Upload
others
View
8
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERBEDAAN MOTIVASI BELAJAR ANTARA MAHASISWA YANG
BEKERJA DAN YANG TIDAK BEKERJA DI UNIVERSITAS KRISTEN
SATYA WACANA
Kartary Ucit Surni Timbang
Ratriana Y.E. Kusumiati
H. Astikasari S. Murti
Program Studi Psikologi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2014
i
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar antara
mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja di Universitas Kristen Satya Wacana.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik snowball
sampling dengan subjek berjumlah 137 orang mahasiswa. Dimana subjek terdiri dari
mahasiswa kuliah sambil bekerja sebanyak 66 orang dan mahasiswa yang kuliah tidak
sambil bekerja sebanyak 71 orang. Pengumpulan data motivasi belajar diukur dengan
menggunakan skala Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) yang
disusun berdasarkan tiga komponen motivasi belajar menurut Pintrich & McKeachie
(1991). Teknik analisa data menggunakan uji-t (Independent samples test). Hasil yang
diperoleh dari perhitungan tersebut adalah nilai t sebesar 1,411 dengan signifikansi
0,161 (p>0,05) yang berarti tidak ada perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa
yang bekerja dan yang tidak bekerja.
Kata Kunci : Motivasi belajar, mahasiswa bekerja, mahasiswa tidak bekerja
ii
ABSTRACT
This study aims to find out the different of learning motivation between college
students who work and not in Satya Wacana Christian University. The researcher use
snowball sampling method. The participants of this study are 137 college students that
consist of 66 students who working and 71 students who are not working. Motivated
strategies for learning Questionnare (MSLQ) scale was used to measure the learning
motivation data. This scale was developed according to the three components of
learning motivation by Pintrich & McKeachie (1991). Uji-t (independent sample test)
used to analyze the data. The result shows that total calculation of t-test is 1,411 with
the significance of 0,161 (p>0,05) it shows that there is no difference in learning
motivation between the students who working and not.
Keywords : learning motivation, working students, unworking students
1
PENDAHULUAN
Mahasiswa adalah individu yang berkewajiban untuk meraih prestasi akademis
(Orsgaz dkk., 2001). Mahasiswa merupakan salah satu peran atau status dalam
masyarakat yang diberikan kepada orang yang belajar di perguruan tinggi. Sebagaimana
peran-peran lainnya yang masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab maka,
tanggung jawab seorang mahasiswa adalah dapat menyelesaikan tugas-tugas
perkuliahannya dengan baik sesuai harapan. Tujuan utama mahasiswa di perguruan
tinggi adalah belajar dan mengembangkan pola pikir. Untuk mencapai tujuan
belajar, mahasiswa harus menjalankan semua proses pembelajaran di perguruan
tinggi agar memperoleh indeks prestasi yang baik dan menyelesaikan studi tepat waktu
(Purwanto, Syah, & Rani, 2013). Agar sukses dalam perkuliahannya maka perlu
didukung dengan motivasi belajar misalnya diskusi, membaca literatur, dan
membuat perencanaan tentang cara belajar (Muliani, 2013).
Kegiatan belajar yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut akan berhasil jika
dilatarbelakangi oleh suatu dorongan dalam diri yang umumnya dikatakan sebagai
motivasi. Purwanto (1999), mengatakan bahwa motivasi adalah syarat mutlak untuk
belajar.
Motivasi merupakan sesuatu yang membuat individu bergerak, memunculkan
tingkah laku untuk berbuat sesuatu dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan
(Sobur, 2003). Selain itu, menurut Sardiman (2000), motivasi adalah serangkaian usaha
untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu sehingga seseorang tersebut ingin dan mau
melakukan sesuatu. Individu yang memiliki motivasi, akan memiliki kegigihan dan
semangat dalam melakukan aktifitasnya (Chernis & Goleman, 2001).
2
Menurut Anoraga (dalam Rukmoroto, 2012) motivasi juga dapat diartikan
sebagai suatu model dalam menggerakkan dan mengarahkan mahasiswa
menyelesaikan tugasnya masing-masing untuk mencapai sasaran dengan penuh
kesadaran, kegairahan dan tanggung jawab. Menurut Yamin (2003), motivasi belajar
merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat
melakukan kegiatan belajar dan menambah keterampilan serta pengalaman.
