35
Menimbang Mengingat PRES IDEN REPU8L1K INDONESIA PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA NOMOR 58 TAHUN2015 TENTANG KESELAMATANRADIASIDANKEAMANAN DALAMPENGANGKUTANZATRADIOAKTIF DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA PRESIDEN REPUBLIKINDONESIA, a. bahwa untuk menata kembali penatalaksanaan pengangkutan zat radioaktif perlu adanya penyesuaian persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan hukum masyarakat; b. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2002 tentang Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif belum mengatur secara tegas dan ketat mengenai persyaratan keselamatan radiasi dalam pengangkutan zat radioaktif serta belum mengatur mengenai persyaratan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Keselamatan Radiasi dan Keamanan dalam Pengangkutan Zat Radioaktif; 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 ten tang Ketenaganukliran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3676); MEMUTUSKAN ...

PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

  • Upload
    lynhu

  • View
    240

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

Menimbang

Mengingat

PRES IDENREPU8L1K INDONESIA

PERATURANPEMERINTAHREPUBLIK INDONESIA

NOMOR 58 TAHUN2015

TENTANG

KESELAMATANRADIASIDANKEAMANAN

DALAMPENGANGKUTANZATRADIOAKTIF

DENGANRAHMATTUHANYANGMAHAESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

a. bahwa untuk menata kembali penatalaksanaanpengangkutan zat radioaktif perlu adanya penyesuaianpersyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalampengangkutan zat radioaktif terhadap perkembanganilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan hukummasyarakat;

b. bahwa Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2002tentang Keselamatan Pengangkutan Zat Radioaktif belummengatur secara tegas dan ketat mengenai persyaratankeselamatan radiasi dalam pengangkutan zat radioaktifserta belum mengatur mengenai persyaratan keamanandalam pengangkutan zat radioaktif;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimanadimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkanPeraturan Pemerintah tentang Keselamatan Radiasi danKeamanan dalam Pengangkutan Zat Radioaktif;

1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997 ten tangKetenaganukliran (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1997 Nomor 23, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 3676);

MEMUTUSKAN ...

Page 2: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 2 -

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN PEMERINTAH TENTANG KESELAMATANRADIASI DAN KEAMANANDALAM PENGANGKUTANZATRADIOAKTIF.

BABI

KETENTUANUMUM

Pasal1

Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan:

1. Keselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktifadalah tindakan yang dilakukan untuk melindungipekerja, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup daribahaya radiasi selama Pengangkutan Zat Radioaktif.

2. Keamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif adalahtindakan yang dilakukan untuk mencegah upayapencurian, sabotase, pemindahan secara tidak sah, danperbuatan melawan hukum lainnya terhadap zatradioaktif selama Pengangkutan Zat Radioaktif.

3. Pengangkutan Zat Radioaktif adalah pemindahan zatradioaktif yang memenuhi ketentuan teknis KeselamatanRadiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif dan teknisKeamanan Dalam Pengangkutan Zat Radioaktif, darisuatu tempat ke tempat lain melalui jaringan lalu lintasumum, dengan menggunakan sarana angkutan darat,air, atau udara.

4. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah adalah zatradioaktif yang karena sifatnya memiliki aktivitas jenisterbatas atau zat radioaktif yang terhadapnya berlakunilai batas aktivitas jenis rata-rata, sehingga dalampenanganannya tidak memerlukan perisai radiasi.

5. Benda Terkontaminasi Permukaan adalah benda padatyang tidak radioaktif tetapi terdapat zat radioaktif yangtersebar pada permukaan dalam jumlah yang melebihi0,4 Bq/ ern? (noI koma empat Becquerel per sentimeterpersegi) untuk pemancar beta, gamma, dan pemancaralfa toksisitas rendah, atau 0,04 Bq/ ern? (nol koma nolempat Becquerel per sentimeter persegi) untuk pemancaralfa lainnya.

6. Zat ...

Page 3: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 3 -

6. Zat Radioaktif Bentuk Khusus adalah zat radioaktifpadat yang tidak dapat menyebar atau kapsulterbungkus yang berisi zat radioaktif.

7. Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah adalah zat radioaktifpadat atau zat radioaktif padat dalam kapsul terbungkusyang memiliki daya sebar terbatas dan tidak berbentukserbuk.

8. Bahan Fisil adalah bahan nuklir yang mengandungnuklida fisil berupa uranium-233 (U-233), uranium-235(U-235), plutonium-239 (Pu-239), danjatau plutonium-241 (Pu-241) dengan berat lebih dari 0,25 gr (nol komadua puluh lima gram).

9. Pengirim adalah pemegang izin pemanfaatan sumberradiasi pengion atau pemanfaatan bahan nuklir yangmelakukan pengiriman zat radioaktif yang dinyatakandalam dokumen pengiriman danjatau yang melakukansendiri Pengangkutan Zat Radioaktif yang akandimanfaatkannya.

10. Penerima adalah pemegang izin pemanfaatan sumberradiasi pengion atau pemanfaatan bahan nuklir, yangmenerima zat radioaktif dari Pengirim dan dinyatakandalam dokumen pengiriman.

11. Pengangkut adalah badan hukum di bidangpengangkutan yang melakukan Pengangkutan ZatRadioaktif.

12. Desain adalah uraian teknis yang digunakan untukmengidentifikasi Zat Radioaktif Bentuk Khusus, ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah, Bungkusan, ataupembungkus dalam pelaksanaan Pengangkutan ZatRadioaktif.

13. Bungkusan adalah pembungkus dengan isi zat radioaktifdi dalamnya yang disiapkan untuk Pengangkutan ZatRadioaktif.

14. Pembungkus Luar adalah pembungkus yang digunakanoleh 1 (satu) Pengirim untuk memuat 1 (satu) ataubeberapa Bungkusan dan membentuk 1 (satu) unitsehingga memudahkan dalam penanganan danpenyimpanan selama Pengangkutan Zat Radioaktif.

15. Peti Kemas adalah peti atau kotak yang bersifatpermanen dan kuat sebagai alat atau perangkat untukpenggunaan ulang dalam Pengangkutan Zat Radioaktifdan sesuai standar International Standard Organization.

16. Peti ...

Page 4: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 4 -

16. Peti Kemas Kecil adalah Peti Kemas yang memilikivolume internal lebih kecil dari atau sarna dengan 3 m-'(tiga meter kubik).

17. Peti Kemas Besar adalah Peti Kemas yang memiliki:

a. volume internal lebih besar dari 3 m-' (tiga meterkubik);

b. ukuran panjang 20 (dua puluh) kaki; atau

c. ukuran panjang 40 (empat puluh) kaki.

18. Tangki adalah tangki yang dapat dijinjing, kontenertangki, kendaraan tangki, gerbong tangki, atau wadahyang digunakan untuk mengangkut bahan padat, cair,atau gas.

