122
i PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS DITINJAU DARI KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI ( Studi Eksperimen Latihan Berbeban dan Plyometrics Pada Siswa Putra Kelas XI SMK N 2 Pacitan ) TESIS Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Megister Program Studi Ilmu Keolahragaan Diajukan oleh : HOKI SETIYAWAN A 120908013 PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

  • Upload
    vudien

  • View
    240

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

i

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN

DAN PLYOMETRICS DITINJAU DARI KECEPATAN

LARI TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT

TUNGKAI

( Studi Eksperimen Latihan Berbeban dan Plyometrics Pada Siswa Putra Kelas XI

SMK N 2 Pacitan )

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Megister

Program Studi Ilmu Keolahragaan

Diajukan oleh :

HOKI SETIYAWAN

A 120908013

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN

PLYOMETRICS DITINJAU DARI KECEPATAN LARI

TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

( Studi Eksperimen Latihan Berbeban dan Plyometrics Pada Siswa Putra Kelas XI

SMK N 2 Pacitan )

Diajukan oleh :

HOKI SETIYAWAN

A. 120908013

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing:

Dewan Pembimbing :

Jawaban Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd .................... .................

NIP.193907151962031001.

Pembimbing II Prof. Dr. Siswandari, M.Stat ..................... …………..

NIP. 131 476 662

Mengetahui

Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Prof. Dr. Sudjarwo, M.Pd

NIP. 193907151962031001.

Page 3: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

iii

HALAMAN PENGESAHAN

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN

PLYOMETRICS DITINJAU DARI KECEPATAN LARI

TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

( Studi Eksperimen Latihan Berbeban dan Plyometrics Pada Siswa Putra Kelas XI

SMK N 2 Pacitan )

Disusun oleh:

HOKI SETIYAWAN

A. 120908013

Telah Disetujui oleh Tim Pembimbing:

Dewan Pembimbing:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Ketua Prof. Dr. Furqon H, M.Pd ___________ ________

Sekretaris dr. Dr. Mucshin Doewes, AIFO ___________ ________

Anggota Penguji 1.Prof. Dr Sudjarwo, M.Pd ___________ ________

2. Prof. Dr. Siswandari, M.Stat ___________ ________

Mengetahui

Ketua Program Studi

Ilmu Keolahragaan : Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd ___________ ________

NIP. 193907151962031001

Direktur Program

Pasca sarjana : Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D ___________ ________

NIP. 195708201985031004

Page 4: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

iv

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Hoki Setiyawan

NIM : A.120908013

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis yang berjudul

“PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS

DITINJAU DARI KECEPATAN LARI TERHADAP PENINGKATAN POWER

OTOT TUNGKAI” ( Studi Eksperimen Latihan Berbeban dan Plyometrics Pada

Siswa Putra Kelas XI SMK N 2 Pacitan ), adalah betul-betul karya penulis sendiri.

Hal-hal yang bukan karya penulis dalam tesis tersebut diberi tanda citasi

dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan penulis tidak benar, maka

penulis bersedia menerima sangsi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar

yang penulis peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, 22 Juli 2010

Yang membuat pernyataan

Hoki Setiyawan

Page 5: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

v

MOTTO

Sesungguhnya Allah tiada mengubah keadaan suatu kaum, kecuali jika

mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri (Terjemahan Q.S. Ar-

Ra’du : 1)

Hidup adalah perjuangan, maka berusaha, berdoa dan bertawakallah

( Penulis )

Page 6: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini dipersembahkan kepada:

Bapak dan Ibu tercinta

Kakak dan Adik tersayang

Istri Anik terima kasih atas dukungan serta doanya

Keluarga besar SDN Glinggangan II Pacitan terima kasih atas doanya

Teman-teman IOR angkatan 2008 Prodi Pascasarjana UNS

Teman-teman POK’03 UNS

Teman-teman di Pacitan terima kasih atas bantuannya

Almamater

Page 7: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

vii

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan hidayatNya dan bantuan berbagai pihak, maka penelitian

yang berjudul “PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN

PLYOMETRICS DITINJAU DARI KECEPATAN LARI TERHADAP

PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI” ( Studi Eksperimen Latihan

Berbeban dan Plyometrics Pada Siswa Putra Kelas XI SMK N 2 Pacitan )

Terwujudnya tesis ini melewati proses yang cukup panjang. Berbagai

pihak telah memberikan dorongan, arahan, bimbingan, saran dan bantuan. Semua

ini telah mendukung kelancaran dalam upaya menyelesaikan tesis ini, mulai dari

persiapan penelitian, pelaksanaan eksperimen, analisis sampai penulisan tesis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah

memberikan kesempatan dan bantuan untuk menyelesaikan Pendidikan

Pascasarjana pada Jurusan Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, diantaranya adalah:

1. Prof. Dr. dr. Syamsul Hadi, Sp. K.J. (K), selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pasca sarjana (PPs)

Universitas Sebelas Maret.

3. Prof. Dr. H. Sudjarwo, M.Pd selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan

Program Pasca Sarjana (PPs) Universitas Sebelas Maret Surakarta dan

Pembimbing dalam Penelitian tesis ini.

Page 8: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

viii

4. Dr. dr. Muchsin Doewes. AIFO selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Keolahragaan Program Pasca Sarjana (PPs) Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

5. Prof. Dr. Siswandari, M.Stat selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan dalam menyusun tesis ini.

6. Drs. Sukarni selaku Kepala SMK Negeri 2 Pacitan yang telah memberikan izin

dan menggunakan siswanya sebagai naracoba

7. Bapak dan Ibu tercinta yang telah memberikan perhatian dan dukungan moril

maupun materiil sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis paparkan satu per satu, yang juga telah

banyak membantu dalam penelitian tesis ini.

Semoga amal kebaikan semua berbagai pihak tersebut mendapatkan

imbalan dari Allah SWT, dan diharapkan karya tulis ini bermanfaat bagi pembaca

dan perkembangan ilmu pengetahuan olahraga pada umumnya.

Surakarta, 22 Juli 2010

Hoki Setiyawan

Page 9: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ........................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... iv

MOTTO ........................................................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

ABSTRAK ....................................................................................................... xvi

ABSTRACT ..................................................................................................... xviii

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 9

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 9

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 10

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 10

Page 10: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

x

BAB II. KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori ................................................................................ 12

1. Power Otot Tungkai ....................................................................... 12

a. Macam-macam Power ............................................................... 13

b. Fakto-faktor yang Mempengaruhi Power .................................. 15

c. Hal-hal yang Pelu Diperhatikan dalam Melatih Power ............. 17

d. Dosis Latihan untuk Meningkatkan Power ............................... 19

e. Unsur-unsur Pembebanan Latihan ............................................. 20

f. Peranan Power Otot Tungkai dalam Berbagai Cabang Olahraga 21

2. Latihan ............................................................................................. 23

a. Pengertian Latihan ..................................................................... 23

b. Tujuan Latihan ........................................................................... 24

c. Prinsip-prinsip Latihan .............................................................. 25

d. Pengaruh Latihan ....................................................................... 29

3. Sistem Energi Latihan ...................................................................... 34

a. Sistem Penyediaan Energi ......................................................... 34

b. Karakteristik Umum Sistem Energi .......................................... 37

4. Latihan Berbeban ............................................................................. 37

5. Latihan Plyometrics ......................................................................... 47

a. Pengertian dan Tujuan Latihan Plyometrics ............................. 47

b. Dasar Fisiologis Latihan Plyometrics ....................................... 48

c. Prinsip-prinsip Latihan Plyometrics ........................................... 49

1). Latihan Plyometrics Knee Tuck Jump ........................................ 55

Page 11: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

xi

a. Latihan Pelaksanaan Plyometrics Knee Tuck Jump .................. 55

b. Pengaruh Latihan Knee Tuck Jump ........................................... 56

2). Latihan Plyometrics Squat Jump ................................................. 57

a. Latihan Pelaksanaan Plyometrics Squat Jump ........................... 57

b. Pengaruh Latihan Plyometrics Squat Jump................................ 57

6. Kecepatan ......................................................................................... 60

a. Pengertian Kecepatan ................................................................. 60

b. Pengaruh Kecepatan terhadap Power Otot Tungkai .................. 60

B. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 61

C. Kerangka Pemikiran .................................................................... 63

D. Perumusan Hipotesis ................................................................... 66

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 67

B. Metoda Penelitian ........................................................................ 67

C. Variabel Penelitian ........................................................................ 69

D. Devinisi Operasional Variabel Penelitian ..................................... 69

E. Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 71

a. Populasi ..................................................................................... 71

b. Sampel ....................................................................................... 71

F. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 72

1. Mencari Reliabilita Tes .............................................................. 72

2. Uji Coba Instrumen .................................................................... 73

G. Teknik Analisis Data .................................................................... 74

Page 12: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

xii

1. Uji Prasyarat Analisis ................................................................. 75

2. Uji Hipotesis .............................................................................. 77

3. Uji Rentang Newman-Keuls Setelah ANAVA ........................... 80

4. Hipotesis Statistik ...................................................................... 81

BAB VI. HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Data ........................................................................... 83

B. Pengujian Persyaratan Analisis ................................................. 87

C. Pengujian Hipotesis ................................................................... 89

D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 92

BAB. V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 98

B. Implikasi .................................................................................... 99

C. Saran .......................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 100

LAMPIRAN ..................................................................................................... 104

Page 13: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Sistem Energi Predominan Berdasarkan Waktu Penampilan ................... 36

2. Karakteristik Umum Sistem Energi ........................................................... 37

3. Rancangan Penelitan Faktorial 2 x 2 .......................................................... 68

4. Tabel Koefisien Kategori Reliabilitas ........................................................ 74

5. Satuan Harga untuk Uji Bartlett ................................................................. 76

6. Analisis Variansi Dua Jalur ........................................................................ 77

7. Deskripsi Data Hasil Tes Power Otot Tungkai Tiap Kelompok Berdasarkan

Pengunaan Motode dan Tingkat Kecepatan ............................................... 83

8. Nilai peningkatan nilai power otot tungkai masing-masing sel (kelompok

perlakuan) .................................................................................................... 85

9. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data...................................................... 87

10. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data................................................... 88

11. Ringkasan Nilai Rata-rata Power Otot Tungkai Berdasarkan Jenis

Latihan Berbeban dan Tingkat Kecepatan ……………………………..... 89

12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode Latihan

(A1 dan A2).................................................................................................. 90

13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kecepatan

(B1 dan B2)……………………………..................................................... 90

14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor ......................................… 90

15. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis

Varians ………………………………....................................................... 90

Page 14: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

xiv

16. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor,

A dan B Terhadap Hasil Power otot tungkai.…………………………… 95

17. Grafik Program Latihan ……………………………………………….... 104

18. Anatomi Latihan ....................................................................................... 104

19. Kelompok Treatment Latihan Berbeban Dengan Kecepatan Tinggi......... 112

20. Kelompok Latihan Plyometrics Dengan Kecepatan Tinggi ..................... 112

21. Kelompok Latihan Berbeban Dengan Kecepatan Rendah ....................... 113

22. Kelompok Latihan Plyometrics Dengan Kecepatan Rendah.................... 113

Page 15: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Latihan Squat ............................................................................................. 43

2. Latihan Leg Press ....................................................................................... 45

3. Latihan Plyometrics Knee Tuck Jumps ...................................................... 56

4. Latihan Plyometrics Squat Jump ................................................................ 57

5. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Power Otot

Tungkai Tiap Kelompok Berdasarkan Jenis Latihan dan Tingkat Kecepatan 84

6. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Power Otot Tungkai Tiap Kelompok

Berdasarkan Tingkat Pembebanan Pada Latihan Berbeban dan Tingkat

Kecepatan .................................................................................................... 86

7. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Hasil Power Otot

Tungkai ........................................................................................................ 96

8. Vertical Jump Test ..................................................................................... 106

Page 16: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 104

2. Instrumen Penelitian.............................................................................. 105

3. Program Latihan Berbeban dengan Squat dan Leg Press ................... 108

4. Program plyometrics dengan knee tuck jump dan squat jump ............ 110

5. Data Tes Awal Power Otot Tungkai Pada Siswa kelas XI SMK Negeri

2 Pacitan Jawa Timur Tahun Pelajaran 2009/2010 .............................. 112

6. Data Tes Akhir Power Otot Tungkai Pada Siswa kelas XI SMK Negeri

2 Pacitan Jawa Timur Tahun Pelajaran 2009/2010 .............................. 113

7. Data Tes Kecepatan Pada Siswa Putra kelas XI SMK

Negeri 2 Pacitan Jawa Timur Tahun Pelajaran 2009/2010 .................. 114

8. Rekapitulasi data hasil tes kecepatan dan pengklasifikasian

kategorinya. .......................................................................................... 115

9. Rekapitulasi data hasil tes awal dan tes akhir power otot tungkai,

klasifikasi kecepatan beserta pembagian sampel ke sel-sel. ................ 116

10. Rekapitulasi data tes awal dan tes akhir power otot tungkai pada

kelompok 1 (kelompok latihan berbeban)............................................ 118

11. Rekapitulasi data tes awal dan tes akhir power otot tungkai pada

kelompok 2 (kelompok latihan plyometrics)........................................ 118

12. Uji Reliabilitas Dengan Anava............................................................. 119

13. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes awal loncat tegak 122

14. Tabel kerja untuk menghitung reliabilitas hasil tes akhir loncat tegak 125

Page 17: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

xvii

15. Uji Normalitas Data Dengan Metode Lilliefors ................................... 128

16. Tabel kerja untuk menghitung nilai homogenitas dan Analisis Varians 133

17. Uji Homogenitas Dengan Uji Bartlet ................................................... 135

18. Analisis Varians ................................................................................... 136

19. Uji Rata-Rata Rentang Newman-Keuls ............................................... 137

Page 18: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

xviii

ABSTRAK

HOKI SETIYAWAN. A.120908013. Perbedaan Pengaruh Latihan berbeban

dan Plyometrics Ditinjau dari Kecepatan Lari Terhadap Peningkatan Power

Otot Tungkai (Studi Eksperimen Latihan Berbeban dan Plyometrics Pada

Siswa Putra Kelas XI SMK N 2 Pacitan Tahun Pejaran 2009/2010 ). Tesis:

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli 2010.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Perbedaan pengaruh

latihan berbeban dan latihan plyometrics terhadap peningkatan power otot

tungkai, 2) Perbedaan peningkatan power otot tungkai siswa yang memiliki

kecepatan tinggi dan kecepatan rendah, 3) Pengaruh interaksi antara metode

latihan berbeban dan plyometrics ditinjau dari kecepatan lari terhadap

peningkatan power otot tungkai.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimen

dengan rancangan faktorial 2 x 2. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas

XI SMK N 2 Pacitan Jawa Timur yang berjumlah 70 siswa. Sampel dalam

penelitian ini adalah 40 siswa yang diambil dengan teknik purposive Random

Sampling. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel : variabel

independent yakni latihan berbeban dan latihan plyometrics, variabel atributif

yakni kecepatan lari serta variabel dependent yakni power otot tungkai, Seluruh

data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan pengukuran

terhadap kecepatan dengan menggunakan lari cepat 40 meter serta power otot

tungkai dengan vertical power jumps test. Teknik analisis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah Analisis Varian (ANAVA) dua jalur yang dilanjutkan

dengan uji Rentang Newman Keuls pada taraf signifikansi α = 0,05.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Ada perbedaan pengaruh

yang signifikan latihan berbeban dan latihan plyometrics terhadap peningkatan

power otot tungkai. 2) Ada perbedaan yang signifikan peningkatan power otot

tungkai antara siswa yang memiliki kecepatan tinggi dan siswa yang memiliki

kecepatan rendah. 3) Ada pengaruh interksi yang signifikan antara metode latihan

dan tingkat kecepatan terhadap peningkatan power otot tungkai. Kelompok siswa

yang memiliki kecepatan tinggi lebih tepat jika dilatih dengan latihan plyometrics,

sedangkan kelompok siswa yang memiliki kecepatan rendah lebih baik jika dilatih

dengan latihan beban

Kata kunci : latihan berbeban, plyometrics, kecepatan, power otot tungkai

Page 19: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

xix

ABSTRACT

Hoki Setiyawan. A. 120908013. The Effect Different of Weight Training and

Plyometrics For Speed on the Leg Muscle Power (An Experimental Study on

Weight Training and Plyometrics Of Grade XI Male Student Of SMK N 2 Pacitan

East Java in Academic Year Of 2009/2010). Thesis: Postgraduate Program of

Surakarta. Sebelas Maret University. Juli 2010.

The aims of this research are to find out: 1) The difference effect of

weight training and plyometrics on the leg muscle power, 2) The difference effect

on the leg muscle power between the student having higher speed of leg muscle

and the ones having lower speed of leg muscle, 3) Interaction effect between the

training resistance and the speed on the muscle power.

The method employed in this research was an experimental method

using 2 x 2 factorial design. The Population of research was the male students of

grade XI SMK N 2 Pacitan, as many as 70 studens. The sample of research is 40

students taken using purposive Random Sampling. The Variable of research

consists of two independent variable: training resistance ( weight training and

plyometrics) and speed; one dependent variable: leg muscle power. Entire data

needed in this research was obtained throught test and measurement on the speed

using sprint 40 metre as well as the leg muscle power using vertical power jumps

test. Two-way analysis of variance was used to analysis data followed by

Newman Keul’s interval test.

The result shows that 1) there is significant different effect of training

resistance and plyometrics on the leg muscle power. 2) There is significant

difference of leg muscle power between the students having higher speed of leg

muscle and the ones having lower speed of leg muscle. 3) There is significant

interaction effect between the training resistance and the speed level with on the

result of leg muscle power. The group of students having higher speed of leg

muscle is more suitable to be coached using the plyometrics, while the group of

students having lower speed of leg muscle is better to be coached using weight

training.

Keyword : Weight training, plyometrics, speed, leg muscle power

Page 20: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini peranan olahraga bagi bangsa Indonesia menjadi sangat

penting. Melalui olahraga pada umumnya dan prestasi yang tinggi di bidang

olahraga pada khususnya dapat membangkitkan rasa kebangsaan nasional. Selain

itu olahraga dapat membawa kehormatan dan kebanggaan suatu bangsa.

Prestasi disemua cabang olahraga perlu ditingkatkan dan mendapatkan

perhatian yang sungguh-sungguh. Salah satu unsur penting yang harus disertakan

dalam upaya pembinaan adalah pembinaan dalam kondisi fisik, mengingat bahwa

olahraga melibatkan komponen jasmani dan rohani. Faktor yang paling dominan

adalah jasmani atau yang lebih dikenal dengan istilah badan. Dalam hal ini M.

Sajoto (1995: 8) menyatakan bahwa, “kondisi fisik adalah satu prasyarat yang

sangat diperlukan dalam usaha meningkatkan prestasi seorang atlet”. Adapun

dalam upaya pembinaan kondisi fisik adalah dengan peningkatan unsur-unsur

kondisi fisik yang meliputi :kekuatan, kecepatan, daya tahan, kelincahan,

kelentukan, keseimbangan, dan koordinasi.

Tungkai merupakan anggota tubuh yang dominan karena berfungsi

sebagai penopang berat badan dan menjadi tumpuan pada saat melakukan

aktifitas seperti melompat, berjalan, berlari dan sebagainya. Setiap individu

mempunyai kekuatan otot tungkai yang berbeda-beda. Adapun kekuatan itu

sendiri menurut kebutuhannya dapat dibedakan menjadi :kekuatan maksimal

Page 21: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

2

(maximal strength), kekuatan daya ledak (explosive power), dan kekuatan daya

tahan (power endurance) Bompa, D.Tudor (1993:23-25).

Peningkatan power otot tungkai tidak dapat dicapai dengan spekulatif,

tetapi harus melalui latihan secara intensif dengan pola latihan yang tepat. Pola

latihan yang tepat, dalam artian tepat sasaran dan tepat ukuran sehingga

menjadikan power otot tungkai seseorang akan berkembang secara baik. Latihan

ini tentunya harus bersifat khusus, yaitu khusus mengembangkan komponen yang

diperlukan dalam mengembangkan power otot tungkai.