Motivasi belajar (learning motivation) yaitu dorongan seseorang untuk belajar
sesuatu guna mencapai suatu cita-cita. Seseorang akan memiliki motivasi belajar yang
tinggi bila ia menyadari dan memahami tujuan yang akan dicapainya di kemudian hari.
Bila seseorang memahami cita-citanya secara baik, maka ia akan terdorong untuk
semakin giat dalam belajar (Dariyo, 2004).
Motivasi belajar mahasiswa dapat didefinisikan sebagai suatu keadaan dalam
diri mahasiswa yang mendorong dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang
ingin dicapainya dalam mengikuti pendidikan tinggi (Pujadi, 2007). Idealnya, tujuan
mahasiswa dalam mengikuti pendidikan tinggi adalah untuk menguasai bidang ilmu
yang dipelajarinya. Mahasiswa yang bermotivasi tinggi dalam belajar memungkinkan
akan memperoleh hasil belajar yang tinggi pula, artinya semakin tinggi
motivasinya, semakin besar intensitas usaha dan upaya yang dilakukan, maka
semakin tinggi prestasi belajar yang diperolehnya (Nashar, 2004).
Salah satu faktor yang memengaruhi motivasi belajar adalah status mahasiswa
yang kuliah sambil bekerja. Kuliah sambil bekerja ini tidak lagi menjadi suatu hal yang
baru dikalangan mahasiswa. Banyak dari mahasiswa tersebut mencari tambahan
penghasilan untuk mencukupi kebutuhan kuliah karena pada kenyataannya biaya hidup
3
sehari-hari seringkali tidak sebanding dengan uang saku yang diberikan oleh orang tua
(Dudija, 2011).
Motivasi mahasiswa yang bekerja tersebut berbeda-beda, ada yang ingin
membantu orang tuanya dalam membiayai kuliahnya dan ingin hidup mandiri serta
mencari pengalaman kerja sebelum kelak diperhadapkan dengan pekerjaan yang
sesungguhnya sesuai dengan latar belakang pendidikannya (Wahyono, 2004).
Terdapat dampak yang positif maupun negatif pada mahasiswa yang kuliah
sambil bekerja. Dampak positifnya adalah dengan bekerja mahasiswa dapat membantu
orang tua dalam membiayai kuliah, memperoleh pengalaman kerja serta kemandirian
ekonomis (Motte & Schwartz dalam Daulay, Rola). Dampak negatifnya adalah
pekerjaan tersebut bisa membuat mahasiswa lalai akan tugas utamanya sebagai seorang
mahasiswa yaitu belajar (Yenni, 2007). Hal ini disebabkan karena mahasiswa tersebut
merasa sudah bisa mendapatkan uang sementara kuliah hanya sebagai kewajiban agar
bisa lulus serta mendapatkan ijazah sehingga motivasi dan tujuan yang mereka miliki
tidak lagi berorientasi pada pembelajaran (learning goal).
Menurut Ahmadi (dalam Rukmoroto, 2012), mahasiswa yang bekerja harus
dapat membagi waktu dan konsentrasi serta bertanggung jawab terhadap komitmen dari
kedua aktivitas tersebut karena hal ini membuat mereka menghabiskan banyak waktu,
energi serta tenaga untuk bekerja. Kondisi tersebut membuat mahasiswa kesulitan
membagi waktu antara bekerja dengan kuliah sehingga fokusnya menjadi terpecah yang
berakibat pada rendahnya motivasi untuk belajar.