19. Badan Pengawas Tenaga Nuklir yang se1anjutnya disebutBAPETEN adalah badan pengawas sebagaimanadimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1997ten tang Ketenaganukliran.

20. Indeks Angkutan adalah nilai yang digunakan sebagaiacuan dalam membatasi tingkat paparan radiasi yangberasal dari Bungkusan, pembungkus luar, Peti Kemas,Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I, dan BendaTerkontaminasi Perrrrukaan-I, terhadap anggotamasyarakat dan petugas pengangkut selamaPengangkutan Zat Radioaktif dan penyimpanan padasaat transit.

21. Indeks Keselamatan Kekritisan adalah nilai yangdigunakan sebagai acuan dalam membatasi tingkatkekritisan pada akumulasi Bungkusan, pembungkusluar, atau Peti Kemas yang berisi Bahan Fisil danuranium heksafluorida (UF6).

22. Nomor Perserikatan Bangsa-Bangsa (United NationsNumber) yang selanjutnya disebut Nomor PBB adalahidentitas bahan berbahaya dan kelas bahan berbahayayang digunakan dalam perdagangan dan pengangkutaninternasional.

23. Satuan Perespon adalah anggota Kepolisian NegaraRepublik Indonesia atau Tentara Nasional Indonesiayang dipersenjatai dan terlatih untuk menghadapiancaman sabotase atau pemindahan zat radioaktifsecara tidak sah se1ama Pengangkutan Zat Radioaktif.

24. Petugas ...

Page 5: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 5 -

24. Petugas Proteksi Radiasi adalah petugas yang ditunjukoleh pemegang izin pemanfaatan sumber radiasi pengionatau pemanfaatan bahan nuklir dan oleh BAPETENdinyatakan mampu melaksanakan pekerjaan yangberhubungan dengan proteksi radiasi.

Pasa12

Zat radioaktif dalam Pengangkutan Zat Radioaktif yang tidakdiatur dalam Peraturan Pemerintah ini meliputi:

a. zat radioaktif yang merupakan bagian yang tidakterpisahkan dari peralatan pengangkutan;

b. zat radioaktif dalam suatu instalasi di satu kawasanyang pelaksanaan pengangkutannya memenuhiketentuan peraturan perundang-undangan di bidangkeselamatan radiasi dan keamanan sumber radioaktifserta keselamatan dan keamanan instalasi nuklir;

c. zat radioaktif yang terpasang atau melekat pada orangatau binatang untuk keperluan diagnosis atau terapi;

d. barang konsumen yang digunakan oleh pengguna akhir;

e. technologically enhanced naturally occurring radioactivematerials yang konsentrasi aktivitasnya sarna atau dibawah tingkat intervensi sesuai dengan ketentuanperaturan perundang-undangan di bidang keselamatanradiasi dan keamanan sumber radioaktif;

f. uranium alam atau uranium susut kadar yang tidakteriradiasi; dan

g. uranium alam atau uranium susut kadar yang telahteriradiasi hanya di dalam reaktor nondaya.

BABII

JENIS ZATRADIOAKTIF

Pasa13

(1) Jenis zat radioaktif dalam Pengangkutan Zat Radioaktifmeliputi:

a. Zat ...

Page 6: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRE$IDENREPUBLIK INDONESIA

-6-

a. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah;

b. Benda Terkontaminasi Permukaan;

c. Zat Radioaktif Bentuk Khusus;d. Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah;e. Bahan Fisil; danf. uranium heksafluorida (UF6).

(2) Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf a terdiri atas:

a. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I;

b. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-II; dan

c. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-Ill,

(3) Benda Terkontaminasi Permukaan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) huruf b terdiri atas:

a. Benda Terkontaminasi Permukaan-I; danb. Benda Terkontaminasi Permukaan-Il.

(4) Bahan Fisil dan uranium heksafluorida (UF6)sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dan huruf fmerupakan bahan nuklir.

Pasal4

Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian jenis zat radioaktifsebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 diatur denganPeraturan Kepala BAPETEN.

BABIIITEKNISKESELAMATANRADIASIDALAM

PENGANGKUTANZATRADIOAKTIF

Bagian Kesatu

Umum

Pasal5

Teknis Keselamatan Radiasi dalam Pengangkutan ZatRadioaktif meliputi:

a. zat ...

Page 7: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

FJRESIDENREPUBLIK I~IDONESIA

-7-

a. zat radioaktif dalam pengangkutan;b. pengaturan Bungkusan;

c. program proteksi dan Keselamatan Radiasi DalamPengangkutan Zat Radioaktif; dan

d. penempatan Bungkusan selama Pengangkutan ZatRadioaktif dan penyimpanan Bungkusan selama transit.

Bagian Kedua

Zat Radioaktif dalam Pengangkutan

Pasal6

(1) Zat radioaktif dalam pengangkutan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 huruf a dapat berupa zatradioaktif yang diuji atau tidak diuji.

(2) Zat radioaktif yang diuji meliputi:a. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-III;

b. Zat Radioaktif Bentuk Khusus; danc. Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah.

(3) Zat radioaktif yang tidak diuji meliputi:

a. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I;

b. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-II;

c. Benda Terkontaminasi Permukaan;

d. Bahan Fisi1;dane. uranium heksafluorida (UF6).

(4) Dalam hal Zat Radioaktif yang akan diangkutmerupakan Zat Radioaktif Bentuk Khusus sebagaimanadimaksud pada ayat (2) huruf b dan Zat Radioaktif DayaSebar Rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (2)huruf c, Pengirim wajib memastikan Zat RadioaktifBentuk Khusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendahmemiliki sertifikat persetujuan Desain zat radioaktif.

(5) Sertifikat persetujuan Desain zat radioaktif sebagaimanadimaksud pada ayat (4) diterbitkan oleh:a. Kepala BAPETENuntuk zat radioaktif yang berasal

dari dalam negeri; dan

b. otoritas ...

Page 8: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 8 -

b. otoritas pengawas negara asal untuk zat radioaktifyang berasal dari luar negeri.

(6) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata carapermohonan dan penerbitan sertifikat persetujuanDesain zat radioaktif sebagaimana dimaksud pada ayat(5)huruf a diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Bagian KetigaPengaturan Bungkusan

Paragraf 1

Umum

Pasa17

Pengaturan Bungkusan sebagaimana dimaksud dalam Pasal5 huruf b meliputi pengaturan mengenai:

a. penggunaan Bungkusan;

b. penentuan kategori Bungkusan;

c. penandaan Bungkusan;

d. pelabelan Bungkusan;

e. pemberian plakat;

f. penentuan Indeks Keselamatan Kekritisan; dan

g. pemeriksaan Bungkusan untuk keperluan kepabeanan.

Paragraf 2

Penggunaan Bungkusan

Pasa18

(1) Pengirim dalam Pengangkutan Zat Radioaktif wajibmenggunakan Bungkusan.

