Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK
PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) DENGAN METODE RED WINE,
WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST
POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh:
Angguntia Dwi Saputra
141434083
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK
PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) DENGAN METODE RED WINE,
WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST
POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Disusun oleh:
Angguntia Dwi Saputra
141434083
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK
PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) DENGAN METODE WHITE
WINE, RED WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST
POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)
Yang diajukan oleh :
Angguntia Dwi Saputra
141434083
Telah disetujui oleh :
Dosen Pembimbing
Ig. Yulius Kristio Budiasmoro S.Si., M.Si Tanggal, 13 April 2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK
PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) DENGAN METODE RED WINE,
WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST
POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)
Nama Lengkap TandaTangan
Ketua : Dr. M. Andy Rudhito, S.Pd. _____________
Sekretaris : Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. _____________
Anggota : Ig. Yulius Kristio Budiasmoro, S.Si., M.Si. _____________
Anggota : Dra. Malichah Asy’ari, M.Pd. _____________
Anggota : Ika Yuli Listyarini, M.Pd. _____________
Yogyakarta, 25 April 2018
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Angguntia Dwi Saputra
NIM: 141434083
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Skripsi
Program Studi Pendidikan Biologi
JPMIPA FKIP Universitas Sanata Dharma
Pada tanggal : 25 April 2018
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
QS. Al Insyirah : 5
“Saat anda percaya bahwa anda bisa, Anda telah setengah jalan
menuju kesana”
Theodore Roosevelt
Karya ini kupersembahkan untuk :
Bapak, Ibu, Kakak dan keluarga yang selalu
memberikan dukungan dan semangat
Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2014
Almamaterku Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis
ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 April 2018
Penulis
(Angguntia Dwi Saputra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta:
Nama : Angguntia Dwi Saputra
NIM : 141434083
Demi kepentingan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK
PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) DENGAN METODE RED WINE,
WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST
POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)
Dengan demikian saya memberikan kepada pihak Perpustakaan Univeristas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas,
dan mempublikasikan ke internet atau media lain guna kepentingan akademis tanpa
ijin dari saya maupun royalty kepada saya selama masih tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta
Pada tanggal : 25 April 2018
Yang menyatakan
(Angguntia Dwi Saputra)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
berkat, rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
skripsi ini dengan judul “Perbandingan Kadar Alkohol dan Cita Rasa Wine
Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) dengan Metode Red Wine,
White Wine dan Sake Menggunakan Strain Yeast Polandia (Saccharomyces
cerevisiae)”. Terdapat banyak hal yang telah dialami penulis selama mengikuti
dinamika perkuliahan di Universitas Sanata Dharma. Ketercapaian yang dialami
penulis sampai sejauh ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak
yang telah memberikan tambahan semangat bagi penulis.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih
kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini:
1. ALLAH SWT yang selalu memberikan rahmat dan karunianya, sehingga
penulis dapat menjalani perkuliahan dari awal hingga penyelesaian skripsi.
2. Kedua orang tua saya Bapak Paiman dan Ibu Sumiyati atas segala doa dan
dukungan yang selalu diberikan.
3. Kakakku tercinta Ika Windu Winarni yang selalu memberikan dukungan
dan memberikan semangat.
4. Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis untuk dapat menimba ilmu selama berkuliah di Pendidikan Biologi.
5. Beasiswa BIDIKMISI yang telah memberikan bantuan dana pendidikan.
6. Bapak Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro S.Si., M.Si selaku dosen
pembimbing skripsi yang sudah bersedia untuk meluangkan waktunya
untuk berkonsultasi , memberikan masukan, arahan, memberikan solusi dari
setiap permasalahan dalam penyusunan skripsi, selalu membimbing dengan
penuh kesabaran dan senantiasa memberikan semangat untuk
menyelesaikan skripsi.
7. Drs. Antonius Tri Priantoro, M.For.Sc. Selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Biologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
8. Ibu Dra. Malichah Asy’ari, M.Pd dan Ibu Ika Yuli Listyarini, M.Pd. selaku
dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran untuk
penyempurnaan penulisan skripsi.
9. Segenap Dosen Pendidikan Biologi dan Staff Sekretariat JPMIPA (Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) Universitas Sanata
Dharma.
10. Pak Agus Handoyo dan Pak Marsono selaku Laboran yang turut membantu
dalam penelitian di Laboratorium.
11. Astiti Wulandari dan Maresti Mei Yuniasih yang telah membantu dan
menemani selama penelitian.
12. Bang Ipan, Mutek, Melda serta sahabat GSC (Mega, yulet, kris, karim, febri,
arif dan desi) selaku sahabat yang selalu mendukung dan memberikan
semangat.
13. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Biologi angkatan 2014 atas
kerjasama, dinamika dan bantuannya selama menjalani proses perkuliahan.
14. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dan mendukung penulis dalam masa perkuliahan hingga
penyususnan skripsi.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari
sempurna, masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk lebih
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis,
dunia pendidikan, masyarakat dan bagi pembaca pada umumnya.
Yogyakarta, 13 April 2018
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
PERBANDINGAN KADAR ALKOHOL DAN CITA RASA WINE SALAK
PONDOH (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) DENGAN METODE RED WINE,
WHITE WINE DAN SAKE MENGGUNAKAN STRAIN YEAST
POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)
Angguntia Dwi Saputra
Universitas Sanata Dharma
2018
Salak pondoh merupakan salah satu tanaman buah yang mengalami
penurunan harga yang drastis pada saat masa panen tiba, alternatif untuk menaikkan
nilai jual salak yaitu dengan membuat wine salak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh metode Red wine, White Wine dan Sake terhadap kadar
alkohol wine salak pondoh, mengetahui metode yang dapat menghasilkan kadar
Etanol tertinggi dan yang menghasilkan produk wine salak yang disukai panelis.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuasi. Percobaan
dilakukan dengan menggunakan tiga metode berbeda tanpa menggunakan kontrol
penelitian, metode tersebut yaitu red wine (A), white wine (B) dan sake (C). Hasil
fermentasi diuji kadar gula, pH, kadar etanol dan dilakukan uji organoleptik oleh
12 panelis terlatih. Data uji kadar gula, pH dan alkohol dianalisis secara deskriptif
dan uji organoleptik dianalisis dengan statistik non parametrik uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh dan perbedaan dari metode
yang diberikan terhadap kadar etanol, kadar metanol dan hasil organoleptik. Kadar
etanol yang dihasilkan yaitu sampel A=16,06%, sampel B=12,98% dan sampel
C=9,37%. Kadar metanol tidak terkandung dalam wine salak, atau 0% untuk ketiga
sampel. Perhitungan Chi-Square menunjukkan bahwa H0 ditolak dengan hasil
perhitungan 58,92>15,28/X2hitung>X2tabel. Hasil uji organoleptik menunjukkan
wine yang paling disukai panelis adalah sampel wine A.
Kata Kunci: Wine, Salak Pondoh, Uji Organoleptik, Etanol dan Metanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRACK
THE COMPARISON OF THE ALCOHOL LEVEL AND THE TASTE OF
SALAK PONDOH WINE (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) BY USING RED
WINE, WHITE WINE AND SAKE METHOD USING STRAIN YEAST
POLANDIA (Saccharomyces cerevisiae)
Angguntia Dwi Saputra
Sanata Dharma University
2018
Salak pondoh is one of the fruit plants that fell on drastic decline in price at
the harvest time. The alternative way to raise the selling value of salak is by making
salak wine. This study aims to determine the effect of Red wine, White Wine and
Sake method on the alkohol level of salak pondoh wine, knowing the method which
can produce the highest Ethanol level and produce the preferred salak wine
product.
This research is considered as quasi experimental research. The experiment
was conducted using three different methods without using research control, the
method is red wine (A), white wine (B) and sake (C). The fermentation results were
tested for the sugar level, pH level, ethanol level and an organoleptik test was done
by 12 trained panelists. The data of sugar level, pH level and alkohol level were
analyzed descriptively and the organoleptik test was analyzed with non-parametric
statistic of Chi-Square test.
The results showed that there were influences and differences from the
method given to the ethanol level, methanol level and the organoleptik results. The
ethanol level of sample A = 16.06%, sample B = 12.98% and sample C = 9.37%.
The salak wine doesn’t contain methanol, or 0% for all three samples. Chi-Square
calculation showed that H0 is rejected with calculation result
58,92>15,28/X2count>X2table. Organoleptik test results showed the panelists most
favored wine are wine A.