Power otot tungkai dapat ditingkatkan dengan berbagai cara, salah satunya

adalah latihan resistence. Dalam hal ini Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin

(1993:108) mengemukakan bahwa, “latihan resistence adalah latihan dimana

seorang atlet harus mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban, baik itu

badan atlet itu sendiri maupun bobot dari luar (external resistence)”.

Latihan berbeban dan plyometrics merupakan metode yang bisa digunakan

dalam penerapan latihan resistence. Kedua metode latihan tersebut ditinjau dari

segi kecepatan lari, belum diketahui mana yang lebih efektif dalam meningkatkan

power otot tungkai. Hal ini dikarenakan setiap individu mempunyai karakteristik

yang berbeda dengan kelompok lain. Menurut Suharno HP. (1993:33)

mendefinisikan power sebagai, “Kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot

untuk mengatasi tahanan sebagai beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu

gerakan yang utuh”. Kemudian lebih lanjut dijelaskan bahwa power otot tungkai

merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai dalam mengatasi

tahanan beban atau dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

Page 22: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

3

Latihan berbeban adalah suatu latihan yang menggunakan beban, baik

latihan secara isometrik, secara isotonik maupun secara isokinetik. Latihan ini

dilakukan dengan menggunakan beban berupa alat maupun berat badan atlet.

Latihan berbeban adalah suatu cara penerapan prosedur tertentu secara sistematis

pada berbagai otot tubuh. Pada program latihan beban ini dalam pelaksanaannya

menggunakan alat-alat berupa barbell atau beban yang telah dikombinasikan

menjadi alat khusus untuk latihan beban (weight training)

Latihan fisik atau olahraga telah diketahui sebagai salah satu cara untuk

memelihara dan meningkatkan kesegaran jasmani. Salah satu latihan fisik yang

sering dilakukan adalah latihan kekuatan menggunakan beban (weight training).

Latihan berbeban merupakan latihan dengan menggunakan suatu beban untuk

meningkatkan kekuatan terutama kekuatan otot. Jenis dari latihan beban memiliki

manfaat yang berbeda pada jenis otot yang akan dilatih. Latihan berbeban

biasanya untuk meningkatkan kekuatan otot dada, otot perut, otot lengan dan otot

tungkai. Berkaitan dengan peningkatan kekuatan otot, penelitian ini akan

mengkaji dan meneliti cara untuk meningkatkan power otot tungkai dengan

latihan beban.

Latihan dilakukan untuk meningkatkan power otot tungkai harus pula

ditujukan pada otot-otot tungkai secara khusus. Bentuk gerakan latihan yang

digunakan dalam penelitian ini adalah squat dan legg pres. Bentuk latihan tersebut

dipilih karena latihan tersebut melibatkan otot-otot yang terlibat dalam power otot

tungkai

Page 23: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

4

Peningkatan power otot tungkai tidak dapat dicapai dengan spekulatif,

tetapi harus melalui latihan secara intensif dengan pola latihan yang tepat. Pola

latihan yang tepat, dalam artian tepat sasaran dan tepat ukuran sehingga

menjadikan power otot tungkai seseorang akan berkembang secara baik. Latihan

ini tentunya harus bersifat khusus, yaitu khusus mengembangkan komponen yang

diperlukan dalam mengembangkan power otot tungkai.

Latihan plyometrics merupakan metode yang bisa digunakan dalam

penerapan latihan kekuatan. Menurut Suharno HP. (1993:33) mendefinisikan

power sebagai, “Kemampuan sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi

tahanan sebagai beban dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh”.

Kemudian lebih lanjut dijelaskan bahwa power otot tungkai merupakan

kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai dalam mengatasi tahanan beban

atau dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh.

Latihan plyometrics berusaha untuk menggunakan berat badan itu sendiri

atau menggunakan beberapa alat untuk meningkatkan rangsang latihan Pelatihan

plyometrics menggunakan kekuatan gaya berat untuk meningkatkan energi

elastik yang tersimpan di otot selama konstraksi eksentrik (masa persiapan) dari

suatu kegiatan. Beberapa energi yang disimpan itu kemudian dilepaskan pada

saat konstraksi konsentris (masa pelepasan) yang menyusul dengan segera.

Energi simpanan ini memudahkan gerakan meninggi atau melompat.

Pelatihan plyometrics digunakan untuk melatih aspek yang eksentris dari kerja

otot. Disamping itu latihan plyometrics membantu mengembangkan seluruh

Page 24: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

5

sistem neuro muskuler untuk gerakan-gerakan power, tidak hanya jaringan yang

berkonstraksi.

Latihan-latihan plyometrics diperkirakan menstimulasi berbagai

perubahan dalam neuromuskuler, memperbesar kemampuan kelompok-

kelompok otot untuk memberikan respon lebih cepat dan lebih kuat terhadap

perubahan-perubahan yang ringan dan cepat pada panjangnya otot. Salah satu

ciri penting latihan plyometrics tampaknya adalah pengkondisian sistem

neuromuskuler sehingga memungkinan adanya perubahan-perubahan arah yang

lebih cepat dan lebih kuat, misalnya dari gerakan turun naik pada lompatan dan

gerakan kaki arah anterior dan kemudian arah posterior pada waktu lari. Dengan

mengurangi waktu yang diperlukan untuk perubahan arah ini, maka kekuatan

dan kecepatan dapat ditingkatkan.

Pada dasarnya latihan plyometrics adalah gerakan dari rangsang

peregangan otot secara mendadak supaya terjadi kontraksi yang lebih kuat.

Latihan tersebut dapat menghasilkan peningkatan daya ledak kekuatan otot

kontraksi. Daya ledak dan kekuatan kontraksi otot merupakan cermin

peningkatan adaptasi fungsional neuromuskuler. Peningkatan kontraksi otot

merupakan perbaikan fungsi refleks peregangan dari muscle spindle.

Latihan plyometris lebih ditekankan pada pengembangan power. Power

Sendiri diartikan sebagai kekuatan dan frekuensi atau kekuatan yang terbagi

dengan waktu, maka beban lebih dan temporal harus diberikan. Mengacu pada

permasalahan diatas latihan plyometrics merupakan hal yang penting untuk

diperhatikan. Program latihan plyometrics harus diberikan beban lebih, temporal

Page 25: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

6

dan spesial. Beban lebih yang tepat ditentukan dengan mengontrol ketinggian

turun atau jatuhnya atlet, beban yang digunakan dan jarak tempuh. Beban lebih

yang tidak tepat menggangggu keefektifan latihan atau bahkan menyebabkan

cidera. Jadi dengan menggunakan beban yang melampaui tuntutan beban yang

resestif dari gerakan-gerakan plyometrics tertentu dapat meningkatkan kekuatan

tetapi tidak selalu meningkatkan power eksplosif. Beban lebih resestif pada

kebanyakan latihan plyometrics adalah berupa gaya momentum dari gravitasi

dengan menggunakan beban berat tubuh. Bicara masalah momentum hasil kali

masa dan kecepatan suatu benda yang jatuh semakin tinggi akan semakin cepat,

sehingga momentumnya akan semakin besar.

Untuk meningkatkan power dapat melalui latihan plyometrics. Adapun

bentuk-bentuk latihan plyometrics adalah :melangkah, melompat, melayang,

melompat dengan satu kaki, meloncat dengan menempuh jarak, skiping

mengayun, dan memutar (Bompa, 1994 :77) Beberapa bentuk latihan

plyometrics yang dapat digunakan untuk meningkatkan daya ledak anggota

gerak bawah adalah “bounds, hops, jumps,leaps, skips, ricochets, jumping-in

place, standing jums, multiple hop and jums, box drill, bounding dan dept jump”.

(Radeliffe,J.C., Farentinos,R.C :1985; Chu: 1992)

Tungkai merupakan anggota tubuh yang dominan karena berfungsi

sebagai penopang berat badan dan menjadi tumpuan pada saat melakukan

aktifitas seperti melompat, berjalan berlari dan sebagainya. Otot tungkai dipakai

sebagai tumpuan dan tolakan didalam lompat jauh. Setiap individu mempunyai

kekuatan otot tungkai yang berbeda-beda, adapun kekuatan itu sendiri menurut

Page 26: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

7

kebutuhannya dapat dibedakan menjadi :kekuatan maksimal (maximal strength),

kekuatan daya ledak (explosive power) dan kekuatan daya tahan (power

endurance).

Berdasarkan bentuk latihan plyometrics anggota gerak bawah, latihan

untuk meningkatkan power otot tungkai dapat dilakukan dengan gerakan

melompat-lompat, baik tanpa alat maupun dengan alat. Hal ini dikarenakan,

latihan plyometrics menbacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan

kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang

cepat dan dinamis atau peregangan otot-otot yang terlibat. Bentuk latihan

plyometrics yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah knee tuck jump dan

squat jump

Berdasarkan pengamatan peneliti selama mengamati siswa khususnya

putra saat pelajaran olahraga khususnya Atletik, banyak siswa yang mengalami

kesulitan mengikuti materi pelajaran khususnya untuk nomor lari, lompat

maupun lempar. Banyak faktor yang menjadi penyebab ketidak berhasilan siswa

dalam menempuh pelajaran tersebut, diantaranya adalah kemampuan fisik siswa

yang belum optimal, serta pendekatan latihan yang tidak sesuai dengan nomor-

nomor yang ada dalam cabang atletik. Salah satu kemampuan fisik yang

dominan dalam nomor-nomor tersebut adalah power otot tungkai, karena hampir

semua nomor cabang ini membutuhkan power otot tungkai.

Kekuatan otot tungkai merupakan faktor penting untuk meningkatkan

power anggota gerak bawah. Otot-otot tungkai yang baik (kuat) akan membantu

penampilan atlet dalam melakukan gerakan plyometrics. Karena gerakan

Page 27: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

8

membutuhkan kekuatan dan kecepatan gerak dari otot-otot yang terlibat.

Radcliffe,J.C., Farentinos,R.C (1985 :4) mengemukakan “setiap keterampilan

olahraga yang menuntut power, yaitu kombinasi atau perpaduan antara kekuatan

dan kecepatan, dapat memperoleh manfaat dari latihan plyometrics”.

Berdasarkan latar belakang diatas perlu adanya penelitian dengan

menggunakan metode latihan berbeban dan latihan plyometrics serta pengaruhnya

terhadap power otot, yang selanjutnya akan dikembangkan model dengan judul

” Perbedaan Pengaruh Latihan Berbeban dan plyometrics Ditinjau dari kecepatan

Lari Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai (Studi eksperimen latihan

berbeban dan plyometrics pada siswa putra kelas XI SMK N 2 Pacitan Tahun

Pelajaran 2009/2010

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, masalah

dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa saja yang berpengaruhi terhadap peningkatan power otot

tungkai .

2. Sejauh mana peranan metode latihan yang diterapkan terhadap hasil latihan

3. Metode latihan berbeban dan plyometrics yang paling tepat yang dapat

digunakan untuk meningkatkan power otot tungkai.

4. Belum diketahui pengaruh kecepatan lari terhadap peningkatkan power otot

tungkai

Page 28: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

9

5. Penerapan metode latihan berbeban dan plyometrics dengan kecepatan lari

berpengaruh terhadap peningkatan power otot tungkai siswa putra kelas XI

SMK N 2 Pacitan Tahun Pelajaran 2009/2010.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang salah dalam penelitian ini, maka

perlu adanya pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Metode latihan yang tepat untuk peningkatan power otot tungkai.

2. Pengaruh kecepatan lari terhadap peningkatan power otot tungkai siswa putra

kelas XI SMK N 2 Pacitan Tahun Pelajaran 2009/2010

3. Pengaruh metode latihan dan tinggi rendahnya kecepatan lari terhadap

peningkatan power otot tungkai pada siswa putra kelas XI SMK N 2 Pacitan

Tahun Pelajaran 2009/2010

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah, maka

masalah yang ada dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Adakah perbedaan pengaruh latihan berbeban dan latihan plyometrics

terhadap peningkatan power otot tungkai ?

2. Adakah perbedaan peningkatan power otot tungkai antara siswa yang

memiliki kecepatan lari tinggi dan siswa yang memiliki kecepatan lari

rendah?

Page 29: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

10

3. Adakah pengaruh interaksi metode latihan dan kecepatan lari terhadap

peningkatan power otot tungkai?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui :

1. Perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics terhadap peningkatan

power otot tungkai

2. Perbedaan pengaruh antara kecepatan lari tinggi dan kecepatan lari rendah

terhadap peningkatan power otot tungkai

3. Pengaruh interaksi metode latihan berbeban dan plyometrics dengan

kecepatan lari terhadap peningkatan power otot tungkai.

F. Manfaat Penellitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut

1. Memberikan sumbangan pengetahuan kepada pengajar, pembina maupun

pelatih cabang olahraga tentang pentingnya memilih dan menggunakan

metode latihan yang tepat dalam meningkatkan power otot tungkai.

2. Memberikan sumbangan pengetahuan kepada pengajar, pembina maupun

pelatih cabang olahraga, dalam merancang variasi metode latihan khususnya

latihan untuk meningkatkan power otot tungkai

3. Dapat dijadikan pedoman untuk menentukan dan memilih metode latihan

tahanan yang lebih baik dan efektif untuk meningkatkan power otot tungkai.

Page 30: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

11

4. Dapat dijadikan bahan referensi khususnya bagi pembina dan pelatih cabang

olahraga dalam menerapkan metode latihan, sehingga akan lebih efektif dan

efisien.

Page 31: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

12

BAB II

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

A. Kajian Teori

1. Power Otot Tungkai

Pada saat melakukan aktivitas olahraga, pengertian daya ledak atau power

biasanya mengacu pada kemampuan seseorang dalam melakukan kekuatan

maksimal dengan usaha yang dikerahkan dalam waktu yang sependek-pendeknya.

Menurut Suharno HP. (1993:33) mendefinisikan power sebagai “ Kemampuan

sebuah otot atau segerombolan otot untuk mengatasi tahanan sebagai beban

dengan kecepatan tinggi dalam suatu gerakan yang utuh”. Berkaitan dengan

power , M.Sajoto (1995 : 17) menyatakan bahwa, ”Daya ledak otot atau muscular

power adalah kemampuan seseorang untuk melakukan kekuatan maksimum,

dengan usaha yang dikerjakan dalam waktu yang sependek-pendeknya. Dalam hal

ini dinyatakan bahwa daya ledak otot adalah hasil perkalian antara kekuatan dan

kecepatan”. Hal senada dikemukakan oleh Sugiyanto & Sudjarwo (1992 : 21)

bahwa, ”Power atau daya ledak eksplosif adalah kualitas yang memungkinkan

kerja otot atau sekelompok otot untuk menghasilkan kerja fisik yang eksplosif.

Eksplosif Power ditentukan oleh kekuatan otot dan kecepatan rangsangan syaraf

serta kecepatan kontraksi”. Seperti yang dikemukakan Nossek (1982 : 46-48)

bahwa ”Power adalah kemampuan seseorang untuk mengatasi tahanan dengan

suatu kecepatan kontraksi otot”. Sedangkan menurut Harsono (1988 : 200)

”Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam

waktu yang sangat cepat”.

Page 32: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

13

Berbagai cabang olahraga memerlukan power dalam penampilannya,

terutama cabang-cabang olahraga yang membutuhkan ketangkasan dan kecepatan

dalam bereaksi, sebagai contoh: cabang olahraga atletik, hampir semua nomor

dalam cabang ini memerlukan power, mulai dari nomor lari, lompat maupun

lempar dan berbagai cabang olahraga permainan. Power otot tungkai memegang

peranan penting dan kontribusi yang sangat besar terhadap tercapainya suatu

prestasi dalam berbagai cabang olahraga terutama untuk cabang-cabang olahraga

yang didalamnya terdapat gerakan-gerakan melompat, meloncat, menendang dan

gerakan-gerakan lain yang melibatkan kerja otot tungkai yang dikerahkan secara

meksimal dalam waktu yang singkat

Berdasarkan batasan atau definisi di atas dapat ditarik suatu kesimpulan

bahwa power pada dasarnya adalah kemampuan seseorang untuk mengerahkan

kekuatan secara maksimal dalam waktu yang sependek-pendeknya atau sesingkat-

singkatnya. Dari hal tersebut dapat dirumuskan bahwa power otot tungkai

merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot tungkai dalam mengatasi

tahanan beban atau dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Power

otot tungkai adalah kemampuan otot tungkai untuk melakukan kerja atau gerakan

secara eksplosif yang melibatkan otot otot tungkai sebagai penggerak utama.

a. Macam-macam Power

Berdasarkan jenisnya power dibedakan menjadi dua macam, Bompa (1990

: 285) mengemukakan bahwa ”Power dibedakan dalam dua bentuk yakni power

acyclici dan power cyclic”. Pembedaan jenis power ini dilihat dari segi

Page 33: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

14

kesesuaian jenis latihan atau ketrampilan gerak. Dalam kegiatan olahraga power

asiklik dan siklik dapat dikenali dari peranannya pada suatu cabang olahraga.

Istilah asiklik yang melekat pada power merupakan atribut gerak fisik

yang ditilik dari struktur dan fungsi ketrampilan gerak dalam olahraga. Asiklik

sendiri berarti satu ketrampilan yang berbentuk dari gerak yang terus menerus

berubah tanpa ada kemiripan gerak dengan yang lainnya. Sedangkan siklik adalah

kebalikannya yang berarti satu ketrampilan yang terdiri atas gerak yang diulang

secara terus menerus

Cabang-cabang olahraga yang memerlukan power asiklik secara dominan

adalah cabang olahraga yang dalam penampilannya terdapat gerakan melempar,

menolak dan melompat seperti cabang atletik, unsur-unsur geraka pada senam,

loncat indah dan permainan. Peran power asiklik dalam permainan akan sangat

tampak pada gerakan smash dan block pada permainan bolavoli, slam-dunk dan

jump-shot pada bola basket, jump smash pada permainan bulutangkis dan lainya

sebagainya. Sedangkan power siklik lebih dominan untuk cabang olahraga yang

dalam aktivitasnya terdapat gerak maju seluruh badan seperti lari cepat, dayung,

renang, bersepeda dan sejenisnya.

Besarnya power seseorang dapat dinyatakan kerja per unit waktu dengan

rumus :

P = t

FxD = P =

t

Work (Fox,EL,Bower,R.W.,Fose M.L 1988 : 11)

Keterangan :

P = power, F = Force, D = Disatance, t = time

Page 34: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

15

Dari rumus tersebut diatas menyatakan bahwa power menghasilkan suatu

momentum, dan momentum ini merupakan tenaga untuk menghasilkan gerakan

yang kuat dan cepat. Jadi power merupakan performa fungsi kerja otot maksimal

dibagi satuan waktu.

Besarnya power otot tungkai yang diperlukan pada masing-masing cabang

tentunya berbeda-beda, tergantung seberapa besar keterlibatan power otot tungkai

dalam sebuah permainan atau cabang olahraga tersebut. Power otot tungkai yang

diperlukan untuk cabang bolavoli, tentunya berbeda dengan yang diperlukan

untuk cabang sepakbola dan akan berbeda pula dengan cabang olahraga atletik

untuk cabang lempar dan sebagainya. Oleh karena itu sangat penting bagi seorang

pengajar, atlet maupun pelatih untuk mengetahui dan dapat menentukan jenis dan

model latihan yang tepat untuk mengembangkan power otot tungkai yang

dimilikinya.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Power

Power atau daya ledak merupakan gabungan antara dua kemampuan yaitu

kekuatan dan kecepatan. Power akan berpengaruh dalam suatu aktivitas olahraga

yang membutuhkan gerakan-gerakan yang eksplosif. Kekuatan dan kecepatan

yang dikombinasikan akan berperan penting dalam berbagai keterampilan

olahraga. Berkenaan dengan itu, dalam rangka melakukan pembinaan dan

peningkatan prestasi dalam olahraga, power otot yang dimiliki oleh atlet dalam

pembinaan fisik di usia dini perlu ditingkatkan.