(2) Bungkusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiriatas:

a. Bungkusan ...

Page 9: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 9 -

a. Bungkusan industri;

b. Bungkusan tipe A;

c. Bungkusan tipe B(U);

d. Bungkusan tipe B(M);

e. Bungkusan tipe C; danf. Bungkusan lain.

(3) Bungkusan industri sebagaimana dimaksud pada ayat(2)huruf a terdiri atas:

a. Bungkusan industri-I;

b. Bungkusan industri-Il; dan

c. Bungkusan industri-Ill.

Pasal9(1) Pengirim wajib memastikan Bungkusan tertentu

memiliki sertifikat persetujuan Desain Bungkusan.(2) Bungkusan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat

(1)meliputi:

a. Bungkusan industri yang berisi Bahan Fisil atauuranium heksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (no!koma satu kilogram);

b. Bungkusan tipe A yang berisi Bahan Fisil atauuranium heksafluorida (UF6) lebih dari 0,1 kg (no!koma satu kilogram);

c. Bungkusan tipe B(U);

d. Bungkusan tipe B(M);dan

e. Bungkusan tipe C.

(3) Sertifikat persetujuan Desain Bungkusan sebagaimanadimaksud pada ayat (1)diterbitkan oleh:

a. Kepala BAPETEN untuk Bungkusan yang berasaldari dalam negeri; dan

b. otoritas pengawas negara asal untuk Bungkusanyang berasal dari luar negeri.

(4) Ketentuan ...

Page 10: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 10 -

(4) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata carapermohonan dan penerbitan sertifikat persetujuanDesain Bungkusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf a diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Pasal 10

(1) Bungkusan industri sebagaimana dimaksud dalamPasal 8 ayat (2) huruf a digunakan untuk mengangkutZat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah dan BendaTerkontaminasi Permukaan.

(2) Penggunaan Bungkusan industri sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan pada PengangkutanZat Radioaktif yang menggunakan:a. alat angkut atau Peti Kemas Besar secara eksklusif;

danb. alat angkut atau Peti Kemas Besar secara

noneksklusif.(3) Rincian penggunaan Bungkusan industri pada

Pengangkutan Zat Radioaktif yang menggunakan alatangkut atau Peti Kemas Besar secara eksklusif dannoneksklusif sebagaimana tercantum dalam Lampiran Iyang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Pemerintah ini.

Pasal 11

(1) Bungkusan tipe A, Bungkusan tipe B(U)" Bungkusantipe B(M),dan Bungkusan tipe C sebagaimana dimaksuddalam Pasal 8 ayat (2) huruf b, huruf c, huruf d, danhuruf e digunakan untuk mengangkut Zat RadioaktifBentuk Khusus, Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah,Bahan Fisil, dan uranium heksafluorida (UF6).

(2) Penggunaan Bungkusan tipe A, Bungkusan tipe B(U),Bungkusan tipe B(M), dan Bungkusan tipe Csebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu padanilai aktivitas Ai dan A2 dengan mempertimbangkanbatas konsentrasi aktivitas zat radioaktif yangdikecualikan dan batas aktivitas untuk barang kirimanyang dikecualikan.

(3) Nilai ...

Page 11: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 11 -

(3) Nilai aktivitas Al dan A2,batas konsentrasi aktivitas zatradioaktif yang dikecualikan, dan batas aktivitas untukbarang kiriman yang dikecualikan sebagaimanadimaksud pada ayat (2) merupakan nilai dasarradionuklida sebagaimana tercantum dalam Lampiran IIyang merupakan bagian tidak terpisahkan dariPeraturan Pemerintah ini.

(4) Ketentuan mengenai tata cara penggunaan Bungkusantipe A, Bungkusan tipe B(U),Bungkusan tipe B(M),danBungkusan tipe C yang mengacu pada nilai dasarradionuklida diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Pasal 12

(1) Bungkusan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8ayat (2) huruf f dapat berupa:

a. Bungkusan kosong bekas;

b. Bungkusan yang berisi peralatan atau barangterkontaminasi atau teraktivasi zat radioaktif dengannilai batas aktivitas tertentu;

c. Bungkusan yang berisi peralatan atau barang yangterbuat dari uranium alam, uranium susut kadar,atau thorium alam;

d. Bungkusan yang berisi zat radioaktif sebagaimanadimaksud dalam Pasal 3 dengan nilai batas aktivitastertentu; dan

e. Bungkusan yang berisi uranium heksafluorida (UF6)dengan massa kurang dari 0,1 kg (nol koma satukilogram) dengan nilai batas aktivitas tertentu.

(2) Nilai batas aktivitas tertentu sebagaimana dimaksudpada ayat (1)huruf b, huruf d, dan huruf e sebagaimanatercantum dalam Lampiran III yang merupakan bagiantidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

(3) Ketentuan mengenai tata cara penggunaan Bungkusanlain dengan nilai batas aktivitas tertentu diatur denganPeraturan Kepala BAPETEN.

Pasal 13 ...

Page 12: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 12 -

Pasal 13

(1) Dalam hal zat radioaktif yang akan diangkut berupa ZatRadioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I dan BendaTerkontaminasi Permukaan-I, Pengangkutan ZatRadioaktif dapat dilakukan tanpa menggunakanBungkusan.

(2) Pengangkutan tanpa menggunakan Bungkusansebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganketentuan:

a. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I dan BendaTerkontaminasi Permukaan-I tidak keluar darikendaraan angkut selama pengangkutan;

b. terhadap Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I danBenda Terkontaminasi Permukaan-I dilakukanPengangkutan Zat Radioaktif secara eksklusif; dan

c. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I dan BendaTerkontaminasi Permukaan-I tidak tertinggal dikendaraan angkut atau tidak mengkontaminasikendaraan angkut.

(3) Pengangkutan Zat Radioaktif secara eksklusifsebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dilakukandengan ketentuan:

a. menggunakan alat angkut tunggal atau Peti KemasBesar untuk zat radioaktif;

b. Pengangkutan Zat Radioaktif dilakukan untukmelaksanakan pengiriman Zat Radioaktif AktivitasJenis Rendah-I dan Benda TerkontaminasiPermukaan-I dari 1 (satu) Pengirim;

c. kendaraan dilengkapi dengan penghalang yangmenghambat akses orang yang tidak berwenang; dan

d. tidak ada pemuatan dan pembongkaran selamapengmman.

(4) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif secara eksklusifsebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan olehPengirim, Pengirim wajib:a. memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud pada

ayat (3); dan

b. memiliki ...

Page 13: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 13 -

b. memiliki izin pengangkutan barang berbahaya darikementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perhubungan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif secara eksklusifsebagaimana dimaksud pada ayat (3) dilakukan olehPengangkut, Pengangkut wajib:

a. melaksanakan petunjuk Pengirim;

b. memiliki izin pengangkutan barang berbahaya darikementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perhubungan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengangkutan.

