70
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TABANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa pendidikan harus mampu menjawab berbagai tantangan sesuai dengan tuntutan dan perubahan kehidupan local, nasional, dan internasional maka pendidikan diselenggarakan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan untuk mewujudkan pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing serta penguatan tata kelola, akuntabibilitas dan pencitraan publik dalam menyelenggarakan dan mengelola pendidikan sebagai satu sistem pendidikan; b. bahwa penyelenggaraan pendidikan diarahkan untuk mewujudkan masyarakat gemar belajar dan penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, orang tua dan masyarakat; c. bahwa dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, pendidikan merupakan urusan wajib yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Daerah, maka perlu pengaturan untuk memberikan kapasitas hukum dalam penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Tabanan. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 43 tahun 1999 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 3 TAHUN 2009

TENTANG

SISTEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TABANAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TABANAN,

Menimbang : a. bahwa pendidikan harus mampu menjawab berbagai tantangan

sesuai dengan tuntutan dan perubahan kehidupan local, nasional, dan internasional maka pendidikan diselenggarakan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan untuk mewujudkan pemerataan dan perluasan akses, peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing serta penguatan tata kelola, akuntabibilitas dan pencitraan publik dalam menyelenggarakan dan mengelola pendidikan sebagai satu sistem pendidikan;

b. bahwa penyelenggaraan pendidikan diarahkan untuk mewujudkan

masyarakat gemar belajar dan penyelenggaraan pendidikan merupakan tanggung jawab pemerintah, orang tua dan masyarakat;

c. bahwa dalam pelaksanaan Otonomi Daerah, pendidikan

merupakan urusan wajib yang menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Daerah, maka perlu pengaturan untuk memberikan kapasitas hukum dalam penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan;

d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam

huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Sistem Penyelenggaraan Pendidikan di Kabupaten Tabanan.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan

Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang 43 tahun 1999 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3893);

Page 2: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan

Anak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 109, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4235);

4. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali ,terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

6. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4586);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Prasekolah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 35, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3411);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Dasar(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 36, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3412);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1990 tentang Pendidikan

Menengah(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3413);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991 tentang Pendidikan

Luar Sekolah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 95, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3461);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1992 tentang Tenaga

Kependidikan; ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3484);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1992 tentang Peranserta

Masyarakat Dalam Pendidikan Nasional; Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3485);

Page 3: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

13. Peraturan Pemerintah Nomor 96 Tahun 2000 tentang Wewenang

Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 193, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4014);

14. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasinal Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian

Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3737);

16. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor : 162/U/2003

tentang Pedoman Penugasan Guru Sebagai Kepala Sekolah;

17. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 29 Tahun 2005 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Akreditasi;

18. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TABANAN

dan BUPATI TABANAN

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG SISTEM

PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TABANAN

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tabanan. 2. Pemerintah Daerah adalah Penyelenggara urusan Pemerintahan

oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi yang seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

3. Kepala Daerah adalah Bupati Tabanan;

Page 4: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah DPRD Kabupaten Tabanan

5. Perangkat Daerah Kabupaten adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas Daerah, Lembaga Teknis Daerah dan Kecamatan;

6. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah;

7. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, aklak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, yang diselenggarakan di Kabupaten Tabanan.

8. Jalur Pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.

9. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat pengembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.

10. Jenis pendidikan adalah kelompok yang didasarkan pada kekhususan tujuan pendidikan suatu satuan pendidikan.

11. Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal, nonformal dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan.

12. Pendidikan anak usia dini adalah upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

13. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, bebentuk sekolah dasar (SD) atau bentuk lain yang sedrajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP), atau bentuk lain yang sederajat.

14. Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar, berbentuk Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), atau bentuk lain yang sederajat.

15. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah.

16. Pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang.

17. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

18. Pendidikan bertaraf internasional adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan menggunakan standar pendidikan nasional yang diperkaya dengan standar pendidikan negara maju.

19. Pendidikan khusus adalah pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik, emosional, intelektual, mental, social dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.

20. Pendidikan layanan khusus adalah pendidikan bagi peserta didik di daerah terpencil dan/atau mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu dari segi ekonomi.

Page 5: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

21. Pendidikan Keagamaan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat menguasai, memahami, dan mengamalkan ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

22. Pendidikan berbasis Daerah adalah satuan pendidikan dasar dan menengah yang menyelenggarakan pendidikan dengan acuan kurikulum yang menunjang upaya pengembangan potensi, ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat Tabanan.

23. Taman Penitipan Anak yang selanjutnya disebut TPA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program kesejahteraan sosial, program pengasuhan anak, dan program pendidikan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 (enam) tahun.

24. Kelompok bermain yang selanjutnya disebut KB adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan dan program kesejahteraan bagi anak berusia 2 (dua) tahun sampai dengan 4 (empat) tahun.

25. Taman kanak-kanak selanjutnya disebut TK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.

26. Sekolah Dasar yang selanjutnya disebut SD adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, atau bentuk lain yang sedrajat.

27. Sekolah Menengah Pertama selanjutnya disebut SMP adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, atau bentuk lain yang sedrajat.

28. Sekolah Menengah Atas selanjutnya disebut SMA adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, atau bentuk lain yang sedrajat.

29. Sekolah Menengah Kejuruan selanjutnya disebut SMK adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, atau bentuk lain yang sedrajat.

30. Sekolah Luar Biasa selanjutnya disebut SLB adalah pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan khusus, bersifat segregatif dan terdiri atas Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TKLB), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB).

31. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang selanjutnya disebut PKBM adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan nonformal.

32. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

33. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar padasuatu lingkungan belajar.

Page 6: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

34. Evaluasi Pendidikanadalah kegiatan pengendalian, jaminan dan penerapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan pendidikan.

35. Akreditasi adalah kegiatan penilaian kelayakan program dan/atau satuan pendidikan berdasarkan kriteria atau standar yang telah ditetapkan.

36. Sistem Informasi Pendidikan adalah layanan informasi yang menyajikan data kependidikan meliputi lembaga pendidikan, kurikulum, peserta didik, tenaga pendidik dan kependidikan, sarana dan prasarana, pembiayaan,dan kebijakan pemerintah, pemerintah daerah serta peran serta masyarakat yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang memerlukan.

37. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan prilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

38. Standar pendidikan adalah kreteria minimal tentang berbagai aspek yang relevan dalam pelaksanaan pendidikan, yang berlaku dan yang harus dipenuhi oleh penyelenggara satuan pendidikan di daerah.

39. Penyelenggara pendidikan adalah Pemerintah, Pemerintah daerah, atau masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan.

40. Penyelenggaraan Pendidikan adalah kegiatan pelaksanaan komponen-komponen sistem pendidikan pada satuan/program pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

41. Pengelola pendidikan adalah Pemerintah, Pemerintah daerah, Badan Hukum penyelenggara satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal, Badan Hukum penyelenggara satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal, satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal, dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal.

42. Pengelolaan pendidikan adalah proses pengaturan tentang kewenangan dan ponyelenggaraan sitem pendidikan nasional oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, masyarakat dan satuan pendidikan agar pendidikan dapat belangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

43. PendidIk adalah tenaga professional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan.

44. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.

45. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu.

46. Pegawai Negeri Sipil yang selanjutnya disebut PNS adalah pegawai tetap yang diangkat sebagai pegawai negeri sipil oleh Pemerintah atau Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan.

47. Pegewai Non-PNS yang selanjutnya disebut Non-PNS adalah pegawai tidak tetap yang diangkat oleh satuan pendidikan atau badan hukum penyelenggara pendidikan atau Pemerintah atau Pemerintah Daerah berdasarkan Perjanjian Kerja.

Page 7: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

48. Wajib belajar adalah program pendidikan minimal yang harus diikuti oleh warga masyarakat atas tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

49. Dewan Pendidikan adalah lembaga mandiri yang beranggotakan berbagai unsur masyarakat yang peduli pendidikan.

50. Komite Sekolah adalah lembaga mandiri yang beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan.

51. epala Sekolah adala guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Satuan Pendidikan.

52. Warga Masyarakat adalah penduduk Kabupaten Tabanan, penduduk luar Kabupaten Tabanan, dan warga Negara asing yang tinggal di Kabupaten Tabanan.

53. Masyarakat adalah kelompok warga masyarakat non pemerintah yang mempunyai perhatian dan peran dalam bidang pendidikan.

54. Budaya membaca adalah kebiasaan warga masyarakat yang menggunakan sebagian waktunya sehari-hari secara tepat guna untuk membaca buku atau bacaan lain yang bermanfaat bagi kehidupan.

55. Budaya belajar adalah kebiasaan warga masyarakat yang menggunakan sebagian waktunya sehari-hari secara tepat guna untuk belajar guna meningkatkan pengetahuan.

56. Budaya belajar diluar jam sekolah adalah kebiasaan warga belajar mengunakan sebagian waktunya sehari-hari pada hari efektif sekolah secara tepat guna untuk belajar diluar jam sekolah

BAB II

FUNGSI DAN TUJUAN

Pasal 2

Pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak warga masyarakat yang cerdas dan bermartabat untuk mewujudkan kehidupan yang beradab, bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap,kreatif mandiri, mampu bersaing pada taraf nasional dan internasional serta menjadi warga masyarakat yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB III

PRINSIP PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN

Pasal 3

(1) Pendidikan diselenggarakan secara professional, transparan dan

akuntabel serta menjadi tanggung jawab bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah, Masyarakat dan Perserta Didik.

(2) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan system terbuka dan multi makna.

(3) Pendidikan diselenggarakan sebagai satu proses pembudayaan dan pemberdayaan secara berkesinambungan serta berlangsung sepanjang hayat.

Page 8: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(4) Pedidikan diselenggarakan secara adil, demokratis dan tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya local dan kebhinekaan.

(5) Pendidikan diselenggarakan dalam suasana yang menyenangkan, menantang, mencerdaskan dan kompetitif dengan dilandasi keteladanan.

(6) Pendidikan diselenggarakan dengan mengembangkan budaya membaca dan belajar bagi segenap warga masyarakat.

(7) Pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan seluruh komponen pemerintah daerah dan masyarakat serta memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berperanserta dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan.

BAB IV

HAK DAN KEWAJIBAN

Bagian Kesatu

Warga Masyarakat

Pasal 4

(1) Setiap warga masyarakat berhak memperoleh pendidikan yang

bermutu. (2) Warga masyarakat berhak menyelenggarakan pendidikan berbasis

masyarakat. (3) Warga masyarakat yang memiliki kelainan fisik, mental,

emosional, dan mengalami hambatan social berhak memperoleh pendidikan khusus.

(4) Warga Masyarakat yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa berhak mendapatkan pendidikan khusus.

(5) Warga masyarakat di wilayah terpencil dan/atau mengalami bencana alam dan/atau bencana social berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.

(6) Warga masyarakat berperan serta dalam penguasaan, pemanfaatan, pengetahuan ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan pribadi, keluarga, bangsa dan umat manusia.

Pasal 5

(1) Warga masyarakat yang berusia 7 (tujuh) sampai 18 (delapan

belas) tahun wajib mengikuti pendidikan dasar dan menengah sampai tamat.

(2) Warga masyarakat memberikan dukungan sumber daya pendidikan untuk kelangsungan penyelenggaraan pendidikan.

(3) Warga masyarakat berkewajiban menciptakan dan mendukung terlaksananya budaya membaca dan budaya belajar di lingkungannya.

Pasal 6

Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi perkembangan pendidikan anaknya.

Page 9: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pasal 7

(1) Orang tua berkewajiban memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada anaknya untuk memperoleh pendidikan.

(2) Orang tua berkewajiban memberikan kesempatan kepada anaknya untuk berfikir dan berekspresi sesuai dengan tingkat intelektualitas dan usianya.

(3) Orang tua berkewajiban untuk mendidik anaknya sesuai kemampuan dan minatnya.

(4) Orang tua berkewajiban atas biaya untuk kelangsungan pendidikan anaknya sesuai kemampuan, kecuali bagi orang tua yang tidak mampu dibebaskan dari kewajiban tersebut dan menjadi tanggung jawab Pemerintah dan Pemerintah Daerah.

Bagian Kedua

Masyarakat

Pasal 8

(1) Masyarakat berhak berperanserta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan.

(2) Peranserta sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 9

Masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penyelenggaraan pendidikan.

Bagian Ketiga

Peserta Didik

Pasal 10

(1) Setiap peserta didik berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai

dengan agama yang dianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama.

(2) Setiap peserta didik yang memiliki kelebihan kecerdasan berhak mendapatkan kesempatan program akselerasi.

(3) Setiap peserta didik berhak mendapatkan pelayanan pendidikan dan pembelajaran dalam rangka pengembangan pribadi sesuai dengan bakat, minat, kecerdasan dan kemampuannya.

(4) Peserta didik yang berprestasi dan/atau yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikan berhakmendapatka beasiswa dan/atau bantuan biaya pendidikan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah da/atau masyarakat.

(5) Setiap peserta didik berhak memperoleh penilaian hasil belajarnya. (6) Setiap peserta didik berhak mencari meneri, menerima, dan

memberikan informasi sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan dan kepatuhan.

Page 10: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pasal 11

(1) Stiap peserta didk berkewajiban menyelesaikan program pendidikan sesuai kecepatan belajarnya dan tidak menyimpang dari ketentuan batas waktu yang ditetapkan.

(2) Setiap peserta didik berkewajiban menjaga norma-norma pendidikan untuk menjami keberlangsungan proses dan keberhasilan pendidikan.

