Upload
allif-rahman
View
1.297
Download
93
Embed Size (px)
Citation preview
STATISTIK II
MATERI : ANALISIS DATA : ASOSIATIF
FAKULTAS/JURUSAN : FE / AKUNTANSI DAN MANAJEMEN
SEMESTER/TAHUN AKADEMIK : GANJIL / 2007/2008
MODUL/TATAP MUKA KE : 12 (DUA BELAS)
PENYUSUN : HARDELI HAMZAH
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS:
Diharapkan mahasiswa mampu:
1. Menghitung koefisien korelasi rank Spearman
2. Menghitung koefisien korelasi Pearson
3. Menjelaskan arti Koefisien Determinasi dan cara menghitungnya
DAFTAR MATERI PEMBAHASAN
Analsis Korelasi
A. Pendahuluan
B. Koefisien Korelasi Rank Spearman
C. Koefisien Korelasi Pearson
D. Koefisen Determinasi
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Hardeli Hamzah MsiSTATISTIK II
1
MODUL 12 / PERTEMUAN KEDUA BELAS
UJI KOEFISIEN KORELASI DAN DETERMINASI
A. Pendahuluan
Peralatan analisis regresi dan korelasi telah dikembangkan untuk mempelajari
pola dan mengukur hubungan statistik antara dua atau lebih variabel
1. Dua variabel : Regresi dan korelasi sederhana
2. Lebih dari dua variabel : Regresi dan korelasi berganda
Dalam analisa regresi, suatu Persamaan Regresi atau Persamaan Penduga
dibentuk untuk menerangkan pola hubungan variabel-variabel. Sementara dalam
analisa korelasi disamping mengukur kesesuaian garis regresi terhadap data sampel
atau disebut Koefisien Determinasi atau Koefisien Penentu, juga mengukur
keeratan hubungan anta variabel atau disebut Koefisien Korelasi. Dengan kata lain,
analisa regresi menjawab bagaimana pola hubungan variabel-variabel dan analisa
korelasi menjawab bagaimana keeratan hubungan yang diterangkan dalam persamaan
regresi. Kedua analisa ini biasanya dipakai bersama-sama. Koefisien korelasi
dilambangkan dengan r dan koefisien determinasi dilambangkan dengan r2.
Harga r bergerak antara –1 dan +1 dengan tanda negatif menyatakan adanya
korelasi tak langsung atau korelasi negatif dan tanda positif menyatakan adanya
korelasi langsung atau korelasi positif. r = 0 menyatakan tidak ada hubungan linier
antara variabel X dan Y.
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Hardeli Hamzah MsiSTATISTIK II
2
Korelasi negatif Korelasi negatif Tidak ada Korelasi positif korelasi positif sempurna sedang korelasi sedang sempurna
negatif kuat negatif lemah positif lemah positif kuat
-1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0
Korelasi Negatif Korelasi Positif
B. Koefisien Korelasi Rank Spearman
Koefisen korelasi ini mengukur kedekatan hubungan antara dua variabel
ordinal. Koefisien korelasi ini dinamakan koefisien korelasi pangkat atau koefisien
korelasi Spearman, yang disimbolkan dengan r’.
Misalkan pasangan data hasil pengamatan (Xi , Yi) kita susun menurut urutan besar
nilainya dalam tiap variabel. Nilai Xi disusun menurut urutan besarnya, yang terbesar
diberi nomor urut atau peringkat 1, terbesar kedua diberi peringkat 2 dan seterusnya
sampai nilai terkecil. Demikian pula untuk variabel Y. Sekarang kita bentuk selisih atau
beda peringkat Xi dan peringkat Yi yang data aslinya berpasangan. Beda ini
disimbolkan dengan bi, maka koefisien korelasi peringkat r’ dihitung dengan rumus:
r’ = 1 –
Contoh. Data berikut adalah penilaian 2 orang juri terhadap 8 orang peserta
perlombaan.
Peserta Juri I Juri II
A
B
C
D
E
F
G
H
70
85
65
50
90
80
75
60
80
75
55
60
85
70
90
65
Peringkat dari dua orang juri
Peserta Juri I Juri II Beda (bi)
ABCDEFGH
52681347
34872516
2-221
-1-231
44411491
Jumlah - - - 28
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Hardeli Hamzah MsiSTATISTIK II
3
Dinyatakan dalam peringkat, mudah dilihat bahwa juri I memberi peringkat 1 untuk E, peringkat 2 untuk B dan seterusnya peringkat 8 untuk D. Juri II memberi peringkat 1 untuk G, peringkat 2 untuk E dan peringkat 8 untuk C. Hasilnya terlihat pada table di bawah ini.
r’ = 1 – = 1 – = 0,667
kesesuaian penilaian juri I dan juri II = 66,7 %
Ada kemungkinan terjadi bahwa beberapa data pengamatan ada yang sama.
