142
PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) DENGAN METODE RED WINE, WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Biologi Disusun oleh: Angguntia Dwi Saputra 141434083 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA ... edit.pdfalkohol wine salak pondoh, mengetahui metode yang dapat menghasilkan kadar Etanol tertinggi dan yang menghasilkan produk wine salak

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK

    PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) DENGAN METODE RED WINE,

    WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST

    POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Biologi

    Disusun oleh:

    Angguntia Dwi Saputra

    141434083

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK

    PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) DENGAN METODE RED WINE,

    WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST

    POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Biologi

    Disusun oleh:

    Angguntia Dwi Saputra

    141434083

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

    JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    SKRIPSI

    PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK

    PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) DENGAN METODE WHITE

    WINE, RED WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST

    POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)

    Yang diajukan oleh :

    Angguntia Dwi Saputra

    141434083

    Telah disetujui oleh :

    Dosen Pembimbing

    Ig. Yulius Kristio Budiasmoro S.Si., M.Si Tanggal, 13 April 2018

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    SKRIPSI

    PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK

    PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) DENGAN METODE RED WINE,

    WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST

    POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)

    Nama Lengkap TandaTangan

    Ketua : Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. _____________

    Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. _____________

    Anggota : Ig. Yulius Kristio Budiasmoro, S.Si., M.Si. _____________

    Anggota : Dra. Malichah Asy’ari, M.Pd. _____________

    Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd. _____________

    Yogyakarta, 25 April 2018

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Sanata Dharma

    Dekan,

    Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

    Dipersiapkan dan ditulis oleh:

    Angguntia Dwi Saputra

    NIM: 141434083

    Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi

    Program Studi Pendidikan Biologi

    JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma

    Pada tanggal : 25 April 2018

    Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Susunan Panitia Penguji:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    “Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”

    QS. Al Insyirah : 5

    “Saat anda percaya bahwa anda bisa, Anda telah setengah jalan

    menuju kesana”

    Theodore Roosevelt

    Karya ini kupersembahkan untuk :

    Bapak, Ibu, Kakak dan keluarga yang selalu

    memberikan dukungan dan semangat

    Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2014

    Almamaterku Universitas Sanata Dharma

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis

    ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

    dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

    Yogyakarta, 25 April 2018

    Penulis

    (Angguntia Dwi Saputra)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

    Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta:

    Nama : Angguntia Dwi Saputra

    NIM : 141434083

    Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan

    kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

    PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK

    PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) DENGAN METODE RED WINE,

    WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST

    POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)

    Dengan demikian saya memberikan kepada pihak Perpustakaan Univeristas

    Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media

    lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,

    dan mempublikasikan ke internet atau media lain guna kepentingan akademis tanpa

    ijin dari saya maupun royalty kepada saya selama masih tetap mencantumkan nama

    saya sebagai penulis.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

    Dibuat di : Yogyakarta

    Pada tanggal : 25 April 2018

    Yang menyatakan

    (Angguntia Dwi Saputra)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

    skripsi ini dengan judul “Perbandingan Kadar Alkohol dan Cita Rasa Wine

    Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) dengan Metode Red Wine,

    White Wine dan Sake Menggunakan Strain Yeast Polandia (Saccharomyces

    cerevisiae)”. Terdapat banyak hal yang telah dialami penulis selama mengikuti

    dinamika perkuliahan di Universitas Sanata Dharma. Ketercapaian yang dialami

    penulis sampai sejauh ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak

    yang telah memberikan tambahan semangat bagi penulis.

    Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih

    kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini:

    1. ALLAH SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunianya, sehingga

    penulis dapat menjalani perkuliahan dari awal hingga penyelesaian skripsi.

    2. Kedua orang tua saya Bapak Paiman dan Ibu Sumiyati atas segala doa dan

    dukungan yang selalu diberikan.

    3. Kakakku tercinta Ika Windu Winarni yang selalu memberikan dukungan

    dan memberikan semangat.

    4. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada

    penulis untuk dapat menimba ilmu selama berkuliah di Pendidikan Biologi.

    5. Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan bantuan dana pendidikan.

    6. Bapak Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro S.Si., M.Si selaku dosen

    pembimbing skripsi yang sudah bersedia untuk meluangkan waktunya

    untuk berkonsultasi , memberikan masukan, arahan, memberikan solusi dari

    setiap permasalahan dalam penyusunan skripsi, selalu membimbing dengan

    penuh kesabaran dan senantiasa memberikan semangat untuk

    menyelesaikan skripsi.

    7. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. Selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Biologi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    8. Ibu Dra. Malichah Asy’ari, M.Pd dan Ibu Ika Yuli Listyarini, M.Pd. selaku

    dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk

    penyempurnaan penulisan skripsi.

    9. Segenap Dosen Pendidikan Biologi dan Staff Sekretariat JPMIPA (Jurusan

    Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Universitas Sanata

    Dharma.

    10. Pak Agus Handoyo dan Pak Marsono selaku Laboran yang turut membantu

    dalam penelitian di Laboratorium.

    11. Astiti Wulandari dan Maresti Mei Yuniasih yang telah membantu dan

    menemani selama penelitian.

    12. Bang Ipan, Mutek, Melda serta sahabat GSC (Mega, yulet, kris, karim, febri,

    arif dan desi) selaku sahabat yang selalu mendukung dan memberikan

    semangat.

    13. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2014 atas

    kerjasama, dinamika dan bantuannya selama menjalani proses perkuliahan.

    14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang

    telah membantu dan mendukung penulis dalam masa perkuliahan hingga

    penyususnan skripsi.

    Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari

    sempurna, masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis

    sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih

    menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,

    dunia pendidikan, masyarakat dan bagi pembaca pada umumnya.

    Yogyakarta, 13 April 2018

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    ABSTRAK

    PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK

    PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) DENGAN METODE RED WINE,

    WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST

    POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)

    Angguntia Dwi Saputra

    Universitas Sanata Dharma

    2018

    Salak pondoh merupakan salah satu tanaman buah yang mengalami

    penurunan harga yang drastis pada saat masa panen tiba, alternatif untuk menaikkan

    nilai jual salak yaitu dengan membuat wine salak. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui pengaruh metode Red wine, White Wine dan Sake terhadap kadar

    alkohol wine salak pondoh, mengetahui metode yang dapat menghasilkan kadar

    Etanol tertinggi dan yang menghasilkan produk wine salak yang disukai panelis.

    Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Percobaan

    dilakukan dengan menggunakan tiga metode berbeda tanpa menggunakan kontrol

    penelitian, metode tersebut yaitu red wine (A), white wine (B) dan sake (C). Hasil

    fermentasi diuji kadar gula, pH, kadar etanol dan dilakukan uji organoleptik oleh

    12 panelis terlatih. Data uji kadar gula, pH dan alkohol dianalisis secara deskriptif

    dan uji organoleptik dianalisis dengan statistik non parametrik uji Chi-Square.

    Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dan perbedaan dari metode

    yang diberikan terhadap kadar etanol, kadar metanol dan hasil organoleptik. Kadar

    etanol yang dihasilkan yaitu sampel A=16,06%, sampel B=12,98% dan sampel

    C=9,37%. Kadar metanol tidak terkandung dalam wine salak, atau 0% untuk ketiga

    sampel. Perhitungan Chi-Square menunjukkan bahwa H0 ditolak dengan hasil

    perhitungan 58,92>15,28/X2hitung>X2tabel. Hasil uji organoleptik menunjukkan

    wine yang paling disukai panelis adalah sampel wine A.

    Kata Kunci: Wine, Salak Pondoh, Uji Organoleptik, Etanol dan Metanol

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    ABSTRACK

    THE COMPARISON OF THE ALCOHOL LEVEL AND THE TASTE OF

    SALAK PONDOH WINE (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) BY USING RED

    WINE, WHITE WINE AND SAKE METHOD USING STRAIN YEAST

    POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)

    Angguntia Dwi Saputra

    Sanata Dharma University

    2018

    Salak pondoh is one of the fruit plants that fell on drastic decline in price at

    the harvest time. The alternative way to raise the selling value of salak is by making

    salak wine. This study aims to determine the effect of Red wine, White Wine and

    Sake method on the alkohol level of salak pondoh wine, knowing the method which

    can produce the highest Ethanol level and produce the preferred salak wine

    product.

    This research is considered as quasi experimental research. The experiment

    was conducted using three different methods without using research control, the

    method is red wine (A), white wine (B) and sake (C). The fermentation results were

    tested for the sugar level, pH level, ethanol level and an organoleptik test was done

    by 12 trained panelists. The data of sugar level, pH level and alkohol level were

    analyzed descriptively and the organoleptik test was analyzed with non-parametric

    statistic of Chi-Square test.

    The results showed that there were influences and differences from the

    method given to the ethanol level, methanol level and the organoleptik results. The

    ethanol level of sample A = 16.06%, sample B = 12.98% and sample C = 9.37%.

    The salak wine doesn’t contain methanol, or 0% for all three samples. Chi-Square

    calculation showed that H0 is rejected with calculation result

    58,92>15,28/X2count>X2table. Organoleptik test results showed the panelists most

    favored wine are wine A.

