30
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN : 2004 NOMOR : 30 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENGUKURAN KAPAL, SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL, DISPENSASI PENUMPANG DAN REGISTRASI KAPAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU, Menimbang : a. untuk mengendalikan dan menjamin keselamatan penumpang, barang dan alat angkutan serta memberikan perlindungan terhadap pemakai jasa, perlu mengatur Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal;

PERDA Nomor 10 Tahun 2004 ttg Retribusi Pelayanan ... file- 2 - b. bahwa pelayanan pengukuran kapal, sertifikat kesempurnaan kapal, dispensasi penumpang dan registrasi kapal merupakan

Embed Size (px)

Citation preview

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU

TAHUN : 2004 NOMOR : 30

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

NOMOR 10 TAHUN 2004

TENTANG

RETRIBUSI PELAY ANAN PENGUKURAN KAPAL, SERTIF IKAT KESEMPURNAAN KAPAL, DISPENSASI PENUMPANG

DAN REGISTRASI KAPAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BERAU,

Menimbang : a. untuk mengendalikan dan menjamin keselamatan

penumpang, barang dan alat angkutan serta

memberikan perlindungan terhadap pemakai jasa,

perlu mengatur Retribusi Pelayanan Pengukuran

Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi

Penumpang dan Registrasi Kapal;

- 2 -

b. bahwa pelayanan pengukuran kapal, sertifikat

kesempurnaan kapal, dispensasi penumpang dan

registrasi kapal merupakan salah satu sumber

pendapatan yang potensi dari sektor transportasi

laut dan sungai;

c. bahwa retribusi merupakan salah satu sumber

pendapatan daerah yang penting guna membiayai

penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan

di daerah guna menunjang pelaksanaan Otonomi

Daerah yang luas, nyata dan bertanggung jawab;

d. bahwa sehubungan dengan a, b dan c tersebut

diatas, perlu ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

Mengingat : 1. Undang - undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran

Negara Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan

Undang - undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953

tentang pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan

(Lembaran Negara Tahun 1953 Nomor 9, Tambahan

Lembaran Negara Nomor 1820) sebagai Undang -

undang;

2. Undang - undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Kitab

Undang - undang Hukum Acara Pidana (Lembaran

Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3209) ;

- 3 -

3. Undang-undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang

Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992

Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3493);

2. Undang - undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang

Perseroan Terbatas (PERSEROAN) Lembaran

Negara Tahun 1955 Nomor 13, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3587);

3. Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang

Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran

Negara Tahun 1997 Nomor 41, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3685) sebagaimana diubah dengan

Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang

Perubahan Atas Undang - undang Nomor 18 Tahun

1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor

246, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048);

4. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun

1999 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3839);

- 4 -

5. Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang

Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah

Pusat dan Daerah (Lembaran Negara Nomor 1999

Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3848);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang

Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara

Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

3724);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998 tentang

Perusahaan Perseroan (PERSEROAN) (Lembaran

Negara Tahun 1998 Nomor 15, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3731), sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun

2001 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah

Nomor 12 Tahun 1998 tentang Perusahaan

Perseroan (PERSEROAN) (Lembaran Negara Tahun

2001 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4101);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998

tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran

Negara Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lembaran

Negara 3724);

- 5 -

9. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 1999

tentang Angkutan Di Perairan (Lembaran Negara

Tahun 1999 Nomor 187, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3907);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang

Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Pemerintah

Propinsi sebagai daerah otonom (Lembaran

Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran

Negara Nomor 3952);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001

tentang Retribusi Daerah (Lembaran Negara Tahun

2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4139);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2001

tentang Kepalabuhan (Lembaran Negara Tahun

2001 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara

Nomor 4145);

13. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1999

tentang Teknik Penyusunan Peraturan Perundang –

undangan dan Bentuk Rancangan Undang-

undang, Rancangan Peraturan Pemerintah dan

Rancangan Keputusan Presiden (Lembaran Negara

Tahun 1999 Nomor 70);

- 6 -

14. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 08 Tahun

1991 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di

lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Berau

(Lembaran Daerah Seri D Nomor 05 Tahun 1993);

15. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 24 Tahun

2002 tentang Kewenangan Pemerintah Kabupaten

Berau (Lembaran Daerah Nomor 56 Tahun 2002);

16. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 26 Tahun

2002 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata

Kerja Dinas-Dinas Daerah di Kabupaten Berau

(Lembaran Daerah Nomor 53 Tahun 2002);

Dengan Persetujuan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PENGUKURAN KAPAL, SERTIFIKAT KESEMPURNAAN KAPAL, DISPENSASI PENUMPANG DAN REGISTRASI KAPAL.