Page 35: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

16

Dalam upaya meningkatkan power otot yang dimiliki oleh para siswa

dengan tepat, pelatih atau guru olahraga perlu memahami hal-hal mengenai seluk

beluk power otot. Dalam menghasilkan power otot yang baik banyak faktor yang

turut menentukan. Suharno HP. (1993:38) menjelaskan bahwa faktor-faktor

penentu power adalah :

1) Banyak sedikitnya macam fibril otot putih (phasic) dari atlet.

2) Kekuatan dan kecepatan otot Rumus P = F x V

P = Power F = Force V = Velocity (kecepatan)

3) Waktu rangsangan dibatasi secara konkrit lamanya.

4) Koordinasi gerakan yang harmonis.

5) Tergantung banyak sedikitnya zat kimia dalam otot (ATP)

Selanjutnya Bucher seperti yang dikutip Harsono (1988:200) menyatakan

bahwa :

Seorang individu yang mempunyai power adalah orang yang mempunyai :

1) A high degree muscular strength,

2) A high degree of speed,

3) A high degree of skill in in intergrating speed and muscular strength

Faktor utama yang menjadi dasar dari power otot adalah kekuatan dan

kecepatan. Oleh karena itu segala hal yang mempengaruhi kekuatan dan

kecepatan, juga akan berpengaruh terhadap power otot. Disamping unsur

kecepatan dan kekuatan, power juga dipengruhi oleh teknik dan koordinasi

gerakan. Dengan teknik dan koordinasi yang baik, maka akan memungkinkan

gerakan yang dilakukan akan menjadi lebih cepat dan eksplosif.

Page 36: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

17

Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa power otot dipengaruhi oleh

kecepatan, kekuatan, keterampilan serta koordinasi gerakan. Disamping itu power

juga dipengaruhi oleh serabut otot yang dimiliki. Serabut otot tersebut merupakan

faktor bawaan. Jenis serabut otot yang dimiliki oleh atlet sejak lahir pada dasarnya

ada dua macam yaitu “serabut otot cepat dan serabut otot lambat” (Sadoso

sumosardjuno, 1994:15). Serabut otot cepat merupakan serabut otot putih,

sedangkan serabut otot lambat merupakan serabut otot merah.

Setiap atlet atau siswa memiliki kecenderungan jenis serabut otot yang

berbeda. Jika jenis serabut otot yang dimiliki atlet cenderung serabut otot putih,

maka atlet tersebut berbakat untuk gerakan-gerakan yang memerlukan

kemampuan fisik dengan waktu kontraksi pendek seperti, kecepatan power dan

kekuatan. Sebaliknya jika jenis serabut otot yang dimiliki atlet cenderung serabut

otot merah, maka atlet tersebut berbakat untuk gerakan-gerakan yang memerlukan

waktu kontraksi yang relatif lama atau daya tahan.

c. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melatih Power

Dalam melatih dan mengembangkan power otot tungkai, ada beberapa

hal yang harus diperhatikan salah satu diantaranya proses terbentuknya power.

Power merupakan perpaduan antara kekuatan dan kecepatan, maka latihan

yang diterapkan harus mempunyai ciri-ciri latihan explosif power. Ciri-ciri

latihan tersebut menurut Suharno HP (1993 : 59) antara lain :

a) Melawan beban relatif ringan yaitu dengan berat badan sendiri, atau dapat

pula dengan tambahan beban luar yang ringan.

b) Gerakan latihan aktif, dinamis dan cepat

c) Gerakannya merupakan satu gerakan yang singkat, serasi dan utuh

Page 37: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

18

d) Bentuk gerakan bisa cyclic maupun acyclic

e) Intensitas kerja submaksimal atau maksimal

Pendapat tersebut menunjukkan bahwa ciri-ciri latihan untuk

mengembangkan power adalah beban latihan ringan dengan gerakan yang

aktif dinamis, cepat, singkat dan serasi serta utuh, gerakannya dapat berbentuk

cyclic dan acyclic dengan intensitas submaksimal dan maksimal

Selain ciri-ciri tersebut, ada bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam

melatih power diantaranya adalah perlunya pemanasan. Lebih lanjut Suharno

(1993 : 61) menambahkan bahwa masalah-masalah yang perlu diperhatikan

dalam meliatih power diantaranya adalah ”Pemanasan badan sebelum masuk

kelatihan inti harus cukup baik untuk menghindari cedera dan kesiapan kerja

otot, gerakan-gerakan dalam latihan angkat besi harus benar dan teliti, sesuai

dengan tujuan pengembangan otot yang ingin ditingkatkan kualitasnya”.

Latihan yang benar terlebih dahulu harus diawali dengan peregangan otot

skelet dan ligamen, kemudian dilanjutkan dengan pemanasan dan diakhiri

dengan pendinginan. Peregangan bertujuan agar unsur kelentukan tetap terjaga

dan untuk mencegah cedera, sedangkan pemanasan bertujuan untuk

meningkatkan suhu tubuh yang selanjutnya akan membantu kelancaran

sirkulasi darah, meningkatkan penyaluran oksigen dan pertukaran zat.

Demikian pula dalam pelaksanaan penelitian ini. Treatment dilakukan sesuai

dengan prosedur pelatihan dan dilaksanakan dalam tiga bagian yaitu

pemanasan selama kurang lebih 15 menit, dilanjutkan dengan latihan inti

berkisar 90 menit kemudian diakhiri dengan penutup atau penenangan selama

kurang lebih 10 menit

Page 38: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

19

Berdasarkan ciri-ciri latihan tersebut diatas, maka bentuk latihan untuk

meningkatkan power otot tungkai adalah latihan dengan beban ringan,

gerakanya aktif dinamis, cepat, serasi dan utuh gerakannya dapat berbentuk

cyclic dan acyclic, intensitas submaksimal dan maksimal. Beberapa metode

latihan yang sesuai dengan ciri-ciri tersebut diatas diantaranya adalah dengan

latihan berbeban (ketrampilan gerak asiklis), seperti yang dikemukakan

Suharno HP (1993 : 59) bahwa untuk mengembangkan power ”dapat

digunakan metode weight training, interval training, dan repetition training”

dan latihan plyometrics (ketrampilan gerak kombinasi asiklis) (Redciffe,J.C.,

Farentinos, R.C. 1985 : 5). Sehingga dalam penelitian ini akan dikaji lebih

lanjut mengenai pengaruh latihan berbeban dan latihan plyometrics terhadap

power otot tungkai.

Alasan yang digunakan berkaitan dengan metode latihan tahanan

adalah seperti yang telah diuraikan diatas. Demikian pula dengan bentuk

latihannya, masing-masing metode latihan terdiri dari 2 macam jenis latihan.

Untuk latihan berbeban, bentuk latihannya squat dan leg pres, sedangkan

untuk latihan plyometrics dengan knee tuck jump dan squat jump. Pemilihan

jenis latihan tersebut, sesuai dengan prinsip-prinsip dan tujuan latihan dalam

penelitian.

d. Dosis Latihan untuk Meningkatkan Power

Power berhubungan erat dengan kekuatan dan kecepatan, kontraksi

otot dinamis dan eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot

Page 39: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

20

maksimum dalam satu durasi waktu yang pendek. Harre (1982) menyatakan

bahwa ”untuk meningkatkan power atau daya ledak diperlukan peningkatan

kekuatan dan kecepatan secara bersama-sama, sehingga bila seseorang dilatih

kecepatan secara khusus, maka kemampuan power akan meningkat’.

Pemberian latihan harus direncanakan, disusun dan diprogram dengan

baik sehingga tujuan dapat tercapai. Dosis beban latihan merupakan

komponen yang sangat penting, yang harus diperhitungkan dengan cermat

dalam menyusun program latihan.

e. Unsur-unsur Pembebanan Latihan

Unsur-unsur pembebanan yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan

latihan menurut M.Sajoto (1995 : 33-35) diantaranya adalah ”1) jumlah beban,

2) Repetisi dan set, 3) Frekuensi dan lamanya latihan”

Beberapa pendapat berkaitan dengan dosis latihan untuk meningkatkan

power atau daya ledak. Menurut Nossek (1982 : 80) sebagai berikut ”beban

latihan 50% - 75% dari maksimal, repetisi 6-10, set 4-6, dan istirahat antar set

3-5 menit dan irama angkatan cepat, sedangkan menurut Harre (1982 : 81)

”beban latihan 30% - 50% dari maksimal, repetisi 6 – 10, set 4 – 6, istirahat

antar set 2 – 5 menit dan irama angkatan cepat”. Dan dosis untuk latihan

plyometrics menurut Bompa (1994 : 44) adalah dengan ”intensitas

submaksimal, dengan jumlah repetisis 3-25, jumlah setnya 5-15 dan dengan

istirahat antar set 3-5 menit”. Hal ini sesuai dengan pendapat Pyke (1991),

bahwa dalam melatih power atau daya ledak, besarnya beban latihan sangat

Page 40: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

21

penting, prinsipnya beban latihan tidak boleh terlalu berat sehingga dapat

digerakkan dalam jumlah yang sangat dan cepat

Mengenai berat latihan Moeloek & Arjatmo Tjokronagara (1984 ;12-

15) menyatakan bahwa ”berat pelatihan dapat diberikan dengan berbagai cara,

antara lain dengan meningkatkan frekuensi pelatihan, jumlah pelatihan,

macam pelatihan, ulangan (repetition), dalam suatu bentuk pelatihan, berat

badan, kesukaran dalam suatu pelatihan dan memperpendek interval

pelatihan”. Dari pendapat tersebut diatas, jelas bahwa beban latihan dapat

ditingkatkan dengan cara meningkatkan frekuensi latihan, meningkatkan

intensitas latihan, meningkatkan program latihan maupun memodifikasi

berbagai komponen dalam pelatihan, sehingga pelatih mempunyai kebebasan

untuk berkreasi dalam melakukan pelatihan.

Sebelum penelitian ini dilaksanakan terlebih dahulu beban yang akan

diberikan disamakan, yaitu dengan intensitas latihan 50% - 75%, repetisi 10

kali, set 4-6, dan recovery 3-5 menit. Tujuan menyamakan beban yang

diterima sampel sehingga dosis yang digunakan untuk kedua metode tersebut

dari awal penelitian betul-betul merupakan sebuah keadaan yang seimbang

f. Peranan Power Otot Tungkai Dalam Berbagai Cabang Olahraga

Power otot tungkai memuliki peranan yang sangat penting hampir

disemua cabang olahraga. Mulai dari atletik sampai dengan berbagai cabang

olahraga permainan baik olahraga individu maupun beregu, power otot tungkai

mempunyai kontribusi yang sangat besar terhadap tercapainya sebuah prestasi.

Page 41: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

22

Berdasarkan jenis power dibedakan menjadi dua macam, Bompa

(1990 : 285) mengemukakan bahwa ”power dibedakan dalam dua bentuk

yakni power acyclic dan power cyclic”. Perbedaan jenis power ini dilihat dari

segi kesesuaian jenis latihan atau ketrampilan gerak. Dalam kegiatan olahraga

power asiklik dan siklik dapat dikenali dari peranannya pada suatu cabang

olahraga. Cabang-cabang olahraga yang memerlukan power asiklik secara

dominan adalah cabang olahraga yang dalam penampilannya terdapat gerakan

melempar, menolak dan melompat seperti pada cabang atletik, unsur-unsur

gerakan pada senam, loncat indah dan permainan. Sedangkan power siklik

lebih dominan untuk cabang olahraga yang aktivitasnya terdapat gerakan maju

seluruh badan seperti lari cepat, dayung, renang, bersepeda dan sejenisnya.

Besarnya power otot tungkai yang diperlukn pada masing-masing cabang

tentunya berbeda-beda, tergantung seberapa besar keterlibatan power otot

tungkai dalam sebuah permainan atau cabang olahraga tersebut. Power otot

tungkai yang diperlukan untuk cabang bolavoli, tentunya berbeda dengan yang

diperlukan untuk cabang sepakbola dan akan berbeda pula dengan cabang

olahraga atletik untuk nomor lempar dan sebagainya. Oleh karena itu sangat

penting bagi seorang pengajar, atlet maupun pelatih untuk mengetahui dan

dapat menentukan jenis dan model latihan yang paling tepat untuk

mengembangkan power otot tungkai yang dimilikinya

Page 42: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

23

2. Latihan

a. Pengertian Latihan

Latihan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan fisik, teknik, taktik, dan mental dalam upaya untuk meningkatkan

pencapaian prestasi. Untuk mencapai prestasi yang setinggi-tingginya dalam

olahraga, atlet harus melaksanakan latihan secara intensif.

Menurut A. Hamidsyah Noer (1995:90) yang dimaksud dengan latihan

adalah : “Suatu proses yang sistematis daripada berlatih atau bekerja yang

dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban latihan

untuk mencapai tujuan”. Hal senada disampaikan Mulyono B (1992:21) yang

menyatakan bahwa :

Latihan adalah proses kerja yang dilakukan secara sistematis, kontinyu,

dimana beban latihan dan intensitas latihan makin hari makin bertambah, yang

pada akhirnya akan memberikan rangsangan secara menyeluruh terhadap tubuh

dan bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fisik dan mental secara bersama-

sama.

Adapun menurut Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1996:126) “

Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih yang dilakukan secara

berulang-ulang, dengan kian hari kian menambah jumlah beban latihan serta

intensitas latihannya”.

Ketiga teori tentang latihan tersebut diatas memiliki pengertian yang sama.

Dari uraian diatas dapat dirumuskan bahwa latihan adalah suatu aktivitas olahraga

yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan peningkatan beban

Page 43: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

24

secara bertahap dan berkelanjutan yang dilakukan tertentu untuk mencapai tujuan

yaitu untuk meningkatkan prestasi olahraga.

b. Tujuan Latihan

Upaya peningkatan prestasi di bidang olahraga mutlak memerlukan

latihan. Proses latihan dilakukan secara sistematis, teratur dan kontinyu dengan

program yang baik. Latihan memegang peranan penting dalam upaya pencapaian

prestasi olahraga secara optimal.

Tujuan serta sasaran utama dari latihan olahraga menurut A.Hamidsyah

Noer (1995:90) adalah “Untuk membantu para atlet dalam meningkatkan

keterampilan dan pencapaian prestasi semaksimal mungkin, disamping untuk

menjaga stabilitas derajat kesehatan dan kesegaran jasmani atlet”. Sedangkan

tujuan utama latihan dalam olahraga menurut Harsono (1988:100) adalah untuk

membantu atlet meningkatkan keterampilan dan prestasinya semaksimal

mungkin”.

Jadi, tujuan akhir dalam pelaksanaan latihan adalah pencapaian prestasi

yang semaksimal mungkin dalam olah raga. Untuk dapat mencapai hal tersebut

mutlak diperlukan kemampuan fisik dengan tingkatan fitness yang tinggi. Sebab

hanya dengan kemampuan fisik seperti itulah, seorang atlet akan dapat tampil

prima dalam penampilam olahraganya. Dengan penampilan yang prima akan

dapat memungkinkan pencapaian prestasi yang setinggi-tingginya dalam olahraga.

Karena tidak bisa ditinggalkan, maka kondisi fisik tersebut harus ditingkatkan

melalui latihan fisik.

Page 44: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

25

Sasaran dan tujuan latihan fisik menurut Harsono (1988:153) yaitu “untuk

meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional sistem tubuh

sehingga mencapai prestasi yang lebih baik”.

Secara umum tujuan dari latihan kondisi fisik adalah untuk meningkatkan

kesegaran jasmani dalam melakukan olahraga, sedangkan secara khusus latihan

fisik ditunjukkan kepada komponen fisik tertentu. Memang semua komponen-

komponen fisik dalam tubuh manusia tidak dapat dipisahkan antara satu dengan

lainnya. Akan tetapi latihan fisik yang bersifat khusus, hanya akan menekan

komponen-komponen fisik tertentu. Untuk meningkatkan komponen fisik

tertentu, misalnya power otot, maka latihan fisik yang dilakukan harus bersifat

khusus sesuai denngan karakteristik power otot tersebut.

c. Prinsip-prinsip Latihan

Dalam upaya untuk meningkatkan prestasi olahraga, menuntut adanya

latihan secara intensif. Penyusunan program dan pelaksanaan latihan yang baik

akan sangat diperlukan dalam pelaksanaan latihan, sebab hal itu akan turut

menentukan terhadap hasil yang akan dicapai. Penyusunan program dan

pelaksanaan latihan harus di dasarkan pada prinsip-prinsip latihan yang benar.

Menurut Nosseck (1982:14) bahwa prinsip-prinsip latihan merupakan garis

pedoman yang hendaknya dipergunakan dalam latihan yang terorganisir dengan

baik”.

Page 45: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

26

Usaha untuk mencapai suatu tujuan latihan haruslah dilakukan dengan

berpedoman pada prinsip-prinsi latihan yang benar. Prinsip-prinsip tersebut

menurut E.L Fox yang dikutip M. Sajoto (1995:30-31) yaitu :

1. Prinsip overload

2. Prinsip penggunaan beban secara progresif

3. Prinsip pengaturan latihan

4. Prinsip kekhususan program latihan

Adapun menurut Bompa yang dikutip Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin

(1996:130-140) prinsip-prinsip latihan tersebut adalah :

1. Prinsip beban lebih

2. Prinsip perkembangan multilateral

3. Prinsip intensitas latihan

4. Prinsip kualitas latihan

5. Prinsip berpikir positif

6. Variasi dalam latihan

7. Prinsip individualisasi

8. Penetepan sasaran (goal setting)

9. Prinsip perbaikan kesalahan

Dari pendapat pendapat di atas ada kesamaan dan saling melengkapi,

keduanya dapat disatukan. Prinsip-prinsip latihan tersebut diuraikan sebagai

berikut :

Page 46: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

27

1) Prinsip Beban Lebih (overload)

Prinsip latihan lebih merupakan faktor yang penting dalam peningkatan

kemampuan atlet, karena pembebanan yang dilakukan lebih berat dari

kemampuan atlet. Hal ini senada dengan Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin

(1993:131) mengemukakan bahwa, “prinsip beban lebih adalah prinsip latihan

yang menekankan pada pembebanan latihan yang lebih berat daripada yang

mampu dilakukan oleh atlet”.

Dengan pembebanan yang lebih berat dari sebelumnya, maka akan

merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan beban tersebut, sehingga kemampuan

tubuh akan meningkat. Dengan pembebanan lebih ini tubuh akan memberi respon

terhadap rangsangan yang tepat dan akan beradaptasi dengan beban yang

diberikan tersebut.

2) Prinsip Penggunaan Beban Secara Progresif

Prinsip penggunaan beban secara progresif yang dimaksud adalah

penggunaan beban yang ditingkatkan secara teratur dan bertahap sedikit demi

sedikit. Hal yang perlu diperhatikan dalam peningkatan beban adalah penentuan

peningkatan harus berada dalam ambang rangsang. Dalam artian, pembebanan

yang dilakukan tidak boleh terlalu berat karena dapat menyebabkan terjadinya

over training. Nosseck (1982:49) menyatakan bahwa “periode stabilitas atau

adaptasi organisme terhadap rentetan beban yang lebih tinggi selesai dalam waktu

yang berbeda, paling tidak satu atau dua minggu”.

Page 47: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

28

3) Prinsip Pengaturan Latihan

Pembebanan yang dilakukan dalam latihan berbeban haruslah diatur

sedemikian rupa, sehingga latihan tersebut dapat efektif. Dalam hal ini M. Sajoto

(1995:31) mengemukakan bahwa :

Latihan hendaknya dilakukan sedemikian rupa, sehingga kelompok otot-otot besar

dulu yang dilatih, sebelum otot yang lebih kecil. Hal ini dilaksanakan agar

kelompok otot kecil tidak akan mengalami kelelahan lebih dulu.

4) Prinsip Kekhususan

Pengaruh yang ditimbulkan dalam latihan itu sangat bersifat khusus. Oleh

karena itu, agar aktivitas latihan itu mempunyai pengaruh yang sesuai dengan

tujuan yang diharapkan, maka latihan yang dilakukan harus bersifat khusus pula.

Dalam hal itu Soekarman (1987:60) mengemukakan bahwa, “latihan itu harus

bersifat khusus untuk meningkatkan kekuatan atau sistem energi yang digunakan

dalam cabang olahraga yang bersangkutan”. Pengaruh yang ditimbulkan dari

latihan tersebut bersifat khusus sesuai dengan karakteristik gerakan dan sistem

energi yang digunakan selama latihan.