Paragraf 3Penentuan Kategori Bungkusan

Pasal 14

(1) Kategori Bungkusan terdiri atas:

a. I-Putih;

b. II-Kuning; dan

c. Ill-Kuning.

(2) Pengirim wajib menentukan kategori Bungkusan yangdigunakan dalam Pengangkutan Zat Radioaktif sesuaidengan kategori Bungkusan sebagaimana dimaksudpada ayat (1).

(3) Penentuan kategori Bungkusan sebagaimana dimaksudpada ayat (2)didasarkan pada:

a. Indeks Angkutan; dan

b. tingkat radiasi maksimum di setiap titik padapermukaan terluar Bungkusan.

(4) Tata cara penentuan Indeks Angkutan pada Bungkusansebagaimana tercantum dalam Lampiran IV yangmerupakan bagian yang tidak terpisahkan dariPeraturan Pemerintah ini.

Pasal 15 ...

Page 14: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 14 -

Pasal 15

(1) Bungkusan dikategorikan menjadi kategori I-Putih jikamemenuhi kriteria:

a. nilai Indeks Angkutan sarna dengan ° (nol); danb. tingkat radiasi maksimum di setiap titik pada

permukaan terluar Bungkusan tidak melebihi 0,005mSv/jam (nol koma nol nollima milisievert per jam).

(2) Bungkusan dikategorikan menjadi kategori II-Kuningjika memenuhi kriteria:

a. nilai Indeks Angkutan lebih besar daripada ° (nol)dan lebih kecil dari atau sarna dengan 1 (satu); dan

b. tingkat radiasi maksimum di setiap titik padapermukaan terluar Bungkusan Iebih besar dari0,005 mSv/jam (nol koma nol nollima milisievert perjam) dan lebih kecil dari atau sarna dengan 0,5rrrSv/jam (nol koma lima milisievert per jam).

(3) Bungkusan dikategorikan menjadi kategori III-Kuningjika memenuhi kriteria:

a. nilai Indeks Angkutan lebih besar daripada 1 (satu)dan lebih kecil dari atau sarna dengan 10 (sepuluh)dan tingkat radiasi maksimum di setiap titik padapermukaan terluar Bungkusan lebih besar dari 0,5mSv/jarn (nol koma lima milisievert per jam) danlebih kecil dari atau sarna dengan 2 mSv/jam (duamilisievert per jam); dan

b. nilai Indeks Angkutan lebih besar daripada 10(sepuluh) dan tingkat radiasi maksimum di setiaptitik pada permukaan terluar Bungkusan lebih besardari 2 mSv/jam (dua milisievert per jam) dan lebihkecil dari atau sarna dengan 10 mSv/jam (sepuluhmilisievert per jam).

Pasal 16

(1) Dalam hal Zat Radioaktif menggunakan Bungkusandengan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15ayat (3) huruf b, Pengangkutan Zat Radioaktif wajibdilakukan secara eksklusif.

(2) Pengangkutan ...

Page 15: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 15 -

(2) Pengangkutan Zat Radioaktif secara eksklusifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganketentuan:a. Pengangkutan Zat Radioaktif dilakukan dengan

penggunaan alat angkut tunggal atau Peti KemasBesar untuk Zat Radioaktif;

b. Pengangkutan Zat Radioaktif dilakukan untukmelaksanakan pengiriman zat radioaktif dari 1 (satu)Pengirim;

c. kendaraan dilengkapi dengan penghalang yangmenghambat akses orang yang tidak berwenang; dan

d. tidak ada pemuatan dan pembongkaran selamapengmman.

(3) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif secara eksklusifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehPengirim, Pengirim wajib:

a. memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud padaayat (2);dan

b. memiliki izin pengangkutan barang berbahaya darikementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perhubungan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif secara eksklusifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan olehPengangkut, Pengangkut wajib:

a. melaksanakan petunjuk Pengirim;b. memiliki izin pengangkutan barang berbahaya dari

kementerian yang menyelenggarakan urusanpemerintahan di bidang perhubungan sesuai denganketentuan peraturan perundang-undangan; dan

c. memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengangkutan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara PengangkutanZat Radioaktif secara eksklusif sebagaimana dimaksudpada ayat (2)diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Pasal17 ...

Page 16: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 16 -

Pasal 17

(1) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif menggunakanPembungkus Luar dan Peti Kemas, Pengirim wajibmenentukan kategori Pembungkus Luar dan Peti Kemas.

(2) Kategori Pembungkus Luar dan Peti Kemas sebagaimanadimaksud pada ayat (1) terdiri atas:a. I-Putih;

b. II-Kuning; danc. III-Kuning.

(3) Penentuan kategori Pembungkus Luar dan Peti Kemasdidasarkan pada:

a. Indeks Angkutan; dan

b. tingkat radiasi maksimum di setiap titik padapermukaan terluar Pembungkus Luar danj atau PetiKemas.

(4) Tata cara penentuan Indeks .Angkutan untukPembungkus Luar dan Peti Kemas sebagaimanatercantum dalam Lampiran IV yang merupakan bagianyang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Pasal 18

(1) Pembungkus Luar dan Peti Kemas dikategorikan menjadikategori I-Putih jika memenuhi kriteria:

a. nilai Indeks Angkutan sarna dengan 0 (nol); dan

b. tingkat radiasi maksimum di setiap titik padapermukaan terluar Pembungkus Luar dan PetiKemas tidak melebihi 0,005 mSvjjam (nol koma nolnollima milisievert per jam).

(2) Pembungkus Luar dan Peti Kemas dikategorikan menjadikategori II-Kuning jika memenuhi kriteria:

a. nilai Indeks Angkutan lebih besar daripada 0 (nol)dan lebih kecil dari atau sarna dengan 1 (satu); dan

b. tingkat ...

Page 17: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 17 -

b. tingkat radiasi maksimum di setiap titik padapermukaan terluar Pembungkus Luar dan PetiKemas lebih besar dari 0,005 mSv/jarn (no1 komanol nol lima milisievert per jam) dan lebih keeil dariatau sarna dengan 0,5 mSv/jam (nol koma limamilisievert per jam).

(3) Pembungkus Luar dan Peti Kemas dikategorikan menjadikategori Ill-Kuning jika memenuhi kriteria:a. nilai Indeks Angkutan lebih besar daripada 1 (satu)

dan lebih keeil dari atau sarna dengan 10 (sepuluh)dan tingkat radiasi maksimum di setiap titik padapermukaan terluar Pembungkus Luar dan PetiKemas lebih besar dari 0,5 mSv/jam (nol koma limamilisievert per jam) dan lebih keeil dari atau sarnadengan 2 mSv/jam (dua milisievert per jam); dan

b. nilai Indeks Angkutan lebih besar daripada 10(sepuluh) dan tingkat radiasi maksimum di setiaptitik pada permukaan terluar Pembungkus Luar danPeti Kemas lebih besar dari 2 mSv/jam (duamilisievert per jam) dan lebih keeil dari atau sarnadengan 10 mSv/jam (sepuluh milisievert per jam).