Dalam hal ini, untuk nilai data demikian diberikan peringkat yang sama dengan rata-
rata dari peringkat data yang sama tersebut.
Contoh 4: Daftar berikut ini adalah contoh untuk menghitung r’ apabila terdapat peringkat seri atau data yang sama besarnya.
Xi Yi Peringkat Xi Peringkat Yi Beda bi
96
82
63
57
82
90
90
74
87
90
150
95
75
75
110
100
140
83
100
92
1
6,5
9
10
6,5
3
3
8
5
3
1
6
9,5
9,5
3
4,5
2
8
4,5
7
0
0,5
-0,5
0,5
3,5
-1,5
1
0
0,5
-4
0
0,25
0,25
0,25
12,25
2,25
1
0
0,25
16
Jumlah - - - 32,5
Dengan å = 32,5 dan n = 10, maka didapat:
r’ = 1 – = 0,8031
PT Bumi Aksara mempunyai keyakinan bahwa training salesmanship sangat
diperlukan untuk meningkatkan kinerja tenaga pemasaran. Semakin banyak training
diharapkan dapat menjual lebih banyak. Carilah hubungan antara penjualan dan
training yang diterima karyawan dengan metode Spearman.
Nama Penjualan Training
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Hardeli Hamzah MsiSTATISTIK II
4
Hasan Nawawi 310 3Ricky Hartoyo 150 9Hasto Anggoro 175 6Angun Sinta Dewi 460 1Dyah Ayu 340 4Devanka 300 10Hadi Mulyadi 250 5Wawan Hermawan 200 2Warto 190 7Rusmianto 300 8
Koefisien korelasi nomor urut (peringkat) dapat digunakan untuk menguji
hipotesis nol mengenai tidak terdapatnya korelasi antara variabel-variabel X dan Y
melawan hipotesis tandingan terdapat korelasi positif antara X dan Y atau melawan
korelasi negatif atau pertentangan antara X dan Y. Nilai-nilai kritis untuk pengujian
hipotesis di atas, dengan taraf nyata 0,01 dan 0,05 diberikan dalam daftar berikut.
Ukuran Sampel (n)Nilai Kritis Untuk Taraf Nyata
0,01 0,05
4
5
6
7
8
9
10
12
14
16
18
20
22
24
26
28
30
-
1,000
0,943
0,893
0,833
0,783
0,746
0,701
0,645
0,601
0,564
0,534
0,508
0,485
0,465
0,448
0,432
1,000
0,900
0,829
0,714
0,643
0,600
0,564
0,504
0,456
0,425
0,399
0,377
0,359
0,343
0,329
0,317
0,306
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Hardeli Hamzah MsiSTATISTIK II
5
Dalam hal alternatif yang pertama, tolak hipotesis nol jika r’ perhitungan ³ nilai
kritis dari daftar. Untuk alternatif kedua, hipotesis nol ditolak jika r’ perhitungan £ nilai
kritis dari daftar dengan tanda negatif. Kedua-duanya berlaku untuk taraf nyata yang
dipilih.
Contoh 5: Dari data contoh 3 tentang penilaian dua orang juri yang menilai 8 orang
peserta lomba, didapat r’ = 0,667. Jika a = 0,05, maka dengan n = 8 didapat batas nilai
kritis 0,643. Ternyata r’ = 0,667 lebih besar dari 0,643. Ini berarti, dalam taraf nyata
0,05 kita tolak hipotesis bahwa antara kedua juri tidak terdapat persesuaian dalam
penilaian perlombaan tersebut.
C. Koefisien Korelasi Pearson
Untuk sekumpulan data (Xi , Yi ) berukuran n, koefisien korelasi dapat dihitung
dengan rumus:
r =
Untuk memudahkan dalam perhitungaan, maka buatlah tabel penolong seperti berikut
ini.
No Xi Yi Xi Yi Xi2 Yi
2
n= åXi = åYi = åXiYi= åXi2 = åYi
2 =
Contoh 1. Diketahui data jumlah sks dan IPK mahasiswa sbb.
Jumlah sks (X) IPK (Y)101015105
3,002,502,001,501,00
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Hardeli Hamzah MsiSTATISTIK II
6
Adakah hubungan yang signifikan antara jumlah sks yang diambil dengan IPK yang
didapat?