    Keywords: Wine, Salak Pondoh, Organoleptik Test, Ethanol and Methanol

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

    HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi

    KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

    ABSTRAK ............................................................................................................ ix

    ABSTRACK ........................................................................................................... x

    DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii

    DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv

    DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Permasalahan ....................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6

    A. Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) ........................................... 6

    1. Klasifikasi Salak Pondoh .......................................................................... 6

    2. Deskripsi Salak Pondoh ............................................................................ 6

    3. Morfologi Salak Pondoh .......................................................................... 7

    B. Kandungan Buah Salak ............................................................................... 12

    C. Manfaat Buah Salak .................................................................................... 13

    D. Produksi Salak dan Nilai Ekonominya ....................................................... 13

    E. Yeast dalam Pembuatan Wine .................................................................... 15

    F. Pengendalian Pertumbuhan Yeast ............................................................... 17

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    G. Fermentasi Wine ......................................................................................... 18

    1. Alkohol Fermentasi ................................................................................ 19

    2. Fermentasi Malolaktat ............................................................................ 21

    H. Metode dalam Pembuatan Wine ................................................................. 22

    I. Standarisasi Mutu Wine .............................................................................. 24

    J. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 25

    K. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 25

    L. Hipotesis ...................................................................................................... 29

    BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 30

    B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 30

    C. Batasan Penelitian ....................................................................................... 31

    D. Waktu dan Tempat ...................................................................................... 31

    E. Alat dan Bahan ............................................................................................ 31

    F. Cara Kerja ................................................................................................... 32

    G. Analisis Data ............................................................................................... 44

    H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ................. 45

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 46

    A. Hasil ............................................................................................................ 47

    B. Pembahasan ................................................................................................. 57

    C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 70

    BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK

    PEMBELAJARAN BIOLOGI ............................................................................ 71

    BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 73

    A. Kesimpulan ................................................................................................. 73

    B. Saran ............................................................................................................ 73

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 78

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2. 1 Kandungan zat gizi tiap 100 gram daging buah salak ........................ 12

    Tabel 2. 2 Tanaman Produktif, Produksi dan Rata-rata Produksi Salak Pondoh

    setiap Kecamatan di Kabupaten Sleman Tahun 2016. .......................................... 14

    Tabel 2. 3 Komposisi wine................................................................................... 24

    Tabel 4. 1 Kadar gula (ºbrix) sebelum dan sesudah fermentasi ........................... 47

    Tabel 4. 2 pH sebelum dan sesudah fermentasi ................................................... 48

    Tabel 4. 3 Kadar Etanol dan Metanol Wine Salak ............................................... 49

    Tabel 4. 4 Hasil Skor Total Setiap Sample .......................................................... 56

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2. 1 Akar pohon salak ............................................................................... 7

    Gambar 2. 2 Batang pohon salak ........................................................................... 8

    Gambar 2. 3 Pelepah pohon salak .......................................................................... 9

    Gambar 2. 4 Daun Pohon Salak ........................................................................... 10

    Gambar 2. 5 Bunga Salak Betina dan Jantan ....................................................... 11

    Gambar 2. 6 Buah Salak....................................................................................... 12

    Gambar 2. 7 Sel Saccharomyces cerevisiae dan yeast kering ............................. 16

    Gambar 2. 8 Alkoholic fermentasi melalui siklus glikolisis ................................ 22

    Gambar 2. 9 Kerangka Berpikir ........................................................................... 27

    Gambar 2. 10 Kerangka penelitian yang relevan ................................................. 28

    Gambar 3. 1 Proses Pembuatan Starter Wine Cair .............................................. 38

    Gambar 3. 2 Proses Pembuatan Wine Salak Metode Red Wine .......................... 39

    Gambar 3. 3 Proses Pembuatan Wine Salak Metode White Wine ...................... 40

    Gambar 3. 4 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh Metode Sake ..................... 41

    Gambar 4. 1 Sampel Warna Wine Salak yang dihasilkan .................................... 63

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    file:///F:/KULIAH/SKRIPSI/iki%20penting%20!!!/bab%20I-VI/Insyaallah%20fix/New%20folder/SKRIPSI%20FULL__141434083%20OK%20-%20revisi%201%20-%20Copy%20-%20Copy.docx%23_Toc513385865

  • xv

    DAFTAR GRAFIK

    Grafik 4. 1 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample A ............................................ 50

    Grafik 4. 2 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample B ............................................ 50

    Grafik 4. 3 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample C ............................................ 51

    Grafik 4. 4 Kejernihan Wine Salak ...................................................................... 51

    Grafik 4. 5 Intensitas Wine Salak Pondoh ........................................................... 52

    Grafik 4. 6 Aroma Wine Salak ............................................................................. 53

    Grafik 4. 7 Kadar Alkohol Wine Salak menurut panelis ..................................... 53

    Grafik 4. 8 Tingkat Kemanisan Wine Salak ........................................................ 54

    Grafik 4. 9 Tingkat Keasaman Wine Salak .......................................................... 55

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ........................................................................ 79

    Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) ............................... 82

    Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) .............................................................. 95

    Lampiran 4 Instrumen Penilaian ........................................................................ 103

    Lampiran 5 Perhitungan Chi-Square .................................................................. 115

    Lampiran 6 Dokumetasi Penelitian .................................................................... 119

    Lampiran 7 Wine Tasting Sheet ......................................................................... 120

    Lampiran 8 Hasil Uji Lab. Kadar Etanol dan Kadar Metanol ........................... 123

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Permasalahan

    Tanaman salak adalah salah satu tanaman khas Indonesia dan

    pertumbuhannya tersebar dibeberapa daerah di Indonesia. Tanaman Salak

    memiliki nama atau sebutan yang berbeda-beda menurut nama daerah

    dimana salak itu tumbuh. Varietas salak di Indonesia ada salak pondoh,

    salak bali, salak condet, salak padang sidepuan, salak manonjaya, salak

    Madura, salak ambarawa dan lain-lain. Berdasarkan berbagai macam jenis

    salak tersebut, salak pondoh yang memiliki keunggulan dan nilai komersial

    tertinggi dibandingkan dengan salak yang lain (Nazzaruddin dan Regina,

    dalam Rejeki dkk., 2015).

    Salak pondoh banyak tumbuh di wilayah Kabupaten Sleman DIY,

    hal ini menjadikan buah salak sebagai ciri khas kabupaten Sleman. Daerah

    penghasil salak pondoh terbanyak di kabupaten Sleman meliputi

    KecamatanTuri, Tempel dan Pakem yang produksinya mencapai 96,96%

    dari total produksi salak di Kabupaten Sleman. Buah salak pondoh

    mempunyai sifat rasa manis (tidak “sepet”) sejak buah masih muda, dengan

    daging buah berwarna putih susu. Berdasar warna kulit dan morfologinya,

    ada tiga jenis salak pondoh, yaitu salak pondoh super, manggala, dan hitam

    (Hidayati, 2013). Menurut Kaliky, dkk (2005), Salak pondoh (Salacca

    zalacca (Gaert.)Voss.) merupakan salah satu komoditas pertanian di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    kabupaten Sleman yang menjadi primadona dan andalan kabupaten Sleman.

    Tanaman yang mulai dibudidayakan pada tahun 1980-an, pada saat ini telah

    mendominasi usaha pertanian masyarakat terutama di kecamatan Tempel,

    Turi, Pakem dan Ngaglik.

    Saat masa panen raya tiba, disisi lain justru menimbulkan masalah

    baru bagi para petani salak, melimpahnya salak yang tersedia

    mengakibatkan anjlognya harga salak dipasaran, hal ini membuat para

    petani mengambil jalan pintas untuk menjual salak pondoh dengan harga

    yang murah, bahkan terkadang ada salak yang tidak dijual karena harganya

    yang terlalu murah hingga menjadi busuk. Berdasarkan berita Tribun Jogja

    (2018), pada tanggal 15 Maret 2018 harga salak di kabupaten Sleman Desa

    Donokerto terjadi penurunan. Harga salak hanya berkisar antara Rp. 1.500-

    Rp.2000 per kg, Itu harga jual dari petani kepada tengulak yang biasa

    mengambil langsung dari petani. Sedangkan di tingkat pengecer harganya

    masih berkisar Rp5.000 hingga Rp7.000 per Kg," jelas Suharno, Kamis

    (15/3/2018).

    Hal ini justru mengakibatkan para petani salak mengalami kerugian.

    Berangkat dari situasi tersebut, kini buah salak sudah banyak diolah menjadi

    beraneka makanan seperti kripik salak, dodol dalak, kopi salak dan manisan

    salak. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang

    dialami para petani dengan mengolah salak yang tidak terjual dan petani

    salak bisa menjual salak tidak hanya dari buah segar saja (Syafi’ah, 2010).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://jogja.tribunnews.com/tag/petanihttp://jogja.tribunnews.com/tag/petani

  • 3

    Wine merupakan produk dari fermentasi alkohol oleh khamir.

    Anggur merupakan minuman beralkohol yang biasanya terbuat dari jus

    anggur yang difermentasi. Anggur dibuat dengan cara memfermentasi jus

    buah anggur menggunakan khamir dari tipe tertentu. Yeast tersebut akan

    mengkonsumsi kandungan gula yang ada pada buah anggur dan

    mengubahnya menjadi alkohol. Wine atau anggur tidak hanya terbuat dari

    buah anggur saja, melainkan terdapat wine yang terbuat dari buah-buahan

    lainnya yang memiliki kandungan glukosa. Wine dari aneka buah-buahan

    ini biasa disebut dengan Fruit Wine (Anonim 1, 2013).

    Pembuatan wine dari buah salak merupakan salah satu alternatife

    untuk mengolah buah salak. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi

    melimpahnya buah salak pada saat panen raya dan masih kurang dalam

    pengolahannya sehingga menyebabkan banyak salak yang busuk dan tidak

    laku untuk dijual. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan

    melakukan penelitian berkaitan dengan pembuatan Wine Salak Pondoh

    (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) dengan judul “Perbandingan Kadar

    Alkohol dan Cita Rasa Wine Salak Pondoh (Salacca zalacca

    (Gaert.)Voss.) dengan 3 Metode (Red Wine, White Wine dan Sake)

    Menggunakan Strain Yeast Polandia (Saccharomyces cerevisiae)“.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    1. Bagaimana pengaruh metode Red wine, White Wine dan Sake

    menggunakan Strain Yeast Polandia terhadap kadar alkohol wine salak

    pondoh?

    2. Metode apakah yang dapat menghasilkan kadar etanol tertinggi dalam

    pembuatan wine salak?