5) Prinsip Individual

Kemampuan dan keadaan masing-masing orang berbeda, baik dari segi

fisik, mental, watak, potensi, karakteristik belajarnya dan tingkat kemampuannya.

Perbedaan-perbedaan itu perlu diperhatikan oleh pelatih agar pemberian dosis

Page 48: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

29

latihan dan metode latihan dapat serasi untuk mencapai suatu prestasi bagi tiap-

tiap individu.

Dosis latihan yang diberikan kepada atlet hendaknya bersifat individual.

Meskipun sejumlah atlet atau siswa dapat diberi program pemantapan kondisi

fisik yang sama, namun kecepatan kemajuan dan perkembangannya tidak sama.

Hal ini dikarenakan setiap orang mempunyai ciri yang berbeda. Faktor-faktor

karakteristik individu harus dipertimbangkan dalam menyusun dan memberikan

latihan. Dalam hal ini Harsono (1988:112-113) mengemukakan bahwa :

“Faktor-faktor seperti umur, jenis kelamin, bentuk tubuh, kedewasaan,

latar belakang pendidikan, lamanya berlatih, tingkat kesegaran jasmani,

ciri-ciri psikologisnya, semua itu harus ikut dipertimbangkan dalam

mendesain program latihan”.

Manfaat latihan akan lebih berarti jika program latihan direncanakan dan

dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi individu atlet atau siswa.

Dengan hal tersebut maka pelatih akan dapat memperhitungkan beban latihan

yang akan diberikan kepada tiap atletnya dengan cepat.

d. Pengaruh Latihan

Telah diketahui bahwa latihan fisik yang dilakukan secara teratur dan

terukur dengan dosis dan waktu yang cukup, menyebabkan perubahan fisiologi

yang mengarah pada kemampuan menghasilkan energy yang lebih besar dan

memperbaiki penampilan fisik. Menurut Fox,EL,Bower,R.W.,Fose M.L(1988 :

324) perubahan fisiologi yang terjadi akibat latihan fisik diklafikasikan menjadi 3

Page 49: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

30

macam perubahan, yaitu : (a) perubahan yang terjadi pada tingkat jaringan, yakni

perubahan yang berhubungan dengan biomekanika, (b) perubahan yang terjadi

secara sistematis, yakni perubahan pada sistem sirkulasi dan respirasi termasuk

system pengangkutan oksigen, (c) perubahan lain yang terjadi pada komposisi

tubuh, perubahan tekanan darah, dan perubahan yang berkenaan dengan

aklimatisasi panas. Secara lebih rinci perubahan-perubahan akibat latihan oleh

Davis et al (1989 : 175-177) dijabarkan sebagai berikut.

a. Perubahan-perubahan Biokimia :

Perubahan-perubahan yang terjadi di dalam otot rangka akibat latihan

dikelompokkan menjadi dua, yakni : perubahan yang disebabkan oleh latihan

aerobik dan perubahan yang disebabkan oleh latihan anaerobik.

1) Perubahan yang terjadi pada aerobik otot akibat latihan aerobik

a) Meningkatnya cadangan glukosa dan trigliserida

b) Meningkatnya ekstraksi oksigen yang disebabkan adanya peningkatan

konsentrasi mioglobin

c) Meningkatnya pengangkutan oksigen melalui vaskularisasi, karena

jumlah kapiler dalam otot meningkat

d) Bertambahnya tempat untuk memproduksi energi karena bertambahnya

ukuran dan jumlah mitokondria

e) Terjadi peningkatan produksi ATP melalui sistem aerobik, karena

jumlah enzim oksidatif meningkat sangat banyak.

2) Perubahan yang terjadi pada otot kaki akibat latihan anaerobik

Perubahan yang terjadi dalam otot akibat anaerobik meliputi :

Page 50: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

31

a) Peningkatan sistem ATP-PC seiring dengan meningkatnya cadangan ATP-

PC

b) Peningkatan cadangan glukosa dan aktivitas enzim-enzim glikolitik.

c) Meningkatnya kecepatan kontraksi otot.

d) Hipertropi otot ( paling banyak pada serabut-serabut otot cepat).

(1) Meningkatnya area crossectional, dengan demikian meningkatnya

kekuatan (force) otot.

(2) Meningkatnya jumlah dan ukuran myofibril per serabut otot.

(3) Meningkatnya jumlah aktin dan moisin.

(4) Meningkatnya diameter dan (mungkin) jumlah serabut otot.

e) Meningkatnya densitas kapiler per serabut otot.

f) Meningkatnya kekuatan tendon dan ligament.

g) Meningkatnya kemampuan rekruitmen motor unit.

h) Meningkatnya berat tubuh tanpa lemak.

b. Perubahan Pada Sistem Kardiorespiratori

Perubahan yang terjadi pada sistem kardiorespiratori akibat latihan adalah :

1) Hipertropi jantung

Pada latihan aerobik peningkatan ukuran jantung disebabkan oleh

bertambah luasnya ventrikel kiri tanpa disertai penebalan dinding ventrikel,

sedangkan pada latihan anaerobik perubahan ukuran jantung disebabkan

karena terjadi penebalan dinding ventrikel.

2) Bertambahnya volume sekuncup jantung.

Page 51: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

32

Dengan bertambah luasnya chambers (bagian dari ventrikel kiri),

bertambah tebalnya dinding ventrikel, dan ekstensibilitas, serta

kontraktilitas jantung. Volume darah yang dipancarkan setiap detak

menjadi lebih banyak.

3) Menurunnya frekuensi detak jantung pada saat istirahat.

Cardiac output yang dibutuhkan pada saat istirahat adalah konstan, dengan

meningkatnya isi sekuncup maka frekuensi detak jantung akan menurun.

4) Meningkatnya volume darah dan haemoglobin

Latihan merangsang peningkatan plasma dan volume sel-sel darah merah,

dengan demikian pengangkutan oksigen dan pembersihannya kembali

menjadi lebih efektif.

5) Tekanan darah pada penderita hipertensi, latihan akan menurunkan tekanan

darahnya sehingga menjadi normal.

6) Sistem respiratori

Pengaruh latihan pada sistem respiratori adalah meningkatnya volume paru

secara keseluruhan, dan pada orang-orang tertentu meningkatkan kapasitas

difusi pulmonal.

c. Perubahan-Perubahan Lain

Disamping perubahan biokimia dan perubahan kardiorespiratori, latihan

juga menghasilkan perubahan-perubahan lain yang penting seperti :

1) Perubahan dalam komposisi tubuh.

2) Perubahan kadar kolesterol dan trigliserida darah.

3) Perubahan dalam tekanan darah.

Page 52: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

33

4) Perubahan dalam aklimatisasi ; dan

5) Perubahan dalam jaringan-jaringan penghubung.

d. Perubahan Pada Saraf

Perubahan fisiologis yang lain, selain dari 3 hal yang telah dikemukakan

adalah perubahan-perubahan pada struktur saraf. Perubahan pada sruktur

saraf ini tidak dibahas secara rinci seperti pada perubahan-perubahan otot

skelet, tetapi hanya dikemukakan sebagian saja. Kebanyakan penelitian

fisiologis dari latihan terfokuskan pada perubahan-perubahan dalam otot

skelet. Meskipun demikian,beberapa penelitian yang memusatkan

perhatiannya pada neurumuskuler junction dan motoneuron tidak kalah

pentingnya, bahkan mungkin lebih penting karena ditemukan bahwa susunan

atau struktur ini menunjukkan perubahan sebagai hasil dari latihan (Fox,

1984 : 231).

Kekuatan dan power tidak hanya ditentukan oleh jumlah dan kualitas

massa otot yang terlibat, tetapi juga oleh massa otot yang dapat diaktifkan

melalui usaha yang disadari (volunter). Lebih lanjut ekspresi dari kekuatan

dan power volunter disamakan dengan gerakan yang terampil, yang mana

otot-otot penggerak utama harus diaktifkan secara keseluruhan, demikian

juga otot-otot sinergis, sedangkan otot-otot antagonis dihambat. Latihan

kekuatan dan power menyebabkan perubahan dalam sistem saraf, yang

membuat seseorang lebih baik koordinasi kelompok ototnya, dan dengan

demikian power menjadi lebih besar (Sale dalam Jones, NL., McCarteney,

N., and McCormas, AJ., 1986 : 289-299)

Page 53: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

34

3. Sistem Energi Latihan

a. Sistem Penyediaan Energi

Energi didefinisikan sebagai kapasitas atau kemampuan untuk melakukan

kerja, sedangkan kerja didefinisikan sebagai penerapan suatu gaya melalui suatu

jarak. Dengan demikian energi dan kerja tidak dapat dipisahkan (Fox EL., 1984 :

11).

Banyaknya energi yang digunakan untuk kerja otot tergantung pada

intensitas, frekuensi, serta ritme dan durasi latihan. Energi yang diperlukan untuk

suatu kegiatan uatau kontraksi otot tak dapat diserap langsung dari makanan yang

dimakan, akan tetapi diperoleh dari persenyawaan yang disebut ATP ( Adenosin

Triphosphate). ATP inilah yang merupakan sumber energi yang langsung

digunakan otot untuk melakukan kontraksi.

ATP merupakan suatu komponen kompleks yang tersusun atas satu

komponen adenosine dan tiga komponen phosphate. ATP ini tersimpan dalam

otot rangka yang sangat terbatas jumlahnya. Agar supaya kontraksi otot tetap

berlangsung, maka ATP ini harus segera disintesis kembali. ATP bias diberikan

pada sel-sel otot melalui 3 cara metabolisme, yaitu 2 secara anaerobik dan 1

secara aerobik

1) ATP-PC (Sistem Phosphagen)

Semua energi yang dibutuhkan untuk menjalankan fungsi tubuh berasal dari

ATP yang banyak terdapat dalam otot. Apabila otot berlatih lebih banyak, maka

persediaan ATP menjadi labih besar. Agar otot dapat berkontraksi berulang-ulang

Page 54: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

35

dengan cepat kuat maka ATP harus dibentuk dengan cepat. Pembentukan kembali

ATP (Resistensi ATP) diperlukan energi, energi tersebut berasal dari PC

(Phosphocreatine) yang juga terdapat dalam otot. Apabila PC dipecah akan keluar

energi, pemecahan tersebut tidak memerlukan oksigen. PC ini jumlahnya sangat

sedikit tetapi merupakan sumber energi tercepat untuk pembentukan kembali

ATP. ATP-PC sudah tersimpan dalam otot, keduanya dapat memberikan energi

yang cukup dalam kerja fisik maksimal yang dilakukan dalam waktu 5 – 10 detik.

Substansi tersebut segera terbentuk kembali setelah 30 detik, sumber energi ini

sudah terbentuk sekitar 70%, untuk mencapai 100% diperlukan waktu 2 – 3 menit.

Sistem ini merupakan sumber energi yang dapat digunakan secara cepat yang

diperlukan untuk olahraga yang memerlukan kecepatan tinggi.

2) Glikolisis anaerobik (sistem asam laktat)

Apabila cadangan PC yang digunakan untuk resintesis ATP berkurang,

maka dilakukan pemecahan cadangan glikogen tanpa menggunakan oksigen

(anaerobik glikolisis). Dalam proses ini diperlukan reaksi yang lebih panjang dari

pada sistem phospahagen, karena glikolisis ini menghasilkan asam laktat,

sehingga pembentukan energi lewat sistem ini berjalan lebih lambat. Aktivitas

yang diperlukan secara maksimal dalam waktu 45 – 60 detik menimbulkan

akumulasi asam laktat. Asam laktat yang terbentuk dalam glikolisis anaerobik

akan menurunkan pH dalam otot maupun darah. Perubahan pH ini akan

menghambat kerja ensim-ensim atau reaksi kimia dalam sel tubuh, terutama

dalam sel otot, sehingga menyebabkan kontraksi menjadi lemah dan akhirnya otot

Page 55: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

36

mengalami kelelahan. Untuk menghilangkan diperlukan waktu 3 – 5 menit.

Apabila glikolisis anaerobik ini terus berlangsung maka pH akan menjadi sangat

rendah sehingga menyebabkan atlet tidak dapat meneruskan aktivitasnya.

Semua olahraga yang memerlukan kecepatan, pertama-tama menggunakan

sistem phosphagen dan kemudian sistem asam laktat. Selanjutnya timbunan asam

laktat dapat diubah menjadi glukosa lagi dalam hati. Untuk olahraga yang

memerlukan waktu 1 sampai 3 menit energi yang digunakan terutama dari

glikolisis ini.

1) Sistem aerobik

Untuk jenis olahraga ketahanan yang tidak memerlukan gerakan yang cepat,

pembentukan ATP terjadi dengan metabolisme aerobik. Apabila cukup oksigen,

maka 1 mole glukosa dipecah secara sempurna menjadi CO2 (karbon dioksida)

dan H2O (air), serta mengeluarkan energi yang cukup untuk resistesis 3 mole

ATP. Untuk reaksi tersebut diperlukan berates-ratus reaksi kimia serta

pertolongan berates-beratus ensim, dengan sendirinya sangat rumit bila

dibandingkan dengan kedua sistem terdahulu. Reaksi aerobik ini terjadi di dalam

mitikondria

Tabel 1 : Sistem Energi Predominan Berdasarkan Waktu Penampilan

Waktu Penampilan Sistem Energi Predominan Contoh Jenis Kegiatan

Kurang dari 30 detik

30 detik – 90 detik

90 detik – 3 menit

Lebih dari 3 menit

ATP – PC

ATP – PC dan Asam

Laktat

Asam Laktat dan Oksigen

Oksigen

Lari cepat 100 meter

Lari cepat 200 – 400

meter

Lari 800 dan 1500 meter

Lari 5000 - marathon

Page 56: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

37

b. Karakteristik Umum Sistem Energi

Secara ringkas karakteristik umum sistem penyediaan energi yang telah

dikemukakan dapat dirangkum seperti dikemukakan oleh Davis. D., Kimmet, T.,

and Auty, M. (1989 : 52) sebagai berikut

Tabel 2 : Karakteristik Umum Sistem Energi

ATP – PC System Lactic Acid System Oxigen System

Anaerobik

Very rapid

Chemical fuel : PC

Very limited ATP production

Muscular stores limited

Used with sprint or any high-

power,short-duration activity

Anarobic

Rapid

Food fuel : glycogen

Limited ATP production

By-product, lactic acid,

couse muscular fatigue

Used with activities of 1 to

3 min. duration

Aerobic

Slow

Food fuels : glycogen, fats

and protein

Unlimited ATP production

No fatlguing by- products

Used with endurance or

long duration activities

Dalam kaitannya dengan sistem penyediaan energi yang telah diuraikan,

kebanyakan aktivitas fisik atau olahraga menggunakan secara kombinasi.

Aktivitas fisik dalam waktu singkat dan eksplosif sebagaian diperoleh dari sistem

anaerobik (ATP-PC dan LA), sedangkan aktivitas fisik dalam waktu yang lama

energi dicukupi dari sistem aerobik.

4. Latihan Berbeban

Yang dimaksud dengan latihan berbeban, menurut Yusuf Hadisasmita dan

Aip Syarifuddin (1993:109) adalah “latihan-latihan yang sistematis, dimana beban

hanya dipakai sebagai alat untuk menambah tahanan terhadap kontraksi otot,

Page 57: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

38

untuk mencapai tujuan tertentu”. Sedangkan menurut M. Furqon (1996:1) adalah

“suatu cara menerapkan prosedur pengkondisian secara sistematis pada berbagai

otot tubuh”.

Pelaksanaan dan penerapan latihan berbeban haruslah dilakukan secara

sistematis dan memenuhi syarat-syarat yang telah ditentukan. Dalam hal ini Yusuf

Hadisasmita dan Aip Syarifuddin (1993:109) mengemukakan beberapa syarat dan

prinsip yang penting diperhatikan dalam latihan beban adalah :

1. Latihan beban harus didahului oleh pemanasan yang menyeluruh.

2. Prinsip beban lebih, harus diterapkan.

3. Sebagai patokan, dianjurkan untuk melakukan tidak lebih dari 12 dan

tidak kurang dari 8 ulangan, untuk setiap bentuk latihan.

4. Setiap mengangkat, mendorong atau menarik beban, harus

dilaksanakan dengan teknik yang benar.

5. Ulangan angkatan (repetition) sedikit, dengan beban maksimum akan

menghasilkan adaptasi terhadap kekuatan, artinya akan membentuk

kekuatan, sedangkan ulangan banyak dengan beban ringan, pada

umumnya akan menghasilkan perkembangan daya tahan otot.

6. Setiap bentuk latihan harus dilakukan dalam ruang gerak seluas-

luasnya yaitu sampai batas gerak sendi, sehingga otot agag terasa

tertarik.

7. Setelah latihan, pengaturan pernafasan harus diperhatikan.

8. Pada akhir melakukan suatu bentuk latihan, atlet harus berada dalam

keadaan lelah otot lokal yang berlangsung hanya untuk sementara.

Page 58: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

39

9. Latihan beban sebaiknya dilakukan tiga kali seminggu dan diselingi

dengan satu hari istirahat.

10. Latihan beban harus diawasi oleh pelatih yang mengerti betul dengan

latihan beban.

Dalam melakukan latihan beban, agar efek atau pengaruh yang

ditimbulkan dari latihan berbeban dapat efektif, latihan berbeban harus dilakukan

dengan hati-hati. Selain itu pelatih juga harus memperhatikan kondisi fisik atlet.

Latihan berbeban perlu juga memperhatikan umur dari orang yang akan

melakukan latihan berbeban tersebut.

Penyusunan program latihan berbeban akan memberikan manfaat pada

aspek yang dilatih jika dalam pelaksanaan dan penerapannya dilakukan dengan

tepat dan memenuhi prinsip-prinsip latihan beban yang telah digariskan. Dalam

menyusun program latihan harus memperhatikan faktor-faktor yang

mempengaruhi terhadap hasil latihan. Menurut M. Sajoto (1995:33-35), hal-hal

yang harus diperhatikan dalam latihan beban yaitu :

1. Jumlah beban.

2. Repetisi dan set

3. Frekuensi dan lama latihan

a. Jumlah Beban

Jumlah beban yang harus diberikan dalam latihan harus tepat. Berkaitan

dengan jumlah beban yang harus diberikan dalam latihan kekuatan, Nosseck

(1982:46) mengelompokkan menjadi tiga tujuan yaitu : “ (a) kekuatan maksimum,

(b) kekuatan kecepatan dan (c) ketahanan kekuatan”. Beban yang diberikan dalam

Page 59: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

40

latihan kekuatan berbeda-beda, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Unsur

kondisi fisik yang diperlukan dalam meningkatkan kekuatan terutama kekuatan

kecepatan atau yang lebih dikenal dengan daya ledak menurut Nosseck bebannya

adalah ± 70% dari maksimal sedangkan menurut Berger dalam Suharno HP (1985

:33) intensitas bebannya adalah 40%-60% dari maksimal. Beban awal yang

diberikan kepada tiap individu berbeda-beda sesuai dengan kemampuan maksimal

masing-masing individu yang bersangkutan.

b. Repetisi dan Set

Repetisi adalah jumlah ulangan mengangkat suatu beban, sedangkat set

adalah suatu rangkaian kegiatan dari satu repetisis. Misalnya latihan dilakukan

dalam 2 set dengan 8 repetisi maksudnya adalah melakukan angkatan sebanyak 8

kali diselingi istirahat kemudian melakukan ulangan sebanyak 8 kali lagi.