Keywords: Wine, Salak Pondoh, Organoleptik Test, Ethanol and Methanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
ABSTRAK ............................................................................................................ ix
ABSTRACK ........................................................................................................... x
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiv
DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Permasalahan ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 6
A. Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) ........................................... 6
1. Klasifikasi Salak Pondoh .......................................................................... 6
2. Deskripsi Salak Pondoh ............................................................................ 6
3. Morfologi Salak Pondoh .......................................................................... 7
B. Kandungan Buah Salak ............................................................................... 12
C. Manfaat Buah Salak .................................................................................... 13
D. Produksi Salak dan Nilai Ekonominya ....................................................... 13
E. Yeast dalam Pembuatan Wine .................................................................... 15
F. Pengendalian Pertumbuhan Yeast ............................................................... 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
G. Fermentasi Wine ......................................................................................... 18
1. Alkohol Fermentasi ................................................................................ 19
2. Fermentasi Malolaktat ............................................................................ 21
H. Metode dalam Pembuatan Wine ................................................................. 22
I. Standarisasi Mutu Wine .............................................................................. 24
J. Penelitian yang Relevan .............................................................................. 25
K. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 25
L. Hipotesis ...................................................................................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 30
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................................. 30
B. Variabel Penelitian ...................................................................................... 30
C. Batasan Penelitian ....................................................................................... 31
D. Waktu dan Tempat ...................................................................................... 31
E. Alat dan Bahan ............................................................................................ 31
F. Cara Kerja ................................................................................................... 32
G. Analisis Data ............................................................................................... 44
H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran ................. 45
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 46
A. Hasil ............................................................................................................ 47
B. Pembahasan ................................................................................................. 57
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................... 70
BAB V IMPLEMENTASI HASIL PENELITIAN UNTUK
PEMBELAJARAN BIOLOGI ............................................................................ 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 73
A. Kesimpulan ................................................................................................. 73
B. Saran ............................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 75
LAMPIRAN .......................................................................................................... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Kandungan zat gizi tiap 100 gram daging buah salak ........................ 12
Tabel 2. 2 Tanaman Produktif, Produksi dan Rata-rata Produksi Salak Pondoh
setiap Kecamatan di Kabupaten Sleman Tahun 2016. .......................................... 14
Tabel 2. 3 Komposisi wine................................................................................... 24
Tabel 4. 1 Kadar gula (ºbrix) sebelum dan sesudah fermentasi ........................... 47
Tabel 4. 2 pH sebelum dan sesudah fermentasi ................................................... 48
Tabel 4. 3 Kadar Etanol dan Metanol Wine Salak ............................................... 49
Tabel 4. 4 Hasil Skor Total Setiap Sample .......................................................... 56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Akar pohon salak ............................................................................... 7
Gambar 2. 2 Batang pohon salak ........................................................................... 8
Gambar 2. 3 Pelepah pohon salak .......................................................................... 9
Gambar 2. 4 Daun Pohon Salak ........................................................................... 10
Gambar 2. 5 Bunga Salak Betina dan Jantan ....................................................... 11
Gambar 2. 6 Buah Salak....................................................................................... 12
Gambar 2. 7 Sel Saccharomyces cerevisiae dan yeast kering ............................. 16
Gambar 2. 8 Alkoholic fermentasi melalui siklus glikolisis ................................ 22
Gambar 2. 9 Kerangka Berpikir ........................................................................... 27
Gambar 2. 10 Kerangka penelitian yang relevan ................................................. 28
Gambar 3. 1 Proses Pembuatan Starter Wine Cair .............................................. 38
Gambar 3. 2 Proses Pembuatan Wine Salak Metode Red Wine .......................... 39
Gambar 3. 3 Proses Pembuatan Wine Salak Metode White Wine ...................... 40
Gambar 3. 4 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh Metode Sake ..................... 41
Gambar 4. 1 Sampel Warna Wine Salak yang dihasilkan .................................... 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
file:///F:/KULIAH/SKRIPSI/iki%20penting%20!!!/bab%20I-VI/Insyaallah%20fix/New%20folder/SKRIPSI%20FULL__141434083%20OK%20-%20revisi%201%20-%20Copy%20-%20Copy.docx%23_Toc513385865
xv
DAFTAR GRAFIK
Grafik 4. 1 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample A ............................................ 50
Grafik 4. 2 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample B ............................................ 50
Grafik 4. 3 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample C ............................................ 51
Grafik 4. 4 Kejernihan Wine Salak ...................................................................... 51
Grafik 4. 5 Intensitas Wine Salak Pondoh ........................................................... 52
Grafik 4. 6 Aroma Wine Salak ............................................................................. 53
Grafik 4. 7 Kadar Alkohol Wine Salak menurut panelis ..................................... 53
Grafik 4. 8 Tingkat Kemanisan Wine Salak ........................................................ 54
Grafik 4. 9 Tingkat Keasaman Wine Salak .......................................................... 55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus Pembelajaran ........................................................................ 79
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan dan Pembelajaran (RPP) ............................... 82
Lampiran 3 Lembar Kerja Siswa (LKS) .............................................................. 95
Lampiran 4 Instrumen Penilaian ........................................................................ 103
Lampiran 5 Perhitungan Chi-Square .................................................................. 115
Lampiran 6 Dokumetasi Penelitian .................................................................... 119
Lampiran 7 Wine Tasting Sheet ......................................................................... 120
Lampiran 8 Hasil Uji Lab. Kadar Etanol dan Kadar Metanol ........................... 123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Tanaman salak adalah salah satu tanaman khas Indonesia dan
pertumbuhannya tersebar dibeberapa daerah di Indonesia. Tanaman Salak
memiliki nama atau sebutan yang berbeda-beda menurut nama daerah
dimana salak itu tumbuh. Varietas salak di Indonesia ada salak pondoh,
salak bali, salak condet, salak padang sidepuan, salak manonjaya, salak
Madura, salak ambarawa dan lain-lain. Berdasarkan berbagai macam jenis
salak tersebut, salak pondoh yang memiliki keunggulan dan nilai komersial
tertinggi dibandingkan dengan salak yang lain (Nazzaruddin dan Regina,
dalam Rejeki dkk., 2015).
Salak pondoh banyak tumbuh di wilayah Kabupaten Sleman DIY,
hal ini menjadikan buah salak sebagai ciri khas kabupaten Sleman. Daerah
penghasil salak pondoh terbanyak di kabupaten Sleman meliputi
KecamatanTuri, Tempel dan Pakem yang produksinya mencapai 96,96%
dari total produksi salak di Kabupaten Sleman. Buah salak pondoh
mempunyai sifat rasa manis (tidak “sepet”) sejak buah masih muda, dengan
daging buah berwarna putih susu. Berdasar warna kulit dan morfologinya,
ada tiga jenis salak pondoh, yaitu salak pondoh super, manggala, dan hitam
(Hidayati, 2013). Menurut Kaliky, dkk (2005), Salak pondoh (Salacca
zalacca (Gaert.)Voss.) merupakan salah satu komoditas pertanian di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
kabupaten Sleman yang menjadi primadona dan andalan kabupaten Sleman.
Tanaman yang mulai dibudidayakan pada tahun 1980-an, pada saat ini telah
mendominasi usaha pertanian masyarakat terutama di kecamatan Tempel,
Turi, Pakem dan Ngaglik.
Saat masa panen raya tiba, disisi lain justru menimbulkan masalah
baru bagi para petani salak, melimpahnya salak yang tersedia
mengakibatkan anjlognya harga salak dipasaran, hal ini membuat para
petani mengambil jalan pintas untuk menjual salak pondoh dengan harga
yang murah, bahkan terkadang ada salak yang tidak dijual karena harganya
yang terlalu murah hingga menjadi busuk. Berdasarkan berita Tribun Jogja
(2018), pada tanggal 15 Maret 2018 harga salak di kabupaten Sleman Desa
Donokerto terjadi penurunan. Harga salak hanya berkisar antara Rp. 1.500-
Rp.2000 per kg, Itu harga jual dari petani kepada tengulak yang biasa
mengambil langsung dari petani. Sedangkan di tingkat pengecer harganya
masih berkisar Rp5.000 hingga Rp7.000 per Kg," jelas Suharno, Kamis
(15/3/2018).
Hal ini justru mengakibatkan para petani salak mengalami kerugian.
Berangkat dari situasi tersebut, kini buah salak sudah banyak diolah menjadi
beraneka makanan seperti kripik salak, dodol dalak, kopi salak dan manisan
salak. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang
dialami para petani dengan mengolah salak yang tidak terjual dan petani
salak bisa menjual salak tidak hanya dari buah segar saja (Syafi’ah, 2010).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://jogja.tribunnews.com/tag/petanihttp://jogja.tribunnews.com/tag/petani
3
Wine merupakan produk dari fermentasi alkohol oleh khamir.
Anggur merupakan minuman beralkohol yang biasanya terbuat dari jus
anggur yang difermentasi. Anggur dibuat dengan cara memfermentasi jus
buah anggur menggunakan khamir dari tipe tertentu. Yeast tersebut akan
mengkonsumsi kandungan gula yang ada pada buah anggur dan
mengubahnya menjadi alkohol. Wine atau anggur tidak hanya terbuat dari
buah anggur saja, melainkan terdapat wine yang terbuat dari buah-buahan
lainnya yang memiliki kandungan glukosa. Wine dari aneka buah-buahan
ini biasa disebut dengan Fruit Wine (Anonim 1, 2013).
Pembuatan wine dari buah salak merupakan salah satu alternatife
untuk mengolah buah salak. Hal ini dilakukan untuk menanggulangi
melimpahnya buah salak pada saat panen raya dan masih kurang dalam
pengolahannya sehingga menyebabkan banyak salak yang busuk dan tidak
laku untuk dijual. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan
melakukan penelitian berkaitan dengan pembuatan Wine Salak Pondoh
(Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) dengan judul “Perbandingan Kadar
Alkohol dan Cita Rasa Wine Salak Pondoh (Salacca zalacca
(Gaert.)Voss.) dengan 3 Metode (Red Wine, White Wine dan Sake)
Menggunakan Strain Yeast Polandia (Saccharomyces cerevisiae)“.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh metode Red wine, White Wine dan Sake
menggunakan Strain Yeast Polandia terhadap kadar alkohol wine salak
pondoh?
2. Metode apakah yang dapat menghasilkan kadar etanol tertinggi dalam
pembuatan wine salak?