Pasal19

(1) Dalam hal zat radioaktif menggunakan PembungkusLuar dan Peti Kemas dengan kriteria sebagaimanadimaksud dalam Pasal 18 ayat (3) huruf b,Pengangkutan Zat Radioaktif dilakukan seearanoneksklusif.

(2) Pengangkutan Zat Radioaktif seeara noneksklusifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan denganketentuan:

a. nilai Indeks Angkutan tidak lebih besar daripada 50(lima puluh) untuk Peti Kemas, kendaraan angkutdarat, pesawat penumpang dan pesawat kargo, dankapal angkutan sungai dan penyeberangan;

b. nilai Indeks Angkutan tidak lebih besar daripada 200(dua ratus) untuk Peti Kemas Kecil di palka,kompartemen, atau daerah dek tertentu di kapallaut;

c. nilai ...

Page 18: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 18 -

c. nilai Indeks Angkutan tidak lebih besar daripada 200(dua ratus) untuk Peti Kemas Kecil di kapallaut; dan

d. nilai Indeks Angkutan tidak dibatasi untuk PetiKemas Besar di kapallaut.

(3) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif secaranoneksklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Pengirim, Pengirim wajib memenuhiketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2).

(4) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif secaranoneksklusif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan oleh Pengangkut, Pengangkut wajib:a. melaksanakan petunjuk Pengirim; dan

b. memenuhi ketentuan peraturanundangan di bidang pengangkutan.

(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara PengangkutanZat Radioaktif secara noneksklusif sebagaimanadimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan KepalaBAPETEN.

perundang-

Paragraf 4

Penandaan Bungkusan

Pasa120

(1) Pengirim wajib melakukan penandaan Bungkusan.

(2) Penandaan Bungkusan sebagaimana dimaksud padaayat (1) dilakukan dengan melekatkan tanda pada sisiluar Bungkusan.

Pasa121

(1) Tanda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (2)memuat paling sedikit informasi mengenai:

a. identitas Pengirim dan 'atau Penerima;b. Nomor PBB dan tipe Bungkusan; danc. keterangan mengenai massa, jika melebihi 50 kg

(lima puluh kilogram).

(2) Dalam ...

Page 19: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 19 -

(2) Dalam hal Bungkusan industri yang berisi Bahan Fisilatau uranium heksafluorida (UF6)lebih dari 0,1 kg (nolkoma satu kilogram) dan Bungkusan tipe A yang berisiBahan Fisil atau uranium heksafluorida (UF6) lebih dari0,1 kg (nol koma satu kilogram), selain mencantumkaninformasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengirimwajib mencantumkan:

a. kode identifikasi Bungkusan; dan

b. nomor seri desain Bungkusan.

(3) Dalam hal Bungkusan tipe B(U), tipe B(M) atau tipe C,selain mencantumkan informasi sebagaimana dimaksudpada ayat (1), Pengirim wajib mencantumkan:

a. kode identifikasi Bungkusan;

b. nomor seri desain Bungkusan; danc. tanda radiasi.

(4) Tanda radiasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)huruf c sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanPemerintah ini.

Pasa122

(1) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif menggunakanPembungkus Luar, penandaan dilakukan denganmelekatkan tanda pada sisi luar Pembungkus Luar.

(2) Tanda pada Pembungkus Luar sebagaimana dimaksudpada ayat (1)memuat paling sedikit informasi mengenai:a. Nomor PBB; dan

b. tulisan yang berbunyi "PEMBUNGKUS LUAR" atau"OVERPACK".

Pasa123

(1) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif Aktivitas JenisRendah-I dan Benda Terkontaminasi Permukaan-I tidakmenggunakan Bungkusan, penandaan dilakukandengan melekatkan tanda pada permukaan penutupluar Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I dan BendaTerkontaminasi Perrnukaan-I.

(2)Tanda ...

Page 20: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 20 -

(2) Tanda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupatulisan yang berbunyi:

a. "RADIOAKTIFAJR-I" atau "RADIOACTWE LSA-I';atau

b. "RADIOAKTIFBTP-I"atau "RADIOACTWE SCO-I'.

Pasa124

(1) Daftar Nomor PBB sebagaimana dimaksud dalam Pasal21 ayat (1) huruf b dan Pasal 22 ayat (2) huruf asebagaimana tercantum dalam Lampiran VI yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanPemerintah ini.

(2) Perubahan daftar Nomor PBB sebagaimana dimaksudpada ayat (1) ditetapkan dengan Peraturan KepalaBAPETEN.

Pasa125

Ketentuan lebih lanjut mengenai tat a cara penandaan padaBungkusan, Pembungkus Luar, dan permukaan luarpenutup Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I atau BendaTerkontaminasi Permukaan-I yang diangkut tanpaBungkusan diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Paragraf 5

Pelabelan Bungkusan

Pasa126

(1) Pengirim wajib melakukan pelabelan Bungkusan.

(2) Pelabelan Bungkusan sebagaimana dimaksud pada ayat(1) dilakukan dengan melekatkan label pada kedua sisiluar yang berlawanan pada Bungkusan.

(3) Label pada Bungkusan sebagaimana dimaksud padaayat (2)memuat informasi mengenai:

a. tanda radiasi;

b. tulisan ...

Page 21: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 21 -

b. tulisan yang berbunyi"RADIOACTWE';

c. kategori Bungkusan;

d. isi Bungkusan atau radionuklida;

"RADIOAKTIF" atau

e. aktivitas radionuklida;f. Indeks Angkutan; dan

g. kelas bahan berbahaya untuk zat radioaktif yaitukelas 7.

(4) Dalam hal Bungkusan kategori I-Putih, label padaBungkusan diperbolehkan tidak memuat informasimengenai Indeks Angkutan.

Pasa127

(1) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif menggunakanPembungkus Luar darr/ atau Peti Kemas, pelabelandilakukan dengan melekatkan label pada:

a. kedua sisi luar yang berlawanan pada PembungkusLuar; atau

b. keempat sisi luar Peti Kemas.(2) Label sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat

informasi mengenai:

a. tanda radiasi;

b. tulisan yang berbunyi"RADIOACTWE';

c. kategori Pembungkus Luar dan Peti Kemas;

"RADIOAKTIF" atau

d. isi atau radionuklida setiap Bungkusan;e. aktivitas radionuklida;f. Indeks Angkutan; dan

g. kelas bahan berbahaya untuk zat radioaktif yaitukelas 7.

