14
PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE LELA” Catherine Jl. Sadewa 5 blok c-298 Jaka Setia Bekasi Selatan 17147 8208192 / 085691000319 [email protected] Pembimbing : James Darmawan S.Sn. ABSTRAK Pecel Lele Lela merupakan restoran dengan konsep modern yang menyajikan menu utama olahan lele. Tujuan dari penelitian ini ialah merancang kembali suatu identitas visual yang casual, gaul-tradisional dan sharing untuk restoran Pecel Lele Lela. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada narasumber, survey langsung ke lapangan, pencarian data melalui internet. Hasil yang dicapai, agar pelanggan dapat mengenal, mengingat, mudah mendapatkan informasi, dan menumbuhkan minat pembeli untuk makan di restoran Pecel Lele Lela. Simpulannya, ialah merancang sebuah identitas visual perusahaan dibutuhkan riset dan penelitian yang mendalam mengenai sejarah, visi misi, kekuatan, target konsumen, yang kemudian dituangkan kedalam bentuk visual. Kata Kunci : Perancangan, Identitas Visual, Pecel Lele Lela PENDAHULUAN Kita tahu sekarang bahwa bisnis franchise saat ini mulai banyak bermunculan. Tidak sedikit bisnis yang baru saja buka, tetapi sudah ditawarkan melalui franchise. Merek-merek baru pun mewarnai industri makanan di Indonesia dan menjadi alternatif bagi peminat franchise. Apa itu Franchise? Dalam beberapa literature yang pernah penulis baca, pengertian harafiah Franchise lebih menekankan semangat kebebasan dan kemandirian, free from servitude. Berbeda sekali dengan masyarakat di Indonesia yang kebanyakan mengartikan bahwa franchise sama dengan waralaba. Wara artinya lebih, sedangkan laba artinya untung. Jadi, Waralaba berarti lebih untung. Semangat yang dikedepankan pun adalah semangat untung. Sedangkan bagi orang luar, yang penting bisa mandiri dulu, keuntungan bisa menyusul kemudian. Bisnis franchise pun sangat beragam, mulai dari kelas kaki lima sampai kafe elite, dari yang biaya investasinya dibawah 10 juta hingga ada yang ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Di masa sekarang ini, rumah makan atau biasa disebut restoran telah menjadi suatu bisnis yang menjanjikan, karena makanan adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia. Berdasar kepada kenyataan itu, tidak sedikit orang yang berbisnis dalam bidang makanan atau kuliner saja, tetapi juga minuman, pendidikan, dan juga bisnis franchise lainnya. Seiring berkembangnya bisnis rumah makan, bermunculanlah rumah makan yang memspesialisasikan dirinya pada suatu hal, sehingga membuatnya terlihat unik dan berbeda dengan yang lainnya. Perbedaan lain secara fisik dari rumah makan tersebut juga meliputi penyajian menu yang menjadi ciri khas dan diharapkan dapat memberikan citra diri yang baik bagi rumah makan tersebut dan juga memberikan kesan khusus yang dapat dikenali dan diingat dengan mudah oleh para pelanggan. Hal ini tidak hanya terjadi di perkotaan besar, tetapi pada kenyataannya di kota-kota kecil pun banyak rumah makan yang sudah mulai menganut pemikiran dan konsep seperti itu. Tentunya kita semua tahu Pecel Lele kan? Menu pecel lele tentunya sudah sangat merakyat di berbagai daerah, terutama di Jakarta. Mulai dari kalangan menengah ke bawah hingga masyarakat menengah ke atas menyukainya sebagai salah satu menu andalan ketika mereka menikmati sajian kuliner di warung-warung tenda kaki lima. Menurut wikipedia.org, Pecel Lele (atau Pecak lele) di Indonesia adalah nama sebuah makanan yang terbuat dari ikan lele. Biasanya yang dimaksud adalah

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE LELA”

Catherine

Jl. Sadewa 5 blok c-298 Jaka Setia Bekasi Selatan 17147 8208192 / 085691000319

[email protected] Pembimbing : James Darmawan S.Sn.