- 7 -

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Daerah atau Kabupaten adalah Kabupaten Berau;

2. Pemerintah Daerah adalah Kepala Daerah beserta

Perangkat Daerah yang lain sebagai Badan Eksekutif

Daerah;

3. Kepala Daerah adalah Bupati Berau;

4. Dinas Pendapatan Daerah, selanjutnya disingkat Dispenda

adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Berau;

5. Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan

Kabupaten Berau;

6. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu

di bidang Retribusi Daerah sesuai dengan peraturan

Perundang-undangan yang berlaku;

7. Badan adalah sekumpulan orang dan atau modal yang

merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha

maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi

perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan

- 8 -

lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah

dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma,

kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,

perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi

sosial politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga,

bentuk usaha tetap, dan bentuk badan lainnya;

8. Kas Daerah adalah Kas Daerah Kabupaten Berau;

9. Pelayaran adalah segala sesuatu yang berkaitan

dengan angkutan diperairan, kepelabuhan serta

keamanan dan keselamatannya;

10. Kapal adalah Kendaraan air dengan bentuk dan

jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga

mekanik, tenaga angin atau ditunda, termasuk

kendaraan yang berdaya dukung dinamis,

kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung

dan bangunan terapung yang tidak berpindah-

pindah;

11. Pas Kecil Kapal selanjutnya disebut Pas Kapal

adalah salah satu surat kapal untuk ukuran < GT. 7

(Tujuh Gross Tonage) yang berada di kapal

apabila kapal akan berlayar dalam pas kecil

kapal dicantumkan data umum ukuran dan tonase

kapal yang bersangkutan;

- 9 -

12. Sertifikat Kesempurnaan Kapal selanjutnya disebut

Sertifikat Kesempurnaan adalah salah satu dari

surat - surat kapal yang harus berada di kapal saat

kapal akan berlayar, isinya menyatakan bahwa

kapal tersebut telah memenuhi persyaratan

kesempurnaan dan perlengkapan untuk berlayar

pada perairan tertentu;

13. Pengukuran Kapal adalah untuk menentukan ukuran

tonase kapal;

14. Registrasi Kapal adalah Pendaftaran Kapal /

Perpanjangan pas kapal;

15. Dispensasi Penumpang adalah surat penetapan

pemberian dispensasi penumpang terhadap kapasitas

muat kapal;

16. Retribusi Perizinan tertentu adalah Retribusi atas

kegiatan tertentu Pemerintah Daerah dalam

rangka pemberian izin kepada orang pribadi atau

badan yang dimaksudkan untuk pembinaan,

pengaturan, pengendalian dan pengawasan atas

kegiatan pemanfaatan ruang, penggunaan sumber

daya alam, barang, prasarana, atau fasilitas tertentu

guna melindungi kepentingan umum dan menjaga

kelestarian lingkungan;

- 10 -

17. Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Sertifikat

Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang

dan Registrasi Kapal, yang selanjutnya disebut

Retribusi adalah Pembayaran atas jasa pelayanan

pengukuran kapal, penerbitan sertifikat kesempurnaan

kapal, penerbitan dispensasi penumpang dan

registrasi kapal oleh Pemerintah Daerah;

18. Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau badan

yang menurut peraturan perundang - undangan

retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran

retibusi, termasuk pemungut atau pemotong retribusi

tertentu;

19. Masa Retribusi adalah suatu jangka waktu tertentu

yang merupakan batas waktu bagi Wajib Retribusi

untuk memanfaatkan jasa pelayanan penyediaan

tempat tambat kapal dan bongkar muat barang

dari Pemerintah Daerah;

20. Surat Ketetapan Retribusi Daerah, yang dapat

disingkat SKRD adalah surat ketetapan retribusi

yang menentukan besarnya pokok retribusi;

21. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang disingkat

STRD adalah surat untuk melakukan tagihan

retribusi dan atau sangsi administrasi berupa bunga

dan atau denda;

- 11 -

BAB II

PERIZINAN

Pasal 2

(1) Setiap Kapal yang akan berlayar wajib memiliki

Pas Kapal, Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi

Penumpang dan Registrasi Kapal;

(2) Untuk memperoleh Pas Kapal, Sertifikat Kesempurnaan

Kapal, Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal

sebagaimana dimaksud ayat (1) Pemohon harus

mengajukan permohonan secara tertulis kepada

Kepala Daerah melalui Dinas Perhubungan;

(3) Dinas Perhubungan menerbitkan Pas Kapal, Sertifikat

Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang dan

Registrasi Kapal dengan kapasitas kapal dari

ukuran GT-1 sampai dengan < GT - 7;