Penentuan jumlah repetisi dan set disesuiakan dengan tujuan latihan, apakah untuk

meningkatkan kecepatan, kekuatan, daya tahan atau power

Latihan untuk meningkatkan kekuatan kecepatan (power) menurut Nossek

(1982 : 81) adalah ”dengan intensitas 30% - 50%, repetisi 6 – 12, antara 4-6 set,

dengan intirahat 2-5 menit, dengan irama cepat dan eksplosif”. Sedangkan

menurut Sajoto (1995 : 34) latihan dengan beban dapat dilakukan dengan ”10-12

repetisi untuk 3-4 set”. Sedangkan dalam menentukan masa istirahat antara dua

rangkaian latihan, menurut Ozolin yang dikutip Bompa (1994 : 44) yang

menyatakan bahwa ”interval antar rangkaian latihan 2-5 menit, dan apabila

dilakukan secara habis-habisan interval antara 5-10 menit”. Lebih spesifik lagi

Page 60: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

41

Harsono (1988 : 198) menyatakan bahwa latihan power dengan weight training

dilakukan dengan ”waktu istirahat 3 – 5 menit”. Selanjutnya antar set satu dengan

set berikutmya dari latihan yang dilakukan harus terdapat waktu interval

(recovery) untuk istirahat dengan tujuan memberikan kesempatan kepada tubuh

untuk pemulihan. Dengan adanya waktu untuk recovery, dimungkinkan kondisi

tubuh sudah siap untuk melakukan latihan berikutnya

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penelitian ini latihan berbeban

yang dilakukan untuk meningkatkan power otot tungkai adalah dengan repetisi 10

kali, set 4-6, dengan istirahat antar set 3-5 menit, dan beban latihan ditingkatkan

setelah 3 kali latihan.

c. Frekuensi

Frekuensi adalah jumlah berapa kali latihan dilakukan tiap minggunya.

Lamanya latihan yaitu lama waktu yang diperlukan waktu untuk melatih hingga

terjadi perubahan yang nyata. Pendapat dikemukakan oleh Sajoto (1995 : 48)

mengemukakan banwa ”Para pelatih dewasa ini umumnya setuju untuk

menjalankan program latihan 3 kali seminggu, agar tidak terjadi kelelahan yang

kronis. Adapun lama latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu atau lebih”.

Sedangkan Harsono (1988 : 194) mengemukakan bahwa

Latihan sebaiknya dilakukan tiga kali seminggu, misalnya senin, rabu,jumat

diselingi satu hari istirahat dengan alasan bahwa istirahat antara dua session

latihan sebaiknya 48 jam dan tidak lebih dari 96 jam. Penelitian ini

menunjukkan bahwa istirahat yang dianjurkan sedikitnya adalah 48 jam.

Page 61: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

42

Lamanya waktu yang diperlukan dalam latihan disebut duration, lebih

lanjut M.Sajoto (1995 : 139) menambahkan bahwa ”yang dimaksud dengan lama

latihan atau disebut duration, adalah sampai seberapa mingu, atau berapa bulan

program dijalankan”. Lamanya latihan yaitu lama waktu yang diperlukan untuk

melatih hingga terjadi perubahan yang nyata.

Oleh karena itu untuk mendapatkan perubahan yang nyata dan akzn

memberikan pengaruh yang berarti terhadap peningkatan kondisi fisik. Dalam

penelitian ini dilakukan 3 kali seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jumat

mulai pukul 15.30 sampai selesai, secara teratur selama 8 minggu atau 24 kali

pertemuan.

d. Latihan Berbeban untuk Meningkatkan Power Otot Tungkai

Bentuk-bentuk latihan berbeban yang sesuai untuk meningkatkan power otot

tungkai diantaranya adalah :

1) Squat

Gerakan squat bertujuan untuk melatih otot-otot gluteus,

hamstring, quadriseps, spinal erector dan soulder girdle, yang berperan

terhadap grakan vertical jump. Pelaksanaan gerakan latihan squat adalah

berdiri jongkok dengan menekuk lutut kurang lebih 90 derajat dan berdiri

tegak (dengan meluruskan lutut), secara lengkap latihan squat tersebut

adalah sebagai berikut

a) Sikap awal

Berdiri dengan kaki terbuka selebar bahu, selanjutnya pegang barbell

dengan pegangan overhand dibelakang leher dan disandarka pada bahu.

Page 62: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

43

b) Gerakan

Tekuklah lutut untuk melakukan squat (kurang lebih 90 derajat),

selanjutnya luruskan kedua lutut untuk kembali keposisi awal. Gerakan

dilakukan secara terus menerus sesuai dengan program latihan yang

harus dilaksanakan.

c) Beban Latihan

Latihan squat ini dilakukan dengan beban latihan 50% - 75% dari beban

maksimal (Beban maksimal = 1 RM), dengan 3 – 6 set, istirahat 3-5

menit dengan gerakan cepat. Program latihan berbeban ini

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 18. Sedangkan bentuk latiahn

squat dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 1. Latihan Squat

(M. Sajoto , 1995:58)

2) Pelaksanaan Latihan Leg press

Gerakan leg press bertujuan untuk melatih otot-otot gluteus, hamstring,

quadriceps dan soleus, yang berperan terhadap gerakan vertical jump.

Page 63: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

44

Gerakan leg press adalah latihan yang dilakukan dengan mendorong beban

tertentu dengan kaki. Latihan ini dilakukan dengan gerakan menekuk dan

meluruskan kaki dari posisi duduk, secara lengkap latihan leg press

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Sikap awal

Duduk rileks dan punggung bersandar pada bangku, lutut ditekuk

dengan kedua kaki disatukan menahan beban, selanjutnya luruskan kaki

mendorong beban.

b. Gerakan

Luruskan lutut dengan mendorong beban dengan kedua kaki bersama-

sama, selanjutnya tekuk kedua lutut untuk kembali keposisi awal.

Gerakan dilakukan secara terus menerus sesuai dengan program latihan

yang harus dilaksanakan, dengan menekuk dan meluruskan lutut dari

posisi duduk

c. Beban latihan

Latihan leg press ini dilakukan dengan beban latihan 50%-75% dari

beban maksimal (Beban Maksimal = 1 RM), dengan 3-6 set, istirahat 3-

5 menit dengan gerakan cepat. Bentuk latihan leg press menurut

Baechle & Earle (1996 : 151) dapat dilihat pada gambar berikut:

Page 64: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

45

Gambar 2. Latihan Leg Press

e. Pengaruh Latihan Berbeban

Manfaat dari latihan berbeban adalah bersifat khusus terhadap sekelompok

otot yang dilatih. Misalnya untuk meningkatkan kemampuan vertical jump, maka

atlet mengikuti program latihan yang telah disusun yang melatih sekelompok otot

yangmenunjang gerakan vertical jump

Latihan berbeban merupakan latihan yang memberikan pembebanan

terhadap otot. Selama latihan, otot-otot tubuh khususnya otot tungkai terlibat

dalam gerakan melawan beban yang dilakukan secara berulang-ulang. Gerakan

melawan beban yang dilakukan terus menerus akan dapat menimbulkan

superkompensasi dan meningkatkan efisiensi gerak dari otot tungkai, sehingga

otot-otot yang terlibat dapat beradaptasi dengan beban, yang akhirnya dapat

meningkatkan kekuatan otot. Peningkatan kekuatan otot ini terjadi akibat adanya

pembesaran (hipertropy) otot. Jones, NL., McCarteney, N., and McCormas, AJ.,

(1986 : 10) mengemukakan bahwa ”otot yang terlatih pada umumnya menjadi

lebih besar dan kuat dari pada yang tidak terlatih. Ukuran penampang lintang

Page 65: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

46

maupun volumenya menjadi lebih besar”. Otot yang terlatih dapat menjadi lebih

besar, sehingga kekuatan otot pun akan meningkat.

Secara fisiologis latihan beban dapat meningkatkan efektifitas kerja enzim

di dalam otot dan kerja cardiovaskuler. Dengan kondisi tersebut maka

kemampuan kerja otot pun akan meningkat. Latihan berbeban yang dilakukan

secara teratur dan kontinyu dapat merangsang kerja enzim didalam tubuh dan

merangsang pertumbuhan sel otot. Hal ini sesuai pendapat (Fox,EL, Bower,R.W.,

Fose M.L, 1988) bahwa dengan latihan akan ”terdapat peningkatan jumlah

mitokondria dalam otot rangka dan meningkatkan aktivitas enzim untuk

metabolisme energi, baik secara aerobik maupun anaerobik”. Otot dilatih dengan

latihan beban akan menjadi lebih besar dan lebih kuat, karena ukuran penampang

lintang maupun volumenya menjadi lebih besar.

Meningkatkan kekuatan otot tungkai menjadi modal dasar untuk

mengembangkan power, mengingat power merupakan perpaduan antara kekuatan

dan kecepatan. Oleh karena itu untuk meningkatkan power maka antara kekuatan

dan kecepatan harus dikembangkan dan dilatih secara bersama-sama.

Penekanan latihan berbeban memberikan beberapa keuntungan

diantaranya adalah 1) Peningkatan kekuatan otot tungkai yang cukup besar, 2)

Dengan adanya beban tambahan dari luar, lebih memberikan tantangan bagi

pelaku sehingga dapat meningkatkan semangat dan motivasi dalam latihan. 3)

Kontrol kesungguhan dan kebenaran dalam pelaksanaan program latihan lebih

mudah. 4) Dapat dirancang untuk berbagai keperluan dan 5) Prinsip overload

benar-benar terlihat

Page 66: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

47

Sedangkan kelemahan dari latihan berbeban ini diantaranya adalah 1)

Kecepatan gerak otot tungkai terabaikan karena beban terlalu berat sehingga

peningkatan kecepatan lebih rendah, 2) Resiko terjadinya kelelahan dan cedera

otot lebih besar, 3) peningkatan beban latihan, kadang-kadang tidak sesuai dengan

perhitungan karena berat beban yang tersedia ukuranyya terbatas dan 4)

Timbulnya kejenuhan saat melakukan latihan. Namun demikian latihan ini pun

juga dapat digunakan untuk meningkatkan power

5. LATIHAN PLYOMETRICS

a. Pengertian dan Tujuan Latihan Plyometrics

Pengertian latihan plyometrics tidak terlepas dari pengertian latihan pada

umumnya. Adapun pengertian latihan atau training secara umum, menurut

Harsono (1988:101) adalah ,” Proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja

yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian hari kian menambah beban

latihannya atau pekerjaannya”. Adapun menurut A. Hamidsyah Noer (1995:9)

bahwa : “Latihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja

yang dilakukan dengan berulang-ulang secara kontinyu dengan kian hari kian

menambah jumlah beban latihan untuk mencapai tujuan”. Latihan adalah suatu

proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan dengan berulang-

ulang secara kontinyu dengan kian hari kian menambah beban latihan untuk

mencapai tujuan yaitu untuk meningkatkan prestasi olahraga. Latihan dalam

olahraga meliputi latihan fisik, teknik, taktik dan mental.

Page 67: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

48

Latihan plyometrics merupakan salah satu jenis latihan dari latihan fisik.

Latihan fisik merupakan salah satu unsur dari latihan olahraga secara menyeluruh.

Dalam hal ini Harsono (1988:153) menyatakan bahwa tujuan latihan fisik adalah

“untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kemampuan fungsional sistem tubuh

sehingga mencapai prestasi yang lebih baik”.

Latihan Plyometrics merupakan metode latihan yang bersifat khusus.

Latihan plyometrics merupakan metode latihan yang dikembangkan untuk

meningkatkan power otot. Tipe kerja dalam latihan plyometrics yaitu cepat dan

eksposif, sehingga latihan plyometrics cocok untuk mengembangkan power otot.

Menurut Chu D. A (1992:1) bahwa, “ plyometrics adalah latihan yang dilakukan

dengan sengaja untuk meningkatkan kemampuan atlet, yang merupakan

perpaduan latihan kecepatan dan kekuatan”. Perpaduan antara kecepatan dan

kekuatan merupakan perwujudan dari daya ledak otot.

b. Dasar Fisiologis Latihan Plyometrics

Tipe kerja latihan plyometrics yaitu dengan adanya kontraksi-kontraksi

otot yang dilakukan dengan cepat dan kuat. Menurut Radcliffe & Farentinos

(1985:2) bahwa, “Plyometrics mengacu pada latihan-latihan yang ditandai dengan

kontraksi-kontraksi otot yang kuat sebagai respon terhadap pembebanan yang

cepat dan dinamis atau peregangan otot-otot yang terlibat”.

Gerakan-gerakan yang dilakukan dalam latihan plyometrics bersifat reflek

dan reaktif. Radcliffe & Farentinos (1985:9) menyakan bahwa , “Dasar – dasar

proses gerak sadar maupun tidak sadar yang terlibat dalam pliometrik adalah apa

yang disebut refleks peregangan (stretch reflex), juga di sebut refleks spindle atau

Page 68: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

49

refleks miotatik”. Dalam hal ini Pyke (1991:144) menyatakan bahwa, “Latihan

dan drill plyometrics didasarkan pada prinsip-prinsip peregangan pendahuluan

(pra-peregangan) otot yang terlibat pada saat tahap penyelesaian atas respon untuk

penyerapan kejutan dari tegangan awal yang dilakukan otot sewaktu pendaratan”.

Ciri khas dari latihan plyometrics adalah adanya peregangan pendahuluan

(pre-stretching) dan tegangan awal (pre-tension) pada saat melakukan kerja.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa latihan pliometrik merupakan

latihan yang menjembatani antara kecepatan dan kekuatan. Tipe gerakan dalam

latihan pliometrik adalah cepat, kuat, eksplosif dan reaktif. Tipe-tipe seperti ini

merupakan tipe kemampuan daya ledak. Oleh karena itu latihan plyometrics

merupakan latihan yang sangat cocok untuk meningkatkan daya ledak (power)

c. Prinsip-Prinsip Latihan Plyometrics

Latihan plyometrics merupakan bagian dari latihan olahraga, khususnya

latihan fisik secara umum. Prinsip-prinsip latihan olahraga secara umum, juga

berlaku untuk latihan plyometrics. Selain mengikuti prinsip latihan olahraga

secara umum, latihan plyometrics juga mengikuti prinsip khusus. Prinsip-prinsip

yang harus diterapkan pada latihan plyometrics, menurut Sarwono & Ismaryati

(1999:39-42) antara lain, “(1) memberi regangan (stretch) pada otot, (2) beban

lebih yang meningkatkan (progresive overload), (3) kekhususan latihan, (4) pulih

asal”. Prinsip-prinsip latihan plyometrics tersebut diuraikan sebagai berikut :

Page 69: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

50

1) Memberi Regangan

Dasar gerak latihan plyometrics adalah adanya refleks peregangan sebelum

kontraksi otot untuk melawan berat yang berlangsung dengan cepat. Menurut

Sarwono & Ismaryati (1999:39) bahwa, “Tujuan dari pemberian regangan yang

cepat (segera) pada otot-otot sebelum melakukan kontraksi (gerak), secara

fisiologis untuk, (1) memberi panjang awal yang optimum pada otot, (2)

mendapatkan tenaga elastis dan (3) menimbulkan refleks regang”.

Gerakan plyometrics didasarkan pada kontraksi refleks dari serabut-

serabut otot dengan pembebanan yang cepat yang didahului dengan otot secara

cepat pula. Dengan adanya regangan otot sebelum berkontraksi dapat memberikan

stimulasi pada sistem neuromuskuler dan meningkatkan refleks peregangan

dinamis pada otot.

2) Beban Lebih yang Meningkat (progresive Overload)

Prinsip beban lebih atau overload merupakan prinsip dasar latihan,

termasuk dalam latihan plyometrics. Prinsip beban lebih dapat merangsang

penyesuaian fisiologis dalam tubuh yang dapat mendorong peningkatan

kemampuan otot atau tubuh. Kemampuan seseorang dapat meningkat jika

mendapatkan beban latihan lebih berat dari beban yang diterima sebelummnya

secara teratur dan kontinyu. Dalam hal ini Pate R., Clenaghan M. B. & Rotella R.

(1993:318) mengemukakan bahwa, “Sebagian besar sistem fisiologis dapat

menyesuaikan diri pada tuntutan fungsi yang melebihi dari apa yang biasa

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari”.

Page 70: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

51

Dengan demikian agar kemampuan atlet dapat meningkat, maka beban

yang diberikan dalam latihan harus merupakan beban yang lebih berat dari beban

yang telah terbiasa diterima sebelumnya. Dengan pembebanan yang lebih berat

dari sebelumnya tersebut, akan merangsang tubuh untuk beradaptasi dengan

beban tersebut, sehingga kemampuan tubuh akan meningkat. Oleh karena itu,

prinsip beban lebih ini harus benar-benar diterapkan dalam pelaksanaan latihan.

Harus selalu diingat, bahwa peningkatan beban latihan yang diberikan

tidak boleh terlalu tinggi atau berlebihan. Jika beban latihan yang diberikan

tersebut terlalu tinggi dan berlebihan, yang diperoleh bukan kemajuan kondisi

fisik, tetapi malah sebaliknya yaitu kemunduran kemampuan kondisi fisik. Karena

beban yang berlebihan kemungkinan dapat menimbulkan cidera sehingga kondisi

fisiknya menurun karena sakit. Untuk menghindari pemberian beban yang

berlebihan, maka peningkatan beban latihan diberikan secara progresif.

Penggunaan beban secara progresif adalah latihan yang dilakukan dengan

menggunakan beban yang ditingkatkan secara teratur dan bertahap sedikit demi

sedikit. Menurut Soekarman (1987:60) bahwa : “Dalam latihan, beban harus

ditingkatkan sedikit demi sedikit sampai maksimum. Dan jangan berlatih melebihi

kemampuan”. Dengan pemberian beban yang dilakukan secara bertahap yang kian

hari kian meningkat jumlah pembebanannya akan memberikan efektivitas

kemampuan fisik.

Pembebanan dalam latihan plyometrics memiliki ciri-ciri yang bersifat

khusus. Menurut Radcliffe & Farentinos (1985:17) bahwa, “program latihan

plyometrics harus diberikan beban lebih dalam hal tahanan atau beban (resistif),

Page 71: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

52

kecepatan (temporal) dan jarak (spasial)”. Peningkatan beban latihan plyometrics

dapat dilihat dari beban yang digunakan, kecepatan gerak dan jarak tempuh.

3) Kekhususan Latihan

Pengaruh yang ditimbulkan akibat latihan itu bersifat khusus, sesuai

dengan karakteristik kondisi fisik, pola gerakan dan sistem energi yang digunakan

selama latihan. Latihan yang ditujukan pada unsur kondisi fisik tertentu hanya

akan memberikan pengaruh yang besar terhadap komponen tersebut. Berdasarkan

hal tersebut, agar aktivitas latihan itu mempunyai pengaruh yang baik, latihan

yang dilakukan harus bersifat khusus, sesuai dengan unsur kondisi fisik dan pola

gerak jenis olahraga yang akan dikembangkan. Dalam hal ini Soekarman

(1987:60) mengemukakan bahwa, “latihan itu harus khusus untuk meningkatkan

kekuatan atau sistem energi yang digunakan dalam cabang olahraga yang

bersangkutan”. Latihan hendaknya melibatkan gerakan yang langsung menuju

pada nomor-nomor gerakan cabang olahraga yang bersangkutan.

Prinsip kekhususan yang juga berlaku untuk latihan plyometrics. Program

latihan yang dilakukan harus bersifat khusus, disesuaikan dengan tujuan yang

akan dicapai. Kekhususan tersebut yaitu menyangkut kelompok otot utama yang

digunakan, sistem energi serta pola gerakan (ketrampilan) yang sesuai dengan

nomor olahraga yang dikembangkan. Bentuk latihan-latihan yang dilakukan harus

bersifat khas sesuai cabang olahraga tersebut. Baik pola gerak, jenis kontraksi otot

maupun kelompok otot yang dilatih harus disesuaikan dengan jenis olahraga yang

dikembangkan.

Page 72: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

53

Agar memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan, maka program

latihan yang disusun untuk meningkatkan lompat jauh, juga harus berpegang

teguh pada prinsip kekhususan latihan ini. Baik dalam pola gerak, jenis kontraksi

otot, kelompok otot yang dilatih dan sistem energi yang dikembangkan dalam

latihan tersebut harus sesuai dengan ciri-ciri dan karakteristik lompat jauh.