(3) Setiap peserta didik berkewajiban memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan, ketertiban dan keamanan pada satuan pendidikan yang bersangkutan.

(4) Setiap peserta didik berkewajiban mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Paragraf 1

Pendidik

Pasal 12

Pendidik terdiri dari guru, tutor, pamong belajar, instruktur, fasilitator atau sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartyisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.

Pasal 13

(1) Guru sebagaimana dimaksug Pasal 12, dalam melaksanakan tugasnya berhak : a. memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimal dan

jaminan kesejahteraan sosial; b. mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas

dan prestasi kerja; c. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

dan hak atas kekayaan intelektual; d. memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kopetensi; e. memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana

pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugasnya; f. memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut

menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan ketentuan peraturan perundang-undangan;

g. memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas;

h. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi selama tidak mengganggu tugas dan kewajibannya;

i. memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan;

j. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kopetensi;

k. memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

Page 11: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(2) Dalam melaksanakan tugas guru berkewajiban :

a. merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran termasuk pelaksanaan belajar yang bermutu serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

b. memberikan tauladan dan menjaga nama baik lembaga dan profesi;

c. meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;

d. memotivasi peserta didik melaksanakan waktu belajar diluar jam sekolah;

e. memberikan keteladanan dan menciptakan budaya membaca dan budaya belajar;

f. bertindan obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

g. menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, kode etik guru serta nilai-nilai agama, dan etika;

h. memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan; i. melaksanakan dan mengerjakan tugas profesi selama hari

efektif sekolah dan melaksanakan tugas-tugas lain sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.

Pasal 14

(1) Tutor, pamong belajar, instruktur, fasilitator, atau sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 dalam melaksanakan tugas berhak : a. memperoleh penghasilan sesuai kebutuhan hidup minimal dan

jaminan kesejahteraan sosial berdasarkan status kepegawaian dan beban tugas serta prestasi kerja;

b. memperoleh penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja;

c. memperoleh pembinaan, pendidikan dan pelatihan sebagai pendidik pendidikan nonformal dari pemerintah, pemerintah daerah dan lembaga pendidikan nonformal;

d. memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas; e. memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi

selama tidak mengganggu tugas dan kewajibannya. (2) Dalam melaksanakan Tutor, Pamong Belajar, Instruktur,

fasilitator, atau sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya berkewajiban : a. menyusun rencana pembelajaran; b. melakukan kegiatan pembelajan dengan menggunakan

kurikulum, sarana belajat, media pembelajaran, bahan ajar, maupun metode pembelajaran yang sesuai;

c. mengevaluasi hasil belajar peserta didik; d. menganalisis hasil evaluasi belajar peserta didik; e. melaksanakan fungsi sebagai fasilitator dalam kegiatan

pendidikan formal; f. mengembangkan model pembelajaran pada pendidikan

nonformal; g. melaporkan hasil kemajuan belajar.

Page 12: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Paragraf 2

Tenaga Kependidikan

Pasal 15

(1) Tenaga kependidikan meliputi pengelola satuan pendidik, penilik, pengawas, peneliti, pengembang, pustakawan, laboran, dan teknis sumber belajar.

(2) Tenaga kependidikan berhak mendapatkan : a. penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang layak dan

memadai; b. penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja; c. pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan

kualitas d. perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas;

(3) Tenaga kependidikan berkewajiban : a. menciptakan suasana pendidikan yang bermakna,

menyenangkan, kretif, dinamis, dialogis, inovatif, dan bermartabat;

b. mempunyai komitmen secara professional untuk meningkatkan mutu pendidikan;

c. memberikan tauladan dan menjaga nama baik lembaga dan profesi;

d. memberikan keteladan dan menciptakan budaya membaca dan budaya belajar;

e. mentaati ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Keempat

Pemerintah Daerah

Pasal 16

Pemerintah Daerah wajib : a. mengatur, menyelenggarakan, mengarahkan, membimbing, dan

mengawasi penyelenggaraan pendidikan; b. menetapkan standar pelayanan minimal dalam penyelenggaraan

pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah;

c. memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin pendidikan yang bermutu bagi warga masyarakat tanpa diskriminasi;

d. menyedikan dana guna menuntaskan wajib belajar 9 tahun; e. menyediakan dana guna terselenggaranya wajib belajar 12 tahun

khususnya bagi peserta didik dari keluarga tidak mampu dan anak terlantar;

f. pemberian bea siswa atas prestasi atau kecerdasan yang memiliki peserta didik;

g. memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada warga masyarakat untuk memperoleh pendidikan;

h. mempasilitasi satuan pendidikan dengan pendidik dan tenaga kependidikan yang professional, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu;

i. memfasilitasi tersedianya pusat-pusat bacaan bagi masyarakat; j. mendorong pelaksanaan budaya membaca dan budaya belajar;

Page 13: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

k. membina dan mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat;

l. menumbuh kembangkan sumber daya pendidikan secara terus menerus untuk terselenggaranya pendidikan yang bermutu;

m. memfasilitasi sarana dan prasarana pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi guna mendukung pendidikan yang bermutu;

n. memberikan dukungan kepada perguruan tinggi dalam rangka kerjasama pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;

o. menumbuhkembangkan motivasi, memberikan stimulasi dan fasilitas, serta menciptakan iklim yang kondusif bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penyelenggaran pendidikan;

p. mendorong dunia usaha/dunia industriuntuk berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan dan peningkatan mutu pendidikan.

BAB V

JALUR, JENIS, DAN JENJANG PENDIDIKAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 17

(1) Jalur pendidikan terdiri dari atas pendidikan formal, nonformal,

dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. (2) Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah. (3) Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan,

akademik, profesi, keagamaan, dan khusus.

Pasal 18

Jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau masyarakat, dapat diwujudkan dalam bentuk : a. pendidikan anak usia dini; b. pendidikan dasar; c. pendikan menengah; d. pendikan nonformal; e. pendikan informal f. pendidikan bertaraf internasional dan berbasis keunggulan daerah; g. pendidikan khusus dan layanan khusus; h. pendidikan keagamaan; i. pendidikan keolahragaan.

Page 14: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Bagian Kedua

Pendidikan Anak Usia Dini

Paragraf 1

Fungsi dan tujuan

Pasal 19

(1) Pendidikan anak usia dini berfungsi membina, menumbuhkan, dan mengembangkan seluruh potensi anak usia dini secara optimal sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahapan perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya.

(2) Pendidikan anak usia dini bertujuan : a. membangun landasan bagi perkembangannya potensi peserta

didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga masyarakat yang demokratis dan bertanggungjawab;

b. mengembangkan potensi kercedasan spiritual, intelektual, emosional dan sosial peserta didik pada masa emas pertumbuhannya dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan.

Paragraf 2

Jalur, Bentuk, dan Jenis Pendidikan

Pasal 20

(1) Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur formal, nonformal, dan Informal.

(2) Bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah TK.

(3) Bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi KB, TPA, dan sejenis lainnya seperti SPS (Satuan Paud Sejenis)

(4) Bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), merupakan pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang dilaksanakan masyarakat setempat.

(5) Jenis pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa pendidikan umum.

Pasal 21

Penyelenggaraan pendidikan pada TK, atau bentuk lain yang sederajat memiliki program pembelajaran satu tahun atau dua tahun.

Page 15: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Paragraf 3

Peserta Didik

Pasal 22

(1) Peserta didik TPA atauy bentuk lain yang sedrajat berusia sejak

lahir sampai berusia 6 (enam) tahun. (2) Peserta didik KB atau bentuk lain yang sedrajat berusia 2 (dua)

tahun sampai 4 (empat) tahun. (3) Peserta didik TK, atau bentuk lain yang sedrajat berusia antara 4

(empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.

Pasal 23

Pengelompokan peserta didik untuk program pendidikan pada TPA, KB atau bentuk lain yang sedrajat disesuaikan dengan kebutuhan, usia dan/atau perkembangan anak.

Pasal 24

Peserta didik pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal maupun nonformal dapat dipindah ke jalur atau satuan pendidikan lain yang sedrajat.

Paragraf 4

Penyelenggaraan

Pasal 25

Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur dan tata cara penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud dalam pasal 19 sampai dengan pasal 24 diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga

Pendidikan Dasar

Paragraf 1

Fungsi dan Tujuan

Pasal 26

(1) Pendidikan dasar berfungsi menanamkan nilai-nilai, sikap, dan

rasa keindahan, serta memberikan dasar-dasar pengetahuan, kemampuan, dan kecakapan membaca, menulis, dan berhitung serta kapasitas belajar peserta didik untuk melanjutkan ke pendidikan menengah dan/atau untuk hidup di masyarakat sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Page 16: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(2) Penyelenggaraan pendidikan dasar bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak mulia, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga masyarakat yang demokratis serta bertanggungjawab untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Paragraf 2

Jalur, Bentuk, dan Jenis Pendidikan

Pasal 27

(1) Pendidikan Dasar diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal.

(2) Bentuk satuan pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi SD, SMP atau bentuk lain yang sedrajat serta.

(3) SD terdiri atas 6 (enam) tingkat, SMP terdiri atas 3 (tiga) tingkat kecuali program akselerasi.

(4) Jenis pendidikan dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dapat berupa pendidikan umum, dan khusus.

Paragraf 3 Peserta Didik Pasal 28

(1) Peserta didik pada SD, atau bentuk lain yang sederajat dapat berupa sekurang-kurangnya 6 (enam) tahun.

(2) Bagi peserta didik yang berusia kurang dari 6 (enam) tahun sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat diterima setelah memperoleh rekomendasi tertulis dari spikologi.

(3) Peserta didik pada SMP, atau bentuk lain yng sederajat adalah lulusan SD, atau bentuk lain yang sederajat.

Paragraf 4

Penyelenggaraan

Pasal 29

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan Pendidikan Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 sampai dengan Pasal 28 diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 17: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Bagian Keempat

Pendidikanm Menengah

Paragraf 1

Fungsi dan Tujuan

Pasal 30

(1) Pendidikan menengah atas berfungsi menyiapkan peserta didik

untuk dapat melanjutkan ke pendidikan tinggi dan/atau untuk hidup di masyarakat.

(2) Pendidikan menengah kejuruan berfungsi menyiapkan peserta didik menjadi manusia prodktif dan mampu bekerja mandiri, terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu sesuai persyaratan pasar kerja.

Pasal 31

(1) Pendidikan menengah bertujuan membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, caka, krtitis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut atau bekerja dalam bidang tertentu.

(2) Pendidikan Menengah atas bertujuan untuk membentuk manusia berkualitas secara spiritual, emosional, intelektual, hidup sehat, memperluas pengetahun dan seni, memiliki keahlian dan keterampilan, menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab serta mempersiapkan peserta didikuntuk mengikuti pendidikan lebih lanjut sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional.

(3) pendidikan menengah kejuruan bertujuan untuk membentuk manusia berkualitas secara spiritual, emosioanal, intelektual, dan fisik yang menguasai ilmu pengetahun, teknologi dan seni, memiliki sikap wirausaha dan memberikan bekal kompetensi keahlian kejuruan kepada peserta didik untuk bekerja dalam bidang tertentu sejalan dengan pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Paragraf 2

Jalur, Bentuk, dan Jenis Pendidikan

Pasal 32

(1) Pendidikan Menengah diselenggarakan melalui jalur pendidikan

formal. (2) Pendidikan Menengah berbentuk SMA, SMK, atau bentuk lain

yang sederajat.

Page 18: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(3) SMA dikelompokkan dalam program study sesuai dengankebutuhan untuk belajar lebih lanjut di pendidikan tinggi dan hidup didalam masyarakat.

(4) SMA terdiri atas 3 (tiga) tingkat, kecuali program akselerasi dan untuk SMK dapat ditambah satu tingkat.

(5) Jenis pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat berupa pendidikan umum, kejuruan.

Pasal 33

(1) Penjuruan pada SMA atau bentuk lain yng sederajat berbentuk

bidang keahlian. (2) Setiap bidang keahlian terdiri atas 1 (satu) atau lebih program

keahlian. (3) Pengembangan jenis program keahlian sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) didasarkan pada perkembangan ilmu pengetahun, teknologi, dan/atau seni, dunia industri/dunia usaha ketenagakerjaan baik secara nasional, regional maupun global, kecuali untuk program keahlian yang terkait dengan upaya – upaya pelestarian warisan budaya.

(4) Penataan dan pengembangan spectrum program keahlian dilaksanakan pemerintah daerah setelah mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan (stake holders)

Paragraf 3

Peserta Didik

Pasal 34 Peserta didik pada SMA, SMK, atau bentuk lain yang sederajat adalah warga masyarakat yang telah lulus dari SMP, atau satuan pendidikan lainnya yang sederajat.

Pasal 35

(1) Peserta didik pada SMA, SMK, atau bentuk lain yang sederajat dapat pindah program keahlian pada jalur dan satuan pendidikan lain yang setara sesuai dengan persyaratan.

(2) Peserta didik yang belajar di Negara lain pada jenjang pendidikan menengah berhak pindah ke SMA, SMK, atau bentuk lain yang sedrajat.

Paragraf 4

Penyelenggaraan

36

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan Pendidikan Menegah sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 sampai dengan pasal 35 diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 19: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Bagian Kelima

Pendidikan Nonformal

Paragraf 1

Fungsi dan Tujuan

Pasal 37

(1) pendidikan nonformal berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan untuk mengembangkan potensinya dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional, serta pengembangan sikap dan kepribadian professional dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hidup.