ABSTRAK

Pecel Lele Lela merupakan restoran dengan konsep modern yang menyajikan menu utama olahan lele. Tujuan dari penelitian ini ialah merancang kembali suatu identitas visual yang casual, gaul-tradisional dan sharing untuk restoran Pecel Lele Lela. Metode penelitian dilakukan dengan melakukan wawancara langsung kepada narasumber, survey langsung ke lapangan, pencarian data melalui internet. Hasil yang dicapai, agar pelanggan dapat mengenal, mengingat, mudah mendapatkan informasi, dan menumbuhkan minat pembeli untuk makan di restoran Pecel Lele Lela. Simpulannya, ialah merancang sebuah identitas visual perusahaan dibutuhkan riset dan penelitian yang mendalam mengenai sejarah, visi misi, kekuatan, target konsumen, yang kemudian dituangkan kedalam bentuk visual. Kata Kunci : Perancangan, Identitas Visual, Pecel Lele Lela PENDAHULUAN

Kita tahu sekarang bahwa bisnis franchise saat ini mulai banyak bermunculan. Tidak sedikit bisnis yang baru saja buka, tetapi sudah ditawarkan melalui franchise. Merek-merek baru pun mewarnai industri makanan di Indonesia dan menjadi alternatif bagi peminat franchise. Apa itu Franchise? Dalam beberapa literature yang pernah penulis baca, pengertian harafiah Franchise lebih menekankan semangat kebebasan dan kemandirian, free from servitude. Berbeda sekali dengan masyarakat di Indonesia yang kebanyakan mengartikan bahwa franchise sama dengan waralaba. Wara artinya lebih, sedangkan laba artinya untung. Jadi, Waralaba berarti lebih untung. Semangat yang dikedepankan pun adalah semangat untung. Sedangkan bagi orang luar, yang penting bisa mandiri dulu, keuntungan bisa menyusul kemudian. Bisnis franchise pun sangat beragam, mulai dari kelas kaki lima sampai kafe elite, dari yang biaya investasinya dibawah 10 juta hingga ada yang ratusan juta bahkan miliaran rupiah.

Di masa sekarang ini, rumah makan atau biasa disebut restoran telah menjadi suatu bisnis yang menjanjikan, karena makanan adalah salah satu kebutuhan primer bagi manusia. Berdasar kepada kenyataan itu, tidak sedikit orang yang berbisnis dalam bidang makanan atau kuliner saja, tetapi juga minuman, pendidikan, dan juga bisnis franchise lainnya. Seiring berkembangnya bisnis rumah makan, bermunculanlah rumah makan yang memspesialisasikan dirinya pada suatu hal, sehingga membuatnya terlihat unik dan berbeda dengan yang lainnya. Perbedaan lain secara fisik dari rumah makan tersebut juga meliputi penyajian menu yang menjadi ciri khas dan diharapkan dapat memberikan citra diri yang baik bagi rumah makan tersebut dan juga memberikan kesan khusus yang dapat dikenali dan diingat dengan mudah oleh para pelanggan. Hal ini tidak hanya terjadi di perkotaan besar, tetapi pada kenyataannya di kota-kota kecil pun banyak rumah makan yang sudah mulai menganut pemikiran dan konsep seperti itu.

Tentunya kita semua tahu Pecel Lele kan? Menu pecel lele tentunya sudah sangat merakyat di berbagai daerah, terutama di Jakarta. Mulai dari kalangan menengah ke bawah hingga masyarakat menengah ke atas menyukainya sebagai salah satu menu andalan ketika mereka menikmati sajian kuliner di warung-warung tenda kaki lima. Menurut wikipedia.org, Pecel Lele (atau Pecak lele) di Indonesia adalah nama sebuah makanan yang terbuat dari ikan lele. Biasanya yang dimaksud adalah

Page 2: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan dengan sambal tomat dan lalapan. Lalapan biasa terdiri dari kemangi, kubis, ketimun, dan kacang panjang. Pecel Lele adalah sebuah makanan yang murah dan meriah. Makanan ini sangat digemari di Pulau Jawa sebagai alternatif masakan ayam, terutama ayam goreng.

