pasal 37 C

(1) Dewan Pengawas dalam menjalankan tugas sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 37B membentuk organ pelaksana pengawas.

(2) Ketentuan mengenai organ pelaksana pengawas sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) diatur dengan Peraturan Presiden.

Pasal 37 D

Untuk dapat diangkat sebagai anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 37A, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. warga negara Indonesia;

b. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

c. sehat jasmani dan rohani;

d. memiliki integritas moral dan keteladanan;

e. berkelakuan baik;

Universitas Sumatera Utara

Page 76: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

68

f. tidak pernah dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah

memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan

yang diancam dengan pidana penjara paling singkat5 (lima) tahun;

g. berusia paling rendah 55 (lima puluh lima) tahun;

h. berpendidikan paling rendah S1 (sarjana strata satu);

i. tidak menjadi anggota dan/ atau pengurus partai politik;

j. melepaskan jabatan struktural atau jabatan lainnya;

k. tidak menjalankan profesinya selama menjadi anggota Dewan Pengawas; dan

l. mengumumkan harta kekayaannya sebelum dan setelah menjabat sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 37 E

(1) Ketua dan anggota Dewan Pengawas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37A

diangkat dan ditetapkan oleh Presiden Republik Indonesia.

(2) Dalam mengangkat ketua dan anggota Dewan Pengawas sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Presiden Republik Indonesia membentuk panitia seleksi.

(3) Panitia seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri atas unsur

Pemerintah Pusat dan unsur masyarakat.

(4) Setelah terbentuk, panitia seleksi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

mengumumkan penerimaan calon

(5) Pendaftaran calon dilakukan dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja secara

terus menerus.

(6) Panitia seleksi mengumumkan kepada masyarakat untuk mendapatkan

tanggapan terhadap nama calon sebagaimana dimaksud pada ayat (4).

Universitas Sumatera Utara

Page 77: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

69

(7) Tanggapan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) disampaikan kepada panitia

seleksi paling lambat 1 (satu) bulan terhitung sejak tanggal diumumkan.

(8) Panitia seleksi menentukan nama calon yang akan disampaikan kepada

Presiden Republik Indonesia.

(9) Dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak

tanggal diterimanya daftar nama calon dari panitia seleksi, Presiden Republik

Indonesia menyampaikan nama calon sebagaimana dimalsud pada ayat (8) kepada

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk dikonsultasikan.

(10) Presiden Republik Indonesia menetapkan ketua dan anggota Dewan

Pengawas dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari kerja terhitung

sejak

konsultasi sebagaimana dimaksud pada ayat (9) selesai dilaksanakan.

(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengangkatan ketua dan anggota

Dewan Pengawas diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Pasal 37 F

(1) Ketua dan anggota Dewan Pengawas berhenti atau diberhentikan, apabila:

a. meninggal dunia;

b. berakhir masa jabatannya;

c. melakukan perbuatan tercela;

d. dipidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh

kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana kejahatan;

e. mengundurkan diri atas permintaan sendiri secara tertulis; dan/ atau

f. tidak dapat melaksanakan tugas selama 3 (tiga)bulan secara berturut- turut.

Universitas Sumatera Utara

Page 78: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

70

(2) Dalam hal ketua dan anggota Dewan Pengawas menjadi tersangka tindak

pidana, ketua dan anggota Dewan Pengawas diberhentikan sementara dari

jabatannya.

(3) Ketua dan anggota Dewan Pengawas yang mengundurkan diri sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf e dilarang untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak

tanggal pengunduran dirinya menduduki jabatan publik.

(4) Pemberhentian sebagaimana dimaksud pada ayat (l) dan ayat (2) ditetapkan

oleh Presiden Republik Indonesia.

Pasal 37 G

(1) Sebelum memangku jabatan, Ketua, dan anggotaDewan Pengawas wajib

mengucapkan sumpah/janji menurut agamanya di hadapan Presiden Republik

Indonesia. (2) Bunyi sumpah/janji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berlaku

secara mutatis mutandis dengan bunyi sumpah/janji Ketua dan Wakil Ketua

Komisi Pemberantasan Korupsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 ayat (2).50

Di atas merupakan apa itu dewan pengawas mulai dari tugas dan

fungsinya hingga, hal hal yang menjadi syarat menjadi dewan pengawas hingga

hal apa saja yang harus di pertanggung jawabkan oleh dean pengawaas sebagai

pengawas kinerja Komisi Pemberantasaan Korupsi di Indonesia, dan setelah

undang-undang ini di sahkan dan mendapat banyak kritikan hingga penoalakaan

serta undang-undang ini dibawa ke Mahkamah Konstitusi untuk di uji materil

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi (Dewas KPK)

menerima 234 permohonan izin penyadapan, penyitaan dan penggeledahan dalam

50 Undang Undang No 19 Tahun 2019 Tentang Komisi Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi

Universitas Sumatera Utara

Page 79: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

71

waktu kerja selama enam bulan pertama.Dari jumlah tersebut, terdapat 46 izin

penyadapan, 19 izin penggeledahan dan 169 izin penyitaan."Selama satu semester

tahun 2020, Dewan Pengawas KPK telah menerima 234 permohonan izin," ujar

Anggota Dewas, Albertina Ho, Selasa (4/8).

Albertina mengatakan tidak semua izin diberikan sepenuhnya. Misalnya,

kata dia, tim KPK mengajukan izin untuk melakukan penyitaan terhadap 20 item,

namun hanya disetujui izin untuk menyita sebagian."Misal izin mengajukan

penyitaan untuk 20 item yang akan disita. Bisa dikabulkan 20, bisa dikabulkan 14

atau 16," terang Albertina.Meskipun demikian, ia mengungkapkan selama ini

belum ada pengajuan izin baik penyadapan, penyitaan maupun penggeledahan

yang ditolak sepenuhnya."Sampai saat ini, semester 1 ini tidak ada yang ditolak

seluruhnya. Tapi yang ditolak sebagian itu ada," ujarnya. Tumpak Hatorangan

Panggabean, Ketua Dewas KPK, meyakini kalau pihaknya selalu memberikan

izin selambat-lambatnya 1x24 jam sejak menerima permohonan."Belum ada satu

pun izin belum dikeluarkan karena terlambatnya dewas. Jangan ada orang bilang

kami hanya menunggu, seolah-olah dewas yang salah," pungkasnya.Lebih lanjut,

Tumpak menambahkan kalau Dewas juga telah menerima sebanyak 105 surat

aduan mengenai pelaksanaan tugas dan wewenang KPK. Dewas KPK adalah

lembaga baru dalam tubuh komisi antirasuah, hasil revisi UU KPK. Tugas dan

kewenangan Dewas KPK diatur dalam Pasal 37B Undang-undang Nomor 19

Tahun 2019 (UU KPK).51

51

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200804175834-12-532144/dewas-kpk-terima-234-

izin-penyadapan-sita-penggeledahan diakses pada tanggal 8 september 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 80: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

72

Sehubungan dengan perubahan UU, KPK sedang menyelesaikan sejumlah

peraturan turunan lainnya terkait peralihan status kepegawaian, penyusunan

organisasi dan tata kerja kelembagaan, serta aturan turunan terkait lainnya.Dalam

rangka memaksimalkan peran dan kapasitas lembaga dalam upaya pemberantasan

korupsi baik melalui pendekatan pencegahan maupun penindakan.