(2) Pendidikan nonformal bertujuan untuk membentuk manusia yang memiliki kecakapan hidup, keterampilan, sikap wira usaha, dan kompetensi untuk bekerja dalam bidang tertentu, dan/atau melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

Paragraf 2

Bentuk dan Program Pendidikan

Pasal 38

(1) Santuan pendidikan nonformal berbentuk : a. lembaga kusus; b. lembaga pelatihan; c. kelompok belajar; d. pusat kegiatan belajar masyarakat; e. satuan pendidikan yang sejenis. (2) Lembaga khusus dan lembaga pelatihan menyelenggarakan

pendidikan bagi warga masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, sikap dan kecakapan hidup untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, berusaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ketingkat yang lebih tinggi.

(3) Kelompok belajar menyelenggarakan kegiatan untuk menampung dan memenuhi kebutuhan belajar sekelompok warga masyarakat yang ingin belajar melalui jalur pendidikan nonformal.

(4) Pusat kegiatan belajar masyarakat mempasilitasi penyelenggaraan berbagai program pendidikan nonformal untuk mewujudkan masyarakat gemar belajar dalam rangka mengakomodasi kebutuhannya akan pendidikan sepanjang hidup, dan berasaskan dari, oleh, dan untuk masyarakat.

Pasal 39

Program pendidikan nonformal meliputi : a. pendidikan kecakapan hidup; b. pendidikan anak usia dini; c. pendidikan kepemudaan dfan olah raga; d. pendidikan pemberdayaan perempuan;

Page 20: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

e. pendidikan keaksaraan; f. pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja; g. pendidikan kesetaraan; serta h. pendidikan lainnya.

Pasal 40

(1) Pendidikan kecakapan hidup sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 huruf a merupakan pendidikan yang memberikan kecakapan personal, intelektual, sosial, dan kecakapan vokasional untuk bekerja, berusaha, dan/atau hidup mandiri.

(2) Pendidikan kecakapan hidup berfungsi meningkatkan kecakapan personal, intelektual, sosial, dan kecakapan vokasional untuk bekerja, berusaha, dan/atau hidup mandiri.

(3) Pendidikan kecakapan hidup dapat dilaksanakan secara tertintegrasi dengan program-program pendidikan nonformal lainnya dan/atau tersendiri.

Pasal 41

(1) Pendidikan kepemudaan dan olah raga sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 huruf c merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk mempersiapkan kader pimpinan bangsa.

(2) Pendidikan kepemudaan dan olah raga berfungsi mengembangkan potensi pemuda dengan penekanan pada penguatan nilai keimanan dan ketaqwaan, wawasan kebangsaan, etika dan kepribadian, estetika, ilmu pengetahuan dan teknologi, sikap kewirausahaan, kepeloporan, serta kecakapan hidup bagi pemuda sebagai kader pimpinan bangsa.

(3) Pendidikan kepemudaan mencakup berbagai bentuk pendidikan dan pelatihan dibidang keagamaan, etika dan kepribadian, wawasan kebangsaan, kepanduan/kepramukaan, seni dan budaya, ilmupengetahuan teknologi, kesehatan dan keolah ragaan, kepeloporan, kepemimpinan, palang merah, pecinta alam dan lingkungan hidup, kecakapan hidup dan kewirausahaan.

Pasal 42

(1) Pendidikan pemberdayaan perempuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 huruf d merupakan pendidikan untuk mengangkat harkat dan martabat perempuan.

(2) Pendidikan pemberdayaan perempuan berfungsi meningkatkan kemampuan perempuan dalam pengembangan potensi diri, nilai, sikap dan etika perempuan agar mampu memperoleh hak dasar kehidupan yang setara dan adil secara gender dalam kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangda dan bernegara.

(3) Pendidikan pemberdayaan perempuan mencakup : a. peningkatan akses pendidikan bagi perempuan; b. pencegahan terhadap pelanggaran hak-hak dasar perempuan;

dan c. penyadaran terhadap harkat dan martabat perempuan.

Pasal 43

Page 21: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(1) Pendidikan keaksaraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 39

huruf e merupakan pendidikan bagi warga masyarakat yang buta aksara agar mereka dapat membaca, menulis, berhitung, berbahasa Indonesia, dan berpengetahuan dasar untuk meningkatkan kualitas hidupnya.

(2) Pendidikan keaksaraan berfungsi memberikan kemampuan dasar membaca, menulis, berhitung, dan berkomunikasi dalam bahasa Indonesia kepada peserta didik yang dapat dimapfaatkan dalam kehidupan sehari-hari.

(3) Pendidikan keaksaraan dilaksanakan terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup.

Pasal 44

(1) Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja sebagaimana

dimaksud dalam pasal 39 huruf f merupakan pendidikan yang diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan keterampilan fungsional yang sesuai kebutuhan dunia kerja atau kebutuhannya untuk menjadi manusia produktif.

(2) Pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja berfungsi untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian professional sesuai dengan kebutuhan dunia kerja atau kebutuhannya untuk menjadi manusia produktif.

Pasal 45

(1) Pendidikan kesetaraan sebagaimana dimaksud dalam pasal 39 huruf g merupakan program pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD, SMP, dan SMA yang mencakup program Paket A, Paket B, dan Paket C.

(2) Pendidikan kesetaraan berfungsi sebagai layanan jenjang pendidikan dasar dan menengah pada jalur pendidikan nonformal.

(3) Program Paket A berfungsi memberikan pendidikan umum setara SD.

(4) Program Paket B berfungsi memberikan pendidikan umum setara SMP.

(5) Program Paket C berfungsi memberikan pendidikan umum setara SMA.

(6) Pendidikan kesetaraan dilaksanakan terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup.

Paragraf 3

Peserta Didik

Pasal 46

(1) Peserta didik lembaga pendidikan, lembaga khusus, dan lembaga pelatihan adalah warga masyarakat yang memerlukan bekal untuk mengembangkan diri, bekerja, dan/atau melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

Page 22: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(2) Peserta didik pada kelompok belajar dan pusat kegiatan belajar masyarakat adalah warga masyarakat yang ingin belajar untuk mengembangkan diri, bekerja, dan/atau melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

(3) Peserta didik pada pendidikan kepemudaan adalah warga masyarakat pemuda.

(4) Peserta didik pada pendidikan keaksaraan adalah warga masyarakat usia 15 (lima belas) tahun keatas yang belum dapat membaca, menulis, berhitung dan/atau berkomunikasi dalam bahasa Indonesia.

(5) Peserta didik pada program paket A adalah anggota masyarakat yang menempuh pendidikan setara SD.

(6) Perserta didik pada program Paket B adalah anggota masyarakat yang telah lulus program Paket A, atau SD atau pendidikan lain yang sedrajat yang menempuh pendidikan setara SMP.

(7) Peserta didik pada program Paket C adalah anggota masyarakat yang telah lulus program Paket B, atauSMP/MTs atau pendidikan lainyang sedrajat yang menempuh pendidikan setara SMA.

Paragraf 4

Penyelenggaraan

Pasal 47

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan Pendidikan Nonformal sebagaimana dimaksud dalam pasal 37 sampai dengan pasal 46 diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keenam

Pendidikan Informal

Paragraf 1

Fungsi dan Tujuan

Pasal 48

(1) Pendidikan Informal berfungsi sebagai upaya mengembangkan potensi warga masyarakat guna mendukung pendidikan sepanjang hidup.

(2) Pendidikan informal bertujuan untuk memberikan keyakinan agama, menanamkan nilai budaya, nilai moral, etika dan kepribadian, estetika, serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

Paragraf 2

Page 23: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Bentuk dan Program Pendidikan

Pasal 49

(1) Pendidikan Informal dilakukan keluarga dan/atau lingkunmgan

yang berbentuk kegiatan pembelajaran secara mandiri. (2) Pendidikan informal sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

meliputi : pendidikan yang dilakukan melalui media masa, pendidikan masyarakat melalui berbagai kegiatansosial dan budaya, serta interaksi dengan alam.

Paragraf 3

Peserta Didik

Pasal 50

Peserta didik pada pendidikan informal adalah setiap warga masyarakat.

Paragraf 4

Pengakuan Hasil Pendidikan Formal

Pasal 51

(1) Hasil pendidikan informal diakui sama dengan pendidikan formal maupun nonformal setelah ujian oleh lembaga yang ditunjuk oleh Pemerintah/Pemerintah Daerah.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai ujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketujuh

Pendidikan Khusus

Paragraf 1

Fungsi dan Tujuan

Pasal 52

(1) Pendidikan khusu berfungsi memberikan layanan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kendala, fisik, emosional, mental, sosial dan/atau peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa.

(2) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang mengalami kendala fisik, emosional, mental dan sosial bertujuan untukmengembangkan potensi pengetahuan, keterampilan dan kepribadian seoptimal mungkin menuju kemandirian hidup.

(3) Pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan /atau bakat istimeawa bertujuan untuk

Page 24: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

mengembangkan kelebihan kualitas kecerdasan spiritual, intelektual, emosional, sosial, dan bakat istimewa yang dimilikinya.

Paragraf 2 Jalur, Bentuk, dan Jenis Pendidikan Pasal 53

(1) Pendiddikan khusus diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal.

(2) Pendididkan khusus formal bagi peserta didik yang memiliki kendala fisik, emosional, mental, sosial berbentuk Sekolah Luar Biasa (SLB) dan/atau kelas inklusif sesuai dengan jenjang masing – masing.

(3) Pendikikan khusus formal bagi peseta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat diselenggarakan pada satuan pendidikan SD, SMP, SMA, SMK, atau bentuk lain yuang sederajat.

(4) Bentuk penyelenggaraan program pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasasn dan/atau bakat istimewa sebagai mana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan dalam bentuk kelas khusus dan/atau satuan pendidikan khusus.

(5) Pendikiakn khusus formal bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa program percepatan, program pengayaan, atau gabungan program percepatan dan program pengayaan.

(6) Pendidikan khusus non formal berbentuk lembaga kursus, kelompok belajar, lembaga pelatihan, serta satuan pendidikan lain yang sederajat.

(7) Pendidikan khusus informal berbentuk pendidikan keluarga dan lingkungan.

(8) Jenis pendidikan khusus sebagaimana dimaksud ayat (!) dapat berupa pendidikan umum, kejuruan, dan khusus.

Paragaraf 3 Peserta didik Pasal 54

Peserta didik pada pendidikan khusus adalah warga masyarakat yang memenuhi peresyaratan sebagaimana dimaksud pada Pasal 52.

Paragraf 4 Penyelenggaraan Pasal 55

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan pendidikan khusus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 sampai dengan Pasal 54 diatur dalam Peraturan Bupati.

Page 25: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Bagian Kedelapan Pendidikan Keagamaan Paragraf 1 Fungsi dan Tujuan Pasal 56

(1) Pendidikan keagamaan berfungsi menyiapkan peserta didik menjadi warga masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli ilmu agama.

(2) Pendidikan keagamaan bertujuan untuk membentuk peserta didik yang memahami dan mengamalkan niali – nilai ajaran agamanya dan/atau menjadi ahli agama berwawasan luas, kritis, kreatif, inivatif, dan dinamis dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertaqwa, dan berakhlak mulia.

Paragraf 2 Jalur dan Bentuk Pendidikan Pasal 57

Jalur dan Bentuk Pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Paragraf 3 Penyelenggaraan dan Pengelolaan Pasal 58

(1) Penyelenggaraan dan dan pengelolan pendidikan keagamaan harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

(2) Pemerintah Daerah dapat memberi bantuan sumber daya pendidikan kepada pendidikan keagamaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 59

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penyelenggaraan Pendidikan Keagamaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 56 sampai dengan Pasal 58 diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VI

Page 26: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

PENGELOLAAN PENDIDIKAN Bagian Kesatu Umum Pasal 60

(1) Pengelolaan Pendidikan dilakukan oleh : a. Pemerintah; b. Pemerintah Daerah c. Badan Hukum penyelenggara satuan pendidikan pada jalur

pendidikan formal dan badan hukum penyelenggaraan satuan pendidikan pada jalur pendidikan non formal.

d. Satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan non formal.

(2) Pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan kepada : a. pemerataan askes pendidikan dan pencapaian standar minimal

mutu layanan pendidikan; b. pendidikan mutu, relevansi dan daya saing pendidikan; c. peningkatan efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan pencitraan

publik. Pasal 61

(1) Pengelolaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 60 didasarkan pada program kerja dan anggaran tahunan yang disusun sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan .

(2) Program kerja dan anggaran tahunan sebagaimna dimaksud pada ayat (1) yang disusun oleh Pemerintah Daerah didasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD).

(3) Program kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang disusun badan hukum penyelenggara satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan/atau badan hukum penyelenggara satuan pendidikan pada jalur pendidikan nonformal didasarkan pada rencana strategis masing-masing mengacu pada RPJMD dan RPJPD.

(4) Program kerja dan anggaran tahunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang disusun satuan pendidikan pada jalur pendidikan formal dan satuan pendidikan pada jalur pendidikan non formal didasarkan pada rencana strategis masing-masing yang mengacu pada RPJMD dan RPJPD.

Bagian Kedua Pengelolaan dan Pemerintahan Daerah Pasal 62

(1) Bupati bertanggung jawab mengelola sistem pendidikan di daerah dan menetapkan kebijaksanaan daerah di bidang pendidiakan sesuai dengan kewenagan.

Page 27: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(2) Kebijakkan daerah dibidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dituangkan sekurang-kurangnya dalam : a. rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); b. rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD); c. peraturan Perundang-Undangan daerah bidang pendidikan.