3. Metode apakah yang dapat menghasilkan produk wine salak yang
disukai oleh panelis?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh metode Red wine, White Wine dan Sake
menggunakan Strain Yeast Polandia terhadap kadar alkohol wine salak
pondoh
2. Untuk mengetahui metode pembuatan wine Salak yang dapat
menghasilkan kadar etanol tertinggi
3. Untuk mengetahui metode yang dapat menghasilkan produk wine salak
yang disukai oleh panelis wine salak pondoh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
D. Manfaat Penelitian
Bagi Peneliti
1. Menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam membuat wine dari
aneka macam buah
2. Menambah inovasi baru dalam pembuatan wine dari buah salak pondoh
Bagi Pendidikan
1. Menambah pengetahuan tentang cara membuat wine dari buah salak
pondoh
2. Menambah referensi guru dalam mengajar biologi khususnya pada
materi Bioteknologi kelas XII SMA
Bagi Masyarakat
Menambah informasi bagi masyarakat mengenai cara mengolah buah salak
pada saat panen raya agar lebih bernilai jual tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)
1. Klasifikasi Salak Pondoh
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Principes
Familia : Palmae
Genus : Salacca
Spesies : Salacca zalacca (Gaert.) Voss.
Sinonim : Salacca edulis Reinw (Suskendriyati dkk., 2000).
2. Deskripsi Salak Pondoh
Salak (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) merupakan salah satu
buah tropis asli dari Indonesia yang tumbuh tersebar di seluruh
kepulauan Nusantara. Selain di Indonesia, salak juga dapat ditemui di
Malaysia hingga Thailand. Tanaman salak (Salacca zalacca
(Gaert.)Voss.) termasuk ke dalam jenis tanaman palmae yang
tumbuhnya berumpun dan umumnya tumbuh berkelompok. Ciri khas
dari tanaman ini yaitu pada tulang daun (pelepah) yang berduri tajam.
Buah salak yang bertandan muncul dari dalam pelepah daun, kulit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
buahnya tampak seperti sisik yang tersusun membungkus daging buah
(Redaksi Agromedia, 2007).
3. Morfologi Salak Pondoh
Menurut Anarsis (2014), secara umum tanaman Salak (Salacca
zalacca (Gaert.) Voss.) mempunyai ciri-ciri morfologi sebagai berikut:
a. Akar
Tanaman salak berakar serabut yang menjalar mendatar
dibawah permukaan tanah, letak perakarannya dangkal,
penyebarannya tidak jauh atau luas sehingga cepat terpengaruh
bila terjadi kekeringan dan akan mudah roboh bila terkena angin
kencang. Akar-akar muda akan muncul di pangkal pelepah
diatas permukaan tanah setelah akar-akar tua sudah tidak
berfungsi.
Gambar 2. 1 Akar pohon salak
Sumber: Dokumentasi pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
b. Batang
Tanaman salak muda batangnya hampir tidak terlihat,
karena tertutup oleh pelepah-pelepah daun yang sangat rapat.
Tanaman salak yang sudah tua, batangnya akan menjulur ke atas
atau kesamping setinggi 1m. Diameter batang berkisar antara 8-
14 cm. Pada pokok batang akan timbul tunas atau anakan yang
sering disebut tunas akar. Anakan atau tunas tersebut dapat
dijadikan bibit tanaman salak dengan cara dicangkok.
Gambar 2. 2 Batang pohon salak
Sumber: Dokumentasi Pribadi
c. Pelepah
Pelepah daun tersusun secara roset dan dikelilingi oleh
duri. Duri-duri lebih padat dan panjang dibagian pangkal, makin
ke ujung duri pelepah ini akan semakin jarang dan semakin
pendek. Bagian pangkal pelepah berbentuk hampir segitiga.
Pangkal pelepah umumnya berwarna abu-abu kecoklatan,
karena ditutupi oleh rambut-rambut yang sangat halus. Tetapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
ada pada bagian pelepah yang banyak terkena sinar matahari
akan cenderung berwarna hijau.
Pelapah daun berfungsi sebagai penyangga buah yang
muncul di ketiak pelepah atau diatasnya. Panjang pelepah daun
antara 2,5-7 m tergantung kepada jenis dan varietas salak.
Gambar 2. 3 Pelepah pohon salak
Sumber : Dokumentasi Pribadi
d. Daun
Daun salak terdiri dari tulang daun, lidah daun, anak
daun dan ujung daun. Panjang tulang daun sampai 75 cm. Lidah
daun terletak dibagian samping tulang daun dengan lebar
sampai 8 cm. Anak daun berjumlah antara 24-26 helai pada
setiap stengah pelepah daun dan tersusun dalam 7-9 kelompok
dan disetiap kelompok terdiri atas 2-4 anak daun. Helai anak
daun berbentuk pedang dan setiap anak daun memiliki satu ibu
tulang daun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Daun salak berwarna hijau sampai hijau tua, pada bagian
bawah daun atau permukaan daun memiliki warna putih seperti
lapisan lilin.
Gambar 2. 4 Daun Pohon Salak
Sumber: Dokumentasi Pribadi
e. Bunga
Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.)
merupakan tanaman yang memiliki bunga berumah dua.
Tanaman Salak (Salacca zalacca (Gaert.)Voss.) memiliki dua
macam bunga (bunga jantan dan bunga betina), masing-masing
bunga dihasilkan oleh pohon yang berbeda. Bunga salak jantan
adalah bunga penghasil serbuk sari dan selamanya tidak akan
pernah berbuah. Bunga salak betina hanya terdapat putik (bakal
buah) dan akan menghasilkan buah secara maksimal jika terjadi
penyerbukan dari bunga jantan. Penyerbukan bunga salak dapat
terjadi secara sendirinya, dengan bantuan serangga, bantuan
hembusan angina dan dengan bantuan manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Bunga Salak Betina
Bunga Salak Jantan
Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 2. 5 Bunga Salak Betina dan Jantan
f. Buah
Buah salak pada umumnya berbentuk segitiga, bulat
terlur terbalik, bulat atau lonjong dengan ujungnya yang
runcing, terangkai rapat dalam tandan buah di ketiak pelepah
daun. Kulit buahnya tersusun menyerupai sisik berwarna
cokelat kekuningan hingga kehitaman. Daging buah tidak
berserat dan rasa buahnya manis (Suskendriyati dkk., 2000).
Menurut Santoso (1993), setiap buah salak mempunyai 1-3 biji,
berwarna coklat kehitam-hitaman dan bertekstur keras. Biji
salak bagian dalam berbentuk datar dan biji salak sisi luat
berbentuk cembung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 2. 6 Buah Salak
Sumber: Dokumentasi Pribadi
B. Kandungan Buah Salak
Buah salak merupakan buah yang memiliki berbagai macam
kandungan yang terdapat didalamnya, seperti karbohidrat, protein, vitamin,
dan juga mengandung mineral-mineral yang cukup tinggi. Selain itu pada
buah salak terdapat kandungan tannin, saponin, flavonoid, dan asam-asam
organik. Kandungan tannin pada salak merupakan polifenol yang paling
banyak sekitar 0,01-0,1%, senyawa tannin berfungsi sebagai stabilisator
pigmen antosianin yang memberikan warna (Tjahjadi, 1989 dalam Lestari,
2008). Berikut merupakan kandungan zat gizi salak setiap 100 gram :
Jenis zat gizi Jumlah
Air
Kalori
Protein
Karbohidrat
Kalsium
Fosfor
Besi
Vitamin B1
Vitamin C
78,0 gram
77,0 kalori
4,0 gram
20,9 gram
2,8 gram
1,8 gram
4,2 gram
0,004 gram
0,2 gram
Tabel 2. 1 Kandungan zat gizi tiap 100 gram daging buah salak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Sumber : (Direktorat Gizi Depkes RI, 1977).
C. Manfaat Buah Salak
Salak merupakan buah yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh
manusia. Manfaat mengkonsumsi buah salak baik buah salak segar atau
berupa salak hasil olahan makanan/minuman dapat menurunkan kadar
kolesterol dalam tubuh, menurunkan kadar gula darah, mempertahankan
kelembapan kulit, memperkuat struktur tulang dan dapat meningkatkan
daya tahan tubuh (antibodi) dari serangan penyakit (Siregar, 2012).
D. Produksi Salak dan Nilai Ekonominya
Salak merupakan buah yang dapat ditemui sepanjang tahun, hal ini
tentu didukung dengan produktivitas salak dalam berbuah sepanjang tahun.
Nazaruddin dan Kristiawati dalam Dewi (2014), mengemukakan bahwa
salak pondoh mulai berbuah pada umur 2 - 3 tahun sejak masa tanam dan
mulai dapat dipanen pada saat umur buah mencapai 6 - 7 bulan sejak
terjadinya penyerbukan. Dalam satu tahun tanaman salak mengalami tiga
kali masa panen, yaitu panen raya (November - Januari), panen kecil
(Februari - April) dan panen sedang (Mei - Juli). Waktu pemetikan buah
salak yang paling tepat adalah sore hari antara pukul 15.00-18.00 karena
pada saat itu kandungan vitaminnya yang paling tinggi.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Sleman pada
tahun 2013 produksi salak di Kabupaten Sleman mencapai 662.321 kuintal,
jumlah tanaman produktif sebanyak 4.831.559 rumpun, dan produktivitas
per rumpun yaitu 0,14 kuintal/ rumpun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Berikut merupakan data produksi salak pondoh tahun 2010-2012 di
Kabupaten Sleman :
Tabel 2. 2 Tanaman Produktif, Produksi dan Rata-rata Produksi Salak
Pondoh setiap Kecamatan di Kabupaten Sleman Tahun 2016 (Badan Pusat
Statistik Kabupaten Sleman, 2017).
Berdasarkan berita Tribun Jogja (2018), pada tanggal 15 Maret 2018
harga salak di kabupaten sleman Desa Donokerto terjadi penurunan. Harga
salak hanya berkisar antara Rp. 1.500-Rp.2000 per kg, Itu harga jual dari
petani kepada tengulak yang biasa mengambil langsung dari petani.