Jawab: Buat tabel penolong untuk menghitung r
No Xi Yi Xi Yi Xi2 Yi
2
1
2
3
4
5
10
10
15
10
5
3,00
2,50
2,00
1,50
1,00
30
25
30
15
5
100
100
225
100
25
9,00
6,25
4,00
2,25
1,00
n=5 åXi = 50 åYi = 10 åXiYi= 105 åXi2 = 550 åYi
2 = 22,5
r = = = 0,447
Dari hasil ini ternyata didapat korelasi positif antara jumlah sks (X) dan IPK
yang didapat (Y).
Contoh 2. Ketua KADIN mengharapkan agar pemerintah segera menurunkan tingkat
suku bunga kredit. Hal tersebut didasarkan bahwa selama suku bunga tingga maka
investasi akan menurun sehingga akan berdampak pada peningkatan pengangguran.
Bagaimana sebenarnya hubungan antara suku bunga kredit dengan besarnya
investasi? Berikut adalah data besarnya suku bunga dan investasi domestik di
Indonesia pada tahun 1994 – 2002. Carilah koefisien korelasinya dan apa
kesimpulannya?
Tahun Investasi (miliar) Suku Bunga (%/thn)
1994 34.285 19,25
1995 43.141 17,75
1996 50.825 18,88
1997 57.399 19,21
1998 74.873 21,96
1999 31.180 32,27
2000 28.897 28,89
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Hardeli Hamzah MsiSTATISTIK II
7
2001 38.056 18,43
2002 45.962 19,19
Dari tabel diperoleh: n = 9, åX = 196, åY = 404.618, åXY = 8.558.054, åX2 = 4478,
åY2 = 19.888.392.650
r = = - 0,412
Koefisien korelasi antara suku bunga dan investasi sebesar – 0,412. Tanda
negatif menunjukkan bahwa apabila suku bunga meningkat maka investasi menurun
dan sebaliknya bila suku bunga turun maka investasi meningkat. Nilai koefisien yang
diperoleh termasuk dalam korelasi negatif lemah. Lemahnya hubungan tersebut dapat
mengindikasikan ada variabel lain yang lebih mempengaruhi investasi dibandingkan
suku bunga.
Soal.
Data harga saham PT. Aneka Tambang Tbk (dalam ribuan rupiah)
Date Open High Low Close Volume
6/4/07 14,00 14,20 13,30 13,40 13.761,5
6/5/07 13,40 13,40 12,35 12,40 27.810,5
6/6/07 12,10 13,75 11,70 13,30 37.949,0
6/7/07 12,90 13,60 12,80 13,00 14.482,0
6/8/07 12,60 13,10 12,55 12,75 9.152,5
6/11/07 13,00 13,30 12,95 13,20 9.214,5
6/12/07 13,35 13,70 13,30 13,35 132.437,5
* Seberapa besarkah perkembangan harga close saham PT Aneka Tambang
Tbk ?
* Berpengaruhkah harga close saham terhadap volume penjualan saham PT
Aneka Tambang Tbk. ?
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Hardeli Hamzah MsiSTATISTIK II
8
D. Korelasi Determinasi
Koefisien determinasi merupakan ukuran untuk mengetahui kesesuaian atau
ketepatan antara nilai dugaan dengan data sampel. Koefisien determinasi didefinisikan
sebagai berikut.
Koefisien determinasi adalah bagian dari keragaman total
variabel tak bebas Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang
dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas
X (variabel yang mempengaruhi, independent)
Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X mempengaruhi
variabel Y. Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik
kemampuan X mempengaruhi Y.
Koefisien Determinasi =
r 2 =
Apabila nilai koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk mendapatkan koefisien
determinasi dapat diperoleh dengan mengkuadratkannya.
Contoh.
1. Koefisien korelasi antara suku bunga dengan investasi sebesar = - 0,412,
sehingga koefisien determinasi = r2 = (-0,412)2 = 0,1681. Ini berarti bahwa
kemampuan variabel X (suku bunga) dalam menerangkan keragaman variabel Y
(investasi) sebesar 16,81 %, sedangkan sisanya sebesar 83,19 % oleh variabel
lain.
2. Dari hasil koefisien korelasi antara jumlah sks (X) dan IPK yang didapat (Y).=
0,447, sehingga koefisien determinasinya adalah r2 = 0,2 atau 20 %. Ini berarti
besarnya sumbangan jumlah sks terhadap IPK hanyalah 20 %, sedangkan sisanya
yang 80 % ditentukan oleh variabel lain
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB Drs Hardeli Hamzah MsiSTATISTIK II
9