(3) Kebijakan daerah dibidang pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) mengikat : a. semua Perangkat Daerah; b. badan hukum penyelengara satuan pendidikan; c. satuan pendidikan yang belum berbadan hukum; d. penyelenggara pendidikan formal, nonformal dan informal; e. dewan Pendidikan Kabupaten; f. pendidik dan tenaga kependidikan; g. komite sekolah atau nama lain yang sejenis; h. peserta didik; i. orang tua/wali peserta didik; j. masyarakat; k. pihak-pihak lain yang terkait dengan pendidikan.

Pasal 63

(1) Pemerintah Daerah mengarahkan, membimbing, mensupervisi, mengawasi, mengkoordinasikan, memantau, mengevaluasi dan mengendalikan penyenggara satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sesuai dengan kebijakan nasional bidang pendidikan dan kebijakan daerah bidang pendidikan dalam rangka pengelolaan sistem pendidikan nasional.

(2) Pemerintah Daerah bertanggung jawab : a. menyenggarakan sekurang-kurannya Pendidikan anak usia

dini, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Nonformal, Pendidikan Informal, Pendidikan Khusus;

b. memfasilitasi penyelenggaraan pendidikan anak usia dini, pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Nonformal, Pendidikan Informal, Pendidikan Khusus;

c. mengkoordinasikan penyelenggaraan pendidikan, pembinaan, pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, untuk pendidikan formal, nonformal dan informal yang diselenggarakan Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat;

d. menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun;

e. menuntaskan program buta aksara; f. mendorong percepatan pencapaian target nasional bidang

pendidikan di daerah; g. mengkoordinasikan dan mensupervisi pengembangan

kurikulum pendidikan; h. mengevaluasi penyelenggara dan pengelola satuan pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan jalur pendidikan nonformal untuk pengendalian dan penjaminan mutu pendidikan.

Pasal 64

(1) Pemerintah Daerah melakukan pembinaan penjaminan mutu satuan pendidikan dan/atau program pendidikan dengan berpedoman pada kebijakan nasional bidang pendidikan, standar nasional pendidikan dan pedoman penjamin mutu yang diterbitkan oleh departemen pendidikan nasional;

(2) Pemeriintah Daerah melaksanakan akreditasi terhadap satuan pendidikan dan/atau program pendidikan pada jalur pendidikan

Page 28: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

formal dan nonformal pada setiap jenjeng dan jenis pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Untuk melaksanakan akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Bupati membentuk Unit Pelaksanan Akreditasi Sekolah Kabupaten untuk pendidikan formal dan pendidikan nonforma.

Pasal 65

(1) Pemerintah Daerah mengembangkan dan melaksanakan sistem informasi pendidikan daerah secara online dan kompartible dengan sistem informasi pendidikan nasional yang dikembangkan departemen Pendidikan Nasional.

(2) Sistem informasi pendidikan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup data dan informasi pendidikan pada semua jalur, jenjang, jenis, satuan, program pendidikan.

(3) Pemerintah daerah mendorong satuan pendidikan untuk mengembangkan dan melaksanakan Sistem Informasi Pendidikan sesuai dengan kewenangan.

(4) Sistem informasi pendidikan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dirancang untuk menunjang pengambilan keputussan, kebijakan pendidikan yang dilakukan Pemerintah Daerah dan dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan pendidikan.

Bagian Ketiga Pengelolaan oleh Badan Hukum Penyelenggara Satuan Pendidikan Formal dan Pendidikan Nonformal Pasal 66

(1) Badan Hukum penyelenggara satuan pendidikan formal dan/atau badan hukum penyelenggaraan pendidikan nonformal bertanggung jawab terhadap satuan dan/atau program yang diselenggarakan.

(2) Tanggung jawab sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. menjamin ketersediaan sumberdaya pendidikan secara teratur

dan berkelanjutan bagi terselenggaranya pelayanan pendidikan sesuai dengan standar nasional pendidikan;

b. menjamin akses pelayanan pendidikan bagi peserta didik yang memenuhi syarat sampai batas daya tampung satuan pendidikan;

c. mensupervisi dan membantu satuan dan /atau program pendidikan yang diselenggaraknnya dalam melakukannya penjaminan mutu, dengan berpedoman pada kebijakan nasional bidang pendidikan, standar pendidikan nasional, dan pedoman penjaminan mutu yang diterbitkan Departemen Pendidikan Nasional;

d. memfasilitasi akreditasi satuan dan/atau program pendidikan oleh badan akreditasi sekolah tingkat nasional/provinsi atau Badan Akreditasi Nasional Pendidikan nonformal dan /atau Lembaga Akreditasi lain yang diakui oleh Pemerintah;

e. tanggung jawab lainnya sesuai dengan ketentuan peratuaran perundang-undangan;

f. membina, mengembangkan, dan mendayagunakan pendidik dan tenaga kependidikan yang berada dibawah binaan pengelola.

Bagian Kempat

Page 29: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pengelolaan Oleh Satuan Pendidikan Pasal 67

Pengelolan oleh satuan pendidikan meliputi perencanaan program, pengembangan kurikulum, penyelenggaraan pembelajaran, pendayagunaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, pengelolaan sarana dan prasarana, penilaian hasil belajar, pengendalian, pelaporan dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan lainnya sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah/satuan pendidikan nonformal.

Pasal 68

(1) Pengeloaan satuan pendidikan anak usia dini,dasar,dan menengah dilaksanakan berdasarkan standar pelayanan minimal dengan prinsip manajemen berbasis sekolah.

(2) Standar pelayanan minimal sebagaimana dimaksud papa ayat (1) dikembangkan mengacu pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP).

(3) Manajemen berbasis sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan pada prinsip kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan dan akuntabilitas.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai standar pelayanan minimal dan manajemen berbasis sekolah mengacu pada peraturan Menteri Pendidikan Nasional dan dikembankan sesuai dengan kebutuhan.

(5) Standar Pelayanan Minimal yang dikembangkan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati. BAB VII KURIKULUM Pasal 69

(1) Kurikulum program kegiatan belajar pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah,mengacu standar nasional pendidikan dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pendidikan Kabupaten Tabanan.

(2) Kurikulum pendidikan pada jalur pendidikan nonformal,pendidikan informal,pendidikan berbasis keunggulan daerah, dan pendidikan khusus menggunakan standar nasional pendidikan,potensi dan keunggulan local. Pasal 70

(1) Kurikulum pada satuan pendidikan dasar,pendidikan menengah dan jalur pendidikan nonformal dapat dikembangkan dengan standar yang lebih tinggi dari standar nasional pendidikan sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan dengan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1),dilaksanakan berdasarkan prinsip-prisip sebagai berikut : a. berbasis kompetensi, perkembangan,kebutuhan,kepentingan

peserta didik dan lingkungan; b. beragam dan terpadu; c. tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

seni dan budaya;

Page 30: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

d. relevan dengan kebutuhan kehidupan; e. menyeluruh dan berkesinambungan; f. belajar sepanjang hayat; g. seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pedoman penyusunan dan pengembangan kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB VIII PENDIDIKAN LINTAS SATUAN DAN JALUR PENDIDIKAN Pasal 71

(1) Peserta didik SD, SMP, SMA, dan SMK atau bentuk lain yang sederajat dapat: a. pindah satuan atau program pendidikan sejenis; b. mengambil program atau mata pelajaran pada jenis dan/atau

jalur pendidikan pada jalur yang sama, atau berbeda sesuai persyaratan akademik satuan pendidikan penerima.

(2) ketentuan lebih lanjut mengenai tatacara perpindahan peserta didik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 72

(1) Peserta didik SD, SMP,SMA, dan SMK atau bentuk lain yang sederajat dapat mengambil mata pelajaran atau program pendidikan pada satuan pendidikan non formal yang terskreditasi untuk memenuhi ketentuan kurikulum pendidikan formal yang bersangkutan.

(2) Peserta didik pada satuan pendidikan non formal dapat mengambil mata pelajaran untuk program pendidikan pada satuan pendidikan formal untuk memenuhi beban belajar pendidikan non formal yang bersangkutan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pengambilan mata pelajaran atau program pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB IX BAHASA PENGANTAR Pasal 73

(1) Bahasa pengantar dalam Pendidikan menggunakan Bahasa Indonesia.

(2) Bahasa Daerah dapat dipergunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan .

(3) Bahasa Asing dapat dipergunakan sebagai bahasa pengantar selain bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan peserta didik.

BAB X

Page 31: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

PENDIDIK DAN TENAGA PENDIDIKAN Bagian Kesatu Umum Pasal 74

(1) Pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal (12) merupakan

tenaga professional yang tugasnya merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, menganalisis, dan menindak lanjuti hasil pembelajaran.

(2) Tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud Pasal (15) ayat (1) bertugas melaksanakan administrasi pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan.

Bagian Kedua Persyaratan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pasal 75

(1) Pendidik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (1) harus memiliki kwalifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

(2) Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal S1 dan/atau D IV

(3) Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah meliputi : a. kompetensi pedagogic; b. kompetensi kepribadian ; c. kompetensi professional; d. komoetensi sosial.

(4) Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan/atau sertifikat keahlian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetapi memiliki keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik setelah melewati uji kelayakan dan kesetaraan.

(5) Ketentuan mengenai persyaratan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 74 ayat (2) diatur dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pasal 76

(1) Pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan non formal yang diselenggarakan Pemerintah Daerah, dilakukan Bupati dengan memperhatikan keseimbangan antara penempatandan dan kebutuhan, yang pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 32: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(2) Pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan non formal yang diselenggarakan masyarakat, dilakukan penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan, dengan memperhatikan persyaratan sebagaimana ditetapkan dalam ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Pengankatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) tidak boleh diskriminasi.

Pasal 77

(1) Penugasan pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan non formal yang diselenggarakan Pemerintah Daerah dilakukan Bupati atas usulan Kepala Dinas.

(2) Penugasan pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan masyarakat, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan.

Pasal 78

(1) Pemindahan tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang kedudukannya Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan non formal yang diselenggarakan Pemerintah Daerah dilaksanakan oleh Kepala Dinas.

(2) Pemindahan tugas pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksu ayat (1), dilakukan dalam rangka pembinaan karier, peningkatan ilmu pendidikan dan pemerataan tenaga pendidikan disetiap satuan pendidikan.

Pasal 79

(1) Pemberhentian dengan hormat terhadap pendidik dan tenaga kependidikan, atas dasar: a. permohonan sendiri; b. meninggal dunia; c. mencapai batas usia pension; d. diangkat dalam jabatan lain pada jenjang satuan pendidikan;

(2) Pemberhentian dengan tidak hormat terhadap pendidik dan tenega pendidikan,atas dasar: a. hukuman jabatan; b. akibat pidana penjara berdasarkan keputusan pengadilan yang

mempunyai kekuatan hukum tetap; c. melakukan perbuatan melanggar peraturan perundang-

undangan; d. menjadi anggota atau pengurus partai politik.

Bagian Keempat

Page 33: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pembinaan dan Pengembangan Pasal 80

Penyelenggaraan satuan pendidikan wajib membina dan mengembangkan pendidik dan tenaga kependidikan.

Pasal 81

(1) pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak uasia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan pemerintah dan/atau masyarakat sebagai mana dimaksud dalam Pasal 80, meliputi pendidkan dan pelatihan, kenaikan pangkat dan jabatan, didasarkan pada prestasi kerja dan disiplin.

(2) Pendikan dan pelatihan pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan dan profesionalisme.

Pasal 82

(1) pembinaaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan sebagaimna dimaksud dalam Pasal 81 ayat (1) , yang kedudukannya sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(2) Pembinaan dan pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan pemerintah daerah yang kedudukannya bukan Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) dilaksanakan oleh kepala dinas.

Pasal 83

(1) Pembinaan disiplin pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasr, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal yang diselenggaakn pemerintah daerah menjadi tanggung jawab kepala dinas.

(2) Pembinaan disiplin pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan noformal yang diselenggarakan masyarakat menjadi tanggung jawab penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan

Bagian Kelima Kesejahteraan Pasal 84

Pendidik dan tenaga kependidikan yang kedudukannya sebagai Pegawai Neeri Sipil berhak memperoleh penghasilan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Pasal 85

Page 34: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan yang kedudukannya bukan Pegawai Negeri Sipil /NonPNS, pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan pemerintah daerah dilaksanakan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 86

(1) Pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonforamal yang diselenggarakan masyarakat yang kedudukannya bukan Pegawai Negeri Sipil (Non PNS) berhak memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan sosial didasarkan pada perjanjian tertulis yang dibuat antara penyelenggara satuan pendidikan dengan pendidik dan/atau tenaga kependidikan bersangkutan.

(2) Pemerntah daerah dapat memberikan tambahan penghasilan kepada pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan kependidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan masyarakat.

(3) Dunia usaha dan dunia industri dapat membantu kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan pemerintah daerah dan masyarakat.

Pasal 87

Ketentuan lebih lanjut mengenai kesejahteraan pendidik dan tenaga kependidikan asebagai mana dimaksud Pasal 85 dan 86 diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keenam Penghargaan Pasal 88

(1) Penghargaan kepada pendidik dan tenaga kependidikan diberikan atas dasar prestasi kerja, pengabdian, kesetiaan kepada Negara, berjasa terhadap Negara karya luar biasa dan/atau meninggal dalam menjalankan tugas.

(2) Penghargaan sebagaimana dimana dimaksud pada ayat (1) dapat diberikan oleh Pemerintah Daerah dan/atau dunia usaha dan/atau penyelenggara dan pengelola pendidikan berupa kenaikan pangkat, tanda jasa, atau penghargaan lain.

(3) Selain bentuk penghargaan sebagaiman dimaksud pada ayat (2), dapat juga diberikan dalam bentuk piagam, lencana, dan/atau beasiswa.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pemberian penghargaan kepada pendidik dan/ atau tenaga kependidikan sebagaimana dimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3) diatur dengan Keputusan Bupati.