Sedangkan di tingkat pengecer harganya masih berkisar Rp5.000 hingga
Rp7.000 per Kg," jelas Suharno, Kamis (15/3/2018).
Kecamatan
Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)
Tanaman Produktif
(rumpun
Produksi
(kw)
Rata-rata Produksi
(kg/rumpun)
Moyudan
Minggir
Seyegan
Godean
Gamping
Mlati
Depok
Berbah
Prambanan
Kalasan
Ngemplak
Ngaglik
Sleman
Temple
Turi
Pakem
Cangkringan
-
1340
2582
1016
788
79
-
-
-
7696
1212
9864
79346
1266945
3720978
517892
41625
-
295
378
135
70
14
-
-
-
1004
144
1283
10972
158710
488661
63024
5363
-
22.01
14.64
13.30
8.83
17,32
-
-
-
13.05
11.85
13.01
13.83
12.53
13.13
12.17
12.88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
E. Yeast dalam Pembuatan Wine
Khamir yang digunakan dalam industri kebanyakan merupakan
kelas Ascomycetes, terutama jenis Saccharomyces. Khamir Saccharomyces
memiliki bentuk bulat, oval atau memanjang dan berbentuk
pseudomiselium. Reproduksi khamir dilakukan dengan cara pertunasan
multipolar atau membentuk arkospora.
Saccharomyces cerevisiae merupakan spesies yang paling umum
digunakan dalam industri makanan, seperti produksi roti, anggur, alkohol,
brem, gliserol dan enzim invertase. Saccharomyces cerevisiae adalah galur
yang dapat memproduksi alkohol dalam jumlah tinggi sehingga khamir
jenis ini sering digunakan dalam produksi alkohol, anggur dan minuman
keras (Fardiaz, 1992). Berikut merupakan klasifikasi dari Saccharomyces
cerevisiae:
Kingdom : Plantae
Divisi : Eumycophyta
Kelas : Ascomycetes
Ordo : Saccharomycetales
Famili : Saccharomycetaceae
Genus : Saccharomyces
Spesies : Saccharomyces cerevisiae (Rahmadan, 2015 dalam
Malo, 2017)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
n
Sumber: http://labnetwork.com.br Sumber: Dokumentasi pribadi
Gambar 2. 7 Sel Saccharomyces cerevisiae dan yeast kering
Saccharomyces cerevisiae merupakan spesies ragi yang mempunyai
daya konversi gula menjadi etanol yang cukup tinggi. Selain itu S.
cerevisiae dapat menghasilkan enzim hidrolase dan enzim invertase. Enzim
hydrolase yang dihasilkan S. cerevisiae berfungsi sebagai pemecah sukrosa
(disakarida) menjadi glukosa (monosakarida) dan enzim invertase berfungsi
mengubah glukosa menjadi etanol (Pawignya dkk, 2010).
Menurut Pawignya (2010), Saccharomyces cerevisiae sering
digunakan dalam proses fermentasi alkohol karena memiliki beberapa
keunggulan yaitu kemampuannya merombak substrat terpilih untuk
menghasilkan alkohol, tidak berbahaya atau menimbulkan racun, sifatnya
stabil, menghasilkan enzim yang diperlukan untuk pencapaian hasil akhir
yang dikehendaki, mudah didapat dan mudah dalam pemeliharaannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
F. Pengendalian Pertumbuhan Yeast
a. Suhu
Suhu optimum untuk pertumbuhan S. cerevisiae adalah 30℃
sedangkan suhu minimumnya adalah 9-11℃ dan suhu maksimumnya
adalah 35-37℃ (Prescott dan Dunn, 1959 dalam Pawignya, 2010).
Menurut Davis dan Josua (1982) dalam Rumlaklak (2008),
Saccharomyces cerevisiae yang banyak digunakan dalam pembuatan
minuman beralkohol tumbuh baik pada suhu 30 ℃. Pada suhu tinggi
sekitar 40℃-45℃ masih memiliki kemampuan untuk bertumbuh dan
tidak mampu tumbuh pada suhu lebih besar dari 47℃.
b. Konsentrasi Gula
Penambahan gula bertujuan untuk menambah sumber glukosa
untuk menunjang pertumbuhan khamir dalam menghasilkan alkohol.
Substrat yang mempunyai kadar gula lebih dari 300g/l dapat
menghambat pertumbuhan dan fermentasi khamir (Rahayu, 1998 dalam
Rumlaklak 2008).
Banyaknya gula yang digunakan dalam pembuatan wine harus
diketahui, penambahan gula yang terlalu banyak dalam membuat wine
justru akan mengakibatkan kematian khamir, sehingga proses
fermentasi akan melambat dan bahkan tidak akan berlangsung. Pada
proses pembuatan wine gula yang digunakan maksimum yaitu 30%
(Rahayu dan Kuswanto, 1988 dalam Gunam dan Wrasiti 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
c. pH
Pertumbuhan khamir (yeast), pH ideal dalam pertumbuhan
Saccharomyces cerevisiae yaitu pada kisaran 4-6 dan pH optimum
untuk melakukan fermentasi yaitu 4-5 (Prescott dan Dunn, 1959 dalam
Pawignya, 2010).
Khamir pada umumnya dapat tumbuh dan dapat maksimal
dalam melakukan proses fermentasi pada pH 3-5, dan mulai akan
terhambat pada pH kurang dari 3. pH dapat menghasilkan efek pada
produk yang dihasilkan, seperti pH yang tinggi akan meningkatkan
pembentukan gliserol. Kondisi pH yang rendah dan sesuai dengan
syarat pertumbuhan khamir dapat mengurangi tingkat kontaminasi oleh
bakteri yang tidak diinginkan (Davis dan Josua, 1982 dalam Rumlaklak
2008).
G. Fermentasi Wine
Fermentasi dapat disebut sebagai suatu proses metabolic yang dapat
menghasilkan perubahan kimia pada substrat organik akibat dari adanya
aktivitas enzim yang dihasilkan oleh suatu mikroba yang berperan dalam
proses tersebut (Amerina et al., 1982 dalam Lestari, 2008).
Fermentasi alkohol adalah transformasi anaerobik dari gula,
terutama glukosa dan fruktosa, yang akan dirubah menjadi etanol dan
karbondioksida (Moreno et al., 2009). Proses fermentasi ini dilakukan oleh
ragi Saccharomyces cerevisiae dan juga oleh beberapa bakteri seperti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Zymomonas mobilis, proses fermentasi tersebut dapat dirangkum dalam
keseluruhan reaksi sebagai berikut:
C6H12O6 2C2H5OH + 2CO2
Sebanyak 1 gram glukosa akan menghasilkan 0,51 gram etanol dan
0,49 gram karbondioksida, namun karena adanya sumber karbon lain yang
digunakan dalam pembentukan biomassa maka dapat disimpulkan bahwa
untuk 1 gram glukosa akan dihasilkan 0,46 gram etanol dan 0,44 gram
karbondioksida, sebanyak 0,10 gram diperlukan untuk pembentukan
biomassa (Wibowo, 1990 dalam Lestari, 2008).
Frazier dan Westhoff (1967) dalam Lestari (2008) menyatakan
bahwa sekitar 5% gula akan digunakan sebagai suplai untuk pertumbuhan
sel dan pembentukan energy atau sintesis bahan lain seperti gliserol, asam
asetat, dan asetaldehid. Berikut merupakan penjelasan mengenai fermentasi
alkohol dan fermentasi malolaktat:
1. Alkohol Fermentasi
Glukosa akan difermentasi oleh khamir dan dirubah menjadi
CO2 melalui jalur Embden Meyerhof Parnas. Molekul glukosa akan
dirubah menjadi dua molekul asam piruvat melalui tahap glikolisis,
kemudian dua asam piruvat akan dikarboksilasi menjadi asetaldehid.
Selanjutnya tahap ini akan dikatalisis oleh enzim piruvat
dekarboksilase. Tahap berikutnya asetaldehid dan CO2 akan terbentuk
dan akan direduksi menjadi etanol melalui proses katalisis oleh enzim
alkohol dehydrogenase dan NADH2 yang berfungsi sebagai donor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
elektron, energi yang terjebak dalam NADH digunakan untuk
mengurangi asetaldehida menjadi etanol. Proses ini diperlukan untuk
mempertahankan keseimbangan redoks yang dapat diterima (Jackson,
2008).
Seperti kebanyakan sel, ragi hanya mengandung persediaan
NAD yang terbatas. Pada keadaan tidak adanya oksigen sel yeast tidak
dapat mentransfer energi yang tersimpan di NADH ke ADP
membentuk ATP dan Regenerasi NAD+. Dibawah kondisi anaerobic
saat fermentasi, regenerasi dari oksidasi NAD+ membutuhkan
pengurangan molekul organic (Jackson, 2008).
Etanol dihasilkan dari produk sampingan asetaldehid. Tanpa
regenerasi NAD+, fermentasi glukosa akan segera berhenti.
Fermentasi alkohol anaerob akan menghasilkan dua molekul ATP tiap
molekul gula. Hal ini berbeda dengan mekanisme respirasi aerob yang
dapat menghasilkan 24-34 ATP (Jackson, 2008).
Menurut KEGG (2018), pada saat terjadi perombakan glukosa
menjadi etanol terdapat komponen enzim pendukung lainnya sebagai
berikut : Asetaldehid ethanol (alkohol dehydrogenase (NADP+),
methanol dehydrogenase dan alkohol dehydrogenase (cytochrome c)
etanol.
