30
Agar Kakao Berbuah Lebat Kakao (Theobroma cacao) adalah sumber pendapatan utama keluarga pedesaan dan memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan serta memperbaiki kualitas hidup di berbagai negara tropis. Perbaikan pengelolaan tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi yang berkelanjutan dalam jumlah yang cukup banyak, tapi biji kakao kering yang dihasilkan masih sangat minim. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR) bekerjasama dengan Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini. ACIAR didirikan sejak Juni 1982 dan tugas utamanya adalah membantu mengidentifikasi masalah- masalah pertanian di negara-negara berkembang. Panduan pelatihan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT) untuk produksi kakao berkelanjutan tersebut disusun oleh Dr. John Konam dan Yak Namaliu dari Divisi Penyakit Tumbuhan (Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini) serta Dr. Rosalie Daniel dan Professor David Guest (Universitas Sydney, Australia). Pendekatan pengelolaan baru dilakukan berdasarkan kegiatan budidaya agronomis yang sehat dan strategi PHPT. Penelitian ini bertujuan membantu petani mengoptimalkan produksi kakaonya. Penelitian ini dikembangkan karena petani memiliki prioritas dan kemampuan akses yang berbeda dalam memanfaatkan sumberdaya. Perbedaan tersebut perlu didukung dengan panduan yang membantu petani dalam memilih tingkat pengelolaan yang paling sesuai pada kondisi tertentu. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan produksi kakao. Sebagai tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao berbunga berdasarkan perubahan iklim. Pembungaan tergantung pada perubahan iklim. Kakao hibrida mulai berbunga sekitar 30 bulan setelah ditanam, sedangkan kakao klonal hanya 15-24 bulan. Produksi puncak tercapai pada saat pohon berumur 4-5 tahun dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik. Pada akhir musim hujan (Maret) tanaman memproduksi tunas daun baru (flush) dan segera sesudahnya (April-Juli) terbentuklah bunga. Bunga yang sudah terserbuki akan berkembang menjadi buah dewasa setelah 5-6 bulan. Panen utama berlangsung selama bulan Oktober-Januari, 60% panen dalam setahun dihasilkan pada periode ini. Pertumbuhan flush kedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada saat awal musim hujan (November) dan hasil periode pertengahan dipanen antara April-Juli. PHPT (pemangkasan kakao, kegiatan sanitasi, pengelolaan gulma, pemupukan dan pengelolaan tanaman penaung) sebaiknya dilakukan 3 bulan sebelum masa pembungaan (utama dan pertengahan musim). Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memacu pembungaan dan perkembangan buah daripada pertumbuhan vegetatif. Selain itu, buah yang sakit sebaiknya disingkirkan setiap melakukan panen mingguan. Pemangkasan Ketahanan kakao sangat ditentukan oleh pemangkasan, kalau tidak dilakukan dengan baik maka

PERAWATAN TANAMAN COKLAT

  • Upload
    hafid

  • View
    35

  • Download
    12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PERAWATAN TANAMAN COKLAT