    3. Metode apakah yang dapat menghasilkan produk wine salak yang

    disukai oleh panelis?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui pengaruh metode Red wine, White Wine dan Sake

    menggunakan Strain Yeast Polandia terhadap kadar alkohol wine salak

    pondoh

    2. Untuk mengetahui metode pembuatan wine Salak yang dapat

    menghasilkan kadar etanol tertinggi

    3. Untuk mengetahui metode yang dapat menghasilkan produk wine salak

    yang disukai oleh panelis wine salak pondoh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    D. Manfaat Penelitian

    Bagi Peneliti

    1. Menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat wine dari

    aneka macam buah

    2. Menambah inovasi baru dalam pembuatan wine dari buah salak pondoh

    Bagi Pendidikan

    1. Menambah pengetahuan tentang cara membuat wine dari buah salak

    pondoh

    2. Menambah referensi guru dalam mengajar biologi khususnya pada

    materi Bioteknologi kelas XII SMA

    Bagi Masyarakat

    Menambah informasi bagi masyarakat mengenai cara mengolah buah salak

    pada saat panen raya agar lebih bernilai jual tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)

    1. Klasifikasi Salak Pondoh

    Divisi : Spermatophyta

    Sub divisi : Angiospermae

    Kelas : Monocotyledoneae

    Ordo : Principes

    Familia : Palmae

    Genus : Salacca

    Spesies : Salacca zalacca (Gaert.) Voss.

    Sinonim : Salacca edulis Reinw (Suskendriyati dkk., 2000).

    2. Deskripsi Salak Pondoh

    Salak (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) merupakan salah satu

    buah tropis asli dari Indonesia yang tumbuh tersebar di seluruh

    kepulauan Nusantara. Selain di Indonesia, salak juga dapat ditemui di

    Malaysia hingga Thailand. Tanaman salak (Salacca zalacca

    (Gaert.)Voss.) termasuk ke dalam jenis tanaman palmae yang

    tumbuhnya berumpun dan umumnya tumbuh berkelompok. Ciri khas

    dari tanaman ini yaitu pada tulang daun (pelepah) yang berduri tajam.

    Buah salak yang bertandan muncul dari dalam pelepah daun, kulit

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    buahnya tampak seperti sisik yang tersusun membungkus daging buah

    (Redaksi Agromedia, 2007).

    3. Morfologi Salak Pondoh

    Menurut Anarsis (2014), secara umum tanaman Salak (Salacca

    zalacca (Gaert.) Voss.) mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut:

    a. Akar

    Tanaman salak berakar serabut yang menjalar mendatar

    dibawah permukaan tanah, letak perakarannya dangkal,

    penyebarannya tidak jauh atau luas sehingga cepat terpengaruh

    bila terjadi kekeringan dan akan mudah roboh bila terkena angin

    kencang. Akar-akar muda akan muncul di pangkal pelepah

    diatas permukaan tanah setelah akar-akar tua sudah tidak

    berfungsi.

    Gambar 2. 1 Akar pohon salak

    Sumber: Dokumentasi pribadi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    b. Batang

    Tanaman salak muda batangnya hampir tidak terlihat,

    karena tertutup oleh pelepah-pelepah daun yang sangat rapat.

    Tanaman salak yang sudah tua, batangnya akan menjulur ke atas

    atau kesamping setinggi 1m. Diameter batang berkisar antara 8-

    14 cm. Pada pokok batang akan timbul tunas atau anakan yang

    sering disebut tunas akar. Anakan atau tunas tersebut dapat

    dijadikan bibit tanaman salak dengan cara dicangkok.

    Gambar 2. 2 Batang pohon salak

    Sumber: Dokumentasi Pribadi

    c. Pelepah

    Pelepah daun tersusun secara roset dan dikelilingi oleh

    duri. Duri-duri lebih padat dan panjang dibagian pangkal, makin

    ke ujung duri pelepah ini akan semakin jarang dan semakin

    pendek. Bagian pangkal pelepah berbentuk hampir segitiga.

    Pangkal pelepah umumnya berwarna abu-abu kecoklatan,

    karena ditutupi oleh rambut-rambut yang sangat halus. Tetapi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    ada pada bagian pelepah yang banyak terkena sinar matahari

    akan cenderung berwarna hijau.

    Pelapah daun berfungsi sebagai penyangga buah yang

    muncul di ketiak pelepah atau diatasnya. Panjang pelepah daun

    antara 2,5-7 m tergantung kepada jenis dan varietas salak.

    Gambar 2. 3 Pelepah pohon salak

    Sumber : Dokumentasi Pribadi

    d. Daun

    Daun salak terdiri dari tulang daun, lidah daun, anak

    daun dan ujung daun. Panjang tulang daun sampai 75 cm. Lidah

    daun terletak dibagian samping tulang daun dengan lebar

    sampai 8 cm. Anak daun berjumlah antara 24-26 helai pada

    setiap stengah pelepah daun dan tersusun dalam 7-9 kelompok

    dan disetiap kelompok terdiri atas 2-4 anak daun. Helai anak

    daun berbentuk pedang dan setiap anak daun memiliki satu ibu

    tulang daun.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    Daun salak berwarna hijau sampai hijau tua, pada bagian

    bawah daun atau permukaan daun memiliki warna putih seperti

    lapisan lilin.

    Gambar 2. 4 Daun Pohon Salak

    Sumber: Dokumentasi Pribadi

    e. Bunga

    Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.)

    merupakan tanaman yang memiliki bunga berumah dua.

    Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) memiliki dua

    macam bunga (bunga jantan dan bunga betina), masing-masing

    bunga dihasilkan oleh pohon yang berbeda. Bunga salak jantan

    adalah bunga penghasil serbuk sari dan selamanya tidak akan

    pernah berbuah. Bunga salak betina hanya terdapat putik (bakal

    buah) dan akan menghasilkan buah secara maksimal jika terjadi

    penyerbukan dari bunga jantan. Penyerbukan bunga salak dapat

    terjadi secara sendirinya, dengan bantuan serangga, bantuan

    hembusan angina dan dengan bantuan manusia.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Bunga Salak Betina

    Bunga Salak Jantan

    Sumber: Dokumentasi pribadi

    Gambar 2. 5 Bunga Salak Betina dan Jantan

    f. Buah

    Buah salak pada umumnya berbentuk segitiga, bulat

    terlur terbalik, bulat atau lonjong dengan ujungnya yang

    runcing, terangkai rapat dalam tandan buah di ketiak pelepah

    daun. Kulit buahnya tersusun menyerupai sisik berwarna

    cokelat kekuningan hingga kehitaman. Daging buah tidak

    berserat dan rasa buahnya manis (Suskendriyati dkk., 2000).

    Menurut Santoso (1993), setiap buah salak mempunyai 1-3 biji,

    berwarna coklat kehitam-hitaman dan bertekstur keras. Biji

    salak bagian dalam berbentuk datar dan biji salak sisi luat

    berbentuk cembung.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Gambar 2. 6 Buah Salak

    Sumber: Dokumentasi Pribadi

    B. Kandungan Buah Salak

    Buah salak merupakan buah yang memiliki berbagai macam

    kandungan yang terdapat didalamnya, seperti karbohidrat, protein, vitamin,

    dan juga mengandung mineral-mineral yang cukup tinggi. Selain itu pada

    buah salak terdapat kandungan tannin, saponin, flavonoid, dan asam-asam

    organik. Kandungan tannin pada salak merupakan polifenol yang paling

    banyak sekitar 0,01-0,1%, senyawa tannin berfungsi sebagai stabilisator

    pigmen antosianin yang memberikan warna (Tjahjadi, 1989 dalam Lestari,

    2008). Berikut merupakan kandungan zat gizi salak setiap 100 gram :

    Jenis zat gizi Jumlah

    Air

    Kalori

    Protein

    Karbohidrat

    Kalsium

    Fosfor

    Besi

    Vitamin B1

    Vitamin C

    78,0 gram

    77,0 kalori

    4,0 gram

    20,9 gram

    2,8 gram

    1,8 gram

    4,2 gram

    0,004 gram

    0,2 gram

    Tabel 2. 1 Kandungan zat gizi tiap 100 gram daging buah salak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    Sumber : (Direktorat Gizi Depkes RI, 1977).

    C. Manfaat Buah Salak

    Salak merupakan buah yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh

    manusia. Manfaat mengkonsumsi buah salak baik buah salak segar atau

    berupa salak hasil olahan makanan/minuman dapat menurunkan kadar

    kolesterol dalam tubuh, menurunkan kadar gula darah, mempertahankan

    kelembapan kulit, memperkuat struktur tulang dan dapat meningkatkan

    daya tahan tubuh (antibodi) dari serangan penyakit (Siregar, 2012).

    D. Produksi Salak dan Nilai Ekonominya

    Salak merupakan buah yang dapat ditemui sepanjang tahun, hal ini

    tentu didukung dengan produktivitas salak dalam berbuah sepanjang tahun.

    Nazaruddin dan Kristiawati dalam Dewi (2014), mengemukakan bahwa

    salak pondoh mulai berbuah pada umur 2 - 3 tahun sejak masa tanam dan

    mulai dapat dipanen pada saat umur buah mencapai 6 - 7 bulan sejak

    terjadinya penyerbukan. Dalam satu tahun tanaman salak mengalami tiga

    kali masa panen, yaitu panen raya (November - Januari), panen kecil

    (Februari - April) dan panen sedang (Mei - Juli). Waktu pemetikan buah

    salak yang paling tepat adalah sore hari antara pukul 15.00-18.00 karena

    pada saat itu kandungan vitaminnya yang paling tinggi.

    Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman pada

    tahun 2013 produksi salak di Kabupaten Sleman mencapai 662.321 kuintal,

    jumlah tanaman produktif sebanyak 4.831.559 rumpun, dan produktivitas

    per rumpun yaitu 0,14 kuintal/ rumpun.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Berikut merupakan data produksi salak pondoh tahun 2010-2012 di

    Kabupaten Sleman :

    Tabel 2. 2 Tanaman Produktif, Produksi dan Rata-rata Produksi Salak

    Pondoh setiap Kecamatan di Kabupaten Sleman Tahun 2016 (Badan Pusat

    Statistik Kabupaten Sleman, 2017).