(3) Dalam hal Pembungkus Luar dan / atau Peti Kemaskategori I-Putih, label pada Pembungkus Luar darr/ atauPeti Kemas diperbolehkan tidak memuat informasimengenai Indeks Angkutan.

Pasa128 ...

Page 22: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 22 -

Pasa128

Dalam hal Bungkusan atau Pembungkus Luar dan ' atau PetiKemas berisi Bahan Fisil atau uranium heksafluorida (UF6),selain memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalamPasal 26 atau Pasal 27, pada Bungkusan atau PembungkusLuar darr/ atau Peti Kemas dilekatkan label yangmencantumkan paling sedikit informasi mengenai tulisanyang berbunyi "FISIL" atau "FISSILE' dan IndeksKeselamatan Kekritisan.

Pasa129

Gambar label sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 sampaidengan Pasal 28 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Vyang merupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanPemerintah ini.

Paragraf 6

Pemberian Plakat

Pasa130

(1) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif menggunakanPeti Kemas atau Tangki, Pengirim wajib melakukanpemberian plakat.

(2) Pemberian plakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan melekatkan plakat pada sisi luar PetiKemas atau Tangki.

(3) Plakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuatinformasi mengenai:

a. tanda radiasi;

b. tulisan yang berbunyi"RADIOACTWE'; dan

c. kelas bahan berbahaya untuk zat radioaktif yaitu

"RADIOAKTIF" atau

kelas 7.

Pasa131 ...

Page 23: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 23 -

Pasa131

Pengirim selain mencantumkan informasi sebagaimanadimaksud dalam Pasal 30 wajib mencantumkan informasiNomor PBB,jika:

a. Zat Radioaktif Aktivitas Jenis Rendah-I atau BendaTerkontaminasi Permukaan-I diangkuttanpamenggunakan Bungkusan; dan

b. Pengangkutan Zat Radioaktif dilakukan secara eksklusifdengan menggunakan Nomor PBB tunggal.

Pasa132

Plakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dan Pasal 31sebagaimana tercantum dalam Lampiran V yang merupakanbagian tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini.

Paragraf 7Penentuan Indeks Keselamatan Kekritisan

Pasa133

(1) Pengirim wajib menentukan Indeks KeselamatanKekritisan terhadap Bungkusan, Pembungkus Luar, PetiKemas, dan Tangki yang digunakan untuk mengangkutBahan Fisil atau uranium heksafluorida (UF6).

(2) Ketentuan mengenai tata cara penentuan IndeksKeselamatan Kekritisan diatur dengan Peraturan KepalaBAPETEN.

Paragraf 8

Pemeriksaan Bungkusanuntuk Keperluan Kepabeanan

Pasa134

Pemeriksaan Bungkusan untuk keperluan kepabeanandilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang kepabeanan.

Pasa135 ...

Page 24: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 24 -

Pasal35

(1) Dalam hal diperlukan, pemeriksaan Bungkusan untukkeperluan kepabeanan dapat dilakukan denganmembuka Bungkusan.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan dengan ketentuan:

a. dilakukan di tempat yang tidak mudah dijangkau

oleh publik atau dilengkapi dengan penghalang;

b. tersedia perlengkapan proteksi radiasi; dan

c. dihadiri oleh Petugas Proteksi Radiasi Pengirim atau

Penerima.

(3) Bungkusan yang telah dibuka, harus dikembalikan padakondisi semula oleh Petugas Proteksi Radiasi Pengirimatau Penerima, sebelum diserahkan kepada Penerima.

Bagian Keempat

Program Proteksi dan Keselamatan Radiasi Dalam

Pengangkutan Zat Radioaktif

Pasa136

(1) Pengirim harus menyusun program proteksi danKeselamatan Radiasi Dalam Pengangkutan ZatRadioaktif.

(2) Dalam menyusun program proteksi dan KeselamatanRadiasi Dalam Pengangkutan Zat Radioaktifsebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengirim wajibmelakukan kajian dosis terhadap paparan radiasi akibatkerja.

(3) Program proteksi dan Keselamatan Radiasi DalamPengangkutan Zat Radioaktif dapat disusun secaratersendiri atau menjadi satu kesatuan dengan programproteksi dan keselamatan radiasi pemanfaatan sumberradiasi pengion atau pemanfaatan bahan nuklir.

Pasa137 ...

Page 25: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

- 25 -

Pasal37

Program proteksi dan Keselamatan Radiasi DalamPengangkutan Zat Radioaktif sebagaimana dimaksud dalamPasal 36 paling sedikit memuat:a. ruang lingkup;

b. tanggung jawab Pengirim, Penerima, dan Pengangkut;c. hasil kajian dosis;

d. pemantauan daerah kerja dan 'atau pemantauan dosisperorangan;

e. paparan radiasi dan kontaminasi permukaanBungkusan, Indeks Angkutan, dan Indeks KeselamatanKekritisan jika zat radioaktif yang diangkut berupaBahan Fisil atau uranium heksafluorida (UF6);

f. pemisahan Bungkusan dan tindakan proteksi lainnya;g. prosedur pemuatan, penempatan, pengangkutan,

penanganan, dan pembongkaran Bungkusan;

h. prosedur penanggulangan kedaruratan;

1. pelatihan; dan

J. sistem manajemen KeselamatanPengangkutan Zat Radioaktif.

Radiasi Dalam

Pasal38

(1) Dalam hal kajian dosis terhadap paparan radiasi akibatkerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2)menunjukkan dosis efektif berpotensi melebihi 6 mSv(enam milisievert) dalam jangka waktu 1 (satu) tahun,'Pengirim wajib melakukan pemantauan daerah kerjadan pemantauan dosis perorangan.

(2) Dalam hal kajian dosis terhadap paparan radiasi akibatkerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 36 ayat (2)menunjukkan dosis efektif di antara 1 mSv (satumilisievert) dan 6 mSv (enam milisievert) dalam jangkawaktu 1 (satu) tahun, Pengirim wajib melakukanpemantauan daerah kerja atau pemantauan dosisperorangan.

(3) Pemantauan ...

Page 26: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRES IDENREPUBUK INDONESIA

- 26 -

(3) Pemantauan dosis paparan radiasi akibat kerjasebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2)diberlakukan kepada:

a. personil Pengirim yang melakukan persiapanPengangkutan Zat Radioaktif secara terus-rnenerus;

b. personil Pengirim yang melakukan persiapanPengangkutan Zat Radioaktif sewaktu-waktu;

c. personil Pengangkut yang melakukan persiapanPengangkutan Zat Radioaktif di fasilitas Pengirim;dan

d. personil Pengangkut yang melakukan PengangkutanZat Radioaktif.

Pasa139

Ketentuan lebih lanjut mengenai penyusunan danpelaksanaan program proteksi dan Keselamatan RadiasiDalam Pengangkutan Zat Radioaktif diatur dengan PeraturanKepala BAPETEN.