Citation preview

Agar Kakao Berbuah Lebat

Kakao (Theobroma cacao) adalah sumber pendapatan utama keluarga pedesaan dan memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan serta memperbaiki kualitas hidup di berbagai negara tropis. Perbaikan pengelolaan tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi yang berkelanjutan dalam jumlah yang cukup banyak, tapi biji kakao kering yang dihasilkan masih sangat minim. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR) bekerjasama dengan Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini. ACIAR didirikan sejak Juni 1982 dan tugas utamanya adalah membantu mengidentifikasi masalah-masalah pertanian di negara-negara berkembang. Panduan pelatihan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT) untuk produksi kakao berkelanjutan tersebut disusun oleh Dr. John Konam dan Yak Namaliu dari Divisi Penyakit Tumbuhan (Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini) serta Dr. Rosalie Daniel dan Professor David Guest (Universitas Sydney, Australia). Pendekatan pengelolaan baru dilakukan berdasarkan kegiatan budidaya agronomis yang sehat dan strategi PHPT. Penelitian ini bertujuan membantu petani mengoptimalkan produksi kakaonya. Penelitian ini dikembangkan karena petani memiliki prioritas dan kemampuan akses yang berbeda dalam memanfaatkan sumberdaya. Perbedaan tersebut perlu didukung dengan panduan yang membantu petani dalam memilih tingkat pengelolaan yang paling sesuai pada kondisi tertentu. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan produksi kakao.Sebagai tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao berbunga berdasarkan perubahan iklim. Pembungaan tergantung pada perubahan iklim. Kakao hibrida mulai berbunga sekitar 30 bulan setelah ditanam, sedangkan kakao klonal hanya 15-24 bulan. Produksi puncak tercapai pada saat pohon berumur 4-5 tahun dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik. Pada akhir musim hujan (Maret) tanaman memproduksi tunas daun baru (flush) dan segera sesudahnya (April-Juli) terbentuklah bunga. Bunga yang sudah terserbuki akan berkembang menjadi buah dewasa setelah 5-6 bulan. Panen utama berlangsung selama bulan Oktober-Januari, 60% panen dalam setahun dihasilkan pada periode ini. Pertumbuhan flush kedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada saat awal musim hujan (November) dan hasil periode pertengahan dipanen antara April-Juli.PHPT (pemangkasan kakao, kegiatan sanitasi, pengelolaan gulma, pemupukan dan pengelolaan tanaman penaung) sebaiknya dilakukan 3 bulan sebelum masa pembungaan (utama dan pertengahan musim). Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memacu pembungaan dan perkembangan buah daripada pertumbuhan vegetatif. Selain itu, buah yang sakit sebaiknya disingkirkan setiap melakukan panen mingguan.Pemangkasan Ketahanan kakao sangat ditentukan oleh pemangkasan, kalau tidak dilakukan dengan baik maka akan mengurangi hasil kakao selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun dan meningkatkan serangan penyakit serta pertumbuhan gulma. Pemangkasan akan menghasilkan pohon dengan tajuk terbuka hingga memungkinkan matahari masuk. Ada empat komponen kunci dalam pemangkasan tanaman kakao, antara lain pemangkasan bentuk (pemangkasan pucuk dan bentuk tajuk), pemangkasan tunas air/vertikal, pemangkasan sanitasi dan pemangkasan struktural. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan memangkas pucuk (3-6 bulan) dan bentuk tajuk (6-9 bulan). Tujuannya untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao yang memacu perkembangan cabang sekunder dan menghasilkan banyak buah. Berbeda dengan pemangkasan bentuk, pemangkasan tunas air terdiri atas tiga tahap, yaitu memangkas semua tunas setinggi 40-60 cm di atas permukaan tanah; memangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur yang terbentuk; serta menghilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak. Sedangkan pemangkasan sanitasi dilakukan dengan cara memangkas cabang di bawah ketinggian 1,2 m, cabang yang sakit/rusak dan tumpangtindih dengan jarak 20-40 m, ranting yang tidak produktif, memelihara cabang untuk mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m, pengirisan sentral dan samping, dan membuang semua buah yang mengering. Terakhir, pemangkasan struktural adalah pemangkasan yang membatasi ketinggian tanaman, membersihkan permukaan tanah, dan memangkas tajuk arah timur-barat lalu utara-selatan. Tidak hanya pemangkasan kakao, pemangkasan pohon penaung pun akan memacu pertumbuhan yang sehat dan memperbaiki hasilnya. Jumlah penaung yang terlalu sedikit mengakibatkan kakao menjadi tidak sehat dan muncul masalah gulma. Tapi jumlah penaung yang terlalu banyak akan meningkatkan masalah hama dan penyakit. Keduanya menyebabkan produksi kakao rendah. Jenis tanaman penaung beraneka macam, namun yang biasa ditemui adalah kelapa atau glirisidia (Gliricidia sepium). Pengelolaan Penaung Pemangkasan penaung dapat dilakukan dengan menghilangkan daun-daun kelapa yang jatuh ke pohon kakao secara rutin. Pengelolaan ini sebaiknya meliputi pengurangan tajuk, pembuangan kulit batang, dan pemangkasan pertumbuhan kembali yang dilakukan pada bulan Juli dan Desember (5-6 bulan sesudah pemangkasan struktural) dan selama putaran pemangkasan sanitasi normal. Pengurangan tajuk yaitu pemangkasan cabang-cabang tajuk besar untuk mengurangi bobot tajuk glirisidia. Sedangkan pembuangan kulit batang hanya membuang kulit pada ketinggian bahu lalu memotong jaringan penghubung permukaan pada tempat kulit batangnya diambil. Selanjutnya pemangkasan pertumbuhan kembali dilakukan tiga bulan setelah pembuangan kulit batang, tumbuhkan dua atau tiga tunas dan buang sisanya. Enam bulan setelah pembuangan kulit batang, tinggalkan satu tunas pertama dan buang kulit pada tunas sisanya. Pengendalian GulmaPengendalian gulma juga berperan penting dalam mengurangi hama dan penyakit. Gulma dikendalikan dengan cara meningkatkan ketersediaan air dan unsur hara, serta mempermudah akses ke tanaman kakao. Gulma meliputi rumput, tumbuhan berdaun lebar, tumbuhan merambat, tumbuhan lain yang tidak dikehendaki dan tumbuh pada blok kakao. Gulma di bawah pohon kakao akan menjadi pesaing unsur hara, sinar, air dan ruang, serta membantu penyebaran hama dan penyakit. Namun gulma dapat dihilangkan dari sekeliling pangkal batang kakao secara manual ataupun menggunakan bahan kimia. Pilihan pengendalian gulma tergantung pada sumberdaya yang tersedia, dan apakah akan mengusahakan kakao secara organik atau tidak. Pemupukan Pemakaian pupuk perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi. Pupuk urea memungkinkan perkembangan akar dan ketahanan, serta memacu pertumbuhan vegetatif baru dan produksi bunga. Sedangkan pupuk kimia dan pupuk kandang menyediakan unsur hara ekstra untuk membentuk ketahanan dan memperbaiki kesehatan tanaman, sehingga mampu meningkatkan produksi. Pemakaian pupuk kimia sebaiknya pada akhir periode panen untuk memacu pembungaan. Saat ini pupuk kimia yang sering digunakan adalah urea dan NPK (nitrogen, fosfor, kalium). NPK membantu tanaman dewasa untuk memasok nutrisi pada buah muda dan menunjang perkembangan buah sampai masak. Disamping pupuk kimia, bisa digunakan pupuk kandang yang dikomposkan selama 3 bulan agar bisa memperbaiki tanah dan bermanfaat dalam produksi kakao organik.Sanitasi Blok Sanitasi blok yang memerlukan perawatan karena penyakit dan hama kakao tersebar akibat buruknya pengelolaan blok. Serangga memainkan peranan penting dalam siklus penyakit busuk buah (Phytophtora). Sanitasi akan memacu kebersihan pokok dan memperbaiki kesehatan tanaman. Bagian paling penting dalam sanitasi adalah memanen semua buah satu minggu sekali selama musim hujan, dan dua minggu sekali selama musim kemarau. Sanitasi blok terdiri atas kebersihan pohon dan permukaan tanah. Kebersihan pohon meliputi pembersihan buah yang busuk/hitam (dibuang dari blok kakao untuk mengurangi penyebaran inokulum dan terjadinya penyakit), bagian tanaman yang sakit/rusak (dipangkas mulai dari chupon/tunas vertikal, tunas baru, daun, dan cabang yang terinfeksi penyakit pembuluh kayu atau vascular streak dieback (VSD) dan kanker (berupa bercak infeksi yang timbu

Top of Form

Bottom of FormBibit Tanaman Bibit Tanaman Buah (17) Bibit Tanaman Kayu (18) Bibit Tanaman Lainnya (1) Bibit Tanaman Pakan Ternak (1) Bibit Tanaman Perindang (8) Bibit Tanaman Rempah (4) Biji Tanaman Biji Tanaman Buah (12) Biji Tanaman Kayu (27) Biji Tanaman Pakan Ternak (2) Biji Tanaman Perindang (2) Biji Tanaman Rempah (3) Kontak KamiUntuk Pemesanan atau Informasi Tentang Benih & Bibit Tanaman Silakan HubungiHP/WA:0852-2848-4369PIN BB: 2AD38AEDEmail: [email protected]

Alamat:Jl. Kemiri-Karangduwur, Ds. Karangduwur,Kec. Kemiri,Kab. Purworejo, Jateng

Segera pesan biji atau bibit tanaman disini, dan dapatkan harga yang kompetitif dari kami. Budidaya Tanaman Budidaya Buah Alpukat Budidaya Buah Durian Budidaya Buah Jambu Biji Budidaya Buah Jeruk Budidaya Buah Kelengkeng Budidaya Buah Mangga Budidaya Buah Pisang Budidaya Buah Rambutan Budidaya Buah Sirsak Budidaya Buah Sukun Budidaya Tanaman Akasia Budidaya Tanaman Albasia Budidaya Tanaman Angsana Budidaya Tanaman Cendana Budidaya Tanaman Cengkeh Budidaya Tanaman Damar Budidaya Tanaman Gaharu Budidaya Tanaman Gmelina Budidaya Tanaman Jabon Budidaya Tanaman Jati Budidaya Tanaman Kakao / Coklat Budidaya Tanaman Kaliandra Budidaya Tanaman Karet Budidaya Tanaman Kayu Manis Budidaya Tanaman Kopi Budidaya Tanaman Lada Budidaya Tanaman Mahoni Budidaya Tanaman Mindi Budidaya Tanaman Pala Budidaya Tanaman Palem Partner

Sahabat Mitra Bibit Penyuluhpi PerumJogja.info Blog/Web AndaCara Melakukan Pemangkasan Tanaman Coklat/Kakao Labels: Bibit Coklat, Budidaya Tanaman, Budidaya Tanaman Kakao / Coklat, Tips dan Artikel

Setiap petani pasti ingin agar tanamannya selalu terawat dengan baik dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Banyak cara untuk dapat mewujudkannya, salah satunya adalah dengan melakukan pemangkasan tanaman terutama pada tanaman yang mempunyai batang keras (berkambium) ataupun tanaman yang berbentuk perdu (pohon). Selain penyiraman, pemupukan, pemberian hormone untuk mempercepat proses pembuahan, dan pencegahan hama penyakit, kegiatan pemangkasan merupakan salah satu cara agar tanaman selalu dalam keadaan prima.