    Berdasarkan berita Tribun Jogja (2018), pada tanggal 15 Maret 2018

    harga salak di kabupaten sleman Desa Donokerto terjadi penurunan. Harga

    salak hanya berkisar antara Rp. 1.500-Rp.2000 per kg, Itu harga jual dari

    petani kepada tengulak yang biasa mengambil langsung dari petani.

    Sedangkan di tingkat pengecer harganya masih berkisar Rp5.000 hingga

    Rp7.000 per Kg," jelas Suharno, Kamis (15/3/2018).

    Kecamatan

    Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)

    Tanaman Produktif

    (rumpun

    Produksi

    (kw)

    Rata-rata Produksi

    (kg/rumpun)

    Moyudan

    Minggir

    Seyegan

    Godean

    Gamping

    Mlati

    Depok

    Berbah

    Prambanan

    Kalasan

    Ngemplak

    Ngaglik

    Sleman

    Temple

    Turi

    Pakem

    Cangkringan

    -

    1340

    2582

    1016

    788

    79

    -

    -

    -

    7696

    1212

    9864

    79346

    1266945

    3720978

    517892

    41625

    -

    295

    378

    135

    70

    14

    -

    -

    -

    1004

    144

    1283

    10972

    158710

    488661

    63024

    5363

    -

    22.01

    14.64

    13.30

    8.83

    17,32

    -

    -

    -

    13.05

    11.85

    13.01

    13.83

    12.53

    13.13

    12.17

    12.88

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    E. Yeast dalam Pembuatan Wine

    Khamir yang digunakan dalam industri kebanyakan merupakan

    kelas Ascomycetes, terutama jenis Saccharomyces. Khamir Saccharomyces

    memiliki bentuk bulat, oval atau memanjang dan berbentuk

    pseudomiselium. Reproduksi khamir dilakukan dengan cara pertunasan

    multipolar atau membentuk arkospora.

    Saccharomyces cerevisiae merupakan spesies yang paling umum

    digunakan dalam industri makanan, seperti produksi roti, anggur, alkohol,

    brem, gliserol dan enzim invertase. Saccharomyces cerevisiae adalah galur

    yang dapat memproduksi alkohol dalam jumlah tinggi sehingga khamir

    jenis ini sering digunakan dalam produksi alkohol, anggur dan minuman

    keras (Fardiaz, 1992). Berikut merupakan klasifikasi dari Saccharomyces

    cerevisiae:

    Kingdom : Plantae

    Divisi : Eumycophyta

    Kelas : Ascomycetes

    Ordo : Saccharomycetales

    Famili : Saccharomycetaceae

    Genus : Saccharomyces

    Spesies : Saccharomyces cerevisiae (Rahmadan, 2015 dalam

    Malo, 2017)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    n

    Sumber: http://labnetwork.com.br Sumber: Dokumentasi pribadi

    Gambar 2. 7 Sel Saccharomyces cerevisiae dan yeast kering

    Saccharomyces cerevisiae merupakan spesies ragi yang mempunyai

    daya konversi gula menjadi etanol yang cukup tinggi. Selain itu S.

    cerevisiae dapat menghasilkan enzim hidrolase dan enzim invertase. Enzim

    hydrolase yang dihasilkan S. cerevisiae berfungsi sebagai pemecah sukrosa

    (disakarida) menjadi glukosa (monosakarida) dan enzim invertase berfungsi

    mengubah glukosa menjadi etanol (Pawignya dkk, 2010).

    Menurut Pawignya (2010), Saccharomyces cerevisiae sering

    digunakan dalam proses fermentasi alkohol karena memiliki beberapa

    keunggulan yaitu kemampuannya merombak substrat terpilih untuk

    menghasilkan alkohol, tidak berbahaya atau menimbulkan racun, sifatnya

    stabil, menghasilkan enzim yang diperlukan untuk pencapaian hasil akhir

    yang dikehendaki, mudah didapat dan mudah dalam pemeliharaannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    F. Pengendalian Pertumbuhan Yeast

    a. Suhu

    Suhu optimum untuk pertumbuhan S. cerevisiae adalah 30℃

    sedangkan suhu minimumnya adalah 9-11℃ dan suhu maksimumnya

    adalah 35-37℃ (Prescott dan Dunn, 1959 dalam Pawignya, 2010).

    Menurut Davis dan Josua (1982) dalam Rumlaklak (2008),

    Saccharomyces cerevisiae yang banyak digunakan dalam pembuatan

    minuman beralkohol tumbuh baik pada suhu 30 ℃. Pada suhu tinggi

    sekitar 40℃-45℃ masih memiliki kemampuan untuk bertumbuh dan

    tidak mampu tumbuh pada suhu lebih besar dari 47℃.

    b. Konsentrasi Gula

    Penambahan gula bertujuan untuk menambah sumber glukosa

    untuk menunjang pertumbuhan khamir dalam menghasilkan alkohol.

    Substrat yang mempunyai kadar gula lebih dari 300g/l dapat

    menghambat pertumbuhan dan fermentasi khamir (Rahayu, 1998 dalam

    Rumlaklak 2008).

    Banyaknya gula yang digunakan dalam pembuatan wine harus

    diketahui, penambahan gula yang terlalu banyak dalam membuat wine

    justru akan mengakibatkan kematian khamir, sehingga proses

    fermentasi akan melambat dan bahkan tidak akan berlangsung. Pada

    proses pembuatan wine gula yang digunakan maksimum yaitu 30%

    (Rahayu dan Kuswanto, 1988 dalam Gunam dan Wrasiti 2009).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    c. pH

    Pertumbuhan khamir (yeast), pH ideal dalam pertumbuhan

    Saccharomyces cerevisiae yaitu pada kisaran 4-6 dan pH optimum

    untuk melakukan fermentasi yaitu 4-5 (Prescott dan Dunn, 1959 dalam

    Pawignya, 2010).

    Khamir pada umumnya dapat tumbuh dan dapat maksimal

    dalam melakukan proses fermentasi pada pH 3-5, dan mulai akan

    terhambat pada pH kurang dari 3. pH dapat menghasilkan efek pada

    produk yang dihasilkan, seperti pH yang tinggi akan meningkatkan

    pembentukan gliserol. Kondisi pH yang rendah dan sesuai dengan

    syarat pertumbuhan khamir dapat mengurangi tingkat kontaminasi oleh

    bakteri yang tidak diinginkan (Davis dan Josua, 1982 dalam Rumlaklak

    2008).

    G. Fermentasi Wine

    Fermentasi dapat disebut sebagai suatu proses metabolic yang dapat

    menghasilkan perubahan kimia pada substrat organik akibat dari adanya

    aktivitas enzim yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang berperan dalam

    proses tersebut (Amerina et al., 1982 dalam Lestari, 2008).

    Fermentasi alkohol adalah transformasi anaerobik dari gula,

    terutama glukosa dan fruktosa, yang akan dirubah menjadi etanol dan

    karbondioksida (Moreno et al., 2009). Proses fermentasi ini dilakukan oleh

    ragi Saccharomyces cerevisiae dan juga oleh beberapa bakteri seperti

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Zymomonas mobilis, proses fermentasi tersebut dapat dirangkum dalam

    keseluruhan reaksi sebagai berikut:

    C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2

    Sebanyak 1 gram glukosa akan menghasilkan 0,51 gram etanol dan

    0,49 gram karbondioksida, namun karena adanya sumber karbon lain yang

    digunakan dalam pembentukan biomassa maka dapat disimpulkan bahwa

    untuk 1 gram glukosa akan dihasilkan 0,46 gram etanol dan 0,44 gram

    karbondioksida, sebanyak 0,10 gram diperlukan untuk pembentukan

    biomassa (Wibowo, 1990 dalam Lestari, 2008).

    Frazier dan Westhoff (1967) dalam Lestari (2008) menyatakan

    bahwa sekitar 5% gula akan digunakan sebagai suplai untuk pertumbuhan

    sel dan pembentukan energy atau sintesis bahan lain seperti gliserol, asam

    asetat, dan asetaldehid. Berikut merupakan penjelasan mengenai fermentasi

    alkohol dan fermentasi malolaktat:

    1. Alkohol Fermentasi

    Glukosa akan difermentasi oleh khamir dan dirubah menjadi

    CO2 melalui jalur Embden Meyerhof Parnas. Molekul glukosa akan

    dirubah menjadi dua molekul asam piruvat melalui tahap glikolisis,

    kemudian dua asam piruvat akan dikarboksilasi menjadi asetaldehid.

    Selanjutnya tahap ini akan dikatalisis oleh enzim piruvat

    dekarboksilase. Tahap berikutnya asetaldehid dan CO2 akan terbentuk

    dan akan direduksi menjadi etanol melalui proses katalisis oleh enzim

    alkohol dehydrogenase dan NADH2 yang berfungsi sebagai donor

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    elektron, energi yang terjebak dalam NADH digunakan untuk

    mengurangi asetaldehida menjadi etanol. Proses ini diperlukan untuk

    mempertahankan keseimbangan redoks yang dapat diterima (Jackson,

    2008).

    Seperti kebanyakan sel, ragi hanya mengandung persediaan

    NAD yang terbatas. Pada keadaan tidak adanya oksigen sel yeast tidak

    dapat mentransfer energi yang tersimpan di NADH ke ADP

    membentuk ATP dan Regenerasi NAD+. Dibawah kondisi anaerobic

    saat fermentasi, regenerasi dari oksidasi NAD+ membutuhkan

    pengurangan molekul organic (Jackson, 2008).

    Etanol dihasilkan dari produk sampingan asetaldehid. Tanpa

    regenerasi NAD+, fermentasi glukosa akan segera berhenti.

    Fermentasi alkohol anaerob akan menghasilkan dua molekul ATP tiap

    molekul gula. Hal ini berbeda dengan mekanisme respirasi aerob yang

    dapat menghasilkan 24-34 ATP (Jackson, 2008).