4) Pulih Asal

Prinsip pemulihan sering juga disebut dengan recovery atau sering pula

disebut prinsip interval. Dalam suatu latihan tubuh harus mendapat pulih asal

yang cukup. Penggunaan prinsip interval ini cukup besar manfaatnya dalam

proses pelaksanaan latihan. Menurut Suharno H.P (1993:17), manfaat prinsip

interval ini antara lain untuk “(a) menghindari terjadinya overtraining, (b)

memberikan kesempatan organisme atlet untuk beradaptasi terhadap beban

latihan, dan (c) pemulihan tenaga kembali bagi atlet dalam proses latihan”.

Cidera dalam latihan sering terjadi karena adanya pembebanan yang berat

dan dilakukan secara terus menerus. Dengan interval istirahat yang cukup akan

dapat memberikan kesempatan pada tubuh untuk istirahat, sehingga dapat

menghindari terjadinya cidera. Interval yang cukup juga dapat memberikan

kesempatan tubuh untuk beradaptasi terhadap beban latihan, sehingga dapat

diperoleh superkompensasi yang baik.

Prinsip pulih asal ini harus diterapkan dalam latihan, termasuk dalam

latihan plyometrics. Lama waktu pulih asal untuk latihan plyometrics, menurut

Chu (1992:14) yaitu, “menggunakan rasio antara kerja dan istirahat 1 : 5 sampai 1

: 10 “. Dalam hal ini Radcliffe & Farentinos (1985:20) mengemukakan bahwa,

Page 73: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

54

“Periode istirahat 1-2 menit di sela-sela set biasanya sudah memadai untuk sistem

neuromuskuler yang mendapat tekanan karena latihan plyometrics untuk pulih

kembali”. Dengan pulih asal (recovery) yang cukup, tubuh akan siap kembali

untuk melaksanakan aktivitas latihan selanjutnya. Jika tidak ada waktu pemulihan

yang cukup, atlet akan mengalami kelelahan yang berat dan akibatnya

penampilannya akan menurun.

Latihan plyometrics merupakan metode latihan yang relatif masih baru.

Menurut Chu D. A. (1992:1) bahwa, “plyometrics adalah latihan yang dilakukan

dengan sengaja untuk meningkatkan kemampuan atlet yang merupakan perpaduan

latihan kecepatan dan kekuatan”. Perpaduan antara kecepatan dan kekuatan

merupakan perwujudan dari daya ledak otot. Oleh karena itu plyometrics

merupakan metode latihan yang sangat efektif untuk meningkatkan kemampuan

daya ledak (eksplosif power).

Tipe kerja dalam latihan plyometrics yaitu cepat dan eksplosif. Gerakan-

gerakan yang dilakukan bersifat reaktif. Menurut Pyke (1991:144) bahwa Latihan

drill plyometrics didasarkan pada prinsip-prinsip peregangan pendahuluan (pra-

peregangan) otot yang terlibat pada saat tahap penyelesaian atas respon untuk

penyerapan kejutan dari tegangan awal yang dilakukan otot sewaktu pendaratan.

Ciri khas dari latihan plyometrics adalah adanya peregangan pendahuluan (pre-

stretching) dan tegangan awal (pre-tension) pada saat melakukan kerja.

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa latihan plyometrics

merupakan latihan yang menjembatani antara kecepatan dan kekuatan. Tipe

gerakan dalam latihan plyometrics adalah cepat, kuat, eksplosif dan reaktif. Tipe-

Page 74: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

55

tipe seperti ini merupakan tipe dari kemampuan daya ledak. Oleh karena itu

latihan plyometrics merupakan latihan yang sangat cocok untuk meningkatkan

daya ledak (power).

1) LATIHAN PLYOMETRICS KNEE TUCK JUMPS

a. Latihan Pelaksanaan Plyometrics Knee Tucks Jumps

Latihan plyometrics knee tuck jumps merupakan bentuk latihan untuk

meningkatkan power otot tungkai dengan gerakan meloncat-loncat di tempat.

Pelaksanaan dari latihan ini adalah sikap berdiri tegak dan sewaktu akan

melakukan gerakan meloncat lutut sedikit ditekuk, kemudian meloncat setinggi-

tingginya dengan ujung telapak kaki. Pada saat kaki sudah terangkat, kedua lutut

ditekuk hingga siku-siku dan kedua lengan disentuhkan dengan lutut. Selanjutnya

mendarat dengan ujung telapak kaki mengeper dan dilanjutkan meloncat kembali

hingga berulang-ulang.

Dalam latihan ini harus meloncat-loncat setinggi-tingginya dengan cepat

dan berulang-ulang. Pada saat melakukan gerakan tersebut otot-otot tungkai

dituntut untuk bekerja secara berulang-ulang dan terus-menerus. Dengan keadan

tersebut maka dapat meningkatkan power otot tungkai.

Karena pelaksanaannya yang cepat dan tidak ada saat relaksasi, maka hal

ini dapat meningkatkan kekuatan sekaligus kecepatan gerak otot tungkai. Dengan

demikian latihan ini dapat memberi manfaat terhadap peningkatan daya ledak otot

tungkai.

Page 75: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

56

Gambar 3. Latihan Plyometrics Knee Tuck Jumps

(Chu Donald A., 1992 : 28)

b. Pengaruh latihan Plyometrics Knee Tucks Jumps

Knee Tuck Jumps/loncatan dengan lutut ditekuk yang dimaksudkan

adalah : kaki menolak pada tanah untuk melompat dengan kaki ditekuk secara

vertikal dan mendarat dengan lutut diluruskan kembali seperti semula.

Kemungkinan pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian latihan tersebut

terhadap peningkatan power otot tungkai dapat diketahui dari power yang

diperoleh dari latihan

Dengan melihat power yang terdiri dari dua komponen yaitu kekuatan dan

kecepatan maka dimungkinkan power otot tungkai akan meningkat. kelebihan

berupa peningkatan kecepatan yang cukup besar dan disisi lain juga memiliki

kelemahan yaitu tidak optimalnya unsur kekuatan.

Page 76: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

57

2) LATIHAN PLYOMETRICS SQUAT JUMP

a. Latihan Pelaksanaan Plyometrics Squat Jump

Menurut James Radcliffe A Robhert & Farentinos (1985:12) “Squat Jump

menekankan pada meloncat untuk mencapai ketinggian maksimal”. Berdasarkan

pendapat tersebut, jelas bahwa Latihan Plyometrics Squat Jump menekankan pada

kemampuan melompat lompat yang tinggi.

Pelaksanaan Latihan Plyometrics Squat Jump adalah meloncat keatas

setinggi mungkin. Setelah mendarat, segera ulangi gerakan ini. Kerjakan latihan

ini setinggi mungkun, untuk lebih jelasnya pelaksanaan Latihan Plyometrics Squat

Jump disajikan gambar sebagai berikut :

Gambar 4. Latihan Plyometrics Squat Jump

(Chu Donald A., 1992:61)

b. Pengaruh Latihan Plyometrics Squat Jump

Di tinjau dari pelaksanaan Latihan Plyometrics Squat Jump, latihan ini

dapat meningkatkan kekuatan dan power otot tungkai. Gerakan Squat Jump

dilakukan dengan kuat dan cepat agar dapat melompat setinggi-tingginya, setelah

Page 77: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

58

itu mendarat dengan memantul / mengeper selanjutnya meloncat lagi yang

dilakukan secara berkesinambungan.

Unsur kekuatan dan kecepatan pada gerakan Squat Jump ini

dikembangkan secara optimal, sehingga akan terbentuk kekuatan dan power otot

tungkai. Menurut Pyke (1991:144) “Semua latihan ( lompat memantul ) itu sangat

baik untuk menghasilkan tenaga pada jenis gerakan, karena latihan itu

menjembatani perbedaan kekuatan dan power “.

Pelaksanaan latihan plyometrics Squat Jump ini dilakukan dengan kedua

kaki secara bersamaan sehingga hal ini akan menghasilkan power otot tungkai

yang berimbang. Kekuatan otot tungkai mempunyai peran penting untuk aktifitas

gerakan-gerakan olahraga seperti melompat, meloncat dan sebagainya. Pada

gerakan lompat jauh, keberadaan kekuatan otot tungkai mempunyai peranan

penting untuk menghasilkan daya tolak yang maksimal dengan tenaga yang

eksplosif.

Penekanan latihan plyometrics memberikan beberapa keuntungan

diantaranya adalah 1) Resiko terjadinya cedera otot lebih rendah, sehingga aman

pada saat latihan, 2) Kontrol kesungguhan dan kebenaran dalam pelaksanaan

program latihan lebih mudah 3) Peningkatan beban latihan lebih tepat, sesuai

dengan ketentuan, 4) Memungkinkan sejumlah peserta untuk berlatih bersama,

sehingga menghemat waktu

Sedangkan kelemahan dari latihan plyometrics ini diantaranya adalah 1)

Beban latihan relatif ringan, sehingga peningkatan lebih rendah 2) Unsur

tantangan lebih rendah, sehinggan kurang menarik 3) Timbulnya kejenuhan saat

Page 78: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

59

melakukan latihan 4) Timbulnya kelelahan yang sangat bagi pelaku. Namun

demikian latihan ini pun juga dapat digunakan untuk meningkatkan power

KEUNTUNGAN

LATIHAN BERBEBAN PLYOMETRICS

1. Peningkatan kekuatan otot tungkai

yang cukup besar

2. Dengan adanya beban tambahan dari

luar, lebih memberikan tantangan

bagi pelaku sehingga dapat

meningkatkan semangat dan

motivasi dalam latihan

3. Kontrol kesungguhan dan kebenaran

dalam pelaksanaan program latihan

lebih mudah

4. Dapat dirancang untuk berbagai

keperluan dan

5. Prinsip overload benar-benar terlihat

1. Resiko terjadinya cedera otot lebih

rendah, sehingga aman pada saat

latihan

2. Kontrol kesungguhan dan kebenaran

dalam pelaksanaan program latihan

lebih mudah

3. Peningkatan beban latihan lebih

tepat, sesuai dengan ketentuan

4. Memungkinkan sejumlah peserta

untuk berlatih bersama, sehingga

menghemat waktu

KEKURANGAN

1. Kecepatan gerak otot tungkai

terabaikan karena beban terlalu berat

sehingga peningkatan kecepatan

lebih rendah,

2. Resiko terjadinya kelelahan dan

cedera otot lebih besar,

3. Peningkatan beban latihan, kadang-

kadang tidak sesuai dengan

perhitungan karena berat beban yang

tersedia ukuranyya terbatas dan

4. Timbulnya kejenuhan saat

melakukan latihan.

1. Beban latihan relatif ringan, sehingga

peningkatan lebih rendah

2. Unsur tantangan lebih rendah,

sehinggan kurang menarik

3. Timbulnya kejenuhan pada saat

beban latihan semakin bertambah,

karena jenis latihan yang tidak

berubah

4. Timbulnya kelelahan yang sangat

bagi pelaku

Page 79: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

60

6. KECEPATAN

a. Pengertian Kecepatan

Kecepatan merupakan salah satu unsur kondisi fisik yang memegang

peranan dalam beerbagai cabang olahraga. Kecepatan menurut Suharno HP

(1993:47) “adalah kemampuan atlet untuk melakukan gerakan-gerakan yang

sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya”. Adapun

menurut A. Hamidsyah Noer (1995:158) faktor-faktor yang turut menentukan

baik tidaknya kecepatan yang dimiliki oleh seorang atlet antara lain ditentukan

oleh

1. Usia, bakat dan jenis kelamin

2. Macam fibril otot berdasarkan pembawaan sejak lahir

3. Pengaturan sistem dan koordinasi yang baik

4. Kekutan otot

5. Sifat Elastisitas dan rileks dari otot.

Kecepatan sendiri terbagi menjadi beberapa macam, dalam hal ini menurut

Nosseck (1982:91) kecepatan dibagi menjadi tiga macam yaitu :

1. Kecepatan sprint

2. Kecepatan reaksi

3. Kecepatan bergerak

b. Pengaruh Kecepatan terhadap Power Otot Tungkai

Dalam melakukan aktivitas olahraga, kecepatan akan berpengaruh

terhadap cabang olahraga yang dilakukan. Seperti dalam kaitannya dengan power

otot tungkai, kecepatan akan berpengaruh terhadap power otot tungkai. Hal ini

Page 80: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

61

dikarenakan semakin cepat seseorang maka kemampuan power yang dihsilkan

akan semakin baik. Hal ini dikarenakan kecepatan merupakan unsur pembangun

dari power. Pada dasarnya serat otot manusia terdiri dari dua macam yaitu serat

otot putih dan serat otot merah. Jenis serat otot yang dimiliki oleh seseorang

merupakan pembawaan dari lahir.seseorang yang mempunyai serat otot putih

yang lebih dominan maka orang tersebut akan memiliki kecenderungan lebih

cepat dari pada yang mempunyai serat otot merah yang dominan.

Kemampuan kecepatan seseorang sangat tergantung pada bakat yang

dibawa sejak lahir. Namun demikian kecepatan seseorang akan dapat

dikembangkan dengan melatih atau mengembangkan unsur-unsur yang

mendukung kecepatan tersebut. Jadi kemampuan kecepatan dapat ditingkatkan

walaupun peningkatan tersebut relatif kecil. Dalam hal ini Nosseck (1982:59)

berpendapat bahwa “peningkatan kecepatan sangat terbatas, misalnya peningkatan

lari hanya berjumlah 20-39%”.

B. Penelitian Yang Relevan

Penelitian yang relevan dibutuhkan dalam mendukung kajian teori yang

dikemukakan, sehingga dapat dipergunakan sebuah kajian untuk hipotesis. Hasil

penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :penelitian yang dilakukan

oleh :Indra Jati Kusuma yang berjudul Pengaruh Metode Latihan dan power

lengan terhadap kecepatan smas bulu tangkis, hasil kesimpulan yang diperoleh

adalah sebagai berikut :

Page 81: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

62

1. Ada perbedaan pengaruh antara metode latihan plyometrics dengan metode

latihan berbeban terhadap peningkatan kecepatan smas bulu tangkis

2. Ada perbedaan kecepatan smes bulu tangkis antara mahasiswa yang

memiliki power lengan tinggi dan power lengan rendah setelah pemberian

latihan.

3. Ada interaksi antara metode latihan dan power lengan terhadap kecepatan

smes bulu tangkis.

a. Kelompok mahasiswa yang memiliki power lengan rendah memiliki

peningkatan hasil kecepatan smas bulutangkis yang besar jika

dilatih dengan latihan plyometrics

b. Kelompok mahasiswa yang memiliki power lengan tinggi memiliki

peningkatan kecepatan smas bulutangkis yang lebih baik jika

mendapat latihan beban

Slamet Riyadi yang berjudul Pengaruh Metode Latihan dan Kekuatan terhadap

Power Otot Tungkai , hasil kesimpulan yang diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan beban dengan

latihan plyometrics terhadap power otot tungkai.

2. Ada perbedaan yang signifikan power otot tungkai antara mahasiswa yang

memiliki kekuatan otot tungkai tinggi dengan mahasiswa yang memiliki

kekuatan otot tungkai rendah.

3. Ada interaksi yang signifikan antara latihan beban dan tingkat kekuatan otot

terhadap hasil power otot tungkai. Bagi kelompok mahasiswa yang

memiliki kekuatan otot tungkai tinggi, lebih baik jika dilatih dengan latihan

Page 82: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

63

pliometrik dan bagi kelompok mahasiswa yang memiliki kekuatan otot

tungkai rendah, lebih baik jika mendapat latihan berbeban.

C. Kerangka Penelitian

Setelah mengkaji uraian diatas maka dapat disusun kerangka pemikiran

sebagai berikut :

1) Perbedaan Pengaruh Latihan Berbeban dan Plyometrics Terhadap

Peningkatan Power Otot Tungkai

Salah satu faktor kondisi fisik untuk mencapai prestasi dalam olahraga

adalah power otot tungkai. Power otot tungkai merupakan kemampuan otot

tungkai untuk melakukan kerja atau gerakan secara eksplosif. Untuk

meningkatkan prestasi olahraga, kemampuan power otot tungkai atlet harus

ditingkatkan. Metode latihan untuk meningkatkan power harus bersifat khusus

sesuai dengan karakteristik power otot tungkai. Salah satu metode latihan untuk

meningkatkan power otot tungkai adalah latihan berbeban dan plyometrics.

Latihan berbeban adalah latihan tahanan dengan menggunakan media

beban sebagai alat pembebanannya. Latihan ini sistematis, dimana beban hanya

dipakai sebagai alat untuk menambah tahanan terhadap kontraksi otot. Latihan ini

mempunyai keunggulan dalam hal pembebanan karena menggunakan beban

tambahan dari luar. Keuntungan dari latihan berbeban adalah adanya

peningkatan kekuatan otot tungkai yang cukup besar. Padahal kekuatan otot

tungkai merupakan faktor utama pembentuk power. Sedangkan kelemahan dari

latihan ini adalah belum maksimalnya unsur kecepatan, yaitu kecepatan gerak otot

Page 83: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

64

tungkai terabaikan karena beban terlalu berat sehingga peningkatan kecepatan

lebih rendah

Latihan plyometrics adalah latihan yang dilakukan dengan sengaja untuk

meningkatkan kemampuan atlet yang merupakan perpaduan latihan kecepatan dan

kekuatan. Oleh karena itu plyometrics merupakan metode latihan yang sangat

efektif untuk meningkatkan kemampuan daya ledak (eksplosif power). Latihan ini

mempunyai kelebihan dalam hal kecepatan karena hanya menggunakan beban

dengan berat badan sendiri. Latihan plyometrics ini memiliki kelebihan berupa

peningkatan kecepatan yang cukup besar dan disisi lain juga memiliki kelemahan

yaitu tidak optimalnya unsur kekuatan. Namun demikian jika latihan dilakukan

dengan cermat, sesuai dengan program latihan yang telah direncanakan, maka

kelemahan dari latihan ini dapat diperkecil

Dari uraian tersebit diatas dan dengan memperhatikan kelebihan serta

kekurangan yang ada pada masing-masing metode latihan, maka dapat diduga

bahwa antara latihan berbeban dan latihan plyometrics akan memberikan

pengaruh yang berbeda terhadap peningkatan power otot tungkai. Sehingga

diduga ada perbedaan pengaruh latihan berbeban dan latihan plyometrics terhadap

peningkatan power otot tungkai

2) Perbedaan Siswa yang Memiliki Kecepatan Lari Tinggi dan Memiliki

Kecepatan Lari Rendah Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai

Selain metode latihan, kecepatan juga berpengaruh terhadap kemampuan

power otot tungkai seseorang karena semakin bagus kecepatan seseorang maka

Page 84: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

65

kemampuan yang power dihasilkan akan cenderung lebih baik. Hal ini

dikarenakan kecepatan merupakan salah satu unsur pembangun power.

Hal ini semakin memperjelas bagaimana berpengaruhnya kecepatan

terhadap peningkatan power otot tungkai. Dengan power otot tungkai yang sama,

maka akan jauh lebih optimal seseorang yang mempunyai kecepatan tinggi

daripada yang mempunyai kecepatan rendah.

Dari uraian tersebut diatas, dapat diduga bahwa perbedaan tinggi

rendahnya kecepatan yang dimiliki seseorang, akan memberikan pengaruh yang

berbeda terhadap peningkatan power otot tungkai orang yang bersangkutan.

Sehingga diduga ada perbedaan pengaruh terhadap perbedaan power otot tungkai

antara siswa yang memiliki kecepatan tinggi dengan siswa yang memiliki

kecepatan rendah.

3) Pengaruh Interaksi Latihan berbeban dan plyometrics Ditinjau dari

Kecepatan Lari Terhadap Peningkatan Power Otot Tungkai.

Latihan berbeban dan plyometrics merupakan bentuk latihan yang bisa

digunakan dalam meningkatkan power otot tungkai. Dalam pelaksanannya

latihan berbeban menuntut seseorng untuk mengangkat beban dari luar.

Sedangkan plyometrics menuntut kecepatan gerak karena hanya menggunakan

berat badan sendiri sebagai pembebanannya.

Ditinjau dari pelaksanaannya, masing-masing metode mempunyai

kelebihan masing-masing. Latihan berbeban lebih unggul dalam hal pembebanan,

sedangkan plyometrics lebih unggul dalam hal kecepatan. Karena power otot

tungkai adalah suatu bentuk usaha dalam melakukan daya dalam waktu yang

Page 85: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

66

sesingkat-singkatnya, maka kecepatan akan mempengaruhi kerja dari power otot

tungkai.