Pemangkasan tanaman merupakan usaha yang dilakukan para petani untuk mendapatkan bentuk tajuk tanaman yang ideal atau untuk mendapatkan hasil tanaman yang berbuah lebih banyak terlepas dari baik tidaknya mutu buah tersebut. Pemangkasan bertujuan untuk mengurangi jumlah tunas dan pucuk batang agar pertumbuhan buahnya maksimal.

Pemangkasan pada tanaman kakao ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang serta pertumbuhan vegetatif yang baik suapaya tanaman kakao kita selalu dalam kondisi yang prima dan diharapkan menghasilkan panen yang prima juga. Selain kakao yang harus dipangkas, pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Cara-cara pemangkasan pada kakao ada beberapa macam, yaitu :

Pertama, Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.

Kedua, Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.

Ketiga, Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.

Kegiatan memangkas berhubungan dengan kualitas tanaman itu sendiri. Jika bibitnya kurang berkualitas, maka pemangkasan harus lebih intensif dan tentunya akan lebih menyita tenaga. Maka, untuk mendukung usaha budidaya anda berjalan lebih efektif dan efisien, CV MITRA BIBIT menyediakan Benih dan Bibit Kakao berkualitas dengan harga bersaing. Untuk informasi lebih lanjut mengenai bibit dan pemesanan dapat menghubungi kontak yang tersedia

CARA MERAWAT KEBUN KAKAO YANG BAIKKeberhasilan dalam mengelolah kebun kakao membutuhkan kegiatan rutin yang terencana dalam mengoptimalkan praktek pertanian yang baik seperti Panen Sering,Pemangkasan, sanitasi dan pemupukan , metode rehabilitasi tanaman lainnya seperti tehnik sambung samping dan sambung pucuk khususnya bagi tanaman yang berproduksi rendah atau tidak berproduksi sama sekali dapat diterapkan .Berikut ini merupakan matriks kegiatan manajemen kebun yang disusun sebagai acuan dasar bagi petani kakao , berisikan petunjuk yang menggambarkan kapan kegiatan yang paling tepat untuk dilaksanakan. Hal ini memungkinkan petani untuk mengatur jadwal kerjanya menurut kondisi musim tertentu . Matriks ini hanyalah panduan umum tetapi dapat digunakan oleh petani dalam memperbaharui kegiatan pembudidayaan Kebun kakaonya.

1. Panen SeringKegiatan Panen sering harus dilaksanakan sepanjang tahun .khususnya setiap minggu meskipun ketika produksi buah rendah. Panen sering sangat penting dalam manajemen kebun kakao yang baik yang mana bertujuan untuk memutus siklus hidup PBK (Penggerek Batang Kakao) pada tahap larva. Selama panen sering dilakukan hendaknya tidak merusak bantalan buah dimana bunga buah akan tumbuh kembali . maka lakukanlah panen sering dengan hati-hati menggunakan alat yang tajam dan bersih.

2. Pemangkasana. Kegiatan pemangkasan dilaksanakan pada pohon yang telah dewasa/tua dimana dapat dibagi dalam tiga kategori yakni :b. Pangkas Berat dilakukan selama musim hujan kegiatan ini dapat dilakukan dua kali dalam setahun, ketika pohon masih memiliki buah dan bunga yang kurang .memangkas bagian tanaman yang tidak perlu guna menjaga keseimbangan tanaman dan meningkatkan kondisi pohon . Pangkas berat jangan dilakukan ketika bunga/bakal buah tumbuh dan berproduksi biarkan bakal buah tumbuh hingga 10 cm, jika pemangkasan tetap dilaksanakan maka bunga atau buah bakal akan berguguran.c. Pangkas Pemeliharaan dilaksanakan empat kali setahun dengan memangkas cabang atau tunas yang tidak perlu seperti pucuk,juga yang tumbuh menggantung serta cabang yang rusak . tipe pemangkasan ini dapat dilakukan kapan saja meskipun pohon sedang dalam masa produksid. Pangkas Pucuk dapat dilakukan kapan saja biasanya dilakukan juga pada saat panen karena cabang ini mengurangi fertilitas tanah dan tentunya perlu dipangkas.

3. SanitasiPelaksanaan Sanitasi dilakukan setelah panen. Dengan membenamkan kulit-kulit buah hingga larva PBK, telur dan pupa tidak dapat menjangkit buah lainnya. Karenanya kulit buah hendaknya dibenamkan atau ditutup dengan plastic guna menghindari berkembangnya hama tersebut. Juga bagi buah yang busuk buah hendaknya dibuang dari kebun kemudian dikuburkan jauh dari kebun untuk menghindari menjangkitnya jamur pada buah atau bagian tanaman lain.

4. PemupukanPenerapan Pemupukan harus dilakukan pada permulaan musin hujan setelah kegiatan pemangkasan .tipe pupuk yang digunakan hendaknya sesuai dengan rekomendasi teknis yang dianjurkan oleh Jember ,Seperti Urea 100g,SP 36/TSP 200gr dan KCL 250 g perpohon.Atau 2 karung Urea, 4 Karung SP36/TSP dan 5 karung KCL perhektar perpemupukan. Pemupukan yang tepat dilaksanakan dengan total dosis yang dianjurkan 4 karung urea 8 karung sp36/tsp 10 karung kcl pertahun perhektar pupuk hendaknya di benam pada lubang yang dibuat agar pupuk tidak tersapu ketika hujan tiba .Pemupukan dilakukan untuk menjaga ferilitas dan produktifitas tanaman serta tahan terhadap hama dan penyakit

5. PengeringanKegiatan pengeringan hasil panen biji kakao harus dilakukan ketika biji basah telah dipanen kandungan air pada biji kakao hendaknya berkisar 7-8 % , alat pengeringan haruslah bersih dari seperti pasir dan kotoran agar kualitas biji kakao lebih baik.

6. Sambung sampingKegiatan ini dapat dilaksanakan sepanjang waktu,alangkah baiknya dilakukan pada awal musim hujan dan pohon dalam keadaan flus dan satu hal yang perlu kita perhatikan sebelum melakukan penyambungan pilihlah entries yang sehat dan baik agar pertumbuhannya cepat dan tidak mudah terserang hama penyakit

7. Sabung pucukKegiatan ini dapat dilakukan pada pucuk yang berumur 2.5-3 Bulan hal yang perlu diperhatikan adalah pemilihan batang bawah dan atas yang sesuai anjuran teknis dan guna menghasilkan yang terbaik.