Pada semester 1 ini KPK telah menandataangani sejum;ah kerja sama strategis

dengan beberapa institusi. Di antaranya PKS antara Deputi Pencegahan KPK

dengan Jamdatun Kejaksaan Agung Republik Indonesia terkait upaya pemulihan

aset negara dan daerah. Pada semester ini KPK dan BPK RI juga melakukan

pembaharuan kerja sama terkait upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi.

Penegakan etik yang dilakukan Dewas atas 14 laporan dugaan pelanggaran

etik merupakan upaya KPK untuk menjaga nilai-nilai integritas, profesionalisme,

dan kepemimpinan insan KPK. Di tahun 2019, penegakan etik juga telah

dilakukan oleh Direktorat Pengawasan Internal KPK. Ada total 17 pegawai

berstatus pegawai tetap, pegawai negeri yang di pekerjakan , pegawai tidak

dan

tetap yang telah diberikan sanksi atas pelanggaran etik sepanjang tahun itu.52

Sebelumnya sudah membahas apa tugas dan fungsi KPK dan dewan

pengawas tanpa mengenali profil pimpinan KPK serta profil dewan Pengawas,

struktur organisasinya serta kode etik yang berlaku.

1.Profil Pimpinan KPK

Ketua KPK : Firli Bahuri

52 https://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/1781 laporan kinerja kpk semester 1 tahun 2020

diakses pada tanggal 8 september 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 81: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

73

Wakil Ketua : Alexander Marwata (Wakil Ketua KPK)

Lili Pintauli Siregar (Wakil Ketua KPK)

Nawawi Pomolango (Wakil Ketua KPK)

Nurul Ghufron (Wakil Ketua KPK)

2.Profil Dewan Pengawas KPK

Ketua Dewan Pengawas : Tumpak Hatorangan Panggabean

Anggota Dewan Pengawas : Artidjo Alkostar (Anggota Dewan Pengawas)

Syamsuddin Haris (Anggota Dewan Pengawas)

Albertina Ho (Anggota Dewan Pengawas)

Harjono (Anggota Dewan Pengawas)

3.Struktur Organisasi

Deputi Bidang Pencegahan

Deputi Penindakaan

Deputi Informasi dan Data

Deputi Pengawasaan Internal dan Pengaduaan Masyarakat

Seketariat Jendral

4.Kode Etik

Insan Komisi Pemberantasan Korupsi yang meliputi Dewan Pengawas,

Pimpinan, dan Pegawai memerlukan panduan nilai dasar berupa kode etik dan

pedoman perilaku untuk mengarahkan elan spiritualitas, motivasi, sikap, dan

perilaku seluruh Insan Komisi, sehingga menjadi komitmen dan tanggung jawab

bersama yang mengakar dalam sanubari, menghunjam pada kesadaran, serta

mewujud dalam tata sikap dan perilaku. Untuk itu, setiap Insan Komisi wajib

Universitas Sumatera Utara

Page 82: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

74

tunduk dan berpedoman pada Kode Etik dan Pedoman Perilaku Komisi

Pemberantasan Korupsi.

Menimbang besarnya amanat dan kepercayaan masyarakat kepada

Komisi Pemberantasan Korupsi untuk berkontribusi mengantarkan bangsa dan

negara Indonesia pada kondisi yang lebih berdaulat, adil, makmur, bermartabat,

dan maju, maka Komisi Pemberantasan Korupsi perlu terus-menerus melakukan

pengembangan di antaranya nilai-nilai dasar, kode etik, dan pedoman perilaku

agar selalu berkesesuaian dengan tuntutan perkembangan tugas dan fungsi serta

dinamika kehidupan bernegara.

Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan komitmen yang kuat dan

tanggung jawab yang penuh dari seluruh insan Komisi Pemberantasan Korupsi

untuk memiliki, menginternalisasikan, dan melandaskan perilakunya kepada nilai-

nilai dasar Integritas, Sinergi, Keadilan, Profesionalisme, dan Kepemimpinan

yang dijabarkan dan dikodifikasikan ke dalam kode etik dan pedoman perilaku.

Keseluruhan nilai-nilai dasar, kode etik, dan pedoman perilaku dimaksud

dicitakan untuk dapat mengikat sekaligus membentengi diri setiap insan Komisi

Pemberantasan Korupsi baik dalam pelaksanaan tugasnya, maupun dalam

pergaulan luas.Pada akhirnya, implementasi atas nilai-nilai dasar, kode etik, dan

pedoman perilaku yang bersatu dengan keikhlasan dan patriotisme diharapkan

dapat menjelma menjadi muruah, roh, dan obor penerang bagi seluruh

insan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk senantiasa berpikir, bertutur,

bersikap, berperilaku positif dan konstruktif guna menjaga citra, harkat, dan

Universitas Sumatera Utara

Page 83: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

75

martabat Komisi Pemberantasan Korupsi di manapun serta pada kesempatan

apapun.

Terjaganya citra, harkat, dan martabat merupakan pendorong terkuat yang

memampukan Komisi Pemberantasan Korupsi untuk menjaga

kepercayaan masyarakat dalam pelaksanaan mandat dan amanat suci

pemberantasan korupsi yang harus dipertanggungjawabkan kepada masyarakat,

bangsa dan negara, serta Tuhan Yang Maha Esa. Berikut Peraturan Dewan

Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi terbaru yang mulai berlaku 4 Mei 2020

1.Peraturan Dewan Pengawas KPK Nomor 01 Tahun 2020 tentang Kode Etik dan

Pedoman Perilaku Komisi Pemberantasan Korupsi

2.Peraturan Dewan Pengawas KPK Nomor 02 Tahun 2020 tentang Penegakan

Kode Etik dan Pedoman Perilaku Komisi Pemberantasan Korupsi

3. Peraturan Dewan Pengawas KPK Nomor 03 Tahun 2020 tentang Tata Cara

Pemeriksaan dan Persidangan Pelanggaran Kode Etik dan Pedoman Perilaku

Komisi Pemberantasan Korupsi53

Rencana Strategis KPK Tahun 2020-2024 merupakan implementasi

Roadmap KPK Tahun 2011-2023 fase III, sebagai acuan bagi KPK dalam

merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan serta pendanaannya

dalam 5 (lima) tahun ke depan. Kerangka dokumen Renstra ini disusun dengan

mengacu pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Nomor 5 Tahun

53 https://www.kpk.go.id/id/ di akses pada tanggal 8 september 2020

Universitas Sumatera Utara

Page 84: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

76

2019 tentang Pedoman Penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis

Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2020-2024. Agar terdapat kesinambungan

dengan perencanaan strategis KPK pada tahun-tahun sebelumnya maupun di masa

yang akan datang, Renstra 2020-2024 tidak dapat dipisahkan dari amanat dan

kerangka Roadmap KPK 2011-2023. Selain mengacu pada perencanaan strategis

internal, Renstra 2020-2024 juga memperhatikan sasaran, program, dan target

pembangunan yang ingin dicapai, sebagaimana dijabarkan dalam Kerangka

Pembangunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024

serta Strategi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Korupsi 2012-2025.54

Begitulah rangkaian Dewan Pengawas KPK mulai dari sejarah

terbentuknya, fungsi serta tugasnya dan profil pimpinan KPK , Profil Dewan

Pengawas, beberapa struktur organisasi hingga kode etik KPK, di harapkan

dengan adanya itu semua KPK dapat memberantas korupsi di Indonesia.

54 Dokumen Rencana Strategis 2020-2024 Komisi Pemberantasan Korupsi hlm 44

Universitas Sumatera Utara

Page 85: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

77

BAB IV

DEWAN PENGAWAS LEMBAGA ANTI KORUPSI DI NEGARA

MALAYSIA DAN SINGAPURA

Setelah melihat apa itu KPK, sejarah terbentuknya, fungsi dan tujuanya

serta badan baru di dalam KPK yaitu Dewan Pengawas dan apa fungsi dan

tujuaanya menurut Undang –undang yang terkait, maka dari itu akan sedikit

melakukan perbandingan bagaimana lembaga anti korupsi di negara tetangga

apakah mempunyai lembaga pengawas/dewan pengawas.

A. Dewan Pengawas Lembaga Anti Korupsi di Malaysia

Komisi Anti-Korupsi Malaysia (MACC ) sebelumnya dikenal

sebagai Anti-Corruption Agency , atau disingkat ACA, adalah organisasi

pemerintah Malaysia yang mulai beroperasi pada 1 Oktober 1967 sebagai

departemen penuh. akhirnya pada tanggal 1 Januari 2009 dirumuskan dan

dikerjakan ulang menjadi MACC.

Sebelumnya, ACA hanyalah unit kecil yang ditempatkan di

bawah Departemen Perdana Menteri (JPM) untuk melakukan

kegiatan antikorupsi , khususnya pembicaraan. Pada saat yang sama, penyidikan

kasus korupsi dilakukan oleh Cabang Kejahatan Khusus yang berada di

bawah Kepolisian Kerajaan Malaysia . Sedangkan penuntutan kasus korupsi

ditangani oleh Bagian Penuntutan, Kementerian Hukum.

Pada tanggal 1 Juli 1973, Undang-undang Biro Investigasi Nasional 1973

disahkan oleh Parlemen dan oleh karena itu ACA berganti nama menjadi Biro

Universitas Sumatera Utara

Page 86: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

78

Investigasi Nasional atau BSN. Perubahan nama tersebut dimaksudkan untuk

memberikan lebih banyak birokrasi kepada Biro yang tidak hanya mengusut

kasus-kasus yang berkaitan dengan kepentingan nasional. Ini pertama kalinya

departemen ini dibentuk melalui sebuah akta .

Nama Departemen ini kemudian diubah kembali menjadi nama asli Badan

Pemberantasan Korupsi atau ACA pada tanggal 13 Mei 1982 ketika Undang-

Undang Badan Pemberantasan Korupsi tahun 1982 disahkan oleh DPR dan mulai

berlaku. "Tujuan penting dari konversi ini adalah untuk lebih mencerminkan

secara akurat peran Badan sebagai lembaga yang secara khusus bertanggung

jawab untuk mencegah tindak korupsi ."

Mulai 1 Januari 2009, MACC beroperasi sebagai badan yang sepenuhnya

mengambil alih tugas ACA. Badan ini bertindak sesuai dengan Undang-Undang

Komisi Pemberantasan Korupsi 2009 yang disahkan untuk menggantikan

Undang-Undang Anti-Korupsi 1997 dan dipimpin oleh seorang Komisaris

Utama.sejak didirikan pada 1 Januari 2009, pencapaian MACC dan praktek-

praktek yang baik telah diakui oleh badan-badan internasional secara langsung

dan tidak langsung.Salah satunya adalah pengakuan atas 23 praktik baik dan

keberhasilan upaya anti korupsi oleh UNODC , United Nations Office on Drugs

and Crime, yang menilai MACC dan kepatuhan Malaysia terhadap Konvensi PBB

tentang Pencegahan Korupsi (UNCAC).

Universitas Sumatera Utara

Page 87: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

79

Di antara keberhasilan dan praktik baik yang diakui oleh UNODC:

1. Adanya Pasal 25 UU MACC yang merupakan ketentuan mengenai kewajiban

melaporkan transaksi korupsi atau percobaan korupsi. Kegagalan untuk mematuhi

adalah tindak pidana

2. Tidak ada batasan hukum untuk penuntutan tindak pidana korupsi

3. Peran Panel Evaluasi Operasi (PPO), salah satu dari lima badan independen yang

memantau MACC, dapat meninjau kasus yang tertunda atau kasus yang

diputuskan oleh Wakil Jaksa Penuntut Umum tidak dapat dituntut, dan PPO dapat

mengajukan proposal tanpa mengganggu kebijakan Wakil Jaksa Penuntut Umum

4. Pembentukan 14 pengadilan korupsi khusus sementara hakim harus

menyidangkan kasus dalam waktu satu tahun

5. Keberadaan MACC, MACA dan pengadilan khusus antikorupsi merupakan

contoh praktik. Meski sebagian besar lembaga tersebut masih baru, namun sudah

mulai berkontribusi dalam perbaikan penyidikan dan penuntutan kasus korupsi

6. Adanya kerjasama antar instansi di berbagai tingkatan. Misalnya, Komite

Koordinasi Nasional Anti Pencucian Uang bertanggung jawab untuk

mengembangkan kebijakan dan rencana aksi anti pencucian uang.

7. Implementasi berbagai inisiatif antikorupsi bekerja sama dengan sektor

swasta. Banyak perusahaan besar menunjuk pejabat integritas dan mengadopsi

kebijakan non-hadiah (terutama selama festival)

Universitas Sumatera Utara

Page 88: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

80

8. Malaysia menandatangani perjanjian bilateral dan multilateral, dan menjalin kerja

sama dengan organisasi internasional dan regional

9. Otoritas Malaysia mengambil langkah proaktif untuk membuat semua pemangku

kepentingan terkait sadar, terutama pejabat peradilan tentang undang-undang,

prosedur, dan kerangka waktu yang harus diikuti

10. Praktik fleksibel Malaysia dalam aspek 'kriminalitas ganda' (kejahatan bilateral)

memungkinkan bantuan yang komprehensif

11. Pemerintah mengambil langkah yang diperlukan untuk mempercepat prosedur

ekstradisi dan memfasilitasi persyaratan bukti

12. Malaysia diakui memiliki tenaga kerja terampil dan memiliki keahlian serta kerja

sama aktif dengan lembaga penegakan korupsi asing. Program pelatihan,

pengembangan kapasitas dan pertukaran yang baik termasuk yang disediakan

melalui MACA adalah beberapa praktek yang baik di tingkat internasional untuk

pertukaran informasi, kerjasama dan anti korupsi.

13. Lembaga penegak hukum Malaysia, khususnya MACC, Jaksa Agung, Kepolisian

Kerajaan Malaysia, dan Unit Intelijen Keuangan Bank Negara menunjukkan

komitmen tinggi dalam upaya anti korupsi dan kerja sama internasional.

14. Pendekatan investigasi bersama dan kelompok kerja operasional antara MACC

dan Biro Anti Korupsi Brunei Darussalam merupakan contoh kerjasama lembaga

penegak hukum dengan negara lain di tingkat kebijakan dan operasional.

Universitas Sumatera Utara

Page 89: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

81

15. Penggunaan metode penyidikan khusus yang meluas dalam penanganan kasus

korupsi di tingkat domestik dan internasional dipandang sebagai contoh yang

baik.

Sementara itu, Global Competitiveness Report 2014-2015 yang mencatat

posisi Malaysia naik ke posisi 20 dari 144 negara, juga mengakui bahwa Malaysia

relatif berhasil memberantas korupsi dan birokrasi. Malaysia meningkatkan posisi

kompetitif negara dibandingkan dengan posisi ke-24 dari 148 negara yang tercatat

tahun lalu.Berdasarkan laporan yang dirilis baru-baru ini, Malaysia yang

memperkenalkan strategi transformasi besar-besaran sejak 2009, muncul di antara

negara-negara yang berhasil memerangi unsur korupsi dan birokrasi yang kerap

menjadi fokus banyak pihak.

Adapun visi, misi dan tujuan serta fungsi dari lembaga ini adalah anti

korupsi ini adalah:

Visinya Ialah

1. Menciptakan masyarakat Malaysia yang bebas dari korupsi.

2. Menjadikan MACC sebagai badan anti korupsi kelas dunia.

Misinya Ialah

1. Upaya anti-korupsi terkemuka di Malaysia; dan

2. Menjadikan MACC sebagai organisasi yang dinamis dan progresif melalui

peningkatan kapasitas dan kapabilitas yang berkelanjutan.

Tujuannya Ialah

Universitas Sumatera Utara

Page 90: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

82

1. Memerangi segala bentuk korupsi, penyalahgunaan kekuasaan dan malpraktek

secara berkelanjutan.

Fungsi Komisi Anti-Korupsi Malaysia diatur berdasarkan Bagian 7 dari

Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC) Act 2009 yaitu:

1. Menerima dan mempertimbangkan keluhan apa pun tentang pelaksanaan

pelanggaran menurut Undang-undang ini dan selidiki keluhan apa pun yang

dianggap praktis oleh Komisaris Utama atau pejabat;

2. Deteksi dan selidiki -

Setiap pelanggaran yang dicurigai berdasarkan Undang-Undang ini;

Setiap upaya untuk melakukan pelanggaran berdasarkan Undang-undang ini; dan

Setiap persekongkolan yang diduga melakukan pelanggaran apapun berdasarkan

Undang-Undang ini;

Memeriksa praktik, sistem, dan prosedur badan publik untuk memfasilitasi

penemuan pelanggaran berdasarkan Undang-undang ini dan untuk menghasilkan

tinjauan atas praktik, sistem atau prosedur tersebut yang menurut pendapat

Komisaris Utama dapat menyebabkan korupsi; Mengarahkan, menasihati dan

membantu siapa pun, atas permintaan orang itu, tentang cara-cara di mana korupsi

dapat diberantas oleh orang itu; Memberi nasihat kepada kepala badan publik

tentang setiap perubahan dalam praktik, sistem atau prosedur yang sesuai untuk

pemenuhan tugas badan publik yang efektif sebagaimana dianggap perlu oleh

Komisaris Utama untuk mengurangi kemungkinan korupsi; Mendidik masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Page 91: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

83

melawan korupsi; dan Mendapatkan dan memelihara dukungan publik dalam

memerangi korupsi.

Adapun struktur organisasi dari lembaga ini ialah:

MACC adalah salah satu badan di bawah Departemen Perdana Menteri

Malaysia . Meskipun berada di bawah Departemen Perdana Menteri tetapi itu

hanya menyangkut masalah keuangan dan staf. Operasional ACA sehari-hari

dilakukan secara mandiri dan mandiri oleh para pejabatnya di bawah pengawasan

Direktur Jenderal tanpa campur tangan pihak manapun. ACA dipimpin oleh

seorang Direktur Jenderal yang ditunjuk oleh Yang Mulia Yang Di Pertuan

Agong berdasarkan Bagian 3 (2) dari Undang-Undang Anti-Korupsi, 1997 atas

saran Perdana Menteri Malaysia dan dia dibantu oleh dua Wakil Direktur

Jenderal. Direktur Jenderal ACA saat ini adalah Dato 'Seri Haji Abu Kassim bin

Mohamed.

ACA memiliki 11 divisi di tingkat Markas serta 15 kantor tingkat negara bagian

yang dipimpin oleh seorang Direktur Negara.

Adapun bagian dari lembaga ini ialah

Divisi Investigasi

Divisi ini dipimpin oleh Komisaris Dato Mohd Jamidan Bin Abdullah Saat ini

Divisi Investigasi memiliki 16 cabang yaitu sebagai berikut: -

1. Respon Cabang Pertama

2. Cabang Hukum & Riset

Universitas Sumatera Utara

Page 92: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

84

3. Menghilangkan Cabang Pelacakan Properti & Aset

4. Manajemen Cabang Laporan Disiplin

5. Cabang Forensik & Teknologi

6. Cabang Investigasi & Manajemen MACMA

7. Investigasi Cabang AMLATFA

8. Cabang Administrasi

9. Cabang Investigasi A (Badan Penegakan)

10. Investigasi Cabang B (Pengembangan)

11. Investigasi Cabang C (Badan Hukum)

12. Cabang Satuan Tugas Khusus

13. Investigasi Cabang D (Perusahaan Semi-Pemerintah)

14. Investigasi Cabang E (Bank, Asuransi & Koperasi)

15. Investigasi Cabang F (Komisi Keamanan, Bursa Malaysia & Perusahaan

Malaysia)

16. Investigasi Cabang G (Infrastruktur & Pengembangan)

Divisi Investigasi Komisi Antikorupsi Malaysia (MACC) memainkan peran

penting dalam memberantas kejahatan korupsi dengan fungsi utama

investigasi. Sesuai dengan namanya, peran departemen tersebut tunduk pada Pasal

Universitas Sumatera Utara

Page 93: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

85

7 subbagian (a) dan (b) Undang-Undang Komisi Anti-Korupsi Malaysia

(MACCA) 2009 sebagai berikut: sub-bagian berikut:

(a) untuk menerima dan mempertimbangkan setiap laporan tentang pelaksanaan

suatu pelanggaran berdasarkan Undang-undang ini dan untuk menyelidiki laporan

tersebut yang dianggap dapat dilakukan oleh Komisaris Utama atau pejabat;

(b) untuk mendeteksi dan menyelidiki-

setiap pelanggaran yang dicurigai berdasarkan Undang-undang ini;

segala upaya untuk melakukan pelanggaran berdasarkan Undang-undang ini;

persekongkolan apa pun yang diduga melakukan pelanggaran apa pun

berdasarkan Undang-Undang ini

Divisi Manajemen dan Administrasi Sumber Daya Manusia

Secara keseluruhan, Manajemen Sumber Daya Manusia dan Divisi

Administrasi bertanggung jawab atas administrasi, rekrutmen, layanan, keuangan,

akun dan pengembangan MACC. Bagian ini terdiri dari:

Pengembangan Organisasi dan Kompetensi Sub Bagian

Manajemen Sumber Daya Manusia dan Sub Bagian Riset

Sub Bagian Administrasi Umum

Keuangan, Akun dan Pengembangan Sub-Divisi

Divisi Pendidikan Komunitas

Universitas Sumatera Utara

Page 94: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

86

Komunitas Divisi Pendidikan merupakan salah satu bagian penting dari

MACC untuk menjalankan fungsinya sesuai dengan Pasal 7 (f) dari Malaysian

Anti-Corruption Commission Act 2009 yaitu mendidik masyarakat dalam

memerangi korupsi, dan Bagian 7 (g) untuk memperoleh dan memelihara

dukungan publik dalam memerangi korupsi.

Divisi Hukum dan Penuntutan

Divisi Hukum dan Penuntutan bertanggung jawab atas penuntutan dan

pelaksanaan persidangan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan di

pengadilan. Penuntutan dilakukan secara adil dan memenuhi standar pembuktian

sebagaimana disyaratkan oleh hukum. Bagian ini juga membaca dokumen

investigasi yang dikirim oleh Departemen Investigasi dan memutuskan atau

memberikan instruksi lebih lanjut yang sesuai.

Divisi Intelijen

Divisi Intelijen merupakan salah satu bagian penting dalam MACC untuk

menjalankan fungsinya sebagai pusat informasi. Pengumpulan informasi

dilakukan melalui berbagai sumber, metode dan teknik.

Divisi Inspeksi dan Konsultasi

Divisi ini didirikan untuk melaksanakan tugas jasa konsultasi sesuai

dengan ketentuan hukum Pasal 7 subbagian (c), (d) dan (e) Malaysia dari Anti-

Corruption Commission Act 2009.Divisi Inspeksi dan Konsultasi memiliki dua

peran utama:Untuk memeriksa praktik, sistem atau prosedur badan publik untuk

Universitas Sumatera Utara

Page 95: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

87

memfasilitasi deteksi pelanggaran berdasarkan Undang-undang ini, untuk

mendapatkan tinjauan terhadap praktik, sistem atau prosedur yang dapat

mengarah pada korupsi dan untuk mengarahkan, menasihati dan membantu cara-

cara di mana korupsi dapat diberantas. Untuk menasihati badan publik, organisasi

dan perusahaan swasta tentang cara-cara pemberantasan korupsi.

Divisi Kebijakan, Perencanaan dan Riset

Divisi ini telah ditetapkan sebagai sumber utama untuk membantu Top

Management of the Malaysian Anti-Corruption Agency (MACC) dalam

perencanaan kebijakan komisi dan koordinasi melalui penelitian, koordinasi dan

pemantauan terhadap pemberantasan korupsi, penyelewengan dan

penyalahgunaan kekuasaan melalui perencanaan strategis dan implementasi

rencana pelatihan profesional dan efektif.

Divisi Keamanan

Divisi Keamanan adalah benteng pertahanan MACC dan bertanggung

jawab penuh atas aspek keamanan dan perlindungan aset, personel, dokumen, dan

sistem operasi MACC secara keseluruhan.

Hukum yang ditegakkan:

Undang-Undang Komisi Anti-Korupsi Malaysia 2009

Kawasan Lindung dan Kawasan Terlarang 1959

Undang-Undang Rahasia Resmi 1972

Universitas Sumatera Utara

Page 96: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

88

Undang-Undang Arsip Nasional 2003

Senjata api 1960

Senjata Api (Hukuman Lebih Berat) 1971

Undang-Undang Penjara 1995

Undang-Undang Polisi 1967

Peraturan Penguncian 2000

1953 metode penguncian

Instruksi keuangan

Instruksi keselamatan

Surat Pemesanan Umum

Kantor Komando Ketua MACC

Divisi Keunggulan dan Profesionalisme

Divisi Keunggulan dan Profesionalisme mulai beroperasi pada 1 Agustus

2008. Divisi ini terdiri dari tiga cabang Manajemen Cabang, yaitu Cabang

Disiplin, Cabang Integritas dan Cabang Kepatuhan. Peran utama bagian ini adalah

untuk menegakkan semua arahan peraturan dan prosedural dan untuk memastikan

kepatuhan.

Universitas Sumatera Utara

Page 97: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

89

Divisi Manajemen Integritas

Pelaksanaan dan tanggung jawab untuk melaksanakan Instruksi Perdana

Menteri (No. 1, Tahun 1998) ditetapkan oleh Cabang Administrasi Integritas di

bawah pengawasan Divisi Kebijakan, Riset dan Korporat Komisi Anti-Korupsi

Malaysia (MACC). Karena beban kerja yang meningkat, Cabang ini ditingkatkan

menjadi Divisi pada tanggal 1 Agustus 2008 dan sekarang dikenal dengan Divisi

Manajemen Integritas (IMD), MACC. Melalui pelaksanaan Instruksi Perdana

Menteri (No. 1 Tahun 2009) yang menggantikan Instruksi Perdana Menteri (no. 1

Tahun 1998), diketahui IMD menjalankan peran-peran, seperti membantu

memperkuat integritas, meningkatkan tata kelola yang baik dan mengurangi

masalah birokrasi di kementerian, pemerintah negara bagian, departemen,

lembaga pemerintah dan anak perusahaan pemerintah untuk memberantas

korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, salah urus dan kelemahan dalam

manajemen.Untuk menjalankan peran anggota komite bersama Malaysia

Administrative Modernization and Management Planning (MAMPU) untuk

Committee on Administrative Integrity (CIG) Meetings di tingkat nasional yang

diketuai oleh Komisaris Utama Malaysian Anti-Corruption Commission (MACC),

Special Committee on Integrity Governance Meetings dan Rapat Komite Khusus

Kabinet untuk Integritas Integritas Pemerintah (SCCGMI) yang dipimpin oleh

Perdana Menteri.

Untuk melakukan Sesi Konsultasi CIG melalui Tim Konsultatif CIG.

Peran ini sejalan dengan aspirasi pemerintah untuk meningkatkan kualitas sistem

Universitas Sumatera Utara

Page 98: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

90

penyelenggaraan pemerintahan dan mewujudkan negara korupsi yang merdeka

berdasarkan nilai-nilai yang baik dan moral yang tinggi. No. instruksi Tentang

Perdana Menteri Senior YAB 1 Tahun 2009. Arahan Perdana Menteri (no.1,

1998) diluncurkan oleh Perdana Menteri pada tanggal 8 Januari 1998. Di antara

keputusan tersebut adalah bahwa semua kementerian, departemen pemerintah

negara bagian dan lembaga pemerintah memprakarsai Komite Integritas

Administratif (CIG) akan fokus pada penguatan Integritas sistem manajemen

administrasi pemerintah Malaysia sehingga semua upaya pemberantasan korupsi

dan malpraktik di kalangan PNS dapat ditingkatkan secara internal, pendekatan

yang komprehensif, sistematis dan berkelanjutan. Selain itu, Satgas Pengurangan

Birokrasi Pita Merah dibentuk melalui Surat (S) Sekretaris Jenderal PMS

No.18114 tanggal 17 September 2003 untuk memperbaiki sistem dan prosedur

kerja di Pegawai Negeri Sipil dan Public Service of the Governance Committee

(PSGC) yang dibentuk berdasarkan Surat PM Sekjen (S) No. 17.479 / 13 Vol. 4

tanggal 9 Maret 2007 yang menekankan pada prinsip-prinsip tata kelola yang

baik.

Pembentukan ketiga Komite ini menimbulkan kebingungan dan tugas

tambahan berupa kliping umpan balik, diskusi tentang isu yang berulang, bahkan

kerangka acuan yang tumpang tindih. Oleh karena itu, dalam Rapat SCCGMI

tanggal 3 Februari 2009, diputuskan bahwa ketiga Komite tersebut akan digabung

sesuai dengan Instruksi Perdana Menteri (no.1, Tahun 2009). CIG disetujui pada

20 November 2009 dan mulai berlaku pada 1 Januari 2010.

Universitas Sumatera Utara

Page 99: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

91

Divisi Manajemen Arsip dan Teknologi Informasi

Divisi Registrasi Rahasia resmi berdiri pada 01 Agustus 2008. Divisi ini

telah ditingkatkan kemampuannya dari Cabang Registrasi Rahasia yang berada di

bawah pengawasan Divisi Investigasi. Divisi ini dipimpin oleh Direktur Divisi

(P52) dan bertanggung jawab langsung kepada Komisaris Utama MACC. Sejak 1

Maret 2010 Teknologi Informasi dan Komunikasi, Cabang Sandakan secara resmi

dialokasikan ke Divisi Registrasi Rahasia. Pada 17 Mei 2010, Secret Registration

Division mengubah namanya menjadi Information Technology and Records

Management (ACA untuk disingkat). Fungsi Divisi ini adalah menerima dan

memproses semua informasi / pengaduan / dokumen rahasia,untuk memproses

semua filter integritas dan memberikan angka dan statistik yang terkait dengan

MACC dan bertanggung jawab untuk memberikan bantuan teknis dan layanan

konsultasi kepada pengguna akhir terkait masalah sistem komputer. Divisi ini

terdiri dari empat cabang, yaitu Cabang Manajemen Informasi, Cabang Dokumen

Iklan, Cabang Pembukuan & Bukti Pidana, Cabang Inspeksi Integritas, dan

Cabang Teknologi Informasi dan Komunikasi.55

Divisi Operasi Khusus

Divisi Operasi Khusus didirikan pada 15 April 2010 melalui surat perintah

penunjukan (WP No. A 80/2010) dengan kekuatan 14 posisi. Posisi yang ditunjuk

adalah satu (1) Direktur, satu (1) Asisten Sekretaris Tingkat N27, tiga (3) Wakil

55

https://ms.wikipedia.org/wiki/Suruhanjaya_Pencegahan_Rasuah_Malaysia&prev=search&pto=a

ue diakses pada tanggal 04-10-2020

Universitas Sumatera Utara

Page 100: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

92

Direktur Tingkat 54, tiga (3) Petugas Investigasi Tingkat P47 / 48/51/52, tiga (3)

Petugas Investigasi Tingkat P43 / 44 dan tiga (3) Asisten Petugas Investigasi

Grade P29 yang berjumlah total 14 posisi. Divisi ini bertanggung jawab untuk

melaporkan kepada Wakil Komisaris Utama (Operasi). Akuntansi & audit ".

Ada pun Strategi dari lembaga ini ialah

Memeperkuat Strategi

Untuk meningkatkan efektivitas MACC, strategi ini mengutamakan

penguatan profesionalisme petugas MACC serta penguatan kerjasama dengan

lembaga penegakan hukum korupsi internasional dan menjalin hubungan baik

dengan media massa.

Strategi Promosi dan Pencegahaan

Strategi ini menekankan pada upaya penghayatan nilai-nilai yang baik,

pencegahan korupsi dan perbaikan sistem regulasi yang ketat di bidang hukum

dan penegakan hukum.

Strategi Penegakaan

Merampingkan undang-undang antikorupsi yang mencakup aspek

hukuman wajib, beban untuk membuktikan kepemilikan properti yang melebihi

pendapatan dari pihak tertuduh, penyitaan properti yang tidak dapat dijelaskan

dan memungkinkan penggunaan "agen provokator" dalam tindakan investigasi

MACC. Semua aspek ini bertujuan untuk meningkatkan ketelitian penegakan

hukum korupsi untuk memiliki efek "pencegahan" pada penjahat korup.

Universitas Sumatera Utara

Page 101: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

93

Kode etik

1. Memastikan bahwa semua instruksi dilaksanakan segera dengan ketaatan dan

komitmen penuh selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip agama serta

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Berusaha keras untuk lebih meningkatkan efisiensi, profesionalisme dan

keunggulan diri melalui pengetahuan dan praktik yang berkelanjutan;

3. Bertindak dengan cara yang dapat dipercaya, tegas, bijaksana, jujur dan

transparan tanpa memperhatikan keuntungan pribadi, atau pembalasan apapun;

4. Gigih dan positif dalam menghadapi tantangan, obyektif dan realistis;

5. Disiplinkan diri Anda untuk menjunjung praktik yang baik dan mencegah

kejahatan;

6. Bersyukur dan bertekad untuk meningkatkan kesuksesan dan integritas; dan

7.Menjaga kerahasiaan informasi departemen.

Begitulah lembaga anti korupsi di Malaysia, untuk lembaga

pengawas,lembaga ini ada pada divisi keunggulaan dan profesionalisme yang

Divisi ini terdiri dari tiga cabang Manajemen Cabang, yaitu Cabang Disiplin,

Cabang Integritas dan Cabang Kepatuhan. Peran utama bagian ini adalah untuk

menegakkan semua arahan peraturan dan prosedural dan untuk memastikan

kepatuhan serta adanya kode etik yang menjadi agar setiap peranan agar dapat

Universitas Sumatera Utara

Page 102: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

94

mematuhinya, berbeda dengan KPK lembaga pengawasaanya ikut dalam tahap

penyidikaan.56

B. Dewan Pengawas Lembaga Anti Korupsi Di Singapura

The Corrupt Practices Investigation Bureau ( Singkatan : CPIB) adalah

lembaga pemerintah di Singapura di bawah Kantor Perdana Menteri. CPIB

memiliki mandat untuk menyelidiki setiap tindakan atau bentuk korupsi di sektor

publik dan swasta di Singapura, dan dalam pelaksanaannya, setiap pelanggaran

lainnya berdasarkan hukum tertulis.