- 12 -

Pasal 3

(1) Persyaratan permohonan Penerbitan Pas Kapal,

Sertifikat Kesempurnaan Kapal, dan Registrasi Kapal

sebagai berikut :

a. Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);

b. Surat Keterangan Kepemilikan Kapal dari Lurah /

Kepala Kampung setempat ;

c. Surat Keterangan Pembuatan Badan Kapal;

d. Foto Copy Kwitansi Pembelian Mesin;

(2) Khusus untuk persyaratan permohonan penerbitan

Dispensasi Penumpang diberi batas khusus sebagai

berikut :

a. Foto Copy Pas Kapal;

b. Foto Copy Sertifikat Kesempurnaan Kapal;

(3) Pas Kapal dan Sertifikat Kesempurnaan Kapal dapat

diterbitkan apabila telah memenuhi persyaratan

kesempurnaan dan perlengkapan sesuai peraturan

Perundang - undangan yang berlaku;

- 13 -

BAB III

NAMA, OBYEK, SUBYEK DAN WAJIB RETRIBUSI

Pasal 4

Dengan nama Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal,

Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Dispensasi Penumpang

Dan Registrasi dipungut retribusi sebagai pembayaran

atas pelayanan pengukuran kapal, penerbitan sertifikat

kesempurnaan kapal, penerbitan dispensasi penumpang

dan registrasi kapal oleh Kepala Daerah atau pejabat

yang ditunjuk.

Pasal 5

Objek Retribusi adalah Pelayanan yang diberikan oleh

Pemerintah Daerah yang meliputi :

a. Pengukuran Kapal;

b. Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal;

c. Penerbitan Dispensasi Penumpang; Dan

d. Registrasi Kapal.

- 14 -

Pasal 6

(1) Subyek Retribusi meliputi orang pribadi atau badan

yang mendapatkan jasa pelayanan Pengukuran

Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal,

Penerbitan Dispensasi Penumpang dan Registrasi

Kapal oleh Pemerintah Daerah;

(2) Subyek Retribusi adalah orang atau badan yang

menggunakan, mendapatkan jasa pelayanan

Pengukuran Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan

Kapal, Penerbitan Dispensasi Penumpang dan

Registrasi Kapal wajib membayar retribusi;

BAB IV

GOLONGAN RETRIBUSI

Pasal 7

Retribusi Pelayanan Pengukuran Kapal, Penerbitan

Sertifikat Kesempurnaan Kapal, Penerbitan Dispensasi

Penumpang Dan Registrasi Kapal digolongkan sebagai

Retribusi Perizinan Tertentu.

- 15 -

BAB V

PENGUKURAN TINGKAT PENGGUNAAN JASA

Pasal 8

Tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan kapasitas /

berat kapal.

BAB VI

PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN

TARIF RETRIBUSI

Pasal 9

Prinsip dan sasaran dalam penetapan besarnya tarif retribusi

berdasarkan jasa atau perizinan atau setingkat pengguna jasa .

BAB VII

KLASIFIKASI DAN BESARAN TARIF RETRIBUSI

Pasal 10

Klasifikasi dan besaran tarif retribusi ditetapkan

dengan Keputusan Kepala Daerah dengan Persetujuan

DPRD ;

- 16 -

BAB VIII

WILAYAH PEMUNGUTAN

Pasal 11

Wilayah pemungutan Retribusi Pelayanan Pengukuran

Kapal, Penerbitan Sertifikat Kesempurnaan Kapal,

Penerbitan Dispensasi Penumpang dan Registrasi Kapal

adalah wilayah Kabupaten Berau.

BAB IX

MASA RETRIBUSI DAN SAAT RETRIBUSI TERUTANG

Pasal 12

Masa pembayaran retribusi adalah jangka waktu yang

lamanya 1 (satu) Tahun sejak ditetapkan SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan.

Pasal 13

Retribusi terutang dalam masa retribusi pada saat

ditetapkan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.

- 17 -

BAB X

TATA CARA PEMUNGUTAN DAN PEMBAYARAN

Pasal 14

(1) Pemungutan retribusi tidak dapat diborongkan;

(2) Retribusi dipungut oleh juru pungut pada Dinas

Perhubungan dengan menggunakan SKRD atau

dokumen lain yang dipersamakan;

(3) Pembayaran retribusi yang terutang harus dibayar

sekaligus;

(4) Retribusi yang terutang dilunasi selambat - lambatnya

30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkannya SKRD

atau dokumen lain yang dipersamakan;

(5) Hasil pemungutan sebagaimana dimaksud ayat (2)

Pasal ini disetor ke Kas Daerah melalui Dinas

Pendapatan Daerah;

BAB XI

SANKSI ADMINISTRASI

- 18 -

Pasal 15

Dalam hal Wajib retribusi tidak membayar

tepat pada waktunya atau kurang membayar,

dikenakan sanksi administrasi berupa bunga sebesar

2% (dua persen) setiap bulan dari jumlah retribusi

yang terutang atau kurang dibayar dan ditagih

dengan menggunakan STRD.