Moga Panduan Manajemen Pemeliharaan Kakao Yang baik ini dapat bermanfaat bagi Kita Semua Mohon kritik dan saran yang membangun demi tercapainya tujuan petani yang mandiri dan sejahtera Amin..Salam Petani

agar KAKAO berbuah lebat Sabtu, 26 April 2014 | komentar

Kakao (Theobromacacao) adalah sumber pendapatan utama keluarga pedesaan dan memainkan peranan penting dalam meningkatkan kesejahteraan serta memperbaiki kualitas hidup di berbagai negara tropis. Perbaikan pengelolaan tanaman kakao dewasa dapat menghasilkan produksi yang berkelanjutan dalam jumlah yang cukup banyak, tapi biji kakao kering yang dihasilkan masih sangat minim. Untuk mengatasi masalah tersebut, Pusat Penelitian Pertanian Internasional Australia (ACIAR) bekerjasama dengan Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini.ACIAR didirikan sejak Juni 1982 dan tugas utamanya adalah membantu mengidentifikasi masalah-masalah pertanian di negara-negara berkembang. Panduan pelatihan tentang Pengelolaan Hama dan Penyakit Terpadu (PHPT) untuk produksi kakao berkelanjutan tersebut disusun oleh Dr. John Konam dan Yak Namaliu dari Divisi Penyakit Tumbuhan (Lembaga Kelapa Kakao, Papua Nugini) serta Dr. Rosalie Daniel dan Professor David Guest (Universitas Sydney, Australia). Pendekatan pengelolaan baru dilakukan berdasarkan kegiatan budidaya agronomis yang sehat dan strategi PHPT.Penelitian ini bertujuan membantu petani mengoptimalkan produksi kakaonya. Penelitian ini dikembangkan karena petani memiliki prioritas dan kemampuan akses yang berbeda dalam memanfaatkan sumberdaya. Perbedaan tersebut perlu didukung dengan panduan yang membantu petani dalam memilih tingkat pengelolaan yang paling sesuai pada kondisi tertentu. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kesenjangan pengetahuan dan produksi kakao.Sebagai tanaman yang berasal dari hutan hujan tropis di Amerika Selatan, kakao berbunga berdasarkan perubahan iklim. Pembungaan tergantung pada perubahan iklim. Kakao hibrida mulai berbunga sekitar 30 bulan setelah ditanam, sedangkan kakao klonal hanya 15-24 bulan. Produksi puncak tercapai pada saat pohon berumur 4-5 tahun dan dapat bertahan selama 20 tahun atau lebih jika pengelolaannya baik. Pada akhir musim hujan (Maret) tanaman memproduksi tunas daun baru (flush) dan segera sesudahnya (April-Juli) terbentuklah bunga. Bunga yang sudah terserbuki akan berkembang menjadi buah dewasa setelah 5-6 bulan. Panen utama berlangsung selama bulan Oktober-Januari, 60% panen dalam setahun dihasilkan pada periode ini. Pertumbuhanflushkedua (daun diikuti oleh bunga) terjadi pada saat awal musim hujan (November) dan hasil periode pertengahan dipanen antara April-Juli.PHPT (pemangkasan kakao, kegiatan sanitasi, pengelolaan gulma, pemupukan dan pengelolaan tanaman penaung) sebaiknya dilakukan 3 bulan sebelum masa pembungaan (utama dan pertengahan musim). Kegiatan ini dilakukan untuk lebih memacu pembungaan dan perkembangan buah daripada pertumbuhan vegetatif. Selain itu, buah yang sakit sebaiknya disingkirkan setiap melakukan panen mingguan.PemangkasanKetahanan kakao sangat ditentukan oleh pemangkasan, kalau tidak dilakukan dengan baik maka akan mengurangi hasil kakao selama beberapa bulan bahkan beberapa tahun dan meningkatkan serangan penyakit serta pertumbuhan gulma. Pemangkasan akan menghasilkan pohon dengan tajuk terbuka hingga memungkinkan matahari masuk. Ada empat komponen kunci dalam pemangkasan tanaman kakao, antara lain pemangkasan bentuk (pemangkasan pucuk dan bentuk tajuk), pemangkasan tunas air/vertikal, pemangkasan sanitasi dan pemangkasan struktural. Pemangkasan bentuk dilakukan dengan memangkas pucuk (3-6 bulan) dan bentuk tajuk (6-9 bulan).Tujuannya untuk membentuk tanaman dan tajuk kakao yang memacu perkembangan cabang sekunder dan menghasilkan banyak buah. Berbeda dengan pemangkasan bentuk, pemangkasan tunas air terdiri atas tiga tahap, yaitu memangkas semua tunas setinggi 40-60 cm di atas permukaan tanah; memangkas sebagian besar tunas yang tumbuh kembali di dalam struktur yang terbentuk; serta menghilangkan tunas vertikal yang tidak tumbuh tegak.Sedangkan pemangkasan sanitasi dilakukan dengan cara memangkas cabang di bawah ketinggian 1,2 m, cabang yang sakit/rusak dan tumpangtindih dengan jarak 20-40 m, ranting yang tidak produktif, memelihara cabang untuk mempertahankan tinggi tanaman 3,5 m, pengirisan sentral dan samping, dan membuang semua buah yang mengering. Terakhir, pemangkasan struktural adalah pemangkasan yangmembatasi ketinggian tanaman, membersihkan permukaan tanah, dan memangkas tajuk arah timur-barat lalu utara-selatan.Tidak hanya pemangkasan kakao, pemangkasan pohon penaung pun akan memacu pertumbuhan yang sehat dan memperbaiki hasilnya. Jumlah penaung yang terlalu sedikit mengakibatkan kakao menjadi tidak sehat dan muncul masalah gulma. Tapi jumlah penaung yang terlalu banyak akan meningkatkan masalah hama dan penyakit. Keduanya menyebabkan produksi kakao rendah. Jenis tanaman penaung beraneka macam, namun yang biasa ditemui adalah kelapa atau glirisidia (Gliricidiasepium).Pengelolaan PenaungPemangkasan penaung dapat dilakukan dengan menghilangkan daun-daun kelapa yang jatuh ke pohon kakao secara rutin. Pengelolaan ini sebaiknya meliputi pengurangan tajuk, pembuangan kulit batang, dan pemangkasan pertumbuhan kembali yang dilakukan pada bulan Juli dan Desember (5-6 bulan sesudah pemangkasan struktural) dan selama putaran pemangkasan sanitasi normal. Pengurangan tajuk yaitu pemangkasan cabang-cabang tajuk besar untuk mengurangi bobot tajuk glirisidia. Sedangkan pembuangan kulit batang hanya membuang kulit pada ketinggian bahu lalu memotong jaringan penghubung permukaan pada tempat kulit batangnya diambil. Selanjutnya pemangkasan pertumbuhan kembali dilakukan tiga bulan setelah pembuangan kulit batang, tumbuhkan dua atau tiga tunas dan buang sisanya. Enam bulan setelah pembuangan kulit batang, tinggalkan satu tunas pertama dan buang kulit pada tunas sisanya.Pengendalian GulmaPengendalian gulma juga berperan penting dalam mengurangi hama dan penyakit. Gulma dikendalikan dengan cara meningkatkan ketersediaan air dan unsur hara, serta mempermudah akses ke tanaman kakao. Gulma meliputi rumput, tumbuhan berdaun lebar, tumbuhan merambat, tumbuhan lain yang tidak dikehendaki dan tumbuh pada blok kakao. Gulma di bawah pohon kakao akan menjadi pesaing unsur hara, sinar, air dan ruang, serta membantu penyebaran hama dan penyakit. Namun gulma dapat dihilangkan dari sekeliling pangkal batang kakao secara manual ataupun menggunakan bahan kimia. Pilihan pengendalian gulma tergantung pada sumberdaya yang tersedia, dan apakah akan mengusahakan kakao secara organik atau tidak.PemupukanPemakaian pupuk perlu dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi. Pupuk urea memungkinkan perkembangan akar dan ketahanan, serta memacu pertumbuhan vegetatif baru dan produksi bunga. Sedangkan pupuk kimia dan pupuk kandang menyediakan unsur hara ekstra untuk membentuk ketahanan dan memperbaiki kesehatan tanaman, sehingga mampu meningkatkan produksi. Pemakaian pupuk kimia sebaiknya pada akhir periode panen untuk memacu pembungaan. Saat ini pupuk kimia yang sering digunakan adalah urea dan NPK (nitrogen, fosfor, kalium). NPK membantu tanaman dewasa untuk memasok nutrisi pada buah muda dan menunjang perkembangan buah sampai masak. Disamping pupuk kimia, bisa digunakan pupuk kandang yang dikomposkan selama 3 bulan agar bisa memperbaiki tanah dan bermanfaat dalam produksi kakao organik.Sanitasi BlokSanitasi blok yang memerlukan perawatan karena penyakit dan hama kakao tersebar akibat buruknya pengelolaan blok. Serangga memainkan peranan penting dalam siklus penyakit busuk buah (Phytophtora). Sanitasi akan memacu kebersihan pokok dan memperbaiki kesehatan tanaman. Bagian paling penting dalam sanitasi adalah memanen semua buah satu minggu sekali selama musim hujan, dan dua minggu sekali selama musim kemarau. Sanitasi blok terdiri atas kebersihan pohon dan permukaan tanah.Kebersihan pohon meliputi pembersihan buah yang busuk/hitam (dibuang dari blok kakao untuk mengurangi penyebaran inokulum dan terjadinya penyakit), bagian tanaman yang sakit/rusak (dipangkas mulai darichupon/tunas vertikal, tunas baru, daun, dan cabang yang terinfeksi penyakit pembuluh kayu atauvascular streak dieback(VSD) dan kanker (berupa bercak infeksi yang timbu