Gambaran selengkapnya mengenai tahap pembentukan
glukosa menjadi etanol dan CO2 dapat dilihat pada Gambar 2.8
Alkoholic fermentasi melalui siklus glikolisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2. Fermentasi Malolaktat
Menurut Moreno et al.,(2009), Malolactic fermentation
(MLF) dalam anggur adalah konversi enzimatik asam L-malic ke
asam L-laktat, merupakan proses sekunder yang biasanya mengikuti
proses fermentasi primer (alkohol) anggur tetapi juga dapat terjadi
secara bersamaan. Pengurangan Asam malat menjadi asam laktat
bukanlah fermentasi yang sesungguhnya, melainkan reaksi
enzimatik yang dilakukan oleh bakteri asam laktat (BAL) setelah
fase pertumbuhan eksponensialnya.
Manfaat MLF yang paling penting adalah sebagai
deasidifikasi anggur asam tinggi terutama yang diproduksi di daerah
beriklim dingin, bakteri asam laktat berkontribusi pada munculnya
aroma anggur, kompleksitas aroma dan meningkatkan stabilitas
mikroba (Lonvaud-Funel, 1999 dalam Moreno et al., 2009).
Fermentasi malolaktat sangat berperan penting dalam
pembuatan wine khususnya untuk meningkatkan kualitas dan
kompleksitas wine. Peran utama bakteri asam laktat dalam
fermentasi malolaktat yaitu untuk mengubah asam-asam
monokarboksilat dan karbondioksida. Hal ini dapat menyebabkan
penurunan total keasaman wine sehingga pH wine akan meningkat
(Moreno et al., 2009). Asam malat terbentuk dari proses glikolisis
PePPiruvat Acetil CoA as.malat (enzim malate synthase
yang hanya dimiliki yeast) (KEGG, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Gambar 2. 8 Alkoholic fermentasi melalui siklus glikolisis
(Jackson, 2008).
H. Metode dalam Pembuatan Wine
1. Metode Red Wine
Red wine atau anggur merah adalah minuman anggur yang
berasal dari buah anggur yang berwarna merah. Warna merah diperoleh
dari pencampuran antara kulit dan biji buah yang ikut difermentasi
dalam proses fermentasi wine. Jadi dalam pembuatan red wine, dalam
bubur buah (campuran semuanya antara daging buah, kulit dan biji)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
diikut sertakan semuanya tanpa proses pemerasan pada proses
fermentasi (Pawignya, dkk, 2010).
2. Metode White Wine
White wine dapat dibuat dari jenis anggur apa saja, dengan tidak
mengikutkan kulit dan biji buah dalam proses fermentasi. Proses
pembuatan white wine dengan melakukan proses pemerasan buah
sehingga kulit dan biji tidak diikutkan dalam proses fermentasi
(Pawignya dkk, 2010).
3. Metode Sake
Sake adalah minuman beralkohol yang menggunakan bahan
dasar beras dan serupa dengan wine, sake berasal dari jepang. Produk
sake berwarna kuning, pucat, jernih dan mengandung alkohol sekitar
15-16% (Sandi, 2014).
Sake adalah minuman tradisional beralkohol yang berasal dari
jepang. Sake dibuat melalui proses fermentasi seperti bir dan wine.
Sake terbuat dari beras yang merupakan makanan pokok di jepang,
beras yang digunakan dalam membuat sake adalah beras yang biasa
disebut shuzo-kotekimai. Pembuatan sake memiliki kesamaan dengan
bir dan wine dengan melalui fermentasi khamir, proses fermentasi
khamir sake juga akan menghasilkan alkohol dan CO2 yang dihasilkan
dari perombakan glukosa (Anonim 2, 2016).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
I. Standarisasi Mutu Wine
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung alkohol
atau etanol (C2H5OH) yang diproses dari bahan hasil pertanian yang
mengandung karbohidrat dengan melalui proses fermentasi dan destilasi
atau fermentasi tanpa destilasi. Anggur buah/fruit wine adalah minuman
hasil fermentasi buah-buahan (selain buah anggur, apel, pir) dan hasil
pertanian lainnya dengan atau tanpa bahan pangan lainnya. Pada minuman
beralkohol terdapat batasan kadar methanol (CH3OH) dalam minuman
beralkohol yaitu tidak melebihi 0,01 %v/v (Standar Pangan, 2016).
Berdasarkan Standar Pangan (2016), standar mutu dari fruit wine
yaitu kadar etanol tidak kurang dari 7% dan tidak lebih dari 24% v/v dan
kadar methanol tidak lebih dari 0,01% v/v (dihitung terhadap volume
produk). Berikut merupakan komposisi wine secara umum yang dapat
dilihat pada tabel 2.3 :
Komponen Persen (%)
Air
Gula/Karbohidrat
Glukosa
Fruktosa
Pentose
Pectin
Alkohol
Asam organic
Asetat
Malat
Sitrat
Tartarat
Komponen Mineral
Komponen Nitrogen
80-90
0,1-0,3
0,05-0,1
0,05-0,1
0,08-0,20
0,00-0,001
8-15
0,3-1,1
0,03-0,05
0,0-0,6
0,0-0,05
0,1-0,06
0,15-0,40
0,01-0,09
Tabel 2. 3 Komposisi wine
Sumber : Amerika dkk., 1971 dalam Pawignya dkk., 2010
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
J. Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dalam penelitian ini yaitu:
1. Rumlaklak (2008) dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh Kadar
Gula Pada Proses Vinifikasi Dari Substrat Sari Buah Salak (Salacca
zalacca (Gaert.) Voss)”. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh kadar gula (Sukrosa) pada proses vinifikasi dengan substrat
sari buah salak pondoh. Berdasarkan hasil penelitian tersebut buah
salak dapat dibuat sebagai fruit wine atau wine salak dengan dihasilkan
kadar etanol hingga 12-14%.
2. Lohanopessy, 2017 dalam penelitiannya dengan judul “Pengaruh
Berbagai Merek Dried Yeast (Saccharomyces Sp.) dan pH Awal
Fermentasi Terhadap Karakteristik Wine Salak Bali”. Tujuan dari
penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh penggunaan dried yeast
dan pH awal fermentasi pada karakteristik wine salak bali dan
menentukan perlakuan yang cocok untuk memproduksi karakteristik
wine salak bali terbaik.
Kerangka penelitian yang relevan dapat dilihat pada Gambar 2.10.
K. Kerangka Berpikir
Tanaman salak adalah salah satu tanaman khas Indonesia dan
pertumbuhannya tersebar dibeberapa daerah di Indonesia. Buah salak
pondoh banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya yang manis dan
tidak asam. Buah salak merupakan buah yang mudah ditemukan sepanjang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
tahun, dalam satu tahun tanaman salak mengalami tiga kali masa panen,
yaitu panen raya (November - Januari), panen kecil (Februari - April) dan
panen sedang (Mei - Juli).
Berdasarkan hasil panen salak yang melimpah justru menimbulkan
masalah baru bagi para petani salak khususnya pada saat panen raya tiba,
melimpahnya salak yang tersedia membuat para petani mengambil jalan
pintas untuk menjual salak pondoh dengan harga yang lebih murah, bahkan
terkadang ada salak yang tidak terjual dan busuk. Hal ini justru
mengakibatkan para petani salak mengalami kerugian. Berangkat dari
situasi tersebut, kini buah salak sudah banyak diolah menjadi beraneka
makanan seperti kripik salak, dodol salak, kopi salak dan manisan salak. Hal
ini dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi kerugian yang dialami para
petani dengan mengolah salak yang tidak terjual dan petani salak bisa
menjual salak tidak hanya dari buah segar.
Bentuk inovasi baru dalam pengolahan salak yaitu dengan dibuat
minuman fermentasi berupa fruit wine. Penelitian pembuatan wine salak ini
dilakukan dengan memberikan perlakuan tentang perbedaan metode yang
digunakan dalam proses pembuatan, metode yang digunakan yaitu pertama
metode red wine dengan memfermentasi keseluruhan bubur salak, kedua
metode white wine dengan memfermentasi hasil perasan dari bubur salak
dan ketiga metode sake dengan memfermentasi air hasil fermentasi yang
dihasilkan dari fermentasi ragi tape. Setelah itu hasil wine salak dilakukan
pengujian kadar alkohol (etanol dan methanol) yang terkandung dalam wine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
salak dan dilakukan juga uji organoleptik untuk mengetahui metode
pembuatan wine salak yang paling disukai oleh panelis. Berikut merupakan
diagram kerangka berpikir yang dibuat berdasarkan uraian diatas:
Panen salak melimpah
dan harga jual salak
menjadi sangat rendah
Saat panen salak tiba banyak
terdapat buah salak yang dibiarkan
begitu saja karena harganya yang
murah
Menaikkan nilai jual
salak dengan
mengolahnya menjadi
wine salak
Wine buah dapat dibuat dari
berbagai macam buah tropis
indonesia
Membuat wine salak dengan
mencari metode yang paling tepat
dan menghasilkan wine yang disukai
panelis
Membuat wine dengan
metode red wine, white
wine dan sake
Perbandingan Kadar Alkohol Dalam Pembuatan Wine Salak Pondoh
(Salacca zalacca (Gaert.) Voss.) Dengan Metode White Wine, Red
Wine Dan Sake Menggunakan Strain Yeast Polandia(Saccharomyces
Cerevisiae)
Gambar 2. 9 Kerangka Berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Gambar 2. 10 Kerangka penelitian yang relevan
Penelitian 1
Penelitian yang dilakukan oleh
Rumlaklak
Untuk mengetahui pengaruh kadar
gula (Sukrosa) pada proses vinifikasi
dengan substrat sari buah salak
pondoh
penambahan gula dengan variasi konsentrasi 10 %, 20 %, 40 %, dan
50 % untuk mendapatkan aroma
dan cita rasa yang berbeda
fermentasi dilakukan selama 20 hari
Berdasarkan hasil penelitian
tersebut buah salak dapat dibuat
sebagai fruit wine atau wine salak
dengan dihasilkan kadar etanol
hingga 12-14%.
Penelitian 2
Penelitian yang dilakukan oleh
Lohanopessy
Untuk mengetahui pengaruh
penggunaan dried yeast dan pH awal
fermentasi pada karakteristik wine
salak bali dan menentukan perlakuan
yang cocok untuk memproduksi
karakteristik wine salak bali terbaik
3 merek dried yeast yaitu Lalvin, Levure and Alcotec
level pH awal yaitu 3.5; 4; 4.5; 5; dan 5.5
Berdasarkan hasil penelitian,
perlakuan terbaik didapatkan pada
merek dried yeast Alcotec dengan
pH awal 4. Karakteristik produk:
etanol: 12,04%; gula reduksi 5,87%,
dan pH 3,5. Warna kuning, aroma
khas wine salak dan rasa khas salak.
Kebaruan Penelitian
Penelitian dilakukan untuk mengetahui metode yang paling tepat
untuk membuat wine salak pondoh
Metode yang digunakan adalah metode red wine, white wine dan
sake
Lama fermentasi yang digunakan adalah selama 18 hari dengan
masa penjernihan selama 30 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
L. Hipotesis
1. Pembuatan wine dengan metode red wine, metode white wine dan
metode sake dapat berpengaruh dalam penghasilan alkohol
2. Metode sake merupakan metode yang dapat menghasilkan kadar etanol
tertinggi
3. Metode red wine adalah metode yang paling disukai oleh panelis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuasi eksperimen dengan
1 faktor yaitu perbedaan metode yang digunakan dalam pembuatan wine
tanpa menggunakan kontrol penelitian. Jenis metode yang digunakan yaitu
metode red wine, metode white wine dan metode sake. Perbedaan metode
ini digunakan untuk mengetahui perbandingan kadar Alkohol (etanol dan
methanol) yang dihasilkan dari ketiga macam metode.
B. Variabel Penelitian
Variable yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel bebas
Variable bebas dalam penelitian ini adalah metode yang digunakan
(metode red wine, metode white wine dan metode sake)
2. Variabel terikat
Variable terikat dalam penelitian ini adalah kadar etanol, kadar
methanol dan cita rasa wine salak
3. Variabel kontrol
Variabel control dalam penelitian ini adalah suhu ruangan fermentasi
(suhu kamar 30℃), buah salak, botol fermentasi berwarna coklat/gelap
volume 1 L dan volume 3 L dan lama fermentasi 18 hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
C. Batasan Penelitian
1. Jenis salak yang digunakan adalah Salak Pondoh (Salacca zalacca
(Gaert.) Voss. ) yang didapatkan dari kebun salak milik keluarga
2. Yeast yang digunakan yaitu Strain Yeast Polandiamerk Spirit Ferm
(Saccharomyces cerevisiae) yang diberikan oleh Bapak Ignatius Yulius
Kristio Budiasmoro S.Si., M.Si
3. Metode yang digunakan dalam pembuatan wine Salak Pondoh (Salacca
zalacca (Gaert.) Voss. ) yaitu Metode Red Wine, Metode White Wine
dan Metode Sake
4. Uji organoleptik yang dilakukan yaitu berkaitan dengan kesukaan
terhadap rasa (manis, pahit dan asam), aroma (alkohol atau buah) dan
ketertarikan penelis terhadap warna wine yang dihasilkan
D. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilakukan pada bulan 10 Desember 2017 hingga 3
Februari 2018. Penelitian pembuatan wine dan uji organoleptik dilakukan
di Laboratorium Biologi kampus III Universitas Sanata Dharma.
E. Alat dan Bahan
1. Alat
Peralatan yang digunakan dalam pembuatan Wine Salak yaitu
Pisau, Blender, Panci, Kompor, Sendok, Saringan, kain saring,
Autoklaf, Gelas beker, Gelas ukur, Batang pengaduk, thermometer,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
timbangan, gelas arloji, probe corong, pipet tetes, botol gelap volume
1000 ml, Botol gelap volume 3000 ml, selang plastic, pH meter,
Refractometer brix dan baskom.
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam pembuatan Wine Salak yaitu buah
Salak Pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.), Strain Yeast
Polandiamerk Spirit Ferm Saccharomyces cerevisiae (yang diberikan
oleh Bapak Ignatius Yulius Kristio Budiasmoro S.Si., M.Si), ragi tape,
gula pasir, alkohol, jeruk nipis, plastisin, tisu, aquades dan air.
F. Cara Kerja
1. Persiapan dan Proses Sterilisasi Alat
Langkah sterilisasi alat sebagai berikut:
a. Blender, gelas beker, baskom, panci, batang pengaduk,
thermometer air, botol gelap, pisau, sendok, dan saringan dicuci
menggunakan sabun.
b. Botol gelap (botol fermentasi) direbus dengan air secukupnya dan
dicampur dengan sunlight untuk didetox hingga mendidih.
c. Botol diangkat dan didiamkan hingga kering.
d. Botol bagian luar disemprot dengan alkohol dan ditunggu kering
e. Botol yang sudah kering, bagian atas botol ditutup dengan
alumunium foil/kertas paying (+ karet) lalu dimasukkan kedalam
autoklaf untuk sterilisasi botol. Sterilisasi dengan autoklaf
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
dilakukan hingga mencapai suhu 121℃ dengan tekanan 1atm
selama 15 menit.
f. Alat lain seperti batang pengaduk, gelas ukur, gelas beker dan
thermometer air disterilisasi dengan alkohol 96% saja.
2. Pembuatan Starter Wine
a. Buah salak dikupas lalu dikeluarkan biji salaknya setelah itu dicuci
dan ditimbang
b. Buah salak diblender dengan perbandingan Buah + Air = 1:2.
c. Salak diblender hingga membentuk bubur buah
d. Bubur buah disaring hingga didapatkan filtrate, filtrat dimasukkan
kedalam botol gelap sebanyak 1 Liter
e. Botol berisi filtrate dipastreurisasi hingga suhu 70℃ selama 30
menit, lalu didinginkan hingga suhu 30℃
f. Filtrate diberi gula hingga takaran 32ºbrix dan pH diatur 5
g. Kultur murni Strain Yeast Polandia(Saccharomyces cerevisiae)
ditambahkan sebanyak 1 gram
h. Starter difermentasikan selama 24 jam.
Gambar tahapan pembuatan starter dapar dilihat pada Gambar 3.1
Proses Pembuatan Starter Wine Cair
3. Pembuatan Wine
a. Metode Red Wine
1) Buah salak dikupas dan dibersihkan
2) Biji buah salak dipisahkan dengan daging buah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
3) Daging buah diblender dengan perbandingan Buah + Air = 1:1
4) Hasil blenderan (pulp) ditambahkan dengan gula dan diatur pH-
nya.
5) Banyaknya gula yang akan ditambahkan diukur dengan alat
Refractometer brix, hal ini dilakukan untuk mengetahui banyak
tidaknya gula yang akan ditambahkan, lalu ditambahkan air
perasan jeruk nipis untuk mengatur pH. pH diatur di kisaran 4-
5.
6) Hasilnya dimasukkan kedalam botol gelap steril 3000 ml dan
ditutup dengan alumunium foil
7) Botol berisi sari buah dipasteurisasi kedalam panci hingga suhu
mencapai 75-80℃ selama kurang lebih 30 menit
8) Hasil pasteurisasi didinginkan dan setelah dingin ditambahkan
starter Strain Yeast Polandia(Saccharomyces cerevisiae) tanpa
mengenai dinding botol
9) Botol ditutup dengan probe yang dilubangi dan diberi selang
plastic yang disalurkan dengan gelas beker berisi aquades steril
10) Tutup botol dilapisi dengan plastisin hingga benar-benar rapat
11) Wine difermentasi selama 18 hari
12) Setelah 18 hari, wine dipisahkan dari endapannya dan
dimasukkan ke dalam botol yang lebih kecil ukuran 1000 ml.
13) Wine dilakukan tahap penjernihan selama 30 hari didalam
kulkas dengan suhu 10℃ dengan tujuan untuk menjernihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
kenampakan wine agar sisa hasil fermentasi dan substrat dapat
mengendap didasar botol
Gambar tahapan pembuatan wine salak metode red wine dapat
dilihat pada Gambar 3.2 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh
Metode Red Wine
b. Metode White Wine
1) Buah salak dikupas dan dibersihkan
2) Biji buah salak dipisahkan dengan daging buah
3) Daging buah diblender dengan perbandingan Buah + Air = 1:1
4) Hasil blenderan (pulp) disaring dengan saringan untuk
mendapatkan sari buah salak
5) Banyaknya gula yang akan ditambahkan diukur dengan alat
Refractometer brix, hal ini dilakukan untuk mengetahui banyak
tidaknya gula yang akan ditambahkan, lalu ditambahkan air
perasan jeruk nipis untuk mengatur pH. pH diatur di kisaran 4-
5.
6) Hasilnya dimasukkan kedalam botol gelap steril 3000 ml dan
ditutup dengan alumunium foil
7) Botol berisi sari buah dipasteurisasi kedalam panci hingga suhu
mencapai 75-80℃ selama kurang lebih 30 menit
8) Hasil pasteurisasi didinginkan dan setelah dingin ditambahkan
starter Strain Yeast Polandia(Saccharomyces cerevisiae) tanpa
mengenai dinding botol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
9) Botol ditutup dengan probe yang dilubangi dan diberi selang
plastic yang disalurkan dengan gelas beker berisi aquades steril
10) Tutup botol dilapisi dengan plastisin hingga benar-benar rapat
11) Wine difermentasi selama 18 hari
12) Setelah 18 hari, wine dipisahkan dari endapannya dan
dimasukkan ke dalam botol yang lebih kecil ukuran 1000 ml.
13) Wine dilakukan tahap penjernihan selama 30 hari didalam
kulkas dengan suhu 10℃ dengan tujuan untuk menjernihan
kenampakan wine agar sisa hasil fermentasi dan substrat dapat
mengendap didasar botol
Gambar tahapan pembuatan wine salak metode white wine dapat
dilihat pada Gambar 3.3 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh
Metode White Wine.
c. Metode Sake
1) Buah salak dikupas dan dibersihkan
2) Biji buah salak dipisahkan dengan daging buah
3) Buah salak dicacah hingga halus, lalu hasil cacahan ditaburi
dengan ragi tape. Ragi tape dan cacahan salak dicampur hingga
merata/homogen lalu dimasukkan kedalam wadah.
4) Setiap hari cacahan salak ditambahkan kedalam wadah dan
ditaburi dengan ragi tape selama 5 hari (hingga mencapai air
fermentasi yang diinginkan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
5) Air hasil fermentasi ditampung kedalam botol steril dan dibuat
wine
6) Banyaknya gula yang akan ditambahkan diukur dengan alat
Refractometer brix, hal ini dilakukan untuk mengetahui banyak
tidaknya gula yang akan ditambahkan, lalu ditambahkan air
perasan jeruk nipis untuk mengatur pH. pH diatur di kisaran 4-
5.
7) Hasilnya dimasukkan kedalam botol gelap steril 3000 ml dan
ditutup dengan alumunium foil
8) Botol berisi sari buah dipasteurisasi kedalam panci hingga suhu
mencapai 75-80℃ selama kurang lebih 30 menit
9) Hasil pasteurisasi didinginkan dan setelah dingin ditambahkan
starter Strain Yeast Polandia (Saccharomyces cerevisiae) tanpa
mengenai dinding botol
10) Botol ditutup dengan probe yang dilubangi dan diberi selang
plastic yang disalurkan dengan gelas beker berisi aquades steril
11) Tutup botol dilapisi dengan plastisin hingga benar-benar rapat
12) Wine difermentasi selama 18 hari
13) Setelah 18 hari, wine dipisahkan dari endapannya dan
dimasukkan ke dalam botol yang lebih kecil ukuran 1000 ml.
14) Wine dilakukan tahap penjernihan selama 30 hari didalam
kulkas dengan suhu 10℃ dengan tujuan untuk menjernihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
kenampakan wine agar sisa hasil fermentasi dan substrat dapat
mengendap didasar botol
Gambar tahapan pembuatan wine salak metode sake dapat
dilihat pada Gambar 3.4 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh
Metode Sake.
Penimbangan daging buah
salak
Pemblenderan
buah salak
Penambahan gula pasir
Starter difermentasi selama
24 jam
Starter yeast
murni (kering)
Pengaturan pH
Gambar 3. 1 Proses Pembuatan Starter Wine Cair
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Penimbangan daging
buah salak yang sudah
dikupas dan dipisahkan
dari bijinya
Pemblenderan buah salak Pengukuran kadar
gula awal sebelum
ditambah gula pasir
Penyaringan bubur salak Gula diaduk agar homogen
Penambahan gula
Pengukuran pH
Hasil penyaringan bubur
salak diukur sebanyak 1L
Hasil dimasukkan
kedalam botol steril
Proses fermentasi wine
Botol ditutup dengan
penutup karet yang
dipasang selang
Penambahan starter
wine
Gambar 3. 2 Proses Pembuatan Wine Salak Metode Red Wine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Penimbangan daging
buah salak yang sudah
dikupas dan dipisahkan
dari bijinya
Pemblenderan buah salak Pengukuran kadar
gula awal sebelum
ditambah gula pasir
Penyaringan bubur salak Gula diaduk agar homogen
Penambahan gula
Pengukuran pH
Hasil penyaringan bubur
salak diukur sebanyak 1L
Hasil dimasukkan
kedalam botol steril
Proses fermentasi wine
Botol ditutup dengan
penutup karet yang
dipasang selang
Penambahan starter
wine
Gambar 3. 3 Proses Pembuatan Wine Salak Metode White Wine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Salak yang
difermentasi dengan
ragi tape
Penyaringan untuk
mendapatkan air
fermentasi
Hasil penyaringan
Pengukuran pH
Penambahan gula
Pengukuran kadar gula
awal sebelum ditambah
gula pasir
Hasil air fermentasi
ragi salak diukur
sebanyak 1L
Hasil dimasukkan
kedalam botol steril
Botol ditutup dengan
penutup karet yang telah
terpasang selang
Proses fermentasi wine
Gambar 3. 4 Proses Pembuatan Wine Salak Pondoh Metode Sake
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
4. Perlakuan Wine
Perlakuan yang digunakan dalam penelitian yaitu dengan
menggunakan 3 macam metode yang berbeda dalam pembuatan wine
salak pondoh. Perlakuannya adalah sebagai berikut:
Perlakuan A : Metode Red Wine
Perlakuan B : Metode White Wine
Perlakuan C : Metode Sake
5. Pengujian Sampel Wine
a. Pengujian pH
Sampel wine dituang kedalam gelas beker, selanjutnya
diukur pHnya dengan menggunakan pH meter
b. Pengujian Kadar Gula
Pengujian kadar gula dilakukan di Laboratorium Pendidikan
Biologi dengan menggunakan alat Hanna Instrumen HI 96813
Refractometer. Cara penggunaan alat adalah sebagai berikut:
1) Langkah pertama yaitu dengan menekan tombol ON untuk
menyalakan alat
2) Tombol range ditekan untuk mengatur pengaturan brix hingga
muncul ºbrix.
3) Pengujian kadar gula diawali dengan kalibrasi alat terlebih
dahulu. Kalibrasi dilakukan dengan mengelap tempat alat ukur
dengan tisu kering, lalu aquades diteteskan satu tetes pada alat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
ukur dengan menggunakan pipet tetes dan dikeringkan dengan
tisu kering.
4) Tombol ZERO pada instrument ditekan. Jika pada layar sudah
muncul 0.0 maka instrument telah terkalibrasi
5) Sampel yang akan diujikan kadar gulanya diambil dengan pipet
tetes lalu sampel diteteskan sebanyak satu tetes pada alat ukur.
6) Tombol read ditekan untuk membaca kadar gula yang
terkandung dan hasilnya akan ditampilkan
7) Sampel pada alat ukut dibersihkan dengan tisu, kemudian
diulangi lagi langkah kalibrasi untuk pengujian sampel
selanjutnya
c. Pengujian Kadar Etanol dan Kadar Metanol
Pengujian Kadar Etanol dan Kadar Metanol dilakukan di
Laboratorium Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
dengan menggunakan alat Gas Kromatografi (GC) merek Shimadzu
seri GC-2010. Cara penggunaaan alat adalah sebagai berikut:
1) Sample wine diambil dan disentrifugasi pada kecepatan
3500 rpm selama 10 menit,
2) Cairan bening yang diperoleh kemudian disuntikkan ke alat
Gas Kromatografi diikuti dengan standar alkohol murni
3) Hasil berupa kromatogram kemudian dihitung dengan
membandingkan area standar alkohol
4) Perhitungan dilakukan dengan Ms.excel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
d. Pengujian Organoleptik
Organoleptik dilakukan oleh 12 panelis terlatih. Panelis
terlatih didasarkan oleh panelis yang sudah terbiasa mengkonsumsi
wine dan minuman beralkohol sehingga dapat lebih memberikan
penilaian yang akurat terhadap wine salak pondoh. Pengujian
organoleptik ditinjau dari segi rasa, warna dan aroma
1) Uji rasa
Sampel wine dituang kedalam gelas kecil dan diminum
oleh panelis untuk mengetahui rasa wine Salak Pondoh
2) Uji warna
Sampel wine dituang kedalam gelas kecil dan diletakkan
pada kertas yang memiliki latar belakang putih. Sampel wine
diamati dan dilihat warna yang dihasilkan.
3) Uji aroma
Sampel wine dituang kedalam gelas kecil dan dicium
aromanya.
G. Analisis Data
Data hasil penelitian berupa kadar ºbrix, pH, kadar Etanol dan
Metanol dianalisis dengan statistic deskriptif. Hasil uji organoleptik
dianalisis dengan menggunakan Statistik Non Prametrik yaitu Uji Chi-
Square dengan tingkat kepercayaan 85%, menggunakan program Ms. Excel
pada Windows 10. Analisis Chi Square digunakan untuk mengetahui ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
atau tidaknya pengaruh atau perbedaan pada perlakuan wine yang
dihasilkan. Pengujian hipotesis dan pengambilan keputusan sebagai berikut:
1. Hipotesis
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa
perlakuan yang diberikan
Hi : Terdapat perbedaan yang signifikan dari beberapa
perlakuan yang diberikan
2. Pengambilan Keputusan
Dasar pengambilan keputusan dengan membandingkan hasil
statistiknya sebagai berikut:
a. Apabila hasil perhitungan menunjukkan X2 hitung < X2 tabel,
maka H0 diterima. Artinya tidak adanya perbedaan yang
signifikan dari perlakuan yang diberikan
b. Apabila hasil perhitungan menunjukkan X2 hitung > X2 tabel,
maka H0 ditolak. Artinya terdapat perbedaan yang signifikan dari
perlakuan yang diberikan
H. Rancangan Pemanfaatan Hasil Penelitian dalam Pembelajaran
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi pada mata
pelajaran Biologi Kelas XII SMA IPA pada materi Bioteknologi, khususnya
dalam pengetahuan untuk membuat wine yang merupakan salah satu olahan
yang termasuk kedalam lingkup Bioteknologi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Salak yang digunakan sebagai bahan untuk penelitian yaitu varietas salak
pondoh (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.). Penelitian ini diawali dengan pembuatan
starter wine yang akan digunakan untuk memfermentasi wine. Metode yang
digunakan dalam membuat wine yaitu metode Red Wine, Metode White Wine dan
Metode Sake. Pada metode sake dilakukan 2 kali fermentasi, fermentasi pertama
menggunakan ragi tape dan air hasil fermnetasi ragi tape ini diambil untuk dibuat
wine dengan menambahkan yeast wine. Parameter yang diukur dari penelitian ini
yaitu kadar etanol, methanol dan uji organoleptik wine salak (Salacca zalacca
(Gaert.) Voss.). Fermentasi wine salak dilakukan selama 18 hari untuk ketiga
metode yang dilakukan. Selama proses fermentasi, dilakukan penggojokan botol
sehari sekali untuk menghindari adanya kontaminasi jamur, selain itu juga untuk
meratakan substrat dan meningkatkan pertumbuhan yeast. Setelah fermentasi 18
hari dilakukan penyaringan wine dan dilanjutkan tahap penjernihan yang dilakukan
didalam lemari pendingin selama 30 hari. Secara keseluruhan penelitian pembuatan
wine dilakukan selama 2 bulan dari 10 Desember 2017 - 3 Februari 2018.
Setelah dilakukan penelitian selama 2 bulan sesuai dengan cara kerja yang
telah ditentukan, maka berikut merupakan data yang dapat disajikan berupa kadar
etanol dan methanol wine salak, pH (awal sebelum fermentasi dan setelah
fermentasi) dan hasil uji organoleptik wine salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
A. Hasil
1. Kadar Gula dalam Pembuatan Wine Salak (Salacca zalacca
(Gaert.) Voss.)
Pada saat proses fermentasi wine, yeast akan memanfaat sumber
glukosa sebagai sumber nutrisi dan akan merubahnya alkohol. Maka
dari itu proses fermentasi akan merubah kandungan gula yang
terkandung dalam pembuatan wine salak. Hasil pengukuran kadar gula
(ºbrix) sebelum dan sesudah fermentasi dapat dilihat pada Tabel 4.1
berikut:
Perlakuan
Wine
Kadar Gula (ºBrix)
Fermentasi
Sebelum Sesudah
A 32,01 12,7
B 32,00 13,6
C 32,02 26,6
Tabel 4. 1 Kadar gula (ºbrix) sebelum dan sesudah fermentasi
Keterangan:
A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine
B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine
C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa terjadi
perubahan kadar gula sebelum fermentasi dan setelah fermentasi dan
yang masih memiliki kadar gula paling tinggi adalah perlakuan wine
sampel C. Pada awal fermentasi, ketiga perlakuan kadar gula (ºbrix)nya
diatur sama, yaitu sebesar 32ºbrix. Pengukuran kadar gula (ºbrix)
diukur menggunakan alat refractometer brix merek Hanna Instruments
HI 96813. Sebelum ditambahkan gula, kadar brix awal yang terkandung
pada salak diukur dan menunjukkan sudah mencapai 9ºbrix. Kadar gula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
sampel A sebesar 12,7º brix, sampel B sebesar 13,6ºbrix dan sampel C
sebesar 26,6ºbrix.
2. pH dalam Pembuatan Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)
Pengujian pH dilakukan menggunakan pH meter, berdasarkan
hasil pengukuran menunjukkan terjadinya penurunan dari pH sebelum
fermentasi dan pH setelah fermentasi.
Perlakuan
Wine
pH
Fermentasi
Sebelum Sesudah
A 5 4,0
B 5 4,1
C 5 4,0
Tabel 4. 2 pH sebelum dan sesudah fermentasi
Keterangan:
A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine
B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine
C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake
Berdasarkan hasil pengukuran dari tabel diatas, dapat dilihat
bahwa terjadinya penurunan pH yang sama dari ketiga perlakuan
pembuatan Wine tersebut. pH awal fermentasi semuanya diatur pada
nilai 5 dengan cara menambahkan perasan air jeruk nipis, setelah
fermentasi sampel menunjukkan pH pada kisaran 4. Sampel A memiliki
pH 4,0; sampel B memiliki pH 4,1 dan sampel C memiliki pH 4.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Berdasarkan penelitian Silaen, dkk, (2013) pH optimum dalam
pembuatan wine yaitu kisaran antara 4-5.
3. Kadar Metanol dan Etanol dalam Pembuatan Wine Salak (Salacca
zalacca (Gaert.) Voss.)
Pengujian kadar Etanol dan Metanol dilakukan oleh
Laboratorium Kimia Organik FMIPA UGM dengan menggunakan alat
gas kromatografi (GC) merek Shimadzu GC-2010. Hasil pengujian
kadar etanol dan methanol wine salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)
dapat dilihat pada Tabel 4.3 Berikut :
Perlakuan
Wine
Kadar
Etanol (%)
Kadar
Metanol (%)
A 16,06 0
B 12,98 0
C 9,37 0
Tabel 4. 3 Kadar Etanol dan Metanol Wine Salak
Keterangan:
A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine
B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine
C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake
Berdasarkan hasil tabel 4.3 diatas, dapat dilihat bahwa terdapat
perbedaan kadar etanol dan kadar methanol memiliki kadar yang sama
yaitu 0% dari sampel A,B dan C. Sampel A menunjukkan kadar etanol
sebesar 16,06%, sampel B menunjukkan kadar etanol sebesar 12,98%
dan sampel C menunjukkan kadar etanol sebesar 9,37%. Sedangkan
untuk kadar methanol, berdasarkan hasil pengujian lab menggunakan
alat gas kromatografi menunjukkan bahwa dari ketiga sampel wine
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
(A,B dan C) tidak menunjukkan kandungan methanol dalam wine salak
yang dihasilkan. Ketiganya menunjukkan kadar methanol sebesar 0%,
hal ini dapat dilihat pada hasil grafik 4.1 untuk Sampel A, grafik 4.2
untuk sampel B, dan grafik 4.3 untuk Sampel C dari pengukuran dengan
alat gas kromatografi beikut:
Grafik 4. 1 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample A
Grafik 4. 2 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Grafik 4. 3 Hasil uji Etanol dan Metanol Sample C
Minuman hasil fermentasi buah-buahan (anggur buah) memiliki
standar mutu Kadar Etanol tidak kurang dari 7% dan tidak lebih dari
24% sedangkan Kadar Metanol tidak lebih dari 0,01% (Standar Pangan,
2016).
4. Uji Organoleptik Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)
a. Kenampakan Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)
1) Kejernihan
Grafik 4. 4 Kejernihan Wine Salak
2.171.75
1.25
0
1
2
3
A B C
Rata-rata
Perlakuan
Kejernihan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Keterangan:
A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine
B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine
C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake
Dari segi kejernihan, sampel A adalah sampel yang paling
jernih dengan rata-rata skor 2,17 dari rentang skor 0-3. Sampel B
dengan rata-rata skor 1,75 dan sampel C memiliki kejernihan yang
paling keruh dengan rata-rata skor 1,25.
2) Warna
Grafik 4. 5 Intensitas Wine Salak Pondoh
Keterangan:
A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine
B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine
C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake
Berdasarkan hasil tabel dapat dilihat bahwa warna wine
sampel C merupakan warna wine salak yang paling disukai oleh
panelis dengan skor 2,5 dari rentang skor 0-3. Untuk sampel A
dan B hanya menunjukkan perbedaan skor yang tidak terlalu
signifikan, sampel A dengan skor rata-rata 1,83 dan sampel B
1,58.
1.58 1.832.5
0
1
2
3
A B C
Rata-rata
Perlakuan
Warna
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
b. Aroma Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)
Grafik 4. 6 Aroma Wine Salak
Keterangan:
A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine
B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine
C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake
Aroma wine salak yang paling disukai oleh panelis yaitu
sampel A (metode red wine) dengan skor 4,17 dari rentang skor 0-6
dengan menghasilkan aroma fruity alkoholic. Wine salak B
mendapatkan skor 4 dan wine C 3,75 .
c. Rasa Wine Salak (Salacca zalacca (Gaert.) Voss.)
1) Alkoholic
Grafik 4. 7 Kadar Alkohol Wine Salak menurut panelis
4.174
3.75
3.5
4
4.5
A B C
Rata-rata
Perlakuan
Aroma
2.33
1.581.17
0
0.5
1
1.5
2
2.5
A B C
Rata-rata
Perlakuan
Alkoholic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Keterangan:
A= Perlakuan Wine dengan Metode Red Wine
B= Perlakuan Wine dengan Metode White Wine
C= Perlakuan Wine dengan Metode Sake
Menurut panelis dari hasil grafik diatas, wine yang
memiliki rasa alkohol yang paling tinggi dari rentang skor 0-3
yaitu sampel wine A dengan rata-rata skor 2,33. Kedua yaitu
sampel wine B dengan skor 1,58 dan rasa alkohol yang paling
rendah menurut panelis yaitu sampel wine C dengan skor 1,17.
2) Tingkat Kemanisan
Grafik 4. 8 Tingkat