BAB XII

TATA CARA PENAGIHAN

Pasal 16

(1) Pengeluaran Surat Teguran / Peringatan / Surat

Izin lain yang sejenis sebagai awal tindakan

pelaksanaan penagihan retribusi, dikeluarkan

setelah 7 (tujuh) hari sejak jatuh tempo;

(2) Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah surat

teguran / peringatan / surat lain yang sejenis

wajib retribusi harus melunasi retribusinya

yang terutang;

- 19 -

(3) Surat teguran sebagaimana dimaksud ayat (1)

dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan;

BAB XIII

K E B E R A T A N

Pasal 17

(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan

hanya Kepada Kepala Daerah atau Pejabat

yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain

yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB ;

(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam

bahasa Indonesia dengan disertai alasan - alasan

yang jelas ;

(3) Dalam hal Wajib Retribusi mengajukan keberatan

atas ketetapan retribusi, Wajib retribusi harus

dapat membuktikan ketidakbenaran ketetapan

retribusi tersebut ;

(4) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu

paling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRD atau

- 20 -

dokumen lain yang dipersamakan, SKRDKBT dan SKRDLB yang diterbitkan, kecuali apabila Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya;

(5) Keberatan yang tidak memenuhi persyaratan

sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan (3)

dalam Pasal ini dianggap sebagai bukan Surat

Keberatan, sehingga tidak dipertimbangkan ;

(6) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban

membayar retribusi dan pelaksanaan penagihan

retribusi .

Pasal 18

(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling

lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal Surat

Keberatan diterima harus memberi Keputusan

atas keberatan yang diajukan ;

(2) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan

dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian,

menolak atau menambah besarnya retribusi

yang terhutang ;

- 21 -

(3) Keputusan Kepala Daerah sebagaimana dimaksud

ayat (2) Pasal ini bersifat final ;

(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) telah lewat dan Kepala Daerah

tidak memberikan suatu Keputusan, keberatan yang

diajukan tersebut dianggap dikabulkan ;

BAB XIV

PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN

Pasal 19

(1) Atas kelebihan pembayaran retribusi, Wajib Retribusi

dapat mengajukan permohonan pengembalian

kepada Kepala Daerah ;

(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu 6 (enam)

bulan sejak diterimanya permohonan kelebihan

pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud ayat

(1), harus memberikan Keputusan ;

(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud

pada ayat (2) telah dilampaui dan Kepada Daerah

- 22 -

tidak memberikan suatu Keputusan permohonan

pengembalian kelebihan retribusi dianggap

dikabulkan dan SKRDLB harus diterbitkan

dalam jangka waktu paling lama 1 (satu)

bulan ;

(4) Apabila wajib retribusi mempunyai hutang

retribusi lainnya, kelebihan pembayaran retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung

diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu

hutang retribusi tersebut ;

(5) Pengembalian kelebihan pembayaran retribusi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan

sejak diterbitkan SKRDLB ;

(6) Apabila pengembalian kelebihan pembayaran

retribusi dilakuikan setelah lewat jangka waktu

2 (dua) bulan, Kepala Daerah memberikan

imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan

atas keterlambatan pembayaran kelebihan

retribusi ;

- 23 -

Pasal 20

(1) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

retribusi diajukan secara tertulis kepada Kepala

Daerah dengan sekurang - kurangnya menyebutkan :

a. Nama dan alamat Wajib retribusi ;

b. Masa retribusi ;

c. Besarnya kelebihan pembayaran ;

d. Alasan yang singkat dan jelas ;

(2) Permohonan pengembalian kelebihan pembayaran

retribusi disampaikan secara langsung atau

melalui Pos Tercatat ;

(3) Bukti penerimaan oleh Kepala Daerah atau Pejabat

yang ditunjuk atau bukti pengiriman Pos Tercatat

merupakan bukti saat permohonan diterima ;

Pasal 21

(1) Pengembalian kelebihan retribusi dilakukan

dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar

Kelebihan Retribusi ;

- 24 -

(2) Apabila kelebihan pembayaran retribusi

diperhitungkan dengan hutang retribusi lainnya,

sebagaimana dimaksud pada Pasal 40 ayat (4),

pembayaran dilakukan dengan cara pemindah-

bukuan dan bukti pemindahbukuan juga berlaku

sebagai bukti pembayaran.