Bagian Kelima

Penempatan Bungkusan selama Pengangkutan Zat Radioaktif

dan Penyimpanan Bungkusan selama Transit

Pasa140

(1) Pengirim wajib memastikan penempatan Bungkusanselama Pengangkutan Zat Radioaktif dilakukan denganmempertimbangkan:

a. jenis moda angkutan yang digunakan;

b. jenis pengangkutan;

c. paparan radiasi pada permukaan luar kendaraanangkut;

d. Indeks Angkutan; dan

e. Indeks Keselamatan Kekritisan.

(2) Dalam ...

Page 27: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 27 -

(2) Dalam hal diperlukan transit selama Pengangkutan ZatRadioaktif Pengirim wajib:

a. menempatkan Bungkusan di tempat yang tidakmudah dijangkau oleh anggota masyarakat dandilerigkapi dengan penghalang, jika PengangkutanZat Radioaktif dilakukan oleh Pengirim; atau

b. memberikan petunjuk kepada Pengangkut agarmenempatkan Bungkusan di tempat yang tidakmudah dijangkau oleh anggota masyarakat dandilengkapi dengan penghalang, jika PengangkutanZat Radioaktif dilakukan oleh Pengangkut.

(3) Penempatan selama transit sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Indeks Angkutan; dan

b. Indeks Keselamatan Kekritisan.

Pasa141

(1) Dalam hal Pengangkutan Zat Radioaktif menggunakanPembungkus Luar darr/ atau Peti Kemas, Pengirim wajibmemastikan penempatan Pembungkus Luar darr/ atauPeti Kemas dengan mempertimbangkan:

a. jenis moda angkutan yang digunakan;

b. jenis pengangkutan;

c. paparan radiasi pada permukaan luar kendaraanangkut;

d. Indeks Angkutan; dan

e. Indeks Keselamatan Kekritisan.

(2) Dalam hal diperlukan transit selama Pengangkutan ZatRadioaktif, Pengirim wajib:

a. menempatkan Pembungkus Luar darr/ atau PetiKemas di tempat yang tidak mudah dijangkau olehanggota masyarakat dan dilengkapi denganpenghalang, jika Pengangkutan Zat Radioaktifdilakukan oleh Pengirim; atau

b. memberikan ...

Page 28: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 28 -

b. memberikan petunjuk kepada Pengangkut agarmenempatkan Pembungkus Luar dan.' atau PetiKemas di tempat yang tidak mudah dijangkau olehanggota masyarakat dan dilengkapi denganpenghalang, jika Pengangkutan Zat Radioaktifdilakukan oleh Pengangkut.

(3) Penempatan selama transit sebagaimana dimaksud padaayat (2) dilakukan dengan mempertimbangkan:

a. Indeks Angkutan; dan

b. Indeks Keselamatan Kekritisan.

Pasa142

Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penempatanBungkusan dan Pembungkus Luar darr/ atau Peti Kemasselama Pengangkutan Zat Radioaktif dan penyimpananBungkusan dan Pembungkus Luar darr/ atau Peti Kemasselama transit diatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

BABIV

TEKNISKEAMANANDALAMPENGANGKUTANZATRADIOAKTIF

Bagian KesatuUmum

Pasa143

Teknis Keamanan dalam Pengangkutan Zat Radioaktifdiberlakukan terhadap:

a. Zat Radioaktif Bentuk Khusus sebagaimana dimaksuddalam Pasal 3 ayat (1) huruf c dan Zat Radioaktif DayaSebar Rendah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3ayat (1) huruf d; dan

b. Bahan Fisil dan uranium heksafluorida (UF6) yangmerupakan bahan nuklir sebagaimana dimaksud dalamPasa13 ayat (4).

Bagian '"

Page 29: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDE""REPUBLIK INDONESIA

- 29 -

Bagian Kedua

Teknis Keamanan dalam Pengangkutan Zat RadioaktifBentuk Khusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah

Paragraf 1

Umum

Pasa144

Teknis keamanan dalam pengangkutan Zat RadioaktifBentuk Khusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendahmeliputi:

a. penentuan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah ke dalam kategori sumberradioaktif sebelum pelaksanaan pengangkutan;

b. penentuan klasifikasi tingkat keamanan sumberradioaktif; dan

c. penyusunan dan pemutakhiran rencana keamanansumber radioaktif untuk pengangkutan Zat RadioaktifBentuk Khusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah.

Paragraf 2

Penentuan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan Zat RadioaktifDaya Sebar Rendah ke dalam Kategori Sumber Radioaktif

sebelum Pelaksanaan Pengangkutan

Pasa145

(1) Pengirim wajib menentukan Zat Radioaktif BentukKhusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah ke dalamkategori sumber radioaktif sebelum pelaksanaanpengangkutan.

(2) Penentuan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah yang akan diangkut kedalam kategori sumber radioaktif sebagaimanadimaksud pada ayat (1) dilakukan berdasarkan:

a. ambang batas radioaktivitas; dan

b ... Jenls ...

Page 30: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESiA

- 30 -

b. jenis penggunaan Zat Radioaktif Bentuk Khusus danZat Radioaktif Daya Sebar Rendah yang diangkut.

(3) Kategori sumber radioaktif sebagaimana dimaksud padaayat (2)meliputi:

a. sumber radioaktif kategori 1;

b. sumber radioaktif kategori 2;

c. sumber radioaktif kategori 3;

d. sumber radioaktif kategori 4; dan

e. sumber radioaktif kategori 5.

(4) Rincian ambang batas radioaktivitas dan jenispenggunaan sebagairnana dimaksud pad a ayat (2)sebagaimana tercantum dalam Lampiran VII yangmerupakan bagian tidak terpisahkan dari PeraturanPemerintah ini.

Pasa146

Ketentuan lebih lanjut mengenai rmcian kategori sumberradioaktif dan tata cara menentukan kategori sumberradioaktif dalam pengangkutan Zat Radioaktif BentukKhusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah diaturdengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Paragraf 3

Penentuan Klasifikasi Tingkat Keamanan Sumber Radioaktif

Pasa147

(1) Pengirim wajib menentukan klasifikasi tingkat keamanansumber radioaktif terhadap Zat Radioaktif BentukKhusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah sebelumpelaksanaan pengangkutan.

(2) Klasifikasi ...

Page 31: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDEf'-1REPUBLIK INDONESIA

- 31 -

(2) Klasifikasi tingkat keamanan sumber radioaktifsebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:a. tingkat keamanan dasar;b. tingkat keamanan lanjutan; danc. tingkat keamanan lanjutan diperketat.

Pasa148

(1) Tingkat keamanan dasar sebagaimana dimaksud dalamPasal 47 ayat (2) huruf a diberlakukan untukpengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah yang dikategorikanmenjadi sumber radioaktif kategori 3.