Bagian Ketujuh

Page 35: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Perlindungan Pasal 89

(1) Perlindungan diberikan kepada setiap pendidik dan tenaga kependidikan

(2) Perlindungan sebagaimana dimaksud ayat(1) meliputi: a. Perlindungan hukum yang mencakup terhadap tindak

kekerasan, ancaman perlakuan diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil dari peserta didik , orang tua peserta didik, masyarakat, aparatur, dan/atau pihak lain.

b. Perlindunagan profesi yang mencakup perlindungan terhadap pelaksanaan tugas sebagai tenaga professional yang meliputi pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar, pembatasan ketentuan akademik dan pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat dalam pelaksanaan tugas.

c. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang mencakup perlindungan terhadap resiko, gangguan keamanan kerja, keselamatan kerja dan resiko lain.

Bagian Kedelapan Organisasi Profesi Pasal 90

(1) Pendidik dan tenaga kependidikan dapat menjadi anggota profesi sebagai wadah yang bersifat mandiri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak mengganggu tugas dan tanggung jawab.

(2) Organisasi profesi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk meningkatkan dan/atau mengembangkan kemampuan, profesionalitas.

Bagian Kesembilan Kepala Sekolah Paragraf I Umum Pasal 91

(1) Untuk dapat diangkat sebagai Kepala Sekolah pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, selain memiliki standar kompetensi minimal dan kualifikasi, juaga harus memenuhi persyaratan : a. bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b. setia kepada Pancasila sebagai Dasar Negara, Undang –

undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; c. bestatus sebagai guru; d. sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan

kesehatan menyeluruh dari dokter;

Page 36: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

e. tadak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau lebih, dibuktikan dengan surat keterangan dari Kepolisian setempat;

f. memiliki komitmen untuk mewujudkan tujuan pendidikan; g. memiliki kemampuan manajemen pendidikan; h. memiliki pengalaman sebagai pendidik dan/atau membimbing

sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sejak diangkat menjadi pendidik.

(2) Guru yang akan mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah selain memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), juga harus memenuhi persyaratan lain yang berlaku sebagai PNS sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

(3) Pengangkatan Kepala sekolah pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan non formal yang diselenggarakan masyarakat, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

Paragraf 2 Pemindahan dan Pemberhentian Pasal 92

(1) Pemindahan Kepala Sekolah pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dilakukan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Kepala Dinas sesuai dengan peraturan perundang – undangan.

(2) Pemberhentian Kepala Sekolah pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dilakukan Pemerintah Daerah, dalam hal ini Bupati sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

(3) Pemindahan dan pemberhentian Kepala Sekolah pada satuan pendidikan usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan masyarakat, dilakukan oleh penyelenggara satuan pendidikan yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.

Paragraf 3 Tugas dan tanggung Jawab Pasal 93

(1) Kepala Sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab, pada satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah dibantu oleh Wakil Kepala Sekolah dan seorang Tata Usaha.

Page 37: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(2) Kepala Sekolah/ PKBM bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi, membina pendidik dan tenaga kependidikan, mendayagunakan serta memelihara sarana dan prasarana pendidikan.

(3) Kepala Sekolah / PKM bertanggung jawab atas pelaksanaan program wajib belajar pada satuan pendidikan yang dipimpinnya.

(4) Kepala Sekolah mendorong terlaksananya jam wajib belajar diluar jam sekolah dan budaya membaca bagi peserta didik.

(5) Kepala Sekolah / PKBM melaporkan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab secara periodic kepada Kepala Dinas.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai mekanisme dan tata cara pertanggung jawaban pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Kepala Sekolah / PKBM sebagaimana dimaksud pada ayat (5), diatur dengan Peraturan Bupati.

Pasal 94

(1) Kepala Sekolah / PKBM wajib melarang segala bentuk promosi barang dan/atau jasa di lingkungan sekolah atau tempat belajar mengajar yang cenderung mengarah kepada komersialisasi pendidikan.

(2) Kepala Sekolah / PKBM wajib melarang kegiatan yang dianggap merusak citra sekolah dan demoralisasi peserta didik.

Pasal 95

(1) Kepala Sekolah / PKBM wajib mewujudkan kawasan sekolah/PKBM yang bersih, aman, tertib, sehat, nyaman, hijau, dan kekeluargaan.

(2) Kepala Sekolah/ PKBM wajib melarang dan mengawasi peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan terhadap penggunaan minuman beralkohol dan penyalahgunan narkotika serta spikotropika.

(3) Kewajiban kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Paragraf 4 Masa Tugas Kepala Sekolah Pasal 96

(1) Tugas tambahan sebagai kepala sekolah diberikan untuk satu masa tugas selama empat tahun.

(2) Masa tugas tambahan kepala sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diperpanjang atau diangkat kembali untuk satu kali masa tugas.

(3) Guru yang melaksanakan tugas tambahan sebagai kepala sekolah dua kali masa tugas berturut-turut, dapat ditugaskan kembali menjadi kepala sekolah apabila : a. telah melewati tenggang waktu sekurang- kurangnya 1 (satu)

kali masa tugas; atau b. memiliki prestasi yang istimewa dengan tanpa tenggang waktu

dan ditugaskan di sekolah lain.

Page 38: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(4) kepala sekolah yang masa tugasnya berakhir dan/atau tidak diberikan tugas sebagai kepala sekolah tetap melaksanakan tugas sebagai guru sesuai dengan jenjang jabatannya dan berkewajiban melaksanakan proses belajar mengajar atau bimbingan dan konseling sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 97

Pengangkatan kepala sekolah swasta yang dari PNS dapat dibantu pembiayaannya oleh Pemerintah Daerah

Paragraf 5

Asosiasi

Pasal 98

(1) Kepala Sekolah/PKBM dapat membentuk asosiasi sebagai wadah yang bersifat mandiri.

(2) Asosiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertunjuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan, serta profesionalisme dalam penyelenggaraan pendidikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembentukan asosiasi Kepala Sekolah/PKBM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2), sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

BAB XI

PRASARANA DAN SARANA

Pasal 99

(1) Setiap penyelenggara satuan pendidikan wajib menyediakan

prasarana dan sarana yang memadai untuk keperluan pendidikan sesuai pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial emosional, dan kejiwaan peserta didik.

(2) Pengadaan prasarana dan sarana yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan dilakukan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat.

(3) Pendayagunaan prasarana dan sarana pendidikan sesuai tujuan dan fungsinya menjadi tanggung jawab penyelengaraan dan/atau pengelola satuan pendidikan.

Pasal 100

(1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan prasarana dan sarana yang

memadai pada satuan pendidikan pemerintah. (2) Pemerintah Daerah dapat memberikan bantuan prasarana dan

sarana pendidikan pada penyelenggara satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat.

(3) Bupati menetapkan standar prasarana dan sarana minimal pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan noformal sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 39: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pasal 101

(1) Bupati dapat memberikan penghargaan atau kemudahan kepada masyarakat dan/atau pelaku usaha yang memberikan bantuan prasarana dan sarana pendidikan.

(2) Pemberian penghargaan atau kemudahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 102

(1) Prasarana pendidikan berupa bangunan gedung, wajib memenuhi

persyaratan administratif dan persyaratan teknis sesuai fungsinya. (2) Persyaratan administratif bangunan gedung sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) meliputi persyaratan status hak atas tanah, status kepemilikan bangunan gedung, ijin mendirikan bangunan, dan ijin penggunaan bangunan.

(3) Persyaratan teknis bangunan gedung sebagaimana dimaksud ayat (1), meliputi persyaratan taat bangunan dan persyaratan keandalan dan kelayakan bangunan gedung.

(4) Ketentuan persyaratan bangunan gedung pendidikan sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2), dan ayat (3), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 103

Penghapusan prasarana dan sarana pendidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat dilakukan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XII

EVALUASI, AKREDITASI, DAN SERTIFIKASI

Bagian Kesatu

Evaluasi

Pasal 104

(1) Evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan yang dilakukan sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

(2) Evaluasi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, lembaga,

dan program pendidikan pada jalur pendidikan formal dan pendidikan nonformal untuk semua jenjang, satuan, dan jkenis pendidikan.

Page 40: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pasal 105

(1) Evaluasi hasil belajar peserta didik dilaksanakan pendidik untuk

memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan.

(2) Evaluasi peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, lembaga, dan program pendidikan pada jalur pendidikan formal dan pendidikan nonformal dilakukan Pemerintah Daerah dan/atau lembaga mandiri secara berkala, menyeluruh, tranparan, dan sistimatik untuk menilai pencapaian standar nasional pendidikan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dilaporkan kepada Bupati.

Pasal 106

(1) Lembaga mandiri sebagaimana dimaksud dalam pasal 104 ayat (2), dapat melaksanakan fingsinya setelah mendapatkan persetujuan Bupati.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai lembaga mandiri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kedua

Akreditasi

Pasal 107

(1) Bupati membentuk Unit Penyelenggara Akreditasi Sekolah yang bertugas membantu pelaksanaan akreditasi yang menjadi kewenangan Badan Akreditasi Nasional Sekolah dan Pendidikan Formal.

(2) Unit Penyelenggara Akreditasi Sekolah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) betugas melaksanakan akreditasi terhadap frogram keahlian, dan/atau satuan pendidikan sekolah dan pendidikan nonformal.

(3) Akreditasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sebagai bentuk akuntabilitas public yang dilakukan secara obyektif, adil, transparan, dan koprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria sesuai standar nasional pendidikan.

(4) Prosedur pelaksanaan akreditasi dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 108

Satuan pendidikan yang telah diakreditasi Badan Akreditasi, harus diinformasikan kepada masyarakat.

Page 41: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Bagian Ketiga

Sertifikasi

Pasal 109

(1) Sertifikat berbentuk ijasah dan sertifikat kompetensi. (2) Ijasah diberikan kepada peserta didik sebagai pengakuan terhadap

prestasi belajar dan/atau penyelesaian suatu jenjang pendidikan setelah lulus ujian yang diselenggarakan satuan pendidikan yang terakreditasi.

(3) Sertifikat kompetensi diberikan penyelenggara satuan pendidikan dan lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan terhadap kompetensi untuk melakukan pekerjaan tertentu setelah lulus ujian kompetensi yang diselenggarakan satuan pendidikan terakreditasi atau lembaga sertifikasi.

(4) Ketentuan mengenai sertifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai standar nasional pendidikan dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB X III

PENDANAAN

Bagian Kesatu

Pasal 110

(1) Pendanaan pendidikan menjadi tanggungjawab bersama Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Masyarakat.

(2) Pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan, kecukupan, berkelanjutan, transparan dan akuntabel.

(3) Penyelenggara dan/atau pengelola satuan pendidikan wajib mendaya gunakan dana pendidikan guna menjamin kelangsungan dan peningkatan mutu pendidikan.

Bagian Kedua

Sumber Pendanaan Pendidikan

Pasal 111

(1) Pendanaan atau pembiayaan penyelenggaraan pendidikan yang

diselenggarakan Pemerintah Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan Masyarakat.

(2) Pendanaan atau pembiayaan penyelenggaraan pendidikan yang diselenggarakan Masyarakat bersumber dari Masyarakat, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Page 42: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(3) Dana Pendidikan yang bersumber dari masyarakat berdasarkan

musyawarah dan sukarela pelaksanaannya agar memperhatikan kondisi daerah, status satuan pendidikan dan kondisi lingkungan setempat.

(4) Dana Pendidikan sebagaimana dimaksud ayat (3) diatur dalam peraturan Bupati.

Bagian Ketiga

Pengalokasian Dana Pendidikan

Paragraf 1

Kewajiban

Pasal 112

(1) Pemerintah Daerah wajib menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945.

(2) Anggaran pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selai gaji pendidikan, dan biaya pendidikan kedinasan.

(3) Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan dana darurat untuk mendanai keperluan mendesak dalam penyelenggaraan pendidikan yang diakibatkan peristiwa tertentu.

(4) Pemerintah Daerah dapat mengalokasikan anggaran untuk satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah dan/atau masyarakat dalam bentuk bantuan biaya pendidikan.

(5) Pemerintah Daerah wajib mengalokasikan dana pendamping untuk menunjang pembangunan pendidikan baik negeri maupun suasta.

Pasal 113

Pemerintah Daerah wajib membiayai penyelenggaraan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar.

Paragraf 2

Beasiswa

Pasal 114

(1) Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat wajib memberikan beasiswa kepada peserta didik dari keluarga kurang mampu.

(2) Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat wajib memberikan beasiswa untuk peserta didik berprestasi.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pemberian, persyaratan peserta didik dan pendistribusian biasiswa sebagaimana pada ayat (1) dan ayat (2), diatur dengan peraturan Bupati.

Page 43: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Bagian Keempat

Pengelolaan Dana Pendidikan

Pasal 115

(1) Bupati berwenang dalam pengelolaan dana pendidikan yang

berasal dari APBD maupun APBN. (2) Bupati dapat melimpahkan wewenang sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) kepada perangkat daerah terkait dalam perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, dan pertanggung jawaban serta pengawasan keuangan pendidikan.

(3) Satuan pendidikan yang diselenggarakan Pemerintah Daerah berwenang dalam pengelolaan dana pendidikan yang menjadi tanggung jawabnya.

(4) Satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat serta badan hukum penyelenggara satuan pendidikan berwenang dalam pengelolaan dana pendidikan yang menjadi tanggungjawabnya.