CPIB didirikan pada tahun 1952 dan ditempatkan di bawah pengawasan

Jaksa Agung pada saat itu. Karena juga berada di bawah Kementerian Dalam

Negeri pada tahun-tahun sebelumnya, Biro tetap berada di bawah lingkup Kantor

Perdana Menteri sejak 1969. CPIB beroperasi dengan kebebasan fungsional, dan

dipimpin oleh seorang direktur yang melapor langsung ke Perdana Menteri.

CPIB juga, dalam proses penyelidikannya, dapat menemukan kasus-kasus yang

mengungkap area rawan korupsi atau celah dalam prosedur di departemen

pemerintah. Berdasarkan temuannya, CPIB dapat meninjau departemen terkait

dan merekomendasikan perubahan dalam prosedur mereka. Selain fungsi utama

penyidikan tindak pidana korupsi, CPIB juga melakukan edukasi publik dan

upaya sosialisasi masyarakat terkait pemberantasan korupsi.

56

https://ms.wikipedia.org/wiki/Suruhanjaya_Pencegahan_Rasuah_Malaysia&prev=search&pto=a

ue diakses pada tanggal 05-10-2020

Universitas Sumatera Utara

Page 103: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

95

Disahkan pada 17 Juni 1960, Undang-Undang Pencegahan

Korupsi (PCA) adalah undang-undang antikorupsi utama di Singapura. Berikut ini

disediakan untuk di bawah PCA:

Wewenang bagi CPIB untuk menyelidiki penyuapan dalam segala bentuk, baik

moneter maupun non-moneter, dan baik di sektor publik maupun swasta;

Kewenangan ekstra-teritorial bagi CPIB untuk menangani tindakan korupsi yang

dilakukan oleh warga negara Singapura di luar Singapura seolah-olah dilakukan di

Singapura;

Denda hingga S $ 100.000 atau hukuman penjara tidak lebih dari 5 tahun, atau

keduanya, untuk setiap tuduhan korupsi;

Denda hingga S $ 100.000 atau hukuman penjara tidak lebih dari 7 tahun, atau

keduanya, untuk setiap tuduhan korupsi sehubungan dengan kontrak atau proposal

untuk kontrak dengan Pemerintah;

Anggapan di mana gratifikasi yang diberikan atau diterima oleh seseorang yang

bekerja di Pemerintah atau badan publik dianggap korup, dan beban pembuktian

untuk membantah anggapan tersebut ada pada orang tersebut;

Penyitaan gratifikasi yang diterima dalam bentuk hukuman yang setara dengan

jumlah suap yang diterima setelah divonis; dan

Nama atau alamat pelapor tidak diungkapkan, atau masalah apa pun yang

mungkin mengarah pada penemuan identitas pelapor.

Universitas Sumatera Utara

Page 104: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

96

Di atas merupakan lembaga anti korupsi di Singapura yag diketahui tidak

memiliki lembaga pengawas tapi lembaga ini langsung diawasi oleh Jaksa Agung

Singapura.57

57 https://en.wikipedia.org/wiki/Corrupt_Practices_Investigation_Bureau&prev=search&pto=aue

diakses tanggal 05-10-2020

Universitas Sumatera Utara

Page 105: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

97

BAB V

PENUTUP

B. Kesimpulan

Berdasarkan tulisan yang telah disusun oleh maka kesimpulan yang dapat

diambil adalah sebagai berikut:

1) Fungsi dan Tujuaan terbentuknya Komisi Pemberantasaan Korupsi di

Indonesia ialah karna kegagalaan lembaga-lembaga anti korupsi di Indonesia

saat orde lama hingga akhir reformasi dan juga adanya Tap MPR

XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih dan bebas korupsi

kolusi dan nepotisme. ketetapan itu mengamanatkan pemerintah korupsi yang

tegas sebagaimana tercantum pada pasal 4 „‟ korupsi, kolusi dan nepotisme

harus dilakukan Secara tegas terhadap siapapun juga, baik pejabat negara,

mantan pejabat negara, keluarga dan kroninya maupun pihak swasta atau

konglomerat termasuk mantan presiden Soeharto dengan tetap memperhatikan

prinsip praduga tak bersalah dan hak hak asasi manusia. Pengaturaan hukum

KPK terdapat dalam Undang-Undang No 19 Tahun 2019 Tentang Perubahaan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 Tentang Komisi

Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi. Pengaturaan hukum bagi pelaku

Tindak Pidana Korupsi diatur dalam dasar hukumnya adalah Undang-Undang

Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001, hal ini

sesuai dengan keputusan Tap. MPR Nomor XI/MPR/1998 kemudian

ditetapkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 jo Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang mulai

Universitas Sumatera Utara

Page 106: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

98

berlaku sejak tanggal 16 Agustus 1999, dan dimuat dalam Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1999 . Namun kemudian diadakan perubahan

terhadap Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tersebut dengan

ditetapkannya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak

Pidana Korupsi dan dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2001 Nomor 134 yang mulai berlaku pada tanggal 21 November 2001.

2) Terbentuknya Dewan Pengawas KPK merupakan penegakaan hukum tindak

pidana korupsi di Indonesia dan di dalam Naskah akademik RUU KPK

menegakasan perlu dibentuk dewan pengawas KPK,sebab setiap lembaga

harus dilakukan pengawasan untuk mencegah terjadinya kesewenang-

wenangan. setiap lembaga negara dilakukan pengawasan oleh lembaga lain

hingga KPK yang tidak memiliki lembaga pengawas tanpa pengawasan yang

efektif, KPK sangat rawan terhadap berbagai bentuk penyimpangan dan

penyalahgunaan kekuasaan ( abuse of power). Fungsi dan Tujuaan dewan

pengawaas di atur dalam UU no 19 Tahun 2019 di Pasal 37 A sampai F.

3) Lembaga Pengawas Anti Korupsi di Negara Tetangga

a.Lembaga Pengawas Anti Korupsi di Malaysia menurut penulis ialah

terdapat dalam divisi Keunggulan dan Profesionalisme mulai beroperasi pada

1 Agustus 2008. Divisi ini terdiri dari tiga cabang Manajemen Cabang, yaitu

Cabang Disiplin, Cabang Integritas dan Cabang Kepatuhan. Peran utama

bagian ini adalah untuk menegakkan semua arahan peraturan dan prosedural

Universitas Sumatera Utara

Page 107: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

99

dan untuk memastikan kepatuhaan serta adanya kode etik di dalam lembaga

antikorupsi di Malaysia.

b. Lembaga anti korupsi di Singapura di awasi langsung oleh perdana mentri

Singapura. .

SARAN.

Beberapa saran yang dapat diberikan berkaitan dengan permasalahan yang

diajukan dalam skripsi ini adalah:

1. Bagi pelaksana undang-undang KPK , maupun undang-undang tindak pidana

korupsi agar undang-undang ini lebih di gunakaan lebih baik lagi untuk

mencegah terjadinya tindak pidana korupsi di Indonesia;

2. Bagi pembuat Undang-undang agar lebih teliti dan melihat kepentingan orang

banyak khusunya masyarkat dalam membuat suatu peraturaan agar tidak

terjadi banyak penolakaan dari suatu peraturaan yang telah di buat;

3. Bagi para penegak hukum agar lebih mengutamakaan integritas dalam

bekerja dan adanya sinergitas yang solid agar masalah pengakaan hukum,

khusunya penegakaan hukum tindak pidana korupsi di Indonesia berjalan

dengan baik.