    Menurut KEGG (2018), pada saat terjadi perombakan glukosa

    menjadi etanol terdapat komponen enzim pendukung lainnya sebagai

    berikut : Asetaldehid ethanol (alkohol dehydrogenase (NADP+),

    methanol dehydrogenase dan alkohol dehydrogenase (cytochrome c)

    etanol.

    Gambaran selengkapnya mengenai tahap pembentukan

    glukosa menjadi etanol dan CO2 dapat dilihat pada Gambar 2.8

    Alkoholic fermentasi melalui siklus glikolisis.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    2. Fermentasi Malolaktat

    Menurut Moreno et al.,(2009), Malolactic fermentation

    (MLF) dalam anggur adalah konversi enzimatik asam L-malic ke

    asam L-laktat, merupakan proses sekunder yang biasanya mengikuti

    proses fermentasi primer (alkohol) anggur tetapi juga dapat terjadi

    secara bersamaan. Pengurangan Asam malat menjadi asam laktat

    bukanlah fermentasi yang sesungguhnya, melainkan reaksi

    enzimatik yang dilakukan oleh bakteri asam laktat (BAL) setelah

    fase pertumbuhan eksponensialnya.

    Manfaat MLF yang paling penting adalah sebagai

    deasidifikasi anggur asam tinggi terutama yang diproduksi di daerah

    beriklim dingin, bakteri asam laktat berkontribusi pada munculnya

    aroma anggur, kompleksitas aroma dan meningkatkan stabilitas

    mikroba (Lonvaud-Funel, 1999 dalam Moreno et al., 2009).

    Fermentasi malolaktat sangat berperan penting dalam

    pembuatan wine khususnya untuk meningkatkan kualitas dan

    kompleksitas wine. Peran utama bakteri asam laktat dalam

    fermentasi malolaktat yaitu untuk mengubah asam-asam

    monokarboksilat dan karbondioksida. Hal ini dapat menyebabkan

    penurunan total keasaman wine sehingga pH wine akan meningkat

    (Moreno et al., 2009). Asam malat terbentuk dari proses glikolisis

    PePPiruvat Acetil CoA as.malat (enzim malate synthase

    yang hanya dimiliki yeast) (KEGG, 2018).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    Gambar 2. 8 Alkoholic fermentasi melalui siklus glikolisis

    (Jackson, 2008).

    H. Metode dalam Pembuatan Wine

    1. Metode Red Wine

    Red wine atau anggur merah adalah minuman anggur yang

    berasal dari buah anggur yang berwarna merah. Warna merah diperoleh

    dari pencampuran antara kulit dan biji buah yang ikut difermentasi

    dalam proses fermentasi wine. Jadi dalam pembuatan red wine, dalam

    bubur buah (campuran semuanya antara daging buah, kulit dan biji)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    diikut sertakan semuanya tanpa proses pemerasan pada proses

    fermentasi (Pawignya, dkk, 2010).

    2. Metode White Wine

    White wine dapat dibuat dari jenis anggur apa saja, dengan tidak

    mengikutkan kulit dan biji buah dalam proses fermentasi. Proses

    pembuatan white wine dengan melakukan proses pemerasan buah

    sehingga kulit dan biji tidak diikutkan dalam proses fermentasi

    (Pawignya dkk, 2010).

    3. Metode Sake

    Sake adalah minuman beralkohol yang menggunakan bahan

    dasar beras dan serupa dengan wine, sake berasal dari jepang. Produk

    sake berwarna kuning, pucat, jernih dan mengandung alkohol sekitar

    15-16% (Sandi, 2014).

    Sake adalah minuman tradisional beralkohol yang berasal dari

    jepang. Sake dibuat melalui proses fermentasi seperti bir dan wine.

    Sake terbuat dari beras yang merupakan makanan pokok di jepang,

    beras yang digunakan dalam membuat sake adalah beras yang biasa

    disebut shuzo-kotekimai. Pembuatan sake memiliki kesamaan dengan

    bir dan wine dengan melalui fermentasi khamir, proses fermentasi

    khamir sake juga akan menghasilkan alkohol dan CO2 yang dihasilkan

    dari perombakan glukosa (Anonim 2, 2016).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    I. Standarisasi Mutu Wine

    Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung alkohol

    atau etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang

    mengandung karbohidrat dengan melalui proses fermentasi dan destilasi

    atau fermentasi tanpa destilasi. Anggur buah/fruit wine adalah minuman

    hasil fermentasi buah-buahan (selain buah anggur, apel, pir) dan hasil

    pertanian lainnya dengan atau tanpa bahan pangan lainnya. Pada minuman

    beralkohol terdapat batasan kadar methanol (CH3OH) dalam minuman

    beralkohol yaitu tidak melebihi 0,01 %v/v (Standar Pangan, 2016).

    Berdasarkan Standar Pangan (2016), standar mutu dari fruit wine

    yaitu kadar etanol tidak kurang dari 7% dan tidak lebih dari 24% v/v dan

    kadar methanol tidak lebih dari 0,01% v/v (dihitung terhadap volume

    produk). Berikut merupakan komposisi wine secara umum yang dapat

    dilihat pada tabel 2.3 :

    Komponen Persen (%)

    Air

    Gula/Karbohidrat

    Glukosa

    Fruktosa

    Pentose

    Pectin

    Alkohol

    Asam organic

    Asetat

    Malat

    Sitrat

    Tartarat

    Komponen Mineral

    Komponen Nitrogen

    80-90

    0,1-0,3

    0,05-0,1

    0,05-0,1

    0,08-0,20

    0,00-0,001

    8-15

    0,3-1,1

    0,03-0,05

    0,0-0,6

    0,0-0,05

    0,1-0,06

    0,15-0,40

    0,01-0,09

    Tabel 2. 3 Komposisi wine

    Sumber : Amerika dkk., 1971 dalam Pawignya dkk., 2010

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    J. Penelitian yang Relevan

    Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini yaitu:

    1. Rumlaklak (2008) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Kadar

    Gula Pada Proses Vinifikasi Dari Substrat Sari Buah Salak (Salacca

    zalacca (Gaert.) Voss)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

    pengaruh kadar gula (Sukrosa) pada proses vinifikasi dengan substrat

    sari buah salak pondoh. Berdasarkan hasil penelitian tersebut buah

    salak dapat dibuat sebagai fruit wine atau wine salak dengan dihasilkan

    kadar etanol hingga 12-14%.

    2. Lohanopessy, 2017 dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh

    Berbagai Merek Dried Yeast (Saccharomyces Sp.) dan pH Awal

    Fermentasi Terhadap Karakteristik Wine Salak Bali”. Tujuan dari

    penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan dried yeast

    dan pH awal fermentasi pada karakteristik wine salak bali dan

    menentukan perlakuan yang cocok untuk memproduksi karakteristik

    wine salak bali terbaik.

    Kerangka penelitian yang relevan dapat dilihat pada Gambar 2.10.

    K. Kerangka Berpikir

    Tanaman salak adalah salah satu tanaman khas Indonesia dan

    pertumbuhannya tersebar dibeberapa daerah di Indonesia. Buah salak

    pondoh banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya yang manis dan

    tidak asam. Buah salak merupakan buah yang mudah ditemukan sepanjang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    tahun, dalam satu tahun tanaman salak mengalami tiga kali masa panen,

    yaitu panen raya (November - Januari), panen kecil (Februari - April) dan

    panen sedang (Mei - Juli).

    Berdasarkan hasil panen salak yang melimpah justru menimbulkan

    masalah baru bagi para petani salak khususnya pada saat panen raya tiba,

    melimpahnya salak yang tersedia membuat para petani mengambil jalan

    pintas untuk menjual salak pondoh dengan harga yang lebih murah, bahkan

    terkadang ada salak yang tidak terjual dan busuk. Hal ini justru

    mengakibatkan para petani salak mengalami kerugian. Berangkat dari

    situasi tersebut, kini buah salak sudah banyak diolah menjadi beraneka

    makanan seperti kripik salak, dodol salak, kopi salak dan manisan salak. Hal

    ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang dialami para

    petani dengan mengolah salak yang tidak terjual dan petani salak bisa

    menjual salak tidak hanya dari buah segar.

    Bentuk inovasi baru dalam pengolahan salak yaitu dengan dibuat

    minuman fermentasi berupa fruit wine. Penelitian pembuatan wine salak ini

    dilakukan dengan memberikan perlakuan tentang perbedaan metode yang

    digunakan dalam proses pembuatan, metode yang digunakan yaitu pertama

    metode red wine dengan memfermentasi keseluruhan bubur salak, kedua

    metode white wine dengan memfermentasi hasil perasan dari bubur salak

    dan ketiga metode sake dengan memfermentasi air hasil fermentasi yang

    dihasilkan dari fermentasi ragi tape. Setelah itu hasil wine salak dilakukan

    pengujian kadar alkohol (etanol dan methanol) yang terkandung dalam wine

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    salak dan dilakukan juga uji organoleptik untuk mengetahui metode

    pembuatan wine salak yang paling disukai oleh panelis. Berikut merupakan

    diagram kerangka berpikir yang dibuat berdasarkan uraian diatas:

    Panen salak melimpah

    dan harga jual salak

    menjadi sangat rendah

    Saat panen salak tiba banyak

    terdapat buah salak yang dibiarkan

    begitu saja karena harganya yang

    murah

    Menaikkan nilai jual

    salak dengan

    mengolahnya menjadi

    wine salak

    Wine buah dapat dibuat dari

    berbagai macam buah tropis

    indonesia

    Membuat wine salak dengan

    mencari metode yang paling tepat

    dan menghasilkan wine yang disukai

    panelis

    Membuat wine dengan

    metode red wine, white

    wine dan sake

    Perbandingan Kadar Alkohol Dalam Pembuatan Wine Salak Pondoh

    (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) Dengan Metode White Wine, Red

    Wine Dan Sake Menggunakan Strain Yeast Polandia(Saccharomyces

    Cerevisiae)

    Gambar 2. 9 Kerangka Berpikir

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Gambar 2. 10 Kerangka penelitian yang relevan

    Penelitian 1

    Penelitian yang dilakukan oleh

    Rumlaklak

    Untuk mengetahui pengaruh kadar

    gula (Sukrosa) pada proses vinifikasi

    dengan substrat sari buah salak

    pondoh

    penambahan gula dengan variasi konsentrasi 10 %, 20 %, 40 %, dan

    50 % untuk mendapatkan aroma

    dan cita rasa yang berbeda

    fermentasi dilakukan selama 20 hari

    Berdasarkan hasil penelitian

    tersebut buah salak dapat dibuat

    sebagai fruit wine atau wine salak

    dengan dihasilkan kadar etanol

    hingga 12-14%.