(5) Setiap pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), dan ayat (4), dilaksanakan berdasarkan prinsif keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas public.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengelolaan dana pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan Bupati.

BAB XIV

PEMBUKAAN, PENAMBAHAN, PENGGABUNGAN, DAN PENUTUPAN LEMBAGA PENDIDIKAN

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 116

Pemerintah Daerah dapat melaksanakan pembukaan, penambahan, penggabungan, dan penutupan, satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal.

Bagain Kedua

Pembukaan

Pasal 117

(1) Setiap pembukaan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan

dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal, wajib memiliki ijin penyelenggaraan pendidikan.

(2) Ijin penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), melalui tahapan : a. Ijin prinsip penyelenggaraan pendidikan; b. Ijin operasional penyelenggaraan pendidikan;

Page 44: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(3) Ijin prinsip penyelenggaran pendidikan sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) huruf a, berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun. (4) Ijin operasional penyelenggaraan pendidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) huruf b berlaku selama penyelenggaraan pendidikan berlangsung sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Ijin penyelenggaraan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), tidak dapat dipindah tangankan dengan cara dan/atau dalam bentuk apapun.

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur pembukaan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Ketiga

Penambahan dan Penggabungan

Pasal 118

(1) Penambahan dan penggabungan satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan/atau program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan, dan pendidikan nonformal dilakukan setelah memenuhi persyaratan.

(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur penambahan dan penggabungan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Keempat

Penutupan

Pasal 119

(1) Satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal yang diselenggarakan pemerintah daerah dan/atau masyarakat yang tidak memenuhi persyaratan dapat ditutup.

(2) Satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) yang telah ditutup dilarang melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai prosedur penutupan satuan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Bagian Kelima

Lembaga Pendidikan Asing

Pasal 120

(1) Lembaga pendidikan asing dapat menyelenggarakan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal di daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Page 45: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(2) Satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan

menengah yang diselenggarakan lembaga pendidikan asing wajib memberikan pendidikan agama, bahasa Indonesia, kewarga negaraan dan muatan lokal bagi peserta didik.

(3) Lembaga pendidikan asing sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat bekerja sama dengan lembaga pendidikan yang ada di daerah, dan harus mengikut sertakan pendidikan dan tenaga kependidikan warga masyarakat.

Pasal 121

Satuan pendidikan yang diselenggarakan perwakilan negara asing yang berlokasi di luar wilayah kedutaan besar, pelaksanaannya harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XV

PENJAMINAN MUTU

Pasal 122

(1) Setiap satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan.

(2) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), bertujuan untuk memenuhi atau melampaui standar nasional pendidikan.

(3) Penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.

Pasal 123

Bupati berkewajiban melakukan pembinaan penjaminan mutu satuan pendidikan pada pendidikan anak usia dini pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal serta dapat bekerjasama dengan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan.

BAB XVI

PERANSERTA MASYARAKAT

Bagian Kesatu

Umum

Pasal 124

(1) Peranserta masyarakat dalam pendidikan meliputi pranserta perseorangan, kelompok, keluarga, organisasi propesi, pengusaha, dan organisasi kemasyarakatan dalam penyelenggaraan, pengelolaan, dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan.

Page 46: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(2) Peranserta masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

sebagai sumber, pelaksana, dan pengguna hasil pendidikan. (3) Peranserta masyarakat dalam pengelolaan pendidikan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), dabat berbentuk perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian pengendalian pendidikan.

(4) Peranserta masyarakat dalam pengendalian mutu pelayanan pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup partisipasi dalam perencanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan yang dilaksanakan melalui dewan pendidikan Kabupaten dan Komite Sekolah atau nama lain yang sejenis pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal.

(5) Pelaksanaan pranserta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengendalian mutu pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 125

(1) Peranserta perseorangan, keluarga dan kelompok sebagai sumber

pendidikan dapat berupa kontribusi pendidik dan tenaga kependidikan, dana, prasarana, dan sarana dalam penyelenggaraan pendidikan, dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan kepada satuan pendidikan.

(2) Peranserta organisasi profesi sebagai sumber pendidikan dapat berupa penyedian tenaga ahli dalam bidangnya dan narasumber dalam penyelenggaraan pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.

(3) Peranserta pengusaha sebagai sumber pendidikan dapat berupa penyediaan fasilitas prasarana dan sarana pendidikan, dana, beasiswa, dan nara sumber dalam penyelenggaraan pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.

(4) Peranserta organisasi kemasyarakatan sebagai sumber pendidikan dapat berupa pemberian bea siswa, dan nara sumber dalam penyelenggaraan pendidikan formal, pendidikan nonformal dan pendidikan informal.

Pasal 126

(1) Peranserta perseorangan, keluarga atau kelompok sebagai pelaksana pendidikan dapat berupa partisipasi dalam pengelolaan pendidikan.

(2) Peran serta organisasi profesi sebagai pelaksana pendidikan dapat berupa pembentukan lembaga evaluasi dan/atau lembaga akreditasi mandiri.

(3) Peranserta dunia usaha/dunia sebagai pelaksanaan pendidikan berkewajiban menerima peserta didik dan/atau tenaga pendidik asal sekolah Kabupaten Tabanan dalam pelaksanaan sitem magang, pendidikan sitem ganda, dan/atau kerjasama produksi dengan satuan pendidikan sebagai institusi pasangan.

(4) Peranserta organisasi kemasyarakatan sebagai pelaksana pendidikan dapat berupa penyelenggara, pengelolaan, pengawasan, dan pembinaan satuan pendidikan.

Page 47: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pasal 127

(1) Peranserta dunia usaha/dunia industri sebagai pengguna hasil pendidikan dapat berupa kerja sama dengan satuan pendidikan dalam penyediaan lapangan kerja, pemanfaatan hasil penelitian, pengembangan, dan kerjasama pengembangan jaringan informasi.

(2) Dunia usaha/dunia industri dapat menyelenggarakan program

penelitian dan pengembangan bekerjasama dengan satuan pendidikan menengah.

Pasal 128

(1) Untuk peningkatan mutu dan relevansi program pendidikan Pemerintah Daerah bersama pelaku usaha dan/atau dunia industri dan/atau asosyasi propesi sapat membentuk Forum Koodinasi Konsultasi dan Kerjasama.

(2) Pembentukan Forum Koodinasi Konsultasi dan Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan dengan Keputusan Bupati.

Bagian Kedua

Dewan Pendidikan

Pasal 129

(1) Dewan Pendidikan merupakan wadah peranserta masyarakat dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan yang meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan.

(2) Dewan Pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai lembaga mandiri berkedudukan di Kabupaten Tabanan.

Pasal 130

(1) Dewan Pendidikan Kabupaten Tabanan berperan sebagai : a. pemberi pertimbangan dalam rangka penentuan dan

pelaksanaan kebijakan pendidikan. b. pendukung, baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun

tenaga dalam penyelenggaraan pedidikan. c. Pengontrol, dalam rangka transparansi dan akuntabilitas

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan. d. mediator antara pemerintah dan DPRD dengan masyarakat.

(2) Dewan Pendidikan berfungsi sebagai berikut : a. mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat

terhadap penyelenggaraan pendidikan yang bermutu. b. Melakukan kerjasama dengan masyarakat

(perorangan/organisasi), Pemerintah dan DPRD berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang bermutu.

c. Menampung dan menganalisa aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

Page 48: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

d. Memberikan masukan, pertimnbangan, dan rekomendasi

kepada Pemerintah Daerah, DPRD mengenai : 1. kebijakan dan program pendidikan. 2. kriteria kinerja daerah dalam bidang pendidikan; 3. kriteria tenaga pendidikan, ususnya guru/tutor dan kepala

satuan pendidikan. 4. kriteria pasilitas pendidikan; dan 5. hal-hal yang terkait dengan pendidikan.

e. mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.

f. melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program, penyelenggaraan dan keluaran pendidikan.

Pasal 131

(1) Keanggotaan Dewan Pendidikan terdiri atas : a. unsur masyarakat dapat berasal dari : 1) Lermbaga Swadaya Masyarakat (LSM) bidang pendidikan; 2) Tokoh Masyarakat; 3) Tokoh Pendidikan; 4) Yayasan penyelenggara pendidikan (sekolah, luar sekolah,

madrasah, pesantren); 5) Dunia Usaha/industri/asosiasi frofesi; 6) Organisasi peofesi tenaga pendidikan; 7) Komite sekolah. b. unsur birokrasi/legislatif dapat dilibatkan sebagai anggota

Dewan Pendidikan (maksimal 4-5 orang) c. Jumlah anggota Dewan Pendidikan maksimal 17 orang dan

jumlahnya ganjil. (2) Kepengurusan Dewan Pendidikan meliputi : a. Pengurus sekurang-kurangnya terdiri atas : 1) Ketua; 2) Sekretaris; 3) Bendahara. b. Mekanisme pemilihan pengurus dilakukan dengan : 1) Pengurus dipilih dari dan oleh anggota; 2) Ketua bukan dari unsur Pemerintah Daerah dan DPRD (3) Pembentukan Dewan Pendidikan ditetapkan dengan Keputusan

Bupati. (4) Masa tugas Dewan Pendidikan adalah sebagaimana diatur dalam

AD dan ART Dewan Pendidikan.

Bagian Ketiga

Komite Sekolah

Pasal 132

(1) Komite Sekolah atau nama lain yang sejenis merupakan wadah peranserta masyarakat dalam peningkatan mutu layanan pendidikan meliputi perencanaan, pengawasan dan evaluasi program pendidikan pada satuan pendidikan anak usia dini pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan nonformal.

Page 49: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

(2) Komite Sekolah atau nama lain yang sejenis berperan memberikan

pertimbangan, saran dan dukungan tenaga, prasarana dan sara serta pengawasan penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan noformal.

(3) Komite Sekolah atau nama lain yang sejenis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, bersifat mandiri dan tidak mempunyai hubungan hirarkis dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Dewan Pendidikan.

(4) Komite Sekolah wajib dibentuk pada satu satuan pendidikan formal dan nonformal atau nama lain yang sejenis.

(5) Kepengurusan dan keanggotaan Komite sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

(6) Masa jabatan komte adalah 3 (tiga) tahun dan dapat dipilih kembali dalam 1 (satu) kali masa jabatan.

(7) Dalam pengambilan keputusan komite sekolah wajib mengkoordinasikan dengan seluruh orang tua murid.

Bagian Keempat

Penghargaan

Pasal 133

(1) Pemerintah Daerah dapat memberikan penghargaan kepada masyarakat yang berjasa dibidang pendidikan.

(2) Pemberian penghargaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB XVII

KERJASAMA

Pasal 134

(1) Penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan dapat dilakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan/atau dunia usaha/dunia industri dan/atau asosiasi profesi dalam negeri dan/atau luar negeri.

(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam rangka meningkatkan mutu relevansi dan pelayanan pendidikan.

(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Bupati.

Page 50: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

BAB XVIII

PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN

Pasal 135

(1) Pemerintah Daerah, Dewan Pendidikan, Komite Sekolah /

Pendidikan Nonformal atau nama lain yang sejenis melakukan pengawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan nonformal sesuai dengan kewenangan masing-masing.

(2) Pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan dengan prinsip profesional, transparan, dan akuntabel.

Pasal 136

Pengendalian penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan merupakan kewenangan Bupati yang pelaksanaannya dilakukan Kepala Dinas.

BAB XIX

SANKSI ADMINISTRASI

Pasal 137

Pelanggaran terhadap ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) huruf a sampai dengan huruf I, Pasal 14 ayat (2), pasal 15 ayat (3), pasal 80, pasal 94 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 95 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 109 ayat (3), Pasal 117 ayat (1), pasal 121 dikenakan sanksi administrasi berupa: a. peringatan tertulis; b. pembatalan izin prinsip dan izin operasional; c. pencabutan izin operasional.

BAB XX

PENYIDIKAN

Pasal 138

(1) Selain pejabat penyidik Polri yang bertugas menyidik tindak pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam Peraturan daerah ini dapat dilakukan oleh Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Daerah yeng pengangkatannya ditetapkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

(2) Dalam melaksanakan tugas penyidikan , pejabat penyidik pegawai negeri sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), berwenang : a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang

tentang adanya pelanggaran; b. melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian

dan melakukan pemeriksaan;

Page 51: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

c. menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda

pengenal diri tersangka; d. melakukan penyitaan benda dan atau surat; e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang; f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai

tersangka atau saksi; g. mendatangkan seorang ahli yang diperlukan dalam

hubungannyadengan pemeriksaan perkara; h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat

petunjuk bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersenut bukan merupakan tindak pelanggaran dan selanjutnya memberitahukan hal tersebut kepada penuntut umum tersangka atau keluarganya;

i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.

(3) Dalam melaksanakan tugasnya, penyidik pegawai negeri sipil tidak berwenang melakukan penangkapan dan penahanan.

(4) Penyidikan pegawai negeri sipil membuat berita acara setiap tindakan tentang : a. pemeriksaan tersangka; b. pemasukan rumah; c. penyitaan benda; d. pemeriksaan surat; e. pemeriksaan saksi; f. pemeriksaan ditempat kejadian; g. mengirimkan berkasnya kepada Pengadilan Negeri dan

tembusannya kepada Penyidik Polisi Negara republik Indonesia.

BAB XXI

KETENTUAN PIDANA

Pasal 139

(1) Setiap orang dan/atau pengelola dan/atau penyelenggara

pendidikan yang melanggar ketentuan Pasal 117 ayat (1) , Pasal 119 ayat (2) diancam dengan pidana kurungan paling lama 3 (tiga) bulan atau denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta rupiah).

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah tindak pidana pelanggaran.