Universitas Sumatera Utara

Page 108: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

100

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Amiruddin, H. Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta.

CST.Kansil, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,

1989)

Denny indrayana: Jangan Bunuh KPK (Malang,Cita Intrans Selaras 2016)

Deny styawati. KPK Pemburu Koruptor, Cet I( Yogyakarta: Pustaka Timur 2008)

Elliot, Kimberly ann. Korupsi Dan Ekonomi Dunia . Jakarta : Yayasan Obor

Indonesia. 1999.)

Elwi Danil, Korupsi ; Konsep, Tindak Pidana, dan Pemberantasannya, (Jakarta : Raja

Grafindo Persada, 2011)

Gunawan A. Tauda, Komisi Negara Independen, Genta Press, Yogyakarta, 2012.

Hamzah, Fahri. Demokrasi Transisi Korupsi”Orchestra Pemberantasan

Korupsi.Jakarta: Yayasan Faham Indonesia. 2012.

Harianti Evi, S.H.Tindak Pidana Korupsi Edisi kedua (Jakarta: Sinar Grafika,2016)

Ian Macwalters, Memerangi Korupsi : Sebuah Peta Jalan Untuk Indonesia,

(Surabaya:JPbooks, 2006)

Jahja, H.Juni Sjafrien. Say No To Korupsi!. Jakarta : Visi Media. 2012.

Universitas Sumatera Utara

Page 109: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

101

Jimly Asshiddiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, diterbitkan atas kerja

sama Mahkamah Konstitusi dengan Pusat Studi HTN FH Universitas Indonesia, Jakarta,

2014

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Memahami Untuk Membasmi : Buku Saku Untuk

Memahami Tindak Pidana Korupsi, (Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi, 2006),

Lamintang, P.A.F. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia . Bandung : PT Citra

Aditya Bakti . 1997.

Lukman Hakim, Kedudukan Komisi Negara di Indonesia, Setara Press, Malang,

2010.

Mirian budiarjo, dasar-dasar ilmu politik, PT Gramedia pustaka utama, Jakarta,

2008

Napitupulu, Diana Ria Winanti. 2010. KPK inAction. PT Niaga Swadaya

Ni‟matul Huda, Pengawasan Pusat terhadap Pusat dalam Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah, FH UII Press,Yogyakarta ,2007

Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, (Kencana Prenada Media Group : Jakarta,

2009)

R.Suroso, Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta : Grafika, 2005)

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta: Rajawali

Press, 2010)

Syamsudin, Aziz. Tindak Pidana Khusus. Jakarta : Sinar Grafika. 2011

Tim Penyusun Pusat Kamus, kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), Jakarta:

Balai Pustaka,2007

Universitas Sumatera Utara

Page 110: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

102

Wiyono, R. Pembahasan Undang-Undang Pemebrantasn Tindak Pidana

Korupsi. Jakarta: Sinar Grafika. 2005.

Zainal Arifin Mochtar: Lembaga Negara Indepeden (Jakarta, Raja Grafindo Persada

2016)

B. Peraturan Perundang – Undangan;

- Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang Nomor 19Tahun 2019

Tentang Perubahan kedua Atas Undang-undang nomor 30 tahun 2002

Tentang Komisi Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi

- Keputusan Ketua Mahkamh Agung Republik Indonesia Nomor:

215/KMA/SK/XI1/2007 Tentang Petunjuk Pelaksana Pedoman

Perilaku Hakim Ketua Mahkamah Agung Republik Indonesia

- Penjelasan Umum, UU No. 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan

Tindak Pidana Korupsi.

- Penjelasan Umum, UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025

- Perpres No. 52 Tahun 2010 tentang Susunan Organisasi dan Tata

Kerja Kepolisian Republik Indonesia"

- Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 17 TAHUN 2011

Tentang Komisi Kepolisian Nasional

- Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2011 tentang Komisi Kejaksaan

Universitas Sumatera Utara

Page 111: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

103

- Undang Undang Nomor 31 tahun 1999 Tentang Pemberantasaan

Tindak Pidana Korupsi

- Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2019 Tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2OO2

Tentang Komisi Pemberantasaan Tindak Pidana Korupsi

- Undang-undang No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-undangan

3. Internet

- https://www.antaranews.com/berita/1304718/icw-penindakan-kasus-

korupsi-pada-2019-turun-drastis

- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20190909154230-20-

428803/revisi-uu-amputasi-kpk-ramai-ramai-akademisi-tolak-ruu

- https://news.detik.com/kolom/d-4711432/setelah-revisi-uu-kpk-

disahkan

- https://sejarahlengkap.com/organisasi/sejarah-terbentuknya-kpk

- http://nasional.kompas.com/read/2016/02/01/15183791/Ini.Konsep.De

wan.Pengawas.KPK.yang.Diinginkan.

- https://www.suara.com/news/2019/12/12/135921/icw-tolak-semua-konsep-

dewan-pengawas-kpk-ini-tiga-alasannya?page=all

- https://www.kpk.go.id/id/tentang-kpk/struktur-organisasi/deputi-

pengawasan-internal-dan-pengaduan-masyarakat

- https://www.cnnindonesia.com/nasional/20200804175834-12-

532144/dewas-kpk-terima-234-izin-penyadapan-sita-penggeledahan

Universitas Sumatera Utara

Page 112: PERANAN DEWAN PENGAWAS KOMISI PEMBERANTASAAN …

104

- https://www.kpk.go.id/id/berita/siaran-pers/1781-laporan-kinerja-kpk-

semester-1-tahun-2020

- https://www.kpk.go.id/id

- https://ms.wikipedia.org/wiki/Suruhanjaya_Pencegahan_Rasuah_Mala

ysia&prev=search&pto=aue

- https://en.wikipedia.org/wiki/Corrupt_Practices_Investigation_Bureau

&prev=search&pto=aue

C. Dokumen

- Dokumen Rencana Strategis 2020-2024 Komisi Pemberantasan

Korupsi hlm 44

D. Jurnal

Hibnu Nigroho, “EfektifitasKordiniasi dan Superfisi dalam Penyidikan

Tindak Pidana Korupsi Oleh KPK”, Jurnal Dinamika Hukum vol 13 no 3

September (2013) h. 393.

Ismail “Fungsi Penyidik KPK dalam Pemberantasaan Tindak Podana

Korupsi Berdasarkan Undang-undang No 30 Tahun 2002”. Jurnal Ilmu

Hukum Legal Opinion Vol.02. (2013)

Ujuang Chandra S, Potensi Penyalahgunaan Kewenangan oleh Pejabat

Adminstrasi Negara dalam Pengambilaan dan Pelaksanaan Kebijakaan

Public, Jurnal Wawasan Hukum, vol 27,No 2 september (2012) hlm.602

Telaumbanua Dalinama, Februari 2020, “RESTRIKTIF STATUS DEWAN

PENGAWAS KPK”. Journal vol 8 no 1

Universitas Sumatera Utara