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya oleh Nidya Dudija (2012) pada
mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja pada mahasiswa jurusan Teknik
Informatika UAD bahwa terdapat perbedaan motivasi menyelesaikan skripsi antara
4
mahasiswa yang bekerja dengan mahasiswa yang tidak bekerja namun, mahasiswa yang
bekerjalah yang mempunyai motivasi menyelesaikan skripsi lebih tinggi sedangkan
mahasiswa yang tidak bekerja memiliki motivasi menyelesaikan skripsi lebih rendah.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Ruscoe, Morgan dan Peebles
(1996) pada sejumlah mahasiswa yang bekerja menunjukkan bahwa mahasiswa yang
kuliah sambil bekerja memiliki rata-rata indeks prestasi yang lebih tinggi yaitu 3,02
dibandingkan mahasiswa yang tidak bekerja yang hanya memiliki rata-rata indeks
prestasi 2,98. Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa mahasiswa yang bekerja
lebih disiplin, lebih tepat waktu dalam perkuliahan dan memiliki inisiatif untuk
berusaha mencari informasi di luar sumber-sumber sosial ketika mengerjakan tugas.
Hasil penelitian yang berbeda nampak dari penelitian yang dilakukan oleh
Muliani (2013) menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan motivasi belajar antara
mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja, hanya saja ada kecenderungan motivasi
belajar lebih tinggi pada mahasiswa yang bekerja daripada mahasiswa yang tidak
bekerja. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asmita
(2007) yang menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan pada motivasi
belajar antara mahasiswa non-aktivis dengan mahasiswa aktivis. Mahasiswa aktivis
adalah mahasiswa yang melakukan kewajiban sebagai seorang pelajar dan juga bekerja
aktif mendorong pelaksanaan sesuatu atau berbagai kegiatan di organisasinya (KBBI).
Mereka adalah orang-orang yang sangat loyal dengan organisasi yang mereka ikuti yang
memberikan waktu, tenaga dan pikiran untuk mewujudkan cita-cita bersama sehingga
tidak sedikit waktu kuliah mereka yang terbengkalai karena organisasi (Asmita, 2007).
Oleh karena adanya perbedaan dari beberapa hasil penelitian dan fenomena
mahasiswa kuliah sambil bekerja ini juga terdapat di Universitas Kristen Satya Wacana,
5
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perbedaan motivasi belajar
antara mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja di universitas kristen satya
wacana. Penulis juga ingin mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar
antara mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja.
Penelitian ini juga memiliki beberapa manfaat secara teoritis maupun secara
praktis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah kepada
ilmu psikologi terkhusus psikologi pendidikan dan memperkaya hasil penelitian yang
telah ada mengenai perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan yang
tidak bekerja. Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu
memberikan informasi bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja atau yang tidak
bekerja mengenai pentingnya motivasi belajar khususnya yang berkaitan dengan tugas-
tugas akademik sehingga tujuan utama dalam belajar dan cita-cita mudah tercapai.
Selain itu, dosen sebagai salah satu komponen akademik yang selalu berhubungan
secara langsung dengan mahasiswa dapat berusaha meningkatkan motivasi belajar
mahasiswa.
Motivasi Belajar
Menurut Pintrich (dalam Reynolds & Miller, 2003) motivasi belajar
menjelaskan apa yang membuat siswa melakukan sesuatu, membuat mereka untuk tetap
melakukannya dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas- tugas. Motivasi
belajar mahasiswa merupakan suatu keadaan dalam diri mahasiswa yang mendorong
dan mengarahkan perilakunya kepada tujuan yang ingin dicapainya dalam mengikuti
pendidikan tinggi. Pintrich & McKeachie (1991), mengungkapkan 3 komponen dalam
motivasi belajar, yaitu :
6
a. Komponen harapan (an expectancy component), yang mencakup keyakinan
siswa tentang kemampuan mereka untuk memahami materi pelajaran dan
melakukan tugas.
b. Komponen nilai (a value component), yang mencakup tujuan siswa dan
keyakinan tentang pentingnya belajar dan mengerjakan tugas.
c. Komponen afektif (an affective component), merupakan komponen yang
berhubungan dengan reaksi emosional mahasiswa terhadap pelajaran dan tugas.
Status Mahasiswa yang Tidak Bekerja
Prihatini (dalam Ayuningtias, 2005) menyebutkan bahwa mahasiswa adalah
suatu kelompok individu di lingkungan perguruan tinggi yang sedang mengalami proses
belajar untuk mempersiapkan diri menjadi profesional muda. Selain itu, Meichati
(dalam Ayuningtias, 2005) mengatakan bahwa mahasiswa tidak hanya mengembangkan
intelektualnya saja tetapi juga harus dapat menjadi manusia dengan pribadi yang
seimbang yang dapat memenuhi tuntutan ilmiah, jasmani dan rohani yang sehat dan
mempunyai tanggung jawab sosial yang masak, karena itu mahasiswa harus selalu
menyesuaikan diri dengan kemajuan di berbagai bidang dan mampu menyesuaikan diri
dengan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas bahwa pengertian mahasiswa yang tidak bekerja
adalah individu di Perguruan Tinggi yang aktif mengalami kegiatan proses belajar
mengajar untuk mempersiapkan diri sebagai intelektual muda.
Status Mahasiswa yang Bekerja
Mahasiswa akan menjadi seorang yang dewasa sepenuhnya apabila dirinya tidak
hanya menyibukkan diri dalam masalah akademiknya saja tetapi juga melakukan
aktivitas di luar tugas-tugas akademiknya secara terus-menerus dan berdaya guna, salah
7
satunya adalah dengan bekerja. Bekerja adalah kegiatan yang dilakukan seseorang
dengan memberikan jasa kepada orang lain untuk mendapatkan penghasilan dalam
bentuk uang maupun barang, mengeluarkan energi dan mempunyai nilai waktu seperti,
melakukan pekerjaan sebagai pelayan toko dan memberikan les privat.
Bekerja bukan semata-mata untuk pemenuhan kebutuhan hidup yang
diorientasikan pada persoalan materi, tetapi mahasiswa juga akan memperoleh
lingkungan yang lebih luas, melatih diri dalam kemandiriannya serta dengan bekerja
mahasiswa dapat menjadikannya sebagai media latihan untuk bertanggung jawab karena
keterkaitannya dengan orang lain dan lingkungan sosialnya. Bekerja juga memberikan
status sosial pada mahasiswa, seperti yang dikatakan oleh Kartono (1986) bahwa
prestasi dalam hal hasil kerja itu memberikan pada seseorang status sosial, penghargaan
dan pengakuan dari lingkungan masyarakat. Bekerja pada dasarnya mendidik
mahasiswa menjadi kian dewasa karena tanggung jawab yang dibebankan oleh
atasannya, sesuai dengan struktur kerja serta latihan, keterampilan dan kemampuannya.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang bekerja adalah mahasiswa
yang tidak hanya menjalankan kewajibannya sebagai seorang pelajar tetapi juga
melakukan aktivitas diluar tugas akademiknya yaitu memberikan jasa kepada orang lain
dengan tujuan memperoleh imbalan.
Perbedaan Motivasi Belajar Pada Mahasiswa yang Bekerja dan Mahasiswa Yang
Tidak Bekerja
Bekerja memiliki arti kegiatan yang dilakukan seseorang dengan memberikan
jasa kepada orang lain untuk mendapatkan penghasilan dalam bentuk uang maupun
barang, mengeluarkan energi dan mempunyai nilai waktu. Bekerja tidak hanya untuk
8
memenuhi kebutuhan ekonomi, melainkan juga untuk menerapkan keterampilan,
pengetahuan yang diperoleh serta untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan diri.
Bekerja memberikan status sosial pada mahasiswa. Bekerja pada dasarnya
mendidik mahasiswa menjadi kian dewasa karena tanggung jawab yang dibebankan
oleh atasannya sesuai dengan struktur kerja serta latihan, keterampilan dan
kemampuannya. Mahasiswa bekerja adalah individu yang menuntut ilmu pada jenjang
perguruan tinggi dan berstatus aktif dan sedang melakukan kegiatan lain yaitu
memberikan jasa kepada orang lain dengan tujuan memperoleh imbalan. Mahasiswa
tidak bekerja adalah mahasiswa yang menuntut ilmu pada jenjang perguruan tinggi
tanpa melakukan kegiatan apapun yang berhubungan dengan pekerjaan yang bersifat
komersil.
Motivasi belajar pada mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja tentunya
ada perbedaan. Mahasiswa yang bekerja memiliki waktu yang relatif sedikit untuk
mengerjakan tugas-tugasnya sebagai seorang mahasiswa sehingga ia akan memiliki
motivasi belajar yang lebih tinggi dengan mempergunakan waktunya sebaik mungkin.
Sedangkan mahasiswa yang tidak bekerja akan memiliki waktu yang lebih banyak
untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang mahasiswa namun
mereka cenderung menggunakan waktunya hanya sekedar untuk nongkrong bersama
teman-teman, menonton dan bersantai. Oleh karena itu, mahasiswa yang tidak bekerja
cenderung memiliki motivasi belajar yang rendah.
Menurut Thontowi (1993), motivasi belajar adalah tingkah laku yang terjadi
karena didorong oleh adanya pencapaian tujuan yang relevan melalui pengalaman dan
latihan. Seseorang yang mempunyai tujuan tertentu dari suatu aktivitas, akan
mempunyai motivasi yang kuat untuk mencapainya dengan mengerahkan segala daya
9
upaya yang dapat dilakukannya. Berdasarkan teori ini, peneliti dapat mengatakan bahwa
mahasiswa yang bekerja memiliki dorongan atau motivasi yang kuat melalui
pengalamannya bekerja serta melatih dirinya untuk mengerahkan segala daya upayanya
untuk meraih tujuannya. Mahasiswa yang bekerja harus pandai untuk membagi waktu
antara belajar dan bekerja agar tujuan dari kedua kegiatan berbeda yang mereka lakukan
itu dapat tercapai. Selain itu, menurut Kurniawati dan Nurjanah (2010), jika mahasiswa
yang bekerja memiliki motivasi yang tinggi maka mereka akan berusaha untuk
mengatur strategi belajarnya yang akan membantu dan mendukung mereka dalam
upayanya mencapai prestasi yang memuaskan. Sebaliknya, motivasi yang rendah dan
strategi belajar yang kurang tepat memiliki implikasi yang kurang baik terhadap prestasi
belajar mahasiswa.
Hipotesa
Berdasarkan uraian dalam latar belakang serta landasan teori yang ada maka,
penulis mengajukan hipotesis dalam penelitian ini yaitu, ada perbedaan motivasi belajar
pada mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa yang tidak bekerja, dimana tingkat
motivasi belajar pada mahasiswa yang bekerja lebih tinggi dibanding mahasiswa yang
tidak bekerja.
METODE
Partisipan
Penelitian ini dilakukan di Universitas Kristen Satya Wacana. Subjek penelitian
adalah mahasiswa UKSW yang masih kuliah dan sedang bekerja serta mahasiswa
UKSW yang masih kuliah dan tidak bekerja. Dari kriteria tersebut penulis memutuskan
160 orang mahasiswa yang terdiri dari 80 mahasiswa yang kuliah sambil bekerja dan 80
mahasiswa yang kuliah tidak bekerja sebagai subjek penelitian. Setelah menyebarkan
10
angket sejumlah 160 kuisioner, 14 kuisioner tidak kembali dari mahasiswa yang kuliah
sambil bekerja sehingga hanya 66 subjek yang berstatus mahasiswa yang bekerja dan 9
kuisioner tidak kembali dari mahasiswa yang kuliah tidak bekerja sehingga hanya 71
subjek yang berstatus mahasiswa yang kuliah tidak bekerja. Proses pengambilan data
dilakukan sekitar dua minggu dan dirasa sudah cukup sehingga penulis memutuskan
untuk berhenti melakukan pengambilan data dan menggunakan 137 kuisioner yang
sudah terkumpul.
Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
Variabel bebas : Status kerja mahasiswa, yaitu: bekerja dan tidak bekerja
Variabel terikat : Motivasi belajar
Prosedur Pengumpulan Data
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dilaksanakan
pada tanggal 13 oktober 2014 s/d 29 Oktober 2014 dengan cara penulis langsung
mencari mahasiswa yang kuliah sambil bekerja, mendatangi toko-toko yang
mempekerjakan mahasiswa, bertanya dan meminta tolong dengan teman yang sekiranya
mempunyai kenalan mahasiswa yang kuliah sambil bekerja. Dalam penelitian ini
penulis menggunakan teknik snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik
penentuan sampel yang mulanya jumlahnya kecil, kemudian membesar ibarat bola salju
yang menggelinding lama menjadi besar. Pada penelitian ini, penulis menggunakan try
out terpakai, dimana subjek yang digunakan untuk try out digunakan sekaligus untuk
penelitian. Data yang diperoleh dalam penelitian kemudian diolah menggunakan
bantuan program komputer SPSS 16.0 for windows.
11
Alat Ukur Penelitian
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur motivasi belajar mahasiswa
menggunakan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) yang disusun
berdasarkan tiga komponen motivasi belajar menurut Pintrich & McKeachie (1991),
yaitu: Komponen harapan (an expectancy component), Komponen nilai (a value
component), Komponen afektif (an affective component). Variabel ini diukur dengan
skala motivasi belajar terdiri dari item-item yang favorabel dan unfavorabel dengan
menggunakan 4 alternatif jawaban dari skala Likert yaitu, Sangat Sesuai (SS), Sesuai
(S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Skala pengukuran terdiri dari 31
item pernyataan yang telah dimodifikasi. Setelah dilakukan pengujian daya diskriminasi
menjadi 22 item (9 item gugur). Dari uji reliabilitas dengan Alpha Cronbach diperoleh
hasil α = 0, 741.
Teknik Analisa Data
Metode analisis menggunakan uji-t untuk melihat perbedaan signifikan motivasi
belajar mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja. Analisis data dilakukan dengan
bantuan program bantu komputer SPSS 16.0 for windows.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik korelasi Product Moment
yang diuji menggunakan program SPSS 16.00 untuk menguji validitas dan reliabilitas.
Pengujian daya beda item skala motivasi belajar dilakukan dua kali. Pada pengujian
yang pertama terdapat 9 item yang gugur dari 31 item yang diujikan karena memiliki
nilai koefisien korelasi ≤ 0,25 (Azwar, 2012). Setelah itu, dilakukan lagi uji yang kedua
dan sudah tidak ada item yang gugur lagi sehingga diperoleh 22 item yang valid. Nilai
12
korelasi item skala motivasi belajar bergerak dari angka 0,250 sampai dengan 0,619
dengan nilai reliabilitas α = 0, 741.
Penelitian ini juga menggunakan uji normalitas dan homogenitas data untuk
mengetahui normal atau tidaknya data dalam penelitian ini, serta untuk mengetahui
apakah data penelitian ini berasal dari satu variasi populasi yang homogen. Pengujian
normalitas data menggunakan rumus one sample Kolmogorov-Smirnov Test. Pengujian
normalitas pada populasi mahasiswa yang bekerja memiliki nilai signifikansi sebesar
0,764 (>0,05). Pada populasi mahasiswa yang tidak bekerja diperoleh nilai signifikansi
sebesar 0,824 (>0,05). Berdasarkan nilai signifikansi dari kedua populasi dapat
dikatakan bahwa data dalam penelitian ini berdistribusi normal.
Pengujian homogenitas data menggunakan Levene Test Statistic. Dalam uji
homogenitas sampel dinyatakan homogen apabila nilai p > 0,05. Pada penelitian ini
diperoleh nilai F pada Levene Statistic sebesar 3,143 dengan p sebesar 0,079 (p > 0,05).
Dari hasil tersebut penelitian ini dinyatakan bersifat bersifat homogen atau berasal dari
satu variasi populasi yang sama.
Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa
yang kuliah sambil bekerja dan mahasiswa yang kuliah tidak bekerja maka,
digunakanlah rumus Independent Sample Test. Analisis data mengenai perbedaan
motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja dengan bantuan
SPSS 16.0 ditunjukkan pada tabel berikut :
Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig. (2-tailed)
Motivasi_Belajar Equal variances assumed 3.143 .079 1.411 135 .161
Equal variances not assumed 1.422 132.509 .157
13
Hasil perhitungan Independent Sample Test pada tabel menunjukan bahwa nilai
signifikansi untuk perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan yang
tidak bekerja memiliki nilai t-test sebesar 1,411 dengan signifikansi 0,161 (p > 0,05)
yang berarti tidak ada perbedaan motivasi belajar pada mahasiswa yang bekerja dan
yang tidak bekerja. Rata-rata motivasi belajar pada mahasiswa yang bekerja lebih tinggi
(mean = 68,61) dibandingkan dengan motivasi belajar pada mahasiswa yang tidak
bekerja (mean = 66,83). Namun, perbedaan rata-rata tersebut tidak signifikan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang perbedaan motivasi belajar antara
mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja didapatkan hasil perhitungan
Independent Sample Test sebesar 1,411 dengan signifikansi 0,161 (p>0,05), yang berarti
tidak ada perbedaan motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa
yang tidak bekerja.
Jika dilihat dari penggolongan kategori motivasi belajar antara mahasiswa yang
bekerja dan yang tidak bekerja, pada mahasiswa yang bekerja menunjukkan motivasi
belajar dalam presentase kategori tinggi sebesar 66,67%. Begitupun pada mahasiswa
yang tidak bekerja menunjukkan motivasi belajar dalam presentase kategori tinggi
sebesar 69,01%.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan
pada motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja. Hal ini
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Muliani (2013) yang menyatakan
bahwa tidak ada perbedaan signifikan motivasi belajar antara mahasiswa yang bekerja
dan yang tidak bekerja, hanya saja ada kecenderungan motivasi belajar lebih tinggi pada
mahasiswa yang bekerja daripada mahasiswa yang tidak bekerja. Menurut Muliani
14
(2013) faktor yang memengaruhi motivasi belajar adalah subjek yang
menghendaki sendiri untuk belajar, memiliki rasa ingin tahu yang cukup besar, cukup
menikmati saat belajar, serta menyadari tanggung jawabnya dalam belajar. Di
samping itu juga harus ada motivasi belajar yang kuat dari dalam diri sendiri,
karena dengan adanya motivasi belajar sangat berpengaruh terhadap prestasi
belajarnya. Adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka
seseorang yang belajar itu akan dapat mencapai prestasi yang baik. Intensitas
motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi
belajarnya.
Menurut Sardiman (2004), motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di
dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah
kegiatan belajar sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Selain itu, menurut Uno
(2007), motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan
beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Oleh karena itu, dapat disimpulkan
bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak yang menjadi kekuatan pada
individu yang sedang belajar sehingga tinggi dan rendahnya motivasi belajar pada
mahasiswa tidak bisa dilihat dari status bekerja ataupun tidak bekerja.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara motivasi belajar mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja.
15
PENUTUP
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas tentang perbedaan motivasi
belajar antara mahasiswa yang bekerja dan yang tidak bekerja, maka dapat disimpulkan:
1. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara motivasi belajar mahasiswa yang
bekerja dan yang tidak bekerja.
2. Sebagian besar motivasi belajar pada mahasiswa yang bekerja tergolong dalam
kategori tinggi dengan presentase sebesar 66,67% dan motivasi belajar pada
mahasiswa yang tidak bekerja tergolong dalam kategori tinggi sebesar 69,01%.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dicapai, serta mengingat masih
banyaknya keterbatasan dalam penelitian ini, maka peneliti memberikan beberapa saran
sebagai berikut:
a. Saran bagi Mahasiswa
Bagi mahasiswa yang kuliah sambil bekerja sebaiknya mampu untuk mengenali
potensi dan kemampuan diri sendiri agar dapat membagi waktu, tenaga, dan
konsentrasi untuk melakukan dua kegiatan yang berbeda sekaligus sehingga tidak
mengabaikan tujuan utama sebagai mahasiswa yaitu belajar dan menyelesaikan
studi dengan baik dan juga tidak lalai dengan tanggung jawab dipekerjaan yang
dilakukan sehingga keduanya dapat berjalan beriringan.
b. Saran bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya lebih memperhatikan alat ukur yang
dipakai (angket) karena akan mempengaruhi hasil penelitian. Selain itu, diharapkan
16
peneliti dapat secara langsung membagikan skala psikologi kepada subjek agar
terkontrol serta lebih memperhatikan definisi status bekerja yang lebih spesifik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. (2003). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.
Asmita, S,H. 2007. Motivasi Belajar Ditinjau Dari Perbedaan Jenis Kelamin Dan
Status Mahasiswa Di Universitas Islam Negeri Malang. Skripsi. Malang:
Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (Uin) Malang.
Artino Jr. Anthony R. A Review of the Motivated Strategies for Learning Questionnaire.
Cherniss, C., & Goleman, D. (2001). The emotionally intelligent workplace.San
Fransisco: Jossey-Bass.
Dariyo, A. 2004. Pengetahuan Tentang Penelitian dan Motivasi Belajar pada
Mahasiswa. Jurnal Psikologi Vol. 2 No. 1, Juni 2004
Daulay, S.F & Rola F. Perbedaan Self Regulated Learning Antara Mahasiswa Yang
Bekerja dan Yang Tidak Bekerja. Fakultas Psikologi Universitas Sumatera
Utara.
Dimyati & Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta
Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Dudija, N. 2011. Jurnal Perbedaan Motivasi Menyelesaikan Skripsi Antara
Mahasiswa Bekerja dengan Mahasiswa yang Tidak Bekerja. Humanitas,
Vol. VIII No. 2 Agustus 2011.
Jacinta, R. F. 2002. Wanita Bekerja. WEB: Kompas Cyber Media
Muliani, Eka Sri. 2013. Perbedaan Motivasi Belajar Antara Mahasiswa yang Bekerja
dan Tidak Bekerja Pada Mahasiswa Universitas 17 Agustus 1945. Motivasi
ejurnal. Untag-smd.ac.id
Nashar. H. (2004). Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal dalam Kegiatan
Pembelajaran. Jakarta: Delia Press.
Orsgaz, J. M., Orsgaz, P. R., Whitmore, D. M. (2001). Learning and Earning: Working
in College. www.brockport.edu/car01.htm.
Pintrich, P. R., De Groot, E.V. (1990). Motivational and self-regulated learning
component of classroom academic performance. Journal of Educational
Psychology, 82(1), 33-40.
Pintrich, P. R., Smith, D. A. F., Garcia, T., & McKeachie, W. J. (1991). A manual for
the use of the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ).
Ann Arbor: University of Michigan, National Center for Research to
Improve Postsecondary Teaching and Learning.
18
Pujadi, A. 2007. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Mahasiswa: Studi
Kasus Pada Fakultas Ekonomi Universitas Bunda Mulia. Business &
Management Journal Bunda Mulia, Vol: 3, No. 2, September 2007
Purwanto, M. Ngalim. 1990. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Purwanto, H., Syah, N. & Rani, I.G. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Mahasiswa Yang
Bekerja Dengan Tidak Bekerja Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan
Jurusan Teknik Sipil Ft-Unp. CIVEDISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret
2013.
Rukmoroto, G. 2012. Jurnal Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Ditinjau Dari
Status Bekerja. http://eprints.unika.ac.id/3964/ galih.
Rustanto, R. 2009. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Demi Mencapai
Performance Akademik Yang Baik di Kalangan Mahasiswa. Skripsi. Unika.
Santrock, J. W. 1999. “Lifespan development”, McGraw-Hill, Boston.
Santrock, J,W. 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Kencana Prenada Media
Group.
Sardiman, A,M, 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT
RajaGrafindo Persada.
Sarwono, S,W. 2003. Psikologi Sosial. Individu dan Teori-teori Psikologi Sosial.
Jakarta: P T. Balai Pustaka.
Wahyono, U. 2004. Pengembangan Model Pembelajaran TIK Untuk Meningkatkan
Pengaturan Diri Dalam Belajar Siswa.:
http//www.pranadwista.files.wordpress.com.
Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Ciputat:
Gaung Persada Press.
Yenny, D. 2007. Kuliah Sambil Bekerja Why Not. Medan Bisnis 1 Desember
2007.http://digilib.uin-suka.ac.id.
Yuliani. 2013. Motivasi Mahasiswa Dalam Menyelesaikan Studi Di Jurusan
Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang. Skripsi.
Padang: Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Jurusan
Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik Universitas Negeri Padang.