Pecel Lele Lela, merupakan restoran yang menyajikan dengan menu utama Lele. Telah berdiri sejak tahun 2006 oleh pelopornya yaitu Rangga Umara. Pecel Lele Lela ini sudah tidak asing lagi karena pada dasarnya bisnis makanan ini juga merupakan bisnis franchise, sehingga banyak franchisee

yang berminat untuk membuka cabang Pecel Lele Lela ini. Sampai saat ini pun cabangnya sudah mencapai 63 gerai di seluruh Indonesia termasuk Jakarta, Bandung, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Sumatra. Jika biasanya para pedagang kaki lima atau warung-warung pecel lele hanya menawarkan menu standar berupa lele goreng atau bakar yang dilengkapi sambal serta lalapan, Rangga Umara mencoba mengangkat pecel lele sebagai menu makanan restoran berkelas dengan mengkreasikannya menjadi berbagai variasi menu pilihan olahan lele. Seperti Lele Original (standar sajian Pecel Lele di tenda-tenda pinggir jalan), Lele Siram Saus (lele yang digoreng kering dan disiram beragam pilihan saus), Lele Goreng Tepung, sampai Lele Fillet (lele tanpa tulang, kepala, dan buntut yang disajikan dengan beragam pilihan sambal/saus/kuah). Serta pelengkap menu lainnya ada ayam bakar madu, kangkung, dan lainnya.

METODE PENELITIAN

Penulis telah melakukan riset dengan mengumpulkan data-data baik itu literature maupun wawancara. Sumber data yang menjadi bahan riset penulis antara lain : - Literature

Pencarian data melalui buku, artikel baik di koran, majalah, maupun website yang ada hubungannya dengan materi yang diangkat, yaitu mengenai perkembangan dunia kulinari di Indonesia dan mengenai sejarah serta artikel lainnya yang berhubungan dengan restoran Pecel Lele Lela.

- Narasumber Pengumpulan data melalui beberapa narasumber dari restoran Pecel Lele Lela baik cabang maupun pusat dengan tujuan agar mendapatkan informasi yang lebih terperinci. –

- Survey Penulis juga mengumpulkan data melalui kuisioner kepada masyarakat untuk mengetahui bagaimana Pecel Lele Lela dimata masyarakat.

HASIL DAN BAHASAN Konsep Visual

- Visual Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan, gaya visual yang dipakai untuk

membentuk identitas visual Pecel Lele Lela adalah gaya visual dengan konsep hand-drawn (tulisan tangan). Memperbanyak tulisan-tulisan dengan jenis huruf sans-serif, script, dan decorative membuat target tertarik karena visual yang berkonsep gaul-tradisional, casual dan sharing, juga menggunakan visual icon-icon beserta garis-garis tebal tipis yang terkesan bermain, tidak terlalu serius, tidak tegas, yang mencerminkan bahwa restoran Pecel Lele Lela ini terkesan asyik untuk berkumpul, berbagi bersama teman-teman, sahabat, pacar, bahkan sanak saudara / keluarga.

- Tipografi Typeface yang digunakan untuk logo Pecel Lele Lela merupakan jenis typeface sans-serif,

yang dibuat dan dimodifikasi secara khusus untuk restoran Pecel Lele Lela ini. Typeface “Fontastique” yang digunakan pada logo, dan typeface “Sweetie Pie” pada tagline logo. Tingkat keterbacaan typeface yang digunakan cukup baik.

- Warna Warna yang mendominasi visual Pecel Lele Lela ini adalah turunan warna orange dan

Page 3: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

coklat, serta putih. Sementara warna yang digunakan pada logo diambil dari warna makanan favorit yang selalu ada di Pecel Lele Lela, yaitu warna hijau (dari warna selada / timun) dan warna orange (dari warna bumbu saos padang favorit Pecel Lele Lela). Warna orange yang dapat memberikan kesan semangat, sharing / saling berbagi dan membuat nafsu makan menjadi bertambah, dan warna coklat dapat mewakili nuansa ke-tradisional-an asal makanan utama restoran ini, yaitu lele. Sementara gaul diwakili dari visualnya.

Hasil Visual Hasil visual pada item-item yang telah dibuat untuk pembentukan identitas visual Pecel

Lele Lela adalah :

• Logo Unsur utama dari logo Pecel Lele Lela terdiri dari typography atau logo type saja.

Logotype yang digunakan berjenis sans serif yang telah dimodifikasi. Logotype dari logo Pecel Lele Lela dibuat secara khusus untuk mencerminkan personality dari restoran Pecel Lele Lela yang tradisional dan gaul. Logotype dibuat dengan modifikasi huruf “L” yang agak meliuk-liuk dan terbagi menjadi 2 bagian (atas dan bawah) untuk menggambarkan makanan khas dari Pecel Lele Lela yaitu lele.