D. Perumusan Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka dan kerangka pemikiran yang telah

dikemukakan di atas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics terhadap

peningkatan power otot tungkai.

2. Ada perbedaan antara siswa yang memiliki kecepatan lari tinggi dan rendah

terhadap peningkatan power otot tungkai.

3. Ada pengaruh interaksi latihan berbeban dan plyometrics ditinjau dari

kecepatan lari terhadap peningkatan power otot tungkai.

Page 86: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

67

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di SMK N 2 Pacitan

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan dilaksanakan selama delapan minggu, dimulai

pada bulan November sampai dengan bulan Januari dengan frekuensi pertemuan

tiga kali dalam seminggu yaitu pada hari senin, rabu dan jumat. Penentuan waktu

pembelajaran dengan frekuensi tiga kali seminggu sesuai dengan pendapat

Brooks,GA, Fahey D (1984 : 405) bahwa dengan rekuensi tiga kali perminggu

akan terjadi peningkatan kualitas penampilan. Dengan alasan bahwa pembelajaran

tiga kali perminggu akan memberikan kesempatan bagi tubuh untuk beradaptasi

terhadap beban yang diterima

Pertemuan dilaksanakan diluar jam sekolah yaitu sehabis pulang sekolah, dengan

tujuan agar tidak mengganggu proses belajar mengajar. Secara keseluruhan

kegiatan perlakuan berlangsung selama 24 kali pertemuan

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Dasar penggunaan metode ini adalah kegiatan percobaan yang diawali dengan

Page 87: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

68

memberikan perlakuan kepada subjek yang diakhiri dengan suatu bentuk tes guna

mengetahui pengaruh perlakuan yang telah diberikan.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah faktorial 2 x 2. menurut Sugiyanto

(1995:30-31) bahwa :

“rancangan faktorial adalah rancangan dimana bisa dimasukkan dua

variabel atau lebih untuk memanipulasi secara simultan. Dengan

rancangan ini bisa diteliti pengaruh setiap variabel independen terhadap

variabel dependen, dan juga pengaruh interaksi antara variabel-variabel

independent”.

Untuk lebih jelasnya berikut ini disajikan gambar rancangan penelitian

sebagai berikut :

Tabel 3. Rancangan Penelitan Faktorial 2 x 2

Metode

Latihan (B)

Kecepatan

Lari (A)

Latihan berbeban

(b1)

Latihan Plyometrics

(b2)

Kecepatan Tinggi (a1) a1b1 a1b2

Kecepatan Rendah (a2) a2b1 a2b2

Keterangan :

a1 b1 : kelompok siswa yang memiliki kecepatan tinggi yang dilatih dengan

latihan berbeban.

a2 b1 : kelompok siswa yang memiliki kecepatan tinggi yang dilatih dengan

latihan plyometrics

a1 b2 : kelompok siswa yang memiliki kecepatan rendah yang dilatih dengan

latihan berbeban

Page 88: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

69

a2 b2 : kelompok siswa yang memiliki kecepatan rendah yang dilatih dengan

latihan plyomertics.

C. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent) dan satu

variabel terikat (dependen) dengan perincian sebagai berikut :

1. Variabel bebas (independent) yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain.

a. Variabel manipulatif , yang terdiri dari dua perlakuan :

1. Latihan berbeban.

2. Latihan plyometrics.

b. Variabel atributif yang dikendali yaitu kecepatan lari, merupakan variabel

yang melekat pada sampel dan menjadi sifat dari sampel tersebut yang

dibedakan menjadi dua yaitu

1. Kecepatan lari tinggi

2. Kecepatan lari rendah

2. Variabel terikat (dependent)

Variabel dependent dalam penelitian ini adalah peningkatan power otot

tungkai

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk memberikan penafsiran terhadap variabel-variabel dalam

penelitian ini, maka perlu dijelaskan definisi dari vareabel-variabel penelitian

yang ada. Definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut

Page 89: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

70

1) Latihan berbeban adalah latihan yang dilakukan dengan menggunakan

bantuan alat berupa besi yang merupakan beban sebagai saran untuk

meningkatkan dan mengembangkan power otot tungkai

Latihan squat adalah latihan yang dilakukan dengan gerakan menekuk

lutut, dan meluruskan kembali pada posisi tegak dengan mengangkat

beban tertentu. Latiahan leg press adalah latihan yang dilakukan

dengan mendorong beban tertentu dengan kaki. Latihan ini dilakukan

dengan gerakan menekuk dan meluruskan kaki dari posisi duduk.

2) Latihan plyometrics, yaitu knee tuck jump dan squat jump.

Latihan plyometrics adalah salah satu bentuk latihan yang didalamnya

terdapat kontraksi dan regangan otot secara cepat yang memungkinkan

otot mencapai kekuatan maksimal dalam waktu yang singkat

Latihan knee tuck jump adalah loncatan dengan lutut ditekuk dengan

kaki menolak pada tanah untuk meloncat dan mendarat dengan

mengeper. Latihan squat jump adalah loncatan keatas setinggi-

tingginya, setelah mendarat segera ulangi gerakan ini

3) Kecepatan lari yang dibedakan atas kecepatan tinggi dan kecepatan

rendah,

4) Power otot tungkai dapat diartikan sebagai kemampuan otot tungkai

seseorang untuk mengerahkan kekuatan secara maksimal dalam waktu

yang sesingkat-singkatnya. Diukur dengan vertical power jump test,

yang dilakukan sebanyak 3 kali ulangan

Page 90: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

71

E. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas XI SMK Negeri 2

Pacitan tahun ajaran 2009 / 2010 yang berjumlah 70 siswa.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa putra kelas XI SMK Negeri 2

Pacitan tahun ajaran 2009/2010, yang besarnya 40 orang. Besar sampel tersebut

diperoleh dengan teknik purposive random sampling, yaitu dari sejumlah populasi

yang ada, untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan sesuai

dengan tujuan penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah :

a. Berjenis kelamin laki-laki

b. Berminat untuk mengikuti latihan beban dan plyometrics

c. Sehat jasmani dan rokhani

d. Tidak melakukan akrivitas atau latihan fisik yang lain yang terprogram

e. Bersedia menjadi sampel penelitian

Seluruh populasi penelitian selanjutnya dilakukan pengukuran terhadap

kecepatan, dengan tujuan untuk mengetahui siswa yang memiliki kecepatan tinggi

dan kecepatan rendah kemudian dirangking. Dari hasil rangking tersebut diambil

20 siswa, urutan atau peringkat 1 sampai dengan 20 sebagai sampel dengan

kecepatan tinggi dan peringkat 1 sampai dengan 20 urutan rangking dari bawah

sebagai sampel dengan kecepatan rendah. Kemudian populasi yang berada pada

rangking antara 21 yang memiliki kecepatan tinggi sampai dengan urutan 21 yang

Page 91: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

72

memiliki kecepatan rendah dihilangkan. Sehingga terbentuk dua kelompok latihan

yang memiliki kecepatan relatif sama.

Dari dua kelompok yang sudah terbentuk pada setiap taraf, selanjutnya

dengan cara undian (random) ditetapkan sebagai kelompok latihan tahanan yang

mendapat perlakuan latihan berbeban dan latihan plyometrics, yang selanjutnya

untuk membentuk 4 kelompok latihan yang masing-masing jumlahnya sama yaitu

10 orang

F. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui tes dan

pengukuran yaitu dengan pengukuran kecepatan dengan lari cepat 40 m Ismaryati

(2006: 57-58) dan pengukuran power otot tungkai dilakukan dengan vertical

power jump test (Kirkendall DR, Gruber J.J,Johnson R.R 1986 :189-190).

1. Mencari Reliabilita Tes

Sebelum data hasil penelitian dianalisis terlebih dahulu data harus dicari

reliabilitanya, untuk mengetahui keajegan dri tes yang bersangkutan. Untuk

mencari besarnya koefisien reliabilita, dipergunakan ANAVA (Thomas, Nelson.,

2001 : 187) dengan rumus :

R = B

WB

MS

MSMS

Dengan :

MSB = B

B

df

MS

Page 92: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

73

MSB = ABA

ABA

dfdf

SSSS

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas

SS = Jumlah kuadrat perlakuan

MS = Rata-rata kuadrat perlakuan

df = Derajat kebebasan

A = Perlakuan kolom

B = Perlakuan baris

AB = Interaksi antara perlakuan baris dan perlakuan kolom

2. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrument penelitian untuk tes kecepatan lari dan tes power otot

tungkai adalah dengan mencari koefisien reliabilitasnya. Tes kekuatan otot

tungkai akan dilakukan pada awal bulan mei dan tes power otot tungkai pertama

kali dilakukan setelah tes kakuatan otot tungkai. Tes kekuatan otot tungkai ini

oleh Bossey Derek (1980 : 26) mempunyai validitas face validity. Setelah

dilakukan uji tes, ternyata diperoleh reliabilita 0.872, selanjutnya hasil tes ini

digunakan untuk mencari dan menetukan sampel yang diperlukan dalam

penelitian ini yaitu sampel yang masuk kategori kekuatan tinggi dan kategori

kekuatan rendah. Sedangkan tes power otot tungkai oleh Johnson (1986 : 293)

dinyatakan mempunyai reliabilitas 0.977 untuk laki-laki, objektivitas 0.99 dan

validitas 0.989 untuk siswa laki-laki, dan selanjutnya setelah dilakukan uji tes

diperoleh reliabilitas tes 0.989

Page 93: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

74

Dalam kategori koefisien reliabilita hasil tersebut dengan menggunakan

pedoman tabel koefisien korelasi dari Book Walter, yang dikutip Mulyono B

(1992 : 22) yaitu :

Tabel 4. Tabel Koefisien Kategori Reliabilitas

Kategori Validita Reliabilita Obyektivita

Tinggi sekali

Tinggi

Cukup

Kurang

Tidak signifikan

0.80 – 1.00

0.70 – 0.79

0.50 – 0.69

0.30 – 0.49

0.00 – 0.29

0.90 – 1.00

0.80 – 0.89

0.60 – 0.79

0.40 – 0.59

0.00 – 0.39

0.95 – 1.00

0.85 – 0.94

0.70 – 0.84

0.50 – 0.69

0.00 – 0.49

G. Teknik Analisis Data

Data yang telah terkumpul selanjutnya di analisis dngan menggunakan

teknik analisis statistik, untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan dalam

penelitian ini. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data hasil tes power

otot tungkai pada masing-masing sel atau masing-masing kelompok pada desain

eksperimen

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis

Varian (ANAVA) dua jalur pada taraf signifikansi α = 0,05. Selanjutnya untuk

membandingkan pasangan rata-rata dari perlakuan yang diberikan uji Rentang

Newman Keuls (Sudjana, 2002 : 36-40).

Page 94: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

75

1. Uji Prasyarat Analisis

Sebelum dilanjutkan ke uji hipotesis, maka terlebih dahulu harus

dilakukan uji prasyarat berupa :

a. Uji Normalitas Sampel

Uji normalitas data dilakukan dengan uji kenormalan secara

nonparametric. Uji normalitas data dilaksanakan dengan menggunakan Uji

Lilliefors dengan α = 0,05, dengan rumus:

=

( dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)

Untuk menerima atau menolak hipotesis nol, dengan cara membandingkan

hasil Lo dengan nilai kritis L yang diambil dari table Lilliefors dengan taraf

signifikansi 5% dari rumus L = Max F(Zi) – S(Zi) : F(Zi) – P (Z ≤ (Zi). Ho

diterima bila Lhit < Ltab, yang berarti sampel berasal dari populasi normal

b. Uji Homogenitas Varians

Untuk mengetahui kesamaan atau perbedaan rata-rata dari masing-

masing kelompok sampel yang digunakan dalam penelitian, maka perlu

dilakukan uji homogenitas yang meliputi :

1) Uji homogenitas antara sampel latihan berbeban dan latihan plyometrics.

2) Uji homogenitas antara sampel kecepatan lari tinggi dan kecepatan lari

rendah.

Page 95: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

76

Untuk menaksir rata-rata dan menguji kesamaan atau perbedaan dua rata-

rata perlu ditekankan adanya asumsi bahwa kedua kelompok sampel mempunyai

variansi yang sama. Kelompok-kelompok sampel dengan variansi yang sama

besar ini dinamakan homogeny. Analisis statistik yang digunakan untuk menguji

hipotesis Ho adalah :

F = (Sudjana, 2002 :250)

Uji homogenitas ini dilakukan dengan menggunakan Uji Bartlett dengan α

= 0,05), dengan rumus :

= (Sudjana, 2002 : 261-466)

Ho diterima bila < tab, yang berarti sampel-sampel berasal dari

populasi yang homogeny. Untuk memudahkan perhitungan, satuan-satuan yang

diperlukan untuk uji Bartlett menurut Sudjana (2002 : 262) akan lebih mudah dan

lebih baik bila disusun kedalam tabel sebagai berikut :

Tabel 5. Satuan Harga untuk Uji Bartlett

Sampel ke Dk 1/(dk) Log (dk) log

1

2

.

.

.

K

Jumlah

-1

-1

-1

∑ ( -1)

1/( -1)

1/( -1)

1/( -1)

-

Log

Log

Log

-

( ) Log

( ) Log

( ) Log

∑ ( ) Log

Page 96: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

77

2. Uji Hipotesis

Data hasil tes akhir power otot tungkai dianalisis dengan anava dua jalur

dan pengujian hipotesis dengan perhitungan uji F pada taraf signifikan 0,05 yang

sebelumnya telah dilakukan uji prasyarat yaitu normalitas sampel (uji Lilliefirs

dengan α = 0,05) dan uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05).

Selanjutnya prosedur Analisis dua jalur secara rinci sebagai berikut:

Tabel 6. Analisis Variansi Dua Jalur

Source Of Variance SS Df MS F

Between group

A

B

A*B

Within groups

Total

SS B

SS 1

SS 2

SS 21X

SS w

SST

df B

df 1

df 2

df 21x

df w

df t

MS B

MS 1

MS 2

MS 21x

MS W

F B

F 1

F 2

F 21x

Langkah-Langkah Perhitungan :

a). Sum of Square

1) Total Sum of Square (SS r )

SS r = 2X - 2

N

X

2) Between group sum sguare (SS B )

SS B = 2

1

1

N

X+

2

2

2

N

X+

2

k

k

N

X- 2

N

X

Page 97: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

78

3) Within group sum square (SS W )

SS W = SS r - SS B

4) Sum of square for factor 1 (SS 1 )

SS 1 = 2

lumnNinearchco

olumnSumofeachc- 2

N

X

5) Sum of square for factor 2 (SS 2 )

SS 2 = 2

Nineachrow

owSumofeachr- 2

N

x

6) Sum of square for Interactions (SS 21x )

SS 21x = SS b - SS 1 - SS 2

b). Degrees of freedom

1) Total Degrees of Freedom

df r = N – 1

2) Degrees of Freedom Within Groups

df w = N – K

3) Degrees of Freedom for Factor 1

df 1 = one less than the number of levels for factor 1

4) Degrees of Freedom for factor 2

df 1 = one less than the number of levels for factor 2

5) Degrees of Freedom for interaction

df 21x = df 1 xdf 2

Page 98: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

79

6) Degrees of Freedom Between Groups

df B = k – 1

c). Mean Square

1) Mean Square Between Groups(MS B )

MS B = b

B

df

SS

2) Mean Square within Groups (MS W )

MS W = w

W

df

SS

3) Mean Square for factor 1 (MS 1 )

MS B = 1

1

df

SS

4) Mean Square for factor 2 (MS 2 )

MS B = 1

2

df

SS

MS B = 3

3

df

SS

5) Mean Square for interactioa (MS 21X )

MS 21X = 21

21

x

X

df

SS

d). Frations and test of significance

1) Effect of Between group (F B )

F = W

B

MS

MS

Page 99: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

80

2) Effect of factor 1 (F 1 )

F = WMS

MS1

3) Effect of factor 2 (F 2 )

F = WMS

MS2

4) Effect of interaction (F 21X )

F = W

x

MS

MS 21

=

Penggunaan anava harus memenuhi persyaratan : (1) observasi untuk masing-

masing kelompok independen, (2) setiap kelompok perlakuan memiliki

variansi yang sama (Homogen), (3) populasi berdistribusi normal.

3. Uji Rentang Newman – Keuls Setelah ANAVA

Menurut Sudjana (2002:36) langkah-langkah untuk melakukan uji

Newman-Keuls adalah sebagai berikut :

1) Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil

sampai yang terbesar

2) Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.

3) Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus :

Page 100: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

81

=

RJK (kekeliruan) juga didapat dari hasil rangkuman ANAVA

4) Tentukan taraf signifikan α, lalu gunakan Daftar Rentang Student. Untuk uji

Newman-Keuls, diambil V = dk dari RJK (Kekeliruan) dan P = 2,3,…,k.

Harga-harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P

supaya dicatat.

5) Kalikan harga-harga yang didapat dititik……..di atas masing-masing dengan

Sy dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan

yang terkecil (RST).

6) Bandingkan selisih rata-rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih

rata-rata terbesar dan rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-1), dan

seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata-rata terbesar kedua

rata-rata terkecil dengan RST untuk P = (k-1), selisih rata-rata terbesar kedua

dan selisih rata-rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-2), dan

seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada 1/2

K(k-1) pasangan yang

harus dibandingkan. Jika selisih-selisih yang didapat lebih besar daripada

RST-nya masing-masing maka disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan antara rata-rata perlakuan

4. Hipotesis Statistik

Hipotesis 1 H0 = A1 = A2

H1 = A1 ≠ A2

Hipotesis 2 H0 = B1 = B2

Page 101: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

82

H1 = B1 ≠ B2

Hipotesis 3 H0 = A1 B2 = A1 B2

H1 = A1 B2 A1 B2

Keterangan:

= Nilai rata-rata

A = Metode latihan

B = Tingkat kekuatan

A1 = Rata-rata kelompok dengan latihan berbeban

A2 = Rata-rata kelompok dengan latihan plyometrics

B1 = Rata-rata kelompok dengan kecepatan tinggi

B2 = Rata-rata kelompok dengan kecepatan rendah

A1 B2 = Interaksi antara metode latihan berbeban dan plyometrics dengan

kecepatan

Page 102: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

83

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya.

Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan

pada tes awal dan tes akhir hasil power otot tungkai. Berturut-turut berikut

disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis

dan pembahasan hasil penelitian.