UDIDAYA KAKAOPENDAHULUANTanaman Kakao merupakan tanaman perkebunaan berprospek menjanjikan. Tetapi jika faktor tanah yang semakin keras dan miskin unsur hara terutama unsur hara mikro dan hormon alami, faktor iklim dan cuaca, faktor hama dan penyakit tanaman, serta faktor pemeliharaan lainnya tidak diperhatikan maka tingkat produksi dan kualitas akan rendah.PT. Natural Nusantara berusaha membantu petani kakao agar mampu meningkatkan produktivitasnya agar dapat bersaing di era globalisasi dengan program peningkatan produksi secara kuantitas dan kualitas, berdasarkan konsep kelestarian lingkungan (Aspek K-3).A. PERSIAPAN LAHAN

Bersihkan alang-alang dan gulma lainnya.Gunakan tanaman penutup tanah (cover crop) terutama jenis polong-polongan seperti Peuraria javanica, Centrosema pubescens, Calopogonium mucunoides & C. caeraleum untuk mencegah pertumbuhan gulma terutama jenis rumputan.Gunakan juga tanaman pelindung seperti Lamtoro, Gleresidae dan Albazia, tanaman ini ditanam setahun sebelum penanaman kakao dan pada tahun ketiga jumlah dikurangi hingga tinggal 1 pohon pelindung untuk 3 pohon kakao (1 : 3).

B. PEMBIBITAN

Biji kakao untuk benih diambil dari buah bagian tengah yang masak dan sehat dari tanaman yang telah cukup umur.Sebelum dikecambahkan benih harus dibersihkan lebih dulu daging buahnya dengan abu gosok.Karena biji kakao tidak punya masa istirahat (dormancy), maka harus segera dikecambahkan.Pengecambahan dengan karung goni dalam ruangan, dilakukan penyiraman 3 kali sehari.Siapkan polibag ukuran 30 x 20 cm (tebal 0,8 cm) dan tempat pembibitan.Campurkan tanah dengan pupuk kandang (1 : 1), masukkan dalam polibag.Sebelum kecambah dimasukkan tambahkan 1 gram pupuk TSP / SP-36 ke dalam tiap-tiap polibag.Benih dapat digunakan untuk bibit jika 2-3 hari berkecambah lebih 50%.Jarak antar polibag 20 x 20 cm lebar barisan 100 cm.Tinggi naungan buatan disesuaikan dengan kebutuhan sehingga sinar masuk tidak terlalu banyak.Penyiraman bibit dilakukan 1-2 kali sehari.Penyiangan gulma melihat keadaan areal pembibitan.Pemupukan dengan N P K ( 2 : 1 : 2 ) dosis sesuai dengan umur bibit, umur 1 bulan : 1 gr/bibit, 2 bulan ; 2 gr/bibit, 3 bulan : 3 gr/bibit, 4 bulan : 4 gr/bibit. Pemupukan dengan cara ditugal.SiramkanPOC NASAdengan dosis 0,5 1 tutup/pohon diencerkan dengan air secukupnya atau semprotkan dengan dosis 4 tutup/tangki setiap 2-4 minggu sekali.Penjarangan atap naungan mulai umur 3 bulan dihilangkan 50% sampai umur 4 bulan.Amati hama & penyakit pada pembibitan, antara lain ; rayap, kepik daun, ulat jengkal, ulat punggung putih, dan ulat api. Jika terserang hama tersebut semprot denganPESTONAdosis 6-8 tutup/tangki atauNatural BVRdosis 30 gr/tangki. Jika ada serangan penyakit jamur Phytopthora dan Cortisium sebarkanNatural GLIOyang sudah dicampur pupuk kandang selama + 1 minggu pada masing-masing pohon.C. PENANAMANa. PengajiranAjir dibuat dari bambu tinggi 80 100 cmPasang ajir induk sebagai patokan dalam pengajiran selanjutnyaUntuk meluruskan ajir gunakan tali sehingga diperoleh jarak tanam yang samab. Lubang TanamUkuran lubang tanam 60 x 60 x 60 cm pada akhir musim hujanBerikan pupuk kandang yang dicampur dengan tanah (1:1) ditambah pupuk TSP 1-5 gram per lubangc. Tanam BibitPada saat bibit kakao ditanam pohon naungan harus sudah tumbuh baik dan naungan sementara sudah berumur 1 tahunPenanaman kakao dengan system tumpang sari tidak perlu naungan, misalnya tumpang sari dengan pohon kelapaBibit dipindahkan ke lapangan sesuai dengan jenisnya, untuk kakao Mulia ditanam setelah bibit umur 6 bulan, Kakao Lindak umur 4-5 bulanPenanaman saat hujan sudah cukup dan persiapan naungan harus sempurna. Saat pemindahan sebaiknya bibit kakao tidak tengah membentuk daun muda (flush)D. PEMELIHARAAN TANAMAN