• Graphic Standard Manual (Standar Grafis Manual) Graphic Standard Manual merupakan buku panduan yang berisikan penjelasan mengenai

logo mulai dari konsep pembuatan, termasuk proporsi ukuran logo yang standard, warna, tipografi, hingga penerapan logo diberbagai media atau aplikasi lainnya yang mendukung Tugas Akhir ini. Tujuannya adalah agar penerapan identitas perusahaan tetap konsisten demi meningkatkan citra perusahaan.

Page 4: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Icon – icon

• Supergraphic

Page 5: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Stationary (Name Card / Kartu Nama)

• Stationary (Letterhead / Kop Surat)

• Stationary (Amplop / Envelope)

• Stationary (Folder / Map)

Page 6: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Stationary (Cap Perusahaan)

• Stationary (Bon)

• Buku Menu

Page 7: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Poster

• Standing Banner

• Flyer

Page 8: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Pocket Menu

Page 9: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Neon Box

• Seragam

• Peralatan Makan

Page 10: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Tatakan Piring dan Gelas

• Signboard

Page 11: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Membership Card

• ID Card

Page 12: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Gift Voucher

• Promo Card

• Paperbag

• Packaging for Take Away

• Sticker

Page 13: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

• Souvenir (Gantungan Kunci)

• Wallgraphic

SIMPULAN DAN SARAN

- Simpulan

Identitas Pecel Lele Lela yang baru dapat memecahkan solusi terbaru untuk jajaran bisnis rumah makan yang cukup diminati banyak orang. Oleh sebab itu, dengan adanya perancangan ulang identitas visual Pecel Lele Lela, restoran ini menjadi lebih menyenangkan karena memiliki konsep gaul-tradisional, casual (sesuai dengan target market primer yaitu untuk kalangan remaja dan anak muda), dan juga sharing (setiap pengunjung dapat merasakan kenyamanan untuk berlama-lama di restoran Pecel Lele Lela). Pengaplikasian Logo dan juga identitas Pecel Lele Lela yang baru haruslah diterapkan secara konsisten dan tidak boleh

Page 14: PERANCANGAN ULANG IDENTITAS VISUAL “PECEL LELE …thesis.binus.ac.id/doc/RingkasanInd/2011-2-01434-DS Ringkasan001.pdf · ikan lele yang digoreng kering dengan minyak dan disajikan

diubah-ubah. Sehingga pencitraan Pecel Lele Lela dapat terbentuk dengan baik dan sesuai dari awal perencanaan sampai pada pengaplikasian terakhir.

- Saran

Brand Identity Guidelines sangatlah penting peranannya karena pengaplikasian

identitas haruslah dilakukan sesuai dengan petunjuk atau guideline dan dilakukan dengan konsisten mengikuti ketentuan-ketentuan serta aturan yang telah ditetapkan. Sehingga pesan-pesan yang diinginkan pun dapat diwujudkan dengan tepat. Hindarilah yang memang tidak dianjurkan atau bahkan dilarang seperti yang disebutkan di guideline agar tidak membangun imej jelek dan menyimpang dari seperti yang sebagaimana harusnya.

REFERENSI

Eisseman, Leatrice. (2000). Pantone : Guide to Communication with Color. Northlight books : Grafic Press. Gardner, Bill & Catherine Fishel. (2005). Logo Lounge 2. United States of America : Rockport Publishers, Inc. Hodgson, Michael. (2010). Recycling and Redesigning Logos. United States of America : Rockport Publishers, Inc. Lidwell, William & Kristina Holden, Jill Butler. (2003). Universal Principles of Design. United States of America : Rockport Publishers, Inc. Ramdhan, H. E. (2009). Rahasia Sukses memilih Bisnis Franchise. Jakarta : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. Rustan, Surianto. (2009). Mendesain Logo. Jakarta : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. Rustan, Surianto. (2009). Layout : Dasar dan Penerapannya. Jakarta : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. Sihombing, Danton. MFA. (2001). Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA. Sutton, Tina & Bride M. Whelan. (2003). The Complete Color Harmony. PAGE ONE. Wheeler, Alina. (2009). Designing Brand Identity, 3rd Edition. Canada : John Wiley&Sons,Inc.

RIWAYAT PENULIS

Catherine lahir di kota Jakarta pada 13 Juli 1990. Penulis menamatkan pendidikan S1 di Bina Nusantara Univesty dalam bidang Desain Komunikasi Visual pada tahun 2012.