    Penelitian 2

    Penelitian yang dilakukan oleh

    Lohanopessy

    Untuk mengetahui pengaruh

    penggunaan dried yeast dan pH awal

    fermentasi pada karakteristik wine

    salak bali dan menentukan perlakuan

    yang cocok untuk memproduksi

    karakteristik wine salak bali terbaik

    3 merek dried yeast yaitu Lalvin, Levure and Alcotec

    level pH awal yaitu 3.5; 4; 4.5; 5; dan 5.5

    Berdasarkan hasil penelitian,

    perlakuan terbaik didapatkan pada

    merek dried yeast Alcotec dengan

    pH awal 4. Karakteristik produk:

    etanol: 12,04%; gula reduksi 5,87%,

    dan pH 3,5. Warna kuning, aroma

    khas wine salak dan rasa khas salak.

    Kebaruan Penelitian

    Penelitian dilakukan untuk mengetahui metode yang paling tepat

    untuk membuat wine salak pondoh

    Metode yang digunakan adalah metode red wine, white wine dan

    sake

    Lama fermentasi yang digunakan adalah selama 18 hari dengan

    masa penjernihan selama 30 hari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    L. Hipotesis

    1. Pembuatan wine dengan metode red wine, metode white wine dan

    metode sake dapat berpengaruh dalam penghasilan alkohol

    2. Metode sake merupakan metode yang dapat menghasilkan kadar etanol

    tertinggi

    3. Metode red wine adalah metode yang paling disukai oleh panelis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis dan Rancangan Penelitian

    Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasi eksperimen dengan

    1 faktor yaitu perbedaan metode yang digunakan dalam pembuatan wine

    tanpa menggunakan kontrol penelitian. Jenis metode yang digunakan yaitu

    metode red wine, metode white wine dan metode sake. Perbedaan metode

    ini digunakan untuk mengetahui perbandingan kadar Alkohol (etanol dan

    methanol) yang dihasilkan dari ketiga macam metode.

    B. Variabel Penelitian

    Variable yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:

    1. Variabel bebas

    Variable bebas dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan

    (metode red wine, metode white wine dan metode sake)

    2. Variabel terikat

    Variable terikat dalam penelitian ini adalah kadar etanol, kadar

    methanol dan cita rasa wine salak

    3. Variabel kontrol

    Variabel control dalam penelitian ini adalah suhu ruangan fermentasi

    (suhu kamar 30℃), buah salak, botol fermentasi berwarna coklat/gelap

    volume 1 L dan volume 3 L dan lama fermentasi 18 hari

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    C. Batasan Penelitian

    1. Jenis salak yang digunakan adalah Salak Pondoh (Salacca zalacca

    (Gaert.) Voss. ) yang didapatkan dari kebun salak milik keluarga

    2. Yeast yang digunakan yaitu Strain Yeast Polandiamerk Spirit Ferm

    (Saccharomyces cerevisiae) yang diberikan oleh Bapak Ignatius Yulius

    Kristio Budiasmoro S.Si., M.Si

    3. Metode yang digunakan dalam pembuatan wine Salak Pondoh (Salacca

    zalacca (Gaert.) Voss. ) yaitu Metode Red Wine, Metode White Wine

    dan Metode Sake

    4. Uji organoleptik yang dilakukan yaitu berkaitan dengan kesukaan

    terhadap rasa (manis, pahit dan asam), aroma (alkohol atau buah) dan

    ketertarikan penelis terhadap warna wine yang dihasilkan

    D. Waktu dan Tempat

    Penelitian ini dilakukan pada bulan 10 Desember 2017 hingga 3

    Februari 2018. Penelitian pembuatan wine dan uji organoleptik dilakukan

    di Laboratorium Biologi kampus III Universitas Sanata Dharma.

    E. Alat dan Bahan

    1. Alat

    Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Wine Salak yaitu

    Pisau, Blender, Panci, Kompor, Sendok, Saringan, kain saring,

    Autoklaf, Gelas beker, Gelas ukur, Batang pengaduk, thermometer,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    timbangan, gelas arloji, probe corong, pipet tetes, botol gelap volume

    1000 ml, Botol gelap volume 3000 ml, selang plastic, pH meter,

    Refractometer brix dan baskom.

    2. Bahan

    Bahan yang digunakan dalam pembuatan Wine Salak yaitu buah

    Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.), Strain Yeast

    Polandiamerk Spirit Ferm Saccharomyces cerevisiae (yang diberikan

    oleh Bapak Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro S.Si., M.Si), ragi tape,

    gula pasir, alkohol, jeruk nipis, plastisin, tisu, aquades dan air.

    F. Cara Kerja

    1. Persiapan dan Proses Sterilisasi Alat

    Langkah sterilisasi alat sebagai berikut:

    a. Blender, gelas beker, baskom, panci, batang pengaduk,

    thermometer air, botol gelap, pisau, sendok, dan saringan dicuci

    menggunakan sabun.

    b. Botol gelap (botol fermentasi) direbus dengan air secukupnya dan

    dicampur dengan sunlight untuk didetox hingga mendidih.

    c. Botol diangkat dan didiamkan hingga kering.

    d. Botol bagian luar disemprot dengan alkohol dan ditunggu kering

    e. Botol yang sudah kering, bagian atas botol ditutup dengan

    alumunium foil/kertas paying (+ karet) lalu dimasukkan kedalam

    autoklaf untuk sterilisasi botol. Sterilisasi dengan autoklaf

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    dilakukan hingga mencapai suhu 121℃ dengan tekanan 1atm

    selama 15 menit.

    f. Alat lain seperti batang pengaduk, gelas ukur, gelas beker dan

    thermometer air disterilisasi dengan alkohol 96% saja.

    2. Pembuatan Starter Wine

    a. Buah salak dikupas lalu dikeluarkan biji salaknya setelah itu dicuci

    dan ditimbang

    b. Buah salak diblender dengan perbandingan Buah + Air = 1:2.

    c. Salak diblender hingga membentuk bubur buah

    d. Bubur buah disaring hingga didapatkan filtrate, filtrat dimasukkan

    kedalam botol gelap sebanyak 1 Liter

    e. Botol berisi filtrate dipastreurisasi hingga suhu 70℃ selama 30

    menit, lalu didinginkan hingga suhu 30℃

    f. Filtrate diberi gula hingga takaran 32ºbrix dan pH diatur 5

    g. Kultur murni Strain Yeast Polandia(Saccharomyces cerevisiae)

    ditambahkan sebanyak 1 gram

    h. Starter difermentasikan selama 24 jam.

    Gambar tahapan pembuatan starter dapar dilihat pada Gambar 3.1

    Proses Pembuatan Starter Wine Cair

    3. Pembuatan Wine

    a. Metode Red Wine

    1) Buah salak dikupas dan dibersihkan

    2) Biji buah salak dipisahkan dengan daging buah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    3) Daging buah diblender dengan perbandingan Buah + Air = 1:1

    4) Hasil blenderan (pulp) ditambahkan dengan gula dan diatur pH-

    nya.

    5) Banyaknya gula yang akan ditambahkan diukur dengan alat

    Refractometer brix, hal ini dilakukan untuk mengetahui banyak

    tidaknya gula yang akan ditambahkan, lalu ditambahkan air

    perasan jeruk nipis untuk mengatur pH. pH diatur di kisaran 4-

    5.

    6) Hasilnya dimasukkan kedalam botol gelap steril 3000 ml dan

    ditutup dengan alumunium foil

    7) Botol berisi sari buah dipasteurisasi kedalam panci hingga suhu

    mencapai 75-80℃ selama kurang lebih 30 menit

    8) Hasil pasteurisasi didinginkan dan setelah dingin ditambahkan

    starter Strain Yeast Polandia(Saccharomyces cerevisiae) tanpa

    mengenai dinding botol

    9) Botol ditutup dengan probe yang dilubangi dan diberi selang

    plastic yang disalurkan dengan gelas beker berisi aquades steril

    10) Tutup botol dilapisi dengan plastisin hingga benar-benar rapat

    11) Wine difermentasi selama 18 hari

    12) Setelah 18 hari, wine dipisahkan dari endapannya dan

    dimasukkan ke dalam botol yang lebih kecil ukuran 1000 ml.

    13) Wine dilakukan tahap penjernihan selama 30 hari didalam

    kulkas dengan suhu 10℃ dengan tujuan untuk menjernihan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    kenampakan wine agar sisa hasil fermentasi dan substrat dapat

    mengendap didasar botol

    Gambar tahapan pembuatan wine salak metode red wine dapat

    dilihat pada Gambar 3.2 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh

    Metode Red Wine

    b. Metode White Wine

    1) Buah salak dikupas dan dibersihkan

    2) Biji buah salak dipisahkan dengan daging buah

    3) Daging buah diblender dengan perbandingan Buah + Air = 1:1

    4) Hasil blenderan (pulp) disaring dengan saringan untuk

    mendapatkan sari buah salak

    5) Banyaknya gula yang akan ditambahkan diukur dengan alat

    Refractometer brix, hal ini dilakukan untuk mengetahui banyak

    tidaknya gula yang akan ditambahkan, lalu ditambahkan air

    perasan jeruk nipis untuk mengatur pH. pH diatur di kisaran 4-

    5.