Penyiraman dilakukan 2 kali sehari (pagi dan sore) sebanyak 2-5 liter/pohonDibuat lubang pupuk disekitar tanaman dengan cara dikoak. Pupuk dimasukkan dalam lubang pupuk kemudian ditutup kembali. Dosis pupuk lihat dalam tabel di samping ini :Tabel Pemupukan Tanaman Coklat

Catatan: Akan lebih baik pemberian diselingi/ditambahSUPERNASA1 2 kali/tahun dengan dosis 1 botol untuk + 200 tanaman. 1 botolSUPERNASAdiencerkan dalam 2 liter (2000 ml) air dijadikan larutan induk. Kemudian setiap 1 liter air diberi 10 ml larutan induk tadi untuk penyiraman setiap pohon.Tambahan:Untuk tanaman yang sudah produksi atau berbuah gunakanPOWER NUTRITIONuntuk meningkatkan pembuahan. pupuk organikPOWER NUTRITIONadalah pupuk yang diformulasikan secara khusus untuk merangsang pertumbuhan bunga dan meningkatkan pembuahan agar lebih optimal, baik secara kualitas maupun kuantitasnya.POWER NUTRITIONdibuat dari berbagai bahan organik alami yang diproses secara khusus dengan kandungan unsur hara esensial yang sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk meningkatkan produksi buah.Cara pemakaian adalah : 3 sendok makanPOWER NUTRITIONdilarutkan ke dalam air sekitar 5 lt sampai dengan 10 lt di campurkan 1/2 tutupAERO 810untuk membantu peresapan nutrisi pada akar. Selanjutnya siramkan di sekeliling perakaran tanaman. Lakukan pemupukan ini setiap 3 bulan sekali untuk hasil optimal.E. PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKITa. Ulat Kilan( Hyposidea infixaria; Famili : Geometridae ),menyerang pada umur 2-4 bulan. Serangan berat mengakibatkan daun muda tinggal urat daunnya saja. Pengendalian denganPESTONAdosis 5 10 cc / liter.b. Ulat Jaran / Kuda( Dasychira inclusa, Familia : Limanthriidae ), ada bulu-bulu gatal pada bagian dorsalnya menyerupai bentuk bulu (rambut) pada leher kuda, terdapat pada marke 4 dan 5 berwarna putih atau hitam, sedang ulatnya coklat atau coklat kehitam-hitaman. Pengendalian dengan musuh alami predator Apanteles mendosa dan Carcelia spp, semprotPESTONA.c. Parasa lepida dan Ploneta diducta(Ulat Srengenge),serangan dilakukan silih berganti karena kedua species ini agak berbeda siklus hidup maupun cara meletakkan kokonnya, sehingga masa berkembangnya akan saling bergantian. Serangan tertinggi pada daun muda, kuncup yang merupakan pusat kehidupan dan bunga yang masih muda. Siklus hidup Ploneta diducta 1 bulan, Parasa lepida lebih panjang dari pada Ploneta diducta. Pengendalian denganPESTONA.d. Kutu kutuan( Pseudococcus lilacinus ), kutu berwarna putih. Simbiosis dengan semut hitam. Gejala serangan : infeksi pada pangkal buah di tempat yang terlindung, selanjutnya perusakan ke bagian buah yang masih kecil, buah terhambat dan akhirnya mengering lalu mati. Pengendalian : tanaman terserang dipangkas lalu dibakar, dengan musuh alami predator; Scymus sp, Semut hitam, parasit Coccophagus pseudococciNatural BVR30 gr/ 10 liter air atauPESTONA.e.Helopeltis antonii, menusukkan ovipositor untuk meletakkan telurnya ke dalam buah yang masih muda, jika tidak ada buah muda hama menyerang tunas dan pucuk daun muda. Serangga dewasa berwarna hitam, sedang dadanya merah, bagian menyerupai tanduk tampak lurus. Ciri serangan, kulit buah ada bercak-bercak hitam dan kering, pertumbuhan buah terhambat, buah kaku dan sangat keras serta jelek bentuknya dan buah kecil kering lalu mati. Pengendalian dilakukan denganPESTONAdosis 5-10 cc / lt (pada buah terserang), hari pertama semprot stadia imago, hari ke-7 dilakukan ulangan pada telurnya dan pada hari ke-17 dilakukan terhadap nimfa yang masih hidup, sehingga pengendalian benar-benar efektif, sanitasi lahan, pembuangan buah terserang.f. Cacao Mot ( Ngengat Buah ),Acrocercops cranerella (Famili ; Lithocolletidae).Buah muda terserang hebat, warna kuning pucat, biji dalam buah tidak dapat mengembang dan lengket. Pengendalian : sanitasi lingkungan kebun, menyelubungi buah coklat dengan kantong plastik yang bagian bawahnya tetap terbuka (kondomisasi), pelepasan musuh alami semut hitam dan jamur antagonisBeauveria bassiana ( BVR)dengan cara disemprotkan, semprot denganPESTONA.g. Penyakit Busuk Buah (Phytopthora palmivora),gejala serangan dari ujung buah atau pangkal buah nampak kecoklatan pada buah yang telah besar dan buah kecil akan langsung mati. Pengendalian : membuang buah terserang dan dibakar, pemangkasan teratur, semprot denganNatural GLIO.h. Jamur Upas( Upasia salmonicolor ),menyerang batang dan cabang. Pengendalian : kerok dan olesi batang atau cabang terserang denganNatural GLIO+HORMONIK, pemangkasan teratur, serangan berlanjut dipotong lalu dibakar.Catatan : Jika pengendalian hama penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum mengatasi dapat dipergunakan pestisida kimia yang dianjurkan. Agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan tambahkan Perekat PerataAERO 810, dosis + 5 ml (1/2 tutup)/tangki.