A. Deskripsi Data

Deskripsi hasil analisis data hasil tes hasil power otot tungkai yang

dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai berikut:

Tabel 7. Deskripsi Data Hasil Tes Power Otot Tungkai Tiap Kelompok

Berdasarkan Pengunaan Motode dan Tingkat Kecepatan

Perlakuan Tingkat

Kecepatan

Statistik Hasil

Tes

Awal

Hasil

Tes

Akhir

Peningkatan

Latihan berbeban

Tinggi

Jumlah 954.6 1005.3 50.7

Rerata 95.460 100.530 5.070

SD 7.976 7.448 1.721

Rendah

Jumlah 813.3 874.1 60.8

Rerata 81.330 87.410 6.080

SD 7.694 8.347 1.678

Latihan

plyometrics

Tinggi

Jumlah 945.8 1033 87.2

Rerata 94.580 103.300 8.720

SD 11.181 11.686 2.017

Rendah

Jumlah 860.5 911.9 51.4

Rerata 86.050 91.190 5.140

SD 11.114 11.231 1.646

Page 103: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

84

Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan yang

berbeda. Nilai rata-rata peningkatan power otot tungkai yang dicapai tiap

kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram. Gambaran menyeluruh

dari nilai rata-rata power otot tungkai maka dapat dibuat histogram perbandingan

nilai-nilai sebagai berikut:

82

84

86

88

90

92

94

96

98

100

102

104

LB (A1) LP (A2) K T (B1) K R (B2)

Kelompok

Nil

ai

Po

wer

Oto

t T

un

gkai

Tes Awal

Tes Akhir

Gambar 5. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Power Otot

Tungkai Tiap Kelompok Berdasarkan Jenis Latihan dan Tingkat

Kecepatan

LB = Kelompok latihan berbeban

LP = Kelompok latihan plyometrics

K T = Kelompok kecepatan tinggi

K R = Kelompok kecepatan rendah

= Hasil tes awal

= Hasil tes akhir

Page 104: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

85

Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan nilai power

otot tungkai yang berbeda. Nilai peningkatan nilai power otot tungkai masing-

masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 8. Nilai peningkatan nilai power otot tungkai masing-masing sel

(kelompok perlakuan)

No Kelompok Perlakuan

(Sel)

Nilai Peningkatan

Power Otot Tungkai

1 A1B1 (KP1) 4.91

2 A1B2 (KP2) 5.75

3 A2B1 (KP3) 8.62

4 A2B2 (KP4) 5.32

Keterangan :

KP 1 = Kelompok latihan berbeban dengan tingkat kecepatan tinggi

KP 2 = Kelompok latihan berbeban dengan tingkat kecepatan rendah

KP 3 = Kelompok latihan plyometrics dengan tingkat kecepatan tinggi

KP 4 = Kelompok latihan plyometrics dengan tingkat kecepatan rendah

Gambaran dari nilai peningkatan power otot tungkai pada masing-masing

kelompok berdasarkan tingkat pembebanan dan tingkat kecepatan dapat dilihat

pada histogram sebagai berikut:

Page 105: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

86

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9N

ilai

Pen

ing

kata

n P

ow

er

Tu

ng

kai

A1B1 (KP1) A1B2 (KP2) A2B1 (KP3) A2B2 (KP4)

Kelompok

Gambar 6. Histogram Nilai Rata-rata Peningkatan Power Otot Tungkai Tiap

Kelompok Berdasarkan Tingkat Pembebanan Pada Latihan

Berbeban dan Tingkat Kecepatan

Kelompok siswa yang mendapat latihan berbeban dan plyometrics memiliki

peningkatan power otot tungkai yang berbeda. Jika antara kelompok siswa yang

mendapat latihan berbeban dan plyometrics dibandingkan, maka dapat diketahui

bahwa kelompok perlakuan plyometrics memiliki peningkatan hasil power otot

tungkai sebesar 1.64 yang lebih tinggi dari pada kelompok latihan berbeban.

Perbedaan tingkat kecepatan berpengaruh pada peningkatan power otot

tungkai. Jika antara kelompok siswa yang memiliki kecepatan tinggi dan rendah

dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok siswa yang memiliki

kecepatan tinggi memiliki peningkatan hasil power otot tungkai sebesar 1.23 yang

lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang memiliki kecepatan rendah.

Page 106: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

87

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas

Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji

normalitas data penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas

data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut:

Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data

Kelompok

Perlakuan N M SD Lhitung Ltabel 5% Kesimpulan

KP1 10 4.910 1.415 0.1611 0.258 Berdistribusi Normal

KP2 10 5.750 1.329 0.1389 0.258 Berdistribusi Normal

KP3 10 8.620 1.758 0.1212 0.258 Berdistribusi Normal

KP4 10 5.320 2.172 0.1370 0.258 Berdistribusi Normal

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo =

0.1611. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf

signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

pada KP1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan

pada KP2 diperoleh nilai Lo = 0. 1389, yang ternyata lebih kecil dari angka batas

penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP2 termasuk berdistribusi normal.

Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP3 diperoleh nilai Lo = 0.1212.

Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan

signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data

Page 107: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

88

pada KP3 termasuk berdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang

dilakukan pada KP4 diperoleh nilai Lo = 0.1370, yang ternyata juga lebih kecil

dari angka batas penolakan hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu

0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP4 juga termasuk

berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk menguji kesamaan varians antara

kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan

dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2

adalah sebagai berikut:

Tabel 10. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data

∑ Kelompok Ni SD2

gab χ2o χ2

tabel 5% Kesimpulan

4 10 2.894 2.768 7.81 Varians homogen

Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 2.768. Sedangkan dengan K

- 1 = 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2

o = 2.768 lebih

kecil dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelompok

dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.

Page 108: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

89

C. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data

dan interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai

langkah-langkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis

varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji.

Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab

II. Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:

Tabel 11. Ringkasan Nilai Rata-rata Power Otot Tungkai Berdasarkan Jenis

Latihan Berbeban dan Tingkat Kecepatan

Variabel

Rerata Power

Otot Tungkai

A1

A2

B1 B2 B1 B2

Hasil tes awal 95.460 81.330 94.580 86.050

Hasil tes akhir 100.530 87.410 103.300 91.190

Peningkatan 5.070 6.080 8.720 5.140

Keterangan :

A1 = Latihan berbeban.

A2 = Latihan plyometrics.

B1 = Kelompok siswa yang memiliki kecepatan tinggi

B2 = Kelompok siswa yang memiliki kecepatan rendah

Page 109: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

90

Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode Latihan

(A1 dan A2)

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo

Ft

A 1 26.8960 26.896 8.3654 * 4.11

Kekeliruan 36 115.7460 3.215

Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kecepatan (B1 dan

B2)

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo

Ft

B 1 15.1290 15.129 4.7055 *

Kekeliruan 36 115.7460 3.215

Tabel 14. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor

Sumber

Variasi dk JK RJK Fo

Ft

Rata-rata

Perlakuan 1 1512.9000 1512.900

A 1 26.8960 26.896 8.3654 * 4.11

B 1 15.1290 15.129 4.7055 *

AB 1 42.8490 42.849 13.3271 *

Kekeliruan 36 115.7460 3.215

Total 40 1713.5200

Tabel 15. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians

KP A1B1 A2B2 A1B2 A2B1 RST

Rerata 4.910 5.320 5.750 8.620

A1B1 4.910 - 0.410 0.840 3.710 * 1.6387

A2B2 5.320 - 0.430 3.300 * 1.9732

A1B2 5.750 - 2.870 * 2.1774

A2B1 8.620 -

Keterangan ;

Yang bertanda * signifikan pada 0,05.

Page 110: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

91

Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis

sebagai berikut:

1. Pengujian Hipotesis I

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa latihan berbeban memiliki

peningkatan yang berbeda dengan latihan plyometrics. Hal ini dibuktikan dari

nilai Fhitung = 8.365 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak.

Yang berarti bahwa latihan berbeban memiliki peningkatan yang berbeda dengan

latihan plyometric dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh

bahwa ternyata latihan plyometrics memiliki peningkatan yang lebih baik dari

pada latihan berbeban, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 5.33

dan 6.97.

2. Pengujian Hipotesis II

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa yang memiliki kecepatan

tinggi memiliki peningkatan hasil power otot tungkai yang berbeda dengan siswa

yang memiliki kecepatan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 4.706 >

Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa

siswa yang memiliki kecepatan tinggi memiliki peningkatan hasil power otot

tungkai yang berbeda dengan siswa yang memiliki kecepatan rendah dapat

diterima kebenarannya.

Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata siswa yang memiliki

kecepatan tinggi memiliki peningkatan hasil power otot tungkai yang lebih baik

Page 111: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

92

dari pada siswa yang memiliki kecepatan rendah, dengan rata-rata peningkatan

masing-masing yaitu 6.77 dan 5.34

3. Pengujian Hipotesis III

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara latihan berbeban

dan tingkat kecepatan sangat bermakna. Karena Fhitung = 13.327 > Ftabel = 4.11.

Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Terdapat interaksi yang signifikan antara

jenis latihan yang diterapkan untuk meningkatkan power otot tungkai dan tingkat

kecepatan.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut

mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan

pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu :

(a) ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian

(b) ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi

dua faktor. Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai

berikut:

1. Perbandingan Pengaruh Latihan Berbeban dan Plyometrics

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh

yang nyata antara kelompok siswa yang mendapatkan latihan berbeban dan

kelompok siswa yang mendapatkan latihan plyometrics terhadap peningkatan

hasil power otot tungkai. Pada kelompok siswa yang mendapat latihan

Page 112: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

93

plyometrics mempunyai peningkatan hasil power otot tungkai yang lebih baik

dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapat latihan berbeban.

Latihan plyometrics lebih memungkinkan untuk melakukan gerakan dengan

cepat. Pada latihan ini otot-otot dituntut untuk bekerja melawan beban yang

dilakukan secara berulang-ulang dan terus-menerus dengan cepat. Beban latihan

plyometric yaitu berupa berat badan sendiri (beban internal). Latihan plyometrics

yang terapkan berupa gerakan melompat-lompat. Gerakan melompat-lompat yang

dilakukan dengan cepat dan eksplosif dapat meningkatkan kecepatan sekaligus

kecepatan gerak otot. Latihan plyometrics dapat mengembangkan kecepatan dan

kekuatan secara terpadu. Kecepatan dan kekuatan gerak yang terpadu dalam satu

gerakan merupakan kemampuan daya ledak (power).

Power otot tungkai merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot

tungkai untuk mengatasi tahanan beban atau dengan kecepatan tinggi dalam satu

gerakan yang utuh secara eksplosif. Faktor utama power otot adalah kekuatan dan

kecepatan. Power otot dapat ditingkatkan dan dikembangkan melalui latihan fisik

yaitu dengan meningkatkan unsur kekuatan dan unsur kecepatan secara bersama-

sama. Latihan plyometrics dapat mengembangkan kekuatan dan kecepatan secara

terpadu. Oleh karena itulah latihan plyometrics memiliki hasil yang lebih baik

dibandingkan latihan berbeban dalam meningkatkan power otot tungkai. Latihan

plyometrics merupakan latihan yang sangat efektif mengembangkan power otot.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata peningkatan persentase hasil power otot tungkai yang

Page 113: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

94

dihasilkan oleh latihan plyometrics lebih tinggi 1.64 dari pada dengan power otot

tungkai.

2. Perbandingan Antara Taraf Kecepatan Tinggi dan Rendah

Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh

yang nyata antara kelompok siswa dengan kecepatan tinggi dan kecepatan rendah

terhadap peningkatan power otot tungkai. Pada kelompok siswa dengan kecepatan

tinggi mempunyai peningkatan power otot tungkai lebih tinggi dibanding

kelompok siswa dengan kecepatan rendah. Pada kelompok siswa kecepatan tinggi

memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kecepatan

rendah. Kecepatan merupakan modalitas untuk melakukan latihan. Kecepatan

yang baik menunjang kesiapan siswa untuk melakukan latihan khususnya yang

bertujuan untuk meningkatkan power.

Kekuatan merupakan unsur dasar pembentuk power otot. Siswa yang

memiliki kecepatan tinggi, lebih memungkinkan memiliki power otot tungkai

yang baik. Makin tinggi tingkai kecepatan yang dimiliki siswa maka makin besar

pula potensi power otot yang dimungkin dapat dicapai. Oleh karena itulah siswa

yang memiliki kecepatan tinggi memiliki peningkatan power otot tungkai yang

lebih baik, dari pada siswa yang memiliki kecepatan rendah.

Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa

perbandingan rata-rata peningkatan hasil power otot tungkai pada siswa yang

memiliki kecepatan tinggi 1.23 yang lebih tinggi dari pada kelompok siswa yang

memiliki kecepatan rendah.

Page 114: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

95

3. Pengaruh Interaksi Latihan Berbeban dan Plyometrics dengan Tingkat

Kecepatan

Dari tabel 10 ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa

faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi

yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel

12 dibawah ini.

Tabel 16. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan

B Terhadap Hasil Power otot tungkai.

Faktor A = Metode latihan berbeban

B = Kecepatan

Taraf A1 A2 Rerata A1 – A2

B1 4.910 8.620 6.765 3.710

B2 5.750 5.320 5.535 0.430

Rerata 5.33 6.97 6.15 1.23

B1 – B2 0.840 3.300 1.64

Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

A1 A2

Page 115: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

96

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

B1 B2

Gambar 7. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Peningkatan Hasil Power Otot

Tungkai

Keterangan :

: A1 = Latihan berbeban

: A2 = Latihan plyometrics.

: B1 = Kecepatan tinggi

: B2 = Kecepatan rendah

Atas dasar gambar 7 di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai

hasil power otot tungkai adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis perubahan

peningkatan power otot tungkai antar kelompok memiliki suatu titik pertemuan

atau persilangan. Antara jenis latihan (metode latihan) untuk meningkatkan power

otot tungkai dan tingkat kecepatan memiliki titik persilangan. Berarti terdapat

interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan

bahwa kecepatan berpengaruh terhadap hasil latihan berbeban.

Berdasarkan tabel 16, hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa yang

memiliki kecepatan tinggi memiliki peningkatan hasil power otot tungkai yang

besar jika dilatih dengan latihan plyometrics yaitu sebesar 8.620. Siswa yang

Page 116: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

97

memiliki kecepatan rendah dengan latihan berbeban, memiliki peningkatan power

otot tungkai yang lebih baik dibandingkan siswa dengan kecepatan tinggi dan

mendapat perlakuan latihan berbeban yaitu sebesar 5.750. Kefektifan metode

latihan yang diterapkan untuk meningkatkan power otot tungkai dipengaruhi oleh

tinggi rendahnya kecepatan yang dimiliki siswa.

Page 117: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

98

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan,

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan latihan berbeban dan plyometrics

terhadap peningkatan power otot tungkai. Hasil tersebut dibuktikan dengan

harga F- hitung dengan tingkat signifikansi lebih besar 0,05

2. Ada perbedaan peningkatan power otot tungkai yang signifikan siswa yang

memiliki kecepatan tinggi dengan kecepatan rendah. Hasil tersebut dibuktikan

dengan harga F- hitung dengan tingkat signifikansi lebih besar 0,05

3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan latihan berbeban dan plyometrics

ditinjau dari kecepatan lari terhadap peningkatan power otot tungkai. Hasil

tersebut dibuktikan dengan harga F- hitung dengan tingkat signifikansi lebih

besar 0,05

a. Kelompok siswa yang memiliki kecepatan tinggi memiliki peningkatan

hasil power otot tungkai yang besar jika dilatih dengan latihan

plyometrics.

b. Kelompok siswa yang memiliki kecepatan rendah memiliki peningkatan

power otot tungkai yang lebih baik jika mendapat latihan berbeban

Page 118: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

99

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, ternyata latihan berbeban dan

plyometrics memiliki efek peningkatan yang signifikan, sehingga guru, pelatih

dan pembina olahraga dapat menerapkan salah satunya untuk mendukung latihan

kecepatan dalam rangka peningkatan power otot tungkai. Dengan demikian

latihan plyometrics dapat dipergunakan bagi siswa yang memiliki kecepatan tinggi

agar power otot tungkai meningkat, sedangkan latihan berbeban dapat

dipergunakan bagi siswa yang memiliki kecepatan rendah agar power otot tungkai

meningkat

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan

saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi siswa yang memiliki kecepatan tinggi agar power otot tungkai meningkat

sebaiknya dilatih dengan latihan plyometrics

2. Bagi siswa yang memiliki kecepatan rendah agar power otot tungkai dapat

meningkat sebaiknya dilatih dengan latihan berbeban.

3. Penerapan latihan plyometrics dan latihan berbeban untuk meningkatkan hasil

power otot tungkai, perlu memperhatikan faktor kecepatan.

Page 119: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

100

DAFTAR PUSTAKA

A. Hamidsyah Noer. 1995. Ilmu kepelatihan lanjut, Surakarta, Universitas

Sebelas Maret Press

Barry L. Johnson dan Jack K. Nelson 1986. Practical Measurement For

Evaluation Pysical Education. Minesota USA: Publishing Company

Bompa, D. Tudor, 1990, Theory and Methodology of Training : The key To

Atletic Performance, Second Edition Dubuque Lowa : Kendall/Huns

Publishing Company

, 1994. Power Training for Sport : Plyometrics for Maximum for Power

Development. Two Edition. Ontario Coaching Association of Canada

Brooks, GA, Fahey D. 1984. Exercise physiology human Bionergenetics and its

Aplication. New York : Juhn Willy an Sons Inc

Chu Donald. A. 1992. Jumping into Plyometrics. California : Leisure Press

Champaign. IIIians

Davis. D., Kimmet, T., and Auty, M., 1989 Physical Education :Theory and

Practice. South Melbourne :The Macmillian Company of Australia, Pty.

Ltd

Foss, M.L., Keteyian, S.J. 1998. Fox’s Physiological Basis for Exercise and

Sport, Boston. WCB. Mc Graw-Hill Companies

Fox, EL, Bower, R.W., Fose M.L. 1988, The Physicological Basis of Physical

Education an Atletic, New York : Sounder College Publishing

Page 120: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

101

Fox, EL., 1984. Sport Pphysiology. Tokyo :Sounders College Publishing

Fox, Merle L, Foss, Steven J. 1998, Physiological Basis For Exercise and Sport,

Sixth Edition, Dubuque lowa : The Mc. Graw-Hill Companies

Harre, Dietrich. 1982.Principle of Sport Training Introduction to The Theory

and Methods of Training. Berlin: Sport Verlag

Harsono, 1988, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis Dalam Coaching, Jakarta :

Ditjendikti

James C, Radelife & Farentinos, R. C. 1999, Training For Speed And

Endurance, Sydney : Allen dan Unwin

Johnson, B.L., Nelson, J.K. 1987. Practical Measurment for Evaluation Physical

Education.Fuor Edition. Minesota USA: Macmillan Publishing Company

Jones, NL., McCarteney, N., and McCormas, AJ., 1986. Human Muscle Power

(Ed) Illionis :Human Kinetics Publisher Inc.

Kirkendall DR, Gruber J.J,Johnson R.R. 1986. Measurement and Evalution for

Physical Educators. Dubuque, Lowa :Wm. C. Brown Company Publiser

M. Furqon H. 1996. Latihan Berbeban. Surakarta : Universitas Sebelas Maret

Press.

M. Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam

Olagraga. Semarang : Dahara Prize

Moeloek, D., Arjatmo Tjokronagara, A. 1984. Kesehatan dan Olahraga.

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Mulyono, B. 1992. Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta: Universitas

Sebelas Maret Press

Page 121: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

102

Nossek. J. 1982. General Theory of Training. Lagos: Pan African Press. Ltd

Pate R., Clenaghan M. B. & Rotella R. 1993. Dasar-Dasar Ilmiah Kepelatihan,

Alih Bahasa Kasiyo Dwijowinoto. Semarang : IKIP Semarang Press

Pyke F. S. 1991. Better Coaching. Australia : Austalian Coaching Council

Incorporated

Radcliffe, J. C., Farentinos, R. C. 1985. Plyometrics: Explosive Power Training.

Illionis: Human Kinetics Publisher. Inc.

Sadosa Sumosardjuno. 1994. Pengetahuan Praktis Kesehatan Dalam Olahraga.

Jakarta : Gramedia.

Sarwono & Ismaryati. 1999. Laporan Penelitian Pengaruh Metode Kombinasi

latihan Sirkuit Pliometrik, Berat Badan dan Waktu Reaksi Terhadap

Kelincahan. Surakarta : FKIP UNS

Soekarman. 1987. Dasar Olahraga Untuk Pembina, Pelatih Dan Atlet. Jakarta :

Inti Idayu Press

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Sudjarwo. 1995. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: Universitas Sebelas Maret

Press

Sugiyanto. 1995. Metodologi Penelitian. Surakarta: UNS Press.

1996. Belajar Gerak I. Surakarta: UNS Press.

Sugiyanto & Sudjarwo. 1992. Materi Pokok Perkembangan dan Belajar Gerak.

Jakarta: Depdikbud. Proyek Peningkatan Mutu Guru SD Setara D-II.

Suharno HP. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: IKIP Yogyakarta.

Thomas, J.P. Nelson, J.K. 2001. Research Methods in Physical Activity. Second

Edition. Champaign Illinois: human Kinetic Publiser

Page 122: PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN BERBEBAN DAN PLYOMETRICS .../Perbedaan... · iii halaman pengesahan perbedaan pengaruh latihan berbeban dan plyometrics dit injau dari kecepatan lari terhadap

103

Yusuf Hadisasmita & Aip Syarifuddin, 1996. Ilmu Kepelatihan Dasar. Jakarta

: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Dirjendikti. Proyek

Pendidikan Tenaga Akademik