(2) Tingkat keamanan lanjutan sebagaimana dimaksuddalam Pasal 47 ayat (2) huruf b diberlakukan untukpengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah yang dikategorikanmenjadi sumber radioaktif kategori 2.

(3) Tingkat keamanan lanjutan diperketat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 47 ayat (2) huruf c diberlakukanuntuk pengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus danZat Radioaktif Daya Sebar Rendah yang dikategorikanmenjadi sumber radioaktif kategori 1.

(4) Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan Zat Radioaktif DayaSebar Rendah yang dikategorikan menjadi sumberradioaktif kategori 4 dan kategori 5 dikecualikan dariklasifikasi tingkat keamanan sumber radioaktifsebagaimana dimaksud dalam Pasal 47 ayat (2).

Pasa149

Tingkat keamanan dasar sebagaimana dimaksud dalamPasal 48 ayat (1)meliputi tindakan:

a. pemberitahuan pendahuluan kepada Penerima;b. pemilihan moda pengangkutan;

c. penentuan tempat pemberhentian dan transit;

d. identifikasi personil Pengangkut;

e. pemeriksaan ...

Page 32: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 32 -

e. pemeriksaan kendaraan angkut;

f. penggunaan kunci dan segel;

g. tindakan penanggulangan kedaruratan keamanan dalampengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah sesuai dengan kategorisumber radioaktif; dan

h. pelaporan dalam kondisi rutin dan kondisi darurat.

Pasa150

Tingkat keamanan lanjutan sebagaimana dimaksud dalamPasal 48 ayat (2)meliputi:

a. tindakan pada tingkat keamanan dasar sebagaimanadimaksud dalam Pasal 49;

b. pemberitahuan pendahuluan kepada Kepala BAPETEN;

c. penggunaan sistem komunikasi pengamanan;

d. penentuan rute pengangkutan;

e. pelaksanaan permindahtanganan atau pengalihan;

f. penetapan petugas keamanan sumber radioaktif; dan

g. penggunaan peralatan pelacak.

Pasa151

Tingkat keamanan lanjutan diperketat sebagaimanadimaksud dalam Pasal 48 ayat (3)meliputi:

a. tindakan pada tingkat keamanan dasar sebagaimanadimaksud dalam Pasa149;

b. tindakan pada tingkat keamanan lanjutan sebagaimanadimaksud dalam Pasal 50; dan

c. koordinasi dengan Satuan Perespon dan pengaktifanSatuan Perespon.

Pasa152 ...

Page 33: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBLIK INDONESIA

- 33 -

Pasa152

Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian pelaksanaantindakan keamanan sesuai dengan klasifikasi tingkatkeamanan sumber radioaktif diatur dengan Peraturan KepalaBAPETEN.

Paragraf 4

Penyusunan dan Pemutakhiran Rencana Keamanan Sumber Radioaktifuntuk Pengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus

dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah

Pasal53

(1) Pengirim wajib menyusun rencana keamanan sumberradioaktif untuk pengangkutan Zat Radioaktif BentukKhusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendah sebelumpelaksanaan pengangkutan.

(2) Rencana keamanan sumber radioaktif untukpengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah sebagaimana dimaksudpada ayat (1) paling sedikit memuat informasi mengenai:a. ruang lingkup;b. acuan peraturan perundang-undangan, standar,

darr/ atau kebijakan;c. kategori sumber radioaktif, deskripsi zat radioaktif,

Bungkusan, dan moda pengangkutan;d. struktur organisasi dan tanggung jawab setiap

personil;e. pelatihan personil;f. pengelolaan keamanan informasi;g. tindakan keamanan yang disesuaikan dengan tingkat

keamanan;

h. prosedur pemuatan, transit, penyimpanan sementara,perpindahtanganan, pembongkaran, dan pelaporandalam kondisi rutin;

1. rencana ...

Page 34: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRES IDENREPUBLIK INDONESIA

- 34 -

1. rencana penanggulangan kedaruratan keamanan; dan

J. inventarisasi dan rekaman hasil inventarisasi sumberradioaktif yang diangkut.

(3) Muatan rencana keamanan sumber radioaktif untukpengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah sebagaimana dimaksudpada ayat (2) disesuaikan dengan kategori sumberradioaktif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat(3).

(4) Rencana keamanan radioaktif untuksumberpengangkutan Zat Radioaktif Bentuk Khusus dan ZatRadioaktif Daya Sebar Rendah sebagaimana dimaksudpada ayat (3)dapat disusun:

a. menjadi dokumen rencana keamanan sumberradioaktif untuk pengangkutan Zat Radioaktif BentukKhusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendahtersendiri; atau

b. menjadi satu kesatuan dengan dokumen rencanakeamanan sumber radioaktif untuk pemanfaatansumber radiasi pengion.

Pasal54

Pengirim wajib melakukan pemutakhiran rencana keamanansumber radioaktif untuk pengangkutan Zat RadioaktifBentuk Khusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendahpaling sedikit 1 (satu) kali dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun.

Pasal 55 ...

Page 35: PERATURANPEMERINTAHREPUBLIKINDONESIA · persyaratan keselamatan radiasi dan keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kebutuhan

PRESIDENREPUBUK INDONESIA

- 35 -

Pasa155

Ketentuan lebih lanjut mengenai rincian muatan dan tatacara penyusunan dan pemutakhiran rencana keamanansumber radioaktif untuk pengangkutan Zat RadioaktifBentuk Khusus dan Zat Radioaktif Daya Sebar Rendahdiatur dengan Peraturan Kepala BAPETEN.

Bagian KetigaTeknis Keamanan dalam Pengangkutan Bahan Fisil dan Uranium

Heksafluorida (UF6)yang merupakan Bahan Nuklir

Pasa156

Teknis keamanan dalam pengangkutan Bahan Fisil danuranium heksafluorida (UF6)yang merupakan bahan nuklirmeliputi:a. penentuan Bahan Fisil dan uranium heksafluorida (UF6)

yang merupakan bahan nuklir ke dalam klasiflkasi bahannuklir; dan

b. penyusunan dan pemutakhiran rencana proteksi fisikuntuk pengangkutan Bahan Fisil dan uraniumheksafluorida (UF6)yang merupakan bahan nuklir.

Pasal57

(1) Pengirim wajib menentukan Bahan Fisil dan uraniumheksafluorida (UF6)yang merupakan bahan nuklir kedalam klasifikasi bahan nuklir sebelum pelaksanaanpengangkutan.

(2) Penentuan Bahan Fisil dan uranium heksafluorida (UF6)yang merupakan bahan nuklir ke dalam klasifikasibahan nuklir sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilakukan berdasarkan:

a. keberadaan unsur uramum, plutonium, atauthorium;

b. uraian mengenai unsur uranium atau plutoniumdalam kondisi teriradiasi atau tidak teriradiasi; dan

c. massa ...