F. PEMANGKASAN

Pemangkasan ditujukan pada pembentukan cabang yang seimbang dan pertumbuhan vegetatif yang baik. Pohon pelindung juga dilakukan pemangkasan agar percabangan dan daunnya tumbuh tinggi dan baik. Pemangkasan ada beberapa macam yaitu :Pangkas Bentuk, dilakukan umur 1 tahun setelah muncul cabang primer (jorquet) atau sampai umur 2 tahun dengan meninggalkan 3 cabang primer yang baik dan letaknya simetris.Pangkas Pemeliharaan, bertujuan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan dengan cara menghilangkan tunas air (wiwilan) pada batang pokok atau cabangnya.Pangkas Produksi, bertujuan agar sinar dapat masuk tetapi tidak secara langsung sehingga bunga dapat terbentuk. Pangkas ini tergantung keadaan dan musim, sehingga ada pangkas berat pada musim hujan dan pangkas ringan pada musim kemarau.Pangkas Restorasi, memotong bagian tanaman yang rusak dan memelihara tunas air atau dapat dilakukan dengan side budding.G. PANENSaat petik persiapkan rorak-rorak dan koordinasi pemetikan. Pemetikan dilakukan terhadap buah yang masak tetapi jangan terlalu masak. Potong tangkai buah dengan menyisakan 1/3 bagian tangkai buah. Pemetikan sampai pangkal buah akan merusak bantalan bunga sehingga pembentukan bunga terganggu dan jika hal ini dilakukan terus menerus, maka produksi buah akan menurun. Buah yang dipetik umur 5,5 6 bulan dari berbunga, warna kuning atau merah. Buah yang telah dipetik dimasukkan dalam karung dan dikumpulkan dekat rorak. Pemetikan dilakukan pada pagi hari dan pemecahan siang hari. Pemecahan buah dengan memukulkan pada batu hingga pecah. Kemudian biji dikeluarkan dan dimasukkan dalam karung, sedang kulit dimasukkan dalam rorak yang tersedia.H. PENGELOLAAN HASILFermentasi, tahap awal pengolahan biji kakao. Bertujuan mempermudah menghilangkan pulp, menghilangkan daya tumbuh biji, merubah warna biji dan mendapatkan aroma dan cita rasa yang enak.Pengeringan, biji kakao yang telah difermentasi dikeringkan agar tidak terserang jamur dengan sinar matahari langsung (7-9 hari) atau dengan kompor pemanas suhu 60-700C (60-100 jam). Kadar air yang baik kurang dari 6 %.Sortasi, untuk mendapatkan ukuran tertentu dari biji kakao sesuai permintaan. Syarat mutu biji kakao adalah tidak terfermentasi maksimal 3 %, kadar air maksimal 7%, serangan hama penyakit maksimal 3 % dan bebas kotoran.Saat ini PT. Natural Nusantara telah mengeluarkan 2 produk unggulan baru sebagai penyempurnaan produk sebelumnya, yaituPupuk Organik Serbuk GreenstardanSupernasa Granule Modern.

Pupuk Organik Serbuk Greenstardikemas dengan sangat praktis dan ekonomis. Serta dalam produkGreenstartersebut sudah terkandung unsur yang ada pada produkPOC NASAdanHORMONIK. Dan pupuk organikSupernasa Granule Modernjuga dikemas dalam bentuk granule yang mantap sehingga lebih praktis dalam aplikasinya serta harganya lebih ekonomis.

www.produknaturalnusantara.comPeluang Usaha Budidaya Kakao, Bisa Panen Tiap HariThursday, 7 August 20143 Komentar2458 Views Tag budidaya kakao, peluang usahaPohon kakao, merupakan salah satu komoditas perkebunan yang memiliki peluang usaha dan nilai ekonomi yang tinggi. Bayangkan saja, kakao yang merupakan bahan baku cokelat yang bisa panen tiap hari. Ya, Kakao berbuah sepanjang tahun tanpa mengenal musim. Dalam budidaya kakao tak perlu menunggu waktu lama untuk memanen buah cokelat dari pohonnya, proses pemanennya pun bisa dilakukan tiap hari jika sudah ada kakao yang tua atau siap panen.Cokelat saat ini sudah hampir menjadi kebutuhan banyak orang. Setiap makanan dan minuman yang kita santap sehari-hari, sedikit banyak mengandung cokelat. Tak hanya makanan dan minuman, cokelat juga mulai merambah dunia farmasi dan kosmetik atau kecantikan. Karena inilah saya yakin peluang usaha budidaya kakao ke depan bisa dibilang sangat cerah. Ujar Wijianto, salah seorang petani kakao asal Desa Segulung, Dagangan Madiun kepada wartawirausaha.com. Kakao atau dalam nama latin Theobroma Cacao L, merupakan salah satu tumbuhan yang cocok dengan kultur tanah serta iklim yang ada di Indonesia. Karena inilah, budidaya kakao di berbagai daerah di Indonesia, termasuk wilayah Dagangan, tepatnya di kaki bukit pegunungan Wilis, mampu menjadi produk unggulan wirausaha agrobisnis masyarakat.Masyarakat di Segulung, biasanya memperdayakan tanah-tanah kebun yang berbukit-bukit, dengan menanami tanaman kakao serta cengkeh. Biasanya mereka menanam secara tumpang sari, mengingat lahan kurang bagus untuk tanaman padi. Uniknya, jika cengkeh hanya bisa dipanen sekali dalam setahun, atau bisa dinikmati hasilnya setelah satu tahun, maka pohon kakao ini bisa dipetik hampir tiap hari, jika pohon sudah mencapai umur 3 tahun ke atas. Ungkap pria yang memiliki 1 hektar kebun dan memilih wirausaha budidaya kakao dan cengkeh ini.Pohon kakao sangat bagus, jika dikembangkan bersamaan pohon tegakan atau pelindung. Menurut Wijiyanto, masyarakat desa Segulung biasanya membudidayakan kakao bersama pohon cengkeh. Pohon cengkeh yang tinggi dan besar, menjadi salah satu pohon tegakan yang ideal. Selain cengkeh, pohon naungan yang bisa digunakan antara lain pohon lamtoro, gleresidae, serta albasia. Wijianto menambahkan, pohon kakao sangat ideal dikembangkan di daerah perbukitan, dimana itensitas cahaya mataharinya tidak terlalau banyak. Jika matahari terlalu banyak, tanaman kakao akan mengecil, daun menyempit, sehingga tanaman relatif mengkerdil.