BAB XV

PENGURANGAN, KERINGANAN DAN

PEMBEBASAN RETRIBUSI

Pasal 22

(1) Kepala Daerah dapat memberikan pengurangan,

keringanan dan pembebasan retribusi;

(2) Pengurangan, Keringanan dan Pembebasan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan

dengan memperhatikan kemampuan wajib

retribusi ;

(3) Tata cara pemberian pengurangan, keringanan

dan pembebasan retribusi sebagaimana

dimaksud ayat (1) ditetapkan oleh Kepala

Daerah;

- 25 -

(4) Pembebasan retribusi ditetapkan oleh Kepala

Daerah dengan persetujuan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten Berau .

BAB XVI

KADALUWARSA PENAGIHAN

Pasal 23

(1) Hak untuk melakukan penagihan retribusi,

kadaluwarsa setelah melampaui jangka waktu

3 (tiga) tahun terhitung sejak terutangnya

retribusi, kecuali apabila Wajib Retribusi

melakukan tindak pidana di bidang retribusi;

(2) Kadaluwarsa penagihan retribusi sebagaimana

dimaksud ayat (1) Pasal ini tertangguh

apabila:

a. Diterbitkan Surat Teguran, atau;

b. Ada pengakuan utang retribusi dari Wajib

Retribusi baik langsung maupun tidak

langsung;

- 26 -

BAB XVII

PENYIDIKAN

Pasal 24

(1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil bertugas

dan berwenang untuk melakukan penyidikan

terhadap siapapun yang melakukan tindak

pidana pelanggaran atas ketentuan –

ketentuan dalam Peraturan Daerah yang berlaku

dalam wilayah hukum ditempat penyidikan

ditempatkan;

(2) Dalam melakukan tugas penyidikan, sebagaimana

dimaksud ayat (1) Penyidik Pegawai Negeri Sipil

mempunyai wewenang :

a. Menerima laporan dan pengaduan dari seseorang

tentang adanya tindak pidana;

b. Melakukan tindakan pertama pada saat itu

di tempat kejadian dan melakukan pemeriksaan;

- 27 -

c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dari

perbuatannya dan memeriksa tanda pengenal

dari tersangka;

d. Melakukan penyitaan benda atau surat;

e. Mengambil sidik jari seorang tersangka;

f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa

sebagai tersangka atau saksi;

g. Mendatangkan seorang ahli yang diperlukan

dalam hubungannya dengan pemeriksaan

perkara;

h. Mengadakan penghentian penyidikan, setelah

mendapat petunjuk dari Kepolisian Republik

Indonesia bahwa tidak terdapat cukup bukti

atau peristiwa tersebut bukan merupakan

tindak pidana dan selanjutnya melalui Kepolisian

Republik Indonesia memberitahukan hal

tersebut kepada Kejaksanaan Negeri, kepada

tersangka atau keluarganya;

i. Mengadakan tindakan lainnya menurut hukum

yang dapat dipertanggung jawabkan.

- 28 -

(3) Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) dalam

melaksanakan penyidikan menyampaikan

dimulainya penyidikan dan melaporkan hasil

penyidikan kepada Penuntut Umum melalui

Penyidik Polri.

BAB XVIII

KETENTUAN PIDANA

Pasal 25

(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan

kewajibannya sehingga merugikan keuangan

Daerah diancam pidana kurungan paling lama

6 (enam) bulan atau denda paling banyak 4 (empat)

kali dari jumlah retribusi yang terutang;

(2) Tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

Pasal ini adalah pelanggaran;

BAB XIX

KETENTUAN PENUTUP

- 29 -

Pasal 26

Hal-hal yang belum diatur dalam Keputusan ini

sepanjang mengenai pelaksanaannya diatur dengan

Keputusan Kepala Daerah .

Pasal 27

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan

pengundangan Peraturan Daerah ini dengan

penempatannya didalam Lembaran Daerah Kabupaten

Berau.

Ditetapkan di Tanjung Redeb

Pada tanggal 16 Agustus 2004

BUPATI BERAU,

ttd

Drs. H. MASDJUNI.

- 30 -

Diundangkan di Tanjung Redeb Pada tanggal 18 Agustus 2004

SEKRETARIS DAERAH,

ttd

Drs. H. SYARWANI SYUKUR. PEMBINA UTAMA MUDA

NIP. 010 055 469

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BERAU TAHUN 2004 NOMOR : 30