BAB XXII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 140

Semua ketentuan yang berkaitan dengan pendidikan yang telah ditetapkan sebelum ditetapkannya Peraturan Daerah ini, masih tetap berlaku sepanjang tidak betentangan dengan peraturan perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Daerah ini.

Page 52: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

BAB XXIII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 141

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Tabanan.

Ditetapkan di Tabanan pada tanggal 4 Juni 2009

BUPATI TABANAN, N. ADI WIRYATAMA

Diudangkan di Tabanan Pada tanggal SEKRETARIAS DAERAH KABUPATEN TABANAN

I NENGAH JUDIANA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TAHUN 2009 NOMOR

Page 53: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

PENJELASAN

ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN

NOMOR 3 TAHUN 2009

TENTANG

SITEM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN TABANAN

I. UMUM

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajarandan/atau cara lain yang dikenal dan diakui oleh masyarakat. Undang-Undang dasar Republik Indonesia tahun 1945 Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan dan ayat (3) menegaskan bahwa Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta aklak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bengsa yang diatur dengan Undang-Undang untuk di seluruh komponen bangsa wajib mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan salah satu tujuan Negara Indonesia. Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan dan menjunjung tinggi hak asasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip-prinsip tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan proses dan manajemen sistem pendidikan. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntuitan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan, tuntutan tersebut termasuk pembaharuan sistem pendidikan. Dengan pembaharuan sistem pendidikan agar dapat memberdayakan semua warga Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman selalu berubah, dan dapat mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa baik ditingkat nasional maupun internasional, Pemerintah Daerah dan Masyarakat bertekad untuk menghasilkan sumber daya manusia berkualitas melalui pendidikan yang bermutu sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (serta imtak), sehingga mampu menjawab berbagai tantangan zaman yang selalu berubah. Oleh karena itu upaya yang dilakukan adalah melalui peningkatan mutu pendidikan, pemerataan pendidikan, serta efisiensi penyelenggaraan pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, bahwa urusan pendidikan merupakan salah satu urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintah Daerah. Sejalan dengan itu, Pemerintah Kabupaten Tabanan menetapkan Peraturan Daerah tentang Pendidikan sebagai komitmen untuk mencerdaskan kehidupan dan penghidupan masyarakat Tabanan menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, beraklak

Page 54: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tabanan, adalah : (a) mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh masyarakat Tabanan; (b) membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar; (c) meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian bangsa yang bermoral; (d) meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasional dan internasional; (e) memberdayakan peranserta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan sesuai dengan kedudukan Tabanan sebagai daerah pariwisata. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, strategi yang dilakukan dalam pembangunan di bidang pendidikan, adalah : (a) pelaksanaan pendidikan agama serta aklak mulia; (b) pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi; (c) proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis; (d) evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang memberdayakan; (e) peningkatan keprofesionalan pendidikan dan tenaga kependidikan; (f) penyediaan sarana belajar yang mendidik (memadai) ; (g) pembiayaan pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan keadilan; (h) penyelenggaraan pendidikan yang terbuka dan merata; (i) pelaksanaan wajib belajar; (j) pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan; (k) pemberdayaan peranserta masyarakat; (l) pusat pembudayaan dan pembangunan masyarakat; (m) pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan nasional. Melalui stetegi tersebut, diharapkan tujuan pendidikan dapat terwujud secara efektif dengan melibatkan berbagai pihak secara aktif dalam penyelenggaraan pendidikan. Untuk mewujudkan tujuan strategis dalam penyelenggaraan dan/atau pengelolaan pendidikan, diperlukan pengaturan agar terpenuhi hak-hak dan kewajiban yang mendasar bagi warga masyarakat di bidang pendidikan. Oleh sebab itu, diperlukan Peraturan Daerah sebagai landasan hukum bagi semua unsur yang terkait dengan pendidikan, serta mengikat semua pihak baik Pemerintah Kabupaten Tabanan maupun masyarakat.

II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas Pasal 2 Cukup jelas Pasal 3 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud pendidikan dengan sistem terbuka adalah pendidikan

yang diselenggarakan dengan fleksibelitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan, berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka atau jarak jauh.

Yang dimaksud dengan pendidikan multimakna adalah proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup.

Ayat (3) Cukup jelas

Page 55: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Yang dimaksud dengan memberdayakan seluruh komponen

masyarakat adalah pendidikan diselenggarakanoleh pemerintah dan masyarakat dalam suasana kemitraan dan kerjasama yang saling melengkapi dan memperkuat.

Pasal 4 Ayat (1) Yang dimaksud pendidikan yang bermutu adalah pendidikan yang

memenuhi standar nasional pendidikan, meliputi standar isi, proses, kompetensi, lulusan, pendidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) - Yang dimaksud dengan warga masyarakat memiliki kelainan fisik

adalah warga masyarakat penyandang cacat. - Yang dimaksud dengan warga masyarakat yang memiliki kelainan

mental adalah kelainan dalam kemampuan intelektual yang dapat menyebabkan/disertai dengan kelambatan pada gerak motoriknya atau juga dapat dikatakan disetai dengan kelainan fisiknya.

- Yang dimaksud dengan warga masyarakat yang memiliki kelainan emosional adalah kelainan dalam kemampuan emosional (ketidak pekaanya terhadap emosional)

Misalnya : - Tidak ada perasaan empati, tidak bisa membedakan disaat mana dia suka atau duka;

- Marah yang tidak terkendali atau sebaliknya. Yang dimaksud dengan warga masyarakat yang mengalami hambatan

sosial dalam ayat ini antara lain : a. anak yatim dan/atau piatu yang secara ekonomi tidak mampu; b. anak yang tidak terpenuhi kebutuhan jasmani, rohani, dan/atau

sosial; c. anak yang memiliki prilaku menyimpang dari norma-norma

masyarakat. Ayat (4) Cukup jelas. Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Pasal 5 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan sumber daya pendidikan adalah pendukung dan

penunjang penyelenggaraan pendidikan yang berwujud tenaga, pemikiran, dana, serta prasarana dan sarana.

Ayat (3) Cukup jelas

Page 56: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pasal 6 Cukup jelas Pasal 7 Cukup jelas Pasal 8 Cukup jelas Pasal 9 Cukup jelas Pasal 10 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan program akselerasi adalah pengaturan program

pendidikan bagi peserta didik yang mencapai standar kompetensi yang dipersyaratkan lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Pasal 11 Cukup jelas Pasal 12 Yang dimaksud dengan gurur adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada satuan pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.

Yang dimaksud dengan tutor adalah tenaga pendidik yang memberikan bantuan belajar kepada peserta didik dalam proses pembelajaran mandiri atau proses pembelajaran kelompok pada satuan pendidikan.

Yang dimaksud dengan pamong belajar adalah tenaga pendidik yang memberikan penyuluhan, bimbingan, pengajaran, pelatihan, pengembangan model program pembelajaran, alat pembelajaran, dan pengelolaan pembelajaran pada jalur pendidikan nonformal.

Yang dimaksud dengan instruktur adalah tenaga pendidik yang memberikan pelayanan pembelajaran pada lembaga pendidikan dan pelatihan.

Pasal 13 Ayat (1) Huruf a. Yang dimaksud dengan kebutuhan hidup minimal dan jaminan

kesejahteraan sosial adalah pendapat sebagaimana yang diatur di dalam Peraturan Bupati

Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas

Page 57: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Huruf h Cukup jelas Huruf i Cukup jelas Huruf j Cukup jelas Huruf k Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 14 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Huruf b Yang dimaksud dengan metode belajar yang sesuai adalah

pengunaan metode-metode pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik warga belajar.

Pasal 15 Ayat (1) Yang dimaksud dengan pengelola satuan pendidikan adalah orang yang

diberikan tugas, wewenang dan tanggung jawab dalam mengelola penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan.

Yang dimaksud dengan pengembang adalah seseorang yang diberi tugas atau kewenangan sebagai tim perekayasa kurikulum.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 16 Huruf a Cukup jelas Huruf b Yang dimaksud dengan standar pelayanan minimal adalah spesifikasi

teknis sebagai patokan pelayanan minimal yang wajib dilakukan oleh penyelenggara pendidikan.

Huruf c Untuk memberikan layanan dan kemudahan tanpa diskriminasi pada

semua jenjang pendidikan, upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah antara lain dengan pembangunan sarana dan prasarana yang memadai dan secara selektif memperhatikan potensi serta kebutuhan masyarakat guna mendorong penuntasan wajib belajar sembilan tahun, menekan angka putus sekolah melalui penyediaan bea siswa.

Huruf d Cukup jelas Huruf e Menyediakan dana dimaksud dalam rangka pembiayaan pendidikan bagi

anak dari keluarga kurang mampu dan anak terlantar termasuk beasiswa untuk menarik anak yang masih berada diluar sistem sekolah sebagai akibat kemiskinan.

Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Huruf h Satuan pendidikan yang dimaksud adalah satuan pendidikan anak usia

dini pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Huruf i

Page 58: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Cukup jelas Huruf j Cukup jelas Huruf k Yang dimaksud pendidik dan tenaga kependidikan adalah pendidik dan

tenaga kependidikan pada satuan pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan nonformal

Huruf l Cukup jelas Huruf m Cukup jelas Huruf n Cukup jelas Huruf o Cukup jelas Huruf p Cukup jelas Pasal 17 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Yang dimaksud dengan pendidikan umum adalah pendidikan anak usia

dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan yang diperlukan oleh peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.

Yang dimaksud dengan pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi

program sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutamakan pada penguasaan disiplin ilmu pengetahuan tertentu.

Yang dimaksud dengan pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi

setelah profram sarjana yang mermpersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus.

Yang dimaksud dengan pendidikan khusus adala pendidikan yang

diberikan untuk anak cacat. Pasal 18 Cukup jelas Pasal 19 Cukup jelas Pasal 20 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Jenis pendidikan anak usia dini pada pendidikan diantaranya Taman

Kanak-kanak (TK) Pasal 21

Page 59: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Cukup jelas Pasal 22 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 23 Cukup jelas Pasal 24 Cukup jelas Pasal 25 Cukup jelas Pasal 26 Cukup jelas Pasal 27 Cukup jelas Pasal 28 Cukup jelas Pasal 29 Cukup jelas Pasal 30 Cukup jelas Pasal 31 Cukup jelas Pasal 32 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) SMK dapat terdiri atas 4 (empat) tingkat sesuai dengan tuntutan dunia

kerja Ayat (5) Cukup jelas Pasal 33 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud program keahlian adalah unit terkecil pada sekolah

menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan yang menyelenggarakan pembelajaran dengan karakteristik keahlian sesuai dengan jenis pekerjaan di dunia usaha dan industri.

Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Yang dimaksud dengan pemangku kepentingan (stakeholders) adalah

sebagai pihak yang terkait dengan program keahlian seperti asosiasi peopesi dan dulia usaha/dunia industri terkait.

Pasal 34 Cukup jelas Pasal 35 Cukup jelas Pasal 36

Page 60: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Cukup jelas Pasal 37 Cukup jelas Pasal 38 Cukup jelas Pasal 39 Cukup jelas Pasal 40 Ayat (1) Yang dimaksud dengan kecakapan personal atau kecakapan pribadi

adalah kecakapan dalam melakukan ibadah sesuai dengan agama yang dianutnya, kecakapan dalam pengenalan terhadap kondisi dan potensi diri, kecakapan dalam melakukan koreksi diri, kecakapan dalam memilih dan menentukan jalan hidup pribadi, percaya diri, kecakapan dalam menghadapi tantangan dan problema serta kecakapan dalam mengatur diri.

Yang dimaksud dengan kecakapan intelektual adalah kercakapan yang

mencakup kecakapan terhadap penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni sesuai dengan bidang yang dipelajari, berpikir kritis dan kreatif, kecakapan melakukan penelitian dan percobaan-percobaan dengan pendekatan ilmiah.

Yang dimaksud dengan kecakapan sosial adalah kecakapan yang

mencakup kecakapan dalam hidup berkeluarga bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, kecakapan bekerja sama dengan sesama, kecakapan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan, empati atau tenggang rasa, kepemimpinan dan tanggung jawab sosial.

Yang dimaksud dengan kecapakan vokansional adalah kecakapan yang

mencakup kecakan dalam memilih bidang pekerjaan, mengelola pekerjaan, mengembangkan propesionalitas, dan produktifitas kerja dan kode etik bersaing dalam melakukan pekerjaan.

Ayat (3) Cukup jelas Pasal 41 Cukup jelas Pasal 42 Cukup jelas Pasal 43 Cukup jelas Pasal 43 Cukup jelas Pasal 44 Cukup jelas Pasal 45 Cukup jelas Pasal 46 Ayat (3) Yang dimaksud dengan warga masyarakat pemuda adalah warga

masyarakat yeng telah berumur 17 tahun sampai dengan 45 tahun sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 47 Cukup jelas

Page 61: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pasal 48 Ayat (1) Pendidikan informal diselenggarakan dalam rangka meletakan dasar-

dasar kesiapan hidup peserta didik sebagai anggota masyarakat, karena itu aturannya merupakan tanggungjawab keluarga peserta didik, melalui keikutsertaan dalam kelompok belajar, kursus atau kegiatan belajar dengan menggunakan bahan belajar yang dapat dikaji sendiri atau mandiri.

Ayat (2) Cukup jelas Pasal 49 Cukup jelas Pasal 50 Cukup jelas Pasal 51 Cukup jelas Pasal 52 Cukup jelas Pasal 53 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan kelas inklusif adalah layanan pendidikan yang

memberikan kesempatan bagi peserta didik yang berkelainan/kendala pisik untuk belajar bersama-sama dengan peserta didik normal disatuan pendidikan formal.

Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas Ayat (7) Cukup jelas Ayat (8) Cukup jelas Pasal 54 Yang dimaksud dengan peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan

dan/atau bakat istimewa adala peserta didik yang memiliki potensi jauh diatas rata-rata dalam salah satu atau lebih kemampuan ; akademik, seni, olah raga, kepemimpinan, dan lainnya yang relevan.

Penetapan peserta didik yang dimaksud dilakukan oleh ahli yang relevan. Pasal 55 Cukup jelas Pasal 56 Cukup jelas Pasal 57 Cukup jelas Pasal 58 Cukup jelas Pasal 59

Page 62: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Yang dimaksud dengan penyelenggaraan pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang diselenggarakan oleh pemerintah daerah yang meliputi pendidikan keagamaan Hindu, Islam, Kristen, Budha, dan Kong Huchu harus mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 60 Cukup jelas Pasal 61 Ayat (3) Yang dimaksud dengan program kerja dan anggaran tahunan agar

mengacu pada RPJMD dan RPJPD sesuai dengan RAPBS yang mengacu pada ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 62 Cukup jelas Pasal 63 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Huruf a Cukup jelas Huruf b Yang dimaksud dengan mempasilitasi adalah memberikan

bimbingan, arahan, pedoman, rekomendasi, ijin operasional (pembukaan, penutupan, dan penggabungan pendidikan), bantuan/subsidi, pendanaan serta peralatan pendidikan sesuai dengan kemampuan keuangan daerah.

Huruf c Cukup jelas Huruf d Cukup jelas Huruf e Cukup jelas Huruf f Cukup jelas Huruf g Cukup jelas Huruf h Cukup jelas Pasal 64 Cukup jelas Pasal 65 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud dengan data dan informasi pendidikan adalah data dan

informasi tentang lembaga pendidikan, tenaga pendidik dan kependidikan, peserta didik, sarana dan prasarana, anggaran, kurikulum dan lain-lainnya.

Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Pasal 66 Cukup jelas Pasal 67 Cukup jelas Pasal 68 Ayat (1)

Page 63: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Yang dimaksud dengan standar pelayanan minimal adalah kriteria minimal berupa nilai kumulatif dari standar nasional pendidikan yang harus dipenuhi oleh setiap satuan pendidikan.

Yang dimaksud dengan managemen berbasis sekolah/madrasah adalah bentuk otonomi satuan pendidikan. Dalam hal ini kepala sekolah/madrasah dan guru dibantu Komite Sekolah atau nama lain yang sejenis/madrasah dalam mengelola sekolah.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Pasal 69 Cukup jelas Pasal 70 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tidak diperuntukan bagi

pendidikan informal. Ayat (3) Cukup jelas Pasal 71 Cukup jelas Pasal 72 Cukup jelas Pasal 73 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Bahasa pengantar dalam pendidikan menggunakan bahasa indonesia. Bagi siswa kelas I s/d III dapat mengguakan bahasa ibu sebagai media

pembelajaran. Bahasa ibu disini dapat menggunakan bahasa daerah yang dikuasai peserta didik.

Ayat (3) Yang dimaksud bahasa pengantar selain bahasa indonesia adalah bahasa

asing yang dipergunakan sebagai bahasa daerah yang dikuasai peserta didik

Pasal 74 Ayat (1) Yang dimaksud dengan profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan propesi.

Ayat (2) Cukup jelas Pasal 75 Ayat (1) Yang dimaksud dengan kualifikasi akademik adalah ijasah yang

merepleksikan kemampuan yang dipersyaratkan bagi guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik pada jenjang, jenis dan satuan pendidikan atau mata pelajaran yang diampunya sesauai dengan Standar Pendidikan Nasioanl

Page 64: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Yang dimaksud dengan kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh pendidik dalam lekasanakan tugas kepropesionalan.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Yang dimaksud dengan kompetensi pedagogik adalah kemampuan

guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi :

a. pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; b. pemahaman terhadap peserta didik; c. pengembangan kurukulum/Silabus; d. perencanaan pembelajaran; e. pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f. pemanpaatan teknologi pembelajaran; g. evaluasi belajar; dan h. pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

berbagai potensi yang dimilikinya. Huruf b Kompetensi keperibadian sekurangnya mencakup kepribadian

yang : a. mantap; b. stabil; c. dewasa; d. arip dan bijaksana; e. jujur; f. berwibawa; g. beraklak mulia; h. menjadi tauladanbagi peserta didik dan masyarakat; i. secara obyektif mengevaluasi kinerja sendidi; dan j. mengembangkan diri secara mandidi dan berkelanjutan. Huruf c Yang dimaksud dengnan kompetensi propesional adalah

kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelasjaran secara luas dan mendalam.

Huruf d Yang dimaksud dengan kompetensi sosial adalah kemampuan guru

untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara epektif dan efesiensi dengan peserta didik, sesama guru, orang tua/wali peserta didik dan masyarakat sekitar.

Ayat (4) Yang dimaksud dengan pelaksanaan uji kelayakan dan kesetaraan

adalah lembaga yang ditetapkan pejabat yang berwenang untuk melakukan uji kemapuan keahlian seseorang dan menentukan kesejahteraan kehlian tertentu dengan penggolongan jabatan guru.

Ayat (5) Cukup jelas Pasal 76 Ayat (1) Pengankatan, penempatan, atau pemindahan pendidikan dan tenaga

kependidikan bersetatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) dalam rangka pemerataan dan atau meningkatkan mutu pendidikan.

Ayat (2)

Page 65: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Cukup jelas Ayat (3) Yang dimaksud dengan tidak boleh diskriminasi adalah menurut

pertimbangan gender, agama, ras, suku, asal daerah, atau pertimbangan lain yang tidak ada hubungannya dengan kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.

Pasal 77 Cukup jelas Pasal 78 Cukup jelas Pasal 79 Ayat (1) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Cukup jelas Huruf d Yang dimaksud dengan : a. jabatan lain untuk pendidikan adalah jabatan-jabatan diluar

diluar jabatan fungsional pendidik. b. jabatan lain untuk tenaga kependidikan adalah jabatan-jabatan

diluar tenaga kependidikan. Ayat (2) Cukup jelas Pasal 80 Cukup jelas Pasal 81 Cukup jelas Pasal 82 Cukup jelas Pasal 83 Ayat (1) Pembinaan disiplin pendidikdan tenaga kependidikan pada satuan

pendidikan bercirikan agama menjadi tanggung jawab Kantor Wilayah Departemen Agama.

Ayat (2) Cukup jelas Pasal 84 Cukup jelas Pasal 85 Cukup jelas Pasal 86 Ayat (1) Yang dimaksud dengan diatas kebutuhan hidup minimum adalah sesuai

dengan UKM Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 87 Cukup jelas Pasal 88

Page 66: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Cukup jelas Pasal 89 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Huruf a Cukup jelas Huruf b Cukup jelas Huruf c Yang dimaksud dengan resiko lain adalah perlindungan kesehatan

dan keselamatan kerja sesuai dengan kriteria yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan.

Pasal 90 Cukup jelas Pasal 91 Cukup jelas Pasal 92 Cukup jelas Pasal 93 Cukup jelas Pasal 94 Ayat (1) Yang dimaksud komersialisasi pendidikan adalah memanfaatkan sumber

daya satuan pendidikan semata-mata untuk memperoleh keuntungan pribadi, kelompok dan/atau perusahaan.

Ayat (2) Kegiatan yang dianggap merusak citra sekolah dan demoralisasi di

kalangan pelajar adalah kegiatan yang menjadikan sumber daya satuan pendidikan yang tidak sesuai dengan misi pendidikan seperti pembuatan sinetron dan/atau film yang menvisualisasikan pelajar secara vulgar, sensual, brutal, kriminal, pelaku seks bebas, dan sebagainya.

Pasal 95 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 96 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Huruf a Yang dimaksud prestasi yang istimewa adalah : a. umum Menguasai Standar Kompetensi Kepala sekolah yang meliputi

Kompetensi Kepribadian, manajerial, supervisi, kewirausahaan, dan sosial, yang dapat dilihat melalui indikator : 1. Suasana sekolah yang kondusif, aman, nyaman dan tertib

dimana terjalin hubungan yang harmonis diantara para guru/pendidik dan tenaga kependidikan, dengan peserta didik dan atara warga sekolah dengan lingkungan dan masyarakat sekitarnya.

Page 67: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

2. Semua warga sekolah melaksanakan tugas pokok, fungsi, kewenangan dan kewajiban masing-masing dengan baik, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Para pendidik/tenaga kependidikan, dan peserta didik/siswa bekerja secara optimal sehingga dapat berprestasi baik dibidang akademik maupun non akademik, yang dapat diwujudkan melalui prestasi nyata para guru, para siswa maupun sekolah, seperti misalnya guru berprestasi ditingkat nasional/internasional, siwsa berprestasi ditingkat nasional/internasional dan sekolah meraih prestasi tingkat nasional/internasional.

b. khusus Kepala sekolah secara perorangan meraih prestasi di bidang kependidikan seperti misalnya Kepala Sekolah berprestasi di tingkat provinsi (juara I dan juara II), di tingkat nasional (juara 1, 2 dan 3) maupun di tingkat Internasional, yang dapat dibuktikan dengan piagam penghargaan.

Pasal 97 Cukup jelas Pasal 98 Cukup Jelas Pasal 99 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Yang dimaksud dengan tujuan dan fungsi sarana dan prasarana meliputi

sarana meliputi sarana (alat) penunjang kegiatan belajar dan mengakjar dan mengajar sesuai dengan materi yang diajarkan dan prasarana adalah gedung tempat berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.

Pasal 100 Cukup jelas Pasal 101 Cukup jelas Pasal 102 Cukup jelas Pasal 103 Cukup jelas Pasal 104 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Yang dimaksud lembaga adalah penyelenggara dan/atau pengelola

pendidikan Pasal 105 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Evaluasi peserta didik mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Evaluasi kognitif dilakukan dengan tes tertulis, evaluasi efektif dan psikomotorik dengan tes perbuatan atau non tes.

Ayat (3) Cukup jelas Pasal 106 Cukup jelas

Page 68: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pasal 107 Cukup jelas Pasal 108 Cukup jelas Pasal 109 Cukup jelas Pasal 110 Ayat (1) Yang dimaksud dengan pendanaan pendidikan adalah seruluh biaya

yang diperlukan untuk untuk penyelenggaraan pendidikan meliputi antara lain :

a. biaya ininvestasi misalnya biaya pembangunan prasarana dan sarana pendidikan, pengembangan sumber daya manusia;

b. biaya opersi pendidikan, misalnya telepon, air, listrik, gaji, dan alat tulis kantor;

c. biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan peserta didik untuk mengikuti proses pemberlajaran secara teratur.

Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 111 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Yang dimaksud dengan tingkatan status satuan pendidikan adalah SD

Standar, SD Imbas, SD Kualisi, SMP Mandiri, SMP Kualisi, SMP SSN, SMP SNBI, SMA Mandiri, dan SMA SNBI

Ayat (4) Cukup jelas Pasal 112 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Yang dimaksud peristiwa tertentu adalah kejjadian-kejadian yang tidak

terduga seperti bencana alam, kebakaran, dan kerusuhan sosial. Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Pasal 113 Yang dimaksud dengan kewajiban Pemerintah Daerah membiayai

penyelenggaraan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar adalah biaya inpestasi dan biaya operasi bagi yang diselenggarakan Pemerintah Daerah, dan biaya operasi bagi yang diselenggarakan masyarakat.

Pasal 114 Cukup jelas Pasal 115 Cukup jelas Pasal 116 Cukup jelas Pasal 117 Cukup jelas

Page 69: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Pasal 118 Cukup jelas Pasal 119 Cukup jelas Pasal 120 Ayat (1) Yang dimaksud peraturan perundang-undangan adalah aturan-aturan

yang berlaku didaerah Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Pasal 121 Cukup jelas Pasal 122 Cukup jelas Pasal 123 Cukup jelas Pasal 124 Cukup jelas Pasal 125 Cukup jelas Pasal 126 Ayat (1) Yang dimaksud dengan pelaksana pendidikan adalah peran serta

masyarakat sebagai fasilitator penyelenggara, penilai, dan pengawas. Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Yang dimaksud institusi pasangan adalah lembaga pemerintah, non

pemerintah, dunia usaha/dunia industri dan/atau asosiasi profesi yang menjadi mitra SMK dalam penyelenggaraan pendidikan sistem ganda.

Ayat (4) Cukup jelas Pasal 127 Cukup jelas Pasal 128 Cukup jelas Pasal 129 Cukup jelas Pasal 130 Cukup jelas Pasal 131 Cukup jelas Pasal 132 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Ayat (3) Cukup jelas Ayat (4) Cukup jelas Ayat (5) Cukup jelas Ayat (6) Cukup jelas

Page 70: PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN TENTANG …ditjenpp.kemenkumham.go.id/files/ld/2009/KabupatenTabanan-2009-3.pdf · Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang tersetruktur dan

Ayat (7) Dalam setiap pengambilan keputusan yang menyangkut pembiayaan

Pengurusan Komite wajib melibatkan orang tua murid. Pasal 133 Cukup jelas Pasal 134 Cukup jelas Pasal 135 Ayat (1) Cukup jelas Ayat (2) Cukup jelas Pasal 136 Cukup jelas Pasal 137 Cukup jelas Pasal 138 Cukup jelas Pasal 139 Cukup jelas Pasal 140 Cukup jelas Pasal 141 Cukup jelas

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR