1
PERBANKAN Kontan Senin, 5 April 2021 PENGUATAN MODAL n Obligasi Jatuh Tempo Bank Marak Lantaran likuiditas masih melimpah, bank memilih merogoh kocek internal daripada menerbitkan surat utang baru JAKARTA. Sejumlah bank memiliki surat utang yang ja- tuh tempo dalam waktu dekat ini. Bank telah menyiapkan strategi pendanaan untuk me- menuhi kewajiban itu. Berda- sarkan data Pefindo, terdapat tiga bank yang memiliki jatuh tempo obligasi ataupun sukuk sepanjang April tahun ini. PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya memiliki Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2020 Seri A. Surat utang senilai Rp 322 miliar itu bakal jatuh tempo 7 April 2021 mendatang. “Pelunasan direncanakan akan menggunakan kas inter- nal. CIMB Niaga memiliki li- kuiditas dan posisi kas yang cukup. Kami tidak merenca- nakan aksi korporasi dalam bentuk penerbitan obligasi atau sukuk pada tahun 2021," ujar Direktur Finance & SPAPM Bank CIMB Niaga , Lee Kai Kwong kepada KON- TAN pada Jumat (2/4). Sejauh ini, likuiditas CIMB Niaga masih berlimpah. Ter- cermin dari rasio loan to de- posit (LDR) berada di level 82,91% pada 2020. "Kami be- lum melihat adanya kebutuh- an untuk melakukan aksi korporasi dalam bentuk pe- nerbitan obligasi ataupun su- kuk," tambahnya. Maklum saja penyaluran kredit memang belum pulih benar. Adapun strategi penda- naan CIMB Niaga tahun ini akan tetap fokus pada upaya peningkatan porsi dana mu- rah alias CASA. "CIMB Niaga berhasil meningkatkan rasio CASA dari 55,35% pada tahun 2019 menjadi 59,62% pada 2020," tuturnya. Lalu Bank OCBC NISP me- miliki Obligasi II tahap IV 2018 yang bakal jatuh tempo pada 10 April 2021. Kewajiban surat utang itu memiliki nilai Rp 535 miliar. "Bank akan menggu- nakan dana internal un- tuk pelunasan obligasi yang akan jatuh tempo. Bank terbuka dengan kemungkinan penerbit- an surat utang sebagai salah satu upaya diversi- fikasi sumber pendana- an, yang pelaksanaan- nya disesuaikan dengan kon- disi pasar," jelas Direktur Bank OCBC NISP, Hartati ke- pada KONTAN pada Jumat (2/2). Selain itu, Bank Panin me- miliki Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV Tahun 2018 senilai Rp 1,5 triliun. Surat utang itu bakal jatuh tempo pada 18 April 2021. Direktur Utama Bank Panin, Herwidayatmo menyatakan, kesiapan dana melunasi utang itu sudah aman dari kas inter- nal. Sejauh ini Bank Panin belum berencana untuk me- nerbitkan surat utang baru. "Masih melihat kondisi pasar dan kebutuhan pendanaan Bank. Sampai akhir ta- hun ini kredit diproyeksi bisa tumbuh sekitar 5% year on year (yoy), kata Herwidayatmo. Per Januari 2021 reali- sasi kredit Bank Panin mencapai Rp 112,41 tri- liun. Angka tersebut terkontraksi sebesar 14,94% yoy dibanding tahun sebelumnya Rp 132,17 triliun. n Maizal Walfajri Bank Kecil Buka Opsi Menambah Modal JAKARTA. Bank kecil di Ta- nah Air tinggal punya waktu sembilan bulan lagi agar me- menuhi modal inti minimum Rp 2 triliun sebagai tahapan pemenuhan ketentuan modal inti bank umum minimal Rp 3 triliun pada akhir tahun 2022. Sementara jumlah bank be- lum memiliki modal inti di bawah itu masih cukup ba- nyak. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya menyebut- kan bank-bank kecil sudah menyiapkan rencana untuk memenuhi ketentuan terse- but. Bagi pemegang saham pengendali bank yang tidak memiliki kemampuan mela- kukan injeksi modal maka harus mencari investor strate- gis. Mekanisme pemenuhan ketentuan modal tersebut bisa dilakukan lewat aksi pengga- bungan usaha atau merger, initial public offering (IPO) dan rights issue. PT Bank Fama International salah satu yang tengah mela- kukan persiapan mengejar pemenuhan modal inti Rp 2 triliun tahun ini. Per akhir 2020, modal bank ini masih Rp 1 triliun. Sekretaris Perusahaan Bank Fama Emil M Ismain menga- takan, semua opsi untuk pe- nambahan modal dijajaki baik merger maupun IPO. "Saya masih menunggu hasil perte- muan pengurus bank dengan OJK. Saat ini belum ada yang mengerucut," katanya pada KONTAN, Kamis (1/4). Sebetulnya, bank ini sudah berencana melakukan IPO sejak tahun lalu untuk meme- nuhi modal inti menjadi Rp 1 triliun. Namun, karena tidak punya banyak waktu menge- jar tenggat waktu pada De- sember 2020, IPO kemudian ditunda dan pemegang saham pengendali memilih menam- bah modal. Bank Mayora juga masih berusaha mencari cara meme- nuhi aturan permodalan. Per September 2020, modal inti bank ini masih mencapai Rp 1,13 triliun. "Saat ini saya tidak bisa kasih komentar," ujar Di- rektur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij pada KONTAN. Sejak tahun 2019, Bank Ma- yora sebetulnya sudah menar- getkan IPO pada tahun 2021. Namun hingga kini rencana itu belum bisa terealisasi. Adapun PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) akan rights issue senilai Rp 2 trili- un paling lambat pada kuartal IV 2021. Perseroan ini meng- undang investor dalam rangka mendukung transformasi menjadi bank digital. PT Bank Bisnis Internatio- nal Tbk (BBSI) juga akan rights issue pada akhir De- sember mendatang. Dina Mirayanti Hutauruk KONTAN/Cheppy A. Muchlis OJK sebelumnya menyebutkan bank-bank kecil sudah menyiapkan rencana untuk memenuhi ketentuan tersebut. Konter Bank Syariah Indonesia Menggandeng MUI JAKARTA. Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Majelis Ula- ma Indonesia (MUI) sepakat mendukung perekonomian umat melalui nota kesepahaman tentang pemanfaatan pro- duk dan jasa perbankan syariah. Diharapkan kesepakatan ini dapat mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar naik kelas. Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyampai- kan, pemerintah mencanangkan perolehan kemakmuran ekonomi melalui koperasi yang unggul dan UMKM naik kelas. Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, Kokok Alun Akbar menambahkan, sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, pihaknya mendorong UMKM naik kelas melalui berbagai produk dan layanan keuangan sya- riah. Di antaranya penyaluran pembiayaan maupun produk dana yang disertai layanan digital sesuai prinsip syariah. BSI juga melakukan pendampingan usaha UMKM Di an- taranya dengan menyediakan Pusat Pelatihan & Pendam- pingan UMKM, menyelenggarakan pelatihan pemasaran produk UMKM, dan membangun sentra UMKM di daerah. Dengan UMKM naik kelas diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. "Sampai Februari 2021, pe- nyaluran pembiayaan BSI di sektor UMKM sebesar Rp 35,3 triliun," kata Kokok Alun dalam rilis, Minggu (4/4). Maizal Walfajri KONTAN/Cheppy A.Muclis Bank telah menyiapkan strategi pendanaan untuk memenuhi kewajiban itu. Sejumlah Obligasi Bank yang Segera Jatuh Tempo Bank Nilai Surat Utang Jatuh Tempo OCBC NISP Rp 535 miliar 10 Apr 2021 Bank Panin Rp 1,5 triliun 18 Apr 2021 CIMB Niaga Rp 332 miliar 7 Apr 2021 BRI Rp 701 miliar 25 Mei 2021 Bank Danamon Rp 852 miliar 24 Mei 2021 Sumber: KSEI

Perbankan - Indonesia Stock Exchange

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perbankan - Indonesia Stock Exchange

Perbankan �Kontan Senin, 5 April 2021

penguatan modaln

Obligasi Jatuh Tempo Bank MarakLantaran likuiditas masih melimpah, bank memilih merogoh kocek internal daripada menerbitkan surat utang baru

JAKARTA. Sejumlah bank memiliki surat utang yang ja-tuh tempo dalam waktu dekat ini. Bank telah menyiapkan strategi pendanaan untuk me-menuhi kewajiban itu. Berda-sarkan data Pefindo, terdapat tiga bank yang memiliki jatuh tempo obligasi ataupun sukuk sepanjang April tahun ini.

PT Bank CIMB Niaga Tbk misalnya memiliki Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Tahap III Tahun 2020 Seri A. Surat utang senilai Rp 322 miliar itu bakal jatuh tempo 7 April 2021 mendatang.

“Pelunasan direncanakan akan menggunakan kas inter-nal. CIMB Niaga memiliki li-

kuiditas dan posisi kas yang cukup. Kami tidak merenca-nakan aksi korporasi dalam bentuk penerbitan obligasi atau sukuk pada tahun 2021," ujar Direktur Finance & SPAPM Bank CIMB Niaga , Lee Kai Kwong kepada KON-TAN pada Jumat (2/4).

Sejauh ini, likuiditas CIMB Niaga masih berlimpah. Ter-cermin dari rasio loan to de-posit (LDR) berada di level 82,91% pada 2020. "Kami be-lum melihat adanya kebutuh-an untuk melakukan aksi korporasi dalam bentuk pe-nerbitan obligasi ataupun su-kuk," tambahnya.

Maklum saja penyaluran kredit memang belum pulih benar. Adapun strategi penda-naan CIMB Niaga tahun ini

akan tetap fokus pada upaya peningkatan porsi dana mu-rah alias CASA. "CIMB Niaga berhasil meningkatkan rasio CASA dari 55,35% pada tahun 2019 menjadi 59,62% pada 2020," tuturnya.

Lalu Bank OCBC NISP me-miliki Obligasi II tahap IV 2018 yang bakal jatuh tempo pada 10 April 2021. Kewajiban surat utang itu memiliki nilai Rp 535 miliar.

"Bank akan menggu-nakan dana internal un-tuk pelunasan obligasi yang akan jatuh tempo. Bank terbuka dengan kemungkinan penerbit-an surat utang sebagai salah satu upaya diversi-fikasi sumber pendana-an, yang pelaksanaan-

nya disesuaikan dengan kon-disi pasar," jelas Direktur Bank OCBC NISP, Hartati ke-pada KONTAN pada Jumat (2/2).

Selain itu, Bank Panin me-miliki Obligasi Berkelanjutan II Tahap IV Tahun 2018 senilai Rp 1,5 triliun. Surat utang itu bakal jatuh tempo pada 18

April 2021.Direktur Utama Bank Panin,

Herwidayatmo menyatakan, kesiapan dana melunasi utang itu sudah aman dari kas inter-nal. Sejauh ini Bank Panin belum berencana untuk me-nerbitkan surat utang baru. "Masih melihat kondisi pasar dan kebutuhan pendanaan

Bank. Sampai akhir ta-hun ini kredit diproyeksi bisa tumbuh sekitar 5% year on year (yoy), kata Herwidayatmo.

Per Januari 2021 reali-sasi kredit Bank Panin mencapai Rp 112,41 tri-liun. Angka tersebut terkontraksi sebesar 14,94% yoy dibanding tahun sebe lumnya Rp 132,17 triliun. n

Maizal Walfajri

Bank Kecil Buka Opsi Menambah Modal

JAKARTA. Bank kecil di Ta-nah Air tinggal punya waktu sembilan bulan lagi agar me-menuhi modal inti minimum Rp 2 triliun sebagai tahapan pemenuhan ketentuan modal inti bank umum minimal Rp 3 triliun pada akhir tahun 2022. Sementara jumlah bank be-lum memiliki modal inti di bawah itu masih cukup ba-nyak.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya menyebut-kan bank-bank kecil sudah menyiapkan rencana untuk memenuhi ketentuan terse-but. Bagi pemegang saham pengendali bank yang tidak memiliki kemampuan mela-kukan injeksi modal maka harus mencari investor strate-gis. Mekanisme pemenuhan ketentuan modal tersebut bisa dilakukan lewat aksi pengga-bungan usaha atau merger, initial public offering (IPO) dan rights issue.