Bapak Wijianto, seorang petani kakao asal Desa Segulung, MadiunUntuk memulai proses penanaman sebetulnya tidak sulit, pertama-tama yang perlu kita lakukan adalah membuat membersihkan alang-alang dan gulma. Setelah kebun bersih, baru membuat lubang dengan ukuran 60 x 60 x 60 cm untuk benih pohon kakao. Lubang ini kemudian ditimbun pupuk kompos dan kotoran sapi, lalu dibiarkan beberapa hari. tambahnya.Jika sudah, benih kakao yang sudah memiliki tinggi 1 1,5 meter dimasukkan ke dalam lubang. Agar, benih kakao tidak dirusak hewan liar, sebaiknya disekeliling lubang diberi pagar bamboo. Setelah selesai, tinggal perawatan dan pemupukan.Pemupukan dilakukan setelah umur pohon kakao 6 bulan. Pupuk yang biasa saya gunakan adalah organic dan juga urea. Pada usia 8 12 bulan, dilakukan pemangkasan cabang pohon kakao yang lemah. Pada umur 18 24 dilakukan kembali pemangkasan, dengan membuang tunas yang tidak diinginkan. Secara berkala dilakukan pembuangan cabang yang melintang serta rating yang menyebabkan tanaman terlalu rimbun dibuang. Pemangkasan dilakukan juga untuk mengurangi kelebatan daun pada tanaman kakao. Ungkap Wijianto.Pada usia 3 tahun, biasanya pohon kakao sudah berbuah lebat dan mulai bisa dipanen. Buah kakao yang bisa dipanen adalah buah yang sudah tua dan sudah mengalami perubahan kulit buah. Wijianto menyarankan, begitu buah sudah masak, bisa segera dipetik, karena jika terlalu masak kadar gula dalam buah menurun sehingga dalam proses fermentasi kurang begitu baik.Pohon kakao yang sudah berumur 3 tahun, biasanya akan berbuah terus menerus tanpa mengenal musim. Biasanya, kalau kami panen, kami kumpulkan dulu buah kakao ke tempat khusus. Lalu buah tersebut kita pisahkan atau kelompokkan sesuai dengan kelas kematangannya. Setelah itu, buah kakao di pecah dengan menggunakan balok kayu. Ujar pria yang juga menjadi perangkat desa tersebut.Menurut Wijianto, dari pohon kakao, yang diambil hanyalah biji buah kakao saja. Biji tersebut, setelah diambil dari buah kemudian di peram atau difermentasi selama kurang lebih satu minggu. Wijianto menjelaskan, proses fermentasi hanyalah memasukkan biji buah kakao ke dalam kotak kayu tebal yang dilapisi oleh alumunium dan dibawahnya diberi lubang kecil untuk pembuangan lendir.Sebenarnya selain biji, dulu pernah ada sosialisasi usaha pembuatan Nata de kakao dari lendir biji kakao dan pembuatan pakan untuk hewan peliharaan seperti kambing dan sapi dari kulit kakao yang kebanyakan dibuang. Namun, semua kurang maksimal, karena pemerintah sendiri kurang begitu serius dan konsisten dalam usaha memberdayakan masyarakat petani kakao. Ungkap Wijianto.Untuk pemasaran biji-biji kakao yang sudah kering menurut Wijianto tidak ada kendala yang berarti. Bahkan, Wijianto yakin jika masa depan wirausaha kakao atau cokelat ini sangat cerah jika dibanding cengkeh. Jika suatu saat cengkeh akan berkurang seiring pemerintah yang akan mengurangi kuota rokok, maka kakao justru akan naik, karena komoditas ini sangat penting.Harga biji kakao kering ke pengepul saat ini antara 20 25 ribu perkilogramnya. Saat ini sudah banyak pengepul yang datang untuk mengambil biji kakao kering dari petani. Bahkan, beberapa pengepul sudah berani memberikan uang sebagai panjer, meskipun barang atau biji kakao belum ada. Ujarnya.Kendala yang dihadapi adalah kurangnya perhatian dari pemerintah setempat mengenai potensi wirausaha agrobisnis budidaya kakao yang dikembangkan masyarakat ini. Menurut Wijianto, pemerintah masih setengah hati dalam membina masyarakat agar terus menghasilkan biji kakao berkualitas terbaik. Saat ini penyemprotan dan sosialisasi penangulangan hama juga sudah sangat jarang dilakukan.Saat ini petani kerap mendapat serangan hama yang dibawa oleh lalat buah. Serbuan lalat buah ini membuat buah kakao tidak bisa dipanen secara maksimal, karena biji dalam buah kakao kerap rusak dan banyak ditemukan belatung kecil. Berbagai cara sudah kami lakukan untuk menanggulangi ancaman hama ini, namun kami masih belum bisa menemukan cara yang tepat. Karena inilah kami berharap mendapat support dan bimbingan pemerintah agar Segulung bisa tetap menjadi wilayah penghasil kakao terbaik. Ucap Wijianto.Jika dulu Wijianto mampu memanen biji kakao sebanyak 20 kg perhari, kini jauh berbeda, karena untuk pemanenan setiap seminggu sekali hasil yang didapat juga jauh berbeda dengan apa yang didapat beberapa tahun dulu. Untuk mengantispasi ini, kami meremajakan semua pohon kakao yang sudah terserang lalat buah. Selain itu pohon kakao yang sudah berumur 20 tahun juga kami remajakan, agar produktivitas buahnya kembali normal. Selain itu, kami juga rutin memberikan semprotan untuk menjaga pohon agar terhindar dari serangan lalat buah. Tutupnya.

MCC 01 & MCC 02: Dua Klon Super Asal Luwu Utara PDF

KAKAO INDONESIA-MASAMBA. Kabar baik bagi pekebun kakao, pasalnya 2 klon unggul lokal yang cukup popular di kalangan pekebun di Sulawesi Selatan telah ditetapkan sebagai benih bina oleh pemerintah pada pertengahan Bulan Agustus 2014 yang lalu. Oleh tim pelepasan varietas kedua jenis kakao unggul ini dianggap layak digunakan secara luas oleh masyarakat. Kedua klon tersebut adalah MCC 01 yang di masyarakat dikenal dengan nama M01. Klon istimewa ini konon ditemukan oleh Alm Muktar pada tahun 2001, yang tinggal di Desa Lara, Kecamatan Baebunta. Klon ini sudah digunakan di Kabupaten Luwu Utara karena berbagai keunggulannya. Yang kedua adalah MCC 02 yang di kalangan pekebun kakao dikenal dengan nama M45. Andi Mulyadi dan M. Nasir menemukan klon ini dengan kode 45 di Desa Tingkara, Kecamatan Malangke. Klon ini dikenal sebagai tanaman kakao penghasil buah berbiji besar.

Gambar. Tampilan Fisik MCC 01(Sumber: Puslitkoka, 2014)

Gambar. Tampilan Fisik MCC 02(Sumber: Puslitkoka 2014)Berdasarkan hasik penelitian Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember, keunggulan MCC 01 terlihat dari potensi produksinya yang mencapai 3,69 ton/ha/tahun sedangkan MCC 02 tidak kalah unggulnya, karena memiliki potensi produksi mencapai 3.02 ton/ha/tahun. Sedangkan untuk kadar lemak bisa mencapai 50 % baik untuk MCC 01 maupun MCC 02. Namun keunggulan yang paling menarik dari kedua klon ini adalah memiliki ukuran biji yang relatif besar dibadingkan klon-klon yang sudah dilepas. MCC 01 memiliki berat biji 1,75 gram, sedangkan MCC 02 mencapai 1,61 gram.

Gambar. Perbandingan Ukuran Biji (Sumber: Puslitkoka, 2014)Terkait ketahanan hama kedua klon ini relatif tahan terhadap VSD namun MCC 01 relatif lebih rentan terhadap PBK jika dibandingkan MCC 02 maupun Sulawesi 1. Namun untuk penyakit busuk buah kedua klon ini relatif lebih tahan dari Sulawesi 1. Dengan penetapan kedua klon ini menjadi benih bina maka bahan tanaman kedua jenis ini telah dapat digunakan secara luas di Indonesia. Saat ini kabar baiknya tersedia potensi jutaan mata entres di Kabupaten Luwu Utara dan juga tersedia bibit sambung samping menggunakan batang atas kedua klon unggul ini. Untuk informasi pemesanan atau pembelian bibit ini dapat menghubungi Kakao Indonesia.

Bottom of Form