    6) Hasilnya dimasukkan kedalam botol gelap steril 3000 ml dan

    ditutup dengan alumunium foil

    7) Botol berisi sari buah dipasteurisasi kedalam panci hingga suhu

    mencapai 75-80℃ selama kurang lebih 30 menit

    8) Hasil pasteurisasi didinginkan dan setelah dingin ditambahkan

    starter Strain Yeast Polandia(Saccharomyces cerevisiae) tanpa

    mengenai dinding botol

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    9) Botol ditutup dengan probe yang dilubangi dan diberi selang

    plastic yang disalurkan dengan gelas beker berisi aquades steril

    10) Tutup botol dilapisi dengan plastisin hingga benar-benar rapat

    11) Wine difermentasi selama 18 hari

    12) Setelah 18 hari, wine dipisahkan dari endapannya dan

    dimasukkan ke dalam botol yang lebih kecil ukuran 1000 ml.

    13) Wine dilakukan tahap penjernihan selama 30 hari didalam

    kulkas dengan suhu 10℃ dengan tujuan untuk menjernihan

    kenampakan wine agar sisa hasil fermentasi dan substrat dapat

    mengendap didasar botol

    Gambar tahapan pembuatan wine salak metode white wine dapat

    dilihat pada Gambar 3.3 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh

    Metode White Wine.

    c. Metode Sake

    1) Buah salak dikupas dan dibersihkan

    2) Biji buah salak dipisahkan dengan daging buah

    3) Buah salak dicacah hingga halus, lalu hasil cacahan ditaburi

    dengan ragi tape. Ragi tape dan cacahan salak dicampur hingga

    merata/homogen lalu dimasukkan kedalam wadah.

    4) Setiap hari cacahan salak ditambahkan kedalam wadah dan

    ditaburi dengan ragi tape selama 5 hari (hingga mencapai air

    fermentasi yang diinginkan)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    5) Air hasil fermentasi ditampung kedalam botol steril dan dibuat

    wine

    6) Banyaknya gula yang akan ditambahkan diukur dengan alat

    Refractometer brix, hal ini dilakukan untuk mengetahui banyak

    tidaknya gula yang akan ditambahkan, lalu ditambahkan air

    perasan jeruk nipis untuk mengatur pH. pH diatur di kisaran 4-

    5.

    7) Hasilnya dimasukkan kedalam botol gelap steril 3000 ml dan

    ditutup dengan alumunium foil

    8) Botol berisi sari buah dipasteurisasi kedalam panci hingga suhu

    mencapai 75-80℃ selama kurang lebih 30 menit

    9) Hasil pasteurisasi didinginkan dan setelah dingin ditambahkan

    starter Strain Yeast Polandia (Saccharomyces cerevisiae) tanpa

    mengenai dinding botol

    10) Botol ditutup dengan probe yang dilubangi dan diberi selang

    plastic yang disalurkan dengan gelas beker berisi aquades steril

    11) Tutup botol dilapisi dengan plastisin hingga benar-benar rapat

    12) Wine difermentasi selama 18 hari

    13) Setelah 18 hari, wine dipisahkan dari endapannya dan

    dimasukkan ke dalam botol yang lebih kecil ukuran 1000 ml.

    14) Wine dilakukan tahap penjernihan selama 30 hari didalam

    kulkas dengan suhu 10℃ dengan tujuan untuk menjernihan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    kenampakan wine agar sisa hasil fermentasi dan substrat dapat

    mengendap didasar botol

    Gambar tahapan pembuatan wine salak metode sake dapat

    dilihat pada Gambar 3.4 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh

    Metode Sake.

    Penimbangan daging buah

    salak

    Pemblenderan

    buah salak

    Penambahan gula pasir

    Starter difermentasi selama

    24 jam

    Starter yeast

    murni (kering)

    Pengaturan pH

    Gambar 3. 1 Proses Pembuatan Starter Wine Cair

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    Penimbangan daging

    buah salak yang sudah

    dikupas dan dipisahkan

    dari bijinya

    Pemblenderan buah salak Pengukuran kadar

    gula awal sebelum

    ditambah gula pasir

    Penyaringan bubur salak Gula diaduk agar homogen

    Penambahan gula

    Pengukuran pH

    Hasil penyaringan bubur

    salak diukur sebanyak 1L

    Hasil dimasukkan

    kedalam botol steril

    Proses fermentasi wine

    Botol ditutup dengan

    penutup karet yang

    dipasang selang

    Penambahan starter

    wine

    Gambar 3. 2 Proses Pembuatan Wine Salak Metode Red Wine

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Penimbangan daging

    buah salak yang sudah

    dikupas dan dipisahkan

    dari bijinya

    Pemblenderan buah salak Pengukuran kadar

    gula awal sebelum

    ditambah gula pasir

    Penyaringan bubur salak Gula diaduk agar homogen

    Penambahan gula

    Pengukuran pH

    Hasil penyaringan bubur

    salak diukur sebanyak 1L

    Hasil dimasukkan

    kedalam botol steril

    Proses fermentasi wine

    Botol ditutup dengan

    penutup karet yang

    dipasang selang

    Penambahan starter

    wine

    Gambar 3. 3 Proses Pembuatan Wine Salak Metode White Wine

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    Salak yang

    difermentasi dengan

    ragi tape

    Penyaringan untuk

    mendapatkan air

    fermentasi

    Hasil penyaringan

    Pengukuran pH

    Penambahan gula

    Pengukuran kadar gula

    awal sebelum ditambah

    gula pasir

    Hasil air fermentasi

    ragi salak diukur

    sebanyak 1L

    Hasil dimasukkan

    kedalam botol steril

    Botol ditutup dengan

    penutup karet yang telah

    terpasang selang

    Proses fermentasi wine

    Gambar 3. 4 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh Metode Sake

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    4. Perlakuan Wine

    Perlakuan yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan

    menggunakan 3 macam metode yang berbeda dalam pembuatan wine

    salak pondoh. Perlakuannya adalah sebagai berikut:

    Perlakuan A : Metode Red Wine

    Perlakuan B : Metode White Wine

    Perlakuan C : Metode Sake

    5. Pengujian Sampel Wine

    a. Pengujian pH

    Sampel wine dituang kedalam gelas beker, selanjutnya

    diukur pHnya dengan menggunakan pH meter

    b. Pengujian Kadar Gula

    Pengujian kadar gula dilakukan di Laboratorium Pendidikan

    Biologi dengan menggunakan alat Hanna Instrumen HI 96813

    Refractometer. Cara penggunaan alat adalah sebagai berikut:

    1) Langkah pertama yaitu dengan menekan tombol ON untuk

    menyalakan alat

    2) Tombol range ditekan untuk mengatur pengaturan brix hingga

    muncul ºbrix.

    3) Pengujian kadar gula diawali dengan kalibrasi alat terlebih

    dahulu. Kalibrasi dilakukan dengan mengelap tempat alat ukur

    dengan tisu kering, lalu aquades diteteskan satu tetes pada alat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    ukur dengan menggunakan pipet tetes dan dikeringkan dengan

    tisu kering.

    4) Tombol ZERO pada instrument ditekan. Jika pada layar sudah

    muncul 0.0 maka instrument telah terkalibrasi

    5) Sampel yang akan diujikan kadar gulanya diambil dengan pipet

    tetes lalu sampel diteteskan sebanyak satu tetes pada alat ukur.

    6) Tombol read ditekan untuk membaca kadar gula yang

    terkandung dan hasilnya akan ditampilkan

    7) Sampel pada alat ukut dibersihkan dengan tisu, kemudian

    diulangi lagi langkah kalibrasi untuk pengujian sampel

    selanjutnya

    c. Pengujian Kadar Etanol dan Kadar Metanol

    Pengujian Kadar Etanol dan Kadar Metanol dilakukan di

    Laboratorium Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada Yogyakarta

    dengan menggunakan alat Gas Kromatografi (GC) merek Shimadzu

    seri GC-2010. Cara penggunaaan alat adalah sebagai berikut:

    1) Sample wine diambil dan disentrifugasi pada kecepatan

    3500 rpm selama 10 menit,

    2) Cairan bening yang diperoleh kemudian disuntikkan ke alat

    Gas Kromatografi diikuti dengan standar alkohol murni

    3) Hasil berupa kromatogram kemudian dihitung dengan

    membandingkan area standar alkohol

    4) Perhitungan dilakukan dengan Ms.excel

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    d. Pengujian Organoleptik

    Organoleptik dilakukan oleh 12 panelis terlatih. Panelis

    terlatih didasarkan oleh panelis yang sudah terbiasa mengkonsumsi

    wine dan minuman beralkohol sehingga dapat lebih memberikan

    penilaian yang akurat terhadap wine salak pondoh. Pengujian

    organoleptik ditinjau dari segi rasa, warna dan aroma

    1) Uji rasa

    Sampel wine dituang kedalam gelas kecil dan diminum

    oleh panelis untuk mengetahui rasa wine Salak Pondoh

    2) Uji warna

    Sampel wine dituang kedalam gelas kecil dan diletakkan

    pada kertas yang memiliki latar belakang putih. Sampel wine

    diamati dan dilihat warna yang dihasilkan.

    3) Uji aroma

    Sampel wine dituang kedalam gelas kecil dan dicium

    aromanya.