PT Bank Fama International salah satu yang tengah mela-kukan persiapan mengejar pemenuhan modal inti Rp 2 triliun tahun ini. Per akhir 2020, modal bank ini masih Rp 1 triliun.

Sekretaris Perusahaan Bank Fama Emil M Ismain menga-takan, semua opsi untuk pe-nambahan modal dijajaki baik merger maupun IPO. "Saya masih menunggu hasil perte-muan pengurus bank dengan

OJK. Saat ini belum ada yang mengerucut," katanya pada KONTAN, Kamis (1/4).

Sebetulnya, bank ini sudah berencana melakukan IPO sejak tahun lalu untuk meme-nuhi modal inti menjadi Rp 1 triliun. Namun, karena tidak punya banyak waktu menge-jar tenggat waktu pada De-sember 2020, IPO kemudian ditunda dan pemegang saham pengendali memilih menam-bah modal.

Bank Mayora juga masih berusaha mencari cara meme-nuhi aturan permodalan. Per September 2020, modal inti bank ini masih mencapai Rp 1,13 triliun. "Saat ini saya tidak bisa kasih komentar," ujar Di-rektur Utama Bank Mayora Irfanto Oeij pada KONTAN.

Sejak tahun 2019, Bank Ma-yora sebetulnya sudah menar-getkan IPO pada tahun 2021. Namun hingga kini rencana itu belum bisa terealisasi.

Adapun PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) akan rights issue senilai Rp 2 trili-un paling lambat pada kuartal IV 2021. Perseroan ini meng-undang investor dalam rangka mendukung transformasi menjadi bank digital.

PT Bank Bisnis Internatio-nal Tbk (BBSI) juga akan rights issue pada akhir De-sember mendatang.

Dina Mirayanti Hutauruk

KONTAN/Cheppy A. Muchlis

OJK sebelumnya menyebutkan bank-bank kecil sudah menyiapkan rencana untuk memenuhi ketentuan tersebut.

Konter

Bank Syariah Indonesia Menggandeng MUI

JAKARTA. Bank Syariah Indonesia (BSI) dan Majelis Ula-ma Indonesia (MUI) sepakat mendukung perekonomian umat melalui nota kesepahaman tentang pemanfaatan pro-duk dan jasa perbankan syariah. Diharapkan kesepakatan ini dapat mendorong usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) agar naik kelas.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menyampai-kan, pemerintah mencanangkan perolehan kemakmuran ekonomi melalui koperasi yang unggul dan UMKM naik kelas. Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, Kokok Alun Akbar menambahkan, sebagai bank syariah terbesar di Indonesia, pihaknya mendorong UMKM naik kelas melalui berbagai produk dan layanan keuangan sya-riah. Di antaranya penyaluran pembiayaan maupun produk dana yang disertai layanan digital sesuai prinsip syariah.

BSI juga melakukan pendampingan usaha UMKM Di an-taranya dengan menyediakan Pusat Pelatihan & Pendam-pingan UMKM, menyelenggarakan pelatihan pemasaran produk UMKM, dan membangun sentra UMKM di daerah.

Dengan UMKM naik kelas diharapkan menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia. "Sampai Februari 2021, pe-nyaluran pembiayaan BSI di sektor UMKM sebesar Rp 35,3 triliun," kata Kokok Alun dalam rilis, Minggu (4/4).

Maizal Walfajri

KONTAN/Cheppy A.Muclis

Bank telah menyiapkan strategi pendanaan untuk memenuhi kewajiban itu.

Sejumlah Obligasi Bank yang Segera Jatuh Tempo Bank Nilai Surat Utang Jatuh Tempo

OCBC NISP Rp 535 miliar 10 Apr 2021Bank Panin Rp 1,5 triliun 18 Apr 2021CIMB Niaga Rp 332 miliar 7 Apr 2021BRI Rp 701 miliar 25 Mei 2021Bank Danamon Rp 852 miliar 24 Mei 2021

Sumber: KSEI