    G. Analisis Data

    Data hasil penelitian berupa kadar ºbrix, pH, kadar Etanol dan

    Metanol dianalisis dengan statistic deskriptif. Hasil uji organoleptik

    dianalisis dengan menggunakan Statistik Non Prametrik yaitu Uji Chi-

    Square dengan tingkat kepercayaan 85%, menggunakan program Ms. Excel

    pada Windows 10. Analisis Chi Square digunakan untuk mengetahui ada

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    atau tidaknya pengaruh atau perbedaan pada perlakuan wine yang

    dihasilkan. Pengujian hipotesis dan pengambilan keputusan sebagai berikut:

    1. Hipotesis

    H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa

    perlakuan yang diberikan

    Hi : Terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa

    perlakuan yang diberikan

    2. Pengambilan Keputusan

    Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan hasil

    statistiknya sebagai berikut:

    a. Apabila hasil perhitungan menunjukkan X2 hitung < X2 tabel,

    maka H0 diterima. Artinya tidak adanya perbedaan yang

    signifikan dari perlakuan yang diberikan

    b. Apabila hasil perhitungan menunjukkan X2 hitung > X2 tabel,

    maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan dari

    perlakuan yang diberikan

    H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pada mata

    pelajaran Biologi Kelas XII SMA IPA pada materi Bioteknologi, khususnya

    dalam pengetahuan untuk membuat wine yang merupakan salah satu olahan

    yang termasuk kedalam lingkup Bioteknologi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Salak yang digunakan sebagai bahan untuk penelitian yaitu varietas salak

    pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.). Penelitian ini diawali dengan pembuatan

    starter wine yang akan digunakan untuk memfermentasi wine. Metode yang

    digunakan dalam membuat wine yaitu metode Red Wine, Metode White Wine dan

    Metode Sake. Pada metode sake dilakukan 2 kali fermentasi, fermentasi pertama

    menggunakan ragi tape dan air hasil fermnetasi ragi tape ini diambil untuk dibuat

    wine dengan menambahkan yeast wine. Parameter yang diukur dari penelitian ini

    yaitu kadar etanol, methanol dan uji organoleptik wine salak (Salacca zalacca

    (Gaert.) Voss.). Fermentasi wine salak dilakukan selama 18 hari untuk ketiga

    metode yang dilakukan. Selama proses fermentasi, dilakukan penggojokan botol

    sehari sekali untuk menghindari adanya kontaminasi jamur, selain itu juga untuk

    meratakan substrat dan meningkatkan pertumbuhan yeast. Setelah fermentasi 18

    hari dilakukan penyaringan wine dan dilanjutkan tahap penjernihan yang dilakukan

    didalam lemari pendingin selama 30 hari. Secara keseluruhan penelitian pembuatan

    wine dilakukan selama 2 bulan dari 10 Desember 2017 - 3 Februari 2018.

    Setelah dilakukan penelitian selama 2 bulan sesuai dengan cara kerja yang

    telah ditentukan, maka berikut merupakan data yang dapat disajikan berupa kadar

    etanol dan methanol wine salak, pH (awal sebelum fermentasi dan setelah

    fermentasi) dan hasil uji organoleptik wine salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    A. Hasil

    1. Kadar Gula dalam Pembuatan Wine Salak (Salacca zalacca

    (Gaert.) Voss.)

    Pada saat proses fermentasi wine, yeast akan memanfaat sumber

    glukosa sebagai sumber nutrisi dan akan merubahnya alkohol. Maka

    dari itu proses fermentasi akan merubah kandungan gula yang

    terkandung dalam pembuatan wine salak. Hasil pengukuran kadar gula

    (ºbrix) sebelum dan sesudah fermentasi dapat dilihat pada Tabel 4.1

    berikut:

    Perlakuan

    Wine

    Kadar Gula (ºBrix)

    Fermentasi

    Sebelum Sesudah

    A 32,01 12,7

    B 32,00 13,6

    C 32,02 26,6

    Tabel 4. 1 Kadar gula (ºbrix) sebelum dan sesudah fermentasi

    Keterangan:

    A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine

    B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine

    C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake

    Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi

    perubahan kadar gula sebelum fermentasi dan setelah fermentasi dan

    yang masih memiliki kadar gula paling tinggi adalah perlakuan wine

    sampel C. Pada awal fermentasi, ketiga perlakuan kadar gula (ºbrix)nya

    diatur sama, yaitu sebesar 32ºbrix. Pengukuran kadar gula (ºbrix)

    diukur menggunakan alat refractometer brix merek Hanna Instruments

    HI 96813. Sebelum ditambahkan gula, kadar brix awal yang terkandung

    pada salak diukur dan menunjukkan sudah mencapai 9ºbrix. Kadar gula

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    sampel A sebesar 12,7º brix, sampel B sebesar 13,6ºbrix dan sampel C

    sebesar 26,6ºbrix.

    2. pH dalam Pembuatan Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)

    Pengujian pH dilakukan menggunakan pH meter, berdasarkan

    hasil pengukuran menunjukkan terjadinya penurunan dari pH sebelum

    fermentasi dan pH setelah fermentasi.

    Perlakuan

    Wine

    pH

    Fermentasi

    Sebelum Sesudah

    A 5 4,0

    B 5 4,1

    C 5 4,0

    Tabel 4. 2 pH sebelum dan sesudah fermentasi

    Keterangan:

    A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine

    B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine

    C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake

    Berdasarkan hasil pengukuran dari tabel diatas, dapat dilihat

    bahwa terjadinya penurunan pH yang sama dari ketiga perlakuan

    pembuatan Wine tersebut. pH awal fermentasi semuanya diatur pada

    nilai 5 dengan cara menambahkan perasan air jeruk nipis, setelah

    fermentasi sampel menunjukkan pH pada kisaran 4. Sampel A memiliki

    pH 4,0; sampel B memiliki pH 4,1 dan sampel C memiliki pH 4.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    Berdasarkan penelitian Silaen, dkk, (2013) pH optimum dalam

    pembuatan wine yaitu kisaran antara 4-5.

    3. Kadar Metanol dan Etanol dalam Pembuatan Wine Salak (Salacca

    zalacca (Gaert.) Voss.)

    Pengujian kadar Etanol dan Metanol dilakukan oleh

    Laboratorium Kimia Organik FMIPA UGM dengan menggunakan alat

    gas kromatografi (GC) merek Shimadzu GC-2010. Hasil pengujian

    kadar etanol dan methanol wine salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)

    dapat dilihat pada Tabel 4.3 Berikut :

    Perlakuan

    Wine

    Kadar

    Etanol (%)

    Kadar

    Metanol (%)

    A 16,06 0

    B 12,98 0

    C 9,37 0

    Tabel 4. 3 Kadar Etanol dan Metanol Wine Salak

    Keterangan:

    A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine

    B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine

    C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake

    Berdasarkan hasil tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa terdapat

    perbedaan kadar etanol dan kadar methanol memiliki kadar yang sama

    yaitu 0% dari sampel A,B dan C. Sampel A menunjukkan kadar etanol

    sebesar 16,06%, sampel B menunjukkan kadar etanol sebesar 12,98%

    dan sampel C menunjukkan kadar etanol sebesar 9,37%. Sedangkan

    untuk kadar methanol, berdasarkan hasil pengujian lab menggunakan

    alat gas kromatografi menunjukkan bahwa dari ketiga sampel wine

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 50

    (A,B dan C) tidak menunjukkan kandungan methanol dalam wine salak

    yang dihasilkan. Ketiganya menunjukkan kadar methanol sebesar 0%,

    hal ini dapat dilihat pada hasil grafik 4.1 untuk Sampel A, grafik 4.2

    untuk sampel B, dan grafik 4.3 untuk Sampel C dari pengukuran dengan

    alat gas kromatografi beikut:

    Grafik 4. 1 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample A

    Grafik 4. 2 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample B

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    Grafik 4. 3 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample C

    Minuman hasil fermentasi buah-buahan (anggur buah) memiliki

    standar mutu Kadar Etanol tidak kurang dari 7% dan tidak lebih dari

    24% sedangkan Kadar Metanol tidak lebih dari 0,01% (Standar Pangan,

    2016).

    4. Uji Organoleptik Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)

    a. Kenampakan Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)

    1) Kejernihan

    Grafik 4. 4 Kejernihan Wine Salak

    2.171.75

    1.25

    0

    1

    2

    3

    A B C

    Rata-rata

    Perlakuan

    Kejernihan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 52

    Keterangan:

    A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine

    B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine

    C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake

    Dari segi kejernihan, sampel A adalah sampel yang paling

    jernih dengan rata-rata skor 2,17 dari rentang skor 0-3. Sampel B

    dengan rata-rata skor 1,75 dan sampel C memiliki kejernihan yang

    paling keruh dengan rata-rata skor 1,25.

    2) Warna

    Grafik 4. 5 Intensitas Wine Salak Pondoh

    Keterangan:

    A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine

    B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine

    C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake

    Berdasarkan hasil tabel dapat dilihat bahwa warna wine

    sampel C merupakan warna wine salak yang paling disukai oleh

    panelis dengan skor 2,5 dari rentang skor 0-3. Untuk sampel A

    dan B hanya menunjukkan perbedaan skor yang tidak terlalu

    signifikan, sampel A dengan skor rata-rata 1,83 dan sampel B

    1,58.

    1.58 1.832.5

    0

    1

    2

    3

    A B C

    Rata-rata

    Perlakuan

    Warna

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 53

    b. Aroma Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)

    Grafik 4. 6 Aroma Wine Salak

    Keterangan:

    A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine

    B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine

    C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake

    Aroma wine salak yang paling disukai oleh panelis yaitu

    sampel A (metode red wine) dengan skor 4,17 dari rentang skor 0-6

    dengan menghasilkan aroma fruity alkoholic. Wine salak B

    mendapatkan skor 4 dan wine C 3,75 .

    c. Rasa Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)

    1) Alkoholic

    Grafik 4. 7 Kadar Alkohol Wine Salak menurut panelis

    4.174

    3.75

    3.5

    4

    4.5

    A B C

    Rata-rata

    Perlakuan

    Aroma

    2.33

    1.581.17

    0

    0.5

    1

    1.5

    2

    2.5

    A B C

    Rata-rata

    Perlakuan

    Alkoholic

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 54

    Keterangan:

    A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine

    B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine

    C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake

    Menurut panelis dari hasil grafik diatas, wine yang

    memiliki rasa alkohol yang paling tinggi dari rentang skor 0-3

    yaitu sampel wine A dengan rata-rata skor 2,33. Kedua yaitu

    sampel wine B dengan skor 1,58 dan rasa alkohol yang paling

    rendah menurut panelis yaitu sampel wine C dengan skor 1,17.

    2) Tingkat Kemanisan

    Grafik 4. 8 Tingkat